85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN LATIHAN BERBEBAN TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN MAE GERI KARATEKA PUTRA FORKI KABUPATEN BATANG TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh ADHI WIBISONO K5608029 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

  • Upload
    lydang

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN

LATIHAN BERBEBAN TERHADAP KEMAMPUAN

TENDANGAN MAE GERI KARATEKA PUTRA

FORKI KABUPATEN BATANG

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh

ADHI WIBISONO

K5608029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adhi Wibisono

NIM : K5608029

Jurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

LATIHAN PLIOMETRIK DAN LATIHAN BERBEBAN TERHADAP

KEMAMPUAN TENDANGAN MAE GERI KARATEKA PUTRA FORKI

KABUPATEN BATANG TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 2 Agustus 2012

Yang membuat pernyataan

Adhi Wibisono

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN

LATIHAN BERBEBAN TERHADAP KEMAMPUAN

TENDANGAN MAE GERI KARATEKA PUTRA

FORKI KABUPATEN BATANG

TAHUN 2012

Oleh :

ADHI WIBISONO

K5608029

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 20 Agustus 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 24 September 2012

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Agustiyanto, M.Pd .......................

Sekretaris : Haris Nugroho, S.Pd, M.Or ......................

Anggota I : Drs. Sugiyoto, M.Pd .......................

Anggota II : Fadilah Umar, S. Pd., M.Or ......................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

An. Dekan

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Adhi Wibisono. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DANLATIHAN BERBEBAN TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN MAEGERI KARATEKA PUTRA FORKI KABUPATEN BATANG TAHUN 2012.Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas MaretSurakarta. September 2012.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antaralatihan pliometrik dan latihan berbeban terhadap kemampuan tendangan mae gerikarateka putra FORKI Kabupaten Batang Tahun 2012. (2) Latihan yang lebih baikpengaruhnya antara latihan pliometrik dan berbeban terhadap kemampuan tendanganmae geri karateka putra FORKI Kabupaten Batang Tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Subjek dalam penelitian iniadalah karateka putra FORKI Kabupaten Batang tahun 2012 yang tergabung daribeberapa dojo di Kabupaten Batang dan berjumlah 20 karateka. Dari jumlah 20orang dilakukan tes dan pengukuran kemampuan tendangan mae geri kemudian hasildari tes dirangking, setelah itu dipisahkan ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2dengan cara ordinal pairing sehingga kedua kelompok mempunyai keterampilanyang merata. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran kemampuantendangan dalam pencak silat dari Johansyah Lubis (2003:98-99), penelitimenggunakan cara ini dikarenakan analisis gerakan tendangan dalam pencak silatsama dengan analisis gerakan tendangan dalam karate, selain itu cara pengukuran inisebelumnya telah digunakan dalam karate. Teknik analisis data yang digunakandengan uji t pada taraf signifikansi 5 %.

Hasil penelitian : Hasil penelitian diperoleh nilai reliabilitas tes awalkemampuan tendangan mae geri karateka FORKI Kabupaten Batang tahun 2012adalah 0,952 dan nilai reliabilitas tes akhir kemampuan tendangan mae geri karatekaFORKI Kabupaten Batang tahun 2012 adalah 0,946. Dari uji normalitas diperolehnilai Lhitung pada tes awal kelompok 1 dan kelompok 2 dan nilai Lhitung pada tes akhirkelompok 1 dan kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%,sehingga disimpulkan bahwa data tes awal dan tes akhir kelompok 1 dan kelompok 2berdistribusi normal. Dari uji homogenitas diperoleh nilai Fhitung dari tes awal dan tesakhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%, sehingga disimpulkan bahwakelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hasilpengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara kelompok 1 dan kelompok 2diperoleh nilai thitung = 0,5571 dan ttabel = 2,228 (thitung < ttabel). Berdasarkan hasilpengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 1 antara tes awal dantes akhir diperoleh nilai thitung = 15,9217 dan ttabel = 2,228 (thitung < ttabel). Berdasarkanhasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 2 antara tes awaldan tes akhir diperoleh nilai thitung = 11,1291 dan ttabel = 2,228 (thitung < ttabel).Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test antarakelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung = 3,2071 dan ttabel = 2,228 (thitung <ttabel). Berdasarkan hasil perhitungan persentase peningkatan kemampuan tendanganmae geri diketahui bahwa kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 28,261% dankelompok 2 memiliki peningkatan 18,280%.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Ada perbedaan pengaruh yangsignifikan antara latihan pliometrik dan latihan berbeban terhadap kemampuantendangan mae geri karateka putra FORKI Kabupaten Batang tahun 2012. (2)Latihan pliometrik lebih baik pengaruhnya dari pada latihan berbeban terhadappeningkatan kemampuan tendangan mae geri karateka putra FORKI KabupatenBatang tahun 2012.Kata kunci : Tendangan mae geri, latihan pliometrik, latihan berbeban.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Adhi Wibisono. THE DIFFERENCES EFFECT OF PLIOMETRIK ANDWEIGHT TRAINING TO THE MAE GERI KICK ABILITY OF MANKARATEKA FORKI BATANG OF 2012. Thesis, Faculty of Teacher Trainingand Education Sebelas Maret University of Surakarta. September 2012.

The purpose of this research to determine: (1) The difference effect betweenthe pliometrik and weight training to the mae geri kick ability of man karateka ofFORKI Batang in 2012. (2) What the pliometrik or weight training that has bettereffect to the mae geri kick ability of man karateka FORKI Batang of 2012.

This research uses experimental methods. The sample in this research wasthe man karateka of FORKI Batang district in 2012 from several dojo in Batang andabout 20 karateka. From the total of 20 people do the test and measurement kick maegeri capabilities then the results of the test are ranked, after it separated into group 1and group 2 by ordinal pairing so that both groups have equally skill. Data collectiontechniques by the test and measurement of kicks capabilities in martial arts fromJohansyah Lubis (2003: 98-99), researchers used this way because kick motionanalysis in martial arts same with kicks motion analysis in karate, in addition thismeasurement method has previously been used in karate. Data analysis techniquesused by t test at a significance level of 5%.

The results: The results obtained reliability values of initial test of mae gerikick ability of man karateka of FORKI Batang in 2012 was 0,952 and the reliabilityvalues offinal test mae geri kick ability of man karateka of FORKI Batang in 2012was 0,946. From normality test obtained Lcount values on the initial tests of group 1and group 2, and the Lcount value on the final test of group 1 and group 2 is smallerthan the Ltable value with a significance level of 5%, so it is concluded that the initialand final test data of group 1 and group 2 were normally distributed. From thehomogeneity tests obtained that Fcount from the initial tests and final tests is smallerthan Ftable with a significance level of 5%, so it was concluded that the group 1 andgroup 2 has a homogeneous variance. Based on the results of differences of initialtests with the t-test between group 1 and group 2 obtained tcount value = 0,5571 andttable = 2,228 (tcount < ttable). Based on the results of difference by t-test statisticalanalysis of group 1 between the initial test and final test obtained tcount = 15,9217 andttable = 2,228 (tcount < ttable). Based on the results of differences testing by t-teststatistical analysis between group 1 and group 2 obtained tcount = 3,2071 and ttable =2,228 (tcount < ttable). Based on the calculation result of the increase percentage in themae geri kick ability known that group 1 has increased by 28,261% and group 2 hasincrease of 18,280%.

The conclusion of this research were (1) There is significant differencebetween the pliometrik and weight training to the mae geri kick ability of mankarateka FORKI Batang in 2012. (2) The effect of pliometrik exercise better thanweight training to increased the mae geri kick ability of man karateka FORKI Batangin 2012.Key words: mae geri kick, pliometrik exercise, weight training.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan

baginya jalan ke surga.

( HR. Muslim )

Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karsa, tut wuri handayani.

( Ki Hajar Dewantara )

Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak dan jarang

menghampiri penakut yang tidak berani mengambil konsekuensi.

( Jawaharlal Nehru )

Berjalan, berlari dan berjuang dengan tekat dan semangat untuk menggapai

puncak impian.

( Penulis )

Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, dari kegagalan kita belajar dan dari

kegagalan pula kita akan mencapai keberhasilan.

( Penulis )

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku atas segala nikmat dan karunia-Mu, kupersembahkan karya ini

untuk :

“Ibu dan Bapak”

Engkaulah motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah bosan mendoakan

dan menyayangiku serta tak pernah lelah mendidik dan mengajariku. Pengorbanan

dan kesabaran kalian mengantarkanku sampai kini.

Aku bangga memiliki kalian.

“Adinda Vanodya Asa Nagari”

Terimakasih atas cinta dan kasihsayangmu untukku, kau bagaikan bunga edelweiss

yang mampu tumbuh dan bertahan ditengah dahsyatnya terpaan badai, kau adalah

inspirasi bagiku, dan kau adalah semangatku,.

Terimakasih atas semua yang kau beri untukku, engkaulah anugrah terindah dalam

hidupku.

“Tegar Arya Putra Pratama keponakanku tersayang”

Semoga kau jadi anak yang tegar dalam menghadapi badai kehidupan, setegar

namamu. Bangun, kejar, dan raihlah kesuksesanmu. Ingat pesan om ya dek, jangan

nakal, belajar yang rajin.

“Sensei Henry Toriyanto yang telah dengan sabar melatih, mendidik dan

mengajariku sampai sekarang”

“Teman-teman RANDUBUTI”

Perjuangan, semangat, kerjakeras, pantang menyerah dan kebersamaan kalian

mengajarkanku arti dari persahabatan. Teruslah berjuang demi mencapai puncak –

puncak impian.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

“Yulingga Nanda Hanief. S.Pd, Aditya Febri Kharisma. S.Pd, Aji Kurnia

Ramadhan, dan Mahendra Data,”

Trimakasih atas kerjasamanya ya kawan

“Teman – teman FORKI Kabupaten Batang”

“Almamater”

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi

ilmu, inspirasi dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul ”PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK

DAN LATIHAN BERBEBAN TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN

MAE GERI KARATEKA PUTRA FORKI KABUPATEN BATANG TAHUN

2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga,

Jurusan Pendidikan olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, MM selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

3. Drs. Agustiyanto, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga,

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Sugiyoto, M.Pd. selaku pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Fadilah Umar, S.Pd., M.Or. selaku pembimbing II, yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Sensei Henry Toriyanto selaku pelatih FORKI Kabupaten yang telah

memberikan ijin penelitian.

7. Rekan-rekan atlet FORKI Kabupaten Batang yang telah bersedia menjadi sampel

penelitian.

8. Rekan POK ”08 yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis,

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN................................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... x

KATA PENGANTAR. ....................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL............................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR . ........................................................................................ xxi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian......................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7

A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relevan ............................ 7

1. Karate .................................................................................... 7

a. Bentuk ............................................................................. 8

b. Tenaga dan kecepatan ..................................................... 8

c. Pemusatan dan pengendoran tenaga................................ 8

d. Memperkuat tenaga otot.................................................. 8

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

e. Irama dan tepat waktu ..................................................... 9

f. Pinggul ............................................................................ 9

g. Pernapasan....................................................................... 9

2. Unsur-unsur fisik dalam karate ............................................. 9

3. Teknik dasar karate ............................................................... 10

a. Teknik tangkisan (uke).................................................... 10

b. Teknik pukulan (tsuki) .................................................... 11

c. Teknik tendangan (geri) .................................................. 11

4. Teknik tendangan mae geri ................................................... 12

a. Aplikasi Biomekanika pada Tendangan mae geri ........... 13

b. Sistem Energi dalam Karate ............................................ 17

c. Tes dan Pengukuran dalam Karate .................................. 19

5. Latihan .................................................................................. 20

a. Pengertian Latihan ........................................................... 20

b. Prinsip Latihan ................................................................. 21

c. Dosis Latihan ................................................................... 22

6. Latihan Pliometrik ................................................................ 23

a. Prinsip Latihan Pliometrik ............................................... 24

b. Bentuk Latihan Pliometrik............................................... 26

7. Latihan Squat Jump .............................................................. 27

a. Pelaksanaan Latihan Squat Jump..................................... 27

b. Pengaruh Latihan Squat Jump ......................................... 28

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Squat Jump .............. 28

8. Latihan Knee Tuck Jump ...................................................... 29

a. Pelaksanaan Latihan Knee Tuck Jump ............................. 29

b. Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump.................................. 30

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Knee Tuck Jump ...... 30

d. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Latihan

Knee Tuck Jump .............................................................. 31

9. Latihan Berbeban.................................................................. 31

a. Pengertian Latihan Berbeban........................................... 31

iii

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

b. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Latihan

Berbeban .......................................................................... 33

c. Prinsip-Prinsip Latihan Berbeban .................................... 33

d. Penyusunan Program Latihan Berbeban.......................... 34

e. Latihan Berbeban Untuk Meningkatkan Power

Otot Tungkai Dalam Karate............................................. 36

10. Latihan Leg Press ................................................................. 36

a. Pelaksanaan Latihan Leg Press........................................ 36

b. Kesalahan pada Latihan Leg Press .................................. 37

c. Pengaruh Latihan Leg Press ............................................ 38

11. Latihan Leg Extension .......................................................... 38

a. Pelaksanaan Latihan Leg Extension................................. 38

b. Pelaksanaan Latihan Leg Extension................................. 39

c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Latihan

Leg Extension................................................................... 40

12. Hasil Penelitian yang Relevan.............................................. 41

B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 42

1. Pengaruh Latihan Pliometrik dan Latihan Berbeban

Terhadap Kemampuan Tendangan Mae Geri ....................... 43

2. Latihan Pliometrik Lebih Baik Pengaruhnya dari pada Latihan

Berbeban terhadap Kemampuan Tendangan Mae Geri ........ 45

C. Hipotesis...................................................................................... 47

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 48

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 48

1. Tempat Penelitian ................................................................. 48

2. Waktu Penelitian................................................................... 48

B. Rancangan Penelitian .................................................................. 48

1. Metode Penelitian .................................................................. 48

2. Rancangan Penelitian............................................................. 49

C. Subjek Penelitian......................................................................... 50

D. Pengumpulan Data ...................................................................... 50

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

E. Validasi Instrumen Penelitian ..................................................... 50

F. Analisis Data ............................................................................... 51

G. Uji Perbedaan .............................................................................. 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 54

A. Deskripsi Data ............................................................................. 54

B. Pengujian Persyaratan analisis .................................................... 55

C. Pengujian Hipotesis..................................................................... 57

D. Pembahasan Hasil Analisis Data................................................ 60

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.......................................... 63

A. Simpulan...................................................................................... 63

B. Implikasi...................................................................................... 63

C. Saran............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65

LAMPIRAN ........................................................................................................ 67

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Macam Kemampuan Fisik Olahraga Karate dan Tes yang Digunakan ....... 20

Tabel 2 Deskripsi data hasil tes kemampuan tendangan mae geri pada kelompok 1

dan kelompok 2 ............................................................................................ 54

Tabel 3 Range Kategori Reliabilitas.......................................................................... 55

Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Tendangan mae geri ...................... 55

Tabel 5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data....................................................... 56

Tabel 6 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data .................................................... 57

Tabel 7 Program Latihan Pliometrik Squat Jump ..................................................... 69

Tabel 8 Program Latihan Pliometrik Knee-Tuck Jump ............................................. 70

Tabel 9 Program Latihan Berbeban Leg Press .......................................................... 71

Tabel 10 Program Latihan Bayu Anggara A............................................................... 72

Tabel 11 Program Latihan Aldi Agustian ................................................................... 73

Tabel 12 Program Latihan Satria Endriana ................................................................. 74

Tabel 13 Program Latihan Satria Pamungkas ............................................................. 75

Tabel 14 Program Latihan Miftahul Choir .................................................................. 76

Tabel 15 Program Latihan M. Syah Elrico.................................................................. 77

Tabel 16 Program Latihan Sulung Anas A.................................................................. 78

Tabel 17 Program Latihan Dionius ............................................................................. 78

Tabel 18 Program Latihan Mahendra Defa ................................................................. 80

Tabel 19 Program Latihan Taufiqurohman ................................................................. 81

Tabel 20 Program Latihan Berbeban Leg Extension ................................................... 82

Tabel 21 Program Latihan Bayu Anggara A............................................................... 83

Tabel 22 Program Latihan Aldi Agustian ................................................................... 84

Tabel 23 Program Latihan Satria Endriana ................................................................. 85

Tabel 24 Program Latihan Satria Pamungkas ............................................................. 86

Tabel 25 Program Latihan Miftahul Choir .................................................................. 87

Tabel 26 Program Latihan M. Syah Elrico.................................................................. 88

Tabel 27 Program Latihan Sulung Anas A.................................................................. 89

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Tabel 28 Program Latihan Dionius ............................................................................. 90

Tabel 29 Program Latihan Mahendra Defa ................................................................. 91

Tabel 30 Program Latihan Taufiqurohman ................................................................. 92

Tabel 31 Data Hasil Tes Awal Kemampuanan Tendangan Mae Geri Karateka

Putra FORKI Kabupaten Batang Tahun 2012.............................................. 93

Tabel 32 Data Hasil Tes Akhir Kemampuan Tendangan Mae Geri Karateka Putra

FORKI Kabupaten Batang Tahun 2012 ....................................................... 94

Tabel 33 Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Tendangan

Mae Geri Karateka Putra FORKI Kabupaten Batang Tahun 2012............. 95

Tabel 34 Data Hasil Tes Awal Kemampuan Tendangan Mae Geri

Karateka Putra FORKI Kabupaten Batang Tahun 2012

Berdasarkan Urutan Rangking ..................................................................... 96

Tabel 35 Pengelompokan Sampel Sesuai Rangking

Hasil Tes Kemampuanan Tendangan Mae Geri .......................................... 97

Tabel 36 Pemasangan Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil Tes Awal

Kemampuan Tendangan Mae Geri .............................................................. 98

Tabel 37 Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Tendangan Mae Geri pada Kelompok 1

( Kelompok Latihan Pliometrik ) ................................................................. 99

Tabel 38 Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Tendangan Mae Geri pada Kelompok 2 ( Kelompok Latihan Berbeban ) .. 100

Tabel 39 Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes awal

kemampuan tendangan mae geri .................................................................. 101

Tabel 40 Ringkasan anava untuk menghitung reliabilita ............................................ 103

Tabel 41 Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes akhir

kemampuan tendangan mae geri.................................................................. 105

Tabel 42 Ringkasan anava untuk menghitung reliabilita ............................................ 107

Tabel 43 Tabel Uji Normalitas Data Tes Awal pada Kelompok 1.............................. 109

Tabel 44 Tabel Uji Normalitas data Tes Awal pada Kelompok 2............................... 110

Tabel 45 Tabel Uji Normalitas Data Tes Akhir pada Kelompok 1............................. 111

Tabel 46 Tabel Uji Normalitas Data Tes Akhir pada Kelompok 2 ............................ 112

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Tabel 47 Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas antara

Hasil Tes Awal Kemampuan Tendangan Mae Geri pada

Kelompok 1 dan Kelompok 2 ...................................................................... 113

Tabel 48 Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal

kemampuan tendangan mae geri pada kelompok 1 dan kelompok 2.......... 115

Tabel 49 Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan

tes akhir kemampuan tendangan mae geri pada kelompok 1...................... 117

Tabel 50 Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan

tes akhir kemampuan tendangan mae geri pada kelompok 2...................... 119

Tabel 51 Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes akhir

kemampuan tendangan mae geri pada kelompok 1 dan kelompok 2.......... 121

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Zenkutzu dachi posisi awal untuk mae geri ............................................... 13

Gambar 2 Posisi tendangan mae geri.......................................................................... 13

Gambar 3 Urutan gerakan tendangan mae geri........................................................... 15

Gambar 4 Otot-otot yang berpengaruh pada tendangan mae geri .............................. 15

Gambar 5 Otot-otot yang terdapat pada tugkai atas, dilihat dari depan...................... 16

Gambar 6 Otot tungkai bawah dilihat dari bagian depan............................................ 16

Gambar 7 Otot tungkai bawah dilihat dari bagian belakang....................................... 16

Gambar 8 Sistem energi .............................................................................................. 17

Gambar 9 Latihan pliometrik squat jump ................................................................... 27

Gambar 10 Latihan pliometrik knee-tuch jump............................................................. 29

Gambar 11 Latihan leg press ........................................................................................ 37

Gambar 12 Latihan leg extension .................................................................................. 39

Gambar 19 Dokumentasi Penelitian.............................................................................. 124

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Tendangan Mae Geri............... 68

Lampiran 2 Program Latihan Pliometrik Squat Jump ................................................ 69

Lampiran 3 Program Latihan Pliometrik Knee-Tuck Jump ........................................ 70

Lampiran 4 Program Latihan Berbeban Leg Press .................................................... 71

Lampiran 5 Program Latihan Berbeban Leg Extension ............................................. 82

Lampiran 6 Data Hasil Tes Awal Kemampuanan Tendangan Mae Geri................... 93

Lampiran 7 Data Hasil Tes Akhir Kemampuanan Tendangan Mae Geri .................. 94

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Tendangan

Mae Geri ................................................................................................. 95

Lampiran 9 Data Hasil Tes Awal Kemampuanan Tendangan Mae Geri ................... 96

Lampiran 10 Pengelompokan Sampel Sesuai Rangking Hasil Tes Kemampuan

Tendangan Mae Geri............................................................................... 97

Lampiran 11 Pemasangan Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil Tes Awal

Kemampuan Tendangan Mae Geri .......................................................... 98

Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Tendangan

Mae Geri pada Kelompok 1 ................................................................... 99

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Tendangan Mae Geri pada Kelompok 2 ................................................ 100

Lampiran 14 Uji Reliabilitas Tes Awal dengan Anava ................................................ 101

Lampiran 15 Uji Reliabilitas Tes Akhir dengan Anava ............................................... 105

Lampiran 16 Uji Normalitas Data dengan Metode Lilliefors....................................... 109

Lampiran 17 Uji Homogenitas...................................................................................... 113

Lampiran 18 Uji Perbedaan .......................................................................................... 115

Lampiran 19 Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal

dan tes akhir kemampuan tendangan mae geri pada kelompok 1.......... 117

Lampiran 20 Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal

dan tes akhir kemampuan tendangan mae geri pada kelompok 2.......... 119

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

Lampiran 21 Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes akhir

kemampuan tendangan mae geri pada kelompok 1 dan kelompok 2..... 121

Lampiran 22 Menghitung nilai peningkatan kemampuan tendangan mae geri dalam

persen pada kelompok 1 dan kelompok 2................................................ 123

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 124

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beladiri karate merupakan cabang olahraga yang berasal dari negeri Jepang.

Yang terdiri dari dua kata yaitu “kara” dan “te” artinya tangan kosong atau bersih.

Karate adalah cabang olahraga beladiri dimana bentuk aktivitas geraknya

mempergunakan kaki, tangan atau bahkan anggota tubuh lainnya yang

diperkenankan.

Karate merupakan cabang olahraga beladiri yang mempertandingkan dua

nomor yaitu nomor kata dan kumite. Nomor kata adalah jurus, mempertandingkan

kemampuan seseorang untuk mendemonstrasikan dalam penguasaan ilmu beladiri

karate tradisional dengan harmonisasi gerak yang mencerminkan kekuatan,

kecepatan dan keindahan. Sedangkan nomor kumite mempertandingkan kemampuan

seseorang dalam suatu pertarungan satu lawan satu sesuai dengan peraturan yang

berlaku baku berdasarkan badan karate dunia (WKF).

Pada nomor kumite, lamanya pertandingan untuk satu pertarungan yaitu tiga

menit. Karateka yang dapat mengumpulkan angka lebih banyak dari lawan

dinyatakan sebagai pemenang. Jika dalam satu pertarungan terjadi angka yang sama

maka diadakan perpanjangan waktu satu menit untuk menentukan pemenang.

Teknik dasar karate terdiri dari gerakan memukul, menendang, dan

menangkis dengan pusat perkenaan antara bagian tubuh dengan sasaran antara lain

yaitu kepalan tangan, sisi telapak tangan, ujung telapak kaki dan sisi telapak kaki.

Pada pertandingan karate menerapkan struktur teknik karate, ada 4 bagian struktur

teknik karate yaitu (1) sikap kuda-kuda, (2) gerakan langkah, (3) serangan dan

hindaran, (4) kembali sikap kuda-kuda. Keempat pola tersebut merupakan suatu pola

kesatuan gerak yang membentuk suatu rangkaian gerak sehingga menjadi pola gerak

tertentu. Serangan merupakan bagian yang sangat penting dalam pertandingan

beladiri karate. Komponen utama dalam serangan ini adalah “pukulan” (serangan

dengan menggunakan tangan) dan “tendangan” (serangan dengan menggunakan

kaki).

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pada cabang olahraga karate ada beberapa macam teknik tendangan, antara

lain adalah: mae geri, mawashi geri, usero geri, kansetsu geri dan masih banyak lagi.

Mae geri adalah teknik tendangan depan, tendangan ini mengandalkan sentakan lutut

kearah depan dengan menggunakan bantalan telapak kaki bagian depan. Teknik

tendangan ini akan dibantu dengan eksplosif (meledak dalam suatu gerakan) otot

tungkai dan pinggul. Teknik tendangan mae geri agar masuk dalam kriteria penilaian

dipertandingan harus dilakukan dengan kuat, cepat, dan tepat sasaran.

Latihan menendang merupakan bagian yang penting dari program latihan

pada cabang olahraga beladiri karate, karena dengan kemampuan menendang yang

baik dapat tepat pada sasaran. Untuk meningkatkan kemampuan menendang

diperlukan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan tendangan. Pada dasarnya

kemampuan menendang merupakan kemampuan gerakan tendangan yang cepat,

kuat, dan tepat sasaran. Kemampuan menendang merupakan teknik karate yang

diperlukan disetiap pertandingan selain menggunakan teknik pukulan.

Komponen fisik yang diperlukan untuk mendukung prestasi dalam karate

diantaranya adalah daya tahan, kekuatan, kecepatan, fleksibilitas, kelincahan dan

koordinasi. Untuk melatih menendang mae geri agar tendangan menjadi baik harus

menyertakan pelatihan pada komponen tungkai dan togok dengan melalui latihan-

latihan penguatan, kelincahan, keseimbangan dan kecepatan, karena teknik ini sangat

erat kaitannya dengan power. Seperti yang dikemukakan oleh Yessis, Turbo (1988:

94) bahwa “untuk keberhasilan dalam prestasi olahraga, tidak hanya kekuatan yang

diperlukan tetapi perlu didukung kecepatan dan percepatan”. Ini berarti otot yang

bekerja harus dapat berkontraksi secara maksimal dalam waktu yang sangat singkat.

Oleh karena itu pemberian latihan harus bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik

kondisi fisik yang akan dikembangkan.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan kondisi fisik seorang atlet, dapat

dilakukan dengan menerapkan beberapa latihan yang berbeda sebagai upaya untuk

memberikan berbagai variasi latihan. Faktor utama dalam latihan untuk

meningkatkan daya ledak (explosive power) adalah mula-mula memusatkan pada

pembentukan kekuatan kemudian beralih pada beban lebih ringan dan gerakan lebih

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

cepat. Jenis latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai

diantaranya adalah latihan pliomerik dan latihan berbeban.

Berdasarkan bentuk latihan pliometrik anggota gerak bawah, latihan untuk

meningkatkan power otot tungkai dapat dilakukan dengan gerakan melompat-lompat,

baik tanpa alat maupun dengan alat. Hal ini dikarenakan, latihan pliometrik mengacu

pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai

respon terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis atau peregangan otot-otot yang

terlibat. Radcliffe dan Farentinos (1985: 35) menyatakan “latihan pliometrik adalah

suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang

merupakan respon dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat dari otot-otot

yang terlibat”.

Berkaitan dengan latihan berbeban Hadisasmita & Syarifuddin (1996: 109)

mengemukakan bahwa ”Latihan beban kalau dilaksanakan dengan benar, kecuali

dapat mempertinggi kesehatan fisik secara keseluruhan, akan dapat mengembangkan

kecepatan, daya ledak otot, kekuatan dan keuletan, yang merupakan faktor-faktor

penting bagi setiap atlet”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan pliometrik dan

latihan berbeban merupakan bentuk tatihan yang dapat meningkatkan eksplosif otot

tungkai yang akan mengarah pada kemampuan teknik tendangan mae geri. Tetapi

dari kedua jenis latihan ini belum dapat diketahui latihan manakah yang paling baik

pengaruhnya untuk meningkatkan kemampuan tendangan mae geri.

Untuk mengetahui pengaruh latihan pliometrik dan latihan berbeban

terhadap kemampuan tendangan mae geri maka perlu diadakan sebuah penalitian

dimana sampel yang akan digunakan adalah karateka putra di FORKI Kabupaten

Batang. Dojo FORKI Kabupaten batang adalah tempat latihan dari team FORKI

Kabupaten Batang yang atletnya berasal dari beberapa dojo yang ada di Kabupaten

Batang. Alasan pengambilan sampel penelitian pada karateka di FORKI Kabupaten

Batang karena kurang maksimalnya penerapan bentuk latihan untuk meningkatkan

kemampuan tendangan mae geri di FORKI Kabupaten Batang.

Selain itu latihan untuk meningkatkan power otot tungkai yang diterapkan

pada saat latihan belum maksimal, khususnya latihan pliometrik dan latihan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

berbeban. Kebanyakan dalam latihan karateka di dojo FORKI Kabupaten Batang

hanya diarahkan pada penguasaan teknik saja, dan kurang memperhatikan latihan

fisik. Sehingga masih banyak yang kurang sesuai dengan apa yang diharapkan

pelatih. Rendahnya kemampuan otot tungkai menyebabkan hasil tendangan tidak

memiliki kekuatan dan kecepatan yang maksimal sehingga tendangan mudah

dibendung lawan atau bahkan tidak tepat sasaran.

Hal ini diantaranya dipengaruhi oleh tidak adanya program latihan yang

baik oleh pelatih untuk meningkatkan kualitas fisik karateka yang diperlukan dalam

olahraga beladiri karate itu sendiri. Hal itu berdampak pada prestasi yang masih jauh

dari harapan, sebagai contoh dalam setiap latihan yang dilakukan ataupun

pertandingan dalam kejuaraan yang diikuti, hasilnya belum maksimal. Dari observasi

yang dilakukan pada saat latihan dan pertandingan, banyak kerateka putra FORKI

Kabupaten Batang berkemampuan tendangan yang kurang baik karena tidak

memiliki power. Terbukti pada saat bertanding, dimana sebagian besar atlet masih

banyak yang belum meraih prestasi dalam setiap pertandingan. Salah satu faktornya

adalah teknik tendangan mae geri yang dipelajari atlet masih perlu ditingkatkan. Hal

ini nampak pada saat bertanding masih banyak tendangan yang tidak menghasilkan

nilai dan mudah ditangkis lawan. Kondisi tersebut akan merugikan atlet dan perlu

mendapatkan perhatian yang lebih khususnya peningkatan power otot tungkai yang

merujuk pada kemampuan tendangan mae geri karateka putra FORKI Kabupaten

Batang.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini

mengambil judul “Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik dan Latihan Berbeban

Terhadap Kemampuan Tendangan Mae Geri Karateka Putra FORKI Kabupaten

Batang Tahun 2012”.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kemampuan fisik karateka putra FORKI Kabupaten Batang masih belum

memenuhi harapan.

2. Latihan untuk meningkatkan kemampuan tendangan mae geri pada karateka

putra FORKI Kabupaten Batang belum maksimal.

3. Belum diketahui pengaruh latihan pliometrik terhadap kemampuan tendangan

mae geri pada karateka putra FORKI Kabupaten Batang.

4. Belum diketahui pengaruh latihan berbeban terhadap kemampuan tendangan

mae geri pada karateka putra FORKI Kabupaten Batang.

5. Belum diketahui kemampuan tendangan mae geri karateka putra FORKI

Kabupaten Batang.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang salah maka permasalahan dalam

penelitian ini perlu dibatasi, agar penelitian ini lebih mendalam pengkajiannya.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh latihan pliometrik terhadap kemampuan tendangan mae geri pada

karateka putra FORKI Kabupaten Batang.

2. Pengaruh latihan berbeban terhadap kemampuan tendangan mae geri pada

karateka putra FORKI Kabupaten Batang.

3. Kemampuan tendangan mae geri pada karateka putra FORKI Kabupaten

Batang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang

dikemukakan, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik dan latihan berbeban

terhadap kemampuan tendangan mae geri karateka putra FORKI Kabupaten

Batang Tahun 2012?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan pliometrik dengan latihan

berbeban terhadap kemampuan tendangan mae geri pada karateka putra FORKI

Kabupaten Batang Tahun 2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik dan latihan berbeban terhadap

kemampuan tendangan mae geri karateka putra FORKI Kabupaten Batang

Tahun 2012.

2. Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan pliometrik dan berbeban

terhadap kemampuan tendangan mae geri karateka putra FORKI Kabupaten

Batang Tahun 2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dan

berguna dalam kepelatihan olahraga khususnya karate. Adapun manfaat yang

diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik atlet karate khususnya

pada karateka FORKI Kabupaten Batang tahun 2012.

2. Untuk memberi informasi dan memperbanyak pengetahuan tentang pengaruh

latihan pliometrik dan berbeban terhadap kemampuan tendangan mae gari pada

karateka FORKI Kabupaten Batang tahun 2012.

3. Dapat digunakan sebagai bentuk latihan untuk meningkatkan power otot tungkai

dalam olahraga karate.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relevan

1. Karate

Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate

dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. “Karate berasal dari pengucapan bahasa

Okinawa “kara” berarti Cina dan “te” yang berarti tangan. Arti dari dua pengucapan

tersebut adalah ‘tangan Cina’, ‘teknik Cina’, atau ‘tinju Cina’”. (Ivan Yulivan, 2012:

13).

…Selanjutnya pada tahun 1931 Gichin Funakoshi yang dikenal sebagaibapak karate modern mengubah istilah karate dalam huruf kanji jepang yangterdengar lebih baik. Karate berasal dari dua kata dalam huruf kanji “kara” yangbermakna kosong dan “te” berarti tangan, sehingga makna keduanya “tangankosong”, Ivan Yulivan (2012: 13). Ini berarti karate adalah sebuah seni beladiri yangmemungkinkan seseorang mempertahankan diri tanpa senjata.

Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei / Japan Karatedo Federation (JKF)dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yangutama yaitu: Shotokan, Goju-Ryu, Shito-Ryu, Wado-Ryu, Keempat aliran tersebutdiakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKFdan WKF. Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya diatas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryutersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yangtermasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".(http://id.wikipedia.org/wiki/Karate, rabu, 23 Mei 2012. 20.08).

Latihan dasar karate terbagi tiga, seperti berikut: Kihon, yaitu latihan teknik-

teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. ““Kata”

atau jurus, merupakan suatu bentuk latihan resmi dimana semua teknik mendasar:

tangkisan, tinjuan, sentakan atau hentakan dan tendangan, dirangkaikan sedemikian

rupa di dalam suatu kesatuan bentuk yang bulat sesuai dengan cara berpikir yang

masuk akal (logis)” (M. Nakayama 1980: 94).

Jurus (kata) dan pertarungan (kumite) adalah seperti dua roda pada satukereta. Latihan jurus dimaksudkan untuk mempelajari tehnik-tehnik, menyerang danmenangkis, serta gerakan tubuh pada umumnya; dalam bentuk latihan ini musuhhanya ada didalam khayalan. Didalam pertarungan (sebagai cara lain untuk berlatih),dua orang saling berhadapan dan menampilkan tehnik-tehnik. Hal ini merupakan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

penerapan dari dasar-pokok yang terdapat dalam jurus, dan dapatlah dikatakanmerupakan sejenis pertandingan (M. Nakayama 1980: 112).

Teknik-teknik dasar berupa kepalan, teknik berdiri, tangkisan, tekniktinjuan, teknik sentakan, dan teknik pukulan serta tendangan adalah merupakan awaldan tujuan akhir dari latihan karatedo. Walaupun untuk mempelajarinya akan cukuphanya dalam waktu beberapa bulan saja, tetapi penguasaan secara sempurna mungkintidak akan dicapai melalui latihan seumur hidup. Latihan-latihan harus dilakukansecara teratur dan didalam melaksanakan setiap dan semua gerakan. Harus dilakukandengan penuh konsentrasi dan sepenuh kemampuan. Hal ini tidak akan cukup bilatidak disertai teknik yang ilmiah. Latihan sistematis dan atas dasar rencana (program)latihan yang tepat. Agar memberikan hasil seperti yang diharapkan, latihan harusdilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip dari ilmu alam dan ilmu faal. Prinsip-prinsipteknik karate menurut M. Nakayama (1980: 49-52) antara lain:a. Bentuk

Bentuk yang betul selalu erat hubungannya dengan prinsip-prinsip dari ilmualam dan ilmu faal… . Prasyarat dari bentuk yang betul, adalah keseimbangan yangbaik, tingkat kemantapan yang tinggi dan kewajaran dari setiap gerakan, oleh karenapergantian gerak harus dilakukan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat.b. Tenaga dan kecepatan

Kekuatan akan meningkat oleh bertambahnya kecepatan, seseorang tidakdapat mahir dalam seni perkasa maupun olahraga lainnya hanya dengan kekuatanotot saja. Tenaga “kime” (penentu) dalam tehnik dasar karate timbul dari pemusatankekuatan yang penuh pada saat benturan, dan banyak tergantung pada kecepatan daripukulan atau tendangan… . Walaupun kecepatan itu penting, tetapi tidak akan ampuhtanpa pengendalian yang tepat. Kecepatan dan tenaga akan bertambah sesuai dengandalil aksi dan reaksi.c. Pemusatan dan pengendoran tenaga

Kekuatan maksimum dicapai dengan pemusatan tenaga dari seluruh bagiantubuh pada sesuatu sasaran tertentu, jadi bukan hanya tenaga tangan dan kaki sajayang dipergunakan. Juga sama pentingnya mengendorkan tenaga yang tidakdiperlukan, sehingga dapat memperbesar tenaga pada waktu yang diperlukan. Padadasarnya tenaga mulai dari nol, kemudian tenaga dikerahkan secepat mungkin untukmencapai klimaks (seratus persen) pada saat benturan dan setelah itu kembalimenjadi nol. Mengendorkan tenaga tidak berarti mengendorkan kesiagaan.Seseorang harus selalu siaga dan siap untuk melakukan gerakan selanjutnya.d. Memperkuat tenaga otot

Pemahaman akan teori dan prinsip-prinsip saja tanpa dibekali otot yangkuat, terlatih, lentur, tidak akan ada gunanya. Untuk memperkuat otot perlu latihantertentu, otot apa yang dipakai pada sesuatu teknik tertentu, tentunya patut diketahui.Pengetahuan tentang otot itu perlu, dalam arti bahwa bila otot tertentu dipakai, makadapat diharapkan akan memberikan hasil yang lebih besar… . Otot yang bekerjapenuh dan serasi akan menghasilkan teknik yang kuat dan ampuh.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

e. Irama dan tepat waktuJenis olahraga apapun juga, sesuatu teknik yang diperagakan oleh atlet

andalan selalu tampak berirama. Ini juga berlaku dalam karate. “Tepat waktu” dariberbagai teknik tidak selalu dapat diungkapkan secara musik, namun tidakmengurangi artinya yang sangat penting. Tiga faktor yang merupakan prinsip dalamhal ini adalah: penggunaan tenaga secara betul, cepat dan lambat dalam melakukantehnik, pengencangan dan pengendoran otot-otot. Penampilan karateka yang aslitidak saja tampak bertenaga kuat akan tetapi sangat berirama dan indah. Meresapiirama dan tepat waktu, merupakan cara terbaik untuk dapat mencapai kemajuandalam seni ini.f. Pinggul

Pinggul terletak pada pusat tubuh manusia, dan gerakannya memegangperanan penting dalam pelaksanaan berbagai jenis teknik karate. Tenaga yangmeledak pada akhir pukulan bersumber pada bagian bawah perut, terutama putaranpinggul, menambah tenaga pada bagian atas tubuh. Disamping sebagai sumbertenaga, pinggul juga memberikan dasar untuk semangat yang mantap, bentuk-bentukyang betul dan mempertahankan keseimbangan yang baik. Didalam karate seringdiberikan nasihat “tinjulah dengan pinggulmu”, “tendanglah dengan pinggulmu”, dan“tangkislah dengan pinggulmu”.g. Pernapasan

Pengaturan napas disesuaikan dengan pelaksanaan teknik secara khususmenarik napas ketika melakukan penyelesaian tehnik, dan demikian juga menarikdan mengeluarkan napas berturut-turut dilakukan, ketika melakukan tehnik karate.Pengaturan napas seharusnya tidak seragam, selalu berubah sesuai dengan perubahankeadaan. Ketika menarik napas, isi penuh paru-paru, tetapi ketika mengeluarkannapas jangan semua dikeluarkan. Tinggalkan kira-kira 20 perseratus dalam paru-paru. Mengeluarkan napas seluruhnya akan melumpuhkan badan, sehingga seseorangtidak akan dapat menangkis pukulan yang lemah sekalipun, juga tidak akan dapatmempersiapkan diri untuk gerakan berikutnya.

2. Unsur-Unsur Fisik dalam Karate

Setiap nomor pertandingan karate harus didukung dengan kondisi fisik yang

prima. Pentingnya kondisi fisik bagi karateka saat betanding baik secara teoritis

maupun secara empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal ini sebagaimana dijelaskan

oleh Harsono (1988: 153) bahwa, “Sukses dalam olahraga sering menuntut

keterampilan yang sempurna dari kondisi fisik dalam meningkatkan prestasi atlet”.

Kondisi fisik dipandang sebagai hal yang fundamental bagi atlet, karenatanpa dukungan kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi maksimal akansulit terwujud. Karate adalah cabang olahraga dengan gerakan kompleks, makadibutuhkan beberapa komponen kondisi fisik. Komponen kondisi fisik yangdibutuhkan oleh seorang karateka saat bertanding adalah antara lain : (1) Kekuatan(strenght), kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

bekerja. (2) Kecepatan (speed), kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakanberkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya. (3)Kelincahan (agility), Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. (4)Daya Tahan (endurance), Kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistemjantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untukmenjalankan kerja secara terus menerus. (5) Kelentukan (flexibility), efektifitasseseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuhyang luas. (6) Koordinasi (coordination), kemampuan seseorang mengintegrasikanberbagai gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. (7)Ketepatan (accuracy), kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerakbebas terhadap suatu sasaran. (8) Reaksi (reaction), kemampuan seseorang untuksegera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewatindera.(http://makalahpembinaankondisifisik.blogspot.com/2011/06/analisis-kondisi-fisik-dalam-cabang.html, rabu, 23 Mei 2012, 23.12)

Tujuan utama persiapan fisik menurut Bompa (1994: 50) adalah untuk

meningkatkan potensi fungsional dan mengembangkan kemampuan biomotor ke

standar yang paling tinggi.

Apabila kondisi fisik karateka sudah baik maka dalam penerapan teknik-

teknik karate akan dilakukan dengan reaksi cepat, lincah, bertenaga, serta dapat

dilakukan dalam tempo yang lama. Pada tes keterampilan karate komponen unsur-

unsur fisik yang terlibat adalah: power, kecepatan bergerak, daya tahan anaerobik,

keseimbangan, dan koordinasi gerak. Hal ini sesuai dengan karakteristik dan sifat

dalam pertandingan karate.

3. Teknik Dasar Karate

Dalam olahraga karate terdapat beberapa teknik dasar, yaitu tangkisan,

pukulan dan tendangan. Adapun macam-macam teknik dasar:

a. Teknik tangkisan (uke)

Dalam hal teknik membela diri, karate berbeda dengan tinju dan seni

perkelahian yang lainnya. Banyak terdapat teknik menangkis tendangan dengan

menggunakan lutut dan kaki, tangan dan lengan.

Semua tangkisan harus dilakukan pada saat lawan mulai menyerang. Hal ini

juga merupakan kekhasan karate. Oleh karena itu sangat perlu memperkirakan lebih

dahulu adanya serangan. Berikut adalah macam-macam teknik tangkisan dalam

karate (M. Nakayama, 1980: 56):

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Gedan Barai (tangkisan bawah)2) Jodan Age-uke (tangkisan atas)3) Soto Uke (tangkisan dari luar)4) Uchi Uke (tangkisan dari dalam)5) Shuto Uke (tangkisan tangan-pedang)

b. Teknik Pukulan (tsuki)

Pada umumnya istilah “tinjuan” dipergunakan untuk teknik tinjuan yang

lurus kedepan. Bila lawan berada langsung didepan, lengan disodok lurus kedepan

dan sasaran ditinju dengan dengan kepalan tangan. Pada waktu melepaskan tinjuan,

lengan yang meninju diputar kearah dalam.

Tergantung dari sasaran muka, ulu hati atau perut. Maka untuk tiap-tiap arah

sasaran itu dikenal beberapa teknik: tinjuan lurus ke atas (jodan choku zuki), tinjuan

lurus ke tengah (chudan choku zuki) dan tinjuan lurus kebawah (gedan choku zuki),

(M. Nakayama 1980:66).

c. Teknik Tendangan (geri)

Dalam karate, teknik tendangan sama pentingnya dengan teknik pukulan,

bahkan sebenarnya tendangan mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pukulan

tangan. Tendangan harus dilakukan dengan kuat dan cepat agar lawan tidak bisa

mengelak attau menangkis sehingga tendangan dapat mengenai sasaran.

Menurut M. Nakayama (1980: 84) ketika menendang, harus dirasakanbahwa seluruh kekuatan tubuh disalurkan ke tendangan. Menggunakan pinggulsepenuhnya, tetapi segera tariklah kaki yang menendang dengan cepat danpersiapkan posisi untuk teknik berikutnya, bila tidak lawan akan dapat menangkisatau menangkapnya.

Panjang garis lengkung (seperti busur) yang dilalui kaki, kecepatan dan

tenaga lentingan lutut, sangat menentukan kekuatan dari tendangan. Penggunaan

kekuatan otot saat meluruskan lutut sangat penting.

Untuk mnguasai teknik tendangan, maka harus dipahami faktor-faktor

pokok berikut ini dan berlatihlah terus secara sistematis ( M. Nakayama 1980: 84):

1) Angkat lutut dari kaki yang akan menendang setinggi mungkin dan sedekatmungkin ke dada. Dalam keadaan ini lutut akan tertekuk penuh. Kemudianpindahkan berat kaki kepinggul. Penguasaan gerakan ini harus dilakukan dengancepat dan mulus, agar menghasilkan tendangan yang kuat dan tajam.2) Keatas kearah dada dan tekuk jari-jari kaki kebelakang, dengan tujuan kaki luruske arah bagian sasaran, karena tungkai bagian bawah terentang, lenturan pinggul kedepan dan ke atas yang mendorong. Tindakan ini harus mendorong ke luar ke depan,

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

mengakibatkan kaki penopang sedikit berputar. Jangan sampai lutut pendukunglurus, jari-jari kaki ditekuk kebelakang dan pergelangan kaki dilenturkan sesaatsebelum mencapai bidang sasaran, sambil melontarkan kaki yang menendang kedepan. Lutut dari tungkai yang menendang harus dikunci di tulangnya. Saat sampaidipuncak gerakan, pinggul belakang santai dan ditarik kembali yang pada gilirannyamenarik kembali tungkai yang menendang dan pinggul. Jika seluruh gumpalan ototbermacam-macam digunakan secara benar hasilnya harus berupa tindakan yangmendera. Melalui teknik tersebut, kaki tersebut bergerak dalam suatu garis lurus daritanah ke sasaran dan kembali lagi ke posisi semula. Sangat penting mengalihkanberat badan pada tungkai penopang, keduanya menjaga keseimbangan danmengoptimalkan tendangan selanjutnya. Dalam tendangan mae geri, tungkaipenopang sangat berperan. Jika jari-jari kaki diputar keluar tetapi lutut penopangnyalurus, seluruh berat badan menekan secara tak wajar pada sendi lutut penopangnya.Sebagian besar dari tekanan tersebut dibebankan pada pusat ikatan sendi lutut yangmembuatnya melemah.

Daya pegas pinggul dan pergelangan kaki, di lain pihak kekuatan kaki itu

sendiri tidak cukup. Harus di perkuat dengan tenaga yang dihasilkan oleh daya pegas

dan lutut. Untuk tujuan ini, sendi-sendi sudah tentu harus diperkuat melalui latihan

pinggul tambahan. Adapun macam-macam teknik tendangan menurur M. Nakayama

(1980:86):

1) Mae geri (tendangan depan)2) Kekomi geri (tendangan menyodok)3) Yoko geri (tendangan samping)4) Mawashi geri (tendangan memutar)5) Ushiro kekomi (tendangan menyodok kebelakang)

4. Teknik Tendangan Mae Geri

Mae geri adalah teknik tendangan kedepan menggunakan sentakan kaki

kearah depan dan bantalan telapak kaki bagian depan. M. Nakayama (1980:86)

mengemukakan “Teknik ini dapat berupa tendangan angkat (melenting) atau

tendangan menyodok. Muka, dada, perut atau pangkal paha lawan diserang dengan

kaki-macan, ujung jari kaki atau punggung kaki. Dibawah ini adalah gambar teknik

tendangan mae geri.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 1. Zenkutzu dachi posisi awal untuk mae geri (M. nakayama 1978: 67)

Gambar 2. Posisi tendangan mae geri (M. Nakayama: 1978: 67)

a. Aplikasi Biomekanika pada Tendangan Mae geri

Upaya untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga, harus melalui latihan

yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu yang terkait dalam

olahraga dan kesehatan olahraga, menurut Nossek (1995: 1) antara lain adalah

fisiologi latihan, biomekanika olahraga, paedagogi dibidang olahraga, sosiologi

olahraga, psikologi olahraga, dan kesehatan olahraga.

Ilmu pengetahuan yang ikut berperan dalam usaha menjelaskan tentang

tendangan adalah biomekanika. Gerakan yang ditampilkan dalam hal ini adalah

gearakan yang memerlukan adanya keterampilan maupun penampilan gerak yang

baik.

Pada umumnya analisis dalam keterampilan gerak (olahraga) meliputi

pengertian tentang:

1) Maksud dan tujuan gerakan

2) Tipe atau jenis gerakan

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3) Kategori gerakan, yakni: mengenai besarnya, arahnya, titik tangkapnya,

dan interaksi gaya dan bidang tumpunya.

4) Uraian penampilan biomekanika, yakni: analisis makanik dan analisis

anatomois.

Keseimbangan mempunyai berbagai tingkat stabilitas yang bergantung pada

berbagai faktor yang di uraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Letaknya titik berat badan

Titik berat badan adalah posisi titik berat badan ditinjau dari jaraknya

terhadap dasar penumpu. Makin rendahnya letak titik berat, maka

makin stabil.

2) Luas besar penumpu

Luas dasar penumpu dalam hubungannya dengan titik berat. Kestabilan

hanya ada apabila garis tegak lurus yang melalui titik berat jatuh pada

bidang dasar penumpu. Makin luas dasar penumpu makin tabil.

3) Jalannya garis berat

Makin dekat kepusat dasar penumpu jatuhnya garis berat badan stabil.

Oleh sebab itu dalam mengangkat beban, badan diusahakan sedekat

mungkin dengan garis berat supaya titik berat tidak banyak bergeser.

Makin jauh beban itu diangkat kesamping, titik berat makin bergeser

kearah lateral.

4) Berat badan

Berat badan mempunyai peranan penting di dalam mempertahankan

keseimbangan, kalau ada kekuatan yang bekerja pada badan, makin

berat badan makin stabil.

5) Gaya gesekan

Untuk mempertahankan keseimbangan kita dapat menggunakan alat

misalnya sepatu sol yang diperlengkapi secara khusus untuk hal itu,

seperti spikes, sol karet yang berparit-parit.

6) Posisi segmen-segmen

Tiap segmen badan mempunai titik berat sendiri-sendiri sebaliknya titik

berat ini dikombinasikan sehingga titik berat badan tetap jtuh di dalam

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

bidang dasar penumpu. Meskipun letak titik berat bergeser, kepindahan

ini diimbangi dengan gerakan segmen badan yang lain. Badan yang

tersusun atas segmen-segmen itu baik sekali untuk mengatur garis berat

pada gangguan keseimbanga atau perubahan posisi pada umumnya.

Gerakan tendangan mae geri merupakan gerakan yang menggunakan

tungkai atas, tungkai bawah dan pergelangan telapak kaki. Dari posisi kuda-kuda

mengangkat tungkai atas, lutut sampai setinggi dada dengan gerakan fleksi, lalu

meluruskan tungkai bawah sehingga menjadi lurus dengan gerakan extensi arahnya

vertikal.

Gambar 3. Urutan gerakan tendangan mae geri

Otot-otot yang mempengaruhi tendangan mae geri yaitu rectus abdominis,

rectus femoris, hip adductors, sartorius, vastus medialis, vastus lateralis, tendon

patella, glutealis (hip extension), hamstring, gastocnemius, tendon achiles, soleus.

Gambar 4. Otot-otot yang berpengaruh pada tendangan mae geri (Frank W.DickO.B.E. 1989: 9).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 5. otot-otot yang terdapat pada tugkai atas, dilihat dari depan (Evelyn C.Pearce, 1993:13)

Gambar 6. otot tungkai bawah dilihat dari bagian depan (Evelyn C. Pearce,1993:114-115)

Gambar 7. otot tungkai bawah dilihat dari bagian belakang (Evelyn C. Pearce,1993:114-115)

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b. Sistem Energi dalam Karate

Agar proses latihan mencapai hasil yang optimal, maka perlu diketahui

sistem energi yang dominan yang digunakan selama dalam pertandingan, dengan

mengetahui sistem energi yang digunakan, akan mempermudah pelatih dalam

menyusun dan menentukan program latihan.

Menurut Sukadiyanto (2005: 33) ada dua macam sistem metabolisme energi

yang diperlukan dalam setiap aktivitas gerak manusia yaitu: (1) sistem energi

anaerob dan (2) sistem energi aerob. Kedua sistem tersebut tidak dapat dipisah-

pisahkan secara mutlak selama aktifitas kerja otot berlangsung. Karena sistem energi

merupakan serangkaian proses pemenuhan tenaga secara terus menerus,

berkesinambungan dan silih berganti.

Sebagai rangkuman untuk memperjelas pembagian tentang sistem energi,

dapat dilihat gambar sebagai berikut:

Alaktik ATP-PC

Anaerobik

Sistem energi Laktik LA+O2

Aerobik O2

Gambar 8. Sistem energi (Sukadiyanto, 2005: 33)

1) Sistem Energi Anaerobik

Sistem energi anaerobik adalah serentetan reaksi kimiawi yang tidak

memerlukan oksigen (O2), sistem anaerobik ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

(1) sistem energi anaerobik alaktik (2) sistem energi anaerobik laktik. Sistem energi

anaerobik alaktik disediakan oleh sistem asam laktat (Bompa, 2000: 22-23). Selama

dalam proses pemenuhan kebutuhan energi, sistem energi anaerobik alaktik dan

sistem energi anaerobik laktik tidak memerlukan oksigen (O2).

Pada setiap awal kerja otot kebutuhan energi dipenuhi oleh persediaan ATP

yang terdapat didalam sel otot (Fox, dkk, 1988: 14). Artinya: semua energi yang

dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh berasal dari ATP, yang hanya mampu

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

menopang kerja kira-kira 6 detik bila tidak ada sistem energi yang lain (Soekarman,

1991: 29). Jumlah ATP yang disimpan didalam sel otot sangat sedikit, sehingga

olahragawaan akan kehilangan energi dengan sangat cepat, apabila melakukan

latihan fisik dengan beban yang cukup berat. Dengan demikian sistem energi ATP

hanya dapat optimal untuk kerja jangka pendek. Untuk itu diperlukan sistem energi

yang lain agar kerja otot mampu lebih lama lagi.

Kerja otot dapat bekerja lebih lama lagi apabila sistem energi ATP ditopang

dengan sistem energi yang lain, yaitu pospho creatin (PC) yang tersimpan dalam

otot. Dengan menggunakan sumber energi pospho creatin dapat memperpanjang

kerja otot lebih lama lagi, hingga mencapai kira-kira 10 detik (Nossek, 1982: 71-72).

Namun apabila kerja otot harus berlangsung lebih lama lagi maka kebutuhan energi

yang diperlukan dipenuhi oleh sistem glikolisis anaerob yang mampu

memeperpanjang kerja otot kira-kira 10 detik (Mc. Ardle, dkk, 1986: 348).

Proses terjadinya pembentukan ATP adalah dengan pemecahan creatin dan

posphat. Proses tersebut akan menghasilkan energi yang dipakai untuk meresintesis

ADP+P menjadi ATP, dan selanjutnya akan dirubah lagi menjadi ADP+P yang

menyebabkan terjadinya pelepasan energi yang dibutuhkan untuk kontraksi otot.

Perubahan CP ke C+P tidak menghasilkan tenaga yang dapat dipakai langsung untuk

kontraksi otot melainkan dipakai untuk meresintesis ADP+P menjadi ATP.

2) Sistem Energi Aerobik

Aerobik berati ada bantuan oksigen (O2) sehingga metabolisme aerobik

adalah menyangkut serentetan reaksi kimiawi yang memerlukan adanya oksigen

sehingga memiliki pengaruh lebih lambat dan tidak dapat digunakan secara cepat

setelah proses pemenuhan energi berlangsung selama kira-kira 120 detik, maka asam

laktat sudah tidak dapat diresintesis lagi menjadi sumber energi. Untuk itu diperlukan

oksigen (O2) untuk membantu proses resintesis asam laktat menjadi sumber energi

kembali. Oksigen diperoleh melalui sistem pernafasan, yakni dengan cara menghirup

udara yang ada disekitar manusia.

Adapun ciri-ciri dari sistem energi aerobik menurut Sukadiyanto (2005: 37)

adalah: (1) intensitas kerja sedang (2) lama kerja lebih dari 3 menit (3) lama kerja

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

lancar dan kontinyu (4) selama aktifitas menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air

(H2O).

Karateka yang memiliki kemampuan aerobik memadai akan mampu

menerima beban latihan dengan intensitas tinggi. Kebugaran aerobik diperlukan

dalam karate agar karateka mampu merekoveri dengan cepat dan mampu menerima

beban latihan lebih lama tanpa adanya kelelahan. Untuk itu sistem energi aerobik

perlu diberikan pada karateka sebagai landasan untuk melatih energi anaerobik.

c. Tes dan Pengukuran dalam Karate

Untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau obyek-obyek dan

untuk menilai sesuatu yang sudah ditentukan perlu adanya tes dan pengukuran. Tes

adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang

individu atau obyek-obyek. Sedangkan pengukuran adalah suatu proses

pengumpulan informasi. Melalui pengukuran ditentukan tingkat pencapaian atau

status sekarang para peserta (Mulyono B, 2010: 2). Berikut adalah tes kondisi fisik

yang biasa digunakan dalam cabang olahraga karate:

Tabel 1. Macam Kemampuan Fisik Olahraga Karate dan Tes yang Digunakan (EriPratiknyo, 2010:65)

NO KOMPONEN KEMAMPUAN FISIK TES YANG DIGUNAKAN

1 Kekuatan:a. Otot lengan dan bahub. Otot tungkai

Hand dynamometerLeg dynamometer

2 Daya tahan otot:a. Otot lengan dan bahub. Otot perutc. Otot tungkai

Pull-upSit-upSquat jumps

3 Kelentukan Flexometer

4 Power:a. Otot lenganb. Otot tungkai

Medicine ballVertical jumps

5 Daya tahan umum (cardiovascular) Lari 15 menit / Balke / Lari 2,4km (Vo2 max) kg

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

5. Latihan

a. Pengertian Latihan

Latihan memegang peranan penting dalam mengembangkan unsur-unsur

yang diperlukan dalam pencapaian prestasi. Menurut Bompa (1990:4) “latihan harus

menambah kapasitas kerja organisme cadangan ketrampilan, melakukan hal yang

sama dengan mengembangkan ciri kejiwaan yang kuat akan meningkatkan prestasi

seseorang”. Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 145) “latihan

adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang,

dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”.

Menurut Sajoto (1995:31) “latihan juga mengandung unsur peningkatan atau

penambahan beban kerja secara progresif. Peningkatan beban latihan dilakukan

secara periodik segera setelah tiba saat untuk ditambah bebannya”.

b. Prinsip Latihan

Prinsip latihan menurut M. Sajoto (1995: 30) adalah : “1)Prinsip bebanlebih (over load principles), (2) Prinsip Penggunaan Beban Secara Progresif, (3)Prinsip Pengaturan Latihan, (4) Prinsip Kekhususan Program Latihan ” Sedangkanprinsip latihan menurut Harsono (1998: 12) adalah “1)Prinsip Beban Lebih (overload principles), (2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh, (3) Prinsip Spesialisasi, (4)Prinsip Individualisasi”1) Prinsip Beban Lebih

Prinsip latihan ini merupakan latihan yang mendasar yang harus dipahamioleh pelatih dan atlet. Menurut Harsono (1998:103) “Beban latihan yang diberikankepada atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, serta harus diberikan berulang-ulang kali dengan intensitas yang cukup tinggi”. Dengan melakukan latihan secaraperiodik dan sistematis, maka tubuh atlet akan mampu beradaptasi menerima bebanlatihan yang diberikan. Sehingga beban latihan akan dapat ditingkatkan pada tingkatyang maksimal terhadap latihan yang lebih berat.2) Prinsip Penggunaan Beban Secara Progresif

Peningkatan beban secara progresif merupakan peningkatan beban secarateratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Menurut Suharno HP (1993:14)“peningkatan beban jangan dilakukan setiap kali latihan, sebaiknya dilakukan duaatau tiga kali latihan, bagi atlet masalah ini sangat penting karena ada kesempatanuntuk beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya yang memerlukan waktupaling sedikit dua puluh empat jam agar timbul superkompensasi”. latihan Pada saatpermulaan latihan dengan beban latihan yang berat, atlet akan mengalami kesulitankarena tubuh belum mampu beradaptasi. Dengan melakukan latihan yang berulang-

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

ulang, maka beban latihan yang dirasa berat semakin lama akan menjadi ringan. Padasaat beban latihan terasa ringan maka beban latihan harus ditambah. Hal yang harusdiperhatikan dalam hal ini adalah memberikan beban latihan yang berat denganmeningkatkan beban secara teratur. Dengan memberikan beban latihan yang terlaluberat mengakibatkan tubuh atlet tidak mampu beradaptasi sehingga prestasi tidakmungkin bisa diraih.3) Prinsip Pengaturan Latihan

Pemberian beban latihan harus dilakukan secara tersusun dan terprogramsehingga latihan tersebut dapat memberikan hasil yang nyata. Supaya latihan tersebutbisa tercapai hendaknya melakukan latihan pada otot yang ingin dilatih. M. Sajoto(1995:31) berpendapat “Latihan hendaknya diatur sedemikian rupa sehinggakelompok otot – otot besar dulu yang dilatih, sebelum otot yang lebih kecil. Hal inidilakukan agar kelompok otot kecil tidak mengalami kelelahan lebih dulu”.4) Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Pada prinsip ini pelatih tidak harus membatasi atlet dengan latihan-latihanyang mengarah pada kekhususan. Dengan memberikan kebebasan pada atlet untukmelakukan aktivitas yang lain, diharapkan dapat memiliki dasar – dasar yang lebihkuat dalam menunjang keterampilan kekhususan. Dasar perkembangan menyeluruhmerupakan salah satu syarat untuk tercapainya perkembangan fisik khusus danpenguasaan keteramplilan yang sempurna dari cabang olahraga.5) Prinsip Spesialisasi

Prinsip spesialisasi merupakan pemusatan kemampuan pada satu cabangolahraga tertentu. Dengan melakukan hal itu seorang atlet akan mendapatkan prestasiyang tinggi dalam olahraga yang dipilihnya. Menurut Ozolin yang dikutip Bompa(1994:33) terdapat hal yang harus diperhatikan dalam spesialisasi yaitu “1) latihankhusus sesuai dengan karakteristik cabang olahraga, 2) latihan untukmengembangkan kemampuan biomotorik”. Supaya latihan dapat memberikan hasilyang nyata maka latihan harus diarahkan pada latihan yang lebih khusus. Dalampenerapan spesialisasi sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dengan memegangprinsip perkembangan menyeluruh sebagai dasar dari perkembangan spesialisasi.6) Prinsip Individualisasi

Setiap individu memiliki perbedaan baik secara fisiologis maupun secarapsikologis. Oleh sebab itu dalam berlatih beban latihan harus disesuaikan dengankemampuan dan karakteristik dari individu. Menurut Harsono (1998:112) “Faktor-faktor seperti umur, jenis, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan,lamanya berlatih, tingkat kesegaran jasmani, ciri psikologisnya, semua harus ikutdipertimbangkan dalam mendesain program latihan bagi atlet”. Latihan harusdirencanakan dan disesuiakan dengan setiap individu supaya memberikan hasil yangterbaik.

c. Dosis Latihan

Pemberian dosis latihan harus direncanakan, disusun dan diprogramkan

dengan baik sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Menurut M. Sajoto

(1995: 33-55) dalam penyusunan program latihan harus memperhatikan, (a) jumlah

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

beban, (b) repetisi dan set, dan (c) frekuensi dan lama latihan.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan program latihan

antara lain intensitas, repetisi dan set, serta frekuensi dan lama latihan.

1) Intensitas Latihan

Intensitas latihan adalah suatu kesanggupan latihan yang harus dilakuakn

seorang atlet menurut program latihan yang ditentukan. Intensitas latihan merupakan

salah satu komponen kulitatif kerja yang dilakuakn dalam kurun waktu yang

diberikan. Menurut Bompa (1990: 58) menyatakan intensitas latihan adalah : “fungsi

dari kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan gerakannya, variasi

interval atau istirahat diantara tiap ulangannya”.

Sedangkan menurut M. Sajoto (1995: 5) bahwa, “intensitas latihan adalah

takaran kesungguhan pengeluaran tenaga atlet dalam melakukan aktivitas jasmani”.

Intensitas merupakan faktor penting dalam latihan. Pelaksanaan yang cepat

dengan usaha yang maksimal sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Dengan demikian latihan ini dilaksanakan dalam intensitas yang tinggi.

2) Repetisi dan Set

Menurut M. Sajoto (1995:34) bahwa, “repetisi adalah jumlah ulangan

mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah suatu rangkaian kegiatan dari

repetisi”. Penentu jumlah repetisi dan set yang harus dilakukan dalam latihan

ditentukan dengan tepat.

3) Frekuensi dan Lama Latihan

Frekuensi latihan dalah jumlah ulangan latiahan yang dilakukan dalam

jangka satu minggu, atau berapa kali seseorang melakukan latihan yang cukup

intensitas dalam satu minggunya, dalam menentukan frekuensi latihan harus

memperhatikan batas kemampuan individu.

Fox (1988: 172-175) mengungkapakan frekuensi latihan yang menyatakan

bahawa : “latihan paling sedikit adalah 3 kali per minggu baik untuk olahraga

kesehatan maupun olahraga prestasi adapun lama latihan yang diperlukan 6 minggu

atau lebih”.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian yang penulis lakukan

adalah menggunakan frekuensi latihan 3 kali perminggu yaitu setiap hari Kamis,

Sabtu dan Minggu selama 6 minggu.

6. Latihan Pliometrik

Plyometrics berasal dari bahasa latin “plyo” + “”metrics” yang berarti

“measurable increases” atau peningkatan yang terukur (Chu, 1992:1). Pengertian

pliometrik menurut Chu D. A. (1992:1) bahwa: “pliometrik adalah latihan yang

dilakukan dengan sengaja untuk meningkatkan kemampuan atlet, yang merupakan

perpaduan latihan kecepatan dan kekuatan”. Pliometrik adalah salah satu cara terbaik

untuk mengembangkan power eksplosif untuk berbagai cabang olahraga.

Latihan-latihan pliometrik diperkirakan menstimulasi berbagai perubahan

dalam sistem neuromuskuler, memperbesar kemampuan kelompok-kelompok otot

untuk memberikan respon lebih cepat dan lebih kuat terhadap perubahan-perubahan

yang ringan dan cepat pada panjangnya otot. Salah satu ciri penting latihan

pliometrik dampaknya adalah pengkondisian sistem neuromuskuler sehingga

memungkinkan adanya perubahan-perubahan arah yang lebih cepat dan lebih kuat,

misalnya dari gerakan turun naik pada lompat dan gerakan kaki arah anterior dan

kemudian arah posterior pada waktu lari.

Secara umum latihan pliometrik memiliki aplikasi yang sangat luas dalam

kegiatan olahraga, dan secara khusus latihan pliometrik sangat bermanfaat untuk

meningkatkan power, baik siklik maupun asiklik.

Gerakan pliometrik menurut M. Furqon dan Muchsin Doewes (2001:12)

dirancang untuk menggerakkan otot pinggul dan tungkai, dan gerakan otot khusus

yang dipengaruhi oleh Bounding, Hopping, Jumping, Leapping, skipping, Ricochet.

a. Prinsip Latihan Pliometrik

Latihan pliometrik merupakan bagian dari latihan olahraga, khususnya

latihan fisik secara umum. Prinsip-prinsip latihan olahraga secara umum, juga

berlaku untuk latihan pliometrik. Selain mengikuti latihan olahraga secara umum,

latihan pliometrik juga mengikuti prinsip khusus.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dalam pliometrik ada pedoman-pedoman khusus untuk melakukan latihan

yang tepat dan efektif yang harus diikuti sehingga latihan akan sesuai dengan yang

diinginkan, menurut JC. Radclife dan Robert C. Farentinos yang diterjemahkan oleh

M. Furqon H dan Muchsin Doewes menyebutkan pedoman pelaksanaan latihan

pliometrik antara lain :

Pedoman 1 : Pemanasan dan Pendinginan (warm Up dan Warm Down).

Pliometrik membutuhkan kelenturan dan kelincahan, maka semua latihan

harus diikuti dengan periode pemanasan dan pendinginan yang tepat dan memadai.

Jogging, lari, peregangan dan kalistenik sederhana merupakan aktifitas yang sangat

dianjurkan sebelum dan sesudah latihan untuk memperoleh efek latihan yang

optimal.

Pedoman 2 : Intensitas Tinggi

Intensitas merupakan faktor penting dalam latihan pliometrik. Kecepatan

pelaksanaan dengan kerja maksimal sangat penting untuk memperoleh efek latihan

yang optimal. Kecepatan peregangan otot lebih penting dari pada besarnya

peregangan. Respons reflex yang dicapai makin besar jika otot diberi beban yang

cepat. Karena latihan-latihan harus delakukan dengan sungguh-sungguh (intensif),

maka penting untuk diberikan kesempatan beristirahat yang cukup di antara

serangkaian latihan yang terus menerus.

Pedoman 3 : Beban Lebih yang Progresif

Program latihan pliometrik harus diberikan beban lebih yang resistif,

temporal dan spatial. Beban lebih memaksa otot-otot bekerja pada intensitas yang

tinggi. Beban lebih yang tepat ditentukan dengan mengontrol ketinggian turun atau

jatuhnya atlet, beban yang digunakan dan jarak tempuh. Beban leboh yang tidak

tepat dapat mengganggu keefektifan latihan atau bahkan menyebabkan cedera. Jadi,

dengan menggunakan beban yang melampaui tuntutan lebih yang resistif dari

gerakan-gerakan pliometrik tertentu dapat meningkatkan kekuatan tetapi tidak

meningkatkan power eksplosive. Beban yang dapat digunakan seperti bola medicine,

dumbbell, atau sekedar berat tubuh.

Pedoman 4 : Memaksimalkan Gaya dan Meminimalkan Waktu

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gaya maupun kecepatan gerak sangat penting dalam pliometrik dalam

berbagai hal, titik beratnya adalah kecepatan dimana suatu aksi tertentu dapat

dilakukan. Misalnya dalam nomor tolak peluru, sasaran utama adalah menggunakan

gaya maksimum selama gerak menolak. Makin cepat rangkaian aksi yang dilakukan,

maka makin besar gaya yang dihasilkan dan makin jauh jarak yang dicapai.

Pedoman 5 : Lakukan sejumlah Ulangan

Banyaknya ulangan atau repetisi berkisar antara 8 sampai 10 kali dengan

semakin sedikit ulangan untuk rangkaian yang lebih berat dan lebih banyak ulangan

untuk latihan-latihan yang lebih ringan. Banyaknya ulangan tidak hanya ditentukan

oleh intensitas latihan, tetapi juga oleh kondisi atlet, pelaksanaan tiap ulangan dan

nilai hasil. Mengingat latihan tersebut untuk meningkatkan reaksi syaraf, otot,

keekplosifan, kecepatan dan kemampuan untuk membangkitkan gaya (tenaga) kea

rah tertentu.

Pedoman 6 : Istirahat yang Cukup

Periode istirahat 1 – 2 menit disela-sela set biasanya sudah memadai untuk

sistem neuromuskuler yang mendapat tekanan karena latihan pliometrik untuk pulih

kembali. Periode istirahat yang cukup juga penting untuk pulih kembali. Periode

yang cukup juga penting untuk pemulihan yang semestinya untuk otot, ligamen dan

tendon. Latihan pliometrik 2 – 3 hari perminggu tampaknya dapat memberikan hasil

yang optimal.

Pedoman 7 : Bangun Landasan yang Kuat Terlebih Dahulu

Karena landasan kekuatan penting dan bermanfaat dalam pliometrik, maka

suatu program latihan beban harus dirancang untuk mendukung dan bukannya

menghambat pengembangan power eksplosive.

Pedoman 8 : Program Latihan Individualisasi

Untuk menghasilkan hasil yang terbaik, program latihan pliometrik dapat

diindividualisasikan, sehingga kita harus tahu apa yang dapat dilakukan oleh tiap-tiap

atlet dan seberapa banyak latihan yang dapat membawa manfaat. Banyak pemuka

dibidang olahraga manyarankan adanya tes-tes yang sederhana guna dijadikan

landasan untuk mengindividualisasikan latihan tersebut, sekalipun misalnya tes

tersebut tidak berdasarkan temuan penelitian yang memadai.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Bentuk Latihan Pliometrik

Dalam latihan power otot tungkai menggunakan pliometrik, ada beberapa hal

bentuk latihan yang dapat digunakan, ini disesuaikan power otot yang akan dilatih.

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah untuk melatih power otot tungkai yang

berhubungan dengan tendangan mae geri dalam karate. Bentuk latihan pliometrik

untuk otot-otot tungkai ada beberapa macam, ini tergantung dari gerakan yang

dilakukan. Diantaranya yang sesuai dengan bentuk-bentuk gerakan menendang

dalam karate adalah latihan pliometrik squat jump dan knee tuck jump.

7. Latihan Squat Jump

a. Pelaksanaan Latihan Squat Jump

Latihan squat jump merupakan latihan meloncat ke atas setinggi mungkin

dengan mengunci jari-jari tangan di belakang kepala. Latihan squat jump merupakan

dasar untuk mengembangkan power otot-otot flexors, quadriceps, gastrocnemius,

hamstrings, dan glutels serta dapat diterapkan pada berbagai cabang olahraga.

Penekanan utama dalam latihan squat jump ini adalah untuk mencapai ketinggian

maksimum. Adapun teknik pelaksanaan bentuk latihan pliometrik squat jump adalah

sebagai berikut:

1) Posisi awal

Ambillah sikap berdiri yang relaks, dan kaki selebar bahu. Jari-jari tangan

saling mengunci dan tempatka telapak tangan dibelakang kepala. Hal ini akan

meminimalkan keterlibatan gerakan lengan, sehingga hanya melibatkan tungkai dan

pinggul.

2) Pelaksanaan

Mulailah dengan posisi half-squat, kemudian loncatlah keatas setinggi

mungkin. Setelah mendarat, segera ulangi gerakan ini. Kerjakan latihan ini setinggi

mungkin. Gerakan ini dilakukan mulai dari 2 set dengan jumlah ulangan 15-30 kali

dan waktu istirahat 2 menit antar set. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Gambar 9. Latihan pliometrik squat jump(M. Furqon H., Muchsin Doewes, 2002:41)

b. Pengaruh Latihan Squat Jump

Latihan squat jump merupakan bentuk meloncat ke atas setinggi mungkin

dengan mengunci jari-jari tangan di belakang kepala. Latihan squat jump merupakan

bentuk latihan yang meningkatkan kecepatan dan kekuatan otot tungkai yang akan

menghasilkan eksplosif power dengan gerakan meloncat-loncat ke atas dan ke depan

dengan ke dua kaki yang sama dan dilakukan secara berulang-ulang. Dari bentuk

latihan squat jump diyakini berdasarkan kontraksi reflekss serabut-serabut otot

sebagai akibat pembebanan yang cepat (serabut-serabut otot yang sama). Reseptor

sensori utama yang bertanggung jawab atas pemanjangan serabut-serabut otot yang

cepat ini adalah muscle spindle. Reseptor peregangan yang lain adalah organ tendon

golgi yang memberikan kontraksi yang kuat dan atau peregangan otot. Jadi dalam

gerakan squat jump memiliki kedua reseptor yang berfungsi untuk reflekss. Yang

memberikan peningkatan pada kecepatan dan kekuatan otot tungkai.

Dalam gerakan squat jump tersebut otot-otot tungkai dituntut bekerja untuk

mengangkat tubuh untuk mendarat selanjutnya melompat kembali, sehingga otot-otot

tungkai harus dikerahkan semaksimal mungkin baik kekuatan maupun kecepatannya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Squat Jump

Ditinjau dari pelaksanaannya, latihan pliometrik heavy bag thrust memiliki

kelebihan dan kelemahan.

1) Kelebihan Latihan Squat Jump

a) Latihan squat jump dapat meningkatkan kecepatan dan kekuatan yang dapat

menghasilkan power otot tungkai yang baik.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b) Dengan latihan squat jump dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa

karena menuntut kerja jantung bekerja secara maksimal.

c) Dari latihan squat jump yang mengarah pada cabang olahraga karate maka

latihan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menendang terutama

kecepatan dan kekuatan. Sehingga menghasilkan power yang baik pula.

2) Kelemahan Latihan squat jump

a) Gerakan squat jump cukup berat, sehingga gerakan yang sempurna akan sulit

dicapai.

b) Siswa akan merasa cepat lelah karena gerakannya yang cukup berat, sehingga

hasilnya akan kurang optimal.

8. Latihan Knee Tuck Jump

a. Pelaksanaan Latihan Knee Tuck Jump

Latihan knee tuch jump merupakan salah satu jenis latihan dari pliometrik.

Latihan knee tuch jump ini merupakan bentuk latihan meloncat ke atas ke depan

dengan kedua kaki diangkat tinggi ke depan dada. Latihan ini dapat dilakukan

dilapangan berumput, matras atau keset. Latihan ini dilakukan dalam satu bentuk

rangkaian loncatan exsplosif yang cepat. Tujuan dari latihan ini adalah untuk

mengembangkan dan meningkatkan power otot-otot tungkai. Pelaksanaan dari

latihan Knee Tuch Jump ini adalah sebagai berikut:

1) Posisi Awal

Ambil sikap berdiri tegak lurus kaki selebar bahu. Tempatkan kedua telapak

tangan menghadap kebawah setinggi dada.

2) Pelaksanaan

Mulai dengan posisi quater-squat, kemudian loncatlah keatas dengan cepat.

Gerakkan lutut ke atas ke arah dada dan usahakan menyentuh telapak tangan. Setelah

mendarat, segeralah mengurangi gerakan ini. Gerakan ini dilakukan mulai dari 3 set

dengan jumlah ulangan 8 kali dan waktu istirahat 3 menit antar set. Untuk lebih

jelasnya lihat gambar berikut:

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar 10. Latihan pliometrik knee-tuch jump(M. Furqon H., Muchsin Doewes, 2002:41)

b. Pengaruh Latihan Knee Tuch Jump

Latihan knee tuch jump merupakan bentuk latihan meloncat ke atas depan

dengan kedua kaki di angkat tinggi ke depan yang dilakukan secara berulang-ulang.

Dari bentuk latihan knee tuch jump diyakini berdasarkan kontraksi refleks serabut-

serabut otot sebagai akibat pembebanan yang cepat (serabut-serabut otot yang sama).

Reseptor sensori utama yang bertanggung jawab atas pemanjangan serabut-serabut

otot yang cepat ini adalah muscle spindle. Reseptor peregangan yang lain adalah

organ tendon golgi yang memberikan kontraksi yang kuat dan atau peregangan otot.

Jadi dalam gerakan knee tuch jump memiliki kedua reseptor yang berfungsi untuk

reflekss. Yang memberikan peningkatan pada kecepatan dan kekuatan otot tungkai.

Dalam gerakan knee tuch jump tersebut otot-otot tungkai dituntut bekerja

untuk mengangkat tubuh untuk mendarat selanjutnya melompat kembali, sehingga

otot-otot tungkai harus dikerahkan semaksimal mungkin baik kekuatan maupun

kecepatannya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Knee Tuck Jump

Berdasarkan bentuk gerakan latihan knee tuch jump dapat diidentifikasikan

kelebihan dan kelemahannya.

1) Kelebihan Latihan Knee Tuch Jump

a) Latihan knee tuch jump dapat meningkatkan kecepatan dan kekuatan yang

dapat menghasilkan power otot tungkai yang baik.

b) Dengan latihan knee tuch jump dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa

karena menuntut kerja jantung bekerja secara maksimal.

c) Dari latihan knee tuch jump yang mengarah pada cabang olahraga karate

maka latihan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menendang terutama

kecepatan dan kekuatan. Sehingga menghasilkan power yang baik pula.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2) Kelemahan Latihan Knee Tuch Jump

a) Gerakan knee tuch jump cukup berat, sehingga gerakan yang sempurna akan

sulit dicapai.

b) Siswa akan merasa cepat lelah karena gerakannya yang cukup berat, sehingga

hasilnya akan kurang optimal.

d. Hal-hal yang harus Diperhatikan dalam Latihan Knee Tuch Jump

Dalam melakukan latihan knee tuch jump harus memperhatikan beberapa

hal, walaupun gerakan dalam latihan knee tuch jump terlihat tidak begitu berbahaya.

Tapi dengan program latihan yang tidak benar dapat menyebabkan suatu yang

merugikan siswa yang melakukan latihan. Menurut Bompa (1990:43) dalam

melakukan latihan pliometrik harus memperhatikan beberapa faktor berikut, antara

lain:

1) Umur dan perkembangan fisik atlet.2) Keterampilan dan teknik yang dilibatkan dalam latihan

pliometrik.3) Faktor pencapaian dasar dalam olahraga.4) Energi yang dibutuhkan dalam olahraga5) Tahap latihan tertentu dari program tahunan.6) Sesuai kebutuhan yang bertujuan tahap latihan jangka

panjang.

Selain itu penentu keberhasilan latihan pliometrik harus melihat beban

latihan yang dilakukan siswa. Penentuan intensitas latihan didasarkan pendapat

Jossef Nosseck (1982:81) bahwa “beban latihan untuk latihan kekuatan eksplosif dan

kecepatan dengan intensitas 30-50%, set 4-6, dengan interval istirahat per set 2-5

menit, sedangkan irama yang dilakukan cepat.

9. Latihan Berbeban

a. Pengertian Latihan Berbeban

Latihan berbeban merupakan suatu latihan yang dilakukan secara sistematis

dan kontinyu yang menggunakan beban tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

Berkaitan dengan latihan berbeban Harsono (1988: 185) menyatakan, “Latihan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

berbeban adalah latihan yang sistematis dimana beban hanya dipakai sebagai alat

untuk menambah kekuatan otot guna mencapai tujuan tertentu”. Menurut Sudjarwo

(1993: 35) bahwa “weight training merupakan latihan yang sistematis dengan

beban/tahanan yang berupa badan sendiri/lawan atau dengan alat seperti barbell,

katrol dan lain sebagainya”. Manurut M. Furqon H. (1996: 1) bahwa, “Latihan

berbeban adalah suatu cara menerapkan prosedur pengkondisian tertentu secara

sistematis pada berbagai otot tubuh”.

Berdasarkan pengertian latihan berbeban yang dikemukakan para ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa, latihan berbeban adalah suatu bentuk latihan yang

memberikan pembebanan pada tubuh baik dengan alat atau pun tanpa alat untuk

mencapai tujuan tertentu. Dengan digunakannya beban tersebut dapat merangsang

fisiologis otot untuk beradaptasi dalam meningkatkan kekuatan otot. O’shea yang

dikutip M. sajoto (1995: 30) menyatakan:

Latihan berbeban mempunyai dua dasar fisiologis untuk mengembangkankekuatan secara maksimum yaitu, “(1) semua program latihan harusberdasarkan SAID (Specific Adaptation to Imposed Demands), latihantersebut hendaknya khusus sesuai dengan sasaran yang diinginkan. (2)Latihan harus diberikan berdasarkan prinsip overload. Prinsip ini menjaminagar sistem dalam tubuh mendapat tekanan besarnya beban makinmeningkat yang diberikan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu.Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam memberikan latihan berbeban

harus didasarkan pada karakteristik cabang olahraga yang akan dikembangkan.

Sebagai contoh untuk meningkatkan power otot tungkai dalam olahraga karate,

latihan berbeban yang relevan adalah latihan untuk meningkatkan kekuatan anggota

gerak bawah khususnya otot-otot tungkai. Dalam pemberian beban latihan harus

dilakukan secara berulang-ulang lebih memungkinkan tubuh untuk beradaptasi

terhadap beban yang diberikan. Bentuk beban latihan yang dapat dipergunakan

dalam latihan bermacam-macam. Harsono (1988: 178) menyatakan, “Latihan-latihan

yang cocok untuk perkembangan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan (resistance

exercise) yaitu kita harus mendorong atau menarik suatu beban. Beban itu bisa

anggota tubuh kita sendiri ataupun beban atau bobot dari luar (external resistance)”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam memberikan beban latihan

dapat dilakukan dari dalam dan dari luar. Beban latihan dari dalam dapat berupa

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

berat badan sendiri, mendorong atau menarik. Sedangkan beban dari luar dapat

berupa alat atau benda seperti barbel dan dumbel.

b. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Latihan Berbeban

Latihan berbeban merupakan bentuk latihan yang efektif untuk

meningkatkan kekuatan. Dalam pelaksanaan latihan berbeban harus diperhatikan

beberapa hal penting. Suharno HP, (1985: 16) menyatakan, sebelum dosis beban

latihan yang akan diberikan kepada atlet ditetapkan perlu diperhatikan faktor-faktor

sebagai berikut:

1) Fisik yang mencakup jenis kelamin, kesehatan total dan kesegaranjasmani.

2) Kemampuan gerak yang meliputi unsur-unsur gerak fisik, penguasaanteknik dan taktik.

3) Mental yang meliputi segi kejiwaan, kepribadian dan kematangan juara.4) Sosial ekonomi yang mempengaruhi atlet.

Faktor-faktor tersebut sangat penting diperhatikan dalam pelaksanaan

latihan agar pelatih dapat menentukan dosis latihan yang tepat kepada atletnya. Hal

yang perlu diperhatikan dalam menentukan dosis latihan yang harus didasarkan pada

prinsip individual. Hal ini karena setiap individu mempunyai kemampuan yang

berbeda. Jika dalam pemberian dosis latihan yang tepat dan didasarkan kemampuan

individu, maka dosis latihan dapat dilaksanakan dengan baik oleh para atletnya.

Lebih lanjut Suharno HP. (1985: 17) cara menentukan dosis beban latihan dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu, “(1) dengan cara uji coba dan (2) penentuan

intensitas dengan MR (Maximum Repeatition)”.

c. Prinsip-Prinsip Latihan Berbeban

Beberapa prinsip dan syarat latihan berbeban yang penting diperhatikan

adalah:

1) Bentuk-bentuk latihan warm-up itu adalah misalnya lari ditempat (atau lari

keliling, loncat-loncat, squat-thrust, push-ups, pull-ups, sit-ups, bungkuk dan

tegakkan badan, putar-putar tubuh, dan sebagainya. Setelah pemanasan senam ini,

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

agar tubuh tidak terlalu kaget nanti, maka sebagai tambahan, angkat besi beberapa

kali dengan menggunakan bobot yang ringan.

2) Prinsip overload harus ditetapkan, oleh karana perkembangan otot hanyalah

mungkin apabila otot-otot tersebut dibebani dengan tahanan yang kian bertambah

berat. Latihan dengan bobot atau tahanan yang ringan, artinya yang terlalu ringan

bagi yang bersangkutan, tidak akan memperkembang kekuatan, beberapa sering atau

lama pun, atau sampai bagaimana capek pun otot – otot itu dikerjakan. Sebagaimana

dikatakan oleh Jarver (1969) yang dikutip oleh Harsono (1988) “…even thousands of

repetitions would not increase the strength of the muscle when the resistanceis too

light”. Memang, faktor overload ini merupakan faktor yang paling dominan dan

merupakan kunci dalam memperkembang kekuatan.

3) Sebagai patokan dianjurkan untuk melakukan tidak lebih dari 12 dan tidak

kurang dari 8 RM (repetisi maksimal) untuk setiap bentuk latihan (exercise). Artinya,

pada permulaan latihan tentukanlah suatu beban yang cukup berat sehingga 8 repetisi

merupakan jumlah yang maksimal dapat kita lakukan untuk mengangkat beban

tersebut. Perlu diperhatikan bahwa kedelapan ulangan angkatan tersebut haruslah

dilakukan tanpa ketegangan yang berlebihan. Penentuan 8 RM tersebut dilakukan

melalui proses trial and error (coba – coba). Akan tetapi untuk mempermudah

menentukan beban permulaan tersebut dapat dipakai patokan sebagai berikut:

a) Untuk bentuk-bentuk latihan seperti press, rowing, high pull dan

sebagainya mempergunakan beban yang beratnya kira-kira sepertiga dari

berat badan.

b) Untuk curls dan triceps stretch kira-kira seperempat berat badan.

c) Untuk bench press dapat dipergunakan beban 5 kg lebih berat dari

seperempat berat badan.

d) Bentuk-bentuk latihan untuk tungkai dan punggung dapat

mempergunakan beban patokan kira-kira setengah berat badan kita.

Dengan sendirinya beban-beban tersebut haruslah disesuaikan tentu akan

cocok bagi setiap individu atlet.

d. Penyusunan Program Latihan Berbeban

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Untuk melaksanakan latihan berbeban sebaiknya disesuaikan dengan

program latihan yang telah disusun, supaya hasil yang diharapkan dapat tercapai.

Menurut Sajoto (1995:33-55) hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan

latihan adalah : “ 1) Jumlah beban, 2) Repetisi dan set, 3) Frekuensi dan lama

latihan”.

1) Jumlah Beban

Beban latihan untuk meningkatkan kekuatan menurut Suharno yang dikutip

Andi Suhendro (2004:4.6) sebagai berikut :

Volume beban latihan 4-6 set/ satu unit latihan

Intensitas 40-60% dari kemampuan maksimal atau diambil 1 / 3 berat badan

atlet

Ulangan angkatan per set tidak boleh lebih dari 50% kemampuan maksimum

repetisi

Recovery antara set 2 - 3 menit

Tiap angkatan merupakan satu gerakan yang selaras dan utuh dengan gerakan

cepat

2) Repetisi dan Set

Repetisi adalah ulangan angkatan beban yang dilakukan. Set adalah suatu

rangkaian kegiatan dari satu repetisi”. Repetition maksimum (RM) adalah beban

maksimal yang dapat diangkat oleh otot atau kelompok otot beberapa kali sebelum

kelelahan. Latihan untuk meningkatkan power menurut Harsono (1998:191)

dilakukan antara “12-15 repetisi”. Sedangkan waktu istirahat tiap set menurut

Harsono (1998:189) “antara 3-5 menit”. Menurut Nosseck (1982:81) latihan untuk

meningkatkan power tungkai adalah “intensitas 30-50%, repetisi 6-12 antara 4-6 set,

interval istirahat 2-5 menit dengan irama latihan cepat dan eksplosif. Menurut

pendapat M. Sajoto (1995:34) latihan dengan beban dilakukan dengan “8-12 repetisi

untuk 3-5 set”.

3) Frekuensi dan Lama latihan

Menurut Harsono (1998:194) ”Weight training sebaiknya dilakukan 3 kali

dalam satu minggu dan diselingi dengan 1 hari istirahat untuk memberikan

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

kesempatan otot unutk berkembang”. Lama latihan untuk weight training dilakukan

selama 6 minggu atau lebih dapat meningkatakan kekuatan secara signifikan.

e. Latihan Berbeban Untuk Meningkatkan Power Otot Tungkai dalam

Karate

Pada olahraga karate terdapat power asiklik dan siklik. Berdasarkan hal itu

untuk menentukan latihan berbeban dengan tujuan meningkatkan kemampuan otot

tungkai menurut Bompa (1994:281) sebagai berikut:

Volume latihan dalam satu sesi 4 – 6 set Intensitas power siklik 30 – 50% Jumlah ulangan pada satu set 10 – 20 kali Recovery antar set 3 – 5 menit Irama yang digunakan mengangkat beban irama cepat

Berdasarkan pada prinsip beban lebih, maka intensitas beban pada tiap

minggu akan ditambah.

10. Latihan Leg Press

a. Pelaksanaan Latihan Leg Press

Latihan Leg Press merupakan salah satu jenis latihan weight machines atau

latihan berbeban yang menggunakan sebuah mesin. Latihan berbeban menggunakan

sebuah mesin merupakan latihan tahanan tetap yang sistematis dimana beban dipakai

sebagai alat untuk menahan kekuatan otot untuk mencapai tujuan tertentu. Pada

mesin dengan menggunakan sebuah roda atau cam membuat berfungsi sebagai

pengumpil yang bergerak. Ketika kabel atau rantai mencapai puncak dari cam, jarak

antara titik gerak pengumpil dan tumpukan beban berubah-ubah untuk menghasilkan

tegangan yang lebih konsisten pada otot.

Latihan Leg Press merupakan salah satu latihan berbeban untuk

mendapatkan kekuatan dan kecepatan pada otot tungkai. Latihan leg press

menggunakan mesin leg press jenis puli, pivot atau cam. Menurut Baechle

(1997:140):

Fase persiapan dimulai dengan mengatur tempat duduk menjadi 90 derajatatau kurang pada kedua lutut. Pelaksanaan fase gerakan kedepan dimulai

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dengan mendorong kedua kaki dan lutut terentang penuh denganmempertahankan posisi tegak, pelaksanaan gerakan mundur dengan menarikkaki kearah tubuh tanpa pantat terangkat.

Otot yang berfungsi pada latihan Leg Press adalah sebagai berikut :

Quadriceps

Hamstrings

Gluteus maximus

Calfs

Pelaksanaan latihan leg press adalah sebagai berikut :

1) Persiapan

Tubuh bagian atas tegak bersandar pada sandaran, kedua kaki tertekuk 90

derajat atau kurang, kedua kaki sejajar dan datar pada permukaan pedal, kedua

lengan lurus memegang handrail.

2) Gerakan ke depan

Mendorong pedal sampai kedua lutut lurus, tubuh bagian atas dijaga agar

tetap tegak, jangan mengunci kedua lutut, hindarkan tubuh berputar saat mendorong

keluar, keluarkan nafas saat mendorong ke depan.

3) Gerakan ke belakang

Dengan perlahan-lahan mengembalikan kaki pada posisi menekuk pada 90

derajat atau kurang, tubuh dijaga agar tetep tegak, menarik nafas pada saat lutut

mulai ditekuk.

Gambar 11. Latihan leg pressThomas R. Baechle., Barney R. Groves (2003: 141)

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Kesalahan Pada Latihan Leg Press

Sebagian besar kesalahan yang diartikan dengan leg press termasuk

kecepatan saat mendorong dan menekuk serta mengunci kedua lutut. Ada

kecenderungan untuk mendorong terlalu cepat, menyebabkan kedua lutut

direntangkan secara berlebihan yang memungkinkan terjadinya cedera pada lutut.

Kesalahan umum lainnya dengan membiarkan beban jatuh bebas kembali ke posisi

semula. Untuk memperbaiki kesalahan adalah dengan perlahan-lahan meluruskan

lutut lalu menekuk kembali lutut secara perlahan-lahan dan terkendali sehingga

beban menyentuh bukan membentur pada tumpukan beban.

c. Pengaruh Latihan Leg Press

Dengan melakukan latihan leg press dengan kuat dan irama yang cepat

dapat meningkatkan kemampuan tendangan mae geri, karena otot-otot akan

mengalami hambatan yang lebih besar. Dengan hambatan yang besar akan

meningkatkan power otot tungkai. Dengan adanya power pada otot tungkai maka

akan meningkatkan kekuatan dan kecepatan pada otot tungkai, sehingga kemampuan

teknik menendang akan lebih baik.

11. Latihan Leg Extension

a. Pelaksanaan Latihan Leg Extension

Latihan leg extension merupakan salah satu jenis dari latihan berbeban atau

latihan beban. Latihan berbeban itu sendiri adalah latihan-latihan yang sistematis

dimana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna

mencapai tujuan tertentu, seperti memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan,

prestasi dalam suatu cabang olahraga. Sedangkan latihan leg extension adalah salah

satu latihan beban untuk mendapatkan kekuatan dan kecepatan terutama pada otot-

otot tungkai dan beban merupakan daftar pokok dalam latihan ini.

Latihan leg extension ini dilakukan dengan cara membebani organ tubuh

dengan suatu barbell yang intensitas, frekuensi dan lama latihan dapat menimbulkan

suatu efek latihan yaitu berupa peningkatan kekuatan dan kecepatan, terutama pada

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

otot-otot tungkai seperti: gluteus, maximus, bicep femoris, semitendinosus,

gastroonemius, soleus, quadriceps femoris.

Dengan latihan lex extension kemampuan dan kekuatan otot meningkat

sehingga kecepatan dapat meningkat pula. Adapun pelaksanaan latihan berbeban lex

extension sebagai berikut:

1) Posisi awal

Latihan ini dapat dilakukan dengan sebuah sepatu besi dan alat perentang

kaki. Posisi awal pada latihan ini adalah posisi dan lutut dilenturkan.

2) Gerakan

Rentangkan kaki panjang-panjang dan tahan posisi ini sampai hitungan 2

dan 3, kemudian kembali secara pelan-pelan seperti posisi awal. Rentangkan kaki

serta punggung, betul-betul diperhatikan untuk mencegah serta sebagai usaha untuk

menghindari kecelakaan lutut. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:

Gambar 12. Latihan leg extensionM. Sajoto (1995: 110)

b. Pengaruh Latihan Leg Extension

Berdasarkan pelaksanaan dari latihan leg extension, latihan leg extension

dapat meningkatkan kemampuan menendang. Dengan cara melakukan gerakan

dengan kuat dan irama gerakan yang cepat, sehingga otot-otot akan mengalami

hambatan yang lebih besar. Dengan hambatan yang besar akan meningkatkan power

tungkai yang lebih baik juga, dengan adanya power tungkai maka akan

meningkatkannya kekuatan dan kecepatan pada tungkai pula. Karena menurut

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pendapat dari Harsono (1982) bahwa power adalah hasil dari kekuatan (force/gaya)

dan velocity (kecepatan)”

Dari kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan dengan latihan leg

extension akan meningkatkan kemampuan otot terutama kekuatan otot tungkai dan

kecepatan otot tungkai sehingga dengan latihan leg extension juga dapat

meningkatkan kecepatan dalam menendang. Selain itu juga ada kelebihan yang lain

dalam melakukan latihan leg extension yaitu meningkatkan kesegaran jasmani karena

menuntut kerja jantung bekerja secara optimal.

c. Hal-Hal yang harus Diperhatikan dalam Latihan Leg Extension

Walaupun latihan leg extension merupakan latihan yang cukup sederhana

tetapi apa bila cara melakukannya tanpa sesuai dengan aturan maka yang akan

dicapai adalah cidera. Jadi seorang pelatih harus memperhatikan dengan cermat dan

seksama memperhitungkan dengan tepat beban yang harus dilakukan oleh atlet.

Suharno H.P. (1993:50) memberikan cara dalam menentukan besar beban/bahan

yang dilakukan dalam melakukan latihan leg extension yang bertujuan pada

peningkatan kecepatan otot yaitu: (1) volume beban latihan 4-6 set, (2) intensitas

beban latihan 40-60% dari kemampuan beban maksimal, (3) repetisi (ulangan) per

50% kebawah dari MR (Maksimum Repetisi) kemampuan atlet, (4) recovery 2-3

menit antar giliran satu dan yang lain.

Latihan leg extension rawan dengan cedera jika dilakukan dengan

sembarangan. Latihan kekuatan dengan beban harus dilakukan dengan hati-hati,

apalagi jika diberikan pada pemula atau atlet usia muda, mengingat sampel yang

dipakai adalah usia 15-19 tahun yang masih memiliki tulang yang lunak dan belum

sempurna perkembangannya dan juga sendi-sendi anak usia muda belum tumbuh

secara sempurna serta belum stabil. Harsono (1988:207) menerangkan bahwa latihan

beban cukup aman apabila dimulai umur 14 tahun”.

Harsono (1988: 195-196) memberikan petunjuk pengaman penggunaan

peralatan latihan berbeban sebagai berikut:

1) Barbel (bobot-bobot besi) harus diteliti sehingga tidak mungkin bergeser-geser,karena itu untuk kunci penahan harus kencang.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2) Sikap permulaan adalah penting, perhatikan bahwa pada waktu mengangkatbeban dari lantai, kepala, bahu, pungung harus lurus dan pinggang rendah.

3) Tiap bentuk latihan harus dilakukan dengan gerakan benar.4) Atlet harus belajar untuk secara sadar merilekskan otot-otot yang tidak bekerja.5) Motivasi atlet merupakan faktor yang sangat penting.6) Konsentrasi adalah penting untuk mampu mengeluarkan tenaga maksimal.7) Gerakan harus smooth dan penuh tenaga, bukan mendadak atau kaku.8) Setelah setiap set, istirahat sebentar sambil meregangkan otot-otot yang baru

bekerja.9) Setiap berlatih catatlah jumlah beban yang diangkat dan repetisi yang telah

dilakukan.10) Setiap kali berlatih sebaiknya tidak lebih dari 12 bentuk latihan.11) Tidak perlu risau apabila dirasakan perkembangan latihan tidak lancar.12) Setiap session latihan sebaiknya diakhiri dengan latihan peregangan statis dan

latihan relaksasi.

Petunjuk tentang cara memberikan beban dan pelaksanaan latihan leg

extension tersebut penting untuk dipahami oleh seorang pelatih. Kesalahan dalam

pemberian beban latihan dan kurangnya pengetahuan keselamatan latihan leg

extension akan berdampak buruk pada atletnya. Oleh karena itu, petunjukpetunjuk

seperti yang diterangkan diatas harus diperhatikan lebih cermat dan seksama dalam

latihan leg extension.

12. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian ini adalah

penelitian:

1. Pramono (2005) dalam tesisnya yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Latihan

Pliometrik dan Kelincahan Terhadap Kecepatan Menendang pada Karateka

SLTP Al Islam 1 Surakarta”, menyimpulkan bahwa: (1) Ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara hasil plyometrics (skip jumps dan squat jumps)

terhadap kecepatan menendang mae geri cudan (Fo = 10,98831 > Ft = 4,11). (2)

Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara tinggi dan rendahnya kelincahan

terhadap kecepatan menendang mae geri cudan (Fo = 7,62712 > Ft = 4,11). (3)

Terdapat interaksi antaralatihan Plyometrics dengan tinggi rendahnya kelincahan

terhadap kecepatan menendang mae geri cudan . secara keseluruhan Metode

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

latihan skip jumps mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi

kecepatan menendang mae geri cudan (KF2 = 0,049 > KE1 = 0,037).

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Pramono dengan

penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian tersebut menggunakan latihan

pliometrik untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kecepatan menendang mae geri.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Pramono dengan penetitian

yang peneliti lakukan adalah pada penelitian Pramono meneliti perbedaan pengaruh

antara latihan pliometrik dan kelincahan terhadap kecepatan menendang.

B. Kerangka Berpikir

Unsur kondisi fisik yang menunjang dalam olahraga karate seperti kekuatan

(strength), kecepatan (speed), daya ledak (power), daya tahan (endurance),

kelentukan (fleksibilitas), koordinasi (coordination). Untuk mampu melakukan

teknik yang baik agar keras dan cepat sehingga nantinya akan sulit dibendung oleh

lawan, dibutuhkan kondisi fisik yang baik juga. Salah satunya adalah power otot

tungkai untuk menunjang kualitas teknik tendangan dari karateka.

Pliometrik dan latihan berbeban merupakan bentuk latihan yang berkaitan

dengan komponen fisik dalam olahraga karate, khususnya kekuatan otot tungkai.

Kemampuan tendangan adalah suatu teknik tendangan yang dilakukan dengan kuat

dan cepat pada sasaran atau target dengan tujuan untuk memperoleh nilai teknik yang

semnpurna. Sedangkan untuk melakukan teknik tendangan yang baik agar dapat

masuk pada kriteria pengambilan poin, maka teknik tendangan harus cepat, kuat dan

tepat sasaran.

Pelaksanaan kedua latihan ini apabila dilaksanakan dengan tepat dan benar

akan mempercepat peningkatan power otot tungkai pada karateka, karena latihan ini

telah memenuhi kriteria kekhususan latihan yang didasarkan pada cabor karate.

Selain itu gerakan-gerakan yang dilakukan dalam karate juga menggunakan sistem

energi anaerobik alaktik ATP-PC, sebab waktu kerja hanya memerlukan waktu

maksimal 10 detik. Hal ini sesuai dengan cirri-ciri sistem energi anaerobik alaktik

yaitu: (1) intensitas kerja maksimal, (2) lama kerja 10 detik, (3) irama kerja

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

eksplosif, (4) aktifitas menghasilkan adenosine diposphat (ADP + energi)

(Sukadiyanto, 2005: 35).

Pada kenyataannya, karate memerlukan unsur kondisi fisik yang baik.

Seperti kelincahan, kecepatan, kekuatan, dan daya tahan. Semakin baik komponen

biomotor yang dimiliki seorang karateka semakin besar pula kemungkinan untuk

meraih poin dan memenangkan pertandingan. Jika seorang karateka tidak memiliki

komponen biomotor yang baik, maka berakibat pada teknik yang buruk dan kesulitan

untuk memperoleh poin. Seperti yang tercantum dalam peraturan pertandingan karate

WKF (2009: 10) “Satu teknik yang buruk tetap buruk, tanpa menghiraukan dimana

dan bagaimana teknik itu dilakukan. Teknik yang tidak efisien dalam bentuk yang

baik atau yang dilakukan dengan kurang tenaga akan tidak menghasilkan skor”.

Unsur kondisi fisik merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

pencapaian prestasi cabang olahraga karate. Untuk itu diperlukan latihan secara

intensif dengan metode dan bentuk yang sesuai dengan karakteristik karate. Latihan

yang dapat digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai dalam karate

diantaranya adalah dengan latihan fisik yang mendukung dalam teknik-teknik yang

menggunakan tungkai. Bentuk latihan tersebut diantaranya adalah latihan pliometrik

dan latihan berbeban.

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik dan Latihan Berbeban Terhadap

Kemampuan Tendangan Mae Geri

Latihan pliometrik dan latihan berbeban merupakan latihan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan otot tungkai. Dari kedua metode latihan

tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Pola gerakkan latihan pliometrik

sebagian besar mengikuti konsep power chain (rantai power) yang akan berlanjut

pada kecepatan dalam menendang, karena semakin besar powernya maka semakin

cepat menendang pula. Sedangkan latihan berbeban merupakan bentuk latihan yang

memberikan pembebanan pada tubuh dengan menggunakan barbell yang bertujuan

meningkatkan kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot tungkai.

Perbedaan karakteristik dari metode latihan pliometrik dan latihan berbeban,

tentunya akan berdampak pada perubahan kemampuan otot anggota gerak bawah,

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sehingga akan berpengaruh pula pada kemampuan menendang terutama lebih

khususnya adalah dalam kemampuan tendangan mae geri.

Sedangkan latihan pliometrik itu sendiri adalah latihan-latihan atau ulangan

yang bertujuan menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk

menghasilkan gerakan-gerakan eksplosif. Istilah ini sering digunakan dalam

menghubungkan gerakan lompat yang berulang-ulang atau latihan refleks regang

untuk menghasilkan reaksi yang eksplosif.

Dalam gerakan latihan pliometrik tersebut otot-otot tungkai dituntut bekerja

untuk mengangkat tubuh untuk mendarat selanjutnya melompat kembali, sehingga

otot-otot tungkai harus dikerahkan semaksimal mungkin baik kekuatan maupun

kecepatannya.

Kelebihan latihan ini antara lain: dapat meningkatkan kecepatan dan

kekuatan yang dapat menghasilkan power otot tungkai yang baik, dengan latihan

dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa karena menuntut jantung untuk bekerja

secara maksimal, dari latihan yang mengarah pada cabang olahraga karate maka

latihan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menendang terutama kecepatan

dan kekuatan sehingga menghasilkan power yang baik pula.

Disamping kelebihan tersebut, latihan pliometrik juga memiliki kelemahan

sebagai berikut: gerakan pliometrik cukup berat, sehingga siswa akan merasa cepat

lelah.

Sedangkan latihan berbeban yang diterapkan dalam penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan tendangan mae geri. Pelaksanaan latihan berbeban

dalam penelitian ini dilakukan dengan irama cepat dan beban yang ringan.

Diharapkan dari latihan yang intensitas, frekuensi dan lama latihan dapat

menimbulkan suatu efek latihan yaitu berupa peningkatan kekuatan dan kecepatan,

terutama pada otot-otot tungkai. Dengan latihan-latihan berbeban kemampuan dan

kekuatan otot meningkat sehingga kemampuan menendang dapat meningkat pula.

Latihan berbeban mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu. Dengan cara

melakukan gerakan dengan kuat dan irama gerakan yang cepat, otot-otot akan

mengalami hambatan yang lebih besar. Dengan hambatan yang besar akan

meningkatkan power tungkai yang lebih baik juga, dengan adanya power tungkai

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

maka akan meningkatkan kekuatan dan kecepatan pada tungkai pula. Selain itu dapat

meningkatkan kesegaran jasmani siswa, karena dalam melakukan latihan menuntut

kerja jantung.

Selain melihat beberapa kelebihan dari latihan berbeban, ada beberapa

kelemahan dari latihan berbeban antara lain: beban latihan akan dirasakan berat dan

dapat menimbulkan over training atau cidera dalam latihan. Siswa akan cepat lelah

dan gerakan tidak sempurna, sehingga power otot tungkai tidak akan berkembang

secara optimal dan juga kecepatan ototnya.

Dari kelebihan dan kelemahan latihan pliometrik dan latihan berbeban,

diduga akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap hasil penelitian.

2. Latihan yang Lebih Baik Pengaruhnya Antara Latihan Pliometrik dan

Latihan Berbeban Terhadap Kemampuan Tendangan Mae Geri

Latihan pliometrik memiliki kelebihan antara lain: dapat meningkatkan

kecepatan dan kekuatan yang dapat menghasilkan power otot tungkai yang baik,

dengan latihan dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa karena menuntut

jantung untuk bekerja secara maksimal, dari latihan yang mengarah pada cabang

olahraga karate maka latihan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menendang

terutama kecepatan dan kekuatan sehingga menghasilkan power yang baik pula,

kelemahan latihan ini adalah gerakan pliometrik cukup berat, sehingga siswa akan

merasa cepat lelah.

Latihan berbeban mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu. Dengan cara

melakukan gerakan dengan kuat dan irama gerakan yang cepat, otot-otot akan

mengalami hambatan yang lebih besar. Dengan hambatan yang besar akan

meningkatkan power tungkai yang lebih baik juga, dengan adanya power tungkai

maka akan meningkatkan kekuatan dan kecepatan pada tungkai pula. Selain itu dapat

meningkatkan kesegaran jasmani siswa, karena dalam melakukan latihan menuntut

kerja jantung.

Selain melihat beberapa kelebihan dari latihan berbeban, ada beberapa

kelemahan dari latihan berbeban antara lain: beban latihan akan dirasakan berat dan

dapat menimbulkan over training atau cidera dalam latihan. Siswa akan cepat lelah

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dan gerakan tidak sempurna, sehingga power otot tungkai tidak akan berkembang

secara optimal dan juga kecepatan ototnya.

Berdasarkian perbedaan kelebihan dan kelemahan latihan pliometrik dan

latihan berbeban menunjukkan bahwa latihan pliometrik lebih baik pengaruhnya

terhadap peningkatan power otot tungkai pada karateka, karena latihan pliometrik

dapat menghasilkan gerakan-gerakan yang eksplosif sehingga dapat meningkatkan

kecepatan dan kekuatan otot tungkai. Maka diduga latihan pliometrik lebih baik

pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan tendangan mae geri.

Latar Belakang

Karateka putra FORKIKabupaten Batang tahun 2012

Penerapan bentuk latihanuntuk meningkatkan

kemampuan tendangankurang maksimal

Kemampuantendangan karateka

masih rendah

latihan untukmeningkatkan

power otot tungkaiyang diterapkanbelum maksimal

Tendangan mudahditangkis lawan dan sering

tidak tepat sasaran

Meningkatkan kemampuantendangan

LatihanPliometrik

LatihanBerbeban

Latihan manakah yang lebih baikpengaruhnya untuk meningkatkan

kemampuan tndangan?

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

C. Hipotesis

Berdasarkan tijauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik dan latihan berbeban terhadap

kemampuan tendangan mae geri karateka putra FORKI Kabupaten Batang tahun

2012.

2. Latihan pliometrik mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap terhadap

kemampuan tendangan mae geri karateka putra FORKI Kabupaten Batang tahun

2012.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pengambilan tes awal, tes akhir dan latihan pliometrik dilaksanakan di dojo

(tempat latihan) FORKI Kabupaten Batang, Jalan Veteran No. 1. Sedangkan latihan

berbeban dilaksanakan di BENNO MUSCLE FITNESS & AEROBIK, Jalan

Yosudarso No. 10 Proyonanggan Utara Kabupaten Batang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2012, dengan

frekuensi latihan tiga kali latihan pliometrik dan tiga kali latihan berbeban seminggu,

yaitu latihan pliometrik dilaksanakan hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan latihan berbeban

hari Senin, Rabu dan Jum’at, selama enam minggu. Hal ini sesuai pendapat M.

Sajoto (1995: 35) bahwa, “Para pelatih dewasa ini setuju untuk menjalankan program

latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama

latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”. Diawali dengan tes

awal taggal 17 Juni 2012, selanjutnya diberikan perlakuan (treatment) dari tanggal

19 Juni 2012 sampai dengan tanggal 29 Juli 2012, dan diakhiri dengan tes akhir

tanggal 31 Juli 2012. Jadi penelitian ini dilakukan dalam waktu 38 hari.

B. Rancangan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Tujuan penelitian

eksperimen adalah meneliti ada tidaknya hubungan sebab – akibat serta besarnya

hubungan tersebut dengan cara memberikan perlakuan terhadap kelompok

eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok yang diberi

perlakuan yang berbeda (Sugiyanto, 1994: 21).

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam peneltian ini adalah “Pretest-Posstest Design” secara

skematis gambar rancangan penelitian adalah sebagai berikut:

K 1 Treatment A Posstest

R Pretest MSOP

K 2 Treatment B Posstest

Keterangan:

R = Random

Pretest = Tes awal

MSOP = Matched Subjek Ordinal Pairing

K 1 = Kelompok 1

K 2 = Kelompok 2

Treatment A = Latihan pliometrik

Treatment B = Latihan berbeban

Posstest = Tes akhir

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan tendangan

mae geri yang diukur dengan cara tes dan pengukuran kemampuan tendangan dalam

pencak silat, peneliti menggunakan cara ini dikarenakan analisis gerakan tendangan

dalam pencak silat sama dengan analisis gerakan tendangan dalam karate, selain itu

cara pengukuran ini sebelumnya telah digunakan dalam karate. Petunjuk pelaksanaan

tes terlampir.

Setelah tes awal, kemudian hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang

memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan secara ordinal ke dalam kelompok

1 (K 1) dan kelompok 2 (K 2). Dengan demikian kedua kelompok yang diberi

perlakuan tersebut merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat

perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.

Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi

(1989: 485) sebagai berikut:

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1 2

4 3

5 6

8 7

9 10 dan seterusnya

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karateka putra dojo FORKI Kabupaten

Batang tahun 2012 yang berjumlah 20 karateka.

D. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes

kemampuan tendangan mae geri dengan melakukan gerakan tendangan mae geri

sebanyak-banyaknya dan dalam waktu yang singkat, yaitu 10 detik. Pelaksanaannya

adalah atlet bersiap-siap berdiri dibelakang sandsak atau target (punch box) dengan

satu kaki tumpu berada dibelakang garis sejauh 60 cm, pada saat aba aba “ya”, atlet

melakukan tendangan dengan kaki kanan dan kiri kembali ke posisi awal dengan

menyentuh lantai yang berada dibelakang garis, secepat-cepatnya dan sebanyak-

banyaknya selama 10 detik. Pelaksanaannya dapat dilakukan tiga kali dan diambil

jumlah yang terbaik dengan ketinggian sandsak/target 100 cm. Petunjuk pelaksanaan

tes terlampir.

E. Validasi Instrumen Penelitian

Agar data yang digunakan menghasilkan data yang tepat dan teliti (valid),

maka dalam penelitian ini dipilih tes yang sudah baku. Tes kemampuan tendangan

yang digunakan dalam penelitian ini telah dibakukan oleh IPSI, dengan jenis

validitasnya validitas isi. Penulis menggunakan tes ini dikarenakan analisis gerakan

tendangan pencak silat sama dengan analisis gerakan tendangan dalam karate, karena

dalam karate sendiri belum ada tes untuk mengukur kemampuan tendangan dan

sebelumnya jg digunakan tes ini untuk mengukur kemampuan tendangan.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

F. Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas dari Mulyono B. (2010:46-49)

sebagai berikut: R = −Keterangan:

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSw = Jumlah rata-rata anta kelompok

2. Uji Prasarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat

tersebut sebagi berikut:

a. Uji Normalitas

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors

dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut:

1) Pengamatan x1, x2,.......xn dijadikan bilangan baku baku z1, z2,.....zn dengan

menggunakan rumus: Z =Keterangan:

x = Dari variabel masing-masing sampelx = Rata-rata

S = Simpangan baku

2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

3) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan data distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z≤zi)

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,……, zn yang lebih kecil atau sama dengan

zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).

Maka S( ) = , ,…,5) Menghitung selisih F ( ) - S( ) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya:Lo = F( ) − S( )Kriteria:

Lo ≤ Ltab = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Lo > Ltab = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih

besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (1982: 386) rumusnya

adalah : F : = SD bsSD ktKeterangan:

Fdbvb:dbvk = derajat kebebasan KE1 dan KE2

SD2bs = standard deviasi KE1

SD2kt = standard deviasi KE2

G. Uji Perbedaan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Perbedaan dari

Sutrisno Hadi (1995 : 457) sebagai berikut:

t = M∑ dN(N − 1)Keterangan:

t = nilai uji perbedaan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Md = mean perbedaan dari pasangan∑ d = jumlah deviasi kuadrat tiap sampeldari mean perbedaan

N = jumlah pasangan

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut:M = |∑ |NKeterangan:

D = perbedaan masing-masing subyek

N = jumlah pasangan

Untuk menghitung presentase peningkatan kecepatan tendangan mae geri

antara latihan pliometrik dan latihan berbeban menggunakan rumus sebagai berikut:prosentase peningkatan = mean differentmean pretest × 100%mean different = mean posttest – pretest

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IVHASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dilakukan tes kemampuan

tendangan mae geri. Data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal secara keseluruhan,

kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok 1 dengan

perlakuan latihan pliometrik dan kelompok 2 dengan perlakuan latihan berbeban,

serta data tes akhir masing-masing kelompok. Data tersebut kemudian dianalisis

dengan statistic t-test seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data

secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Deskripsi data hasil tes kemampuan tendangan mae geri pada kelompok 1dan kelompok 2

Kelompok Tes NHasil

Terendah

Hasil

TertinggiMean SD

Kelompok 1Awal 10 7 13 9,200 1,619

Akhir 10 9 15 11,800 1,619

Kelompok 2Awal 10 8 12 9,300 1,252

Akhir 10 9 13 11,000 1,247

Untuk mengetahui tingkat keajekan hasil tes dilakukan uji reliabilitas. Tes

yang dilakukan terdiri dari tes awal dan tes akhir kemampuan tendangan mae geri.

Hasil uji reliabilitas data kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman

tabel koefisien korelasi dari Kirkendall D.R, Guber J .J Johnson R.E (1987 :61),

yaitu:

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilitas

Tinggi sekali 0.90 - 1.00

Tinggi 0.80 - 0.89

Cukup 0.60 - 0.79

Kurang 0.40 - 0.59

Tidak Signifikan 0.00 - 0.39

Adapun hasil uji reliabilitas data kemampuan tendangan mae geri pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Tendangan mae geri

Variabel Reliabilitas Kategori

a. Tes awal kemampuan

tendangan mae geri0.952 Tinggi Sekali

b. Tes akhir kemampuan

tendangan mae geri0.946 Tinggi Sekali

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan

uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data tes

awal kemampuan tendangan mae geri. Uji normalitas data dalam penelitian ini

digunakan liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal

pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Tes Kelompok N Mean SD L hitung Ltabel 5%

Tes Awal Kelompok 1 10 9,200 1,619 0,2478 0.258

Tes Akhir Kelompok 2 10 11,000 1,247 0,1881 0.258

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 diperoleh

nilai Lhitung = 0,2478. Nilai tersebut lebih kecil dari angka penerimaan hipotesis nol

pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

data pada kelompok 1 termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji

normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 diperoleh hilai Lhitung = 0,1881. Nilai

tersebut lebih kecil dari angka penerimaan hipotesis nol pada taraf signifikansi 5%

yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2

termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari

kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka

apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbadaan, maka perbedaan tersebut

disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara

kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok N SD2 Fhitung Ftabel 5%

Kelompok 1 10 2,3600000,597 3,179

Kelompok 2 10 1,410000

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung=

0,597. Sedangkan db= 9 lawan 9, angka Ftabel= 3,179, ternyata nilai Fhitung= 0,597

lebih kecil dari Ftabel5%= 3,179. Karena Fhitung < Ftabel5%, maka hipotesis nol diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki

varians yang homogen.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

C. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan pengaruh latihan pliometrik dan latihan berbeban terhadap

kemampuan tendangan mae geri.

Dari hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan,

diperoleh nilai t antara tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 sebesar 0,5571

sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,228. Ternyata thitung lebih kecil

ttabel, yang berarti hipotesis diterima. Dengan demikian kelompok 1 dan kelompok 2

sebelum diberi perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan. Antara kelompok 1

dan kelompok 2 berangkat dari titik tolak kemampuan tendangan mae geri yang

sama.

Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 = 15,9217. Sedangkan

ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,228. Ternyata thitung > ttabel, yang berarti

hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1. Yang berarti

kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan tendangan mae geri yang disebabkan

oleh treatment (perlakuan) yang diberikan, yaitu latihan pliometrik. Dalam latihan ini

altet dituntut untuk melakukan latihan pliometrik secara berulang-ulang dengan

irama yang cepat karena akan menyebabkan peningkatan kemampuan tendangan mae

geri menjadi lebih baik.

Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 sebesar 11,1291.

Sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,228. Ternyata thitung > ttabel, yang

berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2. Yang

berarti kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan tendangan mae geri yang

disebabkan oleh treatment (perlakuan) yang diberikan, yaitu latihan berbeban. Dalam

latihan ini atlet dituntut melakukan latihan berbeban secara berulang-ulang dengan

irama yag cepat karena akan menyebabkan peningkatan kemampuan tendangan mae

geri.

Dari hasil uji perbedaan yang dilakukan terhadap tes akhir pada kelompok 1

dan 2, diperoleh nilai thitung sebesar 3,2071. Sedangkan ttabel pada taraf signifikansi

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

5% sebesar 2,228. Ternyata thitung > ttabel, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan perlakuan selama 6 minggu,

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok

1 dan kelompok 2. karena sebelum diberikan perlakuan kedua kelompok berangkat

dari titik tolak yang sama, maka perbedaan tersebut adalah karena pengaruh dari

perlakuan yang diberikan.

Dalam pelaksanaan latihan bahwa pengaruh perlakuan (latihan) adalah

bersifat khusus, sehingga perbedaan karakteristik perlakuan dapat menghasilkan

pengaruh yang berbeda pula. Perlakuan yang diberikan selama latihan merupakan

stimulus yang akan memperoleh respon dari pelaku. Dalam penelitian ini kelompok

1 dan kelompok 2 diberikan perlakuan (treatment) dengan bentuk latihan yang

berbeda. Perbedaan latihan yang diberikan selama proses latihan, akan mendapat

respon yang berbeda pula dari subyek, sehingga dapat memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap pembentukan kemampuan pada subyek penelitian. Oleh karena itu,

kelompok yang diberikan perlakuan latihan pliometrik dan berbeban, memiliki

pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan tendangan mae geri.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara

latihan pliometrik dan latihan berbeban terhadap kemampuan kemampuan tendangan

mae geri karateka putra FORKI Kabupaten Batang tahun 2012, dapat diterima

kebenarannya.

2. Latihan pliometrik lebih baik pengaruhnya terhadap terhadap kemampuan

tendangan mae geri.

Kelompok 1 memiliki nilai persentase peningkatan kemampuan tendangan

mae geri sebesar 28,261%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kecepatan

ap chagi sebesar 18,280%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1

memiliki persentase peningkatan kemampuan tendangan mae geri yang lebih besar

daripada kelompok 2.

Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan latihan pliometrik,

ternyata memiliki peningkatan kemampuan tendangan mae geri yang lebih besar

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

daripada kelompok 2 ( kelompok yang mendapat perlakuan barbeban). Sedangkan

latihan pliometrik itu sendiri adalah latihan-latihan atau ulangan yang bertujuan

menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-

gerakan eksplosif. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan

lompat yang berulang-ulang atau latihan reflek regang untuk menghasilkan reaksi

yang eksplosif. Sehingga dalam melakukan latihan pliometrik dengan irama yang

cepat maka akan menghasilkan kecepatan dan kekuatan yang berdampak pada

peningkatan kemampuan tendangan mae geri. Peningkatan kemampuan mae geri

secara maksimal sangat berperan penting dalam karate.

Sedangkan latihan berbeban merupakan bentuk latihan yang memberikan

pembebanan pada tubuh dengan menggunakan barbell yang bertujuan meningkatkan

kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot tungkai. Latihan berbeban mempunyai

kelebihan-kelebihan tertentu. Dengan cara melakukan gerakan berbeban dengan kuat

dan irama gerakan yang cepat, otot-otot akan mengalami hambatan yang lebih besar.

Karena dengan beban yang terlalu berat itu maka beban latihan akan menimbulkan

overtraining atau cidera dalam latihan selain itu kurang dapat dicermati celah

pemisah antara kekuatan dan kecepatan karena latihan berbeban cenderung

merangsang kerja otot hanya untuk melawan beban. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan bahwa, Latihan pliometrik mempunyai pengaruh yang lebih baik

terhadap kemampuan tendangan mae geri karateka putra FORKI Kabupaten Batang

tahun 2012, dapat diterima kebenarannya.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji perbedaan nilai t antara tes

awal dan tes akhir pada kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan latihan

pliometrik) sebesar 15,9217, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar

2,228. Ternyata thitung > ttabel, yang berarti hipotesis nol ditolak. Hal ini menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok

1. Kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan tendangan mae geri yang

disebabkan oleh treatment (perlakuan) yang diberikan, yaitu latihan pliometrik.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dalam latihan ini atlet dituntut melakukan latihan pliometrik sehingga menyebabkan

peningkatan kemampuan tendangan mae geri.

Pada analisa data yang didapat antara tes awal dan tes akhir pada kelompok

2 (kelompok yang mendapat perlakuan latihan berbeban) sebesar 11,1291, sedangkan

ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,228. Ternyata thitung > ttabel, yang berarti

hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2. Yang berarti

kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan tendangan mae geri yang disebabkan

oleh treatment (perlakuan) yang diberikan, yaitu latihan berbeban. Dalam latihan ini

atlet dituntut melakukan latihan berbeban sehingga menyebabkan peningkatan

kemampuan tendangan mae geri.

Pada analisa data yang lain yaitu pada hasil uji perbedaan yang dilakukan

terhadap tes akhir pada kelompok 1 dan 2, diperoleh nilai thitung sebesar 3,2071,

sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,228. Ternyata Ternyata thitung >

ttabel, yang berarti hipotesis nol ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan

perlakuan selama 6 minggu, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal

dan tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok 1 dan kelompok 2

diberikan perlakuan (treatment) dengan bentuk latihan yang berbeda. Perbedaan

latihan yang diberikan selama proses latihan, akan mendapat respon yang berbeda

pula dari subyek, sehingga dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

pembentukan kemampuan pada subyek penelitian. Oleh karena itu, kelompok yang

diberikan perlakuan latihan Pliometrik dan latihan berbeban memiliki pengaruh yang

berbeda terhadap peningkatan kemampuan tendangan mae geri.

Dengan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan kelompok

2 maka dilakukan penghitungan nilai perbedaan peningkatan kemampuan tendangan

mae geri dalam persen pada kelompok 1 dan kelompok2. Kelompok 1 memiliki nilai

persentase peningkatan kemampuan tendangan mae geri sebesar 28,261 %,

sedangkan kelompok 2 memiliki nilai persentase peningkatan kemampuan tendangan

mae geri sebesar 18,280 %. Hal ini menunjukkan kelompok 1 memiliki peningkatan

kemampuan tendangan mae geri yang lebih besar daripada kelompok 2. Hal ini

karena Latihan Pliometrik merupakan salah satu jenis dari latihan eksplosif.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Sedangkan latihan pliometrik itu sendiri adalah latihan-latihan atau ulangan yang

bertujuan menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan

gerakan-gerakan eksplosif. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan

gerakan lompat yang berulang-ulang atau latihan reflek regang untuk menghasilkan

reaksi yang eksplosif. Sehingga dalam melakukan Pliometrik dengan irama yang

cepat maka akan menghasilkan kecepatan dan kekuatan yang berdampak pada

peningkatan kemampuan tendangan mae geri. Peningkatan kemampuan tendangan

mae geri secara maksimal sangat berperan penting dalam karate, dengan kemampuan

tendangan mae geri maka prestasi akan lebih meningkat.

Sedangkan latihan berbeban merupakan bentuk latihan yang memberikan

pembebanan pada tubuh dengan menggunakan barbell yang bertujuan meningkatkan

kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot tungkai. Latihan berbeban mempunyai

kelebihan-kelebihan tertentu. Dengan cara melakukan gerakan berbeban dengan kuat

dan irama gerakan yang cepat, otot-otot akan mengalami hambatan yang lebih besar.

Karena dengan beban yang terlalu berat itu maka beban latihan akan menimbulkan

overtraining atau cidera dalam latihan, kurang dapat dicermati celah pemisah antara

kekuatan dan kecepatan karena latihan berbeban cenderung merangsang kerja otot

hanya untuk melawan beban dan pengaruh dalam kecepatan. Sehingga kemampuan

tendangan mae geri kurang berkembang dengan optimal.

Dari hasil analisis uji perbedaan, dapat diuraikan hal-hal pokok sebagai

hasil dari penelitian ini yaitu:1. Latihan pliometrik dan latihan berbeban berpengaruh terhadap peningkatan

kemampuan tendangan mae geri dalam karate.

2. Latihan pliometrik lebih baik pengaruhnya daripada latihan berbeban terhadap

peningkatan kemampuan tendangan mae geri dalam karate.

3. Latihan Pliometrik dan Latihan berbeban dapat di pilih pelatih sebagai latihan

dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan tendangan mae geri dalam karate.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan pliometrik dan latihan

berbeban terhadap kemampuan tendangan mae geri dalam karate. Hal ini

dibuktikan dari hasil penghitungan analisis Uji T yaitu, thitung 3,2071 lebih besar

dari ttabel 2,228 dengan taraf signifikasi 5 %.

2. Latihan pliometrik lebih baik pengaruhnya dari pada latihan berbeban terhadap

peningkatan kemampuan tendangan mame geri dalam karate. Berdasarkan

persentase peningkatan kemampuan tendangann mae geri menunjukkan bahwa

kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan latihan pliometrik) adalah

28,261 % lebih besar dari pada kelompok 2 (kelompok yang mendapat

perlakuan latihan berbeban) adalah 18,280 %.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa perlakuan dengan latihan

pliometrik memiliki hasil yang lebih baik dari pada perlakuan dengan latihan

berbeban terhadap peningkatan kemampuan tendangan mae geri dalam karete.

Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah, setiap jenis latihan

memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan tendangan mae

geri pada karateka. Oleh karena itu, dalam menerapkan metode latihan yang

bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tendangan mae

geri harus menggunakan metode latihan yang tepat dan sesuai dengan keadaan atlet.

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih

dan menentukan metode latihan yang tepat, khususnya untuk meningkatkan

kemampuan tendangan mae geri.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN ... fileJurusan/Program Studi : JPOK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

C. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka kepada para pelatih karate, disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan tendangan mae geri, hendaknya

pelatih harus memiliki kreatifitas dan mampu menerapkan metode latihan yang

tepat untuk meningkatkan kemampuan tendangan mae geri agar diperoleh hasil

yang optimal.

2. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk menentukan dan

memilih metode latihan untuk meningkatkan kemampuan tendangan mae geri

dalam karate.