96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA SKRIPSI Oleh: META NUR INDAH SARI K4308020 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN

PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA

SKRIPSI

Oleh:

META NUR INDAH SARI

K4308020

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Meta Nur Indah Sari

NIM : K4308020

Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Biologi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR

TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA” ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi

yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Meta Nur Indah Sari

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN

PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA

Oleh:

META NUR INDAH SARI

K4308020

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Baskoro Adi Prayitno, S.Pd., M.Pd. Meti Indrowati, S.Si., M.Si.

NIP. 19770125 200801 1 008 NIP. 19781001 200112 2 002

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Puguh Karyanto, S.Si., M.Si., Ph.D. ______

Sekretaris : Drs. Marjono, M.Si. ______

Anggota I : Dr. Baskoro Adi Prayitno, S.Pd., M.Pd. ______

Anggota II : Meti Indrowati, S.Si., M.Si. ______

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Meta Nur Indah Sari. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA. Skripsi, Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta yang berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Validitas data partisipasi menggunakan teknik triangulasi metode. Validitas data kemampuan berpikir tingkat tinggi menggunakan validasi ahli. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta

. Kata kunci: Group Investigation, partisipasi, kemampuan berpikir tingkat tinggi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT Meta Nur Indah Sari. APPLICATION OF GROUP INVESTIGATION TYPE LEARNING MODEL TO INCREASE PARTICIPATION AND HIGHER ORDER THINKING SKILLS OF STUDENT IN CLASS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA. Thesis, Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Universitas Sebelas Maret Surakarta. July 2012. This study aims to increase participation and higher order thinking skills of students in class X-9 SMA Batik 1 Surakarta through the implementation of Group Investigation learning model. This is a class act research (PTK). The research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, implementation measures, observation, and reflection. Subjects were students in X-9 SMA Batik 1 Surakarta, 36 students. The source data came from the teachers and students. Data collection technique used observation, interviews, questionnaires, and documentation. The validity of the participation data using the method of triangulation techniques. The validity of the higher order thinking skills data using the method of expert validation techniques. Analysis of the data using descriptive statistical analysis techniques of comparative and critical analysis. Spiral model of research procedures are interrelated. The results showed that the application of Group Investigation learning model can increase participation and higher order thinking skills to students from pra cycle to cycle I and from cycle I to cycle II. The conclusion of this study is application the model of the type of Group Investigation can increase participation and higher order thinking skills students in learning biology of class X-9 SMA Batik 1 Surakarta. Key words: Group Investigation, participation, higher-order thinking skills

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Jalan yang mulus tidak akan melahirkan sopir yang andal

Langit yang terang tidak akan melahirkan pilot yang gesit

Dan, laut yang tenang tidak akan melahirkan pelaut yang tangguh

Maka, jadilah orang yang kuat dan cerdas dalam menghadapi hambatan

(Watik M.)

Pada saat sebuah pintu sukses tertutup,

pintu sukses yang lain akan segera terbuka.

Maka, jangalah terlampau lama terpaku di depan pintu yang tertutup

sehingga lupa melihat pintu sukses yang telah terbuka

(Watik M.)

Belajarlah dari anak-anak, mereka begitu mudah memaafkan orang lain padahal

mereka baru saja berkelahi, namun tak berapa lama, mereka sudah bermain

kembali dan tegak bersama menjalani hidup

(Meta Nur Indah Sari)

Carilah sahabat yang mampu membuat keyakinan Anda semakin teguh

(Meta Nur Indah Sari)

Luangkanlah selalu waktumu untuk keluargamu sebab merekalah orang pertama

yang akan siap menerima ide-idemu atau justru menentang ide-idemu

(Meta Nur Indah Sari)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk:

”Bapak dan Ibu”

Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak

terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga

memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.

“Wahyu Pratomo dan Bayu Pamungkas”

Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan

semangat dan selalu ada di sampingku baik di saat kutegar berdiri maupun saat

kujatuh dan terluka.

”Shelli Febriyanti, Devi Purna Eva, dan Dewi Mahayati”

Terima kasih atas semangat, perjuangan, dan kerjasamanya

“Teman-teman Prodi Pendidikan Biologi 2008”

Terima kasih untuk selalu memberi semangat.

“Murid-murid kelas X-9 SMA BATIK I Surakarta”

Terima kasih telah membantu saya dengan tulus.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Tipe

Group Investigation untuk Meningkatkan Partisipasi dan Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Pembimbing II yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SMA Batik 1 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat

guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Guru mata pelajaran Biologi SMA Batik 1 Surakarta, yang telah memberi

bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

8. Para siswa SMA Batik 1 Surakarta yang telah bersedia untuk berpartisipasi

dalam pelaksanaan penelitian ini.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN............................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v

HALAMAN ABSTRAK ...................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .......................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka .................................................................... 6

B. Kerangka Berpikir ............................................................... 24

C. Hipotesis Tindakan ............................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 26

B. Subjek Penelitian .................................................................. 27

C. Data dan Sumber Data .......................................................... 27

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

D. Pengumpulan Data ............................................................. 28

E. Uji Validitas Data ............................................................... 30

F. Analisis Data ...................................................................... 31

G. Indikator Kerja Penelitian .................................................. 32

H. Prosedur Penelitian ........................................................... 33

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan ........................................................ 35

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ................................ 39

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ......................... 64

D. Pembahasan ........................................................................ 70

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................ 75

B. Implikasi ............................................................................. 75

C. Saran ................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 78

LAMPIRAN ......................................................................................... 81

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 24

3.2 Skema Triangulasi Metode ............................................................. 31

3.3 Analisis Miles dan Huberman ........................................................ 31

4.1 Grafik Perubahan Persentase Indikator Hasil Observasi Partisipasi

Siswa Prasiklus, Siklus1, dan Siklus 2 .......................................... 65

4.2. Grafik Peningkatan Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa 66

4.3. Grafik Perubahan Persentase Indikator Hasil Tes Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2.. 67

4.4. Grafik Peningkatan Persentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa .................................................................... 68

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran

Tradisional ..................................................................................... 7

3.1 Rancangan Urutan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ......... 26

3.2 Waktu Pelaksanaan Tahap Penelitian, dan Penyelesaian

Kegiatan Penelitian Penerapan Model Pembelajaran

Group Investigation......................................................................... 27

3.3 Skor Penilaian Angket .................................................................... 30

3.4 Indikator Kerja Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ................... 32

3.5 Indikator Kerja Partisipasi Siswa …………………….................... 33

4.1 Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa Prasiklus ................. 36

4.2 Persentase Hasil Angket Partisipasi Siswa Prasiklus ...................... 37

4.3 Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus 1 .................... 42

4.4. Persentase Hasil Angket Partisipasi Siswa Siklus 1 ....................... 44

4.5 Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa Siklus 1 ……………………………………. 47

4.6 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ................................. 49

4.7 Persentase Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa ............................ 49

4.8 Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siswa

Siklus 2 ............................................................................................. 56

4. 9 Persentase Capaian Indikator Hasil Angket Partisipasi Siswa

Siklus 2 ......................................................................................... 58

4.10 Persentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

Siklus 2 ........................................................................................... 60

4.11 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa untuk Tes Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Siklus 2 ........................................ 62

4.12 Persentase Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa .......................... 63

4.13 Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siswa

Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 .................................................... 65

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

4.14 Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 ………… 68

4.15 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2 ........... 69

4.16 Persentase Capaian Indikator Ranah Afektif Siswa Siklus 1dan

Siklus 2 .......................................................................................... 69

4.17 Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi

Siswa Prasiklus ............................................................................. 185

4.18 Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siklus 1 187

4.19 Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siklus 2 188

4.20 Persentase Capaian Indikator Hasil Angket Partisipasi

Siswa Prasiklus................................................................................ 191

4.21 Persentase Capaian Indikator Hasil Angket Partisipasi Siswa

Siklus 1............................................................................................ 192

4.22 Persentase Capaian Indikator Hasil Angket Partisipasi Siswa

Siklus 2........................................................................................... 194

4.23 Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa Siklus 1 .................................................... 200

4.24 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa untuk Tes Evaluasi Siklus I 201

4.25 Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa Siklus 2 ...................................................... 202

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1.1 Silabus Pembelajaran .................................................................. 81

1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ............................. 88

1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ............................. 101

1.4 Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Siklus 1 ....... 114

1.5 Rubrik Penilaian Ranah Psikomotorik......................................... 115

1.6 Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa Siklus 1 ........................ 117

1.7 Rubrik Penilaian Ranah Afekif ................................................... 118

1.8 Lembar Kerja Siswa 1 ................................................................. 120

1.9 Lembar Kerja Siswa 2.................................................................. 125

1.10 Lembar Observasi Penilaian Ranah Afektif............................... 134

1.11 Rubrik Penilaian Afektif ........................................................... 135

1.12 Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik .................... 137

1.13 Rubrik Penilaian Ranah Psikomotorik ....................................... 138

1.14 Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siklus 1 .................. 139

1.15 Kunci Jawaban Siklus 1 ............................................................. 141

1.16 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Siklus 1 ..................................................................................... 143

1.17 Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siklus 2 .................. 146

1.18 Pembagian Kelompok Pelajaran Biologi Kelas X-9 .................. 148

2.1 Kisi-Kisi Angket Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran.............. 149

2.2 Angket Partisipasi Siswa .............................................................. 150

2.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa ............................................... 153

2.4 Lembar Observasi Partisipasi Siswa ............................................. 154

2.5 Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak GI ................................ 155

2.6 Pedoman Wawancara Partisipasi Belajar Biologi dengan Siswa .. 157

2.7 Wawancara Partisipasi dengan Guru Pratindakan ......................... 159

2.8 Wawancara Partisipasi dengan Guru Siklus 1 dan 2 ...................... 160

3.1 Data Hasil Observasi ........................................................................ 161

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

3.2 Hasil Perhitungan Persentase Angket Partisipasi Siswa Pratindakan 164

3.3 Hasil Perhitungan Persentase Angket Partisipasi Siswa Siklus 1...... 165

3.4 Hasil Perhitungan Persentase Angket Partisipasi Siswa Siklus 2...... 166

3.5 Hasil Perhitungan Persentase LO Partisipasi Siswa Pratindakan...... 167

3.6 Hasil Perhitungan Persentase LO Partisipasi Siswa Siklus 1 ........... 168

3.7 Hasil Perhitungan Persentase LO Partisipasi Siswa Siklus 2 ........... 169

3.8 Hasil Perhitungan LO Afektif Siswa Siklus 1 dan 2 ......................... 170

3.9 Hasil Perhitungan LO Psikomotorik Siswa Siklus 1 dan 2 ............... 171

3.10 Hasil Wawancara Partisipasi Siswa Pra Siklus ................................. 172

3.11 Hasil Wawancara Partisipasi Siswa Siklus 1 ................................... 173

3.12 Hasil Wawancara Partisipasi Siswa Siklus 2 ................................... 174

3.13 Hasil LO Keterlaksanaan Sintaks Siklus 1 Group Investigation ...... 175

3.14 Hasil LO Keterlaksanaan Sintaks Siklus 2 Group Investigation ...... 177

4.1 Dokumenasi Sebelum Tindakan ......................................................... 180

4.2 Dokumentasi Siklus 1 ......................................................................... 181

4.3 Dokumentasi Siklus 2 ......................................................................... 182

4.4 Sesi Wawancara ………………………….......................................... 183

4.5 Hasil Tringulasi Metode ..................................................................... 184

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta yang

beralamat di Jalan Slamet Riyadi 445 Surakarta. Peneliti mengambil subjek

penelitian kelas X-9, hal ini didasarkan pada guru bidang studi biologi yang

menjelaskan bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung, kelas X-9

termasuk kelas yang susah dikendalikan. Peneliti mengambil data observasi

berupa wawancara dengan guru bidang studi biologi, Ibu Umi Afidah, S.Pd

tentang situasi kelas, video observasi proses pembelajaran, foto selama proses

pembelajaran berlangsung dan hasil dari nilai mid semester gasal kelas X-9 SMA

Batik 1 Surakarta.

Observasi dilaksanakan pada tanggal 23-24 September 2011 di kelas X-9

SMA Batik I Surakarta sebanyak 38 siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa

di awal pembelajaran siswa di kelas X-9 tampak semangat dan memperhatikan

penjelasan yang disampaikan guru. Pada saat guru memberikan petunjuk

mengenai praktikum, siswa terlihat antusias, begitu pula saat guru memberikan

apersepsi. Pada saat Compact Disk (CD) mulai diputar, sekitar 3 siswa laki-laki

yang duduk di kursi belakang terdengar gaduh. Selanjutnya saat guru bertanya

pada siswa, awalnya banyak yang ikut menjawab sekitar 15 orang. Selanjutnya

saat guru memutar kembali CD pembelajaran 4 siswa laki-laki yang duduk di

belakang terdengar mengobrol. Siswa yang menjawab pertanyaan-pertanyaan

guru pada penjelasan berikutnya semakin sedikit sekitar 3 orang. Guru

mengungkapkan saat guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, tidak

ada siswa yang berani bertanya. Sekitar menit ke-40 guru memutar CD tentang

materi hari itu, siswa di kelas terlihat pasif, mulai mengantuk dan kurang

memperhatikan penjelasan guru. Ini terlihat dari tidak ada siswa yang bertanya

dan semakin sedikit siswa yang berani menjawab pertanyaan guru dengan keras

dan jelas. Berdasarkan hasil wawancara, baik dengan guru biologi maupun dengan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

siswa, diperoleh keterangan bahwa permasalahan yang ada di kelas tersebut adalah

kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata

pelajaran biologi. Dari hasil observasi didapatkan data 64% siswa fokus terhadap

materi pelajaran, 69% siswa sorot mata tertuju pada guru saat pelajaran

berlangsung, 47% siswa tidak melamun saat pembelajaran berlangsung, 45%

siswa siap saat ditunjuk guru untuk menjawab, 25% siswa berani mengajukan

pendapat, 22% siswa berpartisipasi dalam persiapan pembelajaran, 6% siswa

berusaha kreatif dalam pembelajaran, dan 6% siswa mandiri dalam belajar

Observasi hasil belajar tengah semester gasal siswa kelas X-9

menunjukkan bahwa kurang dari 50% siswa di kelas yang mampu mencapai nilai

KKM 75, sehingga diperlukan analisis lebih lanjut mengenai faktor penyebab

masalah tersebut. Peneliti menganalisis soal-soal tengah semester gasal kelas X-9

semester gasal. Dari 10 soal terdapat 5 soal yang termasuk ke dalam tipe soal

berpikir tingkat tinggi. Soal no 1, dan 4 termasuk ke dalam tingkat soal

menganalisis (C4). Soal no 6, dan 10 termasuk ke dalam tingkat soal

mengevaluasi (C5). Soal no 9 termasuk ke dalam tingkat soal mencipta (C6).

Dari 36 siswa di kelas X-9 32.15% siswa mampu menjawab soal tipe C4, 53.65%

siswa mampu menjawab soal tipe C5, dan 39.7% siswa mampu menjawab soal

tipe C6 dengan benar. Bila dibandingkan dengan pertanyaan yang memiliki

tingkat soal mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3)

didapatkan data 77% siswa dapat menjawab dengan benar dan 23% menjawab

pertanyaan dengan kurang tepat. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa

mengalami permasalahan dalam memahami dan menjawab soal-soal yang

memiliki tingkat berpikir tinggi seperti soal tipe analisis (C4), evaluasi (C5), dan

mencipta (C6). Soal tengah semester gasal terlampir pada Lampiran 3.16.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang terungkap dari hasil observasi

langsung di kelas dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, terdapat permasalahan

serius yang tidak boleh dibiarkan terus berlanjut karena akan sangat mempengaruhi

keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain

adalah partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam proses

pembelajaran biologi di kelas X-9 masih kurang. Model pembelajaran yang sesuai

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

diperlukan untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa. Apabila semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran maka akan

diperoleh suatu pembelajaran yang berhasil dan berkualitas.

Model pembelajaran adalah penerapan suatu pendekatan, metode, dan

teknik pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Penggunaan model

pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang mampu

memecahkan masalah, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk

belajar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat dan

bervariasi. Berkenaan dengan model pembelajaran yang dibutuhkan di atas, model

pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation yang berbasis

konstruktivisme diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan partisipasi

dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Group Investigation (GI) adalah tipe model pembelajaran kooperatif yang

menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan

dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama, untuk

melakukan investigasi terhadap suatu topik. Model pembelajaran GI melibatkan

siswa sejak perencanaan, baik dalam penentuan topik maupun cara untuk

mempelajarinya melalui investigasi sehingga akan memberi peluang kepada siswa

untuk lebih mempertajam pengetahuan mereka. Guru pada pembelajaran

kooperatif tipe GI berperan sebagai sebagai fasilitator. Guru tidak hanya

menyampaikan informasi tetapi juga memberikan kemudahan belajar kepada

semua siswa agar dapat belajar dalam suasana menyenangkan (Mulyasa, 2007).

Terdapat enam tahap kegiatan dalam Group Investigation yaitu sebagai berikut.

(1) Seleksi topik. Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu masalah

umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. (2) Merencanakan

kerjasama. Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar dan

tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah

dipilih. (3) Implementasi. Para siswa melaksanakan rencana yang telah

dirumuskan pada langkah sebelumnya. (4) Analisis dan sintesis. (5) Penyajian

hasil akhir. (6) Evaluasi selanjutnya (Sugiyanto, 2010).

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Group Investigation memiliki 3 konsep utama sebagai berikut. (1)

Penelitian (inkuiri) yaitu proses dimana siswa dirangsang dengan dihadapkan

pada suatu masalah. Siswa merasa dirinya perlu memberikan reaksi terhadap

masalah yang dianggap perlu untuk diselesaikan. Masalah ini didapat dari siswa

sendiri atau diberikan oleh guru. (2) Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak

dibawa sejak lahir namun diperoleh siswa melalui pengalaman baik secara

langsung maupun tidak langsung. (3) Dinamika kelompok, menunjukkan suasana

yang menggambarkan sekelompok individu yang saling berinteraksi mengenai

sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama dengan berbagai ide dan pendapat

serta saling tukar-menukar pengalaman dan saling berargumentasi.

Siswa bekerja secara berkelompok untuk memecahkan masalah, saling

berinteraksi melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar

pengalaman melalui proses saling beragumentasi sehingga siswa mampu

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam kegiatan investigasi, siswa

dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya

tentang biologi sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga memberikan

hasil belajar yang lebih bermakna bagi siswa. Tujuan kegiatan investigasi adalah

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Dalam tahap investigasi, model

pembelajaran GI berbasis konstruktivisme sehingga dapat melatih siswa

memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut secara

mandiri.

Berdasarkan latar belakang dirumuskan judul penelitian sebagai berikut:

“Penerapan Model Pembelajaran Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan

Partisipasi dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas X-9 SMA Batik

I Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Apakah model pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI dapat

meningkatkan partisipasi siswa?

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Apakah model pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI dapat

meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan partisipasi siswa melalui penerapan model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe GI.

2. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa melalui

penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak

sebagai berikut.

1. Bagi Guru

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penerapan model

pembelajaran GI sebagai evaluasi guru dan siswa dalam meningkatkan

partisipasi siswa.

b. Memberikan masukan bagi guru agar lebih memperhatikan masalah-

masalah yang terkait dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi siswa di lokasi penelitian

a. Dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan

model pembelajaran yang tepat.

b. Dapat meningkatkan partisipasi siswa dengan memberikan suasana baru

dalam pembelajaran sehingga siswa lebih kooperatif atau bekerjasama

dalam pembelajaran.

3. Bagi sekolah dan instansi pendidikan lainnya

a. Untuk menyusun program peningkatan proses pembelajaran biologi pada

tahap berikutnya.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Hasil penelitian yang dipaparkan akan memberikan sumbangan yang baik

pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe “Group Investigation”

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Salah satu model pembelajaran dalam paradigma konstruktivis adalah

belajar kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran

dimana siswa belajar secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk

mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010). Pembelajaran kooperatif tidak hanya

bertujuan memahamkan siswa terhadap materi yang akan dipelajari namun lebih

menekankan pada melatih siswa untuk mempunyai kemampuan sosial, yaitu

kemampuan untuk saling bekerjasama. Pada pembelajaran kooperatif siswa tidak

hanya dituntut berhasil secara individu namun juga berhasil secara kelompok.

Dari pemikiran itulah dalam belajar kooperatif, siswa belajar dalam kelompok

kecil yang bersifat heterogen dari segi gender, etnis, dan kemampuan akademik

untuk saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama (Slavin,

1995). Pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam proses belajar dalam

upaya meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah

(Borich, 1996).

Menurut Roger dan David Johnson tidak semua kerja kelompok bisa

dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur

model pembelajaran gotong-royong harus diterapkan yaitu sebagai berikut. (1)

Saling ketergantungan positif. (2) Tanggung jawab perseorangan. (3) Tatap muka.

(4) Komunikasi antar anggota. (5) Evaluasi proses kelompok (Lie, 2007).

Perbedaan model pembelajaran kooperatif dan pembelajaran tradisional

menurut Sugiyanto (2010) ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional · Adanya saling ketergantungan positif,

saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif

· Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok

· Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik rentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan

· Akuntabilitas sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah satu anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya ‘enak-enak saja’ atas keberhasilan temannya yang dianggap ‘pemborong’

· Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan

· Kelompok belajar biasanya homogen

· Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok

· Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing

· Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong-royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan

· Keterampilan sosial sering tidak diajarkan secara langsung

· Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan interverensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok

· Pemantauan melalui observasi dan interverensi sering dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung

· Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar

· Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok dalam kelompok-kelompok belajar

· Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai)

· Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas

(Sumber: Sugiyanto, 2010)

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Group Investigation yang dikembangkan oleh Sholomo dan Sharon di

Universitas Tel Aviv (Slavin, 1995) adalah model belajar kooperatif yang

menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan

dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama untuk

melakukan investigasi terhadap suatu topik. Tokoh terkemuka yang paling

terkenal dari orientasi pendidikan Group Investigation adalah John Dewey.

Dewey memandang bahwa kooperasi di dalam kelas sebagai prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi.

Group Investigation merupakan suatu model pembelajaran dengan

perencanaan pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam

kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif, diskusi kelompok, dan

perencanaan kooperatif dan proyek. Dalam model ini, guru membentuk kelompok

siswa yang terdiri dari dua sampai enam anak. Langkah selanjutnya adalah

membagi tugas-tugas menjadi tugas individu yang berbeda, dan melakukan

kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Masing-

masing kelompok kemudian mempresentasikan penemuannya di depan kelas

(Slavin, 1995).

Saat ini dengan pengaruh dari teori konstruktivis yang menekankan

partisipasi siswa dalam praktik disiplin terorganisir, penyelidikan ilmiah sering

dianjurkan dengan pendekatan belajar kelompok. Group investigation salah satu

diantara banyak pendekatan pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan

siswa pembelajaran dengan pengalaman yang sangat luas dan beragam dengan

penyelidikan yang dilakukan secara mandiri oleh siswa (Oh, 2007).

Group Investigation tidak akan diimplementasikan dalam lingkungan

pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak

memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran kelas. Komunikasi dan

interaksi kooperatif di antara sesama teman sekelas akan mencapai hasil terbaik

apabila dilakukan dalam kelompok kecil, dimana pertukaran diantara teman

sekelas dan sikap-sikap kooperatif dapat terus bertahan.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Peran guru dalam kelas yang melaksanakan projek Group Investigation

bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. Guru berkeliling di antara

kelompok-kelompok yang ada dan untuk melihat bahwa mereka dapat mengelola

tugasnya dan membantu tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi

kelompok, termasuk kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan

projek pembelajaran. Peran guru pada model pembelajaran Group Investigation

yaitu melakukan hal-hal sebagai berikut. (1) Memfasilitasi proses kelompok. (2)

Campur tangan dalam proses kelompok dan meneruskan serta mengarahkan

energi aktivitas kelompok menuju aktivitas pengajaran yang potensial. (3)

Memandu pendidikan tersebut sehingga makna dan pemahaman individu dapat

muncul dari pengalaman.

c. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation menurut

Sugiyanto (2010) sebagai berikut.

1) Seleksi Topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu masalah umum yang

biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa diorganisasikan menjadi

kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6

orang. Komposisi kelompok bersifat heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik,

maupun kemampuan akademik.

2) Merencanakan Kerjasama

Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus

tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang

telah dipilih.

3) Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah

sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai

sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-

menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika

diperlukan.

4) Analisis dan Sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yang

diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan dalam suatu

penyajian yang menarik di depan kelas.

5) Penyajian Hasil Akhir

Semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai

topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai prespektif yang

luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasikan guru.

6) Evaluasi Selanjutnya

Guru beserta para siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap

kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat

mencangkup tiap siswa secara individual atau kelompok atau keduanya.

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI

1) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari

sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan

yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui

internet sehingga siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru akan tetapi dapat

menambah kepercayaan diri.

Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik

maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para

siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

keterampilan proses kelompok. Group investigation mampu membantu siswa

untuk merespon orang lain, dan dapat memberdayakan siswa untuk lebih

bertanggung jawab dalam belajar.

Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang

memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis

konstruktivisme dan prinsip belajar demokratis. Tipe ini dapat melatih siswa

untuk menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri. Keterlibatan

siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir

pembelajaran yang akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam

gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah

sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya.

Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan siswa

menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. Model

pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini minat belajar siswa

meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

2) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI

Sementara itu kekurangan model pembelajaran Group Investigation

adalah sebagai berikut. (1) Dengan leluasanya pembelajaran maka apabila

keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari pembelajaran tidak akan tercapai.

(2) Penilaian kelompok akan menjadi subjektif apabila guru tidak jeli dalam

pelaksanaannya. (3) Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu

yang panjang. (4) Jika ada salah satu siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya

maka akan menghambat kerja kelompok dan tercapainya tujuan pembelajaran

membutuhkan waktu yang lama.(5) Siswa cenderung ribut.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

a. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Berpikir adalah suatu kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang

telah diperoleh melalui indera dan ditujukan untuk mencapai kebenaran. Berpikir

adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah

kepada suatu tujuan. Menurut Vincent Ruggiero (1988) berpikir adalah segala

aktivitas mental dalam pencarian sebuah jawaban dan sebuah pencapaian makna

(Johnson, 2009).

John Chaffe (1944) mengemukakan bahwa berpikir adalah suatu bentuk

aktif dan teratur yang digunakan untuk memahami dunia, salah satunya ialah

berpikir kritis sebagai bentuk berpikir untuk menyelidiki suatu permasalahan

secara sistematis (Johnson, 2009). Berpikir kritis merupakan proses mental yang

terorganisir dengan baik dan berperan dalam proses pengambilan keputusan untuk

memecahkan masalah dengan menganalisis dan menginterpretasikan data dalam

kegiatan yang menghasilkan gagasan, konstruktif, dan menekankan pada aspek

intuitif dan rasional. Pemahaman tentang berpikir kritis seperti apa yang digagas

oleh John Dewey sejak tahun 1916 sebagai inkuiri ilmiah dan merupakan cara

untuk membangun pengetahuan.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi ialah operasi kognitif yang banyak

dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi dalam short term memory.

Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi yang

tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata kembali dan

memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang

mungkin dalam situasi membingungkan. Menurut Sizer (1992) menggunakan

kemampuan berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi akan membantu siswa

berpikir secara mendalam, hidup dengan cerdas dan seimbang dan dapat

bertanggung jawab (Johnson, 2009).

b. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi lima

kelompok yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut serta mengatur strategi

dan taktik. Kemampuan pada kelima kelompok berpikir tingkat tinggi ini dirinci

lagi sebagai berikut. (1) Memberikan penjelasan sederhana terdiri dari

keterampilan memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan

menjawab pertanyaan. (2) Membangun keterampilan dasar terdiri dari

menyesuaikan dengan sumber, mengamati dan melaporkan hasil observasi. (3)

Menyimpulkan terdiri dari keterampilan mempertimbangkan kesimpulan,

melakukan generalisasi dan melakukan evaluasi. (4) Membuat penjelasan lanjut

contohnya mengartikan istilah dan membuat definisi. (5). Mengatur strategi dan

taktik contohnya menentukan suatu tindakan, berinteraksi dengan orang lain dan

berkomunikasi (Beachboard, 2010).

Kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik antara lain dapat dilatih

melalui pemberian masalah dalam bentuk soal yang bervariasi. Dalam

melaksanakan berpikir tingkat tinggi, terlibat disposisi berpikir yang dicirikan

dengan bertanya secara jelas dan beralasan, berusaha memahami dengan baik,

menggunakan sumber yang terpercaya, mempertimbangkan situasi secara

keseluruhan, berusaha tetap mengacu dan relevan ke masalah pokok, mencari

berbagai alternatif, bersikap terbuka, berani mengambil posisi, bertindak cepat,

bersikap atau berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari keseluruhan yang

kompleks, memanfaatkan cara berpikir orang lain yang kritis, dan bersikap

sensitif terhadap perasaan orang lain. Selain aspek afektif tersebut, dalam berpikir

tingkat tinggi juga termuat beberapa kemampuan yaitu memfokuskan diri pada

pertanyaan, menganalisis dan mengklarifikasi pertanyaan, jawaban, dan argumen,

mempertimbangkan sumber yang terpercaya, mengamati dan menganalisis

deduksi, menginduksi dan menganalisis induksi, merumuskan eksplanatori,

kesimpulan dan hipotesis, menarik pertimbangan yang bernilai, menetapkan suatu

aksi, dan berinteraksi dengan orang lain.

Dengan demikian agar para siswa tidak salah pada waktu membuat

keputusan dalam kehidupannya, mereka perlu memiliki kemampuan berpikir yang

baik. Dalam berpikir siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang

tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

masalah serta kekurangannya. Berpikir tingkat tinggi merupakan disiplin berpikir

yang dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir yang

terarah, terencana, mengikuti alur logis sesuai dengan fakta yang diketahui.

Dari uraian di atas tampak bahwa berpikir tingkat tinggi berkaitan erat

dengan argumen, karena argumen sendiri adalah serangkaian pernyataan yang

mengandung pernyataan penarikan kesimpulan. Seperti diketahui kesimpulan

biasanya ditarik berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diberikan sebelumnya

atau yang disebut premis. Dalam argumen yang valid sebuah kesimpulan harus

ditarik secara logis dari premis-premis yang ada.

c. Unsur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Terdapat enam unsur dasar dalam kemampuan berpikir, yaitu fokus

(focus), alasan (reason), kesimpulan (inference), situasi (situation), kejelasan

(clarity), dan tinjauan ulang (overview). Dari pendapat ini dapat dijelaskan bahwa

tahap-tahap dalam berpikir adalah sebagai berikut. (1) Fokus (focus). Langkah

awal adalah mengidentifikasi masalah dengan baik. Permasalahan yang menjadi

fokus bisa terdapat dalam kesimpulan sebuah argumen. (2) Alasan (reason).

Apakah alasan-alasan yang diberikan logis atau tidak untuk disimpulkan seperti

yang tercantum dalam fokus. (3) Kesimpulan (inference). Jika alasannya tepat,

apakah alasan itu cukup untuk sampai pada kesimpulan yang diberikan? (4)

Situasi (situation). Mencocokkan dengan situasi yang sebenarnya. (5) Kejelasan

(clarity). Harus ada kejelasan mengenai istilah-istilah yang dipakai dalam

argumen tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membuat kesimpulan.

(6) Tinjauan ulang (overview). Artinya kita perlu mengecek apa yang sudah

ditemukan, diputuskan, diperhatikan, dipelajari dan disimpulkan.

d. Taksonomi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi menurut Bloom

Taksonomi pembelajaran yang dikembangkan oleh Bloom menyatakan

bahwa kemampuan berpikir terdiri atas mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Level berpikir yang sesuai kemampuan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berpikir tingkat tinggi dilihat dari ranah kognitif taksonomi Bloom berada pada

level analisis, evaluasi dan mencipta (Longman, 2010).

1) Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi

bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara

setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori menganalisis ini meliputi

proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

2) Mengevaluasi

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan

kriteria dan standar. Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa

(keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik

(keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria eksternal).

3) Mencipta

Mencipta melibakan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah

keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuannya yaitu meminta siswa

membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi

suatu pola yang baru. Proses kognitif yang terlibat dalam mencipta umumnya

sejalan dengan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya. Proses mencipta

dimulai dengan tahap divergen yang di dalamnya siswa memikirkan berbagai

solusi ketika berusaha memahami tugas (merumuskan). Tahap selanjutnya adalah

berpikir konvergen, yang di dalamnya siswa merencanakan solusi dan

mengubahnya menjadi rencana aksi (merencanakan). Tahap terakhir ialah

melaksanakan rencana dengan mengkonstruksi solusi (memproduksi).

Pada standar kompetensi mata pelajaran biologi dinyatakan pula bahwa

pendidikan biologi diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam

sekitar. Berdasarkan hal itu, maka sebaiknya soal-soal biologi selain untuk

menguji daya ingat dan pemahaman dan penerapan harus juga dapat menguji

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

peserta didik sampai tingkat berpikir tinggi atau menguji proses analisis, evaluasi

dan mencipta. Soal-soal ini dapat dirancang dengan melihat kata kerja operasional

yang sesuai dengan masing-masing ranah kognitif (Dikmenli, 2009).

e. Pemberdayaan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Kemampuan berpikir merupakan proses keterampilan yang bisa

dilatihkan, artinya dengan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif akan

merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir. Oleh karena itu

maka guru diharapkan untuk mencari model pembelajaran yang dampaknya dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa (Hashemi, 2011).

Berpikir adalah salah satu proses aktif pribadi manusia yang

mengakibatkan ditemukannya suatu pengetahuan. Sebagai fasilitator dalam proses

mengajar, guru memiliki kemampuan mengajukan pertanyaan yang merangsang

siswa berpikir. Salah satu tujuan pendidik adalah menjadikan pemikir yang baik

bagi siswanya, serta membantu siswa memahami keterbatasannya. Pendidik dapat

melatih siswanya dengan cara menunjukkan cara berpikir melalui semua mata

pelajaran, memberikan contoh kasus-kasus cara berpikir yang baik, memberikan

masalah yang menuntut siswa dapat memanfaatkan proses-proses pemecahan

masalah dan menerapkan kemampuan siswa untuk mengambil keputusan

(Ornstein, 2007).

Higher level questions adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk

menyimpulkan, hipotesis, menganalisis, menerapkan, mensintesis, mengevaluasi,

membandingkan, dan menunjukkan jawaban tingkat tinggi. Untuk menjawab

diperlukan penalaran tingkat tinggi yaitu cara berpikir logis yang tinggi sangat

diperlukan siswa dalam proses pembelajaran di kelas khususnya dalam menjawab

pertanyaan, karena siswa perlu menggunakan pengetahuan, pemahaman, dan

keterampilan yang dimilikinya dan menghubungkannya ke dalam situasi baru

(Blackwell, 2007).

Melatih kemampuan berpikir juga diperlukan latihan-latihan intensif.

Latihan rutin yang dilakukan siswa akan berdampak pada efisiensi dan

otomatisasi keterampilan berpikir yang telah dimiliki oleh siswa. Proses

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pembelajaran di kelas, guru harus selalu menambahkan kemampuan berpikir yang

baru dan mengaplikasikannya dalam pelajaran sehingga jumlah atau macam

kemampuan berpikir siswa meningkat. Pelajaran yang diajarkan dengan cara

mengajak siswa untuk berpikir tingkat tinggi akan lebih cepat dimengerti oleh

siswa (Sherman, 2009). Pembelajaran yang berbasis hafalan menjadikan siswa

jarang dituntut untuk bertanya dan berpikir sehingga kemampuan berpikir kurang

terpacu. Berpikir dapat dipacu dengan mengajukan pertanyaan yang ditingkatkan

kompleksitasnya. Pembelajaran dalam kelompok kecil juga dapat membuat siswa

untuk lebih aktif dalam berpikir (Ramirez, 2008: 25), dengan memberikan materi

yang tepat, arahan yang benar dan suasana belajar yang kondusif, anak-anak dari

usia berapapun akan berkembang kemampuan berpikirnya.

3. Partisipasi

a. Pengertian Partisipasi

Keit Davis menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan

emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan

sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab

terhadap usaha yang bersangkutan (Sastroputro, 1989).

George Terry menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya

seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan-

sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan

dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung

jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002). Partisipasi siswa dalam

pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004).

Jadi partisipasi yang peneliti maksud adalah partisipasi siswa yang

merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran

yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa

sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung

jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya prestasi belajar yang

memuaskan.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Jenis-Jenis Partisipasi

Jenis-jenis partisipasi menurut Keit Davis adalah sebagai berikut.

1) Partisipasi berupa pikiran (psychological participation) merupakan jenis

keikutsertaan secara aktif dengan mengerahkan pikiran dalam suatu rangkaian

kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

2) Partisipasi yang berupa tenaga (physical participation) adalah partisipasi dari

individu atau kelompok dengan tenaga yang dimilikinya, melibatkan diri

dalam suatu aktivitas dengan maksud tertentu.

3) Partisipasi yang berupa tenaga dan pikiran (physical and psychological

participation). Partisipasi ini sifatnya lebih luas lagi di samping

mengikutsertakan aktivitas secara fisik dan non fisik secara bersamaan.

4) Partisipasi yang berupa keahlian (participation with skill) merupakan bentuk

partisipasi dari orang atau kelompok yang mempunyai keahlian khusus, yang

biasanya juga berlatar belakang pendidikan baik formal maupun non formal

yang menunjang keahliannya.

5) Partisipasi yang berupa barang (material participation), partisipasi dari orang

atau kelompok dengan memberikan barang yang dimilikinya untuk membantu

pelaksanaan kegiatan tersebut.

6) Partisipasi yang berupa uang (money participation), partisipasi ini hanya

memberikan sumbangan uang kepada kegiatan. Kemungkinan partisipasi ini

terjadi karena orang atau kelompok tidak bisa terjun langsung dari kegiatan

tersebut. Partisipasi yang berupa uang dan barang sifatnya tersamar, karena

dalam hal ini individu atau kelompok tidak kelihatan secara jelas beraktivitas

melainkan mengikutsertakan barang atau uangnya (Sastroputro, 1989).

c. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Partisipasi

Menurut Sudjana partisipasi siswa di dalam pembelajaran merupakan

salah satu bentuk keterlibatan mental dan emosional. Disamping itu, partisipasi

merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima faktor, antara

lain:

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1) Pengetahuan/kognitif, berupa pengetahuan tentang tema, fakta, aturan, dan

ketrampilan membuat translasi.

2) Kondisi situasional, seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial, psikososial

dan faktor-faktor sosial.

3) Kebiasaan sosial, seperti kebiasaan lingkungan.

4) Kebutuhan, meliputi kebutuhan approach (mendekatkan diri), avoid

(menghindari), kebutuhan individual.

5) Sikap, meliputi pandangan/perasaan, kesediaan berinteraksi sosial, minat dan

perhatian (Hayati, 2001).

d. Prasyarat Terjadinya Partisipasi

Berdasarkan pendapat Keit Davis dan Newstrom bahwa ada beberapa

prasayarat terjadinya partisipasi antara lain:

1) Waktu yang cukup untuk berpartisipasi. Harus ada waktu yang cukup untuk

berpartisipasi sebelum diperlukan tindakan, sehingga partisipasi hampir tidak

tepat apabila dalam situasi darurat.

2) Keuntungannya lebih besar dari kerugian. Kemungkinan mendapat

keuntungan seyogyanya lebih besar daripada kerugian yang diperoleh.

3) Relevan dengan kepentingan siswa. Bidang garapan partisipasi haruslah

relevan dan menarik bagi siswa.

4) Kemampuan siswa. Siswa hendaknya mempunyai pengetahuan seperti

kecerdasan dan pengetahuan untuk berpartisipasi.

5) Kemampuan berkomunikasi timbal balik. Para siswa haruslah mampu

berkomunikasi timbal balik untuk berbicara dengan bahasa yang benar dengan

orang lain.

6) Tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak. Masing-masing pihak

seharusnya tidak merasa bahwa posisinya terancam oleh partisipasi..

7) Masih dalam bidang keleluasan. Partisipasi untuk meneruskan arah tindakan

dalam pembelajaran yang hanya boleh berlangsung dalam bidang keleluasaan

belajar dengan batasan-batasan tertentu untuk menjaga kesatuan bagi

keseluruhan (Hayati, 2001).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

e. Indikator Partisipasi

Indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran, sebagaimana

dikemukakan oleh Knowles adalah sebagai berikut:

1) Adanya keterlibatan emosional dan mental siswa

2) Adanya kesediaan siswa untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan

3) Dalam kegiatan belajar terdapat hal yang sangat menguntungkan (Mulyasa,

2004).

Indikator keberhasilan penelitian didapat dari penjabaran aspek keaktifan

berkomunikasi yaitu penyampaian pikiran (Effendy, 1997) menjadi kata kerja

yang kemudian disusun menjadi indikator mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan, mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat (Munadi, 2008).

Dari berbagai pendapat para ahli diatas tentang pengertian partisipasi,

jenis-jenis partisipasi dan prasyarat terjadinya partisipasi, maka yang menjadi

indikator dalam penelitian ini yaitu siswa telah memberikan sumbangan berupa

pendapat, saran, tenaga, dan bertanggung jawab dalam pembelajaran serta siswa

mempunyai kemampuan bekomunikasi timbal balik.

f. Pemberdayaan Partisipasi dalam Pembelajaran

Pada hakikatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu

keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam pembelajaran.

Keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting dan menentukan

keberhasilan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar, siswa dituntut secara aktif

untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Karena dengan demikian siswalah

yang akan membuat suatu pembelajaran dikatakan sukses, efektif dan efesien.

Siswa yang aktif dalam pembelajaran akan terlihat pada baik dan buruknya

prestasi yang diperoleh.

Sudjana mengemukakan syarat kelas yang efektif adalah adanya

keterlibatan, tanggung jawab dan umpan balik dari siswa. Keterlibatan siswa

merupakan syarat pertama dalam kegiatan belajar di kelas. Untuk terjadinya

keterlibatan itu siswa harus memahami dan memiliki tujuan yang ingin dicapai

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

melalui kegiatan belajar atau pembelajaran. Keterlibatan itupun harus memiliki

arti penting sebagai bagian dari dirinya dan perlu diarahkan secara baik oleh

sumber belajar (Mulyasa, 2004).

Untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan berbagai

cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon siswa secara

positif, menggunakan pengalaman berstruktur, dan menggunakan model yang

bevariasi yang lebih melibatkan siswa. Siswa sebagai subjek sekaligus objek

dalam pembelajaran. Sebagai subjek siswa adalah individu yang melakukan

proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkaan

dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu, dari pihak

siswa diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Partisipasi subjek belajar dalam proses pembelajaran antara lain

dipengaruhi faktor kemampuan yang dimiliki hubungannya dengan materi yang

akan dipelajari.

g. Manfaat Partisipasi

Suryosubroto mengemukakan manfaat prinsipil dari partisipasi sebagai

berikut.

1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyak

sumbangan pikiran

2) Pengembangan potensi diri dan kreativitas

3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan

adanya perasaan diperlukan

4) Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk membangun

kepentingan bersama.

5) Mengembangkan potensi diri dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa

untuk bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajar yang dijalaninya.

Kesempatan untuk merespon meningkatkan siswa belajar dengan

melibatkan lebih banyak waktu dan mengurangi waktu yang terbuang (Blackwell,

2008: 11)

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

h. Hasil Penelitian yang Relevan

Setyarini (2009) dalam skripsinya menjelaskan bahwa model

pembelajaran Group Investigation mampu meningkatkan partisipasi siswa selama

proses belajar mengajar berlangsung. Sintak Group Investigation yang berupa

model pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk dapat bekerja secara

bersama-sama untuk mencapai keberhasilan secara berkelompok.

Yuliana (2011) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa model

pembelajaran Group Investigation berperan aktif dalam peningkatan pemahaman

dan keterampilan berpikir mahasiswa. Langkah investigasi di dalam sintak Group

Investigation mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri apa yang akan ia

pelajari, sejak penentuan subtopik hingga mempresentasikan hasil penemuan.

Guru hanya berperan sebagai fasilitator.

B. Kerangka Berpikir

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran biologi di kelas X-9

SMA Batik 1 Surakarta adalah rendahnya partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran dan kurang optimalnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Partisipasi siswa yang dimaksud adalah keaktifan berkomunikasi dalam

pembelajaran yang tampak dari kurangnya partisipasi siswa dalam bertanya,

menjawab pertanyaan, berpendapat dan menanggapi pendapat selama proses

pembelajaran berlangsung. Perkiraan yang menyebabkan permasalahan adalah

model dan sumber pembelajaran yang digunakan belum mampu melibatkan

keaktifan berkomunikasi siswa secara menyeluruh.

Terkait dengan permasalahan tersebut, perlu dilakukan inovasi yang

dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Salah satu cara yang ditempuh

adalah penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Group

Investigation. Group Investigation merupakan salah satu model dalam

pembelajaran kooperatif, dimana proses pembelajaran lebih menekankan pada

partisipasi siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pelaksanaan model ini

menambah keberanian dan kepercayaan diri siswa untuk berinteraksi dengan

lingkungannya sehingga dapat meningkatkan keaktifan berkomunikasi dalam

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pembelajaran biologi. Group Investigation merupakan model pembelajaran

kooperatif yang memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan

pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip belajar demokratis. Tipe

ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi,

dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya

sendiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama

sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih

mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa

yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya.

Penerapan Group Investigation diharapkan dapat meningkatkan

partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran biologi

pada pokok bahasan ekosistem siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta. Bagan

kerangka pemikiran divisualisasikan pada Gambar 2.1 sebagai berikut.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar. Skema Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Sintak Model Pembelajaran Group Investigation yang mampu meningkatkan aspek partisipasi & kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

- siswa bekerja secara berkelompok untuk memecahkan masalah & guru berperan sebagai sebagai fasilitator sehingga siswa akan ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran

- siswa terlibat secara langsung mulai dari pemilihan topik permasalahan hingga penyajian hasil diskusi sehingga akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam pengetahuan mereka

- dalam tahap investigasi, pembelajaran GI berbasis konstruktivisme sehingga dapat melatih siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut secara mandiri

Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation

Target Partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat ³75% dan kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa meningkat ³60%

Permasalahan: - partisipasi siswa kurang - pembelajaran terpusat pada

guru - kurangnya interaksi antar siswa

untuk memecahkan masalah secara bersama-sama

- kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi kurang

Hasil observasi: - Suasana kelas kurang hidup, pembelajaran masih terpusat pada guru - Tidak ada siswa yang bertanya saat guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya - Cara guru mengajar cukup kreatif yaitu dengan CD pembelajaran interaktif - Dari 38 siswa ketika mengerjakan tes mid semester gasal hanya 13.51% siswa yang

dapat menjawab soal berpikir tingkat tinggi dengan benar, 46.49% siswa menjawab kurang tepat dan 20% siswa tidak bisa menjawab pertanyaan. Bila dibandingkan dengan pertanyaan yang memiliki tingkat soal C1 hingga C3 didapatkan data 77% siswa dapat menjawab dengan benar dan 23% menjawab pertanyaan kurang tepat.

Akar permasalahan: - partisipasi siswa rendah - kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa kurang

Solusi: - Suatu model pembelajaran yang

mampu meningkatkan partisipasi siswa

- Suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dihubungkan dengan permasalahan yang

ada pada proses pembelajaran Biologi, maka dirumuskan hipotesis tindakan yaitu

penggunaan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan

partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9 SMA Batik I

Surakarta.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Batik I Surakarta kelas X-9 semester

genap tahun ajaran 2011/2012, yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi 445,

Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap meliputi tahap persiapan,

penelitian, dan penyelesaian dengan perincian sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan

tindakan, pengajuan judul, penyusunan proposal, penyusunan perangkat

pembelajaran berupa silabus, RPP, dan LKS materi ekosistem, penyusunan

instrumen penelitian berupa angket, tes, lembar observasi, pedoman wawancara,

dan seminar proposal. Perincian kegiatan penelitian seperti pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Rancangan Urutan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No Rencana Kegiatan Tahun 2011-2012

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

1 Persiapan

a. Observasi

b. Identifikasi Masalah

c. Penentuan Tindakan

d. Pengajuan Judul

e. Penyusunan Proposal

f. Penyusunan Instrumen

g. Seminar Proposal

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27 b. Tahap Penelitian

Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu

pengajuan izin penelitian, penerapan model, pengambilan data, dan analisis data.

Perincian tahap penelitian seperti yang tercantum pada Tabel 3.2.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi kegiatan pembuatan laporan. Perincian

tahap penyelesaian seperti yang tercantum pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Waktu Pelaksanaan Tahap Penelitian & Penyelesaian Kegiatan Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas X-9

SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 yang dikenal ramai di kelas saat

pembelajaran sehingga suasana kelas kurang kondusif untuk belajar.

C. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian penerapan model pembelajaran

Group Investigation berupa informasi mengenai partisipasi dan kemampuan

berpikir tingkat tinggi dari data hasil observasi, hasil tes kemampuan berpikir

tingkat tinggi, lembar observasi, angket dan wawancara dengan guru dan siswa.

No Rencana Kegiatan Tahun 2011-2012

Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 Pelaksanaan

a. Pengajuan Izin Penelitian

b. Penerapan Strategi

c. Pengambilan Data

d. Analisa Data

2 Penyusunan Laporan

Pembuatan Laporan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28 2. Sumber Data

Data penelitian penerapan model pembelajaran Group Investigation

dikumpulkan dari berbagai sumber sebagai berikut.

a. Informasi yang didapat dari guru dan siswa

b. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran

c. Dokumentasi atau arsip berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

D. Pengumpulan Data

Data pada penelitian penerapan model pembelajaran Group Investigation

dikumpulkan melalui tes, observasi, angket, dan wawancara.

1. Observasi

Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi pada topik

ekosistem. Observasi dilakukan terhadap siswa beserta proses pembelajaran yang

menyertainya. Kegiatan observasi dilakukan dalam rangka mengevaluasi

peningkatan partisipasi dengan dilakukannya tindakan pada setiap siklus serta

untuk mengetahui keterlaksanaan sintak model pembelajaran Group Investigation.

Observasi dilakukan oleh empat observer dan guru untuk menghindari adanya

subjektivitas. Rancangan instrumen yang digunakan berupa lembar observasi

tertulis. Pengisian dilakukan dengan cara memberi tanda check (√) pada pilihan

yang tepat.

Observasi terhadap siswa difokuskan pada partisipasi siswa yang

meliputi aspek siswa fokus terhadap materi pelajaran, sorot mata siswa tertuju

pada guru pada saat pelajaran berlangsung, siswa tidak melamun saat pelajaran

berlangsung, siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab

atau melakukan perintah, siswa berani mengajukan pendapat dan mengemukakan

permasalahannya, siswa berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan

kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, serta

kemandirian siswa dalam belajar.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29 2. Wawancara

Wawancara terhadap siswa dan guru meliputi aspek partisipasi siswa

dan untuk mendapatkan informasi balikan terhadap proses pembelajaran yang

telah dilakukan. Wawancara digunakan sebagai alat penelitian dalam penerapan

model pembelajaran Group Investigation dengan tujuan untuk memperbaiki data

penelitian yang diperoleh dari hasil observasi dan angket. Wawancara yang

dilakukan adalah wawancara bebas dan dilakukan secara informal kepada siswa

dan guru.

Wawancara dilakukan bersama guru atas dasar hasil pengamatan di kelas

maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Dalam kegiatan

wawancara, peneliti melakukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Meminta pendapat dari guru dan siswa mengenai pelaksanaan proses

pembelajaran di kelas yang meliputi kelebihan, kekurangan, dan hambatan

yang terjadi di kelas.

b. Mengungkapkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas.

c. Mendiskusikan hal-hal yang ditemukan selama observasi dengan guru,

kemudian secara bersama menyamakan persepsi, sehingga apabila ada

kekurangan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

3. Angket

Hasil informasi dari angket digunakan untuk mengevaluasi tindakan

yang dilakukan yaitu penerapan model pembelajaran Group Investigation

terhadap peningkatan partisipasi siswa. Angket yang diberikan untuk siswa

disusun berdasarkan indikator partisipasi. Jenis angket yang digunakan adalah

angket langsung dengan alternatif jawaban tersedia. Angket disusun dengan

terlebih dahulu membuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori.

Konsep alat ukur berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam

variabel dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak

dicapai, selanjutnya indikator digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-

item angket.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah

ditetapkan sebelumnya. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih

salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan untuk menjawab pertanyaan.

Kriteria penilaian item soal angket seperti pada Tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3 Skor Penilaian Angket

Skor untuk Aspek yang Dinilai Skor (+) ( - )

Sangat Setuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

4. Tes

Tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa pada materi ekosistem dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang mengacu pada setiap indikator pada aspek kemampuan berpikir tingkat

tinggi. Tes ini dilakukan secara individual kepada peserta didik dalam cakupan

dan ilmu pengetahuan yang ditentukan oleh pendidik untuk dijawab oleh siswa.

Bentuk tes adalah tes tertulis uraian. Tes ini akan digunakan sebagai data yang

menunjukkkan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

5. Catatan Anekdot

Catatan anekdot digunakan untuk mencatat hal-hal dalam kegiatan

pembelajaran yang tidak termuat di dalam instrumen penelitian dan bersifat

relevan terhadap permasalahan yang sedang diteliti.

E. Uji Validitas Data

Validitas data partisipasi menggunakan teknik triangulasi metode.

Validitas data kemampuan berpikir tingkat tinggi menggunakan validitas ahli.

Menurut Maleong (2007) triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Triangulasi dalam

penelitian ini adalah triangulasi sumber data, artinya dari data yang sama atau

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31 sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda. Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi

angket partisipasi siwa, lembar observasi partisipasi siswa yang ditunjukkan

melalui sikap dan peran serta siswa dalam kegiatan belajar, wawancara informal

dengan siswa dan guru mata pelajaran, serta lembar observasi keterlaksanaan

sintak model pembelajaran Group Investigation. Skema triangulasi penelitian

dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Skema Triangulasi Metode (Sutopo, 2002 : 81)

F. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

deskriptif kualitatif yang mengacu pada model analisis interaktif Miles dan

Huberman dalam Sutopo (2002: 91-96) yang dilakukan dalam tiga komponen

yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya

skema model analisis interaktif dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Analisis Miles dan Huberman (Sutopo, 2002: 91-96)

Reduksi data adalah proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan

dari data lapangan yang diperoleh dan berlangsung selama kegiatan pelaksaan

penelitian. Penyajian data merupakan pemaparan atas semua data yang telah

Angket

Observasi

Wawancara

Siswa Data

Pengumpulan Data

Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Reduksi Data

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32 diseleksi dan direduksi yang diringkas secara urut dan sistematis. Penarikan

kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan, dan

penggolongan data. Analisis lapangan data berupa catatan lapangan dari peneliti

disajikan dalam narasi informasi untuk mengadakan refleksi yang jelas.

G. Indikator Kerja Penelitian

Menurut Mulyasa (2006) pembelajaran dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa

terlibat aktif dalam pembelajaran. Pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila

target partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam

pembelajaran tercapai dilihat dari based line ketercapaian indikator hasil

observasi.

Indikator kerja penelitian yang telah ditetapkan diwujudkan dalam

beberapa kali kegiatan pembelajaran, setiap pembelajaran yang menyangkut topik

ekosistem dilakukan dalam beberapa siklus. Penggunaan model pembelajaran

Group Investigation berhenti jika target telah tercapai. Apabila target belum

tercapai, maka siklus akan berulang sampai target yang telah ditentukan dapat

tercapai. Akan tetapi apabila pada siklus pertama target yang telah ditentukan

telah tercapai maka siklus akan dihentikan. Indikator kerja kemampuan berpikir

tingkat tinggi ditunjukkan pada Tabel 3.4 dan indikator kerja partisipasi

ditunjukkan pada Tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.4 Indikator Kerja Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

No Indikator Soal Persentase Observasi

Rata-rata Persentase Observasi

Rata-rata Persentase

Target

Cara Mengukur

1. Menganalisis (C4)

32.15%

41,83%

65%

Pengolahan tes yang telah dikerjakan siswa setelah pemberian tindakan.

2. Mengevaluasi (C5)

53.65%

3. Mencipta (C6) 39.7%

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33 Tabel 3.5 Indikator Kerja Partisipasi Siswa

No Indikator Persentase Observasi

Rata-rata Persentase Observasi

Rata-rata Persentase

Target

Cara Mengukur

1. Fokus terhadap materi pelajaran

64%

35,5%

75%

Diamati saat pembelajaran dan dihitung dari jumlah siswa yang terlibat dalam pembelajaran, berinteraksi dengan guru, materi, dan siswa lain.

2. Sorot mata tertuju pada guru saat pelajaran berlangsung

69%

3. Tidak melamun saat pembelajaran berlangsung

47%

4. Selalu siap saat ditunjuk guru untuk menjawab atau melaksanakan perintah

45%

5. Berani mengajukan pendapat

25%

6. Berpartisipasi dalam persiapan, proses dan kelanjutan belajar

22%

7. Berusaha dan kreatif dalam pembelajaran

6%

8. Mandiri dalam belajar

6%

Nb: Angka menunjukkan persentase, Jumlah siswa 36.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas secara umum dilakukan dengan empat tahapan

(1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing),

(4) refleksi (reflecting) (Arikunto, Suhardjono & Supardi, 2008).

1. Tahap Perencanaan

Tahap-tahap yang ada dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

a. Penyusunan perangkat pembelajaran yang terdiri atas LKS materi ekosistem,

silabus siklus I, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34 b. Penyusunan instrumen penelitian yang terdiri dari angket, lembar observasi,

dan pedoman wawancara partisipasi untuk siswa dan guru, soal tes

kemampuan berpikir tingkat tinggi siklus I, lembar observasi keterlaksanaan

sintak model pembelajaran kooperatif tipe GI.

c. Praktik simulasi model pembelajaran Group Investigation di kelas untuk

mengetahui kekurangan apa yang terdapat selama proses pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

Penerapan model pembelajaran Group Investigation dilaksanakan pada

materi ekosistem. Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua

perencanaan yang telah dipersiapkan serta melalui kolaborasi dengan guru biologi

yang bersangkutan. Pelaksana dari tindakan adalah guru dan pengamat jalannya

tindakan dalam proses pembelajaran adalah peneliti.

3. Tahap Pengamatan dan Evaluasi

Tahap pengamatan dan evaluasi dilaksanakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan angket dan lembar observasi

serta dokumentasi kegiatan pembelajaran di kelas. Angket dan lembar observasi

meliputi angket dan lembar observasi partisipasi siswa, tes kemampuan berpikir

tingkat tinggi pada siklus I serta lembar observasi keterlaksanaan sintak model

pembelajaran Group Investigation.

4. Tahap Refleksi

Tahap ini meliputi kegiatan yang mengulas perubahan dan permasalahan

yang terjadi dalam proses pembelajaran meliputi partisipasi dan peningkatan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa serta keterlaksanaan model

pembelajaran Group Investigation pada siklus II.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Pengamatan dalam kegiatan pratindakan ini dilakukan pada tanggal 23

dan 25 April 2012 dengan materi Kingdom Animalia selama tiga jam pelajaran

(3x45 menit) sebanyak dua kali pertemuan. Kegiatan ini difokuskan pada

partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan menggunakan

instrumen berupa angket, lembar observasi, dan daftar pertanyaan untuk

wawancara. Cara pengambilan data dalam kegiatan pratindakan ini melalui

penyebaran angket partisipasi siswa, observasi langsung oleh tiga observer dengan

lembar observasi (LO) partisipasi siswa, wawancara kepada guru dan beberapa

siswa, serta dokumentasi proses pembelajaran menggunakan kamera.

Kondisi kegiatan pratindakan menunjukkan proses pembelajaran yang

diisi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Media yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran adalah slide power point yang menampilkan gambar-gambar

dan tulisan tentang materi Animalia. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

proses pembelajaran ini monoton dan masih berpusat pada guru. Guru lebih

banyak menerangkan materi dan siswa hanya mendengarkan. Proses sains untuk

memperoleh suatu konsep tidak dilakukan oleh siswa. Siswa banyak yang tidak

memperhatikan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran kurang.

Hasil dari beberapa cara pengambilan data yang telah dilakukan dalam

kegiatan pratindakan ini dijabarkan lebih sebagai berikut.

1. Hasil Observasi Partisipasi Siswa

Observasi dilakukan oleh tiga orang observer menggunakan lembar

observasi yang meliputi aspek partisipasi siswa. Sebelum observasi dilakukan,

peneliti bersama semua observer melakukan penyamaan persepsi mengenai

indikator dalam aspek partisipasi siswa agar hasil pengamatan relatif sama. Siswa

di kelas X-9 berjumlah 36 orang yang pada saat pengamatan kegiatan pratindakan,

tidak ada siswa yang absen. Setiap observer mengawasi sekitar 10-15 siswa.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Instrumen untuk mengobservasi partisipasi siswa di kelas X-9 adalah

berupa lembar observasi (LO) berisikan pernyataan “ya” dan “tidak” yang

pengisiannya didasarkan pada rubrik ketercapaian indikator aspek partisipasi

siswa. Pernyataan diberi tanda check (Ö) pada interval yang menunjukkan bahwa

indikator yang dimaksud tercapai (teramati dan dilakukan oleh siswa). Setiap

indikator dijelaskan secara rinci mengenai indikator ketercapaiannya sehingga

memudahkan observer dalam mengisi lembar observasi (LO) tersebut. Hasil dari

pengisian lembar observasi (LO) ini selanjutnya dihitung persentasenya dengan

program Ms. Excel. Hasil observasi berdasarkan lembar observasi (LO) secara

lebih rinci adalah sebagai berikut.

Hasil persentase untuk setiap indikator dan rata-rata seluruh indikator

dalam partisipasi siswa disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa Prasiklus

No Indikator Partisipasi Siswa Persentase Prasiklus (%)

1 Siswa fokus terhadap materi pelajaran 94,44

2 Sorot mata siswa tertuju pada guru pada saat pelajaran berlangsung 97,22

3 Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung 25,00

4 Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab atau melakukan perintah.

27,80

5 Keberanian mengajukan pendapat dan mengemukakan permasalahannya

63,89

6 Berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. 69,40

7 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran 0,00

8 Kemandirian siswa dalam belajar 8,33

Rata-rata 48,26

2. Hasil Angket Partisipasi Siswa

Angket digunakan sebagai instrumen yang hasil pengisiannya dilakukan

oleh siswa yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi awal partisipasi

siswa. Angket diberikan pada seluruh siswa kelas X-9 sebanyak 36 siswa. Angket

ini terdiri dari 38 butir pertanyaan mengenai partisipasi siswa. Pembagian dan

pengisian angket ini dilakukan di akhir kegiatan pratindakan. Setiap siswa

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

mengisi angket secara mandiri dengan memberikan tanda checklist (Ö) pada setiap

interval yang dikehendakinya, dengan hasil berupa persentase tiap indikator dan

rata-ratanya sebagai berikut. Hasil dari pengisian angket ini selanjutnya dihitung

persentasenya baik tiap indikator maupun keseluruhannya dengan program Ms.

Excel.

Hasil persentase untuk setiap indikator dan rata-rata seluruh indikator

dalam partisipasi siswa disajikan dalam Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Persentase Hasil Angket Partisipasi Siswa Prasiklus

No Indikator Partisipasi Siswa Persentase Prasiklus (%)

1 Siswa fokus terhadap materi pelajaran 69,97

2 Sorot mata siswa tertuju pada guru pada saat pelajaran berlangsung 62,50

3 Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung 63,89

4 Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab atau melakukan perintah.

67,82

5 Keberanian mengajukan pendapat dan mengemukakan permasalahannya

65,97

6 Berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. 61,81

7 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran 66,78

8 Kemandirian siswa dalam belajar 64,58

Rata-rata 65,42

3. Hasil Wawancara Partisipasi Siswa

Wawancara dilakukan kepada guru biologi yang mengajar dan beberapa

siswa yang hasilnya digunakan sebagai data pendukung dari data observasi,

angket dan dokumentasi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka.

Wawancara kepada guru dan siswa dilakukan di luar jam pelajaran setelah

kegiatan pengamatan pratindakan selesai dilakukan. Siswa yang diwawancarai

sejumlah tiga orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi, diperoleh

informasi bahwa siswa kelas X-9 sering ramai dan banyak yang tidak

memperhatikan saat guru menerangkan. Saat diberi pertanyaan, siswa diam dan

tidak ada yang berani bertanya. Setelah ditunjuk guru baru siswa mau menjawab

pertanyaan. Begitu pula pada saat guru mempersilakan siswa untuk bertanya,

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Sebenarnya guru juga ingin

menerapkan metode atau model-model pembelajaran yang menyenangkan bagi

siswa, tetapi kendala terbesarnya adalah kurangnya waktu dan siswa yang cukup

sulit diatur. Diakui guru bahwa interaksi antarsiswa yang terjadi selama

pembelajaran masih kurang, siswa kurang dapat menjawab pertanyaan untuk tipe

soal yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran.

Berdasar hasil wawancara dengan guru, guru menginginkan adanya peningkatan

dalam partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil wawancara

partisipasi siswa dengan guru terlampir pada Lampiran 3.1.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang siswa, diperoleh

informasi bahwa siswa masih beranggapan bahwa biologi itu adalah materi yang

sulit dan banyak hafalan sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik dalam

pembelajaran biologi. Siswa lebih senang apabila dalam pembelajaran banyak

diadakan permainan-permainan dan juga pengamatan langsung sehingga pelajaran

tidak membosankan dan hanya membahas teori-teori dari buku. Tugas yang

diberikan juga jangan terlalu banyak karena semakin banyak tugas yang

diberikan, siswa akan semakin malas mengerjakannya. Siswa juga merasa sulit

mengerjakan soal-soal sendiri sehingga merasa perlu adanya kelompok-kelompok

belajar agar dapat saling bertanya pada teman yang lebih pandai.

Guru biologi yang selama ini mengajar, menurut siswa sudah cukup

menyenangkan dan selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan seperti

menjawab pertanyaan siswa, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendidik

dan berusaha untuk mengenal siswa lebih dekat. Guru perlu untuk melakukan

variasi dalam pembelajaran agar belajar biologi menjadi lebih menyenangkan.

Hasil wawancara dengan siswa mendukung data sebelumnya bahwa partisipasi

siswa dalam pembelajaran biologi masih rendah dan kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa yang masih kurang. Hasil wawancara dengan siswa terlampir pada

Lampiran 3.8

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

4. Dokumentasi

Dokumentasi berupa video rekaman dan foto-foto selama proses

pembelajaran yang menunjukkan hasil bahwa pembelajaran selama tiga jam

pelajaran (3x45 menit) sebanyak dua kali pertemuan menunjukkan proses

pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam

kegiatan pembelajaran, siswa bagian depan dan tengah saja yang terlihat fokus

dan terus memperhatikan penjelasan guru, sedangkan siswa yang duduk di bagian

belakang lebih banyak ramai dan tidak memperhatikan. Data berupa dokumentasi

digunakan sebagai data tambahan untuk mendukung data hasil observasi, angket,

dan wawancara serta merupakan bukti bahwa peneliti telah melakukan kegiatan

pengamatan pratindakan (prasiklus). Hasil dokumentasi pratindakan terlampir

pada Lampiran 4.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus 1

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 meliputi perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi. Berikut adalah penjabaran dari pelaksanaan siklus 1.

a. Perencanaan Tindakan

Dalam penyusunan perencanaan tindakan, peneliti berkolaborasi

bersama guru dan dosen pembimbing untuk menetapkan tindakan yang akan

diberikan kepada siswa. Perencanaan tindakan meliputi beberapa hal mulai dari

merancang instrumen penelitian yang terdiri dari angket, lembar observasi dan

daftar pertanyaan wawancara partisipasi siswa, silabus dan RPP, media berupa

video dan gambar slide sampai dengan penyediaan alat dan bahan yang

diperlukan selama kegiatan berlangsung, serta soal kemampuan berpikir tingkat

tinggi yang akan diberikan pada siswa.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan sebanyak dua kali pertemuan

selama tiga jam pelajaran (3x45 menit) pada 30 April – 2 Mei 2012 di kelas X-9

pada submateri komponen-komponen ekosistem, tipe-tipe ekosistem, interaksi

dalam ekosistem, dan suksesi. Guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Deskripsi

tindakan pada siklus 1 dijabarkan sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Senin, 30 April 2012 pada jam

ke-4 selama satu jam pelajaran (45 menit). Guru mengawali pembelajaran dengan

salam, memberikan motivasi, dan apersepsi. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan umum tentang mekanisme pembelajaran yang akan diikuti siswa yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Sintaks pembelajaran

keseluruhan yang direncanakan dalam siklus ini adalah sebagai berikut:

a) Pemberikan apersepsi, mengajak siswa melakukan brain storming, dan

memberikan konsep dasar mengenai materi ekosistem.

b) Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu masalah ekosistem yang

digambarkan lebih dahulu oleh guru.

c) Pengelompokkan siswa secara heterogen (kemampuannya), dimana setiap

kelompok terdiri dari 6 orang dan menjelaskan aturannya.

d) Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus tugas,

dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang

telah dipilih.

e) Pembagian LKS yang harus dikerjakan dan diselesaikan dalam kelompok.

f) Pengamatan langsung terhadap contoh ekosistem yang ada di sekitar sekolah

(kebun, taman, selokan, dll) oleh tiap kelompok.

g) Guru meminta siswa berdiskusi mencari jawaban atas permasalahan yang ada

tidak hanya dengan kelompoknya tetapi juga dengan kelompok lain dengan

tema sejenis.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

h) Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan

memberikan bantuan jika diperlukan.

i) Presentasi hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lain memberikan

tanggapan.

j) Review hasil diskusi siswa dan menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-

sama.

Sintaks pembelajaran tidak bisa diselesaikan pada pertemuan pertama

karena terbatas oleh waktu. Sintaks pada pertemuan pertama ini sampai pada

siswa berdiskusi mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Sintaks yang

belum terlaksana akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu, 2 Mei 2012 pada jam ke-3

dan 4 selama dua jam pelajaran (90 menit). Guru mengawali pembelajaran dengan

salam dan memberikan motivasi, kemudian guru mengingatkan siswa pada materi

pertemuan sebelumnya. Sintaks pembelajaran yang dilaksanakan guru pada

pertemuan kedua adalah sebagai berikut:

a) Guru meminta siswa untuk melanjutkan diskusi mencari jawaban atas

permasalahan yang ada tidak hanya dengan kelompoknya tetapi juga dengan

kelompok lain dengan tema sejenis.

b) Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan

memberikan bantuan jika diperlukan.

c) Presentasi hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lain memberikan

tanggapan.

d) Review hasil diskusi siswa dan menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-

sama.

Sintaks yang direncanakan dilakukan dengan cukup baik oleh guru dan

selesai pada pertemuan kedua. Setelah sintaks selesai, guru memberikan soal tes

kemampuan berpikir tingkat tinggi siklus 1 dan dilanjutkan dengan mengisi

angket partisipasi siswa.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c. Observasi dan Evaluasi

Tahap observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

Tahap ini meliputi pengisian lembar observasi oleh observer, pengisian angket

oleh semua siswa kelas X-9, dokumentasi kegiatan pembelajaran (log book dan

rekaman video), post test, dan wawancara siswa. Observasi dilakukan oleh tiga

orang observer dengan menggunakan lembar observasi partisipasi siswa,

keterlaksanaan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

oleh guru dan siswa, lembar observasi ranah afektif dan psikomotorik sebagai data

pendukung. Angket diberikan setelah proses pembelajaran siklus 1 berakhir. Hasil

pengambilan data pada siklus 1 secara detail sebagai berikut:

1) Hasil Observasi Partisipasi Siswa

Pengamatan terhadap partisipasi siswa berdasarkan delapan indikator

yang muncul dan dapat diamati oleh observer pada saat pembelajaran. Seorang

observer mengamati 2-3 kelompok yang terdiri dari 10-15 siswa. Lembar

observasi berisikan pernyataan “ya” dan “tidak” yang pengisiannya didasarkan

pada rubrik ketercapaian indikator aspek partisipasi siswa. Pernyataan diberi tanda

check (Ö) pada intervsl yang menunjukkan bahwa indikator yang dimaksud

tercapai (teramati dan dilakukan oleh siswa). Hasil persentase capaian tiap

indikator partisipasi siswa pada siklus 1 disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3. Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus 1

No Indikator Partisipasi Siswa Persentase Siklus 1 (%)

1 Siswa fokus terhadap materi pelajaran 86,11

2 Sorot mata siswa tertuju pada guru pada saat pelajaran berlangsung 88,89

3 Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung 94,44

4 Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab atau melakukan perintah.

75,00

5 Keberanian mengajukan pendapat dan mengemukakan permasalahannya

77,78

6 Berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. 86,10

7 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran 36,11

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

No Indikator Partisipasi Siswa Persentase Siklus 1 (%)

8 Kemandirian siswa dalam belajar 33,30

Rata-rata 72,22

Berdasarkan Tabel 4.3 rata-rata capaian indikator partisipasi siswa untuk

lembar observasi siklus 1 sebesar 72,22% dengan besar persentase tiap indikator

antara 33,3%-94,44%. Apabila dibandingkan dengan hasil prasiklus, hasil siklus 1

ini meningkat sebesar 23,96%.

Peningkatan persentase hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa

partisipasi siswa di kelas X-9 lebih meningkat dibandingkan dengan kondisi

prasiklus. Semua indikator muncul dan dapat diamati oleh observer saat

pemberian tindakan berlangsung. Indikator terendah ada pada kemandirian siswa

dalam belajar. Berdasarkan pengamatan, indikator tersebut cukup sulit diamati

karena tidak begitu tampak. Kemandirian siswa ditunjukkan dengan siswa

berlatih soal-soal materi tanpa menunggu disuruh oleh guru dan mengerjakan

tugas dari guru dengan senang, bukan karena rasa takut pada guru. Untuk

mengetahui apakah indikator tersebut muncul pada siswa dalam tindakan siklus 1

ini, peneliti menggunakan data lain yaitu melalui angket dan wawancara.

Sementara itu, indikator tertinggi ada pada siswa tidak melamun saat pelajaran

berlangsung. Berdasar pengamatan, indikator ini muncul dan mudah terlihat oleh

observer. Guru terlihat sudah membantu dan membimbing siswa dalam

pembelajaran misalnya dengan menjawab pertanyaan dari siswa.

Indikator lain yaitu sorot mata siswa tertuju pada guru pada saat

pelajaran berlangsung menunjukan persentase yang baik. Indikator tersebut

mudah diamati oleh observer. Secara umum siswa tampak lebih bersemangat dan

terlibat dalam pembelajaran dibandingkan dengan prasiklus.

2) Hasil Angket Partisipasi Siswa

Pengambilan data melalui angket ini dilakukan di akhir siklus 1 dan

berguna untuk mengatahui partisipasi siswa X-9 dari sudut pandang siswa.

Angket partisipasi siswa berisi 38 butir item yang berhubungan dengan partisipasi

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

yang terbagi menjadi delapan indikator yaitu siswa fokus terhadap materi

pelajaran, sorot mata siswa tertuju pada guru pada saat pelajaran berlangsung,

siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung, siswa selalu siap (tidak terkejut)

saat ditunjuk guru untuk menjawab atau melakukan perintah, keberanian

mengajukan pendapat dan mengemukakan permasalahannya, berpartisipasi dalam

kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa

dalam pembelajaran, kemandirian siswa dalam belajar. Berdasarkan angket yang

telah diisi siswa, besar persentase tiap indikator dalam aspek partisipasi kelas

tertera dalam Tabel 4.4

.

Tabel 4.4. Persentase Hasil Angket Partisipasi Siswa Siklus 1

No Indikator Partisipasi Siswa Persentase Siklus 1 (%)

1 Siswa fokus terhadap materi pelajaran 78,82

2 Sorot mata siswa tertuju pada guru pada saat pelajaran berlangsung 80,56

3 Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung 80,56

4 Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab atau melakukan perintah.

71,64

5 Keberanian mengajukan pendapat dan mengemukakan permasalahannya

67,01

6 Berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. 64,24

7 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran 65,16

8 Kemandirian siswa dalam belajar 63,89

Rata-rata 71,48

Berdasarkan Tabel 4.4 rata-rata capaian indikator partisipasi siswa untuk

angket siklus I adalah 71,48% dengan nilai indikator partisipasi siswa berkisar

antara 63,89%-80,56%. Hasil tersebut mengalami kenaikan dari nilai prasiklus

sebesar 6,06%, menunjukkan bahwa berdasarkan hasil angket siswa, partisipasi

siswa X-9 meningkat menjadi 71,48% dari kondisi sebelum tindakan. Dilihat dari

peningkatan tiap indikator partisipasi siswa, siklus 1 dengan model pembelajaran

Group Investigation ini dapat meningkatkan ke delapan indikator partisipasi siswa

di kelas X-9.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Indikator tertinggi sebesar 80,56% ada pada sorot mata siswa tertuju

pada guru dan siswa tidak melamun pada saat pelajaran berlangsung dengan

materi ekosistem. Ini menunjukkan bahwa siswa senang terlibat aktif dalam

pembelajaran. Sedangkan indikator terendah ada pada kemandirian siswa dalam

belajar yaitu sebesar 63,89%. Berdasar hasil pengamatan, siswa masih belum

terlalu mengerti aturan pembelajaran dengan model pembelajaran Group

Investigation sehingga siswa masih menunggu perintah dari guru untuk

mengerjakan tugas yang diberikan dan belum dapat belajar secara mandiri dengan

maksimal. Data dari angket partisipasi siswa ini akan didukung dengan hasil

wawancara beberapa siswa terhadap penerapan model pembelajaran Group

Investigation.

3) Hasil Wawancara

Wawancara merupakan cara pengambilan data dengan menanyakan

narasumber secara langsung. Wawancara ini dilakukan di luar jam pelajaran.

Wawancara dilakukan pada kepada dua narasumber yaitu siswa dan guru. Data

wawancara ini akan menggambarkan secara umum pendapat guru dan siswa

mengenai partisipasi siswa, dan penerapan model pembelajaran Group

Investigation. Data ini akan digunakan sebagai data pendukung untuk

menunjukkan peningkatan yang terjadi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang siswa, diperoleh

informasi bahwa siswa menyukai pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran Group Investigation. ini. Menurut mereka, pembelajaran seperti ini

menyenangkan, tidak membuat siswa mengantuk, lebih meningkatkan hubungan

antar siswa melalui pembelajaran kolaboratif. Materi ekosistem yang dipelajari

terasa lebih mudah karena siswa langsung mengamati ekosistem yang ada di

sekitar. Media yang digunakan juga menarik dan memudahkan siswa dalam

mencerna materi. Menurut siswa kekurangan pembelajaran seperti ini adalah

siswa menjadi kurang terkendali di kelas, ada juga anggota kelompoknya yang

belum sadar akan tanggung jawabnya. Selain itu waktu diskusi ataupun presentasi

yang disediakan masih kurang sehingga terasa terburu-buru dan tidak maksimal

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Hasil wawancara dengan siswa

terlampir pada Lampiran 3.9.

Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa pembelajaran seperti

ini mendapat respon yang cukup baik dari siswa. Kelas tampak lebih hidup dan

tidak ada yang mengantuk karena secara umum semua siswa tampak bekerja

walaupun masih ada sebagian yang mengerjakan hal lain. Pembelajaran seperti ini

membuat interaksi siswa lebih tampak melalui diskusi-diskusi kelompok dan

ketertarikan atau minat siswa dalam pembelajaran juga cukup baik yang tampak

dari lebih banyaknya siswa yang berani berpendapat dan tidak mengantuk karena

media pembelajaran yang menarik. Kekurangan yang dirasakan guru dalam

pembelajaran seperti ini antara lain masih sulitnya guru mengontrol tiap siswa

ataupun kelompok, waktu yang sangat terbatas sehingga kinerja guru atau siswa

tampak belum maksimal, dan tingkat kepahaman siswa pada materi ekosistem

yang masih belum maksimal sehingga guru harus mengulang materi lagi sebelum

post test.

4) Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang diukur dari ranah

kognitif dikelas X-9 dibagi menjadi 3 indikator tipe soal yaitu C4 (menganalisis),

C5 (mengevaluasi) dan C6 (mencipta). Besarnya aspek kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa di kelas X-9 ini diketahui melalui pengambilan data berupa

tes. Tes digunakan sebagai instrumen yang hasil pengisiannya yang dilakukan

oleh siswa dapat digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa. Tes diberikan pada seluruh siswa kelas X-9 sebanyak 36

siswa. Setiap siswa menjawab tes secara mandiri dengan memberikan jawaban

pada tiap soal yang diberikan. Hasil dari pengisian tes ini selanjutnya dihitung

persentasenya baik tiap indikator maupun keseluruhannya dengan program Ms.

Excel.

Pengambilan data melalui tes ini dilakukan di akhir siklus 1 dan berguna

untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9 dari sudut

pandang siswa dan peningkatannya dibanding dengan hasil observasi sebelum

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

siswa diberikan tindakan berupa model pembelajaran kooperatif GI. Tes

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa ini berisi 6 butir item soal yang tersusun

atas indikator tipe soal menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Berdasarkan tes yang telah dikerjakan oleh siswa, besar persentase tiap indikator

dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa tertera dalam Tabel 4.5 berikut

ini.

Tabel 4.5 Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi Siswa Siklus 1

No Indikator Tipe Soal Persentase (%) 1 Menganalisis (C4) 66,20 2 Mengevaluasi (C5) 52,43 3 Mencipta (C6) 43,52

Rata-Rata 54,05

Berdasarkan Tabel 4.5 rata-rata capaian indikator kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa untuk angket siklus 1 adalah 54,05% dengan nilai indikator

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berkisar antara 43,52%-66,20%. Hasil

ini masih dibawah target penelitian sebesar 60%. Hal ini menunjukan bahwa

berdasarkan hasil tes, kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9 pada

siklus 1 masih kurang dan perlu ditingkatkan.

Indikator tertinggi ada pada tipe soal menganalisis (C4) yaitu sebesar

66,20%. Kemampuan siswa untuk menganalisis soal yang diberikan masih belum

optimal. Sedangkan indikator terendah ada pada tipe soal mencipta (C6) yaitu

sebesar 43,52%.

Perolehan data peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

tersebut menunjukan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas X-9

masih kurang dan perlu dioptimalkan. Besarnya persentase peningkatan belum

mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 65%. Berdasarkan hasil ini, dapat

disimpulkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9 perlu

dioptimalkan pada siklus 2.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

5) Data Pendukung

a) Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks

Lembar observasi (LO) keterlaksanaan sintaks Group Investigation ini

terdiri dari LO keterlaksanaan sintaks oleh guru dan siswa. Berdasarkan hasil

pengamatan tiga observer, guru cukup lancar melaksanakan sintaks ini. Guru

sudah melaksanakan sintaks secara urut. Pada pertemuan pertama (Senin, 30 April

2012), guru kurang maksimal dalam memberikan penjelasan dan pengarahan

mengenai pembelajaran yang akan dilakukan, akibatnya pada saat kegiatan

kegiatan pembelajaran ekosistem masih ada banyak siswa yang masih bertanya

tentang apa yang harus dilakukan.

Pada pertemuan kedua, guru melakukan langkah pembelajaran lebih baik

namun kurang maksimal dalam membimbing jalannya diskusi tiap kelompok

yang terlihat dari banyaknya siswa yang mengobrol dengan kelompoknya.

Keterlaksanaan sintaks oleh siswa tampak belum maksimal, seperti beberapa

siswa yang mengobrol dan bermain laptop saat berdiskusi, hanya sedikit siswa

yang bertanya saat kelompok lain presentasi, tidak semua kelompok melakukan

presentasi karena keterbatasan waktu dan suasana kelas yang kurang terkendali.

Hasil observasi keterlaksanaan sintak model pembelajaran Group Investigation

terlampir pada Lampiran 3.11.

b) Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan sebagai data pendukung untuk mengetahui

peningkatan partisipasi siswa di kelas X-9. Dokumentasi pada siklus 1 ini adalah

dengan catatan lapangan dalam bentuk log book yang ditulis oleh peneliti selama

proses pembelajaran berlangsung. Secara umum hasil catatan ini berisi kejadian-

kejadian penting yang dilakukan oleh guru dan siswa. Hasil analisis menunjukkan

bahwa partisipasi siswa lebih meningkat untuk belajar dibandingkan dengan

kondisi prasiklus. Sementara aspek partisipasi siswa yang tampak dalam

pembelajaran menunjukan peningkatan daripada kondisi prasiklus. Hasil

dokumentasi siklus 1 terlampir pada Lampiran 4.1.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c) Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi afektif dan psikomotorik digunakan sebagai data

pendukung penelitian dan nantinya akan diberikan pada guru dan sekolah untuk

keperluan penilaian. Hasil ranah kognitif (terlampir) berupa nilai LKS dan post tes

dengan nilai rata-rata kelas sebesar 73,06. Nilai terendah sebesar 52,50 dan nilai

tertinggi sebesar 100. Batas tuntas ranah kognitif untuk pelajaran biologi ini

sebesar 75. Tabel 4.6 ini menunjukkan ketuntasan siswa pada siklus 1.

Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Kriteria Frekuensi Persentase(%) Tuntas 15 41,67 Belum tuntas 21 58,33

Jumlah 36 100

Hasil di atas menunjukkan bahwa lebih dari 50% siswa yang belum

tuntas karena nilainya masih kurang dari 75. Hal ini disebabkan oleh kurang

terbiasanya siswa dengan soal yang memiliki tipe kemampuan berpikir tingkat

tinggi.

Data nilai dari ranah psikomotorik dan afektif diperoleh melalui

observasi pada kelompok-kelompok selama pelajaran berlangsung. Nilai ranah

psikomotorik dalam bentuk abjad menunjukkan bahwa seluruh siswa mendapat A.

nilai psikomotorik terlampir pada Lampiran. Sedangkan ranah afektif yang terdiri

dari 5 indikator dijabarkan dalam Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Persentase Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa

No Indikator Ranah Afektif Persentase (%) 1 Tanggung jawab 88,89 2 Teliti 75,70 3 Disiplin 75,70 4 Berani 85,42 5 Bekerjasama 98,61 6 Menghargai pendapat 88,89

Rata-Rata 85,53

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa ranah afektif siswa cukup

baik namun belum maksimal sesuai yang diharapkan terutama dalam teliti dan

disiplin dalam pembelajaran. Bila dikonversikan ke dalam huruf, sebanyak 20

siswa mendapat nilai A dan 16 siswa mendapat B.

d. Analisis dan Refleksi

Analisis dan refleksi diperlukan guna perbaikan untuk siklus selanjutnya.

Tahap ini meliputi kegiatan yang mengulas perubahan dan permasalahan yang

terjadi dalam proses pembelajaran yang meliputi partisipasi dan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa saat pelaksanaan proses pembelajaran siklus 1. Hasil

dari analisis dan refleksi ini akan digunakan sebagai bahan perencanaan pada

siklus 2.

Hasil yang dicapai pada pelaksanaan tindakan siklus 1 secara umum

belum mencapai target yang ditentukan peneliti sebelumnya yaitu peningkatan

menjadi 75% untuk aspek partisipasi siswa dan 65% untuk kemampuan berpikir

tingkat tinggi, sehingga peneliti ingin lebih memaksimalkan proses pembelajaran

dan diperlukan perbaikan. Berdasarkan hasil ini, maka dapat diperoleh hasil

refleksi sebagai berikut.

1) Partisipasi siswa telah menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan

dengan prasiklus. Target masih belum tercapai sehingga peneliti masih ingin

memaksimalkan partisipasi siswa di kelas X-9 agar target penelitian dapat

tercapai dan hasilnya lebih maksimal. Hal ini karena masih ada beberapa

siswa yang belum terlibat dalam pembelajaran, seperti membuat gaduh dengan

bermain sendiri, kurang tertib mengikuti prosedur pembelajaran, mengobrol

dengan kelompoknya, siswa juga kurang mandiri dalam mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru. Beberapa indikator dari partisipasi siswa juga masih

rendah di bawah target sehingga perlu ditingkatkan pada siklus selanjutnya.

2) Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa belum maksimal, terutama dari hasil

tes yang belum memenuhi target yang ditetapkan. Ada beberapa hambatan

dalam pembelajaran yang harus diperbaiki peneliti agar tidak terjadi di siklus

berikutnya, misalnya penjelasan dari guru tentang apa yang harus

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dilaksanakan siswa pada model pembelajaran Group Investigation, alokasi

pelaksanaan diskusi dan presentasi yang masih kurang sehingga ada kelompok

yang belum sempat presentasi. Siklus berikutnya diharapkan hambatan ini

tidak terjadi lagi.

3) Keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Group Investigation di kelas

X-9 pada siklus 1 ini belum berjalan sesuai sintaks yang ada. Hal ini terlihat

pada saat observasi dimana guru masih kurang lancar dalam menerapkan

pembelajaran ini yang tampak dari adanya langkah pembelajaran yang masih

terlewat dan belum dilakukan guru. Pada siklus selanjutnya, dengan

koordinasi yang lebih baik lagi antara guru dan peneliti diharapkan kendala ini

dapat diperbaiki. Sedangkan keterlaksaan pada siswa pun tampak belum

maksimal. Berdasarkan hasil wawancara, siswa merasa waktu yang diberikan

kurang sehingga mereka kurang maksimal dan terburu-buru dalam berdiskusi,

presentasi dan mengerjakan tugas. Pada siklus berikutnya, dengan bimbingan

dari guru yang lebih baik lagi, diharapkan masalah ini dapat teratasi.

2. Siklus 2

Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini meliputi perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi seperti halnya pada siklus 1. Pelaksanaan

siklus 2 ini adalah perbaikan berdasar refleksi dari siklus 1. Berikut ini adalah

penjabaran dari pelaksanaan siklus 2.

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti menemukan adanya kelemahan, masalah, dan hambatan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1. Pada siklus 2 diharapkan pembelajaran

berlangsung lebih baik dan menunjukkan peningkatan maksimal. Oleh karena itu,

peneliti dan guru melakukan langkah-langkah perbaikan, antara lain sebagai

berikut.

1) Hasil refleksi siklus 1 menunjukkan bahwa guru belum optimal dalam

melaksanakan sintaks pembelajaran sesuai apa yang ada dalam RPP. Sebagai

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

tindak lanjutnya, peneliti berdiskusi dengan guru untuk membuat perencanaan

tindakan bersama dan memperbaiki kekurangan pada siklus sebelumnya.

2) Hasil refleksi siklus 1 menunjukkan bahwa guru masih belum mampu

mengelola atau mengatur waktu pembelajaran sehingga dalam hal ini guru

terkesan kurang tegas terhadap siswa. Sebagai tindak lanjutnya, guru harus

lebih bersikap tegas dan menerapkan peraturan-peraturan saat sesi diskusi

untuk memecahkan masalah, sehingga siswa dapat disiplin dalam

pembelajaran.

3) Hasil refleksi siklus 1 menunjukkan bahwa partisipasi dan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa masih belum mencapai target yang ditentukan.

Sebagai tindak lanjutnya, guru harus lebih memotivasi siswa agar keinginan

siswa untuk mempelajari materi ekosistem ini lebih besar melalui

pembelajaran yang diterapkan dan media yang digunakan sehingga dapat

memaksimalkan hasil dari siklus 2.

4) Hasil refleksi siklus 1 menunjukkan bahwa siswa belum mampu mengikuti

prosedur pembelajaran dengan baik. Banyak siswa yang bingung dan belum

memahami apa yang harus dilakukannya. Sebagai tindak lanjutnya, guru

memperjelas prosedur-prosedur pembelajaran yang harus dilakukan dan

meminta siswa untuk melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum

melakukan prosedur kegiatan pembelajaran. Peneliti turut serta memberikan

pelatihan dan training kepada guru maupun siswa untuk menjelaskan

prosedur-prosedur pembelajaran yang benar sesuai sintaksnya.

5) Hasil refleksi siklus 1 menunjukkan bahwa masih ada siswa yang kurang

tertib dan bertanggung jawab dalam pembelajaran. Ada beberapa siswa yang

membuat gaduh dengan bermain-main, kurang tertib mengikuti prosedur

pembelajaran, mengobrol dengan kelompoknya, siswa juga kurang mandiri

dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sebagai tindak lanjutnya,

guru harus bersikap lebih tegas dengan memberikan hukuman yang mendidik

seperti pengurangan nilai.

6) Penyusunan rencana pengajaran (RPP) yang lebih disesuaikan lagi dengan

tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Group

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Investigation. Alokasi waktu ditambah dengan menambah jumlah pertemuan

dari dua menjadi tiga kali pertemuan. Dengan ditambahnya waktu diharapkan

proses pembelajaran lebih baik.

7) Penyusunan instrumen lain seperti, lembar observasi partisipasi siswa dalam

pembelajaran biologi, lembar keterlaksanaan sintaks pembelajaran, angket

partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi, pedoman wawancara sama

seperti yang digunakan pada siklus 1, dan tes kemampuan berpikir tingkat

tinggi siklus 2.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini dilakukan sebanyak tiga kali

pertemuan selama empat jam pelajaran (4x45 menit) pada tanggal 7 – 14 Mei

2012 di kelas X-9 pada submateri aliran energi dan daur biogeokimia. Guru

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group

Investigation. Deskripsi tindakan pada siklus 1 ini dijabarkan sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Senin, 7 Mei 2012 pada jam ke-4

selama satu jam pelajaran (45 menit). Guru mengawali pembelajaran dengan

salam, memberikan motivasi, dan apersepsi. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan umum tentang mekanisme pembelajaran yang akan diikuti siswa yaitu

model pembelajaran Group Investigation dengan lebih lengkap daripada

sebelumnya. Sintaks pembelajaran keseluruhan yang direncanakan dalam siklus

ini adalah sebagai berikut:

a) Guru membuka pelajaran dengan salam

b) Guru mengabsen dan menanyakan kabar siswa.

c) Guru memberikan motivasi dan apersepsi dengan menanyakan

“Bagaimanakah cara makhluk hidup mempertahankan hidupnya? Darimana

itu semua diperoleh? Jadi, apakah ada hubungan antara kita dengan segala

sesuatu di sekeliling kita?

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

e) Guru menyampaikan mekanisme pembelajaran yang akan diikuti siswa yaitu

model pembelajaran Group Investigation.

f) Guru memberikan konsep dasar pada siswa mengenai materi aliran energi dan

daur biogeokimia.

g) Guru mempersilahkan siswa untuk memberikan tanggapan maupun

pertanyaan

h) Guru meminta siswa segera berkumpul dengan kelompoknya dan mengadakan

pembagian tugas (ketua, sekretaris, pengatur waktu dalam kelompok, pemberi

pertanyaan dan pencari jawaban). Selanjutnya guru membagikan LKS.

i) Guru meminta tiap kelompok melakukan analisis terhadap komponen-

komponen suatu ekosistem yang diberikan kemudian membuat contoh rantai

dan jaring makanan yang tepat sesuai dengan petunjuk yang ada di LKS.

Kelompok 1 bergabung dengan kelompok 2, dst.

j) Guru meminta tiap anggota kelompok memainkan peran sebagai komponen-

komponen ekosistem tersebut kemudian memperagakan contoh rantai dan

jaring makanan yang telah dibuatnya di depan kelas dengan saling

bergandengan tangan/ memegang pita. Siswa yang tidak mendapat peran,

bertugas untuk menjelaskan rantai dan jaring makanan itu. Kegiatan ini

dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.

Sintaks yang belum terlaksana akan dilanjutkan pada pertemuan

berikutnya.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu, 9 Mei 2012 pada jam ke-3

dan 4 selama dua jam pelajaran (90 menit). Guru mengawali pembelajaran dengan

salam dan memberikan motivasi, kemudian guru mengingatkan siswa pada materi

pertemuan sebelumnya. Sintaks pembelajaran yang dilaksanakan guru pada

pertemuan kedua ini adalah sebagai berikut:

a) Guru memberikan video daur biogeokimia yaitu daur N, C, Sulfur, dan Air.

Daur N untuk kelompok 1 dan 2, daur C untuk kelompok 3 dan 4, daur Sulfur

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

untuk kelompok 5 dan 6, dan daur air untuk kelompok 7 dan 8. Kemudian

meminta kelompok mengamati, mendiskusikan, dan mengerjakan LKS.

b) Guru meminta kelompok mempresentasikan hasil diskusinya tentang daur

biogeokimia pada kelompok lainnya.

c) Guru mempersilahkan kelompok lain untuk memberikan pertanyaan kepada

kelompok yang presentasi

Sintaks yang direncanakan ini dilakukan dengan baik oleh guru dimana

guru tampak lebih tegas dalam membimbing siswa. Sintaks yang belum terlaksana

akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Senin, 14 Mei 2012 pada jam ke- 4

selama satu jam pelajaran (45 menit). Guru mengawali pembelajaran dengan

salam dan memberikan motivasi, kemudian guru mengingatkan siswa pada materi

pertemuan sebelumnya. Sintaks pembelajaran yang dilaksanakan guru pada

pertemuan ketiga ini adalah sebagai berikut:

a) Guru memberikan konfirmasi mengenai semua materi, video, dan pertanyaan

yang diberikan.

b) Guru menuntun siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran

c) Guru memberikan evaluasi melalui tes kemampuan berpikir tingkat tinggi.

d) Guru memberikan salam penutup

Sintaks pada pertemuan ketiga telah dilaksanakan dengan lebih baik oleh

guru. Dengan ditambahnya waktu dan jumlah pertemuan, keseluruhan sintaks

pembelajaran ini dapat selesai sesuai dengan yang telah direncanakan.

c. Observasi dan Evaluasi

Seperti halnya pada siklus 1, tahap observasi dilaksanakan selama proses

pembelajaran berlangsung. Tahap ini meliputi pengisian lembar observasi oleh

observer, pengisian angket oleh semua siswa kelas X-9, dokumentasi kegiatan

pembelajaran (log book dan rekaman video), post test, dan wawancara 3-4 siswa

kelas X-9. Observasi dilakukan oleh tiga orang observer dengan menggunakan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

lembar observasi partisipasi siswa, keterlaksanaan sintaks model pembelajaran

Group Investigation oleh guru dan siswa, lembar observasi ranah afektif dan

psikomotorik sebagai data pendukung.

Pada siklus 2, peneliti juga menggunakan angket sebagai sumber data.

Angket diberikan setelah proses pembelajaran siklus 2 berakhir. Angket berisi 38

butir item tentang partisipasi siswa dengan model pembelajaran Group

Investigation yang harus diisi oleh semua siswa kelas X-9. Hasil perolehan data

pada siklus 2 secara detail dijabarkan sebagai berikut.

1) Hasil Observasi Partisipasi Siswa

Seperti pada siklus 1, pengamatan terhadap aspek partisipasi siswa

berdasarkan delapan indikator partisipasi siswa yang muncul dan dapat diamati

oleh observer pada saat pembelajaran. Seorang observer mengamati 2-3 kelompok

yang terdiri dari 10-15 siswa. Lembar observasi berisikan pernyataan “ya” dan

“tidak” yang pengisiannya didasarkan pada rubrik ketercapaian indikator

partisipasi siswa. Melalui proses triangulasi metode (terlampir), besarnya

partisipasi siswa terlihat pada saat pengamatan oleh observer melalui lembar

observasi (LO). Hasil persentase capaian tiap indikator aspek partisipasi siswa

pada siklus 2 disajikan pada Tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus 2

No Indikator Partisipasi Siswa Persentase Siklus 2 (%)

1 Siswa fokus terhadap materi pelajaran 86,11

2 Sorot mata siswa tertuju pada guru pada saat pelajaran berlangsung 83,33

3 Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung 97,22

4 Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab atau melakukan perintah.

77,8

5 Keberanian mengajukan pendapat dan mengemukakan permasalahannya

75,00

6 Berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. 83,30

7 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran 44,44

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

No Indikator Partisipasi Siswa Persentase Siklus 2 (%)

8 Kemandirian siswa dalam belajar 72,20

Rata-rata 77,43

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata capaian indikator partisipasi siswa

untuk lembar observasi siklus 2 sebesar 77,43% dengan besar persentase tiap

indikator antara 44,44%-97,22%. Apabila dibandingkan dengan hasil siklus 1,

hasil siklus 2 ini meningkat sebesar 5,21%.

Peningkatan persentase hasil observasi ini menunjukan bahwa partisipasi

siswa di kelas X-9 lebih meningkat dibandingkan dengan kondisi siklus 1. Semua

indikator muncul dan dapat lebih diamati oleh observer saat pemberian tindakan

berlangsung. Indikator terendah yaitu ada pada usaha dan kreativitas siswa dalam

pembelajaran, namun meningkat daripada siklus 1 sebesar 8,33%. Berdasarkan

pengamatan, indikator sudah cukup tampak oleh observer sehingga bisa diamati.

Untuk mendukung peningkatan yang terjadi dalam tindakan siklus 2 peneliti

menggunakan data lain yaitu melalui angket dan wawancara. Indikator tertinggi

ada pada siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung. Berdasar pengamatan,

indikator ini muncul dan mudah terlihat oleh observer indikator ini meningkat

sebesar 2,78%. Guru terlihat sudah membantu dan membimbing siswa dalam

pembelajaran dengan lebih tegas misalnya dengan menasehati siswa yang ramai

dan mengurangi nilai siswa yang tetap tidak mematuhi peraturan pembelajaran.

Indikator lain yaitu sorot mata siswa tertuju pada guru saat pembelajaran

berlangsung dan siswa ikut berpartisipasi selama proses pembelajaran

menunjukan persentase yang lebih baik daripada siklus 1. Kedua indikator

tersebut mudah diamati oleh observer. Secara umum siswa tampak lebih kompak

dan terlibat dalam pembelajaran dibanding pada siklus 1.

Model pembelajaran Group Investigation seperti ini, memfasilitasi siswa

untuk saling berinteraksi dalam kelompoknya maupun dengan kelompok lain.

Didukung dengan media sehingga interaksi antarsiswa menjadi semakin terlihat.

Guru tidak lagi mendominasi kelas (teacher-centered) karena dengan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pembelajaran seperti ini guru menjadi fasilitator, pengarah, dan pembimbing

siswa.

2) Hasil Angket Partisipasi Siswa

Pengambilan data melalui angket dilakukan di akhir siklus 2 dan

berguna untuk mengatahui partisipasi siswa X-9 dari sudut pandang siswa.

Angket partisipasi kelas ini berisi 38 butir item yang berhubungan dengan

partisipasi yang terbagi menjadi delapan indikator. Berdasarkan angket yang telah

diisi siswa, besar persentase tiap indikator dalam aspek iklim kelas tertera dalam

Tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4. 9 Persentase Capaian Indikator Hasil Angket Partisipasi Siswa Siklus 2

No Indikator Partisipasi Siswa Persentase Siklus 2 (%)

1 Siswa fokus terhadap materi pelajaran 80,38

2 Sorot mata siswa tertuju pada guru pada saat pelajaran berlangsung 85,76

3 Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung 79,51

4 Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab atau melakukan perintah.

74,77

5 Keberanian mengajukan pendapat dan mengemukakan permasalahannya

77,43

6 Berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. 84,03

7 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran 82,41

8 Kemandirian siswa dalam belajar 79,17

Rata-rata 80,43

Hasil angket pada siklus 2 ini memperkuat hasil observasi partisipasi

siswa. Hasil persentase angket sebesar 80,43%. Dilihat dari peningkatan tiap

indikator partisipasi siswa, siklus 2 dengan model pembelajaran Group

Investigation ini dapat meningkatkan indikator partisipasi siswa di kelas X-9.

Guru telah menunjukkan kinerja yang lebih baik untuk meningkatkan partisipasi

siswa. Pada siklus 2 ini kekompakan, keterlibatan, kepuasan siswa, dan dukungan

guru sudah meningkat optimal dan telah mencapai target yang ditentukan. Hasil

ini juga diperkuat oleh wawancara.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

3) Wawancara Partisipasi Siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang siswa, diperoleh

informasi bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation

di siklus 2 ini lebih memfasilitasi siswa untuk berdiskusi dan berinteraksi bersama

teman-teman. Siswa mudah berinteraksi dengan siswa lain terutama teman

sekelompok. Dukungan guru juga lebih baik dari sebelumnya, misalnya dalam

memberi konfirmasi dan menjawab pertanyaan siswa. Media yang digunakan juga

menarik dan memudahkan siswa dalam mencerna materi. Pada siklus ini siswa

merasa lebih puas pada pembelajaran karena guru selalu membantu kesulitan

siswa. Wawancara dengan siswa terlampir pada Lampiran 3.10.

Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa model pembelajaran

Group Investigation pada siklus 2 dengan materi baru ini mendapat respon yang

lebih baik dari siswa. Menurut guru, secara umum proses pembelajaran siklus 2

ini lebih baik dibandingkan siklus 1. Suasana kelas lebih kondusif dari

sebelumnya walaupun masih ada siswa yang membuat kegaduhan. Kerjasama

antarsiswa dalam kelompok lebih terlihat, apalagi dalam memperagakan peran

untuk materi jaring-jaring makanan, mereka tampak kompak dan telah ada

pembagian tugas yang jelas dalam tiap kelompok. Keaktifan siswa lebih baik yang

ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang memberikan pendapat, bertanya, dan

menjawab pertanyaan guru. Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara

tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi siswa X-9 pada siklus 2 ini

mengalami peningkatan dibanding siklus 1. Peningkatan sudah melebihi target

penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan telah optimal.

4) Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Seperti pada siklus 1, kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang

diukur di kelas X-9 ini dibagi menjadi 3 indikator tipe soal. Besarnya aspek

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas X-9 ini diketahui melalui

pengambilan data berupa tes. Tes digunakan sebagai instrumen yang

pengerjaannya dilakukan oleh siswa dapat digunakan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Tes diberikan pada seluruh

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

siswa kelas X-9 sebanyak 36 siswa. Setiap siswa menjawab tes secara mandiri

dengan memberikan jawaban pada tiap soal yang diberikan. Hasil dari pengisian

tes ini selanjutnya dihitung persentasenya baik tiap indikator maupun

keseluruhannya dengan program Ms. Excel.

Pengambilan data melalui tes ini dilakukan di akhir siklus 2 dan berguna

untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9 dari sudut

pandang siswa. Tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa ini berisi 6 butir

item soal yang tersusun atas indikator tipe soal C4, C5 dan C6. Berdasarkan tes

yang telah dikerjakan oleh siswa, besar persentase tiap indikator dalam

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa tertera dalam Tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10 Persentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Siklus 2

No Indikator Tipe Soal Persentase (%) 1 Menganalisis (C4) 91,28 2 Mengevaluasi (C5) 58,33 3 Mencipta (C6) 56,48

Rata-Rata 68,70

Berdasarkan Tabel 4.10, rata-rata capaian indikator kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa untuk angket siklus 2 adalah 68,70% dengan nilai indikator

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berkisar antara 56,48%-91,28%. Hasil

ini mengalami kenaikan dari nilai siklus 1 sebesar 54,05 %. Hal ini menunjukan

bahwa berdasarkan hasil tes, kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9

meningkat menjadi 68,70% dari kondisi siklus 1.

Indikator tertinggi ada pada tipe soal menganalisis (C4) yaitu sebesar

91,28%. Hasil ini meningkat sebanyak 25,07% dibandingkan siklus 1. Sedangkan

indikator terendah ada pada tipe soal mencipta (C6) yaitu sebesar 56,48%. Bila

dibandingkan dengan siklus 1, hasil ini meningkat sebesar 12,96%. Peningkatan

ini menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi yang lebih besar dalam dirinya

untuk mengerjakan tugas-tugas sesuai kemampuan. Siswa merasa lebih

bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan karena yakin bahwa

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dengan melakukan hal tersebut, pengetahuannya akan bertambah dan nilainya bisa

lebih baik.

Perolehan data peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

tersebut menunjukan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas X-9

meningkat dibandingkan dengan hasil siklus 1. Besarnya persentase peningkatan

telah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 65%. Berdasarkan hasil ini,

dapat disimpulkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9 telah

meningkat secara optimal pada siklus 2.

5) Data Pendukung

a) Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks

Lembar observasi (LO) keterlaksanaan sintaks model pembelajaran

Group Investiagion ini terdiri dari LO keterlaksanaan sintaks oleh guru dan siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan tiga observer, guru jauh lebih lancar melaksanakan

sintaks ini dibandingkan dengan siklus 1. Guru sudah melaksanakan sintaks

secara urut. Pada pertemuan pertama (Senin, 7 Mei 2012), guru memberikan

penjelasan dan pengarahan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan dengan

lebih baik. Guru sudah tampak lebih tegas dan bersuara lebih lantang. Pada

pertemuan kedua, guru melakukan langkah pembelajaran lebih baik, waktu yang

diberikan untuk diskusi, penyelesaian tugas, dan presentasi lebih banyak

dibanding sebelumnya sehingga kinerja guru maupun siswa terlihat sudah lebih

baik. Pada pertemuan ketiga, guru terlihat semakin dapat mengontrol jalannya

pembelajaran yang terlihat dari siswa yang lebih fokus pada pembelajaran dan

arahan guru.

b) Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan sebagai data pendukung untuk mengetahui

peningkatan partisipasi siswa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di

kelas X-9 dan juga sebagai bukti bahwa pembelajaran berlangsung dengan sintaks

Group Investigation pada pembelajaran biologi materi ekosistem. Dokumentasi

pada siklus 2 ini adalah dengan catatan lapangan dalam bentuk log book yang

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

ditulis oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dan juga video

pembelajaran yang direkam dengan kamera digital.

Secara umum hasil catatan ini berisi kejadian-kejadian penting yang

dilakukan oleh guru dan siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa partisipasi

siswa lebih meningkat dibanding pada siklus 1. Sementara indikator partisipasi

siswa yang tampak, seperti dalam pembelajaran menunjukan peningkatan

daripada kondisi siklus 1. Sedangkan hasil video menunjukkan aktivitas guru dan

siswa selama pembelajaran yang memvisualisasikan sintaks yang ada pada RPP.

Dokumentasi siklus 2 terlampir pada Lampiran 4.2.

c) Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi atau hasil belajar siswa kelas X-9 materi ekosistem yang

dinilai pada akhir siklus 2, terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif, psikomotorik, dan

afektif. Hasil evaluasi psikomotorik dan afektif akan digunakan sebagai data

pendukung penelitian dan nantinya akan diberikan pada guru dan sekolah untuk

keperluan penilaian dan tidak akan dibahas secara detail dalam laporan ini. Hasil

ranah kognitif (terlampir) berupa nilai LKS dan pos tes dengan nilai rata-rata

kelas sebesar 77,76. Nilai rata-rata ini meningkat sebanyak 4,70%. Nilai terendah

sebesar 61,25 dan nilai tertinggi sebesar 95. Batas tuntas ranah kognitif untuk

pelajaran biologi ini sebesar 75. Tabel 4.11 berikut menunjukkan ketuntasan

siswa pada siklus 2.

Tabel 4.11 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa untuk Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Siklus 2 Kriteria Frekuensi Persentase(%)

Tuntas 23 63,89 Belum tuntas 13 36,11

Jumlah 37 100

Hasil di atas menunjukkan bahwa belum semua siswa telah mencapai

batas tuntas.

Data nilai dari ranah psikomotorik dan afektif diperoleh melalui

observasi pada kelompok-kelompok selama pelajaran berlangsung. Nilai ranah

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

psikomotorik dalam bentuk abjad menunjukkan bahwa seluruh siswa mendapat A.

Data nilai psikomotorik terlampir pada Lampiran . Sedangkan ranah afektif yang

terdiri dari 5 indikator dijabarkan dalam Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Persentase Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa

No Indikator Ranah Afektif Persentase (%) 1 Tanggungjawab 88,89 2 Teliti 75,69 3 Disiplin 87,50 4 Berani 84,03 5 Bekerjasama 85,42 6 Menghargai pendapat 86,81

Rata-Rata 85,94

Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa ranah afektif siswa sudah

baik dan mengalami peningkatan sebesar 0,41% daripada siklus 1. Semua

indikator mengalami peningkatan dan hasilnya lebih dari 50%. Bila dikonversikan

ke dalam huruf, sebanyak empat belas siswa mendapat nilai A, dan dua puluh dua

lain B.

d) Analisis dan Refleksi

Analisis dan refleksi diperlukan guna perbaikan untuk siklus selanjutnya

ataupun sebagai pertimbangan peneliti dan guru untuk menghentikan atau

melanjutkan siklus ke berikutnya. Tahap ini meliputi kegiatan yang mengulas

perubahan dan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang

meliputi partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa saat pelaksanaan

proses pembelajaran siklus 2.

Hasil yang dicapai pada pelaksanaan tindakan siklus 2 telah mencapai

target yang ditentukan peneliti sebelumnya yaitu peningkatan menjadi 75% untuk

partisipasi siswa dan 65% untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil

siklus 2 pun juga jelas mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya

untuk kedua aspek tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti dan guru

memutuskan untuk menghentikan siklus. Ada dua alasan utama kami

menghentikan siklus yaitu telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dua aspek yang menjadi target peningkatan yaitu partisipasi dan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa. Peningkatan ini didukung dengan data-data yang

telah dijabarkan sebelumnya. Alasan kedua adalah untuk mengutamakan

kepentingan sekolah bersangkutan yang akan segera melakukan ujian akhir

semester (UAS) yang mengharuskan guru melakukan persiapan sebelum ujian

tersebut. Menurut peneliti dan guru, dua alasan ini sudah cukup sebagai bahan

pertimbangan untuk menghentikan siklus dalam penenlitian tidakan kelas ini.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Bagian ini membahas tentang perbandingan hasil masing-masing aspek

yang merupakan target peningkatan yaitu partisipasi dan kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa pada pelajaran biologi materi ekosistem dari prasiklus, siklus

1 dan siklus 2. Perbandingan ini akan diperjelas dengan gambar grafik yang

menunjukkan adanya peningkatan antara sebelum diberi tindakan dan setelah

diberi tindakan.

1. Partisipasi Siswa

Gambaran peningkatan partisipasi siswa melalui pengamatan oleh

observer disajikan pada Gambar 4.1 berikut ini.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Grafik Perbandingan Observasi Partisipasi Siswa

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8

Indikator ke-

Rat

a-ra

ta p

erse

nta

se

Prasiklus

Siklus 1

Siklus 2

Gambar 4. 1. Grafik Perubahan Persentase Indikator Hasil Observasi Partisipasi

Siswa Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas

X-9 pada hampir semua indikator. Peningkatan signifikan terlihat pada prasiklus

menuju siklus 1. Terlihat bahwa siklus 2 mengalami sedikit peningkatan

dibandingkan siklus 1. Bila ditabulasikan, peningkatan ini akan tampak pada

Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siswa Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Indikator Partisipasi Siswa Capaian Indikator (%) Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1 Siswa fokus terhadap materi pelajaran 94,44 86,11 86,11

2 Sorot mata siswa tertuju pada guru pada saat pelajaran berlangsung

97,22 88,89 83,33

3 Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung 25,00 94,44 97,22

4 Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab atau melakukan perintah.

27,80 75,00 77,80

5 Keberanian mengajukan pendapat dan mengemukakan permasalahannya

63,89 77,78 75,00

Keterangan indikator: 1. siswa fokus 2. sorot mata

siswa tertuju pada guru

3. siswa tidak melamun

4. siswa selalu siap saat ditunjuk

5. Keberanian 6. berpartisipa

si 7. berusaha

dan kreatif 8. mandiri

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

No Indikator Partisipasi Siswa Capaian Indikator (%) Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

6 Berpartisipasi dalam kegiatan belajar. 69,40 86,10 83,30

7 Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran 0,00

36,11 44,44

8 Kemandirian siswa dalam belajar 8,33 33,30 72,20

Rata-rata 48,26 72,22 77,43

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa pemberian tindakan berupa model

pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas X-

9. Hasil ini berdasarkan pengamatan observer melalui LO. Target peningkatan

yang ditetapkan pun sudah tercapai pada siklus 1 dan hasilnya tampak lebih

optimal pada siklus 2. Grafik yang menunjukan peningkatan persentase setiap

siklus disajikan pada Gambar 4.2 berikut ini.

Grafik Peningkatan Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa Kelas X-9

0102030405060708090

1 2 3

Siklus ke-

Per

sen

tase

(%

)

nilai rata-rata

Gambar 4.2. Grafik Peningkatan Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa

Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa partisipasi siswa meningkat pada

setiap siklusnya. Peningkatan terbesar terjadi pada siklus 1 yang dibandingkan

dengan hasil prasiklus. Peningkatan ini telah mencapai target penelitian namun

belum optimal. Peningkatan yang optimal terjadi pada siklus 2. Siklus dihentikan

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

setelah terjadi peningkatan yang optimal berdasarkan keyakinan dan kesepakatan

antara guru dan peneliti.

2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Gambaran peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa melalui

perhitungan tes yang diisi oleh siswa kelas X-9 disajikan pada Gambar 4.3 berikut

ini.

Grafik Hasil Tes Kemampuan Berpikir TIngkat Tinggi Siswa Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

0

20

40

60

80

100

1 2 3

Indikator Tipe Soal

Pers

enta

se (%

)

Prasiklus

Siklus 1

Siklus 2

Gambar 4.3. Grafik Perubahan Persentase Indikator Hasil Tes Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Berdasarkan Gambar 4.3, terlihat bahwa model pembelajaran Group

Investigation dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas

X-9 pada hampir semua indikator. Peningkatan signifikan terlihat pada prasiklus

menuju siklus 1. Terlihat bahwa siklus 2 mengalami sedikit peningkatan

dibandingkan siklus 1. Bila ditabulasikan, peningkatan ini akan tampak pada

Tabel 4.14.

Keterangan indikator: 1. Menganalisis (C4) 2. Mengevaluasi

(C5) 3. Mencipta (C6)

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.14. Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

No Indikator Capaian Indikator (%) Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

1 Menganalisis (C4) 32,15 66,2 91,28

2 Mengevaluasi (C5) 53,65 52,43 58,33

3 Mencipta (C6)

39,7 43,52 56,48

Rata-rata 41,83 54,05 68,70

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa pemberian tindakan berupa model

pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa. Hasil ini berdasarkan tes yang telah dikerjakan oleh siswa.

Target peningkatan yang ditetapkan pun sudah tercapai pada siklus 1 dan hasilnya

tampak lebih optimal pada siklus 2. Grafik yang menunjukan peningkatan

persentase setiap siklus disajikan pada Gambar 4.4 berikut ini.

Grafik Peningkatan Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Siklus ke-

Per

sen

tase

(%)

Series1

Gambar 4.4. Grafik Peningkatan Persentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa

Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa meningkat pada setiap siklusnya. Peningkatan terbesar terjadi pada siklus 1

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

yang dibandingkan dengan hasil prasiklus. Peningkatan ini telah mencapai target

penelitian namun belum optimal. Peningkatan yang optimal terjadi pada siklus 2.

Siklus dihentikan setelah terjadi peningkatan yang optimal berdasarkan keyakinan

dan kesepakatan antara guru dan peneliti.

3. Data Pendukung

Data pendukung diperlukan dalam penelitian ini guna mendukung data

pokok yang diperoleh sehingga peningkatan yang terjadi lebih terlihat dalam

pembelajaran. Penelitian tindakan kelas yang menargetkan peningkatan partisipasi

dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa ini menggunakan hasil belajar siswa

yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Nilai ranah

kognitif diperoleh melalui post test yang dilakukan setiap akhir siklus dan nilai

LKS yang dikerjakan oleh siswa dalam kelompoknya. Berikut ini adalah Tabel

4.15 yang menunjukkan ketuntasan belajar siswa pada tiap siklus.

Tabel 4.15. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1dan Siklus 2 No Indikator Capaian Indikator (%)

Siklus 1 Siklus 2 1 Tuntas 41,67 63,89 2 Belum tuntas 58,33 36,11 Jumlah 100% 100%

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah baik

pada siklus 1 dan pada siklus 2 meningkat menjadi sangat baik karena semua

siswa tuntas dari batas ketuntasan yang ditetapkan sekolah sebesar 75. Sedangkan

nilai ranah afektif diperoleh dari observasi pada tiap kelompok yang berkaitan

dengan sikapnya selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini tertuang

dalam tabel berikut:

Tabel 4.16 Persentase Capaian Indikator Ranah Afektif Siswa Siklus 1dan Siklus 2

No Indikator Capaian Indikator (%) Siklus 1 Siklus 2

1 Tanggungjawab 88,89 88,89

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

No Indikator Capaian Indikator (%) Siklus 1 Siklus 2

2 Teliti 75,69 75,69 3 Disiplin 75,69 87,50 4 Berani 85,42 84,03 5 Bekerjasama 98,61 85,42 6 Menghargai pendapat 88,89 86,06

Rata-Rata 84,53 84,72

Tabel 4.16 tersebut menggambarkan bahwa sikap siswa sudah cukup

baik pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil observasi ini menunjukkan bahwa sikap

siswa yang tampak selama pembelajaran sudah baik dan mencapai target yang

telah tercantum pada RPP. Nilai dari ranah psikomotorik juga digunakan peneliti

sebagai data pendukung. Nilai ini diperoleh melalui observasi kepada tiap

kelompok kolaboratif yang berkaitan dengan aktivitas psikomotorik mereka.

Tabel nilai psikomotorik tiap kelompok pada siklus 1 dan siklus 2 terlampir pada

Lampiran 3.9

Rata-rata nilai psikomotorik sudah baik pada sikus 1 dan pada siklus 2

nilai ini meningkat menjadi sangat baik. Hasil belajar dari 3 ranah ini semuanya

menunjukan hasil yang baik dan terjadi peningkatan pada siklus berikutnya. Hasil

belajar yang baik menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung

juga baik dan berkualitas, dimana motivasi belajar siswa dan iklim kelas yang

baik merupakan indikasi baiknya proses pembelajaran.

D. Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model

pembelajaran Group Investigation mampu meningkatkan partisipasi dan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Semua metode pengambilan data yang

digunakan, baik itu pengisian angket, observasi, maupun wawancara,

menunjukkan hasil bahwa partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa di kelas X-9 mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan. Data

pendukung seperti hasil belajar dan dokumentasi juga mendukung terjadinya

peningkatan ini. Hasil peningkatan yang signifikan terlihat pada siklus 1 yang

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dibandingkan dengan kondisi prasiklus. Peningkatan juga terjadi pada siklus

selanjutnya.

Penelitian ini bertujuan mengatasi permasalahan yang muncul di kelas X-

9 dengan memberikan solusi berupa penerapan pembelajaran yang diyakini

peneliti dapat mengatasi masalah yang muncul di kelas tersebut setelah melalui

kajian berbagai literatur. Permasalahan ini merupakan target penyelesaian dari

pemberian solusi. Target dikatakan terselesaikan jika terjadi peningkatan setelah

tindakan diberikan. Ada beberapa masalah yang ditemukan saat observasi awal,

namun dua masalah yang diutamakan peneliti sebagai target penyelesaian di kelas

X-9 adalah partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Target

dikatakan tercapai bila terjadi peningkatan kedua aspek tersebut setelah diberi

tindakan berupa suatu model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

Hasil pelaksanaan tindakan yang dijabarkan melalui perhitungan dan analisis data

serta didukung dengan data pendukung, menunjukkan terjadinya peningkatan

pada partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Besarnya

peningkatan ditunjukkan dengan persentase rata-rata tiap aspek yang telah

mencapai target penelitian sebesar 75% untuk partisipasi siswa dan 65% untuk

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibandingkan dengan persentase

saat tindakan belum diberikan (prasiklus). Berikut ini adalah pembahasan dari

masing-masing aspek.

1. Partisipasi Siswa

Partisipasi siswa menurut Mulyasa (2004) adalah keterlibatan siswa

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Setelah diberikan

tindakan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, terjadi

peningkatan partisipasi siswa yang sebelumnya kurang terbukti dari persentase

yang masih rendah (<75%) menjadi lebih kondusif (³75%) setelah pelaksanaan

siklus 1 dan siklus 2.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

belajar secara berkelompok untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi

belajar untuk mencapai tujuan belajar. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

bersifat heterogen dari segi gender, etnis, dan kemampuan akademik untuk saling

membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran berupa

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini dapat meningkatkan

partisipasi siswa karena siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe

ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Group

investigation mampu membantu siswa untuk merespon orang lain, dan dapat

memberdayakan.

Ini diperkuat oleh hasil penelitian Setyarini (2009) dalam skripsinya

menjelaskan bahwa model pembelajaran Group Investigation mampu

meningkatkan partisipasi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Sintak Group Investigation yang berupa model pembelajaran kooperatif

mendorong siswa untuk dapat bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

keberhasilan secara berkelompok.

Solusi yang diyakini peneliti bersama guru ini sudah tepat karena

didukung teori yang relevan yaitu dapat memperbaiki partisipasi siswa.

Keyakinan ini dibuktikan melalui pelaksanaan penerapan solusi ini di kelas X-9.

Hasil analisis data menunjukkan terjadi perbaikan partisipasi siswa pada siklus

pertama menjadi 72,22%. Sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi

77,43%. Hasil ini menjawab permasalahan penelitian bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam

pembelajaran biologi siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2011/

2012. Hasil ini hanya berlaku di kelas dan siswa yang diberi tindakan saat itu pada

materi ekosistem.

2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

Menurut Vincent Ruggiero (1988) berpikir adalah segala aktivitas

mental dalam pencarian sebuah jawaban dan sebuah pencapaian makna dalam

Johnson (2009). Level berpikir yang sesuai kemampuan berpikir tingkat tinggi

dilihat dari ranah kognitif taksonomi Bloom berada pada level analisis, evaluasi

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dan mencipta (Longman, 2010). Setelah diberikan tindakan berupa model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, terjadi peningkatan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang sebelumnya persentasenya masih

rendah (< 65%) mengalami peningkatan (> 65%) setelah pelaksanaan siklus 2.

Pembelajaran berupa model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

karena Dalam tahap investigasi, model pembelajaran GI berbasis konstruktivisme

sehingga dapat melatih siswa memberikan respon terhadap masalah dan

memecahkan masalah tersebut secara mandiri. Group Investigation

merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan

pada aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan

dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau

siswa dapat mencari melalui internet sehingga siswa tidak terlalu

menggantungkan. Tipe ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi, dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji

ide dan pemahamannya sendiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat

mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran yang akan memberi

peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan

mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat

memperbaiki kesalahannya. Data ini didukung pula oleh Yuliana (2011) dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa model pembelajaran Group Investigation

berperan aktif dalam peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir

mahasiswa. Langkah investigasi di dalam sintak Group Investigation

mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri apa yang akan dipelajari, sejak

penentuan subtopik hingga mempresentasikan hasil penemuan. Guru hanya

berperan sebagai fasilitator.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam pembelajaran

biologi materi ekosistem ini, model kooperatif GI ini memfasilitasi siswa untuk

belajar secara kelompok dan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu masalah.

Dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI

karena pendekatan pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

berpikir tingkat tinggi siswa sampai mencapai target yang telah ditentukan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Ramirez (2008) bahwa dalam pembelajaran yang

berbasis hafalan menjadikan siswa jarang dituntut untuk bertanya dan berpikir

sehingga kemampuan berpikir kurang terpacu. Berpikir dapat dipacu dengan

mengajukan pertanyaan yang ditingkatkan kompleksitasnya. Pembelajaran dalam

kelompok kecil juga dapat membuat siswa untuk lebih aktif dalam berpikir. Solusi

yang diyakini peneliti bersama guru sudah tepat karena didukung teori yang

relevan yaitu dapat memperbaiki kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Keyakinan ini dibuktikan melalui pelaksanaan penerapan solusi di kelas X-9.

Hasil analisis data menunjukkan terjadi perbaikan kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa pada siklus pertama menjadi 54,05%. Sedangkan pada siklus kedua

meningkat menjadi 68,70%. Hasil tersebut menjawab permasalahan penelitian

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat

meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pembelajaran

biologi siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012. Hasil ini

hanya berlaku di kelas dan siswa yang diberi tindakan saat itu pada materi

ekosistem.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan partisipasi dan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pembelajaran biologi siswa kelas

X-9 SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 yang didukung oleh hasil

analisis data di lapangan berupa angket, hasil observasi, dan wawancara yang

didukung oleh hasil dokumentasi dan nilai hasil belajar siswa. Peningkatan yang

terjadi ini juga dikuatkan oleh beberapa teori yang ada dari berbagai kajian

pustaka. Hasil juga didukung oleh penelitian yang relevan. Partisipasi siswa

merupakan aspek yang cukup mudah ditingkatkan di kelas ini, dengan diberikan

tindakan berupa pembelajaran yang menarik, siswa sudah menunjukkan

peningkatan dalam hal partisipasi.

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi

dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pembelajaran biologi siswa

kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, kesimpulan penilitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI dapat

meningkatkan partisipasi siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran

2011/ 2012.

2. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI dapat

meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9 SMA Batik

1 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kajian teori serta melihat hasil penelitian ini, akan

disampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis

dalam upaya meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa dalam pelajaran biologi beriku ini:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai arti

pentingnya penerapan strategi, model, maupun pendekatan pembelajaran yang

bervariasi untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa di SMA Batik 1 Surakarta.

b. Sebagai salah satu sumber acuan atau referensi bagi peneliti lain yang akan

mengadakan penelitian mengenai masalah partisipasi dan kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses

pembelajaran Biologi di SMA Batik 1 Surakarta, yaitu dengan penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI dapat meningkatkan partisipasi dan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

.

C. SARAN

1. Kepada siswa kelas X-9

a. Siswa hendaknya mengembangkan kekompakan dan kemandirian untuk

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga siswa dapat lebih

berpartisipasi selama proses pembelajaran biologi berlangsung.

b. Siswa hendaknya menjalin interaksi yang baik antarsiswa lainnya, guru dan

materi pembelajaran sehingga tercipta yang kondusif untuk belajar.

c. Siswa hendaknya menaati peraturan yang diterapkan sekolah maupun yang

telah disepakati bersama sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung

secara optimal.

d. Siswa hendaknya meningkatkan motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk

menyadari pentingnya pembelajaran biologi dalam kehidupan.

e. Siswa hendaknya meningkatkan keberanian dan kemampuan bertanya atau

menyampaikan pendapat sehingga memotivasi siswa lain untuk bersikap

serupa sehingga pembelajaran menjadi menarik bagi siswa.

2. Kepada guru biologi kelas X-9

a. Guru hendaknya mempelajari dengan baik langkah-langkah pembelajaran

sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan apa yang telah

direncanakan.

b. Guru hendaknya lebih mempersiapkan alat-alat dan bahan yang akan

digunakan saat proses pembelajaran.

c. Guru hendaknya lebih tegas dalam mengarahkan dan membimbing siswa agar

siswa disiplin waktu dalam melaksanakan pembelajaran.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL .../Penerapan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

d. Guru hendaknya memotivasi siswa lebih banyak lagi sehingga siswa memiliki

motivasi yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran

e. Guru hendaknya mengembangkan suasana kolaboratif dalam pembelajaran

dimana siswa dapat saling berbagi pengetahuan melalui interaksi yang terjalin.

f. Guru hendaknya menjadi fasilitator dalam pembelajaran dan bukan sebagai

sumber pengetahuan (teacher-centered) melainkan menempatkan siswa

sebagai aktor utama dalam pembelajaran (sudent-centered)

3. Kepada sekolah

a. Perlu adanya optimalisasi penggunaan fasilitas pembelajaran sehingga

partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dapat tercapai secara

optimal.

b. Perlu adanya pelatihan kepada guru untuk menerapkan pembelajaran yang

inovatif.

4. Kepada peneliti lain

Perlu diadakan penelitian sejenis dengan cakupan materi lain yang lebih

luas sehingga dapat diketahui sejauh mana penerapan model model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe GI dapat meningkatkan partisipasi dan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa.