68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI I BENDOSARI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ARI SUTRISNO X4606029 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN

TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR

LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VII

SMP NEGERI I BENDOSARI SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

ARI SUTRISNO

X4606029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN

TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR

LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VII

SMP NEGERI I BENDOSARI SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

ARI SUTRISNO

X4606029

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesahatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sunardi, M.Kes Waluyo, S. Pd, M.OrNIP.19581121 199003 1 004 NIP.19720617 199802 1 001

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sunardi, M.Kes Waluyo, S. Pd, M.OrNIP.19581121 199003 1 004 NIP.19720617 199802 1 001

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sunardi, M.Kes Waluyo, S. Pd, M.OrNIP.19581121 199003 1 004 NIP.19720617 199802 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari :Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Waluyo, M.Or

Sekretaris : Pomo Warih Adi, S.Pd, M.Or

Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes

Anggota II : Waluyo, S.Pd, M.Or

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si

NIP 19660415 199103 1 002

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari :Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Waluyo, M.Or

Sekretaris : Pomo Warih Adi, S.Pd, M.Or

Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes

Anggota II : Waluyo, S.Pd, M.Or

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si

NIP 19660415 199103 1 002

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari :Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Waluyo, M.Or

Sekretaris : Pomo Warih Adi, S.Pd, M.Or

Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes

Anggota II : Waluyo, S.Pd, M.Or

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si

NIP 19660415 199103 1 002

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Ari Sutrisno. PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARANPENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJARLOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIISMP NEGERI 1 BENDOSARI 2011/2012. Skripsi, Surakarta: FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan efektifitaspembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompatjauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari SukoharjoTahun Pelajaran 2011/2012. (2) Pendekatan pembelajaran lebih efektif antaramenggunakan pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauhgaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari SukoharjoTahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian iniadalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran2011/2012 berjumlah 134 siswa yang terbagi dalam tujuh kelas. Teknikpengambilan sampel menggunakan metode proporsional random sampling,dengan mengambil 30% dari jumlah populasi tiap kelasnya, sehingga besarnyasampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa. Teknikpengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan lompatjauh gaya jongkok. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada tarafsignifikansi 5 %.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1)Ada perbedaan efektifitas yang signifikan antara pembelajaran denganmenggunakan pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil belajar jauh gayajongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo TahunPelajaran 2011/2012. (thitung 2,436 > ttabel 5% 2,086). (2) Pembelajaran lompat jauhdengan menggunakan pandekatan taktis lebih efektif dari pada pembelajarandengan menggunakan paendekatan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gayajongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo TahunPelajaran 2011/2012. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat parlakuan denganmenggunakan pendekatan taktis) memiliki persentase peningkatan 13,68% lebihbesar dari pada kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan denganmenggunakan pendekatan teknis) yaitu sebesar 8,30%.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Ari Sutrisno. DIFFERENT APPROACHES TO LEARNINGEFFECTIVENESS OF TACTICAL AND TECHNICAL STUDY OF STYLE squatLong Jump CLASS VII SON ON STUDENT AFFAIRS 1 Bendosari SMP2011/2012. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University ofSurakarta of March, in January 2012.

The purpose of this study was to determine: (1) difference in the effectivenessof learning with tactical and technical approach to the learning outcomes in the long jumpsquat style men's class VII student SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Lessons Year2011/2012. (2) more effective approach to learning the technical and tactical approach tothe learning outcomes in the long jump squat style men's class VII student SMP Negeri 1Bendosari Sukoharjo Lessons Year 2011/2012.

This study uses an experimental method. The study population was the son of aclass VII student SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Year Lessons 2011/2012 amountedto 134 students divided into seven classes. Sampling technique using proportional randomsampling method, by taking 30% of the total population of each class, so the sample sizeused in this study were 40 students. Data collection techniques used are test andmeasurement capabilities of the long jump squat style. Data analysis techniques used bythe t test at a significance level of 5%.

Based on the research results can be obtained the following conclusions: (1)There are significant differences between the learning effectiveness using tactical andtechnical approach to learning the results of far-style squat on class VII student son SMPNegeri 1 Bendosari Sukoharjo Lessons Year 2011/2012. (Tcount 2.436> TTable 5%2.086). (2) Learning the long jump with tactical pandekatan more effective than learningby using technical paendekatan of learning outcomes in the long jump squat style men'sclass VII student SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Lessons Year 2011/2012. Group 1(group receiving parlakuan using tactical approaches) have an increased percentage of13.68% greater than in group 2 (group treated with the technical approach) that is equal to8.30%.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.

( QS; Al- Insyroh, 94: 5)

Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti

takkan berhasil jika tidak mencoba. Dan kegagalan adalah kesuksesan

yang tertunda.

( Beverly Sills)

Setiap manusia harus mempunyai prinsip, prinsip itulah yang akan

membawa kita kepada kesuksesan kelak. Asalkan prinsip itu sesuai Al-

Quran dan Hadist.

( Penulis )

Hadapi semua ini dengan tenang, sabar, semangat, ikhlas serta selalu

tawakal kepada Allah SWT.

( Penulis )

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

\ Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan Ibu Tercinta

Kakak-kakak ku tersayang

Sahabatku, yang selalu memberi

semangat dan motivasi

Rekan-rekan penjaskesrek

angkatan ‘06

Almamater

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telahmelimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisanskripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapiberkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Olehkarena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yangterhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, MM., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Waluyo, S Pd M. Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. H. Sunardi, M. Kes., sebagai pembimbing I yang dengan sabar

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Waluyo, S. Pd, M. Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo yang telah memberikan

ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo yang telah bersedia

menjadi sampel penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga semua amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Januari 2012

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................... i

PENGAJUAN ............................................................................................... ii

PERSETUJUAN ........................................................................................... iii

PENGESAHAN ............................................................................................ iv

ABSTRAK ....... ............................................................................................ v

MOTTO ........................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .... .............................................................................. ix

DAFTAR ISI ....... ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........ ......................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

F. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 7A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 7

1. Pembelajaran ................................................................................. 7

a. Pengertian Pembelajaran ............................................................ 7

b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ..................................................... 8

c. Ciri-Ciri Pembelajaran ............................................................... 8

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

d. Ciri-Ciri Perubahan Akibat Belajar ............................................ 17

2. Lompat Jauh .................................................................................. 20

a. Lompat Jauh Gaya Jongkok ....................................................... 20

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya

Jongkok..................................................................................... 21

c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok............................................ 21

3. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan

Pendekatan Teknis ......................................................................... 27

a. Difinisi Pembelajaran dengan Pendekatan teknis ........................ 27

b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok

dengan Pendekatan Teknis......................................................... 28

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok

dengan Pendekatan Teknis......................................................... 29

4. Pembelajaran lompat Jauh Gaya Jongkok dengan

Pendekatan Taktis.......................................................................... 30

a. Difinisi Pembelajaran dengan Pendekatan Taktis ....................... 30

b. Pelaksanaan pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan

Pendekatan Taktis ..................................................................... 31

c. Kelebihan dan kelemahan PembelajaranLompat Jauh Gaya Jongkok

dengan Pendekatan Taktis ......................................................... 31

B. Kerangka Pemikiran........................................................................... 34

C. Perumusan Hipotesis.......................................................................... 36

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 37

1. Tempat Penelitian .......................................................................... 37

2. Waktu Penelitian ........................................................................... 37

B. Metode Penelitian .............................................................................. 37

1. Metode Eksperimen ...................................................................... 37

2. Rancangan Penelitian ................................................................... 37

C. Variabel Penelitian............................................................................. 39

D. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 39

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

1. Pendekatan Taktis......................................................................... 39

2. Pendekatan Teknis........................................................................ 39

3. Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok ..................................... 40

E. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................... 40

1. Populasi ....................................................................................... 40

2. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 40

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 41

G. Teknik Analisis Data......................................................................... 41

1. Mencari Reliabilitas ..................................................................... 41

2. Uji Persyaratan Analisis ............................................................... 41

3. Uji Perbedaan............................................................................... 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................... 44A. Deskripsi Data .......... ......................................................................... 44

B. Mencari Reliabilitas ........................................................................... 45

C. Pengujian Persyaratan analisis....... .................................................... 45

1. Uji Normalitas ............................................................................... 45

2. Uji Homogenitas ................. .......................................................... 46

D. Hasil Analisis Data ............. ............................................................... 47

E. Pengujian Hipotesis ........... ................................................................ 49

1. Perbedaan Efektifitas Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Dengan

Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh

Gaya Jongkok ............ .................................................................. 49

2. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Pendekatan Taktis

Lebih Efektif Terhadap Peningkatan hasil Belajar Lompat Jauh Gaya

Jongkok ........ ............................................................................... 50

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................ 51A. Simpulan ...... ..................................................................................... 51

B. Implikasi ............................................................................................ 51

C. Saran ........ ......................................................................................... 52

Daftar Pustaka ............................................................................................... 53

Lampiran ....................................................................................................... 55

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat Jauh....................................................... 23

Gambar 2. Tumpuan Dalam Lompat Jauh...................................................... 24

Gambar 3. Sikap Melayang di Udara ............................................................. 25

Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh ................................................... 26

Gambar 5. Rancangan Penelitian .................................................................. 37

Gambar 6. Pembagian Kelompok Dalam Eksperimen ................................... 37

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Proporsional Random Sampling....................................................... 40

Tabel 2. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kesegaran Jasmani

pada Kelompok 1 dan Kelompok 2..................................................... 44

Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas....................................................... 45

Tabel 4. Tabel Range Kategori Reliabilitas .................................................... 45

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data............................................. 46

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ......................................... 46

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara Kelompok 1

dan Kelompok 2 ................................................................................. 47

Tabel 8. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir Kelompok 1

dan Kelompok 2 ............................................................................... 47

Tabel 9. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Persentase Peningkatan

Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2................................................ 48

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes .......................................................... 55

Lampiran 2. Program Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok DenganPendekatan Taktis ..................................................................... 56

Lampiran 3. Program Pembelajan Lompat Jauh Gaya Jongkok DenganPendekatan Teknis .................................................................... 58

Lampiran 4. Jadwal Treatmen........................................................................ 60

Lampiran 5. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok 61

Lampiran 6. Reliabilitas Tes Awal ................................................................ 62

Lampiran 7. Pembagian Kelompok Berdasarkan Hasil Tes Awal................... 65

Lampiran 8. Data Hasil Tes Akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok ..................... 68

Lampiran 9. Reliabilitas Tes Akhir ............................................................... 69

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Tes ............................................................. 72

Lampiran 11. Uji Normalitas Data ................................................................ 75

Lampiran 12. Uji Homogenitas Data ............................................................. 79

Lampiran 13. Uji Perbedaan ........................................................................ 83

Lampiran 14. Perhitungan Persentase Peningkatan ........................................ 85

Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian .......................................................... 86

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui

aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan kemampuan motorik, pengetahuan dan kecerdasan emosi.

Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan

individu secara menyeluruh, artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada

aspek jasmani saja tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya diajarkan

beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan

jasmani. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani

adalah atletik. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang

diajarkan dari sekolah tingkat paling rendah (SD) bahkan Perguruan Tinggi (PT).

Untuk mencapai tujuan pembelajaran atletik, seorang guru pendidikan

jasmani dan kesehatan, harus memperhatikan perkembangan, karakteristik,

kemampuan dan kegemaran anak serta tujuan yang harus dicapai. Cabang

olahraga atletik di dalamnya terdiri dari empat nomor utama yaitu, jalan, lari,

lompat dan lempar atau tolak. Dari setiap nomor tersebut di dalamnya terdapat

beberapa nomor yang dilombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak

pendek, jarak menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung, dan

lari cross county. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat

jangkit, lompat tinggi galah, sedangkan nomor lempar meliputi lempar cakram,

lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil.

Berkaitan dengan nomor-nomor atletik, penelitian ini akan mengkaji dan

meneliti nomor lompat khususnya lompat jauh gaya jongkok. Lompat jauh gaya

jongkok merupakan suatu rangkaian gerakan yang diawali dengan berlari,

menumpu untuk menolak, melayang di udara dengan sikap jongkok dan mendarat

sejauh-jauhnya. Menurut Aip Syarifudin (1992: 90) bahwa lompat jauh adalah

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya

membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang di

lakukan dengan cepat dan dengan jalan tolakan pada satu kaki untuk mencapai

jarak yang sejauh-jauhnya. Upaya membelajarkan lompat jauh gaya jongkok pada

siswa sekolah perlu diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Hal ini

karena, para siswa pada umumnya belum menguasai teknik lompat jauh gaya

jongkok, bahkan para siswa kurang senang dengan pembelajaran atletik.

Anak tidak pada tempatnya bila mereka dilatih untuk mencapai prestasi

tinggi dalam olahraga tetapi sebaliknya mereka harus dibimbing sesuai dengan

kemampuannya. Seperti yang dikemukakan Djumidar (2007: 11.31) “dalam

pengajaran pendidikan jasmani di sekolah harus disesuaikan dengan tingkat

kemampuan siswa baik ditinjau dari segi fisik maupun ditinjau dari segi mental”.

Berdasarkan observasi dibeberapa SMP di kecamatan Bendosari

kabupaten Sukoharjo, dapat diketahui bahwa masih banyak guru pendidikan

jasmani kesehatan dan rekreasi di dalam pembelajaran atletik cenderung pada

penguasaan teknik dan prestasi, sehingga banyak siswa SMP yang tidak berminat

atau tidak tertarik pada cabang olahraga atletik tersebut. Akibat tidak berminat

dan kurang tertarik banyak siswa enggan untuk mengikuti tambahan atau

ekstrakurikuler pada cabang ini.

Pada umumnya ada dua konsep pendekatan yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, yaitu pendekatan teknis dan pendekatan

taktis. Pendekatan teknis merupakan sistem pendekatan pembelajaran secara

tradisional, dimana untuk mempelajari suatu teknik harus dilakukan secara

berulang-ulang hingga menguasainya secara otomatis, akan tetapi dalam

pelaksanaannya siswa belum mengalami situasi yang sebenarnya. Pada

pendekatan ini karena pembelajarannya yang monoton atau kurang inovatif yang

dirasa menjenuhkan dan membosankan bagi siswa. Sedangkan menurut Danu

Hoedaya (2001: 17) yang dimaksud dengan pendekatan taktis adalah untuk

meningkatkan ketrampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari

kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar ke dalam bentuk

permainan yang sebenarnya

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pendekatan taktis adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau

situasi bermain, pada umumnya siswa menginginkan proses pembelajaran yang

menyenangkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, para siswa kurang

antusias terhadap proses pembelajaran yang berbelit-belit dan membosankan.

Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat dihadapkan pada situasi

yang dapat memberikan tantangan untuk melompat, misal dengan mengggunakan

peralatan seperti: tali, kotak, dan ban sepeda. Dengan menggunakan sarana seperti

ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk melompat.Dari kedua

konsep pendekatan pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan

yang belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap

hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas bahwa

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan pendekatan taktis dan

teknis mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Dari kedua

pendekatan pembelajaran lompat jauh tersebut belum diketahui bagaimana

pengaruhnya terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa, maka

perlu dikaji dan diteliti baik secara teori maupun praktek melalui metode

eksperimen.

Siswa SMP Negeri 1 Bendosari adalah subjek penelitian yang di gunakan

dalam penelitian ini. Pada dasarnya pembelajaran lompat jauh berjalan dengan

lancar, namun karena jam pelajaran yang tersedia terbatas sehingga siswa kurang

mendalami pembelajaran lompat jauh yang diberikan, serta siswa kurang

bersungguh-sungguh selama pelajaran sedang berlangsung yang akhirnya

berdampak pada rendahnya kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa.

Penguasaan teknik lompat jauh yang kurang baik, karena banyak terjadi

kesalahan pada gaya dan saat pendaratan, lompatan yang kurang maksimal dan

akhirnya berakibat pada pencapaian lompatan yang kurang memuaskan dan hasil

tidak seperti yang diharapkan, sehingga diperlukan jam tambahan dan pendekatan

pembelajaran dengan konsep yang sesuai untuk dapat meningkatkan penguasaan

lompat jauh gaya jongkok pada siswa agar tercapai hasil belajar lompat jauh

secara maksimal.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Permasalahan yang dikemukakan di atas melatar belakangi penelitian ini

yang berjudul “Perbedaan Efektifitas Pembelajaran dengan Pendekatan Taktis dan

Teknis Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra

Kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil Belajar lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas VII SMP Negeri 1

Bendosari tahun pelajaran 2011/2012 belum tercapai secara optimal.

2. Teknik lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas VII SMP Negeri 1

Bendosari tahun pelajaran 2011/2012 masih kurang dan perlu ditingkatkan.

3. Faktor-faktor yang mendukung pencapaian hasil belajar lompat jauh gaya

jongkok siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran

2011/2012dikembangkan.

4. Belum di ketahui efektifitas pendekatan pembelajaran taktis terhadap hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok.

5. Belum di ketahui efektifitas pendekatan pembelajaran teknik terhadap hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok.

6. Jam pelajaran Pendidikan Jasmani sangat terbatas.

C. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian menjadi jelas, maka masalah penelitian ini

di batasi sebagai berikut :

1. Efektifitas pembelajaran lompat jauh menggunakan pendekatan pembelajaran

taktis terhadap hasil belajar lompat jauh.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Efektifitas pembelajaran lompat jauh menggunakan pendekatan teknis

terhadap kemampuan lompat jauh.

3. Hasil belajar lompat jauh pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1

Bendosari.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, maka masalah yang ada dapat di rumuskan dalam

pernyataan sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan efektifitas pembelajaran lompat jauh menggunakan

pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran

2011/2012?

2. Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran lompat jauh menggunakan

pendekatan pembelajaran taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh

gaya jongkok pada siswa putra SMP Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran

2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan efektifitas pendekatan pembelajaran teknis dan taktis terhadap

hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran 2011/2012.

2. Pendekatan pembelajaran yang lebih efektif antara menggunakan pendekatan

taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa

putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran 2011/2012.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, di harapkan mempunyai manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi guru pendidikan jasmani Sekolah Menengah Pertama, dapat digunakan

untuk menambah pengetahuan mengenai bentuk pendekatan pembelajaran

lompat jauh yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan lompat jauh

gaya jongkok pada siswa kelas VII SMP.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani SMP, guna

menyusun program pembelajaran yang sesuai dalam upaya meningkatkan

kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII SMP.

3. Dapat digunakan sebagai informasi mengenai bentuk pendekatan

pembelajaran yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan lompat

jauh gaya jongkok yaitu dengan menggunakan pendetan taktis dan teknis bagi

siswa kelas VII SMP.

4. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang karya ilmiah untuk

dikembangkan lebih lanjut.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di lakukan antara guru dan

siswa. Guru sebagai pemberi pelajaran, sedangkan siswa sebagai penerima

pelajaran. Berkaitan denagan pembelajaran H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto

dan Sutijan. (1998: 32) menyatakan, “pembelajaran atau instruction/ intructional

atau pengajaran merupakan usaha sadar dan di sengaja oleh guru membuat siswa

belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan

belajar mengajar”. Menurut Sukintaka (2004: 55) bahwa,”pembelajaran

mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada

peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik

mempelajarinya”.

Berdasarkan pengertian pembelajaran yang di kemukakan dua ahli

tersebut dapat di simpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi tiga

kejadian secara bersama yaitu: (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini

guru, (2) pihak lain yang menerima yaitu, peserta didik atau siswa, dan (3) tujuan

yaitu perubahan yang lebih baik pada siswa. Adapun yang di maksud dengan 3

komponen tersebut menurut H.J.Gino dkk.,(1998: 30) sebagai berikut:

1) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajarmengajar, katalisator belajar mengajar,dan peraaana lainnya yangmemungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

2) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, danpenyimpan isi pelajaran yang di butuhkan untuk mencapai tujuan.

3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkanterjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahanperilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Istilah pembelajaran atau pengajaran sama juga dengan proses belajar

mengajar (PBM), yaitu proses kegiatan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan,

dan pengavaluasian program pengajaran yang elibatkan peran serta guru, siswa,

dan komponen lainnya. Djago Tarigan (1990: 38) menyatakan, “adapun yang

dimaksud dengan komponen tersebut antara lain:

a. Guru, adalah pihak yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar

mengajar. Sebagai mediator antara siswa dengan materi dan peranan lain yang

memungkinkan terjadinya suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif.

b. Siswa, adalah pihak yang bertindak sebagai penerima, pencari, dan penyimpan

materi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

c. Tujuan, adalah pernyataan tentang perubahan tingkah laku yang diinginkan

terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Perubahan

tingkah laku ini mencakup perubahan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

d. Meteri pelajaran, merupakan segala bentuk informasi yang diperlukan untuk

mencapai tujuan.

e. Metode, yakni cara yang digunakan untuk memberi kesemptan pada siswa

untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan.

f. Media, Yakni alat atau bahan yang digunakan untuk menyampaikan materi

atau informasi kepada siswa.

g. Evaluasi, adalah suatu cara yang digunakan untuk menilai proses dan hasil

belajar siswa.

Salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar

yakni tujuan, karena semua komponen dalam sistem pembelajaran dilaksanakan

pencapaian tujuan belajar. Menurut Bloom yang dikutip Hanik Liskustyawati

(2006: 26), membagi tujuan belajar menjadi tiga, yaitu:

a. Kawasan Kemampuan Kognitif

Kemanpuan kognitif meliputi enam tingkatan, yaitu:

1) Pengetahuan, yang meliputi:Pengetahuan akan hal khusus, Kejadian

khusus, Tentang cara dan alat, arah dan urutan, penggolongan dan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kategori, kriteria, metodologi, serta pengetahuan tentang prinsip dan

generalisasi.

2) Pemahaman, yang meliputi: terjemahan, penafsiran, dan perhitungan atau

ramalan.

3) Analisis, yang meliputi: analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis

prinsip-prinsip organisasional.

4) Sintesis, yang meliputi: hasil komunikasi, hasil dari rencana atau

rangkaian kegiatan yang diusulkan, dan asal mula dari rangkaian

hubungan abstrak.

5) Evaluasi, yang meliputi: pertimbangan mengenai kejadian internal dan

pertimbangan mengenai kriteria eksternal.

b. Kawasan Kemampuan Afektif

1) Menerima, menyangkut minat siswa terhadap sesuatu, misalnya menerima

pelajaran gerak dasar yang ditandai dengan minat atau perhatian positif

yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran gerak dasar.

2) Responding, artinya ikut berpartisipasi secara aktif dalam suatu kegiatan,

misalnya dalam kegiatan olahraga.

3) Menaruh penghargaan, pada tingkat ini siswa mampu memberikan

panilaian terhadap geraknan yang akan atau sudah dilakukan.

4) Mengorganisasikan sistem nilai, kemampuan tertinggi dalam kawasan

afektif yaitu mengkarakterisasikan nilai-nilai, maksudnya nilai itu sudah

menjadi karakterisasi yang siap untuk menjadi tingkah laku seseorang.

c. Kawasan Kemampuan Psikomotorik

1) Persepsi, yaitu proses kesadaran akan perubahan setelah keaktifan alat

indera. Persepsi meliputi: stimulasi, menyentuh bentuk sesuatu, merasakan

ssesuatu, membau dan memegang, serta mendiskriminasi tanda-tanda.

2) Kesiapan, yaitu kemampuan membedakan persepsi yang masuk. Kesiapan

meliputi: kesiapan mental, fisik dan emosional.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3) Respon Terpimpin, yaitu kemampuan mencatat dan membuat laporan.

Respon Terpimpin meliputi: imitasi, trial and error, mengikuti, serta

mengadakan eksperimen.

4) Mekanisme, yaitu penggunaan skill dalam aktifitas kompleks. Mekanisme

meliputi: memilih, merencanakan, melatih, serta merangkaikan.

5) Respon yang kompleks, yaitu penggunaan skill untuk profesi serta

melaporkan atau menjelaskan.

Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, jika siswa dapat

berinteraksi dengan guru dan bahan pelajaran di tempat tertentu yang telah di atur

dengan rangka tercapainya tujuan. Agar tujuan pembelajaran dapat di capai maka

perlu di buat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran

merupakan rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok

secara rinci yang membuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator

pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap

pokok mata pelajaran.

b. Prinsip –Prinsip Pembelajaran

Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa

suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang di kutip H.J.

Gino dkk (1998: 51) bahwa,“Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai

jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,

pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendekatan mengenai segala

aspek organisme atau pribadi seseorang”.

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk

mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses

pembelajaran harus di terapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut

Dimyati dan Mudjiyono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran

meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung,

pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran

meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau

berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan serta perbedaan

individual. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, maka prinsip-prinsip

pembelajaran tersebut harus di terapkan dalam pembelajaran dengan baik dan

benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut di uraikan

secara singkat sebagai berikut:

1) Perhatian dan motivasi belajar

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran

sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk (1998: 52) menyatakan, “Perhatian

siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar, belajar dengan

penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang di pelajari akan terkesan lebih

mendalam dan tahan lama pada ingatan”.

Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang

optimal. Apabila pelajaran yang di terima siswa di rasakan sebagai kebutuhan,

maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan

yang dimaksud motivasi menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006: 42) adalah,

“Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang”. Dengan

motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.

Belajar yang di lakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil

belajar yang optimal.

2) Keaktifan Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran siswa di tuntut untuk selalu aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan

belajarnya secara efektif siswa di tuntut untuk aktif secara fisik, intelektual dan

emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.

Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

belajar, boleh di katakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena

belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin

seorang belajar”.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam

bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang di pelajari siswa.

Menurut S. Nasution (1988: 93) yang di kutip H.J.Gino dkk. (1998: 52-53)

macam- macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral

activities, listening activities, drawing activities, motor actifities, mental activities,

emotional activities”.

Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak

terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung

keaktifan mental dan di sertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat

di lakukan bermacam- macam keaktifan.

3) Keterlibatan Langsung Siswa

Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses

belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-

organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang di

perolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab

pengalaman-pengalaman yang di peroleh itulah yang menentukan kualitas

perubahan tingkahlaku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi

perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar

adalah hasil dari pengalaman yang di peroleh sendiri, bukan pengalaman yang di

dapat oleh orang lain. Oleh karena itu kualitas hasil belajar berbeda-beda antara

siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang di peroleh dan

kondisi serta kemampuan setiap siswa.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4) Pengulangan Belajar

Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan

melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan

akan di kuasai dengan baik. Menurut Davies (1987: 32) yang di kutip Dimyati dan

Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah

memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah

pengulangan masih di perlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan

Suharno HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan

unsur gerak fisik, teknik, taktik dan ketrampilan yang benar atlit harus melakukan

latihan berulang- ulang denagn frekuensi sebanyak- banyaknya secara kontinyu”.

Mengulang materi pelajaran atau suatu ketrampilan adalah sangat

penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka

gerakan ketrampilan dapat di kuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan

yang di kuasai dengan baik, maka gerakan yang di lakukan lebih efektif dan

efisien.

5) Tantangan

Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam

pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk

memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat

Gino dkk (1998: 54) bahwa, “Materi yang di pelajari oleh siswa harus mempunyai

sifat merangsang atau menantang. Artinya materi tersebut mengandung banyak

masalah-masalah yang merangsang untuk di pecahkan. Apabila siswa dapat

mengatasi masalah yang di hadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”.

Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat

penting. Dengan adanya tantangan yang harus di hadapi atau di pecahkan siswa

dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk

memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang di

pelajarinya maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar

yang optimal.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

6) Balikan Dan Penguatan

Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri

siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan

meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan

siswa yang baik, di beri balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian

yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.

Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang

dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu

tanda persetujuan guru terhadap tingkahlaku siswa. Namun demikian, penguatan

ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

7) Perbedaan Individu

Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu

dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau

kecepatannya masing- masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa

lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi

dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran

yang di terapkan, direncanakan, dan di laksanakan berdasarkan karakteristik dan

kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka

seorang guru harus memperhatikan perbedaan setiap diri individu dan dalam

membelajarkannya harus di sesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing

individu.

c. Ciri – Ciri Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi

atau pengetahuan seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan pengetahuan

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam

pembelajaran terdapat ciri – ciri tertentu.

Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru

mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan

siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan

belajar dapat tercapai. Menurut H.J. Gino dkk, (1998: 36) menyatakan, “Ciri-ciri

pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar

siswa yaitu (1).motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4)

suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri

pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar, alat

bantu belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran

tersebut harus di perhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-

ciri pembelajaran di jelaskan sebagai berikut:

1) Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat

melakukan tugas pembelajaran, maka perlu di lakukan upaya untuk menemukan

sebab-sebabnya, dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas

ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu di beri rangsangan agar

tumbuh motivasi pada dirinya.

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu

dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka

tersebut. Jadi motivasi dapat di rangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu

tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat di

katakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah

pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang di kehendaki oleh siswa dapat

tercapai.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi

belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan

karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.

Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip

dan konsep yang di perlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan

yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang

daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri

siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang di hadapai dalam

pembelajaran.

3) Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat-alat yang dapat

membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran

adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar

materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.

Apabila pengajaran di sampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka

siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

4) Suasana Belajar

Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik,

apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping

itu juga adanya kegairahan dan kegembiraan belajar suasana belajar mengajar

akan berlangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan denagan karakteristik

siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

5) Kondisi Siswa yang Belajar

Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi

juga memiliki kesamaan yantu memiliki langkah-langkah perkembangan dan

memiliki potensi yang perlu di aktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan

kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam

proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan

dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan

sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.

d. Ciri – Ciri Perubahan Akibat Belajar

Setiap kegiatan belajar akan terjadi perubahan pada diri siswa. Pada

umumnya perubahan akibat belajar akan bersifat permanen. Sugiyanto (1998 :

268) menyatakan, “Perubahan yang bisa terjadi dari proses belajar bisa bertahan

dalam jangka waktu relatif lama, maksudnya perubahan itu tidak langsung hilang

sesudah kegiatan selesai di lakukan”. Sedangkan perubahan tingkah laku akibat

dari belajar menurut Slameto (1995: 3-4) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Perubahan terjadi secara sadar.2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.4) Perubahan belajar bukan bersifat sementara.5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Pendapat tersebut menunjukan bahwa, ciri-ciri perubahan akibat belajar

terdiri dari enam macam yaitu, terjadi secara sadar, bersifat kontinyu, bersifat

positif dan aktif, tidak bersifat sementara, bertujuan atau terarah dan mencakup

seluruh aspek tingkah laku. Secara singkat ciri-ciri perubahan akibat belajar di

uraikan secara singkat sebagai berikut:

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Perubahan Terjadi Secara Sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau

sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam

dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya

bertambah, kebiasaannya bertambah. Rusli Lutan (1988 :103) menyatakan,

“Perubahan perilaku motorik berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari

latihan dan pengalaman. Hal ini perlu di pertegas untuk membedakan perubahan

yang terjadi karena faktor kematangan dan pertumbuhan”.

Pendapat tersebut menunjukan bahwa perubahan yang terjadi akibat dari

belajar harus di sadari betul oleh siswa, ia mampu merasakan perubahan-

perubahan yang nyata pada dirinya di bandingkan dengan sebelumnya.

Seyogyanya perubahan yang terjadi harus lebih baik dari sebelumnya, sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Kontinyu dan Fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi pada diri siswa berlangsung

secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan

menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses

belajar berikutnya. Misalnya jika siswa belajar lari cepat, maka ia akan mengalami

perubahan dari larinya lambat menjadi larinya lebih cepat. Perubahan itu

berlangsung terus menerus hingga kecepatan lari menjadi baik dengan melakukan

latihan secara terus menerus.

3) Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Hasil kegiatan belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari yang sebelumnya. Dengan demikian

semakin banyak usaha belajar semakin banyak dan semakin baik perubahan yang

di peroleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi

dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan

kemampuan menguasai suatu keterampilan karena usaha seseorang yang

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

bersangkutan. Sedangkan perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang

terjadi dengan sendirinya, karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan

dalam pengertian belajar.

4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau tenporer terjadi hanya untuk

beberapa saat saja, seperti berkeringat, lelah dan lain sebainya, tidak dapat di

golongkan sebagai perubahan akibat belajar. Perubahan yang terjadi akibat proses

belajar bersifat menetap atau permanen. Rusli Lutan (1988: 104) menyatakan,

“Ciri dari belajar motorik adalah relatif permanen. Hasil belajar itu relatif bertahan

hingga waktu relatif lama”.

Pendapat tersebut menunjukan bahwa, perubahan tingkah laku yang

terjadi setelah belajar akan bersifat menetap atau permanen. Misalnya kemampuan

siswa melakukan tendangan tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan

semakin berkembang jika terus di pergunakan atau berlatih secara teratur.

Memang sukar untuk menjawab, berapa lama hasil belajar itu akan melekat.

Meskipun sukar di tetapkan secara kuantitatif, apakah selama satu bulan,

bertahun-tahun atau hanya dua atau tiga hari. Untuk kebutuhan analisis dapat di

tegaskan bahwa, belajar akan menghasilkan beberapa efek yang melekat.

5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan di capai.

Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar di

sadari. Misalnya siswa belajar lari cepat, sebelumnya sudah menetapkan apa yang

mungkin dapat di capai dengan belajar lari cepat atau tingkat kecakapan yang

akan di capainnya. Dengan demikian perbuatan belajar yang di lakukan senantiasa

terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahan yang di peroleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,

sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan

dan sikap keterampilan, pengetahuan dan lain sebagainya. Sebagai contoh belajar

lari cepat, maka perubahan yang paling nampak adalah dalam kemampuan lari

cepat. Akan tetapi ia akan mengalami perubahan- perubahan lainnya seperti

pemahaman teknik lari cepat yang benar, cita-cita untuk menjadi atlet lari cepat,

dan lain sebagainya. Jadi aspek perubahan yang satu berhubungan erat denagan

aspek lainnya.

2. Lompat Jauh

a. Lompat Jauh Gaya Jongkok

Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga

atletik. Lompat jauh merupakan salah satu gerakan melompat mengangkat kaki ke

atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara

(melayang di udara) yang di lakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan

tolakan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Dalam lompat jauh

terdapat 3 macam gaya yaitu gaya jongkok, gaya menggantung dan gaya berjalan

di udara.

Lompat jauh gaya jongkok di sebut juga gaya duduk di udara (sit down

in the air). Dikatakan gaya jongkok karena gerakan yang di lakukan pada saat

melayang di udara membentuk gerakan seperti orang jongkok atau duduk.

Gerakan jongkok atau duduk ini terlihat sangat membungkukkan badan dan kedua

lutut di tekuk, kedua tangan di depan. Untuk menghindari kesalahan pada saat

mendarat, maka di ikuti dengan menjatuhkan badan ke depan.

Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah di

lakukan terutama pada anak-anak sekolah. Aip Syarifuddin (1992: 93)

menyatakan bahwa, “lompat jauh gaya jongkok, pada umumnya di lakukan anak-

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

anak sekolah, karena di anggap gaya yang paling mudah untuk di pelajari”. Hal

ini di sebabkan karena lompat jauh gaya jongkok tidak banyak gerakan yang harus

di lakukan pada saat melayang di udara di bandingkan dengan gaya yang lainnya.

Konsentrasi atlet yang perlu di perhatikan pada gaya jongkok terletak pada

membungkukkan badan dan menekuk kedua lutut dan menjulurkan kedua kaki ke

depan dan kedua lengan tetap ke depan untuk mendarat.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya

Jongkok

Keberhasilan untuk melompat sejauh-jauhnya di pengarui oleh banyak

faktor. Tamsir Riyadi (1985: 95) menyatakan bahwa, “unsur-unsur yang

berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh

meliputi daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelemahan, kelentukan, koordinasi dan

keseimbangan”. Menurut Jonath U., Haag E. Dan Krempel R. (1987: 196)

persyaratan yang harus di penuhi pelompat jauh yaitu “faktor- faktor fisik yaitu

kecepatan, tenaga loncat, keindahan gerak khusus, ketangkasan dan rasa irama,

Faktor teknik yang meliputi ancang-ancang, lepas tapak tahap melayang dan

pendaratan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, untuk mencapai

prestasi lompat jauh dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik dan faktor teknik.

Ditinjau dari kondisi fisik, komponen fisik yang dapat mempengaruhi pencapaian

prestasi lompat jauh antara lain: daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan,

kelentukan, koordinasi. Sedangkan dari teknik melompat meliputi awalan,

tolakan, melayang di udara dan pendaratan. Hasil belajar yang tinggi dapat

dicapai, jika unsur-unsur fisik yang terlibat dikerahkan pada teknik yang benar.

c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut adanya perbaikan dan

pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik merupakan suatu

proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang

memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan.

Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus di

kuasai oleh seorang atlit pelompat. Teknik lompat jauh terdiri dari beberapa

bagian yang dalam pelaksanaanya harus di rangkaikan secara baik dan harmonis.

Soegito (1992: 55) menyatakan bahwa, “faktor-faktor yang sangat menentukan

untuk mencapai prestasi lompat jauh jauh adalah awalan, tumpuan, lompatan, saat

melayang, dan pendaratan”. Untuk lebih jelasnya teknik dalam lompat jauh dapat

di uraikan sebagai berikut:

1) Awalan

Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan

adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan

membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar

merupakan prasyarat yang harus di penuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan

yang sejauh-jauhnya.

Awalan lompat jauh di lakukan dengan berlari-lari secepatnya sebelum

salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Jess Jarver (1999: 34)

menyatakan, “Maksud berlari sebelum melompat ini adalah untuk meningkatkan

kecepatan horisontal secara maximum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take

of “. Jarak awalan tidak perlu terlalu jauh, tetapi sebagai mana pelari mendapatkan

kecepatan tertinggi sebelum salah satu kaki menolak. Jarak awalan tersebut antara

30-35 meter”. Berkaitan dengan awalan lompat jauh Tamsir Riyadi (1985: 95)

menyatakan:

Jarak awalan tergantung dari masing–masing atlet. Bagi pelompat yangjarak relatif pendek salah satu mencapai kecepatan maksimal (full speed)maka jarak awalan cukup dekat/pendek saja (sekitar 30-35 m atau kurangdari itu ). Sedangkan dalam atlet lain dalam jarak relatif jauh baru mencapaikecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi sekitar 40-45meter atau lebih dari itu. Bagi pemula sudah barang tentu jarak awalan lebihpendek dari ancer- ancer tersebut”.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus, namun bersifat

individual tergantung dari masing-masing pelompat. Kecepatan awalan harus

sudah di capai tiga atau empat langkah sebelum balok tumpuan. Tiga atau empat

langkah terakhir sebelum menumpu tersebut di maksudkan untuk mengontrol saat

menolak di balok tumpuan.

Awalan lompat jauh di lakukan dengan harmonis, lancar dan dengan di

lakukan dengan kecepatan yang tinggi, tanpa ada gangguan langkah yang terkecil

atau di perlebar untuk memperoleh kecepatan bertumpu pada balok tumpuan.

Menurut Aip Syarifuddin (1992: 91) bahwa,“Untuk menjaga kemungkinan pada

waktu melakukan awalan itu tidak cocok, atau tidak ketepatan antara awalan dan

tolakan, biasanya pelompat membuat dua buah tanda (chermark) antara

permulaan akan memulai melakukan awalan dengan papan tolakan”. Untuk lebih

jelasnya berikut ini di sajikan ilustrasi pemberian tanda untuk membuat

cherkmark untuk ketepatan tumpuan sebagai berikut:

Bak Pasir

Tanda Tanda

pertama kedua Papan tolak

Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat Jauh

(Aip Syarifuddin, 1992:91)

2) Tumpuan

Tumpuan merupakan perubahan gerak horisontal ke gerak vertikal yang

di lakukan secara cepat. Tumpuan di lakukan dengan cara yaitu, sebelumnya

pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya

pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di

udara. Tolakan di lakukan dengan cara menjejakkan salah satu kaki untuk

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

menumpu tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke

depan atas yang lebih besar. Jess Jarver (1999: 35) menyatakan, “Maksud dari

take off adalah merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan, dengan melakukan

lompatan tegak lurus, sambil mempertahankan kecepatan horisontal semaksimal

mungkin”. Lompatan di lakukan dengan mencondongkan badan kedepan

membuat sudut lebih kurang 450 dan sambil mempertahankan kecepatan saat

badan dalam posisi horisontal.

Daya dorong kedepan dan ke atas dapat di peroleh secara maksimal

dengan menggunakan kaki tumpu yang paling kuat. Ketepatan melakukan

tumpuan akan menunjang keberhasilan lompatan. Kesalahan menumpu (melewati

balok tumpuan), lompatan di nyatakan gagal atau diskualifikasi. Sedangkan jika

penempatan kaki tumpu berada jauh sebelum balok tumpuan akan sangat

merugikan terhadap pencapaian jarak lompatan. Menurut Tamsir Riyadi (1985:

96) teknik menumpu pada lompat jauh sebagai berikut:

1) Tolakan di lakukan dengan kaki yang terkuat.2) Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang (jangan

berlebihan) untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik.3) Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan.4) Saat bertumpu kedua lengan ikut serta di ayunkan ke depan atas,

pandangan kee depan atas (jangan melihat ke bawah).5) Pada kaki ayun (kanan) di angkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi

lutut di tekuk.

Berikut ini di sajikan ilustrasi gerakan menumpu untuk menolak sebagai

berikut:

Gambar 2. Tumpuan Dalam Lompat Jauh

(Soegito, 1992: 38)

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3) Melayang Di Udara

Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan

kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan

tolakan, badan si pelompat di pengaruhi oleh suatu kekuatan yang di sebut “daya

penarik bumi”. Daya penarik bumi itu bertitik tangkap pada suatu titik yang di

sebut dengan titik berat badan (T.BB./center of gravity). Titik berat badan ini

letaknya kira-kira pada si pinggang pelompat sedikit di bawah pusar agak ke

belakang.

Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus

melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya di sertai dengan ayunan kaki dengan

kedua tangan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan

yang di lakukan, maka akan semakin lebih lama dapat membawa titik berat badan

melayang ke udara. Dengan demikian akan dapat melompat lebih tinggi dan lebih

jauh, karena kedua kecepatan itu akan mendapatkan perpaduan (resultante) yang

menentukan lintasan gerak dari titik berat badan tersebut. Hal yang perlu di

perhatikan pada saat melayang di udara yaitu menjaga keseimbangan tubuh,

sehingga akan membantu pendaratan. Jonath et al. (1987: 200) menyatakan, “Pada

fase melayang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mempersiapkan

pendaratan”.

Berikut ini di sajikan ilustrasi gerakan melayang di udara lompat jauh

gaya jongkok sebagai berikut :

Gambar 3. Sikap Melayang di Udara

(Aip Syarifuddin, 1992: 93)

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4) Pendaratan

Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat

jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang di capai dalam lompat jauh. Mendarat

dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus di

pahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki

lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh

pasir, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan,

sehingga badan bagian atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan.

Menurut Soegito (1992: 41) teknik pendaratan sebagai berikut:

1) Pada saat badan akan jatuh ke pasir lakukan pendaratan sebagai berikut:a) Luruskan kedua kaki ke depanb) Rapatkan kedua kaki sejajar .c) Bungkukkan badan ke depan.d) Ayunkan kedua tangan ke depan.e) Berat badan di bawa ke depan.

2) Pada saat jatuh di pasir atau mendarat:a) Usahakan jatuh pada ujung kaki rapat/ sejajarb) Segera lipat kedua lutut.c) Bawa dagu ke dada sambil mengayun ke dua tangan ke bawah arah

belakang.Berikut ini di sajikan ilustrasi teknik gerakan mendarat lompat jauh gaya

jongkok sebagai berikut:

Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh

(Soegito, 1992: 42)

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Pendekatan Teknis

Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa dalam proses

belajar dan guru yang memberikan materi pembelajaran (mengajar). Mengajar

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pengajar untuk memberikan

perubahan kepada siswa. Rusli Lutan (1988: 36) mengajar adalah “seperankat

kegiatan sangaja oleh seseorang yang memiliki pengetahuan atau ketrampilan

yang lebih dari pada yang diajar”.

Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang

memiliki pengetahuan atau kerampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk

memberikan suatu pengertian, kecakapan, atau ketangkasan. Kegiatan mengajar

meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau

ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkanya dengan

subjek yang sedang belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal

dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang tepat.

a. Definisi Pendekatan Pembelajaran teknis

Menurut Dekdikbud (1990: 180) “pendekatan dapat diartikan sebagai

proses, perbuatan atau cara untuk nendekati sesuatu. Sedangkan pembelajaran

merupakan kegiatan yang menjaga dan mendorong tercapainya tujuan

pengajaran”. Denagn demikian pembelajaran merupakan suatu proses membuat

orang belajar atau memanipulasi lingkungan sehingga memberikan kemudahan

kepada orang lain untuk belajar. Pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan

belajar dan perilaku siswa agar siswa aktif melakukaan tugas belajar sehingga

dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.

Pendekatan teknis merupakan suatu model pendekatan pembelajaran

secara tradisional. Pendekatan teknis ini merupakan cara belajar dimana untuk

mempelajari suatu teknik cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang

hingga menguasai gerakan yang otomatis. Menurut pendapat Wahjoedi (1999:

122) menyatakan bahwa “pendekatan pembelajaran teknis adalah cara

pembelajaran teknik yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk tata

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

urutan pelaksanaan yang tetap sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya”.

Menurut Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001: 7) bahwa “pendekatan

tradisional atau teknik adalah cara belajar yang lebih menekankan komponen-

komponen teknik”. Pendapat lain dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 15)

“pembelajaran dengan pendekatan teknik menekankan pada pengusaan

ketrampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga”.

Berdasar pendapat diatas menunjukan bahwa, pendekatan pembelajaran

teknik hanya menekankan pada pengusaan teknik suatu cabang olahraga agar

siswa memiliki keterampilan teknik yang memadai. Akan tetapi siswa belum

mengalami atau menemui situasi yang sebenarnya dari teknik yang dipelajari

dalam situasi pertandingan yang sebenarnya. Siswa tidak menjumpai atau tidak

pernah mendapat rintangan dari siswa lain dalam pelaksanaan teknik sebagaimana

yang terjadi dalam pertandingan lompat jauh yang sebenarnya.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan

Pendekatan Teknis

Pembelajaran lompt jauh dengan pendekatan teknis adalah cara belajar

dimana guru menyampaikan teknik gerakan lompat jauh gaya jongkok dan

selanjutnya memberikan contoh atau demonstrasi agar siswa mengetahui konsep

gerakan teknik lompat jauh gaya jongkok yang benar. Setelah guru memberikan

contoh gerakan lompat jauh gaya jongkok, selanjutnya menyusun organisasi

pembelajaran yang baik agar siswa dapat melakukan tugas ajar dengan baik dan

semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama.

Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan

teknis ini keaktifan siswa melakukan tugas ajar sangat dituntut agar teknik yang

dipelajari dapat dikuasai dengan baik. Suatu teknik akan dapat dikuasai siswa

dengan baik apabila siswa melakukannya secara terus menerus dan berulang-

ulang. Keaktifan siswa sangat dituntut dalam pembelajaran ini. Guru bertugas

mengarahkan pengusaan gerak, melakukan koreksi dan evaluasi setiap terjadi

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kesalahan teknik. Kesalahan teknik yang dibiarkan akan terjadi pola gerakan

teknik yang salah.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh gaya Jongkok

dengan Pendekatan Teknis

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan teknis

adalah cara pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dalam pelaksanaannya

siswa melaksanakan gerakan lompat jaug gaya jongkok secara berulanu-ulang

dengan teknik yang benar. Pendekatan teknis ini menekankan pada pengusaan

teknik lompat jauh gaya jongkok yang benar.

Bertolak dari hal tersebut, pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

dengan pandekatan teknis, pembelajaran ini dapat diidentifikasikan kelebiha dan

kelemahannya. Kelebihan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan

pendekatan teknis antara lain :

1) Siswa dapat memahami, mengerti, menguasi teknik lompat jauh gaya

jongkok dengan baik dan benar.

2) Kesalahan teknik dapat dicermati oleh guru lebih dini, guru dapat

dengan segera mengevaluasi kesalahan.

3) Dapat meminimalkan kesalah teknik lompat jauh gaya jongkok.

Sedangkan kelemahan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok denagn

pendekatan teknis antar lain :

1) Hasrat gerak siswa tidak dapat terpenuhi sehingga siswa akan cepat

bosan, karena siswa mengulang gerakan yang sama secara terus-

menerus.

2) Pendekatan teknis ini kurang memberikan tantanga karena siswa

tidak mengalami situasi yang sebenarnya.

3) Penguasaan teknik yang baisk dan benar belum menjamin prestasi

yang optimal, karena dipengaruhi banyak faktor.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4. Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Taktis

a. Definisi Pendekatan Taktis

Merencanakan pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk berlatih

dan bermain serta menikmati pembeljaran merupakan tugas seorang pengajar.

Para siswa menginginkan suasana pembelajaran yang mengasikan,

menggairahkan dan juga sebagai sarana untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Umumnya para siswa kurang menyukai penjelasan yang berbelit-belit dan bertele-

tele, atau atau berbaris dalam waktu terlalu lama untuk memperoleh giliran

melakukan suatu teknik lompat jauh gaya jongkok. Hal-hal semacam ini dirasakan

sanagat membosankan bagi siswa.

Pendekatn taktis merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya

dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121)

pendekatan taktis (bermain) adalah ”pembelajaran yang diberikan dalam bentuk

atau situasi permainan”. Menurut Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001: 7)

menyatakan “pendekatan taktis dalam permainan adalah untuk meningkatkan

kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat

sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya”. Pendapat

lain dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 17) “pengajaran melalui pendekatan

taktis adalah meningkatkan tampilan bermain siswa, dengan melibatkan

kombinasi dari kesadarn taktis dan penerapan ketermpilan teknik dasar kedalam

bentuk yang sebenarnya”.

Pendekatan taktis dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami

konsep bermain. Misal untuk lompat jauh gaya jongkok yang harus di ajarkan

adalah konsep latihan melompat dengan pemainan, bukan mengajarkan lompat

jauh gaya jongkok tingkat tinggi yang sulit dilakukan oleh siswa. Melalui

pendekatan taktis diharapkan membawa motivasi dan pemahaman siswa terhadap

konsep bermain yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan dalam

lompat jauh gaya jongkok.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan

Pendekatan Taktis

Pembelajaran lompat jauh gaya jngkok dengan pendekatan taktis yang

dimaksud adalah cara belajar lompat jauh yang dilakukan dalam bentuk

permainan sederhana. Menurut Yudha M Saputra (2001: 122) bahwa sebenarnya

tidaklah sulit untuk mendorong siswa SD untuk melakukan lompatan. Seringkali

sekedar tanda-tanda di tanah dan garis-garis pola di lantai, cukup untuk

memberikan rangsangan.

Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat dihadapkan

pada situasi yang dapat memberikan tantangan untuk melompat, misal dengan

mengggunakan peralatan seperti: tali, kotak, dan ban sepeda. Dengan

menggunakan sarana seperti ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa

untuk melompat.

Pelaksanaan lompat jauh dengan pendekatan taktis antara lain dengan

memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, misal: siswa

melakukan lompatan pada kardus atau simpai yang dibentuk seperti huruf, siswa

melakukan lompatan pada tali atau parit yang ada di sekolahan. Dengan demikian

pembelajaran lompat jauh akan menjadi lebih menarik dan efektif bagi siswa.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok

dengan Pendekatan Taktis

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis

menuntut kreativitas siswa untuk berfikir dan memahami teknik lompat jauh.

Dalam hal ini siswa berperan penting untuk mengambil keputusan yang tepat

sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam melakukan lompat juah.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Perlu disaari bahwa setiap bentuk pembelajaran tentu memiliki kelebihan

dan kelemahan. Bertolak dari pengertian pendekatan taktis diatas, pembelajaran

memiliki kelebihan antara lain:

1. Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan

meningkatkan motivasi.

2. Dengan bermain berarti siswa aktif bergerak sehingga dapat meningkatkan

kesegaran jasmani siswa.

3. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkat kemampuan

lompat lompat jauh gaya jongkok.

4. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya, sendiri selama proses

mengajar.

Sedangkan kelemahan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan

pendekatan taktis antara lain:

1. Penguasaan teknik gerakan kurang kerena siswa tidak diberikan latihan teknik

lompat jauh gaya jongkok secara khusus.

2. Guru akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik yang

dilakukan siswa.

d. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis

Pada dasarnya pendekatan taktis merupakan cara belajar yang dalam

pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. M. Furqon. H

(2006: 4-5) ”menyatakan pengaruh bermain terhadap perkembangan anak yaitu”:

1. Pengembangan ketrampilan gerak bermain berisi berbagai keterampilan gerak,

mulai dari keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan

gerak yang kompleks. Anak perlu belajar keterampilan gerak dasar seperti: lari,

lompat, loncat, berbelok, menendang dan melempar. Jika anak memiiki

keterampilan gerak dasar yang baik. Selanjutnya anak memiliki landasan untuk

mengembangkan keterampilan gerak yang kompleks. Oleh karena itu, dengan

bermain akan memberikan perkembangan keterampilan gerak bagi anak.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Perkembangan fisik dan kesegaran jasmani bermain penting bagi anak untuk

mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuh, termasuk

mengembangkan daya tahan kardiovaskuler. Bermain juga berfungsi sebagai

penyaluran tenaga yang berlebih, bila tidak tersalurkan akan menyebabkan

anak tegang, gelisah dan lain-lain.

3. Dorongan berkomunikasi di dalam suasana bermain, memberikan peluang anak

untuk berkomunikasi dengan teman bermainnya. Disamping itu, agar anak

dapat bermain dengan baik, anak secara tidak langsung belajar berkomunikasi

dan sebaliknya anak harus belajar berkomunikasi agar dapat saling memahami

dan dipahami di antara teman bermain.

4. Penyaluran energi emosional yang terpendam bermain merupakan wahana

yang baik bagi anak untuk menyalurkan ketegangan yang disebabkan

lingkungan terhadap aktivitas anak.

5. Penyaluran kebutuhan dan keinginan kebutuhan dan keinginan yang tidak

terpenuhi dengan cara lain atau aktivitas lain seringkali dapat terpenuhi dengan

bermain. Misal, anak yang tidak mendapatkan kesempatan dalam peran

tertentu seringkali dapat mendapatkan peran tertentu dalam bermain.

6. Sumber belajar bermain dapat dikatakan sebagai bentuk miniatur dari

kehidupan masyarakat. Dengan bermain berarti anak dapat memperoleh

kesempatan untuk mempelajari berbagai hal, bahkan banyak pelajaran dan

pengalaman dapat diperoleh melalui bermain daripada rumah atau di sekolah.

7. Rangsangan kreativitas melalui eksperimen dan eksplorasi dalam bermain, anak

akan menemukan sesuatu dan terbiasa menghadapi berbagai persoalan dalam

bermain untuk dipecahkan. Suasana dan kebiasaan ini biasanya akan

memberikan transfer nilai kedalam situasi lain, sehingga anak terbiasa untuk

kreatif dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.

8. Perkembangan wawasan diri dengan bermain anak mengetahui tingkat

kemampuannya dibandingkan dengan teman bermainnya. Kondisi ini

memungkinkan anak untuk mengembangkan konsep diri secara lebih nyata.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

9. Belajar bermasyarakat dengan bermain bersama teman-teman lain, anak belajar

tentang bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana`menghadapi

dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan sosial tersebut.

10. Perkembangan kepribadian melalui bermain anak terbiasa dengan aturan-

aturan yang lebih disepakati dalam bermain, seperti larangan–larangan yang

harus ditaati, disiplin, sportivitas, kerjasama, menghargai teman lain, jujur dan

lain-lain, secara tidak langsung kondisi tersebut membentuk kepribadian anak.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat disimpulkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Efektifitas pembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok.

Peneliti ini bertitiktolak pada menurunnya minat siswa SMP terhadap

olahraga atletik yang diduga diakibatkan oleh pembelajaran dengan pendekatan

teknis yang dirasa tidak cocok dengan karakteristik siswa SMP. Karena surutnya

perhatian siswa pada olahraga atletik tersebut peneliti ingin meneliti perbedaan

pembelajaran dengan pendekatan taktis dan pendekatan teknis.

Didalam pembelajaran pendekatan taktis semua materi pelajaran

disampaikan dalam bentuk bermain, dengan aktivitas bermain dengan sendirinya

anak akan berminat terhadap olahraga atletik nomor lompat jauh gaya jongkok

yang ditandai dengan rasa tertarik, senang terhadap kegiatan tersebut. Rasa senang

terhadap kegiatan bermain tersebut dapat mengakibatkan pemusatan yang tidak

sengaja pada kegiatan ini, selanjutnya siswa akan mempunyai keinginan untuk

terlibat dalam aktivitas tersebut. Karena senang dengan kegitan bermain yang

dilakukan anak akan terpacu untuk mengaktualisasikan potensi aktivitasnya yang

berbentuk gerak, sikap, dan perilakunya.

Situasi ini akan membawa dampak kemungkinan perubahan terhadap

semua aspek pribadi anak yang terdiri dari fisik, psikis, sosial, dan rasa

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

berketuhanan. Pembelajaran pendekatan teknis lompat jauh gaya jongkok

merupakan cara penyampaian materipelajaran atletik yang berorentasi pada

teknik-teknik lompat jauah gaya jongkok. Bentuk penyajian yang berorentasi pada

teknik untuk mencapai prestasi bagi anak-anak ini, kurang memiliki daya tarik

dan cenderung membosankan. Hal ini menjadi sangat buruk dengan anak-anak,

karena perhatiannya berjangkauan pendek dan mengganggu tingkat pertumbuhan

dan perkembangan fisik. Didalam pembelajaran dengan pendekatan teknis anak

diberikan teknik-teknik lompatan saja, selain kurang menarik bagi siswa juga

siswa cepat bosan terhadap model penerapan dalam pembelajaran tersebut dan

biasanya jadi malas atau bahkan tidak mau melakukan kegiatan tersebut dan bisa

mengakibatkan menjadi salah satu faktor penyebab minimnya peningkatan

kemampuan siswa.

Berdasarkan hal tersebut sudah jelas bahwa pembelajaran dengan

pendekatan taktis dan teknis mempunyai penekanan tersendiri yang berbeda.

Karakteristik perlakuan dalam proses belajar mengajar akan mengakibatkan

pengaruh terhap kemampuan lompat jauh. Pengaruh perlakuan yang diberikan

dalam proses belajar mengajar akan menimbulkan respon terhadap hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok.

2. Pembelajaran dengan pendekatan taktis lebih efektif dari pada pembelajaran

dengan pendekatan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan teknis

merupakan pembelajaran yang mengacu pada pola gerakan lompat jauh yang

sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena siswa diharukan untuk mengulang-

ulang gerakan lompat jauh secara terus menerus dengan menekankan pada teknik

gerakan yang benar. Sedangkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan

pendekatan taktis merupakan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Dengan

demikian siswa tidak merasa bosan terhadap kegiatan belajar serta tujuan

pembelajaran tetap tercapai. Jadi pembelajaran dengan pendekatan taktis lebih

baik pengaruhnya dari padal pembelajaran denagn pandekatan teknis.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Melalui aktivitas bermain didalam pembelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan khususnya nomor lompat jauh gaya jongkok, seharusnya siswa putara

kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012

mengalami peningkatan hasil kemampuan jauh gaya jongkok.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan efektifitas pembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis

terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII

SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.

2. Pembelajaran dengan pendekatan taktis lebih efektif dari pada pembelajaran

dengan pendekatan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun

pelajaran 2011/2012.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan lompat jauh SMP Negeri 1Bendosari, Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan (enam minggu)

dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Penelitian dilaksanakan dari bulan

September 2011 sampai November 2011.

B. Metode Penelitian

1. Metode Eksperimen

Jenis Penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Dalam hal ini

Sugiyanto (1995: 21) menyatakan, “tujuan penelitian eksperimental adalah untuk

meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab

akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelompok

eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang

tidak diberi perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda”.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah ”Pretest-Posttest Design”.

Gambar untuk rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

37

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

KE I Treatment A Posstest

S Pretest MSOP

KE II Treatment B Posstest

Keterangan :

S : Subject

Pretest : Tes awal kemempuan lompat jauh gaya jongkok

MSOP : Matched Subject Ordinal Pairing

KE1 : Kelompok 1

KE2 : Kelompok 2

Treatment A : Pembelajaran dengan pendekatan taktis

Treatment B : Pembelajaran denagan pendekatan teknis

Posttest : Tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok

Untuk penelitian dengan menggunakan pembagian kelompok eksperimen

yang didasarkan pada tes awal kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Setelah

hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara

dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian

kedua kelompok tersebut sebelum diberikan perlakuan merupakan kelompok yang

sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh

pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini

dengan cara ordinal pairing. Adapun pembagian kelompok secara ordinal pairing

adalah sebagai berikut :

1 2

4 3

5 6

8 7

9 10 dan seterusnya

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

C. Variabel Penelitian

Sesuai dengan penelitian ini, penelitian ini terdiri dari dua variabel.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah :

a. Pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan taktis.

b. Pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan teknis.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Pendekatan Taktis

Pendekatan taktis dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami

konsep bermain. Misal untuk lompat jauh gaya jongkok yang harus di ajarkan

adalah konsep latihan melompat dengan pemainan, bukan mengajarkan lompat

jauh gaya jongkok tingkat tinggi yang sulit dilakukan oleh siswa. Pelaksanaan

lompat jauh dengan pendekatan taktis antara lain dengan memberikan

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, misal: siswa melakukan lompatan

pada kardus atau simpai yang dibentuk seperti huruf, siswa melakukan lompatan

pada tali atau parit yang ada di sekolahan

2. Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis merupakan suatu model pendekatan pembelajaran

secara tradisional. Pendekatan teknis ini merupakan cara belajar dimana untuk

mempelajari suatu teknik cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang

hingga menguasai gerakan yang otomatis.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3. Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok

Kemampuan lompat jauh gaya jongkok merupakan kemampuan siswa

yang akan dicapai dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok berdasarkan

dengan alat ukur yang digunakan untuk mengukur lompat jauh gaya jongkok.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 1

Bendosari, Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 134 siswa yang

terbagi dalam 7 kelas.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random

sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 120) bahwa, ”apabila subyeknya

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-

15%, 20%-25%, atau lebih”.

Untuk menentukan besarnya sampel yaitu diambil 30% dari jumlah

populasi tiap kelasnya. Untuk lebih jelasnya teknik pengambilan sampel secara

proporsional random sampling sebagai berikut:

No Kelas Populasi Sampel1 VIIA 20 x 30% = 6,0 62 VIIB 18 x 30% = 5,4 53 VIIC 22 x 30% = 6,6 74 VIID 18 x 30% = 5,4 55 VIIE 19 x 30% = 5,7 66 VIIF 18 x 30% = 5,4 57 VIIG 19 x 30% = 5,7 6

Jumlah sampel 134 40

Berdasarkan teknik pengambilan sampel proporsional random sampling,

besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 orang.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran.

Kemampuan lompat jauh gaya jongkok diperoleh melalui tes dan pengukuran

lompat jauh gaya jongkok dari Tamsir Riyadi (1985: 70). Petunjuk pelaksanaan

tes terlampir.

Teknik Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas, dengan rumus sebagai berikut:

R =

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

= Jumlah rata-rata dalam kelompok

= Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam kelompok ini meliputi

normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat penelitian

sebagai berikut:

a) Uji Normalitas

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode

Lilliefors dari Sudjana (1996: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut

sebagai berikut:

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1) Pengamatan , , dijadikan bilangan baku ,……. dengan

menggunakan rumus:

zi =

Keterangan :

= Dari variabel masing-masing sampel

X = Rata-rata

S = Simpangan Baku

2) Untuk tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F = P

3) Selanjutnya dihitung proporsi , , …… yang lebih kecil atau sama

dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh S .

Maka S =

4) Hitung selisih F - S kemudian ditentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar ini Lo.

b) Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang

lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (1982: 386)

rumusnya adalah:

=

Keterangan :

= Derajat kebebasan KE1 dan KE2

= Standart deviasi KE1

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

= Standart deviasi KE2

3. Uji Perbedaan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Perbedaan dari

Sutrisno Hadi (1995 : 457) sebagai berikut:

t =

Keterangan :

t = Nilai uji Perbedaan

Md = Mean Perbedaan dari pasangan

= Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean Perbedaan

N = Jumlah pasangan

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan :

D = Perbedaan masing-masing subjek

N = Jumlah pasangan

Prosentase peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok antara

penedekatan taktis dan pendekatan teknis rumus sebagai berikut:

Prosentase peningkatan =

Mean different = Mean posttest – mean pretest

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Gambaran data penelitian secara keseluruhan disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Penelitian

Kelompok Tes JumlahSampel

NilaiTertinggi

NilaiTerrendah

Rata-rata

StandarDeviasi

1

TesAwal

20 395 243 331,20 38,74

TesAkhir

20 445 285 376,50 43,38

2

TesAwal

20 392 248 330,65 37,36

TesAkhir

20 424 283 358,10 38,44

Gambar 9. Histogram Perbedaan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1dan Kelompok 2

300310320330340350360370380

Tes Awal Tes Akhir

Kelompok 1

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Gambaran data penelitian secara keseluruhan disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Penelitian

Kelompok Tes JumlahSampel

NilaiTertinggi

NilaiTerrendah

Rata-rata

StandarDeviasi

1

TesAwal

20 395 243 331,20 38,74

TesAkhir

20 445 285 376,50 43,38

2

TesAwal

20 392 248 330,65 37,36

TesAkhir

20 424 283 358,10 38,44

Gambar 9. Histogram Perbedaan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1dan Kelompok 2

Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir

Kelompok 1 Kelompok 2

Rata-rata

Rata-rata

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Gambaran data penelitian secara keseluruhan disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Penelitian

Kelompok Tes JumlahSampel

NilaiTertinggi

NilaiTerrendah

Rata-rata

StandarDeviasi

1

TesAwal

20 395 243 331,20 38,74

TesAkhir

20 445 285 376,50 43,38

2

TesAwal

20 392 248 330,65 37,36

TesAkhir

20 424 283 358,10 38,44

Gambar 9. Histogram Perbedaan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1dan Kelompok 2

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

B. Mencari Reliabilitas

Agar data yang dianalisis adalah hasil suatu tes pengukuran yang baik,

maka perlu uji reliabilitas. Adapun hasil perhitungan reliabilitas tes dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Tes Reliabilitas

Tes Nilai Reliabilitas KategoriAwal 0,890 TinggiAkhir 0,854 Tinggi

Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes, digunakan tabel

koefisien korelasi dari Book Walter dalam Mulyono B (2007: 49) seperti dibawah

ini:

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilitas

Tinggi sekali 0,900 - 1,000

Tinggi 0,800 - 0,890

Cukup 0,600 - 0,790

Kurang 0,400 - 0,590

Tidak Signifikan 0,000 - 0,390

C. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas

dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan

kelompok 2 adalah sebagai berikut :

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kel. TesJumlahSampel

StandarDeviasi

Rata-rata L0 Ltabel Keterangan

1Awal 20 38,744 331,20 0,0638 0,1981 NormalAkhir 20 43,375 376,50 0,0912 0,1981 Normal

2Awal 20 37,358 330,65 0,0596 0,1981 NormalAkhir 20 38,441 358,10 0,0671 0,1981 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh nilai Lhitung

pada tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes

akhir kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1, tes awal

kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari

kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka

apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut

disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara

kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Tes Fhitung Ftabel KeteranganAwal 1,08 2,17 HomogenAkhir 1,27 2,17 Homogen

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung

dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%.

Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok

2 memiliki varians yang homogen.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

D. Hasil Analisis Data

Uji perbedaan dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan

(treatment). Tujuannya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

antara kelompok 1 dan kelompok 2. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan

kelompok 2 sebelum dan sesudah diberi perlakuan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dankelompok 2 Sebelum Diberi Perlakuan

Kelompok Jumlah Sampel Rata-rata thitung ttabel Keterangan1 20 331,200

0,571 2,086 Tidak Ada Perbedaan2 20 330,650

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara

kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung sebesar 0,571 dan ttabel dengan

taraf signifikansi 5% dan n = 20 sebesar 2,086.

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 danKelompok 2 Setelah Diberi perlakuan.

Kelompok Jumlah Sampel Rata-rata thitung ttabel Keterangan1 20 376,500

2,436 2,086 Ada Perbedaan2 20 358,100

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok

2 setelah diberi perlakuan diperoleh nilai thitung sebesar 2,4436 dan ttabel dengan

taraf signifikansi 5% dan n = 20 sebesar 2,086.

Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki persentase

peningkatan yang lebih baik dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan

persentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan

kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 8. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan PersentasePeningkatan Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

KelompokJumlahSampel

MeanPretest

MeanPostest

MeanDifferent

PersentasePeningkatan

1 20 331,20 376,50 45,30 13,68%2 20 330,65 358,10 27,45 8,30%

Gambar 10. Histogram Perbedaan Persentase Peningkatan Antara Kelompok 1dan Kelompok 2

Gambar 11. Grafik Peningkatan Kelompok 1 dan Kelompok 2

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

Kelompok 1 Kelompok 2

Persentase Peningkatan

Persentase Peningkatan

300.00

310.00

320.00

330.00

340.00

350.00

360.00

370.00

380.00

Mean Pretest Mean Postest

Kelompok 1

Kelompok 2

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan, diketahui bahwa

kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 13,68%. Sedangkan kelompok 2

memiliki peningkatan sebesar 8,30%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kelompok 1 memiliki prosentase peningkatan yang lebih tinggi dari pada

kelompok 2.

E. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan Efektifitas Pembelajaran Lompat Jauh dengan

Pendekatan Taktis dan Teknis Terhahap Hasil Belajar Lompat Jauh

Gaya Jongkok

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir

lompat jauh gaya jongkok antara kelompok 1 yang diberi pembelajaran

dengan pendekatan taktis dan kelompok 2 yang diberi pembelajaran dengan

model pendekatan teknis, diperoleh nilai thitung sebesar 2,436 dan t tabel pada

taraf signifikansi 5% dan n = 20 sebesar 2,086 yang berarti terdapat perbedaan

antara kelompok 1 yang diberi pembelajaran dengan pendekatan taktis dan

kelompok 2 yang diberi pembelajaran dengan pendekatan teknis. Perbedaan

hasil tersebut karena penggunaan pandekatan pembelajaran lompat jauh

tersebut memiliki karaktetistik yang berbeda. Pembelajaran lompat jauh

dengan pendekatan taktis merupakan strategi pendekatan pembelajaran lompat

jauh, dimana siswa seperti mempraktekkan gerakan lompat jauh gaya jongkok

yang sebenarnya dengan cara yang menarik dan menyenangkan, sedangkan

pembelajaran lompat juah dengan pendekatan teknis siswa juga terlibat dalam

gerakan pembelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang. Pembelajaran

tersebut memberikan rangsangan kepada sistem saraf, sehingga terjadi

otomatisasi gerakan. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada perbedaan

efektifitas model pembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis terhadap

hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012, dapat diterima

kebenarannya.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Pendekatan

Taktis Lebih Efektif Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Lompat

Jauh gaya Jongkok

Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok, kelompok 1 yang diberi pembelajaran dengan

model pendekatan taktis memilki peningkatan sebesar 13,68% sedangkan

kelompok 2 yang diberi pembelajaran dengan model pendekatan teknis

memiliki peningkatan sebesar 8,30%. Maka diketahui kelompok 1 yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan taktis memiliki persentase peningkatan hasil

belajar lompat jauh yang lebih besar daripada kelompok 2 yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan teknis. Dalam pembelajaran pendekatan

taktis semua materi pembelajaran disampaikan dalam bentuk bermain, dengan

aktifitas bermain dengan sendirinya anak akan berminat terhadap olahraga

atletik nomor lompat jauh gaya jongkok yang ditandai dengan rasa tertarik,

senang terhadap kegiatan tersebut. Rasa senang terhadap kegiatan bermain

tersebut dapat mengakibatkan pemusatan yang tidak sengaja pada kegiatan ini,

selanjutnya siswa akan mempunyai keinginan untuk terlibat dalam aktifitas

tersebut. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan model pembelajaran

dengan pendekatan taktis mempunyai efektifitas yang lebih baik dari pada

model pembelajaran dengan pendekatan teknis terhadap hasil belajar lompat

jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari

Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012, dapat diterima kebenarannya.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan

ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan efektifitas pembelajaran yang signifikan antara pendekatan

taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa

putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012. (thitung 2,436 > ttabel 5% 2,086).

2. Pembelajaran dengan pendekatan taktis mempunyai efektifitas yang lebih baik

dari pada pembelajaran dengan pendekatan teknis terhadap hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari

Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012. (kelompok 1 yang diberi pembelajaran

dengan model pendekatan taktis memiliki peningkatan hasil belajar lompat

jauh gaya jongkok sebesar 13,68%, sedangkan kelompok 2 yang diberi

pembelajaran dengan model pendekatan teknis memiliki peningkatan hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok sebesar 8,30%).

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pembelajaran lompat jauh

gaya jongkok dengan pendekatan taktis memiliki peningkatan yang lebih baik

terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Implikasi teoritik dari hasil

penelitian ini adalah setiap penggunan pendekatan pembelajaran memiliki

efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan hasil belajar lompat juah gaya

jongkok. Oleh karena itu, dalam memberikan pembelajaran yang bartujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, harus

menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian ini juga dapat

dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih penggunaan pendekatan

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/PERBEDAAN...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN PENDEKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pembelajaran yang tepat, khususnya untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh

gaya jongkok.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan lompat juah gaya jongkok, guru penjasorkes

dapat menggunakan pembelajaran pendekatan taktis maupun dengan

pendekatan teknis.

2. Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok ,

perlu diperbanyak dengan memberikan sarana maupun prasarana dengan

pendekata taktis atau bermain.