145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 MATERI SEJARAH DALAM BUKU TEKS MUATAN LOKAL PENDIDIKAN MULTIKULTUR KALIMANTAN BARAT Disusun oleh : Eka Jaya Putra Utama S 860809011 Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Dr. Budhi Setiawan, M.Pd NIP. 196105241989011001 _______ ________ Pembimbing II Dr. Warto, M.Hum NIP. 196109251986031001 _______ _______ Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Dr. Warto, M.Hum NIP. 196109251986031001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

MATERI SEJARAH DALAM BUKU TEKS MUATAN LOKAL

PENDIDIKAN MULTIKULTUR KALIMANTAN BARAT

Disusun oleh :

Eka Jaya Putra Utama

S 860809011

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Dr. Budhi Setiawan, M.Pd

NIP. 196105241989011001 _______ ________

Pembimbing II Dr. Warto, M.Hum

NIP. 196109251986031001 _______ _______

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Dr. Warto, M.Hum

NIP. 196109251986031001

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

MATERI SEJARAH DALAM BUKU TEKS MUATAN LOKAL

PENDIDIKAN MULTIKULTUR KALIMANTAN BARAT

Disusun oleh:

Eka Jaya Putra Utama

S.860809011

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Mengetahui

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal Ketua

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd

Sekretaris

Dr. Suyatno Kartodirdjo

Anggota Penguji

1. Dr. Budhi Setiawan, M.Pd

2. Dr. Warto, M.Hum

Ketua Program Studi

Pendidikan Sejarah

Dr. Warto, M.Hum

NIP. 196109251986031001

Direktur Program

Pascasarjana

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D

NIP. 195708201985031004

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

PERNYATAAN

Nama : Eka Jaya Putra Utama

NIM : S.860809011

Materi Sejarah

Dalam Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat

adalah benar hasil karya saya sendiri, hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis

tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanski akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Pebruari 2011

Yang membuat pernyataan,

Eka Jaya Putra Utama

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

MOTTO

Berpikir, bekerja tanpa doa maka hidup terasa sia-sia

Lebih baik miskin harta dari pada miskin ilmu pengetahuan dan agama

Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya

(Penulis)

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan hati dan penuh kerendahan jiwa, karya (tesis) ini ku-

persembahkan kepada:

Keluarga Besar ku,

dan adikku Dwi Syafrianti.

Istri tercinta Amalia Hariska Aprilyanti, A.Md dan

buah hatiku Syafa Hadya Putri Utama.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa, karena berkat Rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis

Materi Sejarah Dalam Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan

Multikultur Kalimantan Barat Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. M. Syamsulhadi, Sp.KJ. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas

akhir.

3. Prof. Dr. H. Samion, AR, M.Pd. selaku Ketua STKIP PGRI Pontianak yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Warto, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah dan

sekaligus pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

penyusunan tesis.

5. Dra. Sutiyah, M.Pd., M.Hum. selaku Sekretaris Progam Studi Pendidikan

Sejarah yang telah banyak memberikan arahan dan motivasi dalam

penyusunan tesis.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

6. Dr. Budhi Setiawan, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan tesis.

7. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. dan Dr. Suyatno Kartodirdjo, yang telah

menguji penulis dengan baik dan perbaikan yang diberikan kepada penulis.

8. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada

penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

9. Kepala sekolah SMP Santo Fransiskus Asisi Pontianak, SMP Santo

Benediktus Pahauman dan SMP Haruniyah Pontianak beserta jajarannya,

khususnya kepada guru-guru muatan lokal dan siswa-siswi yang telah

memberikan informasi dalam pengumpulan data penelitian ini.

10.

memberikan semangat dan motivasi.

11. Istri tercinta Amalia Hariska Aprilyanti, A.Md dan buah hatiku Syafa Hadya

Putri Utama yang tidak lelah dan hentinya memberikan doa dan motivasi.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

tesis ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan

untuk menyempurnakannya. Harapan penulis, semoga tesis ini bermanfaat bagi

kita semua.

Surakarta, Pebruari 2011

Eka Jaya Putra Utama

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................................... iii

PERNYATAAN .................................................................................................. iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR SKEMA .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

ABSTRAK .......................................................................................................... xvi

ABSTRACT .......................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ....................................... 7

A. Kajian Teori ................................................................................. 7

1. Materi Sejarah ......................................................................... 7

2. Buku Teks ............................................................................... 14

a. Ciri-Ciri Buku Teks ........................................................... 17

b. Aspek-Aspek dan Indikator ............................................... 19

3. Muatan Lokal .......................................................................... 25

a. Latar Belakang Masuknya Muatan Lokal Dalam

Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah .................... 28

b. Landasan Hukum ............................................................... 32

c. Tujuan Pengajaran Muatan Lokal ...................................... 33

d. Ruang Lingkup ................................................................... 35

e. Pelaksanaan Muatan Lokal ................................................ 36

4. Pendidikan Multikultur ........................................................... 37

B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 47

C. Kerangka Pikir ............................................................................. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 49

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 49

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................... 50

C. Sumber Data ................................................................................ 51

D. Teknis Pengumpulan Data ........................................................... 51

E. Teknik Cuplikan (Sampling) ....................................................... 53

F. Validitas Data .............................................................................. 53

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

G. Teknis Analisis Data.................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 57

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 57

1. Deskripsi Latar ........................................................................ 57

2. Sajian Data .............................................................................. 79

B. Pokok-Pokok Temuan ................................................................. 104

1. Tujuan Dimunculkannya Buku Teks Muatan Lokal

Pendidikan Multikultur Kalimantan Bara ............................... 104

2. Penyajian Materi Dalam Buku Teks Muatan Lokal

Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat .............................. 105

3. Materi Sejarah yang Ada Dalam Buku Teks Muatan Lokal

Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat .............................. 106

C. Pembahasan ................................................................................. 106

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 123

A. Simpulan ...................................................................................... 123

B. Implikasi ...................................................................................... 126

C. Saran ............................................................................................ 128

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 131

LAMPIRAN ........................................................................................................ 136

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Struktur Kurikulum SMP/MTs ....................................................................... 31

2. Daftar Kegiatan Penelitian ............................................................................. 50

3. Penduduk Laki-Laki Menurut Kabupaten/ Kota ............................................ 62

4. Penduduk Perempuan Menurut Kabupaten/ Kota .......................................... 65

5. Jumlah Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/ Kota .................. 67

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

DAFTAR SKEMA

Halaman

1. Kerangka Pikir ................................................................................................ 48

2. Model Analisis Interaktif ................................................................................ 56

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Wawancara dengan Hendrikus, S.Pd di SMP Santo Benediktus ................. 150

2. Wawancara dengan siswa-siswa kelas VII SMP Santo Benediktus ............. 150

3. Wawancara dengan Kornelius Yono, S.Pd di SMP Fransiskus Asisi ........... 151

4. Wawancara dengan Valen, Helen, Wanda Bhenatan dan

Lenny Marviana (siswa-siswa SMP Fransiskus Asisi .................................. 151

5. Wawancara dengan Siti Syarifah, S.Ag dan Ushawati, S.Pd di SMP

Haruniyah Pontianak ..................................................................................... 152

6. Wawancara dengan Arini dan Ainunisa siswa kelas VII SMP Haruniyah

Pontianak ....................................................................................................... 152

7. Sampul depan buku teks Muatan Lokal Pendidikan Multikultur Kalimantan

Barat .......................................................................................................... 153

8. Rumah Pajang (Betang) etnis Dayak ............................................................ 154

9. Keluarga muslim Tionghoa, bentuk interaksi sosial antar etnis Melayu

Dengan Tionghoa melalui perkawinan ......................................................... 154

10. Meriam Karbit ............................................................................................... 155

11. Ritual Antar Ajung ........................................................................................ 155

12. Tradisi Makan Saprahan ............................................................................... 156

13. Permainan naga (Barongsai) dalam perayaan Capgomeh ............................. 156

14. Perlombaan Karapan Sapi ............................................................................. 157

15. Sapi Sonok .................................................................................................... 157

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Daftar Informan .............................................................................................. 136

2. Pedoman Wawancara ..................................................................................... 138

3. Fieldnote ......................................................................................................... 140

4. Foto Sekolah dan Proses Mengumpulan Data ................................................ 150

5. Beberapa Gambar Dalam Buku Teks Muatan Lokal

Pendidikan Multikultural Kalimantan Barat .................................................. 153

6. Silabus .......................................................................................................... 158

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

ABSTRAK

Eka Jaya Putra Utama. S.860809011. Materi Sejarah Dalam Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat. Tesis Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Tujuan dimunculkannya buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat; (2) Penyajian materi dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat; (3) Materi sejarah dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat.

Penelitian ini dilaksanakan di Pontianak dan Pahauman, Kalimantan Barat. Bentuk penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dengan studi kasus tunggal dan strategi penelitian dalam bentuk terpancang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan tim ANPRI, guru mata pelajaran muatan lokal, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan siswa, analisis dokumen yang berupa buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat. Teknik cuplikan yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Analisis data menggunakan model analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan dan verifikasi yang berinteraksi dengan pengumpulan data secara siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tujuan dimunculkannya buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat adalah usaha untuk rekonsiliasi konflik melalui jalur pendidikan sekaligus mengenalkan kembali kebudayaan etnis di Kalimantan Barat; (2) Penyajian materi dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat masih memiliki kelemahan dan kekurangan mengenai kelogisan sajian materi yang menjelaskan materi melalui cerita rakyat (folklore), tidak menunjukkan glosarium, indeks, ketepatan tata bahasa, ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar pustaka; (3) Materi sejarah yang terdapat dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat adalah sejarah lokal Kalimantan Barat dan sejarah kebudayaan etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura. Kata Kunci : Materi Sejarah, Buku Teks Muatan Lokal, Pendidikan Multikultur

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ABSTRACT

Eka Jaya Putra Utama. S.860809011. History Material in Local Payload Textbook Multiculture Educationt West Kalimantan. Thesis. Surakarta: Education Of History Study Program, Postgraduate Sebelas Maret University.

This research aim to know (1) Purpose peeping out of local payload textbook multiculture education West Kalimantan; (2) Material presentation in local payload textbook multiculture education West Kalimantan; (3) History material in local payload textbook multiculture education West Kalimantan.

This research done in Pontianak and Pahauman, West Kalimantan. Form this research is diskriptif qualitative with single case study and research strategy form this embedded research. Data collecting indepth interview with team of ANPRI, teacher of local payload, curriculum area vice headmaster and student, document analysis which in the form of local payload textbook multiculture education at West Kalimantan. Sampling technic is purposive sampling. Data validity use source and method trianggulasi. Data analysis use analysis of interaktif namely reduce data, presentation of data and withdrawal of node which have interaction with data collecting cyclely.

Result of research indicate that: (1) Puposer peeping out local payload textbook multiculture education West Kalimantan effort for the reconciliation of conflict through education and define again ethnical culture in West Kalimantan; (2) Presentation of material in local payload textbook multiculture education at West Kalimantan still have insuffiency and weakness regarding logically of explaining material through folklore, do not show glosarium, index, accuracy of structure, inappropriate between with illustration and writing of bibliography; (3) history material which there are in local payload textbook multiculture education West Kalimantan is local history of West Kalimantan and culture history of Dayak, Malay, Tionghoa and Madura ethnics. Key words : History Material, Local Payload Textbook, Multiculture Education

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buku teks merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari satuan

pembelajaran di kelas. Buku teks pelajaran menjadi salah satu sumber belajar

guna memperoleh informasi selain guru di kelas. Dalam rangka pelaksanaan

pengawasan dan peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah melalui

standarisasi buku teks pelajaran, telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 11 tahun 2005 tentang pentingnya buku teks pelajaran bagi

peserta didik (BNSP, 2006 : v). Dengan demikian, buku teks yang digunakan oleh

siswa maupun guru harus diperiksa terlebih dahulu isi, materi, bahasa, dan

kualitas buku sehingga ketika digunakan akan memperoleh informasi dan

pengetahuan yang yang sesuai dengan kebutuhan siswa maupun guru dan

tingkatan kelasnya.

Kurikulum muatan lokal adalah salah satu bagian dari kurikulum yang

berlaku saat ini, istilah muatan lokal dalam dunia pendidikan di Indonesia secara

resmi mulai tahun 1987, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan

Nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987, tentang muatan lokal. Kurikulum atau

mata pelajaran muatan lokal pada awalnya bukan mata pelajaran yang berdiri

sendiri, melainkan materi pelajaran lokal yang dimasukkan ke dalam berbagai

bidang studi yang relevan.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Sejak diberlakukannya kurikulum tahun 1994, muatan lokal menjadi mata

pelajaran yang berdiri sendiri, atau tidak lagi diintegrasikan pada mata pelajaran

lainnya. Konsep muatan lokal tidak lagi sama seperti tahun 1987, konsep muatan

lokal di sini maksudnya adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang bersifat

desentralisasi, sebagai upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan relevansi

terhadap kebutuhan daerah yang bersangkutan (Suharsimi Arikunto dalam Nandi

Warnandi, tt : 12). Pada kurikulum tahun 1994 muatan lokal sudah menjadi

bidang studi yang berdiri sendiri, baik bidang studi wajib maupun bidang studi

pilihan, atau lebih dikenal dengan mata pelajaran muatan lokal wajib dan mata

pelajaran muatan lokal pilihan.

Dalam pelaksanaan pengajaran rekonstruksi sosial, sekolah harus berusaha

melengkapi sarana penunjang yang tersedia guna memberikan pengetahuan

kepada peserta didik, agar nantinya bisa menangani hambatan-hambatan yang

terjadi di masyarakat, salah satunya adalah buku teks. Sekolah berusaha

memberikan penerangan dan melatih kemampuan untuk melihat dan mengatasi

hambatan-hambatan yang dihadapi, meningkatkan kemampuan memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2000 : 95).

Buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber yang digunakan oleh guru

sebagai bahan ajar dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru dituntut untuk

memahami isi materi yang tercantum dalam buku teks pelajaran, karena pada

umumnya buku teks pelajaran yang digunakan oleh guru ditulis oleh orang lain atau

penulis buku dari suatu penerbit. Penulis buku biasanya mencoba

menginterpretasikan sendiri deskripsi materi yang harus ditulis berdasarkan standar

kompetensi dan kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum dalam standar isi.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Buku yang sama dengan penulis yang berbeda memungkinkan terjadinya deskripsi

materi yang berbeda (Agus Mulyana, 2009 : 1).

Buku teks sebagai sumber belajar bagi peserta didik juga menjadi sumber

bahan ajar oleh guru dalam proses belajar mengajar. Secara formal biasanya buku

teks dikeluarkan oleh dinas pendidikan ataupun lembaga pendidikan yang

berkompeten. Pelajaran muatan lokal menggunakan buku teks dalam membantu

guru untuk mengajar di kelas. Pelajaran muatan lokal menawarkan berbagai

macam materi yang tentunya menggunakan beragam sumber yang berasal dari

buku teks.

Sejalan dengan paradigma pendidikan yang akhir-akhir ini telah

mengalami pergeseran yakni guru tidak lagi semata-mata sebagai pusat

pembelajaran kepada peserta didik namun peserta didik perlu diberikan peluang

untuk mencari dan mendapatkan informasi yang seluas-luasnya dari berbagai

macam sumber.

Beragamnya buku teks muatan lokal yang digunakan oleh sekolah-sekolah

diantaranya buku teks muatan lokal agro pertanian, bahasa Inggris, bahasa daerah,

komputer, pendidikan multikultural. Dari banyaknya buku teks yang ditawarkan

belum tentu semuanya dapat dijadikan pedoman ataupun acuan bagi guru sebagai

pegangan untuk mengajar karena harus melewati beberapa kreteria diantaranya

penulisan, bahasa, tingkat pemahaman, isi, kedalaman materi, ilustrasi. Dengan

demikian sekolah dan guru harus cermat memilih dan menggunakan buku teks

sebagai pedoman untuk mengajar.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Dengan sekian banyak tawaran buku teks muatan lokal yang ada di

Kalimantan Barat sehingga peneliti ingin mencari dan mengkaji buku teks muatan

lokal pendidikan multikultur untuk SMP karena dipandang sangat penting apalagi

buku teks tersebut mencerminkan nilai keberagaman budaya, adat istiadat, bahasa

daerah, kesenian daerah dari ernis yang ada di Kalimantan Barat, untuk itu

peneliti akan mengkaji apakah materi sejarah ada termuat di dalam buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat tersebut.

B. Perumusan Masalah

1. Apa tujuan dimunculkannya buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat ?

2. Bagaimana penyajian materi dalam buku teks muatan lokal pendidikan

multikultur Kalimantan Barat ?

3. Materi sejarah apa yang ada dalam buku teks muatan lokal pendidikan

multikultur Kalimantan Barat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk :

a. Mencari dan menemukan materi sejarah dalam buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat.

2. Tujuan Khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Tujuan dimunculkannya buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Penyajian materi dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat.

c. Materi sejarah dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian materi sejarah dalam buku teks muatan lokal pendidikan

multikultural SMP di Kalimantan Barat, dapat memberi manfaat baik teoritis

maupun praktis

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menambah dan

dijadikan referensi untuk pengembangan materi dalam buku teks muatan lokal

yang memuat materi sejarah dan pendidikan multikultur.

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

Memberi sumbangan dan evaluasi dalam penulisan buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur yang memuat materi sejarah.

b. Sekolah

Memberi pengetahuan baru dan solusi bagi sekolah dalam rangka memilih

buku teks terutama untuk mata pelajaran muatan lokal pendidikan

multikultur yang memuat materi sejarah.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

c. Pemerintah dan instansi terkait

Memberi kontribusi dan rekomendasi kepada Dinas Pendidikan Propinsi

maupun Dinas Pendidikan Kota atau Kabupaten, bahwa penyusunan buku

teks muatan lokal harus melewati berbagai macam kreteria dan

penyeleksian sehingga sekolah-sekolah tidak lagi menggunakan buku teks,

khususnya muatan lokal yang tidak berkualitas. Mengingat pentingnya

penanaman toleransi antar etnis dan pengenalan sejarah budaya lokal

sehingga mata pelajaran muatan lokal pendidikan multikultur dapat

dijadikan sebagai kurikulum wajib dan diterapkan pada seluruh sekolah di

Kalimantan Barat.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

Teori yang dikaji dalam penelitian ini meliputi: (1). Materi sejarah. (2).

Buku teks. (3). Muatan lokal dan (4). Pendidikan multikultur. Teori bermanfaat

untuk menjelaskan berbagai aspek yang berkaitan dengan materi sejarah dalam

buku teks muatan lokal pendidikan multikultural SMP di Kalimantan Barat.

1. Materi Sejarah

Materi adalah bahan pelajaran yang terpilih berdasarkan kriteria keilmuan

dan kegunaannya yang dapat menunjang tercapainya instruksional atau

pengetahuan, pengalaman masa lampau yang disusun secara sistematik melalui

prosedur metode keilmuan (Nana Sujana dalam Zulkarnain, 2002 : 38). Materi

atau bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses

belajar mengajar. Materi atau bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak

didik (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1997 : 50). Materi atau bahan

yang dimaksud sebagai sumber belajar adalah sesuatu yang membawa pesan

untuk tujuan pengajaran.

Materi merupakan unsur inti yang terdapat di dalam kegiatan belajar

mengajar, karena materi atau bahan pelajaran sangat diupayakan untuk dikuasai

oleh peserta didik. Oleh karena itu guru yang merupakan komponen terpenting

harus mampu memiliki, menguasai dan menyampaikan materi kepada peserta

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

didik dengan baik. Dengan demikian materi atau bahan pelajaran sudah dikemas

dalam buku teks untuk dikonsumsi oleh peserta didik. (Dyah Sulistyowati, 1999 :

26).

Materi sejarah di sekolah merupakan sub dari mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Hal yang dikaji dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

adalah hal yang menyangkut kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian

geografi, ekonomi, antropologi, sejarah dan tatanegara. Sedangkan tujuan dari

materi sejarah yang diajarkan di sekolah adalah agar peserta didik mampu

mengembangkan pemahaman perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa

lalu hingga kini dan berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga

bahwa bangsa Indonesia memiliki berbagai macam bahasa, etnis, agama yang

disatukan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa materi

adalah seperangkat pengetahuan yang dijabarkan dalam kurikulum guna

disampaikan kepada peserta didik atau dibahas dalam proses belajar mengajar

agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Banyak sumber-sumber bahan

pelajaran yang dapat digunakan, akan tetapi bahan yang diambil hendaknya

bersifat pedagogik, oleh karena itu guru harus pandai menyeleksi dan memilih

bahan yang relevan dengan tujuan pengajaran (Zulkarnain, 2002 : 38).

Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi

atau bahan pelajaran yakni, materi harus sesuai dan menunjang tercapainya

tujuan, materi yang ditulis dalam perencanaan pengajaran hanya garis besarnya

saja dan menetapkan materi pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan. Dalam

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menetapkan pilihan-pilihan untuk materi sejarah harus sesuai dan menunjang

tujuan yang perlu diberikan oleh guru, urgensi dari materi adalah untuk

disampaikan dan diketahui oleh semua, sesuai dengan tuntutan kurikulum,

memiliki nilai kegunaan bagi peserta didik untuk kehidupan dan masa depan

mereka dan keterbatasan sumber yang diperoleh peserta didik sehingga perlu

diberikan oleh guru.

Di samping itu ada hal yang sangat penting adalah kenyataan bahwa

materi sejarah yang bersumber dari kurikulum harus memenuhi standar baku yang

telah ditetapkan. Kurikulum merupakan sesuatu yang disusun, direncanakan dan

dievaluasi. Dalam proses itu maka kurikulum harus berkembang dan sejalan

dengan usaha yang terus menerus untuk menemukan alat dan cara baru, efisien

dan lebih baik dalam menyempurnakan pelaksanaannya (Olivia, 1982 : 25-26).

Disisi lain pertimbangan dalam rangka menentukan isi materi pelajaran

harus mementingkan peran peserta didik sebagai pelaku dalam kegiatan belajar

mengajar. Kemampuan peserta didik berbeda-beda dan berkembang bertahap

secara kualitatif dan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran

ditentukan oleh mereka sendiri, guru sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar

harus berhati-hati dalam menetapkan materi pelajaran yang seharusnya dipelajari

oleh peserta didik.

Sesuai dengan hal tersebut maka guru harus mempertimbangkan beberapa

kriteria pemilihan materi pelajaran yaitu : materi pelajaran adalah sarana yang

digunakan dan bermanfaat bagi tercapainya tujuan kurikulum, materi pelajaran

adalah sarana yang membawa siswa ke arah tujuan yang mempunyai aspek jenis

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

perilaku dan isi, materi pelajaran bersifat lebih luas dari pada aspek isi, materi

pelajaran harus sesuai dengan kepentingan dan taraf kemampuan siswa untuk

menerima dan mengolah materi itu, materi pelajaran harus dapat melibatkan siswa

secara aktif dalam berpikir dan melakukan kegiatan, materi pelajaran harus

memberikan tempat waktu untuk dibelajarkan sesuai dengan perkembangan ilmu

dan kebutuhan masyarakat, materi pelajaran harus sesuai dengan situasi dan

kondisi lingkungan masyarakat serta kebijakan pemerintah, materi harus relevan

dengan pembangunan nasional dan materi harus benar-benar dikuasai dan

dipahami oleh guru (Suyatno, 2001 : 25-26).

Sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lampau yang penuh makna

dan menjadi landasan bagi setiap orang untuk memahami apa yang pernah terjadi.

Pengetahuan terhadap peristiwa masa lampau merupakan cerminan dan nilai-nilai

sejarah yang terkandung harus dilestarikan sebagai pembentukan karakter bagi

generasi penerus atau ditolak karena tidak sesuai dengan perkembangan jaman.

Sejarah adalah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia di masa yang lampau

dan memberikan petunjuk dalam mereaksi terhadap masalah-masalah baru yang

ada di masa seakarang. Sejarah memiliki berberapa manfaat bagi kehidupan

manusia pada masa sekarang. Wasino (2007 : 10-14) dan Noor (1995 : 334-335)

dalam Syaiful Amin, menyebutkan bahwa beberapa kegunaan sejarah bagi

manusia yang mempelajarinya, yakni (a) edukatif (untuk pendidikan), (b)

instruktif (memberikan pengajaran), (c) inspiratif (memberi ilham), dan (d)

rekreatif (memberikan kesenangan).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Sejarah ialah ilmu tentang manusia.

Peristiwa masa lalu itu luas. Terjadinya alam semesta (Kuntowijoyo, 1997 : 12)

yang merupakan pekerjaan atau objek penelitian astronomi. Sejarah hanya

mengurusi manusia masa kini dan mempelajari atau meneliti peristiwa-peritiwa

masa lalu. Sejarah ialah ilmu tentang waktu. Dalam waktu terjadi empat hal, yaitu

(1) perkembangan, (2) kesinambungan, (3) pengulangan, dan (4) perubahan

(Kuntowijoyo, 1997 : 13).

Masa lampau manusia untuk sebagian besar tidak dapat ditampilkan

kembali (Gottschalk, Louis , terj. Nugroho Notosusanto, 1975 : 27). Lebih dari

pada itu, pengalaman suatu generasi yang telah lama mati yang sebagian besar

keluarganya tidak meninggalkan rekaman-rekaman sehingga tidak mungkin

diingat kembali secara lengkap. Fakta-fakta sejarah diperoleh dari kesaksian dan

karenanya merupakan fakta arti (facts of meaning). Fakta-fakta semacam ini tidak

dapat dilihat, dirasa, dikecap, didengar. fakta-fakta itu merupakan lambang atau

wakil dari pada sesuatu yang pernah ada. Untuk dapat dipelajarai sejarah secara

obyektif yakni memperoleh pengetahuan yang tidak memihak dan benar, bebas

dari pada reaksi pribadi seseorang. Sedangkan kebanyakan sejarah didasarkan atas

kenangan, yakni kesaksian tertulis atau lisan (Gottschalk, Louis terj. Nugroho

Notosusanto, 1975 : 28).

Sejarah memiliki fungsi pendidikan karena dengan memahami sejarah

berarti telah diambil satu manfaat atau hikmah dari terjadinya suatu peristiwa

sejarah. Kaitan antara sejarah dan pendidikan dapat diketahui dari sebuah kalimat

bijak tentang peranan sejarah bagi manusia yang berbunyi historia vitae magistra

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kehidupan ini sangat dalam, karena memerlukan pemikiran mengapa sampai

sejarah itu digunakan sebagai guru kehidupan. Maksud dari kalimat tersebut

adalah bahwa sejarah ini memiliki fungsi pendidikan, yang mengajarkan

bagaimana manusia seharusnya itu bertindak dengan melihat peristiwa yang telah

terjadi untuk kemudian diambil hikmahnya. Beberapa fungsi sejarah kaitannya

dengan sarana pendidikan, yaitu sebagai pendidikan moral, penalaran, politik,

kebijakan, perubahan, masa depan, dan keindahan (Syaiful Amin, 2010 : 36).

Sejarah tidak dapat dipisahkan dengan peristiwa atau kisah yang terjadi

dimasa lampau, pelaku, waktu dan tempat, Dalam suatu peristiwa nilai-nilai

sejarah yang sangat penting karena sejarah sebagai pendidikan perubahan, masa

depan, keindahan dan penalaran sehingga siapa saja yang mempelajari dan

memahami secara mendalam akan terinspirasi untuk berbuat sesuai dengan nilai-

nilai dan norma yang berlaku. Dengan demikian materi sejarah tidak merupakan

barang jadi yang bersifat statis, melainkan sesuatu yang bersifat dinamis dan

terbuka terhadap perkembangan yang terjadi pada masyarakat (Hamid Hasan

dalam Zulkarnain, 2002 : 41).

Materi sejarah dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur harus

dituangkan secara kronologis isi, bahasan materi, menerangkan tempat dari

peristiwa tersebut terjadi, manusia sebagai pelaku yang ikut serta dalam peristiwa

dan menjelaskan waktu peristiwa tersebut terjadi hingga sebab peristiwa itu

terjadi. Dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur materi sejarah yang

dimaksud adalah segala peristiwa yang pernah terjadi baik berupa sejarah

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kebudayaan etnis, perkembangan etnis, dan perubahan struktur sosial yang terjadi

di Kalimantan Barat.

Materi sejarah dapat diambil dari berbagai sumber seperti sejarah lokal

Kalimantan Barat, sejarah sosial ekonomi, sejarah politik, sejarah kota, sejarah

desa, sejarah kebudayaan etnis yang tentunya dibahas melalui ilmu bantu atau

pendekatan ilmu-ilmu lain. Sehingga peserta didik yang membaca atau

mempelajari buku teks dapat memahami dan mengetahui materi sejarah secara

utuh (holistik) berdasarkan fakta-fakta yang apa adanya. Dengan terus melakukan

pengolahan, perubahan dan pembaharuan terhadap materi sejarah maka fungsi

strategis pengajaran dalam membangun kesadaran sejarah akan semakin baik.

Dengan demikian siswa akan menyentuh dan masuk pada proses mengerti,

memahami dan bukan semata harus menghafal fakta-fakta dalam cerita

(Zulkarnain, 2002: 42).

Materi sejarah adalah bahan pelajaran yang terpilih berdasarkan kriteria

keilmuan dan kegunaannya yang dapat menunjang tercapainya tujuan

instruksional (pengetahuan), dari pengalaman dan peristiwa masa lampau yang

disusun secara sistematis, kronologis melalui prosedur metode sejarah. Berkaitan

dengan buku teks pendidikan multikultur Kalimantan Barat, bahwa materi sejarah

dapat diambil dari peristiwa-peristiwa lokal yang terjadi di Kalimantan Barat dan

kebudayaan yang dijadikan identitas dari setiap etnis.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Buku Teks

Buku-buku yang digunakan sekolah-sekolah (SD, SLTP dan SLTA) di

Indonesia terdiri dari empat jenis, yaitu: (1) buku pelajaran atau buku teks; (2)

buku bacaan; (3) buku sumber; (4) buku pegangan guru atau yang biasanya

mendampingi buku teks (Jono Trimanto, 2003: 26). Buku teks terdiri dari buku

pokok dan buku teks pelengkap (Dedi Supriadi dalam Jono Trimanto, 2003: 26).

Buku teks pokok disediakan oleh pemerintah atau Departemen Pendidikan

Nasional yang sekarang diganti Kementerian Pendidikan Nasional yang disebut

juga dengan buku paket. Buku-buku paket diedarkan ke sekolah-sekolah secara

cuma-cuma karena masih dipandang penting guna menunjang proses belajar

mengajar.

Sejalan dengan uraian buku teks, banyak pendapat yang mencoba

menjelaskan tentang pengertian oprasional dari buku teks dan peranannya sebagai

sumber belajar bagi peserta didik untuk memperoleh informasi. Menurut Kumar

dalam Jono Trimanto (2003 : 26) buku teks adalah buku untuk pengajaran.

Sementara, Widodo dalam Suwito (1993 : 44) buku teks sebagai buku yang

disusun untuk tujuan pengajaran dari tingkat yang mudah ke tingkat yang sukar

dan biasanya disusun untuk dibaca.

Pendapat lain juga mengenai buku teks adalah merupakan sumber utama

bagi siswa yang banyak mengandung ilmu pengetahuan yang disusun menurut

logika, disajikan secara runtut dan sedapat mungkin memenuhi tuntutan

kurikulum (Sulistia dalam Suwito, 1993 : 44). Buku teks juga diartikan buku yang

berisi bidang-bidang studi yang menjadi buku pegangan bagi guru untuk

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

melaksanakan tugasnya mengajar di kelas. Buku teks sebagai sumber belajar yang

dimaksud adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses

belajar mengajar, baik secara langsung maupun tak langsung, sebagian atau

keseluruhan (Nana Sujana, 2001 : 76). Sedangkan menurut Abdul Majid (2008 :

170) menjelaskan sumber belajar (learning resource) adalah informasi yang

disajikan dan disimpan dalam berbagai media, yang dapat membantu siswa dalam

belajar sebagai wujud dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah berbentuk

cetakan, video format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang

dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.

Dapat dipahami bahwa buku teks merupakan bagian yang tidak dapat

terpisahkan dalam proses belajar mengajar karena sebagai sumber belajar untuk

peserta didik dan sumber bagi guru untuk mempermudah menjelaskan materi

kepada peserta didik. Selain buku teks sebagai sumber belajar, guru menggunakan

buku pegangan khusus atau disebut bahan ajar yang disesuaikan dengan mata

pelajaran tertentu untuk memperkaya ilmu pengetahuan yang tingkatan isinya

lebih tinggi dibandingkan buku teks yang dibaca oleh peserta didik.

Melalui pedoman yang ada pada bahan ajar, guru akan lebih mudah

memahami materi dan peran utuh kurikulum. Ada tiga komponen penting untuk

meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu guru, kurikulum dan buku. Dari beberapa

pendapat tersebut mengenai buku teks, ternyata memiliki peran dan posisi yang

sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Mengingat posisi buku

teks yang sedemikian penting, maka isinya harus relevan dengan kandungan

kurikulum yang berlaku secara utuh (Jono Trimanto, 2003 : 27).

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Buku teks pada hakekatnya merupakan buku yang digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar, terutama yang dipegang oleh siswa. Buku teks memuat

mengenai suatu objek atau pelajaran sesuai dengan tujuan kurikulum dan tujuan

instruksional. Menurut Bacon, buku teks adalah buku yang dirancang buat

penggunaan dikelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau

para ahli dalam bidang itu dan dilengkapi sarana-sarana pengajaran yang sesuai

dan serasi (Tarigan dan Tarigan Djago, 1982 : 11).

Buku teks merupakan buku pegangan utama dalam proses pembelajaran

(learning) dan pengajaran (teaching) yang digunakan oleh siswa dan disusun atau

ditulis oleh guru atau pakar yang menguasai displinnya dengan tujuan untuk

mempermudah proses pembelajaran bagi siswa (Helius Sjamsudin dalam Agus

Mulyana, 2007 : 1). Dua hal pokok yang harus diperhatikan dalam buku ajar yang

berbeda dengan buku lainnya yaitu pertama aspek isi yang mengacu pada disiplin

ilmu dan kedua memiliki tujuan pembelajaran. Aspek disiplin keilmuan artinya isi

materi dari buku tersebut haruslah merujuk pada kaidah-kaidah dari disiplin ilmu.

Aspek pembelajaran yaitu struktur isi buku dan deskripsi uraian materi dalam

buku teks harus mudah dipahami dan memberikan stimulus bagi siswa untuk

belajar.

Buku teks merupakan buku yang berfungsi bagi siswa untuk belajar. Jenis

buku ini sangat bergantung pada kurikulum yang dikembangkan. Buku teks

pelajaran pada dasarnya merupakan buku yang memberikan informasi penting

bagi siswa di sekolah, yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan jenis buku ini dapat memberikan penjelasan yang mendukung

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kegiatan pembelajaran dan dapat memperluas wawasan pengetahuan pembacanya

(Ella Yulaelawati, 1994 : 4).

Buku teks merupakan media dalam proses belajar mengajar yang dapat

dipilih untuk mengubah situasi belajar mengajar dari siswa datang, duduk, diam,

dengar dan mencatat menjadi situasi dimana siswa diberi kesempatan untuk

membaca dan belajar memecahkan masalah sendiri di bawah bimbingan dan

pengawasan guru, yang siap menolong dan membantu siswa yang mengalami

kesulitan (Sutiyah, 1998 : 17).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1981) dalam Jono Trimanto,

mendefenisikan buku teks sebagai sumber belajar yang digunakan untuk

mempelajari dasar-dasar bidang ilmu tertentu dan buku teks merupakan tuntutan

pengetahuan minimal bagi yang mempelajari bidang ilmu tersebut. Dapat

disimpulkan bahwa buku teks adalah buku untuk belajar disusun oleh pakar yang

menguasai disiplinnya dan tingkat materinya dari yang rendah ke tingkat yang

sukar. Buku teks biasanya digunakan oleh peserta didik untuk mempelajari bidang

ilmu tertentu. Berdasarkan pada defenisi dan pendapat mengenai buku teks maka

buku muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, dapat dijadikan

sebagai buku teks untuk mempelajari kebudayaan etnis dan sejarah lokal

Kalimantan Barat bagi peserta didik.

a. Ciri-Ciri Buku Teks

Agar buku teks dapat digunakan peserta didik sebagai sumber untuk

mendapatkan informasi harus mempunyai tingkat keterbacaan yang tinggi,

penyajian bahan yang dirumuskan lebih jelas, terperinci disusun berdasarkan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kebutuhan yang nyata dalam rangka mencapai tujuan, di samping itu buku teks

mempunyai ciri-ciri:

1. Merupakan teks yang bersifat pengajaran mandiri, siswa terlibat dalam

proses belajar mengajar sesuai tingkat kemampuannya. Siswa membaca

uraian materi tiap-tiap bab dalam buku teks dan mengerjakan latihan sendiri.

Bila mengalami kesulitan dipecahkan bersama-sama dalam kelas di bawah

bimbingan guru.

2. Memuat rumusan tujuan secara eksplisit dan spesifik, sehingga proses

mengajar terarah dalam mengajar guru tidak terlalu jauh menyimpang dari

rencana yang telah dibuat dan siswa dalam belajar lebih terarah, jelas yang

dipelajari karena alat ukur atau evaluasi merupakan sarana untuk mengukur

tercapainya tujuan.

3. Adanya asosiasi, struktur dan urutan pengetahuan.

4. Multi media (cetak, grafis dan elektronik)

5. Adanya pengukuran langsung terhadap respons siswa. Jadi jawaban siswa

salah atau benar dapat dilihat dari kunci jawaban

6. Adanya evaluasi terhadap penguasaan hasil belajar (Sutiyah, 1998 : 18).

Jadi buku teks merupakan salah satu sumber yang dapat digunakan oleh

guru sebagai alat bantu mengajar. Dapat digunakan siswa agar lebih mudah

memahami topik atau pokok bahasan, sub pokok bahasan yang dibahas di

dalam proses belajar mengajar. Dengan membaca sendiri dan menanyakan

kepada guru apabila mengalami kesulitan sehingga tidak menggantungkan diri

pada materi yang diceramahkan guru.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Beberapa karakteristik buku teks pelajaran adalah: (1) memiliki

landasan keilmuan yang jelas dan mutakhir; (2) berisi materi yang memadai,

bervariasi, mudah dibaca, dan sesuai dengan kebutuhan siswa; (3) disajikan

secara sistematis, logis, dan teratur; (4) meningkatkan minat siswa untuk

belajar; (5) berisi materi yang membantu siswa untuk memecahkan masalah

keseharian; (6) memuat materi refleksi dan evaluasi diri untuk mengukur

kompetensi yang telah dan akan dipelajari (Agus Mulyana, 2009 : 2)

Isi buku teks pelajaran muatan lokal mengacu kepada standar isi yang

berupa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). SK dan KD

merupakan materi minimal yang harus dikembangkan oleh guru ketika

menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Uraian materi

muatan lokal yang ada pada buku, pada dasarnya merupakan pengembangan

materi yang dilakukan oleh penulis buku. Dalam mengembangkan materi,

penulis buku melakukan interpretasi terhadap batasan materi yang ada dalam

SK dan KD. Dengan demikian struktur berpikir penulis buku sangat

berpengaruh dalam mendeskripsikan uraian materi.

b. Aspek-Aspek dan Indikator

Lebih lanjut dijelaskan oleh Dedi Supriadi dalam Jono Trimanto (2003 :

29) bahwa secara umum penyusunan buku teks harus memperhatikan aspek-

aspek dan indikator yang telah dibakukan oleh pemerintah dalam hal ini

Proyek Pengembangan Buku dan Minat Baca, yang meliputi :

1. Aspek Isi, memuat sekurang-kurangnya bahan pelajaran minimal yang

bersangkutan untuk masing-masing tingkat, penyajian materi harus

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

konsisten, cakupan materi harus relevan dengan kurikulum, benar sesuai

ilmu pengetahuan dan peraturan yang berlaku, sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk kelas akhir ada indeks dan daftar

yang diperlukan dan wajib mencantumkan daftar pustaka.

2. Aspek Penyajian, materi yang disajikan harus relevan dengan kurikulum,

pokok bahasan materi sesuai antara materi dengan pendukung materi

(gambar, tabel, draf) dan logis, antar subbab dalam penyajian saling

memperkuat dengan bahan kajian yang terkait atau memiliki keterkaitan

materi, menyajikan materi yang dihubungkan dengan masa sekarang

(kontekstual) sehingga menarik untuk dipelajari siswa, penyampaian dan

penataan materi sesuai tingkat perkembangan siswa.

3. Aspek Bahasa yang harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, bahasa yang digunakan relevan dengan pembacanya, menggunakan

bahasa Indonesia yang mampu meningkatkan kematangan dan

perkembangan siswa, menggunakan kalimat yang sesuai usia siswa,

berkaitan dengan pengalihan huruf menggunakan translitterasi yang telah

baku.

4. Aspek Keamanan, sesuai dan tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD

1945 dan ketetapan MPR, tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah,

tidak bertentangan dengan etika, hukum dan kebijakan yang berlaku, tidak

menimbulkan pertentangan antar agama, suku dan tradisi setempat.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

5. Aspek Grafika, ilustrasi mendukung isi dan mudah dimengerti, pemakaian

warna sesuai kebutuhan, hubungan khusus isi teks dengan ilustrasi harus

konsisten, ukuran huruf dan ukuran set sesuai usia siswa.

Selain aspek-aspek untuk memilih buku teks yang baik maka ada indikator

yang digunakan untuk mengkaji buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

yakni:

1. Kesahihan, yaitu benar tidaknya esensi fakta, data, konsep, proposisi,

generalisasi, hipotesis dan teori yang menjadi bahan rujukan. Kesahihan ini

didasarkan atas aspek ontologi, sumber dan konteks pembahasan.

2. Kemutakhiran, artinya aktual tidaknya materi yang disajikan, dilihat dari

sumber rujukan, perkembangan ilmu maupun dinamika masyarakat.

3. Kedalaman, yaitu intensitas pembahasan materi, baik dari segi jumlah

maupun ide-ide pendukung yang ditampilkan maupun analisis yang

dilakukan.

4. Konsistensi atau keajegan, yaitu ketepatan dalam pengulangan pemakaian

suatu istilah, konsep, konsep penyajian.

5. Kejelasan, artinya ada kesamaan pemahaman antar penulis dengan pembaca

tentang pesan yang disampaikan.

6. Keruntutan, yaitu alur penyajian materi, dilihat dari konteks logika, disiplin

ilmu maupun alur pemikiran. Hal ini tercermin dalam bab, sub bab atau

penyajiannya.

7. Kesesuaian, artinya adanya keserasian antara tujuan penulisan dengan bobot

tulisan yang disajikan (Ramelan dalam Jono Trimanto, 2003 : 33-34).

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Apabila buku teks muatan lokal pendidikan multikultural SMP disusun

dengan memperhatikan kaidah dan indikator penulisan, maka sangat mungkin

merupakan buku teks yang bermutu. Dengan demkian buku teks muatan lokal

pendidikan multikultural yang baik dan bermutu disertai dengan tingkat

keterbacaan yang tinggi ketika di dalam materinya sudah memposisikan dan

proporsional memberikan penyajian yang berkaitan dengan sejarah budaya

lokal.

Buku teks tidak terlepas dari proses penilaian untuk melihat kelayakan

penggunaanya, adapun beberapa instrumen penilaian buku teks pelajaran SMP

diantaranya:

1. Komponen kelayakan isi, yang meliputi;

a. Cakupan materi yang menjelaskan memuat pengetahuan, keluasan

materi, kedalaman materi dan penyajian materi.

b. Akurasi materi yaitu kebenaran dan ketepatan fakta yang disajikan

sesuai dengan kenyataan empiris dan sesuai dengan materi sajian,

konsep yang disajikan tidak menimbulkan salah pengertian, teori yang

disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, prinsip atau

hukum yang disajikan memiliki legitimasi keilmuan, prosedur yang

disajikan runtut (memiliki tahapan yang logis dan sistematis), dan nilai

yang disajikan sesuai dengan filosofi bangsa.

c. Kemutakhiran, yaitu materi sesuai dengan perkembangan ilmu,

menggunakan contoh atau fitur terkini atau aktual, menarik,

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mencerminkan peristiwa dan kejadian atau kondisi termasa, rujukan

yang digunakan relevan dan valid.

d. Mengandung wawasan produktivitas yaitu menumbuhkan semangat

kewirausahaan, etos kerja, daya saing, menumbuhkan semangat inovasi,

kreativitas untuk menghasilkan gagasan dan karya-karya baru, tidak

hanya memanfaatkan yang sudah ada.

e. Merangsang keingintahuan, yaitu mendorong peserta didik untuk

mengetahui isi buku dengan mempelajari isi buku secara utuh dan

mendalam, mendorong peserta didik untuk belajar lebih jauh untuk

menggali informasi dari berbagai sumber dan metode (inquiri,

observasi, investigasi).

f. Mengembangkan kecakapan hidup (life skill) berupa kecakapan

akademik untuk menggali dan memanfaatkan informasi, mampu

menyelesaikan masalah, membuat keputusan dalam kerja ilmiah.

Mengembangkan kecakapan personal agar peserta didik mampu

mengembangkan diri sendiri sebagai pribadi, makhluk sosial, makhluk

ciptaan Tuhan dan diikuti dengan kecakapan sosial agar peserta didik

mampu berkomunikasi, berinteraksi dan bekerjasama dengan orang

lain.

g. Mengembangkan wawasan kebinekaan, yaitu apresiasi terhadap

keberagaman budaya dan agama, kemajemukan masyarakat, potensi

atau kekayaan daerah, demokrasi, institusi, kearifan lokal,

menumbuhkan wawasan kebangsaan dan menghindari SARA.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

h. Mengandung wawasan kontekstual dengan menyajikan contoh konkret

dari lingkungan lokal, nasional, regional dan internasional serta ada

keterkaitan antara contoh dengan materi yang dibahas.

2. Komponen Kebahasaan, meliputi ;

a. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yaitu tingkat

berpikir dan sosial emosional.

b. Komunikasi dan interaktif yaitu pesan yang disampaikan mudah

dipahami karena komunikasi menggunaan bahasa Indonesia sesuai pada

tingkatan peserta didik. Memotivasi peserta didik untuk merespos

pesan, hal ini dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan.

c. Lugas, yaitu struktur kalimat efektif, tidak berbelit-belit dan kebakuan

istilah.

d. Koherensi dan keruntutan alur pikir, yaitu ketertautan antar bab, antara

bab dengan subbab, antar subbab, antar alenia dan antar kalimat.

Keutuhan makna dalam bab, subbab dan alenia yang mencerminkan

kesatuan tema, pokok pikiran.

e. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia, yaitu ketepatan tata

bahasa, ejaan yang digunakan mengacu pada pedoman Ejaan Yang

Disempurnakan.

f. Penggunaan istilah dan simbol atau lambang, yaitu kesesuaian istilah

dan simbol atau lambang dengan materi sajian, konsistensi istilah dan

simbol atau lambang yang menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas

atau sejenisnya konsisten antar bagian dalam buku.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Komponen Penyajian

a. Teknik penyajian, yaitu sistematika sajian tiap bab utuh, kelogisan

sajian materi, keruntutan sajian konsep, keseimbangan sajian materi

(substansi) antar bab dan antar subbab.

b. Pendukung penyajian materi, yaitu kesesuaian ilustrasi (teks, gambar,

tabel) dengan materi yang disajikan, menuliskan rujukan atau sumber

pada setiap kutipan gambar, tabel, teks dan lampiran. Menuliskan

identitas pada setiap tabel, gambar, teks dan lampiran. Pengantar yang

berisikan tujuan penulisan buku teks, glosarium, indeks (subjek dan

pengarang), daftar pustaka dan rangkuman.

c. Penyajian pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, merangsang

keterlibatan dan partisipasi peserta didik untuk belajar mandiri dan

kelompok. Merangsang berpikir kritis, kreatif dan inovatif, penyajian

bersifat komunikatif-interaktif. Pembahasan tidak bias gender dan

memunculkan umpan balik untuk evaluasi diri (BSNP, 2006 : 11-20)

3. Muatan Lokal

Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah atau lokal sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Dirjen Pendidikan

Dasar dan Menengah, 1994 : 2). Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan nomor 0412/U/1987, pengertian muatan lokal adalah program

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan

alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib

dipelajari oleh murid di daerah itu.

Penentuan isi dan bahan pelajaran muatan lokal didasarkan pada keadaan

dan kebutuhan lingkungan atau daerah. Keadaan daerah adalah segala sesuatu

yang terdapat di daerah tertentu yang ada pada dasarnya berkaitan dengan

lingkungan alam, lingkungan sosial dan ekonomi, serta lingkungan budaya.

Lingkungan alam terdiri dari lingkungan hidup dan lingkungan tidak hidup serta

peristiwa-peristiwa fisis dan biologis yang terjadi di dalamnya. Lingkungan hidup

meliputi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Lingkungan tidak hidup

mencakup tanah (daratan), air (sungai, danau, dan laut), dan udara. Isi dan bahan

tersebut diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri dan

mempunyai jatah waktu tertentu (Warsito, 2001 : 56). Kebutuhan daerah tersebut

misalnya kebutuhan untuk :

1. Melestarikan dan mengembangkan budaya daerah yang positif dan

bermanfaat bagi masyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan untuk mendongkrak perekonomian daerah.

3. Meningkatkan penguasaan asing (Arab, Inggris, Mandarin, dan Jepang)

untuk mempersiapkan masyarakat dan individu memasuki era globalisasi.

4. Meningkatkan life skill yang menunjang pemberdayaan individu dalam

melakukan pembelajaran lebih lanjut.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

5. Keningkatkan kemampuan berwirausaha untuk mendongkrak kemampuan

ekonomi masyarakat, baik secara individu, kelompok, maupun daerah

(Mulyasa, 2007 : 273).

Selain itu juga untuk mengoktimalkan potensi dan sumber belajar yang

ada sekitarnya bagi kepentingan anak didik, memperkenalkan dan menanamkan

kehidupan sosial budaya serta nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di

masyarakat. Hal ini relevan dengan salah satu pernyataan tentang pengembangan

kurikulum pendidikan dasar, bahwa penyusunan dan pengembangan kurikulum

dan GBBP muatan lokal perlu disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan

lingkungan yang bersangkutan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 1993 : 44).

Melihat pengertian dari kandungan muatan lokal seperti tersebut di atas,

maka dengan melaksanakan muatan lokal merupakan wujud pelaksanaan

kebudayaan nasional dan mencerminkan adanya suatu pembangunan yang

berwawasan kebudayaan. Dengan terwujudnya kebudayaan daerah dan

kebudayaan nasional melalui pelaksanaan kurikulum muatan lokal, maka sudah

sewajarnya dan merupakan kewajiban semua untuk mendukung terlaksananya

kurikulum muatan lokal di sekolah. Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi

substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga

tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun

berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran

(Mulyasa, 2007 : 52).

Menurut Ibrahim (1990) dalam Nandi Warnandi (tt : 8) mengemukakan

bahwa muatan lokal adalah program pendidikan yang isinya dan media

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta

kebutuhan perkembangan daerah. Sejak diberlakukannya kurikulum tahun 1994,

muatan lokal menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri, atau tidak lagi

diintegrasikan pada mata pelajaran lainnya. Konsep muatan lokal tidak lagi sama

seperti tahun 1987, konsep muatan lokal di sini adalah bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang bersifat desentralisasi, sebagai upaya pemerintah untuk lebih

meningkatkan relevansi terhadap kebutuhan daerah yang bersangkutan (Suharsimi

Arikunto, 1998) dalam Nandi Warnandi (tt : 9).

Muatan lokal menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri, berdasarkan

pendekatan monolitik. Pendekatan monolitik bertitik tolak dari pandangan bahwa

setiap mata pelajaran mempunyai otonomi masing-masing membawa misi tertentu

dalam suatu kesatuan sistem. Jadi pada kurikulum 1994 muatan lokal sudah

menjadi bidang studi yang berdiri sendiri (Nandi Warnandi, tt : 9). Dengan

demikian buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat dapat

dijadikan sember belajar bagi peserta didik karena isi materi banyak mengandung

kebutuhan daerah yakni memperkenalkan budaya daerah, tradisi kebiasaan, dan

sejarah lokal.

a. Latar Belakang Dimasukkannya Muatan Lokal dalam Kurikulum

Pendidikan Dasar dan Menengah

Indonesia sebagai Negara kepulauan yang dihuni berbagai suku

bangsa memiliki keanekaragaman adat-istiadat, tatacara, dan tatakrama,

pergaulan, bahasa lisan maupun tulisan, dan kesenian. Selain itu Indonesia juga

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

memiliki keanekaragaman pola kehidupan yang sudah diwariskan turun-

temurun sejak nenek moyang bangsa Indonesia.

Keanakaragaman pola kehidupan tersebut menjadikan masyarakat kita

di setiap daerah memiliki tatanan hidupnya sendiri, mempunyai hukumannya

sendiri (hukum adat), tatanan hukum yang satu mungkin berbeda dengan

tatanan hukum yang lain, mungkin juga ada yang sama antara yang satu

dengan yang lain.

Semua itu merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai kehidupan

bangsa Indonesia. Oleh karena itu, keanekaragaman tersebut perlu diusahakan

pelestarian dan pengembangannya dengan tetap mempertahankan nilai-nilai

luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan yang diaplikasikan dalam

mata pelajaran muatan lokal.

Pengenalan keadaan lingkungan alam, sosial, dan budaya kepada

peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih akrab dengan lingkungannya

dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya. Pengenalan dan

pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan anak agar dapat menolong diri sendiri dan

membantu orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya melalui

program-program yang mempunyai nilai-nilai ekonomis tinggi dan strategi di

daerah tersebut (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1994 : 1). Untuk

menopang terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka perlu

meningkatkan mutu pendidikan.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan

dengan jalan menyelesaikan dan mengaitkan mutu pendidikan dengan keadaan

dan kebutuhan lingkungan atau masyarakat setempat (keterkaitan dan

kesepadanan). Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan

didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang

disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas satuan

pendidikan yang bersangkutan yang disebut muatan lokal (pasal 38 ayat 1 UU

No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Kebijaksanaan mengenai dimasukkannya muatan lokal dalam

kurikulum pendidikan dasar pada dasarnya dilandasi kenyataan bahwa negara

Indonesia, mempunyai beraneka ragam kebudayaan, kondisi alam dan

lingkungan sosial. Sekolah sebagai lembaga pelayanan pendidikan adalah

bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu

memberikan wawasan yang mantap kepada peserta didik tentang kekhususan

yang ada di lingkungannya. Pada kerangkat dasar kurikulum dikelompokkan

dalam jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah (Mulyasa, 2007 : 46). Muatan lokal masuk pada ruang

lingkup kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, mata

pelajaran estetika dan mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.

Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan merupakan

bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu

memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang karakteristik dan

kekhususan yang ada di lingkungannya. Pengenalan keadaan lingkungan alam,

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

sosial dan budaya kepada peserta didik di sekolah memberikan kemungkinan

kepada mereka untuk akrab, dan terhindar dari keterasingan terhadap

lingkungannya (Mulyasa, 2007 : 272). Dengan demikian dalam kerangka inilah

perlunya dikembangkan kurikulum muatan lokal.

Seiring perubahan dan pergantian kebijakan dalam mengatur struktur

kurikulum sehingga muatan-muatan untuk kepentingan peserta didik semakin

diperhatikan. Struktur kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pejaran, muatan

lokal dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler

untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal

ditentukan oleh satuan pendidikan (Mulyasa, 2007 : 52-53).

Berikut struktur kurikulum SMP/MTs yang mautan lokal termuat

didalamnya :

Tabel 1 : Struktur Kurikulum SMP/MTs (Mulyasa, 2007 : 54)

KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI WAKTU VII VIII IX

A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 4 5. Matematika 4 4 4 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 8. Seni Budaya 2 2 2 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan 2 2 2

10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komputer

2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 C. Pengembagan Diri 2*) 2*) 2*) Jumlah 32 32 32

2*) : Ekuivalen 2 jam pelajaran

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. Landasan Hukum

Peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan dalam

mengembangkan kurikulum muatan lokal adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Dalam undang-undang Sisdiknas juga dikemukakan bahwa

kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni

dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olah Raga, Keterampilan/ Kejuruan

dan Muatan Lokal (Mulyasa, 2007 : 25).

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa kurikulum adalah

seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Mulyasa, 2007 :

25-26). Muatan lokal masuk pada ruang lingkup kelompok mata pelajaran,

ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga dan kesehatan.

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Meliputi: standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata

pelajaran, yang akan bermuara pada kompetensi dasar (Mulyana, 2007 : 27).

c. Tujuan Pengajaran Muatan Lokal

Pelaksanaan kurikulum muatan lokal dimaksudkan terutama untuk

mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum sentralisasi,

dan bertujuan agar peserta didik mencintai dan mengenal lingkungannya, serta

mau dan mampu melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam,

kualitas sosial dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional,

maupun pembangunan lokal, sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar

sosial budaya lingkungannya. Sedangkan tujuan yang lebih spesifik dari

kurikulum muatan lokal adalah :

1. Mengelola lingkungan alam secara bertanggung jawab, melestarikan nilai-

nilai dan mengembangkan kebudayaan daerah serta meningkatkan mutu

pendidikan dan jatidiri manusia Indonesia dalam mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

2. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap senang bekerja, bergaul, serta

ketertiban dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan sebagai pribadi

anggota masyarakat dan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab

(Depdikbud, 1994).

Suharsimi Arikunto (1998) dalam Nandi Warnandi (tt : 6-7),

mengemukakan tujuan pengajaran muatan lokal secara khusus lagi, yaitu

sebagai berikut :

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

1. Lebih mengenal kondisi alam lingkungan sosial dan lingkungan budaya

yang terdapat di daerahnya.

2. Dapat menerapkan kemampuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk

memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.

Lebih lanjut dikemukakan Mulyasa (2007 : 274), bahwa secara khusus

pengajaran muatan lokal bertujuan agar peserta didik :

1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial dan

budayanya.

2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai

daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada

umumnya.

3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai atau aturan-

aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dengan

mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka

menunjang pembangunan nasional.

Pemahaman terhadap tujuan dan konsep muatan lokal pada hakekatnya

untuk menjembatani antara peserta didik dengan lingkungannya. Melalui

tujuan-tujuan di atas diharapkan dapat membentuk perilaku peserta didik, agar

mereka memiliki wawasan yang luas dan mantap tentang keadaan lingkungan

dan kebudayaan masyarakat. Sehingga nantinya peserta didik mampu

mengembangkan serta melestarikan sumber daya alam

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

d. Ruang Lingkup

Ruang lingkup muatan lokal dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut :

1. Jenis Muatan Lokal

Muatan lokal dapat berupa bahasa daerah, kesenian daeah, keterampilan,

adat istiadat (pendidikan budi pekerti), kerajinan daerah, pengetahuan

tentang ciri khas lingkungan alam sekitar, dan sejarah lokal yang

berhubungan dengan daerah tersebut (Mulyasa, 2007 : 276). Dalam

hubungannya dengan jenis muatan lokal, maka penelitian ini akan mengkaji

materi sejarah yang di munculkan dalam buku teks muatan lokal pendidikan

multikultural.

2. Lingkup Sekolah

Muatan lokal berlaku pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, baik

pada pendidikan umum, pendidikan kejuruan maupun pendidikan khusus.

3. Lingkup Wilayah Berlakunya Muatan Lokal

a. Pada seluruh kabupaten atau kota dalam propinsi, khususnya di

SMA/MA, dan SMK

b. Hanya pada satu kabupaten atau kota, atau beberapa kabupaten atau kota

madya tertentu dalam suatu propinsi yang memiliki karakter sama.

c. Pada seluruh atau beberapa kecamatan dalam suatu kabupaten atau kota

yang memiliki karakter sama.

Sekolah-sekolah di wilayah yang mempunyai beberapa muatan

lokal dapat memilih dan melaksanakan muatan lokal sesuai dengan

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

karakter peserta didik, kondisi masyarakat, kemampuan dan kondisi

sekolah serta daerah yang bersangkutan.

e. Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal

Setiap daerah memiliki berbagai pilihan mata pelajaran muatan lokal,

sehubungan dengan itu dalam pelaksanaannya terdapat beberapa tahap yang

dilalui, yaitu :

1. Persiapan

Menentukan mata pelajaran muatan lokal untuk setiap tingkat kelas yang

sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, dan kesiapan

guru yang akan mengajar. Guru muatan lokal sebaiknya guru yang ada di

sekolah, tetapi bisa menggunakan nara sumber yang lebih tepat dan

professional. Kegiatan tersebut bisa dikoordinir oleh kepala sekolah atau

wakil kepala sekolah bidang akademis bekerja sama dengan komite

sekolah. Sumber dana untuk pembelajaran muatan lokal dapat

menggunakan dana BOS (Bantuan Oprasional Sekolah), tetapi bisa

mencari sponsor. Bagi SMK dan SMA mungkin dapat menjual produk

pembelajaran muatan lokal ke masyarakat, misalnya hasil keterampilan

membuat wayang golek dari kayu, membuat nimiatur dari budaya

daerahnya masing-masing. Sumber belajar muatan lokal dapat

menggunakan bahan-bahan yang sudah ada, atau merancang sendiri sesuai

dengan keperluan. Informasi tentang sumber belajar dapat diperoleh di

kantor kecamatan, kelurahan dan kantor desa. Informasi tersebut bisa juga

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

ditanyakan kepada tokoh masyarakat nonformal, masyarakat dunia usaha,

industri, dan lembaga swadaya masyarakat (Mulyasa, 2007 : 280-281).

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal hampir sama dengan mata

pelajaran lain, yang dalam garis besarnya adalah mengkaji silabus,

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mempersiapkan

penilaian.

3. Tindak Lanjut

Tindak lanjut erat kaitannya dengan hasil penilaian terhadap pelaksanaan

pembelajaran. Bentuknya bisa berupa perbaikan terhadap proses

pembelajaran, tetapi juga bisa merupakan upaya untuk mengembangkan

lebih lanjut hasil pembelajaran, misalnya dengan membentuk kelompok

belajar dan group kesenian. Tindak lanjut bisa juga dengan melakukan

kerjasama dengan masyarakat, misalnya untuk memasarkann hasil

(produk) pembelajaran muatan lokal. Dengan demikian, melalui

pembelajaran muatan lokal ini, diharapkan melahirkan lulusan yang kreatif

dan produktif serta siap untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, bangsa dan negara (Mulyasa, 2007 : 281-282).

4. Pendidikan Multikultur

Memperbincangkan pemikiran pendidikan selalu menarik perhatian bagi

semua kalangan, utamanya para stakeholders pedidikan. Sebab, tema dan

pendekatan yang dilakukan sangat beragam. Salah satunya adalah pendidikan dan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

multikultur, yang melahirkan konsep pendidikan multikultur, pada saat ini

digunakan dan diterapkan di dalam sistem pendidikan .

Pendidikan adalah suatu usaha sadar manusia mempersiapkan generasi

mudanya. Dalam mempersiapkan generasi muda tersebut, pendidikan harus mulai

dari apa yang sudah dimilikinya dan apa yang sudah diketahuinya. Apa yang

sudah dimilikinya dan sudah diketahuinya itu adalah apa yang terdapat pada

lingkungan terdekat peserta didik terutama pada lingkungan budayanya. Prinsip

ini berkenaan dengan cara bagaimana peserta didik belajar (Hamid Hasan, tt : 1)

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan terdekat peserta didik

akan selalu berpengaruh terhadap kehidupan peserta didik. Pengaruh ini terkadang

positif tetapi tidak jarang pula bersifat negatif. Sebagai upaya sadar, pendidikan

haruslah memperkuat dan mengembangkan pengaruh positif dan mengurangi

pengaruh negatif tersebut. Pengaruh positif diarahkan untuk mempertahankan dan

meningkatkan nilai-nilai budaya masyarakat dan bangsa untuk menjadi suatu

kepribadian baru peserta didik (Hamid Hasan, tt : 1). Dalam bahasa Undang-

Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan

bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Secara etimologi, multikultur dibentuk dari kata multi (banyak), kultur

(budaya). Secara hakiki, dalam kata itu terkandung pengakuan akan martabat

manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaan masing-masing

yang unik. Dengan demikian, setiap individu merasa dihargai sekaligus merasa

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

bertanggung jawab untuk hidup bersama komunitasnya. Pengingkaran suatu

masyarakat terhadap kebutuhan untuk diakui (politics of recognition) merupakan

akar dari segala ketimpangan dalam berbagai bidang kehidupan (Choirul Mahfud,

2009 : 73).

Sebagai sebuah wacana baru, pengertian pendidikan multikultur

sesungguhnya hingga saat ini belum begitu jelas dan masih diperdebabtkan oleh

pakar pendidikan. Ketika memaknai multikultur sebagai arti harfiahnya saja maka

pengertiannya masih sangat sederhana. Namun demikian dapat disepakati bahwa

multikultur merupakan sebuah artikulasi dari keanekaragaman budaya sebuah

komunitas dan dapat diterima keberadaannya di komunitas lain.

Multikultur dan multi etnis merupakan kesatuan konsep keanekaragaman

dalam suatu daerah atau wilayah yang didomisili oleh berbagai macam jenis

masyarakat. Maka konsep multikultur merupakan keanekaragaman hidup

masyarakat yang disatukan menjadi multikultural. Dengan demikian multikultural

adalah keanekaragaman budaya, masyarakat yang hidup secara berdampingan

dalam perbedaan tanpa ada prasangka dan menjunjung tinggi arti kesejajaran

kebudayaan masing-masing masyarakat.

Sedangkan multikluturalisme menekankan prinsip tidak ada kebudayaan

yang tinggi, dan tidak ada kebudayaan yang rendah di antara keragaman budaya

tersebut. Semua kebudayaan pada prinsipnya sama-sama ada. Oleh karena itu,

harus diperlakukan dalam konteks duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.

Asas itu pulalah yang diambil oleh Indonesia, yang kemudian dirumuskan dalam

semboyan bhineka tunggal ika. Pernyataan tersebut mengandung makna

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

meskipun berbeda-beda tetapi ada keinginan untuk tetap menjadi satu (Anwar

Efendi, 2008 : 1)

Menurut Supardi Suparlan dalam jurnal antropologi ke-3 di Bali tahun

2002 menyatakan bahwa konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan

dengan konsep keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan suku bangsa

yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan

keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Ulasan mengenai

multikulturalisme akan mengulas berbagai permasalahan yang mendukung

ideologi ini, yaitu politik dan demokrasi, keadilan dan penegakan hukum,

kesempatan kerja dan berusaha, Hak Asasi Manusia, hak budaya komuniti dan

golongan minoritas, prinsip-prinsip etika dan moral, dan tingkat serta mutu

produktivitas.

Parekh dalam Chairul Mahfud (2009 : 93-94) menjelaskan,

multikulturalisme dibedakan lima macam. Pertama, multikulturalisme isolasionis,

masyarakat dalam kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan

berinteraksi yang hanya satu sama lain. Kedua, multikulturalisme akomodatif,

masyarakat kultural yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian

dan akomodasi bagi kebutuhan kaum minoritas.

Ketiga, multikulturalisme otonomis, masyarakat plural dimana kelompok-

kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan

budaya dominan dan mengangankan kehidupan otonom dalam rangka politik yang

secara kolektif dapat diterima. Keempat, multikulturalisme kritikal (interaktif),

masyarakat plural dimana kelompok-kelompok tidak terlalu peduli dengan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kehidupan kultural otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang

mencerminkan perspektif distingtif mereka.

Kelima, multikultural kosmopolitan, paham yang berusaha menghapuskan

batas-batas kultur sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat yang setiap

individunya tidak terikat kepada budaya tertentu. Individu bebas terlibat dalam

eksperimen interkultur dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultur masing-

masing tanpa ada perpecahan.

Multikulturalisme bukan hanya sebuah wacana tetapi sebuah ideologi yang

harus diperjuangkan, karena dibutuhkan sebagai landasan bagi tegaknya

demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan kesejahteraan hidup masyarakatnya.

Multikulturalisme bukan sebuah ideologi yang berdiri sendiri terpisah dari

ideologi-ideologi lainnya.

Multikulturalisme adalah konsep yang menjelaskan dua perbedaan dengan

makna yang saling berkaitan. Multikulturalisme sebagai kondisi kemajemukan

kebudayaan atau pluralisme budaya dari suatu masyarakat (Alo Liliweri, 2005 :

68). Multikulturalisme sebagai sebuah ideologi, gagasan bertukar pengetahuan

dan keyakinan yang dilakukan melalui pertukaran kebudayaan atau perilaku

budaya setiap hari.

dalam Yani Kusmarni (2010 : 3) mengemukakan bahwa

pendidikan multikultural adalah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus

dan toleran terhadap keragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat

plural. Paul Suparno yang juga dikutip Yani Kusmarni mengatakan bahwa

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pendidikan multikultural membantu peserta didik untuk mengerti, menerima dan

menghargai orang dari suku, budaya dan nilai yang berbeda.

Pendapat yang lebih lengkap tentang pendidikan multikultural

dikemukakan oleh Ainul Yaqin bahwa pendidikan multikultural adalah strategi

pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara

menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada peserta didik, seperti

perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan dan umur

agar proses belajar menjadi efektif dan mudah. Pendidikan multikultural juga

untuk melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis,

humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka (Ainul Yaqin, 2005 : 25).

Dengan kata lain, melalui pendidikan multikultural peserta didik

diharapkan dapat dengan mudah memahami, menguasai, memiliki kompetensi

yang baik, bersikap dan menerapkan nilai-nilai demokratis, humanisme dan

pluralisme di sekolah dan di luar sekolah. Oleh karena itu tujuan pokok dari

pendidikan multikultural adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan,

demokrasi dan sekaligus humanisme. Pendidikan di alam demokrasi seperti

Indonesia harus berorientasi pada kepentingan bangsa yang berlatar belakang

multi-etnik, multi-religion, multi-language dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa

penyelenggara pendidikan harus memperhatikan ragam kondisi bangsa yang

heterogen (Yani Kusmarni, 2010 : 4).

Wacana pendidikan multikultural sangat penting sebagai salah satu agenda

pendidikan masa depan di Indonesia, terutama dalam mengembangkan manusia

Indonesia yang cerdas. Manusia cerdas tidak hanya cerdik dan berkemampuan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

untuk menguasai ilmu pengetahuan dan menyelesaikan masalah, tetapi juga

bermoral, bersikap demokrasi, keadilan dan humanis. Dengan kesediaan

menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa mempedulikan

perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa ataupun agama. Oleh karena itu sebagai

upaya mewujudkan prinsip demokrasi, keadilan dan humanisme dalam pendidikan

multikultural di Indonesia perlu diperhatikan, Pertama, perbedaan agama di

Indonesia, yang merupakan fakta keragaman di negeri ini; Kedua, multi-etnis dan

corak bahasa yang dimiliki oleh tiap-tiap suku bangsa. Keragaman ini dapat

menjadi pemicu konflik dalam konteks nasional jika tidak terakomodir dengan

baik. Untuk itu peran pendidikan multikultural sangat menentukan untuk

meredam konflik antar etnis; Ketiga, perbedaan jenis kelamin dan gender serta

status sosial. Pendidikan multikultural dapat mengakomodir perbedaan jenis

kelamin dan latar belakang sosial; Keempat, perbedaan kemampuan yang dimiliki

oleh orang, baik dilihat secara fisik dan non-fisik (Yani Kusmarni, 2010 : 4-5)

Sementara itu, Sleeter dan Grant, menjelaskan bahwa pendidikan

multikultural memiliki empat makna (model), yakni, (1) pengajaran tentang

keragaman budaya sebuah pendekatan asimilasi kultural, (2) pengajaran tentang

berbagai pendekatan dalam tata hubungan sosial, (3) pengajaran untuk

memajukan pluralisme tanpa membedakan strata sosial dalam masyarakat, dan (4)

pengajaran tentang refleksi keragaman untuk meningkatkan pluralisme dan

kesamaan (Sada, Clarry. 2004 : 85).

Pendidikan multikultural biasa diartikan sebagai pendidikan keragaman

budaya dalam masyarakat, dan terkadang juga diartikan sebagai pendidikan yang

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

menawarkan ragam model untuk keragaman budaya dalam masyarakat, dan

terkadang juga diartikan sebagai pendidikan untuk membina sikap siswa agar

menghargai keragaman budaya masyarakat (Kamanto Sunarto, 2004 : 47)

Anita Lie (2001) menyatakan bahwa pendidikan mutikultural dalam era

global di Indonesia menghadapi tiga tantangan mendasar; Pertama, fenomena

hegemonisasi yang terjadi dalam dunia pendidikan akibat tarik ulur antara

keunggulan dan keterjangkauan. Peserta didik tersegregasi (pemisahan) dalam

sekolah-sekolah sesuai latar belakang sosio-ekonomi, agama dan etnisitas; Kedua,

kurikulum yang masih berdasarkan gender, status sosial-ekonomi, kultur lokal dan

geografi. Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan dan bias yang membatasi

kesadaran multikultural peserta didik; Ketiga, guru, kelayakan dan kompetensi

guru di Indonesia pada umumnya masih di bawah standar apalagi untuk

mengelola pembelajaran multikulturalime.

Pendidikan multikultural merupakan strategi yang memanfaatkan

keragaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu

kekuatan untuk membentuk sikap multikultural, pemahaman bersama atas konsep

kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang

luas. Terjadinya anarkisme yang dikaitan dengan tuntutan pengakuan terhadap

identitas etnis disebabkan oleh tidak adanya kesadaran untuk memahami budaya

lain dan kebudayaan yang tumbuh dalam sebuah komunitas dipandang sebagai

kemutlakan yang harus diakui dan diagungkan. Sikap berlebihan itu kemudian

memberikan peluang berupa gesekan-gesekan yang terjadi antarbudaya akan

terjebak pada sikap fanatik, eksklusif yang berdampak pada perpecahan.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Pendidikan multikultural dalam kurikulum harus dapat mengakomodasi

perbedaan kultur peserta didik, memanfaatkan kebudayaan itu sebagai sumber

konten dan memanfaatkannya sebagai titik berangkat untuk pengembangan

kebudayaan itu sendiri, pemahaman terhadap kebudayaan orang lain, toleransi,

membangkitkan semangat kebangsaan anak didik berdasarkan bhineka tunggal

ika, mengembangkan pribadi etis, dan dapat memanfaatkan kebudayaan pribadi

anak didik sebagai bagian dari entry behavior anak didik sehingga dapat

menciptakan kesempatan yang sama untuk berprestasi.

Dengan pendekatan pendidikan multikultural dalam pengembangan

kurikulum sebagai suatu prinsip yang menggunakan keberagaman kebudayaan

peserta didik dalam mengembangkan filosofi, misi, tujuan dan komponen

kurikulum serta lingkungan belajar sehingga anak didik dapat menggunakan

kebudayaan pribadinya untuk memahami dan mengembangkan berbagai

wawasan, konsep, keterampilan, nilai, sikap dan moral yang diharapkan (Ngainun

Naim dan Achmad Sauqi, 2010 : 197-198).

Pendidikan multikultural (Multicultural Education) merupakan respon

terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan

persamaan hak bagi setiap kelompok. Pendidikan multikultural mencakup seluruh

siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender, etnic, ras,

budaya, strata sosial dan agama (Choirul Mahfud, 2009 : 177). Sejalan dengan

pemikiran di atas, bahwa secara sederhana pendidikan multikultural sebagai

pendidikan tentang keragaman kebudayaan dalam merespon perubahan

demografis dan kultur lingkungan masyarakat.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Multikultur dan multi etnis adalah kenyataan yang ada di Indonesia, hal itu

dipandang sebagai kekayaan budaya dan kekuatan bangsa. Sebagian besar rakyat

Indonesia juga sudah lama dan biasa hidup dalam lingkungan heterogen.

Multikultural tidak akan mengganggu keutuhan negara karena rakyat Indonesia

sudah menyadari bahwa kerukunan dalam komunitas lebih menyenangkan dalam

kerjasama (Oesman Arif, 2011 : 5).

Dari beberapa penjelasan teori di atas dapat ditarik kesimpulan yang

menjadi satu kesatuan makna dan pemahaman tentang multikultur,

keanekaragaman yang diartikulasikan menjadi multikultural dan

multikulturalisme yang diartikan sebagai kesejajaran. Sehingga dapat

digeneralisasikan bahwa pendidikan multikultur adalah keberagaman budaya yang

hidup dalam perbedaan namun menjunjung tinggi asas kesejajaran dan

kesederajatan. Semua kebudayaan mempunyai kearifan tradisional yang berbeda

dan tidak dapat dinilai sebagai positif-negatif dan tidak dapat dijelaskan dari sudut

pandang kebudayaan yang lain karena baik-buruknya setiap kebudayaan

mempunyai volume yang berbeda-beda.

Dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat,

menekankan pada pendidikan tentang beranekaragaman budaya, khususnya yang

ada dan hidup di masyarakat Kalimantan Barat. Lebih khusus untuk

memperkenalkan kembali budaya etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura.

Pendidikan multikultur adalah sebagai pendidikan mengenai keanekaragaman

budaya yang dimaksudkan untuk menciptakan rasa damai, menghargai,

menghormati dan menerima keanekaragaman budaya yang lain.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang relevan dengan judul dan pembahasan ini yaitu

sebagai berukut:

Buku

Paket Sejarah SMU Sebagai Media Proses Belajar Mengajar Bagi Guru Dan

Siswa , menyimpulkan bahwa buku paket Sejarah Nasional Indonesia mempunyai

relevansi dengan kurikulum SMU 1994 walaupun ada pokok bahasan yang belum

termuat. Buku paket ini juga belum dapat dimanfaatkan secara optimal dalam

PBM sejarah karena banyaknya buku paket lain yang beredar dan muncul

tanggapan posistif dan negatif terhadap buku paket tersebut.

Buku Teks

Sejarah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Sebagai Media Proses Belajar

Mengajar Bagi Siswa Dan Guru

disusun dengan memperhatikan beberapa aspek dan indikator yang telah

dibakukan, maka sangat mungkin merupakan buku teks yang bermutu. Dengan

buku teks sejarah yang baik dan bermutu disertai dengan tingkat keterbacaan yang

tinggi maka dapat digunakan sebagai media oleh guru sebagai alat bantu belajar

mengajar yang dapat dikombinasikan dengan pelajaran yang lain.

C. Kerangka Pikir

Kurikulum muatan lokal dibuat untuk mengembangkan potensi daerah dan

isi, materi diserahkan kepada daerah sesuai dengan kebutuhan sekolah. Tujuan

kurikulum muatan lokal adalah untuk mengelola, melestarikan lingkungan dan

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

menumbuhkembangkan kebudayaan daerah. Materi muatan lokal dapat berupa

bahasa daerah, kesenian, sejarah, budaya, adat tradisi, keterampilan dan kegiatan

yang sesuai dengan kemapuan sekolah sehingga sekolah otonom memilih materi.

Kalimantan Barat yang merupakan daerah multietnis dan budaya

berpotensi untuk mengembangkan daerahnya melalui muatan lokal pendidikan

multikultur. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka dibuatlah buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat untuk SMP/MTs.

Mengingat Kalimantan Barat memiliki multikultur dan etnis sehingga buku teks

tersebut disusun berdasarkan etnis, kultur, adat istiadat yang bertujuan untuk

rekonsiliasi konflik dan pengenalan kembali budaya lokal Kalimantan Barat.

Agar buku teks mautan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat dapat

memenuhi kebutuhan dan tujuan pembuatannya, maka materi yang disajikan

mencakup kebudayaan etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura serta sejarah

lokal Kalimantan Barat. Kerangka pikir tercermin secara skematis di bawah ini:

Kurikulum Muatan Lokal

Mata Pelajaran Muatan Lokal

Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat

Tujuan : Rekonsiliasi konflik Pengenalan budaya lokal

Buku Teks

Penyajian Materi Etnis Dayak,Melayu,Tionghoa dan Madura. Kebudayaan tiap etnis

Materi Sejarah Sejarah lokal Kalbar Sejarah Kebudayaan etnis

Skema 1 : Kerangka Pikir

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kota Pontianak dan Pahauman, Propinsi

Kalimantan Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui tahapan persiapan yaitu melakukan

observasi lokasi dan mencari informasi mengenai keberadaan informan, yang

mulai dilakukan pada bulan Maret 2010. Pada waktu yang bersamaan peneliti

sudah mempersiapkan proposal dari hasil bimbingan selama bulan Maret

sampai Juni 2010. Proposal yang bertujuan untuk mengurus surat ijin

penelitian di Sekretariat Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta pada

bulan Juni hingga Juli 2010. Surat ijin penelitian berguna untuk memperoleh

ijin penelitian di tempat peneliti mencari informasi yaitu tim penyusun buku

teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat yang terdiri dari

ketua ANPRI, guru-guru mata pelajaran muatan lokal, wakil kepala sekolah

bidang kurikulum dan siswa. Pengumpulan data dimulai pada bulan Agustus

hingga Nopember 2010. Setelah mendapatkan data peneliti melakukan analisis

data dengan bimbingan oleh dosen pembimbing. Bersamaan dengan

pembimbingan, peneliti melakukan proses penulisan laporan hingga tesis ini

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

selesai. Proses penelitian dilakukan selama 12 bulan, dimulai dari Maret 2010

sampai dengan Pebruari 2011. Berikut tabel kegiatan penelitian :

Tabel 2 : Jadwal Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan Penelitian

Bulan/ tahun 2010 2011 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2

1

Persiapan : a. Observasi Awal b. Penulisan Proposal c. Mengurus Ijin penelitian

2 Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 Penulisan Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, penelitian ini

mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai tujuan, penyajian materi

dan materi sejarah dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat. Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini

maka penelitian menggunakan bentuk penelitian kualitatif diskriptif. Sutopo

(2006 : 39) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan

terutama berupa kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih

bermakna dan mampu memicu timbulnya pemahaman yang lebih nyata dari pada

sekadar sajian angka atau frekuensi.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal

karena hanya ada satu objek penelitian. Selain itu, karena permasalahan dan fokus

penelitian sudah ditentukan sebelumnya maka lebih lanjut strategi penelitian

dalam bentuk penelitian terpancang (embedded research), (Sutopo, 2006 : 39),

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

berupa kajian terhadap buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan

Barat untuk SMP/MTs.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar adalah

data-data kualitatif yang diperoleh dari beberapa sumber data. Sumber data dalam

penelitian ini meliputi :

1. Informan atau nara sumber, yang terdiri tim penyusun buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat, guru-guru mata pelajaran muatan

lokal yang terlibat dalam merancang buku teks dan stakeholder yang memiliki

peran dalam rangka mendukung terciptanya buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur yakni kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang

kurikulum.

2. Dokumen, berupa buku teks muatan lokal khususnya muatan lokal pendidikan

multikultur Kalimantan Barat untuk SMP.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan guna memecahkan masalah,

maka data dikumpulkan dengan:

1. Wawancara mendalam (indepth interviewing), yaitu jenis wawancara yang

dilakukan dengan struktur yang ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin

memfokus, sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam.

Pengumpulan data dilakukan dengan mencari informasi mengenai tujuan

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dimunculkannya buku teks dan proses penyajian materi muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat yakni dengan mewawancarai ketua

ANPRI sekaligus tim penyusun buku teks yaitu Edi V Petebang. Selain itu

juga untuk mendukung informasi tersebut dilakukan wawancara dengan guru-

guru muatan lokal yang telibat dalam proses penyusunan buku teks muatan

lokal pendidikan muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, yaitu

Kornelius Yoni dari SMP Santo Fransiskus Asisi Pontianak, A.M. Yusuf dari

SMP Santo Benediktus Pahauman dan Ushawati dari SMP Haruniyah

Pontianak. Di samping para guru muatan lokal, stakeholder juga berperan

sebagai pengambil keputusan seperti pejabat struktural sekolah yaitu wakil

kepala sekolah bidang kurikulum, salah satunya Siti Syarifah dari SMP

Haruniyah Pontianak, Hendrikus dari SMP Santo Benediktus Pahauman dan

Golos Nobertus dari SMP Santo Fransiskus Asisi Pontianak. Sebagai proses

pembanding atau untuk mengecek balik data informasi maka dilakukan juga

wawancara dengan beberapa peserta didik dari SMP Santo Fransiskus Asisi

Pontianak, SMP Santo Benediktus Pahauman dan SMP Haruniyah Pontianak.

Wawancara juga dilakukan dengan sifat terbuka tidak terbatas (open ended)

dan tidak formal.

2. Mencatat dokumen atau content analysis. Dokumen tertulis dan arsip

merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian

kualitatif (Sutopo, 2006 : 80). Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data

guna menjawab rumusan masalah mengenai penyajian materi dan materi

sejarah yang terdapat dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Kalimantan Barat.

E. Teknik Cuplikan ( Sampling )

Teknik cuplikan atau sampling yang digunakan dalam penelitian kualitatif

ini adalah purposive sampling. Artinya sumber data tidak diambil secara acak

tetapi dipilih melalui seleksi berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu

(Sugiyono, 2009 : 216). Sutopo (2006 : 64) menjelaskan bahwa dalam purposive

sampling, peneliti memilih informannya berdasarkan posisi dengan akses tertentu

yang dianggap memiliki informasi berdasarkan permasalahan secara mendalam

dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Dalam penelitian

ini akan dipilih tim penyusun buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat yang akan dijadikan sasaran penelitian terlebih dahulu dipilih

berdasarkan karakteristik tertentu (criterion-based selection) sesuai dengan

kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam perolehan data. Kriteria yang

digunakan dalam menentukan informan adalah ketua ANPRI, guru-guru muatan

lokal, stakeholder dan siswa.

F. Validitas Data

Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian

karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan.

Validitas data berguna untuk menentukan tingkat kepercayaan data yang

diperoleh. Adanya tingkat kepercayaan yang tinggi menjadikan data yang

digunakan semakin baik karena telah teruji kebenarannya dan merupakan jaminan

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian (Sutopo,

2006 : 92). Untuk menguji validitas data dalam penelitian ini dipergunakan teknik

trianggulasi. Teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang

menggunakan pandangan multiperspektif, sehingga untuk menarik simpulan yang

mantap diperlukan tidak hanya dari satu cara pandang. Dalam penelitian ini

digunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode yang diadaptasi dari

sumber validitas data dalam metodologi penelitian kualitatif H.B. Sutopo (2006

:94, 96). Trianggulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pemeriksaan dengan memanfaatkan penggunaan sumber, yaitu menggunakan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

beberapa sumber yang berbeda (Sutopo, 1996 : 93). Penelitian ini mengambil data

dari beberapa sumber, yakni guru muatan lokal, ketua ANPRI, stakeholder

melalui proses wawancara. Dengan adanya pembandingan sumber inilah maka

akan diketahui tingkat validitas dari data.

Selain menggunakan trianggulasi sumber, penelitian ini menggunakan

trianggulasi metode. Pada trianggulasi metode, peneliti mengumpulkan data

sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang

berbeda (Sutopo, 2006:95). Artinya untuk mengamati satu sumber data digunakan

beberapa metode, seperti untuk mengetahui apa tujuan dimunculkanya buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, pada penelitian ini

digunakan metode wawancara dan analisis dokumen. Perbedaan trianggulasi

metode dengan trianggulasi sumber adalah tentang bagaimana proses data itu

didapatkan.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif, dengan langkah-langhkah sebagai berikut :

1. Pada waktu pengumpulan data peneliti mulai mengadakan analisis data,

membuat reduksi data awal dan melakukan refleksi data, untuk pengumpulan

data yang lebih mantap berikutnya.

2. Menyusun pokok-pokok temuan yang penting dan mencoba memahami hasil

temuan tersebut atau melakukan reduksi data.

3. Penyusunan sajian data secara sistemis dan sistematis, agar makna

peristiwanya semakin jelas.

4. Pengaturan data secara menyeluruh dan selanjutnya dilakukan penarikan

simpulan yang sudah melalui tahap verifikasi, makna-makna yang muncul dari

data diuji kebenarannya dan kecocokannya. Apabila simpulan yang diperoleh

dirasa masih perlu ditambah data, maka peneliti akan kembali ke lapangan

untuk kegiatan pengumpulan data guna pendalaman. Skema langkah kerja

analisis data dapat dilihat seperti berikut:

Skema 2 : Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2006 : 120).

Pengumpulan Data

Penarikan Simpulan/ Verifikasi

Sajian Data

( 2 )

( 3 )

( 1 )

Reduksi Data

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Latar

a. Gambaran Umum Kalimantan Barat

1. Letak Wilayah

Propinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau

Kalimantan atau di antara garis 2o 0

108o o BT pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis

yang spesifik ini maka, daerah Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis

Khatulistiwa (garis lintang 0o) tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena

pengaruh letak ini pula, maka Kalimantan Barat adalah salah satu daerah

tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang

tinggi. Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat

termasuk salah satu propinsi di Indonesia yang berbatasan langsung

dengan negara asing, yaitu dengan negara bagian Serawak, Malaysia

Timur. Bahkan dengan posisi ini, daerah Kalimantan Barat merupakan

satu-satunya propinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai

akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat

terjadi karena antara Kalimantan Barat dan Sarawak telah terbuka jalan

darat antar negara, yakni jalur Pontianak-Entikong-Kuching (Sarawak,

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Malaysia). Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah propinsi

Kalimantan Barat sebagai berikut :

Utara : Sarawak (Malaysia)

Selatan : Laut Jawa & Kalteng

Timur : Kalimantan Timur

Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata

Sebelah utara Kalimantan Barat terdapat empat kabupaten yang langsung

berhadapan dengan Malaysia yaitu; Sambas, Sanggau, Sintang dan

Kapuas Hulu

2. Luas Wilayah

Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan

daratan berdataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53

persen dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini

membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 km dan

sekitar 850 km dari Barat ke Timur. Dilihat dari besarnya wilayah, maka

Kalimantan Barat termasuk Propinsi terbesar keempat setelah pertama

Irian Jaya (421.891 km2), kedua Kalimantan Timur (202.440 km2) dan

ketiga Kalimantan Tengah (152.600 km2). Dilihat dari luas menurut

Kabupaten/kota, maka yang terbesar adalah Kabupaten Ketapang (35.809

km2 atau 24,39 persen) kemudian diikuti Kapuas Hulu (29.842 km2 atau

20.33 peresen), dan Kabupaten Sintang (21.635 km atau 14,74 persen).

Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran

rendah dan mempunyai ratusan sungai yang aman bila dilayari, sedikit

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

ini berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove. Wilayah

daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan

Kalingkang atau Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan

Schwaner di Selatan sepanjang perbatasan dengan Propinsi Kalimantan

Tengah. Di lihat dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah

Kalimantan Barat terdiri dari jenis tanah PMK (Podsolet Merah Kuning),

yang meliputi areal sekitar 10,5 juta hektar atau 17,28 persen dari luas

daerah yang 14,7 juta hektar. Berikutnya, tanah OGH (Orgosol, Gley dan

Humus) dan tanah Aluvial sekitar 2,0 juta hektar atau 10,29 persen yang

terhampar di seluruh daerah tingkat II, namun sebagian besar terdapat di

kabupaten daerah pantai.

Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki

Prop

yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat

dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih

merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman,

walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar

kecamatan. Sungai besar utama adalah Sungai Kapuas, yang juga

merupakan sungai terpanjang di Indonesia (1.086 km), dan sepanjang

942 km dapat dilayari. Sungai-sungai besar lainnya adalah: Sungai

Melawi, (dapat dilayari 471 km), Sungai Pawan (197 km), Sungai

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Kendawangan ( 128 km), Sungai Jelai (135 km), Sungai Sekadau (117

km), Sungai Sambas (233 km), Sungai Landak (178 km). Dari danau-

danau yang ada hanya dua yang cukup berarti. Kedua danau ini adalah

Danau Sentarum dan Danau Luar I yang berada di Kabupaten Kapuas

Hulu. Danau Sentarum mempunyai luas 117.500 hektar yang kadang-

kadang nyaris kering di musim kemarau dan Danau Luar I yang

mempunyai luas sekitar 5.400 hektar. Kedua danau ini mempunyai

potensi yang baik sebagai objek wisata.

Dipengaruhi oleh dataran rendah yang amat luas, maka ketinggian

gunung-gunung relatif rendah dan non aktif. Gunung yang paling tinggi

adalah gunung Baturaya di Kec. Serawai, Kabupaten. Sintang yang

mempunyai ketinggian 2.278 meter dari permukaan laut. Gunung Lawit

yang berlokasi di Kapuas Hulu, Kec. Embaloh Hulu dan lebih dahulu

dikenal di Kalimantan Barat, ternyata hanya menempati tertinggi ketiga

karena mempunyai tinggi 1.767 meter, sedangkan tertinggi kedua adalah

Gunung Batusambung (Kec. Ambalau) dengan ketinggian mencapai

1.770 meter. Sebagian besar luas tanah di Kalimantan Barat adalah hutan

(42,32%) dan padang belukar atau ilalang (34,11%). Adapun areal hutan

terluas terletak di Kabupaten Kapuas Hulu seluas 1.964.491 ha,

sedangkan padang belukar terluas berada di Kabupaten Ketapang yaitu

seluas 1.374.145 ha. Sementara itu areal perkebunan mencapai

1.574.855,50 atau 10,73 %. Dari 14,68 ribu ha luas Kalimantan Barat,

areal untuk pemukiman hanya berkisar 0,83 persen. Adapun areal

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

pemukiman terluas berada di Kabupaten Sintang diikuti kemudian oleh

Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang.

3. Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk Propinsi Kalimantan Barat tahun 2006

diperkirakan berjumlah sekitar 4,12 juta jiwa (angka proyeksi), dimana

sekitar 2,11 juta jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 2,01 juta jiwa adalah

perempuan. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat sebesar 146.807

Km2 atau lebih besar dari Pulau Jawa, maka kepadatan penduduk

Kalimantan Barat baru sekitar 28 Jiwa per kilometer persegi. (BPS

Propinsi Kalimantan Barat tahun 2009). Berikut adalah tabel yang

menunjukan pertumbuhan penduduk dilihat dari jenis kelamin yang

terdapat di berbagai daerah di Kalimantan Barat :

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Kabupatenupaten/Kota Regency/City

1990 1)

2000 1)

20052)

20063)

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Kabupaten Sambas 384 256 228 235 242 092 244 506 2. Kabupaten Bengkayang - *) 171 850 102 169 104 111 3. Kabupaten Landak - *) 147 073 160 726 163 564 4. Kabupaten Pontianak 396 938 320 673 346 781 352 373 5. Kabupaten Sanggau 219 649 262 078 189 115 191 757 6. Kabupaten Ketapang 167 029 220 533 242 851 247 940 7. Kabupaten Sintang 194 100 236 492 175 345 178 864 8. Kabupaten Kapuas Hulu 80 808 93 062 104 616 106 991 9. Kabupaten Sekadau - *) - *) 88 623 89 713 10. Kabupaten Melawi - *) - *) 82 956 84 175 11. Kota Pontianak 201 729 238 167 252 452 256 397 12. Kota Singkawang - *) - *) 87 711 89 535

Jumlah / Total 1 644 509 1 918 163 2 075 437 2 109 926 Catatan/Note : 1). Sensus Penduduk/Population Census

2). Survei Penduduk Antar Sensus 3). Proyeksi /Projection

* ) : Data Penduduk Tergabung dengan Kabupaten Induk

Data penduduk yang berjenis kelamin laki-laki pada tahun 1990

terbanyak terdapat di Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sambas. Hal

tersebut disebabkan pada awal tahun 1980-an, Kabupaten Pontianak dan

Sambas menerima kedatangan penduduk transmigrasi dan pindahan

secara berkala dari pemerintah maupun swakarsa penduduk yang pindah

mengikuti keluarganya yang terlebih dahulu bertempat tinggal di

kabupaten tersebut. Akibat perpindahan yang tidak merata dan tidak

seimbang dengan persedian lapangan kerja maka banyak masyarakat

yang bekerja sebagai kuli, ditambah lagi dengan rendahnya tingkat

pendidikan yang dimiliki. Pada tahun 2000 jumlah penduduk laki-laki di

Tabel 3 : Penduduk Laki-Laki Menurut Kabupaten/ Kota tahun 1990, 2000, 2005 dan 2006 (BPS Kalimantan Barat)

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Kabupaten Pontianak dan Sambas mengalami penurunan dan beberapa di

kabupaten yang lain. Namun di beberapa kabupaten tertentu mengalami

kenaikan diantaranya Kabupaten Sanggau, Ketapang, Sintang dan kota

Pontianak. Tahun 2005 perubahan jumlah semakin bervariasi, hal ini

disebabkan beberapa daerah melakukan pemekaran yakni Kabupaten

Singkawang, Bengkayang dan Landak, yang dulunya merupakan dari

Kabupaten Sambas. Kemudian Kabupaten Sekadau adalah pecahan dari

Kabupaten Sanggau, sedangkan Kabupaten Melawi merupakan pecahan

dari Kabupaten Sintang, sehingga jumlah kabupaten di Kalimantan Barat

sebanyak 11 Kabupaten dengan bertambah 1 kabupaten baru yaitu

Kabupaten Kubu Raya pecahan dari daerah Kota Pontianak dan

Kabupaten Pontianak serta sebanyak 2 Kota Madya yakni Kota Madya

Pontianak dan Singkawang.

Bervariasinya perrtambah atau berkurangnya jumlah penduduk

berjenis kelamin laki-laki dimulai dari tahun 1990 hingga rentang waktu

10 tahun yakni sampai tahun 2000, sebagian besar akibat dari konflik

etnis, atas faktor rendahnya tingkat pendidikan baik penduduk lokal

maupun pendatang, perbedaan budaya yang sangat jauh, perebutan lahan

ekonomi dan politik. Di Kabupaten Sambas pada tahun 1999 terjadi

konflik antara etnis Melayu dengan etnis Madura, yang berawal dari

monopoli penguasaan lahan perkebunan jeruk oleh perusahaan Bimantara

Citra Mandiri (BCM) di tahun 1992 yang direstui ABRI dan Gubernur

Kalimantan Barat. Mengakibatkan kehancuran pertanian jeruk di Sambas

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

dan Melayu Sambas mengalami krisis ekonomi yang sangat hebat.

Terjadi peralihan hak atas kepemilikan lahan pertanian di daerah

pedesaan juga terjadi perebutan pada lokasi penambangan batu dan tanah

uruq. Dalam perebutan tersebut banyak kasus etnis Melayu gagal

mempertahankan kepemilikan daerah tambangnya. Sampai menjelang

meletusnya kerusuhan tahun 1999 hampir seluruh penambangan baru dan

tanah di Kabupaten Sambas dikuasai penuh oleh orang Madura (Dwi

Haryono dan Budi Winarno, 2003 : 681).

Akibat dari konflik etnis antara etnis Dayak dengan etnis Madura

maupun antara etnis Melayu dengan etnis Madura, akhirnya banyak

menimbulkan korban jiwa. Korban kerusuhan dari Kabupaten Sambas,

Pontianak, menyebar ke seluruh daerah di Kalimantan Barat. Namun

banyak diantara orang-orang Madura mengungsi ke Kota Pontianak dan

perbatasan dengan Kabupaten Pontianak yakni daerah Jungkat dan

Kabupaten Ketapang sehingga pada tahun 2006 jumlah penduduk jenis

kalamin laki-laki bertambah ke kota-kota kabupaten di Kalimantan Barat.

Perbedaan budaya dari penduduk pendatang dan sulitnya memahami

budaya lokal terutama etnis Madura terhadap etnis Dayak dan Melayu

bagian dari indikator penyebab konflik tersebut. Dengan adanya

rekonsiliasi konflik melalui jalur pendidikan dengan menekankan

pengenalan budaya yang diitegrasikan dalam pendidikan multikultural

etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura akan membantu proses

pemulihan dan menata ulang struktur sosial di Kalimantan Barat.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Catatan/Note : 1) Sensus Penduduk/Population Census

2) Survei Penduduk Antar Sensus 3) Proyeksi /Projection

* ) : Data Penduduk Tergabung dengan Kabupaten Induk

Seiring bertambahnya penduduk berjenis kelamin laki-laki

membawa perubahan terhadap perkembangan penduduk berjenis

perempuan di Kalimantan Barat. Dari angka sensus penduduk jumlah

perempuan di bawah angka jumlah penduduk laiki-laki. Kecenderungan

kurangnya penggunaan tenaga perempuan untuk bekerja dalam sektor

pertanian maupun pemerintah membawa dampak steriotif terhadap

perempuan. Artinya laki-laki merupakan bagian terpenting dalam rumah

tangga karena sebagai tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah

sedangkan perempuan hanya di rumah bertugas mengurus anak. Hampir

semua pekerjaan dilakukan oleh laki-laki sedangkan perempuan sekedar

Kabupatenupaten/Kota Regency/City

1990 1)

2000 1)

20052)

20063)

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Kabupaten Sambas 377 119 225 891 234 191 236 362 2. Kabupaten Bengkayang - *) 161 239 91 965 93 649 3. Kabupaten Landak - *) 134 953 146 943 149 435 4. Kabupaten Pontianak 381 608 310 873 333 275 338 414 5. Kabupaten Sanggau 208 646 246 242 183 013 185 442 6. Kabupaten Ketapang 159 348 205 752 228 865 233 499 7. Kabupaten Sintang 183 299 224 102 168 199 171 456 8. Kabupaten Kapuas Hulu 78 615 89 527 99 731 101 924 9. Kabupaten Sekadau - *) - *) 82 663 83 622 10. Kabupaten Melawi - *) - *) 77 950 79 041 11. Kota Pontianak 194 929 234 053 249 681 253 407 12. Kota Singkawang - *) - *) 80 432 82 048 Jumlah / Total 1 583 564 1 832 632 1 976 908 2 008 299

Tabel 4 : Penduduk Perempuan Menurut Kabupaten/ Kota tahun 1990, 2000, 2005 dan 2006 (BPS Kalimantan Barat)

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

membantu pekerjaan yang dianggap ringan. Tahun 1990 dan 2000,

jumlah penduduk berjenis perempuan terjadi penurunan. Hal tersebut

tidak dapat terlepas dari peristiwa konflik, sehingga banyak diantara

perempuan mengungsi ke daerah yang aman atau ikut dengan suami dan

kerabatnya hingga terjadi penumpukan jumlah penduduk perempuan

untuk beberapa daerah seperti di Kabupaten Ketapang, Sintang dan Kota

Pontianak. Kemudian dari tahun 2000 hingga 2005 dan 2006 hampir

diseluruh kabupaten/kota di Kalimantan Barat, pertumbuhan jumlah

penduduk perempuan semakin bertambah. Fakta menunjukkan bahwa

banyak perempuan-perempuan dari desa pindah ke kota seperti Kota

Pontianak untuk bekerja maupun sekolah.

Apabila dikaji lebih mendalam, ternyata minat dan motivasi

perempuan lebih tinggi pergi ke kota dari pada laki-laki. Alasannya

adalah di desa pekerjaan-pekerjaan disektor pertanian, pertambangan

lebih banyak didominasi oleh laki-laki. Sementara perempuan memiliki

kesempatan untuk berjualan hasil pertanian di pasar, itupun ketika

mereka memiliki modal. Ruang dan kesempatan yang diberikan kepada

perempuan tidak terlalu banyak. Budaya kerja yang selalu didominasi

laki-laki sudah ada sejak dahulu. Penghargaan terhadap kaum perempuan

adalah bagian dari hidup orang Dayak dan Melayu serta diikuti oleh etnis

pendatang. Lajunya perkembangan penduduk perempuan dapat dikatakan

masih rendah.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Catatan/Note : - 1990 & 2000 Hasil Sensus Penduduk/Population Census

- 2005 Hasil Survei Penduduk Antar Sensus - 2006 Proyeksi /Projection

- * ) : Data Penduduk Tergabung dengan Kabupaten Induk

Kepadatan penduduk terjadi di Kabupaten Pontianak, Ketapang,

Sambas dan Kota Pontianak. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten

Pontianak lebih banyak hal ini disebabkan daerah tersebut jarak tempuh

ke Kota Pontianak lebih dekat, banyak penggungsi orang-orang Madura

dan beberapa etnis lain yang trauma akibat konflik etnis tahun 1999 dari

Kabupaten Sambas dan lahan pertanian lebih subur sehingga

pemasarannya lebih mudah. Dengan faktor itu maka sedikit banyak

mempengaruhi pertumbuhan penduduk ke Kota Pontianak.

Namun dibandingkan dengan Jawa maka penyebaran penduduk

Kalimantan Barat tidak merata antar wilayah baik antar Kabupaten atau

Kabupatenupaten/Kota Regency/City

Jumlah Penduduk/ Population

2006

Laju Pertumbuhan Penduduk Population Growth (%)

1990-2000

2000-2005 2005-2006

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Kabupaten. Sambas 480 868 0, 35 0, 96 0, 96 2. Kabupaten Bengkayang 197 760 - *) 1, 69 1, 87 3. Kabupaten Landak 312 999 - *) 1, 76 1, 73 4. Kabupaten. Pontianak 690 787 1, 67 1, 49 1, 58 5. Kabupaten. Sanggau 377 199 1, 79 1, 34 1, 36 6. Kabupaten. Ketapang 481 439 2, 80 2, 05 2, 06 7. Kabupaten. Sintang 350 320 2, 08 1, 84 1, 97 8. Kabupaten. Kapuas Hulu 208 915 1, 41 2, 28 2, 24 9. Kabupaten. Sekadau 173 335 - *) - *) 1, 20 10. Kabupaten. Melawi 163 216 - *) - *) 1, 44 11. Kota Pontianak 509 804 1, 82 1, 24 1, 53 12. Kota Singkawang 171 583 - *) - *) 2, 05

Jumlah / Total 4 118 225 1, 56 1, 56 1, 63

Tabel 5 : Jumlah Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/ Kota tahun 1990-2006 (BPS Kalimantan Barat)

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

kota, kecamatan, desa atau kelurahan, maupun antar kawasan pantai

bukan pantai atau kota desa. Misalnya daerah pesisir yang mencakup

Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak,

Kabupaten Ketapang, dan Kota Singkawang yang dihuni oleh hampir 50

persen dari total penduduk Kalimantan Barat dengan kepadatan mencapai

36 jiwa lebih. Sebaliknya 7 kabupaten lain (bukan pantai) selain Kota

Pontianak secara rata-rata tingkat kepadatan penduduknya relatif lebih

jarang. Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas wilayah 29.842 km2 atau

sekitar 20,33 persen dari luas wilayah Kalimantan Barat hanya dihuni

rata-rata 7 (tujuh) jiwa per kilometer persegi, sedangkan Kota Pontianak

yang luasnya kurang dari satu persen (107,80 km2) dihuni oleh rata-rata

sekitar 4 729 jiwa per kilometer persegi. Kondisi ini tentunya kurang

menguntungkan dalam rangka percepatan pembangunan wilayah

khususnya menyangkut pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dengan

segala potensi dan keragamannya.

Di samping penyebaran penduduk yang tidak merata dan tipis,

perkembangan ekonomi dan sosial budaya pun berbeda-beda, oleh karena

keadaan yang sedemikian itu pemukiman penduduk Kalimantan Barat

dapat di bagi dalam 3 wilayah, yaitu : (a) Penduduk yang terdapat di

kota sepanjang pantai dan tepi sungai relatif sudah maju. Wilayah ini

meliputi Kota Madia Pontianak, Sambas dengan pusat utama Pontianak

dan Singkawang. Disini hidup golongan suku Melayu (30%) dan golongan

keturunan Cina (12%). Perkembangan ekonomi dan penduduk di sini lebih

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

cepat karena terdapat kegiatan ekonomi dan terutama pada akhir-akhir ini

terdapat kegiatan pengolahan basil hutan (wood processing industries),

yang menimbulkan transmigrasi spontan baik lokal maupun dari luar

Kalimantan. Kepadatan penduduk di kedua Kabupaten ini hingga 60-

200 jiwa/km2. (b) Di pedalaman penduduk hidup di kota kecil dan desa

dengan keadaan ekonomi sosial budaya yang relatif lebih terbelakang. Di

sini hidup golongan suku Dayak (41%) dari jumlah seluruh penduduk.

Wilayah ini terbentang dari barat ke timur di bagian dalam kiri kanan

sungai Kapuas yang meliputi Kabupaten Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu

dan sebagian Kabupaten Ketapang. Kepadatan penduduk di wilayah ini

adalah 30-60 jiwa/km2. (c) Penduduk yang sangat tipis terdapat di sepanjang

perbatasan dengan Malaysia Timur (Sarawak). Wilayah ini oleh karena

keadaan alamnya dan prasarananya masih sangat sulit dicapai. Di sini hidup

suku pedalaman dengan keadaan sosial budaya yang masih sederhana.

Kepadatan penduduk adalah 0-10 jiwa/km2. Kehidupan ekonominya

terutama terdiri atas pertanian yang belum menetap. Dari segi pertahanan

dan keamanan nasional wilayah ini beserta penduduknya mempunyai

peranan yang penting dalam menanggulangi berbagai gangguan infiltrasi

gerombolan komunis ke dalam wilayah Republik Indonesia

(www.bappenas.go.id/get-file-server/node/5785, diunduh 11-01-2011).

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

4. Sosial Budaya dan Interaksi Masyarakat Multietnis

Dari hampir empat juta penduduk, etnis asli Dayak merupakan

penghuni terbanyak dengan 1,3 juta jiwa (41% dari total penduduk).

Kemudian disusul oleh etnis Melayu dengan 1,2 juta orang (39,57%).

Setelah kedua etnis terbesar, kemudian disusul oleh etnis Tionghoa

(11,33%), Bugis (5%) dan Jawa (3%), serta etnis Madura yang mendiami

wilayah ini hanya 90,572 jiwa atau 2,75 persen (Heru Cahyono, dkk,

2008 : 39).

Kelompok etnis Dayak umumnya bermukin di wilayah

pedalaman dan pedesaan, biasanya hidup mereka dari meramu hasil

hutan, bertani dan berkebun dengan sistem pertanian tradisional dan

bersifat komunal. Sementara etnis Melayu kebanyakan diantara mereka

merupakan migrasi dari Sumatra dan Semenanjung Malaka dan biasanya

berdomisili di daerah pantai dan sungai. Etnis Melayu hidup dari sektor

pertanian dan perkebunan, serta dari aktivitas menangkap ikan di sungai

dan laut. Dari sisi pendidikan umumnya orang dari etnis Melayu

memiliki jenajng pendidikan yang cukup sehingga sebagian dari mereka

bekerja di sektor-sektor formal pemerintahan, perdagangan dan jasa.

Namun tidak sedikit pula yang tidak memiliki tanah dan pendidikan

tinggi sehingga harus puas hanya menjadi buruh pelabuhan, tukang

becak, tukang sampan, maupun penebang kayu di areal HPH (Heru

Cahyono, dkk, 2008 : 40).

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Pemukiman etnis Madura di Kalimantan Barat tersebar diseluruh

daerah, yakni di Kodya Pontianak (3,3%), Kabupaten Pontianak (7%),

Kabupaten Sambas (3,3%), Kabupaten Ketapang (3,7%) dan Kabupaten

Sanggau (0,3%). Pada umumnya etnis Madura bertempat tinggal di

daerah pantai, di tepi Sungai Kapuas dan beberapa orang di pedalaman.

Etnis Melayu identik dengan agama Islam dan yang khas terutama dari

kebudayaan Malaka, Sumatra dan ditopang oleh suku bangsa Semit,

Saud, India dan Pakistan. Masyarakat Kalimantan pedalaman yang telah

menganut agama Islam biasanya secara spontan bergabung di dalam suku

bangsa pesisir, yang mengidentifikasi diri mereka sebagai suku bangsa

Melayu. Di samping akibat proses Islamisasi, pembentukan atau

perubahan struktur sosial di Kalimantan dipengaruhi oleh proses

amalgamasi biologis. Perkawinan campur merupakan budaya yang sudah

terjadi sejak lama, namun tidak memunculkan kebudayaan baru

melainkan justru memperkuat eksistensi etnis yang talah ada. Misalnya

perkawinan antara orang Dayak dengan orang Melayu, akhirnya identitas

orang Dayak yang ditinggalkan. Meskipun demikian, kedudukan orang

Melayu di dalam struktur besar kehidupan sosial di Kalimantan Barat

bukan merupakan entitas unggulan (Heru Cahyono, dkk, 2008 : 50).

Kebanyakan etnis Melayu di Kalimantan Barat menenpati

wilayah di sepanjang sungai-sungai besar, seperti Sungai Kapuas, Sungai

Landak dan Sungai Sambas. Di beberapa daerah hulu sungai besar,

orang-orang Dayak yang baru menganut agama Islam secara tidak

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

langsung mengikuti pola kehidupan orang-orang Melayu. Etnis Melayu

di Kalimantan Barat yang berasal dari penyebaran orang-orang Sumatra,

Semananjung Malaka dan bercampur dengan para pedagang dari India

dan Arab, membawa kebudayaan yang bermacam-macam. Di

Mempawah terdapat etnis Bugis, memperkenalkan kebudayaan R -

R , dan hingga saat ini upacara tersebut sudah merupakan bagian dari

identitas kebudayaan orang Melayu. Di Sambas terdapat upacara Antar

Ajung, merupakan budaya etnis Melayu yang masih bercampur dengan

kebudayaan nenek moyang mereka dulu, namun kemudian budaya

tersebut adalah identitas budaya Melayu Sambas.

Etnis Dayak sering ditujukan bagi orang-orang pedalaman atau

asli Kalimantan yang tidak beragama Islam. Sebagain orang Dayak

berdomisili di wilayau sub-urban tau hulu sungai dengan polah

kehidupan yang sederhana. Etnis Dayak pada umumya peramah, ingin

bergaul dengan siap saja. Percaya adalah sifat luhurnya, budi bahasanya

sangat dipengaruhi oleh hidupnya. Mata pencaharian etnis Dayak pada

umumnya bercocok tanam, berladang dalam sistem ladang berpindah.

Tiap tahun berpindah membongkar hutan untuk ladang baru dan semakin

tahun ladang mereka semakin jauh dari tempat tinggalnya. Setelah

beberapa tahun kemudian barulah mereka kembali kebekas ladang yang

semula yang telah berhutan rimba (Lontaan, 1975 : 40).

Dayak terbagi menjadi 7 suku besar yaitu, Dayak Ngaju, Dayak

Apu Kayan, Dayak Iban, Dayak Klemantan, Dayak Murut, Dayak Punan

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dan Dayak Ot Danum (Heru Cahyono, dkk, 2008 : 53). Masing-masing

kelompok memiliki ciri khas yang berbeda satu dengan lainnya.

Misalnya orang Dayak Iban yang lebih terkenal memiliki daya saing

yang keras dan semangat tinggi ketika berperang. Dayak Iban biasanya

menggunakan salah satu bahasa Melayu dan hidup di rumah panjang

(betang). Di bidang sosial budaya, adat istiadat tradisional dan hukum

adat masih kental dianut oleh etnis Dayak. Meskipun demikian,

kekentalan penerapan adat istiadat tersebut tidak diikuti dengan

peningkatan perekonomian masyarakat secara optimal. Hal ini ditunjukan

ketika berdagang atau berjualan, bekerja selalu melihat situasi alam atas

kepercayaan terhadap penanggalan hari baik atau buruk. Sehingga hasil

pekerjaan mereka selalu terganggu dan inilah yang membuat orang-orang

Dayak sulit untuk berkembang. Justru kondisi masyarakat Dayak dinilai

oleh kelompok luar sebagai kelompok yang inferior. Tidak heran secara

ekonomis, mereka menilai posisinya termarginalisasi oleh etnis lain dan

bahkan oleh negara.

Etnis Dayak memiliki kegiatan rutin yang laksanakan setiap akhir

panen yang biasa disebut Gawai. Gawai merupakan salah saru upacara

pesta panen padi bagi seluruh etnis Dayak di Kalimantan Barat,

tujuannya adalah sebagai rasa syukur kepada Jubata (Tuhan) atas

limpahan panen yang banyak. Upacara gawai ini biasanya dilaksanakan

selama satu minggu penuh. Seluruh undangan tamu datang dari etnis

Dayak ataupun kampung tetangga sehingga acara gawai menjadi meriah.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Kebudayaan lain dari etnis Dayak adalah mengayau (mencari atau

memotong kepala manusia). Apabila ditinjau dari nilai-nilai agama dan

norma humanisme sangat bertentangan, bahkan orang Dayak merupakan

etnis yang buas, kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Tanpa

disadari terdahulu perbuatan mengayau, adalah kegiatan yang erat

hubungannya dengan tradisi dalam penyembahan kepada berhala

(Lontaan, 1975 : 532). Pengayauan bukan merupakan ekspresi dari sifat

dan karakter seorang Dayak, tetapi memiliki akar di dalam struktur religi

etnis Dayak sendiri.

Adapaun tujuan mengayau, adalah untuk melindungi pertanian.

Orang Dayak yakin apabila dalam mempersembahkan korban yakni

kepala manusia, akan mendapatkan hasil panen yang berlimpah,

pertanian akan terhindar dari segala macam ancaman hama tanaman.

Tujuan berikutnya adalah untuk mendapatkan tambahan daya (kekuatan),

balas dendam dan daya tahan berdirinya suatu bangunan. Orang Dayak

ketika membangun rumah atau bangunan lain harus mempersembahkan

anak tunggal karena memiliki kasiat (Lontaan, 1975 : 535) yang sangat

luar biasa terutama untuk ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang

menempati bangunan tersebut.

Selain etnis Melayu dan Dayak, di Kalimantan Barat dipadati

oleh etnis Tionghoa. Kedatangan etnis Tionghoa atau biasa disebut orang

Cina diperkirakan pada abad ke-18. Ketika itu Sultan Landak dan Sultan

Sambas sengaja mendatangkan penambang emas dari Cina selatan untuk

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

dipekerjakan di daerah Mandor dan Monterado (Heru Cahyono, dkk,

2008 : 56). Kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga miskin,

sehingga datang ke Kalimantan Barat untuk mencari penghidupan yang

lebih baik. Orang Tionghoa yang bermigrasi ke Kalimantan Barat terdiri

atas empat suku bangsa yakni, Hokkian, Teo Chiu, Khek dan Kanton.

Dewasa ini tingkat kehidupan masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat

dikatakan lebih baik dibandingkan masyarakat kebanyakan baik pribumi

maupun etnis pendatang. Orang Tionghoa memiliki stratifikasi sosial

tersendiri yang jauh terlepas dari stratifikasi sosial rakyat pribumi (Heru

Cahyono, dkk, 2008 : 57) sehingga kegiatan ekonomi berlangsung hanya

sekitar kelompok mereka. Etnis Tionghoa lebih suka bekerja di

perusahaan-perusahaan milik orang Tionghoa atau bekerja meneruskan

usaha dari orang tuanya. Sehingga jarang sekali mereka bekerja di

instansi pemerintah. Ada beberapa diantara orang-orang Tionghoa yang

lakukan perkawinan dengan masyarakat lokal dan biasanya dilakukan

oleh masyarakat Tionghoa yang hidup di pedalaman, tepi sungai dan

daerah pinggiran. Kehidupan sosial yang tertutup atau bekerja sesama

diantara mereka, ini merupakan sifat orang Tionghoa. selain itu dalam

proses perkawinan lebih sering mereka menikah sesama etnis Tionghoa.

Orang-orang Tionghoa membawa kebudayaan mereka dari negerinya dan

dikembangkan di Kalimantan Barat, seperti Barongsai dan Tarian Naga

yang dilaksanakan pada saat perayaan Cap Goh Meh dan hari raya Imlek.

Tujuan dari upacara tersebut adalah untuk pembersihan bumi (tolak bala)

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

dan membawa kesejahteraan dan mendatangkan keberuntungan bagi

masyarakat.

Etnis Madura merupakan masyarakat pendatang yang sudah lama

dan diperkirakan orang-orang Madura bermigrasi ke Kalimantan Barat

sekitar abad ke-13 sampai menjelang abad ke-20. Orang-orang Madura

merembah ke dalam pertanian dan sektor informal karena keterbatasan

pendidikan. Mereka hidup berkelompok dan memiliki konsep tempat

tinggal yang disebut tanean lajang, di mana keluarga satu keturunan

ditinggali oleh satu kerabat keluarga yang sama (Heru Cahyono, dkk,

2008 : 58). Sikap eksklusif terlihat ketika mereka melakukan aktivitas

keagamaan, ketika beribadat mereka lebih senang dipimpin oleh imam

yang diambil dari komunitas mereka. Selain itu orang-orang Madura

cenderung menikahi perempuan atau laki-laki dari kalangan mereka.

Sifat keras yang dimiliki orang Madura tidak terlepas dari kondiri

alam di mana mereka berasal. Kondisi geologis Madura didominasi oleh

struktur tanah yang tersusun dari batuan kapur dan endapan gamping.

Sungai yang kecil dan ketika musim kemarau maka tanah pertanian dan

sungai menjadi kering dan inilah alasan orang-orang Madura bernigrasi

ke Kalimantan. Saat bermigrasi, orang Madura cenderung tidak bisa

melepaskan ciri budaya mereka, seperti kebiasaan membawa clurit

sebagai wujud untuk menunjukkan kekuatan. Secara umum, orang-orang

Madura memiliki sistem nilai budaya yang sangat mementingkan harga

diri (self esteem) dan martabat (dignity) yang lebih dikenal dengan carok.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Sistem nilai ini budaya semacam ini tetap hidup di kalangan Madura dan

disossialisasikan kepada generasi baru mereka. Disisi lain orang-orang

Madura memperkenalkan kebudayaan dan kesenian mereka di

Kalimantan seperti Karapan Sapi walaupun tidak diadakan sesering

seperti di Madura. Hal ini dikarenakan orang-orang Madura di

Kalimantan Barat, mengolah sawahnya menggunakan cangkul dan tidak

memanfaatkan tenaga sapi.

Secara umum, etnis-etnis lain selain Dayak, Melayu, Tionghoa

dan Madura, di Kalimantan Barat dihuni oleh sebagian bahkan seluruh

etnis di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat. Etnis yang berasal dari

pulau Jawa, Sumatra, NTB, NTT Sulawesi dan Irian Jaya, dapat

menyatukan diri seperti layaknya masyarakat pribumi sehingga ada

diantara mereka yang sudah menganggap dirinya orang Kalimantan.

Hubungan antara orang Dayak, Melayu, Tionghoa dengan orang

Madura pada dasarnya sama-sama memiliki rasa ingin mengenal satu

dengan yang lainnya. Hubungan sosial dapat dilihat pada sebuah kasus

yang berlangsung di Desa Salatiga, Kabupaten Landak. Desa Salatiga

merupakan sebuah desa dengan perekonomian cukup pesat berkembang

karena adanya tambang emas dan terdapat dataran rendah yang cocok

untuk lahan pertanian, persawahan dan perkebunan. Dengan demikian

seluruh penduduk baik yang berasal dari etnis Dayak maupun Madura

bekerja sebagai petani. Faktor ini yang kemudian mendorong orang

Madura bermigrasi karena masyarakat memiliki tingkat toleransi yang

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

tinggi dan dominasi kultur etnis setempat yang tidak kuat. Kedatangan

orang Madura ke daerah tersebut membawa wawasan baru kepada orang

Dayak, salah satunya penggunaan peralatan yang diadopsi orang Dayak

yaitu jenis parang yang agak bengkok tetapi tipis dan arit.

Suka mengalah adalah bagain dari sifat etnis Dayak maupun

Melayu Kalimantan Barat, ternyata citra yang baik ini diambil oleh

sebagian orang Madura untuk menduduki jabatan atau mencari

kesempatan dalam pekerjaan dan usahanya. Citra baik ini menjadi runtuh

ketika terjadi perselisihan diantara etnis Madura dengan Dayak dan

Melayu (kasus di Sambas). Hal ini diperparah dengan menghilangnya

etnis Tionghoa yang harus menyingkir sebagai akibat demonstrasi anti

Cina terjadi pada tahun 1967 (Heru Cahyono, dkk, 2008 : 66) dan

menambah gelombang kedatangan orang-orang Madura ke Kalimantan.

Oleh karena beberapa pekerjaan dari sektor informal telah banyak

dikuasai orang Madura dan tanpa memberi kesempatan dan bahkan

merebut lahan masyarakat lokal maka akibatnya terjadi konflik atas

ketidakpuasan dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap penduduku

lokal.

Kalimantan Barat pernah terjadi konflik kekerasan dan sering

berulang baik antara etnis Madura dengan Dayak dan Melayu ataupun

atantara etnis Dayak dengan Tionghoa. Konflik kekerasan tersebut

melibatkan hampir seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya etnis yang

berkonflik. Konflik telah mengakibatkan kerugian baik korban jiwa

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

maupun harta benda dan merusak seluruh sendi-sendi kehidupan yang

sudah lama dibangun. Oleh karena itu untuk melanjutkan cita-cita

perdamaian maka beberapa lembaga non pemerintah berlomba-lomba

untuk memulihkan melalui rekonsiliasi konflik. Salah satu upaya yang

dilakukan adalah menanamkan nilai-nilai toleransi terhadap peserta didik

sejak dini melalui sekolah. Kemudian dikenalkanlah pendidikan

multikultural kepada peserta didik, yang di dalamnya mengajarkan

tentang budaya dari etnis-etnis yang ada di Kalimantan Barat. Sehingga

peserta didik mendapat pemahaman dan pengetahuan terhadap toleransi

dalam kehidupan masyarakat multietnis.

2. Sajian Data

a. Tujuan Dimunculkannya Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan

Multikultur Kalimantan Barat.

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai

macam, budaya, etnis, agama, bahasa, namun dapat bersatu dalam

kemajemukannya. Hal ini merupakan kekayaan yang tidak dimilik oleh

bangsa lain. Toleransi salah satu faktor yang menentukan perbedaan dapat

berjalan seiring, bersamaan dengan sikap gotong royong yang sudah ada

sejak masa nenek moyang. Ketika melirik kebelakang, sejarah bangsa

Indonesia tidak bisa terlepas dari sikap kebersamaan, senasip

sepenanggungan yang membentuk jiwa cinta tanah air sehingga Indonesia

mampu melepaskan belenggu penjajah di muka bumi Indonesia.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Di era globalisasi ini bangsa Indonesia sedang mengalami masa

krisis baik krisis moral, ilmu pengetahuan, ekonomi, politik. Konflik,

kemiskinan, kebodohan dimana-mana, sehingga muncul ketidakpuasan

dari pihak-pihak tertentu yang ingin merubah dan bahkan melawan

kebijakan pemerintah yang sudah disepakati bersama. Hal ini terjadi di

Kalimantan Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah rawan konflik

yang sifatnya massif. Sehingga harus ada penanganan khusus yang

tentunya melibatkan banyak elemen baik pemerintah maupun stakeholder

setempat.

Damai bukan saja penghentian konflik kekerasan tetapi lebih pada

proses mengisinya dalam rangka pendewasaan masyarakat akan sadar arti

sebuah perdamaian. Kalimantan Barat sudah mengalami 14 kali konflik

etnis yang melibatkan etnis Dayak, Melayu, Madura dan Tionghoa (masa

kesultanan Sambas). Konflik kekerasan di Kalimantan Barat harus menjadi

pelajaran yang sangat penting bagi seluruh masyarakatnya, bahwa setiap

konflik yang terjadi hanya menghasilkan kehancurkan seluruh sendi

kehidupan. Dengan demikian stabilitas keamanan, ekonomi, pendidikan

dan unsur yang berhubungan dengan masyarakat akan terganggu.

Oleh karena itu seluruh rakyat dan elemen penting pemerintah di

Kalimantan Barat harus bertekad menciptakan perdamaian dan mencegah

konflik agar tidak terjadi lagi. Pemerintah sebagai pihak yang bertanggung

jawab untuk memenuhi, melindungi dan menghormati hak-hak rakyatnya,

wajib berbuat sesuatu untuk terciptanya kedamaian. Semua individu,

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

lembaga, wajib memberikan kontribusinya dalam rangka menbangun

perdamaian. Untuk itulah beberapa aliansi atau lembaga swadaya

masyarakat di Kalimantan Barat berjuang melakukan rekonsiliasi konflik

dengan berbagai macam jalur, baik informal maupun formal.

Organisasi non pemerintah yang melakukan upaya rekonsiliasi

tersebut yakni, Institut Dayakologi, Lembaga Gemawan, Sekretariat

Segerak Pancur Kasih, Mitra Sekolah Masyarakat (MiSEM), Badan

Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D) Kalimantan Barat dan PEK-

Pancur Kasih. Dari forum inilah muncul kesepakatan untuk mendirikan

aliansi strategis yang dinamakan ANPRI (Aliansi untuk Perdamaian dan

Rekonsiliasi).

Isu-isu yang dimunculkan dalam ANPRI ini adalah mencari sebab-

sebab yang memicu konflik, yang diantaranya ketidakadilan, penindasan

kaum kaya terhadap kaum miskin karena kebijakan yang salah. Oleh

karena itu maka budaya merupakan faktor yang menyebabkan kesalahan

tersebut. Kekerasan sudah menjadi semacam budaya dalam kehidupan di

masyarakat, maka harus dilawan melalui budaya juga yakni budaya anti

kekerasan (non violence).

Ada banyak wadah untuk menanamkan budaya damai, antara lain

media massa dan lembaga pendidikan. Pendidikan formal merupakan salah

satu wadah yang baik untuk menanamkan budaya anti kekerasan, budaya

menghormati dan menghargai perbedaan. Pada proses pelaksanaan

menanamkan budaya damai dan anti kekerasan maka yang dipilih ANPRI

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adapun alasan SMP yang

dipilih; (a). secara psikologis anak usia dini adalah masa-masa atau proses

penanaman budaya cinta damai, hormat menghormati, menghargai orang

lain akan lebih mudah, (b). tahap pemikiran anak usia dini dalam proses

pemahaman materi pelajaran akan lebih baik dan (c). pembentukan jati diri

manusia yang berakhlak mulia. Hal ini dilakukan atas pertimbangan,

ketika muatan lokal pendidikan multikultural diterapkan pada siswa

Sekolah Dasar (SD), secara penalarannya siswa terlalu sulit untuk

memahami materi karena kendala bahasa dan penekanan tujuan isi buku

teks yang tinggi. Kemudian alasan tidak dimulai pada Sekolah Menengah

Atas (SMA) karena faktor usia yang sudah beranjak remaja dan dewasa

akan lebih sulit menanamkan nilai-nilai luhur budaya etnisitas sebab

siswa-siswa SMA banyak mendapatkan berbagai macam pengaruh dari

luar sehingga untuk mempelajari multikultural etnis akan dianggap biasa-

biasa saja. Proses penanaman nilai-nilai budaya merupakan sesuatu yang

berat apabila usia, tingkat penalaran, psikologis manusia dan tidak

dibarengi dengan sikap penduli dari manusia tersebut maka pendidikan

yang dilakukan merupakan sesuatu yang sia-sia. Oleh karena itu tingkatan

sekolah yang dinaggap pantas dan tepat dalam rangka mensosialisasikan

dan penanaman nilai-nilai budaya etnisitas Kalimantan Barat adalah

Sekolah Menengah Pertama (Edi V Petebang, wawancara 22 Nopember

2010).

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Pada tahap pertama ANPRI melakukan kerjasama dengan 7

sekolah swasta dengan latar belakang siswa dari 4 etnis besar di

Kalimantan Barat, yakni etnis Dayak, Melayu, Madura dan Tionghoa.

Ketujuh sekolah tersebut adalah SMP Santo Fransiskus Asisi (mayoritas

siswa dari etnis Tionghoa), SMP Haruniyah (mayoritas siswa dari etnis

Melayu), Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Alamiah (mayoritas siswa

dari etnis Madura), Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdatul Atfal

(mayoritas siswa dari etnis Madura), SMP Santo Benediktus Pahauman

(mayoritas siswa dari etnis Dayak), SMP Don Bosco Menjalin (mayoritas

siswa dari etnis Dayak) dan SMP Gerpemi Tebas (mayoritas siswa dari

etnis Melayu).

Pada awalnya ANPRI telah mengundang dan mensosialisasikan

pendidikan multikultural kepada beberapa sekolah negeri dan swasta yang

ada di Kalimantan Barat melalui seminar di Pontioanak, namun yang

berminat untuk mengembangkan nilai-nilai budaya melalui pelajaran

muatan lokal hanya sekolah-sekolah swasta karena tidak terikat pada

aturan, kebijakan kurikulum dari pusat dan sekolah yang berstatus negeri

sudah menetapkan materi muatan lokalnya sendiri melalui otonomi

sekolah berdasarkan kurikulum dari dinas pendidikan daerah maupun

propinsi. Dengan adanya 7 Sekolah Menegah Pertama sebagai mitra kerja

dalam rangka menyusun buku teks, maka ANPRI merasa optimis bahwa

tujuan awalnya akan berjalan dengan harapan yang sempurna (Edi V.

Petebang, wawancara 22 Nopember 2010).

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Tujuan diterbitkan buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat, jelas untuk rekonsiliasi konflik melalui jalur pendidikan

namun yang ditekankan adalah penanaman dan pengetahuan siswa

terhadap budaya etnis lain sehingga terciptanya sikap menghargai,

menghormati dan toleransi diantara siswa tersebut. Hal senada diungkap

oleh guru-guru yang terlibat dalam proses penyusunan buku teks, salah

satunya Siti Syarifah (wawancara 20 Agustus 2010), bahwa tujuan buku

teks bagian dari proses rekonsiliasi konflik di Kalimantan Barat. Awalnya

sedikit bertentangan karena mengingat daerah sekitar sekolah tempatnya

bertugas banyak etnis Madura yang pernah menjadi korban konflik tahun

1999, ungkapan tersebut muncul dari Siti Syarifah.

Penyusunan materi muatan lokal pendidikan multikultur melalui

proses yang sangat panjang. Pertama, ANPRI dan 7 sekolah mitra kerja

melakukan seminar tentang mata pelajaran muatan lokal multikultur dalam

konteks Kalimantan Barat. Dari seminar yang diselenggarakan tersebut

menghasilkan catatan-catatan penting yaitu, multikultural merupakan isu

yang pantas diangkat dan dijadikan materi dalam muatan lokal, nilai-nilai

budaya dalam multikultural mengandung unsur keluhuran yang tinggi dan

harus dikenalkan dan ditanamkan dalam diri siswa sejak dini. Atas dasar

itulah maka multikultural Kalimantan Barat diterima dan diangkat menjadi

bagian dari materi muatan lokal.

Seminar tersebut diikuti oleh perwakilan sekolah yang bekerjasama

dengan ANPRI diantaranya kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

kurikulum dan guru-guru muatan lokal. Kemudian tahap kedua,

perwakilan sekolah yakni wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru

muatan lokal merancang silabus berdasarkan kurikulum KTSP tahun 2006

yang isinya; substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terlepas

dari mata pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata

pelajaran lainnya. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga

sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah

dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester

atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.

Banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka merancang

buku teks muatan lokal pendidikan Multikultur, yaitu sulitnya menyatukan

isi materi yang direkomendasikan oleh setiap perwakilan sekolah yakni

merumuskan nilai-nilai budaya dan agama dari setiap etnis yang akan

diangkat dalam buku teks (Siti Syarifah, wawancara 20 Agustus 2010).

Pemenuhan akan kebutuhan materi dari setiap etnis yang sudah

direncanakan diserahkan kepada tim, sehingga guru muatan lokal secara

suka rela dari sekolah sebagai mitra kerja mencari sendiri materi tersebut

(Edi V Petebang, wawancara 22 Nopember 2010).

Selain kendala dalam penyatuan materi dari berbagai sumber

mengenai budaya dan agama, hambatan lain muncul dari kesulitan untuk

mengetahui kemampusn daya serap siswa baik dari kelas VII maupun

kelas VIII. Saat penyatuan materi dari seluruh guru dan tim sehingga

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

terbentuk buku teks muatan lokal, namun halaman buku yang terlalu tebal

mengingat waktu yang diberikan untuk mata pelajaran muatan lokal hanya

2 jam sehingga harus dikurangi lagi halamannya (Edi V Petebang,

wawancara 22 Nopember 2010).

Kurang mengerti dan paham akan materi buku teks muatan lokal

muncul dari guru mata pelajaran muatan lokal, yang disebabkan oleh latar

belakang pendidikan guru yang bukan dari disiplin ilmu sosial, karena

ditekuni terus menerus maka guru pun menjadi tertarik untuk lebih

mendalami isi materi yang diajarkan kepada siswa (Kornelius Yoni,

wawancara 23 Agustus 2010).

Atas kerjasama yang baik antara ANPRI dan sekolah-sekolah yang

menjadi mitra dengan kesadaran akan pentingnya tujuan buku. Dengan

terkumpulnya materi yang sudah dilakukan pembenahan maka

terbentuklah buku teks muatan lokal pendidikan Multikultural tersebut.

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba silabus dan buku teks

muatan lokal pendidikan Multikultural di 7 SMP/ MTs selama satu

semester yakni pada semester ganjil tahun 2007/2008.

Setelah uji coba selesai, selanjutnya dilakukan pertemuan dan

evaluasi. Hasil evaluasi merekomendasikan bahwa isi dan materi dalam

buku teks muatan lokal sudah memenuhi standar kebutuhan dan tingkat

pemahaman siswa namun masih ada kekurangan yang dapat diperbaiki.

Silabus muatan lokal pendidikan multikultur disusun oleh kepala sekolah,

wakil kepala sekolah, guru muatan lokal yang berjumlah 21 orang dan tim

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

penulis buku teks. Penyusunan silabus sesuai prinsip pengembangan

silabus dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), yakni ilmiah,

relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel

dan menyeluruh. Tim penulis silabus dan buku teks muatan lokal

pendidikan Multikultural telah mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), dalam pengembangan kurikulum ada tujuh prinsip

yakni, berpusat pada potensi, beragam dan terpadu, tanggap terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, relevan dengan

kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar

sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan

daerah (ANPRI, 2008 : ix).

Langkah terakhir adalah menyiapkan buku teks untuk diterbitkan,

percetakan yang dipercaya oleh tim ANPRI untuk mencetak buku teks

muatan lokal adalah Mitra Kasih yang merupakan mitra kerja Istitut

Dayakologi, dalam rangka pembiayaan buku teks tersebut ANPRI

mendapatkan dana bantuan dari kerjasama dengan CCFD (Comite

Catholique la et Pour le Developpment) dari Francis dan Cordaid

(Catholic Organisation for Relief and Development) dari Belanda (Edi V

Petebang, wawacara 22 Nopember 2010). ANPRI yang diketuai oleh Edi

V Petebang dengan timnya yaitu Subro, Julia Kam, R. Giring, Irang

Maulana dan Fajri, dengan mendapatkan rekomendasi dari Dinas

Pendidikan Propinsi Kalimantan Barat, ketika itu masih dipimpin oleh

Drs. H. Ngatman, M.Pd, maka terbentuk buku teks yang diberi judul

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Muatan Lokal Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat, untuk kelas VII

SMP/MTs.

b. Penyajian Materi Dalam Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan

Multikultur Kalimantan Barat.

Buku teks muatan lokal pendidikan multikultur memuat materi-

materi dari penduduk yang merupakan etnis terbesar di Kalimantan Barat,

yaitu etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura. Pada bagian awal buku

teks menampilkan silabus dengan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang memaparkan konsep dasar dan arti penting

pendidikan multikultur, mengenal dan memahami kondisi bahwa

Kalimantan Barat sebagai wilayah yang multikultural serta menjadikan

materi sebagai sumber guna memajukan Kalimantan Barat.

Penyajian materi harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan,

maka untuk mengkaji materi dalam buku teks muatan lokal menggunakan

buku pedoman instrumen penilaian buku teks yang meliputi komponen

kelayakan isi, komponen kebahsaan dan komponen penyajian.

1. Komponen Kelayakan Isi

Cakupan materi yang menjelaskan secara mendalam dan memuat

pengetahuan serta keleluasaan materi. Buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat sudah memuat materi-materi

secara mendalam namun belum semua cakupan termuat dalam buku

tersebut karena materi hanya berpusat pada materi mengenai

kebudayaan yang berasal dari etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Madura. Ketepatan fakta yang disajikan sebagian sudah memaparkan

kenyataan empiris dan mudah ditemukan, seperti dalam masyarakat

Dayak ada Gawai Dayak yang dijelaskan pada bab 4 halaman 65

sampai 70. Hal ini menarik untuk dipelajari peserta didik dan pesta

Gawai Dayak biasa disebut pesta panen padi mudah dijumpai karena

sering dilaksanakan dalam event tertentu dan dipentaskan sehingga

materi yang ada dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat memuat kejadian yang mutakhir dan aktual.

Selain itu dalam komponen penyajian juga harus memperhatikan

wawasan produktivitas yang bertujuan untuk menumbuh semangat

inovasi, kreativitas dengan menghasilkan karya-karya baru. Hal ini

nampak ketika dalam proses pelaksanaan pembelajaran muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat di kelas yang menugaskan

siswa untuk mengaplikasikan materi yang telah dipelajari baik secara

individu maupun kelompok. Selain tugas yang dibuat oleh guru muatan

lokal, dalam buku teks juga ada tugas-tugas yang terdapat disetiap akhir

pokok bahasan.

2. Komponen Kebahasaan

Buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat

penulisannya menggunakan bahasa Indonesia dan ada beberapa

ditemukan bahasa Inggris seperti dalam menjelaskan pengertian

multikulturalisme yang terdapat pada bab satu halaman 7. Kalimat yang

terlalu berbelit-belit semakin nampak ketika akan menjelaskan

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

pendidikan multikultur sehingga bagi pembaca pesan tersebut yang

ingin disampaikan menjadi sulit untuk dipahami. Hal serupa juga

diungkap oleh Siti Syarifah (wawancara, 20 Agustus 2010).

Tergambar dalam setiap bab untuk menjelaskan materi tertentu,

seperti pada bab pertama menjelaskan pendidikan multikultur yang

dimulai dari latar belakang terbentuknya pendidikan multikultur hingga

pengertian secara rinci. Kemudian pada bab dua halaman 17

menjelaskan tentang mengenal multikultur di Kalimantan Barat yang isi

materinya memaparkan gambaran etnis Dayak dengan kebudayaannya,

Melayu, Tionghoa dan Madura dengan bahasa Indonesia serta istilah

daerahnya masing-masing. Seperti pada halaman 27 untuk menjelaskan

gambaran etnis Dayak dalam keterbukaan dengan bahasa Dayak

apalagi manusia, anjing pun diberi makan. Hal ini menunjukan ada

keutuhan makna dalam bab, subbab dan alenia yang mencerminkan

kesatuan tema dan pokok pikiran.

3. Komponen Penyajian

a. Teknik Penyajian

Dalam teknik penyajian yang paling utama adalah

sistematika sajian tiap bab harus utuh atau lengkap. Buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, pada setiap

bab diawali dengan pendahuluan sebagai pengantar untuk

menjelaskan materi pokok. Masing-masing bab yang diawali

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

pendahuluan selalu menyampaikan keistimewaan dari setiap etnis

dan keberagaman budaya Kalimantan Barat, misalnya pada bab tiga

yang membahas mengenai interaksi masyarakat multietnis di

Kalimantan Barat. Isi materi dalam setiap pembahasan ada

menampilkan gambar dan pada akhir bab termuat simpulan yang

berupa nilai-nilai perdamaian serta tugas perorangan maupun

kelompok.

Kelogisan sajian materi merupakan penyajian yang sesuai

dengan alur pikir deduktif atau induktif. Pada buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat, dalam bab pertama

tercermin pola pikir deduktif yang membahas mengenai pendidikan

multikultur. Dari penjelasan tersebut siswa diarahkan untuk

mengetahui latar belakang lahirnya multikultur, pengertian

pengertian multikultur sampai pada pendidikan multikultur untuk

mewujudkan toleransi masyarakat Kalimantan Barat. Sementara

pada bab-bab lainnya lebih cenderung menggunakan alur pikir

induktif, salah satu contoh pada bab lima halaman 73 yang

membahas budaya masyarakat Melayu Kalimantan Barat. Buku teks

menyajikan materi tentang tradisi masyarakat Melayu seperti

Meriam Karbit, yang merupakan tradisi masyarakat Melayu yang

bermukim di kota Pontianak dan tradisi ini relatif baru yakni mulai

tahun 1771. Di Pontianak permainan meriam karbit dilakukan di

pinggir sungai Kapuas dan di daerah lain di Kalimantan Barat

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

biasanya dimainkan di tepi sungai dan halaman besar dalam

perkampungan dan tradisi ini memiliki hubungan erat dengan sejarah

berdirinya kerajaan Pontianak. Sedangkan tradisi Antar Ajung Suatu

tradisi budaya masyarakat Sambas khususnya di Kecamatan Paloh,

yang melaksanakan ritual mengantar perahu kecil ke laut. Tradisi ini

dilaksanakan setiap tahun dan tujuannya adalah agar mendapatkan

hasil panen yang melimpah di musim tanam yang baru. Tradisi Antar

Ajung tidak bisa dilepaskan dari kisah Raden Sandhi yang menikah

Sambas.

Keruntutan sajian konsep ketika dikaji mulai dari bab

pertama hingga bab tujuh lebih cenderung pada materi yang

sederhana ke kompleks atau dari yang materi yang sudah dikenal

sampai yang belum dikenal oleh siswa. Pada bab dua materi yang

membahas mengenai multikultur di Kalimantan Barat, isi materinya

menguraikan gambaran singkat etnis Dayak, Melayu, Tionghoa,

Madura dan beberapa etnis-etnis lain. Contoh pada halaman 27 yang

membahas tentang gambaran singkat etnis Melayu, yang

menjelaskan proses asalnya kata Melayu dan eksistensi orang-orang

Melayu dalam rangka hegemoni kekuasaan sehingga berdiri banyak

kerajaan Melayu di Kalimantran Barat. Dengan demikian

pengetahuan sejarah berdirinya kerajaan-kerajaan dan budaya

Melayu semakin menambah wawasan siswa terutama dari etnis lain

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

dan siswa merasa bangga bahwa Kalimantan Barat memiliki

kerajaan-kerajaan besar (Valen dan Helen, wawancara 23 Agustus

2010).

Keseimbangan sajian materi antar bab dan antar subbab

sudah berurutan namun dalam setiap materi terkadang belum

menuntaskan pokok pikiran sehingga materinya tidak mendalam dan

sempit, namun hal ini beralasan karena sasaran pembelajaran untuk

siswa SMP (Edi V Petebang, wawancara 22 Nopember 2010).

Diantara materi terlalu banyak mengunakan istilah asing seperti

asimilasi, akulturasi, inkulturasi, integrasi dan amalgasi. Sehingga

sulit dipahami siswa, apalagi guru yang menyampaikan dalam proses

belajar mengajar hanya mengunakan satu sumber yakni buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat (Kheyti

Stefani, Emelia Christin, Desi Tamara dan Angelia DI, wawancara

30 Agustus 2010).

b. Pendukung Penyajian Materi

Kesesuaian ilustrasi yang disajikan pada buku teks muatan

lokal pendidikan multikultur memperjelas materi, hal ini terlihat

pada pembahasan gambaran etnis Dayak yang menjelaskan

kelompok-kelompok besar etnis Dayak di Kalimantan Barat dengan

menggunakan tabel. Kemudian pada materi interaksi masyarakat

Dayak dengan Melayu, gambar yang ditampilkan tidak sesuai

dengan tema materi yakni tradisi makan saprahan dalam masyarakat

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Melayu Sambas dan perlu diketahui tradisi tersebut hanya ada di

Sambas dan dilakukan pada saat upacara perkawinan sehingga

jarang melibatkan orang Dayak secara penuh.

Pada setiap gambar disertai dengan rujukan dari mana asal

sumber didapatkan dan gambar diberikan identitas sesuai dengan

materi pembahasan. Beberapa materi yang menggunakan tabel untuk

menjelaskan secara rinci isi materi tidak diberi keterangan sumber

seperti pada halaman 30 yang membahas tentang gambaran etnis

Melayu di Kalimantan Barat. Sumber diolah oleh tim ANPRI sesuai

dengan beberapa sumber yang ada.

Buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan

Barat, dalam pengantar dijelaskan secara rinci tujuannya adalah

untuk menciptakan kedamaian di Kalimantan Barat karena selama

ini sudah terjadi 14 kali konflik kekerasan yang melibatkan etnis.

Mengingat pentingnya pengajaran budaya, adat tradisi etnis maka

pendidikan multikultur harus diberikan dan diperkenalkan sejak dini

kepada anak didik agar tercipta toleransi, menghargai dan

menghormati antar mereka yang mungkin hidup dalam masyarakat

multietnis.

Glosarium tidak tampak dalam buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur, hanya istilah-istilah yang dimunculkan pada

tiap materi selalu dijelaskan pada sisi teks yang di dalam kurungkan,

misalnya kata Nyabata (Tuhan), teori Sald Bolw (teori gado-gado),

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Hidden Curriculum, di samping itu juga tidak menampilkan indeks.

Daftar pustaka yang digunakan sebagai sumber bahan rujukan

diawali dengan nama pengarang secara alfabetis, judul buku tetapi

tidak ditebalkan atau dimiringkan dan bahkan tidak di garis bawahi

sebagai tanda bahwa teks tersebut adalah judul buku yang

digunakan, penertbit, tempat dan tahun terbit. Salah satu contohnya

Coomans, Mikail MSF. Manusia Dayak: Dulu, Kini dan Masa

Depan, PT.Gramedia, Jakarta, 1987.

Rangkuman merupakan konsep kunci bab yang bersangkutan

yang dinyatakan dalam kalimat ringkas dan jelas yang bertujuan

untuk memudahkan peserta didik memahami isi materi. Dalam buku

teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat,

rangkuman tidak diberikan pada akhir keseluruhan bab melainkan

ditampilkan disetiap akhir bab dan rangkuman berupa nilai-nilai

perdamaian. Salah satu contoh materi pada bab empat tentang pesta

panen masyarakat Dayak Kalimantan Barat, rangkuman terletak

pada akhir pembahasan di halaman 71-72, berupa nilai-nilai

perdamaian, misalnya padi memberi sumber kehidupan bagi

masyarakat Dayak, pesta padi menjadi sarana budaya yang

menghubungkan manusia Dayak dengan Tuhan, partisipasi seluruh

warga dalam satu wilayah adat pada upacara pesta padi

mencerminkan nilai kebersamaan, nilai ketaatan terhadap adat dan

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

tradisi, dan pesta panen memuat nilai solidaritas dan menghargai

antar sesama manusia.

c. Penyajian Pembelajaran

Penyajian materi menempatkan peserta didik sebagai subjek

pembelajaran, terdapat pada materi interaksi masyarakat multietnis

di Kalimantan Barat dalam bab tiga halaman 51, peserta didik diajak

untuk mengambil nilai-nilai dari materi pembelajaran dan dijadikan

pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian peserta didik

secara mental dan emosional untuk belajar mandiri dan kelompok

dalam pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD). Hal tersebut tampak pada akhir materi, misalnya peserta didik

diminta untuk menceritakan pengalamnnya kepada teman sekelas,

mengenai kehidupan sehari-hari berkaitan dengan interaksi

masyarakat yang multietnis di desa mereka masing-masing. Dengan

demikian peserta didik memahami konsep multikultur dan

keragaman etnis yang terjadi di daerahnya (Lenny Marviana dan

Wanda Chenanta, wawancara, 23 Agustus 2010).

Selain itu peserta didik dirangsang untuk berpikir kritis atas

penjelasan materi berdasarkan pengalaman peserta didik dalam

masyarakat, pertanyaan biasanya diajukan ketika peserta didik

merasa bingung tentang materi budaya etnis lain. Misalnya meteri

budaya etnis Melayu tentang Antar Ajung yang merupakan tradisi

masyarakat Melayu Sambas, dan sedang diajarkan pada peserta didik

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

yang mayoritas dari etnis Dayak, mereka kurang mengerti mengapa

upacara tersebut dilakukan berdasar atas kisah Raden Sandhi yang

menikah dengan anak raja yang berasal dari orang kebenaran

(mahkluk halus) sehingga tidak masuk akal (Kheyti Stepani,

wawancara Agustus 2010). Di samping itu juga peserta didik

diberikan pengalaman untuk membuat karya berupa lampion,

miniatur rumah adat Dayak, kliping tentang upacara ada masyarakat

Dayak, kliping tentang permainan Barongsai (Kornelius Yoni,

wawancara 23 Agustus 2010). Pada setiap akhir bab buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur peserta didik disajikan dengan

soal-soal atau pertanyan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman

peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.

c. Materi Sejarah Yang Ada Dalam Buku Teks Muatan Lokal

Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat

Materi sejarah yang terdapat dalam buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur dilihat atau dikaji melalui pokok bahasan yang

menyajikan materi mulai dari bab pertama hingga bab tujuh. Materi sejarah

adalah bahan pelajaran yang diambil dari sumber-sumber sejarah yang

terdiri dari sejarah lokal, sejarah sosial ekonomi, sejarah politik, sejarah

agama, sejarah kota, sejarah desa, sejarah kebudayaan dan ditulis dengan

berbagai pendekatan disiplin ilmu serta rmengandung unsur kronologis,

masa lampau, waktu dan tempat. Materi sejarah yang termuat dalam buku

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, terdapat pada

bab dua halaman 29 tentang masuknya orang-orang Melayu ke Kalimantan

Barat. Materi dalam buku teks muatan lokal menjelaskan pada masa lalu,

sebelum Republik Indonesia terbentuk, di Kalimantan Barat sempat berjaya

sejumlah kerjaan Melayu. Karena cukup kuat posisi dari pihak kerajaan

Melayu dengan pemerintah kolonial Belanda, maka di daerah pedalaman

Kalimantan Barat pada umumnya tidak terlalu mengetahui bahwa

Indonesia di bawah kekuasaan Belanda. Hal ini disebabkan yang berkuasa

sampai ke daerah-daerah adalah sultan dan panembahan kerajaan-kerajaan

Melayu. Berikut adalah nama kesultanan atau kerajaan Melayu di

Kalimantan Barat, yaitu: Kesultanan Pontianak, Sambas, Ngabang, Meliau,

Sanggau, Sekadau, Sintang, Kerajaan Matan dan Kerajaan Tanjungpura.

Pada masa kerajaan Melayu dulu, masyarakat pedalaman yang umumnya

adalah warga Dayak. Setiap kampung dalam tiap tahun wajib memberikan

upeti atau persembahan kepada pihak kerajaan Melayu. Upeti tersebut

dapat berupa beras, ayam, damar, gaharu dan bahkan pihak kerajaan seperti

Kerajaan Matan di Ketapang meminta upeti berupa utusan yang menjadi

tenaga kerja sukarela yang dijadikan budak istana. Menurut sejarah dalam

penyajian materi buku teks muatan lokal, kedatangan orang Melayu ke

Kalimantan Barat diperkirakan akhir abad ke-14 karena kerajaan atau

kesultanan di Kalimantan berada di bawah pengaruh Kerajaan Sriwijaya

dan Kerajaan Majapahit, bersamaan dengan adanya proses menyebarkan

agama Islam maka masuklah kebudayaan Melayu. Penduduk Melayu

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Kalimantan Barat umumnya keturunan pendatang dari Riau, sedangkan

keturunan campuran Melayu-Bugis dan Dayak yang telah menganut agama

Islam sehingga mereka disebut sebagai orang Melayu.

Pada halaman 31 terdapat materi sejarah berkaitan dengan orang

Tionghoa di Indonesia dan Kalimantan Barat. Materi pertama menjelaskan

istilah Cina yang digunakan orang Eropa, terutama Inggris untuk menyebut

bangsa Tiongkok. Pada saat bangsa Eropa mengenal bangsa Tiongkok,

daerah tersebut di bawah kekuasaan Dinasti Chin atau qin (221-206 SM)

dipimpin oleh Kaisar Qin Shi Huang Di. Sedangkan istilah Cina digunakan

orang Jepang yang pernah menjajah Tiongkok yang dimaksud untuk

melecehkan. Tiongkok artinya tengah dan Cina artinya orang pinggiran,

selain itu istilah Cina diidentikkan dengan hal-hal yang negatif seperti

sombong, pelit dan serakah.

Kata Tionghoa diadopsi dari kata Tiongkok namun sebutan

Tionghoa hanya ada di Indonesia. Tionghoa merupakan sebutan khas

masyarakat atau etnis yang berleluhur di daratan Tiongkok untuk Indonesia.

Dengan demikian sebutan Tionghoa adalah salah satu nama etnis yang ada

dan hidup di Indonesia layaknya seperti halnya Jawa, Melayu, Dayak, Bugis

dan sebagainya.

Penjelasan sejarah orang Tionghoa di Kalimantan Barat yang

diterangkan dalam buku teks pendidikan multikultural adalah saat

datangnya pasukan Khubilai Khan dari Dinasti Yuan (1280-1367) untuk

menyerbu pulau Jawa dan memberi peringatan kepada Kerajaan Singasari

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara yang dianggap membangkang. Dari

sebagian pasukan Khubilai Khan tersebut banyak yang tidak kembali ke

Tiongkok dan menetap di daerah pesisir utara pulau Jawa. Banyak diantara

mereka yang menikah dengan perempuan-perempuan setempat dan

mengajarkan cara membuat batu bata, genting, gerabah dan membangun

galangan kapal perang serta teknologi mesiu dan meriam berukuran besar.

Masih dalam bab dua halaman 33 materi yang menjelaskan sejarah

orang-orang Tionghoa di Indonesia. Pada abad ke-15 di masa Dinasti Ming

(1368-1643), orang-orang Tionghoa dari Yunan mulai berdatangan untuk

menyebarkan agama Islam terutama di pulau Jawa. Bahwa Laksamana

Cheng Ho alias Sam Po Kong pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan

armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang. Selain

menjadi utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit, ia juga

bertujuan untuk menyebarkan agama Islam. Kemudian pada halaman 33

dijelaskan juga penyebaran agama Islam di Jawa sebagian besar dilakukan

oleh Wali Songo dan berperan mendirikan kerajaan Islam pertama di

Demak, disebutkan juga bahwa beberapa orang dari Wali Songo berasal dari

etnis Tionghoa. Keterangan tersebut terdapat di halaman 34, para Wali

tersebut antara lain Sunan Bonang (Bong Ang), Sunan Kalijaga (Gan Si

Cang), Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo), Sunan Gunung Jati (Toh A Bo) dan

yang lainnya kokon berasal dari Champa dan Manila.

Bersamaan dengan kedatangan orang Tionghoa ke Jawa, sebagai

menyebar ke Kalimantan Barat melalui pelabuhan Tanjungpura yang

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

diperkirakan tahun 1292. Kemudian pada tahun 1410 dan 1416 Laksamana

Cheng Ho dari Yunan atas perintah kaisar Cheng Su alias Jung Lo datang ke

Kalimantan Barat dan semuanya laki-laki. Dengan demikian banyak

diantara pasukannya yang menikah dengan orang Dayak dan Melayu dan

bahkan tinggal di Kalimantan Barat dan tidak kembali lagi ke Kwangtung

dan Kanton. Daerah yang menjadi tempat tinggal orang Tionghoa berada di

Sambas, Monterado, Mandor, Samalamtan dan Singkawang.

Pada tahun 1772 di Kalimantan Barat pernah berdiri kongsi dagang

Lanfong yakni kumpulan orang-orang Tionghoa yang berasal dari suku

Hakka, Mei Hsien dan Kwangtung yang menguasi tambang emas dan intan.

Etnis Tionghoa dipekerjakan oleh Sultan Sambas karena memiliki kekuatan

besar akhirnya mereka memberotak dan pernah mendirikan sebuah Republik

yang memiliki sistem pemerintahan yang demokratis. Pada tahun 1854

pemerintah kolonial Belanda menguasai kembali Nusantara termasuk

Kalimantan Barat, akibat besarnya kekuatan pemerintah Hindia Belanda

maka kongsi dagang dibubarkan.

Kedatangan orang Tionghoa ke Kalimantan Barat telah membawa

jasa besar diantaranya banyak dibuat penemuan baru berupa teknik

pengolahan padi, pembuatan gerabah, pengembang budidaya tanaman

kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, pewarna, teknik pemeras

kelapa dan bajak serta pembuatan garam. Masyarakat Tionghoa

Kalimantan Barat secara umum terdiri dari 2 sub suku besar yakni Teo Cie

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

dan Hakka. Pembagian sub suku ini terutama berdasarkan perbedaan

bahasa dan adat istiadat.

Kemudian pada bab lima halaman 73 yang menjelaskan materi

mengenai budaya masyarakat Melayu Kalimantan Barat, di dalamnya

menceritakan tradisi Meriam Karbit yang merupakan manifestasi kebesaran

Sultan Syarif Abdurachman Al Qadrie dalam rangka mendirikan kerajaan

Pontianak. Dalam perjalanan mencari daerah untuk mendirikan kerajaan

tepatnya di Sungai Kapuas rombongan diganggu oleh penghuni sungai

yakni hantu Kuntilanak (menurut cerita). Untuk mengusir gangauan

tersebut maka Sultan memerintahkan kepada awak kapalnya untuk

menembakkan meriam. Namun sebelum peluru ditembakkan, Sultan

bernazar di mana peluru meriam jatuh akan dijadikan tempat menancapkan

tiang keratin kerajaan. Dengan janji yang telah dibuat tersebut sehingga

jatuhnya peluru meriam maka di daerah tersebut akan berdiri kerajaan yang

diberi nama Kerajaan Pontianak biasa disebut Istana Kadriyah yang berdiri

pada tahun 1771. Dalam rangka mengingat dan melestarikan tradisi

Meriam Karbit, sehingga kegiatan tersebut menjadi sebuah kebudayaan

yang ada di Pontianak.

Pada bab tujuh halaman 96, menjelaskan materi mengenai asal usul

Karapan Sapi. Sapi dalam bahasa Madura adalah sapeh, bagi mereka sapi

mempunyai nilai yang khuusus dan tinggi. Penghargaan terhadap sapi

dilatarbelakangi oleh kultur masyarakat agraris yang menggunakan sapi

sebagai alat untuk mengolah lahan pertanian. Karapan berasal dari kata

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

korab, yang berarti mengolah tanah atau membajak tanah. Dalam

perkembangannya karapan sapi merupakan sebuah hiburan bagi masyarakat

Madura. Karapan Sapi dipelopori oleh Raden Temor yang menjadi raja

Sumenep dengan gelar Raja Socadiningrat III yang merasa simpati terhadap

ketekunan para petani dalam membajak sawahnya. Ketika itu raja Sumenep

yang bernama Raden Temor melakukan perjalanan dengan tujuan untuk

melihat kegiatan rakyatnya. Suatu ketika rombongannya menginap di batas

desa agar dapat menyaksikan semua aktivitas rakyatnya ternyata ada

seorang petani kesulitan menangkap sapi yang lepas untuk itu sang raja pun

bergegas membantu dengan menunggang kudanya akhirnya sapi itupun

tertangkap juga. Raja berpikir bagaimana para petani diberikan hiburan agar

tidak bosan dalam bekerja sehingga muncul ide untuk mengadu kecepatan

sapi yang berlari tanpa menggunakan mata bajak dan kusir berdiri diatas

kleles. Awalnya raja mencoba terlebih dahulu yakni mengadu kecepatan

dengan senopati, dengan demikian rakyat takjub melihat kegiatan ini dan

pada akhirnya meminta persetujuan agar hiburan karapan sapi dilakukan

setelah musim membajak sawah selesai. Saat ini karapan sapi bukan lagi

sebatas untuk hiburan semata melainkan sudah masuk agenda budaya

tahunan bagi masyarakat Madura. Pelaksanaannya biasa dilakukan pada

bulan Agustus dan September, tidak lagi menunggu panen padi selesai

namun ketika musim panen tembakau di pulau Madura maka perlombaan

karapan sapi pun dapat dilakukan

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

B. Pokok-Pokok Temuan

Sajian data yang telah dikemukakan menunjukkan beberapa temuan yang

akan dijadikan rujukan untuk membahas rumusan masalah dalam pembahasan.

1. Tujuan Dimunculkannya Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan

Multikultur Kalimantan Barat.

Gagasan mengenai pendidikan multikultur muncul ketika terjadi krisis

perbedaan budaya yang terlalu dalam. Kalimantan Barat sudah mengalami 14

kali konflik yang melibatkan etnis Dayak, Melayu, Madura dan Tionghoa

(masa kesultanan Sambas). Konflik kekerasan di Kalimantan Barat harus

menjadi pelajaran yang sangat penting bagi seluruh masyarakatnya, bahwa

setiap konflik yang terjadi hanya menghasilkan kehancurkan seluruh sendi

kehidupan. Di samping sering terjadinya konflik di Kalimantan Barat, dirasa

bukan hanya disebabkan oleh faktor perbedaan budaya etnis, namun

kurangnya pemahaman dan pengetahuan generasi muda khususnya anak didik

terhadap budaya etnis lain. Untuk itu beberapa aliansi atau lembaga swadaya

masyarakat di Kalimantan Barat bertujuan melakukan rekonsiliasi konflik

dengan berbagai macam jalur, baik informal maupun formal, salah satunya

melalui jalur pendidikan. Upaya pengenalan kembali budaya lokal dari

berbagai etnis di Kalimantan Barat dipublikasikan melalui buku teks Muatan

Lokal Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat.

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

2. Penyajian Materi Dalam Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan

Multikultur Kalimantan Barat.

Cakupan materi tidak luas karena hanya memaparkan gambaran

kebudayaan etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura. Bahasan materi

diaplikasikan melalui tugas kelompok maupun mandiri dengan melihat

empiris peserta didik dalam kehidupan sosial. Penulisan menggunakan bahasa

Indonesia, namun ada pemakaian bahasa Inggris dan daerah untuk

menjelaskan pokok bahasan tertentu agar lebih dipahami peserta didik dan

terdapat kalimat dalam menjelaskan materi tidak lugas. Teknik penyajian

materi dilihat dari sistematika sajian tiap bab menunjukan keutuhan materi.

Keseimbangan sajian materi antar bab dan antar subbab berurutan namun

masih terdapat materi yang dijelaskan melalui cerita rakyat (folklore) sehingga

materi menjadi tidak logis dan mendalam. Menggunakan beberapa istilah

asing dan daerah sehingga ketepatan tata bahasa menjadi berpengaruh pada

pemahaman peserta didik. Pendukung penyajian materi, yakni ilustrasi dengan

menggunakan tabel dan gambar Terdapat gambar yang ditampilkan tidak

sesuai dengan tema materi. Glosarium tidak tampak dalam buku teks dan

daftar pustaka tidak sesuai dengan pedoman penulisan Rangkuman tidak

diberikan pada akhir keseluruhan bab tetapi ditampilkan pada setiap akhir bab

pembahasan yang menunjukkan makna nilai-nilai perdamaian.

Penyajian pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan dirangsang

untuk berpikir kritis dan diberi pengalaman untuk membuat karya berupa

lampion, miniatur rumah adat Dayak, kliping tentang upacara ada masyarakat

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Dayak, kliping tentang permainan Barongsai setiap akhir bab peserta didik

disajikan dengan soal-soal atau pertanyan-pertanyaan untuk mengetahui

pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.

3. Materi Sejarah yang Ada Dalam Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan

Multikultur Kalimantan Barat.

Melihat materi dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

sangat beragam, mulai dari menyajikan teori-teori tentang pendidikan

multikultur, memperkenalkan gambaran singkat etnis-etnis yang ada di

Kalimantan Barat hingga budaya yang dimiliki oleh setiap etnis. Dari

beberapa materi yang isinya sangat beragam dan diperkaya dengan budaya

dan bahasa dari setiap etnis semakin membuat buku teks tersebut asyik untuk

dibaca dan dipelajari siswa. Dengan demikian materi sejarah yang termuat

dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur adalah sejarah lokal

Kalimantan Barat dan sejarah kebudayaan dari setiap etnis yang menyajikan

peristiwa pentingnya. Pendekatan sejarah sosial lebih mendominasi karena

bahasan sosio-kultur dari berbagai etnis di Kalimantan Barat cenderung

tampak dalam setiap pembahasan. Namun dalam penyajian materi sejarah

banyak yang tidak kronologis, sistematis, tidak menunjukkan waktu dan

sumber.

C. Pembahasan

Damai adalah suatu aktivitas yang mestinya hidup dalam masyarakat

multietnis di Kalimantan Barat. Walaupun perbedaan bagian yang sering

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

membawa manusia pada kehancuran, tetapi dapat dipahami bahwa dengan

perbedaan tersebut hidup lebih berwarna sehingga persatuan harus terjaga.

Pentingnya keberagaman kebudayaan setiap etnis di Kalimantan Barat, maka

mulai saat ini kebudayaan tersebut harus diperkenalkan dan diketahui oleh

generasi berikutnya. Dengan demikian kebudayaan yang beragam tadi tidak akan

hilang dan bahkan diambil oleh bangsa lain karena bagian dari kekayaan khasanah

bangsa Indonesia.

Dalam rangka pengenalan keragaman kebudayaan etnis melalui

pembelajaran di sekolah, maka mata pelajaran muatan lokal dapat dipakai untuk

proses penyampaian materi. Demi tercapainya tujuan tersebut digunakan buku

teks sebagai salah satu sumber bagi siswa maupun guru. Buku teks muatan lokal

yang digunakan adalah muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat,

yang memuat materi mengenai etnis-etni yang ada di Kalimantan Barat. Pada

bagian pembahasan ini akan dikaji lebih dalam mengenai: (1) Tujuan

dimunculkannya buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat

(2) Penyajian materi dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat, dan (3) Materi sejarah yang ada dalam buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat.

Pada era globalisasi ini bangsa Indonesia sedang mengalami berbagai

macam masalah dan pembangunan yang tidak merata diberbagai bidang sehingga

menimbulkan kecemburuan di daerah-daerah. kemudian ditambah dengan

kurangnya perhatian pemerintah pusat dan elit-elit untuk membangun daerah.

sehingga terjadi krisis moral, ilmu pengetahuan, ekonomi, politik. Konflik,

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

kemiskinan, kebodohan dimana-mana. Hal ini terjadi di Kalimantan Barat, daerah

ini merupakan salah satu daerah rawan konflik.

Kalimantan Barat sejak tahun 1962 sampai dengan 1999 pernah

mengalami 14 kali konflik etnis yang melibatkan etnis Dayak dengan Tionghoa

pada tahun 1967, etnis Dayak dengan Madura pada tahun 1962, 1968, 1972, 1976,

1977, 1979, 1983, 1993, 1994, 1996 dan 1997. Kemudian etnis Melayu dengan

Madura pada tahun 1955, 1999 dan 2000 (Polda Kalbar, 1999). Oleh karena itu

seluruh rakyat dan komponen penting pemerintah di Kalimantan Barat harus

menciptakan perdamaian dan mencegah konflik agar tidak terulang kembali.

Atas pengalaman masa lalu tersebut, beberapa lembaga swadaya

masyarakat di Kalimantan Barat melakukan berbagai sosialisasi, seminar kepada

pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat untuk mencapai rekonsiliasi konflik.

Organisasi independen tersebut yaitu: Institut Dayakologi, Lembaga Gemawan,

Sekretariat Segerak Pancur Kasih, Mitra Sekolah Masyarakat (MiSEM), Badan

Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D) Kalimantan Barat dan PEK-Pancur

Kasih. Dari forum ini muncul kesepakatan untuk mendirikan aliansi strategis

yang dinamakan ANPRI (Aliansi untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi).

Salah satu isu yang dijadikan sumber dalam pembahasan ANPRI adalah

multikultural Kalimantan Barat. Proses pelaksanaan penanaman multikultural

melalui jalur pendidikan, maka yang dipilih ANPRI adalah Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Secara psikologis siswa SMP sudah mengerti perbedaan dan

baik buruknya suatu tingkahlaku manusia karena umur mulai beranjak dari anak-

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

anak ke remaja. Tahap berpikir siswa SMP dalam proses pemahaman materi

pelajaran akan lebih maju dari SD.

Proses penunjang pembelajaran di sekolah salah satunya penggunaan buku

teks. Sehingga ANPRI bekerjasama dengan sekolah-sekolah melalui seminar dan

sosialisasinya membuat buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat. Sekolah-sekolah yang berperan dalam proses pembentukan

buku teks muatan lokal pendidikan multikultur adalah SMP Santo Fransiskus

Asisi, SMP Haruniyah, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Alamiah, Madrasah

Tsanawiyah (MTs) Nahdatul Atfal, SMP Santo Benediktus Pahauman, SMP Don

Bosco Menjalin dan SMP Gerpemi Tebas.

Sekolah-sekolah tersebut semuanya berstatus swasta dan sekolah yang

memiliki mayoritas dari salah satu etnis. Misalnya SMP Santo Benediktus

Pahauman, siswanya mayoritas dari etnis Dayak. Namun ada sekolah yang

bervariasi, misalnya SMP Haruniyah, siswanya mayoritas etnis Melayu dan

beberapa siswa dari etnis Madura. Terpilihnya sekolah-sekolah tersebut atas dasar

keprihatinan dan kepedulian terhadap pentingnya pengetahuan tentang multikultur

Kalimantan Barat yang selama ini pudar. Selain itu juga karena mata pelajaran

muatan lokal dimasing-masing sekolah membutuhkan penambahan materi,

walaupun sebelumnya beberapa sekolah sudah memiliki materi khusus. Misalnya

SMP Santo Fransiskus Asisi, sudah memberikan pembelajaran kesenian dan

budaya Dayak dan Tionghoa pada mata pelajaran muatan lokal sejak tahun 1997.

Kemudian karena ada tawaran dari ANPRI untuk bekerjasama membuat buku teks

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat maka tawaran tersebut

ditindak lanjuti oleh kepala sekolah.

Tujuan diterbitkan buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat adalah untuk rekonsiliasi konflik dan pengenalan serta

penanaman kembali pengetahuan tentang budaya etnis yang ada di Kalimantan

Barat. Penekanan pada penanaman dan pengetahuan siswa terhadap budaya etnis

lain sehingga terciptanya sikap menghargai, menghormati dan toleransi diantara

siswa tersebut. Nilai-nilai budaya dalam multikultural mengandung unsur

keluhuran yang tinggi dan harus dikenalkan dan ditanamkan dalam diri siswa

sejak dini. Atas dasar itulah maka multikultural Kalimantan Barat diterima dan

diangkat menjadi bagian dari materi muatan lokal.

Tujuan dimunculkannya buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat adalah bagian dari proses rekonsiliasi konflik yang selama ini

sering terjadi di Kalimantan Barat. ANPRI melakukan hal tersebut karena

pemerintah pusat maupun daerah tidak tanggap dan tidak peduli terhadap generasi

manusia yakni peserta didik, bahwa peserta didik merupakan pelaku dan suatu

saat berperan dalam tindakan yang sama dan dapat saja terjerumus untuk

melakukan konflik. Kemudian berikutnya nilai-nilai budaya yang selama ini

dianggap tidak penting menjadi alasan ANPRI mengangkat isu tersebut untuk

diperkenalkan kembali kepada peserta didik agar pengetahuan terhadap budaya

dari etnis lain menjadi kekayaan baru bagi peserta didik sehingga tercipta toleransi

antar etnis, hormat menghormati dan peduli. Buku teks muatan lokal pendidikan

multikultur Kalimantan Barat memuat materi yang bahasannya mengenai

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

kebudayaan etnis Dayak, Melayu, Tionghoa, Madura dan beberapa etnis lain yang

juga ada di bumi khatulistiwa. Kemudian tujuan terbentuknya buku teks muatan

lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat merupakan sikap keprihatinan

lembaga-lembaga dari luar yaitu CCFD (Comite Catholique la et Pour le

Developpment) dari Francis dan Cordaid (Catholic Organisation for Relief and

Development) dari Belanda. Ketika dikaji lebih mendalam kedua lembaga tersebut

adalah lembaga yang berasal dari misi Katholik yang bergerak dibidang sosial dan

kemanusiaan. Salah satunya dalah untuk perdamaian daerah konflik yakni

Kalimantan Barat. Sehingga tujuan politik maupun agama tidak disinggung sama

sekali, dengan demikian bantuan dari kedua lembaga tersebut murni untuk

membantu Institut Dayakologi dalam rangka rekonsiliasi konflik melalui jalur

pendidikan.

Buku teks muatan lokal pendidikan multikultur lebih banyak menyajikan

materi-materi yang berasal dari etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura,

sedikit ditambahkan dengan etnis-etnis lain seperti Jawa, Bugis. Silabus

menunjukkan Standar Kompetensi (SK) mengenai konsep dasar dan arti penting

pendidikan multikultur, mengenal dan memahami kondisi bahwa Kalimantan

Barat sebagai wilayah yang multikultural serta menjadikan materi sebagai sumber

guna memajukan Kalimantan Barat.

Penyajian materi akan dilihat pada pembahasan yang mengikuti instrumen

penilaian buku teks pelajaran pendidikan dasar dan menengah yang diterbitkan

oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengenai komponen kelayakan

isi, kebahasaan dan penyajian materi.

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Kelayakan isi dalam buku teks harus memperhatikan cakupan materi yang

memuat pengetahuan dan sikap secara komprehensif, keluasan dan kedalaman

materi. Komponen tersebut termuat dalam setiap pokok bahasan materi pada buku

teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat. Pada bab satu tentang

pendidikan multikultur, secara rinci dan mendalam memberikan penjelaskan

mengenai latar belakang lahirnya pendidikan multikultur hingga pengertian

pendidikan multikultur dengan konsep dan teorinya. Misalnya pada halaman 9,

pendidikan multikultur didefinisikan pendidikan untuk dan tentang

keanekaragaman budaya dengan maksud agar tercipta penghargaan,

penghormatan dan penerimaan terhadap keanekaragaman budaya orang/

kelompok lain. Pengertian tersebut sebelumnya dijelaskan dari teori multikultur,

multikultural dan multikulturalisme. Dari sistematika penjelasan materi tersebut

akan lebih memudahkan peserta didik memahami pengertian pendidikan

multikultur.

Materi sesuai dengan perkembangan ilmu (BSNP, 2006 : 12) maksudnya

adalah bahwa materi disajikan disesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan kebutuhan peserta didik menggunakan rujukan dan contoh-contoh masa kini

(up to date). Buku teks muatan lokal pendidikan multikultur diciptakan karena ada

hal penting yang harus disampaikan dan dipelajari oleh peserta didik yakni belajar

untuk mengetahui budaya kelompok lain dan menyadarkan bahwa Kalimantan

Barat memiliki keanekaragaman budaya. Dengan adanya proses pembelajaran

yang diaplikasikan dengan contoh dalam keseharian peserta didik maka tujuan

pendidikan multikultur akan tercapai. Salah satu contoh yang dimaksud ada pada

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

bab lima halaman 73, menjelaskan mengenai budaya masyarakat Melayu

Kalimantan Barat. Kegiatan bermain meriam karbit merupakan tradisi bagi

masyarakat Melayu Pontianak, dengan adanya buku teks muatan lokal pendidikan

multikultur Kalimantan Barat, peserta didik dijelaskan bahwa permainan tersebut

memiliki makna yakni awal mula berdirinya kerajaan Pontianak yang dicontohkan

dengan gambar dan proses pembuatan meriam karbit yang terbuat dari bambu

(buluh).

Hal tersebut tentu menumbuhkan semangat dan mendorong peserta didik

untuk mengetahui lebih mendalam materi buku teks muatan lokal pendidikan

multikultur Kalimantan Barat. Nilai positif yang dapat dipetik dari materi buku

teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat adalah memunculkan

kembali keanekaragaman budaya etnis yang telah lama terlupakan sehingga

membuka wawasan peserta didik untuk memiliki dan bagian dari budaya

kelompok lain. Dengan demikian maka terwujud kehidupan yang sejajar walau

berbeda ideologi.

Komponen kebahasaan menjadi sangat penting apabila memilih buku teks

untuk sumber belajar. Kebahasaan berkaitan dengan kesesuaian dengan tingkat

perkembangan berpikir peserta didik, pesan (termasuk gambar dan tabel) disajikan

dalam bahasa yang lazim dalam komunikasi tulis bahasa Indonesia sehingga

mudah dan langsung dipahami peserta didik (BSNP, 2006 : 15). Pada bab enam

halaman 85 menjelaskan tentang permainan barongsai dan naga oleh masyarakat

Tionghoa di Kalimantan Barat, sajian materi dijelaskan dengan contoh gambar-

gambar yang merupakan ungkapan bahasa simbolik dan mudah diketahui oleh

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

peserta didik. Barongsai adalah permaianan naga yang sudah tidak asing bagi

masyarakat Kalimantan Barat dan Indonesia. Bahasa yang sangat komunikatif dan

interaktif mampu memotivasi peserta didik untuk merespon pesan yang

disampaikan.

Kelugasan dalam menyampaikan maksud materi harus terstruktur dan

tidak berbelit-belit. Keruntutan alur pikir merupakan cerminan keterkaitan isi dan

kesatuan tema pada satu subbab. Penjelasan multikultur pada buku teks muatan

lokal pendidikan multikultur pada dasarnya tidak sulit untuk dipahami. Namum

buku teks tersebut merupakan sumber belajar maka akan sulit bagi peserta didik

memahami maksud dan tujuan dari materi yang ingin disampaikan. Bab pertama

di halaman 7 yang menjelaskan pengertian pendidikan multikultur, terlebih dahulu

memberikan teori mengenai multikultur dan multikulturalisme yang pada

dasarnya memiliki keterkaitan maksud yakni keberagaman dalam kesejajaran

budaya. Oleh karena itu lebih tepat apabila pengertian multikultur dijelaskan

menggunakan sebuah teori yang sudah teruji dan terukur tingkat kepercayaannya

atau kredibelitas arti sesungguhnya, sehingga sajian dalam buku teks tidak harus

memaparkan banyak pandangan mengenai mulrikultur yang akan mempersulit

peserta didik untuk memahaminya.

Penggunaan istilah dan simbol atau lambang sering ditemui dalam buku

teks muatan lokal pendidian multikultur Kalimantan Barat. Pada bab pertama di

halaman 8 yang menjelaskan pendidikan multikultur, terdapat istilah melting pot,

salad bowl, yang sebenarnya tidak perlu digunakan karena penjelasan pendidikan

multikultur untuk peserta didik pada tingkat pendidikan SMP belum mampu

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

mencerna maksud teori atau istilah tersebut. Walaupun sebenarnya penyampaian

istilah itu penting guna mensistematiskan alur pikir terciptanya multikulturalisme.

Tidak semua sajian materi sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia

dengan baik dan benar atau Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Bahasa daerah

dan penggunaan istilah daerah merupakan nilai tambah dari materi dalam buku

teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat. Alasannya adalah

pengenalan budaya lokal apabila tidak memunculkan istilah lokalitas etnis maka

jauh dari pemahaman tentang multikultur. Salah satunya materi dimaksud

disajikan pada bab dua halaman pada halaman 27 untuk menjelaskan gambaran

ahe gik

makan.

Kemudian pada bab empat yang menjelaskan tentang pesta panen masyarakat

Dayak Kalimantan Barat dengan berbagai macam istilah karena setiap daerah

penyebutannya berbeda tetapi maknanya sama, seperti Dange (pesta panen padi

Dayak Kayaan), Ngabayotn (pesta panen padi Dayak Salako), Nyabakng (pesta

Naik Dango (pesta panen padi Dayak Kanayatn).

Catatan yang paling penting ketika meyajikan istilah pada setiap pokok

materi dalam upaya memperjelas bahasan adalah konsistensi penggunaan istilah

dan simbol atau lambang. Dengan demikian tidak akan mengganggu pemahaman

konsep, prinsip, asas atau sejenisnya pada antar bagian dalam buku teks muatan

lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat.

Dalam teknik penyajian yang menjadi catatan penting adalah sistematika

sajian tiap bab harus utuh atau lengkap (BSNP, 2006 : 17). Sementara buku teks

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, pada bab pertama tidak

menampilkan pendahuluan sebagai pengantar namun dijelaskan dalam materi

sehingga terintegrasi pengantar materi dan materi pokok.

Kelogisan sajian materi dalam buku teks muatan lokal pendidikan

multikultur Kalimantan Barat, pada masing-masing bab mencerminkan pola pikir

deduktif dan induktif. Keruntutan sajian konsep ketika dikaji mulai dari bab

pertama hingga bab tujuh lebih cenderung pada materi yang sederhana ke

kompleks atau dari yang materi yang sudah dikenal sampai yang belum dikenal

oleh siswa. Walau demikian terdapat beberapa materi yang disampaikan melalui

cerita rakyat (folklore), misalnya pada bab empat mengenai pesta panen

masyarakat Dayak Kalimantan Barat di halaman 67, menjelaskan bahwa urutan

pesta padi salah satunya selalu dengan memanggil roh padi agar bersemayam

menunggu musim tanam berikutnya. Dari penjelasan tersebut menunjukkan

bahwa banyak cerita rakyat (folklore) yang dijadikan simbol sebagai kekuatan

untuk mengatakan bahwa kegiatan manusia tidak dapat dilepaskan dengan roh

nenek moyang orang Dayak. Keseimbangan sajian materi antar bab dan antar

subbab sudah berurutan. Sementara tuntutan dalam komponen kebahasaan

dijelaskan bahwa bahasa yang digunakan, baik untuk menjelaskan konsep maupun

aplikasi konsep, sesuai tingkat perkembangan kognitif peserta didik pada tiap-tiap

satuan pendidikan (BSNP, 2006 : 15). Buku teks muatan lokal pendidikan

multikultur Kalimantan Barat diperuntukan bagi siswa SMP, walaupun untuk

tingkatan satuan pendidikan dasar, bahasa dan konsep aplikasinya harus mampu

memberi penjelasan materi yang baik. Di samping itu juga istilah-istilah asing dan

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

bahasa daerah kerap digunakan, namun satu hal positif karena peserta didik

diperkaya dengan konsep yang belum diketahui sebelumnya.

Pendukung Penyajian Materi meliputi kesesuaian ilustrasi yang disajikan

pada buku teks muatan lokal pendidikan multikultur, cukup memperjelas materi.

Pada setiap bahasan selalu disertai gambar yang sesuia dengan materi yang

dijelaskan. Penggunaan tabel juga ditampilkan dalam pembahasan gambaran etnis

Dayak yang menjelaskan kelompok-kelompok besar etnis Dayak di Kalimantan

Barat. Terdapat ketidaksesuaian pada bab tiga dihalaman 55, materi interaksi

masyarakat Dayak dengan Melayu, gambar menampilkan tradisi makan saprahan

dalam masyarakat Melayu Sambas, sementara tradisi tersebut hanya di Sambas

dan dilakukan pada saat upacara perkawinan sehingga tidak melibatkan orang

Dayak secara utuh. Seharusnya gambar makan saprahan ditampilkan pada bab

lima yaitu termasuk dalam budaya masyarakat Melayu Kalimantan Barat. Dalam

BSNP tentang komponen kelayakan isi yang mengenai mengandung wawasan

kontekstual butir 2 (2006 : 15), dijelaskan bahwa contoh-contoh yang disajikan

memiliki keterkaitan logis dengan materi sajian. Pendukung penyajian materi

yang benar adanya glosarium dan indeks. Dalam buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat tidak ditunjukkan. Tujuan glosarium

adalah memberi penjelasan arti istilah-istilah penting dalam teks dan ditulis secara

alfabetis (BSNP, 2006 : 18). Indeks merupakan daftar kata atau daftar nama

pengarang yang diikuti dengan nomor halaman kemunculan.

Terkait dalam menemukan materi sejarah pada buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat, maka terlebih dahulu untuk mengetahui

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

makna materi sejarah. Materi sejarah adalah bahan pelajaran yang diambil dari

sumber-sumber sejarah yang terdiri dari sejarah lokal, sejarah sosial ekonomi,

sejarah politik, sejarah agama, sejarah kota, sejarah desa, sejarah kebudayaan dan

ditulis dengan berbagai pendekatan disiplin ilmu serta ditulis secara kronologis

dan mengandung unsur masa lampau, waktu serta tempat peristiwa.

Materi sejarah yang terdapat pada buku teks muatan lokal pendidikan

multikultur Kalimantan Barat, termuat di bab dua halaman 29 tentang masuknya

orang-orang Melayu ke Kalimantan Barat dalam rangka melakukan penyebaran

agama Islam. Selain itu juga ditunjukkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam di

Kalimantan Barat. Dilanjutkan pada halaman 33 tentang sejarah orang Tionghoa

di Indonesia dan Kalimantan Barat. Berkaitan dengan pengaruh dan peran orang-

orang Tionghoa di Nusantara ketika itu yang menyebarkan agama Islam,

disebutkan oleh beberapa dari Sunan atau Wali Songo yang berasal dari etnis

Tionghoa, diantaranya Sunan Bonang (Bong Ang), Sunan Kalijaga (Gan Si Cang),

Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo), Sunan Gunung Jati (Toh A Bo) dan lainnya

konon berasal dari Champa (Kamboja/ Vietnam), Manila dan Tiongkok. Pada

masa Dinasti Ming (1368-1643), kekuatan armada yang dipimpin Laksamana

Cheng Ho, membawa orang-orang Tionghoa dan menjalin hubungan dengan

masyarakat lokal salah satunya adalah perkawinan. Dari materi pada buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur, untuk materi sejarah yang dipaparkan masih

sangat lemah, yang mengatakan bahwa Sunan atau Wali Songo berasal dari etnis

Tionghoa. menurut Ricklefs, proses Islamisasi melalui dua tahapan secara umum,

yaitu penduduk pribumi mengalami kontak dengan agama Islam dan kemudian

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

memeluknya, orang asing Asia (Arab, India, Cina, dll) yang telah memeluk agama

Islam tinggal secara menetap di suatu wilayah Indonesia, kawin dengan penduduk

asli (2005 : 27). Utusan-utusan dari Arab pada masa Khalifah Utsman (644-656)

telah datang ke istana Cina, sehingga kontak Cina dengan dunia Islam telah

terjaga lewat jalur perdagangan yang melalui perairan Indonesia. Besar

kemungkinan terjadi Sunan atau Wali Songo merupakan orang-orang lokal hasil

dari perkawinan para pedagang atau saudagar dari Arab. Kemudian nama pada

beberapa Wali Songo seperti, Sunan Bonang (Bong Ang), Sunan Kalijaga (Gan Si

Cang), Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo) dan Sunan Gunung Jati (Toh A Bo),

adalah sebutan dalam bahasa Cina, namun tidak berarti Sunan atau Wali ini

berasal dari etnis Tionghoa.

Dari penyajian materi jelas ada beberapa kekurangan baik segi keruntutan

konsep, penulisan keterangan rujukan pada ilustrasi, glosarium dan indeks. Tetapi

penulisan yang berhubungan dengan materi sejarah masih banyak memiliki

kelemahan, diantaranya tidak kronologis penyajian terutama yang berkaitan

dengan peristiwa, seperti pada materi gambaran singkat etnis Melayu dalam bab

dua halaman 29. Menjelaskan bahwa orang Melayu datang ke Kalimantan sekitar

abad ke-14 akhir yang disebabkan oleh adanya peran Kerajaan Sriwijaya dan

Majapahit yang ketika itu membawahi beberapa kesultanan atau kerajaan di

Kalimantan. Materi tersebut membingungkan karena menyebutkan kesultanan dan

tentunya pasti kerajaan bercorak Islam. Namun pada abad ke-14 di Kalimantan

belum terbentuk kerajaan bercorak Islam. Hal ini diperkuat oleh penjelasan

Lontaan (1975 : 80) pada abad ke-14 di Kalimantan Barat terdapat Kerajaan

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Tanjungpura di Sukadana yang berdiri sekitar tahun 1400 M oleh Pangeran Prabu

yang bergelar Raja Baparung dari ayah yang bernama Prabu Jaya putra dari raja

Majapahit. Semestinya dalam bab dua halaman 29 pada buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat, pada bagian awal menjelaskan

eksistensi Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang memiliki kekuatan militer

terutama armada lautnya sehingga mampu menaklukkan seluruh kerajaan di

Nusantara. Salah satunya kerajaan-kerajaan yang terdapat di Kalimantan Barat.

Dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit pada akhir abad 14 maka membuka

peluang bagi kerajaan yang di bawah kekuasaan Majapahit memberontak dan

diantaranya membentuk kerajaan yang bercorak Islam.

Pada bab lima halaman 73 yang menjelaskan budaya masyarakat Melayu

Kalimantan Barat, yakni tradisi Meriam Karbit yang merupakan manifestasi dari

proses berdirinya Kerajaan Pontianak pada tahun 1771. Sedikit menyinggung

materi sejarah dan sumber data pendukung yang tidak lengkap, terlalu banyak

memaparkan kisah atau cerita rakyak (folklore) yang mengandalkan mistik

sehingga fakta-fakta sejarah menjadi tidak utuh.

Kemudian pada bab tujuh halaman 96 buku teks menjelaskan materi

mengenai asal usul Karapan Sapi, yang dipelopori oleh Raja Sumenep yang

bernama Raden Temor bergelar Raja Socadiningrat III. Ketika itu melakukan

perjalanan keliling Madura dan ketika itu ada sapi yang lepas sehingga membuat

perhadian raja dan ikut serta untuk menangkap sapi tersebut. Tanpa sengaja sang

raja mencoba untuk merasakan proses membajak sawah, ketika itu muncul ide

untuk menghibur rakyatnya dengan menggelar perlombaan sapi yang

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

menggunakan klekes tanpa mata bajak, sehingga tradisi tersebut dinamakan

Karapan Sapi. Materi yang disajikan tersebut memiliki kekurangan yakni tidak

menunjukkan keterangan waktu, sumber data dan lebih menekankan pada sejarah

lokal masyarakat Madura. Taufik Abdullah (2005 : 16) menjelaskan, sejarah lokal

bisa mencakup peristiwa-peritiwa penting yang memiliki kaitan dengan sejarah

nasional dan peristiwa-peristiwa khas lokal. Sedangkan aspek-aspek kajian sejarah

lokal diantaranya mencakup kebudayaan yang berupa kreativitas manusia dalam

bentuk cara berpikir, nilai-nilai, kepercayaan, ideologi, kearifan dan tradisi lokal

(Taufik Abdullah, 2005 : 20). Materi sejarah yang ada dalam buku teks muatan

lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, termasuk ke dalam sejarah lokal

dan sejarah kebudayaan. Sejarah lokal adalah suatu bentuk penulisan sejarah

dalam lingkup yang terbatas yang meliputi suatu lokalitas tertentu. Sejarah lokal

diartikan sebagai studi tentang kehidupan masyarakat atau khususnya komunitas

dari suatu lingkungan sekitar (neighborhood) tertentu dalam dinamika

perkembangannya dalam berbagai aspek kehidupan manusia (Widja dalam

Syaiful Amin, 2010 : 23-24).

Sasaran pokok (subject matter) sejarah lokal, yang dengan jelas memberi

pembatasan geografis dari ruang lingkupnya, sering sekali berkaitan erat dengan

sejarah sosial (Taufik Abdullah, 1985 : 20). Salah satu pendekatan yang

digunakan dalam penulisan sejarah lokal adalah pendekatan sejarah sosial. Sejarah

lokal harus memperhitungkan dan mempertimbangkan dengan baik ikatan

struktural, yaitu jaringan peranan sosial yang saling bergantungan, terhadap aktor

sejarah lokal setempat. Penulisan sejarah lokal selalu mengaitkan antara gejala

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

yang terjadi dimasyarakat sekarang dengan struktur sosial kebudayaan

sebelumnya. Sejarah lokal sangat erat kaitanya dengan tradisi lisan. Tradisi lisan

menyangkut pesan-pesan yang berupa pernyataan-pernyataan lisan yang

diucapkan, dinyanyikan melalui musik atau alat bunyi-bunyian. Pada buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, memuat materi sejarah

lokal yang di dalamnya menguraikan bagian-bagian dari sejarah kebudayaan.

Sejarah kebudayaan yaitu mengulas tentang peristiwa atau kisah yang

ditimbulkan oleh manusia dilampau dibidang kebudayaan dan perkembangan dari

masa ke masa (Sri Wahyuning, 1990 : 21). Dalam sejarah kebudayaan materi

yang diajarkan adalah kebudayaan-kebudayaan yang lampau dalam pertumbuhan

dan perkembangannya dari masa ke masa (Soekmono, 1973 : 14). Nampak bahwa

konteks sosial-kultur etnis yang ada di Kalimantan Barat disusun dengan sebaik

mungkin dalam buku teks, sehingga peristiwa-peristiwa di masa lampau menjadi

tinggi maknanya dan memiliki nilai historis tersendiri.

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Kalimantan Barat sejak tahun 1962 sampai dengan 1999 pernah

mengalami 14 kali konflik etnis yang melibatkan etnis Dayak, Melayu, Tionghoa

dan Madura. Berdasarkan pengalaman masa lalu beberapa lembaga swadaya

masyarakat di Kalimantan Barat melakukan berbagai sosialisasi, seminar kepada

pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat untuk mencapai rekonsiliasi konflik.

Institut Dayakologi, Lembaga Gemawan, Sekretariat Segerak Pancur Kasih, Mitra

Sekolah Masyarakat (MiSEM), Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah

(BK3D) Kalimantan Barat dan PEK-Pancur Kasih, sepakat untuk mendirikan

aliansi strategis yang dinamakan ANPRI (Aliansi untuk Perdamaian dan

Rekonsiliasi) yang disokong oleh CCFD (Comite Catholique la et Pour le

Developpment) dari Francis dan Cordaid (Catholic Organisation for Relief and

Development) dari Belanda, kedua lembaga tersebut adalah lembaga yang berasal

dari misi Katholik yang bergerak dibidang sosial dan kemanusiaan. Salah satunya

adalah untuk perdamaian daerah-daerah konflik yakni Kalimantan Barat. Isu yang

dijadikan sumber dalam pembahasan ANPRI adalah multikultural Kalimantan

Barat. Proses pelaksanaan pengenalan dan penanaman multikultural melalui jalur

pendidikan yang dipilih adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sumber

belajar yang digunakan dalam proses menunjang pembelajaran di sekolah salah

satunya buku teks. ANPRI bekerjasama dengan sekolah-sekolah melalui seminar

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

dan sosialisasinya dilaksanakan dengan membuat buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat. Tujuan dimunculkannya buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat adalah untuk rekonsiliasi

konflik dan pengenalan serta penanaman kembali pengetahuan tentang budaya

etnis yang ada di Kalimantan Barat. Nilai-nilai budaya dalam multikultural

mengandung unsur keluhuran yang tinggi dan harus dikenalkan dan ditanamkan

dalam diri siswa sejak dini. Kemudian buku teks muatan lokal pendidikan

multikultur SMP di Kalimantan Barat adalah bagian dari proses rekonsiliasi

konflik yang selama ini sering terjadi di Kalimantan Barat.

Buku teks muatan lokal pendidikan multikultur lebih banyak menyajikan

materi-materi yang berasal dari etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura,

sedikit ditambahkan dengan etnis-etnis lain seperti Jawa, Bugis. Silabus

menunjukkan Standar Kompetensi (SK) mengenai konsep dasar dan arti penting

pendidikan multikultur, mengenal dan memahami kondisi bahwa Kalimantan

Barat sebagai wilayah yang multikultural serta menjadikan materi multikultural

sebagai sumber inspirasi untuk memajukan Kalimantan Barat. Kompetensi Dasar

(KD) terbagi dalam tujuh bab dengan 115 halaman. Kelayakan isi materi dalam

buku teks muatan lokal pendidikan multikultur menunjukkan keluasan dan

kedalaman materi, fakta yang disampaikan sesuai dengan kenyataan yang

digambarkan melalui contoh-contoh, materi disesuaikan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan sehingga menumbuhkan semangat keingintahuan peserta didik

untuk lebih mempelajari buku teks.

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Menggunakan penulisan bahasa Indonesia namun beberapa materi ada

menggunakan istilah asing seperti akulturasi, inkulturasi, asimilasi, integrasi dan

amalgasi. Selain itu ada juga menggunakan istilah atau bahasa daerah guna

memperjelas materi yang dimaksud, seperti penyebutan pesta panen padi

masyarakat Dayak (Dange, Ngabayotn, Nyabakng dan Naik Dango). Kalimat

masih belum lugas, tampak pada penjelasan pengertian pendidikan multikultur.

Selain itu dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat

menunjukkan konsistensi dalam penggunaan istilah.

Teknik penyajian buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat memiliki kekurangan menurut buku panduan instrumen

penilaian buku teks (BSNP). Bab satu tidak ada pendahuluan sebagai pengantar

namun terintegrasi dalam materi bahasan. Kesesuaian ilustrasi dan penggunaan

tabel disajikan buku teks muatan lokal pendidikan multikultur. Ketidaksesuaian

materi ditemukan pada bab tiga di halaman 55, mengenai interaksi masyarakat

Dayak dengan Melayu, yang menampilkan gambar tradisi makan saprahan.

Sementara tradisi tersebut hanya di Sambas dan dilakukan saat upacara

perkawinan sehingga tidak melibatkan orang Dayak secara utuh. Seharusnya

gambar tradisi makan saprahan ditampilkan pada bab lima, termasuk dalam

budaya masyarakat Melayu Kalimantan Barat, sehingga antara gambar dan materi

memiliki kesesuaian. Buku teks tidak menunjukkan glosarium dan indeks.

Penyajian pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan memberi pengalaman

untuk membuat karya berupa lampion, miniatur rumah adat Dayak, kliping

tentang upacara ada masyarakat Dayak, kliping tentang permainan Barongsai

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

setiap akhir bab peserta didik disediakan soal-soal atau pertanyan-pertanyaan

untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.

Materi dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur sangat

beragam, terutama memperkenalkan gambaran singkat etnis-etnis yang ada di

Kalimantan Barat dan budaya yang dimiliki oleh setiap etnis. Materi diperkaya

dengan budaya dan bahasa dari setiap etnis semakin membuat buku teks tersebut

asyik untuk dibaca dan dipelajari siswa. Materi sejarah yang termuat dalam buku

teks muatan lokal pendidikan multikultur adalah sejarah lokal Kalimantan Barat

dan sejarah kebudayaan etnis. Pendekatan sejarah sosial lebih mendominasi

karena bahasan sosio-kultur dari berbagai etnis di Kalimantan Barat cenderung

tampak dalam setiap pembahasan. Namun dalam penyajian materi sejarah banyak

yang belum kronologis, sistematis, tidak menunjukkan waktu dan sumber yang

jelas.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang diambil, dalam penelitian ini memunculkan

implikasi sebagai berikut :

1. Konflik etnis yang terjadi di Kalimantan Barat dapat dijadikan momentum

penting untuk memperkenalkan kembali kebudayaan etnis yang ada di

Kalimantan Barat yang selama ini hilang. Pengalaman dari konflik yang

berakibat pada hancurnya tatanan sosial, tidak stabilnya ekonomi, politik, dan

keamanan, menjadi sebuah pelajaran berharga bagi masyarakat Kalimantan

Barat secara umum. Pembelajaran pendidikan multikultur di sekolah yang

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

tersusun dalam buku teks muatan lokal merupakan bagian dari proses

rekonsiliasi konflik dan bermanfaat untuk generasi penerus. Pembelajaran

pendidikan multikultur bermanfaat positif bagi siswa karena dengan

pemahaman dan pengetahuan terhadap keberagaman etnis dan budaya akan

tercipyanya kerukunan antar etnis di Kalimantan Barat dan konflik etnis

merupakan sesuatu yang dapat merusak masa depan manusia dan bangsa

Indonesia.

2. Buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, banyak

menyajikan berbagai macam keberagaman budaya dari etnis Dayak, Melayu,

Tionghoa, Madura dan beberapa etnis lain di Kalimantan Barat. Buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat dapat dijadikan

referensi baru dan bermanfaat bagi peserta didik guna memperkaya

pengetahuan tentang keberagaman budaya etnis. Penyajian materi dalam buku

teks, dinilai menggunakan buku pedoman penilaian buku teks dari Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP), menunjukkan materi masih sangat

sederhana, cakupan materi sudah mendalam dan keluasan materi sangat

memadai apabila diperuntukkan bagi peserta didik tingkat pendidian SMP/

MTs. Hal yang sangat diperhatikan adalah perlu adanya ketegasan dalam

pembagian pokok materi agar ada keseimbangan materi, menunjukkan

glosarium, indeks dan penulisan daftar pustaka harus mengikuti pedoman

penulisan buku teks. Apabila hal tersebut diabaikan maka akan mempengaruhi

kualitas isi buku teks tersebut.

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

3. Penyajian materi dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur

Kalimantan Barat, menekankan pada nilai-nilai perdamaian dan toleransi.

Materi dalam buku teks banyak menampilkan budaya, adat istiadat dari etnis

Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura yang berkaitan dengan keistimewaan

dari masing-masing etnis tersebut. Materi sejarah tampak mewarnai tulisan

dalam buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat,

terutama sejarah lokal Kalimantan Barat dan sejarah kebudayaan etnis.

Pembelajaran muatan lokal pendidikan multikultur tidak hanya terbatas pada

nilai-nilai keberagaman budaya, namun secara tidak langsung peserta didik

diajarkan mengenai sejarah lokal dan sejarah kebudayaan yang terintegrasi

dalam materi pendidikan multikultur Kalimantan Barat. Menjadi penting

ketika metode penulisan sejarah mengabaikan sumber yang tidak lengkap,

fakta yang memaparkan peristiwa bernuansa mitos karena didomonasi cerita

rakyat tanpa memberikan pandangan atau pesan yang dimaksud dalam cerita

tersebut dengan pendekatan ilmu lain. Sebenarnya hal tersebut akan

mengurangi kredibelitas materi sejarah dalam buku teks muatan lokal

pendidikan multikultur Kalimantan Barat.

C. Saran

Berdasarkan hasil implikasi dari penelitian, maka dengan ini peneliti

memunculkan beberapa saran sebagai berikut :

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

1. Proses rekonsiliasi konflik melalui jalur pendidikan tidak semata-mata hanya

dapat dilakukan pada mata pelajaran muatan lokal, namun dapat memasukkan

materi dan menggunakan mata pelajaran IPS.

2. Pengenalan kebudayaan etnis tidak hanya dipelajari pada mata pelajaran

muatan lokal namun dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran sejarah

mengenai kebudayaan lokal.

3. Perlu menambah materi mengenai budaya dan identitas dari etnis yang lain

selain etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura. Sehingga tidak terkesan

hanya untuk tujuan rekonsiliasi konflik melainkan untuk memperkenalkan

budaya etnis, mengingat Kalimantan Barat merupakan propinsi yang

heterogen. Dengan demikian peserta didik secara tidak langsung dibekali oleh

pengetahuan mengenai budaya etnis dan akan membantu dalam proses

pembauran etnis di Kalimantan Barat.

4. Penyusunan buku teks muatan lokal harus selalu menggunakan prosedur yang

ada salah satunya pedoman penyusunan buku teks dari BSNP dan

dikonsultasikan kepada pakar pendidikan.

5. Penyusunan buku teks harus memperhatikan tingkat taraf berpikir peserta

didik, tingkat kebahasaan sehingga materi yang disajikan mudah dipahami

secara maksimal.

6. Untuk mempermudah pemahaman peserta didik dalam mempelajari buku teks

muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat, maka disusun sesuai

dengan tingkat atau jenjang pendidikan. Bila perlu disusun berdasarkan kelas

sehingga cakupan materi dapat dipilah-pilah.

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Materi... · Pedoman Wawancara ... ketidaksesuaian antara materi dengan ilustrasi dan penulisan daftar ... perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

7. Penambahan materi multikultur tidak hanya terbatas tentang budaya etnis,

sejarah lokal, agama, namun dapat diperluas dengan materi mengenai pola

kehidupan masyarakat dalam menghadapai era global, sehingga materi lebih

mengarah pokok bahasan yang kontekstual. Dengan demikian peserta didik

akan lebih mudah memahami keadaan kehidupan masyarakat multikultur

karena sumber belajar terkait langsung dengan pengalaman di lapangan.

8. Dalam penyampaian materi yang menyangkut sejarah harus menggunakan

metode penulisan yang sudah diatur dan ilmiah, artinya lebih banyak

menampilkan fakta dari pada mitos atau cerita rakyat (folklore). Sehingga

peserta didik tidak menjadi bingung karena guru tidak dapat menjelaskan

sesuatu yang sifatnya mistis sementara sejarah dituntut untuk objektif.

9. Pentingnya pengetahuan tentang budaya lokal maka mata pelajaran muatan

lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat dibuat khusus untuk tingkatan

Sekolah Dasar dengan tema lingkungan alam dan manusia.

10. Mengingat pentingnya pendidikan multikultur di Kalimantan Barat, maka

disarankan agar muatan lokal pendidikan multikultur diterapkan dan diajarkan

kepada peserta didik di seluruh sekolah-sekolah di Kalimantan Barat.