25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar secara etimologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Menurut Ali belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan (2008: 14). Senada dengan pendapat tersebut, Hilgrad dan Bower dalam Baharudin (2008: 13) mengungkapkan pengertian belajar adalah 1). To gain knowledge comprehension, or mastery of trough experienceor study; 2) To fix in the mind or memory; memorize; 3). To acquire trough experience; and 4).To become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai, pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Setelah memahami pengertian belajar berikutnya yang penting diketahui adalah ciri-ciri belajar. Ciri-ciri belajar menurut Baharudin (2008: 15) Ciri-ciri belajar yaitu : 1) belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (Change Behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan 7

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

  • Upload
    vuduong

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi

Belajar secara etimologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

diartikan “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki

pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau

ilmu. Menurut Ali belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat

interaksi individu dengan lingkungan (2008: 14). Senada dengan pendapat

tersebut, Hilgrad dan Bower dalam Baharudin (2008: 13) mengungkapkan

pengertian belajar adalah 1). To gain knowledge comprehension, or mastery of

trough experienceor study; 2) To fix in the mind or memory; memorize; 3). To

acquire trough experience; and 4).To become in forme of to find out. Menurut

definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau

menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai, pengalaman,

dan mendapatkan informasi atau menemukan. Setelah memahami pengertian

belajar berikutnya yang penting diketahui adalah ciri-ciri belajar.

Ciri-ciri belajar menurut Baharudin (2008: 15) Ciri-ciri belajar yaitu : 1)

belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (Change Behavior). Ini

berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu

adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil

menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan

7

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar; 2) perubahan perilaku relative

permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar

untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan

tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup; 3) perubahan tingkah

laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung,

perubahan tingkah laku tersebut bersifat potensial; 4) perubahan tingkah laku

merupakan hasil latihan atau pengalaman; dan 5) pengalaman atau latihan itu

dapat member penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan

semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. Seperti halnya Hansen

(2000: 23) yang mengemukakan learning is equated to a change in behavior,

yang artinya bahwa belajar memiliki kesamaan arti dengan adanya perubahan

tingkah laku.

Prinsip-prinsip belajar menurut Soekamto dan Winatapura dalam

Baharudin (2008: 16) adalah sebagai berikut: 1) Apa pun yang dipelajari siswa,

dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus

bertindak aktif; 2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya; 3)

Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada

setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar; 4) Penguasaan yang

sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar

lebih berarti; dan 5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila diberi

tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Sedangkan proses belajar menurut Baharudin (2008: 16) proses belajar

adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat syaraf individu yang belajar.

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat

diamati. Dalam tabel proses belajar, ada beberapa tahap 1) tahap motivasi yaitu

saat motivasi dan keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar bangkit; 2)

tahap konsentrasi, yaitu saat siswa harus memusatkan perhatian, yang telah ada

pada tahap motivasi, untuk tertuju pada hal-hal yang relevan dengan apa yang

dipelajari; 3) tahap mengolah yaitu siswa menahan informasi yang diterima dari

guru dalam Short Term Memory, atau tempat menyimpan ingatan jangka pendek,

kemudian mengolah informasi-informasi untuk diberi makna (meaning) berupa

sandi-sandi sesuai dengan penangkapan masing-masing; dan 4) tahap menyimpan

yaitu siswa menyimpan symbol-simbol hasil olahan yang telah diberi makna ke

dalam Long Term Memory atau gudang ingatan jangka panjang.

Dalam kegiatan belajar mengajar, keaktivan pembelajaran siswa

merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga

kegiatan belajar mengajar yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang

optimal. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada

diri seseorang. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah

laku. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada

kegiatan atau aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas belajar siswa merupakan prinsip

atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.

Sedangkan mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk

membantu siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswa menjadi subjek, sebagai

pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku kegiatan belajar,

maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran yang menuntut siswa banyak

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

melakukan aktivitas belajar sendiri atau mandiri. Hal ini bukan berarti membebani

siswa dengan banyak tugas, aktivitas atau paksaan-paksaan tetapi siswa belajar

mandiri dengan kompetensi dasar-kompetensi dasar yang telah diberikan. Ini

bertujuan agar siswa lebih berminat dalam belajar dan berkembang pikiranya.

Selain itu, tujuan ilmu yang didapat secara mandiri bermanfaat bagi masa depan

siswa. Dalam pelaksanaanya, kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa

bukan berarti guru tidak begitu banyak melakukan aktivitas. Guru selalu memberi

petunjuk tentang apa yang harus dilakukan siswa, mengarahkan, menguasai, dan

mengadakan evaluasi (Sudjana dan Ibrahim, 2003: 27). Dengan demikian, dalam

suatu proses pembelajaran siswa yang harus aktif. Fungsi guru hanya sebatas

membantu sehingga proses kemandirian belajar dapat tercapai.

Dalam proses belajar mengajar, Slameto (2003: 36) berpendapat bahwa

guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.

Penerimaan pelajaran tidak hanya berupa aktivitas siswa sendiri. Siswa

dirangsang untuk bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi

dengan guru. Dalam berbuat, siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan

tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru.

Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif maka siswa memiliki ilmu atau

pengetahuan dengan baik.

Aktivitas menurut Sardiman (2004: 95) merupakan prinsip atau asas yang

sangat penting dalam interaksi pembelajaran sebab pada prinsipnya belajar adalah

berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Dalam kegiatan belajar, subjek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Dalam proses

kemandirian belajar siswa, diperlukan aktivitas. Siswa bukan hanya jadi objek tapi

merupakan subjek didik. Siswa harus aktif agar proses kemandirian dapat

tercapai.

Hamalik (2005: 175) menjelaskan nilai aktivitas dalam pembelajaran,

yaitu : a) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri;

b) Beraktivitas sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral; c) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa; d) Para siswa

bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri; e) Memupuk disiplin kelas secara

wajar dan suasana belajar menjadi demokratis; f) Mempererat hubungan sekolah

dan masyarakat, dan hubungan orang tua dengan guru; g) Pembelajaran

dilaksanakan secara konkrit sehingga mengembangkan pemahaman berfikir kritis

serta menghindari verbalitas; dan h) Pembelajaran di sekolah menjadi hidup

sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

Aktivitas pembelajaran agar dapat berhasil memerlukan keaktifan siswa

dalam beraktivitas baik secara personal maupun secara kelompok. Selain itu,

dibutuhkan pula kedisiplinan, pemahaman berfikir kritis, minat dan kemampuan

sendiri. Dalam beraktivitas, pembelajaran juga memerlukan hubungan erat antara

sekolah dan masyarakat, orang tua dan guru. Diedrich (dalam Sardiman, 2004:

101) menyebutkan jenis-jenis aktivitas dalam belajar, yang dapat digolongkan

sebagai berikut : a) Visual activities, yang termasuk di dalamnya memperhatikan

gambar, melakukan percobaan, menanggapi pekerjaan orang lain; b) Oral

activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; c) Listening

activities, sebagai contoh: mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik,

pidato; d) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin; e) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat peta,

diagaram, grafik; f) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain:

melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

beternak; g) Mental activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan

soal, menganalisis, membuat hubungan, mengambil keputusan; dan h) Emotional

activities, misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,

bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat aktivitas

belajar adalah serangkaian kegiatan menuju perubahan tingkah laku siswa yang

merupakan asas yang sangat penting dalam interaksi pembelajaran.

Geografi menurut Sumaatmadja (1997: 12) adalah pengajaran tentang

aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala

alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Selanjutnya,

menurut Sumaatmadja (1997: 12) studi geografi berkenaan dengan a) permukaan

bumi (geosfer); b) alam lingkungan (atmosfer, hidrosfer, biosfer); c) umat

manusia dan kehidupannya (antroposfer); d) penyebaran keruangan gejala alam

dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan; dan e) analisis hubungan

gejala-gejala geografi di permukaan bumi. Geografi menurut pendapat

Abdurachman (1988: 3) berurusan dengan penataan dari benda-benda dan dengan

asosiasi dari benda-benda suatu daerah dari daerah yang lain, hubungan-hubungan

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dari gerakan-gerakan antara wilayah dengan wilayah. Sedangkan geografi

menurut E. Hutington (dalam Bisri, 2010: 201) adalah ilmu yang mempelajari

alam dan berbagai hubungan antara lingkungan fisis dan aktivitas serta

kemampuan manusia. Geografi meliputi geografi fisik, geografi manusia, dan

geografi teknik.

Geografi fisik mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang

meliputi tanah, air, udara dengan segala proses dan dinamikanya. Penekanan

geografi fisik adalah gejala alamiah permukaan bumi yang menjadi tempat hidup

manusia. Kajian geografi fisik ditunjang oleh kajian Geologi, Geomorfologi, Ilmu

Tanah, Meteorologi, Klimatologi dan Oseanografi.

Geografi manusia merupakan cabang geografi yang mempelajari tentang

aspek keruangan yang dijadikan sebagai tempat terjadinya aktivitas manusia.

Geografi manusia terbagi menjadi beberapa cabang, yaitu geografi penduduk,

geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman, dan geografi sosial.

Geografi Teknik mempelajari cara-cara memvisualisasikan serta

menganalisis data dan informasi geografis dalam bentuk peta, diagram, foto udara,

dan citra hasil penginderaan jauh. Cabang ilmu Geografi Teknik meliputi Cabang

geografi teknik antara penginderaan jauh, sistem informasi geografis, dan

kartografi.

Adapun sumber materi pembelajaran geografi menurut Sumaatmadja

(1997: 13) yaitu segala kenyataan yang ada dan terjadi di permukaan bumi, baik

yang berkenaan dengan kehidupan manusia maupun yang berkenaan dengan alam

lingkungan dan segala prosesnya, menjadi sumber pembelajaran geografi.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan uraian mengenai aktivitas belajar geografi di atas, dapat

disimpulkan bahwa aktivitas belajar geografi merupakan kegiatan pembelajaran

geografi yang berlangsung dalam interaksi atau hubungan dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan tingkah laku berupa pengetahuan-pengetahuan,

keterampilan-keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat tetap dan berbekas.

Sebagai contoh, siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi

dengan guru. Apabila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu

atau pengetahuan itu dengan baik. Menurut pandangan para ahli bahwa dalam

kegiatan belajar, siswa harus aktif berbuat. Dengan pernyataan lain, dalam belajar

sangat diperlukan aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung

dengan baik.

Aktivitas belajar geografi dalam penelitian ini, yaitu adanya kegiatan-

kegiatan belajar yang melibatkan mental siswa secara optimal yang ditunjukkan

melalui kerjasama, keberanian berpendapat tanpa secara eksplisit diminta,

misalnya di dalam diskusi, tugas yang sedang dikerjakan, serta komitmen untuk

menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya secara tuntas. Selain itu,

muncul keinginan menguasai kompetensi dasar pelajaran, mengulang kembali

pelajaran yang telah disampaikan guru. Ini menunjukkan adanya kegiatan siswa

yang menimbulkan rasa tertarik dan perhatian siswa terhadap kegiatan belajar

Geografi, khususnya kompetensi dasar antroposfer. Siswa dapat belajar dengan

rasa senang, rasa tanggung jawab, dan ingin memahami pengetahuan. Aktivitas

tersebut menunjukkan bahwa di sekolah terdapat berbagai macam aktivitas yang

cukup kompleks dan bervariasi. Apabila aktivitas itu dapat diciptakan dengan baik

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

di sekolah maka sekolah akan sangat dinamis, tidak membosankan, dan benar-

benar menjadi pusat aktivitas siswa yang maksimal.

2. Hakikat Hasil Belajar Geografi

Hasil belajar menurut Hamdani (2011: 138) adalah hasil pengukuran

terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah

mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan intrumen tes

yang relevan. Hasil belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian dari usaha

belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang

menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

Menurut Arikunto (1990: 110), hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek,

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar belajar adalah suatu hasil

usaha, kemampuan dan sikap siswa dalam menyelesaikan tugas dalam bidang

pendidikan yang ditetapkan dalam setiap jenjang studi, yang dinyatakan dengan

angka. Hasil belajar yang ditampakkan dalam bidang akademik dinyatakan

sebagai pengetahuan yang dicapai atau ketrampilan yang dikembangkan dalam

mata pelajaran tertentu di sekolah, yang biasanya ditetapkan atas dasar tes atau

ujian yang dilakukan oleh guru.

Hasil belajar menurut Sardiman (2004: 28-29) ialah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar.

Terdapat tiga macam hasil belajar, yaitu: a) hal ihwal keilmuan dan pengetahuan,

konsep atau fakta (kognitif); b) hal ihwal personal, kepribadian atau sikap

(afektif); dan c) hal ihwal kelakuan, ketrampilan atau penampilan (psikomotorik).

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan

dalam kurikulum.

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan

sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama

guru dalam kegiatan ini ialah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan

data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Bertolak dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh

individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dapat

berupa perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan (skill), pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan dasar (psikomotor). Hasil belajar

adalah suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajar dalam waktu tertentu dan mempunyai peranan penting dalam suatu proses

pembelajaran. Hasil belajar dapat diukur melalui suatu proses yang disebut proses

penilaian hasil belajar. Penilaian terhadap hasil belajar berupa angka yang dapat

memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya

mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari

informasi tersebut guru dapat merencanakan, menyusun, mengevaluasi,

merefleksi, dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baiuk untuk

keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam

yaitu: (a) ketrampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; dan (c)

sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

ada pada kurikulum sekolah.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Hamdani

(2011: 139) adalah : a) Faktor internal, faktor internal adalah faktor yang berasal

dari dalam diri siswa seperti kecerdasan yaitu kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya, faktor

jasmaniah atau fisiologis yaitu kondisi jasmaniah atau fisiologis yang umumnya

sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajaar seseorang, sikap yaitu suatu

kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal dengan suka atau tidak suka,

minat yaitu suatu kecenderungan untuk memperhatikan dan mengingat sesuatu

secara terus menerus, bakat yaitu adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang, dan

motivasi yaitu segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu; dan b) Faktor eksternal meliputi keadaan keluraga, keadaan sekolah, dan

lingkungan masyarakat.

Bloom (1956: 6) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. a) Ranah kognitif yaitu, ranah

yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,

meliputi: 1) Pengetahuan (knowledge) tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif

tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil

belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran.

Misalnya, hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan

rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan dalam membuat kalimat; 2)

Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan sesuatu

masalah atau pertanyaan; 3) Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau

petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.

Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi

pengetahuan hafalan atau keterampilan; 4) Analisis adalah usaha memilih suatu

integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan

atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang

memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya; 5) Sintesis adalah

penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut

sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dengan cara menyatukan unsur-

unsur menjadi integritas; 6) Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai

sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan,

dan metode; b) Ranah afekif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar

afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap

pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan

hubungan social; dan c) Ranah psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu.

Secara etimologi asal kata antroposfer berasal dari dua kata, yaitu

antrophos yang berarti manusia dan sphere yang berarti lapisan. Antroposfer

diartikan sebagai lapisan di mana manusia hidup bertempat tinggal pada

permukaan bumi. Materi antroposfer secara mendalam dipelajari dalam ilmu

demografi.

Demografi menurut Multilingual Demographic Dictionary dalam Mantra

(2003: 1) adalah demography is the scientific study of human populations in

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

primarily with the respect to their size, their structure (composition) and their

development (change). Dalam terjemahan bahasa Indonesia kurang lebih sebagai

berikut: demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai

jumlah, stuktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).

Sedangkan Demografi menurut Hauser dan Duncan dalam Mantra (2003:

2) adalah Demography is the study of the size, territorial distribution and

composition of population, changes there in and components of such changes

which maybe identified as natality,territorial movement (migration), and social

mobility (changes of states). Demografi memelajari jumlah, persebaran, territorial,

dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab

perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak

territorial (migrasi), dan mobilitas sosial (perubahan status).

Berdasarkan uraian beberapa definisi di atas, antroposfer atau demografi

pada dasarnya memelajari stuktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur

penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur

penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena

proses demografi, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi

penduduk.

Bertolak dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

kompetensi dasar antroposfer adalah sebagai suatu proses perubahan tingkah laku

yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, berupa

perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan (skill), pengetahuan (kognitif),

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sikap (afektif), dan ketrampilan dasar (psikomotor) setelah menerima

pembelajaran kompetensi dasar antroposfer.

3. Hakikat Model Pembelajaran Mind Mapping

Model pembelajaran menurut Soekamto dan Winaputra (1996: 78) adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan pengajaran

dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Menurut

Depdiknas (2002: II), model pembelajaran diartikan sebagai suatu perencanaan

atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran serta mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran.

Model pembelajaran Mind Mapping merupakan temuan Tony Buzan.

Buzan yang ahli dalam mengekksplorasi otak, menemukan model Mind Mapping

pada tahun 1970-an. Sejak 1975, bersama Micahel J. Gelb, Buzan

mengembangkan Mind Mapping.

Model pembelajaran Mind Mapping menurut Buzan (2005: 12) adalah

sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk

perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak manusia yang

menakjubkan. Buzan juga berpendapat bahwa Mind Mapping (2005: 4) adalah

cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil

informasi ke luar dari otak. Senada dengan pendapat tersebut, Edward (2009: 64)

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mengungkapkan bahwa Mind Mapping adalah cara paling efektif dan efisien

untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari atau ke otak.

Adapun Mind mapping atau pemetaan pikiran menurut pendapat Sidh dan Saleem

(2013: 10) adalah model pembelajaran dengan cara membuat catatan tangan

pendek dalam bentuk grafis yang bisa membantu meringkas dalam mengingat

konsep-konsep penting lebih cepat.

Lebih lanjut menurut Buzan, dalam Mind Mapping sistem kerja otak

diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir

manusia. Mind Mapping membuat otak manusia ter-eksplor dengan baik dan

bekerja sesuai dengan fungsinya. Otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak

kiri. Dalam Mind Mapping, kedua otak sistem otak diaktifkan sesuai dengan

porsinya masing-masing sehingga informasi dari Mind Mapping mudah untuk

diingat.

Model pembelajaran Mind Mapping merupakan cara mencatat yang kreatif

dan efektif yang memudahkan ingatan. Ini berarti bahwa mengingat informasi

akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik

mencatat tradisional.

Terdapat beberapa petunjuk dan langkah-langkah dalam membuat model

pembelajaran Mind Mapping. Sebelum membuat sebuah peta imajinasi pikiran,

diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris dan pena. Langkah-

langkah model pembelajaran Mind Mapping menurut Nanang dan Suhana (2010:

45) meliputi: a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; b) Guru

mengemukakan permasalahan yang akan ditanggapi peserta didik dan sebaiknya

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban; c) Membentuk kelompok yang

anggotanya masing-masing 2-3 orang; d) Setiap kelompok menginventarisasi dan

mencatat alternatif jawaban hasil diskusi; e) Setiap kelompok atau secara acak

kelompok tertentu membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan

mengelompokkan sesuai kebutuhan guru; dan f) Dari data-data di papan, peserta

didik diminta membuat kesimpulan atau guru membuat bandingan sesuai konsep

yang disediakan guru.

Terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses Mind Mapping

menurut pendapat Buzan, meliputi: a) overview: tinjauan menyeluruh terhadap

suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Ini bertujuan memberi

gambaran umum kepada siswa tentang topic yang akan dipelajari; b) Preview:

tinjauan awal yang merupakan lanjutan dari overview. Gambaran umum yang

diberikan setingkat lebih detail daripada overview; c) Inview: tinjauan mendalam

yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran. Topik dibahas secara detail,

terperinci, dan mendalam. Selama inview, siswa diharapkan dapat mencatat

informasi atau konsep beserta diagram untuk membantu siswa dalam memahami

dan menguasai bahan yang diajarkan; d) review: tinjauan ulang dilakukan

menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah

diajarkan serta ditekankan pada informasi atau konsep yang harus diiingat dan

dikuasai siswa.

Selain itu, Buzan (2005: 159) menyebutkan hal-hal yang perlu

diperhatikan ketika membuat Mind Mapping adalah What to avoid when Mind

Mapping There are three danger areas that face any Mind Mapper: 1) The

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

creation of Mind Maps that aren't really Mind Maps; 2) Using phrases instead of

single words; 3) Unnecessary concern about creating a 'messy' Mind Map, and a

negative emotional response as a result. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat

menerapkan model pembelajaran Mind Mapping ada tiga hal, yaitu: 1) Pembuatan

peta pikiran yang tidak benar-benar pikiran maps; 2) Menggunakan frase, bukan

kata-kata tunggal; 3) Kekhawatiran yang tidak perlu tentang membuat peta

pikiran yang salah sehingga hasilnya justru negatif. Berikut gambar Mind

Mapping menurut Buzan.

Gambar 2.1 Gambar Mind Mapping

Sumber: (The buzan study skill’s handbook, 2006: 153)

Model pembelajaran Mind Mapping memiliki beberapa kegunaan.

Menurut pendapat Michael Michalco dalam Buzan (2005: 6), model pembelajaran

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Mind Mapping memiliki manfaaat dalam bidang pendidikan. Kegunaan model

Mind Mapping dalam bidang pendidikan, yaitu: a) Mengaktifkan seluruh otak; b)

memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan; c) Membantu menunjukkan

hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah; d) Memberi

gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian; dan e) Mensyaratkan kita

untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan

informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Selain itu, beberapa manfaat Mind Mapping menurut Buzan (2005: 6),

meliputi: a) Merencana; b) Berkomunikasi; c) Menghemat waktu; d) Memusatkan

pemahaman; e) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran; f) Mengingat lebih

baik; dan g) Belajar lebih cepat dan efisien.

Dengan menerapkan model Mind mapping atau pemetaan pikiran dapat

meningkatkan pembelajaran. Ini sesuai dengan pendapat Ahlberg (2013: 27) yang

mengungkapkan bahwa pemetaan pikiran yang berupa konsep-konsep dapat

bermanfaat secara sukses dalam dunia pendidikan. Pemetaan tersebut bermanfaat

untuk mengungkapkan konsep-konsep pikiran secara eksternal, eksplisit,

tersembunyi, struktur konseptual, dan proporsional implisit. Hal ini akan

mendorong seseorang untuk memahami, belajar, berpikir, dan bertindak. Senada

dengan pendapat tersebut, Sidh dan Saleem (2013: 10) juga mengemukakan

bahwa Mind Mapping bermanfaat untuk perencanaan, pengorganisasian dan

pemecahan masalah dalam bidang pendidikan.

Adapun Seyihoglu (2013: 201) mengemukakan pendapat bahwa Mind

Mapping dapat dianggap sebagai model alternatif untuk pembelajaran geografi.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Ini disebabkan pembelajaran geografi melibatkan konsep yang cukup banyak

untuk dipelajari siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping,

siswa dapat memelajari banyak informasi dalam waktu yang lebih mudah dan

singkat. Menurut Long, Daniel dan Carlson, David (2011: 2) peta pikiran pada

dasarnya representasi pemetaan pemikiran siswa, yang memungkinkan siswa

untuk meretensi informasi secara lebih besar.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat model

pembelajaran Mind Mapping adalah sebuah model pembelajaran yang

mendodorng siswa untuk menemukan konsep-konsep ilmu pengetahuan yang

telah dipelajari kemudian konsep tersebut dapat divisualkan melalui tulisan, peta

konsep, ataupun gambar.

B. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Supriyadi (2010) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar

Geografi Materi Atmosfer Dengan Menggunakan Aplikasi Media Pembelajaran

Digital (MPD) Bagi Siswa Kelas XI IPS 5 SMA Negeri 1 Grobogan Pada

Semester 2 Tahun 2009-2010. Simpulan penelitian tersebut adalah terdapat

peningkatan hasil belajar geografi Materi atmosfer. Persamaan dengan penelitian

penulis adalah sama-sama meneliti hasil pembelajaran. Perbedaannya, Supriyadi

menggunakan aplikasi media pembelajaran digital untuk meningkatkan hasil

belajar materi atmosfer sedangkan penulis menggunakan Model pembelajaran

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Mind Mapping untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kompetensi

dasar antroposfer.

Penelitian relevan lain, yaitu penelitian Parsini (2013) berjudul Penerapan

Model Pembelajaran Pemalang untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Geografi Materi Antroposfer pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu

Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Hasil penelitian terdapat peningkatan

aktifitas siswa siswa sebanyak dua siklus. Persamaan dengan penelitian ini adalah

penelitian difokuskan pada materi pembelajaran antroposfer pada kelas XI IPS.

Perbedaannya, penelitian Parsini menggunakan model pembelajaran Pemalang

untuk meningkatkan hasil belajar geografi materi antroposfer. Adapun peneliti

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.

C. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pembelajaran geografi

sejauh ini mempunyai tugas antara lain, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa kompetensi dasar Antroposfer. Selama ini guru masih banyak

mengalami kesulitan dalam pembinaan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Terbukti dari dokumen ulangan harian siswa yang dapat mencapai nilai

ketuntasan minimal hanya 17, 65%.

Terdapat faktor yang mempengaruhi masih rendahnya aktivitas dan hasil

belajar siswa. Faktor yang dimaksud, yaitu guru masih menggunakan model

konvensional ketika mengajar siswa. Dalam menyampaikan materi Antroposfer,

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

guru masih berceramah. Siswa hanya diam sambil menyimak ceramah guru.

Aktivitas siswa masih terkungkung akibat tidak diberi kesempatan untuk berperan

serta dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadi penyebab masih rendahnya

aktivtas belajar siswa. Selain itu, guru belum menggunakan model pembelajaran

yang dapat menarik perhatian siswa. Padahal banyak sekali model pembelajaran

yang dapat dikembangkan oleh guru ketika mengajar. Keterbatasan guru dalam

pengembangan model pembelajaran ini berakibat rendahnya hasil belajar siswa

kompetensi dasar antroposfer.

Pemilihan Model pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat dipilih, yaitu model

pembelajaran Mind Mapping. Model pembelajaran Mind mapping atau pemetaan

pikiran adalah Mind Mapping adalah sebuah model pembelajaran yang

mendodorng siswa untuk menemukan konsep-konsep ilmu pengetahuan yang

telah dipelajari kemudian konsep tersebut dapat divisualkan melalui tulisan, peta

konsep, ataupun gambar.

Sebelum tindakan dilaksanakan, yaitu penerapan model pembelajaran

Mind Mapping perlu direnacanakan terlebih dahulu. Perencanaan meliputi

penyusunan RPP, penyusunan intrument tes hasil belajar, penyusunan angket

aktivitas belajar, dan lain sebagainya. Dengan perencanaan yang baik, diharapkan

tujuan pemberian tindakan, yaitu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

dapat tercapai secara maksimal.

Setelah dilakukan perencanaan dengan baik, maka tahap pelaksanaan

tindakan dimulai. Pada siklus I siswa diajar dengan model pembelajaran Mind

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Mapping, kemudian dilakukan análisis dan refleksi. Apabila pada siklus I

aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat, yaitu memenuhi target yang

ditentukan pada indikator kinerja maka penelitian dikatakan berhasil. Akan tetapi,

apabila aktivitas dan hasil belajar siswa belum memenuhi target yang ditetapkan

pada indikator kinerja maka pemberian tindakan dilanjutkan pada siklus

berikutnya dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I.

Model pembelajaran Mind Mapping diharapkan mampu meningkatkan

aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar geografi adalah kegiatan pembelajaran

siswa yang berlangsung dalam interaksi atau hubungan dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan tingkah laku berupa pengetahuan-pengetahuan,

keterampilan-keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat tetap dan berbekas.

Secara Visual activities, melalui model pembelajaran mind mapping siswa dapat

memperhatikan gambar, melakukan percobaan, dan menanggapi pekerjaan orang

lain (teman). Secara Oral activities, siswa dapat menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi, dan melakukan

interupsi. Secara Listening activities, siswa akan mendengarkan: uraian,

percakapan, dan diskusi. Secara Writing activities, siswa dapat menerapkan mind

mapping untuk menulis laporan, angket, dan menyalin. Secara Drawing activities,

siswa dapat menggambar, membuat peta, diagaram, dan grafik. Secara Motor

activities, siswa akan melakukan percobaan dan bermain. Secara Mental

activities, siswa dapat menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,

membuat hubungan, dan mengambil keputusan. Adapun secara Emotional

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

activities, siswa menjadi lebih menaruh minat, gembira, bersemangat, bergairah,

dan berani dalam beraktivitas di dalam pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran Mind Mapping diharapkan pula dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kompetensi dasar antroposfer. Hasil belajar

siswa kompetensi dasar antroposfer adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar. Hasil belajar siswa

pada hakikatnya adalah bukti keberhasilan yang dicapai oleh seseorang. Hasil

belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah

melakukan usaha-usaha belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang

dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan yang

terjadi dapat berupa perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan (skill),

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan dasar (psikomotor)

setelah menerima pembelajaran kompetensi dasar antroposfer.

Berikut disajikan kerangka berpikir tersebut yang dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Masalah yang dihadapi sebelumtindakan

Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir

Perencanaan

Tindakan penelitian :Penerapan Model Mind Mapping dalam pembelajaran

Kompetensi dasar antroposfer

Refleksi

Aktivitas belajarsiswa kurang

Pengajaran guru masih bersifatkonvensional dan tidak

menggunakan model Mind Mapping

Hasil belajarsiswa rendah

Hasil akhir setelah dilakukan tindakan

Hasil belajar siswameningkat

Aktivitas belajar siswameningkat

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Aktivitas Belajar Geografi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang, kajian teori, dan kerangka pemikiran di atas,

dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Penerapan Model pembelajaran Mind Mapping diduga dapat meningkatkan

aktivitas pembelajaran geografi siswa kelas XI IPS 5 SMA Negeri 1 Juwana

Tahun Pelajaran 2013/ 2014 pada kompetensi dasar antroposfer;

2. Penerapan Model pembelajaran Mind Mapping diduga dapat meningkatkan

hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 5 SMA Negeri 1 Juwana Tahun

Pelajaran 2013/ 2014 pada kompetensi dasar antroposfer.