174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Tugas Akhir Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai Taman Rekreasi dan Wisata Budaya di Kota Semarang KRISNIANDHI RETNO TSALASI I0207057 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tugas Akhir

Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai Taman Rekreasi dan Wisata Budaya di Kota Semarang

KRISNIANDHI RETNO TSALASI

I0207057

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

Krisniandhi Retno Tsalasi :

Tugas Akhir

Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai Taman Rekreasi dan Wisata Budaya di Kota Semarang

Taman Budaya Raden Saleh yaitu sebuah taman wisata yang terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Sriwijaya No. 29 Semarang dengan luas lahan ± 89.926 m2 . Selain terletak pada posisi strategis, taman ini memiliki kontur tanah dan pepohonan tua yang rindang, yang merupakan pohon konservasi di Kota Semarang. Dalam tugas akhir ini berfokus pada kegiatan merencanakan dan merancang kembali Taman Budaya Raden Saleh sehingga terjadi perubahan fisik tanpa merubah fungsinya baik melalui perluasan, perubahan maupun pemindahan lokasi, perombakan dan penambahan fasilitas di dalam site. mempertahankan pepohonan lama yang menjadi pohon konservasi dan menjadikannya sebagai potensi rekreasi pada kawasan.

Taman Rekreasi dan Budaya dibangun bertujuan untuk melestarikan budaya lokal khususnya budaya Kota Semarang. Fasilitas di zona budaya meliputi bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil untuk pementasan terbuka dan latihan seni, cineplex untuk pemutaran film dokumenter, perpustakaan dan museum sebagai pusat dokumentasi budaya, sanggar untuk tempat latihan seni terutup, amphiteater untuk pagelaran seni terbuka. Sedangkan fasilitas di zona rekreasi meliputi area terbuka untuk outbond keluarga dengan memanfaatkan pepohonan rindang, dan segaran untuk permainan air. Area pendukung meliputi musholla, gazebo, restoran dan angkringan khas Kota Semarang.

Kata Kunci : Taman Wisata Budaya, Rekreasi, Kota Semarang Raden Saleh Cultural Park is a park located in the city center, exactly at

Sriwijaya Road. Semarang with a land area of 29 ± 89.926 m2. Besides situated in a strategic position, this park has a contour of the land and the shady old trees which is the conservation of trees in the city of Semarang. In this thesis focuses on the activities of planning and redesign Cultural Park Raden Saleh, causing physical changes without altering its function either through the expansion, change or transfer of location, renovation and addition of facilities at the site. Maintain the old trees into a tree conservation and make it as a potential recreation in the region.

Parks Recreation and Culture built aims to preserve local culture, especially culture of the city of Semarang. Cultural facilities in the zone include the building that contains the receiver's office and ticketing manager, performing

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

arts theater closedfor a closed, large and small pendhopo for staging an open and training in the arts, cineplex for a documentary film, libraries and museums as cultural documentationcenter, a training workshop for terutup art, amphitheater for open art show. While thefacilities at the recreation zone covers an area open for outbound families by utilizing shade trees, and Segaran for water games. Areas of support include the mosque, gazebo, restaurant and angkringan typical city of Semarang. Keywords: Cultural Tourism Parks, Recreation, City of Semarang

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul

Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai Taman Rekreasi

Dan Wisata Budaya di Kota Semarang.

B. Pemahaman Judul

1. Perancangan Kembali ( Redesain )

- Kegiatan perencanaan dan perancangan kembali suatu bangunan sehingga

terjadi perubahan fisik tanpa merubah fungsinya baik melalui perluasan,

perubahan maupun pemindahan lokasi. ( John M, Kamus Inggris-Indonesia,

2000, PT Gramedia, Jakarta )

- Perancangan kembali : Proses, cara, perbuatan merancang: ~ bangunan itu

dilakukan oleh seorang ahli yg masih muda. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi III , 2008, PT. Gramedia, Jakarta )

2. Taman Budaya Raden Saleh (TBRS)

Taman Budaya Raden Saleh yaitu sebuah taman wisata yang terletak

di pusat kota, tepatnya di Jalan Sriwijaya No. 29 Semarang dengan luas lahan

± 89.926 m2. Selain terletak pada posisi strategis, taman ini memiliki kontur

tanah dan pepohonan tua yang rindang, yang merupakan pohon konservasi di

Kota Semarang.

3. Taman

- Kebun yang ditanami bunga- bunga dan lain sebagainya ( tempat

bersenang- senang), tempat yang menyenangkan. ( Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2010 )

- Park : public garden or area of ground for public use ( Oxford Learner’s

Pocket Dictionary, 1991)

BAB I

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

- Suatu area publik atau privat yang ditata untuk keindahan, edukasi,

rekreasi, atau kebutuhan budaya ( M. Gold, Seymour. Recreation

Planning And Design, Mcgraw Hill Book Company, 1980 )

4. Rekreasi

- Berasal dari kata “re-create”, yang berarti melukiskan kembali ( Echols

Dan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia, 2000)

- Perbuatan/ aktivitas yang menyegarkan tubuh, membangun minat dan

menciptakan kesegaran pikiran dan perasaan yang enak ( F. Ukur, Mari

Berkreasi, Bpk, Jakarta)

5. Wisata

- Berbicara tentang pariwisata, yang berasal dari kata tour yang berarti

kunjungan, tamasya ( A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, 1983)

- Segala sesuatu yang berkaitan dengan kunjungan atau tamasya, dilakukan

pada waktu senggang ( ibid)

6. Budaya

- Arti kata cipta, rasa dan karsa ( Poerwadinata, WJS, Kamus Umum

Bahasa Indonesia, 1976)

- Seluruh total pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar

dari nalurinya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia

sesudah proses belajar ( Koentjaraningrat, 1985 )

7. Kebudayaan

- Hasil dari cipta, rasa dan karsa ( Poerwadinata, WJS, Kamus Umum

Bahasa Indonesia, 1976)

- Hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti

kesenian, kepercayaan dan adat istiadat ( ibid )

- Kegiatan ( usaha) batin ( akal ) untuk menciptakan sesuatu yang

termasuk hasil kebudayaan ( ibid )

BAB I

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

- Peradaban batin yaitu kehalusan budi, keluhuran ilmu,keluhuran

kebatinan, ketinggian perkembngan ilmu pengetahuan dan kesenian (

Koentjaraningrat, 1985 )

8. Wisata Budaya

Kegiatan wisata akibat dari adanya objek wisata berupa hasil budaya

setempat ( upacara atau adat istiadat, kehidupan masyarakatnya, peninggalan

sejarah atau hasil karya seni rakyat ) ( Bappeda Dati II Kota Semarang, 2003)

9. Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai Tempat

Rekreasi Dan Wisata Budaya

Proses Merancang Kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai suatu

tempat yang didalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk berekreasi dan

wadah untuk melakukan kegiatan wisata ( menikmati) suatu budaya yang

telah ada dan berkembang dalam masyarakat sebagai objek atau atraksi.

C. Latar Belakang

Di dalam teori Maslow ( Abraham H. Maslow. 1968. Toward a Psychology of

Being, 2d ed. New York: D. Van Nostrad. Hlm. 25), dijelaskan mengenai lima

kebutuhan manusia, kelima kebutuhan ini adalah

1. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan,

papan, dan kebutuhan biologis seperti seks, tidur dan rekreasi.

2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan, merupakan kebutuhan aman dari

ancaman, kesehatan, dan kepastian pekerjaan dan materi.

3. Kebutuhan sosial, merupakan kebutuhan dalam memiliki teman, keluarga

dan cinta.

4. Kebutuhan penghargaan diri, merupakan kebutuhan memiliki citra diri dan

dihargai orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan untuk bertindak sesuai

keinginan seperti kreatifitas dan moralitas.

BAB I

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Berdasar teori ini, manusia membutuhkan rekreasi untuk memenuhi

kebutuhan fisiologis, diantara beberapa jenis rekreasi, terdapat Cognitive

Recreation, suatu aktivitas rekreasi budaya, pendidikan dan kreativitas atau

aktivitas estetis serta apresiatif. Mengenai Cognitive Recreation diperkuat pula

oleh pernyataan seorang budayawan, Butet Kertarejasa, “Sebuah syarat sebuah

kondisi masih layak disebut waras adalah ketika masih ada kesenian dan

kebudayaan sebagai medan pengabdian” (

http://lintanglanang.blogspot.com/2008/06/kampung-seni-lerep-kegilaan-

yang.html )

Ungkapan Butet menimbulkan pertanyaan bagi warga Semarang berkaitan

dengan minimnya aktifitas seni dan budaya kota Semarang, kemana kita dapat

menikmati aktifitas seni di kota ini. Namun, hal ini bukan berarti menunjukkan

bahwa Semarang tidak memiliki potensi, bahkan potensi kota Semarang dapat

dikatakan unik, dengan karakter budaya kental pesisiran hasil akulturasi

kebudayaan Jawa, Arab dan Cina. Keunikan ini merupakan potensi tersembunyi

yang dapat digali, serta tidak mustahil, kota Semarang dapat menjadi suatu aset

seni dan budaya yang diperhitungkan di Jawa Tengah.

(http://infosemarang.net/content/view/12/2/09)

Semarang juga memiliki tarian khas dan musik Gambang Semarangan,

selain itu Semarang juga memiliki budayawan, sastrawan, penulis, pelukis dan

pekerja seni yang memerlukan ruang untuk berkesenian, Ruang ini perlu

diorganisir sehingga dapat menjadi galeri, daerah, atan bahkan kampung seni dan

budaya. Sekaligus juga sebagai tempat konservasi dan pengembangan budaya

Semarang dan Jawa Tengah.

Keberadaan aset seni dan budaya, memerlukan pendokumentasian agar

tidak punah, pendokumentasian dapat berupa tersedianya museum dan

perpustakaan kesenian untuk menyimpan dan memamerkannya. Kemudian untuk

seni pagelaran memerlukan ruang untuk mengajarkan dan mementaskannya

secara rutin agar dapat diketahui dan dikembangkan masyarakat. Pemerintah kota

Semarang telah memulai langkah pengembangan kesenian Semarang, dengan

mendirikan Taman Budaya Raden Saleh. Taman budaya ini diperuntukkan bagi

seniman kota Semarang yang ingin mengembangkan kreasinya. Fasilitas yang

BAB I

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

terdapat ditaman ini berupa gedung teater tertutup Ki Narto Sabdo, sanggar

kesenian untuk melukis ataupun tari, dan gedung pertemuan yang dapat

dimanfaatkan untuk seminar maupun pameran.

Namun keberadaan Taman Budaya Raden Saleh kurang berkembang.

Joglo yang difungsikan sebagai sanggar, keadaannya sudah rusak, teater terbuka

yang kotor dan pedagang yang tidak rapi membuat taman ini kurang diminati

masyarakat.

Namun begitu, ditengah keterbatasan, TBRS tetap menjalankan fungsinya

sebagai taman budaya dengan mengadakan pagelaran wayang orang secara rutin

setiap malam minggu, yang disajikan oleh kelompok Ngesthi Pandowo.

Pemerintah kota berusaha membangkitkan kegiatan di TBRS dengan

menyewakan sebagian lahan pada pihak swasta untuk dibangun Wonderia.

Namun pembangunan Wonderia tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi

perkembangan TBRS. Wonderia yang merupakan fasilitas rekreasi ternyata

berdiri sendiri dan tidak menunjang keberadaan TBRS.

Dari uraian tersebut, disimpulkan bahwa potensi seni dan budaya

Semarang memerlukan ruang untuk melestarikannya. Taman Budaya Raden Saleh

sebagai ruang yang mewadahi perlu ditata ulang dan dikembangkan. Penataan

dengan memperhatikan potensi di sekitar tapak dan pengembangan berupa

penambahan fasilitas akan meningkatkan peran TBRS sebagai taman budaya yang

memiliki fungsi rekreatif dan edukatif dalam berkesenian. Bukan hanya menjual

dan memamerkan produk seniman, namun juga sebagai tempat tumbuh dan

berkembangnya kesenian di Semarang. Pengembangan kesenian di Semarang

harus dipandang secara optimis, karena menurut penelitian yang dilakukan oleh

Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Jawa Tengah, menunjukkan bahwa

minat para pemuda Jawa Tengah terhadap seni lokal daerah mayoritas sangat

bagus. Rinciannya adalah sangat bagus/besar 41,86%, bagus/besar 31,37%,

Cukup bagus/sedang 14,32%, kurang bagus/kurang baik 8,59%, dan tidak

bagus/tidak baik 3,33%. ( http://www.balitbangjateng.go.id/?ke=lihat&id=14,

Senin, 27 Agustus 07 )

BAB I

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Rumusan Permasalahan

a. Permasalahan

Bagaimana merancang kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai Taman

Rekreasi dan Wisata Budaya di Kota Semarang yang edukatif dan rekreatif

dengan memasukkan unsur- unsur kebudayaan lokal.

b. Persoalan

Dari rumusan masalah tersebut, maka muncul beberapa persoalan yang harus

dipecahkan pada konsep desain, yaitu:

1. Bagaimana mewujudkan Taman Wisata Budaya yang dapat mewadahi

seluruh kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas budaya dan rekreasi.

2. Bagaimana menentukan program ruang di dalam setiap massa bangunan.

3. Bagaimana mengolah dan memasukan unsur lokal kota Semarang pada

Taman Budaya Raden Saleh.

4. Bagaimana mengolah kembali site Taman Budaya Raden Saleh menjadi

kawasan taman wisata yang juga sekaligus berfungsi untuk melestarikan

kebudayaan Jawa Tengah khususnya kota Semarang.

5. Bagaimana menyesuaikan keadaan sirkulasi lingkungan sekitar site dengan

objek.

6. Bagaimana mewujudkan bentuk pola dan tata massa bangunan yang

mendukung fungsi dan peran sebagai Taman Wisata Budaya.

7. Bagaimana mewujudkan sistem utilitas dan fasilitas yang menunjang

aktifitas Taman Wisata Budaya serta sistem bangunan secara keseluruhan

E. Tujuan Dan Sasaran

a. Tujuan

Merumuskan konsep yang mendasari perencanaan dan perancangan

sebagai landasan mendesain kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai

wadah kegiatan wisata budaya, informasi, rekreasi dan edukasi, interaksi

sosial warga kota, serta kegiatan penunjang lainnya, sehingga mampu

memberikan pelayanan yang lengkap bagi seluruh warga Kota Semarang

pada khususnya.

BAB I

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Sasaran

Tersusunnya Konsep Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Taman

Budaya Raden Saleh berdasarkan atas aspek-aspek panduan (design guide

lines aspect), yaitu :

a. Konsep perencanaan, meliputi:

· Konsep pengolahan site

b. Konsep perancangan, meliputi:

· Konsep Kegiatan

* Penentuan jenis kegiatan

* Penentuan zoning aktivitas

· Konsep Peruangan

* Konsep besaran ruang

* Konsep kebutuhan ruang (macam dan jenis ruang)

* Konsep persyaratan ruang

* Konsep pola hubungan dan organisasi ruang

* Konsep sirkulasi

· Konsep Tampilan Kawasan Site (penataan lansekap)

* Vegetasi

* Hardscape

* Sistem Perparkiran

* Sanitasi

* Drainase

· Konsep Tampilan Bangunan

* Interior

* Eksterior

· Konsep Struktur Bangunan

· Konsep Utilitas Bangunan

BAB I

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

* Sistem air bersih, air kotor dan sistem pengolahan limbah

* Pencahayaan dan penghawaan

* Sistem MEE

* Sistem keamanan bangunan ( pemadaman kebakaran,

penanganan banjir, dll )

F. Lingkup Dan Batasan Pembahasan

1. Lingkup Pembahasan

a. Secara substansial

Perencanaan dan perancangan Taman Budaya Raden Saleh, termasuk dalam

kategori bangunan bermassa banyak yang berfungsi sebagai fasilitas publik

yang rekreatif dan edukatif ( mempelajari budaya lokal ). Beserta dengan

perancangan tapak/lansekapnya.

b. Secara spasial

Secara spasial lokasi perencanaan masuk pada wilayah administratif kota

Semarang provinsi Jawa Tengah.

2. Batasan Pembahasan

· Redesain/ Perancangan kembali

Merupakan kegiatan perencanaan dan perancangan kembali suatu bangunan

sehingga terjadi perubahan fisik tanpa merubah fungsinya baik melalui

perluasan, perubahan maupun pemindahan lokasi

· Mempertahankan pepohonan lama yang menjadi pohon konservasi dan

menjadikannya sebagai potensi rekreasi pada kawasan.

· Berkaitan dengan perombakan dan penambahan fasilitas di dalam site.

G. Metode dan Sistematika Pelaporan

1. Metode Pembahasan

Secara umum metode yang digunakan adalah dengan cara, teknik dan

prosedur memaparkan, mengidentifikasi dan mendiskripsikan (yang selalu

dilakukan umpan balik/feed back pada setiap prosedur) dimulai dari gagasan

awal, penelusuran permasalahan dan persoalan ( problem area an

BAB I

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

specification), pencarian data dan informasi, pendekatan konsep perencanaan

dan perancangan, dan konsep perencanaan dan perancangan.

a) Gagasan Awal

Menguraikan gagasan ide diperoleh dari fakta dan fenomena mengenai

kondisi fisik awal Taman Budaya Raden Saleh.

b) Penelusuran Permasalahan

· Observasi dan survey awal, meliputi pengamatan secara langsung

pada Preseden taman budaya yang ada di Jawa Tengah ( Taman

Budaya Surakarta dan Taman Budaya Yogyakarta ) melalui

penangkapan visual menggunakan alat bantu visual (pengambilan

gambar melalui foto sebagai dokumen awal) sebagai dasar

perencanaan.

· Studi literature, mencari data melalui media cetak, elektronik untuk

mendapatkan contoh-contoh taman rekreasi dan wisata budaya

yang dapat dijadikan acuan.

· Empirik, meliputi :

Metode ini dilakukan dengan mencari bangunan tempat rekreasi

dan taman wisata Budaya di Jawa Tengah

c) Pengumpulan Data Dan Informasi

- Observasi ke Taman Budaya Raden Saleh untuk mendapatkan data

mengenai jenis seniman di Kota Semarang, jenis seniman yang

sebelumnya menjadi usser di dalam Taman Budaya Raden Saleh,

jumlah masyarakat pecinta seni di Semarang, kegiatan dan sistem

pelayanan, serta ruang-ruang yang digunakan untuk mewadahi

aktivitas-aktivitas tersebut.

- Studi literatur meliputi:

· Peraturan daerah yang terangkum dalam RUTRW dan RUTRK

Semarang

· Buku dan informasi tentang taman rekreasi dan wisata budaya

BAB I

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

· Buku-buku dan informasi tertulis yang mendukung tinjauan

mengenai taman budaya dan rekreasi

- Preseden, meliputi:

Metode ini dilakukan dengan mencari contoh-contoh Taman Budaya

dan Taman rekreasi yang ada di luar kota maupun luar negeri

sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan.

d) Pengolahan data

Data-data yang didapat dari survey lapangan, wawancara, dan

studi literatur kemudian diolah pada tingkat aspek yang berkaitan,

yaitu:

§ Aspek manusia ( ussers : pengunjung dan seniman )

Adalah aspek untuk mencapai penyelesaian masalah yang

berkaitan dengan aktivitas, perilaku persepsi pelaku kegiatan,

menentukan kebutuhan dan kapasitas ruang yang menentukan

dimensi ruang yang dibutuhkan dan pola sirkulasi dalam bangunan.

§ Aspek lingkungan

Merupakan aspek untuk mencapai penyelesaian masalah yang

berkaitan dengan lokasi, peraturan daerah setempat serta instansi

terkait, tipologi bangunan dan potensi lingkungan yang mendukung

perencanaan dan perancangan.

§ Aspek induktif

Mengkomplikasikan data-data yang diperoleh kemudian

dianalisa dan dari hasil analisa disintesa untuk menuju transformasi

desain.

2. Sistematika Pelaporan

Sistematika pelaporan dalam penyusunan Konsep Perencanaan dan

Perancangan Arsitektur adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup dan

batasan bahasan, metode dan sistematika pembahasan serta alur pikir.

Bab II Tinjauan Teori

BAB I

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Memaparkan tinjauan tentang taman budaya, kesenian, taman rekreasi, dan

tinjauan teori tentang perencanaan dan perancangan taman budaya, serta

studi banding terhadap taman budaya yang sudah ada.

Bab III Tinjauan Kota Semarang

Menjelaskan tinjauan terhadap kota Semarang, kelompok kesenian di

Semarang, serta tinjauan preseden taman rekreasi dan wisata budaya.

Bab IV Pendekatan Konsep Perencanaan

Berisi batasan dan anggapan yang digunakan sebagai dasar perencanaan

Taman Budaya Raden Saleh.

Bab V Pendekatan Konsep Perancangan

Berisi batasan dan anggapan yang digunakan sebagai dasar perancangan

Taman Budaya Raden Saleh.

Bab VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Taman Rekreasi dan

Wisata Budaya Raden Saleh

Konsep dasar perencanaan, konsep dasar perancangan serta program dasar

perencanaan dan perancangan. Program dasar meliputi program ruang,

tapak, struktur, utilitas dan tampilan bangunan.

BAB I

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisi tentang teori- teori pengembangan sebuah kawasan Taman

Budaya Raden Saleh ( TBRS ) dan teori- teori lain yang bisa mendukung

perwujudan dalam menata kembali TBRS sebagai suatu kawasan taman wisata

budaya di Kota Semarang. Selain teori, terdapat pula preseden di tempat lain

sebagai pembanding dan referensi kawasan dengan fungsi yang sejenis. Melalui

bab ini bis didapatkan sebuah konsep dasar perencanaan pengembangan Taman

Rekreasi dan Wisata Budaya di Semarang.

1. Tinjauan Redesain

Redesain adalah kegiatan perencanaan dan perancangan kembali suatu

bangunan sehingga terjadi perubahan fisik tanpa merubah fungsinya baik melalui

perluasan, perubahan maupun pemindahan lokasi. ( John M, Kamus Inggris-

Indonesia, 2000, PT Gramedia, Jakarta )

Desain ulang ataupun merancang kembali apabila diterapkan pada suatu

bangunan dapat berarti menggunakan kembali yang disebabkan karena adanya

perubahan fungsi bangunan tersebut, perubahan jumlah pemakai sehingga sudah

tidak seimbang lagi dengan kapasitas ruang yang ada. Bisa juga diartikan

merencanakan bangunan baru pada suatu kawasan dengan mngganti bangunan

lama namun tetap mempertahankan beberapa bagian bangunan yang sudah ada

dalam kawasan tersebut karena masih layak pakai sesuai dengan fungsi dan dapat

juga karena bangunan tersebut harus dikonservasi.

BAB II

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 1 Peta Kelurahan Kota Semarang

www.semarang.go.id

Gambar 2 . Eksisting Site TBRS Semarang Sumber . Google Earth,2011

Gambar 4 . Kebun Binatang tegal wareng 1970 Sumber : http://www.semarang.go.id

2. Tinjauan Taman Budaya Raden Saleh

a. Eksisting Site

Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), yaitu sebuah taman wisata yang

terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Sriwijaya No. 29 Semarang dengan luas

lahan ± 89.926 m2 . Selain terletak pada posisi strategis, taman ini memiliki

kontur tanah dan pepohonan tua yang rindang, yang merupakan pohon konservasi

di Kota Semarang

b. Sejarah Taman Budaya Raden Saleh

Taman Budaya Raden Saleh yang terletak di Jalan Sriw ijaya 29, dahulu

merupakan Kebun Binatang Tegalwareng. Pada tahun 1975, kebun binatang

tersebut dipindah ke daerah Kaliwiru, dan dikenal dengan nama Bonbin

Tinjomoyo. Kemudian pada tanggal 28 Februari 2007 bonbin Semarang resmi

menempati areal baru di daerah Mangkang, tepatnya di Jl. Walisongo KM 16,

Gambar 3 . Siteplan tegal wareng 1970 Sumber : http://www.semarang.go.id

BAB II

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

seberang Terminal Mangkang. Alasan dipindahnya Kebun binatang tersebut

karena kurangnya lahan bagi satwa kobun binatang dan pemanfaatan lokasi alam

perbukitan di Tinjomoyo.

Setelah kepindahan bonbin ke Kaliwiru kemudian ke daerah Mangkang,

lahan tersebut dibangun Taman Hiburan Rakyat, bernama Taman Raden Saleh,

lalu berganti nama menjadi Taman Budaya Raden Saleh. TBRS diresmikan tang

gal 13 Januari 1990 oleh Walikota Dati II Semarang, Iman Soeparto

Tjakrosuhodo, SH

c. Kondisi Taman Budaya Raden Saleh Saat Ini

1) Kondisi Non Fisik

Kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah menjadi pusat

kebudayaan daerah dengan corak kesenian budaya daerah yang akan terus

berkembang. Melalui kegiatan seni budaya, generasi muda dapat mewarisi nilai-

nilai sosial, historis, religi, maupun pengetahuan dari generasi yang lebih tua.

Kegiatan seni budaya daerah itu dapat ditampung dalam suatu wadah yang disebut

taman budaya. Perda No.6/Tahun 1987 menguatkan perlunya dibangun suatu

taman budaya di Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah. Taman budaya ini

berfungsi untuk mengatur dan mengoptimalkan kegiatan kesenian serta

mengembangkan kepariwisataan di kota Semarang.

Gambar 5 . Gedung Kesenian Sobokarti, Semarang Sumber . maps. google_files

Dari hasil observasi, di kota Semarang sudah memiliki Taman Budaya, yang

dikenal dengan nama Taman Budaya Raden Saleh. Namun, keberadaannya yang

kurang menarik, fasilitas yang ada kurang memberikan kenyamanan baik seniman

BAB II

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

maupun pengunjung, membuat Taman Budaya kota Semarang tersebut pasif,

mangkrak, bahkan hampir punah. Sedangkan di kota Semarang pun memiliki

seniman- seniman yang cukup potensial. Salah satu di antaranya yaitu kelompok

seni wayang orang bernama Ngesti Pandowo yang cukup fenomenal di kalangan

masyarakat kota Semarang. Selama ini, kelompok tersebut berlatih dan melakukan

pagelaran rutin di Taman Budaya Raden Saleh Semarang. Namun karena

keberadaannya yang kurang memadai, pagelaran dan latihan kelompok Ngesti

Pandowo dipindahkan ke Gedung Sobokarti, daerah Bulusan, Semarang yang

merupakan bangunan konservasi karya arsitek Thomas Karsten. Gedung

Sobokarti yang juga tidak memadai dan tidak memungkinkan untuk diadakan

pagelaran kesenian karena tempatnya yang sempit dan merupakan daerah banjir di

kota Semarang. Gedung Sobokarti juga tidak memungkinkan untuk dilakukan

perombakan, karena

merupakan bangunan

konserva si.

Seniman di Semarang, menginginkan suatu

wadah sebagai tempat berkesenian dengan menyediakan tempat bagi setiap orang

sehingga lingkungan seni betul-betul hidup. Selama ini masyarakat Semarang

belum memanfaatkan keberadaan taman budaya tersebut ( TBRS ) secara optimal

untuk melakukan dan/atau menikmati aktifitas seni. Kota Semarang belum

memiliki taman budaya dengan ruang publik yang relatif luas untuk kegiatan seni

budaya yang tidak tertampung di tempat lain di Semarang. Padahal mereka

menginginkan taman budaya ini seperti Taman Budaya Yogyakarta atau Taman

Budaya Surakarta di Solo.

Gambar 6 : Grup Wayang Orang Ngesthi Pandowo

Gambar 7 : Seniman Gambang Semarang

Gambar 8 : Wayang Boneka Potehie

BAB II

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Kondisi Fisik

Gambar 9 . kondisi fisik awal TBRS

Sumber . google, dokumentasi pribadi, 2011

Salah satu asset potensial yang dimiliki Kota Semarang adalah Taman

Budaya Raden Saleh (TBRS), yaitu sebuah taman wisata yang terletak di pusat

kota, tepatnya di Jalan Sriwijaya No. 29 Semarang dengan luas lahan ± 89.926 m2.

Selain terletak pada posisi strategis, taman ini memiliki kontur tanah dan

pepohonan tua dan rindang yang bila ditata dan dikelola secara professional akan

menjadi salah satu sarana rekreasi yang layak jual dan berpotensi menarik minat

wisatawan.

Manajemen TBRS sampai saat ini terkesan belum memiliki konsep yang

jelas, atau setidaknyanya belum tersentuh arsitektur yang memiliki daya tarik.

Infrastruktur dan isi taman tersebut selain tidak terawat, juga belum memilki

karakteristik yang dapat menggambarkan sebuah kawasan wisata yang layak

dinikmati.

Karena itulah agar taman tersebut dapat memiliki nilai tambah ( added value

) dan nilai jual, maka perlu dilakukan penataan ulang kawasan TBRS dengan

konsep yang jelas dan terpadu yang sesuai dengan kontur lahan yang ada.

Gambar 10 . Kondisi panggung terbuka saat ini

Sumber . dokumentasi pribadi,2010

BAB II

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Tinjauan Kepariwisataan

Pariwisata di Indonesia banyak memiliki keanekaragaman. Mulai dari

wisata bersejarah maupun wisata alam. Hal ini menarik wisatawan baik lokal

maupun interlokal. Dengan demikian perlu adanya langkah yang tepat agar

Gambar 11 . Semak belukar yang tumbuh liar di Selatan TBRS

Sumber . dokumentasi pribadi,2010

Gambar 12 . Sebuah pesawat yang menjadi kebanggaan anak-

anak Semarang tempo dulu

Sumber . dokumentasi pribadi,2010

Gambar 13 . Gedung Kesenian yang mangkrak

Sumber . dokumentasi pribadi,2010

BAB II

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Kepariwisataan di Indonesia tetap menjadi potensi yang tetap dan harus

dikembangkan. Untuk itu terlebih dulu kita perlu mengetahui mengenai

Kepariwisataan itu sendiri ( TGA Januar Ardi, UNS, 2005 )

a) Pengertian Pariwisata

Sebagai suatu gejolak sosial, pemahaman akan pengertian dari makna

pariwisata memiliki banyak definisi. Akan tetapi dari kegiatan penulisan konsep

ini,suatu sintesa mengenai konsepsi dan pengertian “pariwisata” yang digunakan

sebagai suatu tinjauan pustaka dapat dibatasi pada pengertian:

Menurut Kodyat (1983) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat

ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok,

sebagaiusaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan

lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Selanjutnya Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan pariwisata sebagai

suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek

ketujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan

kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.

Sedangkan Wahab (1985) menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis

industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam

penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta

menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang

kompleks,pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan

dan cinderamata, penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai

industri.

Selain itu pariwisata juga disebut sebagai industri yang mulai berkembang

di Indonesia sejak tahun 1969, ketika disadari bahwa industri pariwisata

merupakan usaha yang dapat memberikan keuntungan pada pengusahanya.

Sehubungan dengan itu, Pemerintah Republik Indonesia sejak dini mengeluarkan

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1969 tanggal 6 Agustus 1969, menyatakan

bahwa : Usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu

pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha

pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara

(Yoet, 1983).

BAB II

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b) Bentuk Pariwisata

Di dalam pertumbuhan dan perkembangan industri pariwisata ini dapat

diklasifikasikan bentuknya ke dalam beberapa kategori berikut ini:

· Menurut asal wisatawan

Dilihat dari asal wisatawan, apakah asal wisata itu dari dalam atau luar

negeri. Jika dalam negara berarti bahwa sang wisatawan ini hanya pindah

tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya (pariwisata

domestik), sedangkan jika ia datang dari luar negeri dinamakan pariwisata

Internasional.

· Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang

asing. Pemasukan valuta asing itu berarti memberi efek positif terhadap

neraca pembayaran luar negara suatu yang dikunjungi wisatawan ini disebut

pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara keluar negeri

memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya

ini dinamakan pariwisata aktif.

· Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara

diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau

negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata

jangka pendek dan jangka panjang, yang mana tergantung kepada

ketentuan-ketentuan yang berlaku oleh suatu negara untuk mengukur

pendek atau panjangnya waktu yang dimaksud.

· Menurut jumlah wisatawan

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang datang,

apakah sang wisatawan datang sendiri atau dalam suatu rombongan. Maka

timbullah istilah- istilah pariwisata tunggal dan rombongan.

· Menurut alat angkut yang dipergunakan

Dilihat dari segi penggunaan alat pengangkutan yang dipergunakan oleh

sang wisatawan, maka katagori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara,

pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung

BAB II

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api

atau mobil.

4. Tinjauan Rekreasi

Rekreasi dapat dikatakan sebagai cerminan ungkapan rasa yang secara alami

ada pada tiap manusia, ada dari keberadaan fisik dan psikologi, karena

kecenderungan secara psikologi, rasa untuk bergerak, dan keinginan untuk

mengekspresikan dirinya. Hal tersebut diartikan sebagai hati yang menggerakkan

hidup pada fungsinya dan dari hal tersebut didapatkan kesenangan dan rangsangan

untuk beraktivitas lagi. Dengan demikian rekreasi berarti penyegaran kembali

jasmani dan rohani, sesuatu yang menggembirakan hati, berkesan

menggembirakan / menghibur (dinamis, cerah, tidak kaku), menimbulkan suasana

keriangan / kesenangan ( George D. Butter, Introduction to Community

Recreation, London, 1959).

Rekreasi dilakukan untuk memperoleh kesenangan, melepaskan lelah,

mengembalikan keadaan fisik akan tetapi tidak menutup kemungkinan rekreasi

tersebut dilakukan dengan melakukan aktivitas rekreasi sebagai berikut :

· Berada di dalam rumah, bersantai, menonton TV, mendengarkan radio,

membaca buku, berkebun, melakukan hal – hal yang menjadi hobinya.

· Mencari hiburan di luar rumah, makan malam, menginap di hotel.

· Nonton bioskop, konser musik, pameran.

· Berolahraga, berenang, main golf, tennis.

· Piknik, rekreasi, berkeliling – keliling kota, berjalan – jalan.

a) Ciri – Ciri Rekreasi ( Farid Iman, 2004 )

Ciri – ciri rekreasi antara lain :

1. Rekreasi adalah suatu aktivitas, kegiatan tersebut bersifat fisik, mental

maupun emosional. Rekreasi menghendaki aktivitas dan tidak selalu

bersifat non aktif.

2. Aktivitas rekreasi tidak mempunyai bentuk dan macam tertentu, semua

kegiatan yang dapat dilakukan dalam waktu senggang dan memenuhi

tujuan dan maksud – maksud dari rekreasi.

BAB II

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3. Rekreasi dimaksudkan karena terdorong oleh keinginan atau memiliki

motif. Motif tersebut sekaligus memilih gerakan atau bentuk dan

macam aktivitas yang hendak dilakukan.

4. Rekreasi hanya dapat dilakukan pada waktu senggang (leisure time),

ini berarti semua yang tidak dilakukan pada waktu senggang tersebut

tidak dapat digolongkan sebagai kegiatan rekreasi.

5. Rekreasi bersifat universal, rekreasi hingga batas – batas tertentu

merupakan bagian dari hidup manusia dan semua bangsa tidak dibatasi

oleh umur, jenis kelamin, pangkat, dan kedudukan sosial.

6. Rekreasi dilakukan secara bebas dalam segala bentuk dan macam

pelaksanaan. Hal ini penting bagi sifat kegiatan rekreasi tersebut

sebagai outlet of the creative powers. Rekreasi dilakukan dalam

suasana kebebasan dan secara sukarela.

7. Rekreasi dilakukan dengan bersungguh – sungguh dan mempunyai

maksud – maksud tertentu. Banyak orang menganggap rekreasi tidak

bersifat bersungguh – sungguh justru karena ingin mendapatkan

kepuasan dan kesenangan. Hal ini adalah merupakan anggapan yang

salah, oleh karena itu kesungguhan merupakan syarat mutlak untuk

mendapatkan kepuasan dan kesenangan.

8. Rekreasi adalah fleksibel. Rekreasi tidak dibatasi oleh tempat (indoor

recreation dan outdoor recreation), dimana saja sesuai dengan bentuk

dan macam kegiatan rekreasi. Rekreasi dapat dilakukan sendiri

ataupun bersama – sama. Rekreasi dapat dilakukan dengan alat – alat

sederhana maupun dengan alat – alat baru termodern.

b) Fungsi Rekreasi

Rekreasi dapat berfungsi atau memberikan pengaruh antara lain

kepada pihak penyelenggara dimana rekreasi dapat menjadi usaha

bisnis yang cukup potensial serta sebagai pendukung kegiatan

komersial. ( Joop Ave, Dirjen Pariwisata Deparpostel, 1985)

Sedang fungsi atau pengaruh bagi masyarakat pelaku kegiatan

fungsi rekreasi dapat dilihat berdasar dari segi usia yang ada, yaitu :

BAB II

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

1. Bagi anak – anak (usia 1 – 13 tahun)

Rekreasi ikut berpengaruh dalam membantu perkembangan serta

pertumbuhan fisik dan mental anak – anak. Dengan adanya aktivitas

yang bersifat rekreatif pada anak – anak, nantinya akan tumbuh

menjadi anak yang sehat dan aktif.

2. Bagi remaja (usia 14 – 19 tahun)

Rekreasi merupakan penyaluran bakat, minat serta pendidikan (

edukatif ), sehingga mereka terhindar dari kenakalan remaja dan

gangguan jiwa. Selain itu media rekreasi bisa menjadi sarana untuk

mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota

keluarga.

3. Bagi orang dewasa (usia 20 tahun ke atas)

Sebagai pengembangan bakat, mengembalikan keseimbangan fisik dan

psikologi yang menjadi kurang stabil akibat dari aktivitas sehari – hari.

c) Landasan Filosofi Mengenai Rekreasi

Rekreasi memiliki landasan seperti yang terlihat dalam upaya

manusia menginterpretasikan dan menjelaskan nilai – nilainya dalam

berbagai teori ( M. Mumi / Yudha M. S, Pendidikan Olahraga, Depdiknas,

2000 ) :

1. Paham naturalis

Merupakan paham yang memandang bahwa semua aktivitas rekreasi

berhubungan dengan alam. Sehingga alam dijadikan sebagai sumber

dari segala sumber kehidupan manusia, oleh karenanya manusia harus

back to nature dalam mewujudkan rekreasi. Menurut paham naturalis,

rekreasi diharapkan dapat menghilangkan stress, mencari pengalaman

baru, bisnis, adaptasi dan pemenuhan kebutuhan.

2. Paham eksperimentalis

Paham ini cenderung memandang bahwa aktivitas rekreasi berdasarkan

hasil temuan dan pengalaman manusia sebelumnya yang sudah teruji.

Harapannya adalah nilai – nilai yang diperoleh nantinya dapat

diterapkan dalam kehidupan yang berguna.

BAB II

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. Paham realis

Memandang bahwa rekreasi berhubungan dengan realita. Landasannya

adalah menyoroti pada apakah pengalaman yang diperolehnya itu

bernilai dan rasional.

4. Paham idealis

Memandang bahwa rekreasi memiliki paradigma yang didasari pada

nilai – nilai moral dan nilai – nilai agama.

d) Jenis – Jenis Rekreasi ( Yurika R. P, 2003 )

1. Berdasarkan kepada obyek kegiatan

· Obyek rekreasi alam : suaka alam, pantai laut,

danau, telaga, dsb.

· Obyek rekreasi modern : gedung bioskop, diskotik,

mall, dsb.

2. Berdasarkan perletakan fasilitas rekreasi

· Indoor. Dimana perwadahan kegiatan ini berada di dalam

bangunan, misalnya bioskop, pusat perbelanjaan, dsb.

· Outdoor. Pewadahan kegiatan rekreasi berada di luar

bangunan atau membutuhkan sarana bangunan yang dibuat

secara khusus, misalnya taman kota, open stage, dsb.

e) Kategori Rekreasi ( Nyoman S. Pendit, Pariwisata, Jakarta )

Berdasarkan usia pengunjung, rekreasi dapat dibedakan menjadi

beberapa sifat dan tuntutan, yaitu

Tabel 1 Kategori Rekreasi

Pemakai Sifat Tuntutan

Anak - anak · Aktif

· Kreatif

Beraneka ragam permainan yang

mendidik

Remaja

· Idealis

· Optimis

· Agresif

· Sensitive

Aneka bentuk rekreasi yang

dinamis dan kreatif

BAB II

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

· Energik

Dewasa · Tenang

· Mantap

Rekreasi yang bersifat refreshment

atau sekedar sebagai penyaluran

hoby

Orang Tua

· Pasif

· Sedikit

mengeluarkan

tenaga

Rekreasi yang bersifat refreshment

dan relaxation

f) Potensi Rekreasi

Setiap individu mempunyai kepribadian (personality) yang berbeda.

Dari rekreasi dapat digali beberapa potensi yang dapat memberi nilai –

nilai positif bagi pembentukan kepribadian individu seperti fisik, psikis,

emosional, intelektual dan spiritual.

1. Fisik. Sebagian besar kegiatan yang terkandung dalam rekreasi berupa

aktivitas fisik. Aktivitas ini berpotensi memberikan kontribusi berupa

nilai – nilai positif seperti pertumbuhan fisik, kesegaran jasmani,

rehabilitasi, pengembangan skill, relaksasi dan mengurangi

ketegangan.

2. Psikis. Meskipun aspek ini tidak terukur, namun hasilnya dapat

dirasakan. Hasil yang diperoleh biasanya dalam bentuk keriangan,

kenikmatan, kesenangan, kegembiraan, kepuasan, dan kebahagiaan.

3. Emosional. Merupakan penggerak munculnya ketidakseimbangan pada

manusia. Rekreasi memiliki potensi sebagai penyeimbang seperti

ekspresi diri, percaya diri, introspeksi diri, tantangan dan sikap saling

menghargai baik antar individu dengan individu atau individu dengan

kelompok.

4. Sosial. Potensi yang dapat dikembangkan dalam aspek sosial seperti

keakraban, kesetiakawanan, kebersamaan, persahabatan dan

memberikan perhatian kepada sesama.

(Sumber : Nyoman S. Pandit, Pariwisata, Jakarta)

BAB II

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

5. Edukatif. Potensi yang dapat dikembangkan adalah membaca buku,

menonton film, mencari pengalaman baru, pengembangan hobi,

melakukan evaluasi diri, memecahkan masalah dan perluasan

wawasan.

6. Spiritual. Aspek spiritual kadang kala kurang mendapat perhatian yang

serius, karena yang terpikir adalah ibadah ritual kepada sang pencipta.

Beberpa kegiatan seperti meditasi, perenungan, pendalaman,

kekaguman dan keterpesonaan akan ciptaan yang maha kuasa telah

menjadi kekhasan dari spiritual.

g) Peranan Rekreasi ( M. Mumi / Yudha, M. S, Pendidikan Olahraga,

Depdiknas, 2000 )

Rekreasi memiliki peranan sebagai :

1. Rekreasi sebagai kompensasi, rekreasi menjadi mediasi

keseimbangan dalam hidup.

2. Rekreasi sebagai korektif, rekreasi dapat digunakan sebagai

suatu mediasi untuk mengoreksi ketidakmampuan

menyesuaikan diri secara personal atau sosial.

h) Karakteristik Kegiatan Rekreasi

1. Menurut sifat kegiatan rekreasi

· Kesukaan / entertainment

Adalah kegiatan rekreasi yang dapat dinikmati, contohnya fasilitas

café, restoran, coffeeshop, cafeteria, dan lain – lain

· Kesenangan / amusement

Kegiatan yang menjadi kebiasaan dan dikerjakan dalam kurun

waktu tertentu, seperti bioskop, diskotik, teater, nightclub dan lain –

lain.

· Pengetahuan/ edukative

Kegiatan yang dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan,

mengasah otak seperti permainan edukatif, tontonan edukatif yang

mempelajari objek/ subjek tertentu, pelatihan seni, dan lain- lain.

BAB II

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

· Hiburan / recreation

Adalah rekreasi yang berorientasi pada gerakan tubuh, contohnya

bowling, billiard, iceskating, taman bermain, arena bermain anak /

dewasa, sportcenter dan lain – lain.

· Santai / relaxation

Adalah rekreasi yang yang bersifat sesukanya dan tidak tergantung

pada kesenangan / emosi dan fasilitas tertentu. Rekreasi ini misalnya

taman kota, jalan – jalan di pedestrian, dan taman margasatwa atau

kebun binatang.

2. Menurut jenis kegiatan rekreasi

· Rekreasi pasif

Merupakan suatu kegiatan rekreasi yang tidak memerlukan /

mengutamakan gerakan tubuh, contohnya yaitu menyaksikan

pemutaran film (bioskop). Menonton wayang atau seni pertunjukan

yang lain.

· Rekreasi aktif

Merupakan suatu kegiatan rekreasi yang mengutamakan gerakan

tubuh. Biasanya kegiatan ini termasuk ke dalam olah raga ringan

misalnya bermain golf, menunggang kuda, bermain tennis, bersepeda

dan lain sebagainya.

5. Kaitan Rekreasi Dengan Pariwisata

a. Rekreasi sebagai Motivasi Pariwisata

Rekreasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan kepariwisataan,

yang secara garis besar bisa diartikan sebagai suatu kegiatan perjalanan

yang memiliki tujuan untuk mengembalikan kekuatan fisik atau mental

seseorang, setelah selama sekian periode seseorang mengalami kejenuhan

akibat dari rutinitas dan kesibukan sehari – harinya.

Dalam bukunya yang berjudul “Pariwisata Indonesia, Sejarah dan

Prospeknya”, DR. James J. Spillane membagi pariwisata menjadi

beberapa jenis. Salah satunya yaitu pariwisata untuk rekreasi (recreation

BAB II

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

tourism) : Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang – orang yang

menghendaki pemanfaatan hari – hari liburnya untuk beristirahat, untuk

memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin

menyegarkan keletihan dan kelelahannya. Biasanya, mereka tinggal

selama mungkin di tempat – tempat yang dianggapnya benar – benar

menjamin tujuan – tujuan rekreasi tersebut (misalnya di tepi pantai, di

pegunungan, di pusat – pusat peristirahatan atau pusat – pusat kesehatan)

dengan tujuan menemukan kenikmatan yang diperlukan. Dengan kata lain

mereka lebih menyukai health resort. Termasuk dalam kategori ini ialah

mereka yang karena alasan kesehatan dan kesembuhan harus tinggal di

tempat – tempat yang khusus untuk memulihkan kesehatannya, seperti di

daerah sumber – sumber air panas dan lain – lain.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi permintaan akan

pariwisata adalah mobilitas. Mobilitas manusia timbul oleh berbagai

macam dorongan kebutuhan / kepentingan yang disebut dengan istilah

‘Motivasi’, yang dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Dorongan kebutuhan dagang atau ekonomi

2. Dorongan kebutuhan kepentingan politik

3. Dorongan kebutuhan keamanan

4. Dorongan kebutuhan kesehatan

5. Dorongan kebutuhan pemukiman

6. Dorongan kebutuhan kepentingan keagamaan

7. Dorongan kebutuhan kepentingan pendidikan / studi

8. Dorongan kebutuhan minat kebudayaan

9. Dorongan kebutuhan hubungan keluarga

10. Dorongan kebutuhan untuk rekreasi

Motivasi – motivasi tersebut timbul dari kepentingan – kepentingan

hidup manusia. Oleh karena kehidupannya dalam suatu masyarakat adalah

wajar maka aktivitas – aktivitas permintaan yang timbul layak untuk dipenuhi

dan disediakan. Pada waktu itu terdapat suatu kecenderungan untuk melihat

pariwisata sebagai aktivitas yang wajar dan merupakan suatu permintaan yang

wajar untuk dipenuhi. Pariwisata tidak saja dilihat sebagai suatu segi dari

BAB II

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

gejala dimana sejak jaman purbakala manusia mempunyai keinginan untuk

mengadakan perjalanan, tetapi justru menyatukan pengertian pariwisata dengan

gejala tersebut.

Manusia selalu menginginkan terlepas dari kejemuan kesibukan hidup

sehari – hari, atau rasa bosan dengan mendambakan suasana baru, lingkungan

baru walaupun untuk sementara. Kejemuan yang berlarut – larut menimbulkan

tekanan jiwa, akan mempengaruhi kesehatan maupun prestasi kerja. Dengan

adanya rekreasi ke suatu lingkungan, suasana baru akan mengendorkan

ketegangan itu. Pelepasan ketegangan sangat diperlukan bagi kesehatan

jasmani maupun rohani, untuk dapat menghimpun tenaga dalam mencapai

prestasi – prestasi kerja ataupun kehidupan yang baik dalam masyarakat.

b. Upaya Pengembangan Pariwisata

Menurut Suwantoro (2004), Upaya pengembangan pariwisata yang

dilihat dari kebijaksanaan dalam pengembangan wisata alam, dari segi

ekonomi pariwista alam akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Memang

pariwisata alam membutuhkan investasi yang relatif lebih besar untuk

pembangunan sarana dan prasarananya. Untuk itu diperlukan evaluasi yang

teliti terhadap kegiatan pariwisata alam tersebut. Banyak pendapat yang

menyatakan bahwa pariwisata alam yang berbentuk ekoturisme belum berhasil

berperan sebagai alat konservasi alam maupun untuk mengembangkan

perekonomian. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya mendapatkan dana

pengembangan kegiatannya. Pengelolaan kawasan wisata alam banyak

menggunakan dana dari pendapatan pariwisata dari pengunjung sebagai

mekanisme pengembalian biaya pengelolaan dan pelestarian kegiatan

pariwisata alam belum tercapai secara optimal.

c. Daerah Tujuan Wisata

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang

pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut

perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5

unsur:

BAB II

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1) Objek dan Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi

yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.

· Pengusahaan objek dan daya tarik wisata di kelompokkan kedalam:

* Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam,

* Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya,

* Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.

Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik

wisata harus dirancang dan dibangun/dikelola secara profesional sehingga

dapat menarik wisatawan untuk datang untuk datang. Membangun suatu objek

wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu.

· Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:

* Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang,

indah, nyaman dan bersih.

* Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat

mengunjunginya.

* Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

* Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para

wisatawan yang hadir.

* Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena

keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan

sebagainya.

* Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena

memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian upacara-

upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah

karya manusia pada masa lampau.

2) Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber

pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada

kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.

· Kelayakan Finansial

BAB II

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari

pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah harus

diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk

kembali modal pun sudah harus diramalkan.

· Kelayakan Sosial Ekonomi Regional

Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang

ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki

dampak sosial ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan

kerja/berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat

meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak,

perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain. Dalam kaitannya

dengan dengan hal ini pertimbangan tidak semata-mata komersial saja

tetapi juga memperhatikan dampaknya secara lebih luas. Sebagai contoh,

pembangunan kembali candi Borobudur tidak semata-mata

mempertimbangkan soal pengembalian modal pembangunan candi

melalui uang retribusi masuk candi, melainkan juga memperhatikan

dampak yang ditimbulkannya, seperti jasa transportasi, jasa akomodasi,

jasa restoran, industri kerajinan, pajak dan sebagainya.

· Kelayakan Teknis

Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung jawabkan

secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu

memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya

dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata akan

berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan

keselamatan para wisatawan.

· Kelayakan Lingkungan

Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan

kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata

yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan

pembangunannya. Pembangunan objek wisata bukanlah untuk merusak

lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk

kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia

BAB II

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian hubungan

antar manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam dan

manusia dengan Tuhannya.

b. Prasarana Wisata

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan

manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di

daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal,

jembatan, dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan

dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut

perlu dibangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi objek wisata

yang bersangkutan.

Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan

lokasi akan meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya

akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. Di samping

berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang

lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik, rumah

sakit, pom bensin, pusat-pusat perbelanjaan, barbier, dan sebagainya.

Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan

koordinasi yang mantap antara instansi terkait bersama dengan instansi

pariwisata di berbagai tingkat. Dukungan instansi terkait dalam membangun

prasarana wisata sangat diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah.

Koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya

pembangunan pariwisata. Dalam pembangunan prasarana pariwisata

pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda

dari pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus

lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara daerah, dan sebagainya,

yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja

masyarakat.

c. Sarana Wisata

BAB II

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang

diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan

wisatanya. Pembangunan sarana wisata disesuaikan dengan kebutuhan

wisatawan baik kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun

dapat menentukan tuntunan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata

yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan,

alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.

Tak semua objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap.

Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan

wisatawan.

Sarana wisata kuantitatif menunjukkan pada jumlah sarana wisata yang

harus disediakan, dan secara kuantitatif yang menunjukkan pada mutu

pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang

memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan

sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standart wisata yang

baku, baik secara nasional dan secara internasional, sehingga penyedia sarana

wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan

disediakannya.

d. Tata Laksana/Infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana

wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas

permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:

1) Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah

yang membantu sarana perhotelan/restoran.

2) Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusikannya yang

merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata

yang memadai.

3) Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan

memudahkan wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata.

BAB II

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4) Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk

mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara cepat dan

tepat.

5) Sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan di

berbagai sektor bagi para wisatawan. Keamanan diterminal, di

perjalanan, dan di objekobjek wisata, di pusat-pusat perbelanjaan, akan

meningkatkan daya tarik suatu objek wisata maupun daerah tujuan

wisata. Di sini perlu ada kerjasama yang mantap antara petugas

keamanan, baik swasta maupun pemerintah, karena dengan banyaknya

orang di daerah tujuan wisata dan mobilitas manusia yang begitu cepat

membutuhkan sistem keamanan yang ketat dengan para petugas yang

selalu siap setiap saat. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan

baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana

wisata, sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas

hidupnya.

e. Masyarakat/Lingkungan

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik

wisata akan mengundang kehadiran wisatawan.

1) Masyarakat

Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran

wisatawan tersebut dan akan memberikan layanan yang diperlukan oleh

para wisatawan. Untuk ini masyarakat di sekitar objek wisata perlu

mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh

para wisatawan. Dalam hal ini pemerintah melalui instansi-instansi

terkait telah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat.

Salah satunya adalah dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata.

Dengan terbinanya masyarakat yang sadar wisata akan berdampak positif

karena mereka akan memperoleh keuntungan dari para wisatawan yang

membelanjakan uangnya. Para wisatawan pun akan untung karena

mendapat pelayanan yang memadai dan juga mendapatkan berbagai

kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya.

BAB II

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2) Lingkungan

Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam di

sekitar objek wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar tak

rusak dan tercemar. Lalu lalang manusia yang terus meningkat dari tahun

ke tahun dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem fauna dan flora di

sekitar objek wisata. Oleh sebab itu perlu adanya upaya menjaga

kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan

persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata.

3) Budaya

Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata

merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga

kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan

budaya ini pun kelestariannya tidak boleh tercemar oleh budaya asing,

tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan

kenangan yang mengesankan bagi tiap wisatawan yang berkunjung.

Masyarakat yang memahami, menghayati, dan mengamalkan sapta

pesona wisata di daerah tujuan wisata menjadi harapan semua pihak

untuk mendorong pengembangan pariwisata yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah

telah menetapkan pengelompokan daerah tujuan wisata (DTW) ke dalam

wilayah tujuan wisata (WTW) dengan maksud untuk menyebarkan

kunjungan wisatawan dan pengembangan kepariwisataan di Indonesia.

Adapun pengelompokan dan pembagiannya adalah sebagai berikut:

1. Wilayah Tujuan Wisata (WTW) A yang terdiri dari Daerah

istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau.

2. Wilayah Tujuan Wisata (WTW) B yang terdiri dari Sumatera

Selatan, Jambi, Bengkulu.

3. Wilayah Tujuan Wisata (WTW) C yang terdiri dari Lampung, DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Wilayah Tujuan Wisata (WTW) D yang terdiri dari Jawa Timur,

Bali, Nusantara Tenggara Timur.

BAB II

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

5. Wilayah Tujuan Wisata (WTW) E yang terdiri dari Kalimantan

Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.

6. Wilayah Tujuan Wisata (WTW) F yang terdiri dari Sulawesi

Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

7. Wilayah Tujuan Wisata (WTW) G yang terdiri dari Propinsi

Maluku dan Irian Jaya.

Menurut Samsurijal (1997), peran serta masyarakat dalam pembangunan

kepariwisataan dapat terbina bila masyarakat memahami manfaat pariwisata

untuk kepentingan nasional, terutama bagi perbaikan hidup mereka sendiri.

Apabila pariwisata dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas, serta merata

masyarakat akan mendukung pembangunan kepariwisataan. Menurut Fandeli

(2001), Obyek wisata adalah faktor yang paling menarik perhatian para pelaku

wisata, dalam hal ini pengunjung, baik itu obyek wisata alam maupun budaya.

Obyek wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata, seperti

hutan, sungai, danau, pantai, laut, museum atau budaya tradisional lainnya. Di

dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan,

menyatakan bahwa:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut

dilakukan secara sukarela bersifat sementara untuk menikmati objek dan

daya tarik wisata.

2. Wisatawan adalah orang yang menikmati kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,

termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang

terkait di bidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata.

6. Kesimpulan Teori Kepariwisataan

Dari tinjauan teori mengenai kepariwisataan di atas, kesimpulan yang

dapat diambil sebagai bahan ide atau gagasan dalam menyusun konsep dasar

perancangan kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai Taman Rekreasi dan

BAB II

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Wisata Budaya di Semarang. Sesuai dengan teori yang telah disebutkan, bahwa

objek wisata merupakan perwujudan cipta manusia, tata hidup, seni budaya

serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik

untuk dikunjungi wisatawan. Begitu juga dengan Taman Budaya Raden Saleh

yang memiliki potensi alam dan budaya yang bisa dikembangkan menjadi

objek wisata yang edukatif dan rekreatif, yang menarik untuk dikunjungi.

Tentu saja hal ini harus didukung oleh semua pihak atau hal yang terkait

dengan objek wisata tersebut, seperti pengelola, pelaku kegiatan wisata budaya

maupun fasilitas wisata budaya yang ada.

B. Tinjauan Preseden

1. Preseden Taman Wisata

· Taman Balekambang Surakarta

Gambar 14. Taman Wisata Balekambang Surakarta

Sumber . dokumentasi pribadi 2011

Taman Balekambang terletak di Jln. A. Yani Surakarta. Di masa lalu

hingga kini taman ini kerap dipakai untuk pertunjukkan tradisional ketoprak

dan tamasya warga kota. Semakin semarak dengan adanya wisata outbond di

taman seluas 13 hektar ini.

Di dalam taman terdapat dua patung perempuan ayu yang kerap

dijadikan latar berfoto ria. Karena tidak diberi keterangan yang jelas dan

lengkap, para pengunjung mengira patung tersebut adalah patung RA Kartini.

Yang betul, patung yang berada di tangah taman ini bernama Partinah,

sedangkan patung yang berada di tengah kolam bernama Partini.

Menurut riwayatnya, Taman Balekambang dibangun oleh Mangkunegara

VII tahun 1912. Beliau sengaja membangun kolam dan hutan ini meniru model

BAB II

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Garden City di negeri Kincir Angin, Belanda. Kebetulan ia sempat mengenyam

pendidikan di Leiden meskipun tidak rampung karena gejolak Perand Dunia I.

Semula, Taman Balekambang disebut Partini Tuin, yang berarti Taman Partini,

nama putri tertuanya. Sementara, lokasi yang ditandai dengan patung Partinah

yang juga nama Putri Mangkunegara VII merupakan hutan kota. Dulu disebut

Partinah Bosch.

Meskipun roda zaman terus berputar, kondisi Taman Balekambang

rupanya tidak jauh berbeda. Pengunjung bisa membuktikan dengan melihat-

lihat koleksi foto- foto lawas taman ini di Perpustakaan Rekso Pustoko

Mangkunegaran. Meski letaknya sekarang bersebalahan dengan jalan raya

menuju Terminal Tirtonadi, suara bising knalpot kendaraan yang berseliweran

nyaris tak terdengar. Udara pun tetap segar.

Taman Balekambang merupakan ruang publik yang komplet.

Keberadaannya tak sebatas paru- paru kota. Juga sebagai sarana rekreasi dan

interaksi warga kota demi terpeliharanya kerukunan dan kohesi sosial. Interaksi

sosial ini mengikis potensi konflik antar sesama. Plus kandungan informasi

sejarah lokal di taman ini, diharapkan generasi muda yang bermain di

dalamnya dapat mengenang atau sedikitnya mencomot semangat

Mangkunegara VII dalam mengelola dan mencintai alam sekitarnya.

2. Preseden Taman Budaya

· Taman Budaya Surakarta

BAB II

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Gambar 15 . Taman Budaya Surakarta

Sumber . dokumentasi pribadi,2010

· Taman Budaya Yogyakarta

Gambar 16. Taman Budaya Yogyakarta

Sumber . dokumentasi pribadi 2010

Taman Budaya Yogyakarta awalnya mulai dibangun di daerah

Bulaksumur pada tanggal 11 Maret 1977 sebagai sebuah kompleks Pusat

Pengembangan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peresmian

pembangunan kompleks seni budaya tersebut dilakukan oleh Sri Sultan

Hamengku Buwana IX sebagai Wakil Presiden RI saat itu. Awalnya Taman

Budaya Yogyakarta disebut sebagai Purna Budaya yang dibuat sebagai sarana

BAB II

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dan prasarana untuk membina, memelihara, dan mengembangkan

kebudayaan, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Purna Budaya dibangun dengan dua konsep bangunan, yaitu Pundi

Wurya dan Langembara. Pundi Wurya menjadi pusat kesenian dengan

berbagai macam fasilitas seperti panggung kesenian, studio tari,

perpustakaan, ruang diskusi, dan administrasi. Bagian kedua, yaitu

Langembara, menjadi ruang pameran, ruang workshop, kantin, dan juga

beberapa guest house.

BAB II

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

TINJAUAN KOTA SEMARANG

A. Tinjauan Kota Semarang

Gambar 17. Peta Kota Semarang

Sumber . http://www.google.peta-jawa tengah-DIY/, 2010

Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang terletak di pesisir utara

Pulau Jawa. Arus transportasi kian tahun kian meningkat, mengingat Semarang

merupakan pusat kegiatan Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi cukup besar

dalam mendatangkan arus perjalanan yang berorientasi pada sektor perdagangan,

jasa, wisata, dsb.

BAB III

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berada pada letak yang demikian menjadikan Semarang terletak pada posisi

yang strategis. Letaknya pada jalur nasional, dimana jalur transportasi baik darat,

laut, dan udara yang merupakan persimpangan dari berbagai arah, baik antar

propinsi, antar pulau maupun antar kota-kota Dati, menjadikan kedudukan Kota

Semarang sebagai pintu gerbang menuju obyek-obyek wisata di Jawa Tengah.

Visi Kota Semarang adalah terwujudnya Kota Semarang sebagai Kota yang

mandiri dan berkelanjutan, bertumpu pada perdagangan dan jasa serta didukung

potensi kelautan dan pertanian terpadu.

Dalam mewujudkan Visi kota, maka misi Kota Semarang adalah:

1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

2. Memacu pengembangan perdagangan dan jasa yang didukung pertanian

terpadu, industri serta potensi wisata yang berwawasan lingkungan.

3. Mengembangkan potensi pelabuhan udara dan laut serta prasarana

perhubungan darat (khususnya kereta api)

4. Meningkatkan hubungan kemitraan antar pelaku pembangunan

5. Melestarikan dan mengembangkan potensi alam termasuk kelautan,

budaya, dan sejarah bagi pengembangan kota

6. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan

7. Meningkatkan kedisiplinan tata kehidupan kota yang berdasarkan

peraturan dan norma-norma yang berlaku.

1. Letak Geografis

Posisi geografi Kota Semarang terletak di pantai Utara Jawa Tengah,

tepatnya pada garis 6º, 5' - 7º, 10' Lintang Selatan dan 110º, 35' Bujur

Timur. Letak geografi Kota Semarang ini dalam koridor pembangunan Jawa

Tengah dan merupakan simpul empat pintu gerbang, yakni koridor pantai

Utara, koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten

Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor

BAB III

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan dan Barat menuju Kabupaten

Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang

sangat berperan, terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat

(jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi

bagi simpul transport Regional Jawa Tengah dan kota transit Regional Jawa

Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan

dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian

tengah.

Grafik 1 Wilayah Administrasi Kota Semarang (Km2)

Sumber: Kota Semarang dalam Angka 2009, BPS Kota Semarang

2. Luas wilayah

Kota Semarang memiliki luas wilayah mencapai 37.366.838 Ha atau

373,7 Km2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16

Kecamatan dan 177 Kelurahan.

BAB III

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3. Iklim

Semarang beriklim Tropis, mempunyai 2 musim penghujan dan

kemarau dengan temperatur rata-rata 24º - 37º C.

4. Batas daerah

- Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Timur : Kabupaten Demak

- Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

5. Keadaan Topografi dan Morfologi

Topografi wilayah Kota Semarang terdiri dari dataran rendah dan

dataran tinggi. Dibagian Utara yang merupakan pantai dan dataran rendah

memiliki kemiringan 0-2% sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-3,5

M.Di bagian Selatan merupakan daerah perbukitan, dengan kemiringan 2 -

40% dan ketinggian antara 90 - 200 M di atas permukaan air laut (DPL).

Secara umum, Semarang terbagi menjadi 2 bagian yaitu Semarang

bawah (daerah dataran rendah) dan Semarang atas (daerah dataran

tinggi/bukit). Dataran rendah di Kota Semarang ini sangat sempit, yakni

sekitar 4 kilometer dari garis pantai (Semarang bagian Utara). Dataran

rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah lebih

banyak digunakan sebagai pusat bisnis, pasar, perkantoran maupun pabrik.

Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan

kota atas. Kawasan kota atas lebih banyak digunakan sebagai daerah

permukiman, perkebunan maupun peternakan.

a. Kondisi Topografi Kota Semarang terdiri dari :

- Dataran pesisir pantai : 1% dari luas wilayah total dengan

ketinggian wilayah 0 – 0,75 meter dpl

- Dataran rendah : 33% dari luas wilayah total dengan

ketinggian wilayah 0,75- 5 meter dpl

BAB III

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

- Dataran tinggi : 66% dari luas wilayah total dengan

ketinggian wilayah 5-348 mete dpl

b. Kondisi lereng tanah kota Semarang dibagi menjadi 4

jenis kelerengan yaitu :

- Lereng I ( 0-2 % ), luasan wilayah Kota Semarang dengan

kelerengan sebesar 0-2 % adalah sebesar 16574, 6 Ha ( 43% ).

Sebaran wilayah dengan tingkat kelerengan ini sebagian besar

berada meliputi kecamatan Genuk Pedurungan, Gayamsari,

Semarang Timur, Semarang Utara, dan Tugu serta sebagian

wilayah Kecamatan tembalang, Banyumanik dan Mijen.

- Lereng II ( 2-15% ), dengan luas wilayah sebesar 14.090,5

Ha ( 37 % ). Wilayah di Kota Semarang dengan tingkat kelerengan

ini meliputi Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari,

Gajahmungkur, Gunungpati, Ngaliyan.

- Lereng III ( 15-40 % ), meliputi wilayah di sekitar

kaligarang dan kali Kreo ( kec. Gunungpati ), sebagian wilayah

kecamatan Mijen ( daerah Wonoplumbon ), sebagian wilayah

kecamatan Banyumanik dan kecamatan Candisari dengan luas

keseluruhan sebesar 7050,8 Ha ( 18 % )

- Lereng IV ( > 40 % ) meliputi sebagian wilayah

Banyumanik ( sebelah tenggara ), dan sebagian wilayah kecamatan

Gunungpati, terutama disekitar Kaligarang dan Kali Kripik yang

memiliki keseluruhan luasan sebesar 766,7 Ha ( 2 % )

Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan

lempung. Pemanfaatan lahan lebih banyak digunakan untuk jalan,

permukiman atau perumahan, bangunan, halaman, kawasan industri,

tambak, empang dan persawahan. Kota Bawah sebagai pusat kegiatan

pemerintahan, perdagangan, perindustrian, pendidikan dan kebudayaan,

angkutan atau transportasi dan perikanan. Berbeda dengan daerah perbukitan

atau Kota Atas yang struktur geologinya sebagian besar terdiri dari batuan

BAB III

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

beku. Wilayah Kota Semarang berada pada ketinggian antara 0 sampai

dengan 348,00 meter dpl (di atas permukaan air laut). Secara topografi

terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan, sehingga memiliki

wilayah yang disebut sebagai kota bawah dan kota atas. Pada daerah

perbukitan mempunyai ketinggian 90,56 - 348 mdpl yang diwakili oleh titik

tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu,

Mijen, dan Gunungpati, dan di dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75

mdpl. Kota bawah merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki

kemiringan antara 0% sampai 5%, sedangkan dibagian Selatan merupakan

daerah dataran tinggi dengan kemiringan bervariasi antara 5%-40%. Secara

lengkap ketinggian tempat di Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 2 Ketinggian Tempat di Kota Semarang

No Bagian Wilayah Ketinggian ( Mdpl )

1 Daerah Pantai 0,75

2 Daerah dataran rendah

- Pusat Kota ( depan Hotel Dibya Puri Semarang ) 2,45

- Simpang Lima 3,49

3 Daerah perbukitan

- Candibaru 90,56

- Jatingaleh 136,00

- Gombel 270,00

- Mijen 253,00

- Gunungpati Barat 259,00

- Gunungpati Timur 348,00

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2009

BAB III

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang

membentuk suatu kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah

perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai. Dengan demikian topografi

Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan tanah berkisar

antara 0% - 40% (curam) dan ketinggian antara 0,75 – 348,00 mdpl.

6. Keadaan Klimatologi

Semarang termasuk kota yang beriklim tropis dengan musim hujan

selama 6 bulan dan musim kemarau selama 6 bulan silih berganti.

Temperatur rata-rata 22,14 0C, dengan curah hujan rata-rata per tahun +

1.500 – 3.500 mm. Iklim tropis ini berpengaruh pada bentuk bangunan yang

ada di kota Semarang.

7. Keadaan Geologi

Kota Semarang berdasarkan Peta Geologi Lembar Magelang -

Semarang (RE. Thaden, dkk; 1996), susunan stratigrafinya adalah sebagai

berikut Aluvium (Qa), Batuan Gunungapi Gajahmungkur (Qhg), Batuan

Gunungapi Kaligesik (Qpk), Formasi Jongkong (Qpj), Formasi Damar

(QTd), Formasi Kaligetas (Qpkg), Formasi Kalibeng (Tmkl), Formasi Kerek

(Tmk). Pada dataran rendah berupa endapan aluvial sungai, endapan fasies

dataran delta dan endapan fasies pasang-surut. Endapan tersebut terdiri dari

selang-seling antara lapisan pasir, pasir lanauan dan lempung lunak, dengan

sisipan lensa-lensa kerikil dan pasir vulkanik. Sedangkan daerah perbukitan

sebagian besar memiliki struktur geologi berupa batuan beku. Struktur

geologi yang cukup mencolok di wilayah Kota Semarang berupa kelurusan-

kelurusan dan kontak batuan yang tegas dan merupakan pencerminan

struktur sesar baik geser mendatar dan normal cukup berkembang di bagian

tengah dan selatan kota. Jenis sesar yang ada secara umum terdiri dari sesar

normal, sesar geser dan sesar naik. Sesar normal relatif ke arah barat - timur

sebagian agak cembung ke arah utara, sesar geser berarah utara selatan

hingga barat laut - tenggara, sedangkan sesar normal relatif berarah barat -

timur. Sesar-sesar tersebut umumnya terjadi pada batuan Formasi Kerek,

BAB III

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Formasi Kalibeng dan Formasi Damar yang berumur kuarter dan tersier.

Berdasarkan struktur geologi yang ada di Kota Semarang terdiri atas tiga

bagian yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Daerah

patahan tanah bersifat erosif dan mempunyai porositas tinggi, struktur

lapisan batuan yang diskontinyu (tak teratur), heterogen, sehingga mudah

bergerak atau longsor. Pada daerah sekitar aliran Kali Garang merupakan

patahan Kali Garang, yang membujur arah utara sampai selatan, di

sepanjang Kaligarang yang berbatasan dengan Bukit Gombel. Patahan ini

bermula dari Ondorante, ke arah utara hingga Bendan Duwur. Patahan ini

merupakan patahan geser, yang memotong formasi Notopuro, ditandai

adanya zona sesar, tebing terjal di Ondorante, dan pelurusan Kali Garang

serta beberapa mata air di Bendan Duwur. Daerah patahan lainnya adalah

Meteseh, Perumahan Bukit Kencana Jaya, dengan arah patahan melintas

dari utara ke selatan.

Sedangkan wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah

memiliki jenis tanah berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanau yang

dalam. Jenis Tanah di Kota Semarang meliputi kelompok mediteran coklat

tua, latosol coklat tua kemerahan, asosiai alluvial kelabu, Alluvial

Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan Komplek Regosol

Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25% wilayah Kota Semarang memiliki

jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan kurang lebih 30% lainnya

memiliki jenis tanah latosol coklat tua. Jenis tanah lain yang ada di wilayah

Kota Semarang memiliki geologi jenis tanah asosiasi kelabu dan aluvial

coklat kelabu dengan luas keseluruhan kurang lebih 22% dari seluruh luas

Kota Semarang. Sisanya merupakan jenis tanah alluvial hidromorf dan

grumosol kelabu tua.

Tabel 3

Penyebaran Jenis Tanah dan Lokasinya di Kota Semarang

No Jenis Tanah Lokasi % terhadap wilayah Potensi

1 Mediteran

coklat tua

-Kec.tugu

-Kec.Semarang

30 -Tanaman

tahunan/keras

BAB III

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Selatan

-Kec.Gunungpati

-Kec. Semarang

Timur

-Holtikultura

-Tanaman Palawija

2 Latosol

coklat tua

kemarahan

-kec. Mijen

-kec. Gunungpati

26 -Tanaman

tahunan/keras

-Holtikultura

-tanaman

padi

3 Asosiasi

Aluvial

Kelabu dan

Coklat

kekelabuhan

-Kec. Genuk

-kec. Semarang

Tengah

22 Tanaman tahunan tidak produktif

4 Alluvial

Hidromorf

Grumosol

Kelabu Tua

-kec.Tugu

-kec.Semarang Utara

-kec.Genuk

-kec.Mijen

22 -Tanaman

tahunan/keras

-Holtikultura -tanaman

padi

Sumber : BPS Kota Semarang, 2009

Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada

sungai - sungai yang mengalir di Kota Semarang antara lain Kali Garang,

Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal Timur, Kali Babon, Kali Sringin,

Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain sebagainya. Kali Garang yan bermata

air di gunung Ungaran, alur sungainya memanjang ke arah Utara hingga

mencapai Pegandan tepatnya di Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran Kali

Kreo dan Kali Kripik. Kali Garang sebagai sungai utama pembentuk kota

bawah yang mengalir membelah lembah-lembah Gunung Ungaran

BAB III

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mengikuti alur yang berbelok-belok dengan aliran yang cukup deras. Setelah

diadakan pengukuran debit Kali Garang mempunyai debit 53,0 % dari debit

total dan kali Kreo 34,7 % selanjutnya Kali Kripik 12,3 %. Oleh karena Kali

Garang memberikan airnya yang cukup dominan bagi Kota Semarang, maka

langkah-langkah untuk menjaga kelestariannya juga terus dilakukan. Karena

Kali Garang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum warga Kota

Semarang.

8. Tata Guna Lahan

Penggunaan tanah di wilayah kota Semarang pada daerah-daerah yang

penduduknya berkepadatan tinggi adalah untuk perumahan/permukiman

beserta fasilitas-fasilitas, terutama fasilitas lingkungan, seperti fasilitas

perdagangan, perkantoran, pelayanan jasa umum, dan sebagainya yang juga

menempati sepanjang jalur utama.

Perkembangan fisik kota Semarang dengan pola penggunaan tanahnya

yang masih menunjukkan karakter rural urban lebih terkonsentrasi pada

daerah berkepadatan bangunan tinggi yaitu daerah sekitar pusat

pemerintahan, perdagangan serta daerah pemukiman di belakang daerah

pertokoan.

9. Tujuan, Kebijakan & Strategi Penataan Ruang Kota

Semarang

Tujuan Penataan ruang adalah mewujudkan Kota Semarang sebagai

pusat perdagangan dan jasa berskala internasional yang aman, nyaman,

produktif, dan berkelanjutan. Sedangkan kebijakan dan strategi penataan

ruang Kota Semarang secara umum terbagi atas Kebijakan pengembangan

struktur ruang dan Kebijakan pengembangan pola ruang. Kebijakan

pengembangan struktur ruang Kota Semarang dilakukan melalui :

1. Pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan

perdagangan dan jasa berskala internasional.

2. Peningkatan aksesbilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan.

BAB III

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana

sarana umum.

Kebijakan pola ruang meliputi kebijakan pengelolaan kawasan

lindung dan kawasan budidaya. Kebijakan peningkatan pengelolaan

Kawasan Lindung meliputi :

1. Peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung.

2. Pelestarian kawasan cagar budaya.

3. Peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional

di seluruh wilayah Kota.

Sedangkan kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi :

1. Pengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya

dukung dan daya tampung.

2. Perwujudan pemanfaatan ruang yang efisien dan kompak.

3. Pengelolaan dan pengembangan kawasan pantai.

10. Rencana Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan

Dengan mempertimbangkan luas, karakter daerah, koordinasi

pelaksanaan pembangunan, kemudahan dalam penyelesaian masalah, maka

pembagian BWK di Kota Semarang ditentukan melalui pendekatan batas

administratif.

BAB III

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar 18 . Peta Pembagian BWK Kota Semarang

Sumber . Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang

Tahun 2010-2015

Untuk itu, dalam Rencana Tata Ruang Kota Semarang Tahun 2010-

2030 pembagian BWK ditetapkan sebagai berikut :

a. BWK I meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan

Semarang Timur dan Kecamatan Semarang Selatan dengan luas

kurang lebih 2.223 Ha;

b. BWK II meliputi Kecamatan Candisari dan Kecamatan

Gajahmungkur dengan luas kurang lebih 1.320 Ha;

c. BWK III meliputi Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan

Semarang Utara dengan luas kurang lebih 3.522 Ha;

d. BWK IV meliputi Kecamatan Genuk dengan luas kurang lebih 2.738

Ha;

e. BWK V meliputi Kecamatan Gayamsari dan Kecamatan Pedurungan

dengan luas kurang lebih 2.622 Ha;

BAB III

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

f. BWK VI meliputi Kecamatan Tembalang dengan luas kurang lebih

4.420 Ha;

g. BWK VII meliputi Kecamatan Banyumanik dengan luas kurang

lebih 2.509 Ha;

h. BWK VIII meliputi Kecamatan Gunungpati dengan luas kurang

lebih 5.399 Ha;

i. BWK IX meliputi Kecamatan Mijen dengan luas kurang lebih 6.213

Ha; dan

j. BWK X meliputi Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Tugu dengan

luas kurang lebih 6.393 ha.

Tabel 4 Fungsi Dan Peran Bwk Di Kota Semarang

BWK REGIONAL KOTA

Fungsi Fas. Penunjang Fungsi Fas. Penunjang

I Perdagangan Johar Perdagangan dan Simpang Lima

Simpang Lima Jasa Bulu

Pekojan Peterongan

Mataram

Pasar Kobong

Jasa

Perkantoran Jl. Pahlawan Perkantoran Jl. Pemuda

Madukoro

Kesehatan RSDK Kesehatan Panti Wiloso

R. Bersalin

Budaya Kota Lama

R. Saleh Budaya

Undip Pendidikan

BAB III

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

II pendidikan Akpol Jasa hotel

kesehatan RS. Elizabeth Jasa

Olah raga Stadiun Kr. Rejo jasa

III Transport Bandara perdagangan anjasmoro

Pelabuhan perdagangan

Rekreasi Tanjung Mas rekreasi marina

industri Kawasan pelabuhan

IV industri terboyo perikanan tambak

transport terminal

pendidikan Unissula

V perdagangan Pasar waru (rencana) perdagangan Majapahit

peribadatan Masjid Agung

VI Pendidikan undip Pemakaman

VII Transport Terminal (rencana)

VIII Pendidikan Unes Konservasi DAS G. Kreo

IX Perdagangan (rencana)

Pendidikan

X Industri Tugu Perdagangan Pasar

BAB III

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pendidikan IAIN

Rencana pendistribusian fasilitas pelayanan regional dimasing-masing

BWK meliputi :

a. Perkantoran, perdagangan dan jasa di BWK I, II, dan III

b. Pendidikan kepolisian dan olah raga di BWK II

c. Perkantoran, transportasi udara dan transportasi laut di BWK III

d. Industri di BWK IV dan BWK X

e. Pendidikan di BWK VI dan BWK VIII

f. Perkantoran militer di BWK VII

g. Kantor pelayanan publik di BWK IX

Rencana penetapan pusat pelayanan di Kota Semarang terdiri atas:

Pusat pelayanan kota, Sub pusat pelayanan kota dan Pelayanan lingkungan.

Pusat pelayanan kota berfungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan

Provinsi, pemerintahan Kota yang berupa pusat pelayanan kegiatan

pemerintahan yang dilengkapi dengan pengembangan fasilitas, meliputi

kantor Gubernur dan kantor Walikota serta fasilitas kantor pemerintahan

pendukung dan pelayanan publik lainnya

11. Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya

Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang adalah

Kawasan Cagar Budaya Kota Lama, Kampung Pecinan, Kampung Melayu,

dan kawasan lainnya. Kawasan tersebut merupakan kawasan cagar budaya

yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. Hal ini dimaksudkan

untuk mempertahankan kekayaan budaya berupa peninggalan-peninggalan

sejarah yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari

ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia.

Dalam pemanfaatannya, kawasan cagar budaya dapat ditingkatkan

BAB III

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata, yang nantinya dapat

memberikan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata.

12. Fokus Seni dan Budaya.

Pembangunan pada fokus seni dan budaya meliputi indikator jumlah

grup kesenian dan gedung olahraga. Kinerja pembangunan Seni dan budaya

Kota Semarang periode 2005-2009 pada masing-masing indikator adalah

sebagai berikut :

Seni dan Budaya Jumlah grup kesenian di Kota Semarang selama 5

tahun (2005-2009) menunujukkan peningkatan dari 376 buah menjadi 573

buah pada tahun 2009, demikian pula ratio jumlah grup kesenian terhadap

per. 10.000 jumlah penduduk Kota Semarang yaitu dari 2,65 pada tahun

2005 menjadi 3,80 pada tahun 2009. Sedangkan jumlah gedung kesenian

juga mengalami peningkatan dari 33 buah dengan rasio per 10.000 sebesar

0,23 pada tahun 2005 menjadi sebesar 39 buah dengan rasio per 10.000

penduduk sebesar 0,26 pada tahun 2009. Namun jika dilihat dari ratio

jumlah grup kesenian terhadap 10.000 jumlah penduduk masih relatif kecil.

Hal ini menunjukkan bahwa masih kurang resposifnya masyarakat terhadap

kesenian tradisional. Upaya mengembangkan kesenian tradisional

diharapkan akan mampu memberikan dampak kesejahteraan bagi para

pelaku seni. Demikian pula dengan perkembangan sarana prasarana gedung

kesenian menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun namun ratio jumlah

gedung kesenian masih relatif kecil terhadap per 10.000 jumlah penduduk

yakni sebesar 3,80 pada tahun 2009. Berikut gambaran perkembangan

Jumlah Grup dan Gedung Kesenian Kota Semarang selama 5 tahun (2005-

2009), sebagaimana tabel berikut

Tabel 5

Rasio Grup Kesenian Kota Semarang Tahun 2005-2009

Uraian

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

BAB III

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Jml. Grup Kesenian 376 386 573 573 573

Jml Penduduk 1.419.478 1.434.025 1.454.594 1.481.640 1.506.924

Rasio/10.000

penduduk

2,65 2,69 3,94 3,87 3,80

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2010 diolah

Tabel 6

Rasio Gedung Kesenian Kota Semarang Tahun 2005-2009

Uraian

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

Jml. Gedung

Kesenian

33 33 33 33 39

Jml Penduduk 1.419.478 1.434.025 1.454.594 1.481.640 1.506.924

Rasio/10.000

penduduk

0,23 0,23 0,23 0,22 0,26

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2010 diolah

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kebudayaan selama

periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut

:

Tabel 7

Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kebudayaan Kota Semarang Tahun 2005-

2009

No Indikator Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Penyelenggaraan festival seni

dan budaya

45 45 45 45 46

2 Sarana penyelenggaraan seni

dan budaya

55 55 55 55 55

BAB III

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3 Benda, situs, dan kawasan

cagar budaya yang

dilestarikan

174 174 174 174 174

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2010 (data diolah)

Penyelenggaraan festival seni dan budaya dari tahun 2005 sampai 2008

jumlahnya tetap sebanyak 45 event kegiatan, hanya pada tahun 2009 bertambah 1

event kegiatan. Kota Semarang telah memiliki sarana penyelenggaraan seni dan

budaya sebanyak 55 buah dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Benda, situs dan

kawasan cagar budaya yang dilestarikan ada 174 buah antara lain 4 kawasan

sejarah budaya dan 170 buah bangunan, yang terdiri dari bangunan budaya

sebanyak 3 buah, bangunan tempat ibadah sebanyak 24 buah, bangunan kesehatan

sebanyak 3 buah, bangunan perkantoran 46 buah, bangunan Pemerintahan

sebanyak 13 buah, bangunan pendidikan sebanyak 11 buah, bangunan

pengangkutan sebanyak 3 buah, bangunan rumah tinggal sebanyak 56 buah, dan

bangunan lainnya sebanyak 11 buah. Tantangan kedepan diperlukan kegiatan-

kegiatan yang lebih bisa mempromosikan kota Semarang sebagai tempat tujuan

wisata, tidak lagi hanya sebagai tempat singgah sementara. Selain itu perbaikan

dan penyempurnaan di bidang sarana penyelenggaraan kesenian juga diperlukan

dalam mendukung bentuk promosi tersebut. Sedangkan pelestarian benda maupun

bangunan cagar budaya dilakukan agar lebih bisa menonjolkan ciri dan landmark

kota Semarang dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

BAB III

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB IV

ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. Analisa Pendekatan Konsep Perencanaan

1. Pemahaman

Taman Rekreasi dan Wisata Budaya Raden Saleh adalah suatu tempat

yang didalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk berekreasi dan wadah

untuk melakukan kegiatan wisata ( menikmati) suatu budaya yang telah

ada dan berkembang dalam masyarakat sebagai objek atau atraksi.

2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran

2.1. Maksud

a. Sebagai Tempat Rekreasi dan Wisata Budaya

Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh ini dimaksudkan

untuk menjadikannya sebagai sarana publik yang rekreatif dan edukatif.

Sesuatu hal yang membuat orang penasaran sehingga muncul

keinginantahuan yang mendorongnya untuk berkunjung. Semua fasilitas

yang ada di dalamnya terkait dengan fungsi melestarikan dan mempelajari

kebudayaan lokal, yang dikemas dalam tatanan yang rekreatif sehingga

pengunjung tidak merasa bosan berada di dalamnya.

b. Sebagai Tempat Pengapresiasian Karya Seni Anak Bangsa dan

Seniman Lokal pada Khususnya

Adanya grup musik tradisional Gambang Semarang, grup wayang

orang Ngesthi Pandowo, dan beberapa jenis kesenian lain membutuhkan

suatu wadah untuk mengapresiasikan, mendokumentasikan dan

melestarikannya.

Keberadaan Taman Budaya Raden Saleh semula yang tidak

berkembang sebagaimana mestinya, kurang menarik perhatian masyarakat,

fasilitas yang kurang dan rusak perlu ditata dan dirancang kembali agar

kesenian lokal Kota Semarang tidak punah.

c. Sebagai Pusat Promosi

BAB IV

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh ini juga

merupakan sarana promosi bagi masyarakat Semarang dan sekitarnya untuk

memasarkan produk-produk lokal kepada wisatawan-wisatawan yang

berkunjung ke Semarang dan masyarakat sekitar. Produk-produk lokal yang

dipasarkan merupakan hasil kerajinan kesenian dan makanan khas Kota

Semarang, serta tempat- tempat bersejarah lain di Semarang.

2.2. Tujuan

a. Bagi Seniman dan Hasil Karyanya

· Membantu dalam mempromosikan dan mengapresiasikan karya

seni

· Memberikan kesempatan kepada para seniman untuk

mengembangkan bakat seninya dengan mengasah kemampuan

seninya melalui ajang pameran seni.

b. Bagi Bidang Kepariwisataan dan Kebudayaan

· Merupakan strategi dalam upaya untuk mengembangkan dan

meramaikan obyek wisata yang telah ada.

· Membantu dalam mempromosikan sekaligus memasarkan

obyek-obyek wisata yang ada di Semarang

· Membantu dalam mempromosikan sekaligus melestarikan

kebudayaan lokal Kota Semarang pada khususnya

· Memacu sektor-sektor lain seperti perdagangan, bisnis

akomodasi pariwisata, dll.

c. Bagi Pemerintah

· Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan bagi

seniman,

· Membantu pemerintah dalam mempromosikan pariwisata di

Kota Semarang.

· Membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat dalam bidang pariwisata dan seni.

· Membantu pemerintah dalam meningkatkan Pendapatan Daerah.

· Membantu pemerintah dalam menegakkan identitas kota

Semarang sebagai kota wisata.

BAB IV

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

d. Bagi Masyarakat Umum

· Memberikan pelayan berupa sarana rekreasi, apreasi seni dan

tempat untuk memenuhi kebutuhan sosial.

· Memberikan sarana pelayanan berupa informasi bidang

pariwisata dan seni.

· Memberikan pelayanan berupa sarana penjualan barang-barang

seni dan sarana untuk dapat menikmati kesenian daerah.

2.3. Sasaran

a. Sektor Perdagangan

Melalui peran Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh ini

akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah

dari sektor perdagangan seni dan kerajinan melalui promosi dan penjualan

dalam Taman Budaya Raden Saleh yang akan dirancang dengan

memanfaatkan pontensi letak Taman Budaya Raden Saleh yang strategis

terkait dengan tempat-tempat wisata yang ada.

b. Sektor Kepariwisataan

Melalui Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai

Taman Rekreasi Dan Wisata Budaya di Semarang ini akan menambah

berkembangnya pariwisata di Semarang dan meningkatkan jumlah

wisatawan yang akan mengunjunginya. Hal ini akan memacu pertumbuhan

sektor lain yang sangat besar manfaatnya bagi kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat.

c. Sektor Kebudayaan

Melalui Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai

Taman Rekreasi dan Wisata Budaya di Semarang ini diharapkan dapat

mengangkat kebudayaan lokal Kota Semarang dan melestarikannya.

d. Sektor-sektor lainnya

Melalui Perancangan Kembali Taman Budaya Raden Saleh sebagai

Taman Rekreasi dan Wisata Budaya di Semarang ini diharapkan Semarang

memiliki tempat wisata yang lengkap. Selain itu, obyek ini diharapkan dapat

mendukung dan menjadikan Taman Budaya Raden Saleh dikenal di

kalangan masyarakat lokal maupun nasional sekalipun.

BAB IV

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Maksud, tujuan, dan sasaran di atas diciptakan dengan mengangkat

nilai kelokalan daerah setempat. Agar dalam Perancangan Kembali Taman

Budaya Raden Saleh sebagai Taman Rekreasi dan Wisata Budaya di

Semarang tidak meninggalkan identitas yang sudah ada pada kawasan

tersebut.

3. Kegiatan Yang Akan Diwadahi

Taman Budaya yang akan diciptakan menampung dua kegiatan

utama, yaitu kegiatan rekreasi dan kegiatan pelestarian dan

pengapresiasian budaya. Di mana kegiatan yang berkaitan dengan

kebudayaan dihadirkan untuk mempertahankan eksistensi taman budaya

dengan tetap berbasis pada hal yang memang menjadi fungsi taman

budaya pada umumnya, yaitu mengadakan kegiatan pameran dan

pertunjukkan budaya. Sedang kegiatan rekreasi yang akan diciptakan

berbasis sebagai tempat wisata. Dengan adanya taman hiburan remaja

dan pasar seni dalam Taman Budaya Raden Saleh ini dimaksudkan

untuk lebih menghidupkan kondisi pariwisata yang ada di Semarang,

mengingat di Semarang belum terdapat tempat wisata yang berbasis

wisata budaya.

Kegiatan yang akan diwadahi dalam Taman Budaya Raden Saleh

yang direncanakan merupakan harmonisasi sektor ekonomi, sektor sosial,

sektor wisata, dan sektor budaya yang dapat menunjang dan meramaikan

pariwisata di Semarang. Secara struktural taman budaya dan taman

rekreasi/ wisata disatukan dalam satu wadah, namun dalam pengelolaan

yang berlansung di dalamnya secara sektoral terpisah untuk memudahkan

dalam proses pengaturan dan pengendaliannya. Dirumuskan kelompok

kegiatan yang akan diwadahi dalam Taman Budaya Raden Saleh

nantinya adalah :

BAB IV

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

3.1. Kelompok Kegiatan Budaya

a. Kegiatan Apresiasi Budaya

· Pementasan sendratari, wayang orang, wayang kulit, dll

· Pemutaran film dokumenter karya anak bangsa ( lokal maupun

nasional )

b. Kegiatan Pelestarian Budaya

· Pendokumentasian hasil kebudayaan Jawa Tengah pada

umumnya dan Kota Semarang pada khususnya.

· Pameran temporer terkait kebudayaan Jawa Tengah

· Seminar dan penyuluhan tentang budaya

c. Kegiatan informasi

· Kegiatan informasi intern dan umum zona budaya

· Kegiatan informasi kawasan bersejarah Kota Semarang

· Kegiatan display barang-barang seni dan kerajinan

d. Kegiatan pengelola

· Kegiatan pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian

e. Kegiatan servis dan pelayanan

f. Kegiatan penunjang

3.2. Kelompok Kegiatan Rekreasi

a. Kegiatan wisata

· Kegiatan berkumpul suatu komunitas

· Kegiatan jalan santai/ jogging

· Kegiatan permainan dengan alat

· Kegiatan makan, minum, dan istirahat

b. Kegiatan informasi dan promosi

· Kegiatan informasi intern dan umum zona rekreasi

· Layanan informasi pariwisata

c. Kegiatan pemasaran

· Penjualan barang seni dan kerajinan secara langsung

· Penjualan barang seni dan kerajinan melalui pemesanan

BAB IV

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

· Penjualan jasa seni

d. Kegiatan pengelola

· Kegiatan pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian

e. Kegiatan servis dan pelayanan

f. Kegiatan penunjang

4. Pelaksanaan Kegiatan

Secara umum pelaksanaan terbagi atas beberapa unsur pembentuk

kegiatan dalam Taman Budaya Raden Saleh yang akan direncanakan, antara

lain :

4.1. Kegiatan Pemasaran

Kegiatan pemasaran yang meliputi kegiatan jual beli yang dilakukan

sesuai dengan kebutuhan yang berlangsung dalam dunia perdagangan,

bisnis, pariwisata, seni, dan hiburan, dll.

Pada umumnya kegiatan pariwisata sangat ramai pada hari

minggu/libur, sedangkan kegiatan yang lain seperti kegiatan perdagangan

hampir setiap hari ramai. Akan tetapi hari-hari libur kadang membawa

pengaruh yang cukup potensial. Mengingat letak TBRS dekat dengan pusat

kegiatan Kota Semarang yaitu Simpanglima dan berada dekat pula dengan

Kampus Undip, di mana jangka waktu kegiatan di tempat tersebut

berlangsung dari pagi hari sampai malam hari, maka direncanakan waktu

kegiatan yang berlangsung pada Taman Budaya Raden Saleh meliputi :

· Taman Budaya dan Taman Hiburan Remaja

Senin – Jumat : 07.00 – 21.00

Sabtu – Minggu : 06.00 – 22.00

· Pendhopo besar

Untuk umum dan dapat digunakan sewaktu- waktu

Sifat : sewa

Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu jadwal kegiatan ini dapat

berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

4.2. Kegiatan Informasi dan Promosi

BAB IV

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Secara garis besar kegiatan informasi dan promosi terbagi atas 2 jenis,

yaitu informasi dan promosi secara langsung dan tidak langsung. Informasi

dan promosi secara langsung dilakukan secara dan sewaktu-waktu, yang

secara otomatis disesuaikan dengan jadwal kegiatan pemasaran. Sedangkan

promosi tidak langsung dilakukan melalui berbagai media massa, media

elektronik, dan pertemuan-pertemuan periodik.

Selain informasi dan promosi yang dilakukan secara rutin, juga

dilakukan prmosi yang bersifat temporer.

· Promosi rutin dilakukan setiap bulan dan tahun.

· Promosi yang bersifat tidak rutin dilakukan sewaktu-waktu bila ada

yang bersedia.

Informasi dan promosi di sini mencakup informasi dan promosi

barang-barang seni dan kerajnan dari berbagai daerah di Kota Semarang

serta informasi dan promosi tempat-tempat wisata yang ada di Kota

Semarang pada khususnya dan Provinsi Jawa Tengah pada umumnya.

4.3. Kegiatan Pengelola

Kegiatan pengelola secara otomatis menyesuaikan kebutuhan dan

kegiatan yang berlangsung dalam Taman Budaya Raden Saleh. Namun,

untuk kegiatan administrasi hanya sampai pada jam tertentu sesuai dengan

jam kerja pada umumnya. Berikut ini merupakan jadwal kerja pengelola

secara resmi :

Senin-Kamis = 07.00 – 15.00 WIB

Jumat = 07.00 – 11.00 WIB

Sabtu = 07.00 – 14.00 WIB

Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu, jadwal kegiatan ini dapat

berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yag ada.

4.4. Kegiatan Penunjang

Kegiatan penunjang berlangsung seiring dengan kegiatan pemasaran

serta kegiatan informasi dan promosi di dalam Taman Budaya Raden Saleh.

Sifat kegiatan ini hanya sebagai activity support kawasan.

BAB IV

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

5. Skala Pelayanan

Skala pelayanan Taman Budaya Raden Saleh yang direncanakan ini

bersifat regional-nasional, memanfaatkan arus wisatawan ke Semarang dan

sekitarnya. Dan merupakan sarana bagi pelayanan promosi bidang seni dan

pariwisata di Semarang.

6. Gagasan Umum Perencanaan

Taman Rekreasi dan Wisata Budaya ini mengangkat misi berupa

taman yang memiliki makna sosial kehidupan masyarakat. Taman Budaya

Raden Saleh ini memiliki konsep utama sebagai upaya melestarikan budaya

setempat, dan sebagai tempat wisata baru yang dapat menunjang pariwisata

yang sudah ada. Usaha pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui proses

menterjemahkan kelokalan daerah ke dalam bentuk baru.

Kelokalan yang akan diwujudkan dibagi menjadi beberapa macam,

yang meliputi :

· Kelokalan suasana, dalam kelokalan ini dimaksudkan untuk tetap

menghadirkan suasana keakraban dan semarak yang memang sering

ditemukan dalam tempat wisata. Dan juga untuk mengembalikan esensi

taman sebagai tempat interaksi semua kalangan dan kelas masyarakat.

Penciptaan suasana tersebut dapat melalui penciptaan bentuk bangunan yang

berupa bangunan tradisional yang sederhana tetapi tidak lepas dari karakter

bangunan Jawa.

· Kelokalan bentuk, yang diwujudkan dengan mempresedenkan

bentuk-bentuk yang dipakai pada hunian dan bangunan-bangunan umum

serta bangunan pemerintahan daerah setempat. Yaitu berupa bentuk-bentuk

arsitektur tradisional yang berupa joglo, limasan, panggang pe dan lain

sebagainya.

· Kelokalan material, kelokalan bentuk di atas akan didukung

dengan kelokalan material. Material yang akan digunakan adalah material

yang dihasilkan dan sering digunakan oleh masyarakat setempat. Dalam hal

ini material yang akan digunakan adalah material kayu dan batu bata karena

mudah ditemukan dan sering digunakan oleh masyarakat setempat.

BAB IV

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

· Yang terakhir adalah Kelokalan Ide, dilakukan dengan

mengangkat potensi kesenian yang terdapat di Semarang dan sekitarnya

diwujudkan melalui penghadiran penggung terbuka untuk tempat

mementaskan karya seni rakyat seperti karawitan dan wayangan serta

kesenian yang lainnya dan diletakkan pada posisi yang strategis sebagai

“background” kawasan yang dapat dilihat oleh semua pengunjung.

Ruang kegiatan komunal dituntut elastis dan terbuka, baik terbuka

secara fisik maupun terbuka secara visual. Terbuka secara fisik maksudnya

adalah kebebasan, kemudahan, dan kelancaran yang diberikan kepada

pengunjung untuk melakukan pergerakan. Sedangkan maksud terbuka

secara visual artinya pengunjung dapat bebas melihat bangunan dan

pandangan dapat melihat dari ruang satu ke ruang lainnya. Karakter tersebut

dapat diungkapan dalam pola ruang, bidang vertikal ruang, dan pola

sirkulasi.

B. Analisis Pendekatan Konsep Perancangan

B.1. Analisa Makro

1. Analisa Tata Guna Lahan

Taman Budaya Raden Saleh ( TBRS ) yang mulanya adalah kebun

binatang Tegalwareng ini mengalami perubahan fungsi dan perubahan kualitas

lingkungan dengan munculnya berbagai fungsi baru.

Eksisting Site :

U

S

T B

BAB IV

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Gambar 19. Eksisting Site

Sumber : Google earth, 2011

Gambar 20 a . Eksisting Site

Sumber : analisa pribadi

Sesuai kebutuhan dan perkembangannya, peruntukkan lahan pada kawasan

Taman Budaya Raden Saleh mulai tahun 1987 sampai sekarang adalah sebagai

berikut :

Tabel 8. Peruntukkan Lahan dalam Kawasan TBRS

Tahun 1975- sekarang

Fungsi Tahun 1975 -1983 Tahun 1983 -1990 Tahun 1990 -sekarang

Area taman dan

kebun binatang

40 % 30% 0%

Area budaya 10% 10% 50%

Area terbuka 20% 20% 20%

Area

perkantoran

10% 10% 10%

Area komersial 20% 30% 20%

100 % 100 % 100 %

sumber : wawancara dan analisa pribadi

BAB IV

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Dari tabel diatas, dapat dilihat jelas bahwa Taman Budaya Raden Saleh

sudah mengalami pergeseran fungsi yaitu dari kawasan Taman dan Kebun

Binatang menjadi kawasan budaya dan hiburan komersial. Perkembangan ini

lambat laun akan membebani kawasan dan secara otomatis daya dukung kawasan

terhadap ruang yang ada akan semakin berkurang. Untuk itu perlunya

penggolongan fungsi yang natinya berperan dalam meningkatkan citra kawasan

untuk dikembangkan dan fungsi yang menurunkan citra kawasan yang harus

ditindaklanjuti atau dihilangkan,

Ada 4 fungsi besar yang digunakan sebagai pendekatan, yaitu :

· Ekonomi, mencakup bangunan yang bernilai ekonomi, dalam hal ini

bersifat komersiil, dimana nantinya sebagai pendukung dan penggerak

bagi kawasan untuk tetap hidup.

· Sosial, mencakup bangunan- bangunan yang dapat mewadahi interaksi

sosial bagi masyarakat.

· Budaya, mencakup fungsi utama yang memiliki nilai sejarah dan atau

mewadahi kegiatan budaya baik lokal maupun tradisional yang nantinya

dapat tetap mempertahankan citra kawasan sebagai cagar budaya.

· Fungsi lain yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga fungsi di atas.

Tabel 9. Pengelompokan Fungsi Bangunan Awal

Jenis Bangunan Ekonomi Sosial Budaya Lain- lain

Teater tertutup ( Gedung Ki

Narto Sabdho ) * * *

Amphiteater * * *

Perpustakaan daerah * * * *

Wonderia ( THR) * * *

Art and craft centre

* *

BAB IV

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Sanggar * * * *

Ruang seminar * * * *

Gedung pertemuan ( gedung

wanita ) * *

Kantor pengelola * *

Cafetaria * * *

Sumber : analisis pribadi

Evaluasi Purna Huni

Gambar 20b : Eksisting Site TBRS

Sumber : Google Earth 2010

Tabel 10 Evaluasi Purna Huni

Gambar Deskripsi Kondisi Fisik

Analisa Konsep Perancangan

a. Taman Hiburan

Rakyat “Wonderia”

Merupakan “Taman Mini” Kota Semarang. Menduduki tanah milik Taman Budaya Raden Saleh.

Wonderia dibangun bertujuan untuk mengangkat keberadaan TBRS di mata khalayak. Namun hanya ramai pada awalnya saja, dan saat ini

Redesain

A B

C

D E

F

G

H

I J

K

U

A

B

U

C

E F

G

H

I J

K

D

BAB IV

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

digunakan sebagai tempat jual beli mobil.

b. Perpustakaan

Perpustakaan umum yang pada awalnya terpisah dari kawasan TBRS

Perpustakaan umum akan tetap ada, namun letaknya yang disesuaikan di dalam site, dengan sistem parkir yang menyatu dengan Taman Budaya Raden Saleh sehingga dapat pula berfungsi sebagai daya tarik.

Redesain

c. Gedung Wanita

Gedung Wanita yang berfungsi sebagai gedung sewa untuk pernikahan, seminar, dll

Gedung Wanita akan dihilangkan mengingat fungsinya sebagai fungsi budaya, tetapi fasilitas sewa ( ruang serbaguna ) untuk seminar dll tetap ada di dalam site.

Redesain

d. Gedung

Kesenian

Gedung Kesenian bernama Ngesthi Pandowo, berfungsi sebagai tempat pertunjukkan seni terutama Grup Wayang Orang Ngesthi Pandowo

Gedung Kesenian Ngesthi Pandowo sudah ada, namun pada kenyataannya bangunan ini ditutup, karena plafon dan panggung yang rusak. Selasar pada bangunan ini digunakan sebagai tempat kaki lima, dan tak sedikit tunawisma yang menggunakan selasar tersebut untuk beristirahat.

Redesain

e. Kantor

Pengelola

Kantor pengelola dari UPT Dinas Pariwisata Kota Semarang.

Letak kantor pengelola awal kurang representatif

Redesain

f. Pendopo

Pendopo ini berfungsi sebagai tempat latihan terbuka bagi para remaja dan pekerja seni

Letak pendopo berada di timur site dan tidak ekspose. Besaran ruang tidak mencukupi untuk berlatih bersama.

Redesain

BAB IV

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

g. Pesawat kebanggaan warga tempo dulu

Pesawat ini menjadi icon TBRS pada masa tahun 1980an.

Kondisi sekarang (2011), pesawat ini sudah rusak, dan pada beberapa bagian tertentu hilang. Hanya tersisa body pesawat yang dicorat- coret.

Diperbaiki sebagai icon kawasan

h. Panggung Terbuka

Panggung terbuka yang dibangun untuk pertunjukkan kesenian terbuka

Kondisi awal panggung terbuka tidak terawat, besaran ruangnya yang tidak mencukupi. Space bagi para penonton berada di luar, dan sekarang ditanami tanaman eceng gondok. Bangunan ini sudah ditutup sejak 5 taun yang lalu ( narasumber : Bpk Wiranto, staff pengelola )

Redesain

i. Kontur tertinggi dalam site

Gambar (i) adalah kontur tertinggi dalam site. Gambar tersebut diambil dari Jalan Wilis, jalan lingkungan di sebelah belakang ( barat daya ) site.

Lahan berkontur di dalam site dimanfaatkan untuk area rekreasi keluarga. Kontur tertinggi akan digunakan sebagai area restoran dan ruang seminar ( ruang serbaguna ) memanfaatkan view sekitar.

Desain

j. Jalan Wilis

Jalan wilis di belakang site ( barat daya )

Jalan Wilis selebar 5- 6 meter. Berpotensi sebagai side entrance untuk loading unloading barang dan jalur khusus pengelola.

Desain

k. Akses menuju barat daya site

Terdapat jalan setapak selebar 2 meter, merupakan akses menuju barat daya site yang berkontur.

Bagian ini menuju ke barat daya ditumbuhi oleh semak- semak dan tanaman liar sehingga sukar dilalui

Redesain

BAB IV

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Sumber : analisa pribadi, 2011

Dari analisa diatas, ditarik kesimpulan bahwa kawasan ini layak untuk

diredesain. Untuk mencari pendekatan yang sesuai dalam menentukan karakter

kawasan, fungsi- fungsi yang ada dapat diolah dengan perincian sebagai berikut :

a. Fungsi budaya, yaitu Gedung Ki Narto Sabdho , Patung Raden Saleh,

pohon- pohon beringin besar yang telah tumbuh sebelum bangunan

didirikan tetap dipertahankan keberadaannya baik fungsi maupun

bentuk. Karena keberadaannya menyangkut nilai sejarah kawasan

yang dulunya berfungsi sebagai kebun binatang Tegalwareng, kebun

binatang pertama di kota Semarang.

b. Fungsi sosial, yaitu Taman Hiburan Rakyat, Gedung Ki Narto

Sabdho, Taman Bermain Wonderia didesain ulang dan

dikembangkan fungsinya untuk mendukung fungsi budaya dan

mewadahi interaksi sosial. Untuk miniatur pesawat kebanggaan anak

tempo dulu akan diperbaiki dan difungsikan kembali.

c. Fungsi ekonomi, yaitu PKL yang dialihfungsikan menjadi cafetaria,

art and craft shop dan beberapa fasilitas di Taman Hiburan Remaja

yang bersifat komersial. PKL ditambah, ditata ulang dan difungsikan

sebagai fasilitas pendukung kawasan. Selain itu dengan penambahan

fasilitas Art and Craft Shop yang berisi penjualan barang dan jasa

untuk memasarkan tempat wisata, baik wisata alam, wisata budaya,

maupun wisata religi di Kota Semarang, dan juga menjual makanan

dan kerajinan khas Kota Semarang.

Pengolahan tersebut nantinya mengacu kepada fungsi kawasan mewadahi

kegiatan rekreasi dan wisata budaya. Pembagian tata guna lahan tersebut di

bawah ini :

Area rekreasi berisi :

- Taman Hiburan Rakyat, berupa tempat bermain dengan dan tanpa alat

- Segaran untuk praon ( naik perahu di danau buatan )

BAB IV

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

- Taman dan ruang komunal

- Restoran

Area budaya :

- Teater tertutup

- Ruang pameran,museum, perpustakaan (pusat dokumentasi )

- Sanggar

- Amphiteater ( teater terrbuka )

- Pendhopo

- Bioskop mini ( cineplex )

Area pendukung : ruang pengelola, musholla, area parkir, toilet, cafetaria,

gazebo

Yang masing- masing tidak diwadahi dalam satu wadah, tetapi dengan pembagian

sebagai berikut :

Gambar 21. zonning kawasan

Sumber : analisis pribadi

Area budaya

Area rekreasi

U

S

T B

BAB IV

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Untuk mendapatkan pembagian di atas, pertimbangan yang diambil meliputi :

· Bagian Timur Laut, Jalan Utama Sriwijaya

Pintu masuk utama, plasa penerima dan tempat parkir ( pemanfaatan

sempadan ) dan area budaya sebagian besar pada bagian Timur Laut untuk

memperoleh karakteristik Taman Budaya Raden Saleh lama terhadap

lingkup kawasan sekitarnya.

· Bagian Barat Laut terdapat jalan lingkungan pemukiman Genuk Sari.

Jalan tersebut adalah jalan utama menuju pemukiman padat penduduk.

Jalan ini tidak dapat dimasuki sembarang kendaraan karena merupakan

satu- satunya akses ke pemukiman Genuk Sari.

· Bagian Barat Daya, di luar kawasan terdapat pemukiman padat penduduk,

yaitu kawasan pemukiman Jalan Wilis. Taman hiburan remaja dan

amphiteater diletakkan di area sebelah Selatan, secara tidak langsung dapat

menarik perhatian penduduk sekitar kawasan.

· Bagian Tanggara, jalan lingkungan menuju pemukiman padat penduduk,

kawasan Genuk Perbalan. Jalan lingkungan yang cukup lebar untuk 2 jalur

kendaraan roda empat, ditempatkan fasilitas pendukung kawasan dan

tempat untuk pengelola ( sirkulasi untuk servis dan pengelola ).

· Bagian tengah kawasan, memiliki potensi sebagai plasa penerima dan

pusat awal dan akhir dari seluruh aktivitas dalam kawasan, dimana

pengunjung dapat menentukan pilihan aktivitas yang dijalani. Plasa

penerima bisa berbentuk taman, dengan memanfaatkan pohon- pohon

konservasi yang letaknya paling banyak terdapat di tengah kawasan

sebelah timur laut.

2. Pengolahan Site

Secara garis besar kondisi tapak kawasan Taman Budaya Raden Saleh

adalah rata, kecuali pada bagian barat daya yang masih berupa lahan kosong

BAB IV

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

memiliki kontur tanah setinggi maksimal 1 meter. Kondisi ini memiliki banyak

keuntungan menyangkut peletakkan bangunan yang membutuhkan view menarik

seperti taman bermain dan pujasera sehingga dapat melihat seluruh kegiatan

taman budaya. Juga pemanfaatan gardu pandang pada kontur tertinggi.

Di bawah ini beberapa analisis tapak yang nantinya sangat menguntungkan

bagi perencanaan penataan Taman Budaya Raden Saleh.

a. Pencapaian

Pencapaian merupakan titik awal pengolahan site untuk menentukan

arah masuk site. Pencapaian di tentukan berdasarkan potensi infrastruktur

jalan yang berpotensi sebagai akses utama dan akses pendukung site.

Berikut ini adalah gambaran pencapaian site yang ditentukan berdasarkan

keberadaan infrastruktur yang ada :

Gambar 22. pencapaian site

Sumber : analisis pribadi

Tabel 11

Analisa Pencapaian

No Akses masuk Analisa

1 Jl Sriwijaya Merupakan salah satu jalan sekunder di Kota Semarang, dengan lebar jalan ± 10 meter digunakan dua arah oleh kendaraan roda 4, baik kendaraan umum maupun pribadi jalan sangat potensial dimanfaatkan sebagai jalan utama masuk site sebelah timur laut ( site menghadap timur laut

Akses utama menuju site, Jln. Sriwijaya ± 10m

Alternatif side entrance, Jln. Genuk Perbalan ± 8m

Alternatif side entrance, Jln. Genuk Sari ± 6m

Alternatif side entrance, Jln. Wilis ± 6m

BAB IV

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

).

2 Jl. Genuk Perbalan Merupakan jalan lingkungan menuju pemukiman Genuk Perbalan. Lebar jalan cukup besar, selebar 8 meter dan dapat dilewati 2 kendaraan roda empat.

3 Jl.Genuk Sari Merupakan jalan lingkungan menuju pemikiman Genuk Sari dan pemukiman Wilis. Jarang dilewati kendaraan umum, kecuali kendaraan pribadi penduduk. Lebar jalan 6 meter. Tidak memungkinkan untuk dijadikan akses masuk menuju site.

Jln Wilis

Merupakan jalan lingkungan menuju pemikiman Genuk

Sari dan pemukiman Wilis. Tidak dilewati kendaraan

umum, kecuali kendaraan pribadi penduduk. Lebar jalan 6

meter. Memungkinkan untuk dijadikan side entrance

khusus pengelola dan service.

Sumber : analisis pribadi

b. Orientasi

Orientasi merupakan pertimbangan untuk menentukan arah hadap

bangunan berdasarkan tingkat keberadaan akses pencapaian, view dan

zonifikasi. Selain itu penempatan zonifikasi juga dipengaruhi oleh

keberadaan potensi noise yang timbul akibat respon lingkungan sekitar.

Bentuk gambarannya adalah ;

Gambar 23 orientasi site

Sumber : analisis pribadi

Bagian timur laut, orientasi menghadap ke jalan raya, yaitu Jalan Sriwijaya

Bagian tenggara, orientasi menghadap ke jalan lingkungan, pemukiman dan pertokoan.

Bagian barat laut, orientas menghadap ke jalan lingkungan dan pemukiman

Bagian barat daya menghadap pemukiman padat, kawasan Wilis

4

BAB IV

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 12

Analisa Orientasi

Keterangan : site menghadap ke arah Timur Laut

No Orientasi Analisa

1 Timur Laut Orientasi site mengarah langsung ke jalan Sriwijaya, tingkat kebisingan dan aktivitas sangat tinggi karena merupakan satu- satunya jalan raya di sepanjang kawasan tersebut, dan merupakan akses dalam kota menuju pusat kota, yaitu Simpang Lima. Bagian ini sangat potensial sebagai sumbu (as) dan arah hadap utama bangunan ke timur laut dan pintu masuk utama site

2 Tenggara Orientasi site mengarah ka jalan lingkungan menuju pemukiman Genuk Perbalan dan Wilis, pertokoan dan pemukiman, tingkat kebisingan dan aktivitas tidak terlalu tinggi, karena hanya dilewati oleh kendaraan pribadi. Bagian tenggara direncanakan akan dimanfaatkan sebagai side entrance menuju site.

3 Barat Daya Orientasi site mengarah langsung ke pemukiman jalan Wilis yang padat penduduk. tingkat kebisingan dan aktivitas relativ rendah, kondisi topografi pada bagian ini sedikit berkontur, dengan ketinggian maksimal hanya 1 meter. Bagian ini sangat potensial sebagai sumbu ( as) dalam mendirikan bangunan dalam site.

4 Barat Laut Orientasi site mengarah ke arah jalan lingkungan menuju pemukiman Genuk Sari. Tingkat kebisingan dan aktivitas tidak terlalu tinggi, jalan hanya berfungsi sebagai akses masuk ke pemikiman Genuk Sari dan Wilis.

Sumber : analisa pribadi

c. Klimatologi

Angin Tenggara yang bersifat basah, datang pada bulan Oktober - April

Angin Gunung membawa dingin, terjadi pada malam hari

Angin muson barat laut dapat direduksi oleh bangunan sekitar

Angin Lembah membawa udara panas, terjadi pada siang hari

BAB IV

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Area parkir

Zona budaya

Zona peghubung ( zona abu- abu Zona rekreasi

Area parkir

Sirkulasi kawasan

Zona pengelola pusat

Gambar 24. analisa klimatologi

Sumber : analisis pribadi

Analisa :

Sinar matahari pada pagi hari menyehatkan berpotensi sebagai

kegiatan-kegiatan yang berorientasi di pagi hari, selain itu juga

dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami. Untuk sinar matahari sore tepat di

barat site cenderung panas dan kurang baik untuk bangunan sehingga perlu

adanya penyelesiannya dan cocok untuk kegiatan yang tingkat aktivitasnya

rendah. Untuk penyelesaian panas pada siang hari direduksi oleh adanya

vegetasi yang direncanakan di dalam site, sehingga tingkat kenyamanan

termal pada bangunan dapat terjaga dengan optimal. Untuk respon angin

dimanfaatkan sebagi penghawaan alami sehingga menekan penggunaan

penghawaan buatan (AC). Perlu adanya penyelesaian bangunan sehingga

dapat merepon kondisi klimatologi.

Adanya pohon konservasi yang cukup banyak dan lebat di bagian

tengah site dapat secara langsung mengurangi kondisi sinar matahari dan

angin yang berlebihan.

d. Zonifikasi

BAB IV

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Gambar 25 zonifikasi site

Sumber : analisis pribadi

e. Pola tata masa dan sirkulasi

1) Tata masa

Dalam menciptakan susunan/ organisasi massa dalam suatu komposisi

arsitektur, susunan/ bentuk-bentuk tata massa yang dihasilkan haruslah

menikuti hirarki yang telah ada pada fungsi-fungsi yang ditampung, para

pemakai yang dilayani, tujuan-tujuan arti yang disampaikan

(filosofis/simbolis) ( Francis DK Ching, Arsitektur Bentuk Ruang dan

Susunannya, hal 333 )

Tabel 13

Alternatif penyusunan tata massa

No Bentuk TATA MASSA

1 LINIER

Terdiri dari bentuk-bentuk yang diatur

dalam satu deret yang berulang

2

GRID

Terdiri dari bentuk-bentuk yang diatur

dalam lebih dari satu deret yang berulang

3 KOSENTRIS

terdiri dari sejumlah bentuk-bentuk asal

yang dominan dan berada di tengah-

tengah, perkembangan bentuk yang

memusat

4 RADIAL

Komposisi dari bentuk-bentuk linear yang

berkembang keluar dari bentuk-bentuk

BAB IV

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

terpusat searah dengan jari-jarinya

5 CLUSTER

Terdiri dari bentuk-bentuk yang saling

berdekatan atau bersama-sama menerima

kesamaan visual

Analisa :

Berdasarkan analisa, bentuk tata massa yang sesuai kawasan

Taman Budaya Raden Saleh adalah bentuk GRID dan CLUSTER, bentuk ini

mendukung prinsip keteraturan, simetris, dan simbolis. Suatu kondisi

simetris menuntut susunan yang seimbang dari pola-pola yang hampir sama

dari bentuk-bentuk massa terhadap suatu garis bersama (sumbu) atau titik.

2) Sirkulasi

Kinetika dari gerakan merupakan suatu studi tentang sifat gerakan

(J.O. Simond, Landscape Architecture). Berikut dibawah ini pendapat

tentang pergerakan kinetika :

Berbagai bentuk lintasan

Sumber : analisa pribadi

BAB IV

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Analisa :

Bentuk sirkulasi yang dipilih disesuaikan dengan kondisi penataan

massa bangunan, sirkulasi difungsikan sebagai penghubung antar massa

bangunan yang harus memperhatikan : keteraturan, kenyamanan dan

kejelasan sirkulasi, sesuai dengan potensi site dan dapat memisahkan alur

sirkulasi manusia dengan kendaraan.

3) Lansekap

Dalam perencanaan Taman Budaya Raden Saleh lanscape berfungsi

sebagai :

· Tata landscape juga berfungsi dalam menciptakan view yang menarik

dalam suatu bangunan, oleh karenanya pengaturan landscape juga

memperhatikan faktor view ke dalam site.

· Memberi keseimbangan antar ruang-ruang terbuka/ plaza/ tanaman

hijau dengan massa bangunan semedikian rupa sehingga terbentuk

pola ruang yang harmonis

· Memberikan keseimbangan lingkungan dengan menciptakan sebanyak

mungkin ruang-ruang terbuka baik berupa taman/ plaza diantara massa

bangunan, hal ini akan memberi kesan teduh dan akrab

· Menciptakan suasana lingkungan sekitarnya dengan memberikan

pohon-pohon pelindung pada jalur-jalur pendestrian. Hal ini berguna

untuk tujuankenyamanan dan sekaligus sebagai barier yang

mendukung terciptanya suasana yang manusiawi dan lalu lintas yang

terjadi di kompleks taman rekreasi dan wisata budaya, diharapkan

tidak negatif atau menggangu lingkungan

Gambar 26 sirkulasi Sumber : J.O. Simond, Landscape Architecture

BAB IV

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Gambar 27 elemen lansekap

Sumber : J.O. Simond, Landscape Architecture

4) Vegetasi

Dalam perancangan lansekap vegetasi memiliki fungsi bermacam-

macam yaitu sebagai zona relaksasi dan zona hijau, sebagai penyedia

oksigen, sebagai filter terhadap suara, debu, udara dan bau, serta sebagai

penahan air atau cadangan air saat musim hujan.

Analisa :

Kebutuhan jenis vegetasi dalam desain, disesuaikan dengan

konsep bangunan. Terdapat beberap klasifikasi jenis vegetasi,

berdasarkan fungsi dan sifat ( Plans, People, and Environmental Quality,

U.S Depertemnt of Interior, National Service, 1972 ), adalah :

- Fungsi

- Sifat

· Bersifat kolom

VEGETASI

PENERANGAN

DRAINASE JALAN

PARKIR

BAB IV

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

· Bersifat lebar dan menyebar

· Bundar atau lonjong

· Horizontal

5) Jalan

Merupakan infrastruktur utama penghubung antar massa bangunan,

Kebutuhan akan jalan dalam suatu perancangan tapak lansekap

merupakan bagian dari utama dari lingkungan.

Tipe Jalan :

Gambar 29 tipe jalan Sumber : Joseph De Chiara, Standart Perancangan Tapak

Gambar 28 Vegetasi Sumber : Joseph De Chiara, Standart Perancangan Tapak

BAB IV

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Kegunaan :

a. Jalan Utama (arteri jalan)

Memeberikan kesatuan untuk seluruh daerah kota dan sekitarnya,

biasanya merupakan batas untuk beberapa wilayah. Pengendalian

akses kecil, pengaturan persimpangan, parkir pada umumnya

b. Jalan Sekunder

Jalan pelayanan utama. Rambu-rambu diperkenankan dimana

diperlukan, tanda berhenti pada jalan-jalan samping; kadang-kadang

merupakan batas untuk beberapa wilayah

c. Jalan Kolektor

Jalan interior utama, tanda berhenti pada jalan-jalan samping

d. Jalan lokal

Jalan service setempat, tidak mengakibatkan jalan menerus

e. Cul-de-sac

Jelan terbuka hanya pada satu sisi dilengkapi dengan sebuah

lingkaran putar pada sisi lainnya.

Analisa :

Berdasarkan beberapa alternatif tipikal jalan, tipikal jalan yang

cocok untuk diterapkan pada perencanaan Taman Budaya Raden Saleh

adalah kombinasi Gridion dan Taman, tipikal jalan gridion dipilih karena

cocok dengan penataan masa yang menggunakan sistem grid dan cluster,

sementara taman lebih dimanfaatkan pada pertemuan jalan yang dibuat

melingkar atau pertemuan jalan yang ditengahnya dimanfaatkan sebagai

taman.

6) Drainase

Dalam perencanaan kawasan Taman Budaya Raden Saleh sistem

drainase berfungsi sebagai :

· Pembuangan air hujan site yang berpotensi bahaya banjir pada

kawasan Taman Budaya Raden Saleh

BAB IV

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

· Sebagai persediaan air tanah pada kawasan, sehingga kondisi lahan

tetap terjaga pada musim kemarau

· Saluran drainase juga difungsikan sebagai pembuangan limbah

khusus yang tidak dapat diolah oleh tanah menuju ke saluran

pembuangan akhir (sungai)

Metode yang biasa digunakan untuk mangadakan drainase tapak

adalah ( Michigan Soil Erosion & Semdimentatiaon Control Guide Book ) :

a. Sistem drainase permukaan

Pada sistem ini, limpasan dari daerah yang diperkeras ditapungdan di

bawa ke luar tapak oleh drainase permukaan

b. Sistem drainase bawah tanah tertutup

Sebuah sistem drainase bawah tanah tertutup menerima limpasan dari

daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya

kesebuah pipa keluar sisi tapak(saluran permukaan atau sungai), ke sistem

drainase kota, atau cekungan sedimen dan bak penampung pada tapak

Gambar 30 sistem drainase permukaan Sumber : Michigan Soil Erosion & Semdimentatiaon Control Guide Book

BAB IV

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

c. Sistem bawah-tanah tertutup dengan tempat penampungan pada

tapak

Alternatif sistem drainase ini memiliki keuntungan seperti halnya

sistem drainase tertutup bawah tanah yang menggunakan pengendalian erosi

pada tapak

d. Sistem kombinasi drainase tertutup untuk daerah yang diperkeras

dan terbuka untuk daerah yang tidak diperkeras

Pada sistem ini, limpasan dari ruang terbuka dikumpulkan pada

saluran drainase permukaan sementara limpasan dari daerah yang diperkeras

dikumpulkan di dalam sistem drainase tertutup.

Gambar 31 sistem drainase bawah tanah Sumber : Michigan Soil Erosion & Semdimentatiaon Control Guide Book

Gambar 32 sistem drainase bawah –tanah tertutup Sumber : Michigan Soil Erosion & Semdimentatiaon Control Guide Book

Gambar 33 sistem drainase kombinasi Sumber : Michigan Soil Erosion & Semdimentatiaon Control Guide Book

BAB IV

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Analisa :

Berdasarkan beberapa alternatif sisitem drainase, sistem drainase

yang cocok untuk diterapkan pada kawasan Taman Budaya Raden Saleh

adalah kombinasi, sistem drainase kombinasi dipilih karena sesuai dengan

kondisi site yang ada di kota Semarang . Sistem drainase tertutup dipakai

pada drainase bangunan sementara sistem drainase terbuka dipakai untuk

drainase kawasan, sehingga mempermudah dalam perawatan kebersihan

drainase.

7) Fasilitas parkir

Dalam perencanaan pusat Taman Budaya Raden Saleh fasilitas parkir

merupakan bagian dan prasarana lingkungan baik dilingkungan bangunan

maupun ruang terbuka hijau sebagai fasilitas penunjang di dalam kawasan

Taman Budaya. Beberapa bentuk fasiltas parkir yang disediakan adalah :

a. Parkir tegak lurus (Parpadicular).

Gambar 34 bentuk perkir tegak lurus Sumber : J.O. Simond, Landscape Architecture

Gambar 35 bentuk parkir tegak lurus Sumber : J.O. Simond, Landscape Architecture

BAB IV

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

b. Parkir pararel (Parallel)

c. Parkir Diffable

3. Analisa Pendekatan perletakan massa berdasarkan pengolahan site

Kriteria :

· Besaran site

· Besaran massa bangunan

· Kebutuhan sarana

· Zonifikasi site

· Perletakkan kontur dan pohon- pohon konservasi

Gambar 36 bentuk perkir pararel Sumber : J.O. Simond, Landscape Architecture

Gambar 37 bentuk parkir kusus penyadang cacat Sumber : J.O. Simond, Landscape Architecture

BAB IV

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Eksisting Kontur dan Pohon Konservasi pada site :

Gambar 38 eksisting pohon dan kontur pada site Sumber : wawancara dengan pengurus TBRS dan analisa pribadi

Analisa :

Gambar 39 pendekatan perletakan massa berdasarkan potensi site Sumber : Analisa pribadi

Kontur site dengan ketinggian maksimal rata- rata 1 meter

Pohon- pohon konservasi yang sudah ada sejak dahulu kala dan tidak boleh ditebang

BAB IV

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

· Sirkulasi dibuat memutari site agar Penataan massa bangunan

menyesuaikan pohon konservasi, dibuat dengan sistem grid, sirkulasi

jalan dibuat 1 arah, dengan lebar ±6m, agar tidak terjadi tabrakan

sirkulasi dan crowded di dalam site. pengunjung juga bisa menikmati

fasilitas- fasilitas dan pemandangan di dalam site dengan

menggunakan kendaraan pribadi. Parkir dibuat lebih dari 1 spot agar

pengunjung lebih dekat berjalan menuju fasilitas yang diinginkan.

· Sistem drainase direncanakan di sepanjang pingir jalan dengan

sistem drainase tertutup.

· Penataan vegetasi dan penerangan jalan di sesuaikan dengan kondisi

sirkulasi jalan dan tata lahan yang direncanakan.

· Orientasi bangunan menghadap arah timur laut ( menghadap ke Jalan

Sriwijaya) sebagai arah orientasi bangunan utama. Orientasi

bangunan di dalam site memusat ke tengah site.

B.2. Analisa Mikro

1. Analisa Kebutuhan Pengguna ( “ Usser Requirements “)

Untuk dapat mengetahui kebutuhan- kebutuhan apa yang diperlukan

oleh pengguna, terlebih dahulu harus diketahui hubungan antara pengguna

dengan bangunan. Untuk itu, terlebih dahulu perlu dilakukan analisis

tentang jumlah pelaku, karakteristik, dan tingkah laku kegiatan pemakai

pada kawasan Taman Rekreasi dan Wisata Budaya Raden Saleh.

1.1. Pelaku Kegiatan pada Taman Rekreasi dan Wisata Budaya Raden

Saleh

Pelaku disini merupakan pelaku kegiatan baik pada fungsi rekreasi

maupun fungsi budaya. Pelaku kegiatan fasilitas tersebut terdiri dari :

BAB IV

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

a. Pengunjung

· Pengunjung fasilitas budaya yaitu seseorang atau

sekelompok orang yang datang berkunjung, berwisata budaya,

berlatih seni, atau menonton pertunjukkan seni. Pengunjung Taman

Budaya adalah warga sekitar, wisatawan domestic dan wisatawan

mancanegara.

· Pengunjung fasilitas rekreasi yaitu seseorang atau

sekelompok orang, baik keluarga maupun instansi tertentu yang

datang berkunjung untuk melakukan aktivitas bermain atau

berkumpul secara terbuka sambil mempelajari budaya lokal Kota

Semarang.

b. Tamu

Tamu yang dimaksud disini adalah pengunjung dan pihak- pihak yang

berkepentingan dengan staff pengelolaan.

c. Pengelola

Sekelompok orang yang mengelola manajemen Taman Rekreasi dan

Wisata Budaya, terkait aspek pengelolaan keuangan ( kontribusi

terhadap pemerintah ), kebersihan, keamanan dan kenyamanan, dan

aspek pengelolaan lain.

d. Pekerja Seni ( seniman dan pelatih kesenian )

Seniman adalah pekerja seni yang menciptakan suatu karya seni,

mempelajarinya, dan mengapresiasikan karyanya kepada masyarakat

luas. Sedangkan pelatih seni adalah seseorang atau sekelompok orang

yang berkompeten di bidang seni, yang bertugas menularkan atau

mengajarkan ilmunya kepada khalayak. Pelatih seni biasanya

merupakan bagian dari seniman- seniman. Pekerja seni di Semarang

terdiri dari :

· Gambang Semarang :

BAB IV

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Gambar 40 : seniman Gambang Semarangan

adalah suatu kelompok musik rakyat, dengan lagu “empat penari”

karya oey yok siang, yang populer hingga sekarang. Hal ini

dikarenakan lagu, lirik, nuansa dan suasananya sungguh cocok dg

selera orang semarang yang spontan, jenaka, sederhana. ( Djawahir,

muhammad.Sepanjang Jalan Kenangan, 1996. Kerjasama Pemda

Dati II Semarang, Dewan Kesenian Jateng, dan Aktor Studio

Semarang, hal 168 )

· Cap Go Meh

Gambar 41 : seniman Cap Go Meh

adalah tradisi etnis cina di Semarang yang mengandung unsur

religi, biasanya untuk menyambut tahun baru cina. Prosesi acara

cap go meh dilakukan di kelenteng- kelenteng.

BAB IV

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

· Grup Wayang Orang Ngesthi Pandowo dan Karawitan Condong

Raos

Gambar 42 : Grup Wayang Orang Ngesthi Pandowo

· Pow- Tee- Hie

Gambar 43 : Sandiwara Boneka Potehi

Pertunjukan wayang dengan cerita tiongkok, berupa sandiwara

boneka yang dipertunjukkan di atas panggung berbentuk rumah-

rumahan yang dipasang di halaman klenteng.

· Sam sie

Gambar 44 : Samsie

Tradisi etnis cina di Semarang yang mengandung unsur religi,

berupa atraksi tarian naga atau barongsai dan pertunjukkan ini

sering dilakukan akhir- akhir ini di Semarang

BAB IV

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

· Kasidah Modern Nasida Ria

Gambar 45:Kasidah Modern Nasida Ria

Sebuah kelompok musik penerus generasi irama padang pasir di

Semarang ( kelompok kasidah modern

2. Analisa Tata Ruang Dalam Kawasan

Tata letak bangunan yang ada dalam kawasan ini sangat tidak tertata baik

orientasinya yang tidak jelas maupun hubungan antara fungsi bangunan yang satu

dengan fungsi bangunan yang lain. Untuk itu, perlu dianalisis kebutuhan

menyangkut pemintakatan ruang dan bentukan fisik agar diperoleh keselarasan

dalam kawasan.

2.1. Pengelompokkan Kegiatan Berdasarkan Jenis Kegiatan

Taman Budaya Raden Saleh sebagai tempat rekreasi dan wisata

budaya tentu kebutuhan ruang yang ada di dalamnya adalah untuk

berekreasi dan wadah untuk berwisata budaya, dan efek yang timbul adalah

tempat untuk berinteraksi.

Kegiatan berekreasi adalah kegiatan yang aktif, untuk itu perlu

bentukan wadah yang dinamis dimana pemakainya dapat bergerak bebas

dan leluasa serta hasil yang ada adalah luapan rasa senang atau gembira

setelah memakai fasilitas.

Tempat umtuk berekreasi disini meliputi : taman bermain anak dan

remaja, panggung pertunjukkan musik dan teater, permainan ketangkasan

BAB IV

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

yang semuanya dikemas dalam Taman Hiburan Remaja, gazebo keluarga

dan cafetaria. Ada pula segaran untuk ‘praon’.

Berwisata budaya adalah kegiatan melihat, menikmati dan belajar,

sehingga membutuhkan suatu wadah yang nyaman dan tidak membosankan.

Tempat atau arena ini meliputi area pertunjukkan kesenian (

wayang orang, kethoprak, tarian tradisional), area theater tertutup,theater

terbuka / amphiteater, museum dan perpustakaan yang menyajikan sesuatu

yang berbau budaya lokal dan pusat dokumentasi budaya dan bioskop

sebagai tempat pemutaran film dokumenter maupun film sejarah

Kegiatan yang akan diwadahi dalam fungsi rekreasi yaitu :

· Taman hiburan remaja, meliputi :

- Tempat bermain dengan alat

- Taman dengan tempat duduk/ ruang komunal

· Segaran untuk praon

· Restoran

Kegiatan yang akan diwadahi dalam fungsi budaya yaitu :

· Gedung pertunjukkan kesenian tradisional seperti : wayang orang,

kethoprak, wayang kulit, ludruk, keroncong ( teater tertutup )

· Bioskop mini, untuk pemutaran film dokumenter karya anak

Indonesia, maupun film pendidikan dan dokumenter

· Amphiteater untuk pentas musik dan teater outdoor

· Sanggar dan tempat pameran untuk kegiatan pameran budaya

· mendokumentasikan budaya lokal (museum dan perpustakaan )

· Art and craft shop

BAB IV

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Kegiatan pendukung yang akan diwadahi :

· cafetaria

· Ruang rapat dan seminar

· Fasilitas umum, seperti : toilet dan musholla

· Kantor pengelola

· Area parkir

Terdapat 3 jenis usser pada kawasan Taman Budaya Raden Saleh,

yaitu pengunjung itu sendiri, pengelola, dan para seniman.

· Pola Kegiatan Pengunjung

Diagram 1 Pola kegiatan pengunjung Sumber : Analisa pribadi

Ruang penerima

parkir

datang pulang

Ticketing

Zona Kegiatan Budaya Zona Kegiatan Rekreasi

ME

Shelter bemo wisata

ibadah lavatory makan

BAB IV

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

· Pola Kegiatan Pengelola

· Pola kegiatan seniman

Diagra.2 Pola kegiatan Pengelola Sumber : Analisa pribadi

ME/ SE PLAZA

parkir

datang pulang

Kantor Pengelola zona budaya

Rapat

ibadah

lavatory

makan

Kantor Pengelola zona rekreasi

Ruang penerima/ plasa

parkir

datang pulang

Zona Kegiatan Budaya

ME/ SE

Terminal bemo wisata

ibadah

lavatory

makan Fasilitas pada zona budaya (

teater, sanggar, dll )

Diagram 3 Pola kegiatan seniman Sumber : Analisa pribadi

BAB IV

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

3. Analisa Pendekatan Hubungan dan Organisasi Ruang

Kriteria :

· Proses kegiatan yang menyeluruh dari tiap unit kegiatan

· Sifat dan karakter masing-masing kegiatan

· Tuntutan dan persyaratan ruang

a. Analisa Pola Kegiatan

Berdasarkan wadahnya, maka analisis dapat dilanjutkan analisis

mengenai alur kegiatan pengguna pada fasilitas. Berikut adalah alur

kegiatan pada fasilitas rekreasi :

· Pola kegiatan pengunjung fungsi rekreasi

· Pola kegiatan pengunjung fungsi budaya ( makro )

Datang → parkir → masuk ke fasilitas ( teater tertutup,

amphiteater, sanggar, pusat dokumentasi dan informasi, makan,

jalan- jalan, ibadah ) → tempat parkir →pulang

Diagram 4 Pola kegiatan fungsi rekreasi Sumber : Analisa pribadi

BAB IV

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

· P

·

·

·

·

·

·

·

·

· Pola kegiatan pengunjung fungsi budaya ( mikro )

Pola kegiatan mikro disini berfungsi sebagai penentuan

kebutuhan ruang tiap bangunan pada fungsi budaya.

1) Teater Tertutup

Pola kegiatan pengunjung teater tertutup

Diagram 5 Pola kegiatan fungsi budaya ( makro ) Sumber : Analisa pribadi

Diagram 6 Pola kegiatan pengunjung teater tertutup Sumber : Analisa pribadi

BAB IV

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Pola kegiatan pekerja seni dalam teater tertutup

2) Amphiteater

Pola kegiatan pengunjung amphiteater

Diagram 7 Pola kegiatan seniman teater tertutup Sumber : Analisa pribadi

Diagram 8 Pola kegiatan pengunjung amphiteater Sumber : Analisa pribadi

BAB IV

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Pola kegiatan pekerja seni dalam amphiteater

3) Sanggar

Pola kegiatan pengunjung sanggar

Diagram 9 Pola kegiatan seniman amphiteater Sumber : Analisa pribadi

Diagram 10 Pola kegiatan pengunjung sanggar Sumber : Analisa pribadi

BAB IV

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Pola kegiatan pekerja seni dalam sanggar

4) Pusat Dokumentasi

- Museum

Pola kegiatan pengunjung museum

Diagram 11 Pola kegiatan seniman sanggar Sumber : Analisa pribadi

Diagram 12 Pola kegiatan pengunjung museum Sumber : Analisa pribadi

BAB IV

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

- Perpustakaan

5) Kantor Pengelola

Pola kegiatan pengelola dalam kantor pengelola

Berdasarkan analisis kegiatan di atas, maka dapat diketahui fasilitas

ruang apa saja yang diperlukan untuk mewadahi seluruh kegiatan pada

Taman Budaya Raden Saleh di Kota Semarang. Mengingat kegiatan pada

Diagram 13 Pola kegiatan pengunjung perpustakaan Sumber : Analisa pribadi

Diagram 14 Pola kegiatan pengelola Sumber : Analisa pribadi

BAB IV

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Taman Budaya Raden Saleh yang akan direncanakan menjadi Taman

Rekreasi dan Wisata Budaya Raden Saleh masing- masing memiliki

karakteristik sendiri- sendiri, dan masing- masing memiliki privacy

tersendiri, maka masing- masing kegiatan sebaiknya dapat dicapai sendiri-

sendiri dari luar, tapi masih memiliki hubungan yang sangat erat.

b. Analisis Kebutuhan Ruang Taman Rekreasi dan Wisata

Budaya Raden saleh

Tabel 14

Analisa kebutuhan ruang fungsi budaya

Wadah Pelaku Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang

Teater tertutup - Seniman

- Pengunjung

- Merias diri - Berganti kostum - Menunggu pentas - Perform - Metabolisme

- Ticketing - Mencari informasi - Menunggu

pertunjukkan - Makan/ minum - metabolisme - Menonton pertunjukkan

- R. Rias - R. Kostum - R. Tunggu - Panggung

pertunjukkan - Lavatory

- Loket - Information desk - R. Tunggu - Coffe corner - Lavatory - R. Menonton pertunjukkan

Cineplex - Pengunjung

- Pengelola/

- Menunggu pertunjukkan - Mencari informasi - Makan/ minum - metabolisme

- Mengatur jalannya film

- R. Tunggu - Information desk - Coffe corner - Lavatory

- R. kontrol

BAB IV

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

service

Perpustakaan - Pengunjung - Mencari informasi - Melihat- lihat buku - Membaca buku - Browsing - Melapor kepada

pustakawan - metabolisme

- Information desk - R. Buku - R. Koleksi - R. Internet - R. Meja baca indoor - R. Baca outdoor - R. Pustakawan - Lavatory - R. internet

Museum - Pengunjung

- pengelola

- Mencari informasi - Melihat- lihat koleksi

- Mengawasi pengunjung - Melakukan pelayanan pencatatan kehadiran - Mengarsipkan setiap koleksi yang masuk

- Information desk - R. Pameran terbuka - R. Pameran tertutup

- Information desk - R. Pameran terbuka - R. Pameran tertutup - R. Pengelola - R. arsip

Sanggar - Pengunjung/ seniman

- Mencari informasi - Melihat- lihat pameran

- Berlatih seni tari

- Berlatih seni teater

- Berlatih seni musik tradisional

- Berlatih seni kriya

- metabolisme

- Hall/meja informasi - R. Latihan seni tari - R. Latihan seni

musik - R. Latihan seni

teater tertutup - R. Latihan seni

teater terbuka - R. Latihan seni kriya - Lavatory - Lobby

Amphiteater - Penonton

- Seniman

- menonton pertunjukkan

- perform

- tribun pertunjukkan

- panggung pertunjukkan

Tabel 15

Analisa kebutuhan ruang rekreasi

Wadah Pelaku Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang

BAB IV

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Segaran - pengunjung - menunggu - makan/ minum - metabolisme - mencari informasi - praon - bersantai

- r. Tunggu - coffe corner - lavatory - hall/ information

desk - segaran - gazebo

Area outbond

( rekreasi

terbuka )

- pengunjung

- security bagian rekreasi

- permainan outbond terbuka - permainan tangga tali - bermain jembatan gantung - bermain ATV - bermain flying fox - makan/ minum - metabolisme - bersantai - melakukan pengawasan secara langsung

- arena outbond terbuka - permainan tangga tali - permainan jembatan gantung - permainan flying fox - sirkuit ATV mini - restoran tertutup - restoran terbuka - lavatory - gazebo - childs play area - pos keamanan bagian rekreasi

Tabel 16

Analisa kebutuhan ruang kantor pengelola

Pelaku Kegiatan Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang

pengelola Datang dan masuk ruangan

- datang - memasuki gedung

- parkir - entrance

Kegiatan Pengelolaan Umum

- Koord. Administrasi dan keuangan

- Koord. Pengadaan prasarana dan sarana

- Koord. Teknis dan Pemeliharaan

- R. kabag adm dan keuangan

- R. Kabag pengadaan sarana dan staf

- R. kabag teknis dan pemeliharaan

- R. staf Teknis

BAB IV

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

- Mengatur teknis bangunan - Mengatur Pemeliharaan - Mengatur Hubungan

Masyarakat - Mengelola Pendataan - Mengatur karyawan - Penyimpanan barang umum

- R. Staf pemeliharaan

- R. staf Humas - R. staf pendataan - R. Staf personalia - Gudang umum

Kegiatan Manajerial

- Kegiatan Direktur Operasional

- Kegiatan Sekretaris direktur

- R. Direktur Operasional Budaya

- R. Direktur Operasional Rekreasi

- R. Sekretaris Direktur Budaya

- R. Sekdir Rekreasi Kegiatan servis pengelola

- penyimpanan - informasi - menerima tamu - Pembinaan Intern - Pendataan dan Pustaka - Makan dan minum - Metabolisme

- R. locker - R. resepsionis - R. tamu - R. rapat - R. arsip - kantin - lavatori

Tabel 17

Analisa kebutuhan ruang service

Pelaku Kegiatan Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang

semua Datang dan masuk ruangan

- datang - memasuki bangunan

- parkir - entrance

Kegiatan Penunjang

- Penyediaan fasilitas angkringan

- Penyediaan fasilitas ibadah

- Penyediaan fasilitas parkir

- R. hik - R. ibadah

- R. parkir

BAB IV

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

pengunjung dan pengelola

- Metabolisme

- lavatory

Kegiatan servis

- Makan dan minum - Metabolisme - Pengamanan bangunan - Pengoperasian utilitas

bangunan

- kantin - lavatory - R. pusat keamanan - R. Utilitas bangunan

c. Pola Hubungan Ruang

1) . matriks hubungan ruang pada fungsi rekreasi

Matriks 1 . matriks hubungan ruang pada fungsi rekreasi

Sumber . analisa pribadi

BAB IV

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

2) matriks hubungan ruang pada teater tertutup

Matriks 2 . matriks hubungan ruang pada teater tertutup

Sumber . analisa pribadi

3) matriks hubungan ruang pada amphiteater

Matriks 3 . matriks hubungan ruang pada amphiteater

Sumber . analisa pribadi

4) matriks hubungan ruang pada bioskop mini

BAB IV

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Matriks 4 . matriks hubungan ruang pada bioskop mini

Sumber . analisa pribadi

5) matriks hubungan ruang pada sanggar

Matriks 5 . matriks hubungan ruang pada sanggar

Sumber . analisa pribadi

6) matriks hubungan ruang pada museum

Matriks 6 . matriks hubungan ruang pada museum

Sumber . analisa pribadi

BAB IV

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

7) matriks hubungan ruang pada perpustakaan

Matriks 7 . matriks hubungan ruang pada perpustakaan

Sumber . analisa pribadi

8) matriks hubungan ruang pada art and craft shop

Matriks 8 . matriks hubungan ruang pada art and craft shop

Sumber . analisa pribadi

9) matriks hubungan ruang pada kantor pengelola

Matriks 9 . matriks hubungan ruang pada kantor pengelola

Sumber . analisa pribadi

BAB IV

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

KETERANGAN :

: berhubungan erat

: berhubungan namun kurang erat

x : berhubungan tidak erat

d. Analisis Besaran Ruang

Dasar pertimbangan:

Perhitungan Standart (literatur) :

1) Architect’s Data jilid 1, Ernest Neufert (DA).

2) Architect’s Data jilid 2, Ernest Neufert (DA).

3) Time Server Standart for Building Type, Joseph de Chiara & John

Callender (TS).

Perhitungan studi ruang yaitu perkiraan kebutuhan dengan

pertimbangan :

1) Kapasitas pemakai, berdasarkan jumlah user yang ada di lapangan

2) Peralatan pendukung

3) Flow

4) Kenyamanan pemakai

Asumsi :

1) Studi kasus/ studi banding

2) Survey/ studi lapangan/ observasi

Disamping itu, sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya

sirkulasi/ flow gerak yang dibutuhkan untuk masing-masing ruang

adalah sebagai berikut :

1) 5 % - 10 % = Standart Minimum

2) 20 % = Kebutuhan Keleluasaan Sirkulasi

3) 30 % = Tuntutan Kenyamanan Fisik

4) 40 % = Tuntutan Kenyamanan Psikologis

5) 50 % = Tuntutan Spesifik Kegiatan

6) 70 % - 100 % = Keterkaitan dengan banyak Kegiatan

BAB IV

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Hitungan kebutuhan luas ruang:

Ruang Perhitungan Luas

Teater tertutup

· Lobby (termasuk resepsionist, security) Kapasitas 40 % pengunjung 1,5 m2/ orang,

Asumsi pengunjung: 500

40% x (500x1,5) = 300 m2

Luas = 300 m2.

· Teras Kapasitas 20 % pengunjung 1,5 m2/ orang,

Asumsi pengunjung: 200 orang

20% x (200x1,5) = 60 m2

Flow 30% = 18 m2

Luas = 78 m2

· R. Pertunjukkan

Kapasitas 50% pengunjung 1,5 m2/ orang,

Asumsi pengunjung: 500

50% x (500x1,5) = 375 m2

· Stage

Kapasitas pemain 50 %, 1,5 m2/ orang,

Asumsi pemain: 100 orang

50%x (100 x 1,5) = 75 m2

Flow 40% = 15

300 m2

78 m2

375 m2

Tabel 18

Perhitungan Luas Kelompok Zona Budaya

BAB IV

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Luas = 100 m2

· Gudang alat

Asumsi luas = 144 m²

· R. Rias

meja rias standar = 0,8 m²

1,5 m2/ orang asumsi banyaknya meja : 10x0,8= 8 m²

1,5 m²x 8 = 12 m²

Flow 20% = 6 m²

Luas = 28 m²

R rias pria dan wanita 2 x 28 m2 = 54 m²

· R. Ganti

1,5 m2 / orang, asumsi banyaknya pemain yg masuk : 10 org

1,5 m²x 10 = 15 m²

Flow = 30 % = 8 m²

Luas = 23 m²

r. ganti pria dan wanita= 2x 23 m²= 46 m²

· Lavatory pemain

Standar 1 bilik 1,5 m²x 1,5 m² (TS)= 22,5 m²

Asumsi 3 bilik = 37,5 m²

Lavatori pria dan wanita, lavatory umum = 3x 37,5 m² = 112,5 m²

· R. Persiapan

1,5 m² / orang , Asumsi pemain = 100 orang = 150 m²

Flow 40% = 60m²

Luas = 230 m²

100 m2

144 m²

54 m²

46 m²

112,5m²

230 m²

BAB IV

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Total

1440 m²

Cineplex

· R. Tunggu ( termasuk coffee corner )

Asumsi pengunjung: 150 orang

1,5 m2/ orang

150 x 1,5 = 225 m2

Flow 20% =45 m2

Luas = 270 m2

· R. Cinema

Asumsi pengunjung: 200 orang

Kursi penonton standar ( TS ) 0,64m2/ orang

200 x 0.64 = 128 m2

Flow 40 % = 51,2 m2

Jarak tempat duduk dengan layar : 8m

Luas space tempat duduk dengan layar : 8 x 20 = 160 m2

Luas = 340 m2

270 m²

340 m2

31.3 m2

BAB IV

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

· Lavatory

Luas standar maksimal per 1 bilik KM/ WC = 2,5 m2

asumsi = 4 bilik = 10m2

asumsi pengunjung 10 orang, 1,5 m2 / orang = 15 m2

flow 30 % = 4,5 m2

ukuran meja wastafel = 1,8 m2

luas = 31,3 m2

2 buah lavatory = 2x 31,3 = 62,6

· Asumsi luas ruang kontrol dan ruang mesin = 100 m2

Total

100 m2

780 m2

Perpustakaan · Meja penerima Standar = 3 m²/org (TS). 2 orang

Luas = 6 m2

· Hall Asumsi pengunjung 80 orang, 1,5 m2/ orang = 120 m2

Flow 20 % = 24 m2

Luas = 144 m2

· Lobby Sofa set duduk standar ( TS) = 10 m2

Asumsi 4 sofa set duduk= 40 m2

r. sirkulasi : asumsi pengunjung 20 orang, 1,5 m2 / orang

= 30 m2

6 m2

144 m2

80 m2

BAB IV

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Flow = 20% = 6 m2

luas = 80 m2

· R. Internet

Meja komputer + kursi standar ( TS ) = 1,8 m2

Asumsi banyaknya unit komputer = 25 unit

25 unit x 1,8 m2= 45 m2

Asumsi pengunjung : 25 orang, 1,5 m2/ orang = 37,5 m2

Flow 20 % = 7,5 m2

luas = 90 m2

· R. Arsip

Ukuran lemari = 0.8 m x 9 m ( panjang lemari )= 7,2 m2

Asumsi banyaknya lemari arsip : 2 = 14,4 m2

Meja kerja standar (+1 komputer ) ( TS)= 2,25 m2

Asumsi banyaknya meja : 2 = 4,5 m2

Meja kerja standar ( 1 meja 1 kursi ) ( TS )= 2,4 m2

asumsi banyaknya meja : 2 = 4,8 m2

meja kerja bersama standar ( 1 meja 4 kusri )( TS )= 4 m2

asumsi banyaknya meja : 2 = 8 m2

asumsi jumlah petugas : 8 orang, 1,5 m2/ orang = 12 m2

flow 50% = 6 m2

luas = 50 m2

90 m2

50 m2

187,5 m2

BAB IV

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

· R. Rak buku

Ukuran rak standar 0,8m x 10 m = 8 m2

asumsi banyaknya lemari baca : 8 buah = 64 m2

asumsi banyaknya pengunjung : 50 orang, 1,5 m2/ orang

= 75 m2

flow 50% = 37,5 m2

ukuran sofa duduk standar (@2 orang) ( TS ) = 1 m2

asumsi banyaknya sofa duduk : 10 buah = 10 m2

luas = 187,5 m2

· R. Baca

Meja baca standar ( 1 meja 6 kursi ) = 8,75m2

Asumsi banyaknya meja : 2 = 17,5 m2

meja kerja bersama standar ( 1 meja 4 kusri )( TS )= 4 m2

asumsi banyaknya meja : 2 = 8 m2

meja kerja bersama standar ( 1 meja 10 kusri )( TS )= 28

m2

asumsi banyaknya meja : 3 = 84 m2

meja set @ 1 meja 1 kursi ( 1 set berisi 7 meja, 7 kursi )=

5,6 m2

asumsi banyaknya meja : 3 set = 16,6 m2

asumsi pengunjung : 200 orang, 1,5 m2/ orang = 300 m2

flow : 40%= 120 m2

luas = 546 m2

546 m2

24 m2

1127.5 m2

BAB IV

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

· R. Pustakawan

Asumsi Space Meja pustakawan : 10 m2

Asumsi jumlah pustakawan : 6 orang, 1,5 m2/ orang = 9

m2

Flow 50% = 4,5 m2

Luas = 24 m2

Total

Museum · Meja penerima Standar = 3 m²/org (TS). 2 orang

Luas = 6 m2

· Lobby Sofa set duduk standar ( TS) = 10 m2

Asumsi 4 sofa set duduk= 40 m2

r. sirkulasi : asumsi pengunjung 30 orang, 1,5 m2 / orang

= 45 m2

Flow = 20% = 9 m2

luas = 104 m2

· R. Display terbuka Asumsi Lemari display 4 m2

asumsi jumlah lemari 5 buah = 20 m2

asumsi lemari display memanjang : 14 m2

asumsi banyaknya lemari 2 buah = 28 m2

6 m2

104 m2

100,5 m2

BAB IV

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

asumsi pengunjung 30 orang, 1,5 m2 = 45 m2

flow 30 % = 13,5 m2

luas = 100,5 m2

· R. Display tertutup

Lemari display = 5,6 m2

asumsi banyaknya lemari display 6 buah = 33,6 m2

asumsi pengunjung 20 orang, 1,5 m2/ orang = 30 m2

flow 30 % = 9 m2

luas = 72,6 m2

· R pengelola

Lemari penyimpanan = 4 m2

asumsi banyaknya lemari penyimpanan : 2 = 8m2

Meja kerja standar ( 1 meja 1 kursi ) ( TS )= 2,4 m2

asumsi banyaknya meja : 4 = 9,6 m2

asumsi pengelola : 4 orang, 1,5 m2/ orang = 6 m2

flow : 50% = 3 m2

luas = 30 m2

72,6 m2

30 m2

313,1 m2

Sanggar · Hall/ lobby Asumsi pengunjung yg datang 100 orang, 1,5m2/ orang= 150 m2

Flow 80% = 120 m2

Luas = 270 m2

270 m2

BAB IV

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

· R seni musik Asumsi murid : 20 orang, 1,5m2/ orang = 30 m2

Luas meja kursi = 2m2/ orang = 40 m2

Flow 50% = 37,5 m2

Luas = 107,5 m2

· R seni teater Asumsi murid : 30 orang, 1,5 m2/ orang = 45 m2

Flow 80% = 36m2

Luas = 81 m2

· R seniman Asumsi seniman : 10 orang, 1,5 m2/ orang = 15 m2

Ukuran meja standar ( TS ) = 4m2 = 60 m2

Flow 40% = 24 m2

Lemari standar = 5,6 m2

Luas = 104,6 m2

· Gudang alat Asumsi ukuran 40 m2

· R seni tari Asumsi jumlah murid 50 orang, 1,5 m2/ 0rang = 75 m2

Flow 80 % = 60 m2

Luas = 135 m2

· R seni kriya Asumsi jumlah murid 20 orang, 1,5 m2/ orang = 30 m2

Flow 80 % = 24 m2

107,5 m2

81 m2

104,6 m2

40 m2

135 m2

= 54 m2

135 m2

927.1 m2

BAB IV

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Luas = 54 m2

· R latihan terbuka Asumsi pengguna 50 orang, 1,5 m2/ orang= 75 m2

Flow 80% = 60 m2

Luas = 135 m2

Amphiteater Asumsi penonton 1000 orang, 1,5m2/ orang = 1500 m2 Flow 50 % = 75 m2 Asumsi seniman 20 orang, 3m2/ orang = 60 m2 Flow 80% = 48 m2 Luas = 1683 m2

1683 m2

Pengelola · Ruang pimpinan kabag rekreasi Kap 6 orang, standart 15 m2/ orang ( DA ) = 80 m2 · Ruang pimpinan kabag budaya

Kap 6 orang, standart 15 m2/ orang ( DA ) = 80 m2

· Ruang tunggu/ lobby 1,6 m2/ orang (DA), kap. 8 orang luas =12,8 m2

· Meja penerima Standar = 3 m²/org (TS). 2 orang

Luas = 6 m2

· Ruang pelayanan informasi Kap. 10 orang, standart 8 m2/orang = 80 m2

· Ruang staff pelaksana Kap. 4 orang, standart 8 m2/ orang( DA ) = 36 m2

kap

80 m2

80 m2

15 m2

6 m2

80 m2

36 m2

3,5 m2

BAB IV

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

· Ruang arsip Luas = 3,5 m2

· R pimpinan umum

Kap 8 orang, standart 9 m2/ orang ( DA ) = 72 m2

· Ticketting

Kap 6 orang, Standar = 3 m²/org (TS).= 18 m2

· Space antri ticketing

Kap 30 orang, standart 1,6 m2/ orang ( DA ) = 48 m2

Flow 30% = 14,4 m2 = 64 m2

72 m2

18 m2

64 m2

500 m2

Servis · Lavatory umum Lavatory pria, terdiri dari :

5 toilet, @ 1,5 m2

5 urinoir, @ 0,6 m2

3 wastafel, @ 0,6 m2 = 32 m2

Lavatory wanita dianggap mempunyai luas yang sama

Luas kebutuhan lavatory = 2x 32 m2 = 64 m2

64 m2

Jml total luas kelompok budaya

6834,7 m2

1) Kelompok ruang edukasi dan penyampaian informasi

Ruang Perhitungan Luas

Zone segaran

Kolam segaran

Asumsi = 1855 m2

Tabel 19 perhitungan luas kelompok rekreasi

BAB IV

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Area

outbond dan

permainan

anak

Restoran

r. tunggu segaran : 240 m2

asumsi jumlah pengunjung : 100 0rang, 2 m2/ 0rang ( DA ) =

200 m2

flow 20 % = 40 m2

asumsi pengunjung total segaran 200 orang, 2 m2/ orang (

DA ) = 400 m2

flow : 80 % = 320 m2

luas total zone segaran = 3055 m2

area outbond dibagi menjadi 4 area, dengan jenis permainan

yang berbeda- beda

asumsi luas tiap area outbond = 1500 m2

( luas area outdoor standart menurut DA )

Luas seluruh area outbond 6000 m2

· Dapur

Asumsi juru masak 10 orang 2 m2/orang = 20 m2

Flow 50 % = 10 m2

Asumsi luasan perabot 7 m2

Asumsi jumlah perabot ( meja, freezer, dll ) = 8 buah = 56

m2

Luas = 90 m2

· R. Makan

Asumsi luasan table set

3055 m2

6000 m2

90 m2

BAB IV

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

C. Analisa Tampilan Bangunan

a. Pendekatan Konsep Dasar

Meja set standar ( 1 meja 6 kursi ) = 8,75m2

Asumsi banyaknya meja set 6 buah = 52,5 m2

meja set standar ( 1 meja 4 kusri ) ( TS )= 4 m2

asumsi banyanknya meja set 8 buah = 32 m2

meja set standar ( 1 meja 5 kusri ) ( TS )= 5 m2

asumsi banyanknya meja set 10 buah = 50 m2

asumsi banyaknya pengunjung 100 orang, 1,6 m2/ 0rang=

160m2

flow 30 % = 48

Luas = 345 m2

· R. Seminar

Asumsi banyaknya peserta seminar 100 orang, 1.6m2/

orang = 160 m2

Flow 20% = 32 m2

Asumsi luasan lobby 75 m2

Luas = 270 m2

Jml total luas kelompok rekreasi

345 m2

270 m2

9760 m2

BAB IV

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Pendekatan konsep dasar terhadap elemen-elemen arsitektur pada

bangunan dapat terwujud dalam bentuk-bentuk, baik itu bersifat nyata

(fisik), maupun sesuatu yang abstrak, seperti citra visual bangunan tersebut.

Sesuai dengan fungsi dan kegiatan yang diwadahi kawasan Taman

Wisata Budaya dan Rekreasi ini, pendekatan konsep dasar dan penerapan ke

dalam elemen-elemen arsitekturnya diperoleh dari filosofi bangunan jawa,

namun tidak bersifat monoton dan formal, karena yang diwadahi di

dalamnya berkaitan dengan dunia seni yang fleksibel dan rekreasi yang non

formal.

Maka aplikasi pada bangunan akan tampak pada bentuk massa dan citra

bangunan.

Taman Rekreasi dan Wisata Budaya Raden Saleh memiliki 2 inti

kegiatan yang berhubungan dengan rekreasi dan edukasi berkaitan dengan

pembelajaran tentang kebudayaan lokal. Adapun bentuk kegiatan bersifat

komersial, edukatif dan rekreatif. Sesuai dengan fungsinya sebagai “taman”,

maka Taman Budaya di Semarang ini mempunyai visi supaya dapat benar-

benar menjadikan warga Kota tetap melestarikan budaya lokal dan

mempelajarinya, dan menjadikan tempat ini sebagai tempat berinteraksi

sosial dan hiburan keluarga.

Kegiatan yang diwadahi oleh Taman Rekreasi dan Wisata Budaya

Raden Saleh ini bersifat komersial, edukatif dan rekreatif. Meskipun tiga hal

tersebut berbeda karakter, namun bisa berjalan seiring secara harmonis.

b. Pendekatan Bentuk Dasar Massa Bangunan

Tujuan : Mendapatkan gubahan massa dasar dan komposisi massa

bangunan kawasan Taman Rekreasi dan Wisata Budaya Raden

Saleh

Dasar Pertimbangan :

- Massa bangunan lokal

- Bentuk dasar untuk massa majemuk / lebih dari satu massa

- Kemudahan Sirkulasi antar massa

BAB IV

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Menurut teori F. DK. Ching, terdapat tiga macam bentuk primer, yaitu

segi empat, segi tiga, dan lingkaran.

Segi Empat

Ø merupakan bentuk yang netral, statis, masiv,

dan solid.

Ø Kemudahan untuk pengolahan sirkulasi.

Ø Efisiensi pemakaian ruang

Ø Kemudahan dalam pengerjaan struktur.

Segi Tiga

Ø merupakan bentuk yang mempunyai kesan

kuat, energik, stabil, sulit disederhanakan,

tajam, dan titk jatuh pada satu sisi.

Ø Kemudahan untuk pengolahan sirkulasi.

Ø Kurang memilki kemudahan dalam

pengembangan.

Ø Kurang memilki efisiensi pemakaian ruang

Lingkaran

Ø Mempunyai kekuatan visual yang tidak

dapat disederhanakan, mempunyai sudut

pandang ke segala arah tanpa dihalangi oleh

pertemuan sudut.

Ø Dengan pengembangan bentuk akan

menimbulkan gerak putar yang kuat,

mengikuti bentuk alam.

Ø Kemudahan untuk pengolahan sirkulasi.

Dari tiga bentuk massa dasar tersebut, massa segi empat merupakan

massa dasar bangunan yang dapat mengoptimalkan pemakaian ruang.

Namun sirkulasi di dalam site berbentuk lengkung agar meninggalkan kesan

monoton bangunan yang sebagaian besar segi empat .Namun, untuk

menciptakan sinkronisasi antara massa bangunan dan site yang cenderung

Gambar 4.20 bentuk segi empat

Gambar 4.21 bentuk segi tiga

Gambar 4.22 bentuk lingkaran

BAB IV

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

memanjang, maka massa segi empat distilasi berdasarkan garis-garis sumbu

yang ditarik dari titik pusat/ poros site tersebut.

c. Pendekatan Ekspresi dan Tampilan Bangunan

· Atap limasan kombinasi dak

Atap limasan khas bangunan Jawa Tengah, dengan kuku bima pada setiap

sudut atap menimbulakn kesan njawani dan memberi identitas pada bangunan.

Pemberian dak sebelum atap limasan bertujuan untuk menghindari kesan

monoton dan untuk menambah sifat dinamis, sesuai dengan apa yang diwadahi di

dalamnya, yaitu kesenian yang fleksibel, dinamis, ditambah dengan kegiatan

rekreasi yang bersifat santai dan tidak formal.

Atap limasan yang ditinggikan juga berfungsi sebagai jalur masuknya

matahari ke dalam ruangan tanpa panas yang berlebih.

Gambar 46 analisa bentuk massa bangunan

Sumbu site

Sumbu site

BAB IV

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Gambar 47 kombinasi atap limasandan atap dak

· Untuk memberi kesan bangunan khas Semarang, diberikan motif batik

semarangan, baik pada eksterior maupun interiornya.

Gambar 48 motif batik semarangan

d. Analisa Tata Akustik Teater tertutup dan teater terbuka ( Amphiteater )

Dalam sebuah lingkungan tertutup, suara dapat terus dipantulkan untuk

jangka waktu tertentu setelah sumber telah berhenti mengeluarkan

suara. Perpanjangan suara ini disebut dengung. Waktu dengung (RT60)

didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan (dalam detik) untuk suara

rata-rata di dalam ruangan untuk penurunan sebesar 60 dB setelah berhenti

menghasilkan sumber suara.

Waktu dengung dapat dihitung dalam tahap desain awal. Hal ini sangat

bermanfaat dalam menentukan seberapa baik sebuah ruang akan berfungsi

untuk digunakan dan dalam perancangannya dapat dipasang bahan reflektif

atau bahan absorbtif tergantung fungsi ruangannya

Preseden : Gedung Teater Tertutup Dago Tea House, Taman Budaya Jawa

Barat

BAB IV

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

D. ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN FISIK

BANGUNAN

1. Analisa Pendekatan Sistem Struktur dan Kontruksi

1. Pendekatan Sistem Struktur

1) Dasar pertimbangan

· Kekuatan dan kekakuan struktur

· Efisiensi

· Fleksibilitas

2) Penentu Sistem Struktur

· Rangka / frame yang memiliki sifat :

- Bentuk dan sistem cukup sederhana

- Fleksibilitas terhadap bentuk tinggi

- Kemudahan pelaksanaan

- Relatif ekonomis

- Beban dipikul oleh balok dan kolom

- Memungkinkan dibuat banyak bukaan

· Dinding pemikul/Core wall/ Sheare Wall

- Bentuk dan sistem sederhana

- Fleksibilitas terhadap bentuk kurang tinggi

Tribun penonton

Atap plafon

Panggung

Dinding kayu

BAB IV

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

- Pelaksanaan lebih rumit

- Beban dipikul langsung oleh dinding

- Menambah unsur kekakuan pada struktur

· Gabungan sistem rangka dan sistem dinding pemikul

Sebagai suatu sistem yang memiliki keunggulan dari kedua

sistem diatas, karena keduanya saling menutupi dan

mengantisipasi kekuarangan dari masing-masing sistem

struktur, sehingga sebagai kesimpulan maka gabungan rangka

dan diding pemikul merupakan jawaban dari alternatif diatas.

2. Pendekatan bahan kontruksi

1) Dasar pertimbangan

· Fleksibelitas tinggi

· Relatif ekonomis dalam pembiayaan

· Mudah dalam pelaksanaan dan perawatan

· Daya dukukungan terhadap pembebanan tinggi

· Daya dukungan terhadap faktor iklim dan cuaca tinggi

2) Alternatif bahan struktur

· Baja

· Beton bertulang

· Kombinasi baja dan beton bertulang

3) Analisa pendekatan

Analisa pendekatan bahan struktur dinilai melalui tabel berikut :

Tabel 20

No Dasar Pertimbangan Alt 1 Alt 2 Alt 3

1 Fleksibelitas 4 3 5

2 Ekonomis 4 4 5

3 Pelaksanaan 3 3 4

4 Daya Tahan 4 4 4

5 Pembebanan 4 4 5

6 Jarak bentang 3 4 5

Score 20 20 28

Sumber : Analisa Pribadi

BAB IV

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Penilaian : 5 (sangat baik) 2 (kurang)

4 (baik) 1 (buruk)

3 (cukup)

Berdasarkan kombinasi penilaian diatas maka bahan struktur yang

dipilih adalah kombinasi beton bertulang dan baja

3. Pendekatan Jenis sub struktur/pondasi

Dasar pertimbangan

· Sistem struktur yang dipakai dalam kaitannnya dengan penyaluran

beban

· Kondisi tapak bangunan, meliputi dukungan tanah, kedalaman

tanah keras, kedalaman muka, air tanah dan sebagainya

· Ekonomis dan efisien, dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan

· Kemudahan dalam pelaksanaan

Tabel 21

No Jenis Pondasi keterangan

1 Batu Kali/menerus

Digunakan untuk bangunan satu lantai, material

terbuat dari batukali yang disusun secara menerus

dengan semen (PC), tingkat kedalaman pondasi

antara 0-1 m

2 Foot plate

Digunakan untuk bangunan lebih dari satu lantai

(1-4), material yang dipakai untuk pondasi

footplate adalah besi dan beton. Besar\kecil dan

kualitas pondasi ditentukan sesuai dengan

kebutuhan

3 Sumuran

Digunakan untuk bangunan lebih dari satu lantai,

material yang dipakai untuk pondasi footplate

adalah besi dan beton. Semntara untuk sumurnya

menggunakan batu kali. Pondasi ini digunakan

untuk pembangunan bangunan yang mempunyai

BAB IV

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

permasalahan dengan kondisi lahan

4 Tiang pancang

Digunakan untuk bangunan lebih dari satu lantai /

untuk bangunan tinggi. Material yang dipakai

untuk pondasi tiangpancang adalah besi dan beton.

Besar\kecil dan kualitas pondasi ditentukan sesuai

dengan kebutuhan

Pemilihan jenis pondasi

Sesuai dengan kriteria diatas maka jenis pondasi yang sesuai

adalah Pondasi Footplate dan batu kali (Menerus)

4. Pendekatan Modul Struktur

Pendekatan modul struktur dikaitkan dengan modul fungsi yang

ada pada bangunan taman rekreasi dan wisata budaya ini yang

meliputi :

1) Modul horizontal

· Dasar petimbangan

- Skala tubuh manusia

- Kebutuhan gerak aktifitas manusia

· Analisa penentuan modul

Ukuran terkecil unit gerak manusia yang digunakan menjadi

dasar penentu modul ruang horizontal

- Modul dasar manusia 30 cm

- Modul gerak manusia 120 cm

Diasumsikan dalam 1 modul terdapat 4 oarang, maka

modulnya menjadi : 4 x 120 cm = 4,8 m= 4/ 5m

Sehingga modul horizontal pada bangunan ini adalah

kelipatan dari 4m / 5 m

Sumber : Analisa Pribadi

BAB IV

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

2) Modul Vertikal

Dasar pertimbangan :

· Skala tubuh manusia

· Kebutuhan gerak aktifitas manusia

· Suasana ruang yang diinginkan

· Kenyamanan ruang

Analisa penentuan Modul ;

Diambil sesuai skala ruang yaitu dengan modul sebesar 2,7 meter

(Joseph de Chiara)

2. Bahan Finishing bangunan

Dasar pertimbangan :

· Memenuhi tuntutan fisik maupun estetika dari suatu ruang

· Ketahanan bahan finishing terhadap faktor beban, cuaca, iklim, dan

waktu

· Kemudahan pelaksanaan dan perawatan sehingga efisien dan

ekonomis dalam pembiayaan

· Mutu bahan relatif baik.

a. Pendekatan bahan finishing lantai

Bahan finishing lantai yang digunakan adalah :

1) Keramik

Gambar 49. Modul Skala tubuh manusia Sumber : Joseph de Chaira “ Standart Perancangan tapak”

BAB IV

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Memiliki aneka ragam desain dan texture yang menarik dan

mudah dalam perawatan. Digunakan pada sebagian besar rung-

ruang pada bangunan.

2) Marmer

Memiliki kesan kemegahan, sesuai dengan fungsi

kewibawahan bangunan budaya. Digunakan pada pendopo dan

enterace masuk

3) Karpet

Berkesan hangat, nyaman, eksklusif dan mampu menyerap

getaran dan suara. Digunakan pada ruang rapat, ruang seminar,

bioskop mini, teater tertutup, yang membutuhkan media sebagai

peredam suara.

b. Pendekatan bahan finishing dinding

Bahan finishing yang digunakan adalah :

1) Marmer

Memiliki kesan kemegahan, sesuai dengan fungsi

kewibawahan bangunan budaya. Digunakan pada Hall utama

atau enterace masuk

2) Keramik

Memiliki aneka ragam desain dan texture yang menarik dan

mudah dalam perawatan. Digunakan pada sebagian finishing

lavatory dan pantry

3) Cat tembok

Digunakan pada sebagian besar ruang bangunan.

c. Pendekatan bahan finishing plafond

Bahan yang digunakan untuk finishing plafond adalah :

1) Kayu

Berkesan megah, hangat dan eksklusif, digunakan pada

kantor pengelola

2) Gypsum board

BAB IV

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Digunkan disebagian besar fasilitas bangunan

3) Accoutical Ceiling

Digunakan untuk interior

d. Pendekatan bahan finishing pintu dan jendela

Bahan yang dipakai adalah ;

1) Kayu

Memberikan kesan mewah dan megah. Digunakan pada

dinding bagian luar bangunan dan enterance, termasuk pintu

utama

2) Almunium

Digunkan pada sebagaian besar bangunan.

e. Pendekatan bahan finishing atap

Bahan atap yang dipakai adalah genteng keramik. Memerikan

kesan kesan alami dan exklusif, serta memiliki nilai ekstetika yang

tinggi.

3. Warna bangunan

Warna memnrikan penciptaan karakter yang diinginkan, setiap

warna yang memiliki karakternya masing-masing yang diungkapkan,

misalnya:

· Merah : menggairahkan , merangsang otak dan agresif. Warna

merah muda memberi kesan sehat, semangat hidup dan

vitalitas.

· Kuning : gairah, merangsang dan menarik perhatian.

· Biru : membantu konsentrasi, berkesan sejuk.

· Hijau : menyejukkan dan memberi kesan tenang.

· Jingga : merangsang dan menggairahkan.

· Ungu : tenang, lembut dan istirahat.

· Coklat : hangat, alamiah, berwibawah dan bersahaja. Akan lebih

baik bila digunakan dengan warna lain karena coklat akan

BAB IV

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

memberikan kesan menekan semangat bila digunakan

sendiri.

· Kelabu : dingin, mendung dan mematikan semangat bila tidak

digunakan dengan warna lain.

· Hitam : keras, berat, dan melambangkan duka cita.

· Putih : menggairahkan bila digunakan dengan warna lain, tenang

dan netral.

Analisa :

Sebagai bangunan pemerintahan bangunan harus mempunyai

karakter berwibawah, netral dan memberikan kenyamanan bagi

pengguna dan pemakai, maka warna yang digunakan adalah kombinasi

coklat muda dan tua

4. Utilitas bangunan

a. Pendekatan sistem Mekanikal

1) Sistem pemadam kebakaran

Sitem pemadam kebakaran untuk kantor ini terdiri atas :

· Sistem pemberitahuan dini (alarm)

Berfungsi secara otomatis dan memberitahukan adanya

indikasi kebakaran dengan tanda bunyi bel dan lampu yang

menunjukan indikasi kebakaran. Alat yang difungsikan

untuk mendeteksi secara dini adanya ebakaran adalah :

· Alat pendeteksi atap (Smoke Detectore) tiap 92 m2

· Alat pendeteksi panas (Heat detector) tiap 46 m2 yang

bekerja pada sensor asap (bekerja apabila kepekatan

asap dalam ruang 4%/m3 dan sensor api (bekerja apabila

kenaikan temperatur ruang 100 /menit)

· Fire Hidrant

Sistem pemadam kebakaran dengan jalan

menyemprotkan air dari selang air yang berasal dari

Hydrant Box

· Fire Extinguiser

BAB IV

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Berupa tabung yang berisi bahan yang dapat

memadamkan api secara cepat

· Sistem sprinkel air

Berfungsi untuk mencegah terjadinya kebakaran pada

radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air

berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang

memberikan pesan ke pusat. Setiap sprinkler juga

dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui lokasi

kebakaran.

· Sistem penyelamatan penghuni

Merupakan sistem penyelamatan kebakaran melalui

suatu perencanaan yang tepat bila terjadi musibah kebakaran

Perencanaan meliputi :

- Perencanaan sistem penataan ruang dan sirkulasi yang

semudah mungkin berhubungan dengan luar.

- Kejelasan petunjuk upaya penyelamatan kebakaran

pada bangunan

- Kejelasan dan kemudahan tata cara penggunaan alat

deteksi dan pemadam kebakaran.

2) Sistem Plumbing

a) Air bersih

· Sumber air bersih

Sumber air bersih di lokasi kantor didapatkan dari

- Jaringan air kota (PDAM)

- Sumur air tanah

- Campuran

Untuk bangunan kawasan Taman Rekreasi dan Wisata

Budaya Raden Saleh ini dipilih sumber air secara

kombinasi dengan sumber air utamanya berasal dari

PDAM. Sistem ini lebih menguntungkan dengan

BAB IV

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

maksud agar tidak terjadi kemancetan dan supllai air

tetap lancar.

· Sistem distribusi

Sistem distribusi ada dua cara, yaitu ;

- Up Feed Distribution

Yaitu reservoir bawah langsung dipompa

keatas dan diberikan pada konsumen. Pompa ini

bekerja terus menerus

- Down Feed Distribution

Yaitu air dinaikan ke reservoir atas (House

Tank), kemudian secara hukum gravitasi

didistribusikan ke konsumen

Dari kedua alternatif tersebut dipilih sistem Down Feed

Distribution dengan pertimbangan dapat menghemat

energi karena pompa kerjanya secara periodik

· Penerapan Sistem Down Feed Distribution

Penerapan sistem Down Feed Distribution pada

bangunan kantor ini adalah air dari saluran kota dan

sumur ditampung pada Suction Tank yang

berfungsisebagai tandon air. Hal ini mengingat pada

jam-jam tertentu jaringan kota banyak melayani

konsumen sehingga keperluan air akan terganggu.

Kemudian air dari Section Tank secara periodik

dipompa ke atas dan ditampung pada House Tank.

b) Sistem buangan air limbah

Seluruh buangan padat dari bangunan disalurkan ke

dalam Septic Tank untuk selanjutnya diresapkan atau

disalurkan ke unit pengolahan limbah cair untuk selanjutnya

dialirkan ke saluran drainase.

c) Sistem pembuangan air hujan

BAB IV

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Air hujan dari atap bangunan dialirkan melalui saluran

pada pipa pembuangan kemudian di bak kontrol dan

dibuang ke saluran induk.

Untuk air hujan dari lansekap dialirkan langsung untuk

kemudian disaring di bak kontrol dan dibuang ke saluran

induk.

b. Pendekatan sistem Elektrikal

1) Pendekatan sitem udara

Dasar pertimbangan :

a) Suhu kelembaban yang dibutuhkan sesuai dengan fungsi

b) Faktor lingkungan bangunan

c) Luas dan bentuk ruang dalam bangunan, fungsi, waktu serta

pemakaian ruang yang dikondisikan

d) Efisiensi energi

e) Kemudahan maintenace dan service

f) Keamaan dan kenyamanan penghuni

Analisa :

Sistem yang dipakai adalah AC split (Ac tersendiri)

mengingat semua ruang yang menggunakan AC dan dalam segi

maintenace. Service maupun penggunaan energi lebih hemat

2) Pendekatan sistem telekomunikasi

Dasar pertimbangan :

· Efektifitas sistem telekomunikasi

· Kualitas dan kuantitas pengguna

· Spesifikasi perangkat

Dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :

a) Sistem telekomunikasi internal

Sistem telekomunikasi internal dilayani oleh intercom yang

menghubungkan kesemua ruang

b) Sistem telekomunikasi external

Sistem telekomunikasi external dilayani oleh :

BAB IV

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

· Telepon PABX ( Public Automatic Branch Machine)

yang menggunakan sistem sambungan langsung

internasional

· Telepon umum kartu dengan fasilitas SLI (sambungan

langsung Inetrnasional)

· Faximile sebagai fasilitas pengiriman atau penerimaan

dokumen atau surat-surat

· Car Call Sistem

Dipakai untuk memanggil sopir yang berada di parkir

area

3) Pendekatan sistem kelistrikan

Dasar pertimbangan :

· Pereturan dan Standart Instalasi listrik

· Effisiensi dan Efektifitas sistem

· Ketersesiaan pasokan energi listrik

Sumber tenaga dilayani oleh PLN sebagai energi primer dan

Generator set sebagai cadangan, dengan sistem didtribusi

sebagai berikut :

4) Pendekatan sistem pengkal petir

Dasar pertimbangan :

· Kemudahan dalam penggunaan dan pemeliharaan

· Efektifitas sistem terhadap sambaran petir

PLN Panel Utama Panel Cadangan

Genset

A

B

C

D

Diagram 15 sistem jaringan listrik Sumber : Analisa pribadi

BAB IV

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

· Tidak menggangu estetika bangunan

· Tidak menggangu lingkungan

Pendekatan sistem

Menggunakan sistem inisasi Non-radioaktif yang

mempunyai prinsip kerja menarik medan listrik di atmosfir yang

meningkat saat terjadi sambaran petir.

Keuntungan sistem ionisasi radioaktif

· Sistem bekerja sendiri dan terpadu

· Kesederhanan sistem dan ekonomis

· Kontunitas yang permanen dari pucuk bangunan sampai ke

bagian dalam tanah

· Kepastian berionisasiselama musim hujan/petir

· Berkemampuan tinggi, lebih dari 1000 KV

· Nilai estetika tinggi karena hanya menggunakan single air

terminal dengan down conductor setebal 2 mm sehingga

dapat dipasang dengan rapi dan tidak mencolok

· Sistem dapat diasang tanpa tergantung pada tinggi minimal

bangunan atau tinggi minimal terminal udara tertinggi pada

suatu bangunan

· Kemudahan dalam perawatan dan pengontrolan

· Tidak berbahaya bagi lingkungan, karena sistem ini

mengantisipasi timbulnya kilat.

Dalam pemasangan ditambahkan alat surger arrester/ rotector

untuk melindungi alat-alat dari kerusakan akibat tekanan induksi

petir

BAB IV

Page 146: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

BAB V

KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN TAMAN REKREASI

dan WISATA BUDAYA RADEN SALEH di SEMARANG

A. KONSEP PERENCANAAN

1. Kegiatan Yang Akan Diwadahi

Kegiatan yang akan diwadahi dalam Taman Budaya Raden Saleh yang

direncanakan merupakan harmonisasi sektor ekonomi, sektor sosial, sektor wisata,

dan sektor budaya yang dapat menunjang dan meramaikan pariwisata di

Semarang. Secara struktural taman budaya dan taman rekreasi/ wisata disatukan

dalam satu wadah, namun dalam pengelolaan yang berlansung di dalamnya secara

sektoral terpisah untuk memudahkan dalam proses pengaturan dan

pengendaliannya. Dirumuskan kelompok kegiatan yang akan diwadahi dalam

Taman Budaya Raden Saleh nantinya adalah :

1.1. Kelompok Kegiatan Budaya

a. Kegiatan Apresiasi Budaya

· Pementasan sendratari, wayang orang, wayang kulit, dll

· Pemutaran film dokumenter karya anak bangsa ( lokal maupun

nasional )

b. Kegiatan Pelestarian Budaya

· Pendokumentasian hasil kebudayaan Jawa Tengah pada

umumnya dan Kota Semarang pada khususnya.

· Pameran temporer terkait kebudayaan Jawa Tengah

· Seminar dan penyuluhan tentang budaya

c. Kegiatan informasi

· Kegiatan informasi intern dan umum zona budaya

· Kegiatan informasi kawasan bersejarah Kota Semarang

· Kegiatan display barang-barang seni dan kerajinan

d. Kegiatan pengelola

BAB V

Page 147: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

· Kegiatan pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian

e. Kegiatan servis dan pelayanan

f. Kegiatan penunjang

1.2. Kelompok Kegiatan Rekreasi

a. Kegiatan wisata

· Kegiatan berkumpul suatu komunitas

· Kegiatan jalan santai/ jogging

· Kegiatan permainan dengan alat

· Kegiatan makan, minum, dan istirahat

b. Kegiatan informasi dan promosi

· Kegiatan informasi intern dan umum zona rekreasi

· Layanan informasi pariwisata

c. Kegiatan pemasaran

· Penjualan barang seni dan kerajinan secara langsung

· Penjualan barang seni dan kerajinan melalui pemesanan

· Penjualan jasa seni

d. Kegiatan pengelola

· Kegiatan pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian

e. Kegiatan servis dan pelayanan

f. Kegiatan penunjang

2. Pelaksanaan Kegiatan

Secara umum pelaksanaan terbagi atas beberapa unsur pembentuk

kegiatan dalam Taman Budaya Raden Saleh, antara lain :

- Kegiatan Pemasaran

Kegiatan pemasaran yang meliputi kegiatan jual beli yang dilakukan

sesuai dengan kebutuhan yang berlangsung dalam dunia perdagangan,

bisnis, pariwisata, seni, dan hiburan, dll.

Pada umumnya kegiatan pariwisata sangat ramai pada hari

minggu/libur, sedangkan kegiatan yang lain seperti kegiatan perdagangan

BAB V

Page 148: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

hampir setiap hari ramai. Akan tetapi hari-hari libur kadang membawa

pengaruh yang cukup potensial. Waktu kegiatan yang berlangsung pada

Taman Budaya Raden Saleh meliputi :

· Taman Budaya dan Taman Hiburan Remaja

Senin – Jumat : 07.00 – 21.00

Sabtu – Minggu : 06.00 – 22.00

· Pendhopo besar

Untuk umum dan dapat digunakan sewaktu- waktu

Sifat : sewa

Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu jadwal kegiatan ini dapat

berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

- Kegiatan Informasi dan Promosi

Secara garis besar kegiatan informasi dan promosi terbagi atas 2 jenis,

yaitu informasi dan promosi secara langsung dan tidak langsung. Informasi

dan promosi secara langsung dilakukan secara dan sewaktu-waktu, yang

secara otomatis disesuaikan dengan jadwal kegiatan pemasaran. Sedangkan

promosi tidak langsung dilakukan melalui berbagai media massa, media

elektronik, dan pertemuan-pertemuan periodik.

Selain informasi dan promosi yang dilakukan secara rutin, juga

dilakukan prmosi yang bersifat temporer.

· Promosi rutin dilakukan setiap bulan dan tahun.

· Promosi yang bersifat tidak rutin dilakukan sewaktu-waktu bila ada

yang bersedia.

Informasi dan promosi di sini mencakup informasi dan promosi

barang-barang seni dan kerajnan dari berbagai daerah di Kota Semarang

serta informasi dan promosi tempat-tempat wisata yang ada di Kota

Semarang pada khususnya dan Provinsi Jawa Tengah pada umumnya.

- Kegiatan Pengelola

Kegiatan pengelola secara otomatis menyesuaikan kebutuhan dan

kegiatan yang berlangsung dalam Taman Budaya Raden Saleh. Namun,

untuk kegiatan administrasi hanya sampai pada jam tertentu sesuai dengan

BAB V

Page 149: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

jam kerja pada umumnya. Berikut ini merupakan jadwal kerja pengelola

secara resmi :

Senin-Kamis = 07.00 – 15.00 WIB

Jumat = 07.00 – 11.00 WIB

Sabtu = 07.00 – 14.00 WIB

Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu, jadwal kegiatan ini dapat

berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yag ada.

- Kegiatan Penunjang

Kegiatan penunjang berlangsung seiring dengan kegiatan pemasaran

serta kegiatan informasi dan promosi di dalam Taman Budaya Raden Saleh.

Sifat kegiatan ini hanya sebagai activity support kawasan.

3.Skala Pelayanan

Skala pelayanan Taman Budaya Raden Saleh bersifat regional-

nasional, memanfaatkan arus wisatawan ke Semarang dan sekitarnya. Dan

merupakan sarana bagi pelayanan promosi bidang seni dan pariwisata di

Semarang.

4.Gambaran Umum Perencanaan

Taman Rekreasi dan Wisata Budaya ini mengangkat misi berupa taman

yang memiliki makna sosial kehidupan masyarakat. Taman Budaya Raden Saleh

ini memiliki konsep utama sebagai upaya melestarikan budaya setempat, dan

sebagai tempat wisata baru yang dapat menunjang pariwisata yang sudah ada.

Usaha pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui proses menterjemahkan

kelokalan daerah ke dalam bentuk baru.

Kelokalan yang akan diwujudkan dibagi menjadi beberapa macam, yang

meliputi :

· Kelokalan suasana, dalam kelokalan ini dimaksudkan untuk tetap

menghadirkan suasana keakraban dan semarak yang memang sering ditemukan

dalam tempat wisata. Dan juga untuk mengembalikan esensi taman sebagai

tempat interaksi semua kalangan dan kelas masyarakat. Penciptaan suasana

tersebut dapat melalui penciptaan bentuk bangunan yang berupa bangunan

tradisional yang sederhana tetapi tidak lepas dari karakter bangunan Jawa.

BAB V

Page 150: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

· Kelokalan bentuk, yang diwujudkan dengan mempresedenkan bentuk-

bentuk yang dipakai pada hunian dan bangunan-bangunan umum serta bangunan

pemerintahan daerah setempat. Yaitu berupa bentuk-bentuk arsitektur tradisional

yang berupa joglo, limasan, panggang pe dan lain sebagainya.

· Kelokalan material, kelokalan bentuk di atas akan didukung dengan

kelokalan material. Material yang akan digunakan adalah material yang dihasilkan

dan sering digunakan oleh masyarakat setempat. Dalam hal ini material yang akan

digunakan adalah material kayu dan batu bata karena mudah ditemukan dan sering

digunakan oleh masyarakat setempat.

· Yang terakhir adalah Kelokalan Ide, dilakukan dengan mengangkat

potensi kesenian yang terdapat di Semarang dan sekitarnya diwujudkan melalui

penghadiran penggung terbuka untuk tempat mementaskan karya seni rakyat

seperti karawitan dan wayangan serta kesenian yang lainnya dan diletakkan pada

posisi yang strategis sebagai “background” kawasan yang dapat dilihat oleh

semua pengunjung.

Ruang kegiatan komunal dituntut elastis dan terbuka, baik terbuka secara

fisik maupun terbuka secara visual. Terbuka secara fisik maksudnya adalah

kebebasan, kemudahan, dan kelancaran yang diberikan kepada pengunjung untuk

melakukan pergerakan. Sedangkan maksud terbuka secara visual artinya

pengunjung dapat bebas melihat bangunan dan pandangan dapat melihat dari

ruang satu ke ruang lainnya. Karakter tersebut dapat diungkapan dalam pola

ruang, bidang vertikal ruang, dan pola sirkulasi.

B. KONSEP PERANCANGAN

B.1. KONSEP MAKRO

1. Konsep Tata Guna Lahan

Taman Budaya Raden Saleh direncanakan akan dibagi menjadi 2 fungsi,

yaitu fungsi rekreasi dan fungsi budaya. Dengan klasifikasi masing- masing

fungsi sebagai berikut :

BAB V

Page 151: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

a. Fungsi budaya, yaitu Gedung Ki Narto Sabdho , Patung Raden

Saleh, pohon- pohon beringin besar yang telah tumbuh sebelum

bangunan didirikan tetap dipertahankan keberadaannya baik fungsi

maupun bentuk. Karena keberadaannya menyangkut nilai sejarah

kawasan yang dulunya berfungsi sebagai kebun binatang Tegalwareng,

kebun binatang pertama di kota Semarang. Pada zona budaya akan

ditambah beberapa fasilitas yang dibutuhkan pada kawasan ini,

diantaranya yaitu : amphiteater, sanggar kesenian, pusat dokumentasi

seni yang terdiri dari museum dan perpustakaan.

b. Fungsi rekreasi, yang mencakup 2 fungsi, fungsi sosial dan

ekonomi, yaitu Taman Hiburan Rakyat, Taman Bermain Wonderia

didesain ulang dan dikembangkan fungsinya untuk mendukung fungsi

rekreasi dan mewadahi interaksi sosial. Fungsi ekonomi, yaitu PKL yang

dialihfungsikan menjadi cafetaria, art and craft shop dan beberapa

fasilitas di Taman Hiburan Remaja yang bersifat komersial. PKL

ditambah, ditata ulang dan difungsikan sebagai fasilitas pendukung

kawasan. Selain itu dengan penambahan fasilitas Art and Craft Shop

yang berisi penjualan barang dan jasa untuk memasarkan tempat wisata,

baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata religi di Kota Semarang,

dan juga menjual makanan dan kerajinan khas Kota Semarang.

Pengolahan tersebut nantinya mengacu kepada fungsi kawasan mewadahi

kegiatan rekreasi dan wisata budaya. Pembagian tata guna lahan tersebut di

bawah ini :

Area rekreasi berisi :

- Taman Hiburan Rakyat, berupa tempat bermain dengan dan tanpa alat

- Segaran untuk praon ( naik perahu di danau buatan )

- Taman dan ruang komunal

- Restoran

BAB V

Page 152: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Area budaya :

- Teater tertutup

- Ruang pameran,museum, perpustakaan (pusat dokumentasi )

- Sanggar

- Amphiteater ( teater terrbuka )

- Pendhopo

- Bioskop mini ( cineplex )

Area pendukung : ruang pengelola, musholla, area parkir, toilet, cafetaria,

gazebo

Yang masing- masing tidak diwadahi dalam satu wadah, tetapi dengan pembagian

sebagai berikut :

Gambar 50. zonning kawasan

Sumber : analisis pribadi

Area budaya

Area rekreasi U

S

T B

BAB V

Page 153: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

Keterangan :

· Bagian Timur Laut, Jalan Utama Sriwijaya

Pintu masuk utama, plasa penerima dan tempat parkir ( pemanfaatan

sempadan ) dan area budaya sebagian besar pada bagian Timur Laut untuk

memperoleh karakteristik Taman Budaya Raden Saleh lama terhadap

lingkup kawasan sekitarnya.

· Bagian Barat Laut terdapat jalan lingkungan pemukiman Genuk Sari.

Jalan tersebut adalah jalan utama menuju pemukiman padat penduduk.

Jalan ini tidak dapat dimasuki sembarang kendaraan karena merupakan

satu- satunya akses ke pemukiman Genuk Sari.

· Bagian Barat Daya, di luar kawasan terdapat pemukiman padat penduduk,

yaitu kawasan pemukiman Jalan Wilis. Taman hiburan remaja dan

amphiteater diletakkan di area sebelah Selatan, secara tidak langsung dapat

menarik perhatian penduduk sekitar kawasan.

· Bagian Tanggara, jalan lingkungan menuju pemukiman padat penduduk,

kawasan Genuk Perbalan. Jalan lingkungan yang cukup lebar untuk 2 jalur

kendaraan roda empat, ditempatkan fasilitas pendukung kawasan dan

tempat untuk pengelola ( sirkulasi untuk servis dan pengelola ).

· Bagian tengah kawasan, memiliki potensi sebagai plasa penerima dan

pusat awal dan akhir dari seluruh aktivitas dalam kawasan, dimana

pengunjung dapat menentukan pilihan aktivitas yang dijalani. Plasa

penerima bisa berbentuk taman, dengan memanfaatkan pohon- pohon

konservasi yang letaknya paling banyak terdapat di tengah kawasan

sebelah timur laut.

2. Konsep Pengolahan Site

Secara garis besar kondisi tapak kawasan Taman Budaya Raden Saleh

adalah rata, kecuali pada bagian barat daya yang masih berupa lahan kosong

memiliki kontur tanah setinggi maksimal 1 meter. Kondisi ini memiliki

BAB V

Page 154: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

banyak keuntungan menyangkut peletakkan bangunan yang membutuhkan

view menarik seperti taman bermain dan pujasera sehingga dapat melihat

seluruh kegiatan taman budaya. Juga pemanfaatan gardu pandang pada

kontur tertinggi

g. Konsep Pencapaian dan Sirkulas

Gambar 51. konsep pencapaian site

Sumber : analisis pribadi

Main Entrance masuk dan keluar kawasan dijadikan satu pintu, dengan

lebar gerbang masuk utama dibuat lebar untuk mengantisipasi crowded. Side

Entrance digunakan untuk pengelola pusat. Panah berwarna kuning di dalam site

menunjukkan alur sirkulasi di dalam kawasan. Sirkulasi terbagi menjadi 2, yaitu

sirkulasi kendaraan penghubung ( bemo wisata ) dan sirkulasi pengun jung

pejalan kaki. Sirkulasi keduanya dibuat terpisah, untuk keamanan, kenyamanan

dan privasi masing- masing pengguna. Sirkulasi yang dirancang berupa sirkulasi

memutari kawasan, agar pengunjung bisa menikmati seluruh pemandangan dan

fasilitas di dalam kawasan.

ME

SE

Sirkulasi pejalan kaki

Sirkulasi bemo wisata

BAB V

Page 155: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

Gambar 52. Fasilitas kendaraan di dalam site : Bemo wisata

Sumber : analisis pribadi

h. Konsep Orientasi

Gambar 53. orientasi site

Sumber : analisis pribadi

View terbaik pada suatu site menentukan arah orientasi bangunan,

terutama bangunan yang terletak di depan uuntuk memperlihatkan identitas

BAB V

Page 156: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

kawasn.. Orientasi Taman Budaya Raden Saleh menghadap ke arah Timur Laut,

menghadap ke Jalan Sriwijaya, dengan pertimbangan utama akses menuju jalan

utama lebih mudah. Orientasi bangunan di dalam site terpusat ke tengah kawasan.

i. Pengendalian Permasalahan Site

Gambar 54. pengendali noise

Sumber : analisis pribadi

Vegetasi sebagai pagar fisik bangunan & pengendali kebisingan

BAB V

Page 157: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

j. Zonifikasi Kawasan

Gambar 55 zonifikasi kawasan

Sumber : analisis pribadi

B.2 KONSEP MIKRO

1. Pengelompokkan Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan dalam kawasan Taman Budaya Raden Saleh meliputi :

a. Pengunjung

· Pengunjung fasilitas budaya yaitu seseorang atau sekelompok

orang yang datang berkunjung, berwisata budaya, berlatih seni,

atau menonton pertunjukkan seni. Pengunjung Taman Budaya

biasanya adalah warga sekitar, wisatawan domestic dan

wisatawan mancanegara.

Area parkir

Zona budaya

Zona peghubung ( zona abu- abu )

Zona rekreasi

Area parkir

Sirkulasi kawasan Zona pengelola pusat

BAB V

Page 158: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

· Pengunjung fasilitas rekreasi yaitu seseorang atau sekelompok

orang, baik keluarga maupun instansi tertentu yang datang

berkunjung untuk melakukan aktivitas bermain atau berkumpul

secara terbuka sambil mempelajari budaya lokal Kota

Semarang.

b. Tamu

Tamu yang dimaksud disini adalah pengunjung dan pihak- pihak

yang berkepentingan dengan staff pengelolaan.

c. Pengelola

Sekelompok orang yang mengelola manajemen Taman Rekreasi

dan Wisata Budaya, terkait aspek pengelolaan keuangan (

kontribusi terhadap pemerintah ), kebersihan, keamanan dan

kenyamanan, dan aspek pengelolaan lain.

d. Pekerja Seni ( seniman dan pelatih kesenian )

Seniman adalah pekerja seni yang menciptakan suatu karya seni,

mempelajarinya, dan mengapresiasikan karyanya kepada

masyarakat luas. Sedangkan pelatih seni adalah seseorang atau

sekelompok orang yang berkompeten di bidang seni, yang

bertugas menularkan atau mengajarkan ilmunya kepada

khalayak. Pelatih seni biasanya merupakan bagian dari seniman-

seniman. Pekerja seni di Semarang terdiri dari :

· Gambang Semarang

· Cap Go Meh

· Grup Wayang Orang Ngesthi Pandowo dan Karawitan Condong Raos

· Pow- Tee- Hie

· Sam sie

· Kasidah Modern Nasida Ria

BAB V

Page 159: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

2. Pengelompokkan Zona Ruang Kegiatan

a. Kelompok zona budaya :

1) Gedung pertunjukkan kesenian tradisional seperti : wayang

orang, kethoprak, wayang kulit, ludruk, keroncong ( teater

tertutup )

2) Amphiteater untuk pentas musik dan teater outdoor

3) Sanggar dan tempat pameran untuk kegiatan pameran budaya

4) Bioskop mini, untuk pemutaran film dokumenter karya anak

Indonesia, maupun film pendidikan dan dokumenter

5) mendokumentasikan budaya lokal (museum dan perpustakaan )

b. Kelompok zona rekreasi :

· Taman hiburan remaja, meliputi :

- Tempat bermain dengan alat

- Taman dengan tempat duduk/ ruang komunal

· Segaran untuk praon

c. kelompok kegiatan pendukung

1) cafetaria

2) Ruang rapat dan seminar dalam kantor pengelola

3) Art and craft shop

4) Fasilitas umum, seperti : toilet dan musholla

5) Area parkir

d. kelompok zona ruang pengelola

e. kelompok zona ruang kegiatan servis

BAB V

Page 160: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

Pola Kegiatan Pengunjung secara menyeluruh

Pola Kegiatan Pengelola secara menyeluruh

5. Jenis dan Besaran Ruang Taman Rekreasi dan Wisata Budaya

a. Zona ruang kegiatan budaya

Diagram 16 Pola kegiatan pengunjung Sumber : Analisa pribadi

PLAZA

parkir

datang pulang

Hall/ taman/ R.

Zona Kegiatan Budaya Zona Kegiatan Rekreasi

ibadah

lavatory

makan

ME

Diagram 17 Pola kegiatan Pengelola Sumber : Analisa pribadi

SE PLAZA

parkir

datang pulang

Kantor Pengelola zona budaya

Rapat

ibadah

lavatory

makan

Kantor Pengelola zona rekreasi

BAB V

Page 161: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

Ruang Kebutuhan ruang dan besaran Luas

Teater tertutup Lobby

Teras

r. pertunjukkan

stage

gudang alat

r. rias ( 2 )

r. ganti ( 2 )

lavatory ( 3 )

r. persiapan

300 m2

78 m2

375 m2

100 m2

144 m2

@ 28 m2

@23 m2

@ 37,5 m2

230 m2

1440 m2

Perpustakaan Hall

Lobby

r. internet

r. arsip

r. rak buku ( total )

r baca

r. pustakawan

144 m2

80 m2

90 m2

187,5 m2

187,5 m2

546 m2

24 m2

1127,5 m2

museum Lobby

r. display terbuka

r. display tertutup

r. pengelola museum

104 m2

100,5 m2

72,6 m2

30 m2

313,1 m2

BAB V

Page 162: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

Sanggar Hall/ lobby

r. seni musik

r. seni teater

r. seniman

gudang alat

r. seni tari

r. seni kriya

r. latihan terbuka

270 m2

107,5 m2

81 m2

104,6 m2

40 m2

135 m2

54 m2

135 m2

927,1 m2

Amphiteater Tribun dan stage 1683 m2 1683 m2

r. pengelola r. kabag rekreasi

r. kabag budaya

r. tunggu/ lobby

r. pelayanan informasi

r. staff pelaksana

r. arsip

r. pimpinan umum

loket

ticketting

80 m2

80 m2

12,8 m2

80 m2

36 m2

3,5 m2

72 m2

18 m2

64 m2

500 m2

Zone servis Lavatory umum ( 2 ) @ 32 m2 64 m2

Jml total kawasan budaya 6834,7 m2

b. Zone kegiatan rekreasi

BAB V

Page 163: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

Ruang Kebutuhan ruang dan besaran Luas

Zone segaran Kolam segaran

r. tunggu

1855 m2

240

3055 m2

Area outbond dan

permainan anak

Outbond area ( 4 ) @ 1500 m2 6000 m2

restoran Dapur

r. makan

r. seminar

90 m2

345 m2

270 m2

705m2

Sanggar Hall/ lobby

r. seni musik

r. seni teater

r. seniman

gudang alat

r. seni tari

r. seni kriya

r. latihan terbuka

270 m2

107,5 m2

81 m2

104,6 m2

40 m2

135 m2

54 m2

135 m2

927,1 m2

Jml total kawasan rekreasi i. m2

C.Konsep Ekspresi dan Tampilan Bangunan

· Atap limasan kombinasi dak

BAB V

Page 164: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

Atap limasan khas bangunan Jawa Tengah, dengan kuku bima pada

setiap sudut atap menimbulakn kesan njawani dan memberi identitas pada

bangunan.

Pemberian dak sebelum atap limasan bertujuan untuk menghindari

kesan monoton dan untuk menambah sifat dinamis, sesuai dengan apa yang

diwadahi di dalamnya, yaitu kesenian yang fleksibel, dinamis, ditambah

dengan kegiatan rekreasi yang bersifat santai dan tidak formal.

Atap limasan yang ditinggikan juga berfungsi sebagai jalur masuknya

matahari ke dalam ruangan tanpa panas yang berlebih.

Gambar 56 kombinasi atap limasandan atap dak

· Untuk memberi kesan bangunan khas Semarang, diberikan motif

batik semarangan, baik pada eksterior maupun interiornya.

Gambar 57 motif batik semarangan

Gambar 58 konsul besi pada sebagian besar bangunan bermotif batik

BAB V

Page 165: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

Gambar 59 bangunan teater tertutup dan cineplex

Gambar 60 area outbond

Gambar 61 kawasan Taman Wisata Budaya dan Rekreasi

BAB V

Page 166: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

Gambar 62 Pintu Gerbang Kawasan Taman Rekreasi dan Wisata Budaya Raden

Saleh

· Konsep Tata Akustik Teater tertutup dan teater terbuka ( Amphiteater )

1. Tata akustik Teater tertutup

Gedung Pertunjukan Teater Tertutup yang memiliki luas bangunan1.728 m2

terdiri dart beberapa fasilitas antara lain : panggung pertunjukan, ruang

penonton,ruang rias artis, ruang perlengkapan artistik, ruang operator, kamar kecil

pemain dan penonton, serta lobby teater yang berfungsi sebagai ruang tunggu

VIP.

Ruang penonton yang berkapasitas 800 tempat duduk dengan panggung (play

area) berukuran 30 x 8 m dapat dinikmati dari satu titik pandang

penonton. Dukungan lighting dan sound system yang memadai dan panggung

elektrik memberikan kemudahan pada setiap sajian pertunjukan.

Gambar 63. Interior Teater Tertutup

BAB V

Page 167: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

2. Amphiteater

D. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN FISIK

BANGUNAN

a. Sistem Struktur dan Kontruksi

a. Sistem Struktur dan bahan kontruksi

Menggunakan sistem rangka (para super struktur atau badan

bangunan) dan sistem dinding pemikul, karena keduanya saling

menutupi dan mengantisipasi kekurangan dari masing-masing sistem

struktur, sementara untuk bahan kontruksi mengingat bangunan hanya

dua lantai menggunakan beton bertulang,

b. Jenis sub struktur/pondasi

No Jenis Pondasi keterangan

1 Batu Kali/menerus

Digunakan untuk bangunan satu

lantai, material terbuat dari batukali

yang disusun secara menerus

dengan semen (PC), tingkat

kedalaman pondasi antara 0-1 m

2 Foot plate

Digunakan untuk bangunan lebih

dari satu lantai (1-4), material yang

dipakai untuk pondasi footplate

BAB V

30 m

30 m

Tribun penonton

Posisi gamelan

Arah hadap penari ( 4 sisi )

Page 168: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

adalah besi dan beton. Besar\kecil

dan kualitas pondasi ditentukan

sesuai dengan kebutuhan

3

Sumuran

Digunakan untuk bangunan lebih dari satu lantai, material yang dipakai untuk pondasi footplate adalah besi dan beton. Semntara untuk sumurnya menggunakan batu kali. Pondasi ini digunakan untuk pembangunan bangunan yang mempunyai permasalahan dengan kondisi lahan

4 Tiang pancang

Digunakan untuk bangunan lebih

dari satu lantai / untuk bangunan

tinggi. Material yang dipakai untuk

pondasi tiangpancang adalah besi

dan beton. Besar\kecil dan kualitas

pondasi ditentukan sesuai dengan

kebutuhan

Pemilihan jenis pondasi

Sesuai dengan kriteria diatas maka jenis pondasi yang sesuai

adalah Pondasi Footplate dan batu kali (Menerus)

b. Bahan Finishing bangunan

a.Bahan finishing lantai yang digunakan adalah :

1. Keramik

Sumber : Analisa Pribadi

BAB V

Page 169: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

Memiliki aneka ragam desain dan texture yang menarik dan

mudah dalam perawatan. Digunakan pada sebagian besar rung-

ruang

2. Marmer

Memiliki kesan kemegahan, sesuai dengan fungsi

kewibawahan bangunan budaya. Digunakan pada Hall utama

atau enterace masuk

3. Karpet

Berkesan hangat, nyaman, eksklusif dan mampu menyerap

getaran dan suara. Digunakan pada ruang rapat, ruang seminar,

bioskop mini, teater tertutup, yang membutuhkan media sebagai

peredam suara.

b. Bahan finishing yang digunakan adalah :

1. Marmer

Memiliki kesan kemegahan, sesuai dengan fungsi

kewibawahan bangunan budaya. Digunakan pada Hall utama

atau enterace masuk

2. Keramik

Memiliki aneka ragam desain dan texture yang menarik dan

mudah dalam perawatan. Digunakan pada sebagian finishing

lavatory dan pantry

3. Cat tembok

Digunakan pada sebagian besar ruang pada bangunan.

c. Bahan yang digunakan untuk finishing plafond adalah :

1. Kayu

Berkesan megah, hangat dan eksklusif, digunakan pada ruang-

ruang sanggar.

2. Gypsum board

Digunkan disebagian besar bangunan

3. Accoutical Ceiling

BAB V

Page 170: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

Digunakan untuk interior

d. Bahan finishing pintu dan jendela

Bahan yang dipakai adalah ;

1. Kayu

Memberikan kesan mewah dan megah. Digunakan pada

dinding bagian luar bangunan dan enterance, termasuk pintu

utama

2. Almunium

Digunkan pada sebagaian besar ruang bangunan

e. Bahan finishing atap

Bahan atap yang dipakai adalah genteng keramik. Memerikan

kesan kesan alami dan exklusif, serta memiliki nilai ekstetika yang

tinggi.

f. Warna bangunan

Warna memnrikan penciptaan karakter yang diinginkan, setiap

warna yang memiliki karakternya masing-masing yang diungkapkan,

misalnya:

· Merah : menggairahkan , merangsang otak dan agresif. Warna

merah muda memberi kesan sehat, semangat hidup dan

vitalitas.

· Kuning : gairah, merangsang dan menarik perhatian.

· Biru : membantu konsentrasi, berkesan sejuk.

· Hijau : menyejukkan dan memberi kesan tenang.

· Jingga : merangsang dan menggairahkan.

· Ungu : tenang, lembut dan istirahat.

· Coklat : hangat, alamiah, berwibawah dan bersahaja. Akan lebih

baik bila digunakan dengan warna lain karena coklat akan

memberikan kesan menekan semangat bila digunakan

sendiri.

BAB V

Page 171: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

· Kelabu : dingin, mendung dan mematikan semangat bila tidak

digunakan dengan warna lain.

· Hitam : keras, berat, dan melambangkan duka cita.

· Putih : menggairahkan bila digunakan dengan warna lain, tenang

dan netral.

Sebagai bangunan pemerintahan bangunan harus mempunyai

karakter berwibawah, netral dan memberikan kenyamanan bagi

pengguna dan pemakai, maka warna yang digunakan adalah kombinasi

coklat muda dan tua

g. Utilitas bangunan

a. Sistem Mekanikal

1. Sistem pemadam kebakaran

Sistem pemadam kebakaran yang digunakan adalah :

· Fire Hidrant

Sistem pemadam kebakaran dengan jalan

menyemprotkan air dari selang air yang berasal dari

Hydrant Box (disediakan disetiap lantai)

· Fire Extinguiser

Berupa tabung yang berisi bahan yang dapat

memadamkan api secara cepat ( disediakan disetiap ruang)

· Sistem penyelamatan penghuni

Karena bangunan hanya dua lantai maka tidak

memerlukan tangga darurat, peringatan hanya difokuskan

pada alarm jika terjadi kebakaran saja di setiap ruang.

b.Sistem Plumbing

1) Air bersih

Sumber air bersih

Sumber air bersih di lokasi didapatkan dari

- Jaringan air kota (PDAM)

- Sumur air tanah

- Campuran

BAB V

Page 172: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

Untuk bangunan kantor dipilih sumber air secara

kombinasi dengan sumber sir utamanya berasal dari

PDAM. Sistem ini lebih menguntungkan dengan

maksud agar tidak terjadi kemancetan dan supllai air

tetap lancar.

Distribusi air

2) Sistem buangan air limbah

Seluruh buangan padat dari bangunan disalurkan ke

dalam Septic Tank untuk selanjutnya diresapkan atau

disalurkan ke unit pengolahan limbah cair untuk selanjutnya

dialirkan ke saluran drainase.

Limbah buangan dari KM

Limbah buangan dari Pantry

Diagram18 sistem distribusi air Sumber : Analisa pribadi

Diagram 19 limbah buangan dari KM Sumber : Analisa pribadi

Diagram 20 limbah buangan dari Pantry Sumber : Analisa pribadi

BAB V

Page 173: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

3) Sistem pembuangan air hujan

Air hujan dari atap bangunan dialirkan melalui saluran

pada pipa pembuangan kemudian di bak kontrol dan

dibuang ke saluran induk. Untuk air hujan dari lansekap

dialirkan langsung untuk kemudian disaring di bak kontrol

dan dibuang ke saluran induk.

Sistem buangan air hujan

5) Sistem Elektrikal

a.Pendekatan sitem udara

Sistem yang dipakai adalah AC split (Ac tersendiri)

mengingat semua ruang yang menggunakan AC dan dalam segi

maintenace. Service maupun penggunaan energi lebih hemat

b.Pendekatan sistem telekomunikasi

Dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :

6) Sistem teekomunikasi internal

Sistem telekomunikasi internal dilayani oleh intercom yang

menghubungkan kesemua ruang

7) Sistem telekomunikasi external

Sistem telekomunikasi external dilayani oleh :

· Telepon PABX ( Public Automatic Branch Machine) yang

menggunakan sistem sambungan langsung internasional

· Telepon umum kartu dengan fasilitas SLI (sambungan langsung

Inetrnasional)

Diagram 21 limbah buangan ai hujan Sumber : Analisa pribadi

BAB V

Page 174: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · bangunan penerima yang berisi kantor pengelola dan ticketing, teater tertutup untuk pertunjukkan seni tertutup, pendhopo besar dan kecil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

· Faximile sebagai fasilitas pengiriman atau penerimaan dokumen

atau surat-surat

· Car Call Sistem

Dipakai untuk memanggil sopir yang berada di parkir area

8) Sistem kelistrikan

Sumber tenaga dilayani oleh PLN sebagai energi primer dan

Generator set sebagai cadangan, dengan sistem didtribusi sebagai

berikut :

9) Pembuangan sampah

Sistem yang digunakan adalah dengan memisahkan sampah

sesuai dengan jenisnya yaitu sampah organik dan sampah

anorganik.

PLN Panel Utama Panel Cadangan

Genset

A

B

C

D

Diagram 22 sistem jaringan listrik Sumber : Analisa pribadi

Diagram 23 pembuangan sampah Sumber : Analisa pribadi

BAB V