80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENGUKURAN SUDUT DALAM PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN NYAMPLUNG GAMPING SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: SIDIQ PRAMONO X7108748 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENGUKURAN SUDUT

DALAM PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

SDN NYAMPLUNG GAMPING SLEMAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh:

SIDIQ PRAMONO

X7108748

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENGUKURAN SUDUT

DALAM PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

SDN NYAMPLUNG GAMPING SLEMAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

SIDIQ PRAMONO

X7108748

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program S1 PGSD

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk

Meningkatkan Pemahaman Pengukuran Sudut dalam Pelajaran Matematika Siswa

Kelas IV SDN Nyamplung Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Tahun

Pelajaran 2010/2011”.

Oleh:

Nama : Sidiq Pramono

Nim : X7108748

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Januari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Istiyati, M.Pd Siti wahyuningsih, M.Pd

NIP 196108191986032001 NIP.196101211986012001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk

Meningkatkan Pemahaman Pengukuran Sudut dalam Pelajaran Matematika Siswa

Kelas IV SDN Nyamplung Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Tahun

Pelajaran 2010/2011”.

Nama : Sidiq Pramono

NIM : X7108748

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs.Kartono, M. Pd .......................

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd ........................

Anggota I : Siti Istiyati, M. Pd ........................

Anggota II : Siti Wahyuningsih, M Pd ........................

Disahkan oleh,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

v

ABSTRAK

Sidiq Pramono, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENGUKURAN SUDUT DALAM PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN NYAMPLUNG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011. Tujuan penelitian ini adalah: Meningkatkan pemahaman pengukuran sudut dalam pelajaran Matematika melalui model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Nyamplung Tahun Pelajaran 2010/2011; Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan bentuk pendekatannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model penelitian ini menggambarkan serangkaian langkah yang membentuk siklus. Setiap langkah tersebut terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Nyamplung, Gamping Sleman. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV sebanyak 12 orang siswa yaitu 4 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi: observasi, wawancara, tes hasil belajar dan perekaman. Validitas data dalam penelitian ini menggunkan dua trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan siswa yang belajar tuntas pada siklus I hanya 66,67% atau meningkat 41,67% dari keadaan awal, namun hasil ini belum mencapai target penelitian yang mematok siswa belajar tuntas sebanyak 90%. Penelitian kemudian dilanjutkan ke siklus II. Siswa yang belajar tuntas pada siklus II ini mengalami peningkatan, yaitu 91,67% siswa telah mencapai KKM yang ditentukan (nilai 70), dari hasil siklus II ini maka penelitian telah berhasil. Untuk proses pembelajaran terjadi peningkatan keaktifan siswa dan keluwesan guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran kontekstual. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman pengukuran sudut dalam pelajaran Matematika siswa kelas IV SDN Nyamplung, Gamping, Sleman Tahun Pelajaran 2010/2011;;

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACTS

Sidiq Pramono, THE IMPLEMENTATION OF CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL TO IMPROVE THE COMPREHENSION OF ANGLE MEASUREMENT IN MATHEMATIC LESSON FOR 4TH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL NYAMPLUNG GAMPING SLEMAN SCHOOL YEARS 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta, January 2011 The purpose of this research are: To increase student comprehension of angle measurement in Mathematic lesson in 4th grade of Elementary School Nyamplung Gamping Sleman School Years 2010/2011 through Contextual Teaching and Learning Model; The kind of the research is action research and the approach which is used in the research is descriptive qualitative. This mode describes the steps in forming the cycle. Every step has four phases: planning, action, observation, and reflection. The subject in this research are 12 students, they are 4 girls and 8 boys in 4th grade of Elementary School Nyamplung Gamping Sleman School Years 2010/2011. The technique which are use in collecting the data cover: observation, conversation, achievement test, and data record. The technique of analyzing data which is used is the verification analyzing which consist of three steps: reduction data, presentation data, and conclusion data. Based on the result of the research it can be known that the students who have quite better in the first cycles only 66,67% or increase 41,67% from the first condition, but the result has not yet reach the result target which have to complete learning 90%. The research is continued to the second cycle. The students who get the complete learning in the second cycle get the increasing of 91,67% students have gained the complete learning (70 point), from this second cycles result it can be known that the research has been successful. The Contextual Teaching and Learning Model can make the students active and the teachers can flexible to teach the students. The conclusion are: The application Contextual Teaching and Learning Model can increase student comprehension of angle measurement in Mathematic lesson for the 4th grade of Elementary School Nyamplung Gamping Sleman School Years 2010/2011;

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

vii

MOTTO

Andai kesusahan adalah hujan dan kesenangan adalah matahari,

maka kita butuh keduanya untuk melihat pelangi,

Sebelum jauh-jauh memperbaiki diri,

sebelum jauh-jauh mencari solusi buat segala permasalahan yang kita hadapi,

Nomer satu yang harus kita perbaiki adalah sholat

(Ustad. Yusuf Mansur)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Ibunda (Sutini) dan Ayahanda (Warsono) atas

doa kasih sayangnya

2. Kakak (Mas Ikhsanudin) atas dorongan dan

motivasinya.

3. Ibu dan Teman-teman kos Bu Sri (Mas

Rizki,Neng, Mas Ucup, Haunan, Tian, dll )atas

bantuanya.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT, karena atas

berkat rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan

Pemahaman Pengukuran Sudut dalam Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SDN

Nyamplung Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran

2010/2011”.

Penulisan ini disusun dalam rangka guna memperoleh gelar Sarjana pada

Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan maupun kerjasama

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin bagi penulis untuk menyusun skripsi ini.

2. Drs. R. Indianto, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah menyetujui dan mengesahkan judul skripsi yang telah diajukan.

3. Drs. Kartono, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd, selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

5. Ibu Siti Istiyati, M. Pd dan Ibu Siti Wahyuningsih selaku dosen Pembimbing I

dan dosen Pembimbing II yang telah tulus ikhlas dan sabar membimbing,

mengarahkan, dan memberikan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

6. Bapak/Ibu guru berserta staf SD Negeri Nyamplung, Gamping, Sleman, yang

telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

7. Teman-teman se-almamater yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu,

yang telah memberikan semangat pada penulis dan atas kerja samanya.

8. Semua pihak yang telah ikut membantu dan mendukung dalam penyelesaian

skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran

yang membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis sendiri khususnya serta pembaca pada umumnya

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... v

HALAMAN ABSTRACT ....................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 6

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 6

1. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual............................. 6

a. Pengertian Pembelajaran ..................................................... 6

b. Pengertian Model Pembelajaran .......................................... 7

c. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual ....................... 8

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

d. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual ..................... 11

e. Tujuan Pembelajaran Kontekstual ...................................... 12

f. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual .......... 13

c. Langkah- langkah Pembelajaran Kontekstual ...................... 14

2. Peningkatan Pemahaman Pengukuran Sudut Dalam

Pembelajaran Matematika ....................................................... 17

a. Pengertian Pemahaman ....................................................... 17

b. Pengertian Pengukuran ....................................................... 19

c. Pengertian Sudut ................................................................. 20

d. Pembelajaran Pengukuran Sudut ......................................... 22

e. Pengertian Matematika ....................................................... 23

f. Langkah- langkah Pembelajaran Matematika ....................... 24

g. Ruang Lingkup Matematika SD ......................................... 25

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 27

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 28

D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 30

A. Setting Penelitian .................................................................... 30

1. Tempat Penelitian ............................................................. 30

2. Waktu Penelitian ............................................................... 30

B. Subjek Penelitian .................................................................... 30

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................ 31

1. Bentuk Penelitian .............................................................. 31

2. Strategi Penelitian ............................................................. 31

D. Sumber Data ........................................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 32

F. Validitas Data ......................................................................... 33

G. Teknik Analisis Data ............................................................... 33

H. Indikator Kerja ........................................................................ 34

I. Prosedur Penelitian Tindakan .................................................. 35

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 39

A. Deskripsi Data Penelitian ........................................................ 39

1. Deskripsi Kondisi Awal ...................................................... 41

B. Deskripsi Data Tindakan ......................................................... 43

1. Tindakan Siklus I ................................................................ 43

2. Tindakan Siklus II ............................................................... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 60

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... 62

A. Simpulan ................................................................................. 62

B. Implikasi ................................................................................. 62

C. Saran ....................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 66

LAMPIRAN ........................................................................................... 68

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek

Kualitas Proses .................................................................... 34

Tabel 2 Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek

Pemahaman Konsep ............................................................ 35

Tabel 3 Data Frekuensi Awal Sebelum Tindakan ............................. 41

Tabel 4 Hasil Tes Awal .................................................................... 42

Tabel 5 Data Nilai Pada Siklus I....................................................... 48

Tabel 6 Data Frekuensi Nilai Pada Sklus I ....................................... 49

Tabel 7 Hasil Tes Siklus I ................................................................ 50

Tabel 8 Data Nilai Pada Siklus II ..................................................... 56

Tabel 9 Data Frekuensi Nilai Siklus II .............................................. 57

Tabel 10 Hasil Tes Pertemuan Siklus II .............................................. 58

Tabel 11 Data Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas ........... 58

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir ............................................................... 29

Gambar 2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas..................................... 36

Gambar 3 Grafik Nilai Awal Siswa Sebelum Tindakan ........................ 42

Gambar 4 Grafik Nilai Siswa Siklus I .................................................. 50

Gambar 5 Grafik Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas Awal

dengan Siklus I .................................................................... 51

Gambar 6 Grafik Nilai Siswa Siklus II ................................................. 58

Gambar 7 Grafik Perbandingan Siswa Belajar Tuntas .......................... 59

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Matematika Kelas IV SD ...................................... 67

Lampiran 2 Soal Pretes ........................................................................ 68

Lampiran 3 Rekapitulasi Nilai Siswa Sebelum Tindakan ..................... 70

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................... 71

Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I ........................................................ 87

Lampiran 6 Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Evaluasi

Siklus I .............................................................................. 90

Lampiran 7 Rekapitulasi Nilai Siklus I ................................................. 91

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................... 92

Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus II ...................................................... 108

Lampiran 10 Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Evaluasi

Siklus II ............................................................................ 110

Lampiran 11 Rekapitulasi Nilai Siklus II ............................................... 111

Lampiran 12 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ........................ 112

Lampiran 13 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ...................... 114

Lampiran 14 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ........................... 116

Lampiran 15 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II .......................... 118

Lampiran 16 Dokumentasi ..................................................................... 120

Lampiran 17 Bukti Fisik Evaluasi Siswa ................................................ 127

Lampiran 18 Surat Keterangan dari SD N Nyamplung ........................... 151

Lampiran 19 Ijin .................................................................................... 152

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam

kehidupan sekarang ini. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang

dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan

yang terjadi dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Dalam implementasi

kurikulum di sekolah, guru dituntut untuk senantiasa belajar dan mendapatkan

informasi baru tentang pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan pada

umumnya (Mulyasa, 2009: 13).

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (NSP) terdapat standar kompetensi lulusan

yaitu digunakan sebagai penilaian penentuan kelulusan peserta didik, yang

meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Salah satu mata pelajaran yang sering membebani

siswa dalam menentukan kelulusan adalah Matematika.

Matematika adalah salah satu pelajaran yang membutuhkan tingkat

konsentrasi yang tinggi. Matematika menjadi penting karena semua ilmu

membutuhkan Matematika di dalamnya. Pada kenyataannya, jika diperhatikan

hasil belajar Matematika pada umumnya masih tergolong rendah. Hal ini

disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran Matematika.

Banyak mitos-mitos yang berkembang pada lingkungan sekolah tentang

Matematika, hal ini akan memberikan andil besar dalam membuat sebagian siswa

merasa alergi bahkan tidak menyukai Matematika. Akibatnya, mayoritas siswa

kita akan mendapat nilai buruk untuk bidang studi ini, bukan lantaran tidak

mampu, melainkan karena sejak awal sudah merasa alergi dan takut sehingga

malas untuk mempelajari Matematika. Menurut Ade Chandra Prayogi, S.Pd

(http://www.friendster.com/adechandraprayogi. 02/02/2010) Ada lima mitos

sesat yang sudah mengakar dan menciptakan persepsi negatif terhadap

Matematika yaitu: (1) Matematika adalah ilmu yang sangat sukar sehingga hanya

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

sedikit orang atau siswa dengan IQ minimal tertentu yang mampu memahaminya.

(2) Matematika adalah ilmu hafalan dari sekian banyak rumus. Padahal,

Matematika bukanlah ilmu menghafal rumus, karena tanpa memahami konsep,

rumus yang sudah dihafal tidak akan bermanfaat. (3) Matematika selalu

berhubungan dengan kecepatan menghitung. Memang, berhitung adalah bagian

tak terpisahkan dari Matematika, terutama pada tingkat SD. Tetapi, kemampuan

menghitung secara cepat bukanlah hal terpenting dalam Matematika. Yang

terpenting adalah bagaimana siswa dapat memahami Matematika sehingga

pemahaman meningkat. (4) Matematika adalah ilmu abstrak dan tidak

berhubungan dengan realita. Mitos ini jelas-jelas salah kaprah, sebab fakta

menunjukkan bahwa Matematika sangat realistis. Dalam arti, Matematika

merupakan bentuk analogi dari realita sehari-hari. (5) Matematika adalah ilmu

yang membosankan, kaku, dan tidak rekreatif. Anggapan ini jelas keliru. Meski

jawaban (solusi) Matematika terasa eksak lantaran solusinya tunggal, tidak berarti

Matematika kaku dan membosankan. Maka menjadi tugas guru untuk

menghilangkan atau meluruskan mitos sesat yang ada pada siswa tersebut agar

matematika tidak menjadi pelajaran yang menakutkan lagi bagi mereka. Berbagai

cara dan upaya perlu dilakukan agar siswa tidak malas dalam mempelajari

matematika. Dengan begitu diharapkan pendidikan di Indonesia akan semakin

maju.

Pendidikan di Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara lain.

Tantangan bagi pendidikan pada saat ini adalah bagaimana menemukan dan

menciptakan metode pendidikan dan mengkondisikan lingkungan yang tepat bagi

kebutuhan individu-individu yang unik. Lemahnya tingkat berfikir siswa menjadi

sebuah tantangan besar bagi para pendidik. Oleh karena itu guru dituntut harus

mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajar dengan tepat agar siswa

memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna

bagi siswa.

Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya,

bukan mengetahui atau menghafal apa yang dipelajarinya. Jika siswa dapat

memahami apa yang mereka pelajari maka akan lebih mudah bagi para siswa

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

untuk menangkap isi dari pelajaran Matematika. Pembelajaran yang baik adalah

suatu pemahaman bukan menghafal.

Berdasarkan hasil observasi dan kajian dokumen pre tes tentang

pemahaman pengukuran sudut dalam pelajaran Matematika siswa kelas IV belum

seperti yang diharapkan. Kenyataan menunjukkan masih rendahnya tingkat

penguasaan terhadap materi Matematika yang ada. Dari 12 siswa yang ada di

kelas IV hanya ada 3 siswa yang memenuhi KKM (70). Hal ini diakibatkan oleh

beberapa faktor antara lain: kurangnya perhatian siswa dalam pembelajaran,

kesiapan fasilitas pembelajaran, strategi serta model pembelajaran yang digunakan

oleh guru kelas. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan pemahaman siswa

rendah dapat didentifikasikan antara lain sebagai berikut: Model pembelajaran

yang digunakan guru kurang menarik, matematika dianggap pelajaran yang sulit

dan membosankan, pembelajaran yang berlangsung kurang melibatkan siswa atau

guru lebih aktif dari pada siswa, guru tidak mempersiapkan alat peraga yang

mendukung untuk menjelaskan materi pengukuran sudut, media yang digunakan

guru kurang bervariatif, dan pembelajaran tidak dikaitkan dengan situasi alami

siswa. Semua permasalahan yang dialami siswa kelas IV SD N Nyamplung

tersebut akhirnya menjadi seperti benang kusut yang sulit diuraikan. Dibutuhkan

sistem pembelajaran yang benar-benar bisa mengakumulasi semua permasalahan

itu dan sekaligus menemukan solusi yang menyeluruh dan mengakar pada

permasalahan yang ada.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemahaman dalam pelajaran

Matematika, maka proses pembelajaran harus menggunakan model pembelajaran

yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak. Pada dasarnya, siswa lebih tertarik

untuk belajar hal-hal konkrit dan harus mengalami untuk memahami.

Pembelajaran yang di kaitkan dengan keadaan nyata di sekitar akan lebih

bermakna daripada sekedar penyampaian teori. Maka dari sekian banyak model

pembelajaran inovatif, peneliti memilih untuk menggunakan model pembelajaran

kontekstual. Model pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang

menghubungkan pembelajaran dengan keadaan alami siswa, sehingga siswa dapat

memahami dengan mudah konteks yang mereka pelajari. Dalam meningkatkan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

pemahaman pengukuran sudut, guru dapat mengkaitkan dengan situasi nyata

siswa, dan salah satu alternatifnya adalah menggunakan benda nyata yang sering

dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari sebagai media untuk menjelaskan

pengukuran sudut pada kelas IV. Karena permasalah yang diteliti terlalu luas,

maka peneliti membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut: Materi

Matematika yang diteliti yaitu pengukuran sudut pada siswa kelas IV, model

pembelajaran inovatif yang digunakan adalah model pembelajaran kontekstual,

target penelitiannya adalah pemahaman pengukuran sudut pada siswa kelas IV

SDN Nyamplung Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran

Kontekstual untuk Meningkatkan Pemahaman Pengukuran Sudut dalam Pelajaran

Matematika Siswa Kelas IV SDN Nyamplung Kecamatan Gamping Kabupaten

Sleman Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

Apakah penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

pemahaman pengukuran sudut dalam pelajaran Matematika di kelas IV Sekolah

Dasar Negeri Nyamplung Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Tahun

Pelajaran 2010/2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dicapai dalam

penelitian ini adalah:

Meningkatkan pemahaman pengukuran sudut dalam pelajaran Matematika

melalui model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV Sekolah Dasar

Negeri Nyamplung Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran

2010/2011.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoretis

1) Memberikan masukan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran

Matematika khususnya pengukuran sudut.

2) Memberikan sumbangan dalam khasanah keilmuan. Peningkatan mutu

pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di SDN Nyamplung pada

khususnya.

3) Mengembangkan kreativitas guru dalam penggunaan model pembelajaran

kontekstual�

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut:

a. Bagi siswa

1) Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran Matematika.

2) Meningkatnya pemahaman tentang materi yang dipelajari dalam

Matematika.

3) Meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Bagi guru

1) Meningkatnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran inovatif

yang bisa diterapkan untuk meningkatkan proses pembelajaran.

2) Meningkatnya kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran khususnya materi pengukuran sudut pada mata pelajaran

Matematika dengan model pembelajaran kontekstual..

c. Bagi Sekolah

Meningkatnya kualitas pendidikan sekolah dan mampu mendorong untuk

selalu mengadakan pembaharuan dalam proses pembelajaran ke arah yang

lebih baik kualitasnya.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar, belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).

Pembelajaran merupakan suatu proses belajar. Belajar memiliki banyak

definisi. Pembelajaran menurut M.G. Dwijiastuti, Usada, dan Sri Anitah, 2005: 6

adalah membelajarkan siswa menggunakan azas pendidikan maupun teori belajar

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan

proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh siswa.

Slameto (2003: 2) memberikan pengertian belajar sebagai suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Mulyono Abdurrahman ( 2003: 28 )

mendefinisikan belajar sebagai suatu proses seorang individu yang berupaya

mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut dengan hasil belajar, yaitu suatu

bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Nabisi Lapono. Dkk ( 2008: 44)

mengartikan proses pembelajaran yang mendidik adalah proses pembelajaran

yang dilaksanakan untuk membantu peserta didik berkembang secara utuh baik

dalam dimensi kognitif maupun dalam dimensi afektif dan psikomotorik.

Dari sekian banyak definisi pembelajaran atau learning, Elaine B. Johnson

(2007: 18) memilih dua definisi berikut ini:

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“ A relatively permanent change in response potentiality which occurs as a result of rainforced practice and a change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribableto the process of growth”

Dari dua definisi ini dapat didefinisikan ada tiga prinsip yang layak

diperhatikan. Pertama belajar menghasilkan perubahan tingkah laku anak didik

yang relatif permanen; kedua, anak didik memiliki potensi, gandrung, dan

kemampuan kodrati untuk tumbuh dan berkembang tanpa henti; dan yang ketiga,

perubahan atau pencapaian kualitas ideal. Sedangkan Oemar Hamalik ( 2008: 27 )

belajar merupakan suatu proses, sutu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan, belajar

bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas dari itu yaitu memahami.

Pengalaman yang diperoleh berkat interaksi antara individu dengan

lingkungan merupakan belajar dengan jalan mengalami. Dalam Oemar Hamalik

(2008: 29) William Burton menyatakan bahwa:

“Experiencing means living through actual situations and recting vigorously to various aspects of those situations for purposes apparent to the leaner. Experiencing includes whatever one does or undergoes which results in changed behavior, in changed value, meanings, attitudes, or skill.”

Yang artinya pengalaman berarti kehidupan dalam situasi nyata yang

secara sungguh-sungguh meliputi beberapa aspek dimana dalam situasi tersebut

tujuannya untuk mendapatkan pembelajaran yang nyata. Pengalaman termasuk

mengandung apa saja yang dijalani untuk menghasilkan perubahan tingkah laku,

nilai, pengertian, sikap atau kemampuan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan sutu proses belajar individu untuk merubah tingkah laku kearah yang

lebih baik dan perubahan itu relatif menetap.

b. Pengertian Model Pembelajaran

Model yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mendapatkan informasi dari guru, dimana informasi tersebut

dibutuhkan untuk mencapai kompetensi pengajaran (Dwijiastuti, dkk, 2005: 5).

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain menurut Joyce di

dalam (Trianto, 2007: 5).

Arends dalam (Trianto, 2007: 5-6), menyatakan “The term teaching model

refers to a particular appoarch to instruction that includes its goals, syntax,

environment, and management system.” Istilah model pengajaran mengarah pada

suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,

lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada

strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri

khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut

ialah:

(1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;

(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);

(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur, di dalam Trianto, 2007: 6)

Dalam kehidupan sehari-hari, kata model digunakan dalam beberapa

konteks. Dalam lingkup pendidikan istilah model telah lama digunakan. Model

mengajar merupakan patokan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar-

mengajar. Model pembelajaran adalah suatu pola instruksional yang memberikan

proses sepesifikasi dan penciptaan situasi lingkungan tertentu yang

mengakibatkan para siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan khusus pada

tingkah laku mereka (Dwijiastuti, dkk, 2005:24).

c. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual

Pengertian Kontekstual (contextual) berasal dari kata konteks (contex).

Konteks (contex) berarti “bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung

atau menambah kejelasan makna, situasi yang ada hubungannya dengan suatu

kejadian” (Depdiknas, 2001: 591). Kontekstual (contextual) diartikan “sesuatu

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

yang berhubungan dengan konteks (contex)” (Depdiknas, 2001: 591). Sesuai

dengan pengertian konteks maupun kontekstual tersebut, pembelajaran

kontekstual (contextual learning) merupakan sebuah pembelajaran yang dapat

memberikan dukungan dan penguatan pemahaman konsep siswa dalam menyerap

sejumlah materi pembelajaran serta mampu memperoleh makna dari apa yang

mereka pelajari dan mampu menghubungkannya dengan kenyataan hidup sehari

hari. Hal ini juga sejalan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual yang

berasumsi sebagai berikut:

Secara alamiah proses berpikir dalam menemukan makna sesuatu itu

bersifat kontekstual dalam arti ada kaitannya dengan pengetahuan dan

pengalaman yang telah mereka (siswa) memiliki yaitu ingatan, pengalaman, dan

balikan (respon), oleh karenanya berpikir itu merupakan proses mencari hubungan

untuk menemukan makna dan manfaat pengetahuan tersebut ( Gafur, 2003: 1 ).

Penemuan makna adalah ciri utama dari Model pembelajaran kontekstual.

Di dalam kamus “makna” diartikan sebagai arti dari sesuatu atau maksud ( Elaine

B. Johnson, 2007: 35 ). Ketika diminta untuk mempelajari sesuatu yang tidak

bermakna, para siswa biasanya bertanya, “Mengapa kami harus mempelajari

ini?”. Karena otak terus-menerus mencari makna dan menyimpan hal-hal yang

bermakna, proses mengajar harus melibatkan para siswa dalam pencarian makna.

Model pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak

untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dengan menghubungkan

muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.

Shawn & Anna (2003) Contextual Teaching and Learning (CTL) is e new instructional approach rapidly being adopted, particularly science teacher, accros the nation. It is a conception of teaching and learning in which teachers relate subject matter to real world situations. It motivates students to apply what they learn to their lives as a family members, citizen, and workers and engage in the hard work that learning requires. ( http://www.cew.wisc.edu/teachnet/ctl/ 02/02/2010).

Proses pembelajaran harus memungkinkan para siswa memahami arti

pelajaran yang mereka pelajari. Dalam model pembelajaran kontekstual

pembelajaran kontekstual meminta para siswa melakukan hal itu. Karena

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

kontekstual mengajak para siswa membuat hubungan-hubungan yang

mengungkapkan makna, maka kontekstual memiliki potensi untuk membuat para

siswa berminat belajar. Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching

and Learning) atau CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna

bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan

siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Contextual Teaching and Learning oleh ATEEEC (dalam

http://www.ateec.org/learning/instructor/contectual.htm) disebutkan bahwa

:’’Students learn best-and retain what they have learned-whwn(1)they are

interested in the subject matter and (2)concepts are applied to the contex of the

students’ own lives.’’(ATEEC Fellows 2000)

ATTEC became formally involved in Contextual Teaching and Learning

(CTL) methodos in 1999 as one of the regional cluster teams in a University of

Wisconsin-Madison research project (‘’TeachNET’’) funded by the U.S.

Departement of Education. By June 2001, ATEEC’s growing experience in CTL’s

problem-based learning approach was infused into the Fellows Institute.

Principles and practices of contextual learning continue to be incorporated in the

Fellows Institute curricular projects.

Dapat diartikan bahwa siswa belajar dengan baik dan mengingat apa yang

mereka pelajari ketika (1) Mereka tertarik dengan bahan ajar atau subjek yang

dipelajari dan (2) Konsep yang dipelajari pada kontek kehidupan siswa. ATEEC

menjadi bahan resmi termasuk metode CTL di tahun 1999. salah satu dari

kelompok daerah di Universitas Wiconsin, Madison melakukan penelitian tentang

‘’teachNet’’ yang dibiayai oleh Departemen Pendidikan Amerika. Bulan Juni

2001, ATEEC mengembangkan penelitian pada masalah CTL yaitu dasar

pendekatan pembelajaran dengan memasukkan dalam institut. Prinsip dan praktik

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

dari pembelajaran kontekstual adalah penggabungan secara berkelanjutan dalam

kurikulum institut.

Menurut kerangka berpikir atau asumsi di atas model pembelajaran

kontekstual merupakan proses belajar yang menghubungkan alam pikiran

(pengetahuan dan pengalaman) dengan keadaan yang sebenarnya dalam

kehidupan. Jika siswa mampu menghubungkan kedua hal tersebut, pengetahuan

dan pengalaman yang mereka miliki dari pemahaman konsep akan lebih

bermakna dan dapat dirasakan manfaatnya. Berdasarkan uraian di atas,

pembelajaran kontekstual pada prinsipnya sebuah pembelajaran yang berorientasi

pada penekanan makna pengetahuan dan pengalaman melalui hubungan

pemanfaatan dalam kehidupan yang nyata.

d. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran berbasis kontekstual menurut Sanjaya (Sugiyanto, 2009: 17)

melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yakni kontruktivisme, bertanya,

menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian sebenarnya.

Model pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen yaitu:

1) Kontruktivisme, yaitu pengetahuan siswa dibangun oleh dirinya sendiri atas

dasar pengalaman, pemahaman konsep, persepsi dan perasaan siswa, bukan

dibangun atau diberikan oleh orang lain. Jadi, guru hanya berperan dalam

menyediakan kondisi atau memberikan suatu permasalahan.

2) Inquiry (menemukan), dalam hal ini sangat diharapkan bahwa apa yang

dimiliki siswa baik pengetahuan dan ketrampilan diperoleh dari hasil

menemukan sendiri bukan hasil mengingat dari apa yang disampaikan guru.

Inkuiri diperoleh melalui tahap observasi (mengamati), bertanya (menemukan

dan merumuskan masalah), mengajukan dugaan (hipotesis), mengumpulkan

data, menganalisa dan membuat kesimpulan.

3) Bertanya, dalam pembelajaran kontekstual, bertanya dapat digunakan oleh

guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan siswa.

Sehingga siswa pun akan dapat menemukan berbagai informasi yang belum

diketahuinya.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

4) Masyarakat Belajar, hal ini mengisyaratkan bahwa belajar itu dapat diperoleh

melalui kerja sama dengan orang lain. Masyarakat belajar ini dapat kita latih

dengan kerja kelompok, diskusi kelompok, dan belajar bersama.

5) Pemodelan, agar dalam menerima sesuatu siswa tidak merasa samar atau

kabur dan bingung maka perlu adanya model atau contoh yang bisa ditiru.

Model tak hanya berupa benda tapi bisa berupa cara, metode kerja atau hal

lain yang bisa ditiru oleh siswa.

6) Refleksi yaitu cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari sebelumnya, atau

apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu dijadikan acuan berpikir. Refleksi

ini akan berguna agar pengetahuan bisa terpatri dibenak siswa dan bisa

menemukan langkah-langkah selanjutnya.

7) Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessement ) yaitu penilaian yang

sebenarnya terhadap pemahaman konsep siswa. Penilaian yang sebenarnya

tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi kemajuan belajar siswa dinilai dari

proses, sehingga dalam penilaian sebenarnya tidak bisa dilakukan hanya

dengan satu cara tetapi menggunakan berbagai ragam cara penilaian.

e. Tujuan Pembelajaran Kontekstual

Model Pembelajaran kontekstual bertujuan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa melalui peningkatan pemahaman konsep makna materi pelajaran

yang dipelajarinya dengan mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan

konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai individu, anggota keluarga,

anggota masyarakat dan anggota bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya

diperlukan guru-guru yang berwawasan kontekstual, materi pembelajaran yang

bermakna bagi siswa, strategi, metode dan teknik belajar mengajar yang mampu

mengaktifkan semangat belajar siswa, alat peraga pendidikan yang bernuansa

kontekstual, suasana dan iklim sekolah yang juga bernuansa kontekstual sehingga

situasi kehidupan sekolah dapat seperti kehidupan nyata di lingkungan siswa.

Model pembelajaran kontekstual diharapkan terjadi pembelajaran yang

menyenangkan, tidak membosankan, siswa bisa kerja sama, belajar secara aktif,

berbagai sumber disekitar siswa bisa digunakan sehingga siswa akan lebih kritis,

dan guru lebih kreatif. Kalau model pembelajaran kontekstual ini dapat dilakukan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

dengan baik oleh para pendidik, tentunya sedikit banyak akan dapat meningkatkan

mutu pendidikan. Semoga dengan model pembelajaran kontekstual standar

kompetensi yang harus dimiliki oleh pesarta didik dapat dicapai.

f. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kontekstual

Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kontekstual yang

dikutip dari (http://www.anisah89.blogspot.com , 21/05/2010) adalah:

1) Kelebihan Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan

kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengkorelasikan

materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi materi itu akan

berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam

erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Pembelajaran

lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena

model pembelajaran kontekstual menganut aliran konstruktivisme, dimana

seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui

landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami”

bukan ”menghafal”.

2) Kelemahan Model Pembelajaran Kontekstual

Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam model pembelajaran

kontekstual. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah

mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan

pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan

mengajak siswa agar menyadari dan dengan sadar dapat menggunakan strategi-

strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam dalam hal ini, tingkat

kemampuan siswa yang berbeda-beda akan menyebabkan hasil pembelajaran dan

tujuan pembelajaran sulit tercapai sacara merata.

Berdasarkan kelebihan model pembelajaran kontekstual yang dijabarkan di

atas maka model pembelajaran kontekstual ini sangat cocok diterapkan untuk

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

anak usia sekolah dasar, karena dengan diterapakan model pembelajaran

kontekstual tersebut maka anak akan selalu berpikir kritis untuk menemukan dan

mengkontruksi pengetahuan yang diperolehnya.

g. Langkah- langkah pembelajaran kontekstual

Urutan kegiatan pembelajaran kontekstual menurut Gafur (2003, 6-7)

diunduh dalam (http://www.sekolahku.info.com.13/02/2010 ) adalah sebagai

berikut:

1) Pembelajaran Pendahuluan (Pre-instructional Activities)

Pada umumnya kegiatan pembelajaran pendahuluan atau kegiatan awal

dilaksanakan dengan kegiatan apersepsi atau prates. Dalam pembelajaran

kontekstual, selain melaksanakan kegiatan tersebut kegiatan pembelajaran

pendahuluan dikembangkan dengan kegiatan lain yang merupakan

penjabaran dari prinsip “keterkaitan” (relating). Kegiatan ini meliputi:

pemberian tujuan, ruang lingkup materi (akan lebih baik dilengkapi peta

konsep yang menggambarkan struktur atau jalinan antara materi), manfaat

atau kegunaan suatu topik baik untuk keperluan sekarang maupun belajar

yang akan datang, manfaat atau relefansinya untuk bekerja dikemudian hari,

dll. Dari pembelajaran pendahuluan yang melibatkan kegiatan prates, dapat

diketahui kesiapan siswa untuk menerima materi pembelajaran. Siswa yang

sudah menguasai pembelajaran diperbolehkan mempelajari topik berikutnya

sedangkan siswa yang belum menguasai topik pelajaran diberi pembekalan

atau matrikulasi. Setelah itu, mereka diperbolehkan mempelajari topik

berikutnya.

2) Penyampaian Materi Pembelajaran (Presenting Instructional Materials).

Hal yang sangat penting untuk diperkatikan oleh guru penyampaian materi

pembelajaran dalam pembelajaran kontekstual hendaknya jangan terlalu

banyak penyajian yang bersifat “ekspositori (ceramah, dikte), dan deduktif”.

Namun sebaliknya gunakanlah sebanyak mungkin metode penyajian atau

presentasi seperti inquisitory, discovery, diskusi, inventori, induktif,

penelitian mandiri”. Penyampaian materi pembelajaran diupayakan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

senantiasa menantang siswa untuk dapat memperoleh “pengalaman

langsung, menemukan, menyimpulkan, serta menyusun sendiri konsep yang

dipelajari”. Sejalan dengan konsep di atas, penyampaian materi pelajaran

lebih mengarah pada prinsip pengalaman langsung, penerapan, dan

kerjasama. Hal lain yang tidak kalah penting dalam pembelajaran adalah alat

peraga dan alat bantu sebagai alat pemusatan perhatian seperti “paduan

warna, gambar, ilustrasi, penegas visual”. Kaitannya dengan masalah ini

guru dapat memilih dan mengembangkan sendiri alat peraga maupun alat

bantu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

3) Pemancingan Penampilan siswa (Eliciting Performance)

Siswa merupakan subjek pembelajaran, bukan objek pembelajaran. Oleh

sebab itu, siswalah yang lebih banyak berperan aktif dalam pembelajaran

dari pada guru. Dalam hal ini, guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator

yaitu menyiapkan fasilitas dan kondisi pembelajaran yang dapat merangsang

siswa untuk aktif belajar. Untuk dapat mengaktifkan siswa dalam belajar,

guru harus mampu memancing penampilan siswa (eliciting performance).

Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam menguasai materi atau

mencapai tujuan pembelajaran melalui kegiatan latihan (exercise) dan

praktikum. Berdasarkan konsep di atas, prinsip pembelajaran kontekstual

yang di gunakan dalam kegiatan ini adalah penerapan dan alih pengetahuan.

Dengan demikian orientasi kegiatan siswa pada kegiatan pelatihan dan

penerapan konsep dan prinsip yang dipelajari dalam konteks dan situasi

yang berbeda, bukan sekedar kegiatan menghafal.

4) Pemberian Umpan Balik (Providing Feedback)

Pada umumnya pemberian umpan balik (providing feedback) dilakukan

melalui kegiatan pascates. Hasilnya kemudian diinformasikan kepada siswa

sebagai bahan umpan balik. Umpan balik itu sendiri diartikan yaitu”

informasi yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya”.

Dalam prinsip pembelajaran kontekstual tidak dinyatakan secara eksplisit

mengenai prinsip pembelajaran yang mengarah pada kegiatan umpan balik.

Namun demikian, secara inplisit pemberian umpan balik dapat dilaksanakan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

selama pembelajaran berlangsung baik dalam bentuk penilaian prates,

penilaian proses, maupun pascates. Bahan umpan balik dapat diambil dari

hasil penilaian melalui kegiatan pengamatan guru terhadap siswa dalam

menerapkan prinsip-prinsip belajar kontekstual. Aspek-aspek yang dinilai

antara lain keaktifan siswa, penarikan simpulan, dan penerapan konsep.

Selain itu umpan balik dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

Siswa diberi tugas mengerjakan soal-soal latihan, lalu diberi kunci jawaban.

Dengan mengetahui kunci jawaban, mereka akan mengetahui apakah

jawabannya benar atau salah. Umpan balik yang baik adalah umpan balik

yang lengkap. Jika salah, siswa diberitahukan kesalahannya, mengapa salah,

kemudian dibetulkan. Jika jawaban siswa benar, mereka diberi konfirmasi

agar mereka mantap bahwa jawabannya benar. Agar siswa dapat

menemukan sendiri jawaban yang benar, ada baiknya umpan balik diberikan

tidak secara langsung (delay feedback) misalnya “jawaban yang benar anda

baca lagi pada halaman 34”. Berdasarkan uraian di atas, pemberian umpan

balik dapat melalui informasi hasil penilaian proses dan hasil pekerjaan

siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan, tugas-tugas, baik individu

maupun kelompok, serta informasi dari hasil penilaian lainnya.

5) Kegiatan Tindak Lanjut (Follow Up Activities).

Kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran kontekstual, merupakan

pembelajaran tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan bentuk kegiatan tindak

lanjut berupa “mentransfer pengetahuan (transfering) dan pemberian

pengayaan (enrichment)”. Sebagaimana prinsip belajar trasfering dalam

pembelajaran kontekstual, siswa akan belajar pada tataran yang lebih tinggi

yakni belajar untuk dapat menemukan dan mencapai strategi kognitif.

Kegiatan tindak lanjut berikutnya yakni “pengayaan yang diberikan kepada

siswa yang telah mencapai prestasi sama atau melebihi dari yang

ditargetkan, dan alat peraga diberikan kepada siswa yang mengalami

hambatan atau keterlambatan dalam mencapai target pembelajaran yang

telah ditentukan”. Dengan demikian komponen pembelajaran tindak lanjut

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

dilaksanakan dengan cara menemukan prinsip pembelajaran alih

pengetahuan (transfering).

Sedangkan menurut Halil (dalam http:halil4. wordpress.com/ 2009/ 12/ 26/

pendekatan_ctl_contextual_teaching and_learning) mengemukakan langkah-

langkah pembelajaran CTL sebagai berikut :

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan

keterampilan barunya

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

3) kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

4) Ciptakan masyarakat belajar

5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan

7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Berdasarkan uraian di atas, prinsip-prinsip model pembelajaran

kontekstual dapat diintegrasikan kedalam kegiatan pembelajaran yang biasa

dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Dengan bekal

pengetahuan sistem model pembelajaran kontekstual ini, guru dapat dengan

segera melakukan perubahan dan pengembangan sistem pembelajaran yang dapat

memberikan peluang lebih banyak terhadap keberhasilan belajar siswa.

2. Peningkatan Pemahaman Pengukuran Sudut Dalam Pelajaran

Matematika

a. Pengertian Pemahaman

Pemahaman merupakan terjemahan dari comprehension. Purwadinata

dalam ( Emiliani, 2000:7) menyatakan bahwa paham artinya "mengerti benar",

sehingga pemahaman konsep artinya mengerti benar tentang konsep.

Pemahaman berasal dari kata paham yang artimya (1) pengertian:

pengetahuan yang banyak; (2) pendapat: pikiran; (3) aliran: pandangan; (4)

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

mengerti benar (akan): tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila

mendapat imbuhan me-i menjadi memahami, berarti: (1) mengerti benar (akan):

mengetahuai benar; (2) memaklumi. Dan bila mendapat imbuhan pe-an menjadi

pemahaman, artinya (1) proses; (2) pembuatan; (3) cara memahami atau

memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud,1994:74).

Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami

atau cara mempelajari baik-baik supaya paham dan mengetahui banyak.

Pemahaman merupakan tingkatan kedua dari tujuan ranah kognitif berupa

kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pembelajaran yang dipelajari

tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya menurut Davis

(Dimyati & Mudjiono, 2006: 203). Sedangkan menurut Arikunto di dalam buku

belajar dan pembelajaran (Dimyati & Mudjiono, 2006: 203) mengatakan bahwa

dalam pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami

hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Sedangkan dalam

Elaine B. Johnson (2007: 185) untuk mencapai suatu pemahaman maka kita harus

berpikir kritis. Pemahaman membuat kita mengerti maksud dibalik ide yang

mengarahkan hidup kita setiap hari.

Berkenaan dengan proses pemahaman, di dalam Suwarto dan St. Y.

Slamet (2007: 136), Nunan menyatakan bahwa inti pemahaman tercakup dalam

satu inti yang sederhana, pemahaman adalah upaya membangun jembatan antara

pengetahuan yang baru dengan yang sudah diketahui.

Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor secara hierarkis. Diantara ahli yang mempelajari ranah-ranah kejiwaan

tersebut adalah Bloom, Krathwohl, dan Simpson. Hasil penelitian mereka dikenal

dengan taksonomi instruksional Bloom dan kawan-kawan. Salah satu jenis

perilaku adalah perilaku pemahaman, yaitu yang mencakup menangkap arti dan

makna tentang hal yang dipelajari (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27).

Pemahaman konsep merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

dibandingkan tipe belajar pengetahuan. Nana Sudjana dalam buku strategi belajar

mengajar (Dwijiastuti, dkk, 2005: 34) menyatakan bahwa pemahaman dapat

dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: (1) tingkat terendah adalah pemahaman

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

terjemahan, yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya;

(2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu memahami grafik,

menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan yang

bukan pokok; dan (3) tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi, yakni

kemampuan memahami dibalik yang tertulis, tersurat dan tersirat, meramalkan

sesuatu atau memperluas wawasan.

Suatu pendapat implikasi yang kaya dan yang rumit tentang proses

pemahaman meliputi (1) Pemahaman adalah aktif bukan pasif; (2) Pemahaman

merupakan sejumlah besar pengambilan keputusan; (3) Pemahaman adalah

merupakan dialog antara penulis dan pembaca (Suwarto dan St. Y. Slamet, 2007:

137).

Menurut Machener dalam Sumarmo ( 1987: 24), untuk memahami suatu

objek secara mendalam, seseorang harus mengetahui: (1) Objek itu sendiri; (2)

Relasinya dengan objek lain yang sejenis; (3) Relasinya dengan objek lain yang

tidak sejenis; (4) Relasi dual dengan objek lain yang sejenis; (5) Relasi dengan

objek dalam teori lainnya. Menurut Sumarmo (1987: 24) ada 3 macam

pemahaman, yaitu: (1) Pengubahan (translation); (2) Pemberian arti

(interpretation); (3) Pembuatan ekstrapolasi (extrapolation).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

adalah proses mengetahui inti atau ide pokok dari suatu keadaan, masalah atau

sesuatu hal yang kita pelajari. Pemahaman yang baik harus disertai pengertian

terhadap ekspresi yang dihadapi. Memahami berarti mengerti benar tentang

sesuatu yang dipelajari. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat kesalahan yang

sedikit atau siswa dapat mengerjakan semua tugas-tugas.

b. Pengertian Pengukuran

Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan

bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.

Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah : tujuan

pengukuran, ada objek ukur, alat ukur, proses pengukuran, hasil pengukuran

kuantitatif.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Pengertian pengukuran menurut para ahli (http://bangfajars.wordpress.com

02/09/2010): Menurut Budi Hatoro pengukuran atau measurement merupakan

suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat

numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen

untuk melakukan penilaian. Menurut Akmad Sudrajat pengukuran

(measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi

numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai

karakteristik tertentu. Sedangkan menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data

yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan

analisis dan interpretasi.

Suharsimi Arikunto mengemukakan pengukuran adalah membandingkan

sesuatu dengan suatu ukuran. Sedangkan menurut Pflanzagl’s pengukuran adalah

proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendiskripsikan

suatu untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran

lebih tribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengukuran adalah proses pemberian angka atau diskripsi numerik pada sesuatu

dengan cara membandingkan dengan suatu ukuran tertentu.

c. Pengertian Sudut

Sudut adalah suatu besaran yang dibangun oleh dua buah sinar garis yang

memiliki titik pangkal yang sama ( berhimpit ) Purwoto (2002: 3). Sedangkan

menurut Burhan Mustaqim (20008:69 ) sudut adalah daerah yang dibatasi oleh

dua sinar atau garis lurus. Kedua sinar dinamakan kaki sudut dan pusat perputaran

atau titik pertemuan kedua sinar dinamakan titik sudut. Daerah bidang yang

dibatasi oleh kaki-kaki sudut dinamakan daerah sudut.

1) Jenis-jenis Sudut

a) Sudut 0 derajat

Sudut 0 derajat, jika kaki-kakinya berimpit dengan jarak putar 0 derajat.

b) Sudut lancip

Sudut lancip adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran yang

kurang dari seperempat lingkaran tetapi tidak sama dengan nol, sehingga

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

besar sudut lancip berkisar 0 derajat dan 90 derajat

c) Sudut siku

Sudut siku-siku adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran

sebesar seperempat lingkaran, sehingga besar sudut siku-siku adalah 90

derajat.

d) Sudut lurus

Sudut lurus adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran sebesar

setengah lingkaran, sehingga sudut lurus besarnya 180 derajat.

e) Sudut tumpul

Sudut tumpul adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran diantara

seperempat lingkaran dan setengah lingkaran, sehingga sudut tumpul

besarnya berkisar antara 90 derajat dan 180 derajat

f)Sudut refleks

Sudut refleks adalah suatu sudut yang dibangun oleh perputaran di antara

setengah lingkaran dan satu lingkaran, sehingga sudut refleks besarnya

berkisar antara 180 derajat dan 360 derajat.

g) Sudut 360 derajat

Sudut 360 derajat, jika kaki-kakinya kembali berimpit setelah jarak

putarnya satu putaran penuh.

2) Hubungan antara sudut dan garis

Sudut-sudut terjadi jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain.

Dua garis yang sejajar mempunyai jarak yang tetap walaupun kedua garis

tersebut diperpanjang.

a) Sudut-sudut sehadap

Sudut yang menghadap kearah yang sama, yaitu arah kanan atas. Sudut

itu disebut sudut sehadap.

b) Sudut-sudut berseberangan

(1) Sudut-sudut dalam berseberangan

Sudut yang berada diantara (di dalam) dua garis sejajar dan

berseberangan terhadap garis transversal. Sudut-sudut itu disebut

sudut dalam berseberangan.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

(2) Sudut-sudut luar berseberangan

Sudut yang berada di luar dua garis sejajar dan berseberangan

terhadap garis transversal. Sudut itu disebut sudut luar

berseberangan.

c) sudut-sudut sepihak

(1) Sudut-sudut dalam sepihak

Sudut yang berada di dalam dua garis sejajar dan keduanya terletak

di sebelah kiri garis transversal. Sudut-sudut itu di sebut sudut

dalam sepihak.

(2) Sudut-sudut luar sepihak

Sudut yang berada diluar dua garis sejajar dan keduanya terletak di

sebelah kiri garis transversal. Sudut-sudut ini disebut sudut luar

sepihak.

3) Hubungan sudut-sudut pada dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain

Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain, berlaku:

a) Sudut-sudut yang sehadap sama besar.

b) Sudut-sudut dalam berserangan sama besar.

c) Sudut-sudut luar berseberangan sama besar.

d) Sudut-sudut dalam sepihak berjumlah 180 derajat.

e) Sudut-sudut luar sepihak berjumlah 180 derajat.

d. Pembelajaran Pengukuran Sudut

Konsep sudut merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam

geometri.

“The concepts of equality, sums, and differences of angles are important and used throughout geometry, but the subject of trigonometry is based on the measurement of angles.”

Konsep kesetaraan, jumlah, dan perbedaan dari sudut yang penting dan

digunakan di seluruh geometri, tetapi subjek dari trigonometri didasarkan pada

pengukuran sudut. Ditinjau dari segi kemanfaatan, alat- alat pengukuran dan

keterampilan dalam pengukuran dapat digunakan dalam kehidupan peserta

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

didik di masa mendatang. Peserta didik diharapkan juga dapat menghubungkan

antara pengukuran dengan lingkungan, seperti menggunakan penggaris,

termometer, gelas ukur, skala, dan sebagainya. Pengukuran memberikan

peserta didik aplikasi yang praktis untuk keterampilan berhitung yang telah

mereka pelajari. Pengukuran juga menyediakan suatu cara untuk

menghubungkan antara konsep-konsep dasar geometri dengan konsep-konsep

bilangan. Dengan kata lain, pengukuran akan sangat bermanfaat untuk

mempelajari mata pelajaran lainnya, seperti: geografi, sains, seni, musik, dan

sebagainya. Menurut standar isi mata pelajaran matematika materi pengukuran

terdiri dari 12 standar kompetensi (SK) dan 36 kompetensi dasar (KD),

meliputi: pengukuran waktu, panjang, berat, sudut, dan kuantitas menghitung

keliling, luas, dan volum, satuan ukuran dan hubungan antar satuan ukuran,

serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan

kecepatan. (http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pemb-pengukuran-luas-

bgn-datar-volum-bgn-ruang-di-sd).

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa pengukuran sudut merupakan

sebuah konsep dasar yang penting. Karena setiap kita belajar tentang geometri

pasti kita temukan sudut didalamnya. Maka paham tentang pengukuran sudut

adalah sesuatu yang urgen.

e. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut

wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri

utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau

pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga

kaitan antar konsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat konsisten.

Menurut Kline di dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) menyebutkan

Matematika merupakan bahasa simbol dan ciri utamanya adalah penggunaan cara

bernalar deduktif tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.

Dalam situs internet (http//.www.syarifartikel.blogspot.com, 21/05/2010),

Reyt.et, al. (1998:4) mengemukakan pendapatnya tentang Matematika yaitu,

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Matematika adalah (1) studi pola dan hubungan (study of patterns and relationships) dengan demikian masing-masing topik itu akan saling berjalinan satu dengan yang lain yang membentuknya, (2). Cara berpikir (way of thinking) yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, (3). Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal, dan (4) sebagai bahasa (a language) dipergunakan secara hati-hati dan didefinisikan dalam teori dan symbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan Matematika itu sendiri, serta (5) sebagai alat (a tool) yang dipergunakan oleh setiap orang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Johnson dan Rising (1978) menyatakan bahwa “ Mathematics is a creation

of the human mind, concerned primarily with ideas, processes and reasoning.”

Yang berarti bahwa Matematika merupakan kreasi pikiran manusia yang pada

intinya berkaitan dengan ide-ide, proses-proses, dan penalaran. (

Http://p4tkMatematika.org/sd/geometriRuang.pdf /01/05/2010 )

Johnson dan Myklebus di dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252)

mengemukakan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya

untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan,

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Demikian pula

Leaner di dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan bahwa

Matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal

yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan

ide mengenai elemen dan kuantitas.

Dari beberapa pendapat tentang Matematika yang telah dikemukakan di

atas dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan yang

memudahkan manusia berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-

hari.

f. Langkah- langkah Pembelajaran Matematika

Ada beberapa pendekatan dalam pengajaran Matematika, masing-masing

didasarkan atas teori belajar yang berbeda (Mulyono Abdurrahman, 2003: 255),

ada empat pendekatan yang paling berpengaruh dalam pelajaran Matematika, (1)

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

urutan belajar yang bersifat berkembang (development learning sequences), (2)

belajar tuntas (matery learning), (3) strategi belajar (learning strategies), dan (4)

pemecahan masalah (problem sloving).

Menurut Heruman (2007: 3) ada tiga langkah dalam pembelajaran

Matematika yaitu : (1) penanaman konsep dasar; (2) pemahaman Konsep; dan (3)

pembinaan keterampilan. Penanaman konsep dasar adalah pembelajaran suatu

konsep baru Matematika ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.

Dari uraian diatas hakikat pembelajaran Matematika adalah suatu kegiatan

atau proses yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan

(kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar Matematika di

sekolah.

g. Ruang lingkup Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pelajaran Matematika modern lebih menekankan pada “mengapa” dan

“bagaimana” Matematika, melalui penemuan dan eksplorasi (Mulyono

Abdurrahman, 2003: 254). Matematika sekolah (School Mathematic) adalah unsur

atau bagian dari Matematika yang dipilih berdasarkan dan berorientasi pada

kepentingan kependidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

seperti yang dikemukakan oleh Soedjadi (2000: 37). Di sini Matematika sebagai

bidang studi pendidikan yang diajarkan di sekolah dari jenjang Sekolah Dasar

(SD), Sekolah Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Menengah (SMU/SMK).

Bahan kajian Matematika untuk Sekolah Dasar berbeda dengan di tingkat

SLTP atau SMU/SMK. Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual siswa

Sekolah Dasar yang berada pada tahap operasi konkret, maka cakupan materinya

lebih sedikit dan bersifat dasar. Kemampuan mereka yang cenderung rendah

dibanding siswa pada jenjang sekolah di atasnya, sehingga kemampuan

bernalarnya relatif lebih rendah. Oleh karena itu pada jenjang Sekolah Dasar

penggunaan pola pikir induktif dalam pengajaran suatu topik sering dilakukan,

sebaliknya penggunaan pola pikir deduktif jarang dilakukan.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Bidang studi Matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar mencakup tiga

cabang yaitu aritmatika, aljabar dan geometri (Mulyono Abdurrahman, 2003:

253).

1) Aritmatika

Aritmatika adalah salah satu cabang Matematika selain aljabar dan geometri.

Menurut Dali S. Naga yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (2003: 253)

aritmatika atau berhitung adalah cabang Matematika yang berkenaan dengan

sifat hubungan bilangan-bilangan nyata dengan pehitungan mereka terutama

menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

2) Aljabar

Dalam perkembangan aritmatika selanjutnya, penggunaan bilangan sering

diganti dengan abjad. Penggunaan abjad dalam aritmatika inilah yang

kemudian disebut aljabar. Aljabar ternyata tidak hanya menggunakan abjad

sebagai lambang bilangan yang diketahui atau yang belum diketahui tetapi

juga menggunakan lambang-lambang lain seperti titik (.), lebih besar (>),

lebih kecil (<) dan sebagainya.

3) Geometri

Geometri adalah cabang Matematika yang berkenaan dengan titik dan garis,

tetapi ada juga yang mengatakan geometri adalah studi tentang ruang dan

berbagai bentuk dalam ruang.

Dalam penyampaian materi Matematika agar dapat mudah diterima dan

dipahami oleh siswa, guru harus memahami tentang karakteristik Matematika

sekolah. Menurut Soedjadi (2000: 13) Matematika memiliki karakteristik: (1)

Memiliki obyek kajian abstrak; (2) Bertumpu pada kesepakatan; (3) Berpola pikir

deduktif; 4) Memiliki symbol yang kosong dari arti; (5) Memperhatikan semesta

pembicaraan; dan (6) Konsisten dalam sistemnya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pelajaran Matematika sudah

diajarkan sejak Sekolah Dasar, hanya saja materi yang diajarkan masih sederhana.

Dalam Matematika Sekolah Dasar guru dituntut untuk menanamkan konsep

Matematika, karena Matematika akan dipelajari hingga Perguruan Tinggi.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan yang dimaksud disini adalah tinjauan terhadap

karya atau penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang diambil

adalah penelitian yang memiliki keterkaitan topik dengan penelitian yang sedang

dilakukan.

Mohammad Effendi( http://tep.ac.id/berita-122-efektivitas-penerapan-

model-pembelajaran-kontekstual-di-sekolah-dasar-2.html ) dalam penelitiannya

yang berjudul “Eksperimen Kuasi Model Pembelajaran Kontekstual Bidang Studi

Bahasa Indonesia Kelas VI Sekolah Dasar” menyimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran kontekstual mampu meningkatkan kemampuan siswa mencapai

rentangan 10 % – 27 %, serta tingkat efisiensi antara 0,06 % - 0,15 % per-menit.

Penelitian Mohammad Effendi berkaitan dengan penelitian ini, kesamaan

penelitian ini adalah sama- sama menggunakan model pembelajaran kontekstual.

Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah Bidang Studi yang diteliti yaitu Bahasa

Indonesia.

Eka Yunaningsih, (2010) dalam penelitiannya “Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika Pengukuran Sudut Melalui Pendekatan Cooperattif Learning

Tipe STAD Bagi Siswa Kelas V-B Di SDN Pakunden 2 Kecamatan Sukorejo Kota

Blitar” menyimpulkan bahwa pelaksanaan pendekatan Coopera-tive Learning

Tipe STAD dalam pembelajaran matematika pengukuran sudut, mengalami

peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada setiap tindakan. Penelitian

Eka Yunaningsih berkaitan dengan penelitian ini. Kesamaan penelitian ini adalah

sama- sama terfokus pada peningkatan hasil pembelajaran matematika

pengukuran sudut. Sedangkan perbedaanya adalah penelitian ini menggunakan

pendekatan Cooperatif Learning tipe STAD.

C. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, kondisi awal yang dihadapi pada SD Negeri

Nyamplung adalah guru dalam melaksanakan pembelajaran Matematika, masih

menggunakan model pembelajaran konfensional. Guru masih terlalu banyak

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

berceramah. Pembelajaran hanya berlangsung secara satu arah dan teacher center.

Siswa kurang semangat dalam belajar dan pemahaman pengukuran sudut rendah.

Kemudian dilakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan pemahaman pengukuran sudut dalam pelajaran matematika. Model pembelajaran kontekstual merupakan proses belajar yang menghubungkan alam pikiran (pengetahuan dan pengalaman) dengan keadaan yang sebenarnya dalam kehidupan. Kelebihan model pembelajaran ini adalah menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.� selain itu pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena model pembelajaran kontekstual menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan refleksi.�

Kondisi Akhir dalam penelitian ini yaitu melalui penerapan pembelajaran

kontekstual maka pemahaman pengukuran sudut dalam pembelajaran matematika

dapat meningkat.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Dari uraian di atas dapat digambarkan melalui skema gambar. 1:

D.

E.

F.

G.

H.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di

atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Penerapan model

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman pengukuran sudut

dalam pelajaran Matematika kelas IV SD Negeri Nyamplung Kecamatan

Gamping Kabupaten Sleman.”

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Tindakan

Guru menggunakan model pembelajaran konfensional

atau ceramah.

Pemahaman siswa tentang pengukuran

sudut rendah

Melalui model pembelajaran kontekstual pemahaman pengukuran sudut dalam

pelajaran Matematika dapat meningkat

Siklus IRencana Pelaksanaan Observasi Refleksi

Dalam pembelajaran guru menggunakan model

pembelajaran kontekstual

Siklus IIRencana Pelaksanaan Observasi Refleksi

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Nyamplung Kecamatan Gamping

Kabupaten Sleman. Pemilihan tempat tersebut didasarkan pada pertimbangan:

a. Pemahaman pengukuran sudut dalam pelajaran Matematika pada kelas IV

masih rendah.

b. Pada tahun sebelumnya dalam proses pembelajaran Matematika belum

menggunakan model pembelajaran kontekstual.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu Tahun ajaran 2010/2011.

Lebih tepatnya bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2010 atau selama 6

bulan. Untuk penelitian di SD N Nyamplung di laksanakan bulan November-

Desember 2010 yang terdiri dari 2 Siklus, masing- masing siklus terdiri dari 4 kali

pertemuan. Adapun Rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Refleksi awal yang dilaksanakan pada awal bulan November

b. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12-20 November 2010

c. Refleksi dilaksanakan pada tanggal 22 november 2010, karena hasil yang

diperoleh belum tuntas maka dilanjutkan ke siklus II

d. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 November – 4 Desember 2010

e. Penyusunan hasil penelitian dan konsultasi skripsi akhir Desember 2010-

Januari 2011

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri

Nyamplung Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman dengan jumlah siswa

sebanyak 12 orang siswa yaitu 4 anak perempuan dan 8 anak laki-laki.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Karena data yang akan diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang

langsung tercatat dari kegiatan di lapangan, maka bentuk pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi

tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu

sekolah. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahapan perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), membuat soal-soal dan menyiapkan media

pembelajaran.

b. Tindakan

Dalam penelitian ini dilaksanakan penelitian mandiri, jadi guru kelas yang

bertugas untuk mengajar sesuai RPP yang dibuat menggunakan model

pembelajaran kontekstual dan dibantu oleh seorang guru sebagai observer.

c. Pengamatan

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal-hal yang diamati antara lain keaktifan siswa, cara mengajar

guru dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual, dan sejauh mana

model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan proses pembelajaran.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap hasil yang didapat dalam setiap siklus

apakah telah berhasil atau belum dengan melihat hasil evaluasi siswa.

���

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

D. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh ( Arikunta,

2007 : 107). Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian

ini, sebagian besar berupa data kualitatif. Data atau informasi tersebut meliputi:

1. Informan, yaitu guru, observer dan siswa kelas IV SD Negeri Nyamplung

Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

2. Arsip dan Dokumen

a. Arsip : Kurikulum dan Silabus 2006 Mapel Matematika.

b. Dokumen : Daftar nilai hasil tes dan dokumentasi selama proses

pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

observasi, kajian dokumen, dan tes yang masing-masing diuraikan berikut ini:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu alat pengumpul data yang dilakukan dengan

mengamati atau mencatat secara sistematis tentang semua gejala yang terjadi.

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah

melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument (

Arikunta, 2007: 204). Observasi yang dilakukan untuk mendapatkan data

tentang kinerja guru dan peningkatan keaktifan siswa kelas IV SD N

Nyamplung dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru lain (Bpk A Pranoto,

Guru kelas V) yang bertindak sebagai observer. Kegiatan observasi ini

dilaksanakan sejak dimulai pembelajaran sampai dengan selesai. Masukan

dari observer digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan tindakan yang

akan dilaksanakan pada setiap siklus.

2. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman yang

diperoleh siswa Kelas IV SD N NYamplung setelah kegiatan pembelajaran

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

dan pemberian tindakan. Tes yang diberikan kepada siswa kelas IV SD N

Nyamplung, yakni tes objektif dan subjektif, siswa diberi lembar soal dan

disuruh mengerjakan. Pada penelitian ini tes dilaksanakan pada akhir

pertemuan ke empat, dengan materi mencakup pertemuan 1 sampai dengan

pertemuan ke empat.

3. Perekaman

Perekaman dengan latar kamera foto, untuk memperjelas deskripsi berbagai

situasi dan perilaku subjek yang diteliti dalam model pembelajaran

kontekstual.

F. Validitas Data

Untuk menjamin validitas data yang digunakan dalam penelitian ini,

maka digunakan dua trianggulasi, yaitu:

1. Trianggulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber

yang berbeda. Adapun caranya adalah membandingkan data hasil tes dengan

hasil obsevasi, menurut Meleong (dalam Sukajati, 2008: 60). Dalam

penelitian ini data yang dibandingkan untuk mengetahui pemahaman

pengukuran sudut siswa kelas IV adalah data yang berasal dari tes dan data

observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data yang berbeda mengarah pada

sumber data yang sama dengan menggunakan metode pengumpulan yang

berbeda. Metode yang digunakan untuk menjamin kevaliditasan data dalam

penelitian ini adalah dengan melakukan observasi secara langsung dan

wawancara.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Patton (dalam Moelong, 2007: 280) teknis analisis data adalah

proses katagori uraian data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, katagori

dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan

arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari

hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

Interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok yaitu

Reduksi data, Sajian Data, Penarikan kesimpulan atau verifikasi menurut Miles

dalam Sukajati ( 2008: 60)

Dalam penelitian ini teknik analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data, pemilihan atau penyeleksian data yang digunakan dan data

yang tidak digunakan untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini tidak

ada data yang dibuang.;

2. Penyajian data selama penelitian. Data - data yang disajikan dalam penelitian

ini berupa hasil tes tentang pengukuran sudut dan hasil observasi tentang

kinerja guru serta keaktifan siswa selama penelitian untuk menarik

kesimpulan mengenai pemahaman pengukuran sudut;

3. Berdasarkan Sajian data� (tunjukan datanya) yang ada maka peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa penerapan model Pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan pemahaman ppengukuran sudut.

H. Indikator Kerja

Adapun indikator atau tujuan penelitian tentang penerapan model

pembelajaran kontekstual dapat dibagi menjadi dua tujuan, tertera pada tabel 1 di

bawah ini;

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Tabel 1. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek Kualitas Proses

Aspek yang

diukur (Aspek

Proses)

Target Capaian Cara Mengukur

Kualitas Proses 1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran

kontekstual dalam kelas sehingga pembelajaran

menjadi hidup.

2. Siswa aktif dalam pembelajaran yaitu

motivasi belajar siswa meningkat, siswa aktif

mengajukan pertanyaan dan menjawab.

Diamati saat pembelajaran

berlangsung menggunakan

lembar observasi kinerja

guru dan lembar observasi

aktifitas siswa, oleh

observer.

Tabel 2. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian untuk Aspek Pemahaman

Konsep

Aspek yang diukur (Pemahaman Pengukuran Sudut)�

Target capaian (dihitung dari jumlah siswa yang mencapai target tertentu)�

Cara mengukur�

Siklus I Siklus II�- Kemampuan

membandingkan besar

dua sudut,

- Kemampuan mengukur

besar sudut dengan

sudut satuan dan satuan

derajat.

- Kemampuan

mengidentifikasi sudut

siku-siku dari bangun

datar dan benda-benda di

sekitar.

66,67% 91,66%

Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 70 dari Evaluasi di akhir pertemuan tiap Siklus

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

I. Prosedur Penelitian Tindakan

Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap

mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang

ditempuh dimaksudkan untuk mengubah kondisi atau perilaku yang mencakup

rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana tindakan dalam penelitian ini

dapat dijelaskan pada gambar 2 di bawah ini:

Siklus I Siklus II

Gambar 2.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur rencana tindakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Rencana

1) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi

pengukuran sudut, yang kemudian melaksanakan pembelajaran.

Masing-masing siklus terdiri dari 4 kali pertemuan, masing masing

pertemuan alokasi waktunya 2 x 35 menit.

2) Peneliti menyiapkan soal yang akan diujikan

3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran

4) Peneliti menyiapkan lembar observasi

Perencanaan II

Refleksi

Observasi

Tindakan

Perencanaan I

Refleksi

Observasi

Tindakan

Pembelajaran siklus II

berhasil maka penelitian di

hentikan

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

b. Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual. Pembelajaran berlangsung

selama 4 kali pertemuan dan dibantu oleh seoarang observer. Dalam proses

pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa yang

menemukan sendiri pemahaman konsep Matematika tentang pengukuran

sudut.

c. Observasi

Peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran Matematika

tentang pengukuran sudut berlangsung. Pengamatan atau observasi

dilaksanakan untuk mengamati cara guru mengajar dengan model

pembelajaran kontekstual dan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran menggunakan lembar observasi.

d. Refleksi

Mengadakan refleksi dari evaluasi selama kegiatan pelaksanaan tindakan

berlangsung. Hasil evaluasi siswa menunjukan pemahaman siswa tentang

pengukuran sudut masih rendah, maka perlu dilaksanakan siklus ke-II.

2. Siklus II

a. Rencana

1) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berbeda

dengan yang diterapkan dengan siklus I dengan materi pengukuran

sudut, yang kemudian di laksanakan di kelas IV .

2) Peneliti menyiapkan soal yang akan diujikan

3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran

4) Peneliti menyiapkan lembar observasi.

b. Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual yang dalam kegiatan inti

berbeda dengan siklus I. Pembelajaran siklus II berlangsung selama 4 kali

pertemuan. Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

sedangkan siswa yang menemukan sendiri pemahaman konsep

Matematika tentang pengukuran sudut. Guru juga dibantu oleh seorang

observer.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran

Matematika tentang pengukuran sudut berlangsung. Pengamatan atau

observasi dilaksanakan untuk mengamati cara guru mengajar dengan

model pembelajaran kontekstual dan pengamatan terhadap keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Kegiatan

observasi dilakukan oleh seorang guru yang bertindak sebagai observer.

Setiap masukan dari observer digunakan sebagai acuan untuk

melaksanakan tindakan pada setiap siklus.

d. Refleksi

Mengadakan refleksi dari evaluasi dan observasi selama kegiatan

pelaksanaan tindakan.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nyamplung Kecamatan Gamping

Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2010/2011. Tempat penelitian ini berlokasi di

pemukiman penduduk. Staf yang ada di SD ini terdiri dari: 6 guru kelas, 1 guru

agama islam, 1 guru agama katholik, 1 guru bahasa inggris,1 guru SBK, 1 kepala

sekolah, dan 1 penjaga sekolah.

Siswa-siswa yang bersekolah di SDN Nyamplung sebagian besar dari

keluarga yang mempunyai latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Orang

tua siswa sebagian besar bekerja sebagai petani dan bekerja di luar kota sehingga

mereka kurang perhatian terhadap perkembangan belajar anaknya, akibatnya

masih banyak anak yang mengalami kesulitan belajar. Pada kelas IV yang jumlah

siswanya 12, masih banyak siswa yang kurang memahami konsep dari materi-

materi yang dipelajari khususnya dalam pelajaran matematika. Peneliti mencoba

memberikan tes awal dalam materi pengukuran sudut untuk mengetahui keadaan

awal siswa terhadap materi pengukuran sudut. Ternyata hasilnya menunjukkan

bahwa hanya 3 orang siswa yang mencapai KKM (70). Hal ini yang menjadikan

alasan peneliti untuk mengadakan penelitian pada siswa kelas IV tentang

pemahaman konsep pengukuran sudut pada pelajaran Matematika.

Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu

dengan siklus berulang. Masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan.

Pada siklus I, pertemuan pertama membahas tentang pengenalan sudut,

membandingkan besar dua sudut yang berbeda. Guru mengarahkan siswa untuk

menemukan unsur-unsur sudut yaitu titik sudut, kaki sudut dan sudut. Kemudian

guru menggambar sebuah sudut dan mencontohkan memberi nama sudut. Setelah

itu guru memerintahkan siswa untuk menemukan macam- macam sudut yang ada

di kelas dan menggambarnya di buku. Kemudian siswa di arahkan untuk

��

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

membandingkan besar dua sudut dengan cara membuat dua buah sudut yang

kemudian dipotong dan sudut yang satu direkatkan dengan sudut yang lain. Pada

pertemuan kedua, materi yang dibahas adalah mengenai pengukuran sudut dengan

satuan tidak baku dan mengukur sudut dengan satuan yang baku. Siswa

diperintahkan untuk menggambar lingkaran pada kertas kemudian dibagi menjadi

delapan bagian yang sama besar dan memotong masing- masing bagian dan guru

menjelaskan bahwa tiap 1 potong bagian adalah 1 sudut satuan. Kemudian guru

mendemonstrasikan cara mengukur sudut dengan satuan yang tidak baku. Setelah

dirasa cukup kemudian guru mengajak siswa untuk menggunakan satuan baku

dalam mengukur sudut yaitu dengan menggunakan busur. Pada pertemuan ke tiga

siswa diajak untuk mempelajari sudut siku- siku. Siswa diajak untuk membuat

sudut siku- siku kemudian menemukan sudut siku- siku yang ada di dalam kelas.

Setelah itu guru menjelaskan sudut siku- siku yang ada pada arah mata angin.

Pada pertemuan ke empat, materi yang di pelajari adalah tentang besar sudut satu

putaran, setengah putaran dan seperempat putaran. Untuk menjelaskan sudut satu

putaran guru menggunakan kursi guru di depan kelas dan menyuruh salah satu

siswa untuk berjalan mengitari kursi dari satu titik dan kembali ke titik tersebut

kemudian guru menjelaskan tentang sudut satu putaran. Kemudian guru mengajak

siswa ke lapangan dan menyuruh salah satu siswa mengitari tiang bendera

setengah putaran dan seper empat putaran. Pada akhir pertemuan ke empat,

diadakan evaluasi.

Hasil yang dicapai siswa pada siklus I, meskipun telah mengalami

peningkatan namun hasilnya masih kurang memuaskan dan belum memenuhi

target yang telah ditetapkan oleh peneliti. Jumlah siswa yang tuntas atau nilai

mencapai KKM kurang dari 90%, yaitu hanya 66,67%,maka dilanjutkan dengan

siklus II.

Pada siklus II juga terdiri dari 4 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama

guru menambahkan motode kerja kelompok untuk mengidentifikasikan titik

sudut. Pada pertemuan kedua guru menyuruh siswa berpasangan kemudian

melakukan sebuah permainan yaitu membuat beberapa sudut yang berbeda secara

bersembunyi atau tidak boleh diketahui oleh pasangannya, kemudian masing-

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

masing siswa saling membandingkan besar sudut yang di buat. Pada pertemuan

ketiga guru membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-masing kelompok

terdiri dari 4 siswa kemudian menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam mengukur

sudut menggunakan busur. Pada pertemuan ke empat guru menambahkan metode

kerja kelompok.

1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu melakukan

kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di

lapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi dan tes awal pelajaran

Matematika pokok bahasan pengukuran sudut di kelas IV SD Negeri

NyamplungKecamatan Gamping Kabupaten Sleman, dengan hasil awal antara

lain: guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi

pelajaran, kegiatan pembelajaran kurang hidup, guru tidak menyiapkan media

yang bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran, guru kurang sigap dalam

merespon jawaban siswa, guru kurang banyak memberikan contoh soal, guru

kurang aktif dalam mengelola kelas.

Sedangkan permasalahan yang ditemui pada diri siswa yaitu: siswa kurang

termotivasi untuk mengikuti pelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan

dan tugas dari guru, siswa masih banyak yang takut untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan dari guru. Dari hasil evaluasi awal sebelum diterapkan model

pembelajaran kontekstual pada pelajaran Matematika materi pengukuran sudut

menunjukan pemahaman konsep siswa masih rendah yaitu dari 12 siswa hanya

25% atau 3 siswa yang mendapatkan nilai diatas batas KKM ( nilai 70 ),

sedangkan ada 9 anak yang nilainya di bawah KKM.

Fakta hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar siswa

mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian dapat dikatakan pemahaman konsep

siswa tentang pengukuran sudut masih kurang, maka perlu ditingkatkan.

Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada tes awal dapat dibuat tabel frekuensi,

pada table 3 di bawah ini:

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Tabel 3 Data Frekuensi Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 0-20 1 8,3%

2 21-40 4 33,3%

3 41-60 4 33,3%

4 61-80 2 16,7%

5 81-100 1 8,3%

JUMLAH 12 100%

Berdasarkan tabel 3 tentang frekuensi nilai awal siswa tentang pemahaman

konsep awal siswa tentang pengukuran sudut dapat digambarkan:

Gambar 3. Grafik Nilai Awal Siswa Sebelum Tindakan

Tabel 4. Hasil Tes Awal

Keterangan Ujian Awal

Nilai terendah 10

Nilai tertinggi 80

Rata-rata nilai 55

Siswa belajar tuntas 25%

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata

kemampuan awal siswa kelas IV tentang pengukuran sudut yaitu 55. Dari hasil

rata-rata nilai siswa tersebut masih dibawah nilai rata-rata yang diinginkan dari

pihak guru, peneliti dan sekolah adalah 70. Sedangkan besarnya prosentase siswa

tuntas belajar yaitu 25%, dari pihak sekolah ketuntasan siswa diharapkan

mencapai lebih dari 90%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan

tindak lanjut untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, proses kegiatan

belajar mengajar khususnya pada materi pengukuran sudut.

B. Deskripsi Data Tindakan

Deskripsi pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri

dari paparan siklus I dan paparan siklus II.

1. Tindakan Siklus I

Deskripsi data tindakan siklus I terdiri dari paparan data perencanaan, data

tindakan, data observasi dan data refleksi.

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal untuk melakukan

tindakan pada kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan

peneliti dalam tahap perencanaan yaitu:

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran kontekstual, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

yang kemudian dilaksanakan dalam pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan

media dan soal yang akan digunakan oleh guru kelas IV dalam pembelajaran

pengukuran sudut, pelaksanaan tindakan siklus I direncanakan menjadi empat

kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi waktunya 2x 35 menit

yaitu pada hari jum’at 12 November 2010,sabtu 13 November 2010, jum’at 19

November 2010, dan sabtu 20 November 2010.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD

kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

materi pengukuran sudut menggunakan model pembelajaran kontekstual.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Standar Kompetensi : Menggunakan pengukuran sudut, panjang dan berat

dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar :

- Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat

Indikator:

a) Menjelaskan pengertian Sudut

b) Membandingkan besar dua sudut.

c) Mengukur sudut dengan sudut satuan tidak baku.

d) Mengukur sudut dengan busur derajat.

e) Mengidentifikasi sudut siku- siku dari bangun datar dan benda- benda

di sekitar.

f) Menjelaskan sudut siku- siku dengan empat arah mata angin.

g) Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran,dan seperempat

putaran dalam derajat.

b. Pelaksanaan Tindakan :

Dalam siklus I ini dibagi menjadi empat kali pertemuan. pertemuan

pertama membahas tentang pengenalan sudut, membandingkan besar dua sudut

yang berbeda, pertemuan kedua membahas tentang mengukur sudut dengan

satuan tidak baku dan satuan derajat, pertemuan ketiga membahas tentang

identifikasi sudut siku-siku dari bangun datar dan benda- benda di sikitar,

menjelaskan sudut siku-siku dengan empat arah mata angin, sedangkan

pertemuan ke empat membahas tentang menentukan sudut satu

putaran,setengah putaran dan seper empat putaran dalam derajat. Evaluasi

dilaksanakan pada pertemuan ke empat.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual,

adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal disini adalah sebelum

pelajaran dimulai guru memimpin doa, mengabsen siswa kemudian

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

mengkodisikan kelas. Apersepsi yang dilakukan guru adalah dengan

memberikan pertanyaan tentang sudut kepada siswa serta meminta siswa

menunjukkan contoh sudut yang mereka ketahui..

Sedangkan kegiatan intinya adalah melaksanakan pembelajaran

mengenai pengertian sudut dan membandingkan besar sudut. Adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a) Siswa disuruh membuat sudut dari lidi atau kawat yang dipatahkan

tetapi tidak sampai putus. Kemudian, guru mengarahkan siswa untuk

menemukan unsur-unsur sudut yaitu titik sudut, kaki sudut, derah

sudut. ( Kontruktivisme dan Inquiry )

b) Siswa menyebutkan macam-macam sudut yang ada di ruang kelas

kemudian mengelompokannya dalam jenis sudut. (Inquiry)

c) Salah satu siswa maju dan membuat jenis-jenis sudut menggunakan

tangan kanan dan kiri. (Pemodelan)

d) Semua siswa menyimpulkan besar jenis-jenis sudut.(Masyarakat

belajar)

e) Guru memberikan apresiasi pada siswa yang membandingkan besar

sudut secara benar.

f) Siswa mengerjakan contoh soal latihan yang dibuat oleh guru.

g) Guru menyuruh siswa maju kedepan untuk menjawab soal tersebut

kemudian dibahas bersama-sama.

Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru menjembatani siswa

untuk menemukan konsep pengertian sudut dan membandingkan besar dua

sudut dengan menyimpulkan materi yang dipelajari.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua membahas tentang pengukuran sudut dengan

satuan tidak baku dan dengan busur derajat. Kegiatan awal sama seperti

pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang berbeda yaitu guru

mengulang pelajaran yang kemarin dan memberi pertanyaan tentang

bagaimana cara mengetahui besar sebuah sudut.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Kegiatan inti dalam pertemuan kedua ini adalah:

a) Siswa membuat lingkaran pada kertas kemudian di bagi menjadi

delapan bagian dan kemudian dipotong, yang masing-masing potongan

bernilai 1 satuan. Siswa menggunakan potongan kertas tersebut untuk

mengukur sudut dengan cara menempelkannya pada sudut yang mau di

ukur. ( Kontruktivisme )

b) Guru memberi contoh bagaimana cara mengukur sudut dengan cara

tidak baku.

c) Siswa melakukan tanya jawab. (Bertanya)

d) Guru memberi beberapa soal latihan kepada siswa.

e) Salah satu siswa mendemonstrasikan cara mengukur besar sudut

dengan busur derajat.( Pemodelan )

f) Guru memberikan tugas untuk mengukur besar sudut dari benda-

benda di kelas yang memiliki sudut (meja,kursi,papan tulis,buku,dll)

dan menyuruh siswa untuk berdiskusi untuk mengukur besar sudut

menggunakan busur derajat. ( Penilaian yang sebenarnya )

g) Siswa berdiskusi dan melakukan pengukuran dengan busur derajat dan

mencatat hasilnya

h) Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan

kesungguhannya mengikuti proses belajar mengajar.

Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru menjembatani siswa

untuk menemukan konsep cara mengukur sudut.

3) Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga membahas tentang identifikasi sudut siku-siku

dari benda-benda di sekitar dan menjelaskan sudut siku- siku dengan

menggunakan empat arah mata angin. Kegiatan awal sama seperti

pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang berbeda yaitu sedikit

mengulangi pelajaran yang telah lalu kemudian memberikan pertanyaan

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

“apakah di sekitar kita ada sudut siku- siku?apakah ada manfaat sudut

siku-siku yang kita rasakan?”.

Kegiatan inti dalam pertemuan ketiga ini adalah:

a) Guru mendemonstrasikan cara membuat sudut siku-siku dari kertas

lipat, siswa mengikuti/ ikut mempraktikkannya.

b) Siswa meletakan kertas di ujung tepi meja, jika kertas siku-siku

berimpit dengan benda yang diukur,berarti pojok-pojok tersebut

membentuk sudut siku-siku. (Inquiry)

c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (Bertanya )

d) Siswa menggambar kerangka arah mata angin. Kemudian guru

meminta siswa melengkapi kerangka arah mata angin tersebut.

e) Dari gambar tersebut, guru meminta siswa menunjukan posisi dua arah

mata angin yang membentuk sudut siku-siku. (Kontruktivisme )

f) Guru memberikan soal-soal yang terkait, kemudian siswa diminta

menyelesaikannya.

Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru menjembatani siswa

untuk menemukan konsep sudut siku-siku dengan menyimpulkan materi

yang dipelajari.

4) Pertemuan ke empat

Pertemuan ke empat membahas tentang menentukan besar sudut

satu putaran, setengah putaran dan seperempat putaran dalam derajat. Pada

pertemuan ke empat ini diawali dengan pemberian motivasi pada siswa,

mengingat pelajaran yang telah lalu dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti dalam pertemuan ke empat ini adalah :

a) Guru mengajak siswa ke halaman sekolah. Kemudian, salah satu siswa

diminta berjalan mengelilingi tiang bendera dimulai dari suatu titik

sampai kembali ke titik semula

b) Dari kegiatan tersebut, guru menjelaskan bahwa anak/siswa yang

berjalan mengelilingi tiang bendera tadi telah berjalan satu putaran.

Besar sudut satu putaran = 3600.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

c) Selanjutnya anak diminta untuk berjalan setengah putaran mengelilingi

tiang bendera dan menyebutkan berapa besar sudut setengah putaran

sampai seperempat putaran, kemudian mengidentifikasikan besar sudut

tersebut. (Inquiry )

d) Siswa melakukan tanya jawab. (Bertanya)

Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menguatkan meteri

yang telah dipelajari dan mengadakan evaluasi siklus I.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama

pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual berlangsung serta observer mengamati keterampilan guru kelas IV

dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa selama siklus I pada

lampiran 12 dapat di simpulkan bahwa selama pembelajaran berlangsung

sebagian siswa telah aktif dalam mengikuti pembelajaran namun masih ada

beberapa siswa yang masih belum mau untuk aktif.

Sedangkan berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada lampiran 14

dapat diketahui beberapa kekurangan guru yaitu guru belum menjelaskan

tujuan pembelajaran dan kurang dalam memberikan umpan balik kepada siswa.

d. Analisis dan Refleksi

Dari hasil penelitian siklus I, peneliti melakukan analisis dan refleksi

hasil pembelajaran pada masing-masing pertemuan didapatkan ketuntasan hasil

belajar siswa pada siklus I ini masih kurang, maka perlu dilanjutkan kesiklus II.

Kelemahan- kelemahan yang ada pada siklus I akan disempurnakan di siklus II.

Pada siklus I sebagian siswa masih belum aktif maka peneliti merencanakan

untuk menggiatkan masyarakat belajar dan permainan secara berkelompok.

Sedangkan untuk meningkatkan kinerja guru, pada awal pembelajaran akan di

jelaskan tujuam dari setiap pembelajaran serta pemberian umpan balik dengan

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Tanya jawab atau dengan penugasan. Adapun data hasil belajar siswa tentang

pemahaman konsep pengukuran sudut pada siklus I adalah sebagai berikut:

Pada siklus I guru melakukan evaluasi pada akhir pertemuan ke empat.

1) Hasil Nilai Siklus I

Indikator :

a) Menjelaskan pengertian Sudut

b) Membandingkan besar dua sudut.

c) Mengukur sudut dengan sudut satuan tidak baku.

d) Mengukur sudut dengan busur derajat.

e) Mengidentifikasi sudut siku- siku dari bangun datar dan benda- benda

di sekitar.

f) Menjelaskan sudut siku- siku dengan empat arah mata angin.

g) Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran,dan seperempat

putaran dalam derajat.

Table 6. Data Frekuensi nilai pada Siklus I

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 15-29 1 8,3%

2 30-44 2 16,7%

3 45-59 1 8,3%

4 60-75 4 33,3%

5 76-89 4 33,3%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel 6 tentang frekuensi nilai pada pertemuan pertama siklus I dapat

digambarkan kedalam gambar 4 di bawah ini:

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Gambar 4. Grafik Nilai Siswa Siklus I

Tabel 7. Hasil Tes Siklus I

Keterangan Hasil Nilai

Nilai terendah 20

Nilai tertinggi 85

Rata-rata nilai 62,5

Siswa belajar tuntas 66,67%

Dari hasil evaluasi Siklus I diatas maka dapat digambarkan dan ditarik satu

kesimpulan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah yaitu 66,67% . Namun

jumlah siswa tuntas belajar meningkat 41,67% dari keadaan awal siswa yang

hanya 25%.

Grafik perbandingan prosentase siswa belajar tuntas pada siklus I dengan keadaan

awal adalah gambar 5 berikut ini:

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Gambar 5. Grafik Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas Awal dengan Siklus I

2. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan mulai tanggal 26 November 2010 sampai

dengan 4 Desember 2010, perencanaan kegiatan dilaksanakan 4 kali pertemuan.

Adapun tahapan kegiatan pada siklus II ini meliputi:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahapan ini peneliti mengkaji perencanaan pada siklus I, yang

diketahui terjadi peningkatan tetapi belum mencapai batas yang ditetapkan

peneliti yaitu 90% pada materi pengukuran sudut. Oleh karena itu peneliti

melakukan konsultasi dengan guru observer untuk mendapatkan hasil yang

maksimal dalam pelajaran Matematika.

Sebagai tindak lanjut penerapan model pembelajaran kontekstual

untuk meningkatkan pemahaman konsep dan proses pembelajaran maka

kegiatan perencanaan pada siklus II, peneliti membuat rencana pelaksanaan

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

pembelajaran yang indikartornya sama dengan siklus I, tetapi dalam kegiatan

pembelajaran ditambah beberapa metode seperti kerja kelompok, unjuk kerja

dan sebagainya. Rencana pembelajaran kemudian didiskusikan dengan guru

observer yang membantu peneliti dalam melaksanakan pembelajaran.

Masukan- masukan dari observer akan dijadikan acuan untuk mengambil

langkah berikutnya.

Adapun indikator yang ingin dicapai dalam siklus II ini sama dengan

siklus I karena pada siklus I, kesemua indikator tersebut belum tercapai

maksimal. Indikatornya yaitu :

a) Menjelaskan pengertian Sudut

b) Membandingkan besar dua sudut.

c) Mengukur sudut dengan sudut satuan tidak baku.

d) Mengukur sudut dengan busur derajat.

e) Mengidentifikasi sudut siku- siku dari bangun datar dan benda- benda

di sekitar.

f) Menjelaskan sudut siku- siku dengan empat arah mata angin.

g) Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran,dan

seperempat putaran dalam derajat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran Matematika melalui penerapan model pembelajaran

kontekstual dalam siklus II ini dibagi dalam empat kali pertemuan yang

masing-masing pertemuan alokasi waktunya adalah 2 jam pelajaran.

1) Pertemuan Pertama

Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu

kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal disini adalah sebelum

pelajaran dimulai guru memimpin doa, mengabsen siswa kemudian

mengkodisikan kelas. Apersepsi yang dilakukan guru adalah menanyakan

unsur-unsur apa saja yang membentuk sudut.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Sedangkan kegiatan intinya adalah melaksanakan pembelajaran

mengenai penjelasn pengertian sudut dan membandingkan besar dua sudut

yang berbeda. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a) Siswa membuat sudut dari kawat dengan cara dibengkokan.

Kemudian, beberapa siswa maju kedepan dan menunjukan mana titik

sudut, kaki sudut dan daerah sudut berdasarkan sudut yang mereka

buat.( Kontruktivisme dan Inquiry )

b) Siswa secara berpasangan 2 orang – 2 orang mencari, mengamati dan

menggambar sudut yang ada di sekitar ruang kelas. (Masyarakat

Belajar)

c) Guru mengamati pekerjaan pasangan kelompok siswa dan

membenarkan kesalahan siswa.

d) Siswa melakukan sebuah permainan.yaitu menyuruh masing- masing

siswa membuat sebuah sudut secara sembunyi (tidak boleh di lihat

oleh pasangannya), kemudian siswa membandingkan besar sudut yang

dibuat dengan cara merekatkan sudut salah satu siswa dengan sudut

teman satu mejanya.(Pemodelan dan Inquiry )

e) Setelah di lakukan perbandingan dengan teman kemudian

membandingkan dengan teman yang lain. (Masyarakat Belajar)

f) Siswa dapat menyimpulkan siswa mana yang membuat sudut terbesar

dan terkecil. (Kontruktivisme)

g) Siswa mengerjakan contoh soal latihan yang dibuat oleh guru.

h) Siswa maju kedepan untuk menjawab soal tersebut kemudian dibahas

bersama-sama.

Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru menjembatani

siswa untuk menemukan konsep pengertian sudut dan membandingkan

besar dua sudut dengan menyimpulkan materi yang dipelajari.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua membahas tentang pengukuran sudut dengan

satuan tidak baku dan dengan busur derajat. Kegiatan awal sama seperti

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang berbeda yaitu guru

mengulang pelajaran yang kemarin dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti dalam pertemuan kedua ini adalah:

a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, tiap kelompok 3 orang

siswa.

b) Siswa bekerja berkelompok, membuat lingkaran pada kertas kemudian

dibagi menjadi delapan bagian dan kemudian dipotong, yang masing-

masing potongan bernilai 1 satuan.(Masyarakat belajar )

c) Masing-masing kelompok mendiskusikan cara mengukur besarnya

sudut dengan potongan kertas atau dengan cara tidak baku.

(Kontruktivisme dan Inquiry ).

d) Setelah selesai masing-masing kelompok mendiskusikan lagi cara

mengukur sudut dengan satuan baku atau menggunakan busur derajat.

e) Guru membuat soal di depan kelas, dan menyuruh dua orang siswa

maju kedepan untuk mengukur besar sudut dengan satuan tidak baku

dan satuan baku. ( Pemodelan )

f) Siswa melakukan tanya jawab. (Bertanya)

Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru menjembatani siswa

untuk menjelaskan konsep cara mengukur sudut.

3) Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga membahas tentang identifikasi sudut siku-siku

dari benda-benda di sekitar dan menjelaskan sudut siku- siku dengan

menggunakan empat arah mata angin. Kegiatan awal sama seperti

pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang berbeda yaitu sedikit

mengulangi pelajaran yang telah lalu kemudian memberikan pertanyaan

“pada pelajaran kemarin kalian telah belajar untuk mengukur

sudut,ternyata sebagian besar sudut yang kalian ukur adalah 900 disebut

apakah sudut 900 itu?”.

Adapun kegiatan inti dalam pertemuan ketiga ini adalah:

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

a) Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok. Kemudian memerintahkan

siswa untuk membentuk sudut siku- siku dari kertas.

b) Masing masing kelompok mencari benda-benda yang membentuk

sudut siku-siku. Kemudian siswa membuat gambar sudut siku-siku

dikertas dan memotongnya.

c) Masing-masing kelompok mencari benda-benda lainnya yang ada

dalam kelas yang memiliki sudut siku-siku.dengan cara menempelkan

dengan potongan kertas tadi. (Inquiry)

d) Siswa melakukan tanya jawab. (Bertanya )

e) Salah satu siswa maju kedepan dan siswa yang tidak maju

menyanyikan arah mata angin. Siswa yang berada di depan

menunjukan arah mata anginnya dengan benar. (Pemodelan)

f) Dari demontrasi siswa di depan kelas, anak-anak dapat menarik

kesimpulan arah mata angin mana yang membentuk sudut siku-siku.

(Kontruktivisme)

g) Guru memberikan soal-soal yang terkait, kemudian siswa diminta

menyelesaikannya secara individu.

Kegiatan penutup adalah setelah selesai guru menjembatani siswa

untuk menemukan konsep sudut siku-siku dengan menyimpulkan materi

yang dipelajari.

4) Pertemuan ke empat

Pertemuan ke empat membahas tentang menentukan besar

sudut satu putaran, setengah putaran dan seperempat putaran dalam

derajat. Pada pertemuan ke empat ini diawali dengan pemberian motivasi

pada siswa, mengingat pelajaran yang telah lalu dan menjelaskan tujuan

pembelajaran.

Kegiatan inti dalam pertemuan ke empat ini adalah :

a) Guru meminta siswa membuka kembali gambar empat arah mata angin

yang telah di buat pada pelajaran sebelumnya.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

b) Siswa disuruh menghitung berapa banyak sudut siku-siku yang

terbentuk pada arah mata angin utama. (Inquiry)

c) Siswa maju menjelaskan konsep besar sudut satu putaran dengan

menggunakan empat arah mata angin, yang tiap sudut antar arah (misal

timur dan utara) adalah 900 . dari situ guru mengarahkan siswa untuk

menemukan konsep satu putaran adalah 3600 .( Kontruktivisme)

d) Guru mengajak siswa ke halaman sekolah. Kemudian, salah satu siswa

diminta berjalan mengelilingi tiang bendera dimulai dari suatu titik

sampai kembali ke titik semula. (Pemodelan )

e) Dari kegiatan tersebut, anak/siswa menggambarkan pola atau gambar

yang terbentuk ketika berjalan mengelilingi tiang bendera tadi

kemudian menganalisis berapa besar sudut satu putaran.

f) Selanjutnya secara berkelompok, masing- masing 3 orang, anak

diminta untuk menunjukkan setengah putaran mengelilingi tiang

bendera dan berdiskusi menyebutkan berapa besar sudut setengah

putaran. Setelah itu dilanjutkan dengan seperempat putaran.

(Masyarakat Belajar)

g) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menguatkan meteri yang

telah di pelajari dan mengadakan evaluasi siklus II.

c. Observasi

Dalam penelitian ini observasi tidak hanya dilakukan oleh guru yang

juga selaku peneliti. Namun abservasi dibantu oleh seorang guru observer.

Observer melakukan pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru selama

pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual berlangsung serta mengamati keterampilan guru kelas IV dalam

mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa (lampiran 13) menunjukan

adanya perbedaan antara siklus I yang telah dilaksanakan. Pada siklus II ini

terjadi kegiatan pembelajaran yang lebih aktif dan lebih hidup dari pada

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

sebelumnya, minat siswa mengikuti pelajaran Matematika menunjukan

peningkatan yaitu siswa lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan serta

menjawab pertanyaan.

Sedangkan berdasarkan hasil observasi kinerja guru (lampiran 15) dapat

disimpulkan bahwa kinerja guru pada siklus II juga mengalami peningkatan.

d. Analisis dan Refleksi

Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran Matematika

materi bangun ruang dengan penerapan model pembelajaran kontekstual pada

siklus II secara umum menunjukan perubahan, ini dapat dilihat dari analisis

hasil tes pada siklus II ini yang diketahui terjadi peningkatan yang cukup

mengagumkan. Dari hasil tes siklus II ini rata-rata siswa telah mencapai batas

KKM yang ditetapkan yaitu sebanyak 90% dengan nilai 70, hasil yang

dicapai adalah 91,67% siswa kelas IV pada siklus II ini telah berhasil.

1) Hasil Nilai pada Siklus II

Indikator :

a) Menjelaskan pengertian Sudut

b) Membandingkan besar dua sudut.

c) Mengukur sudut dengan sudut satuan tidak baku.

d) Mengukur sudut dengan busur derajat.

e) Mengidentifikasi sudut siku- siku dari bangun datar dan benda- benda

di sekitar.

f) Menjelaskan sudut siku- siku dengan empat arah mata angin.

g) Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran,dan seperempat

putaran dalam derajat.

Table 9. Data Frekuensi nilai pada Siklus II

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 45-59 1 8,33%

2 60-74 5 41,67%

3 75-89 6 50%

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

��

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel 9 tentang frekuensi nilai pada pertemuan pertama siklus II

dapat digambarkan kedalam grafik gambar 6 berikut ini:

Gambar 6. Grafik Nilai Siswa Siklus II

Tabel 10. Hasil Tes Pertemuan Siklus II

Keterangan Hasil Nilai

Nilai terendah 50

Nilai tertinggi 80

Rata-rata nilai 71,55

Siswa belajar tuntas 91,67%

Dari hasil evaluasi diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemahaman

konsep meningkat yaitu dilihat hasil evaluasi ketiga pertemuan pada siklus II

tersebut adalah 91,67% siswa tuntas belajar atau meningkat 25% dari siklus I, atau

meningkat sebesar 66,67% dari keadaan awal.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Tabel 11. Perbandingan Prosentase Siswa Belajar Tuntas

Keterangan Prosentase Siswa

Belajar Tuntas

Keadaan awal 25%

Siklus I 66,67%

Siklus II 91,67%

Berdasarkan tabel 11, maka dapat digambarkan perbandingan dengan keadaan

awal, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut:

Gambar 7. Grafik Perbandingan Siswa Belajar Tuntas

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II

dapat dinyatakan bahwa pembelajaran Matematika menggunakan model

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV

SD N Nyamplung ini ditunjukan perkembangan hasil belajar kognitif siswa

mengalami perkembangan yaitu dari keadaan awal sebelum dilakukan model

pembelajaran kontekstual siswa yang tuntas KKM hanya 25% dari jumlah 12

siswa. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran

kontekstual, siswa yang tuntas KKM menjadi 66,67% atau meningkat sebanyak

41,67% dari keadaan awal. Setelah dilakukan tindak lanjut kembali dalam siklus

II, siswa yang tuntas KKM menjadi 91,67% atau meningkat 66.67% dari keadaan

awal siswa atau meningkat 25% dari siklus I .

Dari hasil belajar tersebut dapat disimpulkan pemahaman konsep

pengukuran sudut pada siswa kelas IV mengalami peningkatan. Selain

peningkatan pemahaman siswa dari observasi selama pembelajaran Matematika

menggunakan model pembelajaran kontekstual berlangsung, diperoleh data

kesimpulan bahwa proses belajar-mengajar lebih aktif, ini ditunjukan dengan

minat, motivasi dan perhatian siswa ketika mengikuti pelajaran matematika.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dapat

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

Model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep

pengukuran sudut dalam pelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri

Nyamplung, yaitu ditunjukan dengan prosentase siswa yang tuntas KKM (nilai

70) yaitu meningkat 41,67% dari keadaan awal yang hanya 25% menjadi 66,67%

pada siklus I. Setelah dilakukan tindak lanjut kesiklus II, hasil belajar siswa

meningkat lagi menjadi 91,67% (siswa yang mencapai KKM sebanyak 11 anak),

atau meningkat sebesar 25% dari siklus I. Dari peningkatan hasil belajar siswa

tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa tentang pengukuran

sudut meningkat.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman

konsep siswa pada pelajaran Matematika materi pokok pengukuran sudut pada

siswa kelas IV SDN Nyamplung, berdasarkan hasil tersebut maka dapat dibuat

implikasi sebagai berikut ini:

a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam Matematika karena dalam

penerapan model pembelajaran kontekstual, guru menghubungkan antara

pengetahuan yang diperoleh siswa dengan pengetahuan yang telah dimiliki

oleh siswa sebelumnya dan guru juga menghubungkan materi dengan dunia

nyata siswa yaitu dengan membawa benda-benda yang sering mereka temui

���

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

untuk dijadikan media pembelajaran sehingga dapat membantu memudahkan

siswa dalam mengkonsepkan materi pengukuran sudut, selain itu juga dalam

proses pembelajaran juga menggunakan beberapa metode pembelajaran seperti

metode pemberian tugas, kelompok, unjuk kerja, inquiri, dan demonstrasi.

Selain dengan penggunaan model guru juga menggunakan media yang

bermacam-macam seperti Busur, buku, kursi dan benda- benda sekitar siswa

untuk menjelaskan konsep pengukuran sudut dengan demikian cara

mengkonsepkan siswa akan lebih kritis.

b. Penggunaan model pembelajaran kontekstual secara tepat dan optimal sehingga

pemahaman konsep Matematika meningkat. Dengan melakukan perencanaan

dengan baik yaitu membuat rencana pembelajaran dengan bahasa yang rinci

dan mudah dipahami oleh guru kelas, kemudian dikonsultasikan dengan

observer agar dapat mendapat masukan dari rencana yang telah dibuat,

melaksanakan model pembelajaran kontekstual secara tepat dapat

meningkatkan keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa menjadi aktif bukan

guru yang aktif atau studens center, melakukan evaluasi setiap akhir pertemuan

jadi guru mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap atau memahahami

konsep materi yang diberikan oleh guru, dan refleksi terhadap pembelajaran

guna mengetahui peningkatan pemahaman siswa dan sebagai bahan balikan

untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bagus lagi sehingga pemahaman

konsep siswa dapat meningkat.

c. Selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual,

cara mengajar guru meningkat, guru menjadi semangat untuk mengajar

Matematika, adapun yang dilakukan guru selama pembelajaran berlangsung

adalah guru bertindak sebagai informan untuk memberikan informasi kepada

siswa-siswanya jadi guru tidak selalu menggunakan metode ceramah untuk

menjelaskan materi yang diajarkan melainkan dalam menjelaskan materi

pelajaran guru melakukan tanya jawab supaya siswa mau belajar, posisi guru

juga tidak selalu di depan kelas, guru berpindah-pindah posisi mengajar guru

juga memberikan pujian baik dalam bahasa verbal maupun non verbal, dalam

menggunakan beberapa metode dalam mengajar guru semakin mantap, guru

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

juga semakin luwes dalam mengajar menggunakan model pembelajaran

kontekstual, selain itu juga guru lebih peka terhadap siswa. Cara mengajar guru

secara keseluruhan telah menunjukan peningkatan.

d. Adapun aktifitas siswa yang dapat dilihat atau diobservasi selama proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam pelajaran

Matematika adalah, siswa menjadi lebih aktif yaitu siswa tidak malu

menyampaikan jawan di depan kelas, tidak malu untuk bertanya, siswa selalu

berebut maju dengan mengangkat tangannya, siswa dapat berkomunikasi

dengan teman-teman dalam pembelajaran yaitu mereka akan secara sadar

bergabung dengan kelompoknya tanpa banyak membuang waktu, siswa juga

lebih kritis dalam menerima materi, mereka dituntut untuk mengkonsepkan

materi pelajaran yang mereka terima.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian mengenai

penerapan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SDN Nyamplung,

maka dapat diberikan saran-saran atau sumbangan pemikiran untuk dapat

meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan pemahaman

konsep siswa terhadap materi pelajaran pada khususnya, sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Dalam menjelaskan materi pelajaran guru sebaiknya jangan terlalu sering

menggunakan metode ceramah, tapi guru harus menggunakan model-model

pembelajaran inovatif seperti kontekstual (CTL).

b. Untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang materi pelajaran,

sebaiknya guru mengkaitkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata siswa.

c. Untuk meningkatkan interaksi belajar, sebaiknya guru berusaha menjadi teman

dalam belajar, bukan menjadi seseorang yang ditakuti oleh siswanya.

d. Guru sebaiknya menggunakan lebih banyak lagi media dalam pelajaran untuk

membantu siswa memahami materi.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii iii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

���

2. Bagi Siswa

a. Peserta didik hendaknya ikut berperan aktif dalam pembelajaran dengan ikut

memberikan pendapat tentang materi pelajaran yang dipelajari dan cara

mengajar yang mereka sukai, supaya terjadi interaksi pembelajaran yang

menyenangkan.

b. Siswa hendaknya mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapat dari

sekolah kedalam kehidupan sehari-hari ataupun sebaliknya.

c. Siswa hendaknya lebih berani untuk menyampaikan pendapatnya di depan

kelas, ataupun untuk mengajukan pertanyaan.

d. Siswa hendaknya tidak hanya belajar di sekolah tetapi mereka juga harus aktif

mencari pengetahuan diluar jam sekolah.