Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
DIBUANG SAYANG …yang tercecer dari catatan Pengawasan
Pemilu 2019 di Kabupaten Semarang
ii
DIBUANG SAYANG yang tercecer dari catatan Pengawasan Pemilu
2019 di Kabupaten Semarang
Penulis
Bawaslu Kabupaten Semarang
Diterbitkan oleh
Kantor Bawaslu Kabupaten Semarang
Jalan Purnakarya Raya, Kel. Gedanganak,
Ungaran Timur 50519
Telp: (024) 76901435
Website: www.semarangkab.bawaslu.go.id
Email: [email protected]
14 x 21 cm; x + 259 halaman
Cetakan I : November 2019
ISBN : 978-623-92365-0-2
Dilarang menggandakan dan kemudian
menyebarkan untuk tujuan komersil baik
sebagian atau keseluruhan isi buku ini kepada
khalayak tanpa seizin penerbit. Sangat diizinkan
mengutip untuk kebutuhan akademik,
kepenulisan, dan diskusi.
iii
M. ABHAN
"Masyarakat merupakan pegawas sejati. Perannya
sangat penting. Membantu penyelenggara pemilu
menciptakan pesta demokrasi yang luber dan
jurdil,"
MOCHAMMAD AFIFUDDIN
“Program kita, awasi-cegah-tindak berhasil
meningkatkan jumlah pemantau pemilu,
mencegah kebisingan politik di media sosial,
operasi tangkap tangan dugaan politik uang, dan
menjadi pertimbangan MK”
RATNA DEWI PETALOLO
"Tanpa perempuan tidak ada demokrasi yang adil,
berkembang, sehat serta seimbang
FRITZ EDWARD SIREGAR
“Perjuangan perubahan itu adalah jalan yang sepi.
Kadang kala dilalui sendirian. Tetapi, harus
dimulai dari diri sendiri untuk menciptakan api
perubahan yang memperbaiki demokrasi
Indonesia
RAHMAT BAGJA
“Hukum diterapkan sebagai sarana untuk
melakukan pembaruan di dalam masyarakat.
Yang berarti juga hukum senantiasa berkembang
secara teratur dalam suatu sistem hukum untuk
menghadapi tuntutan kemanusiaan. "Memang
tidak selalu mudah menerapkan hukum sesuai uu
apalagi menentukan pembaruan hukum”
iv
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan
yang Maha Esa, atas berkat Rahmat, Inayah serta
HidayahNya kita masih diperkenankan
menjalankan tugas-tugas yang bermanfaat untuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saya sangat
bersukur pelaksanaan Pemilu 2019 di Kab
Semarang berjalan dengan lancar, tanpa ada
kendali yang berarti. Pencegahan pelanggaran,
sosialisasi pengawasan dan pengawasan
partisipatif menjadi program unggulan Bawaslu
kab Semarang untuk meminimalisir terjadinya
pelanggaran-pelanggaran pemilu.
Pemilu 2019 sudah usai akan tetapi bukan
berarti tugas Bawaslu Kabupaten Semarang
selesai. Pasca selesainya Pemilu 2019 dengan di
lantiknya anggota DPRD Kab Semarang, DPR
Propinsi Jawa Tengah, DPR RI dan DPD, juga
sebentar lagi akan di lantik Presiden dan wakil
Presiden RI, Bawaslu Kabupaten Semarang
menyusun Buku Hasil Pengawasan selama Pemilu
2019.
vi
Buku ini merupakan pendokumentasian
hasil-hasil kerja para Pengawas Pemilu dan
jajaran Bawaslu baik di tingkat Bawaslu
Kabupaten maupun Pengawas adhoc pada
pelaksanaan Pemilu 2019, mulai awal tahapan
penyelenggaraan Pemilu sampai dengan
selesainya tahapan Pemilu. Buku ini disusun
dengan metode narasi dilihat dari berbagai sudut.
Disusun untuk memberikan informasi kepada
publik tentang peran dan perjalanan pengawas
pemilu dalam menjalankan tugas-tugasnya, buku
ini disajikan dengan alur cerita yang ringan dan
mudah dibaca. Kisah lengkap dimulai dari
perjalanan seleksi pengawas pemilu, pengawasan
pada tiap tahapan, sampai cerita penanganan
pelanggaran-pelanggaran Pemilu di Kabupaten
Semarang. Buku ini ditulis oleh seluruh
Komisioner Badan Penagawas Pemilu Kabupaten
Semarang beserta para staff yang notabene
mereka bekerja dan teribat langsung dalam
menjalankan tugas.
Harapannya, publik semakin mengenal
Badan Pengawas Pemilu sebagai lembaga yang
vii
diberi mandat oleh UU Nomor 7 Tahun 2017
Tentang Pemilu untuk melakukan pencegahan,
penindakan pelanggaran Pemilu, dan
menyelesaian sengketa proses Pemilu. Bawaslu
membutuhkan banyak dukungan para pihak
dalam aktivitas pengawasan: mengawasi proses
pelaksanaan seluruh tahapan Pemilu, mencegah
terjadinya politik uang, mengawasi netralitas
semua pihak yang dilarang dalam kampanye
termasuk juga mengawasi pelaksanaan putusan
baik putusan oleh KPU ataupun pihak yang
berwenang.
Atas segala kekurangan dari penyusunan
buku ini, saya selaku Ketua Bawaslu Kabupaten
Semarang mengucapkan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya dan kami dengan senang hati
dan terbuka menerima masukan-masukan dan
saran yang dapat memperbaiki penyusunan buku
ini.
Terima kasih tak terhingga kepada seluruh
jajaran pengawas adhoc dari mulai Panwascam
dan tim staff serta sekretariat, Pengawas Pemilu
Desa/Kelurahan dan Pengawas TPS juga
viii
Sekretariat dan seluruh Staff Bawaslu Kabupaten
Semarang yang telah melaksanakan pengawasan
Pemilu 2019, semoga apa yang kita lakukan ini
adalah bagian dari cinta kita terhadap tanah air
Indonesia.
Mohammad Talkhis, S.Pd. Ketua Bawaslu Kabupaten Semarang
ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................. v
DAFTAR ISI ........................................................ ix
Bagian 1
1. Malam Pertama Kampanye yang Berujung ke
Meja Hijau ..................................................... 3
2. Terhalang Sinden ....................................... 21
3. Tetap Semangat Meskipun Lelah ................. 31
4. Pertama atau Terpagi .................................. 41
5. Menyusun Daftar Pemilih Pemilu ................ 43
6. Cerita di Balik Pengawasan Surat Suara
Pemilu 2019 ................................................ 51
7. Wani Piro? Pada Jagongan Pemilu ............... 63
8. Kisah Sang Pengawas: Balada Penertiban Alat
Peraga Kampanye ........................................ 71
9. Perhelatan Pesta Demokrasi ........................ 85
10. Masa-Masa Kritis Jelang Pesta Demokrasi
Pemilu Serentak 2019 ................................. 95
11. Belajar dari Mbah Royo ..............................107
12. Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu .........109
13. Muara Akhir di Mahkamah Konstitusi .......133
14. Potret Perjalanan Pengawas Perempuan .....147
x
15. Bawaslu Goes To School .............................201
16. Nomer Satu Tetaplah “Nomer Satu” ............219
Bagian 2
1. SDM & Organisasi Bawaslu ........................227
2. Pengawasan Seluruh Tahapan Pemilu
Serentak Tahun 2019 .................................243
Biodata Penulis .................................................257
1
BAGIAN 1
yang tercecer dari catatan pengawasan…
2
Bawaslu Kabupaten Semarang
3
Malam Pertama Kampanye
yang berujung ke Meja Hijau
Sebuah Catatan Penanganan Pidana Pemilu Tahun 2019 di Kabupaten Semarang
Agus Riyanto
“Siti Ambar Fatonah dan Sarwono
berkampanye disertai bagi-bagi amplop berisi
uang dalam acara sedekah Dusun Kalikembar
Desa Pakopen Kecamatan Bandungan, kedua
Calon Anggota Legislatif dari Partai Golkar
tersebut diadili dengan pasal Money Polityc di
Pengadilan Negeri Ungaran”.
Tanggal 23 September 2018 adalah
merupakan hari pertama masa kampanye
Pemilihan Umum Tahun 2019, sesuai dengan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7
Tahun 2019 tentang perubahan ketiga atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7
yang tercecer dari catatan pengawasan…
4
Tahun 2017 tentang tahapan, program dan jadwal
penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019,
disebutkan bahwa kampanye Calon Anggota DPR,
DPD, dan DPRD, serta Pasangan Calon Presiden
dan Wakil Presiden dimulai tanggal 23 September
2018 sampai dengan 13 April 2019. Tepat di
malam pertama memasuki masa kampanye pukul
00.45 wib tanggal 23 September 2018 Siti Ambar
Fatonah yang merupakan Calon Anggota DPRD
Provinsi Jateng Dapil 2 Nomor Urut 03 Partai
Golkar dan Sarwono yang merupakan Calon
Anggota DPRD Kabupaten Semarang Dapil 5
Nomor Urut 01 Partai Golkar menghadiri acara
pagelaran wayang kulit dalam rangka sedekah
Dusun Kalikembar Desa Pakopen Kecamatan
Bandungan, dalam acara itu kedua Caleg tersebut
naik ke atas panggung dan menyampaikan orasi
politik. Siti Ambar Fatonah mengatakan “
Alhamdulillah kulo saget sowan kalihan adik kulo
Sarwono nderek syukur bilih warga kalikembar ing
ndalu puniko, syukur kanthi diwujudaken nanggap
wayang kulit sing jarene wau murah meriah.
Masyarakat Kalikembar diparingi sehat nikmat
Bawaslu Kabupaten Semarang
5
diparingi tambah rejeki sing kathah urip tentrem
ayem, Amin. Sekedap malih warga masyarakat
Dusun Kalikembar, niki sowan kulo dating
kesempatan sakmeniko nderek sosialisasikan bilih
tahun 2019 tanggal 17 April 2019 hari Rabu,
seluruh bangsa Indonesia ngawontenaken pesta
demokrasi, niki mboten adat kalihan
kebiasaanipun, sakmeniko wonten gangsal,
sepindah pilihan DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi,
DPR Pusat, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,
bareng. Monggo dalam kesempatan meniko kulo
panjang sanget arepo bedo pilihan, warga
Kalikembar disuwun kedah rukun. Ning kulo
nyuwun nganyang kalih panjenengan ingkang
dipilih kulo kalihan Sarwono mawon, warga
Kalikembar kulo nyuwun nggih, nek nyuwun niku
diparingi mbenjang kulo dateng Provinsi Partai
Golkar Nomer 3 trus adik kulo wonten DPR
Kabupaten Nomer 1, mugo-mugo njenengan nderek
nyuksesaken ingkang DPR Kabupaten, kulo dateng
Provinsi Bapak Ibu, adik kulo ingkang setunggal
niku wau nomer 1, pak Mul nomer 2, nyuwun
dukunganipun nyuwun toblosanipun mbenjang
yang tercecer dari catatan pengawasan…
6
tanggal 17 April 2019 menawi panjenengan sami
nyoblos kulo kalihan pak Sarwono saget amal
kagem panjenengan”. Sarwono di panggung
mengatakan “ Bibaripun ndalu meniko pak Dalang
kalihan warga masyarakat Kalikembar nderek
nguri-nguri kebudayaan jawi, Dalem pak Dalang
nderek dateng Kepengurusan Dewan Kesenian
Kabupaten Semarang kulo Wakilipun. Bapak Ibu
yang kulo hormati kulo mboten kathah badhe
matur, kulo dipeseni kalihan mbah Broto kalih pak
Lurah insyaAlloh untuk bulan depan syukur
pertengahan bulan ini untuk Kalikembar saking
perbatasan Bonkliwon, mbah Broto kalihan Bu
Kadus enggalm kalihan tokoh masyarakat dateng
gubuk kulo nyuwun disambungke dalan
Alhamdulillah perubahan tahun 2018 insyaAlloh
bulan depan syukur pertengahan bulan ini dimulai
lagi dengan anggaran 200 juta yang semula kita
anggarkan 600 juta sampai ke pertigaan Balai
Desa, jane dateng Coblong nggih tasih katah pak,
insyaAlloh di perubahan nggih sami. Alhamdulillah
itu kerjasama masyarakat Dusun Kalikembar
masyarakat Desa Pakopen pak ijeh kelingan
Bawaslu Kabupaten Semarang
7
kalihan dalem pak, kulo mboten ajeng ngenalke
wong sampun do kenal kalihan kulo, Mungkin ada
Panwas mohon ma’af jika ada tutur kata kami
yang salah “ dilanjutkan mengatakan “ Monggo
Panitia nipun supados minggah panggung, ini
membantu untuk tumbas aqua”. Pada saat yang
bersamaan Siti Ambar Fatonah memberikan
amplop kepada Sarwono lalu Sarwono juga
mengambil amplop dari sakunya, kemudian
memberikan kedua amplop tersebut kepada
Pembawa Acara dalam acara tersebut yang
bernama Jarwoto.
Pernyataan Siti Ambar Fatonah dan Sarwono
serta tindakannya memberikan amplop berisi
uang tersebut akhirnya berbuntut panjang,
mereka berdua harus berurusan dengan proses
hukum, Panwaslu Kecamatan Bandungan yang
melakukan pengawasan di lokasi acara tersebut
yang sebelumnya telah mengingatkan kepada
Panitia akhirnya menjadikan sebuah Temuan
dugaan pelanggaran dan kemudian diteruskan
kepada Bawaslu Kabupaten Semarang disertai
dengan bukti-bukti termasuk rekaman hasil
yang tercecer dari catatan pengawasan…
8
pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas
Pemilu Kecamatan Bandungan. Atas dasar
Temuan inilah Bawaslu Kabupaten Semarang
menduga telah terjadi tindak pidana politik uang.
Perbuatan Siti Ambar Fatonah dan Sarwono bisa
dijerat dengan pidana pemilu berdasarkan pasal
521 atau pasal 523 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Jo
Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.
Sentra Gakkumdu Kabupaten Semarang
yang merupakan Tim gabungan dari tiga lembaga
yaitu Bawaslu Kabupaten Semarang, Penyidik
Polres Semarang dan Jaksa dari Kejaksaan Negeri
Ambarawa akhirnya melakukan upaya memproses
hukum perbuatan Siti Ambar Fatonah dan
Sarwono, hingga akhirnya kasus ini bisa diproses
di Pengadilan Negeri (PN) Ungaran.
Siti Ambar Fatonah dan Sarwono dalam
pembelaannya pada Sidang di Pengadilan Negeri
Ungaran menyatakan keberatan dan menolak atas
tuntutan Jaksa Penuntut Umum, karena mereka
berdua merasa sedikitpun tidak punya niat untuk
berbuat jahat atau curang.
Bawaslu Kabupaten Semarang
9
Dalam proses persidangan, dihadirkan
beberapa Saksi dan Ahli oleh Jaksa Penuntut
Umum, yakni :
1. Agus Riyanto, SP, SH ( Anggota Bawaslu
Kabupaten Semarang)
2. Sukardi (Ketua Panwaslu Kecamatan
Bandungan)
3. Saribun (Anggota Panwaslu Kecamatan
Bandungan)
4. Widodo (Anggota Panwaslu Kecamatan
Bandungan)
5. Saefudin (Pengawas Pemilu Desa Pakopen)
6. Jumari (Ki Dalang wayang kulit)
7. Jarwoto (Warga Dusun Kalikembar Desa
Pakopen/Pembawa Acara)
8. Hadi Subroto (Warga Dusun Kalikembar Desa
Pakopen)
9. Sujarwanto (Warga Dusun Kalikembar Desa
Pakopen)
10. Muhammad Anwari (Warga Dusun Kalikembar
Desa Pakopen/Bendahara Panitia)
11. Dr. Pujiyono, SH, M.Hum (Ahli Pidana dari
UNDIP Semarang)
yang tercecer dari catatan pengawasan…
10
12. Prof.DR.Subyantoro, M.Hum (Ahli Bahasa
UNNES Semarang, tidak hadir dan
keterangannya dibacakan di persidangan)
13. Muslim Aisha, S.HI (Anggota KPU Provinsi
Jawa Tengah)
Saksi-saksi tersebut menerangkan soal
fakta atau seputar peristiwa kejadian, Siti Ambar
Fatonah dan Sarwono membenarkan apa yang
menjadi keterangan para Saksi. Sedangkan Ahli
ada yang menerangkan tentang aturan hal ikhwal
Kampanye, ada yang memberikan keterangan soal
konstruksi hukum pidana pemilu. Misalnya Ahli
DR.Pujiyono, SH, M.Hum menyatakan antara lain,
bahwa penyampaian informasi yang berkaitan
dengan Partai Politik atau Nomor Urut Partai
Politik sudah dapat disebut sebagai memunculkan
citra diri yang menjadi bagian dari kegiatan
kampanye karena yang diatur bersifat alternatif.
Pujiyono juga menyatakan bahwa Calon Anggota
Legislatif Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk
dalam pengertian Pelaksana Kampanye yang
diatur dalam Pasal 14 Peraturan Komisi Pemilihan
Umum tentang Kampanye Pemilihan Umum.
Bawaslu Kabupaten Semarang
11
Lebih lanjut Pujiyono juga menyatakan pemberian
uang sebagai bentuk bantuan atau sumbangan
dalam penyelenggaraan kegiatan masyarakat tidak
serta merta mewujudkan money polityc, namun
ketika diikuti dengan memunculkan nama dan
nomor urut partai politik maka tidak dapat
dibenarkan karena sudah condong pada konteks
kampanye dengan motif money polityc, Pujiyono
juga berpendapat alasan para Terdakwa yang
memberikan uang pada kegiatan masyarakat
dimaksudkan untuk membeli minuman kemasan
tidak membenarkan pelanggaran sebagaimana
diatur dalam pasal 280 ayat (1) huruf j Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilihan
umum, perbuatan tersebut tidak dilihat dari
berapa besar nominal uang yang diberikan tapi
dilihat dari perbuatan yang dilanggar yaitu
memberikan uang. Pujiyono juga menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan mens rea adalah
hal yang berkaitan dengan sikap batin yang tegas,
dinilai dari perbuatan obyektif.
Dalam persidangan pihak Penasehat
Hukum Siti Ambar Fatonah dan Sarwono yaitu
yang tercecer dari catatan pengawasan…
12
Mohammad Sofyan, SH dan Sandi Honasan Syah,
SH juga menghadirkan Saksi-Saksi yang
meringankan Terdakwa (Saksi a de charge) dan
juga Ahli, yakni :
1. Tumaedi (Perangkat Desa Pakopen)
2. Karsiman (Warga Desa Pakopen)
3. Mawardi Hidayat (Ketua Bapilu Partai Golkar
Kabupaten Semarang)
4. Suradi (Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten
Semarang)
5. DR.Nur Hidayat Sardini, S.Sos, M.Si (UNDIP)
6. Muh. Haryanto (UKSW)
Dalam perkara ini, Majelis Hakim yang
diketuai Tri Retnaningsih, SH, MH dengan
Anggota Hendra Yuristiawan,SH,MH dan Wasis
Priyanto, SH,MH mengadili Siti Ambar Fatonah
dan Sarwono atas dakwaan pelanggaran pasal 521
atau pasal 523 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Jo Pasal 55
ayat (1) ke 1 KUHP. Adapun unsur dari Pasal 521
tersebut adalah : 1). Setiap Pelaksana, Peserta,
dan/ atau Tim Kampanye Pemilu. 2). Dengan
sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau
Bawaslu Kabupaten Semarang
13
materi lainnya kepada peserta kampanye. 3). Yang
melakukan, yang menyuruh atau turut serta
melakukan. Sedangkan unsur dari Pasal 523 ayat
(1). Setiap Pelaksana, Peserta, dan/atau Tim
Kampanye Pemilu. 2). Dengan sengaja
menjanjikan atau memberikan uang atau materi
lainnya. 3). Sebagai imbalan kepada peserta
kampanye secara langsung atau tidak langsung.
4). Yang melakukan, yang menyuruh atau turut
serta melakukan.
Menurut Hakim bahwa Siti Ambar Fatonah
adalah Calon Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah
dan Sarwono adalah Calon Anggota DPRD
Kabupaten Semarang, mengacu pada Pasal 270
ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, maka Siti
Ambar Fatonah dan Sarwono digolongkan sebagai
Pelaksana Kampanye, sehingga dengan demikian
Hakim menilai Unsur “Pelaksana Kampanye
Pemilu” telah terpenuhi. Adapun unsur “Dengan
sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya”, Hakim berpendapat bahwa
kesengajaan diartikan sebagai menghendaki dan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
14
mengetahui atau dapat dikatakan bahwa sengaja
berarti menghendaki dan mengetahui apa yang
dilakukan orang yang melakukan perbuatan
dengan sengaja menghendaki perbuatan itu dan
disamping itu mengetahui atau menyadari tentang
apa yang dilakukannya, serta bedasarkan fakta-
fakta di persidangan antara lain dari keterangan
Saksi yang pada pokoknya saat acara pagelaran
wayang kulit pada sedekah Dusun Kalikembar Siti
Ambar Fatonah dan Sarwono diminta naik ke atas
panggung oleh Ki Dalang dan kemudian naik ke
atas panggung melakukan perbuatan
menyampaikan orasi dan memberikan amplop
kepada Pembawa Acara serta berbagai
pertimbangan lainnya sehingga Hakim menilai
bahwa unsur “Dengan sengaja menjanjikan atau
memberikan uang atau materi lainnya” telah
terpenuhi. Unsur “Turut serta melakukan” juga
telah terpenuhi menurut pertimbangan Majelis
Hakim, hal ini sesuai fakta-fakta di persidangan
berdasarkan keterangan Saksi-Saksi serta dalam
rekaman video saat para Terdakwa naik ke atas
panggung Sarwono terlebih dahulu memberikan
Bawaslu Kabupaten Semarang
15
amplop kepada Pembawa Acara (Jarwoto) sesaat
kemudian diikuti oleh Siti Ambar Fatonah yang
juga memberikan amplop sehingga Hakim
meyakini para Terdakwa tersebut telah turut serta
memberikan amplop kepada Pembawa Acara
(Jarwoto) yang mana amplop tersebut berisi uang
yang keseluruhannya bernilai Rp.500.000; .
Walaupun keseluruhan unsur pidana telah
terpenuhi namun Majelis Hakim berpendapat
untuk juga mempertimbangkan sikap bathin dari
para Terdakwa yang melatarbelakangi
perbuatannya dalam memberikan uang kepada
peserta kampanye dalam hal ini adalah Jarwoto.
Berdasarkan keterangan Saksi yang saling
bersesuaian Hakim dapat memperoleh Bukti
Petunjuk bahwa kehadiran Siti Ambar Fatonah
dan Sarwono pada acara pagelaran wayang kulit
di Dusun Kalikembar tersebut atas undangan
Hadi Subroto yang sebelumnya mengundang Siti
Ambar Fatonah dan Sarwono untuk hadir di acara
pagelaran wayang kulit tersebut dan juga
menyampaikan permohonan sumbangan berupa
uang untuk mendukung acara pagelaran wayang
yang tercecer dari catatan pengawasan…
16
kulit di Dusun Kalikembar, akhirnya Hakim
berpendapat bahwa terlaksananya pagelaran
wayang kulit di Dusun Kalikembar tersebut bukan
inisiatif dan bukan keinginan dari Siti Ambar
Fatonah dan Sarwono, kehadiran Siti Ambar
Fatonah dan Sarwono pada pagelaran wayang
kulit itupun bukan atas inisiatif mereka tetapi
atas undangan dari Hadi Subroto, termasuk juga
pemberian uang karena atas permintaan
sumbangan dari Hadi Subroto kepada Siti Ambar
Fatonah dan Sarwono untuk mendukung acara
pagelaran wayang kulit tersebut. Hakim
berpendapat bahwa sikap bathin Siti Ambar
Fatonah dan Sarwono didalam memberikan uang
itu karena untuk memenuhi permintaan
sumbangan uang dari Hadi Subroto sehingga
terhadap respon dari Siti Ambar Fatonah dan
Sarwono untuk memenuhi permintaan
sumbangan uang tersebut bukanlah suatu tindak
pidana tapi merupakan bentuk rasa kepedulian
sosial terhadap masyarakat.
Hakim berpendapat keseluruhan unsur
tindak pidana yang tercantum dalam dakwaan
Bawaslu Kabupaten Semarang
17
telah terpenuhi unsur namun pemberian uang
oleh Siti Ambar Fatonah dan Sarwono adalah
respon terhadap permintaan sumbangan berupa
uang dari Hadi Subroto sehingga pemberian uang
tersebut bukanlah tindak pidana maka dengan
demikian Siti Ambar Fatonah dan Sarwono
haruslah dilepaskan dari segala tuntutan hukum.
Hakim tidak sependapat dengan pendapat
Penuntut Umum yang menyatakan Siti Ambar
Fatonah dan Sarwono terbukti bersalah melanggar
Pasal 521 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1
KUHP. Majelis Hakim akhirnya dalam
putusannya menyatakan Siti Ambar Fatonah dan
Sarwono tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang didakwakan dan membebaskan
dari dakwaan, terbukti melakukan perbuatan
yang didakwakan kepadanya akan tetapi
perbuatan tersebut bukan merupakan suatu
tindak pidana dan melepaskan Siti Ambar
Fatonah dan Sarwono dari segala tuntutan hukum
( ontslag van alle rechtsvervolging).
yang tercecer dari catatan pengawasan…
18
Terhadap Putusan Pengadilan Negeri
Kabupaten Semarang tersebut Jaksa Penuntut
Umum melakukan upaya banding ke Pengadilan
Tinggi Jawa Tengah, pendapat Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Jawa Tengah antara lain
menyatakan sependapat dengan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Ungaran dalam menilai
pemberian uang sebesar Rp.500.000; (lima ratus
ribu rupiah) dari terdakwa I dan Terdakwa II
kepada Pembawa Acara Jarwoto selaku Panitia
Sedekah Dusun Kalikembar Desa Pakopen karena
sebelumnya telah ada permintaan sumbangan
untuk konsumsi acara tersebut. Berdasarkan
berbagai pertimbangan maka alasan keberatan
Penuntut Umum dalam memori bandingnya
ditolak, dan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa
Tengah berpendapat bahwa Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Ungaran dalam
mempertimbangkan unsur-unsur dari pasal-pasal
yang didakwakan dan amar putusannya (susunan
amar putusan) tersebut sudah tepat dan benar,
oleh karena itu diambil alih sepenuhnya oleh
Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Tengah
Bawaslu Kabupaten Semarang
19
sebagai pertimbangan dalam memutus perkara ini
dalam tingkat banding, dan hanya memperbaiki
sekedar redaksi amar putusan point 3 dan
selebihnya dikuatkan.
Demikian sebuah catatan pelanggaran
pidana pemilu tahun 2019 yang ditangani
Bawaslu Kabupaten Semarang bersama dengan
pihak lain seperti Penyidik Polres Semarang dan
Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri
Kabupaten Semarang.
Penulisan peristiwa ini tidak bermaksud
untuk mengungkit-ungkit peristiwa di masa lalu
tapi hanya sebagai cerita sejarah dengan harapan
dapat menjadi pelajaran berharga bagi siapapun
demi perbaikan pemilu di masa yang akan datang.
Kisah ini ditulis berdasarkan pada dakwaan jaksa,
putusan hakim, dan pengamatan penulis selama
ikut menangani perkara ini.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
20
Bawaslu Kabupaten Semarang
21
Terhalang Sinden
Syahrul Munir
Relasi antara sinden dan dalang dalam
sebuah pertunjukan wayang kulit adalah saling
menguatkan. Istilahnya simbiosis mutualisme,
ibarat hubungan anemon laut dengan ikan badut,
atau antara kantong semar dengan kelelawar bulu
wol, saling menguntungkan.
Akan tetapi dalam “Kasus Pakopen”,
hubungan sinden-dalang tak semesra itu. Ibarat
mur dan baut tidak nyekrup. Tetapi tarafnya
belum sampai pada simbiosis parasitisme,
mungkin cukup di simbiosis komensalisme. Kalau
diibaratkan, seperti hubungan ikan Remora
dengan ikan pari. Atau seperti udang dengan
timun laut, antara ikan goby dengan bulu babi.
Dalam kasus ini, Pesinden justru secara tidak
disengaja telah mendistorsi eksistensi sang
yang tercecer dari catatan pengawasan…
22
dalang. Keberadaan pesinden telah membuat
dalang luput “merekam” satu adegan yang
dikemudian hari, dianggap paling penting dalam
pertunjukannya.
***
“Apakah Saudara bersedia untuk
memberikan keterangan kembali apabila
diperlukan?”
“Bersedia, asalkan tidak berbarengan
dengan jadwal manggung,” jawab Jumari,
masygul.
Hampir tiga jam warga Dusun Bengkle,
Desa Gebugan, Kecamatan Bergas ini berada di
ruangan anggota Bawaslu Kabupaten Semarang.
Ia kelihatan gerah, meski sebenarnya ruangan
berukuran 4x3 meter bercat krem itu cukup sejuk
karena ada pendingin udara.
Pengambilan keterangan sebenarnya sudah
selesai, tapi kami sekali lagi harus memeriksanya
kembali. Meneliti lagi huruf demi huruf yang
tertulis di Berita Acara Klarifikasi, agar tidak ada
Bawaslu Kabupaten Semarang
23
kesalahan. Nama, alamat, keterangan hari,
tanggal dan waktu tak boleh salah. Setelah
semuanya dianggap clear, Jumari diberi
kesempatan untuk membaca ulang, meneliti lagi
barangkali ada hal yang menurutnya tidak pas.
Jumari adalah satu diantara sekian saksi
kasus dugaan pidana politik uang yang menyeret
dua Politisi Partai Golkar, Siti Ambar Fathonah
(SAF) dan Sarwono (SAR). Keduanya dianggap
melakukan politik uang saat pagelaran wayang
kulit di Sedekah Dusun Kalikembar, Desa
Pakopen, Kecamatan Bandungan, 22 September
2018 silam. Pada pegelaran wayang itu, Jumari
berperan sebagai dalang. Nama panggungnya
adalah Ki Junarto Purbo Carito, nama yang gagah
dan berwibawa.
Mendalang sejak tahun 90an, menjadikan
Jumari cukup lihai memerankan beragam peran
dan watak dari setiap wayang. Kadang suaranya
berubah seperti seorang perempuan, atau bahkan
berubah menjadi besar dan menggelagar seperti
raksasa.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
24
Sang Dalang adalah penguasa panggung.
Wilayah teritorinya meliputi semua benda dan
sumberdaya yang ada diatasnya. Mulai dari kelir,
debog, seperangkat gamelan, keprak,kepyak,
kotak wayang, cempala, dan blencong. Mulai dari
Penyimping, Pancak hinga Waranggana atau
lazim disebut Pesinden. Yang terjadi di atas
panggung, terutama yang menjadi bagian dari
adegan yang ia mainkan tentu sepengetahuan
dirinya.
Maka tak berlebihan, ekspektasi kami
terhadap keterangan Jumari sangatlah besar.
Tetapi, kenyataannya jauh panggang
daripada api. Jumari banyak “tidak tahu” nya
daripada “tahunya”. Atau paling banter,
jawabannya adalah “Kurang Begitu Jelas”.
Di panggung mungkin dia bintangnya. Tapi
Jumari tetaplah orang kebanyakan. Dia juga
manusia biasa, tempat salah dan dosa. Kadang
ingat kadang alpha. Performa dia tak bisa
didegradasi begitu saja, hanya gara-gara ada
sedikit bagian yang dia luput mengamatinya.
Bawaslu Kabupaten Semarang
25
Sedikit bagian itu ada di adegan Limbukan.
Adegan ini biasanya digunakan untuk intermezo,
mengendorkan syaraf setelah adegan yang serius
di awal pertunjukan. Biasanya didalamnya
ditampilkan lawakan, lagu-lagu, sehingga adegan
ini sangat membantu mencairkan suasana.
Karena Limbukan ini fungsinya menghibur,
maka dalang juga bisa mengutarakan maksud
tujuan diadakanya pergelaran wayang, atau
pesan-pesan “sponsor” dengan lugas. Seperti yang
dilakukannya kepada SAF dan SAR, caleg
petahana dari Partai Golkar. Setelah
dipersilahkannya naik ke panggung, kedua caleg
itu tak menyia-nyiakan kesempatan untuk
meminta dukungan suara kepada masyarakat.
Akan tetapi, detail pada adegan Limbukan
ini tak terekam bagus dalam memorinya. Padahal
dia sendiri yang mempersilahkan keduanya naik
panggung. Sempat pula terlibat “saur manuk”
dengan mereka di atas panggung. Mungkin karena
dua pekan sudah berlalu, pengambilan
keterangannya sudah terpaut jauh dari waktu
kejadiannya. Peristiwanya kadung mengendap
yang tercecer dari catatan pengawasan…
26
dibawah ingatannya yang samar-samar. Apalagi di
usianya yang tak bisa lagi disebut muda. Harap
maklum.
Kalau sudah begini, mengulang
pertanyaannya sampai seribu kalipun takkan ada
bedanya. Terpaksa, jurus pamungkas kami
keluarkan. Sebuah rekaman video dokumentasi
dari kawan-kawan Panwascam Bandungan kami
perlihatkan. Layar monitor computer saya
balikkan, Jumari memperhatikan video rekaman
itu.
Jumari akhirnya mengiyakan isi
percakapan di rekaman itu. Ia sepakat mengubah
keterangannya. Tetapi masih ada satu pertanyaan
yang kami duga sengaja ia kunci jawabannya.
Jumari keukeh mengaku tak melihat interaksi
antara SAF, SAR dan panitia di atas panggung.
Pertahanannya luar biasa, batin kami.
“Apakah Saudara mengetahui dan melihat
Pak SAR dan SAF memberikan sesuatu ke
Panitia?,” tanya.
Bawaslu Kabupaten Semarang
27
“Saya tidak mengetahui atau melihat yang
terjadi diantara Pak SAR, bu SAF dan panitia di
atas panggung,” jawab Jumari.
Kami harus memutar otak, dipaksa berpikir
lebih keras lagi. Kami tak boleh menyerah.
Keterangan Jumari harus logis, piker kami.
Sejurus kemudian diambillah selembar kertas dan
sebuah pulpen. Kami tanyakan berapa kira-kira
ukuran panggung, berapa meter dia berjarak
dengan SAR dan SAF. Kami menggambar sket
panggung, dan meminta dia menunjukkan
posisinya.
“Setahu saya ukuran panggung dua belas
kali sepuluh meter (12x10 m), posisi saya ada
tengah. Jarak saya dengan Sarwono dan Ambar
berdiri sekitar lima meter,” kata Jumari.
Adegan SAF dan SAR memberikan amplop
kepada panitia di atas panggung, ibarat sebuah
film adalah scane yang paling penting dari
keseluruhan jalan cerita film itu. Kesaksiannya
akan menambah keyakinan kami, bahwa peristiwa
itu jelas masuk dalam pelanggaran Pemilu.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
28
Kami masih penasaran, karena dari jarak
lima meter mustahil Jumari tak melihat adegan
itu. Kami harus mengejarnya dipertanyaan
berikutnya. Semoga ini pertanyaan terakhir.
“Apa yang menghalangi Saudara mengetahui
dan melihat interaksi SAR, SAF dan Panitia di atas
panggung?,” tanya.
“Sebelah kanan saya ada satu kotak tempat
wayang, sebelahnya ada pesinden enam orang
dan penyanyi tiga orang sehingga menghalangi
pandangan saya terhadap aktivitas di sebelah
kanan saya,” jawab Jumari
Rupanya, enam Sinden dan tiga penyanyi
inilah yang menghalangi pandangan Jumari.
Okelah jika tidak melihat, kami piker mendengar
saja sudah cukup.
Tetapi sejak awal Jumari mengaku tidak
tahu, “mboten ngertos”. Jadi kami harus tahu apa
yang membuatnya tidak mendengar ucapan SAF
dan SAR saat memberikan amplop ke panitia.
Padahal jaraknya begitu dekat.
Bawaslu Kabupaten Semarang
29
“Apa yang menghalangi Saudara mendengar
apa yang diucapkan SAR saat memberikan amplop
ke panitia?,” tanya.
“Saya hanya konsentrasi untuk menyiapkan
pementasan berikutnya,” Tandas Jumari.
Konsentrasi.
Iya betul. Konsentrasi menurut KBBI adalah
pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal.
Hanya satu hal, tak bisa bercabang. Jadi
sepersekian detik saat pemberian amplop itu,
Jumari tengah memusatkan perhatiannya pada
wayang-wayang yang akan dikeluarkan dipentas
berikutnya.
Tiga jam tentu tak bisa menguak semua
fakta, apalagi klarifikasi sifatnya tak bisa
memaksa.
Semua tanya sudah diutarakan, pun semua
jawab sudah diberikan.
Jujur atau dusta, bukan lagi ranah
Pengawas menilainya.
Toh saksi sudah bersedia bersumpah.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
30
Atas nama Tuhan, untuk memberi
keterangan yang sebenarnya dan tidak lain dari
pada yang sebenarnya.
Bermaterai enam ribu, ditandatangani.
Selesai.
Oh iya, belakangan kami sempat berpikir.
Kenapa enam sinden dan tiga penyanyi itu dulu
tidak kami klarifikasi? Boleh jadi memang ada
unsur kesengajaan, menghalang-halangi
pandangan atau sengaja mengalihkan perhatian
dalang? Siapa yang menyetting mereka duduk
disana?
Sudahlah, lupakan. Asumsimu terlalu
ngawur dan liar.
Bawaslu Kabupaten Semarang
31
TETAP SEMANGAT MESKIPUN LELAH
Sekelumit Kisah Penanganan Pelanggaran Pidana Pemilu
Rohani Pungkasari
Pada bulan Oktober 2018 Bawaslu
Kabupaten Semarang bersama dengan Sentra
Gakkumdu Kabupaten Semarang melakukan
agenda Rapat Koordinasi terkait dengan Temuan
Panwascam Bandungan yaitu adanya dugaan
pelanggaran Tindak Pidana Pemilu (TPP) money
politik yang dilakukan oleh 2 Caleg Partai Golkar
yaitu Siti Ambar Fathonah (Caleg DPRD Provinsi
Jawa Tengah) dan Sarwono (Caleg DPRD
Kabupaten Semarang) yang dilakukan pada
tanggal 23 September 2018 saat menghadiri acara
sedekah dusun Kalikembar Desa Pakopen.
Anggota DPRD Provinsi Jateng/Caleg DPRD
Provinsi Jateng No Urut 03 Partai Golkar bernama
Siti Ambar Fatonah dan Anggota DPRD
yang tercecer dari catatan pengawasan…
32
Kabupaten Semarang/Caleg DPRD Kabupaten
Semarang No Urut 01 Partai Golkar bernama
Sarwono naik panggung kehormatan pada
pagelaran wayang kulit, kemudian Siti Ambar
Fatonah menyampaikan kalimat ajakan “niki
sowan kulo wonten kesempatan meniko nderek
mensosialisasikan bilih tahun rong ngewu
songolas meniko tanggal pitulas april dinten rabu
tanggal pitulas april rongewu songolas seluruh
bangsa indonesia masyarakat indonesia meniko
ngawontenaken pesta demokrasi”, dan terdapat
kalimat “ning kulo nyuwun nganyang kalih
njenengan dipilih kulo kalih Sarwono mawon” ada
kalimat “kulo suwun kulo nganyang kulo wonten
provinsi wonten partai golkar nomeripun tigo
(sambil mengacungkan tiga jari), adikulo sarwono
wonten ing Kabupaten DPR Kabupaten
Semarang”. Terdapat juga kalimat “nyuwun
dukunganipun nyuwun coblosanipun mbenjang
tanggal pitulas april rong ngewu songolas”. Diatas
panggung tersebut Sarwono juga menyampaikan
kalimat “niki perubahan tahun 2018, InsyaAlloh
bulan depan syukur pertengahan bulan ini sudah
Bawaslu Kabupaten Semarang
33
dimulai dengan anggaran 200 juta, yang kami
anggarkan kemarin 600 juta nyampai di pertigaan
di depan Balai Desa”, lalu Sarwono memberikan
dua amplop berisi uang kepada Pembawa Acara
dengan disertai kalimat “niki sekedik kangge
tumbas aqua”. Dalam peristiwa tersebut terdapat
dugaan tindak pidana “ Setiap pelaksana, peserta,
dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan
sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta
Kampanye Pemilu secara langsung ataupun tidak
langsung, sebagaimana Pasal 523 ayat (1) jo Pasal
280 ayat (1) huruf j Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Berdasarkan Kajian Awal Dugaan Pelanggaran
(Form B5) keluar Rekomendasi bahwa Temuan
tersebut Diteruskan ke Pihak Gakkumdu
Kabupaten Semarang untuk ditindaklanjuti
sebagaimana diatur dalam Peraturan badan
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2019 tentang Sentra Penegakan
Hukum Terpadu.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
34
Dalam melaksanakan tugasnya, Sentra
Gakkumdu Kabupaten Semarang melakukan
Rapat Koordinasi terhadap Temuan Nomor
001/TM/PM.00.02/IX/2018 tanggal 23 September
2018, ada tiga pembahasn yang di lalui oleh Tim
gakkumdu yaitu:
1. Pembahasan Pertama dengan Berita Acara
Nomor: 01/BA/SG-KAB SMG/PP/X/2018,
yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 5
Oktober 2018, dimana dalam rapat ini diambil
kesimpulan bahwa Temuan Nomor:
001/TM/PM.00.02/IX/2018 tersebut
terpenuhi syarat formil dan materiil dan
terdapat dugaan tindak pidana “Setiap
pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye
Pemilu yng dengan sengaja menjanjikan atau
memberikan uang atau materi lainnya sebagai
imbalan kepada peserta Kampanye Pemilu
secara langsung ataupun tidak langsung,
sebagaimana Pasal 523 ayat (1) jo Pasal 280
ayat (1) huruf j Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,dan
keluar rekomendasi yaitu untuk
Bawaslu Kabupaten Semarang
35
ditindaklanjuti dengan menyusun kajian atau
melaksanakan penyelidikan;
2. Pembahasan Kedua dengan Berita Acara
Nomor: 02/BA/SG-KAB SMG/PP/X/2018,
yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
11 Oktober 2018. Dalam rapat Pembahasan
Kedua ini disimpulkan bahwa temuan dugaan
pelanggaran Nomor
001/TM/PM.00.02/IX/2018 tanggal 23
September 2018, atas nama Penemu Sukardi,
S.Pd.I, S.Pd., dengan Terlapor Siti Ambar
fathonah dan Sarwono, memenuhi unsur
Tindak Pidana Pemilu Pasal 523 ayat (1) atau
Pasal 521, Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017;
3. Pembahasan Ketiga dengan Berita Acara
Nomor: 03/BA/SG-KAB SMG/PP/X/2018,
yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
25 Oktober 2018. Dalam rapat Pembahasan
Ketiga ini disebutkan bahwa atas Laporan
Polisi Nomor: STTLP/104/X/2018/SPKT telah
dilakukan pemberkasan oleh Penyidik Polres
Semarang dan Berkas Perkara dilimpahkan ke
yang tercecer dari catatan pengawasan…
36
Kejaksaan Negeri Ambarawa Kabupaten
Semarang.
Pada tanggal 31 Oktober 2018 bertempat di
Kantor Bawaslu Kabupaten Semarang dilakukan
penyerahan tersangka dan barang bukti oleh
Penyidik Polres Semarang kepada Kejaksaan
Negeri Kabupaten Semarang.
Proses persidangan yang berlangsung
marathon selama 7 (tujuh) hari di Pengadilan
Negeri Ungaran yang dimulai pada tanggal 9
November 2018 dengan agenda Pembacaan
Dakwaan, kemudian pada tanggal 12 November
2018 sidang dengan agenda pemeriksaan saksi
yaitu Agus Riyanto, S.P., S.H (pelapor), Sukardi
(saksi/penemu/Panwaslu Kecamatan
Bandungan), Widodo (saksi/penemu/Panwaslu
Kecamatan Bandungan), Saribun
(saksi/penemu/Panwaslu Kecamatan
Bandungan), Saefudin (saksi/ Pengawas Pemilu
Desa Pakopen), Hadi Subroto (saksi), Jarwoto
(saksi/pembawa acara), Jumari (saksi/Ki Dalang),
Sujarwanto (saksi/pemilik toko).
Bawaslu Kabupaten Semarang
37
Hari Selasa tanggal 13 November 2018
sidang dengan agenda pemeriksaan para saksi
dan ahli, hari Rabu tanggal 14 November 2018
sidang dengan agenda pemeriksaan ahli a de
charge dan pemeriksaan terdakwa Siti Ambar
Fatonah dan Sarwono, hari Kamis tanggal 15
November 2018 sidang dengan agenda pembacaan
tuntutan, dimana tuntutan dari Jaksa Penuntut
Umum adalah pidana 2 (dua) bulan penjara dan
denda 2,5 juta subsidair 3 (tiga) bulan kurungan.
Hari Jum’at tanggal 16 November 2018,
sidang dengan agenda pembacaan pledoi oleh
terdakwa, replik oleh Jaksa Penuntut Umum
(dibacakan secara lisan), dan duplik oleh pihak
Terdakwa (secara lisan). Hari Senin tanggal 19
November 2018 sidang dengan agenda pembacaan
putusan, dimana putusan dari Majelis Hakim
adalah “ONSLAG VAN RECHT VERVOLGING atau
LEPAS”.
Bahwa atas putusan tersebut Kejaksaan
Negeri Kabupaten Semarang dalam hal ini melalui
Jaksa Penuntut Umum berpendapat perlu
melakukan upaya hukum Banding, dan pada
yang tercecer dari catatan pengawasan…
38
tanggal 29 November 2018 keluar Putusan dari
Pengadilan Tinggi Jawa Tengah Nomor : 342/Pid
Sus/2018/PT SMG dengan amar putusan
“Menyatakan Terdakwa I Siti Ambar Fatonah, S.Pd
binti H. Muzazin dan Terdakwa II Sarwono, S.Pd
bin Ahmad Sahri tersebut terbukti melakukan
perbuatan yang didakwakan kepadanya (dalam
dakwaan ke satu) akan tetapi perbuatan tersebut
bukan merupakan suatu tindak pidana.”
Peristiwa diatas merupakan sekelumit kisah
penanganan pelanggaran pemilu dimana staf
pengawasan juga terlibat di dalamnya, terutama
dalam hal menyiapkan kelengkapan administrasi,
baik saat rapat, klarifikasi, menyiapkan dokumen
dan lain-lain. Lelah? Sudah pasti, karena proses
klarifikasi tidak bisa rampung dalam sehari, rapat
yang dilakukan sampai tengah malam, tentu saja
menguras energi dan juga emosi.
Kehilangan waktu berkumpul dengan
keluarga merupakan sebuah konsekuensi yang
harus dijalani, dan dibutuhkan pemahaman serta
pengertian yang sangat luas dari keluarga untuk
dapat menerima bahwa istrinya, ibunya adalah
Bawaslu Kabupaten Semarang
39
staf pengawasan yang saat itu sedang ikut terlibat
dalam proses penanganan dugaan pelanggaran
pidana Pemilu.
Dan pada akhirnya seluruh proses dan
tahapan Pemilihan Umum 2019 telah selesai, dan
akan segera dimulai lagi untuk tahapan Pilkada
serentak 2020.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
40
Bawaslu Kabupaten Semarang
41
Pertama atau Terpagi?
Syahrul Munir
Kasus dugaan pidana perkara politik uang
dengan terdakwa SAF dan SAR, adalah kasus
pertama yang menyeruak ke publik pada awal
Kampanye Pemilu 2019.
Mengejutkan, bukan saja karena status
kedua terpidana ini adalah pesohor di Bumi
Serasi. Tetapi kasus itu terjadi saat masa
kampanye Pemilu 2019 dimulai, yakni 23
September 2018 dinihari. (Versi dalang Jumari,
terjadi sekitar pukul 01.00WIB)
Andai saja Museum Rekor Indonesia (Muri)
jeli, mungkin peristiwa ini bisa dicatat sebagai
kasus temuan pelanggaran Pemilu pertama di
Pemilu 2019. Atau terpagi.
Saya membayangkan, bagaimana deg-
degannya kawan-kawan Panwascam Bandungan
dan Pengawas Pemilu Desa/Kelurahan (PPDK)
yang tercecer dari catatan pengawasan…
42
Pakopen saat “menangkap” peristiwa itu sebagai
pelanggaran kampanye. Khawatir dan mungkin
was-was menantikan detik-detik bergulirnya
waktu, dari hari biasa ke hari kampanye.
Awalnya, pengawasan dilakukan agar tidak
terjadi kampanye. Sebab pertunjukan wayang
yang dimulai Sabtu, 22 September 2018 malam
itu dihelat sebagai peringatan Merti Dusun.
Pengawas, minimal sang PPDK telah
mengambil resiko tidak popular dimata warga
Pakopen, dengan tetap memproses kasus itu
sebagai temuan.
Dan fakta bahwa SAF dan SAR
berkampanye tak bisa dibantah, semua unsur
pidana diakui hakim telah terpenuhi. Akan tetapi,
perbuatan memberikan amplop berisi uangnya
tidak dipandang sebagai politik uang oleh Majlis
Hakim.
Hakim menilai sikap bathin dari para
Terdakwa yang melatarbelakangi perbuatannya
adalah ataas permintaan dan permohonan dari
panitia sebelumnya.
Bawaslu Kabupaten Semarang
43
MENYUSUN DAFTAR PEMILIH PEMILU
Andi Rachman
Daftar Pemilih Tetap (DPT) merupakan hal
yang sangat penting dalam setiap pelaksanaan
Pemilihan Umum (Pemilu). Akurasi DPT menjadi
ukuran utama dalam penilaian kualitas sebuah
pemilu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus
memastikan setiap warga yang mempunyai hak
pilih terdaftar dalam DPT.
Masalah daftar pemilih selalu menjadi isu
sensitif yang kerap mempengaruhi kredibilitas
penyelenggaraan Pemilu maupun Pilkada. Problem
yang sering kali muncul pada tahapan ini di
antaranya adalah pemilih yang berhak namun
tidak terdaftar pada DPT dan pemilih ganda pada
DPT.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
44
Sebagai staff yang ditugaskan dalam
mengawal pengawasan Pemuktahiran daftar
pemilih, saya harus sabar, jeli, telaten.
Pemutakhiran daftar pemilih merupakan tahapan
krusial dalam proses penyusunan DPT pada
penyelenggaraan Pemilu. Permasalahan pun
berawal dari tahap pemutakhiran ini. KPU tidak
maksimal dalam menjalankan pencocokan dan
penelitian (coklit). Hasil pengawasan ditemukan
Petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) tidak
melakukan coklit secara langsung dari rumah ke
rumah, mereka hanya menemui Ketua RT atau
Ketua RW untuk mengecek elemen data pada
daftar pemilih. Selain itu coklit dilakukan oleh
oknum lain yang tidak tercantum dalam surat
keputusan KPU. PPDP tidak menjalankan
prosedur pelaksanaan coklit, mereka tidak
mencoret pemilih yang sudah tidak memenuhi
syarat dan tidak mencatat pemilih yang
memenuhi syarat untuk terdaftar di DPT. Di
samping masalah yang terjadi di lapangan, pada
pemuktahiran daftar pemilih juga terjadi pada
sistem yang dimiliki oleh Komisi Pemilihan Umum
Bawaslu Kabupaten Semarang
45
(KPU), yakni Sistem Informasi Data Pemilih
(Sidalih). Server Sidalih sering kali tidak bisa di
akses.
Permasalahan lain adalah saat melakukan
pencocokan dan penelitian, beberapa pemilih yang
tidak memenuhi syarat sudah dicoret. Namun,
pada saat penetapan Data Pemilih Sementara
(DPS), data itu muncul kembali lagi untuk
dilakukan perbaikan. Beberapa kasus tersebut
tentunya menjadi salah satu tantangan cukup
berat pada pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu.
Persoalan daftar pemilih ternyata memiliki
implikasi cukup besar, tidak hanya pada hak
konstitusional warga, tetapi juga penentuan
jumlah tempat pemungutan suara dan surat
suara. Suara rakyat menjadi modal bagi peserta
Pemilu, sehingga tak heran ketika terjadi peserta
Pemilu yang mengajukan sengketa hasil
pemungutan dan penghitungan suara ke
Mahkamah Konstitusi, daftar pemilih selalu
menjadi perkara yang dipersoalkan.
Selama ini permasalahan DPT Pemilu selalu
diselesaikan secara pragmatis, pemilih yang tidak
yang tercecer dari catatan pengawasan…
46
terdaftar di DPT, dapat menunjukkan KTP El
untuk menggunakan hak pilihnya.
Menjawab atas beberapa permasalahan dan
titik rawan pada pemuktahiran daftar pemilih,
Badan Pengawas Pemilihan Umum sudah
meluncurkan Gerakan Awasi Coklit, di mana
seluruh pihak dapat terlibat untuk melakukan
pengawasan pada tahapan pencocokan dan
penelitian. Hal ini dilakukan agar warga negara
yang sudah memenuhi syarat tercatat di DPT.
Pengawas pemilu di tingkat kabupaten/kota
menyoroti titik fokus pengawasan di antaranya
pemetaan daerah/TPS rawan, pencermatan
dokumen/data, pemeriksaan akurasi, penilaian
kepatuhan prosedur dan keterlibatan stakeholder.
Pertama, pemetaan daerah atau tempat
pemungutan suara (TPS) rawan dilakukan untuk
mengetahui permasalahan awal yang muncul
sebelum coklit dilakukan.
Kedua, pencermatan dokumen/data
dilakukan dengan memastikan penyerahan daftar
penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) telah
dikondolidasi, diverifikasi, dan divalidasi oleh
Bawaslu Kabupaten Semarang
47
pemerintah kepada KPU. Pencermatan ini juga
dilakukan dengan memastikan penyusunan daftar
pemilih menggunakan konsolidasi DP4 dan DPT
terakhir, memastikan proses sinkronisasi DP4,
dan DPT pemilu terakhir dijalankan oleh KPU,
daftar pemilih dimutakhirkan dan diumumkan
secara luas oleh PPS, serta memastikan seluruh
berkas dokumen daftar pemilih memuat identitas
kependudukan pemilih yang memenuhi syarat
secara lengkap.
Ketiga, pemeriksaan akurasi. Pemeriksaan
dilakukan oleh PPL dibantu oleh pengawas pemilu
di tingkat kecamatan dengan pengujian secara
sampling untuk menguji keabsahan proses coklit
telah dilakukan oleh petugas pemuktahiran daftar
pemilih dengan menanyakan langsung kepada
pemilih.
Keempat, penilaian kepatuhan prosedur.
Pengawasan dilakukan kepada PPDP menjalankan
standar prosedur operasional (SOP) dengan baik
dan benar, memastikan KPU dan jajarannya ke
bawah melakukan keterbukaan akses dan
informasi atas penyelenggaraan tahapan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
48
pemuktahiran daftar pemilih yang dilaksanakan,
memastikan seluruh rekomendasi pengawas
pemilu ditindaklanjuti oleh KPU di tingkatannya
serta memastikan seluruh pemilih memenuhi
syarat terdaftar dan yang tidak memenuhi syarat
dilakukan pencoretan.
Kelima, keterlibatan stakeholder. Seluruh
elemen masyarakat yang menjadi pengawas
partisipatif diharapkan terlibat dalam melakukan
pengawasan, paling tidak memastikan bahwa
dirinya terdaftar di DPT serta melaporkan jika ada
petugas yang tidak benar melakukan tugas coklit
di lapangan.
Salah satu penyebab utama kegagalan KPU
menetapkan DPT akurat adalah ketentuan Pasal
12 (f) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu,
yang menyebutkan:
KPU bertugas: “Memutakhirkan data pemilih
berdasarkan data pemilu terakhir dengan
memperhatikan data kependudukan yang
disiapkan dan diserahkan oleh pemerintah dan
menetapkannya sebagai daftar pemilih“.
Bawaslu Kabupaten Semarang
49
Ketentuan Pasal 12 (f) UU Pemilu
menempatkan DPT pemilu terakhir dan data
kependudukan dari pemerintah sebagai sumber
satu-satunya bagi KPU dalam memutahirkan data
pemilih dan menetapkan DPT.
Ketentuan Pasal 12 (f) UU Pemilu ini tidak
sejalan dengan sistem pemerintahan Indonesia
yang menganut otonomi daerah dengan basis
otonomi daerah adalah Pemerintah Kota dan
Pemerintah Kabupaten, di mana secara hukum
dan administrasi setiap penduduk dan pemilih di
Indonesia adalah penduduk dan pemilih
Kabupaten/Kota.
Berdasarkan sistem pemerintah dan
otonomi daerah yang dianut Republik Indonesia,
seharusnya penyusunan DPT adalah tugas dan
kewenangan sepenuhnya masing-masing KPU
Kabupaten/Kota. Pemutakhiran DPT dilakukan
oleh KPU Kabupaten/Kota. Selanjutnya, DPT yang
ditetapkan KPU Kabupaten/Kota seluruh
Indonesia itulah yang dijadikan DPT nasional oleh
KPU Pusat.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
50
Data kependudukan yang disiapkan oleh
pemerintah dalam menyusun daftar pemilih pada
pemilu adalah Data Penduduk Potensial Pemilih
Pemilu (DP4) yang bersumber pada Data Agregat
Kependudukan (DAK). Jika KPU menggunakan
DP4 maka tidak akan ada pemilih ganda,
sayangnya amanat undang-undang, KPU harus
menyandingkan dengan DPT Pemilu Terakhir.
Disinilah awal mula data ganda muncul. Karena
DPT Pemilu terakhir tidak mungkin mencatat
secara up to date data perpindahan penduduk
masuk dan keluar sejak ditetapkan sampai
dengan penyusunan daftar pemilih selanjutnya.
Sementara DAK merupakan data real
kependudukan suatu daerah. Orang yang pindah
masuk, pindah keluar, lahir, meninggal akan
dicatat oleh Disudkcapil setiap hari. Sedangkan
untuk kepetingan publikasi umum, Disdukcapil
akan mengumumkan DAK setiap satu semester.
Oleh karena itu untuk menyusun daftar
pemilih yang akurat seyogyanya KPU harus
menggunakan data DP4 tanpa menyandingkan
dengan DPT Pemilih sebelumnya.
Bawaslu Kabupaten Semarang
51
Cerita dibalik Pengawasan
Surat Suara Pemilu 2019
Ego Fahrizal
Pemilu tahun 2019 masih menyisakan
pengalaman yang tak terlupkan. Banyak orang
beranggapan bahwa kerja Pengawas itu enak
hanya melihat saja. Tapi ternyata tidak, persepsi
orang mungkin boleh berkata demikian. Faktanya
sebagai pengawas, kita harus bekerja dengan teliti
bahkan siap untuk bekerja 24 jam melakukan
pengawasan hingga tak pulang ke rumah. Bahkan
kamipun juga melakukan pengawasan di hari
Sabtu dan Minggu. Pengalaman mengawasi
logistik Pemilu tentunya menjadi pengalaman
berharga bagi saya khususnya.
Pengawasan Logistik tentunya tidak lepas
dari amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum. Salah satu
poinnya menerangkan pengawasan pengadaan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
52
dan pendistribusian logistik dilakukan oleh
Bawaslu Kabupaten secara langsung. Pengawasan
sifatnya wajib dan pengawasan harus dilakukan
dengan teliti, cermat dan ketat. Pengawasan
tentunya dimulai dari percetakan surat suara,
pengawasan kedatangan surat suara dan
penyimpanan logistik di gudang logistik serta
pendistribusiannya dari KPU Ke Kecamatan, desa
hingga TPS dan kembali lagi ke KPU.
Sabar Menanti,
Hingga pengawasan dimulai tanggal 13
Maret 2019, Saya dan dua rekan lainnya
ditugaskan untuk mengawasi penerimaam surat
suara dari Percetakan di Bogor. Penerimaan
tersebut dilakukan di gudang KPU Kabupaten
Semarang di Komplek Gor Wujil Ungaran.
Menurut informasi yang diterima logsitik Pemilu
yaitu surat suara akan tiba gudang penyimpanan
pukul 09.00 WIB. Kami segera bergegas menuju
gudang logistik untuk mengawasinya.
Setibanya di gudang logistik kurang lebih
pukul 08.45 WIB tanda-tanda kedatangan belum
Bawaslu Kabupaten Semarang
53
juga ada. Menurut informasi dari Kepolisian yang
berjaga, truk yang membawa logistik justru masih
sampai di Weleri. Hingga waktu menunjukkan
12.00 WIB truk yang mengangkut masih belum
juga datang. Akhirnya kami memutuskan untuk
rehat sejenak mencari makan siang di sekitar
stadion dengan tetap membangun komunikasi
dengan pihak KPU maupun kepolisian yang
sedang berjaga.
Waktu menujukkan pukul 13.45 WIB Truk
datang. Setelah menunggu kurang lebih 4 jam
akhirnya truk yang membawa logistik Pemilu
datang. Ketiga truk tersebut masing-masing
dikawal oleh 2 aparat kepolisian. Hadir di lokasi
untuk menerima surat suara dari Percetakan KPU
Kabupaten Semarang, Kepala pengawas gudang
dari Polres Semarang dan Bawaslu Kabupaten
Semarang.
Masing-masing kendaraan membawa surat
suara dengan jumlah dan jenis yang berbeda.
Jumlah surat suara yang diterima yaitu 3 (tiga)
jenis surat suara. Kami, memastikan bahwa surat
suara yang diterima memang benar surat suara
yang tercecer dari catatan pengawasan…
54
bagi KPU Kabupaten Semarang. Surat suara yang
diterima berupa Pertama, Surat Suara Dewan
Perwakilan Rakyar RI Dapil Jateng 1 sebanyak
794.573 Surat Suara (1.590 boks). Kedua, Surat
Suara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dapil
Jateng 2 sebanyak 794.573 Surat Suara (1.580
boks). Ketiga, Surat Suara Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Semarang Dapill 3
sebanyak 500 Surat Suara (1 boks).
Bermalam di Gudang Logistik,
Tugas pengawasan belum usai. Pukul 14.10
WIB truk satu persatu mulai bergerak menuju ke
gerbang gudang penyimpanan. Kami memastikan
gudang penyimpanan surat suara tidak bocor
maupun lembab. Hingga akhirnya satu persatu
boks diturunkan dari truk.
Petugas yang menurunkan ternyata hanya 4
orang saja. Dua orang berada di dalam truk dan
yang lainnya memindahkan surat suara dari luar
truk ke dalam gudang penyimpanan dengan
dialasi Pallet terlebih dahulu, agar kardus tidak
lembab.
Bawaslu Kabupaten Semarang
55
Penurunan surat suara dimulai mulai
dilakukan. Satu truk pertama terdapat 1.050
dus/koli. Satu persatu kardus diturunkan dan
disusun di ruang penyimpanan. Satu jam berlalu
terlihat tumpukan dus masih banyak di dalam
truk. Hingga akhirnya semua surat suara yang
berjumlah 1.050 dus selesai diturunkan saat
adzan maghrib.
Melihat kondisi dari para pekerja putuskan
untuk istirahat sejenak dan dilanjutkan jam 8.
Masih ada dua truk lagi yang belum diturunkan.
Pukul 08.00 WIB truk kedua akhirnya mulai
diturunkan surat suara, Truk kedua berisi 540
dus surat suara atau 269.573 surat suara DPR RI.
Malampun semakin larut, mengawasi dari
pagipun tak mengurung niat kami untuk terus
mengawasi penurunan dan penyimpanan surat
suara.
Akhirnya truk kedua baru selesai pukul
23.00 WIB, itupun dengan masih menyisahkan
satu truk terakhir. Dengan dingin yang semakin
menusuk ke tubuh, malam yang semakin berganti
dengan dini hari. Pukul 01.00 dini hari akhirnya
yang tercecer dari catatan pengawasan…
56
truk kedua baru mulai dibongkar. Mata yang
semakin lengket karena lelah dan mengantuk.
Kami terus memastika penurunan surat suara
dilakukan dengan hati-hati dan cermat agar surat
suara tidak rusak. Akhirnya semua surat suara
selesai diturunkan semua pada pukul 04.00 WIB
dini hari. Pekerjaan yang harus dilakukan demi
menjaga hak masyarakat dalam memilih, harus
kita lakukan tentunya dengan sepenuh hati dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Ditemukan Surat Suara Kabupaten lain,
Pengawasan logistik masih terus berlanjut.
Pengawasan dilakukan setiap hari dengan
pembagian tim. Hari itu Sabtu tanggal 23 Maret
2019, tugas pengawasan saat itu mengawasi
pelipatan suarat suara. Saya dan satu staf PNS
menuju ke lokasi Pelipat surat suara di Gedung
Serba Guna Wujil. Pengawasan pelipatan surat
suara yang kami awasi yaitu surat suara DPRD
Provinsi Jateng Dapil 2 dan DPRD Kabupaten
Semarang Dapil 3.
Bawaslu Kabupaten Semarang
57
Waktu menujukkan pukul 07.45 WIB Kami
memastikan, petugas pelipat suara menggunkan
tanda penganal dan menitipkan barangnya di
tempat penitipan. Selain kami, pihak kepolisian
juga melakukan penggeledahan kepada petugas
pelipat sebelum maupun sesudah melakukan
pelipatan.
Pukul 08.00 WIB proses pelipatan surat
suara mulai dilakukan oleh pekerja pelipat.
Pelipatan dimulai dengan pelipatan surat suara
DPRD Provinsi Jateng Dapil 2 oleh para pekerja
yang telah dibagi kelompok oleh KPU Kabupaten
Semarang. Pelipat yang hadir pada hari itu
berjumlah 261 orang. Saya baru pertama
melakukan pengawasan pelipat surat suara.
Ternyata ada yang unik, para pelipat
menggunakan botol kecil yang digunakan sebgai
alat bantu mereka untuk melipat surat suara.
Banyak tipe orang yang melakukan
pelipatan suara. Kami memastikan bahwa petugas
yang melakukan pelipatan dan sortir surat suara
benar-benar dilakukan secara teliti dan cermat.
Terkadang kami menemukan pelipat surat suara
yang tercecer dari catatan pengawasan…
58
yang melakukan pelipatan tanpa melakukan sortir
terlebih dahulu, tanpa melihat adanya cacat atau
rusaknya surat suara mungkin ini dikarenakan
sistemnya borongan. Kami telah berkoordinasi
dengan jajaran KPU Kabupaten Semarang, agar
selalu mengingatkan para pelipat untuk bekerja
secara cermat. Rekomendasi kami telah
ditindaklanjuti oleh jajaran KPU.
Kami berupaya terus melakukan
pengawasan dan tentunya memberikan
rekomendasi kepada jajaran KPU agar para
pekerja melakukan sortir dan melipat dengan
cermat dan hati-hati. Pengawasan pada hari itu,
ditemukan juga surat suara yang ternyata bukan
diperuntukan untuk Pemilihan di Kabupaten
Semarang. Surat suara yang ditemukan ternyata
surat suara dari Kabupaten Banjarnegara. Surat
suara itu merupakan surat suara DPRD
Banjarnegara Dapil 4 berjumlah 80 lembar. Kami
telah berkoordinasi agar surat suara tersebut
diamanakan serta tidak dicampur dengan surat
suara lainnya.
Bawaslu Kabupaten Semarang
59
Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB
saatnya istirahat bagi para pekerja pelipat. Pihak
kepolisian melakukan penggeledahan bagi pekerja
yang melakukan istirahat di luar lokasi. Proses
pelipatan dihentikan sejenak dengan jumlah surat
yang telah terlipat dengan kondisi baik sejumlah
74.139 surat suara dan adanya surat suara yang
rusak berjumlah 784 surat suara.
Badai lokal,
Waktu istirahat pun usai. Para pekerja
pelipatan kembali ke dalam GOR lagi. Suasana di
luar ternyata hujan. Hujan begitu deras disertai
petir yang menyambar. Situasi di dalam gor
awalnya biasa saja. Para pekerja pelipat masih
melipat surat suara. Kami terus mengawasi
pelaksanaan pelipatan agar sesuai ketentuan dan
tentunya sebelum dilipat harus di sortir oleh
mereka.
Hingga akhirnya ada hal yang terduga
terjadi tiba-tiba. Hujan semakin deras disertai
petir dan angin. Suara di dalam GOR pun berisik
karena hujan yang semakin deras. Tiba-tiba angin
yang tercecer dari catatan pengawasan…
60
kencangpun menerpa atap GOR. Angin kencang
“badai lokal” membuat sebagian atap terangkat.
Air hujan tiba-tiba masuk ke dalam GOR. Para
pelipat suara pun panik. Saya ingat saat itu,
mereka segera berlindung ke tempat yang teduh
dengan meraih apa yang dihadapannya. Ada yang
membawa surat suara dengan memeluknya dan
berlari ke bagian yang teduh. Ada sekelompok
orang yang secara bersama-sama membawa alas
duduk untuk mengamankan surat suara tersebut.
Tapi air yang masuk ke dalam GOR tak lama
hanya beberapa menit saja.
Kami berkoordinasi dengan jajaran KPU
memastikan bahwa situasi telah kembali
kondusif. Kami juga memastikan bahwa surat
suara aman. Akhirnya kami berkoordinasi bahwa
adanya surat suara yang terkena air diamankan
dan sebagai surat suara yang rusak. Akhirnya
hujanpun sedikti mereda dan air sudah tidak
masuk kedalam GOR.
Proses pelipatan suarapun kembali
dilakukan. Walaupun ada beberapa titik yang
lantainya masih basah, para pekerja mencari
Bawaslu Kabupaten Semarang
61
dengan sendirinya tempat yang kering untuk
melanjutkan pelipatan. Hingga pukul 16.00 WIB,
pekerja satu persatu mulai meninggalkan tempat
pelipatan. Surat suara yang berhasil dilipat oleh
pekerja sebanyak 99.402 surat suara DPRD
Kabupaten Semarang Dapil 3 dengan kondisi baik.
Surat suara yang rusak berjumlah 1.152 surat
suara DPRD Kabupaten Semarang Dapil 3.
Tentunya pengawasan tidak hanya saat
penerimaan surat suara maupun pelipatan surat
suara saja. Pengawasan juga dilakukan dimulai
dari perakitan kotak suara, pengepakan
perlengkapan pemungutan suara di tiap TPS
hingga pendistribusian kotak suara dan
kelengkapannya sampai di tingkat TPS dan
kembali lagi ke tingkat KPU.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
62
Bawaslu Kabupaten Semarang
63
Wani Piro? pada Jagongan Pemilu
Muhlasin
“Jangan lupa untuk mencoblos besok pada
hari Rabu tanggal 17 April 2019 di TPS masing
masing,” Pesanku pada para Pemuda itu. “la wani
piro, seng penting duwite sik kene”.
Begitulah percakapan yang masih saya
ingat ketika melaksanakan sosialisasi Pemilu
2019 dalam program Jagongan Pemilu.
Jagongan Pemilu adalah program unggulan
Bawaslu Kabupaten Semarang. Bertujuan
memberi pemahaman kepada masyarakat tentang
Pemilu bersih berintegritas tanpa politik uang,
sara dan berita hoax.
Jagongan Pemilu dilakukan dengan cara
ngobrol santai atau bincang ringan. Ketika ada
sekelompok masyarakat yang sedang berkumpul,
yang tercecer dari catatan pengawasan…
64
disitulah kami menyisipkan sosialisasi tentang
kepemiluan.
Sebagai Petugas Pengawas Desa Duren,
Kecamatan Bandungan, sudah merupakan hal
yang biasa untuk melakukan Jagongan Pemilu.
Merupakan bagian dari sosialisasi pengawasan
dan pencegahan partisipatif selama proses Pemilu
2019 berlangsung.
Sore itu kebetulan saya melintasi jalan yang
berada tepat di samping lapangan bola voli.
Sekitar lima belas orang dengan usia yang relative
masih muda.
Beberapa pemuda berkumpul di sudut
lapangan sedang asik mengobrol sambil melihat
teman lainnya bermain. Saya berhenti, memarkir
kendaraan, lalu melangkah menuju tempat
sekumpulan pemuda tadi.
Saya mengenal mereka. Tentu sebaliknya,
mereka pun mengenal saya. Kami saling
menyapa. Salam, jabat tangan, lengkap dengan
tos ala remaja. Karena sedang menontot
pertandingan bola voli, berbagai topik seputar bola
voli mewarnai percakapan kami. Terselip juga
Bawaslu Kabupaten Semarang
65
beberapa perbincangan seputar Capres dan Caleg.
Karena memang isu pesta demokrasi sedang
hangat dibahas di televisi.
Momen ini menjadi satu kesempatan bagi
saya, -PPD Desa Duren- untuk melakukan
sosialisasi. Saya menghimbau kepada mereka
untuk datang dan mencoblos pada Pemilu yang
akan berlangsung besok pada tanggal 17 April
2019. Belum selesai kalimat yang saya ucapkan,
salah seorang pemuda memotong, “la wani piro,
seng penting duwite sik kene.”
Sejenak saya diam dan merasa lucu. Pada
saat itu saya memakai seragam dan topi yang
bertuliskan Bawaslu Kabupaten Semarang. Saya
berfikir apakah mereka tidak mengetahui bahwa
saya adalah petugas Pengawas Desa? Tugas
pokok saya adalah mencegah praktik politik uang
dan pelanggaran lain yang berhubungan dengan
Pemilu.
Tidak berhenti di situ. Pemuda lain yang
sedang megegang bola voli dan berada di pojokan
juga menimpali, “nek raono duwite yo rausah
noblos. Males!”
yang tercecer dari catatan pengawasan…
66
Kalimat-kalimat itu mengetuk. Saya jadi
sangat tertarik untuk berdiskusi lebih panjang.
Timbul banyak pertanyaan di benak saya. Apakah
mereka sama sekali tidak tahu bahwa perkataan
mereka sudah menjurus pada praktik politik
uang? Apakah mereka tidak peduli lagi dengan
Pemilu yang bersih dan berintegritas? Apakah
mereka tidak ingin memiliki pemimpin yang jujur
dan bertanggung jawab?
Bagaimana ini? Apakah seperti ini
pemahaman masyarakat tentang Pemilu? Tidak
ada uang tidak mau mencoblos. Bisa jadi pikiran
para pemuda, “lebih baik pergi jalan-jalan dari
pada meluangkan waktu pergi ke TPS.”
Kemudian saya menjelaskan bahwa saya
adalah PPD. Pengawas Pemilu bertugas mengawal
Pemilu 2019 agar menjadi Pemilu yang bersih dan
berintegritas tanpa politik uang.
Apabila teman teman mengetahui ada
praktik politik uang, bisa melapor kepada saya
dengan memberikan bukti foto atau rekaman,
maka saya akan meneruskan laporan kepada
Bawaslu Kabupaten Semarang
67
Panitia Pengawas Kecamatan (Panwaslu
Kecamatan) untuk di proses.
Sontak mereka diam dan suasana menjadi
hening. Mereka mendengarkan paparan yang saya
berikan dan sesekali mengangguk tanda mengerti.
Saya menarik kesimpulan, mereka tidak
mengetahui keberadaan Bawaslu. Mungkin juga
mereka belum pernah mendapatkan pendidikan
politik. Atau mungkin pengetahuan kepemiluan
mereka minim.
Yang mereka tau hanya Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dan jajarannya. Mereka yang
bertugas penyelenggarakan pemungutan dan
penghitungan suara baik tingkat di TPS hingga
rekapitulasi tingkat Nasional.
Di lapangan itulah kemudian mereka
mengetahui. Ternyata ada Pengawas Pemilu.
Terdapat pada setiap tingkatan. Ada Pengawas
TPS, petugas yang dibentuk oleh Panwaslu
Kecamatan untuk membantu PPD/K pada
pemungutan dan penghitungan suara di tingkat
TPS.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
68
Petugas Pengawas Desa/Kelurahan
(PPD/K), petugas yang dibentuk oleh Panwaslu
Kecamatan untuk membantu tugas Panwaslu
Kecamatan dalam pengawasan tahapan Pemilu di
wilayah Desa sesuai dengan tupoksinya.
Panwaslu Kecamatan, Panitia pengawas
pemilu Kecamatan yang dibentuk o;eh Bawaslu
Kabupaten untuk membantu tugas Bawaslu
Kabupaten dalam pengawasan tahapan Pemilu di
wilayah Kecamatan sesuai dengan tupoksinya.
Selain itu ada pula, Bawaslu Kabupaten,
Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu RI. Ketiganya
merupakan lembaga tetap dan independent.
Dalam forum tersebut, saya juga belajar
memahami tentang cara pandang mereka tentang
Pemilu. Bagi mereka, Pemilu tidak akan
mempengaruhi kehidupan mereka. Siapa saja
yang memimpin, tetap saja ada koruptor.
Mereka tidak mengetahui tentang bahaya
politik uang. Dampaknya luar biasa. Baik pada
pemerintahan hingga berujung pada masyarakat
luas. Mungkin mereka hanya meniru dari orang
Bawaslu Kabupaten Semarang
69
orang terdahulu yang selalu mengharap imbalan
untuk suara mereka.
Ini adalah tugas besar bawaslu sebagai
penyelenggara yang harus secara aktif melakukan
sosialisasi dan pendidikan politik. Tidak sebatas
pada kelompok organisasi atau tokoh
masyarakat, tetapi juga kepada seluruh lapisan
masyarakat.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
70
Bawaslu Kabupaten Semarang
71
Kisah Sang Pengawas “Balada Penertiban Alat
Peraga Kampanye”
Khoirul Umam
Perhelatan pesta demokrasi identik dengan
pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) dan
Bahan Kampanye (BK).
APK dan BK? Bentuknya bisa kita
bayangkan. Desain gambar dengan dominasi foto
close up. Dipadukan dengan simbol partai politik
(Parpol), nomor urut peserta Pemilu, visi, misi,
program, dan citra diri. Tujuannya jelas, untuk
mengajak orang memilih mereka, sehingga
mendapatkan suara pemilih sebanyak-banyaknya.
Bentuk APK banyak sekali. Baliho, yaitu
poster yang terbuat dari kain atau MMT dengan
ukuran raksasa, ukuran terbesar 4m x 7 m. Biasa
berjejer di jalan-jalan Kota besar. Kalau kalian ke
Ungaran, pasti lihat Baliho bertebaran ditepian
yang tercecer dari catatan pengawasan…
72
jalan. Dipasang rapi dengan bantuan kaki besi,
menjulang tinggi ke langit. Saat malam hari, di
sinari dengan lampu neon yang terang benderang.
Ada juga APK jenis spanduk. Biasanya
dibentangkan memanjang secara horizontal. Di
pasang di atas pagar, diikat di antara tiang-tiang,
atau di gantungkan di atas tempat tertentu.
Ukurannya banyak, sesuai kebutuhan, paling
besar 1,5m x 7m.
Selain itu, ada jenis umbul-umbul,
berbentuk bendera dekoratif. Biasa dilekatkan
dengan sisi panjang tiang bambu, atas
dibengkokkan ke bawah. Ukuran paling besar 5m
x 7m.
Spanduk dan umbul-umbul hampir mirip.
Secara sederhana, spanduk lebih mengacu ke
banner yang diberi lubang ring untuk
mengikatnya. Sedangkan umbul-umbul adalah
banner yang pengaplikasiannya menyerupai
bentuk bendera, yaitu dengan selongsong untuk
dimasukkan ke bambu atau media lainnya.
Selain APK ada juga BK. Media kampanye
yang digunakan Peserta Pemilu. Bentuk BK yaitu
Bawaslu Kabupaten Semarang
73
selebaran, brosur, pamflet, poster, dan stiker.
Ukurannya tidak sebesar APK. BK biasanya
dibagikan Peserta Pemilu kepada Pemilih ketika
kampanye dilakukan.
Lokasi pemasangan APK dan BK tidak
sembarangan. Dilarang disebar dan di pasang
pada tempat ibadah, termasuk halaman, rumah
sakit atau tempat pelayanan kesehatan, gedung
milik pemerintah, lembaga pendidikan dan
sepanjang jalan protokol.
Pemasangannya pun dilaksanakan dengan
mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan,
dan keindahan kota atau kawasan setempat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
APK tidak boleh melanggar ketentuan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilu. Disamping Undang-Undang juga ada
aturan lainya seperti Peraturan Komisi Pemilihan
Umum (PKPU) Nomor 23 Tahun 2018 yang
dirubah menjadi Peraturan Komisi Pemilihan
Umum (PKPU) Nomor 28 dan 33 Tahun 2018,
Peraturan Bupati Nomor 57 Tahun 2018 tentang
yang tercecer dari catatan pengawasan…
74
Lokasi Kampanye dan Pemasangan Alat Peraga
Kampanye (APK), serta SE Bawaslu Nomor 1990
Tahun 2018 tentang Pengawasan Metode
Kampanye Pemilu 2019.
TIM Penertiban
Termasuk dalam pengawasan Bawaslu yaitu
APK dan BK. Upaya pencegahan tetap
dikedepankan. Sebelum ditertibkan, langkah
preventif telah dilakukan. Bawaslu menghimbau
kepada semua peserta Pemilu untuk menertibkan
sendiri APK dan BK yang sudah terpasang namun
dinilai melanggar.
Ada beberapa yang mengindahkan. Hanya
beberapa. Nyatanya masih banyak yang
ditertibkan.
Dari hasil inventarisir, masih banyak
pelanggaran. Diantaranya karena melanggar
lokasi pemasangan seperti dipasang dipohon,
ditiang listrik, dijembatan peyeberangan,
disepanjang jalan protokol, tidak berdiri sendiri
dan lainya.
Bawaslu Kabupaten Semarang
75
Bawaslu beserta seluruh jajaran Panwaslu
Kecamatan tidak tinggal diam. Kami bergegas
untuk menertibkan. Tidak sendiri, besama tim
gabungan yang terdiri dari Komisi Pemilihan
Umum (KPU), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas
Perhubungan (Dishub), dan Kepolisian Resor
Semarang (Polres).
Sebelumnya Bawaslu sudah dilakukan
koordinasi dengan instansi terkait di Kantor
Bawaslu Kabupaten Semarang. Tim gabungan
penertiban APK pun dibentuk. Bawaslu tidak
sendiri, penurunan APK dibantu eksekusi oleh
Satpol PP, didampinngi KPU, Dishub, dan Polisi.
Tim ini bertanggung jawab atas APK
sepanjang jalan protokol. Dibagi menjadi empat
tim dengan rute masing-masing.
Tim satu rute Ungaran-Bawen. Tim dua
rute Bawen-Jambu. Tim tiga rute Bawen-
Tengaran. Tim empat khusus menertibkan baliho
yang dipasang di papan reklame bersama tim DPU
lengkap dengan mobil crane.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
76
Sebelum turun ke lapangan, semua personil
tim gabungan melaksanakan apel. Tepat pukul
delapan pagi bertempat di Pendopo Rumah Dinas
Bupati Semarang.
Apel penting dilaksanakan. Selain sebagai
koordinasi pengarahan pekerjaan, apel dilakukan
untuk memberikan asupan semangat untuk
personil penertiban.
“APK yang yang ditertibkan adalah APK
yang melanggar peraturan,” jelas Mohammad
Talkhis, Ketua Bawaslu Kabupaten Semarang.
Kemudian membagi tim dan menjelaskan detai
pekerjaan lapangan.
Tak lupa pesan semangat ia sampaikan.
“Pekerjaan akan mudah jika dilakukan secara
bersama dan dengan rasa riang gembira”.
Selesai apel, tim gabungan melaju, menyisir
sepanjang jalan protokol wilayah Kabupaten
Semarang. Satu persatu APK dan BK yang
melanggar ditertibkan petugas.
Bawaslu Kabupaten Semarang
77
Giat Lapangan dan Fakta Pengawasan
Proses penertiban APK tidak semudah yang
dibayangkan. Banyak APK sengaja dipasang
menjulang tinggi. Diletakkan di pucuk pohon
besar. Diletakkan di atas gapura selamat datang.
Dibentangkan lebar di jembatan layang.
Dalam penertiban ada banyak kejadian. Tim
mobil crane saat bertugas menurunkan baliho
raksasa mendapat surprise. Satu papan reklame
teryata tidak hanya dipasang satu baliho, tetapi
berlapis-lapis. Bahkan sampai tiga baliho raksasa
bolak-balik.
Rasanya jengkel-jengkel gemas. Sudah
berkali-kali diberikan himbauan, namun tidak
diindahkan. APK melanggar tidak dilepas, namun
dilapis dengan APK baru yang lebih rupawan.
Lokasi eksekusi baliho tepatnya di exit tol
Bawen dan depan toko Laris pasar Ambarawa.
Jalan protokol yang terkenal padat lalu lintasnya.
Sudah pasti berujung pada kemacetan.
***
Penurunan APK dan BK terus bejalan. Tim
penertiban APK tidak pernah kesepian. Karena
yang tercecer dari catatan pengawasan…
78
selalu ditemani sang matahari. Terik panasnya tak
sanggup dihindari. Membuat tenggorokan kering
dan ingin membasahinya dengan segelas air
mineral.
Tim Penertiban tiba di Kecamatan Tuntang.
Tepatnya di jalan perbatasan Kecamatan Tuntang
dengan Kota Salatiga. Banyak bendera Parpol
berkibar, berjajar di trotoar jalan. Tempat umum
yang tidak semestinya digunakan sebagai lokasi
pemasangan APK. Ditertibkanlah kurang lebih 20-
an bendera.
Ialah Umam, staf pengawasan Bawaslu
Kabupaten Semarang. Bertugas mendata APK
melanggar peraturan. Mungkin karena sikap
ketelitian dan kehati-hatiannya, sampai tidak
sadar tertinggal rombongan.
Setelah pengemudi mobil sadar, barulah
kemudian mobil diputar. Berbalik arah, kembali,
untuk menjemput personil yang tertinggal.
Kerja dengan tim di lapangan tidak hanya
fokus yang dibutuhkan. Namun harus di tambah
dengan cekatan.
***
Bawaslu Kabupaten Semarang
79
Azan zuhur berkumandang, semua tim
sepakat untuk istirahat sejenak. Semua personil
mengisi amunisi tenaga dengan makan siang yang
sudah dibekali dari Sekertariat Bawaslu
Kabupaten Semarang.
Setelah istirahat dirasa cukup, penertiban
berlanjut. Dalam perjalan, tim menemukan ada
bendera yang diikat tinggi di atas pohon besar. Ini
masuk pada pelanggaran dan harus ditertibkan.
Eksekusinya tidak mudah. Juga berisiko.
Untuk mengatasi hal tersebut maka tim
mengadakan diskusi kecil terlebih dahulu.
Personil tim terbatas. Selain itu, sudah
terlalu lelah untuk memanjat pohon tinggi dan
besar.
Seorang warga datang. Menawarkan
bantuan untuk menertibkan APK melanggar.
Dirinya mengaku memiliki keahlian memanjat
pohon besar.
Setalah diijinkan, dipanjatlah pohon itu.
Laki-laki muda dengan perawakan kekar
mengambil bendera di pucuk pohon besar.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
80
Dengan bantuannya, APK melanggar dapat
diturunkan.
***
Masa tenang datang. Yaitu tiga hari
sebelum pemungutan suara digelar. Sesuai
peraturan, segala bentuk kampanye tidak boleh
dilakukan. BK tidak boleh disebar. APK yang
terpasang, harus di turunkan.
Sebelumnya sudah diberikan himbauan
kepada Peserta Pemilu untuk menurunkan segala
jenis APK yang terpasang. Jika tidak, maka akan
dibersihkan.
Lagi-lagi himbauan tidak diindahkan.
Bukannya berkurang, APK yang berjajar justru
bertambah. Besi pengaman tepi jalan yang
awalnya bersih, tiba-tiba penuh sesak dengan
bendera Parpol. Sepertinya bendera masih baru.
Belum ada noda debu. Masih bersih berkilau.
Alangkah baiknya jika semua peserta
Pemilu mengindahkan himbauan. Bukannya
Bawaslu mengeluh kesusahan. Namun lebih baik
jika kita saling merhargai. Menghargai peraturan
Bawaslu Kabupaten Semarang
81
dan menghargai diri sendiri dengan menjaga sikap
untuk dapat lebih bertanggung jawab.
***
Di lain tempat, beberapa APK dipasang
menjulang. Bendera, dengan ukuran tidak terlalu
besar, di ikat dengan bambu diletakkan tepat di
atas gapura selamat datang.
Banyak pula rumah-rumah warga yang
memasang APK di atas genting. Bahkan di pucuk
atap lantai 2 rumahnya.
Kami saling bertanya, kenapa mereka bisa
sangat berlebihan. Membahayakan diri memasang
APK di tempat yang tidak semestinya. Bahkan
kami juga menemukan, pagar makam pun
dijadikan sangga pemasangan APK.
Karena sudah memasuki masa tenang.
Maka tidak ada pilihan. Semua harus di
bersihkan. Tim penertiban kembali bertugas,
bukan lagi melucuti yang melanggar peraturan.
Namun menjadi tim pembersihan, melucuti
seluruh APK dan BK yang masih terpasang.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
82
Dengan berbekal beberapa cutter, golok, dan
parang yang tidak terlalu besar. Seluruh APK
terpasang di bersihkan.
Hasil Penertiban
Bawaslu bersama KPU, Satpol PP, DPU,
Dishub, dan Polres dan seluruh jajaran di 19
Kecamatan berhasil menertibkan sebanyak 35.534
APK dan BK. Dengan rincian baliho sebanyak
3.142 buah, spanduk 3.529 buah, banner 13.410
buah, bendera 10.628 buah, pamflet 2.857 buah,
umbul-umbul 231 buah. Jumlah tersebut adalah
hasil penertiban pada masa kampanye dan
pembersihan pada masa tenang.
Periode penertiban APK dilakukan sebanyak
tiga kali. Periode ke-1 tanggal 19 September 2018,
sebanyak 956 APK ditertibkan. Periode ke-2
tanggal 13 Februari 2019, sebanyak 3.235 APK
ditertibkan. Periode ke-3 tanggal 2 April 2019,
sebanyak 2.932 APK ditertibkan.
Pada masa tenang, pembersihan APK
dilakukan pada tanggal 14 April 2019. Sebanyak
28.411 APK dibersihkan.
Bawaslu Kabupaten Semarang
83
Penertiban APK dan BK ini sebenarnya hal
yang melelahkan. Banyak sekali menguras tenaga
dan pikiran. Pertama, perihal yang tidak
diperbolehkan dan diperbolehkan untuk
pemasangan APK dan BK tertera jelas pada
peraturan perundang-undangan. Sudah pula
disebutkan dan dijelaskan oleh penyelenggara
Pemilu, baik Bawaslu maupun KPU. Sosialisasi
terus dilaksanakan, himbauan juga dikirimkan.
Namun, banyak peserta pemilu masih
banyak menyalahi aturan. Masih banyak tidak
memahami regulasi. Banyak yang menanyakan,
“Kenapa APK saya ditertibkan? Padahal isi dari
APK tidak melanggar!”
Bawaslu menertibkan dengan jeli
berdasarkan lokasi pemasanganya yang
melanggar, ada juga yang lokasinya tidak
melanggar tetapi isi dari APK tidak sesuai
peraturan perundang-undangan. Itulah APK dan
BK yang ditertibkan.
APK dan BK merupakan komponen benda
atau objek desain. Kita sebagai manusia merespon
benda atau objek desain tersebut dengan menjadi
yang tercecer dari catatan pengawasan…
84
Pemilih yang aktif ataupun pasif dalam
pelaksanaan Pemilu.
Dengan demikian, kesuksesan Pemilu
sangat ditentukan dengan jumlah banyaknya
partisipasi masyarakat dalam mengikuti Pemilu.
Semakin besar masyarakat yang terlibat, maka
semakin besar pula terwujudnya Pemilu yang
jujur, adil, dan damai. Maka menjadi hal yang
lumrah jika terjadi banyak pemasangan APK
dalam jumlah yang banyak. Tetapi perlu diingat,
untuk tidak melupakan segala aturan dalam tata
pemasanganya.
Bawaslu Kabupaten Semarang
85
PERHELATAN PESTA DEMOKRASI
Andi Setiawan
Perhelatan pesta demokrasi akan
dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
Tahapan demi tahapan telah dilalui, tibalah
kedalam hari tenang atau masa tenang, dimana
pada masa ini semua kegiatan kampanye sudah
dihentikan dan selesai. Sebelum memasuki hari
tenang adalah kegiatan Apel Siaga Pengawasan.
Digelar empat hari sebelum hajat besar perhelatan
pesta demokrasi tersebut terselenggara. Tepat hari
jumat Apel Siaga Pengawasan digelar di depan
kantor DPRD Kabupaten Semarang. Diikuti oleh
semua jajaran Bawaslu Kabupaten Semarang.
Dari Komisioner beserta Sekretariat Bawaslu
Kabupaten Semarang dan Panwaslu Kecamatan se
Kabupaten Semarang beserta PPD/K dan staf
sekretariat Kecamatan se Kabupaten Semarang.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
86
Bukan tanpa alasan Bawaslu Kabupaten
Semarang menyelenggarakan Apel Siaga
Pengawasan di depan kantor DPRD Kabupaten
Semarang. Bawaslu Kabupaten Semarang ingin
menunjukkan kesiapan dalam mengawasi dan
mengawal jalannya pesta demokrasi di wilayah
Kabupaten Semarang langsung dari depan hidung
para anggota dewan yang terhormat.
Apel Siaga Pengawasan merupakan
genderang awal masuknya kedalam tahapan masa
tenang. Semua Alat Peraga Kampanye (APK)
semua ditertibkan baik yang melanggar maupun
yang tidak, hingga tidak ada lagi APK yang tersisa
di semua sudut wilayah kabupaten Semarang.
Pada khususnya. APK dilucuti oleh Bawaslu
Kabupaten Semarang bekerja sama dengan mitra
kerja. Yaitu Kepolisian Resor Semarang, Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Semarang,
Departemen Pekerjaan Umum Kabupaten
Semarang, Dinas Perhubungan Kabupaten
Semarang, berdasarkan ketentuan perundang
undangan.
Bawaslu Kabupaten Semarang
87
Masa tenang sering disebut sebagai masa
yang tidak tenang. Karena disinilah konon
pergerakan tim sukses melakukan segala cara
untuk memenangkan kontestan jagoannya dengan
berbagai macam cara, entah itu dengan melanggar
aturan ataupun tidak, yang penting jagoannya
menang mendapatkan kursi. Disinilah peran
Bawaslu beserta jajarannya sangat dibutuhkan,
guna mengawasi dan mengedepankan pencegahan
pelanggaran yang disinyalir akan muncul.
Bawaslu Kabupaten Semarang membentuk
tim yang terdiri dari komisioner dan staf Bawaslu
Kabupaten Semarang. Bahu membahu tidak kenal
waktu untuk terus berpatroli mengelilingi wilayah
Kabupaten Semarang menjaga marwah demi
tegaknya demokrasi. Segera memetakan potensi
potensi kerawanan terjadinya pelanggaran,
memberikan pencegahan akan terjadinya
pelanggaran dan memantau pembuatan TPS
beserta distribusi surat suara yang
disebarluaskan ke seluruh Kecamatan di wilayah
Kabupaten Semarang.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
88
Banyak kejadian tak terduga yang terjadi
dalam perhelatan tersebut. Salah satunya adalah
pelaksanaan pemungutan suara bagi warga
penghuni sel Lembaga Pemasyarakatan Ambarawa
(LP Ambarawa). Berbagai permasalahan muncul
seiring dengan pelaksanaan perhelatan pesta
demokrasi negeri ini, khususnya di lingkungan LP
Ambarawa.
Didalam LP Ambarawa terdapat 2 Tempat
Pemungutan Suara (TPS), yaitu TPS 19 dan TPS
20 yang digunakan untuk mengambil suara
pilihan warga penghuni sel yang tidak sedang
dicabut hak pilihnya. Tentu saja tahapan demi
tahapan telah dilakukan, sebelum pelaksanaan
pesta demokrasi terselenggara. Mulai dari
perekaman KTP elektronik yang dilakukan secara
khusus oleh KPU guna menyusun Daftar Pemilih
Tetap (DPT) bagi para calon pemilih di LP
Ambarawa. Terdiri dari 2 tim yang diterjunkan
oleh Disdukcapil beserta KPU dan diawasi
langsung oleh Bawaslu Kabupaten Semarang
beserta jajaran, sampai tahapan pemungutan dan
penghitungan suara di LP Ambarawa. Tentu saja
Bawaslu Kabupaten Semarang
89
kesemua tahapan yang dilaksanakan harus sesuai
peraturan perundang-undangan, tidak ada
perlakuan spesial meski pemungutan suara
berlangsung didalam LP. Penghuni sel LP
Ambarawa diketahui tidak hanya berasal dari
dalam negeri, ada juga yang berasal dari luar
negeri, ini menjadi menarik karena meski didalam
LP tetapi bisa disaksikan oleh warga negara lain.
Bukan berarti pemungutan di dalam LP
Ambarawa minim problematika. Setidaknya ada
tiga masalah yang menonjol dalam perhelatan
pesta demokrasi tersebut. Surat suara yang tidak
sesuai dengan jumlah pemilih tetap di kedua
tempat para penghuni sel menyuarakan hati
nuraninya. Kegandaan pemilih yang ditemukan
oleh jajaran Pengawas Pemilu. Penghuni sel yang
tidak mengetahui siapa kontestan Pemilu 2019
yang harus dipilih. Tidak semua penghuni sel
mendapatkan 5 jenis surat suara seperti halnya
yang lain. Hanya warga Kabupaten Semarang
dengan alamat KTP-el Kecamatan Ambarawa,
Kecamatan Sumowono, Kecamatan Bandungan
dan Kecamatan Jambu.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
90
Bawaslu Kabupaten Semarang beserta
jajaran memberikan teguran pencegahan secara
lisan dan mencatat pada catatan kejadian khusus
pada form yang telah disediakan oleh KPU beserta
dalam Form A Pengawasan. Karena PPS
melakukan pengambilan surat suara ke TPS lain
tanpa berkoordinasi dengan jajaran Pengawas
Pemilu dan pihak keamanan. Hal ini sangat
rentan menimbulkan permasalahan baru.
Kekhawatiran sebagai pengawas akan terjadinya
kecurangan yang mungkin timbul menjadi dasar
bagi Bawaslu Kabupaten Semarang untuk
melakukan tindakan pencegahan. Pengawasan
didalam lapas tidaklah mudah, nota bene mereka
para penghuni sel berada didalam tempat khusus
yang tidak semua bisa mengakses tapi pintu
kecurangan masih tetap terbuka lebar.
Sosialisasi untuk para punggawa lapas yang
minim beserta acuhnya masyarakat yang
memandang sebelah mata para penghuni lapas
membuat tempat tersebut seperti pengasingan.
Secara hierarkis mereka mempunyai hak politik
yang sama dengan masyarakat yang berada diluar
Bawaslu Kabupaten Semarang
91
jeruji besi tempat mereka tidur dan beraktifitas.
Keputusan politik para pemimpin bangsa akan
mempengaruhi masa depan mereka. Hal ini yang
menjadikan setiap kali perhelatan pesta
demokrasi sangat dinanti bagi penghuni sel yang
telah lama hidup didalam jeruji besi. Para
penghuni sel ingin menjadi pribadi yang lebih baik
lagi, mereka semangat menyemarakkan pesta
demokrasi dengan ikut menggunakan hak
suaranya. Meski kebanyakan hanya mendapatkan
3 surat suara, tidak menyurutkan niat untuk
tetap menyuarakan pilihan mereka.
Tidak hanya bagi penghuni LP Ambarawa,
banyak dari para penjaga tahanan yang dengan
kerelaannya meninggalkan rumah demi
menunaikan tugas Negara dan menyuarakan
pilihannya di dalam tempat pemasyarakatan.
Bergantian menyuarakan pilihan hati
menyemarakkan perhelatan demokrasi ditengah
tugas menjaga keamanan LP.
Kebingungan bagi para penghuni sel
muncul tatkala mereka mendapati nama mereka
tertulis pada DPT di 2 TPS yang ada didalam
yang tercecer dari catatan pengawasan…
92
Lembaga milik Negara tersebut. Mereka tidak tahu
harus menyuarakan pilihan kemana, apakah di
TPS 19 atau TPS 20. Keduanya memiliki DPT bagi
sebagian dari mereka. Berawal dari temuan
tersebut Bawaslu Kabupaten Semarang beserta
jajaran yang memang ketika itu berada di lokasi
tersebut memberikan rekomendasi kepada PPK
untuk segera menindak lanjuti temuan dengan
mencoret salah satu nama dalam DPT tersebut,
sehingga para pemilih mendapatkan kepastian
dalam menyuarakan pilihannya dan tidak terjadi
pelanggaran yang menyebabkan PSU
(Pemungutan Suara Ulang). Kegandaan nama
tidak hanya ada dalam DPT akan tetapi juga
didalam DPTb atau Daftar Pemilih Tambahan.
Permasalahan telah direkomendasikan untuk
melakukan perbaikan kepada DPTb yang terdapat
kegandaan, perlakuan tetap sama yaitu dengan
mencoret salah satu pada daftar pemilih yang
sama.
Secara keseluruhan proses penyelenggaraan
pesta demokrasi di Kabupaten Semarang pada
khususnya dan di Indonesia pada umumnya telah
Bawaslu Kabupaten Semarang
93
dilakukan dengan sangat baik. Meskipun masih
banyak kekurangan dari penyelenggara. Tidak
terlepas dikarenakan para Pengawas Pemilu dan
penyelenggara Pemilu 2019 adalah manusia biasa,
tidak mungkin bisa lepas dari kesalahan. Oleh
karenanya kami sebagai Pengawas Pemilihan
Umum bertindak atas nama lembaga Bawaslu
Kabupaten Semarang berterimakasih kepada
segenap warga masyarakat Kabupaten Semarang
dan segala masukan atas evaluasi dari
masyarakat akan kami jadikan acuan bagi
Bawaslu Kabupaten Semarang beserta jajaran
agar pelaksanaan pengawasan pada pesta
demokrasi di semua tingkatan khususnya di
wilayah Kabupaten Semarang bisa lebih baik dan
semakin baik lagi. Demi terciptanya keadilan
dalam demokrasi.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
94
Bawaslu Kabupaten Semarang
95
MASA-MASA KRITIS JELANG PESTA DEMOKRASI
PEMILIHAN UMUM 2019
Riyadus Solichin
Menjelang masa tenang pemilihan umum
2019. Gemuruh riuh kampanye mencapai
puncaknya pada satu pekan sebelum hari tenang,
tanda diakhirinya serangkaian kampanye.
Kampanye akan ditutup pada tanggal 13 April
2019 pada pukul 00.00. Selanjutnya mulai pukul
00.01 tanggal 14 April - 16 April 2019 adalah
masa tenang. Sebelum perhelatan pemilu serentak
tanggal 17 April 2019 yang bertepatan pada hari
Rabu pon. Hari yang bersejarah bagi seluruh
rakyat Indonesia yang akan memilih presiden dan
wakil presiden. Wakil rakyat yang akan mewakili
aspirasi masyarakat di tingkatan pusat yaitu DPR
RI/DPD RI. Selanjutnya wakil rakyat di tingkatan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
96
daerah I yaitu DPRD Provinsi. Dan wakil rakyat di
tingkatan daerah II yakni DPRD Kabupaten/Kota.
Waktu kampanye memang telah dimulai
sejak tanggal 23 September 2018. Hampir 7
(tujuh) bulan kampanye dilalui oleh tim kampanye
pasangan calon presiden dan calon wakil presiden
serta calon legislatif dari tingkatan pusat hingga
tingkatan daerah. Pengawasan dari badan
pengawas pemilihan umum (Bawaslu)
dimaksimalkan demi terwujudnya pemilu 2019
yang berintegritas. Jajaran pengawas pemilu
senantiasa berjibaku. Mengawasi setiap tahapan
pemilu, dan setiap kampanye yang dilakukan.
Pekerjaan sebagai pengawas pemilu memang
bukan pekerjaan yang mudah. Jam kerja tidak
menentu. Banyak hal yang dilakukan sebagai
seorang pengawas pemilu, demi menjaga hak pilih
setiap warga negara yang memang telah
mempunyai hak pilihnya. Supaya tidak diciderai
oleh praktek-praktek money politik.
Bawaslu Kabupaten Semarang
97
Apel Siaga Patroli Pengawasan sebagai upaya
mengantisipasi maraknya money politik
Dalam pekan krusial yakni 1 pekan terakhir
menjelang pencoblosan. Atmosfer persaingan
menjadi begitu kentara. Pengawas pemilu
memasang kuda-kudanya. Pengawas pemilu
banyak melakukan pengawasan hingga ke desa
bahkan RT. Bawaslu Kabupaten Semarang beserta
jajaran pengawas pemilu Kecamatan (Panwascam)
dan pengawas pemilu Desa/Kelurahan (PPD/K)
dan perwakilan beberapa Pengawas TPS
menyelenggarakan giat Apel Patroli Pengawasan.
Kegiatan diselenggarakan di Halaman Kantor
DPRD kabupaten Semarang. Jantungnya jajaran
legislatif selaku pemangku kebijakan dalam hal
perundang-undangan. Pesan yang ingin
disampaikan Bawaslu Kabupaten Semarang
adalah memberikan alarm kesiap-siagaan
pengawas pemilu dalam mengawasi detik-detik
akhir tahapan kampanye, dan masa tenang jelang
pemungutan suara.
Apel siaga dilaksanakan pada hari Jum’at,
12 April 2019. Pagi hari pukul 07.00 WIB, sedang
yang tercecer dari catatan pengawasan…
98
fresh hati dan pikiran. Cuaca begitu cerah
menambah semangat jajaran pengawas dan
peserta apel. Apel yang dihadiri sebanyak 580
pengawas pemilu dari berbagai jenjang
pengawasannya hadir mematuhi instruksi yang
dikeluarkan oleh Bawaslu RI. Kegiatan apel siaga
patroli pengawasan diselenggarakan serentak di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam apel, segenap komisioner
memberikan pesan masing-masing kepada jajaran
pengawas pemilu ad hoc (Panwascam, PPD/K, dan
PTPS). Pesan yang pertama disampaikan oleh
ketua Bawaslu Kabupaten Semarang, M Talkhis
mengatakan “Apel ini akan menjadi pengingat,
bahwa intensifitas pengawasan yang sudah
memasuki masa krusial”. Untuk segenap jajaran
agar senantiasa mensosialisasikan kepada
masyarakat agar menjaga kondusifitas selama
pemilu. Patroli pengawasan bertujuan untuk
meminimalisasi pelanggaran pemilu khususnya di
masa tenang 14-16 April 2019. Mencegah politik
Bawaslu Kabupaten Semarang
99
uang yang terjadi sebelum pelaksanaan
pencoblosan, ini menjadi prioritas kita bersama.
Pesan kedua disampaikan Agus Riyanto,
Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran
meminta semua jajaran Bawaslu dari kabupaten
hingga Pengawas TPS harus melakukan
koordinasi dengan instansi terkait. Memasimalkan
seluruh potensi yang ada, untuk meminimalisasi
pelanggaran terutama potensi politik uang pada
masa tenang yang dilakukan oleh peserta pemilu.
Selanjutnya Koordinator Divisi Pengawasan,
Humas, dan Hubungan Antar Lembaga, Syahrul
Munir menambahkan, pelaksanaan Apel siaga
Patroli pengawasan Pemilu 2019 sengaja digelar di
Halaman Kantor DPRD Kabupaten Semarang.
Tujuannya adalah untuk menjadi pengingat bagi
jajaran pengawas bahwa kualitas anggota DPRD
yang terpilih dalam Pemilu 2019 nantinya, salah
satunya ditentukan dari kualitas pengawasan
jajaran Bawaslu terhadap seluruh proses Pemilu
2019. Secara moral bertanggungjawab terhadap
hasil Pemilu 2019, khususnya terhadap kualitas
yang tercecer dari catatan pengawasan…
100
wakil rakyat yang akan duduk di DPRD
Kabupaten Semarang hingga 5 tahun kedepan
Pesan terakhir disampaikan oleh Ummi
Nu’amah, Koordinator Divisi Penyelesaian
Sengketa mengajak peserta apel untuk terus
semangat dalam mengemban tugas dengan
bersama bersorak “Cegah, Awasi, Tindak” sebagai
tagline Bawaslu dalam dalam menjalankan tugas.
Segenap jajaran Bawaslu Kabupaten
Semarang dalam mengikuti serangkaian acara
Apel Siaga Patroli Pengawasan menunjukkan rona
wajah yang cerah ceria. Meski menjelang upacara
selesai, matahari sudah meninggi. Panas
menembus kulit ari. Tak mengilangkan rasa
gembira tatkala telah berjumpa sesama pejuang
demokrasi. Baik dari pengawas pemilu
kecamatan, pengawas pemilu desa/kelurahan,
maupun pengawas TPS sekalipun.
Dengan sesekali saling bertegur sapa. Saling
bertukar informasi dari hasil pengawasan di
daerah masing-masing. Apakah masih banyak
indikasi money politic atau tidak. Untuk
diantisipasi bersama. Demi demokrasi yang
Bawaslu Kabupaten Semarang
101
bermartabat dan berintegritas. Terbebas dari
praktek-praktek money politic, politisasi sara, dan
penyebaran berita-berita hoax yang dapat
menciderai demokrasi bangsa ini.
Patroli Siaga Pengawasan H-1 Pemungutan
Suara
Detik-detik Pemungutan Suara kian
mendekati masanya. Seluruh masyarakat gegap
gempita larut dalam hegemoni menyambut
pemungutan suara pemilihan umum serentak
2019. Jajaran penyelenggara pemilihan umum
bersiaga dan berjibaku. Jajaran KPU di bawah
yaitu KPPS bersiap melaksanakan pemungutan
suara. Sementara itu Jajaran Bawaslu dari unsur
Pengawas TPS juga telah bersiap mengawasi dan
mengawal kesiapan dari KPPS, demi menjaga
proses pemungutan suara yang lancar dan sesuai
konstitusi.
Panitia Pengawas Desa/Kelurahan (PPD/K)
dan Pengawas Kecamatan tetap fokus pada
tupoksi, memberikan pengawasan di daerah
tugasnya. memastikan distribusi logistik dari
yang tercecer dari catatan pengawasan…
102
kecamatan yang diatur oleh Panitia Pemungutan
Kecamatan (PPK) sudah sampai seluruhnya ke
kelurahan dan menjadi tugas Panitia Pemungutan
Suara (PPS) untuk mendistribusikan ke TPS-TPS
dengan baik dan tidak ada kerusakan. Sehingga
nantinya surat suara yang diterima pemilih
sesuai.
Bawaslu Kabupaten Semarang H-1
melaksanakan monitoring dan supervisi ke
bawah. Agenda patroli pengawasan ke Kecamatan,
Desa/Kelurahan hingga TPS dalam rangka
memastikan kesiapan persiapan pemungutan
suara. Bawaslu Kabupaten telah membentuk
beberapa tim khusus yang disiapkan turun ke 5
Daerah Pemilihan (Dapil) yang akan berkoordinasi
dengan Panwascam, PPD/K dan PTPS (desk
pengawasan). Tergabung dalam tim 3 yang
dipimpin oleh Koorditor Divisi Penindakan
Pelanggaran Agus Riyanto S.P., S.H. yang
ditemani staf teknis Riyadus Solichin, S.H. dan
Andi Setiawan S.H. memonitoring 4 Kecamatan
yaitu Kecamatan Pabelan, Kecamatan Tengaran,
Kecamatan Getasan, dan Kecamatan Tuntang.
Bawaslu Kabupaten Semarang
103
Perjalanan pertama patroli pengawasan
diawali dari kantor Bawaslu Kabupaten Semarang
pada pukul 09.30 WIB. Kecamatan Pabelan
menjadi tujuan pertama yang kami kunjungi,
tepatnya di Kantor Paanwascam Kecamatan
Pabelan. Berkoordinasi sejenak dengan anggota
Panwascam, untuk menuju ke kantor PPS dan
dilanjutkan menuju TPS yang telah diarahkan
oleh Panwasacam. Di Pabelan kami berkunjung ke
4 Desa yaitu desa Sumberejo, desa Kadirejo, desa
Giling dan desa Bejaten.
Pada desa yang dikunjungi, kami
mengunjungi beberapa TPS untuk dimonitoring.
Desa yang pertama kami kunjungi adalah Desa
Sumberejo. Logistik Pemungutan suara masih rapi
di gudang penyimpanan logistik di salah satu
ruang di Kantor Kelurahan. Para petugas dari PPS
dan ada dari PPK mempersiapkan pendistribusian
ke TPS. Beberapa petugas dari Kepolisian dan
Linmas bertugas mengamankan logistik di
Kelurahan.
Monitoring kami lanjutkan menuju TPS 01
Desa Sumberejo. TPS tersebut tidak jauh dari
yang tercecer dari catatan pengawasan…
104
kantor kelurahan, kira-kira 50 meter yang
lokasinya memakai ruang kelas Taman Kanak-
kanak. Sejenak berkoordinasi dengan Panwascam
dan PPD Desa Sumberejo untuk memastikan tata
letak sesuai prosedur dan aturan perundang-
undangan. Dari hasil koordinasi ada beberapa
rekomendasi untuk dijalankan oleh PPS dan KPPS
dan diawasi oleh pengawas TPS.
Perjalanan monitoring kami lanjutkan
menuju desa Kadirejo dan desa Giling masih di
Kecamatan Pabelan. Di kantor PPS sejenak kami
singgah, dan logistik masih tertata rapi di gudang
penyimpanan. Beberapa TPS di desa tersebut
kami monitoring, dan tidak ada masalah yang
mencolok pada TPS-TPS tersebut.
Hujan menjadi ujian TPS tak memenuhi syarat
Desa yang kami monitoring selanjutnya
adalah desa Bejaten kecamatan Pabelan. Masih
sama, setibanya di Kantor Kelurahan Bejaten dan
sekretariat PPS desa Bejaten logistik masih tertata
rapi di gudang penyimpanan. perkiraan pukul
13.00 kami berada di sana. Mendung menyelimuti
Bawaslu Kabupaten Semarang
105
langit Bejaten. Karena Kecamatan yang akan kami
kunjungi masih 3 Kematan lagi. Kami bergegas
menuju TPS di kawasan rumah salah satu
Komisioner KPU Kabupaten Semarang, Siti
Solichah.
Benar saja, temuan berhasil kita dapati
disana. Pada waktu Tim patroli pengawasan
berkunjung di TPS 03 desa Bejaten Kecamatan
Pabelan, setibanya di TPS tersebut kebetulan
dalam kondisi hujan. Meski dalam keadaan hujan
yang tidak begitu deras, akan tetapi atap pada
TPS tersebut bocor di beberapa titik. TPS tersebut
juga sempit secara ukuran. Sehingga
dikategorikan sebagai TPS yang tidak layak/tidak
memenuhi syarat;
Benar saja raut muka kepanikan mewarnai
muka para petugas KPPS yang akan bertugas
esok. Akhirnya Bawaslu Kabupaten Semarang
merekomendasikan kepada Panwascam untuk
berkoordinasi dengan dengan PPK maupun PPS
untuk memindah TPS tersebut ke tempat yang
layak dan sesuai peraturan yang berlaku.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
106
Perjalanan dilanjutkan ke Kecamatan
Tengaran, menuju ke kantor Panwascam
Kecamatan Tengaran. Setelah berkoordinasi
dengan beberapa anggota panwascam yang ada,
Kemudian kami diarahkan menuju desa Sruwen
dengan mengunjungi beberapa TPS. TPS pertama
kami kunjungi adalah TPS 01 Desa Sruwen 3 yang
juga didampingi oleh Miftahur Rohman, PPD desa
tersebut. Hari sudah mulai gelap, adzan maghrib
menandai akhir pengawasan di Kecamatan
Tengaran. Selanjutnya masih ada 2 (dua)
kecamatan yaitu Kecamatan Getasan dan terakhir
di Kecamatan Tuntang;
Getasan menjadi tujuan selanjutnya,
sampai di Kecamatan Getasan kurang-lebih
sehabis ‘isya’. Sudah kebetulan kali ya.
Forkompimcam sudah berkumpul di Kecamatan
Getasan untuk turut serta berpatroli. Ada 3 TPS
yang kami kunjungi. Sebetulnya patroli
Forkompimcam belum usai. Akan tetapi
dikarenakan tim kami masih ada 1 tujuan lagi.
Maka perjalanan kami lanjutkan terlebih dahulu
ke Tuntang.
Bawaslu Kabupaten Semarang
107
Sesampainya di Kecamatan Tuntang hujan
deras. Karena juga sudah hampir larut malam.
Akhirnya diputuskan patroli pengawasan
dilanjutkan esok hari. Sembari menge-save energi
untuk pengawasan di hari H pemungutan suara
(17/4). Apabila kami paksakan untuk berkeliling
di Kecamatan Tuntang yang saat itu dalam
kondisi hujan kami berpikir untuk esok hari, dan
meminimalisir hal yang tidak kami inginkan
(sakit). Supaya dalam patroli pengawasan di hari
H pemungutan suara lebih fit dan fress.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
108
Bawaslu Kabupaten Semarang
109
Belajar dari Mbah Royo
M Budi Purwanto
Suroyo tak ingin melewatkan pesta
demokrasi tahun 2019 tanpa menjadi apa-apa,
semangat ingin ikut serta dalam proses perbaikan
bangsa tak pernah pudar. Suroyo sadar betul,
bahwa melalui Pemilu masa depan bangsa akan
ditentukan, apalagi di tahun 2019 ini Pemilu
dilaksanakan secara serentak, yang artinya
Pemilu Presiden, Wakil Presiden dan Pemilu
Legislatif tingkat pusat maupun daerah
dilaksanakan bebarengan di satu hari.
Mbah Royo, begitu pria paruh baya berkulit
legam ini disapa, adalah pensiunan Guru salah
satu Sekolah Dasar di Bancak. hampir 40 tahun
hidupnya didedikasikan untuk dunia pendidikan,
jabatan terakhirnya sebagai salah satu kepala
Sekolah di SD Bancak yang berakhir tugasnya
tahun 2018 kemarin. Hampir semua anak
yang tercecer dari catatan pengawasan…
110
kelahiran tahun 80 an pernah mendapatkan
pelajaran di kelas dengan Mbah Royo. Termasuk
ketua Panwascam Bancak bahkan ketua KPU kab
Semarang, Maskup Asyadi saat ini juga pernah
menjadi salah satu muridnya dulu. Mbah Royo
dikenal sebagai Sosok yang cenderung agak kaku
dan tegas dalam menjalankan tugas dalam
kariernya sebagai guru maupun hidup di tengah
masyarakat, ini tidak lepas dari didikan keluarga
nya yang juga ketat, karena sang ayah juga tokoh
pendidikan di desa Bancak.
Meskipun usia sudah kepala enam tapi
semangat tak kalah dengan anak muda zaman
sekarang. Ikut dalam seleksi Pengawas Tempat
Pemungutan Suara (PTPS) Pemilu Tahun 2019
cukup unik motivasinya “pingin nggolek aktifitas
kumpul-kumpul karo cah nom ben awet tuwo
(ingin mencari aktifitas kumpul-kumpul dengan
anak muda biar awet tua)" katanya dengan logat
bahasa Jawa Medhok.
Dengan membawa map berwarna biru,
Mbah Royo mengeluarkan dokumen-dokumen
yang telah ditata rapi semenjak dari rumah.
Bawaslu Kabupaten Semarang
111
Kegiatan seleksi seperti ini bukan hal yang asing
bagi Mbah Royo, pengalamannya sewaktu menjadi
Guru salah satu Sekolah Dasar di Bancak sering
menyiapkan dokumen–dokumen untuk
kepentingan sekolah. Tak diragukan lagi
kompetensinya, karena lulusan Strata 1 (S1) tentu
mampu, akhirnya Mbah Royo terpilih sebagai
PTPS nomor 9 (sembilan) Desa Bancak,
Kecamatan Bancak.
“Ngko nak Mbah Royo golek-golek, urusanno
lo pak (nanti kalau Mbah Royo mencari-cari
diurusin ya pak)” Ujar Slamet salah satu anggota
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam)
Bancak kepada anggota yang lain. Mbah Royo
memang terkenal kritis, sorot matanya tajam
mencermati setiap detail aturan. Benar saja ketika
dijelaskan tentang Sistem Pengawasan Pemilu
(Siwaslu) yang nantinya digunakan PTPS saat
bertugas, Mbah Royo dengan antusias
mempelajari dengan detail aplikasi tersebut.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
112
Menghadiri Apel Siaga Patroli Pengawasan
Pemilu 2019 di Halaman Gedung DPRD
Kabupaten Semarang
Pukul 05:00 WIB, gemercik air terdengar
dari kamar mandi belakang, nampak Mbah Royo
sedang menampung air untuk mandi, biasanya
setiap pagi selepas solat subuh dan tilawah Al
Qur’an, Mbah Royo ke sawah mencari rumput
untuk makan sejumlah kambingnya. Memang
setelah pensiun sebagai Guru, Mbah Royo
mensibukan diri dengan beternak kambing, tetapi
pagi ini berbeda, benar saja hari ini Jumat 12
April 2019 Mbah Royo di undang untuk ikut
kegiatan Apel Siaga Patroli Pengawasan di
Ungaran.
“Mbah, besok ojo kesupen njih acara teng
Ungaran, jam 6 esuk kumpul riyen teng halaman
kecamatan” Ujar Muhlas, Panitia Pengawas Desa
(PPD) Bancak, sore hari sebelumnya.
Memakai kaos berkerah hitam Bawaslu,
Mbah Royo sudah siap untuk berangkat ke kantor
Kecamatan. Dengan mengendarai Sepada Motor
Honda Supra x berwarna Hitam, Mbah Royo
Bawaslu Kabupaten Semarang
113
menuju kantor kecamatan Bancak yang berjarak
kurang lebih 2 KM dari Rumah.
“Diumumkan kumpul di kecamatan pukul
06.00 WIB jika lebih dari setengah jam ditinggal”
kata Musyafa’ Ketua Panwascam Bancak
menyampaikan di grup WA.
Mbah Royo jam 6 kurang sudah Swafoto di
depan kecamatan "ayo lek do adus aku wes
nunggu" Kata Mbah Royo yang di tulis digrup WA.
Padahal Panwas saja baru mau mandi. Sampai
akhirnya jam 06.30 WIB " sing digugu sing endi iki
lek ditinggal sing durung mangkat" kata Mbah
Royo menegaskan di grup WA.
Semangat “di gugu lan di tiru” masih
melekat di darah Mbah Royo, pengalaman 40
tahun lebih menjadi Guru. Mbah Royo ingin
mengajarkan kedisplinan kepada setiap Pengawas
di Kecamatan Bancak.
Rombongan Panwascam Bancak, kurang
lebih sampai halam kantor DPRD Kabupaten
Semarang pukul 08:15 WIB, Apel dihadiri 580
petugas pengawas Pemilu yang terdiri dari
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Desa/Kelurahan,
yang tercecer dari catatan pengawasan…
114
dan Pengawas TPS se-Kabupaten Semarang,
kegiatan ini bertujuan untuk kesiapsiagaan
jajaran pengawas dalam menghadapi tahapan
masa tenang dan pemungutan Suara 17 April
2019. “Apel ini akan menjadi pengingat, bahwa
intensifitas pengawasan yang sudah memasuki
masa krusial” kata M. Talkhis Ketua Bawaslu
Kabupaten Semarang.
Kepada jajaran, Talkhis menyampaikan
agar senantiasa turut mensosialisasikan kepada
masyarakat agar menjaga kondusifitas selama
Pemilu. Diharapkan Pemilihan legislatif,
Perwakilan Daerah, dan Pemilihan Presiden dapat
berjalan dengan aman dan lancar. Intensifitas
pengawasan melalui patroli ini, juga bertujuan
untuk meminimalisasi pelanggaran Pemilu
khususnya di masa tenang 14 sampai 16 April
2019.
“Terutama mencegah politik uang yang
terjadi sebelum pelaksanaan pencoblosan. Ini
yang menjadi prioritas jajaran kami,” tandasnya.
Agus Riyanto, Koordinator Divisi
Penindakan Pelanggaran meminta semua jajaran
Bawaslu Kabupaten Semarang
115
Bawaslu baik tingkat Kabupaten hingga Pengawas
TPS harus melakukan koordinasi dengan instansi
terkait. Memaksimalkan seluruh potensi yang ada,
untuk meminimalisasi pelanggaran terutama
potensi politik uang pada masa tenang yang
dilakukan oleh peserta Pemilu.
Koordinator Divisi Pengawasan, Humas,
dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu
Kabupaten Semarang, Syahrul Munir
menambahkan, pelaksanaan Apel Siaga Patroli
Pengawasan Pemilu 2019 sengaja digelar di
halaman DPRD Kabupaten Semarang, tujuannya
adalah untuk mengingatkan jajaran pengawas
bahwa kualitas anggota DPRD yang terpilih dalam
Pemilu 2019, salah satunya ditentukan dari
kualitas Pengawasan jajaran Bawaslu terhadap
seluruh proses Pemilu 2019.
“kita secara moral bertanggung jawab
terhadap hasil Pemilu 2019, khususnya terhadap
kualitas para Wakil Rakyat yang akan duduk di
DPRD Kabupaten Semarang hingga 5 tahun
kedepan, “kata Munir.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
116
Pada akhir Apel, Ummi Nu’amah,
koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa
mengajak seluruh peserta apel untuk terus
semangat dalam mengemban tugas dengan
bersama bersorak “Cegah, Awasi, Tindak” sebagai
tagline Bawaslu dalam menjalankan tugas.
Mengawasi TPS Nomor 9 Desa Bancak
Mbah Royo hadir di TPS Nomor 9 Desa
Bancak, lebih awal dari pelaksanaan Pemungutan
suara, Rabu 17 April 2019 pemungutan suara
dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB, Mbah Royo
sudah hadir Jam 06.00 WIB. Mbah Royo tidak
lantas duduk di kursi PTPS yang di sediakan, ia
memilih berdiri dan berjalan ke setiap sudut TPS,
sorot mata yang tajam mengawasi setiap sudut
TPS, Form A Pengawasan di tangan kiri dan Ball
point di tangan kanan. Ia memeriksa
perlengkapan pemungutan suara, baru dua
langkah berjalan, ia mendapati tinta TPS yang di
sertai dengan kain pembersih. Tak pikir panjang
meminta kepada KPPS untuk mengambil kain
tersebut.
Bawaslu Kabupaten Semarang
117
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 3
Tahun 2019, setiap pemilih yang sudah
menggunakan hak pilihnya di TPS ditandai jarinya
dengan tinta. Tujuannya agar tidak ada pemilih
yang menggunakan hak pilihnya dua kali.
Kesengajaan mencoblos dua kali, akan diganjar
hukuman yang berat, sebagaimana di atur dalam
ketentuan pidana pasal 516 Undang – Undang
Nomor 7 tahun 2019 Tentang Pemilihan Umum
yakni pidana penjara paling lama 18 (delapan
belas) bulan atau denda paling banyak Rp
18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah)
Bahkan ditengah proses penghitungan
suara ada seorang pemantau dari lembaga survey
datang untuk meminta data dengan memotret
hasil penghitungan, beliau dengan tegas
mengingatkan dan menolak petugas tersebut
untuk meninggalkan TPS dikarenakan tidak ada
surat tugas resminya. Kebetulan di TPS baru
selesai semua prosesnya jam 1 dinihari, logistik
serta hasilnya yang tertulis dalam berita acara
tiba di kantor balai desa jam 1.30 dini hari. Dan
saat itu juga menyerahkan laporannya kepada
yang tercecer dari catatan pengawasan…
118
panwascam ke sekretariat kecamatan dengan
mengendarai sepeda motornya sendiri ditengah
malam, ia selalu mengatakan ini adalah sebuah
tugas negara.
Dan saat ini berkat dedikasi dan integritas,
Mbah Royo ditunjuk sebagai salah satu panitia
pengawas Pilkades desa Bancak yang akan
diselenggarakan serentak bersama dengan 44
desa se Kab Semarang besok pada tanggal 27
Oktober 2019.
Bawaslu Kabupaten Semarang
119
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGAWAL
PEMILU 2019
Khusnul Azizatunnishak
Pemilihan Umum (Pemilu) serentak untuk
Legislatif dan Presiden & Wakil Presiden Indonesia
telah dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
Kegiatan tersebut dilaksanakan tidak hanya di
Indonesia saja, namun juga dilaksanakan di
negara-negara yang ditinggali oleh warga negara
Indonesia.
Berbagai persiapan untuk Pemilu 2019
telah dilaksanakan, mulai dari pihak
penyelenggara dan pengawas, peserta pemilu atau
partai politik, serta masyarakat umum. Bawaslu
Kabupaten Semarang sebagai sarana pengawas
penyelenggara Pemilu pun turut serta
mempersiapkan strategi pengawasannya untuk
yang tercecer dari catatan pengawasan…
120
mengawasi jalannya pemilu secara menyeluruh di
seluruh tahapan pemilu. Tidak hanya
penyelenggara, peserta dan masyarakat saja yang
melaksanakan pemungutan suara, namun
disamping mengawasi jalannya pemilu 2019
tersebut, seluruh elemen Bawaslu, baik tenaga
PNS maupun non PNS tidak hanya mengawasi
saja namun juga memiliki hak untuk
menggunakan suaranya pada pemilu 2019 dan
tak terkecuali.
Pagi hari itu, tanggal 17 April 2019, saat
matahari masih berada diatas 2 jengkal kepalan
tangan sekitar pukul 07.00 WIB sudah terdapat
antrian warga di TPS tempat saya ikut serta
melaksanakan pemungutan suara. Antusiasme
warga dalam rangka pemilu 2019 ini dapat
dikatakan sangat meningkat dari Pemilu Kada
periode sebelumnya. Petugas penyelenggara masih
melaksanakan kegiatan seremonial sebelum
memulai pemungutan suara, pengawas TPS sudah
siap untuk mengawasi rangkaian proses
pemungutan suara, begitu juga banyaknya
kerumunan warga yang masih
Bawaslu Kabupaten Semarang
121
mempertimbangkan pilihan suara nya dengan
melihat-lihat papan nama di TPS yang berisi
informasi mengenai pihak-pihak yang akan
dipilihnya. Waktu sudah menunjukkan pukul
07.30 WIB bersamaan dengan selesainya
seremonial panitia penyelenggara, akhirnya
pemungutan suara dimulai dengan diawali
panggilan nomor urut 1. Dengan mengantongi
nomor antrian yang menunjukkan angka 7, saya
menunggu sembari membaca dan melihat lagi
calon-calon yang tertera di papan nama, baik
calon anggota legislatif maupun capres-
cawapresnya. Tibalah giliran nama saya dipanggil,
dengan segera bergegas menuju ke bilik suara dan
menggunakan hak pilih saya dengan sepenuh
hati. Berbeda dengan masyarakat yang lain yang
libur dalam rangka pemilu serentak, sebagai
pegawai Bawaslu Kabupaten Semarang setelah
melaksanakan pencoblosan, saya langsung
bergegas menuju Ungaran, tepatnya Kantor
Bawaslu Kabupaten Semarang untuk
menjalankan tugas kami, yaitu monitoring
pengawasan pada pemilu 2019.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
122
Saat tiba di Kantor Bawaslu Kabupaten
Semarang, waktu sudah menunjukkan pukul
09.30 WIB, dan masih hanya terdapat 6 orang
pegawai yang sudah datang dengan rapi memakai
seragam lapangan. Sekitar pukul 10.15 WIB satu
tim sudah siap untuk menjalankan tugas.
Bersama satu pegawai dan satu komisioner, kami
menyiapkan berkas-berkas dan perlengkapan lain
sebagai sarana untuk mendukung kegiatan
monitoring tersebut.
Tugas monitoring tersebut diawali dengan
menuju Kecamatan Bergas, dengan tujuan
pertama adalah RS Ken Saras. Saat memasuki RS
tersebut, kami memantau dan memonitoring
kondisi didalamnya dengan langsung menuju ke
meja informasi, apakah semua sudah
menggunakan hak pilihnya, baik karyawan
maupun pasien. Walaupun terdapat beberapa
pasien yang tidak memungkinkan untuk
melakukan pencoblosan, namun hampir seluruh
karyawan menggunakan sistem “rolling” dalam
menggunakan hak pilihnya. Beberapa karyawan
“menyoblos” dengan masih menggunakan pakaian
Bawaslu Kabupaten Semarang
123
kerja, beberapa masih dengan kondisi yang lelah
karena usai bekerja, serta beberapa karyawan
yang baru akan berangkat. Namun, terdapat salah
seorang karyawan laki-laki yang melaporkan
kepada kami bahwa dia tidak mendapatkan hak
suara nya di TPS yang berada di dekat RS
tersebut. Kami pun langsung diantarkan menuju
lokasi, menghubungi petugas pengawas di TPS,
dijelaskan kronologisnya dan akhirnya karyawan
tersebut dapat melakukan pencoblosan di TPS itu.
Tak hanya RS Ken Saras, kami pun
mengunjungi beberapa perusahaan yang berada di
kecamatan tersebut apakah sudah mematuhi
peraturan dengan meliburkan seluruh karyawan
pada hari – H pemilu 2019. Sesampainya kami di
depan gerbang salah satu perusahaan, disambut
oleh dua orang yang berseragam satpam
perusahaan tersebut. Tanpa berbasa-basi kami
menanyakan kepada satpam tersebut untuk
memastikan apakah seluruh karyawan diberikan
libur, lalu secara tegas satpam tersebut
mengatakan bahwa seluruh karyawan di
perusahaan tersebut telah diliburkan, tak
yang tercecer dari catatan pengawasan…
124
terkecuali dua orang satpam yang ternyata pun
sudah menggunakan hak pilihnya. Begitu juga
dengan perusahaan lainnya.
Hari semakin siang, panas terik matahari
semakin menyengat kulit kami, dengan
bersemangat kami pun melanjutkan perjalanan ke
Kecamatan Ambarawa. Setibanya kami di kantor
Panwascam Ambarawa, kami bertemu dengan
satu staf serta satu anggota Panwascam. Tanpa
banyak percakapan, kami diceritakan kondisi
seluruh TPS di Ambarawa yang ternyata masih
kondusif. Namun terdapat salah satu TPS yang
harus kami kunjungi karena ternyata terdapat
satu permasalahan disana. Kami pun bersama-
sama menuju TPS tersebut, yaitu di Lapas
Ambarawa. Sekitan 10 menit perjalanan, akhirnya
kami sampai di kawasan Lapas yang berada di
tengah-tengah sawah dan lumayan jauh dari
permukiman warga. Kami perlahan masuk ke
dalam lapas dengan menunjukkan identitas kami,
dalam satu tim hanya boleh menggunakan satu
saja alat komunikasi (hp) dan yang lainnya harus
menitipkannya di meja petugas.
Bawaslu Kabupaten Semarang
125
Suasana begitu tegang dan sedikit membuat
merinding untuk saya, karena baru merasakan
pertama kali memasuki gerbang kedua lapas yang
merupakan pintu masuk kedalam “tempat tinggal”
para tahanan. Semakin berjalan maju, semakin
terlihat kerumunan dan antrian penghuni lapas
yang sedang melaksanakan pemungutan suara.
Partisipasi para penghuni lapas dalam pesta
demokrasi tersebut ternyata lebih dari yang
diharapkan. Hal itu ditunjukkan bahwa baru pada
pukul 12.00 WIB saja, hampir seluruh penghuni
lapas yang telah terdaftar di kedua TPS tersebut
telah menggunakan hak suara nya. Bahkan
sempat terjadi kekurangan kertas suara di kedua
TPS tersebut, namun setelah ditelusuri dapat
ditindaklanjuti oleh penyelenggara.
Setelah mengunjungi TPS pertama di lapas,
kami pun melangkahkan kaki untuk mengunjungi
TPS yang kedua. Saat berjalan menuju tempat
tersebut, tidak seperti yang saya bayangkan
bahwa ternyata banyak para napi yang
menyambut kami dengan raut senyum mereka.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
126
Kami pun merespon dengan berbalas senyum
pula.
Tak terasa kami memasuki suatu bangunan
tua yang sedikit menyerupai tempat ibadah seperti
sebuah gereja. Ya, disanalah TPS kedua didalam
lapas tersebut. Sebuah ruangan yang terasa
dingin dengan disertai ramainya hiasan kertas
berbagai warna yang tertempel ditembok putih itu.
Suasana sudah terasa sepi karena hampir
penghuni lapas sudah selesai menggunakan hak
pilihnya. Hanya tinggal satu dua orang saja yang
masih duduk menunggu gilirannya untuk menuju
bilik suara. Pelaksanaan pesta demokrasi tersebut
berlangsung secara lancar dan tertib walaupun
didalam lapas yang notabene banyak “mantan
kriminal” di tempat itu.
Matahari yang terik semakin turun
menunjukkan waktu yang semakin siang dan
menuju sore, baru setengah perjalanan yang
terlaksana. Perjalanan pun kami lanjutkan
menuju kecamatan berikutnya, yaitu Kecamatan
Banyubiru. Perjalanan dari lapas menuju kantor
Panwascam Banyubiru kami tempuh sekitar
Bawaslu Kabupaten Semarang
127
kurang lebih 20 menit. Sesampainya disana, kami
berbincang-bincang dengan anggota Panwascam
Banyubiru mengenai proses pemungutan suara di
seluruh TPS di Kecamatan Banyubiru, apa
sajakah kendalanya?
Waktu semakin sore, kamipun mengunjungi
salah satu TPS di kecamatan banyubiru tersebut.
TPS itu berada di desa tertinggi yang ada di
Kecamatan Banyubiru, yaitu di Desa Sepakung.
Berangkat dari kantor panwascam, perjalanan
kami mulai pukul 15.30 WIB. Perjalanan diwarnai
dengan dikelilingi indahnya panorama yang tersaji
di depan mata kami. Dari jalan raya (utama),
tibalah jalan menuju Desa Sepakung. Keseruan
dimulai dari sini, jalan yang memiliki medan yang
sangat ekstrim. Menelusuri jalur ekstrim melalui
bukit dengan jalan naik-turun yang sangat tinggi
dan curam, serta tikungan yang tajam, tak jarang
banyak kerndaraan sepeda motor maupun mobil
yang berhenti ditengah jalan karena mendadak
rusak atau rem yang blong. Medan ekstrim
tersebut memiliki jarak yang cukup panjang,
hingga kami tempuh selama kurang lebih 30
yang tercecer dari catatan pengawasan…
128
menit. Berbagai tulisan dan rambu-rambu yang
“unik” pun terpasang di beberapa titik, “anda
memasuki kawasan senam jantung”, “hati-hati
tikungan tajam” dan rambu lainnya. Setelah
melewati medan yang tidak pernah kami kira
ekstrimnya, saat matahari mulai menenggelamkan
sinarnya, kira-kira sudah pukul 16.00 WIB,
tibalah kami di Balai Desa Sepakung dan
diseimuti kabut dan udara yang sangat dingin,
karena merupakan desa tertinggi yang terdapat di
Kecamatan Banyubiru. Karena sudah mulai senja
hari dan pemungutan suara telah selesai
dilaksanakan, saya kira beberapa orang sudah
tidak berada di lokasi. Namun, ternyata kondisi
berkata sebaliknya.
Saat perlahan kami memasuki gerbang
Kantor Balai Desa Sepakung, terlihat tiga orang
menghampiri dan menyapa kami, lalu
mempersilahkan masuk kedalam kantor. Saat
memasuki kantor tersebut, terdapat beberapa
ruang di sebelah kanan dan kiri. Ekspektasi saya
saat menuju ke desa tersebut tidak banyak orang
tersisa, namun realitanya masih banyak petugas
Bawaslu Kabupaten Semarang
129
yang sedang bertugas, baik dari perangkat desa,
para anggota korem, hingga masyarakat yang
membantu mengawal dan mengawasi jalannya
proses pemungutan dan penghitungan suara.
Tidak hanya satu dua orang saja yang masih
“stay”, namun beberapa ruangan disana dipenuhi
oleh berbagai elemen masyarakat yang ikut serta
memantau jalannya pesta demokrasi itu. Tidak
hanya menilik kantor balai desa saja, kami pun
melanjutkan perjalanan istimewa itu ke TPS 01
Desa Sepakung. Lokasi tersebut kami tempuh
dengan berjalan kaki kurang lebih 200 meter.
Cahaya senja mulai terlihat, angin berhembus
semakin kencang, namun tetap tersuguhkan
pemandangan khas dataran tinggi dan beberapa
keramaian masyarakat yang masih menyaksikan
penghitungan suara. Setelah kurang lebih 10
menit kami berjalan, sampailah di sebuah rumah
lokasi TPS 01 tersebut. TPS tersebut berada di
halaman rumah warga, dengan luas TPS kira-kira
5 x 10 meter. Penghitungan suara oleh para
petugas berlangsung dengan aman dan lancar,
dengan disaksikan oleh banyaknya warga desa
yang tercecer dari catatan pengawasan…
130
tersebut. Kami pun sempat berdiskusi dengan
warga sekitar, dan dapat disimpulkan dari sekilas
pembicaraan kami bahwa ternyata masih banyak
masyarakat yang “peduli” dengan demokrasi di
negara ini. Peduli yang saya maksudkan, tidak
hanya sekedar menggunakan hak pilihnya,
namun mereka juga menentang maraknya “money
politic” yang menyasar masyarakat desa. Tidak
hanya itu, beberapa warga desa juga merasa
bersemangat, ditunjukkan dengan banyaknya
“gerombolan” warga yang dengan ramainya
melihat dan secara tidak langsung ikut serta
mengawasi proses penghitungan suara walaupun
tidak menjadi petugas penyelenggara. Selain itu,
beberapa ada yang dengan sukarela menyediakan
hidangan untuk para petugas.
“Ayo pak, mas, mbak, masuk dulu.. mari
makan sama-sama, ndak afdhol kalau kesini
belum merasakan masakan desa sini,” ajak salah
seorang warga.
Dengan hangat seorang warga mengajak
kami untuk masuk kedalam rumahnya yang
berada disamping TPS. Beberapa makanan
Bawaslu Kabupaten Semarang
131
dihidangkan untuk kami, sembari “ngobrol” dan
mendiskusikan proses pemungutan suara dari
pagi hari sampai dengan penghitungan suara
pada sore itu. Walaupun perut sudah banyak
terisi, namun jika sedang berada di desa,
kebiasaan menolak merupakan hal yang tidak
sopan menurut masyarakat desa.
Usai memonitoring TPS 01 Desa Sepakung,
kami pun melanjutkan perjalanan karena masih
ada satu kecamatan lagi yang harus tim kami
tuntaskan. Hari sudah mulai gelap, waktu
menunjukkan pukul 17.30 WIB, setelah
berpamitan, kami melanjutkan perjalanan ekstrim
kembali. Berbeda dengan rute keberangkatan
kami, kami mengambil dengan jalan yang berbeda
yang tidak kalah ekstrimnya dari sebelumnya.
Berbagai turunan dan tanjakan yang sangat
tajam, tak lupa tikungan ke kanan-kiri telah kami
lewati kurang lebih 30 menit. Badan yang semakin
lelah dan tenaga semakin terkuras tidak
menghalangi kami untuk menuntaskan tugas ini.
Masih dengan sepenuh hati, kami melanjutkan
perjalanan monitoring ke Kecamatan Jambu.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
132
Sesampainya di kantor Panwascam Jambu, kami
melihat masih lengkapnya seluruh jajaran
Panwascam dan sekretariatnya yang masih
memantau proses penghitungan suara. Tidak
hanya itu, para perangkat desa beserta beberapa
staf yang berada di kantor Kecamatan yang berada
di sebelah kantor Panwascam Jambu pun masih
ikut memantau dan memonitoring proses
penghitungan suara. Menurut monitoring
panwascam, proses pemungutan dan
penghitungan suara terpantau lancar untuk
wilayah kecamatan Jambu.
Bawaslu Kabupaten Semarang
133
MUARA AKHIR DI MAHKAMAH KONSTITUSI
Andi Gatot Anjas Budiman
Rasional
Proses Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak
Tahun 2019 telah dilalui. Sederetan tahapan,
program, dan kegiatan sesuai waktu pelaksanaan
Pemilu Tahun 2019 dilakoni. Pada penghujung
perhelatan tersebut, harus ada Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih sesuai
pilihan rakyat. Begitu juga dengan Calon Anggota
Parlemen (Legislatif) yang terpilih berdasarkan
perolehan jumlah suara terbanyak.
Banyak yang menerima hasil dengan sikap
legawa. Ada pula beberapa yang kecewa, merasa
dirugikan dengan hasil Pemilu. Mereka memilih
menempuh jalur hukum sebagaimana Klausul UU
Pemilu menyediakan instrumen penyelesaian
sengketa hasil Pemilu.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
134
Ialah Mahkamah Konstitusi (MK). Muara
dari segala Pemilihan Umum Tahun 2019.
Pengajuan perkara kepada MK untuk mencari
keadilan bagi Peserta Pemilihan Umum Tahun
2019. Merupakan sebuah keharusan secara
konstitusional yang harus ditempuh oleh para
peserta Pemilihan Umum melalui persidangan.
Persidangan dilakukan dengan lakon utama
Hakim, digelar lengkap dengan Para Pihak.
Mereka yaitu Penggugat, Tergugat, Pihak Terkait,
para Saksi, dan pemberi keterangan. Mereka
saling beradu argumen. Berbagai sanggahan,
masukan, kritikan, pandangan, kesaksian, serta
keterangan yang disampaikan kepada yang mulia,
majelis hakim Konstitusi. Begitulah kiranya
gambaran persidangan.
Berbagai data dan fakta disajikan.
Kemudian dilakukan uji kebenaran. Bukan
dengan tujuan sekedar memberikan rasa puas,
namun lebih dari itu yaitu memberikan rasa adil.
Demikianlah MK sebagai ujung dari proses
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU).
Bawaslu Kabupaten Semarang
135
Persidangan MK membawa Badan Pengawas
Pemilihan Umum (Bawaslu) menjadi pemberi
keterangan tertulis. Sesuai Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
serta Peraturan Badan Pengawas Pemilihan
Umum Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2018
Tentang Tata Cara Pemberian Keterangan dalam
Perselisihan Hasil di Mahkamah Konstitusi,
Bawaslu adalah pihak yang memberikan
keterangan tertulis selama persidangan di
Mahkamah Konstitusi digelar.
Secara umum, keterangan tertulis Bawaslu
dijadikan pertimbangan Majelis Hakim Konstitusi
dalam memutus perkara PHPU pada Pemilu
Tahun 2019. Oleh karena itu, Keterangan Tertulis
yang disajikan oleh Bawaslu harus sesuai data
dan fakta hasil pengawasan selama proses
penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019.
Ditambahkan pula bukti-bukti lainnya, dengan
tetap mempertahankan data apa adanya dari hasil
pengawasan tersebut.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
136
Mengapa harus ke Mahkamah Konstitusi?
Kehadiran MK sebagaimana amanat UU
Nomor 24 Tahun 2013 tentang Mahkamah
Konstitusi, dalam Pasal 2, yaitu merupakan salah
satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan.
MK diberi mandat yang besar dari Negara.
Kewenangan tersebut secara jelas tercantum
dalam Pasal 10 ayat (1) UU MK. Para Hakim MK
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final.
Persidangan MK dimulai daro pemeriksaan
pokok perkara tanpa ada mekanisme banding dan
kasasi atas putusan yang dihasilkan. Tidak ada
upaya hukum yang dapat ditempuh setelah
putusan diucapkan, karena putusan MK lansung
memperoleh kekuatan hukum tetap.
MK memiliki kewenangan dalam 4 hal.
Pertama, menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Kedua, memutus sengketa
Bawaslu Kabupaten Semarang
137
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Ketiga, memutus
pembubaran partai politik; dan Kempat, memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Mandat tersebut membawa para hakim
Konstitusi berwenang dalam melakukan tafsir
atas konstitusi kita. Setiap warga negara yang
merasa dilanggar hak-hak konstitusionalnya,
dapat mengadu pada MK. Selain itu, MK memiliki
kewenangan menjadi penentu nasib hasil
pemilihan, apakah calon terpilih layak
dimakzulkan atau tidak.
MK menjalankan kekuasaan sesuai
kewenangannya, mulai menggelar rangkaian
persidangan PHPU. Terbaru dari proses
penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019 adalah
menyidangkan PHPU, diawali dengan Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres)
Tahun 2019. Sengketa hasil Pilpres diperiksa
terlebih dahulu. Menyusul persidangan sengketa
Pemilihan Umum Legislatif (Pileg). Jalur
konstitusional memang jalur yang harus ditempuh
yang tercecer dari catatan pengawasan…
138
bagi para peserta Pemilu Tahun 2019 dalam
mencari keadilan dari hasil Pemilu Tahun 2019.
Peserta Pemilu Tahun 2019 tunduk dan
taat atas putusan dari Mahkamah Konstitusi,
putusan Mahkamah Konsitusi diputuskan dengan
proses cepat sebagaimana diatur dalam Pasal 78
yang menyebutkan bahwa Putusan Mahkamah
Konstitusi mengenai permohonan atas
perselisihan hasil pemilihan umum wajib diputus
dalam jangka waktu :
a. paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak
permohonan dicatat dalam Buku Registrasi
Perkara Konstitusi, dalam hal pemilihan
umum Presiden dan Wakil Presiden;
b. paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
permohonan dicatat dalam Buku Registrasi
Perkara Konstitusi, dalam hal ini pemilihan
umum anggota DPR, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
Waktu yang diberikan dalam UU MK sangat
terbatas, paling lambat 14 hari kerja untuk
Bawaslu Kabupaten Semarang
139
memutuskan perkara PHPU Pilpres, serta paling
lambat 30 hari kerja untuk memutuskan perkara
PHPU Pileg. Kurun waktu penyelesaian PHPU ini
merupakan bagian proses peradilan cepat (speedy
trial) yang diberikan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2013 tentang Mahkamah Konstitusi.
Tentunya hal ini untuk memberikan rasa keadilan
dan rasa kepuasan bagi peserta Pemilu Tahun
2019 agar segera mengetahui putusan yang
dikeluarkan oleh Majelis Hakim MK.
Selama proses peradilan di MK berlangsung,
baik Pemohon, Termohon, Pihak Terkait, dan
Pemberi Keterangan menyajikan data dan fakta
kepada yang mulia majelis hakim Konstitusi. Data
yang disajikan kemudia diuji dalam kerangka
mencari kebenaran materiilnya, bahkan
kebenaran formilnya juga akan diuji dan
disidangkan.
Tentunya para pihak telah mempunyai porsi
sendiri-sendiri. Pemohon harus mampu
menyajikan pokok permohonan yang sesuai
bukti, data serta fakta prinsip Burden of
Proof/Bewijslaast (yang mendalilkan yang
yang tercecer dari catatan pengawasan…
140
membuktikannya). Termohon hanya menjawab
apa yang dimohonkan oleh pemohon. Pihak
Terkait memberikan apa yang dialami dan yang
dilakukan. Sedangkan kami, Pihak Pemberi
Keterangan memiliki kewajiban untuk menyajikan
keterangan dari hasil pengawasan disetiap jenjang
di tahapan Pemilihan Umum Tahun 2019.
Berangkat dari hal itulah kesiapan para
pihak menjadi keharusan. Mempersiapkan segala
data dengan memperhatikan dan menyesuaikan
jadwal tahapan berperkara di Mahkamah
Konstitusi.
Awal yang disiapkan adalah masuknya
permohonan tercatat dalam BRPK (Buku Register
Perkara Konstitusi). Selanjutnya jadwal
persidangan akan diberitahukan kepada para
pihak oleh Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.
Mulai dari kurun waktu awal persidangan sampai
putusan, sebagaimana diatur di Pasal 78 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang
Mahkamah Konstitusi.
Bawaslu Kabupaten Semarang
141
Bahan Kesiapan ke MK
Jelas bukan tanpa syarat. Menuju ke
persidangan MK memerlukan beberapa syarat
yang harus dipenuhi. MK mensyaratkan kepada
para pihak yang mengajukan Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum dalam mengajukan pokok
permohonan disertai data dan fakta yang relevan
dengan yang dimohonkan. Hal ini akan
memberikan kepada Hakim Mahkamah Konstitusi
untuk menilai kualitas dan validitas data yang
dimohonkan dari pemohon.
Pemohon, Termohon, Pihak Terkait dan
Pemberi Keterangan menyiapkan segala
sesuatunya berkaitan data, fakta dan saksi
diajukan kepada majelis Hakim Mahkamah
Konstitusi. Data berupa jenis Formulir Model C
dan D merupakan mahkota dalam Pemilihan
Umum Tahun 2019.
Mengapa disebut mahkota?
Perjalanan liku-liku menuju persidangan di
Mahkamah Konstitusi penuh dinamika dan penuh
tiba-tiba yang tidak disiapkan sebelumnya.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
142
Persiapan yang optimal seringkali masih kurang
dengan kebutuhan yang diperlukan oleh Hakim
Mahkamah Konstitusi. Tidak hanya formulir jenis
C dan D menjadi dasar alat uji bagi Hakim
Mahkamah Konstitusi. Daya dukung data lainnya
sangat dibutuhkan selama proses persidangan di
Mahkamah Konstitusi.
Pemohon sebagai pihak yang
berkepentingan dalam kerangka mencari keadilan
hasil Pemilu, menyiapkan segala sesuatunya
dengan optimal. Segala hal ditempuh untuk
memenuhi kebutuhan yang dimohonkan. Semua
dasar alasan permohonan tentunya membawa
kelengkapan permohonan yang dimohonkan, guna
mendukung dalil-dalil permohonan yang komplit.
Karena nantinya Termohon akan memberikan
sanggahan atau respon atas permohonan
pemohon tentunya menjawab atas apa yang
dimohonkan dari pemohon.
Basisnya sama, yaitu Hasil Pemilihan
Umum Tahun 2019. Dari Hasil Perolehan Suara
Formulir Jenis C dan D, selain didukung oleh
keterangan Ahli atau keterangan Saksi, data
Bawaslu Kabupaten Semarang
143
dukung selain Formulir jenis C dan D disiapkan
oleh termohon.
Apa saja yang diperlukan di persidangan?
Tentu ini bukan hal mudah dalam konsolidasi
data. Perlu mengumpulkan data dari tingkat TPS
sampai muara data tingkat Nasional. Pemohon
mutlak mempersiapkan sekomplit komplitnya,
guna memastikan kepada Majelis Hakim
Mahkamah Konstitusi dalam gelar perkara
nantinya.
Pihak pemberi keterangan dalam hal ini
Bawaslu, dari Pusat sampai Daerah, sangat
dimungkinkan hadir dalam persidangan
Mahkamah Konstitusi. Namun, jika mendapat
restu dari Badan Pengawas Pemilihan Republik
Indonesia. Kehadirannya bertujuan membantu
memberikan keterangan. Tentunya yang disajikan
adalah hasil pengawasan selama proses Pemilu
berlangsung, lengkap dari semua tahapan
penyelenggaraan Pemilu.
Hasil pengawasan dalam Formulir Model A
serta data dari Pengawas Tempat Pemungutan
Suara (PTPS), dengan didukung Formulir jenis C
yang tercecer dari catatan pengawasan…
144
dan D yang diperoleh dari KPPS, menjadi bagian
terpenting dalam membuat keterangan tertulis
yang akan disampaikan di persidangan MK.
Bahan dasar data dan fakta lapangan dari
semua pihak Pemohon, Termohon, Pihak Terkait
dan Pemberi Keterangang adalah faktor utama
Mahkamah Konstitusi dapat melangsungkan
sidang. Tentunya prinsip obyektif dan independent
akan memenuhi rasa adil untuk semua para
pihak.
Khulasah
Beracara di persidangan Mahkamah
Konstitusi tertumpu pada para pihak dalam
menyajikan materi-materi yang disuguhkan.
Kebenaran material akan dicari selama proses
persidangan. Persidangan sebagai muara akhir
para pihak (peserta Pemilu Tahun 2019) mencari
keadilan hakiki dari hasil Pemilihan Umum Tahun
2019. Kita ketahui bahwa prinsip Probatio qui dicit
non qui negat (beban pembuktian ada pada
pemohon/penggugat) berlaku selama persidangan
berjalan, dalam hal ini pemeriksaan persidangan
Bawaslu Kabupaten Semarang
145
untuk PHPU Presiden dan Wakil Presiden tanggal
17-24 Juni 2019, sedangkan PHPU Legislatif
pemeriksaan persidangan tanggal 15-30 Juli
2019, tanggal-tanggal di atas merupakan tanggal
penting bagi para pihak dan hakim Mahkamah
Konstitusi. Tahapan ini adalah pembuktian
pemohon dan tanggapan termohon (KPU), Pihak
Terkait serta Bawaslu sebagai pemberi keterangan
tertulis. Semua materi akan diuji di persidangan
Mahkamah Konstitusi dalam kerangka mencari
kebenaran material.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
146
Bawaslu Kabupaten Semarang
147
POTRET PERJALANAN PEREMPUAN PENGAWAS
PEMILU
Ummi Nu’amah
Perjalanan Pengawas Pemilu sejak mulai
seleksi sampai purna tugas bukanlah perjalanan
yang mudah. Tantangan demi tantangan harus di
hadapi dan di lewati. Mulai sejak seleksi yang
ketat pada waktu pendaftaran, pelaksanaan tugas
pengawasan di seluruh tahapan pemilu, sampai
dengan evaluasi seluruh kegiatan tugas pengawas
pemilu. Perjalanan yang penuh liku itu
menjadikan pengawas pemilu harus siap menjadi
orang yang tangguh, sabar, bekerja keras, dan
bertanggungjawab terhadap apa yang di laluinya.
Begitu juga para perempuan pengawas pemilu.
Prosentase Perempuan Pengawas Pemilu masih di
bawah affirmasi kuota 30 %. Pandangan yang
subordinasi (merendahkan) terhadap kapasitas
yang tercecer dari catatan pengawasan…
148
perempuan dalam institusi politik, menempatkan
perempuan pada posisi tidak strategis di dalam
kepemimpinan jabatan politik, termasuk sebagai
penyelenggara Pemilu. Budaya patriarki
menjadikan perempuan sulit mengekspresikan
aspirasinya secara mandiri, sehingga kepentingan
politiknya tidak terakomodasi dalam kebijakan.
Kesan yang demikian tidak kemudian
menyurutkan para perempuan-perempuan
tangguh untuk ikut serta mensukseskan agenda
Negara Pemilihan Umum sebagai pengawas
pemilu.
Ada bebarapa langkah yang di hadapai para
perempuan pengawas pemilu antara lain; pertama,
mengikuti seleksi pengawas pemilu yang ketat
dari mulai seleksi administrasi, tes tertulis, tes
wawancara. Kedua; mengikuti pelantikan dan
bimbingan teknis menjadi Pengawas Pemilu ketika
sudah di nyatakan lolos dan menandatangani
Pakta Integris. Ketiga; menjalankan tugas
pengawasan di seluruh tahapan Pemilu. Keempat:
Evalusi terhadap kinerja pengawas di bawahnya.
Tugas yang tidak mudah karena gesekan terhadap
Bawaslu Kabupaten Semarang
149
kepentingan-kepentingan politik ini, tidak
menyurutkan para Perempuan ikut serta terlibat
langsung dalam kegiatan pengawasan pemilu.
Penulis merangkum beberapa aktivitas para
perempuan pengawas pemilu di mulai saat
mengikuti seleksi pengawas sampai ketikaa
menjalankan tugasnya, banyak informasi dan
ilmu yang dapat diserap dari perjalanannya
selama menjadi pengawas pemilu.
Seleksi Pengawas Kecamatan
Ummi adalah salah satu anggota
Panwascam terpilih dari 4 perempuan Pengawas
pemilu Kecamatan di Kabupaten Semarang. Ummi
mendapatkan informasi pendaftaran Pengawas
Pemilu Kecamatan dari seorang teman yang sama-
sama mengabdi di dunia pendidikan. Sebelumnya
dia pernah menjadi Panwascam di beberapa kali
kegiatan Pemilu dan pilkada. Informasi yang
cukup terbatas inipun tidak di sia-siakannya,
dengan membaca pengumuman perekrutan. Ada
banyak syarat yang harus di penuhi, dari mulai
syarat umur, pendidikan, termasuk ada syarat
yang tercecer dari catatan pengawasan…
150
yang agak memberatkan bagi saya yaitu memiliki
pengalaman di bidang kepemiluan. Maklum
pengalamannya di kepemiluan sangat sedikit,
hanya pernah menjadi Pemantau Pemilu, itupun
sudah cukup lama. Namun semangatnya tidak
kendor untuk tetap ikut mengikuti perekrutan
dengan menyiapkan syarat administrasi dan mulai
membaca Undang-undang Pemilu dan Pilkada,
karena Ummi yakin walaupun minim pengalaman
akan tetapi kalau mau belajar dengan membaca
Undang-Undang Pemilu dapat mengerjakan tes
tertulis.
Siap Hadapi Tes Tertulis dan Wawancara
Tes tertulis di laksanakan di Gedung
Wahana Loka, PP Paudni Jateng Jalan Diponegoro
25 Ungaran yang di ikuti 235 orang, kurang lebih
perbandingan yang mengikuti tes tertulis sekitar
80%:20%. Untuk menghadapi tes tertulis Ummi
mencoba semaksimal mungkin membaca dari
link-link berita yang ada di google sejarah
pengawasan pemilu, UU Pemilu dan membaca
artikel-artikel pemilu, berharap tes tertulis dapat
Bawaslu Kabupaten Semarang
151
lulus. Dia melihat di ruang tes yang di dominasi
laki-laki dan banyak yang sudah senior, Ummi
pun berfikir kemanakah para perempuan-
perempuan di Kab Semarang, mengapa sangat
minim perempuan yang mengikuti perekrutan
Pengawas Pemilu Kecamatan? Dan banyaknya
senior-senior yang mengikuti tes dia juga berfikir
apakah mereka-meraka ini yang nantinya akan di
terima menjadi Pengawas? Apalagi di syarat
pendaftaran ada point yang menyatakan memiliki
pengalaman di bidang kepemiluan? pertanyaan-
pertanyan itu hanya di simpannya dalam hati,
karena Ummi harus focus ke Ujian tertulis,
prinsipnya harus lolos menjadi Pengawas Pemilu.
Tepat pada tanggal sembilan belas
september tahun dua ribu tujuh belas jam 00.01,
pengumuman yang lulus ujian tertertulis calon
Pengawas Pemilu Kecamatan di blog Panwaskab
dan dikirimkan juga melalui media watshap.
Ummi mencoba membuka pesan lewat watshap
yang di kirim oleh staff Panwaskab Semarang
dengan hati dag-dig-dug, setelah layar bagian
surat keputusan terbuka, Ummi mencoba
yang tercecer dari catatan pengawasan…
152
membaca pelan-pelan dari masing-masing
Kecamatan yang tercantum di Surat tersebut.
Sampailah mata ini tertuju pada Kecamatannya
dan Alhamdulillaah namanya tercantum di data
surat Keputusan tersebut nomer urut empat dari
tujuh orang yang namanya tercantum. Dan yang
lebih membahagiakan lagi karena di Kecamatan
nya ada tiga perempuan yang juga lolos pada tes
tertulis. Pengumuman yang lulus tertertulis calon
Pengawas Pemilu Kecamatan sebanyak 137 calon
anggota Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan
(Panwascam) se Kabupaten Semarang. Riang
gembira pastinya karena akhirnya lulus tahapan
kedua setelah sebelumnya melewati tahapan
administrasi.
Di surat tersebut juga disampaikan
pengumuman tentang pelaksanaan tes
wawancara yang di jadualkan pada hari kamis
dan jum’at (21-22/9/2017). Kebetulan Calon
Panwascam dari Kecamatannya, jadual tes
wawancara Jam 20.00. Kemudian Ummi mencoba
komunikasi dengan calon-calon Panwascam yang
lain, kalau kita berangkat tes wawancaranya
Bawaslu Kabupaten Semarang
153
bersama-sama, mengingat jarak antara
Kecamatannya dengan tempat pelaksanaan tes
wawancara kurang lebih 30 km. Akhirnya Ummi
dan kawan-kawannya sepakat berangkat
bersama-sama naik mobil. Sampai di lolasi tes
wawancara, kami masih harus menunggu sekitar
satu jam karena calon Panwascam dari
Kecamatan lain tes wawancara belum selesai.
Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya Ummi
mendapatkan giliran untuk melaksanakan tes
wawancara. Ada tiga panelis yang merupakan
Panwaskab Semarang. Pertanyaan yang pertama
yang harus di jawab Ummi adalah apakah
saudara bisa naik Sepeda Motor? Ummi langsung
menjawab, “bisa”. Pertanyaan selanjutnya, Tugas
Pengawas pemilu itu bisa jadi dua puluh empat
jam, sampai tengah malam, apakah saudara
siap?, tanpa ragu Ummi menjawab, “siap” sambil
memberikan argument yang menguatkan
jawabanya. Apalagi selama ini Ummi adalah
kepala Sekolah yang tuntutan kerjanya juga
cukup tinggi. Pertanyaan selanjutnya terkait
dengan materi Kepemiluan, dan Ummi mencoba
yang tercecer dari catatan pengawasan…
154
menjawab dengan yakin, bahwa ketika menjadi
Pengawas Pemilu Ummi memiliki pemahaman
terhadap regulasi kepemiluan terutama UU 10
Tahun 2016 tentang pilkada dan UU 7 tahun
2017 tentang pemilu. Ummi berfikir bahwa
seorang pengawas Pemilu harus memiliki
kemampuan lebih didalam memahami peraturan
perundang-undangan Pemilu di bandingankan
dengan yang di awasi dalam hal ini adalah
Penyelenggara Pemilu dan Peserta Pemilu.
Dari hasil tes wawancara nantinya masing-
masing Kecamatan hanya di ambil tiga anggota
Panwascam. Ketika pelaksanaan tes wawancara
yang hadir ternyata banyak calon laki-laki, calon
perempuan sangatlah sedikit dan itupun banyak
anggota panwascam yang lama yang ikut
berkompetisi lagi untuk dapat masuk kembali
menjadi anggota Panwascam dan juga di dominasi
calon laki-laki. Pada seluruh tahapan seleksi
tersebut ada juga bahan pertimbangan lain yang
di gunakan untuk menyeleksi hingga ke tahapan
tes wawancara berlangsung yaitu adanya
tanggapan tertulis masyarakat terhadap figur
Bawaslu Kabupaten Semarang
155
calon anggota Panwascam. Setelah beberapa hari
pelaksanaan tes wawancara, tibalah saatnya
menunggu hasil pengumuman hasil tes
wawancara, dan akhirnya pada tanggal 09
Oktober 2017 hasilnya di umumkan lewat
internet. Informasi hasil tes wawancara ternyata
perempuan yang lulus seleksi menjadi anggota
Panwascam hanya empat orang dari lima puluh
tujuh orang, termasuk di dalamnya ada Ummi.
Perempuan tersebut adalah Fadhiyah Masykuroh
Panwascam Tengaran, Sarah Panwascam
Ambarawa, Istikharoh Panwascam Ungaran Barat
dan Ummi Nu’amah Panwascam Banyubiru. Saat
itu Ummi tercengang, mengapa sedikit sekali
perempuan yang dapat masuk menjadi anggota
Panwascam? Pemahaman saya peraturan di UU 7
tahun 2017 tentang Pemilu di sebutkan bahwa
kebijakan afirmatif kuota 30 persen keterwakilan
perempuan dalam penyelenggaraan Pemilu
khususnya Pengawas Pemilu ketika saat
pendaftaran. Akan tetapi antara kuota yang di
syaratkan dalam Pendaftaran Pengawas Pemilu
tidak sama dengan capaian pengawas pemilu
yang tercecer dari catatan pengawasan…
156
perempuan, karena penasaran mengapa pengawas
Kecamatan untuk perempuan tidak mencapai 30
%, maka pertuaran tersebut saya baca-baca lagi,
ternyata di pasal tersebut hanya menyampaikan
“mempertimbangkan 30 % kuota perempuan”.
Mencoba untuk mencari informasi mengapa
perempuan banyak yang belum mau terjun
sebagai penyelenggara pemilu? apa hambatannya?
menurut Dr, Hj Eti Nurhayati, MSi dalam
Bukunya Psikologi Perempuan dalam berbagai
Perspektif di katakan bahwa dalam perspektif
psikologi, ada dua teori yang terkenal dalam
memandang perempuan dan laki-laki, yaitu teori
Nature dan Nurture (Florence & Paludi. 1993).
Menurut teori Nature, perbedaan peran
perempuan dan laki-laki bersifat kodrati (nature).
Menurut teori ini, anatomi biologi perempuan
yang berbeda dengan laki-laki menjadi faktor
utama dalam penentuan peran sosial kedua jenis
kelamin ini. Laki-laki menjadi peran utama di
dalam masyarakat karena dianggap lebih
potensial, lebih kuat, dan lebih produktif. Organ
reproduksi dinilai membatasi ruang gerak
Bawaslu Kabupaten Semarang
157
perempuan, seperti saat mereka mengalami
kehamilan, kelahiran dan menyusui, sehingga
menimbul-kan perbedaan fungsi, perempuan
berperan di sektor domestik dan laki-laki berperan
di sektor publik. Sedangkan menurut teori
Nurture, perbedaan perempuan dan laki-laki tidak
ditentukan oleh faktor biologis, melainkan
dikonstruksi oleh masyarakat. Menurut teori ini,
banyak nilai bias gender terjadi dalam masyarakat
disebabkan oleh faktor biologis, meski
sesungguhnya tidak lain hanyalah produk budaya
masyarakat (sosio-kultural).
Pemilihan Ketua Panwascam
Setelah pelaksanaan Pelantikan anggota
Panwascam se-kab Semarang, tugas Panwascam
yang pertama adalah memilih ketua Panwascam.
Mereka bertiga berembug untuk memilih ketua
panwascam, dua orang terpilih dari panwascam
Banyubiru Su’aib Abdul Hamid dan Arif Rohman
bersepakat memilih Ummi sebagai menjadi Ketua
Panwascam Banyubiru pada agenda Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
158
Karena keputusan itu adalah hasil rapat pleno
dan mereka yakin Ummi dapat menjadi
Koordinator maka Ummi pun menjawab “siap”
untuk menjadi Ketua Panwascam Banyubiru.
Kerja di Panwascam sistemnya adalah kolektif
kolegial, ketua sifatnya hanya sebagai koordinator,
dan segala keputusan di putuskan lewat rapat
pleno. Pengalaman saya sebagai Kepala Sekolah
menjadikan saya yakin dapat memimpin
Panwascam di Kecamatan Banyubiru. Pengalaman
di bidang kepemiluan yang masih minim tidak
menjadikan Ummi minder. Keputusan Ummi siap
menjadi Ketua bukan lah keputusan yang mudah,
Ummi harus berkomunikasi dengan keluarga
terutama dengan suami karena harus siap
membagi waktu dengan keluarga. Dari Sembilan
belas Panwascam di Kab Semarang, Ketua
Panwascam yang perempuan hanyalah Ummi,
artinya perbandingannya 1:18.
Tugas pertama yang di jalankan oleh
Panwascam adalah merekrut Pengawas
Desa/Kelurahan dan saya pun bertekad
perempuan harus banyak yang terlibat menjadi
Bawaslu Kabupaten Semarang
159
penyelenggara Pemilu. Ada banyak kelebihan yang
di miliki perempuan yang dapat di jadikan modal
dasar menjadi penyelenggara pemilu khususnya
adalah Pengawas pemilu. Keberadaan Perempuan
di pengawas pemilu merupakan duta keterwakilan
perempuan dalam demokrasi yang memiliki tugas
tidak hanya bagaimana mengawasi Pemilu yang
jujur, adil, berintegritas dan bermartabat,
mencegah pelanggaran Pemilu dan tegas
menegakkan hukum dan keadilan Pemilu,
Pengawas perempuan juga memiliki tugas
bagaimana menyuarakan dan menyerukan
kesetaraan dan keadilan gender dalam
berdemokrasi. Perempuan Pengawas Perempuan
adalah duta keterwakilan perempuan dalam
demokrasi. Adanya perbaikan regulasi adanya
perhatian terhadap affirmasi 30% kuota
Perempuan untuk pengawas tingkat Kecamatan,
Desa/Kelurahan dan Pengawas TPS akan
terpenuhi dan secara Kualitatif perempuan akan
lebih bisa, siap dan mampu mengawal dan
mengawasi Pemilu yang akan datang. Akan tetapi
masih minimnya perempuan yang menjadi
yang tercecer dari catatan pengawasan…
160
pengawas pemilu, bukan berarti perempuan
hanya di jadikan “pupuk bawang” artinya hanya
sebagai pelangkap saja dalam kegiatan pengawas
pemilu 2019. Ada banyak tugas dan prestasi yang
justru pengawas perempuan berani berada di
garda depan ketika melaksanakan tugas
pengawasan pemilu.
Tahapan Pencermatan DPT
Daftar Pemilih Tetap (DPT) sering menjadi
persoalan dalam pelaksanaan pemilu. DPT kerap
juga menuai sorotan dari berbagai pihak.
Penyusunan Daftar Pemilih Pemilu 2019 dimulai
dengan menetapkan DPT Pilkada menjadi DPS.
Hal-hal yang menjadi kerawanan dalan
penyusunan Daftar Pemilih adalah sebagai
berikut, masih terdapat pemilih ganda, pemilih
belum terdaftar dalam daftar pemilih, pemilih
yang meninggal dunia, pemilih yang beralih status
TNI/Polri, Pemilih pindah domisili, Data Invalid,
penduduk yang sudah memenuhi syarat sebagai
pemilih tetapi belum mempunyai KTP El,
ketidakakuratan data kependudukan yang
Bawaslu Kabupaten Semarang
161
mengakibatkan Data Potensial Penduduk Pemilih
Pemilu (DP4) yang diterima KPU dari Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri) menjadi bermasalah.
Fokus kegiatan pengawasan yang di lakukan oleh
Pengawas Pemilu adalah Pemutahiran Data dan
Daftar Pemilih yang ada pada Daftar Pemilih yang
telah diterbitkan KPU. Pengawasan Penyusunan
Daftar Pemilih dilakukan terhadap data warga
yang tidak dikenal, meninggal, menjadi anggota
TNI, menjadi anggota Polri, bukan penduduk
setempat, data ganda, pemilih hilang ingatan,
pemilih di bawah umur, pemilih pindah domisili.
Pengawasan verifikasi factual DPT di
lakukan juga oleh Pengawas Perempuan dari
mulai Panwascam sampai Pengawas
Desa/Kelurahan. Pengawas Desa/Kelurahan yang
berjumlah tiga puluh lima (35) orang dan
Panwascam yang berjumlah empat (4) orang,
bersama-sama menjalankan tugas pengawasan
terhadap daftar pemilih sementara dan daftar
pemilih tetap. Angka DPT di teliti dan di cocokkan
dengan kondisi riil di lapangan. Angka adalah
penentu, tidak boleh ada yang tertinggal ataupun
yang tercecer dari catatan pengawasan…
162
bertambah. Ketelitian kejelian dan kesabaran di
dalam mencocokkan data sangat di perlukan, dan
perempuan pengawas pemilu hadir untuk
mencermati data tersebut. Data yang begitu rumit
dan cukup banyak di teliti satu persatu jangan
sampai ada yang tertinggal ataupun bertambah.
Di Kab Semarang Setidaknya ada sekitar 168
pemilih pada DPT Pemilihan Umum (Pemilu)
Tahun 2019 yang ganda identik. Temuan tersebut
itu diperolehnya dari hasil analisis serta
pencermatan tim Bawaslu Kabupaten Semarang
bersama Panitia Pengawas Pemilu Tingkat
Kecamatan (Panwascam). Dari hasil temuan
tersebut, selanjutnya akan menjadi bahan
rekomendasi kepada Komisi Pemilihan Umum
(KPU) Kabupaten Semarang. Selain adanya 168
DPT Ganda Identik, juga di temukan sekitar 787
DPT Potensi Invalid. DPT Ganda Identik yang
dimaksud itu adalah terdapat kesamaan nama,
Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan tanggal
lahir. Kemudian potensi data invalid yakni
meliputi Nomor Kartu Keluarga (NKK), nama, serta
NIK yang sama. Selain kegandaan, langkah yang
Bawaslu Kabupaten Semarang
163
dilakukan Pengawas pemilu adalah mencermati
pemilih yang tidak memenuhi syarat lainnya. Para
pengawas Pemilu Perempuan juga turut serta
mengawasi verifikasi factual di seluruh tingkatan
di wilayah Kabupaten Semarang, sebagai langkah
verifikasi faktual berjalan berdasar data yang
sesuai di lapangan.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
164
Pengawasan DPS di Desa Jetis Bandungan
Pengawasan DPS ataupun DPT di lakukan
semua Pengawas Pemilu, tidak ada pembedaan
laki-laki dan perempuan. Salah satunya
Perempuan Pengawas Desa Jetis Kecamatan
Bandungan yang bernama Anik Khoidatul Farida
yang melaksanakan tugas pengawasan Rapat
Pleno Terbuka DPTHP-1 tingkat PPS Pada jam
10.00 s/d 11.00 WIB, tepatnya hari kamis tanggal
08 November tahun 2018 yang bertempat di Balai
Desa Jetis Kecamatan Bandungan, Kabupaten
Semarang dalam pemilihan Umum Tahun 2019.
Dari kegiatan pleno penetapan DPTHP-1, Anik
mengikuti seluruh kegiatan dari awal sampai
selesai, kegiatannya antara lain; Pembukaan,
Sambutan Kades Jetis, Sambutan Ketau PPS Jetis,
Pembacaan BA oleh Ketua PPS dan dilanjutkan
panandatangan BA dan Penyerahan BA kepada
PPDK, Penutup . Hasil dari komunikasi yang baik
dan pengawasan yang serius, acara berjalan
aman, dengan tertib dan lancar Pelaksanaan
tersebut yang berdasarkan Surat Edaran (SE)
Ketua Komisi Pemilihan Umum Republki Indonesia
Bawaslu Kabupaten Semarang
165
Nomor: 1099/PL.01.2-SD/01/KPU/IX/2018
tanggal 20 September 2018 prihal Penyempurnaan
DPTHP-1 atas rekomendasi Bawaslu dalam hal ini
adalah Pengawas Desa Jetis dan masukan Partai
Politik Peserta Pemilu pada saat Rapat Pleno
Terbuka daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan
(DPTHP-1), Panitian Pemungutan Suara (PPS) di
Desa Jetis telah melaksanakan: Perekapan Daftar
Pemilih Hasil Perbaaikan (DPTHP-1) dengan jumlah
pemilih yang ada di wilayah Jetis, sedangkan
pemilih baru sebanyak 19 pemilih dengan rincian
pemilih laki-laki berjumlah 7 pemilih dan
perempuan yang berjumlah 12 pemilih, sedangkan
pemilih yang tidak memenuhisarat (TMS) 10 pemilih
dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah 5 pemilih
dan perempuan 5 pemilih, untuk perbaikan data
pemilih sebanyak 1 pemilih dengan rincian pemilih
laki-laki 1 orang dan pemilih perempuan berjumlah
0 orang, yang tersebar di 15 TPS.
Tahapan Kampanye Pemilu
Tahapan Kampanye adalah tahapan Pemilu
2019 yang cukup panjang, kurang lebih tujuh
yang tercecer dari catatan pengawasan…
166
bulan pelaksanaannya, di mulai tanggal 23
September 2018 sampai dengan 13 April 2019. Di
lihat dari metode kampanye, terbagi atas;
Kampanye tatap muka, pertemuan terbatas,
kampanye dengan penyebaran bahan kampanye,
pemasangan alat peraga kampanye, kampanye di
media social, media elektronik dan kampanye
yang di perbolehkan mulai tanggal 24 Maret -13
April 2019, yaitu kampanye terbuka. Kampanye
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden ada 8
kegiatan kampanye dengan rincian 3 kampanye
tatap muka, 2 kampanye pertemuan terbatas, 1
kampanye dalam bentuk lain, dan 2 kampanye
rapat umum. Kampanye Pemilihan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Semarang ada 393 kegiatan kampanye
dengan rincian 276 kampanye tatap muka, 32
kampanye pertemuan terbatas, 85 kampanye
dalam bentuk lain
Pengawasan tahapan kampanye adalah
tanggungjawab bersama seluruh Pengawas pemilu
di seluruh tingkatan, tidak memandang laki-laki
ataupun perempuan. Kegiatan kampanye yang
Bawaslu Kabupaten Semarang
167
tidak mengenal waktu ini menjadi tantangan yang
harus di taklukkan oleh para Pengawas pemilu
termasuk kaum hawa yang siap sedia
mendedikasikan diri sebagai pengawas pemilu.
Pada tahapan tersebut banyak kiprah pengawas
perempuan di setiap tingkatan yang sudah di
torehkan dalam sejarah pengawasan.
Perempuan Awasi Kampanye Caleg Perempuan
Pada saat kampanye tatap muka, di
Kecamatan Tengaran, pada saat Pengawasan
kampanye tatap muka Caleg DPR RI Partai
Berkarya Annisa Tri Hapsari, pada saat itu
Bawaslu Kab Semarang mendapatkan informasi
bahwa akan ada Kampanye DPR RI di tengaran,
kemudian informasi ini di teruskan ke Panwascam
Tengaran. Sesuai aturan kampanye bahwa
pelaksanaan kampanye tatap muka, pertemuan
terbatas dan penyebaran bahan kampanye harus
menggunakan Surat Tanda Terima Pemberitahuan
dari Kepolisian. Pada saat itu tim Pelaksana
Kampanye ternyata belum memiliki STTP, yang
kemudian selaku Pengawas Perempuan Kecamatan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
168
Tengaran dengan tegas mengatakan kepada Caleg
tersebut juga kepada pelaksana kampanye bahwa
pelaksanaan kampanye tatap muka belum bisa di
lakukan Karena STTP nya belum ada. Ketegasan
dan keberanian Panwascam Perempuan itu
membuat caleg Annisa Tri hapsari tidak berani
turun dari mobil, padahal Panwascam
memperbolehkannya bertemu dengan peserta
namun tidak di perbolehkan untuk kampanye.
Akhirnya 30 menit kemudian ketika STTP nya
sudah di dapatkan Aniisa baru berani turun dari
mobil dan di lanjutkan dengan kampanye.
Ketegasan Pengawas perempuan tersebut
memberikan efek yang baik, sehingga ketika Caleg
mengadakan Kampanye sesuai dengan aturan
yang ada.
Pengawas Perempuan temukan dugaan
Pelanggaran Kampanye
Pada pengawasan aktif yang lain yaitu
temuan berasal dari Perempuan Pengawas Pemilu
Kelurahan Genuk pada saat melakukan
Bawaslu Kabupaten Semarang
169
pengawasan aktif pada kegiatan sadranan warga
RW 03 Genuk Barat Kelurahan Genuk Kabupaten
Semarang pada hari Jumat tanggal 05 April 2019
sekitar pukul 09.00 dimakam Kyai Sono, yang
dihadiri oleh masyarakat Genuk sekitar 200 orang,
dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh calon
anggota DPR yang bernama Ahsin Makruf (Caleg
DPR RI Jateng 1 Partai PAN). Dalam acara
sadranan tersebut M. Robin yang merupakan Ketua
RW 03 sekaligus juga sebagai Ketua KPPS 10
Genuk Barat menyampaikan sambutan, dalam
sambutannya memperkenalkan calon anggota DPR
RI Dapil Jateng 1 Partai PAN Nomor Urut 3 dengan
menyampaikan kalimat “terutama jalan sebelah
utara meniko bobrok sanget rencananipun badhe
dipun sagahi kaliyan anggota legislatif kabupaten,
ting mriki kulo sebutaken piyantun kalih setunggal
pak Zainudin meniko calon anggota legislatif
kabupaten kaliyan mas Ari Widodo, meniko
ingkang nyanggupi mbangunaken dalan wonten
ing RW meniko sebelah utara. Namung kito mboten
saget kesupen sinten mawon ingkang sampun
nanem jasa contonipun Bpk. Mas’ud meniko
yang tercecer dari catatan pengawasan…
170
sampun katah sanget angginipun.....sampun katah
sanget”. Juga menyampaikan kalimat “Kulo nggih
matur nuwun sanget dateng pak haji Ahsin Makruf
ingkang sampun rawuh, awit rumiyen menawi
sadran meniko nggih sampun rawuh, meniko
nyuwun dongo pangestu panjenengan mugo-mugo
pak Ahsin angginipun gadah cita-cita sageto
disembadani deneng Allah”. Sehingga atas
peristiwa tersebut kemudian dijadikan sebagai
Temuan oleh Anggota Panwaslu Kelurahan Genuk
yaitu RR. Hartini Retno L sebagai Penemu.
Keberanian Ririn panggilan akrab dari RR Hartini
dalam mengambil keputusan di jadikan temuan
dugaan pelanggaran bukanlah hal yang mudah,
karena kejadian tersebut ada di wilyahnya dan
berhadapan langsung dengan tetangganya.
Berdasarkan hasil analisis kemudian di ambil
kesimpulan bahwa tindakan M. Robin di acara
sadranan pada hari Jumat tanggal 05 April 2019
sekitar pukul 09.00 dimakam Kyai Sono Genuk
Barat Kelurahan Genuk Kabupaten Semarang
bertentangan dengan ketentuan sebagaimana
diatur dalam Pasal 8 huruf a Peraturan Dewan
Bawaslu Kabupaten Semarang
171
Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara
Pemilihan Umum.
Begitu juga pada pengawasan kampanye
yang lain, peran serta perempuan pengawas
pemilu luar biasa, dua puluh empat jam adalah
waktunya, naik turun gunung di taklukkannya,
para pemain politik di hadapinya. Seluruh metode
kampanye yang di gunakan para oleh peserta
pemilu tidak luput dari pengawasannya, selalu
ada informasi yang di dapatkan dari kegiatan-
kegiatan kampanye yang di bungkus dalam
kegiatan pertemuan, baik pertemuan RT,
pertemuan dusun, pertemuan PKK dan kegiatan
majlis ta’lim juga pertemuan-pertemuan yang lain
termasuk adanya kegiatan tatp muka di tempat-
tempat umum. Peserta pemilu yang tidak
mengantongi STTP dalam melaksanakan
kampanye, para pengawas perempuan ini berani
menggagalkan.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
172
Seni Menertibkan APK (Alat Peraga kampanye)
Melanggar
Pada saat kegiatan penertiban APK yang
melanggar, dilaksnakan serempak se-Kabupaten
Semarang, baik oleh Bawaslu, panwascam
maupun Pengawas Pemilu Desa. Ummi yang
merupakan salah satu komisioner Bawaslu Kab
Semarang mendapatkan tugas penertiban di
sepanjang jalan dari mulai Bawen- Jambu.
Kegiatan ini di mulai dengan apel bersma antara
Bawaslu, Satpol PP, Dinas Perhubungan,
Kepolisian dan KPU di halaman Rumah dinas
Bupati Kab Semarang. Setelah apel selesai,
masing-masing kelompok menuju lokasi
penertiban yang di bagi menjadi tiga kelompok,
antara lain Ungaran- Bawen, Bawen jambu,
Bawen Tengaran, masing-masing kelompok ada
perwakilan dari instansi. Sedangkan wilayah
kecamatan yang tidak di lewati jalan protocol
menjadi tugas Panwascam dan Pengawas Pemilu
Desa yang di bantu oleh Trantib masing-masing
Kecamatan. Pada saat penertiban APK, dari mulai
Bawen, berjalan sesuai rencana, banyak sekali
Bawaslu Kabupaten Semarang
173
APK yang melanggar karena pemasangan APK
melanggar Peraturan Bupati. Dalam menertibkan
APK, acapkali terjadi perdebatan dengan pihak
lain. Ini terjadi ada saat penertiban salah satu
baliho yang cukup besar dari peserta Pemilu.
Pemasangan baliho memang berada di depan
rumah salah satu kader partai, akan tetapi
ternyata depan rumah tersebut masih bagian dari
batas TMJ. Pemilik rumah menyatakan bahwa
pemasangan baliho sudah benar karena berada di
depan rumahnya, dan dia sudah mengijinkan,
Ummi menjelaskan bahwa depan rumah yang di
pasangi baliho masih masuk dalam batas TMJ,
tidak hanya itu, kalau misalnya baliho terkena
angin, baliho bisa ambruk dan membahayakan
pejalan yang lewat. Akhirnya dengan musyawarah
dan memberikan penjelasan di sepakati baliho di
geser ke tempat yang tidak melanggar dan lebih
aman.
Pengalaman lain yang di hadapi Ummi saat
penertiban APK adalah saat menertibkan bendera
yang ukurannya melebihi aturan dan di pasang di
pohon di pinggir jalan. Saat akan di tertibkan,
yang tercecer dari catatan pengawasan…
174
tiba-tiba ada orang yang datang dan marah-
marah, benderanya tidak boleh di tertibkan, dia
bilang bahwa nantinya akan di laporkan kepada
atasannya, bahwa dia tidak mendapatkan
instruksi dari atasnnya untuk menertibkan
bendera tersebut. Saat itu adu mulutpun terjadi
antara petugas yang akan menertibkan dengan
orang tersebut. Kemudian Ummi menyampaikan
bahwa surat penertiban APK melanggar sudah di
sampaikan ke masing-masing parpol peserta
pemilu. Akhirnya hasil dari rembugan di sepakati
bahwa bendera yang melanggar di tempat tersebut
untuk di tertibkan sendiri oleh partai tersebut,
pada saat itu juga.
Masih pada tahapan kampanye, peran
perempuan pengawas pemilu di Kabupaten
Semarang luar biasa. Banyak pengawas
perempuan dan juga staff perempuan yang
dengan berani dan melampaui kebiasaan
perempuan, tanpa manja ikut serta menurunkan
Alat Peraga Kampanye yang melanggar aturan
bersama dengan petugas Satpol PP. Tidak hanya
keberanian dalam menurunkan APK, Perempuan
Bawaslu Kabupaten Semarang
175
Pengawas Pemilu juga berani menghadapi dan
beragumentasi dengan peserta pemilu dan timnya
yang marah ketika alat peraga kampanye di
tertibkan. Dengan kelembutannya para
perempuan ini menjelaskan kepada tim ataupun
pelaksana kampanye, menjelaskan bahwa APK
yang di pasang melanggar UU dan Peraturan
Bupati, tanpa harus menggunakan kalimat-
kalimat yang kasar. Perempuan –perempuan
pemberani ini tidak hanya perempuan yang
tercatat sebagai pengawas pemilu, para staff
perempuan juga turut serta ikut bertugas
menertibkan APK yang melanggar. Sebelum di
adakan penertiban APK sebenarnya Bawaslu
sudah memberikan surat kepada Peserta Pemilu
untuk menertibkan APK nya yang melanggar,
akan tetapi tidak ada peserta pemilu yang
menertibkan APKnya sendiri. Hal ini juga di
akibatkan juga karena lemahnya regulasi terkait
dengan sanksi pelanggaran APK, sehingga APK
yang melanggar luar biasa banyak. Banyaknya
APK yang melanggar ini, menjadikan pengawas
pemilu harus dengan sigap menertibkan. Karena
yang tercecer dari catatan pengawasan…
176
banyaknya APK yang harus di tertibkan
membutuhkan waktu yang cukup banyak, dari
mulai pagi-sampai sore hari bahkan bisa jadi
sampai malam hari. Rasa letih, peluh di pipi,
cuaca yang panas, termasuk ketika di dalam truk
harus bergumul dengan APK yang ditertibkan
tidak di rasa oleh para perempuan pengawas
pemilu untuk melaksanakan tugas demi tegaknya
UU Pemilu.
Tahapan Pemungutan dan Pengitungan Suara
Tahapan Pemungutan dan penghitungan
suara merupakan puncak dari seluruh tahapan
pelaksanaan Pemilu. Banyak cerita yang bisa di
sampaikan ke masyarakat apa yang sudah di
lakukan oleh para Perempuan Pengawas Pemilu di
segala tingkat di Kab Semarang, dari mulai
Bawaslu Kab Semarang, Panwascam, Panwas
Desa/Kelurahan juga Pengawas TPS. Pemungutan
dan Penghitungan Suara adalah Mahkota dari
pelaksanaan Pemilu, puncak dari proses
Demokrasi, sehingga semua elemen masyarakat
terlibat, termasuk yang paling bayak terlibat
Bawaslu Kabupaten Semarang
177
adalah penyelenggara Pemilu yang di dalamnya
ada Pengawas Pemilu.
Perempuan Pengawas TPS di Kab Semarang
mencapai 782 orang dari 3182 Pengawas TPS.
Para Perempuan Pengawas TPS mengetahui
bahwa tugasnya dalam pemungutan dan
penghitungan suara bukanlah tugas yang ringan.
Selain harus siap bekerja dengan masa dua puluh
tiga hari sebelum pelaksanaan Pemilu dan tujuh
hari setelah pelaksanaan Pemilu, mereka harus
siap dengan mental yang cukup kuat menghadapi
kerasnya tekanan saat pengawasan dan ketelitian
serta kesabaran dalam melaksanakan tugas
pengawasan. Pada saat masa tenang, Pengawas
TPS harus mengawasi distribusi lembar C6 sudah
terdistribusi semua atau belum, selanjutnya
pengawasan terhadap kesiapan logistic dan
Tempat Pemungutan Suara sudah sesuai dengan
regulasi atau belum, dan yang tak kalah penting
adalah pengawasan terhadap perihal yang
merusak demokrasi yakni adanya politik uang,
penyebaran berita hoax ataupun perihal yang
lainnya, dan pengawasan ini bisa jadi sampai
yang tercecer dari catatan pengawasan…
178
dinihari. Pada pagi harinya sebelum jam 06.30
harus sudah siap di TPS, dan sebelumnya para
perempuan hebat ini harus menyiapkan
kebutuhan domestic rumah tangganya dari mulai
memasak, mencuci, membersihkan rumah.
Kegiatan tersebut di Indonesia masih di anggap
bahwa kegiatan tersebut adalah tugas perempuan.
Selanjutnya mereka melaksanakan pengawasan
pungut hitung dari mulai pagi hari sampai
dinihari bahkan sampai subuh. Kemudian
Pengawas Desa/Kelurahan melakukan supervisi
ke Pengawas TPS dan standby di balai desa kalau
ada perihal yang harus segera di selesaikan
ataupun di laporkan ke Panwascam. Sedangkan
Pengawas Kecamatan dan staff harus selalu
standby dari mulai pungut hitung sampai logistic
kembali lagi ke PPK. Para perempuan kuat ini
pantang pulang sebelum tugas selesai, hampir
semua Panwascam dan staff perempuan harus
standby di kantor meninggalkan sementara
keluarganya demi tugas negara.
Bawaslu Kabupaten Semarang
179
Berhari-hari Pengawas dan Staff Perempuan
pun tidur di kantor
Selama penulis melaksanakan supervisi
kesekretariat Panwascam, pada saat dini hari baik
Panwscam Perempuan ataupun staff perempuan
masih standby di kantor. Begitu juga staff
Perempuan Bawaslu, mereka berhari-hari sudah
tidur di kantor, pulang sebentar untuk
menggunakan hak suaranya, lalu kembali lagi ke
kantor. Mereka berada di kantor sudah sejak
sehari sebelumnya, di mulai dari pengawasan
pada saat masa tenang, distribusi logistic,
pengawasan pada saat pungut hitung yang
pelaksanaannya sampai dini hari bahkan sampai
pagi harinya dan pengawasan pengembalian
logistic ke PPK. Kegiatan tersebut berurutan
waktunya bahkan nyaris tidak bisa beristirahat,
apalagi para perempuan pengawas perempuan ini
masih harus menyiapkan kebutuhan domestik
rumah tangganya sebelum di tinggal
melaksanakan tugas pengawasan.
Perjuangan para perempuan Pengawas
Pemilu tidak berhenti di situ, pada saat
yang tercecer dari catatan pengawasan…
180
pengawasan pada pungut hitung benar-benar
harus jeli, teliti, telaten dan tegas ketika melihat
ada dugaan pelanggaran baik yang di lakukan
oleh penyelenggara pemilu ataupun peserta
pemilu. Ketelitian dalam pengawasan terhadap
para pengguna hak pilih baik DPT, DPTb dan
DPK, tidak boleh ada yang terlewat. Pengawasan
terhadap proses Pemungutan suara juga
pengawasan ketika pelaksanakan penghitungan
suara yang rentan terhadap adanya manipulasi
suara. Serta pengawasan terhadap pengisian
administrasi C1dan form yang lainnya yang rentan
salah karena banyaknya petugas KPPS yang
belum memahami betul cara pengisian form-form
tersebut dan banyaknya administrasi yang harus
di isi.
Kisah Pengawasan Pelaksanaan Pemungutan
dan Penghitungan Suara
Rezki Wulan S, adalah salah satu
Perempuan Pengawas TPS yang bertugas di TPS 17
Desa Karangjati Kecamatan Bergas kabupaten
Semarang. Pagi-pagi sekali dia sudah berada di
Bawaslu Kabupaten Semarang
181
TPS 17 untuk menjalankan tugas sebagai
Penagwas TPS, sebelum pelaksanaan pemungutan
suara di mulai da memastikan bahwa TPS 17 siap
melaksanakan Pemungutan dan Penghitungan
suara, mulai dari mengecek DPT terpasang atau
belum, logistik aman dan lengkap, petugas KPPS
sudah lengkap apa belum termasuk juga sudah
ada saksi atau belum, juga di pastikan sudah ada
sebagaian pemilih yang hadir. Setelah dia
mengecek semuanya lengkap, jam 07.00 dia
mempersilahkan kepada ketua KPPS untuk
memimpin pembukaan pemungutan suara. Pada
saat Rezki mengawasi kegiatan Pemungutan
suara, dia melihat ada saksi yang menggunakan
Kemeja yang beridentitas salah satu partai.
Akhirnya Rezki meminta kepada petugas KPPS
untuk saksi yang menggunakan baju dengan
atribut partai untuk terlebih dahulu mengganti
bajunya, baru di perbolehkan untuk memasuki
TPS. Karena pengunaan atribut yang memuat
Unsur atau nomor urut Pasangan calon/Partai
Politik/DPD, tidak boleh ada pada saat
Pemungutan Suara. Banyak yang harus di awasi
yang tercecer dari catatan pengawasan…
182
oleh Pengawas TPs pada saat pemungutan dan
penghitungan suara, begitu juga yang di lakukan
oleh Perempuan-perempuan Pengawas TPS, tidak
hanya Rezki, Fitri Yunitasari yang bertugas di TPS
004 Desa Ngempon, selain mengawasi sepeerti apa
yang sudah di lakukan oleh Rezki, dia juga
mengawasi, adakah surat suara tertukar, adakah
mobilisasi pemilih (pemilih di gerakkan bersamaan
oleh tim sukses) untuk menggunakan hak pilihnya
di TPS, pemilhaan pemilih yang masuk dalam DPT,
DPT-B ataupun pemilih yang tidak masuk di DPT,
DPT-B, akan tetapi memilki KTP Desa setempat
yang kemudian di kategorikan masuk dalam Daftar
Pemilih Khusus (DPK). Seperti yang di alami oleh
Siti Sundari Pengawas TPS 02 Desa Kemambang
Banyubiru, saat dia mengawasi data Pemilih, ada
Pemilih yang tidak masuk dalam kategori DPT dan
DPT-B, namun dia memiliki KTP-el Desa setempat,
sehingga pemilih ini memiliki hak menjadi pemilih
yang masuk dalam kategori Daftar pemilih
Khusus. Dinamika dan permasalahan tahapan
dan sub tahapan pemungutan, penghitungan
suara Pemilu Tahun 2019 di Kabupaten Semarang
Bawaslu Kabupaten Semarang
183
. Pertama, Tempat Pemungutan Suara yang
kurang layak, dimana TPS bocor ketika terjadi
hujan akan tetapai telah diberikan saran kepada
KPPS untuk memindahkan TPS tersebut. Kedua,
Masih adanya KPPS yang belum mengetahui
perbedaan antara Daftar Pemilih Tambahan
(DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK). Ketiga,
Kekurangan Surat Suara di Tempat Pemungutan
Suara. Keempat, Salinan C1 tidak ditandatangani
basah oleh KPPS. Kelima, Pengawas Tempat
Pemungutan Suara (TPS) yang tidak diberikan
salinan C1. Ketujuh, DA 1 tidak ditandatangani
oleh PPK.
Fitri adalah salah satu Pengawas TPS di
Desa Tegaron, Kecamatan Banyubiru, dia pertama
kali menjadi Pengawas TPS. Belum memiliki
pengalaman tidak menghambatnya untuk ikut
serta dalam mensukseskan Pengawasan Pemilu.
Sudah sedikit bekal dari hasil pembekalan
Panwascam untuk menjalankan tugas sebagai
Pengawas TPS pada Pemilu 2019. Secara tekhnis
pengawas TPS sudah menerima buku saku
Pengawas TPS, untuk di jadikan dasar dan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
184
pegangan ketika melaksanakan tugas. Mulai dari
tugas, wewenang, hak dan kewajiban pengawas
TPS sampai dengan teknis pengawasan
pemungutan dan penghitungan suara. Akan tetapi
kalau sudah di tataran lapangan yang tidak
tertuang di dalam buku saku, sudah mendapatkan
penjelasan ketika mendapatkan pembekalan, akan
tetapi semua itu tidak cukup, apalagi jika ada
pertanyaan dari Ketua KPPS atau para
anggotanya, juga para saksi. Sebagai seorang
pengawas perempuan dia harus siap dengan
segala resiko, mulai dari harus berangkat pagi dan
sebelumnya harus sudah menyiapkan urusan
domestic di rumahnya, mengecek kelengkapan
semuanya, termasuk memastikan kegiatan
berjalan dengan lancar dari awal upacara
pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya
dan pembacaan sumpah janji anggota KPPS.
Sebelum hari H, dia harus mengawasi distribusi
kotak suara tiba di kelurahan, ikut mengantar
pendistribusian sampai ke TPS dan juga turut serta
mengawasi pembuatan TPS hingga malam hari,
apakah TPS sudah sesuai aturan atau belum. Dia
Bawaslu Kabupaten Semarang
185
memiliki prinsip bahwa pengawas TPS harus tegas
dan mantap ketika menjawab pertanyaan-
pertanyaan terkait teknis pelaksanaan
pemungutan suara di TPS. Fitri sangat bersyukur,
pada saat hari H kegiatan Pemungutan suara
berlangsung lancar dan tidak ada pertanyaan-
pertanyaan yang susah untuk di jawab.
Tugas menjadi pengawas TPS harus benar-
benar awas dan mata selalu siap melihat
sekeliling, sampai mata sangat pedas dan capek.
Mulai dari melihat dan mengawasi proses
pemungutan suara sudah sesuai prosedur atau
tidak. Dia juga Saya sempat melihat adanya
kesulitan pemilih yang sudah sepuh ketika
melipat kembali kertas suara. Bisa jadi karena
kertas suaranya yang terlalu besar dan bilik
suaranya yang terlalu kecil. Mengawasi saat
penghitungan surat suara yang di tuangkan di
kertas plano, Form C1 sampai dengan memotret
plano-plano seukuran kertas Koran, badan,
punggung, tangan sangat pegal karena harus
bongkar pasang plano yang harus di potret. Malik
juga harus menunggu pengiasian Form C1 yang
yang tercecer dari catatan pengawasan…
186
juga harus di tandatangani oleh KPPS dan Saksi
yang hadir. Aktifitas yang cukup padat tidak
terasa ternyata sudah menunjukkan pukul 09.00,
pada hari berikutnya. Mata yang sudah tidak mau
diajak kompromi hingga tak terasa teklak-tekluk
menahan kantuk, walaupun sampai mengantuk,
fitri tetap dapat menyelesaiakn tugasnya sampai
semuanya selesai. Selanjutnya, seluruh data tadi
harus di kirim manual atauapun online lewat
aplikasi Siwaslu, padahal wilayah tugas dari Fitri
di daerah pegunungan yang mana signal kadang
muncul kadang hilang. Setelah semua dokumen
siap untuk di kirim ke kelurahan, dia dan Ketua
KPPS beserta beberapa anggota KPPS dan Linmas
ikut mengawal kembali kotak suara ke kelurahan.
Terlihat wajah-wajah lelah semua yang terlibat
saat itu: dari para anggota KPPS, para saksi,
pengawas dan anggota Linmas. Demi
mensukseskan Pemilu Serentak 2019, demi
mengamankan suara-suara rakyat Indonesia, dia
bekerja dengan penuh semangat. Walaupun
keluarga di tinggalkannya demui menjalankan
tugas, rasa lelah tak di hiraukan lagi, yang ada
Bawaslu Kabupaten Semarang
187
adalah bagaimana dirinya dapat berkonstribusi
untuk negara dan bangsa Indonesia.
Tahapan Rekapitulasi Suara
Tahapan rekapitulasi penghitungan
perolehan suara merupakan tahapan lanjutan dari
tahapan pemungutan dan penghitungan suara di
TPS. Tahapan rekapitulasi ini di lakukan
berjenjang, dari mulai tingkat Kecamatan,
Kabupaten/Kota, Provinsi kemudian rekapitulasi
Nasional. Dari kegiatan rekapitulasi inilah, hasil
akhir dari perolehan masing-masing calon
presiden dan wakil presiden, calon anggota DPD,
DPR RI, DPR Propinsi dan DPR Kab/Kota akan
diketahui dan selanjutnya ditetapkan oleh KPU.
Pengawasan Rekapitulasi suara merupakan
pengawasan yang wajib di lakukan oleh Pengawas
Pemilu Kecamatan. Tahapan penghitungan dan
rekapitulasi suara tertuang dalam PKPU Nomor 7
Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan
Pemilihan Umum Tahun 2019. Proses ini
yang tercecer dari catatan pengawasan…
188
berangkat dari tingkat TPS (Penghitungan suara),
selanjutnya, berita acara, hasil penghitungan
suara, dan alat kelengkapan dari TPS diserahkan
ke Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK).
Banyak tantangan Saat Pengawasan
Rekapitulasi Suara
Pengawasan Pleno Rekapitulasi Hasil
Pemungutan Suara di lakukan oleh Fadhiyah
Masykuroh Panwascam Kecamatan Tengaran.
Dari beberapa pengawasan saat rekapitulasi
suara, di jumpai ada beberapa TPS yang salah
dalam pengisian C1 dan juga ada beberapa C1
hologram tidak sama dengan C1 yang di miliki
oleh Saksi ataupun Pengawas TPS. Pengawasan
rekapitulasi ini menggunakan template yang di
gunakan sebagai media control terhadap data
yang ada. Pelaksanaan Rekapitulasi di lkukan
sejak mulai pukul 09.00 selesai pukul 23.00,
waktu yang cukup melelahkan untuk mengawal
rekapitulasi suara, dia bertekad jangan sampai
ada pelanggaran-pelanggaran yang berakibat
Bawaslu Kabupaten Semarang
189
peserta pemilu di rugikan dan tercederainya
demokrasi.
Dalam proses rekapitulasi dia memastikan
antara C1 hologram, C1 miliki PTPS, C1 saksi
semuanya sama, akan tetapi ternyata ketika dia
melihat adanya perbedaan penulisan antara C1
Hologram dan C1 salinan milik PTPS dan saksi,
maka langkah yang di ambilnya adalah
merekomendasikan kepada PPS untuk membuka
C1 Plano. Sempat terjadi perdebatan keras antara
PPS dengan dia sebagaPengawas Pemilu
Kecamatan, ketika ada perbedaan antara C1
Hologram dan C1 Salinan milik saksi dan PTPS.
PPS bersikukuh tidak mau membuka C1 Plano
karena sudah ada foto C1 Plano, akan tetapi dia
tetap bersikukuh PPS harus membuka C1 Plano
untuk memastikan kebenaran perbedaan
tersebut. Bahkan ada salah satu anggota PPS desa
Tengaran yang sempat mempertanyakan regulasi
apa yang menyatakan kalo KPPS harus
memberikan Salinan C1 pada PTPS dan saksi.
Pertanyaan anggota PPS di jawab bahwa tugas
kewajiban dan kewenangan pengawas (juga PTPS)
yang tercecer dari catatan pengawasan…
190
di UU 7 Tahun 2017 disebutkan bahwa pengawas
TPS berhak menerima salinan C1.
Tahapan Laporan Dana Kampanye
Lia Wardah Nadhifah
Tahapan laporan dana kampanye
merupakan tahapan yang sangat jarang terlihat
oleh publik. Laporan dana kampanye disampaikan
oleh peserta Pemilu ke KPU dan KAP. Menurut
sebagian pengawas, laporan ini hanya sekedar
formalitas saja, begitu pula anggapan Bawaslu
Kabupaten Semarang.
Sebenarnya tujuan harus dilaporkannya
dana kampanye adalah upaya untuk membangun
transparansi dan akuntabilitas proses pemilu.
Laporan Dana kampanye mencakup tiga
laporan yaitu Laporan Awal Dana Kampanye
(LADK), Laporan Penerimaan Sumbangan Dana
Kampanye (LPSDK) peserta pemilu, dan Laporan
Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
(LPPDK). Dari ketiga bagian laporan dana
Bawaslu Kabupaten Semarang
191
kampanye, yang paling menarik adalah ketika
pengawasan Laporan Penerimaan dan
Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK).
Lia adalah salah satu staff Bawaslu
kabupaten semarang yang di tugaskan untuk ikut
mengawal laporan dana kampanye bersama
dengan komisioner Bawaslu Kabupaten Semarang
yang juga seorang perempuan. Perjalanan dia
sewaktu mengawasi laporan penerimaan dan
pengeluaran dana kampanye dikisahkan. Selama
pengawasan tersebut, Lia melihat banyak Partai
politik yang mengumpulkan LPPDK di waktu yang
limit. Bahkan ada beberapa partai awalnya tidak
berkeinginan untuk melaporkan LPPDK. Melihat
kondisi yang demikian yang langkah yang diambil
adalah berkomunikasi dengan pihak KPU dan
Liasion Officer (LO) Partai Politik.
Menghadapi tahapan dana kampanye, Lia
yang ditugaskan ikut serta dalam Pengawasan
LPPDK membuat perencanaan. Berbagai
kerawanan dipetakan. Mulai dari kemungkinan
informasi yang kurang terbuka, laporan tidak
yang tercecer dari catatan pengawasan…
192
akurat, data fiktif, hingga potensi ilegal
diperolehnya dana sumbangan.
Didapati potensi kerawanan terkait sumber
dana kampanye. Terlebih dengan perkembangan
isu terkait sumber pendanaan pada dana
kampanye. Isu ini menjadi hal yang diperhatikan.
Apakah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku? Isu pendanaan menjadi
hal yang sensitif dan mengundang perhatian
publik. Hal itu terjadi karena adanya korelasi
antara isu pendanaan dengan korupsi dan
kepentingan pemberi sumbangan.
Bawaslu Kabupaten Semarang
193
Fakta Lapangan
Apa yang terjadi di lapangan tidak
sesederhana sebagaimana peta yang
digambarkan. Banyak Peserta Pemilu memenuhi
kepatuhan, namun mengesampingkan kebenaran
laporan. Berbagai metode kampanye dilakukan.
Bahan Kampanye (BK) disebar. Alat Peraga
Kampanye (APK) ribuan berjajar di tepi jalan.
Namun, laporan pemasukan dan pengeluaran
dana kampanye Rp 0,- (Nol Rupiah).
Akuntabilitas Dana Kampanye Lemah?
Tahapan dana kampanye dilakukan.
Pengawasan pun dilaksanakan. Banyak pihak
mengutarakan pemikiran. Akuntabilitas dana
kampanye dinilai lemah. Diantara mereka
mengatakan, “Itu terjadi akibat regulasi yang
kurang jelas, kurang tegas, dan ambigu”. Ada pula
yang mempertanyakan keseriusan transparansi
Parpol. Berbagai permasalahan pada tahapan
dana kampanye memang dijumpai. Masalah
kepatuhan. Masalah kebenaran. Masalah
akuntabilitas. Masalah transparansi laporan. Lia
yang tercecer dari catatan pengawasan…
194
pun mengalami kerumitan pengawasan. Tahapan
dana kampanye memang tantangan pengawasan.
Pada kepatuhan pelaporan, permasalahan datang
dari persoalan mendasar, yaitu waktu
pengumpulan laporan. Banyak Peserta Pemilu
mengulur waktu penyusunan laporan. Mereka
cenderung menyerahkan laporan di hari terakhir
batas waktu penyampaian laporan. Hal ini terjadi
pada setiap tahapan, baik pada pengumpulan
LADK, LPSDK, maupun LPPDK. Memang tidak
melanggar. Namun, seharusnya mereka mampu
memanfaatkan waktu yang disediakan. Jika
terdapat koreksi dokumen, masih bisa dilakukan
perbaikan. Sehingga catatan-catatan
ketidakpatuhan tidak ditemukan.
Dari 16 Parpol Peserta Pemilu yang ada, 15
Parpol memiliki Calon Legislatif (Caleg).
Sedangkan 1 (satu) Parpol tidak memiliki Caleg
yaitu . Terhadap 15 (lima belas) Parpol dilakukan
audit dana kampanye oleh Akuntan. Hasilnya, 7
(tujuh) Parpol dinyatakan patuh Undang-Undang.
Sedangkan 8 (delapan) lainnya dinyatakan patuh
dengan catatan. Itu artinya, masih ada beberapa
Bawaslu Kabupaten Semarang
195
Parpol belum menguasai regulasi dana kampanye.
Akibatnya banyak yang tidak mematuhi tata cara
dan prosedur pelaporan dana kampanye
sebagaimana mestinya. Tercatat 7 (tujuh) Parpol
tidak memasukkan dana kampanye ke Rekening
Khusus Dana Kampanye (RKDK) sebelum
digunakan. Hal ini menjadi kendala utama. Jejak
pemasukan dan penggunaan dana kampanye
tidak terekam, sehingga sulit ditelusuri
keberadaannya.
Pengawas Pemilu di dalamnya termasuk
staff seperti Lia memiliki kewajiban melakukan
pemeriksaan laporan. Salah satunya memeriksa
kesesuaian pengeluaran dengan laporan. Hal ini
masih menjadi kendala. Bimbingan teknis
mengenai tata cara dan prosedur pengawasan
dana kampanye minim dilakukan. Prosedur
pengawasannya tidak banyak disosialisasikan.
Padahal, pencermatan dana kampanye
membutuhkan banyak data sandingan.Analisis
laporan membutuhkan data fakta lapangan.
Jumlah kampanye, jumlah peserta yang datang,
jumlah bahan kampanye yang disebar, jumlah
yang tercecer dari catatan pengawasan…
196
APK yang dipasang, berbagai iklan kampanye yang
ditayangkan, dan sebagainya. Dengan data fakta
lapangan inilah kemudian dilakukan pencermatan
terkait kesesuaian pengeluaran dengan laporan.
Laporan dana kampanye dibandingkan dengan
realita lapangan. Sehingga diketahui akuntabilitas
laporan. Karenanya, kualitas pengawasan akan
memengaruhi kualitas analisis laporan. Menjadi
catatan khusus bagi semua pengawas. Penting
untuk menuliskan laporan hasil pengawasan
secara detail dan menyeluruh.
Sabar dalam Penantian
Kepatuhan pengumpulan laporan dana
kampanye menjadi fokus utama. Karena sesuai
aturan, Peserta Pemilu yang tidak menyerahkan
laporan dapat dikenai sanksi pembatalan
penetapan. Ketepatan waktu pelaporan adalah
bagian dari kepatuhan yang paling dasar.
Berkaitan dengan waktu, pertanyaan
“kapan?”, menjadi pertanyaan yang paling sering
dilontarkan. Hingga rasanya malu terus bertanya,
karena sering tidak didapati jawaban signifikan.
Bawaslu Kabupaten Semarang
197
“Nanti…”, “Sebentar lagi…”, “Kurang sedikit
lagi…”. Lia terus menanti, namun tidak kunjung
datang menemui.
Mungkin juga, pertanyaan “kapan?”
menjadi pertanyaan yang menghantui pikiran
sang pembuat laporan. Mulai dari “Kapan
selesai?”, “Kapan dikumpulkan?”, “Kapan kesini?”
[red- ke kantor help desk penerimaan laporan dana
kampanye KPU Kabupaten Semarang].
Pengawas juga bisa rasakan lelah. Terlebih
dalam penantian panjang. Menunggu kepastian
pengumpulan laporan. Pengawasan pengumpulan
laporan dana kampanye dilakukan secara
langsung. Dimulai jam delapan pagi sampai jam
sebelas malam. Lembur dilakukan selama lima
hari berturut-turut sebelum berakhirnya batas
waktu penerimaan LPPDK. Senang rasanya jika
melihat Peserta Pemilu yang sigap. Ada yang
datang langsung mengumpulkan. Ada pula yang
datang sekedar konsultasi penyusunan laporan.
Namun, kesigapan hanya melekat pada beberapa
Peserta Pemilu. Mereka adalah Peserta Pemilu
yang memiliki suara tinggi pada Pemilihan Umum.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
198
Tercatat, hingga H-2 sebelum masa berakhirnya
penerimaan laporan, hanya tujuh Parpol yang
mengumpulkan. Sedangkan enam Parpol, baru
sebatas melakukan konsultasi penyusunan. Tiga
Parpol sisanya cenderung enggan mengumpulkan
laporan. Penyebab keengganan tersebut
bermacam-macam. Tidak punya Caleg di
Kabupaten Semarang. Tidak ada pelaksanaan
kampanye. Hingga minimnya perolehan suara
yang diterima.
Di sini peran Pengawas diuji. Poin utama
dan penting untuk dilakukan yaitu komunikasi.
Pelaksanaan komunikasi dilakukan secara
persuasif dan intensif. Menggunakan kalimat-
kalimat yang santun dan tegas. Berbagai pesan
disampaikan langsung kepada LO Parpol. Ajakan
tertib administrasi, ajakan menuntaskan
kewajiban, hingga ajakan untuk menunjukkan
sikap tanggung jawab dijadikan senjata.
Feedback yang diterima tentu berbeda-beda.
Namun pada akhirnya mampu melebur perbedaan
cara pandang, bahwa pengumpulan laporan dana
kampanye adalah hal yang tidak dapat
Bawaslu Kabupaten Semarang
199
disepelekan. Parpol yang pada awalnya enggan
mengumpulkan, menyatakan bersedia
mengumpulkan laporan. Mungkin inilah yang
dimaksud hasil dari keuletan dan kesabaran.
Yup! Ialah kebahagiaan.
Merasa lelah untuk terus menunggu dan
semuanya siap adalah suatu hal biasa. Hanya
saja, jangan sampai putus asa. Mencoba lebih
sabar dan terus berusaha dengan penuh
kepercayaan. Yakinlah bahwa penantian akan
berbuah kebahagiaan. Lia bahagia, seluruh Parpol
di Kabupaten Semarang tercatat mengumpulkan
laporan.
Harapan Kedepan
Mekanisme penyampaian laporan dana
kampanye dilakukan secara periodik aktif.
Penyampaian dana kampanye dilakukan secara
lebih aktif, tidak terpaku pada 3 tahap saja
sebagaimana ditentukan yaitu LADK, LPSDK, dan
LPPDK. Pelaporan dapat dilakukan lebih aktif oleh
Parpol dalam setiap tahapannya. Terutama dalam
menerima dana sumbangan. Dana tersebut
yang tercecer dari catatan pengawasan…
200
sebelum digunakan untuk keperluan lainnya
seharusnya dimasukkan dulu ke dalam RKDK.
Dengan begitu, Parpol menjadi lebih aktif dalam
mencermati dana kampanye, sehingga manipulasi
pelaporan dapat diminimalisir.
Audit penyumbang dilakukan dengan
Sampling based audit terhadap akurasi laporan
sumbangan dana kampanye dengan
memfokuskan kepada penyumbang fiktif dan
kelayakan ekonomi penyumbang.
Jenis audit yang digunakan bukan sebatas
audit kepatuhan (compliance audit). Jenis audit ini
melihat apakah prosedur dan aturan terkait dana
kampanye sudah dipatuhi? Termasuk sejauh
mana besaran sumbangan, sumber sumbangan,
dan waktu pelaporan yang diatur dalam peraturan
dipatuhi oleh Parpol.
Jenis audit tersebut belum mampu
menggambarkan realitas aktivitas pendanaan
kampanye Peserta Pemilu yang sesungguhnya.
Audit tersebut tidak bisa mendeteksi apakah
benar sumbangan dan pengeluaran yang ada,
serta apakah jumlah dan peruntukannya sesuai
Bawaslu Kabupaten Semarang
201
aturan. Untuk itu perlu dilakukan audit secara
menyeluruh. Sehingga didapatkan akurasi dana
kampanye riil.
Peran aktif masyarakat dalam pengawasan
dana kampanye penting untuk ditingkatkan.
Publikasi laporan dana kampanye disebar melalui
berbagai media, supaya masyarakat mudah
mengakses. Dengan adanya kemudahan akses,
masyarakat dapat memberi masukan yang dapat
dijadikan bahan audit. Sehingga hasil audit
menjadi lebih berkualitas.
Selain itu, perlu mempublikasikan rekam
jejak Peserta Pemilu yang melanggar peraturan
perundang-undangan. Dengan demikian
masyarakat mengetahui track record Peserta
Pemilu secara detail menyeluruh, sehingga
mejadikan masukan bagi para Pemilih untuk
menentukan pilihannya.
Epilog
Banyak parpol belum memahami nilai
filosofis dari pelaporan dana kampanye.
Seyogianya, laporan dana kampanye bukan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
202
sekedar legalitas. Bukan pula sebuah formalitas.
Laporan dana kampanye merupakan cermin
integritas.
Mengapa dikatakan cermin integritas?
Karena ketaatan dan kebenaran laporan adalah
bukti dari sikap kejujuran dan tanggung jawab.
Sebagai pengingat. Hidup bukan semata
pemberian. Namun amanah yang kelak akan
dimintai pertangggung jawaban. Jabatan adalah
bagian dari nikmat kehidupan. Akan menjadi
nikmat jika dilaksanakan dengan mengutamakan
kepatuhan dan kejujuran.
Introspeksi penting untuk dilakukan,
sehingga mampu meningkatkan kadar integritas.
Memiliki integritas tinggi akan melahirkan orang-
orang yang disiplin dan peduli terhadap
lingkungan sekitar.
Sudahkah Peserta Pemilu jujur dalam
pelaporan dana kampanye? .
Bawaslu Kabupaten Semarang
203
BAWASLU GOES TO SCHOOL
Ummi Nu’amah
Bawaslu Goes to School merupakan
salah satu program untuk meningkatkan
partisipasi anak-anak muda usia sekolah
“kelompok millennial” yang merupakan pemilih
pemula untuk ikut serta dalam dalam
pengawasan partisipatif pada setiap tahapan
pelaksanaan Pemilu 2019. Selain merupakan
program untuk meningkatkan angka
partisipatif dalam pengawasan Pemilu 2019,
juga untuk memberikan sosialisasi sejak dini
terhadap pelaksanaan tahapan Pemilu 2019
untuk meminimalisir potensi kecurangan-
kecurangan Pemilu atau di sebut sebagai
program pencegahan terhadap dugaan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
204
pelanggaran Pemilu, serta berani melaporkan
kecurangan tersebut kepada Bawaslu sebagai
lembaga yang bertugas mengawasi proses
Pemilu dan menindaklanjuti dugaan
pelanggaran Pemilu.
Sesuai dengan UU No. 7 tahun 2017
tentang Pemilu memberikan jaminan bagi
pemilih pemula yang pada 17 April 2019
genap berusia 17 tahun guna menyalurkan
hak pilihnya pada Pemilu 2019. Secara
kuantitatif, jumlah pemilih pemula cukup
besar dan berkontribusi signifikan bagi proses
Demokrasi khusunya di Kabupaten
Semarang. Namun demikian, dalam
aktualisasi hak pilih mereka masih
mengandung masalah dan bahkan potensial
menyebabkan pemilih pemula kehilangan hak
pilihnya. Penetapan DPT terakhir untuk Kab
Semarang terdapat pemilih pemula 7.645
yang akan berusia 17 tahun sampai dengan
17 April 2019 di tambah dengan data DPT
Bawaslu Kabupaten Semarang
205
Pemilih Pemula pada Pemilihan Gubernur
sebanyak 46.464 (usia 17-20 Tahun) dari
jumlah DPT se Kab Semarang mencapai
778.993, Sedangkan Data Nasional ada 187
juta pemilih di Pemilu 2019, dan 7,4 persen
diantaranya atau sekitar 14 juta pemilih
adalah generasi muda yang memiliki hak pilih
untuk pertama kalinya. Dengan jumlahnya
yang besar ini, kelompok milenial akhirnya
memegang peran penting dalam sukses
tidaknya Pemilu 2019
Pemilih pemula/generasi milenial
mempunyai peran besar sebagai pengawas
partisipatif pada tiap tahapan pemilu, baik pada
tahapan penetapan DPT, Kampanye, Masa Tenang
sampai pada tahapan Pemungutan dan
penghitungan suara. Pemilih pemula juga harus
mewaspadai adanya praktik politik uang yang
dapat menciderai proses demokrasi di Negeri ini.
Begitu juga pun pada saat Pemungutan Suara ,
Pemilih Pemula setelah menggunakan hak
pilihnya maka harus memastikan mengawal
yang tercecer dari catatan pengawasan…
206
suaranya tidak dimanipulasi. Jadi tidak sebatas
menggunakan hak pilih tanggal 17 April 2019 ke
TPS, tapi juga bisa mengawasi dan memastikan
bahwa suara yang dia berikan itu aman,
dikonversi menjadi suara/kursi. Jangan sampai
termanipulasi oleh ketidakadilan oleh
penyelenggara, maupun oleh pihak2 yang lain
yang mau mencurangi.
Oleh karena itu Bawaslu Kabupaten
Semarang mengawal para Pemilih Pemula
“Millenial” dengan memberikan sosilalisasi tentang
Pemilu 2019, Pelanggaran-pelanggaran Pemilu
yang dapat merusak tujuan dari Pemilu dan juga
mengajak Pemilih Pemula untuk dapat aktif dan
berani menjadi pengawas partisipatif melalui
kegiatan “Bawaslu Go to School”.
Perjalanan pelaksanaan program “Bawaslu
goes to school” di tujukan ke Sekolah-Sekolah
tingkat atas yang meliputi SMA/SMK/MA se Kab
Semarang sebnayak 71 Sekolah. Program tersebut
bersifat non budegeter (tidak ada dalam anggaran
Bawaslu). Kegiatan di mulai dengan mengirimkan
surat permohonan dari Bawaslu kepada pihak
Bawaslu Kabupaten Semarang
207
sekolah/Madrasah untuk memberikan waktu
pada kegiatan amanat Pembina pada saat
kegiatan rutin Upacara Sekolah. Mengapa
Bawaslu meminta waktu pada saat Upacara
Sekolah? karena dirasa Upacara adalah waktu
yang cukup efektif, efisien menyampaikan
informasi dan ajakan tanpa mengganggu aktifitas
kegiatan belajar mengajar juga dihadiri oleh
seluruh siswa, guru serta karyawan. Pelaksanaan
program Bawaslu masuk ke Sekolah melibatkan
Pengawas Kecamatan. Dukungan yang positif dari
pihak Sekolah terkait program ini. Pihak Sekolah
sangat ‘open dan antusias’ terkait dengan kegiatan
yang di lakukan oleh Bawaslu, hal ini terlihat dari
surat permohonan yang kami kirimkan dijawab
dengan memberikan jadual kapan Bawaslu
mengadakan kegiatan Sosialisasi atau ketika
memberikan amanat Pembina pada kegiatan
Upacara Sekolah. bahkan ada beberapa Sekolah
yang justru memberikan waktu luang tersendiri di
luar Upacara sekolah untuk memberikan forum
tersendiri untuk kegiatan sosilisasi dan menyapa
peserta didiknya.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
208
Sambutan cukup hangat dari hampir
seluruh Sekolah/Madrasah ketika komisioner
Bawaslu maupun Staff juga Panwascam yang
datang. Kegiatan non budgeter ini ternyata tidak
menjadikan program sosialisasi pengawasan
partisipatif menjadi terhambat. Hal ini terlihat
ketika rombongan Bawaslu ataupun panwascam
hadir ke Sekolah kita di sambut oleh Kepala
Sekolah/Madrasah juga Guru-guru serta
Karyawan dengn cukup ramah dengan
mempraktekkan 3 S “Senyum, Salam, Sapa”, atau
sambutan khas masing-masing Sekolah, bahkan
di beberapa Sekolah/Madrasah di sambut juga
oleh Peserta didiknya. Tidak hanya berhenti
sampai disitu, tim Bawaslu diarahkan menuju
ruang tamu yang mejanya sudah tersediadan
tertata rapi jajanan serta minuman hangat.
Obrolan-obrolan yang hangatpun mengisyaratkan
bahwa kehadiran Bawaslu ke Sekolah-Sekolah
memberikan pendidikan Politik juga pengawasan
partisipatif pemilu sangat dinanti dan diharapkan.
Harapan pihak Sekolah ke lembaga
terhadap Bawaslu tidak hanya sekedar giat
Bawaslu Kabupaten Semarang
209
Upacara saja, tapi dapat memberikan pendidikan
politik yang lebih lanjut ke peserta didiknya.
Setelah beberapa saat mengobrol, mulailah giat
Upacara bendera. Bawaslu diberi tempat di
panggung kehormatan sebagai Pembina Upacara.
Upacara bendera di sekolah merupakan salah
satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan
yang mencakup nilai-nilai penanaman sikap
disiplin, kerjasama, rasa percaya diri, dan
tanggung jawab yang mendorong lahirnya sikap
dan kesadaran berbangsa dan bernegara serta
cinta tanah air di kalangan peserta didik. Hal ini
senada dengan tujuan dari Bawaslu yaitu
merawat NKRI. Mulailah kegiatan Upacara dengan
penyiapan barisan; Pemimpin Upacara memasuki
lapangan Upacara ; penghormatan kepada
Pemimpin Upacara ; laporan setiap pemimpin
barisan; dan Pemimpin Upacara mengambil alih
pimpinan. Pembina Upacara dalam hal ini adalah
Bawaslu memasuki lapangan Upacara
penghormatan umum kepada Pembina Upacara;
laporan Pemimpin Upacara;penaikan bendera
merah putih diiringi lagu Indonesia Raya;
yang tercecer dari catatan pengawasan…
210
mengheningkan cipta; pembacaan teks Pancasila;
pembacaan teks Pembukaan UUD 1945; amanat
Pembina Upacara, isi amanat Pembina upacara
sebagai berikut:
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. SALAM
SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA
Yang saya hormati :
Kepala SMA/SMK/MA……………………………….;
Segenap Bapak/Ibu Guru Tenaga Pendidik dan
Tenaga Kependidikan ; Serta
Siswa-siswi SMA/SMK/MA ………………… yang
saya banggakan.
Pada kesempatan yang bahagia ini, marilah
kita bersama-sama tidak henti-hentinya memuji
keagungan Allah SWT, Tuhan Yag Maha Kuasa
dan Mensyukuri segala nikmat yang dikaruniakan
kepada kita, sehingga dapat hadir pada kegiatan
rutin Upacara hari Senin.
Pada kesempatan yang baik ini saya
selaku pembina upacara atas nama Badan
Pengawas Pemilu Kabupaten Semarang
mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bawaslu Kabupaten Semarang
211
Bapak/Ibu Kepala Sekolah yang telah memberikan
waktu/ijin kepada kami untuk menjadi bagian dari
kegiatan Upacara hari Senin untuk menyampaikan
sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pemilu untuk
Pemilih Pemula Pada Pemilu 2019.
BAPAK- IBU KEPALA SEKOLAH, BAPAK-IBU
GURU BESERTA STAFF DAN SISWA-SISWI YANG
BERBAHAGIA.
Tahun 2019 akan menjadi momentum
perubahan untuk Indonesia. Di tahun Demokrasi
ini, masyarakat Indonesia akan memilih pemimpin
bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Hal
baru yang akan terjadi di pemilu tahun depan
adalah Pemilu Serentak, dimana pemilih akan
langsung memilih anggota legislatif dan
Presiden/Wakil Presiden di saat yang bersamaan.
Jadi, pada Pemilu Serentak 2019 nanti, pemilih
akan mendapat 5 surat suara, yang akan
dibedakan dengan warna. Kelima surat suara ini
adalah surat suara Presiden dan Wakil Presiden
berwarna abu-abu, surat suara Anggota DPR RI
warna kuning, surat suara anggota DPD RI warna
merah, surat suara anggota DPRD Provinsi
yang tercecer dari catatan pengawasan…
212
berwarna biru dan surat suara anggota DPRD
Kabupaten/Kotawarna hijau.
UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu
memberikan jaminan bagi pemilih pemula yang
pada 17 April 2019 genap berusia 17 tahun guna
menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2019.
Secara kuantitatif, jumlah pemilih pemula cukup
besar dan berkontribusi signifikan bagi proses
Demokrasi khusunya di kab semarang. Namun
demikian, dalam aktualisasi hak pilih mereka
masih mengandung masalah dan bahkan potensial
menyebabkan pemilih pemula kehilangan hak
pilihnya. Penetapan DPT terakhir untuk Kab
Semarang terdapat pemilih pemula 7.645 yang
akan berusia 17 tahun sampai dengan 17 April
2019 di tambah dengan data DPT Pemilih Pemula
pada Pemilihan Gubernur sebanyak 46.464 (usia
17-20 Tahun) dari jumlah DPT se Kab Semarang
mencapai 778.993, Sedangkan Data Nasional ada
187 juta pemilih di Pemilu 2019, dan 7,4 persen
diantaranya atau sekitar 14 juta pemilih adalah
generasi muda yang memiliki hak pilih untuk
pertama kalinya. Dengan jumlahnya yang besar
Bawaslu Kabupaten Semarang
213
ini, kelompok milenial akhirnya memegang peran
penting dalam sukses tidaknya Pemilu 2019 .
Bawaslu sebagai lembaga yang mempunyai
mandat untuk mengawasi proses Pemilu
membutuhkan dukungan banyak pihak dalam
aktifitas pengawasan. Salah satunya adalah
dengan mengajak segenap kelompok masyarakat
untuk terlibat dalam partisipasi pengawasan setiap
tahapannya. Keterlibatan masyarakat dalam
pengawalan suara tidak sekadar datang dan
memilih, tetapi juga melakukan pengawasan atas
potensi adanya kecurangan yang terjadi, serta
berani melaporkan kecurangan tersebut kepada
Bawaslu sebagai lembaga yang bertugas
mengawasi proses Pemilu dan menindaklanjuti
dugaan pelanggaran Pemilu.
Berangkat dari evaluasi dan cita-cita besar
Bawaslu untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengawasan Pemilu, Bawaslu
Kab semarang merancang beberapa program yang
didesain sebagai Pusat Pengawasan Partisipatif.
Program tersebut adalah Pengawasan Berbasis
Teknologi Informasi (Gowaslu), yaitu Dengan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
214
basis teknologi, pengawas memberikan fasilitas
yang memudahkan pelapor untuk menyampaikan
setiap informasi awal dugaan pelanggaran Pilkada
yang terjadi dengan memudahkan komunikasi
para pengawas kepada masyarakat untuk
menindaklanjuti informasi awal dengan menjemput
data pelanggaran yang disampaikan.;
Pengelolaan Media Sosial, yaitu pengelolaan
media sosial sebagai media sosialisasi dan transfer
pengetahuan dan keterampilan pengawasan
Pemilu dari pengawas Pemilu kepada masyarakat
untuk mendorong pelibatan masyarakat dalam
pengawasan Pemilu; Forum Warga Pengawasan
Pemilu, pemberdayaan forum atau organisasi
sosial masyarakat, baik luarnjaringan (tatap
muka/offline) maupun dalam jaringan
(daring/online) untuk pengawasan paprtisipatif.
Selanjutnya adalah Gerakan Peng-awas
Partisipatif Pemilu (GEMPAR), yaitu gerakan
pengawalan Pemilu oleh masyarakat di seluruh
Indonesia; Satuan Karya Pramuka (Saka)
Adhyasta Pemilu adalah satuan karya Pramuka
yang merupakan wadah kegiatan pengawalan.
Bawaslu Kabupaten Semarang
215
Jagongan Pemilu merupakan Program yang
mensosialisasikan pengawasan Pemilu melalui
forum-forum RT/RW/Dusun ataupun Forum-forum
warga dan Organisasi masyarakat di tingkat
Kecamatan/Desa/Dusun dan Pojok Pengawasan,
yaitu sebuah ruang di Bawaslu Kab semarang
yang menyediakan wadah sarana berbagai
informasi tentang pengawasan pemilu. Bawaslu
kab Semarang juga memiliki Sekolah
Pengawasan yang pelaksanaannya di lakukan di
masing-masing Daerah Pemilihan.
Ketua Bawaslu RI , Abhan berharap pemilih
pemula ini juga bisa menjadi agen perubahan.
Karena sebagai kelompok milenial (pelajar, santri,
mahasiswa) masih memiliki idealisme yang tinggi
dan bisa menyuarakan tentang bagaimana
berpolitik yang bersih, berpolitik yang tanpa money
politik, bagaimana kampanye yang tanpa hoax,
tanpa ujaran kebencian. Untuk menjadi pemilih
yang cerdas, yang perlu dilakukan para pemilih
muda adalah
Pertama memastikan peserta didik terdaftar
sebagai pemilih. dengan memasukkan Nomor Induk
yang tercecer dari catatan pengawasan…
216
Kependudukan. Kedua adalah mengenali Calon
dengan melihat dan mempelajari rekam jejak dari
setiap calon yang akan dipilih. Ketiga Para pemilih
pemula juga diharapkan selalu waspada dengan
bahaya hoax atau berita bohong. Tidak mudah
terprovokasi apalagi ikut menyebarluaskan berita
hoax. meneliti dulu sumber informasi yang
didapatkan. Informasi yang valid adalah informasi
yang datang dari sumber-sumber yang bisa
dipertanggungjawabkan, memperhatikan juga
bahwa informasi yang di terima dari orang atau
pihak yang bisa dipercaya dan memiliki kredibilitas
yang baik.Keempat Pemilih pemula tidak cukup
hanya hadir memberikan suaranya pada Pemilu
Serentak 2019 yang akan diselenggarakan pada
hari Rabu tanggal 17 April 2019, tetapi juga ikut
aktif melakukan pengawasan Pemilu.
Pemilih pemula/generasi milenial
mempunyai peran besar sebagai pengawas
partisipatif pada tiap tahapan pemilu, baik pada
tahapan penetapan DPT, Kampanye, Masa Tenang
sampai pada tahapan Pemungutan dan
Penghitungan suara. Pemilih pemula juga harus
Bawaslu Kabupaten Semarang
217
mewaspadai adanya praktik politik uang yang
dapat menciderai proses demokrasi di Negeri ini.
Begitu juga pun pada saat Pemungutan Suara,
Pemilih Pemula setelah menggunakan hak pilihnya
maka harus memastikan mengawal suaranya
tidak dimanipulasi. Jadi tidak sebatas
menggunakan hak pilih tanggal 17 April 2019 ke
TPS, tapi juga bisa mengawasi dan memastikan
bahwa suara yang dia berikan itu aman,
dikonversi menjadi suara/kursi. Jangan sampai
termanipulasi oleh ketidakadilan oleh
penyelenggara, maupun oleh pihak2 yang lain
yang mau mencurangi.
BAPAK-KEPALA SEKOLAH, BAPAK-IBU GURU
BESERTA STAFF DAN SISWA-SISWI YANG
BERBAHAGIA.
Sebelum saya menghakhiri amanat ini,
marilah kita rapatkan barisan bersama untuk
menegakkan Demokrasi di Negeri ini, kita jadikan
Pemilu 2019 berintegritas dan bermartabat. Mari
kita kepalkan tangan dan bersama mengucap “
Bersama Rakyat Awasi pemilu, Bersama
Bawsalu Tegakkan Keadilan pemilu”. Mari kita
yang tercecer dari catatan pengawasan…
218
kawal Pemilu 2019 ini dengan ikut aktif menjadi
pengawas partisipatif. Demikian amanat Bawaslu
Kabupaten semarang, semoga Allah SWT
senantiasa memberikan bimbingan perlindungan
dan kekuatan kepada kita semua dan melindungi
Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
marabahaya.
Sekian dan terima kasih
Wassalamu’alaikum Wr-Wb.
Badan Pengawas Pemilu kab. Semarang
Semangat pengawasan partisipatif yang di
dengunkan dan dikobarkan oleh Bawaslu
Kabupaten Semarang kepada para Pemilih
Pemula “Millenial” paling tidak memberikan
semangat tersendiri bagi para peserta didik, sikap
apatis terhadap kegiatan pengawasan pemilu
dapat diminimalisasi. Hal ini terlihat pada
semangat kepada peserta didik ketika mereka
cukup antusias dan serius mendengarkan amanat
Pembina Upacara.
Setelah upacara Selesai, kembali lagi
Bawaslu mengajak seluruh peserta upacara
Bawaslu Kabupaten Semarang
219
mendengungkan kalimat “Bersama Pelajar
Awasi pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan
Keadilan pemilu” sambil bertepuk tangan
dengan cukup meriah. Kegiatan Bawaslu Goes to
School, diharapkan continue pelaksanaannya.
Karena kegiatan tersebut bersifat positif,
memberikan pendidikan yang baik kepada peserta
didik”. Adanya kegiatan Bawaslu Goes to School,
Hak-hak konstitusional Para Pemilih Pemula
khususnya para Pelajar Sekolah menjadi terkawal;
sosialisasi Pengawasan Pemilu ke Pemilih Pemula
menjadi lebih mudah; kegiatan Bawaslu goes to
school lebih baik untuk diteruskan dan
dilanjutkan untuk memberikan pendidikan Politik
kepada Pemilih Pemula, tidak hanya ketika
menghadapi kegiatan Pemilu atau Pilkada;
“ungkap Kepala Sekolah”.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
220
Bawaslu Kabupaten Semarang
221
Nomor Satu Tetaplah “Nomer Satu“
Syahrul Munir
Apalah arti sebuah nomor?. Bagi sebagian
orang, nomor tidaklah penting. Misalnya nomor 1
atau nomor 31 dalam absensi kelas, tidak
menunjukkan tingkat kepintaran seorang murid
dibandingkan murid lainnya. Dalam hal ini,
nomor atau angka hanya sebagai tanda atau
lambang bilangan saja.
Tetapi bagi sebagian lainnya, nomor
sangatlah penting. Sebab nomor menunjukkan
kedudukan dalam urutan atau kumpulan.
Misalnya, si fulan adalah orang terkaya nomor
dua di desa Kalirejo. Maka nomor disini
menunjukkan kedudukannya sebagai orang paling
kaya di desa tersebut.
Pada Pemilu 2019 lalu lain lagi ceritanya.
Nomor urut ternyata “berpengaruh” terhadap
yang tercecer dari catatan pengawasan…
222
tingkat keterpilihan seseorang sebagai anggota
legislative, setidaknya di Kabupaten Semarang.
Seperti diketahui, dalam, surat suara Pemilu 2019
lalu untuk lembar pemilihan legislative, hanya
menunjukkan nomor urut dan nama saja. Tidak
ada foto caleg. Apakah dengan desain surat suara
tersebut, maka caleg dengan nomor urut 1 akan
mudah disosialisasikan? sehingga pada hari H
pemungutan suara akan lebih mudah diingat?
Belum bisa disimpulkan.
Mungkin perlu penelitian lebih lanjut,
apakah nomor berpengaruh terhadap tingkat
keterpilihan seorang caleg. Namun jika menilik
lokadata Bawaslu Kabupaten Semarang dari hasil
Pemilu 2019n lalu, maka tingkat keterpilihan
caleg yang berada di nomor urut 1 memang cukup
besar. Prosentasenya mencapai 54 persen. Dari 50
caleg terpilih, sebanyak 27 caleg diantaranya
berada di nomor urut 1. Mereka berasal dari 9
Parpol, paling banyak dari PDIP (5) dan PKB (4).
Hanya partai Nasdem saja yang tidak mempunyai
caleg bernomor urut satu yang terpilih.
Bawaslu Kabupaten Semarang
223
Selebihnya ada Gerindra, Golkar, PPP dan
PAN masing-masing punya 3 caleg terpilih dari
nomor urut 1. Selain itu, PKS, Hanura dna
Demokrat masing-masing 2 caleg bernomor urut
1.
Sedangkan nomor urut caleg dengan tingkat
keterpilihan yang tinggi berikutnya adalah nomor
urut 2. Prosentasenya mencapai 16 persen. Hanya
tujuh parpol saja yang bisa meloloskan caleg
nomor urut 2 nya di DPRD Kabupaten Semarang,
yakni PKB, Gerindra, PDIP, Golkar dan Nasdem
masing-masing 1 caleg. Hanya PKS yang bisa
merebut dua kursi, dari caleg nomor urut 2.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
224
Sumber: Hukum Data dan Informasi Bawaslu Kabupaten Semarang
Posisi ketiga, nomor urut caleg terpilih
paling banyak adalah dari nomor urut 8.
Jumlahnya ada 4 atau sekitar 8 persen. Masing-
masing adalah PDIP (1), PPP (2) dan PAN (1).
Berikutnya adalah nomor urut caleg 4 dan
9, masing-masing 3 caleg atau sekitar 6 persen
dari total kursi. Uniknya, caleg terpilih dengan
nomor urut 4 dan 9 ini disapu bersih oleh partai
yang sama, yakni PDIP.
Bawaslu Kabupaten Semarang
225
Pada posisi ke empat, nomor urut caleg
terpilih adalah caleg dengan nomor urut 3. Celeg
terpilih dengan nomor urut 3 ini ada 2 orang dari
dua parpol. Yakni PDIP (1) dan Nasdem (1).
Sisanya adalah caleg dengan nomor urut 6,
7 dan 11. Untuk nomor urut 6 dan 7 dari partai
yang sama, yakni PDIP masing-masing 1 orang.
Sedangkan nomor urut 11 dari Nasdem 1 orang.
Dari fakta-fakta tersebut, perlu sebuah
studi tentang kekuatan nomor urut caleg ini.
Apakah ada alasan tertentu atau semuanya serba
kebetulan. Pendapat para caleg dan pengurus
parpol, mungkin perlu digali, terutama terkait
penentuan nomor urut caleg ini.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
226
Bawaslu Kabupaten Semarang
227
BAGIAN 2
yang tercecer dari catatan pengawasan…
228
Bawaslu Kabupaten Semarang
229
SDM DAN ORGANISASI BAWASLU KABUPATEN
SEMARANG
Mohammad Talkhis
PROGRAM
Bawaslu Kabupaten Semarang
melaksanakan beberapa program dan kegiatan
pada penyelenggaraan Pemilihan Umum tahun
2019. Kegiatan tersebut terbagi atas dua kegiatan
internal dan eksternal. Kegiatan Internal
merupakan kegiatan yang di lakukan oleh
Bawaslu dalam meningkatkan kapasitas
sumberdaya manusia pimpinan baik di tingkat
Kabupaten maupun di tingkat Kecamatan,
Desa/Kelurahan maupun tingkat TPS. Sedangkan
kegiatan eksternal merupakan kegiatan yang
bersifat memberikan pendidikan politik dalam
bentuk sosilisasi ke masyarakat yang bertujuan
untuk mencegah masyarakat melakukan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
230
tindakan-tindakan yang melanggar aturan-aturan
Pemilu.
Kegiatan yang bersifat eksternal ini
sebagian adalah kegiatan budgeter maupun non
budgeter. Kegiatan tersebut antara lain:
1. Sosialisasi Tolak Politik Uang melalui
Pemutaran Dagelan " Guyon
2. Sosialisasi Pengawasan Partisipatif " Halaqoh
Penyusunan Khotbah Jumat Kawal Pemilu
Bersih "
3. Sosialisasi Pengawasan Partisipatif " ke
Kelompok sasaran (Santri, Ormas, Tokoh
agama, Mahasiswa, OKP)
4. Sosialisasi Pengawasan Partisipatif " Bawaslu
Tilik Dusun " di Dusun Duren Bandungan
5. Sosialisasi dengan 13 Kelompok Sasaran
Pemilu 2019 " Bawaslu Tilik Dusun di Dusun
Borangan, Desa Candirejo, Kecamatan
Pringapus
6. Sosialisasi dengan 13 Kelompok Sasaran
Pemilu 2019 " Diskusi dan Pembuatan Mural
Pantau Pemilu "
Bawaslu Kabupaten Semarang
231
7. Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan
Gelar Budaya Lokal
8. Bawaslu goes to school
9. Jagongan Pemilu
PEMBENTUKAN PENGAWAS AD HOC
Pembentukan Panwaslu Kecamatan,
Sesuai dengan amanat Pasal 132 ayat (5) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum bahwa tata cara seleksi dan penetapan
calon anggota Panwaslu Kecamatan diatur dalam
Peraturan Bawaslu. Oleh karena itu, dalam
rangka melaksanakan amanat Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 (Bawaslu) Kabupaten/Kota
untuk segera membentukan Panwaslu Kecamatan
agar dapat mengawasi Tahapan Penyelenggaraan
Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan
Wakil Walikota Tahun 2018 yang dimulai pada
Bulan September 2017, serta Pemilihan Umum
Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden Tahun 2019 pada Bulan Oktober
2017, Bawaslu RI menerbitkan Pedoman SK
yang tercecer dari catatan pengawasan…
232
Nomor 0423/K.BAWASLU/HK.01.00/IX/2017
untuk menjadi acuan bagi Panwaslu (Bawaslu)
Kabupaten/Kota dalam melakukan pembentukan
Panwaslu Kecamatan. Adapun proses
pembentukan Panwaslu Kecamatan di Kabupaten
Semarang adalah:
1. Pembentukan Pokja
2. Pengumuman Pendaftaran
3. Pendaftaran dan Penerimaan Berkas
4. Pemerikasaan Keabsahan dan Legalitas Berkas
5. Pengumuman Lulus Administrasi
6. Penerimaan dan Pemeriksaan Tanggapan dan
Masukan Masyarakat
7. Seleksi Tertulis
8. Pengumuman Seleksi Tertulis
9. Seleksi Wawancara
10. Penetapan Anggota Panwascam
Hasil seleksi, di tetapkan sebanyak lima puluh
tujuh orang berdasarkan SK Nomor
018/BAWASLU.PROV-JT.23/PG/IX/2017
Bawaslu Kabupaten Semarang
233
KECAMATAN UNGARAN BARAT
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 009/Panwaslu-Kab.Smg/Ungbar/2017 ISROI L
2 016/Panwaslu-Kab.Smg/Ungbar/2017 SALI SALAMUN L
3 010/Panwaslu-Kab.Smg/Ungbar/2017 ISTIKHAROH W. P
KECAMATAN UNGARAN TIMUR
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 027/Panwaslu-Kab.Smg/Ungtim/2017 HIMAWAN JULIANTO L
2 034/Panwaslu-Kab.Smg/Ungtim/2017 SYAHRUL MUNIR L
3 021/Panwaslu-Kab.Smg/Ungtim/2017 AHMAD SHOLEH L
KECAMATAN BERGAS
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 043/Panwaslu-Kab.Smg/Bergas/2017 MOHAMAD TOHARI L
2 037/Panwaslu-Kab.Smg/Bergas/2017 BAMBANG MULYONO L
3 039/Panwaslu-Kab.Smg/Bergas/2017 EKO FITRIANTO L
KECAMATAN PRINGAPUS
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 052/Panwaslu-Kab.Smg/Pringapus/2017 NADLIRIN L
2 053/Panwaslu-Kab.Smg/Pringapus/2017 NIZAR ALI S.Pd.I. L
3 056/Panwaslu-Kab.Smg/Pringapus/2017 SUGONDO L
KECAMATAN BAWEN
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 065/Panwaslu-Kab.Smg/Bawen/2017 SUDARMINTO L
2 063/Panwaslu-Kab.Smg/Bawen/2017 MUHSININ L
3 062/Panwaslu-Kab.Smg/Bawen/2017 MARYOTO L
yang tercecer dari catatan pengawasan…
234
KECAMATAN BANDUNGAN
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 076/Panwaslu-Kab.Smg/Bandungan/2017 SUKARDI L
2 073/Panwaslu-Kab.Smg/Bandungan/2017 SARIBUN S.Pd.K L
3 077/Panwaslu-Kab.Smg/Bandungan/2017 WIDODO L
KECAMATAN AMBARAWA
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 082/Panwaslu-Kab.Smg/Ambarawa/2017 KUSWANTO L
2 085/Panwaslu-Kab.Smg/Ambarawa/2017 SARAH LAMSUSI P
3 089/Panwaslu-Kab.Smg/Ambarawa/2017 SUGIYANTO L
KECAMATAN TUNTANG
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 101/Panwaslu-Kab.Smg/Tuntang/2017 MUHDI L
2 109/Panwaslu-Kab.Smg/Tuntang/2017 WACHID NURYADI L
3 103/Panwaslu-Kab.Smg/Tuntang/2017 NUR ZAINI L
KECAMATAN BANCAK
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 116/Panwaslu-Kab.Smg/Bancak/2017 MUSYAFFA’ L
2 118/Panwaslu-Kab.Smg/Bancak/2017 SLAMET RIYADI L
3 110/Panwaslu-Kab.Smg/Bancak/2017 ADHI YUSUF N L
KECAMATAN GETASAN
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 124/Panwaslu-Kab.Smg/Getasan/2017 NURKUS R L
2 123/Panwaslu-Kab.Smg/Getasan/2017 M. SYARIFUDDIN L
3 128/Panwaslu-Kab.Smg/Getasan/2017 SUPRIYADI L
KECAMATAN SURUH
Bawaslu Kabupaten Semarang
235
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 139/Panwaslu-Kab.Smg/Suruh/2017 TRI MASYHUDIL HAQ L
2 129/Panwaslu-Kab.Smg/Suruh/2017 DRS. MUNARJITO,
M.Pd.I. L
3 137/Panwaslu-Kab.Smg/Suruh/2017 MUHLISIN L
KECAMATAN TENGARAN
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 144/Panwaslu-Kab.Smg/Tengaran/2017 BUDI SANTOSO L
2 157/Panwaslu-Kab.Smg/Tengaran/2017 FADHIYAH MASKUROH P
3 141/Panwaslu-Kab.Smg/Tengaran/2017 AGUS BUDI WIDYANTO L
KECAMATAN JAMBU
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 158/Panwaslu-Kab.Smg/Jambu/2017 AGUS ARDIYANTO L
2 159/Panwaslu-Kab.Smg/Jambu/2017 KURDIMAN L
3 164/Panwaslu-Kab.Smg/Jambu/2017 WIDI PRAMONO L
KECAMATAN BANYUBIRU
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 168/Panwaslu-Kab.Smg/Banyubiru/2017 ARIF ROHMAD L
2 172/Panwaslu-Kab.Smg/Banyubiru/2017 SUEB NUR HAMID L
3 174/Panwaslu-Kab.Smg/Banyubiru/2017 UMMI NU'AMAH P
KECAMATAN SUMOWONO
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 180/Panwaslu-Kab.Smg/Sumowono/2017 BAWAN SABDONO P L
2 184/Panwaslu-Kab.Smg/Sumowono/2017 MUHTADI, S.E. L
3 183/Panwaslu-Kab.Smg/Sumowono/2017 MIFTACHUDIN Y L
yang tercecer dari catatan pengawasan…
236
KECAMATAN BRINGIN
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 196/Panwaslu-Kab.Smg/Bringin/2017 RONI WAHYUDI L
2 193/Panwaslu-Kab.Smg/Bringin/2017 M. QOTIBI L
3 189/Panwaslu-Kab.Smg/Bringin/2017 AHMAD MUFID L
KECAMATAN PABELAN
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 200/Panwaslu-Kab.Smg/Pabelan/2017 M.TUNGGUL W, S.H. L
2 204/Panwaslu-Kab.Smg/Pabelan/2017 TAUFIQ ISMAIL L
3 201/Panwaslu-Kab.Smg/Pabelan/2017 MUHAMAD FUAT, S.H.I. L
KECAMATAN SUSUKAN
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 214/Panwaslu-Kab.Smg/Susukan/2017 SUROSO L
2 212/Panwaslu-Kab.Smg/Susukan/2017 GIYANTO, S.Ag. L
3 208/Panwaslu-Kab.Smg/Susukan/2017 ADI KURNIAWAN, S.Pd. L
KECAMATAN KALIWUNGU
NO NO PENDAFTARAN NAMA JK
1 221/Panwaslu-Kab.Smg/Kaliwungu/2017 NUGROHO S L
2 217/Panwaslu-Kab.Smg/Kaliwungu/2017 FUAD NASIR L
3 219/Panwaslu-Kab.Smg/Kaliwungu/2017 LANJAR L
Pembentukan Pengawas Pemilu
Desa/Kelurahan,
Kewenangan Pembentukan Panwaslu
Desa/Kelurahan berdasarkan pada UU Nomor 10
Bawaslu Kabupaten Semarang
237
Tahun 2016 dan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum. Panwaslu Kecamatan
membentuk Panwaslu Desa/Kelurahan untuk
Pemilihan Umum, Pemilihan Gubernur, Bupati,
Walikota; dan Dalam melaksanakan
pembentukan Panwaslu Desa/Kelurahan,
Panwaslu Kecamatan membentuk kelompok kerja
(Pokja) pembentukan Panwaslu Desa/Kelurahan.
Tahapannya sama seperti pada pelaksanaan
seleksi Panwascam. Adapun data rekap pendaftar
Pengawas Desa/Kelurahan sebagi berikut:
Rekap Jumlah Pendaftar Panwaslu Desa/Kelurahan
NO KECAMATAN JUMLAH
DESA/ KELURAHAN
JUMLAH PENDAFTAR
1 Ambarawa 10 36
2 Bancak 9 30
3 Bandungan 10 36
4 Banyubiru 10 31
5 Bawen 9 30
6 Bergas 13 54
7 Bringin 16 48
8 Getasan 13 40
9 Jambu 10 31
10 Kaliwungu 11 37
11 Pabelan 17 53
12 Pringapus 9 30
13 Sumowono 16 50
14 Suruh 17 60
yang tercecer dari catatan pengawasan…
238
15 Susukan 13 41
16 Tengaran 15 56
17 Tuntang 16 51
18 Ungaran Barat 11 38
19 Ungaran Timur 10 34
JUMLAH 235 786
Sumber : Hukum Data dan Informasi Bawaslu Kabupaten Semarang
Pembentukan Pengawas TPS,
Berdasarkan Surat Ketua Bawaslu Provinsi
Jateng Nomor
025/Bawaslu.ProvJT/OT.00/I/2019 tanggal 27
Januari 2019 perihal Instruksi Pembentukan
Pengawas TPS. Proses yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
Hasil Penelitian Berkas Pendaftaran Pengawas TPS
No Kecamatan Jumlah
Tps
Jumlah
Pendaftar MS TMS
Silisih Jumlah
Pendaftar
dengan Jumlah
Tps
1 Ambarawa 194 391 202 189 197
2 Bancak 75 176 78 98 101
3 Bandungan 182 373 182 191 191
4 Banyubiru 143 300 231 69 157
5 Bawen 168 336 169 167 168
6 Bergas 206 423 245 178 217
7 Bringin 152 306 156 150 154
8 Getasan 191 385 265 120 194
9 Jambu 137 276 144 132 139
10 Kaliwungu 101 123 102 21 22
11 Pabelan 144 291 149 142 147
Bawaslu Kabupaten Semarang
239
12 Pringapus 169 225 169 56 56
13 Sumowono 101 203 102 101 102
14 Suruh 227 455 227 228 228
15 Susukan 165 334 165 169 169
16 Tengaran 205 411 250 161 206
17 Tuntang 190 388 190 198 198
18 Ungaran Barat 227 462 340 122 235
19 Ungaran Timur 205 258 202 56 53
Sumber : Hukum Data dan Informasi Bawaslu Kabupaten Semarang
PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU
Waktu Dan Pelaksanaan Pelatihan
Bawaslu Kabupaten Semarang
mempersiapkan pelatihan saksi peserta pemilu di
Kabupaten Semarang sebelumnya dengan
menyusun jadwal pelaksanaan dan pembagian
kelompok peserta untuk pelatihan saksi yang
dimana peserta pelatihan saksi tersebut nantinya
akan dilatih oleh Panwaslu Kecamatan Se
Kabupaten Semarang.
Waktu Pelatihan Saksi Partai Politik
Kel Partai
Politik Jml Sesi Hari/Tanggal Lokasi Pj
1
PKB 82 Sesi 1
Kamis, 4 April 2019
( 09.00 - 12.00 Wib )
Gedung Pkk
Ungaran
Ungaran
Barat
GERINDRA 136 Sesi 2
Kamis, 4 April
2019 ( 13.00 - 16.00 Wib )
Gedung Pkk Ungaran
Ungaran Barat
2 GOLKAR 95 Sesi 1 Kamis, 4 April Gedung Ungaran
yang tercecer dari catatan pengawasan…
240
2019 ( 09.00 - 12.00
Wib )
Paudni Ungaran
Timur
PKS 136 Sesi 2
Kamis, 4 April 2019 ( 13.00 - 16.00
Wib )
Gedung Paudni
Ungaran
Ungaran Timur
3
GOLKAR 95 Sesi 1
Kamis, 4 April 2019
( 09.00 - 12.00 Wib )
Gedung
Ngereco Tuntang
Tuntang
PKS 137 Sesi 2
Kamis, 4 April
2019 ( 13.00 - 16.00 Wib )
Gedung
Ngereco Tuntang
Tuntang
4
PPP 38 Sesi 1
Kamis, 4 April
2019 ( 09.00 - 12.00 Wib )
Gedung Pertemuan Kec.Bawen
Bawen
NASDEM 24 Sesi 2
Kamis, 4 April 2019 ( 13.00 - 16.00 Wib )
Gedung Pertemuan Kec.Bawen
Bawen
5
PAN 44 Sesi 1
Kamis, 4 April 2019 ( 09.00 - 12.00
Wib )
Gedung Pikk Tuntang
Banyubiru
DEMOKRA
T 19 Sesi 2
Kamis, 4 April 2019
( 13.00 - 16.00 Wib )
Gedung Pikk
Tuntang
Banyubir
u
6 PSI 3 Sesi 1
Jum'at, 5 April
2019 ( 09.00 - 12.00 Wib )
Gedung Pkk Bergas
Bergas
Sumber : Hukum Data Informasi Bawaslu Kabupaten Semarang
Data Peserta Saksi Pemilu 2019
Bawaslu Kabupaten Semarang sudah
melaksanakan pelatihan saksi peserta pemilu
yang dilatih oleh Panwaslu Kecamatan Se
Bawaslu Kabupaten Semarang
241
Kabupaten Semarang pada hari Kamis, 4 April
2019 dan hari Jum’at, 5 April 2019.
Sumber : Hukum Data Informasi Bawaslu Kabupaten Semarang
Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas
Dalam upaya meningkatkan kesiapan,
kemampuan, dan kualitas kerja Pengawasan,
Penanganan Pelanggaran, dan Penyelesaian
Sengketa, serta kelembagaan, Bawaslu Kabupaten
Semarang telah menyelenggarakan berbagai
kegiatan dalam bentuk Bimbingan Teknis, Rapat
Koordinasi, Rapat Kerja Teknis, Training of
Trainer, serta Simulasi. Disamping itu juga
bawaslu Kabupaten Semarang secara periodik
yang tercecer dari catatan pengawasan…
242
melakukan pembinaan dan kegiatan lain yang
dapat meningkatkan Pengenaan Sanksi.
Bahwa Badan Pengawas Pemilu Kabupaten
Semarang telah memberikan sanksi berupa surat
peringatan kepada jajaran Badan Pengawas
Pemilu Kabupaten Semarang yang terbukti
melakukan pelanggaran setelah dilakukan rapat
pleno komisioner Badan Pengawas Pemilu
Kabupaten Semarang.
1. Surat peringatan atas Pelanggaran Kode Etik
Penyelenggara Pemilu yang di lakukan oleh
Anggota PPS dan PPK Ungaran Timur dan
surat peringatan kepada PPD/K Kelurahan
Susukan atas nama Suharyono.
2. Teguran tertulis kepada Agus Ardiyanto
menjabat sebagai Panwascam Kecamatan
Jambu atas tindakannya melakukan foto
bersama Anggota DPR RI Partai Demokrat
Agus Hermanto.
3. Teguran tertulis kepada Sudarminto menjabat
sebagai Anggota Panwascam Bawen atas
tindakannya melakukan foto bersama atau
swa foto dengan Calon Wakil Presiden no urut
Bawaslu Kabupaten Semarang
243
02 Sandiaga Uno di pasar Harjosari Bawen
Kabupaten Semarang
4. Teguran tertulis kepada Muhsinin menjabat
sebagai Ketua Panwascam Bawen atas
kelalaiannya memberikan 1 (satu lembar
specimen surat suara DPR RI tertentu dalam
sosialisasinya.
Pendaftaran dan Verifikasi Berkas
Pendaftaran Pemantau Pemilu
Koalisi Perempuan Indonesia (KPI)
merupakan satu-satunya pemantau Pemilu di
Kabupaten Semarang. Pendaftaran dan akreditasi
KPI dilakukan di Bawaslu RI. Terdaftar delapan
orang pemantau Pemilu KPI yang melakukan
pemantauan di wilayah Kabupaten Semarang.
Pemantauan dilakukan pada delapan TPS yang
tersebar di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan
Banyubiru, Tuntang, dan Tengaran. Delapan
pemantau Pemilu KPI semua adalah perempuan.
Pemantauan dilakukan melalui penelusuran
media serta pengumpulan berbagai data dan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
244
informasi yang diperoleh dari penyelenggara,
peserta, maupaun stakeholder Pemilu.
KPI Kabupaten Semarang pada pemantau
Pemilu 2019 fokus pada pelaksanaan pemungutan
suara dengan memperhatikan:
1. Pelanggaran/tindakan curang yang dilakukan
oleh panitia pemilu;
2. Pelanggaran/tindakan curang yang dilakukan
oleh peserta pemilu atau tim sukses;
3. Jumlah kasus Perempuan dan kelompok
rentan yang kehilangan hak pilih;
4. Perolehan suara yang diumumkan dalam
formulir C1;
5. Jumlah kasus Perempuan Calon Legislatif
yang kehilangan suara.
Bawaslu Kabupaten Semarang
245
PENGAWASAN SELURUH
TAHAPAN PEMILU
SERENTAK 2019
Ummi Nu’amah
Pemilihan Umum tahun 2019 telah berakhir
yang dilaksanakan pada hari Rabu, 17 April 2019.
Ini merupakan pemilihan serentak pertama dalam
sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), yang menggabungkan Pemilu Presiden dan
Pemilu Legislatif. Pada Pemilu 2019 ini, rakyat
Indonesia yang telah memenuhi persyaratan
secara konstitusi, memilih calon Presiden dan
Wakil Presiden, Anggota DPR, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota, Anggota DPD untuk
periode 2019 - 2024. Pelaksanaan seluruh
tahapan Pemilu 2019 cukup panjang, di mulai
bulan Agustus 2017 dan selesai Bulan Oktober
2019. Tahapan Pemilu 2019 yang cukup panjang
yang tercecer dari catatan pengawasan…
246
ini, di perlukan pengawasan yang konstruktif oleh
Badan pengawas Pemilu dan jajarannya untuk
menjamin agar Pemilu benar-benar
diselenggarakan berdasarkan asas Pemilu dan
perundang-undangan sehingga akan terwujud
Pemilu yang berintegritas dan bermartabat.
Bawaslu Kabupaten Semarang memiliki 57
pengawas tingkat kecamatan, 235 pengawas
desa/kelurahan dan 3.182 pengawas tempat
pemungutan suara (TPS) mengawal tahapan
pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019
dengan jumlah pemilih yang mencapai 778.993
jiwa fokus pengawasan dilakukan secara
konstruktif dan tepat melalui instrumen
pengawasan. Tahapan diawasi yaitu
Pertama, Pengawasan tahapan
Pemuktahiran Data Dan Daftar Pemilih.
Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kabupaten
Semarang terhadap penetapan DPT tingkat
Kabupaten Semarang yang dilaksanakan pada
tanggal 8 September 2018 sampai dengan 2 April
2019 Hal-hal yang menjadi kerawanan dalam
penyusunan Daftar Pemilih dari Pemilu ke Pemilu
Bawaslu Kabupaten Semarang
247
antara lain; masih terdapat pemilih ganda, pemilih
belum terdaftar dalam daftar pemilih, pemilih yang
meninggal dunia, pemilih yang beralih status
TNI/Polri, Pemilih pindah domisili, Data Invalid,
penduduk yang sudah memenuhi syarat sebagai
pemilih tetapi belum mempunyai KTP El,
ketidakakuratan data kependudukan yang
mengakibatkan Data Potensial Penduduk Pemilih
Pemilu (DP4) yang diterima KPU dari (Kemendagri)
menjadi bermasalah.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
248
Kedua, Pengawasan Tahapan Verifikasi
Partai Politik. Bawaslu Kabupaten Semarang
memastikan data keanggotaan Partai politik yang
di verifikasi faktual merupakan data yang telah
melalui fase analisis kegandaan pada penelitian
administrasi dan penelitian admnistrasi perbaikan
yaitu: data ganda internal partai politik; data
potensi ganda; data ganda antar partai politik; dan
data anggota yang tidak memenuhi syarat.
Fokus pengawasan verifikasi faktual
Bawaslu Kabupaten Semarang adalah Partai
Politik yang lulus Penelitian Administrasi;
keanggotaan parpol dalam lampiran 2 model F2 –
Parpol untuk dicocokan kebenaran dan
kesesuaian identitas KTA dan KTP –el atau Surat
Keterangan; dan Verifikasi faktual berbasis
Kecamatan dan Desa melalui tatap muka (door to
door) yang melibatkan Panwascam dan Panwas
Desa.
Ketiga, Pengawasan Tahapan Pencalonan
DPRD Kabupaten Semarang. Bawaslu Kabupaten
Semarang melakukan pengawasan tahapan
pendaftaran calon dan verifikasi administrasi
Bawaslu Kabupaten Semarang
249
syarat calon Anggota DPRD Kabupaten Semarang
mulai pada tanggal 15 juli 2018 sampai selesai.
Fokus pengawasan Bawaslu Kabupaten Semarang
meliputi prosedur pengawasan, kesalahan
prosedur, dugaan pelanggaran, pengajuan bakal
calon, kelengkapan bakal calon, rekap hasil
pengajuan bakal calon, verifikasi kelengkapan.
Adapun data hasil pengawasan pendaftaran calon
dan verifikasi administrasi syarat calon Anggota
DPRD Kabupaten Semarang sebagai berikut :
Keempat, Pengawasan Tahapan
Kampanye. Pelaksanaan Pengawasan tahapan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
250
dan subtahapan kampanye antara lain
pengawasan terhadap Kampanye tanpa STTP;
diluar jadwal; mengandung SARA; Kampanye
hitam/hoax; menggunakan fasilitas
pemerintahan, tempat ibadah dan tempat
pendidikan; Politik Uang; keterlibatan orang yang
di larang kampanye (Polisi, Tentara, ASN, Kepala
Desa/Perangkat Desa) ; dan Kampanye yang
melibatkan kepala daerah. Sedangkan
Perencanaan Pengawasannya adalah
menginventarisasi STTP; meggunakan Alat Kerja
Pengawasan Kampanye; Pengawasan pelaksaan
kampanye yang dilakukan oleh Panwaslu
Desa/Kelurahan, Panwaslu Kecamatan maupun
Bawaslu Kabupaten Semarang; dan memberikan
Saran - Saran Pencegahan.
Bawaslu Kabupaten Semarang
251
Rekapitulasi Kampanye Pemilu 2019 di Kabupaten Semarang
Sumber : Hukum Data dan Informasi Bawaslu Kabupaten Semarang
Dari hasil pengawasan Bawaslu Kabupaten
Semarang telah melakukan penanganan terhadap
Temuan Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu,
Laporaan dugaan pelanggaran administratif,
Laporan dan temuan Dugaan pelanggaran dan
penertiban Alat Peraga kampanye.
Penertiban Alat Peraga Kampanye
No
Tanggal
Jenis
Bal
iho
Span
du
k
Ban
ner
Ben
der
a
Pam
flet
Stik
er
Um
bu
l-
Um
bu
l
Jum
lah
1 19 Des 2018 104 177 277 398 0 0 0 956
2 13 Feb 2019 352 308 100 2230 236 9 0 3235
3 02 Apr 2019 204 511 1235 855 101 16 10 2932
Jumlah 660 996 1612 3483 337 25 10 7123
Sumber : Hukum Data dan Informasi Bawaslu Kabupaten Semarang
yang tercecer dari catatan pengawasan…
252
Bawaslu Kabupaten Semarang
253
Kelima, Pengawasan Tahapan Logistik,
Logistik merupakan bagian yang sangat penting
dari pemilu. Bebrapa hal perencanaan
pengawasan tahap Logistik yaitu; selalu
berkoordinasi secara intensif baik formal maupun
informal dengan KPU; Pengawasan terhadap
Proses pencetakan surat suara dan BA; distribusi
logistic dari Perusahaan percetakan ke KPU Kab
semarang yang di lakukan oleh pihak ekpedisi;
proses pelipatan Kotak suara; proses pelipatan
dan pensortiran Surat Suara; Proses distribusi
logistic dari KPU Kabupaten Semarang ke PPK di
seluruh kecamatan dan dari PPK ke seluruh TPS
se Kab Semarang.
Dari hasil pengawasan di temukan dalam
kegiatan sortir dan pelipatan surat suara yang
dilakukan oleh KPU Kabupaten Semarang
bertempat di GOR Wujil Bawaslu Kabupaten
Semarang melihat dan mengawasi kegiatan tenaga
pelipatan dan sortir surat suara tanpa membuka
per lembar dengan demikian tenaga pelipatan dan
sortir surat suara tidak mengetahui kualitas Surat
suara; kemudian juga gudang penyimpanan
yang tercecer dari catatan pengawasan…
254
sebagian ada yang Bocor; dan di temukannya
Kasus di Desa Mlilir Kecamatan Bandungan
adanya kotak suara yang rusak yang sedang
didroping di Balai desa Mlilir.
Hasil temuan tersebut kemudian di kaji
dan di putuskan untuk memberikan rekomendasi
ke KPU Kab Semarang, antara lain meminta
kepada KPU memperbaiki mekanisme pelipatan
surat suara, untuk meminimalisir kerusakan
ketika sudah sampai di TPS; KPU Kab Semarang
memperbaiki atap gudang dan menutup logistik
yang ada di dalam gedung yang rawan kebocoran
dengan penutup; Merekomendasikan kepada
PPS/PPK yang ada saat droping logistic
berlangsung untuk mengganti kotak suara yang
rusak dengan yang baik.
Keenam, Pengawasan Tahapan Dana
Kampanye. Pengawasan fokus pada Parpol
peserta Pemilu DPRD Kabupaten Semarang Tahun
2019 dan KPU Kabupaten Semarang. Pengawasan
dilakukan secara langsung dengan
memperhatikan kepatuhan, kebenaran,
akuntabilitas, dan transparansi pelaporan dan
Bawaslu Kabupaten Semarang
255
penerimaan dana kampanye. Pengawasan tahapan
Dana Kampanye ini meliputi Laporan Awal dana
Kampanye (LADK), Laporan Penerimaan
Sumbanagan Dana kampanye (LPSDK) dan
Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana
Kampanye (LPPDK).
Ketujuh, Pengawasan Pemungutan,
Penghitungan, dan Rekapitulasi Suara.
Pada Tahapan Pemungutan Suara dan
Penghitungan di tingkat TPS, Bawaslu Kabupaten
Semarang mencatat ada 46 kejadian. Respon
terhadap kejadian tersebut, sudah dikeluarkan
rekomendasi oleh Bawaslu dan sudah tindak
lanjuti oleh jajaran KPU dalam hal ini PPS dan
KPPS. Permasalahan pada tahapan pemungutan,
penghitungan di tingkat TPS antara lain;
Pertama, Tempat Pemungutan Suara yang
kurang layak, dimana TPS bocor ketika terjadi
hujan akan tetapai telah diberikan saran kepada
KPPS untuk memindahkan TPS tersebut; Kedua,
Masih adanya KPPS yang belum mengetahui
perbedaan antara Daftar Pemilih Tambahan
(DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK); Ketiga,
yang tercecer dari catatan pengawasan…
256
Kekurangan Surat Suara di Tempat Pemungutan
Suara; Keempat, Salinan C1 tidak ditandatangani
basah oleh KPPS; Kelima, Pengawas Tempat
Pemungutan Suara (TPS) yang tidak diberikan
salinan C1; dan Keenam, DA 1 tidak
ditandatangani oleh PPK.
Sementara pada tahapan pengawasan
rekapitulasi Suara di Kecamatan yang
dilaksanakan dari tanggal 19 April 2019 sampai
26 April 2019. Hasil-hasil Pengawasan dalam
Rekapitulasi Suara tingkat Kecamatan se-
Kabupaten Semarang terdapat beberapa
kekeliruan. Antara lain pada penulisan jumlah
pemilih pada Daftar Pemilih Tetap (DPT);
Penulisan jumlah pada Daftar Pemilih Tambahan
(DPTb); Penulisan jumlah pemilih dalam Daftar
Pemilih Khusus (DPK); perbedaan data pada C1
hologram dengan Salinan C1 baik yang dimiliki
oleh saksi maupun oleh Pengawas TPS mengenai
jumlah pemilih dalam DPT, DPTb dan DPK; serta
perbedaan data di C1 hologram dengan Salinan
C1 mengenai perolehan suara partai politik
maupun Paslon/DPD/Calon Legislatif; Penulisan
Bawaslu Kabupaten Semarang
257
jumlah seluruh suara sah, suara tidak sah dan
jumlah seluruh suara sah dan tidak sah.
Sedikitnya ada 30 Rekomendasi yang di keluarkan
oleh Bawaslu untuk penghitungan suara ulang, 3
rekomendasi di keluarkan pada saat
penghitungan suara ulang di TPS dan 27
rekomendasi pada saat rekapitulasi di tingkat
PPK.
Sumber: Hukum Data dan Informasi Bawaslu Kabupaten Semarang
Kemudian pada tahap pengawasan pleno
rekapitulasi di tingkat Kabupaten, Bawaslu
sedikitnya mencatat ada 7 kejadian, sebagian
besar adalah koreksi pada data pemilih baik di
DPT, DPTb, DPK maupun pemilih disabilitas. Juga
koreksi pada data pengguna hak pilih, serta
yang tercecer dari catatan pengawasan…
258
penggunaan Terhadap kejadian ini Bawaslu
Terhadap perubahan data pengguna hak pilih
tersebut, Bawaslu meminta KPU menjelaskan
kronologi koreksi perubahan data terutama yang
mempengaruhi data perolehan suara tidak sah.
Penjelasan KPU terhadap perubahan data tersebut
adalah karena kesalahan entri data dan tidak
mempengaruhi data perolehan suara sah. KPU
mencatat perubahan data pengguna hak pilih
tersebut ke dalam DB2-KPU.
Bawaslu Kabupaten Semarang
259
Biodata Penulis
Agus Riyanto Lahir pada tanggal 4 Novembe1971, saat ini bertempat tinggal di Perum Randusari RT 6 RW 1 Desa Randugunting Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Berkecimpung dalam dunia pengawas pemilu sejak Tahun 2009 hingga saat ini menjabat sebagai Kordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Kabupaten Semarang. Sebelumnya, ia aktif pada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jawa Tengah Cabang Kabupaten Semarang. Tulisan Agus dalam buku ini berjudul Malam Pertama Kampanye yang Berujung ke Meja Hijau. Andi Gatot Anjas Budiman Kelahiran Kabupaten Semarang, 4 September 1975, menempuh pendidikan SD hingga SMA di Ambarawa. Jenjang Sarjana Hukum ditempuh di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Berangkat dari pengalaman menjadi Panwascam Bandungan Tahun 2008, saat ini ia menjadi bagian dari Bawaslu Kabupaten Semarang membidangi Koordinator Divisi Hukum, Data, dan Informasi. Tulisan AGAB dalam buku ini berjudul Muara Akhir di Mahkamah Konstitusi.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
260
Andi Rachman Lahir di Kabupaten Semarang, tanggal 14 November 39 tahun silam. Bergabung dengan Bawaslu sejak September 2017, saat ini merupakan Staf Organisasi Sumber Daya Manusia Bawaslu Kabupaten Semarang. Karyanya dalam buku ini dapat ditemui dengan judul Menyusun Daftar Pemilih Pemilu. Andi Setiawan
Pria kelahiran Kabupaten Semarang tanggal 12 Agustus 1991 ini tinggal di Ambarawa. Alumnus Fakultas Hukum Unisula, saat ini bekerja sebagai staf penindakan pelanggaran Bawaslu Kabupaten Semarang. Tulisannya berjudul Perhelatan Pesta Demokrasi. Ego Fahrizal Lahir di Kabupaten Semarang, 3 Juni 1996 merupakan staf pengawasan Bawaslu Kabupaten Semarang. Lulusan Hukum Universitas Negeri Semarang sejak kecil hingga saat ini bertempat tinggal di Ungaran. Dek Rizal menjadi staf termuda ke-2 di Bawaslu Kabupaten Semarang menulis Cerita di Balik Pegawasan Surat Suara Pemilu 2019. Khoirul Umam Menjadi Staf Pengawasan Bawaslu Kabupaten Semarang sejak Tahun 2017. Ia Lahir di
Kabupaten Semarang, 30 September 1993. Tulisannya dalam buku ini berjudul Kisah Sang Pengawas “Balada Penertiban Alat Peraga Kampanye”.
Bawaslu Kabupaten Semarang
261
Khusnul Azizatunnishak Sarjana Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Semarang ini saat ini sebagai Staf Keuangan Bawaslu Kabupaten Semarang. Lahir di Salatiga, 3 November 1995 bertempat tinggal di Dusun Karangrejo RT 01 RW 02 Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Dalam buku ini, ia mengisahkan pengalamannya melakukan pengawasan Pemilu 2019 dengan judul Partisipasi Masyarakat dalam Mengawal
Pemilu 2019. Lia Wardah Nadhifah Lahir di Kabupaten Semarang, 1 Agustus 1995 merupakan staf penyelesaian sengketa Bawaslu Kabupaten Semarang. Alumni Fakultas Syariah IAIN Salatiga ini sebelumnya nyantri selama 6 tahun di Ponpes Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta. Dalam buku ini, Lia mengisahkan pengalamannya dalam mengawasi Tahapan Laporan Dana Kampanye Pemilu 2019 yang dapat ditemui dalam judul Potret Perjalanan Pengawas Perempuan. Muhammad Budi Purwanto Pria kelahiran Kabupaten Semarang, 28 Juni 1994 ini merupakan alumnus Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Sewaktu SMA pernah nyantri di Ponpes Al-Ittihad Poncol Kabupaten Semarang. Saat ini bekerja sebagai staf teknis Bawaslu Kabupaten Semarang. Menjadi staf penyelenggara Pemilu Tahun 2019 merupakan pengalaman pertama baginya.
yang tercecer dari catatan pengawasan…
262
Tulisannya dapat ditemui dalam judul Belajar Dari Mbah Royo. Muhlasin Sarjana Komputer Udinus ini lahir di Kabupaten Semarang, 3 November 1986. Keahliannya pada bidang komputer tidak diragukan lagi, berbagai desain karyanya mewarnai Kehumasan Bawaslu Kabupaten Semarang. Desain sampul pada buku ini pun dibuat olehnya. Karya tulisannya dapat
dijumpai dalam judul Wani Piro? Pada Jagongan Pemilu. Mohammad Talkhis Lahir di Kabupaten Semarang, 19 Februari 1979. Sejak kecil ia tinggal di Jalan Yos Sudarso Nomor 15 RT 03 RW 08 Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat. Talkhis merupakan alumnus Universitas Negeri Semarang, saat ini menjabat sebagai Ketua sekaligus Koordinator Divisi Organisasi & Sumber Daya Manusia Bawaslu Kabupaten Semarang. Sebagai aktivis ia telah berkecimpung dalam banyak bidang. Keterlibatannya dalam kepemiluan dimulai dari Tahun 1999. JAMPPRI-JPPR, KIPP Kabupaten Semarang, dan bergabung menjadi Anggota Panwaslu Kabupaten Semarang pada Pemilihan Gubernur Jateng Tahun 2008. Tulisannya dalam buku ini berjudul SDM & Organisasi Bawaslu.
Riyadus Solichin Pemuda kelahiran Kabupaten Seamrang tepatnya di Desa Reksosari Kecamatan Suruh pada tanggal 25 Januari 1993. Terlahir dari keluarga kecil
Bawaslu Kabupaten Semarang
263
ayahnya bernama Sahudi dan ibunya bernama Himawati. Tulisannya pada buku ini berjudul Masa-Masa Kritis Jelang Pesta Demokrasi Pemilu Serentak 2019. Rohani Pungkasari Wanita kelahiran Semarang tanggal 24 Januari ini beralamat di Gedawang Pesona Asri 11/12 B. Berlatar belakang pendidikan Sarjana Hukum UNDIP, saat ini ia menjadi Staf Penindakan
Pelanggaran Bawaslu Kabupaten Semarang. Bunda, begitu seluruh staf kantor memanggilnya menulis karya berjudul Tetap Semangat Meskipun Lelah. Syahrul Munir Sebelum bergabung di Bawaslu, pria kelahiran Kendal, 12 Juni ini adalah seorang jurnalis di Kompas.com. Beberapa perhelatan kepemiluan diliputnya. Munir mengaku, awal ketertarikannya pada bidang kepemiluan adalah ketika menjadi reporter Radio Rasika, dimana berbagai pelatihan peliputan Pemilu diperolehnya. Beberapa judul karya tulisnya pada buku ini yaitu Terhalang Sinden, Kejutan, Pertama atau Terpagi, Nomor Satu Tetaplah “Nomor Satu”. Ummi Nuamah Lahir di Kabupaten Kudus, tepat pada hari Selasa tanggal 7 April 1981. Anak pertama dari 5
bersaudara ini merupakan seorang perempuan aktivis. Sebelum menjadi Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kabupaten Semarang, ia pernah menjadi bagian Pematau
yang tercecer dari catatan pengawasan…
264
Pemilu JPPR dan menjadi anggota Panwascam Banyubiru. Menulis menjadi hobi tersendiri baginya. Banyak karya tulisnya yang telah dimuat pada media cetak. Tulisan Ummi dalam buku ini berjudul Potret Perjalanan Pengawas Perempuan, Bawaslu Goes To School, dan Pengawasan Seluruh Tahapan Pemilu Serentak Tahun 2019.