33
LAPORAN KASUS KELOMPOK VI 030.11.031 Anggie Pradetya Maharani 030.11.032 Angie Beatrice 030.11.033 Anindya 030.11.034 Anindya Latona Sidarta 030.11.035 Anisa Putri Zakirah 030.11.036 Annisa Anzar Aprilianti 030.11.037 Annisa Rizky Maulida 030.11.038 Anya Dewi Nastiti 030.11.039 Apriesta Athica Caroline 030.11.042 Archi Cherrya Oktiandini 030.11.043 Arini Nisaul I A 030.11.044 Armando Rahadian 030.11.046 Ashrinda Jussinur 030.11.047 Astrid Fiyoni 030.11.048 Atika Asrianti Taslim 030.11.049 Atrya Iga Amanda

Diare akut dehidrasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Diare akut dehidrasi

LAPORAN KASUS

KELOMPOK VI

030.11.031 Anggie Pradetya Maharani

030.11.032 Angie Beatrice

030.11.033 Anindya

030.11.034 Anindya Latona Sidarta

030.11.035 Anisa Putri Zakirah

030.11.036 Annisa Anzar Aprilianti

030.11.037 Annisa Rizky Maulida

030.11.038 Anya Dewi Nastiti

030.11.039 Apriesta Athica Caroline

030.11.042 Archi Cherrya Oktiandini

030.11.043 Arini Nisaul I A

030.11.044 Armando Rahadian

030.11.046 Ashrinda Jussinur

030.11.047 Astrid Fiyoni

030.11.048 Atika Asrianti Taslim

030.11.049 Atrya Iga Amanda

JAKARTA

6 Desember 2012

Page 2: Diare akut dehidrasi

BAB I

PENDAHULUAN

Diare akut adalah buang air besar ada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai

perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung

kurang dari satu minggu. Sedangkan menurut Ghisan, diare kronik sebagai satu episode diare lebih

dari 2 minggu, dan menurut Walker-Smith et al, suatu kondisi serupa yang disertai berat badan

menurun atau sukar naik merupakan definisi dari diare peristen(1).Setiap tahun diperikirakan lebih

dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasuskematian sebagai akibatnya.Diperkirakan

angka kejadian di negara berkembang berkisar 3,5 ± 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun

pertama kehidupan dan 2 ± 5 episode per anak  per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan.

Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare, sedangkan di Indonesia,

hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang

terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, sedangkan untuk golongan 1-4 tahun penyebab

kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.1Mekanisme penularan utama untuk

patogen diare adalah fecal-oral dengan makanan dan air sebagai media penyebarannya.

Page 3: Diare akut dehidrasi

BAB II

LAPORAN KASUS

Sesi 1 : Seorang anak lelaki berusia 10 bulan dibawa ke Puskesmas karena diare yang sudah

berlangsung selama 2 hari. Diare terjadi setiap hari kira-kira 6-8 kali/hari dengan tinja cair berlendir

tanpa darah dan setiap diare sebanyak kira-kira ¼ gelas.Sehari sebelum dibawa ke Puskesmas anak

mengalami muntah 3 kali jumlah banyak.Selain diare, anak batuk pilek disertai demam.

Sesi 2 : Pada anamnesis selanjutnya bayi kelihatan haus yang bila disusukan bayi kelihatan lebih

tenang. Pasien hanya dirawat beberapa jam di ruangan observasi (one day care center) dan tidak

dirawat inap kemudian pulang dengan diberi terapi dari Puskesmas. Dua hari kemudian dibawa lagi

ke Rumah Sakit karena masih diare, kejang dan tidak mau minum.Sejak satu hari terakhir kencing

sangat kurang dan terlihat sangat gelisah.

Pada pemeriksaan bayi: BB= 12 kg, kelihatan lemah, suhu 39c, pernafasan cepat dengan RR= 56

kali/menit, nadi masih teraba, denyut jantung 152 kali/menit. Pada pemeriksaan kepala fontanel

mayor dan mata kelihatan cekung, dan konjungtiva kelihatan kering. Abdomen kelihatan kembung

dan bising usus sulit didengar,

BAB III

Page 4: Diare akut dehidrasi

PEMBAHASAN

Untuk menentukan diagnosis yang tepat pada pasien kasus ini, dilakukan hal-hal

sebagai berikut: identifikasi pasien, identifikasi keluhan utama, hipotesis, anamnesis tambahan,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

I. Identifikasi pasien

Nama : -

Umur : 10 bulan

Jenis kelamin : laki-laki

II. Keluhan utama

Diare yang sudah berlangsung selama dua hari.

III. Hipotesis

Menurut perjalanan penyakitnya  (WHO), hipotesis anak berusia 10 bulan ini menderita

Diare akut yaitu diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada

bayi dan anak yang sebelumnya sehat(2).

Yang dapat disebabkan oleh:

Diare akut disertai dehidrasi.

Diare akut pada kasus ini bisa disebabkan oleh Infeksi bakteri invasif seperti:

Shigella sp, Salmonella, Campylobavter jejuni, EIEC dan EHEC. Bakteri

melekatkan diri di dinding mukosa usus sehingga menyebabkan perubahan maupun

kerusakan dinding mukosa usus menimbulkan diare lendir/darah.

Selain itu dapat disebabkan oleh Rotavirus yang merupakan penyebab utama diare

pada bayi dan anak anak biasanya berumur <5 tahun. Virus ini menyerang enterosit

matang dari villi usus halus; memproduksi NSP4 enterotoksin. Bisa disertai

dehidrasi, demam, muntah dan abdominal pain.

Intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa merupakan gangguan penyerapan laktosa yang disebabkan oleh

defisiensi enzim laktosa yaitu laktase dalam brush border usus halus. Sindroma klinis

ditandai oleh satu atau lebih manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual,

Page 5: Diare akut dehidrasi

kembung, produksi gas di usus meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan

yang mengandung laktosa(3).

IV. Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang

1. Apakah warna dari feses pada bayi ?

2. Apakah diare pada bayi ini disertai kembung pada perut ?

3. Apakah bayi tampak gelisah maupun apatis ?

4. Apakah bayi masih diberikan ASI ?

5. Apakah bayi tersebut masih mau diberi minum atau ASI ?

6. Apakah bayi pernah mengalami kejang pada masa diare ini ?

7. Apakah bayi sudah mengonsumsi makanan tambahan ?

8. Makanan apa yang terakhir dikonsumsi oleh bayi ?

V. Pemesiksaan fisik

Pemeriksaan fisik Hasil pemeriksaan Nilai normal Interpretasi

Keadaan umum Lemah dan gelisah Tidak lemah dan tidak gelisah

Mungkin di karenakan diare dan dehidrasi yang berat

Suhu 39° C 36,5° – 37,2° C Febris

Berat badan 12 Kg Berat badan ideal pada bayi (0-12bln) :(umur (dalam bulan) / 2 + 4 = 10/2 + 4 = 9

Normal

Pernafasan 56x /menit 30 – 50x /menit Takipnea

Denyut nadi 152x /menit 80 – 140x /menit Takikardia

Kepala : Fontanel mayor

dan mata Konjungtiva

Cekung

Kering

Tidak cekung

Tidak kering

Dehidrasi

Dehidrasi

Abdomen Kembung dan bising usus sulit didengar

Normal, simetris dan mendatar

VI. Pemeriksaan laboratorium

Clini test (tes reduksi tinja): Positif kuat.

Page 6: Diare akut dehidrasi

Pada hasil clinitest positif kuat ini menandakan adanya malabsorbsi karbohidrat yang

dimana seharusnya tidak ada lagi gula yang diserap di colon. Dan hasilnya positif juga

menandakan adanya diare osmotic(4).

VII. Diagnosis

Diare Akut dengan Dehidrasi Berat.

Dehidrasi berat dihitung berdasarkan derajat dehidrasi Skor Maurice King. Karena ada

keluhan batuk, pilek dan juga didapatkan cline test + yang membuktikan bahwa penyerapan

glukosa tidak sempurna/defisiensi enzim pemecah glukosa pada mucus usus, maka untuk

etiologi dari diare kami menduga disebabkan oleh rotavirus dimana rotavirus dapat

menginfeksi melalui jalan pernafasan yang pada akhirnya dapat juga bersamaan dengan

intoleransi laktosa. Namun untuk memastikan etiologinya kami perlu melakukan

pemeriksaan penunjang lainnya(5).

VIII. Penatalaksanaan

A. Medikamentosa

a. Karena pasien masih berumur 10 bulan, tidak mau minum dan mengalami kejang di

rehidrasi dengan NGT (Nasogastrict Tube)

Berikan 20ml/Kg/jam selama 6 jam (total 120ml/Kg)

Perhatikan pasien setiap 1-2 jam

b. Beri antibiotic jika penyebab kuman sudah diketahui.

B. Non Medikamentosa

Menerangkan 3 cara pengobatan diare di rumah :

a. Berikan anak lebih banyak cairan dari biasanya untuk mencegah dehidrasi

Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makananyang

cair (sup, air tajin) dan air matang

Gunakan larutan oralit seperti tabel di bawah (Jika anak usia < 6 bulandan

belum makan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripadamakanan

cair

Beri larutan oralit sebanyak anak mau

Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti

b. Beri anak makan untuk mencegah kurang gizi.

Teruskan ASI

Page 7: Diare akut dehidrasi

Bila anak tidak mendapat ASI beri susu yang biasa diberikan. Untuk anak < 6

bulan dan belum mendapat makanan padat diberi susu cairyang dicairkan

dengan air yang sebanding selama 2 hari.

Bila anak ≥ 6 bulan / telah mendapat makanan padat:

Beri bubur/campuran tepung lain, bila perlu campur dengan kacang-

kacangan, sayur, daging atau ikan. Tambah 1-2 sendok teh minyak

sayurpada tiap porsi

Beri sari buah segar/pisang halus/untuk menambah kalium

Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 5 x sehari

Beri makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanantambahan

setiap hari selama seminggu

c. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari /

menderita sbb:

BAB cair sering kali

Makan/minum sedikit

Muntah berulang-ulang

Demam

Sangat haus sekali

Tinja berdarah

IX. Prognosis

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad functionam : Ad bonam

Ad sanationam : Ad bonam

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Page 8: Diare akut dehidrasi

I. Anatomi sistem pencernaan

A. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada

hewan.Mulut umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang

berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari mulut

dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di

permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.

Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari

berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi

belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.

Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut

dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung

antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri

secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

B. Tenggorokan ( Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.Didalam lengkung

faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar

Page 9: Diare akut dehidrasi

limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara

jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,

didepan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,

dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga

mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium

Tekak terdiri dari; Bagian superior :bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian

media: bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior: bagian yang sama

tinggi dengan laring.

Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang

menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut

orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring

gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring

C. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu

makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui

Page 10: Diare akut dehidrasi

kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus dibagi menjadi tiga

bagian:

bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

D. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.

Terdiri dari 3 bagian yaitu:

Kardia.

Fundus.

Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin

(sfinter), yang bisa membuka dan menutup.Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi

masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk

mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung

menghasilkan 3 zat penting :

Lendir

Page 11: Diare akut dehidrasi

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.Setiap

kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah

kepada terbentuknya tukak lambung.

Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh

pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan

sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

E. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di

antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang

mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan

lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan

makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang

mencerna protein, gula dan lemak.

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M

sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong

(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Page 12: Diare akut dehidrasi

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang

terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong

(jejunum).Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus

halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus

seluruhnya oleh selaput peritoneum.pH usus dua belas jari yang normal berkisar

pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu

dari pankreas dan kantung empedu.Nama duodenum berasal dari bahasa Latin

duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),

yang merupakan bagian pertama dari usus halus.Makanan masuk ke dalam

duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus

halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk

berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian

kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus

penyerapan (ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8

meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.Usus kosong dan usus penyerapan

digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot

usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.Secara histologis dapat

dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar

Brunner.Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni

sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.Sedikit sulit untuk membedakan usus

kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada

sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak

Page 13: Diare akut dehidrasi

setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki

pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12

dan garam-garam empedu.

F. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan

rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

Kolon asendens (kanan)

Kolon transversum

Kolon desendens (kiri)

Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa

bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi

membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal

dari usus.Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-

bakteri didalam usus besar.Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan

dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

G. Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah

suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari

Page 14: Diare akut dehidrasi

usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis

reptil.Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora

eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh

umbai cacing.

H. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.Apendisitis yang parah dapat

menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau

peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform

appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan

caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,

Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.

Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di

retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

I. Rektum dan anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan

yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ

ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.Biasanya rektum ini kosong

karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika

kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk

buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material

di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk

melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan

ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak

terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Page 15: Diare akut dehidrasi

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan

anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting

untuk menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar

dari tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya

dari usus.Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari

tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama

anus.

J. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama

yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti

insulin.Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan

duodenum (usus dua belas jari).

Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

Pulau Langerhans, menghasilkan hormon

Page 16: Diare akut dehidrasi

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan

hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,

karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat

digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif

jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar

sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan

asam lambung.

K. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki

berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.

Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa

fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan

penetralan obat.Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.Istilah

medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari

kata Yunani untuk hati, hepar.

Page 17: Diare akut dehidrasi

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh

darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang

bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati

sebagai vena porta.Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati,

dimana darah yang masuk diolah.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya

dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

L. Kandung empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir

yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses

pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan

berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan

empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari

melalui saluran empedu.

Page 18: Diare akut dehidrasi

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin

(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

II. Fisiologi

1. Mulut

Pada mulut terdapat gigi geligi yang berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga

menjadi ukuran yang lebih kecil. Di mulut juga terjadi pencernaan karbohidrat melalui

kerja enzim amylase liur yag menguraikan polisakarida menjadi maltosa. Air liur di

mulut juga mengandung mukus sebagai pelumas makanan dan enzim lisozim yang

berfungsi untuk menghancurkan bakteri.

2. Faring dan Esofagus

Proses yang terjadi pada faring dan esophagus adalah proses menelan. Esofagus

adalah saluran tempat lewat makanan dari mulut ke lambung. Pada esofagus terdapat

gerakan peristaltik yang menyapu dari pangkal ke ujung esophagus dan mendorong

makanan yang telah menjadi bolus untuk menelusuri esophagus dan masuk ke lambung.

3. Lambung

Salah satu fungsi lambung adalah untuk menyimpan makanan sebelum selanjutnya

disalurkan ke usus halus yang merupakan tempat utama pencernaan dan

penyerapan.Lambung menghasilkan pepsinogen yang diproduksi oleh chief cell.

Pepsinogen akan diubah menjadi bentuk aktifnya yaitu pepsin oleh HCl yang juga

dikeluarkan lambung. Pepsin memulai pencernaan protein dengan memutuskan ikatan-

Page 19: Diare akut dehidrasi

ikatan asam amino untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida.Di lambung juga

disekresi faktor intrinsik yang penting dalam penyerapan vitamin B12. (1)

4. Pankreas

Pankreas mengandung jaringan eksokrin dan endokrin.Bagian eksokrin

mengeluarkan getah pancreas yang terdiri dari enzim pancreas dan larutan cair

basa.Terdapat tiga jenis enzim pankreas yaitu enzim proteolitik untuk pencernaan

protein, amilase pankreas untuk pencernaan karbohidrat, dan lipase pankreas untuk

mencerna lemak.Enzim proteolitik terdiri dari tripsinogen, kimotripsinogen, dan

prokarboksipeptidase. Tripsinogen akan diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase.

Sedangkan kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase akan diaktifkan oleh tripsin.

Amilase pankreas mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa.Lipase pancreas

menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.(1)

5. Hati

Dalam sistem pencernaan hati berperan untuk sekresi garam empedu yang membantu

pencernaan dan penyerapan lemak.

6. Usus Halus

Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan

berlangsung.Terdapat tiga jenis enzim yaitu enterokinase, disakaridase, dan

aminopeptidase.Enterokinase berfungsi untuk mengaktifkan enzim pancreas

tripsinogen. Disakaridase terdiri dari maltase, sukrase, dan laktase yang masing-masing

menghidrolisis maltose, sukrosa, dan laktosa menjadi monosakarida konstituennya.

Aminopeptidase menghidrolisis fragmen-fragmen peptide kecil menjadi komponen-

komponen asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai.Pada usus halus terjadi

penyerapan semua nutrient, sebagian elektrolit, dan air(6).

7. Usus Besar

Komponen yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tercerna,

komponen empedu yang tidak diserap, dan cairan. Kolon mengekstraksi H2O dan garam

dari isi lumennya dan sisanya akan dikeluarkan sebagai feses. Fungsi utama usus besar

adalah untuk menyimpanan tinja sebelum defekasi(7).

8. Rektum

Tempat penyimpanan feses sebelum akhirnya dibuang melalui anus.

9. Anus

Tempat pengeluaran feses.

Page 20: Diare akut dehidrasi

III. Histologi

1. Oesophagus

Oesophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Di dalam

submukosa, terdapat kelenjar esophagus dengan secret yangmemudahkan transport

makanan dan melindungi mukosa esophagus.Di dalam lamina propria, terdapat kelenjar

kardiak esophagus yangmenyekresi mucus. Lapisan muskularnya terdiri atas sel-sel otot

polos.Hanya bagian esophagus yang terdapat di dalam rongga peritoneumyang ditutupi

serosa. Sisanya ditutupi oleh selapis jaringan ikatlonggar, adventisia, yang menyatu

dengan jaringan sekitar .

2. Gaster (ventriculus)

Mukosa lambung terdiri atas epitel permukaan yang berlekuk ke dalamlamina

propria. Lamina proprianya terdiri atas jaringan jaringan ikatlonggar yang disusupi sel

otot polos dan sel limfoid. Lapisansubmukosa terdiri atas jaringan ikat padat yang

mengandung pembuluhdarah dan pembuluh limfe. Lapisan muskularisnya terdiri atas

serabutotot polos yang tersusun dalam tiga arah utama. Lapisan luar

tersusunlongitudinal, lapisan tengah tersusun sirkular, dan lapisan dalamtersusun oblik.

3. Usus Halus

Usus halus relatif panjang, rata-rata lima meter, dan terdiri atas tigasegmen, yaitu

duodenum, jejunum, dan ileum. Ketiganya memilikikemiripan. Permukaan usus halus

memperlihatkan lipatan-lipatanpermanen, yaitu plika sirkularis, yang terdiri atas

mukosa dansubmukosa, dengan bentuk semilunar, sirkular, atau spiral. Plika inipaling

berkembang di jejunum. Di duodenum, terdapat vili yangberbentuk daun dan berangsur

berubah bentuk menyerupai jari saattiba di ileum. Epitel vili menyatu dengan epitel

kelenjar. Kelenjarintestinal mengandung sel induk, sedikit sel absorptive, sel goblet,

selpaneth, dan sel enteroendokrin

Page 21: Diare akut dehidrasi

4. Colon

Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa adanya lipatan kecualipada bagian

distalnya (rectum). Vili usus tidak dijumpai pada bagianusus ini. Kelenjar usus

berukuran panjang dan ditandai denganbanyaknya sel goblet dan sel absorptive dan

sedikit sel enteroendokrin.Lamina proprianya banyak dijumpai sel limfoid dan nodul

yangseringkali menyebar sampai ke dalam submukosa. Muskularis terdiri atas berkas –

berkas longitudinal dan sirkular(8).

IV. Patogenesis diagnosis

Diare disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan virus.Malabsorbsi terjadi oleh karena

kerusakan sel usus (enterocyt). Racun yang diprosuksi Rotavirus berupa protein NSP4

menyebabkan sekresi ion kalsium, mengganggu SGLT1 dalam proses reabsorbsi air,

menghambat aktivitas membran silia disakarida, dan kemungkinan mengganggu reflek

simpatis parasimpatis usus. Enterocyt yang sehat mengsekresikan lactase ke usus kecil,

intoleransi susu dapat terjadi oleh karena defisiensi lactase dan menjadi gejala khas dari

infeksi rotavirus ini, dan kondisi ini dapat berlangsung sampai satu minggu. Diare sedang

yang berulang oleh karena pengenalan susu buatan pada anak terjadi oleh karena fermentasi

disakarida laktosa oleh bakteri di usus.

Gejala Klinis

Gejala yang didapatkan pada gastroenteritis oleh karena rotavirus antara lain dapat berupa

muntah, diare air, dan demam sumer-sumer. Ketika seorang anak terinfeksi virus ini perlu

waktu inkubasi selama kurang lebih 2 hari sebelum timbulnya gejala klinis.Dehidrasi lebih

sering terjadi pada infeksi rotavirus daripada oleh karena bakteri patogen, dan menjadi

penyebab kematian tersering oleh karena infeksi rotavirus ini.

Page 22: Diare akut dehidrasi

Infeksi rotavirus dapat terjadi seumur hidup, infeksi pertama kali menimbulkan gejala,

namun infeksi berikutnya tidak menimbulkan gejala oleh karena adanya peningkatan sistem

imunitas tubuh. Oleh karena itu, infeksi dengan manifestasi klinis terbanyak pada usia di

bawah 2 tahun dan menurun sampai dengan usia 45 tahun. Infeksi pada neonatus biasanya

asimtomatik atau infeksi sedang, infeksi yang berat biasanya pada anak usia 6 bulan sampai

2 tahun, juga pada anak yang lebih tua dengan imunokompromis. Oleh karena imunitas yang

didapat pada waktu anak, orang dewasa kebal terhadap infeksi rotavirus, diare pada dewasa

lebih sering disebabkan hal lain, selain rotavirus, akan tetapi infeksi asimtomatik pada

dewasa ini dapat menjadi sumber penularan. Infeksi simptomatis pada dewasa dapat

disebabkan rotavirus tipe A dengan serotipe yang lain(10).

Page 23: Diare akut dehidrasi

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan informasi dan pemeriksaan yang telah dilakukan, diagnosis dari pasien ini

adalah diare akut dengan dehidrasi. Pasien mengalami diare selama 2 hari dengan lendir dan terlihat

tanda-tanda dehidrasi seperti pasien kelihatan haus, fontanel mayor dan mata terlihat cekung serta

konjungtiva kelihatan kering. Karena pasien mengalami kejang, maka penatalaksanaan pada pasien

ini dengan rehidrasi menggunakan NGT (Nasogastrict Tube), dan edukasi kepada orangtua pasien.

Page 24: Diare akut dehidrasi

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. 1. Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. Buku Ajar Gastroentero-Hepatologi. In: Juffrie M,

Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, editors. Jakarta: Badan Penerbit

IDAI; 2012.p.87-8, 122

2. Irwanto,Roim A,Sudarmo SM.Diare akut anak dalam ilmu penyakit anak diagnosa dan

penatalaksanaan. Edisi ke 1.Jakarta:Salemba Medika;p.73-6

3. Mansjoer A. Suprohaita. Wardhani I. W. Setiowulan W. Kapita Selekta: Gastroentologi

Anak. 3rd ed. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 2000. p.51

4. Heyman MB. Lactose Intolerance in Infants, Children, and Adolescent. 2006.p. 118, 3, 1279.

5. Kee, Jajce Lefever.Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostic. Jakarta: EGC; 2007

6. Subagyo B, Santoso NB. Diare Akut. Buku Ajar Gastroenterologi-

Hepatologi.Jakarta:Penerbit IDAI;2010;p.101-5

7. Sherwood L. Sistem Pencernaan. In:Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Yesdelita N

(ed). Jakarta: EGC; 2012. p. 645-688.

8. Juncqueira L. C , Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas.Jakarta : EGC. 2000

9. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:EGC;1996

.