44
Pentas Budaya 2015 : Indonesia itu Keren

DIANTARA 2015 PART I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Majalah SMPK Santa Clara Surabaya

Citation preview

Page 1: DIANTARA 2015 PART I

Pentas Budaya 2015 : Indonesia itu Keren

Page 2: DIANTARA 2015 PART I

D engan semangat Santa Clara dan Ine-

sian, SMP Katolik Santa Clara Surabaya

mewartakan kabar gembira melalui

kegiatan yang bermutu dan berkarakter sesuai den-

gan perkembangan zaman.

SMP Katolik Santa Clara Surabaya meman-

carkan terang, membentuk manusia yang beriman, cer-

das, berkarakter, terampil, terbuka pada perubahan

jaman dan memiliki semangat nasionalisme.

Mengembangkan nilai-nilai spiritual dengan sema ngat

Santa Clara yaitu kegembiraan, kesederhanaan, dan keper-

cayaan dalam setiap pelaksanaan kegiatan.

Meningkatkan penghayatan iman dan rasa syukur atas kebaikan serta cinta

kasih Tuhan.

Menyelenggarakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (SDM).

Membentuk pribadi yang jujur, disiplin, bertanggung jawab dan santun.

Menumbuhkembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik.

Membekali penguasaan IPTEK serta kemampuan berbahasa asing dalam

menghadapi globalisasi.

Menyediakan sarana prasarana pendidikan dan pengajaran berkualitas.

Menyiapkan kader-kader bangsa/gereja.

Page 3: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

artic

le

D unia sedang berada

dalam perubahan

dahsyat. Salah satu

penyebabnya, kema-

juan teknologi informasi dan ko-

munikasi. Sekarang ini, orang ber-

bicara tentang “global village”,

suatu desa atau kampong global,

biarpun kenyataannya memang

berbeda!

Di desa atau kampung, bi-

asanya orang saling kenal dan

saling menyapa dari muka ke

muka, tetapi dalam “global village”

nyatanya orang semakin terasing

di tengah kemajuan teknologi

dengan segala gadgetnya.

Kenyataan ini menjadi pen-

galaman harian dalam keluarga-

keluarga. Dunia digital

menghadirkan perubahan atau

hubungan komunikasi secara baru

di dalam keluarga.

Peralatan komunikasi yang

merasuki keluarga-keluarga mem-

bangun perilaku khusus, yang be-

lum pernah hadir selama ini.

Hubungan kekeluargaan berubah.

Orangtua dan anak makin ditang-

kap basah oleh alat komunikasi.

Face to face semakin

berubah menjadi “facebook” atau

perangkat digital dengan pelbagai

nama. Kesejatian komunikasi

dalam keluarga berkembang

baik secara positif maupun nega-

tif, biarpun tidak disadari sepe-

nuhnya.

Keluarga-keluarga nam-

paknya semakin mempercayakan

diri pada alat-alat bantu komuni-

kasi, yang pada gilirannya sering-

kali menjauhkan diri, bahkan

membuat kita saling “terasing”.

Kepedulian akan sesama

dalam keluarga berubah menjadi

“angka” dalam teknologi komuni-

kasi. Apakah artinya ini bagi ke-

luarga ? Keluarga masuk ke dalam

gaya hidup baru dengan segala

dampaknya, baik yang mnyenang-

kan maupun tak menyenangkan.

Dunia digital dalam ke-

luarga semakin menjadi kehadiran

jari yang saling menyapa secara

pribadi. Jari manusia dalam ke-

luarga semakin dikuasai oleh cara

kerja baru, yaitu penghampiran

dalam bentuk maya yang ber-

makna.

Memang, maknanya mem-

perluas jejaring komunikasi, biar-

pun kehadiran pribadi secara fisik

berkurang atau bahkan hilang.

Anggota keluarga dapat menjauh

dari makan bersama akibat

ketagihan dalam penggunaan alat

komunikasi modern.

Jadi, di samping kemajuan

dalam membangun peradaban

baru, keluarga-keluarga juga ter-

perangkap dalam kebutuhan-

kebutuhan yang tidak nyata me-

lalui keinginan-keinginan yang

dibentuk di luar kemauan kita

akibat iklan atau fitur-fitur lain

dalam teknologi komunikasi.

Pergerakan “online” dalam

keluarga nampaknya semakin

menjadikan sesama anggota ke-

luarga “orang lain”, sehingga ko-

munikasi manusiawi memudar

dan hubungan pribadi menjadi

samar-samar.

Di tengah perubahan

demikian, keluarga memang men-

galami kegembiraan berjejaring,

namun kemesraan keluarga harus

berhadapan dengan senjata

teknologi yang sangat ampuh

menyodorkan gaya khusus yang

berbeda.

Dampak yang memukau

dari teknologi komunikasi dapat

menyebabkan keretakan keluarga,

persaingan kepemilikan gadget

dalam keluarga, bahkan kecuri-

gaan serta ketidak-percayaan satu

sama lain.

Dapat muncul gosip dalam

keluarga atau antar keluarga aki-

bat pemakaian alat komunikasi

yang tidak bertanggungjawab.

Pemberdayaan teknologi komuni-

kasi tidak dengan sendirinya

Mgr

Petrus

Turang

Uskup Agung Kupang

Page 4: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

artic

le

memberdayakan hubungan pri-

badi dalam keluarga: kebiasaan

adat istiadat yang baik dan yang

merukunkan dapat menjadi luntur

akibat pengaruh konsumeristik

media sosial digital.

Saudara-saudari terkasih,

Yesus Kristus telah menganu-

gerahkan kepada persekutuan

gerejawi, utamanya persekutuan

keluarga, perintah baru yaitu anu-

gerah cintakasih. Keluarga meru-

pakan sekolah awal dari komuni-

kasi, di mana terdapat bahasa

tubuh yang sangat manusiawi.

Perintah cintakasih adalah

anugerah ilahi dalam perjalanan

keluarga Kristiani, dengan mana

kita umat Kristiani belajar men-

jadi murid-murid Kristus, ialah

orang yang meneladani perilaku

hidup Yesus Kristus.

Dengan belajar mengasihi

dalam keluarga, kita membangun

suatu peradaban baru, yaitu bu-

daya kasih yang senantiasa baru

dan menjiwai perjalanan hidup

keluarga di mana dan kapan saja.

Sayang akan hidup mulai

bermekar dalam hidup keluarga,

karena di dalam keluarga komuni-

kasi “Rahim” menjadi dasarnya.

Komunikasi ini tidak perlu

teknologi komunikasi, karena

secara biologis sudah tertancap

dalam hubungan ibu-anak: suiatu

kegirangan yang luar biasa dan tak

tergantikan.

Bahasa tubuh ini masuk

dalam peredaran darah bersama

dan pada gilirannya mengikat ke-

bersamaan dalam persaudaraan

genealogis yang tak terhapuskan.

Komunkasi dalam keluarga

menurut gaya ini adalah bentuk

perjanjian “abadi” di antara kaum

keluarga, biarpun sekarang ini

hubungan demikian semakin me-

masukki tahap pemalsuan akibat

individualisme dan materialisme

di tengah pengaruh konsumer-

istik masyarakat semasa.

Tuntutan materialistik se-

makin menggerogoti hidup ke-

luarga, sehingga kesadaran

bersesama semakin menjadi mi-

skin dan mengakibatkan

keterasingan hidup dalam ke-

luarga.

Lingkungan bermain untuk

berkembang menjadi dewasa se-

makin hilang dan jejaring sosial

pun dalam keluarga nyatanya

menumpukkan ketegangan-

ketegangan baru, yang belum per-

nah hadir sebelumnya, seperti

komunikasi orangtua-anak hanya

dengan peralatan dunia digital.

Dalam dunia digital “virtus”

kebajikan digantikan oleh

“virtual” maya. Fungsi komunikas-

inya ada, tetapi relasi berwajah

manusiawi memudar dan menghi-

lang sementara. Dalam kon-

teks ini, baiklah kita ingat apa

yang dititahkan Yesus : “Segala

sesuatu yang kamu kehendaki su-

paya orang perbuat kepadamu,

perbuatlah demikian juga kepada

mereka.” (Mt 7:12).

Saudara-saudari terkasih,

gaya hidup baru memang menun-

tut pendekatan dan penghayatan

baru, agar komunikasi dalam

keluarga tetap mengutamakan

sentuhan manusiawi: permisi,

terima kasih dan minta maaf,

demikian Paus Fransiskus.

Kita bersyukur atas segala

kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi komunikasi, tetapi kita

juga harus menempatkan diri

dengan penuh tanggungjawab.

Kita harus saling memanusiawi-

kan dalam hidup keluarga dengan

memanfaatkan alat komunikasi

yang tersedia.

Tujuannya, agar keluarga

kita rukun dan damai: berlaku

kasih satu sama lain dan saling

menghormati dalam penggunaan

teknologi komunikasi.

Kita membangun hidup

keluarga yang bermartabat anak-

anak Allah, yaitu kemerdekaan

untuk memelihara ciptaan Tuhan

dalam perjalanan keluarga, utama-

nya pendidikan anak-anak dalam

iman Kristiani.

Kita dapat mengirim teks-

teks Kitab Suci melalui gadget

teknologis, tetapi apakah perilaku

kita sesuai dengan teks Kitab Suci

yang kita kirimkan?

Kita dapat mengirimkan

doa secara virtual, tetapi apakah

kita adalah manusia pendoa?

Apakah kita masih membaca Ki-

tab Suci dan berdoa bersama

dalam keluarga atau cukup me-

lalui SMS atau BB? …

Kita berharap, keluarga

kita tetap “selfie” dalam anugerah

cintakasih dan bukan saja mema-

merkan “selfie keluarga” demi

kehebatan dan ketenaran dalam

Instagram atau Facebook!

Page 5: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

sp

ec

ial

Pertanyaannya, apakah

dengan semua yang baik ini, ke-

luarga kita semakin menjadi Kato-

lik dan Kristiani? Suka damai, ru-

kun, peduli sesama dan memer-

hatikan mereka yang lemah serta

saling membantu untuk menjadi

murid-murid Kristus yang sejati?

Kitab Wahyu bertitah:

“Lihat, Aku berdiri di muka pintu

dan mengetuk: jikalau ada orang

yang mendengar suara-Ku dan

membukakan pintu, Aku akan ma-

suk mendapatkannya dan Aku

makan bersama-sama dengan dia

dan dia bersama-sama dengan

Aku”(3:20).

Di tengah berkecamuknya

gerakan atau aliran radikal dan

fundamentalistik, apakah keluarga

kita hadir sebagai persekutuan

yang menghormati perbedaan,

pun dalam keyakinan hidup iman?

Pendidikan komunikasi

dalam keluarga secara benar pada

gilirannya menghasilkan pribadi-

pribadi yang sadar dan tahu men-

ghormati sesama dengan segenap

hati, tanpa mendesakkan gosip

yang merusak kebersamaan

hidup, baik dalam keluarga atau

masyarakat.

Kesejatian hidup keluarga

kita terletak pada penguatan dan

penghayatan akan anugerah cinta-

kasih, kasih karunia yang ditanam-

kan Tuhan dalam hati keluarga

kita.

Karenanya, jangan takut

dan beranilah menjadi keluarga

Kristiani yang baik dan benar.

Salah satu tanda dari anugerah

cintakasih adalah rela berkorban

seperti Kristus yang datang untuk

melayani sesama menurut kehen-

dak Bapa-Nya.

Ingatlah bahwa komunikasi

dalam keluarga sangat ditentukan

oleh tiga hal, yaitu permisi (may

I), terima kasih(thank you) dan

minta maaf(excuse me). (*)

Sorong, 17 Mei 2015

D ua minggu sebelum

masuk sekolah, di

bulan Juli 2014, ada

seorang anak yang

pindah dari Sumbawa ke Sura-

baya. Anak itu adalah Dicky

Santiago. Dia mendapat infor-

masi tentang SMPK Santa Clara

dari internet.

”Tapi, saya masuk seko-

lah ini karena kakak saya berse-

kolah di sini dan saya juga ingin

bersekolah di Surabaya. Ketika

di Sumbawa,

saya sekolah di

SDN 01 Em-

pang,” kata

Dicky.

Tentu saja, sangat berbeda sekali sekolah di daerah timur In-

donesia itu dengan di Santa Clara. Bukan saja lingkungannya, tapi

juga cara mengajar gurunya serta bahan pelajarannya jauh lebih

dalam dan lebih cepat.

“Nyaman bersekolah di sini

karena tempatnya nyaman dan gu-

runya baik, serta banyak teman yang

mendukung saya dalam proses belajar.

Fasilitasnya lengkap dan bagus serta

terjaga dengan baik,” papar Dicky.

Selain Dicky, ada anak lain yang

juga pindah ke Surabaya di waktu

yang sama. Sebelum pindah, dia berse-

kolah di SDK Ruteng, NTT. Anak itu

bernama Alicia Terisno. Dia menda-

pat informasi tentang sekolah melalui

internet. ”Sudah lama saya ingin

bersekolah di sini karena pendidikan di daerah saya tertinggal serta

fasilitasnya kurang,” jelas Alicia. (Davon, Renaldi, Stevanus)

Dicky Santiago (kiri)

Alicia Terisno

ARTICLE

Terasing di Rumah Sendiri 1

ACTIVITY

Berani Nawar di Pasar 8

FOCUS

Satu Saudara Beda Bakat 14

RELIGIOUSITY

Anak yang Hilang 19

SHORT STORY

House Haunted 25

ACTIVITY

Mlaku-mlaku Keliling

Kota Pahlawan 33

BEAUTIFUL MOMENT

Gold & Silver 42

Lompat dari Kursi 47

INSIGHT

Sudah Latihan Tetap

Grogi 70

Page 6: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ed

itor’s

no

te

Y ah, kita berjumpa lagi di Majalah DIANTARA Edisi 11 Tahun

2015 ini. Majalah DIAN TARA selalu hadir membawa kabar–

kabar gembira yang baru setiap tahunnya, secara khusus pres-

tasi–prestasi siswa dan siswi SMPK Santa Clara Surabaya di

berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik.

Misalnya saja teman–teman yang menjuarai lomba di Deteksi

2k14, Sinlui HOT, Junio JRBL dan masih banyak lagi lomba di luar seko-

lah lainnya.

Kali ini, kami mengambil tema “Live Your Dream”, maksud kami

mengambil tema itu, karena kami yakin bahwa anak-anak Sanclar pasti

punya mimpi.

Pastinya juga banyak jenis

mimpi. Bukan hanya mimpi mengenai

apa pekerjaan kita di masa yang akan

datang, tetapi apa yang kita ingin raih

di masa datang. Bisa saja ingin men-

dapat nilai bagus, ingin menjadi ang-

gota OSIS, ingin mendapatkan Per-

ingkat 1 di kelas, dan masih banyak

lagi.

Walt Disney pernah berkata :

“If you can dream it, you can do it”.

Dari kutipan tersebut kami juga ya-

kin bahwa setiap orang bisa mewu-

judkan mimpinya itu, terutama anak Sanclar walaupun banyak rintangan

dan halangan yang menghadang jalan kita untuk mencapai mimpi itu.

Akhirnya, mengakhiri pengantar kali ini, segenap Tim Redaksi Ma-

jalah DIAN TARA mengucapkan selamat membaca majalah ini dan juga

selamatbertemu di tahun ajaran yang baru. (*)

Page 7: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ed

itor’s

no

te

DIANTARA

Media Anak Santa Clara

Penanggung Jawab Sr Benedicta Suhananti MC

Pembina Hariyanto

Koordinator Raymond Jonathan

Anggota Redaksi Clarissa Angeline

Laurdy Hans

Laurensia Ruslie

Natasa Zephania

Veronica Winata

Agatha Adela

Isabella Sophie

Kenneth Angelo

Sandra

Serafine Nicole

Adeline Vania

Christophorus Wilson

Jonathan Dharma

Christine Novita

Emmanuella Sutan

Raymond Jonathan

Christopher Lambert

Karin Rosalinda

Regiena Shaelynne

Alamat Redaksi SMPK Santa Clara

Jl Ngagel Madya 1 Surabaya

(031) 5032171

Sebagian foto dan

Ilustrasi di halaman

majalah ini

diambil dari Google.

Redaksi menerima sumbangan

naskah sesuai dengan rubrikasi yang

tersedia. Panjang naskah maksimal

Untuk Kalangan Sendiri

Page 8: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

Laporan :

Laurensia Ruslie

Serafine Nicole

K egiatan outbond sudah menjadi tradisi

tahunan SMPK Santa Clara untuk Kelas 8.

Seperti tahun lalu, pilihannya Kampoeng

Kidz, Batu. Ada yang secara pribadi per-

nah ke sana, tapi tak sedikit yang belum sama sekali.

“Fasilitasnya oke dan sudah banyak berubah

dari 2 tahun lalu,” kata Valerie Phoebe, yang menik-

mati kegiatan outbound. Siswi berkacamata dari Ke-

las 8A ini mengatakan,”Kakak-kakak pembina kelom-

pok makin seru.”

Peserta ekstrakurikuler Art and Design ini

paling suka saat permainan Gua Tarzan. Guanya

sangat gelap, di dalamnya penuh lumpur yang siap

bikin kotor pakaian.

Kenangan suka cita terlihat di wajah Bella De-

fina ketika diminta bercerita pengalaman outbound.

"Intinya seneng banget," ucap Bella yang belum per-

nah ke Kampoeng Kidz.

Hanya saja siswi Kelas 8B ini berharap ke de-

pan, konsusmi, terutama lauk pauknya ditambah biar

para siswa semakin bersemangat. “Aku pengin balek

lagi ke sana, soalnya tempat itu banyak permainannya

dan suvenirnya bagus-bagus,” tukas Phoebe. (*)

Fasilitas Oke

Page 9: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

S iswa Kelas 7 A sampai 7E mengikuti retret di Griya Samadi Vin-

sensius Prigen. Pelaksanaannya dibagi dalam tiga gelombang.

Nah, pertama Kelas 7A dan 7C (3 – 5 Oktober 2014), kedua

Kelas 7D (10 – 12 Oktober 2014) dan ketiga Kelas 7B dan &E

(17 – 19 Oktober 2014).

Pada tahun pelajaran 2014/2015, retret Kelas 7 mengambil tema

Diriku, Masa‟ Gini Aja. Retret ini diselenggarakan untuk siswa kelas VII

dengan tujuan agar siswa dapat semakin memahami dan menghayati

spiritualitas Kristiani.

Selanjutnya, menghayati pengalaman imannya sebagai seorang

kristiani yang sedang belajar, serta mampu membuat keputusan yang

baik tentang jalan hidup atau pilihan dan sikapnya selama studi di SMPK

Santa Clara.

Selain

itu siswa dia-

jak untuk

memiliki se-

mangat saling

mencintai

sesama teman,

orang tua dan

guru dengan

mengenal diri

sendiri mau-

pun Tuhan,

Sang Pencipta.

Pen-

damping re-

tret terdiri

dari tim pembinaan SMPK Santa Clara Surabaya yang terdiri atas Sr

Selly (Koordinator), Ibu Ririn, Pak Stefanus dan Wali Kelas 7. “Kami

diajak berubah, mulai dari diri sendiri, maka kita adalah kunci perubahan

itu,” ujar Frederic, siswa Kelas 7C.

Secara umum, pelaksanaan retret berjalan dengan lancar. Pada

hari pertama peserta diajak berefleksi tentang dirinya dalam relasi den-

gan orangtua dan guru.

Untuk hari kedua merefleksikan relasinya dengan sesama. Untuk

materi hari kedua disampaikan dalam

bentuk outbound yang dipuncaki pen-

erimaan Sakramen Pengampunan Dosa.

Sedangkan hari ketiga membuat

niat bersama wali kelas dan dipersem-

bahkan dalam Misa penutupan. (*)

L angit jingga menyambutku

saat aku tiba di Pantai

Kuta. Matahari akan teng-

gelam. Saat itu kira-kira

pukul 6 sore. Aku dan teman-

teman tetap

ke sana un-

tuk bermain

dan berfoto.

Om-

bak ber-

gulung-gulung. Lautan memantul-

kan sinar matahari, membuatku

bersyukur akan keagungan cip-

taan Tuhan ini.

Sore itu, 30 September

2014, para wisatawan sudah mu-

lai berkemas. Sebagian besar yang

surfing sudah membersihkan diri

dari pasir dan berjalan kembali ke

penginapan. Aku merasa

aneh. Semua orang pulang, se-

dangkan aku dan teman-teman

malah datang ke Pantai Kuta.

Sepertinya waktunya agak kurang

tepat.

Menurut guide kami, seki-

tar pukul 6 itu sudah terlambat

jika datang ke Pantai Kuta, karena

sunset yang dicari-cari telah le-

wat. Salah satu temanku, Agnes,

juga berkata,”Sangat disayangkan

karena kita datang pada waktu

yang kurang tepat. Foto menjadi

kurang bagus.”

Setelah berfoto dan ber-

main pasir, aku kembali ke ken-

daraan yang telah diatur. Hati

belum puas, tapi waktu tidak

mencukupi.

“Masih ingin terus main,

tapi kalau nanti ditinggal gimana?

Ya, sudah kembali saja”, kata

Vero. (Rosa Melinda)

Senja

di Kuta

Page 10: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

M iniatur Indonesia,

sebutan yang tepat

bagi sebuah pulau di

timur Pulau Jawa.

Pulau itu adalah Bali. Walau

ukurannya tak sebesar destinasi

wisata kebanyakan, Bali menyim-

pan segudang keindahan yang

sungguh mencengangkan.

Hampir seluruh hal di Bali

dapat dijadikan tujuan wisata,

mulai keindahan alam, kehidupan

masyarakat, upacara keagamaan,

bahkan kegiatan jual-beli di pasar

sekalipun. Salah satunya yang

menarik yaitu Pasar Sukowati.

Pasar Sukowati dapat ditempuh

sekitar 2 jam dari Denpasar

menggunakan bus, tentunya akan

lebih cepat menggunakan mobil

atau motor.

Saya berangkat pagi-pagi

hari, tepatnya 1 Oktober 2014.

Dalam perjalanan ke sana, saya

selalu mendapat pemandangan

alam maupun pedesaan yang in-

dah.

Oleh : Laurentius

Jeffrey Hutomo 9E/10

Bangunan tersebut terdiri

dari 3 bagian, yaitu bagian barat,

timur, dan utara. Pasar Sukowati

menyediakan berbagai macam

dagangan, seperti pernak-pernik,

pakaian, makanan dan minuman,

hingga lukisan.

Tentu dengan harga yang

terjangkau jika Anda dapat

menawar harga dengan baik.

Walaupun disebut sebagai pasar,

Pasar Sukowati memiliki kebersi-

han yang cukup terjaga. Ha-

wanya pun sejuk, membuat saya

lebih betah berbelanja dan saling

menawar harga. Baru saja masuk,

puluhan pedagang sudah mulai

menjajakan barang dagangannya.

Terdengar tawaran para

pedagang yang sahut menyahut

satu sama lain. Beberapa dari

mereka bahkan berteriak-teriak

demi mendapat perhatian lebih.

Saya memutuskan untuk mema-

suki bangunan di bagian utara.

Begitu Anda masuk, Anda

akan sulit untuk keluar kembai

dalam waktu singkat. Anda akan

“dipaksa” untuk masuk ke bagian

pasar yang lebih dalam.

Setelah beberapa tawaran dari

para peda-

gang, lengan

saya tiba-tiba

ditarik.

Tern-

yata, ada

seorang ibu-

ibu tua yang

mengajak

saya untuk

melihat

barang da-

gangannya.

“Selalu tawar harga mini-

mal 50%. Jika kalian beruntung,

maka kalian bisa mendapat se-

buah barang hingga 70%-80% le-

bih murah” terang si pemandu.

Berbekal tips tersebut,

saya turun dari bus dan masuk ke

Pasar mele-

wati sebuah

pintu bergaya

candi terbe-

lah. Bagian

dalam Pasar

Sukowati ter-

diri dari se-

buah halaman

berisi tempat

duduk dikelil-

ingi bangunan

yang meru-

pakan tempat

para peda-

gang ber-

jualan.

Memasuki lahan parkir di

Pasar Sukowati, anda dapat meli-

hat toko-toko yang berjejeran

mengelilinginya. Sebelum turun

dari bus, pemandu wisata mem-

beri beberapa tips, salah satunya

tentang tawar-menawar harga

barang.

Page 11: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

mau, akhirnya saya mengi-

kutinya. Awalnya, beliau

menawari saya baju-baju bertuli-

san. “Untuk oleh-oleh cecenya,

dek” kata ibu itu.

Pada akhirnya, saya mem-

beli dua buah celana pendek ber-

warna orange dan hitam dengan

corak yang cukup bagus. Sebuah

celana awalnya berharga Rp.

75000,00. Setelah tawar-

menawar cukup alot, saya dapat

membelinya dengan harga seren-

dah Rp. 20.000.

Sebenarnya,

harga-harga di

Pasar Sukowati

adalah harga turis

asing. Tidak sulit

bagi turis lokal

menawar harga

menjadi jauh lebih

rendah.

Belum sam-

pai di situ, saya kembali ditarik ibu-ibu penjual lain. Kali ini, saya hanya

membeli gelang kayu bertuliskan “I Love Bali”. Segera setelah membeli

gelang, saya berjalan keluar bangunan pasar sembari menolak tawaran

para pedagang.

Ada hal menarik yang dilakukan oleh pedagang di Pasar Sukowati.

Setiap kali saya memberi uang untuk membayar, mereka menepuk-

nepukkan uang pada seluruh

barang dagangan.

Barulah mereka memberi-

kan uang kembaliannya pada saya.

Para pedagang percaya dengan

melakukan itu dapat membuat

barang-barang mereka laris.

Selain Pasar Sukowati, saya

mengunjungi berbagai destinasi

wisata di Bali, seperti Pantai Kuta,

Tanah Lot, Uluwatu, Gunung Ba-

tur, dan lain-lain. Perjalanan ini

diadakan oleh SMPK Santa Clara

yang bekerjasama oleh salah satu

perusahaan tour and travel. (*)

Page 12: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

Page 13: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

B iasanya, orang menyukai kegiatan rekreasi

karena pemandangan dan tempat wisata

setempat. Tapi, teori itu tidak terbukti pada

cewek bernama lengkap Caroline Natasha.

Teori itu tidak dibilang terbukti karena menu-

rutnya, hal paling berkesan di Bali saat Study Tour

2014-2015 adalah monyet-monyet di Uluwatu yang

bisa membuka botol air mineral dan meminumnya.

“Lucu, monyetnya bisa buka botol air terus

langsung diminum gitu,” jawab gadis yang sering di-

panggil “CT” oleh teman-teman dekatnya.

Tetapi, lain dengan Nicole Pamela Suharli.

Gadis cantik yang satu ini sangat menyukai kegiatan

air di Tanjung Benoa.

Gadis yang dipanggil “Pemi” ini menyukai hal

itu karena bisa bermain bersama siswa-siswi Kelas 9

yang lain, baik yang sudah saling mengenal maupun

yang belum saling mengenal.

“Jadi bisa main bareng dan saling kenal

satu sama lain,” ujar gadis yang lahir di Sura-

baya tahun 2000 ini.

Study Tour 2014-2015 akhir September

hingga awal Oktober 2014. Rombongan men-

ginap di Hotel All Season selama 5 malam.

Mereka melakukan perjalanan dengan meng-

gunakan 5 bus pariwisata. Setiap kelas menda-

pat 1 bus. (*)

Page 14: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

foc

us

B eranilah bermimpi. Be-

gitu kata Daniel Mahen-

dra. Siapa dia? Dia penu-

lis novel perjalanan

'3360'. Cowok satu ini dikenal

dengan sebutan DM. Novel 3360

ini adalah buku DM yang ketiga

setelah buku 'Perjalanan ke Atap

Dunia' dan 'Niskala'.

“Beranilah bermimpi! Beranilah

memiliki keinginan! Walau pikiran

sadar kita menafikan kemungki-

nan-kemungkinan itu, tetap ber-

anilah menetapkan tujuan,” ka-

tanya.

Daniel membuktikan itu

ketika berhasil memenuhi mim-

pinya untuk pergi ke Tibet. Per-

jalanan pribad-

inya itu ditulis

dalam buku. Se-

lama perjalanan,

dia menemukan

banyak teman

yang menyenang-

kan dan pengala-

man yang luar

biasa.

“Ketika kita berani memu-

tuskan untuk menggapai mimpi

kita, alam bawah sadar kita justru

bekerja membantu kemungkinan-

kemungkinan mimpi tersebut

menjadi kenyataan. Dengan dan

lewat cara yang tak pernah kita

duga sebelumnya,” tambahnya.

Novel 3360 berkisah ten-

tang Namara, perempuan muda

mandiri yang mengelilingi dunia

lewat jalur darat, tepatnya dengan

kereta api. Namara memutuskan

pergi melanglang karena galau

akan kepergian kekasihnya yang

entah ke mana.

Di tengah perjalanannya

menuju Tibet, Ra, begitu tokoh

disebutkan dalam

narasi, menghadapi

kejadian yang ganjil.

Salah satu penum-

pang di gerbong

yang sama den-

gannya tiba-tiba saja

meninggal.

Live your dream. Anything is possi-ble. There may be miracles awaiting,

closer than you know. Believe it!

What makes you different will

makes you spe-cial. Eventhough, sometimes being

free means choosing not to go, but to stay.

-The Princess

and The Pauper-

Page 15: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

foc

us

Tak ayal, Namara ikut

menjadi tersangka. Nasib baik, d

ia bebas dan pada akhirnya bisa

melanjutkan perjalanannya kem-

bali demi menjelajahi Tibet.

Memendam mimpi sejak

kecil. Ya, yang terjadi dengan

Daniel Mahendra mirip kisah

Marc Marquez, rider kelahiran

Cervera, Spanyol, yang meme-

cahkan banyak rekor di usia yang

masih sangat muda.

Saat tak banyak anak ber-

main dengan motor, Marques

yang berusia empat tahun sudah

sangat mencintai kendaraan itu.

Apalagi, setelh mendapat hadiah

motor dari orangtuanya, Julia dan

Roser.

Lahir 17 Februari 1993,

karier si Baby Alien ini melesat

bak roket usai meraih titel Cata-

lan 2001, 2005-2006. Termotivasi

tinggi, Marquez naik level ke kelas

125cc bersama tim Repsol KTM

pada 2008.

Belum apa-apa, prestasi

sudah terukir saat memecahkan

rekor pembalap termuda Spanyol

ketika berusia 15 tahun 127 hari.

Dia menapaki podium serie Brita-

nia Raya.

Marquez

muda terus

mengasah

kemampu-

annya di ke-

las 125cc

hingga 2010.

Mimpi jadi kenyataan

dirasakan. Pada 2013, Marquez

menapaki MotoGP dan kembali

memecahkan rekor. Salah

satunya, juara MotoGP per-

dananya, di usia 20 tahun.

Marquez bersanding dengan pem-

balap legendaris, Valentino Rossi.

Rahasianya? Marquez

membeberkan lima resep kesuk-

sesan di situs resmi Redbull,

yakni nikmati hidup, bekerja

keras. "Kembangkan talenta ala-

miah Anda, kelilingi hidup Anda

dengan orang-orang hebat dan

bergabung dengan tim yang he-

bat," paparnya.

So, berhentilah jadi si pe-

murung, yang bahkan bermimpi

saja jadi momok yang menakut-

kan. Tahukah? Hatimu adalah

hakmu. Tidak satupun orang di

luar sana memiliki kemampuan

untuk mengoyak impianmu dan

mengatakan kau tengah bermimpi

di siang bolong.

Tegakkan kepalamu. Beri-

lah kebebasan pada diri untuk

menuliskan rentetan keinginan

yang tanpa batas.

Lihatlah Marthin Luther

King, yang terkenal den-

gan slogannya 'I Have a

Dream', dengan mimpinya

mewujudkan penegakan

keadilan dan kesetaraan

antara kulit hitam dengan

kulit putih di Amerika.

Begitu pula dengan RA

Kartini, dengan mimpinya “Habis

Gelap Terbitlah Terang”, yang

akhirnya mampu membawa per-

empuan Indonesia mendapatkan

kesempatan untuk memperoleh

kesetaraan pendidikan dan karier.

Seperti juga, Wilburgh ber-

saudara pencipta konsep pesa-

wat. Keduanya bermimpi untuk

bisa terbang di angkasa. Impian

mereka sekarang menjadi nyata.

Mimpi bukanlah mimpi di

siang bolong. Jadikan mimpi itu

sebagai sebuah visi dan tujuan,

selalu ada tantangan dan peluang.

Kerja keras dan ketekunan adalah

faktor sangat penting untuk

membuat impian menjadi nyata.

Mimpi bukanlah mimpi di

siang bolong. Jadikan mimpi itu

sebagai sebuah visi dan tujuan,

selalu ada tantangan dan peluang.

Kerja keras dan ketekunan adalah

faktor sangat penting untuk

membuat impian menjadi nyata.

Yang terpenting, “faith”,

iman membantu untuk memvisu-

alisasikan mimpi dalam alam

pikiran. Apapun tantangannya,

hadapi dengan iman dan percaya

kita menjadi though untuk mem-

prolehnya.

Jadi, sekarang apa mim-

pimu? (*)

Page 16: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

foc

us

S iapa yang tidak kenal sosok satu ini. Cewek-

berambut panjang ini sering tampil mengisi

acara di sekolah. Hampir setiap tahun dia

tidak pernah absen di panggung bazar atau

pentas seni. Dia adalah Paula Andrea, anak Kelas 8D.

Menyanyi adalah cita-cita Paula sejak kecil.

Yang memberi inspirasi dirinya adalah Agnes Monica,

karena sang diva itu tidak lain salah satu artis Indo-

nesia yang sudah go international.

Selain itu, baru–baru ini Paula punya sosok

yang sangat memotivasinya dalam bernyanyi, Ariana

Grande, penyanyi

dengan suara

tinggi dan em-

puk itu.

“Aku

kagum banget

sama Ariana

Grande. Meski

termasuk pen-

yanyi baru,

tetapi sudah

go interna-

tional. Selain

itu, dia sangat

piawaidalam

menyanyikan

nada-nada

tinggi,” kata

cewek kelahi-

ran 25 Januari

2001 itu.

Paula Andrea

Laporan : Isabella Sophie, Sandra

Editor : Natasa Zephania

Prestasi Vicky Alexandra

Juara 1 IYMO National Competition

November 2012

Juara 2 Surabaya open music compe-

tition November 2012

Juara 2 Rhapsody Christmas Open

competition December 2012

Highest Score Ujian Royal Grade 4

tahun 2012

Juara 2 Veranza Indonesia Open

Competition 2013, Juara 1 Victory

Music Competition July 2014

Juara 1 Indonesia Piano Competition

Agustus 2014, Gold Award Rhap-

sody Open Competition December

2014

Selain tampil di acara-acara sekolah,

Paula berusaha membangun dan mewujudkan cita–

citanya dengan tampil di gereja dan juga berlatih vo-

kal di Ahmad Dhani.

Berbeda bakat tetapi satu saudara, itulah Vic-

toria Alexandra atau yang akrab disapa dengan

Vicky. Dia merupakan adik dari Paula Andrea.

Vicky sendiri mempunyai bakat dalam bermain

piano dan bercita-cita sebagai pianis andal. Dia juga

berlatih piano di tempat salah satu tempat khursus

privat di Purimas.

Tidak sia-sia selama ini berlatih piano dengan

serius, karena Vicky sering menjuarai lomba-lomba

piano. Prestasi yang diraihnya dalam 3 tahun terakhir

lumayan banyak.

Sungguh prestasi yang patut dibangga-

kan. Dari sekian banyak juara, ternyata ada

salah satu lomba yang paling membuatnya

berkesan. Apa itu? Lomb Yamaha Piano Com-

petition Tingkat Indonesia Timur di Makassar

tahun 2012.

“Itu pengalaman pertama ikut lomba di

luar pulau. Di sana, saya mendapat banyak

pengalaman dan inspirasi dari peserta lain,

sehingga menambah semangat saya dalam

berlatih piano,” ungkap cewek yang ultah tiap

20 April ini.

Vicky juga mempunyai sosok idola,

yaitu David Foster. Pianis terkemuka dunia

itu selalu memotivasinya untuk mengembang-

kan bakat pianonya. “Aku ingin seperti David

Foster yang mendunia dan mempunyai pen-

galaman bermusik hebat,” tandasnya. (*)

Page 17: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

foc

us

I mpian terbesar Vicky

Utomo adalah menjadi dok-

ter. Alasannya, dia ingin men-

yembuhkan orang yang se-

dang sakit. “Saya belajar dengan

giat sejak sekarang,” katanya.

Yang menginspirasikan

Vicky menjadi dokter adalah

ketika omanya sakit parah dan

dirawat di rumah sakit selama 2

bulan. Jika tak ada dokter, mung-

kin omanya sudah tiada.

Yang menarik menurutnya,

menjadi dokter itu dapat men-

yembuhkan orang lain dan jika

bisa sembuh, tentu ikut senang

karena berhasil menolong

sesama.

Orangtua Vicky setuju den-

gan impiannya itu dan berharap

dapat terwujud. “Jadi dokter yang

baik, dan dokter yang selalu ber-

pegang pada Tuhan,” begitu

pesan orangtuanya. (Ayu dan

Rena)

Vicky Utono

L ulus sebagai jurusan ekonomi dan akutansi memang jauh ber-

beda dengan pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Hanya saja,

alas an itu tidaklah menjadi hambatan seseorang dalam mewu-

judkan cita – citanya.

Motivasi dari diri sendiri dan lingkungan yang mendukung sangat

berpengaruh terhadap keinginan seseorang dalam usaha menggapainya.

Misalnya, Bapak Matheus Yeny Setiawan SPd, guru pelajaran PKn untuk

anak Kelas 8.

Sebelum mengajar di SMPK Santa Clara ini, dia telah mencoba

mencari berbagai pengalaman. Salah satunya, pernah mengajar di SMA

Dharma Mulia.

Padahal, semasa muda,

guru yang akrab di sapa Pak

Matheus ini, tidak pernah ber-

pikir bahwa suatu saat akan

menjadi guru. “Cita-cita say

dulu, ingin jadi seniman, tapi

kok berbelok arah sekarang,”

ujarnya.

Mengambil jurusan eko-

nomi dan akuntansi di Univer-

sitas Katolik Widya Mandala

Surabaya, membuatnya harus

mengambil kuliah lagi di Uni-

versitas Wijaya Kusuma.

Bekerja menjadi guru si SMPK

Santa Clara memiliki suka

duka.

“Saya suka anak–anak

Santa Clara, mudah diajak ber-

gaul dan dapat diajak ber-

canda. Dukanya, anak–anak

kadang suka berperilaku se-

maunya,” ungkapnya. (*)

Page 18: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

foc

us

T ahu lomba entrepreneur

day, bukan? Itu kompe-

tisi bukan sekadar kom-

petisi jual barang, tapi

bagaiman cara berjualan yang

benar dan kreatif.

“Suka itu ketika barangnya

laku, kan bisa dapat untung. Kalo

duka enggak bisa kemana-mana,

karena harus jaga stan,” kata

salah satu peserta entrepreneur

day, Clarissa Angeline dari Kelas

8A.

Dia ikut ambil bagian dalam

lomba karena ingin belajar berbis-

nis di masa muda. Clarissa men-

yebutkan barang-barang yang di-

jual antara lain mi ayam, soft-

drink, gelang rainbowloom, Milo,

dan Nutrisari. Walau

Clarissa dan teman-teman tidak

juara, namun mereka tidak ke-

cewa karena intinya bukan cari

keuntungan tapi pengalaman. Saya

berharap lomba entrepreneur day

dapat lebih dikembangkan dan

lebih maju lagi,” tutur Clarrisa.

(Karin Rosalinda)

I mpian adalah pikiran yang

mampu mendorong seseorang

untuk menjadi pribadi yang lebih

baik, memacu semangat dalam

mewujudkan sesuatu.

“Jadi perintis lebih baik dari-

pada menjadi pekerja , karena bisa

memulai sesuatu yang baru sama sekali atau yang belum pernah dilaku-

kan sebelumnya,” kata Victoria.

Namun cewek yang dikenal ramah ini mengaku, orangtuanya ber-

harap dia bisa menjadi pengusaha, bukan seorang dokter. Kalau jadi

dokter, harus siap tinggal di rumah sakit, belajar tentang mayat, cerdas

sehingga tidak malapraktik dan sebagainya.

Entah pengusaha atau dokter, Victoria ingin sekali menciptakan

lapangan pekerjaan sendiri untuk membantu mengurangi angka pengang-

guran yang tinggi di Indonesia. “Pengusaha itu tidak terikat waktu, selalu

santai. Modal awal tidak harus besar tetapi kemungkinan untuk berhasil

lebih besar. Menggaji lebih baik daripada digaji,” ucapnya.

Jika nantinya, jalannya terbuka untuk menjadi pengusaha, Victoria

ingin tetap mempunyai banyak teman, selalu rendah hati, sukses, selalu

update, dihargai orang, berprestasi, suka menolong, ingat Tuhan, dan

terus membantu mereka yang membutuhkan pertolongan. “Kalau jadi

dokter, ya jadi dokter yang rendah hati, ikhlas, tulus membantu, profe-

sional,” kata Victoria. (Ayu dan Rena)

Ciptakan Kerjaan

Sendiri

Bukan Cari Untung

S ejak umur 4 tahun, Euginia Shineeca bercita-

cita menjadi desainer busana. Siswa Kelas 7A

yang akrab disapa Euginia ini menyukai men-

desain dan menggambar, karena dapat me-

latih otak.

Meski ikut les gambar waktu Kelas 1 SD di

Tuban, tetapi dia sering menjuarai lomba melukis.

Salah satunya, baik di Tuban atau terakhir, juara 3

lomba melukis di sekolah Santa Agnes Surabaya.

Cewek kelahiran 15 november 2001 ini men-

gidolakan TexSaverio. “Dia desainer yang sangat

kreatif, nggak hanya tiru-tiru, berani mengkreasikan

desain yang berbeda. Berani menumpahkan ide-ide

baru di desainya,” ungkapnya.

Selain melukis dan mendesain, Euginia mengisi

waktu luang untuk mendengarkan lagu, baca komik

dan mengerjakan soal matematika dan biologi. (*)

Page 19: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

foc

us

G uru Bimbingan dan Konseling (BK), Ibu

Ririn Frasasti mulanya memiliki semangat

untuk menjadi guru BK karena saat SMA

sering bermain ke ruang BK. Dia melihat

guru BK yang sangat sabar, bersahaja dan tabah

dalam mengajar anak.

“Sejak itu, terbetik dalam hati saya, untuk

menjadi guru BK,” tutur Bu Ririn, yang berulang ta-

hun setiap 5 September ini.

Motivasi itu ditambah lagi saat dirinya berkon-

sultasi dengan seorang suster. “Saya akan belajar

untuk mengenal lebih banyak anak,” begitu kira-kira

ungkapan hati Bu Ririn jika memang betul garis

hidupnya menjadi guru BK.

Lain lagi dengan guru BK lain yang bernama Bu

Christine. Diakui, menjadi guru BK sebetulnya bu-

kan mimpi atau cita-citanya. Saat muda, mimpi ter-

besarnya adalah menjadi pengacara.

Tapi saya merasa terpanggil untuk menjadi

guru BK, karena dengan menjadi guru BK saya bisa

membantu semua orang, khususnya dalam bidang

pendidikan,” ungkapnya.

Perjuangan yang dilalui Bu Christine selama

menjadi guru BK, yaitu harus belajar banyak hal.

Meski BK acapkali dikatakan tidak bisa mengajar,

tetapi sebetulnya lebih banyak, karena harus mem-

punyai pendidikan khusus dan bermain karakter un-

tuk setiap anak, bagaimana memahami dan mem-

bantu orang lain.

Permasalahan setiap anak

beda-beda, jadi harus bisa belajar

mendengarkan keluhan-keluhan dan itu

melatih kesabaran.Bu Ririn dan bu

Christine memiliki rencana agar

anak-anak dapat melakukan hal-

hal baru di semester depan.

Mereka ingin

menjadikan anak-anak

tidak takut lagi dengan

BK dan dapat dijadi-

kan teman baik bagi

semua anak, tidak hanya bagi anak bermasalah. Te-

man-teman, para guru BK kita juga berbagi tip lho

untuk teman-teman yang memiliki mimpi dan cita-

cita yang bertentangan dengan orang tua.

Menurut Bu Ririn, sebaikanya berbicara terus

terang dengan orangtua dahulu dan menanyakan ala-

san mengapa mereka tidak menyetujui cita-cita kita.

“Yang, terpenting harus terbuka terhadap orangtua,

dan melihat hal positif–negatif dari cita-cita yang kita

inginkan,” jelasnya.

Akan tetapi, disarankan pula, harus melihat

konsekuensinya dengan

cita-cita yang dipilih. Buk-

tikanlah sejak sekarang

bahwa keinginan itu san-

gat kuat, dan ada per-

juangan gigih untuk men-

capai cita-cita itu. (*)

Laporan :

Natasha Zephania

Clarissa Angeline

Page 20: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

relig

iou

sity

Oleh : Stefanus Muryadi

Guru SMPK Santa Clara

S aya sangat terkesan dengan kisah Anak

yang hilang dalam Perumpamaan tentang

anak yang hilang (Luk 15:11-32). Perke-

nalan saya dengan kisah tersebut seingat

saya berawal ketika saya masih duduk di bangku

STM kelas 2.

Waktu itu saya menjadi salah satu pen-

damping sekolah minggu di desa saya. Entah

mengapa waktu itu saya senang membaca Injil.

Dari membaca injil. Salah satu motivasi mem-

baca Injil adalah untuk mencari naskah yang bisa

didramatisasikan.

Teks pertama yang saya pilih adalah kisah

di atas. Mungkin karena di desa „haus‟ hiburan,

maka pada waktu anak-anak sekolah minggu

mementaskan drama tentang anak yang hilang

mendapat tanggapan yang sangat positif dari

umat di wilayah di mana drama di pentaskan.

Secara pribadi saya sangat kagum dengan

sikap sang ayah dalam kisah itu. Pertama, sang

ayah memberi kebebasan kepada anak bung-

sunya secara sempurna. Hal itu digambarkan

dengan memberikan apa yang diminta anaknya.

Anaknya meminta haknya dan yang

diberikan adalah seratus persen apa yang men-

jadi bagiannya sehingga anak tidak protes atau

menuntut yang lain.

Tentu sang ayah mengharapkan kepada

anaknya untuk dapat menggunakan apa yang

telah diberikan secara bertanggungjawab se-

hingga apa yang dimiliki (anugerah), yang meru-

pakan pemberian dari ayahnya dapat mengan-

tarnya kepada keselamatan.

Kenyataanya sang anak tidak mengguna-

kan miliknya secara bertanggungjawab, me-

lainkan „untuk berfoya-foya‟, bahkan bersama

dengan para pelacur. Kisah ini mau menekankan

betapa sang anak telah jauh dari harapan sang

ayah, bahkan sangat jauh.

Perbuatan sang anak telah membawanya

pada situasi yang sangat menderita. Mau makan

bahkan dari jenis makanan yang tidak layak

sekalipun tak seorangpun memberinya. Di

sinilah detik-detik mendebarkan katika masuk

dalam kontemplasi cabaan tersebut.

Untunglah situasi kritis itu mengantar sang anak

kepada kesadaran diri dan keberanian untuk kembali

kepada sang ayah.

Peristiwa mengharukan ketika sang ayah menyam-

but anak yang hilang kembali kepelukan kasihnya. Begitu

besar harapan ayah akan menerima anaknya yang hilang,

dan begitu besar kegembiraannya ketika anak yang dirin-

dukan pulang kepadanya.

Dia memeluk, memberinya pakaian terbagus,

sepatu terbaru dan mengadakan pesta bembaharuan diri.

Ada kegembiraan kolektif di komunitas dimana sang ayah

tinggal. Hal itulah yang memberi inspirasi saya sebagai

seorang guru.

Kegembiraan saya adalah ketika para siswa dalam

proses pendampingan bisa sampai pada pengenalan diri

yang mendalam dan mampu menemukan hidup baru

dalam Tuhan, yang ditandai dengan berkembangnya keu-

tamaan-keutamaan Injili.

Semakin mampu berpikir dan bertindak jujur, mu-

dah tergerak hatinya oleh belaskasihan, menghadirkan

kegembiraan dalam persahabatan, mudah mengampuni

dan juga mampu memancarkan terang. Semoga mereka

semua mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala

kelimpahan (Yoh. 10:10). (*)

Page 21: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ou

r me

ss

ag

e

Dari : Dave (IX C)

Untuk : KWP (IX C)

Pesan : tambah laku ya pentol-

nya

Dari : KWP (IX C)

Untuk : Aimee (IX C)

Pesan : Aku tidak bo-

hoooooong !!!!

Dari : Farrell (IX D)

Untuk : Dave (IX C)

Pesan : Jadian yuk!

Dari : Dave (IX C)

Untuk : Bryan Edison (IX D)

Pesan : I love you !

Dari : Regine Your Supreme

Leader !!!

Untuk : 9A !!!

Pesan : I lovw u guys !!! You‟re

the brown to my tyrion!!!

Dari : Cielo, Aimee, Meli, Rhena

♥, Sera, Eric S, Eje

Untuk : Calon Saint Ex 2015-

2016

Pesan : Semangat buat selek-

sinya, kalo udah jadi anggota, ha-

rus kompak, latihan serius, jgn

mudah merasa puas, smg cham-

pion. “Saint Ex... Fight Dahsyat

Juara Satu!”

Dari : Secret admirer

Untuk : Georgeanne Elaine Su-

wondo 9D - 21

Pesan : I love you so much. Will

you go on a tour with me and

PTX ? ♥♥♥

Dari : Bu Maria

Untuk : Pengurus Kelas 7c thn

2014/2015 : Kevin, Jesslyn, Bella,

Patrick, Hans, Stephanie

Pesan : Terima kasih untuk kerja

keras dan pengorbanan kalian

demi mewujudkan kelas yang

aman, nyaman, dan menggembira-

kan

Dari : Bu Maria

Untuk : Rekan-rekan pendidik di

SMPK St. Clara

Pesan : Ayo terus semangat!

Nyalakan api Lux Est Vita untuk

anak didik yang telah dipercaya-

kan oleh Tuhan kepada kita

Dari : Bu Maria

Untuk : Warga SMPK St. Clara

Pesan : Terima kasih untuk ker-

jasama dan kebersamaan kita se-

lama ini. Tuhan memberkati.

Dari : Bu Maria

Untuk : Seluruh siswa kelas IX

Pesan : Proficiat untuk prestasi

gemilang yg telah diraih. Terus

berjuang dan berjuang !

Dari : Eric S Lays IX A - 14

Untuk : Aimee, Pamela S,

Meliana, Seraphine, Regine

Budiman, Marchella Claudia

Pesan : Semoga dapet co-

wok ganteng (pacar) di SMA

Dari : Kevin Hartono

Untuk : Semua

Pesan : Tiada suatu hasil yang

dapat dicapai tanpa ketekunan

dan pengorbanan. Tiada kete-

kunan dan pengorbanan yang da-

pat diberikan terus menerus

tanpa keyakinan. Tiada keyakinan

yang dapat bertahan tanpa men-

yadari untuk apa semua ini.

Dari : Mr.X

Untuk : Seseorang

Pesan : Jangan Marahan

Dari : Veve, Libby, Sella, Migu

Untuk : Semua anak Sanclar

yang main Hayday

Pesan : Join Neighborhood

“Sanclar Mania” logo fox biru

background kuning. Leader: axel‟s

kebon (veve)

Dari : IX A -11

Untuk : Graciella (9C)

Pesan : Dicari Jean nde GM

Dari : Mitchell 9E-34

Untuk : Roselin 9D-40

Pesan : I Love U

Dari : IX A - 11

Untuk : Elizabeth

Jesicca

Pesan : Ce aku

ngefans deh sama

cece, apalagi pas

cece dance. Tapi

kok cece judes

ya ? ;;)

Page 22: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ou

r me

ss

ag

e

Dari : Pak Bangkit Usada

Untuk : Kelas 9

Pesan : Selamat atas kelulusan.

Tuhan memberkati di SMA

Dari : Michelle A

Untuk : Patty Y, Patty L, Joliska

Pesan : Remember me!!

Dari : Aaron

Untuk : Bu Agnes

Pesan : Tambah baik, tambah

gak marahan (subur)

Dari : Someone

Untuk : 9D-36

Pesan : Tahun baru gak harus

ada baruang baru, buktinya pen-

ghuni hatiku masih kamu.

Dari : Jeremy E (7C-14)

Untuk : Patrick A

Pesan : Semoga tambah pinter,

nggak cuwek sama orang pinter

karate, semoga punya cewek

yang cantik & nggak cerewet

Dari : Jeremy E (7C-14)

Untuk : Aurelia T

Pesan : Semoga kamu nggak

tambah cerewet, nggak malesan

sama nggak usah ngesok rajin dan

punya cowok yang ganteng

Dari : Ku

Untuk : Mu

Pesan : Ku padamu

Dari : Nathan

Untuk : Beve

Pesan : Tambah gendut ya !

Dari : Arthur

Untuk : Pak Bangkit

Pesan : Tambah baik, sabar, ti-

dak marah2, tidak cemberut, se-

lalu baik

Dari : Aaron

Untuk : Steffanie olivia

Pesan : Tmbh pinter, nurut ortu,

rajin belajar

Dari : Aaron

Untuk : Gweyneth Patricia

Pesan : Smg tambah pintar, tam-

bah nurut sama orangtua

Dari : Aaron

Untuk : Vincent

Pesan : Smg tambh pinter, gan-

teng

Dari : Me

Untuk : 8B

Pesan : Makasih utk kekocakkan

kalian ini. Kita klg, tdk

terpisahkan!

Dari : Veo

Untuk : Icong aka Icha

Pesan : Lopyu cong, jangan aneh

-aneh yup!

Dari : Michelle A

Untuk : Johana, Natasha

Pesan : Remember me !!

Dari : Amelia Apta

Untuk : Veronicaa Winata

Pesan: Love you too in the

Never Land

Dari : Veronica Winata

Untuk : Tim Redaksi Diantara

2015

Pesan : Makasih atas kerjasama-

nya selama proses pembuatan

majalah!

Dari : Geraldy Kianta (VIIIA)

Untuk : Vero & BK

Pesan : Semoga kita bisa sekelas

lagi di kelas 9. Semoga kita bersa-

habat terus

Dari : Ellasc

Untuk : TimRed Diantara 2015

Pesan : Terimakasih atas semua

kerjasamanya dalam pembuatan

majalah, GBU.

Dari : Kevin Hartono

Untuk : Francis(7C), Patrick A.

(7C), Aswin(7A), Ferdi(7C), Dar-

ren(7C), Odi(7A)

Pesan : Jadilah Ksatria yg bijak-

sana dan berwibawa, dan mengu-

tamakan pikiran bkn kekerasan.

Dari : Hans cacing

Untuk : Sauel dan Fardy

Pesan : Jangan suka bertengkar

Dari : Michelle A.

Untuk : Some One

Pesan : Remember Me !!

Dari : Bu Tutik

Untuk : Kelas 7B

Pesan: Tingkatkan prestasimu,

semoga sukses

Dari : Veronica Winata

Untuk : Anak – anak Pubspeak

2K14 – 2k15 & Kak Ruli

Pesan : angkatan pubseak tahun

ini gokil banget ! thanks atas se-

mua kegokilannya!

Dari : Tiara

Untuk : Veronica, Nicole, Stefa-

nie Maria, Jane, Keiko B, Angelia

Linando

Pesan : Let‟s be friend now and

forever

Page 23: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ins

taC

las

s

K elas ini

dipimpin

oleh Kelly

yang tegas,

tanggung jawab, serta

humoris dan dikoman-

dani oleh ibu Brigitta

Liliana yang baik hati

dan cantik.

Wakil ketua ke-

lasnya adalah Nico,

walau cuek tetapi ia

bertanggung jawab.

Sekretarisnya yaitu Elva

dan Davon yang rajin

dan bendaharanya yaitu

Aswin dan Tiffany.

Ketua :

Kelly Sie

Wakil Ketua :

Nico

Sekretaris 1 :

Elva

Sekretaris 2 :

Davon

Bendahara 1 :

Aswin

Bendahara 2 :

Tiffany

Kelas ini muridnya sangat baik , rajin, pintar dan mudah ber-

baur. Namun bisa juga kelas ini dibilang sebagai kelas yang rame dan

kocak.

Di kelas ini ada banyak anak berbakat seperti Rere dan Dicky

yang bersuara emas, ada Grace dan Odi yang merupakan anggota

OSIS.

Tak kalah pula kelas ini memiliki jagoan dibidang olahraga

seperti Nico dan Odi yang jago wushu, Tiffany, Caryn, dan Odi yang

juga jago dalam bidang pelajaran, serta yang kocak, di antaranya

Dhika, Stevanus, Davon, Alma, dan Gaby. (*)

Pengurus Kelas

Page 24: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ins

taC

las

s

K elas 7B adalah kelas yang seru di antara Kelas 7.

Kelas ini terdiri dari 36 anak, dengan wali kelas

Bu Tutik dan diketuai Theresia Dhevina yang jago

menggambar.

Wakilnya Aaron Chandra, jago origami, serta sekre-

taris 1, Steffanie Olivia yang jago dance dan sekretaris 2, Timotius Oscar yang pintar

main piano. Bendaharanya jago basket yaitu Cliff dan Marcelino.

Di Kelas 7B ada anak-anak bersuara emas, yaitu Steffanie Olivia, Kezia, Vicky,

yang mempunyai bakat bermain piano, dan Arcellia. Ada juga si otak encer Marsella

Febby dan Amelia. Ada pula OSIS, yaitu Ryan sebagai anggota bidang seni dan Chri-

santa Charmenita sebagai bendahara OSIS. Tidak lupa Arthur, Yogie, dan Raymond

yang membuat suasana kelas menjadi asik dan semakin hidup. Pokoknya 7B is the best!

(*)

K ami Kelas 7C di bawah bimbingan Bu Maria yang siswa-siswinya

selalu aktif, menghargai satu sama lain. Kelas ini punya banyak agama

dari Kato- lik, Kristen, Islam, dan Budha.

Ketua kelasnya Kevin Hartona, dibantu wakilnya

Jesslyn. Untuk bagian tulis menulis dibantu Bella dan Patrick, serta bagian keuangan pada Stephanie dan Hans.

Kelas ini menjadi hidup karena Kevin H, Fardy, Samuel, Michael C, dan Frederrick. Kelas ini juga mem-

punyai banyak talenta seperti Fiona yang pintar bermain biola, Vicky, Stella, juga Gwen yang pintar bermain

piano. Tidak lupa Vincent, Darren, Kevin Kho, Stephanie, Jesslyn, dan Tita yang jago bermain basket, serta

Victoria dan Fiona sebagai OSIS. (*)

Ketua :

Theresia Devina

Wakil Ketua :

Aaron Chandra

Sekretaris 1 :

Steffanie Olivia

Sekretaris 2 :

Timotius Oscar

Bendahara 1 :

Cliff

Bendahara 2 :

Marcellino

Ketua :

Kevin Hartona

Wakil Ketua :

Jesslyn

Sekretaris 1 :

Bella

Sekretaris 2 :

Patrick

Bendahara 1 :

Stephanie

Bendahara 2 :

Hans

Pengurus Kelas

Pengurus Kelas

Page 25: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ins

taC

las

s

B agi kami siswa siswi kelas 7D

adalah kelas yang seru dan menye-

nangkan.Kelas ini mempunyai wali

kelas Bu Agnes yang diketuai oleh

Jasmine serta wakilnya A. Bryant.di bantu

Clarissa dan Felix sebagai sekretaris, Juga

Patricia dam Tricia sebagai bendahara.

Kelas ini sangat ramai khususnya jika

ada Clarissa, BeVe, Kusuma, Jessica, dan

Hans. Di kelas ini banyak yang menyukai

pelajaran olah raga. Murid teladan di kelas

ini ada beberapa seperti Albert, Laventino,

Alda, Beatrice, dan yang lain. Anak OSIS

juga anak inti tim basket kelas ini adalah

Icha. (*)

Ketua : Jasmine

Wakil Ketua : A. Bryant

Sekretaris 1 : Clarissa

Sekretaris 2 : Felix

Bendahara 1 : Patricia

Bendahara 2 : Tricia

Pengurus Kelas

Page 26: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ins

taC

las

s

K elas 7E ini di bawah bimbingan Pak Vincent yang bisa nulis

memakai tangan kiri juga kanan .Pak Vintcent di bantu John

dan Gabriel sebagai ketua dan wakil ketua.

Bagian tulis-menulis di kelas ini diurus oleh Ivana dan

Levine, sedangkan untuk bendaharanya Jovita dan Fany.Di kelas ini ada

beberapa anak yang membuat kelas ini ramai seperti Kevin, Patrick,

Wildan, dan juga James.

Kelas ini juga ada beberapa murid berprestasi seperti Ivana dan

John yang menjadi anggota OSIS, Feli yang pintar, juga ada anak-anak

yang mempunyai suara merdu, seperti Virgie, Ivonne, Natan, James,

Matthew, dan Jovita yang juga masuk menjadi anggota SCC. (*)

Ketua :

John Nicholas

Wakil Ketua :

Gabriel

Sekretaris 1 : Ivana

Sekretaris 2 :

Levine

Bendahara 1 :

Jovita

Bendahara 2 :

Fany

Pengurus Kelas

Page 27: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

sh

ort s

tory

Oleh : Graciella S

T he sound of a stopped engine woke aiden wood up, returning

him from dreamland. As he opened his eyes he sawthe most

weird looking house ever of his entire 8 years old life. It

made his mouth went wide, just like his siblings Aaron and

Aileen Wood, also his parents too.

"Are you this is the one dear," Mrs Wood asked her husband

who was sitting next to her with mouth wide as well. "Yes dear, this is

78 patterson street," Mr Wood answered while he checked the ad-

dress again. "So, you are saying to methat this huge mansion is only 4

thousand dollaras worth it," his eldest, Aaron asked wildly.

The house or more like a mansion is a huge red greek mansion

with long stone path before i is huge 2 winged white door. There stood

a woman with gold hair that glowed through the Australian sunshine

wearing a red blouse, a black pencil skirt and red pumps.

"Hi, there! Name Clea Lane," she offered her hand to Mr Wood.

"Miss Lane, a pleasur, I am Alex Wood, we spoke before on the

phone." Mr Wood took her hand and shook it. "The pleasure's all

mine," she smile as she shook Mrs Wood's Hand.

"My wife, Annabeth Wood, and my children, Aaron, Aileen, and

Aiden Wood," as Mr Wood finished introducing his family clea shook

their hands and said."Come, I will take you on a tour around the

house."

Page 28: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

sh

ort s

tory

"Or, castel," Aiden mocked. "Shush Aiden,

stop it," Aileen pinch his broter's ear for his behav-

ior. "Fine geez," Aiden rolled his eyes and rub his

left ear. "Stop it you two, it is embarrasing," and so

as the eldest spoke all has been silenced.

After the long bickering they finally made into

the house. Mr and Mrs Wood are so embarrased on

their children's behavior and apologise to clea on

their behalf. If seeing the exterior was pretty much

mouth opening than the interior is mouth widening.

It is the total opposite of what they expected.

They expected blank house but here it is a house

fully furnished and all. There is a complete set of

furniture and also antique and paintings. "This house

is fully furnished with antiques that you can find in

the 1900s and the price I gave you include all of

these," that statement made their mouth

stuck on the floor. And, more stuck as

they journeyd through this 3 floor

mansion.

"I will be sleeping her,"

Aiden shouted as he entered a

small room with lots of toys.

"Not bad," Aaron said as he

found a room filled with

books. "Nice, this is awe-

some," Aileen shouted as

she jump through a comfy

pink bed.

"Now kids, we still

need to reconsider about buy-

ing this," Mr Wood reminded

them. "Okay," Aaron and Aileen

said together. They came out from

their room except one, Aiden. He is

mesmerized in an antique figure on his

desk.

"Aiden, come on. What are you

doing," Aileen came into his room with

Aaron. "Yeah, sure," Aiden said scared.

"What's wrong Aid," Aaron asked warmly. He could

be a really sweet man sometimes, especially when it

is about his family.

Aiden answered,"Is mom and dad here." He

looked very careful. Just then parents call them but

Aileen shouted,"We will be right behind you." "Now

tell it," she looked down at her brother.

With deep sigh Aiden sadi," Now I know this

may sound totally unreal but you have to believe

me," he began explaining. "I touched this figure ear-

lier because it is so unique but whe I was touching it

a figure of a woman came out. She was shouting, it's

like hallucinating Aid," Aileen said tapping his

brother's shoulder.

"See, I told you before. You would not believe

me. You adults are all the same. You think lowly on

us children," Aiden shouted and ran out from the

room. "It is real, I saw it with my own eyes, I have to

save that lady, as soon as we moved in...." Aiden

thought.

The journey home was as quiet as always with

Aaron reading books. Aileen chatting and Aiden

who used to sleep was in deep thought on earlier

events. But the silence ends as Mr Wood broke it

and said,"So, I believe you all liked the house."

Aaron answered,"Seriously, Dad. Are you

doing a family meeting in a car. What will you do

next," Aaron raised an eyebrow at his father. But as

him mom glared at him he said,"Fine, I like it." Mr

Wood answered,"Good, we will had

moved there by a week."

Mr Wood's statement

surprise them all but it the

end they except itu. Mr

Wood ended the family

meeting with,"We will

be doing the moving

arrangement by to-

morrow."

A week has

passed and they had

started their first day

living there. During

the entire week

Aaron and Aileen were

guilty on not believing

Aiden so on the first day

of moving they went to

Aiden's room. They checked

out the statue.

As the three of them touched

the figure a mist of a woman showed up. It

was exactly like what Aiden saw one week ago.

"Now, do you believe me," Aiden raised a bow to

his siblings. Aaron realized the woman is trying to

say something.

"I am Juno, Assetio villus diary, free me,"

Aaron said and the figured disappeared. "Juno, who

is Juno. Assetio villus diary. What's going on," Aileen

asked confused. "Juno is a roman goddes. Assetio

villus is this house's owner but his diary."

Aaron asked confused,"Maybe, it is in the li-

brary." Aiden shouted and the three ran to the li-

brary and worked on for the diary. "Here it is,"

Aileen shouted founding a green leather journal with

a signatured on it. As they open the diary, a wind

blew hard and they heard their parents scream.

"I touched this figure earlier because it is so unique but whe I was touching it a figure of

a woman came out. She was shouting, it's

like hallucinating Aid.”

Page 29: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

sh

ort s

tory

After a long journey of

kiling devils from house to base-

ment and back to house again.

They made it in sweat and all.

Luckilly, they think of this as

good practice. "These mortal

young heroes are not normal,

they have family spirit, interesting

young heroes, you will have been

a good hero sooner or later,"

Hera thought.

The three came back to

the place earlier and shouted

"Come out you devil. As they

shout a smoke came out. "So,

you are ready to give the god-

des," the devil laughed evilly.

"No, ever," Aiden shouted. "We

re readey," Aileen started. "To

kill you," Aaron ended.

And on that mark, they

attacked the head devil and with

Juno's help it disappears. Just

then a smoke appeared above

them. Mr and Mrs Wood fell

from the mist.

The three ran to the voice

source and saw their parents

gone with a note written in

blood. It said,"Give the goddes

and they will live." As soon as

they read it they went to Aiden's

room founding a woman looking

elegant in ancient roman robes.

"Greeting young hero, I am

Juno," she said as if nothing hap-

pens. "Where is our parents,"

Aileen shouted. "Patience young

hero. Opening that book, open's

my prison also opening that

book, opens the way of saving,"

Hera suggested.

Aaron snatched the book

from Aileen's hands and started

to read itu. "Every special devil

had their own special weakness

but as for the book devil, it can

only be killed by the holy sword

and shield which I located in the

basement," Aaron read. "There is

your answer," Hera said.

As soon as they land, they

hugged each other. "Oh, my chil-

dren, I am so sorry to buy this

haunted house. I will find an-

other one," Mr Wood cried.

"There is no need of that Mr

Wood," Juno said warmly. "This

house will be safe, you have your

children, brave young heroes

with family spirit," she smiled.

She turned at the children

and said,"You should improve

your amazing skills and remem-

ber to stick to your family."

With that Juno disappear,"So,

what will happen next," Aiden

asked. "I know wha will," Aaron

answered. "We will be working

together, against anything upon

us." (*)

Dari : Anon

Untuk : Lurensia Ruslie

Pesan : ckcckckkckckc

Dari : Mr.Yus

Untuk : Klg besar San-

clar

Pesan : Ayo raih presta-

simu dengan jujur , disiplin,

tanggung jawab, dan santun

Dari : Someone

Untuk : Alex Chandra

Pesan : Remember me !

Dari : Arthur

Untuk : Bu Anna

Pesan : Tambah sabar,

jangan suka marah – marah,

nanti cepat tua, tambah cantik,

tambah baik

Dari : Aku

Untuk : Kamu

Pesan : I LOVE YOU !

Dari : Arthur

Untuk : Kepada Ytc M Yuditt

Pesan : Kukembalikan tanda

maafku

Dari : Edoardo

Untuk : Graciela

Pesan : Kenapa kamu nolak

aku ?

Dari : Graciela

Untuk : Edoardo

Pesan : Maaf aku bukan untukmu

Dari : Maria Sukveny Soefandy

Untuk : Semua Siswa kelas 9

Pesan : Selamat atas Unasnya.

Tetap pertahankan semangat

kalian

Dari : 8A-17

Untuk : 8D-1 & Pak Beni

Pesan: God bless you…

Dari : Veronica Winata

Untuk : BK, Geraldy

Pesan : Tetap jd sahabat yg

baik ya! Semoga kita satu kelas

lagi di kelas 9! Semoga BVG

tetep langgeng! Lol

Dari : Aan

Untuk : 7D

Pesan : Thanks atas keber-

samaannya, keramahan, dll.

GBU. #7D’BEST

Dari : Raymond Jonathan

Untuk : Tim DIANTARA

2015

Pesan : Terima kasih menjadi

tim yang baik walau … ah, su-

dalah

Dari : Veronica Winata

Untuk : Amelia Apta

Pesan : Love you in the air

~ Lope Lope di Udara ~

ou

r me

ss

ag

e

Page 30: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

Laporan : Ella Sutan

M asa Orientasi Peserta Didik Baru

(MOPDB) dalam kendali OSIS 2013-

2014 berlangsung dalam 2 tahap, yaitu

Pra MOPDB dan MOPDB. Berbagai ke-

san dan pendapat mengenai kegiatan ini bermunculan.

Crysthalia dari Kelas 7C mengaku sangat

menikmati kegiatan MOPDB. “Bagian yang paling

berkesan adalah saat panitia membacakan pembagian

kelas dan kelompok seperti kelas Australia, Eropa,

Asia, Amerika, dan Afrika,” katanya.

Gadis yang biasa dipanggil Tita oleh teman-

temannya juga mengatakan saat meminta tanda tan-

gan dari kakak kelas maupun dari teman seangkatan

merupakan acara yang paling berkesan selama

MOPDB.

“Serunya pas dikasih tanda tangan gitu,” ujar

gadis yang bergabung dalam ekstrakurikuler basket

ini.

Lain dengan Crysthalia, Patrick Antonio dari

kelas 7A mempunyai pendapat lain. Menurutnya tidak

ada acara yang mengesankan ataupun yang paling seru

baginya. Ia malah menganggap bahwa kegiatan orien-

tasi untuk siswa baru ini sangat melelahkan baginya.

(*)

Page 31: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

S ambutan resmi terhadap

siswa baru penuh dengan

semangat kegembiraan,

kesederhanaan dan keper-

cayaan. Acara dikemas dalam

kegiatan MOPDB, 10-14 Juli

2014.

Kegiatan dikoordinasi Kaur

KesiswaanIbu MM Verawati S.Pd

bersama tim yang terdiri atas ba-

pak / ibu guru, suster serta pani-

tia dari OSIS .

Seluruhnya siswa baru ber-

jumlah 198 orang (99 putra dan

99 putrid). Mereka terbagi dalam

lima kelompok berdasar nama

benua.

Selama MOPDB peserta

didik baru dikenalkan dengan

berbagai hal antara lain orientasi

lingkungan, Perayaan Ekaristi,

temu alumni, dan lain-lainl.

Seluruh kegiatan yang men-

gusung tema “Ayo Menjadi Hebat

dan Santun” dipungkasi dengan

acara Malam Inagurasi, yang di-

hadiri para orangtua/walimurid.

Dalam kesempatan ini ada

acara penyerahan siswa dari

orangtua/wali murid kepada

kepada peserta didik baru yang

mampu menampilkan berbagai

atraksi yang mengibur dan men-

didik di malam inagurasi.

Mengakhiri acara malam

inagurasi, Kepala Sekolah Sr

Benedicta Suhananti MC memba-

cakan pembagian kelas beserta

wali kelas serta memperkenalkan

seluruh tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan di SMPK

Santa Clara Surabaya, yang selu-

ruhnya 42 orang. (*)

Page 32: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

Kelas 9E Juara Umum Hello December (Sanclar Berbudaya) 2014

W arga Santa Clara

menyambut suka

cita Natal 2014

dan tentu masa

terima rapor serta liburan hingga

Tahun Baru.

Sambutan itu terwujud

lewat kegiatan Hello December,

15-16 Desember 2014. Para

siswa turut andil dalam berbagai

lomba.

Yang menarik, peserta

Santa Clara Berbudaya, mereka

begitu serius dalam mempelajari

materi-materi yang diberikan

oleh panitia penyelenggara lomba.

Semua rasa lelah pengurus

OSIS sebagai panitia akhirnya ter-

bayar dengan suksesnya program

kali ini. Para juara telah diketahui

dan juara umum telah diumum-

kan.

Laporan :

Veronica Winata

Page 33: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

Lomba Cerdas

Cermat yang

seru antar-

kelas.

Gelar juara umum jatuh ke

tangan Kelas 9E. Mereka adalah

peserta dari lomba bidang

akademis dan non akademis yang

diadakan OSIS.

Berbagai lomba yang diada-

kan antara lain membuat komik,

basket, softbol. Dan, puncaknya.

Perayaan Natal yangdiawali den-

gan perayaan Ekaristi bersama di

Gereja SMTB. Setelahnya.

Seluruh siswa-siswi dan

para guru, para suster serta kary-

awan berkumpul di lapangan bas-

ket untuk tukar kado. Suasana

berjalan meriah. (*)

Page 34: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

A ntusiasme yang sangat

besar dari setiap kelas

saat OSIS me

nyosialisasikan Lomba

Kemerdekaan atau 17-an. Ham-

pir semua kelas terlibat aktif.

Lomba-lombanya antara

lain Pramuka, lomba Deklamasi,

lomba Drama Cerita Rakyat, En-

terpreanur Day, dan lain lain.

Kegiatan berlangsung 12-18

Agustus 2014.

Selain mengisi waktu luang

siswa, lomba 17-an untuk

mengingatkan tentang semangat

para pahlawan yang memper-

juangkan kemerdekaan negeri ini.

Amelia Apta, cewek yang

mengikuti lomba voli dan drama

Cerita Rakyat sangat menikmati

rangkaian kegiatan karena bisa

bersaing dengan teman-teman

dari kelas lain secara sportif.

Laporan :

Veronica Winata

Wakil Ketua Kelas 8A ini

mengatakan, dari sekian lomba

yang ada, dia terkesan lomba voli,

“Soale pas itu servisku paling ba-

gus,” jawabnya lalu tertawa.

Hal serupa dikatakan oleh

Ferdinand dari Kelas 7C, yang

menilai 17-an kali ini cukup seru.

Peserta lomba voli dan pramuka

ini mengatakan, sangat menikmati

acara ini karena bisa berinteraksi

dengan eman baru maupun kakak

kelas.

“Semua lomba bikin saya

semangat,” ujar cowok ber-

kacamata ini. “Semoga acara-

acara ke depan memiliki lomba

yang lebih bervariasi. (*)

Salah satu game dalam lomba pramuka.

Mata peserta ditutup lalu harus berjalan

tanpa boleh kakinya menginjak batas jalur

yang sudah dibuat.

Page 35: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ac

tivity

T ajuknya „Heroic Track”, sebuah kegiatan dari

Pemkot Surabaya, dengan peserta dari

hampir seluruh sekolah, termasuk SMPK

Santa Clara, 1 November 2014. Kegiatan

itu untuk peringatan Hari Pahlawan.

Dari balai kota, siswa naik bus menuju Tugu

Pahlawan kemudian kembali lagi ke balai kota. Di

Taman Makan Pahlawan Kusuma Bangsa, disuguhi

teatrikal tentang kondisi generasi muda yang makin

acuh terhadap bangsa dan negara.

Setelah teatrikal, siswa boleh berkeliling di

kompleks taman makam. Banyak sekali makam para pejuang dari Sura-

baya. Setelah berdoa, rombongan Tugu Pahlawan. Secara berkelompok

siswa menyusuri museum di bawah tanah sedalam 7 meter.

Di museum, siswa dapat menyaksikan berbagai macam foto-foto

dan peninggalan

perjuangan arek-

arek Suroboyo

yang heroik saat

pertempuran 10

November. Lalu,

di lantai dua ada

diorama yang

memutar suara

adegan pertem-

puran.

Selain

menjelajahi

monumen dan

museum Tugu

Pahlawan, siswa mengunjungi rumah HOS. Tjokroaminoto di Jl Peneleh

7, Surabaya. Siswa harus bergantian dengan sekolah lain.

Cukup menarik isi dari rumah itu. Tapi, siswa tak boleh naik lan-

tai atas karena itu tempat ibadah HOS Tjokroaminoto. Puas mengelil-

ingi bangunan serta tempat bersejarah di Kota Pahlawan, bus membawa

siswa ke balai kota. (*)

Para pemandu di Museum

Tugu Pahlawan menjelaskan

tentang pertempuran

10 November 1945.

Perang pertama pasukan

Indonesia dengan pasukan

asing setelah Proklamasi.

Inilah pertempuran

terbesar dan terberat.

Pada 10 November pagi, ten-

tara Inggris mulai melancar-

kan serangan berskala besar.

Diawali pengeboman udara ke

gedung-gedung

pemerintahan Surabaya.

Kemudian mengerahkan

sekitar 30.000 infanteri,

sejumlah pesawat terbang,

tank, dan kapal perang.

Oleh :

Raymond Jonathan

Page 36: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

co

mic

Christmas Wishes…………..Christmas Wishes

Page 37: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

co

mic

Karya : Audrey Suwondo

Isabelle Vanessa

Cathleen Jane

Page 38: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ins

taC

las

s

Ketua :

Bryan Kenneth

Wakil Ketua :

Amelia Apta

Sekretaris 1 :

Geraldy Kianta

Sekretaris 2 :

Vanesa Adriana

Bendahara 1 :

Edwin Ciputra

Bendahara 2 :

Enrico T.V.

K elas yang berada di

bawah bimbingan Ibu

Priza ini, terdiri dari 19

siswa dan 18

siswi.Yang diserahi tugas sebagai

ketua ialah Bryan Kenneth. Jika

sang ketua berhalangan hadir,

maka munculah Amelia Apta se-

bagai wakil ketua kelas.

Untuk urusan keuangan

yaitu Edwin Ciputra dan Enrico

T.V siap bertugas. Tak kalah

penting, bendahara, Vanesa Adri-

ana dan Geraldy Kianta siap un-

tuk urusan tulis menulis.

Kelas ini cukup ramai den-

gan hadirnya Edwin Ciputra, En-

rico, Antony, serta Pieter.

Banyak pula prestasi yang

telah diraih oleh anggota kelas

8A, seperti JRBL, dance JRBL,

Deteksi Con, Santa Clara Choir

(SCC), dan lain-lain.

Tidak lupa juga Laurdy,

Veronica, dan Rafael sebagai ang-

gota OSIS, serta Pieter sebagai

wakil ketua OSIS! (*)

Pengurus Kelas

Page 39: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ins

taC

las

s

I nilah Kelas 8B yang asik, seru. Kelas ini juga kompak, diketuai oleh

Dave Gerald dengan wakilnya Kenzie Halawa, serta sekretarisnya

Felicia Liemiani dan Maria Keiko. Di bagian keuangan ada Bella De-

fina dan Christopher Hedy.

Kelas 8B mempunyai wali kelas yang kece, Bu Anna. Di Kelas 8B

ini terdapat anak-anak yang berbakat antara lain Christopher Hedy yang

jago Matematika, Keiko B yang pandai berdebat.

Lalu, Kenzie yang pintar menggambar juga basket, Matthew yang

juga sama seperti Kenzie yang jago basket. Aada Adele yang ikut Bas-

kom Scout.

Tidak hanya itu, di kelas ini , terdapat anggota OSIS yaitu Adela

sebagai sekretaris, Sophie sebagai kordinator bidang pengembangan diri,

dan Keiko B, yang menjadi anggota.

Tak lupa, 4 sekawan yang membuat kelas ini semakin hidup.

Mereka adalah Obe, Chritopher H, Vintcent A, Timothy. Wooou-

wuuw, pokoknya, 8Becrazy!!! (*)

Ketua :

Dave Gerald

Wakil Ketua :

Kenzie Halawa

Sekretaris 1 :

Felicia Liemiani

Sekretaris 2 :

Maria Keiko

Bendahara 1 :

Bella Defina

Bendahara 2 :

Christopher Hedy

B eranggotan 36 anak dan

dikomandani oleh Pak

Wiyoko. Suasana kelas

ini selalu ramai, apalagi

kalau bukan Andriyan, pelawak

yang selalu “meledak-ledak” di

kelas.

Sherina sang ketua OSIS

juga bagian dari kelas ini.

Dimeriahkan dengan Reyhan, si

“kalkulator” berjalan, dan juga si

pintar Alicia. Kelas ini setiap hari

sangat seru ! (*)

Ketua :

Allen Widhi

Wakil Ketua :

Alicia Clara

Bendahara 1 :

Ardi D

Bendahara 2:

Adeline Vania

Sekretaris 1 :

Jessica Jennie

Ekretaris 2:

Pengurus Kelas

Pengurus Kelas

Page 40: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ins

taC

las

s

K elas 8D terletak di dekat Ruang Guru dan di

sebelahnya Kelas 8E. Kelas ini berwali kelas

Ms Natalia dan diketuai oleh Edoardo

Dominikus serta wakilnya Stephanie Ra-

hardja.

Untuk urusan buku jurnal kelas, papan evaluasi

dan juga urusan tulis-menulis yang lain, diurus oleh Em-

manuella Sutan dan Stephanie Nathania. Untuk urusan

keuangan kelas diurus oleh Patrick Michael G. dan Ray-

mond Jonathan.

Ada banyak anak berprestasi di kelas ini antara

lain para anak Baskom Scout yang terdiri dari Vincen-

tius S. ,Fernando S. , dan Margaretha Ferline.

Ada anak basket yaitu Patrick M.G. Juga ada

Stephanie Raharja, Graciela G, Shannen C , Christina

Andrea, dan Kelso Lineus, yang jago dance. Kelas 8D

merupakan kelas yang kompak dan rame dan berpres-

tasi tentunya. (*)

Ketua : Edoardo Dominikus

Wakil Ketua : Stephanie Rahardja

Sekretaris 1 : Emmanuella Sutan

Sekeretaris 2 : Stephanie Nathania

Bendahara 1 : Patrick Michael G

Bendahara 2 : Raymond Jonathan

Pe

ngu

ru

s K

ela

s

Page 41: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

ins

taC

las

s

K elas yang di komandani

oleh Bu Atik yang unik

dan baik, dibantu oleh

ketua kelas kita Patrick

Owen yang suka makan juga pan-

dai main basket dengan wakilnya

Theresa Angelica yang rajin.

Urusan tulis menulis dis-

erahkan kepada Angelina yang

gelian di bantu sekretaris 2 yang

suka banget sama Anime, Andrey

Akira. Untuk urusan keuangan

diserahkan pada Demitri Enrico

yang usil,pintar melawak,

Tidak ketinggalan juga pin-

tar main futsal, yang di bantu Ber-

nadeta Elie yang hobi banget baca

komik. Selain itu, kita punya anak

superseru, seperti Nicholas,

Kevin, Gregorio, Damianus Ardy

dan anak tim basket yaitu Ray-

mond G, dan Christopher W.

Ada anak basket putri yaitu

Felicia R. dan Isabella N. (*)

Ketua : Patrick Owen

Wakil Ketua : Theresa Angelica

Sekretaris 1 : Angelina

Sekretaris 2 : Andrey Akira

Bendahara 1 : Demitri Enrico

Bendahara 2 : Bernadeta Elie

Pe

ng

uru

s K

ela

s

Page 42: DIANTARA 2015 PART I

MEDIA ANAK SANTA CLARA DIANTARA EDISI 11 TAHUN 2015

xtra

K etua OSIS (ketos) itu

memiliki pangkat

tertinggi di organisasi

resmi tiap sekolah.

Saat menjadi ketos kayak mimpi

banget. Tidak terpikirkan sama

sekali. Hari pertama, saya lang-

sung dipanggil, “Wee, ketose teko,

rek”. Saya hanya diam saja.

Minggu depannya, kami,

Tim OSIS 2013-2014 menjalani

LDKS selama 2 hari dipimpin Pak

Josua. Ada 39 anak yang ikut.

LDKS membentuk sosok yang

memiliki jiwa kepemimpinan dan

mampu bekerja sama dengan

baik.

Rapat pertama, seperti

biasa kami dibimbing lebih dahulu

oleh Pembina OSIS, Ibu Vera.

Tentu saja, berjalan lancar. Rapat

kedua, tanpa pembina, seperti

biasa, anggota ribut semua karena

tidak ada guru. Dan di situ saya

belajar memimpin 38 orang anak

SMP sendirian. Sangat-sangat ti-

dak mudah.

Saya hanya diam dan

menunjukkan muka memelas agar

mereka diam. Cara pertama, ber-

hasil. Setelah itu kami menjalani

rapat dan mengumpulkan pro-

gram per bidang selama 1 tahun

ke depan. Bersama wakil, Alicia

Clara (Kelas 7) waktu itu, kami

me-manage program-program itu

dengan baik.

Proyek pertama, Hello De-

cember. Proyek berisi beberapa

program yang dibuat saat rapat

kedua. Saya sebagai ketua panitia

di proyek pertama ini. Lumayan,

berjalan agak lancar.

Lantas, proyek besar OSIS,

MOPDB. Kami mempersiapkan

diri kurang lebih 2 bulan sebelum

hari H. Kami rela mengorbankan

waktu kami yang harusnya libur,

untuk masuk rapat agar MOPDB

berjalan lancar.

Dengan bantuan para guru

dan karyawan, adik-adik Kelas 7

merasa nyaman dalam MOPDB

dan selesailah rangkaian kegiatan

yang terdiri atas 1 hari pra-

MOPDB, dan 3 hari MOPDB.

Proyek yang saya serahkan pada

wakil, Agustusan, juga berjalan

lancar.

Dan, proyek

terakhir kami,

OSIS Kelas 9,

yaitu memilih

penerus kami.

Saya ikut

sosialisasi, men-

gajak anak Kelas

7 dan 8 agar

mengikuti seleksi.

Terpilihlah kandi-

dat 30 orang untuk mengisi OSIS

penerus kami. Sayangnya, saat

rally games, 1 siswa tidak hadir,

dan ada 1 siswi yang mengundur-

kan diri.

Selesailah jabatan kami,

Kelas 9 di OSIS. Yah, pada

akhirnya, saya menyimpulkan,

memimpin orang lain tidak seka-

dar suruh sana suruh sini, duduk

di kursi dan anak buah yang

mengerjakan. Bukan itu makna

pemimpin.

Bagi saya, pemimpin itu

seorang yang mau terjun langsung

ke lapangan dan memberi contoh

kepada anggotanya, gimana sih

mengerjakan ini, mengerjakan itu.

Dan pada intinya, pemimpin ti-

daklah menyuruh, tetapi menga-

jak. (*)

Marcellino

Jason

Page 43: DIANTARA 2015 PART I
Page 44: DIANTARA 2015 PART I