244
Dialektika Seni Pertunjukan

Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

  • Upload
    hatuong

  • View
    323

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

Dialektika Seni Pertunjukan

Page 2: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

.

Page 3: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

dialektika seni pertunjukan

Universitas Negeri Yogyakarta - Institut Seni Indonesia Yogyakarta - Bale Seni Condoradono

Page 4: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

Dialektika Seni Pertunjukan

penulis:Drs. Kuswarsantyo, M.Hum

halaman:xiv + 230

cetakan:Januari 2014

diterbitkan oleh:

Universitas Negeri YogyakartaInstitut Seni Indonesia Yogyakarta

Bale Seni Condoradono

Page 5: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

v

Pengantar

Page 6: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

vi

dialektika seni pertunjukan

Page 7: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

vii

Membangun Kehidupan Seni-Budaya yang Sehat[Catatan Pengantar]

Suminto A. Sayuti

Ketika sebuah pertunjukan digelar dan usai, apapunjenis pertunjukan itu—siapapun yang menggelar dan terlibatdi dalamnya, idealnya diikuti catatan kritis dan reflektif.Mengapa? Karena catatan itu penting, baik bagi para senimanyang terlibat di dalamnya maupun bagi khalayak. Kritik danrefleksi niscaya diperlukan oleh seniman, dan diperlukan jugaoleh khalayak dalam rangka pencerahan. Dengan carademikian, seni pertunjukan pun dibumikan. Persoalantersebut akan terasa signifikansinya ketika kita memangmemimpikan kehidupan seni-budaya yang “sehat,” yangditandai oleh adanya ruang-ruang kreatif yang terbuka luas,apresiasi khalayak, dan “jembatan” yang menghubungkandua aspek terdahulu.

Adanya ruang kreatif memberikan peluang kepada paraseniman untuk bereksplorasi, berekspresi, danbereksperimentasi secara merdeka karena pada dasarnyaseorang kreator yang baik adalah sesosok pribadi yangmemiliki kedaulatan penuh atas jagat pilihannya. Pada saat

Page 8: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

viii

dialektika seni pertunjukan

mereka mengkomunikasikan penjelajahan kreatifnya dalamsebentuk teks kreatif (baca: seni pertunjukan tertentu),harapannya, teks-teks kreatif itu akan diterima secara baikoleh khalayak. Akan tetapi, dalam kaitan ini dan dalamsejumlah hal, khalayak sering memerlukan semacam “resep”dari para pengamat dalam rangka pemaknaan danpenikmatan teks-teks kreatif tersebut. Apalagi jika disadaribahwa sebuah teks kreatif sebagai sebentuk komunikasiestetik tidak hanya saying, tetapi juga doing dan moving.Dalam hubungan inilah tulisan, komentar, atau esai kritisterhadap teks-teks seni pertunjukan menjadi penting. Melaluitulisan semacam itu khalayak seni-budaya, bersama dengansang penulisnya, melakukan pembelajaran diri. Tulisan-tulisan semacam itu tidak harus diterima begitu saja dankhalayak pembaca dengan serta-merta bersepakat denganpandangan penulisnya. Khalayak boleh saja tidak sepakat,bahkan jika perlu menentangnya. Dengan cara demikian,kehidupan seni-budaya pun menjadi dinamis karena didalamnya relasi-relasi dialektis resiprokal dibangun: antaraseniman dan khalayak, antara pengamat dan khalayak,antara seniman dan khalayak.

Serpih-serpih paparan di atas menunjukkan bahwakehidupan seni-budaya yang sehat lebih ditentukan olehterbangunnya sinergi antara penciptaan, pengamatan/pengkajian, dan penerimaan. Artinya, teks-teks kreatifmemperoleh sambutan yang selayaknya dari khalayak,sedangkan para pengamat/pengkaji membangun semacamlintasan yang menjembatani kedua wilayah itu. Apabilasinergitas ketiga wiayah itu terjaga dengan baik, niscaya

Page 9: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

ix

catatan pengantar

kehidupan seni-budaya pun menjadi sehat. Di titik inilahpendidikan sebagai proses pembudayaan, baik yang terjadidalam komunitas maupun dalam kelembagaan resmi,menjadi “payung agung”-nya.

Tulisan-tulisan Kuswarsantyo yang dihimpun dalambuku ini menjadi relevan, baik yang berkenaan denganpendidikan, kebudayaan, maupun yang berupa hasil amatanatas pertunjukan tertentu. Paling tidak, jika tulisan-tulisandalam buku ini masih terasa belum selesai, tulisan-tulisantersebut bisa dijadikan inspirasi awal bagi penulis/pengkajilain untuk meneruskannya secara lebih komprehensif. Yangjelas, 54 tulisan dalam buku ini, baik yang semula merupakanartikel surat kabar, makalah seminar, maupun yang berupa“catatan perjalanan budaya,” menunjukkan upaya keraspenulisnya dalam meraih sebuah “paspor seni-budaya.”Buku ini agaknya ingin berkata bahwa penulisnya bukanhanya seorang penari, apalagi “penari sekedar,” dankenyataannya Kuswarsantyo memang seorang penari yangsehari-harinya bertugas sebagai dosen di Jurusan PendidikanSeni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas NegeriYogyakarta, yang pada saat buku ini sampai pertama kali ditangan pembaca, beliau sedang “dheg-dhegan” karenabeberapa menit lagi akan dipromosikan sebagai Doktor SeniPertunjukan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.Karenanya, selamat atas terbitnya buku ini, dan selamat pulameraih derajat doktor. Semoga setelah doktor tulisan-tulisannya lebih banyak lagi.

Lereng Merapi: 24 Desember 2013

Page 10: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

.

Page 11: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

xi

Daftar Isi

Pengantar Penerbit ~ v

Catatan Pengantar [Suminto A. Sayuti] ~ vii

Daftar Isi ~ xi

BIDANG PENDIDIKAN

1. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi MataPelajaran Pendidikan Seni Tari di Era Otonomi Daerah ~ 3

2. Tari dalam Perspektif Pendidikan Anak ~ 11

3. Implementasi Ranah Afektif dalam Sistem PembelajaranKesenian (Tari) di Sekolah ~ 17

4. Festival Operet : Proses Pembelajaran Afektif danPsikomotorik bagi Anak Sekolah Dasar ~ 23

5. Pendidikan Seni, antara Cita-cita dan Realita ~ 28

6. Dilema Pembelajaran Kesenian di Sekolah Dasar ~ 35

7. Menyoal Kurikulum Pendidikan Seni dan Manfaatnya BagiPembentukan Sikap Perilaku Anak ~ 39

8. Memahami Seni sebagai Media Pendidikan ~ 43

Page 12: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

xii

dialektika seni pertunjukan

9. Pentingnya Forum Komunikasi Bagi Seniman Tradisi ~ 48

10. Prestasi Seni dan Jatidiri Mahasiswa ~ 53

BIDANG SENI dan BUDAYA

1. Pentingnya Inovasi dan Rekonstruksi untuk PreservasiSeni Tradisi ~ 61

2. “Omong Kosong, Nguri-uri tanpa Inovasi” ~ 66

3. Hak Paten Seni Tradisi di Negeri Jiran ~ 70

4. Arah dan Strategi Pengembangan Tari Gaya Yogyakarta ~75

5. Masihkah Efektif Festival Sendratari untuk Pembinaan ? ~80

6. Melongok Festival Erau: Pesta Adat Yang Mendunia ~ 84

7. Penyelenggaraan FKY sebagai Laboratorium, FKY PerluDilestarikan ~ 88

8. Ketika Seni Tradisi Masuk Mall ~ 92

9. Membangun Estetika Islami dalam Dunia Tari ~ 96

10. Mitos Membangkitkan Spirit Berkesenian ~ 100

11. Merenungkan Nasib Seni Tradisional MenghadapiTantangan Global ~ 104

12. Ketika Sang Patron Tak Ada Lagi ~18

13. Patronase dalam Upaya Preservasi Seni Tradisi ~ 113

14. Optimalisasi Pengembangan “Kampung Budaya ~ 117

15. Festival Kesenian : Media untuk Merajut Jaring PengamanNilai Seni Budaya ~ 121

16. Sekaten: Antara Tradisi dan Bisnis ~ 126

Page 13: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

xiii

daftar isi

17. Bisnis Pertunjukan Wisata dan Nasib Seniman Tradisional~ 130

18. Membangun Konstruksi Sosial Melalui Penciptaan KaryaSeni ~ 134

19. Paradigma Sistem Pembinaan Seni Tradisi PerluPerubahan ~ 138

CATATAN PERTUNJUKAN

1. Fenomena Koreografi Lingkungan ~ 145

2. Langen Mandra Wanara, Nasibmu Kini ~ 149

3. Kenakalan Koreografer Bagian dari Daya Tarik SebuahPertunjukan Tari ~ 153

4. Meneladani Spirit Berkesenian Mimi Rasinah TokohTopeng Indramayu ~ 156

5. Membangkitkan Spirit Berkesenian di Era Global ~ 160

6. Di Balik Pergelaran Tari : Mewarisi Semangat danPerjuangan Empu Tari Gaya Yogyakarta ~ 165

7. Rekonstruksi, Dokumentasi Beksan Kuno, UpayaPreservasi dan Menjaga Orisinalitas ~ 172

8. Ramayana Menjadi Referensi Berharga ~ 176

9. Mempertajam Visi dan Mengembangkan Misi FestivalSendratari Untuk Preservasi ~ 180

10. “Kembang Sampah” Menyingkap Dimensi Estetik Global~ 186

11. “Dewi Sri” Menggugat Tamansari ~ 191

12. FKY Wadah Pengembangan Kesenian Khas Yogyakarta ~195

Page 14: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

xiv

dialektika seni pertunjukan

13. Misi di Balik Pertunjukan “Sekar Pembayun” ~ 200

14. Wayang Wong Format Pedalangan dan Tantangan MasaDepan ~ 204

15. Mencari Garap Tari Khas Jogjakarta ~ 209

16. Garapan Instan Lebih Dominan ~ 214

17. Refleksi Kebersamaan Masyarakat Jogja ~ 218

18. Festival Jathilan Reog se DIY ~ 222

19. “Dewi Widaninggar” Kembali ke Negeri Cina ~ 226

Page 15: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

Bidang Pendidikan

Page 16: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

.

Page 17: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

3

Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi Mata PelajaranPendidikan Seni Tari di EraOtonomi Daerah

Proses penyusunan kurikulum berbasis kompetensi yangmerupakan kegiatan berkesinambungan telah dilaksanakanoleh Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional, melalui berbagai kegiatan.Dasar penyempurnaan kurikulum untuk meningkatkanstandar pendidikan secara nasional. Standar pendidikan yanglebih tinggi sangat diperlukan untuk menciptakan kehidupanmanusia yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis,sehingga akan mampu meningkatkan kesejahteraan semuawarga negara Indonesia. Penyempurnaan kurikulumdilakukan secara responsif dengan memperhatikan tiga halyaitu reformasi, globalisasi dan otonomi daerah (Yulaelawati,2001 : 2)

Reformasi pendidikan perlu dilakukan dengan tujuanmenegakkan demokrasi, menerapkan dan menghargai hakasasi manusia. Dua komponen ini secara potensial telahberpengaruh terahadap keseluruhan struktur pemerintahanpolitik, ekonomi, sosial budaya dan dengan sendirinya

Page 18: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

4

dialektika seni pertunjukan

terhadap pembangunan sistem pendidikan nasional termasukkurikulumnya.

Aspek globalisasi sebagai pertimbangan kedua perludiperhatikan mengingat perkembangan dunia semakin pesatdan hal itu belum diimbangi di Indonesia. Hal ini membawaimplikasi yang sangat besar dalam pendidikan danpengetahuan yang dimiliki oleh seseorang agar tetap relevandan tidak kehilangan nilai (Hamied, 2000 : 5)

Masalah ketiga adalah keterkaitan dengan pelaksanaanotonomi daerah melalui Undang-undang No 22 Tahun 1998.Hal itu dipertegas dengan Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia No 25 Tahun 2000 tentang kewenanganpemerintah dan propinsi sebagai daerah otonom, dalambidang pendidikan dan kebudayaan dinaytakan perlunyapenetapan standar kompetensi sistem belajar siswa.

Dari dasar tersebut bisa dilihat bahwa sasaran utamadiberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi ini adalahuntuk memberi keleluasaan pengembangan silabus yangdilakukan oleh para guru sesuai dengan karakteristikdaerahnya masing-masing. Dasar ini diharapkan tidak adaunsur pemaksaan tentang materi apa yang diajarkan.Kurikulum berbasis kompetensi lebih berperan sebagaipedoman atau rujukan untuk mengembangkan polapengajaran dengan memanfaatkan daya kreativitas seorangguru. Dasar pemikiran itulah yang diangap pentingmenerapkan kurikulum berbasis kompetensi untuk sekolahumum dari Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah mnangahumum (SMU) secara berkesinambungan.

Page 19: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

5

bidang pendidikan

Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensipada Mata Pelajaran Pendidikan Seni Tari

Kurikulum berbasis kompetensi adalah suatu formatyang menetapkan apa yang diharapkan dapat dicapai siswadalam setiap t ingkat ( jenjang). Setiap kompetensimenggambarkan langkah kemajuan siswa menujukompetensi pada tingkat yang lebih tinggi dalam pendidikanmoral, bahasa, matematika, sains, teknologi, ilmu sosial,kesenian dan olahraga ( Yulaelawati, 2001 : 3)

Dari deskripsi itu diharapkan dapat diimplementasikanke dalam mata pelajaran tertentu untuk mencapai tujuanpencapaian kompetensi yang diharapkan. Penerapankurikulum berbasis kompetensi ini diharapkan dapat memberimanfaat bagi pngembangan kemampuan guru maupun siswadalam mempelajari mata pelajaran tertentu.

Kesenian, sebagai salah satu mata pelajaran yang akanmelaksanakan kurikulum berbasis kompetensi, memlikipeluang pengembangan materi. Di sini tidak hanya akanterpaku pada materi-materi kognitif dan psikomotorik saja,melainkan akan menyentuh ke aspek afektif. Beberapacabang kesenian seperti Tari, Musik, Seni Rupa, dan Teatersangat terbuka untuk dikembangkan. Seni tari seabagaibagian dari kesenian dalam penerapannya lebih merupakansarana pembentukan sikap dan perilaku siswa dalamkehidupan sehari-hari maupun ketika siswa berada disekolah. Pendekatan inilah yang perlu dipahami orang tuasiswa tentang keberadaan pelajaran seni tari dan manfaatnyabagi kehidupan siswa itu sendiri. Dengan demikian belajar

Page 20: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

6

dialektika seni pertunjukan

seni tari tidak identik belajar seni an sich. Belajar keseniandalam konteks pendidikan adalah sebagai upaya membentukjati diri melalui kegiatan ekspresi yang dinamis.

Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi mampumemberi gambaran konkret kemampuan siswa padapenguasaan materi pelajaran yang diberikan. Hal ini bisadilihat dari struktur konseptual dalam kurikulum yang meliputiaspek perilaku, pengembangan aspek perilaku, dankompetensi dasar. Aspek perilaku menyangkut masalahperseptual, pengetahuan dan pemahaman, apresiasi, hinggaproduksi (karya seni).

Pengembangan aspek perilaku menuntut kepekaaninderawi dengan berbagai rangsangan, yaitu auditif,kinestetik, maupun visual. Dari dasar inilah penerapankurikulum berbasis kompetesnidapat dijadikan acuanmengembangkan materi ajar pelajaran pendidikan seni tariuntuk anak sekolah (umum). Kekayaan materi seni tari yangada di daerah-daerah memungkinkan untuk dikembangkandengan memanfaatkan potensi sosial masyarakatnya,sehingga belajar kesenian sekaligus mengenal karakteristikmasyarakatnya. Pengenalan wawasan tentang seni tari secaramenyeluruh ini sangat diperlukan.. Contoh konkret idealnyaseorang siswa SMU ketika belajar tari klasik yang bersumberpada budaya kraton, harus tahu minimal dengan fungi tarianitu sendiri ketika dipentaskan di lingkungan kratan. Demikianpula untuk jenis kesenian kerakyatan yang selalu terkaitdengan acara ritual terntu. Dengan memberikan wawasaninilah kompetensi keilmuan seorang siswa akan bertambah,sejalan dengan keterampilan menari yang ia miliki.

Page 21: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

7

bidang pendidikan

Dari pelajaran pendidikan seni tari ki ta dapatmengetahui sejauh mana kompetensi anak terhadappemahaman mata pelajaran yang diberikan. Dari aspekkognitif anak akan belajar mengenal, membedakan berbagaijenis tari yang ada di nusantara. Dari sisi psikomotoriknya,anak bisa ikut merasakan bagaimana keindahan gerak estetisdalam tari klasik. Dan dari sisi afeksi, kepekaan rasa siswadiasah melalaui norma atau tata nilai yang brlaku dalam tariklasik. Tataran penguasaan materi inilah yang bisa dijadikantolok ukur kompetensi yang telah dicapai siswa dari jenjangyang satu ke jenjang berikutnya secara berkesinambungan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi pada MataPelajaran Pendidikan Seni Tari di Era OtonomiDaerah

Pengembangan materi pelajaran kesenian dengankurikulum berbasis kompetensi di era otonomi daerahdiharapkan dapat memberi perspektif global terhadap masadepan siswa. Kurikulum bagaimanapun juga merupakansuatu rencana meluas untuk membangun kompetensi sikapdan pengetahuan yang perlu diwujudkan dalam satugenerasi. Kompetensi ini meliputi keterampilan untuk hidupdan kompetensi akademik. Oleh karena itu dalam kurikulumterkandung visi atau wawasan masa depan yang berpijakpada wawasan nsional dan juga visi global.

Secara yuridis, GBHN 1999 mengamanatkan untukmelakukan pembaharuan sistem pendidikan termasukpembahruan kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untukmelayani keberagaman peserta didik. Dalam undang-undang

Page 22: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

8

dialektika seni pertunjukan

No 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah, pada pasal 4ditegaskan tentang kewenangan daerah propinsi, kabupaten,dan kota untuk mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkanaspirasi masyarakat. Kewenangan pemerintah daerah iniperlu dilaksanakan secara luas, utuh, dan bulat yang meliputiperencanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi padasemua aspek pemerintahan (PP No. 25, tahun 2000)

Implikasi dari PP No 25 ini terhadap pembaharuankurikulum nasional adalah memberdayakan daerah untukmenyusun si labus. Konsep dasar yang dijadikanpengembangan silabus mata pelajaran seni tari dengankurikulum berbasis kompetensi ini adalah bahwa pendidikanseni tari merupakan bagian dari pendidikan umum yangdirancang secara sistematis dan sistemik. Pendidikan seni tarisebagai media ekspresi dan kreativitas dalam rangkapembentukan karakter, mengembangkan berbagai potensianak dari sisi emosi, inteletual, motorik, perseptual, rasaestetis, dan kesadaran lingkungan dan sosial yang tercakupdalam pendekatan multidimensional, multilingual, danmultikultural.

Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi padamata pelajaran seni tari di era otonomi daerah saat ini sangatmenguntungkan. Dasar pemikirannya karena denganotonomi di sektor pendidikan ini, sebenarnya daerah akanlebih leluasa untuk menentukan materi pelajaran yangdiberikan pada siswa sesuai dengan karakteristik daerah(muatan lokal). Optimalisasi potensi kesenian yang ada didaerah ini yang kadang belum dimanfaatkan, sehingga

Page 23: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

9

bidang pendidikan

pemahaman siswa terhadap mata pelajaran seni tari hanyadipandang sebagai keterampilan ansich. Sayangnya,keberadaan mata pelajaran pendidikan seni tari harusberkompetisi terlebih dulu dengan cabang seni lain untukmenentukan satu tempat yang menjadi pilihan siswa dalamkegiatan yang masuk kriteria ekstrakurikuler.

Terlepas dari kendala dan permasalahan tersebut, secarakonseptual mensinergiskan antara kebijakan pemberlakuankurikulum berbasis kompetensi dengan diberlakukannyaotonomi daerah akan mampu memberi warna tersendirikualitas pendidikan. Hal ini sejalan dengan konsep dasaryang dikembangkan Forum Fakultas Bahasa dan Seni seIndonesia, di mana pendidikan seni merupakan pendidikanhumaniora yang dapat membantu perkembangan siswasecara fisik dan sosial. Pengembangan di sini meliputibeberapa aspek, yaitu kepribadian, intelek (daya pikir),sensitifitas (kepekaan rasa) dan keterampilan fisik (skill) sertakreatif, melalui kegiatan seni tari.

Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwakebijakan penerapan kurikulum berbasis kompetensi untuksemua mata pelajaran pada siswa sekolah umum akanmemberi implikasi positif pada kualitas pengembangankepribadian, intelektual, sensitivitas dan keterampilan fisikserta kreatif. Implementasinya terhadap mata pelajaranpendidikan seni tari, kurikulum berbasis kompetensi akanlebih mudah untuk mendeteksi tingkat kemajuan siswa dalammemahami materi pelajaran yang diberikan guru secara

Page 24: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

10

dialektika seni pertunjukan

menyeluruh baik dari sisi kognitif, afektif, maupunpsikomotoriknya.

Hasil positif tersebut didukung dengan pemberlakuanotonomi daerah yang sangat memungkinkan untukmenentukan materi pelajaran yang sesuai dengankarakteristik seni budaya lokal. Dengan demikian belajar senitari sekaligus akan mengenal dan memahami adat budayadan karakterist ik masyarakatnya. Permasalahnnyabagaimana mensinergiskan antara kebijakan diterapkannyakurikulum berbasis kompetesni dengan pelaksanaan otonomidaerah. Senyampang dua variabel ini dapat dioptimalkan,maka kualitas peserta didik akan bisa meningkat sesuaistandar kompetensi yang diharapkan.

Page 25: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

11

Tari dalam PerspektifPendidikan Anak

Seni merupakan ungkapan ekspresi jiwa dari pelakunya.Untuk memahami seni secara utuh tidak dapat lepas darifaktor-faktor pendukung yang akan membentuk karakteristikseni itu sendiri. Ungkapan ekspresi yang ada dalam senisecara umum akan terkait dengan tingkat emosional daripembuat ataupun pelakunya. Oleh sebab itu akan sangatberbahaya jika memberikan materi seni kepada anak tidakmempertimbangkan faktor psikologis dan t ingkatperkembangan anak.

Dari sinilah kita berasumsi bahwa pendidikan tari untukanak itu sangat perlu. Fenomena penyimpangan perilakuanak terhadap lingkungan, misalnya mencat rambut, corat-coret tembok, dapat dijadikan salah satu indikasi bahwadalam proses pendidikan telah terjadi miss komunikasi yangsemakin jauh antara siswa (anak) dengan guru (orangtua).Pendekatan personal kepada anak memalui sektor seni sangatperlu dan akan banyak membantu memecahkan masalahyang terjadi terkait dengan kesenjangan komunikasi.

Strategi yang perlu ditempuh untuk antisipasi ke depan

Page 26: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

12

dialektika seni pertunjukan

adalah memperkenalkan seni pada anak sedini mungkin.Seni tari dalam hal ini sebagai salah satu cabang seni yangakan kita jadikan media untuk membentuk sikap perilakuanak.

Memperkenalkan Tari pada Anak

Bagaimana teknik memperkenalkan tari pada anak yangtepat, sehingga anak tidak jenuh untuk mempelajarinya . Halini harus kita pahami secara utuh apa tari itu, bagaimanamenari itu, untuk siapa tarian itu, dan di mana kita menari.

Empat hal inilah sebagai dasar untuk pengenalan tarikepada anak. Pemahaman awal sangat perlu, sehingga taritidak hanya dianggap sebagai

keterampilan ansich. Anggapan sementara pihak yangmengatakan bahwa pelajaran tari hanya sebagai pelajaranpraktek tidak beralasan, karena kenyataan tari juga memilikilatar belakang sejarah yang sangat kompleks terkait denganperjalanan budaya suatu bangsa. Namun yang lebih pentingguru harus mampu menunjukkan bahwa tari adalah salahsatu sumber pendidikan yang efektif diterapkan untuk anak.

Pelajaran tari bukan bertujuan untuk mempelajari sikapgerak saja, namun juga sikap mental, kedisiplinan, sehinggapendidikan tari itu menjadi media pendidikan.

Dalam bukunya tentang Pendidikan Ki HadjarDewantara menyebutkan bahwa tari anak-anak akanmemberi pengaruh terhadap ketajaman pikiran, kehalusanrasa dan kekuatan kemauan ser ta memperkuat rasakemerdekaan. Rudolph Steiner menyebut bahwa pengaruhritme atau wiromo dalam iringan tari akan dapat digunakan

Page 27: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

13

bidang pendidikan

sebagai media untuk mencapai budipekerti yang harmonis.Dari dasar-dasar tersebut dapat ditunjukkan bahwa

pendidikan tari adalah sarana bagi usaha pembentukanpribadi anak. Hal ini mengingat usia anak-anak di tingkatSekolah Dasar secara umum haus akan ekspresi, hal ini harusdisalurkan dalam pendidikan kesenian, sehingga tidak terjadipenyimpangan dalam penuangan ekspresi ketika anak SDitu menginjak sekolah lanjut. Di sinilah pentingnya pelajarankesenian dipahami sebagai salah satu kebutuhan hidupmanusia.

Guru (SD) dalam hal ini memiliki peran sangat vitaluntuk membentengi atau membuat filterisasi pengaruhbudaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsaIndonesia.

Seni sebagai bagian dari isi kebudayaan merupakanungkapan ekspresi jiwa dari pelakunya, terbukti mampumengakumulasikan beberapa keteladanan yang dituangkandalam makna-makna simbolis lewat berbagai medium, salahsatunya adalah gerak.

Untuk memahami seni secara utuh tidak dapat lepasdari faktor-faktor pendukung yang akan membentukkarakteristik seni itu sendiri. Ungkapan ekspresi yang adadalam seni secara umum akan terkait dengan tingkatemosional dari pembuat ataupun pelakunya. Oleh sebab ituakan sangat berbahaya jika memberikan materi seni kepadaanak tidak mempertimbangkan faktor psikologis dan tingkatperkembangan emosional anak.

Page 28: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

14

dialektika seni pertunjukan

Materi Gerak Dasar Tari untuk Anak

Sebelum membicarakan materi gerak dasar tari untukanak, perlu kiranya diketahui lebih dulu tujuan tari itudiberikan kepada anak, sehingga visi dan misi pembelajarantari kepada anak dapat tercapai.

Umum:a. Penanaman dan pemupukan jiwa berkebudayaan

nasional dalamarti luas.b. Penanaman dan pengembangan rasa estetis kepada

muridc. Memberi bimbingan kemampuan anak

mengungkapkan rasa estetisnyad. Tercapainya ketajaman cipta, halusnya rasa, kuatnya

kemauan serta kemerdekaan jiwa.Khusus:a. Memberi tempat penyaluran ekspresi gerakb. Membina apresiasi senic. Memberi kecakapan dasar-dasar gerak tari

Dari tujuan tersebut jelas bahwa tujuan mempelajari geraktari bukan merupakan prioritas utama. Namun yang lebihpenting adalah aspek di balik pelajaran tari kaitannya denganmasalah budi pekeri dan perilaku anak.

Untuk itulah anak jangan dipaksakan menerima materiyang tidak sesuai dengan tingkat usia yang dimiliki. Hal iniakan sangat berbahaya bagi perkembangan psikologis anakdalam menapak masa depan. tari dalam tataran ini harusmampu merangsang dan mengembangkan imajinasi sertamemberikan kebebasan bagi anak-anak untuk menemukan

Page 29: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

15

bidang pendidikan

sesuatu (Murgiyanto, 1993: 22)Materi tari untuk anak dapat kita klasifikasikan sebagai

berikut:1. Tari yang disusun berdasarkan permainan anak

keseharian (dolanan)2. Tari yang disusun atas dasar teks lagu3. Tari yang disusun atas dasar lagu4. Imitasi gerak dalam kehidupan sehari-hari

(Empat tahapan tersebut untuk kelas I s/d III SD)5. Imitasi tari tradisional6. Tari tradisional yang disesuaikan dengan jiwa anak7. Tari tradisional yang disesuaikan dengan

kemampuan anak(Kategori ini lebih tepat untuk kelas IV s/d VI SD).

Bagaimana mengajarkan tari untuk anak yang efektif ? Kitaperlu memahami pembatasan kelas dan usia anak. Ini sangatperlu diketahui. Untuk memberikan materi kelas I s/d III kitadapat menerapkan sistem pelajaran imitasi (menirukan) gerakbebas dengan mengutamakan ketepatan irama. Barukemudian menirukan gerak dengan ketepatan gerak. Danterakhir adalah improvisasi secara bebas.

Untuk kelas IV s/d VI, secara umum metode di atas dapatditerapkan, namun dengan penekanan pada unsur kualitasgerak.

Kesimpulan

Apapun bentuk ungkapan yang diberikan guru padaanak untuk berekspresi secara bebas merupakan langkahawal membentuk pribadi anak. Pelajaran kesenian (tari)

Page 30: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

16

dialektika seni pertunjukan

untuk anak sejak dini akan dapat membentengi anak daripengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadianbangsa Indonesia.

Perilaku anak setelah dewasa akan sangat ditentukanoleh perjalanan kehidupan anak ketika masih kanak-kanakhingga Sekolah Dasar. Dengan manfaat itulah menjadi jelasbahwa misi belajar tari tidak sekedar belajar keterampilangerak, namun lebih dari itu belajar tari memiliki visi jauh kedepan untuk belajar mengolah rasa pribadi dengan filsafatkeindahan yang terdapat dalam tari.

Kalaupun nasib (posisi) pelajaran tari di sekolah Dasarsaat ini masih sangat memprihatinkan atau masih dipandangsebelah mata, tidaklah perlu dikhawatirkan, karena tari tidakakan mati, selama manusia ini masih ada. Untuk itulah bagiguru-guru kesenian di Sekolah Dasar harus tetap optimisdengan upaya kreatif, dalam mengantarkan masa depan anakdengan kemampuan masing-masing. Semoga berhasil.

Kadipaten Kidul, 20 Juli 2000

Page 31: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

17

Implementasi Ranah Afektifdalam Sistem PembelajaranKesenian (Tari) di Sekolah

Diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah MenengahAtas (SMA), memberi sinyal bahwa keleluasaan polapengembangan kurikulum di daerah akan lebih sesuaidengan karakteristik daerah itu sendiri. Hal ini mengingatfleksibilitas KBK akan membantu upaya pengembanganpeser ta didik maupun pendidik untuk kreatif dalammenghadapi segala situasi. Landasan Yuridis perubahankurikulum bisa dilihat pada TAP MPR No. IV/MPR/1999, BabIV – E GBHN 1999-2004., yang disebutkan bahwa dalambidang pendidikan perlu melakukan pembaharuan sistempendidikan termasuk pembaharuan kurikulum……(Depdiknas, Pengembangan Silabus , 2003 : 2)

Kurikulum baru akan memberi gambaran konkrettentang kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa padajenjang tertentu. Kompetensi dimaksud harus mencerminkantiga ranah pendidikan yang merupakan akumulasikemampuan dasar yang memiliki tekanan berbeda. Pertamaaspek kognisi, kedua afeksi dan ketiga psikomotorik. Satu

Page 32: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

18

dialektika seni pertunjukan

dari dua ranah dalam pendidikan itu sudah sering kita bahas,yaitu kognitif dan psikomotorik. Namun untuk masalahafektif, secara eksplisit jarang pendidik (guru) menekankanaspek ini dalam pembelajaran seni-nya. Penekanan aspekafektif ini lebih pada pengembangan sikap, moral, akhlak,budi pekerti siswa melalui aktivitas kesenian.

Hasil belajar menurut Bloom (1976:11) mencakupperingkat dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, danhasil afektif. Andersen (1981) sependapat dengan Bloombahwa karakteristik manusia meliputi cara dan tipikal dariberfikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berfikir berkaitandengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan denganranah psikomotorik, dan tipikal perasaan berkaitan denganranah afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristikmanusia dalam bidang pendidikan yang merupakan hasilbelajar.

Lebih khusus pengertain afektif dalam ranah pendidikankita terdiri atas sikap, minat, serta disiplin, sedangkankepribadian terkait dengan masalah temperamen serta rasapercaya diri. Pembedaan ini perlu dikemukakan karena seringterjadi salah tafsir tentang sikap (afektif) dan temperamen(kepribadian)

Dengan penjabaran tersebut menjadi lebih jelas bahwatit ik fokus pembahasan tentang ranah afektif padapembentukan sikap, pengembangan minat ser tamenumbuhkan kedisiplinan siswa pada suatu aktivitastertentu dapat dicapai. Dengan demikian memberikanpelajaran seni tari , diharapkan sekaligus bisamentransformasikan kepentingan dimaksud secara implisit.

Page 33: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

19

bidang pendidikan

Kelemahan para pendidik kita dalam mengajarkan pelajarantari adalah tidak menekankan pada aspek afektif, tetapi lebihfokus pada psikomotorik, yang menuntut skill untukmenguasai sebuah materi tari.

Pemahaman ini harus diubah, titik berat memberikanmateri tari di sekolah menengah umum (SLTP / SMU) justrulebih menekankan pada aspek afektif. Baru kemudian kognitifdan psikomotoriknya. Secara jelas dapat dilihat dari skemaberikut ini.

Perbandingan dari skema di atas jelas bahwa porsipemberian aspek afektif di sekolah umum (SLTP/SMU) lebihbanyak ke afekti f, baru kemudian kognit i f , danpsikomotoriknya. Pembandingnya adalah pembelajaran taridi sanggar lebih menuntut keahlian, sehingga aspekpsikomotorik menjadi prioritas, disusul kemudian aspekkognitif dan afektif .

Berangkat dari visi yang berbeda, maka tidak perludiperdebatkan tentang materi apa yang sebenarnya cocok

AfektifKognitif Psikomotorik

Di Sekolah Umum

Di Sanggar

Page 34: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

20

dialektika seni pertunjukan

digunakan untuk pembelajaran tari di sekolah menengah.Hanya satu hal yang menjadi perhatian kita adalah materiyang diberikan haruslah sesuai dengan tingkat psikologisperkembangan usia anak. Contoh tari Gathotkaca Gandrungmungkin lebih cocok diberikan pada anak SMU kelas III daripada untuk materi SLTP kelas I.

Penerapan ranah afektif ke dalam sistem pembelajarantari dapat di lakukan dengan berbagai pendekatan.Pendekatan personal nampaknya lebih efektif diterapkanuntuk membentuk sikap. Baru kemudian pendekatan klasikalyang lebih luas untuk melakukan tujuan sama.

Menurut Krathwohl (1961) bila ditelusuri hampir semuatujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Dalampembelajaran Sains misalnya, di dalamnya ada komponensikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah aspek afektif Dengandemikian bisa dijadikan referensi bahwa mengedepankanranah afektif dalam sistem pembelajaran tari dan ataukesenian secara umum adalah tepat untuk mendidik anak disekolah.

Materi pembelajaran tari yang sangat variatif secarapsikologis telah menunjukkan karakteristik tingkat usia anak,sehingga pemilihan materi tari untuk diajarkan pada anaksudah merupakan bagian dari sikap guru untuk menentukanmasa depan anak.

Ada empat tipe karakter afektif yang dapat kita terapkandalam sistem pembelajaran tari.

1. Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untukmerespon secara positif atau negatif terhadap suatuobjek, situasi, konsep atau orang.

Page 35: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

21

bidang pendidikan

2. Minat adalah suatu disposisi yang teroganisir melaluipengalaman yang mendorong seseorang untukmemperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman,dan keterampilan untuk tujuan pencapaian.

3. Nilai, merupakan satu keyakinan yang mendalamtentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yangdianggap baik dan yang dianggap jelek.

4. Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individuterhadap kemampuan dan kelemahan yangdimilikinya.

Di samping empat tipe karakter yang dapat dikembangkandalam ranah afektif, secara teknis dalam tari juga memilikiacuan baku yang dapat dijadikan landasan untuk membentuksikap. Empat landasan itu terdapat dalam Filosofi JogedMataram yang meliputi Sawiji yang mengandung maksudsegala sesuatu membutuhkan konsentrasi baik dalam menari,ataupun aktifitas lainnya. Greged adalah perwujudan sikapdinamis dalam jiwanya, yang disalurkan dalam plastik gerak(lentur). Sengguh, menumbuhkan rasa percaya padakemampuan dirinya tanpa harus bersifat sombong. Danterakhir ora mingkuh yang mengajarkan kita untuk pantangmenyerah dalam menghadapi segala situasi.

Empat landasan Joged Mataram yang dikemukakanGBPH Suryobrongto ini sangat efektif diterapkan dalammenanamkan sikap dan perilaku siswa dalam kehidupansehari-hari. Dengan demikian mempelajari tari, secara tidaklangsung siswa akan belajar budi pekerti dan sopan santun.Implementasi inilah yang akan memberikan korelasi sangatpositif terhadap pembentukan sikap perilaku dan masa depan

Page 36: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

22

dialektika seni pertunjukan

anak melalui pelajaran tari.Permasalahannya sekarang tinggal bagaimana para

guru di lapangan mengoptimalisasikan kemampuannyauntuk mengarahkan sistem pembelajaran kesenian melaluikurikulum berbasis kompetensi dengan penekanan padaaspek afektif untuk anak sekolah menengah, ke dalamekspresi seni yang diajarkan baik itu tari, musik, karawitan,teater, rupa atau media seni lainnya.

Yogyakarta, 14 September 2003

Page 37: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

23

Festival Operet :Proses Pembelajaran Afektif danPsikomotorik Bagi Anak SekolahDasar

Festival Operet se Nusantara yang diselenggarakanPendidikan Musik Kuncup Mekar Yogyakarta, kerja barengdengan Harian Kedaulatan Rakyat, dan Kraton Yogyakartatelah dilangsungkan 21 dan 22 Maret 2003 lalu di PagelaranKraton Yogyakarta. Festival digelar dalam rangka peringatanJumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwana X ke -14. Sebanyak 12 grup tampil di babak penyisihan dan 5 grupterbaik tampil di final bersama grup Operet dari luar DIYyang langsung masuk babak final. Seperti kita ketuhui Juaraumum direbut Grup Gita Rama SD N Ungaran I, KotabaruYogyakarta dengan judul”Bawang Putih Bawang Merah”.

Secara kuantitas peserta menggembirakan. Namun darisisi kualitas memang belum merata, terutama di babakpenyisihan. Artinya ada grup yang telah representatif sesuaidengan format Operet yang diharapkan. Tetapi masih banyakgrup yang kurang memenuhi kriteria sebagai Operet yangdimaksud dalam Festival ini. Lepas dari kekurangan itu, adasatu hal yang pantas dicatat di sini, yaitu semangat dankesungguhan untuk tampil dengan ide serta gagasan yang

Page 38: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

24

dialektika seni pertunjukan

spektakuler dari masing-masing grup. Hanya mungkin faktorpersiapan atau kekuatan pendukung yang tidak ada,sehingga tampilan grup tersebut menjadi kurang optimal.

Sisi lain yang bisa kita amati dari Festival ini adalahadanya upaya penyelenggara untuk memberikan satu bekaluntuk menerapkan sistem pendidikan yang aplikatif untukanak dengan media seni opera. Tujuan ini sangat relevanjika kita kaitkan dengan situasi perkembangan zaman saatini. Di mana anak sudah jauh dari dunia permainan.Perkembangan arus global memberikan alternatif hiburanpada anak yang tidak menyentuh aspek afektif (sikap) danpsikomorotik (keterampilan) Dua ranah pendidikan itulahyang bisa kita dapatkan dari misi di balik penyelenggaraanFestival Operet ini.

Misi edukatif inilah yang sebenarnya penting untukdikaji dan ditindaklanjuti ke depan. Tidak saja sebatas padaeven Festival. Idealnya memang anak di sekolah diberi porsiuntuk mengembangkan minat kegemaran di bidang senidengan alokasi waktu yang proporsional. Hal ini pentingkarena tuntutan kegiatan kurikuler menuntut pencapaiankompetensi tertentu, sehingga aspek afektif dan psikomotoriksiswa tak tersentuh.

Penyadaran pentingnya anak diberi kesempatan untukbermain, berekspresi menurut minat dan kegemarannyaadalah wajib. Terutama ditujukan kepada kepala sekolah atauguru bidang studi non seni agar mereka paham dan tahupersis pentingnya seni dalam kehidupan. Sehingga tidak adalagi sikap sinis guru-guru non seni kepada guru seni yangdianggap tidak penting di mata mereka.

Page 39: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

25

bidang pendidikan

Makin jauhnya anak dari dunia seni adalah salah satuawal terjadinya bencana kekerasan yang terjadi akhir-akhirini, seperti dikemukakan Prof. Dr. Tabrani (Guru BesarUniversitas Negeri Jakarta). Lebih jauh dikemukakan bahwadengan belajar seni, anak akan menerima keseimbanganpemanfaatan otak kiri dan kanan. Di mana bagian kanansudah terisi dengan kegiatan kognitif yang sangat padat.Dalam keseharian anak telah dijejali berbagai pengetahuan(kognitif) yang memaksa otak harus bekerja keras konsentrasiuntuk berfikir. Namun belahan otak lain hampir tidaktergarap. Kecenderungan ini dihadapi sebagian besar siswayang tidak memiliki minat kegemaran di bidang seni maupunolah raga, sehingga dampaknya pada aspek psikologis anakyang tidak siap secara emosional ketika harus berhadapandengan permasalahan. Akhirnya pelampiasan yang palingmudah adalah menebar ancaman, kekerasan, atau tindakanyang melanggar norma.

Adanya Festival Operet yang digelar dua tahun sekaliini, bisa diharapkan sebagai media terapi bagi siswa, sehinggakesempatan untuk refresing dan pengendoran urat syarafyang terkait dengan kebutuhan kognitif yang terserap dalamotak manusia, akan diimbangi dengan penyegaran aspekpsikomotorik dari kegiatan non kurikuler ini. Hanya sajasebenarnya kegiatan semacam ini tidak tergantung pada evenFestival, melainkan secara rutin harus dijadikan salah satukegiatan wajib di setiap sekolah, meskipun ekstrakurikulersifatnya.

Manfaat pembelajaran afektif dan psikomotorik yangdiperoleh dari berkesenian seperti Festival Operet yang

Page 40: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

26

dialektika seni pertunjukan

diadakan Pendidikan Musik Kuncup Mekar tersebut dapatmemberikan pelatihan terhadap anak untuk belajar bersikapdan berperilaku melalui ekspresi seni yang dibawakan. Operetmemang identik dengan dunia pemeranan. Namun dalamformat anak-anak pemeranan itu lebih ditekankan sebagaimedia bukan untuk tujuan seperti kalau operet itu dilakukanorang dewasa.

Dari sisi psikomotorik, keterlibatan siswa dalam Operetini akan semakin memberikan peluang pada anak untukmenyalurkan minat kegemarannya agar bisa lebih meningkat.Sehingga potensi seni yang ada pada diri anak bisa digali.Keterampilan yang ada pada anak ini bisa dijadikan salahsatu penyeimbang dalam kehidupan. Kejenuhan berfikir ataubanyaknya permasalahan yang membuat tegang pikiranterkait dengan aspek kognitif bisa “dikendorkan” dengankegiatan yang memerlukan energi gerak atau suara (vokal).Dua ekspresi tersebut dipadukan menjadi satu kesatuansecara utuh dan terukur. Hal ini sangat signifikan untukmemberikan service bahwa anak agar tidak akan mengalamidepresi berat ketika mereka menghadapi permasalahandalam kehidupannya.

Permasalahannya sekarang bagaimana dukungan orangtua terhadap upaya penyelenggaraan kegiatan seni semacamini. Masih banyak orang tua yang menanggapi kegaitan inisebagai pengganggu kegiatan kurikuler, karena merekakhawatir NEM- nya akan turun. Sisi lain tidak banyak orangtua yang mau memahami betapa pentingnya penyegarandalam alam pikiran anak dengan kegiatan yang sifatnya lebihmemberi kebebasan ekspresi untuk anak.

Page 41: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

27

bidang pendidikan

Inilah pengembangan psikomotorik yang dikhawatirkanakan hilang dari peredaran anak. Anak saat ini lebihcenderung duduk di depan play station (PS) sebagai saranarefresingnya. Namun dampak dari itu mereka tidak tahubahwa berhadapan dengan PS itu sama saja denganketegangan, meskipun sifatnya hiburan. Ketegangan demiketegangan itu lah salah satu pemicu pengaruh kekrasandalam kehidupan anak. Digelarnya Festival Opera untuk anaksecara rutin, setidaknya akan memberi harapan ke depanuntuk antisipasi agar pengaruh budaya global tidak makinparah ditelan mentah anak sekolah. Dengan bermain operasetidaknya anak akan belajar bersikap (afektif) danmenyalurkan bakat keterampilannya (Psikomotorik). Halinilah sesuai harapan Sri Sultan Hamengku Buwana X untukmemperkenalkan apresiasi seni sedini mungkin pada anak.

Yogyakarta, 24 Maret 2003

Page 42: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

28

Pendidikan Seni,Antara Cita-cita dan Realita

Latar Belakang

Indonesia adalah potret sebuah negeri yang memilikipotensi seni cukup besar. Kebhinekaan dan kemajemukandaerah, etnis dan bahasa di Indonesia semakin mengukuhkanbetapa beragamnya seni budaya kita. Namun demikian dibalik kebanggaan atas kekayaan budaya tersebut, kitamenanggung beban moral untuk bertanggung jawabmenjaga, melestarikan, dan mengembangkan seni budayatersebut agar tidak tercemar oleh pengaruh budaya baru yangdatang ke Indonesia.

Seni sebagai bagian dari isi kebudayaan merupakan asetyang berharga untuk mengangkat citra diri (jati diri) suatubangsa. Seni dengan berbagai cabangnya telah mebuktikandiri bahwa mampu memberi cir i , corak, maupunkharakteristik pada komunitas pendukungnya. Oleh sebabitu, seni tidak dapat terlepas dari aspek psikologis, sosiologis,historis, ataupun kultural, terkait dengan kehidupan manusiapada komunitas tertentu. Artinya bicara masalah kehidupan

Page 43: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

29

bidang pendidikan

kesenian dalam suatu masyarakat tidak dapat dipisahkan darikehidupan masyarakat sekitarnya.

Seni dan kehidupan masyarakat di sini dapat salingberpengaruh. Pengaruh itu dapat bersifat positif, namun jugabisa menjadi sebaliknya. Hal ini sangat tergantung dari sudutpandang apa kita menggeluti dunia seni itu. Dan tujuan apayang hendak dicapai dalam berkesenian itu.

Ada asumsi yang mengatakan bahwa kehidupan senisering diidentikkan dengan dunia yang penuh glamour yangkadang berkonotasi negatif, sehingga banyak orang tua yangtakut kalau anaknya ikut kegiatan seni. Namun pendapat itutidak beralasan karena seni pada hakekatnya adalah cerminkepribadian manusia di mana manusia itu mengekspresikandirinya dengan ungkapan tertentu. Dalam kaitan ini kita akanbicara dunia seni gerak (tari), sehingga ungkapan ekspresiitu dilakukan dengan untaian gerak yang ritmis danmengandung keindahan (Kuswarsantyo, 1992 : 4)

Berpangkal tolak dari esensi dasar keindahan inilahsebenarnya seni tari memiliki muatan kependidikan yangsangat tinggi untuk dijadikan media pembentukan pribadianak. Dari sisi filosofi, makna simbolis, semuanya dapatdikaitkan dengan masalah sikap perilaku anak padakehidupan sehari-hari. Ajaran moral yang terkandung dalamseni tari inilah yang sering dilupakan para pembina (guru)seni, sehingga seni tari itu sendiri selalu dianggap remeh,sekedar praktek, tidak bermanfaat untuk menunjang prestasibelajar anak. Dasar pemikiran yang kurang mendalamtentang pengetahuan tentang tari inilah yang menempatkanposisi pelajaran seni tari di sekolah mendekati “liang lahat”.

Page 44: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

30

dialektika seni pertunjukan

Permasalahan Pendidikan Seni kita

Bicara masalah seni dan pendidikan sebenarnya tidakdapat kita pisahkan. Keduanya merupakan satu rangkaianutuh yang mampu memberikan makna dan arti bagikehidupannya (Murgiyanto, 1995 : 53). Seni di satu sisimengakumulasi muatan aspek keindahan. Di sisi lainpendidikan memberikan tauladan pada hal-hal yang sifatnyapositif atau cenderung baik (Zaini KM, 1998:4). Dengandemikian logika berfikir tentang keindahan dan kebaikandapat dipadukan menjadi satu pengertian yang salingmengisi.

Berangkat dari pemahaman dasar itulah pendidikan senimenjadi penting diberikan untuk pengenalan terhadapsesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkrit (nyata).Simbol-simbol gerak dalam dunia tari harus kita pahami, danhayati agar masuk dalam pengertian secara menyeluruh baiksecara fisik maupun psikis.

Belajar seni tari tidak mutlak menuntut kualitas (hasil)sebagai prioritas utama, lebih-lebih pelajaran itu dibatasi olehwaktu. Namun belajar tari adalah belajar memahamikarakteristik pribadi secara berkesinambungan (proses).Kalau kita tekun, disiplin tentu akan mencapai hasil maksimal.Sebaliknya kalau malas tidak tekun tentu gagal. Makna dariperumpamaan itu adalah manusia dalam hidup ini harusbekerja keras dan pantang menyerah di segala hal.

Belajar seni pada hakekatnya tidak bermaksudmengarahkan anak untuk dididik menjadi seniman (ledhek),namun belajar tari di sini adalah media pengolahan rasa

Page 45: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

31

bidang pendidikan

pribadi agar dalam segala hal dapat menyeimbangkan polapikir dari aspek afektif, kognitif , maupun psikomotorik yangdimiliki siswa saat belajar maupun di luar jam pelajaran.Keseimbangan inilah yang akan mampu mengendalikanemosi pribadi ketika siswa menghadapi permasalahan.Kenyataan itu hingga kini nampaknya masih belum disadaripara pemegang kebijakan bidang kurikulum, sehinggapelajaran kesenian (tari) semakin terpuruk masuk zonadegradasi.

Pembahasan

Tanggung jawab pertama dalam hal ini adalah gurupembina sebagai penentu coklat atau ungunya muatanpelajaran kesenian dan penalaran siswa terhadap pelajaranseni di sekolah. Kedua adalah tanggung jawab pemegangkebijakan yang dengan transparan ikut pula memikirkannasib dan masa depan pendidikan kesenian sebagai mediapembentukan sikap perilaku anak. Dan ketiga tentunya daridalam diri siswa yang harus senantiasa tanggap pada situasiatau perubahan pada komunitas di sekitarnya.

Tiga hal tersebut jika dilaksanakan secara bersama samadengan satu paket pemahaman yang sama, baik visi maupunmisi tentang hakekat pendidikan seni bagi anak, maka tidaksulit untuk mengembalikan pelajaran kesenian denganproporsi yang memadai.

Keinginan pemerintah untuk mengkarbit sektorteknologi menjadi salah satu pemicu mengapa kesenian kinimakin tersingkir. Kenyataan telah membuktikan bahwa dinegara maju seperti Jepang, kesenian tradisional justru mulai

Page 46: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

32

dialektika seni pertunjukan

digandrungi para siswa dan mahasiswa. Demikian pula yangterjadi di negara Barat, di mana mereka kini telah berhasilmenjadikan kesenian sebagai bagian dari gaya hidup mereka(Rene Wellek, 1956:18)

Dengan demikian sungguh ironis jika Indonesia sebagainegara yang kaya seni budaya justru tidak memperhatikankekayaan budayanya, namun mengejar sektor lain yangsebenarnya masih jauh dari jangkauan kemampuan secarafinansial. Akibatnya generasi muda kita pun (mayoritas) kiniseakan acuh terhadap kesenian tradisional yang ada, karenadianggap kuno. Namun di negeri orang, kita harus banggabahwa gamelan kini sudah diakui sebagai musik Internasionalyang wajib dipelajari.

Terobosan yang dilakukan media elektronika dengantayangan kesenian tradisional adalah langkah positif untuklebih mendekatkan diri seni tradisional itu pada masyarakat,khususnya generasi muda agar kembali cinta pada kekayaanbudayanya sendiri. Langkah ini membutuhkan waktu relatiflama, karena memang generasi muda kita saat ini masihdicengkeram oleh budaya teknologi yangmengenyampingkan aspek kemanusiaan.

Langkah apa selanjutnya yang harus kita tempuhdengan mengadakan forum seperti saat ini adalah sesuatuyang harus terus kita tindak lanjuti dan kita cari solusinya.Untuk itu langkah penanaman rasa cinta terhadap senibudaya pada anak harus kita canangkan sejak dini. Keduamembuat program yang berorientasi pada pemahaman dasartentang ar t i pentingnya kesenian dipelajari . Untukmendukung hal ini diperlukan langkah sebagai berikut :

Page 47: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

33

bidang pendidikan

1. Konsep pembinaan kesenian harus jelas

Untuk mendukung upaya menanamkan rasa cinta anakterhadap pelajaran kesenian seperti apa yang dilakukanBidang Kesenian pada hari ini agar tidak mubadzir, makasebaiknya kita harus memikirkan follow up apa yang hendakdicapai setelah pembekalan dan pelatihan tari ini diberikan.Kalau hanya berhenti sampai di sini maka tentu apa yangkita lakukan ini akan sia-sia. Untuk itulah perlu penyusunankerangka kerja ke depan dengan strategi yang akurat untukmengembalikan pelajaran kesenian pada proporsi yangwajar.

2. Daya tarik materi diperhatikan

Guru seni di sini dituntut untuk lebih kreatif, apresiatifdalam merefleksikan materi terhadap fenomena yang sedangterjadi saat ini. Kalau anak-anak usia SD-SMP masih banyaksenang dengan film Robbocoop, mengapa tidak materi itukita jadikan acuan untuk diarahkan ke bentuk gerak yangsesuai dengan karakternya.

Dengan demikian membina mendidik anak tidak dapatlangsung masuk pada disiplin bidang seni tertentu tanpamelalui ilustrasi yang mendukung pemahaman siswaterhadap bentuk kesenian yang akan ia geluti.

3. Tidak memaksakan kehendak

Siswa perlu diberikan alternatif atau kebebasan memilihmateri yang sesuai dengan tingkatan tertentu. Dari sisipembina pun harus tahu, kharakteristik siswa yang satu

Page 48: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

34

dialektika seni pertunjukan

dengan yang lain agar tidak terjadi penyimpangan dalampemilihan materi. Bagaimana membuat anak senang padaseni tanpa harus dipaksakan, sehingga seni pada saatnyananti merupakan satu kebutuhan bukan kewajiban yangharus ditempuh siswa.

Penutup

Semoga apa yang telah kita laksanakan ini dapatmemberikan andil yang besar bagi upaya memperjuangkanpelajaran kesenian masuk dalam kurikulum yang wajibtempuh, meskipun sifatnya hanya muatan lokal. Optimismeharus kita kedepankan dalam menghadapi masa depan,lebih-lebih pada tahun 2000 nanti otonomi daerah khususnyabidang pendidikan sudah dapat dilaksanakan masing-masingPropinsi, tentu hal ini akan sangat menjanjikan.

Akhirnya semoga langkah ini akan memberi dampakpositif bagi upaya peningkatan wawasan berkesenian darikita untuk kita. Semoga cita-cita kita untuk memperjuangkanpelajaran kesenian tetap berada di sekolah akan menjadikenyataan.

Yogyakarta, 27 Februari 1999

Page 49: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

35

Dilema Pembelajaran Keseniandi Sekolah Dasar

Harapan dan masa depan bangsa salah satunya adalahtertumpu pada anak Sekolah Dasar (SD). Segala aktivitasyang dilakukan adalah langkah awal untuk menentukan nasibmereka dalam rangka persiapan mengambil tongkat estafetpara pendahulu. Oleh sebab itu bekal pengalaman,pemahaman, dan pengetahuan dari berbagai aspek harusditumbuhkan secara proporsional.

Keseimbangan dimaksud adalah pengolahan aspek pikirdan rasa. Fenomena yang terjadi saat ini kecenderungansiswa SD (umum) terlalu berat dibebani masalah kognitif yangmenuntut siswa untuk mampu menguasai berbagai bidangilmu tanpa adanya keseimbangan pengolahan rasa melaluikegiatan rekreasi dan seni menurut tingkat perkembanganpsikologis anak SD. Sehingga ketika anak itu tumbuh dewasaberpengetahuan hebat tetapi tidak memiliki kepekaan rasa,baik terhadap lingkungan sosial maupun terhadap normaetika budaya yang berlaku di sekitarnya.

Dalam kondisi seperti itu siapa yang salah ? Dari sisianak tidak sepenuhnya salah, karena anak ibarat kertas putih

Page 50: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

36

dialektika seni pertunjukan

yang masih bersih belum tergores oleh pengaruh lingkungansosial. Dengan demikian siapa yang harus bertanggungjawab? Apakah guru ataukah orang tua? Jawabnya pasti ya!

Untuk guru apakah selama ini sistem pembelajaran yangdilakukan guru-guru SD belum proprosional memberikanmateri bidang Kognisi, afeksi dan psikomotoriknya ? Iniadalah permasalah mendasar yang perlu diluruskan agarnasib anak bangsa tidak semakin kehilangan unsur humanisyang sebenarnya bisa ditumbuhkan dari minat dan bakatanak melalui pendidikan kesenian.

Kita masih ingat petuah Ki Hadjar Dewantara yangmemberikan penekanan bahwa tujuan pendidikan nasionalitu akan berhasil apabila mampu mengoptimalkan potensimaksimal yang ada pada diri anak secara seimbang.Optimalisasi yang sekarang terjadi hanya pada satu aspek,yaitu kognisi. Lalu bagaimana mereka mengasah segi afeksi,dan bagaimana pula dengan menggali potensipsikomotoriknya.

Tulisan ini tidak bermaksud menggurui para guru SDyang sudah berpengalaman , namun mungkin hanyamasalah strategi saja yang mungkin selama ini tidak ataubelum diketemukan para guru SD, sehingga pendekatan yangpaling pas untuk memberi keseimbangan pikir dan rasa itutidak kunjung terealisir.

Penyadaran pada guru tentang pentingnya pendidikankesenian untuk anak nampaknya menjadi faktor lain yangikut berpengaruh pula. Kasus ini berkelanjutan hingga anakmemasuki tingkat sekolah menengah umum, di manakesempatan untuk berkreasi seni hampir dikatakan tertututp.

Page 51: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

37

bidang pendidikan

Mereka lebih ditekan untuk memahami IPTEK, namun lupasatu unsur yang mestinya melekat di IPTEK yaitu S (Seni),sehingga menjadi IPTEKS. Dasar pemikiran pentingnyapendidikan kesenian untuk anak dari SD hingga SMU adalahsangat sederhana. Anak bukan akan dididik menjadi senimanatau ahli seni. Pemahaman apa kesenian itu yang perluditekankan. Kesenian adalah refleksi kehidupan manusia,sehingga dalam aktivitas sehari-hari sebenarnya anak-anakguru dan semua masyarakat sudah berkecimpung dengankesenian. Hanya saja apa yang mereka lakukan bukanmerupakan kesenian dalam pengertian performing arts.

Kesenian prinsipnya sangat diperlukan manusia dalamkehidupan. Manusia lahir dikarunia Tuhan dengan dua pilardalam otak besar dan otak kecil yang disebut dengan EQdan IQ. Proporsi keduanya yang 74 % banding 26 % itulahnyang harus kita gali untuk memberi warna pada kepribadiandan siakp anak dalam menantang dunia global.

EQ adalah aspek kepekaan rasa yang selalu dimilikimanusia, sedangkan IQ lebih dekat dengan kecerdasanberfikir manusia. Kalau anak ditutut untuk lebih dominanberfikir dan belajar aspek kognisi tanpa keseimbangan unsurafeksi dan psikomotorik, anak akan menjadi robot dan tidakhumanis. Pentingnya memberi pengalaman anak untukbrekreasi sambil rekreasi dengan menggeluti salah satubidang seni yang digenmari adalah upaya untuk mencegahanak agar tidak mengalami depresi yang sangat vberat dengapelajaran-pelajaran yang ditutut guru atau orang tua agarmemperoleh ranking. Tetapi ada sebagian guru atau orangtua siswa yang lupa bahwa mendekatkan diri anak pada

Page 52: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

38

dialektika seni pertunjukan

aspek seni adalah salah satu upaya untuk melatih kreativitasyang akan memberi kontribusi dalam mempertajam dayapikir dan nalarnya. Sati pendapat lagi yang dilontarkan KiHadjar Dewantara sebagai tokoh pendidikan nasional,adalah bahwa pemahaman ilmu pengehatuan tidak akan adaartinya apabila tidak memperhatikan aspek budaya sebagaifondasi yang melandasinya.

Pendapat tersebut memberi penekanan pentingnyamanusia memahami budaya daerah asalnya. Karenaperadaan budaya masyarakat ahakekatnya akan memberituntutnan dalam bersikap dan berperilaku, sehingga anakakan relatif mudah untuk diarahkan dalam mempelajari ilmupengetahuan apapun bentuknya.

Seiring dengan akan diberlakukannya kurikulum baruyang berbasis kompetensi diharapkan mata pelaran keseniandi sekolah umum akan makin marak. Dan yangb lebihpenting isadari bahwa pelajaran kesenian posisi dankedududkannya sebearnya sama seperti pelajaran yang lain,hanya karena imge tentang kesenian selama ini dianggapthe second class, maka pelajaran pendidikan kesenian itumasih selalu dianggap tidak penting.

Mudah-mudahan dengan diberlakukannya pelajarankesenian masuk menjadi mata pelajaran muatan lokal yangwajib ditempuh siswa dari SD hingg aSMU akan mampuuntuk membentuk sikap perilaku siswa yang lebih humanisdan mengikis gaya hidup yang sebenarnya tidak sesuaidengan kepribadian dan budaya bangsa Indonesa.

Semoga.

Page 53: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

39

Menyoal Kurikulum PendidikanSeni dan Manfaatnya BagiPembentukan Sikap Perilaku Anak[Catatan Seminar Nasional Pendidikan Seni 1998]

Kehadiran Pendidikan Seni di sekolah umum (baca:SD,SLTP, dan SMU) saat ini masih belum mendapat responyang positif dari kalangan pengambil kebijakan bidangkurikulum, sehingga posisi pendidikan kesenian itu bolehdikatakan hampir degradasi. Hal ini diakui Prof. Dr. H.HamidHasan, Pembantu Rektor (PR) I IKIP Bandung dalammembuka acara Seminar Nasional Pendidikan Seni di IKIPBandung, 26-27 Oktober 1998 lalu. Apa yang terakumulasidalam pendidikan seni itu belum banyak diketahui oleh gurumata pelajaran lain, dan kepala sekolah yang kurang pedulidengan masalah kesenian.

Namun sebenarnya kalau kita telusuri secara objektif,makna yang terkandung dalam pendidikan seni itusebenarnya sangat luas dan mendalam. Kenyataan inilahyang saat ini masih belum menguntungkan posisi pendidikanseni di sekolah umum. Fenomena yang terjadi saat inikurikulum masih identik dengan daftar mata pelajaran, yangharus dilaksanakan (wajib) dan merupakan harga mati.

Page 54: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

40

dialektika seni pertunjukan

Sehingga aspek pengembangan berdasar pada faktor lainyang mendukung kurang mendapat perhatian, termasukkesenian.

Kemajuan ilmu pengetahuan idealnya harus ditunjangdengan mata pelajaran yang seimbang baik penguasaanfaktor kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Dari tigaunsur inilah kreatifitas anak akan tumbuh. Memacu kreatifitasanak salah satu jalan yang ditempuh adalah denganmemperkenalkan satu mata pelajaran yang sifatnya rekreatif,tetapi penuh dengan muatan kreatif, yang sekaligus mampumembawa dan membentuk sikap perilaku anak. Untuk itulahkurikulum perlu diperkaya dengan tambahan pelajaran yangmengarah pada faktor pembentukan sikap perilaku selamaanak menekuni bidang tertentu.

Idealisme tersebut akan mendukung pengembanganpendidikan berwawaskan kebudayaan. Terlebih lagiIndonesia adalah negara yang kaya dengan khasanah senibudaya. Unsur seni sebagai bagian dari kebudayaan tersebut,di dalamnya terakumulasi nilai-nilai kependidikan yang dapatmemberikan tauladan bagi anak. Namun kenyataan saat iniada kecenderungan untuk menghilangkan pelajaran keseniandi sekolah umum yang dinilai sementara pihak kurangmemberi manfaat secara langsung pada perkembangan anak.Alasan ini nampaknya kurang berdasar pada pemikiran danpengamatan yang jeli terhadap makna di balik pendidikankesenian itu sendiri. Karena di dalam kesenian manusiadilatih untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan nuraniadat ketimuran. Namun ketika nilai-nilai kependidikan yangterakumulasi dalam seni itu tidak terimplementasikan pada

Page 55: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

41

bidang pendidikan

anak sejak dini, maka cepat atau lambat akanmenghancurkan nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada dirianak.

Fenomena “tawuran” yang akhir-akhir ini merebakterjadi antar siswa SMU atau Perguruan Tinggi di beberapakota merupakan salah satu indikasi bahwa masih kurangnyaanak dibekali ajaran tentang nilai-nilai kehalusan yang adadalam seni. Hal ini dibenarkan oleh Drs. Saini KM, DirekturKesenian, mewakili Dirjen. Kebudayaan Depdikbud, dalamseminar Pendidikan Seni.

Arti pentingnya pendidikan kesenian diajarkan untukanak tidak berarti anak dididik untuk menjadi seniman. Tetapiyang lebih utama adalah memberikan wawasan berkesenian,dengan memanfaatkan nilai-nilai yang terkandung dalam senitersebut untuk membentuk pribadi anak. Melihat betapapentingnya manfaat pendidikan seni bagi anak, nampaknyastrategi penempatan pelajaran kesenian untuk sekolah umumharus terus diupayakan di masing-masing daerah, sebagaipelajaran muatan lokal (mulok) yang wajib tempuh. Dalammulok inilah keleluasaan setiap daerah untuk menentukanmateri unggulan yang sesuai dengan budaya setempat akanlebih memberikan kontribusi terhadap pembentukan sikapanak sesuai dengan kondisi lingkungannya. Dengan demikianmulok di sini akan memberi warna dan sekaligus memperkuatkurikulum nasional yang berwawaskan kebudayaan. Untukitulah betapa pentingnya pelajaran seni diberikan pada anaksekolah sejak usia dini yang akan mampu memperhalus rasaseni pada anak, sehingga pada saat dewasa anak akan lebihmanusiawi.

Page 56: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

42

dialektika seni pertunjukan

Kenyataan yang terjadi saat ini sangat ironis, karenadalam kurikulum pendidikan nasional, pelajaran kesenianhampir degradasi. Artinya hampir tidak ada tempat lagi bagipelajaran kesenian yang selalu dianggap “kuno” atauketinggalan jaman. Persepsi inilah yang harus kita ralat,sehingga para pengambil kebijakan bidang kurikulum harustetap secara proporsional memberikan tempat khusus bagipelajaran kesenian di sekolah, yang sekaligus mem-berdayakan produk pendidikan formal kesenian yang ada.

Melihat pembagian SKS dalam pelajaran di SMUmisalnya, mata pelajaran kesenian hanya diberikan 2 sks perminggunya, dan itupun hanya diberikan untuk kelas satu,yang sifatnya hanya ekstrakurikuler (pilihan). Dengan materiseni tari, musik, dan rupa, maka jumlah jam pelajaran itupunharus disesuaikan lagi, sehingga tiga cabang seni ituterakumulasi ke dalam satu paket pelajaran. Permasalahan-nya, apakah guru-guru yang diberikan tugas mengajarpendidikan kesenian mampu melaksanakan tiga cabang itusecara baik. Artinya apakah keahlian guru yang bersangkutanmemang dipenuhi, pal ing t idak salah satu cabang(spesialisasi) dikuasai. Inilah delima yang dihadapi dari sisipengajar.

Semoga apa yang diperjuangkan dalam seminarnasional pendidikan seni di IKIP Bandung itu dapatdidengungkan sampai ke Mendikbud melalui DirekturKesenian, sehingga pendidikan seni di sekolah umumterselamatkan dari zona degradasi.

Yogyakarta, 2 Nopember 1998

Page 57: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

43

Memahami Senisebagai Media Pendidikan

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa keseniandipakai sebagai alat pendidikan bermaksud mempengaruhiperkembangan jiwa anak ke arah keindahan dalam rangkaiandengan keluhuran dan kehalusan, sehingga layak bagi hidupmanusia yang beradab dan berbudaya (1971, 233) Sejalandengan pemikiran tersebut perlu kiranya kita merefleksi padakenyataan yang terjadi saat ini di kalangan anak.

Fenomena merosotnya rasa estetis di kalangan anak saatini sangat terasa.Berbagai pengaruh budaya luar yang tidaksesuai sangat memberikan kontribusi yang signifikanterhadap pola perilaku anak.Akibatnya pendidikan senimakin terpinggirkan, bahkan ,mendekati jurang degradasi.Kenyataan tersebut kini yang kita hadapi bersama dalamdunia pendidikan.Penyadaran untuk memberikankeseimbangan antara belahan otak kiri dan kanan terlupakan.Di sinilah arti pentingnya wawasan kesenian diberikan untukanak di lembaga pendidikan formal secara umum.

Diadakannya pentas Duta Seni Pelajar se Jawa Bali 18Juli lalu di Open Air Candi Prambanan merupakan jawaban

Page 58: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

44

dialektika seni pertunjukan

yang harus ditindaklanjuti.Apalagi komitmen Mendiknas,Bambang Sudibyo yang hadir memberi sambutan sangatposisit.Kesempatan inilah yang harus kita tangkap terutamapara guru kesenian untuk terus memperjuangkan pendidikanseni masuk dalam kurikulum sekolah. Mendiknasmemberikan paparan bahwa pentingnya mengolah empathal yaitu , olah hati, oleh pikir, olah rasa, dan olah raga.Olah hati dan rasa adalah satu rangkaian yang secara afektifharus menyentuh kehidupan anak sekolah. Kedua masalaholah pikir, yang berkaitan dengan kognitif, dan olah ragasecara fisik akan memberikan kebugaran dalam kehidupan.

Paparan Mendiknas tersebut jelas mengarah padapemanfaatan unsur-unsur yang ada dalam ranah pendidikan,dari afektif, kognitif hingga psikomotoriknya. Seni salahsatunya memiliki peran sangat besar dalam sisi pembentukanafekti f hingga masalah psokomotorik. Dasar i tulahsebenarnya dapat digunakan untuk mengantisipasi sikap parapemegang kebijakan di sekolah (kepala sekolah) yang kurangpeduli dengan pelajaran kesenian.

Kenyataan yang terjadi di lapangan diperparah denganberbagai pengaruh budaya luar yang tidak sesuai denganbudaya adat ketimuran.Akibatnya pengaruh tersebutmerambah ke berbagai sudut kehidupan masyarakat tanpaada filterisasi, dari yang tersamar hingga yang terang-terangan. Pendidikan seni yang ada saat ini belum optimaldimanfaatkan sebagai sebuah kekuatan penyangga budaya

Seni sebagai bagian dari isi kebudayaan merupakanasset yang berharga untuk mengangkat citra (jati diri) suatubangsa. Inilah Seni dengan berbagai cabangnya telah

Page 59: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

45

bidang pendidikan

membuktikan diri bahwa mampu memberi ciri, corak,maupun kharakteristik pada komunitas pendukungnya.Olehsebab itu, seni tidak dapat terlepas dari aspek psikologis,sosiologis, historis, ataupun kultural, terkait dengankehidupan manusia pada komunitas tertentu. Artinya bicaramasalah kehidupan kesenian dalam suatu masyarakat tidakdapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sekitarnya.

Seni dan kehidupan masyarakat di sini dapat salingberpengaruh. Pengaruh itu dapat bersifat positif, namun jugabisa menjadi sebaliknya. Hal ini sangat tergantung dari sudutpandang apa kita menggeluti dunia seni itu. Dan tujuan apayang hendak dicapai dalam berkesenian itu.

Ada asumsi yang mengatakan bahwa kehidupan senisering diidentikkan dengan dunia yang penuh glamour yangkadang berkonotasi negatif, sehingga banyak orang tua yangtakut kalau anaknya ikut kegiatan seni. Namun pendapat itutidak beralasan karena seni pada hakekatnya adalah cerminkepribadian manusia di mana manusia itu mengekspresikandirinya dengan ungkapan tertentu.

Makin dijauhinya dunia seni tradisi (tari) oleh anak-anaksalah satu faktornya adalah tidak piawainya seorang guru(pengajar tari) baik di sanggar maupun di pendidikan formaldalam memberikan pelajaran tari secara “utuh”. Selama inipendidik seni hanya terpancang pada aspekpsikomotorik.Sedangkan dari sisi kognisi dan afeksi kurangbahkan tidak tersentuh.Akibatnya seni tradisi itu dianggaptidak penting.Tidak salah jika kemudian orangtua siswamelarang anaknya belajar seni tradisi. Mereka akan memilihanaknya untuk kursus komputer, atau bahasa inggris dari

Page 60: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

46

dialektika seni pertunjukan

pada belajar seni tradisi yang tidak jelas arahnya.Taman Indria, Taman Muda, Taman Dewasa, dan

Taman Madya Ibu Pawiyatan Tamansiswa adalah buktikonsistennya institusi formal yang secara berkesinambunganmengajarkan seni tradisi pada siswa secara “utuh” baik darisentuhan psikomotorik, kognitif, maupun afektifnya. Tigaranah pendidikan tersebut diberikan secara proporsional.

Perjuangan inilah yang semestinya bisa memberi contohsekaligus jawaban atas tantangan seni tradisi yang selamaini selalu dianggap underdog atau tidak penting di daftar matapelajaran. Sudah saatnya kompetensi guru di bidang senisecara umum ditingkatkan pemahamannya, sehingga tidakpraktik oriented. Keterbatasan kemampuan guru keseniankarena bekal yang dimiliki masih sangat kurang. Dan lebihironis lagi karena sebuah sekolah tidak memiliki guru tari,kemudian guru bidang tertentu dipaksakan untuk mengajarkesenian. Kejadian ini masih berlangsung hingga kini.

Lepas dari masalah “nasib” sebenarnya posisi dankedudukan seni dalam kehidupan bisa diubah, sehinggaimage masyarakat awam terhadap seni itu akan berubah lebihbaik. Hanya kadang kita (pendidik) sulit dan bahkan tidakbisa untuk menunjukkan di mana pentingnya kesenian dalamkehidupan ketika ditanya orangtua siswa. Akibatnya banyakorang tua menjadi tidak senang, bahkan apatis jika anaknyaharus belajar seni tradisi yang sebenarnya memiliki kaidahnilai keindahan.

Berpangkal tolak dari esensi dasar keindahan inilahsebenarnya seni tradisi memiliki muatan kependidikan yangsangat tinggi untuk dijadikan media pembentukan pribadi

Page 61: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

47

bidang pendidikan

anak. Dari sisi filosofi, makna simbolis, semuanya dapatdikaitkan dengan masalah sikap perilaku anak padakehidupan sehari-hari. Ajaran moral yang terkandung dalamseni tradisi inilah yang sering dilupakan para pembina (guru)seni, sehingga seni tradisi itu sendiri selalu dianggap remeh,sekedar praktek, tidak bermanfaat untuk menunjang prestasibelajar anak. Dasar pemikiran yang kurang mendalamtentang pengetahuan tentang seni tradisi inilah yangmenempatkan posisi pelajaran kesenian di sekolah umummendekati “liang lahat”.

Peran aktif guru kesenian di sini dituntut untuk dapatmengangkat posisi pelajaran kesenian ke level yang lebihtinggi, sehingga akan jauh dari jurang degradasi. Hanyadengan peningkatan kompetensi dengan kemampuan yangutuh sajalah, citra pelajaran kesenian akan kembali dimaknaimasyarakat sebagai sesuatu yang penting untuk membentukjatidiri siswa.

Yogyakarta, 19 Juli 2005

Page 62: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

48

Pentingnya Forum KomunikasiBagi Seniman Tradisi

Guliran bola yang di lakukan seniman BagongKussudiardja bulan Desember 1998 lalu tentang perlunyaseniman tari bersatu guyub rukun dan berinteraksi, mulaidirespon generasi muda di bidang tari yang tergabung dalamforum komunikasi seniman tari Yogyakarta (FKST). FKSTputaran ke-2 ini digelar di pendopo nDalem Pujokusuman,6 April 1999. Beberapa hal penting yang terlontarkan dalamforum non formal itu antara lain merespon kegelisahan posisidunia tari yang saat ini tertinggal jauh dengan dunia senilain dalam mensikapi perubahan dan perkembangan budaya.

Untuk itulah Bagong K memberi brainstorming untuk“waspada” terhadap fenomena kultural bagi eksistensi senitari, khususnya di Yogyakarta. Konsep mendasar yangdikemukakan pak Bagong adalah, seniman tari perlumelakukan rutinitas untuk kumpul dengan dasar guyub rukundan saling berinteraksi. Ungkapan tersebut sekilas memangringan, tetapi berat beban moral dan tanggung jawabnyajika dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Tanggung jawab moral yang dimaksud adalah seniman

Page 63: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

49

bidang pendidikan

tari harus mulai mengoptimalkan peran dan fungsinya secaraprofesional sebagai pilar utama untuk membentuk jaringpengaman nilai-nilai seni budaya tradisional. Jaringpengaman ini merupakan filter budaya dalam era globalisasi,di mana pengaruh budaya asing makin heterogen masuk keIndonesia. Untuk itu sikap profesional seniman dituntut dalammendukung upaya preservasi serta pengembangannya.Profesionalisme di sini tidak hanya identik dengan “bayaran”,namun lebih dari itu mengenai bagaimana mensikapikesenian secara total dengan dasar idealisme, dedikasi,loyalitas terhadap seni tersebut.

Selain hal itu untuk mewujudkan satu jaring pengamanyang solid, dibutuhkan pula satu visi yang jelas untukmencapai tujuan. Kesamaan visi perlu dirumuskan, karenatanpa ada kesamaan pandangan, maka sasaran tersebut tidakakan tercapai. Sedangkan misi untuk mencapai sasaranutama adalah berkumpul dan saling berinteraksi secara guyubrukun.

Tradisi guyub rukun yang dimaksud di sini merupakanupaya preventif untuk seniman tari muda agar tidak terkotak-kotak oleh dinding organisasi yang kadang memunculkaninternal konflik. Akibatnya masing-masing merasa palingbenar dan tidak mau kalah. Akibatnya kita lengah dan lupa,bahwa di luar komunitas kita sudah jauh berkembang.

Dalam era reformasi saat ini prinsip seperti itu tentunyatidak tepat lagi kita terapkan. Demokratisasi ide, gagasan,yang diungkapkan dalam sebuah karya kreatif pun tidakdapat lepas dari kerjasama yang saling menguntungkandengan pihak lain. Otoritas seniman dalam hal ini memang

Page 64: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

50

dialektika seni pertunjukan

tidak sama sekali dihilangkan, hanya saja dalam batas-batastertentu dapat dilakukan.

Sasaran lain forum komunikasi ini adalah untukmelakukan interaksi antar seniman dari berbagai latarbelakang budaya. Interaksi di sini merupakan tuntutanaktifitas yang harus dilakukan seniman tari sebagai mediategur sapa budaya, sekaligus untuk memajukanperkembangan, serta meningkatkan pengetahuan bidang tarisecara lebih luas. Interaksi lintas bidang ini tentu saja akanmemberikan kontribusi yang besar bagi peningkatankemampuan berolah seni bagi seniman muda. Denganlangkah ini kehidupan seni tari akan lebih dinamis dan tidakstagnan (mandeg)

Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan totalitaskesadaran dan pemikiran insan seni, terutama dalammenghadapi persaingan global. Totalitas tersebut meliputipemikiran atau gagasan secara teoritis maupun praktis,kemudian kreatifitas berkarya, serta aspek lain yangmendukung perkembangan dan kemajuan seni tari. Forumkomunikasi ini mengemban misi untuk ikut menyelamatkanpeninggalan budaya para pendahulu yang belum sempatterdokumentasi karena tradisi lisan. Untuk itu pola interaksiantara seniman tua dengan muda merupakan sarana yangefektif untuk menggali dokumen maupun pengalamanberkesenian dari para senior.

Fenomena hilangnya empu atau pakar seni merupakankeprihatinan lain yang harus segera diantisipasi. Indikasi yangkuat muncul dalam masalah ini adalah terlalu jauhnyakesenjangan estetis antara seniman tua dan muda, sehingga

Page 65: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

51

bidang pendidikan

terkesan proses regenerasi seniman lamban. Kemampuanteknis dan pengetahuan dalam bidang tari klasik Yogyakartamisalnya, saat ini kurang dipoahami seniman muda. Hal inibukan kesalahan generasi muda sepihak, namun juga bisakarena terlalu asyiknya seniman tua menikmati masakejayaannya, sehingga lupa kepada penerusnya.Kemungkinan lain kurangnya kesempatan seniman mudamelakukan latihan untuk meningkatkan kemampuan diri,karena disibukkan oleh kegiatan lain.

Faktor lain adalah keterbatasan kemampuan senimanmuda dalam mencerna makna atau ungkapan seniman tuayang biasa dikemukakan secara lisan (tidak tertulis) dalammenyampaikan teori-teori berkesenian.

Tidak termanfaatkannya esensi yang terkandung dalamtradisi lisan yang pernah dilakukan para pendahulu (senimansenior), merupakan satu kerugian besar jika tidak kita lacaksaat ini. Lebih-lebih fenomena hilangnya Empu atau Pakarseni kini semakin terasakan, sehingga kesenjangan estetisantara seniman muda dan tua itu terjadi. Banyak hal yangbelum sempat tertulis yang sebenarnya dapat dijadikanreferensi untuk pengembangan dunia seni tari tidakterdeteksi. Untuk itulah forum komuniaksi ini diharapkandapat memberi masukan tentang pelacakan dokumen yangbermanfaat bagi pelestarian dan pengembangan seni tradisi.

Hadirnya sebuah forum komunikasi diharapkan dapatmencapai dua sasaran utama yaitu untuk misi persatuan dankesatuan antar seniman. Kedua menyatukan visi untuk upayapengembangan seni budaya dalam menapak perubahanzaman yang semakin heterogen. Interaksi dan antisipasi inilah

Page 66: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

52

dialektika seni pertunjukan

yang paling urgen untuk dilakukan dalam menapak masadepan seni tari yang lebih dinamis dan demokratis.

Yogyakarta, 11 April 1999

Page 67: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

53

Prestasi Seni dan JatidiriMahasiswa[Catatan Pekan Seni Mahasiswa Nasional VII Lampung]

Ajang pertemuan seni antar mahasiswa tingkat nasionalke VII baru saja digelar di Bandar Lampung 2-10 Oktober2004 lalu. Seperti telah diketahui kontingen Dewan PembinaDaerah (DPD) Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia(BPSMI) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembalimeraih juara umum untuk ke 5 kalinya secara berturut-turut.

Prestasi tersebut sangat membanggakan. Terlebih diraiholeh mahasiswa non seni yang memiliki kemampuantambahan di bidang seni. Terlepas dari prestasi tersebut, perlukiranya kita merefleksi apa sebenarnya manfaat Pekan SeniMahasiswa Nasional (Peksiminas) yang berlangsung duatahunan itu. Sesuai dengan penegasan Menteri PendidikanNasional dalam kata sambutan pada pembukaan PeksiminasVII, bahwa seni di kalangan mahasiwa harus senantiasaditumbuhkembangkan, karena dengan seni itu mahasiswaakan mampu menyeimbangkan pola kerja otak kiri dankanan. Keseimbangan ini lah yang memungkinkanterbentuknya sikap kritis dan kreatif yang terjadi karenaperpaduan unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik pada diri

Page 68: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

54

dialektika seni pertunjukan

mahasiswa. Dengan kata lain Mendiknas A.Malik Fajarmenegaskan bahwa seni sangat penting ditumbuhkan dikalangan mahasiswa, karena itu bagian dari upayamembentuk jati diri melalui berbagai ekpresi seni yang iagemari.

Namun apa yang diungkapkan Mendiknas i tunampaknya tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan, karena belum banyaknya dukungan dari pejabatdi di level bawah. Kepedulian sementara pejabat / birokratdi bidang ini terhadap upaya pengembangan kesenian dikampus masih jauh dari harapan. Mereka (birokrat) masihselalu menganggap seni itu sebagai pelengkap, bukanmerupakan kebutuhan. Pernyataan tersebut menggugahpemikiran kita dan sekaligus memunculkan pertanyaan,apakah kalangan birokrat di perguruan tinggi dan kalanganpemerintah daerah di mana perguruan tinggi itu berada telahpeduli terhadap upaya pembinaan dan pengembanganpotensi seni di kalangan mahasiswa ?

Kasus kontingen DPD BPSMI DIY, yang notabene telah5 kali juara umum, untuk ikut serta ke Peksiminas VII BandarLampung, sangat kesulitasn dari segi pendanaan. Danbahkan hampir tidak jadi berangkat, karena memang tidakada pos dana BPSMI yang bisa diharapkan secara jelas.Harapan pendanaan BPSMI DIY hanya dari iuran perguruantinggi se DIY (negeri maupun swasta) Namun kini di eraotonomi kampus, banyak Perguruan Tinggi mulai “malas”dengan iuran wajib yang hanya Rp 1.500,- per mahasiswa.Belum lagi tidak adanya backup dari Pemda Propinsi DIY,yang sebenarnya dalam ajang Peksiminas ini juga ikut

Page 69: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

55

bidang pendidikan

terangkat namanya ketika diumumkan kejuaraan. NamaPropinsi DIY berkali kali disebut ketika juara pertamadiumumkan menyertai DPD BPSMI yaitu propinsi DIY.

Sungguh sangat ironis kenyataan ini jika kita kaitkandengan statemen Gubernur DIY yang dimuat di harian initanggal 13 Oktober 2004, halaman 20. Dalam tulisan itu SriSultan Hamengku Buwana X mengatakan bahwa,Kebudayaan nasional Indonesia yang berakar padakebudayaan daerah yang bersifat lebih ekspresif, harusdikembangkan aspek progresifnya dengan mempertajamrasio, agar siap mengambilalih dinamisme barat yangberbasis pada ilmu dan teknologi. Pernyataan tersebut secaraimplisit mengandung makna bahwa pengembangankebudayaan secara umum harus terus dilaksanakan untukmengimbangi tantangan global dan antisipasi terjadinyadehumanisasi global.

Dalam konteks ini seni sebagai bagian dari kebudayaanmemiliki peran yang sangat strategis untuk dikembangkandi kalangan mahasiswa. Berbagai cabang seni telah digelar,dari tari hingga baca puisi. Semua utusan dari 28 propinsiingin menampilkan potensi dan kekuatan budaya daerahnyasebagai sumber garap. Nuansa multikultural itulah yangterbangun dalam iklim yang kompetetif, dengan tetapmengutamakan aspek tegur sapa kultural sebagai misi utamadalam ajang Peksiminas ini.

Di sinilah eksistensi mahasiswa sebagai ujung tombakdan pemikir yang kritis pada tataran perguruan tinggidipertaruhkan. Sikap dan wawasan ilmiah mahasiswa tentusaja menjadi garansi dalam upaya pengembangan bidang

Page 70: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

56

dialektika seni pertunjukan

kebudayaan termasuk kesenian di lingkungan kampus.Hanya dengan penyaluran bakat dan minat berkesenian itumahasiwa akan memberi kontribusi nyata terhadap upayapengembangan wawasan budaya yang tersebar dari Sabangsampai Merauke. Dengan potensi ini mahasiswa sebagaibagian dari masyarakat Indonesia akan mampu memberiandil dalam mengakhiri dominasi budaya barat.Bagaimanapun juga mahasiswa dalam ajang ini mengususngpanji-panji budaya daerah sebagai kekuatan budaya nasionalyang merupakan cermin jatidiri sebuah bangsa.

Namun apa yang terjadi di tingkat birokrasi bawahmasih sinis terhadap Seni yang dianggap tidak penting.Permasalahan ini tidak bisa ditinggaldiamkan. Apalagi kitadi era baru, dalam kabinet, presiden baru, yang telah memilikimenteri kebudayaan dan kesenian. Ini warning buat pejabatyang mengaku sebagai pembina seni budaya, tetapi hanyaberhenti sebatas selogan atau untuk kepentingan pribadinya.

Sudah saatnya kini komponen perguruan tinggi terkaitbidang kemahasiswaan mensinergiskan pola pembinaan senidi kalangan mahasiswa di bawah komando BPSMI DIY, dantentu juga dengan dukungan penuh secara moril, syukurmateril, dari Pemda Propinsi DIY. Kedepan tantangan untukpengembangan potensi seni itu sangat terbuka dan memberipeluang bagi pengembangan kemampuan mahasiswa,sehingga mahasiswa akan memiliki kompetensi tambahandi luar bidang keilmuan yang telah ia miliki. Denganberkesenian ini pula mahasiswa akan semakin humanisdalam bersikap. Ajang seni dua tahunan ini diharapkan akanmemberi dorongan bagi usaha peningkatan kemampuan

Page 71: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

57

bidang pendidikan

akademik mahasiswa, di samping untuk penyaluran bakatdan minatnya di bidang seni.

Keikutsertaan kontingen DPD BPSMI DIY, sebagaiwadah yang sah untuk ajang Peksiminas ini tentunya harusdidukung berbagai elemen dengan struktur pembinaan yangjelas dan terarah. Hanya dengan pembinaan dan pola kerjayang terarah itulah hasil maksimal akan kita capai pada saatPeksiminas VIII di gelar tahun 2006 di Makassar SulawesiSelatan.

Yogyakarta, 18 Oktober 2004

Page 72: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

58

Page 73: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

Bidang Seni dan Budaya

Page 74: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

.

Page 75: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

61

Pentingnya Inovasi danRekonstruksi untuk PreservasiSeni Tradisi[Catatan Budaya Menyongsong Festival Sendratariantar Dati II se DIY 23 & 24 Okt’ 1998]

Laju perkembangan budaya yang mengglobal memangtidak harus dihadapi dengan sikap apatis, namun denganperkembangan budaya itu hendaknya dapat dijadikanpendorong untuk tetap mempertahankan jatidiri budayabangsa. Ajang Festival sendratari antar dati II se DIY yangsaat ini telah memasuki usianya yang ke 29 ini, merupakanwahana yang sangat efektif untuk merumuskan formatpenyajian yang sesuai dengan karakteristik budaya daerah,sebagai cermin budaya nasional.

Perjalanan panjang Festival ini memang telahmengalami pasang surut, baik mengenai kualitas sajianmaupun format yang membingkainya. Kualitas di sinimerupakan warna tersendiri yang melekat pada kemampuan(kreatifitas) masing-masing tim peserta Festival. Sedangkanformat di sini lebih bersifat non teknis dari penyelenggara,yaitu penawaran konsep yang lebih inovatif terhadap bingkaiFestival. Dua konsep tersebut dapat dikategorikan pada aspekinovasi yang membutuhkan sentuhan kreatifitas pelakunya.

Page 76: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

62

dialektika seni pertunjukan

Setelah lima tahun format penyajian dibingkai dalamsatu dimensi ruang yang berbeda dengan tradisi sebelumnya,kini format dan sett ing penyelenggaraan ini akandikembalikan lagi pada asalnya. Satu alasan yang mendasaradalah untuk lebih memudahkan penata tari mengoptimalkansegi garap sendratari dari pada memikirkan lebih rumitbagaimana mengeksploitasi ruang yang terlalu lebar dan tidakterfokus.

Tawaran yang mengembalikan konsep awal bingkaisendratari ini nampaknya mendapat tawaran positif dariutusan lima Dati II se DIY. Permasalahannya, kini tinggalbagaimana mengoptimalkan setting yang sudah terformatsecara konvensional (pendopo) menjadi bagian dari ekspresikreatif sebuah garapan sendratari yang tahun ini mengacupada epos Mahabarata.

Mengenai acuan garap sendratari yang selama 5 tahunterakhir mengalami kebebasan pemilihan tema dan cerita,kini dicobakan kembali pada satu sumber yang sama, meskiceritanya berbeda.

Konsep ini memang kembali pada penyelenggaraantahun 70-an hingga 80-an. Namun sebenarnya bukanmerupakan kemunduran, kalau kita melihat sisi positif untukmemilih tim terbaik dengan pijakan yang sama. Artinyaspesifikasi bentuk garap dengan sumber cerita (epos) yangsama tidak menyulitkan untuk penilaian kreatifitas sertapenjiwaan tokoh per tokoh yang ditampilkan.

Upaya ini memang akan bertolak belakang padapemikiran yang lebih ke depan (futuristik), namun tentunyakita sadar bahwa apa sebenarnya misi dalam Festival yang

Page 77: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

63

bidang seni dan budaya

telah melegenda di DIY ini. Festival ini untuk Preservasi. Katakunci inilah yang harus dijadikan pijakan, betapapunkompleksitas permasalahan itu selalu muncul baik secarateknis maupun non teknis.

Misi preservasi di sini memang mengakumulasi duakepentingan yang dapat bertolak belakang, kalau kitapandang terpisah. Pertama inovasi, dan kedua rekonstruksi.Inovasi atau pembaharuan lebih memikirkan prospek masadepan garapan sendratari yang harus mau meninggalkanpola tradisi yang sudah tidak relevan dengan zamannya.Sedangkan rekonstruksi lebih mengutamakan pewarisannilai-nilai tradisi yang masih dapat dipertahankan pada masasekarang. Dua kutub ituah yang harus senantiasa dijadikanacuan untuk menyajikan sebuah garapan sendratari denganformat lama tetapi harus mampu memunculkan aspek inovasisesuai selera zamannya. Inovasi membutuhkanpengembangan yang tentunya akan mengahadirkan alternatifpenyajian dengan pijakan kesenian yang sudah ada.Sedangkan rekonstruksi lebih banyak menggaris bawahi,bnahwa kesenian yang telah mapan itu harus tetap kita jagakeutuhannya agar tidak kehilanagn jejak. Dua masalah inilahyang harus dapat kita satukan dalam bingaki FestivalSaendratari, sehingga antara aspek pelestarian danpengembangannya akan menyatu. Artiunya memadukan duaunsur tersebut akan memperkeci l kemungkinanpenyimpangan budaya sesuai bentuk aslinya. Dan juga ketikakita akan menggunakan seni konvensional sebagai pijakanuntuk membuat karya baru, keduanya harus seiring sejalandisajikan dalam satu frekuensi yang konstan, tanpa ada

Page 78: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

64

dialektika seni pertunjukan

prioritas tertentu. namun keduanya sedapat mungkindijadikan satu simbiose mutualisme dalam ikut melestarikanseni budaya tradisional.

Yang perlu menjadi catatan khusus dalammenghadirkan unsur inovasi terhadap seni tradisi, hendaknyakretaor-kreator tari harus benar-benar paham terhadap seniyang akan dikembangkan. Hal ini harus dipegang teguh,kalau hasil pengembangan itu tidak akan membuat resahseni tradisi yang sudah mapan. Misalnya karenaketidaktahuan tentang tradisi yang dikembangkan, justrudianggap merusak nilai tradisi yang ada.

Hal inilah yang perlu disadari, karena semua jeniskesenian merupakan benda kultural yang mampumenghasilkan image penonton. Dari image inilah mampumemunculkan dua teganagan. Yang satu tontonan dan yanglain adalah tuntunan. Sajian sebagai tontonan merupakanungkapan ekspresi jiwa manusia lewat media tertentu yangdapat dilakukan secara bebas. Artinya tidak selalu terikatpada konvensi yang ada. Sedangkan pertunjukan sebagaituntunan, di sini jelas mengacu pada bentuk baku yang lebihkonvensional, sehingga kebenaran dan ketepatan dalammelakukan sajian akan menjadi prioritas dalam penampilansecara menyeluruh.

Kembalinya penyelenggara mengambil eposMahabarata untuk satu keseragaman acuan garap sangatlahtepat bila kita merujuk pada misi utama diselenggarakannyaFestival Sendratari tahunan ini. Hanya saja perlu pemikiranyang lebih matang mengenai kontribusi apa yang sebenarnyaakan diperoleh dari Festival Sendratari ini setelah usai.

Page 79: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

65

bidang seni dan budaya

Berhenti sampai di sini? Atau harus ada follow up, agar misipreservasi itu tetap menggema dan secara berkesinambungandirasakan oleh insan seni, khususnya masyarakat tari diDaerah Istimewa Yogyakarta. Semoga misi preservasi yangdiemban oleh Lembaga Festival tahunan ini, tidak hanyaberhenti pada slogan yang hanya bergema sesaat menjelangFestival digelar.

Yogyakarta, 12 Oktober 1998

Page 80: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

66

“Omong Kosong, Nguri-uri tanpaInovasi”

Di sela-sela persiapan pentas Fragmen Guwawijaya diNational Indoor, University of Singapore 1992 lalu, BagongKussudiardja, maestro tari Indonesia menyatakan kepadapara penari bahwa nguri-uri seni tradisional (tari) tanpaupaya inovasi sama dengan omong kosong. Karena nguri-uri itu bermakna inovatif. Tidak sekedar foto copy bentukasli. Nguri-uri harus diselaraskan dengan perkembanganzaman. Dan tentunya tidak harus kehilangan “roh” yangmenjadi kekuatan dari tradisi itu sendiri.

Ungkapan Rama Gong (panggilan akrab RM. BagongKussudiardja) ini selalu penulis ingat. Ketika itu penulismenjadi salah satu penari Fragmen Guwawijaya bersamarombongan Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja. Maknadari ungkapan Jawa yang dipadukan dengan istilah universalitu sangat realistis untuk dapat diimplementasikan dalamkonsep pelestarian seni tradisional, khususnya tari saat ini.

Kita bisa melihat bagaimana perkembangan dunia taridi Indonesia saat ini. Hampir semua bentuk pengembangantari yang disebut dengan kontemporer, selalu berpijak pada

Page 81: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

67

bidang seni dan budaya

budaya tradisi setempat. Pernyataan ini telah dibuktikanRama Gong dan beberapa seniman lain di Indonesia.Lihatlah bagaimana Sardono membuat Sam Gita, kemudianBoy G.Sakti dengan Kunci, atau Wayan Dibia dengan BodyCak-nya.

Karya monumental Rama Gong yang dapat dijadikanrujukan tulisan ini misalnya “Sanggit”, “Nggiring Angin”,“Sang Aji”, “Bedhaya Gendheng”, dan sejenisnya. Semuaidiom gerak yang dihadirkan dalam repertoar tersebut tidakbisa lepas dari akar tradisi yang dimiliki sang penata tari.Justru dengan basic tradisi yang kuat itulah, kekuatan sebuahgarap tari akan mencuat.

Adalah Bagong Kussudiardja yang dengan gigihmengupayakan bagaimana membuat daya tarik tari klasikdalam bingkai yang lebih inovatif dan komunikatif sehinggaakan diterima masyarakat pada zaman yang berbeda.Lahirlah sendratari Cupu Manik Astagina, Guwawijaya,Diponegoro, Bedhaya Gendheng, dan Bedhaya Sekar Jagad.Inovasi yang dilakukan Bagong Kussudiardja melalui karya-karya tersebut adalah contoh karya baru yang bersumberdari tari klasik yang mampu membangkitkan semangat paraseniman tari lain untuk berkreasi dengan pola pijakantradisinya sendiri. Apa yang dilakukan Rama Gong dalammembuat karya-karya baru itu sebenarnya tidak lepas darikarakteristik nilai-nilai tradisi yang telah ada dan mapan yangdalam konsepsi Jawa disebut dengan istilah adiluhung.Konsepsi adiluhung inilah yang mampu diterjemahkandengan bahasa universal oleh Rama Gong melalui simbol-simbol gerak, makna warna pada kostum, atau nuansa

Page 82: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

68

dialektika seni pertunjukan

ilustratif pada iringannya.Dari pengembangan gerak, kita bisa melihat bagaimana

ukel tawing itu bisa digarap dengan berbagai motif gerakdengan nuansa yang sangat berbeda. Demikian pulapenggunaan onclang dan jomplangan kaki. Pengolahanteknik gerak pada kaki ini dapat dioptimalisasikan menjadigerak yang sangat dinamis tanpa harus kehilangan ciritradisinya. Belum lagi bicara perpaduan warna khas tradisidengan tuntutan kebutuhan masa kini. Inovasi kostum inipundipandang penting untuk memberi daya tarik tari klasik.Penulis masih ingat ketika memerankan tokoh menakUmarmaya, Rama Gong ketika itu merubah konsep irah-irahan Puthut menjadi kuluk memakai udheng gilig.

Dari aspek iringan yang penulis rasakan masihmengganjal saat ini adalah ketika penulis menari alusbersama Mas Kristiadi dalam karya Sanggit, dengan iramalamba (pelan) diiringi dengan music keras Michael Jacksonyang ngerock. Bisa dibayangkan kontrasnya suasana yangmuncul dari dua kutub budaya berbeda yang dipadukan.Namun sekali lagi karena kejelian Rama Gong dalammengolah unsur tradisi dengan kreasi, maka eksperimen ituberhasil diselaraskan dengan nuansa garap iringan yang khasoleh Mas Jadug putra bungsu Rama Gong. Inilah kelebihan-klebihan strategi Rama Gong dalam mengembangkan senitari klasik ke dalam format baru yang lebih inovatif, tetapitidak kehilangan roh klasiknya.

Dari sisi lain yang dapat kita petik pelajaran tentangnguri-uri seni tradisi ini adalah bagaimana mengembangkanlajur dalam bedhaya menjadi sebuah referensi untuk

Page 83: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

69

bidang seni dan budaya

mewujudkan kreasi dalam mengolah pola lantai sebuah karyatari. Rama Gong selalu menekankan pada keberanian penatatari memunculkan teori-teori baru di samping mamahamiteori yang sudah baku. Satu teori yang penulis dapatkan dariRama Gong ketika itu adalah dengan melempar kerikildengan jumlah yang kita hendaki untuk dijadikan pijakanmenentukan pola lantai sebuah garapan tari. Dengan teoriini akan muncul warna lain yang lebih ekspresif. Nampaknyaide ini dikembangkan Rama Gong dari teknik melukis dengankwas yang dicipratkan (dipercikkan) ke kanvas. Kesanekspresif muncul. Goresan pada kanvas menjadi lebih hidupdan tidak kaku. Kelebihan inilah yang mungkin tidak dimilikipenata tari lain. Hikmah yang dapat penulis petik selamaikut PLT Bagong Kussudiardjo sejak 1985 hingga kini dalamberkesenian adalah “aja wedi-wedi nek wani lan aja wani-wani nek wedi” jangan takut kalau berani tetapi janganberani-berani kalau takut. Artinya mengarungi dunia seni tarijangan setengah setengah. Totalitas harus dibangun dalammelestarikan maupun membuat kreasi atau inovasi. Itulahwarisan yang sangat berharga yang pernah saya peroleh dariRama Gong swargi.

Yogyakarta, 22 Juni 2004

Page 84: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

70

Hak Paten Seni Tradisidi Negeri Jiran

Selama satu minggu, penulis berkesempatanmengunjungi negara bagian Johore Bahru , Malaysia 15-22Agustus 2004. Kesempatan ini datang atas undanganKonsulat Jenderal RI di Johor Bahru Malaysia dalam rangkaperingatan HUT RI ke 59. Dalam kesempatan ini penulisbersama tim kesenian Fakultas Bahasa dan Seni UNYmembawakan dua repertoar tari klasik dan lagu-laguperjuangan. Dua tarian klasik itu adalah Gambyong Sumyar(Mangkunegaran) dan Beksan Golek Menak Umarmaya-Umarmadi (Yogyakarta). Sambutan warga Indonesia dalammengapresiasi tari klasik ini sangat luar biasa. Demikian pulawarga negara Malaysia yang hadir menyaksikan pestakesenian di hari kemerdekaan bangsa Indonesia.

Di sela-sela pergelaran tari dan musik yang berlangsungdi halaman Konsulat Jenderal Johore Bahru itu, penulisberkesempatan untuk keliling menyaksikan beberapa art shopdan pertunjukan tradisional Malaysia yang berada di sekitarJohore Bahru yang tertelak di sebelah selatan berbatasandengan negara Singapura. Ada sesuatu yang perlu penulis

Page 85: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

71

bidang seni dan budaya

kemukakan di sini terkait dengan antusias pemerintahMalaysia dalam memperjuangkan hak paten atas karya ciptaseni tradisi dan cinderamata khas mereka. Tidak tanggung-tangung, Sultan Johore memberi sinyal i tu denganmendirikan sebuah stasiun radio yang secara khususmenyiarkan lagu-lagu daerah yang ada di Malaysia. Langkahini merupakan salah satu cara untuk mempublikasikan danmelegitimasi karya seni mereka. Upaya mempatenkan lagu-lagu khas Malaysia ini diikuti dengan mempatenkan beberapakarya seni lain dari bidang seni rupa dan kerjainan.

Ketika penulis berkunjung di sebuah ar t shopcinderamata di kawasan Museum Nasional Johore,dikejutkan dengan beberapa cinderamata buatan Indonesiayang kini telah dipatenkan di negeri Jiran. Salah satu hasilkarya seni itu adalah Batik Pekalongan. Ada pula di sinitopeng-topeng buatan Wonosari yang begitu banyak masukke kawasan wisata di negeri bagian Johore Bahru. Meskipunsecara kualitas negeri Johore belum siap menjadi sebuahdaerah tujuan wisata, namun dari sisi upaya untukmenghargai karya seni, negara Malaysia telah memikirkanjauh agar karya cipta itu tidak diklaim orang lain.

Disadari atau tidak sebenarnya apa yang ia klaimsebagai karya dalam negeri itu adalah hasil impor dari luaryang belum ada bukti patennya. Indonesia dalam hal inibanyak kecolongan dari masalah hak paten hinggapengakuan terhadap beberapa jenis kesenian. Senitradisional Kuda Kepang kini berkembang di daerah JohoreBahru district Batu Pahat. Menurut sumber di Konsulat,sejarah keberadaan kesenian Kuda Lumping ini karena pada

Page 86: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

72

dialektika seni pertunjukan

masa pra Kemerdekaaan banyak orang Jawa yang menjadipekerja di Malaysia. Mereka punya bakat seni dan merekamengembangkan sambil bekerja.

Perkembangan paling akhir saat ini Kerajaan Johoresedang merintis siaran nonstop lagu-lagu keroncong yangmenghadirkan penyanyi-penyanyi keroncong handal dariIndonesia, seperti Mus Mulyadi dan Waljinah. Sakinggandrungnya, setiap hari Minggu selama satu hari penuhsiaran radio milik Raja Johore ini hanya berisi lagu-lagukeroncong kesukaan Sultan Johore. Ada indikasi ke depanbahwa keroncong inipun sudah mulai diklaim sebagai musikkhas Johore.

Dengan fenomena seper ti ini nampaknya pihakpemerintah Indonesia di bidang seni budaya tidak lagi bisatinggal diam. Permasalahan ini akan semakin memperpurukcitra Indonesia di mata orang Malaysia. Bagaimana dengankasus Tenaga Kerja Indonesia illegal yang memunculkan sikapsinis terhadap warga Indonesia di Malaysia.

Nah kini masalah hak paten sebuah karya seni. Batikpesisiran sudah resmi dipatenkan. Seni Kuda Lumping,kerajinan topengpun sudah masuk catatan hak paten mereka.Mendatang mungkin akan bertabah dengan keroncong.

Kenyataan seperti ini mestinya menggugah perasaanpara birokrat di bidang seni budaya untuk melindungi hakatas karya seni suatu daerah yang melibatkan seniman.Kenyataan yang terjadi di negara Jiran itu hanya sebagiankecil dari beberapa kasus tentang klaim karya cipta yang lepasdari tangan Indonesia. Ironisnya pejabat di bidang senibudaya di Indonesia secara umum belum berfikir ke arah

Page 87: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

73

bidang seni dan budaya

itu. Pejabat seni budaya di Indoneisa masih berfikirbagaimana menjual karya seni untuk wisatawan, namunbelum diimbangi dengan upaya bagimana membuat proteksiterhadap karya seni tradisi itu sendiri. Termasuk jugabagaimana upaya membinanya.

Perhatian terhadap seni budaya tradisi inipun jikadibandingkan dengan Malaysia kita jauh ketinggalan.Meskipun kekayaan seni budaya kita jauh melimpah. Pejabat-pejabat di bidang seni budaya di negara bagian Johore bisadicontoh dalam upaya membina kesenian dan pendekatandengan senimannya. Mereka ikut merasakan bagaimanaperjuangan untuk kesenian sebelum diklaim menjadi assetnegara, sehingga seni budaya itu benar-benar akan menjadiujung tombak untuk membentuk jatidiri bangsa sertamerupakan devisa bagi negara. Bukan sebaliknya, mengakuigrup-grup kesenian kalau sudah berprestasi, namun dalamkeseharian tidak pernah sekalipun ditengok atau melakukantegur sapa.

Dari proses pembinaan ini sebenarnya upaya awallembaga seni budaya kita akan dapat banyak memberikontribusi terhadap upaya pelestarian, pembinaan danpengembangannya. Slogan inilah yang selama ini hanyaberfungsi sebagai pemanis dalam sebuah proposal.Bagaimana ke depan untuk merealisasikannya saya pikir kitaperlu belajar dari upaya negara tetangga yang sebenarnyauntuk potensi pengembangan masalah seni budaya masihtertinggal dibanding Indonesia. Namun karena kesungguhanpara pejabat di bidang seni budaya Malaysia dan dukunganSultan Johore, dengan melakukan langkah proteksi awal

Page 88: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

74

dialektika seni pertunjukan

terhadap karya seni itu akan menguatkan potensi untukpengembangan seni budaya ke depan.

Yogyakarta, 6 September 2004

Page 89: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

75

Arah dan Strategi PengembanganTari Gaya Yogyakarta

Pengantar

Bicara masalah referensi gaya dalam FESTIVALSENDRATARI tidak perlu dipermasalahkan, karena secarakultural kita berada di Yogyakarta, sehingga warna budayalokal itulah yang harus kita pertahankan dan kita perkuat.Saya kira daerah lain pun akan memberlakukan hal serupa.Hal ini sejalan dengan pemikiran Presiden KH AbdurrahmanWahid (KRM 20 Agustus 2000), yang menyatakan bahwakeragaman budaya justru akan mencegah munculnyaseparatisme. Masalahnya sekarang tinggal bagaimana kitasaling memahami keragaman budaya itu dalam satu wilayahseperti Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat heterogen.

Dalam konteks Festival Sendratari yang lebih pentingbagaimana kita memanfaatkan dan menempatkan diri kitadalam membuat karya sesuai dengan kultur dan format yangtelah disepakati. Secara historis Festival ini tidak lagi muda.Pasang surut perkembangan garap Sendratari sudah kitalalui. Kini memasuki tahun ke - 28 penyelenggaraan Festival

Page 90: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

76

dialektika seni pertunjukan

Sendratari tentunya format sajian Sendratari harus lebihmantap dan jelas tanpa harus mempertentangkan masalahreferensi garap dengan gaya Yogyakarta.

Tari Gaya Yogyakarta

Pengertian gaya dalam konteks Sendratari ini adalahcara atau penampilan yang memiliki karakteristik tertentu.Ketika gaya itu di belakangnya ada kata Yogyakarta, makakarakteristik itu tentunya terkait dengan kekayaan senibudaya yang ada di Yogyakarta. Dengan demikian tampilanSendratari masing-masing daerah akan mencerminkankarakteristik potensi seni budaya yang ada.

Tari Gaya Yogyakarta adalah suatu spesies gaya TariMataram, seperti halnya tari gaya Surakarta. Potensi kreatifatas keluhuran nilai beksa Mataraman berkembang hinggasaat ini dan seterusnya. Secara garis besar tari GayaYogyakarta dapat dibedakan dari aspek organik (fisik) dansupra organik (esensi). Aspek organik lebih cenderung padabentuk fisik yang nampak dalam gaya tari Yogyakarta.Misalnya ragam-ragam gerak yang sudah baku, sepertikinantang, kambeng impur, dsb.

Secara supra organik, lebih ke pemahaman esensi yangterdapat dalam joged Mataram yang menjadi pedoman dasaratau filosofi tari klasik gaya Yogyakarta. Hal-hal yangterakumulasi di sini misalnya masalah sawiji, greged,sengguh, dan ora mingkuh. Empat hal ini secara universaldapat diterapkan pada bentuk joged dengan gaya apapun.Inilah kehebatan tokoh tari klasik gaya Yogyakarta sepertiGBPH Suryobrongto, dalam menciptakan patokan baku,

Page 91: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

77

bidang seni dan budaya

sehingga dapat diterapkan untuk berbagai kepentingan.“SANGGIT” karya Bagong Kussudiardja, saya pikir

menjadi bukti paling akurat bahwa esensi tari gayaYogyakarta itu mampu masuk membingkai Garap Tari yangtelah memasukkan berbagai unsur budaya yang ada diNusantara. “ SANGGIT “ tidak hanya bicara tentangbagaimana gerak tari gaya Yogyakarta, namun lebih dari itu.Gerak hanya menjadi bagian kecil pengembangan sebuahGarap tari. Aspek esensi tari klasik gaya Yogyakarta di sinilebih dominan berbicara.

Strategi Pengembangan Tari Gaya Yogyakarta

Pertama kita harus melihat potensi atau kemampuanpendukung di daerah masing-masing. Kalau mengacu padaaspek fisik tidak memungkinkan, karena basic tradisi klasikpendukung tidak cukup, maka pilihan mengacu pada aspeksupra organik yang lebih menekankan pada penguasaan daridalam diri pendukung (rasa). Sungguhpun aspek ini akandipadukan dengan unsur gerak kerakyatan, saya kira masihdapat menyatu, dengan catatan tidak lepas dari konteks ceritayang disajikan.

Sebaliknya jika memilih referensi dari aspek organik(fisik) tari klasik gaya Yogyakarta, tentu tidak secara wantahdiadopsi tanpa ada upaya melakukan stilisasi gerak.Pengembangan gerak mengacu pada unsur ataupun ragamgerak tari klasik gaya Yogyakarta bukan berarti memplesetkanragam tertentu menjadi asal beda. Namun segala sesuatuyang dikembangkan harus tetap “mulih” pada akar atausumber yang dikembangkan.

Page 92: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

78

dialektika seni pertunjukan

Kedua masalah pemilihan lakon yang sesuai dengankemampuan pendukung yang ada. Sesederhana apapunbentuk garap tari, kalau ditata secara dinamis tidak monotonsesuai dengan alur cerita yang dipilih akan menimbulkangreged pada garapan itu.

Arah Pengembangan Tari Gaya Yogyakarta

Sejarah dirintisnya Festival Sendratari ini adalah untukmemberi kesempatan seniman mengembangkan tari gayaYogyakarta (Lihat : Gagasan-gagasan Sendratari,1997) Misiyang tersirat di dalamnya untuk mengembangkan danmelestarikan tari gaya Yogyakarta. Mengembangkan berartimembuat kemungkinan baru dengan mengacu pada akartradisi. Dengan dasar inilah arah tujuan Festival sebenarnyasudah jelas. Hanya permasalahan kemudian muncul karenafaktor kejenuhan “pengelola” atau panitia penyelenggara.Namun kita harus selalu ingat bahwa pelaku Sendratari itudari tahun ke tahun akan SELALU BERUBAH danBERGANTI. Generasi-generasi baru penari telah muncul.Kalaupun sementara panitia atau pengelola Sendratarimerasa jenuh itu wajar. Karena Festival ini mengamban misistrategis dalam pelstarian budaya daerah sebagai assetbudaya Nasional. Untuk itulah upaya memperkuat warnabudaya lokal seperti apa yang disampaikan pada pengentardi muka memalui forum Festival Sendratari tahunan inisangat perlu dilakukan.

Kalaupun masih ada anggapan bahwa referensi gayaYogyakarta memberatkan peserta. Inilah tantangan yangharus kita hadapi. Bukannya harus dijauhi atau disingkirkan

Page 93: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

79

bidang seni dan budaya

!!!. Siapa lagi yang akan melestarikan dan mengembangkantari gaya Yogyakarta, kalau bukan kawula NgayogyakartaHadingrat yang masih peduli dengan warisan tradisibudayanya sendiri.

Yogyakarta, 25 Agustus 2000

Page 94: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

80

Masihkah Efektif FestivalSendratari untuk Pembinaan ?

Tigapuluh tiga tahun perjalanan Festival SendratariKepatihan berlangsung. Meski sempat di kelilingkan keKabupaten, nampaknya image Sendratari Kepatihan itu tidakbisa dihapus begitu saja. Banyak catatan, kejadian, hinggaprestasi ditorehkan para seniman. Perjalanan tigapuluh tahunlebih itu nampaknya banyak melahirkan dinamika bagikehidupan seni pertunjukan khususnya tari di DaerahIstimewa Yogyakarta. Secara kultural memang eksistensiFestival Sendratari ini sangat dibutuhkan untuk memberibacking terhadap keberadaan seni tari klasik yang ada diistana Kasultanan Yogyakarta. Pelestarian dalam wacanaFestival Sendratari adalah pembinaan dalam bentuk inovasi.Kalaupun kini ada fenomena inovasi itu dirasakan sudahstagnan maka perlu kiranya kita kembali menengok latarbelakang apa sebenarnya diadakannya Festival Sendratariini.

Berbicara setting culture dalam pelaksanaan FestivalSendratari memang selalu berubah dan berkembang. Tidakbisa kita hanya membandingkan kualitas garapan dari tahun

Page 95: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

81

bidang seni dan budaya

ke tahun tanpa membandingkan siituasi zaman yangberbeda. Oleh sebab itu maju mundurnya kualitas FestivalSendratari ini juga sangat tergantung dengan situasi zamandan perubahan perkembangan serta pola pikir sumber dayapendukungnnya (seniman). Secara holistik kita mesti harusberfikir kerangka dasar itu sebelum menyimpulkan hasil apayang dicapai. Namun secara partial kita bisa melihat bahwaternyata kualitas garap kontingen Sendratari antar Kabupatendan Kota itu makin tahun makin “menurun”. Faktor apa yangmenimbulkan kesan demikian ?

Kejenuhan mungkin menjadi salah satu indikatornya.Kejenuhan ini dirasakan paling tepat apabila kita melihat darisisi pelaku atau bagi mereka yang langganan jadi yuri.Namun bisa berbeda kalau kita melihat dari sudut pandangpenonton. Format Sendratari sebenarnya sudah jelas pernahdipaparkan dan dirumuskan dalam buku 25 tahun perjalananFestival Sendratari oleh beberapa pakar. Namun kenyataanyang terjadi saat ini, deskripsi Sendratari bisa berkembangbebas menurut tafsir si penggarap. Ironisnya para yuri yangtidak mengiyakan statemen tentang batasan Sendratari itumenganggap absah. Sehingga yang muncul dalam Sendrataritidak lagi sekedar seni drama yang dilakukan dengan geraktari, melainkan bisa dengan antawecana (dialog) atautembang seper t i layaknya Langendriyan atauMandrawanaran. Kontingen Sendrataripun sempat dibuatbingung, karena harus mengacu yang mana ?

Itu permasalahan teknis. Di sisi lain secara non teknistelah terjadi rekayasa untuk menjatuhkan kontingen tertentumelalui aturan yang tidak disosialisasikan terlebih dulu.

Page 96: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

82

dialektika seni pertunjukan

Pembatasan jumlah pendukung sebenarnya tidak perlu.Karena forum ini adalah untuk pembinaan, sehinggalogikanya kontingen yang lebih banyak dapat menampilkanpotensi penari mestinya justru mendapat nilai plus. Bukanmalah didiskualifikasi atau dikurangi nilainya.

Konspirasi yang negatif inilah yang membuat rasa jenuhpeserta yang merasa dirugikan. Dampaknya masa depanfestival legendaris ini “terancam” tidak akan diikuti salah satuatau mungkin lebih kontestan di tahun mendatang.

Bicara tentang penyurian, sebenarnya Festival ini bukanbertujuan untuk dilombakan. Karena kalau kita mengacu keistilah Festival, tidak untuk mencari pemenang. Festivaladalah tampil sebaik-baiknya. Kalaupun ada penghargaansecara khusus tidak menyebut sebagai juara. Dari masalahini sudah rancu kalau kita menyaksikan Festival Sendratariyang harus menentukan Juara umum. Saya secara pribadikalau arahnya untuk pembinaan tidak perlu ada juara umum.Komponen apa saja yang ada dan memungkinkanditampilkan oleh kontestan Sendratari, itulah yang diberipenghargaan tanpa menunjuk ranking atau juara umumseperti Pekan Olah Raga Nasional. Lebih-lebih kalau kriteriabaku tentang tafsir Sendratari itu tidak ditemukan satukesamaan persepsi oleh minimal peserta dan yuri yangbertugas saat itu.

Tidak terjadinya sinkronisasi pemahaman ini akanmengundang pro kontra tentang format sendratari, yang padaakhirnya akan memicu rasa jenuh bagi seniman daerah yangtelah berupaya menafsirkan definisi yang satu, namunternyata definisi lain yang dianggap sah, dan atau sebaliknya.

Page 97: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

83

bidang seni dan budaya

Perasaan kesal dan jenuh yang muncul dari “minoritas”pendukung Sendratari ang berlangsung 18-19 September2003 lalu saya kira perlu direspon panitia tingkat Propinsi.Solusi apa yang paling pas untuk menghilangkan rasa jenuh,namun masih dalam kerangka pembinaan dan upayapelestarian. Kami mengusulkan agar Festival Sendratari inidilaksanakan tidak setahun sekali, tetapi dua tahun sekali.Pertimbangannya agar seniman lebih bisa secara opimalmencari, dan mempersiapkan ide garapannya secara optimal,tidak terkesan asal ikut karena sudah menerima subsidi dariPemdanya masing-masing. Kalau Festival Sendratari ini bisadua tahun sekali, saya mengusulkan untuk selingan tahunberikutnya diadakan Festival Wayang Wong Mataraman,sehingga nantinya tahun ganjil Sendratari, tahun genapWayang Wong.

Bagaimana pun juga Wayang Wong harus kitasosialisasikan pada masyarakat secara luas. Wayang WongMataraman lebih memiliki ketentuan atau standar yang telah“baku”. Langkah ini sekaligus untuk mendukung keberadaanKraton Yogyakarta sebagai salah satu pusat kebudayaan yangberada di tengah pusat Kota dan Pemerintahan DIY. Denganusulan ini kami sangat berharap antara Festival Sendrataridan Festival Wayang Wong Mataraman antar Kabupaten danKota se DIY, dapat digunakan sebagai sarana untukmenunjang pembinaan dan pelestarian kesenian khas DaerahIstimewa Yogyakarta.

Yogyakarta, 6 Oktober 2003

Page 98: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

84

Melongok Festival Erau:Pesta Adat Yang Mendunia I KutaiKartanegara

Tanggal 20 hingga 28 September 2003, kotaTenggarong, Kutai Kartanegara menjadi pusat perhatianmasyarakat Kalimantan Timur dan beberapa negaratetangga. Festival Erau yang digelar rutin setiap tahun,nampak lebih semarak karena menghadirkan berbagai atraksikesenian dan pameran budaya dari berbagai delegasi.Daerah Istimewa Yogyakarta pada kesempatan ini diwakiliKabupaten Bentul menampilkan tari Klasik Gaya Yogyakarta.Atas prakarsa Institut Kebudayaan Selatan, even ini sekaligusdijadikan momentum untuk menjalin kerjasama antaraKabupaten Kutai Kartanegara dengan Kabupaten Bantul.

Kerjasama di bidang seni budaya ini ke depannampaknya akan memberi ar t i dan makna bagipengembangan dan juga pelestarian seni budaya dinusantara, khususnya potensi seni budaya kedua Kabupaten.Dukungan potensi sumber daya alam yang melimpah sangatmemungkinkan Kutai Kartanegara menyelenggarakan eveninternasional ini setiap tahun. Dimeriahkan denganpertunjukan Zapin yang dibawakan 1000 pelajar dan

Page 99: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

85

bidang seni dan budaya

mahasiswa se Kutai, pada acara pembukaan yang ditata olehkoreografer Tom Ibnur, mampu memancarkan nuansa khasKutai yang agamis.

Dukungan penuh pihak eksekutif dan legislatif, diKabupaten Kutai Kartanegara seakan memberi legitimasi totalbagi eksistensi Festival yang dibuka secara resmi oleh MenteriPariwisata RI, I Gede Ardhika. Ke depan Festival ini memangsangat prospektif bagi pengembangan Pariwisata KabupatenKutai sebagai salah satu potensi wisata di Kalimantan Timur.Beberapa asset budaya yang masih tersisa di kerajaan tertuadi Indonesia ini masih terlihat berdiri gagah di tengah pusatkota Tenggarong, Kutai Kartanegara. Di bawah raja H. AjiMuhammad Salehuddin II yang bertahta dari tahun 1999 –hingga sekarang, keagungan kerajaan Kutai itu masihnampak terpelihara.

Tradisi Erau itu sendiri pertama kali dilaksanakan padaupacara Tijak Tanah dan Mandi ke Tepian ketika Aji BataraAgung Dewa Sakti berusia 5 tahun. Setelah dewasa merekadiangkat menjadi Raja Kutai Kaertanegara yang pertamatahun 1300-1325. Sejak itulah Erau selalu diadakan setiapterjadi penggantian atau penobatan raja-raja KutaiKartanegara. Perkembangan yang terjadi saat ini, upacaraErau selain untuk upacara penobatan raja, juga untukpemberian gelar dari raja kepada tokoh atau pemukamasyarakat yang dianggap berjasa terhadap kerajaan.

Setelah berakhirnya masa pemerintahan Kerajaan KutaiKartanegara pada tahun 1960, wilayahnya menjadi daerahotonomi yakni Kabupaten Kutai. Tradisi Erau tetap dipeliharadan dilestarian sebagai pesta rakyat dan festival budaya yang

Page 100: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

86

dialektika seni pertunjukan

menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Kutai dalamrangka memperingati hari jadi kota Tenggarong, pusatpemerintahan kerajaan Kutai Kartanegara sejak tahun 1782.

Momentum inilah yang nampaknya bisa dijadikanreferensi pengembangan asset budaya di Yogyakarta terkaitdengan sejarah perjalanan kerajaan (Kasultanan). Penetapanhari jadi kota Yogyakarta tanggal 7 Oktober nanti, semogatidak hanya sekedar mensinergiskan kepentingan pariwisatadan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta, namun lebihdari itu. Kegiatan yang digelar dalam rangka hari jadi KotaYogyakarta tersebut nantinya perlu diberi “label” yangmonumental terkait dengan latar belakang historis yangdijadikan dasar penetapan hari jadi kota, sehingga namaFestival itu sendiri akan dikenal masyarakat dunia melaluicalender of evet, seperti yang telah ditempuh KabupatenKutai Kartanegara dengan Festival Erau-nya.

Belajar dari pengalaman Festival Erau 2003,nampaknya Yogyakarta harus mulai berfikir futuristik tentangmasa depan Festival-festival yang selama ini digelar. Sudahsaatnya kita berfikir global namun tidak meninggalkankaidah-kaidah tradisional. Keterpaduan kegiatan FestivalErau ini didukung oleh Lembaga Pariwisata dan Kebudayaandi Kalimantan Timur. Pola kerjasama ini lah yangmemungkinkan agenda acara Festival Erau itu nampakmenyatu dan sinergis. Hal ini nampaknya yang belum terjadisecara optimal di Daerah Istimewa Yogyakarta, di manaantara kegiatan yang bernaung di bawah bendera pariwisatadan kebudayaan (kesenian) masih berjalan sendiri-sendiri.Meskipun realitanya kedua kegiatan itu bisa saling

Page 101: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

87

bidang seni dan budaya

mendukung.Efektivitas kegiatan Festival Kesenian Yogyakarta,

Festival Sendratari yang baru saja berakhir, atau Festival lainsejenis yang terjadi di Yogyakarta perlu ditinjau atau dikajiulang khususnya untuk kepentingan pengembangan potensiseni budaya dalam rangka promosi wisata di Daerah istimewaYogyakarta. Keterlibatan tokoh seniman, pemuka adat,budayawan, intelektual, agama, dan instansi terkait secaraterpadu dengan satu visi, nampaknya akan menjadi garansikinerja untuk mengoptimalisasikan kegiatan Festival berskalainternasional yang laku “jual”di Yogyakarta. Festival Erau2003 telah membuktikan bahwa semua itu bisa terjadi dansukses karena mengedepankan prinsip kebersamaan dalammemajukan potensi seni budaya daerah. Kini tinggalbagaimana Yogyakarta, dalam hal ini instansi terkait, bisamemanfaatkan potensi yang dimiliki dengan visi dan misiyang sama.

Potorono, Banguntapan, 28 September 2003

Page 102: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

88

Penyelenggaraan FKY sebagaiLaboratorium, FKY PerluDilestarikan

Polemik seputar pelaksanaan FKY dari 1 hingga 15masih menggema. Ada yang pro ada yang kontra. Saya tidakakan berpihak pada siapapun, hanya saya ingin berpendapattentang visi yang perlu dikedepankan terhadappenyelenggaraan FKY selama ini. Selama ini saya ikut aktifdi FKY merasakan memang ada berbagai variasi kepentingan(misi) di sana yang kadang tidak jelas fokusnya.

Di satu sisi ada yang lebih menekankan pada aspekpreservasi kesenian dengan pola pembinaan. Sisi lain adayang menuntut adanya kebaruan atau inovasi. Ada lagi yangmenekankan agar FKY go internasional, dan sebagainya.Ambisi itu semua memang saya rasakan bagus dan positif.Hanya saja apa mungkin untuk melaksanakan sebuah eventfestival selama sebulan kita bisa mengakomodasi kepentingan–kepentingan tersebut secara utuh ?

Skala prioritas mesti harus dicanangkan untuk efektifitassebuah hasil festival yang sebagian besar didanai denganuang rakyat itu. Hal ini penting artinya sekaligus untukper tangggungjawaban kegiatan pada “rakyat”

Page 103: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

89

bidang seni dan budaya

Ngayogyakarta Hadiningrat.Permasalahan kini sebenarnya pada tujuan awal

diadakannya FKY yang tadinya hanya sekedar tampil,kemudian meningkat menjadi lebih kompetitif, dan kinimungkin meningkat bisa “dijual”. Apapun alasannya, sayasecara pribadi lebih mendukung apabila FKY dilanggengkanmeski harus dirombak formatnya. Karena saya menilai bahwaeksistensi festival ini penting artinya sebagai laboratoriumyang bisa melahirkan seniman-seniman pemula menjadiseniman handal dengan berbagai kreasi dan inovasinya.

Namun sebaliknya saya tidak setuju apabila ajang inihanya sekedar untuk arisan seniman yang tidak memilikibobot kompetitif yang dapat dipertanggungjawabkan dari sisikualitas. Maka saya pun sependapat dengan Sdr. IndraTranggono bahwa perlu adanya dewan kurator yangmenyeleksi calon penampil di FKY. Kalau perlu sepertikompetisi menjelang FKY disebut pra kualifikasi FKY.

Iklim kompetisi ini akan membuka kesempatan siapapununtuk bisa ikut tampil dengan kreasinya. Kesan seniman yangtampil itu-itu saja pun akan terhapus. Panitia (OC) tidakpunya lagi otoritas menentukan siapa pengisi acara tari,kethoprak, musik, atau teater, karena semua akandikendalikan dewan kurator yang secara independen akanbekerja memilih kualitas secara estetis. Baru kemudian kerjaStering Comite (SC) menentukan jadwal kegiatan sertatempat yang representatif untuk dapat diapresiasi masyarakatsecara luas.

Mekanisme inilah yang saya kira bisa menjadi tolok ukurkeberhasilan dalam mengelola sebuah festival yang berfungsi

Page 104: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

90

dialektika seni pertunjukan

sebagai laboratorium kegiatan multi seni.Menyikapi FKY sebagai sebuah laboratorium adalah

langkah positif untuk memberikan motivasi bagi kreator-kreator muda untuk mulai unjuk gigi. Oleh sebab itu sayamengusulkan agar ajang FKY ini memang lebih baikdiprioritaskan untuk kompetisi bagi seniman yang akanpromosi untuk level yang lebih tinggi. Bagi seniman seniordi sinilah tugas mereka untuk memberi motivasi dantantangan agar seniman muda tampil lebih berani dalamberkreasi, bukan justru mendominasi ajang lokal ini. Namundemikian tidak menutup kemungkinan FKY menghadirkanpendatang luar sebagai sparing partner atau sekedar sebagaimotivator agar seniman muda Yogyakarata bisa lebih baikdan eksis.

Fungsi laboratorium dalam ajang FKY ini akan memberilegit imasi bagi seniman seniman muda yangtermarginalisasikan, tetapi memiliki potensi untuk dapatdipublikasikan pada masyarakt luas. Di samping itu prosesregenerasi seniman pun akan terasa. Tidak bisa ditunda lagilangkah ini harus dilakukan. Apa yang telah dilakukanbeberapa seksi pergelaran seni dengan menghadirkan pentasempat generasi atau tiga generasi adalah sebuah upaya untukantisipai terputusnya benang merah antara generasi mudadan tua. Dari langkah ini proses tegur sapa budaya melaluiajang festival bisa ditindaklanjuti. Dengan itu pulapemanfaatan ajang festival tahunan yang dilaksanakan satubulan penuh ini benar-benar bisa dimanfaatkan sebagailaboratorium untuk melahirkan seniman dan hasil kreasi senisekaligus proses alih generasi sebagai upaya untuk

Page 105: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

91

bidang seni dan budaya

mendukung preservasi seni budaya.Dengan multi misi inilah apa yang dikhawatirkan

masyarakat apakah FKY perlu terus dilanjutkan atau digantibentuk tampilannya, nampaknya t idak perludipermasalahkan. Itu hanya masalah teknis operasional.Secara substansial even festival atau pekan kesenian ini tetapharus ada. Yang paling penting misi dan visi jelas. Lebih-lebih di kota budaya Yogyakarta yang berhati nyaman, apajadinya kalau tanpa ada ajang kesenian yang memilikiprestise di mata publik kota Yogyakarta.

Yogyakarta, 1 Juli 2003

Page 106: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

92

Ketika Seni Tradisi Masuk Mall

Gebrakan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam membuatpaket pertunjukan tradisonal ke Mall (pusat perbelanjaan)di Yogyakarta beberapa waktu lalu pantas kita hargai. Itumenandakan bahwa Pemkot Kota Yogyakarta sangatresponsif terhadap kelangsungan hidup kesenian tradisi.Namun implikasi lain di balik pemanggungan keseniantradisional di pusat-pusat pertokoan ini perlu dicermatisebagai satu ancaman yang secara ekologis akan merugikandan merusak iklim berkesenian dan jenis kesenian tradisipada habitatnya.

Pada dasarnya pengemasan berbagai bentukpertunjukan tradisional di tempat yang sebenarnya bukanhabitatnya, memang tidak salah. Kenyataan Bedaya danLawung yang begitu hadiluhung dan agung di KratonYogyakarta pernah ditampilkan di tengah pasar di kotaBoston pada KIAS 1990.

Namun permasalahannya bukan sah atau tidak sahkesenian itu dipentaskan di tempat yang lux. Dasar pemikiranyang perlu dikedepankan adalah sosial efek dari keberhasilan

Page 107: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

93

bidang seni dan budaya

grup-grup tertentu yang memiliki kesempatan tampil di Malldengan grup yang belum memperoleh kesempatan. Secarapsikologis grup yang sudah merasakan giliran pentas akansemakin bergairah dalam menekuni dunianya. Namunsebaliknya grup-grup lain yang belum berkesempatan tampiltentu akan merasakan kekecewaan. Padahal untukmemenuhi persyaratan pentas, sebuah grup harus memenuhikriteria srtandart yang ditetapkan panitia, dalam hal ini DinasPariwisata seni dan budaya Kota Yogyakarta, seksi kesenian.Subyektifitas itu sering terjadi di sini, sehingga ada indikasibahwa grup-grup yang “dekat” dengan pegawai DinasParsenibud kota sajalah yang memperoleh kesempatanpentas. Padahal belum tentu baik.

Secara teknis mengamati grup yang potensial diYogyakarta ini memang mudah, lebih-lebih grup yang sudahmemiliki nama, seperti teater Ongkek, Grup Gojek Lesung,OMM 114, atau PMY. Namun untuk mendeteksi prosespembinaan yang dilakukan grup-grup kesenian yang belummemiliki nama ini yang sulit dan kadang sangat subyektifuntuk dijadikan dasar penolakan untuk sebuah pementasan.Misi pembinaan sebuah institusi di sini dipertaruhkan.Sungguhpun di Kota ini ada Dewan Kesenian, namunnampaknya tidak dimanfaatkan optimal. Peran sentral tetapada di personil Dinas Parsenibud Kota. Sehingga segalakebijakan untuk pementasan kesenian beserta programnyabisa ditangani langsung tanpa keterlibatan Dewan Kesenianyang sebenarnya lebih tahu tentang kesenian.

Iming-iming pentas di Mall seperti Malioboro atauGaleria memang menjanjikan, terlebih lagi setiap grup yang

Page 108: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

94

dialektika seni pertunjukan

tampil diberi subsidi per pentas Rp 400.000. Namun apakahpementasan ini dijamin dari sisi kualitasnya? Kalaumengenyampingkan aspek kualitas tentunya pementasan diMall itu hanya akan menjadi ajang publikasi bunuh diri senitradisi secara perlahan. Di Mall banyak orang, kalaupementasan jelek pasti akan dicemooh dan dicaci. Kita tahukarena Mall adalah pusat kegiatan ekonomi yang menyedotbanyak perhatian masyarakat dari berbagai lapisan.

Image atau anggapan masyarakat awam saat ini tentangseni tradisi memang beragam, namun tentu kita sebagaiorang yang suntuk di dunia pertunjukan harus menyadaribahwa daya kritis orang yang tidak berada di dunianyakadang lebih teliti. Kasus dalam penampilan teater Ongkekdi Galeria Mal yang membawakan cerita Anjasmoro Gugatsecara tekstual bisa dipahami. Namun secara kontekstualpenampilan itu menjadi terganggu, karena setting tidak cocokdengan keadaan dalam cerita. Di sini kita menemukan adaunsur pemaksaan. Disadari atau tidak dari segi artistiksebenarnya pementasan seni tradisi di Mall tidak estetis lagi.

Implikasi kedua tentang masa depan dan prosespembinaan grup kesenian yang selama ini belum meratadirasakan grup-grup yang sebenarnya punya potensi.Langkah kreatif Pemkot Yogyakarta dengan pihak DinasParsenibud Kota tentunya harus dibarengi denganpembinaan ke pelosok wilayah kota. Buat apa berhasil dalammelempar ide atau gagasan spektakuler pentas di Mall, tetapipembinaan dan proses regenarasi nihil. Paradigme inimestinya dibalik, atau minimal bersama-sama dilaksanakansecara sinergis, sehingga seni yang siap dikemas secara instan

Page 109: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

95

bidang seni dan budaya

untuk kepentingan bisnis dengan proses pembinaan dapatberjalan bersama.

Ketidak cermatan dalam menyikapi masalah ini justruakan menempatkan seni tradisi ke dalam etalase budaya yangtidak dapat lagi dinikmati oleh masyarakat pada habitatsebenarnya. Keberadaan seni tradisi di Mall adalah salah satuindikator bahwa proses peng-etalase-an seni tradisi itu mulaiberlangsung. Ini sangat berbahaya, karena kehidupankesenian itu sendiri di habitatnya tidak terpikirkan. Padahalkalau kita merunut konsep pemekaran seni budayasebenarnya berawal dari sebuah komunitas di mana kesenianitu hidup dan berkembang.

Permasalahannnya kini bagaiamana dampakpementasan seni tradisi di Mall tersebut. Apakah lebih beratke aspek bisnis atau sekedar proyek rutin? Ataukah lebihmenekankan pada aspek pembinaan dan pelestariankesenian dan regenerasi seniman secara kontekstual. Dengandasar kedua ini saya punya keyakinan meskipun pementasanseni tradisi di lakukan di Mall , namun kalau tetapmempertimbangkan aspek sosiokultural secara utuhkehidupan kesenian tersebut tetap akan kondusif dankompetitif.

Yogyakarta, 20 Januari 2003

Page 110: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

96

Membangun Estetika Islamidalam Dunia Tari

Dalam khasanah seni pertunjukan kita mengenal salahsatu jenis pertunjukan yang mengacu pada nilai-nilai religi,yaitu seni Slawatan (Shollawat). Kesenian berbasiskerakyatan ini masih hidup dan berkembang di lingkunganmasyarakat agamis (islam). Dalam penyajiannya kesenianSlawatan masih terbatas pada bentuk penyajian yangmemfokuskan pada tembang-tembang bernuansa islam.

Perkembangan berikut kesenian khas islami itu berubahdan beradaptasi dengan lingkungan. Sejalan denganperkembangan zaman pula, seni itu menjadi sebuahpertunjukan yang dinamis tanpa harus kehilangan nilai-nilaikeislaman yang menjadi ciri khasnya. Seni itu kemudiandisebut dengan Hadrah yang hingga sasat ini makinberkembang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hadirnya seniHadrah yang telah memasukkan unsur gerak tari dalampenyajiannya tidak perlu diragukan. Sentuhan estetis yangmasuk ke dalam bentuk penyajian Hadrah mampu memberidaya tarik penonton. Sehingga sangatlah tepat kalau seniHadrah ini dijadikan sebagai salah satu media dakwah. Misi

Page 111: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

97

bidang seni dan budaya

inilah yang akan memberi alternatif untuk sarana dakwahyang selama ini hanya menggunakan khotbah atau ceramah,ternyata dakwah bisa pula di lakukan denganmempertunjukkan kesenian sekaligus menghibur masyarakat.Misi tuntunan dan tontonan di sini menyatu untuk memberipenyadaran pada penonton tentang pentingnya keseniandalam kehidupan dan pentingnya kehidupan dengankesenian.

Kesenian yang bersumber dari kitab Al Barzanji danSholawat Nabi itu kenyataanya makin diminati masyarakatkhussunya generasi muda. Dengan sentuhan kreativitas yangtinggi, seni Hadrah saat ini tidak lagi tampil apa adanya,namun sudah dikemas secara estetis agar menarik untukditonton.

Makin mekar dan tumbuh berkembangnya kesenianislami yang sudah mulai memasukkan unsur gerak tarikedalam penyajiaanya adalah sa;ah satu indikasi positifbahwa mulai ada kesadran estetis dari kalangan senimanyang berlatar belakang budaya islam.

Kesadaran itu terbangun melalui proses sosialisasi yangcukup panjang, sebelum seni Hadrah diterima oleh kalanganmasyarakat secara umum. Keberadaan seni Hadrah secarakuantitas makin meningkat, demikian pula untuk kualitas.Seni Hadrah yang memadukan unsur syair-syair kerohanianislam dipadu dengan gerak lembut kadang menghentakmampu memberi warna khas kesenian kerakyatan ini.

Perkembangan ini menunjukkan telah adanyaketerbukaan wacana dan pemikiran di kalangan senimanuntuk ikut melakukan syiar agama dengan ekspresi seni.

Page 112: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

98

dialektika seni pertunjukan

Perkembangan ini secara sosial sangat berpengaruh terhadapupaya syiar agama islam. Di sisi lain secara kukltural hadirnyaseni hadrah dengan berbagai inovasinya makin memperkayakhasanah seni pertunjukan kita. Secara esensial misi daripemanggungan seni pertunjukan yang bernuansa keislamantidak menyimpang dari substansi yang ada dalam ajaranmoral maupun keagamaan. Menurut Gazalba (1977 : 56)dakwah Islam dapat dicapai melalui saluran estetis, sehinggaapapun bentuk karya seni yang memungkinkan untukdijadikan media dakwah dapat dipertontonkan padamasyarakat. Hal senada juga pernah dikemukakan olehseniman Hamdy Salad, yang mengatakan bahwa senisebagai media dakwah, merupakan aktivitas lain dariritualisme keagamaan yang tidak akan menyatu ke dalamrealitas tanpa diikuti atau diterjemahkan ke dalam bahasaseni.

Perkembangan inilah yang diyakini sebagai salah satukonsekuensi tumbuh kembangnya seni pertunjukan dalamlingkungan-lingkungan etnik yang berbeda, sehinggamemunculkan seni pertunjukan yang berbeda-beda. Daripendapat tersebut semakin meyakinkan bahwa seni dan Islamdapat disatukan dalam misi tertentu yang tidak akanbertentangan dengan kaidah-kaidah keagamaan dan normayang berlaku dalam masyarakat.

Semua ini terjadi karena perkembangan dan pergeseranfungsi dari penyajian seni Hadrah, yang pada awalnya hanyadiperuntukkan khusus acara keagamaan. Kini seni Hadrahtidak lagi khusus untuk acara keagamaan, Hadrah mulaidikembangkan untuk multi even. Kesadaran inilah yang

Page 113: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

99

bidang seni dan budaya

melandasi bahwa dalam siklus kehidupan budaya yangterjadi selalu berubah dan berkembang. Karenabagaimanapun juga budaya merupakan artefak atau bendakultural yang di dalamnya terkandung sistem nilai dan jugacermin perilaku masyarakat yang melatarbelakanginya,sehingga tidaklah mungkin untuk mempertahankan bentukkonvensi tanpa mengikuti perkembangan zaman yang terusberkembang.

Langkah ke depan setelah lahirnya kesenian bernuansaislami tersebut, perlu kiranya seniman mulai memikirkanprospek pengembangan bentuk lain yang sangatmemungkinkan untuk dijadikan sarana dakwah. Kaligrafidalam dunia seni rupa, gaya pakeliran Ki Enthus di duniapedalangan, Gamelan Kyai Kanjengnya Cak Nun, serta EbietG Ade maupun Bimbo melalui lirik lagunya, adalah contoh-contoh sukses yang memberi penekanan misi tuntunan dalamsebuah tontonan yang menghibur masyarakat. Dengan caraini pulalah seniman sekaligus melakukan apa

Yogyakarta, 19 November 2002

Page 114: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

100

Mitos Membangkitkan SpiritBerkesenian

Seperti telah menjadi konvensi bersama bahwa yangnamanya mitos selalu akan melahirkan spirit baru dalamkehidupan. Fakta membuktikan bagaimana tempat –tempattertentu hingga saat ini masih diyakini oleh sebagianmasyarakat sebagai tempat yang akan mampu memberi tuahatau keberuntungan dalam hidupnya. Kepercayaan tentangadanya Ratu Kidul yang menyimpan 1001 misteri di lautselatan, hingga kini masih pula diyakini masyarakat akanmemberi kekuatan batin sumber inspirasi. Demikian puladalam wilayah berkesenian. Maka tak pelak lagi BimoWiwohatmo sebagai koreografer mengangkat mitos ke dalambingkai penyajian tari kontemporer yang sarat dengan misibudaya Jawa.

Apa sebenarnya yang menarik dari pengambilan temamitos dalam sebuah pertunjukan, tidak lain adalah untukmembangkitkan spirit berkesenian masa lalu yang sudahmakin terkikis oleh budaya baru. Fenomena itu yangnampaknya menjadi salah satu keprihatinan Bimo. Iamencoba mengangkat sebuah spirit Jawa ke dalam bingkai

Page 115: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

101

bidang seni dan budaya

penyajian yang mengkombinasikan budaya Jawa denganseni Modern. Jadilah Mitos yang melibatkan beberapa penariJepang dan Indonesia.

Pementasan Mitos yang didukung oleh Harian BERNASmampu menyedot perhatian penonton selama dua malamdi Societet Taman Budaya Yogyakarta, 7 dan 8 Oktober lalu.Bukan karena dalam penampilan itu menyuguhkan estetika“lawuh” di mana salah satu penari Jepang telanjang dada.Namun lebih dari itu Bimo menunjukkan dan sekaligusmenawarkan idiom baru dengan spirit lama yang telahmengakar dalam budaya jawa. Karakteristik yang unik yangselama ini menjadi spesifikasi Bimo selalu muncul dengansebuah tawaran baru. Kita masih ingat ketika Bimo membuatkarya spektakuler Kubus-Kubus di tahun 1980-an. SuksesMitos inipun tak terlepas dari referensi masa lalu yang telahbanyak memberi inspirasi pada karya baru Bimo.

Spirit ternyata mampu menghapus perbedaan nuansadalam zaman yang berbeda. Dengan satu spirit, apapunbentuk karya itu akan selalu menghadirkan daya tarik, kalaukarya itu benar-benar digarap secara sungguh-sungguh.Kesungguhan seorang koreografer yang mampumerefleksikan perjalanan berkesenian ini akan memberikanarti dan makna pada sebuah karya. Dan itu telah dibuktikandi Societet beberapa waktu lalu.

Obsesi apa ke depan yang perlu kita teruskan dariletupan spirit berkesenian yang mengambil idiom budayaJawa oleh Bimo perlu kita renungkan bersama. Ada tiga halpenting yang perlu saya kemukakan. Pertama sebagailangkah preventif mencegah stagnasi dalam kekaryaan tari.

Page 116: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

102

dialektika seni pertunjukan

Kedua memberi warna baru sebuah karya. Dan ketiga ikutmengangkat dan sekaligus melestarikan akar budayasetempat.

Tiga hal itulah menurut saya menjadi bagian pentingdalam upaya untuk menegakkan idealisme berkesenian dikalangan generasi muda. Tantangan dan bukti dari Mitoskarya Bimo memberi kesan dan makna mendalam ketikakarya itu mampu memberi transfer of feeling bagi penikmatsecara umum dan khususnya insan tari. Langkah ke depantidak hanya sebatas pada konsep dan ide, namun jugakeberanian sebagai kunci utama dalam menawarkan sebuahkarya.

Misi preservasi yang dilakukan Bimo melalui karya mitossangat nampak dengan hadirnya penari-penari emas yangbergerak pelan dengan menggunakan ragam alus impur gayaYogyakarta secara utuh. Keutuhan gerak ini memberikanpenekanan bahwa memadukan unsur klasik dankontemporer ternyata mampu memberi dinamika khususdalam sebuah karya tari kontemporer. ,Kesan kontras yangmuncul serasa memberi gambaran konkret sebagai refleksikehidupan manusia yang memiliki nasib dalam kehidupanyang berbeda.

Ungkapan ekspresi yang tanpa batas ini dipertegasdengan keberanian seorang koreografer dalam menampilkansosok seorang Ratu Kidul yang diungkapkan secara vulgardengan mengeksplor tubuh wanita cantik dari Jepang yangpolos telanjang dada. Pemaknaan wujud Ratu Kidul inimemberi arti dan kesan mendalam dalam karya Mitos. Bukansemata-mata kita bisa menyaksikan bentuk payudara yang

Page 117: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

103

bidang seni dan budaya

sempurna, namun di balik itu kita bisa merefleksikankesempurnaan dalam kehidupan itu tidak akan tercapai. Padabagian akhir karya ini kita bisa menyaksikan bagaimanapengolahan permainan kain putih yang bisa diartikan sebagaijagading manungsa. Keterbatasan dalam dimensi kehidupannyata di sini bisa kita tangkap dari misi Mitos karya Bimo.

Lepas dari makna visual yang ditampilkan Bimo dalamkarya Mitos satu hal yang paling penting disimpi\ukan adalahbahwa berkarya tari kontemporer tidak harus asal beda.Namun landasan paling utama dari pentas Mitos dapat kitaambil satu pesan bahwa berkarya harus selalumempertimbangkan akar budaya tradisi yang melingkupikehidupan seorang koreografer. Warna budaya lokal yangmenjadi basic seorang koreografer ternyata justru memberikekuatan luar biasa dalam sebuah karya yang bertajukkontemporer.

Semoga apa yang dilakukan Bimo ini mampu memberitantangan pada seniman tari muda lain yang senantiasa maudan mampu mengolah potensi dirinya tanpa harusmeninggalkan akar budaya yang melingkupi kehidupannya.

Yogyakarta, 22 Oktober 2002

Page 118: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

104

Merenungkan Nasib SeniTradisional MenghadapiTantangan Global

Ketidakberdayaan kesenian tradisional untuk bertahansesungguhnya berawal dari terjadinya perubahan pola pikirdan pola hidup masyarakat kita menuju ke arah pola pikirdan pola hidup modernis. Keinginan untuk menjadimasyarakat modern seperti bangsa-bangsa lain itulah yangmenjadi salah satu penyebab mengapa masyarakat kitasekarang ini kurang peduli terhadap keberadaan keseniantradisional. Bahkan ada sinyalemen yang mengatakan bahwakesenian tradisional saat ini dianggap tidak lagi relevandengan zaman atau dianggap kuno, ketinggalan zaman.Situasi ini diperparah lagi dengan tidak masuknya matapelajaran kesenian tradisional secara eksplisit di dalamkurikulum pendidikan sekolah (umum) secara intrakurikuler.Bagaimanapun juga kesenian tradisional itu adalah assetbangsa yang secara nasional harus diupayakan kelangsunganhidupnya.

Dalam situasi bangsa yang terpojok seperti saat inidibutuhkan sikap arif dalam mengantisipasi keadaan tanpaharus menuduh siapa salah. Salah satu upaya itu adalah

Page 119: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

105

bidang seni dan budaya

mengoptimalisasikan ketahanan budaya melalui kantong-kantong budaya yang ada. Yogyakarta sebagai salah satupusat kebudayaan yang ada di Indonesia memiliki potensiuntuk mengembangkan aspek budaya secara umum danmasalah kesenian secara khusus.

Hilangnya kesadaran sebagian masyarakat untukmewarisi nilai-nilai seni budaya para penadahulu itumerupakan salah satu indikasi makin rentannya pemahamannilai-nilai seni budaya tradisional masyarakat secara umum.Makin tipisnya pemahaman budaya lokal itu akibat intervensibudaya “asing” yang makin memberi pengaruh luar biasabagi sebagian kalangan masyarakat. Akibatnya budaya lokalyang sebenarnya merupakan citra atau bagian dari wajahmasyarakat kita menjadi berubah dan nyaris hilang olehpengaruh budaya baru yang dianggap lebih modern.

Kekuatan budaya daerah memang harus senantiansaditumbuhkmbangkan. Hal ini sebagai langkah antisipasimakin maraknya budaya luar yang masuk merambah kerelung-relung budaya tradisional bangsa Indonesia. Masalahadat, bahasa, hingga masalah kesenian tradisional diberbagai daerah hampir semua mengalami gangguan yangsecara eksternal berpengaruh luar biasa.

Multi kulturalism bangsa Indonesia saat ini sedangdipertaruhkan dalam menghadapi tantangan global. Sebagaibagian dari kebudayaan kesenian memiliki andil cukup besardalam upaya ikut memperkuat identitas warna budaya suatudaerah, dan lebih besar adalah mempertaruhkan citra bangsadi mata dunia.

Kenyataan yang terjadi saat ini banyak seni tradisonal

Page 120: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

106

dialektika seni pertunjukan

bangsa kita justru dipelajari bangsa mancanegara. Gamelankini sudah go internasional. Menurut data terakhir di jepangsaat ini sudah ada lebih dari 200 perangkat gamelan (Prof.Nakagawa). Belum lagi yang berada di Amerka Serikat lebihdari itu. Selain itu seni tembang macapat hingga sindenanpun kini dicari bangsa asing untuk dipelajari. Belum lagi senitari tradisional yang bersumber dari budaya klasik kratonan,tiap tahun digali mahasiswa dari mancanegara. Disisi lainmahasiswa Indonesia dan generasi muda umumnya mulaiacuh dengan seni tradisional miliknya sendiri.

Fakta tersebut bisa dikatakan membanggakan tetapijuga sekaligus memprihatinkan. Membanggakan karenakesenian tradisional kita dipelajari bangsa asing.Memperihatinkan, karena bangsa kita sendiri saat ini takpeduli lagi dengan kesenian tradisional miliknya sendiri.

Indikasi ini sangat berbahaya. Kita dapat memprediksisepuluh tahun kedepan akan kehilangan satu atau duagenerasi yang akan mampu meneruskan warisan seni budayatradisional bangsa yang hadiluhung itu. Bisa jadi bangsaIndonesia ke depan akan belajar gamelan, tembang, atautari klasik justru harus ke Jepang atau ke Amerika Serikat.Ini sebuah ironi yang kalau tidak kita sikapi akan menjadisebuah kenyataan yang sangat pahit.

Dalam menyikapi kondisi seperti di atas tentunya kitaperlu memberi penyadaran kepada masyarakat luas tentangpentingnya seni budaya dalam kehidupan masyarakatditumbuhkembangkan. Kekayaan seni budaya yangmembentang dari Sabang sampai Merauke ini adalah assetnasional bangsa Indonesia. Bahkan lebih jauh lagi

Page 121: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

107

bidang seni dan budaya

merupakan asset wisata internasional yang sudah diakuidunia.

Persamalahan tersebut di atas sesungguhnyamerupakan permasalahan bersama seniman, masyarakat,budayawan. Jika kita dapat bersatu membangun tekad untukmelakukan preservasi kesenian tradisioanl, niscaya nasibkesenian tradisional tidak akan separah sekarang ini. Kitaboleh saja berwawasan modern dalam menggeluti duniakesenian, tetapi bukan berarti hal itu menjadi alasan untukmenyingkirkan kesenian tradisional. Justrun dengan sikapdan wawasan yang modern itulah yang harus dapat dijadikanpijakan untuk mengembangkan dan melestarikan keseniantradisional. Dengan kepedulian itulah maka kita telahmelakukan satu amalan untuk mempertahankan jatidiri yangmerupakan cermin budaya bangsa kita.

Yogyakarta 19 November 2002

Page 122: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

108

Ketika Sang Patron Tak Ada Lagi

Berbicara soal patronase kesenian kraton, secaralangsung akan berkaitan dengan sistem kelembagaan yangbersumber dari kelembagaan bertipe primordial. Dalamkelembagaan yang bermode produksi upeti, tempat puncakhirarkis status akan sangat menentukan jaminan status sosial,poli t ik, ekonomi, dan kebudayaan. Pada lapangankebudayaan dalam arti khusus kesenian, maka jaminan ituseperti yang ada dalam penggambaran Arnold Hauser.Dikatakan bahwa sifat eksklusivisme puncak hirarki status(raja) akan mudah menentukan karakter stilistik dari kegiatan-kegiatan artistik, tempat seniman seniman terlindungi dalammelakukan proses kesenian sambil berharap diperolehnyasimbol status sebagai jaminan yang diberikan raja (Hauser,1982)

Oleh sebab itu tidak mengherankan bila kehidupankesenian kraton pada masa lalu sangat terjaga kualitasnya.Sejarah patronase kesenian kraton masa lampau telahmelahirkan maecenas-maecenas (pelindung, pecinta danpelaku kesenian) kelas wahid. Meskipun maecenas itu pada

Page 123: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

109

bidang seni dan budaya

mulanya adalah nama orang , tetapi ia telah melengkapisebuah terminologi bahasa dalam lapangan kesenian. Zamankesenian ditempatkan sebagai sebuah kultus kemegahan,maka raja merupakan maecenas kesenian istana (kraton)

Keadaan tersebut kini mulai terkikis karena situasi dankondisi perubahan zaman, sehingga melahirkan sebuahkeprihatinan sebagai akibat hilangnya patronase dalamkesenian kraton. Indikasi yang muncul adalah makinmenurunnya kualitas atau kemampuan penari dalampenguasaan bentuk-bentuk gerak tari dengan intesitaspenghayatannya (rasa), sehingga kecenderungan saat inipenari hanya trampil dari aspek fisik. Sedangkan aspekpenguasaan rasa tidak atau belum sama sekali tersentuh. Haltersebut terjadi seiring dengan makin sedikitnya pakar seniyang merupakan patron kesenian di kraton karena telah“termakan” usia.

Keberhasilan misi pelestarian tari klasik tidak bisadipungkiri lagi adalah peran sang patron. Pertanyaannya kinibagaimana jika sang patron itu tak ada lagi ? Oleh karenaitu kita perlu merumuskan sistem kelembagaan patronasekesenian di tengah era globalisasi. Apakah kehadiranmaecenas-maecenas baru sudah merupakan suatu jawabandari kebutuhan ? Ataukah seperti mimpi indah di siang hari? Bila diingat bahwa sejak kita meninggalkan zaman kerajaanmenuju zaman republik, maka kedudukan dan fungsilembaga patronase juga turut beralih ke tangan pemerintah.Kenyataan menunjukkan bahwa perimbangan kebutuhanantara setiap jenis kesenian yang hidup dan berkembangbelum dapat seluruhnya disentuh tangan-tangan maecenas

Page 124: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

110

dialektika seni pertunjukan

baru. Tangan maecenas dewasa ini memang lebih dekatmeraih wilayah kota besar seperti Jakarta.

Secara khusus apakah yang hendak dirumuskan sebagaisistem kelembagaan patronase di tengah-tengah kegamanganpemikiran kesenian tradisi istana (kraton). Sifat gamang disini sudah tidak mungkin lagi dikatakan sebagai kalimat puitiskarena suatu alasan bahwa aspek-aspek kegamangan jugasangat mungkin dipakai sebagai acuan sifat eksklusifkedudukan patronase (pemerintah) saat ini. Dari anggapanini sebenarnya patronase pemerintah melalui lembagapendidikan seni diharapkan akan menyediakan basiskesenian klasik (tradisi istana). Namun demikian kenyataanyang terjadi tidak demikian adanya.

Kalau kita lihat dari sistem patronase kesenian tari klasikgaya Yogyakarta di kraton, di lembaga kesenian formalseperti ISI, SMKI atau UNY, tersedianya basis kesenian tarigaya Yogyakarta tidak cukup untuk mewadahi kapasitasfungsi patronase seperti yang pernah ditunjukkan paramaecenas kesenian di zaman sebelum republik. Di masa SriSultan Hamengku Buwana IX atau sebelumnya terasa sekaliperan dan fungsi patronase itu mampu menghasilkan kualitasseniman, yang pada akhirnya diakui oleh masyarakat sebagaipakar seni. Hasil didikan dan pengarahan sang patronmampu memberikan pengaruh positif terhadap sistem kerjadalam sebuah lembaga kesenian yang diakui tidak hanya dilingkungan kraton.

Fenomena hilangnya pakar seni tari klasik adalah salahsatu bukti bahwa patron itu kini tak ada lagi. Terlebih lagikraton sebagai lembaga patronase yang waktu itu sangat

Page 125: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

111

bidang seni dan budaya

diandalkan keberadannya, namun kini nampaknya tinggalkenangan. Aktifitas kehidupan kesenian di kraton pun“nyaris” tidak ada. Kegiatan seni tari klasik itu kini telahbergeser ke luar tembok kraton.

Peran lembaga kesenian formal dan organisasi keseniandi sini menjadi sangat vital untuk mengangkat peran danfungsi sang patron. Terlebih lagi lembaga pendidikankesenian di kraton saat ini sangat sulit diandalkan dalammencipta penari handal seperti pada masa HamengkuBuwana IX, VIII atau sebelumnya. Untuk mencipta penarihandal kini di Yogyakarta tinggal menyisakan dua oraganisasiyang masih aktif mendidik siswa-siswanya yaitu YayasanSiswa Among Beksa dan Yayasan Pamulangan BeksaSasminta Mardawa Yogyakarta.

Dengan kenyataan itu kraton sendiri saat ini kesulitanuntuk mendapatkan penari hasil didikannya sendiri yangberkualitas. Hal ini bisa kita amati ketika kraton mengadakaneven pementasan atau pementasan untuk tamu, kontribusipaling banyak adalah penari dari luar kraton.

Sungguh ini merupakan ironi seandainya kraton tidaksegera bisa mengatasi krisis regenerasi penari. Selanjutnyabagaimana peran lembaga pendidikan kesenian formalseperti ISI, SMKI dan UNY yang didalamnya ikut membinadan melatih siswa-siswa dalam belajar tari klasik yangberbasis pada seni kraton dapat berfungsi secara optimal.

Dari lembaga pendidikan formal serta dukunganorganisasi kesenian itulah status kepakaran akan terwadahiuntuk bersama-sama mencipta, melatih dan membina penariyang berkualitas yang selanjutnya akan mampu memberikan

Page 126: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

112

dialektika seni pertunjukan

kontribusi pada kraton agar tetap menyandang predikatsebagai pusat kegiatan sosial budaya.

Yogyakarta, 10 September 2001

Page 127: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

113

Patronase dalam Upaya PreservasiSeni Tradisi

Dalam sebuah tulisannya yang berjudul Sosiologisebuah Literatur, Diana Laursenson mengatakan bahwafungsi Patronase atau seseorang yang dapat dijadikanpanutan dan sekaligus sebagai pelindung seni tradisi adalahsegalanya. Jadi bisa kita bayangkan apabila sang Patron itutidak ada lagi. Ia mencontohkan dalam dunia sastra, banyakprestasi yang ditunjukkan sastrawan, karena peran sangpatron.

Kualitas seniman terangkat karena peran sang patron.Tidak sekedar memberi rangsangan materi , namun ia benar-benar concern terhadap seni tradisi dan mampu melakukandengan baik. Di dalam kraton sendiri fungsi patronase sangatpenting artinya bagi pengembangan dan pelestarian senitradisi. Sejak pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana Ihingga masa Sri Sultan Hamengku Buwana IX, peran tersebutdapat kita rasakan. Banyak seniman yang lahir di kraton dankemudian diakui eksistensinya di luar kraton.

Hasil didikan dan arahan sang patron mampumemberikan pengaruh positif terhadap sistem kerja dalam

Page 128: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

114

dialektika seni pertunjukan

sebuah lembaga kesenian , tidak hanya terbatas di lingkupkraton. Dengan kondisi ini eksistensi kesenian tradisi (klasik)akan terlindungi. Bagaimana tidak, kharisma pemimpin saatitu masih terasakan sekali bagi para murid yang tekun berlatihdi dalam kraton.

Abdi dalem penaripun latihan dengan sungguh-sungguh. Iklim kompetisi terbangun, karena hanya penariyang berkuali taslah yang boleh mengikuti sebuahpementasan. Otoritas sang patron berpengaruh sangat positifdan menguntungkan bagi pembentukan kualitas seniman,sehingga segala bentuk kritik yang sangat pedas sekalipunselalu diterima sebagai cambuk untuk peningkatan diri.

Berbicara soal patronase kesenian tradisi di istana,secara langsung akan berkaitan dengan sistem kelembagaanbertipe primordial. Dalam kelembagaan yang bermodelproduksi upeti , tempat puncak hirarkhis status akan sangatmenetukan jaminan status sosial, politik, ekonomi, dankebudayaan. Pada lapangan kebudayaan, dalam arti khususkesenian, maka jaminan itu seperti yang ada dalampenggambaran Arnold Hauser. Di sana dikatakan bahwasikap eksklusivisme adalah puncak hirarkhi status (raja) akanmuncul menentukan karakter stilistik dari kegiatan-kegiatanartistik, tempat seniman terlindungi dalam melakukan proseskesenian sambil berharap diperolehnya simbol status sebagaijaminan yang diberikan raja.

Yang terjadi saat ini apakah fungsi patronase tersebutmasih ada ? Secara formal memang masih ada. Namun kalaubicara fungsi secara operasional memang tidak ada lagi.Formalitas d sini terkait dengan status seseorang yang disebut

Page 129: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

115

bidang seni dan budaya

patron, karena menduduki posisi tertentu. Secara operasionalterkait dengan pengakuan dan kemampuan sang patron itusendiri. Saat ini masih sulit rasanya mencari pengganti patronyang telah lanjut usia atau yang telah tiada. Namun bukantidak mungkin patron di bawah level itu akan muncul.Permasalahannya apakah masyarakat akan mengakuikeberadaan patron baru dengan level di bawah patronstandar t. Ini kendala paling besar untuk mengakuikeberadaan seorang pakar seni tradisi yang dapat berperansebagai patron. Lebih-lebih pakar baru muncul bukan hasilbinaan kraton (abi dalem). Legitimasi itu menjadi nihil.Deskriminasi asal-usul pun akan berbicara sebagai sesuatuyang sangat subjektif dan merugikan.

Fenomena makin hilangnya pakar seni tradisi saat inimerupakan salah satu indikasi, bahwa kini seni tradisi mulaikehilangan patron. Peran lembaga kesenian secara formalmaupun lembaga non formal di sini sangat penting artinyabagi upaya menumbuhkembangkan seorang patron yangdapat diakui keberadaannya di kalangan masyarakat.Terlebih lagi peran lembaga kesenian yang ada di dalamkraton saat ini “nyaris” tak terdengar lagi aktivitasnya.Kegiatan tari klasik (misalnya) lebih banyak bergeser ke luartembok kraton. Di sinilah peranan Lembaga formal kesenianuntuk mengangkat patron seni tradisi sangat terbuka.Kompetensi beberapa pakar tari tradisi yang masih ada saatini sudah layak untuk dijadikan patron melalui jalur lembagaformal kesenian atau melalui organisasi kesenian yang ada.Dari sinilah status kepakaran akan terdeteksi darimpengakuan siswa-siswanya.

Page 130: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

116

dialektika seni pertunjukan

Proses pengakuan inilah yang akan menjadi awalsebuah pebentukan patronase baru yang legitimated dikalangan masyarakat secara luas. Meski harus disadari bahwafenomena saat ini mengatakan bahwa patronase di eramasyarakat menjelang era industri saat ini cenderungmengacu pada patronase industrial atau patronase “proyek”.Patronase “proyek” yang lahir akibat industri budaya didalam pariwisata telah banyak memunculkan patronase baruyang berbasis industri. Sistem patronase yang demikianmemang menguntungkan dalam memberikan jaminan statusekonomi maupun sosial. Seniman di sini akan merasaterlindungi dengan adanya patron industri. Namun tak jarangmemunculkan sikap menang sendiri, sehingga patronaseseperti ini terkesan menjadi adigang adigung adiguna.

Ambivalensi sikap kita menjadi terbelah antara duakepentingan dalam menghadapi patronse “proyek” yangterkesan dikarbit ini. Kita tidak ingin proses pembentukanpatronase ini diarahkan namun juga tidak bermaksudpembentukan patronase itu tanpa arah. Kita menginginkanlahirnya seorang patron melalui suatu proses pematangandiri yang telah dicapai seseorang dengan sebutan pakar.Seorang ilmuwan seni harus berhadapan dengan keter-belahan antara tugasnya untuk menafsirkan dan menjelaskanperubahan budaya dan semacam kewajiban untuk terlibatdalam perubahan itu. Dengan tekad inilah kita berharapmunculnya patron akan semakin memberi suasana kondusifdalam upaya pemekaran seni tradisi di tengah era globalisasi.

Yogyakarta, 27 November 2002

Page 131: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

117

Optimalisasi Pengembangan“Kampung Budaya”

Sejak tahun 1991, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan(sekarang Dinas Kebudayaan) Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta, sebenarnya telah merintis dibentuknya kawasandesa budaya atau yang lebih umum disebut “kampungbudaya” dengan kegiatan pembinaan dan pengembangan.Namun sejak itu pula follow up pencanangan programtersebut tidak kunjung terealiasir secara konkret. Hanyabeberapa kawasan yang memang punya potensi untukpengembangan kawasan ini terus giat melaksanakanaktivitasnya.Namun untuk sebagian besar kawasan yangbelum mampu mengoptimalisasikan kawasannya sebagaidaerah kampung budaya mengalami stagnasi.

Hal ini nampaknya perlu kita motivasi untuk segerabangkit mewujudkan kampung budaya yang kita cita-citakanbersama. Fenomena hilangnya memori kita pada aktivitasbudaya yang pernah terjadi pada masa lalu, adalah sebuahironi yang harus kita antisipasi. Unsur-unsru yang terdapatdalam aktivitas kampung budaya itu meliputi beberapa aspek,diantaranya adalah aktivitas budaya, adanya peninggalan

Page 132: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

118

dialektika seni pertunjukan

sejarah (cagar budaya), aktivitas kesenian, adanya aktivitaspermaianan anak (dolanan anak), pusat kegiatan kerajinanmasyarakat, dan beberapa hal lagi yang mendukung.

Salah satu poin yang masih segar diingatan kita adalahdirekonstruksikannya permaianan (dolanan) anak yangdikemas dalam bentuk koreografi anak oleh Ida Wibowodengan judul Widung, di desa Kersan beberapa hari lalu.Meski untuk kepentingan berbeda, upaya Ida Wibowomenampilkan ulang kehidupan anak-anak masa lalu itumampu menggugah ingatan kita untuk melakukan langkahdokumentasi dan preservasi terhadap aktivitas anak dimasanya.Dari salah satu contoh bagian dari aktivitaskampung budaya itu saja dapat kita l ihat aspekedukatifnya.Di sini anak diberi pengetahuan (kognitif) belajarketerampilan menari dan menyanyi (psikomotorik),mengasah rasa (afektif) dengan bekerjasama, gotongroyong,melalui dolanan anak yang sangat variatif.Ada ancak-ancakalis, cublak-cublak suweng, gobak sodor, hingga permainanegrang. Semua ini hanyalah sarana untuk membentuk suatumasyarakat yang berbudaya melalui pendidikan seni padaanak.

Kini anak-anak seakan sudah tak peduli dengan duniasebenarnya. Hal ini terjadi, karena di samping anak-anaksudah tidak lagi menemukan arena itu di sekitarnya,didukung dengan acara televisi yang kian menarik dan sangatvariatif. Mulai film kartun hingga Akademi Fantasi, semuamenjadi konsumsi anak-anak. Mereka lebih asyik dengandunia lain yang sebenarnya bukan konsumsinya. Kenyataanini yang tidak bisa kita tinggal diamkan. Langkah preventif

Page 133: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

119

bidang seni dan budaya

untuk segera memformulasikan bagaimana memberi peluangpada anak untuk kembali ke dunianya sebelum menuju dunialain (dunianya remaja dan orang dewasa).

Fenomena yang menarik ketika program KampanyeKampung Budaya ini dikampanyekan oleh BidangKonservasi Pusaka Budaya Dewan Kebudayaan KotaYogyakarta, beberapa waktu lalu seakan memberi angin segaruntuk dapat segera merealisasikan program tersebut.Beberapa contoh yang disampaikan Drs. Prijo Mustiko danSi Ong dalam pertemuan itu dapat dijadikan rekomendasiawal bahwa aktivitas kawasan Kampung Budaya itu perludigiatkan kembali dengan rambu-rambu yang lebih spesifik.

Untuk menuju sasaran tersebut diperlukan arah danstrategi yang jelas.Pertama, cita-cita mewujudakan nilai-nilaibudaya yang memperkuat kepribadian bangsa,meningkatkan harga diri dan memperkokoh jiwa kesatuannasional harus terwujud lebih dulu.Kedua, menumbuhkankemampuan masyarakat untuk menyaring sendiri danmenyerap nilai-nilai budaya dari luar yang positif.Dan ketiga,menanamkan disiplin, jiwa patriotisme dan kebangsaannasional guna mendorong kemampuan untuk berkembangdengan kekuatan sendiri dan memperkuat ketahanan budayanasional.

Poin terakhir ini mengindikasikan bahwa ketahananbudaya itu dapat terbentuk jika kekuatan pendukungnyakuat. Salah satu penyangga itu adalah komunitas masyarakatyang memiliki aktivitas budaya. Dengan demikian aktivitaskampung budaya akan sangat signifikan untuk memberikontribusi terhadap upaya memperkuat ketahanan budaya

Page 134: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

120

dialektika seni pertunjukan

sekaligus mewujudkan jatidiri dari sebuah bangsa.Memperhatikan arah dan strategi budaya tersebut,

jelaslah bahwa ruang lingkup budaya dimaksud tidaklahhanya terbatas pada aspek kesenian, namun meliputiberbagai aspek budaya yang lain yang sifatnya fisik mupunnon fisik. Ruang lingkup kebudayaan menurut peraturanpemerintah no 25 tahun 2000 meliputi lima bidang yaitu,nilai budaya, sejarah dan kepurbakalaan, bahasa dan sastra,kesenian dan permuseuman. Oleh sebab itumenumbuhkembangkan kegiatan kampung budaya tidakhanya sekedar menumbuhkan daya apresiasi masyarakatterhadap hasil-hasil nilai budaya masa lalu, tetapi lebih dariitu agar dapat menyentuh aspek konservasi terhadappelestarian asset budaya dan sejarah yang dimiliki daerahsetempat.

Konsep pengenalan kampung budaya inilah akan efektifuntuk membentuk fondasi kuat dalam menapak masa depanbangsa. Oleh sebab itu program ini butuh dukungan dariseluruh lapisan masyarakat di Yogyakarta. Hadirnya DewanKebudayaan Kota Yogyakar ta sebagai representasimasyarakat yang berbudaya, didukung Pemkot Yogyakarta,Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, Komunitas-komunitasSeni Budaya, Akademisi, Seniman Alam, Insan Pers, danPengusaha, diharapkan dapat bekerja sama mengemban misitersebut secara sinergis, sehingga cita-cita kampung budayaitu dapat terealisir.

Yogyakarta, 26 Mei 2004

Page 135: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

121

Festival Kesenian :Media untuk Merajut JaringPengaman Nilai Seni Budaya

Di tengah situasi krisis yang belum menentu, FestivalKesenian Indonesia yang melibatkan Perguruan Tinggi (PT)Seni se Indonesia digelar di Yogyakarta 6 - 10 Maret 1999lalu. Seperti layaknya event berlebel Festival lainnya, ajangini berupaya merespon fenomena kultural yang terjadi, lebih-lebih di tengah situasi yang makin sulit. Ajang dua tahunanini juga dijadikan media interaksi antar insan seni dalamupaya meningkatkan wawasan untuk kemajuan ilmupengetahuan dalam berkesenian sesuai dinamika danperubahan zaman.

Terlepas dari visi dan misi yang hendak dicapai, adabeberapa catatan tentang penyelenggaraan Festival ini.Festival ini mungkin lebih dekat dengan “Pesta Kesenian”nya seniman kampus. Karena Festival ini sekaligus dijadikanmedia legitimasi kemampuan seniman akademis yangdipresentasikan pada kalayak. Sehingga apapun hasilnya,kualitas penampilan dalam Festival ini merupakan barometerkemampuan seniman akademis. Sasaran ketiga yang palingpenting forum ini dapat dijadikan tonggak untuk mewujudkan

Page 136: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

122

dialektika seni pertunjukan

jaring pengaman nilai-nilai seni budaya melalui berbagaiekspresinya.

Pola interaksi antar perguruan tinggi seni dalam wadahformal seperti ini memang kadang membelenggu sementaraseniman yang tidak senang “dikekang” dengan aturantertentu. Namun betapa terikatnya pertemuan itu, diharapkandapat menghasilkan sesuatu yang dapat memberi kebebasanberkreasi bagi anggota seniman yang terwadahi dalamlembaga pendidikan kesenian formal. Upaya inilah yangharus diperjuangkan dan dipertanggung jawabkan kepadainsan seni dan seluruh masyarakat dengan karya-karya yangberbobot, tidak asal beda dan berani pentas tetapimengesampingkan kualitas.

Hadirnya Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni seIndonesia memberi angin segar bagi perkembangan duniaseni. Hanya saja permasalahan yang harus ditemukansolusinya adalah bagaimana wadah tersebut dapat ikutmemperjuangkan posisi kesenian dan nasib seniman dalammenghadapi perkembangan dan perubahan sosial budayayang begitu pesat. Inilah tantangan ke depan yang perludijadikan prioritas, sehingga lembaga kesenian tidak hanyaterkesan memikirkan hal-hal teknis saja untuk kepentingankampusnya, tetapi masalah lain yang melingkupi kehidupanseniman dan keseniannya untuk kepentingan yang lebih luasjuga tergarap.

Berakhirnya sebuah Festival Kesenian idealnya adafollow up yang harus segera diselesaikan dengan skalaprioritas tertentu. Untuk itulah berakhirnya Festival KesenianI diharapkan dapat dijadikan pijakan untuk berbuat sesuatu

Page 137: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

123

bidang seni dan budaya

pada permasalahan yang dihadapi dunia seni kita. Berbagaitantangan dan kendala itu sebenarnya telah menghadang,hanya kadang kita sering lupa atau tidak tanggap, sehinggamasalah-masalah itu menumpuk dan kita biarkan berlaluhingga menjelang Festival berikutnya digelar kembali.

Betapapun rapinya jalinan persahabatan di antarawadah lembaga kesenian ini, namun bila masyarakat tetapmengacuhkan kesenian di tengah budaya mereka sendiri,ini sungguh sesuatu yang ironis terjadi. Fenomena itu kiniterasakan di tengah perubahasan sosial yang semakinkompleks. Betapa variatifnya bentuk sajian seni pertunjukanberkualitas, namun kalau masyarakat tidak dikondisikanuntuk siap berapresiasi maka sebenarnya apa yang kitalakukan dalam Festival-festival itu ibarat melakukan hajatbesar-besaran di tengah gurun pasir.

Kepedulian terhadap fenomena perubahan budayayang terjadi pada komunitas tertentu nampaknya harusmenjadi prioritas utama. Untuk itu melibatkan unsurmasyarakat di luar peserta Festival dalam sebuah dialogmenjadi lebih bermanfaat di samping juga dialog denganwakil-wakil lembaga kesenian yang ada. Apapun wujudnya,informasi dari kalangan luar kampus kadang susah terdeteksi,sehingga referensi untuk pemecahan tidak terjangkau.Padahal permasalahan-permasalahan yang muncul dilapangan dari seniman alam sangat variatif dan kadang unik.Untuk itu insan seni harus pula mau mendengar aspirasi darikalangan luar kampus yang selama ini peduli denganpengembangan kesenian. Hanya karena kesempatan itu tidakdiberi, kadang mereka yang berada di luar institusi merasa

Page 138: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

124

dialektika seni pertunjukan

terasing. Dan akhirnya mereka menganggap bahwa forumseper t i ini hanyalah t i t ipan sponsor yang kadangmengandung “misi tertentu”.

Upaya melibatkan masyarakat awam, seniman alamdalam even seperti ini sebenarnya merupakan strategibudaya yang efektif untuk memberikan pengaruh pada upayakepemilikan masyarakat pada kesenian itu sendiri.Mendekatkan diri kesenian dengan masyarakat pemiliknyamerupakan langkah awal untuk membentuk jaring pengamannilai-nilai seni budaya. Melalui forum festival seni inilah jaringpengaman nilai-nilai seni budaya itu sebenarnya sudah mulaidianyam. Hanya saja langkah awal pembuatan jaringpengaman itu masih dilakukan pada tataran formal belumkepada lapisan yang berada di bawah (masyarakat)

Untuk mensosialisasikan upaya tersebut, kendala klasikadalah publikasi yang tidak tercover oleh masyarakat luas.Sungguh pun Festvial itu adalah ajang “pesta” kesenian antarinsan perguruan tinggi, namun apakah kesenian produkkampus ini tidak ingin dikonsumsi oleh masyarakat luas.Gaung Festival itu sendiri sebenarnya diharapkan olehmasyarakat luas. Pemilihan tempat pertunjukan di PagelaranKraton Yogyakarta sebenarnya sudah tepat dilakukan ISIYogyakarta selaku tuan rumah, karena mendekatkan diridengan publik (masyarakat). Namun kenyataan dindingpemisah itu masih terasakan, karena masyarakat yang tidakterundang atau tahu informasi tentang pesta kesenian ituenggan datang ke Pagelaran.

Keadaan itulah yang membuat informasi semakin jauhdiketahui, sehingga masyarakat Yogyakarta yang peduli

Page 139: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

125

bidang seni dan budaya

dengan kesenian pun tidak tahu bahwa di Yogyakarta sedangada kegiatan kesenian antar Perguruan Tinggi seni.Komunikasi terbuka antara unsur akademis dengan lembagaorganisasi non formal nampaknya harus dijalin untukmembantu dan membuka peluang bagi masyarakat luasuntuk ikut serta mendukung event kesenian kalanganakademis. Meski event tersebut diprakarsai kalanganakademis, kenyataan apa yang disajikan tetap melibatkankesenian milik masyarakat luas, sehingga melibatkan semuapihak di luar institusi yang merasa memiliki kesenian ituadalah wajib dilakukan.

Dengan jalinan kerjasama tersebut upaya untukmenyatukan komitmen terhadap upaya pelestarian danpengembangan seni budaya, dalam rangka mewujudkanjaring pengaman nilai-nilai seni budaya menghadapitantangan budaya global akan semakin mudah untukdirealisasikan.

Yogyakarta, 4 April 1999

Page 140: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

126

Sekaten:Antara Tradisi dan Bisnis

Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tahun 2004 inilain dari pada yang lain. PMPS tidak lagi dikelola PemerintahKota (Pemkot).Namun PMPS kali ini diswastakan.Secara fisikdilihat dari bangunan beteng memang sangat artistik danmegah.Namun apakah kemegahan itu mencerminkan isisecara kontekstual?

Sebagian besar masyarakat Yogyakarta pasti tahubahwa PMPS adalah rangkaian upacara Sekaten.Sekatensendiri konon berasal dari istilah Syahadat’ain.Suatutuntunan yang diberikan untuk melakukan syiar agamamelalui kegiatan pasar malam.Acara ini terkait erat denganMaulud Nabi yang diakhiri dengan upacara keluarnya hajadDalem Gunungan dari Kraton Yogyakarta ke masjid Agungdi Kauman.

Dengan demikian secara historis keberadaan PMPSadalah menjadi bagian penting dari tradisi masyarakatYogyakarta. Secara kultural apa yang ada di dalam perayaanpasar malam Sekaten akan mencerminkan budaya kawulaNgayogyakarta Hadiningrat. Namun ketika PMPS itu tidak

Page 141: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

127

bidang seni dan budaya

lagi mencerminkan keberpihakan pada kawula alit, ini perludipertanyakan. Ketidakberpihakan itu karena untuk mengisistand di dalam alun-alun harus memenuhi syarat administrasiyang lumayan tinggi. Hanya pedagang bermodal tinggisajalah yang bisa masuk. Lalu yang kecil-kecil ke mana ?

Ide dasar penyelenggaraan PMPS tahun 2004 ini“dijual” kepada PT. Citra Pamerindo sebagai Event Organizer,memang sangat bagus sebagai jawaban atas tuntutan global.Seketen yang dikemas menjadi Jogja Expo Sekaten secaramemang menjadi sangat indah dan menarik. Lebih lebihbeteng yang mengelilingi alun-alun utara dibuat sangatartistik dan rapi. Belum lagi masing masing stand diberipendingin (AC). Kesan eksklusif memang ada.Karena hargakapling untuk setiap standpun lumayan tinggi.

Pendek kata peluang pedagang kecil untuk masuk kedalam beteng yang megah sangat kecil. Mereka hanya bisadi luar beteng.Garis pembatas ini semakin menguatkandeskriminasi antara yang kuat dan yang lemah. Apa dayamereka yang tak mampu membeli kapling terpaksa hanyaberada di luar beteng, meski sebenarnya mengganggupemandangan beteng yang indah dan artistik. Pedagang kecilrela berada di luar beteng sambil mendengar hingarbingarnya suara musik dangdut yang membahana dari dalambeteng.

Perubahan format PMPS ini secara ekonomis memangsangat mendukung.Lebih-lebih kalau sudah beralasan untukmenaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).Namun apakahorientasi tersebut lalu mengorbankan nilai-nilai tradisi yangselama ini telah diyakini masyarakat Yogyakarta memiliki

Page 142: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

128

dialektika seni pertunjukan

berkah bagi pedagang-pedagang kecil.Dari sisi budaya, wadah ekspresi senimanpun tidak ada

lagi. Yang ada hanya panggung terbuka untuk Band danDangdut. Di mana kita bisa melihat Kethoprak tarkam (antarkampung), di mana ada pentas karawitan ibu-ibu ? Yangselama ber tahun tahun menghiasi arena PMPS danmerupakan konsumsi pengunjung.

Namun apa daya semua itu menjadi tidak penting demibisnis dan tuntutan global. Ironisnya lembaga pemerintahdalam hal ini Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota tidaklagi mengelola ruang ekspresi seni budaya. Seperti tahuntahun sebelumnya, di mana panggung terbuka selalumenampilkan hasil binaan grup-grup kesenian tradisional darikecamatan-kecamatan. Arena Sekaten ini seklaigus menjadiajang seniman pemula untuk tampil. Mereka memilikikebanggaan tersendiri apabila tampil di event Sekaten.Karena menganggap pentas di dekat Raja (kraton) ituberkahnya besar sekali . Namun kesempatan untukmendekatkan eskspresi seni budaya tradisi masyarakat padapusat budaya itu kali ini terputus. Dampak kultural inilahsebenarnya yang perlu dipertimbangkan ke depan olehPemkot dari pada pertimbangan sisi ekonomis. Sungguhpunkita sadar bahwa orientasi ekonomis itu pada akhirnya jugaharus kita tuju. Namun apakah sisi budaya menjaditerkorbankan karena itu. Idealnya memang kedua-duanyabisa berjalan tanpa saling mengganggu.

Pertimbangan –pertimbangan ini nampaknya dapatdijadikan bahan kajian untuk pelaksanaan PMPS di masamendatang. Kalaupun harus diswastanisasikan atau

Page 143: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

129

bidang seni dan budaya

mengikuti perkembangan jaman silakan. Tetapi nuansa danmisi kultural tetap harus dikedepankan, sehingga masyarakatYogyakarta terutama kawula alit, tetap dapat ikut andil didalamnya tanpa harus diberi batas demi untuk ikut ngalabberkah Raja Yogyakarta yang begitu merakyat.

Yogyakarta, 29 Maret 2004

Page 144: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

130

Bisnis Pertunjukan Wisata danNasib Seniman Tradisional

Krisis ekonomi yang hingga saat ini belum menentu,memberikan dampak yang sangat luas bagi kehidupanmanusia. Berbagai sektor usaha pun mulai mengalamigoncangan termasuk bisnis pertunjukan wisata di DaerahIstimewa Yogyakarta. Pertunjukan wisata bagaimanapun jugamerupakan salah satu komoditi andalan dalam programpariwisata.

Pertunjukan wisata di era 1980-an pernah dijadikanprimadona sekaligus mampu menjadi ujung tombak untukmemasukkan devisa bagi negara, karena jumlah kunjunganwisatawan ke Indonesai seolah tak terbedung lagi.

Tempat pertunjukan wisata pun menjamur, namundemikian hampir semua tempat pertunjukan wisata tidakpernah sepi dari pengunjung. Namun kondisi seperti di tahun1980-an itu kini sulit lagi terulang. Di samping terjadi krisisekonomi yang berkepanjangan, di lain pihak situasi dalamnegeri yang secara umum di mata orang asing masihdianggap kurang aman, sehingga wisatawan enggan datang.Padahal kita tahu, daerah yang tidak aman hanyalah daerah-

Page 145: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

131

bidang seni dan budaya

daerah tertentu.Tempat-tempat pertunjukan yang semula secara rutin

menggelar pertunjukan kini mulai mengurangi frekuensipenyajiannya. Dan bahkan ada pula yang sudah tutup samasekali, karena tamu yang diharapkan datang tidak kunjungada.

Nasib Seniman Tradisional

Kondisi yang memprihatinkan tersebut dirasakan olehseniman tradisional (tari) saat ini. Mereka sepi tanggapan(order) pentas. Kalaupun masih ada tempat pertunjukanwisata, namun dari sisi “imbalan jasa” tidak memenuhistandart minimal. Seniman tradisional pun sebagian ada yangrela melacurkan diri demi kehidupan sehari-hari, bagi merekayang memang hanya hidup dari dunia tari.

Ketika seni pertunjukan masuk ke dalam agenda acaradi hotel dalam rangka memeriahkan program pariwisata,nampaknya akan memberi kabar gembira. Namun kenyataanjustru semakin parah. Mengapa ? Hotel-hotel berbintang yangdiharapkan dapat menjadi sparring partner bagi tempatpertunjukan lain di luar hotel, justru mempekerjakan senimantradisional dengan imbalan jasa yang relatif rendah. Ajimumpung yang dilakukan pengelola hotel mulai nampak.

Ada beberapa indikator yang melemahkan posisipenyelenggara per tunjukan di hotel yang akhirnyaberdampak pada nasib seniman pelakunya. Pertama pihakhotel kurang selektif dalam menentukan pengisi acara yangsiap tampil secara kualitas. Kedua, pihak hotel lebihmementingkan keuntungan sepihak, dari pada

Page 146: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

132

dialektika seni pertunjukan

mempertahankan mutu atau citra seni pertunjukan. Danmererka tidak sadar bahwa menghadirkan pertunjukan alakadarnya (tanpa kualitas) dapat pula merendahkan citra hotelyang bersangkutan. Lebih-lebih kalau wisatawan yangberkunjung adalah wisatawan budaya, yang notabene tahupersis dengan kualitas pertunjukan.

Dalam situasi seperti saat ini, tentunya sangat tidakmanusiawi jika pihak hotel memperlakukan semaunya padaseniman tradisional yang sudah kehilangan kesempatan ditempat pertunjukan khusus wisatawan (non hotel). Justruyang kita harapkan bagaimana pengelola hotel mampumemberi perlindungan terhadap nasib seniman tradisionaldengan cara yang proporsional dalam memberi imbalan jasa.

Prinsip pertama, kalau pihak hotel ingin ikut serta dalamupaya melestarikan serta membina seni pertunjukantradisional, tentunya harus pula mau ikut membina demipeningkatan kualitasnya, bukan sebaliknya. Prinsip kedua,mencari keuntungan tidaklah salah, namun bagaimanamemperoleh keuntungan tersebut diimbangi dengan kualitaspertunjukan, sehingga citra kota budaya juga ikut terjaga.

Mentalitas Seniman

Di samping permasalahan tersebut sektor senimannampaknya perlu juga pembenahan ke dalam. Penyatuanpersepsi tentang arti sebuah bisnis pertunjukan harusdipahami secara transparan, dengan satu asas kebersamaan.Egoisme perlu tetapi yang posisitif. Artinya kalau terjadipenawaran harga pada pihak hotel tentunya haruspersaingan harga ke atas dengan service kualitas terjamin.

Page 147: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

133

bidang seni dan budaya

Bukan sebaliknya, berlomba menurunkan harga dengankualitas seadanya.

Dari prinsip inilah upaya pihak-pihak lain yang inginmemanfaatkan seniman tradisional sebagai “tukang-tukang”yang hanya dianggap memiliki nilai rendah tidak akan terjadi.Penyadaran sikap dan mental inilah menjadi tanggung jawabpraktisi seni poertunjukan yang berada di lingkup formal.Untuk mengantisipasi hal tersebut maka solusi yang perluditemukan adalah bagaimana mewadahi senimanpendukung pentas wisata ke dalam satu wadah yang legal,demi keseragaman persepsi tentang keterlibatan mereka(seniman) dalam bisnis pariwisaa. Kalaupun media inidianggap kurang efektif untuk seniman alam yang sudah tua,karena pola pikir mereka sudah jauh berbeda dengan yangmuda adalah wajar.

Namun sebagai generasi penerus kita bertanggungjawab untuk ikut mengantisipasi untuk kepentingan ke depan,sehingga nasib seni pertunjukan dan seniman tradisional dimasa yang akan datang akan lebih baik dari kondisi sekarang.

Yogykarta, 19 April 1999

Page 148: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

134

Membangun Konstruksi SosialMelalui Penciptaan Karya Seni

Bertepatan dengan diselenggarakannya Festival Selatanoleh Institut Kebudayaan Selatan 11-14 Desember lalu digedung JEC, telah lahir rekor baru yang dianugerahkan olehMuseum Rekor Indoneisa (MURI) dalam hal penciptaan karyaseni. Penghargaan itu diberikan atas lahirnya GamelanKeramik yang dicetuskan oleh Sunaryo, SST., MSn.Keberhasilan Sunaryo untuk menciptakan sebuah karya senimonumental berupa gamelan keramik ini memang tidaksemata-mata untuk tujuan memperoleh penghargaan.Namun lebih dari itu. Apa yang telah dicapai dalampenciptaan karya seni ini diharapkan mampu memberidampak luas bagi pencerahan masa depan karya senitradisional di tengah perubahan masyarakat yang makinheterogen. Selain itu secara sosial, lahirnya gamelan Keramikyang kini telah menjadi milik masyarakat desa Kasongandiharapkan dapat dijadikan sarana untuk peningkatankesejahteraan warga masyarakat Kasongan, khususnyakomunitas gamelan keramik.

Hal ini penting dipahami, karena keberhasilan seorang

Page 149: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

135

bidang seni dan budaya

seniman untuk menciptakan sebuah karya seni tidak dapatlepas dari konstruksi sosial yang membingkai masyarakatpendukungnya. Dengan kata lain apapun yang telahdihasilkan seorang kreator seni, kalau tidak mendapat responatau dukungan masyarakat, maka sebenarnya karya ituhanyalah sebuah hiasan etalase ibaratnya. Ia hanya akanberada di dalam etalase budaya. Dilihat orang, kalau orangitu mau melihat. Tidak tersentuh karena memang adapembatas. Pemberdayaan hasil karya seni sudah semestinyamempertimbangkan aspek sosial dari fungsi hingga manfaatapa yang bisa diperoleh dari karya seni itu.

Gamelan Keramik yang telah lahir memang telahdikembalikan kepada yang berhak (masyarakat Kasongan)Tindak lanjut apa yang bisa dilakukan masyarakat setempatterhadap keberadaan Gamelan Keramik yang telahmengalami proses panjang dalam penciptaannya. Ini sebuahpermasalahan yang harus dipikirkan komunitas GamelanKeramik di desa Kasongan. Sehingga apa yang dicita-citakansang pencipta bisa terealisir, di samping sebagai kekayaanseni budaya bangsa Indonesia secara makro. Namundiharapkan karya tersebut juga dapat memberi manfaatsecara mikro khususnya bagi pengembangan kreativitas dansekaligus sebagai media komunikasi antara warga desaKasongan dengan masyarakat di luar desa tesebut.

Dialog budaya dengan masyarakat luar melalui karyaseni ini harus bisa dikondisikan sehingga ke depan Kasongantidak hanya terkenal sebagai sentra industri gerabah saja,melainkan Kasongan ke depan akan menjadi sebuah pusatstudi Gamelan Keramik Indonesia. Saya punya keyakinan

Page 150: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

136

dialektika seni pertunjukan

hal itu bisa terwujud jika potensi masyarakat desa kasonganbersatu dan mempunyai komitmen terhadap pengembangankegiatan seni budaya masyarakat kasongan.

Dari aspek fungsional, lahirnya gamelan keramik dapatmembantu proses dialog antara masyarakat desa Kasongandengan masyarakat luar. Fungsi strategis inilah yang harusbisa ditangkap sebagai media komunikasi dengan masyarakatluar. Sebagai alat komunikasi, karya seni dapat kitatempatkan sebagai salah satu konstruk sosial dalamkehidupan masyarakat. Terjadinya dialog antara senimandengan seniman, antara seniman dan masyarakat , atau antarmasyarakat melalui aktivitas berkesenian adalah satu buktibahwa karya seni dapat menjadi alat komunikasi.

Ada beberapa hal menarik di balik terciptanya gamelankeramik. Pertama secara kultural jelas memperkaya khasanahseni pertunjukan khususnya jenis gamelan. Secara sosial, apayang dilahirkan Komunitas Kasongan ini akan memberidampak positif bagi pengembangan mikrokultur masyarakatKasongan itu sendiri dan juga di luar komunitas tersebut.Ketiga secara historispun pencapaian hasil penciptaan iniakan menjadi sebuah kenangan yang merupakan bagian dariperjalanan sejarah masyarakat desa Kasongan semenjak KyaiSong menemukan ide untuk menciptakan perabot rumahtangga dengan tanah liat.

Dipergelarkannya gamelan keramik di gedung JEC inisebenarnya merupakan proses dialog antar budaya, yangmampu memberi harapan bagi pengembangan wawasanmasyarakat desa ke kota dan atau sebaliknya. Membaurnyapemain gamelan dari unsur seniman akademisi, otodidak,

Page 151: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

137

bidang seni dan budaya

hingga warga desa Kasongan yang sebelumnya belummengenal apa itu gamelan keramik, adalah sebuah prosesinteraksi sosial dalam lingkup yang kecil. Mereka harusbekerja sama, kompak, dan harmonis dalam melantunkanlagu dan memainkan instrumen gamelan keramik.

Nah, kini tinggal bagaimana wacana ini bisa menjadisebuah kenyataan yang tidak ngayawara, tetapi realistis bisadiwujudkan. Peran Mas Timbul Raharjo sebagai pengusahakeramik Kasongan dalam hal ini, sangat penting artinyasebagai fasilitator dan mediator, untuk mewujudkan konstruksosial bagi pengembangan kegiatan seni budaya masyarakatyang terkait dengan gamelan keramik di desa Kasongan.Semua ini tentunya butuh proses waktu , dukungan semuapihak dan tentunya biaya yang tidak sedikit

Yogyakarta, 16 Desember 2003

Page 152: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

138

Paradigma Sistem PembinaanSeni Tradisi Perlu Perubahan[Seni Tradisi Menatap tahun 2005]

Semangat seniman muda yang tergabung dalamkomunitas “Magut” membuat trenyuh bagi pemirsa yanghadir menyaksikan pertunjukan wayang wong pada 2 dan 3Desember lalu di Gedung Societet Taman BudayaYogyakarta. Ada sesuatu yang lebih penting dari sisi nonteknis yang perlu dikomentari, di balik suksesnya produksiwayang wong yang mengambil episode Mahabarata ini.

Keberhasilan pementasan ini bukan semata-matakarena garap atau inovasi wayang wong, maupunkemampuan teknik dari rata-rata pendukungnya. Melainkankarena semangat kebersamaan untuk memajukan seni tradisidi Yogyakar ta. Mereka memil iki komitmen untukmengeksistensikan seni tradisi yang ada di Yogyakarta,sembari melakukan regenerasi pendukung wayang wongpanggung.

Semangat kebersamaan itu diwujudkan dalam sebuahurunan -gotong royong untuk mewujudkan sebuah produksipertunjukan, yang kali ini dikomandani Acun K Dewo. Iniartinya mereka (komunitas Magut) secara sukarela iuran

Page 153: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

139

bidang seni dan budaya

untuk merealisasikan gagasan pentas wayang wong. Iurantersebut tidak hanya sebatas uang.Melainkan untukmengumpulkan kostum pun demikian.Mereka yang punyairah-irahan Janaka, silakan bawa.Yang punya celana cindedibawa, dan seterusnya sehingga kostum menjadi lengkaptanpa harus menyewa.

Kenyataan ini yang membuat kita bangga sebagaisesama insan seni. Namun bagaimanakah sikap atautanggapan para pejabat atau birokrat di bidang seni melihatfenomena ini? Dan bagaimana umpan balik selanjutnya daripemerintah untuk memberi dukungan penuh ? Hinggaproduksi yang ke empat ini nampaknya respon itu belummuncul.

Ide pementasan Wayang Orang panggung dengan duaversi berbeda ini kalau boleh saya terjemahkan sebagai unjukkebolehan sekaligus sebagai teskis bagi pejabat seni yangmengaku sebagai pembina seni. Dengan kenyataan urunanapakah hati mereka (birokrat) tersentuh ? Ataukah justrubangga tanpa melakukan tegur sapa ? Dan apakahkeberhasilan pementasan wayang wong swadaya murnipendukung ini akan dijadikan contoh birokrat sembarimenghindar dari tanggung jawab untuk membina ?Asumsipahit seperti tersebut di atas kita harapkan tidak terjadi.

Apa yang telah diproduksi komunitas Magut ini tak lainuntuk menunjukkan kepada masyarakat luas khususnyapecinta seni tradisi bahwa wayang wong panggung diYogyakarta ini masih ada. Dan keberadaan itu tidak hanyasebatas untuk didiskusikan atau diseminarkan, namun harusada bukti nyata. Komunitas Magut telah menjawab dengan

Page 154: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

140

dialektika seni pertunjukan

pementasan dua malam. Langkah pementasan inimerupakan kontribusi nyata komunitas Magut dalam ikutmembina dan melestarikan seni tradisi.

Kini sudah saatnya paradigma sistem pembinaan senitradisi dirubah.Perubahan itu sesuai dengan prinsip kerjaaparat pemerintah sebagai abdi masyarakat. Jadi tidaksaatnya lagi kalau masyarakat (seni) yang ngladeni birokrat(seni) seperti yang terjadi selama ini. Ke depan bagaimanabirokrat di bidang seni tanggap terhadap aspirasi danfenomena yang berkembang di level bawah.

Kenyataan ini yang kita dambakan bersama, sehinggaperkembangan seni tradisi di Yogyakarta akan semakinmeningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Pembinaansebenarnya tidak sekedar memberi subsidi dana pada grup-grup kesenian, tetapi tidak melakukan tegur sapa. Ini penyakityang selama ini kita temukan di lapangan. Kalau pejabatseni sudah memberi dana pada grup-grup keseniankelihatannya sudah syah dalam membina. Padahal yang lebihpenting adalah interaksi kulktural antara pembina dan yangdibina.Ibaratnya seniman itu dikaruhke saja sudah terimakasih. Proses pembinaan inilah yang akan menghilangkankesan majikan dan bawahan.

Sukses pementasan wayang wong dari komunitas“Magut” adalah sebagai salah satu contoh keberhasilan tanpa“pembinaan” birokrat. Belum dibina saja sudahmenunjukkan hasil baik. Apalagi nantinya dibina, tentu akanmenjadi kekuatan yang luar biasa bagi Yogyakarta sebagaikota budaya.

Orientasi pembinaaan birokrat seni yang sekarang kita

Page 155: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

141

bidang seni dan budaya

pamahami baru sebatas untuk kebutuhan instant yakni untukkepentingan pariwisata, atau sesuatu yang dapatmenghasilkan laba. Hal ini tidak sesuai dengan substansipembinaan secara makro. Pola pembinaan secara makromestinya melihat dari infrastruktur secara utuh denganmenempatkan daya dukung (SDM) yang dimiliki denganpotensi (materi seni ) yang ada. Baru kemudian apabilapotensi itu mampu menghasilkan untuk efek yang lain, inipermasalahan beda. Karena di sini kita bicara preservasi,bukan bisnis oriented. Walaupun kenyataan akhirnya prosespembinaan yang baik itu akanmenghasilkan sesuatu yangbisa dikategorikan sebagai asset bisnis. Itu masalah lain diluar prioritas utama pembinaan.

Wawasan pembinaan inilah yang perlu penegasan,sehingga para birokrat seni tidak terjebak lebih dulu ke dunia“bisnis” (baca : proyek) dengan memanfaatkanketakberdayaan senimannya. Kasus tarif seniman tradisiuntuk pariwisata adalah bukti konkret yang selama ini belumbisa kita temukan jalan pemecahannya. Sudah semestinyabirokrat bidang seni di tingkat kabupaten, kota, maupunpropinsi berdiri tegak sebagai mediator dan fasilitator bagipengembangan kreativitas seniman. Bukannya menjadimandor ! Dengan sikap inilah image birokrat seni sebagaimandor akan hilang.

Di era pasca reformasi ini tentunya kita berharapmunculnya pejabat / birokrat seni yang mau melayaniseniman, bukan sebaliknya.Hanya dengan perubahanparadigma sistem pembinaan sajalah hal itu bisa terealisasi.Semoga gagasan membangun sebuah produksi dengan

Page 156: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

142

dialektika seni pertunjukan

swadaya murni dari pendukungnya ini akan mengetuk pintuhati para birokrat seni untuk lebih peduli dengan senimantradisi.

Yogyakarta, 6 Desember 2004

Page 157: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

Catatan Pertunjukan

Page 158: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

.

Page 159: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

145

FenomenaKoreografi Lingkungan

Membicarakan kesenian t idak bisa lepas darimasyarakat pendukungnya, oleh karena itu keterlibatanmasyarakat dalam satu proses berkesenian sangat pentingartinya dalam memberi makna sebuah karya. Dalam kaitanini ada tiga dimensi arah yang harus dipahami sebagai satukesatuan dalam melahirkan karya seni yang mampudipahami masyarakat. Pertama aspek historis, kedua aspeksosial, dan ketiga aspek budaya itu sendiri. Hal ini perlu kitasadari bahwa kesenian itu bukanlah semata-mata peristiwaestetik, tetapi lebih dari itu merupakan peristiwa sosial budayayang melibatkan masyarakat secara luas.

Dari sisi historis, latar belakang sebuah karya jelas tidakakan lepas dari peristiwa yang melatar belakanginya. Sejarahmerupakan sumber inspirasi lain yang dapat diungkap kedalam bentuk karya seni. Aspek sosial dalam penciptaansebuah karya seni tidak bisa lepas dari konteks masyarakat.

Perkembangan dan ekssistensi sebuah karya seni padaakhirnya akan ditentukan oleh pengakuan masyarakat. Olehsebab itu aspek sosial dalam pembuatan karya seni menjadi

Page 160: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

146

dialektika seni pertunjukan

acuan yang pentng.Dari dimenasi budaya sendiri, sebuah karya seni

tentunya akan mengacu pada perkembangan khasanahbudaya yang pernah dan atau belum pernah ada. Dalamkonteks koreografi lingkungan ini akan berbicara pada tataranbudaya masyarakat yang lebih luas, sehingga seni itu dilihatdari kontekstual bukan sisi tekstualnya, seperti lazimnya karyaseni.

Ide penciptaan karya seni yang melibatkan beberapakomponen tersebut nampaknya ditangkap sebagai satuinspirasi berharga oleh beberapa koreografer akhir-akhir ini.Fenomena Koreografi l ingkungan menjadi alternatifpenciptaan karya tari di tengah perkembangan tarikontemporer yang begitu marak. Dari tataran konsep ,memang sebuah koreografi harus melakukan tahapeksplorasi, observasi untuk dijadikan sumber referensi.Penata tari di sini mencoba untuk mengeksplor ruang dansetting pertunjukan yang telah ada dan memiliki nilai historisyang sangat tinggi.

Di sini terjadi dialog antara penonton, masyarakatdengan objek seni serta tempat yang dijadiikan settingpertunjukan. Interaksi menyeluruh ini yang menjadi nilai plusbagi sebuah koreografi lingkungan. Daya tarik tidak hanyadibangun lewat kemampuan secara teknis dari penari danpemusik. Bobot pertunjukanpun tidak semata-mata karenakoreografinya yang berkualitas. Namun dari sisi pemilihantempat nampaknya akan memberi nilai yang paling dominanbagi pertunjukan yang berorientasi pada lingkungan.

Di Sendang, di Pancuran, di Goa, semuanya bisa

Page 161: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

147

catatan pertunjukan

dilakukan koreografer. Hanya permasalahannya adalahkonteks pemilihan setting dengan tema tari yang disajikanapakah relevan ? Ini yang menjadi tolok ukur apakahpenyajian sebuah koreografi lingkungan akan memilikikualitas atau tidak.

Dari aspek gerak yang harus menyatu dengan alamsekitar. Pola garap yang berorientasi pada lingkungan inimemang banyak terbantu. Paling tidak untuk masalaheksplorasi dan orientasi pada proses awal sebelumpenuangan gerak pada penari.

Sejauh mana keberhasilan karya itu sangat relatif. Darisisi pertunjukan mungkin bisa dikatakan sukses. Upayamenyatukan konsep garap dengan setting lokasi sudah padu,karena proses eksplorasi yang sudah lama. Namun dari sisisosial efek seperti tujuan awal digelarnya koreografi ini, belumbisa dikatakan berhasil.

Dari keterlibatan masyarakat setempat sebagai settingsosial dalam karya ini belum sepenuhnya termanfaatkansecara optimal. Masih banyak masyarakat sekitar lokasi yangdipilih belum paham atau tidak tahu bahwa pertunjukan yangdisajikan adalah terkait dengan situs tertentu yang ada disekitarnya. Mereka (masyarakat) hanya mengira pementasanyang biasanya di stage atau pendopo di pindah ke alamterbuka.

Mereka lebih memaknai kedatangan koreografer itusebagai tontonan biasa yang mengambil latar belakang alamyang bebas, sehingga keterlibatan secara aktif komponenmasyarakat di sini belum optimal.

Pendekartan sosial ini perlu dilakukan untuk memberi

Page 162: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

148

dialektika seni pertunjukan

setting efek yang akan banyak mendukung karya ini. Dariaspek kultural keberhasilan koreografer masih harusdibuktikan i tidak sekedar dari sisi pertunjukan yang mengacupada salah satu sumber peninggalan sejarah. Tetapi akanmenjadi lengkap jika hasil pertunjukan ini dikembalikankepada masyarakat sekitarnya.

Sekali lagi karena koreografi lingkungan tidak sekedarperistiwa estetik saja. Melainkan ada misi di balik persitiwaestetik itu yang haruis bisa ditangkap untuk ditindaklanjutisebagai satu upaya untuk mendukung pelestarian lingkungan.Misi di balik pertunjukan itulah sebenarnya yang harus dijagakelangsungan hidupnya. Dengan demikian fenomenakoreografi lingkungan dapat diterima sebagai satu upaya ikutmelakukan preservasi lingkungan.

Yogyakarta, 15 Februari 2005

Page 163: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

149

Langen Mandra Wanara,Nasibmu Kini

Sungguh merupakan kekayaan seni budaya yang tidakternilai harganya, Indonesia memiliki berbagai ragam senitradisional, baik jenis seni klasik maupun jenis pertunjukankerakyatan. Yogyakarta sendiri memiliki berbagai ragam jeniskesenian dari seni istana (kraton), hingga seni kerakyatanyang ada di daerah pedesaan. Salah satu jenis kesenian diluar komunitas istana itu adalah Langen Mandra Wanara(LMW). Keberadaan LMW saat ini bisa dikatakan hidupsegan mati tak hendak. Mengapa ? Fenomena yang terjadisaat ini menunjukkan bahwa indikasi makin langkanyaseniman dan empu (tari) yang bisa membawakan LMW itumakin tipis. Sedangkan generasi muda LMW secara kuantitasbelum menunjukkan grafik naik.

Permasalahannya bukan sekedar suka atau tidak sukapada sajian LMW. Permasalahannya memang tingkatkesulitan LMW ini lebih tinggi di banding Wayang Orangatau Sendratari, yang lebih mengandalkan pada pengolahanteknik gerak. Dalam LMW seorang penari dituntut untukdapat menguasai tiga aspek yaitu, ekspresi gerak, vokal

Page 164: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

150

dialektika seni pertunjukan

(tembang) dan, karakter tokoh yang dibawakan. Tigapenguasaan itu menjadi satu paket yang tidak dapatdipisahkan, sehingga menuntut ketahanan fisik yang primadi samping penguasaan teknik vokal, gerak dan ekespresiyang bagus.

Permasalahan di atas lebih disebabkan karena masalahyang sifatnya esetoris dari dalam diri senimannya. Namunkalau kita lihat dari sisi eksetorisnya, ternyata banyak halyang memang sangat mendukung makin tidak dikenalnyaLMW di masyarakat. Pertama mungkin karena frekuensipenyajian LMW yang sudah tidak secara rutin dapat kitasaksikan. Kedua karena LMW merupakan bentuk dramataraiberdialog dengan tembang, dan dibawakan dengan caraberjongkok, membuat daya tarik LMW berkurang.

LMW secara historis menurut catatan HandungKussudyarsono (Alm) muncul di Yogyakarta pada awal abadke 19 diciptakan Tumenggung Yudonegoro, sedangkan syair-syair serta nyanyian LMW diciptakan oleh RM Tondokusumodari Mangkunegaran.

Bentuk dan sikap menari dalam LMW yang dilakukandengan jongkok ada dua alasan. Pertama karena saat itubentuk taru yang menyerupai bentuk di istana dilarangdilakukan di luar istana, sehingga LMW dilakukan dengancara lain, yaitu berjongkok. Pendapat kedua alasanberjongkok karena ketakutan masyarakat terhadap peniruanbentuk tari yang bersumber dari kraton, sehingga masyarakatsaat itu cenderung membuat sesuatu yang tidak sama denganbentuk penyajian tari yang ada di kraton.

Kenyataan yang terjadi saat ini LMW memang terasa

Page 165: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

151

catatan pertunjukan

sulit untuk berkembang dalam kehidupan masyarakat. Halini tidak hanya karena LMW memiliki tingkat kesulitan yangtinggi, namun karena sebab lain yaitu frekuensi penyajianyang kurang. LMW hanya dibawakan pada saat-saat tertentudengan penonton yang terbatas. Hal ini berakibat LMW tidakberkembang dalam pengertian banyak disenangi, diminati,dan dipelajari terutama oleh anak-anak muda. Atau diajarkanoleh grup-grup kesenian tradisional klasik secara khusus.

Ada beberapa penyebab makin tidak diminatinya LMWdi kalangan masyarakat secara umum adalah :

1. Dialog bersistem nyanyian sekarang sudah sulitdiikuti enonton ntuk dimengerti.

2. Pertunjukan LMW ini dilakukan dengan caraberjongkok, sehingga dari sisi dinamika sebuahtontonan kurang menarik.

3. Penyususnan kersangka yang tradisional dirasakandatar.

4. Pengolahan lagu yang kurang mampu membentuksuasana ekspresif, ehingga momen-momen dramatikmenjadi hambar.

5. Keterbatasan dana untuk penggarapan jeniskesenian ini.

Upaya untuk memodifikasi bentuk LMW pernahdilakukan (Alm). RC Hardjasubroto (1961). Modifikasi itumeliputi perubahan pada struktur penyusunan lakon,pemadatan dialog termasuk penyederhanaan bahasa. Darisisi tari, LMW ketika itu dicoba untuk berdiri dan bersumberpada tari klasik gaya Yogyakarta. Namun upaya itu tidakberlanjut, sehingga ada semacam mata rantai yang terputus

Page 166: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

152

dialektika seni pertunjukan

sejak era RC Hardjasubroto ke generasi yang ada saat ini.Keadaan ini diperburuk dengan makin langkanya tokoh

-tokoh LMW yang secara teknis mampu membawakan LMW,sehingga generasi muda sekarang kehilangan kiblat sebagaipatron dalam dunia LMW. Harapan akhir untuk pelestarianini tentunya pada lembaga dan organisasi kesenian yangberkompeten di bidang ini untuk secara kontinyumemprogramkan tidak hanya dalam bentuk pementasannamun mungkin penyuluhan, dialog, dan atau bentuk lainyang bisa mengangkat eksistensi LMW denganmemanfaatkan pakar LMW yang masih ada. Dengandemikian LMW akan tetap bisa dikenal, dan akhirnya akandigemari masyarakat.

Yogyakarta, 4 September 2001

Page 167: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

153

Kenakalan Koreografer Bagiandari Daya Tarik SebuahPertunjukan Tari

Sekali lagi salah satu koreografer potensial di Jogjakartamenggelar karya tunggalnya. Kali ini diberi tajuk Super StarSemar yang diartikan Suatu Pertunjukan Seni Tari SebelasMaret. Namun momentum ini tak terkait sama sekali denganpolitik. Kegelisahan Icuk sebagai koreografer terus mencuat,sehingga ia pun mencoba merefleksi kehidupan yang terjadidi sekitarnya dalam sebuah rangkaian koreografi.

Seperti halnya karya-karya Icuk terdahulu, “kenakalan”menjadi trade mark karyanya. Bukan Icuk namanya kalautidak menampilkan adegan vulgar dalam tiap karyanya.Semua ini merupakan kepuasan seorang penata tari dalamberekspresi. Senang atau tak senang, baik atau jelek, ituadalah penilaian subjektif penonton ketika menyaksikankarya Icuk di Sositet Taman Budaya Selasa 11 Maret 2003lalu.

Kepekaan rasa yang disalurkan melalui gerak-gerakdinamis dan menghentak yang sarat dengan kritik sosial,memberi penegasan bahwa Icuk saat ini sedang “sakit”. Sakithati Icuk lebih terefleksi pada situasi yang terjadi.

Page 168: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

154

dialektika seni pertunjukan

Ketidakpuasan pada dirinya mencuat ketika koreografiberjudul “Saru” itu ditampilkan dengan penuh sindiran.Bagaimana orangtua mendidik anak kalau gagal. Anakbergaul bebas dan bermain seks adalah pilihan palingmengasyikkan.

Ironisnya orang tua pun tidak jadi emosi tatkala sanganak memberi peluang pada orangtua untuk menikmatisebagian dari permainan seks itu. Ini zaman Edan, sepertijuga pada repertoar terakhir yang diberi judul “Edan”. Karyayang satu ini terinspirasi dari kesenian rakyat Jathilan. KudaKepang adalah property yang dipilih untuk diajak berbicaramelalui bahasa simbolis. Di sini kita bisa melihat bagaimanatertindasnya nilai budaya rakyat yang diterjang arus global.Ia tak berdaya bagaikan tertelan ombak atau badai di tengahpadang pasir.

Lima reper toar karya Icuk yang digelar secarakeseluruhan mampu memberi “hiburan “ penonton. Lepasapakah garapan itu memiliki misi tertentu untuk tuntutnanataukah murni tontonan. Catatan yang perlu diungkapkanadalah keberanian sebagai seorang koreografi dalammembuat eksperimentasi. Kedua tekad dan idealisme yangutuh. Tiga konsep yang mampu memberi ciri atau gaya yangspesifik dari seorang penata tari. Tiga catatan penting ini bisadijadikan referensi penata tari muda agar bisa menemukanjatidirinya melalui karya seni yang ditampilkan.

Melalui Super Star Semar Icuk, kini mulai percaya diridengan kemampuan yang ada. Hanya saja yang perludipertanyakan apakah Icuk di masa yang akan datang akantetap tampil dengan gaya khas yang selalu memunculkan

Page 169: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

155

catatan pertunjukan

gerak vulgar tanpa sti l isasi atau sentuhan simbolik.Menampilkan sesuatu secara vulgar di atas penaggungmemang relatif lebih mudah dibanding membuat ungkapansimbolis tetapi bermakna.

Jika seorang penata tari tidak mampu membuat simbol-simbol tertentu dalam ungkapan ekspresi, ini berartipemahaman tentang koreografi itu masih terlalu dangkal.Kemampuan seorang penata tari akan diuji ketika ia (penatatari ) mampu mengaktualisasikan ide gagasan serta konsepkaryanya secara utuh, tersamar (simbolis) namun tetap jelasmisinya.

Dalam dunia tari klasik sebenarnya kita sudah diajarkanbagaimana membuat simbol-simbol gerak, simbol rakit gelaratau pola lantai, dan sebagainya. Semua itu dibuat paraempu tari ketika itu yang dilandasi oleh faktor pembentuksituasi yang secara kontekstual mampu memadukan unsursubstansi dan fisik sebagai pembungkus isi.

Pemahaman kontekstual terhadap substansi cerita yangakan diungkap kadang t idak mendapat perhatian.Kecenderungan untuk menonjolkan aspek tekstual sebuahpertunjukan menjadi model penyajian saat ini.

Page 170: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

156

Meneladani Spirit BerkesenianMimi Rasinah Tokoh TopengIndramayu[Catatan Akhir Tahun 2002]

Usia 74 tahun nampaknya bukan alasan untuk surutdalam kehidupan berkesenian. Namun justru di ambang usiasenja itu sosok Mimi Rasinah tokoh Topeng Indramayu makinintens menggeluti dunianya. Kepiawaiannyamengekspresikan topeng terlihat tidak kalah dengan penaritopeng muda. Justru kelebihan dari sisi usia ini yang tidakakan bisa ditandingi oleh generasi di bawahnya.

Apa yang bisa kita peroleh dari totalitas berkeseniandari seniman Indramayu itu adalah pengalaman empirik yangsangat berharga untuk menjadikan sosok Rasinah sebagaipatronase dalam dunia seni topeng. Keberadaan TopengIndramayu sebagai salah satu khasanah topeng yang ada dibumi nusantara ini adalah berkat kegigihan para pendahuluyang menurut penuturan Mimi Rasinah ditularkan secaraturun-temurun.

Ungkapan tersebut terungkap ketika Mimi Rasinahmenggelar lima repertoar topeng yaitu Panji, Pamindo,Tumenggung, Klana Gandrung, dan Klana Udeng. Pergelaranyang dimaksudkan untuk menggali potensi pakar seni tradisi

Page 171: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

157

catatan pertunjukan

itu digelar oleh komunitas teater Garasi, Tegal Kenongo,Yogyakarta Senin 26 November 2002 lalu.

Prakarsa ini pantas kita acungi jempol, karenakepakaran Mimi Rasinah tak perlu diragukan lagi sebagaipanutan yang disegani masyarakat Jawa Barat secara umum,dan kalangan Indramayu khususnya. Banyak diantara pakartari di Indonesia yang terlewatkan dari momentum sepertiini, sehingga dokumentasi untuk mengenal lebih dekatkemampuan teknis dan pengalaman empirik itu tidak sempatterdokumentasi.

Melihat kenyataan demikian tak dapat ditunda lagiuntuk menghadirkan pakar atau tokoh tari seperti MimiRasinah, agar kita (generasi muda) tidak kehilangan akarkesenian sebagai salah satu pendukung untuk memperdalamilmu berkesenian.Untuk keperluan tersebut perlu kita ambillangkah awal sebagai tindak lanjut guna melestarikan senitradisi di tengah perkembangan zaman yang makinheterogen. Langkah tersebut bisa ditempuh dengan cara“nyantrik” pada pakar tari masa lalu. Sistem magang sepertiini dapat kita manfaatkan secara optimal untuk menggalipotensi seniman dengan dialog tentang pengalamanberkesenian, atau secara langsung latihan (praktek) kesenianyang akan kita gali. Dialog lebih menekankan padapenggalian pengalaman batin seniman. Praktek menekankanpada isis skill yang dimiliki empu tari.

Kedua langkah tersebut memiliki misi utama untukmelestarikan seni tradisi, di samping bertujuan untukmempertahankan nilai-nilai yang esensial dalam berkesenianmenghadapi tantangan global. Kenyataan itu memang harus

Page 172: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

158

dialektika seni pertunjukan

kita realisasikan agar nilai-nilai dalam seni tradisi tidakmemudar dan makin kehilangan arah. Fenomena yang terjadisaat ini di kalangan generasi muda ada persepsi yangmengatakan bahwa, seni tari klasik sudah mulai kehilangankarkteristiknya. Apa yang dilakukan penari-penari muda saatini tidak lebih sekedar mentransfer hasilnya, tetapi tidakdimulai dari proses bagaimana memperoleh ilmu dalamberkesenian itu. Dengan kenyataan tersebut intensitas dankualitas kepenarian menjadi menurun di banding dengantokoh-tokoh tari masa lalu.

Mimi Rasinah di sini bisa dijadikan salah satu contohbetapa mendalam dan intensnya proses mereka berkesenian.Momentum seperti inilah sebenarnya yang lebih ditingkatkanfrekuensinya, sehingga akan memotivasi generasi penaridalam menggeluti dunia seni tradisi. Hilangnya beberapakarakter dalam tari klasik disinyalir karena kurangnyamotivasi penari dalam memperdalam segi esensi tari itusendiri. Penari lebih mengutamakan aspek teknik, tetapi tidakdilandasi dengan pemahaman latar belakang budaya secarautuh. Kedua, perasaan cepat puas dari penari saat initerhadap apa yang ia peroleh merupakan penghalang untukkemajuan penari itu sendiri, sehingga tidak bisa mencapaitop form atau mencapai totalitas dalam berkesenian.

Sekali lagi memanfaatkan pakar seni tradisi adalahbagian dari tanggung jawab kita bersama untuk melakukanpreservasi kultural di bidang seni. Para pakar seni tradisisendiri, termasuk Mimi Rasinah secara terbuka telahmenyatakan kesediaanya untuk ditimba pengalaman danilmunya di bidang seni kepada siapapun yang membutuhkan.

Page 173: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

159

catatan pertunjukan

Permasalahannya sekarang t inggal bagaimana kitamemanfaatkan peluang tersebut agar tidak kehilangan jejak.

Adalah menjadi tanggung jawab kita kalangan senimanmuda, lembaga kesenian dan sanggar atau organisasikesenian termasuk juga para birokrat seni meski tak tahutentang kesenian, paling tidak ikut memikirkan lebih jauhtentang nasib pakar seni dan masa depan kesenian itu sendiri.Mereka adalah mutiara yang tak ternilai harganya.

Gambaran memperdalam ilmu berkesenian saat inimakin terbuka dan jelas membentang di depan mata. Tingalbagaimana kita memanfaatkan. Pakar seni tradisi adalahsalah satu referensi untuk mempelajari kesenian. Keteladanansikap pakar tari tradisi dalam berkesenian menjadi sangatpenting artinya bagi perkembangan dunia seni pertunjukansecara umum. Terlebih lagi nara sumber seni tradisi itu makinlangka, sehingga menggali potensi seniman tradisimerupakan satu keharusan yang tidak dapat kita tunda lagi.

Yogyakarta, 21 Desember 2002

Page 174: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

160

Membangkitkan SpiritBerkesenian di Era Global

PeYe barangkali sudah tidak asing di kalangan senimantradisi. Istilah ini sudah populer sejak keberadaan seni tradisimasih jauh dari persaingan dengan seni lain. Dengan duasuku kata itulah semangat berkesenian seniman menjadilebih, motivasi berkesenian pun kian kuat.

Sungguhpun demikian tidak semua seniman tradisimemiliki orientasi ke sana, namun ada yang lebih didasarirasa senang terhadap dunia seni, dengan tetap berpegangpada idealisme berkesenian tanpa memandang segi untungdan rugi, sedikit atau banyaknya imbalan yang akanditerimanya.

Dua pendapat inilah yang mewarnai alam berkeseniankita saat ini khususnya dalam duania seni pertunjukantradisional, yang hingga saat ini masih terasakan belummendapat ‘penghargaan’ cukup memadai sebanding denganbidang seni lainnya. Mengapa hal tersebut terjadi tanpaadanya tanda-tanda untuk mendapatkan solusinya, sehinggaseni tradisi belum mampu mendekatkan diri dari jarak denganseni lain.

Page 175: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

161

catatan pertunjukan

Ada dua hal yang esensial dalam upaya mengangkatseni tradisi sehingga seni tradisi tidak selamanya menjadiunderdog dalam khasanah seni pertunjukan. Dua hal ituadalah bagaimana orang berkesenian dan bagaimana orangmempertahankan nilai seni dalam berkesenian. Kalau kitamelihat orang berkesenian jelas dapat kita pandangbagaimana pekerja seni itu aktif sebagai seniman (pelaku).Namun yang lebih penting tidak hanya sekedar berkeseniansaja, namun bagaimana orang itu ikut mesikapi fenomenakultural yang melingkupi kehidupan kesenian yang digelutisekaligus ikut mempertahankan nilai seni dalam berkesenian.Artuinya orang tidak hanya mengandalkan kemampuanberkesenian tanpa memperhatikan unsur lain yangsebenarnya menjadi tanggung jawabnya sebagai seorangseniman. Sikap profesional inilah yang belum secara utuhdilakukan oleh seniman, khususnya seniman muda saat ini.

Tanggung jawab itu adalah bagaimana memegangteguh nilai-nilai seni tradisi sesuai norma yang ada. Normadi sini berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya teknis maupunnon teknis. Secara teknis terkait dengan pertunjukan itusendiri. Bagaimana seorang seniman mempertahankan nilaiestetis melalui idealismenya dalam berkwesenaian. Idealismedalam berksenian inilah nampaknya cenderung mulaimengalami kemerosotan di tengah situasi budaya yang makinglobal. Orang cenderung mengatakan asal laku dari padamempertahankan mutu. Dengan prinsip ini kita tidak akandapat menyaksikan karya seni yang ‘hadiluhung’ dapatbertahan lebih lama lagi.

Laju perkembangan seni tradisi pada era industri

Page 176: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

162

dialektika seni pertunjukan

pariwisata saat ini mampu menghadrikan beberapa bentuksajian dengan kualitas yang bervariasi. Hadirnya beberapabentuk sajian itu diikuti beberapa problematika yang sangatkompleks terhadap intensitas dan eksistensi kesenian itusendiri. Kompleksitas permasalahan dalam dunia senipertunjukan tidak dapat lepas dari unsur lain yang terkait,yaitu seniman, penguasa pertunjukan, serta penonton atauapresian secara luas.

Seniman di sini akan menentukan arah serta upayapelestarian seni itu sendiri. Kemudian penguasa pertunjukan,adalah seorang yang mempunyai kemampuan untukmementaskan kesenian dengan segala hal yang merekainginkan atau lebih tepat dikatakan sebagai pemesan orderpertunjukan. Dan terakhir adalah apresian, yang akanberperan aktif dalam megevaluasi hasil yang ditampilkanseniman.

Ketiga aspek tersebut sangat menentukan arah dantujuan serta upaya untuk ikut melestarikan nilai seni tradisi.Fenomena yang muncul saat ini memang akan mengancameksistensi seni itu sendiri, kalau tidak kita antisipasi sejak dini.Dari segi seniman berkaitan dengan idealismenya dalammenghadapi berbagai event yang menghadangnya. Idealismeberkesenian inilah yang akhir-akhir ini cenderung mengalamikemerosotan. Hal itu ditandai dengan munculnya semangatpeye yang menjadi motivasi utama, namunmengenyampingkan unsur lain yang sebenarnya menjaditanggung jawabnya. Motivasi ini memunculkan sikap tidakpedulinya lagi orang pada upaya untuk meningkatkan diriuntuk mencapai kualitas tertentu dengan latihan. Inilah

Page 177: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

163

catatan pertunjukan

penangkapan makna profesionalitas secara partial belummenyeluruh.

Berbicara mengenai idealime Bagong K berpendapat,untuk mencapai kualitas pertunjukan yang baik tentunyaharus diikuti dengan latihan. Karena prinsipnya dari latihanitulah hasi l akhir akan dicapai dalam pementasan.Penanaman sikap demikin nampaknya perlu disosialisasikankepada seniman muda sebagai kader dan penerus generasitua.

Latihan juga merupakan proses tranformasi budaya danmengantisipasi kesenjangan antara seniman muda dan tua.Hal ini penting karena tantangan dalam persaingan budayayang semakin global menuntut peningkatan kualitas pribadisecara total. Di samping itu, seniman saat ini disadari atautidak mengemban misi yang lebih penting yaitu sebagai pilarutama untuk mewujudkan jaring pengaman nilai-nilai senitradisional.

Fungsi tersebut harus kita realisasikan mengingat saatini terjadi kesenjangan estetis antara seniman tua dan muda.Selain itu fenomena hilangnya Empu atau pakar seni,nampaknya perlu kita sikapi secara lebih serius. Mengingatempu bagaimana pun juga merupakan patron yang dapatkita jadikan referensi untuk pengembangan, penggaliankesenian dengan berdasarkan pengalaman berkesenian yangdimiliki para empu di masa lalu.

Dengan memanfaatkan empu dan pakar seni yangmasih ada saat ini dalam sebuah forum dialog, makasebenarnya kita sudah melakukan upaya preventif untuk ikutserta menjaga dan melestarikan seni budaya tradisional di

Page 178: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

164

dialektika seni pertunjukan

tengah perkembangan budaya yang makin heterogen.Langkah konkret inilah merupakan awal untuk mewujudkanjaring pengaman nilai seni tradisional dari ancaman pengaruhbudaya luar. Dengan tekad yang bulat dan didasari akantanggung jawab untuk ikut melestarikan dan menjagaeksistensi seni budaya tradisional dari pengaruh budaya asingyang tidak sesuai dengan norma budaya kita, maka perandan fungsi seniman akan lebih bermakna dalam kiprahnyadi dunia seni yang digelutinya.

Yogyakarta, 17 Agustus 1999

Page 179: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

165

Di Balik Pergelaran Tari :Mewarisi Semangat danPerjuangan Empu Tari GayaYogyakarta

Tak terasa Sang Maestro tari gaya Yogyakarta itu telahgenap 1.000 hari meninggalkan kita. Tepatnya pada 19Januari 1999 lalu peringatan 1.000 hari itu dilaksanakan.Meski Beliau sudah tidak ada di tengah-tengah kita, semangatdan tekad perjuangannya pantas kita teruskan. Untuk itulah,langkah Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawamengabadikan momentum tersebut sebagai upayameneruskan semangat (spiri t) dan tekadnya dalamberkesenian, dengan pergelaran tari gaya Yogyakarta tanggal2 Maret 1999 lalu di Bangsal Kepatihan Yogyakarta adalahtepat.

Ada beberapa hal yang menjadi catatan atas potret diriKRT Sasmintadipura (Rama Sas) dalam menggeluti duniaseni tari gaya Yogyakarta. Dengan tetap bersahaja dansederhana Rama Sas di akhir hayatnya tidak pernah memilikiambisi untuk memperkaya diri secara materi melaluikeahliannya, walaupun peluang itu terbuka. Kecintaan RamaSas untuk tetap mengabdi pada Kraton Ngayogyakarta

Page 180: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

166

dialektika seni pertunjukan

Hadiningrat sebagai abdi dalem adalah ikatan batin yangmendasari hal itu. Inilah implementasi kepedulian seorangseniman sejati yang mengabdi demi kesenian.

Sepi ing pamrih, rame ing gawe, barangkali itulahpepatah yang paling tepat untuk memberi penilaian lebihterhadap kesenimanan Rama Sas. Di tengah situasi krisisyang belum menentu ini nampaknya dibutuhkan sikapkonsisten seperti apa yang pernah dilakukan maestro tarigaya Yogyakar ta i tu terhadap upaya pelestarian,pengembangan kesenian tradisional daerah sebagai asetkesenian nasional.

Rama Sas dalam kaitan ini selalu gelisah memikirkannasib kesenian (tari). Itulah dasar pemikiran yang kemudiandirealisasikan ke dalam pembentukan wadah pendidikan tarinon formal yang diberi nama Pamulangan BeksaNgayogyakarta (PBN-1976). Hanya berbekal ketekunan dandilandasi pada prinsip dan idealisme yang tinggi, cita-citaRama Sas untuk memasyarakatkan tari klasik yang ada diistana ke luar tembok kraton akhirnya menjadi kenyataan.Buah dari tekad dan perjuangan panjang itu telah dibuktikan,Rama Sas telah berhasil menciptakan penari-penari handalyang kredibilitasnya diakui di dalam dan di luar negeri. Karya-karya tari hasil penggodokan pendidikan non formal yangia buat pun, menjadi monumen hidup yang menghiasisejarah perkembangan dan perjalanan kesenian tradisional.Dengan tidak bermaksud mengkultuskan tokoh yang sudahtidak ada, kesenimanan Rama Sas yang pernah dijadikankiblat tari gaya Yogyakarta , nampaknya pantas dijadikanpioneer bagi generasi berikutnya.

Page 181: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

167

catatan pertunjukan

Fenomena hilangnya pakar atau empu seni tradisionalkini makin menguat dan siap menghadang, sebagai satutantangan bagi generasi mendatang. Langkah apa yang harusdilakukan generasi penerus penegak panji-panji seni tradisi,khususnya tari gaya Yogyakarta harus segera dilakukan.Momentum pergelaran tari yang akan disajikan YayasanPamulangan beksa Sasminta Mardawa (YPBSM) inidiharapkan akan memberikan spirit baru dalam meneruskancita-cita luhur Almarhum dalam ikut serta melestarikan danmengembangkan seni tradisional warisan nenek moyangyang hadiluhung itu.

Upaya YPBSM menggabungkan seniman dari berbagaiorganisasi adalah langkah positif untuk mewujudkan cita-cita bersama : “ bersatu demi lestari dan berkembangnyatari gaya Yogyakarta”. Untuk mewujudkan tekad itu maka,pergelaran ini jangan hanya dijadikan sekedar forum kangen-kangenan yang kurang memberi kontribusi terhadap artikehidupan seni tradisi. Namun demikian pertemuan inidiharapkan secara lahir maupun batin mampu menyentuhdasar pamikiran tentang prospek seni tari gaya Yogyakartadalam menapak masa depan yang penuh tantangan.

Makna pergelaran tari yang dijadikan momentumkebangkitan semangat berkesenian dengan melibatkangabungan seniman dari berbagai organisasi ini merupakanlangkah awal untuk menyiapkan diri menerima tongkatestafet regenerasi dari para senior yang kini telah dimakanusia. Kesiapan secara fisik maupun mental mutlak diperlukan,kalau proses regenerasi itu tidak ingin terhambat. Hal ini perludisadari karena krisis pakar yang terjadi adalah bukti bahwa

Page 182: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

168

dialektika seni pertunjukan

proses regenerasi seni tradisi terhambat. Untuk itulah tongkatestafet ini segera dapat kita terima dengan penuh rasatanggung jawab.

Tegur Sapa Budaya:

Salah satu perwujudan untuk dapat mewariskan nilai-nilai luhur yang pernah dimiliki empu tari masa lalu salahsatunya adalah dengan mengadakan “dialog” tentang apa,mengapa, bagaimana kesenian itu. Tradisi ini sebenarnyasudah turun temurun dilakukan, hanya saja namanya seringdibedakan, namun inti permasalahan tetap mengena. Forumlatihan selama persiapan ini pun dapat dijadikan forum tegursapa budaya yang akhirnya akan diketahui sejauh manaperkembangan atau ketertinggalan cabang seni yang kitageluti. Karena tanpa kepedulian dengan melibatkan diridalam suatu dialog maka kita sebenarnya akan semakintertinggal oleh fenomena-fenomena baru yang kini semakinvariatif.

Upaya peningkatan frekuensi pergelaran semacam initentunya akan memberi “nafas’ segar bagi kelangsunganhidup kesenian itu sendiri, kalau forum itu ditindaklanjutidengan kegiatan yang mendukung. Artinya tidak hanyasekedar pentas terus selesai. Namun kita kini harusmemikirkan langkah apa selanjutnya setelah kita pentas ?.Ini yang belum terpikirkan !.

Bagaimana pun juga pergelaran tari dengan melibatkangabungan seniman dari berbagai organisasi semacam inimerupakan wahana untuk membuka diri agar seni tari gayaYogyakarta itu dapat dinikmati oleh masyarakat yang lebih

Page 183: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

169

catatan pertunjukan

luas tidak terbatas pada “dinding pembatas budaya” yangsering kita hadapi.

Dengan keterbukaan sikap serta berbaurnya pendukungdari berbagai komponen merupakan “roh” bagi tumbuhnyasemangat baru yang hendak kita tegakkan melalui pergelaransemacam ini. Hal inilah yang harus disadari semua pihakbahwa pengkotakan antar seniman dari organisasi keorganisasi sudah tidak perlu diper tentangkan. Kitamemerlukan kesepakatan dalam mengadakan pembaharuanatau inovasi, dengan tetap mangacu pada tradisi apa yangakan kita kembangkan. Oleh sebab itu proses latihan sebuahpergelaran akan menjadi sangat bermanfaat untukmenumbuhkan iklim berkesenian, karena akan menjadiforum tegur sapa budaya antar pendukung dari berbagaikomponen.

Fenomena hilangnya tokoh kharismatik di bidang seniyang dapat dijadikan patron dalam berkesenian adalahsesuatu yang sangat memprihatinkan. Satu demi satu pakarseni itu meninggalkan kita. Krisis pakar pun mengancam.Lalu yang menjadi pertanyaan siapkah kita mengahadapitantangan tersebut. Kehadiran tokoh kharismatik sepertiRama Sas memang masih dibutuhkan untuk penegakanidealisme dalam berkesenian. Tokoh kharismatik dalam senitradisional ibaratnya “nafas” bagi kehidupan kesenian itusendiri. Jadi bisa dibayangkan, bagaimanakah nasib keseniantradisional, jika pakar atau empu itu tidak ada di sekitar kita?

Langkah Preventif.

Secara alami proses alih gereasi itu wajar terjadi. Karena

Page 184: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

170

dialektika seni pertunjukan

yang tua harus segera diganti yang muda. Permasalahannyasekarang adalah untuk mengatasi krisis tersebut nampaknyaharus dimulai dari pemikiran yang mendasar tentang hakekatatau esensi kepakaran seseorang hubungannya dengan masadepan kesenian yang akan dilestarikan.

Langkah awal kita harus menghapuskan “sentimen”pribadi yang sering mewarnai pribadi seseorang. Akibatnyaterlalu subyektif menilai keahlian seseorang, meskisebenarnya orang itu kredibilitasnya telah diakui masyarakat.Kedua, kita harus melihat realitas ke depan sebagai prioritasuntuk menentukan hidup dan berkembangnya senitradisional, yaitu bahwa kesenian yang kita geluti bukanlahsatu-satunya kesenian yang terbaik. Ketiga, mentradisikaniklim komunikasi diantara seniman, sebagai forum tegur sapabudaya. Dengan kesadaran inilah, cakrawala kita terhadapperkembangan seni di luar akan semakin terbuka.

Kita semua sadar bahwa kesenian itu adalah sesuatuyang harus berkembang sesuai dengan dinamika danperubahan zaman. Rama Sas-pun pernah mengungkapkanbahwa belajar tari apapun itu sama baiknya. Yang menjadimasalah kalau belajar tari itu setengah-setengah, tidak adasatu pun yang matang. Ini tentu tidak akan baik. Toleransidan totalitas pemikiran yang dimiliki Rama Sas inilah yangperlu menjadi catatan kita dalam berkreasi untukpengembangan seni tradisional. Atau dalam perkataan lain,fanatik itu perlu, tetapi kalau terlalu fanatik ibarat katak dalamtempurung. Fanatik harus diambil sisi positifnya yaitu untukmembangkitkan spirit berkesenian sesuai dengan etnistertentu. Tetapi kalau terlalu etnis centris, ini akan berbahaya

Page 185: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

171

catatan pertunjukan

bagi upaya pengembangan kesenian itu pada komunitasyang lebih luas.

Untuk itulah kesadaran secara menyeluruh dari aspekkepakaran hingga masa depan kesenian menjadi prioritasutama yang segera direalisasikan dalam bentuk ungkapanyang dapat bervariasi. Kita sadar bahwa jika hanya mengacupada masa lalu, tentunya kita akan semakin kehilangankesempatan untuk berfikir tentang masa depan kesenian yangharus bersaing dengan dunia global.

Yogyakarta, 2 Maret 1999

Page 186: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

172

Rekonstruksi, DokumentasiBeksan Kuno, Upaya Preservasidan Menjaga Orisinalitas

Karya seni tidak dapat lepas dari fakta sejarah yangmembentuknya. Apa yang terakumulasi dalam karya itumerupakan cermin keluhuran budaya yang “hadiluhung”.Untuk itu sudah selayaknya karya-karya spektakuler empuatau pakar tari masa lalu digali, diungkap (di-rekonstruksi)serta didokumentasikan sedemikian rupa sesuai denganbentuk aslinya, sehingga akan tetap lestari dan terjagaorisinalitasnya.

Dalam dunia seni tari tradisional yang berbasis keraton,kita kenal dengan ciri-ciri tertentu pada masa pemerintahandi mana Raja saat itu bertahta. Di Jawa sendiri paling tidakada lima kraton yang masih aktif dalam proses sosialisasiseni budaya, di lingkungan maupun di luar kraton, yakniKasultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, KadipatenMangkunegaran, Kadipaten Paku Alaman, dan KanomanCirebon, yang masing-masing memiliki kekayaan budayabervariasi.

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri telahmelahirkan karya-karta tari spektakuler dari masa ke masa.

Page 187: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

173

catatan pertunjukan

Bahkan tidak sedikit dari karya-karya tersebut masihbertahan dan dikenal masyarakat hingga saat ini, misalnyaLawung, Bedhaya, Srimpi, dan Guntur Segoro.

Khusus Bedhaya yang popularitasnya hingga saat inimasih dapat kita rasakan, nampaknya merupakan buah darihasil perjuangan pendahulu kita dalam ikut memikirkanlahirnya sebuah karya hadiluhung yang dapat diwariskanpada generasi berikutnya. Bedhaya ini pun menjadiberkembang tidak hanya sebatas pada karya Sri Sultan HBI, namun masa Sri Sultan HB VII hingga HB X- pun, Bedhayaselalu hadir dengan berbagai variasi serta mengandungmakna simbolis sebagai media legitimasi kedudukan seorangRaja yang saat itu bertahta.

Salah satu Bedhaya itu adalah Bedhaya Sinom yangtercipta pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VII. Namunkenyataannya ide penciptaan tersebut belum pernahditampilkan. Baru pada masa Sri Sultan HB IX (1941)Bedhaya Sinom ditampilkan untuk menjamu Raja Bangkok,meski telah mengalami perubahan jumlah penari yangberkostum putri China, dari tiga menjadi satu. Dan sejak saatitu pula, Bedhaya Sinom hanya menggunakan satu kostumputri China, yaitu Endhel Pajeg (BRAY Yudonegoro, 1999)

Terciptanya Bedhaya Sinom itu belum dapat dijadikanjaminan kelangsungan hidup nya, karena semenjak Sri SultanHB IX menciptakan Bedhaya ini, kemudian jarangdipentaskan, sehingga ada kekhawatiran Bedhaya ini akansemakin tidak dikenal atau kehilangan jejak. Untuk itu upayamerekonstruksi sekaligus mendokumentasikan BedhayaSinom ini lewat video, merupakan langkah positif dalam

Page 188: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

174

dialektika seni pertunjukan

rangka preservasi sekaligus menjaga orisinalitas karyatersebut.

Adalah menjadi tanggung jawab moral generasi penerusuntuk dapat mengabadikan karya-karya lama itu dalamsebuah wacana baru yang dapat mengakumulasi kepentinganpelestarian secara kompleks. Langkah Karen ElizabethWasburn yang bekerja sama dengan Yayasan PamulanganBeksa Sasminta Mardawa adalah tepat, untuk melakukanrekonstruksi dan dokumentasi di nDalem Pujokusuman 16Januari 1999 lalu.

Pangkal tolak dan latar belakang perlunya mengungkapkembali karya-karaya beksan (tari) kuno itu adalah sebuahkebutuhan yang harus dilakukan generasi penerus untuktetap konsisten dalam mencari jalan agar karya-karya yangsudah ‘tidur’ dalam legenda itu mampu hadir kembali ditengah-tengah perkembangan seni pada era globalisasi saatini, tanpa harus kehilangan esensi dasar sajiannya.

Rekonstruksi dan dokumentasi adalah suatu proses yangberkesinambungan yang merupakan cermin kepedulian kitaterhadap karya-karya hadiluhung dari para pakar seni masalalu yang mengandung nilai historis dan bernilai kharismatik.Transformasi seni budaya inilah yang perlu kita ungkap untukmenghadirkan sebuah karya yang dapat dijadikan satu bahankajian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan baik segikebenarannya maupun kualitas penyajiannya.

Studi penggalian terhadap karya tari masa lalunampaknya merupakan salah satu alternatif untuk dapatmengungkapkan secara detail masalah seni gerak tersebutbeserta esensi yang ada di dalamnya. Artinya mengajarkan

Page 189: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

175

catatan pertunjukan

tari tidak hanya cukup dari sisi keterampilannya saja, namunyang tidak kalah penting adalah makna apa di balik sebuahtari untuk dapat dipahami para siswa / penari.

Langkah ini nampaknnya menjadi tanggung jawablembaga-lembaga pendidikan seni baik formal maupun nonformal untuk tetap melakukan pelacakan data untukkemudian direkonstruksi serta didokumentasi. Sebagaikelengkapan data rekonstruksi ini perlu kiranya dilengkapidengan data komprehensif tentang karya tersebut, misalnyamakna filosofis, simbolis, atau masalah historis, sehinggakandungan isi dari sebuah karya tidak hanya aspek visualpenyajian (praktis), tetapi juga makna di balik sajian (teoritis).Dengan demikian hasil penggalian dan dokumentasi ini akanmenjadi sangat lengkap untuk referensi di masa mendatang.

Pertimbangan lain mengingat pakar-pakar seni tari masalalu, kini tinggal dapat dihitung dengan jari, sehingga tidakada alasan lain untuk menunda melakukan hal itu.Kehilangan pakar yang dapat dijadikan patron, nara sumberadalah ancaman serius untuk lestarinya seni tradisional. Halini harus dijadikan satu tekad bersama generasi muda,lembaga formal maupun non formal untuk bersama-samabahu membahu dalam melakukan penggalian demiterjaganya orisinalitas karya masa lalu.

Yogyakarta. 1 Februari 1999

Page 190: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

176

RamayanaMenjadi Referensi Berharga

Merupakan satu kehormatan yang luar biasa bagiYayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa (YPBSM)Yogyakarta dapat menunjukkan kebolehan tampil dalamFestival Internasional di Universitas Meio, Okinawa Jepang28 dan 29 Nopember 1998. Terlebih lagi misi kesenian iniberlangsung di tengah suasana dalam negeri yang belummenentu. Rasa bangga itupun muncul untuk mengembanmisi negara di mancanegara. Dengan kesenian inilah apayang menjadi dugaan dan kekhawatiran masyarakat luarterhadap situasi Indonesia sedikit terhapus.

Dengan menampilkan tari-tari klasik gaya Yogyakarta,YPBSM tampil memukau sekitar 500 pengunjung yangselama dua hari memadati lapangan terbuka UniversitasMeio. Antusias penonton terhadap tari klasik gaya Yogyakartaini memang sangat beralasan, karena seni budaya tradisionalIndonesia menjadi salah satu bagian dari mata kuliah yangdiajarkan pada Jurusan Pengkajian KebudayaanInternasional di Universitas tersebut.

Hujan rintik-rintik yang turun di saat rombongan datang

Page 191: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

177

catatan pertunjukan

seolah mengucapkan selamat datang. Namun ketika misikesenian akan tampil, cuaca di kawasan Universitas Meiomenjadi terang benderang, seolah memberi restu misikesenian Yogyakarta ini. Kedatangan misi kesenian iniibaratnya adalah referensi yang sangat bergharga bagimahasiswa Universitas Meio sebagai tambahan wawasanmereka tentang seni tradisional yang ada di Asia Tenggara.Ramayana sebagai salah satu paket andalan misi kesenianYPBSM ini paling mendapat sambutan hangat daripengunjung yang mayoritas adalah mahasiswa, baik daridalam maupun dari luar Universitas Meio. Pemahaman ceritatentang Ramayana telah dikuasasi, sehingga merekamenyaksikan pertunjukan tidak merasa terganggu denganalur cerita yang telah dikemas secara singkat dan padat.

Masih dari Ramayana, ada daya tarik tersendiri bagimasyarakat Okinawa yaitu kepahlawanan Hanoman sebagaiseorang kera yang berwatak ksatria. Hanoman yang selaluberpihak pada kebenaran adalah simbol dari kewibawaanyang banyak mendapat perhatian pengunjung. Keteladanansosok Hanoman inilah menurut salah satu anggota SenatMahasiswa Universitas Meio, Matsuo Ochida merupakanpendorong semangat untuk bekerja keras menghadapi segalatantangan.

Ada hal lain yang unik bagi masyarakat Okinawa adalahditampilkannya dua nomor tari yang biasanya hanyadipergunakan untuk penghormatan tamu agung atau upacarapernikahan di lingkungan kraton Yogyakarta, yaitu Lawungdan Srimpi. Dua nomor ini tidak kalah mendapat perhatiankhusus pengunjung. Karena pada kesempatan terpisah

Page 192: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

178

dialektika seni pertunjukan

banyak diantara pengunjung yang menanyakan maknafi losofi dua tari Kraton Yogyakar ta i tu kepada NySasmintadipuro selaku pimpinan rombongan. Uraian tentangmakna di balik Srimpi dan Lawung inilah nampaknya justrumenjadi sesuatu yang lebih menarik, dibanding sekedarmenyaksikan pertunjukannya.

Masyarakat pecinta seni tradisional Okinawa makinsadar bahwa untuk mendalami makna di balik pertunjukanharus tahu pula tentang filosofi dan histori dari prosesterciptanya tari itu, sehingga antusias pengunjung untukbertanya membuat pimpinan rombongan kewalahan.Pemikiran kritis untuk tahu lebih banyak tentang maknafilosofi ini nampaknya harus dapat pula ditanamkan padamasyarakat Indonesia khususnya Yogyakarta, yang pedulidengan seni tradisional. Hal ini sangat beralasan, karenakalau masyarakat Jepang umumnya saat ini sudah mulaimemperdalam aspek Filosofi di balik seni tradisi kita, namunsangat ironis jika masyarakat kita sendiri yang memiliki senitradisi melihat pertunjukannya saja belum pernah, apalagitahu makna filosofinya.

Dua nomor lagi yang terasa masih asing disajikanadalah Beksa Golek menak Umarmaya Umarmadi danRengganis Widaninggar. Dua bentuk ini memang unik,karena gerakan yang ditampoilkan menirukan gerak-gerikwayang golek kayu, hanya saja telah mengalami stilisasi,sehingga kesdannya tidak kaku. Secara historis masyarakatOkinawa memang belum tahu banyak tentang Menak ini.Namun secara visual, mereka mudah menangkap arti danungkapan gerak yang disampaikan penari, sehingga

Page 193: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

179

catatan pertunjukan

perhatian penonton pun tridak tergoyahkan denganpertunjukan Musik Rock yang pada saat bersamaan tampildi Hall tertutup samping panggung utama yang digunakanuntuk pergelaran tari Klasik Yogyakarta.

Betapaun banyak kekurangan dari panit ipenyelenggara, namun misi kesenian dari YPBSM ini merasamendapat perlakuan yang sangat istimewa dari panitia.Karena mereka merasa bahwa kedatangan penari dariYogyakarta adalah ibarat sebuah mimpi tyang lama telahdinantikan. Kini kenyataan itu telah di depan mata.Masyarakat Okinawa secara sukarela memberikan segalasesuatu untuk penari tamu dalam menyemarakkan acaraFestival tahuanan yang secara totsl dikeliola mahasiswa MeioUniversity.

Berbekal dengan kehalusan, kelembutan gerak dalamtari yang ditampilan dalam Festival di Meio Universditytersebut mampu mengahpuskan dugaan bahwa Indonesiaitu tidask aman.

Misi kesenian kali ini memang mengemban tugas muliadisamping misi pengenalan budaya juga sekaligus promosiwisata bagi masyarakat Okinawa untuk berkunjung kweIndonesia. Cermin dari kesenian yang ditampilakn di FestivalOkinawa inilah yang diharapkan mampu memberikan kesanbagi peniklmat.

Page 194: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

180

Mempertajam Visi danMengembangkan Misi FestivalSendratari untuk Preservasi[Laporan Hasil Festival Sendratari se DIY 1998]

Ide dan gagasan Sri Sultan Hamengku Buwana X dalamsambutan sekaligus membuka Festival Sendratari antar DatiII se Daerah Istimewa Yogyakarta, di Bangsal Kepatihan 23-24 Oktober 1998, yang menyatakan bahwa penyelenggaraanFestival tahunan di DIY ini perlu dikelilingkan ke Dati II,nampaknya akan memberi tantangan baru bagi lembagapenyelenggara maupun peserta Festival . Betapa tidak,karena selama 29 tahun pelaksanaannya Festival Sendratariselalu berlangsung di Bangsal Kepatihan Yogyakarta.

Seiring dengan semangat reformasi, nampaknya ide dangagasan Ngarsa Dalem itu perlu segera disosialisasikan. Idetersebut sebenarnya pernah mencuat ke permukaan tahun1995, namun karena keinginan utusan Dati II saat itumenyatakan keberatan, karena mereka beranggapan bahwatampil di Bangsal Kepatihan adalah kebanggan putra daerah,sehingga usulan itupun tidak pernah terealisir. Nah, kini ketikausulan itu muncul kembali dari Ngarsa Dalem, denganberbagai pertimbangan ke depan, nampaknya perlupemikiran kembali.

Page 195: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

181

catatan pertunjukan

Visi dan Misi Festival Sendratari:

Secara singkat visi dan misi Festival sendratari inisebenarnya adalah berupaya untuk memelihara kehidupanseni pertunjukan yang seimbang, sesuai dengan sifat kesenianitu sendiri. Selain itu juga untuk peningkatan kesadaran danpenghargaan masyarakat akan pentingnya nilai seni dalamkehidupan serta pentingnya nilai kehidupan dalam senimelalui forum Festival sendratari sebagai bagian darikhasanah budaya tradisional Indonesia.

Visi dan misi tersebut sangat berkorelasi denganstatement Ngarsa Dalem, kalau kita akan berbicara prospekFestival Sendratari untuk kepentingan yang lebih luas. Artinyadiadakannya Festival ini sebenarnya untuk memberikanapresiasi dan wawasan berkesenian bagi masyarakat luas,tidak hanya sebatas para keluarga dan kerabat, atau temandekat penari pengrawit seperti sinyalemen yang diungkapkanNgarsa Dalem.

Kesan eksklusif yang selama ini kita rasakan dalamFestival Sendratari nampaknya akan membuai kepuasanpada komunitas yang terbatas, tetapi kita lupa padamasyarakat yang lebih luas, yang sebenarnya juga inginmenikmati sajian ini sebagai tambahan apresiasi tentang apaitu Sendratari. Langkah positif jika Festival ini dikelilingkanadalah memperpendek jarak tingkat apresiasi masyarakatdaerah (di Kabupaten) yang jauh dari pusat kebudayaan(Kraton) dengan masyarakat kota yang dekat dengan kraton.Berawal dengan tingkat apresiasi yang tinggi itulah dukunganmasyarakat di Dati II terhadap seniman atau penata tari yang

Page 196: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

182

dialektika seni pertunjukan

diserahi tugas menggarap sebuah sendratari akan semakindapat dirasakan hasilnya. Iklim kompetisipun tidak akansemakin jauh. Hal ini tentunya menjadi tantangan senimandi daerah, jika masyarakat pecinta seninya telah berfikir kritis.Seniman tidak lagi menganggap penonton tidak tahu. Untukmemiliki sikap kritis maka masyarakat perlu diberi apresiasitentang apa yang akan dikritik, melalui berbagai event sepertifestival atau kegiatan lain yang menampilkan berbagai jeniskesenian.

Kesan lain kegagalan dalam mencapai visi tertentudalam Festival ini akan menimbulkan image Festival tahunanini tidak lebih sebagai “pesanan” yang artinya “Proyek” bagioknum ter tentu yang merasa diuntungkan padapenyelenggaraan Festival tahunan ini. Sejalan dengan erareformasi saat ini, nampaknya pola pikir tersebut harus kitakikis untuk kemudian memasuki babakan baru yang lebihdinamis. Langkah awal menyelenggarakan Festival ini secarabergantian di Dati II di masa mendatang adalah memberikankesempatan bagi masyarakat luas untuk memberi kontrolsosial terhadap penyelenggaraan Festival. Karena bagaimanapun juga masyarakat adalah bagian dari sistem sosial yangdapat memberikan penilaian terhadap gejala ataupenyimpangan yang terjadi dalam sistem budaya tertentu.Untuk itulah mempertajam visi, serta mengembangkan misiyang lebih jauh ke depan terhadap pelaksanaan Festival inimenjadi sangat penting artinya bagi masa depan lembagaFestival secara menyeluruh.

Festival tahunan ini bagaimanapun juga memilikimuatan fungsional dalam penyelenggaraannya. Kata

Page 197: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

183

catatan pertunjukan

fungsional di sini mengandung maksud bahwa sesuatu ituakan berfungsi apabila terjadi komunikasi dua arah yangpositif dan saling menguntungkan (Laurenson, 1985).Namun kalau komunikasi yang tersampaikan hanya satuarah, maka sebenarnya apa yang kita ungkapkan dalamberbagai event itu belumlah sesuai dengan sasaran yang akandicapai.

Kaitannya dengan Festival ini, faktor non teknis dalampenyelenggaraan memang sangat berpengaruh pada seluruhfaktor teknis, sehingga faktor non teknis inipun harusmendapat perhatian untuk mendukung suksesnya faktorteknis. Kesan jenuh, monoton yang tersampaikan penonton,atau sebagian pendukung, dengan format dan setting yangbegitu formal (di Kepatihan) merupakan embrio munculnyaketidakpedulian masyarakat pada Festival yang sebenarnyadapat diapresiasikan ke masyarakat yang lebih heterogen.Untuk itulah mempertajam visi dan pengembangan misipenyelenggaraan Festival Sendratari ini menjadi sangat urgendan mendesak untuk dilakukan.

Misi Preservasi Festival Sendratari

Kembalinya acuan garap di era 80-an sebenarnya tidakterlalu masalah. Pas atau tidaknya sebuah sajian, sebenarnyahanya dari sudut pandang apa kita melihat sajian itu. Kalaukita bicara menggunakan kacamata kontemporer jelas formatfestival sendratari ini berjalan mundur! Kalau menggunakanframe tari kreasi baru (garapan baru) dengan gaya bebas,mungkin masih ketinggalan ! Nah, kini kacamata apa yangsesuai untuk melihat perkembangan sendratari itu sendiri ?

Page 198: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

184

dialektika seni pertunjukan

Jawabnya kacamata preservasi! Kalau kita bicara padaformat preservasi, maka format inilah nampaknya yangpaling sesuai dengan tempatnya (pendopo). Lepas dari sajianitu baik atau tidak, sesuai atau tidak dengan zamannya, tetapiformat untuk misi preservasi itu sudah tercapai. Kilas baliktentunya kita harus merujuk pada sejarah awal terbentuknyaforum Festival antar Dati II se DIY ini. Hal ini beralasan karenatujuan dan sasaran utama diadakannya Festival ini adalahuntuk memberikan dukungan terhadap upaya pelestarianseni tari klasik gaya Yogyakarta yang hanya berkembang dilingkungan istana (kraton), sehingga tantangan itu dicobadan dimunculkan melalui format Festival Sendratari padatahun 1970.

Lepas dari berbagai masalah, sebenarnya formatFestival ini tidak perlu dipermasalahkan. Pasalnya arah tujuandiadakannya Festival Sendratari ini sudah sangat amat jelas.Yang paling penting adalah bagaimana mengoptimalkankualitas garap sesuai acuan yang ditetapkan dan menjadikonvensi lembaga Festival tahunan ini. Kedua, kalaupun adaberbagai pihak yang menginginkan adanya bentuk lain yanglebih inovatif, maka panitia penyelenggara, dalam hal iniDinas Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,saya kira dapat mengakomodasi lewat kegiatan lain dengantempat yang lain pula, sehingga kegelisahan seniman yangtidak sejalan dengan ide atau format sajian konvensional diBangsal Kepatihan dapat tertampung.

Wadah tersebut harus mampu mengakumulasikanbeberapa keinginan yang sifatnya inovatif dan kreatif dantidak terikat pada satu aturan tertentu yang sifatnya teknis.

Page 199: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

185

catatan pertunjukan

Dengan kata lain kebebasan bahasa ungkap dalam formatalternatif ini lebih ditonjolkan. Adapun mekanismepelaksanaannya, mungkin digilir dua tahun sekali. Kalautahun ini arahnya lebih ke format preservasi, maka untuktahun berikut arahnya pada inovasi dan kreasi total.

Hal ini perlu dilakukan dengan pertimbangan untukmengusir kejenuhan, kedua memberi kesempatan senimanlain untuk menyumbangkan sajian alternatif dalammendukung pelestarian tari klasik gaya Yogyakarta. Semogapermasalahan ini dapat dicarikan solusi yang paling tepatsehingga mampu mengakomodasi semua kepentingan untuksatu tujuan, preservasi seni tradisi.

Terpilih sebagai penyaji terbaik I-V dalam Festivaltersebut adalah : Kontingen Kotamadya Yogyakarta (Judul:Tumuruning Pasopati), II Dati II Sleman (Ayustha Brastha),III Dati II Bantul (Satria Pinilih), IV Dati II Kulon Progo(Prawira Tunggal Bangsa), dan V Dati II Gunung Kidul (LabuhTresna). Selain ranking sajian, terpilih juga sutradara terbaik:Icuk Ismunandar, SSn. (Sleman), Penata Tari TerbaikWiyantari, S.Sn. (Kotamadya Yogyakarta) Peran PutraTerbaik, Icuk Ismunandar, Ssn. (Sleman-sebagai PrabuNewatakaca), Peran Wanita Terbaik, Agnes Widyasmoro(Sleman-sebagai Dewi Supraba), Penata Iringan terbaik,Surasa (Bantul), Penata Rias Busana , MM. Ngatini (KodyaYogyakarta), Pembinaan Terbaik (Kab. Kulon Progo).

Tim pengamat dalam Festival tahun 1998 ini terdiri dari:RM Dinusatomo, BA, Fred Wibowo, R.Riya SoenartomoTjondroradono, Th.Suharti, SST,SU., dan Drs Sumaryono,M.A.

Page 200: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

186

“Kembang Sampah” MenyingkapDimensi Estetik Global

Menyimak penampilan “Kembang Sampah” karyaMiroto (19-20 September) di Gedung Societet Taman BudayaYogyakarta, kita diingatkan pada pernyataan ThomasAquinas tentang ‘i’d quod visum placet’ yaitu segala sesuatuyang menyenangkan untuk dipandang adalah indah. Apapunmedium ungkap yang disajikan di atas panggung. Hanyasaja persyaratan untuk menjadikan indah sebuahpertunjukan, diperlukan peranan manusia yang sangatdominan (mutlak). Hal itu dapat terwujud bila di dalam dirimanusia terdapat emosi, intuisi, rasa, jiwa, keimanan, firasat,dan kreatifitas.

Persyaratan itu nampaknya mampu terakumulasi danmenjadi referensi terciptanya karya ‘Kembang Sampah” yangsarat dengan misi humanisme sebagai tangis kegelisahaansituasi di era reformasi. Berangkat dari keyakinan pada diriitulah, karya seni yang sebenarnya bukan barang estetik bagiorang lain (penonton), menjadi menarik perhatian, karenapengaruh penyerapan inderawi penonton terhadap objeksajian yang mampu menyentuh perasaan penonton. Terlebih

Page 201: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

187

catatan pertunjukan

lagi Kembang Sampah merupakan refleksi kejadian masa kiniyang melanda bangsa Indonesia. Di sinilah proses terjadinyarasa estetik sebuah pertunjukan terpantul dari sebuahpementasan ke audience.

Catatan Pertunjukan:

Kembang Sampah berhasil mengungkap berbagaiperistiwa yang memilukan dari kerusuhan, pemerkosaan,hingga penjarahan yang semuanya membuat masyarakatserba tidak tenang. Visualisasi kejadian diungkap dalam duababak dengan nuansa berbeda. Babak pertama karya Mirotolebih banyak menghadirkan idom gerak simbolik. Pengolahanmateri gerak alus gaya Yogyakarta yang dipadu dengankehadiran dialog Beksan Lawung pada bagian awal adegan,menjadikan karya ini bernuansakan klasik. Kemudian babakkedua lebih ke naturalistik, meski pada bagian akhir babakini kemasukan unsur simbolik yang mengganggu kesatuangerak yang dibangun pada awal adegan. Munculnya gerakimpur dan kambeng pada bagian akhir di sudut depan kanan,justru merusak fokus Kembang Sampah yang berada ditengah dan dibantu dengan spot light ultra ketika akanmengakhiri pertunjukannya.

Kesan mendalam dari pertunjukan Kembang Sampahini adalah, seni yang selama ini dianggap sebagai mediaestetik manusia yang paling ampuh, ternyata tidak lebihmerupakan satu kumpulan estetik ‘pribadi’ yang terlontardalam suatu media tertentu. Misi dalam karya “KembangSampah” misalnya, merupakan media pelontaran berbagaikegelisahan sekelompok manusia atau sebagain besar umat

Page 202: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

188

dialektika seni pertunjukan

manusia, yang menginginkan keadilan, ketenangan jiwa,kenyamanan, dalam situasi yang makin tak menentu.

Misi tersebut memang berhasil tersampaikan. Hal initidak lepas dari infra struktur pertunjukan, dari penari hinggapendukung musik. Kejelian Miroto merekrut penari “jadi”,sebenarnya modal keberhasilan pergelaran ini. Terlebih lagidukungan ilustrasi musii Kua Etnika yang ditata DjadugFerianto, menambah greged-nya garapan ini. Namun di balikitu ada sisi yang membuat pertunjukan “cacad”, karena tidakberhasilnya Miroto menghadirkan ciri khas “Miroto”sebenarnya, seperti ketika tampil dengan karya “Sampah”(1985). Peranan penari handal seperti Bambang Mbesur,Fajar Satriadi, Mugiyono, Cahyaningtyas, satu sis imempermudah proses garapan. Namun di sisi lain justru akanmenenggelamkan ciri penata tari. Terlebih lagi dalammengekspresikan geraknya pendukung tari tersebut diberikebebasan, sehingga yang hadir dalam pergelaran adalahkumpulan “aku-aku” pendukung, bukan “Miroto-Miroto”. Halitu diperkuat dengan tidak tampilnya Miroto pada bagianpertama.

Pada bagian kedua sebenarnya penonton sangatberharap, Miroto akan hadir dengan jatidirinya yang khas.Namun ternyata Miroto dalam bagian ini juga belum mampumenjadikan dirinya sebagai “kembang” dari pertunjukanyang bertajuk “Kembang Sampah”. Penghadiran gerak tarialus dan kambeng klasik gaya Yogyakarta nampaknyamenjadi beban moral yang berat bagi penata tari yang pernahmenyandang predikat sebagai penari terbaik alus FestivalWayang Wong Mataraman. Predikat tersebut nampaknya

Page 203: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

189

catatan pertunjukan

akan diabadikan dalam karya “kontemporer” ini. Namundalam dimensi estetik yang global, justru hadirnya idiomgerak konvensional tersebut kurang pas, mengapa tidakmenghadirkan “roh” Penumbra yang sangat mencekam danhalus. Hal ini mengingat setting yang digunakan dalambagian kedua lebih naturalistik. Kesan yang diperoleh adalahmereka berekspresi sendiri-sendiri dan tidak menunjukkanadanya koherensi antar penari dalam satu bingkaipertunjukan. Ketidak harmonisan dalam merangkai antarbagian menjadikan karya ini masih terkesan salingmenempel. Untuk menghilangkan kesan tempelan yangterlihat pada perpindahan antar adegan nampaknya perludicarikan alternatif move transition yang netral, sehinggaakan mengecoh pandangan penonton untuk kemudianmasuk ke dalam bagian lain yang memiliki nafas garap gerakberbeda.

Dimensi Estetik Global

Lepas dari kekurangan tersebut nampanknya satu halyang perlu digarisbawahi adalah keberhasilan Mirotomenyatukan berbagai dimensi estetik menjadi satu bingkaiestetik global. Dari estitik sosial, agama, hingga masalahmoral mampu dihadirkan dalam bingkai pertunjukan yangpenuh makna simbolis. Berangkat dari perpaduan inilahKembang Sampah telah berhasil merefleksikan berbagaigejolak yang sedang dihadapi bangsa kita, dengan harapanapa yang disampaikan di balik ‘Kembang Sampah’ ini akanmembukakan pintu hati para pemegang kebijakan untukselanjutnya tersentuh rasa kemanusiaannya, sehingga peran

Page 204: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

190

dialektika seni pertunjukan

yang diembannya sebagai birokrat bukan lagi bagaikan‘sampah’ yang tidak memiliki arti bagi kehidupan manusia.

Yogyakarta, 21 September 1998

Page 205: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

191

“Dewi Sri” Menggugat Tamansari

Orang mengenal Tamansari saat ini karena tempat itutermasuk wilayah budaya Kasultanan NgayogyakartaHadiningrat, yang memiliki nilai historis tinggi. Namun apasebenarnya makna tempat dan fungsi arena di sekitarbangunan bergaya Indis itu dibangun, masih banyak orangbelum tahu.

Pementasan koreografi bertajuk Tari Ritual “Dewi Sri”yang disajikan Swargaloka Arts Department, Jakarta telahmencoba untuk menjelaskan kepada masyarakat apasebenarnya fungsi plataran (halaman) depan gapuro agungitu melalui pergelaran tari ritual, bertajuk “Dewi Sri”.

Swargaloka Art Departement berhasil menggerakkankemandegan, dan meneriakkan keheningan malam dikampung Taman, Kamis 16 Mei 2002 lalu. Ini sebuah sejarahbaru dunia pertunjukan tari, di mana pentas untuk kalipertama di halaman depan gapura agung Tamansari.

Sesuai dengan label ritual yang diberikan koreograferDewi Sulastri pada pementasan malam itu terasa sangat pasmengambil setting gapura agung Tamansari. Tiga belas penari

Page 206: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

192

dialektika seni pertunjukan

putri berkostum sama seolah sedang memerankan Dahyangyang sedang bercengkerama di tengah kesunyian malam.Dewi Sulastri nampaknya ingin memberikan ketegasanbahwa tigabelas bukanlah angka sial seperti yang diyakinibanyak orang. Namun tigabelas di sini ternyata justrumengandung maksud agar manusia selalu memiliki rasawelas tidak hanya pada saat membutuhkan. Namun rasawelas itu harus terulang dan berulang tanpa pamrih apapun.Ini sebuah filosofi yang secara fisik diterjemahkan ke dalamkomposisi penari ala bedaya berjumlah tigabelas.

Ungkapan secara filosofis dipertegas dengan narasi(dhalang) yang menggambarkan kondisi atau keadaan masakini , di mana orang selalu ingin berbuat sesuatu tetapi punyapamrih. Komposisi tiga belas yang disajikan penari putrimalam itu mampu memberi aksentuasi atau penekanan padamisi tuntunan yang sangat dalam bagi penonton. Salah satubagian penting dalam narasi itu sebagai berikut:

……Solahing janma kang padha bingung, patingbilulung pikire suwung. Genti tuding tinuding, padha cucuhanucuh, pepetan alaning liyan, rebut bener nora pener,pamer pinter ning keblinger. Pepuntone kabeh wisuh ingkaluputan, bendu kang pantes tinemu…….

Cuplikan narasi dalam tarian ritual itu memberigambaran betapa rusak dan hancurnya moral dan perasaanmanusia saat ini dalam menghadapi situasi zaman. Lebih –lebih di kancah politik. Semua terungkap secara simbolisdalam komposisi tiga belas yang memikat. Belum lagidukungan tempat, di mana Tamansari secara historis saatitu dibangun salah satu fungsinya adalah untuk bersuci

Page 207: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

193

catatan pertunjukan

(bersamadi) untuk memohon perlindungan pada HyangMaha Suci (Tuhan).

Konsep penyajian yang mengambil fokus tema tokohDewi Sri sangatlah sesuai dengan misi yang akandisampaikan. Keadaanpun saat ini demikian adanya. Jadilahseni ritual malam itu mengena pada tuntunan luhur yangmengingatkan insan manusia akan jatidiri dan Tuhannya.Konsep Habluminallah dan Habluminnanas memang harusdihadapi manusia dengan seimbang dan selalu memiliki rasaeling pada sangkan paraning dumadi atau asal hingga akhirkehidupan (mati), sehingga manusia hidup tidak takabur.Dewi Sri , yang dalam cerita pewayangan merupakansimbolisasi Dewi kemakmuran, diyakini pula di kalangan senikerakyatan akan mampu menghadirkan berkah ataukesuburan tanah. Dari sisi arti ini Dewi Sri sebagai lambangkemakmuran telah memberi tuntunan dan sekaligusmenuntun kita dalam upaya memohon keselamatan lahir danbatin pada Sang Pencipta.

Dari sisi koreografi, ungkapan ekspresi tari ritual inisangat didukung oleh garap iringan yang ditata oleh SuwitoRadyo. Kematangan konsep garap gendhing malam itumampu menyentuh perasaan dan memberi dukungan dalammembangun dramatika garap gerak tari yang sebenarnyasederhana. Kelebihan ini yang mungkin sangat menonjolditemukan dalam koreografi Dewi Sri.

Bukan berarti tarian Dewi Sri itu kurang bagus, namunsecara auditif iringan itu sudah dapat berbicara tentanghakekat hidup, perjalanan hidup, sampai pada terminal diakhir kehidupan. Sehingga pencapaian dramatik garap yang

Page 208: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

194

dialektika seni pertunjukan

disampaikan Dewi Sulastri akan sangat mudah dicerna ataudipahami audience yang pada malam itu bertindak sebagaimakmum dalam acara ritual.

Apapun yang terjadi pada penyajian malam itu,Swargaloka Art Department mampu memberi efek sosialyang positif bagi masyarakat sekitar lokasi. Penyadaran akanpentingnya pelestarian budaya dengan melibatkan settingbudaya peninggalan sejarah masa lalu sangat diperlukan.Tidak hanya terbatas di lokasi Tamansari.

Kalaupun saat ini yang dipilih Tamansari mungkinkarena alasan kesesuaian tema penyajian. Dengan gebrakanawal pementasan tari ritual di Tamansari ini paling tidakSwargaloka telah memberi apresiasi pada masyarakatsekaligus mengingatkan kembali fungsi Tamansarai padamasa lalu.

Setting budaya yang selama ini hanya dikenal sebagaibenda mati, kini telah digugat dan dihidupkan lewat karyatari ritual Dewi Sri. Dengan satu harapan agar tempat-tempatpeninggalan lain yang ada di Yogyakarta dapat dihidupkanmelalui ekspresi gerak yang menyatu dengan konteks budayadan historis yang diyakini oleh masyarakat pendukungnya.Semoga seni ritual di Yogyakarta akan semakin tumbuhberkembang searah dengan perkembangan dunia senipertunjukan lainnya.

Yogyakarta, Minggu 19 Mei 2002

Page 209: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

195

FKY Wadah PengembanganKesenian Khas Yogyakarta[Menyongsong FKY XI tahun 1999]

Gaung pesta seni di kalangan masyarakat seniYogyakar ta yang populer disebut Festival kesenianYogyakar ta (FKY) tahun ini memasuki tahun ke 11penyelenggaraannya. Festival tahun ini terhitung istimewa,karena pembukaannya bertepatan dengan hari pemungutansuara yang akan menentukan nasib dan masa depan bangsaIndonesia.

Festival ini bertujuan untuk pelestarian, pembinaan, danpengembangan kesenian yang ada di Daerah IstimewaYogyakarta (DIY). Tujuan pembinaan terkait dengan adanyausaha untuk membina seniman-seniman yang ada padamasing-masing Dati II se DIY.

Pada sisi lain tak berlebihan jika FKY ini merupakaneven yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh masyarakatsebagai suatu peristiwa budaya tahunan yang dapat dinikmatibersama warga Yogyakarta. Teristimewa tahun ini, karenamasyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia umumnyabaru saja melaksanakan hajatan besar PEMILU. Dengandermikian acara ini sebagai pengendor urat syaraf sekaligus

Page 210: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

196

dialektika seni pertunjukan

meleburkan perbedaan diantara warga masyarakat dalamsatu bingkai acara kesenian yang bervariasi.

Penyelenggaraan Festival ini seperti pada tahunsebelumnya selalu memprioritaskan kualitas dari para pengisiacara, sehingga pengisi acara pun selektif ditujukan padaseniman yang memang sudah memiliki reputasi di bidangnya.Dengan persyaratan tersebut diharapkan apa yang tersajidalam even FKY tersebut dapat mengemban dua misi secarabersamaan. Di satu sisi misi penyebarluasan (kuantitas) padalingkungan yang lebih luas. Untuk itu seniman yang terlibatdalam upaya pengembangan kesenian Yogyakarta dituntutadanya satu pandangan atau cakrawala yang lebih luasdalam mengartikan pengembangan khas sesuai dengan sosiokultural Yogyakarta.

Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan beberapaaspek pendukung yang meliputi, seniman, seni itu sendiridan masyarakat secara umum. Aspek seniman, karenabagaimana pun juga rangsangan dan motivasi harusditumbuhkan pada seniman yang terlibat di dalamnya. Darisana kita akan dapat berharap adanya bentuk-bentukkesenian yang khas dan memiliki nafas tertentu dengansegala daya kreasi yang tetap berpijak pada tradisi yang ada.

Kemudian dari sisi bentuk seninya, harus tetapmenunjukkan variasi yang diharapkan akan memunculkannilai dasar dalam tradisi dengan satu upaya agar tidakterjebak pada hal-hal yang normatif. Sisi lain masyarakat itusendiri yang mana dapat dijadikan tolok ukur untukpengembangan dari selera estetisnya. Karena pada dasarnyaevaluasi dan kritik terhadap hasil karya seni itu lebih banyak

Page 211: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

197

catatan pertunjukan

datang dari masyarakat.Berangkat dari landasan nilai tersebut akan muncul

unsur interaksi (saling mempengaruhi)). Ini suatu kenyataanbahwa pada kehidupan sosial budaya masyarakat telahberlangsung proses transformasi budaya yang lancar. Ini bisadilihat dari hubungan antar budaya daerah yang menyatudengan kehidupan masyarakat Yogyakarta yang sangatheterogen.

Dalam transformasi budaya inilah, lewat sisi kesenian,seniman berkesempatan untuk mengekspresikan jiwanya didalam menuju proses kreatif untuk menghadirkan sesuatuyang khas. Hal ini perlu kita sadari, karena di satu sisi adafenomena yang muncul bahwa kesenian khas Yogyakarta(klasik atau kerakyatan) dapat dijadikan acuan bagipengembangan kesenian dengan garap baru. Hasil ini dapatdibuktikan dari seniman-seniman luar daerah yang justrumampu mengeksplor unsur-unsur kesenian khas Yogyakartake dalam bentuk kesenian khas daerah asalnya. Di lain pihakada kecenderungan di kalangan seniman Yogyakarta yangjustru enggan mengembangkan seni tradisinya sendiri.

Fenomena ini muncul karena beberapa hal, mungkinkarena mereka (seniman) tidak mau mengganggu kesenianyang sudah “hadiluhung” agar tidak rusak atau tercemardengan bentuk baru. Dapat juga karena kemampuan untukmengembangkan kesenian khas daerahnya sendiri kurangdikuasi. Atau memang mereka tak mau terpengaruh denganbudaya lokal agar lebih leluasa dalam penggarapankaryanya, atau alasan lain lagi.

Keadaan demikian itu adalah menjadi tangung jawab

Page 212: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

198

dialektika seni pertunjukan

bersama seniman secara personal, di samping lembagapendidikan formal, organisasi kesenian, dan instansi tekait.Karena pada hakekatnya seniman di satu sisi dapatmenunjukkan sikap kepeduliannya terhadap perkembangankesenian yang ditekuni melaui aktifitas karya. Di sisi lainseniman yang berada di lembaga formal, non formal(sanggar) atau instansi harus menghasilkan gagasan atau idebaru yang bersifat inovatif melaui konsep penelitian ataupenggalian terhadap karya lama untuk dijadikan referensidalam rangka proses kreatif.

Sedangkan yang berkaitan dengan t iga aspekpendukung dalam upaya mengembangkan kesenian khastersebut nampaknya perlu adanya pemikiran lebih lanjutantara seniman itu sendiri, garapan seninya, seleramasyarakat penikmatnya. Dalam hal ini emosi senimandalam berkreasi perlu mempertimbangkan lingkungan danperkembangan masyarakat, di samping kecermatanmenggarap objek seninya.

Khusus untuk jenis seni tari tradisi klasik memang telahada konvensi bahwa, jika dirombak, digarap, diolah justruakan merusak ni lai estet isnya. Dengan demikianpengembangan yang bagaimana yang harus diupayakandalam rangka ikut mendukung pelestarian budaya tradisionaldalam FKY XI ini. Satu hal yang tidak dapat ditinggalkanadalah menghadirkan rasa gerak dalam tiappengembangannya, dengan tidak terpaku pada pola yangsudah ada. Rasa gerak dalam tari meliputi berbagai macamsifat perwatakan yang diekspresikan melalui perwujudan tariyang wadag (representasional) maupun murni (abstrak) -

Page 213: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

199

catatan pertunjukan

(Humardani, 1991: 36).Dengan berpegang pada prinsip rasa gerak itu akan

dapat menghadirkan roh kesenian yang diharapkan akanmenyatu dengan budaya setempat, sehingga upayapengembangan itu tidak menyimpang dari tradisi yang ada.

Melalui pesta kesenian tahunan inilah, kesempatan yangbaik untuk para seniman untuk berkompetisi dalammenghasilkan kreasi baru yang memiliki ciri khas daerah,sehingga apa yang menjadi motto penyelenggaraan FKYsebagai media pengembangan kesenian khas Yogyakartaakan dapat terwujud.

Yogyakarta, 1 Juni 1999

Page 214: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

200

Misi di Balik Pertunjukan“Sekar Pembayun”

Keberhasilan sebuah pertunjukan tidaklah cukup hanyadiukur dengan pencapaian kualitas secara estetis pertunjukanitu sendiri. Namun yang lebih penting, keberhasilan sebuahpementasan sebenarnya terletak pada konsep apa yangditawarkan serta apa yang ingin diperjuangkan daripertunjukan itu, sehingga mampu terekam oleh audiencemenjadi sesuatu yang monumental.

Alasan mendasar jika hanya memberi parameterkualitas estetis secara partial, tentunya momentumpertunjukan itu hanya akan dikatakan baik dan tidak baik.Ini artinya setelah pertunjukan berakhir, orang cenderungakan mengatakan pertunjukan itu baik atau tidak baik tanpaada pembicaraan lain seputar konsep apa yangmelatarbelakangi pertunjukan itu. Apa yang harus dilakukansetelah pertunjukan itu berakhir untuk masa depan senipertunjukan tidak akan diungkap. Ini artinya apa yangsebenarnya dapat dipetik dari pertunjukan itu secaramenyeluruh belum terakumulasi.

Lepas dari masalah baik atau tidak baik, penampilan

Page 215: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

201

catatan pertunjukan

kelompok Padneswara dengan “Sekar Pembayun” nya, pada25 April 1999 di Bangsal Kepatihan, sebenarnya ada misi dibalik pertunjukan itu yang banyak memberikan pelajaranbagi insan seni (khususnya tari) di Yogyakarta tentangbagaimana mengkonsep sebuah pertunjukan. Bukan sekedarbagaimana membuat pertunjukan yang baik. Fase itumungkin sudah dilalui oleh seorang pakar tari sekelas RetnoMaruti.

Pemikiran ke depan bagi seorang koreogrefer yangsudah mapan (Jawa: menep) memang ada kecenderunganuntuk bicara masalah esensi dari pada aspek fisik. Dalamera reformasi saat ini lebih-lebih, sebuah pertunjukan dituntutuntuk lebih transformatif, komunikatif, dan adaptif, terhadapsituasi yang terjadi. Pemilihan setting sejarah dalampertunjukan “Sekar Pembayun”, merupakan upaya untukmemberikan refleksi kepedulian seorang seniman pada situasiyang sedang dan atau akan terjadi.

“Sekar Pembayun” diangkat sebagai pahlawan wanitadalam konteks kepentingan politik Mataram, karena mampumeredakan pertentangan yang saat itu terjadi dengan Mangir.Pengorbanan besar Pembayun, telah mengorbankan“segalanya” demi bangsa dan negara.

Kepekaan dalam pengambilan tema ini yang pantasdiakui sangat berhasil mengemban misi moral terhadapsituasi secara umum. Kejelian Retno Maruti dalam mengambiltema cerita yang disesuaikan dengan situasi politik kita saatini, merupakan perenungan mendalam tentangkegelisahannya yang ingin diungkapkan dalam bentukbahasa simbolis (gerak tari).

Page 216: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

202

dialektika seni pertunjukan

Misi moral inilah yang menjadi lebih bermakna dibanding sekedar melihat sisi kualitas pertunjukan (fisik), yanghanya dilihat dari segi estetis. Dengan kata lain, betapabaiknya sebuah pertunjukan tetapi kalau tidak memilikikonsep jelas, tanpa ada sesuatu yang ingin diperjuangkan dibalik pertunjukan itu, tentunya karya itu tidak akanmonumental dikenang sepanjang masa.

Kesederhanaan garap koreografi “Sekar Pembayun”memberi pelajaran berharga bagi kita. Setidaknyamengingatkan kita bahwa orientasi pembuatan karya harusdilandasi konsep matang dengan pemikiran kritis, tentangapa yang harus dilakukan seorang koreografer.

Untuk itu ada dua hal paling tidak yang pantasdikedepankan tentang konsep “Sekar Pembayun” yangsederhana yaitu; (1) memiliki pesan moral secara historismaupun politis (2) memiliki misi kultural yang mendalam.

Pesan moral secara historis merupakan upayapenegasan ataupun ungkapan nilai sejarah yang pantas untukdirenungkan, dimengerti, dan dipelajari bagi generasimendatang. Secara politis, mengingatkan kita, betapakejamnya kekerasan kalau tidak segera diakhiri, karena rakyatkecillah yang akan menjadi korban strategi kaum elite ditingkat atas.

Misi secara kultural dalam pertunjukan Sekar Pembayundapat kita ambil hikmahnya, yaitu betapa pentingnya seorangpenari menguasi olah vocal. Karena kenyataan saat ini sangatsedikit penari di Yogyakarta yang dapat membawakantembang dengan prima. Grup Padneswara, yang notabenehidup dan berkembang di Jakarta, dengan komunitasnya,

Page 217: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

203

catatan pertunjukan

justru mampu secara intens mempelajari olah tembangdengan prima. Sedangkan di Yogyakarta sendiri mungkinsangat sulit untuk mencari penari dalam jumlah besar yangdapat membawakan tembang secara prima.

Ini tantangan yang tersirat dalam pertunjukan SekarPembayun. Misi kultural lain adalah, pertunjukan ini akanmenunjukkan pada khalayak bahwa seni tradisi yangadiluhung itu tetap akan diminati masyarakat, walau puntanpa ada pengolahan gerak yang berarti (sederhana).Karena itulah kita harus tetap percaya pada pameo yangmengatakan bahwa seni klasik tradisional tidak akan lunturditelan prahara gflobalisasi. Dengan catatan, apa yang kitalakukan untuk memperjuangkan seni klasik tradisional itutidak tanggung-tanggung, artinya totalitas pemikiran dankonsep yang disatukan untuk memberikan yang terbaik bagiupaya pelestarian dan pengembangan seni klasik tradisional.

Yogyakarta, 27 April 1999

Page 218: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

204

Wayang Wong Format Pedalangandan Tantangan Masa Depan

Wayang Wong Mataraman yang berada di KratonNgayogyakarta Hadiningrat memiliki fungsi ritual sebagaimedia legitimasi kedudukan Raja. Oleh karenanya, formatpenyajian Wayang Wong Mataraman terkesan lebih formaldengan gaya klasiknya.

Keklasikan sebuah gaya memang tidak lepas dari fungsiyang menyertainya. Lain halnya dengan Wayang Wongformat Pedalangan yang lebih berfungsi sebagai mediahiburan. Bentuk sajian yang ditampilkannya tidak formal,dan lebih akrab dengan penonton. Perpaduan gaya dalamWayang Wong pedalangan lebih menitik beratkan pada aspekantawecana atau dialog daripada unsur gerak tarinya.Dengan demikian pendukung Wayang Wong Pedalangandituntut untuk mampu melakukan dialog sesuai karakter yangdibawakan dalam pementasan tersebut.

Dalam sejarahnya, Wayang Wong Pedalangan lahir atasinisiatif para dalang yang ingin sekali memberikansumbangannya dalam rangka pelestarian seni budaya yangada di Kraton. Namun karena keterbatasan kemampuan dan

Page 219: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

205

catatan pertunjukan

kesempatan untuk berlatih di dalam kraton, mereka (paradalang) membentuk komunitas di luar kraton dan selanjutnyamenirukan gaya tari yang ada di kraton. Dengan demikianpola imitasi gaya inipun jauh dari sempurna, karenapengamatan tanpa diikuti tindakan secara aktif (latihan) tentutidak akan sesuai dengan bentuk aslinya. Oleh sebab itulahformat penyajian Wayang Wong pedalangan justru memilikispesifikasi yang tidak dimiliki wayang wong gaya manapun.

Akulturasi budaya dalam penyajian wayang wongpedalangan lekat sekali ditampilkan. Dua gaya yangmendominasi penyajian wayang wong pedalangan adalahgaya Surakarta dan Yogyakarta. Namun dua gaya ini puntelah distilisasi ke dalam format wayang purwa yangnotabene dua dimensi, sehingga banyak bentuk gerak yangdilakukan dengan posisi miring (ke samping) dari pada kedepan (methok).

Tantangan Zaman

Melihat perkembangan seni pertunjukan yang kiankompetitif ini, nampaknya komunitas wayang wongpedalangan harus tanggap dan siap mengantisipasi masadepannya. Pola konvensional yang selama ini dipertunjukandengan pembagian adegan per adegan sesuai dengan polaadegan dalam wayang kulit, perlu pertimbangan ulang.Bagaimanapun juga kondisi penonton saat ini sudah lebihkritis di banding lima atau mungkin sepuluh tahun lalu.Sehingga penghadiran bentuk alternatif perlu menjadipemikiran.

Page 220: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

206

dialektika seni pertunjukan

Format Alternatif

Banyak kemungkinan yang ditampilan wayang wongpedalangan dengan berbagai alternatif tanpa harusmenghilangkan spesifikasi yang dimilikinya. Pola alternatiftersebut dapat dilakukan dalam pembagian adegan peradegannya, atau dalam penggarapan dramatik ceritanya.Pola kolaborasi antara seniman juga merupakan salah satupenawaran bentuk alternatif yang akan membawa nuansaberbeda. Hal ini seperti yang dilakukan Dewan KesenianKabupaten Bantul di Pagelaran Kraton Yogyakarta beberapawaktu lalu, yang menampilkan wayang wong pedalanganmengambil cerita “Jumenengan Wisnu” dengan melibatkangabungan seniman pedalangan dan seniman tari gayaYogyakarta.

Alternatif penggabungan pendukung ini secara tidaklangsung memberikan nuansa lain bagi penciptaan kualitaspenyajian secara utuh. Wayang wong pedalangan yang saatini mayoritas adalah “kasepuhan” nampaknya perluregenarsi. Hal ini tidak dapat ditunda, mengingat perubahanbudaya dengan berbagai tantangannya semakinmenghadang eksistensi seni pertunjukan tradisional. Untukitulah pola gabungan antar seniman ini dapat dijadikansuntikan bagi komunitas pedalangan, di samping dapatdimanfaatkan sebagai media dialog antar seniman denganlatar belakang budaya berbeda.

Seniman alam, seniman akademis, pada prinsipnyatidak ada perbedaan. Hanya saja formalitas akademis yangmemisahkan keduanya. Namun kalau bicara kemampuan,

Page 221: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

207

catatan pertunjukan

kualitas, keduanya bisa saling mengungguli. Untuk ituhadirnya seniman akademis dalam mendukung wayangwong pedalangan adalah angin segar yang pantas disyukuri.Kehadiran seniman akademis untuk ikut serta memajukansekaligus menjaga eksistensi wayang wong pedalangan daridimensi manapun akan menguntungkan.

Bantuan pemikiran dari seniman akademis secara teoriakan memberikan kelengkapan pengalaman praktis yangtelah dimiliki seniman pedalangan. Keduanya saling mengisisebagai satu simbiose yang saling menguntungkan.Tampilnya sutradara Supadma dari kalangan akademis,R.Sunarto (Kakanwil Deppan DIY), dan Suwariyun (PemredKR), dalam wayang wong pedalangan merupakan salah satucontoh posit i f yang dapat di jadikan pijakan untukmenyongsong masa depan wayang wong pedalangan. Peranketiga seniman dengan latar belakang pekerjaan berbedasangat membantu dalam mendukung eksistensi wayangwong.

Komunitas wayang wong pedalangan akan merasaterakui dengan kehadiran mereka. namun demikian sisi lainkomunitas wayang wong pedalangan tidak selalu pasrahpada pendukung di luar komunitasnya dalam berkreasi ataumembuat sebuah produksi. Karena kalau terlalu pasrah makamasa depan seni wayang wong pedalangan ini pun tidakakan berlangsung lama. Beban tanggung jawab untukpelestarian, pengembangan wayang wong pedalangan di sinitetap menjadi hak prerogatif seniman pedalangan. Untukitulah seniman pedalangan dalam hal ini dituntut untuk lebihproaktif dalam membaca tanda-tanda zaman terkait dengan

Page 222: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

208

dialektika seni pertunjukan

perubahan dan perkembangan budaya yang makinheterogen.

Pola pemikiran tradisional yang selama ini dianuttentunya secara ber tahap harus ditanggalkan, untukkemudian menerapkan sistem yang lebih moderat dengantetap menjunjung tinggi nilai-nilai tradisionbakl yang ada.Dengan upaya itulah masa depan dan nasib wayang wongpedalangan akan dapat terselamatkan dari peredaran.

Yogyakarta, 11 April 1999

Page 223: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

209

Mencari Garap Tari KhasJogjakarta[Catatan Seleksi Parade Tari DIY 2005]

Dinas Kebudayaan Propinsi DIY kembali menggelarseleksi untuk memilih wakil DIY ke tingkat nasional.SetelahGelar Seni Pertunjukan dimenangkan oleh Kabupaten Bantuldengan karya SENGSEM. Kali ini adalah seleksi Parade Taridaerah 2005 yang dimenangkan oleh Kabupaten KulonProgo dengan judul Garapan Sipitan dengan koreograferDrs.Yata.

Format Parade Tari dan Gelar Seni Pertunjukan memangberbeda, terutama dalam durasi penyajian. Namun secarasubstansial keduanya mensyaratkan nuansa kedaerahanyang akan memberi warna pada model garapan. Darisepuluh penyajian yang ditampilan Kabupaten dan Kota(masing-masing 2 garapan) telah terpilih Sipitan sebagaipenyaji terbaik I. Disusul dengan garapan Nyanthing dariKota, karya Novian Otasari. Ketiga ditempati karya Meredengan penata tari Joko P dari Kabupaten Sleman.

Secara umum dari dua pengamatan dalam even yangberbeda, kontestan seleksi Parade Tari daerah lebih meratakekuatannya dibanding seleksi Gelar Seni Pertunjukan yang

Page 224: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

210

dialektika seni pertunjukan

telah digelar seminggu sebelumnya di Padepokan SeniBagong Kussudiardja. Catatan yang paling menonjol dalampenyelenggaraan seleksi Parade Tari Daerah ini adalahkesungguhan untuk mencari ide gagasan denganmenampilkan unsur kebaruan (inovasi) dalam garap geraktarinya. Kelemahan yang mendasar secara umum nampakpada proses persiapan, yang rata-rata masih belum optimal.Hal ini dapat dilihat dari kekompakan tim dalam gerak. Masihterjadinya beberapa “kecelakaan” di atas pentas, karenakurangnya konsentrasi. Ketidaksamaan volume gerak anatarpenari satu dengan lainnya juga menjadi pemandangan yangsering terlihat di stage Societet Taman Budaya, tempatdigelarnya seleksi Parade Tari daerah ini.

Dua sisi yang berlawanan itulah yang dapat dijadikancatatan umum dari peserta seleksi. Dari sisi koreografi,mayoritas masih berpegang pada tradisi tari gagrag ngayojan.Dari garapan berjudul Tri Wanda karya Sukirno (Bantul) yangmengawali seleksi, hingga Sipitan yang mengakhiri pesertaseleksi masih lekat dengan nuansa khas Jogjakarta.Komitmen penata tari untuk mengangkat tradisi Jogjakartasebagai referensi garapan tari sangat positif, karena inilahsasaran lain penyelenggaraan Seleksi Daerah untukmengembangkan dan melestarikan tari gaya Yogyakartadalam format garapan baru seperti dikemukakan KepalaDinas Kebudayaan Propinsi DIY dalam kata sambutannya.

Permasalahan yang muncul dari sebagian besarkontestan adalah masih sulitnya penata tari melepaskan diridari belenggu “pakem” yang telah ada dalam gerak tari klasik.Keleluasaan garap tari yang semestinya bisa dilakukan

Page 225: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

211

catatan pertunjukan

menjadi terkungkung oleh pola tradisi. Mengacu pada tradisisebenarnya tidak harus diterjemahkan mengambil bagiantertentu dalam tradisi itu kemudian dimasukkan ke dalampola garap baru. Memasukkan “roh” tari tradisi gayaYogyakarta pun sudah cukup untuk memberi penegasanbahwa karya ini bernuansa Jogjakarta. Roh tari Jogja itubisa pada sikap badan, isi filosofinya, serta patokan bakugerak.

Kita masih ingat ketika Sutopo Tejo Baskoro membuatkarya Lantaran (1990-an) Karya itu tidak terlalu banyakmengungkap idiom gerak baku secara utuh seperti sabetan,ukel, atau atrap jamang. Namun karya itu hanya mengambilsalah satu nuansa gerak kaki sebagai pijakan garap tari khasJogjakarta, seperti tranjal, tinting, sirig. Untuk gerak tangandalam karya Lantaran lebih banyak mengungkap gerak realisdengan permainan tongkat dan topi. Hasilnya pun bisa dilihattetap lekat pada tari gaya Jogjakarta.

Keberanian dalam seleksi tahun ini sebenarnyaditunjukkan karya Nyanthing dari Kota.Ketegasan garapdengan mencoba lepas dari bingkai klasik yang menjadipijakan garap muncul.Inovasi yang dibangun melalui ide dangagasanpun mampu diaktualisasikan secara utuh.Hadirnyaproperty membatik dapat menyatu dengan ungkapan gerakyang telah distilisasi. Dari kriteria tersebut karya Nyanthingsebenarnya memiliki prospek lebih baik di tingkat nasional.Namun sayang performa secara tim kalah dengan Sipitankarya Drs. Yata yang jelas lebih kompak dan “utuh” dalampenampilan.

Fenomena yang terjadi dalam dua even yang digelar

Page 226: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

212

dialektika seni pertunjukan

Dinas Kebudayaan Propinsi DIY mayoritas penata tari masihsecara utuh memasukkan unsur gerak tari gaya Yogyakartake dalam garapannya. Artinya penampilan garap gerak yangmuncul masih sebatas menata kembali ragam-ragam gerakyang ada dengan pengembangan yang kadang tidak pas ataudipaksakan. Karya Edan Sembada karya Icuk Ismunandar,misalnya, masih lekat dengan konsep Klana Topeng gayaJogja. Pengembangan yang dilakukan kadang tidak logis danterkesan memaksa. Namun karena tajuknya adalah “Edan”maka intepretasi garap tari inipun menjadi lebih bebas danmengarah pada hiburan. Konsep garap baru yang lainditampilkan Joko Pamungkas dengan karya Mere .Penampilan wanara (kera) rucah khas Jogja dikembangkansedemikian rupa dengan mengedepankan pengolahan suarakera (mere).Namun temuan Joko P ini masih belum optimaldigarap sesuai dengan karakter kera rucah yang lincah.Dengan memanfaatkan gerak loncat, lompat, rol depanbelakang, secara berkelompok dan saling berinteraksi,sebenarnya karya ini akan lebih menarik. Namun mungkinkarena persiapan yang kurang sehingga atraksi itu tidakmuncul secara maksimal.

Sedangkan untuk karya lain yang masuk nominasimasih sebatas pada transfer bentuk tradisi ke dalamkoreografi baru yang di beri label tari garapan baru. SepertiTri Wanda (Sukirno) Tunjung Miling (B.Saputra), Bodholan(Suwantoro), Pengarep (Sri Suhartanti) Sekar Mbekunung(Dhinar Purwanti) maupun Warstra (Upaya penggarapangerak serta olah koreografi belum maksimal. Semua ininampaknya terletak pada aspek persiapan yang terlihat

Page 227: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

213

catatan pertunjukan

kurang. Melihat kiprah karya memang spontan dapat

mempesona penonton. Dengan permainan dinamika yangbegitu menghentak. Karya ini memang menjadi lebih ungguldibanding karya lain. Kemampuan penarinya pun sangatmerata. Tidak ada yang menonjol dan juga tidak ada yanglemah dari sisi keterampilan.

Permasalahannya bagaimana prospek ke tingkatnasional ?Ini yang masih harus banyak dipoles agar lebihmaksimal. Unsur inovasi garap yang menonjol dalam karyaini akan memberi nilai plus. Hanya yang masih perluditingkatkan adalah kesamaan dalam mengolah rasa. Rasaseorang yang berprofesi sebagai pembatik. Penghayatanpenari antara penari satu dengan lainnya belum sama. Kapantesenyum dan kapan tegang, ini perlu penyesuaian denganmengiktui iringan.. Dari catatan penulis ketika mengamatipenampilan Nyanrthing

Terlepas dari kekurangan tersebut, kontingen Kota yangterpilih ini secara visual telah mewakili karakter keseniankerakyatan yang sebenarnya diciptakan dengankesederhanaan. Banyak gerak yang disajikan dalam karyaSengsem ini masih polos dan lugu seperti aslinya tarikerakyatan. Warna khas Angguk di sini muncul dengan obahpundak, serta pinggulnya yang begitu memikat. Semogacatatan ini dapat dimanfaatkan untuk evaluasi sebelumberangkat ke Jakarta.Selamat !

Jogjakata, 23 Juli 2005

Page 228: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

214

Garapan Instan Lebih Dominan[Catatan Seleksi Gelar Seni Pertunjukan dan ParadeTari Daerah 2005]

Selasa malam, 19 Juli 2005, bertempat di PadepokanSeni Bagong Kussudiardja, desa Kembaran, DinasKebudayaan menggelar seleksi Gelar Seni Pertunjukan untukmenentukan satu wakil DIY ke Jakarta, dengan formatpenyajian antara 12-15 menit. Seleksi kali ini masing-masingkontingen dati II di DIY mengirim dua wakilnya. Mengawalipenampilan kontingen Kulon Progo dengan Topeng SekarBaplang dengan penata tari Suradi, kemudian GarapanONCLONG dengan penata tari Susi lo.Penampilanselanjutnya Kabupaten Gunung Kidul dengan TlesihMataram karya Rini Widiastuti dan TLEDEKAN karyaRohwahyuningsih. Penampilan ketiga dari kontingenKabupaten Sleman dengan Tapak Pawestri penata tari TitisSetyantari dan Sang Majapahit oleh Wisnu Aji SC. KontingenKota tampil di urutan keempat dengan Kusuma Wiratamapenata tari E. Ikhtiarningsih dan Ratu Kalinyamat karya ErlinaBudi. Sebagai penutup penampilan kontingen Bantul denganSigramangsah karya Suyata dan Sengsem dengan penatatari Rahmida.

Page 229: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

215

catatan pertunjukan

Dari sepuluh koreografi yang ditampilkan penulismengamati masih lebih dominan dengan karya instant.Artinya proses yang dilakukan penata tari belum optimalkarena waktu persiapan yang sangat kurang. Ada yang hanyadua minggu berproses.Akibatnya penampilan menjadikurang optimal (asal jadi).Kebetulan penulis ditunjuk menjadisalah satu pengamat bersama Mas Joko Suseno dan MbakDaruni (dari ISI Yogyakarta).Hasil pengamatan kami bertigatidak banyak perbedaan.Ini sebuah indikator bahwa rata-rata kontestan memang belum secara optimal memanfaatkanmomentum yang berharga ini untuk menjadi yang terbaik.Keunggulan kontingen satu dengan lain mudah ditebak.Memang ada dua garapan diantara sepuluh garapan malamitu yang secara persiapan lebih mantap.Namun dari sisikonsep garap dan penyajian sebenarnya belum jugamaksimal.

Kesan yang menonjol dari sepuluh garapan malam ituadalah masih sebatas partisipasi.Padahal tajuk kegiatan inijelas untuk seleksi.Lebih-lebih seleksi seperti ini kita sepakatuntuk berorientasi pada format kompetisi di Jakarta yangmakin ketat. Hampir semua Propinsi kini merata kekuatannyadalam membuat koreografi. Tak mengherankan kalaukontingen Papua ketika itu (1990-an ) mampu menyabetpenyaji terbaik. Dominasi Jogja dan Bali kini sudahpupus.Tidak ada lagi unggulan yang bisa ditebak di atasker tas. Kini bagaimana kans kontingen DIY yangmemunculkan SENGSEM dengan penata tari Rahmida dariKabupaten Bantul sebagai karya terpilih untuk mewakili DIYke Gelar Seni Pertunjukan yang akan digelar di Gedung

Page 230: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

216

dialektika seni pertunjukan

Kesenian Jakarta 8 – 12 Agustus mendatang.Melihat kiprah karya SENGSEM memang spontan dapat

mempesona penonton di Jogja.Dengan permainan dinamikayang begitu menghentak.Gerak rampak dengan intensitaspenari yang kuat. Karya ini memang menjadi lebih ungguldibanding karya lain. Kemampuan penarinya pun sangatmerata. Tidak ada yang menonjol dan juga tidak ada yanglemah dari sisi keterampilan. Namun dari sudut pandangprospek ke tingkat nasional bagaimana ? Ini yang masih harusbanyak dipoles agar tidak monoton dalam penampilan. Polagarap gerak semacam SENGSEM yang mengandalkanstamina prima penari ini banyak kita jumpai dari saudara-saudara kita di propinsi Sumatera Barat, Aceh, Jawa Timur,Papua, Bali, dan bahkan propinsi baru kita Gorontalo, yangpada Pekan Seni Mahasiswa Nasional VII di Lampung 2004lalu, yang menggunakan format Parade Tari Daerah mampumembuat kejutan dengan menyingkirkan kontingen DKIJakarta.

Dari pengalaman tersebut perlu kiranya kontingenKabupaten Bantul yang akan mewakili DIY ke tingkatnasional untuk segera melakukan evaluasi diri dan janganhanyut dalam euforia kemenangan di tingkat daerah. Daricatatan penulis ketika mengamati penampilan Sengsem yangkebetulan jatuh di nomer terakhir, kelemahan yang palingmenonjol pada pengolahan perubahan ritme yang antaracepat dan lambat masih belum terlihat kontras. Kesan tergesa-gesa (kemrungsung) masih kental.Lebih-lebih Anon Sunekoselaku penata Iringan ikut larut pada ritme yang dibangunoleh koreografer.Akan lebih menarik jika penata iringan ikut

Page 231: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

217

catatan pertunjukan

menciptakan suasana, sedangkan panari bergantimenyesuaikan.Peran Iringan di sini menjadi kunci utamauntuk membuat suasana menjadi kontras.Image gerak cepatdengan iringan keras harus dibuang jauh.Ini artinya tidakselamanya gerakan keras itu harus diikuti iringan yang superkeras.Akan berbeda nuansanya jika dibnuat kontras.Iringankeras, gerakan justru lembut, atau sebaliknya.Pengolahantempo yang kontras ini penulis lihat belum dimanfaatkan olehpenata tari.

Masalah lain yang perlu dipoles dari kontingen terpilihini adalah menyamakan persepsi ke ekspresi. Kapantersenyum, kapan serius atau tegang. Permainan rasa di siniperlu satu perenungan dari masing-masing penari. Disamping kesepakatan arah gerak baik tangan, badan,ataupun pandangan yang sering antara satu penari danlainnya tidak sama.

Terlepas dari kekurangan tersebut, kontingen Bantulyang terpilih ini secara visual telah mewakili karakter keseniankerakyatan yang sebenarnya diciptakan dengankesederhanaan. Banyak gerak yang disajikan dalam karyaSengsem ini masih polos dan lugu seperti aslinya tarikerakyatan. Warna khas Angguk di sini muncul dengan obahpundak, serta pinggulnya yang begitu memikat. Semogacatatan ini dapat dimanfaatkan untuk evaluasi sebelumberangkat ke Jakarta.Selamat !

Jogjakata, 23 Juli 2005

Page 232: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

218

Refleksi KebersamaanMasyarakat Jogja[Catatan Pawai HUT Kota 257]

Ada tiga makna di balik peristiwa budaya dalam pawaiHUT kota Yogyakarta ke 257 yang berlangsung dari parkirNgabean menuju Alun-alun utara Yogyakarta. Pertamamakna kultural, kedua makna sosial, dan ketiga makna politisstrategis yang dapat kita ungkapkan dari pengamatan di saatpawai budaya yang berlangsung 7 Oktober 2013 lalu.

Makna kultural tentu saja berkaitan dengan semangatdan tekad masyarakat kota Yogyakarta dalam mendukungupaya pelestarian tradisi budaya yang ada di Yogyakarta(DIY). Hal ini terkait dengan spirit golong gilig manunggalingkawula Gusti yang tercermin dari tumpah ruahnya berbagaikomponen masyarakat yang mewakili komunitas seni dikelurahan se kota Yogyakarta. Golong gilig ing sedya adalahungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapaantusiasnya masyarakat dengan tradisi budaya yang kitamiliki saat ini. Apa yang dilakukan dalam pawai itumerupakan cermin ungkapan kebersamaan untukmendukung tradisi budaya yang kita mil iki sejakdinobatkannya Sri Sultan Hamengku Buwana I sebagai raja

Page 233: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

219

catatan pertunjukan

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat hingga Sri SultanHamengku Buwana X saat ini..

Dukungan seluruh komponen masyarakat Yogyakartabaik yang tampil sebagai peserta maupun masyarakatpenonton adalah bukti bahwa budaya tradisi kita masihrelevan dan diminati masyarakat, meski zaman telah berubah.Oleh karena itu, apapun alasan yang sering terlontar olehsekelompok masyarakat tentang pemahaman budaya tradisiyang dianggap tidak relevan lagi dengan zamannya adalahtidak benar.

Perjuangan Pangeran Mangkubumi (Sultan HB I) ketikapada masa perjanjian Jatisari (1756) di mana memilih untuktetap melestarikan tradisi budaya Mataraman adalah sesuatuyang telah dipertimbangkan untuk prospek ke depanKasultanan yang akan dipimpin. Dan jawaban itu kini sudahterbukti , kawula Ngayogyakar ta tetap setia untukmelestarikan tradisi Mataraman yang hingga kini melekatsebagai predikat kagunan Dalem seni budaya yang ada diKasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Refleksi kedua terkait makna sosial yang dapat kita lihatdari kuantitas jumlah partisipan dari berbagai komponenmasyarakat yang secara suka rela ikut mendukung pawai,meskipun harus “urunan” untuk mengadakan kostum, rias,atau property yang akan ditampilkan tidak menjadi masalah.Pengorbanan yang dilandasi keikhlasan demi kota tercintainilah yang sebenarnya menjadi poin penting yang harusdicatat oleh Pemkot Yogyakarta agar memperhatikanmasyarakat lebih intens. Masyarakat kota Yogyakarta sangatluar biasa dalam mendukung tradisi budaya dan juga

Page 234: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

220

dialektika seni pertunjukan

kebijakan pemkot di sektor lain. Dan sangat tepat sebenarnyajika penghargaan sebagai “Ulu Bekti” pemkot itu diberikankepada masyarakat Yogyakarta. Pemkot kan pelayanmasayarakat (ingat : Hery Zudianto –walikota sebelumHaryadi Suyuti). Untuk itulah setelah HUT kota inihendaknya layanan bagi warga masyarakat harus lebihditingkatkan. Makna sosial dibalik pawai budaya inilah yangharus ditangkap untuk evaluasi kinerja pejabat pemkot kedepan.

Makna ketiga dari pawai HUT kota ini adalah politisstrategis. Peristiwa ini sebagai jawaban atas predikatkeistimewaan Yogyakarta (DIY) yang memiliki pluralitasbudaya dan sangat toleran terhadap budaya lain yangberkembang di bumi eks Mataram. Oleh karena itu perlukiranya komponen atau warga masyarakat yang mengakuwarga Yogyakarta hendaknya bisa tahu diri atas statuswilayah yang kini ditempati. Yogyakarta adalah wilayahkultural yang memiliki tradisi budaya sejak masa kerajaanMataram ada. Dengan demikian budaya baru, mestinya tidakmengganggu budaya yang sudah ada. Dan ini jika terwujud,akan menjadi sebuah keunikan dan inilah istimewanyaYogyakarta. Oleh karena itu makna di balik pawai budayadengan menampilkan berbagai potensi seni budaya adalahsesuai dengan nilai-nilai budaya yang menjadi ciri wilayahKasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Harapan ke depan dengan adanya pawai HUT kota iniadalah bagaimana pemkot Yogyakarta terus mengupayakanpembinaan pelestarian seni budaya seper t i yangdiamanatkan dalam undang-undang keistimewaan yang

Page 235: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

221

catatan pertunjukan

akan diberlakukan di DIY. Masih banyak kantong-kantongbudaya yang belum tersentuh oleh program pembinaan daripemkot. Kedepan hendaknya pemkot melalui DinasKebudayaan dan Pariwisata kota harus memiliki databasedyang akurat tentang potensi wilayah yang belum dan yangsudah mendapatkan dukungan atau stimulan, sehingga kedepan kegiatan seni budaya dan tradisi di kota Yogyakartaini akan semakin kuat dan merata.

Kekuatan potensi seni budaya tradisi yang ada akanmampu menjadi benteng terhadap upaya oknum-oknum darikelompok tertentu yang tidak senang dengan budaya tradisiyang kita miliki. Kini dengan semangat dan tekad satu (sawiji)kita harus mampu membuat kegiatan budaya hidup dinamis(greged). Tumbuhkan rasa percaya diri dalam membinapotensi (sengguh) dan jangantakut terhadap tantanganoknum yang tidak suka dengan tradisi kita (ora mingkuh).Empat landasan dan filososfi budaya yang juga digunakansebagai prinsip joged mataram itu dapat kita implementasikanke dalam sistem atau mekaninisme pembinaan danpelestarian seni tradisional dalam rangka mendukungkeistimewaa DIY.

Dengan demikian dukungan masyarakat terhadapkeistimewaan DIY akan dapat terwujud dengan komunikasiyang sinergis antara warga satu dengan warga lain, sertaantara warga dengan aparat pemkot.

Yogyakarta, 8 Oktober 2013

Page 236: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

222

Festival Jathilan Reog se DIY

Pernyataan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yangmenyatakan bahwa kesenian jathilan adalah kesenian terjeleksedunia membuat marah komunitas jathilan. Namunpernyataan itu justru memacu semangat untukmenggerakkan dan mengembangkan kesenian jathilan. Diberbagai wilayah DIY dan Jawa Tengah komunitas jathilansemakin bernafsu untuk menunjukkan pada publik bahwaseni jathilan bukanlah seni yang murahan.

Melalui Dinas Pariwisata DIY tanggal 19 Mei 2013 laludi kawasan wisata Ponjong digelar festival jathilan reog seDIY. Masing-masing kabupaten dan kota menampilkan satukontingen, kecuali tuan rumah yang diberi jatah lebih darisatu tim. Dari tampilan lima kabupaten kota se DIY terlihatjelas bahwa masyarakat komunitas jathilan dan reog di DIYingin sesuatu yang berubah dari keadaan sebelumnya.Keinginan masyarakat untuk menghadirkan nuansa barudalam pertunjukan rakyat terpopuler di DIY ini adalah buktibahwa seni kerakyatan tersebut masih menjadi idolamasyarakat. Hal ini didukung antusiasme masyarakat

Page 237: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

223

catatan pertunjukan

komunitas jathilan reog yang secara nyata memberidukungan terhadap upaya yang dilakukan kreator-kreatordi wilayahnya.

Widodo Pujo Bintoro selaku pembina seni TradisionalKecamatan Minggir Sleman mengatakan bahwa grup-grupjathilan kini semakin memiliki bobot penampilan. Dengangaya yang lebih patriotis, jathilan nampak gagah perkasasesuai dengan tema keprajuritan yang diangkat dalam festivaljathilan ini. Pembina dan pelatih Jathilan Rampak Kudhan,Kliren, Sendangagung, Minggir Sleman ini, merupakan salahsatu penggagas gaya jathilan maskulin yang sangat dinamispada festival Jathilan Reog di Tlogoputri, Kaliurang tiga tahunsebelumnya. Kini banyak grup jathilan yang mengkiblat gayatersebut dalam ajang festival tahunan ini. Dampak dariinovasi tersebut kini remaja dan anak muda makin menyukaijathi lan. Kenyataan ini memantapkan sebuah teoriperubahan sosial yang dikemukakan Hauser yangmemberikan pernyataan bahwasannya perkembangan danperubahan seni pertunjukan itu sangat ditentukan olehperkembangan masyarakatnya (Hauser, : 34)

Seiring dengan perkembangan jaman yang makin majudi era global saat ini, jathilan dan reog makin diminatimasyarakat. Terlebih lagi seni jathilan dan reog mampumenghadirkan variasi baru dalam penyajiannya. Polapengembangan, durasi hingga penataan iringan serta kostummampu memberikan daya tarik bagi penonton. Variasi variasiyang muncul dalam pertunjukan jathilaan reog dapatdipahami sebagai satu bentuk kegelisahan masyarakatkomunitas jathilan reog yang ingin mendambakan adanya

Page 238: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

224

dialektika seni pertunjukan

perubahan. Dari sisi pola gerak, image jathilan dan reog yangtelah ada sejak tahun 1930-an (baca : pigeaud) telahmengalami perkembangan signifikan. Hal ini tidak lepas dariperkembangan fungsi penyajian jathilan maupun reog yangpada awalnya merupakan pertunjukan untuk sarana ritualatau seremonial. Seiring dengan perjalanan waktu, makafungsi tersebut berkembang menjadi sebuah tontonan yangsetiap saat dapat dipentaskan. Dampak dari perkembanganfungsi pada sisi koreografi ini memberikan alternatif seleraestetis yang pada awalnya hanya dimainkan secara monoton.Berbagai variasi pengembangan gerak terlihat jelas berbedadan lebih variatif dibanding pola gerak baku yang telahdimiliki jathilan maupun reog.

Untuk pengembangan rias busana jathilan maupun reogsaat ini terlihat makin banyak variasi yang dihadirkankelompok jathilan dan reog. Tidak hanya sebatas padaperubahan warna dasar baju jathilan yang pada masa laluidentik dengan baju putih rompi hitam. Pun demikian untukreog yang selalu berpegang pada pakem kostum masa lalu.Seiring dengan perkembangan jaman pula, komunitasjathilan reog di kabupaten dan kota di DIY ingin memberikansesuatu yang lain dari pada biasanya. Hasilnya memangsangat memuaskan. Di sini lahir desain-desain baru kostumjathilan reog yang sebelumnya belum pernah muncul. Hanyasaja dalam festival jathilan reog ini masih ada beberpa timyang tidak melihat konteks pertunjukan dengan tema,sehingga visualisasi desain kostum terlihat tidak harmonidengan cerita yang dibawakannya. Kelemahn ini yangmenjadi catatan penting di sektor kostum, di samping pola

Page 239: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

225

catatan pertunjukan

iringan. Dalam mengembangkan iringan terlihat pula polalama jathilan masih nampak jelas mengumandang mengiringigerak langkah penari jathilan. Namun demikian ada pulayang dengan berani mengembangkan iringan, sehingganuuansa jathilan reyog tersebut nampak lebih dinamis.

Keberanian seniman jathilan reog di DIY ini pantasdiapresiasi sebagai satu keberanian yang bertanggung jawabdalam rangka melahirkan sejarah baru seni jathilan reog eraglobal di DIY. Sungguhpun pro kontra dalam pengembanganseni jathilan reog ini muncul di masing-masing wilayah,namun itu tidaklah prinsip. Yang paling penting saat inibagaimana generasi muda jathilan dan reog mau belajar danmemahami substansi jathilan yang telah ada dan merupakanpola baku di wilayahnya masing-masing. Hal ini pentingdilakukan untuk pengembangan ke depan agar tidakmeninggalkan substansi seni tradisional.

Dan yang paling penting adalah kepedulian dan peranpembina di masing-masing wilayah hendaknya dapatmemberi kontribusi dalam upaya menumbuhkan iklimberkesenian yang kondusif bagi generasi berikutnya. Hal iniseperti telah dilakukan kepala Dusun Kliran, SubejoPurwanto dalam mendampingi grup jathilan RampakKudhan, Minggir Sleman, ke manapun pentas sejak tahun1997 didirikannya.

Yogyakarta, 25 Juni 2013

Page 240: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

226

“Dewi Widaninggar” kembali keNegeri Cina[Catatan Misi EXPO ASEAN 2013]

Prospek perdagangan dan industri kreatif DIY danIndonesia secara umum mampu menembus pasar Asia dikota Nanning Cina. Dalam kesempatan EXPO ASEAN yangdilaksanakan 3 – 6 September 2013 lalu, anjungan DIY yangmewakili Indonesia mampu menarik banyak minat kunjunganmasyarakat Cina dan Negara peserta lain seperti Myanmar,Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Singapore, BruneiDarusalam, Malaysia, dan Fi l ippina. Sukses DinasPerindustrian dan Perdagangan DIY didukung kementrianPerdagangan RI, menggelar berbagai produk unggulan DIYtak lepas dari dukungan sektor lain yang digelar untukmember daya tarik stand Indonesia. Dukungan itu denganhadirnya pertunjukan yang dikoordinir Dinas KebudayaanDIY yang menampilkan karya seni khas DIY di City of Charmdalam EXPO tersebut.

Satu hal menarik yang ditampilkan kontingen DIYadalah penampilan Dewi Widaninggar dalam pethilanBeksan Menak yang lebih dikenal sebagai putri Cina. DewiWidaninggar berhasil menemukan “saudara-saudaranya” di

Page 241: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

227

catatan pertunjukan

Nanning Cina selama sepekan. Antusiasme masyarakatmenyaksikan BeksanMenak ciptaan Sri Sultan HB IX inimemberikan bukti bahwa kesenian tradisi khas kratonYogyakarta sangat diminati orang di luar negeri.

Implikasi dari momentum hadirnya Dewi Widaninggarke “negeri asalnya” memberikan penegasan bahwa, upayauntuk menguatkan potensi budaya lokal dalam upayamencari legalisasi pada dunia luar perlu dilakukan denganberbagai cara. Misi perdagangan dan kebudayaan yangdikemas menjadi satu paket penyajian ini memberikankeuntungan menyeluruh. Tidak saja dari sisi ekonomi, namundari sisi kultural, jalingan bilateral antara dua Negara bisadiperkuat dan ditingkatkan di masa mendatang.

Cina dan Indonesia dalam kaitan ini adalah representasidua Negara yang sama-sama memiliki kekayaan budayamelimpah. Keragaman dan pluralitas budaya yang ada diCina sama halnya yang dimiliki Indonesia. Meski dengan latarbelakang dan sistem pemerintahan serta ideologi yangberbeda, namun antara Indonesia dan Cina memilikikesamanaan dalam konsep pengembangan budaya yangberbasis masyarakat.

Konsep pengembangan budaya berbasis masyarakatinilah yang memberikan peluang kepada masayarakat luasuntuk ikut kontribusi mendukung upaya pelestarian danpengembangan seni budaya tradisi. Oleh sebab itu langkah-langkah untuk mendukung pelestarian dengan menjaga situsbudaya dan berbagai adat tradisi yang ada hukumnya adalahwajib bagi masyarakat. Sungguhpun saat ini masih adasekelompok orang yang menolak bahkan merusak salah satu

Page 242: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

228

dialektika seni pertunjukan

situs budaya yang baru saja terjadi di Yogyakata. Hal ituhanyalah masalah pemahaman rasional yang belum sampaipada kelompoknya.

Masyarakat sebagai Penyangga Kebudayaan

Seperti apa yang pernah disampaikan Koentjaraningratbahwa untuk menjaga eksistensi sebuah kebudayaandiperlukan kekuatan dan tekad bersama masyarakatpendukungnya adalah benar adanya. Terlebih lagi DaerahIstimewa Yogyakarta saat ini telah menyandang sebagaidaerah yang memiliki kewenangan khusus dalam bidangKebudayaan yang terwadahi dalam program Keistimewaan,makin memantabkan masyarakat untuk bertindak, danbergerak, melakukan kegiatan dalam rangka melestarikankebudayaannya.

Dasar kegiatan kebudayaan yang ada di berbagaiwilayah di DIY ini kini secara legal formal telah dilindungidengan Undang-undang. Harapan inilah yang harus kita jagaagar upaya pelestarian budaya yang ada tidak terganjal olehupaya kelompok-kelompok tertentu yang menganggapbertentangan dengan keyakinan kelompok itu. Oleh karenaitu perlu kiranya pola penyadaran budaya bagi masyarakatyang belum paham tentang esensi kebudayaan perluditingkatkan melalui berbagai cara yang efektif dan tidakmenyinggung perasaan orang.

Belajar dari Cina

Sebagai sesama Negara yang memiliki latar belakangsejarah kebudayaan panjang, Indonesia saat ini masih harus

Page 243: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

229

catatan pertunjukan

banyak belajar dengan Cina dalam memproteksikebudayaannya dari ancaman atau pengaruh budaya asingyang tidak relevan dengan budayanya. Salah satu jawabanyang ditunjukkan masyarakat Cina, khususnya di kotaNanning adalah dengan perlawanan budaya. Perlawananbudaya ini dilakukan tanpa bersentuhan dengan orang yangtidak suka pada tradisi tertentu. Dalam istilah Jawa menangtanpa ngasorake. Prinsip ini ternyata digunakan juga diNegara Tirai Bambu. Filosofi menang tanpa ngasorake,ngluruk tanpa bala, telah diwujudkan negeri bermata uangYuan tersebut dalam berbagai sektor termasuk Olah Ragadan Kesenian. Perkembangan di dunia Olah Raga kiniterbukti Cina mampu mengungguli Amerika Serikat di duakali penyelenggaraan Olympiade.

Di sektor transportasai, proteksi produk anak negeri dikedepankan. Motor matic non bahan bakar atau pakai listrikdiproduksi besar-besaran untuk masyarakat Cina. Ini adalahlangkah stratehis menumbuhkan rasa kebanggaan nasionalsekaligus membentengi produk luar yang masuk. Demikianpula dari sisi kesenian dan kebudayaan, Cina masih konsistenuntuk mengangkat budaya tradisinya sebagai ikonkebanggaan , sekaligus sebagai sarana menumbuhkan rasanasionalisme bagi warganya. Salah satu yang dapat diungkapdi sini adalah keberadaan Kentucky Fried Cicken di Cinatetap diperbolehkan, namun cara makannya harus tatapdengan sumpit (alat makan khas Cina). Ini mengandungmakna bahwa budaya luar silakan masuk, tapi tradisi tetapharus dijaga dan dipertahankan jangan sampai hilang.

Nah jika demikian yang terjadi apakah kita keliru jika

Page 244: Dialektika Seni Pertunjukanstaffnew.uny.ac.id/upload/132001802/lainlain/dialektika-seni... · Merenungkan Nasib Seni Tradisional Menghadapi Tantangan Global ~ 104 ... cabang kesenian

230

dialektika seni pertunjukan

meniru langkah Cina yang mengedepankan budaya lokaldengan tetap terus mengejar upaya pengembangan teknologiyang ramah lingkungan. Nampaknya misi Dewi Widaninggardi Cina beberapa waktu lalu akan memberikan inspirasi danjawaban ke depan agar masyarakat Indonesia khususnya DIYmakin sadar dengan kebudayaannya sendiri. Bukan malahmengusik eksistensi budayanya sendiri demi kepentinganbudaya lain yang tidak jelas.

Yogyakarta, 22 September 2013