23
DIAGNOSIS BANDING DEMAM KURANG DARI TUJUH HARI 1. Demam Dengue Spektrum klinis infeksi virus dengue Pendekatan diagnosis klinis a. Demam dengue - Panas tinggi mendadak menghilang hari ke-3 atau 4 lalu timbul lagi setelah 1-3 hari (saddle back), total lama demam 5-7 hari. - Sakit kepala, sakit retroorbital. - Nyeri sendi, tulang punggung (Backborne fever). - Lemah, malaise. - Flushing: muka dan leher. - Fotofobi, hiperestesi. - Ruam primer makulopapular biasanya pada toraks dan lipat sendi yang hilang dalam 2-3 hari. Infeksi virus dengue Asimptomat ik Simptomat ik Demam dengan gejala tidak Demam dengue Demam berdarah Tanpa perdaraha Dengan perdaraha Tanpa syok Dengan syok

Diagnosis Banding Demam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

diagnosis banding dengan keluhan demam

Citation preview

Page 1: Diagnosis Banding Demam

DIAGNOSIS BANDING DEMAM KURANG DARI TUJUH HARI1. Demam Dengue

Spektrum klinis infeksi virus dengue

Pendekatan diagnosis klinisa. Demam dengue

- Panas tinggi mendadak menghilang hari ke-3 atau 4 lalu timbul lagi setelah 1-3 hari (saddle back), total lama demam 5-7 hari.

- Sakit kepala, sakit retroorbital.- Nyeri sendi, tulang punggung (Backborne fever).- Lemah, malaise.- Flushing: muka dan leher.- Fotofobi, hiperestesi.- Ruam primer makulopapular biasanya pada toraks dan lipat sendi yang hilang dalam

2-3 hari.- Perdarahan tidak biasa: ptekiae, epistaksis, gusi, saluran cerna, hematuri mikroskopis,

menorrhagi.- Hepatomegali (kadang-kadang).- Ruam sekunder muncul setelah hari ke-4 (paling sering hari ke 6-7) yang berupa

makulopapular/ptekiae/purpura/campuran, konfluen, biasanya kaki dan tangan, kadang-kadang gatal.

- Leukopeni dan trombositopeni sering ditemukan.

Infeksi virus dengue

Asimptomatik Simptomatik

Demam dengan gejala tidak khas

Demam dengue Demam berdarah dengue

Tanpa perdarahan

Dengan perdarahan

Tanpa syok

Dengan syok

Page 2: Diagnosis Banding Demam

b. Demam berdarah dengue- Demam akut 2-7 hari yang pada umumnya bifasik.- Minimal 1 tanda perdarahan.

Tes torniket (+). Ptekiae, purpura, ekimosis. Perdarahan mukosa, saluran GI atau tempat lain. Hematemesis atau melena.

- Trombositopenia ≤ 100.000/mm3.- Tanda kebocoran plasma.

Peningkatan Ht ≥ 20%. Penurunan Ht setelah pemberian cairan ≥ 20% dari baseline. Efusi pleura, ascites, hipoproteinemia.

Diagnosis DBD secara klinis dapat ditetapkan jika ditemukan 2 atau lebih tanda klinis disertai 2 kelainan laboratorium.

DBD menurut beratnya penyakit dibagi menjadi 4 derajat: Grade 1 : demam dan gejala non-spesifik, manifestasi perdarahan hanya

torniket test positif. Grade 2 : Grade 1+perdarahan spontan. Grade 3: tanda kegagalan sirkulasi (nadi cepat lemah, pulse pressure

menyempit, hipotensi, kulit lembab dan dingin). Grade 4 : Syok berat (nadi dan tekanan darah tidak dapat terdeteksi).DSS = DBD grade 3 dan 4

c. Dengue Shock Syndrome- Semua tanda DHF ditambah tanda kegagalan sirkulasi:

Nadi lemah dan cepat sampai tidak teraba Tekanan nadi menurun < 20 mmHg Hipotensi (sesuai umur) sampai tidak terukur Kulit dingin dan lembab Pasien tampak gelisah Diuresis berkurang

- Pasien biasanya berkembang menjadi DSS setelah hari ke-3 sampai 6 gejala.

d. Initial Warning Signals1. Menghilangnya demam2. Penurunan trombosit3. Peningkatan Ht

e. Alarm Signals

Page 3: Diagnosis Banding Demam

1. Nyeri perut hebat2. Muntah berkelanjutan3. Perubahan dari demam menjadi hipotermia4. Penurunan kesadaran

Diagnosis konfirmasi- Pemeriksaan serologis :

IgG pada infeksi primer meningkat setelah hari ke-14, sedangkan pada infeksi sekunder meningkat pada hari ke-2.

IgM meningkat pada hari ke-5 gejala, mencapai puncak pada minggu ke-2 dan menghilang setelah 60-90 hari.

Hemaglutinin Inhibition Test (HI test) (+) jika ≥ 1280 atau peningkatan ≥ 4x pada pemeriksaan serum akut dan konvalesen (kurang lebih selang 7 hari).

- Pemeriksaan Virologis isolasi virus dan PCR.

2. Infeksi Saluran Nafas a. Rhinitis (common cold) penyakit infeksi saluran nafas atas yang dapat sembuh sendiri

karena sebagian besar disebakan oleh virus (paling banyak rhinovirus), sering melibatkan mukosa sinus sehingga disebut rhinosinusitis.Kriteria diagnosis:- Anamnesis:

1. Gejala pertama sering berupa nyeri tenggorokan, diikuti pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin.

2. Batuk.3. Demam ringan/tanpa demam.4. Nyeri kepala.5. Pada bayi gejala yang menonjol adalah demam tinggi, rewel/iritabel, lesu.

- Pemeriksaan fisis:Hidung : sekret hidung meningkat, mukosa edema, hiperemis.

b. Faringitis akut peradangan akut membrane mukosa saluran respiratorik atas yang meliputi faring dan tonsil yang secara klinis dibedakan atas 2 kategori yaitu penyakit yang disertai gejala pada hidung (nasofaringitis atau tonsilofaringitis) dan tanpa keterlibatan hidung (faringitis atau tonsilofaringitis).Kriteria diagnosis:1. Anamnesis:

- Awitan gejala tiba-tiba dengan gejala yang menonjol nyeri tenggorokan dan panas badan, seringkali disertai sakit kepala dan gejala gastrointestinal faringitis streptokokal.

- Awitan gejala bersifat bertahap, terutama rinore, batuk, dan diare faringitis viral.

Page 4: Diagnosis Banding Demam

2. Pemeriksaan fisik- Faringitis streptokokal:

Faring hiperemis dan tonsil membesar, kadang-kadang disertai eksudat kuning, blood-tinged.

Palatum mole dan faring posterior petekia. Uvula hiperemis dan membengkak. Pembesaran kelenjar getah bening servikal anterioe yang nyeri pada

penekanan.- Faringitis viral:

Konjungtivitis dan demam pharyngoconjunctival fever (adenovirus). Nodul kecil putih kekuningan di faring posterior acute lymphanodular

pharyngitis (coxsackie virus). Demam tinggi dan ginggivostomatitis Herpes simplex virus.

c. Laringotrakeobronkitis penyakit infeksi saluran respiratorik akut disebabkan oleh virus dengan gejala tanda stridor, batuk menggonggong, suara parau, disertai demam akibat peradangan hanya pada laring saja (laryngitis), laring dan trakea (laringotrakeitis), atau laring, trakea, bronki (laringotrakeobronkitis) bahkan laringotrakeobronkopneumoniter.Kriteria diagnosis:1. Anamnesis:

- Biasanya terjadi pada anak 0-5 tahun (tersering 1-2 tahun).- Mulai timbul gejala penyakit bertahap, biasanya didahului batuk, pilek, dan panas

badan. Setelah 3-4 hari timbul batuk menggonggong, stridor inspirasi, sesak dapat bertambah tetapi tidak begitu progresif.

2. Pemeriksaan fisik:- Bervariasi tergantung derajat tanda/gejala distress pernafasan, yaitu dispnea,

pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal sampai timbul megap-megap, perubahan tingkat kesadaran, dan sianosis.

3. Laringoskopi tampak mukosa laring berwarna merah dengan pembengkakan subglotis.

4. Radiologi foto soft tissue leher AP bagian atas trakeas di daerah subglotis runcing seperti menara (steeple sign), sedangkan pada posisi lateral tampak penyempitan subglotis.

d. Bronkitis akut proses peradangan sementara pada trakea dan bronkus yang menimbulkan batuk-batuk dan biasanya tanpa pengobatan akan sembuh dalam waktu 2 minggu.Kriteria diagnosis:1. Anamnesis:

- Batuk: mula-mula kering, non-produktif, beberapa hari kemudian batuk produktif mengeluarkan mucus yang purulen, bisa disertai muntah berisi mukus, gejala batuk ini hilang setelah 10-14 hari.

Page 5: Diagnosis Banding Demam

- Gejala penyakit sistemik.2. Pemeriksaan fisik: biasanya tidak ditemukan kelainan, kadang-kadang ditemukan

ronki kering, coarse crackles atau suara lender dan wheezing.e. Bronkiolitis penyakit infeksi saluran respiratori bawah akut dengan gejala utama

akibat peradangan bronkioli yang terutama disebabkan oleh virus, biasa disertai superinfeksi bakteri.Kriteria diagnosis:1. Anamnesis:

- Biasanya terjadi pada usia 2 bulan- 2 tahun (terutama 2-6 bulan).- Selama 2-4 hari terjadi batuk, pilek, hidung tersumbat, panas badan yang diikuti

sesak nafas dan bisa disertai wheezing.- Gejala lain: muntah, gelisah, tidak mau makan/minum.

2. Pemeriksaan fisik- Dapat ditemukan merintih (grunting), sianosis.- Suhu tubuh bisa normal, subfebris, atau demam tinggi.- Frekuensi pernafasan meningkat, pernafasan cuping hidung, retraksi subkostal,

interkostal, dan suprasternal.- Perkusi: hipersonans.- Auskultasi: suara pernafasan mungkin normal, ekspirasi memanjang, dapat

terdengar wheezing dan crackles atau wheezing saja.- Hepar dan lien teraba akibat hiperinflasi thoraks.

3. Laboratorium- Pulse oximetry : saturasi O2 menurun.- Analisis gas: hipoksemia, jika berat bisa menyebabkan asidosis dan hiperkapnia- Antigen RSV (+) dari sekret hidung dengan pemeriksaan ELISA atau

imunofluorosens.- Isolasi virus dari biakan sel.

4. Foto toraks- Normal atau tampak hiperinflasi dengan depresi/pendataran diafragma,

atelektasis, atau konsolidasi.- Gambaran khas: Depresi diafragma dan hiperinflasi.

f. Pneumonia penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyakit non-infeksi.Kriteria diagnosis:1. Anamnesis:

- Non-respiratorik: demam, sakit kepala, kaku kuduk terutama bila lobus kanan atas yang terkena, anoreksia, letargi, muntah, diare, sakit perut, dan distensi abdomen terutama pada bayi.

- Respiratorik: batuk, sakit dada, sesak.2. Pemeriksaan fisik:

Page 6: Diagnosis Banding Demam

- Takipnea, grunting, pernafasan cuping hidung, retraksi subkostal, sianosis, auskultasi paru crackles.

- Hepatomegali akibat perubahan letak diafragma yang tertekan ke bawah oleh hiperinflasi paru atau sekunder akibat gagal jantung kongestif.

3. Radiologis:- Pneumonia interstitialis kelainan perivaskulas dan interalveolar.- Pneumonia lobaris konsolidasi pada satu lobus penuh.- Bronkopneumonia infiltrate diffuse.

4. Laboratorium - Hitung leukosit bakteri (15.000-40.000/mm3, neutrofil dominan) virus

(<20.000/mm3, limfosit predominan).- Diagnosis definitive: isolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura, darah

sulit dilakukan.

3. Infeksi saluran kemihDefinisi : adanya pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, paling banyak disebabkan oleh E.coli.Kriteria diagnosis:1. Gejala klinis

- Asimtomatik- Simtomatik

Neonatus: gambaran sepsis dengan gejala tidak khas seperti panas, ikterus, malas minum, muntah, mencret, berat badan tidak naik, penurunan kesadaran.Anak: disuria, frekuensi meningkat, urgensi, polakisuria, nyeri perut/pinggang, gangguan pertumbuhan, muntah, panas yang tidak diketahui penyebabnya dan eneuresis.

2. Pemeriksaan urinPemeriksaan untuk meningkatkan kewaspadaan kemungkinan ISK:- Adanya mikroorganisme pada air kemih yang tidak disentrifugasi dengan atau tanpa

pewarnaan: bila ditemukan 2 kuman/10LPB atau 5 kuman/LPB.- Adanya piuria atau leukosituria:

Sedimen air kemih: leukosit ≥5/LPB. Jumlah leukosit dalam air kemih tidak disentrifugasi:

- Laki-laki: ≥10/mm3- Wanita: ≥50/mm3

- Tes kimiawi: nitrit, reduktase biru metilen.

Page 7: Diagnosis Banding Demam

4. Morbilli (Campak, Rubeola, Measles)Merupakan penyakit menular akut yang secara khas terdiri dari 3 stadium yaitu prodormal, erupsi, dan akhir.Etiologi morbilli adalah morbillivirus yang merupakan virus RNA dari family paramyxoviridae.Kriteria diagnosis : (Adanya riwayat kontak dengan penderita morbilli)

1. Stadium prodormalTerdapat enantema (koplik’s spot) yang muncul 2-4 hari setelah masa prodormal dan bertahan selama 3-5 hari, 3C ( conjungtivitis, coryza, cough), demam ringan sanpai sedang.

2. Stadium erupsiRuam makulopapular dari leher atau belakang telinga ke daerah muka, badan, anggota badan, dan panas badan yang tingi.

3. Stadium akhirRuam menjadi hiperpigmentasi dan kadang-kadang terjai deskuamasi kemudian gejala akan menghilang

5. Varisela (Cacar air, Chickenpox)Merupakan penyakit infeksi virus dengan gambaran khas erupsi vesikel di seluruh tubuh yang timbul berurutan dengan gejala umum yang ringan.Etiologi varisela adalah varicella zoster virus.Kriteria diagnosis :

1. Anamnesis Adanya kontak dengan penderita varisela, prodormal (panas ringan, malaise, anoreksia), sakit kepala, timbul ruam 24 jam setelah masa prodormal.

2. Pemeriksaan fisikTerdapat papul merah vesikula (non umbilicated)24 jam isi vesikel mengeruhmudah pecahkrusta, terdapat limfadenopathy generalisata, varisela bulosa pada anak < 2 tahun, muncul di kulit kepala, wajah, badan, terasa gatal yang intense.

3. LabLeukositosis ringan, giant cell pada kerokan dasar vesikula yang baru muncul, ELISA.

6. OMAMerupakan penyakit kedua tersering pada anak setelah penyakit infeksi saluran pernafasan atas, dimana terjadi peradangan pada telinga tengah.Etiologi dari oma adalah bakteri piogenik seperti streptokokus hemolitikus, stafilokokus aureus, pneumokokus. Oma memiliki 5 stadium yaitu :1. Stadium oklusi tuba eustachius retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan

negative did lm telinga tengah akibat absorbs udara2. Stadium hiperemispembuluh darah melebar di membran timpani3. Stadium supurasiedema yg hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya epitel

superficial, terbentuknya eksudat purulent dikavum timpani yg menyebabkan bulging.

Page 8: Diagnosis Banding Demam

4. Stadium perforasiruptur membran timpani5. Stadium resolusiKriteria diagnosis :1. Anamnesis

Gejala klinis bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien, pada anak yg sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga (otalgia),demam, otorrhea, anoreksia, mual, dan diare.

2. Pemeriksaan fisikDitemukannya abnormal membran tymphani pada pemeriksaan otoschope seperti opacity, bulging, erythema, middle ear effusion

7. Demam tifoid

Demam tifoid dan demam paratifoid adalah penyakit infeksi usus halus. Demam paratifoid

biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama atau menyebabkan

enteritis akut. Sinonim demam tifoid dan demam paratifoid adalah typhoid dan paratyphoid

fever, enteric fever, typhus dan parathypus abdominalis.

Epidemiologi

Insidens tertinggi didapatkan pada anak-anak dan dari 500/100,000 penduduk di negara

berkembang.

Etiologi

Etiologi demam tifoid dan demam paratifoid adalah Salmonella typhii, Salmonella

paratyphii A, Salmonella paratyphii B dan Salmonella paratyphii C. Kuman ini merupakan

salah satu spesies genus Salmonella, famili Enterobacteriaceae, bersifat invasive, berbentuk

batang gram negative, memiliki flagel, tidak berkapsul, tidak berspora dan motil. Ia dapat

tumbuh secara aerob dan anaerob, memfermentasi glukosa, dan dapat mereduksi nitrat

menjadi nitrit. S.typhii mempunyai antigen O, H dan K; endotoksin. jhnjhn Kuman ini dapat

hidup beberapa minggu dalam kotoran, makanan kering, tetapi mati pada pemanasan 54,4 o

C selama 1 hari atau 60o C selama 15 menit.

Faktor predisposisi infeksi Salmonella yaitu :

- usia ≤ 5 tahun atau ≥ 70 tahun

- gastrektomi atau gastroenterostomi

- aklorhidria

Page 9: Diagnosis Banding Demam

- penggunaan antasid yang regular

- hambatan motilitas usus

- anemia hemolitik, termasuk Sickle Cell

- proses hemolitik akut seperti malaria dan bartonellosis

- terapi imunosupresi

- defisiensi imun kongenital atau didapat

- keganasan seperti leukemia dan limfoma

- schistosomiasis

- penyakit kolagen vaskuler.

Manifestasi klinis

- Onset insidious- Demam remitten, setelah 5-7 hari, suhu meningkat ‘stepwise’ fashion- Malaise- Mialgia- Sakit kepala- Sakit abdomen- Keluhan BAB diawali diare dan kemudian konstipasi

Pada pemfis:- bradikardia relative- hepatosplenomegali- abdomen kembung- nyeri yang difuse di perut- rose spots

DiagnosisBerdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan gastrointestinal, dan mungkin disertai

perubahan atau gangguan kesadaran, maka seorang klinisi dapat membuat diagnosis tersangka

demam tifoid.

Diagnosis pasti ditegakkan melalui isolasi S. typhii dari darah. Pada 2 minggu pertama sakit,

kemungkinan mengisolasi S. typhii dari dalam darah pasien lebih besar daripada minggu

berikutnya. Biakan darah positif memastikan demam tifoid, tetapi biakan darah negatif tidak

menyingkirkan demam tifoid. Biakan tinja positif menyokong diagnosis klinis demam tifoid.

Peningkatan titer Uji Widal empat kali lipat selama 2 sampai 3 minggu memastikan diagnosis

demam tifoid. Reaksi Widal tunggal dengan titer antibodi O 1/320 atau titer antibodi H 1/640

Page 10: Diagnosis Banding Demam

menyokong diagnosis demam tifoid pada pasien dengan gambaran klinis yang khas. Pada

beberapa pasien Uji Widal tetap negatif pada pemeriksaan ulang, walaupun biakan darah positif.

8. MeningitisDefinisi

Meningitis (radang selaput otak) adalahinfeksi pada cairan serebrospinal (CSF) di dalam sistem

ventrikel disertai radang pada piamater dan arakhnoid, ruang subaraknoid, jaringan superfisial

otak dan medula spinalis yang dapat terjadi secara akut maupun kronis.

Klasifikasi

a. Berdasarkan tampilan cairan serebrospinal

- Meningitis purulenta jika cairan serebrospinal berwarna keruh kehijauan atau

kekuningan, biasanya disebabkan oleh bakteri.

- Meningitis serosa jika CSS jernih atau xanthochrom, biasanya disebabkan oleh

kuman tuberkulosis, jamur, atau virus.

b. Berdasarkan perjalanan penyakit

- Meningitis akut adalah meningitis yang perjalanan klinisnya hanya memakan waktu

pendek (kurang dari 3 hari sejak awitan panas badan hingga gejala penuh meningitis

seperti kaku kuduk dan penurunan kesadaran)

- Meningitis subakut/kronis jika perjalanannya lebih panjang dari itu.

c. Berdasarkan agen penyebab

- Meningitis bakterialis

- Meningitis tuberkulosis

- Meningitis virus

- Meningitis jamur

Manifestasi klinis

a. Trias klasik meningitis: demam, nyeri kepala, dan kaku kuduk

b. Iritasi dan kerusakan saraf kranial: (selubung saraf yang terinflamasi)

- N II : papil edema, kebutaan

- N III, IV, VI : ptosis, defisit lapang pandang, diplopia

Page 11: Diagnosis Banding Demam

- N V : fotofobia

- N VII : paresis facial

- N VIII : ketulian, tinnitus dan vertigo

c. Pusat muntah teriritasi: muntah yang proyektil

d. Kebingungan atau penurunan respons

e. TTIK : nyeri kepala, papil edema, delirium sampai dengan tidak sadar

Demam : Perubahan setting temperatur di hipothalamus akibat sel-sel inflamasi

Kaku kuduk : tanda iritasi meningen karena adanya refleks spasme dari otot-otot

ekstensor leher

Nyeri kepala : akibat perangsangan nociceptor di subdural oleh meningen yang teriritasi

dan vasodilatasi pembuluh darah untuk mendatangkan banyaknya

komponen sel-sel darah

Kernig, Laseque dan Brudzinski sign: tanda iritasi meningen karena radiks yang

mempersarafi otot-otot yang dirangsang terinflamasi.

2. Klasifikasi

British Medical Research Council (BMRC) pada tahun 1948 membuat klasifikasi

meningitis TB berdasarkan penampilan klinik.Pembagian ini masih secara luas dipergunakan

dalam penanganan klinis meningitis TB. Klasifikasinya adalah sebagai berikut:

Stadium I

Gejala dan tanda meningitis tanpa penurunan kesadaran atau defisit neurologi yang lain. Gejala

yang sering didapatkan adalah nyeri kepala, fotofobia, dan kaku kuduk.

Stadium II

Didapatkan penurunan kesadaran ringan dan/atau defisit neurologi fokal

Stadium III

Stupor atau koma dengan hemiplegi atau paraplegi

3. Diagnosis Meningitis TB

a. Pasien meningitis TB biasanya mempunyai perjalanan penyakit yang lebih lama dari

meningitis bakterialis.

Page 12: Diagnosis Banding Demam

b. Pemeriksaan CT scan atau MRI menunjukkan adanya hidrosefalus dan penyangatan

meningeal, kadang disertai dengan tuberkuloma atau gambaran infark menyerupai infark karena

stroke.

c. Pemeriksaan CSS

- Jumlah leukosit 100-500/ul, biasanya predominan limfosit

- Protein 100-500 mg/dl

- Glukosa <40 mg/dl atau rasio glukosa CSS : glukosa darah sewaktu <50%

- Diagnosis definitif didapatkan dengan ditemukannya basil tahan asam (BTA), namun hasil

positifnya sangat sulit dan kultur memerlukan waktu yang lama. Pewarnaan Ziehl Nielssen

positif pada kurang lebih 25% pasien.

- Metode pemeriksaan bakteriologi lain seperti PCR.

d. Gambaran TB paru hanya didapatkan pada kurang lebih 50% pasien meningitis TB.

e. PPD test positif pada 50-80% kasus, namun pemeriksaan ini tidak sensitif pada daerah endemis TB seperti di Indonesia.

9. MalariaMerupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh satu atau lebih dari 4 spesis plasmodium,

ditandai dengan panas tinggi bersifat intermittent serta anemia dan splenomegali.

Klasifikasi1. malaria tertian benigna2. malaria tertian maligna/subtertiana/tropikana3. malaria kuartana

EtiologiPlasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale dan P. malariae.

Criteria diagnosis- Penderita berasal dari daerah endemik malaria atau riwayat berpergian ke daerah

endemis.- Demam tinggi (intermitten) disertai menggigil, rasa kaku, berkeringat sakit kepala- Mungkin adanya nausea, muntah, sakit punggung, atau sakit daerah perut.

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan:- Pucat, ikterus, atralgia, anemia dan splenomegali.

Page 13: Diagnosis Banding Demam

Hasil lab menunjukkan:- Parasit malaria pada apusan darah tebal.

Pemeriksaan penunjang:- Apus darah tepi tebal: ada tidaknya plasmodium

tipis: identifikasi spesis plasmodium/ tingkat parasitemia

10. TBPenyakit infeksi sistemik yang disebabkan M. tuberculosis.

Etiologi Mycobacterium tuberculosis (MTB) tipe humanusTipe bovinus atau africanus (jarang)

EpidemiologiAngka kejadian TB pada anak sulit ditentukan.Negara sedang berkembang angka ini lebih tinggi dibandingkan Negara maju, angka kejadian TB anak sekitar 20-40% populasi.tB pada bayi adalah 5000-6000/100.000 populasi, dan umumnya mengalami TB berat (milier dan meningitis)

Gejala umum TB- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1-3 bulan dengan penanganan

gizi yg baik- Anoreksia- Demam lama atau hilang timbul tanpa seba yang jelas- Keringat malam- Pembesaran kelanjar limfe superfisialis yang multiple dan tidal nyeri- Batuk lama (>3 minggu)Gejala spesifik (tergantung organ yang terkena), misalnya :- Meningen : riwayat kejang atau penurunan kesadaran atau hidrosefalus akut

o Stadium 1 (1-2minggu)

Apatis, anoreksia, malaise, iritabel, sakit kepala, demam, disertai muntah dan konstipasi

o Stadium 2

Kelainan neurologic, kaku kuduk, reflex kernig dan brudzinski (+), strabismus, ptosis, reaksi pupil lambat, dan gangguan penglihatan

- Kelenjar :pembesarn kelenjar limfe di tonsilar, servikal anterior, submandibular, dan supraklavikular yang tidak nyeri.

o Stadium 1

1 kelenjar limfe besar dikelilingi oleh beberapa kenlenjar kecil, teraba kenyal

Page 14: Diagnosis Banding Demam

o Stadium 2

Kelenjar limfe bersatu dan kulit di daerah pembesaran kelenjar terfiksasi. Kelenjar melunakabses, bila kulit terbuka akan keluar pus

o Stadium 3

Kelenjar terus membesar, teraba kenyal, dan tidak menjadi lunak- Tulang/sendi :tergantung tulang yang terkena:

o Vertebra

Abses leher daerah sternokleidomastoideusAbses psoasGibusParesis/paralisis

o Kaput femur

Nyeri/kaku pada ototMulai terlihat sejak anak dapat berjalan

o Sendi lutut

o Nyeri/bengkak pada lutut

o Panggul

Penderita berjalan pincang atau sulit berdiri- Pericardial : demam tidak begitu tinggi, malaise, bb turun, nyeri dada (jarang pada anak)

Terbagi menjadi 3 kelompok :o Pericarditis kering

Nyeri akut didaerah belakang sternum yang berkurang bila duduk menopang kedepan

o Pericarditis efusi

Sesak nafasDemamAsites

o Pericarditis konstriktiva

Sesak nafasAsitesEdema tingkai

- Pleura : nyeri dada saat bernafas, demam tinggi biasanya menetap 2-3 minggu, batuk, sesak nafas, malaise, takikardia efusi yang masif

- Abdomen :nyeri abdomen, diare kronik, distensi abdomen, konstipasi, muntah hematokesia, teraba masa diabdomen, tenesmus, malaise, demam, pucat

- Ginjal : dysuria, hematuria, piuria, nyeri local daerah ginjal (pinggang)- Saluran kemih :

o Laki-laki

Pada anak yang muda, lesi pada satu testisPada anak yang tua, lesi pada kedua testis, membesar, dan menempel pada kulit

Page 15: Diagnosis Banding Demam

Proses lambat, kronik, dan relative tidak nyerio Perempuan

Terjadi pada uterus, tuba fallopi akibat penyebaran hematogen dari infeksi primer paru yang terjadi setelah pubertas, dapat juga pada TB abdomen akibat rupture kgb mesenterialNyeri daerah abdomen bagian bawahBB turunNafsu makan turunDistensi abdomenAmenore

- Kulit : eritema nodosum, lesi miliar, verucous TB, ulkus di mulut hidung anus, skrofulderma, lupus vulgaris, tuberulides

- Mata : iritasi, nyeri, lakrimasi, fotofobia, pengeluaran secret mata, demam lama, berat badan tidak naik.

- Hati : demam, anoreksia, berat badan tidak naik, nyeri perut, icterus, hepatomegaly-splenomegali.

Pemeriksaan penunjangTes tuberkulinFoto toraksBilasan lambung

11. Hepatitis Virus AkutInflamasi akut pada hati dengan derajat nekrosis sel hati yang bervariasi

EtiologiVirus hep A Virus hep EVirus hep B Virus hep FVirus hep C Virus hep GVirus hep D

Kriteria diagnosisAnamnesis

- Fase pre ikterikAnoreksia, nausea, muntah, lemah, rasa tidak enak pada abdomen, panas badan, nyeri kepala, kadang diare. Pada hep b dapat timbul urtikaria, atralgia, atau artritis

- Fase ikterik

Page 16: Diagnosis Banding Demam

Ikterik, depresi mental, bradikardia, pruritus, urin berwarna gelap, feses pucat.Gejala prodorman berkurang atau menghilang.

Pemeriksaan fisikHepatomegaly, splenomegaly, kadang limfadenopati

12. KeganasanTanda-tanda keganasan :- Demam- Penurunan berat badan- Anemia yang tidak bisa di jelaskan- Pembesaran KGB- Sakit kepala- Fatigue- Tidak enak badan dan lemah- Nyeri pada lokasi keganasan- Perubahan pada kulit

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO.Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention, and control.2nd edition, Geneva:World Health Organization, 1997.

2. Nelson Textbook of Pediatrics, edisi 17, 2004.

Page 17: Diagnosis Banding Demam

3. Kartasasmita C, Utomo A, Melinda H, Sudarwati S, Wulandari DA. Pulmonologi. In: Garna H, Melinda H, editors. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. 3 ed. Bandung: 2005.

4. Sekarwana N, Rachmadi D, Hilmanto D. Nefrologi. In: Garna H, Melinda H, editors. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. 3 ed. Bandung: 2005.