Upload
nabilah-armalia-iffah
View
216
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
test
Citation preview
DIAGNOSA ASMA
Anamnesis
1. Asma episodik : serangan berulang (hilang timbul), diantaranya terdapat periode bebas serangan
2. Variabilitas : kondisi asma bervariasi pada waktu2 tertentu, provokasi pencetus, satu hari terjadi variabilitas dgn perburukan pda malam hari/dini hari
3. Reversibel : meredanya gejala asam dengan/tanpa obat bronkodilator agonis beta 2 kerja singkat
4. Gejala : batuk, mengi, sesak nafas episodik, rasa berat di dada, berdahak yg berulang
5. Disertai gejala lain: rhinitis alergik
6. Gejala atopi : rinitis alergik, kongjungtivis alergok
7. Riwayat alergi dlm keluarga
8. Batuk pilek lbh dri 10 hari dan sering komplikasi ke sal nafas bawah
PX Fisik
Inspeksi : kontraksi otot pernafasan tambahan, barel chest, gelisah, sesak, sianosis
Palpasi : tidak ada kelainan nyata, vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : hipersonor
Auskultasi : ekspirasi memanjang, wheezing, suara lendir
Eksaserbasi akut : peningkatan nadi, frek nafas, penggunaan otot bantu nafas
PX Penunjang
1. Faal Paru
a) Spirometri- Penilaian obstruksi jalan nafas dengan
manuver ekspirasi paksa untuk mendapatkan VEP1, KVP, dan APE (nilai tsb sangat lebar variasinya tergntung usia, jenis kelamin, tinggi badan, etnik, ras).
- VEP1/KVP -> N = >70%, <70% -> Obstruksi jalan nafas
b) APE (Arus Puncak Ekspirasi)- Dapat digunakan untuk membantu DG dan
monitoring asma- Kelebihan : tidak mahal, portable, plastik dan
ideal untuk pasien melakukan di rumah sehari hari
- Kekurangan : tidak cukup baik menggambarkan derajat obstruksi jalan nafas, perburukan obstruksi jalan nafas dan udara terperangkap
- Penilaian APE :
1. Penilaian reversibilitas
APE meningkat >= 60 l/menit / 20% stelah pemberian bronkodilator SABA mengindikasikan terdapat respons bronkodiltor/kemungkinan dg asma
2. Penilaian variabilitas
Dinilai dgn meminta subjek/pasien mengukur APE pagi dan malam (buat tau nilai rendah sama tinggi)setiap hari selama beberapa waktu hari umumnya lebih dari 1-2 minggu, lalu diitung variasi diurnal setaip harinya
2. Pemeriksaan IgE- Untuk menguji adanya antibodi IgE spesifik pada
kulit- Untuk mencari faktor pencetus
3. Uji Provokasi Bronkus- Untuk menilai hipereaktivitas bronkus pada
pasien dgn gejala sesuai dengan asma tapi pemeriksaan fisik dan faal paru normal,
- Dilakukan dengan inhalasi metakolin/histamin- Merefleksikan sensitivitas saluran napas
terhadap faktor2 yg menimbulkan gejala- Hasil : konsentrasi zat provokasi -> penurunan
VEP 20%
4. Uji Alergik untuk menilai status alergi- Hubungan erat antara asma dengan rinitis
alergika -> terdapat kondisi alergi -> meningkatkan probabilitas dg asma
- Identifikasi alergen sebagai faktor risiko terjaidnya perburukan asma
Referensi
Pedoman Tata Laksana ASMA, Dewan Asma Indonesia
Pedoman pengendalian asma