9
DIABETES MELITUS TIPE 1 Definisi DM Tipe 1 adalah DM yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin oleh organ pankreas. Epidemiologi DM Tipe 1 banyak terjadi pada anak-anak usia 6-10 tahun pada masa awal pubertas dimana anak perempuan 3 kali lebih berisiko dari anak laki-laki. Daerah dengan angka penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat dan Maluku Utara. Etiologi Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapimewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinyaDM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yangmemiliki tipe antigen HLA.b. Faktor-faktor imunologi Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimanaantibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen. Faktor lingkungan

Diabetes Melitus Tipe 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bhj

Citation preview

Page 1: Diabetes Melitus Tipe 1

DIABETES MELITUS TIPE 1 Definisi

DM Tipe 1 adalah DM yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin oleh

organ pankreas.

Epidemiologi

DM Tipe 1 banyak terjadi pada anak-anak usia 6-10 tahun pada masa awal

pubertas dimana anak perempuan 3 kali lebih berisiko dari anak laki-laki.

Daerah dengan angka penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat dan

Maluku Utara.

Etiologi

Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapimewarisi

suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinyaDM tipe I.

Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yangmemiliki tipe antigen

HLA.b.

Faktor-faktor imunologi

Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimanaantibodi terarah

pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut

yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.Yaitu otoantibodi terhadap

sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yangmenimbulkan

destruksi selbeta.

Faktor Resiko

1. Riwayat keluarga: Ketika seorang sanak famili (orang tua, anak, saudara

kandung) memiliki diabetes, risiko mengembangkan diabetes tipe 1 adalah

sekitar 10 sampai 15 persen. Banyak kemungkinan gen sedang diselidiki.

2. Paparan protein susu sapi: Konsumsi susu sapi pada anak usia dini telah

diselidiki sebagai faktor penyebabnya.

3. Infeksi virus pada janin atau pada masa kecil

Page 2: Diabetes Melitus Tipe 1

4. Berat lahir lebih besar dari 4.49 kg

5. Preeklamsia (tekanan darah tinggi pada ibu hamil)

6. Dilahirkan oleh seorang ibu yang lebih tua dari 25 tahun

Anatomi dan fisiologi pankreas

Pankreas adalah organ pipih yang terbentang pada VL I dan II dibelakang

lambung. Panjangnya kira-kira 15 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa

dan berat rata-rata 69-90 g. Bagian dari pankreas : caput, corpus, dan cauda.

Pankreas memiliki 2 fungsi :

a. Fungsi Eksokrin

Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar (asini)

pankreas, memproduksi cairan pankreas (getah pankreas) berisi enzim dan

elektrolit yang disekresi melalui duktus pankreas ke dalam usus halus

(duodenum).

b. Fungsi Endokrin

Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau-pulau langerhans, yaitu

kumpulan kecil sel yang tersebar di seluruh organ. Pulau langerhans yang

mengeluarkan sekretnya keluar. Tetapi, menyekresikan insulin dan

glukagon langsung ke darah. Pulau langerhans terdiri atas :

Sel alfa, memproduksi glukagon

Sel beta, menyekresi insulin yang menurunkan kadar gula darah.

Sel delta, menyekresi somastatin, hormon penghalang hormon

pertumbuhan yang menghambat sekresi glukagon dan insulin.

Sel F, menyekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pencernaan

Patofisiologi

Insulin merupakan hormon endokrin yang diproduksi dalam sel beta

pulaulangerhans pada pankreas. Hormon ini berperan utama dalam

membolehkan sel-sel tubuh untuk menyimpan dan menggunakan karbohidrat,

lemak, dan protein. Selain itu juga insulin berperan sebagai katalis untuk

menstimulasi enzim danbahan kimia lain untuk produksi energi. Sekresi hormon

insulin distimulasi oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah yang dihasilkan

dari makanan karbohidrat yang dikonsumsi. Sekresi ini terjadi biasanya 10

menit setelah makan. Glukosa merupakan sumber bahan bakar utama untuk

Page 3: Diabetes Melitus Tipe 1

reaksi metabolisme energi dalam tubuh. Glukosa ini diperoleh melalui ingesti,

glukoneogenesis, dan glikogenolisis. Kadar glukosa dalam darah yaitu sekitar

70-140 mg/dl yang mana dipertahankan dalam batas normal oleh regulasi dari

hormon insulin dan glukagon. Defisiensi insulin yang bersifat absolut dan relatif

pada diabetes mellitus akan mengakibatkan proses transportasi glukosa dalam

darah kedalam selterganggu, hal ini akan meningkatkan kadar glukosa dalam

darah atau hiperglikemia. Pada diabetes mellitus tipe I hiperglikemia akan

mengakibatkan ginjal mengeksresikan glukosa tersebut kedalam urin yang

biasanya tidak terjadi, sehingga akan ditemukan glukosa dalam urin atau

glukosuria. Peningkatan glukosa dalam urin akan diikuti oleh peningkatan

seksresi air sehingga terjadi peningkatan eksresi urin (poliuria). Peningkatan

eksresi air melalui urin akan meningkatkan tekanan osmotik koloid plasma

sehingga air dalam sel akan tertarik kedalam intravaskuler yang akhirnya air

dalam sel berkurang dan pusat rasa haus akan terangsang dan akan membuat

klien diabetes mellitus melakukan banyak minum (Polidipsia). Defisiensi

insulin absolut pada diabetes mellitus tipe I juga akan mengakibatkan glukosa

dalam sel berkurang, sehingga mekanisme lapar terjadidan membuat klien

diabetes ingin makan secara berlebihan (Poliphagia). Selain itu simpanan

glukosa yang berkurang dalam sel akan mengganggu proses metabolisme

energi, sehingga proses glukoneogenesis dan glikogenolisis dapa tterjadi

sebagai kompensasi tubuh dalam mendapatkan sumber bahan bakar cadangan

untuk metabolisme energi. Proses peningkatan glukoneogenesis akan berakibat pada

peningkatan akumulasi hasil akhir metabolisme yang dapat mengganggu fungsi

tubuh, seperti zat-zat keton sebagai hasil akhir pemecahan asam lemak.

Peningkatan akumulasi zat-zat keton dalam tubuh ini akan mengganggu

keseimbangan asam dan basa dan klien pada saat ini jatuh pada kondisi diabetik

ketosidosis. Diabetes Tipe 1 sering dikategorikan sebagai kelainan terhadap

sistem imun/kekebalan tubuh. Hal tersebut dikarenakan pada diabetes tipe 1,

sistem kekebalan tubuh merusak sel penghasil hormon insulin yang terdapat di

pankreas. Sel penghasil insulin yang dimaksud adalah sel beta.

Dalam kondisi normal, sistem kekebalan tubuh akan menyerang dan

membentengi tubuh dari bakteri dan substansi-substansi atau virus yang

menyusup ke dalam tubuh. Namun pada diabetes tipe 1, tanpa alasan yang pasti,

Page 4: Diabetes Melitus Tipe 1

sistem imun menyerang pankreas serta menghancurkan sel beta dan

menyebabkan terhambatnya produksi hormon insulin.

Diabetes tipe 1 terjadi saat tubuh kekurangan hormon insulin, sehingga

kadar glukosa (gula darah) meningkat hingga di atas normal. Insulin berfungsi

untuk menyerap nutrisi dan gula dalam darah, kemudian mensirkulasikannya ke

berbagai sel tubuh untuk dijadikan sebagai sumber energi.

Penderita diabetes tipe 1 hanya memproduksi insulin dalam jumlah yang

sangat sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Akibatnya glukosa dalam darah

semakin meningkat (hiperglikemia) dan sel-sel tubuh tidak mendapatkan asupan

energi yang cukup.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan:

Dehidrasi

Tingginya kadar gula dalam darah akan meningkatkan frekuensi urinasi

(buang air kecil) sebagai reaksi untuk mengurangi kadar gula. Saat gula

darah keluar bersama urine, tubuh juga akan kehilangan banyak air, sehingga

mengakibatkan dehidrasi.

Kehilangan berat badan

Gula dalam darah (glukosa) merupakan sumber energi bagi tubuh. Glukosa

yang terbuang bersama urine juga mengandung banyak nutrisi dan kalori

yang diperlukan tubuh manusia. Oleh karena itu penderita diabetes tipe 1

juga akan kehilangan berat badannya secara drastis.

Kerusakan tubuh

Tingginya level gula dalam darah akan menyebabkan kerusakan pada

jaringan tubuh. Kondisi ini juga akan merusak pembuluh darah kecil pada

mata, ginjal dan jantung. Penderita diabetes beresiko tinggi mengalami

serangan jantung dan stroke.

Page 5: Diabetes Melitus Tipe 1

Patogenesis

Patogenesis Diabates Mellitus Tipe 1

Taha

pKejadian Agen atau Respons

1 Kerentanan genetik Gena daerah HLA D

↓2 Kejadian lingkungan Infeksius atau noninfeksius

↓3 Insulitis Infiltrasi limfosit T teraktivasi

↓4 Aktivasi autoimunitas Perubahan sel sendiri → sel

asing

↓5 Serangan imun pada sel beta Antibodi sitotoksik, imunitas

seluler

↓6 Diabetes Mellitus > 90 % sel beta rusak

(sel alfa tidak terkena)

Gejala klinik

Poliuri, polidipsi, polifagi, mulut kering, mual hingga muntah, hilangnya berat

badan, kelelahan (fatigue), penglihatan menjadi kabur, luka atau infeksi pada

kulit dan saluran kemih, bernapas dengan cepat, dan sakit perut.

Terapi

o Oksigen

o Infus

o Injeksi insulin

Page 6: Diabetes Melitus Tipe 1

Pencegahan

1. Primer : untuk orang-orang yang masih sehat dengan cara pola hidup sehat

dan penyuluhan

2. Sekunder : untuk orang sakit, tujuannya mencegah timbulnya kompensasi

dengan cara mengendalikan kadar glukosa darah, penyuluhan perilaku sehat,

dan pendeteksian dini dengan cara skrining serta pengobatan segera.

3. Tersier : bertujuan untuk mencegah kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan

yang dilakukan antara lain mencegah perubahan dari komplikasi menjadi

kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita

yang mengalami kecacatan.

Komplikasi

1. Akut

o Hipoglikemia

o Ketoasidosis

2. Kronis

o Nefropati

o Neuropati

o Retinopati

Prognosis

Kurang baik jika tidak diterapi dengan baik

SKDI

Standar kompetensi dokter Indonesia mengenai penyakit DM tipe 1 adalah 4A,

yaitu lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan

penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. Kompetensi ini

dicapai pada saat lulus dokter