27
Kelompok 4 Maria Y., Titik Z., Mega F., Anisa D., Palupi D., Endah S., Adelaine R., Ayu R., Celine R., Farikhah M. DIABETES INSIPIDUS

Diabetes Insipidus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penjelasan mengenai konsep diabetes insipidus

Citation preview

Page 1: Diabetes Insipidus

Kelompok 4Maria Y., Titik Z., Mega F., Anisa D., Palupi D., Endah S., Adelaine R., Ayu R., Celine R., Farikhah M.

DIABETES INSIPIDUS

Page 2: Diabetes Insipidus

Definition•D

iabetes insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kelainan lobus posterior dari kelenjar hipofisis akibat defisinesi vasopresin, hormon antidiuretik (ADH) yang polidipsi dan poliuri. Adanya kekurangan hormon antidiuretik pada diabetes insipidus dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (Mahmud, 2009) :• Diabetes insipidus yang terjadi akibat penurunan

pembentukan hormon antidiuretik (vasopresin) yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak (diabetes insipidus sentral)• Daibetes inspidus juga bisa terjadi karena kadar hormon

antiduretik normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (diabetes inspidus nefrogenik)

Page 3: Diabetes Insipidus

Clasification•C

entral diabetes insipidus (diabetes insipidus sekunder)

Adalah hilangnya atau berkurangnya hormon antidiuretik (vasopresin). Berkurangnya hormon vasopresin ini dapat menyebabkan tidak berfungsinya bagian tertentu pada otak, kelenjar pituitari posterior yang mengeluarkan hormon ini ke dalam aliran darah

•Diabetes insipidus nefrologi

Lebih jarang terjadi dibanding dengan diabetes insipidus sekunder. Sindrom ini dapat disebabkan oleh penyakit pada ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat merespon vasopresin. Meskipun didalan tubuh terdapat cukup vasopresin (tidak seperti diabetes insipidus sentral) ginjal tidak dapat merespon sinyal hormon untuk mereabsorbsi air.

Page 4: Diabetes Insipidus

Aetiology•K

elainan organis

(Operasi, meningitis, ensefalitis, Tumor atau kista, Trauma pada kepala, Edema serebri, Sintesis ADH terganggu

•Kelainan ginjal

Penyebab primer : primary familial: x-linked recessive dimana bentuk berat terdapat pada anak laik-laki, dan bentuk yang lebih ringanterdapat pada anak perempuan

Penyebab sekunder : Penyakit ginjal kronik, Gangguan elektrolit Hipokalemia Hiperkalsemia, Obat – obat, Penyakit sickle cell, deprivasi protein, Amiloidosis, Sjogren syndrome

• Idiopatik

Page 5: Diabetes Insipidus

Risk Factors

•Riwayat keluarga Diabetes Insipidus

•Hipernatremia

•Penyakit atau kerusakan otak

•Penyakit ginjal polikistik atau penyakit ginjal lain yang dapat mempenagruhi proses filtrasi.

•Rendahnya kalium dalam darah

•Tingginya kalsium dalam darah

Page 6: Diabetes Insipidus

EpidemiologyDiabetes insipidus adalah suatu penyakit yang

jarang ditemukan. Menurutsebuah konsorsium European partner, menyatakan ini merupakan penyakit langka yang terdapat 1 tiap 2.000 orang. Angka kejadian diabetes insipidus dalam populasi umum adalah 3:100.000. (Saborio, 2000).

Metode yang dipelajari dari 79 pasien dengan diabetes insipidus sentral yang diteliti pada empat pusat endokrinologi anak antara tahun 1970 dan 1996. Terdiri 37 laki-laki dan 42 pasien wanita dengan rata rata umur 7 tahun. Kebanyakan kasus-kasus yang pernah ditemui merupakan kasus idiopatik yang dapat bermanifestasi pada berbagai tingkatan umur dan jenis kelamin

Page 7: Diabetes Insipidus

Patofosiology

Page 8: Diabetes Insipidus
Page 9: Diabetes Insipidus
Page 10: Diabetes Insipidus

Clinical ManifestationKeluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah :•Poliuri 5-15 liter / hari•Polidipsi•Berat jenis urine sangat rendah 1001-1005/50-200 miliosmol/kg BB•Peningkatan osmolaritas serum > 300 m. Osm/kg•Penurunan osmolaritas urine < 50-200m. Osm/kg

Page 11: Diabetes Insipidus

Diagnostic Exam

•Laboratorium : darah, urinalisis fisis dan kimia

•Test deprivasi air

diperlukan untuk pasien dengan diabetes insipidus dengan defisiensi ADH parsial dan juga untk membedakan

diabetes insipidus dengan polidipsia primer pada anak•R

adioimunoassay untuk vasopressin•R

ontgen cranium•M

RI

Page 12: Diabetes Insipidus

Medical ManagementSasaran dari terapi adalah untuk menjamin

penggantian cairan yang adekuat, untuk menggantikan vasopressin, dan untuk mencari serta memperbaiki patologi intracranial yang mendasarinya•Pengganti Vasopresin

- Desmopressin ( DDAVP).- Pemberian ADH intramuscular ( vasopressin tannat

dalam minyak ) - Lypressin ( DIAPID )•Konservasi Cairan

- Clofibrat. (antidiuretik)- Klorpropamid ( Diabinese ) dan diuretic tiassid.

Page 13: Diabetes Insipidus

•diet rendah natrium, rendah protein

•terapi adjuvant yang secara fisiologis mengatur keseimbangan air dengan cara :

- Mengurangi jumlah air ke tubuus distal dan collecting duct.

- Memacu pelepasan ADH endogen.

- Meningkatkan efek ADH endogenyang masih ada pada tubulus ginjal.

Obat-obatan adjuvant yang biasa dipakai adalah :

•Diuretic Tiazid

•Klorpopamid

•Kofibrat

•Karbamazepin

Page 14: Diabetes Insipidus

Complication•R

etinopati glukosa atau katarak•N

ephropati•P

enumpukan glukosa pada pembuluh darah halus di ginjal sehingga merusak filter ginjal dan menyebabkan albuminuria kemudian terjadi penimbunan sorbitol dan fruktosa pada jaringan saraf dan penurunan kadar mioinositol  dan akan mengganggu kegiatan metabolik sel-sel schwann dan hilangnya akson

•Coronary Heart disease

•Dehidrasi hipernatremik serta komplikasi neurologisnya

•Retardasi mental

•Hidronefrosis

Page 15: Diabetes Insipidus

Prevention

•berolahraga secara teratur

•menghindari stress

•menerapkan pola makan yang sehat

•menjaga berat badan

•mengurangi makanan yang banyak mengandung garam

•menggunakan obat secara benar

•menghindarkan kepala dari benturan kuat.

Page 16: Diabetes Insipidus

Asuhan Keperawatan

Page 17: Diabetes Insipidus

Pengkajian Dasar Keperawatan•K

eadaan Umum

Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran kualitatif atau GCS dan respon verbal klien.

•Tanda-tanda Vital

Meliputi pemeriksaan: Tekanan darah, Pulse rate, Respiratory rate, Suhu

•Riwayat penyakit sebelumnya

Ditanyakan apakah sebelumnya klien pernah ada riwayat trauma kepala, pembedahan kepala, pemakaian obat phenotoin, lithium karbamat, infeksi kranial, riwayat keluarga menderita kerusakan tubulus ginjal atau penyakit yang sama.

Page 18: Diabetes Insipidus

•Pengkajian Pola Gordon

1. persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan

- mengkaji pengetahuan klien mengenai penyakitnya.

- Kaji upaya klien untuk mengatasi penyakitnya.

2. pola nutrisi metabolic

- nafsu makan klien menurun.

- Penurunan berat badan 20% dari berat badan ideal.

3. pola eliminasi

- kaji frekuensi eliminasi urine klien

- kaji karakteristik urine klien

- klien mengalami poliuria (sering kencing)

- klien mengeluh sering kencing pada malam hari (nokturia).

Page 19: Diabetes Insipidus

4. pola aktivitas dan latihan- kaji rasa nyeri/nafas pendek saat aktivitas/latihan- kaji keterbatasan aktivitas sehari-hari (keluhan lemah,

letih sulit bergerak)- kaji penurunan kekuatan otot

5. pola tidur dan istirahat- kaji pola tidur klien. Klien dengan diabetes insipidus

mengalami kencing terus menerus saat malam hari sehingga mengganggu pola tidur/istirahat klien.6. pola kognitif/perceptual

- kaji  fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya ingatan masa lalu dan ketanggapan dalam menjawab pertanyaan.7. pola persepsi diri/konsep diri

- kaji/tanyakan perasaan klien tentang dirinya saat sedang mengalami sakit.- Kaji dampak sakit terhadap klien- Kaji keinginan klien untuk berubah (mis : melakukan diet

sehat dan latihan).

Page 20: Diabetes Insipidus

8. pola peran/hubungan

- kaji peengaruh sakit yang diderita klien terhadap pekerjaannya

- kaji keefektifan hubungan klien dengan orang terdekatnya.

9. pola seksualitas/reproduksi

- kaji dampak sakit terhadap seksualitas.

- Kaji perubahan perhatian terhadap aktivitas seksualitas.

10. pola koping/toleransi stress

- kaji metode kopping yang digunakan klien untuk menghidari stress

- system pendukung dalam mengatasi stress

11. pola nilai/kepercayaan

- klien tetap melaksanakan keagamaan dengan tetap sembahyang tiap ada kesempatan.

Page 21: Diabetes Insipidus

Pemeriksaan Fisik•I

nspeksi

Klien tampak banyak minum, banyak buang air kecil, kulit kering dan pucat, bayi sering menangis, tampak kurus karena penurunan berat badan yang cepat, muntah, kegagalan pertumbuhan, membran mukosa dan kulit kering.

•Palpasi

Turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa dan kulit kering, takikardia, takipnea.

•Auskultasi

Tekanan darah turun (hipotensi).

Page 22: Diabetes Insipidus

Diagnosa Keperawatan•K

etidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan keluaran cairan aktif haluaran urine yang berlebihan sekunder akibat diabetes insipidus (ketidakadekuatan hormone diuretic) ditandai dengan haluaran urin berlebih (4-30 liter/hari), klien sering berkemih, haus, kulit/membrane mukosa kering, penurunan berat badan

•Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan permeabilitas tubulus ginjal, ditandai dengan poliuri dan nokturia

•kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi ditandai dengan pengungkapan masalah

•Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun akibat poliuri, nokturia, dan polidipsi, ditandai dengan klien sering terbangun waktu malam akibat ingin berkemih dan ingin minum

Page 23: Diabetes Insipidus

Diagnosa Keperawatan No. 1•K

etidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan keluaran cairan aktif haluaran urine yang berlebihan sekunder akibat diabetes insipidus (ketidakadekuatan hormone diuretic) ditandai dengan haluaran urin berlebih (4-30 liter/hari), klien sering berkemih, haus, kulit/membrane mukosa kering, penurunan berat badan.

•Kriteria hasil:

TTV dalam batas normal/ not compromised (skala 5). (Nadi: 80-110 x/mnt, RR: 16-24 x/mnt; TD: 120/80 mmHg; suhu : 36-37,5°C)

Intake dan output dalam 24 jam seimbang / not compromised (skala 5)

Kulit/membran mukosa klien lembab / not compromised (skala 5)

BB klien tetap/tidak terjadi penurunan berat badan (mencapai skala 5)

Page 24: Diabetes Insipidus

•Intervensi : Fluid management

- Kaji dan Pantau TTV dan catat adanya jika ada perubahan

- Berikan cairan sesuai kebutuhan

- Catat intake dan output cairan

- Monitor dan Timbang berat badan setiap hari

- Monitor status hidrasi (suhu tubuh, kelembaban membran mukosa, warna kulit).

Page 25: Diabetes Insipidus

Diagnosa Keperawatan No. 2•G

angguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan permeabilitas tubulus ginjal, ditandai dengan poliuri dan nokturia

•Kriteria hasil :

- Karakteristik urine meliputi warna, berat jenis, jumlah, bau normal/ not compromised (skala 5)

•Intervensi: Urinary elimination management

- monitor dan kaji karakteristik urine meliputi frekuensi, konsistensi, bau, volume dan warna

- Batasi pemberian cairan sesuai kebutuhan

- Catat waktu terakhir klien eliminasi urin

- Instruksikan klien/keluarga untuk mencatat output urine klien

Page 26: Diabetes Insipidus

Diagnosa Keperawatan N0.3•k

urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi ditandai dengan pengungkapan masalah

•Kriteria hasil:

- Klien dan keluarga mengetahui definisi diabetes insipidus.

- Klien dan keluarga mengetahui factor penyebab diabetes insipidus.

- Klien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala awal diabetes insipidus

•Intervensi: Teaching-disease process

- Kaji pengetahuan awal klien mengenai penyakitnya.

- Jelaskan patofisologi penyakitnya dan bagaimana itu bisa berpengaruh terhadap bentuk dan fungsi tubuh.

- Deskripsikan tanda dan gejala penyakit yang diderita klien

- Diskusikan terapi pengobatan yang diberikan kepada klien.

- Diskusikan perubahan gaya hidup yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan atau mengontrol proses penyakit tersebut

Page 27: Diabetes Insipidus

Diagnosa Keperawatan No.4•G

angguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun akibat poliuri, nokturia, dan polidipsi, ditandai dengan klien sering terbangun waktu malam akibat ingin berkemih dan ingin minum

•Kriteria hasil:

- TTV klien dalam batas normal (Nadi: 80-110 x/mnt, RR: 16-24 x/mnt; TD: 120/80 mmHg; suhu : 36-37,5°C)

- Klien tidak sering terbangun di malam hari akibat ingin berkemih dan ingin minum.

- Klien tidak mengalami kesulitan untuk tertidur/tetap tidur

•Intervensi:

- Kaji dan Pantau TTV dan catat adanya jika ada perubahan

- Jika berkemih malam mengganggu, batasi asupan cairan waktu malam dan berkemih sebelum tidur.

- Anjurkan keluarga klien untuk memberi klien rutinitas relaksasi untuk persiapan tidur