157
i IMPLEMENTASI TA’ZIR DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH KOTA SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh: SITI SIRRIL INAYAH NIM: 11113036 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

  • Upload
    lydang

  • View
    259

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

i

IMPLEMENTASI TA’ZIR

DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM

AL-FALAH KOTA SALATIGA TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

SITI SIRRIL INAYAH

NIM: 11113036

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

ii

Page 3: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

iii

Page 4: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

iv

Page 5: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

v

MOTTO

ا س ثش ا س ال رعس ا س سلن قبل س صل هللا عل عي اس عي الج

ا ال رفس

“Dari Anas radhiyaallahu‟anhu dari Nabi shollaallahu „alaihi wa sallam, beliau

bersabdda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit, beri berita gembiralah dan

jangan membuat berita jangan menjadikan orang lari.” (HR. Bukhari)

Page 6: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya,

skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapak dan ibu penulis, Muh. Nurtontowi dan S. Badriyah yang tak pernah

lelah membimbing, memberi nasehat, mengingatkan, memberi do‟a, dan

cintanya dalam kehidupan penulis.

2. Ketiga saudara penulis, mbak Riya, dek Aim, dan dek Sabar yang selalu

memberikan do‟a dan dukungan terbaiknya.

3. Bapak dan Ibu dosen yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran dan

keluar besar IAIN Salatiga.

4. Sahabat-sahabat yang senantiasa membersamai, membantu dan memberi

nasehat di setiap waktu.

5. Keluarga besar Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Kota Salatiga.

6. Teman-teman seperjuangan di TPQ Darul Amal Salatiga dan teman-teman

KAMMI Salatiga.

7. Sahabat dan adik-adik seperjuangan di wisma Hanan, Najwa, Safira, Zahra,

dan Najma.

8. Seluruh teman penulis di IAIN Salatiga dan dimanapun berada.

Page 7: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Segenap rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

selalu memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis, sehinggap

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Implementasi Ta‟zir di

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Kota Salatiga Tahun 2017.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Rasulullah

Muhammad SAW, manusia inspiratif penuh keteladanan yang senantiasa

dinantikan syafa‟atnya di hari akhir. Tidak lupa sholawat dan salam juga

disampaikan kepada keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa

istiqomah di jalan kebaikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

penuh rendah hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) IAIN Salatiga.

Page 8: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

viii

4. Bapak Muh. Hafidz, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang telah

membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk

penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

5. Bapak Drs. Badwan, M.Ag. selaku dosen pemimbing akademik penulis yang

dengan kesabarannya membimbing penulis dari waktu ke waktu.

6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah membekali

berbagai ilmu pengetahuan, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu tercinta serta kakak dan adik-adik penulis yang selalu

memberikan do‟a dan dukkungan terbaiknya kepada penulis.

8. Keluarga besar PPTI Al-Falah yang telah memberikan kesempatan dan

bantuannya kepada penulis.

9. Keluarga besar TPQ Darul Amal salatiga yang menjadi inspirasi penulis.

10. Sahabat dan adik-adik seperjuangan di wisma Najwa, Hanan, Safira, Najma,

dan Zahra yang telah membersamai dalam setiap waktu.

11. Sahabat perjuangan di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

(KAMMI) Salatiga.

12. Sahabat perjuangan teman-teman PAI angkatan 2013, terimakasih kawan.

13. Sahabat-sahabat inspiratif dimasa senang maupun sedih yang senantiasa

memberikan nasehat, semangat dan bantuannya kepada penulis yang tidak

disebut satu per satu oleh penulis

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis. Terima

kasih atas dorongan, motivasi, dan inspirasinya.

Page 9: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

ix

Page 10: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

x

ABSTRAK

Inayah, Siti Sirril. 2018. Implementasi Ta‟zir dalam Menanamkan Kedisiplinn

Santri di Pondok Pesantren Tarbiyaul Islam Al-Falah Kota Salatiga

Tahun 2017. Skripsi, Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh.

Hafidz, M.Ag.

Kata Kunci: Implementasi Ta‟zir dan Penanaman Kedisiplinan

Pada saat ini sering muncul keluhan bahwa generasi muda zaman sekarang

sulit diatur. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya penanaman sikap disiplin

pada mereka dan tidak adanya konsekuensi terhadap peraturan-peraturan yang

telah dilanggar. Oleh karenanya, PPTI Al-Falah memiliki peraturan yang harus

ditaati dan menerapkan hukuman ta‟zir (punishment) sebagai salah satu bentuk

konsekuensi bagi santri yang melanggar untuk melatih dan mendidik santrinya

menjadi disiplin. Oleh sebab itu, penulis tertarik meneliti penerapan ta‟zir dalam

menanamkan kedisiplinan di PPTI Al-Falah Kota Salatiga. Pertanyaan utama

yang akan dijawab peneliti adalah (1) Bagaimana penerapan ta‟zir di PPTI Al-

Falah Salatiga? (2) Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah Salatiga? (3)

Apa saja kekurangan dan kelebihan dalam penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah

Salatiga?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitti mendapatkan

data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tahap-tahap

penelitian meliputi pra lapangan, pekerjaan lapangan, dan analisis data. Teknik

analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Penerapan ta‟zir di PPTI Al-

Falah dilaksanakan sesuai tingkatan pelanggaran yang telah dilakukan. Ta‟zir

yang diterapkan di PPTI Al-Falah ini bentuknya bermacam-macam dan

dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat. (2)

Kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah sudah baik, terutama dalam

pelaksananaannya. Santri menaati peraturan yang ada dan melaksanakan kegiatan

pesantren dengan baik. Namun untuk manajemen waktunya masih kurang.

Beberapa masih sering terlambat saat kegiatan pesantren. (3) Terdapat beberapa

kekurangan dalam penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah, yang sangat menonjol

adalah kurang samaratanya pemberian ta‟zir antara santri senior dengan santri

junior. Disamping itu Kelebihannya adalah melatih kedisiplinan santri dan

membantu santri menjadi pribadi yang lebih baik, jujur, dan bertanggung jawab.

Page 11: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................... iii

DEKLARASI ............................................................................................................ iv

MOTTO .................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian .............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5

E. Penegasan Istilah ............................................................................. 6

F. Metode Penelitian ............................................................................ 14

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Ta‟zir (Hukuman) .............................................................................. 25

1. Pengertian Ta‟zir (Hukuman) ...................................................... 25

2. Dasar Hukum Disyari‟atkannya Ta‟zir ...................................... 27

3. Tujuan Ta‟zir atau Hukuman ...................................................... 29

4. Syarat-syarat Ta‟zir atau Hukuman ............................................. 32

5. Macam-macam Hukuman Ta‟zir ................................................. 39

Page 12: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

xii

B. Kedisiplinan ...................................................................................... 43

1. Pengertian Kedisiplinan .............................................................. 43

2. Unsur-unsur Perilaku Disiplin ..................................................... 44

3. Kegunaan Disiplin Diri ............................................................... 48

C. Kekurangan dan Kelebihan Ta‟zir .................................................... 50

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum PPTI Al-Falah Salatiga ........................................... 52

1. Sejarah Berdirinya PPTI Al-Falah .............................................. 52

2. Letak Geografis PPTI Al-Falah .................................................. 53

3. Visi Misi ...................................................................................... 53

4. Dasar dan Tujuan ......................................................................... 53

5. Kelembagaan ............................................................................... 55

6. Sarana Prasarana .......................................................................... 56

7. Struktur Organisasi Kepengurusan .............................................. 57

8. Jadwal Kegiatan .......................................................................... 60

9. Tata Tertib ................................................................................... 61

B. Temuan Data Penelitian ................................................................... 67

1. Implementasi Ta‟zir di PPTI Al-Falah ........................................ 67

2. Kedisiplinan Santri di PPTI Al-Falah ......................................... 74

3. Kekurangan dan Kelebihan dalam Penerapan Ta‟zir di PPTI

Al-Falah ....................................................................................... 79

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Penerapan Ta‟zir di PPTI Al-Falah ................................................. 84

B. Kedisiplinan Santri di PPTI Al-Falah .............................................. 88

C. Kekurangan dan Kelebihan dalam Penerapan Ta‟zir di PPTI

Al-Falah............................................................................................ 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 98

B. Saran ................................................................................................ 99

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan.......................................................... 22

Tabel 1.2 Tahap Pekerjaan Lapangan............................................... 23

Tabel 1.3 Tahap Analisis Data.......................................................... 23

Tabel 1.4 Kegiatan Harian................................................................ 60

Tabel 1.5 Kegiatan Mingguan........................................................... 61

Tabel 1.7 Kegiatan Bulanan.............................................................. 61

Tabel 1.8 Kegiatan Tahunan............................................................. 61

Page 14: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kode Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Hasil Wawancara

Lampiran 4 Dokumentasi

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 6 Tata Tertib PPTI Al-Falah Kota Salatiga

Lampiran 7 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 8 Surat Kredit Kegiatan (SKK)

Lampiran 9 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 10 Riwayat Hidup Penulis

Page 15: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses mempengaruhi peserta didik agar

mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan

menimbulkan perubahan dalam dirinya supaya bermanfaat dalam kehidupan

masyarakat. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan dalam Islam tidak

hanya sekedar mentransfer ilmu, namun juga sebagai wahana pembentuk

karakter bagi peserta didik (Sadulloh, 2014:5).

Pada saat ini sering muncul keluhan bahwa generasi muda zaman

sekarang tidak belajar dengan sungguh-sungguh dan sulit diatur. Mengapa hal

ini bisa terjadi? Pertanyaan ini sebenarnya sulit diberikan jawaban, namun

bisa diduga alasannya, seperti tersedianya berbagai fasilitas yang memadai,

pengaruh lingkungan dan lain sebagainya. Kaum muda dianggap dimanjakan

oleh segala kemudahan yag ada, mereka semakin bebas dan kurang taat

terhadap berbagai peraturan yang ada. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

hal, salah satu diantaranya karena kurangnya penanaman sikap disiplin dalam

Page 16: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

2

diri mereka dan tidak adanya konsekuensi terhadap peraturan-peraturan yang

telah dilanggar.

Sebenarnya banyak bentuk ketegasan yang dapat diberikan kepada

peserta didik sebagai konsekuensi atas apa yang telah dilakukannya, seperti

hadiah dan hukuman. Pemberian hadiah (reward) diberikan kepada anak

sebagai bentuk penghargaan terhadap perilaku baik yang telah dilakukan,

sedangkan hukuman (punishment) diberikan sebagai konsekuensi serta

control terhadap perilaku yag tidak baik. Dalam studi psikologi, pemberian

hadiah hanya dapat dilakukan pada anak usia 3 sampai 10 tahun, sedangkan

hukuman sebaiknya diterapkan pada anak yang berusia lebih dari 10 tahun,

termasuk remaja. Hukuman dalam pendidikan memiliki pengertian yang luas,

mulai dari hukuman yang ringan sampai pada hukuman yang berat, dari

gerakan isyarat hingga pukulan yang agak menyakitkan dalam batasan-batas

pembimbingnya ke arah perilaku yang diharapkan (Izzan, 2012:80).

Sebagian padangan barat sangat anti dengan metode ini dan menolak

mentah-mentah penjatuhan hukuman sebagai metode pendidikan. Sebagian

masyarakat pun masih berpandangan bahwa metode penjatuhan hukuman

dalam pendidikan merupakan hal yang tabu, karena bagi mereka hukuman itu

identik dengan kekerasan. Padahal banyak alternatif lain selain kekerasan

yang dapat diterapkan sebagai hukuman (punishment). Dan bisa jadi

pemberian hukuman dalam pendidikan menjadi obat yang manjur untuk

meluruskan kekeliruan dan melatih kedisplinan anak bila dilakukan dengan

cara dan dosis yang tepat.

Page 17: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

3

Metode pemberian sanksi ini dapat juga diterapkan di pendidikan non

formal seperti pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan lembaga

pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan dengan

proses Islamisasi yang terjadi di bumi Nusantara pada abad ke-8 dan ke-9

Masehi, dan terus berkembang sampai saat ini. Ketahanan yang ditampakkan

sepanjang sejarahnya dalam menyikapi perkembangan zaman menunjukkan

pesantren sebagai suatu sistem pendidikan yang mampu berdialog dengan

zamannya. Pesantren dapat menjadi lembaga pendidikan alternatif pada saat

ini dan masa depan sekaligus sebagai motor penggerak dan pengawal arus

perubahan sosial. Muhammad Arifin (1995:240) mendefinisikan pondok

pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta

diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (komplek) di mana

santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau

madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan dari kepemimpinan

seseorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat

kharimastik serta independen dalam segala hal. Pesantren memiliki tujuan

untuk menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim yang beriman,

bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi

masyarakat (Muin, 2007:16) .

Hingga kini pondok pesantren masih berperan penting dalam tiga hal,

yaitu: Pertama, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan pengkaderan

ulama (center of excellence); Kedua, sebagai lembaga pencetak sumber daya

manusia handal (human resources); dan ketiga, sebagai lembaga yang

Page 18: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

4

memiliki kekuatan melakukan pemberdayaan pada masyarakat (community

empowerment) (Muin, dkk, 2007:2). Dengan demikian, dapat dipahami

bahwa pondok pesantren merupakan bagian dari proses perubahan sosial

degan tidak hanya menekankan pada salah satu aspek saja, namun pesantren

telah memasuki berbagai lini dalam proses transformasi sosial.

Mengingat peran pesantren yang begitu penting serta besarnya

kontribusi pesantren dalam membangun ilmu pengetahuan agama, karakter

dan kepribadian santri-santrinya sebagai generasi bangsa, maka pesantren

memiliki peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh santri dan seluruh

penghuni pesantren demi terwujudnya tujuan pesantren itu sendiri.

Pendidikan dan peraturan yang diterapkan dalam pondok pesantren sebagai

upaya untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan dalam diri

santri yang tentunya juga diiringi dengan keteladan dari kyai dan para

pengurus.

PPTI Al-Falah Salatiga merupakan sebuah lembaga pendidikan yang

berbasis Islam yang berada di Kota Salatiga. Di pondok pesantren ini tokoh

pemimpinnya disebut dengan kyai, pembantu Kyai di pondok pesantren

disebut dewan pengurus yang terdiri dari asatidz dan pengurus harian yang

terdiri dari santri-santri senior, dan peserta didiknya disebut dengan santri.

Sebagaimana lembaga pendidikan lainnya, pondok pesantren ini memiliki

peraturan yang harus ditaati, untuk melatih dan mendidik santri-santrinya

dalam keteraturan hidup kesehariannya dan memunculkan watak disiplin.

Dan tidak bisa disangkal bahwasannya setiap ada peraturan, pasti ada saja

Page 19: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

5

santri yang melanggar. Oleh karena itu, pondok pesantren ini menerapkan

hukuman ta‟zir (punishment) sebagai salah satu bentuk konsekuensinya.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya sebagai bahan

menyusun skripsi dengan judul “Implementasi Ta’zir dalam Menanamkan

Kedisiplinan Santri di PPTI Al-Falah Kota Salatiga Tahun 2017”

B. Fokus Penelitian

Kaitannya dengan judul penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang

akan diungkap oleh penulis, yaitu:

1. Bagaimana penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah Salatiga tahun 2017?

2. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah Salatiga tahun 2017?

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan penerapan ta‟zir di di PPTI Al-Falah

Salatiga tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang ada, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mengetahui penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah Salatiga tahun 2017.

2. Mengetahui kedisiplinan santri di di PPTI Al-Falah Salatiga tahun 2017.

3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan penerapan ta‟zir di di PPTI Al-

Falah Salatiga tahun 2017.

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat teoritik

Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan

pengembangan khazanah kajian keilmuan teoritis terkait penerapan ta‟zir

Page 20: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

6

dalam menanamkan kedisiplinan santri di kalangan pendidikan, khususnya

pondok pesantren.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan dapat dijadikan sebagai masukan dalam

upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di lembaga terkait.

b. Bagi para pengembang mutu pendidikan dapat menjadi bahan masukan

dalam meningkatkan kualitas pendidikan selanjutnya untuk

meningkatkan prestasi anak bangsa.

c. Bagi para pendidik bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk terus

berkarya dalam meningkatkan prestasi peserta didik.

d. Bagi siswa/santri sebagai pengalaman yang baru dalam proses belajar

sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.

e. Bagi penulis dapat mengembangkan kemampuan meneliti suatu

permasalahan dan menemukan solusinya.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan membatasi ruang

lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa

pengertian yang terkandung dalam judul skripsi di atas, yaitu:

A. Implementasi

Kata Implementasi berasal dari bahasa inggris “implementation” yang

berarti pelaksanaan, penggunaan atau pemkaian sebagai alat (Shadily,

1976:207). Kemudian kata ini diserap dalam bahasa Indonesia menjadi

implementasi yang berarti penerapan atau pelaksanaan (KBBI, 2007:427).

Page 21: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

7

Menurut Echols (1992:313), implementasi berasal dari kata

“implementation” yang berarti suatu pelaksanaan atau penyelengaraan.

Jadi menurut bahasa, kata implementasi mengandung arti penerapan

suatu alat atau metode untuk mencapai tujuan tertentu.

Implementasi merupakan suatu proses side, kebijakan atau inovasi

dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa

pengetahuan, keterampilan maupun sikap (Mulyas, 2001:93).

Hamalik (2013:237) mengatakan bahwa implementasi merupakan

suatu proses penerapn ide, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis

sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,

ketrampilan, maupun nilai dn sikap.

Sedangkan menurut Abdul Majid (2014:70), implementasi adalah

usaha untuk mengubah pengetahuan, tindakan, dan sikap individu serta

interaksi proses antara mereka yang menciptakan program dan mereka

yang melaksanakannya.

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata

implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau mekanisme

suatu sistem. Implementasi tidak hanya mengandung arti aktivitas, namun

suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan dengan sungguh-sungguh

untuk mencapai tujuan kegiatan. Jadi implemetasi dalam skripsi ini adalah

pelaksanaan hukuman ta‟zir dalam menanamkan kedisiplinan santri PPTI

Al-Falah Salatiga.

Page 22: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

8

B. Ta‟zir

Kata ta‟zir berasal dari bahasa arab “‟azzara” yang berarti menegur

atau seseorang yang berarti mengajar (Al-Habsyi, 1991:252).

Menurut bahasa, kata ta‟zir adalah bentuk mashdar dari “„azzara”,

yang berarti menolak (raddu atau man‟u), ar Ramli menambahkan,

menurut ilmu bahasa (lughat), ta‟zir adalah kata nama yang bersifat

kebesaran (asmaul adhdad), karena kata tersebut secara mutlak

menunjukkan kebesaran atau keagungan dan menunjukkan kepada

pengertian pengajaran (takdib), dan pada pukulan yang sangat keras dan

kepada pukulan selain pukulan yang had (Haliman, 1971:458).

Lafaz ta‟zir berasal dari kata ز yang memiliki sinonim عصد ع الس الو (mencegah dan menolak) dan ت Ta‟zir .(mendidik) الزأد

diartikan mencegah dan menolak karena ia dapat mencegah pelaku agar

tidak mengulangi perbuatannya. Ta‟zir diartikan mendidik, karena ta‟zir

dimaksudkan untuk mendidik dan memperbaiki pelaku agar ia menyadari

perbuatan buruknya kemudian meninggalkan dan menghentikannya

(Muslich, 2005:248).

Dalam ranah pesantren, hukuman biasa disebut dengan ta‟zir.

Sedangkan dalam bahasa Indonesia, hukuman diartikan sebagai “siksa dan

sebagainnya” atau “keputusan yang dijatuhkan oleh hakim” . (Muslich,

2006:136) mengatakan bahwa, sesuatu disebut hukuman karena ia

merupakan balasan terhadap perbuatan yang menyimpang yang telah

dilakukannya .

Page 23: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

9

Jadi, menurut bahasa pengertian ta‟zir adalah suatu tindakan atau

balasan terhadap perbuatan menyimpang yang telah dilakukan oleh si

pelaku, untuk mendidik pelaku agar ia menyadari perbuatan buruknya dan

mencegah pelaku agar tidak mengulangi dan menghentikannya.

Menurut pegertian hukum syari‟at, ta‟zir berarti pengajaran (takdib)

terhadap kesalahan yang tidak mempunyai ketentuan hukum had. Ta‟zir

dalam hukum syari‟at tidaklah dikhususkan dengan hukuman pemukulan,

tetapi dapat dilakukan dengan penamparan atau dengan menjentik telinga

atau degan perkataan yang keras, tergantung kepada pandangan hakim

mengenai hal ini (Haliman, 1971:458).

Pengertian ta‟zir atau hukuman adalah penderitaan yang diberikan

atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru, dan lain

sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan atau kesalahan.

Dengan demikian hukuman itu pantas, bilamana nestapa yang ditimbulkan

itu mempunyai nilai positif atau mempunyai nilai pedagogis (Izzan,

2012:80).

Menurut istilah ta‟zir adalah hukuman yang belum ditentukan oleh

syara‟ dan untuk penetapan serta pelaksanaannya diserahkan kepada ulil

amri (penguasa) sesuai dengan bidangnya. Menurut hukum Islam

hukuman ta‟zir adalah hukuman yang ketentuannya tidak tercantumkan

dalam nash atau dalam Al-Qur‟an dan as Sunnah, dengan ketentuan yang

pasti dan terperinci. Hukuman ta‟zir dimaksudkan untuk mencegah

kerusakan dan menolak timbulnya bahaya (Muslich, 2006:10).

Page 24: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

10

Pengertian ta‟zir sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Al

Mawardi sebagai berikut:

د ب الحد ة لن رشسع ف ت عل ذ س رأد الزعص

“Ta‟zir itu adalah hukuman pendidikan atas dosa (tindak pidana) yang

belum ditentukan hukumannya oleh syara” (Muslich, 2005:249).

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa istilah ta‟zir merupakan

hukuman yang belum ditetapkan oleh syara‟, melainkan diserahkan kepada

ulil amri, baik penentuannya maupun pelaksanaannya. Yang mana dalam

pondok pesantren ketentuan hukuman dan pelaksanaannya diserahkan

kepada pengurus sebagai pembantu Kyai. Pengurus hanya menentukan

hukuman secara global saja, dari yang seringan-ringannya sampai yang

seberat-beratnya.

C. Kedisiplinan

Kata disiplin berasal dari bahasa Inggris yang berarti ketertiban

(Shadily, 1976:185). Yaitu menertibkan murid yang melanggar peraturan.

Kemudian kata ini diserap dalam bahasa Indonesia yang berarti kepatuhan

pada peraturan (KBBI, 2007).

Menurut bahasa, kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin, kata

disiplin berasal dari bahasa Latin discipulus yang berarti siswa atau murid.

Makna lain dari kata yang sama adalah “seseorang yang mengikuti

pemimpinnya”. Dalam perkembangan selanjutnya, kata ini mengalami

perubahan bentuk dan perluasan arti, antara lain berarti ketaatan, metode

Page 25: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

11

pengajaran, mata pelajaran, dan perlakuan yang cocok bagi seorang murid

(Unaradjan, 2003:8).

Jadi, kedisiplinan adalah ketaatan murid terhadap guru atau pemimpin

dan peraturan yang ada.

Menurut istilah disiplin mengandung arti hukuman atau latihan yang

membetulkan serta kontrol yang memperkuat ketaatan. Disiplin juga

berarti latihan watak dan batin agar segala perbuatan seseorang sesuai

dengan peraturan yang ada (Unaradjan, 2003:9).

Marilyn E. Gootman, Ed. D., seoranng ahli pendidikan dari University

of Georgia di Athens, Amerika, berpendapat bahwa disiplin ialah

membantu anak untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu

anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya (Nizar, 2009:22).

Untuk mencapai kematangan pribadi, seseorang harus berhasil melalui

beberapa tahapan, salah satunya yaitu disiplin diri. Karena disiplin

merupakan proses melatih watak dan batin untuk berbuat sesuai peraturan

dengan menyadari perbuatan yang kurang benar kemudian mengoreksi dan

mengendalikannya agar tidak tidak terjadi untuk kedua kalinya.

D. Santri

Istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji

(Dhofier, 1986:18). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia santri adalah

orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah dengan

sungguh-sungguh, atau orang shaleh (KBBI, 2007:997).

Page 26: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

12

Jadi, kata santri memiliki arti seseorang yang bersungguh-sungguh

dalam mempelajari ilmu agama, agar bermanfaat bagi masyarakat dan

selmat dunia akhirat.

Menurut istilah, santri adalah peserta didik yang tinggal menetap di

pesantren (DEPAG, 2003:1). Dhofier mendefinisikan santri sebagai

berikut,”Santri adalah murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan

menetap dalam kelompok pesantren” (Dhofier:51).

Kata santri mempunyai arti orang-orang yang tahu buku-buku suci,

buku agama, atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan (Dhofier,

1986:18).

Dalam bukunya yang berjudul “Dinamika Tentang Pendidikan Islam”,

Muhammad Tolhah Hasan menyebutkan bahwa santri merupakan salah

satu komponen yang ada dalam pesantren yang memiliki arti pencari ilmu

agama dan pendamba bimbingan kyai (Hasan, 2006).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata santri mengandung

arti seseorang yang tinggal/menetap di pondok pesantren untuk

mempelajari ilmu agama.

E. PPTI Al-Falah Salatiga

Kata Pesantren berasal dari kata santri dengan awalan “pe” dan

akhiran “an” yang berarti tempat tinggal santri (Muin, 2007:17). Para

peserta didik pada pesantren disebut santri yang umumnya menetap di

pesantren. Lingkungan pesantren disebut dengan istilah pondok. Dari

sinilah timbul istilah pondok pesantren (DEPAG, 2003:1).

Page 27: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

13

Pondok pesantren merupakan sebuah asrama pendidikan Islam

tradisional di mana para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah

bimbingan seseorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan

“kyai” (Dhofier:44).

Pengertin pondok pesantren adalah suatu komunitas tersendiri, di

dalamnya hidup bersama-sama sejmlah orang yang dengan komitmen hati

dan keikhlasan atau kerelaan mengikat diri dengan kyai, tuan guru, buya,

abu, atau nama lainnya, untukhidup bersama dengan standard moral

tertentu, membentuk kultur atau budaya tersendiri (DEPAG, 2003:7).

Pada dasarnya pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan

Islam yang dilaksanakan dengan sistem asrama (pondok), kyai (encik,

ajengan atau tuan guru sebagai tokoh utama), dan masjid atau mushola

sebagai pusat lembaganya (Haryanto, 2012:39).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pondok

pesantren merupakan tempat tinggal santri, yaitu tempat para santri belajar

dan mengaji. Atau suatu tempat pendidikan yang menekankan pada

pelajaran agama Islam serta didukung dengan asrama, sebagai tempat

tinggal santri yang bersifat permanen.

PPTI Al-Falah Salatiga merupakan sebuah lembaga pendidikan yang

berbasis Islam yang berada di Kota Salatiga. Pondok Pesantren yang

diasuh oleh KH. Zoemri RWS dan istri beliau Hj. Nyai Latifah ini

diresmikan pada tahun 1986 Departemen Agama daerah Salatiga.

Menimbang objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis, maka penulis

Page 28: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

14

akan melakukan penelitian di PPTI Al-Falah. Karena santri yang tinggal di

Pondok tersebut berkisar sekitar 400 sampai 450 orang dan terdiri dari

anak usia SD sampai usia remaja. Yang mana di usia tersebut anak-anak

mengalami masa pubertas, pencarian jati diri, keingintahuan yang luar

biasa, dan tak jarang melanggar peraturan yang ada. Sehingga

diterapkannya ta‟zir (hukuman) bagi santri yang tidak menaati peraturan.

Hal ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan dan pengendalian diri pada

diri santri.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena meneliti

fenomena yang ada di lapangan atau masyarakat dan memusatkan

perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar

belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan (Asmani, 2011:66).

Sebagaimana yang terjadi dalam PPTI Al-Falah, pondok pesantren ini

memiliki lebih dari 400 santri dengan karakter yang bermacam-macam.

Jadi tidak dielakkan, apabila tidak semua santri dapat menaati peraturan

sesuai yang telah disepakati. Sehingga, pondok pesantren ini menerapkan

ta‟zir untuk meminimalisir santri-santri yang kurang disiplin.

Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara

Page 29: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

15

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan naturalistik untuk mencari

dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam

suatu layar yang berkonteks khusus (Moleong, 2008:5). Untuk mengetahui

lebih lanjut tentang fenomena ta‟zir yang terjadi di PPTI Al-Falah, peneliti

terjun langsung untuk mendiskripsikan apa yang terjadi dilapangan.

2. Kehadiran Peneliti

Jadi pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak

diperlukan. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian

kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Moleong (2008:168) mengemukakan

kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus

merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis penafsiran

data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Dalam

penelitian ini, peneliti merencanakan, melaksanakan penelitian dengan

terjun langsung ke dalam PPTI Al-Falah untuk mengamati, melakukan

pendekatan naturalistik, dan mengumpulkan beberapa data yang

diperlukan kemudian menganalisisnya sebagai bahan laporan.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada santri PPTI Al-Falah Salatiga. Penelitian

dilakukan dalam rentang waktu Oktober 2017-Februari 2018.

Page 30: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

16

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi:

a. Data utama atau data primer yakni data yang diperoleh langsung dari

tempat penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong,

2011:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata

dan tindakan. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai. Data utama dalam penelitian ini didapatkan peneliti dari

pengasuh, asatidz, pengurus, wali santri dan santri PPTI Al-Falah

Salatiga.

b. Data ke dua atau data sekunder yakni data tambahan yang berasal dari

sumber tertulis, buletin pondok pesantren dan berbagai sumber lainnya

yang berkaitan dengan PPTI Al-Falah Salatiga. Data ke dua ini

digunakan peneliti untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang

didapat dari data utama.

5. Metode Pengumpulan Data

Salah satu tahapan yang penting dalam penelitian adalah alat

pengumpulan data (instrumen penelitian). Karenanya diperlukan istrumen

pengumpulan data yang sesuai dengan jenis penelitian yang akan

dilakukan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

Page 31: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

17

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186).

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur

yakni peneliti melakukan wawancara dengan membawa sederetan

pertanyaan yang lengkap dan terperinci sesuai dengan informasi yang

ingin didapatkan.

Pada penelitian ini, peneliti akan memberikan wawancara kepada

pengasuh Pondok Pesantren, asatidz (dewan keamanan pusat dan

dewan penasehat), pengurus bagian keamanan dan diklat, wali santri

dan beberapa santri untuk mendapatkan informasi terkait fenomena

ta‟zir dan kedisiplinan yang ada di PPTI Al-Falah.

b. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara

sistemik terhadap gejala sosial maupun psikologik melalui penglihatan

dan pencatatan secara langsung (Sabari, 2010:380).

Untuk mengetahui pengembangan sikap disiplin santri PPTI Al-

Falah, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan karena peneliti

tidak ikut dalam kegiatan pondok pesantren atau kelompok komunitas

sasaran penelitian. Namun, peneliti terjun langsung ke pondok

pesantren untuk mengamati beberapa fenomena yang berkaitan dengan

ta‟zir dan kedisiplinan.

Page 32: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

18

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274).

Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi dilaksanakan untuk

memperoleh data tambahan, seperti profil pondok pesantren, brosur

pondok pesantren, visi misi, gambar, dan lain sebagainya.

6. Analisis data

Menurut Bogdan dan Briklen (dalam Moleong, 2011:248) analisis

data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Adapun tujuan utama analisis data dalam penelitian kualitatif ialah

mencari makna di balik data melalui pengakuan subyek pelakunya

(Kasiram, 2010:355).

Ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif menurut Miles

dan Huberman (dalam Emzir, 2011:129), yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam penelitian ini

Page 33: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

19

reduksi data dapat dilakukan dengan cara menyusun ringkasan,

membuang yang tidak perlu, memberi kode bagian yang penting dan

sebagainya hingga laporan penelitian ini selesai. Langkah ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.

Pada tahap ini, peneliti akan mengumpulkan semua data yang

berkaitan dengan ta‟zir dan kedisiplinan yang diperoleh selama

penilitian di PPTI Al-Falah, menyusunnya secara ringkas, kemudian

memilih dan mengambil data yang akan digunakan, menambahkan

beberapa deskripsi agar lebih jelas hingga laporan penelitian selesai.

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan menyusun sekumpulan data dan

informasi, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Peneliti harus menyusun data secara teliti, agar tepat dalam

memberikan kesimpulan dan mengambil langkah selanjutnya.

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan

konfigurasi yang utuh. Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti

secara terus menerus selama proses penelitian. Sehingga verifikasi

kesimpulan yang pada mulanya belum jelas meningkat menjadi lebih

jelas.

Page 34: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

20

Peneliti akan memberikan kesimpulan secara bertahap, sesuai

dengan data sementara yang didapat. Sehingga, peneliti dapat

memberikan kesimpulan yang jelas dan tepat mengenai fenomena ta‟zir

dan kedisiplinan di PPTI Al-Falah seiring terkumpulnya seluruh data

penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan data

Pengecekan keabsahan data (Moleong, 2011:324) merupakan upaya

agar hasil penelitian yang disajikan valid dan dapat

dipertanggungjawabkan. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan

teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria yaitu derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (comfirmability). Dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik ketekunan pengamatan peneliti dan

triangulasi.

a. Ketekunan Pengamatan Peneliti

Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci. Teknik ini menuntut agar peneliti mampu

menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif

dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan. Melalui teknik

ini, peneliti berusaha setekun mungkin untuk mengamati setiap unsur

yang relevan dengan penelitian untuk dapat ditelaah secara rinci dan

Page 35: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

21

berkesinambungan. Misalnya peneliti sering ke lokasi penelitian untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data-data yang ada. Dalam penelitian

ini menggunakan teknik triangulasi dengan sumber data, yakni

membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif. Hal itu dicapai dengan:

1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil wawancara

informan lain. Misalnya membandingkan hasil wawancara kepala

sekolah dengan kaur kesiswaan.

2) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

Misal membandingkan hasil wawancara guru kesiswaan dengan

pengamatan yang dilakukan peneliti.

3) Membandingkan data wawancara dengan dokumen. Peneliti

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang didapat.

Melalui teknik triangulasi setiap data yang didapatkan akan

dibandingkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data

yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Page 36: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

22

8. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap penelitian secara umum terdiri atas tahap pra lapangan, tahap

pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data (Moleong, 2011:127).

a. Tahap Pra-lapangan

Tahap pra lapangan adalah tahap di mana ditetapkannya apa saja

yang harus dilakukan sebelum seorang peneliti masuk ke lapangan

obyek studi (Kasiram, 2010:281). Ada tujuh hal yang harus dilakukan

dan dimiliki peneliti dalam tahap pra lapangan yakni:

1. Menyusun rancangan penelitian.

2. Memilih lapangan penelitian.

3. Mengurus perijinan.

4. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.

5. Memilih dan memanfaatkan informan.

6. Menyiapkan perlengkapan penelitian.

7. Persoalan etika penelitian.

Tabel 1.1 Tahap Pra Lapangan

Waktu Kegiatan

Juli Menyusun proposal penelitian

September Mengurus perijinan

Oktober Observasi

Oktober Memilih dan memanfaatkan informan

Page 37: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

23

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti mempersiapkan dirinya

untuk menghadapi lapangan penelitian dengan mamahami latar

penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan sambil

mengumpulkan data.

Tabel 1.2 Tahap Pekerjaan Lapangan

Waktu Kegiatan

Oktober Memasuki lapangan

Februari Mengumpulkan data

c. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data bermaksud mengorganisasikan data dalam hal

ini mengatur urutan data, memberikan kode, dan mengkategorikannya.

Analisis ini bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang

akhirnya diangkat menjadi konsep, proposisi, kategori atau variabel

yang berguna untuk membangun teori subtantif.

Tabel 1.3 Tahap Analisis Data

Waktu Kegiatan

Februari Menemukan dan menyajikan data

Februari Menarik kesimpulan

Page 38: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

24

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan terhadap

pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji maka perlu adanya sistematika

penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.

Bab I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika

penulisan skripsi.

Bab II : Kajian Pustaka

Berisi tentang pembahasan mengenai penerapan ta‟zir dalam

menanamkan kedisiplinan.

Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian

Bab ini berisi tentang kondisi umum PPTI Al-Falah Salatiga dan

penyajian data.

Bab IV: Pembahasan

Bab ini berisi pembahasan tentang penerapan ta‟zir, penanaman

kedisiplinan, kekurangan dan kelebihan dari penerapan ta‟zir dalam

menanamkan kedislipinan di PPTI Al-Falah Salatiga.

Bab V : Penutup

Penulisan skripsi ini diakhiri kesimpulan dan saran.

Page 39: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

25

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Ta’zir (Hukuman)

1. Pengertian Ta’zir (Hukuman)

Dalam kamus Arab Indonesia yang ditulis oleh Mahmud Yunus, kata

ta‟zir berasal dari bahasa Arab "ز "عص yang berarti memukul (Yunus,

2007:267). Munawwir (1997:925) menuliskan bahwa, kata ta‟zir berasal

dari kata dasar „azzara yang berarti menghukum. Secara bahasa kata ta‟zir

adalah bentuk mashdar dari „azzara, yang berarti menolak (raddu atau

man‟u). Menurut ilmu bahasa (lughat), ta‟zir adalah kata nama yang

bersifat kebesaran (asmaul adhdad), karena kata tersebut secara mutlak

menunjukkan kebesaran atau keagungan dan menunjukkan kepada

pengertian pengajaran (takdib), dan pada pukulan yang sangat keras dan

kepada pukulan selain pukulan yang had.

Menurut pegertian hukum syari‟at ta‟zir berarti pengajaran (takdib)

terhadap kesalahan yang tidak mempunyai ketentuan hukum had. Kata

ta‟zir dalam hukum syari‟at tidaklah dikhususkan degan hukuman

pemukulan, tetapi dapat dilakukan dengan penamparan atau dengan

menjetik telinga atau dengan perkataan yang keras, tergantung kpd

pandangan hakim mengenai hal ini (Haliman, 1971:458).

Page 40: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

26

Lafaz ta‟zir berasal dari kata ز د yang memiliki sinonim عص ع الس الو

(mencegah dan menolak) dan ت Ta‟zir diartikan .(mendidik) الزأد

mencegah dan menolak karena ia dapat mencegah pelaku agar tidak

mengulangi perbuatannya. Ta‟zir diartikan mendidik, karena ta‟zir

dimaksudkan untuk mendidik dan memperbaiki pelaku agar ia menyadari

perbuatan buruknya kemudian meninggalkan dan menghentikannya

(Muslich, 2005:248).

Menurut Muslich juga, ta‟zir adalah hukuman yang belum ditentukan

oleh syara‟ dan untuk penetapan serta pelaksanaannya diserahkan kepada

ulil amri (penguasa) sesuai dengan bidangnya. Menurut hukum Islam

hukuman ta‟zir adalah hukuman yang tidak tercantumkan nash atau

ketentuannya dalam Al-Qur‟an dan as Sunnah, dengan ketentuan pasti dan

terperinci. Hukuman ta‟zir dimaksudkan untuk mencegah kerusakan dan

menolak timbulnya bahaya (2006:10).

Menurut hukum pidana Islam, pengertiaan hukuman adalah:

ز لوصلحخ الجوبعخ عل عصبى أهس السبزع الجصاء الوقس ثخ العق

“Hukuman adalah pembalasan yang ditetapkan untuk memelihara

kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentun-

ketentuan syara‟” (Muslich, 2005:252).

Muhammad (2012:1150) mengatakan bahwa, ta‟zir adalah hukuman

yang tidak ditentukan kadarnya terhadap orang yang berbuat kemaksiatan

yang tidak mempunyai hukuman had dan kafaratnya.

Page 41: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

27

Hukuman tiada lain adalah pengahan hati atau membangkitkan kata

hati. Hukuman yang baik dapat menampar diri orang yang dihukum

terutama mengeni moralnya, dan dapat dirasakannya sebagai duka cita

karena ia berbuat demikian kemudian menyesal (Purwanto, 2007:193).

Hukuman dalam pengertian pendidikan Islam adalah hukuman yang

memiliki tujuan mendidik dan mengarahkan. Jadi, tujuan dari hukuman

bukanlah pembalasan terhadap pelaku kesalahan, atau menimpakan bahaya

terhadapnya (Muhammad, Raqith, 2011:220).

Istilah ta‟zir juga diartikan sebagai suatu pelajaran atau pendidikan

dalam bentuk hukuman tertentu terhadap peserta didik/santri, karena suatu

sebab. Sesuatu disebut hukuman karena ia merupakan pemberian

pengajaran terhadap perbuatan yang menyimpang yang telah

dilakukannya, ia mengiringi perbuatan dan dilaksanakan setelah perbuatan

itu dilakukan. Dalam makna lain, hukuman adalah penderitaan, atau

nestapa atau akibat yang tidak menyenangkan yang diberikan dengan

sengaja oleh seseorang yang berwenang kepada murid/santri yang telah

melanggar peraturan untuk memelihara ketertiban dan kepentingan

masyarakat, sekaligus juga untuk melindungi kepentingan individu.

Demikian juga dengan ta‟zir, hukuman ta‟zir dapat berupa hukuman

badan/pukulan, hukuman harta, atau hukuman jiwa. Dalam pondok

pesantren hukuman ini digunakan untuk mencengah santri yang

melakukan pelanggaran untuk mengulangi perbuatannya dan memberikan

Page 42: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

28

pengajaran agar dirinya menyadari kesalahannya kemudian bertekad untuk

menghentikannya.

2. Dasar Hukum Disyari’atkannya Ta’zir

Hukum ta‟zir diwajibkan bagi tiap kemaksiatan yang tidak ada sanksi

dan kafaratnya, baik berupa tindakan melakukan hal yang haram atau

meninggalkan kewajiban. Allah SWT mensyari‟atkan berbagai jenis

hukuman dengan kadar tertentu, tidak boleh ditambah atau dikurangi

karena perbuatan tersebut dapat merusak pilar-pilar keamanan umat,

seperti konsep melindugi agama, jiwa, harta, kehormatan dan akal.

Hukum-hukum tersebut mempunyai syarat dan aturan main, terkadang

hukum tersebut tidak bisa diterapkan, sehingga beralih dari hukuman yang

telah ditentukan kadarnya menjadi hukuman yang tidak ditentukan

kadarnya.

Di dalam Al-Qur‟an hukuman biasanya disebutkan dalam berbagai

bentuk kata lain, seperti lafadz „iqab, „adzab, rijz ataupun keterangan

lainnya. Hukuman merupakan akibat dari suatu perbuatan manusia sendiri,

sebagaimana firman Allah SWT:

كرلك لن أسسف هي جص ذ ؤهي ثأ لعراة زث أشد األخسح أثق

“Dan Demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan

tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. dan Sesungguhnya azab di

akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.”(Qs. At-Thahaa:127)

Page 43: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

29

Begitu juga dalam surah An-Najm ayat 31:

لل د ف هب هب السو األزض ف جص ي ل ــئاثوب الر ـ اعول أســ

جص ي ا الر ثبلحس أحس

“Dan hanya kepunyaan Alah-lah apa yang ada di langit dan apa yang

ada di bumi, supaya Dia memberikan balasan kepada orang-orang yang

berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberikan

balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih

baik (surga).” (QS. An-Najm:31)

Hukum disyari‟atkannya ta‟zir juga terdapat dalam hadist Nabi saw, yang

berbunyi:

ح هثقبل عول فوي سا ذز هي ﴾7﴿ س خ ح هثقبل عول ا ذز ﴾8﴿ س شس

“(7)Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya

dia akan melihat (balasan)nya. (8) Dan barangsiapa yang mengerjakan

kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya

pula.”(Qs. Al-Zalzala:7-8)

Berdasarkan ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwasannya setiap

perbuatan pasti ada konsekuensinya, baik itu perbuatan baik maupun

perbuatan buruk. Akibat perbuatan baik atau perbuatan buruk yang

dilakukan seseorang pasti akan merugikan dirinya sendiri, bahkan

terkadang dapat merugikan orang lain juga.

3. Tujuan Ta’zir atau Hukuman

Hukuman ta‟zir merupakan tindakan edukatif dari orang

dewasa/pendidik yang dilakukan secara sadar kepada anak didiknya

dengan memberikan peringatan/pelajaran kepadanya atas pelanggaran

yang dilakukannya sesui dengan prinsip-prinsip keislaman. Sehingga anak

Page 44: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

30

didik menjadi menyadari kesalahannya dan menghentikan perbuatan

buruknya serta berhati-hati dalam setiap melakukan sesuatu.

Menurut Durkheim (1961:126), hukuman dapat memberi otoritas pada

peraturan, sehingga hukuman diterapkan untuk mencegah agar peraturan

tidak kehilangan otoritasnya yang akan digerogoti oleh pelanggaran sehari-

hari. Hukuman juga diterapkan sebagai pendidikan kepada anak agar

mencegah (tidak mengulangi) kesalahannya lagi.

Menurut Hurlock (1978:152), hukuman memiliki 3 tujuan, yaitu:

a Sebagai Penghalang/Pencegahan

Hukuman diharapkan dapat menghalangi pengulangan tindakan

yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

b Sebagai Pendidikan

Peserta didik dapat menyadari perbuatan salahnya dan segera

memperbaikinya.

c Sebagai motivasi

Hukuman dapat menjadi motivasi bagi anak untuk menghindari

perilaku yang tidak diterima oleh masyarakat.

Pendapat tersebut hampir sama dengan tujuan utama dari penerapan

ta‟zir atau hukuman yang dikemukakan oleh Muslich (2006: 137), antara

lain:

a Pencegahan

Penerapan ta‟zir atau hukuman bertujuan untuk pencegahan, yaitu

menahan orang yang berbuat buruk agar ia menghentikan perbuatannya

Page 45: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

31

dan tidak mengulanginya lagi. Disamping itu, ta‟zir atau hukuman juga

dapat mencegah orang lain agar tidak ikut-ikutan melakukan perbuatan

buruk tersebut. Karena ia mengetahui bahwa ta‟zir atau hukuman

tersebut akan dikenakan juga kepada mereka yang melakukan perbuatan

yang sama. Sehingga, kegunaan pencegahan ini adalah menahan si

pelaku untuk tidak mengulangi perbuatan buruknya dan menahan orang

lain untuk tidak melakukan hal yang sama serta menjauhkan dari

lingkungan yang tidak baik.

b Perbaikan dan Pendidikan

Tujuan kedua dari penerapan tazir atau hukuman adalah mendidik

pelaku agar menyadari kesalahannya dan menjadi orang baik. Dengan

adanya ta‟zir atau hukuman, diharapkan dapat menimbulkan suatu

kesadaran dalam diri pelaku bahwa ia menjauhi perbuatan buruk bukan

karena takut hukuman, melainkan karena kesadaran diri dan

kebenciannya pada perbuatan tersebut serta dengan mengharap ridha

Allah SWT.

Pada hakikatnya, melanggar peraturan merupakan perbuatan buruk

yang dapat merugikan banyak pihak dan tidak disenangi. Ta‟zir atau

hukuman merupakan salah satu cara menyatakan reaksi terhadap perbuatan

buruk santri. Hal ini dimaksudkan untuk pemberian pelajaran kepada santri

sebagai konsekuensi dan imbangan atas perbuatan buruk yang telah

dilakukannya.

Page 46: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

32

Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa tujuan diadakannya ta‟zir adalah

untuk kepentingan pribadi santri (si pelaku) dan masyarakat sekitarnya.

Untuk pribadi diri santri, dengan adanya ta‟zir, ia tercegah dari perbuatan

buruk dan terhindar serta selamat dari penderitaan hukuman, sedangkan

untuk masyarakat sekitarnya, tercegahnya pelaku dari perbuatan buruk

dapat membuat masyarakat sekitar menjadi tenteram dan damai, sehingga

terbentuk lingkungan pondok yang baik yang diliputi rasa saling

menghormati dan menghargai antara sesama dengan mengetahui batas-

batas hak dan kewajibannya.

4. Syarat-syarat Ta’zir atau Hukuman

Manusia diciptakan untuk hidup dalam lingkungan tertentu, hampir

seluruh kegiatan hidupnya melibatkan orang lain dan ditujukan pada

penyesuaian diri terhadap kebutuhan hidup dan lingkungannya. Begitu

juga tingkah lakunya, hal ini untuk mendukung terciptanya lingkungan

nyaman dan damai. Untuk membantu mengendalikan sesuatu yang tidak

diinginkan agar tidak terjadi, maka digunakanlah beberapa alat/metode

untuk mencegahnya, salah satunya adalah hukuman. Beberapa lembaga

pendidikan pun menerapkan hukuman untuk membantu peserta didik

dalam mengontrol perilakunya. Namun, ada beberapa pihak yang kurang

setuju dengan diadakannya hukuman (ta‟zir) dalam dunia pendidikan,

karena mereka menganggap bahwa hukuman identik dengan kekerasan.

Sebenarnya, penerapan hukuman dalam dunia pendidikan memiliki

Page 47: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

33

beberapa ketentuan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi layaknya

hukuman ta‟zir.

Menurut Purwanto (2007:191) Sarat-syarat hukuman yang pedagogis

adalah sebagai berikut:

a Setiap hukuman hendaklah dapat dipertanggungjawabkan, hukuman

tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang.

b Bersifat memperbaiki.

c Tidak boleh bersifat mengancam atau balas dendam yang bersifat

perseorangan.

d Tidak boleh menghukum dalam kedaan marah.

e Setiap hukuman harus diberikan dengan sadar dan sudah

dipertimbangkan terlebih dahulu.

f Bagi peserta didik, hukuman hendaklah dirasakannya sebagai duka cita

dan penyesalan.

g Jangan melakukan hukuman badan, kecuali disaat hukuman lainnya

sudah tidak mempan lagi.

h Hukuman tidak boleh merusak hubungan baik antara pendidik dengan

peserta didiknya.

i Adanya kesanggupan memberi maaf dari pendidik sesudah memberikan

hukuman dan setelah anak mengakuinya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Muslich (2006:141), agar ta‟zir

atau hukuman tersebut dapat diterapkan, maka harus memenuhi tiga

syarat, yaitu:

Page 48: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

34

a Harus ada dasarnya

Ta‟zir atau hukuman dianggap mempunyai dasar, apabila ia

didasarkan kepada sumber-sumber syara‟, seperti Al-Qur‟an, as

Sunnah, ijma‟, undang-undang atau ketentuan yang ditetapkan oleh ulil

amri. Hukuman yang ditetapkan oleh ulil amri tidak boleh didasarkan

pada kesewenang-wenangan. Hal ini dikarenakan penetapan hukuman

ta‟zir dengan cara menetapkan sekumpulan hukuman, mulai dari yang

paling ringan sampai yang berat. dalam konteks ini, pengurus yang

berwenang diberi keleluasan untuk memilih hukuman mana yang paling

sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan dan kondisi pelaku.

b Hukuman harus bersifat pribadi

Hukuman diisyaratkan harus bersifat pribadi atau perorangan, yaitu

hukuman harus diberikan kepada pelaku yang melakukan perbuatan

buruk atau santri yang melanggar tata tertib sebagai

pertanggungjawaban atas tindakannya, bukan santri lain yang tidak

bersalah.

c Hukuman harus berlaku umum

Selain dua syarat yang telah disebutkan di atas, hukuman juga

harus berlaku umum. Yaitu hukuman harus berlaku untuk semua santri

tanpa memandang status, kedudukan, jabatan orangtua dan lain halnya.

Namun hukuman ta‟zir berlaku untuk santri sesuai dengan peraturan

yang telah dilanggar.

Page 49: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

35

Adapun hukuman fisik, Al Hamd dan Raqith (2011:224) memberikan

ketentuan sebagai berikut:

a Telah diterapkan sarana-sarana pendidikan sebelumnya, seperti nasihat,

pengarahan, bermuka masam, pencegahan, pemboikotan, dan celaan.

b Pukulan hendaknya sesuai dengan hukuman.

c Seorang pendidik hendaknya tidak memukul lebih dari sepuluh

pukulan. Berdasarkan riwayat Bukhari sebagaimana berikut ini:

، انه سمع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عن ابى بردة ال نصارى

يقول : ل يجلد احد فوق عشرة اسواط. ال فى حد من حدود هللا.

“Dari Abu Burdah Al Anshari; sesungguhnya dia pernah mendengar

Rasulallah shollaallahu „alaihi wa sallam bersabda: Seseorang tidak

akan didera sampai di atas sepuluh cambukan kecuali dalam hukuman-

hukuman Allah.”(HR. Muslim)

d Sebagaimana yang dikatakan pada ulama, alat pemukul harus:

1) Berukuran sedang, tidak terlalu kecil atau terlalu besar.

2) Dengan tingkatkan kebasahan sedang, sehingga terasa di kulit karena

berat bobotnya.

3) Tidak dalam satu bentuk tertentu, boleh berupa cambuk, ranting

pohon dan lain-lain.

e Para ulama berpendapat berpendapat tentang tata cara pemukulan

sebagai berikut:

1) Memukul pada tempat-tempat terpisah.

2) ada jeda waktu antara dua pukulan, sehingga rasa sakit akibat

pukulan pertama berkurang.

Page 50: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

36

3) Pemukul hendaknya mengangkat tangannya dalam membawa alat

pukul, lalu mengangkat lengan atasnya hingga terlihat putih

ketiaknya, tidak boleh lebih dari itu, agar pukulannya tidak

menimbulkan sakit yang berlebihan.

f Hendaknya seorang pendidik menghindari dari memukul wajah,

kemaluan, kepala dan organ vital. Di dalam hadits yang diriwayatkan

bu Daud disebutkan:

سلن قبل: اذا ضسة أحدكن صل هللا عل سح, عي الج س عي أث

ج. ق ال فلز

“Dari Abu Hurairah radhiyaallahu‟anhu, dari Nabi shollaallahu

„alaihi wa sallam, beliau bersabda: Jika seseorang di antara kalian

memukul, maka hindarilah bagian wajah (muka)” (HR. Abu Daud).

Para ahli berpendapat, bagian tubuh yang paling tepat untuk pemukulan

adalah dua tangan dan kedua kaki.

g Para ulama berpesan agar ketika memukul hendaknya seseorang

menjauhkan diri dari kata-kata kotor.

Choiriyah dan al-Atsary juga mengemukakan dalam bukunya bahwa

Rasulullah saw tidak pernah memukul anak (2010:220) . Selanjutnya

beliau menjelaskan kepada kita prinsip dan kaidah dalam memukul anak:

a Tidak dilakukan sebelum anak berusia 10 tahun.

b Meminimalisir pukulan, sehingga laksana garam bagi makanan.

c Pukulan itu hanya mengenai kulit luarnya saja, tidak boleh sampai ke

daging menyebabkan luka.

Page 51: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

37

d Alat yang digunakan untuk memukul tidak boleh dari jenis yang keras

atau tajam, ataupun dari benda-benda yang menghinakan seperti sandal,

sepatu, dan lain sebagainya.

e Ketika memukul, tidak boleh mengangkat tangan tinggi-tinggi sehingga

pukulan itu tidak melukai, tidak terlalu keras.

f Menghentikan pukulan bila anak meminta pertolongan kepada Allah

SWT.

g Tidak boleh memukul pada bagian tubuh yang vital seperti kepala,

wajah, leher, dada, perut, ataupun kemaluan.

h Jangan memukul ketika marah, Sebagaimana hadis yang diriwayatkan

oleh Al-Bukhori dan Ahmad:

صل هللا : أى زجل قبل للج هللا ع سح زض س عي أث عل

ص. قبل: ال رغضت. فسدد هسازا, قبل: ال رغضت. سلن: أ

“Dari Abu Hurairah radhiyaallahu‟anhu: bahwa seorang lelaki

berkata kepada Nabi shollaallahu „alaihi wa sallam, “Berilah aku

nasihat.” Beliau pun bersabda, “Janganlah engkau marah.” Orang itu

berkata lagi beberapa kali, beliau pun (tetap) berkata, “Janganlah

engkau marah”(HR. Bukhari).

sebab dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

1) Hukuman menjadi kurang terpuji

2) Dapat melahirkan kebencian pada diri anak

3) Dalam kondisi marah, pukulan bukan lagi sebagai pendidikan tapi

sebagai pelampiasan yang akan menimbulkan rasa dendam di hati

anak

4) Dalam keadaan marah, sering kali setan menguasai jiwa manusia.

Page 52: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

38

Dari beberapa pendapat di atas, dapat kita pahami bahwa ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi dalam menerapkan hukuman/ta‟zir kepada

anak didik agar hukuman yang diberikan sesuai dengan porsinya dan tidak

melewati batas. Jadi, dalam menerapkan hukuman ada beberapa syarat

yang harus dipenuhi, diantaranya adalah:

a Ada landasannya (nash Al-Qur‟an, hadits, atau ketetapan ulil amri).

b Berlaku bagi seluruh anak didik yang berbuat salah dan tidak diberikan

secara sewenang-wenang.

c Bersifat mendidik.

d Tidak boleh menghukum dalam keadaan marah.

e Hukuman melalui pukulan hanya boleh diberikan setelah hukuman

lainnya sudah tidak mempan lagi.

f Tidak memutus hubungan baik antara pendidik dengan anak didiknya.

Adapun syarat-syarat pemberian pukulan adalah sebagai berikut:

a Pukulan hanya boleh diberikan setelah hukuman lainnya sudah tidak

mempan lagi.

b Tidak boleh memukul lebih dari 10 kali.

c Alat yang digunakan untuk memukul tidak boleh tajam, terlalu ringan,

terlalu berat, atau dengan benda-benda yang menghinakan.

d Tidak memukul pada bagian organ vital.

e Tidak boleh mengangakat tangan terlalu tinggi saat memukul.

Page 53: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

39

f Tidak boleh memukul saat marah.

g Menghentikan pukulan bila anak meminta pertolongan kepada Allah

SWT.

Itulah beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menerapkan

hukuman. Sebagaimana hukuman ta‟zir di PPTI Al-Falah diterapkan

sesuai hasil mufakat ulil amri dan para pengurus, hukuman ini hanya

diberikan kepada santri yang melanggar aturan. Seberapa besar tingkat

kesalahannya, maka hukuman yang diberikan sesuai dengan tingkat

kesalahannya, hal ini berlaku bagi seluruh santri putri yang melanggar

peraturan pondok.

5. Macam-macam Hukuman Ta’zir

Mengingat hukuman ta‟zir tidak boleh diberikan secara sewenang-

wenang dan harus sesuai dengan kesalahan yang diperbuat oleh anak

didik. Maka ada beberapa bentuk hukuman ta‟zir dari hukuman yang

ringan sampai yang berat, hal tersebut dimaksudkan agar hukuman yang

diberikan atas kesalahan yang diperbuat peserta didik sesuai dengan

porsinya.

Menurut Muslich (2005:255), hukuman ta‟zir ini jenisnya beragam,

secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:

a Hukuman ta‟zir yang mengenai badan, seperti hukuman push up, lari

dan lain-lain.

b Hukuman ta‟zir yang berhubungan dengan kemerdekaan seseorang,

seperti hukuman penjara dan pengasingan.

Page 54: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

40

c Hukuman ta‟zir yang berkaitan dengan harta, seperti denda, penyitaan

dan penghancuran barang.

d Hukuman-hukuman lain yang ditentukan oleh ulil amri demi

kemaslahatan umum.

Hukuman hanyalah salah satu sarana diantara sekian banyak sarana

pendidikan Islam, tujuannya utuk kebaikan dan kesalihan anak. Dalam

penerapannya, hukuman dilakukan secara bertahap, dimulai dengan

hukuman yang lebih ringan, kemudian meningkat hingga yang lebih berat

(Mhammad, Raqith, 2011:220). Hukuman juga memiliki beberapa bentuk

sebagai berikut:

a Nasihat, arahan dan peringatan

Rasulullah saw pernah menggunakan metode ini terhadap salah

seorang anak yang melakukan kesalahan. Suatu kali beliau melihat

seorang anak yang tangannya bergerak ke sana ke mari pada makanan,

lalu beliau bersabda kepadanya untuk mengajarkan tata cara makan:

صل هللا ج الج اثي أم سلوخ ش سلوخ ) عي عوس ثي أث عل

سلن ف سلن ) ذ غل هب ف حجس زس ل هللا صل هللا عل ل ك ق

اخ: كبذ د رطش ز جخ عوس ثي أث سلوخ( هع زث ثطعبم ر أ

اخ: فجعلذ اكل هي ف ز ل هللا ف ) حفخ فقبل ل زس اح( الص

ب لك فوب صل هللا عل كل هو وك كل ث سلن ب غلم سن هللا شالذ رلك طعوز ثعد.

“Dari Umar bin Abu Salamah (ia adalah anak dari Ummu

Salamah, istri Rasulullah shollaallahu „alaihi wa sallam) ia berkata,

“Aku adalah seorang anak kecil pada waktu berada dalam asuhan

Rasulullah shollaallahu „alaihi wa sallam (Dalam riwayat lain: Suatu

ketika, Nabi shollaallahu „alaihi wa sallam diberi makanan, saat itu

beliau sedang bersama anak asuhan beliau yaitu Umar bin Abu

Page 55: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

41

Salamah), tanganku bergerak kesana kemari pada (Dalam riwayat

lain: Kemudian aku segera makan dari beberapa arah) nampan.

Rasulullah shollaallahu „alaihi wa sallam kemudian bersabda, “Hai

nak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan

makanlah apa yang ada di sisimu. “Setelah itu, aku pun selalu makan

dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah shollaallahu „alaihi wa

sallam itu” (HR. Bukhari)

b Berpaling

Berpaling dapat juga dijadikan salah satu bentuk hukuman. Dengan

memalingkan muka atau pandangan dari orang yang berbuat salah dapat

menimbulkan kesadaran pada dirinya, sehingga orang tersebut dapat

mengoreksi dan memperbaiki kesalahannya.

c Bermuka masam

Terkadang hal ini berpengaruh pada sebagian orang, sehingga

dapat membuat mereka jera dari kesalahan yang mereka perbuat.

d Pencegahan

Contohnya saat Rasulullah saw mencegah Hasan bin Ali as

sebagaimana yang diriwiyatkan oleh Bukhari:

د هللا ثي جس، حدثب عج د هعبذ الع حدثب أث، حدثب شعجخ عي هحو

ل: أخر الحسي ثي عل روسح هي سح، ق س اثي شبد، سوع أثب

سلن: ل هللا صل هللا عل ، فقبل زس ب ف ف دقخ، فجعل روسالص

دقخ؟ ))كخ ب علوذ أب ال أكل الص ب، أه كخ، ازم ثـ

“Telah menceritakan kepada kami (Ubaidullah bin Mu‟adz Al „Anbari)

telah menceritakan kepada kami (bapakku) telah menceritakan kepada

kami (Syu‟bah) dari (Muhammad bin Ziyad) ia mendengar (Abu

Hurairah) berkata; suatu ketika Al Hasan bin Ali mengambil sebuah

kurma dari tumpukan kurma sedekah lalu meletakkannya di mulutnya.

Maka Rasulullah shollaallahu „alaihi wa sallam pun bersabda:

Page 56: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

42

“Kikh...kikh..., buanglah itu. Tidakkah kamu tahu, bahwa kita memakan

dari harta sedekah?” (HR. Bukhari)

e Pemboikotan (mendiamkan)

Dilakukan bila seorang pendidik membutuhkannya. Misalnya,

seorang anak meninggalkan sholat, atau mengucapkan kata-kata yang

tidak sopan. Batas pemboikotannya adalah tiga hari.

f Celaan

Kata-kata keras yang diucapkan seorang pendidik kepada anak

yang tidak mau menerima nasehat.

g Memajang tongkat

Dianjurkan bagi pendidik, baik ayah maupun pengajar, untuk

memajang cambuk di dinding agar dilihat anak-anak, sehingga

diharapkan mereka menahan diri dari berbuat salah.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa hukuman ta‟zir

terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu:

a Hukuman yang mengenai badan seperti pukulan.

b hukuman yang mengenai jiwa seperti nasehat

c hukuman mengenai harta seperti penyitaan barang-barang terlarang.

Sebagaimana yang diterapkan dalam Pondok Pesantren, sesuai

kesalahan yang diperbuat maka hukuman ta‟zir yang diberikan dapat

berbentuk macama-macam. Apabila tingkat kesalahannya ringan, maka

hukuman ta‟zir yang diberikan pun masih di tingkat ringan, seperti

berjemur sambil mujadahan, membaca Al-Qur‟an sambil berdiri dan lain

sebagainya. semakin besar tingkat kesalahan yang dilakukan, maka

Page 57: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

43

hukuman ta‟zir yang diberikan semakin berat, seperti sidang, diskors, dan

drop out.

B. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Dalam bahasa Perancis, kata “discipline” mengandung arti aturan

keras yang mesti dipatuhi. Sebenarnya, kata disiplin berasal dari bahasa

Inggris “dicipline” yang berarti ketertiban (Shadily, 1976: 185). Yaitu

menertibkan murid yang melanggar peraturan. Kemudian kata ini diserap

dalam bahasa Indonesia menjadi “disiplin” yang berarti kepatuhan pada

peraturan (KBBI,2007).

Dalam perkembangan selanjutnya, kata ini mengalami perubahan

bentuk dan perluasan arti, antara lain berarti ketaatan, metode pengajaran,

mata pelajaran, dan perlakuan yang cocok bagi seorang murid (Unaradjan,

2003: 8).

Menurut istilah disiplin mengandung arti hukuman atau latihan yang

membetulkan serta kontrol yang memperkuat ketaatan. Disiplin juga

berarti latihan watak dan batin agar segala perbuatan seseorang sesuai

dengan peraturan yang ada (Unaradjan, 2003: 9).

Nizar (2009:22) mengemukakan pendapat bahwa disiplin ialah

membantu anak untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu

anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya.

Jadi, kedisiplinan adalah ketaatan murid terhadap guru atau pemimpin

dan peraturan yang ada dengan kesadaran penuh (tanpa paksaan). Untuk

Page 58: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

44

mencapai kematangan pribadi, seseorang harus berhasil melalui beberapa

tahapan, salah satunya yaitu disiplin diri. Sesungguhnya disiplin

merupakan pembatasan, namun batas-batas ini diadakan agar seseorang

tidak melalui batas ketika berperilaku dan tidak menyalahi norma. Bahkan

untuk mencapai kebahagiaan pun seseorang harus berdisiplin diri. Karena

disiplin merupakan proses melatih watak dan batin untuk berbuat sesuai

peraturan dengan menyadari perbuatan yang kurang benar kemudian

mengoreksi dan mengendalikannya agar tidak terjadi untuk kedua kalinya.

Dengan menerapkan hidup disiplin juga, lingkungan aman dan tenteram

yang dicita-citakan dapat terwujud.

2. Unsur-unsur Perilaku Disiplin

Pada hakikatnya disiplin merupakan suatu pengekangan atau

pembatasan pada perilaku, baik itu melalui fisik maupun jiwa seseorang.

Namun, bukan berarti pembatasan pada perkembangan seseorang.

Mengingat aktifitas seseorang senantiasa melibatkan orang lain, maka

perlu ditentukan batas-batas yang adil dalam bertindak agar tidak terjadi

konflik yang tidak diinginkan. Di balik keteraturan hidup manusia,

terdapat beberapa hal yang merupakan dambaan setiap manusia, seperti

keberhasilan, kedamaian dan kebahagiaan. Keadaan dan kebutuhan seperti

inilah yang mendorong manusia untuk berdisiplin diri.

Ada beberapa unsur penting dalam disiplin yang perlu diterapkan oleh

pendidik baik di rumah dan di sekolah (Hurlock, 1978:152), yaitu:

Page 59: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

45

a Peraturan

Peraturan adalah ketentun-ketentuan yang telah ditetapkan untuk

menata tingkah laku seseorang dalam kelompok, institusi, atau

komunitas.

b Kebiasaan

Kebiasaan sehari-hari perlu diperhatikan sebagai unsur penting

dalam membentuk kedisiplinan.

c Hukuman

Hukuman merupakan suatu bentuk kerugian dan kesakitan yang

dijatuhkan pada seseorang yang berbuat kesalahan atau pelanggaran

sebagai ganjaran.

d Konsistensi

Konsistensi menunjukkan kesamaan dalam isi dan penerapan

dalam sebuah aturan. Hal tersebut berlaku bagi seluruh peserta didik,

meskipun mereka memiliki latar belakang, etnis, ekonomi, maupun

perkembangan usia yang berbeda-beda.

Unaradjan (203:15) mengatakan bahwa ada beberapa hal penting yang

harus dipertimbangkan dalam menanamkan kedisiplinan, antara lain:

a Pengaturan (Rule)

Peraturan digambarkan sebagai pola berperilaku di rumah, di

sekolah, ataupun di masyarakat. Peraturan tersebut memiliki nilai

pendidikan dan membantu anak untuk menahan perilaku yang tidak

diinginkan oleh masyarakat.

Page 60: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

46

Biasanya, peraturan tersebut terdapat dalam lingkungan sekolah,

karena kelompok sekolah lebih besar daripada kelompok lainnya.

Aturan tersebut penting diterapkan agar sekolah tidak menjadi kacau

balau.

b Hukuman (Punishment)

Beberapa fungsi hukuman dalam menanamkan disiplin adalah

sebagai berikut:

1) Bersifat membatasi

Hukuman akan menghalangi pelaku untuk mengulangi perilaku

yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

2) Bersifat mendidik

Anak-anak belajar tentang hal baik dan buruk melalui

pemberian/tidak diberikannya hukuman kepada mereka ketika

bertindak tidak sesuai dengan standar sosial yang berlaku.

3) Sebagai motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak baik.

4) Konsistensi

Konsistensi berarti suatu derajat kesesuaian atau stabilitas

(uniformity or stability) konsistensi harus menjadi ciri khas seluruh

segi dalam penanaman disiplin. Fungsi konsistensi yang penting

dalam disiplin, adalah sebagai berikut:

a) Konsistensi dapat meningkatkan proses belajar untuk berdisiplin.

Page 61: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

47

b) Konsistensi memiliki nilai motivasional yang kuat untuk

melakukan tindakan yang baik di masyarakat dan menjauhi

tindakan yag buruk.

c) Konsistensi membantu perkembangan anak untuk hormat pada

aturan-aturan dan masyarakat sebagai otoritas. Anak-anak yang

telah berdisiplin secara konsisten mempunyai motivasi yang lebih

kuat untuk berperilaku sesuai dengan standar sosial yang berlaku

dibanding dengan anak-anak yang berdisiplin secara tidak

konsisten.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terciptanya lingkungan

yang tenteram, tentu tak lepas dari usaha-usaha yang dilakukan oleh

masyarakat di lingkungan tersebut. Salah satunya adalah dengan kebiasaan

berdisiplin. Dalam menerapkan kedisiplinan, ada beberapa hal yang harus

dipertimbangkan, yaitu:

a Peraturan, sebagai batas bagi seseorang dalam berperilaku.

b Hukuman, sebagai pengendali perilaku yang tidak baik.

c Konsistensi, konsistensi sangat diperlukan agar tidak terjadi

kesetimpangan dalam menerapkan kedisiplinan.

Demikian pula dengan PPTI Al-Falah, demi terciptanya lingkungan

yang disiplin, maka di pondok pesantren ini terdapat peraturan-peraturan

yang harus ditaati. Berbagai bentuk ta‟ziran diadakan utuk mengontrol dan

mengendalikan perilaku santri yang tidak sesuai, semua ini dilakukan

secara continuoue dan konsisten.

Page 62: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

48

3. Kegunaan Disiplin Diri

Manfaat praktis dari pembatasan yang dikenakan oleh disiplin tidak

langsung tampak jelas, pembatasan selalu tampak sebagai perkosaan atas

sifat manusia. Seperti yang dikutip Durkheim (1990:36) dalam bukunya

yang berjudul “Pendidikan Moral”, ia beranggapan bahwa disiplin jelas-

jelas memperkosa hakikat manusia, tetapi tidak dapat disimpulkan juga

bahwa perkosaan terhadap hakikat manusia itu sebagai suatu keburukan.

Sebaliknya, hal tersebut merupakan tindakan baik karena hakikat manusia

itulah yang buruk. Oleh karena itu, pembatasan tersebut merupakan syarat

untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan.

Jika seorang dididik agar bisa mengatur dirinya sendiri, tidak

menyerah pada kebingungan dan kemalasan sebagaimana biasanya terjadi,

maka tujuannya bukan semata-mata agar ia melakukan kewajiban dengan

baik agar menjadi kebanggaan, namun supaya ia memiliki budaya yang

dapat digunakannya di kemudian hari, kebiasaan melatih diri sendiri, yang

diperlukan oleh seseorang agar dapat menyesuaikan dan mendapat tempat

baik dalam masyarakatnya.

Menurut Durkheim (1990:36) kegunaan disiplin bukan hanya untuk

kepentingan masyarakat, tapi juga untuk kesejahteraan individu itu sendiri.

Melalui disiplin seseorang belajar mengendalikan keinginan, membatasi

dan membatasi diri untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.

Page 63: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

49

Di sisi lain, manusia adalah makhluk individual dan sosial, maka

manfaat disiplin diri dapat dirasakan oleh banyak pihak, antara lain

(Unaradjan, 2003:19):

a Diri sendiri

Disiplin diri memungkinkan seseorang dalam mencapai

keberhasilan usaha. Pengendalian diri dari berbagai kecenderungan

yang dapat menghambat kelancaran usaha tersebut atau pengaturan

waktu sangatlah penting. Jadi, dapat dikatakan bahwa keinginan untuk

mencapai keberhasilan dapat mendorong seseorang untuk berdisiplin

diri.

Terkadang dorongan untuk berdisiplin diri berasal dari minat,

bakat, atau hobi orang yang bersangkutan dalam bidang-bidang

tertentu. Kemudian disiplin diri ini menjelma dalam bentuk ketekunan

dan kerja keras yang akhirnya membuahkan keberhasilan.

Setiap pribadi yang mampu mengontrol dan mengendalikan diri

akan dihargai oleh masyarakat. Penghargaan merupakan salah satu

kebutuhan psikologis yang wajib diakui oleh manusia. Wujud

penghargaan ini antara lain berupa pengakuan akan hak dan kewajiban

manusia. Oleh karena itu, pengaturan dan pengontrolan diri yang sadar

dari setiap pribadi sangatlah berguna.

b Orang lain

Page 64: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

50

Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial menjadikan

disiplin diri berfungsi ganda. Pola hidup disiplin seseorang akan ditiru

oleh orang lain, terutama orang-orang yang telah mengalami efek

positif dari cara hidup ini.

Menurut Mustaqim (2005:108), disiplin dapat berguna sebagai

upaya untuk memberikan pelajaran tentang empati kepada anak.

Misalnya, orangtua melarang anak melakukan suatu tindakan dengan

menjelaskan bahwa tindakan tesebut dapat mencelakakan orang lain.

Anak pun kemudian bisa memahami perasaan orang lain dan terasah

empatinya kepada orang lain dalam bertindak.

Banyak manfaat yang di dapat dari disiplin diri, baik bagi si pelaku

maupun lingkungannya. Ketika seseorang memiliki kedisplinan yang

baik, maka ia dapat menjadi panutan bagi lingkungannya. Begitu pula

dalam suatu lembaga, apabila dapat menciptakan lingkungan yang

disiplin, tujuan yang telah ditetapkan lebih mudah untuk dicapai. Dapat

dikatakan bahwa disiplin diri berkaitan erat dengan disiplin nasional.

Ketika setiap orang mengkhayati disiplin diri dengan baik, maka

disiplin nasional akan terjamin. Sehingga tujuan pembangunan yang

menjadi aspirasi seluruh rakyat dapat tercapai.

C. Kekurangan dan Kelebihan Ta’zir

Hukuman harus diberikan kepada pelaku pelanggaran sesuai dengan

porsinya, begitu pula dengan ta‟zir. layaknya garam yang dimasukkan ke

dalam sayur, jika garam yang dimasukkan sesuai takaran maka sayur akan

Page 65: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

51

terasa sedap, namun lain halnya jika garam yang dimasukkan terlalu sedikit

atau terlalu banyak. Apabila ta‟zir yang diberikan terlalu ringan atau terlalu

berat maka akan menyebabkan beberapa hal sebagai berikut ini:

a Menjadi tidak jera atau dapat menjadi racun. Ibarat obat, apabila diberikan

terlalu sedikit maka tidak bisa menyembuhkan, apabila terlalu banyak

dapat menjadi racun bagi pasiennya.

b Dapat melukai badan/hatinya.

c Dapat menimbulkan trauma bagi anak.

d Dapat menjadi contoh kekerasan bagi anak.

Namun, apabila ta‟zir yang diberikan sesuai dengan porsinya, maka dapat

menimbulkan beberapa hal sebagai berikut:

a Kesadaran bagi pelaku

b Mencegah dan menghentikan perbuatan yang tidak dikehendaki

c Kedisiplinan, melatih anak bertanggung jawab dan mengatur waktu

dengan baik

d Keamanan dan ketertiban

Oleh karena itu, dalam menerapkan ta‟zir harus memenuhi syarat-

syaratnya terlebih dahulu dan diberikan sesuai pelanggaran yang telah

dilakukan oleh anak didik tanpa berlebihan. Ta‟zir tidak boleh diberikan

semata-mata hanya untuk balas dendam, tapi ta‟zir diberikan dengan maksud

dan tujuan tertentu yang lebih baik.

Page 66: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

52

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum PPTI Al-Falah (PPTI AL-FALAH) Salatiga

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah

Salatiga

Pada awalnya banyak anak kampung sekitar yang mau mengaji di

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah, mereka datang pada sore hari

dan pulang pada pagi harinya. Seiring berjalannya waktu, santri di pondok

pesantren tersebut semakin banyak, baik santri dari daerah sekitar maupun

santri dari luar daerah. Kemudian pada tahun 1986, Departemen Agama

daerah Salatiga meresmikan Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah,

yang diasuh oleh KH. Zoemri RWS bersama istri beliau Hj. Nyai Latifah.

Seiring berkembangnya zaman, masyarakat membutuhkan

pendidiksan yang lebih mapan. Maka pada tahn 1990, KH. Zoemri RWS

mendirikan madrasah diniyah dengan materi khusus pelajaran agama,

dengan jangka waktu 6 tahun. Kegiatan madrasah diniyah ini dimulai

ba‟da asar (15.30 WIB) sampai pukul 17.00 WIB, ba‟da magrib sampai

isya‟, ba‟da isya‟ sampai pukul 21.00 WIB, dan ba‟da subuh sampai jam 6

pagi.

Selanjutnya pada tahun 1995, Pondok Pesantren Tarbiyatul Islami Al-

Falah menambahkan kurikulum pembelajaran dalam pendidikannya,

berupa ekstra pesantren, antara lain: Kaligrafi, Khitobah, Qiro‟atul Qur‟an,

Bahasa Arab dan Menjahit. Kegiatan ekstra ini diadakan agar santri dapat

Page 67: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

53

berkreasi dan memiliki skill untuk terjun dalam masyarakat. Sehingga

santri dapat mengubah masyarakat yang terbelakang menjadi berkembang.

Seiring tuntuntan zaman, pada tanggal 2 Mei 2005 Pondok Pesantren

Tarbiyatul Islam Al-Falah mendirikan SMK Al-Falah yang diresmikan

oleh Wali Kota Salatiga, dengan dua jurusan yaitu jurusan otomotif dan

tata busana.

2. Letak Geografis PPTI Al-Falah

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah terletak di ujung barat

kota Salatiga, lebih tepatnya di jalan Bima No. 02, Kelurahan Dukuh,

Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, berdekatan dengan Kab. Semarang.

3. Visi Misi

a Visi

Santri yang berfikir dan bergerak bagi bangsa

b Misi

1. Menumbuhkan santri yang berakhlakul karimah.

2. Menumbuhkan santri yang komprehensif.

3. Menumbuhkan santri yang multifungsi.

4. Menumbuhkan santri yang cerdas & kreatif.

4. Dasar dan Tujuan

a Dasar

Landasan dasar yang digunakan oleh PPTI Al-Falah dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran adalah Al-Qur‟an dan

As-Sunnah, sehingga fitrah yang dimiliki semakin terjaga dari berbagai

Page 68: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

54

kemungkinan peradaban umat manusia dan lebih terarah. Pemahaman

terhadap Al-Qur‟an dan As-Sunnah tersebut dapat dilihat dari sikap dan

perilaku santri, dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1) Dasar atau asas yang akan memberi ruh di Pondok Pesantren

Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga adalah Al-Qur‟an dan As-

Sunnah.

2) Al-Qur‟an dan As-Sunnah digunakan sebagai neraca dan ukuran

dalam segala pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.

3) Dengan dasar dan pengertian tersebut, maka sikap dan perilaku

sehari-hari yang dilaksanakan di PPTI Al-Falah Salatiga harus

mencerminkan suatu pelaksanaan disiplin, yaitu disiplin terhadap

diri sendiri dan disiplin terhadap Allah SWT.

b Tujuan

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah memiliki tujuan yang

sangat signifikan, yaitu:

1) Tujuan Umum

Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang

berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi

mubaligh dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.

2) Tujuan Khusus

a) Pembinaan suasana hidup dalam Pondok Pesantren sebaik

mungkin sehingga berkesan pada jiwa anak didiknya (santri).

Page 69: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

55

b) Memberikan perngertian keagamaan melalui pengajaran Ilmu

Agama Islam.

c) Mengembangkan sikap beragama praktek-praktek ibadah.

d) Mewujudkan ukhuwah islamiyah dalam pondok pesantren dan

sekitarnya.

e) Memberikan pendidikan dan keterampilan civic dan kesehatan

olahraga kepada anak didik.

f) Mengusahakan perwujudan segala aktivitas dalam pesantren yang

mungkin pencapaian tujuan umum tersebut.

g) Membantu sumber daya santri yang memiliki nilai dan sikap

agamawan, pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan

kemampuan komunikasi dan kecerdasan akan ekologi

lingkungan.

h) Memahirkan dan menciptakan alumni pesantren yang figure

keilmuwan yang begitu tangguh dan mampu memainkan

propertinya pada masyarakat secara umum.

i) Menciptakan santri yang berbasis IMTAQ dan IPTEK.

5. Kelembagaan

Upaya-upaya yang dilakukan Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-

Falah dalam melayani masyarakat dari berbagai masalah keagamaan dan

pendidikan, antara lain mendirikan Madrasah Diniyah di Pondok

Pesantren, dengan jangkau waktu 6 tahun. Pendidikan ini wajib diikuti

oleh seluruh santri. Kemudian, pada tahun 2015 didirikan SMK Al-Falah

Page 70: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

56

dengan dua jurusan, yaitu Otomotif dan Tata Busana dengan menggunakan

kurikulum pendidikan Nasional.

6. Sarana Prasarana

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah dan SMK Al-Falah

terletak di Jl. Bima No.2 Dukuh, Sidomukti, Salatiga. Adapun sarana dan

prasarana yang tersedia antara lain:

a Asrama komplek A ada 5 ruang

b Asrama komplek B ada 10 ruang

c Asrama koplek C ada 10 ruang

d Asrama komplek D ada 2 lokal

e Asrama komplek E ada 3 lokal

f Asrama komplek F ada 8 lokal

g Musholla.

h Gedung Madrasah:

1) Lantai I ada 2 lokal

2) Lantai II ada 2 lokal

3) Lantai III ada 3 lokal

i Sarana-sarana yang lain:

1) Kamar mandi ada 15 lokal

2) WC

3) Dapur

4) Kantin

5) Aula Utama

Page 71: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

57

6) Kolam wudhu

7) Tempat cuci

8) Jemuran

9) Kamar mandi & WC

10) Ruang makan putri & putri

7. Struktur Organisasi Kepengurusan

KH. Zoemri R.W.S wafat pada tanggal 3 Oktobet 2015, kemudian

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al-Falah dipimpin oleh Ny. H.

Latifah Zoemri R.W.S. Adapun struktur PPTI Al-Falah terdiri dari

pengurus dan pelindung yang membwahi langsung pengurus harian.

Pengurus harian berkewajiban melaksanakan kebijaksanaan dari

pengasuhnya. Baik tentang pengelolaan pondok, yaitu masalah pendidikan

maupun masalah di luar pondok.

Para pengurus tersebut dipilih oleh seluruh santri, kemudian disetujui

pengasuh/pelindung. Pengurus di PPTI AL-Falah terdiri dari ketua umum

(lurah), sekretaris, bendahara, diklat, keamanan, kebersihan, rumah tangga,

kesehatan, ketua komplek, logistik, dan pengembangan. Adapun struktur

kepengurusan PPTI Al-Falah adalah sebagai berikut:

Pengasuh : Nyai. Hj. Latifah Zoemri

Dewan Penasehat : Kyai Maksum, S.Pd.

: Kyai Kholilul Rohman

Dewan Keamanan Pusat : Ust. Najib Tafrichan

Dewan Asatidz : Ust. Gunawan Laksono Aji, S. PdI.

Page 72: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

58

Ketua Pondok Putra : Muhammad Irfan

Mochtar Syarif

Ketua Pondok Putri : Istriyani

Ulfah Mahmudah

Sekretaris Putra : Taufik Setiawan

Ikhsan Maulana

Sekretaris Putri : Mufidatul Latifah

Dina Arini Fitri

Bendahara Putra : Ihya‟ Ulumuddin

M. Wahyu C.

Bendahara Putri : Nur Fandhilah

Lina Muslikhah

Diklat Putra : Azkal Murtadho

Bagus Pambudi

M. Habib Alwi

Ganang F.

Diklat Putri : Vani Listianti

Fathimah

Hanifatul M.

Keamanan Putra : Denis Wiki P.

Mas Rukan I.

Ainul Yakin

Hastomo

Page 73: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

59

Keamanan Putri : Zuni Ma‟rifah

Sopiya Nur R.

Masruroh

Uswatun Fitriyah

Inna Nur H.

Kebersihan Putra : Ahmad Marhabban

Habib Solikhudin

Ahmad Nur Khakim

Abdul Haris Susilo

Kebersihan Putri : Aini Murtofi‟ah

Ida Fitriyah

Meila Sari

Rodziatus S.

Naryanti

Kesehatan Putra : M. Abdu Yazid

Kesehatan Putri : Dwi Mayawati

Siti Izzatul Umah

Ketua Komplek Putra : Jihan Abdillah

Yasin Al Amin

Ahmad Muhlasin

Ketua Komplek Putri : Novita Intan P.

Indah Sutanti

Rohmaul Ummah

Page 74: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

60

Logistik Putra : Hastomo W. K.

M. Tsabit Bil Ch.

Munzilin

Fatwah Abdul m.

Logistik Putri : Anida Kumalasari

Lathifah

Afra Fadhilah

Pengembangan : Aji Ervanto (Jurnalistik Insantri)

Nadhila Cahyaning (Perpustakaan)

Rohman Amrullah (Koppontren)

8. Jadwal Kegiatan

Tabel 1.4 Kegiatan Harian

No. Waktu Kegiatan

1. 03.00-04.00 Sholat tahajud & sahur bagi yang berpuasa

sunnah

2. 04.00-04.30 MCK (Persiapan jama‟ah sholat shubuh)

3. 04.30-05.00 Sholat shubuh

4. 05.00-06.00 Ngaji kitab

5. 06.00-07.00 Sarapan, persiapan & berangkat sekolah/

kuliah

6. 12.00-12.30 Sholat dhuhur

7. 15.00-15.30 Sholat Asar

8. 15.30-16.00 Persiapan ngaji sore

9. 16.00-17.00 Ngaji sore (ngaji kitab)

Page 75: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

61

10. 17.00-17.45 Persiapan jama‟ah sholat maghrib & berbuka

11. 18.45-18.10 Jama‟ah sholat maghrib

12. 18.10-18.40 Sorogan Al-Qur‟an

13. 18.40-19.00 Makan malam

14.

19.00-19.30 Jama‟ah sholat Isya‟

15. 19.30-20.00 Persiapan ngaji

16. 20.00-21.00 Ngaji kitab

17. 21.00-22.00 Mengerjakan tugas kuliah/sekolah

18. 22.00-03.00 Tidur

Tabel 1.5 Kegiatan Mingguan

No. Waktu Kegiatan

1. Malam Jum‟at Tahlilan & Al-Barjanji/ Khitobah/Mujahadah &

Praktek perawatan jenazah

2. Jum‟at pagi Ziarah kubur & Kultum

3. Jum‟at sore Ro‟an kubro

Tabel 1.6 Kegiatan Bulanan

No. Waktu Kegiatan

1. Minggu pertama Rapat pengurus

2. Minggu kedua Rapat ketua kamar

Tabel 1.7 Kegiatan Tahunan

No. Waktu Kegiatan

1. 12 Rabi‟ul awwal Maulud Nabi saw

2. 27 Rajab Isra‟ Mi‟raj

3. 11 Sya‟ban Ziarah ke Waliullah

Page 76: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

62

4. 17 Sya‟ban Haflah Akhirusanah

5. 17 Sya‟ban Haul simbah Sulaiman

6. 1 Syawal Idul Fitri

7. 17 Syawal Halal bihalal santri

8. 30 Syawal Halal bihalal wali santri

9. 9 Dzulhijah Pemotongan hewan qurban

9. Tata Tertib

a Kewajiban

1) Setiap orang yang akan mendaftar menjadi santri harus diantar orang

tua/wali

2) Setiap santri wajib menjaga nama baik Pondok Pesantren dan

berakhlakul karimah

3) Setiap santri wajib menghormati ahlul bait, dewan Asatidz, dan

pengurus

4) Setiap santri wajib mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan

seluruh kegiatan yang diselenggarakan Pengurus dan Pengasuh

5) Setiap santri wajib mengikuti sholat 5 waktu secara berjamaah

6) Setiap santri wajib melaksanakan piket sesuai ketentuan yang

berlaku

7) Selain untuk pergi ke sekolah, setiap santri wajib meminta izin

kepada Pengasuh bila akan bepergian dan meninggalkan Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM)

8) Setiap santri yang memiliki tamu wajib melapor kepada Pengurus

Page 77: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

63

9) Setiap santri wajib memakai pakaian yang baik dan sopan

b Larangan

1) Setiap santri dilarang mengambil barang milik orang lain dengan

cara tidak sah

2) Setiap santri putra dilarang memasuki komplek santri putri, begitu

juga sebaliknya

3) Setiap santri yang belum mencapai sekolah menengah atas (SMA)

atau sederajat dilarang merokok

4) Setiap santri dilarang merokok di dalam kamar

5) Setiap santri dilarang pacaran

6) Setiap santri dilarang berboncengan dengan orang yang bukan

mahrom

7) Setiap santri dilarang ngendong

8) Setiap santri dilarang ngiras di sekitar Pondok Pesantren

c Pasal I (Jika melanggar dikeluarkan atau sesuai kebijakan pengasuh)

1) Pencurian

2) Mengedarkan dan atau memakai miras dan sejenisnya

3) Mengedarkan dan atau memakai narkoba dan sejenisnya

d Pasal II (Jika melanggar digebyur)

1) Percintaan(hubungan laki-laki dan perempuan bukan mahrom, baik

antar santri, maupun antara santri dengan orang di luar Pondok

Pesantren.) yang tidak sesuai dengan syari‟at islam dan atau adat

kesopanan.

Page 78: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

64

2) Boncengan dengan lain mahrom

3) Merokok bagi santri putri

e Pasal III (Jika melanggar berdiri di halaman dan membaca Al-Qur‟an)

1) Meninggalkan ngaji tanpa izin

2) Meninggalkan pondok tanpa izin

3) Keluar malam

4) Ngiras

5) Merokok bagi anak SMP sederajat

6) Perkelahian (di luar atau di dalam pondok)

f Pasal IV (Jika melanggar bersih-bersih)

1) Meninggalkan jama‟ah tanpa izin

2) Ngendong

3) Tidak mengikuti acara pondok

4) Bermain kartu remi dan sejenisnya

g Pasal V (Jika melanggar akan didenda)

1) Merokok di dalam kamar

2) Telat kembali ke pondok

h Pasal VI (Jika melanggar akan disita)

1) Melanggar penggunaan barang elektronik

2) Penyalahgunaan sepeda motor

3) Membawa barang-barang yang tidak patut berada di pondok (gitar,

kartu remi, dan sejenisnya)

Page 79: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

65

4) Pakaian yang tidak patut

i Tata cara perizinan

1) Meninggalkan pondok (menginap)

Mengambil buku izin dikantor keamanan dengan membayar

Rp.1000,- /santri putra dan Rp.2000,- /santri putri (sowan untuk izin

pulang hanya di buka pada malam jum‟at)

Prosedur perizinan:

a) Menulis keperluan

b) Meminta ttd Keamanan

c) Meminta ttd Lurah

d) Meminta ttd (sowan) Pengasuh

e) Berpamitan kepada Ibu Nyai

f) Memberikan (menyerahkan) surat zin pulang kepada keamanan

untuk dibuatkan surat izin mengaji

g) Pulang dengan Meminta ttd Orang tua

h) Ketentuan 1 bulan 1 X (1 hari 2 malam)

Dengan keperluan umum :

a. Walimatul Ursy

b. Walimatul Khitan

c. Sakit

d. Kepentingan keluarga

e. Lelayu

f. Kegiatan Pendidikan (observasi)

Page 80: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

66

g. KKN,Magang,PPL

2) Izin ngaji harian

a) Menemui keamanan dengan alasan yang tepat

b) Membawa uang sejumlah Rp.1000,-/santri.

c) Izin santri sebab sakit tidak membayar (gratis)

d) Hari ahad tidak mengeluarkan surat izin mengaji sore dengan

alasan apapun

e) Izin tetap Rp.2000,- /santri

f) Bukti KRS (mahasiswa)

g) Bukti kegiatan resmi (sekolah)

3) Surat izin bersama

a) Menemui sekretaris

b) Menulis keperluan Bersama

c) Meminta ttd keamanan dengan menyertakan surat resmi kegiatan

atasnama ttd pihak organisasi

d) Meminta ttd (sowan) pengasuh

e) Kembali ke keamanan untuk dibuatan surat izin mengaji dengan

membayar Rp.1000,-/santri

4) Keterangan

a) Apabila perijinan tidak sesuai dengan ketentuan diatas maka

santri dianggap meninggalkan pondok tanpa izin

b) Apabila buku dan kartu izin santri tidak lengkap administrasinya,

maka tidak boleh izin

Page 81: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

67

c) Santri pulang dijemput orang tua

d) Perizinan hanya dibuka pada malam jum‟at sebelum kegiatan

rutinan dimulai.

Catatan tambahan, Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib,

diserahkan kepada kesepakatan pengasuh/ahlul bait dan pengurus. Santri

yang sering melanggar akan diberi SP (surat pernyataan) sampai maksimal

3 kali, setelah itu keputusan akan diserahkan pengasuh.

B. Temuan Data Penelitian

1. Implementasi Ta’zir di PPTI Al-Falah

Pengadaan ta‟zir dalam suatu lembaga pendidikan dimaksudkan untuk

membangun kedisiplinan peserta didik di lembaga tersebut. Begitu pula di

PPTI Al-Falah, Implementasi Ta‟zir dalam menanamkan kedisiplinan

santri di PPTI Al-Falah dapat peneliti ketahui dari hasil wawancara dengan

beberapa pihak pesantren. salah satunya dengan ustadz Kholilurrohman di

rumah Kyai Zoemri:

“Penerapan ta‟zir disesuaikan dengan tingkatan pelanggaran yang

dilakukan, jadi tidak sama. Misal jika sampai diguyur itu berarti telah

melakukan pelanggaran yang berat, seperti pacaran atau mencuri. Kalau

yang tidak jama‟ah, tidak ngaji itu tidak diguyur kecuali kalau sering dan

disengaja, karena sama saja mereka tidak mempunyai rasa ta‟dzim/ tidak

menghormati ustadz atau Kyainya.” (K/IT/S/5-2-2018/13.10WIB)

Jadi ta‟zir di PPTI Al-Falah diterapkan sesuai dengan tingkatan

pelanggaran yang telah dilakukannya. Hal tersebut hampir serupa dengan

jawaban Uswatun Fitriyah selaku pengurus bagian keamanan, Azkal

Murtadho selaku pengurus bagian Diklat dan Istriyani selaku ketua pondok

putri di PPTI Al-Falah:

Page 82: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

68

“Ta‟zir diterapkan sesuai pelanggarannya. Contohnya jika terlambat

jama‟ah ta‟zirannya berdiri sampai do‟a selesai atau hitungan 5 menit.

Jika tidak jama‟ah maka ta‟zirannya ngaji sambil berdiri di depan ndalem

selama 30 menit. Kalau tidak ngaji ditindak dengan pendekatan,

pemanggilan, dan pernyataan ta‟ziran. Ada aturan umum tidak boleh

membawa Hp, laptop/elektroik di kamar, menggunakannya pun harus

sesuai jam-jam yang telah ditentukan, kalau sudah wajib dikembalikan ke

pondok lagi. Setiap ada kegiatan pondok, ada petugas yang keliling nge-

cek kamar, kalau ada santri di kamar langsung dicatat dan dilaporkan,

kemudian dita‟zir.” (UF/IT/R/04-10-2017/18.26WIB)

“Ta‟zir diberikan kepada santri yang melanggar peraturan,

ta‟zirannya juga bermacam-macam, karena disesuaikan dengan

pelanggarannya agar menjadi seimbang. Kalau ta‟zirannya terlalu berat

bisa jadi mereka keberatan dan kesannya berlebihan, tapi kalau terlalu

ringan mungkin tidak akan pernah memberikan efek jera, jadi harus

disesuaikan.” (AM/IT/K/05-10-2017/23.05WIB)

“penerapan ta‟ziran di PPTI Al-Falah ini, pertama untuk kategori

yang masih ringan kalau ada santri yang melangar, dia dipanggil,

kemudian dinasehati. Apabila dia masih mengulangi lagi baru ditindak

dengan ta‟zir, tapi ta‟zirannya dimusywarahkan terlebih dahulu oleh

keamanan dengan acuan pasal-pasal yang sudah ada.” (I/IT/S/03-10-

2017/18.37WIB)

Penerapan ta‟zir disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya, apabila

pelanggaran yang dilakukan termasuk dalam kategori ringan maka ta‟zir

yang diberikan juga ringan, namun apabila santri melakukan pelanggaran

berat maka akan mendapat ta‟zir yang berat. Oleh karena itu, ta‟zir yang

diterapkan di PPTI Al-Falah bentuknya bermacam-macam. Sebagaimana

yang disampaikan oleh ustadz Kholilurrohman di rumah Kyai Zoemri:

“Bentuk ta‟ziran yang ada di pesatren ini bermacam-macam, sesuai

tingkatan pelanggarannya. Jika pelanggarannya berat maka akan diguyur

air kotor, tapi sebelum diguyur diberi nasehat terlebih dulu. Kalau

pelanggarannya ringan seperti telat jama‟ah, tidak ngaji maka

ta‟zirannya juga lumayan ringan seperti berdiri sambil baca Al-Qur‟an

dan bersih-bersih lingkungan pondok.”(K/MT/S/5-2-2018/13.10WIB)

Page 83: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

69

Berbagai macam ta‟zir yang diterapkan di PPTI Al-Falah tersebut

dikelompokkan menjadi 3, yaitu ringan, sedang dan berat. sebagaimana

yang disampaikan oleh Istriyani selaku ketua pondok putri dan Khalid

Anwar sebagai santri putra:

“Ta’zirannya ada yang ringan, sedang, dan berat. kalau yang ringan

disuruh mengaji atau disuruh menulis astagfirrullah 100x atau

kelipatannya. Kalau yang sedang, misalnya disuruh bersih-bersih kamar

mandi atau disuruh berdiri sampai dalam beberapa jam. Kalau yang berat

diguyur dengan menggunakan air comberan, kalau putra ditambah lagi

dengan dicukur.”(I/MT/S/03-10-2017/18.37WIB)

“Ada bermacam-macam ta‟zirannya, pelanggaran yang termasuk

dalam kategori ringan seperti tidak ikut jama‟ah, tazirannya berdiri.

Kemudian tidak mengaji ta‟zirannya membaca Al-Qur‟an sambil berdiri,

kalau tidak ikut ziarah Jum‟at pagi, ta‟zirannya tahlilan di depan ndalem,

kalau terlambat masuk ngaji harus ngaji di luar. Sedangkan kategori

sedang seperti nonbar di luar pondok, tazirannya diguyur air bersih. Yang

terakhir kategori berat, seperti mencuri ta‟zirannya digundul, kemudian

pacaran dan berboncengan dengan lawan mahromnya ta‟zirannya

diguyur air jamban.”(KA/MT/J/06-10-2017/21.09WIB)

Kategori pelanggaran ringan, ta‟zirannya membaca Al-Qur‟an sambil

berdiri. Untuk kategori pelanggaran yang sedang, ta‟zirannya

membersihkan tempat-tempat tertentu di pesantren. Kemudian untuk

pelanggaran yang berat akan mendapat ta‟zir diguyur dengan air kotor,

dan lain sebagainya. Meskipun ta‟zir yang diterapkan bermacam-macam

bentuknya, tidak ada ta‟zir yang berbentuk kekerasan seperti memukul.

Sebagaimana yang disampaikan oleh ustadz Ma‟sum dan ustadz Najib

Tafrikhan:

“Ta‟zirannya bermacam-macam, diantaranya membaca Al-Qur‟an

sambil berdiri, bersih-bersih, menghafalkan nadhoman, dan tentunya tidak

ada ta‟zir yang berbentuk memukul. Ta‟zir diberikan dengan melihat

kasusnya terlebih dahulu.”(M/MT/S/3-2-2018/13.36WIB)

Page 84: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

70

“Ada berbagai bentuk ta‟zir yang diberikan kepada santri yang

melanggar dan saya kira semua ta‟ziran yang ada di Al-Falah sifatnya

mendidik. Seperti yang tertera di tata tertib, jika melanggar pasal

pacaran ta‟zirannya diguyur air comberan dan saat eksekusi saya selalu

mengingatkan untuk tidak main tangan. Ada juga yang disuruh bersih-

bersih ruang makan, kamar mandi, dan menyapu halaman pondok. Hal

tersebut dimaksudkan untuk mendidik santri agar membersihkan hatinya

sebagaimana ia membersihkan tempat-tempat tersebut. Kemudian, berdiri

diatas kursi sambil membaca Al-Qur‟an dan masih banyak lagi, tapi

intinya sifatnya mendidik.”(NT/MT/M/4-2-2018/17.08WIB)

Adanya berbagai macam bentuk ta‟zir di PPTI Al-Falah dimaksudkan

agar ta‟zir dapat diberikan sesuai dengan porsinya (adil). Dan sejauh ini

ta‟zir yang diberikan kepada santri sudah sesuai dengan porsinya atau

adil. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Dewan Keamanan, ustadz Najib

Tafrikhan di rumah beliau:

“Ta‟zir yang diberikan sudah adil, sesuai dengan pelanggaran yang

dilakukan santri. Tapi keamanan juga tidak boleh kaku, kita harus tahu

situasi santri yang akan dita‟zir, misanyal saat ta‟ziran ada santri yang

sedang sakit, maka kita kurangi jam ta‟zirannya. Jadi menyesuaikan, tapi

tetap tegas. Kita tetap jeli dan teliti dalam mengawasi santri-santri yang

melanggar. Pengurus juga mengadakan rapat setiap 1 bulan sekali untuk

evaluasi. Sebagai keamanan pusat saya selalu tahu santri yang melanggar

karena ada datanya.”(NT/A/M/4-2-2018/17.08WIB)

Hal tersebut hampir serupa dengan yang disampaikan oleh ustadz

Kholilurrohman dirumah Kyai Zoemri:

“Saya kira ta‟zirannya sudah adil, anak yang bandel itu biasa, tapi

tingkat kebandelannya berbeda-beda. Jadi ta‟zir diberikan sesuai

pelanggaran yang telah dilakukan oleh santri. Dari dulu sudah

disampaikan bahwa ta‟zir yang diberikan tidak boleh melebihi batas,

diukur dan dilihat kondisi santrinya terlebih dahulu.”(K/A/S/3-2-

2018/13.10WIB)

Pengurus putra, Azkal Murtadho dan Kholid Anwar, santri putra di

PPTI Al-Falah juga mempunyai pendapat yang sama:

Page 85: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

71

“Kalau ukuran adil dan tidaknya, menurut saya pribadi sudah adil.

Karena dengan berbagai macam pengadilan itu, keamanan sudah

musyawarah dengan seluruh rekan-rekan pengurus dan keamanan pusat.

Jadi ya porsi-porsi dari ta‟ziran itu tentunya sudah dibuat sebijak

mungkin. Yang namanya alpa ngaji dan jama‟ah, tidak mengikuti kegiatan

itu sudah dipasrahkan kepada keamanan.”(AM/A/K/05-10-

2017/23.05WIB)

“Menurut saya ta‟zirannya sudah adil, Karena diberlakukan untuk

semua santri.” (KA/A/J/06-10-2017/21.09WIB)

Namun ada sumber lain yang menyatakan kurang adil karena faktor

tertentu, sebagaimana berikut ini:

“Kalau untuk adil belum bisa, terutama yang besar-besar. Karena

kebanyakan yang menjadi keamanan itu lebih muda daripada yng dita‟zir.

Jadi ada kesan rikuh gitu, segan. Jadi belum bisa menyamaratakan antara

yang kecil dengan yang besar.”(JA/S/A/05-10-2017/22.34WIB)

“Kadang kurang adil, misal kalau kita yang bolos kita dita‟zir, kalau

sama yang besar-besar kadang tidak, tapi itu jarang terjadi.”(INA/A/08-

10-2017/20.16WIB)

Akan tetapi sejauh ini penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah mampu

memberikan dampak positif kepada santri, sebagaimana yang disampaikan

oleh pengurus bagian Keamanan, Uswatun Fitriyah di Pondok Pesantren:

“Dampaknya santri menjadi tertib, yang tadinya sering bolos jadi giat

ngaji, yang tadinya sering telat jadi rajin.”(UF/DT/R/04-10-

2017/18.26WIB)

Selain menjadi tertib, santri juga merasa malu dan menyadari

perbuatan buruk yang telah dilakukannya. Sehingga dapat menimbulkan

rasa jera dalam diri santri, sebagaimana yang dijelaskan oleh Kholid

Anwar, santri putra di PPTI Al-Falah dan Ibu Uswatun Khasanah selaku

wali santri:

“Ya pastinya malu kalau mendapat ta‟zir, karena dilihat banyak

orang. Tapi itu juga buah dari kesalahan kita sendiri, jadi mau tidak mau

Page 86: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

72

ya harus menerima konsekunsinya supaya kedepannya tidak melakukan

lagi hal-hal yang tidak baik tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa ta‟zir

mampu membuat santri jera.”(KA/DTS/J/06-10-2017/21.09WIB)

“Seumpama santri melanggar kemudian dita‟zir, hal tersebut dapat

membuat santri tidak mengulanginya lagi.”(UK/DT/M/4-2-

2018/13.29WIB)

Oleh karena itu, ta‟zir dapat mengendalikan perilaku santri yang tidak

dikehendaki dan dapat membawa perubahan yang lebih baik pada diri

santri. Sebagaimana penjelasan dari Ika Nur Anggita, santri putri di PPTI

Al-Falah Siti Saidah selaku wali santri:

“Saat dita‟zir kadang terbesit pikiran dan ada keinginan untuk

berubah. Kalau buat saya ta‟zir itu penting. Karena kalau tidak ada

ta‟ziran, anak itu terlalu bebas. Jika anak terlalu bebas juga tidak baik.

Jadi dampaknya, anak dapat terkontrol dan terkendali.” (INA/DTS/M/08-

10-2017/20.16WIB)

“Ta‟zir dapat membuat santrinya menjadi lebih baik, misal santri

lebih semangat untuk jama‟ah dan ngaji. Jika dita‟zir terus santri menjadi

malu, disaat itulah pada diri santri muncul keinginan untuk lebih rajin

lagi, jadi ada perbedaannya.”(SS/DT/M/4-2-2018/13.03WIB)

Ta‟zir juga memberikan dampak positif bagi lingkungan PPTI Al-

Falah, hal tersebut disampaikan oleh saudara Jihan Abdillah sebagai

asatidz sekaligus pengurus bagian Diklat di kelas:

“Pertama, Pondok menjadi kondusif, nyaman dan teratur, jadi tidak

ada yang mengganggu kegiatan belajar mengajar di pondok. Andaikan

tidak ada ta‟ziran, kegiatan Pondok dapat menjadi berantakan. Dengan

adanya ta‟zir juga dapat membawa perubahan bagi santri-santri, ada

santri yang masih terus mengulangi perbuatan buruknya, tapi ada juga

yang berubah menjadi lebih baik.”(JA/KP/K/05-10-2017/22.34WIB)

Berbagai dampak dari penerapan ta‟zir tersebut sesuai dengan tujuan

awal diadakannya ta‟zir di PPTI Al-Falah, salah satu tujuannya adalah

Page 87: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

73

untuk membuat santri jera. Sebagaimana penjelasan dari ustadz Ma‟sum di

rumah beliau:

“Tujuannya agar santri tidak mengulangi perbuatannya lagi. Dalam

bahasa jawa ta‟zir itu memiliki arti “ngapokake” atau untuk membuat

santri jera.”(M/TT/S/3-2-2018/13.36WIB)

Penjelasan tersebut hampir sama dengan jawaban yang disampaikan

oleh ustadz Najib Tafrikhan di rumah beliau:

“Tujuannya untuk membuat santri jera dan tidak mengulangi

pelanggarannya lagi. Saya kira ta‟zir di AL-Falah itu sudah sesuai

dengan tingkatan pelanggarannya. Misalnya berdiri sambil membaca Al-

Qur‟an, jika belum jera maka diulang kembali ta‟zirannya.”(NT/TT/M/4-

2-2018/17.08WIB)

Begitu pula dengan jawaban pengurus bagian keamanan di Pondok

Pesantren:

“Tujuannya agar santri jera, mendidik santri menjadi mandiri dan

melatih disiplin.”(UF/TT/R/04-10-2017/18.26WIB)

Disamping itu tujuan penerapan ta‟zir tidak hanya untuk membuat

santri jera, tapi juga untuk mengarahkan santri menjadi pribadi yang lebih

baik, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab seperti penjelasan dari Ibu

Nyai Hj. Latifah di kantor pengurus dan ustadz Kholilurrohman di rumah

Kyai Zoemri (Alm):

“Penerapan ta‟zir itu bertujuan untuk mendisiplinkan santri. Santri di

sini berasal dari berbagai kalangan, jadi untuk menatanya kami membuat

peraturan & ta‟zir bagi yang melanggar/melewati batas.”(LZ/PT/S/30-9-

2017/13.02WIB)

“Tujuannya untuk mengarahkan santri menjadi lebih baik, terutama

batiniahnya. Juga untuk melatih kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab,

dan kesederhanaan. Seumpama besok menjadi tokoh dalam masyarakat

bisa mengemban amanah dengan baik. Penerapan ta‟zir ini dapat

dikatakan berhasil ketika santri faham akan tugasnya, selalu merasa

Page 88: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

74

diawasi oleh Allah sehingga tidak perlu selalu diawasi, dan mengamalkan

ilmunya.”(K/TT/S/5-2-2018/13.10WIB)

Hal tersebut hampir sama dengan penjelasan dari Istriyani, ketua

pondok putri di PPTI Al-Falah:

“Ta‟ziran itu gambarannya untuk membuat jera itu yang pertama,

yang kedua untuk menertibkan dan mendisiplinkan santri. Santri

dimasukkan disini agar ada perubahan, yang tadinya buruk bisa menjadi

baik, yang tadinya baik jadi lebih baik.” (I/TT/S/03-10-2017/18.37WIB)

Selain itu kegiatan Pondok dapat berjalan dengan lancar dan

pelanggaran yang terjadi semakin berkurang setiap harinya, sebagaimana

penjelasan dari pengurus putra, Azkal Murtadho di kelas:

“Ya tentunya adanya ta‟zir itu untuk meminimalisir pelanggaran,

juga menertibkan santri-santri di sini, jadi seluruh kegiatan dapat

terkondisikan.”(AM/TT/K/05-10-2017/23.05WIB)

2. Kedisiplinan Santri di PPTI Al-Falah

Kedisiplinan di PPTI Al-Falah mengalami penurunan setelah KH.

Zoemri RWS wafat, namun untuk tahun ini sudah mulai membaik

meskipun santri bersekolah atau kuliah di luar pesantren, sebagaimana

penjelasan ustadz kholilurrohman:

“Untuk tahun ini alhamdulillah kedisiplinannya sudah lumayan baik.

Memang berbeda jauh tingkatan kedisiplinan antara pondok salaf murni

dan semi murni, seperti PPTI Al-Falah ini. Karena banyak santri PPTI Al-

Falah yang sekolah di luar pesantren dan lain sebagainya, untuk tahun

ini alhamdulillah tidak ada pelanggaran yang berat-berat.”(K/KS/S/5-2-

2018/13.10WIB)

Hal tersebut hampir sama dengan penjelasan Uswatun Fitriyah,

pengurus bagian keamanan di PPTI Al-Falah, sebagai berikut:

“Namanya kedisiplinan di pondok mana pun sama saja, pondok

pesantren manapun pasti ada aturannya. Alhamdulillah untuk masalah

kedisiplinan, santri menaati peraturan dan melaksanakan kegiatan pondok

dengan baik. Misalnya saat yang wajib-wajib seperti jama‟ah, ngaji,

ro‟an, alhamdulillah santri sudah paham dan menjalankannya dengan

Page 89: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

75

baik. Kalau masalah pelanggaran yang paling sering adalah terlambat,

tapi tetap ada konsekuensinya sendiri. Kalau untuk kedisiplinan dalam hal

ngaji, terus pulang pondok, semua itu sudah sesuai

aturannya.”(UF/K/R/04-10-2017/18.26WIB)

Penjelasan tersebut hampir sama dengan jawaban Ibu Siti Saidah, wali

santri dari saudara Muhammad Tohir di PPTI Al-Falah:

“Kalau menurut saya kedisiplinannya sudah baik. Beberapa cucu

saya yang lain mondok dimana-mana, jadi dibandingkan pondok lain di

sini sudah lebih baik.”(SS/KS/M/4-2-2018/13.03WIB)

Kholid Anwar, santri putra di PPTI Al-Falah juga memiliki pendapat

yang hampir sama:

“Kalau dalam ketertiban sudah baik. Kalau pun ada yang melanggar

itu wajar karena disini santri yang mondok hampir semuanya masih

sekolah dan kuliah, jadi kalau pun melanggar sepertinya masih dalam hal

yang wajar terkait dengan kesibukan pelajar itu sendiri.”(KA/KS/J/06-10-

2017/21.09WIB)

Untuk mendukung terwujudnya kedisiplinan pada diri santri, PPTI Al-

Falah mengadakan peraturan pesantren, sebagaimana penjelesan dari ketua

pondok putri, Istriyani di PPTI Al-Falah:

“Untuk kedisiplinan di sini seperti pada pondok umumnya kami

menetapkan tata tertib, peraturan disampaikan pada seluruh santri baik

kepada santri baru saat awal mereka masuk ataupun melalui

pengumuman setelah kegiatan pada malam jumat.” (I/P/S/03-10-

2017/18.37WIB)

Dan tentunya peraturan tersebut tidak dibuat secara sewenang-

wenang. Sebagaiman penjelasan ustadz Najib tafrikhan di rumah beliau:

“Dalam membuat peraturan biasanya kita mencari tempat yang jauh

dari pondok untuk mengadakan sidang pleno, dibentuk perdevisi untuk

merancang dan merapatkan peraturan sesuai landasan yang sudah ada

dan disesuaikan dengan keadaan sekarang. Kemudian dipresentasikan

dan dikoreksi oleh saya, sebagai keamanan pusat dan ahlul bait. Setelah

terjadi mufakat, langsung kita sosialisasikan ke santri. kita belum bisa

menindak jika hasil yang telah disepakati belum diumumkan kepada

Page 90: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

76

santri. Sebenarnya lahirnya praturan di Pesantren disebabkan karena

adanya pelanggaran.”(NT/P/M/4-2-2018/17.08WIB)

Penjelasan tersebut hampir sama dengan jawaban Uswatun Fitriyah,

pengurus bagian keamanan di PPTI Al-Falah:

“Peraturan Pesantren dibuat melalui kesepakatan pengurus, lurah,

jajarannya, asatidz dan ahlul bait. Tentunya dengan mempertimbangkan

porsi-porsi hukuman dari berbagai sisi. Kalau ada ta‟ziran yang tidak

tercantum dalam pasal-pasal, itu menjadi wewenang keamanan dan

pengurus. Setelah sepakat, kemudian mengadakan pertemuan dengan

semua santri di aula untuk orasi/dijelaskan.”(UF/P/R/04-10-

2017/18.26WIB)

Sebenarnya sejak awal pendaftaran, pihak pesantren sudah

mensosialisasikan peraturan-peraturan yang ada di pesantren kepada wali

santri dan saat TASPONA ada sesi pengenalan peraturan yang ada di PPTI

Al-Falah kepada santri baru. Sebagaimana penjelasan ustadz

Kholilurrohman di rumah Kyai Zoemri:

“Saat pendaftaran santri dan wali santri sudah diberitahu mengenai

peraturan yang ada di Pondok Pesantren ini, jadi wali santri sudah

menyerahkan anaknya secara penuh. Pada saat awal TASPONA pun ada

pengenalan peraturan yang ada di Pondok Pesantren ini atau sosialisasi

peraturan, anjuran, larangan, dan hukuman-hukuman. Pada masa awal

adaptasi santri juga belum dita‟zir sebagai keringanan. Sebenarnya ada 3

kompenen penting dalam mendidik, yaitu keseriusan dan kesungguhan

pembimbing/pendidik, santri, dan orang tua. Terutama dukungan orang

tua, baik secara moril (do‟a) maupun materil (rizki yang halal). 3

komponen tersebut harus saling bersinergi.” (K/P/S/5-2-2018/13.10WIB)

Menurut Ibu Uswatun Khasanah, wali santri dari Nurul Aini di PPTI

Al-Falah, peraturan yang ada di PPTI Al-Falah ini sudah baik.

Sebagaimana berikut ini:

“Peraturan di Pondok ini lumayan ketat, tapi tetap ada waktu

luangnya. Sehingga santri tidak mudah jenuh. Jadi menurut saya

peraturan di sini sudah bagus dan sudah sejalan dengan pemikiran wali

santri”(UK/P/M/4-2-2018/13.29WIB)

Page 91: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

77

Ada beberapa faktor yang menyebabkan santri sering melanggar

peraturan, salah satunya karena kuliah atau sekolah di luar pesantren, hal

tersebut sesuai dengan penjelasan dari saudara Azkal Murtadho, pengurus

bagian Diklat di kelas:

“Menurut pengamatan saya pribadi, setiap pondok pasti ada saja

santri yang melakukan pelanggaran. Kalau saya lihat, di sini didominasi

oleh santri yang masih sekolah, sehingga hampir 50% santri berinteraksi

dengan dunia luar tanpa pengawasan secara maksimal, jadi rawan akan

terjadinya pelanggaran.”(AM/FP/K/05-10-2017/23.05WIB)

Jawaban tersebut hampir sama dengan yang disampaikan oleh ustadz

Kholilurrohman di rumah KH. Zoemri:

“Penghambat kedisiplinan, misalnya punya kenalan di luar

lingkungan Pondok. Setelah itu di Pondok menularkan budaya luar ke

teman-temannya. Jadi santri tersebut sudah terkontaminasi dengan

budaya luar dan sejauh ini kami belum bisa memfilternya secara

sempurna.”(K/FP/S/4-2-2018/13.10WIB)

Faktor lain penghambat kedisiplinan santri PPTI Al-Falah adalah

kurangnya kemampuan santri dalam mengatur waktu, seperti penjelasan

Khoirul Anwar, santri putra di PPTI Al-Falah:

“Karena ini adalah pertama kalinya saya mondok, jadi belum bisa

mengatur waktu dengan baik dan juga belum terbiasa dengan kegiatan

yang ada.”(KA/FP/J/06-10-2017/21.09WIB)

Hal tersebut juga disampaikan oleh ustadz Ma‟sum di rumah beliau:

“Saya kira ketaatan dan ketawadhu‟an santri itu sudah lebih baik

daripada anak-anak pada umumnya. Mungkin ketika melakukan

pelanggaran, santri memiliki alasan tersendiri. Misalnya tidak mengaji

karena ada tugas lain, sehingga tidak bisa membagi waktu dengan

baik.”(M/FP/S/3-2-2018/13.36WIB)

Selain itu kurangnya kesadaran dari diri santri dan kurangnya

komunikasi antar pengurus, santri senior dan santri junior juga menjadi

Page 92: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

78

salah satu faktor terjadinya pelanggaran, hal ini dapat menyebabkan krisis

tauladan bagi santri baru. Sebagaimana penjelasan dari Uswatun Fritia,

pengurus bagian keamanan dan Jihan Abdillah, ustadz sekaligus pengurus

bagian Diklat di PPTI Al-Falah:

“Faktor yang menghambat kedisiplinan adalah kurangnya kesadaran

dari santri. kemudian di Pondok itu dikejar-kejar waktu, jadi santri

dituntut untuk mengatur waktu sebaik mungkin.”(UF/P/R/04-10-

2017/18.26WIB)

“Yang sering menghambat kedisiplinan itu, salah satunya adalah

kurangnya komunikasi antar pengurus, kemudian santri yang besar

belum bisa memberi contoh yang baik kepada santri yang lebih muda.

Hambatan lainnya, santri yang sering melakukan pelanggaran adalah

santri senior, sedangkan biasanya pengurus bagian keamanan itu lebih

muda, sehingga segan ketika hendak mena‟zir.“(JA/P/K/05-10-

2017/22.34WIB)

Kurangnya kesadaran dari diri santri menjadi faktor penghambat

kedisiplinan juga disampaikan oleh Rodhiyatun, pengurus santri putri di

PPTI Al-Falah:

“Cuma satu faktornya, kesadaran diri santri. Kurangnya kesadaran dari

santri, menjadi kendala dalam kedisiplinan..”(R/KP/K/05-10-

2017/06.26WIB)

Dari pihak keamanan sebenarnya sudah berusaha sebaik mungkin

dalam menegakkan kedisiplinan di PPTI Al-Falah, sebagaimana yang

disampaikan oleh ustadz Najib Tafrikhan selaku Dewan Keamanan PPTI

Al-Falah di rumah beliau:

“Untuk kedisiplinan saat ini sebenarnya kita sudah semaksimal

mungkin dalam mengatasi santri-santri yang melanggar peraturan, namun

masih ada saja santri yang susah diberi nasehat. Misalnya para kakak

senior yang notabene lebih besar daripada tim keamanan. Maka dari itu

saya sering mengingatkan keamanan, jangan sampai peraturan itu tajam

ke bawah dan tumpul ke atas. Kalau untuk kegiatan pesantren sehari-hari

sudah berjalan dengan baik. Dulu saat masih ada muazis (pendiri pondok)

lebih keras dan tegas, santri takut melanggar peraturan karena beliau

juga memiliki kharismatik tersendiri, namun setelah beliau tiada, kami

Page 93: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

79

menata santri dengan menjalankan sistem. Karena sistem tetap berjalan

meski tanpa ditunggui, tentunya juga tetap ada tonggak pertama figur

pesantren bagi santri, yaitu ahlul bait.”(NT/U/M/4-2-2018/17.08WIB)

Cara lain yang dilakukan oleh pengurus keamanan adalah dengan

peringatan-peringatan dan mengelompokkan pelanggaran-pelanggaran dari

yang berat sampai yang ringan. Seperti penjelasan dari Uswatun

Khasanah, pengurus bagian keamanan di PPTI Al-Falah:

“Cara mengatasinya dengan peringatan-peringatan,

mengklasifikasikan pelanggaran antara yang besar dan kecil, antara

pelanggaran yang berat dengan ringan.”(UF/U/R/04-10-2017/18.26WIB)

Penerapan ta‟zir merupakan salah satu upaya dalam mengatasi faktor

penghambat kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah. Sebagaimana penjelasan

dari ustadz Kholilurrohman di rumah KH. Zoemri:

“Diatasi dengan ta‟zir sesuai dengan tingkatan pelanggarannya

masing-masing. Ta‟zirannya pun dibatasi oleh pengasuh dan keamanan

dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama.”(K/U/S/5-2-

2018/13.10WIB)

Hal tersebut hampir sama dengan jawaban Rodhiyatun, pengurus

santri putri di PPTI Al-Falah:

“Diatasi dengan ta‟zir, misal ketua komplek bertugas mengabsen, siapa

yang tidak ada di kamar. Kemudian catatannya diberikan ke keamanan,

kemudian dita‟zir membaca Al-Qur‟an selama 2 jam, itu pun biasanya

masih ditambah dengan piket kamar mandi selama 1 minggu atau berapa

hari. Sesuai dengan beratnya pelanggaran anak tersebut.”(R/KP/K/05-10-

2017/06.26WIB)

Siti Saidah dan Uswatun Khasanah, wali santri di PPTI AL-Falah juga

memiliki pendapat yang sama:

“Apabila santri salah, maka memang harus dita‟zir sebagai pelajaran

dan supaya santri tidak mengulanginya lagi. Jika masih melanggar, maka

tetap dita‟zir terus agar santri sadar dan jera. Sehingga santri menjadi

lebih disiplin.”(SS/U/S/4-2-2018/13.03WIB)

Page 94: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

80

“Untuk mengatasi hal-hal yang menghambat ketertiban di Pondok,

sebaiknya lebih dipertegas saja keadaannya, misal waktunya ta‟ziran ya

ta‟ziran tapi tidak perlu terlalu berat yang penting bisa membuat santri

jera, jadi santri memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab pada ngaji

dan sekolahnya.”(NA/U/M/4-2-2018/13.29WIB)

Ketua pondok putri, Istriyani berpendapat bahwa cara mengatasi

faktor yang menghambat kedisiplinan adalah dengan memberikan contoh

yang baik kepada yang lain:

“Dari kami semaksimal mungkin untuk terus mensosialisasikan tata

tertib dan juga harus bisa memberi contoh yang baik. Misalkan, larangan

untuk menggosob, maka kita tidak memberi contoh untuk meminjam

barang oran lain tanpa izin.” (I/U/S/03-10-2017/18.37WIB)

Selain itu, ustadz Ma‟sum mempunyai pendapat yang sedikit berbeda

dalam mengatasi faktor penghambat kedisiplinan. Salah satu diantaranya

yaitu dengan memberi nasehat pada diri sendiri bagi santri. Sebagaimana

yang disampaikan oleh ustadz Ma‟sum di rumah beliau:

“Caranya tidak hanya dengan ta‟zir saja, tentunya dengan diskusi

dan nasehat, sebenarnya nasehat paling bagus adalah nasehat dari diri

sendiri.”(M/U/S/3-2-2018/13.36WIB)

Dan sebenarnya timbul keinginan dalam diri santri untuk membantu

menciptakan kedisiplinan di PPTI Al-Falah, seperti penjelasan dari

saudara Kholid Anwar selaku santri putra di PPTI Al-Falah:

“Selaku santri biasa (bukan pengurus) upaya yang bisa saya lakukan

ya saling mengingatkan dan mengikuti kegiatan sebagai mana

mestinya.”(KA/U/J/06-10-2017/21.09WIB)

3. Kekurangan dan Kelebihan dari Penerapan Ta’zir di PPTI Al-Falah

Setiap alat atau metode pendidikan pasti memiliki kekurangan dan

kelebihan. Begitu pula dengan penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah ini dalam

menanamkan kedisiplinan santri. Salah satu kekurangannya adalah tidak

Page 95: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

81

stabilnya semangat antar pengurus terutama bagian keamanan dan

perlakuan yang kurang sesuai antara santri senior dengan santri junior.

Seperti yang disampaikan oleh ustadz Najib Tafrikhan di rumah beliau:

“Kekurangan dari penerapan ta‟zir pasti ada, namun yang terpenting

adalah koordinasi antar pengurus tetap berjalan. Masalahnya tidak

jarang semangat tim keamanan 100% selalu on. Adakalanya semangat tim

keamanan pada awal, tengah, dan akhir sangat semangat, kurang

semangat, atau bahkan tidak semangat karena ada masalah internal.

Tetapi bagaimanapun juga keadaannya keamanan dan peraturan tetap

harus ada untuk mengantisipasi pelanggaran. Keamanan juga dilarang

pilih kasih apalagi ketika yang kecil menjadi korban. Ketika mau

mengeksekusi anak yang melanggar, keamanan harus memberikan

informasi yang benar dan bukti yang nyata kepada saya, setelah itu baru

saya izinkan untuk bertindak.”(NT/KT/M/4-2-2018/17.08WIB)

Tidak samaratanya ta‟zir yang diberikan kepada santri senior dan

junior sekaligus kurangnya tauladan dari santri-santri senior juga

disampaikan oleh saudara Jihan Abdillah, asatidz sekaligus pengurus di

PPTI Al-Falah:

“Kekurangan dalam penerapan ta‟zir yaitu belum bisa

meyamaratakan antara yang kecil dengan yang besar, karena dari tahun

ke tahun keamanan itu lebih muda daripada santri senior. Selain itu,

santri yang besar-besar belum bisa memberi contoh yang baik kepada

santri yang kecil. Sedangkan biasanya santri baru itu mencontoh kakak-

kakaknya yang sudah besar.”(JA/KT/K/05-10-2017/22.34WIB)

Ketidak jeraan santri dan tidak samaratanya pengurus dalam

memberikan ta‟zir karena faktor usia yang lebih muda daripada santri

senior juga disampaikan oleh saudara Azkal Murtadho sebagai pengurus

di PPTI Al-Falah:

“kekurangannya mungkin karena yang memberikan ta‟ziran adalah

teman-teman kita sendiri atau bahkan lebih muda daripada santri yang

mendapat ta‟zir, sehingga santri yang mendapat ta‟zir kurang hormat.

Hal ini juga menyebabkan rasa jera pada diri santri kurang

maksimal.”(AM/KT/K/05-10-2017/23.05WIB)

Page 96: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

82

Itulah beberapa kekurangan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah.

Selanjutnya kelebihan dari penerapan ta‟zir, beberapa diantaranya dapat

membantu terbentuknya kedisiplinan santri sekaligus membantu

mengarahkan santri menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti penjelasan

dari saudara Uswatun Fitryah selaku pengurus bagian keamanan, ustadz

Kholilurrohman selaku Dewan Penasehat dan ustadz Najib Tafrikhan

selaku Dewan Keamanan di PPTI Al-Falah:

“Kelebihannya, kedisiplinan santri semakin meningkat meskipun

belum bisa istiqomah, serta santri dapat mengambil pelajaran dari apa

yang telah dilakukannya dan tidak mengulangi pelanggarannya

lagi.”(UF/KT/R/04-10-2017/18.26WIB)

“kelebihannya dapat mengajarkan kesederhanaan, ketawadhu‟an,

kedisiplinan, dan tanggung jawab kepada santri.”(K/KT/S/5-2-

2018/13.10WIB)

“kelebihannya, kita bisa mengawal santri menjadi anak yang

sholih/sholihah.”(NT/KT/M/4-2-2018/ 17.08 WIB)

Penerapan ta‟zir ini juga dapat membantu kelancaran kegiatan belajar

mengajar di PPTI Al-Falah, sebagaimana berikut ini:

“Kelebihannya adalah dapat mengurangi jumlah pelanggaran yang

terjadi. Sehingga KBM dan kegiatan-kegiatan lainnya dapat dikondisikan

dengan baik.”(AM/KKT/K/05-10-2017/23.05WIB)

Selain itu, kelebihan dari usia pengurus yang lebih muda dapat

menjadi regenerasi untuk periode berikutnya, sebagaimana penjelasan dari

saudara Jihan Abdillah di kelas:

“Ketika keamanannya lebih muda, sebenarnya bagus untuk

regenerasi kedepannya. Kalau kelebihan ta‟zir bagi pesatren dapat

membuat lingkungan pondok menjadi kondusif.”(JA/KKT/K/05-10-

2017/22.34WIB)

Page 97: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

83

Selain dari hasil wawancara, peneliti juga melakukan observasi lapangan

untuk mengetahui aktivitas dan penerapan ta‟zir dalam menanamkan

kedisplinan santri di PPTI Al-Falah. Observasi peneliti lakukan pada hari

Selasa 3 Oktober 2017 sampai hari Minggu 8 Oktober 2018 di PPTI Al-Falah

sebagaimana berikut ini:

Pada dini hari santri-santri mulai melakukan aktivitasnya, dari sholat

berjama‟ah, ngaji sampai aktivitas masing-masing. Pukul 17.15 santri

kembali ke pesantren dari aktivitas luarnya. Tiba saat Maghrib bel berbunyi

keras, pertanda waktunya untuk sholat berjama‟ah. Santri-santri berlarian

mengambil air wudhu dan cepat-cepat menuju mushola. Setelah selesai

sholat, dilanjutkan membaca dzikir bersama, di samping itu di bagian

belakang beberapa santri berdiri karena terlambat sholat berjama‟ah. Pada

hari Jum‟at, 6 Oktober 2018 setelah sholat Isya‟, bagian keamanan

membacakan nama-nama santri yang mendapat ta‟zir. Kemudian santri-santri

tersebut berkumpul, melaksanakan ta‟ziran masing-masing yang didapat

sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukannya.

Page 98: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

84

BAB IV

ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Penerapan Ta’zir di PPTI Al-Falah

Ta‟zir adalah hukuman yang tidak ditentukan ukurannya oleh syari‟at,

pendidiklah yang menentukan hukuman tersebut sesuai dengan kesalahan

yang telah dilakukan sebagai pendidikan yang mengandung kemaslahatan

bagi umat. Berdasarkan temuan penelitian, penerapan ta‟zir di PPTI Al-

Falah dilaksanakan sesuai tingkatan pelanggaran yang telah dilakukan.

Apabila pelanggaran yang dilakukan termasuk dalam pelanggaran ringan

maka ta‟zir yang diberikanpun ringan, tapi apabila santri telah melakukan

pelanggaran berat maka ta‟zir yang akan diberikan juga berat. Seperti yang

disampaikan oleh ustadz Kholilurrohman di rumah Kyai Zoemri.

“Penerapan ta‟zir disesuaikan dengan tingkatan pelanggaran yang

dilakukan, jadi tidak sama. Misal jika sampai diguyur itu berarti telah

melakukan pelanggaran yang berat, seperti pacaran atau mencuri. Kalau

yang tidak jama‟ah, tidak ngaji itu tidak diguyur kecuali kalau sering dan

disengaja, karena sama saja mereka tidak mempunyai rasa ta‟dzim/ tidak

menghormati ustadz atau Kyainya.” (K/IT/S/5-2-2018/13.10WIB)

Agama Islam memiliki cara khusus dalam mendidik anak, seandainya

dengan cara yang lembut dapat memberi manfaat maka dengan nasihat.

Seorang pendidik tidak boleh menyegerakan pola kekerasan, namun jika

ancaman dan kekerasan lebih bermanfaat maka tetap tidak boleh dengan

memukul. Apabila semua cara telah ditempuh, baik dengan kelembutan

Page 99: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

85

maupun kekerasan, tapi belum berhasil maka tidak apa melakukan

pemukulan tanpa menyakiti.

Oleh karena itu, ta‟zir yang diterapkan di PPTI Al-Falah ini

bentuknya bermacam-macam dan dikelompokkan menjadi 3 kategori,

yaitu:

1) Kategori ringan

Porsi ta‟zir di sini masih dalam tahap ringan, ta‟zir ini diberikan

kepada santri-santri yang melakukan pelanggaran ringan. Contohnya

seperti terlambat sholat berjama‟ah, maka akan dikenai ta‟ziran berdiri

di tempat sampai selesai do‟a. Kemudian tidak mengaji, maka akan

mendapat ta‟ziran membaca Al-Qur‟an sambil berdiri.

2) Kategori Sedang

Porsi ta‟ziran ini berada dalam tahap sedang dan diberikan kepada

santri yang melakukan pelanggaran secara berulang-ulang. Seperti tidak

mengikuti sholat berjama‟ah selama beberapa hari tanpa alasan, maka

ta‟zirannya membersihkan kamar mandi pesantren atau lingkungan

pesantren lainnya selama beberapa hari dan lain sebagainya.

3) Kategori berat

Porsi ta‟ziran ini sudah mencapai titik berat, dimana santri akan

mendapat ta‟ziran ini ketika melakukan pelanggaran berat seperti

mencuri, berboncengan dengan lawan mahrom, memakai miras dan lain

sebagainya. Maka ta‟ziran yang diberikan dapat berupa diguyur dengan

air kotoran atau bahkan dikeluarkan dari pondok.

Page 100: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

86

Adanya berbagai bentuk ta‟ziran tersebut dimaksudkan untuk

memberi pelajaran kepada santri sesuai dengan porsinya. Sejauh ini pihak

pesantren mengakui bahwa ta‟zir yang diberikan kepada santri sudah

sesuai dengan porsinya, sebagaimana yang disampaikan oleh ustadz

Kholilurrohman.

“Saya kira ta‟zirannya sudah adil, anak yang bandel itu biasa, tapi

tingkat kebandelannya berbeda-beda. Jadi ta‟zir diberikan sesuai

pelanggaran yang telah dilakukan oleh santri. Dari dulu sudah

disampaikan bahwa ta‟zir yang diberikan tidak boleh melebihi batas,

diukur dan dilihat kondisi santrinya terlebih dahulu.”(K/A/S/3-2-

2018/13.10WIB)

Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari santri putra, Kholid Anwar

sebagai berikut ini.

“Menurut saya ta‟zirannya sudah adil, Karena diberlakukan untuk

semua santri.” (KA/A/J/06-10-2017/21.09WIB)

Namun ada sedikit catatan yang menyatakan bahwa penerapan ta‟zir

kurang adil karena santri senior mendapat perlakuan yang berbeda dari

pengurus. Sebagaimana pernyataan dari salah satu santri putri, Ika Nur

Anggita sebagai berikut ini:

“Kadang kurang adil, misalnya kalau kita yang bolos kita dita‟zir,

kalau sama yang besar-besar kadang tidak, tapi itu jarang

terjadi.”(INA/A/08-10-2017/20.16WIB)

Hal tersebut didukung oleh penjelasan dari Jihan Abdillah, ustadz

sekaligus pengurus di PPTI Al-Falah sebagai berikut:

“Kalau untuk adil belum bisa, terutama untuk yang besar-besar.

Karena kebanyakan yang menjadi keamanan itu lebih muda daripada yng

dita‟zir. Jadi ada kesan rikuh, segan. Sehingga belum bisa

menyamaratakan antara yang kecil dengan yang besar.”(JA/S/A/05-10-

2017/22.34WIB)

Page 101: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

87

Disamping itu, penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah ini mampu

memberikan dampak positif bagi santri dan lingkungan pesantren.

Dampak positif bagi santri adalah:

1) Santri menjadi jera

2) Menyadari kesalahannya dan menghentikan perbuatan buruknya

3) Melatih kedisiplinan, kesederhanaan, dan tanggung jawab

4) Membawa perubahan pada santri menjadi pribadi yang lebih baik

Selanjutnya dampak positif bagi lingkungan pesantren adalah pesantren

menjadi lebih kondusif, nyaman dan teratur, serta kegiatan belajar

mengajar (KBM) di pesantren berjalan dengan lancar. Seperti yang

disampaikan oleh pengurus putra, Jihan Abdillah sebagai berikut ini.

“Dampaknya, pondok menjadi kondusif, nyaman dan teratur, jadi

tidak ada yang mengganggu kegiatan belajar mengajar di pondok.

Andaikan tidak ada ta‟ziran, kegiatan Pondok dapat menjadi berantakan.

Dengan adanya ta‟zir juga dapat membawa perubahan bagi santri-santri,

ada santri yang masih terus mengulangi perbuatan buruknya, tapi ada

juga yang berubah menjadi lebih baik.”(JA/KP/K/05-10-2017/22.34WIB)

Dampak positif dari penerapan ta‟zir tersebut sesuai dengan tujuan

awal diadakannya ta‟zir di PPTI Al-Falah, yaitu untuk membuat santri

menjadi jera sekaligus mengarahkan santri menjadi pribadi yang lebih

baik, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Sebagaimana yang dijelaskan

oleh ketua pesantren putri, Istriyani.

“Ta‟ziran itu gambarannya untuk membuat jera, itu yang pertama.

Yang kedua untuk menertibkan dan mendisiplinkan santri. Santri

dimasukkan disini agar ada perubahan, yang tadinya buruk bisa menjadi

baik, yang tadinya baik jadi lebih baik.” (I/TT/S/03-10-2017/18.37WIB)

Page 102: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

88

B. Kedisiplinan Santri di PPTI Al-Falah

Pada tanggal 3 Oktober 2015, pengasuh PPTI Al-Falah yaitu KH.

Zoemri RWS wafat. Sebelumnya PPTI Al-Falah ini merupakan pesantren

yang terkenal ketat, kedisiplinan di PPTI Al-Falah ini mengalami

penurunan setelah KH. Zoemri wafat. Namun untuk tahun ini sudah mulai

membaik meskipun beberapa aktifitas santri masih berada di luar

pesantren, sebagaimana penjelasan ustadz kholilurrohman.

“Untuk tahun ini alhamdulillah kedisiplinannya sudah lumayan baik.

Memang berbeda jauh tingkatan kedisiplinan antara pondok salaf murni

dan semi murni, seperti PPTI Al-Falah ini. Karena banyak santri PPTI Al-

Falah yang sekolah di luar pesantren dan lain sebagainya, untuk tahun

ini alhamdulillah tidak ada pelanggaran yang berat-berat.”(K/KS/S/5-2-

2018/13.10WIB)

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan santri putra, Kholid Anwar di

PPTI Al-Falah.

“Kalau dalam ketertiban sudah baik. Kalau pun ada yang melanggar

itu wajar karena disini santri yang mondok hampir semuanya masih

sekolah dan kuliah, jadi kalau pun melanggar sepertinya masih dalam hal

yang wajar terkait dengan kesibukan pelajar itu sendiri.”(KA/KS/J/06-10-

2017/21.09WIB)

Pengurus bagian keamanan, Uswatun Fitriyah juga memberikan

penjelasan yang hampir sama, sebagaimana berikut ini:

“Namanya disiplin di pondok mana pun sama saja, pondok pesantren

manapun pasti ada aturannya. Alhamdulillah untuk masalah kedisiplinan,

santri menaati peraturan dan melaksanakan kegiatan pondok dengan baik.

Misalnya saat yang wajib-wajib seperti jama‟ah, ngaji, ro‟an,

alhamdulillah santri sudah paham dan menjalankannya dengan baik.

Kalau masalah pelanggaran yang paling sering adalah terlambat, tapi

tetap ada konsekuensinya sendiri. Kalau untuk kedisiplinan dalam hal

ngaji, terus pulang pondok, semua itu sudah sesuai

aturannya.”(UF/K/R/04-10-2017/18.26WIB)

Page 103: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

89

Jadi kedisiplinan di PPTI Al-Falah sudah baik, terutama dalam

pelaksanaannya. Santri melaksanakan kegiatan dan mematuhi peraturan

pesantren, namun dari sisi manajemen waktunya masih kurang.

Sebagaimana saat peneliti melakukan observasi pada tanggal 03 Oktober

2017. Saat sholat magrib berjama‟ah masih ada beberapa santri yang

berdiri dibelakang sampai do‟a selesai karena terlambat mengikuti sholat

berjama‟ah. Begitu pula saat ziarah ke makam KH. Zoemri (alm), santri

yang datang terlambat, berdiri hingga do‟a dan kultum selesai.

Untuk mendukung kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah, maka

diadakan peraturan-peraturan yang harus ditaati. Dan tentunya peraturan

tersebut tidak dibuat secara sewenang-wenang, namun dipertimbangkan

dengan sebaik-baiknya. Hal ini disampaikan oleh ustadz Najib Tafrikhan

selaku Dewan Keamanan Pusat saat di rumah beliau.

“Dalam membuat peraturan biasanya kita mencari tempat yang jauh

dari pondok untuk mengadakan sidang pleno, dibentuk perdevisi untuk

merancang dan merapatkan peraturan sesuai landasan yang sudah ada

dan disesuaikan dengan keadaan sekarang. Kemudian dipresentasikan

dan dikoreksi oleh saya, sebagai keamanan pusat dan ahlul bait. Setelah

terjadi mufakat, langsung kita sosialisasikan ke santri. kita belum bisa

menindak jika hasil yang telah disepakati belum diumumkan kepada

santri. Sebenarnya lahirnya praturan di Pesantren disebabkan karena

adanya pelanggaran.”(NT/P/M/4-2-2018/17.08WIB)

Jadi peraturan di PPTI Al-Falah dibuat melalui musyawarah antara

pengurus, asatidz, dan ahlul bait. Setelah menemui mufakat, peraturan

tersebut segera disosialisasikan kepada santri. Namun tak dapat dipungkiri,

meskipun adanya peraturan merupakan akibat dari terjadinya pelanggaran,

setelah diterapkan peraturan masih ada saja santri yang melakukan

Page 104: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

90

pelanggaran, meskipun pelanggaran yang terjadi jumlahnya berkurang.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

1. Beberapa aktifitas santri yang berada di luar pesantren, seperti sekolah

atau kuliah.

Salah satu faktor keberhasilan dalam mendidik adalah lingkungan

dimana ia melakukan aktifitas sehari-hari. Ketika di dalam pesantren,

santri mendapat pengawasan penuh dari ahlul bait, asatidz dan

pengurus. Namun, ketika santri berada di luar pesantren, pihak

pesantren terbatas dalam melakukan pengawasan. Sehingga beberapa

perilaku santri sulit dikendalikan dan membawa pengaruh kurang baik

di dalam pesantren, sebagaimana yang disampaikan oleh ustadz

Kholilurrohman di rumah KH. Zoemri:

“Penghambat kedisiplinan, misalnya punya kenalan di luar

lingkungan Pondok. Setelah itu di Pondok menularkan budaya luar ke

teman-temannya. Jadi santri tersebut sudah terkontaminasi dengan

budaya luar dan sejauh ini kami belum bisa memfilternya secara

sempurna.”(K/FP/S/4-2-2018/13.10WIB)

2. Usia pengurus yang tidak terpaut tidak jauh dengan usia santri senior.

Usia pengurus yang relatif hampir sama atau bahkan lebih muda

dari santri senior dapat menyebabkan perlakuan yang berbeda anatara

santri senior dengan santri junior. Sebagaimana pernyataan dari santri

putri, Ika Nur Anggita bahwa santri senior mendapat perlakukan khusus

dari pengurus.

Page 105: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

91

“Kadang kurang adil, misal kalau kita yang bolos kita dita‟zir,

kalau sama yang besar-besar kadang tidak, tapi itu jarang

terjadi.”(INA/A/08-10-2017/20.16WIB)

Pernyataan tersebut di dukung oleh Jihan Abdillah, yang

menjelaskan bahwa usia pengurus yang notebene lebih muda daripada

santri senior, hal tersebut membuat pengurus terkadang sungkan untuk

mena‟zir mereka.

“Kalau untuk adil belum bisa, terutama yang besar-besar. Karena

kebanyakan yang menjadi keamanan itu lebih muda daripada yng

dita‟zir. Jadi ada kesan rikuh gitu, segan. Jadi belum bisa

menyamaratakan antara yang kecil dengan yang besar.”(JA/S/A/05-

10-2017/22.34WIB)

3. Krisis tauladan.

Tauladan merupakan faktor penting dalam mewujudkan

kedisiplinan, namun santri senior di PPTI Al-Falah ini belum bisa

memberi tauladan yang baik kepada sanri yang lebih muda, hal tersebut

menjadi hambatan tersendiri dalam mewujudkan kedisiplinan santri.

Penjelasan tersebut di dukung oleh Jihan Abdillah, ustadz sekaligus

pengurus di PPTI Al-Falah:

“Yang sering menghambat kedisiplinan itu, salah satunya adalah

kurangnya komunikasi antar pengurus, kemudian santri yang besar

belum bisa memberi contoh yang baik kepada santri yang lebih muda.

Hambatan lainnya, santri yang sering melakukan pelanggaran adalah

santri senior, sedangkan biasanya pengurus bagian keamanan itu

lebih muda, sehingga segan ketika hendak mena‟zir.“(JA/P/K/05-10-

2017/22.34WIB)

4. Kurangnya kesadaran dari diri santri.

Kurangnya kesadaran santri merupakan salah satu pemicu

terhambatnya kedisiplinan santri. Apabila pihak pesantren berupaya

Page 106: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

92

semaksimal mungkin dalam menanamkan kedisiplinan pada diri santri

tanpa adanya kesadaran dari diri santri, maka kedisiplinan santri sesuai

dengan yang diharapkan tidak akan terwujud. Oleh karena itu,

kurangnya atau bahkan tidak adanya kesadaran pada diri santri dapat

menjadi penghambat dalam menanamkan kedisiplinan pada santri di

PPTI Al-Falah. Hal tersebut didukung oleh penjelasan dari Uswatun

Fitriyah, pengurus bagian keamanan di PPTI Al-Falah:

“Faktor yang menghambat kedisiplinan adalah kurangnya

kesadaran dari santri. kemudian di Pondok itu dikejar-kejar waktu,

jadi santri dituntut untuk mengatur waktu sebaik

mungkin.”(UF/P/R/04-10-2017/18.26WIB)

5. Kurangnya keahlian santri dalam mengatur waktu.

Manajemen waktu dalah faktor penting dalam menentukan

keberhasilan seseorang. Jika seseorang tidak dapat mengatur waktu

dengan baik, maka aktifitas sehari-harinya dapat menjadi berantakan

dan semakin jauh dari tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu,

kurangnya keahlian santri dalam mengatur waktu dapat menjadi

penghambat kedisiplinan. Kurangnya keahlian dalam mengatur waktu

juga diakui oleh Kholid Anwar, santri putra di PPTI Al-Falah:

“Karena ini adalah pertama kalinya saya mondok, jadi belum bisa

mengatur waktu dengan baik dan juga belum terbiasa dengan kegiatan

yang ada.”(KA/FP/J/06-10-2017/21.09WIB)

Pihak pesantren, terutama pengurus bagian keamanan melakukan

berbagai upaya untuk mengatasi faktor-faktor penghambat kedisiplinan

tersebut, diantaranya adalah:

Page 107: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

93

1. Mengklafisikasikan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi mulai dari

yang ringan sampai yang berat.

Pengklasifikasian pelanggaran merupakan langkah awal dalam

mengatasi faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan. Hal ini

dilakukan agar hukuman yang diberikan sesuai dengan porsinya.

Pengklasifikasian pelanggaran di PPTI Al-Falah ini dimulai dari

pelanggaran yang ringan sampai yang berat, sebagaimana penjelasan

dari Uswatun Fitriyah, pengurus bagian keamanan di PPTI Al-Falah:

“Cara mengatasinya dengan peringatan-peringatan,

mengklasifikasikan pelanggaran antara yang besar dan kecil, antara

pelanggaran yang berat dengan ringan.”(UF/U/R/04-10-

2017/18.26WIB)

2. Menerapkan ta‟ziran sesuai dengan tingkatan pelanggaran yang telah

dilakukan.

Ta‟zir diterapkan secara bertahap, mulai dari yang ringan sampai

yang berat. Mulai dari menegur atau mengingatkan, memberi pukulan

tanpa menyakiti, dan pukulan yang menimbulkan rasa sakit. Di PPTI

Al-Falah ini tidak ada ta‟zir yang berbentuk memukul meski beberapa

ta‟zir juga termasuk dalam hukuman badan, seperti membaca Al-

Qur‟an sambil berdiri, gundul dan lain sebagainya. Penerapan ta‟zir

sesuai dengan pelanggarannya sebagai cara untuk mengatasi faktor

penghambat kedisiplinan ini juga didukung dengan pernyataan dari

ustadz Kholilurrohman di PPTI Al-Falah:

Page 108: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

94

“Diatasi dengan ta‟zir sesuai dengan tingkatan pelanggarannya

masing-masing. Ta‟zirannya pun dibatasi oleh pengasuh dan keamanan

dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama.”(K/U/S/5-

2-2018/13.10WIB)

3. Memberi teguran/peringatan kepada santri.

Teguran atau peringatan merupakan pencegahan pelanggaran yang

lebih berat. peraturan dan ta‟ziran di PPTI Al-Falah disosialisasikan

saat Ta‟aruf Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah

(TASPONA), pada masa-masa awal santri mondok diberi keringan

tidak mendapat ta‟zir selama beberapa hari, saat itu jika ada santri yang

melakukan pelanggaran hanya diberi peringatan saja. Maka dari itu

salah satu cara untuk mengatasi faktor penghambat kedisiplinan adalah

dengan memberi peringatan kepada santri, sebagaimana yang

disampaikan oleh Uswatun Fitriyah, pengurus bagian keamanan di

PPTI Al-Falah:

“Cara mengatasinya dengan peringatan-peringatan,

mengklasifikasikan pelanggaran antara yang besar dan kecil, antara

pelanggaran yang berat dengan ringan.”(UF/U/R/04-10-

2017/18.26WIB)

Santri-satripun ikut membantu dalam mewujudkan kedisiplinan di

PPTI Al-Falah, salah satunya dengan saling mengingatkan,

sebagaimana pernyataan dari santri putra, Kholid Anwar di PPTI Al-

Falah:

“Selaku santri biasa (bukan pengurus) upaya yang bisa saya

lakukan ya saling mengingatkan dan mengikuti kegiatan sebagai mana

mestinya.”(KA/U/J/06-10-2017/21.09WIB)

Page 109: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

95

4. Menimbulkan nasehat dari diri santri dan untuk dirinya sendiri.

Cara ini pernah dilakukan oleh ustadz Ma‟sum saat mengajar kitab

di PPTI Al-Falah pada santri yang tidak mengaji tanpa izin. Yaitu

dengan memberikan hukuman disuruh membuat puisi tentang ibu,

kemudian dibacakan di depan kelas oleh santri tersebut. Hal tersebut

mampu mengubah santri menjadi lebih baik, karena nasehat paling baik

adalah nasehat dari diri sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh

ustadz Ma‟sum di PPTI Al-Falah:

“Caranya tidak hanya dengan ta‟zir saja, tentunya dengan diskusi

dan nasehat, sebenarnya nasehat paling bagus adalah nasehat dari diri

sendiri.”(M/U/S/3-2-2018/13.36WIB)

5. Memberikan contoh yang baik kepada yang lain.

Memberikan tauladan yang baik dapat dilakukan oleh siapa saja,

baik pengurus, santri senior ataupun antar santri junior. Hal ini dapat

menjadi sarana dalam menebarkan kebaikan kepada orang lain baik

secara sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, memberikan

tauladan yang baik dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi

faktor penghambat kedisiplinan, sebagaimana penjelasan dari Istriyani,

ketua pondok putri PPTI Al-Falah:

“Dari kami semaksimal mungkin untuk terus mensosialisasikan

tata tertib dan juga harus bisa memberi contoh yang baik. Misalkan,

larangan untuk menggosob, maka kita tidak memberi contoh untuk

meminjam barang oran lain tanpa izin.” (I/U/S/03-10-2017/18.37WIB)

Page 110: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

96

C. Kekurangan dan Kelebihan dalam Penerapan Ta’zir di PPTI Al-Falah

Setiap alat atau metode pendidikan pasti memiliki kekurangan dan

kelebihan. Begitu pula dengan penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah ini

dalam menanamkan kedisiplinan santri. Diantara kekurangannya adalah:

1. Tidak stabilnya semangat pengurus.

2. Perlakuan yang kurang adil antara santri junior dengan santri senior

dalam menerapkan ta‟ziran.

3. Kurangnya tauladan dari santri-santri senior.

4. Kurang memberikan efek jera.

Dari beberapa kekurangan dalam penerapan ta‟zir diatas, yang sangat

menonjol adalah tidak samaratanya pemberian ta‟zir kepada santri antara

santri senior dengan santri junior. Hal tersebut dinyatakan oleh Ika Nur

Anggita, santri putri di Al-Falah:

“Kadang kurang adil, misal kalau kita yang bolos kita dita‟zir, kalau

sama yang besar-besar kadang tidak, tapi itu jarang terjadi.”(INA/A/08-

10-2017/20.16WIB)

Hal tersebut juga diakui oleh Jihan Abdillah selaku pengurus di PPTI Al-

Falah sebagai berikut ini:

“Kalau untuk adil belum bisa, terutama yang besar-besar. Karena

kebanyakan yang menjadi keamanan itu lebih muda daripada yng dita‟zir.

Jadi ada kesan rikuh gitu, segan. Jadi belum bisa menyamaratakan antara

yang kecil dengan yang besar.”(JA/S/A/05-10-2017/22.34WIB)

Hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan antar santri. Sebaiknya

pengurus tidak memberikan perlakuan yang berbeda antara santri senior

dengan santri junior, baik karena usia santri yang lebih tua ataupun hal

lainnya. Sejk awal Dewan keamanan pusat PPTI Al-Falah sudah

memberikan himbauan kepada seluruh pengurus bagian keamanan agar

tidak tajam ke bawah dan tumpul ke atas, sebagaimana berikut ini:

Page 111: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

97

“Untuk kedisiplinan saat ini sebenarnya kita sudah semaksimal

mungkin untuk mengatasi santri-santri ini, namun masih ada saja santri

yang susah diberi nasehat. Misalnya para kakak senior yang notabene

lebih besar daripada tim keamanan. Maka dari itu saya sering

mengingatkan, jangan sampai keamanan itu tajam ke bawah dan tumpul

ke atas, saya tegas soal itu. Kalau yang masalah umum beberapa persen

sudah berjalan dengan baik. Dulu saat masih ada muazis (pendiri pondok)

lebih keras dan tegas, santri takut melanggar peraturan karena beliau

juga memiliki kharismatik tersendiri, namun setelah beliau tiada, kami

menata santri dengan menjalankan sistem. Karena sistem tetap jalan

meski tidak ditunggui, tentunya juga tetap ada figurnya sebagai tonggak

pertama, yaitu ahlul bait.”(NT/KS/M/4-2-2018/17.08WIB)

Itulah kekurangan dalam penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah.

Disamping itu, kelebihan dalam penerapan ta‟zir ini adalah:

1. Melatih kedisiplinan santri.

2. Mengarahkan santri menjadi pribadi yang lebih baik.

3. Membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar di pesantren.

4. Usia pengurus yang masih muda dapat menjadi regenerasi pengurus

pada periode berikutnya.

5. Menciptakan lingkungan yang kondusif, nyaman dan bersahabat di

pesantren.

Masih ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam penerapan

ta‟zir ini, namun tak dapat dipungkiri bahwa dengan menerapkan ta‟zir

anak tercegah dan tertahan dari akhlak yang buruk dan sifat tercela. Tanpa

hal tersebut, anak akan terus terdorong untuk berbuat keburukan dan

terbiasa dengan kemungkaran.

Page 112: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai bab I sampai bab IV

ada beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai kesimpulan dalam

skripsi ini guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang

dilakukan.

1. Penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah dilaksanakan sesuai tingkatan

pelanggaran yang telah dilakukan. Ta‟zir yang diterapkan di PPTI Al-

Falah ini bentuknya bermacam-macam dan dikelompokkan menjadi 3

kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat.

2. Kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah sudah baik, terutama dalam

pelaksananaannya. Santri menaati peraturan yang ada dan

melaksanakan kegiatan pesantren dengan baik. Namun untuk

manajemen waktunya masih kurang. Beberapa masih sering terlambat

saat kegiatan pesantren.

3. Terdapat beberapa kekurangan dalam penerapan ta‟zir di PPTI Al-

Falah, yang sangat menonjol adalah kurang samaratanya pemberian

ta‟zir antara santri senior dengan santri junior. Disamping itu

Kelebihannya adalah melatih kedisiplinan santri dan membantu santri

menjadi pribadi yang lebih baik, jujur, dan bertanggung jawab.

Page 113: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

99

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini yaitu

menegenai kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah Kota Salatiga tahun 2017,

maka peneliti hendak menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Hendaknya semua tenaga pendidik yang ada di PPTI Al-Falah

memberikan tauladan yang baik bagi santri, agar tidak terjadi

pengelakan dalam diri santri.

2. Ta‟zir hendaknya juga berlaku bagi pengurus secara terbuka, agar tidak

terjadi kesalahpahaman antara santri dengan pengurus. Dan sebaiknya

pengurus menjalin hubungan yang baik dengan para santri, begitu juga

sebaliknya.

3. Bagi wali santri hendaknya percaya penuh dan mampu menjalin

kerjasama dengan pihak pesantren (asatidz, pengurus dan ahlul bait).

Agar santri dapat menjadi pribadi yang bertaqwa, berilmu dan

berakhlakul karimah dengan sempurna.

4. Bagai masyarakat di lingkungan pesantren hendaklah ikut mengawasi

santri dan mendukung terciptanya kedisiplinan di PPTI Al-Falah.

5. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya diadakan penelitian lanjutan untuk

mengetahui lebih dalam mengenai hukuman ta‟zir dalam Islam. Agar

kita dapat mengenal, memahami, menghargai anak/peserta didik dan

membimbingnya menjadi pribadi yang lebih baik sesuai dengan

harapan masyarakat.

Page 114: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

100

DAFTAR PUSTAKA

Al Albani, M. Nashiruddin. 2012. Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari.

Diterjemahkan oleh: Amir Hamzah Fachrudin, Hanif Yahya. Jakarta:

Pustaka Azzam.

Al Albani, M. Nashiruddin. 2013. Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari.

Diterjemahkan oleh: Rahmatullah, dkk. Jakarta: Pustaka Azzam.

Al Albani, M. Nashiruddin. 2013. Mukhtashar Shahih Muslim. Diterjemahkan

oleh: Imron Rosadi. Jakarta: Pustaka Azzam.

Al Albani, M. Nashiruddin. 2013. Shahih Sunan Abu Daud. Diterjemahkan oleh:

Ahmad Taufik Abdurrahman. Jakarta: Pustaka Azzam.

Arifin, M. 1995. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Al Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. 1992. Shahih Bukhari Juz 1.

Diterjemahkan oleh: Achmad Sunarto. Semarang: CV. Asy Syifa‟.

Choiriyah, U. Ihsan dan Al-Atsary, A. Isan. 2010. Mencetak Generasi Rabbani.

Bogor: Pustka Darul Ilmi.

Dahri, Harapandi. 2007. Modernisasi Pesantren. Jakarta Timur: Balai Penelitian

dan Pengembangan Agama Jakarta.

Departemen Agama RI. 2003. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jakarta.

Departemen Agama RI. 2012. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Surabaya: CV

Penerbit Fajar Mulya.

Dhofier, Zamakhsari. 1986. Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai.

Jakarta: LP3ES.

Durkheim, Emile. 1961. Pendidikan Moral. Jakarta: Erlangga.

Elizabeth, H. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta:

Rajwali Press.

Hafidhuddin, Didin. 2014. Pendidikan Karakter Bebasis Al Qur‟an. Jakarta:

Rajawali Press.

Page 115: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

101

Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-dasar Pengembangaan Kurikulum. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset.

Hasan, Tolhah. (2006). Dinamika Pemikiran Tentang Pendidikan Islam. Jakarta:

Lantabora Press.

Izzan, Ahmad dan Saehudin. 2012. Tafsir Pendidikan (Studi Ayat-ayat Berdimensi

Pendidikan). Jakarta: Pustaka Media Aufa.

Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN

Maliki Press.

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

M, Abd. Muin, dkk. 2007. Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat.

Jakarta: CV. Prasasti.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Pnelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muin, Abd. M, dkk. 2007. Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat. Jakarta

Pusat: CV. Prasasti.

Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, A. Wardi. 2005. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.

2006. Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta:

Sinar Grafika.

An Naisabury, Abi Husein Muslim Ibnu Hajjaj As Syairy. 1992. Shahih Muslim

Juz 1. Diterjemahkan oleh: Adib Bisri Musthofa. Semarang: CV. Asy

Syifa‟.

Nizar, I.A. Ibnu. 2009. Membentuk & Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini.

Jogjakarta: DIVA Press.

Sadulloh, Uyoh. 2014. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai

Pustaka.

„Ulwan, Abdullah Nashih. 2017. Pendidikan Anak dalam Islam. Sukoharjo: Insan

Kamil.

Page 116: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

102

Unaradjan, Dolet. 2003. Manajemen Disiplin. Jakarta: PT Grasindo.

Yunus, H. Sabari. Metodologi Penelitian, Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Page 117: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

1

Kode Penelitian

Penerapan Ta’zir dalam Menanamkan Kedisiplinan Santri di Pondok

Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Kota Salatiga Tahun 2017

1. Informan

a Bapak Najib Tafrikhan (Dewan Keamanan) : NT

b Bapak Kholilurrohman (asatidz) : K

c Jihan Abdillah (asatidz) : JA

d Istriyani (Ketua Pondok Putri) : I

e Uswatun Fitriyah (Keamanan) : UF

f Rodhiyatun (Pengurus Santri Putri) : R

g Kholid Anwar (Santri Putra) : KA

h Ika Nur Anggita (Santri Putri) : INA

i Siti Saidah (Wali Santri) : SS

j Uswatun Khasanah (Wali Santri) : UK

2. Kategori

a Implementasi Ta‟zir : IT

b Macam-macam Ta‟zir : MT

c Adil : A

d Dampak Ta‟zir : DT

e Tujuan Ta‟zir : TT

f Kedisiplinan Santri : KS

g Peraturan : P

h Faktor Penghambat : FP

i Upaya : U

j Kekurangan atau kelebihan Santri : KT

Page 118: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

2

Pedoman Wawancara

Penerapan Ta’zir dalam Menanamkan Kedisiplinan Santri di Pondok

Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Kota Salatiga Tahun 2017

A. Daftar Pertanyaan untuk ahlul bait, asatidz, pengurus dan santri

1. Bagaimana penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

a Apa tujuan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

b Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

c Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

d Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

2. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

b Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor penghambat

kedisiplinan santri?

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-

Falah?

B. Daftar Pertanyaan untuk Santri

1. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

b Apa upaya yang anda lakukan untuk membantu kedisiplinan di

sini?

2. Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

a Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

b Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

C. Daftar Pertanyaan untuk wali santri

a Bagaimana pendapat ibu mengenai ta‟zir yang diberikan kepada

santri yang melanggar?

b Apakah menurut ibu ta‟zir tersebut membawa pengaruh kepada

santri?

c Menurut ibu bagaimana kedisiplinan di pondok ini?

d Adakah ada saran agar pondok ini bisa lebih maju lagi?

Page 119: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

3

Hasil Wawancara

Kode Responden : NT

Hari/ Tanggal : Ahad, 04 Februari 2018

Tempat : Magelang, rumah ustadz Najib

Waktu : 17.08 WIB

1. Bagaimana penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah tahun 2017/2018 ini saya kira sudah

relevan dengan keadaan santri sekarang. Ta‟zir itu memiliki arti jera, jadi

maksudnya untuk membuat santri jera dan tidak melakukan pelanggaran

lagi. Saya kira ta‟ziran di AL-Falah juga tidak memberatkan.”

a Apa tujuan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Tujuannya untuk membuat santri jera dan tidak mengulangi

pelanggarannya lagi. Saya kira ta‟zir di AL-Falah itu sudah sesuai

dengan tingkatan pelanggarannya. Misalnya berdiri sambil membaca Al-

Qur‟an, jika belum jera maka diulang kembali ta‟zirannya.”

b Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

“Saya kira semua ta‟ziran di Al-Falah sifatnya mendidik, misal yang

tertera di tata tertib kalau melanggar pasal pacaran ta‟zirannya

digebyur air comberan, mereka jongkok di depan ndalem, di lihat 1

pondok dan sebelumnya diberi nasehat terlebih dahulu. Ada juga yang

disuruh bersih-bersih ruang makan, kamar mandi, menyapu halaman

pondok, hal tersebut dimaksudkan untuk mendidik santri untuk

membersihkan hatinya sebagaimana ia membersihkan tempat-tempat

tersebut. Kemudian, berdiri diatas kursi sambil membaca Al-Qur‟an dan

masih banyak lagi, tapi intinya sifatnya mendidik.”

c Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

“Ta‟zir yang diberikan sudah adil, sesuai dengan pelanggaran yang

dilakukan santri. Tapi keamanan juga tidak boleh kaku, kita harus tahu

situasi santri yang akan dita‟zir, misanyal saat ta‟ziran ada santri yang

Page 120: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

4

sedang sakit, maka kita kurangi jam ta‟zirannya. Jadi menyesuaikan,

tapi tetap tegas. Kita tetap jeli dan teliti dalam mengawasi santri-santri

yang melanggar. Pengurus juga mengadakan rapat setiap 1 bulan sekali

untuk evaluasi. Sebagai keamanan pusat saya selalu tahu santri yang

melanggar karena ada datanya.”

d Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Harus ada ketegasan, Jika santri tidak jera maka porsi ta‟zirannya

ditambah sesuai prosedur di kemanan, jika tidak mempan maka

dipanggilkan orang tuanya, dan terakhir jika masih tidak mempan kami

serahkan kembali ke orang tuanya. Kita selalu menjalin kerjasama

dengan para wali santri, seperti tadi ada kumpulan wali santri setiap 3

bulan sekali.”

2. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

“Untuk kedisiplinan saat ini sebenarnya kita sudah semaksimal mungkin

untuk mengatasi santri-santri ini, namun masih ada saja santri yang susah

diberi nasehat. Misal para kakak senior yang notabene lebih besar daripada

tim keamanan. Maka dari itu saya sering mengingatkan, jangan sampai

keamanan itu tajam ke bawah dan tumpul ke atas, saya tegas soal itu. Kalau

yang masalah umum beberapa persen sudah berjalan dengan baik. “

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

“Banyak faktornya, misal waktu untuk KBM ngaji asar jamnya molor

beberapa menit karena mungkin ada tugas dari sekolah atau kuliah.”

b Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor penghambat kedisiplinan santri?

“Untuk kedisiplinan saat ini sebenarnya kita sudah semaksimal mungkin

dalam mengatasi santri-santri yang melanggar peraturan, namun masih

ada saja santri yang susah diberi nasehat. Misalnya para kakak senior

yang notabene lebih besar daripada tim keamanan. Maka dari itu saya

sering mengingatkan keamanan, jangan sampai peraturan itu tajam ke

bawah dan tumpul ke atas. Kalau untuk kegiatan pesantren sehari-hari

sudah berjalan dengan baik. Dulu saat masih ada muazis (pendiri

pondok) lebih keras dan tegas, santri takut melanggar peraturan karena

Page 121: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

5

beliau juga memiliki kharismatik tersendiri, namun setelah beliau tiada,

kami menata santri dengan menjalankan sistem. Karena sistem tetap

berjalan meski tanpa ditunggui, tentunya juga tetap ada tonggak

pertama figur pesantren bagi santri, yaitu ahlul bait.”

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Kalau masalah kelebihannya, kita bisa mengawal santri menjadi anak yang

sholih/sholihah. Kalau masalah kekurangannya pasti ada, masalahnya

semangat tim keamanan tidak 100% selalu on, tim keamanan pada saat awal,

tengah, akhir adakalanya sangat semangat atau semangatnya turun mungkin

karena masalah internal. Tetapi yang penting keamanan dan peraturan tetap

harus ada untuk mengantisipasi pelanggaran. Keamanan juga jangan pilih

kasih sehingga yang kecil yang menjadi korban. Bagaimanapun juga

keadaannya, keamanan tetap harus berdiri tegak untuk meminimalisir

pelanggaran yang terjadi.”

Page 122: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

6

Hasil Wawancara

Kode Responden : K

Hari/Tanggal : Senin, 05 februari 2018

Tempat : PPTI Al-Falah

Waktu : 13.10 WIB

1. Bagaimana penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Penerapan ta‟zir disesuaikan dengan tingkatan pelanggaran yang

dilakukan, jadi tidak sama. Misal jika sampai diguyur itu berarti telah

melakukan pelanggaran yang berat, seperti pacaran atau mencuri. Kalau

yang tidak jama‟ah, tidak ngaji itu tidak diguyur kecuali kalau sering dan

disengaja, karena sama saja mereka tidak mempunyai rasa ta‟dzim/ tidak

menghormati ustadz atau Kyainya.”

a Apa tujuan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Tujuannya untuk mengarahkan santri menjadi lebih baik, terutama

batiniahnya. Juga untuk melatih kejujuran, kedisiplinan, tanggung

jawab, dan kesederhanaan. Seumpama besok menjadi tokoh dalam

masyarakat bisa mengemban amanah dengan baik. Penerapan ta‟zir ini

dapat dikatakan berhasil ketika santri faham akan tugasnya, selalu

merasa diawasi oleh Allah sehingga tidak perlu selalu diawasi, dan

mengamalkan ilmunya.”

b Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

“Bentuk ta‟ziran yang ada di pesatren ini bermacam-macam, sesuai

tingkatan pelanggarannya. Jika pelanggarannya berat maka akan

diguyur air kotor, tapi sebelum diguyur diberi nasehat terlebih dulu.

Kalau pelanggarannya ringan seperti telat jama‟ah, tidak ngaji maka

ta‟zirannya juga lumayan ringan seperti berdiri sambil baca Al-Qur‟an

dan bersih-bersih lingkungan pondok.”

c Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

“Saya kira ta‟zirannya sudah adil, anak yang bandel itu biasa, tapi

tingkat kebandelannya berbeda-beda. Jadi ta‟zir diberikan sesuai

Page 123: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

7

pelanggaran yang telah dilakukan oleh santri. Dari dulu sudah

disampaikan bahwa ta‟zir yang diberikan tidak boleh melebihi batas,

diukur dan dilihat kondisi santrinya terlebih dahulu.”(K/A/S/3-2-

2018/13.10WIB)

d Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Untuk ta‟ziran Alhamdulillah tetap ada dampaknya. Misal setelah

dita‟zir tetap masih melanggar maka ditambah lagi ta‟zirannya. Seperti

40 hari istiqomah ngaji dan sekolah yang dibuktikan dengan tanda

tangan ustadz/gurunya setiap hari. Kalau dikarantina khusus seperti itu

tetap tidak ada efeknya, maka diberi surat pernyataan pindah ke pondok

lain dan diserahkan ke orang tuanya.”

2. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

“Untuk tahun ini alhamdulillah kedisiplinannya sudah lumayan baik.

Memang berbeda jauh tingkatan kedisiplinan antara pondok salaf murni dan

semi murni, seperti PPTI Al-Falah ini. Karena banyak santri PPTI Al-Falah

yang sekolah di luar pesantren dan lain sebagainya, untuk tahun ini

alhamdulillah tidak ada pelanggaran yang berat-berat.”

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

“Penghambat kedisiplinan, misalnya punya kenalan di luar lingkungan

Pondok. Setelah itu di Pondok menularkan budaya luar ke teman-

temannya. Jadi santri tersebut sudah terkontaminasi dengan budaya luar

dan sejauh ini kami belum bisa memfilternya secara sempurna.”

b Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor penghambat kedisiplinan santri?

“Diatasi dengan ta‟zir sesuai dengan tingkatan pelanggarannya masing-

masing. Ta‟zirannya pun dibatasi oleh pengasuh dan keamanan dengan

ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama.”

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Kekurangannya belum ada sesepuh yang apabila memberikan wawasan

atau nasehat menuju keberhasilan belajar langsung bisa diterima, jadi

kurangnya figur di PP ini. Karena figur itu berpengaruh dalam hal apapun,

termasuk ta‟zir. Harapan muazis kalau di sini itu ngaji sambil sekolah/kuliah,

Page 124: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

8

bukan sebaliknya. Karena kecerdasan akhlak itu sangatlah utama. Tapi

harapannya juga santri menjadi cerdas dan memiliki tata krama/sopan

santun. Masjid pada zaman Nabi saw tidak beratap dan tidak beralas, rumah

beliau pun hanyan 4X6 meter, jadi jiwa juang untuk kebaikannyalah yang

utama, sempurnanya iman itu dibuktikan dengan memperjuangkan kebaikan.

Jadi kelebihannya, mengajarkan kesederhanaan, ketawadhu‟an, kedisiplinan,

dan tanggung jawab.”

Page 125: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

9

Hasil Wawancara

Kode Responden : JA

Hari/Tanggal : Kamis, 05 Oktober 2017

Tempat : PPTI Al-Falah

Waktu : 22.34 WIB

1. Bagaimana penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Kalau di putra yang tidak ngaji ya ta‟ziran membaca Al-Qur‟an gitu, terus

kadang membersihkan kamar mandi, terus kalau yang pacaran digebyur air

comberan itu, kalau maling digundul sama digebyur air.”

a Apa tujuan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Dari tujuan pertama ta‟ziran itu untuk membuat santri jera, tapi jera di

sini menjurus kepada mendidik anak, lebih ke pendidikannya itu aja.”

b Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

“Kalau di putra ya ta‟ziran membaca Al-Qur‟an itu, terus membersihkan

kamar mandi, terus kalau yang pacaran digebyur air comberan itu,

kalau maling digundul sama digebyur air.”

c Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

“Kalau untuk adil belum bisa, terutama yang besar-besar. Karena

kebanyakan yang menjadi keamanan itu lebih muda daripada yng

dita‟zir. Jadi ada kesan rikuh gitu, segan. Jadi belum bisa

menyamaratakan antara yang kecil dengan yang besar.”

d Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Pertama, Pondok menjadi kondusif, nyaman dan teratur, jadi tidak ada

yang mengganggu kegiatan belajar mengajar di pondok. Andaikan tidak

ada ta‟ziran, kegiatan Pondok dapat menjadi berantakan. Dengan

adanya ta‟zir juga dapat membawa perubahan bagi santri-santri, ada

santri yang masih terus mengulangi perbuatan buruknya, tapi ada juga

yang berubah menjadi lebih baik.”

Page 126: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

10

2. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

“Menurut saya setelah meninggalnya pak Nyai itu tambah menurun.

Contohnya dulu saat pak Nyai masih sehat itu tidak boleh bawa HP dan

motor. Yang boleh pakai motor itu hanya yang sekolah di SMP 6 dan SMA 2.

Tapi sekarang sudah mengikuti zaman, kebanyakan yang kuliah, khususnya

yang di kampus 3 diperbolehkan. Karena transportnya susah. Trus seperti

HP sekarang diperbolehkan, tapi dititipkan. Terus masalah ngaji semakin

menurun.”

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

“Yang sering menghambat itu, kurangnya komunikasi antar pengurus,

terus yang besar-besar itu belum bisa memberi contoh yang baik pada

yang kecil-kecil. Terus hambatannya, saya termasuk masih muda, lebih

banyak yang tua-tua. Nah, yang sering melakukan pelanggaran itu yang

tua-tua, kalau saya mau mena‟zir jadinya sungkan.”

b Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor penghambat kedisiplinan santri?

“Yang pertama saya mengumpulkan semua santri, khususnya santri

putra. Ada kritik saran dan keluhan-keluhan gitu, saya minta maaf

kepada santri-santri bahwasannya saya juga masih belajar. Kalau

masalahnya lebih berat itu saya sowankan ke ndalem. Langsung minta

solusi yang terbaik itu bagaimana. Terus saya juga ngajar, saya bilang

gini, kamu sekalian jangan mencontoh kakak-kakak kamu yang jeleknya

tapi yang baik-baik saja.”

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Kekurangannya pengurus di sini juga masih tahap anak kuliah yang harus

mengikuti KBM juga, hal ini kadang membuat alokasi waktu untuk ta‟ziran

berubah sewaktu-waktu. Kelebihannya sendiri, selain mengatur kedisiplinan

santri, di situ juga ditanamkan sikap tanggung jawab, ketika melanggar ya

harus siap menerima resikonya.”

Page 127: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

11

Hasil Wawancara

Kode Responden : I

Hari/Tanggal : Selasa, 03 Oktober 2017

Tempat : PPTI Al-Falah

Waktu : 18.37 WIB

1. Bagaimana penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“penerapan ta‟ziran di PPTI Al-Falah ini, pertama untuk kategori yang

masih ringan kalau ada santri yang melangar, dia dipanggil, kemudian

dinasehati. Apabila dia masih mengulangi lagi baru ditindak dengan ta‟zir,

tapi ta‟zirannya dimusywarahkan terlebih dahulu oleh keamanan dengan

acuan pasal-pasal yang sudah ada.”

a Apa tujuan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Ta‟ziran itu gambarannya untuk membuat jera itu yang pertama, yang

kedua untuk menertibkan dan mendisiplinkan santri. Santri dimasukkan

disini agar ada perubahan, yang tadinya buruk bisa menjadi baik, yang

tadinya baik jadi lebih baik.”

b Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

“Ta‟zirannya ada yang ringan, sedang, dan berat. kalau yang ringan

disuruh mengaji atau disuruh menulis astagfirrullah 100x atau

kelipatannya. Kalau yang sedang, misalnya disuruh bersih-bersih kamar

mandi atau disuruh berdiri sampai dalam beberapa jam. Kalau yang

berat diguyur dengan menggunakan air comberan, kalau putra

ditambah lagi dengan dicukur.”

c Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

“Kalau di sini disesuaikan, contohnya kalau misalkan untuk anak SMP

itu kan kadang yang melanggar la itu misalkan dia nggak ngaji atau

tidak ikut kegitan, dia langsung disuruh membaca aja di depan atau

Page 128: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

12

langsung disuruh dia bersih-bersih saja. Jadinya ya tetap kami beri

ta‟ziran tapi sesuai porsinya.”

d Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Setelah adanya ta‟ziran, lingkungan pesantren menjadi lebih stabil dari

sebelumnya. Terus selain itu santri pun juga akan berpikir, untuk tidak

seenaknya sendiri bahwa di sini juga ada ketentuan dan peraturannya.

Jadi kedisiplinan juga lebih meningkat. Ya sedikit banyaknya tetep

memberi dampak, ada santri yang dihukum, tetep masih mengulangi lagi,

tapi ada juga yang dia itu dihukum langsung sadar, tergantung

kesadaran santri juga. Pengurus hanya membantu pengasuh.”

2. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

“Untuk kedisiplinan di sini seperti pada pondok umumnya kami menetapkan

tata tertib, peraturan disampaikan pada seluruh santri baik kepada santri

baru saat awal mereka masuk ataupun melalui pengumuman setelah kegiatan

pada malam jumat.”

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

“Yang mghambat, bagi saya itu santri yang melanggar itu beruntun, terus-

terusan kadang kan ada yang sdh melanggar ini, belum sepat kita

menindak dia sudah melanggar lagi. Apalagi kalau pelanggarannya berat.

Kekurangan kami itu tdk bisa fokus langsung pada pondok. Sebagian

besar pengurus juga aktivis, kuliahan, belum lagi dengan tugas-tugas

yang lain.”

b Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor penghambat kedisiplinan santri?

“Dari kami semaksimal mungkin untuk terus mensosialisasikan tata

tertib dan juga harus bisa memberi contoh yang baik. Misalkan,

larangan untuk menggosob, maka kita tidak memberi contoh untuk

meminjam barang oran lain tanpa izin.”

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Kalau untuk kekurangannya, karena ini bagian dari kekurangan pengurus

juga, pengurus belum bisa fokus pada tugasnya jadinya ketika menjalankan

ta‟ziran itu kadang belum bisa istiqomah, maksudnya belum bisa rutin,

Page 129: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

13

misalkan ketika ada santri yang melanggar nggak ngaji itu kita belum bisa

istiqomah mena‟zir santri apa bolos ngaji gitu, jadikan itu masih menjadi

kendala kami. Kalau untuk kelebihannya dari adanya ta‟ziran ini, santri

menjadi lebih “tidak seenaknya sendiri”, kalau kita lihat kan kadang ada

santri yang kalau tidak ada peraturan jadi seenaknya sendiri. Karena nggak

ada yang ditakuti.”

Page 130: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

14

Hasil Wawancara

Kode Responden : UF

Hari/Tanggal : Rabu, 04 Oktober 2017

Tempat : PPTI Al-Falah

Waktu : 18.26 WIB

1. Bagaimana penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Ta‟zir diterapkan sesuai pelanggarannya. Contohnya jika terlambat

jama‟ah ta‟zirannya berdiri sampai do‟a selesai atau hitungan 5 menit. Jika

tidak jama‟ah maka ta‟zirannya ngaji sambil berdiri di depan ndalem selama

30 menit. Kalau tidak ngaji ditindak dengan pendekatan, pemanggilan, dan

pernyataan ta‟ziran.”

a Apa tujuan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Tujuannya agar santri jera, mendidik santri menjadi mandiri dan

melatih disiplin.”

b Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

“Ta‟ziran itu intinya hukuman, nah di sini memang kalau melanggar

harus dihukum. Tapi tidak tiba-tiba melanggar langsung dihukum,

karena hukumannya ada macam-macam. Ada yang membaca Al-Qur‟an

sambil berdiri, ada yang meringkas pelajaran, bersih-bersih kamar

mandi, bersih-bersih dalem (rumahnya bu Nyai), bersih-bersih

lingkungan pondok, itu macam-macamnya.”

c Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

“Di sini ta‟ziran diberikan dilihat dari kesalahannya, jadi sudah adil.

Banyak sudut pandang yang menilai sejauh ini kami terapkan sesuai

aturan dan sudah berjalan.”

d Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Dampaknya santri menjadi tertib, yang tadinya sering bolos jadi giat

ngaji, yang tadinya sering telat jadi rajin.”

Page 131: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

15

2. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

“Namanya kedisiplinan di pondok mana pun sama saja, pondok pesantren

manapun pasti ada aturannya. Alhamdulillah untuk masalah kedisiplinan,

santri menaati peraturan dan melaksanakan kegiatan pondok dengan baik.

Misalnya saat yang wajib-wajib seperti jama‟ah, ngaji, ro‟an, alhamdulillah

santri sudah paham dan menjalankannya dengan baik. Kalau masalah

pelanggaran yang paling sering adalah terlambat, tapi tetap ada

konsekuensinya sendiri. Kalau untuk kedisiplinan dalam hal ngaji, terus

pulang pondok, semua itu sudah sesuai aturannya.”

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

“Faktor yang menghambat kedisiplinan adalah kurangnya kesadaran

dari santri. kemudian di Pondok itu dikejar-kejar waktu, jadi santri

dituntut untuk mengatur waktu sebaik mungkin.”

b Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor penghambat kedisiplinan santri?

“Cara mengatasinya dengan peringatan-peringatan, mengklasifikasikan

pelanggaran antara yang besar dan kecil, antara pelanggaran yang

berat dengan ringan.”

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Kekurangannya, kadang santri juga menyepelekan karena ta‟zirannya

kurang berat, kalau terlalu ringan santri menjadi kebal, ada juga yang suka

ditegur, ya macam-macam tapi kalau dari sini kebanyakan agak susah.

Kelebihannya, pengurus dan santri sama-sama lega, kedisiplinannya semakin

meningkat meski belum bisa istiqomah, santri juga menjadi disiplin,

kemudian santri yang benar-benar niat nyantri menjadi berubah dan

mengambil pelajaran serta tidak mengulangi pelanggarannya lagi.”

Page 132: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

16

Hasil Wawancara

Kode Responden : R

Hari/Tanggal : Kamis, 05 Oktober 2017

Tempat : Ruang Tamu PPTI Al-Falah

Waktu : 06.26 WIB

1. Bagaimana penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Semisal tidak ngaji, maka baca Al-Qur‟an berapa jam gituh di depan

ndalem atau pondok putra sambil berdiri. Kalau terlambat jama‟ah, ya

berdiri beberapa menit itu, terus semisal pacaran nanti gebyuran pakai air

kotor. Tapi alhamdulillah untuk yang berat-berat sekarang sudah tidak ada

lagi.”

a Apa tujuan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Agar anak menjadi teratur. Begini mba, sekolah aja ada peraturan

untuk dilaksanakan supaya kondisinya efektif dan kondusif.”

b Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

“Kalau ada yang mencuri, ta‟zirannya gundulan itu kalau laki-laki. Tapi

kalau perempuan ada konsekuensinya dari keamanan sendiri. Kalau

pacaran itu gebyuran pakai air jamban (air kotor) gitu. Nah ta‟ziran

yang memberatkan seperti itu. Soalnya dilihat santri putra dan putri

jadikan malu. Kalau tidak gebyuran, bersih-bersih pondok, juga masih

baca Al-Qur‟an di depan ditulisi pacaran, jadi biar mereka jera.”

c Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

“In syaa Allah sudah adil mbak, karena kita tidak memandang itu anak

kecil atau anak kuliah gitu. Kita juga berpikir bahwa ta‟zirannya harus

sesuai dengan apa yang dia lakukan, baik itu anak kecil maupun yang

besar ta‟zirannya sama, biar tidak ada kesenjangan sosial.”

Page 133: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

17

d Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Ya kalau pondok pesantren itu ada ta‟ziran pasti lingkungan pondok itu

semakin tertib ya mbak. Kalau masalah yang ta‟zirannya berat itu

alhamdulillah sekarang sudah tidak ada, tapi kalau yang kecil-kecil

masih ada saja, seperti bolos ngaji, terlambat jama‟ah, dan lain-lain,

karena ta‟zirannya dianggap ringan.“

2. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

“Kalau menurut saya kedisiplinan Pondok Pesantren ini mulai menurun.

Bukannya gimana-gimana, saya kan sudah 6 tahun disini jadi tahu

kedisiplinan yang dulu sama yang sekarang itu beda banget, apalagi setelah

bapak tidak ada menurut saya menjadi lebih parah lagi. Namun tambahnya

santri membuat proses kedisiplinannya juga sulit. Jadi dari tahun ke tahun

santri mulai banyak tapi kedisiplinannya menurun.”

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

“Cuma satu faktornya, kesadaran diri santri. Dimana kurangnya

kesadaran diri santri menjadi kendala kedisiplinan pesantren.”

b Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor penghambat kedisiplinan santri?

“Diatasi dengan ta‟zir, anak yang bolos itu ada ta‟zirannya. Tapi nanti

urusannya sama keamanan, kebersihan, dan ketua komplek. Misal ketua

komplek bertugas mengabsen, siapa yang nggak ada di kamar. Terus

catatannya diberikan ke keamanan, kemudian dita‟zir sesuai dengan

beratnya pelanggaran santri tersebut.”

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Kalau kekurangannya, sosialisanya kurang, baik dari pihak pengurus ke

anak maupun sebaliknya. Kadang kurang telitilah, kadang ada anak bolos

tapi kita tidak tahu. Terus permasalahan dari dulu itu yaitu kesadaran diri,

itulah kunci utamanya mbak, ketika anak-anak itu sadar in syaa Allah semua

berjalan dengan baik. Kelebihannya, anak-anak bisa lebih teratur, bisa lebih

mengikuti peraturan dengan baik, anak juga memiliki rasa jera.”

Page 134: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

18

Hasil Wawancara

Kode Responden : KA

Hari/Tanggal : Jum‟at, 06 Oktober 2017

Tempat : PPTI Al-Falah

Waktu : 21.09 WIB

1. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

“Kalau dalam ketertiban sudah baik. Kalau pun ada yang melanggar itu

wajar karena disini santri yang mondok hampir semuanya masih sekolah dan

kuliah, jadi kalau pun melanggar sepertinya masih dalam hal yang wajar

terkait dengan kesibukan pelajar itu sendiri.”

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

“Karena ini adalah pertama kalinya saya mondok, jadi belum bisa

mengatur waktu dengan baik dan juga belum terbiasa dengan kegiatan

yang ada.”

b Apa upaya yang anda lakukan untuk membantu kedisiplinan di sini?

“Selaku santri biasa (bukan pengurus) upaya yang bisa saya lakukan ya

saling mengingatkan dan mengikuti kegiatan sebagai mana mestinya.”

2. Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

“Ada bermacam-macam ta‟zirannya, pelanggaran yang termasuk dalam

kategori ringan seperti tidak ikut jama‟ah, tazirannya berdiri. Kemudian

tidak mengaji ta‟zirannya membaca Al-Qur‟an sambil berdiri, kalau tidak

ikut ziarah Jum‟at pagi, ta‟zirannya tahlilan di depan ndalem, kalau

terlambat masuk ngaji harus ngaji di luar. Sedangkan kategori sedang

seperti nonbar di luar pondok, tazirannya diguyur air bersih. Yang terakhir

kategori berat, seperti mencuri ta‟zirannya digundul, kemudian pacaran dan

berboncengan dengan lawan mahromnya ta‟zirannya diguyur air jamban.”

Page 135: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

19

a Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

“Saya kira ta‟zirannya sudah adil, anak yang bandel itu biasa, tapi

tingkat kebandelannya berbeda-beda. Jadi ta‟zir diberikan sesuai

pelanggaran yang telah dilakukan oleh santri. Dari dulu sudah

disampaikan bahwa ta‟zir yang diberikan tidak boleh melebihi batas,

diukur dan dilihat kondisi santrinya terlebih dahulu.”

b Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Ya pastinya malu kalau mendapat ta‟zir, karena dilihat banyak orang.

Tapi itu juga buah dari kesalahan kita sendiri, jadi mau tidak mau ya

harus menerima konsekunsinya supaya kedepannya tidak melakukan lagi

hal-hal yang tidak baik tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa ta‟zir

mampu membuat santri jera.”

:

Page 136: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

20

Hasil Wawancara

Kode Responden : INA

Hari/Tanggal : Minggu, 08 Oktober 2017

Tempat : PPTI Al-Falah

Waktu : 20.16 WIB

1. Bagaimana kedisiplinan santri di PPTI Al-Falah?

“Kalau mengenai peraturan untuk mahasiswa sudah lumayan ketat, tapi

menurut saya kalau buat anak sekolah itu belum apa-apa (masih kurang).

Kalau buat mahasiswa sudah ketat, karena mahasiswa memutuhkan alat

elektronik dan sebagainya, dan disini sudah dibatasi. Tapi kalau buat anak

sekolah alat elektronik dan segala macamnya itu belum terlalu

membutuhkan.”

a Apa saja faktor-faktor yang menghambat kedisiplinan santri?

“Kegiatan santri yang ada diluar pesantren, seperti sekolah dan lain

sebagainya.”

b Apa upaya yang anda lakukan untuk membantu kedisiplinan di sini?

“Selaku santri biasa (bukan pengurus) upaya yang bisa saya lakukan

saling mengingatkan dan mengikuti kegiatan sebagai mana mestinya.”

2. Apa saja macam-macam ta‟zir yang ada di PPTI Al-Falah?

“Kalau berpacaran, boncengan sama lawan jenis itu ada gebyuran, nanti

laki-laki dan perempuan di tonton sama anak sepondok di tengah lapangan,

nanti di gebyur sekali pakai air comberan sama pengurus. Itu sudah pasal

satu, yang paling berat. Kalau yang paling ringan itu kalau telat jama‟ah, itu

berdiri 5 menit atau kadang kemarennya dia bolos, terus dihukum sama

ustadznya. Kalau hukuman dari ustadznya langsung. Kalau dari pengurus

seminggu sekali absen dikumpulkan, nah kemudian diakumulasi.”

Page 137: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

21

a Apakah ta‟zir yang diberikan sudah bersifat adil?

“Kalau menurut saya kurang adil, kalau sama yang sudah besar itu

kadang kurang tegas, misalnya kalau kita bolos kita dita‟zir, kalau sama

yang besar-besar kadang tidak, tapi itu jarang terjadi.”

b Bagaimana dampak dari penerapan ta‟zir di PPTI Al-Falah?

“Kalau buat saya ta‟zir itu penting. Karena kalau nggak ada ta‟ziran,

anak itu terlalu bebas. Anak kalau terlalu bebas juga tidak bagus. Nah,

itu dampaknya, anak jadi terkontrol/terkendali.”

Page 138: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

22

Hasil Wawancara

Wali santri : Siti Saidah

Santri : Muhammad Tohir

Hari tanggal : Ahad, 04 Februari 2018/ 13.03 WIB

Tempat : Kamar Santri putri

1. Bagaimana pendapat ibu mengenai ta‟zir yang diberikan kepada santri yang

melanggar?

“Kalau saya setuju, yang penting bermanfaat seperti membaca Al-Qur‟an,

itu malah baik. Asal meyakiti fisik atau menggunakan kekerasan seperti

memukul, itu tidak baik, malah dapat membuat santrinya tidak betah.”

2. Apakah menurut ibu ta‟zir tersebut membawa pengaruh kepada santri?

“Iya, membuat santrinya menjadi lebih baik, misal santri lebih semangat

untuk jama‟ah, ngaji. Kalau dita‟zir terus jadi malu, jadi punya keinginan

untuk lebih rajin lagi, jadi ada perbedaannya”

3. Menurut ibu bagaimana kedisiplinan di pondok ini?

“Kalau menurut saya sudah baik. Cucu saya kan mondok dimana-mana, jadi

dibandingkan pondok lain di sini sudah lebih baik.”

Page 139: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

23

Hasil Wawancara

Wali santri : Uswatun Khasanah

Santri : Nurul Aini

Hari tanggal : Ahad, 04 Februari 2018/13.29 WIB

Tempat : Kamar Santri

1. Bagaimana pendapat ibu mengenai ta‟zir yang diberikan kepada santri yang

melanggar?

“Saya setuju, karena untuk kelancara KBM. Juga supaya santri tertib dan

disiplin, kalau tidak ada ta‟zir santri jadi seenaknya sendiri dan tidak

tanggung jawab dengan ngaji dan sekolahnya.”

2. Apakah menurut ibu ta‟zir tersebut membawa pengaruh kepada santri?

“Seumpama santri melanggar, kemudian dita‟zir dapat membuat santri tidak

mengulanginya lagi.”

3. Menurut ibu bagaimana kedisiplinan di pondok ini?

“Sudah bagus, yang sering terjadi masalah kehilangan. Kalau menurut saya

seumpama ada yang kehilangan, santri tersebut yang dinasehati karena

biasanya anak-anak juga ceroboh. Kalau masalah ketat, dimana-mana lebih

ketat. Pondok sini juga ketat tapi ada waktu luangnya, sehingga santri tidak

jenuh. Jadi menurut saya peraturan di sini sudah bagus dan sudah sejalan

dengan pemikiran wali santri.”

4. Adakah ada saran agar pondok ini bisa lebih maju lagi?

“Dipertegas saja keadaannya, misal ta‟ziran ya ta‟ziran tapi tidak perlu

terlalu berat yang penting bisa membuat santri jera, jadi santri memiliki

kesadaran untuk bertanggung jawab pada ngaji dan sekolahnya.”

Page 140: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

24

Wawancara dengan ustadz Najib Tafrikhan

Wawancara dengan ustadz Ma‟sum

Page 141: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

25

Page 142: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

26

Wawancara dengan Ibu Siti Saidah (Wali Santri)

Wawancara dengan Ibu Uswatun Khasanah (Wali Santri)

Wawancara dengan pengurus putri

Page 143: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

27

Kegiatan mujahadah dan khitobah pada malam Jum‟at

Wawancara dengan pengurus putra

Page 144: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

28

Page 145: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

29

PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM (PPTI)

“AL FALAH” Jl.Bima No.02Ngemplak, Dukuh. Sidomukti, Salatiga Telp (0298) 341 9427 Web.

pptialfalahsalati.ga

TATA TERTIB

PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH SALATIGA

b KEWAJIBAN

10) Setiap orang yang akan mendaftar menjadi santri harus diantar

orang tua/wali

11) Setiap santri wajib menjaga nama baik Pondok Pesantren dan

berakhlakul karimah

12) Setiap santri wajib menghormati ahlul bait, dewan Asatidz, dan

pengurus

13) Setiap santri wajib mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

dan seluruh kegiatan yang diselenggarakan Pengurus dan Pengasuh

14) Setiap santri wajib mengikuti sholat 5 waktu secara berjamaah

15) Setiap santri wajib melaksanakan piket sesuai ketentuan yang

berlaku

16) Selain untuk pergi ke sekolah, setiap santri wajib meminta izin

kepada Pengasuh bila akan bepergian dan meninggalkan Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM)

17) Setiap santri yang memiliki tamu wajib melapor kepada Pengurus

18) Setiap santri wajib memakai pakaian yang baik dan sopan

Page 146: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

30

2. LARANGAN

9) Setiap santri dilarang mengambil barang milik orang lain dengan cara

tidak sah

10) Setiap santri putra dilarang memasuki komplek santri putri, begitu

juga sebaliknya

11) Setiap santri yang belum mencapai sekolah menengah atas (SMA)

atau sederajat dilarang merokok

12) Setiap santri dilarang merokok di dalam kamar

13) Setiap santri dilarang pacaran

14) Setiap santri dilarang berboncengan dengan orang yang bukan

mahrom

15) Setiap santri dilarang ngendong

16) Setiap santri dilarang ngiras di sekitar Pondok Pesantren

3. PASAL I (JIKA MELANGGAR DIKELUARKAN ATAU SESUAI

KEBIJAKAN PENGASUH)

4) Pencurian

5) Mengedarkan dan atau memakai miras dan sejenisnya

6) Mengedarkan dan atau memakai narkoba dan sejenisnya

7) PASAL II (JIKA MELANGGAR DIGEBYUR)

Page 147: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

31

a Percintaan(hubungan laki-laki dan perempuan bukan mahrom, baik antar

santri, maupun antara santri dengan orang di luar Pondok Pesantren.) yang

tidak sesuai dengan syari‟at islam dan atau adat kesopanan

b Boncengan dengan lain mahrom

c Merokok bagi santri putri

5. PASAL III (JIKA MELANGGAR BERDIRI DI HALAMAN DAN

MEMBACA AL-QUR’AN)

a Meninggalkan ngaji tanpa izin

b Meninggalkan pondok tanpa izin

c Keluar malam

d Ngiras

e Merokok bagi anak SMP sederajat

f Perkelahian (di luar atau di dalam pondok)

6. PASAL IV (JIKA MELANGGAR BERSIH-BERSIH)

a Meninggalkan jama‟ah tanpa izin

b Ngendong

c Tidak mengikuti acara pondok

d Bermain kartu remi dan sejenisnya

7. PASAL V (JIKA MELANGGAR AKAN DIDENDA)

a Merokok di dalam kamar

b Telat kembali ke pondok

8. PASAL VI (JIKA MELANGGAR AKAN DISITA)

a Melanggar penggunaan barang elektronik

Page 148: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

32

b Penyalahgunaan sepeda motor

c Membawa barang-barang yang tidak patut berada di pondok (gitar, kartu

remi, dan sejenisnya)

d Pakaian yang tidak patut

9. TATA CARA PERIZINAN

a Meninggalkan pondok (menginap)

Mengambil buku izin dikantor keamanan dengan membayar Rp.1000,-

/santri putra dan Rp.2000,- /santri putri (sowan untuk izin pulang hanya di

buka pada malam jum‟at)

Prosedur perizinan:

Menulis keperluan

Meminta ttd Keamanan

Meminta ttd Lurah

Meminta ttd (sowan) Pengasuh

Berpamitan kepada Ibu Nyai

Memberikan (menyerahkan) surat zin pulang kepada keamanan untuk

dibuatkan surat izin mengaji

Pulang dengan Meminta ttd Orang tua

Ketentuan 1 bulan 1 X (1 hari 2 malam)

Dengan keperluan umum :

h. Walimatul Ursy

i. Walimatul Khitan

Page 149: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

33

j. Sakit

k. Kepentingan keluarga

l. Lelayu

m. Kegiatan Pendidikan (observasi)

n. KKN,Magang,PPL

b Izin ngaji harian

h) Menemui keamanan dengan alasan yang tepat

i) Membawa uang sejumlah Rp.1000,-/santri.

j) Izin santri sebab sakit tidak membayar (gratis)

k) Hari ahad tidak mengeluarkan surat izin mengaji sore dengan alasan

apapun

l) Izin tetap Rp.2000,- /santri

m) Bukti KRS (mahasiswa)

n) Bukti kegiatan resmi (sekolah)

c Surat izin bersama

f) Menemui sekretaris

g) Menulis keperluan Bersama

h) Meminta ttd keamanan dengan menyertakan surat resmi kegiatan

atasnama ttd pihak organisasi

i) Meminta ttd (sowan) pengasuh

j) Kembali ke keamanan untuk dibuatan surat izin mengaji dengan

membayar Rp.1000,-/santri

d Keterangan

Page 150: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

34

Apabila perijinan tidak sesuai dengan ketentuan diatas maka santri

dianggap meninggalkan pondok tanpa izin

Apabila buku dan kartu izin santri tidak lengkap administrasinya, maka

tidak boleh izin

Santri pulang dijemput orang tua

Perizinan hanya dibuka pada malam jum‟at sebelum kegiatan rutinan

dimulai.

NB:

1. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib, diserahkan kepada

kesepakatan pengasuh/ahlul bait dan pengurus.

2. Santri yang sering melanggar akan diberi SP (surat pernyataan) sampai

maksimal 3 kali, setelah itu keputusan akan diserahkan pengasuh.

Page 151: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

35

Page 152: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

36

Page 153: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

37

Page 154: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

38

Page 155: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

39

Page 156: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

40

Page 157: DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM AL-FALAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3873/1/fix skripsi11.pdf · pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren muncul bersamaan

41

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Siti Sirril inayah

Tempat Tanggal Lahir : Surakarta, 22 Juli 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Semenromo Rt. 06/XVII No. 22 Cemani Grogol

Sukoharjo

Pendidikan :

SD Al-Amin lulus tahun 2007

Mts Sunan Pandanaran lulus tahun 2010

MA Sunan Pandanaran lulus tahun 2013

Pengalaman Organisasi :

Mahkamah Bahasa Sunan Pandanaran 2007

KAMMI Salatiga 2014