13
DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO DETERMINANT PRETERM BIRTH EVENT IN PROF. DR. H. ALOEI SABOE GENERAL HOSPITAL GORONTALO CITY Mira Astri Koniyo, ¹Buraerah H.Abd. Hakim,² A.Arsunan Arsin, ³ ¹ Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo, ²Bagian Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, ³ Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Mira Astri Koniyo Jl. HOS. Cokroaminoto No. 107 Kelurahan Heledulaa Utara, Kecamatan Kota Timur Gorontalo HP : 085240275203 e-mail : [email protected]

DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

  • Upload
    vandien

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA

GORONTALO

DETERMINANT PRETERM BIRTH EVENT IN PROF. DR. H. ALOEI SABOE GENERAL HOSPITAL GORONTALO CITY

Mira Astri Koniyo, ¹Buraerah H.Abd. Hakim,² A.Arsunan Arsin, ³

¹ Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo, ²Bagian Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin,

³ Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Mira Astri Koniyo Jl. HOS. Cokroaminoto No. 107 Kelurahan Heledulaa Utara, Kecamatan Kota Timur Gorontalo HP : 085240275203 e-mail : [email protected]

Page 2: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

ABSTRACT

The premature babies born are indicative of the occurrence of impaired growth and development of the baby during pregnancy, which is motivated by a variety of factors, for example the deficiency nutrient and stress of pregnancy is an important risk factor that impacts directly and indirectly to producedcathecol amines (adrenaline and noradrenaline) that trigger uterine contractions which could potentially lead to premature birth.This study aimed to determine the risk of the local cultural values, utilization of antenatal care services (ANC), a history of infectious diseases, maternal nutritional status, cigarette smoke exposure on preterm birth in the General Hospital Prof. DR. H. Aloei Saboe Gorontalo City, Gorontalo Province. The study design was a "Case Control Study", the unit of observation is the case of the mothers who gave birth to infants aged less than 37 weeks, by the number of 93 mothers, taken as purposive, and control was the mothers gave birth to a full term by the number of 93 mothers, were taken by simple random sample. Data analysis was performed using univariate, bivariate, and multivariate with logistic regression. The results found variable (local cultural values, OR = 2.3; Utilization of ANC OR = 2.8, OR = 5.6 history of infection, nutritional status of pregnant women OR = 4.4; cigarette smoke exposure OR = 3.9, with a significance value of each p <0.05) higher risk of premature birth. Conclusion: All variables as determinants, 3 variables (history of infection, maternal nutritional status, exposure to cigarette smoke) gives risk to preterm delivery and a history of infectious diseases is a major determinant premature birth.

Keywords: Premature birth; culture in nutritional status; utilization of ANC; history of infection, exposure to cigarette smoke.

ABSTRAK

Bayi yang dilahirkan prematur adalah indikasi terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi selama kehamilan, yang dilatar belakangi oleh berbagai faktor, yaitu berupa defisiensi nutrient dan stress kehamilan yang merupakan faktor risiko penting yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung dihasilkannya cathecolamine (adrenalin dan noradrenalin) yang memicu terjadinya kontraksi rahim yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan besar risiko nilai budaya lokal, pemanfaatan pelayanan ante natal care (ANC), riwayat penyakit infeksi, status gizi ibu hamil, keterpaparan asap rokok terhadap kelahiran bayi prematur di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo ProvinsiGorontalo. Desain penelitianadalah “Case Control Study”, dengan unit observasi kasus adalah ibu yang melahirkan bayi umur kurang 37 minggu sejumlah 93 orang, diambil secara purpossive, dan kontrol adalah ibu melahirkan bayi aterm sejumlah 93 orang diambil secara simple random sample. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji Odds Ratio dan analisis multivariate dengan regresi linier berganda logistik. Hasil penelitian menemukan variabel (nilai budaya lokal, OR=2,3; Pemanfaatan ANC OR=2,8; riwayat infeksi OR=5,6, status gizi ibu hamil OR=4,4; keterpaparan asap rokok OR=3,9, dengan nilai signifikansi masing-masing p < 0,05) berisiko terhadap kelahiran bayi prematur. Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi, status gizi ibu hamil, keterpaparan asap rokok) memberi risiko tehadap kelahiran prematur dan riwayat penyakit infeksi adalah determinan utama yang menentukan kelahiran prematur. Kata Kunci : Kelahiran prematur; budaya dalam status gizi; pemanfaatan ANC; riwayat infeksi; keterpaparan

asap rokok.

Page 3: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

PENDAHULUAN

Kelahiran prematur adalah bentuk kelahiran abnormal yang ditandai dengan umur

kehamilan antara 20 minggu sampai dengan kurang dari 37 minggu atau 259 hari dari hari

pertama haid terakhir. Kelahiran prematur ini merupakan indikasi terhadap rendahnya kualitas

pelayanan rumah sakit. Menurut ( CDC, 2007) memberi kontribusi 5 – 15 % terhadap angka

kematian bayi. Target Millennium Development Goals (MDGs) ke 4 adalah menurunkan

angka kematian bayi menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015 menjadi 23% per 1000

kelahiran hidup, (SDKI, 2007 dalam Profil Data Kesehatan Indonesia, 2011). Kelahiran

prematur berawal dari terjadinya gangguan pada masa kehamilan utamanya pada system

sirkulasi foeto maternal yang memberi dampak terjadinya defisiensi bahan nutrient.

Selanjutnya stress yang berkepanjangan yang dialami ibu selama masa kehamilan sebagai

pemicu dan memperberat mekanisme nutrisi dari ibu ke bayi serta mempengaruhi plasenta

dan kontraksi rahim sehingga terjadi kelahiran prematur.

Tujuan penting dari kehamilan ibu adalah menjalani proses kehamilan dengan baik

tanpa masalah kesehatan yang akan mempengaruhi status kesehatan ibu serta pertumbuhan

dan perkembangan janin secara maksimal. Apabila ibu mengalami kelahiran prematur maka

bayi mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim sebagai akibat

ketidakmatangan sistem organ tubuhnya. Masalah lain adalah perkembangan neurologi yang

terganggu seperti gangguan intelektual, retardasi mental, kelainan perilaku dan hiperaktif. Hal

ini sejalan dengan hasil penelitian yang ditemukan (Chiara, N dalam Wardayati 2012), Bayi

prematur dengan usia kehamilan < dari 32 minggu berisiko tiga kali menderita masalah

kejiwaan ketika semakin besar. Bayi prematur 2 kali berpotensi mengalami skizofrebua dan

bentuk psikosis, risiko depresi berat dan gangguan makan 2,9 sampai 3,5 kali lebih tinggi.

Peningkatan risiko gangguan mental pada anak yang lahir prematur disebabkan oleh

perubahan dalam perkembangan otak. Akibat dari hal tersebut selanjutnya memberikan

kontribusi terhadap kejadian kematian bayi. Stress yang berkepanjangan pada ibu selama

masa kehamilannya juga akan menimbulkan kematian ibu.

Pada tingkat dunia rata-rata tingkat kelahiran prematur di 65 negara meningkat dari

7,5 % dengan jumlah kelahiran prematur sebesar 2 juta kasus menjadi 8,6 persen dengan

total 2,2 juta kasus kelahiran prematur. Dinegara sedang berkembang angka kejadian

kelahiran premature masih jauh lebih tinggi, di india 30%, Afrika Selatan 15%, Sudan 31%

dan Malaysia 10%. Di Indonesia tercatat pada tahun 2009 memiliki angka kelahiran

prematur berkisar antara 10 - 20 % dan termasuk dalam peringkat kelima negara terbesar

Page 4: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

dari kelahiran prematur, juga merupakan penyebab utama kematian dibidang perinatologi.

(Wijayanegara, 2009). Berdasarkan data persalinan prematur di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Gorontalo, dari bulan Januari sampai dengan Desember 2012 tercatat sebanyak 93 kasus

prematur dari 1210 persalinan normal atau sekitar 13 % (Medical Record RSUD Prof. DR. H.

Aloei Saboe Kota Gorontalo, 2012). Hal ini diperkirakan akan terus meningkat pada masa

yang akan datang dan akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia.

Penyebab kejadian kelahiran prematur disebabkan oleh faktor ibu adalah gangguan

autoimun dan infeksi yang meningkatkan risiko persalinan prematur. Hasil penelitian oleh

Luong, (2010) bahwa kelahiran prematur terjadi pada 4,1% vaginal douching secara

signifikan terkait dengan bakteri vaginosis beresiko pada usia kehamilan 32-34 minggu.

Faktor sosial ekonomi terkait dengan nutrisi ibu selama kehamilan dari hasil penelitian

bahwa cukup pasokan nutrisi adalah faktor lingkungan yang paling penting yang

mempengaruhi hasil kehamilan. Kekurangan gizi pada ibu dapat berkontribusi pada

peningkatan insidensi kelahiran prematur dan pertumbuhan retardasi janin serta peningkatan

resiko kematian ibu dan morbiditas. Faktor gaya hidup yaitu, ibu hamil perokok memiliki

peluang mengalami kelahiran prematur lebih besar. Penelitian yang pernah dilakukan oleh

(Amiruddin. R, 2006), menunjukkan ibu-ibu yang terpapar rokok baik itu ibu sendiri yang

merokok maupun terpapar orang lain selama hamil memiliki kemungkinan 2,313 kali lebih

besar mengalami persalinan prematur dibandingkan dengan ibu yang pada saat hamil tidak

terpapar rokok. Ibu hamil yang terpapar rokok berpeluang melahirkan bayi premature 43,6 %.

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa angka kejadian kelahiran

prematur masih tinggi, serta pentingnya mengetahui penyebab lain yang memungkinkan

risiko terjadinya kelahiran prematur, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian untuk

melihat besar risiko nilai budaya lokal, pemanfaatan pelayanan ANC, riwayat infeksi, status

gizi, dan keterpaparan asap rokok terhadap kelahiran prematur di Rumah Sakit Umum

Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota

Gorontalo. Lokasi penelitian tersebut adalah satu-satunya Rumah Sakit rujukan di wilayah

Provinsi Gorontalo dan secara geografis sangat strategis karena terletak di tengah kota yang

Page 5: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

menghubungkan kota Gorontalo dan kabupaten lain sehingga dapat dijangkau oleh semua

jenis kendaraan darat. Jenis penelitian menggunakan desain case control study.

Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di Rumah Sakit

Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontao, Provinsi Gorontalo. Sampel

sebanyak 186 yang terdiri dari : kelompok kasus 93 ibu melahirkan prematur, yang diambil

secara purposive dan kelompok kontrol 93 ibu yang melahirkan normal, diambil secara simple

random sampling

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung secara

terpimpin dan terarah terhadap responden dari rumah ke rumah dengan berpedoman pada

kuesioner yang telah tersedia yang memuat pertanyaan-pertanyaan maupun pernyataan-

pernyataan yang digunakan untuk menggali informasi mengenai variabel-variabel yang akan

dianalisis pada penelitian ini yang erat kaitannya dengan kejadian kelahiran bayi prematur

Analisis Data.

Data karakteristik, variabel dependen dan variabel independen diolah dengan

menggunakan SPSS For Windows 18. Untuk mengetahui faktor risiko kejadian kelahiran bayi

prematur di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, Provinsi

Gorontalo digunakan uji univariat, bivariat dan multivariat.

HASIL

Hasil penelitian menemukan jumlah total responden 186 ibu yang melahirkan bayi

prematur yang terdiri dari : 93 ibu yang melahirkan bayi prematur sebagai kelompok kasus

dan 93 ibu yang melahirkan bayi normal sebagai kelompok kontrol. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 1.

Hasil penelitian menemukan kelompok umur terendah umur < - 19 tahun dan 20-24

tahun masing-masing 7,5% sedangkan umur tertinggi antara 25 – 29 tahun 31,2%. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Hasil penelitian menemukan jenis pekerjaan Ibu sebagai

URT yang terbesar 47,8 %, sedangkan yang paling sedikit Buruh/karyawan 9,1%. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Hasil penelitian menemukan pendidikan tertinggi SMA

45,7 %. Sedangkan pendidikan terendah SD 1,6 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Hasil penelitian menemukan nilai budaya lokal memberi risiko 2,3 kali secara

signifikan ( p < 0,05) terhadap kelahiran prematur. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.

Hasil penelitian menemukan pemanfaatan ANC memberi risiko 2,8 kali secara signifikan ( p

Page 6: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

< 0,05 ) terhadap kelahiran prematur. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. Hasil

penelitian menemukan riwayat infeksi selama kehamilan memberi risiko 5,6 kali secara

signifikan ( p < 0,05 ) terhadap kelahiran prematur. Lebih jelasnya pada tabel 3. Hasil

penelitian menemukan status gizi ibu memberi risiko 4,4 kali secara signifikan ( p < 0,05 )

terhadap kelahiran prematur. Lebih jelasnya pada tabel 3. Hasil penelitian menemukan

keterpaparan asap rokok memberi risiko 3,9 kali secara signifikan ( p < 0,05 ) terhadap

kelahiran prematur. Lebih jelasnya pada tabel 3.

PEMBAHASAN

Penelitian ini terfokus pada penilaian faktor risiko yaitu nilai budaya lokal,

pemanfaatan ANC, riwayat infeksi, status gizi ibu hamil dan keterpaparan asap rokok

terhadap kejadian kelahiran prematur. Secara teoritis bahwa semua variabel memberi risiko

terhadap kejadian kelahiran bayi prematur, dan setelah dilakukan analisis semua variabel

terbukti memberikan risiko secara signifikan terhadap kelahiran prematur. Hal ini

menunjukkan bahwa semua variabel merupakan variabel mandiri yang memiliki pengaruh

yang kuat dan semua variabel saling mempengaruhi terhadap kejadian kelahiran prematur.

Risiko nilai budaya lokal dengan kelahiran prematur. Hasil penelitian menemukan ibu

yang menganut nilai budaya lokal memberi risiko 2,3 kali secara signifikan terhadap kelahiran

prematur dibandingkan dengan yang tidak menganut nilai budaya lokal. Budaya lokal yang

dianut dalam penelitian ini yaitu kepercayaan masyarakat Gorontalo bahwa ibu hamil yang

mengkonsumsi buah nenas akan terjadi kelahiran pada kehamilan belum cukup bulan, karena

hal itu maka tidak lazim bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi buah nenas. Menurut (Evans et.

Al, 2009), nenas mengandung enzim bromealin yang menstimulasi pengaruh pengeluaran

prostaglandin yang menyebabkan stimulasi kontraksi uterus.

Hal ini sejalan dengan yang dilaporkan (Katno, dkk, 2009), yang menyatakan bahwa

konsumsi buah nenas yang terlalu banyak bertanggung jawab terhadap kelahiran preterm,

dikarenakan kandungan enzim bromealin dapat merangsang terjadinya kontraksi secara dini.

Menurut (Evans et. al, 2009), nenas mengandung enzim bromealin yang menstimulasi

pengaruh pengeluaran prostaglandin yang menyebabkan stimulasi kontraksi uterus. Hal ini

juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Puspitasari, Y, 2010), yang menyatakan

konsumsi nenas merupakan faktor risiko kontraksi uterus ibu bersalin dengan nilai 5,5 kali

lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi. Hasil uji laboratorium tentang

pengaruh pemberian ekstrak buah nenas terhadap aktivitas kontraksi uterus hewan coba

Page 7: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

seperti marmot yang dianggap mendekati sel tubuh manusia, juga memperlihatkan hasil

yang signifikan, penelitian yang dilakukan oleh (Muzzamman, 2009) dikatakan bahwa

semakin meningkat jumlah pemberian ekstrak buah nenas maka akan semakin meningkat

aktivitas otot uterus hewan coba. Pemahaman tentang nilai budaya tersebut cukup berperan

dalam menentukan seorang ibu mengenai berbagai tata cara pemeliharaan kehamilan, serta

larangan-larangan tertentu khususnya yang bersangkut paut dengan masalah makanan serta

adat istiadat lainnya yang cenderung merugikan kesehatan ibu, yang dianggap mempengaruhi

kelahiran prematur.

Risiko pemanfaatan ANC terhadap kelahiran prematur. Hasil penelitian menemukan

ibu yang tidak memanfatkan ANC memberi risiko 2,8 kali secara signifikan terhadap

kelahiran prematur dibandingkan dengan yang memanfaatkan pelayanan ANC. Hal ini

menunjukkan bahwa ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan ANC tidak dapat mendeteksi

secara dini masalah kesehatan yang terjadi selama kehamilan, tidak mengetahui

perkembangan janin dalam kandungan, serta tidak mendapatkan infomasi penting yang

berhubungan dengan kehamilannya terutama upaya pencegahan stress ibu, yang akan

berdampak terhadap kelahiran prematur. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Suezanne T. ORR, et.al, 2007), menemukan adanya risiko yang signifikan kecemasan

ibu hamil dengan skor 5-6 terhadap kelahiran prematur dibandingkan dengan skor ≤ 3.

Menurut syaifudin (2001), mengklasifikasikan ibu hamil dalam status risiko ringan, sedang

dan berat tidak bisa dijadikan patokan lagi, karena semua ibu hamil beresiko tinggi, walaupun

dalam kehamilan berjalan normal, namun dalam persalinan bisa terjadi komplikasi tanpa

diprediksi sebelumnya, oleh karena itu setiap ibu hamil harus memeriksa diri secara teratur

dan mendapatkan pelayanan ANC yang optimal. Penelitian lain yang mendukung dilakukan

oleh (Kramer. MS, et.al, 2012), menemukan bahwa gizi ibu yang buruk berhubungan dengan

gangguan pertumbuhan janin. Ibu dan janin dengan gizi kurang dapat mengalami stress dan

berakhir dengan persalinan prematur.

Risiko riwayat infeksi terhadap kelahiran prematur. Hasil penelitian menemukan ibu

yang mempunyai riwayat infeksi memberi risiko 5,6 kali secara signifikan terhadap kelahiran

prematur dibandingkan dengan yang tidak mengalami riwayat infeksi. Hal ini menunjukkan

bahwa keterpaparan infeksi pada masa kehamilan akan berdampak fatal selain bagi ibu juga

bagi janin yang dikandungnya, akibat dari berbagai mikroorganisme yang masuk ketubuh ibu

akan masuk melalui pembuluh darah ke plasenta yang akan di teruskan kepada janin. Janin

yang terinfeksi menimbulkan gangguan pertumbuhan yang menyebabkan kelahiran prematur.

Berdasarkan teori penyakit infeksi (Bakterial vaginosis, Trikomoniasis, TBC, Malaria)

Page 8: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

merupakan penyakit yang dapat menembus barier plasenta dan mengakibatkan gangguan

sirkulasi foetomaternal sebagai akibatnya terjadinya gangguan suplai nutrisi pada janin yang

berakibat terjadinya defisiensi nutrient dengan akibat lanjut terjadinya kelahiran prematur. Hal

ini didukung oleh beberapa penelitian bahwa wanita dengan bakteriuria tanpa gejala

mempunyai risiko persalinan prematur lebih tinggi daripada wanita tanpa bakteriuria. Hasil

penelitian yang ditemukan oleh (G.G.G Donders et.al, 2009) bahwa ibu hamil dengan

Candida Trachomatis lebih besar kemungkinan terjadinya kelahiran prematur (27%)

meskipun hubungannya tidak terlalu jelas dengan RR=2,0, CI 95 % sedangkan Nicesseria

Gonorhoe jelas hubungannya dengan kelahiran prematur yakni RR=6,0. CI 95% (<0,05).

Risiko status gizi ibu terhadap kelahiran prematur. Hasil penelitian menemukan ibu

dengan status gizi kurang memberi risiko 4,4 kali secara signifikan terhadap kelahiran

prematur dibandingkan dengan status gizi baik. Zat gizi merupakan zat yang terkandung

dalam makanan yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan

fungsi normal bagi organ-organ tubuh. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme

energi dan zat gizi, peningkatan ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

besarnya perubahan metabolisme tubuh pada ibu akibat dari fisiologis proses kehamilan

sehingga kekurangan zat gizi yangdiperlukan pada saat hamil dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan janin. Hal ini sejalan dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Theresa O

Scholl et.al, 2012) bahwa ibu dengan anemia memperlihatkan adanya hubungan yang

signifikan antara status gizi dengan kelahiran prematur p = 0.02. Teori yang mendukung

menurut (Rosso dalam Amiruddin , 2006), menjelaskan bahwa malnutrisi pada ibu ditemukan

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan fungsi plasenta, ukuran plasenta yang kecil dan

kandungan DNA yang tereduksi. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran plasenta kecil maka

transfer zat gizi untuk janin rendah akibatnya pertumbuhan janin terhambat sehingga

mengakibatkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Risiko keterpaparan asap rokok terhadap kelahiran prematur. Hasil penelitian

menemukan bahwa keterpaparan asap rokok memberi risiko 3,9 kali secara signifikan

terhadap kelahiran prematur dibandingkan dengan yang tidak terpapar asap rokok. Hal ini

menunjukkan bahwa rokok merupakan zat yang berbahaya bagi kesehatan khususnya ibu

hamil yang akan berdampak baik bagi ibu maupun janin. Hasil penelitian yang mendukung

yaitu menurut (Amiruddin R, 2006) bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok 2,334 kali

lebih besar melahirkan bayi prematur. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat

diasumsikan bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok baik secara aktif maupun pasif dapat

menyebabkan bayi terlahir dengan berat badan kurang. Racun nikotin yang terkandung dalam

Page 9: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

rokok dapat menghambat proses aliran darah dari ibu kepada janin, akibatnya perkembangan

bayi menjadi terlambat. Kondisi ini berjalan terus hingga memasuki masa persalinan, dan

menyebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Selain itu, bayi juga

dapat lahir prematur atau lahir dalam usia yang belum matang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan mengacu pada rumusan masalah

dan hipotesis peneltian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu besar risiko kejadian kelahiran

bayi prematur pada ibu yang menganut budaya lokal sebesar 2,3 kali disbanding dengan ibu

yang tidak menganut budaya lokal, besar risiko kejadian kelahiran prematur pada ibu yang

tidak memanfaatkan pelayanan ante natal care (ANC) 2,8 kali dibanding dengan ibu yang

memanfaatkan pelayanan ANC, besar risiko kejadian kelahiran bayi prematur pada ibu yang

mengalami riwayat infeksi 5,6 kali dibanding dengan ibu yang tidak mengalami riwayat

infeksi, besar risiko kejadian kelahiran bayi prematur pada ibu yang status gizi kurang 4,4 kali

dibanding dengan ibu yang status gizi baik, besar risiko kejadian kelahiran bayi prematur

pada ibu yang terpapar asap rokok 3,9 kali dibanding dengan ibu yang tidak terpapar asap

rokok.

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat disampaikan

kepada ibu hamil pada saat melakukan pemerikasaan kehamilan bahwa pentingnya

memperhatikan asupan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan kesehatan bagi ibu dan

perkembangan janin sesuai kebutuhan dan tidak mengkonsumsi nenas secara berlebihan, perlu

dilakukan sosialisasi tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan ante natal care untuk

mengetahui lebih dini masalah kesehatan pada masa kehamilan baik bagi ibu maupun janin

khususnya adanya gejala infeksi, perlu adanya penyuluhan secara intensif tentang bahaya

rokok terhadap kesehatan khususnya dampak bagi ibu hamil dan perkembangan janin.

Page 10: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

DAFTAR PUSTAKA Amiruddin, Ridwan, (2006), Risiko Asap Rokok dan Obat-obatan Terhadap Kelahiran

Prematur di RS. ST. Fatimah Makassar, Jurnal Medika Nusantara Jurusan Epidemiologi, Fakultas Kesmas, Universitas Hasanudin

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), (2007), “Briths: Final data for 2005,

http://www.cdc.gov/nchs/data/nvsr 56/nvsr 56_06.pdf ( acces 13 march,2008 ) Donders. GGG, et .al, (2012), The Association of Gonorrhea and Syphilis with premature

birth and low birthweight, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubbmed diakses Sept 2012

Evans, et al. (2009). Postdates Pregnancy and Complementary Nursing. Journal BMC and Pregnancy and Childbirth. Diakses dari http://www.biomedcentral.com/137223543/4/29 diunduh pada 15 Desember 2012

Katno & Pramono, (2009). Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional. Jurnal Farmakologi Indonesia. Diakses dari http://cintaialam.tripod.com/keamanan_obat%20tradisional.pdf diunduh pada 21 Desember 2012

Kramer MS, (2012), Determinants of low birth wight : Methodological assessment and

metaanalysis. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3322602 Bull World Health Organ 1987;65:663-737 diunduh 18November 2012.

Me Linh loung, et al,( 2010), Vaginal Douching, Bacterial Vaginosis and Spontaneus preterm

birth, University Montreal, oc http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubbmed. diakses Sept 2012

Muzzamman, (2009), Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Nanas terhadap Kontraksi Uterus Marmut Betina. Jurnal Farmakologi Indonesia.Edisi 3. Di Akses dari http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_158_Kebidanan.pdf diunduh 21 Desember 2012

Profil Kesehatan Indonesia, (2011), diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

RSUD.Prof.Dr. H. Aloei Saboe, (2012), Profil Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Scholl. O. Theresa, et. al, (2012), Anemia vs Iron Deficiency: Increased risk of preterm

delivery in a prospective study, The Journal of Clinical Nutrition, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubbmed. Diunduh 21 Desember 2012

Suezanne. T. ORR, et. al, (2007), Maternal Prenatal Pregnancy-Related Anxiety and

Spontaneous Pretarm Birth In Baltimore, Maryland. Psychosomatic Medicine 69.566-570, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubbmed. Diunduh 21 Desember 2012

Syaifuddin, (2011), Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

Page 11: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

Wardayati. K, (2012), Lahir Prematur Mental Terganggu, http://www.intisari-online.com/read/lahir-prematur-mental-terganggu

Wijayanegara, Hidayat., (2009), Prematuritas, cetakan pertama, Bandung, PT. Refika

Aditama

Yanti. P, (2010), Pengaruh Konsumsi Buah Nenas Oleh Ibu Hamil Terhadap Kontraksi Uterus Ibu Bersalin Di Kota Padang Sumatera Barat, http://nsyantiblog.blogspot.com/2010/10/penelitian-nanas.html, Diunduh 13 Januari 2013

Page 12: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

Tabel 1. Distribusi Ibu Melahirkan Berdasarkan Kejadian Kelahiran Prematur di RSUD Prof. Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo tahun 2012

Variabel n %

Kasus Kontrol

93 93

50,0 50,0

Jumlah 186 100 Sumber : Data Primer Tabel 2. Distribusi karakteristik umum ibu melahirkan di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Variabel Jumlah Persen n %

Kelompok Umur < - 19 14 7,5 20 – 24 14 7,5 25 – 29 58 31,2 30 – 34 41 22,0 35 – 39 34 18,3 40 - > Jumlah

25 186

13,4 100,0

Jenis Pekerjaan URT 89 47,8 PNS/POLRI 60 32,3 Wiraswasta 20 10,8 Karyawan Jumlah

17 186

9,1 100,0

Tingkat Pendidikan SD 3 1,6 SLTP 28 15,1 SLTA 85 45,7 D III 59 31,7 Perguruan Tinggi Jumlah

11 186

5,9 100,0

Sumber : Data Primer

Page 13: DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d8048a429f811f4c4c38bcb786e8247b.pdf · Kesimpulan: Semua variabel sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi,

Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Determinan Terhadap Kelahiran Bayi Prematur di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Variabel P OR 95% C.I

Nilai budaya local 0,020 2,3 1,143-4,689 Pemanfaatan pelayanan ANC 0,008 2,8 1,301-5,815 Riwayat penyakit infeksi 0,003 5,6 1,818-17,422 Status gizi ibu hamil 0,000 4,4 2,038,9,646 Keterpaparan asap rokok 0,002 3,9 1,632-9,279

Sumber : Data Primer