Upload
lamtram
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DESKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA TAJUK RENCANA HARIAN
SOLOSPOS EDISI APRIL 2012 ANALISIS WACANA KRITIS
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
WIDYA SAKTIYANINGSIH
A 310 080 018
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
DESKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA TAJUK RENCANA HARIAN
SOLOSPOS EDISI APRIL 2012 ANALISIS WACANA KRITIS
Widya Saktiyaningsih, A310080018, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra,
Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta,2013.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis wacana kritis yang
mempertimbangkan konteks wacana Tajuk Rencana di harian Solopos edisi
April, dan mendeskripsikan analisis wacana kritis berdasarkan ideologi dalam
wacana Tajuk Rencana di harian Solopos edisi April. Objek pada penelitian ini
adalah objek dalam penelitian ini adalah iklan di harian Solopos. Data diperoleh
dengan teknik metode pustaka, simak, dan catat. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis metode padan dan agih. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Penggunaan konteks dalam suatu wacana dapat diketahui
berdasarkan latar, situasi, peristiwa dan kondisinya. Untuk memahami konteks
dalam suatu wacana diperlukan penafsiran yang berhubungan dengan makna
kata, makna kalimat dan satuan tematis dalam teks, pembaca juga mesti
memperlihatkan konteks ujaran, konteks budaya. Dalam memahami ideologi
dalam suatu wacana, pembaca harus menempatkan diri pada posisi yang netral
sehingga menganggap bahasa itu terjadi secara alamiah dan tidak bersifat
dominasi atau berebut pengaruh.
Kata Kunci: Tajuk rencana, wacana kritis, konteks dan ideologi.
1. Latar Belakang Masalah
Wacana adalah rangkaian kalimat yang serasi, yang menghubungkan
proposisi satu dengan proposisi yang lain, kalimat satu dengan kalimat lain,
membentuk satu kesatuan.Pengertian satu kalimat dihubungkan dengan kalimat
lain dan tidak ditafsirkan satu per satu kalimat saja. Kesatuan bahasa itu bisa
panjang bisa pendek. Sebagai sebuah teks, wacana bukan urutan kalimat yang
tidak mempunyai sesamanya, bukan kalimat menjadi sebuah teks, dan yang
menyebabkan pendengar atau pembaca mengetahui bahwa berhadapan dengan
sebuah teks atau wacana yang dideretkan begitu saja.
Pada umumnya seluruh kegiatan manusia selalu melibatkan bahasa
sebagai sarana untuk berinteraksi antar sesama. Seseorang dapat
2
mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, keinginan, dan menyampaikan pendapat
dan informasi melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi
utama. Tanpa bahasa manusia akan lumpuh dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antara individu maupun kelompok. dengan demikian manusia
tidak terlepas dari bahasa.
Pernyataan diatas senada dengan pendapat Samsuri (1989: 4) bahwa
manusia tidak lepas memakai bahasa, karena bahasa adalah alat yang
dipakainya untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-
perbuatannya, serta alat untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang lebih
baik maupun buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas
dari budi kemanusiaan. Dari pembicaraan seseorang kita dapat mengungkap
tidak saja keinginannya, tetapi juga motif keinginannya, latar belakang
pendidikannya, pergaulan, adat istiadatnya, dan lain sebagainya.
Menurut Webster (dalam Al-Wasilah, 1985), manusia tidak dapat
terlepas dari kebutuhan berinteraksi dalam lingkungan masyarakat untuk
kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan sarana pendukung yang
salah satu wujudnya adalah bahasa. Dalam hal ini bahasa diartikan sebagai alat
yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan tanda-
tanda, bunyi-bunyi, isyarat-isyarat atau ciri-ciri yang konvensional dan
memiliki arti yang dimengerti. Dari definisi tersebut terlihat bahwa bahasa
adalah alat untuk mengekspresikan gagasan atai perasaan. Hal ini berarti
bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang dipergunakan manusia untuk
menyampaikan maksud pembicaraan kepada pendengar sehingga
memungkinkan terciptanya kerja dama dengan sesama manusia.
Bahasa sebagai sarana berkomunikasi dibedakan menjadi dua macam,
yaitu sarana berkomunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana
berkomunikasi yang berupa bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai
hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Komunikasi lisan
dilakukan dengan alat ucap (mulut) seperti percakapan yaitu adanya interaksi
tuturan antara penutur dengan mitra tutur. Dalam interaksi tersebut penutur dan
3
mitra tutur terikat dengan konteks tuturan. Sedangkan komunikasi bahasa tulis
adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi dengan menggunakan
perantara (media), salah satunya adalah wacana. Wacana Wacana dibagi
menjadi dua macam, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Bentuk wacana lisan
sebagai rangkaian kalimat yang ditranskripkan dari rekaman bahasa lisan
misalnya pidato, siaran berita, khotbah, dan iklan yang disampaikan secara
lisan. Sedangkan wacana tulis adalah teks yang berupa rangkaian kalimat yang
menggunakan ragam bahasa tulis. Wacana tulis dapat kita temukan dalam
bentuk koran, majalah, buku, artikel, dll. Proses komunikasi secara tertulis
dapat diketahui dalam surat kabar yang merupakan media cetak yang akrab
dengan masyarakat. Surat kabar menyajikan banyak informasi, ilmu
pengetahuan, hiburan, dan tempat penyampaian aspirasi masyarakat.
Bahasa Tajuk Rencana adalah sebuah kolom yang isinya berupa
pandapat, kritikan dan selalu berusaha menggugah emosi pembaca atau
pendengar. Tujuannya agar pembaca menjadi kritik terhadap sesuatu hal yang
terjadi disekitarnya baik yang bersifat politik, ekonomi atau budaya. Terkadang
bahasa yang digunakan tidak bernalar atau tidak menggunakan bahasa
indonesia yang benar. Perlu diketahui bahwa dalam pemakaian bahasa harus
dilihat juga konteksnya, maka tidak akan terjadi kesalahpahaman di antara
pemakai bahasa. 2 Metode Penelitian Menurut Deddy N. Hidayat (2006 : 1-2)
wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut saat ini selain demokrasi,
hak asasi manusia, masyarakat sipil, dan lingkungan hidup. Ada yang
mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada
yang mengartikan sebagai pembicaraan atau diskursus. Kata wacana juga
dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi,
politik, komunikasi, sastra, dan sebagainya. Di bawah ini menjelaskan luasnya
perbedaan definisi mengenai wacana.
Wacana: 1. Komunikasi verbal, ucapan, percakapan, 2. Sebuah perlakuan
formal dari subjek dalam ucapan atau tulisan, 3. Sebuah unit teks yang
digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebih dari kalimat. (Collins
Concise English Dictionary, 1988)
4
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut McMillan dan
Schumacher (dalam Syamsyudin 2006 : 73) penlitian kualitatif adalah suatu
pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti
mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi
dengan orang-orang di tempat penelitian. Dengan pendekatan kualitatif ini
peneliti akan menggambarkan dan menganalisis setiap individu dalam
kehidupan kehidupan dan pemikirannya. Para peneliti yang menggunakan ini
harus mampu menginterpretasikan segala fenomena dan tujuan melalui sebuah
penjelasan.
Adapun objek dalam penelitian ini adalah iklan di harian Solopos. Data
dalam penelitian ini berupa data lunak (soft data) yang berwujud kata-kata,
frasa, klausa, dan kalimat yang termuat dalam Tajuk Rencana di harian
Solopos.
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data asli, artinya sumber data
pertama dari penyelidik atau sumber data utama untuk tujuan khusus.
Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu Tajuk Rencana di harian
Solopos.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dan terlebih dahulu
dikumpulkan dari orang luar penyelidik, walaupun data yang dikumpulkan
itu sebenarnya data asli (Surachman, 1990:163). Selain itu data sekunder
merupakan data yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.
Data sekunder membantu peneliti dalam menganalisis data primer dalam
sebuah penelitian berupa analisis di Internet dan buku-buku acuan yang
berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode pustaka, simak, dan catat.
5
Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber
tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak adalah suatu metode
pemerolehan data yang dilakukan dengan cara menyimak suatu penggunaan
bahasa (Sudaryanti dalam Mahsum, 2005:90). Teknik simak dan teknik catat
berarti peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara
cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer. Dalam data yang
dicatat itu disertakan kode sumber datanya untuk mengecek ulang terhadap
sumber data ketika diperlukan dalam rangka analisis data (Subroto, 1992: 42).
Pada analisis data peneliti berupaya menangani langsung masalah yang
terkandung pada data. Penanganan itu tampak dari adanya tindakan mengamati
yang segera diikuti dengan membedah atau mengurai masalah yang
bersangkutanan dengan cara tertentu. Di dalam menganalisis data ini harus
digunakan metode yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan serta data
yang akan dianalisis dengan menggunakan metode padan dan agih. Data yang
dianalisis adalah Tajuk Rencana yang terdapat di harian Solopos.
Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan metode
penyajian informal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan
kata-kata biasa walaupun dengan termologi yang teknisnya sama
(Sudaryanto, 1993: 145).
3. Hasil Penelitian
1. Wujud Konteks dalam Kolom Tajuk Rencana Solopos Edisi April 2012
a. Tema
(1) Data 1 : “Vonis Nazaruddin dan Harapan Keadilan”
Teks berita di atas memberitakan tentang vonis yang dijatuhkan
kepada Muhammad Nazaruddin atas kasus korupsi pembangunan Wisma
Atlet SEA Games. Hakim menjatuhkan hukuman pidana kurungan empat
tahun 10 bulan penjara dan dendan Rp200 juta kepada mantan bendara
Partai Demokrat tersebut. Hukuman tersebut dianggap terlalu ringan dan
sed erhana dibanding kerumitan masalah dibelakangnya.
6
Tema utama dari teks berita ini mensugestikan pada khalayak
betapa perilaku Nazaruddin sebagai seorang koruptor yang dihukum
ringan dan tidak sebanding dengan perbuatannya merugikan negara.
(2) Data 2: “Pajak & Subsidi BBM”
Teks berita yang berjudul “Pajak & Subsidi BBM membritakan
tentang rencana pemerintah untuk mengendalikan subsidi BBM dengan
menerapkan pembatasan komsumsi premium salah satunya BBM
bersubsidi pada bulan Mei. Tahap pertama diberlakukan untuk mobil
dinas pemerintah. Rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM
banyak menyulut kontriversi. Banyak pihak menganggap rencana ini
tidak akan mudah terrealisasi dengan baik.
Tema utama dalam wacana ini mensugestikan pada pembaca
bahwa rencana pemerintah tidak akan berhasil karena banyak pejabat
pemerintah justru menggunakan BBM bersubsidi untuk kendaraannya.
Dalam teks berita ini, pembaca diajak untuk pesimis akan usaha yang
dilakukan pemerintah untuk mengurangi penggunaan BBM bersubsidi.
(3) Data 3: “Hapus Segregasi Sosial Dalam Pendidikan”
Teks berita yang berjudul “Hapus Segregasi Sosial Dalam Teks
berita yang berjudul “Hapus Segregasi Sosial Dalam Pendidikan”
memberitakan tentang kuota siswa miskin sebesar 20% di rintisan
sekolah bertaraf internasional (RSBI) yang tidak terisi penuh. Hal ini
disebabkan oleh sekolah-sekolah favorit atau RSBI diidentikkan dengan
sekolah mahal. Tema dalam wacana ini yaitu kuota siswa miskin sebesar
20% di sekolah RSBI banyak yang tidak terpenuhi dikarenakan seregresi
sosial konsep RSBI dan non-RSBI.
(4) Data 4: “Jangan Asal Musrenbang”
Teks berita yang berjudul “Jangan Asal Musrenbang” berisi tentang
musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) dianggap sebagai
7
formalitas belaka. Partisipasi masyarakat dalam Musrenbang makin
menurun padahal telah banyak UU untuk mengatur bagaimana
pelaksanaan Musrenbang. Tema dari wacana ini yaitu ketidakpercayaan
masyarakat tentang musrenbang dan pelaksanaanya hanyalah agenda
rutin setiap tahun yang terkesan tidak mempunyai potensi dan inovasi.
(5) Data 5: “Mentradisikan Transparansi”
Teks berita di atas memberitakan tentang bupati Boyolali seno
Samodro dilaporkan ke Komisi Informasi Provinsi (KIP) oleh DPD II
partai Golkar karena tidak menanggapi permintaan data pengawai negeri
sipil (PNS) di Pemkab Boyolali. Tema utama dalam wacana di atas
adalah transparasi mengenai data pengawai negeri sipil (PNS) di Pemkab
Boyolali.
(6) Data 6: “ Geng motor, Kriminalitas, dan Demonstrasi”
Teks berita tersebut memberitakan tentang tidak kekerasan dan
kriminalitas yang dilakukan geng motor di Ibu Kota Negara. Geng motor
dianggap sebagai sumber masalah dan kerusuhan di berbagai kota seperti
Jakarta, Bandung, dan Semarang. Tema dalam wacana ini adalah geng
motor sebagi sumber dari tindak kekerasan dan kriminalitas.
(7) Data 7: “Darurat Korupsi di Pasar Darurat”
Teks tersebut menggambarkan tentang dugaan penyimpangan
bestek pada pembangunan dua pasar darurat di wilayah sukoharjo.
Penyimpangan tersebut dilakukukan oleh CV Mapan Jaya dan CV Tri
Manunggal Karya selaku pelaksana proyek pembangunan pasar darurat.
Tema dalam wacana tersebut adalah penyimpangan yang dilakukan oleh
CV Mapan Jaya dan CV Tri Manunggal Karya dalam pembangunan
pasar darurat yang mengakibatkan kerugian 86,2 juta rupiah.
(8) Data 8: “Waspadai Efek Perjudian DPR”
8
Teks berita di atas memberitakan tentang efek dari rencana
menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Walaupun harga BBM
ditunda untuk dinaikkan tetapi harga bahan pokok melonjak naik. Tema
dari wacana tersebut adalah dampak dari keputusan pemerintah yang
akan menaikkan harga BBM yang berakibat melonjakknya harga bahan
pangan yang tentunya akan semakin memberatkan rakyat kecil.
(9) Data 9: “Desakralisasi UN”
Teks berita di atas menggambarkan tentang Ujian Nasional yang
menjadi momok bagi dunia pendidikan. UN dianggap sebagai sesuatu
yang sakral sehingga banyak ritual-ritual yang dilakukan untuk
menghadapinya. Tema dari wacana tersebut adalah ketakutan
menghadapi Ujian Nasional yang seharusnya menjadi bagian yang biasa
terjadi dalam dunia pendidikan.
(10) Data 10: “Subtansinya adalah Pemberantasan Narkoba”
Teks berita tersebut memberitakan tentang peredaran narkoba
dikendalikan dari balik jeruji besi. Tentunya para bandar narkoba dibalik
penjara itu tak bisa beraktivititas tanpa adanya kerjasama dengan para
sipir atau petugas lapas.Para sipir atau petugas penjara ikut terlibat dalam
lingkaran setan peredaran narkoba.razia didalam tahanan yang gencar
dilakukan kemenkumham dan BNN bermaksud untuk memutus rantai
peredaran narkoba itu.
2. Wujud Ideologi dalam Kolom Tajuk Rencana Solopos Edisi April 2012
1. Data 6: Ungkapan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq
Kemas wacana diatas termasuk wacana analisis wacana kritis yang
sesuai dengan ideologi yang menilai Ketua Umum DPP Partai Golkar
Aburizal Bakrie dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno pu
putri sebaiknya tidak mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2014
karena faktor usia layak menjadi pemicu pemikiran kita ihwal
problem eksistensi kepemimpinan di negeri ini.
9
Ideologi yang dituliskan oleh Taufik Kemas menanggapi masalah
tentang keinginan Aburizal Bakrie dan Megawati yang ingin mencalonkan
diri menjadi presiden RI sangatlah jelas dan menggunakan kata-kata yang
mudah dipahami. Taufik Kemas mengharapkan Aburizal dan Megawati
tidak mencalonkan diri kembali karena faktor usia yang sudah tidak layak
lagi. Penutur mengharapkan adanya calon presiden yang masih muda atau
masih produktif dan kreatif sehingga dapat memberikan pembaharuan atau
inovasi untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik lagi.
2. Data 7: Dengan “cek kosong” dari DPR, pemerintah bisa sewaktu-
waktu menaikkan harga BBM.
Wacana diatas termasuk wacana analisis yang sesusai dengan ideologi
yang penulis dalam menyampaikan berita sangat tersirat. Penulis tidak
menuliskan maksud secara jelas, tetapi penulis lebih suka menggunakan
istilah-istilah yang orang lain belum tentu mengerti tentang maksud dari
pembicaraan tersebut. Sebagaimana dituliskan dalam wacana di atas adalah
penggunaan kata “cek kosong”. Penulis tidak menerangkan mekanisme
tentang “cek kosong” tersebut. Sehingga menjadikan pembaca untuk
berfikir mengapa “cek kosong” bisa digunakan untuk menaikkan harga
BBM.
3. Putri sebaiknya tidak mencalonkan diri pada pemilihan presiden
2014 karena faktor usia layak menjadi pemicu pemikiran kita ihwal
problem eksistensi kepemimpinan di negeri ini.
Ideologi yang dituliskan oleh Taufik Kemas menanggapi masalah
tentang keinginan Aburizal Bakrie dan Megawati yang ingin mencalonkan
diri menjadi presiden RI sangatlah jelas dan menggunakan kata-kata yang
mudah dipahami. Taufik Kemas mengharapkan Aburizal dan Megawati
tidak mencalonkan diri kembali karena faktor usia yang sudah tidak layak
lagi. Penutur mengharapkan adanya calon presiden yang masih muda atau
masih produktif dan kreatif sehingga dapat memberikan pembaharuan atau
inovasi untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik lagi.
4. Data 7: Dengan “cek kosong” dari DPR, pemerintah bisa sewaktu-
waktu menaikkan harga BBM.
10
Wacana diatas termasuk wacana analisis yang sesusai dengan ideologi
yang penulis dalam menyampaikan berita sangat tersirat. Penulis tidak
menuliskan maksud secara jelas, tetapi penulis lebih suka menggunakan
istilah-istilah yang orang lain belum tentu mengerti tentang maksud dari
pembicaraan tersebut. Sebagaimana dituliskan dalam wacana di atas adalah
penggunaan kata “cek kosong”. Penulis tidak menerangkan mekanisme
tentang “cek kosong” tersebut. Sehingga menjadikan pembaca untuk
berfikir mengapa “cek kosong” bisa digunakan untuk menaikkan harga
BBM.
5. Data 10: Sejumlah kalangan menilai putusan atas Nazarudin itu
terlalu ringan dan sederhana dibanding kerumitan masalah di
belakangnya.
Wacana diatas termasuk wacana analisis wacana kritis Ideologi yang
timbul dari wacana di atas adalah kekecewaan dari masyarakat menganggap
bahwa Nazarudin adal seorang koruptor yang besar dan merugikan triliunan
uang negara mendapatkan hukuman yang tidak sebanding. Bila di
bandingkan dengan hukuman seorang anak yang maling sendal seorang
polisi atau kasus maling ayam tetangga sangatlah tidak sebanding. Penulis
mengharapkan pemerintah dapat bersikap adil tanpa memandang
latarbelakang dari tersangka. Kebanyakan rakyat miskin menjadi korban
ketidakadilan sedangkan orang kaya menjadi dalang dalam peradilan.
6. Data 11: DPR sepakat menunda kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) yang sebelumnya direncanakan diberlakukan pada
1 April.
Wacana diatas termasuk analisis wacana kritis DPR adalah lembaga
yang bertugas mengatur harga BBm di negara Indonesia. Kekuasaan yang
dimiliki untuk mengadakan kenaikan harga BBM berdasarkan pada
kenaikan harga minyak dunia. Bila harga minyak dunia naik maka DPR
berhak untuk menaikan BBm di negara ini karena Indonesia adalah negara
pengimpor BBM.
11
7. Data 12: Pemerintah daerah, DPRD dan masyarakat duduk bersama
merumuskan aturan untuk membuat kali selalu jernih, bersih dari
sampah.
Wacana diatas termasuk analisis wacana kritis sesuai dengan ideologi
Pemerintah daerah dan DPRD adalah lembaga pemerintah yang peling
dekat dengan masyarakat, mereka bertugas untuk memfasilitasi, mengatur
dan mengarahkan masyarakat termasuk diantaranya adalah menjaga
lingkungan termasuk kali. Kali atau sungai yang sekarang ini telah beralih
fungsi sebagai tempat pembuangan atau baksampah gratis harus segera
dibersihkan karena pembuangan sampah di kali akan membawa akibat yang
buruk bagi masyarakat itu sendiri, seperti banjir, tanah longsor dan
kurangnya air bersih.
8. Data 13: Presiden pernah menadatangani Inpres No 13/2011.
Dalam inpres tersebut dipaparkan instruksi tentang skema
penggunaan energi listrik, bahan bakar minyak (BBM) untuk
kegiatan kedinasan dan operasional fasilitas perkantoran,
disamping penghematan penggunaan air.
Wacana tersebut diasosiakan dengan wacana kritis Presiden adalah
kekuasaan tertinggi di Indonesia, dengan penandatanganan inpres tersebut
diharapkan seluruh anggota dinas dapat memberikan contoh tentang
penghematan dalam penggunaan BBM, fasilitas kantor, air dan listrik
sehingga masyarakatnya dapat meniru kegiatan tersebut sehingga BBM,
listrik dan air sehingga tidak akan terjadi kepunahan dalam jangka pendek.
4. Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan konteks dalam suatu
wacana dapat diketahui berdasarkan latar, situasi, peristiwa dan kondisinya.
Untuk memahami berhubungan dengan makna kata, makna kalimat dan satuan
tematis dalam teks, pembaca juga mesti memperlihatkan konteks ujaran,
konteks budaya. Dalam memahami ideologi dalam suatu wacana, pembaca
harus menempatkan diri pada posisi yang netral sehingga menganggap bahasa
itu terjai secara alamiah dan tidak bersifat dominasi atau berebut pengaruh.
12
DAFTAR PUSTAKA
Deddy, N Hidayat. 2006. Analisis Wacana. Jakarta: LkiS Yogyakarta.
Samsuri. 1989. Analisis Wacana. Malang: Penyelenggaraan Pasca Sarjana Proyek
Peningkatan Atau Pengembangan Perguruan Tinggi. IKIP Malang.
Subroto. 1992. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo.
Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:Putra
Wacana University Press.
Surachman. 1990. Dasar dan Teknik Reserch Pengantar Metodologi Ilmiah.
Bandung: Sinar Harapan.
Syamsuddin, dkk. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.