95
DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi Pendahuluan Deskriptif Eksploratif Hipnosabilitas Masyarakat Suku Jawa di Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh : Yohanes Paulus Pius Patty Malinton 111114023 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA

(Studi Pendahuluan Deskriptif Eksploratif Hipnosabilitas Masyarakat

Suku Jawa di Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Yohanes Paulus Pius Patty Malinton

111114023

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

i

DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA

(Studi Pendahuluan Deskriptif Eksploratif Hipnosabilitas Masyarakat

Suku Jawa di Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Yohanes Paulus Pius Patty Malinton

111114023

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

iv

Rohandi, Ph.D.

HALAMAN MOTTO

Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan berkerjalah yang membuat kita berharga.

-Gus Dur-

Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk pada kenyataan,

asalkan yakin dijalan yang benar maka lanjutkan.

-Gus Dur-

Kita harus menerima kekecewaan yang terbatas, namun jangan pernah

kehilangan harapan yang tak terbatas.

-Martin Luther King Jr-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan bagi:

Tuhan Yesus Kristus & Bunda Maria,

Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Kedua orangtuaku tercinta,

Rudolf Emanuel Malinton dan Maria Veronika Sri Haryati

Kakakku tercinta, Agnes Veronica Citra Oktarina Malinton

Sahabat sekaligus Keluarga tercinta, Mahasiswa BK USD angkatan 2011 A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

viii

ABSTRAK

DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA

(Study Pendahuluan Deskriptif Eksploratif Hipnosabilitas Masyarakat

Suku Jawa di Yogyakarta)

Yohanes Paulus Pius Patty Malinton

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Penelitian ini memberikan gambaran tentang

hypnosabilitas subjek dilihat dari suku asal orang tua subjek apakah dari Jawa dan

pengaruhnya terhadap tingkat hipnosabilitas subjek. 2) Penelitian ini meneliti

hipnosabilitas masyarakat Jawa berdasarkan penggunaan bahasa Jawa sebagai alat

iteraksi di rumah dan pengaruh terhadap tingkat hipnosabilitas subjek. 3)

Penelitian ini memberikan gambaran tentang tingkathipnosabilitas masyarakat

jawa berdasarkan bahasa yang digunakan dalam pergaulan. 4) Peneliti akan

mencoba melihat tingkat hypnosabilitas subjek berdasarkan penguasaan bahasa

jawa terhadap keberhasilan dalam proses hipnosis.

Jenis penelitian yang dipakai adalah kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di salah

satu Universitas swasta di kota Yogyakarta, yaitu di Universitas Sanata Dharma.

Subjek penelitian ini adalah mayarakat Jawa. Sampel penelitian ini diambil dari

mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang berasal dari suku Jawa. Jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini yang berjumlah 40 orang atau total

sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket. Penelitian ini menggunakan teknik test yang dikonsultasikan langsung kepada

expert judgement.

Hasil penelitian menunjukkan Kesimpulan ini diperoleh dari hasil penelitian

dan pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat hypnosabilitas

yang diambil dari 40 responden yang dilakukan pada masyarakat Jawa di

Universitas Sanata Dharna rata-rata memilki hypnosabilitas yang tinggi diatas 25

orang. Subjek yang memiliki sugestibilitas memiliki hasil nihil. Subjek yang

masuk dalam kategori hipnosabilitas tinggi mengindikasikan bahwa subjek

tersebut dengan mudah dapat disugesti, dilihat dari gerbang pikiran bawah

sadarnya yang relatif mudah untuk dibuka dengan menggunakan teknik sederhana

yaitu dengan teknik tes Arm Rising, Arm Falling, dan Eyelid Fixation. Subjek

yang tergolong memiliki tingkat hypnosabilitas sedang/moderat dilihat dari

gerbang pikiran bawah sadarnya yang relatif sulit dibuka menggunakan ketiga tes

tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek relatif sulit untuk diberikan

sugesti.

Kata kunci: hypnosabilitas, masyarakat Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

ix

ABSTRACT

DESCRIPTION OF HYPNOTIZABILITY OF JAVANESE PEOPLE

(Preliminary Descriptive Explorative Study of Hipnotizability of

Javanese Ethnic Group in Yogyakarta)

Yohanes Paulus Pius Patty Malinton

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2017

This study was aimed to 1) Provide description of hipnotizability of subject

based on the Javanese ethnicity of the subject’s parents and its effect on the

subject’s hipnotizability. 2) Study the hipnotizability of Javanese society based on

usage of Javanese language in interaction at home and its effect on subject’s

hipnotizability. 3) Provide description of the level of hipnotizability of Javanese

society based on the language commonly used in day to day interaction. 4)

Observe the level of subject’s hipnotizability based on usage of Javanese language

on the success of hypnosis.

The research type is quantitative. This study was performed in a private

university in Yogyakarta, Sanata Dharma University.The research subjects were

Javanese people. The research sample was Javanese students of Sanata Dharma

University. Total sample used in this study was40 people or total sampling. The

data collection method was questionnaire.This study used test technique which was

directly consulted toexpert judgement.

The research result shows that the conclusion is drawn from research result

and discussion. The research result showed that the level of hipnotizability of over

25Javanese respondents in Sanata Dharma Universityhad high hipnotizability.

Subject who had suggestibility was nil. Subjects in high hipnotizability category

indicated that they easily accepted suggestion; their subconscious minds were

relatively easy to open by simple techniques ofArm Rising, Arm Falling, and

Eyelid Fixation tests. Subjects who had moderate level of hipnotizability had

subconscious minds which were relatively difficult to open using the three tests

above, so it’s concluded that the subjects were relatively difficult to be given

suggestions.

Keywords: hipnotizability, Javanese people.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang

dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk belajar

dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah peneliti dapatkan selama proses

penyelesaian skripsi berlangsung.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dan berjalan

dengan lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan

mendampingi peneliti. Oleh karena itu secara khusus peneliti mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Gendon Barus, M,Si. selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling yang telah memberikan izin penelitian dan dukungan selama

penyelesaian skripsi.

3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Kepala Program Studi

Bimbingan dan Konseling.

4. Drs. R. Budi Sarwono, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah sabar

mendampingi, memotivasi, dan mengarahkan dengan penuh kesabaran

dalam memberikan masukan-masukan yang bermanfaat kepada peneliti

selama mengerjakan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

xi

5. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah membekali peneliti dengan pengetahuan-

pengetahuan yang bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.

6. Stefanus Priyatmoko selaku petugas di sekretariat Bimbingan dan

Konseling yang membantu peneliti mengurus berbagai administrasi dan

persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir.

7. Kedua orangtuaku tercinta dan orang tepenting dalam hidup peneliti yaitu

Papah Rudolf Emanuel Malinton dan Mamah Maria Veronika Sri Haryati

yang selalu memberikan dukungan baik lewat doa, semangat, dan materi

demi terselesainya skripsi ini.

8. Kakakku tersayang Agnes Veronica Citra Oktarina Malinton yang selalu

memberikan semangat dan doa.

9. Sahabat-sahabat terbaikku, Nawastiti Dhuarani, Sugeng Purnomo,

Theodora Adeline, Anastasia Marina, Rossa Delima K. J., M Arif

Saifudin, Boy Rizky, dan semuanya yang telah memberikan semangat

dalam proses mengerjakan skripsi ini.

10. Teman-teman BK angkatan 2011 yang telah memberikan motivasi, doa,

dan masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu

baik dalam doa, motivasi, materi, dan lain-lain.

Selama peneliti menyelesaikan tugas akhir ini, peneliti juga menyadari

bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam penulisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .......... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

E. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 9

A. Hakikat Hypnosability Test ....................................................... 9

1. Pengertian Hypnosability Test ............................................. 9

2. Tujuan Test Hypnosabilitas ............................................... 12

3. Contoh Test Hypnosabilitas .............................................. 13

4. Tingkat Sugestivitas .......................................................... 14

5. Definisi Masyarakat Jawa .................................................. 15

6. Hypnosabilitas Masyarakat Jawa ....................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 38

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 39

C. Subjek Penelitian ...................................................................... 39

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ............... 40

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................ 42

F. Teknik Analisis Data ................................................................. 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 47

A. Deskripsi Data .................................................................... 47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 52

BAB V PENUTUP .................................................................................... 56

A. Kesimpulan .............................................................................. 56

B. Keterbatasan ............................................................................. 56

C. Saran ......................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penilitian ........................................................................... 39

Tabel 3.2 Data partisipan dan Hasil Tes Hypnosabilitas .............................. 45

Tabel 4.1 Interpretasi hasil tes Hypnosabilitas masyarakat Jawa berdasarkan

identitas kejawaan ......................................................................... 48

Tabel 4.2 Interpretasi hasil tes Hypnosabilitas masyarakat Jawa dilihat dari

bahasa sehari hari dirumah ............................................................. 48

Tabel 4.3 Interpretasi hasil tes Hypnosabilitas subjek penelitian dilihat dari

bahasa pergaulan sehari hari .......................................................... 50

Tabel 4.4 Interpretasi hasil tes Hypnosabilitas subjek penelitian berdasakan

penguasaan bahasa Jawa subjek ..................................................... 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabulasi Data Subjek dan Hasil Tes Hypnosabilitas ..................... 60

Lampiran 2. Questioner Penelitian .................................................................... 63

Lampiran 3. Instrumen Tes hipnosabilitas menurut R. Budi Sarwono ............. 69

Lampiran 4. Daftar Responden ........................................................................... 73

Lampiran 5. Data Suku Responden ................................................................... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang Masalah

Tes Hipnosabilitas merupakan sebuah langkah permulaan yang wajib

dilakukan oleh seorang praktisi hipnosis untuk mengetahui seberapa tinggi

atau seberapa rendah pikiran subjek bisa disugesti. Hipnosabilitas sering

disebut dengan sugestibilitas. Setelah mengetahui seberapa tinggi atau

seberapa rendah subjek bisa disugesti maka juru hipnosis bisa menentukan

strategi hipnosis yang akan diterapkan untuk menginduksi subjek. Dalam

penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian tentang indeks

hipnosabilitas masyarakat dari suku Jawa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengawali pembentukan indeks

hipnosabilitas masyarakat berdasarkan rumpun hidup yang disebut suku.

Penelitian ini menggunakan sebuah survei deskriptif untuk mengungkap hasil

hipnosabilitas masyarakat dari suku jawa dengan beberapa aspek yakni aspek

kejawaan, aspek ekonomi, aspek komunikasi di dalam keluarga jawa, aspek

komunikasi, aspek kognisi masyarakat suku Jawa, aspek psikologis aspek

yang secara teori mempengaruhi hipnosabilitas seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

2

Dipilihnya masyarakat dari suku Jawa karena penelitian ini sangat

terkesan dengan tata cara hidup masyarakat Jawa dan fokus peneliti untuk

mengetahui sejauh mana subjek yang merupakan masyarakat asal suku Jawa

dapat disugesti.

Hal lain yang membuat peneliti melakukan penelitian ini ialah karena

hampir sebagian besar orang berasal dari suku Jawa atau dapat dikatakan

bahwa suku Jawa merupakan populasi terbesar dan paling sering ditemui di

lingkungan masyarakat.

Berbagai data tentang keberagaman suku yang ada di Indonesia pertama

kali dihasilkan melalusi Sensus Penduduk (SP) oleh pemerintah Belanda.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa di era Orde Baru,

pengumpulan data tentang jumlah suku-suku di Indonesia ini terhenti karena

disebabkan oleh adanya Political Taboo yang beranggapan bahwa membahas

tentang suku ialah upaya yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

Setelah terhenti selama kurang lebih 70 tahun lamanya, di era reformasi,

Badan Pusat Statistik memulai kembali proses pengumpulan data tentang

jumlah suku yang ada di Indonesia. Bouman (2004) mengatakan tentang

sulitnya mengidentifikasi suku, dirinya beranggapan bahwa mengumpulkan

data suku tidaklah mudah, hal ini berkaitan dengan mengidentifikasi

seseorang berasal dari suku tertentu berdasarkan keturunan, kebiasaan hidup,

bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut

sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan terbuka dan

menerapkan Self Indentification Method, yaitu suku yang dicatat berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

3

pada pengakuan responden, dilakukan dengan cara koding pada setiap

jawaban responden.

Kerja sama yang dilakukan Badan Pusat Statistik dan Institute of Asian

Studies (ISEAS) pada tahun 2013 memeperoleh hasil klarifikasi baru yang

dapat digunakan untuk menganalisis data suku saat sensus penduduk pada

tahun 2010. Telah dilakukan identifikasi mana saja kode yang merupakan

nama lain, sub suku, dan sub-sub suku. Dihasilkan sebanyak 633 kelompok

suku besar dari kode suku yang tersedia dalam SP2010. Pengelompokan suku

dilakukan berdasarkan literatur seperti buku ensiklopedi suku maupun dari

pengetahuan para jejaring yang tersebar di seluruh nusantara. Kerja sama

BPS-ISEAS tidak hanya menghasilkan pengelompokan suku, namun

dihasilkan pula analisis suku yang tersaji dalam buku "Demography of

Indonesia's Ethnicity".

Berdasar data SP2010, ratusan suku yang ada di Indonesia memiliki

jumlah penduduk yang tidak sepadan. Suku Jawa adalah suku terbesar dengan

proporsi 40,05 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Menempati posisi

kedua adalah suku Sunda sebesar 15,50 persen. Selanjutnya suku-suku

lainnya memiliki proporsi dibawah lima persen penduduk Indonesia. Studi

lanjutan terhadap keanekaragaman diukur dengan Ethnic Fractionalize Index

(EFI) dan Ethnic Polarized Index (EPOI) diperoleh EFI sebesar 0,81 dan

EPOI sebesar 0,50. Tergambar bahwa Indonesia sangat heterogen atau

majemuk, namun tidak terpolar sehingga potensi dampak konflik cenderung

rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

4

Indonesian Hypnosability Index perlu diciptakan karena, Pertama, pada

tahun 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta menentukan Hypnocounseling sebagai mata kuliah

pilihan dalam kurikulum baru yang mulai berlaku pada tahun 2013 yang baru

lalu. Keberadaan Hypnocounseling sebagai mata kuliah harus didukung oleh

berbagai penelitian untuk mencapai kematangan teoritik.

Kedua, Peneliti ingin mengetahui secara khusus indeks hypnosabilitas

masyarakat asal suku Suku Jawa, selain itu Indonesia belum memiliki indeks

hypnosability karena selama ini kebanyakan dari para praktisi hipnosis lebih

berkiblat ke indeks Hypnosability yang diciptakan di negara barat sementara

budaya barat sangat berbeda dengan budaya-budaya yang ada di Indonesia

contohnya budaya Jawa. Para praktisi hypnosis dan hypnocounseling selama

ini mengasumsikan hipnosabilitas subyek hanya berdasarkan penelitian yang

dilakukan Universitas Stanford dan mengacu pada SHSS (Stanford Hypnotic

Suceptibility Scale) yang mengatakan 5% dari sebuah populasi memiliki

hipnosabilitas rendah, 10% memiliki hipnosabilitas tinggi, dan 85% moderat

(sedang). Penelitian serupa yang menggunakan sampel orang indonesia

menurut peneliti, belum ada. Oleh karena hal itu, peneliti merasa bahwa

penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan dengan mengangkat judul

penelitian “Deskripsi Hipnosabilitas Masyarakat Jawa (Study

Pendahuluan Deskriptif Eksploratif Hipnosabilitas Masyarakat Suku

Jawa di Yoyakarta)”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

5

B. Rumusan Masalah

Dengan mempertimbangkan beberapa hal penting seperti diuraikan pada

bagian latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini

dirumuskan dalam beberapa rumusan yaitu

1. Seperti apakah tingkat hypnosabilitas subjek berdasarkan suku orang

tuanya?

2. Seperti apakah tingkat hypnosabilitas subjek berdasarkan bahasa yang

digunakan dirumah?

3. Seperti apakah tingkat hypnosabilitas subjek berdasarkan bahasa yang

digunakan dalam pergaulan?

4. Seperti apakah tingkat hypnosabilitas subjek berdasarkan penguasaan

bahasa jawa?

C. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini memberikan gambaran tentang hipnosabilitas subjek dilihat

dari suku asal orang tua subjek apakah dari Jawa dan pengaruhnya

terhadap tingkat hipnosabilitas subjek.

2. Penelitian ini meneliti hipnosabilitas masyarakat Jawa berdasarkan

penggunaan bahasa Jawa sebagai alat iteraksi di rumah dan pengruh

terhadap tingkat hipnosabilitas subjek.

3. Penelitian ini memberikan gambaran tentang tingkathipnosabilitas

masyarakat jawa berdasarkan bahasa yang digunakan dalam pergaulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

6

4. Peneliti akan mencoba melihat tingkat hypnosabilitas subjek berdasarkan

penguasaan bahasa jawa terhadap keberhasilan dalam proses hipnosis.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu membuat dan meperoleh data untuk

membuat indeks hipnosabilitas berdasarkan survei pada masyarakat dari

suku Jawa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Hasil penelitian yang berupa indeks hipnosabilitas

masyarakat Jawa ini salah satunya untuk mendukung mata kuliah

Hypnocounseling pada Program Studi Bimbingan dan Konseling,

sebagai mata kuliah pilihan dalam kurikulum baru yang mulai

berlaku pada tahun 2013.

b. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memastikan dan menentukan hasil indeks

hipnosabilitas masyarakat Jawa.

E. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Hipnosabilitas merupakan ukuran tentang tinggi-rendahnya subjek bisa

diberikan sugesti atau dalam bahasa lain diberikan anjuran/saran. Ukuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

7

tinggi rendahnya hipnosabilitas subjek dapat dikelompokan menjadi tiga

kategori, yaitu subjek yang sulit diinduksi (hipnosabilitas rendah), subjek

moderat (hipnosbilitas sedang), dan subjek yang mudah diinduksi

(hipnosabilitas tinggi).

2. Masyarakat Jawa ialah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan

terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama yaitu

berkebudayaan Jawa.

3. Identitas kejawaan merupakan item dalam penilaian yang digunakan untuk

mengumpulkan data dari responden. Identitas kejawaan subjek akan

diketahui melalui masing-masing item yaitu orang tua subjek yang asli

dari suku Jawa. Bahasa sehari hari yang digunakan subjek terkait

penggunaan bahasa Jawa atau bukan. Bahasa sehari pergaulan sehari hari

menggunakan bahasa Jawa atau bahasa Indonesia. Penguasaan bahasa

Jawa subjek terkait bahasa Jawa Ngoko, bahasa Jawa Krama Madya, atau

bahasa Jawa Krama Inggil. Ketertarikan subjek terhadap budaya jawa,

pengetahuan subjek tentang etika Jawa, Pengaruh etika Jawa terhadap

perilaku subjek, dan sifat dasar subjek sebagai orang jawa.

4. Latar belakang keluarga subjek adalah proses pembagian subjek yang

dilihat dari keadaan di ruang lingkup keluarga. Proses pemetaannya ialah

tentang silsilah subjek di dalam urutan keluarga. Secara umum subjek

merupakan anak yang dididik oleh keluarga dengan cara keras, dengan

cara biasa saja atau dengan lemah lembut. Kedekatan subjek dengan ayah

atau dengan ibu. Keluarga subjek merupakan kategori keluarg terpelajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

8

atau keluarga tradisional. Kondisi ekonomi subjek ialah keluarga

menengah-keatas atau keluarga menengah-kebawah. Subjek memperoleh

kebebasan berekspresi di dalam keluarga atau tidak. Subjek berasal dari

keluarga yang tinggal di kota besar, kota kecil dalam kecamatan, atau dari

pedesaan. Akses informasi di tempat tinggal subjek dalam katerogi baik,

sedang atau kurang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dipaparkan mengenai pengertian hypnosability, pengertian

hypnosability test, pengertian sugestibilitas masyarakat Jawa.

A. Kajian Teori

Hypnosability adalah kemampuan seseorang untuk masuk ke dalam

alambawah sadar.Berkebalikan dari pandangan umum bahwa seorang

hipnotis memiliki kuasa penuh atas subjek yang sedang dihipnosis,

sebenarnya subjek itulah yang menjalankan semuanya, semuanya tergantung

dari tingkat sugestibilitas(Kemampuan menerima serta menjalankan sugesti)

yang dimilikinya. Hypnosability juga disebut dengan suggestibility.Menurut

indeks SHSS (Stanford Hypnotic Suceptibility Scale) maka manusia terbagi

menjadi tiga tipe sugestibilitas yaitu 85% yang moderat, 10% orang yang

mudah dihipnotis, dan 5% adalah orang-orang yang sama sekali memiliki

sugestibilitas yang rendah, dengan kata lainsulit dihipnosis.Tipe

Sugestibiltas adalah cara seseorang dalam menerima suatu sugesti atau

informasi ke dalam pikiran bawah sadarnya.

1. Pengertian Hypnosability Test

Tes hipnosabilitas atau tes sugestibilitas merupakan proses paling

awal dan sangat menetukan kesuksesan dari proses hipnosis selanjutnya.

Willy Wong dan Andri Hakim (2009: 23) mengatakan dalam dunia

konvensional, salah satu praktik yang biasa dilakukan pada saat Pre

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

10

Induction adalah tes sugestivitas. Tes ini merupakan standar yang harus

dilakukan oleh setiap penghipnotis pada saat melakukan hipnosis kepada

orang yang "belum pernah" merasakan direct hypnosis atau hipnosis

langsung sebelumnya. Willy Wong dan Andri Hakim mengatakan tes

sugestivitas juga digunakan sebagai bentuk latihan bagi subjek agar

subjek benar-benar merasakan apa sebenarnya makna hipnosis.

Terkadang subjek memiliki sebuah harapan yang berbeda dengan

penghipnosis, misalnya banyak subjek yang berharap bisa tertidur lelap

dengan secepat kilat, ada yang berharap bisa kehilangan ingatan dengan

sekali tepuk, ada juga yang masih ketakutan akan kata dihipnosis. Karena

itu konsep penghipnosis dan subjek perlu disamakan caranya dengan

melakukan tes sugestivitas. Teknik khusus yang dilakukan dalam tes

sugestivitas dapat melatih sugestivitas dari subjek. Jika teknik itu

semakin sering dicoba, akan terjadi sebuah kesepakatan/kesepahaman

antara pikiran bawah sadar penghipnosis dengan subjek.

Toni Setiawan (2009: 22) dalam buku Hipnotis dan Hypnoterapi

menyatakan bahwa proses deep level test sering diistilahkan dengan

"trance level test" atau pengujian tingkat kedalaman hypnotic seseorang

subjek. Bagi para hipnoterapi, tingkat kedalaman trans akan berkaitan

dengan efektifitas pengaruh sugesti terapi yang akan diberikan kepada

subjek. Depth level test dilakukan dengan cara memberikan perintah

sederhana yang berlawanan dengan logika kesadaran biasa (conscious).

Jika tingkat kedalaman trans tersebut belum tercapai, maka pelaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

11

hipnotis harus melakukan induksi kembali. Karena itu seorang pelaku

hipnotis harus melakukan tingkat pengukuran kedalaman hipnosabilitas

subjek guna mempermudah dalam melakukan sugesti ditahap selanjutnya

dalam hypnosis.Toni Setiawan menambahkan bahwa uji sugestibilitas

atau tes hipnosabilitas digunakan untuk mengetahui apakah seseorang

memiliki tipe physical suggestibility (sugestibilitas fisik) atau emotional

suggestibility (sugestibilitas perasaan).Mengetahui tipe sugestibilitas

seseorang sangat penting untuk menentukan tipe induksi yang digunakan

dan teknik terapi yang cocok.

Peneliti akan mengukur tingkat sugestibilitas subyek dengan

menggunakan Depht Level Scale menurutSarwono (2011), alasan

utamanya karena peneliti adalah salah seorang murid yang ikut dalam

pelatihan Hypnocounseling yang beliau kembangkan. Alasan lain karena

peneliti sudah mempelajari teknik-teknik yang diajarkan olehBudi

Sarwono (2011). Tes Sugestibilitas adalah sebuah langkah elementer

yang wajib dilakukan seorang juru hipnosis untuk mengetahui seberapa

tinggi atau seberapa rendah pikiran subjek.Sugestibilitas

menurutSarwono (2011) dibagi menjadi 6 tingkatan, dan setiap tingkatan

bisa diukur dengan cara tertentu. Ketika subyek menunjukan perilaku

seperti yang disugestikan pada setiap sesi maka akan disimpulkan sejauh

itulah sugestivitasnya. Tes Hynosabilitas atau tes sugestivitas yang

dikembangkan R. Budi Sarwono dalam penelitian ini akan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

12

instrumen utama yang digunakan peneliti. Sarwono membagi tes

sugestivitasnya menjadi enam tingkatan.

2. Tujuan dilakukannya Tes Hypnosabilitas

Tujuan pertama dilakukannya tes hipnosabilitas atau tes sugestibilitas

ialah untuk mengetahui sejauh mana subjek dapat disugesti. Sehingga

selanjutnya seorang yang akan melakukan praktik hipnosis mampu

melakukan pemrograman pikiran yang positif dalam pikiran bawah sadar

subjek. Tes Hipnosabilitas juga mempermudah seorang yang akan

melakukan hipnosis pada langkah selanjutnya setelah mengetahui tingkat

sugestibilitas subjek. Dari tinggi rendahnya tingkat hipnosabilitas subjek

dapat juga diketahui atau disimpulkan apakah subjek benar-benar bisa

berfikir secara terfokus.Fokus pada pikiran merupakan pintu gerbang

memasuki alpha state.Alpha state ialah waktu dimana subjek hanya

memikirkan satu perhatian.Dan saat memasui alpha state adalah saat

yang sugestif.

Tujuan kedua untuk mengetahui apakah subjek benar benar bisa

berimajinasi. Menurut Sarwono (2011) bahasa pikiran ialah bahasa

gambar. Seorang mengalami kesulitan untuk membayangkan sesuatu

biasanya akan sulit memasuki level hipnosis yang lebih dalam.

Tujuan ketiga dari tes hipnosabiliti ialah untuk mengetahui apakah

subjek benar-benar bisa merasa rileks. Rileks adalah salah satu kata kunci

untuk memasuki sesi hipnosis. Tanpa rileks, seseorang akan kesulitan

untuk masuk ke hypnosis state. Kalau subjek nampak belim rileks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

13

mungkin dia tidak tahu konsep rileks itu seperti apa. Maka coba gunakan

kata-kata yang lain seperti santai, lemas, tenang, tenteram dan

sebagainya.

Tujuan lain dari tes hipnosabiliti ialah untuk mengetahui apakah

subjek benar-benar memahami bahasa yang disampaikan seorang

hipnotis. Suara, kata-kata, kalimat adalah alat bagi juru hipnotis untuk

mempengaruhi subjek. Ketika subjek tidak memahami bahasa Anda

maka kesadaran subjek akan sulit di by pass. Seorang master hypnosis

dari Amerika yang bisa berbahasa Inggris tidak akan bisa menginduksi

seorang nenek yang hanya paham bahasa Jawa. Oleh sebab itu seorang

master hipnosis pun harus memahami bahasa yang dipahami subjek.

Tidak hanya bahasa, juru hipnotis harus menyelaraskan sedemikian rupa

dengan pengalam subjek, pengetahuan subjek dan keterampilan

komunikasi dia.

3. Contoh Test Hypnosabilitas

Ada puluhan contoh tes hipnosabilitas yang telah dicoba oleh banyak

pakar hypnosis di dunia. Teknik-teknik tes hipnosabilitas yang digunakan

peneliti mengacu pada tes yang diajarakan Sarwono (2011) yaitu sebagai

berikut;

a. Arm Rising (Tangan Terangkat)

Teknik Arm Rising ialahajakan klien untuk berimajinasi bahwa

tangannya seakan seringan balon dan biarkan klien berimajinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

14

seakan tangannya terangkat dengan sendirinya tanpa dibantu atau

diperintah. Jika ternyata mampu maka lanjutkan ke tahap induksi.

b. Arm Falling (Tangan Jatuh)

Teknik Arm Fallingialahajakan klien untuk berimajinasi bahwa

tangannya akan diberikan beban yang sangat berat,seiringan dengan

beban yang diletakan di tangan subjek dapat dinilai apakah tangan

subjek dapat terhempas. Subjek diminta berimajinasi seakan

tangannya akan terhempas ke bawah bila diletakan benda berat di

tangannya. Jika ternyata mampu maka lanjutkan ke tahap induksi.

c. Eyelid Fixation (Mata Lengket)

Dalam induksi ini subyek diminta untuk memusatkan fokus ke bagian

mata.Tujuannya adalah untuk membuat mata subjek merasa

lengket.kemudianpraktisis menilai lewat menghubungkan kelengketan

mata subjek dengan sugesti yang membawa subyek memasuki kondisi

hypnosis

4. Tingkat Sugestivitas

Bagi seseorang yang memenuhi 3 persyaratan utama untuk

menerima proses hipnosis, tidak secara otomatis akan membuat pelaku

hipnotis dapat melakukan proses hipnosis dengan mudah terhadap subjek

tersebut. Mudah tidaknya seseorang untuk masuk kedalam kondisi

hipnosis tergantung dari apa yang disebut dengan tingkat sugestivitas

(Toni Setiawan, 2009: 166).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

15

Secara sederhana, terdapat tiga tingkatan sugestivitas yang dapat

diketahui melalui suatu rangkaian tes sederhada. Tiga tingkatan itu

diuraikan menjadi;

a. Sugestivitas Tinggi

Gerbang pikiran bawah sadar relatif mudah untuk dibuka dengan

menggunakan teknik sederhana.

b. Sugestivitas Sedang (moderat)

Gerbang pikiran bawah sadar relatif sulit dibuka dengan teknik

sederhana.

c. Sugestivitas Buruk/rendah

Gerbang pikiran bawah sadar relatif sangat sulit dibuka dengan teknik

sederhana.

5. Definisi Masyarakat Jawa

Masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia

yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996:

100).Masyarakat Jawamerupakan salah satu masyarakat yang hidup dan

berkembang mulai zaman dahuluhingga sekarang yang secara turun

temurun menggunakan bahasa Jawa dalam berbagai ragam dialeknya dan

mendiami sebagian besar Pulau Jawa (Herusatoto, 1987: 10).Pada

perkembangannya masyarakat Jawatidak hanya mendiami Pulau Jawa,

tetapi kemudian menyebar dihampir seluruh penjuru nusantara.Bahkan di

luar Jawa pun banyak ditemukan komunitas masyarakat Jawa akibat

adanya program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah.Masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

16

Jawa ini memilikikarakteristik tersendiri dibandingkan dengan

masyarakat-masyarakat lainnya, sepertimasyarakat Sunda, masyarakat

Madura, masyarakat Minang, dan lain sebagainya.

a. Nilai-nilai hidup orang Jawa

Menurut Horrocks, Pengertian Nilai adalah sesuatu yang

memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat keputusan

mengenai apa yang ingin dicapai atau sebagai sesuatu yang

dibutuhkan. Secara dinamis, nilai dipelajari dari produk sosial dan

secara perlahan diinternalisasikan oleh individu serta diterima sebagai

milik bersama dengan kelompoknya.Nilai ialah standar konseptual

yang relatif stabil, dimana secara eksplisit maupun implisit

membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai

serta akitvitas dalam rangka memenuhi kebutuhan psikologi. nilai-

nilai hidup orang jawa ialah sebagai berikut:

1) Nilai Welas Asih

Pribadi yang baik tentu bisa memahami diri dan orang lain.

Pahamdiri dan orang lain, akan menyebabkan jiwa semakin muncul

belas kasihan (welas asih). Welas Asih adalah kepribadian orang Jawa

yang disertai jiwa mau merasakan. Ketika orang lain sedang menderita

musibah gunung merapi meletus, misalnya pribadi welas asih akan

merasakan betapa pedih dan susahnya. Welas asih mring sesame, akan

membangkitkan jiwa mau menolong, mau merasakan penderitaan yang

orang lain rasakan. Kemurahan hati bermakna memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

17

kebahagiaan dan kegembiraan kepada orang lain dengan tulus. Rasa

belas kasih bermakna rasa simpati dan penuh toleransi. Hal-hal yang

penuh belas kasih adalah yang mampu memberikan maaf, memiliki

kesabaran dan menunjukan toleransi dan kasih sayang yang tulus. Jiwa

yang terlatih, akan merasa terpanggil andaikata ada musibah yang

menimpa orang lain. (Endaswara: 2013: 172)

2) Nilai Pribadi Paripurna

Mawas diri akan menghantar orang menuju ke ukuran menjadi

manusia tanpa ciri. Mencapai ukuran ini membuat orang tahu bahwa

kramadangsa itu "bukan aku" (dudu aku). Dengan demikian ia juga

dapat tahu bahwa orang lain itu "bukan kamu" (dudu kowe), dapat

ngonangi dirinya sendiri yang mau cari enaknya sendiri. Kramadangsa

hidup dalam ukuran tentang kalau ia berhasil mentransendensikan diri,

maka ia akan sampai pada ukurang menjadi manusia tanpa ciri yakni

Aku Tetap. (Endaswara: 2013: 179)

Mawas diri telah menjadi bagian tak terpisahkan lagi dari

kebudayaan jawa, dalam tradisi mistis maupun etis. Sekalipun perlu

diingat bahwa hampir semua kepustakaan Jawa keterkaitan antara

tradisi etis dan mistis adalah sangat erat.

Menurut Subagyo (1983) dalam buku Ilmu Jiwa jawa menyatakan

bahwa mawas diri adalah tahap integrasi diri dimana egoisme dan

egosentrisme diganti dengan sepi ing pamrih.Tahap integrasi ini perlu

diikuti dengan transformasi diri dengan latihan-latihan agar manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

18

menemukan identitas baru, ego baru, dan diakhiri dengan partisipasi

manusia kedalam kegiatan ilahi. Cara yang dipergunakan dalam

mawas diri ini biasanya dengan mengurangi kemampuan pikir dan

teknis, serta memperlemah indra dan vegetasi, supaya akal dan ilmu

diatasi budi: jiwa diatasi "penuma", jasmani diatasi rohani.

3) Nilai Kerukunan

Prinsip kerukunan bertujuan untuk mempertahankan masyarakat

dalam keadaan yang harmonis.Keadaan yang seperti itu disebut

rukun.Rukun berrarti “dalam keadaan selaras”, “tenang dan tentram”,

“tanapa perselisihan dan pertentangan”, “bersatu dalam maksud untuk

saling membantu”.

Keadaan rukun terdapat disemua pihak berada dalam keadaan

damai satu sama lain, suka bekerja sama, saling menerima, dalam

suasana tenang dan sepakat. Rukun adalah keadaan ideal yang

diharapkan dapat dipertahankan dalam semua hubungan sosial, dalam

keluarga, dalam rukun tetangga, di desa, dalam setiap pengelompokan

tetap. Suasana seluruh masyarakat seharusnya bernapaskan semangat

kerukunan.

4) Nilai Filosofis dan Teleologis

Kisah perjalanan Bima sebenarnya bermakna sebagai perjalanan

Bima mengalahkan hawa nafsu dan keinginan-keinginannya untuk

mendapat air suci.Perjalanannya ke gunung Candramuka dan

mengalahkan raksasa bermakna Bima berhasil mengalahkan hawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

19

nafsunya.Candramuka berarti gambaran mata, hidung, mulut, telinga

yang merupakan pintu bagi segala keinginan.

Hal itu diperteguh oleh ungkapan mati sarjoning urip lan urip

sarjoning mati, artinya mati di dalam hidup dan hidup di dalam mati.

Wejangan ini menekankan bahwa selama orang masih hidup, nafsu

yang mendorong seseorang untuk berbuat jahat harus dipadamkan.

Kemudian ketika orang mati untuk nafsu, ia akan mendapat hidup

yang satu padu dengan Sang Hidup.

Melihat keseluruhan cerita, ada satu inti yang ingin ditekankan

yaitu semua mengarah kepada Manunggal ing Kawula Gusti, kesatuan

yang menerima dan yang memberi hidup.Inilah inti teleologis

Jawa.Dalam adegan Bima memasuki Dewa Ruci dan melihat seluas

segala kenyataan, di sana ditekankan bahwa makrokosmos ada di

dalam mikrokosmos sendiri. Perjalanan jauh Bima justru berakhir

dalam dirinya sendiri. Hal ini mengakibatkan nilai rohani atau

kebatinan lebih diutamakan dibandingkan yang jasmani. Bila

seseorang mencapai Manunggal ing Kawula Gusti, ia akan menjadi

suci seperti Bima. Dalam istilah Yunani hal ini sama dengan

eudaimonia, tetapi eudaimonia-nya Jawa (Franz MagnizSuseno,

1996:128).

5) Nilai Refleksi Kritis

Kisah Dewa Ruci menekankan pentingnya olah batin dan sangat

jarang atau hampir tidak pernah menyinggung olah raga. Bahkan, raga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

20

dianggap sebagai pintu gerbang nafsu yang harus dimatikan. Paham ini

secara ekstrim mengakibatkan hilangnya daya kreasi manusia karena ia

hanya terfokus pada kedalaman diri sendiri. Namun harus diakui pula

bahwa olah batin itu baik sejauh diimbangi dengan olah raga lewat

karsa, kerja, dan karya. Istilah latinora et labora sekiranya dapat

diterapkan dalam olah kebatinan manusia.

Kisah ini mengandung pula pemikiran dualism Plato yaitu adanya

ralitas yang asli dan yang bayang-bayang. Kisah ini menekankan

bahwa rohlah yang aseli sedangkan tubuh adalah cerminan dari yang

asli. Prinsip ini sangat baik karena penerapannya ialah orang tidak

hanya hidup menurut kehendak badan yang bukan sunyata. Prinsip ini

mengantar manusia khususnya Jawa kepada pengetahuan akan adanya

hal yang lebih luhur daripada yang kelihatan sejara inderawi.

Hampir keseluruhan nilai dari kisah ini bersifat praktis. Nilai yang

disampaikan ialah nilai yang dapat langsung dipraktikan dalam hidup

sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa olah batin yang baik membuat

relasi etis orang dengan yang lain semakin baik (tata karma harus

dijunjung tinggi), walaupun dampaknya membuat orang kurang

tertarik pada dunia di luar diri. Anggapan bahwa semua ada dalam aku

membuat orang merasa bahwa mengetahui diri sendiri sudah cukup.

Padahal kenyataannya, daya kreasi manusia juga membangun

perkembangan dunia (Franz Magniz Suseno, 1996:120).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

21

Akibat positif sikap batin demikian ialah dijunjung tingginya

prinsip keharmonisan antara jagad gede (makrokosmos) dengan jagad

cilik (mikrokosmos).Hal ini nampak pada kecenderungan yang

menjunjung tinggi rasa demi terciptanya tentrem ing manah (tentram

di batin). Aplikasinya ialah sikap menghindari konflik demi harmoni.

Pemahaman tentang Manunggal ing Kawula Gusti membuat tak

terpisahkannya yang mencipta dan yang diciptakan. Hal ini berbahaya

ketika jatuh kepada pantheisme yang cenderung kepada atheism.Dalam

salah satu buku yaitu Wirid Hidayat Jati, ada sebuah ungkapan

demikian: “aku menyaksikan zatku sendiri, sesungguhnya tidak ada

Tuhan kecuali aku.Paham Manunggal ing Kawula Gusti, bila

ditangkap salah akan menghantar orang kepada atheisme.Mengutip

penjelasan Dr. Franz Magnis Suseno, paham Manunggal ing Kawula

Gusti harus dimengerti sebagai kesadaran bahwa manusia tidak bisa

mencapai kesunyataan dengan usaha sendiri misalnya dengan

bersamadi atau berlaku tapa puasa.Dalam kisah ini, peran Dewa Ruci

sangat besar karena dialah yang menyingkapkan segala pengetahuan

kepada Bima.Lebih tepatnya, usaha ini berarti membiarkan Yang Ilahi

menganugerahkan dirinya (wahyu) dan manusia membiarkan dirinya

dituntun oleh keilahian Yang Ilahi.Manunggal ing Kawula Gusti

merupakan karunia Yang Ilahi, bukan hasil usaha sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

22

6) Nilai nilai dalam Serat Waraiswara

Ada tiga aspek yang ditekankan dalam serat ini.Yaitu, kewajiban

istri kepada Tuhan, masyarakat, dan keluarga. Misalnya, mengenai

kewajiban istri kepada Tuhan, disebutkan: Darumaning Hyang Maha

Suci/nganakaken ponang wong/jalu estri pan padha perlune/wujud

priya lantaraning wiji/estri kang madhahi/kumpul dadi wujud/yen wis

wujud obah dadi urip/wajibe tetakon/sejarahe ingkang nganakake/

ingkang sareh pitakone titi/patitising wiwit/pungkasane mantuk (Serat

Wariswara hal: 32).Sedangkan artinya adalah sebabnya yang Maha

Suci menciptakan manusia pria atau wanita itu sama perlunya, yang

berwujud pria sebagai perantara (penyebar) benih dan wanita yang

mewadahi, jadilah bersatu, bila telah berujud bergerak disebut hidup,

seharusnya bertanya/tentang sejarah yang menjadikannya/hendaklah

tenang dan teliti pertanyaanya/tepat pada asal mula hidup/ dan

akhirnya hayat kembali.Dalam keluarga, seseorang istri harus

berfungsi sebagai ibu dan pendamping suami. Adapun kewajiban istri

yang tercantum kedalam Serat Waraiswara adalah

Mantep (mantab). Berarti hanya berpikiran satu kepada suami,

tanpa berpaling kepada orang lain (nyeleweng)

Mengetahui dan mendalami pribadi suami, tahu yang

dikehendaki, agar selalu mendapat kasih sayangnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

23

Temen, nrima, dan sabar. Maksudnya, jujur dalam segala hal,

menerima yang dihasilkan suami, tidak lekas marah, dan tidak

mudah terpancing oleh hasutan.

Berbakti kepada suami, tidak berani, hormat, tidak lancang

mendahului semua tindakan, dan juga tidak mengecam atau

memotong pembicaraan.

Gemati, yaitu sayang kepada suami, siap melayani atau

menyikapi apa saja yang dikehendaki, dan merawat atau

mencarikan obat ketika sakit.

Menjaga martabat dan pandai menyimpan rahasia suami.

Berhati-hati, waspada dengan apa yang diucapkan dan tidak

terpukau oleh segala hal.

Tingkah laku, tutur kata, dan sikap diusahakan selalu manis,

riang gembira.

7) Nilai nilai dalam Serat Sasanasunu

Serat Sasanasunu memuat banyak ajaran budi pekerti yang perlu

ditetapkan oleh para bangsawan maupun rakyat jelata pada masa itu

dengan cara membangun kembali tata krama yang bersumber dari nilai

nilai Jawa dan Islam. Melalui Serat Sasanasunu ini diharapkan tumbuh

kembali semangat rakyat untuk memperbaiki kehidupan mereka

dengan cara yang baik dan benar. Beberapa aspek ajaran yang

diketengahkan dalam Serat Sasanasunu, antara lain mengenai:

Penampilan yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

24

Keseimbangan dunia akhirat

Memelihara akal

Mawas diri

Bekerja atau mencari nafkah

Berbusana dan berpakaian

Berteman/mencari teman

Tata krama berpergian

Tata krama bertamu

Tata krama berbicara

8) Nilai nilai dalam Serat Bratasunu

Serat ini mempunyai banyak ajaran yang berguna untuk

anak.Prinsipnya, seseorang anak mempunyai kewajiban-kewajiban

terhadap orang tua, yang dikaitkan pula dengan kewajiban terhadap

raja, majikan, dan pejabat kerajaan. Serat Bratasunu membicarakan

cara meningkatkan hidup dan berperilaku sesuai tuntunan agama yang

baik. Untuk meningkatkan harkat hidup perlu memiliki hati yang baik,

dengan berguru kepada para ahlinya.Serat Bratasunu mengajarkan

bagaimana mencapai kualifikasi manusia utama lahir batin.Yang

disebut manusia utama ialah orang yang suka mengheningkan cipta,

menyucikan jiwa, mawas diri, dan dapat berpikiran logis. Serat

Bratasunu mengajarkan bahwa hakikat ilmu-ilmu sebenarnya sama

saja. Orang yang suka bertapa akan suka memaafkan orang lain, sabar

menghadapi sesama. Ia dapat menaklukan hawa nafsu dengan rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

25

cinta kasih. Jangan suka menyombongkan diri dalam mengartikan hal-

hal yang sebenarnya belum dikuasai. Jangan suka meremehkan orang

lain, merasa hebat sehingga melupakan kejawaannya. Asal dilakukan

dengan wajar dengan pikiran positif, tentu akan berhasil sesuai yang

diharapkan.

b. Kebudayaan Jawa

Dahulunya, masyarakat Suku Jawa sebagian besar memeluk agama

Hindu, Budha, dan Kejawen sebagai pegangan.Berbeda dengan yang

sekarang, sebagian besar masyarakat Jawa memeluk agama Islam dan

sebagian kecil menganut agama Kristen dan Khatolik.Meskipun demikian,

budaya masa lalu masyarakat Jawa tidak utuh ditinggalkan begitu saja

karena kepercayaan Kejawen, yang merupakan kepercayaan yang

dihasilkan dari budaya Jawa, tetap masih ada yang menjalankan.

Budaya Suku Jawa Indonesia merupakan sebuah budaya yang

dianut oleh semua masyarakat suku jawa meliputi, Jawa Timur, Jawa

Tengah, dan DIY.Secara garis besar budaya jawa terbagi menjadi tiga

budaya yaitu budaya DIY dan Jawa Tengah, budaya Banyumas, dan

Budaya Jawa Timur.Didalam budaya Jawa selalu menjunjung tinggi

tentang kesopanan bertingkah dan bertutur serta cenderung menjunjung

kesederhanaan.Selain budaya suku Jawa terdapat di Jawa Tengah, Jawa

Timur dan DIY budaya jawa juga terdapat di daerah perantauan orangjawa

seperti Jakarta, Sumatera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

26

Budaya yang dianut oleh suku jawa ini menjadi salah satu budaya

Indonesia yang disukai oleh masyarakat manca negara.Kebanyakan orang

diluar negeri tertarik dengan seni Wayang Kulit, Gamelandan seni

Batik.Budaya jawa dikatakan sebagai budaya unik karena terbagi menjadi

duabahasa yaitu bahasa Jawa Ngoko dan Madya Krama.Budaya Jawa

identik dengan feodal dan sinkretik karena suku Jawa selalu menghargai

semua agama serta pluralitas.Budaya Suku Jawa Indonesia menghasilkan

agama sendiri yang dinamakan kejawen. Kejawen merupakan sebuah

kepercayaan yang didalamnya terdapat tradisi/adat, seni budaya, dan

filosofi suku Jawa.

Menurut Iman Budhi Santosa (2012: 194) menyatakan bahwa

kejawen sebagai paham spiritual yang tumbuh berkembang di Jawa,

menurut para penganutnya adalah cara untuk menghayati dan mewujudkan

nilai nilai rohani manusia agar yang bersangkutan dapat mencapai

kasunyataan hidup sejati, berbudi luhur, dan mewujudkan kesempurnaan

hidup. Hampir semua penganut kejawen cenderung tidak menyebut paham

ini sebagai agama. Dalam praktiknya pun, paham kejawen juga tidak

dikembangkan melalui syiar atau dakwah secara bebas terbuka seperti

halnya agama.

Dalam sejarahnya sastra Jawa terbagi menjadi empat masa yaitu

Sastra Jawa Kuno, Sastra Jawa Tengahan, Sastra Jawa Baru, dan Sastra

Jawa Modern.Bahasa yang digunakan pertama kali adalah aksara jawa

atau disbut dengan hanacaraka dan hingga saat ini aksara jawa tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

27

digunakan. Pada masa sejarah agama islam lebih tersebar dan semakin

berkemband dan saat itu huruf araf sempat digunakan sebagai sastra

bahasa yaitu dinamakan dengan huruf pegon. Ketika Indonesia dijajah

oleh negara Eropa termasuk tanah Jawa abjad latin digunakan dalam

menulis bahasa Jawa. Hingga saat ini bahasa Jawa digunakan oleh suku

Jawa yang berdomisili di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Selain Budaya Suku Jawa Indonesia memiliki banyak seni budaya

yang mengandung unsur Jawa tulen.Banyaknya kerajaan yang berdiri

ditanah Jawa pada jaman sejarah menjadi salah satu budaya asli yang

diwariskan oleh negara Indonesia.Kemudian suku Jawa memiliki banyak

kesenian budaya yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini.Seperti

kesenian Reog yang berasal dari ponorogo Jawa Timur dan hingga saat ini

masih sering diadakan pertunjukkan reog setiap tanggal satu suro sebagai

persembahan syukur warga masyarakat daerah ponorogo.

Kemudian kesenian tari yang dikembangkan pada remaja sebagai

generasi baru dalam mempertahankan budaya seni tari di Jawa.Seni tari

yang hingga saat ini terjaga dengan baik dan paling disukai masyarakat

Jawa adalah Tari Remo berasal dari daerah Jawa Timur.Banyaknya seni

budaya yang masih terjaga dengan baik dan semakin dilestarikan menjadi

ciri khas dari suku Jawa.

Menurut Mulyana(2002: 30)Pemanfaatan ritual sebagai media

pewarisan nilai-nilai budaya Jawa sangat tepat karena ritual merupakan

salah satu bentuk kebutuhan manusia yang berlangsung terus menerus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

28

Sampai kapanpun ritual tampaknya akan selalu menjadi kebutuhan

manusia meskipun bentuknya berubah-ubah demi pemenuhan jati dirinya

sebagai individu, sebagai anggota komunitas sosial, dan sebagai salah satu

unsur dari alam semesta. Upacara ritual dimanfaatkan sebagai media untuk

mewariskan nilai-nilai budaya kepada masyarakat khususnya generasi

muda karena dalam upacara ritual tersebut terdapat banyak simbol baik

verbal maupun nonverbal yang mengandung makna tertentu dan dapat

dipelajari oleh masyarakat.

Mulyana(2002) menyatakan bahwa banyak pesan budaya yang

terkandung dalam upacara ritual tersebut bahkan setiap benda yang

menjadi syarat maupun kelengkapannya merupakan simbol-simbol yang

mengandung makna dan sarat dengan pesan-pesan budi pekerti luhur

sebagai penuntun manusia menuju kehidupan yang damai dan

sejahtera.Pusaka-pusaka yang dijamasi mengandung pesan budaya sebagai

hasil karya nenek moyang Jawa yang memiliki kekuatan magis dan nilai

estetis tinggi.Bahasa Jawa yang digunakan sebagai bahasa utama pada

hampir seluruh kegiatan tersebut mengandung pesan budaya tentang sopan

santun, dan tingkatan-tingkatan dalam struktur sosial yang harus ditaati

demi terjalin hubungan harmonis dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Jawa merupakan sebuah alat komunikasi yang model

pewarisan nilai-nilai budaya Jawa melalui media upacara ritual

berlangsung sesuai model Stimulus–Respon dimana komunikasi

dipandang sebagai suatu proses aksi – reaksi. Teori S–R dari Charles

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

29

Osgood mengasumsikan bahwa komunikasi merupakan suatu proses aksi-

reaksi dimana kata-kata verbal (lisan dan tulisan), isyarat-isyarat

nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang untuk

memberikan respon dengan cara tertentu. Proses ini dapat bersifat timbal

balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek menurut Mulyana,

(2002:133)dapat mengubah tindakan komunikasi berikutnya.

Bahasa Jawa memiliki tingkat tutur yang disebut pula dengan

istilah undha-usuk, unggah-ungguhing basa. Menurut Soepomo (dalam

Soepomo Poedjasoedarma, dkk. 1979:3) tingkat tutur ialah ”variasi-variasi

bahasa yang perbedaan antara satu dan lainnya ditentukan oleh perbedan

sikap santun yang ada pada diri pembicara (O1) terhadap lawan bicara

(O2).” Di dalam bahasa jawa, perbedaan-perbedaan yang dimaksud antara

lain tampak pada leksikon (kosakata) pembentuknya. Oleh karena itu,

perbedaan bentuk leksikon dapat dipandang sebagai perbedaan tingkat

tutur. Di dalam penelitian ini akan dibicarakan mengenai bentuk tingkat

tutur, rincian tingkat tutur, makna tingkat tutur, dan penentuan pilihan

tingkat tutur.

Poedjasoedarma (1979:13) membagi tingkat tutur dalam bahasa

Jawa menjadi tiga jenis yaitu Krama, Madya, dan Ngoko.Tingkat tutur

krama mengandung kata-kata tugas dari leksikon krama.Apabila kata-kata

tugas dalam kalimat sudah krama, maka ini berarti bahwa kata-kata

lainnya paling sedikit juga krama.Akan tetapi kalau kata-kata itu tidak

memiliki bentuk krama, maka bentuk ngokolah yang dipakai.Tingkat tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

30

mudha krama mengandung leksikon dan imbuhan krama mengandung

pula kosakata krama inggil dan krama andhap. Tingkat tutur kramantara

tidak mengandung bentuk-bentuk lain, keculi bentuk krama. Tingkat tutur

wredha krama tidak mengandung bentuk-bentuk krama inggil atau krama

andhap.Tingkat tutur madya mengandung kosakata madya pada kalimat-

kalimatnya, terutama leksikon madya pada kata tugas dan

pronomina.Tingkat tutur krama ditandai dengan terdapatnya leksikon

krama dan krama inggil (krama andhap) dan kata tugas madya serta

afiksasi ngoko. Tingkat tutur madyantara mengandung kata tugas

madya,afiksasingoko,leksikon lain darikrama.Tingkat tutur madya, ngoko

mengandung kata tugas madya, afiksasingoko,dan kosakata lain ngoko.

Tingkat tutur ngokomemakai leksikonngoko.Tingkat tuturngoko lugudi

dalamnya tidak terdapat kata-kata serta imbuhan lain, kecuali kata-kata

dan imbuhanngoko.Tingkat tutur antyabasa mengandung leksikon krama

inggilataukrama andhap, di samping leksikon dan imbuhan ngoko.Tingkat

tuturbasaantyamengandung leksikon krama inggil atau krama andhap,

beberapa leksikon krama,dan kosakata serta imbuhanngoko.

Tingkat tutur karmaadalah tingkat tutur yang memancarkan arti

penuh sopan santun (Soepomo Poedjasoedarma dkk., 1979:14).Tingkat

tutur ini menandakan adanya perasaan segan, hormat atau berjarak antara

penutur dengan mitra tutur.Tingkat tutur ini biasa dipakai oleh orang yang

belum saling mengenal.Pegawai menggunakan krama terhadap

kepalanya/atasannya, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

31

Tingkat tutur ngokomenurut Soepomo Poedjasoedarma

dkk.(1979:14) mencerminkan rasa tak berjarak antara O1 terhadap

O2.Artinya, pembicara O1 tidak memiliki rasa segan terhadap O2 atau

mitra tutur, sekaligus juga mengisyaratkan adanya tingkat keakraban

hubungan.Misalnya terhadap sesama teman yang sudah akrab dapat

memakaingoko.Guru berhak memakaingoko terhadap muridnya. Ayah

danIbu dapat memakaingokoterhadap anaknya, menantunya, dan

kemenakannya, dan sebagainya.

Tingkat tutur madya adalah tingkat tutur menengah antara krama

dan ngoko (Soepomo Poedjasoedarma dkk. 1979:15).Tingkat tutur ini

biasa dipakai antara teman-teman sekolah yang masih saling

berbasa.Penutur menggunakanmadya terhadap orang desa yang dianggap

perlu disopani, dan sebagainya.

c. Sifat-sifat Orang Jawa

Sifat dan Karakter OrangSuku Jawa diidentikkan dengan berbagai

sikap sopan, segan, menyembunyikan perasaan alias tidak suka langsung-

langsung, menjaga etika berbicara baik secara konten isi dan bahasa

perkataan maupun objek yang diajak berbicara.Bahasa Jawa adalah bahasa

berstrata, memiliki berbagai tingkatan yang disesuaikan dengan objek

yang diajak bicara.Suku Jawa umumnya mereka lebih suka

menyembunyikan perasaan.Menampik tawaran dengan halus demi sebuah

etika dan sopan santun sikap yang dijaga.Misalnya saat bertamu dan

disuguhi hidangan.Karakter khas seorang yang bersuku Jawa adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

32

menunggu dipersilahkan untuk mencicipi, bahkan terkadang sikap

sungkan mampu melawan kehendak atau keinginan hati.Suku Jawa

memang sangat menjunjung tinggi etika.Baik secara sikap maupun

berbicara.Untuk berbicara, seorang yang lebih muda hendaknya

menggunakan bahasa Jawa halus yang terkesan lebih sopan.Berbeda

dengan bahasa yang digunakan untuk rekan sebaya maupun yang usianya

di bawah.Demikian juga dengan sikap, orang yang lebih muda hendaknya

betul-betul mampu menjaga sikap etika yang baik terhadap orang yang

usianya lebih tua dari dirinya.

MenurutSantosa (2012; 35) ciri khas Narimo ing pandum adalah

salah satu konsep hidup yang dianut oleh Orang Jawa.Pola ini

menggambarkan sikap hidup yang serba pasrah dengan segala keputusan

yang ditentukan oleh Tuhan.Orang Jawa memang menyakini bahwa

kehidupan ini ada yang mengatur dan tidak dapat ditentang begitu

saja.Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini adalah sesuai dengan

kehendak sang pengatur hidup. Kita tidak dapat mengelak, apalagi

melawan semua itu.Inilah yang dikatakan sebagai nasib kehidupan.Dan,

nasib kehidupan adalah rahasia Tuhan, kita sebagai makhluk hidup tidak

dapat mengelak.Orang Jawa memahami betul kondisi tersebut sehingga

mereka yakin bahwa Tuhan telah mengatur segalanya. Pola kehidupan

orang jawa memang unik.Jika kita mencoba untuk menelusuri pola hidup

orang jawa, maka ada banyak nilai positif yang kita dapatkan.Bagi orang

jawa, Tuhan telah mengatur jatah penghidupan bagi semua makhluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

33

hidupnya, termasuk manusia.Setiap hari kita melihat banyak orang yang

keluar rumah, seperti juga, banyak burung yang keluar sarang untuk

mencari penghidupan.

Konsep hidup nerimo ing pandum (ora ngoyo) selanjutnya

mengisyaratkan bahwa orang Jawa hidup tidak terlalu berambisi.Jalani

saja segala yang harus di jalani.Tidak perlu terlalu ambisi untuk

melakukan sesuatu yang nyata-nyata tidak dapat di lakukan.Orang Jawa

tidak menyarankan hal tersebut.Hidup sudah mengalir sesuai dengan

koridornya.Kita boleh saja mempercepat laju aliran tersebut, tetapi laju

tersebut jangan terlalu drastis.Perubahan tersebut hanya sebuah

improvisasi kita atas kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

Masih menurut Santosa (2012) dirinya menyatakan ciri khas lain

yang tak bisa ditinggalkan adalah sifat gotong royong atau saling

membantu sesama orang di lingkungan hidupnya apalagi lebih kentara

sifat itu bila kita bertandang ke pelosok pelosok daerah suku Jawa di mana

sikap gotong royong akan selalu terlihat di dalam setiap sendi

kehidupannya baik itu suasana suka maupun duka.

Pola hidup kerjasama ini dapat kita ketemukan pada kerja gotong-

royong yang banyak diterapkan dalam masyarakat Jawa. Orang Jawa

sangat memegang teguh pepatah yang mengatakan: ringan sama dijinjing,

berat sama dipikul. Ini merupakan konsep dasar hidup bersama yang

penuh kesadaran dan tanggung jawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

34

Menurut Endaswara (2013: 75), Ngelmu Begja adalah strategi

berpikir orang Jawa. Di dalamnya terdapat rasa Jawa yang menjadi

landasan.Rasa Jawa yang mendalam, diproses sedemikian rupa hingga

peka terhadap suasana, lalu memacu berpikir positif.Berpikir positif

cenderung mengedepankan keuntungan jiwa. Keuntungan jiwa menjadi

tanda bahwa orang tang melakukan sehat.

d. Kepercayaan Orang Jawa

1) Nyuwiji

Nyuwiji atau lazim diucapkan nyawiji oleh orang jawa adalah

ungkapan yang menggambarkan eratnya penyatuan dari dua, atau

sejumlah elemen dalam mengarungi kasunyatan atau kenyataan

hidup.Salah satu bentuk dari nyuwiji yang sering dijadikan contoh

utama di Jawa adalah perkawinan.Kemenyatuan dua sosok laki

perempuan dalam kebersamaan hidup, dimana awalnya mereka benar-

benar orang lain, bukan sanak kandang yang diartikan dari istilah

saudara atau kerabat yang memiliki hubungan darah langsung dan

tidak langsung.Namun, dalam nyuwiji tersebut hubungan keduanya

(batin dan fisik) nyaris melebur, menyatu, tanpa batas lagi. Jika satu

marah,yang lain mengalah. Yang satu ingin mendaki, yang lain

mendorong.Yang satu memiliki kekurangan, yang lain melengkapi

(Imam Budhi Santosa, 2012: 25).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

35

2) Tuwuhan

Sejak berabad-abad lalu dunia batin orang jawa sudah sangat dekat

dengan alam dan tumbuh-tumbuhan. Dalam bahasa Jawa tumbuhan

disebut tuwuhan, yang berarti: tumbuh, timbul, terbit, turun, dan

keturunan. Demikian eratnya hubungan mereka dengan tumbuhan

sampai boleh dikata jarang orang Jawa memunculkan pemikiran

fenomenal mengenai laut, yang menjadi pelambang dari kekuatan serta

gerak dinamis.Mereka cenderung meleburkan diri dengan dimensi

alam berupa gunung, tanah, tumbuhan, yang tampak lebih diam dan

nyaris menjadi perangai manusia Jawa hingga kini.Dalam menjalani

laku prihatin pun orang Jawa tidak dapat meninggalkan anarsir

tumbuhan.Ada lelaku nyirik (berpantang) makan daging hingga yang

bersangkutan menjadi vegatiran.

Orang Jawa memang sangat mengidolakan tumbuhan.Sadar tidak

sadar, mereka telah menjadikan tumbuhan sedulur sinarawedi

sekaligus pelambang dari kekuatan, kesabaran, kejujuran, keikhlasan,

kesetiaan, yang dianut dan didambakan.Secara keseluruhan nilai

tuwuhan memiliki maksud agara manusia harus mampu

mengendalikan diri, jujur, sepi ing pamrih, sabar, iklas, setia, sekaligus

kokoh dan tidak mudah menyerah seperti halnya tumbuhan. Dengan

demikian kecil kemungkinannya dimusuhi (mendapat gangguan),

karena memberikan banyak manfaat kepada orang lain dalam

kehidupannya (Imam Budhi Santosa, 2012: 29).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

36

6. Hypnosabilitas Masyarakat Jawa

Sugestibilitas atau hypnosabilitas mengandung pengertian mudah

susahnya seseorang disugesti atau dipengaruhi.Sebuah pertanyaan yang

menggelitik pemikiran adalah apakah orang Jawa memiliki sugestibilitas

rendah atau tinggi? sugestibilitas masyarakat Jawa menurut Endaswara

(2013) dipengaruhi oleh cara berpikir unik yang dimiliki oleh masyarakatnya.

Dikatakan, sugesti adalah dorongan kuat jiwa, hingga seseorang tidak merasa

was-was bertindak apa saja. Kondisi ini bukan ada begitu saja, tetapi

menurutnya merupakan hasil berpikir yang cermat. Dikatakan, sugesti akan

memandu jiwa untuk berbuat secara lebih mantap.

Seni berpikir masyarakat Jawa menurut Endaswara (2013) cukup indah.

Ada tradisi berpikir masyarakat Jawa yang jarang ditemukan pada

masyarakat lain, yaitu seni berpikir positif. Berpikir positif seperti ini sering

dipahami secara keliru sebagai sikap narima (menerima) yang fatalistik.Sikap

narima bagi orang Jawa berarti menggunakan seluruh kesadaran untuk

mendasarkan upayanya kepada kekuatan spiritual.Sehingga, bagi orang Jawa,

narimo adalah sebuah sikap optimistik.Dengan narimo orang jawa tetap

mampu berpikir positif, karena berpikir positif adalah sinar kejiwaan yang

bersih.Ia menemukan sepuluh ciri manusia yang selalu berpikir positif, yaitu:

1). Memiliki daya rangsang jiwa yang meyakinkan, menguatkan hasrat, dan

tidak mengarah pada frustasi. 2). Melihat masalah sebagai tantangan. 3).

Menikmati hidupnya dengan penuh keyakinan. 4). Berpikiran terbuka. 5).

Mampu mengenyahkan pikiran negatif. 6). Mensyukuri apa yang dimiliki. 7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

37

Tidak menggosip. 8). Lebih suka bertindak daripada berargumen. 9).

Menggunakan bahasa yang positif. 10). Bahasa tubuh positif.

Tiga hal yang mempengaruhi sugestibilitas masyarakat Jawa menurut

Endaswara (2013) adalah rasa tenteram, rasa bebas serta rasa kasih.Rasa

tenteram adalah rasa yang terus diciptakan dalam alam jiwa orang jawa

secara sengaja.Tenteram adalah nihilnya konflik, baik konfik dengan pihak

luar maupun konflik dengan dirinya sendiri.Ketiadaan konflik inilah yang

kemudian disebut sebagai rasa bebas.Kemampuan untuk melihat dan

mengerti (empati) adalah modal menuju rasa bebas.Melihat bukan saja

melalui mata, tetapi melalui hati.Dengan melihat dan mengerti sifat-sifat

alam dari suatu benda, maka orang bebas dari tindakan yang bertentangan

dengan sifat-sifat tersebut.Suasana kasih menurutnya adalah suatu kondisi

dimana manusia tidak lagi berada pada impian-impian. Sebuah kesadaran

bahwa ketika hasrat lenyap tidak akan berpengaruh apapun, karena jika

tercapaipun tidak akan membawa kebahagiaan kekal (hanya sementara).

Kesadaran inilah yang menimbulkan rasa cinta kasih, atau kasih sayang bagi

manusia Jawa. Karena semua bisa relatif dan fana (tidak kekal).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

38

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan

sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan

reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.Keenam sub-judul tersebut

merupakan bagian-bagian dari metode penelitian yang arus ada dalam sebua

penelitian.Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada pemahaman logis,

ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub-bagian akan

dijabarkan secara singkat, padat, dan jelas. Berikut merupakan penjabaran dari

masing-masing sub-bagian.

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan sumber data, jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang mengumpulkan datanya

di lapangan. Penelitian ini dilakukan disalah satu Universitas swasta di kota

Yogyakarta, yaitu di Universitas Sanata Dharma. Jenis penelitian ini adalah

kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan(Sugiyono, 2012:14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

39

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma yang ada di Daerah

Istimewa Yogyakarta.Pada universitas ini terdapat banyak subjek populasi yang

mayoritas masyarakat Jawa sehingga tepat digunakan sebagai tempat penelitian

ini. Waktu penelitian yang dilakukan terlihat pada tabel

Tabel 3.1 Jadwal Penilitian

C. Subjek dan Sampel Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mayarakat Jawa. Sampel penelitian ini diambil

dari mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang berasal dari suku Jawa. Jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini yang berjumlah 40 orang atau total

sampling. Adapun sampel dari penelitian ini adalah seluruh populasi yang disebut

NO TANGGAL

PERTEMUAN

KETERANGAN TEMPAT

1. 12 Desember 2016 Konfirmasi ke responden bahwa pada

tanggal 13 dan 14 desember 2017,

peneliti akan membagikan angket

kuesioner untuk diisi oleh responden.

Kampus Sanata

Dharma Paingan

2. 13 Desember 2016 Penyebaran angket kuesioner sesi

pertama untuk 20 responden

Ruang K 416

Kampus USD

Paingan

3. 14 Desember 2016 Penyebaran angket kuesioner sesi

kedua untuk 21 responden. Konfirmasi

kepada seluruh responden yang sudah

mengisi angket bahwa tanggal 15 dan

16 Desember 2016 akan dilakukan tes

hipnosabilitas pada pukul 15.00 s/d

selesai di ruang K 415 di kampus USD

paingan.

Ruang K 417

Kampus USD

Paingan

4. !5 Desember 2016 Pelaksanaan tes Hypnosabilitas sesi

pertama untuk 20 orang responden.

Ruang K 417

Kampus USD

Paingan

5. 16 Desember 2016 Pelaksanaan tes Hypnosabilitas sesi

pertama untuk 20 orang responden.

Ruang K 417

Kampus USD

Paingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

40

juga sampel total, sesuai dengan pendapat Arikunto (2006: 134) menyatakan

untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Berikut

adalah daftar jumlah subjek yang akan jadi sumber informasi terlihat pada table 2.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Sukardi (2003: 194) menjelaskan bahwa penelitian dapat dilakukan dengan

menggunakan satu metode atau lebih.Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah angket.

1. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2012:199).Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan

pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden (Sugiyono 2012: 199). Kuesioner juga cocok digunakan bila

jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

2. Alat Test

a) Arm Rising(Tangan Terangkat)

Sekarang saya perintahkan kepada anda untuk menjulurkan tangan kanan

anda lurus kedepan, posisi mengepal dengan ibu jari diacungkan keatas,

seperti ketika anda sedang memuji orang lain dengan jempol tangan kanan

anda. Tutup mata perlahan-lahan, dan tariklah nafas dalam-dalam,

kemudian hembuskan.... sekarang... kembangkan layar imajinasi anda,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

41

ikuti apa saja yang saya sugestikan ke pikiran anda, dan lakukan semua

perintah dengan mata terpejam...

sekarang saya akan menalikan jempol kanan anda menggunakan seutas

benang. Ujung benang yang saya hubungkan dengan balon udara yang

berjumlah seratus buah berwarna merah, bayangkan warna-warna

balonnya, nampak nyata dalam pikiran anda. Dan rasakan, tangan anda

semakin lama semakin ringan karena ditarik ke atas oleh balon-balon

berwarna merah itu.

Bagus..... dalam beberapa detik nanti, saya akan menambahkan lagi 50

balon berwarna biru, sehingga akan menambah kuat tarikan balon

terhadap tangan anda. Ya, saya menambah 50 balon biru sekarang

rasakan, tangan anda ditarik semakin kuat oleh 150 balon

sekaligus.Bayangkan kumpulan balon itu sekarang tertiup angin ke kanan

dan ke kiri.Sehingga tangan anda pun ditarik ke kanan dan ke

kiri.Sekarang, saya menambahkan lagi 50 balon berwarna kuning,

sehingga jumlah balon menjadi 200 buah balon.Rasakan balon-balon itu

menarik anda semakin kuat daripada sebelumnya.

b) ArmFalling (Tangan Jatuh)

Bayangkan dalam pikiran anda, saat ini saya meletakan sebuah buku

telepon seberat dua kilogram diatas tangan kiri anda. Rasakan, buku

telepon itu mulai membebani tangan kiri anda, sehingga tangan kiri anda

semakin berat dan semakin terbebani... sekarang, saya menambah lagi dua

buku telepon di atas tangan kiri anda, sehingga sekarang beratnya mejadi

enam kilogram, rasakan, tangan kiri anda semakin berat, lebih berat

daripada sebelumnya. Anda membutuhkan lebih banyak tenaga untuk

menopang tiga buah buku telepon. Rasakan bahwa tangan anda perlahan-

lahan capek dan turun sedikit demi sedikit. Saat ini, di tangan saya ada

lima buah buku telepon yang akan saya letakan sekaligus di tangan kiri

anda. Rasakan, tangan kiri anda benar-benar kepayahan menopang beban

16 kilogram. (Katakan sambil sedikit menekan telapak tangan subjek ke

bawah)

c) Eyelid Fixation (mata lengket)

Sekarang tutup mata anda. Hirup napas dalam-dalam..dan hembuskan.

Rasakan disetiap tarikan napas anda, terasa sekali oksigen masuk ke tubuh

anda dan terkonsentrasi ke kedua mata anda.Terus rasakan... mata anda

semakin berat dan semakin rekat.setiap tarikan napas anda membuat mata

anda semakin menempel, melekat satu sama lain.. semakin kuat..

Sekarang bukalah layar imajinasi anda..bayangkan.. saya membawa

sebuah lem berbentuk pasta.. dalam imajinasi anda, lem yang saya bawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

42

ini berwarna putih dan tembuh pandang.. anda bisa membayangkan sendiri

merknya. Tetapi..yakinilah bahwa lem ini adalah lem terbaik dan terlengket

yang pernah ada di atas bumi ini. Sebentar lagi..saya akan mengoleskan

lem ini di kelopak mata anda. Rasakan..lem ini membuat kedua kelopak

mata anda merekat satu sama lain... kuat sekali.. sampai-sampai anda

kewalahan membukanya. Dan..sebentar lagi lem akan tertiup angin..

sehingga kian lama kian kering dan semakin lengket.

Semakin kuat anda mencoba membukanya..semakin kuat pula lem itu

menutup mata anda. Semakin dicoba untuk dibuka..semakin rekat.. semakin

dicoba buka semakin lengket.. bagus....

Bagus sekali, sekarang anda telah merasakan betapa hebatnya anda,

karena kelopak mata andapun tunduk pada perintah anda..Sekarang

perintahkan kembali kepada kelopak mata anda untuk normal. Mata anda

normal sekarang!Dan anda dapat membuka mata anda seperti biasa.

E. Validitas dan Reliabilitas instrumen

1. Validitas

Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi

alat ukur dengan analisis rasional dengan cara professional judgement (Azwar

2004: 45). Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007: 296) validitas isi tidak

dapat dinyatakan dengan angka namun pengesahannya berdasarkan

pertimbangan yang diberikan oleh ahli (expert judgement). Dalam penelitian

ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan

diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing).

Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka namun pada

pengesahan yang berdasarkan pada pertimbangan yang biasa diberikan

sejumlah ahli (Furchan, 2007: 296). Dalam pelaksanaannya peneliti meminta

pendapat ahli yaitu Drs. R. Budi Sarwono, M.A. selaku dosen pembimbing.

Proses pembuatan kuesioner ini dimulai dengan menyusun angket berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

43

aspek-aspek. Kemudian kuesioner diberikan pada ahli yaitu Drs. R. Budi

Sarwono, M.A untuk mengoreksi validitas setiap item dan hubungannya

aspek-aspek, serta kesesuaian kalimat pada tiap item.Setelah dikoreksi

kuesioner dikembalikan dengan beberapa cacatan mengenai penggunaan kata

dan kalimat pada beberapa item, selanjutnya kuesioner disebarkan ke

responden.Selanjutnya dilakukan uji terhadap subyek yang dikenakan tes

tersebut.

2. Reliabilitas

Menurut Sugiono (2005) menyebutkan bahwa Reliabilitas adalah

serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi

bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara

berulang. Menurut Suryabrata (2004) Reliabilitas adalah sejauh mana hasil

pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.Dari pengertian beberapa

ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Reliabilitas data adalah derajat

konsistensi data yang bersangkutan.Realibilitas berkenaan dengan pertanyaan,

apakah suatu data dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan. Suatu data dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil

yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu atau

kesempatan yang berbeda. Metode pengujian reliabilitas menggunakan Teknik

Ulang (Test Re-test) Disebut juga teknik ”single test double trial”.

Menggunakan sebuah instrument, namun dites dua kali. Hasil atau skor

pertama dan kedua kemudian dikorelasikan untuk mengetahui besarnya indeks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

44

reliabilitas.Teknik perhitungan yang digunakan sama dengan yang digunakan

pada teknik pertama yaitu rumus korelasi Pearson.

Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas tes-retest adalah seberapa besat

derajat skor tes konsisten dari waktu ke waktu. Realibilitas diukur dengan

menentukan hubungan antara skor hasil penyajian tes yang sama kepada

kelompok yang sama, pada waktu yang berbeda.

Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah

metode pengujian tes-kembali (test-retest). Metode test-retest menggunakan

ukuran atau “test” yang sama untuk variable tertentu pada satu saat

pengukuran yang diulang lagi pada saat yang lain. Cara lain untuk

menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita menggunakan survai, adalah

memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang berbeda dari

kuesioner atau wawancara. Misalnya the Minnesota Multiphasic Personality

Inventory (MPPI) mengecek reliabilitas test-retest dalam satu kuesionernya

dengan mengulang pertanyaan tertentu di bagian-bagian yang berbeda dari

kuesioner yang panjang.Kesulitan terbesar untuk menunjukkan reliabilitas

stabilitas adalah membuat asumsi bahwa sifat/ variable yang akan diukur

memang benar-benar bersifat stabil sepanjang waktu. Karena kemungkinan

besar tidak ada ukuran yang andal dan sahih yang tersedia.Satu-satunya faktor

yang dapat membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori dan/atau

putusdan terbaik.Dalam setiap kejadian, asumsi ini selalu ditantang dan sulit

rasanya mempertahankan asumsi tersebut atas dasar pijakan yang

obyektif.Relibilitas stabilitas. Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

45

atau serupa untuk setiap orang atau setiap unit yang diukur setiap saat anda

mengukurnya. Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indikator yang sama,

definisi operasional, dan prosedur pengumpulan data setiap saat, dan

mengukurnya pada waktu yang berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas

stabilitas setiap kali unit diukur skornya haruslah sama atau hampir sama.

F. Teknik Analisis Data

Langkah pertama dalam menganalisis data penelitian ini adalah dengan

membuat tabulasi data yang diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada

partisipan. Kemudian peneliti akan memaparkan data tersebut bersama data

dari instrumen 2 yaitu hasil tes sugestibilitas menurut R. Budi Sarwono.

Bentuk tabulasi tersebut akan nampak dalam contoh tabel berikut ini;

Tabel 3.2 Data partisipan dan Hasil Tes Hypnosabilitas

Nama Partisipan

Hasil tes Hipnosabilitas

Arm Rising Arm Falling Eyelid

Fixation

1. Menentukan Kategori

Pengkategorian tingkat hipnosabilitas masyarakat suku

Jawa disusun berdasarkan model distribusi normal.Tujuan

kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

46

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut

suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009:

107).Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat

rendah sampai dengan sangat tinggi.

2. Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian

Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam

pengumpulan dan analisis data.

a. Menyusun angket kuesioner

b. Pengujian item angket oleh dosen pembimbing

c. Pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan

menyebarkan angket kepada responden.

d. Analisis data penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan tentang jawaban dari

pertanyaan pada rumusan masalah Seperti apakah profil hipnosabilitas masyarakat

Jawa yang benar-benar mengetahui profil kejawaannya, tingkatan di keluarga dan

aspek sosial, dinamika psikologisnya dan menurut profil kognisinya.Penyajian

hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan.

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Tingkat Hypnosabilitas Masyarakat Jawa

Kategorisasi skor subjek penelitian dilakukan dengan tujuan untuk

memetakan tinggi rendahnya tingkat hypnosabilitas subjek penelitian.Dalam

menganalisis data penelitian ini adalah dengan membuat tabulasi data yang

diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada partisipan.Data tersebut

dipaparkan bersama data dari instrumen yaitu hasil tes sugestibilitas menurut R.

Budi Sarwono. Berikut disajikan hasil tingkat hypnosabilitas Masyarakat Jawa

yang diambil dari 40 responden adalah seperti yang disajikan pada tabel 4.1, tabel

4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.4

a) Tingkat hipnosabilitas subjek masyarakat Jawa berdasarkan kedua

orang tua yang berasal dari suku Jawa dan salah satu asal suku Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

48

Tabel 4.1 Interpretasi hasil tes Hypnosabilitas masyarakat Jawa

berdasarkan identitas kejawaan.

Tingkat

Hypnosabilitas

Orang tua berasal

dari suku Jawa

Orang tua bukan

dari suku Jawa ∑ Rendah 0 0 0

Sedang 10 1 11

Tinggi 26 3 29

∑ 36 4 40

Berdasarkan tabel 4.1.terlihat bahwa:

Pada profil diatas terlihat bahwa kedua orang tua yang

berasal dari suku Jawa, sebanyak 26 orang memiliki tingkat

hypnosabilitas yang tinggi, lebih tinggi dari subjek yang salah satu

orang tuanya asal suku Jawa. Sementara itu dari kedua kriteria

tersebut, tidak ada anak yang memiliki hipnosabilitas yang rendah.

b) Tingkat hipnosabilitas masyarakat Jawa berdasarkan bahasa sehari

hari dirumah.

Tabel 4.2 Interpretasi hasil tes Hypnosabilitas masyarakat Jawa dilihat dari

bahasa sehari hari dirumah.

Tingkat

Hipnosabilitas

Bahasa

Jawa

Bukan Bahasa

Jawa ∑

Rendah 0 0 0

Sedang 8 9 17

Tinggi 17 14 31

∑ 25 23 48

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa:

Hasil yang diketahui dari subjek yang menggunakan bahasa

sehari-hari ialah bahasa Jawa terdapat 17 lebih besar dari jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

49

subjek yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa lain dalam

penggunaan bahasa sehari hari.

Data tersebut membuktikan bahwa masyarakat Jawa yang

menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari hari dirumah

lebih mudah untuk disugesti, dilihat dari banyakanya jumlah

subjek yang memiliki tingkat hypnosabilitas tinggi.Sifat positif

yang dimiliki masyarakat jawa membuat dirinya lebih mudah

percara dan menerima dirinya untuk di sugesti.

MenurutEndaswara (2013)sugestibilitas masyarakat jawa

dipengaruhi oleh cara berpikir unik yang dimiliki oleh

masyarakatnya. Dikatakan, sugesti adalah dorongan kuat jiwa,

hingga seseorang tidak merasa was-was bertindak apa saja.

Kondisi ini bukan ada begitu saja, tetapi menurutnya merupakan

hasil berpikir yang cermat. Dikatakan, sugesti akan memandu jiwa

untuk berbuat secara lebih mantap.Seni berpikir masyarakat Jawa

cukup indah. Ada tradisi berpikir masyarakat Jawa yang jarang

ditemukan pada masyarakat lain, yaitu seni berpikir positif.

Berpikir positif seperti ini sering dipahami secara keliru sebagai

sikap narima(menerima) yang fatalistik. Sikap narima bagi orang

Jawa berarti menggunakan seluruh kesadaran untuk mendasarkan

upayanya kepada kekuatan spiritual.Sehingga, bagi orang Jawa,

narimo adalah sebuah sikap optimistik.Dengan narimo orang jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

50

tetap mampu berpikir positif, karena berpikir positif adalah sinar

kejiwaan yang bersih.

c) Tingkat hipnosabilitas subjek penelitian berdasarkan bahasa pergaulan

sehari hari.

Tabel 4.3 Interpretasi hasil tes Hypnosabilitas subjek penelitian dilihat dari

bahasa pergaulan sehari hari.

Tingkat

Hypnosabilitas

Bahasa

Jawa

Bukan Bahasa

Jawa ∑

Rendah 0 0 0

Sedang 8 5 13

Tinggi 19 11 30

∑ 17 16 43

Berdasarkan tabel 4.3.terlihat bahwa:

Pada profil diatas tentang bahasa sehari-hari subjek yang

menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pergaulan sehari-hari

memiliki tingkat hypnosabilitas yang tinggi sebanyak 19lebih besar

dari subjek yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa lain.

Begitu pula dengan tingkat hypnosabilitas yang sedang, subjek

yang menggunakan bahasa Jawa dalam pergaulan sehari hari masih

lebih banyak.Data ini memperkuat bahwa identitas kejawaan

masyarakat dari kebiasaan menggunakan bahasa Jawa membuat

seseorang dikenal sebagai orang dari suku Jawa dan orang dari

suku Jawa tersebut mudah untuk disugesti.

Bahasa Jawa merupakan sebuah alat komunikasi yang

model pewarisan nilai-nilai budaya Jawa melalui media upacara

ritual berlangsung sesuai model Stimulus–Respon dimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

51

komunikasi dipandang sebagai suatu proses aksi – reaksi. Teori S–

R dari Charles Osgood mengasumsikan bahwa komunikasi

merupakan suatu proses aksi-reaksi dimana kata-kata verbal (lisan

dan tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar dan tindakan

tertentu akan merangsang orang untuk memberikan respon dengan

cara tertentu. Proses ini dapat bersifat timbal balik dan mempunyai

banyak efek. Setiap efek menurut Mulyana (2002:133) dapat

mengubah tindakan komunikasi berikutnya.

d) Tingkat hipnosabilitas subjek penelitian dilihat dari penguasaan bahasa

Jawa subjek.

Tabel 4.4 Interpretasi hasil tes Hypnosabilitas subjek penelitian berdasakan

penguasaan bahasa Jawa subjek.

Tingkat

Hypnosabilitas

Ngoko Krama Madya Krama Inggil ∑

Rendah 0 0 0 0

Sedang 11 1 2 14

Tinggi 24 5 1 30

∑ 35 6 3 44

Berdasarkan tabel 4.4.terlihat bahwa:

Pada profil diatas tentang Subyek yang menguasai bahasa

Jawa Ngoko memiliki hasil tingkat hypnosabilitas tinggi sebanyak

24 subjek dan tingkat hypnosabilitas yang sedang sebanyak 11.

Dibandingkan dengan subjek yang mengusai bahasa Jawa Ngoko,

subjek yang menguasai bahasa Jawa Krama Inggil dan Krama

Madya tidak lebih banyak, karena subjek yang terukur berjumlam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

52

dibawah 5 orang. Dan tidak ada subjek yang tingkat

hypnosabilitasnya rendah.Bahasa Jawa Ngoko, Krama Madya, dan

Krama Inggil juga termasuk kedalam kebudayaan masyarakat

jawa.Seseorang yang menggunakan ketiga bahasa tersebut dalam

kesehariannya, merupakan ciri khas dari masyarakat Jawa.

Seperti dijelaskan oleh Poedjasoedarma (1979:13), dirinya

membagi tingkat tutur dalam bahasa Jawa menjadi tiga jenis yaitu

Krama, Madya, dan Ngoko.Tingkat tutur krama mengandung kata-

kata tugas dari leksikon krama.Apabila kata-kata tugas dalam

kalimat sudah krama, maka ini berarti bahwa kata-kata lainnya

paling sedikit juga krama.Akan tetapi kalau kata-kata itu tidak

memiliki bentuk krama, maka bentuk ngokolah yang

dipakai.Tingkat tutur mudha krama mengandung leksikon dan

imbuhan krama mengandung pula kosakata krama inggil dan

krama andhap. Tingkat tutur kramantara tidak mengandung

bentuk-bentuk lain, keculi bentuk krama.Oleh karena itu besar

kaitannya antara penggunaan bahasa Jawa Ngoko, bahasa Jawa

Krama Madya, dan Krama Inggil dengan ciri masyarakat Jawa.

B. PembahasanHasil Penelitian

Willy Wong dan Andri Hakim (2009: 23) mengatakan dalam

dunia konveksional, salah satu praktik yang biasa dilakukan pada saat

Pre Induction adalah tes sugestivitas. Tes ini merupakan standar yang

harus dilakukan oleh setiap penghipnotis pada saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

53

hipnosis kepada orang yang "belum pernah" merasakan direct

hypnosis atau hipnosis langsung sebelumnya. Willy Wong dan Andri

Hakim mengatakan tes sugestivitas juga digunakan sebegai bentuk

latihan bagi subjek agar subjek benar-benar merasakan apa

sebenarnya makna hipnosis.Tes hipnosabilitas merupakan proses

paling awal dan sangat menetukan kesuksesan dari proses hipnosis

selanjutnya.Teori tersebut digunakan untuk memperkuat penelitian

yang dilakukan oleh peneliti sebagai acuan dalam menentukan

penilainan.Berdasarkan data hasil penelitian, dari total 40 subjek

sebanyak 36 subjek menyatakan bahwa kedua orang tuanya asli suku

Jawa. Dari 36 subjek tersebut 26 subjek terukur memiliki tingkat

hypnosabilitas tinggi.sedangkan 10 subjek lainnya terukur memiliki

tingkat hypnosabilitas sedang/moderat. Sementara itu, 4 subjek

menyatakan bahwa salah satu orang tuanya bukan asli suku Jawa,

terdapat 3 orang yang terukur memiliki tingkat hypnosabilitas tinggi

dan 1 orang terukur memiliki tingkat hypnosabilitas sedang.

Berdasarkan data hasil penelitian, dari total 40 subjek sebanyak 25

subjek menyatakan bahwa bahasa sehari-hari yang digunakan adalah

bahasa Jawa.Dari 25 subjek tersebut 15 subjek terukur memiliki

tingkat hypnosabilitas tinggi, sedangkan 8 subjek lainnya terukur

memiliki tingkat hypnosabilitas sedang. Lalu yang menyatakan

bahasa sehari hari menggunakan bahasa Indonesia terdapat 17 orang.

Dari 17 orang tersebut terdapat 12 orang yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

54

hypnosabilitas tinggi dan 8 subjek memiliki hypnosablitas sedang.

Sementara itu, 3 subjek menyatakan bahwa bahasa sehari-hari yang

digunakan ialah bahasa lain, terdapat 2 orang yang terukur memiliki

tingkat hypnosabilitas tinggi dan 1 orang terukur memiliki tingkat

hypnosabilitas sedang.

Berdasarkan data hasil penelitian, dari total 40 subjek sebanyak 27

subjek menyatakan bahwa bahasa pergaulan sehari-hari menggunakan

bahasa Jawa.Dari 27 subjek tersebut 19 subjek terukur memiliki

tingkat hypnosabilitas tinggi dan 8 subjek lainnya terukur memiliki

tingkat hypnosabilitas sedang. Lalu yang menyatakan bahasa

pergaulan sehari hari menggunakan bahasa Indonesia terdapat 15

orang. Dari 15 orang tersebut terdapat 11 orang yang memiliki

hypnosabilitas tinggi, dan 4 subjek memiliki hypnosablitas sedang. 1

orang dari 40 subjek menyatakan bahwa dirinya menggunakan bahasa

lain dalam pergaulan, tergolong kedalam tingkat hipnosabilitas

sedang.

Berdasarkan data hasil penelitian, dari total 40 subjek sebanyak 35

subjek menyatakan menguasai bahasa Jawa Ngoko.Dari 35 subjek

tersebut 24 subjek terukur memiliki tingkat hypnosabilitas tinggi dan

11 subjek lainnya terukur memiliki tingkat hypnosabilitas sedang.Lalu

yang menyatakan menguasai bahasa Krama Inggil terdapat 6 orang.

Dari 6 orang tersebut terdapat 5 orang yang memiliki hypnosabilitas

tinggi, dan 1 subjek memiliki hypnosablitas sedang.Sedangkan subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

55

yang menyatakan menguasi bahasa Krama Madya terdapat 3 orang,

dari 3 subjek tersebut, 1 orang memiliki hypnosabilitas tinggi dan 2

orang memiliki sugestibilitas sedang.

Subjek yang tergolong memiliki tingkat Hypnosabilitas tinggi

dilihat dari gerbang pikiran bawah sadarnya yang relatif mudah untuk

dibuka dengan menggunakan teknik sederhana yaitu dengan teknik tes

Arm Rising, Arm Falling, dan Eyelid Fixation.Sedangkan subjek yang

tergolong memiliki tingkat hypnosabilitas sedang/moderat dilihat dari

gerbang pikiran bawah sadarnya yang relatif sulit dibuka

menggunakan ketiga tes tersebut.Indikasinya ialah ketika menjalani

rangkaian tes, subjek relatif sulit mengikuti perintah yang diberikan

sehingga subjek tidak mudah untuk masuk kedalam kondisi hipnosis.

Hal ini sesuai dengan teori Toni Setiawan (2009: 106) bahwa bagi

seseorang yang memenuhi tiga persyaratan utama untuk menerima

proses hypnosis, tidak secara otomatis akan membuat pelaku hipnotis

dapat pelakukan proses hipnosis dengan mudah terhadap subjek

tersebut. Mudah tidaknya seseorang untuk masuk ke0dalam kondisi

hipnosis tergantung dari apa yang disebut dengan tingkat sugestivitas

atau tingkat hypnosabilitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

56

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan ini diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat hypnosabilitas yang diambil

dari 40 responden yang dilakukan pada masyarakat Jawa di Universitas

Sanata Dharna rata-rata memilki hypnosabilitas yang tinggi diatas 25

orang. Sedangkan subjek yang memiliki sugestibilitas memiliki hasil nihil.

Subjek yang masuk dalam kategori hypnosabilitas tinggi

mengindikasikan bahwa subjek tersebut dengan mudah dapat disugesti,

dilihat dari gerbang pikiran bawah sadarnya yang relative mudah untuk

dibuka dengan menggunakan teknik sederhana yaitu dengan teknik tes

Arm Rising, Arm Falling, dan Eyelid Fixation. Sedangkan subjek yang

tergolong memiliki tingkat hypnosabilitas sedang/moderat dilihat dari

gerbang pikiran bawah sadarnya yang relatif sulit dibuka menggunakan

ketiga tes tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek relatif sulit

untuk diberikan sugesti.

B. Keterbatasan

1. Terdapat beberapa kekurangan pada pengukuran angket dalam hal

validitas dan reliabilitas.

2. Penilitian ini sebagai penelitian awal sehingga dapat lebih

dikembangkan.

3. Minimnya teori yang peneliti gunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

57

4. Minimnya subjek membuat penelitian ini sulit diukur dengan skala.

C. Saran

1. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling

Prodi BK diharapkan dapat terus mengembangkan program

hypnocounseling sehingga dapat berguna untuk menambah

kompetensi yang dimiliki calon Guru BK dari lulusan program studi

Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. BagiPeneliti lain

a. Penelitian ini dapat lebih dikembangkan lagi menjadi lebih luas,

karena peneliti merasa penelitian ini adalah langkah awal dalam

penelitian mengenai Hypnocounseling dalam prodi Bimbingan.

Sehingga peneliti masih merasa banyak kekurangan.

b. Peneliti lain diharapkan dapat menggembangkan penelitian ini

dengan memperkaya teori-teori lain yang belum ada dalam

penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

58

DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald. Jacobs, LC. Razavieh, A (terjemahan oleh Furchan). (2007). Penelitian

dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifudin. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Endaswara, Suwardi. (2013). Ilmu Jiwa Jawa, Jakarta. Narasi

Furchan, A. (2007). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Suseno, Franz Magniz. (1996). Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafat tentang

Kebijaksanaan Hidup Jawa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gunawan, Adi, 2005. Hypnosis The Art of Subconcious Communication. Jakarta:

Gramedia

Herusatoto, Budiono. (1987). Simbolis mendalam Budaya Jawa. Yogyakarta:

Hanindita.

https://www.bps.go.id/KegiatanLain/view/id/127 hari Sabtu 21 Januari 2017

pukul 20.14 WIB

http://pusakapusaka.com/budaya-suku-jawa-indonesia-yang-sangat-beragam.html/

hari Rabu 15 Februari 2017 pukul 01.45

Koentjaraningrat. (1996). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

59

Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Mulyana, Deddy. (2002). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Poedjasoedarma, Soepomo, dkk. (1979).Tingkat Tutur Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Sarwono, R. Budi. (2011). Hypnocounseling: Merangkai Kembali Sayap-Sayap

Patah Pendidikan Kita. Yogyakarta: Kanisius.

Setiawan, Toni. (2009). Hipnotis dan Hypnoterapi. Yogyakarta: Garasi

Sugiono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumardi Suryabrata. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Wong, Willy; Hakim, Andri. (2009). Dahsyatnya Hypnosis. Jakarta: Visi Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

60

LAMPIRAN 1 TABULASI DATA SUBJEK DAN HASIL TES HYPNOSABILITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

61

No Nama Responden

Hasil Tes Hipnosabilitas

Arm Rising Arm Falling Eyelid

Fixation

1. Gabriela Yullian H. Sedang Tinggi Tinggi

2. Dinda Tiara Putri Rosadi Sedang Tinggi Tinggi

3. Lorica Rezkyananda Sila Sedang Tinggi Tinggi

4. Maria Valentina H. Sedang Sedang Tinggi

5. Maria Heni A. Tinggi Sedang Sedang

6. Fajar Ahmad Dwi P. Sedang Tinggi Tinggi

7. Kurnia Ruth Primantami Tinggi Tinggi Tinggi

8. Thomas Govanis Sedang Sedang Tinggi

9. Vitalis Herjayanto

Nugroho Tinggi

Sedang Sedang

10. Yogo Tri Rahayu Ningrum Tinggi Tinggi Tinggi

11. Trinita Anjasuma Tinggi Sedang Tinggi

12. Valentina Vicky Verawati Tinggi Tinggi Tinggi

13. Novina Dewi S. Sedang Tinggi Tinggi

14. Yian Areta Faria Tinggi Tinggi Tinggi

15. Bimo Catur K. Sedang Sedang Tinggi

16. Danang Prasetyo Tinggi Tinggi Tinggi

17. Kristyanto Adi Tinggi Tinggi Tinggi

18. Hinggil Mutviana Sedang Sedang Sedang

19. Kezia Ariani Tanudidjoyo Tinggi Sedang Tinggi

20. Monica Puji Astuti Tinggi Tinggi Tinggi

21. Priskila Caroline Indarto Tinggi Tinggi Tinggi

22. Agustin Andhika Putri Tinggi Tinggi Tinggi

23. Jussi Aram Bunga Melati Tinggi Tinggi Sedang

24. Priska Yekti Mitayani Tinggi Tinggi Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

62

25. Yulinda Kurniawati Tinggi Sedang Tinggi

26. Yohanes Baptista Damar

Wicaksono Sedang

Tinggi sedang

27. Robertus Adrian Wijaya Tinggi Tinggi Tinggi

28. Septian Dwi Patriadi Tinggi Tinggi Sedang

29. Aloysia Arghia

Prastiyaningtyas Sedang

Sedang Tinggi

30. Tiberia Dian A. H. Tinggi Tinggi Tinggi

31. Andreas Purbo A. P. Sedang Sedang Tinggi

32. Hastin Claverina Sedang Sedang Tinggi

33. Maria Immaculata V. A. S. Tinggi Sedang Tinggi

34. Elisabeth Lentera Ayu Dea Tinggi Tinggi Tinggi

35. Dorothea Live Nawangsih Tinggi Tinggi Tinggi

36. Vincentius Raditya

Bagaskara Sedang

Tinggi Tinggi

37. Anggara Yoseph A. Sedang Sedang Tinggi

38. Sarifatul Nuraini Tinggi Tinggi Tinggi

39. C. B. Eko Indah Sasongko Tinggi Tinggi Tinggi

40. Theresia Lerina L. Tinggi Tinggi Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

63

LAMPIRAN 2

QUESTIONER PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

64

QUESTIONER PENELITIAN Peneliti: Yohanes Paulus Pius Patty M.

Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

=====================================================================

Pengantar:

Terima kasih telah berkenan terlibat dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah

untuk menciptakan indeks hipnosabilitas masyarakat dari suku jawa.

Isilah form di bawah ini sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Merujuk pada kode

etik penelitian, seluruh isi dari form yang telah Saudara/i isi akan dijaga dan dijamin

kerahasiaannya oleh peliti.

Salam Hormat

Yohanes Paulus Pius P.M.

=====================================================================

Bagian 1: Identitas Responden

Nama : ____________________________________________________

Tempat/Tanggal lahir : ____________________________________________________

Jenis Kelamin : ____________________________________________________

Alamat Asal : ____________________________________________________

____________________________________________________

Alamat Kost : ____________________________________________________

____________________________________________________

No. Telepon : ____________________________________________________

Email : ____________________________________________________

Agama : ____________________________________________________

Suku : ____________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

65

Bagian 2: Ke-Jawaan

1. Orang tua saya Dua-duanya asli suku jawa

Salah satu bukan asli suku Jawa

2. Bahasa sehari hari dirumah Bahasa Jawa Bahasa Indonesia

Bahasa Lain

3. Bahasa pergaulan sehari hari Bahasa Jawa Bahasa indonesia

Bahasa Lain

4. Penguasaan Bahasa Jawa Ngoko Krama Madya

Krama Inggil

5. Ketertarikanku dengan kebudayaan jawa Sangat terikat

Cukup terikat

Tidak terikat

6. Pengetahuan saya tentang etika Jawa Sangat paham

Cukup paham

Tidak paham

7. Pengaruh etika jawa terhadap perilaku saya Sangat berpengaruh

Cukup berpengaruh

Tidak berpengaruh

8. Sebagai orang jawa saya memiliki sifat dasar Tidak ingin menonjol

Tidak suka ribut

Tidak sombong

Tidak jahat pada orang

Tidak egois

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

66

Bagian 3: Saya, Keluarga dan Masyarakat sekitar saya

1. Saya anak dari bersaudara

2. Urutan kelahiran berdasarkan jenis kelamin dalam keluarga saya adalah sebagai

berikut.. (isilah dengan Pa atau Pi)

3. Secara umum dapat saya simpulkan: saya didik oleh orang tua saya dengan cara

Sangat keras Biasa saja Lemah Lembut

4. Inilah gambaran komunikasi orang tua kepada saya

Saya selalu memahami apa yang dikomunikasikan orang tua

Saya sering tidak paham apa yang dikomunikasikan orang tua

Kebanyakan saya tidak memahami komunikasi orang tua

5. Saya lebih dekat dengan

Ibu Bapak

6. Secara umum keluarga saya bisa dikategorikan sebagai

Keluarga terpelajar Keluarga tradisional

7. Menurut saya, kondisi ekonomi saya bisa dikategorikan

Keluarga menengah - keatas

Keluarga menengah - kebawah

8. Ekspresi diri dalam keluarga

Saya bebas mengungkapkan isi hati di tengah keluarga

Saya kurang bebas mengungkapkan isi hati di tengah keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

67

9. Keluarga kami tinggal di

Kota besar Kota kecil (kecamatan)

Desa

10. Akses informasi di tempat tinggal kami, bisa dikategorikan

Baik Sedang Kurang

Bagian 4: Dinamika Psikologis

1. Saya sering merasa cemas dan khawatir

Ya Tidak

2. Saya sering merasa takut dan was-was

Ya Tidak

3. Saya mudah percaya pada semua orang

Ya Tidak

4. Semua orang itu baik

Setuju Tidak setuju

5. Saya selalu mempertanyakan hal-hal yang menurut saya tidak benar

Setuju Tidak setuju

6. Emosi saya sering tidak terkendali

Setuju Tidak setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

68

Bagian 5: Profil Kognisi

1. Secara umum saya mendapatkan berprestasi akademik yang memuaskan

Ya Tidak

2. Saya kuat dibidang logika

Ya Tidak

3. Saya suka matematika

Ya Tidak

4. Saya tidak suka berdebat mempertahankan pendapat

Setuju Tidak setuju

5. Saya adalah seorang konseptor atau perencana yang baik

Setuju Tidak setuju

6. Saya membutuhkan bukti sampai saya percaya

Setuju Tidak setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

69

LAMPIRAN 3

Instrumen Tes Hipnosabilitas menurut R. Budi Sarwono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

70

Instrumen Tes hipnosabilitas menurut R. Budi Sarwono

Level 1: ARM RISING (Tangan Terangkat)

Sekarang saya perintahkan kepada anda untuk menjulurkan tangan kanan anda

lurus kedepan, posisi mengepal dengan ibu jari diacungkan keatas, seperti

ketika anda sedang memuji orang lain dengan jempol tangan kanan anda.

Tutup mata perlahan-lahan, dan tariklah nafas dalam-dalam, kemudian

hembuskan.... sekarang... kembangkan layar imajinasi anda, ikuti apa saja yang

saya sugestikan ke pikiran anda, dan lakukan semua perintah dengan mata

terpejam...

sekarang saya akan menalikan jempol kanan anda menggunakan seutas

benang. Ujung benang yang saya hubungkan dengan balon udara yang

berjumlah seratus buah berwarna merah, bayangkan warna-warna balonnya,

nampak nyata dalam pikiran anda. Dan rasakan, tangan anda semakin lama

semakin ringan karena ditarik ke atas oleh balon-balon berwarna merah itu.

Bagus..... dalam beberapa detik nanti, saya akan menambahkan lagi 50 balon

berwarna biru, sehingga akan menambah kuat tarikan balon terhadap tangan

anda. Ya, saya menambah 50 balon biru sekarang rasakan, tangan anda ditarik

semakin kuat oleh 150 balon sekaligus. Bayangkan kumpulan balon itu

sekarang tertiup angin ke kanan dan ke kiri. Sehingga tangan anda pun ditarik

ke kanan dan ke kiri. Sekarang, saya menambahkan lagi 50 balon berwarna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

71

kuning, sehingga jumlah balon menjadi 200 buah balon. Rasakan balon-balon

itu menarik anda semakin kuat daripada sebelumnya.

Level 2: ARM FALLING (Tangan Jatuh)

Bayangkan dalam pikiran anda, saat ini saya meletakan sebuah buku telepon

seberat dua kilogram diatas tangan kiri anda. Rasakan, buku telepon itu mulai

membebani tangan kiri anda, sehingga tangan kiri anda semakin berat dan

semakin terbebani... sekarang, saya menambah lagi dua buku telepon di atas

tangan kiri anda, sehingga sekarang beratnya mejadi enam kilogram, rasakan,

tangan kiri anda semakin berat, lebih berat daripada sebelumnya. Anda

membutuhkan lebih banyak tenaga untuk menopang tiga buah buku telepon.

Rasakan bahwa tangan anda perlahan-lahan capek dan turun sedikit demi

sedikit. Saat ini, di tangan saya ada lima buah buku telepon yang akan saya

letakan sekaligus di tangan kiri anda. Rasakan, tangan kiri anda benar-benar

kepayahan menopang beban 16 kilogram. (Katakan sambil sedikit menekan

telapak tangan subjek ke bawah)

Level 3: EYELID FIXATION(mata lengket)

Sekarang tutup mata anda. Hirup napas dalam-dalam.. dan hembuskan.

Rasakan disetiap tarikan napas anda, terasa sekali oksigen masuk ke tubuh

anda dan terkonsentrasi ke kedua mata anda. Terus rasakan... mata anda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

72

semakin berat dan semakin rekat. setiap tarikan napas anda membuat mata

anda semakin menempel, melekat satu sama lain.. semakin kuat..

Sekarang bukalah layar imajinasi anda.. bayangkan.. saya membawa sebuah

lem berbentuk pasta.. dalam imajinasi anda, lem yang saya bawa ini berwarna

putih dan tembuh pandang.. anda bisa membayangkan sendiri merknya.

Tetapi.. yakinilah bahwa lem ini adalah lem terbaik dan terlengket yang pernah

ada di atas bumi ini. Sebentar lagi.. saya akan mengoleskan lem ini di kelopak

mata anda. Rasakan.. lem ini membuat kedua kelopak mata anda merekat satu

sama lain... kuat sekali.. sampai-sampai anda kewalahan membukanya. Dan..

sebentar lagi lem akan tertiup angin.. sehingga kian lama kian kering dan

semakin lengket.

Semakin kuat anda mencoba membukanya.. semakin kuat pula lem itu

menutup mata anda. Semakin dicoba untuk dibuka.. semakin rekat.. semakin

dicoba buka semakin lengket.. bagus....

Bagus sekali, sekarang anda telah merasakan betapa hebatnya anda, karena

kelopak mata andapun tunduk pada perintah anda.. Sekarang perintahkan

kembali kepada kelopak mata anda untuk normal. Mata anda normal sekarang!

Dan anda dapat membuka mata anda seperti biasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

73

LAMPIRAN 4 Daftar Responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

74

NO Nama Responden

Tinggi Sedang Rendah

BL TL MN BL TL MN BL TL MN

1. Gabriela Yullian H. √ √ √

2. Dinda Tiara Putri Rosadi √ √ √

3. Lorica Rezkyananda Sila √ √ √

4. Maria Valentina H. √ √ √

5. Maria Heni A. √ √ √

6. Fajar Ahmad Dwi P. √ √ √

7. Kurnia Ruth Primantami √ √ √

8. Thomas Govanis √ √ √

9. Vitalis Herjayanto Nugroho √ √ √

10. Yogo Tri Rahayu Ningrum √ √ √

11. Trinita Anjasuma √ √ √

12. Valentina Vicky Verawati √ √ √

13. Novina Dewi S. √ √ √

14. Yian Areta Faria √ √ √

15. Bimo Catur K. √ √ √

16. Danang Prasetyo √ √ √

17. Kristyanto Adi √ √ √

18. Hinggil Mutviana √ √ √

19. Kezia Ariani Tanudidjoyo √ √ √

20. Monica Puji Astuti √ √ √

21. Priskila Caroline Indarto √ √ √

22. Agustin Andhika Putri √ √ √

23. Jussi Aram Bunga Melati √ √ √

24. Priska Yekti Mitayani √ √ √

25. Yulinda Kurniawati √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

75

26. Yohanes Baptista Damar

Wicaksono √ √ √

27. Robertus Adrian Wijaya √ √ √

28. Septian Dwi Patriadi √ √ √

29. Aloysia Arghia

Prastiyaningtyas √ √ √

30. Tiberia Dian A. H. √ √ √

31. Andreas Purbo A. P. √ √ √

32. Hastin Claverina √ √ √

33. Maria Immaculata V. A. S. √ √ √

34. Elisabeth Lentera Ayu Dea √ √ √

35. Dorothea Live Nawangsih √ √ √

36. Vincentius Raditya Bagaskara √ √ √

37. Anggara Yoseph A. √ √ √

38. Sarifatul Nuraini √ √ √

39. C. B. Eko Indah Sasongko √ √ √

40. Theresia Lerina L. √ √ √

Total 25 25 34 15 15 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

76

LAMPIRAN 5

Data Suku Responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

77

No Nama Responden Jenis Kelamin SUKU

1. Gabriela Yullian H. Perempuan Jawa

2. Dinda Tiara Putri Rosadi Perempuan Jawa

3. Lorica Rezkyananda Sila Perempuan Jawa

4. Maria Valentina H. Perempuan Jawa

5. Maria Heni A. Perempuan Jawa

6. Fajar Ahmad Dwi P. Laki-laki Jawa

7. Kurnia Ruth Primantami Perempuan Jawa

8. Thomas Govanis Laki-laki Jawa

9. Vitalis Herjayanto Nugroho Laki-laki Jawa

10. Yogo Tri Rahayu Ningrum Perempuan Jawa

11. Trinita Anjasuma Perempuan Jawa

12. Valentina Vicky Verawati Perempuan Jawa

13. Novina Dewi S. Perempuan Jawa

14. Yian Areta Faria Perempuan Jawa

15. Bimo Catur K. Laki-laki Jawa

16. Danang Prasetyo Laki-laki Jawa

17. Kristyanto Adi Laki-laki Jawa

18. Hinggil Mutviana Perempuan Jawa

19. Kezia Ariani Tanudidjoyo Perempuan Jawa

20. Monica Puji Astuti Perempuan Jawa

21. Priskila Caroline Indarto Perempuan Jawa

22. Agustin Andhika Putri Perempuan Jawa

23. Jussi Aram Bunga Melati Perempuan Jawa

24. Priska Yekti Mitayani Perempuan Jawa

25. Yulinda Kurniawati Perempuan Jawa

26. Yohanes Baptista Damar

Wicaksono

Laki-laki Jawa

27. Robertus Adrian Wijaya Laki-laki Jawa

28. Septian Dwi Patriadi Laki-laki Jawa

29. Aloysia Arghia

Prastiyaningtyas

Perempuan Jawa

30. Tiberia Dian A. H. Perempuan Jawa

31. Andreas Purbo A. P. Laki-laki Jawa

32. Hastin Claverina Perempuan Jawa

33. Maria Immaculata V. A. S. Perempuan Jawa

34. Elisabeth Lentera Ayu Dea Perempuan Jawa

35. Dorothea Live Nawangsih Perempuan Jawa

36. Vincentius Raditya Bagaskara Laki-laki Jawa

37. Anggara Yoseph A. Laki-laki Jawa

38. Sarifatul Nuraini Perempuan Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: DESKRIPSI HIPNOSABILITAS MASYARAKAT JAWA (Studi ... · bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Atas dasar tersebut sensus atau survey dilakukan dengan membuat pertanyaan

78

40. C. B. Eko Indah Sasongko Laki-laki Jawa

41. Theresia Lerina L. Perempuan Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI