Upload
others
View
27
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DESAIN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH (TPS) 3R
(REDUCE, REUSE, RECYCLE)
DI KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar- Raniry Banda Aceh
Sebagai Bahan Studi Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Teknik
Lingkungan
Diajukan Oleh:
SHAFIRA NURABDILLAH
NIM. 150702024
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
Progran Studi Teknik Lingkungan
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2020 M / 1442 H
i
LEMBAR PERSETUJUAN
DESAIN TEMPAT PENGELOLAAN SAMPAH (TPS) 3R
(REDUCE, REUSE, RECYLE) DI KECAMTAN SYIAH KUALA
KOTA BANDA ACEH
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
Sebagai Beban Studi Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Teknik Lingkungan
Oleh:
SHAFIRA NURABDILLAH
NIM. 150702024
Mahasiswa Fakultas Sains danTeknologi
Program Studi Teknik Lingkungan
Disetujui oleh:
Pembimbing I,
(Yeggi Darnas, S.T., M.T.)
NIDN. 2020067905
Pembimbing II,
(Arief Rahman, ST., M. T.)
NIDN. 2010038901
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh
(Dr. Eng. Nur Aida, M.Si.)
NIDN. 2016067801
ii
DESAIN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH (TPS) 3R
(REDUCE, REUSE, RECYLE)
DI KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH
TUGAS AKHIR
Telah diuji oleh Panitia Ujian Munaqasyah Tugas Akhir
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry dan dinyatakan Lulus
Serta diterima sebagai Salah Satu Beban Studi Program Sarjana (S-1)
Dalam Ilmu Teknik Lingkungan
Pada Hari/Tanggal : Senin, 24 Agustus 2020
5 Muharram 1442 H
Panitia Ujian Munaqasyah Tugas Akhir
Ketua, Sekretaris,
Yeggi Darnas, S.T., M.T Arief Rahman, S.T., M.T
NIDN. 2020067905 NIDN. 2010038901
Penguji I, Penguji II,
Dr. Muhammad Nizar, M.T Adian Aristia Anas, S.T., M.T
NIDN. 0122057502 NIDN. 2022100701
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
Dr. Azhar Amsal, M,Pd
NIDN. 2001066802
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Shafira Nurabdillah
NIM 150702024
Program Studi : Teknik Lingkungan
Fakultas : Sains dan Teknologi
Judul Tugas Akhir : Desain Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) di Kecamatan Syiah Kuala
Kota Banda Aceh
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan tugas akhir ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan;
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain;
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya;
4. Tidak memanipulasi dan memalsukan data;
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini.
Bila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan dan ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Banda Aceh, 24 Agustus 2020
Yang Menyatakan
Shafira Nurabdillah
iv
ABSTRAK
Nama : Shafira Nurabdillah
NIM : 150702024
Judul : Desain Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) di Kecamatan Syiah Kuala
Kota Banda Aceh
Tanggal sidang : 2 Spetember 2020
Tebal Skripsi : 74 halaman
Pembimbing I : Yeggi Darnas, S.T., M.T
Pembimbing II : Arief Rahman, S.T., M.T
Kata Kunci : Komposisi sampah, Kota Banda Aceh, Timbulan sampah,
TPS3R.
Kota Banda Aceh terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan, yang memilki 3 (tiga) zona
penanganan prioritas persampahan yaitu merah, hijau dan biru. Zona biru
diperuntukkan untuk daerah tingkat kepadatan penduduk yang relatif rendah, zona
hijau diperuntukkan untuk kawasan pertumbuhan ekonomi baru dan zona merah
diperuntukkan untuk kawasan pusat kota yang dimana pada zona ini tingkat
kepadatan penduduknya tinggi. Kecamatan Syiah Kuala, salah satu termasuk ke
dalam zona merah. Pada zona ini tingkat kepadatan penduduknya tinggi, sehingga
berpengaruh terhadap peningkatan volume timbulan sampah. Penelitian ini
bertujuan menentukan timbulan sampah dan pengelolaan sampah yang tepat untuk
diterapkan di Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R)
Kecamatan Syiah Kuala. Sampling timbulan sampah domestik berdasarkan SNI
19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan
dan Komposisi Sampah.Sampling sampah dilakukan selama delapan hari berturut-
turut berdasarkan jenis pendapatan perkapita (High Income, Medium Income dan
Low Income). Hasil penelitian ini didapatkan volume timbulan sampah yang
dihasilkan di Kecamatan Syiah Kuala adalah sebesar 1,99 liter/orang/hari. dengan
komposisi sampah organik 55,5 % dan Anorganik 39,3 % dan residu sebesar
4,83%. Pengelolaan sampah yang diterapkan di TPS3R adalah sampah anorganik
dipilah, sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sampah plastik diolah
menjadi biji plastik, dan residu sampah akan diangkut ke Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA).
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberi kesehatan dan kemudahan kepada penulis. Dengan pertolongan dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Desain
Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Di
Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh”. Tugas Akhir ini disusun sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T) di Prodi Teknik
Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Banda Aceh. Selama persiapan dan penyelesaian Tugas Akhir ini penulis telah
banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang tua yang telah memberikan dukungan serta mendoakan dan
mencurahkan kasih sayangnya tanpa batas hingga saya dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
2. Ibu Dr. Eng. Nur Aida M.Si. selaku Ketua Prodi Teknik Lingkungan
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda
Aceh.
3. Ibu Yeggi Darnas, S.T., M.T., selaku Sekretaris Program Studi Teknik
lingkungan, koordinator Tugas Akhir, dan dosen Pembimbing I yang telah
memberikan kesediaan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan saya dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
4. Bapak Arief Rahman, S.T., M.T selaku Pembimbing II yang telah
memberikan kesediaan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan saya dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
5. Semua dosen dan tenaga kependidikan pada prodi Teknik Lingkungan yang
telah memberikan tenaga dan pikirannya untuk mengajarkan saya dan
membimbing saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
vii
6. Teman-teman seperbimbingan tugas akhir dan seperjuangan di Teknik
Lingkungan Angkatan 2015 dan terkhusus sahabat baik saya Ayu Annisa,
Aji Dermawan, Maula Audina, Muhammad Mefan Juansah, Muhammad
Aufa S, Ridha Yaza Saputri, Syarifah Qatrunnada, Yeggi Ariftah K, dan
Yuscha Miranda terimakasih atas dukungan dan semangat kalian serta yang
telah membantu saya dalam proses pelaksanaan penulisan tugas akhir ini.
7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan Tugas Akhir
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu, Sahabat Genk Monyet, Mabok
Liburan, Shafira Veteran of PHP, BFF, dan Krucil yang telah selalu setia
menerima keluh kesah penulis dan selalu member semangat penih cinta dan
kasih sayang terhadap penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis
harapkan untuk lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan dari semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak.
Banda Aceh, 24 Agustus 2020
Penulis,
Shafira Nurabdillah
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ......................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL............................................................................................. xii
BAB I ................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Tugas Akhir ................................................................................. 3
1.4 Manfaat Tugas Akhir ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
2.1 Sumber Sampah ....................................................................................... 5
2.2 Klasifikasi Sampah .................................................................................. 5
2.3 Komposisi Sampah .................................................................................. 7
2.4 Timbulan Sampah .................................................................................... 7
2.5 Pengolahan Sampah ................................................................................. 14
2.5.1 Sampah Organik .......................................................................... 15
2.5.2 Sampah Anorganik ...................................................................... 16
2.6 Pengelolaan Sampah ................................................................................ 16
2.6.1 Aspek Teknis Operasional .......................................................... 18
2.7 Tempat Pengolahan Sampah 3R .............................................................. 25
2.7.1 Kriteria Teknis Perencanaan TPS 3R .......................................... 26
2.7.2 Kriteria Pemilihan Lokasi TPS 3R .............................................. 26
2.7.3 Karakteristik TPS 3R .................................................................. 27
2.8 Pertambahan Jumlah Penduduk ............................................................... 28
ix
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN ............................................... 31
3.1 Waktu dan Tempat Lokasi Perencanaan.................................................. 31
3.1.1 Waktu .......................................................................................... 31
3.1.2 Tempat......................................................................................... 31
3.2 Alur Penelitian ......................................................................................... 32
3.3 Studi Literatur .......................................................................................... 34
3.4 Pengumpulan Data ................................................................................... 34
3.4.1 Data Primer ................................................................................. 34
3.4.2 Data Sekunder ............................................................................. 34
3.5 Pengolahan Data ...................................................................................... 34
2.6 Spesifikasi Teknis Perencanaan TPS 3R ................................................. 35
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN ................. 36
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Syiah Kuala ............................................. 36
4.1.1 Letak Geografis ........................................................................... 36
4.1.2 Demografi ................................................................................... 36
4.2 Peta Lokasi Perencanaan TPS 3R ............................................................ 37
4.3 Sosial ....................................................................................................... 38
4.3.1 Sarana Pendidikan ....................................................................... 38
4.3.2 Sarana Kesehatan ........................................................................ 39
4.4 Kondisi Sanitasi (Persampahan) .............................................................. 39
4.5 Kondisi Eksisting Sampah ....................................................................... 40
4.5.1 Aspek Teknis Operasional .......................................................... 40
BAB V PERHITUNGAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI ....................... 42
5.1 Timbulan Sampah Kecamatan Syiah Kuala ............................................ 42
5.1.1 Timbulan sampah High Income .................................................. 42
5.1.2 Timbulan Sampah Medium Income ............................................ 44
5.1.3 Timbulan Sampah Low Income ................................................... 47
5.2 Proyeksi timbulan sampah kecamatan Syiah Kuala ................................ 49
5.4 Nilai Recorvery Factor ............................................................................ 52
BAB VI PERENCANAAN TPS 3R ............................................................... 55
6.1 Perencanaan Teknis Operasional Pengelolaan Sampah di Kecamatan
Syiah Kuala ............................................................................................. 55
x
6.1.1 Sistem Pewadahan ....................................................................... 55
6.1.2 Sistem Pengumpulan ................................................................... 56
6.1.3 Sistem Pengolahan Sampah ........................................................ 56
6.1.4 Sistem Pengangkutan .................................................................. 56
6.2 Loading Rate ............................................................................................ 56
6.3 Perhitungan Perencanaan TPS 3R ........................................................... 57
6.3.1 Ruang Pengolahan Sampah Organik ........................................... 57
6.3.2 Ruang Pengolahan Sampah Plastik ............................................. 62
6.3.3 Pengolahan Sampah Anorganik .................................................. 64
6.3.5 Kantor .......................................................................................... 66
6.3.6 Pos Jaga ....................................................................................... 67
6.3.7 Parkiran ....................................................................................... 67
6.3.8 Kamar Mandi .............................................................................. 67
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 69
7.1 Kesimpulan
..................................................................................................... 72
Lampiran 1 ...................................................................................................... 75
Lampiran 2 ...................................................................................................... 75
Lampiran 3 ...................................................................................................... 77
.............................................................................................. 69
7.2 Saran ...................................................................................................... 69
DAFTAR KEPUSTAKAAN .......................................................................... 70
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta Pengembangan Prioritas Persampahan ................................ 2
Gambar 1. 2 TPS Kawasan Kecamatan Syiah Kuala ....................................... 3
Gambar 2. 1 Skema Teknis Operasional Pengelolaan Sampah ........................ 19
Gambar 3. 1 Lokasi Perencanaan TPS3R ........................................................ 31
Gambar 3. 2 Tahapan Tugas Akhir ................................................................. 33
Gambar 4. 1 Lokasi perencana TPS3R di kecamatan Syiah Kuala ................. 38
Gambar 4. 2 Pewadahan sampah dari sumber ................................................ 41
Gambar 5. 1 Timbulan sampah High Income berdasarkan satuan berat .......... 43
Gambar 5. 2 Data timbulan sampah High Income berdasarkan satuan
Volume ........................................................................................ 44
Gambar 5. 3 Data timbulan sampah Medium Income berdasarkan berat ......... 45
Gambar 5. 4 Grafik timbulan sampah Medium Income berdasarkan Volume .. 46
Gambar 5. 5 Grafik timbulan sampah Low Income berdasarkan satuan
berat ............................................................................................. 47
Gambar 5. 6 Grafik Timbulan sampah Low Income berdasarkan volume ....... 48
Gambar 5. 7 Persentase komposisi sampah organik yang mudah
membusuk .................................................................................... 51
Gambar 5. 8 Persentase Komposisi Sampah Organik sukar membusuk ......... 52
Gambar 5. 9 Persentasi Komposisi timbulan sampah tidak mudah
membusuk ................................................................................... 52
Gambar 5. 10 Neraca Massa Sampah di TPS3R .................................................. 54
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Besar Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber ............... 8
Tabel 2. 2 Klasifikasi Timbulan Sampah Kota ................................................... 9
Tabel 2. 3 Contoh jumlah jiwa dan KK ............................................................. 11
Tabel 2. 4 Contoh Jumlah Timbulan Sampah Non Perumahan ......................... 11
Tabel 2. 5 Komposisi Kompos ........................................................................... 15
Tabel 2. 6 Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah ..................................... 21
Tabel 2. 7 Spesifikasi Peralatan Pewadahan ..................................................... 21
Tabel 2. 8 Kriteria Tempat Pengelolaan Sampah............................................... 26
Tabel 2. 9 Sarana Perencanaan TPS 3R ............................................................. 28
Tabel 3.1 Spesifikasi teknis Perencanaan TPS 3R……………………………. 35
Tabel 4.1 Luas wilayah Kecamatan Syiah Kuala …………………………….. 36
Tabel 5.1 Timbulan sampah High Income Berdasarkan Berat………………... 42
Tabel 6. 1 Spesifikasi ruang penampungan sampah organik ............................. 58
Tabel 6. 2 Spesifikasi alat pencacahan ............................................................... 58
Tabel 6. 3 Perencanaan Ruang Penampung dan Pencacahan Sampah
organik.............................................................................................. 59
Tabel 6. 4 Perencanaan ruang pengomposan ..................................................... 60
Tabel 6. 5 Spesifikasi alat pengayak kompos .................................................... 61
Tabel 6. 6 Perencanaan Ruang Pengayakan dan Pengemasan ........................... 61
Tabel 6. 7 Spesifikasi ruang penampungan sampah plastik TPS3R .................. 62
Tabel 6. 8 Spesifikasi ruang pemilahan sampah plastik TPS 3R ....................... 63
Tabel 6. 9 Spesifikasi ruang pencucian .............................................................. 63
Tabel 6. 10 Spesifikasi ruang pengeringan sampah plastik TPS3R ................... 63
Tabel 6. 11 Spesifikasi Mesin penggiling Plastik .............................................. 64
Tabel 6. 12 Perencanaan Ruang Penggiling Sampah Plastik ............................. 64
Tabel 6. 13 Spesifikasi Ruang Penampungan Sampah Anorganik .................... 65
Tabel 6. 14 Spesifikasi Ruang Pemilahan Sampah Anorganik .......................... 65
Tabel 6. 15 Perencanaan Ruang Pengeloaan Sampah Anorganik...................... 66
Tabel 6. 16 Perencanaan Kapasitas Gudang ...................................................... 66
Tabel 6. 17 Perencanaan Kantor ........................................................................ 67
xiii
Tabel 6. 18 Perencanaan Pos Jaga...................................................................... 67
Tabel 6. 19 Perencanaan Lahan Parkir ............................................................... 67
Tabel 6. 20 Total kebutuhan lahan ..................................................................... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Banda Aceh merupakan Ibu Kota Provinsi Aceh yang luas wilayahnya
sebesar 61,36 km2, memiliki jumlah penduduk 270.321 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 4,01 km2 dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,45% (BPS
Kota Banda Aceh, 2020). Kota ini membagi zona prioritas penanganan
persampahan menjadi tiga bagian, yaitu zona merah, hijau dan biru. Zona biru
diperuntukkan untuk gampong-gampong dengan tingkat kepadatan penduduk
yang relatif rendah, yaitu terdiri dari Kecamatan Meuraxa dan Jaya Baru. Zona
hijau diperuntukkan untuk kawasan yang dekat dengan pusat kota serta kawasan
pertumbuhan ekonomi baru yang terdiri dari Kecamatan Banda Raya, Lueng Bata,
Kuta Raja dan Ulee Kareng. Dan zona merah diperuntukkan untuk kawasan pusat
kota, yang terdiri dari Kecamatan Baiturrahman, Kuta Alam dan Syiah Kuala.
Dapat dilihat pada Gambar 1.1 (SSK Kota Banda Aceh, 2015-2019).
Kecamatan Syiah Kuala memiliki tingkat pertumbuhan penduduk ke tiga
tertinggi di Kota Banda Aceh setelah Kecamatan Kuta Alam dan Baiturrahman
dengan jumlah penduduk sebesar 38.682 jiwa. Luas wilayah sebesar 1.424,2 Ha
terdiri dari 10 gampong (BPS Kota Banda Aceh,2020). Berdasarkan Peta Prioritas
Penanganan Sampah Kota Banda Aceh Kecamatan Syiah Kuala berada pada zona
merah. Pada zona ini tingkat kepadatan penduduknya tinggi sehingga berpengaruh
terhadap peningkatan volume timbulan sampah. Oleh karena itu perlu
dilakukannya pengelolaan sampah yang optimal.
2
Gambar 1. 1 Peta Pengembangan Prioritas Persampahan
Sistem pengelolaan sampah pada Kecamatan Syiah Kuala menerapkan
sistem pengumpulan pola individual langsung dan tidak langsung dengan
menggunakan becak motor yang disediakan gampong, serta masyarakat juga
mengantarkan langsung sampah ke TPS. Ritasi pengangkutan sampah dilakukan
dua kali sehari menggunkan Armroll Truck selanjutnya diangkut ke TPA untuk
dilakukan pemilihan dan sisanya ditimbun menggunakan Bulldozer.
Salah satu TPS yang berada di Kecamatan Syiah Kuala adalah TPS yang
berada di pasar Rukoh TPS ini melayani beberapa Gampong yang ada di
Kecamatan Syiah Kuala dan beberapa kawasan dari Aceh Besar, terdapat 17 TPS
komunal dengan kapasitas 660 liter dengan muatan 44 Kepala Keluarga (KK).
Selain itu persebaran TPS di Kecamatan Syiah Kuala masih belum merata karena
terdapat gampong yang tidak memiliki TPS. Hal tersebut mencerminkan bahwa
kurang optimalnya peran TPS dalam upaya mengelola sampah dan seharusnya
memilki suatu tempat untuk melakukan pemanfaatan sampah dan menjadi bahan
atau barang yang berguna kembali, dengan menerapkan konsep 3R (Reduce,
3
Reuse, dan Recycle). Berikut gambar salah satu TPS yang berada di Kecamatan
Syiah Kuala, dapat dilihat pada Gambar 1.2
Gambar 1. 2 TPS Kawasan Kecamatan Syiah Kuala
Oleh karena itu, diperlukannya perencanaan TPS 3R di Kecamatan Syiah
Kuala. Perencanaan ini dilakukan agar mampu menunjang program pemerintah
khususnya di sektor pengelolaan sampah. Serta meminimalisirkan masuknya
jumlah sampah ke TPA dan menambah pemasukan gampong dari hasil penjualan
daur ulang.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah perencanaan TPS 3R di Kecamatan
Syiah Kuala adalah sebagai berikut:
1. Berapakah timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di Kecamatan
Syiah Kuala?
2. Bagaimana desain TPS 3R yang sesuai diterapkan di Kecamatan Syiah
Kuala?
1.3. Tujuan Tugas Akhir
Tujuan dari pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di Kecamatan
Syiah Kuala.
2. Menentukan desain TPS 3R yang tepat untuk diterapkan di Kecamatan
Syiah Kuala.
4
1.4. Manfaat Tugas Akhir
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah Kota Banda Aceh, diharapkan Tugas Akhir ini dapat
berguna untuk menangani masalah persampahan di Kota Banda Aceh
khususnya Kecamatan Syiah Kuala.
2. Bagi masyarakat Kota Banda Aceh khususnya Kecamatan Syiah Kuala,
Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadikan lingkungan di sekitar bersih
dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
3. Bagi akademisi, Tugas Akhir ini diharapkan berguna untuk memperluas
wawasan dan menjadi salah satu referensi bagi kalangan akademisi untuk
penelitian lanjutan.
1.5. Batasan Masalah
Adapun Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ruang lingkup pengerjaan lokasi ini hanya berada pada Kecamatan Syiah
Kuala Kota Banda Aceh.
2. Pada Tugas Akhir ini hanya menghitung timbulan sampah domestik di
Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.
3. Desain TPS 3R ini hanya sampai dengan desain layout.
4. Perencanaan lokasi TPS 3R di tugas akhir ini hanya sebagai saran dari
penulis bukan menjadi lokasi yang aktual.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sumber Sampah
Sampah dibagi menjadi 5(lima) bagian, yaitu sebagai berikut (Sumantri,
2010):
1. Pemukiman penduduk
Sisa makanan, sayur-sayuran, sampah kering (rubbish) yang dihasilkan
setiap anggota keluarga tempat mukim tersebut merupakan jenis sampah
yang dihasilkan oleh pemukiman penduduk.
2. Tempat umum dan perdagangan
Dimana merupakan tempat yang memiliki potensi penghasil sampah
yang cukup besar karena pada tempat ini banyak orang melakukan
kegiatan perdagangan atau berkumpul.
3. Sarana pelayanan masyarakat
Jenis sampah yang dihasilkan di tempat ini berupa sampah kering dan
sampah khusus.
4. Industri
Menghasilkan sampah berupa sisa kegiatan pembangunan, sampah basah,
sampah khusus dan sampah bahaya.
5. Pertanian
Menghasilkan sampah berupa bahan kimia pembasmi hama, pupuk, serta
bahan yang berasal dari pertanian seperti ladang dan kebun yang mudah
membusuk.
2.2. Klasifikasi Sampah
1) Sampah yang dikelola
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, sampah yang dikelola terdiri atas:
1. Sampah rumah tangga
Seperti sampah hasil kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak
termasuk sampah spesifik dan tinja.
6
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga
Berasal dari kawasan industri, kawasan khusus, kawasan komersial,
fasilitas umum, fasilitas sosial atau fasilitas lainnya.
3. Sampah spesifik
Seperti sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, yang
timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang
belum dapat diolah atau sampah yang timbul tidak secara periodik.
2) Berdasarkan Asalnya
Menurut Mallongi dan Saleh (2015), jenis sampah dapat dibagi menjadi
sampah organik dan sampah anorganik:
1. Sampah Organik
Sampah dari dapur seperti sisa makanan, sayuran, kulit buah, rempah-
rempah merupakan sampah organik. Sampah organik sampah yang mudah
diuraikan dalam proses alami terdiri dari bahan penyusun tumbuhan dan
hewan yang diambil dari alam atau dihasikan dari kegiatan rumah tangga,
pertanian, perkantoran dan kegiatan lain.
2. Sampah Anorganik
Sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti
minyak bumi, mineral, atau dari proses industri. Zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diurai oleh alam, sedangkan sebagian lainnya dapat
diurai dalam waktu yang sangat lama. Sampah rumah tangga yang berupa
sampah anorganik yaitu botol plastik, botol kaca, kaleng dan tas plastik.
3) Berdasarkan Sifatnya
Menurut Mallongi dan Saleh (2015), sampah digolongkan sebagai
berikut:
1. Sampah yang dapat terurai (Degradable waste) seperti sisa makanan,
daging, sayuran dan lain-lain. sampah ini dapat diurai secara biologi baik
anaerob maupun aerob.
7
2. Sampah tidak mudah terurai (Non-Degradable waste) seperti: kaleng
bekas, plastik dan lain-lain. Sampah ini dibagi lagi menjadi beberapa
jenis:
a. Recyclable, sampah yang memiliki nilai ekonomis, dapat diolah dan
digunakan kembali seperti pakaian, plastik, kertas dan lainya.
b. Non-recyable, tidak dapat diubah kembali atau diolah dan tidak
memiliki nilai ekonomi seperti carbon paper, thermo coal, tetra pacs
dan lain-lain.
3. Sampah mudah terbakar (Combustable waste), seperti daun-daun kering,
kertas dan lain-lain.
4. Sampah tidak mudah terbakar (Non-Combustable waste), Seperti kaleng
bekas, gelas, besi dan lain-lain.
2.3. Komposisi Sampah
Menurut Damanhuri (2010), sampah dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan
komposisi yaitu sebagai berikut:
1. Sampah Basah (gerbage)
Sampah yang bersifat degradable mudah terurai oleh mikroorganisme
seperti sampah organik dan sampah daun-daunan kering.
2. Sampah Kering (rubbish)
Sampah yang tidak dapat terurai oleh mikrorganisme dan bersifat
undergradable.
3. Sampah yang berupa partikel-partikel kecil
Seperti debu, serbuk kayu, abu sekam yang dapat mengganggu
pernapasan.
4. Sampah Bahan Beracun Berbahaya (B3)
Sampah yang jumlah dan komposisinya berdampak pada kesehatan
manusia dan lingkungan.
2.4. Timbulan Sampah
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-2452-2002 Tata cara
Teknik Pengelolaan Sampah Perkantoran “Banyaknya sampah dalam satuan
volume maupun per kapita per hari, atau per luas bangunan, atau per panjang jalan
yang timbul dari masyarakat adalah timbulan sampah”. Untuk menentukan
8
kapasitas setiap unit pengelolaan sampah dan fasilitasnya seperti fasilitas
peralatan, kendaraan pengangkut, rute angkutan, fasilitas daur ulang, luas dan
jenis TPA sangat diperlukan data timbulan sampah.
Besaran timbulan sampah berdasarkan komponen-komponen sumber
sampah dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2. 1 besar timbulan sampah berdasarkan komponen sumber
No Komponen Sumber
Sampah Satuan Volume (liter) Berat (kg)
1 Rumah permanen /orang/hari 2,25-2,50 0,35-0,40
2 Rumah semi permanen /orang/hari 2,00-2,25 0,30-0,35
3 Rumah non permanen /orang/hari 1,75-2,00 0,25-0,30
4 Kantor /orang/hari 0,50-0,75 0,025-0,10
5 Toko/ruko /orang/hari 2,50-3,00 0,15-0,35
6 Sekolah /orang/hari 0,10-0,15 0,01-0,02
7 Jalan arteri sekunder /orang/hari 0,10-0,15 0,02-0,10
8 Jalan kolektor sekunder /orang/hari 0,10-0,15 0,01-0,05
9 Jalan lokal /orang/hari 0,05-0,10 0,005-0,025
10 Pasar /orang/hari 0,20-0,60 0,10-0,300 Sumber: Damanhuri dan Padmi, 2016
Menurut Petunjuk Teknis TPS 3R (PUPR, 2017), timbulan dan komposisi
sampah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
1. Kategori kota
2. Sumber sampah
3. Jumlah penduduk
4. Keadaan sosial ekonomi
Menurut Damanhuri (2010), timbulan sampah di suatu kota Dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
a. Reduksi di sumber sampah, yaitu penurunan laju timbulan sampah secara
signifikan dapat terjadi berdasarkan dengan peningkatan reduksi timbulan
sampah pada sumber sampah. Aktivitas yang termasuk ke dalam
mereduksi sampah seperti mengurangi bungkus atau packaging,
mengganti bahan sekali pakai, mengurangi penggunaan sumber daya alam
dan meningkatkan penggunaan bahan yang dapat di recycle atau reused.
b. Recycling, yaitu metode untuk mengubah sampah agar memiliki nilai
ekonomis.
9
c. Membiasakan masyarakat untuk menangani sampah dari sumbernya agar
dapat menurunkan laju timbulan sampah.
d. Peraturan, seperti kebijakan pemerintah yang diatur untuk mengurangi
pemakaian kemasan yang tidak ramah lingkungan.
e. Kondisi fisik dan geografi, keadaan yang mempengaruhi seperti musim,
iklim dan dataran tinggi.
Klasifikasi timbulan sampah kota dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2. 2 Klasifikasi Timbulan Sampah Kota
Sumber : Petunjuk Teknis TPS 3R, 2017
Pengambilan dan pengukuran timbulan sampel sampah dilakukan sesuai
Standar Nasional Indonesia 19-3964-1994.
1) Teknik Sampling Sampah
Teknik pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi
sampah perkotaan berdasarkan SNI 19-3964-1994 sebagai berikut:
1. Lokasi
a. Lokasi pengambilan sampah di perumahan terdiri dari:
Perumahan permanen dengan pendapatan tinggi
Perumahan semi permanen dengan pendapatan tinggi
Perumahan non permanen dengan pendapatan rendah
b. Non perumahan yang terdiri dari:
Toko
Kantor
Sekolah
NO Klasifikasi Kota Jumlah Penduduk
(Jiwa) Timbulan Sampah
(l/o/h)
Timbulan
Sampah
(kg/o/h)
1 Metropolitan 1.000.000 - 2.500.000
2 Besar 500.000-1.000.000
3 Sedang 100.000-500.000 2,75 - 3,25 0,70 - 0,80
4 Kecil <100.000 2,5 - 2,75 0,625 - 0,70
10
Pasar
Jalan
Hotel
Restoran, rumah makan
Fasilitas umum lainnya.
c. Jumlah contoh
pengambilan timbulan sampah dilakukan secara acak dengan jumlah sebagai
berikut:
Jumlah contoh jiwa dan kepala keluarga (KK) dapat dilihat pada Tabel
2.4 yang dihitung berdasarkan rumus dan di bawah ini.
…………………………(2.1)
dimana:
S = Jumlah contoh (jiwa)
Cd = Koefisien perumahan
Cd = Kota besar / metropolitan
Cd = Kota sedang / kecil / 1KK
Ps = Populasi (jiwa)
.....................................(2.2)
dimana:
K = Jumlah contoh (KK)
N = Jumlah jiwa per keluarga = 5
Jumlah contoh timbulan sampah dari perumahan adalah sebagai berikut:
a. contoh dari perumahan permanen = (S1 xK)keluaraga
b. contoh dari perumahan semi permanen = (S2 xK)keluaraga
c. contoh dari perumahan non permanen = (S3 xK)keluaraga
dimana:
S1 = Proporsi jumlah KK perumahan permanen dalam (%)
S= Cd √Ps
K = S
N
11
S2 = Proporsi jumlah KK perumahan semi permanen dalam (%)
S3 = Proporsi jumlah KK perumahan non permanen dalam (%)
S = Jumlah contoh jiwa
N = Jumlah jiwa per keluarga
K = S
N = jumlah KK
Tabel 2. 3. Contoh jumlah jiwa dan KK
No Klsifikasi Kota Jumlah Penduduk
Jumlah
Contoh Jiwa
(s)
Jumlah KK
(K)
1 Metropolitan 1.000.000–2.500.000 1.000-1.500 200-300
2 Besar 500.000-1.000.000 700-1.000 140-200
3 Sedang, Kecil, 1KK 3.000-500.000 150-350 30-70
Jumlah contoh timbulan sampah dari non perumahan dapat dilihat pada
Tabel 2.5 yang dihitung berdasarkan rumus di bawah ini.
...............................................(2.3)
dimana:
S = Jumlah contoh masing-masing jenis bangunan non perumahan
Cd = Koefisien bangunan non perumahan = 1
Ts = Jumlah bangunan non perumahan
Tabel 2. 4. Contoh jumlah timbulan sampah non perumahan
No
Lokasi
Pengambilan
Contoh
Klasifikasi Kota
1 KK
Kota
Metropolitan
(contoh)
Kota
Besar
(contoh)
Kota Sedang
& Kecil
(contoh)
1. Toko 13-30 10-13 5-10 3-5
2. Sekolah 13-30 10-13 5-10 3-5
3. Kantor 13-30 10-13 5-10 3-5
4. Pasar 6-15 3-6 1-3 1
5. Jalan 6-15 3-6 1-3 1 Sumber: SNI 19-3694-1994
d. Kriteria
1. Kategori perumahan ditentukan sebagai berikut:
Kodisi fisik rumah
pendapatan rata-rata kepala keluarga
S = Cd √Ts
12
2. fasilitas rumah tangga
3. Kriteria non perumahan sebagai berikut:
fungsi jalan yaitu:
jalan arteri sekunder
jalan kolektor sekunder
jalan lokal
untuk kota yang tidak melakukan penyapuan jalan minimal 500 meter
panjang jalan arteri sekunder di pusat kota
kriteria untuk pasar: berdasarkan fungsi pasar
kriteria untuk hotel: berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia
kriteria untuk rumah makan dan restoran: berdasarkan jenis kegiatan
kriteria untuk fasilitas umum: berdasarkan fungsinya.
4. Frekuensi
Pengambilan sampling sampah dilakukan dengan frekuensi, dilakukan
selama 8 hari berturut-turut di lokasi yang sama, dan dilakukan paling lama
5 tahun sekali.
5. Perhitungan dan Pengukuran
harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah:
volume basah (asal): liter/unit/hari;
berat basah (asal): kilogram/unit/hari.
b. Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah
dalam % berat basah/asal.
c. pengambilan contoh timbulan sampah terdiri dari jumlah unit masing-
masing lokasi (u), yaitu:
perumahan : jumlah orang dalam keluarga;
toko : jumlah pekerja atau luas area;
sekolah : jumlah guru dan murid;
pasar : jumlah pedagang atauluas pasar;
kantor : jumlah pegawai;
jalan : panjang jalan dalam meter;
13
hotel : jumlah tempat tidur;
restoran : jumlah kursi atau luas areal;
fasilitas umum lainnya : luas areal;
d. Contoh pengukuran timbulan sampah, yaitu:
Dikumpul sampah diukur volume dengan wadah pengukur 40 liter dan
ditimbang beratnya;
Diukur dalam bak pengukur besar 500 liter dan ditimbang beratnya;
kemudian dipisahkan berdasarkan komponen komposisi sampah dan
ditimbang beratnya. Contoh perhitungan % berat basah per komponen
komposisi sampah;
6. Perlengkapan dan peralatan yang digunakan terdiri dari:
Peralatan wadah sampling sampah berupa kantong plastik dengan
kapasitas volume 40 liter;
Alat mengngukur volume sampling sampah berupa kotak berukuran 20
cm x 20 cm x 100 cm, yang dilengkapi dengan skala tinggi;
Timbangan (0 – 5) kg dan (0 – 100) kg;
Alat mengukur volume sampling sampah berupa bak yang dilengkapi
dengan skala tinggi berukuran (1,0 m x 0,5 m x 1,0 m);
perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung tangan
7. Langkah Pengerjaan
1. Langkah pengambilan dan pengukuran contoh dari lokasi perumahan
adalah sebagai berikut:
1) Menentukan lokasi pengambilan sampling sampah;
2) Menentukan jumlah tenaga pelaksana;
3) Menyiapkan peralatan;
4) Dilakukan pengambilan, pengukuran timbulan dan komposisi sampah
sebagai berikut:
(1) Dibagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada
sumber sampah 1 hari sebelum dikumpulkan;
(2) Dicatat jumlah unit penghasil sampah;
(3) Dikumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah;
(4) Diangkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukuran;
14
(5) Ditimbang kotak pengukur;
(6) Dituang secara bergiliran contoh tersebut ke kotak pengukur 40 L;
(7) Dihentak 3 kali kotak contoh dengan mengangkat kotak setinggi
20 cm. Lalu jatuhkan ke tanah;
(8) Diukur dan dicatat volume sampah (Vs);
(9) Ditimbang dan dicatat berat sampah (Bs);
(10) Ditimbang bak pengukur 500 liter;
(11) Dicampur seluruh contoh dari setiap lokasi pengambilan dalam
bak pengukur 500 liter;
(12) Diukur dan dicatat berat sampah;
(13) Ditimbang dan dicatat berat sampah;
(14) Dipilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah;
(15) Dtimbang dan dicatat berat sampah;
(16) Hitung komponen komposisi sampah ambil dari tiap komponen
contoh, aduk merata komponen masukkan ke dalam kantong
plastik ditutup rapat dan diangkut ke laboratorium. Pengolahan
Sampah;
2.5. Pengolahan Sampah
Pengolahan persampahan dengan menggunakan sistem 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) mampu mengurangi sampah dari sumbernya dengan semaksimal
mungkin. Pengolahan sampah yang dilakukan seharusnya pada masa ini tidak
hanya sekedar membuang sampah pada tempatnya tetapi mengurangi timbulan
sampah sebelum dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA. Sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat khususnya masyarakat modern diperlukan pengolahan
sampah berbagai teknologi untuk mengontrol timbulan (Generation),
pengumpulan (Collection), pemindahan (Transfer), pengangkutan
(Transportation), pemrosesan (Processing) dan pembuangan akhir (Final
Disposal). Pendekatan yang dilakukan tidak lagi seperti menghadapi masyarakat
di perdesaan (Masyarakat non industri). Seluruh proses tersebut bertujuan untuk
melindungi kesehatan masyarakat dan melestarikan lingkungan hidup
(Damanhuri, 2010).
15
Qanun Kota Banda Aceh No 01 Tahun 2017 tentang “Pengolahan sampah
adalah kegiatan untuk mengubah jumlah sampah, komposisi dan karakteristik agar
dapat diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau dikembalikan ke media lingkungan
secara aman”.
2.5.1. Sampah Organik
Sampah yang berasal dari aktivitas permukiman antara lain sisa makanan,
daun, buah-buahan, sisa sayuran merupakan sampah organik domestik.
Pengolahan sampah menjadi pupuk adalah salah satu teknologi pengolahan
sampah organik. Kompos adalah bahan organik mentah yang sudah mengalami
proses dekomposisi secara alami. Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah
pertanian. Pengomposan adalah dekomposisi terkontrol dari bahan organik
menjadi bahan organik yang stabil dan sehat sehingga dapat digunakan sebagai
soil conditioner dalam pertanian. Proses pengomposan secara alami memerlukan
waktu yang lama (6-12 bulan), tetapi dengan penambahan bioaktivator yang
berupa konsorsium mikroba, proses ini dapat dipersingkat.
Tabel 2. 5 Komposisi Kompos
No Parameter Satuan Min Maks
1 Kadar air % ◦C 50
2 Temperatur Suhu air tanah
3 Warna Kehitaman
4 Bau Berbau tanah
5 Ukuran Partikel Mm 0,55 25
6 Kemampuan ikat air % 58
7 Ph 6,8 7,49
8 Bahan asing % * 1,5
Unsur Makro
9 Bahan Organik % 27 58
10 Nitrogen % 0,4
11 Karbon % 9,8 32
12 Phosphor % 0,1
13 C/Nrasio 10 20
14 Kalium % 0,2 * Sumber: SNI 19-7030-2004
16
2.5.2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang sukar membusuk, Pengolahan
sampah anorganik yang dapat didaur ulang diantaranya adalah memilah secara
spesifik seperti seperti logam, kaleng, plastik, kaca dan lainnya. Selanjutnya
dilakukan pemadatan kemudian dikirim ke pelaku daur ulang tingkat lanjut yang
berlokasi dekat dengan lokasi TPS 3R. Selain itu, pengolahan sampah dapat juga
dilakukan dengan mencacah plastik hingga ukuran kecil kemudian dicuci dan
dikeringkan. Tahap selanjutnya plastik yang sudah berukuran kecil tersebut dapat
diolah dengan proses pemanasan sehingga dapat dibentuk menjadi produk yang
diinginkan (Petunjuk Teknis TPS 3R, 2017).
2.6. Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Undang–undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
Sampah “pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang menyeluruh dan
berkesinambungan meliputi pengurangan dan penanganan sampah”. Pengertian
pengelolaan tidak hanya aspek teknis, tetapi juga mencakup non teknis seperti
membiayai, mengorganisir dan melibatkan masyarakat penghasil limbah agar ikut
berpartisipasi secara aktif atau pasif pada aktivitas penanganan tersebut.
Sampah harus dikelola secara baik agar tidak menganggu dan mengancam
kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah meliputi pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan sehingga sampah tidak
menganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. cara pengelolaan
sampah antara lain:
1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Salah satu tanggung jawab dari setiap rumah tangga atau industri yang
menghasilkan sampah adalah melakukan pengumpulan dan pengangkutan
sampah. Oleh karena itu, setiap rumah tangga atau industri wajib membangun
tempat pengumpulan sampah kemudian diangkut ke TPS dan kemudian ke TPA.
Mekanisme pengangkutan sampah di daerah perkotaan adalah tanggung jawab
pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
2. Pemusnahan atau pengelolaan sampah
Ada beberapa cara dalam pengelolaan sampah padat, antara lain:
17
a. Ditanam (landfill) yaitu dengan membuat kolam di tanah kemudian sampah
dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
b. Dibakar (inceneration) yaitu sampah dibakar di dalam tungku pembakaran
(incenerator).
c. Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk
seperti daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk.
d. Penghancuran (pulverization). Beberapa kota besar di Indonesia telah
memiliki mobil pengumpul sampah yang dilengkapi alat pelumat sampah.
Sampah bak penampungan dicacah menjadi potongan kecil. Sampah yang
telah dilumatkan dapat dimanfaatkan untuk menimbun permukaan tanah
yang rendah.
e. Makanan ternak (hogfeeding) seperti sayuran, ampas tapioka dan ampas
tahu dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak.
f. Pemanfaatan ulang (recycling) yaitu sampah yang masih bisa diolah seperti
kertas, pecahan kasa, botol bekas, logam dan plastik. Sampah-sampah
semacam ini dapat dibuat kembali menjadi karton, kardus pembungkus,
alat-alat perangkat rumah tangga dari plastik dan kaca.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) Nomor 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
mewajibkan bagi setiap orang untuk melakukan pengurangan dan penanganan
sampah di sumber. Atas landasan tersebut maka masyarakat berkewajiban
melakukan pemilahan di sumber karena pemilahan di sumber merupakan bagian
dari penangan sampah. Rencana induk dan studi kelayakan pengelolaan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga meliputi:
1) Pengurangan timbulan sampah;
2) Daur ulang sampah;
3) Memanfaatkan kembali sampah;
4) Pemilahan sampah;
5) Pengumpulan sampah;
6) Pengangkutan sampah;
7) Pengolahan sampah;
8) Pemrosesan akhir sampah
18
9) Pendanaan.
Rencana induk ini ditetapkan untuk jangka waktu paling sedikit sepuluh
tahun. Dalam pelaksanaan pengolahan dan pemanfaatan sampah sesuai dengan
PPRI di atas, masyarakat harus meninggalkan paradigma lama dan mulai
membiasakan memilah sampah sekaligus mengembangkan ekonomi masyarakat
melalui pengembangan bank sampah.
Proses pengelolaan sampah meliputi 5 (lima) aspek yang saling mendukung
dimana antara satu dengan lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Kelima aspek tersebut meliputi (SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik
Pengelolaan Sampah Perkantoran):
a. Aspek teknis operasional;
b. Aspek kelembagaan;
c. Aspek hukum dan peraturan;
d. Aspek pembiayaan;
e. Aspek peran serta masyarakat.
2.6.1. Aspek Teknis Operasional
Aspek teknis operasional ini meliputi jumlah timbulan, perhitungan
produksi sampah (generation rate), menentukan daerah pelayanan, penentuan
jenis pewadahan yang digunakan, penentuan cara pengumpulan, pengangkutan
sampah, serta cara penentuan lokasi dan luas pembuangan akhir, termasuk di
dalamnya penentuan peralatan yang dibutuhkan (Damanhuri dan Padmi, 2016).
Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Penglolaan Sampah
Perkantoran, skema teknis operasional pengelolaan persampahan dapat dijelaskan
pada Gambar 2.1
timbulan sampah
pewadahan/ pemilahan
pengumpulan
pemindahan
dan
pengangkutan
pengolahan
TPA
19
Gambar 2. 1 Skema teknis operasional pengelolaan sampah
a. Sistem Pewadahan
Berdasarkan Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013, wadah
sampah adalah tempat untuk menyimpan sampah sementara di sumber sampah.
Sedangkan pewadahan sampah adalah kegiatan menampung sampah sementara
sebelum sampah dikumpulkan, dipindahkan, diangkut, diolah dan dilakukan
pemrosesan akhir sampah di TPA. Tujuan utama dari pewadahan adalah sbb:
1) Untuk menghindari terjadinya sampah yang berserakan sehingga tidak
berdampak buruk kepada kesehatan, kebersihan lingkungan dan estetika;
2) Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan
petugas pengumpul sampah.
Pemilihan sarana pewadahan sampah mempertimbangkan volume sampah,
jenis sampah, penempatan, jadwal pengumpulan dan jenis sarana pengumpulan
dan pengangkutan. Pola pewadahan terbagi menjadi (Kementerian Pekerjaan
Umum Nomor 3, 2013):
1) Pewadahan Individual
Pewadahan individual diperuntukkan bagi daerah permukiman tinggi dan
daerah komersial. Bentuk yang dipakai tergantung setara dan
kemampuan pengadaannya dari pemiliknya.
2) Pewadahan Komunal
Pewadahan komunal diperuntukkan bagi daerah permukiman sedang/
kumuh, taman kota dan jalan pasar. Bentuknya ditentukan oleh pihak
instansi pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum.
Lokasi penempatan wadah adalah sebagai berikut (SNI 19-2454-2002 Tata Cara
Teknik Pengelolaan Sampah Perkantoran):
1) Wadah individual dapat ditempatkan di halaman muka atau di halaman
belakang untuk sumber sampah dari hotel restoran;
2) Wadah komunal dapat ditempatkan sedekat mungkin dengan sumber
sampah, tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya, di
luar jalur lalu lintas, pada suatu lokasi yang mudah untuk
pengoperasiannya, di ujung gang kecil, di sekitar taman dan pusat
20
keramaian (untuk wadah sampah pejalan kaki, jarak antar wadah sampah
minimal 100 m). Data yang diperlukan dalam perencanaan pewadahan
adalah sebagai berikut (Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 3, 2013):
a. Peta penyebaran rumah;
b. Luas daerah yang dikelola;
c. Jumlah penduduk berdasarkan klasifikasi pendapatan tinggi,
menengah dan rendah;
d. Jumlah rumah berdasarkan tipe;
e. Besaran timbulan sampah per hari;
f. Jumlah bangunan fasilitas umum;
g. Kondisi jalan (panjang, lebar dan kondisi fisik);
h. Kondisi topografi dan lingkungan;
i. Ketersediaan lahan untuk lokasi TPS dan daur ulang sampah skala
lingkungan;
j. Karakteristik sampah. Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata
Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, penentuan
ukuran volume ditentukan berdasarkan jumlah penghuni tiap rumah,
timbulan sampah, frekuensi pengambilan sampah, cara pemindahan
sampah dan sistem pelayanan (individual/ komunal).
3) Kriteria wadah sampah diuraikan dalam SNI 19-2454-2002 adalah
sebagai berikut:
1. Tidak mudah rusak dan kedap air;
2. Ekonomis dan mudah diperoleh/ dibuat oleh masyarakat;
3. Mudah dikosongkan. Untuk pola dan karakteristik pewadahan
sampah serta contoh bahan dapat dilihat pada Tabel 2.6.
21
Tabel 2. 6 Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah
No Karakterisktik Pola Pewadahan Individual Pola Pewadahan komunal
1 Bentuk/ Jenis kotak, silinder, bin (tong), semua
bertutup, dan kantong plastik kotak, silinder, kontainer,
bin (tong), semua tertutup
2 Sifat ringan, mudah dipindahkan, dan
mudah dijangkau ringan, mudah dipindahkan
dan dikosongkan
3 Bahan logam, plastik, fiberglass, kayu,
bambu, rotan, kertas logam, plastik, fiberglass
(GRP), kayu, dan bambu
4
Volume
pemukiman dan toko kecil 10-40
liter
pinggir jalan dan taman =
30-40 liter pemukiman dan
pasar = 100-1000 liter
5
Pengadaan Pribadi, Instansi dan pengelola instansi
Pribadi dan
instant pengelola
Sumber: SNI 19-2454-2002
Pengadaan wadah sampah antara lain wadah untuk sampah individual oleh
pribadi atau instansi atau pengelola dan wadah sampah komunal oleh instansi
pengelola. Spesifikasi peralatan dan bangunan minimal yang dapat digunakan
dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2. 7 Spesifikasi Peralatan Pewadahan
No Wadah Kapasitas Pelayaan Umur
wadah Keterangan
1 Kantong
Plastik 10-40 L 1 KK 2-3 hari Individual
2 Tong 40 L 1 KK 2-3 tahun Maksimal
pengambilan 3 hari 1
kali
3 Tong 120 L 2-3 KK 2-3 tahun Toko
4 Tong 140 L 4-6 KK 2-3 tahun
5 Kontainer 1000 L 80 KK 2-3 tahun Komunal
6 Kontainer 500 L 40 KK 2-3 tahun Komunal
7 Tong 30-40 L Pejalan kaki, taman 2-3 tahun
Sumber: SNI 19-2454-2002
22
b. Sistem Pengumpulan
Pengumpulan sampah merupakan proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat
penampungan sementara atau ke pengolahan sampah skala kawasan, atau
langsung ke tempat pemrosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan.
Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah
hingga ke lokasi pemrosesan akhir dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung (door to door), atau secara tidak langsung (dengan menggunakan
transfer depo atau kontainer) sebagai TPS, (Kementerian Pekerjaan Umum
Nomor 3, 2013):
1. Secara langsung (door to door) Pada sistem ini proses pengumpulan dan
pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap
sumber akan diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat
pemrosesan, atau ke tempat pembuangan akhir.
2. Secara tidak langsung (communal) Pada sistem ini, sebelum diangkut ke
tempat pemrosesan, atau ke tempat pemrosesan akhir, sampah dari
masing-masing sumber dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul
seperti dalam gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dengan
adanya TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala
kawasan guna mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke
pemrosesan akhir.
Perencanaan operasional pengumpulan sebagai berikut (Kementerian
Pekerjaan Umum Nomor 3, 2013):
1. Ritasi antara 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) kali per hari;
2. Periodisasi 1 (satu), 2 (dua) atau maksimal 3 (tiga) hari sekali, tergantung
dan kondisi komposisi sampah, yaitu:
a. Semakin besar persentasi sampah yang mudah terurai, periodisasi
pengumpulan sampah menjadi setiap hari.
b. Untuk sampah guna ulang dan sampah daur ulang, periode
pengumpulannya disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan,
dapat dilakukan 3 hari sekali atau lebih;
23
c. Untuk sampah yang mengandung bahan B3 dan limbah B3 serta
sampah lainnya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku;
3. Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap;
4. Mempunyai petugas pelaksanaan yang tetap dan dipindahkan secara
periodik;
5. Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria jumlah sampah
terangkut, jarak tempuh dan kondisi daerah.
Prasarana dan sarana dalam pengumpulan antara lain sebagai berikut
(Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 3, 2013):
1. Jenis dan volume sarana pengumpulan sampah harus:
a. Disesuaikan dengan kondisi setempat;
b. Dilakukan sesuai dengan jadwal pengumpulan yang ditetapkan;
c. Memenuhi ketentuan dan pedoman yang berlaku dengan
memperhatikan sistem pelayanan persampahan yang telah tersedia.
2. Jenis sarana pengumpulan sampah terdiri dari:
a. TPS;
b. TPS 3R;
c. Alat pengumpul untuk sampah terpilah.
c. Sistem Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah
atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara
pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan
(Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 3, 2013).
Pengolahan sampah dilakukan oleh (Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 3,
2013):
1. Setiap orang pada sumbernya;
2. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya; dan
pemerintah kabupaten/ kota;
24
3. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum dan fasilitas lainnya, wajib menyediakan
fasilitas pengolahan skala kawasan yang berupa TPS 3R dan TPST.
d. Sistem Pengangkutan
Pengangkutan sampah merupakan salah satu komponen penting dan
membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan sasaran
mengoptimalisasikan waktu angkutan yang diperlukan dalam sistem tersebut.
Khususnya bila sebagai berikut (Damanhuri dan Padmi, 2016):
1. Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus
menangani sampah;
2. Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh;
3. Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari
berbagai area;
4. Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti;
5. Masalah lalu-lintas jalur menuju titik sasaran tujuan sampah.
Sistem transfer dan transport merupakan fasilitas yang digunakan untuk
memindahkan sampah dari satu lokasi ke lokasi lain. Transfer dan transport
diperlukan ketika jarak angkut ke tempat pembuangan akhir sampah cukup jauh
(Damanhuri dan Padmi, 2016).
Persyaratan alat pengangkut sampah antara lain adalah (Damanhuri dan
Padmi, 2016):
Alat pengangkut sampah harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal
dengan jaring;
1. Tinggi bak maksimum 1,6 m;
2. Sebaiknya ada alat ungkit;
3. Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan;
4. Bak truk atau dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.
Bila mengacu pada sistem di negara maju, maka pengangkutan sampah
dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu (Damanhuri dan Padmi, 2016):
1. Hauled Container System (HCS), sistem pengumpulan sampah yang
wadah pengumpulannya dapat dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat
25
pembuangan akhir. HCS ini merupakan sistem wadah angkat untuk daerah
komersial. HCS dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Konvensional wadah, sampah yang telah terisi penuh akan diangkut ke
tempat pembongkaran, kemudian setelah dikosongkan wadah sampah
tersebut di kembalikan ke tempatnya semula.
b. Exchange Container Wadah, sampah yang telah terisi penuh akan
diangkut dan tempatnya akan langsung diganti oleh wadah kosong
yang telah dibawa. Penentuan kebutuhan jumlah alat angkut sangat
ditentukan pemilihan jenis alat angkut yang akan digunakan.
2. Pengangkutan sampah dengan menggunakan kontainer Untuk
pengumpulan sampah dengan
3. sistem kontainer dengan cara pola pengosongan kontainer.
2.7. Tempat Pengolahan Sampah 3R
Berdasarkan Permen Pekerjaan Umum Nomor 03 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana Persampahan, “Tempat Pengolahan
Sampah Reduse, Reuse, Recycle (TPS3R) merupakan tempat dilakukannya
kegiatan pengumpulan, pemisahan, pendauran ulang, penggunaan ulang dan
pengolahan sampah”.
Adapun kegiatan pokok pada TPS 3R adalah:
a. Menangani kawasan yang rawan persampahan sesuai Strategi Sanitasi Kota
(SSK) sebagaimana didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS);
b. Cakupan pelayanan berkapasitas minimal 400 Kepala Keluarga;
c. Gerobak sampah atau truk sampah sebagai transportasi pengumpulan sampah
d. Proses pengolahan sampah dengan proses pemilahan (fisika), pengolahan
sampah organik (biologis), pengumpulan dan penyaluran sampah yang masih
dapat didaur ulang atau guna ulang, serta pengangkutan sampah ke TPA
sampah untuk sampah residu yang telah diolah secara fisika (pemadatan atau
pencacahan) ataupun sampah residu yang tidak terolah lagi.
e. Dibutuhkan alokasi biaya pemeliharaan dan operasional yang disubsidi oleh
Pemerintah Kabupaten atau Kota.
26
Tempat Pengolahan Sampah 3R adalah tempat berlangsungnya kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang dan pendauran ulang dikawasan
tertentu (Petunjuk Teknis TPS 3R, 2017). Tempat Pengolahan Sampah 3R
merupakan upaya penanganan sampah dari sumbernya untuk mengurangi
timbulan sampah dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang dapat
digunakan dan didekompisisi secara biologi dan serta menerapkan pengelolaan
sampah yang ramah lingkungan.dengan melakukan kegiatan pengolahan sampah
organik dan anorganik. Pengolahan sampah 3R adalah upaya pengurangan
sampah, melalui program Reuse, Reduce, Recycle.
1. Reuse yaitu penggunaan kembali sampah secara langsung.
2. Reduce yaitu mengurangi penggunaan barang untuk timbulnya sampah.
3. Recycle yaitu memanfaatkan sampah setelah dilakukan proses pengolahan.
2.7.1. Kriteria Teknis Perencanaan TPS 3R
Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merencanakan Tempat
Pengolahan Sampah (TPS) 3R. Kriteria TPS 3R dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2. 8 Kriteria Tempat Pengelolaan Sampah
No Cakupan Pelayanan
Pemilahan sampah Luas
Rumah Jiwa mᶾ
1 2000 rumah 10000 jiwa Tanpa Pemilahan 1000
2 200 rumah 1000 jiwa 50% Sampah terpilah
200-500 50 % Sampah tercampur
3 200 rumah 1000 jiwa
50% Sampah terpilah
< 200 50 % Sampah
tercampur
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 03/PRT/2013
2.7.2. Kriteria Pemilihan Lokasi TPS 3R
Menurut Petunjuk Teknis TPS 3R (2017), kriteria penentuan lokasi TPS 3R
terbagi 2 (dua) yaitu kriteria utama dan kriteria pendukung.
A. Kriteria Utama
Untuk pemilihan lokasi terdapat kriteria utama sebagai berikut:
27
1. Lahan TPS 3R berada dalam batas adminstrasi yang sama dengan
pelayanan TPS 3R.
2. Lokasi perencanaan berada pada tingkat tinggi kerawanan sampah
sesuai dengan SSK dan data BPS.
3. Status kepemilkinan tanah milk pemerintah atau lahan milik desa.
4. Ukuran lahan yang disediakan minimal 200 m2.
5. Lokasi TPS 3R berada dengan daerah layanan.
B. Kriteria Pendukung
Kriteria pendukung pemilihan lokasi adalah sebagai berikut:
1. Berada pada kawasan perkotaan atau semi-perkotaan di daerah
dikawasan kumuh padat miskin yang berpenghasilan rendah, bebas
banjir, ada akses jalam masuk dan tidak terlalu jauh dengan jalan raya.
2. Daerah layanan minimal 400 Kepala Keluarga.
3. Masyarakat bersedia membayar iuran pengolahan sampah.
4. Sudah memilki kelompok yang aktif di masyarakat seperti PKK,
karang taruna atau pengelolaan kebersihan.
2.7.3. Karakteristik TPS 3R
Karakteristik TPS 3R (Petunjuk Teknis TPS3R, 2017) meliputi:
1. Minimum daerah layanan adalah 400 Kepala Keluarga atau 1600 –
2000 jiwa.
2. Timbulan sampah dihasilkan 4-6 m3/hari.
3. Sampah yang masuk ke TPS3R tercampur atau lebih baik sudah
dipilah.
4. TPS 3R Luas lahan minimal 200 m2.
5. Sampah dikumpulkan menggunakan gerobak berkapasitas 1 m3,
dengan 3 kali ritasi/hari.
6. Terdapat unit penampungan sampah, unit pemilahan sampah, unit
pengolahan sampah organik dan unit pengolahan atau penampungan
sampah anorganik (daur ulang) dan unit penampungan residu
sampah anorganik.
28
2.7.4. Sarana Prasaran Perencanaan TPS 3R
Dapat dilihat pada tabel 2.9 Sarana perencanaan yang dibutuhkan untuk TPS
3R.
Tabel 2. 9 Sarana Perencanaan TPS 3R
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 03/PRT/2013
2.8. Pertambahan Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk diperuntukkan untuk dapat mengetahui perencanaan
TPS 3R yang akan dibangun dengan keberadaan jumlah penduduk pada suatu
kawasan, dikarenakan semakin banyak penduduk setiap tahunnya maka semakin
banyak timbulan sampah yang dihasilkan. Adapun untuk mengetahui Jumlah
Penduduk kita dapat melihat data jumlah penduduk di BPS, Sehingga nantinya
memudahkan kita untuk merancang sesuatu seperti untuk merancang TPS 3R,
serta untuk perencanaan rancangan hendaknya perencanaan tersebut sesuai
dengan kebutuhan kapasitas yang dapat dimuat di TPS 3R termasuk mengetahui
jumlah penduduk.
Menurut Lisna (2006), pada tahun 0, P0 dan tahun z, Pz jumlah penduduk
selalu mengalami peubahan. Maka diperlukan suatu bilangan r yang menunjukkan
laju pertumbuhan penduduk pada periode tertentu yang dapat diperoleh dari
beberapa rumusan metode pertumbuhan penduduk.
Sarana Fasilitas TPS 3R
Sarana Utama Sarana Penunjang
1. Arena Pengumpulan sampah 1. Kamar mandi
2. Area pemilahan sampah 2. Kantor
3. Area pencacahan sampah 3. Pompa air
4. Area Pengomposan Tangkapan dan peralatan
5. Area penyaringan 1. Sepatu Boot
6. Area pengemasan 2. Helm kerja
7. Wadah sampah residu 3.Pakaian kerja
8. Area penyimpana barang lapak 4. Masker
9. Area pencucian 6. Termometer, Selang air dan sekop
7. Timbangan
8. Ayakan kawat dengan beberapa ukuran.
29
Metode pendekatan yang digunakan untuk proyeksi penduduk terdiri dari
metode aritmatik, geometrik dan least square (Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 18 Tahun 2007.
a. Metode Aritmatik
Metode ini digunakan apabila pertambahan penduduk relatif konstan tiap
tahunnya.
Pn = Po + rn........................................................................................... (2.4)
Dimana: Pn = jumalah penduduk pada tahun ke- n
Po = jumlah penduduk awal
n = periode waktu proyeksi
r = angka pertambahan penduduk/ tahun
Rumus diatas pindah dalam bentuk regresi menjadi:
Pn = Po + r n
Y = a x bx
Dimana: Pn = y = jumlah penduduk pada tahun n
Po = b = koefisien
n = x = tahun penduduk yang akan dihitung
r = a = koefisien
b. Metode Geometrik
Metode ini digunakan apabila tingkat pertambahan penduduk naik secara
berganda atau berubah secara ekuivalen dari tahun sebelumnya.
Pn = Po (1 + r)............................................................................................ (2.5)
Dimana: Pn = jumalah penduduk pada tahun ke- n
Po = jumlah penduduk awal
n = periode perhitungan
r = angka pertambahan penduduk/ tahun
Rumus diatas pindah dalam bentuk regresi menjadi:
log Pn = log Po + r log n
log y = a log x + log b
Dimana: log Pn = y = jumlah penduduk pada tahun n
Log Po = b = koefisien
Log n = x = tahun penduduk yang akan dihitung
30
r = a = koefisien x
31
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN
3.1. Waktu dan Tempat Lokasi Perencanaan
3.1.1. Waktu
Pengerjaan tugas akhir ini dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan, yang mulai dikerjakan pada bulan
September 2019 sampai dengan buan Juli 2020.
3.1.2. Tempat
Lokasi perencanaan TPS 3R ini dilakukan di Kecamatan Syiah Kuala Kota
Banda Aceh dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3. 1 Lokasi Perencanaan TPS 3R
32
Menurut Badan Pusat Statistik, 2019 letak Kecamatan Syiah Kuala Kota
Banda Aceh secara geografis berada pada 95,35579° bujur timur dan 05,556816°
lintang utara. Wilayah administrasi yang membatasi Kecamatan Syiah Kuala Kota
Banda Aceh yaitu:
Sebelah Utara : Selat Malaka
Sebelah Selatan : Kecamatan Ulee Kareng
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Besar
Sebelah Timur : Kecamatan Syiah Kuala
Menurut Bdan Pusat Statistik, 2019 jumlah penduduk di Kecamatan Syiah
Kuala adalah 38.682 jiwa dengan Luas wilayah 1.424,2 km2. Jumlah kepala
keluarga di Kecamatan Syiah Kuala sebanyak 10.651 KK. Jumlah penduduk
menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak 19.342 jiwa dan perempuan sebanyak
18.596 jiwa. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda
Aceh sebagian besar ada adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu sebesar 47%,
petani sebesar 20%, buruh sebesar 23% dan yang bekerja tidak termasuk katagori
yang ada seperti tukang becak, pengamen dan lain-lain sebesar 10% (Kecamatan
Syiah Kuala dalam angka, 2019).
3.2. Alur Penelitian
Tahapan tugas akhir perencanaan TPS 3R di Kecamatan Syiah Kuala Kota
Banda Aceh dapat dilihat di Gambar 3.2.
33
Gambar 3. 2 Alur Penelitian
Mulai
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan
Data
Data Primer Data Sekunder
1. Data sampling
timbulan sampah
2. Komposisi sampah
1. Data jumlah
penduduk dan
fasilitas umum
2. RTRW Kota Banda
Aceh
3. SSK Kota Banda
Aceh
Pengolahan Data
1. Proyeksi penduduk
2. Perhitungan timbulan sampah dan
komposisi
Perencanaan TPS 3R
1. Perhitungan luas lahan unit-unit
pengolahan dan luas lahan total TPS 3R
2. Desain Layout TPS 3R
Kesimpulan dan
saran
Selesai
34
3.3. Studi Literatur
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari studi literatur penelitian terdahulu
serta referensi jurnal jurnal dan peraturan yang dijadikan panduan dasar teori
untuk penelitian ini.
3.4. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam tugas akhir ini diperoleh dari data primer dan
sekunder.
3.4.1. Data Primer
Data primer yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data timbulan sampah.
2. Komposisi sampah.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk.
2. RTRW Kota Banda Aceh.
3. SSK Kota Banda Aceh.
3.5. Pengolahan Data
Pada tahap ini data yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan
data. berikut ini data yang dilakukan pengolahan.
1. Data timbulan Sampah
Pengambilan dan pengukuran sampel timbulan sampah menggunakan
metode sesuai SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan
pengukuran timbulan sampah. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Excel.
2. Proyeksi Penduduk
Rumus perhitungan proyeksi penduduk dan timbulan sampah dapat dicari
pada persamaan 2.1 sampai 2.4
35
2.6. Spesifikasi Teknis Perencanaan TPS 3R
Spesifikasi Teknis Perencanaan TPS3R ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Spesifikasi Teknis Perencanaan TPS 3R
No Tahapan Perencanaan TPS 3R Hasil yang di peroleh
1 Sampling sampah Volume Timbulan sampah
Kompisisi sampah
2 Proyeksi Penduduk Estimasi pertambahan penduduk dalam
jangka waktu yang di proyeksikan
3 Penentuan Lokasi Memperoleh lokasi yang sesuai untuk
membangun TPS 3R
4 Menentukan luas lahan yang diperlukan
untuk membangun TPS 3R memperoleh dimensi TPS 3R berdasarkan
ketersediaan lahan
6
Desain Layout
Gambar bangunan TPS 3R meliputi :
a. Ruang Penerimaan Sampah
b. Ruang Pencacahan
c. Ruang Pengomposan
d. Ruang Pengayakan
e. Ruang Pemilahan Anorganik
f. Ruang Pencucian
g. Ruang Pengeringan
h. Ruang Penggilingan
i. Toilet
J. Kantor
k. Gudang
l. Post satpam
m. Parkir
n. Buffer zone
7 Teknis Operasional Permen PU No. 03 Tahun 2013
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
4.1. Gambaran Umum Kecamatan Syiah Kuala
4.1.1. Letak Geografis
Secara geografis Kecamatan Syiah Kuala terletak pada 95,35579° bujur
timur dan 05,556816° lintang utara. Luas Kecamatan Syiah Kuala adalah 14,244
Km2 yang terbagi dalam 10 Gampong, yaitu Ie Masen Kayee Adang, Pineung,
Lamgugop, Kopelma Darussalam, Rukoh, Jeulingke, Tibang, Deah Raya, Alue
Naga dan Peurada. Adapun Kecamatan Syiah Kuala Berbatasan dengan wilayah
sebagai Berikut :
Sebelah Utara : Selat Malaka
Sebelah Selatan : Kecamatan Ulee Kareng
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Besar
Sebelah Timur : Kecamatan Syiah Kuala
Adapun luas wilayah Kecamatan Syiah Kuala dapat dilihat pada tabel 4,1
sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Luas wilayah Kecamatan Syiah Kuala
No Gampong Luas Lahan
(Ha) Jumlah Penduduk
1 Ie Masen Kayee Adang 70,2 4.503
2 Pineung 61,5 4.477
3 Lamgugop 153,2 4.492
4 Kopelma Darussalam 206,2 4.823
5 Rukoh 95,2 5.286
6 Jeulingke 154,4 6.699
7 Tibang 230,7 1.545
8 Deah Raya 178,2 1.044
9 Alue Naga 242,6 1.660
10 Peurada 31,79 3.409 Sumber : BPS Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh, 2019
4.1.2. Demografi
Berdasarkan BPS Kota Banda Aceh dalam Angka Tahun 2019, bahwa
jumlah penduduk Kecamatan Syiah Kuala tahun 2018 sebesar 38,682 jiwa yang
37
tersebar secara tidak merata di sepuluh gampong. Dari jumlah penduduk tersebut
jumlah penduduk terbanyak yaitu pada Gampong Jeulingke sebesar 6.699 jiwa
dan yang terendah terletak pada Gampong Deah Raya yaitu sebesar 1.044 jiwa.
Berdasarkan jenis kelamin, rasio jumlah penduduk yang bertempat tinggal
di Kecamatan Syiah Kuala di dominasi oleh jenis kelamin laki-laki, berikut dapat
dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4. 2 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Syiah Kuala
No Gampong Jumlah Penduduk
Jumlah Rasio Jenis
Kelamin Laki-laki Perempuan
1 Ie Masen Kayaee Adang 2.281 2.222 4.503
102,66
2 Pineung 2.272 2.205 4.477 103,04
3 Lamgugop 2.336 2.156 4.492 108,35
4 Kopelma Darussalam 2.192 2.631 4.823 83,31
5 Rukoh 2.757 2.529 5.286 109,02
6 Jeulingke 3.517 3.182 6.699 110,53
7 Tibang 827 718 1.545 115,18
8 Deah Raya 562 482 1.044 116,60
9 Alue Naga 913 747 1.660 122,22
10 Peurada 1.685 1.724 3.409 97,74
Total 19.342 18.596 37.938 104,01 Sumber : BPS Kota Banda Aceh2019
Jumlah Penduduk pada titik pengambilan sampel sampah sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Jumlah penduduk dan rasio Jenis Kelamin titik pengambilan sampel
No Gampong Jumlah Penduduk
Jumlah Rasio
Jenis Laki-laki Perempuan
1 Jeulingke 3.571 3.182 6.699 110,53
2 Tibang 827 718 1.545 115,18
3 Lamgugop 2.336 2.156 4.492 108,35
Total 6.734 6.056 12.736 334,06 Sumber: BPS Kota Banda Aceh, 2019
4.2. Peta Lokasi Perencanaan TPS 3R
Berikut ini merupakan peta lokasi perencanaan TPS 3R di Kecamatan Syiah
Kuala dapat dilihat pada gambar 4.1:
38
Gambar 4. 1 Lokasi perencana TPS 3R di kecamatan Syiah Kuala
Lokasi perencanaan TPS 3R ini berada di kawasan Gampong Rukoh,
pemilihan lokasi ini dikarenakan pada kawasan Gampong Rukoh tersebut masih
banyak lahan-lahan yang kosong dibandingkan dengan 9 gampong lainnya yang
berada di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.
4.3.Sosial
Kondisi sosial di Kecamatan Syiah Kuala dapat dilihat pada sarana
pendidikan dan kesahatan masyarakatnya berdasarkan data dari BPS Kecamatan
Syiah Kuala Kota Banda Aceh tahun 2019.
4.3.1. Sarana Pendidikan
Untuk sarana pendidikan di Kecamatan Syiah Kuala dapat dilihat bahwa
banyaknya sarana pendidikan yang tersebar di beberapa gampong dan total jumlah
sarana pendidikan sebanyak 56 sarana, dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai
berikut:
39
Tabel 4. 4 Jumlah Sarana Pendidikan Umum
Sarana Pendidikan Umum
(Sekolah) Jumlah
TK 21
SD 14
MI 2
SMP 3
MTSN 1
SMA 3
MA 1
Perguruan Tinggi 11
Total 56 Sumber : BPS Kota Banda Aceh, 2019
4.3.2. Sarana Kesehatan
Berdasarkan data yang tercatat, jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan
Syiah Kuala terdiri dari 11 Fasilitas Kesehatan yang berjumlah total 60, dapat
dilihat pada table 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Jumlah Sarana Kesehaatan Di kecamatan Syiah Kuala 2019
Sarana Kesehatan Jumlah
Rumah Sakit 1
Puskesmas 2
Pustu 4
Poliklinik 4
Praktik Dokter 19
Praktik Bidan 4
Poskesdes 2
Polindes 2
Apotek 6
Toko Obat 6
Posyandu 10
Total 60 Sumber: BPS Kota Banda Aceh, 2019
4.4. Kondisi Sanitasi (Persampahan)
Berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kota Banda Aceh 2015-2019 wilayah area
berisiko sanitasi untuk sektor persampahan di Kota Banda Aceh terdiri dari 3
Zona Prioritas penanganan Sampah, yaitu Zona 1 (Bersiko sangat tinggi), Zona 2
(Beresiko Tinggi) dan Zona 3 (Beresiko Rendah). Kecamatan Syiah Kuala
40
terdapat 3 Gampong yang berada pada Zona 1 dimana pada zona ini merupakan
zona yang berisiko sangat tinggi pada sektor persampahan, 4 gampong pada zona
2 dimana pada zona ini merupakan zona beresiko tinggi pada sektor persampahan
dan 3 gampong pada zona 3 yaitu beresiko rendah pada sektor persampahan.
Dapat dilihat pada table 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Area Resiko Persampahan di Kecamatan Syiah Kuala
No Zona Prioritas Sampah Wilayah Prioritas persampahan
1 Zona 1 (Beresiko Sangat
Tinggi)
Jeulingke
Peurada
Pineung
2 Zona 2 (Beresiko
Tinggi)
Ie Masen kayee Adang
Rukoh
Kopelma Darussalam
Lamgugop
3 Zona 3 (Beresiko
Rendah)
Alue Naga
Deah Raya
Tibang
4.5.Kondisi Eksisting Sampah
4.5.1. Aspek Teknis Operasional
Berikut ini adalah kondisi pengelolaan sampah eksisting yang diterapkan
di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh:
a. Pewadahan
Pewadahan sampah yang digunakan disumbernya oleh masyarakat di
Kecamatan Syiah kuala ada berbagai jenis yaitu ada yang menggunakan wadah
yang cukup sederhana seperti kantong pastik. karung, keranjang hingga tong
sampah pada umumnya. Pada beberapa titik lokasi disediakan wadah komunal
berupa TPS komunal dan kontainer. Pewadahan yang disediakan di TPS komunal
diJeulingke masih menerapkan pewadahan gabungan sehingga semua sampah dari
sumber berbagai jenis dan komposisi bercampur dalam satu wadah.
41
Gambar 4. 2 Pewadahan sampah dari sumber
b. Pengumpulan Sampah
Sistem pengumpulan sampah di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda
Aceh menerapakan dua sistem yaitu sistem individual langsung dan individual
tidak langsung. Dengan menggunakan becak motor atau mobil Pick Up
pengangkut sampah yang disediakan gampong atau dari Dinas Kebersihan, serta
masyarakat juga mengantarkan langsung sampah ke TPS. Dan ada juga sebagian
masyarakat yang sampahnya masih dibakar di pekarangan halaman rumahnya.
c. Pengangkutan Sampah
Sistem pengangkutan sampah di Kecamatan Syiah Kuala dimana sampah
yang dikumpulkan dari sumber dipindahkan ke TPS, kemudian pewadahan
komunal/kontainer yang telah terisi penuh diangkut dengan Armroll Truck dan
Compactor Truck selanjutnya diangkut ke TPA Blang Bintang. Pola
pengangkutan sampah dilakukan 2 (dua) kali sehari. Proses pemindahan dan
pengangkutan masih tanggung jawab pihak Dinas Kebersihan Hidup Provinsi
Aceh.
42
BAB V
PERHITUNGAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI
5.1. Timbulan Sampah Kecamatan Syiah Kuala
Pada Perencanaan TPS 3R diperlukan data timbulan sampah yang di
hasilkan di Kecamatatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh untuk mengetahui jumlah
besarnya kapasitas sampah yang masuk ke TPS perhari. Oleh karena itu untuk
mengetahui jumlah timbulan sampah yang dihasilkan di Kecamatan Syiah Kuala
Kota Banda Aceh perlu dilakukannya pengukuran dan pengambilan sampel
timbulan sampah domestik salama 8 hari berturut-turut sesuai dengan SNI 19-
3964-1994 tentang metode Pengambilan Dan Pengukuran Timbulan Sampah.
Data sampel yang di ambil berdasarkan jenis pendapatan per rumah yaitu high
income, medum income dan low income. Jumlah titik sampling yang ditetapkan
yaitu 21 rumah tangga, sehingga didapatkan data terkait timbulan sampah
domestik di Kecamatan tersebut.
5.1.1. Timbulan sampah High Income
Timbulan sampah high income dalam satuan berat sampah dibagi jumlah
jiwa dalam rumah, diketahui jumlah rata-rata seluruh timbulan selama 8 (delapan)
hari sebesar 0,58 kg/orang/hari dan 2,41 l/orang/hari. Untuk lebih jelas data
timbulan dapat dilihat pada tabel 5.1 dan gambar 5.1 untuk satuan berat
sedangkan timbulan berdasarkan volume dapat dilihat pada tabel 5.2 dan gambar
5.2
Tabel 5. 1 Timbulan sampah High Income Berdasarkan Berat
Samplin
g
Timbulan (kg/orang/hari)
Jumat Sabtu Minggu Senin Selas
a Rab
u Kami
s Jumat
Rumah 1 0,28 0,26 0,22 0,2 0,62 0,48 0,26 0,22
Rumah 2 0,58 0,66 1,15 0,63 0,65 0,8 0,6 0,95
Rumah 3 0,26 0,38 0,88 0,32 0,3 0,2 0,52 0,53
Rumah 4 1,1 1,33 1,4 1,13 0,23 0,23 0,87 0,3
Rumah 5 0,58 0,48 0,64 0,58 0,42 0,62 0,54 0,66
Rumah 6 0,93 1,5 1,57 1,23 0,27 0,33 1 0,43
Rumah 7 0,2 0,28 0,28 0,22 0,28 0,22 0,24 0,26
Rata-rata 0,56 0,70 0,88 0,62 0,40 0,41 0,58 0,48
43
Gambar 5. 1 Timbulan sampah High Income berdasarkan satuan berat
Berdasarkan Tabel 5.1 dan Gambar 5.1 dapat diketahui timbulan maksimal
sampah terdapat pada hari minggu dengan rata-rata tumbulan sampah sebesar 0,88
kg/orang/hari, Sedangkan timbulan minimum terdapat pada hari selasa.
Tabel 5. 2 Timbulan sampah High Income berdasarkan satuan volume
Sampling Volume (Liter/orang/hari)
Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Rumah 1 2,35 1,78 2,14 2,07 2,35 2,28 2 1,85 Rumah 2 2,58 3,12 2,67 3,03 2,85 2,67 2,85 3,03 Rumah 3 1,57 2,64 2,21 2,07 2 1,43 2,49 2,71 Rumah 4 3,09 4,28 4,28 4,04 2,38 1,07 3,44 1,66 Rumah 5 1,78 2,21 2,35 2,28 2,42 2,49 2,07 2,14 Rumah 6 2,85 4,16 3,92 3,8 2,14 1,07 3,09 2,26 Rumah 7 1,14 1,57 1,92 1,57 1,92 1,78 1,57 1,7 Rata-rata 2,19 2,82 2,78 2,69 2,29 1,83 2,50 2,19
0.560.70
0.88
0.62
0.40 0.41
0.580.48
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Timbulan (kg/o/h)
Rumah 1
Rumah 2
Rumah 3
Rumah 4
Rumah 5
Rumah 6
Rumah 7
Rata-rata
44
Gambar 5. 2 Data timbulan sampah High Income berdasarkan satuan volume
Berdasarkan Tabel 5.2 dan Gambar 5.2 dapat diketahui timbulan sampah
maksimal berdasarkan volumenya terdapat pada hari Sabtu dengan rata-rata
timbulan 2,82 liter/orang/hari, sedangkan timbulan minimumnya terdapat pada
hari Rabu dengan rata-rata timbulan 1,83 liter/orang/hari.
Menurut SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah umtuk
Kota kesil dan Kota sedang di Indonesia, rentang timbulan sampah rumah High
Income adalah 0,350-0,400 kg/orang/hari dan 2,25-2,50 l/orang/hari. Jika
dibandingkan dengan hasil sampling timbulan yang didapat sebesar 0,58
kg/orang/hari, sedangkan berdasarkan volumenya timbulan yang didapatkan
sebesar 2,41 liter/orang/hari, melihat dari hasil timbulan yang didapatkan dapat
dikatakan bahwa berat timbulan jenis rumah High Income tidak sesuai dengan
SNI 19-3983-1995, sedangkan dalam satuan volumenya timbulan jenis rumah
High Income sesuai dengan SNI 19-3983-1995.
5.1.2. Timbulan Sampah Medium Income
Timbulan sampah Medium Income dalam satuan berat sampah dibagi
jumlah jiwa dalam rumah, diketahui jumlah rata-rata seluruh timbulan selama 8
hari sebesar 0,36 kg/orang/hari dan 2,2 l/orang/hari . Untuk lebih jelas data
timbulan dapat dilihat pada tabel 5.3 dan gambar 5.3 untuk satuan berat
sedangkan timbulan berdasarkan volume dapat dilihat pada tabel 5.4 dan gambar
5.4
2.19
2.82 2.78 2.692.29
1.83
2.502.19
00.5
11.5
22.5
33.5
44.5
Jum
at
Sab
tu
Min
ggu
Sen
in
Sela
sa
Rab
u
Kam
is
Jum
at
Volume (L/o/h)
Rumah 1
Rumah 2
Rumah 3
Rumah 4
Rumah 5
Rumah 6
Rumah 7
Rata-rata
45
Tabel 5. 3 Data timbulan sampah medium income berdasarkan berat
Sampling Timbulan (kg/orang/h)
Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Rumah 1 0,20 0,35 0,18 0,15 0,58 0,18 0,2 0,3 Rumah 2 0,38 0,22 0,54 0,32 0,86 0,48 0,38 0,42 Rumah 3 0,15 0,28 0,25 0,28 0,5 0,25 0,38 0,23 Rumah 4 0,5 0,8 0,25 0,15 0,2 0,2 0,25 0,35 Rumah 5 0,33 0,57 0,9 0,43 0,17 0,63 0,43 0,2 Rumah 6 0,25 0,40 0,25 0,15 0,20 0,20 0,25 0,35 Rumah 7 0,33 0,73 0,90 0,43 0,17 0,63 0,43 0,20 Rata-
rata 0,31 0,48 0,47 0,27 0,38 0,37 0,33 0,29
Gambar 5. 3 Data timbulan sampah Medium Income berdasarkan berat
Berdasarkan Tabel 5.3 dan Gambar 5.3 dapat diketahui timbulan maksimal
sampah terdapat pada hari Sabtu dengan rata-rata tumbulan sampah sebesar 0,48
kg/orang/hari, Sedangkan timbulan minimum terdapat pada hari Senin dengan
rata-rata timbulan sebesar 0,27 kg/orang/hari.
0.31
0.48 0.47
0.27
0.38 0.37 0.33 0.29
0.000.100.200.300.400.500.600.700.800.901.00
Jum
at
Sab
tu
Min
ggu
Sen
in
Sela
sa
Rab
u
Kam
is
Jum
at
Timbulan (kg/o/h)
Rumah 1
Rumah 2
Rumah 3
Rumah 4
Rumah 5
Rumah 6
Rumah 7
Rata-rata
46
Tabel 5. 4 Data timbulan sampah medium Income berdasarkan volume
Sampling Volume (L/orang/h)
Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Rumah 1 1,60 2,14 2,23 1,78 3,12 1.69 2,49 2,58 Rumah 2 2,21 1,50 2,57 1,78 2,57 1,43 1,78 2,35 Rumah 3 0,27 1,78 2,05 1,78 2,41 0,45 2,41 0,98 Rumah 4 2,14 4,63 3,21 1,07 0,89 0,89 1,78 3,21 Rumah 5 3,33 3,09 4,16 3,56 1,54 3,68 3,44 2,14 Rumah 6 2,67 3,92 3,03 1,07 1,96 0,71 1,25 2,67 Rumah 7 3,56 2,26 3,68 1,78 1,07 2,97 1,43 1,07 Rata-rata 2,25 2,76 2,99 1,83 1,94 1,69 2,08 2,14
Gambar 5. 4 Grafik timbulan sampah Medium Income berdasarkan volume
Berdasarkan Tabel 5.4 dan Gambar 5.4 dapat diketahui timbulan sampah
maksimal berdasarkan volumenya terdapat pada hari minggu dengan rata-rata
timbulan 2,99 liter/orang/hari sedangkan timbulan minimumnya terdapat pada hari
Rabu dengan rata-rata timbulan 1,69 liter/orang/hari.
Menurut SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah umtuk
kota kecil dan sedang di Indonesia, rentang timbulan sampah rumah Medium
Income adalah 0,300-0,350 kg/orang/hari dan 2,00-2,25 liter/orang/hari. Jika
dibandingkan dengan hasil sampling timbulan yang didapat sebesar 0,36
kg/orang/hari, sedangkan berdasarkan volumenya timbulan yang didapatkan
sebesar 2,21 liter/orang/hari, melihat dari hasil timbulan dalam satuan berat yang
2.25
2.762.99
1.83 1.941.69
2.08 2.14
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Volume (L/o/h)
Rumah 1
Rumah 2
Rumah 3
Rumah 4
Rumah 5
Rumah 6
Rumah 7
Rata-rata
47
didapatkan dapat dikatakan bahwa besar timbulan jenis rumah Medium Income di
Kecamatan Syiah Kuala tidak sesuai dengan SNI 19-3983-1995 sedangkan dalam
satuan volumenya sesuai dengan SNI 19-3983-1995.
5.1.3. Timbulan Sampah Low Income
Timbulan sampah Low Income dalam satuan berat sampah dibagi jumlah
jiwa dalam rumah, diketahui jumlah rata-rata seluruh timbulan selama 8 hari
sebesar 0,27 kg/orang/hari dan 2,02 liter/orang/hari. Untuk lebih jelas data
timbulan dapat dilihat pada tabel 5.5 dan gambar 5.5 untuk satuan berat
sedangkan timbulan berdasarkan volume dapat dilihat pada tabel 5.6 dan gambar
5.6
Tabel 5. 5 Data timbulan sampah Low Income berdasarkan satuan berat
Sampling Timbulan (kg/o/h)
Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Rumah 1 0,13 0,13 0,17 0,27 0,27 0,2 0,3 0,4 Rumah 2 0,3 0,33 0,18 0,2 0,38 0,2 0,18 0,18 Rumah 3 0,25 0,1 0,08 0,23 0,23 0,15 0,25 0,15 Rumah 4 0,18 0,23 0,38 0,25 0,35 0,3 0,35 0,4 Rumah 5 0,6 0,63 0,3 0,63 0,53 0,43 0,47 0,33 Rumah 6 0,3 0,33 0,18 0,2 0,38 0,2 0,18 0,18 Rumah 7 0,25 0,1 0,08 0,23 0,23 0,15 0,25 0,15 Rata-
rata 0,29 0,26 0,20 0,29 0,34 0,23 0,28 0,26
Gambar 5. 5 Grafik timbulan sampah Low Income berdasarkan satuan berat
0.29 0.260.20
0.290.34
0.230.28 0.26
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Jum
at
Sab
tu
Min
ggu
Sen
in
Sela
sa
Rab
u
Kam
is
Jum
at
Timbulan (kg/o/h)
Rumah 1
Rumah 2
Rumah 3
Rumah 4
Rumah 5
Rumah 6
Rumah 7
Rata-rata
48
Berdasarkan Tabel 5.6 dan Gambar 5.6 dapat diketahui timbulan maksimal
sampah terdapat pada hari Selasa dengan rata-rata tumbulan sampah sebesar 0,34
kg/orang/hari, Sedangkan timbulan minimum terdapat pada hari Senin dan Rabu
dengan rata-rata timbulan sebesar 0,20 kg/orang/hari
.
Tabel 5. 6 Data timbulan sampah Low Income Berdasarkan volume
Sampling Volume (Liter/orang/hari)
Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Rumah 1 2,38 1,31 2,61 3,92 4,04 2,14 4,16 1,66
Rumah 2 2,85 3,03 1,16 1,69 3,12 1,51 0,36 0,62
Rumah 3 0,98 0,45 0,36 2,58 2,23 1,96 0,71 1,69
Rumah 4 0,45 2,58 3,12 1,07 3,12 2,85 3,12 3,21
Rumah 5 3,92 4,16 1,19 4,04 3,68 3,56 3,44 1,19
Rumah 6 3,12 1,51 0,71 0,80 2,67 0,53 0,36 0,53
Rumah 7 2,94 0,71 0,62 1,16 1,07 0,89 2,85 0,65 Rata-
rata 2,38 1,96 1,40 2,18 2,85 1,92 2,14 1,36
Gambar 5. 6 Grafik timbulan sampah Low Income berdasarkan volume
Berdasarkan Tabel 5.6 dan Gambar 5.6 dapat diketahui timbulan sampah
maksimal berdasarkan volumenya terdapat pada hari Selasa dengan rata-rata
timbulan 2,85 liter/orang/hari sedangkan timbulan minimumnya terdapat pada hari
minggu dengan rata-rata timbulan 1,40 liter/orang/hari.
2.38
1.96
1.40
2.18
2.85
1.922.14
1.36
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Volume (L/o/h)
Rumah 1
Rumah 2
Rumah 3
Rumah 4
Rumah 5
Rumah 6
Rumah 7
Rata-rata
49
Menurut SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah umtuk
kota kecil dan kota sedang di Indonesia, rentang timbulan sampah rumah Low
Income adalah 0,250-0,300 kg/orang/hari dan 1,75-2,00 liter/orang/hari. Jika
dibandingkan dengan hasil sampling timbulan yang didapat sebesar 0,27
kg/orang/hari, sedangkan berdasarkan volumenya timbulan yang didapatkan
sebesar 2,02 l/orang/hari, melihat dari hasil timbulan yang didapatkan dapat
dikatakan bahwa besar timbulan jenis rumah Low Income di Kecamatan Syiah
Kuala masih sesuai dengan SNI 19-3983-1995 baik dalam satuan berat maupun
volumenya.
5.2. Proyeksi timbulan sampah kecamatan Syiah Kuala
Proyeksi timbulan sampah di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banada Aceh
diperlukan untuk mengetahui jumlah timbulan sampah yang dihasilkan dalam
beberapa tahun kedepan agar pada saat perencaan pembangunan TPS3R yang di
bangun dapat menampung jumlah sampah yang dihasilkan dan sesuai dengan
kapasitas yang di perlukan. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 5.7
50
Tabel 5. 7 Proyeksi Timbulan Sampah Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh
Proyeksi Timbulan Sampah Kecamatan Syiah Kuala
No Tahun Jumlah
Penduduk
Berat
sampah
kg/orang
/hari
JumlahTimb
ulan sampah
Liter/orang/
hari
Berat
Sampah
kg/orang/
hari
Jumlah
Timbulan
sampah(liter/
hari) 1 2019 38311
0,37 1,99
14175,1 76238,9 2 2020 38781 14348,9 77174,0 3 2021 39251 14522,8 78109,3 4 2022 39721 14696,7 79044,4 5 2023 40191 14870,6 79979,5 6 2024 40661 15044,4 80914,6 7 2025 41131 15218,3 81849,9 8 2026 41601 15392,2 82785,0 9 2027 42070 15566,0 83720,1
10 2028 42540 15739,9 84655,2 11 2029 43010 15913,8 85590,5
5.3. Komposisi Timbulan Sampah Kecamatan Syiah Kuala
Berdasarkan hasil sampling yang telah dilakukan selama 8 hari berturut-
turut terkait dengan tugas akhir Perencanaan TPS3R di Kecamatan Syiah Kuala di
dapatkan persentase timbulan sampah yang paling tinggi yaitu sisa makanan
sebesar 42,6%. Berikut pada tabel 5.8 adalah data persentase komposisi timbulan
sampah di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh
Tabel 5. 8 Persentase komposisi sampah Kecamatan Syiah Kuala
Jenis Sampah
Komposisi sampah %
Rata-rata High Income Medium Income Low Income
Kg % Kg % Kg %
Sisa Makanan 57,4 44,3 31,6 44,1 27,5 50,9 42,6
Kertas 21,2 16,4 8,4 11,7 9,2 17,0 14,0 sampah
halaman 14,5 11,2 8,7 12,1 4,4 8,1 9,8
tekstil/karet 4,5 3,5 1,8 2,5 0,1 0,2 2,1
Kaca 0 0 3 4,2 0 0 1,2
Plastik 19,4 15,0 14,1 19,7 11,4 21,1 16,8
Logam 0,9 0,7 1,4 2,0 0,4 0,7 1,0
Karet 0,3 0,2 0,1 0,1 0,2 0,4 0,2
Lainnya 11,4 8,8 2,6 3,6 0,8 1,5 4,8
Total 129,6 100,0 71,7 100,0 54 100,0 92,6
Berdasarkan komposisi sampah tersebut dibedakan lagi berdasarkan
Komponen sampahnya seperti sampah organik yang mudah membusuk, sampah
51
organik sukar membusuk dan sampah tidak mudah membusuk. Data tersebut
dapat dilihat sebagai berikut:
5.3.1. Sampah Organik Mudah Membusuk
Sampah organik mudah membusuk merupakan sampah yang mudah terurai
oleh mikroorganisme dengan tanpa adanya campur tangan manusia, seperti
sampah sisa makanan dan dedaunan. Persentase sampah organik mudah
membusuk yang dihasilkan oleh perumahan High Income, Medium Income dan
Low Income adalah 44,3%, 44,1% dan 50,9% dengan rata-ratanya sebesar 42,6%
dapat dilihat pada gambar 5.7.
Gambar 5. 7 Persentase komposisi sampah organik yang mudah membusuk
5.3.2. Sampah Organik sukar membusuk
Sampah organik sukar membusuk seperti kertas dan kayu. Persentase
sampah organik mudah membusuk yang dihasilkan oleh perumahan High Income,
Medium Income dan Low Income adalah 27,8%, 23,8,% dan 25,1% dengan rata-
ratanya sebesar 25,6% dapat dilihat pada gambar 5.8
32%
32%
36%
Komposisi Sampah Organik mudah membusuk
High Income Medium Income Low Income
52
Gambar 5. 8 Persentase Komposisi Sampah Organik sukar membusuk
5.3.3. Sampah Tidak mudah membusuk
Sampah Anorganik merupakan sampah yang tidak bias terurai oleh
mikroorganisme. Berikut adalah persentasi sampah tidak mudah terurai.
Persentase sampah tidak mudah membusuk yang dihasilkan oleh perumahan
High Income, Medium Income dan Low Income adalah 28%, 38,% dan 34%
dengan rata-ratanya sebesar 28% dapat dilihat pada gambar 5.8.
Gambar 5. 9 Persentasi Komposisi timbulan sampah tidak mudah membusuk
5.4. Nilai Recorvery Factor
Nilai Recorvery sampah ditentukan berdasarkan timbulan sampah dan
komposisi sampah yang dihasilkan. Nilai Recorvery digunakan untuk
memprediksi jumlah sampah yang akan direduksi serta jumlah sampah yang
36%
31%
33%
Komposisi Sampah organik Sukar membusuk
High Income Medium Income Low Income
34%
38%
28%
Komposisi Sampah Tidak mudah Membusuk
High Income Medium Income Low Income
53
menjadi residu. Dalam Perencanaan TPS 3R ini, timbulan sampah yang dikelola
sebesar 4,23 m3 sehingga nilai recorvery sampah dapat dilihat pada tabel 5.9 dan
gambar 5.10.
Tabel 5. 9 Nilai Recovery Factor
No Komposisi
Sampah
Recovery
Factor
(%)
Volume
(m3/hari)
Volume
Recovery
(m3 /hari)
Volume
Pengomposan
(m3 /hari)
Volume
Pirolisis
(m 3/hari)
Volume
Residu (m 3/hari)
1 Sampah Organik
Sampah
Halaman 80% 0,22 0,18 0,18 0,00 0,04
Sampah
Makanan 80% 0,58 0,46 0,46 0,00 0,12
2 Sampah Anorganik Kertas 50% 0,40 0,20 0 0,00 0,20 Plastik 50% 2,93 1,47 0 2,05 1,47 Tekstil 65% 0,03 0,02 0 0,00 0,01 Logam 80% 0,02 0,02 0 0,00 0,00 Kaca 0% 0,004 0,00 0 0,00 0,00 Karet 0% 0,002 0,00 0 0,00 0,00 3 Residu
Lain-
lainnya 0% 0,05 0,0 0 0,00 0,05
Sumber:Tchobanoglous, 1993
54
Gambar 5. 10 Neraca Massa Sampah di TPS 3R
Timbulan Sampah
4,23 m 3/hari
Organik
2,16 m3 /hari
Kompos
1,73 m3 /hari
Pencacahan
Pengomposan
Pematangan
Pengayakan
Kompos
0,864 m3/hari
Pengemasan
Residu
0,43 m3 /hari
Anorganik
2,07 m3 /hari
Pemilahan
Anorganik lain
0,72 m3 /hari
Lapak
Pengepakan
Penyimpanan
Penjualan
0,25m3 /hari
Plastik
0,72 m3 /hari
Kondensasi
Bijih plastik
0,54 m3 /hari
Residu
0,58 m3 /hari
55
BAB VI
PERENCANAAN TPS 3R
6.1. Perencanaan Teknis Operasional Pengelolaan Sampah di Kecamatan
Syiah Kuala
6.1.1. Sistem Pewadahan
Pewadahan sampah yang akan direncanakan yaitu pewadahan terpilah.
Pewadahan terpilah terbagi atas sampah organik, anorganik dan sampah plastik.
Penentuan wadah terpilah ini mengacu kepada Permen Pekerjaan Umum Nomor
03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga dimana tiga jenis sampah terpilah ini merupakan hasil modifikasi dari
peraturan tersebut. Penggunaan jenis wadah yang digunakan serta umur pakai
wadah disesuaikan dengan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Berdasarkan jenis kategori sampah
dan timbulan yang ada kemudian direncanakan jumlah wadah yang dibutuhkan.
Penentuan jumlah wadah mengacu pada SNI 3242:2008 tentang Pengelolaan
Sampah di Pemukiman.
Timbulan Sampah = Laju timbulan Sampah l/o/h x Jumlah penduduk di proyeksi
=1,99 l/o/h x 43010 Jiwa
= 85589,0 l/o/h
Pewadahan = Timbulan Sampah
Jumlah KK
= 85589,9
10651
= 8,04 L
Setelah dilakukan perhitungan di atas maka di dapatkan setiap rumah tangga
menghasilkan 8,04 L sampah per harinya, oleh karena itu dengan sistem
pewadahan terpilah yang di rencanakan maka disarankan setiap rumah itu
diwajibkan memiliki tempat sampah minimal 3 tong sampah yang dimana masing
masing memiliki kapasitas 3 L.
56
6.1.2. Sistem Pengumpulan
Pada sistem pengumpulan yang direncanakan pada TPS 3R di Kecamatan
Syiah Kuala, menerapkan sistem pengumpulan langsung dimana setiap rumah
tangga di harapkan mengantarkan sampah nya langsung ke TPS 3R setiap harinya,
6.1.3. Sistem Pengolahan Sampah
Sistem pengelolaan sampah yang diaplikasikan di TPS 3R adalah
pengelolaan sampah anorganik, sampah organik, dan sampah plastik. Sampah
anorganik (kertas, kain, dan logam) dipilah, kemudian untuk sampah yang layak
jual akan dilapakkan. Sampah organik (sisa makanan, sayuran, dan daun) diolah
menjadi pupuk kompos dengan metode aerator bambu. Kemudian pupuk kompos
di kemas dan dijual. Sampah plastik diolah menjadi biji plastik (pellet)
menggunakan mesin pencacah plastik, dan biji plastik akan di jual. Residu
sampah akan diangkut dan dibuang ke TPA.
6.1.4. Sistem Pengangkutan
Perencanaan pengangkutan sampah residu pada TPS 3R di Kecamatan
Syiah Kuala Kota Banda Aceh yaitu bekerjasama dengan pihak DLHK3 Kota
Banda Aceh. Pola dan jenis alat angkut yang digunakan mengacu pada SNI 19-
2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.
Jumlah alat angkut dihitung berdasarkan jumlah timbulan sampah yang ada dan
ritasi yang digunakan berdasarkan Permen Pekerjaan Umum Nomor
03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.
6.2. Loading Rate
Loading rate Merupakan kapasitas sampah yang akan diolah di TPS 3R tiap
jamnnya. Pada perencanaan TPS 3R ini waktu operasionalnnya adalah 8 jam,
dimulai pukul 08:00-12:00;13.00-17:00 (Istirahat pukul 12.00-13.00).
Berdasarkan data kapasitas sampah yang akan dikelola di TPS 3R adalah sebagai
berikut :
57
Loading Rate =Volume sampah (
m3
h)
Waktu Proses (Jam/h)
=4,23 m3/hari
8 Jam/hari
= 0,52 m3/jam
6.3. Perhitungan Perencanaan TPS 3R
6.3.1. Ruang Pengolahan Sampah Organik
Ruang pengelolaan sampah organik di TPS 3R di Kecamatan Syiah Kuala
ini terdiri dari ruang pewadahan sampah organik, pencacahan dan pengomposan.
1. Ruang Pewadahan Sampah Organik
Ruang Penerimaan sampah organik merupakan area di TPS 3R yang
digunakan untuk menurunkan muatan sampah organik. Dalam Perencanaan ini,
area penerimaan sampah harus mampu menampung timbulan sampah yang sesuai
dengan proyeksi timbulan sampah dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.
Dalam ruang ini sampah organik dari kegiatan domestic diturunkan dibongkar,
kemudian diolah menjadi kompos.
a. Volume sampah masuk per jam
V s.organik = 52,5 % x 0,52 m3/jam
= 0,27 m3/jam
= 2,16 m3/hari
b. Berat sampah yang masuk per jam
B s.organik = %s.organik x ∑Penduduk Terlayani x Berat timbulan sampah/org/hr
= 52,5% x 34.408 orang x 0,37 kg/hari
= 6683,76 kg/hari
= 835,47 kg/jam
Dalam Perencanaan ini, sampah organik dimasukkan ke dalam kantong
Plastik hitam besar. Dimensi ruangan untuk menampung sampah adalah :
Tinggi Tumpukan : 0,93 m
58
Tabel 6. 1 Spesifikasi ruang penampungan sampah organik
Spesifikasi TPS 3R Syiah Kuala
Volume Sampah 0,27 m3/jam atau 2,16 m3
Tinggi Tumpukan 0,93 m
Panjang : Lebar 2,5 : 2
Luas lahan 5 m
2. Ruang Pencacahan
Sampah yang berada pada ruang pencacahan ini merupakan sampah yang
berada di ruang penampungan, kemudian di cacah sambil dilakukan pemilahan
sampah organik yang sulit terurai agar tidak ikut terkomposkan. Sampah di cacah
menggunakan alat pencacahan untuk mempercepat proses pengomposan.
Spesifikasi alat pencacahan dapat dilihat pada tabel 6.2.
Tabel 6. 2 Spesifikasi alat pencacahan
Spesifikasi Dimensi
Kapasitas kerja 1000 -1500 kg/jam
Merk Aneka Mesin
Tipe Am-PC1500
Dimensi Mesin 180X90X150 cm
Diamater Tabung 60cm
Material Tabung Plat Tabung
Material Rangka Besi UNP 12 dan UNP 10
Pisau Baja dikeraskan
Penggerak Diesel 13 HP atau EM 10 HP
Dalam Perencanaan ini, perkiraan sampah organik yang dikomposkan
adalah 80%, sehingga akan menghasilkan residu 20%.
Kapasitas sampah yang dikomposkan = 0,27 m3/jam x 80%
= 0,216 m3/jam
= 1,728 m3/hari
Berat sampah yang dikomposkan = 835,47 kg/jam x 80%
59
= 668,38 kg/jam
= 5347,008 kg/hari
Jumlah mesin pencacah yang diperlukan = 668,38 kg/jam : 1000 kg/jam
= 1 buah
Tabel 6. 3 Perencanaan ruang penampung dan pencacahan sampah organik
No. Perencanaan Kebutuhan
1 Sampah Masuk 0,27 m3 atau 2,61 m3/hari
2 Dimensi ruang penerimaan 2,5 m x 2 m x 1 m
Kebutuhan lahan 2,5 m x 2 m = 5 m
3 Dimensi ruang pencacahan 2,5 m x 2 m x 2 m
Kebutuhan lahan 2,5 m x 2 m = 5m
Total kebutuhan lahan 10 m2
3. Ruang Pengomposan
Metode pengomposan yang digunakan adalah pengomposan dengan bantuan
EM4. Metode ini dipilih karena waktu yang diperlukan untuk pengomposan, yaitu
sekitar 30 hari. Perhitungan luas area pengomposan ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Total Volume Sampah yang dikomposikan
Vsampah kompos = waktu x berat sampah yang dicacah (
kg
hari)
densitas sampah yang dicacah (kg
m3)
= 30 hari x 5347,008 kg/hari
425,87 Kg/m3
= 376,66 m3≈ 378 𝑚3
2. Menghitung Volume setiap aerator bambu
Kriteria desain aerator bambu adalah sebagai berikut:
a. Lebar aerator bambu = 2,5 – 3,5 m
b. Ketinggian maks = 1,75 m
c. Panjang = bebas
d. Lebar bawah Ventilasi = 0,6 – 0,9 m3.
3. Perencanaan aerator bambu
a. Ukuran aerator bambu : Panjang 2,5 m ; Lebar 0,7 m ; Tinggi 0,85 m
b. Volume aerator bambu : (P x Lx T/2) = (2,5 x 0,7 x 0,85)/2 = 0,74m3
c. Ukuran timbunan kompos : Panjang 2,5 m ; Lebar bawah 3 m
60
; Lebar atas 2 m; Tinggi 1,75 m.
d. Luas Melintang (Trapesium) = ((3 + 2) x 1,75)/2 = 4,4 m2
Sehingga, Volume timbunan kompos (tanpa aerator) adalah:
Vol timbunan kompos = Vol Trapesium – Volume aerator bambu
= (4,4 x 2,5) - 0,74 = 10,26 m3
4. Menghitung jumlah aerator bambu yang akan dibuat
Jumlah aerator =Volume sampah yang dikompos
Volume timbunan kompos
=378 𝑚3
10,26 𝑚3
= 36,84 ≈ 37 buah
5. Menghitung area aerator bambu
Area yang dibutuhkan untuk aerator bambu, untuk sisi lebar aerator
bambu dengan perencanaan 3 m , ruang yang diperlukan untuk pembalikan
pada sisi kiri dan kanan aerator bambu masing-masing sebesar 0,25 m ,
sementara untuk sisi panjang aerator bambu 2,5 m ruang pembalikan
masing-masing 0,5 m.
sehingga total lebar dan panjang yang diperlukan masing-masing
sebesar 3,5 m. Sehingga area 1 unit aerator bambu menjadi 12,25 m2 , dan
luar area pengomposan aerator bambu adalah:
Luas area pengomposan = 12,25 m2 x Jumlah aerator bambu
= 12,25 x 37
= 453,25 m2
Tabel 6. 4 Perencanaan ruang pengomposan
No Perencanaaan Kebutuhan
1 Sampah organik dicacah 1,728 m2
2 Volume 10,26 m3
3 Jumlah aerator bambu 37
4 Kebutuhan lahan 171,5 m2
Total Kebutuhan lahan 453,25 m2
61
4. Ruang Pengayakan dan Pengemasan Kompos
Alat pengayak kompos yang digunakan adalah type cone, dengan spesifikasi
pada tabel 6.5.
Tabel 6. 5 Spesifikasi alat pengayak kompos
Spesifikasi
Merk Aneka Mesin
Tipe AM-AK500
Sistem Rotary
Dimensi Mesin 450x100x 150 cm
Material
Pengayak Perforated plate ss
Rangka Besi siku 5
Penggerak
Diesel 8 HP atau Motor
Listrik
Kapasitas 400-500 kg/jam
Penyusutan sampah organik saat diolah menjadi kompos adalah sekitar 40%
hingga 50% (Harsono, 2007).
Pada perencanaan ini, diambil persentase penyusutan 50%. Maka produk
kompos yang dihasilkan :
Kapasitas Kompos = 50% x 1,728 m3 /hari
= 0,864 m3 /hari
= 0,10 m3 /jam
Berat Kompos = 5347,008 kg/ hr x 50%
= 2673,504 kg/hr
= 334,18 kg/jam
Sedangkan kapasitas ala pengayak adalah 400 kg/jam. Sehingga jumlah alat
pengayak yang dibutuhkan adalah 1 buah. Perencanaan kebutuhan lahan ruang
pengayakan dan pengemasan dapat dilihat pada tabel 6.6.
Tabel 6. 6 Perencanaan Ruang Pengayakan dan Pengemasan
No Perencanaan Kebutuhan
1 Jumlah alat pengayak 1 buah
2 Dimensi ruang rencana 6 x 4 x 2
Total Kebutuhan Lahan 24 m2
62
6.3.2. Ruang Pengolahan Sampah Plastik
Ruang pengelolaan sampah plastik di TPS 3R Kecamatan Syiah Kuala Kota
Banda Aceh ini terdiri dari ruang penerimaaan sampah dan pengelolaan sampah
plastik menjadi biji plastik.
1. Unit Penampungan Sampah Plastik
Ruang penerimaan sampah plastik merupakan area di TPS 3R yang
digunakan untuk menurunkan muatan sampah plastik. Dalam perencanaan ini,
area penerimaan sampah harus mampu menampung timbulan sampah sesuai
dengan hasil proyeksi timbulan sampah dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.
Dalam ruang ini, sampah plastik diturunkan dibongkar kemudian diolah menjadi
biji plastik.
1. Volume sampah plastik masuk per jam
V = 16,8% x V.sampah masuk
= 16,8 % x 0,52 m3/jam
= 0,09 m3/jam
= 0,72 m3/hari
2. Berat plastik = % s.plastik x ∑penduduk terlayani x Berat timbulan
sampah (orang/hr)
= 16,8% x 34.408 x 0,37 kg/orang/hari
= 2138,80 kg/hari
= 267,35 kg/jam
3. Tinggi tumpukan = 1,7 m
sehingga, panjang dan lebar sebagai berikut:
Tabel 6. 7 Spesifikasi ruang penampungan sampah plastik TPS3R
Spesifikasi Kebutuhan lahan
Volume sampah 0,72 m3/hr
Tinggi tumpukan 1,7 m
Panjang : Lebar 2 m : 1,5 m
Luas lahan 3 m
2. Ruang Pemilahan atau Penyortiran Sampah Plastik
Sampah plastik yang telah ditampung kemudian disortir sesuai dengan
warna dan jenisnya. Jenis sampah yang akan diolah adalah sampah kresek dan
63
botol plastik. Sehingga kapasitas sampah plastik yang akan diolah adalah sebesar
75%.
Volume sampah plastik = 75% x 0,72 m3 /hari
= 0,54 m3 /hari
Berat Sampah plastik = 75% x 2138,80 kg/hari
= 1604,1kg/hari
Tabel 6. 8 Spesifikasi ruang pemilahan sampah plastik TPS 3R
Spesifikasi Kebutuhan lahan
Volume Sampah 0,54 m3/hr
Panjang : Lebar 1,5 m : 1,5 m
Luas lahan 2,25 m2
3. Ruang Pencucian dan pengeringan sampah Plastik
Sampah plastik yang telah disortir kemudian dicuci. Pencucian sampah
bertujuan untuk menghilangkan kotoran atau material lain agar tidak menggaggu
proses penggilingan plastik. Kemudian setelah dicuci bersih sampah plastik di
keringkan.
Tabel 6. 9 Spesifikasi ruang pencucian
Spesifikasi Kebutuhan lahan
Volume Sampah 0,54 m3/ hr
Panjang : Lebar 1,5 m : 1 m
Luas lahan pencucian 1,5 m
Tabel 6. 10 Spesifikasi ruang pengeringan sampah plastik TPS3R
Spesifikasi Kebutuhan lahan
Volume Sampah 0,54 m 3/ hr
Tinggi Tumpukan 0,5 m
Panjang : Lebar 1,5 m : 1 m
Luas lahan pengeringan 1,5 m
4. Ruang Penggilingan sampah Plastik
Sampah plastik yang telah dikeringkan kemudian dimasukkan ke mesin
penggilingan plastik untuk diolah menjadi biji plastik (pellet). Jenis mesin yang
digunakan adalah merek Agrowindo.
64
Tabel 6. 11 Spesifikasi mesin penggiling plastik
Spesifikasi mesin
Tipe PLT – 300
Merek Agrowindo
Kapasitas 300 kg/jam
Power 28 HP
Dimensi Mesin 125cm x 100 cm x 150 cm
Cutting Size 10 mm
Bahan Plat mild steel
Tabel 6. 12 Perencanaan ruang penggiling sampah plastik
Spesifikasi kebutuhan lahan
Dimensi Mesin (1,25 x 1 x 1,5) m
Luas Lahan untuk mesin 1,25 m x 1 m
Total luas lahan untuk kegiatan penggilingan 2,5 x 1,5 = 3,75 m
6.3.3. Pengolahan Sampah Anorganik
1. Wadah Penampungan Sampah Anorganik
Sampah anorganik yang telah dibongkar dari pengangkutan sampah
kemudian di masukkan ke dalam ruangan untuk dilakukan pemilahan sampah
yang layak jual dan tidak layak jual secara manual oleh tenaga kerja. Untuk
sampah yang layak jual diletakkan di dalam keranjang plastik, untuk sampah
kertas berwarna kuning. sampah logam biru, sampah kaca merah, sampah kain
hijau. Sedangkan untuk sampah yang tidak layak jual dimasukkan ke dalam
kantong plastik berwarna hitam yang kemudian akan dibuang ke TPA.
a. Volume sampah anorganik masuk per jam
V.s.anorganik = 18,5% x Total sampah masuk
= 18,5 % x 0,52 m3/jam
= 0,096 m3/jam
= 0,77 m3/hr
Tinggi tumpukan = 0,3 m
b. Panjang = Lebar = √𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
= √0,77
0,3
65
= 1,6 m
Tabel 6. 13 Spesifikasi Ruang Penampungan Sampah Anorganik
Spesifikasi Kebutuhan lahan
Volume sampah 0,096 m3/jam atau 0,77 m3/hr
Tinggi Tumpukan 0,3 m
Panjang : Lebar 1,6 m : 1,6 m
Luas lahan 2,56 m
2. Pemilahan Sampah Anorganik
Menurut Thobanoglous (1995), nilai recovery masing- masing sampah
anorganik adalah sebagai berikut :
Vs. kertas = 50% x (% komposisi kertas x volume sampah)
= 50 % x ( 14% x0,77 m3/hr)
= 50% x 0,108 m3 / hari
= 0,054 m3 / hari
Vs. logam = 50% x (% komposisi logam x volume sampah)
= 50 % x ( 1,0% x 0,77 m3 / hari)
= 0,004 m3 / hari
Vs. kain = 65% x (% komposisi kertas x volume sampah)
= 50 % x ( 2,1% x 0,77 m3 / hari)
= 0,008 m3 / hari
Tinggi tumpukan = 0,4 m
Panjang = Lebar = √𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
= √0,066
0,04
= 0,41 = 0,4 m
Tabel 6. 14 Spesifikasi Ruang Pemilahan Sampah Anorganik
Spesifikasi Kebutuhan Lahan
Volume Sampah 0,066 m3/hr
Tinggi Tumpukan 0,4 m
Panjang : Lebar 1,5 m : 2 m
Berdasarkan perhitungan di atas, maka perencanaan dan kebutuhan lahan
untuk pengelolaan sampah kertas di TPS3R adalah
66
Tabel 6. 15 Perencanaan Ruang Pengeloaan Sampah Anorganik
Perencanaan Kebutuhan lahan
Ruang penampung sampah
anorganik 2,5 m x 2,5 m x 2 m
Kebutuhan lahan 6,25 m2
Ruang Pemilahan sampah
kertas 1,5 m x 1,5 m x 2 m
Kebutuhan lahan 2,25 m2
Total keseluruhan Lahan 8,5 m2
6.3.4. Gudang
Fasilitas gudang digunakan untuk menyimpan kompos, produk biji plastik,
dan sampah anorganik lain yang layak jual. Sehingga kapasitas gudang
disesuaikan dengan jumlah produk dari komposting, kapasitas biji plastik, dan
sampah anorganik. Dapat dilihat pada tabel 6.1.5.
Tabel 6. 16 Perencanaan Kapasitas Gudang
No Asal Perencanaan Hasil Dimensi Kebutuhan Lahan
1 Pengomposan
direncanakan
untuk kapasitas
1 minggu ( 5
hari kerja)
0,864 m3 /hari 1,5 m x 2 x tinggi
tumppukan (1,5 m) 3 m2
4,32 m3/minggu
2 Penggilingan 0,53 m3/hr 1m x 1m x tinggi
tumpukan (0,5m) 1 m2
2,65 m3/minggu
3 Lapak
0,066 m3/hr 1m x 1m x tinggi
tumpukan (0,5 m) 1 m2 0,33
m3/minggu
6.3.5. Kantor
Kantor merupakan ruangan yang digunakan untu melakukan pendataan
kegiatan administrasi dan melakukan evaluasi kegiatan. Luas lahan yang
direncanakan untuk kantor TPS 3R ditunjukkan pada tabel 6.17.
67
Tabel 6. 17 Perencanaan kantor
Perencanaan Kantor Luas lahan
Panjang : Lebar Bangunan 4m x 4m
Tinggi Bangunan 6 m
Luas lahan 16 m2
6.3.6. Pos Jaga
Pos jaga ini diletakkan di pintu masuk yang berfungsi untuk mengontrol
keluar masuknya kendaraan pengangkut sampah. Luas lahan yang direncanakan
untuk pos jaga TPS 3R dapat dilihat pada tabel 6.18.
Tabel 6. 18 Perencanaan Pos Jaga
Spesifikasi Luas Lahan
Panjang : Lebar Bangunan 2 m : 1 m
Tinggi Bangunan 4 m
Luas Lahan 2 m2
6.3.7. Parkiran
Dalam perencanaan ini luas lahan parkiran yang di rencanakan dapat dilihat
pada tabel 6.19
Tabel 6. 19 Perencanaan Lahan Parkir
Spesifikasi Luas lahan
Panjang : Lebar 8 m x 7,5 m
Tinggi Bangunan 6 m
Luas Lahan 75 2
6.3.8. Kamar Mandi
Dalam perencanaan ini jumlah kamar mandi yang direncanakan hanya 1,
dengan luas toilet adalah 3 m2 . Sehingga total lahan yang dibutuhkan untuk toilet
adalah 3 m2 .
Jadi, total kebutuhan lahan berdasarkan pengkajian unit-unit pengolahan
untuk mengolah sampah di TPS 3R dibutuhkan lahan bangunan sebagai berikut :
68
Tabel 6. 20 Total kebutuhan lahan
No Ruang Kebutuhan Lahan
1
Pengelolaan Sampah Organik
a. Ruang penampung sampah organik 5 m2
b. Ruang Pencacah sampah organik 5 m2
c. Ruang pengomposan 453,25 m2
d. Ruang Pengayakan 24 m2
Total 487,25 m2
2
Pengelolaan Sampah Plastik
a. Ruang penampung sampah plastik 3 m2
b. Ruang penyortiran sampah plastik 2,5 m2
c. Ruang pencucian sampah plastik 1,5 m2
d. Ruang pengeringan sampah plastik 1,5 m2
e. Ruang penggilingan sampah plastik 4 m2
Total 12,5 m2
3
Pengelolaan sampah Anorganik
a. Ruang penampungan sampah Anorganik 6,25 m2
b. Ruang pemilahan sampah anorganik 2,25 m2
Total 9 m2
4
Sarana Penunjang
a. Gudang 5 m2
b. Toilet 3 m2
c. Kantor 16 m2
d. Parkiran 82 m2
e. Pos jaga 2 m2
Total 108 m2
Total Keseluruhan 616,75 m2
69
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Rata-rata volume timbulan sampah yang dihasilkan di Kecamatan Syiah
Kuala Kota Banda Aceh adalah sebesa 1,99 liter/orang/hari, besar
timbulan sampah adalah 0,37 kg/orang/hari. dengan komposisi sampah
organik 52,5 % dan Anorganik 35,3 % dan residu sebesar 4,8%.
2. Sistem pengelolaan sampah yang diaplikasikan di TPS3R adalah
pengelolaan sampah anorganik, sampah organik, dan sampah plastik
a. sampah anorganik (kertas, kain, dan logam) dipilah, kemudian untuk
sampah yang layak jual akan dilapakkan
b. Sampah organik (sisa makanan, sayuran, dan daun) diolah menjadi
pupuk kompos dengan metode aerator bambu. Kemudian pupuk
kompos di kemas dan dijual.
c. Sampah plastik diolah menjadi biji plastik (pellet) menggunakan mesin
pencacah plastik, dan biji plastik akan di jual
d. Residu sampah akan diangkut dan dibuang ke Tempat Pemrosesan
Akhir TPA Blang Bintang Aceh Besar.
7.2. Saran
Adapun saran pada tugas akhir ini adalah sebagai beikut:
1. Diharapakan pada peneliti selanjutnya untuk menambahkan Rancangan
Anggaran Biaya (RAB) bangungan TPS 3R.
2. Diharapakan pada peneliti selanjutnya untuk menambahkan Desain
Engineering Detail DED bangunan TPS3R.
70
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda). (2009). Rencana
Strategis Kota Banda Aceh 2009. Aceh
Badan Pusat Statistik, (BPS). 2020. Kota Banda Aceh dalam Angka 2020. Aceh
Badan Pusat Statistik, (BPS). 2019. Kecamatan Syiah Kuala dalam Angka 2019.
Aceh
(BSN) Badan Standarnisasi Nasional 19-3694-1994. Metode Pengambilan dan
Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Serpong
: BSN
(BSN) Badan Standarnisasi Nasional 19-2454-2002. Tata Cara Teknik
Pengelolaan Sampah Perkotaan. Jakarta : BSN
(BSN) Badan Standarnisasi Nasional 19-7030-2004. Spesifikasi Kompos dari
sampah Organik Domestik.Tangerang : BSN
(BSN) Badan Standarnisasi Nasional 19-2454-2002. Tata Cara Teknik
Pengelolaan Sampah Perkotaan. Jakarta : BSN
Damanhuri, E. (2010). Diktat Pengelolaan Sampah. Bandung: ITB
Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. (2016). Pengelolaan Sampah Terpadu. Bandung
Dirjen Cipta Karya. (2017). Petunjuk Teknis TPS 3R. Jakarta : UI Press
Donna, Asteria dan Heru Heruman. (2016). Bank Sampah Sebagai Alternatif
Strategi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Tasikmalaya.
Volum 23 Nomor 1. Depok: FISIP UI.
Lisna, Munifah. (2006). Proyeksi Penduduk Kota Surakarta Berdasarkan Metode
Langsung dan Metode Tidak Langsung. Surakarta: FMIPA Universitas
Sebelas Maret.
Mallongi, A. Dan Saleh, M., (2015). Pengelolaan limbah Padat Perkotaan.
Makassar: WR.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 (2013) Tentang Penyelenggaraan
Sarana Prasaran Persampahan. Jakarta
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun (2012). Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
71
Sumantri A. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
72
LAMPIRAN
Lampiran 1
No Foto Kegiatan Keterangan
1
Proses Pengambilan
Sampah Rumah High
Income
2
Preses pengambilan
Sampah Rumah Low
Income
3
Proses Pengambilan
Sampah Rumah Medium
Income
73
Lanjutan lampiran 1
No Foto Keterangan
4
Alat- alat keperluan
sampling sampah
5
Sampah hasil sampling
74
6
Sampah sampling
Lanjutan lampiran 1
No Foto Keterangan
7
Proses pemilahan
Sampah
8
Proses mengukur
tinggi sampah
75
9
Proses
menghitung berat
sampah
Lampiran 2
No Gambar Keterangan
1
Mesin Pencacah sampah
organik
2
Mesin Penggiling Plastik
76
3
Mesin Pengayak
77
Lampiran 3