23
RANGKUMAN MATERI KULIAH METODOLOGI PENELITIAN POSITIF DESAIN PENELITIAN DAN DESAIN EKSPERIMEN OLEH KELOMPOK 2 DITYA PERMATASARI ITA YUNI KARTIKA YUSTINA HIOLA PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

RANGKUMAN MATERI KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN POSITIF

DESAIN PENELITIAN DAN DESAIN EKSPERIMEN

OLEH

KELOMPOK 2

DITYA PERMATASARI

ITA YUNI KARTIKA

YUSTINA HIOLA

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012

Page 2: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

DESAIN PENELITIAN

Setelah mengidentifikasi variabel dalam suatu situasi masalah dan mengembangkan

kerangka teoritis, langkah berikut adalah mendesain penelitian sehingga data yang diperlukan

dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk sampai pada solusi.

PROSES PENELITIAN

Desain penelitian atau rancangan penelitian menurut John Creswell adalah rencana dan

prosedur penelitian yang meliputi dari asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam

pengumpulan dan analisis data. Desain tersebut melibatkan rancangan keputusan seperti apa

yang seharusnya digunakan untuk meneliti topic tertentu. Misalnya dalam penelitian, para

peneliti perlu mengambil keputusan terkait dengan asumsi-asumsi filosofis yang mendasari

penelitian mereka, prosedur-prosedur penelitian, dan metode-metode spesifik yang akan mereka

gunakan dalam pengumpulan, analisis dan interpretasi data.

Page 3: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

DESAIN PENELITIAN

TUJUAN STUDI : Eksploratif, Deskriptif, Pengujuan Hipotesis (Analitis Dan Prediktif), Analisis Studi Kasus

Studi mungkin bersifat eksploratif atau deskriptif atau dilakukan untuk menguji hipotesis.

Studi kasus merupakan penyelidikan studi yang dilakukan dalam situasi organisasi lain yang

mirip, yang juga merupakan metode pemecahan masalah atau untuk memahami fenomena yang

diminati dan menghasilkan pengetahuan lebih lanjut. Sifat studi bergantung pada tahap

peningkatan pengetahuan mengenai topic yang diteliti

Studi Eksploratif

Studi eksploratif (exploratory study) dilakukan jika tidak banyak yang diketahui

mengenai situasi yang dihadapi atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana

masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa lalu. Intinya, studi eksploratif

dilakukan dalam bidang tersebut.

Page 4: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

Sejumlah studi kualitatif (yang dikumpulkan melalui kuesioner dan sebagainya) dimana

data diperoleh melalui pengamatan atau wawancara, adalah eksploratif dalam sifatnya. Studi

eksploratif juga dilakukan ketika sejumlah fakta diketahui, tetapi diperlukan lebih banyak

informasi untuk menyusun kerangka teoritis yang kukuh.

Studi Deskriptif

Studi deskriptif (descriptive study) dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu

untuk menjelaskan karakteristik variable yang diteliti dalam suatu situasi. Cukup sering studi

deskriptif dilakukan dalam organisasi untuk mempelajari dan menjelaskan karakteristik sebuah

kelompok karyawan. Studi deskriptif juga dilakukan untuk memahami karakteristik organisasi

yang mengikuti praktek umum tertentu. Tujuan studi deskriptif adalah memberikan kepada

peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena

perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industry dan lainnya.

Studi deskriptif yang menampilkan data dalam bentuk yang bermakna dapat membantu

untuk (1) Memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi tertentu, (2) Memikirkan

secara sistematis mengenai berbagai aspek dalam situasi tertentu, (3) Memberikan gagasan untuk

penyelidikan dan penelitian lebih lanjut, dan/atau (4) Membuat keputusan tertentu yang

sederhana.

Pengujian Hipotesis

Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan

tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan dua atau lebih factor dalam

suatu situasi. Dalam pengujian hipotesis peneliti bergerak melampaui deskripsi variable dalam

suatu situasi ke pemahaman terhadap hubungan antar factor yang diteliti.

Analisis Studi Kasus

Studi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang berkaitan

dengan situasi serupa dalam organisasi lain. Studi kasus sebagai sebuah teknik pemecahan

masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi karena penemuan jenis masalah yang sama

dalam konteks perbandingan dengan yang lainnya adalah sulit, karena keengganan perusahaan

untuk menyingkapkan permasalahan mereka. Namun, studi kasus yang bersifat kualitatif adalah

berguna adalah berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini berdasarkan pengalaman

pemecahan masalah di masa lalu. Hal tersebut juga berguna dalam memahami fenomena

tertentu, dan menghasilkan teori lebih lanjut untuk pengujian empiris.

Page 5: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

Tinjauan Tujuan Studi

Keketatan metodologi meningkat saat kita bergerak secara progresif dari studi eksploratif

ke studi pengujian hipotesis, dan dengan itu biaya penelitian juga meningkat. Peningkatan ukutan

sampel, banyak metode pengumpulan data, pengembangan alat ukur yang canggih akan

menambah biaya penelitian meskipun hal tersebut berkontribusi besar bagi keterujian,

keakuratan, ketepatan dan kemampuan untuk generalisasi.

JENIS INVESTIGASI : Kausal Versus Korelasional

Manajer harus menentukan apakah yang diperlukan adalah studi kausal (causal study)

atau korelasi (correlation) untuk menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi. Yang

pertama dilakukan adalah menentukan hubungan sebab akibat yang definitive. Tetapi, jika yang

diinginkan manajer adalah sekedar identifikasi factor-faktor penting yang berkaitan dengan

masalah, maka studi korelasional dipilih.

Studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah disebut

studi kausal (causal study). Jika peneliti berminat untuk menemukan variable penting yang

berkaitan dengan masalah, studi tersebut disebut studi korelasi (correlational study)

TINGKAT INTERVENSI PENELITI TERHADAP STUDI

Tingkat intervensi peneliti terhadap arus kerja normal di tempat kerja mempunyai

keterkaitan langsung dengan apakah studi yang dilakukan adalah kausal atau korelasional. Studi

korelasional dilakukan dalam lingkungan alami organisasi dengan intervensi minimum oleh

peneliti dan arus kerja yang normal. Misalnya, jika seorang peneliti ingin mempelajari factor

yang mempengaruhi efektivitas pelatihan (studi korelasional), yang harus dilakukan adalah

menyusun kerangka teoritis, mengumpulkan data relevan, dan menganalisisnya untuk

menghasilkan temuan. Meskipun ada sejumlah gangguan pada arus kerja normal dalam system

saat peneliti mewawancarai karyawan dan menyebarkan kuesioner ditempat kerja, intervensi

peneliti dalam fungsi rutin system adalah minimal jika dibandingkan dengan yang disebabkan

selama studi kausal.

Dalam studi yang dilakukan untuk menentukan sebab-akibat, peneliti mencoba untuk

memanipulasi variable tertentu untuk mempelajari akibat manipulasi tersebut pada variable

terikat yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti dengan sengaja mengubah variable tertentu dalam

Page 6: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

konteks dan mengintervensi peristiwa sejauh peristiwa tersebut terjadi secara normal dalam

organisasi.

SITUASI STUDI : Diatur dan Tidak Diatur

Penelitian organisasi dapat dilakukan dalam lingkungan yang alami, dimana pekerjaan

berproses secara normal (dalam situasi tidak diatur) atau dalam keadaan artificial dan diatur.

Studi korelasi selalu dilakukan dalam situasi tidak diatur sedangkan kebanyakan studi kausal

yang ketat dilaksanakan dalam situasi lab yang diatur.

Studi korelasional yang dilakukan dalam organisasi disebut studi lapangan. Studi yang

dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat menggunakan lingkungan alami yang sama,

dimana karyawan berfungsi secara normal disebut eksperimen lapangan (field experiment)

Eksperimen yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat yang melampaui

kemungkinan dari setidaknya keraguan memerlukan pembuatan sebuah lingkungan yang

artificial dan teratur, dimana semua factor asing dikontrol dengan ketat. Subjek yang sama

dipilih untuk merespon stimuli tertentu yang dimanipulasi. Studi tersebut dianggap sebagai

eksperimen lab (lab experiment).

UNIT ANALISIS : Individual, Pasangan, Kelompok, Organisasi, Kebudayaan

Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis

data selanjutnya. Jika misalnya pertanyaan berfokus pada bagaimana meningkatkan tingkat

motivasi karyawan secara umum, maka kita memperhatikan individu karyawan organisasi dan

harus menemukan apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan motivasi mereka. Dalam hal

ini unit analisis adalah individu (individual).

Jika peneliti berminat mempelajari interaksi dua orang, maka beberapa kelompok dua

orang dikenal sebagai pasangan (dyads) akan menjadi unita analisis. Jika pernyataan berkaitan

dengan efektivitas kelompok, maka unit analisisnya adalah pada tingkat kelompok. Kita

mungkin mengumpulkan data relevan dari semua orang yang terbagi atas enam kelompok, kita

akan menjumlahkan data individu kedalam data kelompok untuk melihat perbedaan diantara

keenam kelompok (groups). Bila kita membandingkan departemen yang berbeda dalam

organisasi, maka analisis data akan dilakukan pada tingkat departeme (departemen sebagai unit

analisis).

Page 7: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

Adalah perlu untuk memutuskan tentang unit analisis, bahkan saat kita merumuskan

pertanyaan penelitian karena metode pengumpulan data, ukuran sampel, dan bahkan variable

yang termasuk dalam kerangka mungkin terkadang ditentukan oleh tingkat dimana data

dijumlahkan untuk analisis.

HORIZON WAKTU : Studi Cross-Sectional Versus Longitudinal

Studi Cross-Sectional

Sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin

selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.

Studi semacam itu disebut studi one-shot atau cross-sectional.

Studi Longitudinal

Dalam sejumlah kasus, peneliti mungkin ingin mempelajari orang atau fenomena pada

lebih dari satu batas waktu dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Misalnya peneliti

mungkin ingin mempelajari perilaku karyawan sebelum dan sesudah pergantian manajemen

puncak. Karena data yang dikumpulkan dalam dua batas waktu berbeda (membujur/longitudinal)

melintas suatu periode waktu. Studi semacam itu, jika data variable terikat dikumpulkan pada

dua atau lebih batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian, disebut studi longitudinal.

TINJAUAN UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN

Peneliti akan menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam desain studi

berdasarkan definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketatan yang diinginkan dan

pertimbangan biaya. Kadang karena waktu dan biaya, seorang peneliti mungkin terbatas untuk

menyelesaikan kurang dari desain penelitian ideal

Page 8: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

DESAIN EKSPERIMEN

Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri

terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat

menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel yang dipilih dan variabel-variabel lain

yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Menurut Arikunto

(2006) eksperimen adalah suatu cara untuk untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau

mengurangi faktor-faktor lain yang menganggu.

Desain Eksperimen terbagi atas dua kategori yaitu

1. Eksperimen Lab

2. Eksperimen Lapagan

Eksperimen Lab

Eksperimen Lab adalah eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan buatan atau diatur.

Kontrol dan manipulasi paling baik dilakukan dalam situasi buatan (laboratorium), dimana

pengaruh kausal dapat diuji.

Kontrol dan Manipulasi

Kontrol

Kontrol atau pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami

kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam variabel

atau membuang faktor lain yang tidak diinginkan oleh peneliti.

Manipulasi

Untuk menguji pengaru kausal dari variabel bebas tehadap variabel terikat diperlukan manipulasi

tertentu. Manipulasi secara sederhana berarti bahwa kita membuat tingkat yang berbeda pada

variabel bebas untuk menilai dampak pada variabel terikat.

Mengontrol Variabel Pengganggu yang Mencemari

Ada dua cara untuk mengontrol variabel penggangu yang mencemari, yaitu

Page 9: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

1. Memadankan Kelompok

Salah satu cara untuk megontrol variabel pengganggu atauyang mencemari adalah dengan

memadankan atau menjodohkan berbagai kelompok dengan memilih karateristik yang

mengacaukan dan secara sengaja mnyebarkanke semua kelompok.

Contoh:

Jika ada 20 wanita diantara 60 anggota, maka di tiap kelompok akan ditempatkan 5 wanita,

sehingga pengaruh gender disebarkan dalam keempat kelompok.

2. Randomisasi

Cara lain untuk mengontrol variabel penggangg atau pencemar adalah menempatkan 60

anggota secara acak (yaitu tanpa penentuan sebelumnya) ke dalam empat kelompok. Dengan

demikian, dalam randomisasi proses mana orang ditarik (yaitu setiap orang mempunyai

peluang yang diketahui dan sama untuk ditarik) dan penempatan mereka dalam kelompok

mana pun (tiap orang bisa ditempatkan ke dalam kelompok manapun secara acak.

Manfaat Randomisasi

Perbedaan antar pemadanan dan randomisasi adalah bahwa dalam kasus pertama individu

secara sengaja dan sadar disesuaikan untuk mengontrol perbedaan antar anggota kelompok,

sedangkan dalam kasus terakhir, kita berharap bahwa prose randomisasi akan mendistribusikan

ketidaksamaan antarkelompok berdasarkan distribusi normal.

Secara singkat, pemadanan mungkin kurang efektif dibandingkan dengan randomisasi,

karena kita mungkin tidak mengetahui semua faktor yang mungkin dapat mencemari hubungan

sebab-akibat dalam situasi yang dihadapi, dan karena itu gagal dalam memadankan beberapa

faktor penting di seluruh kelompok ketika mengadakan eksperimen. Tetapi, randomisasi akan

menyelesaikan masalah tersebut, karena semua faktor pencemar akan disebarkan ke seluruh

kelompok. Selain itu, bahkan jika kita mengetahui variabel yang mengacaukan, kita mungkin

kita mampu menemukan suatu kecocokan untuk semua variabel tersebut.

Eksperimen Lapangan

Eksperimen lapangan adalah eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan alami dimana

pekerjaan dilakukan sehari-hari, namun kepada satu atau lebih kelompok diberi perlakuan

tertentu. Dengan demikian, dalam eksperimen lapangan, meskipun mustahil untuk mengontrol

semua variabel pengganggu karena anggota tidak dapat ditempatkan dalam kelompok secara

acak atau cocok, perlakuan tetap bisa dimanipulasi.

Page 10: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

Validitas Internal vs Validitas Eksternal

Validitas Internal

Validitas internal mengacu pada keyakinan kita terhadap hubungan sebab dan akibat. Menurut

Kidder dan Judd (1986), dalam penelitian denga validitas internal tinggi, kita relatif lebih bisa

membuktikan bahwa hubungan adalah kausal (yaitu bahwa vaiabel X menyebabkan variabel Y),

sedangkan dalam studi dengan validitas internal rendah, kausalitas sama sekali tidak

disimpulkan. Dalam eksperimen lab dimana hubungan sebab dan akibat dibuktikan, validitas

internal bisa dikatakan tinggi.

Validitas Eksternal

Validitas eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari hasil sebuah studi kausal pada situasi,

orang, atau peristiwa lain. Eksperimen lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih tinggi

(yaitu, hasilnya lebih dapat digeneralisasi pada situasi organisasi lainnya) namun mempunyai

validitas internal lebih rendah (yaitu kita tidak bisa yakin mengenai sampai tingkat apa variabel

X sendiriian menyebabkan variabel Y). Eksperimen lab berlaku kebalikannya.

Terdapat tujuh ancaman utama pada validitas internal adalah pengarug sejarah, maturasi, ped

pengujian, instrumentasi, seleksi, statistik regresi, serta mortalitas.

- Pengaruh Sejarah

Peristiwa atau faktor tertentu yang berdampak pada hubungan variabel bebasdan variabel

terikat mungkin muncul tanpa diduga sementara eksperimen dilakukan, dan sejarah

peristiwa tersebut akan mengacaukan hubungan sebab akibat antara kedua variabel.

- Pengaruh Maturasi

variabel lain yang tidak bisa dikontrol. Pencemaran tersebut disebut pengaruh maturasi

( maturation effect). Pengaruh maturasi merupakan sebuah fungsi dari proses –biologis

dan psikologis-yang berlaku dalam responden sebagai hasil dari perjalanan waktu.

- Pengaruh Pengujian

Pengujian ini untuk menguji atas pengaruh sebuah perlakuan, subjek diberi apa yang

disebut prates(pratest-misalnya sebuah kuesioner singkat untuk mengungkapkan perasaan

dan sikap mereka). Yaitu, pertama-tama dilakukan pengukuran variabel terikat (pratest),

kemudian perlakuan diberikan, dan setelah itu test kedua, disebut pascatest(posttest),

Page 11: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

diadakan. Perbedaan antara skor prates dan pascatest kemudian dihubungkan dengan

perlakuan. Tetapi, ketika responden diberi prates, hal tersebut mungkin mempengaruhi

respons mereka dalam pascates, yang akan berdampak merugikan terhadap validitas

internal.

- Pengaruh Instrumentasi

Hal tersebut bisa muncul karena perubahan dalam instrumentasi pengukuran antara prates

dan pascates, dan bukan karena perbedaan dampak perlakuan pada akhirnya.

- Pengaruh Bias Seleksi

Ancaman pada validitas internal juga bisa berasal dari seleksi subjek yang tidak tepat

atau tidak cocok untuk kelompok eksperimen dan kontrol.

- Pengaruh Regresi Statistik

Pengaruh regresi statistik muncul jika anggota yang terpilih untuk kelompok eksperimen

mempunyai skor awal yang ekstrem pada variabel terikat.

- Pengaruh Mortalitas

Faktor pengacau lain pada hubungan sebab-akibat adalah mortalitas atau pengurangan

anggota dalam kelompok eksperimen,kontrol, atau keduanya, saat eksperimen

berlangsung.

VALIDITAS INTERNAL DALAM STUDI KASUS

Bila ada beberapa ancaman terhadap validitas internal, bahkan dalam eksperimen lab

yang dikontrol dengan ketat, maka menjadi sangat jelas mengapa kita tidak dapat menarik

kesimpulan mengenai hubungan kausal dan studi kasus yang menguraikan peristiwa yang terjadi

selama rentang waktutertentu. Kecuali studi esperimen yang di desain dengan baik, yang secara

acak menempatkan anggota pada kelompok eksperimen dan kontrol dan berhasil memanipulasi

perlakuan menunjukkan kemungkinan hubungan kausal, adalah tidak mungkin untuk

mengatakan faktor mana yang menyebabkan faktor lain.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VALIDITAS EKSTERNAL

Pengaruh perlakuan tidak akan sama di lapangan, dan validitas eksternal berkurang. Jadi,

seleksi subjek dan interaksinya dengan perlakuannya juga akan merupakan suatu ancaman bagi

validitas eksternal. Validitas eksternal yang maksimal bisa diperoleh dengan memastikan bahwa,

sedapat mungkin, kondisi eksperimen lab sedekat dan secock mungkin dengan situasi dunia

Page 12: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

nyata. Yaitu, pengaruh perlakuan dapat digeneralisasikan pada situasi lain yang mirip dengan

situasi di mana eksperimen lapangan dilakukan.

TINJAUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS INTERNAL

DAN EKSTERNAL

Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal, terdapat tujuh faktor.

Diantaranya: pengaruh sejarah, maturasi, pengujian, instrumentasi, seleksi, regresi statistik, dan

moralitas. Tetapi, adalah mungkin untuk mengurangi bias tersebut dengan meningkatkan

kecanggihan desain eksperimen.

Ancaman terhadap validitas eksternal bisa diatasi dengan menciptakan kondisi eksperimen

sedekat mungkin dengan situasi di mana hasil eksperimen akan digeneralisasikan.

JENIS DESAIN EKSPERIMEN DAN VALIDITAS INTERNAL

Semakin singkat rentang waktu eksperimen, semakin kecil kemungkinan menghadapi

pengaruh sejarah, maturasi, dan mortalitas. Eksperimen yang berlangsung satu atau dua jam

biasanya tidak menemui kendala dalam hal tersebut. Hanya jika eksperimen dilakukan selama

periode cukup lama, katakanlah beberapa bulan, kemungkinan menghadapi lebih banyak faktor

pengganggu meningkat.

1. Desain Eksperimen Semu

Desain eksperimen semacam ini adalah yang terlemah diantara semua desain, dan hal

tersebut tidak mengukur hubungan sebab-akibat yang sebenarnya. Karena tidak ada

perbandingan antarkelompok, atau pun catatan mengenai status variabel terikat sebelum

perlakuan eksperimen dan bagaimana hal tersebut berubah setelah perlakuan. Karena itu,

desain tersebut disebut sebagai desain eksperimen semu ( quasi-exsperimental design)

2. Prates dan Pascates Desain Kelompok Eksperimen

Pada suatu kelompok eksperimen ( tanpa kelompok kontrol), kita bisa melakukan prates,

memberi perlakuan, dan kemudian mengadakan pascates untuk mengukur pengaruh

perlakuan. Namun, perhatikan bahwa pengaruh pengujian dan instrumentasi dapat

mencemari validitas internal. Jika eksperimen dilakukan selama suatu waktu, pengaruh

sejarah dan maturasi juga mungkin mengacaukan hasil.

3. Kelompok Eksperimen dan Kontrol Hanya dengan Pascates

Page 13: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

Sejumlah desain eksperimen direncanakan dengan kelompok eksperimen dan kontrol,

yang pertama diberi perlakuan, dan yang terakhir tidak. Pengaruh perlakuan dipelajari

dengan menilai perbedaan hasil – yaitu, skor pascates kelompok eksperimen dan kontrol.

4. Desain Eksperimen Murni

Desain eksperimen yang meliputi perlakuan, kelompok kontrol, dan merekam informasi

sebelum dan sesudah kelompok eksperimen diberi perlakuan, disebut sebagai desain

eksperimen ex post facto (ex post facto experimental designs).

- Pra dan Pasca Desain Kelompok Eksperimen dan kontrol

Kedua kelompok –eksperimen dan kontrol_sama-sama mengalami prates dan pascates.

Mengukur perbedaan antara skor prates dan pascates kedua kelompok akan menunjukkan

pengaruh netto dari perlakuan. Kedua kelompok diberi prates dan pascates, dan kedua

kelompok telah diacak: dengan demikian kita bisa berharap bahwa pengaruh sejarah,

maturasi,pengujian, dan instrumentasi telah dikontrol. Melalui proses randomisasi, kita

pun mengontrol pengaruh bias seleksi dan regresi statistik. Namun, mortalitas bisa

menjadi masalah dalam desain ini. Dalam eksperimen yang berlangsung beberapa

minggu, seperti dalam kasus menilai dampak pelatihan pada pengembangan

keterampilan, atau mengukur dampak kemajuan teknologi terhadap efektivitas, beberapa

subjek dalam kelompok eksperimen mungkin keluar, sebelum eksperimen selesei.

- Desain Empat Kelompok Solomon

Untuk memperoleh validitas internal yang lebih tinggi dalam desain eksperimen,

disarankan untuk merencanakan dua kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol

untuk eksperimen. Satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol bisa diberi

prates dan pascates. Dua kelompok lain hanya akan diberi pascates. Desain ini dikenal

sebagai desain empat kelompok solomon (solomon four-group design), mungkin

merupakan yang paling komprehensif dan desain dengan paling sedikit memiliki masalah

validitas internal.

Page 14: DESAIN PENELITIAN dan DESAIN EKSPERIMEN.doc

5. Desain Empat Kelompok Solomon dan Ancaman Terhadap Validitas Internal

Jenis Desain Eksperimen Ancaman Utama pada Validitas

Internal

Prates dan pascates dengan hanya

satu kelompok eksperimen

Pengujian, sejarah, maturasi

Pascates dengan hanya satu

kelompok eksperimen dan satu

kelompok kontrol

Maturasi

Prates dan pascates dengan satu

kelompok kontrol

Mortalitas

Desain empat kelompok Solomon Mortalitas

6. Studi Buta Berganda

Jika ketelitian dan ketaatan ekstrem diperlukan dalam desain eksperimen seperti

dalam kasus penemuan obat baru yang dapat berdampak pada kehidupan manusia, studi

buta dilakukan untuk menghindari bias yang mungkin timbul. Jika. Antara peneliti

maupun subjek tidak mengetahui yang sebenarnya, studi tersebut disebut studi buta

berganda (double-blind studies). Karena tidak ada gangguan perlakuan dalam hal apapun,

studi eksperimen ini merupakan yang paling tidak bias.

7. Desain Ex Post Facto

Hubungan sebab-akibat terkadang dibuktikan melalui apa yang disebut desain ex

post facto. Di sini, tidak ada manipulasi variabel bebas dalam situasi lab atau lapangan,

namun subjek yang telah diberi stimulus dan mereka yang tidak diberi, dipelajari.

SIMULASIAlternatif eksperimen lab dan lapangan yang saat ini dipergunakan dalam penelitian

bisnis adalah simulasi. Simulasi dapat dianggap sebagai eksperimen yang dilakukan dalam

situasi yang diciptakan secara khusus yang sangat dekat mewakili lingkungan alami dimana

kegiatan biasanya berlangsung. Simulasi berada diantara eksperimen lab dan lapangan, sejauh

likungan diciptakan secara artifisal tetapi tidak jauh berbeda dari realitas.