19
DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH JAKARTA DENGAN NUANSA BETAWI SEBAGAI BENTUK PELESTARIAN BUDAYA Wike Virli Purnamawati Desain Arsitektur Interior Fakultas Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh November ABSTRAK Kota Jakarta merupakan kota yang menjadi pusat seluruh aktivitas. Dimana salah satunya adalah wisata sejarah dan budaya. Untuk mengetahui sejarah dan budaya tersebut, dapat diketahui dengan melakukan kunjungan ke Museum Sejarah Jakarta yang dikenal juga Museum Fatahillah. Museum yang dibangun pada tahun 1620 dimasa pemerintahan Gubernur Jenderal J.P. Coen ini telah menyimpan banyak sejarah. Pada awalnya museum ini digunakan pemerintah Belanda untuk menjalankan pemerintahan. Kemudian beralih fungsi menjadi museum yang koleksinya meliputi segala hal tentang sejarah kota Batavia. Namun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat untuk menikmati segala sesuatu yang terkait dengan museum tersebut. Satu hal yang ingin diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut adalah dengan mengadakan kafe baca yang bernuansa Betawi. Dimana dalam hal ini, secara tidak langsung kafe baca tersebut merupakan sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Betawi. Metode desain dalam hal ini, secara makro dibagi menjadi 2 tahap, yaitu yang pertama tahap pengumpulan data, meliputi survey lapangan; pengambilan foto dan denah eksisting bangunan; studi literatur; serta studi pembanding, dan yang kedua tahap analisis, meliputi: estetika; fungsi; keamanan; sirkulasi; bentukan; serta site. Dari hasil pengolahan data dan analisis tersebut, dihasilkan sebuah desain interior kafe baca pada Museum Sejarah Jakarta yang bernuansa Betawi, tanpa mengubah struktur arsitektur aslinya (bangunan Kolonial). Kata kunci: Museum Sejarah Jakarta, kafe baca, Betawi.

DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH JAKARTA DENGAN NUANSA BETAWI SEBAGAI BENTUK PELESTARIAN BUDAYA Wike Virli Purnamawati Desain Arsitektur Interior Fakultas Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh November ABSTRAK

Kota Jakarta merupakan kota yang menjadi pusat seluruh aktivitas. Dimana salah satunya adalah wisata sejarah dan budaya. Untuk mengetahui sejarah dan budaya tersebut, dapat diketahui dengan melakukan kunjungan ke Museum Sejarah Jakarta yang dikenal juga Museum Fatahillah. Museum yang dibangun pada tahun 1620 dimasa pemerintahan Gubernur Jenderal J.P. Coen ini telah menyimpan banyak sejarah. Pada awalnya museum ini digunakan pemerintah Belanda untuk menjalankan pemerintahan. Kemudian beralih fungsi menjadi museum yang koleksinya meliputi segala hal tentang sejarah kota Batavia. Namun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat untuk menikmati segala sesuatu yang terkait dengan museum tersebut.

Satu hal yang ingin diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut adalah dengan mengadakan kafe baca yang bernuansa Betawi. Dimana dalam hal ini, secara tidak langsung kafe baca tersebut merupakan sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Betawi.

Metode desain dalam hal ini, secara makro dibagi menjadi 2 tahap, yaitu yang pertama tahap pengumpulan data, meliputi survey lapangan; pengambilan foto dan denah eksisting bangunan; studi literatur; serta studi pembanding, dan yang kedua tahap analisis, meliputi: estetika; fungsi; keamanan; sirkulasi; bentukan; serta site.

Dari hasil pengolahan data dan analisis tersebut, dihasilkan sebuah desain interior kafe baca pada Museum Sejarah Jakarta yang bernuansa Betawi, tanpa mengubah struktur arsitektur aslinya (bangunan Kolonial).

Kata kunci: Museum Sejarah Jakarta, kafe baca, Betawi.

Page 2: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

ABSTRACT

Jakarta is the city of center of whole activities happened, which history and culture tour is becoming one of it. It is known by visiting to the History of Jakarta Museum which is also known by name Museum Fatahillah. This museum that built in era of Governer General J.P. Coen on 1620 has many histories. At first, this museum was used by The Dutch Government to role their administration, but then, it’s function was changed into a museum which it’s collection is contain all of the histories of Batavia city. However, as the period grows, the way of the public use to enjoy the museum is also growing too.

One thing that have to be revealed to fulfill the public’s need is by arranging the reading café with Betawi nuance. This way is indirectly use to introducing and conserving the Betawi’s culture to public.

In this thing, in a macro manner, the design method is divide in 2 steps, the first step is data collecting, containing the field survey, removal the photos and the ground plan of the building excisting; literature study and the comparison study; and the second step is analiting step, containing aesthetic, function, security, circulation, shapes and site.

From the data and the analize processing, comes a result of an interior design of reading café at History of Jakarta Museum with Betawi nuance without changing the original architecture construction (Colonial Building).

Keyword: History of Jakarta Museum, reading café, Betawi.

Page 3: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

PENDAHULUAN Sejarah Kota Jakarta awalnya terekam dari perjalanan berdirinya kerajaan

Tarumanegara sebagai kerajaan pertama yang mendiami wilayah yang sekarang dikenal sebagai Jakarta. Dengan berjalannya waktu, kota Jakarta terus berkembang menjelma menjadi kota pelabuhan utama dan dikenal dengan sebutan kota Jayakarta.

Pada tanggal 30 Mei 1619 kota Jayakarta direbut oleh VOC di bawah kekuasaan Jan Pieterzoon Coen dan diganti namanya menjadi Batavia. Perkembangan kota Jakarta yang turut menjadi catatan sejarah diantaranya adalah Stadhuis atau sekarang menjadi Museum Sejarah Jakarta.

Gedung Museum Sejarah Jakarta mulai dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen sebagai gedung balaikota kedua pada tahun 1626 (balaikota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Tahun 1665 gedung utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian Barat dan Timur. Setelah itu beberapa perbaikan dan perubahan di gedung Stadhius terus dilakukan hingga bentuk sekarang ini. Museum Sejarah Jakarta yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat adalah sebuah lembaga museum yang memiliki sejarah cukup panjang. Pada tahun 1930, didirikan sebuah yayasan yang bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untuk mengumpulkan segala hal tentang sejarah kota Batavia. Maka pada tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942).

Museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1939. Museum Oud Batavia ini menonjolkan peninggalan-peninggalan Belanda yang bermukim di Batavia sejak awal abad 16. Koleksinya antara lain : furnitur, perabot rumah tangga, senjata, keramik, peta, dan buku-buku.

Pada masa kemerdekaan, Museum Oud Batavia berubah nama menjadi Museum Djakarta lama dibawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan pada tahun 1968 Museum Djakarta Lama diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta. Setelah Museum Sejarah Jakarta diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974, maka seluruh koleksi Museum Djakarta Lama dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta dan ditambah dengan koleksi dari Museum Nasional.

Page 4: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Tugas akhir desain interior kali ini perancangannya dititik beratkan pada interior bangunan secara umum dan terfokus pada penambahan fungsi pada satu ruang terpilih yang belum ada pada Museum Sejarah Jakarta.

Eksisting bangunan sengaja tidak direnovasi karena merupakan peninggalan zaman kolonial. Namun dari segi interior, suasana kolonial kurang begitu terasa karena terdapat perubahan yang diakibatkan dari renovasi atau perbaikan karena umur bangunan dan elemen interior yang semakin tua.

Untuk mencapai sebuah suasana dalam interior yang dapat mewakili imej tidak hanya sebuah usaha tetapi juga sebuah daya tarik tersendiri dari Museum tersebut, maka dibutuhkan suatu sentuhan desain khususnya dalam hal interior. Sehingga fokus desain ruang terpilih ada pada kafe baca di dalam ruangan, atau indoor reading cafe.

TUJUAN Tujuan pengkajian objek dalam Tugas Akhir Desain Interior ini adalah untuk menyusun dan merencanakan konsep rancangan interior dari Museum Sejarah Jakarta, dalam kaitannya mempunyai fasilitas penunjang yang berupa kafe baca yang dapat memberikan suasana baru dan akan membawa pengunjung untuk menikmatinya sambil melakukan salah satu kegemarannya, yaitu membaca.

Sedangkan maksud dan tujuan dari perencanaan obyek ini adalah:

Kafe baca pada Museum Sejarah Jakarta ini menjadi salah satu alternatif tempat untuk berkumpul dan membaca sambil menikmati hidangan.

Menawarkan konsep baru pada pengunjung, dengan harapan dapat meningkatkan jumlah pengunjung museum.

Kafe baca ini dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya, khususnya budaya Betawi.

MASALAH

Bagaimana menciptakan suatu tatanan interior kafe baca pada Museum Sejarah Jakarta yang bernuansa Betawi sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan Betawi.

Page 5: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Aplikasi bentuk Elemen Betawi pada Kafe Baca

Dinding Museum Sejarah Jakarta ini mempunyai tebal dinding yang melebihi tebal dinding

bangunan pada umumnya yaitu 60 cm. Dinding pada area kafe baca yang terletak di dalam eksisting bangunan ini akan diberi beberapa finishing antara lain :

- cat dinding waterproof Cat dinding waterproof merupakan salah satu pelapis yang aman digunakan untuk

museum ini. Warna yang digunakan adalah warna soft cream yang tergolong dalam karakter warna hangat, dengan beberapa warna aksentuasi seperti merah, kuning dan orange. Warna ini mampu menghadirkan suasana yang hidup, nyaman, hangat dan mengundang, memberi sentuhan dramatis atau kesan etnik kontemporer. Selain itu, warna ini juga menimbulkan perasaan akrab, hangat, tenteram, aman dan nyaman.

Karakter – karakter yang terdapat pada warna ini yang ingin di implementasikan pada dinding kafe baca supaya pengunjung juga merasa nyaman dan dapat merasakan suasana khas Betawi yang juga hangat.

Lantai Lantai merupakan bagian dari bangunan yang luasnya menempati nomor dua

setelah dinding. Oleh karena itu, lantai juga perlu mendapat perhatian khusus dalam pemilihan material dan perawatan agar selalu nyaman digunakan untuk beraktivitas.

Nuansa Betawi yang diterapkan pada bangunan kolonial ini juga memerlukan pemilihan jenis lantai yang pas sehingga suasana yang diinginkan pun dapat tercapai. Jenislantai yang digunakan adalah :

- Engineered Wood Flooring Engineered Wood Flooring merupakan salah satu jenis material penutup lantai

yang diperoleh dari penggabungan 3 sampai 5 lapis kayu. Engineered Wood Flooring terdiri dari veener pada bagian atas dan plywood untuk lapisan bawahnya. Untuk menambah daya tahan dan keawetan Engineered Wood Flooring, permukaan lapisan teratasnya sudah diberi lapisan pelindung untuk mencegah masuknya air ke dalam pori – pori kayu.

Plafon Gypsum merupakan salah satu bahan yang paling aman dan mudah untuk

penggunaan plafon. Selain karena sifatnya yang cukup ringan, gypsum sangat mudah untuk dipotong dan disesuaikan dengan bentuk yang kita inginkan untuk plafon. Selain itu, dalam hal pemasangan, gypsumboard juga relatif lebih mudah. Hal ini mengingat keadaan eksisting bangunan museum, dimana tinggi ruangan mencapai 6 meter. Gypsumboard dirasa paling mudah dan cocok untuk diaplikasikan pada plafon kafe baca pada museum

Page 6: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

ini. Gypsumboard ini mempunyai profil yang sesuai dengan tema perancangan kafe baca ini, yaitu nuansa Betawi dalam bangunan Kolonial. Selain itu, gypsumboard juga mudah untuk diberi pelapis atau coating seperti cat.

Furnitur

Konsep furnitur yang diangkat pada tema desain ini adalah konsep furnitur khas Betawi yang akan digunakan untuk kebutuhan aktivitas pada ruang baca Museum Sejarah Jakarta. Untuk area baca, digunakan kursi – kursi khas Betawi yang dapat digunakan secara perorangan maupun secara bersama.

Bahan yang digunakan untuk furnitur ini adalah kayu solid sebagai kerangka kursi yang di finishing cat plitur natural warna coklat sehingga serat kayu dan detail kursi masih terlihat.

Selain itu, pada beberapa kursi juga ditambahkan material anyaman rotan sebagai pemanis serta penguat kesan nuansa Betawi.

Pada area kafe terdapat meja kursi untuk menikmati hidangan yang tersedia di kafe baca ini, juga tersedia meja dan kursi bar dengan mengangkat kesan Betawi pada bentukannya.

Kursi bar yang digunakan juga memiliki ciri khas Betawi yang tidak ditinggalkan, yaitu pada sandaran kursinya yang mengadaptasi dari bentuk sandaran kursi Betawi yang kemudian dimodifikasi sedemikian rupa sehingga nyaman digunakan oleh pengunjung kafe baca Museum Sejarah Jakarta ini.

Pencahayaan

Konsep pencahayaan yang digunakan pada kafe baca Museum Sejarah Jakarta ini adalah konsep pencahayaan yang mendukung suasana warm yang diangkat pada tema desainnya. Selain itu, letak dan intensitas yang digunakan pada area ini juga tergolong hangat namun cukup terang dan memadai untuk menunjang aktivitas – aktivitas yang dilakukan didalam kafe baca seperti membaca, duduk santai maupun menikmati hidangan di kafe yang telah disediakan.

Pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan yang berasal dari lampu pijar dan lampu halogen mulai dari kisaran warna warm – light sampai dengan soft – light pada seluruh ruangan. Untuk penerangan elemen estetisnya, pencahayaan yang digunakan adalah back – light dari lampu fluorescent.

Selain lampu pijar, halogen dan fluorescent, kafe baca pada museum ini akan menggunakan jenis lampu lain seperti chandelier, spotlight dan downlight. Ketiga jenis lampu ini dengan masing – masing fungsinya turut mendukung pencapaian suasana khas

Page 7: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Betawi yang ingin ditonjolkan. Hal ini digunakan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :

- Obyek yang sensitif terhadap cahaya: 50 lux atau 5 footcandles 1. Cat Air, Print warna, Lukisan - Obyek yang sensitif terhadap cahaya: 200 lux atau 20 footcandles 1. Lukisan cat minyak 2. Lukisan cat tempera - Obyek yang tidak sensitif terhadap cahaya: 300 lux atau 30 footcandles 1. metal 2. batu 3. kaca 4. keramik

Penghawaan Penghawaan yang digunakan pada kafe baca ini sangat penting, selain untuk

kenyamanan pengunjung tetapi juga untuk menjaga kelembapan ruang agar buku-buku dan makanan tetap terjaga dengan baik. Sesuai dengan kondisi Jakarta yang cukup panas, Area perpustakaan ini lebih cocok menggunakan AC. Dengan menggunakan AC kelembapan buku juga dapat diatur. AC yang digunakan di Rumah Buku ini menggunakan AC split, yang mana AC ini sering digunakan pada kafe pada umumnya.

Bukaan-bukaan atau jendela yang digunakan pada ruangan ini berfungsi sebagai masuknya cahaya luar saja. Jendela-jendela pada ruangan ini dapat dibuka dan difungsikan sebagai tempat masuknya udara bila dalam kondisi lampu mati saja.

Bentuk

Konsep bentuk yang dibahas dibawah ini lebih mengenai pada bentukan elemen pembentuk ruang, yaitu dinding, lantai dan plafon. Selain itu, juga membahas bentukan dari furniture yang berada didalam area kafe baca. Semua bentukan itu, mengacu kepada konsep Kafe Baca pada Museum Sejarah Jakarta, yaitu Betawi. Dengan pertimbangan bentukan modern yang simple atau sederhana serta mempertimbangkan bentukan dari elemen Betawi yang merupakan ciri khas yang akan digunakan. Beberapa benda-benda yang memiliki kesan Betawi, antara lain ;

Kursi santai Kursi makan Anyaman Lampu gantung dan lampu meja Sketsel, dan lain-lain.

Page 8: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Benda-benda tersebutlah yang akan digunakan pada area kafe baca ini dengan menyesuaikan kebutuhan perabot kafe baca.

Entertainment Berdasarkan kajian pustaka, banyak sekali macama-macam entertainment. Namun

dalam desain interior kafe baca ini, yang dapat mendekati konsep Betawi dengan sajian yang menghibur adalah dengan konsep audio,visual, dan audio visual. Adapun macam-macam sajian entertainment pada kafe baca ini adalah sebagai berikut.

a. Konsep pemutaran musik secara general Konsep ini merupakan sajian musik secara off performance berupa pemutaran

musik oleh satu operator terpusat di lobi dan diperdengarkan melalui semua sound yang terpasang pada plafon dan dinding yang telah diatur jarak dan volumenya. Alunan musik yang diperdengarkan adalah musik khas Betawi, contohnya adalah musik tanjidor.

b. Konsep digital multimedia Secara fungsi bersifat mengulas dan mengajak kembali para pengunjung untuk

merasakan nuansa Betawi. Adapun aplikasi pada desain interior kafe baca museum ini adalah berupa penempatan dan pemasangan LCD atau plasma televisi dengan pemutaran video acara budaya Betawi maupun program televisi yang mengangkat budaya Betawi, contohnya adalah acara Si Doel Anak Sekolahan, dan Lenong Betawi.

c. Konsep Busana Betawi pada Pelayan Kafe Baca Sebuah konsep totalitas pencapaian nuansa Betawi dengan mendesain fashion yang

akan dipakai oleh seluruh pelayan kafe baca ini. Konsep ini tidak berhenti sampai disini saja, sebuah tuntutan totalitas terhadap pelayan untuk berusaha bertingkah laku layaknya seorang pelayan dan bertututur kata dengan menggunakan bahasa Betawi, namun tetap sopan dan ramah kepada semua pengunjung kafe baca museum ini.

Gambar Busana Betawi

Page 9: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

ALTERNATIF DENAH KESELURUHAN Kebutuhan ruang didapat dari hasil studi sirkulasi dan studi eksisting. Dari

kebutuhan ruang tersebut, dapat menunjukkan hubungan antar ruang yang ditinjau dari kepentingan dan hubungan yang terjadi antara satu ruang dan ruang lainnya. Dari hubungan ini nantinya dapat memepengaruhi tata letak/ posisi serta pengorganisasian antar satu ruang terhadap ruang lainnya.

Berikut ini adalah diagram dari hubungan antar ruang pada Museum Sejarah Jakarta yang telah diberi fasilitas baru berupa kafe baca.

Dari diagram diatas, dapat dibentuk beberapa kelompok area berdasarkan fungsi dan kebutuhan dari pembagian ruang-ruang sebelumnya. Berikut pengelompokan area tersebut:

1. Area publik, terdiri dari: teras, lobby/ main entrance, ruang-ruang pamer, gift store, toilet pengunjung, kafe baca, dan bar and lounge.

2. Area privat, terdiri dari: dapur, tempat cuci, tempat penyimpanan makanan, ruang pelayan kafe, kantor, dan toilet karyawan museum.

3. Area Servis, terdiri dari: ruang office boy, gudang, dan tempat peralatan kebersihan.

Dari analisa tersebut, maka didapat beberapa alternatif denah layout keseluruhan Museum Sejarah Jakarta hingga dipilih denah dan desain yang cocok dengan analisa dan studi pada bab sebelumnya.

berhubungan

tidak berhubunganlebih baik berhubungan

AREA PRIVAT

AREA SERVIS

AREA PUBLIK

- Teras- Lobby / Main Entrance- R. Pamer / Koleksi Prasejarah- R. Pamer / Koleksi Senjata- R. Pamer / Koleksi Mata Uang dan Logam- R. Pamer / Koleksi Keramik- R. Pamer / Koleksi Furniture- R. Pamer / Koleksi Perabot Rumah Tangga - R. Pamer / Koleksi Lukisan - R. Pamer / Koleksi Peta, Buku & Foto- Gift Store- Toilet Pengunjung- Kafe Baca- Bar and Lounge - Dapur bersih- Dapur kotor- Tempat cuci- Tempat penyimpanan- R. Pelayan Kafe- Kantor- Toilet karyawan Museum- Ruang OB- Gudang- Tempat Peralatan Kebersihan / Janitor

Diagram Matriks Hubungan Antar Ruang

Page 10: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Alternatif Denah Keseluruhan 1

Pada alternatif 1 ini, alur pengunjung yang ingin menikmati koleksi benda pamer menuju ke arah kanan, sedangkan untuk pengunjung yang langsung ingin menuju kafe baca berjalan di sebelah kiri pintu masuk. Penataan kembali benda-benda pamer berdasarkan jenis-jenisnya semakin memudahkan pengunjung untuk menikmatinya.

Alternatif Denah Keseluruhan 2 Pada alternatif 2 ini, hampir sama dengan alternatif 1. Namun, perbedaannya

terletak pada penataan layout furnitur pada area kafe baca yang berada di samping kiri lobby. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan pada alternatif layout ruang terpilih.

Gambar

Alternatif Denah Keseluruhan 1

Gambar

Alternatif Denah Keseluruhan 2

Page 11: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

ALTERNATIF DESAIN RUANG TERPILIH Sesuai dengan konsep sirkulasi yang telah dikemukakan pada bab IV, dimana

sirkulasi pada ruang kafe baca ini di analogikan sesuai dengan bubble diagram berikut ini.

Dari penempatan diatas, akan dianalogikan pada ruang Kafe Baca di Museum Sejarah Jakarta. Berikut ini merupakan alternatif pengaplikasian sesuai dengan diagram diatas pada area Kafe Baca.

Alternatif Desain 1

Kafe Baca A Layout Furnitur Kafe Baca A

Pada alternatif 1 ini, terdapat 2 bagian yang dipisahkan dengan jembatan papan kayu yang berhubungan dengan gift store. Hal ini dimaksudkan agar para pengunjung kafe

TEMPATCUCI

TOILET

DAPUR

CASHIER

BAR & LOUNGE KAFE BACA

sirkulasi pengunjung

sirkulasi pelayan kafe

area publik

area privat

PERPUSTAKAAN MUSEUM

lt.2

LOBBY MUSEUM

PINTU MASUK/ KELUARPENGUNJUNG MUSEUM

PINTU MASUK/ KELUARPENGUNJUNG KAFE BACA

Bubble Diagram Ruang pada Area Kafe Baca

Gambar Alternatif Desain 1

Denah Furnitur Kafe Baca A

Page 12: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

baca ini tidak terganggu dengan aktivitas pengunjung lain di sekitar area tersebut. Namun, kelemahan dari alternatif ini adalah tidak adanya pelayan yang dapat memantau aktivitas pengunjung kafe baca, karena keseluruhan area hanya digunakan untuk aktivitas pengunjung saja.

Perspektif Kafe Baca A

Dari perspektif tersebut, dapat dilihat bahwa gambaran suasana yang ada sudah sedikit muncul. Namun, kurang mencerminkan nuansa Betawi yang sesungguhnya. Karena gambaran tersebut dapat juga diaplikasikan untuk nuansa Jawa.

Kafe Baca B Layout Furnitur Kafe Baca B

Pada alternatif 1 ini, kafe baca B merupakan kafe baca yang cocok digunakan untuk diskusi maupun mengobrol. Oleh karena itu, ruangan ini dipisahkan dengan area

Gambar Perspektif Kafe Baca A

Gambar Alternatif Desain 1

Denah Furnitur Kafe Baca B

Page 13: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

kafe baca A, karena kafe baca A merupakan area privat. Area kafe baca ini terdapat 2 jembatan yang masing-masing menghubungkan ke toilet pengunjung. Selain itu, jembatan yang horizontal sebagai penghubung kafe baca 1 dan area bar and lounge. Kekurangan dari kafe baca ini sama halnya dengan kafe baca A, yaitu tidak adanya pelayan yang memantau aktivitas pengunjung.

Perspektif Kafe Baca B

Dari perspektif tersebut, dapat dilihat bahwa gambaran suasana Betawi sudah muncul. Namun, perpaduan dari 2 material lantai kurang senada. Batas lantai kayu dan keramik terlalu menonjol, sehingga nuansa Betawi kurang terbentuk. Adanya papan-papan kayu yang terdapat di dinding, mengganggu peletakan dari penyangga rak buku.

Alternatif Desain 2 Kafe Baca A Layout Furnitur Kafe Baca A

Gambar Perspektif Kafe Baca B

Gambar Alternatif Desain 2

Denah Furnitur Kafe Baca A

Page 14: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Pada alternatif 2 ini, penataan ruangnya hampir sama dengan alternatif 1. Dan sudah ada area untuk pelayan yang dapat memantau aktivitas pengunjung kafe baca.

Perspektif Kafe Baca A

Dilihat dari perspektif tersebut, penggunaan 2 material lantai yang berupa kayu dan marmer sangat mengganggu. Namun, aplikasi Betawi pada perspektif ini sudah tercapai. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan elemen estetis yang terdiri dari motif ondel-ondel, dan juga armateur lampu gantung yang terbuat dari sangkar burung. Namun, dilihat dari keseluruhan, kurang adanya keserasian warna menimbulkan nuansa Betawi kurang terasa.

Kafe Baca B Layout Furnitur Kafe Baca B

Pada alternatif ini, penataan furnitur dirasa kurang nyaman, karena dengan penataan tersebut, akan sulit jika digunakan untuk mengobrol atau diskusi, karena jarak

Gambar Perspektif Kafe Baca A

Gambar Alternatif Desain 2

Denah Furnitur Kafe Baca B

Page 15: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

antar area baca satu dengan yang lain cukup lebar. Ditambah lagi dengan adanya sekat yang berupa tirai, menambah tidak nyaman area kafe baca ini.

Perspektif Kafe Baca B

Dilihat dari perspektif tersebut, hampir sama dengan kafe baca A pada alternatif 2, yaitu penggunaan 2 material lantai yang berupa kayu dan marmer yang sangat mengganggu. Begitu juga dengan tirai yang bermotif ondel-ondel, bentukannya tidak serasi jika dipadukan dengan kursi makan tersebut. Sehingga area ini kurang dapat menghadirkan nuansa Betawi. FINAL DESAIN RUANG TERPILIH

Dari kedua alternatif desain ruang terpilih, terdapat kelebihan dan kekurangan pada masing-masing alternatif desain. Kelebihan dan kekurangan tersebut pada akhirnya menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan hasil desain yang terbaik sebagai desain akhir yang siap untuk direalisasikan.

Kafe Baca A Layout Furnitur Kafe Baca A

Gambar Perspektif Kafe Baca B

Gambar Final Desain

Denah Furnitur Kafe Baca A

Page 16: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Dilihat dari denah tersebut, peletakan furnitur memusat, sehingga pengunjung yang duduk tidak terganggu dengan hilir mudik pengunjung lain. Di area ini disediakan tempat bagi pelayan untuk mengawasi pengunjung kafe baca.

Perspektif Kafe Baca A

Page 17: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Kafe Baca B Layout Furnitur Kafe Baca B

Gambar Final Desain

Denah Furnitur Kafe Baca B

Gambar Perspektif

Final Desain Kafe Baca A

Page 18: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Dilihat dari denah di atas, peletakan furnitur memusat, sehingga pengunjung yang duduk tidak terganggu dengan hilir mudik pengunjung lain. Di area ini disediakan tempat bagi pelayan untuk mengawasi pengunjung kafe baca. Pengunjung dapat dengan leluasa mengobrol maupun berdiskusi.

Perspektif Kafe Baca B

Page 19: DESAIN INTERIOR KAFE BACA PADA MUSEUM SEJARAH …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9725-Paper.pdfNamun, seiring berkembangnya jaman, maka semakin banyak pula cara masyarakat

Gambar Perspektif

Final Desain Kafe Baca B