23
DEGENERASI MAKULA TERKAIT USIA (AGE-RELATED MACULAR DEGENERATION, AMD) Presenter: Nur Qamarina binti Mohd Redzuan Pembimbing: dr. Santi Sp Mata

Degenerasi Makula Terkait Usia

Embed Size (px)

Citation preview

Presenter: Nur Qamarina binti Mohd Redzuan Pembimbing: dr. Santi Sp Mata

Degenerasi makula adalah suatu keadaan dimana makula mengalami kemunduran / perubahan sehingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan dan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral. Perubahan ini antara lain berupa : (1) berkurang jumlah sel sel fotoreseptor, (2) perubahan perubahan ultrastruktural epitel pigmen retina (EPR) seperti pengurangan granula melanin, terbentuknya granula lipofuchsin, serta timbunan residual bodies, (3) timbunan deposit laminar basal, serta (4) perubahan pada kapiler koroid. Kondisi ini biasanya berkembang secara perlahanlahan, tetapi kadang berkembang secara progresif, sehingga menyebabkan kehilangan penglihatan yang sangat berat pada satu atau kedua bola mata

Berdasarkan

American Academy of Oftalmology penyebab utama penurunan penglihatan atau kebutaan di AS adalah AMD yaitu umur yang lebih dari 50 tahun. Data di Amerika Serikat menunjukkan, 15 persen penduduk usia 75 tahun ke atas mengalami degenerasi makula itu.Liesegang TJ., Skuta GL., Cantor LB,. Retina and Vitreous. Basic and Clinical Course.Section 12 . San Fransisco, California : American Academy of Ophthalmology.2003-2004.

Belum

diketahui dengan pasti. Beberapa teori diajukan yaitu: 1. teori proses penuaan 2. teori iskemia 3. teori kerusakan oksidatif

Umur, faktor resiko yang paling berperan. Meskipun

degenerasi makula dapat terjadi pada orang muda, penelitian menunjukkan bahwa umur di atas 60 tahun beresiko lebih besar terjadi di banding dengan orang muda. Resiko ini meningkat 30% pada orang yang berusia di atas 70 tahun. Genetik, penyebab kerusakan makula adalah CFH, gen yang telah bermutasi atau faktor komplemen H yang dapat dibawa oleh para keturunan penderita penyakit ini. CFH terkait dengan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang meregulasi peradangan. Merokok Ras kulit putih (kaukasia)

Riwayat

keluarga, resiko seumur hidup terhadap pertumbuhan degenerasi makula adalah 50% pada orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga penderita dengan degenerasi makula, dan hanya 12 % pada mereka yang tidak memiliki hubungan dengan degenerasi makula. Hipertensi dan diabetes. Degenerasi Makula menyerang para penderita penyakit diabetes, atau tekanan darah tinggi gara-gara mudah pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil (trombosis) sekitar retina. Trombosis mudah terjadi akibat penggumpalan sel-sel darah merah dan penebalan pembuluh darah halus. Paparan terhadap sinar Ultraviolet Obesitas dan kadar kolesterol tinggi

1.

Tipe kering (atrofik/non eksudatif) Rata-rata 90% kasus degenerasi makula. Efeknya berupa kehilangan penglihatan yang sedang. Tipe ini bersifat multipel, kecil, bulat, bintik putih kekuningan yang di sebut drusen dan merupakan kunci identifikasi untuk tipe kering. Bintik tersebut berlokasi di belakang mata pada level retina bagian luar. Adapun lesi klasik yang bisa ditemukan adanya atrofi geografik. Terdapat endapan pigmen di dalam retina tanpa disertai pembentukan jaringan parut, darah atau perembesan cairan. Degenerasi makula terkait usia noneksudatif ditandai oleh atrofi dan degenerasi retina bagian luar, epitel pigmen retina, membran Bruch, dan koriokapilaris dengan derajat yang bervariasi. Dari perubahan-perubahan di epitel pigmen retina dan membran Bruch yang dapat dilihat secara oftalmoskopis, drusen adalah yang paling khas.

Drusen adalah endapan putih kuning, bulat, diskret, dengan ukuran bervariasi di belakang epitel pigmen dan tersebar di seluruh makula dan kutub posterior. Seiring dengan waktu, drusen dapat membesar, menyatu, mengalami kalsifikasi dan meningkat jumlahnya. Secara histopatologis sebagian besar drusen terdiri dari kumpulan lokal bahan eosinifilik yang terletak di antara epitel pigmen dan membran Bruch; drusen mencerminkan pelepasan fokal epitel pigmen. Drusen dapat di bagi berdasarkan klinik dan histopatologi yakni drusen keras ( nodular), drusen diffus ( konfluent), drusen halus ( granular ), dan drusen kalsifikasi . Selain drusen, dapat muncul secara progresif gumpalan-gumpalan pigmen yang tersebar secara tidak merata di daerah-daerah depigmentasi atrofi di seluruh makula

2. Tipe basah (eksudatif) Degenerasi makula tipe ini adalah jarang terjadi namun lebih berbahaya di bandingkan dengan tipe kering. Kira kira didapatkan adanya 10% dari semua degenerasi makula terkait usia dan 90% dapat menyebabkan kebutaan. Tipe ini ditandai dengan adanya neovaskularisasi subretina dengan tanda-tanda degenerasi makula terkait usia yang mendadak atau baru mengalami gangguan penglihatan sentral termasuk penglihatan kabur, distorsi atau suatu skotoma baru. Pada pemeriksaan fundus, terlihat darah subretina, eksudat, lesi koroid hijau abu-abu di makula. Neovaskularisasi koroid merupakan perkembangan abnormal dari pembuluh darah pada epitel pigmen retina pada lapisan retina. Pembuluh darah ini bisa mengalami perdarahan dan menyebabkan terjadinya scar yang dapat menghasilkan kehilangan pusat penglihatan. Scar ini disebut dengan Scar Disciform dan biasanya terletak di bagian sentral dan menimbulkan gangguan penglihatan sentral permanen.

Neovascular, or wet, age-related macular degeneration

Fundus photo showing neovascular, or wet, age-related macular degeneration

Distorsi penglihatan, obyek-obyek terlihat salah ukuran atau bentuk Garis-garis lurus mengalami distorsi (membengkok) terutama dibagian pusat penglihatan Kehilangan kemampuan membedakan warna dengan jelas Ada daerah kosong atau gelap di pusat penglihatan Kesulitan membaca, kata-kata terlihat kabur atau berbayang Secara tiba-tiba ataupun secara perlahan akan terjadi kehilangan fungsi penglihatan tanpa rasa nyeri.

Test Amsler Grid, dimana pasien diminta suatu halaman

uji yang mirip dengan kertas milimeter grafis untuk memeriksa luar titik yang terganggu fungsi penglihatannya. Kemudian retina diteropong melalui lampu senter kecil dengan lensa khusus. Test penglihatan warna, untuk melihat apakah penderita masih dapat membedakan warna, dan tes-tes lain untuk menemukan keadaan yang dapat menyebabkan kerusakan pada makula. Kadang-kadang dilakukan angiografi dengan zat warna fluoresin. Dokter spesialis mata menyuntikan zat warna kontras ini ke lengan penderita yang kemudian akan mengalir ke mata dan dilakukan pemotretan retina dan makula. Zat warna ini memungkinkan melihat kelainan pembuluh darah dengan lebih jelas.

Amsler grid as it might appear to someone with age-related macular degeneration

1. 2. 3. 4.

Vaskulopati koroid polipoid Khorioretinopati serous sentral Kasus inflamasi Tumor kecil seperti melanoma koroid

Pengelolaan

AMD dengan pencegahan dan

terapi. Pencegahan meliputi pengelolaan faktorfaktor risiko, konsumsi sayur-mayur dan ikan, berhenti merokok, dan konsumsi antioksidan (cth: karotenoid dosis tinggi) Penanganannya dengan fotokoagulasi laser, terapi fotodinamik (photodynamic therapy, PDT), prosedur pembedahan (misal translokasi makula) dan obat-obat antiangiogenesis.

Bentuk

degenerasi makula yang progresif dapat menyebakan kebutaan total sehingga aktivitas dapat menurun. Prognosis dari degenerasi makula dengan tipe eksudat lebih buruk di banding dengan degenerasi makula tipe non eksudat. Prognosis dapat didasarkan pada terapi, tetapi belum ada terapi yang bernilai efektif sehingga kemungkinan untuk sembuh total sangat kecil.