24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah suatu pelayan kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa dari rentang sehat jiwa sampai gangguan jiwa yang terjadi pada anak sampai lansia. Salah satu pilar model keperawatan profesional adalah pelayan keperawatan dengan menggunakan sistem pemberian asuhan keperawatan (patient care delivery system ). Dan sistem pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Salah satu asuhan keperawatan yang kami bahas ini adalah auhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit keperawatan diri. Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri. (Depkes 2000). Manusia sebagai makhluk holistik yang dipengaruhi oleh lingkungan dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar mampu beradaptasi (Susilowati, 2005).

Defisit Perawatan Diri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JI

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKeperawatan jiwa adalah suatu pelayan kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa dari rentang sehat jiwa sampai gangguan jiwa yang terjadi pada anak sampai lansia. Salah satu pilar model keperawatan profesional adalah pelayan keperawatan dengan menggunakan sistem pemberian asuhan keperawatan (patient care delivery system ). Dan sistem pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Salah satu asuhan keperawatan yang kami bahas ini adalah auhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit keperawatan diri. Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuandasarmanusiadalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggukeperawatandirinya jika tidakdapatmelakukan perawatan diri. (Depkes 2000).

Manusia sebagai makhluk holistik yang dipengaruhi oleh lingkungan dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar mampu beradaptasi (Susilowati, 2005).

Kegagalan dalam memberi koping yang sesuai dengan tekanan yang dialami dalam jangka panjang mengakibatkan individu mengalami berbagai macam gangguan mental. Gangguan mental tersebut sangat bervariatif, tergantung dari berat ringannya sumber tekanan, perbedaan antar individu, dan latar belakang individu yang bersangkutan (Siswanto, 2007).

Kesehatan jiwa tidak hanya terkait dengan gangguan jiwa. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi kesehatan jiwa, misalnya: kualitas Sumber Daya Manusia dalam mengawasi emosional, kemudian aspek sosial yakni kejadian di lingkungan yang berdampak pada gangguan jiwa seperti tindakan kekerasan dan merasa tidak nyaman. Saat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa. Di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS) tahun 2007, menunjukkan gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11, 6 % dari populasi orang dewasa. Jumlah populasi orang dewasa di Indonesia kurang lebih 150. 000. 000 orang yang mengalami gangguan mental emosional. (Sunaryo, 2004).

B. Tujuan1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit perawatan diri dan memberi pengetahuan kepada mahasiswa dan mahasiswi tentang asuhan keperawatan kepada klien defisit perawatan diri.2. Tujuan Khususa. Mengetahui tentang konsep dasar defisit perawatan dirib. Mengetahui tentang jenis jenis defisit keperawtan diric. Mengetahui tentang penyebab defisit keperawtan dirid. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit perawat diri.e. Mengetahui strategi pelaksaanC. Proses Pembuatan Makalah

Pada makalah ini, kelompok hanya membatasi konsep dasar defisit perawatan diri, jenis jenis defisit keperawtan diri, penyebab defisit keperawtan diri, asuhan keperawatan defisit perawat diri, strategi pelaksaanDalam penyusunan makalah ini, kelompok menggunakan metode deskriftif yaitu dengan menggambarkan konsep dasar defisit perawatan diri dan asuhan keperawatan klien dengan gangguan defisit perawatan diri dengan melakukan tinjauan terhadap beberapa referensi baik melalui buku literatur yang terdapat di perpustakaan maupun melalui media informasi.BAB IIILANDASAN TEORITISA. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri

Perawatan diri meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan oleh individu dikehidupan sehari hari.

1. Defenisi

Perawatan diri adalah salah satu kemampuandasarmanusiadalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggukeperawatandirinya jika tidakdapatmelakukan perawatan diri ( Depkes 2000).

Defisit perawatan diri adalahgangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter dan Perry (2005), personal hygine adalah suatutindakanuntuk memelihara kebersihan dankesehatanseseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Personal hygine berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygine berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatubtindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).2. Jenis-jenis defisit perawatan diriAda beberapa jenis defisit perawatan diri :a. Kurang perawatan diri : mandi / kebersihan.Kurang perawatan diri (mandi) adalahgangguankemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.b. Kurang perawatan diri : mengenakan pakaian / berhias.Kurang perawatan diri(mengenakan pakaian) merupakan gangguankemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.c. Kurang perawatan diri : makanKurang perawatan diri (makan) adalahgangguankemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.d. Kurang perawatan diri : toiletingKurang perawatan diri (toileting) adalahgangguankemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri. (Nurjannah : 2004,77-79 ).3. Penyebab defisit perawatan diriMenurut Tarwoto dan Wartonah, (2003)penyebabkurang perawatan diri adalah sebagai berikut :a. Kelelahan fisikb. Penurunan kesadaran4. Pohon masalah

Defisitperawatan diri

Core problem :

Penyebab :

Harga diri rendahMenurut Tarwoto dan Wartonah (2003),penyebabkurang perawatan diri adalah :a. Faktor prediposisi1) BiologisPenyakitkronisyangmenyebabkanklientidak mampu melakukan perawatan diri.Riwayat kesehatan struktur dilobus frontal, dimana lobus tersebut berpengaruh kepada proses kognitif, ada riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa, gangguan sistem limbic akan berpengaruh pada fungsi perhatian, memori dan suplai oksigen serta glukosa terganggu.2) Kemampuan psikologi turunKlien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang meyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.Beberapa masalah psikologi yang menyebabkan defisit perawatan diri diantaranya :a) Harga diri rendah : klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat dirib) Body image: gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.3) SosialKurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuandalamperawatan diri.b. Faktor presipitasi

Faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,cemas, lelah atau lemah yangdialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.Menurut Tarwoto & Wartonah (2003: 59) faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:1) Body imageGambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanyaperubahanfisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.2) Praktik sosialPadaanakanakselalu dimanjadalamkebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadiperubahanpolapersonal hygiene.3) Status sosial ekonomiPersonal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.4) PengetahuanPengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya padapasienpenderita diabetes mellitusia harus menjaga kebersihan kakinya.5) BudayaDisebagianmasyarakatjika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.6) Kebiasaan seseorangAda kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentudalamperawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.7) Kondisi fisik atau psikisPada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.8) Dampak fisikBanyak gangguankesehatanyang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : gangguan integritaskulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi padamatadantelingadan gangguan fisik pada kuku.9) Dampak psikososialMasalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.c. Penilaian terhadap stress

Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif).

d. Mekanisme kopingMekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (Stuart & Sundeen, 2000) yaitu :

1) Mekanisme koping adaptif

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri

2) Mekanisme koping maladaptif

Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

RENTANG RESPONS PERAWATAN DIRI

INCLUDEPICTURE "C:\\Users\\ASUS\\AppData\\Local\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image004.gif" \* MERGEFORMATINET Adaptif

maladaptif

- Pola perawatan- Kadang perawatan diri- Tidak melakukan

diri seimbang

kadang tidak

perawatan saat stres

- Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.

- Kadang perawatan diri kadang tidak, saat klien mendapatkan stresor kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,

- Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

e. Tanda dan gejalaMenurut Depkes (2000: 20) tanda dan gejalakliendengan defisit perawatan diri adalah :1) FisikBadan bau, pakaian kotor, rambut dankulitkotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai, mulut bau, penampilan tidak rapi.2) PsikologisMalas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.3) SosialInteraksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma. Cara makan tidak teratur bak dan bab di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.BAB IIIASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian1. Riwayat keperawatana. Pola kebersihan tubuhb. Perlengkapan personal hygine yang dipakaic. Faktor -faktor yang mempengaruhi personal hygine2. Alasan masuk rumah sakit

Defisit dalam merawat diri, dari perawatan perawatan diri yang biasa dilakukan, dan sekarang jarang dilakukan dengan diawali masalah seperti senang menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung.3. Faktor yang mempengaruhia. Faktor prediposisi1) BiologisPenyakitkronisyangmenyebabkanklientidak mampu melakukan perawatan diri.Riwayat kesehatan struktur dilobus frontal, dimana lobus tersebut berpengaruh kepada proses kognitif, ada riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa, gangguan sistem limbic akan berpengaruh pada fungsi perhatian, memori dan suplai oksigen serta glukosa terganggu.2) Kemampuan psikologi turunKlien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang meyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.Beberapa masalah psikologi yang menyebabkan defisit perawatan diri diantaranya :c) Harga diri rendah : klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat dirid) Body image: gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.3) SosialKurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri dari lingkungannya.4) Faktor presipitasiFaktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,cemas, lelah atau lemah yangdialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Cara klien menilai masalah merupakan awal dari terbentuknya sumber koping. Jika sumber koping tidak adekuat, bahkan jika ada namun mekanisme koping maladaptif maka akan menimbulkan permasalahan.4. Pemeriksaan fisik

a. Rambut: Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah rontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur.

b. Kepala: Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu, kebersihan.

c. Mata : Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah

d. Hidung: Lihat kebersihan hidung, membran mukosa

e. Mulut: Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya, kebersihan

f. Gigi: Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi

g. Telinga: Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi

h. Kulit: Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit, teksturnya, pertumbuhan bulu.

i. Genetalia: Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang uretra, keadaan skrotum, testis pada pria, cairan yang dikeluarkan

B. Diagnosa keperawatan

Kurangnya perawatan diri : Kebersihan diri.

Definisi : Kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Kemungkinan ditemukan data :

a. Badan kotor dan berbau

b. Rambut kotor

c. Kuku panjang dan kotor

d. Bau mulut dan kotor

Kondisi klinis :

a. Stroke

b. Fraktur

c. Koma

Tujuan yang diharapkan :

a. Kebersihan diri sesuai pola

b. Keadaan badan, mulut, rambut dan kuku bersih

c. Pasien merasa nyaman

Intervensi :

a. Kaji pola kebersihan diri.

R : Data dasar dalam melakukan intervensi

b. Bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku

R : Mempertahankan rasa nyaman

c. Lakukan penkes : pentingnya kebersihan diri, pola kebersihan diri, cara kebersihan.

R : Meningkatkan pengetahuan dan lebih kooperatif

Objektif :1. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.2. Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan (wanita).3. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan sendiri.4. Ketidakmampuan bab/bak secara mandiri ditandai bab/bak tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah bab/bak.C. Diagnosa Defisit perawatan diriD. Rencana Tindakan Keperawatan1. Tujuana. Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan bab/bak.b. Tindakan keperawatan untuk klienTindakan yang dilakukan mencakup SP 1, 2, 3 dan Sp kelurgaNoKemampuanTglTglTglTglTglTglTgl

APasien

SP I

1Mengidentifikasi penyebab defisit perawatan diri pasien

2Berdiskusi dengan pasien tentang pentingnya kebersihan diri

3Berdiskusi dengan pasien tentang cara menjaga kebersihan diri

4Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP II

1Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2Menjelaskan cara mandi yang baik

3Membantu pasien mempraktekkan cara mandi yang baik

4Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP III p

1Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2Menjelaskan cara eliminasi yang baik

3Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan memasukkan dalam jadual

4Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP IV p

1Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2Menjelaskan cara berdandan

3Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan

4Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

BKeluarga

SP I

1Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri

SP II

1Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

2Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien defisit perawatan diri

SP III

1Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)

2Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

BAB IVSTRATEGI PELAKSANAANA. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

a. Data Subyektif :

Klien mengatakan sudah tidak mandi selama 7 hari.Klien mengatakan malas untuk mandi

b. Data Obyektif :

Baju kotorRambut acak acakanBadan bauKulit kotorMenggaruk tubuh2. Diagnosa Keperawatan

Defisit perawatan diri

3. Tindakan Keperawatan

a. Tujuan Sp1

1) Mengidentifikasi penyebab defisit perawatan diri pasien2) Berdiskusi dengan pasien tentang pentingnya kebersihan diri

3) Berdiskusi dengan pasien tentang cara menjaga kebersihan diri 4) Membantu pasien mempraktekan cara menjaga kebersihan diri

5) Menganjurkan pasien memasukan kegiatan perawatan diri di kegiatan harianb. Intervensi

1) Bina hubungan saling percaya

Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:

a) Mengucapkan salam terapeutikb) Berjabat tanganc) Menjelaskan tujuan interaksid) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.

2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku malas untuk melakukan perawatan diri

3) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

a) Kaji pengetahuan klien tentang kebersihan diri

b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan ketika tidak melakukan perawatan diri

c) Diskusikan kepada klien tentang pentingnya kebersihan untuk diri

d) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya tentang perawatan diri

4) Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

a) Menjelaskan berapa kali sehari mandi

b) Menjelaskan cara eliminasi yang benar

c) Menjelaskan cara menggosok gigi yang benar

d) Menjelaskan cara berhias diri

5) Membantu pasien mempraktekan cara menjaga kebersihan diri

a) Mempraktekkan cara gosok gigi yang benar

b) Mempraktekkan cara berhias diri

6) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Diskusikan bersama klien tentang aktivitas yang akan dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan

1. Orientasi

a. Salam Kenal

Assalamualaikum..selamat pagi pak?Perkenalkan nama saya Mariyani, biasa dipanggil yani.saya mahasiswi stikes yarsi pontianak yang akan praktek di ruang 5 ini, selama dua minggu, yang nantinya saya akan membantu menyelesaikan atau mengurangi masalah yang bapak rasakan, bapak namanya siapa?Senang dipanggil apa?Asalnya dari mana pak?

b. Evaluasi/validasi

Bagaimana keadaan bapak hari ini? Apa ada keluhan atau masalah selama tinggal disini? Apa bapak sudah makan?Sudah mandi??

c. Kontrak :

1) Topik

Pak, mari kita berbincang-bincang tentang mengapa bapak tidak mau melaskukan perawatan diri.selain itu juga kita akan berdiskusi tentang bagaimana manfaat jika bapak melakukan perawatan diri, Dan kegiatan ini akan kita masukan dikegiatan harian bapak.

2) Waktu

Baiklah pak, berapa lama kita akan berbincang-bincang?

3) Tempat

bapak maunya kita berbincang-bincang dimana? Disini atau dimana?

2. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)

a. .

b. .dst

3. Terminasi

a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi klien subjektif

Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement)

b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan):

c. Kontrak yang akan datang

Topik :

Waktu :

Tempat :

BAB VPENUTUPA. Kesimpulan

Perawatan diri merupakan suatu hal yang penting bagi setiap individu, karena dengan melakukan perawatan diri pada tubuh kita dapat menciptakan suatu pola hidup yang sehat dan memberikan kepedulian pada diri suatu individu. Perawatan diri merupakan suatutindakanuntuk memelihara kebersihan dankesehatanseseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Ketidakmampuan individu yang melakukan perawatan diri itu hampir 90 %, dialami oleh orang yang mengalami gangguan jiwa. Defisit perawatan diri yang sering dialami yaitu mengenai mandi, makan, berhias diri, dan eliminasi. Oleh sebab itu peran perawatan sangat penting bagi klien yang mengalami defisit perawatan diri, agar dapat memberikan motivasi dan mengajarkan klien agar dapat melakukan perawatan diri secara individu sesuai dengan asuhan keperawatan.B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kelompok mengambil saran dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan. Saran-saran adalah sebagai berikut :1. Untuk KeluargaApabila sudah mengetahui dan memahami akibat yang akan dilakukan oleh klien yang mengalami defisit perawatan diri, maka sebagai orang terdekat / keluarga harus memberikan motivasi dan nasehat agar pasien dapat melakukan perawatan diri secara individu.2. Untuk PerawatBagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti baik secara teoritis maupun praktek tentang defisit perawatan diri agar dapat memberikan nasehat, motivasi, dorongan pada klien yang mengalami defisit perawatan diri agar dapat melakukan perawatan diri pada dirinya dan dapat memberikan asuhan keperawatan defisit perawatan diri dengan baik.3. Untuk Rumah SakitBagi rumah sakit agar dapat memfasilitasi klien dalam melakukan perawatan dirinya secara individu, agar dapat memberikan atau membiasakan klien dalam melakukan perawatan diri secara individu.

DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa. Jakarta : EGCKaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI. Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGCNurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : MomediaPerry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGCRasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung SetoStuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGCSantosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta : Prima Medika.Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC