Upload
winifred-gentry
View
105
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Defisiensi Zinc sebagai Faktor Risiko Diare Akut menjadi Diare Melanjut. TESIS Dede Lia Marlia. Dari studi-studi yang ada , belum ada data tentang kadar zinc pada diare akut maupun melanjut dan defisiensi zinc sebagai faktor risiko diare melanjut. Identifikasi Masalah. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
Diare Masalah kesehatan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di negara berkembang.Data Riskesdas tahun 2007, insidens diare pada anak usia di bawah 5 tahun adalah 16,7%. Diare masih merupakan penyebab utama kematian pada bayi 31,4% dan usia di bawah 5 tahun 25,2%.
Diare juga menyebabkan malnutrisi semakin meningkat, defisiensi mikronutrien, meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas penyakit lain terkait diare serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
Klasifikasi diare: akut, melanjut , persisten.Data dari WHO mendapatkan angka kematian sebesar 23% sampai 70% disebabkan oleh diare persisten yang terutama terjadi di negara berkembang.
Pencegahan harus dilakukan dan salah satunya dengan mencegah diare melanjut yang merupakan faktor risiko untuk terjadinya diare persisten. Moore, dkk diare melanjut merupakan faktor risiko terjadinya diare persisten (RR 6,09).
Mikro-nutrien
Malnutrisi merupakan faktor risiko utama terjadi diare, diare melanjut maupun berulangnya episode diare. Kondisi malnutrisi terkait dengan defisiensi baik makro maupun mikronutrien yang terpenting adalah zinc.
Zinc berperan pada berbagai metabolisme tubuh, pada fungsi katalitik maupun aksi regulasi lebih dari 300 enzim, sintesis protein dan transkripsi protein, meregulasi ekspresi gen, termasuk di antara sel-sel yang paling sering terjadi turnover adalah sel epitel saluran cerna dan sel dalam sistem imun.
Defisiensi zinc umum dijumpai di negara berkembang., dengan prevalens tertinggi di Asia tenggara dan selatan (34%-73%).Walker defisiensi zinc menyebabkan 4,4% kematian pada balita dengan 14,4% diakibatkan oleh diare. Bitarakwate, dkk prevalens defisiensi zinc pada anak dengan diare persisten mencapai 47,9%.
Faktor risiko defisiensi zink: asupan yang rendah kandungan zincnya, kebutuhan yang meningkat, maupun ekskresi yang berlebihan, misalnya pada diare.
Diare dan Zinc
Efek zinc terhadap diare berhubungan dengan perannya dalam transpor air dan elektrolit, permeabilitas intestinal, fungsi enzim pada enterosit, pengaruhnya pada perbaikan jaringan, atau pengaruh lokal dalam sistem imun menekan overgrowth bacterial dan clearance patogen lebih dini.
Keadaan diare persisten akan menyebabkan absorbsi zat-zat nutrien berkurang diiringi peningkatan ekskresinya dalam feses balans zinc yang negatif. Suatu studi longitudinal pada anak normal dan anak malnutrisi menunjukkan bahwa kadar zinc yang rendah pada anak asimtomatik dihubungkan dengan insidens dan tingkat keparahan diare yang lebih tinggi.
Telaah sistematik oleh Zinc Investigator Collaborative Group pada anak dengan diare persisten menunjukkan suplementasi zinc akan menurunkan probabilitas berlanjutnya diare hingga 24% (IK95% 9-37%) dan menurunkan angka kegagalan terapi dan kematian hingga 42% (IK95% 10-63%).
Dari studi-studi yang ada, belum ada data tentang kadar zinc pada diare akut maupun melanjut dan
defisiensi zinc sebagai faktor risiko diare melanjut.
Identifikasi Masalah1. Belum adanya data mengenai prevalens defisiensi zinc pada
anak dengan diare akut dan diare melanjut di Indonesia.2. Belum adanya data mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan defisiensi zinc pada anak dengan diare akut di Indonesia
3. Belum adanya data apakah defisiensi zinc sebagai faktor risiko diare melanjut.
Pertanyaan Penelitian1. Bagaimanakah prevalens defisiensi zinc pada anak dengan diare
akut dan diare melanjut?
2. Berapa rerata kadar zinc pada anak dengan diare akut dan diare melanjut?
3. Apakah faktor-faktor yang berkaitan dengan defisiensi zinc pada anak dengan diare akut?
4. Berapakah rerata lama diare akut pada anak?
5. Berapakah prevalens diare melanjut pada anak?
6. Apakah defisiensi zinc merupakan faktor risiko terjadinya diare akut menjadi diare melanjut?
7. Adakah faktor risiko lain diare akut menjadi diare melanjut?
8. Adakah faktor risiko lain diare akut menjadi diare melanjut?
Tujuan PenelitianTujuan umum• Mengetahui defisiensi zinc serum sebagai faktor risiko terjadinya diare akut menjadi
diare melanjut.
Tujuan khusus
1. Mengetahui prevalens defisiensi zinc pada anak dengan diare akut dan diare melanjut.
2. Mengetahui rerata kadar zinc pada anak dengan diare akut dan diare melanjut
3. Mengetahui faktor yang berkaitan dengan defisiensi zinc pada anak dengan diare akut.
4. Mengetahui rerata lama diare akut pada anak.
5. Mengetahui prevalens diare melanjut pada anak.
6. Mengetahui defisiensi zinc serum sebagai faktor risiko terjadinya diare akut menjadi diare melanjut.
7. Mengetahui faktor risiko lain diare akut menjadi diare melanjut
8. Mengetetahui faktor risiko lain diare akut menjadi diare melanjut
Hipotesis penelitian1. Defisiensi zinc berkaitan dengan status sosial ekonomi dan
fisik
2. Defisiensi zinc merupakan faktor risiko terjadinya diare melanjut
3. Faktor sosial ekonomi dan fisik merupakan faktor risiko diare akut menjadi diare melanjut
Manfaat PenelitianManfaat ilmiah• Penelitian ini akan menghasilkan data dasar mengenai profil kadar zinc pada
anak dengan diare akut, faktor-faktor yang berkaitan dengan defisiensi zinc pada anak dengan diare akut. dan defisiensi zinc serum sebagai faktor risiko terjadinya diare akut menjadi diare melanjut.
Manfaat praktis• Untuk kepentingan praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai beban penyakit, faktor risiko defisiensi zinc dan peran kadar zinc pada anak dengan diare. Hal ini dapat menjadi salah-satu dasar pengambilan keputusan tata laksana yang tepat pada anak dengan diare.
Manfaat pengabdian masyarakat• Untuk kepentingan pengabdian masyarakat, hasil penelitian diharapkan
dapat menjadi data dasar dan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.
Definisi Diarei. Hilangnya cairan dan elektrolit secara berlebihan dalam feses, lebih spesifik
bila feses lebih dari 10 gram/kg/hari pada bayi dan anak.ii. Peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali perhari dan atau
perubahan konsistensi feses menjadi lebih cair.
• Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
• Disentri ditujukan bila diare yang disertai darah dan lendir.• Istilah diare persisten dipergunakan oleh WHO untuk mendefinisikan episode
diare dengan awitan akut dan berlangsung lebih dari 14 hari.• Working Group Report of the Second World Congress of Pediatric
Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition mendefinisikan diare persisten sebagai buang air besar lebih atau sama dengan tiga kali perhari dan berlangsung lebih dari dua minggu pada anak yang menyebabkan gagal tumbuh atau terjadi penurunan berat badan.
• Diare kronik memiliki beberapa kategori, diantaranya adalah diare melanjut yakni diare yang berlangsung lebih dari 7 hari.
Epidemiologi Diare• Menurut WHO dan UNICEF terdapat 2,5 milyar anak di bawah
usia 5 tahun yang mengalami diare dan 1,9 juta anak usia di bawah 5 tahun mengalami diare setiap tahunnya. • India Selatan prevalens diare akut adalah 22,5% pada anak usia
di bawah 5 tahun.• Di Indonesia, Riskesdas tahun 2007 prevalens diare akut sebesar
16,7% pada anak usia di bawah 5 tahun.• Diare persisten dari WHO 3% hingga 20%• Triatmojo pada tahun 1992 dari 136 anak di bawah lima tahun
dengan diare melanjut dan diare persisten, 61,2% dari data tersebut adalah diare persisten.• RSCM prevalens diare persisten pada pasien non-HIV antara
Januari 2009 hingga Desember 2010 sebesar 19%.
Etiologi Diare• Sebagian besar penyebab diare akut adalah infeksi saluran
cerna: virus, bakteri maupun parasit. • Rotavirus merupakan penyebab pada sekitar 35%-40% kasus
terutama di negara maju, pun di negara berkembang.• Etiologi diare persisten berbeda-beda.
negara maju infeksi bukan merupakan etiologi terbanyak dari diare persisten ini.
negara berkembang infeksi merupakan etiologi tersering. Patogen usus spesifik merupakan penyebab diare akut, disentri dan diare persisten.
Faktor Risiko Diare• Moore, dkk diare melanjut memiliki risiko 6 kali untuk
menjadi diare persisten dan bayi dengan riwayat diare melanjut sebelum usia 1 tahun akan berisiko mengalami diare persisten saat usia anak.
Patofisiologi Diare:Diare akibat
infeksi
Diare melanjut
Diare persisten & enteropati
MalnutrisiDefisiensi imunMalnutrisi mikronutrien (zinc dan vitamin A)
Pengobatan diare suboptimal atau terlambatRe-infeksiRekurensi
Patofisiologi Diare: sekretorik, osmotik atau gabungan keduanya
Sekretorik• Sekresi>absorbsi• Mekanisme: (i) sekresi elektrolit usus karena
proses fosforilasi dalam enterosit dan (ii) peningkatan permeabilitas paraselular.
• Disebabkan langsung oleh patogen atau melalui enterotoksin.
Osmotik• bila terdapat zat-zat nutrisi yang tidak dapat
dicerna dan diabsorbsi secara adekuat perubahan gradien osmotik perpindahan air dari mukosa ke lumen usus.
• Penyebab tersering: malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi sekunder ekspresi disakaridase oleh enterosit karena inflamasi usus halus.
• Malabsorbsi peptida dan lemak jarang terjadi
Defisiensi ZincAnak yang sedang bertumbuh memiliki
kebutuhan zinc yang lebih tinggi.
Keadaan diare, perdarahan dan proses hemolisis akan menyebabkan peningkatan
ekskresi endogen zinc.
Keadaan diare persisten sendiri juga akan menyebabkan absorbsi zat-zat nutrien
berkurang diiringi peningkatan ekskresinya dalam feses.
Suatu studi longitudinal pada anak normal dan anak malnutrisi menunjukkan bahwa kadar zinc yang rendah pada anak asimtomatik dihubungkan dengan
insidens dan tingkat keparahan diare yang lebih tinggi. Selain perannya dalam mencegah diare, zinc juga berperan terapeutik.
Kadar zinc serum µg/dL (µmol/L)
Usia < 10 tahun >10 tahun
Anak Wanita Lelaki
Tidak hamil Hamil
Puasa Tidak ada data
70 (10,7) Trimester pertama: 56 (8,6)Trimester kedua dan ketiga: 50 (7,6)
74 (11,3)
Sewaktu 65 (9,9) 66 (10,1) 70 (10,7)
Pagi 57 (8,7) 59 (9) 61 (9,3)
Peran Zinc
Kofaktor >300 enzim Sintesis protein
Transkripsi protein (untuk ekspresi gen): epitel saluran cerna
dan sistem imun
Integritas sistem imun
Zat limfoproliferatif dan anti-oksidan
Status zinc individu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya pengaruh diet, absorbsi makanan, fungsi fisiologis
individu, termasuk ekskresi endogen dari tubuh.
Zinc pada Diare• Mekanisme zinc sendiri dalam terapi diare belum sepenuhnya
diketahui.• Beberapa mekanisme yang diajukan meliputi: • peran zinc dalam inhibisi second meszincer (cAMP, cGMP, ion kalsium)-
induced Cl secretion, • meningkatkan absorbsi natrium, • memperbaiki permeabilitas intestinal, • fungsi enzim pada enterosit, • meningkatkan regenerasi epitel usus dan respons imun lokal dengan
membatasi bacterial overgrowth, • meningkatkan klirens patogen.
Zinc pada Diare• Anak dengan diare akut dan persisten seringkali memiliki kadar
zinc serum yang rendah saat datang, dan hal ini dihubungkan dengan durasi diare.• Penelitian Bitarakwate, dkk rerata kadar zinc serum pada
anak dengan diare persisten adalah 5,83 mol/L (dengan kelompok kontrol 8,99 mol/L), dengan prevalens defisiensi zinc pada anak dengan diare persisten mencapai 47,9%.• Walaupun demikian, sulit untuk membedakan apakah kadar
zinc yang rendah tersebut menyebabkan anak menjadi rentan terhadap infeksi atau akibat peningkatan ekskresi zinc dan redistribusi zinc selama fase akut yang menyebabkan kadar zinc menurun tajam dalam fase akut infeksi.
Suplementasi Zinc
• Terdapat reduksi 20% terhadap durasi episode diare akut, mengurangi output feses dan reduksi risiko terjadinya diare melanjut (>7 hari) hingga 43–47%, tanpa tergantung status gizi dan ada/tidaknya patogen dalam tinja.
Uji klinis
• Zinc berperan dalam menurunkan risiko terjadinya diare persisten dan mengurangi kemungkinan kegagalan terapi pada anak dengan diare persisten.
• WHO telah merekomendasikan penggunaan suplementasi zinc oral (10-20 mg/hari) pada anak dengan diare akut dan persisten.
WHO
Manfaat Zinc pada DiareZinc Investigator
Collaborative Group
• Suplementasi zinc menurunkan probabilitas berlanjutnya diare hingga 24% (IK95% 9-37%) dan menurunkan angka kegagalan terapi dan kematian hingga 42% (IK95% 10-63%) pada diare persisten.
Lukacik, dkk
• Suplementasi zinc pada diare persisten akan menurunkan 12,5% frekuensi diare, 15,5% durasi diare dan 18% perbaikan diare.
Patel, dkk
• Suplementasi zinc menurunkan rerata durasi diare hingga 19,7% namun tidak memiliki dampak terhadap frekuensi diare dan justru meningkatkan risiko episode muntah
Adanya respons terhadap zinc yang heterogen ini memerlukan pengkajian ulang terhadap strategi universal suplementasi zinc dalam tatalaksana
diare di negara berkembang.
Metode PenelitianDesain•Penelitian potong lintang untuk melihat prevalens defisiensi zinc pada diare akut dan faktor-faktor yang memengaruhinya•Dilanjutkan penelitian kohort untuk melihat hubungan defisiensi zinc dengan kejadian diare melanjut.
Tempat dan Waktu Penelitian•Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA)FKUI/RSCM Jakarta, RSUD Budhi Asih Jakarta (RSBA), RSUD Bayu Asih Purwakarta dan RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi. •Lokasi perekrutan subjek termasuk poliklinik, instalasi gawat darurat & ruang perawatan. •Pemeriksaan kadar zinc serum dilakukan di laboratorium Saemeo Tropmed Regional Centre For Community Nutrition, FKUI-RSCM. •Waktu penelitian selama bulan Oktober dan November 2013.
Subjek Penelitian
Populasi penelitian
•Populasi target adalah semua anak di Indonesia usia ≤5 tahun dengan diare
akut cair.
•Populasi terjangkau adalah semua anak usia ≤5 tahun dengan diare akut cair
yang berobat ke Departemen IKAFKUI/RSCM Jakarta, RSUD Budhi Asih
Jakarta, RSUD Bayu Asih Purwakarta dan RSUD Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi selama penelitian berlangsung.
•Subjek penelitian adalah semua anak pada populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi.
Subjek Penelitian
Kriteria inklusi
• Pasien anak usia 1 bulan – 60 bulan yang didiagnosis diare akut cair.• Diagnosis diare akut kurang dari 7 hari.• Orangtua bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent.
Kriteria eksklusi
• Gizi buruk• Diare berdarah• Infeksi HIV• Penyakit penyerta: pneumonia, morbili, sindrom nefrotik, kelainan hati• Keganasan
Besar Sampel: potong lintang• n= (Z)2pq
d2
Keterangan:Z=1,96
p= prevalens defisiensi zinc pada diare akut (0,7)d= selisih rerata dua kelompok yang bermakna (0,1)
maka n= (1,96)2x0,7x0,3(0,1)2
n = 80 • Jumlah subjek 96 ditambah dengan drop out 10% menjadi 88.
Besar Sampel: kohort• n1=n2=
P1= proporsi diare melanjut pada pasien dengan kadar zinc normal (0,52)
P2= proporsi diare melanjut pada pasien defisiensi zinc (0,48)
P= ½(P1+P2) = 0,4
maka n1=n2= 24
Subjek Penelitian
Metode perekrutan subjek
• Subjek diambil secara konsekutif dari pasien-pasien diare akut cair yang
berobat ke Departemen IKAFKUI/RSCM Jakarta, RSUD Budhi Asih Jakarta,
RSUD Bayu Asih Purwakarta dan RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi,
sampai jumlah subjek terpenuhi.
Variabel Penelitian
Variabel bebas• usia (numerik)• jenis kelamin (nominal)• status gizi (nominal atau ordinal)• status sosial ekonomi (ordinal)• tingkat pendidikan orangtua (ordinal)• kadar zinc (nominal)
Variabel tergantung• kadar zinc (nominal) • diare melanjut (nominal)
Prosedur Penelitian• Seluruh pasien yang memenuhi kriteria inklusi & eksklusi, dimintakan
persetuju an dari orangtua untuk mengikuti penelitian. • Data dasar sebagai berikut: usia, lama diare, frekuensi diare, BB, TB,
terapi yang telah didapat, dll• Dilakukan pengambilan sampel darah sebanyak 3 mL untuk
mengukur kadar zinc. Sampel dilakukan sentrifuse di laboratorium perinatalogi RSCM, laboratorium di Purwakarta dan laboratorium di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi dibawa ke Laboratorium Saemeo Tropmed Regional Centre For Community Nutrition FKUI-RSCM. Pemeriksaan kadar zinc dilakukan dengan menggunakan metode fotometrik (kimia).
• Pemantauan terhadap lama diare saat hari ke-8 sakit dilakukan melalui telepon tentang kondisi diare, apakah sudah sembuh atau masih berlangsung (berdasarkan chat Bistrol)
Definisi Operasional• Diare: peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali
perhari dan atau perubahan konsistensi feses menjadi lebih cair.• Diare akut: diare yang berlangsung/sembuh dalam waktu kurang dari
14 hari.• Diare melanjut: diare yang berlangsung lebih dari 7 hari.• Diare berdarah: diare disertai darah secara makroskopik.• Diare berulang: jika mengalami episode diare ≥2 kali per 6 bulan,
terhitung 6 bulan terakhir saat subjek diikutsertakan dalam penelitian.
• Riwayat terapi zinc: jika mendapat terapi zinc minimal satu hari atau lebih dalam diare saat ini.
• Riwayat antibiotik: jika mendapat terapi antibiotik baik oral maupun parenteral untuk morbiditas saat ini atau terdapat riwayat mendapat antibiotik dalam 2 bulan terakhir.
..definisi operasional• Usia: Usia subjek yang dinyatakan dalam tahun berdasarkan tanggal
lahir.• Status gizi: menggunakan kurva pertumbuhan WHO 2008• Status ekonomi dinilai berdasarkan tingkat pendapatan per kapita,
menurut klasifikasi yang ditetapkan Bank Dunia tahun 2010.• Tingkat pendidikan ibu: tingkat pendidikan yang pernah ditempuh
secara formal oleh ibu, ditetapkan berdasarkan ijazah tertinggi yang dimiliki.
• Gizi buruk: hasil penilaian klinis dan antropometris menurut kurva WHO berada di bawah garis skor Z -3.
• Infeksi HIV: pasien yang sudah terdiagnosis HIV atau dalam evaluasi ke arah infeksi HIV.
• Keganasan: pasien dengan diagnosis keganasan apapun atau dalam evaluasi ke arah keganasan.
..definisi operasional• Penyakit penyerta: pasien diare yang juga menderita penyakit
tersebut (pneumonia, campak, sindrom nefrotik, kelainan hati seperti sirosis hepatis, hepatitis)
• Defisiensi zinc: didefinisikan bila kadar serum zinc <9,9 µmol/L.• Bristol stool chart : gambar konsistensi feses, digunakan untuk
memudahkan penentuan konsistensi tinja. • Kriteria sembuh dari diare: bila konsistensi tinja sesuai dengan
nomor 5 pada Bristol stool chart.
Subjek usia 1bulan-60 bulan dengan diagnosis diare akut kurang 7 hari
Informed consent
Pengambilan data dan pemeriksaan fisis
Rehidrasi bila pasien masuk kategori dehidrasi
Pengambilan sampel kadar zinc serum setelah terehidrasi
Observasi untuk terjadinya diare melanjut
Pengolahan dan analisis data
Alur Penelitian
Pengolahan data• Data akan disajikan secara deskriptif dalam bentuk tekstular, tabular, dan
grafik menggunakan program SPSS versi 17.0. • Uji perbandingan dua proporsi dan uji perbandingan proporsi >2 variabel akan
digunakan untuk membandingkan proporsi defisiensi zinc pada tiap-tiap variabel bebas.
• Variabel bebas yang memiliki nilai p <0,05 akan diikutsertakan dalam analisis regresi logistik dengan variabel tergantung kadar zinc (defisiensi atau tidak).
• Uji perbandingan dua proporsi akan digunakan untuk membandingkan proporsi diare melanjut pada kelompok dengan/tanpa defisiensi zinc.
Etik penelitian• Persetujuan etik penelitian akan diperoleh dari Komisi Etik Penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Sebelum subjek diikutsertakan dalam penelitian, persetujuan tertulis dimintakan dari orangtua/wali setelah sebelumnya diberikan penjelasan mengenai tujuan, prosedur, manfaat, serta risiko penelitian (informed consent).
Kadar ZincMedian kadar zinc diperoleh sebesar
13,055 µmol/L dengan rentang 4,896 – 58,140 µmol/L. Prevalens
defisiensi zinc adalah 20/99 (20,2%). Distribusi subjek dengan defisiensi
zinc dari keempat pengambilan sampel RSCM, RSBA, RSUD
Purwakarta, RSUD Sukabumi berturut-turut 20%, 20%, 21,7% dan
15,8%.
Median kadar zinc diperoleh sebesar 13,055 µmol/L dengan rentang
4,896 – 58,140 µmol/L. Prevalens defisiensi zinc adalah 20/99 (20,2%).
Distribusi subjek dengan defisiensi zinc dari keempat pengambilan
sampel RSCM, RSBA, RSUD Purwakarta, RSUD Sukabumi
berturut-turut 20%, 20%, 21,7% dan 15,8%.
Variabel BStandar Error Wald df P aOR
IK 95%Bawa
h Atas
Riwayat Diare Berulang
-1,237 0,52 5,747519 1,00 0,017 0,29 0,106 0,798
Riwayat Antibiotik 0,769 0,50 2,339678 1,00 0,126 2,16 0,806 5,774
Table 5.7.2 Regresi logistik diare berulang dan riwayat antibiotik dengan diare melanjut
Pembahasan….• Defisiensi zinc saat ini merupakan salah satu masalah global • Morbiditas dan mortalitas terkait defisiensi mikronutrien
inipun cukup signifikan. • Ekskresi zinc yang meningkat saat diare, tentunya akan
meningkatkan risiko menurunnya kadar zinc.
Penelitian ini studi analitik potong lintang untuk mengetahui hubungan antara kadar zinc serum dengan tingkat pendidkan ibu, status ekonomi, usia, status nutrisi dan riwayat diare berulang
• Penelitian dilanjutkan dengan kohort hingga hari ke 8 diare, untuk mengetahui apakah defisiensi zinc merupakan faktor risiko diare akut menjadi diare melanjut.
Keterbatasan penelitian • Tidak adanya data asupan makanan yang mengandung kadar
zinc tinggi maupun mengandung penghambat metablolisme zinc • Terapi zinc sebelumnya yang tidak dieksklusi• Pemeriksaan hanya kadar zinc serum sedangkan kadar zinc
feses tidak diperiksa ? penyebab defisiensi• Teknik pengambilan sampel• Penelitian bukan kohort murni.• Analisis kadar zinc serum dilakukan setelah semua sampel.• Pengamatan tidak berdasarkan kadar zinc serum tetapi semua
subjek diamati untuk terjadinya diare melanjut tanpa menunggu hasil kadar zinc serum
Karakteristik Subjek PenelitianKriteria inklusi usia < 5 tahunUsia terbanyak diare akut dan defisiensi zinc
Pendidikan > 90% rendahPendapatan >> menengah rendah hingga rendah
Pengetahuan seputar zinc ↓Asupan zinc ↓Rentan “defisiensi zinc”
Hubungan Defisiensi Zinc dengan Karakteristik Subjek
Defisiensi zinc
Prevalens defisiensi zinc 20,2%
Median kadar zinc 13,05 µmol/L
Global : 4%-73%
India : 73,3%
Defisiensi zinc
Perbedaan dengan di India:
Subjek di India 940
Studi ini 99
Riwayat terapi zinc tidak diekslusi
Di India tidak disebutkan tentang riwayat zinc
Defisiensi zinc
Studi di Turki, kadar zinc serum meningkat bermakna, setelah terapi 14 hari
Lama terapi zinc pada studi ini mediannya 2 hari.
Mungkin tidak berpengaruh??
Hubungan defisiensi zinc dengan sosial ekonomi
• Pendidikan ibu yang sebagian besar rendah dan pendapatan orangtua berada di level menengah rendah hingga rendah tidak memiliki hubungan dengan terjadinya defisiensi zinc pada studi ini.
• Studi Thurlow di Thailand mendapatkan hasil yang sama
• Namun IZincG menyebutkan bahwa kondisi sosial ekonomi yang rendah merupakan kelompok berisiko untuk terjadinya defisiensi zinc
• Faktor tanah dan sumber air? Seperempat tanah di dunia memiliki kandungan zinc yang rendah. Indonesia?
Hubungan defisiensi zinc dan usia
Defisiensi zinc
• Hasil analisis bivariat, pada studi ini tidak ada hubungan antara defisiensi zinc dengan usia• OR 1,08 (IK95% 0,404-2,879)
dengan p 0,879
Usia
• Usia di atas 1 tahun lebih rentan, karena asupan ASI mulai menurun• ASI memiliki kadar zinc
cukup untuk memenuhi kebutuhan harian tubuh
Hubungan defisiensi zinc dan malnutrisi• Hubungan defisiensi zinc dan malnutrisi saling memengaruhi• Penelitian di Vietnam, 50% anak dengan malnutrisi memiliki
kadar zinc rendah/defisiensi.• Asupan yang kurang• Sering infeksi• Hipoalbumin
Kondisi yang sering pada malnutrisi rentan defisiensi zinc
Tidak ada hubungan antara malnutrisi dengan defisiensi zinc
Hubungan defisiensi zinc dan diare berulang
• Diare akan menyebabkan meningkatnya ekskresi zinc feses, membuat balans negatif dan mengurangi kadar zinc dalam jaringan• Riwayat diare berulang pada penelitian ini tidak berhubungan
dengan defisiensi zinc.
pertama sejak awal subjek memang tidak defisiensi
zinc
kedua kontrol hemostatic zinc yang efektif pada
subjek
Defisiensi Zinc sebagai Faktor Risiko Diare Akut menjadi Diare Melanjut• Lama diare berkisar 3-14 hari dengan median 6 hari. • Prevalens diare melanjut pada penelitian ini adalah 25,3%. • Dilakukan uji korelasi dengan chi square defisiensi zinc tidak
merupakan faktor risiko diare akut menjadi diare melanjut RR 1,82 (IK95%0,633-5,260) p 0,261• Analisis lebih lanjut dengan riwayat penggunaan antibiotik
karena memiliki hubungan yang hampir bermakna (p 0,056) subjek dengan defisiensi zinc dan memiliki riwayat antibiotik RR 2,75 kali terjadi diare melanjut
Simpulan • Prevalens defisiensi zinc pada anak dengan diare akut pada penelitian ini adalah
20,2%.
• Median kadar zinc serum pada penelitian ini adalah 13,05 µmol/L.
• Tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu, pendapatan orangtua, usia, status gizi dan riwayat diare berulang dengan defisiensi zinc.
• Median lama diare adalah 6 hari dengan rentang antara 3-14 hari.
• Prevalens diare melanjut pada penelitian ini adalah 25,3%.
• Median kadar zinc pada subjek defisiensi zinc dan mengalami diare melanjut 9,37 µmol/L.
• Defiseinsi zinc tidak merupakan faktor risiko diare akut menjadi diare melanjut.
• Defisiensi zinc disertai riwayat pemberian antibiotik merupakan faktor risiko diare akut menjadi diare melanjut.
• Subjek tanpa memiliki riwayat diare berulang hanya akan mengalami risiko diare melanjut 0,29 kali dibanding dengan memiliki riwayat diare berulang.
Saran • Evaluasi lebih lanjut tentang prevalens defisiensi zinc pada
populasi. • Suplementasi zinc perlu diteruskan.• Pada tata laksana diare akut, tidak disarankan pemberian
antibiotik.
• Diperlukan penelitian lain dengan menyingkirkan faktor bias dan menyertakan riwayat asupan makanan serta pemeriksaan kadar zinc tidak hanya pada serum juga pada feses.