Upload
haryani
View
94
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hipotiroid
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTIROID
A. ANATOMI FISIOLOGI
Kelenjar tirod terletak pada leher, bagian anterior daripada trakea, dan
terdiri dari 2 lobus konikal yang dihubungkan oleh suatu jaringan yang
disebut isthmus tiroid. Kadang-kadang ditemukan juga lobus ke 3, terdapat
pada isthmus ke atas atau di bagian depan larings yang disebut lobus
piramidalis. Lobus-lobus ini dibagi atas septa-septa jaringan ikat fibrous
menjadi lobulus-lobulus, yang masing-masing terdiri dari 30-40 folikel.
Kelenjar tiroid ini mengandung banyak pembuluh darah dan mempunyai
kecepatan arus darah yang tinggi.
Kelenjar tiroid berperanan mempertahankan derajat metabolisme dalam
jaringan pada titik optimal. Hormon tiroid merangsang penggunaan O2 pada
kebanyakan sel tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan hidrat
arang, dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta maturasi normal.
Apabila tidak terdapat kelenjar tiroid, orang tidak akan tahan dingin, akan
timbul kelambanan mental dan fisik, dan pada anak-anak terjadi retardasi
mental dan dwarfisme. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan
meninbulkan penyusutan tubuh, gugup, takikardi, tremor, dan terjadi produksi
panas yang berlebihan.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4)
yang kemudian berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3).
Iodium nonorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku
hormon tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga
mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam jaringan tiroid. T3 dan T4
yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan dalam bentuk koloid di dalam
tiroid. Sebagian besar T4 kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi sedangkan
sisanya tetap di dalam kelenjar yang kemudian mengalami daur ulang. Di
sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh protein yaitu globulin pengikat
tiroid (thyroid binding globulin, TBG) atau prealbumin pengikat albumin
(thyroxine binding prealbumine, TBPA). Hormon stimulator tiroid (thyroid
stimulating hormone, TSH) memegang peranan terpenting untuk mengatur
sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis. Proses yang dikenal sebagai negative feedback sangat penting
dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Dengan demikian,
sekresi tiroid dapat mengadakan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan
di dalam maupun di luar tubuh. Juga dijumpai adanya sel parafolikuler yang
menghasilkan kalsitonin yang berfungsi untuk mengatur metabolisme
kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum terhadap tulang.
B. DEFINISI HIPERTIROID
Hipertiroid adalah kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif
memproduksi hormon tiroid. Akibatnya, kadar hormon tiroid dalam darah
sangat tinggi. Padahal hormon ini hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
Kelenjar tiroid adalah organ berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak
di persis di bawah jakun. Organ ini berfungsi memproduksi hormon tiroid.
Hormon tiroid sendiri sangat penting dalam proses metabolisme makanan
menjadi energi, juga untuk mengendalikan pertumbuhan tubuh. Manfaat lain
hormon tiroid yang tidak kalah penting adalah mengatur suhu tubuh,
mempengaruhi denyut jantung, dan mengontrol produksi protein.
C. ETIOLOGI
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan
merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit
ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga
penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase
antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus
kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit,
penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di
mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata
ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya
hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah,
kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji
padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan
nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi
hormon tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa
laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien
terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid
dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH
berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang
banyak.
e. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut
tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan
hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
f. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan
ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada
kelainan kelenjar tiroid.
D. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter
toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar
dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak
hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga
jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya
beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin),
yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang
mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam
sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh
TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis
anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon
hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel
sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid
yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan
sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme
ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15
kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek
hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan
periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
E. WOC TEORI
Kandungan o2 diplasma menurun maka
suplai o2 ke saraf menurun
Tiroditis Penyakit Graves (antibody reseptor TSH merangsang
aktivitas tiroid)
Nodul tiroid toksis
Sekresi hormon tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme
Metabolisme
Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantung
Sistem KardiovaskulerPeningkatan konsumsi O2
Sistem sarafPemakaian glukosa sel
Jantung berdebar-debar- Nerfus- Kelelahan
MK: Intoleransi aktivitas
- Takikardi &Aritmia
- TD, Nadi - Angina / nyeri dada- Gagal Jantung
MK: Penurunan curah jantung
Pemecahan lemak dan protein meningkat
Otot dan tulang Kulit Peningkatan kebutuhan kalori
Kelelahan otot Peningkatan suhu tubuh MK: Ketidakefektifan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhMK: Resiko kerusakan
integritas jaringan
F. TANDA DAN GEJALA
Walaupun jumlah hormon tiroid pada setiap orang berbeda, namun
gejala hipertiroid pada setiap orang adalah samaa. Tanda dan gejala
hipertiroid sebagai berikut:
1. Jantung sering berdebar cepat.
2. Berat badab terus menerus turun meskipun nafsu makan normal.
3. Emosi yang tidak stabil.
4. Mengeluarkan banyak keringat yang berlebihan.
5. Sering gemeteran.
6. Sering agitasi atau gelisah.
7. Kulit menjadi lebih tipis dan halus.
8. Insomnia atau susah tidur.
9. Kuku jari yang tumbuh lebih cepat.
10. Sering mengalami kelelahan.
11. Kurang berkonsentrasi.
12. Mensturasi yang terjadi secara tidak teratur.
13. Sering BAB .
14. Kerontokan rambut.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH,
dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di
tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
2. Bebas T4 (tiroksin)
3. Bebas T3 (triiodotironin)
4. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk
memastikan pembesaran kelenjar tiroid
5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
MK: Hipertermi
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan
hiperglikemia
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan penderita hipertiroid dapat dilakukan dengan berbagai cara,
dengan obat-obatan, pembedahan, maupun dengan menggunakan bahan
radioaktif. Lamanya penanganan dengan obat-obatan bisa sampai 12 bulan.
Dengan pembedahan, hanya sebagian kelenjar yang diambil, sedangkan
pengobatan dengan radioaktif tidak boleh dilakukan pada ibu hamil. Secara
lengkap teknik pengobatannya yaitu:
1. Beristirahat
Untuk kasus-kasus yang ringan, cukup berobat jalan dengan
observasi yang baik. Sedangkan untuk kasus-kasus yang berat, diperlukan
istirahat total, lebih-lebih bila pasien direncanakan akan dioperasi.
2. Makanan
Pengaturan makanannya yaitu tinggi kalori, tinggi vitamin dan
mineral serta cukup protein.
3. Obat-obatan
Apabila masalahnya berada di tingkat kelenjar tiroid, maka
pengobatan yang diberikan adalah pemberian obat antitiroid yang
menghambat produksi HT dan atau obat-obat penghambat beta untuk
menurunkan hiperresponsivitas simpatis.
Jenis obat-obatan yang biasanya diberikan di antaranya adalah:
- Propiltourasi (PTU), 100 mg 3x sehari, sampai tercapai kondisi eutiroid
(keadaan normal). Ini diberikan untuk menormalkan produksi hormone
tiroidnya.
- Fenobarbital yang berfungsi sebagai penenang atau obat tidur karena
pasien biasanya gekisah dan tidak bias tidur.
- Vitamin B kompleks diberikan karena kekurangan vitamin B adalah
salah satu pemicu hipertiroid.
4. Terapi yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada:
1) Pasien umur 35 tahun atau lebih
2) Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi
3) Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid.
4) Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
5) Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
Biasanya dilakukan pada penderita-penderita tertentu dan berusia di
atas 40 tahun, yaitu apabila sering terjadi kekambuhan (relaps) setelah
diterapi dengan obat-obatan, atau kekambuhan setelah operasi.
5. Tindakan operasi
Cara ini jarang dilakukan dokter karena beresiko tinggi. Komplikasi
operasi yang mungkin terjadi ialah hipoparatiroid atau kadar kelenjar
paratiroidnya menjadi rendah, paralysis (kelumpuhan) pita suara sehingga
suara pasien menjadi hilang. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat
sebagian (± ¾ bagian). Tetapi sebelum operasi dilakukan
kadarhormon tiroid harus dinormalkan lebih dahulu dengan obat
metimazol. Hal ini berguna untuk mengurangi resiko selama menjalani
operasi.
6. Hindari Mengkonsumsi Junk Food
Cara alami dengan membiasakan pola hidup sehat, terutama pada ibu
hamil supaya janin sehat dan terhndar dari gangguan hipertiroid, sebaiknya
hindari mengkonsumsi junk food dan berbagai macam makanan olahan
(makanan kaleng, sosis, bakso, smoke beef, dll). Lebih baik
memperbanyak buah dan sayur-sayuran.
7. Pengaturan Kembali Pola Makan
Bagi yang sudah menderita hipertiroid, pengaturan kembali pola
makan tetap diperlukan, sebab beberapa penderita hipertiroid terbukti
mengalami perbaikan dalam kondisinya dengan gejala tremor, berdebar-
debar dan berkeringat setelah mengikuti pola makan food combainin.
8. Menghindari stress yang tinggi, cukup tidur freku
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang wanita, 47 tahun datang ke klinik dengan keluhan dada kiri terasa
berdebar-debar,matanya tampak melotot.serta tangan yang bergetar getar terus
(tremor), sering berkeringat dan merasa cepat lapar.tekanan darah ; 140 / 70
mmHg,suhu tubuh; 37,5 ˚ C. Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran ringan
kelenjar tiroid.ibu ini telah melakukan pemeriksaan Darah,hasilnya sebagai
berikut.pemeriksaan laboratorium
Hb ;12,5 g/dL Hmt ; 39 % Leukosit ;11.000/mmk Netrofil ; 56%Limfosit ;40%
Eosinofil ; 1% Monosit :3% Trombosit ;420.000/mmk
Kolestrol total ;179 mg/dL Trigleserida ;105 mg/Dl
Glokusa darah sewaktu ;100 mg/dL HTSH ;0,003 u U/ML
Oleh docter pemeriksa di sarankan untuk melakukan pemeriksaan T3,T4 dan free
T4
WOC KASUS
Tiroditis Penyakit Graves (antibody reseptor TSH merangsang
aktivitas tiroid)
Nodul tiroid toksis
Sekresi hormon tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme
Metabolisme
Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantung
Sistem KardiovaskulerPeningkatan konsumsi O2
Pemakaian glukosa sel- Takikardi &
Aritmia- TD, Nadi - Angina- Gagal Jantung
MK: Penurunan curah jantung
Pemecahan lemak dan protein
Kulit
Peningkatan kebutuhan kaloriPeningkatan
suhu tubuh
MK: Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
MK: Hipertermi
A. PENGKAJIAN
1) Data Pasien :
Nama : Ny. N
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Status pendidikan : SLTA
Diagnosa medis : Hipertiroid
2) Riwayat penyakit
Keluhan Utama :
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan dada kiri terasa
berdebar-debar, matanya tampak melotot, serta tangan yang bergetar-
getar/tremor,sering berkeringat dan terasa cepat lapar
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempuyai riwayat penyakit.
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hiperteroid.\
B. Pemeriksaan fisik
1. Monitor vital sign
Tekanan darah : 140/70 mmHg
Suhu tubuh : 37,5˚C
2. Head to toe
a) Kepala : -
b) Rambut : -
c) Leher :
Inspeksi : ada pembesaran kelenjar tiroid
d) Mata :
Inspeksi : tampak melotot
e) Hidung : -
f) Mulut : -
g) Telinga : -
h) Dada : Dada kiri terasa berdebar-debar
i) Abdomen : -
j) Otot dan rangka : -
k) Genetalia pada perempuan : -
3. ADL (Activity Daily Living)
a. Pola Nutrisi
Nafsu makan klien meningkat, klien merasa cepat lapar
b. Pola Aktivitas
4. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12,5 g/dL
Hmt : 39%
Leukosit : 11.000/mmk
Netrofil : 56%
Limfosit : 40%
Eosinofil : 1%
Monosit : 3%
Trombosit : 420.000/mmk
Kolesterol total : 179 mg/dL
Trigliserida : 105 mg/dL
Glukosa darah sewaktu : 100 mg/dL
hTSH : 0,003 µ U/mL
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d Peningkatan beban
kerja jantung
2. Kelelahan b.d hipermetabolik
3. Resiko tinggi terhadap kerusakan intergritas jaringan b.d kerusakan
penutupan kelopak mata / eksolftalmus.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
metabolisme
5. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi mengenai kondisi, prognosis
dan kebutuhan pengobatan
D. INTERVENSI DAN RASIONALISASI
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d Peningkatan
beban kerja jantung
Kriteria hasil : mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer
normal, pengisian kapiler normal, status mental baik, tidak ada disritma
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tekanan darah pada posisi
baring, duduk dan baring jika
memungkinkan, perhatikan besarnya
Hipotensi umum atau ortostatsik dapat
terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi
perifer yang berlebihan dan penurunan
nadi volume sirkulasi.
Pantau CVP jika pasien
menggunakannya
Hipotensi umum atau ortostatsik dapat
terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi
perifer yang berlebihan dan penurunan
volume sirkulasi.
Kaji nadi atau denyut jantung saat
pasien tidurMemberikan hasil pengkajian yang
lebih akurat untuk menentukan
takikardia.
Observasi tanda dan gejala haus yang
hebat, mukosa membran kering, nadi
lemah, pengisian kapiler lambat,
penurunan produksi urine dan hipotensi
Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang
akan menurunkan volume sirkulasi dan
menurunkan curah jantung.
Timbang berat badan setiap hari,
srankan untuk tirah baring, batasi
aktivitas yang tidak perlu
Aktivitas akan meningkatkan
kebutuhan metabolik / sirkulasi yang
berpotensi menimbulkan gagal jantung.
Berikan cairan melalui IV sesuai
dengan indikasiPemberian cairan melalui IV dengan
cepat perlu untuk memperbaiki volume
sirkulasi tetapi harus diimbangi dengan
perhatian terhadap tanda gagal
jantung / kebutuhan terhadap
pemberian zat inotropik.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
metabolisme
Kriteria Hasil : Menunjukkan berat badan yang stabil disertai dengan nilai
laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda-tanda malnutrisi
INTERVENSI RASIONAL
Auskultasi bising usus Bising usus hiperaktif mencerminkan
peningkatan motilitas lambung yang
menurunkan fungsi absorbsi
Catat dan laporkan adanya anoreksia,
kelemahan umum, nyeri abdomen,
munculnya mual muntah
Peningkatan aktivitas adrenergik dapat
menyebabkan gangguan sekresi insulin.
Pantau masukan makanan setiap hari
dan timbang BB setiap hari serta
laporkan adanya penurunan.
penurunan berat badan terus menerus
dalam keadaan masukan kalori yang
cukup merupakan indikasi kegagalan
terapi anti tiroid.
Dorong pasien untuk makan dan
meningkatkan jumlah makan dengan
menggunakan TKTP
Membantu menjaga pemasukan kalori
cukup tinggi yang disebabkan adanya
hipermetabolik
Hindarai pemberian makanan yang
dapat meningkatkan peristaltik usus
( Teh, kopi dan makanan berserat ).
Peningkatan motilitas saluran cerna
dapat mengakibatkan diare dan
gangguan absorbsi nutrisi
Berikan obat sesuai indikasi : glukosa,
vitamin B complex
Diberikan untuk memenuhi kalori yang
diperlukan dan mencegah atau
mengobati hipoglikemia
3. Hipertermi berdasarkan dengan adanya infeksi
Tujuan : suhu tubuh normal 36˚C-37˚C pada klien.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji penyebab hipertermi Hipertermi merupakan salah satu gejala
/ kompensasi tubuh terhadap adanya
infeksi baik secara lokal maupun
sistemik. Hal ini perlu diketahui
sebagai dasar dalam rencana intervensi.
Observasi suhu badan Proses peningkatan suhu menunjukkan
proses penyakit infeksius akut
Beri kompres hangat pada dahi / axila Daerah dahi / axilla merupakan
jaringan tipius dan terdapat pembuluh
darah sehingga proses vasodilatasi
pembuluh darah lebih cepat sehingga
pergerakan molekul cepat.
Beri minum sering tapi sedikit. Untuk mengganti cairan yang hilang
selama proses evaporasi.
Anjurkan ibu untuk memakaikan
pakaian tipis dan yang dapat menyerap
keringat.
Pakaian yang tipis dapat membantu
mempercepat proses evaporasi.
Kolaborasi dalam pemberian obat
antipiretik
Obat antipiretik bekerja sebagai
pengatur kembali pusat pengatur panas
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hyperthyroidism merupakan keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah. Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid
yaitu :
a. Penyakit Graves
b. Toxic Nodular Goiter
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
d. Produksi TSH yang Abnorma
e. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
f. Konsumsi Yoidum Berlebihan
B. SARAN
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak
merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak
mengkonsumsi yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada
leher dan organism-organisme dapat menyebabkan infeksi karena ada virus.