26
Definisi, Etiologi, Klasifikasi dan Patofisiologi Konjungtivitis Presented by: Syadzwina Syaufika

Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Definisi, Etiologi, Klasifikasi

dan Patofisiologi

Konjungtivitis

Presented by: Syadzwina Syaufika

Page 2: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Definisi

• Konjungtivitis adalah Radang atau infeksi pada

konjungtiva dimana batasnya adalah dari kelopak mata

hingga sebagian bola mata.

Page 3: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis
Page 4: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Etiology

– Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:

– Infeksi olah virus(adenovirus,herpes simplex virus

(HSV),varicella-zoster virus (VZV), picornavirus (enterovirus

70, Coxsackie A24), poxvirus (molluscum contagiosum,

vaccinia), dan human immunodeficiency virus (HIV)) atau

bakteri

– Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang

– Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar

ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari yang

dipantulkan oleh salju

Page 5: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

• Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan

atau bertahun-tahun.

• Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:

- Kelainan saluran air mata

- Kepekaan terhadap bahan kimia

- Pemaparan oleh iritan

- Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

• Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga

bisa menyebabkan konjungtivitis.

Page 6: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Klasifikasi

• Berdasarkan kausanya:– Bakteri– Viral– Alergi– Clamydia

• Berdasarkan gambaran klinik:– Kataral– Purulen,mukopurulen.– Membran– Folikular– Vernal– Filikten

Page 7: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Konjungtivitis Bacterial

• Jaringan sekitar mata terdapat flora normal seperti

streptococci, staphylococci, dan Corynebacterium. Infeksi

bisa terjadi dari kontaminasi eksternal dari sisi yang

berdekatan atau melalui darah. Pertahanan tubuh primer

terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang menutupi

konjungtiva. Rusaknya lapisan ini memudahkan untuk

terjadinya infeksi.

Page 8: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Flora Normal

(Streptococcus,Staphyloco

ccus

Paertahanan tubuh primer

rusak

Infeksi

Page 9: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

• Pertahanan sekunder adalah sistem imunologi (tear-film

immunoglobulin dan lisozyme) yang merangsang

lakrimasi.

Page 10: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Konjungtivitis Viral

• Adenovirusmerupakan penyebab terbanyak

konjungtivitis. Subtypenya dapat sebabkan

keratokonjungtivitis (pink eye), dan pharingoconjunctival

fever.

• Transmisi melalui droplet,muntahan dan air kolam

renang yang sudah terkontaminasi

Page 11: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

• HSV biasanya pada anak dan berhubungan dengan

folikular konjungtivitis. Penyebabnya adalah HSV type 1

walaupun HSV type II bisa juga menjadi penyebab terutama

pada neonatus. Infeksi rekuren biasanya pada orang

dewasa dan biasanya berhubungan dengan kornea.

Page 12: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

• VZVefek terhadap konjungtiva dari infeksi primer atau

sekunder. Infeksi primer berasal dari cacar air dan sekunder

berasal dari zoster. Infeksi dapat disebabkan karena kontak

langsung dengan VZV atau zoster skin lesions atau bisa

juga dari sekret saluran nafas yang terinfeksi yang tidak

sengaja terhirup

Page 13: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

• Molluscum contagiosum

– Saat konjungtivitis folikurar kronik.

– Melepaskan partikel virus kedalam saccus konjungtiva dari kelopak

mata yang lesi/iritasi

Page 14: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

• HIV Pasien dengan AIDS secara umum berkembang

menjadi konjungtivitis non spesifik ditandai dengan

hiperemia iritasi dan berair. Microsporidia diisolasi dari

kornea dan konjungtiva pada beberapa pasien AIDS dan

keratokonjuntiva. Gejalanya adalah penglihatan yang kabur

dan fotofobia.

Page 15: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis
Page 16: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Konjungtivitis Allergi

• Seasonal dan Perineal Alergic• Vernal keratoconjunctivitis• Atopic keratoconjunctivitis• Giant papillary conjunctivitis

Page 17: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Seasonal dak Perineal Konjungtivitis• Biasanya alergen adalah spt:

– Serbuk sari

– Rumput2 liar.

• SAC (seasonal allergic conjunctivitis) gejalanya mirip dengan

konjungtivitis akut.

• Saat musim semiserbuk sari pohon

• Saat musim gugur serbuk sari rumput liar

• PAC,alergennya adl:

– Debu rumah

– Kecoa

– Bulu binatang peliharaan

Page 18: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Vernal keratoconjunctivitis

• inflamasi kronis pada konjungtiva (unilateral) dan

berhubungan dengan gen/herediter.

• >90% penderita dgn penyakit ini mempunyai riwayat atopi

lain spt asma,eczema atau rhinitis alergi seasonal.

Page 19: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Atopic keratoconjunctivitis

• Inflamasi pada konjungtiva dan kelopak mata (bilateral)

dan berhubungan kuat dengan dermatitis atopic

• Merupakan reaksi hypersensitivitas type I.

Page 20: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Giant papillary conjunctivitis

• Merupakan immune mediated inflammatory.

• Gangguannya terletak pada konjungtiva tarsal superior.

• Secara histologik terdapat gambarn giant cell

Page 21: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Konjungtivitis kataral

• Gambaran klinisnya adalah injeksi konjungtiva dan

hiperemia tarsal tanpa cobble-stone,tanpa folikel dan

tanpa filikten.

• Berbentuk sekret serous (mukopurulen atau mukus

trgntung causa).

• Dapat menyertai blefaritis atau obstruksi duktus

nasolakrimal

Page 22: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Konjugntivitis Purulen-Mukopurulen

• Gambaran:

– Konjungtiva tarsal hiperemia.

– Adanya pus terkadang disertai dengan pseudomembran sbg

massa putih dikonjungtiva tarsal (purulen).

– Sering juga disebut konjungtivitis gonococcal.

– Dapat terjadi pada anak-anak (jalan lahir) dan orang dewasa

(semen yang sampai kemata).

Page 23: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

• Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata

menjadi merah dan nyeri.

• Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses,

perforasi mata bahkan kebutaan.

• Konjungtivitis gonorea pada bayi infeksi terjadi saat

lewati jalan lahir yang berasal dari uretritis gonorea

ibunya.

• Masa inkubasinya selama 1-3 hari,biasanya bilateral

Page 24: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Konjungtivitis Membran

• Adanya membran berupa massa putih di konjungtiva

tarsal dan terkadang juga menutupi konjungtiva bulbi.

• Dapat disebabkan oleh Streptococcus dan infeksi difteria.

• Pada penderita stevens-Jhonsons dapat disertai dengan

konjungtivitis membran.

Page 25: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Konjungtivitis Filikten

• Biasanya berhubungan dengan TB Paru.

• Gejalanya ialah:

– Adanya filikten pada limbus.

– Filikten dapat juga dijumpai pada konjungtiva tarsal,bulbi dan

kornea.

• Bila filikten mengenai kornea dan sering kambuh

gangguan penglihatan.

• Bila peradanagnnya berat lakrimasi hingga berakibat

eksema kulit

Page 26: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Dan Patofisiologi Konjungtivitis

Terima Kasih