Definisi, Anatomi Dan Fisiologi Epidemiologi

Embed Size (px)

Citation preview

II. DEFINISIAtrofi papil saraf optikus didefinisikan sebagai kerusakan saraf optikus yang menyebabkan degenerasi atau destruksi saraf optikus.1,2 (tambah dari nana widjaya, ilmu penyakit mata) Secara klinis keadaan ini dikenal sebagai pucatnya papil akibat menghilangnya pembuluh darah kapiler serta akson dan selubung myelin saraf seperti yang terlihat pada pemeriksaan funduskopi.3 (tambah dr nana widjaya, ilmu penyakit mata) Atrofi papil ini adalah stadium akhir dari suatu proses pada serabut saraf optikus, baik yang berada di retina, di papil, maupun yang berada di belakang papil. 4 Pada stadium akhir, dapat terjadi kemunduran tajam penglihatan dan kelainan lapangan pandang. (nana widjaya)

III. ANATOMI SARAF OPTIKUS Saraf OptikusSaraf optikus terutama tersusun atas akson sel-sel ganglion retina. Akson-akson tersebut bertemu di papil saraf optikus yang berdiameter sekitar 1,5 mm, menembus sklera pada lamina kribrosa, dan kemudian membentuk berkas-berkas serabut saraf bermyelin yang dipisahkan oleh sekat jaringan ikat. Setiap saraf optikus dilapisi oleh selaput yang identik dengan meningen. 2 Saraf optikus dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 2,4( tambah dr medscape, atrofi papil) 1. Bagian intraokular yang terbagi menjadi kepala saraf optikus ( papil saraf optikus / optic disc), bagian pre-laminar yang berada di depan lamina kribrosa, bagian laminar yang berada di dalam lamina kribrosa, dan bagian post-laminar yang berada di belakang lamina kribrosa 2. Bagian intraorbital yang memiliki panjang sekitar 3 cm, berbentuk huruf S, dan menjulur dari bola mata sampai ke apeks orbita 3. Bagian kanalis optikus dengan panjang sekitar 5-7 mm 4. Bagian intrakranial yang menjulur dari kanalis optikus ke bagian anterior kiasma optikum dan traktus optikus (10 mm)

Gambar 1. Saraf Optikus normal(medscape)

Kepala saraf optikus terdiri dari 4 jenis sel, sebagai berikut: akson sel ganglion, astrosit, capillary-associated cell, dan fibroblas. Serabut saraf optik melewati lamina cribrosa (struktur seperti saringan dengan 200-300 lubang yang melubangi koroid dan sklera). Struktur ini ditunjukkan pada gambar di bawah.( atrofi nervus optikus, medscape)

PerdarahanPasokan darah untuk saraf optikus di anterior lamina kribosa berasal dari arteri siliaris. Bagian orbital mendapatkan darah dari arteri oftalmikus beserta cabang-cabangnya termasuk arteri retina sentralis. Saraf optikus yang berada di kanalis optikus mendapat darah dari arteri oftalmikus. Sedangkan bagian intrakranial mendapatkan darah secara sentripetal dari pembuluh

darah pial. Drainase vena dari bagian okular dan orbital saraf optikus akan mengalir ke vena sentralis retina. 2,4

Gambar 2. Arteri Retina Sentralis

Jalur Penglihatan Sensoris3Setelah meninggalkan mata, saraf optikus memanjang ke kiasma optikum yang berlokasi tepat di bawah-depan kelenjar pituitari. Di kiasma optikum serat-serat saraf optikus yang berasal dari bagian nasal retina masing-masing mata kanan dan kiri menyeberang ke sisi yang lain, namun serat-serat saraf yang berasal dari sisi temporal tidak menyeberang. Dari kiasma optikum serat-serat saraf bersatu menjadi traktus optikus yang melewati talamus, kemudian berubah menjadi radiasi optikus hingga mencapai korteks visual di lobus oksipitalis. Korteks visual inilah yang akan menterjemahkan sinyal-sinyal listrik yang diproduksi oleh stimulasi cahaya di retina menjadi gambaran visual.

Gambar 3. Jalur Penglihatan

Papil saraf OptikusPermulaan saraf optikus di retina inilah yang disebut sebagai papil saraf optikus (optic disc). Karena ketiadaan fotoreseptor di papil saraf optikus, maka bagian retina ini tidak dapat berespon terhadap stimulus cahaya. Karenanya bagian ini disebut juga sebagai blind spot, dan memiliki diameter sekitar 1,5 mm.3

Papil saraf optikus merupakan tanda oftalmoskopik penting pada pemeriksaan funduskopi. Yang perlu diperhatikan dari papil saraf optikus adalah warna, batas, cup-disc ratio dan lingkaran neuroretinal. Papil yang normal akan berwarna merah musa kekuningan, dengan batas yang jelas, non-elevated, dan memilki cup-disc ratio kurang dari 0,3. 4

Gambar 4. Gambaran papil saraf optikus (kiri) dan cup-disc ratio (kanan)

IV. EPIDEMIOLOGI Menurut Tielsch dkk, prevalensi kebutaan disebabkan atrofi nervus optikus di Amerika Serikat adalah 0,8% . Menurut Munoz dkk, prevalensi gangguan penglihatan dan kebutaan yang timbul akibat atrofi nervus optikus masing-masing adalah 0,04% dan 0,12%. Atrofi nervus optikus bukanlah suatu penyakit melainkan tanda dari berbagai proses penyakit. Dengan demikian, morbiditas dan mortalitas pada atrofi optik tergantung pada etiologi. Berdasarkan ras, atrofi nervus optikus lebih menonjol pada orang kulit hitam (0,3%) dibandingkan dengan kulit putih (0,05%). Tidak ada kecenderungan jenis kelamin tertentu terhadap angka kejadian atrofi nervus optikus. Sedangkan dari segi umur, atrofi optik terlihat dalam setiap kelompok usia. (medscape)