Upload
dhig-princecaspian
View
28
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
goood
Citation preview
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan sebagai suatu wilayah
daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang
menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut
melalui sungai utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air
(DTA atau catchment area) yang merupakan suatu ekosistem dengan unsur
utamanya terdiri atas sumber daya alam (tanah, air dan vegetasi) dan sumber
daya manusia sebagai pemanfaat sumber daya alam.
Pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk mewujudkan
keseimbangan lingkungan, dan hal ini dapat terlaksana apabila ekosistem dalam
keadaan baik. Suatu ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang
saling berpengaruh. Ketidakseimbangan dalam satu sistem yang disebabkan
kerusakan salah satu komponen pembentuknya dapat berdampak terhadap
kerusakan ekosistem tersebut. Agar eksistensi ekosistem dapat terjaga maka
diperlukan eksistensi dan keseimbangan komponen-komponen yang
membentuknya. Salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam
ekosistem adalah manusia yang melakukan berbagai aktivitas sosial, ekonomi
dan fisik yang bersinggungan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap lingkungan. Dampak-dampak negatif suatu aktivitas terhadap
lingkungan pada umumnya merupakan hasil intervensi manusia terhadap salah
satu komponen ekosistem. Misalnya, aktivitas penebangan hutan pada daerah
hulu DAS akan menimbulkan berbagai dampak pada ekosistem DAS pada
daerah tengah maupun hilir DAS, antara lain sedimentasi, tingkat kekeruhan air,
erosi, pendangkalan sungai dan sebagainya yang akan menimbulkan dampak
berantai terhadap aktivitas yang lain.
Bentuk ekosistem DAS secara garis besar dibagi menjadi daerah hulu, daerah
tengah dan daerah hilir dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Daerah Hulu
Merupakan daerah dengan fungsi konservasi, memiliki kerapatan drainase
lebih tinggi, memiliki kelerengan yang besar (15%), bukan merupakan daerah
banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase, jenis vegetasi
pada umumnya adalah hutan
2. Daerah Hilir
Merupakan daerah pemanfaatan dengan kerapatan drainase lebih kecil
merupakan daerah dengan kelerengan kecil sampai dengan sangat kecil
(kurang dari 8%), beberapa tempat merupakan daerah banjir/ genangan,
pengaturan air ditentukan oleh bangunan irigasi dan jenis vegetasi didominasi
oleh jenis tanaman pertanian kecuali daerah estuaria lebih didominasi oleh
tanaman gambut/ bakau.
3. Daerah Tengah
Daerah tengah DAS merupakan daerah transisi antara daerah hulu dan hilir,
dapat berwujud bendungan/waduk yang berfungsi mengatur air ke daerah
hilir.
Keterkaitan antara daerah hulu sampai hilir dalam ekosistem DAS
menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dalam ekosistem
DAS, contoh penjelasan yang dapat diuraikan dari proses keterkaitan tersebut
antara lain bahwa kegiatan reboisasi (penanaman pohon) dalam luasan tertentu
dapat menurunkan hasil air (water yield), akan tetapi kegiatan tersebut dapat
berdampak terhadap peningkatan kualitas air permukaan, terutama air tanah.
Sedangkan jenis kegiatan pembuatan jalan, pembakalan hutan dan penebangan
hutan pada daerah hulu DAS akan berdampak terhadap peningkatan laju erosi
dan sedimentasi. Proses erosi dan sedimentasi yang berlangsung pada daerah
hulu akan terbawa oleh arus sungai dan mengakibatkan terjadinya pendangkalan
pada sungai dan bangunan air.
Ekosistem DAS terdiri dari komponen-komponen yang saling
mempengaruhi. Ekosistem tersebut terdiri dari empat komponen utama, yaitu
desa, sawah/ladang, sungai dan hutan. diketahui adanya hubungan timbal balik
yang erat antar komponen dalam ekosistem DAS, sehingga bila terjadi
perubahan pada salah satu komponen maka komponen yang lain juga akan
terpengaruh oleh perubahan tersebut. Komponen yang berpengaruh terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi adalah manusia. Komunitas manusia
melakukan bentuk-bentuk aktivitas yang secara langsung maupun tidak langsung
memanfaatkan keberadaan sumber daya alam di sekelilingnya.
Pemanfaatan sumber daya tersebut yang tidak diperhitungkan dengan
baik akan cenderung menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan. Misalnya
konversi lahan hutan untuk lahan pertanian dapat menyebabkan peningkatan
erosi dan mempercepat proses sedimentasi pada daerah hilir maupun pada
daerah tangkapan air misalnya pendangkalan yang terjadi di muara-muara
sungai, waduk dan bangunan air.
Hasil analisis daya dukung dari perbandingan antara ketersediaan lahan
dengan kebutuhan lahan yaitu apabila ketersediaan lahan lebih keci dari
kebutuhan lahan maka daya dukung lahan DAS adalah defisit, sedangkan
apabila ketersediaan lahan lebih besar dari kebutuhan lahan maka dapat
dikatakan daya dukung lahan DAS adalah surplus.
https://www.academia.edu/4626337/
DAYA_DUKUNG_LINGKUNGAN_DAERAH_ALIRAN_SUNGAI_UNTUK_KAWA
SAN_PERMUKIMAN