Upload
iman
View
227
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
DASAR-DASAR MENULIS KARYA ILMIAH
Menurut The Oxford Dictionary of Current English kata academic berarti:
A cholarly or learning ( kesarjanaan atau belajar)
No practical relevance, theoretica. (tidak bertujuan praktis, tapi teoretis)
Sedangkan kata writing berati tulisan atau penulisan. Dengan demikian, academic
writing berati tulisan akademik atau tulisan ilmiah. Yaitu tulisan yang berkaitan dengan
pemikiran kesarjanaan atau keilmuan.
Secara definitif dapat disebutkan karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya
seorang ilmuwan ( yang berupa hasil pengembangan ) yang ingin mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan
pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Karya ilmiah
merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti. Jadi, bukan sekadar pertanggungjawaban
peneliti dalam penggunaan sumber daya ( uang, alat, bahan ) yang digunakan dalam
penelitian.
Pada butir 2 dijelaskan bahwa tulisan ilmiah tersebut tidak bertujuan praktis,
melainkan bersifat teoretis.
Untuk memudahkan pemahaman, mari kita bandingkan academic writing/AW
(tulisan ilmiah) dengan creative writing/CW (tulisan kreatif). AW sangat berbeda dengan
CW. AW berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu bumi (geography), ilmu
kemasyarakatan (sociology), sejarah (history), ilmu jiwa (psychology), ilmu teknik
(technology), ilmu kesehatan (health), bahasa (linguistic), dan sebagainya.
Sementara CW yaitu karya tulis yang berkaitan dengan segala bentuk tulisan
literer (literary). Kata literer (literary) berarti satra atau kesusastraan. Contoh-contohnya,
antara lain: cerita pendek (cerpen), novel (roman), dan cerita lakon (sandiwara).
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perbandingan AW dan CW
mari kita jajarkan secara berdampingan.
1
Academic Writing/AW (Tulisan Akademik)
Creative Writing/CW (Tulisan Kreatif)
- Disusun berdasarkan data(murni data)
- Berdasarkan imajinasi(bisa juga di tambah fakta)
- Memerlukan literatur/ kepustakaan - Penelitian untuk pendukung- Kepustakaan untuk pendukung
- Ditulis dengan bahasa ilmiah/akademis
- Ditulis dengan bahas sastra
- Memerlukan daftar kepustakaan - Tidak harus
- Memerlukan appendix (lampiran) - Tidak harus
- Proses penulisan: judul ditentukan dulu
- Proses penulisan:judul bisa ditentukan dulu atau kemudian (isi tidak mengacu pada judul)
- Perlu pembimbing - Bisa pakai bisa tidak
- Hasil tulisan biasanya untuk dipresentasikan/diuji/disidangkan
- Hasil tulisan biasanya diapresiasi
2
Berdasarkan paparan tersebut di atas, tulisan akademik/ilmiah berciri:
tulisan berdasarkan data/fakta,
dikerjakan melalui proses analisis yang kritis,
mempunyai sistematika yang rapi,
mempunyai struktur yang teratur,
terbuka terhadap pengujian (verfikasi) atas kebenarannya.
Proses Penulisan
perumusan asumsi (praanggapan) akan sesuatu masalah yang dijadikan topik,
mencari pembimbing,
pemilihan topik yang tepat setelah matangnya perumusan asumsi bersama
pembimbing melalui brainstorming,
pencarian data untuk mendukung topik yang dipilih/ditentukan,
pengumpulan/analisis atas seluruh data yang ada/ bisa diperoeh untuk ditulis,.
perumusan kesimpulan sementara,
simpulan akhir (result)
Struktur Tulisan Ada beberapa jenis karya ilmiah, antara lain: esei (paper), makalah atau laporan
yang harus dipresentasikan (paper-works), skripsi pendek (minithesis), skripsi panjang
(thesis), laporan hasil penelitian (research repport) dan sebagainya.
Walau istilahnya berbeda-beda, tetapi semua bentuk tulisan ilmiah itu mempunyai
struktur tulisan yang sama, yaitu terdiri atas:
I. Introduction (Pengantar)
II. Thesis paragraph (Paragraph Thesis)
III. Discussion (Pembahasan)
IV. Conclusion (Simpulan)
Jenis-Jenis Penelitian
1. Penelitian Literatur
Penelitian ini dilakukan atas data yang terdapat dalam referensi, antara lain berupa
buku, surat kabar, majalah, terbitan berkala (jurnal), makalah, skripsi dan thesis yang
sudah maupun belum diterbitkan dalam bentuk buku serta internet. Penelitian literatur
sebaiknya dilakukan sebelum penelitian lapangan, agar mempunyai bekal persiapan
yang lebih maksimal.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan sangat berbeda dengan penelitian literatur. Penelitian
lapangan dilakukan atas obyek itu sendiri. Misalnya Anda akan meneliti mesalah
perawatan rambut bagi para remaja sebagai obyek penelitian
a. observasi, yakni peninjauan untuk menjajagi, pengenalan, dan identifikasi obyek
penelitian,
b. interview (wawancara) dengan berbagai narasumber yang tepat untuk
memperoleh data/fakta yang diperlukan,
c. angket, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendukung simpulan
tulisan ilmiah Anda. (sumber: Naning Pranoto, MA)
Tujuan Karya Ilmiah
Tujuan karya tulis ilmiah adalah agar tujuan penulis karya ilmiah itu dapat
dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca. Ini adalah konsekuensi sifat
keterbukaan ilmu pengetahuan. Karena itu, karya ilmiah harus memenuhi
sistematika yang sudah dibakukan supaya tidak sulit mempelajarinya. Sifat
penting karya ilmiah adalah awet ( tertulis ) sehingga dapat dibaca siapa saja, di
mana saja, dan kapan saja (ever green).
Fungsi Karya ilmiah
Karya ilmiah berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Hal ini sesuai dengan hakikat karya ilmiah, yaitu
mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan
konsisten. Jika dihubungkan dengan hakikat ilmu, karya ilmiah mempunyai
manfaat sebagai berikut.
1. Penjelasan ( Explanation )
Karya ilmiah dapat menjelaskan suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui, tidak
jelas, dan tidak pasti, menjadi sebaliknya.
2. Ramalan ( Prediction )
Karya ilmiah dapat membantu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi pada masa mendatang.
3. Kontrol (Control )
Karya ilmiah dapat berfungsi untuk mengontrol, mengawasi dan atau mengoreksi
benar tidaknya suatu pernyataan.
Syarat Menulis Karya Ilmiah
Menulis karya ilmiah memerlukan sekurang-kurangnya empat syarat, yaitu
motivasi dan disiplin yang tinggi,
kemampuan mengolah data,
kemampuan berpikir logis (urut) dan terpadu (sistematis),
kemampuan berbahasa.
Sifat Karya Ilmiah
Berbeda dengan tulisan fiksi (novel, puisi, cerpen ) karya ilmiah bersifat formal
sehingga harus memenuhi syarat. Beberapa syarat tersebut sebagai berikut
1. Lugas dan tidak emosional
Maksudnya adalah karya ilmiah hanya mempunyai satu arti, tidak memakai kata
kiasan, sehingga pembaca tidak membuat tafsiran (interpretasi) sendiri-sendiri.
Karena itu, perlu adanya pembatasan (definisi) operasional pengertian suatu
istilah, konsep, atau variabel.
2. Logis
Maksudnya adalah kalimat, alinea, subbab, disusun berdasarkan suatu urutan yang
konsisten. Urutan di sini meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu
(kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, atau proses dan
peristiwa.
3. Efektif
Maksudnya adalah baik alinea atau subbab harus menunjukan adanya suatu
kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.
4. Efisien
Maksudnya hanya menggunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah
dipahami.
5. Ditulis dengan bahasa Indonesia baku
Jenis-jenis Karya Ilmiah
Ada berbagai definisi yang ditulis oleh para ilmuan tentang karya atau karya ilmiah.
Salah satu diantaranya dikemukakan oleh Brotowidjojo ( 1985:8-9 ), yaitu “Karya ilmiah
adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar.” Dalam hal ciri khusus karya ilmiah, dikatakannya pula,
karya ilniah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat
akibatnya. Kebenaran dalam karya ilmiah adalah kebenaran yang objektif –positif, sesuai
dengan data dan fakta di lapangan, bukan kebenaran yang normatif.
Ada banyak karya ilmiah yang tergantung pada penggunaannya. Ada karya imiah
berupa skripsi, tesis, disertasi, atau berupa laporan penelitian ( research report ) bagi
lembaga yang membiayai penelitian tersebut. Ada juga karya ilmiah berupa karya ilmiah
untuk dimuat di majalah ilmiah, jurnal, atau, makalah untuk seminar. Akan tetapi,
umumnya karya ilmiah di perguruan tinggi menurut Arifin ( 2003:1 ) dibedakan menjadi
makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau
induktif. Makalah disusun biasanya untuk melengkapi tugas-tugas ujian mata
kuliah tertentu atau memberikan saran pemecahan tentang masalah secara ilmiah.
Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat bentuknya,
makalah adalah bentuk sederhana diantara bentuk karya ilmiah yang lain.
2. Kertas Kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang
menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Analisis kertas kerja lebih mendalam dari pada analisis dalam makalah. Kertas
Kerja ditulis, misalnya, untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh
data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi
lapangan, atau percobaan di laboratorium ) maupun penelitian tidak langsung
( studi kepustakaan ). Di samping tertib dan cermat dalam metodologisnya, juga
diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-
dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang
spesialisasinya. Skripsinya biasanya ditulis untuk bidang untuk melengkapi syarat
guna memperoleh gelar sarjana ( S1) dan penyusunnya dibimbing oleh seorang
dosen atau tim yang ditunjuk oleh lembaga pendidikan tinggi.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan
dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh oleh
pengertian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap
suatu atau lebih hipotetis dan ditulis oleh mahasiswa program pascasarjana, untuk
melengkapi syarat guna memperoleh gelar megister (S2).
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan
analisis yang terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh
penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar/penguji suatu lembaga
pendidikan tertinggi. Disertasi ini berisi suatu temuan penulisnya sendiri dan
temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji,
penulisnya berhak menyandang gelar doctor (S3).
Semua Janis karya ilmiah itu hendaknya ditulis dengan padat serta disusun logis dan
cermat.
Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah Bagi Dosen/Guru
Penyusunan karya ilmiah memberikan manfaat besar sekali, baik bagi penulis
maupun masyarakat pada umumnya. Menurut Sikumbang (1981:2-5), sekurang-
kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, yang intinya sebagai
berikut:
o penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena
sebelum menulis karya ilmiah ia mesti membaca terlebih dahulu kepustakaan
yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas,
o penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,
mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih
matang,
o penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan
mengarang dalam katalog pengarang atau catalog judul buku,
o penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan
data dan fakta secara jelas dan sistematis,
o penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual,
o penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
Mengolah Topik yang Telah Dipilih dan Tindak Lanjutnya
Mari kita bahas bersama mmengenai pemilihan topik dan tindak lanjutnya untuk
menyusun tulisan ilmiah. Kita ambil 2 (dua) contoh topik.
Contoh 1
Topik: Peranan Mata bagi Kelangsungan Hidup Manusia dan Perspektif dalam
Berkarya dan Berprestasi
Judul: (Anda tentukan)
Tindak lanjut:
Langkah Pertama: merumuskan dengan topik tersebut.
Anda tahu, masalah yang akan dibahas adalah bidang kesehatan. Yaitu, mata sehat dan
peranannya bagi kelangsungan hidup manusia. Sebagai makhluk berakal, manusia tidak
sekadar cari makan. Kita juga ingin berkarya agar punya prestasi. Untuk bisa berkarya
dan berprestasi mata harus dirawat. Ada berbagai cara untuk merawat mata. Nah,
‘berbagai cara’ ini yang harus dicari jawabannya melalui penelitian dan pengkajian.
Untuk memudahkannya, buatlah rumusan dengan system mengolah peta pikiran (mind-
map) dengan system mapping-mind (pemetaan pikiran) mengenai topik yang akan
digarap ini.
(contoh mapping-mind dengan topic mata langsung dipraktikkan)
Langkah kedua: untuk memetakan pikiran, susunlah pertanyaan (antara lain) sbb:
1. Apa mata itu? (dalam arti sebenarnya/kiasan)
2. Apa arti mata bagi Anda (yang akan menulis tentang mata)?
3. Mata apa dan mata siapa yang akan dibahas?
4. Apa fungsi mata bagi manusia?
5. Apa akibatnya jika mata tidak berfungsi?
6. Apa saja penyebab mata tidak berfungsi?
7. Apa saja jenis penyakit mata?
8. Penyakit mana saja yang paling berbahaya dan mana yang tidak?
9. Bagaimana caranya agar mata tetap sehat?
10. Makanan (nutrisi) apa saja yang baik untuk mata?
11. Penyakit/gangguan mata apa yang sekarang ini bangak melanda kaum muda?
(misalnya, mata lelah dan kering karena terlalu lama di depan computer, polusi,
udara, dll.menyebabkan mata lelah dan kering)
12. Solusi apa saja yang kiranya bisa mengatasi kasus pertanyaan no.12?
I3. Cari fokusnya, sesuai dengan judul yang telah ditentukan.
Contoh 2:
Topic: Peran Rambut Untuk Kesehatan dan Perspektif Tampil Percaya Diri
Mempesona
Judul: (Anda tentukan)
Seperti dalam contoh 1, untuk mengolah topik kedua ini Anda pun perlu
merumuskan lebih dahulu tentang peranan rambut bagi manusia pada umumnya,
kemudian fokuskan peranan rambut bagi kaum remaja.
Berdasarkan data, para remaja putri, pada umumnya mengidamkan berambut
indah, berkilau, tidak berminyak dan tanpa ketombe. Akhir-akhir ini remaja putra juga
mulai peduli terhadap kesehatan dan keindahan rambutnya. Apa saja yang mereka
lakukan?
Langkah 3: Penelitian agar topik tentang rambut menjadi tulisan berbobot carilah
materi sebanyak-banyaknya melalui penelitian literatur maupun penelitian lapangan.
Penelitian literatur dapat melalui buku, majalah, surat kabar, internet dsb. Penelitian di
lapangan (antara lain) perllu mewawancarai dokter kulit, ahli peñata rambut, ahli
kecantikan (modern maupun tradisional), dan tentunya para remaja.
Langkah 4: Menulis
DAFTAR PUSTAKA
Dwiloka, Bambang dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah. 2005. Jakarta: Rineka Cipta
Antonius. 2005. Petunjuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah Untuk Naik Pangkat Ke Golongan IVB – IVE. Bandung: YRAMA WIDYA.
Pranoto, Naning. 2007. Academic Writing. Makalah. Jakarta.