22
DAMPAK SOSIAL DAN STUDI LARAP Oleh Mohamad Sutopo & Muchtar Effendi Harahap Disampaikan dalam Workshop Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PBB) Penyusun Dokumen Amdal, 15 -16 Desember 2012 di Jakarta

DAMPAK SOSIAL DAN STUDI LARAP.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

DAMPAK SOSIAL DAN STUDI LARAP

DAMPAK SOSIAL DAN STUDI LARAPOleh Mohamad Sutopo & Muchtar Effendi HarahapDisampaikan dalam Workshop Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PBB) Penyusun Dokumen Amdal, 15 -16 Desember 2012 di JakartaLINGKUP MATERISTUDI DAMPAK (LINGKUNGAN DAN) SOSIALKategorisasi (Penapisan awal)Pertimbangan Terhadap Lingkungan Sosial dan HAMPenerimaan Keberadaan Proyek oleh Masyarakat dan Lembaga SosialUpaya Pemukiman KembaliKomunitas Suku Asli/Adat Daftar Ilustrasi Sektor, Karakteristik dan Wilayah Sensitif yang dapat Menimbulkan DampakPenapisan Aspek Sosial dalam Pengkajian Lingkungan AwalAnalisis Sosial

Kategorisasi (Penapisan awal)Lembaga donor mengklasifikasikan proyek ke dalam tiga (3)kategori sesuai besarnya dampak pada lingkungan hidup dan sosial,yaitu:

Kategori A: bila diperkirakan memiliki dampak lingkungan dan sosial yang besar.Kategori B: bila dampak lingkungan dan sosialnya lebih kecil dibandingkan dengan kategori A.Kategori C: bila dampaknya pada lingkungan hidup dan masyarakat diperkirakan minimal atau sangat kecil.

Pertimbangan thd Lingkungan Sosisal dan HAMFaktor-faktor lingkungan dan sosial sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial dan kelembagaan serta kondisi yang langsung terkait dengan keberadaan lokasi proyek tersebut.Dalam rangka menjalankan proyek harus menjunjung tinggi prinsip HAM yang ditetapkan oleh masyarakat internasional dan memberikan perhatian khusus kepada kelompok masyarakat yang rentan, termasuk wanita, komunitas adat terpencil, penyandang cacat, dan minoritas.Penerimaan Keberadaan Proyek oleh Masyarakat dan Lembaga SosialProyek harus dikoordinasikan dengan baik sehingga dapat diterima dengan baik secara sosial pada wilayah dimana lokasi proyek direncanakan.Pertimbangan secara tepat harus diberikan kepada kelompok masyarakat yang rentan.

Upaya Pemukiman KembaliKegiatan pemukiman kembali dan kerugian yang menyangkut hajat hidup masyarakat perlu diusahakan untuk dihindari dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pengendalian berdasarkan persetujuan masyarakat yang terkena dampak.Masyarakat yang terkena pemukiman kembali rudapaksa dan masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya harus diberi ganti rugi secukupnya dan didukung oleh pemrakarsa, pada waktu yang tepat.Partisipasi yang tepat dari masyarakat yang terkena dampak dan masyarakat sekitarnya harus diberdayakan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan.

Komunitas Suku Asli/AdatProyek yang diperkirakan akan menimbulkan dampak pada komunitas suku asli/adat, semua hak mereka dalam hal tanah dan sumber alam harus dihormati sesuai deklarasi dan perjanjian internasional.Daftar Ilustrasi Sektor, Karakteristik dan Wilayah Sensitif yang dapat Menimbulkan Dampak1. Daftar ilustrasi sektor sensitif yang dapat menimbulkan dampak :Pembangunan pertambangan Pembangunan industri Pembangkit listrik tenaga panas (termasuk tenaga panas bumi) Pembangkit listrik tenaga air, dam dan waduk Pengendalian sungai dan erosi Transmisi listrik dan distribusi listrik Jalan, rel dan jembatan Bandar udara Pelabuhan atau dermaga Penyediaan air, air bawah tanah dan pengolahan limbah air Pengolahan limbah sampah dan pembuangannya Pertanian (termasuk pembukaan lahan berskala besar atau irigasi) Kehutanan Perikanan Pariwisata

Daftar Ilustrasi lanjutan2. Daftar ilustrasi karakteristik sensitif yang dapat menimbulkan dampak: Pemukiman kembali skala besar yang harus dilaksanakan Pemompaan air bawah tanah skala besar Penimbunan, pembangunan lahan dan pembukaan lahan skala besar Pembabatan hutan skala besar

Daftar Ilustrasi lanjutanDaftar ilustrasi wilayah sensitif yang dapat menimbulkan dampak: Aspek Lingkungan sosial: Wilayah yang memiliki keunikan nilai arkeologis, historis dan budaya. Wilayah yang dihuni oleh etnis minoritas, komunitas suku terasing/adat, atau perambah hutan yang hidup secara tradisional atau wilayah yang memiliki nilai-nilai sosial secara khusus.

Penapisan Aspek Sosial dalam Pengkajian Lingkungan AwalNoItem LingkunganItem PeriksaKonfirmasi pertimbangan Lingkungan1Pemukiman kembali2Perikehidupan & Matapencaharian3Bangunan cagar budaya4Bentang-lahan (landscape)5Etnik Minoritas & Suku AsliANALISIS SOSIALTUJUANMemahami konteks sosial untuk program atau proyek, termasuk status dan hubungan antara kelompok sosial dan lembaga-lembaga sosialMempertimbangkan penghargaan dan kelayakan proyek berdasarkan konteks sosial.Menilai dampak sosial potensialpositif dan negatifdari proyek.Mengidentifikasi kemungkinan rencana aksi, termasuk perubahan peraturan atau kebijakan ,atau kegiatan proyek tertentu, untuk memaksimalkan dampak sosial positif proyek dan meminimalkan atau mengendalikan dampak negatif.Memungkinkan menyediakan baseline untuk memantau dampak sosial proyek pada tahap implementasi.

Analisis Sosial.lanjutanAlat analisisdampak sosial:Analisis Kelompok MiskinAnalisis GenderAnalisis KonflikAnalisis kelembagaanAnalisis Pemangku kepentingan (Stakeholders)Analisis Beneficiary (Manfaat)Profil Sosio ekonomi

LINGKUP MATERI STUDI LARAPPengertian LARAPMaksud dan Tujuan Studi LARAPStatus LARAP dalam ProyekModel LARAPOutline LARAP versi Lembaga DonorOutline LARAP versi IndonesiaKekuatan & Kelemahan dalam studi LARAP

Pengertian LARAPLand Acquisition and Resetttlement Action Plan (LARAP) atau Rencana Kerja Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali (RK-PTPK) adalah studi pengadaan lahan berupa rencana secara menyeluruh mengenai pengambil-alihan aset untuk kepentingan Proyek, besarnya ganti rugi, dan pemukiman kembali Warga Terkena Proyek (WTP). Maksud dan Tujuan Studi LARAPMengumpulkan informasi mengenai kondisi sosial dan ekonomi penduduk yang tanah dan/atau aset lainnya terkena tindak proyek serta untuk mengetahui aspirasi penduduk setempat atas kehadiran proyek.Menyiapkan alternatif kebijakan pengadaan tanah, pemukiman kembali dan pemberdayaan warga terkena proyek.Menyusun sebuah rencana kerja pengadaan tanah, pemukiman kembali dan pemberdayaan sebagai pedoman dan upaya terencana bagi proses pelaksanaan pengadaan lahan, pemukiman kembali dan pemberdayaan bagi warga terkena proyek.

Status LARAP dalam ProyekStudi LARAP dilakukan pada tahap PRA-KONSTRUKSI. Penyiapan dokumen LARAP dilakukan setelah desain proyek selesai yaitu sebagai tindaklanjut dari hasil Kajian Lingkungan Awal (IEE).Model LARAPAda dua (2) model LARAP yaitu:Versi lembaga donorVersi Indonesia Outline LARAP versi Lembaga DonorRuang Lingkup LarapInformasi Sosial EkonomiSasaran, Kerangka Kebijakan, dan EntitlementKonsultasi dan Partisipasi StakeholdersRelokasi Perumahan dan Pemukiman KembaliStrategi Restorasi PendapatanKerangka KelembagaanPembiayaan dan Anggaran Pemukiman KembaliJadwal ImplementasiMonev (Monitoring Dan Evaluasi)

Outline LARAP versi IndonesiaPendahuluanPengadaan Tanah dan Pemukiman KembaliGambaran Kondisi Sosial EkonomiLandasan Hukum dan KebijakanKompensasi dan Kebijakan Ganti-RugiMekanisme Pengadaan TanahPrakiraan Kebutuhan BiayaJadwal Pelaksanaan Ganti-Rugi

Kekuatan & Kelemahan dalam Studi LARAPNoKEKUATANKELEMAHAN1Pemihakan kepada kelompok rentanMemerlukan biaya & jasa beberapa tenaga ahli terkait2Inventarisasi warga dan asset terkena proyek lebih terinciBelum ada payung hukumnya untuk proyek APBN/D dan Swasta3Menggunakan metode sensusMemerlukan ketelitian tinggi dlm inventarisasi asset4Mereduksi potensi konflik manifestSubyek WTP sering sulit diwawancarai secara langsungCatatan:Dokumen LARAP sangat membantu pemerintah (PPT = Panitia Pengadaan Tanah) dalam proses pengadaan tanah utk proyek.Sekian & TERIMA KASIHMotto:AMDAL YANG BAIK tidak akan pernah timbul konflik manifest setelah rencana usaha/ kegiatan dinilai LAYAK LINGKUNGAN