8
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PARIWISATA TERHADAP KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari nafkah. Pariwisata membawa dampak yang tidak sedikit terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, diantaranya yaitu pada aspek kebudayaan dan lingkungan. Pariwisata dapat membawa dampak positif, namun sejalan dengan itu dapat pula membawa dampak yang negatif terhadap kedua aspek kehidupan tersebut di atas. Adapun contoh kasus yang terkait dengan dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh adanya pariwisata terhadap kebudayaan dan lingkungan khususnya yang terjadi di Bali sebagai salah satu daerah utama tujuan wisata adalah sebagai berikut: Kasus I : Dampak Positif Pariwisata terhadap Kebudayaan Kebudayaan dari sudut pandang Antropologi berarti keseluruhan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang 1

Dampak Positif Dan Negatif Pariwisata

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dampak Positif Dan Negatif Pariwisata

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PARIWISATA

TERHADAP KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang

digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat

penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara.

Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke

tempat lain untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari

nafkah.

Pariwisata membawa dampak yang tidak sedikit terhadap berbagai aspek

kehidupan manusia, diantaranya yaitu pada aspek kebudayaan dan lingkungan. Pariwisata

dapat membawa dampak positif, namun sejalan dengan itu dapat pula membawa dampak

yang negatif terhadap kedua aspek kehidupan tersebut di atas. Adapun contoh kasus yang

terkait dengan dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh adanya pariwisata

terhadap kebudayaan dan lingkungan khususnya yang terjadi di Bali sebagai salah satu

daerah utama tujuan wisata adalah sebagai berikut:

Kasus I : Dampak Positif Pariwisata terhadap Kebudayaan

Kebudayaan dari sudut pandang Antropologi berarti keseluruhan hasil cipta, rasa,

dan karsa manusia yang diperoleh dan dijadikan miliknya sendiri melalui proses belajar.

Budaya dalam hal ini dipahami sebagai tingkah laku yang dipelajari dan dilakukan oleh

sekelompok orang, budaya diperoleh dari orang lain dengan dipelajari dari

masyarakatnya. Sebagai suatu sistem, kebudayaan dapat dilihat dari perwujudan

kehidupan manusia yang terkait dengan ide, perilaku, dan materi yang dipengaruhi oleh

berbagai aspek. Ada dua fungsi sistem budaya Indonesia yang amat penting, yaitu:

sebagai pemberi identitas dan sebagai komunikasi yang menyatukan dan

mengintegrasikan masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk.

Pengembangan pariwisata di Bali yang bertumpu pada kebudayaan Bali yang

pada dasarnya bersumber pada agama Hindu, menimbulkan adanya kegairahan

1

Page 2: Dampak Positif Dan Negatif Pariwisata

penggalian, pemeliharaan, dan pengembangan aspek-aspek kebudayaan terutama

kesenian, monumen-monumen peninggalan sejarah, dan adat istiadat. Melalui pariwisata

berkembang keterbukaan dan komunikasi secara lintas budaya, dan juga berkembang

komunikasi yang makin meluas antara komponen-komponen lain dalam kerangka

hubungan yang bersifat saling mempengaruhi (Geriya, 1996:38). Kebudayaan sebagai

salah satu aspek dalam pariwisata dapat dijadikan sebagai suatu potensi dalam

pengembangan pariwisata itu. Hal ini disebabkan, dalam pengembangan pariwisata pada

suatu negara atau suatu daerah keunikan berbagai kebudayaan daerah bisa digunakan

sebagai salah satu daya tarik wisatawan.

Dampak positif yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap kebudayaan tidak

terlepas dari pola interaksi di antaranya yang cenderung bersifat dinamika dan positif.

Dinamika tersebut berkembang, karena kebudayaan memegang peranan yang penting

bagi pembangunan berkelanjutan pariwisata dan sebaliknya pariwisata memberikan

peranan dalam merevitalisasi kebudayaan. Ciri positif dinamika tersebut diperlihatkan

dengan pola kebudayaan mampu meningkatkan pariwisata dan pariwisata juga mampu

memajukan kebudayaan. (Geriya, 1996: 49).Dampak positif lainnya adalah akulturasi

kebudayaan, karena adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Di samping

itu, kebudayaan-kebudayaan daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional

Indonesia akan terus berkembang. Ini disebabkan oleh adanya wisatawan yang datang

berkunjung untuk melihat dan mengenal lebih dekat kebudayaan asli tersebut. Hal ini

tentunya juga menyebabkan terjadinya penggalian nilai-nilai budaya asli untuk

dikembangkan dan dilestarikan.

Selain itu, adanya berbagai bentuk kesenian yang dikomersilkan sebagai

konsumsi bagi wisatawan menjadi suatu sumber pendapatan baru yang terbuka bagi

masyarakat dan juga kegiatan ini dapat menjaga kelestarian aspek-aspek kebudayaan itu

sendiri. Terjadinya tukar-menukar kebudayaan antara wisatawan dan masyarakat local di

mana wisatawan dapat lebih banyak mengenal kebudayaan serta lingkungan yang lain

dan penduduk lokal juga mengetahui tempat-tempat lain dari cerita wisatawan menjadi

salah satu media dalam pengembangan wawasan budaya.

2

Page 3: Dampak Positif Dan Negatif Pariwisata

Kasus II : Dampak Negatif Pariwisata terhadap Kebudayaan

Selain menimbulkan dampak positif seperti apa yang telah diuraikan di atas,

pariwisata juga menimbulkan dampak negatif, meliputi adanya proses komodifikasi,

peniruan, dan profanisasi (Shaw and Williams, dalam Ardika 2003:25). Pariwisata dapat

mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, akan tetapi juga mengakibatkan

tereksploitasinya kebudayaan secara berlebihan demi kepentingan pariwisata. Tentu hal

ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan kebudayaan. Ini sering terjadi akibat

adanya komersialisasi kebudayaan dalam pariwisata.

Salah satu contoh nyata adalah adanya komersialisasi kesenian di Gianyar, baik

dalam seni rupa maupun pertunjukan, cenderung berorientasi pada kepentingan wisata.

Munculnya berbagai kesenian yang awalnya hanya dipentaskan untuk kepentingan

upacara agama, kemudian dipertunjukkan untuk kepentingan wisatawan. Demikian juga

dijadikannya tempat suci sebagai objek wisata. Ini merupakan fakta terjadinya

komersialisasi budaya dalam pariwisata, karena berubahnya atau bertambahnya fungsi

selain fungsi utamanya. Hal tersebut tidak dapat dipandang sebagai suatu permasalahan

yang sederhana karena telah menyentuh bagian terdalam dari unsur – unsur kesenian itu

sendiri.

Kasus III : Dampak Positif Pariwisata terhadap Lingkungan

Sejak berkembangnya isu pemansan global mulai semarak disuarakan, maka

mulai diperkenalkan bahan – bahan yang ramah lingkungan dan mudah di daur ulang.

Penggunaan bahan – bahan daur ulang sebagai kerajinan tangan (souvenir) yang pada

awalnya sebagai bentuk dari adanya orientasi pada kepentingan wisata, kini membawa

dampak yang makin meluas pada pemeliharaan lingkungan. Selain dapat membuka

lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, juga menjadi salah satu tindakan nyata dalam

upaya menjaga lingkungan. Sehingga kita mengenal apa yang disebut sebagai Pariwisata

Berwawasan Lingkungan. Dalam perkembangannya pariwisata ini semakin mendapatkan

nilai lebih dari para wisatawan sebagai jawaban dari bentuk tuntutan mereka atas

penggunaan bahan – bahan ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.

3

Page 4: Dampak Positif Dan Negatif Pariwisata

Dampak positif lainnya sebagai pengaruh pariwisata terhadap lingkungan

tercermin dari adanya berbagai bentuk kegiatan agrowisata, salah satunya yaitu

agrowisata di Bedugul. Melalui bentuk kegiatan ini, di satu sisi dapat membantu

pengembangan pariwisata terkait dengan lingkungan, dan di sisi lain dapat

menguntungkan para petani melalui penambahan pendapatan karena penjualan hasil

pertanian mereka dapat dihargai lebih tinggi.

Kasus IV : Dampak Negatif Pariwisata terhadap Lingkungan

Sejak perkembangannya sampai kini, pariwisata mulai menampakkan diri

secara nyata. Masyarakat Bali baru sadar setelah menikmati keindahan gemerlap dunia

pariwisata yang memabukkan, ada beberapa hal yang harus segera diantisipasi agar

kenikmatan yang pernah dirasakan dulu tetap dapat dirasakan juga oleh generasi

berikutnya. Pembukaan daerah rekreasi, wisata alam, wisata bahari dan berbagai wisata

minat khusus lainnya seperti rafting, scuba diving, hiking, bersepeda, dan panjat tebing

ternyata memberikan gangguan besar terhadap kehidupan flora dan fauna liar. Selain itu

adanya alih fungsi lahan sebagai sarana pendukung perkembangan pariwisata

mengakibatkan banyak lahan produktif yang hilang dan tergantikan oleh berbagai

bangunan beton. Salah satu contohnya adalah yang terjadi di kawasan Badung. Alih

fungsi lahan tersebut juga mengakibatkan terganggunya proses penyerapan air yang tidak

jarang berdampak pada terjadinya banjir. Selain menyebabkan kerusakan bentang alam,

potensi peningkatan longsor dan banjir, ternyata memunculkan daerah-daerah kumuh di

sekitarnya. Hal ini sebagai akibat datangnya pencari kerja yang tidak memiliki

keterampilan yang terjebak dengan mimpinya tentang keindahan dunia gemerlap

pariwisata.

Selain itu, dampak pencemaran lingkungan juga merupakan hal yang paling

dirasakan oleh masyarakat lokal yang tinggal di suatu kawasan wisata. Transportasi serta

sistem manajemen lalu lintas yang buruk adalah sumber utama polusi udara dan

kebisingan. WTO (1996) memperkirakan lebih dari 4 juta ton bahan bakar digunakan

setiap tahun yang menghasilkan 850 juta gas yang merusak lapisan ozon dan

menghasilkan 3,5 juta ton bahan kimia di udara yang menyebabkan terjadinya hujan

asam berbahaya bagi kehidupan. Pencemaran air semakin meningkat sebagai akibat

4

Page 5: Dampak Positif Dan Negatif Pariwisata

penggunaan pestisida, pupuk dan bahan kimia lainnya dalam upaya meningkatkan

keindahan fasilitas kepariwisataan (hotel, lapangan golf, dan kolam).

Oleh karena itu perlu disadari bahwa pariwisata memang diperlukan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun masyarakat pun harus melakukan

kegiatan yang sama terhadap keberlanjutan pariwisata, salah satunya dengan perilaku

yang ramah lingkungan. Kalau lingkungan rusak, maka kerusakan itu juga sebagian

besar disebabkan oleh masyarakat Bali, tidak semata-mata karena aktivitas pariwisata.

Sudah saatnya untuk memperbaiki lingkungan dengan memberikan perhatian yang lebih

besar pada sektor pengelolaan lingkungan hidup demi terciptanya keseimbangan

lingkungan sebagai pendukung berbagai aktivitas dari makhluk hidup.

Sumber: Data sekunder dari internet.

5