59
Dampak positif - meningkatnya hasil produksi - cara bertani semakin mudah - alat alat yang digunakan semakin maju - cara pembasmian hama menjadi mudah - cara menjual hasil pertanian semakin mudah - produksi bibit unggul semakin banyak - munculnya tanaman tanaman baru yang lebih berkualitas - tanaman berbuah tidak menunggu lama dari proses penanaman - buah yang dihasilkan lebih berkualitas Dampak negatif - musnahnya hewan yang menguntungkan akibat penggunaan obat obatan - hilangya keanekaragaman hayati - huilangnya jenis tumbuhan asli - hilangnya alat alat pembajak sawah tradisional - penggunaan peptisida dapat membuat pencemaran tanah dan berbahaya bagi manusia - semakin sedikitnya lapangan pekerjaan Dampak lingkungan dari pertanian Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Aliran permukaan dari lahan pertanian mengandung pupuk dan tanah yang mampu menyebabkan eutrofikasi dan pendangkalan sungai Dampak aktivitas pertanian terhadap lingkungan sifatnya sangat bervariasi dari pencemaran air , perubahan iklim , hingga pencemaran genetika . Solusi untuk menghindari dampak ini beragam

Dampak Positif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdjknmfnmdsnfsdofmdjksmnjkfwbjbh efdwjendjknasjkdnjkasnjkdnjkasjkdn

Citation preview

Page 1: Dampak Positif

Dampak positif- meningkatnya hasil produksi- cara bertani semakin mudah- alat alat yang digunakan semakin maju- cara pembasmian hama menjadi mudah- cara menjual hasil pertanian semakin mudah- produksi bibit unggul semakin banyak- munculnya tanaman tanaman baru yang lebih berkualitas- tanaman berbuah tidak menunggu lama dari proses penanaman- buah yang dihasilkan lebih berkualitas

Dampak negatif- musnahnya hewan yang menguntungkan akibat penggunaan obat obatan- hilangya keanekaragaman hayati- huilangnya jenis tumbuhan asli- hilangnya alat alat pembajak sawah tradisional- penggunaan peptisida dapat membuat pencemaran tanah dan berbahaya bagi manusia- semakin sedikitnya lapangan pekerjaan

Dampak lingkungan dari pertanianDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Aliran permukaan dari lahan pertanian mengandung pupuk dan tanah yang mampu menyebabkan eutrofikasi dan pendangkalan sungai

Dampak aktivitas pertanian terhadap lingkungan sifatnya sangat bervariasi dari pencemaran air, perubahan iklim, hingga pencemaran genetika. Solusi untuk menghindari dampak ini beragam muali dari penerapan pertanian berkelanjutan hingga kembali ke sistem pertanian subsisten.

Daftar isi

1 Perubahan iklim 2 Deforestasi

Page 2: Dampak Positif

3 Pencemaran genetik 4 Irigasi 5 Polutan 6 Lihat pula 7 Referensi 8 Pranala luar

Perubahan iklim

Artikel utama untuk bagian ini adalah: perubahan iklim dan pertanian

Perubahan iklim dan pertanian merupakan proses yang saling terkait di mana keduanya terjadi pada skala global. Pertanian mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim mempengaruhi pertanian. Pemanasan global diketahui dapat mempengaruhi pertanian karena peningkatan temperatur, perubahan pola iklim dan presipitasi, dan pelelehan gletser. Hal ini mempengaruhi kapasitas biosfer dalam memproduksi bahan pangan untuk kebutuhan populasi manusia yang terus meningkat. Peningkatan level karbon dioksida akan memiliki efek baik maupun buruk terhadap hasil pertanian. Penilaian efek perubahan iklim pada pertanian akan membantu antisipasi dan adaptasi usaha pertanian.

Di saat yang sama pertanian diketahui memberikan pengaruh terhadap perubahan iklim karena menyumbang gas rumah kaca seperti karbon dioksida dari mesin pertanian dan pembakaran hutan, metan dari pelapukan sampah pertanian dan kotoran ternak, dan NO2. Selain itu, pertanian juga memberikan pengaruh dari aktivitas pengubahan fungsi lahan.[1]

Deforestasi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Deforestasi

Salah satu penyebab deforestasi adalah sistem tebang habis untuk mengubah hutan menjadi lahan pertanian. Berdasarkan Norman Myers, diketahui bahwa 5% lahan hutan yang mengalami deforestasi digunakan sebagai lahan peternakan, 19% diakibatkan oleh penebangan hutan berlebih, 22% karena perluasan lahan perkebunan kelapa sawit, dan 54% karena parktek tebang dan bakar.[2]

Pada tahun 2000, PBB melalui FAO menemukan bahwa deforestasi mampu menyebabkan tekanan terhadap populasi dan stagnasi ekonomi, sosial, dan teknologi."[3]

Pencemaran genetik

Page 3: Dampak Positif

Protes anti GMO di Washington

Kontroversi dari bahan pangan termodifikasi secara genetika (genetically modified, GM) melibatkan berbagai pihak dari konsumen, perusahaan bioteknologi, pembuat kebijakan, organisasi nirlaba, dan ilmuwan. Bidang yang diperdebatkan diantaranya apakah makanan GM harus diberikan label, peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan, dampak makanan GM pada kesehatan dan lingkungan, efek resistansi pestisida, dampak tanaman pertanian GM terhadap petani, dan peran tanaman pertanian GM sebagai penghasil bahan pangan bagi populasi dunia.

Organisme termodifikasi secara genetik juga mengundang risiko terjadinya pencemaran genetika akibat penyerbukan antara tanaman GM dan tanaman non GM di lokasi pertanian. Selain itu, benih tanaman GM yang tersebar ke alam liar juga mengundang keresahan serupa. Fenomena ini disebut dengan kontaminasi benih. Sebagian besar proses penyerbukan terjadi oleh angin dan serangga yang tidak mampu dikendalikan secara penuh oleh manusia.

Irigasi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dampak lingkungan dari irigasi

Irigasi dapat memicu berbagai masalah, diantaranya:[4]

Berkurangnya akuifer air tanah secara drastis karena pengambilan air tanah berlebihan Subsiden tanah karena ruang di antara bebatuan di bawah tanah yang seharusnya diisi air

tanah, menjadi kosong sehingga berpotensi runtuh Tanah yang tidak diirigasi secara cukup dapat menyebabkan meningkatnya kadar garam

tanah yang mengakibatkan salinisasi tanah. Tanah dengan kadar garam yang tinggi sulit untuk ditanami kembali.

Irigasi dengan air asin akan menyebabkan tanah rusak Irigasi berlebihan menyebabkan polusi air karena tercucinya pupuk dan pestisida dari

tanah pertanian ke ekosistem sekitar Aliran permukaan yang tidak ditata dengan baik mampu menyebabkan pencemaran air

tanah dan air permukaan

Polutan

Lihat pula: Dampaklingkungan dari pestisida dan Residu pestisida

Page 4: Dampak Positif

Sejumlah besar penggunaan bahan kimia pertanian mampu menjadi polutan bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Pupuk dan pestisida mampu terbawa air hujan dan mengendap di sungai dan badan air lainnya hingga terserap menuju ke air tanah. Pestisida kimia juga mampu mengakibatkan gangguan kesehatan bagi manusia, terutama pestisida organoklorida. Kontaminasi tanah juga bisa terjadi akibat penggunaan bahan kimia pertanian yang berlebihan.

A.     Dampak Pembangunan Terhadap Ekosistem

Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di segala

bidang yang menyangkut kehidupan manusia. Pembangunan dalam prosesnya tidak terlepas dari

penggunaan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang terbarukan maupun sumberdaya

alam tak terbarukan. Seringkali di dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak memperhatikan

kelestanannya, bahkan cenderung memanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya. Di sisi lain,

pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan dampak terhadap sumberdaya alam.

PENGERTIAN LINGKUNGAN

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi

perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa

dibedakan menjadi lingkungan biotik (benda hidup) misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan

dan lingkungan abiotik (benda mati). Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia

disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem

pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

LINGKUNGAN HIDUP

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala

sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.

Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan

semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang

melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Page 5: Dampak Positif

1.      Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.

2.      Unsur Sosial Budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan

sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan

masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan

ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3.      Unsur Fisik (Abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,

seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Dampak dari hilangnya unsur fisik yang baik di

muka bumi adalah terjadinya bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan

musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis,

yaitu:

1.        Kerusakan Lingkungan Hidup akibat Peristiwa Alam.

Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah

menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang

memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang

meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap

mampu merubah bentuk muka bumi.

2.      Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia.

Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan

kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi

mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan

modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak

diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan

yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.

Contohnya:

a.       Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).

b.      Perburuan liar.

c.       Merusak hutan bakau.

Page 6: Dampak Positif

d.      Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.

e.       Pembuangan sampah di sembarang tempat.

f.       Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).

g.       Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

Dampak pembangunan

a.      DAMPAK POSITIF

1.      Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran

2.      Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.

3.      Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah.

4.      Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.

5.      Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.

6.      Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang industri.

b.      DAMPAK NEGATIF

1.      Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara

2.      Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.

3.      Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-binatang,manusia dapat

terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain.

4.      Penurunan kualitas lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

pesat serta dorongan pertumbuhan ekonomi telah memacu kegiatan yang mengakibatkan

menurunnya kualitas lingkungan.

Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup telah menimbulkan berbagai masalah

berikut :

1.      Mutasi Gen.

Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga

menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan

atau perkawinan. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak

mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu

perubahan.

Page 7: Dampak Positif

2. Dampak rumah kaca

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang

terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas

manusia.

Akibat yang dialami adalah meningkatnya suhu permukaan bumi yang akan mengakibatkan

adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya

hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon

dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah

kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan

mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan

permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat

besar.

3.      Hujan asam

Istilah Hujan Asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang

Polusi Industri di Inggris. Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi

asam. Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global

dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada

lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik.

4.      Pencemaran air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,

sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah

bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus

hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Manfaat terbesar

danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai

saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek

wisata. Akibat dari pencemaran air adalah terjadinya banjir, erosi, kekurangan sumber air, dapat

membuat sumber penyakit, tanah longsor, dapat merusak ekosistem sungai.

Solusi dari dampak Pembangunan Berkelanjutan

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan

hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung

Page 8: Dampak Positif

jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha

untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-

masing. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa

harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program

pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara

bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan

dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:

1.      Menjamin pemerataan dan keadilan.

2.      Menghargai keanekaragaman hayati.

3.      Menggunakan pendekatan integratif.

4.      Menggunakan pandangan jangka panjang.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan

hidup antara lain:

1.      Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan).

2.      Pelestarian udara

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:

1). Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita.

2). Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon.

3.      Pelestarian hutan

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan.

1). Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

2). Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.

3). Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.

4). Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.

5). Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan

hutan.

4.      Pelestarian laut dan pantai

Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

Page 9: Dampak Positif

1)      Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.

2)      Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena

karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.

3)      Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.

4)      Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

5.      Pelestarian flora dan fauna

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:

1)      Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.

2)      Melarang kegiatan perburuan liar.

3)      Menggalakkan kegiatan penghijauan

B. DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP STRUKTUR TANAH

Aspek lingkungan adalah dimensi khusus yang sebenarnya berfungsi sebagai alat penjaga dan

penyelaras pola pembangunan, terutama dari peran lingkungan yang mensejahterakan dan

melindungi kehidupan manusia. Setidaknya pembangunan berkelanjutan mensyaratkan 3 aspek

pembangunan yang harus diperhatikan yaitu, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, yang

ketiganya harus terimplementasikan di dalam program pembangunan negara-negara di dunia.

Tanah secara umum merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-

komponen padat, cair, gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Tanah merupakan

akumulasi tubuh alam yang bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi dan

mempunyai sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan organisme yang bekerja pada batuan

induk pada relief tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dari berbagai unsur yang

terkandung, tanah merupakan unsur yang penting dalam Geografi.

1.       Sifat fisika tanah

Meliputi  kandungan air, bobot isi, tekstur, struktur, konsistensi, agregat, permeabilitas tanah,

infiltrasi, tata air dan udara, warna, temperature.

a.         Sifat fisik jelek: struktur tanah pejal, pengolahan tanah yngg berat, drainase jelek/sering

tergenang, porositas rendah sehingga tata air dan udara jelek, warna tanah terang / pucat.

b.        Sifat fisik baik: Struktur tanah yg gembur, tekstur lempung, tata air dan udara yang seimbang

sehingga drainase baik, porositas = 30 – 50 %, permeabiliats sedang – cepat, warna tanah

kehitama/ gelap.

Page 10: Dampak Positif

c.       Sifat kimia tanah

Meliputi reaksi tanah (pH Tanah), ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik,

kandungan Al, kejenuhan basa (KB), kapasitas Tukar kation (KTK). Unsur hara unsur-unsur

kimia dalam tanah yang diperlukan sebagai makanan bagi tanaman untuk menunjang

pertumbuhannya.

d.      Sifat Biologi Tanah

Tanah dengan nilai produktivitas tanah yang tinggi, tidak hanya terdiri dari komponen-

komponen padat, cair dan udara saja. Tapi harus mengandung jasad hidup tanah yang cukup.

Karena jasad hidup memegag peranan penting dalam proses-proses pelapukan / dekomposisi

bahan organic tanah, sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Dalam segumpal tanah

yang subur akan di jumpai bermacam-macam organisme hidup.

Dalam 1 gram tanah : (Berat 90 – 136 kg/ha)

0,3 – 95 juta bakteri

7500 – 1 juta cendawan

500.000 – 1 juta protozoa

100.000 – 500.000 amoeba

80 – 1000 golongan ciliates

Dampak Negatif Pembangunan Terhadap Struktur Tanah

1.      Erosi.

2.      Kekeruhan tanah

3.      Hilangnya unsur hara

4.      Terakumulasinya zat pencemar dalam tanah

5.      Terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan lingkungan

Faktor dan proses terjadinya kerusakan tanah

Terjadinya kerusakan tanah merupakan akibat proses alam yang berjalan tidak seimbang

sehingga bersifat destruktif yang dipengaruhi oleh adanya pemanfaatan ruang yang tidak sesuai

dan tidak terkendali. Pembangunan gedung-gedung serta infrastuktur lain di daerah

peresapan/tangkapan hujan serta pembangunan infrastruktur di daerah buffer yang melebihi

kapasitas maksimal kepadatan misalnya, hal ini akan berujung pada dampak terjadinya banjir

Page 11: Dampak Positif

dimana air hujan yang seharusnya dapat meresap terhalang dan menjadi suatu aliran permukaan.

Terjadinya banjir tersebut akan menimbulkan erosi yang pada akhirnya akan membawa dampak

pada kerusakan tanah. Eksplorasi lahan yang tidak terkendali menyangkut pembukaan lahan

hutan secara tidak terkendali guna mendukung pembangunan infrastruktur serta kepentingan

industri, akan menimbulkan terganggunya kestabilan ekosistem alam.

Faktor penyabab terjadinya kerusakan tanah juga dipicu oleh akibat adanya pencemaran tanah

oleh akumulasi berbagai zat pencemar. Pembangunan infrastruktur terutama menyangkut

industrialisasi yang tidak memperhatikan dan kuran bertumpu pada aspek lingkungan sering kali

menimbulkan pencemaran termasuk juga pencemaran tanah oleh limbah yang dihasilkan. Zat

pencemar tersebut pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan tanah. Tanah yang tercemar

mengalami perubahan fisik, struktur, maupun tekturnya. Selain itu juga akan berdampak pada

kematian organisme yang menggunakan tanah sebagai medium hidupnya sehingga produktifitas

ekosistem menurun. Dampak bagi manusia terjadi secara tidak langsung oleh zat polutan yang

pada akhirnya akan berpengaruh pada kesehatan.

Akibat masalah kerusakan dan pencemaran tanah

1.      Pencemaran dan kerusakan tanah akan berpengaruh pada menurunnya tingkat kesehatan

masyarakat dan lingkungan oleh pengaruh zat pencemar yang ada

2.      Menurunnya angka produktifitas ekosistem oleh akibat kerusakan tanah yang terjadi.

Contoh Dampak Pembangunan Kota pada Air Tanah

Dalam cekungan Great Lakes, sebagian besar debit air tanah terjadi langsung ke danau atau

sungai mereka. Kontaminan air tanah yang paling erat terkait dengan praktek penggunaan lahan

perkotaan: pestisida yang berlebihan dan penggunaan pupuk; bocor tangki penyimpanan bawah

tanah; rusak sistem septik pribadi, dan tumpahan atau lindi dari situs industri, membuka tutup

sumur dan garam jalan. Air tanah juga berfungsi sebagai jalur untuk pencemaran bakteri dari

pantai perkotaan. 

Solusi Perbaikan Struktur Tanah

1.      Menjaga dan memperbaiki lingkungan agar air baku tetap tersedia adalah jalan keluar yang

terbaik, bukan air kemasan.

Page 12: Dampak Positif

2.      Membangun sumur resapan atau bidang resapan

3.      Tidak membuang sampah dan limbah di sungai dan kali

4.      Membangun bangunan di sempadan sungai adalah cara yang bisa dilakukan.

5.      Memulihkan kembali vegetasi yang dapat menyerap air hujan dan menyimpan air tanah

6.      Menggunakan air secara hemat

7.      Melakukan penanggulangan terhadap komponen bahan pencemaran tanah

8.      Mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga

bisa dijadikan hiasan dinding

9.      Mengolah limbah-limbah industri sebelum dibuang kesungai atau kelaut

10.  Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama

seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos

C. Dampak Pembangunan Terhadap Perubahan Iklim dan Cuaca

1. Pengertian iklim, cuaca dan perubahan iklim

Beberapa definisi cuaca adalah :

1.      Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan, perkembangan dan

menghilangnya suatu fenomena.

2.      Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu yang pendek.

3.      Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan,

angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau wilayah selama kurun

waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim, tahun).

4.      Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca disebut meteorologi.

Sedangkan iklim didefinisikan sebagai berikut :

1.      Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat

dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya.

2.      Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu daerah

selama kurun waktu yang panjang.

3.      Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang

terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang.

4.      Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi.

Page 13: Dampak Positif

Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang iklim dalam jangka waktu berdekade ke

jutaan tahun. Perubahan iklim bisa menunjukkan perubahan dalam rata-rata kondisi iklim, dapat

mennyebabkan perubahan iklim yang berkondisi ekstrim, atau setiap bagian dalam iklim.

Dengan kata lain perubahan iklim merupakan perubahan musiman jangka panjang dalam pola

suhu.

Penyebab Perubahan Iklim

Faktor penyebab perubahan iklim tak lain adalah manusia sendiri. Kegiatan-kegiatan manusia

seperti konsumsi energi, meningkatnya industri dan transportasi, dan pembukaan lahan baru

merupakan pemicu awal dari perubahan iklim.

Dampak Perubahan Iklim

1.      Meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang.

2.      Mengakibatkan gunung es mencair.

3.      Panen gagal, yang hingga tahun 2050 membuat 130 juta penduduk dunia terutama di Asia akan

mengalami kelaparan.

4.      Permukaan laut meningkat,

5.      Lenyapnya beberapa spesies,

6.      Bencana nasional yang makin meningkat.

Faktor faktor yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu

1.      Perairan laut Indonesia

Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah laut yang sangat luas, sehingga terbentuk iklim

laut yang sangat berpengaruh di Indonesia.

2.      Topografi

Indonesia memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi seperti dataran rendah,

dataran tinggi, dan pegunungan yang memiliki suhu yang berbeda-beda. Keadaan tersebut

menyebabkan terjadinya perbedaan iklim secara vertikal seperti iklim panas, sedang, sejuk, dan

dingin.

3.         Letak Astronomis

Page 14: Dampak Positif

Posisi wilayah Indonesia secara Astronomis berada di antara 6º Lintang Utara – 11º Lintang

Selatan dan 95º – 141º Bujur Timur. Keberadaan wilayah Indonesia dalam posisi ini

menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun.

4.      Letak Geografis

Indonesia berada di antara benua Asia dan Australia sehingga menjadi tempat perlintasan arah

angin yang berubah setiap enam bulan. Hal ini menyebabkan terjadinya dua musim di Indonesia,

yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Angin dari benua Australia yang kering

menyebabkan musim kemarau, sedangkan angin yang bertiup dari Samudera Pasifik melewati

Laut Cina Selatan yang basah menyebabkan musim penghujan di wilayah Indonesia. Oleh

karena itu, iklim di Indonesia juga dipengaruhi oleh iklim musim.

2. Hubungan Pembangunan dan Iklim

Secara umum pasti kita sudah pernah mendengar tentang rumah kaca. Rumah yang dibangun

dengan konstruksi khusus pada bagian atapnya ini biasa digunakan untuk lahan proses

pembibitan pada kegiatan perkebunan dan berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang berada

di dalamnya. Hal di atas juga terjadi pada bumi, di mana radiasi yang dipancarkan oleh matahari,

menembus lapisan atmosfer dan masuk ke bumi. Radiasi matahari yang masuk ke bumi dalam

bentuk gelombang pendek, menembus atmosfer bumi dan berubah menjadi gelombang panjang

ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang

dipantulkan kembali ke atmosfer. Akibatnya radiasi matahari tersebut terperangkap di atmosfer

bumi. Karena peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka kemudian terjadi akumulasi radiasi

matahari di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin hangat. Peristiwa

alam ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK), karena peristiwanya serupa dengan proses

yang terjadi di dalam rumah kaca.

3. Dampak pembangunan terhadap perubahan iklim daerah perkotaan

1.    Perubahan karakteristik permukaan fisik tanah dan akibat sampingan dari kegiatan tersebut

adalah perubahan unsur iklim.

2.    Adanya gedung-gedung yang menjulang tinggi ini dapat menghambat gerakan angin. Angin

yang bergerak keatas ini akan membawa partikel-partikel (polutan, debu, asap kendaraan dan

sebagainya) dan partikel-partikel ini berfungsi sebagai inti kondensasi.

Page 15: Dampak Positif

3.    Pembangunan gedung-gedung yang berdinding kaca juga akan memantulkan radiasi panas dari

matahari, sehingga daerah sekitar gedung ini akan mengalami peningkatan panas.

4. Contoh perubahan iklim dan perubahan cuaca

Contoh perubahan cuaca: perubahan harian dalam temperatur, kelembaban, angin, dll. Contoh

perubahan iklim: musim (dingin, panas, semi, gugur, hujan dan kemarau) dan gejala alam khusus

(seperti tornado dan banjir). Contoh perubahan cuaca ekstrim panas yang diluar biasanya, hujan

yang disertai angin kencang, angin puting beliung atau gelombang laut yang tinggi.

Solusi mengenai dampak pembangunan terhadap perubahan iklim

Upaya-upaya pembangunan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok besar,

yaitu upaya mitigasi dan upaya adaptasi :

1.      Upaya Mitigasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyerapan karbon dan pengurangan

emisi gas-gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer yang berpotensi menipiskan lapisan ozon. Untuk

itu, upaya mitigasi terutama difokuskan untuk 2 (dua) sektor, yaitu : (1) sektor kehutanan sebagai

sumber mekanisme carbon sink (pemeliharaan hutan berkelanjutan, pencegahan deforstasi dan

degradasi hutan, pencegahan illegal logging, pencegahan kebakaran hutan dan lahan); serta (2)

sektor energi untuk mengurangi emisi GRK yang berasal dari pembangkitan energi, transportasi,

industri, perkotaan dan lahan gambut.

2.      Upaya Adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi

dampak negatif dari perubahan iklim. Namun upaya tersebut akan sulit memberikan manfaat

secara efektif apabila laju perubahan iklim melebihi kemampuan beradaptasi. Upaya ini

bertujuan untuk : (1) mengurangi kerentanan sosial-ekonomi dan lingkungan yang bersumber

dari perubahan iklim, (2) meningkatkan daya tahan (resilience) masyarakat dan ekosistem,

sekaligus (3) meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (mengentaskan kemiskinan).

Beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh bidang Pekerjaan Umum dalam

melakukan mitigasi bidang Penataan Ruang terhadap dampak perubahan iklim, antara lain :

1.      Mendorong perwujudan 30 % dari luas wilayah kota untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam

rangka pengendalian iklim mikro, serta pengalokasian lahan parkir air dan resapan.

2.      Mendorong perwujudan 30 % dari luas Daerah aliran Sungai (DAS) untuk hutan lindung dan

kawasan konsrvasi dalam rangka pengendalian fungsi ekosistem.

Page 16: Dampak Positif

3.      Mengarahkan pembentukan struktur dan pola ruang kawasan perkotaan yang lebih efisien

(menghindari terjadinya urban/sub-urban sprawling).

4.      Menorong pemanfaatan transportasi publik untuk mendukung kebutuhan pergerakan orang dan

barang/jasa/logistik yang dituangkan dalam produk-produk RTRW.

5.      Langkah strategis yang harus dilakukan oleh bidang Pekerjaan Umum dalam melakukan

adaptasi bidang Penataan Ruang terhadap dampak perubahan iklim, antara lain:

6.      Mengendalikan terjadinya urbanisasi masif (termasuk industrialisasi) dan migrasi dari kawasan

perdesaan ke kawasan perkotaan.

7.      Mengendalikan pertumbuhan kota-kota besar yang berada pada kawasan rawan bencana iklim

(tsunami, kenaikan muka air laut, banjir repetitif, serangan angin topan/siklon, dsb).

8.      Meningkatkan kapasitas adaptasi kota/kabupaten/kawasan dengan mengutamakan kearifan local.

D.     DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP TATA RUANG

Kebijakan nasional penataan ruang secara formal ditetapkan bersamaan dengan diundangkannya

undang-undang nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang [uu 24/1992], yang kemudian

diperbaharui dengan undang-undang nomor 26 tahun 2007 [uu 26/2007]. Kebijakan tersebut

ditujukan untuk mewujudkan kualitas tata ruang nasional yang semakin baik, yang oleh undang-

undang dinyatakan dengan kriteria aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Namun, setelah

lebih dari 25 tahun diberlakukannya kebijakan tersebut, kualitas tata ruang masih belum

memenuhi harapan. Bahkan cenderung sebaliknya, justru yang belakangan ini sedang

berlangsung adalah indikasi dengan penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan.

Pencemaran dan kerusakan lingkungan bahkan makin terlihat secara kasat mata baik di kawasan

perkotaan maupun di kawasan perdesaan.

Dengan diberlakukannya kebijakan nasional penataan ruang tersebut, maka tidak ada lagi tata

ruang wilayah yang tidak direncanakan. Tata ruang menjadi produk dari rangkaian proses

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Oleh karena

itu, penegasan sanksi atas pelanggaran tata ruang sebagaimana diatur dalam UU 26/2007

menuntut proses perencanaan tata ruang harus diselenggarakan dengan baik agar penyimpangan

pemanfaatan ruang bukan disebabkan oleh rendahnya kualitas rencana tata ruang wilayah.

Peningkatan aktivitas pembangunan membutuhkan ruang yang semakin besar dan dapat

berimplikasi pada perubahan fungsi lahan/kawasan secara signifikan. Euphoria otonomi daerah

Page 17: Dampak Positif

yang lebih berorientasi pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) juga memotivasi

pertumbuhan penyediaan sarana dan prasarana di daerah, yang faktanya menyebabkan

peningkatan pengalihan fungsi ruang dan kawasan dalam jangka panjang. Di antara kenyataan

perubahan lahan dapat ditemui pada pembangunan kawasan perkotaan yang membutuhkan ruang

yang besar untuk menyediakan lahan untuk sarana dan prasarana permukiman, perkantoran,

perindustrian, pusat-pusat perdagangan (central business district, CBD) dan sebagainya.

Demikian halnya pada pola perubahan kawasan seperti kawasan hutan menjadi lahan pertanian

atau perkebunan, yang menyebabkan penurunan fungsi hutan sebagai kawasan penyangga,

pemelihara tata air, pengendali perubahan iklim mikro dan sebagainya. Perubahan fungsi ruang

kawasan meyebabkan menurunnya kualitas lingkungan, seperti terjadinya pencemaran,

kemacetan, hilangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau, serta terjadinya berbagai bencana

alam seperti banjir, longsor, kekeringan dan sebagainya. Pemanfaatan sumberdaya ruang juga

dapat memicu perbedaan persepsi dan persengketaan tentang ruang, seperti munculnya kasus-

kasus persengketaan batas wilayah pada berbagai daerah dan juga internasional. Hal tersebut

seolah-olah menunjukkan adanya trede off antara perkembangan ekonomi dengan kelestarian

lingkungan.

Permasalahan konflik antara perkembangan ekonomi dengan kelestarian lingkungan semakin

jelas terlihat dewasa ini pada hal dalam penataan ruang kebijakan-kebijakan telah

mengakomodasi prinsip-prinsip utama menuju pembangunan berkelanjutan (sustainable

development) seperti prinsip-prinsip keterpaduan, keseimbangan dan kelestarian lingkungan

hidup. Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai permasalahan- permasalahan dalam penataan

ruang dan solusi-solusi yang dapat digunakan untuk melakukan harmonisasi pemanfaatan

sumber daya alam, lahan dan perkembangan aspek sosial-ekonomi dalam penataan ruang. Pada

dasarnya pengembangan wilayah adalah usaha pembangunan daerah yang memperhitungkan

keterpaduan program sektoral seperti pertanian, pertambangan, aspirasi masyarakat dan potensi

loin dengan memperhatikan kondisi lingkungan. Pembangunan industri dasar berorientasi pada

lokasi tersedianya sumber pembangunan lain. Pada umumnya lokasi industri dasar belum

tersentuh pembangunan, baik dalam arti kualitatif maupun kuantitatif bahkan masih bersifat

alami. Adanya pembangunan industri ini akan mengakibatkan perubahan lingkungan seperti

berkembangnya jaringan infra struktur dan akan menumbuhkan kegiatan lain untuk menunjang

kegiatan yang ada.

Page 18: Dampak Positif

Pembangunan di satu pihak menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat

seperti tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta produknya

sendiri memberi manfaat bagi masyarakat luas dan juga meningkatkan pendapatan bagi langsung

dapat menikmati sebagian dari hasil pembangunannya. Di pihak lain apabila pembangunan ini

tidak diarahkan akan menimbulkan berbagai masalah seperti konflik kepentingan, pencemaran

lingkungan, kerusakan, pengurasan sumberdaya alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial

lainnya yang pada dasarnya merugikan masyarakat.

Pembangunan industri pada gilirannya membentuk suatu lingkungan kehidupan zona industri.

Dalam zona industri kehidupan masyarakat makin berkembang; zona industri secara bertahap

dilengkapi pembangunan sektor ekonomi lain seperti peternakan, perikanan, home industry, dan

pertanian sehingga diperlukan rencana pembangunan wilayah berdasarkan konsep tata ruang.

Tujuan rencana tata ruang ini untuk meningkatkan asas manfaat berbagai sumberdaya yang ada

dalam lingkungan seperti meningkatkan fungsi perlindungan terhadap tanah, hutan, air, flora,

fungsi industri, fungsi pertanian, fungsi pemukiman dan fungsi lain. Peningkatan fungsi setiap

unsur dalam lingkungan artinya meningkatkan dampak positif semaksimum mungkin sedangkan

dampak negatif harus ditekan sekecil mungkin. Konsepsi pembangunan wilayah dengan dasar

tata ruang sangat dibutuhkan dalam upaya pembangunan industri berwawasan lingkungan.

Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi

kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya

udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan

energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:

Dampak Terhadap Udara dan Iklim

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara)

juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur

dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan

global). Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah

dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil

untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya

kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah

Page 19: Dampak Positif

pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan

logam.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2

tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi

peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari

(radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal

tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Emisi CH4

(metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak

dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas

rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon

dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton

karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang

dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.

Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang

tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan

tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan.

Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.

Dampak Terhadap Tanah

Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu

bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan

terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu

diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut

digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk

pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

Ada dua definisi KLHS yang lazim diterapkan, yaitu definisi yang menekankan pada pendekatan

telaah dampak lingkungan (EIA-driven) dan pendekatan keberlanjutan (sustainability-driven).

Pada definisi pertama, KLHS berfungsi untuk menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari

Page 20: Dampak Positif

suatu kebijakan, rencana atau program pembangunan. Sedangkan definisi kedua, menekankan

pada keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya.

Peran KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang

KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun, mengarahkan, dan menjamin

tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara

inheren dalam kebijakan, rencana dan program [KRP]. Posisinya berada pada relung

pengambilan keputusan. Oleh karena tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk

pengambilan keputusan dalam perencanaan tata ruang, maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi

masing-masing hirarki rencana tata ruang wilayah [RTRW]. KLHS bisa menentukan substansi

RTRW, bisa memperkaya proses penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan sebagai

instrument metodologis pelengkap (komplementer) atau tambahan (suplementer) dari penjabaran

RTRW, atau kombinasi dari beberapa atau semua fungsi-fungsi diatas.

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas

pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dan atau instrumen

pengelolaan lingkungan lainnya. menciptakan tata pengaturan yang lebih baik melalui

pembangunan keterlibatan para pemangku kepentingan.

Pendekatan KLHS

Pendekatan KLHS dalam penataan ruang didasarkan pada kerangka bekerja dan metodologi

berpikirnya. Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4 (empat) model pendekatan KLHS

untuk penataan ruang, yaitu :

1.       KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup/AMDAL (EIA-

Mainframe)

2.       KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL yaitu mendasarkan telaah pada efek dan dampak

yang ditimbulkan RTRW terhadap lingkungan hidup. Perbedaannya adalah pada ruang lingkup

dan tekanan analisis telaahannya pada tiap hirarhi KRP RTRW.

3.       KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup (Environmental Appraisal)

4.       KLHS ditempatkan sebagai environmental appraisal untuk memastikan KRP RTRW menjamin

pelestarian fungsi lingkungan hidup, sehingga bisa diterapkan sebagai sebuah telaah khusus yang

berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan hidup.

Page 21: Dampak Positif

5.         KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan (Integrated Assessment Sustainability

Appraisal)

Faktor Penyebab:

1.      Lemahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penataan ruang

2.      Lemahnya kemampuan pengawasan dan pengendalian pembangunan baik oleh Pemerintah

maupun oleh masyarakat

3.      Lemahnya penegakan hukum

4.      Belum terciptanya semangat dan mekanisme kerjasama lintas wilayah dalam pembangunan yang

sinergis.

DAMPAK POSITIF :

a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran

b. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.

c. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah

d. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.

e. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.

f. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang industi

DAMPAK NEGATIF :

a. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara

b. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.

c. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-binatang, manusia dapat

terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain.

Solusi :

1.      Penyelarasan implementasi terhadap rencana pembangunan dengan rencana tata ruang

melalui mekanisme yang diatur didalam suatu kebijakan/peraturan.

2. Perlunya sinkronisasi kebijakan antar sektor dan instansi pemerintahan secara hirarki

untuk mewujudkan keselarasan program pembangunan.

Page 22: Dampak Positif

3. Mewujudkan keterpaduan dan kerjasama pembangunan lintas provinsi dan lintas sektor

untuk optimasi dan sinergi struktur pemanfaatan ruang.

4. Perlunya penyusunan rencana tata ruang yang berkualitas dan menyeluruh.

5. Produk rencana tata ruang daerah harus dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing

daerah yang selaras dengan visi dan misi daerah.

6. Ketegasan sanksi dan ketetapan hukum sebagai alat yang digunakan untuk

mengendalikan segala bentuk pemanfaatan ruang.

7. Penyelenggaraan sosialisasi dalam rangka memberikan informasi pentingnya peranan

penataan ruang didalam pelaksanaan program pembangunan kepada masyarakat.

8. Peningkatan manajemen kelembagaan penataan ruang baik di Pusat maupun di daerah.

9. Mendorong kemitraan secara vertikal dan horisontal yang bersifat kerjasama pengelolaan

(co-management) dan kerjasama produksi (co-production).

10. Mewujudkan konsistensi dalam penyerasian rencana tata ruang dengan rencana

pembangunan antar pemangku pemerintahan, baik pada tingkat legislatif maupun

eksekutif.

E.      Dampak Pembangunan terhadap lingkungan social

Pemahaman terhadap pembangunan menghasilkan ide kemajuan, berkonotasi ke depan atau ke

tingkat yang lebih tinggi. Pembangunan harus dipahami sebagai suatu proses yang berdimensi

jamak yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan

kelembagaan nasional, seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan

ketidakmerataan, dan pemberantasan kemiskinan absolut.

Pembangunan juga telah didefinisikan sebagai pertumbuhan plus perubahan, yang merupakan

kombinasi berbagai proses ekonomi, sosial dan politik, untuk mencapai kehidupan yang lebih

baik (United Nations, 1972). Selain pengertian tersebut, Surna (1992) memberikan pengertian

tentang pembangunan sebagai kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam mengolah sumber

daya alam dan sumber daya manusia dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia. Pembangunan pada dasarnya bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di segala bidang yang menyangkut kehidupan

manusia. Pembangunan dalam prosesnya tidak terlepas dari penggunaan sumberdaya alam, baik

Page 23: Dampak Positif

sumberdaya alam yang terbarukan maupun sumberdaya alam tak terbarukan. Seringkali di dalam

pemanfaatan sumberdaya alam tidak memperhatikan kelestanannya, bahkan cenderung

memanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya. Di sisi lain, pembangunan itu sendiri dapat

menimbulkan dampak terhadap sumberdaya alam.

Pada hakekatnya ada tiga domain dalam pembangunan, yaitu : domain ekonomi, domain sosial,

dan domain ekologi. Himpunan bagian yang saling beririsan antara domain tersebut

menghasilkan tiga paradigma pembangunan, yaitu:

(1)   pembangunan sosial (social development);

(2)   pembangunan berwawasan lingkungan (environmental development);

(3)   pembangunan yang berpusatkan pada rakyat (people centered development).

Dampak pembangunan

Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus, yang merupakan kemajuan dan

perbaikan mengarah pada suatu tujuan yang ingin dicapai.

Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan oembangunan

seluruh masyarakat Indonesia, yang tujuan jangka panjangnya dititik beratkan pada

pembangunan di bidang ekonomi dengan sasaran utama mencapai keseimbangan antara bidang

pertanian dan industri, serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. Dengan demikian sasaran

pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Focus dari kajian ini sebenarnya adalah pembangunan di bidang industri. Dimana pembangunan

di sector ini adalah suatu pembangunan yang sangat banyak memiliki dampak baik positif

maupun negative.

Perubahan yang pesat dalam pembangunan industri menimbulkan berkembangnya masyarakat

yang semakin kompleks. Perubahan sosial dirasakan di semua kegiatan kehidupan, baik sebagai

dampak positif maupun negatif. Dampak dari orientasi pembangunan pada pertumbuhan

ekonomi dengan mengembangkan industri sebagai basis pertumbuhan ekonomi, semakin

dirasakan dampak negatif terhadap lingkungan dan ketersediaan sumber daya alam.

Permasalahan lain yang dihadapi dalam menentukan ruang lingkup analisis dampak lingkungan

sosial, ialah bagaimana hubungan antara berbagai aspek yang terkait dalam kegiatan

pembangunan, baik dalam tingkat konseptual maupun operasional. Riga (1990 :10) telah

mengidentifikasi suatu kerangka pemikiran yang melihat hubungan antara aspek-aspek yang

Page 24: Dampak Positif

terkait dalam pembangunan, yang berasal dari gerakan indikator sosial dan berdasarkan konsep

kualitas hidup (quality of life) dan kemaslahatan sosial (well being). Ada 6 aspek utama dalam

Andal Sosial, yaitu :

(1) Aspek Sosio Budaya;

(2) Aspek Demografi;

(3) Aspek Ekonomi;

(4) Aspek Lingkungan Binaan;

(5) Aspek Lingkungan Alam;

(6) Aspek Proyek.

Dari 6 aspek/ komponen yang berkaitan, dalam Andal sosial, komponen intinya adalah 3

komponen, yaitu sosio budaya, demografi, dan ekonomi. Untuk dampak sosial dilihat hubungan

intra-komponen inti dan hubungan inter komponen inti dengan komponen proyek, lingkungan

alam dan lingkungan binaan, Dengan demikian, suatu Andal Sosial baru dianggap lengkap, bila

dapat menyajikan informasi mengenai dampak yang diperkirakan yang menyangkut komponen

inti tersebut. Informasi mengenai subkomponen tidak hanya yang bersifat statistik. Analisis

kualitatif diperlukan dengan mengidentifikasi : pertama, kesempatan dan masalah sosial yang

mungkin terjadi sebagai akibat suatu kegiatan pembangunan, kebijakan, program ataupun

proyek, dan kedua, infomasi tentang masyarakat mana yang akan terkena dampak.

1. Komponen Sosio-Budaya :

a.         Organisasi budaya dan cara hidup sehari-hari yang menyangkut jenis pranata yang ada dalam

suatu komunitas, adat-istiadat, norma dan tata-cara, dan pengelompokkan masyarakat. Dilihat

juga pola interaksi antar-subkomponen.

b.        Nilai, sikap dan persepsi : baik antar-kelompok maupun mengenai kegiatan yang direncanakan.

c.         Distribusi kekuasan dan kehidupan politik : pembagian kekuasaan yang berlaku dalam

masyarakat tertentu serta pergeseran kekuasaan dalam masyarakat.

d.        Struktur stratifikasi : berbagai stratifikasi menurut berbagai pranata yang ada, misalnya struktur

stratifikasi sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan agama dalam suatu masyarakat.

e.         Peranan dalam masyarakat, yang menyangkut juga masalah kesempatan peranan dan tingkat

spesialisasi yang ada dan diperlukan.

Page 25: Dampak Positif

f.         Integrasi atau keserasian : melihat proses sosial yang dapat memelihara, mencegah atau merusak

keserasian.

g.         Hubungan dengan daerah, atau lokasi lainnya : keterkaitan yang ada antara masyarakat, dimana

kegiatan pembangunan akan diadakan, dengan masyarakat di luar lokasi tersebut, baik hubungan

yang bersifat sosial, politik maupun ekonomi.

h.        Pranata dan fungsinya dalam masyarakat yang erat hubungannya dengan subkomponen

organisasi budaya dan cara hidup sehari-hari. Dilihat jenis dan jaringan hubungan dalam setiap

pranata.

i.          Pengalaman dengan perubahan sosial : tingkat kesanggupan masyarakat menangani perubahan

yang datang dari luar serta cara-cara penanganan perubahan.

j.          Masalah Sosial : jenis-jenis masalah sosial yang ada serta penanganannya di masyarakat.

k.        Kesehatan lingkungan yang dipengaruhi oleh ciri kependudukan, cara hidup, penggunaan

sumber daya, keadaan biofisik serta risiko suatu proyek.

l.          Penggunaan sumber daya (produksi-distribusi-pola konsumsi). Teknologi yang digunakan dalam

suatu kegiatan pembangunan dapat merubah pola konsumsi setempat yang selanjutnya merubah

cara hidup sehari-hari maupun penggunan lahan/tanah.

m.      Lingkungan binaan : perubahan pada lingkungan binaan akan membawa dampak perubahan

persepsi, orientasi, rasa kenyamanan, dan interaksi sosial.

n.        Demografi : peningkatan mobilitas penduduk yang dapat memberi dampak perubahan terhadap

struktur dan stratifkasi sosial dalam masyarakat dan terutama terhadap hubungan antara

pendatang dan penduduk asli.

2. Komponen Kependudukan

a.       Jumlah Penduduk, dengan asumsi semakin besar jumlah penduduk dan semakin banyak

diferensiasi kerja yang ada di suatu lokasi kegiatan pembangunan, semakin kecil intensitas

dampak sosial yang diperkirakan, karena proyek dapat menggunakan tenaga kerja setempat.

b.      Kepadatan penduduk dan komposisi penduduk di lokasi, untuk memperkirakan besaran dampak,

stress ataupun konflik, dari kegiatan pembangunan yang direncanakan.

c.       Jarak lokasi dari pusat daerah atau kota metropolitan, dengan asumsi bahwa kota besar lebih

mudah dapat menyerap dampak sosial suatu kegiatan.

Page 26: Dampak Positif

d.      Keanekaragaman penduduk di lokasi, dengan asumsi bahwa semakin beraneka ragam penduduk

di suatu lokasi, semakin menjadi kurang menyolok kehadiran pendatang, karenanya perbedaan

pendatang dan penduduk asli berkurang. Dengan kata lain, diasumsikan bahwa semakin

beranekaragam semakin tinggi toleransi pada perubahan.

e.       Pola perubahan penduduk, untuk memperkirakan tenaga kerja yang tersedia bagi kegiatan

pembangunan yang direncanakan.

3. Komponen Ekonomi

a.         Perubahan Pendapatan, yang akan menyebabkan perubahan daya beli penduduk sehingga

merubah cara hidup sehari-hari.

b.        Daya serap dan komposisi tenaga kerja diberbagai sektor ekonomi,

a.         yang mempengaruhi struktur stratifikasi serta kehidupan masyarakat setempat.

b.        Perpajakan, yang menentukan gaya hidup sehari-hari dari masyarakat dan perubahan karena

kegiatan pembangunan pada sistem atau pelaksanaan perpajakan akan membawa dampak sosial

c.         Pola kegiatan di setiap sektor ekonomi, yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat, dan

mempengaruhi keadaan sosial dari masyarakat tersebut.

Kualitas Lingkungan Hidup Sosial

Pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, dan pemberantasan kemiskinan merupakan

masalah pokok yang dihadapi setiap usaha pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di suatu wilayah pembangunan

selayaknya diikuti dengan meningkatnya kualitas lingkungan hidup sosial dan berkurangnya

penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, serta dapat teratasinya depresiasi sumber daya

alam dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari proses pembangunan. Karena itu

keseimbangan antara pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan pembangunan yang

berwawasan lingkungan perlu diketahui dan diperhitungkan secara empiris dan objektif.

Perlunya menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kualitas lingkungan hidup

sosial pada nasional maupun tingkat regional (analisis spasial), didasarkan atas pertanyaan yang

mendasar : “Apakah pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, cenderung

memperbaiki, memperburuk atau tidak memberi pengaruh yang berarti atas kualitas sumber daya

manusia, masalah kemiskinan, dampak lingkungan sosial dan kualitas hidup sosial?”.

Page 27: Dampak Positif

Pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, dan pemberantasan kemiskinan merupakan

masalah pokok yang dihadapi setiap usaha pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di suatu wilayah pembangunan

selayaknya diikuti dengan meningkatnya kualitas hidup dan berkurangnya penduduk yang hidup

di bawah garis kemiskinan. Karena itu keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan

pembangunan sosial perlu diketahui dan diperhitungkan secara empiris dan objektif.

Gore (1984) mengemukakan bahwa ada tiga masalah kebijakan yang umum terjadi di

negara-negara berkembang, yaitu: (1) ketimpangan regional dalam pembangunan; (2)

pesatnya perkembangan ibukota negara; dan (3) kesenjangan kota dan desa. Karena itu,

tujuan pembangunan regional, diarahkan untuk mengatasi kesenjangan antar regional dan

antar desa dan kota, serta menahan pertumbuhan ibukota negara. Untuk itu, berbagai

indikator dapat digunakan untuk mengukur ketimpangan regional dan kesenjangan desa -

kota, seperti : pendapatan per kapita, kesempatan kerja, fasilitas sosial atau infrastruktur.

Asumsi yang digunakan yaitu pola spasial adalah fakta sosial dan masalah ekonomi.

Dengan demikian hubungan antara ketimpangan pertumbuhan ekonomi dan kualitas

lingkungan hidup sosial dalam konteks spasial di suatu wilayah, berkaitan dengan

pandangan tentang adanya hubungan antara permasalahan ekonomi dengan fakta sosial

yang dicerminkan melalui pola-pola spasial.

Dalam konteks pembangunan, indikator kemajuan pembangunan yang umum digunakan

yaitu indikator-indikator ekonomi, seperti : Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), GNP/

PNB per kapita, inflasi, dan sebagainya. Penyempurnaan penggunaan indikator ekonomi,

seperti GNP/ PNB per kapita sebagai ukuran pembangunan, yaitu ditambahkan dengan

indikator yang menggambarkan pemerataan pembagian pendapatan dan tingkat

ketimpangan sebaran pendapatan. Jika didasarkan atas indikator-indikator ekonomi, dapat

diketahui seberapa jauh pertumbuhan ekonomi yang pesat di suatu wilayah pembangunan

diikuti semakin tingginya pemerataan pembangunan yang dilihat dari pemerataan

pembagian pendapatan maupun semakin rendahnya tingkat ketimpangan sebaran

pendapatan.

Page 28: Dampak Positif

Dengan semakin berkembangnya indikator-indikator pembangunan sosial, yang lebih

menekankan kepada aspek kualitas hidup manusia, maka banyak kritik ditujukan kepada

indikator-indikator ekonomi tersebut diatas. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penelitian

yang menunjukkan adanya inkonsistensi antara hasil pembangunan yang dicapai menurut

indikator ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita; dengan penurunan

jumlah penduduk miskin atau peningkatan kualitas hidup penduduk.

DAMPAK POSITIF

1.      Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran

2.      Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.

3.      Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah

4.      Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.

5.      Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.

6.      Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang industi

DAMPAK NEGATIF

1.        Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara

2.        Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.

3.        Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-binatang, manusia dapat

terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan

hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung

jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha

untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-

masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya

bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak

Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus

menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan

berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.

Page 29: Dampak Positif

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara

bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan

dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan

merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung

2 gagasan penting, yaitu:

a.              Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.

b.             Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan

baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:

a. Menjamin pemerataan dan keadilan

b. Menghargai keanekaragaman hayati.

c. Menggunakan pendekatan integratif.

d. Menggunakan pandangan jangka panjang.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:

a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan

berkelanjutan.

b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

pengawasan.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap

kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian

lingkungan hidup antara lain:

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan

masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut

erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari

Page 30: Dampak Positif

permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan

tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus

berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya

pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau

penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan

atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan,

sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

b. Pelestarian udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas

memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah

satunya oksigen.

Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen

berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka

perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar,

dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara

lain:

1.      Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita

Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu

memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman

lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga

mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.

2.      2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran

hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap

merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu

upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri

yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.

3.      Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di

atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan

di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga

mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan

Page 31: Dampak Positif

sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa

yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan

kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena

makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

c. Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi

dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang

dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal

hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya

menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan

lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:

1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.

3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.

4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.

5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan

hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan

pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut,

pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian

laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah

hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran

ombak.

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

1)      Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.

2)      Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena

karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.

Page 32: Dampak Positif

3)      Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.

4)      Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e. Pelestarian flora dan fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan

alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan

gangguan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi

kelangsungan hidup manusia.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya

adalah:

1.      Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.

2.      Melarang kegiatan perburuan liar.

3.      Menggalakkan kegiatan penghijauan.

F. Dampak Pembangunan terhadap Keadaan Ekonomi

1.       Pengertian Pembangunan terhadap Ekonomi

Pembangunan terhadap ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan

pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai

dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan

bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi

pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan

ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan

ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam

bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi

apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi

merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pembangunan terhadap ekonomi bisa

diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan

kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Dengan adanya batasan di atas maka

pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan

Page 33: Dampak Positif

kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai

oleh perbaikan sistem kelembagaan.

Dari definisi tersebut jelas bahwa pembangunan terhadap ekonomi mempunyai pengertian:

1.      Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus-menerus.

2.      Usaha untuk menaikkan pendapatan.

3.      Kenaikan pendapatan per kapita harus terus berlangsung dalam jangka panjang.

4.      Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial, dan

budaya).

Jadi, pembangunan terhadap ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses agar saling

keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menghasilkan pembanguna 

ekonomi tersebut dapat dilihat dan dianalisis. Dengan cara tersebut bisa diketahui deretan

peristiwa yang timbul dan akan mewujudkan peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf

kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya.

Pembangunan terhadap ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu

negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Jadi,

pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses agar saling keterkaitan dan saling

mempengaruhi antara faktor-faktor yang menghasilkan pembanguna  ekonomi tersebut dapat

dilihat dan dianalisis.

Hubungan antara ekonomi dan pembangunan

Hubungan antara ekonomi dan pembangunan sangat lah erat kaitannya. Beberapa hal yang dapat

dikatakan berkaitan adalah:

1.      Pembangunan sebagai suatu proses

Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan suatu tahap yang

harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak

langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan

pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk

menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.

2.      Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita.

Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu

negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan

Page 34: Dampak Positif

peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk

berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan

perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.

3.      Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang

Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita

dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita

harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam

ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami

kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara

tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun. Hubungan antara

pembangunan dan ekonomi sangat erat dan bersifat timbal balik. pembangunan mempengaruhi

perkembangan ekonomi, sebaliknya ekonomi juga mempengaruhi perkembangan pembangunan.

Pembangunan memberikan pengaruh perkembangan ekonomi dengan cara memberikan kaidah

mengenai apa yang bisa di manfaatkan dan tidak boleh dimanfaatkan dalam proses-proses

ekonomi masyarakat. Peranan pembangunan dalam pembangunan ekonomi sangat strategis, dan

peranan ini tergantung pada model pembangunan ekonomi yang dianut oleh suatu negara. Secara

garis besar dikenal dua model pembangunan terhadap ekonomi yaitu pembangunan terhadap

ekonomi berenana dan pembangunan terhadap ekonomi pasar.

Begitu pula halnya dengan Sumber daya alam yang memengaruhi pembangunan ekonomi

hubungan antara SDA dengan SDM.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada

hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan

faktor nonekonomi.

1.      Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya

adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau

kewirausahaan. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan

tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi

pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.

Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam,

menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi). Sumber

Page 35: Dampak Positif

daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas

penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-

hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.

Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber

daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran

pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

2.      Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,

kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi

1.      Dampak Positif Pembangunan Ekonomi

a.       Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar

dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

b.      Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan

oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.

c.       Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa

memperbaiki tingkat pendapatan nasional.

d.      Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari

struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang

dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.

e.       Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini,

dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan

demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.      Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi

a.       Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya

kerusakan lingkungan hidup.

b.      Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.

c.       Hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani.

Solusi dari dampak pembangunan terhadap keadaan ekonomi

Page 36: Dampak Positif

Jika kita kaji lebih dalam, memang dalam setiap pembangunan sebuah wilayah tentunya akan

memiliki dampak-dampak sosial yang mengiringinya, baik itu dampak positif maupun dampak

negatif. Pilihannya adalah mana yang lebih dominan, jika nilai-nilai positifnya lebih banyak,

maka pembangunan tersebut layak untuk dilaksanakan, namun jika justru akan berdampak

negatif terhadap wilayah atau area sekitarnya ada baiknya untuk ditinjau ulang, bukan untuk

dihentikan tapi kembali dikaji lagi secara ilmiah agar dampak-dampak negatif tersebut bisa

diminimalisir. 

Contoh-contoh dari Dampak pembangunan terhadap ekonomi

1.       Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran.

2.       Aktifitas ekonomi menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.

3.       Perekonomian memperbesar kegunaan bahan mentah.

4.       Usaha dibidang perekonomian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.

5.       Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.

6.       Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang ekonomi lebih dalam.

BAB III

PENUTUP

Page 37: Dampak Positif

A.     KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu, masalah pembangunan di satu pihak

menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat seperti tersedianya jaringan

jalan, telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat

bagi masyarakat luas dan juga meningkatkan pendapatan bagi daerah yang bersangkutan.

Masyarakat sekitar pabrik langsung atau tidak langsung dapat menikmati sebagian dari hasil

pembangunannya. Di pihak lain apabila pembangunan ini tidak diarahkan akan menimbulkan

berbagai masalah seperti konflik kepentingan, pencemaran lingkungan, kerusakan, pengurasan

sumberdaya alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial lainnya yang pada dasarnya

merugikan masyarakat.

B.      SARAN

Pembangunan adalah salah satu usaha yang sebenarnya sangat membantu manusia. Tetapi bila

pembangunan tidak sesuai dengan tata aturan yang ada, dimana manusia tidak memperhitungkan

dampak-dampak yang terjadi dimasa mendatang maka dampak dari perubahan itu akan

ditanggung sendiri oleh manusia.

Pembangunan yang ada sekarang mempunyai hubungan dengan semuanya, baik itu,

iklim, sosial, struktur tanah dan sebagainya.

Pemerintah diharapkan mempertimbangkan dengan baik, pembangunan yang dilakukan dan

sebaiknya memilih wilayah yang akan dibanguni sesuai dan tidak akan merusak ekosistem.

Dampak negatif yang terungkap dari aktivitas perkebunan kelapa sawit diantaranyai:

1. Persoalan tata ruang, dimana monokultur, homogenitas dan overloads konversi. Hilangnya keaneka ragaman hayati ini akan memicu kerentanan kondisi alam berupa menurunnya kualitas lahan disertai  erosi, hama dan penyakit.

2. Pembukaan lahan sering kali dilakukan dengan cara tebang habis dan land clearing dengan cara pembakaran demi efesiensi biaya dan waktu.

3. Kerakusan unsur hara dan air tanaman monokultur seperti sawit, dimana dalam satu hari satu batang pohon sawit bisa menyerap 12 liter (hasil peneliti lingkungan dari Universitas Riau) T. Ariful Amri MSc Pekanbaru/ Riau Online).   Di samping itu pertumbuhan kelapa sawit mesti dirangsang oleh berbagai macam zat fertilizer sejenis pestisida dan bahan kimia lainnya.

4. Munculnya hama migran baru yang sangat ganas karena jenis hama baru ini akan mencari habitat baru akibat kompetisi yang keras dengan fauna lainnya. Ini disebabkan karena keterbatasan lahan dan jenis tanaman akibat monokulturasi.

Page 38: Dampak Positif

5. Pencemaran yang diakibatkan oleh asap hasil dari pembukaan lahan dengan cara pembakaran dan  pembuangan limbah, merupakan cara-cara perkebunan yang meracuni makhluk hidup dalam jangka waktu yang lama.  Hal ini semakin merajalela karena sangat terbatasnya lembaga (ornop) kemanusiaan yang melakukan kegiatan tanggap darurat kebakaran hutan dan penanganan Limbah.

6. Terjadinya konflik horiziontal dan vertikal akibat masuknya perkebunan kelapa sawit. sebut saja konflik antar warga yang menolak dan menerima masuknya perkebunan sawit dan bentrokan yang terjadi antara masyarakat dengan aparat pemerintah akibat sistem perijinan perkebunan sawit.

7. Selanjutnya, praktek konversi hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab utama bencana alam seperti banjir dan tanah longsor

Dampak negatif terhadap lingkungan menjadi bertambah serius karena dalam prakteknya pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak hanya terjadi pada kawasan hutan konversi, melainkan juga dibangun pada kawasan hutan produksi, hutan lindung, dan bahkan di kawasan konservasi yang memiliki ekosistem yang unik dan mempunyai nilai keanekaragaman hayati yang tinggi (Manurung, 2000; Potter and Lee, 1998).

Masihkan kita membutuhkan konversi hutan untuk menjadi kebun sawit mengingat dampak negatif yang munculkannya begitu banyak bahaya dan jelas-jelas mengancam keberlangsungan lingkungan hidup? Sebuah pertanyaan untuk kita permenungkan  demi kelangsungan dan keseimbangan alam serta penghuninya. (cepot)

1. Perkebunan kelapa sawit mengurangi kemampuan hutan mengkonversi CO2 sehingga perkebunan kelapa sawit mendorong global warming lebih cepat.

2. Pembukaan kelapa sawit menimbulkan masalah sosial karena perkebunan kelapa sawit mempekerjakan pekerja secara tidak layak dan hampir mirip dengan perbudakan

3. Pembukaan kebun kelapa sawit di suatu wilayah menimbulkan konflik sosial karena kebutuhan pekerja di kelapa sawit sangat banyak sehingga perusahaan mendatangkan pekerja dari luar wilayah tersebut dengan sangat banyak, dan masuknya orang asing mengakibatkan konflik horisontal.

4. Janji bahwa pembukaan kelapa sawit akan meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak tercapai.

Berdasarkan hal ini dihimbau negara-negara di Eropa untuk tidak membeli CPO dari Indonesia atau menerapkan tarif yang sangat tinggi untuk menekan perluasan kebun kelapa sawit di Indonesia yang sangat tidak ramah lingkungan.