Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NO. 38/POJK.04/2014
TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN
EFEK TERLEBIH DAHULU DAN PENERBITAN OBLIGASI WAJIB KONVERSI
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK
MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI
PROSPEKTUS INI, SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT
ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM
PT. BAKRIE TELECOM TBK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
Berkedudukan di Jakarta Selatan
Kegiatan Usaha :
Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Kantor Pusat
Wisma Bakrie, Lantai 3
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 - Indonesia
Telepon: (62-21) 9110 1112; Fax: (62-21) 9111 8888
www.bakrietelecom.com e-mail:[email protected]
Prospektus ini penting untuk diperhatikan oleh para pemegang saham PT Bakrie Telecom Tbk
(“Perseroan”) untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana penerbitan Obligasi Wajib
Konversi (“OWK”) berdasarkan Perjanjian Perdamaian dalam Permohonan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) Perseroan yang telah dihomologasi oleh Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 59/Pdt.Sus/PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 9 Desember
2014 yang mana OWK dapat ditukarkan dengan saham baru Perseroan yang dilakukan tanpa Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 56% dari modal
ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan per tanggal Prospektus ini. Penukaran OWK
dengan saham baru Perseroan tersebut akan dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ("OJK") No. 38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka
Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“Peraturan OJK No. 38”).
2
Jika anda mengalami kesulitan untuk memahami informasi sebagaimana tercantum dalam
Prospektus ini atau ragu-ragu dalam mengambil keputusan, sebaiknya anda berkonsultasi dengan
perantara pedagang efek, manajer investasi, penasihat hukum, akuntan publik atau penasihat
profesional lainnya.
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama,
menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dan kelengkapan semua informasi atau
fakta material dan kewajaran pendapat yang diungkapkan dalam Prospektus ini dan menegaskan
tidak ada informasi penting dan relevan yang tidak dikemukakan yang dapat menyebabkan informasi
atau fakta material dan pendapat dalam Prospektus ini menjadi tidak benar dan/atau menyesatkan.
Rapat Umum Pemegang Saham untuk menyetujui rencana ini akan diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 12 Januari 2016
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 23 November 2015
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada tanggal 23 Oktober 2014, PT Netwave Multimedia ("Netwave") mengajukan
permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”) terhadap Perseroan
kepada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan register perkara No.
59/Pdt.Sus/PKPU/201/PN.Niaga.Jkt.Pst sebagai akibat dari tidak dibayarkannya utang yang
telah jatuh tempo Perseroan terhadap Netwave sebesar Rp 4.737.244.000. Pada rapat
kreditor tanggal 8 Desember 2014 yang dilaksanakan di Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat telah dilakukan pembahasan dan pemungutan suara (voting) kreditor
atas suatu rencana perdamaian yang diajukan oleh Perseroan dan sebagian besar kreditor
konkuren Perseroan atau sejumlah 94,56% kreditor konkuren dan sejumlah 100% kreditor
yang piutangnya dijamin atau kreditor separatis telah memberikan suara setuju atas
Rencana Perdamaian tersebut.
Pada tanggal 9 Desember 2014 (“Tanggal Homologasi”), perkara PKPU yang dihadapi
Perseroan telah selesai dengan telah disahkan/dihomologasi perjanjian perdamaian
tertanggal 8 Desember 2014 antara Perseroan dengan para kreditornya ("Perjanjian
Perdamaian") oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
serta dikeluarkannya putusan yang pada intinya adalah sebagai berikut :
1. menyatakan sah dan mengikat secara hukum Perjanjian Perdamaian;
2. menghukum BTEL dan seluruh kreditor-kreditornya untuk tunduk dan mematuhi serta melaksanakan isi Perjanjian Perdamaian;
3. menyatakan perkara PKPU No. 59/Pdt.Sus/PKPU/2014.PN.Niaga.Jkt.Pst demi hukum berakhir.
Berdasarkan Perjanjian Perdamaian, (i) sebagian dari utang kategori Tranche C (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Perdamaian), (ii) sebagian dari utang kategori Tranche D (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Perdamaian), (iii) seluruh sisa masa sewa sehubungan dengan Utang Tower Provider (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian
3
Perdamaian), dan (iv) seluruh Utang Afiliasi (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Perdamaian), akan ditukar dengan OWK dengan ketentuan sebagai berikut:
1. berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun;
2. diterbitkan oleh Perseroan pada tanggal diperolehnya persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa Perseroan atas penukaran utang menjadi OWK yang diberikan kepada kreditor berdasarkan Perjanjian Perdamaian yang diselenggarakan paling lambat bulan ke-18 setelah Tanggal Homologasi (”Tanggal Efektif”) ;
3. harga pelaksanaan konversi Rp200/saham; dan
4. penerbitan OWK harus memperhatikan ketentuan Pasar Modal yang berlaku dan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas berikut perubahan dan/atau tambahannya ("UUPT").
OWK tersebut akan dapat ditukarkan dengan saham baru Perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dengan perhitungan per tanggal Prospektus ini.
2. Manfaat
Penerbitan OWK adalah untuk melaksanakan Perjanjian Perdamaian dan memberikan
manfaat-manfaat bagi Perseroan untuk meningkatkan fleksibilitas keuangan Perseroan
dengan mengurangi jumlah pokok terhutang dan memperpanjang jangka waktu jatuh tempo
utang Perseroan.
Informasi Mengenai Perseroan
1. Riwayat Singkat
Perseroan didirikan pada tanggal 13 Agustus 1993 berdasarkan Akta No. 94 dibuat di
hadapan Muhani Salim S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan Akta
Pembetulan No. 13 tanggal 5 November 1993 dan diubah dengan Akta No.129 tanggal 27
November 1993, keduanya dibuat di hadapan Abdurachman Kadir SH., Notaris pengganti
dari Muhani Salim SH., Notaris di Jakarta dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal
Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang kemudian diperbaharui dengan Undang-undang No.12
tahun 1970.
Status Perseroan mengalami perubahan menjadi perusahaan terbuka sebagaimana tertuang
dalam pernyataan keputusan para pemegang saham yang berkekuatan sama dengan Rapat
Umum Pemegang Saham yang dituangkan dalam Akta No. 6 tanggal 3 Februari 2006 yang
dibuat oleh Agus Madjid, SH., Notaris di Jakarta, dimana perubahan tersebut telah
disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah
diterima dan dicatat oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum sebagaimana
tertuang dalam surat No.C-03880 HT.01.04.TH.2006, tanggal 13 Februari 2006. Terakhir
Anggaran Dasar Perseroan disesuaikan dengan Peraturan OJK No. 32/PJOK.04/2014 melalui
Akta No. 28, tanggal 10 Juli 2015 yang dibuat di hadapan Lenny Janis Ishak SH, Notaris di
Jakarta. Perseroan mencatatkan sahamnya dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak
Februari 2006.
4
Ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah sebagai berikut:
- penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan lingkup nasional;
- perencanaan, pembangunan dan penyewaan sarana/fasilitas telekomunikasi;
- melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan jaringan dan/atau jasa
telekomunikasi;
- melakukan pemeliharaan, penelitian dan pengembangan sarana/fasilitas
telekomunikasi, serta memperdagangkan perangkat/produk telekomunikasi;
- penyelenggaraan Sambungan Langsung International (SLI) dan jasa telepon dasar;
- pengelola fasilitas sistem jasa sebagai Penyedia Jasa Internet;
- mengoperasikan Jasa Internet Telepon untuk Keperluan Publik (ITKP) dengan jangkauan
nasional; dan
- penyelenggaraan jasa nilai tambah telepon pusat layanan informasi.
Pada bulan Oktober 2014 Perseroan bersama PT Smartfren Telecom Tbk menandatangani
kerjasama penggabungan kegiatan usaha penyelenggaran jaringan telekomunikasi
(“Perjanjian Smartfren”) yang menindaklanjuti surat Keputusan Menteri Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia N0.932/KEP/M.KOMINFO/09/2014 tanggal 26 September
2014 terkait dengan realokasi penggunaan spektrum frekuensi radio pada pita frekuensi
radio 800 MHz oleh Perseroan kepada PT Smartfren Telecom Tbk dan sesuai Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika No. 30 Tahun 2014 tentang Penataan Pita Frekuensi
Radio 800 MHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Selular. Perseroan juga
telah memperoleh Izin Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar Melalui Jaringan Bergerak
Seluler berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Nomor 186 tahun 2015 tanggal 17 April 2015.
2. Kegiatan dan Prospek Usaha BTEL
a. Umum
Perseroan merupakan perusahaan nirkabel (wireless) terbesar ke-lima di Indonesia dari
segi jumlah pelanggan, dengan pangsa pasar sekitar 4% per 31 Maret 2014, berdasarkan
laporan Business Monitor kuartal ke 4 tahun 2014. Perseroan memberikan layanan
telekemonukasi berupa layanan Fixed Wireless Access (FWA) dengan merek dagang
“Esia” dan berbagai layanan nirkabel baik pra bayar maupun pasca bayar, termasuk
didalamnya adalah layanan percakapan (voice service),SMS dan layanan data yang
dilengkapi dengan layanan nilai tambah (value added service) lainnya, baik untuk
perangkat telekomunikasi tetap maupun portabel. Perseroan pertama kali meluncurkan
layanan Esia di Indonesia di daerah Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat pada tahun
2004 dan kemudian Perseroan memperluas jangkauan pada tahun 2007 dengan fokus
pada kota-kota besar yang berpotensi mempunyai trafik yang tinggi. Saat ini layanan
yang tersedia meliputi sebagian besar wilayah di Jabodetabek, Banten,Jawa Barat, Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Perseroan menggunakan strategi multi-channel untuk mendistribusikan layanan dan
penjualan, memanfaatkan distribusi langsung sebagai saluran distribusi utama. Pada
tanggal 31 Desember 2014 Perseroan mengoperasikan 34 Gerai Esia, yang menyediakan
penjualan dan layanan purna jual, mendistribusikan paket perdana prabayar dan
voucher isi ulang elektronik maupun fisik. Selain itu, pada tanggal 31 Desember 2014
Perseroan telah menunjuk dealer independen dengan lebih dari 34 ribu jaringan ritel
untuk mendistribusikan produk dan layanan Perseroan dan tambahan lebih dari 71 ribu
5
agen untuk mendistribusikan paket perdana prabayar dan voucher isi ulang elektronik
maupun fisik.
b. Kegiatan Usaha
Produk-produk dan layanan yang ditawarkan termasuk :
- layanan telekomunikasi nirkabel dibawah merek dagang “ESIA” termasuk
didalamnya voice, SMS, data dan layanan nilai tambah (value-added services) dan
- layanan teleponi dasar dengan berbasis data over the top (OTT) dengan merek
dagang “ ESIAtalk”.
c. Kerjasama dengan Smartfren (“Smartfren”)
Berdasarkan Perjanjian Smartfren, Perseroan akan menyewa kapasitas jaringan
telekomunikasi Smartfren sesuai dengan semangat penataan kembali frekuensi 800 Mhz
oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (“Kemkominfo”). Dengan berlakunya
Perjanjian Smartfren tersebut, Perseroan tidak lagi mengoperasikan jaringan
telekomunikasi sendiri sehingga Perseroan dapat menekan biaya dalam bentuk biaya
frekuensi /BHP, sewa menara dan belanja modal serta biaya-biaya yang berkaitan
dengan BTS.
d. Spektrum Frekuensi dan Bandwidth
Dengan adanya Perjanjian Smartfren, Smartfren akan bertanggung jawab untuk
menyediakan jaringan dengan spektrum frekuensi yang dibutuhkan oleh Perseroan
berikut manajemen bandwidth sementara Perseroan akan menyewa kapasitas jaringan
dari Smartfren sehingga Perseroan dapat terus memberikan layanan telekomunikasi.
Perubahan ini mengakibatkan lisensi Perseroan berubah dari operator jasa teleponi
dasar dan jaringan akses tetap nirkabel menjadi penyedia jasa layanan teleponi dasar.
Saat ini Perseroan telah memiliki Izin Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar Melalui
Jaringan Bergerak Seluler.
e. Penjualan Distribusi dan Pemasaran
Perseroan mendistribusikan dan menjual produk dan layanan Esia melalui distribusi
primer dan distributor pihak ketiga sebagai berikut:
- Gerai Esia. Jumlah Gerai Esia secara nasional pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebanyak 34. Sepuluh dari seluruh outlet tersebut dikelola secara langsung oleh
Perseroan sementara sisanya memiliki konsep waralaba bersama mitra Perseroan.
Gerai Esia berkonsep sebagai pusat walk-in customers yang menyediakan berbagai
layanan kepada pelanggan secara eksklusif termasuk melayani permintaan
mengenai informasi produk dan layanan, pengaduan, aktivasi layanan, tagihan,
pembayaran, penangguhan akun, fitur layanan dan juga promosi pemasaran. Gerai
Esia juga menyediakan akses langsung terhadap pelanggan prabayar dan pasca
bayar terhadap produk dan layanan Esia serta memberikan layanan purna jual
kepada pelanggan.
- Dealer Resmi dan Outlet Ritel. Pada 31 Desember 2014, Perseroan memiliki 27
dealer, yang mengoperasikan outlet ritel di seluruh wilayah cakupan Perseroan dan
menjual kartu perdana prabayar, handset bundling dan voucher isi ulang. Dealer
independen dapat melakukan perjanjian jual-beli dengan pemasok handset yang
secara khusus terkonfigurasi untuk menawarkan layanan telekomunikasi Perseroan.
- Agen Independen. Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan memiliki lebih dari 34
ribuagen independen di seluruh wilayah cakupan Perseroan.
6
- Pemasaran Voucher Isi Ulang eletronik. Perseroan mengadakan kerjasama dengan
pihak bank sehingga pelanggan dapat melakukan transaksi pembelian voucher isi
ulang elektronik di jaringan-jaringan ATM bank dimaksud. Melalui kerjasama ini
dapat meningkatkan jumlah distributor voucher isi ulang serta menekan biaya
produksi dan distribusi voucher isi ulang fisik.
f. Customer Service (“CS”)
Perseroan memiliki suatu sistem manajemen layanan pelanggan dengan merek “Solusi
Esia” yang memungkinkan pelanggan untuk dapat mengakses informasi yang relevan
mengenai produk yang disediakan Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2014,
Perseroan menyediakan 112 tenaga CS untuk melayani pelanggan.
Perseroan menyediakan berbagai sarana untuk mengakses CS:
- Customer Care Lines. Perseroan mengoperasikan 24 jam contact center di Jakarta
yang dapat diakses oleh pelanggan melalui nomor bebas pulsa di “*999”. Customer
Care Lines memiliki sistem respon percakapan interaktif untuk berinteraksi dengan
petugas customer care. Perseroan juga mengoperasikan nomor bebas pulsa di
“4444” yang meliputi kegiatan registrasi prabayar dan memiliki kempuan berbahasa
Indonesia dan Inggris.
- Gerai Esia. Gerai Esia berkonsep sebagai pusat walk-in customers yang menyediakan
berbagai layanan kepada pelanggan secara eksklusif termasuk melayani permintaan
mengenai informasi produk dan layanan, pengaduan, aktivasi layanan, tagihan,
pembayaran, penangguhan akun, fitur layanan dan juga promosi pemasaran.
- Website. Perseroan juga menyediakan informasi umum tentang produk, layanan dan
bisnis.
- SMS 9009. Pelanggan dapat melakukan layanan tertentu melalui SMS, seperti
pengecekan saldo dan pendaftaran nomor pelanggan prabayar baru sesuai dengan
hukum Indonesia.
- E-mail. Perseroan menyediakan informasi umum tentang produk, layanan dan bisnis
kepada pelanggan melalui e-mail dan tersedia dalam Bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Perseroan juga menanggapi pertanyaan dari pelanggan melalui e-mail.
g. Teknologi Informasi
Core Sistem teknologi informasi Perseroan terdiri dari penjualan, aplikasi customer
relationship management, sistem pengumpulan dan penagihan, sistem layanan nilai
tambah, sistem manajemen produksi, dan perencanaan sumber daya perusahaan.
Perseroan telah mengembangkan infrastruktur IP untuk menghubungkan kantor pusat,
data center, call center, kantor wilayah, dan pihak ketiga. Infrastruktur IP terdiri dari
backbone jaringan IP, sistem penyimpanan serta sistem keamanan. Semua database
Perseroan yang penting di-backup setiap hari.
h. Penagihan dan Manajemen Kredit
Proses penagihan pelanggan pascabayar dilakukan secana bulanan. Perseroan memiliki
dua siklus bulanan penagihan yang akan disebarkan sepanjang bulan. Pembagian
pelanggan menjadi dua kelompok bergantung pada saat layanan telepon pelanggan
diaktifkan.
Perseroan menawarkan berbagai pilihan untuk memfasilitasi pembayaran pelanggan
pasca bayar, termasuk pembayaran tunai, debit otomatis (autodebet), ATM, dan kartu
7
kredit di semua gerai, POS Indonesia dan melalui berbagai bank serta lembaga keuangan
diantaranya, Bank Bukopin, Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega, CIMB
Niaga, Bank Permata, dan lain-lain.
i. Revenue Assurance dan Fraud Management
Divisi Revenue Assurance secara historis menghitung memonitor trend pendapatan di
area-area layanan Perseroan untuk mengantisipasi dan memberikan mitigasi bilamana
terdapat kondisi yang membuat trend pendapatan menurun atau hilangnya kesempatan
serta meminimalisasi jika tedapat kebocoran pendapatan lainnya. Divisi Revenue
Assurance memeriksa kelengkapan data dalam sistem manajemen informasi pelanggan
dan untuk tagihan interkoneksi dan memverifikasi penggunaan pelanggan dan
perhitungan tarif. Perseroan juga memverifikasi data dalam formulir aplikasi pelanggan
termasuk alamat, nomor telepon rumah dan kantor, dan informasi pribadi lainnya.
Divisi Revenue Assurance fokus untuk meningkatkan pendapatan dengan cara pro-aktif
terlibat dalam pengembangan produk baru bersama-sama dengan tim komersial. Divisi
ini juga mempertimbangkan cara untuk meminimalisasi biaya. Perseroan berharap
bahwa divisi ini akan terus fokus pada kegiatan pengelolaan pendapatan.
Perseroan tidak mengalami kerugian material terkait fraud/ penipuan oleh pelanggan di
masa lalu.
j. Persaingan
Persaingan yang ketat untuk memperoleh jumlah pelanggan terutama datang dari tiga
operator petahana yang secara kolektif mendominasi pasar dengan pangsa pasar 84%
pada pasar layanan telekomunikasi nirkabel per tanggal 30 Maret 2014, menurut
laporan kuartal 4 2014 Business Monitor. Perseroan bersaing terutama atas harga dasar,
ketersediaan, cakupan distribusi jaringan, fitur nilai tambah, kualitas layanan, cakupan
jaringan dan brand. Perseroan meyakini bahwa, seiring berkembangnya pasar layanan
komunikasi Indonesia, pelanggan menitikberatkan pada peningkatan fitur nilai tambah
dan kualitas layanan. Secara substansial, operator layanan nirkabel tetap (fixed wireless
network) memiliki semua fitur yang ditawarkan oleh operator layanan nirkabel bergerak.
k. Strategi Perseroan
Memanfaatkan Kerjasama Perseroan dengan Smartfren
Perseroan mengharapkan akan mendapat keuntungan dengan penghematan biaya dan
efisiensi yang signifikan yang didapat dari Perjanjian Smartfren. Dalam kerjasama
Perseroan dengan Smartfren, Perseroan akan menyewa jaringan di spektrum 800 MHz
Smartfren dan tidak lagi memiliki atau mengoperasikan jaringan sendiri.
Perseroan memiliki hak untuk menyewa dan memanfaatkan jaringan luas Smartfren di
Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok dan Medan
yang dilengkapi dengan teknologi tinggi karena Smartfren melakukan investasi
infrastruktur jaringan secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk
kemungkinan untuk meluncurkan platfom 4G LTE yang dapat dimanfaatkan juga oleh
Perseroan.
Mewujudkan pertumbuhan dengan menyediakan pelanggan baru dan lama dengan
tambahan produk dan layanan termasuk OTT dan produk B2B, dengan tambahan
investasi yang rendah
8
Melalui kolaborasi dengan Smartfren, infrastruktur teknologi yang digunakan untuk
menawarkan OTT dan produk B2B dengan harga menarik akan tersedia dengan biaya
operasional dan belanja modal menjadi semakin rendah. Perseroan berencana untuk
melakukan investasi bernilai tambah dalam pembangunan OTT dan penawaran B2B yang
membutuhkan modal dan biaya operasional yang kecil. Perseroan percaya bahwa
rencana tersebut tidak hanya akan memungkinkan Perseroan untuk meningkatkan
pendapatan dari waktu ke waktu tetapi juga memperoleh posisi bisnis yang lebih baik
atas pertumbuhan produk dan layanan ini.
Produk yang Perseroan telah kembangkan dan akan dikembangkan dimasa mendatang
meliputi:
- aplikasi ESIAtalk yang memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan
kesambungan telepon rumah dan ponsel tanpa menimbulkan biaya tambahan
(selain biaya berlangganan dan penggunaan data);
- portal hiburan online yang menawarkan televisi, video dan konten musik, selain
game online; dan
- menawarkan layanan B2B yang mencakup solusi untuk percakapan dan data.
Produk OTT lainnya untuk perkembangan di masa yang akan datang termasuk
didalamnya platform pembayaran, kesehatan dan pemerintahan.
Secara global, permintaan serta penggunaan aplikasi OTT oleh pengguna komunikasi
mobile terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir terutama didorong oleh
peningkatan koneksi data dan internet. Perseroan yakin bahwa dengan meningkatnya
penetrasi internet di Indonesia melalui akses Wi-Fi atau jaringan mobile (penggunaan
internet diperkirakan tumbuh 11% tiap tahunnya pada periode 2013-2018 menurut
eMarketer (laporan November 2014), yang mana pertumbuhan didorong oleh
peningkatan penetrasi smartphone, akan memberikan Perseroan kesempatan untuk
menawarkan paket data yang lebih kompetitif setelah berhasil dalam mengembangkan
strategi produk OTT dan layanan B2B.
l. Hak atas Kekayaan Intelektual (“HAKI”)
Perseroan adalah pemilik merek dagang terdaftar dari “Esia”,
“Wifone”,”Retelindo”,”AHA”, “Esia Max-D”, dan “ESIAtalk”. Persereoan juga pemilik
terdaftar dari logo Esia, Ratelindo dan AHA. Selain itu, Perseroan juga pemilik merek
dagang dan logo dari “Esia Suka Suka”, “SLI 009” dan “ Rp1 SMS/Karakter”.
3. Sumber Daya Manusia
Perseroan mempekerjakan 927 tenaga kerja per tanggal 30 Juni 2015.
Pada umumnya Perseroan memberikan kenaikan upah dasar tahunan kepada karyawan dan
juga membayar bonus secara periodik. Perseroan juga menyediakan berbagai tunjangan
kepada karyawan, termasuk pesangon, tunjangan pensiun (Jamsostek), tunjangan makan,
pemeriksaan kesehatan secara periodik dan fasilitas rekreasi.
Perseroan tidak pernah mengalami mogok kerja, penghentian operasional atau perselisihan
perburuhan lainnya selama tahun 2014 sampai saat ini.
9
4. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan berdasarkan
laporan keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Y.Santosa dan Rekan dengan pendapat
Wajar dengan Pengecualian dan tahun 2013 dan 2012 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Tjiendradjaja dan Handoko Tomo dengan pendapat Wajar tanpa
Pengecualian dan Laporan Keuangan Perseroan untuk periode 6 bulan yang berakhir pada
tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit).
a. Neraca (dalam jutaan rupiah)
NERACA 31 Desember 30 Juni
Keterangan 2014 2013 2012 2015 2014
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 15,823 43,043 260,410 13,651 55,251
Investasi jangka pendek 48 48 2,511 48 48
Kas di bank yang dibatasi penggunaannya
35
35
85,512
38
34
Piutang usaha bersih 63,524 76,875 95,067 18,567 51,793
Persediaan 9,930 9,947 9,273 8,776 10,652
Uang muka 11,277 73,523 85,269 7,340 69,558
Biaya dibayar di muka 29.971 248.699 230,723 14,152 246,777
Pajak dibayar di muka 18.912 13.966 285 20,924 8,715
Jumlah Aset Lancar 149,520 466,136 769,050 83,496 442,828
Aset Tidak Lancar
Aset pajak tangguhan bersih
79,972
696,907
364,286
-
691,675
Aset keuangan tersedia untuk dijual
91,000
-
-
61,000
-
Uang muka pembelian aset tetap
39,699
185,429
303,016
-
179,818
Aset tetap bersih 6,432,062 7,610,678 7,423,292 5,291,242 7,442,497
Aset tidak lancar lainnya 795,752 174,217 204,450 775,473 119,740
Jumlah Aset Tidak Lancar 7,438,485 8,667,231 8,295,044 6,127,715 8,433,730
JUMLAH ASET 7,588,005 9,133,367 9,064,094
6,211,211
8,876,558
LIABILITAS DAN EKUITAS
31 Desember 30 Juni
2014 2013 2012 2015 2014
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha 25,614 2,562,326 1,320,396 259,479 2,579,878
Utang lain-lain 8,994 104,125 42,666 19,604 87,739
Pendapatan diterima dimuka
3,149
39,111
47,435
40,601
25,293
Uang muka pelanggan 6,169 30,029 21,473 6,587 6,214
Beban akrual 1,085,005 1,115,218 813,073 1,436,714 1,329,289
Utang pajak 83,722 87,515 71,771 89,186 76,697
10
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Utang sewa pembiayaan - 781,844 411,178 - 805,410
Pinjaman Bank 559 489,720 146,434 553 484,568
Wesel Senior – bersih 4,736,078 - - 5,066,160 -
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
5,949,291
5,209,889
2,874,428
6,918,884
5,395,088
Liabilitas Jangka Panjang
Utang pihak berelasi 35,186 - - 46,698 -
Liabilitas Pajak tangguhan - neto - - -
4,217
-
Liabilitas imbalan kerja 51,223 72,429 50,025 50,963 50,658
Laba ditangguhkan atas penjualan dan penyewaan kembali-bersih
16,231
26,305
36,379
-
21,268
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Utang sewa pembiayaan 150,971 259,679 497,132 150,882 232,678
Pinjaman Bank 2,024 648 322,077 1,755 1,356
Wesel Senior - bersih - 4,592,816 3,634,401 - 4,499,789
Utang yang diselesaikan melalui PKPU
5,259,643
-
-
5,326,556
-
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
5,515,278
4,951,877
4,540,014
5,581,071
4,805,749
JUMLAH LIABILITAS 11,464,569 10,161,766 7,414,442
12.499.955
10,200,837
EKUITAS
Modal ditempatkan dan disetor penuh
3,633,609
3,633,609
3,633,609
3,633,609
3,633,609
Tambahan modal disetor 2,488,014 2,488,014 2,488,014 2,488,014 2,488,014
Saham beredar yang diperoleh kembali
(11,000)
(11,000)
(11,000)
(11,000)
(11,000)
Agio Saham beredar yang diperoleh kembali
50,623
50,623
50,623
50,623
50,623
Komponen ekuitas lainnya (5,893) (32,436)
48
(51,009) 183
Saldo defisit (10,031,670) (7,156,962) (4,511,395)
(12,398,734) (7,485,479)
Ekuitas (defisiensi modal) yang dapat diatrubusikan kepada pemilik entitas induk
(3,876,317)
(1,028,152)
1,649,899
(6,288,497) (1,324,050)
Kepentingan non pengendali
(247)
(247)
(247)
(247) (229)
JUMLAH EKUITAS (3,876,564) (1,028,399)
1,649,652 (6,288,744) (1,324,279)
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
7,588,005
9,133,367
9,064,094
6,211,211 8,876,558
11
b. Laporan Laba Rugi (dalam jutaan rupiah)
LAPORAN LABA RUGI 31 Desember 30 Juni
Keterangan 2014 2013 2012 2015 2014
Pendapatan Usaha-Bersih 1,179,182 2,072,435 2,360,975 226,201 773,026
Jumlah Beban Usaha 2,130,696 2,068,820
2,861,348 1,660,737 898,590
Laba (Rugi) Usaha (951,514) 3,614
(500,374) (1,434,536) (125,564)
Penghasilan (Beban) Lain-lain (1,312,603) (2,988,234)
(3,033,173) (848,339) (189,882)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak (2,264,117) (2,984,620)
(3,533,547) (2,282,875) (315,446)
Laba (Rugi) Bersih (2,875,265) (2,645,565) (3,138,935) (2,367,064) (315,446)
c. Rasio-rasio Penting
Keterangan 31 Desember 30 Juni
RASIO PERTUMBUHAN 2014 2013 2012 2015 2014
Pendapatan Usaha-Bersih -43.10% -12.22% -8.88% -71% -31%
Laba (Rugi) Usaha -26316.40% -100.72% 187.56% 1042% -224%
Laba (Rugi) Bersih 8.53% -15.72% 301.04% 650% 8%
Jumlah Kewajiban 13.14% 36.70% -5.48% 23% 1%
Jumlah Ekuitas 285.00% -161.51% -61.18% 375% 31%
Jumlah Aktiva -16.87% 0.84% -25.88% -30% -3%
31 Desember 30 Juni
RASIO USAHA (x) 2014 2013 2012 2015 2014
Laba (Rugi) Usaha / Pendapatan Usaha-Bersih -80.36% 0.17% -21.19%
-634.19%
-16.24%
Laba (Rugi) Bersih / Pendapatan Usaha-Bersih -243.50% -127.65% -132.95%
-1046.4%
-40.81%
Laba (Rugi) Usaha / Jumlah Ekuitas 24.43% -0.36% -30.55%
22.81%
9.48%
Laba (Rugi) Bersih / Jumlah Ekuitas 74.03% 262.59% -191.63%
37.64%
23.82%
Laba (Rugi) Usaha / Total Aset -12.49% 0.04% -5.53%
-23.10%
-1.415%
Laba (Rugi) Bersih / Total Aset -37.84% -28.98% -34.68%
-38.11%
-3.554%
31 Desember 30 Juni
RASIO KEUANGAN (x) 2014 2013 2014 2015 2014
Aset Jangka Pendek/Liabilitas Jangka pendek 2.51% 8.95% 26.75%
1.21%
8.21%
Jumlah Liabilitas/Jumlah Ekuitas -295.64% -1006.04% 452.66%
-198.77%
-770.29%
Jumlah Liabilitas/Jumlah Aset 151.11% 111.04% 81.91%
201.25% 114.92%
12
5. Ekuitas
Tabel dibawah menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang bersumber dari laporan
keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Y.Santosa dan Rekan dengan pendapat Wajar dengan
Pengecualian dan pada tanggal 31 Desember tahun 2013 dan 2012 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Tjiendradjaja dan Handoko Tomo dengan pendapat Wajar tanpa
Pengecualian dan Laporan Keuangan Perseroan untuk periode 6 bulan yang berakhir pada
tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit).
Keterangan 31 Desember 30 Juni
EKUITAS 2014 2013 2012 2015 2014
Modal ditempatkan dan disetor penuh
3,633,609 3,633,609
3,633,609
3,633,609
3,633,609
Tambahan modal disetor 2,488,014 2,488,014 2,488,014 2,488,014 2,488,014
Saham beredar yang diperoleh kembali
(11,000) (11,000)
(11,000)
(11,000)
(11,000)
Agio Saham beredar yang diperoleh kembali
50,623 50,623
50,623
50,623
50,623
Komponen ekuitas lainnya (5,893) (32,436)
48
(51,009) 183
Saldo defisit (10,031,670) (7,156,962) (4,511,395)
(12,398,734) (7,485,479)
Ekuitas (defisiensi modal) yang dapat diatrubusikan kepada pemilik entitas induk
(3,876,317) (1,028,152)
1,649,899
(6,288,497) (1,324,050)
Kepentingan non pengendali
(247) (247)
(247)
(247) (229)
JUMLAH EKUITAS (3,876,564) (1,028,399) 1,649,652 (6,288,744) (1,324,279)
6. Kejadian Penting setelah 30 Juni 2015
Tidak ada kejadian penting yang material dan relevan yang perlu diungkapkan dalam
Prospektus ini setelah Laporan Keuangan tanggal 30 Juni 2015.
7. Kebijakan Dividen
Perseroan hanya dapat membayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan
berdasarkan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”), dalam
keputusan mana juga harus ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen, dengan
13
memperhatikan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan di Bursa Efek
di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.
Dividen untuk satu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu
terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau
atas wewenang dari RUPS dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil.
8. Perpajakan
Pajak Penghasilan atas dividen saham yang dikenakan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun
2008 tanggal 23 September 2008 (berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009) Tentang
Perubahan Ke-empat Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dividen
atau bagian keuntungan yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib
Pajak dalam negeri, koperasi dan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia,
dividen atau keuntungan tersebut tidak termasuk sebagai objek Pajak Penghasilan dengan
syarat:
1. dividen berasal dari cadangan laba ditahan; dan
2. bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah
yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen
paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor.
Pembayaran dividen kepada pemegang saham akan dikenakan pemotongan Pajak
Penghasilan (PPh) sebagai berikut:
- PPh Final pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari nilai bruto untuk Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Negeri.
- PPh pasal 23 sebesar 15% dari nilai bruto untuk Wajib Pajak Badan Hukum Dalam
Negeri yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
- PPh pasal 23 sebesar 30% untuk Wajib Pajak Badan Hukum Dalam Negeri yang tidak
memiliki NPWP.
- PPh Pasal 26 sebesar 20% dari nilai bruto untuk Wajib Pajak Luar Negeri atau sesuai
tarif yang tercantum dalam Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Negara
Republik Indonesia dengan Negara tempat domisili pemegang saham untuk Wajib
Pajak Luar Negeri. Pemegang Saham yang merupakan Wajib Pajak Luar Negeri yang
bermaksud untuk meminta pemotongan pajaknya disesuaikan dengan tarif yang
tercantum dalam P3B wajib menyerahkan Surat Keterangan Domisili sesuai
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER 61 dan 62 tahun 2009.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak
Penghasilan Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, yang diubah
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 1997 dan tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 1997 tentang Pajak
Penghasilan Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat
Edaran Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. SE-06/Pj.4/1997 tanggal 20 Juni 1997
tentang Koleksi Pemungutan Pajak Penghasilan sebagai Hasil dari Penjualan Saham di Bursa
Efek ditetapkan sebagai berikut:
14
- Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Wajib Pajak Badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dikenakan Pajak
Penghasilan sebesar 0,1% (satu per seribu) dari jumlah bruto nilai transaksi
penjualan dan bersifat final. Penyetoran Pajak Penghasilan yang terhutang dilakukan
dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara
pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham.
- Pemilik saham pendiri akan dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat
final sebesar 0,5% (lima per seribu) dari nilai keseluruhan saham pendiri yang
dimilikinya sejak tanggal 29 Mei 1997 atau pada saat Penawaran Umum, jika
Penawaran Umum dilaksanakan setelah tanggal 29 Mei 1997.
- Pemilik saham pendiri harus difasilitasi dalam memenuhi kewajiban pajaknya
melalui penilaian sendiri sehubungan dengan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan
di atas. Dalam situasi demikian, pemilik saham pendiri untuk tujuan pajak dapat
melakukan perhitungan atas apa yang ia anggap sebagai pendapatan yang timbul
dari transaksi. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terhutang dapat
dilakukan oleh Perseroan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut mulai
diperdagangkan di Bursa Efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih
metode pembayaran melalui metode ini, maka penghitungan Pajak Penghasilannya
dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai ketentuan
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 17 Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan yang baru-baru ini diubah dengan Undang-undang No. 36 tahun
2008.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.03/2009
tanggal 29 Desember 2009 tentang "Pembebasan dari Pajak Penghasilan pada Bidang
Investasi tertentu yang Menghasilkan Penghasilan atas Dana Pensiun”, pendapatan yang
diperoleh dari dana pensiun yang telah disetujui oleh Menteri Keuangan Negara Republik
Indonesia dibebaskan dari pajak penghasilan sepanjang laba tersebut diterima atau
diperoleh dari investasi tersebut dalam bentuk dividen saham atas perusahaan suatu
perseroan terbatas yang terdaftar atau tercatat di Bursa Efek di Indonesia.
KREDITUR PERSEROAN YANG BERHAK MENERIMA DAN MEMILIKI OWK DALAM PENERBITAN
OWK INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-
MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMILIKAN OWK MELALUI
PENERBITAN OWK INI.
9. Nama dan Alamat Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal
Pihak Penunjang Alamat Tipe Jasa
PT Ficomindo Buana Registrar
Mayapada Tower Lantai 10, Suite 02B Jl. Jend. Sudirman Kav.28, Karet, Setiabudi, Jakarta 12920
Biro Administrasi Efek
KAP Y. Santosa dan Rekan Jl. Sisingamangaraja Lt.2 No.26, Jakarta 12120
Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasi
15
1. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Berdasarkan daftar pemegang saham tanggal 30 Juni 2015 yang diterbitkan oleh
PT Ficomindo Buana Registrar sebagai biro administrasi efek Perseroan, struktur permodalan
dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Saham
Seri A – Nilai Nominal Rp.200 Seri B – Nilai Nominal Rp.100
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal
%
(Rp) (Rp)
A. Modal dasar 10.000.000.000 2.000.000.000.000 32.111.652.195 3.211.165.219.500
B. Modal Ditempatkan Dan Disetor Penuh
1. PT Mahindo Agung Sentosa
4.454.895.515
890.979.103.000
545.543.485
54.554.348.500
16,35
2. PT Bakrie Global Ventura 2.896.974.713 289.697.471.300 9,47 3. Raiffeisen Bank
International AG, S/A Best Quality Global Limited
2.213.279.000
221.327.900.000
7,24 4. PT Bakrie & Brothers Tbk 43.043.142 4.304.314.200 0,14 5. Masyarakat 1.296.606.935 259.321.387.000 19.134.247.865 1.913.424.786.500 66,80
Jumlah Modal Ditempatkan Dan Disetor Penuh
5.751.502.450
1.150.300.490.000
24.833.088.205
2.483.308.820.500
100
C. Saham Dalam Portepel
4.248.497.550
849.699.510.000
7.278.563.990
727.856.399.000
Berikut merupakan laporan kepemilikan efek yang mencapai 5% atau lebih dari saham yang
ditempatkan dan disetor penuh per tanggal 30 Juni 2015:
No Nama Alamat Jumlah Saham Pemilikan
1 PT Mahindo Agung Sentosa
Gedung Graha Kapital, Lantai 2 Jalan Kemang Raya No. 4 Bangka, Mampang Prapatan
5,000,439,000 16,35%
2 PT Bakrie Global Ventura
Bakrie Tower, Lantai 35-37
Rasuna Epicentrum Complex Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta 2,896,974,713 9,47%
3
Raiffeisen Bank International s/a Best Quality Global Limited
OMC Chambers, Wichams Cay, 1 Road Town, Tortola, British Virgin Islands
2,213,279,000 7,24%
2. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan
adalah sebagai berikut:
16
DEWAN KOMISARIS
Anindya Novyan Bakrie, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 40 tahun. Anindya Novyan Bakrie telah menjabat sebagai Presiden Komisaris kami sejak 2013. Sebelum diangkat sebagai Komisaris Utama, beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2003. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Viva Media Baru sejak 2013, Direktur Utama PT Visi Media Asia (VIVA) sejak 2008, Presiden Komisaris PT Lativi Mediakarya sejak tahun 2007, Komisaris Utama PT Intermedia Capital Tbk sejak 2013, dan Presiden Komisaris PT Cakrawala Andalas Televisi sejak 2009. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Deputi Chief Operating Officer dan Managing Director di PT Bakrie & Brothers Tbk.
1997–1999 dan Analis Keuangan di Salomon Brothers Inc., New york dari tahun 1996 sampai 1997. Pernah menjabat sebagai Wakil KetuaTelekomunikasi, Teknologi Informasi dan Media di Kamar Dagang Indonesia (“KADIN”), setelah menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Telekomunikasi di KADIN hingga 2008 dan Anggota Dewan Penasehat Asia Pacific Media Forum (APMF) sejak tahun 2003. Sebelumnya beliau adalah Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan Media, dan anggota Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Anggota Asia Pacific Economic Perusahaan Business Advisory Council (ABAC) Delegasi Indonesia dan Dewan Internasional di Belfer Center for Science and International Affairs of Harvard University, serta pendiri dan Ketua Bakrie Center Foundation. Penerima gelar Sarjana di bidang Ilmu Teknik Industri dari Northwestern University, Chicago, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1996 dan gelar Master di bidang Administrasi Bisnis dari Program Manajemen Global di Stanford Graduate School of Business, California, Amerika Serikat pada tahun 2001
Bobby Gafur S. Umar, Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 47 tahun. Bobby Gafur S. Umar menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2013 dan sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2003. Saat ini beliau adalah Direktur Utama & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk. sejak Juni 2010. Di samping itu beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Sumatera Plantations sejak Juli 2002, Direktur Utama/CEO PT Bakrie Indo Infrastructure sejak Maret 2008. Sebelumnya beliau menjabat sebagai anggota direksi di beberapa Perusahaan antara lain , Vice President Commissioner PT Bakrie & Brothers Tbk , Direktur PT Bakrie Sumatera Plantations
Tbk, Direktur PT Bakrie Pasaman Plantations , dan Direktur PT Agrowiyana . Beliau juga merupakan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia masa bakti 2012-2015, Ketua Asosiasi Keinsinyuran se-ASEAN (AFEO) masa bakti 2012-2013, wakil Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia masa bakti 2011-2017, dan Ketua Komite tetap Pengembangan Infsastruktur Kamar Dagang dan Industri Indonesia masa bakti 2010-2015,.Gelar Master of Business Administration diperoleh Bobby Gafur dari University of Arkansas, Amerika Serikat pada tahun 1995.
17
Ai Mulyadi Mamoer, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 68 tahun. Ai Mulyadi Mamoer menjabat sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2006 dan Ketua Komite Audit Perseroan sejak Juni 2006. Beliau juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Tiga Pilar Kemitraan, sebuah asosiasi anti-korupsi yang terdiri dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dan setelahnya menggagas berdirinya Komunitas Pengusaha Anti Suap (KUPAS). Beliau adalah Eksekutif Indonesia Procurement Watch, pendiri dan anggota Dewan Eksekutif Masyarakat Pengusaha Indonesia, pendiri dan anggota dari Tim 45 Dewan Integritas Bangsa.
Anggota dari Dewan Eksekutif Transparency International Indonesia, Komunitas Telematika Indonesia, Masyarakat Komisaris Indonesia, Komite Integritas BULOG, PERTAMINA, dan JAMSOSTEK, sebelumnya ia bertindak sebagai Expert Advisor dan Koordinator Expert Advisor Presiden Direktur PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., Komisaris PT Ratelindo, Komisaris Perum Pos dan Giro dan Kepala Departemen Perencanaan di Kementerian Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Penerima gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung dan gelar Master di bidang Ekonomi dari Michigan.
DIREKSI
Jastiro Abi, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 43 tahun. Jastiro Abi menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 2013 dan sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan kurun waktu 2011–2013 dan Direktur Keuangan Perseroan dari tahun 2007 sampai 2011. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Bakrie Swasakti Utama dan berbagai posisi manajerial pada divisi Corporate Banking, Credit Recovery Unit, Trade Finance di HSBC pada tahun 1998 sampai 2002 dan PT Astra International Tbk pada tahun 1997 sampai 1998. Saat ini beliau juga menjabat sebagai anggota Badan Pengawas di Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI). Memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Diponegoro pada tahun 1995, MEngSc dari Queensland University
of Technology Australia pada tahun 1997, MBA dari University of Western Australia pada tahun 2005.
Harya Mitra Hidayat, Direktur Warga Negara Indonesia, 41 tahun. Menjabat sebagai Direktur sejak 2012. Sebelumnya di PT Bakrie Telecom Tbk. menjabat sebagai Executive Vice President 2006–2007. Jabatan lain sebelumnya adalah Direktur Utama PT Bakrie Toll Road dari 2007–2012, VP Corporate Finance di PT Bumi Resources Tbk. 2004–2007, VP Corporate Finance di Capital Manager Asia selama 2002–2004. Tahun 2001–2002 menjabat Associate Director di AAJ Associates. Tahun 1998 menjabat sebagai Management Trainee di Worldcom, Associates di Merrill Lynch, Singapura tahun 1999–2001. Memperoleh gelar MBA dari University of Baltimore, Maryland 1999, dan B.S. Business Administration di Denver University, Colorado 1996.
18
Bachder Bachtarudin, Direktur Warga Negara Indonesia, 43 tahun. Bachder Bachtarudin menjabat Direktur dan Chief Financial Officer Perseroan sejak April 2013, dan sebelumnya menjabat sebagai Kepala Keuangan pada tahun 2010. Memiliki pengalaman sekitar 17 tahun sebagai praktisi di bidang keuangan, dan sebelumnya menjabat sebagai CFO PT Jatis Piranti Solusindo, anak perusahaan dari Sumitomo Corporation, dari 2010 hingga 2012. Selain itu, ia menjabat sebagai CFO PT WPP Group M, salah satu dari media agency terbesar di Indonesia dari tahun 2006 sampai 2008. Beliau memperoleh gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti pada tahun 1995. Imanuddin Kencana Putra, Direktur Independen Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Imanuddin Kencana Putra, menjabat sebagai Direktur & Chief Operating Officer sejak Februari 2014, bertanggung jawab untuk mengawasi operasional termasuk HR, Sales & Marketing. Beliau juga menjabat sebagai Group HR Director di Bakrie Global/ VIVA. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur HR sejak Maret 2012. Sebelum bergabung di PT Bakrie Telecom Tbk., menjabat sebagai Regional Director Human Resources SE Asia and Pacific, Samsung Asia Pte. Ltd., 2010–2012. Berbagai posisi strategis di bidang bisnis, operasional, dan human resources di beberapa perusahaan multinasional seperti Coca Cola Indonesia, Ecco Sko A/S, dan beberapa perusahaan lokal.
Memperoleh gelar MBA dari IPMI Business School/Monash University pada tahun 1998, dan lulus Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 1997
Gambaran Umum Perjanjian Perdamaian
Sebagaimana dijelaskan pada bagian Pendahuluan Prospektus ini, pada tanggal 23 Oktober 2014,
Netwave mengajukan permohonan PKPU terhadap Perseroan dengan register perkara No.
59/Pdt.Sus/PKPU/201/PN.Niaga.Jkt.Pst sebagai akibat dari tidak dibayarkannya utang yang telah
jatuh tempo Perseroan terhadap Netwave sebesar Rp 4.737.244.000. Pada rapat kreditor tanggal 8
Desember 2014 yang dilaksanakan di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah
dilakukan pembahasan dan pemungutan suara (voting) kreditor atas Rencana Perdamaian yang
diajukan oleh Perseroan dan sebagian besar kreditor konkuren Perseroan atau sejumlah 94,56%
kreditor konkuren dan sejumlah 100% kreditor yang piutangnya dijamin telah memberikan suara
setuju atas Rencana Perdamaian tersebut.
Pada tanggal 9 Desember 2014, Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat yang memeriksa dan mengadili Perseroan telah mengeluarkan keputusan yang mengesahkan
(melakukan homologasi) Perjanjian Perdamaian dalam PKPU antara Perseroan dan para kreditornya.
Selanjutnya berdasarkan hal-hal tersebut di atas dalam Perjanjian Perdamian ini Perseroan dan Para
Kreditor dengan ini saling menyetujui hal-hal yang telah diatur di dalam Rencana Perdamaian, antara
lain sebagai berikut:
19
- Perjanjian Perdamaian dibuat dengan mempertimbangkan dan mendasarkan kepada
keadaan kegiatan usaha Perseroan saat ini, Perjanjian Penggabungan Kegiatan Usaha
Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi antara Perseroan dengan PT Smartfren Telecom
Tbk tanggal 30 Oktober 2014, Perjanjian Sewa Menyewa Jaringan Telekomunikasi antara
Perseroan dengan PT Smartfren Telecom Tbk tanggal 30 Oktober 2014 dan keadaan pasar,
serta kedudukan para kreditor Perseroan sehubungan dengan jaminan-jaminan yang
dimiliki oleh kreditor separatis dan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang relevan
dengan jaminan-jaminan yang diberikan tersebut
- Cash Waterfall.
Perseroan akan berusaha mengalokasikan Sisa Kas Operasional (diluar utang baru dan
penerbitan saham baru) dari kegiatan usaha utama Perseroan ke dalam suatu rekening
Perseroan dan akan dipergunakan dengan urutan skala prioritas sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam perjanjian PKPU.
- Pengesampingan Terhadap Kewajiban Lain.
Perjanjian Perdamaian tidak mengikat atau tidak berlaku terhadap pembayaran atau
pelaksanaan kewajiban-kewajiban Perseroan kepada setiap pihak yang terkait dengan
pelaksanaan Perjanjian Penggabungan Kegiatan Usaha Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi antara Perseroan dengan PT Smartfren Telecom Tbk tertanggal 30 Oktober
2014 dan Perjanjian Sewa Menyewa Jaringan Telekomunikasi antara Perseroan dengan PT
Smartfren Telecom Tbk tertanggal 30 Oktober 2014 berikut seluruh perjanjian turunannya.
- Seluruh bunga, penalti, dan/atau denda yang telah timbul sampai dengan Tanggal
Homologasi akibat Utang Perseroan akan dihapuskan seluruhnya, kecuali diatur sebaliknya
secara tegas dan khusus oleh Perseroan dalam Perjanjian Perdamaian.
- Terhadap tagihan-tagihan lain (“Utang Diluar Verifikasi”) yang:
o belum teridentifikasi sampai perjanjian perdamaian dihomologasi; atau
o yang baru teridentifikasi setelah Perjanjian Perdamaian dihomologasi namun
tagihan tersebut berasal dari atau timbul karena kondisi perbuatan hukum,
permulaan atau rangkaian kejadian atau ketentuan hukum yang terdapat sebelum
Perjanjian Perdamaian ini dihomologasi yang terdapat putusan badan peradilan
atau badan arbitrase yang berkekuatan hukum tetap yang diakui oleh hukum
Indonesia.
Maka tagihan-tagihan lain sebagaimana disebut di atas (Utang Diluar Verifikasi) akan tunduk
pada ketentuan sebagai berikut:
• tagihan tersebut dapat diterima oleh Perseroan namun harus sesuai dengan prinsip
akuntansi Indonesia (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan/ PSAK) dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; dan
• hanya ketika ketentuan tersebut di atas telah terpenuhi dan tagihan diterima dan
diakui kemudian oleh Perseroan maka tagihan tersebut akan dibayar Perseroan
mulai tahun ke-31 setelah Tanggal Homologasi.
Tata Cara Penyelesaian Utang Berdasarkan Perjanjian Perdamaian
Utang Usaha
A. Utang Usaha senilai Rp1 sampai dengan Rp3.000.000.000 (“Utang Kategori Tranche
A”), akan dibayarkan oleh Perseroan secara tunai dengan ketentuan sebagai berikut:
20
a. Utang Usaha senilai Rp1 sampai dengan Rp3.000.000.000, pembayarannya
akan dicicil dan akan dibayar selambat-lambatnya sampai bulan ke-84
setelah Tanggal Homologasi;
b. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar Utang Usaha yang senilai Rp1 sampai dengan
Rp3.000.000.000 (Utang Kategori Tranche A), maka sisa nilai utang yang
tidak dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan
pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran utang pada tanggal
jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai tanggal jatuh
tempo terakhir; dan
c. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa utang sesuai dengan tanggal jatuh tempo
terakhir, maka atas sisa utang tersebut akan dibayarkan paling lambat pada
akhir tahun ke-15 setelah Tanggal Homoligasi.
B. Utang Usaha senilai di atas Rp3.000.000.000 dalam mata uang selain Rupiah (“Utang
kategori Tranche C”) dan utang usaha senilai di atas Rp3.000.000.000 dalam mata
uang Rupiah (“Utang Kategori Tranche D”), akan dibayarkan oleh Perseroan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. nilai Utang Usaha sampai Rp3.000.000.000 pertama akan dibayarkan sesuai
ketentuan Perjanjian Perdamaian;
b. 30% dari sisa Utang Usaha setelah dikurangi nilai sesuai butir a akan
dibayarkan secara tunai (“Porsi Tunai”) dengan cara dicicil dan akan dibayar
selambat-lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi;
c. Perseroan akan memberikan bunga atas Porsi Tunai Utang Kategori Tranche
C sebesar 4% per tahun dan untuk Porsi Tunai Utang Kategori Tranche D
sebesar 6% per tahun, yang akan dibayarkan dengan mengikuti jadwal
pembayaran Porsi Tunai di atas;
d. 70% dari sisa Utang Usaha setelah dikurangi nilai sesuai butir a akan
dibayarkan dengan OWK Perseroan yang berjangka waktu 10 tahun
terhitung sejak Tanggal Efektif dengan harga pelaksanaan sebesar
Rp200/saham dengan memperhatikan ketentuan Pasar Modal yang berlaku
dan ketentuan dalam UUPT berikut dengan perubahan dan/atau
tambahannya;
e. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar Porsi Tunai beserta bunganya yang diatur
dalam Perjanjian Perdamaian, maka sisa nilai Porsi Tunai dan bunganya yang
tidak dapat dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan
pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran Porsi Tunai pada
tanggal jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai tanggal
jatuh tempo terakhir;
f. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai dan bunga yang belum
dibayarkan pada jadwal sebagaimana dimaksud pada butir e di atas sampai
dengan bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi maka Sisa Porsi Tunai
21
tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah bulan
ke-66 tersebut secara pro rata setiap tahunnya;
g. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai pada saat jatuh tempo
sebagaimana dimaksud pada butir f di atas, maka Sisa Porsi Tunai yang
belum dibayarkan tersebut akan ditangguhkan pembayarannya dan
digabungkan dengan pembayaran sisa Porsi Tunai pada saat jatuh tempo
berikutnya dan demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh tempo
terakhir (pada akhir tahun ke-5);
h. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai dengan jadwal sebagaimana
dimaksud pada butir g di atas, maka atas sisa Porsi Tunai tersebut akan
dibayarkan dengan obligasi wajib konversi Perseroan yang berjangka waktu
2 (dua) tahun dengan tata cara dan harga pelaksanaan konversi minimal
sesuai dengan ketentuan Pasar Modal yang berlaku dan ketentuan UUPT
("OWK B Perseroan"); dan
i. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai pokok 70% sebagaimana pada
butir d di atas, yang akan dikonversi menjadi saham sesuai ketentuan di
atas.
Utang Tower Provider (Penyedia Menara)
Berikut adalah ketentuan restrukturisasi untuk Utang Tower Provider atas sewa tower yang
telah jatuh tempo, belum dibayarkan dan timbul sampai dengan tanggal 10 November 2014:
A. Utang Rp1 sampai dengan Rp3.000.000.000 (Utang Kategori Tranche A), akan
dibayarkan oleh Perseroan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Utang Rp1 sampai dengan Rp3.000.000.000 pembayarannya akan dicicil dan
akan dibayar selambat-lambatnya sampai bulan ke-84 setelah Tanggal
Homologasi;
b. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar utang sebagaimana dimaksud pada Perjanjian
Perdamaian (Utang Kategori Tranche A), maka sisa nilai utang yang tidak
dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan
pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran utang pada tanggal
jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai tanggal jatuh
tempo terakhir;
c. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa utang sesuai dengan jadwal pada butir b
sampai dengan jatuh tempo terakhir, maka atas sisa utang tersebut akan
dibayarkan paling lambat pada akhir tahun ke-15 setelah Tanggal
Homologasi;
B. Utang di atas Rp3.000.000.000, akan dibayarkan oleh Perseroan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. nilai utang sampai dengan Rp3.000.000.000 pertama akan dibayarkan sesuai
ketentuan Perjanjian Perdamaian;
22
b. 30% dari sisa utang setelah dikurangi nilai sesuai butir a di atas (Utang
Kategori Tranche D), berikut dengan bunga sebesar 6% per tahun dari nilai
tersebut akan dibayarkan secara tunai dengan cara dicicil dan akan dibayar
selambat-lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi;
c. 70% dari sisa utang setelah dikurangi nilai sesuai butir a di atas akan
dibayarkan dengan OWK Perseroan yang berjangka waktu 10 (sepuluh)
tahun terhitung sejak Tanggal Efektif dengan harga pelaksanaan konversi
Rp200/saham dengan memperhatikan ketentuan Pasar Modal yang berlaku
dan ketentuan UUPT;
d. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar Porsi Tunai yang diatur dalam Perjanjian
Perdamaian, maka sisa nilai Porsi Tunai yang tidak dapat dibayarkan pada
setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan pembayarannya dan
digabungkan dengan pembayaran Porsi Tunai pada tanggal jatuh tempo
berikutnya dan demikian selanjutnya sampai dengan tanggal jatuh tempo
terakhir;
e. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai dan bunga sampai dengan
bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi maka sisa Porsi tunai tersebut akan
dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah bulan ke-66 tersebut
secara pro-rata setiap tahunnya;
f. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai sesuai jadwal sebagaimana
dimaksud pada butir e di atas maka sisa Porsi Tunai yang belum dibayarkan
tersebut akan ditangguhkan pembayarannya dan digabungkan dengan
pembayaran sisa Porsi Tunai pada saat jatuh tempo berikutnya dan
demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh tempo berakhir (pada akhir
tahun ke-5);
g. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai sampai dengan akhir tahun ke-
5 sebagaimana dimaksud pada butir 6, maka atas sisa Porsi Tunai tersebut
akan dibayarkan dengan OWK B Perseroan; dan
h. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai pokok 70% sebagaimana
dimaksud pada butir c di atas, yang akan dikoversi menjadi saham sesuai
ketentuan diatas.
C. Sisa Masa Sewa
Berikut adalah ketentuan restrukturisasi untuk Utang Tower Provider atas nilai sewa
untuk sisa masa sewa tower berdasarkan perjanjian sewa tower yang telah ada
antara Perseroan dengan masing-masing Kreditor atas Utang Tower Provider yang
dihitung sejak tanggal 10 November 2014 sampai dengan akhir masa sewa tower
sesuai masing-masing perjanjian tersebut:
a. 100% dari nilai sisa masa sewa akan ditukar dengan OWK berjangka waktu
10 (sepuluh) tahun yang diterbitkan oleh Perseroan pada Tanggal Efektif
23
dengan harga pelaksanaan konversi Rp200/saham, dengan memperhatikan
ketentuan Pasar Modal yang berlaku dan ketentuan UUPT; dan
b. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai yang akan ditukar menjadi
OWK sesuai ketentuan di atas.
D. Penghentian Fasilitas Penyediaan Tower
Kreditor atas Utang Tower Provider dapat menghentikan layanan penggunaan tower
yang disewa oleh Perseroan pada akhir bulan Juni 2015 kecuali ditentukan lain oleh
Perseroan dan kreditor atas Utang Tower Provider terkait.
Utang Biaya Hak Penggunaan ("BHP") dan Universal Service Obligation ("USO")
A. Utang Pokok BHP dan USO adalah utang yang diakui Perseroan secara tertulis
sampai dengan 10 November 2014 (“Utang Pokok BHP”), terdiri atas:
a. Utang BHP Frekuensi Pita;
b. Utang BHP Frekuensi ISR;
c. Utang BHP Telekomunikasi; dan
d. Utang USO.
B. Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran atas Utang Pokok BHP, maka kelebihan
pembayaran tersebut akan diperhitungkan sebagai pembayaran cicilan Utang Pokok
BHP berikutnya.
C. Pembayaran Utang Pokok BHP Frekuensi Pita, Utang BHP Frekuensi ISR, Utang BHP
Frekuensi Telekomunikasi dan Utang USO akan dicicil dan akan dibayar selambat-
lambatnya sampai bulan ke 10 setelah Tanggal Homologasi.
D. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar utang yang diatur dalam butir C di atas maka sisa utang yang tidak dapat
dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan pembayarannya dan
digabungkan dengan pembayaran utang pada tanggal jatuh tempo berikutnya dan
demikian selanjutnya sampai dengan tanggal jatuh tempo terakhir. Apabila masih
terdapat sisa utang yang belum dibayarkan setelah tahun ke-10 setelah Tanggal
Homologasi maka sisa utang tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun berikutnya secara pro rata setiap tahunnya.
E. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar utang sesuai jadwal sebagaimana dimaksud pada butir D di atas maka
sisa utang yang belum dibayarkan tersebut akan ditangguhkan pembayarannya dan
digabungkan dengan pembayaran sisa utang pada saat jatuh tempo berikutnya dan
demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh tempo terakhir (pada akhir tahun
ke-5).
F. Dalam hal terdapat penjaminan atas pembayaran Utang Pokok BHP dan penjaminan
tersebut kemudian jatuh tempo dan diefektifkan/dicairkan sebelum jadwal
pembayaran Utang Pokok BHP tersebut di atas berakhir, maka jadwal pembayaran
tersebut tidak berlaku lagi kecuali masih terdapat sisa Utang Pokok BHP terkait yang
jadwal pembayarannya tetap akan merujuk pada jadwal pembayaran Utang Pokok
BHP sebagaimana ketentuan dalam Perjanjian Perdamaian ini.
Utang Dana Hasil Wesel Senior
A. Pembayaran Utang Dana Hasil Wesel Senior akan dilakukan oleh Perseroan dengan
cara sebagai berikut:
24
a. 30% dari Utang Dana Hasil Wesel Senior (Utang Kategori Tranche C) akan
dibayarkan secara tunai dengan cara dicicil dan akan dibayarkan selambat-
lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi;
b. Perseroan akan memberikan bunga atas Porsi Tunai untuk Utang Kategori
Tranche C sebesar 4%, yang akan dibayarkan sesuai dengan jadwal
pembayaran sebagaimana dimaksud pada butir a di atas;
c. 70% dari Utang Dana Hasil Wesel Senior akan dibayarkan dengan OWK yang
diterbitkan oleh Perseroan yang berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terhitung sejak Tanggal Efektif dan dapat diperpanjang oleh Perseroan
dengan harga pelaksanaan konversi sebesar Rp200/saham, dengan
memperhatikan ketentuan Pasar Modal yang berlaku dan ketentuan UUPT;
d. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar Porsi Tunai beserta bunganya yang diatur
dalam butir a di atas, maka sisa nilai Porsi Tunai dan bunganya yang tidak
dapat dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan
pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran Porsi Tunai pada
tanggal jatuh tempo berikutnya dan demikian seterusnya;
e. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai dan bunganya sampai bulan
ke-66 setelah Tanggal Homologasi maka sisa Porsi Tunai dan bunganya
sampai bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi maka sisa Porsi Tunai
tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah bulan
ke-66 tersebut secara pro rata setiap tahunnya;
f. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai sampai dengan tanggal jatuh
tempo sesuai jadwal sebagaimana dimaksud pada butir e di atas, maka sisa
Porsi Tunai yang belum dibayarkan tersebut akan ditangguhkan
pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran Porsi Tunai pada saat
jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh
tempo terakhir (pada akhir tahun ke-5);
g. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash
Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat
cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai setelah akhir tahun ke-5
sebagaimana dimaksud pada butir f, maka atas sisa Porsi Tunai tersebut
akan dibayarkan dengan OWK B Perseroan;
h. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai pokok 70% sebagaimana
dimaksud pada butir c di atas, yang akan dikonversi menjadi saham sesuai
ketentuan di atas;
i. jika diperlukan, Perseroan akan berusaha meminta atau melakukan
upaya/tindakan yang diperlukan agar dilaksanakan
penyelesaian/pembayaran atas Utang dana Hasil Wesel Senior sesuai
dengan ketentuan Perjanjian Perdamaian ini, termasuk namun tidak
terbatas pada tindakan dan ketentuan, antara lain sebagai berikut:
i. Secara khusus meminta perhatian pengadilan bahwa, dalam rangka
memenuhi ketentuan Securities Acts Amerika Serikat, Perseroan
25
diperkenankan untuk berpedoman pada pengecualian terhadap
pendaftaran berdasarkan Pasal 3 (a) (10) dari Securities Acts 1933
Amerika Serikat. Dimana, Pasal 3 (a) (10) mengizinkan suatu proses
pengadilan di luar Amerika Serikat (dalam hal ini, proses PKPU
Perseroan) untuk melakukan suatu pertukaran Wesel Senior dengan
pemegang Wesel Senior yang berada di Amerika Serikat jika
memenuhi syarat-syarat tertentu.
ii. Atas Porsi Tunai dapat diterbitkan sebagai surat berharga yang
diterbitkan oleh Perseroan dan ditawarkan kepada para pemegang
Wesel Senior sebagai pertukaran (exchange offer) berdasarkan
peraturan pasar modal yang berlaku, termasuk pengecualian
pendaftaran yang sesuai berdasarkan Securities Acts Amerika
Serikat. Surat Berharga yang baru dapat memiliki ketentuan dan
persyaratan tambahan sebagaimana akan disetujui oleh pemegang
Wesel Senior, dengan ketentuan tidak bertentangan dengan isi
Perjanjian Perdamaian.
iii. Apabila ada pemegang Wesel Senior yang tidak bersedia untuk
melepaskan tagihan berdasarkan hukum manapun, maka mereka
tidak berhak untuk menerima surat berharga baru. Ketentuan ini
secara khusus tidak mengurangi hak Perseroan untuk meminta
pengakuan atas proses PKPU ini berdasarkan Pasal 15 Bankruptcy
Code Amerika Serikat atau setiap ketentuan lain dari hukum
nasional manapun yang mengizinkan pengakuan atas proses
pengadilan asing.
iv. Melakukan upaya yang wajar agar Pemegang wesel Senior asing
dapat dihubungi melalui sistem kliring (clearing system). Namun
demikian, jika ada pemegang Wesel Senior asing yang tidak dapat
dihubungi atau tidak memberikan dokumentasi yang diperlukan
untuk menerima surat berharga baru dalam waktu 6 (enam) bulan
sejak pemberitahuan, maka seluruh hak mereka akan gugur.
j. Untuk menghindari keragu-raguan:
i. Wesel Senior adalah wesel senior atau obligasi/bond senilai
USD380,000,000 dengan penerbitan USD250 Million at 11.5%
Guaranteed Senior Notes Due 2015 dan USD130 Million Senior Notes
at 100.7% yang diterbitkan oleh Bakrie Telecom Pte. Ltd. ("BTPL").
ii. Utang Dana Hasil Wesel Senior adalah utang Perseroan kepada BTPL
sebesar USD380,000,000 berdasarkan Intercompany Loan
Agreement dan Supplemental Intercompany Loan Agreement
masing-masing tertanggal 7 Mei 2010 dan 27 Januari 2011
(“Intercompany Loan Agreement”) dimana Perseroan sebagai
peminjam dan BTPL sebagai pemberi pinjaman.
iii. Dana Hasil Wesel Senior yang diperoleh Perseroan berdasarkan
Intercompany Loan Agreement merupakan dana hasil penerbitan
Wesel Senior yang diberikan oleh BTPL dalam bentuk pinjaman
kepada Perseroan melalui Intercompany Loan Agreement.
iv. Dengan dihomologasinya Perjanjian Perdamaian ini yang juga
mencakup skema atau pola penyelesaian Utang Dana Hasil Wesel
Senior oleh Perseroan sebagaimana diatur dalam Perjanjian
26
Perdamaian ini, maka terhitung sejak Tanggal Homologasi tersebut,
Perseroan tidak lagi memiliki kewajiban untuk memenuhi seluruh
perjanjian atau dokumen terkait dengan penerbitan Wesel Senior
yang menjadi berakhir, termasuk namun tidak terbatas pada
pemenuhan seluruh jaminan yang ada dalam rangka penerbitan
Wesel Senior yaitu jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) yang
diberikan oleh Perseroan, jaminan yang diberikan oleh Perseroan,
jaminan yang dberikan oleh Para Penjamin, serta jaminan lainnya
apabila ada. Dalam hal terdapat putusan badan peradilan yang telah
berkekuatan hukum tetap dan diakui oleh hukum Indonesia yang
menyatakan Perseroan dan Para Penjamin wajib melaksanakan
pembayaran akibat pencairan setiap jaminan yang diberikan dalam
penerbitan Wesel Senior maka pembayaran kewajiban tersebut
akan dilakukan Perseroan dengan mengikuti ketentuan Perjanjian
Perdamaian ini dan porsi pembayaran kewajiban tersebut akan
mengurangi porsi pembayaran terhadap Utang Dana Hasil Wesel
Senior secara sama besar.
Utang Afiliasi
Utang Afiliasi akan dibayarkan dengan cara sebagai berikut:
A. 100% dari Utang Afiliasi akan ditukar dengan OWK yang diterbitkan oleh Perseroan
yang berjangka waktu 10 tahun terhitung sejak Tanggal Efektif dengan harga
pelaksanaan konversi Rp200/saham dengan memperhatikan ketentuan Pasar Modal
yang berlaku dan ketentuan UUPT.
B. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai sebagaimana dimaksud pada butir A di
atas yang akan dikonversi menjadi OWK sesuai ketentuan di atas.
Utang dengan Jaminan (“Utang Kategori Tranche B”)
A. Terhadap utang dengan Jaminan dalam Perjanjian Perdamaian yang diperhitungkan
dan diakui adalah seluruh nilai utang pokoknya saja.
B. Seluruh jumlah Utang dengan Jaminan akan dibayarkan secara tunai dengan cara
dicicil dan akan dibayar selambat-lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal
Homologasi.
C. Perseroan akan memberikan bunga atas Utang dengan Jaminan sebesar 4% yang
akan dibayarkan sesuai dengan jadwal pembayaran sebagaimana dimaksud pada
butir B di atas.
D. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar Utang dengan Jaminan beserta bunganya yang diatur dalam butir B dan
C, maka sisa nilai Utang dengan Jaminan dan bunganya yang tidak dapat dibayarkan
pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan pembayarannya dan
digabungkan dengan pembayaran berikutnya pada tanggal jatuh tempo berikutnya
dan demikian seterusnya.
E. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar sisa Utang dengan Jaminan dan bunga yang belum dibayarkan setelah
bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi (“Sisa Utang dengan Jaminan”) maka Sisa
27
Utang dengan Jaminan tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
secara pro rata setiap tahunnya.
F. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar, Sisa Utang dengan Jaminan pada saat jatuh tempo sesuai jadwal
sebagaiman dimaksud pada butir E di atas, maka Sisa Utang dengan Jaminan yang
belum dibayarkan tersebut akan ditangguhkan pembayarannya dan digabungkan
dengan pembayaran Utang dengan Jaminan pada saat jatuh tempo berikutnya dan
demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh tempo terakhir (pada akhir tahun
ke-5).
G. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar Sisa Utang dengan Jaminan, dan setelah akhir tahun ke-5 sebagaimana
dimaksud pada butir F di atas masih terdapat Sisa Utang dengan Jaminan yang
belum terbayarkan, maka atas sisa Utang dengan Jaminan tersebut akan dibayarkan
dengan OWK B Perseroan.
Utang Akibat Derivatif ("Utang Kategori Tranche C")
A. 30% dari sisa Utang Akibat Derivatif akan dibayarkan secara tunai dengan cara dicicil
dan akan dibayar selambat-lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal
Homologasi.
B. Perseroan akan memberikan bunga atas Porsi Tunai 4% per tahun yang akan
dibayarkan dengan mengikuti jadwal pembayaran sebagaimana dimaksud pada butir
A di atas.
C. 70% dari sisa Utang Akibat Derivatif akan ditukar dengan OWK berjangka waktu 10
(sepuluh) tahun yang diterbitkan oleh Perseroan pada Tanggal Efektif dengan harga
pelaksanaan konversi Rp200/saham, dengan memperhatikan ketentuan Pasar
Modal yang berlaku dan ketentuan UUPT.
D. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar Porsi Tunai beserta bunganya yang diatur dalam butir A dan B di atas,
maka sisa nilai Porsi Tunai dan bunganya yang tidak dapat dibayarkan pada setiap
tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan pembayarannya dan digabungkan dengan
pembayaran Porsi Tunai pada tanggal jatuh tempo berikutnya dan demikian
seterusnya.
E. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar sisa Porsi Tunai dan bunga yang belum dibayarkan setelah bulan ke-66
setelah Tanggal Homologasi maka sisa Porsi Tunai tersebut akan dibayarkan dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun setelah bulan ke-66 tersebut secara pro rata setiap
tahunnya.
F. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar sisa Porsi Tunai pada setiap saat jatuh tempo sesuai jadwal sebagaimana
dimaksud pada butir E di atas, maka sisa Porsi Tunai yang belum dibayarkan tersebut
akan ditangguhkan pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran sisa Porsi
28
Tunai pada saat jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai dengan
saat jatuh tempo terakhir (pada akhir tahun ke-5).
G. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk
membayar sisa Porsi Tunai setelah akhir tahun ke-5 sebagaimana dimaksud pada
butir F yang belum terbayarkan, maka atas sisa Porsi Tunai tersebut akan ditukar
dengan OWK B Perseroan.
H. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai pokok 70% sebagaimana dimaksud
dalam butir C di atas yang akan dikonversi menjadi saham sesuai ketentuan di atas.
Penerbitan saham baru hasil konversi OWK B Perseroan akan dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
A. OWK B Perseroan diterbitkan dengan mekanisme persetujuan dari Rapat Umum
Pemegang Saham yang dilaksanakan paling cepat 90 hari setelah tanggal jatuh
tempo terakhir sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Perdamaian, kecuali
terdapat permintaan tertulis dari kreditor(-kreditor) yang mewakili sekurang-
kurangnya 75% dari sisa tunggakan porsi tunai sampai tanggal jatuh tempo terakhir
untuk membahas terlebih dahulu bersama dengan Perseroan mengenai rencana
penerbitan OWK B Perseroan tersebut atau alternatif penyelesaian lainnya, dimana
permintaan tertulis tersebut harus sudah diterima oleh Perseroan 60 hari setelah
tanggal jatuh tempo berakhir. Untuk menghindari keragu-raguan, Perseroan tidak
mengagendakan persetujuan rapat pemegang umum saham untuk penerbitan OWK
B Perseroan pada RUPS yang akan diselenggarakan pada tanggal 22 Juni 2015.
B. Penerbitan saham baru tahap pertama dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan
setelah Perseroan memperoleh persetujuan RUPS Perseroan atas penerbitan OWK B
Perseroan tersebut dan saham baru diberikan kepada kreditor pemegang OWK B
Perseroan yang dalam jangka waktu 3 bulan setelah tanggal persetujuan RUPS
tersebut telah menyerahkan kepada Perseroan rekening penerimaan atas nama
kreditor tersebut untuk menerima saham baru.
C. Penerbitan saham baru selanjutnya dilakukan setiap 3 bulan dan dimulai bulan
Maret pada tahun berjalan tersebut dan diberikan kepada kreditor pemegang OWK
B Perseroan yang telah menyampaikan permintaan konversi secara tertulis dan
menyerahkan kepada Perseroan rekening penerimaan atas nama kreditor tersebut
untuk menerima saham baru 2 bulan sebelum tanggal konversi tersebut.
D. Biaya yang timbul (apabila ada) sehubungan dengan pembukaan atau kepemilikan
rekening penerimaan saham oleh kreditor dan biaya pemindahan saham baru ke
rekening kreditor ditanggung oleh kreditor bersangkutan. Perseroan menanggung
biaya yang secara wajar menjadi kewajiban penerbit saham baru.
E. Setiap OWK B Perseroan yang tidak dimintakan konversi oleh kreditor menjadi
saham dan/atau tidak memberikan rekening penerimaan saham baru kepada
Perseroan, sampai dengan berakhirnya jangka waktu OWK B Perseroan tersebut,
maka OWK B Perseroan tersebut menjadi berakhir dan Perseroan tidak memiliki
29
kewajiban apapun terhadap kreditor tersebut sebagaimana kreditor tersebut tidak
memiliki hak tagih apapun kepada Perseroan.
F. Dalam hal sebelum penerbitan saham baru Perseroan terdapat Stock Reverse atau
Stock Split maka hak Kreditor atas saham baru Perseroan yang timbul berdasarkan
Perjanjian Perdamaian ini akan disesuaikan dengan proporsi perolehan saham baru
yang diatur dalam Perjanjian Perdamaian ini sebelum terdapat Stock Reverse atau
Stock Split.
G. Setiap penerbitan OWK B Perseroan dan penerbitan saham baru, Perseroan wajib
memenuhi segala ketentuan yang diatur dalam ketentuan Pasar Modal, UUPT, dan
peraturan undang-undang lainnya termasuk namun tidak terbatas pada persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Keterlambatan penerbitan OWK B
Perseroan dan saham baru sesuai waktu yang telah ditetapkan yang dikarenakan
oleh harus dipenuhi dahulu ketentuan Pasar Modal, UUPT, dan peraturan undang-
undang lainnya tidak dianggap sebagai kegagalan pelaksanaan Perjanjian
Perdamaian.
Efek Yang Akan Diterbitkan
OWK diterbitkan oleh Perseroan sebagai implementasi atas proses PKPU untuk restrukturisasi utang-
utang tertentu dengan cara yang diuraikan secara lebih lengkap dalam Perjanjian Perdamaian.
Berdasarkan Perjanjian Perdamaian, Perseroan diharuskan untuk menerbitkan OWK kepada para
kreditor tertentu dari Perseroan sesuai dengan proporsi yang diatur dalam dokumen-dokumen
tagihan sebagaimana diatur di dalam Perjanjian Perdamaian.
Perseroan akan menerbitkan OWK dalam dua bentuk denominasi, yakni:
1. OWK Denominasi Rupiah yang akan diterbitkan kepada kreditor Perseroan dan akan dilakukan
melalui suatu Akta Pengakuan Utang Dan Penerbitan Obligasi Wajib Konversi ("Akta Penerbitan
Obligasi Konversi"); dan
2. OWK Denominasi Dollar AS yang akan diterbitkan kepada pemegang Wesel Senior melalui suatu
Exchange Offer and Consent Solicitation ("Exchange Offer”) dimana Perseroan akan menukarkan
Wesel Senior dengan OWK Denominasi Dollar AS,
yang mana kedua jenis tersebut memberikan hak mutlak kepada Para Pemegang OWK untuk
mengkonversikan-nya menjadi sejumlah saham konversi di Perseroan sesuai dengan proporsi
sebagaimana diatur dalam Akta Penerbitan Obligasi Konversi dan Exchange Offer (“Saham
Konversi”).
1. Obligasi Wajib Konversi Denominasi Rupiah
Berikut ini adalah ketentuan dan persyaratan draft Akta Penerbitan Obligasi Konversi terkait Obligasi Wajib Konversi Denominasi Rupiah:
30
a. Para Pihak Berdasarkan draft Akta Penerbitan Obligasi Konversi, Akta Penerbitan Obligasi Konversi merupakan suatu perjanjian yang dibuat secara sepihak oleh Perseroan dimana Perseroan berdasarkan Akta Penerbitan Obligasi Konversi mengakui utang yang dimilikinya kepada kreditor-kreditor yang dinyatakan di dalam Lampiran 1 Akta Penerbitan Obligasi Konversi ("Pemegang OWK Denominasi Rupiah") dan berjanji untuk melunasi utang tersebut dengan penerbitan OWK Denominasi Rupiah.
b. Jumlah Pokok Obligasi Wajib Konversi Jumlah pokok OWK Denominasi Rupiah adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 4.372.4