41
1 DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NO. 38/POJK.04/2014 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU DAN PENERBITAN OBLIGASI WAJIB KONVERSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI, SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM PT. BAKRIE TELECOM TBK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. Berkedudukan di Jakarta Selatan Kegiatan Usaha : Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Kantor Pusat Wisma Bakrie, Lantai 3 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 - Indonesia Telepon: (62-21) 9110 1112; Fax: (62-21) 9111 8888 www.bakrietelecom.com e-mail:[email protected] Prospektus ini penting untuk diperhatikan oleh para pemegang saham PT Bakrie Telecom Tbk (“Perseroan”) untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana penerbitan Obligasi Wajib Konversi (“OWK”) berdasarkan Perjanjian Perdamaian dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Perseroan yang telah dihomologasi oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 59/Pdt.Sus/PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 9 Desember 2014 yang mana OWK dapat ditukarkan dengan saham baru Perseroan yang dilakukan tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan per tanggal Prospektus ini. Penukaran OWK dengan saham baru Perseroan tersebut akan dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ("OJK") No. 38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“Peraturan OJK No. 38”).

DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NO. 38/POJK.04/2014 TENTANG ...... · 2018. 1. 29. · 1 dalam rangka memenuhi peraturan otoritas jasa keuangan no. 38/pojk.04/2014

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NO. 38/POJK.04/2014

    TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN

    EFEK TERLEBIH DAHULU DAN PENERBITAN OBLIGASI WAJIB KONVERSI

    OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK

    MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI

    PROSPEKTUS INI, SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT

    ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM

    PT. BAKRIE TELECOM TBK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

    Berkedudukan di Jakarta Selatan

    Kegiatan Usaha :

    Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Kantor Pusat

    Wisma Bakrie, Lantai 3

    Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1

    Jakarta 12920 - Indonesia

    Telepon: (62-21) 9110 1112; Fax: (62-21) 9111 8888

    www.bakrietelecom.com e-mail:[email protected]

    Prospektus ini penting untuk diperhatikan oleh para pemegang saham PT Bakrie Telecom Tbk

    (“Perseroan”) untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana penerbitan Obligasi Wajib

    Konversi (“OWK”) berdasarkan Perjanjian Perdamaian dalam Permohonan Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang (PKPU) Perseroan yang telah dihomologasi oleh Pengadilan Niaga pada

    Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 59/Pdt.Sus/PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 9 Desember

    2014 yang mana OWK dapat ditukarkan dengan saham baru Perseroan yang dilakukan tanpa Hak

    Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 56% dari modal

    ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan per tanggal Prospektus ini. Penukaran OWK

    dengan saham baru Perseroan tersebut akan dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Otoritas

    Jasa Keuangan ("OJK") No. 38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka

    Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“Peraturan OJK No. 38”).

  • 2

    Jika anda mengalami kesulitan untuk memahami informasi sebagaimana tercantum dalam

    Prospektus ini atau ragu-ragu dalam mengambil keputusan, sebaiknya anda berkonsultasi dengan

    perantara pedagang efek, manajer investasi, penasihat hukum, akuntan publik atau penasihat

    profesional lainnya.

    Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama,

    menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dan kelengkapan semua informasi atau

    fakta material dan kewajaran pendapat yang diungkapkan dalam Prospektus ini dan menegaskan

    tidak ada informasi penting dan relevan yang tidak dikemukakan yang dapat menyebabkan informasi

    atau fakta material dan pendapat dalam Prospektus ini menjadi tidak benar dan/atau menyesatkan.

    Rapat Umum Pemegang Saham untuk menyetujui rencana ini akan diselenggarakan di Jakarta pada

    tanggal 12 Januari 2016

    Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 23 November 2015

    Pendahuluan

    1. Latar Belakang

    Pada tanggal 23 Oktober 2014, PT Netwave Multimedia ("Netwave") mengajukan

    permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”) terhadap Perseroan

    kepada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan register perkara No.

    59/Pdt.Sus/PKPU/201/PN.Niaga.Jkt.Pst sebagai akibat dari tidak dibayarkannya utang yang

    telah jatuh tempo Perseroan terhadap Netwave sebesar Rp 4.737.244.000. Pada rapat

    kreditor tanggal 8 Desember 2014 yang dilaksanakan di Pengadilan Niaga pada Pengadilan

    Negeri Jakarta Pusat telah dilakukan pembahasan dan pemungutan suara (voting) kreditor

    atas suatu rencana perdamaian yang diajukan oleh Perseroan dan sebagian besar kreditor

    konkuren Perseroan atau sejumlah 94,56% kreditor konkuren dan sejumlah 100% kreditor

    yang piutangnya dijamin atau kreditor separatis telah memberikan suara setuju atas

    Rencana Perdamaian tersebut.

    Pada tanggal 9 Desember 2014 (“Tanggal Homologasi”), perkara PKPU yang dihadapi

    Perseroan telah selesai dengan telah disahkan/dihomologasi perjanjian perdamaian

    tertanggal 8 Desember 2014 antara Perseroan dengan para kreditornya ("Perjanjian

    Perdamaian") oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

    serta dikeluarkannya putusan yang pada intinya adalah sebagai berikut :

    1. menyatakan sah dan mengikat secara hukum Perjanjian Perdamaian;

    2. menghukum BTEL dan seluruh kreditor-kreditornya untuk tunduk dan mematuhi serta melaksanakan isi Perjanjian Perdamaian;

    3. menyatakan perkara PKPU No. 59/Pdt.Sus/PKPU/2014.PN.Niaga.Jkt.Pst demi hukum berakhir.

    Berdasarkan Perjanjian Perdamaian, (i) sebagian dari utang kategori Tranche C (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Perdamaian), (ii) sebagian dari utang kategori Tranche D (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Perdamaian), (iii) seluruh sisa masa sewa sehubungan dengan Utang Tower Provider (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian

  • 3

    Perdamaian), dan (iv) seluruh Utang Afiliasi (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Perdamaian), akan ditukar dengan OWK dengan ketentuan sebagai berikut:

    1. berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun;

    2. diterbitkan oleh Perseroan pada tanggal diperolehnya persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa Perseroan atas penukaran utang menjadi OWK yang diberikan kepada kreditor berdasarkan Perjanjian Perdamaian yang diselenggarakan paling lambat bulan ke-18 setelah Tanggal Homologasi (”Tanggal Efektif”) ;

    3. harga pelaksanaan konversi Rp200/saham; dan

    4. penerbitan OWK harus memperhatikan ketentuan Pasar Modal yang berlaku dan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas berikut perubahan dan/atau tambahannya ("UUPT").

    OWK tersebut akan dapat ditukarkan dengan saham baru Perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dengan perhitungan per tanggal Prospektus ini.

    2. Manfaat

    Penerbitan OWK adalah untuk melaksanakan Perjanjian Perdamaian dan memberikan

    manfaat-manfaat bagi Perseroan untuk meningkatkan fleksibilitas keuangan Perseroan

    dengan mengurangi jumlah pokok terhutang dan memperpanjang jangka waktu jatuh tempo

    utang Perseroan.

    Informasi Mengenai Perseroan

    1. Riwayat Singkat

    Perseroan didirikan pada tanggal 13 Agustus 1993 berdasarkan Akta No. 94 dibuat di

    hadapan Muhani Salim S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan Akta

    Pembetulan No. 13 tanggal 5 November 1993 dan diubah dengan Akta No.129 tanggal 27

    November 1993, keduanya dibuat di hadapan Abdurachman Kadir SH., Notaris pengganti

    dari Muhani Salim SH., Notaris di Jakarta dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal

    Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang kemudian diperbaharui dengan Undang-undang No.12

    tahun 1970.

    Status Perseroan mengalami perubahan menjadi perusahaan terbuka sebagaimana tertuang

    dalam pernyataan keputusan para pemegang saham yang berkekuatan sama dengan Rapat

    Umum Pemegang Saham yang dituangkan dalam Akta No. 6 tanggal 3 Februari 2006 yang

    dibuat oleh Agus Madjid, SH., Notaris di Jakarta, dimana perubahan tersebut telah

    disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah

    diterima dan dicatat oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum sebagaimana

    tertuang dalam surat No.C-03880 HT.01.04.TH.2006, tanggal 13 Februari 2006. Terakhir

    Anggaran Dasar Perseroan disesuaikan dengan Peraturan OJK No. 32/PJOK.04/2014 melalui

    Akta No. 28, tanggal 10 Juli 2015 yang dibuat di hadapan Lenny Janis Ishak SH, Notaris di

    Jakarta. Perseroan mencatatkan sahamnya dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak

    Februari 2006.

  • 4

    Ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah sebagai berikut:

    - penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan lingkup nasional;

    - perencanaan, pembangunan dan penyewaan sarana/fasilitas telekomunikasi;

    - melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan jaringan dan/atau jasa

    telekomunikasi;

    - melakukan pemeliharaan, penelitian dan pengembangan sarana/fasilitas

    telekomunikasi, serta memperdagangkan perangkat/produk telekomunikasi;

    - penyelenggaraan Sambungan Langsung International (SLI) dan jasa telepon dasar;

    - pengelola fasilitas sistem jasa sebagai Penyedia Jasa Internet;

    - mengoperasikan Jasa Internet Telepon untuk Keperluan Publik (ITKP) dengan jangkauan

    nasional; dan

    - penyelenggaraan jasa nilai tambah telepon pusat layanan informasi.

    Pada bulan Oktober 2014 Perseroan bersama PT Smartfren Telecom Tbk menandatangani

    kerjasama penggabungan kegiatan usaha penyelenggaran jaringan telekomunikasi

    (“Perjanjian Smartfren”) yang menindaklanjuti surat Keputusan Menteri Komunikasi dan

    Informatika Republik Indonesia N0.932/KEP/M.KOMINFO/09/2014 tanggal 26 September

    2014 terkait dengan realokasi penggunaan spektrum frekuensi radio pada pita frekuensi

    radio 800 MHz oleh Perseroan kepada PT Smartfren Telecom Tbk dan sesuai Peraturan

    Menteri Komunikasi dan Informatika No. 30 Tahun 2014 tentang Penataan Pita Frekuensi

    Radio 800 MHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Selular. Perseroan juga

    telah memperoleh Izin Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar Melalui Jaringan Bergerak

    Seluler berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika

    Nomor 186 tahun 2015 tanggal 17 April 2015.

    2. Kegiatan dan Prospek Usaha BTEL

    a. Umum

    Perseroan merupakan perusahaan nirkabel (wireless) terbesar ke-lima di Indonesia dari

    segi jumlah pelanggan, dengan pangsa pasar sekitar 4% per 31 Maret 2014, berdasarkan

    laporan Business Monitor kuartal ke 4 tahun 2014. Perseroan memberikan layanan

    telekemonukasi berupa layanan Fixed Wireless Access (FWA) dengan merek dagang

    “Esia” dan berbagai layanan nirkabel baik pra bayar maupun pasca bayar, termasuk

    didalamnya adalah layanan percakapan (voice service),SMS dan layanan data yang

    dilengkapi dengan layanan nilai tambah (value added service) lainnya, baik untuk

    perangkat telekomunikasi tetap maupun portabel. Perseroan pertama kali meluncurkan

    layanan Esia di Indonesia di daerah Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat pada tahun

    2004 dan kemudian Perseroan memperluas jangkauan pada tahun 2007 dengan fokus

    pada kota-kota besar yang berpotensi mempunyai trafik yang tinggi. Saat ini layanan

    yang tersedia meliputi sebagian besar wilayah di Jabodetabek, Banten,Jawa Barat, Jawa

    Tengah dan Jawa Timur.

    Perseroan menggunakan strategi multi-channel untuk mendistribusikan layanan dan

    penjualan, memanfaatkan distribusi langsung sebagai saluran distribusi utama. Pada

    tanggal 31 Desember 2014 Perseroan mengoperasikan 34 Gerai Esia, yang menyediakan

    penjualan dan layanan purna jual, mendistribusikan paket perdana prabayar dan

    voucher isi ulang elektronik maupun fisik. Selain itu, pada tanggal 31 Desember 2014

    Perseroan telah menunjuk dealer independen dengan lebih dari 34 ribu jaringan ritel

    untuk mendistribusikan produk dan layanan Perseroan dan tambahan lebih dari 71 ribu

  • 5

    agen untuk mendistribusikan paket perdana prabayar dan voucher isi ulang elektronik

    maupun fisik.

    b. Kegiatan Usaha

    Produk-produk dan layanan yang ditawarkan termasuk :

    - layanan telekomunikasi nirkabel dibawah merek dagang “ESIA” termasuk

    didalamnya voice, SMS, data dan layanan nilai tambah (value-added services) dan

    - layanan teleponi dasar dengan berbasis data over the top (OTT) dengan merek

    dagang “ ESIAtalk”.

    c. Kerjasama dengan Smartfren (“Smartfren”)

    Berdasarkan Perjanjian Smartfren, Perseroan akan menyewa kapasitas jaringan

    telekomunikasi Smartfren sesuai dengan semangat penataan kembali frekuensi 800 Mhz

    oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (“Kemkominfo”). Dengan berlakunya

    Perjanjian Smartfren tersebut, Perseroan tidak lagi mengoperasikan jaringan

    telekomunikasi sendiri sehingga Perseroan dapat menekan biaya dalam bentuk biaya

    frekuensi /BHP, sewa menara dan belanja modal serta biaya-biaya yang berkaitan

    dengan BTS.

    d. Spektrum Frekuensi dan Bandwidth

    Dengan adanya Perjanjian Smartfren, Smartfren akan bertanggung jawab untuk

    menyediakan jaringan dengan spektrum frekuensi yang dibutuhkan oleh Perseroan

    berikut manajemen bandwidth sementara Perseroan akan menyewa kapasitas jaringan

    dari Smartfren sehingga Perseroan dapat terus memberikan layanan telekomunikasi.

    Perubahan ini mengakibatkan lisensi Perseroan berubah dari operator jasa teleponi

    dasar dan jaringan akses tetap nirkabel menjadi penyedia jasa layanan teleponi dasar.

    Saat ini Perseroan telah memiliki Izin Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar Melalui

    Jaringan Bergerak Seluler.

    e. Penjualan Distribusi dan Pemasaran

    Perseroan mendistribusikan dan menjual produk dan layanan Esia melalui distribusi

    primer dan distributor pihak ketiga sebagai berikut:

    - Gerai Esia. Jumlah Gerai Esia secara nasional pada tanggal 31 Desember 2014 adalah

    sebanyak 34. Sepuluh dari seluruh outlet tersebut dikelola secara langsung oleh

    Perseroan sementara sisanya memiliki konsep waralaba bersama mitra Perseroan.

    Gerai Esia berkonsep sebagai pusat walk-in customers yang menyediakan berbagai

    layanan kepada pelanggan secara eksklusif termasuk melayani permintaan

    mengenai informasi produk dan layanan, pengaduan, aktivasi layanan, tagihan,

    pembayaran, penangguhan akun, fitur layanan dan juga promosi pemasaran. Gerai

    Esia juga menyediakan akses langsung terhadap pelanggan prabayar dan pasca

    bayar terhadap produk dan layanan Esia serta memberikan layanan purna jual

    kepada pelanggan.

    - Dealer Resmi dan Outlet Ritel. Pada 31 Desember 2014, Perseroan memiliki 27

    dealer, yang mengoperasikan outlet ritel di seluruh wilayah cakupan Perseroan dan

    menjual kartu perdana prabayar, handset bundling dan voucher isi ulang. Dealer

    independen dapat melakukan perjanjian jual-beli dengan pemasok handset yang

    secara khusus terkonfigurasi untuk menawarkan layanan telekomunikasi Perseroan.

    - Agen Independen. Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan memiliki lebih dari 34

    ribuagen independen di seluruh wilayah cakupan Perseroan.

  • 6

    - Pemasaran Voucher Isi Ulang eletronik. Perseroan mengadakan kerjasama dengan

    pihak bank sehingga pelanggan dapat melakukan transaksi pembelian voucher isi

    ulang elektronik di jaringan-jaringan ATM bank dimaksud. Melalui kerjasama ini

    dapat meningkatkan jumlah distributor voucher isi ulang serta menekan biaya

    produksi dan distribusi voucher isi ulang fisik.

    f. Customer Service (“CS”)

    Perseroan memiliki suatu sistem manajemen layanan pelanggan dengan merek “Solusi

    Esia” yang memungkinkan pelanggan untuk dapat mengakses informasi yang relevan

    mengenai produk yang disediakan Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2014,

    Perseroan menyediakan 112 tenaga CS untuk melayani pelanggan.

    Perseroan menyediakan berbagai sarana untuk mengakses CS:

    - Customer Care Lines. Perseroan mengoperasikan 24 jam contact center di Jakarta

    yang dapat diakses oleh pelanggan melalui nomor bebas pulsa di “*999”. Customer

    Care Lines memiliki sistem respon percakapan interaktif untuk berinteraksi dengan

    petugas customer care. Perseroan juga mengoperasikan nomor bebas pulsa di

    “4444” yang meliputi kegiatan registrasi prabayar dan memiliki kempuan berbahasa

    Indonesia dan Inggris.

    - Gerai Esia. Gerai Esia berkonsep sebagai pusat walk-in customers yang menyediakan

    berbagai layanan kepada pelanggan secara eksklusif termasuk melayani permintaan

    mengenai informasi produk dan layanan, pengaduan, aktivasi layanan, tagihan,

    pembayaran, penangguhan akun, fitur layanan dan juga promosi pemasaran.

    - Website. Perseroan juga menyediakan informasi umum tentang produk, layanan dan

    bisnis.

    - SMS 9009. Pelanggan dapat melakukan layanan tertentu melalui SMS, seperti

    pengecekan saldo dan pendaftaran nomor pelanggan prabayar baru sesuai dengan

    hukum Indonesia.

    - E-mail. Perseroan menyediakan informasi umum tentang produk, layanan dan bisnis

    kepada pelanggan melalui e-mail dan tersedia dalam Bahasa Indonesia dan bahasa

    Inggris. Perseroan juga menanggapi pertanyaan dari pelanggan melalui e-mail.

    g. Teknologi Informasi

    Core Sistem teknologi informasi Perseroan terdiri dari penjualan, aplikasi customer

    relationship management, sistem pengumpulan dan penagihan, sistem layanan nilai

    tambah, sistem manajemen produksi, dan perencanaan sumber daya perusahaan.

    Perseroan telah mengembangkan infrastruktur IP untuk menghubungkan kantor pusat,

    data center, call center, kantor wilayah, dan pihak ketiga. Infrastruktur IP terdiri dari

    backbone jaringan IP, sistem penyimpanan serta sistem keamanan. Semua database

    Perseroan yang penting di-backup setiap hari.

    h. Penagihan dan Manajemen Kredit

    Proses penagihan pelanggan pascabayar dilakukan secana bulanan. Perseroan memiliki

    dua siklus bulanan penagihan yang akan disebarkan sepanjang bulan. Pembagian

    pelanggan menjadi dua kelompok bergantung pada saat layanan telepon pelanggan

    diaktifkan.

    Perseroan menawarkan berbagai pilihan untuk memfasilitasi pembayaran pelanggan

    pasca bayar, termasuk pembayaran tunai, debit otomatis (autodebet), ATM, dan kartu

  • 7

    kredit di semua gerai, POS Indonesia dan melalui berbagai bank serta lembaga keuangan

    diantaranya, Bank Bukopin, Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega, CIMB

    Niaga, Bank Permata, dan lain-lain.

    i. Revenue Assurance dan Fraud Management

    Divisi Revenue Assurance secara historis menghitung memonitor trend pendapatan di

    area-area layanan Perseroan untuk mengantisipasi dan memberikan mitigasi bilamana

    terdapat kondisi yang membuat trend pendapatan menurun atau hilangnya kesempatan

    serta meminimalisasi jika tedapat kebocoran pendapatan lainnya. Divisi Revenue

    Assurance memeriksa kelengkapan data dalam sistem manajemen informasi pelanggan

    dan untuk tagihan interkoneksi dan memverifikasi penggunaan pelanggan dan

    perhitungan tarif. Perseroan juga memverifikasi data dalam formulir aplikasi pelanggan

    termasuk alamat, nomor telepon rumah dan kantor, dan informasi pribadi lainnya.

    Divisi Revenue Assurance fokus untuk meningkatkan pendapatan dengan cara pro-aktif

    terlibat dalam pengembangan produk baru bersama-sama dengan tim komersial. Divisi

    ini juga mempertimbangkan cara untuk meminimalisasi biaya. Perseroan berharap

    bahwa divisi ini akan terus fokus pada kegiatan pengelolaan pendapatan.

    Perseroan tidak mengalami kerugian material terkait fraud/ penipuan oleh pelanggan di

    masa lalu.

    j. Persaingan

    Persaingan yang ketat untuk memperoleh jumlah pelanggan terutama datang dari tiga

    operator petahana yang secara kolektif mendominasi pasar dengan pangsa pasar 84%

    pada pasar layanan telekomunikasi nirkabel per tanggal 30 Maret 2014, menurut

    laporan kuartal 4 2014 Business Monitor. Perseroan bersaing terutama atas harga dasar,

    ketersediaan, cakupan distribusi jaringan, fitur nilai tambah, kualitas layanan, cakupan

    jaringan dan brand. Perseroan meyakini bahwa, seiring berkembangnya pasar layanan

    komunikasi Indonesia, pelanggan menitikberatkan pada peningkatan fitur nilai tambah

    dan kualitas layanan. Secara substansial, operator layanan nirkabel tetap (fixed wireless

    network) memiliki semua fitur yang ditawarkan oleh operator layanan nirkabel bergerak.

    k. Strategi Perseroan

    Memanfaatkan Kerjasama Perseroan dengan Smartfren

    Perseroan mengharapkan akan mendapat keuntungan dengan penghematan biaya dan

    efisiensi yang signifikan yang didapat dari Perjanjian Smartfren. Dalam kerjasama

    Perseroan dengan Smartfren, Perseroan akan menyewa jaringan di spektrum 800 MHz

    Smartfren dan tidak lagi memiliki atau mengoperasikan jaringan sendiri.

    Perseroan memiliki hak untuk menyewa dan memanfaatkan jaringan luas Smartfren di

    Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok dan Medan

    yang dilengkapi dengan teknologi tinggi karena Smartfren melakukan investasi

    infrastruktur jaringan secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk

    kemungkinan untuk meluncurkan platfom 4G LTE yang dapat dimanfaatkan juga oleh

    Perseroan.

    Mewujudkan pertumbuhan dengan menyediakan pelanggan baru dan lama dengan

    tambahan produk dan layanan termasuk OTT dan produk B2B, dengan tambahan

    investasi yang rendah

  • 8

    Melalui kolaborasi dengan Smartfren, infrastruktur teknologi yang digunakan untuk

    menawarkan OTT dan produk B2B dengan harga menarik akan tersedia dengan biaya

    operasional dan belanja modal menjadi semakin rendah. Perseroan berencana untuk

    melakukan investasi bernilai tambah dalam pembangunan OTT dan penawaran B2B yang

    membutuhkan modal dan biaya operasional yang kecil. Perseroan percaya bahwa

    rencana tersebut tidak hanya akan memungkinkan Perseroan untuk meningkatkan

    pendapatan dari waktu ke waktu tetapi juga memperoleh posisi bisnis yang lebih baik

    atas pertumbuhan produk dan layanan ini.

    Produk yang Perseroan telah kembangkan dan akan dikembangkan dimasa mendatang

    meliputi:

    - aplikasi ESIAtalk yang memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan

    kesambungan telepon rumah dan ponsel tanpa menimbulkan biaya tambahan

    (selain biaya berlangganan dan penggunaan data);

    - portal hiburan online yang menawarkan televisi, video dan konten musik, selain

    game online; dan

    - menawarkan layanan B2B yang mencakup solusi untuk percakapan dan data.

    Produk OTT lainnya untuk perkembangan di masa yang akan datang termasuk

    didalamnya platform pembayaran, kesehatan dan pemerintahan.

    Secara global, permintaan serta penggunaan aplikasi OTT oleh pengguna komunikasi

    mobile terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir terutama didorong oleh

    peningkatan koneksi data dan internet. Perseroan yakin bahwa dengan meningkatnya

    penetrasi internet di Indonesia melalui akses Wi-Fi atau jaringan mobile (penggunaan

    internet diperkirakan tumbuh 11% tiap tahunnya pada periode 2013-2018 menurut

    eMarketer (laporan November 2014), yang mana pertumbuhan didorong oleh

    peningkatan penetrasi smartphone, akan memberikan Perseroan kesempatan untuk

    menawarkan paket data yang lebih kompetitif setelah berhasil dalam mengembangkan

    strategi produk OTT dan layanan B2B.

    l. Hak atas Kekayaan Intelektual (“HAKI”)

    Perseroan adalah pemilik merek dagang terdaftar dari “Esia”,

    “Wifone”,”Retelindo”,”AHA”, “Esia Max-D”, dan “ESIAtalk”. Persereoan juga pemilik

    terdaftar dari logo Esia, Ratelindo dan AHA. Selain itu, Perseroan juga pemilik merek

    dagang dan logo dari “Esia Suka Suka”, “SLI 009” dan “ Rp1 SMS/Karakter”.

    3. Sumber Daya Manusia

    Perseroan mempekerjakan 927 tenaga kerja per tanggal 30 Juni 2015.

    Pada umumnya Perseroan memberikan kenaikan upah dasar tahunan kepada karyawan dan

    juga membayar bonus secara periodik. Perseroan juga menyediakan berbagai tunjangan

    kepada karyawan, termasuk pesangon, tunjangan pensiun (Jamsostek), tunjangan makan,

    pemeriksaan kesehatan secara periodik dan fasilitas rekreasi.

    Perseroan tidak pernah mengalami mogok kerja, penghentian operasional atau perselisihan

    perburuhan lainnya selama tahun 2014 sampai saat ini.

  • 9

    4. Ikhtisar Data Keuangan Penting

    Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan berdasarkan

    laporan keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

    2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Y.Santosa dan Rekan dengan pendapat

    Wajar dengan Pengecualian dan tahun 2013 dan 2012 yang telah diaudit oleh Kantor

    Akuntan Publik Tjiendradjaja dan Handoko Tomo dengan pendapat Wajar tanpa

    Pengecualian dan Laporan Keuangan Perseroan untuk periode 6 bulan yang berakhir pada

    tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit).

    a. Neraca (dalam jutaan rupiah)

    NERACA 31 Desember 30 Juni

    Keterangan 2014 2013 2012 2015 2014

    ASET

    Aset Lancar

    Kas dan setara kas 15,823 43,043 260,410 13,651 55,251

    Investasi jangka pendek 48 48 2,511 48 48

    Kas di bank yang dibatasi penggunaannya

    35

    35

    85,512

    38

    34

    Piutang usaha bersih 63,524 76,875 95,067 18,567 51,793

    Persediaan 9,930 9,947 9,273 8,776 10,652

    Uang muka 11,277 73,523 85,269 7,340 69,558

    Biaya dibayar di muka 29.971 248.699 230,723 14,152 246,777

    Pajak dibayar di muka 18.912 13.966 285 20,924 8,715

    Jumlah Aset Lancar 149,520 466,136 769,050 83,496 442,828

    Aset Tidak Lancar

    Aset pajak tangguhan bersih

    79,972

    696,907

    364,286

    -

    691,675

    Aset keuangan tersedia untuk dijual

    91,000

    -

    -

    61,000

    -

    Uang muka pembelian aset tetap

    39,699

    185,429

    303,016

    -

    179,818

    Aset tetap bersih 6,432,062 7,610,678 7,423,292 5,291,242 7,442,497

    Aset tidak lancar lainnya 795,752 174,217 204,450 775,473 119,740

    Jumlah Aset Tidak Lancar 7,438,485 8,667,231 8,295,044 6,127,715 8,433,730

    JUMLAH ASET 7,588,005 9,133,367 9,064,094

    6,211,211

    8,876,558

    LIABILITAS DAN EKUITAS

    31 Desember 30 Juni

    2014 2013 2012 2015 2014

    Liabilitas Jangka Pendek

    Utang usaha 25,614 2,562,326 1,320,396 259,479 2,579,878

    Utang lain-lain 8,994 104,125 42,666 19,604 87,739

    Pendapatan diterima dimuka

    3,149

    39,111

    47,435

    40,601

    25,293

    Uang muka pelanggan 6,169 30,029 21,473 6,587 6,214

    Beban akrual 1,085,005 1,115,218 813,073 1,436,714 1,329,289

    Utang pajak 83,722 87,515 71,771 89,186 76,697

  • 10

    Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

    Utang sewa pembiayaan - 781,844 411,178 - 805,410

    Pinjaman Bank 559 489,720 146,434 553 484,568

    Wesel Senior – bersih 4,736,078 - - 5,066,160 -

    Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

    5,949,291

    5,209,889

    2,874,428

    6,918,884

    5,395,088

    Liabilitas Jangka Panjang

    Utang pihak berelasi 35,186 - - 46,698 -

    Liabilitas Pajak tangguhan - neto - - -

    4,217

    -

    Liabilitas imbalan kerja 51,223 72,429 50,025 50,963 50,658

    Laba ditangguhkan atas penjualan dan penyewaan kembali-bersih

    16,231

    26,305

    36,379

    -

    21,268

    Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

    Utang sewa pembiayaan 150,971 259,679 497,132 150,882 232,678

    Pinjaman Bank 2,024 648 322,077 1,755 1,356

    Wesel Senior - bersih - 4,592,816 3,634,401 - 4,499,789

    Utang yang diselesaikan melalui PKPU

    5,259,643

    -

    -

    5,326,556

    -

    Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

    5,515,278

    4,951,877

    4,540,014

    5,581,071

    4,805,749

    JUMLAH LIABILITAS 11,464,569 10,161,766 7,414,442

    12.499.955

    10,200,837

    EKUITAS

    Modal ditempatkan dan disetor penuh

    3,633,609

    3,633,609

    3,633,609

    3,633,609

    3,633,609

    Tambahan modal disetor 2,488,014 2,488,014 2,488,014 2,488,014 2,488,014

    Saham beredar yang diperoleh kembali

    (11,000)

    (11,000)

    (11,000)

    (11,000)

    (11,000)

    Agio Saham beredar yang diperoleh kembali

    50,623

    50,623

    50,623

    50,623

    50,623

    Komponen ekuitas lainnya (5,893) (32,436)

    48

    (51,009) 183

    Saldo defisit (10,031,670) (7,156,962) (4,511,395)

    (12,398,734) (7,485,479)

    Ekuitas (defisiensi modal) yang dapat diatrubusikan kepada pemilik entitas induk

    (3,876,317)

    (1,028,152)

    1,649,899

    (6,288,497) (1,324,050)

    Kepentingan non pengendali

    (247)

    (247)

    (247)

    (247) (229)

    JUMLAH EKUITAS (3,876,564) (1,028,399)

    1,649,652 (6,288,744) (1,324,279)

    JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

    7,588,005

    9,133,367

    9,064,094

    6,211,211 8,876,558

  • 11

    b. Laporan Laba Rugi (dalam jutaan rupiah)

    LAPORAN LABA RUGI 31 Desember 30 Juni

    Keterangan 2014 2013 2012 2015 2014

    Pendapatan Usaha-Bersih 1,179,182 2,072,435 2,360,975 226,201 773,026

    Jumlah Beban Usaha 2,130,696 2,068,820

    2,861,348 1,660,737 898,590

    Laba (Rugi) Usaha (951,514) 3,614

    (500,374) (1,434,536) (125,564)

    Penghasilan (Beban) Lain-lain (1,312,603) (2,988,234)

    (3,033,173) (848,339) (189,882)

    Laba (Rugi) Sebelum Pajak (2,264,117) (2,984,620)

    (3,533,547) (2,282,875) (315,446)

    Laba (Rugi) Bersih (2,875,265) (2,645,565) (3,138,935) (2,367,064) (315,446)

    c. Rasio-rasio Penting

    Keterangan 31 Desember 30 Juni

    RASIO PERTUMBUHAN 2014 2013 2012 2015 2014

    Pendapatan Usaha-Bersih -43.10% -12.22% -8.88% -71% -31%

    Laba (Rugi) Usaha -26316.40% -100.72% 187.56% 1042% -224%

    Laba (Rugi) Bersih 8.53% -15.72% 301.04% 650% 8%

    Jumlah Kewajiban 13.14% 36.70% -5.48% 23% 1%

    Jumlah Ekuitas 285.00% -161.51% -61.18% 375% 31%

    Jumlah Aktiva -16.87% 0.84% -25.88% -30% -3%

    31 Desember 30 Juni

    RASIO USAHA (x) 2014 2013 2012 2015 2014

    Laba (Rugi) Usaha / Pendapatan Usaha-Bersih -80.36% 0.17% -21.19%

    -634.19%

    -16.24%

    Laba (Rugi) Bersih / Pendapatan Usaha-Bersih -243.50% -127.65% -132.95%

    -1046.4%

    -40.81%

    Laba (Rugi) Usaha / Jumlah Ekuitas 24.43% -0.36% -30.55%

    22.81%

    9.48%

    Laba (Rugi) Bersih / Jumlah Ekuitas 74.03% 262.59% -191.63%

    37.64%

    23.82%

    Laba (Rugi) Usaha / Total Aset -12.49% 0.04% -5.53%

    -23.10%

    -1.415%

    Laba (Rugi) Bersih / Total Aset -37.84% -28.98% -34.68%

    -38.11%

    -3.554%

    31 Desember 30 Juni

    RASIO KEUANGAN (x) 2014 2013 2014 2015 2014

    Aset Jangka Pendek/Liabilitas Jangka pendek 2.51% 8.95% 26.75%

    1.21%

    8.21%

    Jumlah Liabilitas/Jumlah Ekuitas -295.64% -1006.04% 452.66%

    -198.77%

    -770.29%

    Jumlah Liabilitas/Jumlah Aset 151.11% 111.04% 81.91%

    201.25% 114.92%

  • 12

    5. Ekuitas

    Tabel dibawah menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang bersumber dari laporan

    keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang

    diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Y.Santosa dan Rekan dengan pendapat Wajar dengan

    Pengecualian dan pada tanggal 31 Desember tahun 2013 dan 2012 yang telah diaudit oleh

    Kantor Akuntan Publik Tjiendradjaja dan Handoko Tomo dengan pendapat Wajar tanpa

    Pengecualian dan Laporan Keuangan Perseroan untuk periode 6 bulan yang berakhir pada

    tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit).

    Keterangan 31 Desember 30 Juni

    EKUITAS 2014 2013 2012 2015 2014

    Modal ditempatkan dan disetor penuh

    3,633,609 3,633,609

    3,633,609

    3,633,609

    3,633,609

    Tambahan modal disetor 2,488,014 2,488,014 2,488,014 2,488,014 2,488,014

    Saham beredar yang diperoleh kembali

    (11,000) (11,000)

    (11,000)

    (11,000)

    (11,000)

    Agio Saham beredar yang diperoleh kembali

    50,623 50,623

    50,623

    50,623

    50,623

    Komponen ekuitas lainnya (5,893) (32,436)

    48

    (51,009) 183

    Saldo defisit (10,031,670) (7,156,962) (4,511,395)

    (12,398,734) (7,485,479)

    Ekuitas (defisiensi modal) yang dapat diatrubusikan kepada pemilik entitas induk

    (3,876,317) (1,028,152)

    1,649,899

    (6,288,497) (1,324,050)

    Kepentingan non pengendali

    (247) (247)

    (247)

    (247) (229)

    JUMLAH EKUITAS (3,876,564) (1,028,399) 1,649,652 (6,288,744) (1,324,279)

    6. Kejadian Penting setelah 30 Juni 2015

    Tidak ada kejadian penting yang material dan relevan yang perlu diungkapkan dalam

    Prospektus ini setelah Laporan Keuangan tanggal 30 Juni 2015.

    7. Kebijakan Dividen

    Perseroan hanya dapat membayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan

    berdasarkan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”), dalam

    keputusan mana juga harus ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen, dengan

  • 13

    memperhatikan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan di Bursa Efek

    di tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.

    Dividen untuk satu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu

    terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau

    atas wewenang dari RUPS dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil.

    8. Perpajakan

    Pajak Penghasilan atas dividen saham yang dikenakan sesuai dengan peraturan

    perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun

    2008 tanggal 23 September 2008 (berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009) Tentang

    Perubahan Ke-empat Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dividen

    atau bagian keuntungan yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib

    Pajak dalam negeri, koperasi dan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dari

    penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia,

    dividen atau keuntungan tersebut tidak termasuk sebagai objek Pajak Penghasilan dengan

    syarat:

    1. dividen berasal dari cadangan laba ditahan; dan

    2. bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah

    yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen

    paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor.

    Pembayaran dividen kepada pemegang saham akan dikenakan pemotongan Pajak

    Penghasilan (PPh) sebagai berikut:

    - PPh Final pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari nilai bruto untuk Wajib Pajak Orang

    Pribadi Dalam Negeri.

    - PPh pasal 23 sebesar 15% dari nilai bruto untuk Wajib Pajak Badan Hukum Dalam

    Negeri yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

    - PPh pasal 23 sebesar 30% untuk Wajib Pajak Badan Hukum Dalam Negeri yang tidak

    memiliki NPWP.

    - PPh Pasal 26 sebesar 20% dari nilai bruto untuk Wajib Pajak Luar Negeri atau sesuai

    tarif yang tercantum dalam Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Negara

    Republik Indonesia dengan Negara tempat domisili pemegang saham untuk Wajib

    Pajak Luar Negeri. Pemegang Saham yang merupakan Wajib Pajak Luar Negeri yang

    bermaksud untuk meminta pemotongan pajaknya disesuaikan dengan tarif yang

    tercantum dalam P3B wajib menyerahkan Surat Keterangan Domisili sesuai

    Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER 61 dan 62 tahun 2009.

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak

    Penghasilan Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, yang diubah

    dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 1997 dan tentang

    Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 1997 tentang Pajak

    Penghasilan Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat

    Edaran Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. SE-06/Pj.4/1997 tanggal 20 Juni 1997

    tentang Koleksi Pemungutan Pajak Penghasilan sebagai Hasil dari Penjualan Saham di Bursa

    Efek ditetapkan sebagai berikut:

  • 14

    - Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan

    Wajib Pajak Badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dikenakan Pajak

    Penghasilan sebesar 0,1% (satu per seribu) dari jumlah bruto nilai transaksi

    penjualan dan bersifat final. Penyetoran Pajak Penghasilan yang terhutang dilakukan

    dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara

    pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham.

    - Pemilik saham pendiri akan dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat

    final sebesar 0,5% (lima per seribu) dari nilai keseluruhan saham pendiri yang

    dimilikinya sejak tanggal 29 Mei 1997 atau pada saat Penawaran Umum, jika

    Penawaran Umum dilaksanakan setelah tanggal 29 Mei 1997.

    - Pemilik saham pendiri harus difasilitasi dalam memenuhi kewajiban pajaknya

    melalui penilaian sendiri sehubungan dengan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan

    di atas. Dalam situasi demikian, pemilik saham pendiri untuk tujuan pajak dapat

    melakukan perhitungan atas apa yang ia anggap sebagai pendapatan yang timbul

    dari transaksi. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terhutang dapat

    dilakukan oleh Perseroan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam

    jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut mulai

    diperdagangkan di Bursa Efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih

    metode pembayaran melalui metode ini, maka penghitungan Pajak Penghasilannya

    dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai ketentuan

    sebagaimana disebutkan dalam Pasal 17 Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang

    Pajak Penghasilan yang baru-baru ini diubah dengan Undang-undang No. 36 tahun

    2008.

    Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.03/2009

    tanggal 29 Desember 2009 tentang "Pembebasan dari Pajak Penghasilan pada Bidang

    Investasi tertentu yang Menghasilkan Penghasilan atas Dana Pensiun”, pendapatan yang

    diperoleh dari dana pensiun yang telah disetujui oleh Menteri Keuangan Negara Republik

    Indonesia dibebaskan dari pajak penghasilan sepanjang laba tersebut diterima atau

    diperoleh dari investasi tersebut dalam bentuk dividen saham atas perusahaan suatu

    perseroan terbatas yang terdaftar atau tercatat di Bursa Efek di Indonesia.

    KREDITUR PERSEROAN YANG BERHAK MENERIMA DAN MEMILIKI OWK DALAM PENERBITAN

    OWK INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-

    MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMILIKAN OWK MELALUI

    PENERBITAN OWK INI.

    9. Nama dan Alamat Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal

    Pihak Penunjang Alamat Tipe Jasa

    PT Ficomindo Buana Registrar

    Mayapada Tower Lantai 10, Suite 02B Jl. Jend. Sudirman Kav.28, Karet, Setiabudi, Jakarta 12920

    Biro Administrasi Efek

    KAP Y. Santosa dan Rekan Jl. Sisingamangaraja Lt.2 No.26, Jakarta 12120

    Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasi

  • 15

    1. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

    Berdasarkan daftar pemegang saham tanggal 30 Juni 2015 yang diterbitkan oleh

    PT Ficomindo Buana Registrar sebagai biro administrasi efek Perseroan, struktur permodalan

    dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

    Keterangan

    Modal Saham

    Seri A – Nilai Nominal Rp.200 Seri B – Nilai Nominal Rp.100

    Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

    Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

    %

    (Rp) (Rp)

    A. Modal dasar 10.000.000.000 2.000.000.000.000 32.111.652.195 3.211.165.219.500

    B. Modal Ditempatkan Dan Disetor Penuh

    1. PT Mahindo Agung Sentosa

    4.454.895.515

    890.979.103.000

    545.543.485

    54.554.348.500

    16,35

    2. PT Bakrie Global Ventura 2.896.974.713 289.697.471.300 9,47 3. Raiffeisen Bank

    International AG, S/A Best Quality Global Limited

    2.213.279.000

    221.327.900.000

    7,24 4. PT Bakrie & Brothers Tbk 43.043.142 4.304.314.200 0,14 5. Masyarakat 1.296.606.935 259.321.387.000 19.134.247.865 1.913.424.786.500 66,80

    Jumlah Modal Ditempatkan Dan Disetor Penuh

    5.751.502.450

    1.150.300.490.000

    24.833.088.205

    2.483.308.820.500

    100

    C. Saham Dalam Portepel

    4.248.497.550

    849.699.510.000

    7.278.563.990

    727.856.399.000

    Berikut merupakan laporan kepemilikan efek yang mencapai 5% atau lebih dari saham yang

    ditempatkan dan disetor penuh per tanggal 30 Juni 2015:

    No Nama Alamat Jumlah Saham Pemilikan

    1 PT Mahindo Agung Sentosa

    Gedung Graha Kapital, Lantai 2 Jalan Kemang Raya No. 4 Bangka, Mampang Prapatan

    5,000,439,000 16,35%

    2 PT Bakrie Global Ventura

    Bakrie Tower, Lantai 35-37

    Rasuna Epicentrum Complex Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta 2,896,974,713 9,47%

    3

    Raiffeisen Bank International s/a Best Quality Global Limited

    OMC Chambers, Wichams Cay, 1 Road Town, Tortola, British Virgin Islands

    2,213,279,000 7,24%

    2. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

    Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan

    adalah sebagai berikut:

  • 16

    DEWAN KOMISARIS

    Anindya Novyan Bakrie, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 40 tahun. Anindya Novyan Bakrie telah menjabat sebagai Presiden Komisaris kami sejak 2013. Sebelum diangkat sebagai Komisaris Utama, beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2003. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Viva Media Baru sejak 2013, Direktur Utama PT Visi Media Asia (VIVA) sejak 2008, Presiden Komisaris PT Lativi Mediakarya sejak tahun 2007, Komisaris Utama PT Intermedia Capital Tbk sejak 2013, dan Presiden Komisaris PT Cakrawala Andalas Televisi sejak 2009. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Deputi Chief Operating Officer dan Managing Director di PT Bakrie & Brothers Tbk.

    1997–1999 dan Analis Keuangan di Salomon Brothers Inc., New york dari tahun 1996 sampai 1997. Pernah menjabat sebagai Wakil KetuaTelekomunikasi, Teknologi Informasi dan Media di Kamar Dagang Indonesia (“KADIN”), setelah menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Telekomunikasi di KADIN hingga 2008 dan Anggota Dewan Penasehat Asia Pacific Media Forum (APMF) sejak tahun 2003. Sebelumnya beliau adalah Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan Media, dan anggota Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Anggota Asia Pacific Economic Perusahaan Business Advisory Council (ABAC) Delegasi Indonesia dan Dewan Internasional di Belfer Center for Science and International Affairs of Harvard University, serta pendiri dan Ketua Bakrie Center Foundation. Penerima gelar Sarjana di bidang Ilmu Teknik Industri dari Northwestern University, Chicago, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1996 dan gelar Master di bidang Administrasi Bisnis dari Program Manajemen Global di Stanford Graduate School of Business, California, Amerika Serikat pada tahun 2001

    Bobby Gafur S. Umar, Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 47 tahun. Bobby Gafur S. Umar menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2013 dan sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2003. Saat ini beliau adalah Direktur Utama & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk. sejak Juni 2010. Di samping itu beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Sumatera Plantations sejak Juli 2002, Direktur Utama/CEO PT Bakrie Indo Infrastructure sejak Maret 2008. Sebelumnya beliau menjabat sebagai anggota direksi di beberapa Perusahaan antara lain , Vice President Commissioner PT Bakrie & Brothers Tbk , Direktur PT Bakrie Sumatera Plantations

    Tbk, Direktur PT Bakrie Pasaman Plantations , dan Direktur PT Agrowiyana . Beliau juga merupakan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia masa bakti 2012-2015, Ketua Asosiasi Keinsinyuran se-ASEAN (AFEO) masa bakti 2012-2013, wakil Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia masa bakti 2011-2017, dan Ketua Komite tetap Pengembangan Infsastruktur Kamar Dagang dan Industri Indonesia masa bakti 2010-2015,.Gelar Master of Business Administration diperoleh Bobby Gafur dari University of Arkansas, Amerika Serikat pada tahun 1995.

  • 17

    Ai Mulyadi Mamoer, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 68 tahun. Ai Mulyadi Mamoer menjabat sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2006 dan Ketua Komite Audit Perseroan sejak Juni 2006. Beliau juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Tiga Pilar Kemitraan, sebuah asosiasi anti-korupsi yang terdiri dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dan setelahnya menggagas berdirinya Komunitas Pengusaha Anti Suap (KUPAS). Beliau adalah Eksekutif Indonesia Procurement Watch, pendiri dan anggota Dewan Eksekutif Masyarakat Pengusaha Indonesia, pendiri dan anggota dari Tim 45 Dewan Integritas Bangsa.

    Anggota dari Dewan Eksekutif Transparency International Indonesia, Komunitas Telematika Indonesia, Masyarakat Komisaris Indonesia, Komite Integritas BULOG, PERTAMINA, dan JAMSOSTEK, sebelumnya ia bertindak sebagai Expert Advisor dan Koordinator Expert Advisor Presiden Direktur PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., Komisaris PT Ratelindo, Komisaris Perum Pos dan Giro dan Kepala Departemen Perencanaan di Kementerian Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Penerima gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung dan gelar Master di bidang Ekonomi dari Michigan.

    DIREKSI

    Jastiro Abi, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 43 tahun. Jastiro Abi menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 2013 dan sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan kurun waktu 2011–2013 dan Direktur Keuangan Perseroan dari tahun 2007 sampai 2011. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Bakrie Swasakti Utama dan berbagai posisi manajerial pada divisi Corporate Banking, Credit Recovery Unit, Trade Finance di HSBC pada tahun 1998 sampai 2002 dan PT Astra International Tbk pada tahun 1997 sampai 1998. Saat ini beliau juga menjabat sebagai anggota Badan Pengawas di Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI). Memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Diponegoro pada tahun 1995, MEngSc dari Queensland University

    of Technology Australia pada tahun 1997, MBA dari University of Western Australia pada tahun 2005.

    Harya Mitra Hidayat, Direktur Warga Negara Indonesia, 41 tahun. Menjabat sebagai Direktur sejak 2012. Sebelumnya di PT Bakrie Telecom Tbk. menjabat sebagai Executive Vice President 2006–2007. Jabatan lain sebelumnya adalah Direktur Utama PT Bakrie Toll Road dari 2007–2012, VP Corporate Finance di PT Bumi Resources Tbk. 2004–2007, VP Corporate Finance di Capital Manager Asia selama 2002–2004. Tahun 2001–2002 menjabat Associate Director di AAJ Associates. Tahun 1998 menjabat sebagai Management Trainee di Worldcom, Associates di Merrill Lynch, Singapura tahun 1999–2001. Memperoleh gelar MBA dari University of Baltimore, Maryland 1999, dan B.S. Business Administration di Denver University, Colorado 1996.

  • 18

    Bachder Bachtarudin, Direktur Warga Negara Indonesia, 43 tahun. Bachder Bachtarudin menjabat Direktur dan Chief Financial Officer Perseroan sejak April 2013, dan sebelumnya menjabat sebagai Kepala Keuangan pada tahun 2010. Memiliki pengalaman sekitar 17 tahun sebagai praktisi di bidang keuangan, dan sebelumnya menjabat sebagai CFO PT Jatis Piranti Solusindo, anak perusahaan dari Sumitomo Corporation, dari 2010 hingga 2012. Selain itu, ia menjabat sebagai CFO PT WPP Group M, salah satu dari media agency terbesar di Indonesia dari tahun 2006 sampai 2008. Beliau memperoleh gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti pada tahun 1995. Imanuddin Kencana Putra, Direktur Independen Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Imanuddin Kencana Putra, menjabat sebagai Direktur & Chief Operating Officer sejak Februari 2014, bertanggung jawab untuk mengawasi operasional termasuk HR, Sales & Marketing. Beliau juga menjabat sebagai Group HR Director di Bakrie Global/ VIVA. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur HR sejak Maret 2012. Sebelum bergabung di PT Bakrie Telecom Tbk., menjabat sebagai Regional Director Human Resources SE Asia and Pacific, Samsung Asia Pte. Ltd., 2010–2012. Berbagai posisi strategis di bidang bisnis, operasional, dan human resources di beberapa perusahaan multinasional seperti Coca Cola Indonesia, Ecco Sko A/S, dan beberapa perusahaan lokal.

    Memperoleh gelar MBA dari IPMI Business School/Monash University pada tahun 1998, dan lulus Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 1997

    Gambaran Umum Perjanjian Perdamaian

    Sebagaimana dijelaskan pada bagian Pendahuluan Prospektus ini, pada tanggal 23 Oktober 2014,

    Netwave mengajukan permohonan PKPU terhadap Perseroan dengan register perkara No.

    59/Pdt.Sus/PKPU/201/PN.Niaga.Jkt.Pst sebagai akibat dari tidak dibayarkannya utang yang telah

    jatuh tempo Perseroan terhadap Netwave sebesar Rp 4.737.244.000. Pada rapat kreditor tanggal 8

    Desember 2014 yang dilaksanakan di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah

    dilakukan pembahasan dan pemungutan suara (voting) kreditor atas Rencana Perdamaian yang

    diajukan oleh Perseroan dan sebagian besar kreditor konkuren Perseroan atau sejumlah 94,56%

    kreditor konkuren dan sejumlah 100% kreditor yang piutangnya dijamin telah memberikan suara

    setuju atas Rencana Perdamaian tersebut.

    Pada tanggal 9 Desember 2014, Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta

    Pusat yang memeriksa dan mengadili Perseroan telah mengeluarkan keputusan yang mengesahkan

    (melakukan homologasi) Perjanjian Perdamaian dalam PKPU antara Perseroan dan para kreditornya.

    Selanjutnya berdasarkan hal-hal tersebut di atas dalam Perjanjian Perdamian ini Perseroan dan Para

    Kreditor dengan ini saling menyetujui hal-hal yang telah diatur di dalam Rencana Perdamaian, antara

    lain sebagai berikut:

  • 19

    - Perjanjian Perdamaian dibuat dengan mempertimbangkan dan mendasarkan kepada

    keadaan kegiatan usaha Perseroan saat ini, Perjanjian Penggabungan Kegiatan Usaha

    Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi antara Perseroan dengan PT Smartfren Telecom

    Tbk tanggal 30 Oktober 2014, Perjanjian Sewa Menyewa Jaringan Telekomunikasi antara

    Perseroan dengan PT Smartfren Telecom Tbk tanggal 30 Oktober 2014 dan keadaan pasar,

    serta kedudukan para kreditor Perseroan sehubungan dengan jaminan-jaminan yang

    dimiliki oleh kreditor separatis dan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang relevan

    dengan jaminan-jaminan yang diberikan tersebut

    - Cash Waterfall.

    Perseroan akan berusaha mengalokasikan Sisa Kas Operasional (diluar utang baru dan

    penerbitan saham baru) dari kegiatan usaha utama Perseroan ke dalam suatu rekening

    Perseroan dan akan dipergunakan dengan urutan skala prioritas sesuai dengan yang

    dipersyaratkan dalam perjanjian PKPU.

    - Pengesampingan Terhadap Kewajiban Lain.

    Perjanjian Perdamaian tidak mengikat atau tidak berlaku terhadap pembayaran atau

    pelaksanaan kewajiban-kewajiban Perseroan kepada setiap pihak yang terkait dengan

    pelaksanaan Perjanjian Penggabungan Kegiatan Usaha Penyelenggaraan Jaringan

    Telekomunikasi antara Perseroan dengan PT Smartfren Telecom Tbk tertanggal 30 Oktober

    2014 dan Perjanjian Sewa Menyewa Jaringan Telekomunikasi antara Perseroan dengan PT

    Smartfren Telecom Tbk tertanggal 30 Oktober 2014 berikut seluruh perjanjian turunannya.

    - Seluruh bunga, penalti, dan/atau denda yang telah timbul sampai dengan Tanggal

    Homologasi akibat Utang Perseroan akan dihapuskan seluruhnya, kecuali diatur sebaliknya

    secara tegas dan khusus oleh Perseroan dalam Perjanjian Perdamaian.

    - Terhadap tagihan-tagihan lain (“Utang Diluar Verifikasi”) yang:

    o belum teridentifikasi sampai perjanjian perdamaian dihomologasi; atau

    o yang baru teridentifikasi setelah Perjanjian Perdamaian dihomologasi namun

    tagihan tersebut berasal dari atau timbul karena kondisi perbuatan hukum,

    permulaan atau rangkaian kejadian atau ketentuan hukum yang terdapat sebelum

    Perjanjian Perdamaian ini dihomologasi yang terdapat putusan badan peradilan

    atau badan arbitrase yang berkekuatan hukum tetap yang diakui oleh hukum

    Indonesia.

    Maka tagihan-tagihan lain sebagaimana disebut di atas (Utang Diluar Verifikasi) akan tunduk

    pada ketentuan sebagai berikut:

    • tagihan tersebut dapat diterima oleh Perseroan namun harus sesuai dengan prinsip

    akuntansi Indonesia (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan/ PSAK) dan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku; dan

    • hanya ketika ketentuan tersebut di atas telah terpenuhi dan tagihan diterima dan

    diakui kemudian oleh Perseroan maka tagihan tersebut akan dibayar Perseroan

    mulai tahun ke-31 setelah Tanggal Homologasi.

    Tata Cara Penyelesaian Utang Berdasarkan Perjanjian Perdamaian

    Utang Usaha

    A. Utang Usaha senilai Rp1 sampai dengan Rp3.000.000.000 (“Utang Kategori Tranche

    A”), akan dibayarkan oleh Perseroan secara tunai dengan ketentuan sebagai berikut:

  • 20

    a. Utang Usaha senilai Rp1 sampai dengan Rp3.000.000.000, pembayarannya

    akan dicicil dan akan dibayar selambat-lambatnya sampai bulan ke-84

    setelah Tanggal Homologasi;

    b. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar Utang Usaha yang senilai Rp1 sampai dengan

    Rp3.000.000.000 (Utang Kategori Tranche A), maka sisa nilai utang yang

    tidak dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan

    pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran utang pada tanggal

    jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai tanggal jatuh

    tempo terakhir; dan

    c. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa utang sesuai dengan tanggal jatuh tempo

    terakhir, maka atas sisa utang tersebut akan dibayarkan paling lambat pada

    akhir tahun ke-15 setelah Tanggal Homoligasi.

    B. Utang Usaha senilai di atas Rp3.000.000.000 dalam mata uang selain Rupiah (“Utang

    kategori Tranche C”) dan utang usaha senilai di atas Rp3.000.000.000 dalam mata

    uang Rupiah (“Utang Kategori Tranche D”), akan dibayarkan oleh Perseroan dengan

    ketentuan sebagai berikut:

    a. nilai Utang Usaha sampai Rp3.000.000.000 pertama akan dibayarkan sesuai

    ketentuan Perjanjian Perdamaian;

    b. 30% dari sisa Utang Usaha setelah dikurangi nilai sesuai butir a akan

    dibayarkan secara tunai (“Porsi Tunai”) dengan cara dicicil dan akan dibayar

    selambat-lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi;

    c. Perseroan akan memberikan bunga atas Porsi Tunai Utang Kategori Tranche

    C sebesar 4% per tahun dan untuk Porsi Tunai Utang Kategori Tranche D

    sebesar 6% per tahun, yang akan dibayarkan dengan mengikuti jadwal

    pembayaran Porsi Tunai di atas;

    d. 70% dari sisa Utang Usaha setelah dikurangi nilai sesuai butir a akan

    dibayarkan dengan OWK Perseroan yang berjangka waktu 10 tahun

    terhitung sejak Tanggal Efektif dengan harga pelaksanaan sebesar

    Rp200/saham dengan memperhatikan ketentuan Pasar Modal yang berlaku

    dan ketentuan dalam UUPT berikut dengan perubahan dan/atau

    tambahannya;

    e. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar Porsi Tunai beserta bunganya yang diatur

    dalam Perjanjian Perdamaian, maka sisa nilai Porsi Tunai dan bunganya yang

    tidak dapat dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan

    pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran Porsi Tunai pada

    tanggal jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai tanggal

    jatuh tempo terakhir;

    f. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai dan bunga yang belum

    dibayarkan pada jadwal sebagaimana dimaksud pada butir e di atas sampai

    dengan bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi maka Sisa Porsi Tunai

  • 21

    tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah bulan

    ke-66 tersebut secara pro rata setiap tahunnya;

    g. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai pada saat jatuh tempo

    sebagaimana dimaksud pada butir f di atas, maka Sisa Porsi Tunai yang

    belum dibayarkan tersebut akan ditangguhkan pembayarannya dan

    digabungkan dengan pembayaran sisa Porsi Tunai pada saat jatuh tempo

    berikutnya dan demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh tempo

    terakhir (pada akhir tahun ke-5);

    h. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai dengan jadwal sebagaimana

    dimaksud pada butir g di atas, maka atas sisa Porsi Tunai tersebut akan

    dibayarkan dengan obligasi wajib konversi Perseroan yang berjangka waktu

    2 (dua) tahun dengan tata cara dan harga pelaksanaan konversi minimal

    sesuai dengan ketentuan Pasar Modal yang berlaku dan ketentuan UUPT

    ("OWK B Perseroan"); dan

    i. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai pokok 70% sebagaimana pada

    butir d di atas, yang akan dikonversi menjadi saham sesuai ketentuan di

    atas.

    Utang Tower Provider (Penyedia Menara)

    Berikut adalah ketentuan restrukturisasi untuk Utang Tower Provider atas sewa tower yang

    telah jatuh tempo, belum dibayarkan dan timbul sampai dengan tanggal 10 November 2014:

    A. Utang Rp1 sampai dengan Rp3.000.000.000 (Utang Kategori Tranche A), akan

    dibayarkan oleh Perseroan dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Utang Rp1 sampai dengan Rp3.000.000.000 pembayarannya akan dicicil dan

    akan dibayar selambat-lambatnya sampai bulan ke-84 setelah Tanggal

    Homologasi;

    b. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar utang sebagaimana dimaksud pada Perjanjian

    Perdamaian (Utang Kategori Tranche A), maka sisa nilai utang yang tidak

    dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan

    pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran utang pada tanggal

    jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai tanggal jatuh

    tempo terakhir;

    c. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa utang sesuai dengan jadwal pada butir b

    sampai dengan jatuh tempo terakhir, maka atas sisa utang tersebut akan

    dibayarkan paling lambat pada akhir tahun ke-15 setelah Tanggal

    Homologasi;

    B. Utang di atas Rp3.000.000.000, akan dibayarkan oleh Perseroan dengan ketentuan

    sebagai berikut:

    a. nilai utang sampai dengan Rp3.000.000.000 pertama akan dibayarkan sesuai

    ketentuan Perjanjian Perdamaian;

  • 22

    b. 30% dari sisa utang setelah dikurangi nilai sesuai butir a di atas (Utang

    Kategori Tranche D), berikut dengan bunga sebesar 6% per tahun dari nilai

    tersebut akan dibayarkan secara tunai dengan cara dicicil dan akan dibayar

    selambat-lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi;

    c. 70% dari sisa utang setelah dikurangi nilai sesuai butir a di atas akan

    dibayarkan dengan OWK Perseroan yang berjangka waktu 10 (sepuluh)

    tahun terhitung sejak Tanggal Efektif dengan harga pelaksanaan konversi

    Rp200/saham dengan memperhatikan ketentuan Pasar Modal yang berlaku

    dan ketentuan UUPT;

    d. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar Porsi Tunai yang diatur dalam Perjanjian

    Perdamaian, maka sisa nilai Porsi Tunai yang tidak dapat dibayarkan pada

    setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan pembayarannya dan

    digabungkan dengan pembayaran Porsi Tunai pada tanggal jatuh tempo

    berikutnya dan demikian selanjutnya sampai dengan tanggal jatuh tempo

    terakhir;

    e. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai dan bunga sampai dengan

    bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi maka sisa Porsi tunai tersebut akan

    dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah bulan ke-66 tersebut

    secara pro-rata setiap tahunnya;

    f. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai sesuai jadwal sebagaimana

    dimaksud pada butir e di atas maka sisa Porsi Tunai yang belum dibayarkan

    tersebut akan ditangguhkan pembayarannya dan digabungkan dengan

    pembayaran sisa Porsi Tunai pada saat jatuh tempo berikutnya dan

    demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh tempo berakhir (pada akhir

    tahun ke-5);

    g. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai sampai dengan akhir tahun ke-

    5 sebagaimana dimaksud pada butir 6, maka atas sisa Porsi Tunai tersebut

    akan dibayarkan dengan OWK B Perseroan; dan

    h. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai pokok 70% sebagaimana

    dimaksud pada butir c di atas, yang akan dikoversi menjadi saham sesuai

    ketentuan diatas.

    C. Sisa Masa Sewa

    Berikut adalah ketentuan restrukturisasi untuk Utang Tower Provider atas nilai sewa

    untuk sisa masa sewa tower berdasarkan perjanjian sewa tower yang telah ada

    antara Perseroan dengan masing-masing Kreditor atas Utang Tower Provider yang

    dihitung sejak tanggal 10 November 2014 sampai dengan akhir masa sewa tower

    sesuai masing-masing perjanjian tersebut:

    a. 100% dari nilai sisa masa sewa akan ditukar dengan OWK berjangka waktu

    10 (sepuluh) tahun yang diterbitkan oleh Perseroan pada Tanggal Efektif

  • 23

    dengan harga pelaksanaan konversi Rp200/saham, dengan memperhatikan

    ketentuan Pasar Modal yang berlaku dan ketentuan UUPT; dan

    b. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai yang akan ditukar menjadi

    OWK sesuai ketentuan di atas.

    D. Penghentian Fasilitas Penyediaan Tower

    Kreditor atas Utang Tower Provider dapat menghentikan layanan penggunaan tower

    yang disewa oleh Perseroan pada akhir bulan Juni 2015 kecuali ditentukan lain oleh

    Perseroan dan kreditor atas Utang Tower Provider terkait.

    Utang Biaya Hak Penggunaan ("BHP") dan Universal Service Obligation ("USO")

    A. Utang Pokok BHP dan USO adalah utang yang diakui Perseroan secara tertulis

    sampai dengan 10 November 2014 (“Utang Pokok BHP”), terdiri atas:

    a. Utang BHP Frekuensi Pita;

    b. Utang BHP Frekuensi ISR;

    c. Utang BHP Telekomunikasi; dan

    d. Utang USO.

    B. Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran atas Utang Pokok BHP, maka kelebihan

    pembayaran tersebut akan diperhitungkan sebagai pembayaran cicilan Utang Pokok

    BHP berikutnya.

    C. Pembayaran Utang Pokok BHP Frekuensi Pita, Utang BHP Frekuensi ISR, Utang BHP

    Frekuensi Telekomunikasi dan Utang USO akan dicicil dan akan dibayar selambat-

    lambatnya sampai bulan ke 10 setelah Tanggal Homologasi.

    D. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar utang yang diatur dalam butir C di atas maka sisa utang yang tidak dapat

    dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan pembayarannya dan

    digabungkan dengan pembayaran utang pada tanggal jatuh tempo berikutnya dan

    demikian selanjutnya sampai dengan tanggal jatuh tempo terakhir. Apabila masih

    terdapat sisa utang yang belum dibayarkan setelah tahun ke-10 setelah Tanggal

    Homologasi maka sisa utang tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima)

    tahun berikutnya secara pro rata setiap tahunnya.

    E. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar utang sesuai jadwal sebagaimana dimaksud pada butir D di atas maka

    sisa utang yang belum dibayarkan tersebut akan ditangguhkan pembayarannya dan

    digabungkan dengan pembayaran sisa utang pada saat jatuh tempo berikutnya dan

    demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh tempo terakhir (pada akhir tahun

    ke-5).

    F. Dalam hal terdapat penjaminan atas pembayaran Utang Pokok BHP dan penjaminan

    tersebut kemudian jatuh tempo dan diefektifkan/dicairkan sebelum jadwal

    pembayaran Utang Pokok BHP tersebut di atas berakhir, maka jadwal pembayaran

    tersebut tidak berlaku lagi kecuali masih terdapat sisa Utang Pokok BHP terkait yang

    jadwal pembayarannya tetap akan merujuk pada jadwal pembayaran Utang Pokok

    BHP sebagaimana ketentuan dalam Perjanjian Perdamaian ini.

    Utang Dana Hasil Wesel Senior

    A. Pembayaran Utang Dana Hasil Wesel Senior akan dilakukan oleh Perseroan dengan

    cara sebagai berikut:

  • 24

    a. 30% dari Utang Dana Hasil Wesel Senior (Utang Kategori Tranche C) akan

    dibayarkan secara tunai dengan cara dicicil dan akan dibayarkan selambat-

    lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi;

    b. Perseroan akan memberikan bunga atas Porsi Tunai untuk Utang Kategori

    Tranche C sebesar 4%, yang akan dibayarkan sesuai dengan jadwal

    pembayaran sebagaimana dimaksud pada butir a di atas;

    c. 70% dari Utang Dana Hasil Wesel Senior akan dibayarkan dengan OWK yang

    diterbitkan oleh Perseroan yang berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun

    terhitung sejak Tanggal Efektif dan dapat diperpanjang oleh Perseroan

    dengan harga pelaksanaan konversi sebesar Rp200/saham, dengan

    memperhatikan ketentuan Pasar Modal yang berlaku dan ketentuan UUPT;

    d. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar Porsi Tunai beserta bunganya yang diatur

    dalam butir a di atas, maka sisa nilai Porsi Tunai dan bunganya yang tidak

    dapat dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan

    pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran Porsi Tunai pada

    tanggal jatuh tempo berikutnya dan demikian seterusnya;

    e. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai dan bunganya sampai bulan

    ke-66 setelah Tanggal Homologasi maka sisa Porsi Tunai dan bunganya

    sampai bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi maka sisa Porsi Tunai

    tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah bulan

    ke-66 tersebut secara pro rata setiap tahunnya;

    f. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai sampai dengan tanggal jatuh

    tempo sesuai jadwal sebagaimana dimaksud pada butir e di atas, maka sisa

    Porsi Tunai yang belum dibayarkan tersebut akan ditangguhkan

    pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran Porsi Tunai pada saat

    jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh

    tempo terakhir (pada akhir tahun ke-5);

    g. jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash

    Waterfall sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat

    cukup dana untuk membayar sisa Porsi Tunai setelah akhir tahun ke-5

    sebagaimana dimaksud pada butir f, maka atas sisa Porsi Tunai tersebut

    akan dibayarkan dengan OWK B Perseroan;

    h. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai pokok 70% sebagaimana

    dimaksud pada butir c di atas, yang akan dikonversi menjadi saham sesuai

    ketentuan di atas;

    i. jika diperlukan, Perseroan akan berusaha meminta atau melakukan

    upaya/tindakan yang diperlukan agar dilaksanakan

    penyelesaian/pembayaran atas Utang dana Hasil Wesel Senior sesuai

    dengan ketentuan Perjanjian Perdamaian ini, termasuk namun tidak

    terbatas pada tindakan dan ketentuan, antara lain sebagai berikut:

    i. Secara khusus meminta perhatian pengadilan bahwa, dalam rangka

    memenuhi ketentuan Securities Acts Amerika Serikat, Perseroan

  • 25

    diperkenankan untuk berpedoman pada pengecualian terhadap

    pendaftaran berdasarkan Pasal 3 (a) (10) dari Securities Acts 1933

    Amerika Serikat. Dimana, Pasal 3 (a) (10) mengizinkan suatu proses

    pengadilan di luar Amerika Serikat (dalam hal ini, proses PKPU

    Perseroan) untuk melakukan suatu pertukaran Wesel Senior dengan

    pemegang Wesel Senior yang berada di Amerika Serikat jika

    memenuhi syarat-syarat tertentu.

    ii. Atas Porsi Tunai dapat diterbitkan sebagai surat berharga yang

    diterbitkan oleh Perseroan dan ditawarkan kepada para pemegang

    Wesel Senior sebagai pertukaran (exchange offer) berdasarkan

    peraturan pasar modal yang berlaku, termasuk pengecualian

    pendaftaran yang sesuai berdasarkan Securities Acts Amerika

    Serikat. Surat Berharga yang baru dapat memiliki ketentuan dan

    persyaratan tambahan sebagaimana akan disetujui oleh pemegang

    Wesel Senior, dengan ketentuan tidak bertentangan dengan isi

    Perjanjian Perdamaian.

    iii. Apabila ada pemegang Wesel Senior yang tidak bersedia untuk

    melepaskan tagihan berdasarkan hukum manapun, maka mereka

    tidak berhak untuk menerima surat berharga baru. Ketentuan ini

    secara khusus tidak mengurangi hak Perseroan untuk meminta

    pengakuan atas proses PKPU ini berdasarkan Pasal 15 Bankruptcy

    Code Amerika Serikat atau setiap ketentuan lain dari hukum

    nasional manapun yang mengizinkan pengakuan atas proses

    pengadilan asing.

    iv. Melakukan upaya yang wajar agar Pemegang wesel Senior asing

    dapat dihubungi melalui sistem kliring (clearing system). Namun

    demikian, jika ada pemegang Wesel Senior asing yang tidak dapat

    dihubungi atau tidak memberikan dokumentasi yang diperlukan

    untuk menerima surat berharga baru dalam waktu 6 (enam) bulan

    sejak pemberitahuan, maka seluruh hak mereka akan gugur.

    j. Untuk menghindari keragu-raguan:

    i. Wesel Senior adalah wesel senior atau obligasi/bond senilai

    USD380,000,000 dengan penerbitan USD250 Million at 11.5%

    Guaranteed Senior Notes Due 2015 dan USD130 Million Senior Notes

    at 100.7% yang diterbitkan oleh Bakrie Telecom Pte. Ltd. ("BTPL").

    ii. Utang Dana Hasil Wesel Senior adalah utang Perseroan kepada BTPL

    sebesar USD380,000,000 berdasarkan Intercompany Loan

    Agreement dan Supplemental Intercompany Loan Agreement

    masing-masing tertanggal 7 Mei 2010 dan 27 Januari 2011

    (“Intercompany Loan Agreement”) dimana Perseroan sebagai

    peminjam dan BTPL sebagai pemberi pinjaman.

    iii. Dana Hasil Wesel Senior yang diperoleh Perseroan berdasarkan

    Intercompany Loan Agreement merupakan dana hasil penerbitan

    Wesel Senior yang diberikan oleh BTPL dalam bentuk pinjaman

    kepada Perseroan melalui Intercompany Loan Agreement.

    iv. Dengan dihomologasinya Perjanjian Perdamaian ini yang juga

    mencakup skema atau pola penyelesaian Utang Dana Hasil Wesel

    Senior oleh Perseroan sebagaimana diatur dalam Perjanjian

  • 26

    Perdamaian ini, maka terhitung sejak Tanggal Homologasi tersebut,

    Perseroan tidak lagi memiliki kewajiban untuk memenuhi seluruh

    perjanjian atau dokumen terkait dengan penerbitan Wesel Senior

    yang menjadi berakhir, termasuk namun tidak terbatas pada

    pemenuhan seluruh jaminan yang ada dalam rangka penerbitan

    Wesel Senior yaitu jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) yang

    diberikan oleh Perseroan, jaminan yang diberikan oleh Perseroan,

    jaminan yang dberikan oleh Para Penjamin, serta jaminan lainnya

    apabila ada. Dalam hal terdapat putusan badan peradilan yang telah

    berkekuatan hukum tetap dan diakui oleh hukum Indonesia yang

    menyatakan Perseroan dan Para Penjamin wajib melaksanakan

    pembayaran akibat pencairan setiap jaminan yang diberikan dalam

    penerbitan Wesel Senior maka pembayaran kewajiban tersebut

    akan dilakukan Perseroan dengan mengikuti ketentuan Perjanjian

    Perdamaian ini dan porsi pembayaran kewajiban tersebut akan

    mengurangi porsi pembayaran terhadap Utang Dana Hasil Wesel

    Senior secara sama besar.

    Utang Afiliasi

    Utang Afiliasi akan dibayarkan dengan cara sebagai berikut:

    A. 100% dari Utang Afiliasi akan ditukar dengan OWK yang diterbitkan oleh Perseroan

    yang berjangka waktu 10 tahun terhitung sejak Tanggal Efektif dengan harga

    pelaksanaan konversi Rp200/saham dengan memperhatikan ketentuan Pasar Modal

    yang berlaku dan ketentuan UUPT.

    B. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai sebagaimana dimaksud pada butir A di

    atas yang akan dikonversi menjadi OWK sesuai ketentuan di atas.

    Utang dengan Jaminan (“Utang Kategori Tranche B”)

    A. Terhadap utang dengan Jaminan dalam Perjanjian Perdamaian yang diperhitungkan

    dan diakui adalah seluruh nilai utang pokoknya saja.

    B. Seluruh jumlah Utang dengan Jaminan akan dibayarkan secara tunai dengan cara

    dicicil dan akan dibayar selambat-lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal

    Homologasi.

    C. Perseroan akan memberikan bunga atas Utang dengan Jaminan sebesar 4% yang

    akan dibayarkan sesuai dengan jadwal pembayaran sebagaimana dimaksud pada

    butir B di atas.

    D. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar Utang dengan Jaminan beserta bunganya yang diatur dalam butir B dan

    C, maka sisa nilai Utang dengan Jaminan dan bunganya yang tidak dapat dibayarkan

    pada setiap tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan pembayarannya dan

    digabungkan dengan pembayaran berikutnya pada tanggal jatuh tempo berikutnya

    dan demikian seterusnya.

    E. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar sisa Utang dengan Jaminan dan bunga yang belum dibayarkan setelah

    bulan ke-66 setelah Tanggal Homologasi (“Sisa Utang dengan Jaminan”) maka Sisa

  • 27

    Utang dengan Jaminan tersebut akan dibayarkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun

    secara pro rata setiap tahunnya.

    F. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar, Sisa Utang dengan Jaminan pada saat jatuh tempo sesuai jadwal

    sebagaiman dimaksud pada butir E di atas, maka Sisa Utang dengan Jaminan yang

    belum dibayarkan tersebut akan ditangguhkan pembayarannya dan digabungkan

    dengan pembayaran Utang dengan Jaminan pada saat jatuh tempo berikutnya dan

    demikian selanjutnya sampai dengan saat jatuh tempo terakhir (pada akhir tahun

    ke-5).

    G. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar Sisa Utang dengan Jaminan, dan setelah akhir tahun ke-5 sebagaimana

    dimaksud pada butir F di atas masih terdapat Sisa Utang dengan Jaminan yang

    belum terbayarkan, maka atas sisa Utang dengan Jaminan tersebut akan dibayarkan

    dengan OWK B Perseroan.

    Utang Akibat Derivatif ("Utang Kategori Tranche C")

    A. 30% dari sisa Utang Akibat Derivatif akan dibayarkan secara tunai dengan cara dicicil

    dan akan dibayar selambat-lambatnya sampai bulan ke-66 setelah Tanggal

    Homologasi.

    B. Perseroan akan memberikan bunga atas Porsi Tunai 4% per tahun yang akan

    dibayarkan dengan mengikuti jadwal pembayaran sebagaimana dimaksud pada butir

    A di atas.

    C. 70% dari sisa Utang Akibat Derivatif akan ditukar dengan OWK berjangka waktu 10

    (sepuluh) tahun yang diterbitkan oleh Perseroan pada Tanggal Efektif dengan harga

    pelaksanaan konversi Rp200/saham, dengan memperhatikan ketentuan Pasar

    Modal yang berlaku dan ketentuan UUPT.

    D. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar Porsi Tunai beserta bunganya yang diatur dalam butir A dan B di atas,

    maka sisa nilai Porsi Tunai dan bunganya yang tidak dapat dibayarkan pada setiap

    tanggal jatuh tempo akan ditangguhkan pembayarannya dan digabungkan dengan

    pembayaran Porsi Tunai pada tanggal jatuh tempo berikutnya dan demikian

    seterusnya.

    E. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar sisa Porsi Tunai dan bunga yang belum dibayarkan setelah bulan ke-66

    setelah Tanggal Homologasi maka sisa Porsi Tunai tersebut akan dibayarkan dalam

    jangka waktu 5 (lima) tahun setelah bulan ke-66 tersebut secara pro rata setiap

    tahunnya.

    F. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar sisa Porsi Tunai pada setiap saat jatuh tempo sesuai jadwal sebagaimana

    dimaksud pada butir E di atas, maka sisa Porsi Tunai yang belum dibayarkan tersebut

    akan ditangguhkan pembayarannya dan digabungkan dengan pembayaran sisa Porsi

  • 28

    Tunai pada saat jatuh tempo berikutnya dan demikian selanjutnya sampai dengan

    saat jatuh tempo terakhir (pada akhir tahun ke-5).

    G. Jika setelah pengeluaran/pembayaran sesuai prioritas berdasarkan Cash Waterfall

    sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perdamaian tidak terdapat cukup dana untuk

    membayar sisa Porsi Tunai setelah akhir tahun ke-5 sebagaimana dimaksud pada

    butir F yang belum terbayarkan, maka atas sisa Porsi Tunai tersebut akan ditukar

    dengan OWK B Perseroan.

    H. Perseroan tidak memberikan bunga atas nilai pokok 70% sebagaimana dimaksud

    dalam butir C di atas yang akan dikonversi menjadi saham sesuai ketentuan di atas.

    Penerbitan saham baru hasil konversi OWK B Perseroan akan dilaksanakan dengan ketentuan

    sebagai berikut:

    A. OWK B Perseroan diterbitkan dengan mekanisme persetujuan dari Rapat Umum

    Pemegang Saham yang dilaksanakan paling cepat 90 hari setelah tanggal jatuh

    tempo terakhir sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Perdamaian, kecuali

    terdapat permintaan tertulis dari kreditor(-kreditor) yang mewakili sekurang-

    kurangnya 75% dari sisa tunggakan porsi tunai sampai tanggal jatuh tempo terakhir

    untuk membahas terlebih dahulu bersama dengan Perseroan mengenai rencana

    penerbitan OWK B Perseroan tersebut atau alternatif penyelesaian lainnya, dimana

    permintaan tertulis tersebut harus sudah diterima oleh Perseroan 60 hari setelah

    tanggal jatuh tempo berakhir. Untuk menghindari keragu-raguan, Perseroan tidak

    mengagendakan persetujuan rapat pemegang umum saham untuk penerbitan OWK

    B Perseroan pada RUPS yang akan diselenggarakan pada tanggal 22 Juni 2015.

    B. Penerbitan saham baru tahap pertama dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan

    setelah Perseroan memperoleh persetujuan RUPS Perseroan atas penerbitan OWK B

    Perseroan tersebut dan saham baru diberikan kepada kreditor pemegang OWK B

    Perseroan yang dalam jangka waktu 3 bulan setelah tanggal persetujuan RUPS

    tersebut telah menyerahkan kepada Perseroan rekening penerimaan atas nama

    kreditor tersebut untuk menerima saham baru.

    C. Penerbitan saham baru selanjutnya dilakukan setiap 3 bulan dan dimulai bulan

    Maret pada tahun berjalan tersebut dan diberikan kepada kreditor pemegang OWK

    B Perseroan yang telah menyampaikan permintaan konversi secara tertulis dan

    menyerahkan kepada Perseroan rekening penerimaan atas nama kreditor tersebut

    untuk menerima saham baru 2 bulan sebelum tanggal konversi tersebut.

    D. Biaya yang timbul (apabila ada) sehubungan dengan pembukaan atau kepemilikan

    rekening penerimaan saham oleh kreditor dan biaya pemindahan saham baru ke

    rekening kreditor ditanggung oleh kreditor bersangkutan. Perseroan menanggung

    biaya yang secara wajar menjadi kewajiban penerbit saham baru.

    E. Setiap OWK B Perseroan yang tidak dimintakan konversi oleh kreditor menjadi

    saham dan/atau tidak memberikan rekening penerimaan saham baru kepada

    Perseroan, sampai dengan berakhirnya jangka waktu OWK B Perseroan tersebut,

    maka OWK B Perseroan tersebut menjadi berakhir dan Perseroan tidak memiliki

  • 29

    kewajiban apapun terhadap kreditor tersebut sebagaimana kreditor tersebut tidak

    memiliki hak tagih apapun kepada Perseroan.

    F. Dalam hal sebelum penerbitan saham baru Perseroan terdapat Stock Reverse atau

    Stock Split maka hak Kreditor atas saham baru Perseroan yang timbul berdasarkan

    Perjanjian Perdamaian ini akan disesuaikan dengan proporsi perolehan saham baru

    yang diatur dalam Perjanjian Perdamaian ini sebelum terdapat Stock Reverse atau

    Stock Split.

    G. Setiap penerbitan OWK B Perseroan dan penerbitan saham baru, Perseroan wajib

    memenuhi segala ketentuan yang diatur dalam ketentuan Pasar Modal, UUPT, dan

    peraturan undang-undang lainnya termasuk namun tidak terbatas pada persetujuan

    Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Keterlambatan penerbitan OWK B

    Perseroan dan saham baru sesuai waktu yang telah ditetapkan yang dikarenakan

    oleh harus dipenuhi dahulu ketentuan Pasar Modal, UUPT, dan peraturan undang-

    undang lainnya tidak dianggap sebagai kegagalan pelaksanaan Perjanjian

    Perdamaian.

    Efek Yang Akan Diterbitkan

    OWK diterbitkan oleh Perseroan sebagai implementasi atas proses PKPU untuk restrukturisasi utang-

    utang tertentu dengan cara yang diuraikan secara lebih lengkap dalam Perjanjian Perdamaian.

    Berdasarkan Perjanjian Perdamaian, Perseroan diharuskan untuk menerbitkan OWK kepada para

    kreditor tertentu dari Perseroan sesuai dengan proporsi yang diatur dalam dokumen-dokumen

    tagihan sebagaimana diatur di dalam Perjanjian Perdamaian.

    Perseroan akan menerbitkan OWK dalam dua bentuk denominasi, yakni:

    1. OWK Denominasi Rupiah yang akan diterbitkan kepada kreditor Perseroan dan akan dilakukan

    melalui suatu Akta Pengakuan Utang Dan Penerbitan Obligasi Wajib Konversi ("Akta Penerbitan

    Obligasi Konversi"); dan

    2. OWK Denominasi Dollar AS yang akan diterbitkan kepada pemegang Wesel Senior melalui suatu

    Exchange Offer and Consent Solicitation ("Exchange Offer”) dimana Perseroan akan menukarkan

    Wesel Senior dengan OWK Denominasi Dollar AS,

    yang mana kedua jenis tersebut memberikan hak mutlak kepada Para Pemegang OWK untuk

    mengkonversikan-nya menjadi sejumlah saham konversi di Perseroan sesuai dengan proporsi

    sebagaimana diatur dalam Akta Penerbitan Obligasi Konversi dan Exchange Offer (“Saham

    Konversi”).

    1. Obligasi Wajib Konversi Denominasi Rupiah

    Berikut ini adalah ketentuan dan persyaratan draft Akta Penerbitan Obligasi Konversi terkait Obligasi Wajib Konversi Denominasi Rupiah:

  • 30

    a. Para Pihak Berdasarkan draft Akta Penerbitan Obligasi Konversi, Akta Penerbitan Obligasi Konversi merupakan suatu perjanjian yang dibuat secara sepihak oleh Perseroan dimana Perseroan berdasarkan Akta Penerbitan Obligasi Konversi mengakui utang yang dimilikinya kepada kreditor-kreditor yang dinyatakan di dalam Lampiran 1 Akta Penerbitan Obligasi Konversi ("Pemegang OWK Denominasi Rupiah") dan berjanji untuk melunasi utang tersebut dengan penerbitan OWK Denominasi Rupiah.

    b. Jumlah Pokok Obligasi Wajib Konversi Jumlah pokok OWK Denominasi Rupiah adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 4.372.4