43
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Islam memberikan tuntunan yang benar, agar manusia tidak salah jalan dalam masalah kesehatan. Al-Qur’an dan Hadist Nabi telah banyak memberikan penjelasan dan gambaran dalam urusan kesehatan yang meliputi kesehatan fisik, kesehatan mental dan jiwa, kesehatan nutrisi, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan. Islam menganjurkan seseorang untuk mampu memelihara kesehatan baik perorangan, keluarga maupun masyarakat. Dalam menjaga kesehatan tersebut kita sebagai sesama manusia patut memberikan atau membagi informasi yang ada kepada sesama. Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut 1

Dakwah Sebagai Media Promosi Kesehatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah pendidikan agama islam 2

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIslam memberikan tuntunan yang benar, agar manusia tidak salah jalan dalam masalah kesehatan. Al-Quran dan Hadist Nabi telah banyak memberikan penjelasan dan gambaran dalam urusan kesehatan yang meliputi kesehatan fisik, kesehatan mental dan jiwa, kesehatan nutrisi, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan. Islam menganjurkan seseorang untuk mampu memelihara kesehatan baik perorangan, keluarga maupun masyarakat. Dalam menjaga kesehatan tersebut kita sebagai sesama manusia patut memberikan atau membagi informasi yang ada kepada sesama. Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran. Dengan demikian diharapkan melalui kegiatan promosi kesehatan diharapkan masyarakat mampu untuk menjaga dan memelihara kesehatan baik individu maupun orang lain. Dalam islam penyebaran informasi kepada masyarakat baik tentang kesehatan ataupun tentang aspek lainnya disampaikan melalui dakwah. Dakwah merupakan serangkaian aktivitas yang bersifat mengajak, memanggil dan mensosialisasikan ajaran-ajaran serta nilai-nilai yang terkandung dalam Islam dengan hikmah dan kebijaksanaan agar mengerti, memahami dan melaksanakan pesan tersebut guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dalam Al-quran dijelaskan sebagai berikut:

Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nimat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS Al-Baqarah (2) :151)Dakwah dan promosi kesehatan dapat saling berkorelasi karena dakwah dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media promosi kesehatan karena metode promosi dan dakwah yang sama-sama bersifat massa. Selain itu, terdapat lima alasan dakwah dapat digunakan sebagai media promosi kesehatan di lingkungan masyarakat, antara lain sebagai pendidik (muaddib), sebagai pelurus informasi (musaddid), sebagai pembaharu (mujaddid), sebagai Pemersatu (Muwahid), dan sebagai Pembela (Mujahid).Cara promosi kesehatan melalui dakwah sebenarnya cukup efektif jika dakwah yang diberikan tidak terlalu membosankan apalagi mayoritas penduduk di Indonesia beragama islam, maka media promosi kesehatan dengan dakwah ini sangat cocok digunakan di indonesia. Selain itu, metode ini dapat mengkorelasikan tentang kesehatan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist sebagai penguatnya. Jadi pada intinya, media promosi kesehatan melalui dakwah harus lebih ditingkatkan lagi untuk menunjang peningkatan pengetahuan khususnya umat islam agar lebih sadar akan kesehatannya dan bersyukur akan nikmat-Nya sehingga tercipta masyarakat yang sehat.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?2. Apa yang dimaksud dengan dakwah?3. Bagaimana menggunakan media dakwah dalam promosi kesehatan?4. Bagaimana aplikasi promosi kesehatan dengan media dakwah?

1.3 Tujuan 1. Menganalilis makna promosi kesehatan.2. Menganalilis makna dakwah.3. Mengetahui penggunaan media dakwah dalam promosi kesehatan.4. Mengetahui aplikasi promosi kesehatan dengan media dakwah.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Promosi Kesehatan2.1.1 Definisi Promosi KesehatanPromosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, ddan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan (Lawrence Green, 1984).Promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO, 1984).Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompom harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawa, 1986).Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan serta proses pemberdayaan masyarakat untuk mengontrol dan mengembangkan kesehatan mereka dalam rangka mencapai status kesehatan yang meliputi fisik, mental, kesejahteraan sosial baik individu maupun kelompok

2.1.2 Strategi Promosi Kesehatan2.1.2.1 Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO (1984)Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3 hal, yaitu: 1) Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment) Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk kesehatan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat (sasaran primer).2) Dukungan Sosial (Social support) Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terliadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sasial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).3) Advokasi (Advocacy) Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier).2.1.2.2 Strategi Promosi Kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986)Berdasarkan Konferensi lnternasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada pada tahun 1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Di dalam Piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu: 1) Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Healthy Public Policy) Strategi promosi kesehatan ini ditujukan kepada para penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain, agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusan, dan sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesehatan publik. Misalnya, ada paraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).2) Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment) Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum, termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara lain: tersedianya temp at sampah, tersedianya temp at buang air besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan non-perokok, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, para pengelola tempat-tempat umum, pasar, terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall, dan sebagainya, harus menyediakan sarana-prasarana untuk mendukung perilaku sehat bagipengunjungnya.3) Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services) Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya, bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada "provider" dan "consumer". Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah, harus direorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan hanya sekadar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara juga, dalam batas-batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini adalah, para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus melibatkan, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan masayarakat. Dalam mereorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangat penting.4) Keterampilan individu (Personal Skill)Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang rerdiri dari individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, strategi untuk mewujudkan keterampilan individu dan kelompok dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman-pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual daripada massa.5) Gerakan Masyarakat (Community Action) Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan, atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka2.1.3 Metode dan Teknik Promosi KesehatanMetode dan teknik promosi kesehatan adalah suatu cara yang digunakan dalam setiap pelaksanaan promosi kesehatan. Berdasarkan sasarannya metode dan teknik promosi kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu :1) Metode Promosi Kesehatan IndividualMetode ini digunakan apabila seseorang yang mempromosikan kesehatan dapat berkomunikasi secara langsung dengan klien, baik bertatap muka maupun melalui sarana komunikasi lainnya.2) Metode Promosi Kesehatan KelompokSasaran kelompok dibedakan menjadi 2 yaitu :a. metode promosi kesehatan untuk kelompok kecil, misalnya dengan melakukan diskusi kelompok, saling mencurahkan pendapat.b. metode promosi kesehatan untuk kelompok besar, misalnya dengan metode ceramah yang diikuti dengan tanya jawab, seminar.3) Metode Promosi Kesehatan MassalSasaran promosi kesehatan massal dapat dilihat dari kelompok umur, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, sosial budaya, dsb. Sebelum melakukan promosi kesehatan, promotor kesehatan harus merancang pesan kesehatan yang akan disampaikan. Metode promosi kesehatan massal adalah :a. Ceramah umum, biasa dilakukan di lapangan terbuka dan tempat-tempat umum. b. Penyampaian pesan melalui alat elektronik seperti radio dan televisi.c. Penggunaan media cetak seperti koran, majalah, buku, selebaran, poster, dsb.2.1.4 Sasaran Promosi Kesehatan 1) Indvidu atau keluargaDengan diberikannya promosi kesehatan individu diharapkan memperoleh informasi baik secara langsung ataupun melalui berbagai media, mempunyai kemampun untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya, dapat melakukan tindakan hidup bersih dan lingkungan yang sehat, ikut berperan dalam kegiatan sosial yang berkaitan dengan kesehatan.

2) Masyarakat atau LSMDiharapkan dapat mengembangkan upaya peningkatan kesehatan dan saling bekerjasama serta saling membantu untuk mewujudkan lingkungan sehat.3) Lembaga pemerintah Diharapkan dapat perduli dan mndukung upaya mengembangkan perilaku sehat dan lingkungan sehat, membuat kebijakan yang berhubungan dengan bidang kesehatan.4) Institusi Diharapkan dapat meningkatkan mutu kesehatan yang dapat memeberi kepuasan pada masyarakat.2.1.5 Peran Promosi KesehatanPeran promosi kesehatan adalah sebagai berikut: 1) Menjaga dan mendukung hak asasi masyarakat untuk hidup sehat 2) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, termasuk menurunkan angka kematian, meningkatkan sikap/perilaku hidup sehat masyarakat melalui program-program pelayanan kesehatan 3) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 4) Meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit termasuk pencegahan (tindakan preventif) terhadap ancaman penyakit baru 5) Mengalihkan subsidi pemerintah pada bidang kuratif dan rehabilitatif pada bagian promitif dan preventif 6) Menambah wawasan masyarakat melalui penyuluhan, pendidikan, pelatihan.7) Menciptakan SDM yang baik, karena sehat merupakan awal tiap individu untuk beraktivitas (belajar, bekerja, dan berkreasi) 2.2 Dakwah 2.2.1 Definisi DakwahMenurut Islam, Dakwah secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da'wah yang artinya seruan, panggilan, undangan. Secara istilah, kata da'wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 2.2.2 Tujuan DakwahTujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai oleh Allah. Nabi Muhammmad Saw mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Tujuan lainnya adalah mengeluarkan manusia dari jalan gelap-gulita menuju jalan terang-benderang. Ini diterangkan dalam firman Allah: " Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. "(QS. Ibrahim: 1).

2.2.3 Metode DakwahDiantara Metode dakwah yang ditempuh oleh Rosululloh Saw adalah sebagai berikut:1) Menyeru kepada tauhid sebelum yang lainnya.Mengesakan Allah Swt atau tauhid adalah perkara pertama yang didakwahkan oleh Rosulullah Saw kepada orang-orang yang beliau seru. Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh Muadz bin Jabal Rhadhiallohuanhu ketika menyeru para penduduk Yaman. Nabi Saw memberikan pengarahan kepadanya sebelum mengutusnya sebagai dai ke Yaman. Beliau bersabda, Sesungguhnya engkau akan menemui orang-orang dari ahli Kitab! Maka hendaknya yang pertama kali engkau serukan kepada mereka ialah bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang haq disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Jika mereka mau menaatimu dengan mengucapkan syahadat tersebut, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam, kemudian jika mereka telah menaatimu untuk melaksanakan kewajiban tersebut maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shadaqah (zakat) yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan dibagikan lagi kepada orang-orang fakir mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)2) Membacakan ayat-ayat al-Quran kepada orang yang beliau dakwahiAl-Quran merupakan sebaik-baik sarana dalam mendakwahi seseorang. Ia adalah kalamullah yang memiliki pengaruh yang kuat dalam jiwa-jiwa orang yang mendengarnya. Tidak sedikit manusia yang terbuka hatinya dan tergugah untuk menerima Islam setelah mendengar atau membaca beberapa ayat dari al-Quran. Ini adalah cara yang paling efektif dalam mendakwahi madu (objek dakwah). Hal ini pula yang dilakukan oleh utusan Rosulullah Saw ke Habasyah (Ethiopia), Jafar bin Abi Thalib Rhadhiallohuanhu, ketika mendakwahi Raja Najasyi, Jafar membacakan kepadanya awal-awal surat Maryam. Ketika mendengar bacaan al-Quran tersebut Raja Najasyi menangis terharu seraya berkata, Sesungguhnya apa yang diturunkan kepada Nabi kalian dan apa yang diturunkan kepada al-Masih Isa berasal dari misykat yang sama. Maka Najasyi pun memeluk Islam, hanya saja ia menyembunyikan ke-Islamannya dari rakyatnya.Begitu pula masuk Islamnya Jubair bin Muthim Rhadhiallohuanhu. Al-Bukhari Rohimahulloh meriwayatkan bahwa Jubair berkata: Aku mendengar Nabi SAW membaca dalam shalat maghribnya surat ath-Thur [dan ketika itu aku masih musyrik]. Maka tatkala beliau sampai pada ayat ini: () () () Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?. Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?. (QS. ath-Thur: 35-37), Jubair berkata, Hampir-hampir jantungku terbang (terlepas). (HR. Bukhari) 3) Menyampaikan penjelasan tentang Islam dengan cara yang mudah dipahami oleh madu (objek dakwah).Hal ini sebagaimana yang dipesankan oleh Rosulullah Saw ketika akan mengirim dua sahabatnya yaitu Abu Musa al-Asyari dan Muadz bin Jabal Rhadhiallohuanhuma ke Yaman. Masing-masing utusan tersebut berdakwah ke pelosok-pelosok negeri Yaman. Kepada kedua utusan ini Nabi Saw berwasiat, Permudahlah oleh kalian berdua dan janganlah mempersulit. Gembirakanlah dan jangan membuat orang lari. (HR. Bukhari).Contoh penjelasan Rosulullah Saw tentang tauhid kepada seorang Arab. Dari Abu Juray Jabir bin Sulaim ia berkata, Aku melihat seorang laki-laki yang manusia selalu mengambil pendapatnya. Ia tidak pernah mengucapkan sesuatu melainkan orang-orang mengikuti perkataannya itu. Hal ini mengundang keherananku lalu aku bertanya kepada mereka, Siapakah orang ini? Mereka menjawab, Ia adalah Rosulullah Saw. Lalu akupun menghampirinya seraya berkata, Alaikassalam wahai Rosulullah. Aku mengulanginya dua kali. Beliau menjawab, Jangan engkau katakan Alaikassalam karena ucapan Alaikassalam adalah salam penghormatan untuk orang yang telah meninggal. Akan tetapi ucapkanlah, Assalamualaika (semoga keselamatan untukmu). Aku bertanya, Engkau adalah utusan Allah? Ia menjawab, Aku adalah utusan Allah Yang jika engkau ditimpa mudharat lalu engkau berdoa kepada-Nya niscaya Dia menghilangkan darimu kemudharatan tersebut, dan jika engkau ditimpa kekeringan yang panjang (kemarau) lalu engkau berdoa kepada-Nya niscaya Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, dan jika engkau berada di padang yang tandus atau luas lalu ontamu hilang kemudian engkau berdoa kepada-Nya niscaya Dia mengembalikan kepadamu ontamu. Aku berkata kepadanya, Berilah aku pesan. Beliau bersabda, Janganlah engkau mencaci seseorang pun. Maka sejak itu aku tidak pernah lagi mencaci seseorang pun, baik orang merdeka atau hamba sahaya, baik onta atau kambing.' (HR. Abu Dawud).Demikianlah satu contoh tentang sederhananya penjelasan beliau kepada madunya. Al-Bukhari Rohimahulloh meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Rhadhiallohuanhu bahwa ia berkata, Berbicaralah kepada manusia dengan apa yang mereka ketahui. Apakah kalian ingin mereka mendustakan Alloh dan Rasul-Nya?. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Abdullah bin Masud Rhadhiallohuanhu bahwa ia berkata, Tidaklah engkau berbicara kepada suatu kaum dengan sesuatu yang tidak terjangkau oleh akal mereka melainkan akan menjadi fitnah (kebingungan) bagi sebagian mereka.(HR. Muslim).2.2.4 Macam- Macam Dakwah Ada beberapa macam dakwah, diantaranya :1) Dakwah Fardiah Dakwah Fardiah yaitu metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran, atau memberi contoh. Misalnya, pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara selamatan, dan lain-lain.2) Dakwah Ammah Dakwah Ammah yaitu metode dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam dunia dakwah. 3) Dakwah bil-Lisan Dakwah bil-Lisan yaitu penyampaian dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). Dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, dan disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.4) Dakwah bil al-HalDakwah bil al-Hal yaitu dakwah yang menggunakan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Madu) mengikuti jejak dan perbuatan si Dai (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan dakwah Bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah. 5) Dakwah bit-Tadwin Dakwah bit-Tadwin yaitu dakwah melalui tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah. Metode ini bagus diterapkan pada zaman modern sekarang ini, karena metode ini sangat efektif dan efisien. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwin ini Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada.6) Dakwah bil-Hikmah Dakwah bil-Hikmah yaitu menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga obyek dakwah mampu melaksanakan pesan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

2.3 Dakwah sebagai Media Promosi KesehatanDakwah dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media promosi kesehatan. Metode promosi atau pendidikan dengan menggunakan dakwah ini bersifat massa (publik). Metode ini ditujukan baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Jika diambil benang lurusnya hubungan dakwah sebagai media promosi kesehatan sangat diperlukan oleh umat islam, untuk menunjang peningkatan pengetahuan khususnya umat islam agar lebih sadar akan kesehatannya dan bersyukur akan nikmatNya. Media promosi kesehatan dengan dakwah cocok digunakan di indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama islam serta sangat patuh akan agamanya. Selain itu metode ini dapat mengkorelasikan tentang kesehatan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist sebagai penguatnya. Islam sejak dari awal sangat mementingkan hidup sehat melalui tindakan promotif, preventif dan protektif. Langkah dimulai dari pembinaan terhadap manusia sebagai subjek sekaligus objek persoalan kesehatan itu sendiri. Islam menanamkan nilai-nilai tauhid dan manifestasi dari tauhid itu sendiri pada diri manusia. Nilai-nilai tersebut mampu merubah persepsi-persepsi tentang kehidupan manusia di dunia yang pada gilirannya tentu saja merubah perilaku manusia yang merupakan realisasinya dari ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah.2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan menurut IslamEmpat faktor utama yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Bila ditilik semuanya tetaplah bemuara pada manusia. Faktor lingkungan (fisik, sosek, biologi) yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap status kesehatan tetap saja ditentukan oleh manusia. Manusialah yang paling memiliki kemampuan untuk memperlakukan dan menata lingkungan hidup. Islam memberikan tuntunan yang benar, agar manusia tidak salah jalan dalam masalah kesehatan. Al-Quran dan hadist telah banyak memberikan penjelasan dan gambaran dalam urusan kesehatan yang meliputi :1) Kesehatan FisikAllah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna dibanding makhluk yang lain. Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Quran : Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (At-Tiin: 4). Kesungguhan Allah dalam menciptakan manusia dengan bentuk yang sedemikian bagusnya, telah menjadi keharusan bagi makhluknya untuk selalu menjaga kesehatan fisiknya. Allah melarang manusia membuat kerusakan terhadap apa-apa yang telah diciptakan-Nya.

2) Kesehatan Mental dan JiwaKesehatan mental dan jiwa tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan fisik. Sebab, ketika seseorang mengalami sakit secara fisik, terkadang merusak mental dan jiwanya, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, kesehatan mental dan jiwa harus terus ditingkatkan dengan mendekatkan diri kepada Allah Subhanhu Wa Ta'ala. Allah Subhanhu Wa Ta'ala. Berfirman: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS.Ar-Rad : 28).3) Kesehatan NutrisiIslam menganjurkan terhadap pemeluknya untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halalanthoyyiban (halal lagi baik). Halal adalah suatu hal yang dibolehkan secara agama, sedangkan thoyyib adalah sesuatu yang baik pada dasarnya, tidak merusak fisik dan pikiran, dan harus memenuhi syarat dari segi kebersihan dan kesehatannya.4) Kesehatan MasyarakatManusia adalah makhluk sosial. Dia tidak dapat hidup sendiri tanpa keterkaitan atau campur tangan orang lain. Dia harus berinteraksi satu sama lainnya. Dengan hal tersebut, manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dalam segala hal. Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling kenal (litaarofu). Melalui saling kenal ini, manusia akan beranak dan bertambah banyak. Begitu pula Rosulullah menganjurkan kepada umatnya untuk menghormati tetangganya. Betapa Islam menumbuhkan kebersamaan sehingga terciptalah masyarakat yang sehat.5) Kesehatan LingkunganIslam agama yang indah, agama yang cinta dengan kebersihan. Sudah pasti, Islam akan selalu memperhatikan dalam menjaga kesehatan lingkungan dalam arti luas. Islam tidak hanya menjaga kesehatan lingkungan dirinya, rumahnya, dan sekitar tetangganya. Akan tetapi, memperhatikan pula dalam menjaga kesehatan lingkungan dalam memilih, baik dalam memilih calon pendamping, calon pemimpin, dan tempat bekerja.2.3.2 Alasan Dakwah dapat Digunakan sebagai Media Promosi KesehatanTerdapat lima alasan dakwah dapat digunakan sebagai media promosi kesehatan di lingkungan masyarakat, yaitu:1) Sebagai Pendidik (Muaddib)Melaksanakan fungsi edukasi tentang kesehatan yang sesuai dengan ajaran Islam.2) Sebagai Pelurus Informasi (Musaddid)Informasi tentang kesehatan harus diluruskan agar sesuai dengan ajaran dan kaidah Islam.3) Sebagai Pembaharu (Mujaddid)Penyebar paham pembaharuan dan pengamalan ajaran Islam tentang kesehatan.4) Sebagai Pemersatu (Muwahid)Mampu menjadi jembatan yang mempersatukan umat Islam (Ukhuwah Islamiyah).5) Sebagai Pembela (Mujahid)Melalui media massa, umat islam berusaha keras mendorong penegakan nilai-nilai Islam, menyemarakkan syiar Islam, mempromosikan kesehatan sesuai dengan syariat islam kepada semua kalangan umat. Peran kelima ini, sebagai mujahid, sebenarnya menyimpulkan keempat peran sebelumnya.

2.4 Aplikasi Promosi Kesehatan dengan Media Dakwah (Studi Kasus)Program Keluarga Berencana (KB) Dalam IslamPada dasarnya konsep dakwah sama dengan konsep promosi kesehatan yaitu sebuah proses untuk membuat seseorang mau dan mampu melakukan segala sesuatu yang menjadi determinan kesehatan melalui pemberdayaan dan termasuk dalam media promosi kesehatan. Namun pada kondisi tertentu dakwah sebagai media promosi kesehatan lebih tepat sasaran apabila dilakukan pada kelompok masyarakat yang agamis. Hal ini dikarenakan masyarakat yang agamis biasanya lebih condong taat pada ajaran agamanya sehingga dakwahlah yang tepat untuk dijadikan sebagai media promosi kesehatan.Dari macam-macam dakwah yang telah dijelaskan dimakalah, kita bisa memilih dakwah yang sesuai dengan karakteristik sasaran kita. Sehingga dalam menyampaikan dakwah yang berisi promosi kesehatan sasaran kita mudah memahami pesan yang kita sampaikan, dengan demikian diharapkan sasaran yang kita tuju dapat merubah perilakunya menjadi lebih sehat. Sebagai petugas promosi kesehatan mungkin dakwah yang biasa dilakukan adalah dengan dakwah Ammah. Dakwah Ammah yaitu metode dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah ini sama seperti metode yang kita gunakan saat melakukan penyuluhan pada kelompok orang tertentu.Contoh studi kasusBerikut ini contoh studi kasus yang bisa kita jadikan materi dakwah dalam promosi kesehatan:Saat ini angka kelahiran di indonesia sangat tinggi, sehingga pemerintah mencanangkan program keluarga berencana (KB) dengan memperkecil jumlah anak yang bertujuan untuk menekan angka kelahiran dan selain itu juga untuk kesejahteraan masyarakat sehingga keluarga merasa cukup dan sejahtera degan keluarga kecil mereka. Jika dilihat dari segi faktor ekonomi, memiliki jumlah anak yang banyak akan meningkatkan jumlah kebutuhan keluarga tersebut sehingga kepala keluarga harus bekerja lebih keras untuk memenuh kebutuhan keluarganya.Kegiatan yang bisa dilakukan bersama masyarakat yaitu penyuluhan tentang macam-macam KB dan pandangan islam terhadap KB. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang macam-macam KB dan pandangan islam terhadap KB sehingga mereka dapat menggunakan KB yang sesuai syariat. Dalam islam, KB menjadi persoalan yang polemik karena ada beberapa ulama yang menyatakan bahwa KB dilarang tetapi ada juga ayat al-quran yang mendukung program keluarga berencana. Dalam alquran dicantumkan ayat yang berkaitan dengan keluarga berencana, yaitu: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.(Qs.An-Nisa : 9 )Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana, secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemaslahatan bagi umatnya. MUI telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Musyawarah Nasional Ulama tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan tahun 1983. Betapapun secara teoritis sudah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti tanzhim al-nasl (marencanakan keturunan), tetapi kita harus tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat/metode kontrasepsi yang akan digunakan untuk ber-KB. Selain hukum islam yang mendukung keluarga berencana, ada para ulama yang menafsirkan larangan keluarga berencana seperti yang tercantum dalam hadist berikut: ) sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang banyak. (H.R. Muslim)Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi orang lain(masyarakat). Terlepas dari larangan untuk ber-KB, kita harus mengetahui dan memperhatikan jenis dan kerja alat kontrasepsi yang akan digunakan. Alat kontrasepsi yang diharamkan adalah yang sifatnya pemandulan seperti vasektomi dan tubektomi. Tetapi kalau kondisi kesehatan isteri atau suami yang terpaksa seperti untuk menghindari penurunan penyakit dari bapak/ibu terhadap anak keturunannya yang bakal lahir atau terancamnya jiwa si ibu bila ia mengandung atau melahirkan bayi, maka sterilisasi dibolehkan oleh Islam karena dianggap dharurat. Hal ini diisyaratkan dalam kaidah: Keadaan darurat membolehkan melakukan hal-hal yang dilarang agama. (H.R. Muslim)MUI telah memfatwakan keharaman penggunaan KB sterilisasi ini pada tahun 1983 dengan alasan sterilisasi bisa mengakibatkan kemandulan tetap. Penggunaan KB diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa suami maupun istri. KB yang ada di zaman Rasulullah adalah azl, sebagaimana diriwayatkan dalam hadist berikut: : - - - - .Kami pernah melakukan azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w., sedangkan al-Quran (ketika itu) masih (selalu) turun.(H.R. Bukhari-Muslim dari Jabir).Dan pada hadis lain: Kami pernah melakukan azl (yang ketika itu) nabi mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami.(H.R. Muslim, yang bersumber dari Jabir juga).Hadist ini menerangkan bahwa seseorang diperkenankan melakukanazl (coitus interruptus).Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa KB yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara. Sejauh pengertiannya adalah tanzim al nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang. Kebolehan KB dalam batas pengertian diatas sudah banyak difatwakan, baik oleh individu ulama maupun lembaga-lembaga keislaman tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebolehan KB dengan pengertian batasan ini sudah hampir menjadi Ijma` ulama (kesepakatan para ulama).

BAB IIIPENUTUP

4.1 KesimpulanPromosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dakwah merupakan serangkaian aktivitas yang bersifat mengajak, memanggil dan mensosialisasikan ajaran-ajaran serta nilai-nilai yang terkandung dalam Islam dengan hikmah dan kebijaksanaan agar mengerti, memahami dan melaksanakan pesan tersebut guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Cara promosi kesehatan melalui dakwah sebenarnya cukup efektif jika dakwah yang diberikan tidak terlalu membosankan apalagi mayoritas penduduk di Indonesia beragama islam, maka media promosi kesehatan dengan dakwah ini sangat cocok digunakan di indonesia. Selain itu, metode ini dapat mengkorelasikan tentang kesehatan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist sebagai penguatnya. Jadi pada intinya, media promosi kesehatan melalui dakwah harus lebih ditingkatkan lagi untuk menunjang peningkatan pengetahuan khususnya umat islam agar lebih sadar akan kesehatannya dan bersyukur akan nikmat-Nya sehingga tercipta masyarakat yang sehat.

4.2 Saran1) Bagi Penyuluh KesehatanSebagai penyuluh kesehatan hendaknya kita menyampaikan promosi kesehatan dengan metode yang mudah dipahami oleh masyarakat agar masyarakat lebih mudah dalam menerapkan promosi kesehatan yang telah disampaikan. Promosi kesehatan dengan metode dakwah ini sebaiknya bisa lebih banyak diterapkan oleh semua penyuluh kesehatan yang beragama islam, karena sebenarnya semua penyelesaian masalah hidup termasuk kesehatan sudah ada panduannya dalam alquran dan hadist. Dan diharapkan dengan menggunakan media dakwah dalam menyampaikan promosi kesehatan terhadapa masyarakat dapat meningkatan pengetahuan khususnya umat islam agar lebih sadar akan kesehatannya dan bersyukur akan nikmat-Nya sehingga tercipta masyarakat yang sehat.2) Bagi MasyarakatMasyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam seharusnya lebih bijak dalam menjaga kesehatannya dan bisa mengambil hikmah dari semua aturan yang diharamkan ataupun dihalalkan di alquran dan hadist dalam upaya menjaga kesehatan.

3