Upload
hakhanh
View
245
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Kota Bandung. Dinas Tata Kota Propinsi Jawa Barat. 2004.
Catatan Kuliah Konstruksi Kayu Dr. Ir Saptahari Soegiri, MP.
Catatan Kuliah Manajemen Konstruksi Dr.Ir. Purnomo Soekirno.
McCormac, Jack C. Design of Reinforced Concrete Fifth Edition. John Willey and Sons, Inc. 2003.
Allen, Edward. Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan: Bahan-Bahan dan Metodenya Edisi Ketiga Jilid 1. Penrbit Erlangga. 2002.
Patokan Harga Satuan Bahan dan Upah Pekerjaan Bidang Pemborongan Propinsi DKI Jakarta. Biro Administrasi Sarana Perkotaan Propinsi DKI Jakarta. 2007.
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI 1987). 1987.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Badan Standar Nadional Departemen Pekerjaan Umum. 1961.
Richard Y. Chang & P. Keith Kelly. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah. Pt Pustaka Binaman Pressindo. 1998.
Robert L. Peurifoy & Garold D. Oberlender, Estimating Construction Cost Fifth Edition, McGraw-Hill, Inc, 2002.
Susanta, Gatut. Panduan Lengkap Membangun Rumah. Penerbit Swadaya. 2007.
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan dan Gedung. Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. 2000.
Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Badan Standar Nadional Departemen Pekerjaan Umum. 2002.
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan. Badan Standar Nadional Departemen Pekerjaan Umum. 2007.
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Kayu Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan. Badan Standar Nadional Departemen Pekerjaan Umum. 2007.
xiv
LAMPIRAN
xv
DESAIN STRUKTUR ATAP KAYU
I. PEMODELAN STRUKTUR RANGKA ATAP
Dalam Tugas Akhir ini, model struktur rangka atap dibuat dengan menggunakan software SAP
(Structure Analysis Programme). Model dasar struktur rangka atap yang direncanakan dapat dilihat
pada Gambar 1. Preliminary design dilakukan dengan menggunakan sistem trial & error dalam
SAP.
Gambar 1 Sketsa Rancangan Atap
Pada model dasar struktur kuda-kuda rangka atap kayu batang tarik dibagi menjadi 10 bentang
dengan lebar masing-masing bentang 1 m. Jarak antar kuda-kuda yang digunakan adalah 6 m. Di
atas kuda-kuda diletakkan gording yang langsung menumpu genteng. Data pemodelan struktur
kuda-kuda dapat dilihat sebagai berikut:
Mutu kayu : A
Kelas : I
Kemiringan kuda-kuda, α : 300
Panjang kuda-kuda, L1 : 10 m
Jarak antar kuda-kuda, L2 : 6 m
a : 1 m
Material yang digunakan dalam perencanaan struktur kuda-kuda atap kayu adalah kayu kelas I,
dengan data penampang sebagai beikut :
Properties Kayu kelas I:
E = 125000 kg/cm2
1
ltσ = 150 kg/cm2
tkσ // = trσ // = 130 kg/cm2
tkσ ┴ = 40 kg/cm2
τ // = 20 kg/cm2
II. PERHITUNGAN PEMBEBANAN
Dalam Tugas Akhir ini, digunakan 4 jenis pembebanan sesuai SNI 1987 Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, yaitu Beban Mati (Dead Load), Beban Hidup (Live Load),
Beban Angin (Wind Load), dan Beban Hujan (Rain Load). Dalam perhitungan rangka atap ini,
Beban Gempa (Earthquake Load) tidak diperhitungkan
Dalam memasukkan beban ke dalam model yang dibuat dalam SAP, beban merata disalurkan ke
struktur kuda-kuda melalui gording dan rangka plafon yang diletakkan di joint-joint pada batang
tekan maupun batang tarik berdasarkan tributari area, sehingga struktur kuda-kuda dapat
diasumsikan menerima beban titik. Cara mengkonversi beban merata menjadi beban titik ini
disajikan dalam Gambar 2.
Arah pembebanan ke kuda-kuda terdekat
a m
a m a m
Gambar 2 Arah pembebanan ke gording terdekat pada batang
Dimisalkan jarak antar portal (span) kuda-kuda adalah a m, maka diambil nilai beban mati yang
ditransfer ke portal kanan dan kirinya dengan pembagian 1 : 1 dari tengah bentang. Penjelasannya
dapat dilihat dalam gambar berikut :
a m a m
a m
a m
a m
Gambar 3 Arah pembebanan pada kuda-kuda
2
Dengan demikian, beban maksimum dipikul oleh kuda-kuda yang berada di tengah bentang, yang
secara total menahan beban sepanjang a m per satuan lebar.
1. Beban Mati (D)
• Berat Sendiri Struktur
Berat sendiri kayu disesuaikan dengan ukuran penampang kayu yang digunakan pada tiap
elemen struktur rangka atap. Perhitungan ini menggunakan program SAP dengan cara
memasukkan load case DEAD, Self Weight Multiplier = 1.
• Berat Gording
Asumsi dimensi balok yang digunakan untuk gording = 5/12, dipasang setiap jarak 1,5 m.
Panjang batang miring = (1/2 x L1) / (cos α)
= 5 / cos 30 = 5,77 m
Jumlah gording = panjang batang miring / jarak gording
= 5,77 / 1,5 = 3,84 ≈ 4 buah
Berat total 4 buah gording = 4 x ρ kayu x V gording
= 4 x 1000 x (0,05 x 0,1 x 4)
= 80 kg
Berat gording dijadikan beban merata = 80 kg / 5,77 m
= 13,86 kg/m
• Penutup Atap (genting) = 50 kg/m2
• Plafond = 11 kg/m2
• ME = 10 kg/m2
Perhitungan untuk beban mati yang bekerja pada struktur rangka atap dengan menggunakan kayu
adalah:
• Untuk beban gording : (bagian batang yang miring)
Beban yang bekerja pada bagian batang tekan bekerja pada gording yang akan disalurkan
menuju kuda-kuda berupa beban point.
Perhitungan :
= 13,86 kg/m x panjang batang miring yang ditopang (berat gording =13,86 kg/m)
= 13,86 kg/m x (1 / cos 30) m
= 16,0 kg
3
Nilai di atas (16,01 kg) adalah untuk gording yang terletak selain di ujung kuda-kuda. Untuk
gording yang terletak pada ujung kuda-kuda, nilai beban mati yang diterima adalah :
= 16,01 kg / 2 = 8,0 kg.
• Untuk beban atap : (bagian batang yang miring)
= 50 kg/m2 x panjang gording (beban atap = 50 kg/ m2.)
= 50 kg/m2 x 6 m
= 300 kg/m
Beban yang bekerja pada bagian batang tarik akan disalurkan menuju kuda-kuda berupa beban
point.
Perhitungan :
= 300 kg / m x panjang batang miring yang ditopang
= 300 kg / m x (1 / cos 30) m
= 346,4 kg
Nilai di atas (346,4 kg) adalah untuk beban yang terletak selain di ujung kuda-kuda. Untuk
beban yang terletak pada ujung kuda-kuda, nilai beban mati yang diterima adalah 346,4 / 2 =
173,2 kg.
• Untuk beban plafond : (bagian batang yang mendatar)
= 11 kg/m2 x panjang gording (beban plafond = 11 kg/ m2.)
= 11 kg/m2 x 6 m
= 66 kg/m
Beban yang bekerja pada bagian batang tarik akan disalurkan menuju kuda-kuda berupa beban
point.
Perhitungan :
= 66 kg / m x panjang batang horizontal yang ditopang
= 66 kg / m x 1 m
= 66 kg
Nilai di atas (66 kg) adalah untuk beban yang terletak selain di ujung kuda-kuda. Untuk beban
yang terletak pada ujung kuda-kuda, nilai beban mati yang diterima adalah 66 / 2 = 33 kg.
4
• Untuk beban ME : (bagian batang yang mendatar)
= 10 kg/m2 x panjang gording (beban ME = 10 kg/ m2.)
= 10 kg/m2 x 6 m
= 60 kg/m
Beban yang bekerja pada bagian batang tarik akan disalurkan menuju kuda-kuda berupa beban
point.
Perhitungan :
= 60 kg / m x panjang batang horizontal yang ditopang
= 60 kg / m x 1 m
= 60 kg
Nilai di atas (60 kg) adalah untuk beban yang terletak selain di ujung kuda-kuda. Untuk beban
yang terletak pada ujung kuda-kuda, nilai beban mati yang diterima adalah 60 / 2 = 30 kg.
Penggambaran beban mati struktur rangka atap dengan menggunakan kayu dapat dilihat pada
Gambar 4 – Gambar 7.
Gambar 4 Beban Gording
Gambar 5 Beban Atap
5
Gambar 6 Beban ME
Gambar 7 Beban Plafond
2. Beban Hidup (L)
• Beban hujan :
Beban hujan yang diperhitungkan dalam struktur rangka atap ini adalah beban hujan sebesar
H = (40 – 0.8 α) kg/m2 = (40 – (0.8 x 30)) = 16 kg/m2
Beban hujan tersebut diperhitungkan sebagai beban gravitasi sesuai luasan arah horizontal
(bukan pada luasan bidang miring). Beban hujan ini diletakkan sepanjang batang tekan dengan
arah searah dengan arah gravitasi.
Perhitungan untuk beban angin yang bekerja pada struktur rangka atap dengan menggunakan
baja konvensional adalah ( panjang gording = 6m ) :
H= 16 x 6 kg/m
H= 96 kg / m
6
Beban yang bekerja pada bagian batang tekan bekerja pada gording yang akan disalurkan
menuju kuda-kuda berupa beban point.
Perhitungan :
= 96 kg / m x 1 m
= 96 kg
Nilai di atas (96 kg) adalah untuk beban yang terletak selain di ujung kuda-kuda. Untuk beban
yang terletak pada ujung kuda-kuda, nilai beban mati yang diterima adalah 96 / 2 = 48 kg
• Beban terpusat pekerja dan peralatannya minimum 100 kg.
P = 100 kg = 1 KN
Penggambaran beban hidup struktur rangka atap dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 8 Beban Hujan
Gambar 9 Beban Pekerja
7
3. Beban Angin (W)
Beban angin yang diperhitungkan dalam struktur rangka atap ini adalah beban angin dengan
kecepatan sebesar V = 25 kg/m2. Beban angin tersebut diperhitungkan sebagai angin hisap dan
angin tekan sebesar :
1. Angin tekan = (0,02 α – 0,04) V kg/ m2
2. Angin hisap = -0,4 V kg/ m2
Beban angin ini diletakkan sepanjang batang tekan dengan arah sumbu koordinat lokal dengan arah
sesuai jenisnya.
Tekanan tiup merupakan nilai terbesar antara :
• Rumus perhitungan tekanan tiup
)/(16
22
mkgVP = , asumsi V = 25m/dt2 sehingga
22
/391625 mkgP ==
• Pmin = 25 kg/m2
Jadi tekanan tiup yang menentukan : P = 39 kg/m2
Kemudian hitung gaya tiup dan isap akibat tekanan angin :
• Koefisien angin tiup = (0.02 α – 0.4 ) = 0,02 x 300 – 0,4 =0,2
Ptiup = 0,2 x 39 kg/m2 x 6 m
= 46,8 kg/m (gaya tiup pada atap)
Sebagai beban titik : Ptiup = qW x (a/cos α)
= 46,8 kg/m x (1/cos30)
= 54,04 kg (titik selain di ujung kuda-kuda)
Ptiup di atas adalah tegak lurus bidang kontak. Jika diuraikan menjadi :
Py = 54,04 x cos 30 = 46,8 kg
Px = 54,04 x sin 30 = 27,02 kg
• Koefisien angin hisap = -0.4 x V
Phisap = -0.4 x 39 kg/m2 x 6 m
= -93,6 kg/m (gaya hisap pada atap)
8
Sebagai beban titik : Phisap = qW x (a/cos α)
= -93,6 kg/m (1/cos30)
= -108,08kg (titik selain di ujung kuda-kuda)
Phisap di atas adalah tegak lurus bidang kontak. Jika diuraikan menjadi :
Py = 108,08 x cos 30 = -93,6 kg
Px = 108,08 x sin 30 = -54,04 kg
Tanda positif beban angin menunjukkan tekanan tiup, sedangkan tanda negatif menunjukkan
tekanan isap. Penggambaran beban angin struktur rangka atap dapat dilihat pada Gambar 10
dan Gambar 11.
Gambar 10 Arah Angin 1
Gambar 11 Arah Angin 2
Tabel 1. Resume Perhitungan Beban Tiap Joint Berdasarkan Tributari 9
Jenis Pembebanan Tepi (KN) Tengah (KN)
Beban Mati B. Gording 0,08 0,16 B. Penutup Atap 1,73 3,46 B. ME 0,33 0,66 B. Plafond 0,30 0,60
Beban Hidup B. Pekerja 1,0 1,00 B. Hujan 0,48 0,96
Beban Angin B. Tiup 0,27 0,54 B. Hisap 0,54 1,08
III. KOMBINASI PEMBEBANAN
Sebelum menganalisis suatu struktur, perlu digunakan nilai kombinasi pembebanan menurut SNI.
Adapun beberapa kombinasi pembebanan yang disyaratkan oleh SNI :
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)
3. 1,2 D + 1,6 (La atau H) ± (γL.L atau 0,8 W)
4. 1,2 D ± 1,3 W + γL.L + 0,5 (La atau H)
5. 1,2 D ± 1,0 E + γL.L
6. 0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Keterangan :
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai,
atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap
L adalah beban hidup yang ditumbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut, tetapi tidak
termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan
material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan oleh genangan air
W adalah beban angin
E adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989, atau penggantinya
10
Dalam pengerjaan tugas akhir ini, seperti yang sudah dijelaskan di atas, beban yang bekerja pada
struktur rangka atap ini adalah beban mati D, beban hidup La, beban angin W, dan beban hujan H.
Sedangkan nilai beban beban gempa E tidak diperhitungkan.
Design elemen struktur kayu pada rangka atap ini mengacu pada Peraturan Konstruksi Kayu
Indonesia (PKKI) 1961 yang sesuai dengan peraturan Allowable Stress Design (ASD). Oleh karena
itu, agar tidak terjadi safety factor yang berlebihan, konstanta-konstanta pada kombinasi SNI di atas
diganti dengan konstanta sebesar 1, sehingga pada tugas besar ini, analisis dilakukan dengan
mengambil nilai maksimum dari kombinasi beban-beban berikut :
1. D 2. D + (La atau H) 3. D + (La atau H) ± W 4. D ± W
IV. PERHITUNGAN GAYA DALAM
Analisis struktur untuk mendapatkan gaya-gaya dalam rangka batang didapatkan dengan
menggunakan software SAP2000.
11
Gambar 12 Flowchart Desain Penampang Atap
Gaya-gaya dalam aksial yang dipakai untuk analisis desain penampang adalah yang nilainya
maksimum. Pada material kayu, nilai negatif berarti balok mengalami gaya tekan, sebaliknya
nilai positif menyatakan gaya tarik.
12
Tabel 2. Gaya Aksial yang Terjadi Pada Batang
13
V. DESAIN PENAMPANG
Setelah dilakukan analisis struktur, didesign penampang setiap profil secara manual menggunakan
acuan PKKI. Design penampang ini dilakukan dengan melalui proses coba-coba penampang yang
memenuhi syarat minimum dan paling efisien dan murah. Penulis melakukan design dengan
membuat program design penampang kayu untuk rangka atap pada software Microsoft Excel,
karena dalam program SAP, design untuk penampang kayu belum dapat dilakukan.
Berikut ini disajikan perhitungan untuk setiap jenis elemen batang dengan mengambil nilai gaya
dalam maksimum dalam seluruh jenis batang tersebut.
16 cm
8 cm
A. Desain Penampang Atas (A)
Gaya dalam maksimum (P) = -92,20 KN(tekan)
Panjang Batang (L) = 1,157 m
Penampang yang digunakan = 8 cm x 16 cm
Untuk penampang kotak, 0231,0.
.121 3
===hb
hb
AI
i yy m
i. 10,500231,0157,1
===m
miL
y
yλ ( 1000 ≤≤ λ Tetmajer)
ii. 50,1300)10,50*2(
3003002
300=
+−=
+−=
λω
iii. A
P*ω ≤ σijin (tekan sejajar serat)
cmcm
kg16*8
9220*50,1 ≤ 130 kg/cm2
14
≤ 130 kg/cm2 (ok!) 2/16,108 cmkg
Digunakan penampang 8/16 untuk batang tekan
8 cm
12 cm
B. Desain Penampang Bawah (B)
Gaya dalam maksimum (P) = 85,94 KN (tarik)
Panjang Batang (L) = 1,00 m
Penampang yang digunakan = 8 cm x 12 cm
Karena penampang bawah adalah batang tarik, maka cek desain terhadap tegangan tarik
sejajar serat penampang:
AP ≤ σijin (tarik sejajar serat)
cmcmkg
12*88594 ≤ 130 kg/cm2
2/53,89 cmkg ≤ 130 kg/cm2 (ok!)
Digunakan profil 8/12 untuk batang tarik
C. Desain Penampang Vertikal (C)
4 cm
8 cm
Batang Vertikal C1 – C4 dan C6 – C9
Gaya dalam maksimum (P) = 17,59 KN (tarik)
Panjang Batang (L) = 0,577 m s/d 2,309 m
Penampang yang digunakan = 4 cm x 8 cm
15
Karena penampang bawah adalah batang tarik, maka cek desain terhadap tegangan tarik
sejajar serat penampang:
AP ≤ σijin (tarik sejajar serat)
cmcmkg8*4
1759 ≤ 130 kg/cm2
2/53,89 cmkg ≤ 130 kg/cm2 (ok!)
Digunakan profil 4/8 untuk batang vertikal
Batang Vertikal C4
6 cm
10 cm
Gaya dalam maksimum (P) = 41,84 KN (tarik)
Panjang Batang (L) = 2,89 m
Penampang yang digunakan = 6 cm x 10 cm
Karena penampang bawah adalah batang tarik, maka cek desain terhadap tegangan tarik
sejajar serat penampang:
AP ≤ σijin (tarik sejajar serat)
cmcmkg
10*64184
≤ 130 kg/cm2
2/00,55 cmkg ≤ 130 kg/cm2 (ok!)
Digunakan profil 8/12 untuk batang vertikal C4
16
D. Desain Penampang Diagonal (D)
Batang Diagonal D1 – D2 dan D7 – D8
Gaya dalam maksimum (P) = -12,86 KN (tekan)
Panjang Batang (L) = 1,53 m
Penampang yang digunakan = 6cm x 12 cm
Untuk penampang kotak, 0173,0.
.121 3
===hb
hb
AI
i yy m
6 cm
12 cm
i. 19,880173,053,1
===m
miL
y
yλ ( 1000 ≤≤ λ Tetmajer)
ii. 43,2300)19,88*2(
3003002
300=
+−=
+−=
λω
iii. A
P*ω ≤ σijin (tekan sejajar serat)
cmcm
kg16*8
1286*43,2 ≤ 130 kg/cm2
≤ 130 kg/cm2 (ok!) 2/86,43 cmkg
Digunakan penampang 6/12 untuk batang tekan
Batang Diagonal D5
Gaya dalam maksimum (P) = -19,59KN (tekan)
Panjang Batang (L) = 2,52m
Penampang yang digunakan = 8 cm x 12 cm
Untuk penampang kotak, 0173,0.
.121 3
===hb
hb
AI
i yy m
12 cm
8 cm
17
i. 97,1080173,052,2
===m
miL
y
yλ ( 100≥λ Euler)
ii. 65,3)97,108*01,05,2(
97,1810
5,3300
)01,05,2(10
5,3300
26
26 =+=+= λ
λ
ω
iii. A
P*ω ≤ σijin (tekan sejajar serat)
cmcm
kg12*6
1959*65,3 ≤ 130 kg/cm2
≤ 130 kg/cm2 (ok!) 2/41,84 cmkg
Digunakan profil 6/12 untuk batang diagonal D2 dan D5
Tabel 3 Tabel perhitungan dimensi batang tekan
kelompok elemen
Nomor Elemen
Gaya Aksial (KN)
Gaya Aksial
Maksimum (kg)
b (m)
h (m)
L (m) iy λ Klasifikasi
Daerah ω σ (kg/cm2)
σijin (kg/cm2)
A1 -92,20 A2 -82,98 A3 -73,93 A4 -64,42 A5 -53,82 A6 -62,74 A7 -72,55 A8 -81,42 A9 -87,91
A
A10 -87,29
9220,10 0,08 0,16 1,16 0,0231 50,10 Tetmayer 1,50 108,16 <130 (ok)
D1 -9,52 D2 -12,86
1286,30 0,06 0,12 1,53 0,0173 88,19 Tetmayer 2,43 43,36 <130 (ok)
D3 -17,14 D4 -22,18 D5 -21,67 D6 -16,46
2217,80 0,08 0,12 2,52 0,0231 108,97 Euler 3,65 84,41 <130 (ok)
D7 -11,78
D
D8 -6,92 1177,80 0,06 0,12 1,53 0,0173 88,19 Tetmayer 2,43 39,70 <130
(ok)
18
Tabel 4 Tabel perhitungan dimensi batang tarik
kelompok elemen
Nomor Elemen
Gaya Aksial (KN)
Gaya Aksial
Maksimum (kg)
b (m)
h (m) L (m) σ
(kg/cm2) σijin
(kg/cm2)
B1 85,95 B2 85,95 B3 77,53 B4 68,52 B5 59,06 B6 57,53 B7 65,98 B8 73,59 B9 79,04
B
B10 79,04
8594,80 0,08 0,12 1,00 89,53 <130 (ok)
C1 2,26 0,577 C2 7,06 1,155 C3 12,13 1,732 C4 17,60
1759,90 0,04 0,08
2,309
55,00 <130 (ok)
C5 41,84 4184,40 0,06 0,1 2,887 69,74 <130 (ok)
C6 17,04 2,309 C7 11,38 1,732 C8 5,93 1,155
C
C9 2,26
1703,50 0,04 0,08
0,577
53,23 <130 (ok)
Tabel 5 Dimensi Penampang
kelompok elemen
Nomor Elemen b (cm) h (cm) kelompok
elemen Nomor Elemen
b (cm)
h (cm)
A1 B1 A2 B2 A3 B3 A4 B4 A5 B5 A6 B6 A7 B7 A8 B8 A9 B9
A
A10
8 16 B
B10
8 12
D1 C1 D2
6 12 C2
D3 C3 D4 C4
4 8
D5 C5 6 10 D6
8 12
C6 D7 C7
D
D8 6 12
C8
C
C9
4 8
19
VI. PERENCANAAN PEMBEBANAN STRUKTUR DARI DESAIN ATAP
Dari permodelan atap dapat diperoleh gaya-gaya pada tumpuan kuda-kuda yang akan menjadi input
dalam pemberian beban atap pada rangka struktur bangunan. Gaya yang diambil adalah gaya yang
paling menentukan, yaitu gaya terbesar pada tumpuan. Diperoleh gaya-gaya pada tumpuan sebagai
berikut:
Tabel 3. Reaksi Perletakan Joint
Normal (H) Aksial (V) Joint Pembebanan KN KN
1 DEAD -5,897E-13 26,387 1 b.mati -9,236E-13 41,48 1 b.hidup -3,799E-13 17,16 1 b.angin+ -6,885 -0,514 1 b.angin- 6,885 -3,461 1 COMB1:D+d -1,513E-12 67,867 1 COMB2:D+d+L -1,893E-12 85,027 1 COMB3:D+d+L+W -6,885 84,513 1 COMB4:D+d+L-W 6,885 81,566 11 DEAD 0 26,387 11 b.mati 0 41,48 11 b.hidup 0 17,16 11 b.angin+ 0 -3,461 11 b.angin- 0 -0,514 11 COMB1:D+d 0 67,867 11 COMB2:D+d+L 0 85,027 11 COMB3:D+d+L+W 0 81,566 11 COMB4:D+d+L-W 0 84,513
Gambar 13 Reaksi Perletakan akibat Kombinasi D+d+L+W
20
Gambar 14 Reaksi Perletakan akibat Kombinasi D+d+L-W
21
DESAIN STRUKTUR ATAP BAJA
I. PEMODELAN STRUKTUR RANGKA ATAP
Dalam Tugas Akhir ini, model struktur rangka atap dibuat dengan menggunakan software SAP
(Structure Analysis Programme). Model dasar struktur rangka atap yang direncanakan dapat dilihat
pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2. Preliminary design dilakukan dengan menggunakan sistem trial
& error dalam SAP.
Gambar 1 Model dasar struktur kuda-kuda rangka atap baja konvensional
• Pada model dasar struktur kuda-kuda rangka atap baja batang tarik dibagi menjadi 6 bentang
dengan lebar masing-masing bentang 1,67 m. Jarak antar kuda-kuda yang digunakan adalah 6
m. Di atas kuda-kuda diletakkan gording yang langsung menumpu genteng yang terbuat dari
lembaran metal.
• Pada struktur kuda-kuda rangka atap baja, profil yang digunakan adalah profil siku dan dobel
siku untuk seluruh rangka kuda-kuda. Profil yang digunakan untuk gording adalah profil light
lip channel. Pemodelan untuk profil siku dan dobel siku dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan
Gambar 3.4. Sedangkan pemodelan untuk profil lip channel dapat dilihat pada Gambar 3.5.
• Struktur kuda-kuda rangka atap tersusun atas batang-batang yang dibatasi oleh setiap titik
pertemuan antar batang. Setiap batang dimodelkan sebagai pendel. Hubungan antar batang yang
digunakan adalah hubungan joint sendi.
1
Gambar 2 Pemodelan untuk profil siku
Gambar 3 Pemodelan untuk profil dobel siku
2
II. PERHITUNGAN PEMBEBANAN
Dalam Tugas Akhir ini, digunakan 4 jenis pembebanan sesuai SNI 1987 Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, yaitu Beban Mati (Dead Load), Beban Hidup (Live Load),
Beban Angin (Wind Load), dan Beban Hujan (Rain Load). Dalam perhitungan rangka atap ini,
Beban Gempa (Earthquake Load) tidak diperhitungkan
Dalam struktur rangka atap baja, beban merata disalurkan ke struktur kuda-kuda melalui gording
dan rangka plafon yang diletakkan di joint-joint pada batang tekan maupun batang tarik, sehingga
struktur kuda-kuda dapat diasumsikan menerima beban titik. Cara mengkonversi beban merata
menjadi beban titik ini disajikan dalam Gambar 3.13.
Arah pembebanan ke kuda-kuda terdekat
a m
a m a m
Gambar 4 Arah pembebanan ke gording terdekat pada batang
1. Beban Mati
Dimisalkan jarak antar portal (span) kuda-kuda adalah a m, maka diambil nilai beban mati yang
ditransfer ke portal kanan dan kirinya dengan pembagian 1 : 1 dari tengah bentang. Penjelasannya
dapat dilihat dalam gambar berikut :
Arah pembebanan ke kuda-kuda terdekat
a m
a m
a m
Gambar 5 Arah pembebanan pada kuda-kuda
3
Dengan demikian, beban maksimum dipikul oleh kuda-kuda yang berada di tengah bentang, yang
secara total menahan beban sepanjang a m per satuan lebar.
Beban mati yang diperhitungkan dalam struktur rangka atap ini terdiri dari :
• Berat Sendiri Struktur
Berat sendiri struktur rangka atap dihitung sebagai berat sendiri struktur sebesar volume
struktur dikalikan dengan berat jenis struktur tersebut (7800 kg/m3). Perhitungan ini
menggunakan program SAP dengan cara memasukkan load case DEAD, Self Weight Multiplier = 1.
• Berat Gording
Berat gording = 4,476 a kg/m yang diletakkan tiap 1,5 m pada bagian atap yang miring (bagian
batang tekan)
• Berat genteng
Penutup Atap (genting) = 50 kg/m2
• Beban plafon + M/E
Plafon yang digunakan terbuat dari material semen asbes setebal 4 mm. Berat elemen tersebut
diperhitungkan sebesar 11 kg/m2.
Beban mechanical dan electrical yang diperhitungkan pada rangka atap ini diambil sebesar 10
kg/m2.
Beban plafon + hanger + M/E = (11 + 10) kg/m2 = 21 kg/ m2.
(diletakkan sepanjang batang tarik menurut sumbu global (arah gravitasi).
Perhitungan untuk beban mati yang bekerja pada struktur rangka atap dengan menggunakan baja
adalah:
• Untuk bagian batang tekan : (bagian batang yang miring)
= 50 kg/m2 x panjang gording (berat genteng = 50 kg/m2)
= 50 kg/m2 x 6 m
= 300 kg/m
4
Beban yang bekerja pada bagian batang tekan bekerja pada gording yang akan disalurkan
menuju kuda-kuda berupa beban point.
Perhitungan :
= 300 kg/m x panjang batang miring yang ditopang
= 300 kg/m x (1,67/cos 30) m
= 578,5 kg
Perhitungan beban tersebut (578,5 kg) ditambahkan dengan berat dari gording sendiri,
sehingga menjadi :
= 578,5 kg + 4,76 a kg/m (a = jarak antar kuda-kuda, 6m)
= 578,5 + 28,56
= 607,06 kg
Nilai di atas (607,06 kg) adalah untuk gording yang terletak selain di ujung kuda-kuda. Untuk
gording yang terletak pada ujung kuda-kuda, nilai beban mati yang diterima adalah 578,5 kg /
2 + 28,56 = 317,8 kg.
• Untuk bagian batang tarik : (bagian batang yang mendatar)
= 21 kg/m2 x panjang gording (beban plafon + M/E = 21 kg/m2.)
= 21 kg/m2 x 6 m
= 126 kg/m
Beban yang bekerja pada bagian batang tarik akan disalurkan menuju kuda-kuda berupa beban
point.
Perhitungan :
= 126 kg/m x panjang batang horizontal yang ditopang
= 126 kg/m x 1,67 m
= 210,42 kg
Nilai di atas (210,42 kg) adalah untuk beban yang terletak selain di ujung kuda-kuda. Untuk beban
yang terletak pada ujung kuda-kuda, nilai beban mati yang diterima adalah 210,42 / 2 = 105,21 kg.
5
Penggambaran beban mati struktur rangka atap dengan menggunakan baja dapat dilihat pada
Gambar 3.16.
Gambar 6 Pemodelan beban mati untuk rangka atap baja
2. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan dalam struktur rangka atap ini adalah beban orang selama
pengerjaan konstruksi rangka atap (La). Untuk beban orang harian (L) tidak diperhitungkan dalam
struktur rangka atap. Sedangkan untuk beban hujan (H) diasumsi sudah terwakili oleh beban orang
selama pengerjaan konstruksi rangka atap.
Beban orang (La) ini diasumsi sebesar 100 kg yang diletakkan di ujung bentang elemen batang
tekan dengan arah sumbu global (arah gravitasi).
Gambar 7 Pemodelan beban hidup untuk rangka atap baja konvensional
6
3. Beban Angin
Beban angin yang diperhitungkan dalam struktur rangka atap ini adalah beban angin dengan
kecepatan sebesar V = 25 kg/m2. Beban angin tersebut diperhitungkan sebagai angin hisap dan
angin tekan sebesar :
1. Angin tekan = (0,02 α – 0,04) V kg/ m2
2. Angin hisap = -0,4 V kg/ m2
Beban angin ini diletakkan sepanjang batang tekan dengan arah sumbu koordinat lokal dengan arah
sesuai jenisnya.
Tekanan tiup merupakan nilai terbesar antara :
• Rumus perhitungan tekanan tiup
)/(16
22
mkgVP = , asumsi V = 25m/dt2 sehingga
22
/391625 mkgP ==
• Pmin = 25 kg/m2
Jadi tekanan tiup yang menentukan : P = 39 kg/m2
Kemudian hitung gaya tiup dan isap akibat tekanan angin :
• Koefisien angin tiup = (0.02 α – 0.4 ) = 0,02 x 300 – 0,4 =0,2
Ptiup = 0,2 x 39 kg/m2 x 6 m
= 46,8 kg/m (gaya tiup pada atap)
Sebagai beban titik : Ptiup = qW x (a/cos α)
= 46,8 kg/m x (1,67/cos30)
= 90,25 kg (titik selain di ujung kuda-kuda)
Ptiup di atas adalah tegak lurus bidang kontak. Jika diuraikan menjadi :
Py = 90,25 x cos 30 = 78,15 kg
Px = 90,25 x sin 30 = 45,12 kg
7
• Koefisien angin hisap = -0.4 x V
Phisap = -0.4 x 39 kg/m2 x 6 m
= -93,6 kg/m (gaya hisap pada atap)
Sebagai beban titik : Phisap = qW x (a/cos α)
= -93,6 kg/m (1,67/cos30)
= -180,5 kg (titik selain di ujung kuda-kuda)
Phisap di atas adalah tegak lurus bidang kontak. Jika diuraikan menjadi :
Py = 180,5 x cos 30 = -156,3 kg
Px = 180,5 x sin 30 = -90,25 kg
Tanda positif beban angin menunjukkan tekanan tiup, sedangkan tanda negatif menunjukkan
tekanan isap.
Penggambaran beban angin struktur rangka atap dapat dilihat pada Gambar 3.23 dan Gambar
3.24.
Gambar 8 Pemodelan beban angin 1 untuk rangka atap baja konvensional
8
Gambar 9 Pemodelan beban angin 2 untuk rangka atap baja konvensional
4. Beban Hujan
Beban hujan yang diperhitungkan dalam struktur rangka atap ini adalah beban hujan sebesar
H = (40 – 0.8 α) kg/m2 = (40 – (0.8 x 30)) = 16 kg/m2
Beban hujan tersebut diperhitungkan sebagai beban gravitasi sesuai luasan arah horizontal (bukan
pada luasan bidang miring). Beban hujan ini diletakkan sepanjang batang tekan dengan arah searah
dengan arah gravitasi.
Perhitungan untuk beban angin yang bekerja pada struktur rangka atap dengan menggunakan baja
konvensional adalah ( panjang gording = 6m ) :
H= 16 x 6 kg/m
H= 96 kg / m
Beban yang bekerja pada bagian batang tekan bekerja pada gording yang akan disalurkan menuju
kuda-kuda berupa beban point.
Perhitungan :
= 96 kg / m x 1,67 m
= 160,32 kg
Nilai di atas (160,32 kg) adalah untuk beban yang terletak selain di ujung kuda-kuda. Untuk beban
yang terletak pada ujung kuda-kuda, nilai beban mati yang diterima adalah
160,32 / 2 = 80,16 kg 9
Penggambaran beban hujan pada struktur rangka atap dengan menggunakan baja konvensional
dapat dilihat pada Gambar 3.28.
Gambar 10 Pemodelan beban hujan untuk rangka atap baja konvensional
Tabel 1 Beban Aksial yang Terjadi
Jenis Pembebanan Tepi (KN) Tengah (KN)
Beban Mati B. Gording + Atap 3,17 6,07 B. Plafobd + ME 1,05 2,10
Beban Hidup B. Pekerja 1,0 1,00 B. Hujan 0,80 1,60
Beban Angin B. Tiup 0,45 0,90 B. Hisap 0,90 1,81
III. KOMBINASI PEMBEBANAN
Sebelum menganalisis suatu struktur, perlu digunakan nilai kombinasi pembebanan menurut SNI.
Adapun beberapa kombinasi pembebanan yang disyaratkan oleh SNI :
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)
3. 1,2 D + 1,6 (La atau H) ± (γL.L atau 0,8 W)
4. 1,2 D ± 1,3 W + γL.L + 0,5 (La atau H)
5. 1,2 D ± 1,0 E + γL.L
6. 0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E) 10
Keterangan :
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai,
atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap
L adalah beban hidup yang ditumbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut, tetapi tidak
termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan
material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan oleh genangan air
W adalah beban angin
E adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989, atau penggantinya
Dalam pengerjaan tugas akhir ini, seperti yang sudah dijelaskan di atas, beban yang bekerja pada
struktur rangka atap ini adalah beban mati D, beban hidup La, beban angin W, dan beban hujan H.
Sedangkan nilai beban beban gempa E tidak diperhitungkan.
IV. PERHITUNGAN GAYA DALAM
Setelah ditentukan kombinasi pembebanan yang dipakai, dilakukan analisis struktur menggunakan
software Structure Analysis Programme (SAP). Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh nilai
gaya dalam maksimum tiap batang.
Tabel 2 Gaya dalam maksimum struktur kuda-kuda baja
Gaya-Gaya Dalam Akisial (KN) Kombinasi (KN) Nilai Kombinasi Maksimum dan Minimum (KN)
kelom pok
elemen
Nomor Elemen
D d L +W -W D+d D+d+L D+d+L+W D+d+L-W
Tekan Minimum
Tekan Maksimum
Tarik Minimum
Tekan Maksimum
A1 -168,29 -
28,334 -20,8 2,109 4,195 -
196,625 -
217,425 -215,316 -
213,229
A2 -
139,062 -
24,793 -18,2 2,629 3,15 -
163,854 -
182,054 -179,425 -
178,904
A3 -
107,301 -18,89 -
13,867 3,322 1,757 -
126,191 -
140,057 -136,736 -138,3
A4 -
107,301 -18,89 -
13,867 1,757 3,322 -
126,191 -
140,057 -138,3 -
136,736
A5 -
139,062 -
24,793 -18,2 3,15 2,629 -
163,854 -
182,054 -178,904 -
179,425
A
A6 -168,29 -
28,334 -20,8 4,195 2,109 -
196,625 -
217,425 -213,229 -
215,316
-217,43 -13,87 1,76 4,20
B1 141,433 24,538 18,013 4,043 -
9,278 165,972 183,985 188,028 174,707
B2 141,433 24,538 18,013 4,043 -
9,278 165,972 183,985 188,028 174,707
B3 116,121 21,471 15,762 3,143 -
7,468 137,592 153,353 156,497 145,885
B4 116,121 21,471 15,762 -
1,373 -
2,952 137,592 153,353 151,98 150,402
B5 141,433 24,538 18,013 -
3,183 -
2,052 165,972 183,985 180,802 181,933
B
B6 141,433 24,538 18,013 -
3,183 -
2,052 165,972 183,985 180,802 181,933
-9,28 -1,37 3,14 188,03
11
C1 8,275 2,104 0 0 0 10,379 10,379 10,379 10,379
C2 24,704 5,979 1,3 0,52 -
1,045 30,683 31,983 32,503 30,938
C3 82,414 16,014 8,667 -
1,751 -
1,751 98,429 107,095 105,344 105,344
C4 24,704 5,979 1,3 -
1,045 0,52 30,683 31,983 30,938 32,503
C
C5 8,275 2,104 0 0 4,4E-
16 10,379 10,379 10,379 10,379
-1,75 -1,05 0,52 107,10
D1 -29,751 -3,542 -2,6 -
1,039 2,09 -33,293 -35,893 -36,932 -33,803
D2 -44,304 -7,809 -5,732 -
2,291 4,608 -52,113 -57,846 -60,137 -53,238
D3 -42,015 -7,809 -5,732 4,608 -
2,291 -52,113 -57,846 -48,66 -60,137
D
D4 -29,751 -3,542 -2,6 2,09 -
1,039 -33,293 -35,893 -33,803 -36,932
-60,14 -1,04 2,09 4,61
V. DESAIN PENAMPANG
4.2.1.1 Gording
Desain penampang untuk gording struktur rangka atap baja konvensional dilakukan menggunakan
software SAP. Gording yang berjarak 1,5 m ini didesain terhadap seluruh kombinasi beban, dengan
mengambil nilai strength ratio yang relatif aman dan memenuhi persyaratan lendutan ijin. Adapun
model gording yang digunakan untuk analisis gording sebagai berikut :
Gambar 11 Model profil gording pada SAP
Digunakan profil light lip channel 100.50.50.3,2.
Gambar 12 Model pembebanan gording pada SAP
12
Dari analisis SAP, didapatkan nilai strength ratio maksimum sebesar 0,860. Hasil ini menunjukkan
bahwa gording ini diperkirakan mampu menahan seluruh kombinasi pembebanan yang ada.
Check terhadap batas serviceability :
mm
L
ijin
ijin
ijin
18
6000*003,0
*003,0
=
=
=
δ
δ
δ
Dari hasil analisis SAP menggunakan model tersebut, didapat lendutan maksimum pada profil light
lip channel 100.50.50.3,2 adalah 14,088 mm, sehingga δ ≤ δijin. Jadi, profil light lip channel
100.50.50.3,2 dapat digunakan sebagai gording pada struktur rangka atap baja konvensional yang
direncanakan.
4.2.1.2 Kuda-kuda
Untuk struktur kuda-kuda rangka atap baja konvensional, desain penampangnya dilakukan hanya
menggunakan SAP. Penulis menganggap bahwa hasil desain baja pada SAP cukup terpercaya
karena desain API RP2A – LRFD 97 yang digunakan dalam SAP memang diperuntukkan kepada
desain baja konvensional. Berikut disajikan hasil desain akhir struktur kuda-kuda baja konvensional
yang direncanakan.
Gambar 13 Desain akhir struktur kuda-kuda rangka atap baja konvensional
13
Tabel 3 Desain akhir struktur kuda-kuda rangka atap baja konvensional
kelompok elemen
Nomor Elemen Dimensi kelompok
elemen Nomor Elemen Dimensi
A1 2L.45.45.8 B1 2L.30.30.5 A2 2L.45.45.8 B2 2L.30.30.5 A3 2L.45.45.8 B3 2L.30.30.5 A4 2L.45.45.8 B4 2L.30.30.5 A5 2L.45.45.8 B5 2L.30.30.5
A
A6 2L.45.45.8
B
B6 2L.30.30.5 C1 L.15.15.4 D1 L.25.25.3 C2 L.15.15.4 D2 2L.25.25.3 C3 2L.15.15.4 D3 2L.25.25.3 C4 L.15.15.4
D
D4 L.25.25.3 C
C5 L.15.15.4
VI. PERENCANAAN PEMBEBANAN STRUKTUR DARI DESAIN ATAP
Dari permodelan atap dapat diperoleh gaya-gaya pada tumpuan kuda-kuda yang akan menjadi input
dalam pemberian beban atap pada rangka struktur bangunan. Gaya yang diambil adalah gaya yang
paling menentukan, yaitu gaya terbesar pada tumpuan. Diperoleh gaya-gaya pada tumpuan sebagai
berikut:
Tabel 4 Reaksi Perletakan Joint
Aksial (V) Normal (H) Joint Pembebanan KN KN
1 DEAD 1,989E-13 24,193 1 b.mati 8,527E-14 12,547 1 b.hidup 5,684E-14 8,255 1 b.angin+ -3,341 0,068 1 b.angin- 3,341 -2,374 1 COMB1:D+d 2,842E-13 36,74 1 COMB2:D+d+L 3,411E-13 44,995 1 COMB3:D+d+L+W -3,341 45,063 1 COMB4:D+d+L-W 3,341 42,621 11 DEAD 0 22,892 11 b.mati 0 12,043 11 b.hidup 0 8,255 11 b.angin+ 0 -2,374 11 b.angin- 0 0,068 11 COMB1:D+d 0 34,935 11 COMB2:D+d+L 0 43,19 11 COMB3:D+d+L+W 0 40,815 11 COMB4:D+d+L-W 0 43,257
14
1
DESAIN STRUKTUR RANGKA BETON
I. PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BANGUNAN
Dalam Tugas Akhir ini, model struktur rangka bangunan dibuat dengan menggunakan software
ETABS.
Pada tugas besar ini akan didesain suatu bangunan 2 lantai dengan lokasi bangunan di kota
Bandung. Data karakteristik geometri bangunan diantaranya :
a. Bangunan rumah 2 Lantai,
b. Tinggi antar lantai dasar dan tinggi lantai tipikal sebesar 2,5 m,
c. Dimensi area pelat = 3 m x 4 m dan 2 m x 3 m,
d. Struktur utama bangunan direncanakan dengan sistem portal dengan konstruksi kolom,
balok, dan pelat menggunakan struktur beton bertulang dan atap berupa atap kayu,
e. Mutu beton (f’c) = 24 Mpa untuk struktur utama.
Bangunan yang akan didesain pada permodelan struktur memiliki denah dan tampak bangunan
sebagai berikut :
Gambar 1 Denah Struktur
2
Gambar 2 Tampak Bangunan Arah Y
Gambar 3 Tampak Bangunan Arah X
3
II. PERHITUNGAN PEMBEBANAN
Untuk perencanaan pembebanan ini, beberapa peraturan SNI yang kami gunakan sebagai acuan
untuk pembangunan yaitu:
a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
b. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-
2002)
c. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI – 1987)
Beban yang diperhitungkan dalam desain struktur rangka rumah ini adalah :
a. Beban Mati ( Dead Load ), dinyatakan dengan lambang D,
b. Beban Hidup ( Live Load ), dinyatakan dengan lambang L,
c. Beban Angin ( Wind Load ), dinyatakan dengan lambang W,
1. Beban Mati (D)
Beban mati yang diperhitungkan dalam struktur gedung bertingkat ini terdiri dari beban mati struktural (structural dead load) dan beban mati arsitektural (superimpose dead load).
a. Beban Mati Struktural
Beban mati struktural ini merupakan berat sendiri elemen bangunan yang memiliki fungsi struktural (menahan beban). Beban mati struktural yang diperhitungkan dalam tugas ini adalah beban struktur beton bertulang yang meliputi elemen-elemen yang materialnya terbuat dari perakitan tulangan baja dalam beton massive seperti dinding geser, pelat lantai, dll. Beban dari berat sendiri elemen-elemen tersebut diantaranya sebagai berikut :
• Baja 7850 kg/m3
• Beton bertulang 2400 kg/m3
• Pasangan Batu Merah 1700 kg/m2
Beban-beban tersebut harus disesuaikan dengan volume elemen struktur yang akan digunakan (luas penampang profil, tebal pelat, dll). Untuk beban mati pelat lantai yang disalurkan pada balok dapat menggunakan prinsip tributary area.
4
b. Superimpose Dead Load
Selain daripada beban-beban mati pada elemen struktur di atas, dikenal pula beban mati dari elemen arsitektural (superimpose dead load). Beban-beban tersebut meliputi :
Beban material penutup lantai
Pada lantai gedung, material penutup lantai yang digunakan adalah spesi (adukan semen) lalu ditutup dengan keramik, dengan tebal total 5 cm. Berat elemen tersebut diperhitungkan 21 kg/m2/cm', sehingga untuk tebal total 5 cm, beratnya 105 kg/m2.
Beban Atap
Beban atap diperoleh dari hasil desain atap yang telah dihitung. Beban yang dimasukkan dalam beban atap adalah hasil gaya terbesar dari analisis desain atap.
Beban plafon
Plafon yang digunakan terbuat dari material semen asbes setebal 4 mm. Berat elemen tersebut diperhitungkan sebesar 11 kg/m2.
Beban hanger
Hanger pada langit-langit yang digunakan terbuat dari kayu dengan bentang 5 m dan jarak s.k.s. 0,8 m. Berat elemen tersebut diperhitungkan sebesar 7 kg/m2.
Beban M / E
Beban mechanical dan electrical yang diperhitungkan pada lantai gedung ini diambil sebesar 25 kg/m2.
Beban dinding
Dinding yang digunakan pada gedung ini direncanakan menggunakan pasangan bata merah ½ batu untuk dinding luar dan beberapa dinding dalam. Berat elemen tersebut diperhitungkan 200 kg/m2/m'.
2. Beban Hidup (L)
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
5
gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut.
Beban hidup yang diperhitungkan dalam struktur gedung ini adalah beban hidup selama masa layan (LL). Beban hidup selama pengerjaan konstruksi gedung bertingkat (La) tidak diperhitungkan, karena pada penggunaannya, lokasi pembebanannya sama dan diperkirakan beban hidup selama masa layan (LL) lebih besar daripada beban hidup selama pengerjaan konstruksi (La). Khusus pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (H), baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air.
Beban hidup (LL) yang diperhitungkan dalam struktur ini meliputi :
• Beban pada lantai gedung rumah
Beban hidup pada bagian ini diperhitungkan sebesar 200 kg/m2.
• Beban pada lantai atap
Beban hidup pada bagian ini diperhitungkan sebesar 100 kg/m2.
• Beban hujan pada lantai atap
Beban air pada atap diperhitungkan dengan rumus (40 – 0,8 α) kg/m2 dengan nilai maksimum 20 kg/m2. α adalah sudut kemiringan atap. Pada gedung ini, lantai atap datar (α = 0), sehingga beban air = 40 – 0,8.0 = 40 kg/m2. Diambil beban air pada atap sebesar 20 kg/m2.
Beban hidup pada atap di dapat dari hasil analisis gaya atap yang telah didesain.
III. KOMBINASI PEMBEBANAN
Berdasar LRFD, dikenal enam Basic Load Combination sebagai berikut
Persamaan (1) : U = 1.4 D
Persamaan (2) : U = 1.2 D + 1.6 L + 0.5 (A atau R)
Keterangan : U = kuat perlu
D (dead load) = beban mati
L (life load) = beban hidup
A (atap) = beban angin
R (rain) = beban hujan
6
IV. DESAIN STRUKTUR
1. Balok
Balok merupakan komponen struktur pemikul momen, di mana balok merupakan elemen struktur melintang yang digunakan untuk mentransfer beban ke kolom. Balok ini direncanakan dengan menggunakan beton bertulang, dengan fc’ = 24 MPa dan menggunakan balok satu arah.
i. Untuk Balok satu arah dengan satu ujung menerus
Balok-balok dengan tipe satu ujung menerus dalam struktur gedung yang direncanakan adalah 1. Arah x :
Dimensi tinggi (h) = mmmmL 4004,0104
10===
Diambil 400mm
Dimensi lebar ( b ) = h21
= mmmmx 20040021
=
2. Arah y :
Dimensi tinggi (h) = mmmmL 3003,0103
10===
Dimensi lebar ( b ) = h21
= mmmmx 15030021
=
2. Pelat
Jika suatu pelat persegi ditopang oleh balok pada keempat sisinya maka pelat direncanakan sebagai pelat dua arah karena lentur terjadi pada kedua arah pelat. Namun, karena pelat dalam desain sisi yang lebih panjang memiliki panjang hampir dua kali lipat daripada sisi pelat yang pendek, untuk kemudahan perencanaan pelat / slab dalam desain struktur ini direncanakan sebagai pelat satu arah, dimana lentur hanya terjadi pada satu arah saja, yaitu pada arah tegak lurus sisi perletakan.
7
Tebal pelat rencana berdasarkan tabel tebal pelat minimum bila adalah :
mlmmh
mlmmh
lh
32,10728
3000
48,14228
400028
=→==
=→==
=
Tebal pelat rencana diambil sebesar 140 mm.
3. Kolom
Kolom adalah elemen vertikal yang menerima transfer beban dari pelat, dan meneruskannya ke konstruksi fondasi di bawahnya. Pada perencanaan bangunan perkantoran ini kolom yang digunakan menggunakan balok beton bertulang dengan menggunakan profil segi empat dan memiliki beberapa tipe kolom tipikal berdasarkan tingkat elevasinya. Suatu kolom akan memikul beban gravitasi yaitu diantaranya beban dari berat sendiri pelat, beban dari berat sendiri kolom di atasnya, beban mati yang bekerja pada pelat, dan beban hidup yang bekerja pada pelat. Selain itu beban yang dipikul oleh kolom merupakan beban kumulatif dari beban-beban kolom di atasnya. Dalam tahap preliminary design, dalam penentuan dimensi kolom digunakan estimasi nilai sebagai berikut:
Luas Dimensi Kolom Rencana = '3,0 fc
Pu
Ket : Pu = Beban aksial yang diterima kolom fc' = Kuat rencana beton Sehingga dari luas dimensi kolom rencana akan didapatkan dimensi dari kolom rencana. Perhitungan untuk beban aksial yang diterima kolom dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu beban joint akibat beban-beban yang bekerja pada pelat dan berat sendiri kolom yang berada di atasnya. Analisis pembebanannya adalah sebagai berikut :
8
a. Akibat Beban yang Bekerja Pada Pelat
Perencanaan dimensi profil kolom dalam tahap preliminary design (Tahap Perencanaan Awal), perhitungan pembebanan kolom akibat beban-beban yang bekerja pada pelat termasuk berat sendiri pelat, perhitungannya menggunakan konsep Tributary Area. Beban yang bekerja dalam konsep tributary area menggunakan beban mati dan beban hidup yang bekerja pada pelat lantai, di mana beban pada pelat lantai akan ditransfer dengan konsep tributary area ke kolom-kolom yang berada di daerah sekitarnya. Berdasarkan kondisi pembebanan, beban yang diterima oleh pelat terbagi atas dua bagian, yaitu beban dari lantai 1 dan beban atap Beban area yang diterima pelat adalah sebagai berikut :
Beban Mati yang bekerja pada pelat yaitu berat sendiri pelat dan beban
superimposed dead load (SIDL), yaitu a. Berat sendiri pelat = Tebal pelat rencana x ρbeton
= 0,14 m x 2400 kg/m3
= 336 kg/m2
a. Beban Lantai Keramik + Spesi = 105 kg/m2 b. Beban penutup atap ( Plafon ) = 11 kg/m2 c. Beban hanger = 7 kg/m2 d. M.E.P = 25 kg/m2 e. Beban dinding = 50 kg/m2 Total beban mati pada pelat = 534 kg/m2
Beban Hidup
Beban pada lantai sebesar 250 kg/m2 Maka total beban area pada pelat Lantai 1 sampai pada lantai 5 yaitu sebagai berikut: Q area pelat lantai 1 = 1,2 DL + 1,6 LL = 1,2 (534 kg/ m2) + 1,6 (250 kg/m2) = 1040,8 kg/ m2
Sedangkan beban area pelat pada lantai 2 (atap) diantaranya : Beban pada atap didapat hasil analisis desain atap. Beban ini sudah termasuk beban mati atap, beban hidup, beban angin, dan beban hujan. Beban atap dimasukkan sebagai beban terpusat di kolom-kolom ujung tiap 6 m, sesuai dengan perletakan kuda-kuda atap, yaitu sebesar 84 KN. Perhitungan tributary area ini digunakan untuk mendapatkan beban aksial joint yang akan diterima oleh kolom. Di mana rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :
9
Beban aksial joint kolom = luas tributary area x beban area yang diterima pelat. Berdasarkan denah bangunan pada gambar 3.1, maka perencanaan kolom untuk konsep tributary area terbagi menjadi tiga jenis kolom, yaitu kolom ujung, kolom tepi dan kolom di daerah tengah. Perhitungan dengan tributary area ini khusus untuk beban lantai 1 dimana terdapat pelat. Lalu beban aksial yang diperoleh ditambah dengan beban atap.
Pelat lantai pada bangunan ini sebagai area tributary, mempunyai dimensi 3000 mm x 4000 mm dan 2000 mm x 3000 mm. Daerah tributary area setiap kolom dapat dilihat pada gambar di atas pada daerah yang diarsir. Setiap daerah tributary area dibagi menjadi 4 bagian sama besar.
Tributary area untuk beban kolom ujung, pada perencanaan bangunan ini terjadi
pada kolom 1-A, kolom 5-A, kolom 1-D dan kolom 5-D di setiap lantai. Berikut ini merupakan tributary area untuk kolom yang berada di ujung
Gambar 4 Tributary Area Beban Pelat Untuk Kolom Ujung
Luas tributary area = B x H = 2 m x 1,5 m = 3 m2
Beban Area Pelat : Q area pelat ujung = 1040,8 kg/ m2
Maka beban aksial joint kolom ujung sebagai berikut
Beban aksial joint kolom = 1040,8 kg/ m2 x 3 m2
= 3122,4 kg
Tributary area untuk beban kolom tepi, pada perencanaan bangunan ini terjadi pada kolom 2-A, 3-A, 4-A, B-1, B-5, C-1, C-5, 2-D, 3-D dan 4-D di setiap lantai. Berikut ini merupakan tributary area untuk kolom yang berada di tepi :
10
Gambar 5 Tributary Area Beban Pelat Untuk Kolom Tepi-1
Luas tributary area =(B1 x H1)+(B2 x H2) = ( (2 x 1,5) + (1 x 1,5) ) m2 = 4,5 m2
Beban Area Pelat : Q area pelat tepi 1 = 1040,8 kg/ m2
Maka beban aksial joint kolom tepi 2 sebagai berikut
Beban aksial joint kolom = 1040,8 kg/ m2 x 4,5 m2
= 4683,6 kg
Gambar 6 Tributary Area Beban Pelat Untuk Kolom Tepi-2
Luas tributary area =2 x B x H= 2 x 1,5 m x 2 m = 6 m2
Beban Area Pelat : Q area pelat tepi 2 = 1040,8 kg/ m2
Maka beban aksial joint kolom tepi lantai 1 sebagai berikut
Beban aksial joint kolom = 1040,8 kg/ m2 x 6 m2
= 6244,8 kg
Tributary area untuk beban kolom tengah, pada perencanaan bangunan ini terjadi pada kolom 2-C, 3-C, 4-C, 2-B, 3-B dan 4-B di setiap lantai. Berikut ini merupakan tributary area untuk kolom yang berada di tengah :
11
Gambar 7Tributary Area Beban Pelat Untuk Kolom Tengah
Luas tributary area = 2x ((1,5 x 2) + (1,5 x 1)) = 9 m2
Beban Area Pelat : Q area pelat ujung = 1040,8 kg/ m2
Maka beban aksial joint kolom 1 sebagai berikut
Beban aksial joint kolom = 1040,8 kg/ m2 x 9 m2
= 9367,2 kg
b. Akibat Berat Sendiri Kolom Diatasnya Beban aksial yang diterima kolom akan menerima pengaruh beban dari berat sendiri kolom diatasnya. Sehingga Beban aksial kolom akan mengalami kumulatif beban dari dimensi kolom diatasnya. Perhitungan berat sendiri kolom adalah luas dari dimensi ukuran kolom dikalikan berat jenis beton sebesar 2400 kg/m2. Karena dimensi kolom belum diketahui maka perencanaan dimensi kolom hanya memperhitungkan beban area pelat. Namun dalam mempertimbangkan nilai dimensi akan dilakukan suatu faktor pengali tambahan sebagai faktor tambahan akan beban dari berat sendiri kolom Analisis perhitungan untuk menentukan dimensi kolom sebagai berikut :
Gaya aksial tipikal untuk setiap jenis kolom Gaya aksial ini merupakan akabat gaya dari pelat-pelat dalam satu lantai ( belum kumulatif). Gaya aksial ini diakibatkan oleh beban pelat dan berat sendiri kolom. Analisis perhitungan dapat dilihat pada subbab a dan b di atas. Tabel perhitungan untuk setiap jenis kolom dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
12
Tabel 2 Perhitungan Gaya Aksial Joint Kolom (N)
Kolom Jenis Kolom Lantai 1 Atap Kolom Jenis
Kolom Lantai 1 Atap
1 Ujung 31224 21128 1 Tepi 1 46836 1935 2 Tepi 2 62448 2580 2 Tengah 93672 3870 3 Tepi 2 62448 84513 3 Tengah 93672 3870 4 Tepi 2 62448 2580 4 Tengah 93672 3870 5 Tepi 2 62448 84513 5 Tengah 93672 3870 6 Tepi 2 62448 2580 6 Tengah 93672 3870 7 Tepi 2 62448 84513 7 Tengah 93672 3870 8 Tepi 2 62448 2580 8 Tengah 93672 3870
A
9 Ujung 31224 21128
C
9 Tepi 1 46836 1935 1 Tepi 1 46836 1935 1 Ujung 31224 21128 2 Tengah 93672 3870 2 Tepi 2 62448 2580 3 Tengah 93672 3870 3 Tepi 2 62448 84513 4 Tengah 93672 3870 4 Tepi 2 62448 2580 5 Tengah 93672 3870 5 Tepi 2 62448 84513 6 Tengah 93672 3870 6 Tepi 2 62448 2580 7 Tengah 93672 3870 7 Tepi 2 62448 84513 8 Tengah 93672 3870 8 Tepi 2 62448 2580
B
9 Tepi 1 46836 1935
D
9 Ujung 31224 21128
Gaya aksial kumulatif yang diterima kolom Beban total yang diterima oleh kolom merupakan beban kumulatif dari beban-beban yang di atasnya. Beban aksial inilah yang dipergunakan dalam menentukan dimensi kolom rencana. Di mana dapat dilihat bawah beban aksial joint yang diterima kolom makin ke bawah, beban aksilah yang di terima kolom akan semakin besar nilainya. Berikut ini merupakan tabel beban kumulatif yang diterima kolom, untuk setiap jenis kolom pada setiap lantai.
Tabel 3 Perhitungan Beban Kumulatif Kolom Pu kumulatif (N) Pu kumulatif (N) Kolom Jenis
Kolom Lantai 1 Atap Kolom Jenis
Kolom Lantai 1 Atap 1 Ujung 52352 21128 1 Tepi 1 48771 1935 2 Tepi 2 65028 2580 2 Tengah 97542 3870 3 Tepi 2 146961 84513 3 Tengah 97542 3870 4 Tepi 2 65028 2580 4 Tengah 97542 3870 5 Tepi 2 146961 84513 5 Tengah 97542 3870 6 Tepi 2 65028 2580 6 Tengah 97542 3870 7 Tepi 2 146961 84513 7 Tengah 97542 3870 8 Tepi 2 65028 2580 8 Tengah 97542 3870
A
9 Ujung 52352 21128
C
9 Tepi 1 48771 1935 1 Tepi 1 48771 1935 1 Ujung 52352 21128 2 Tengah 97542 3870 2 Tepi 2 65028 2580 3 Tengah 97542 3870 3 Tepi 2 146961 84513 4 Tengah 97542 3870 4 Tepi 2 65028 2580 5 Tengah 97542 3870 5 Tepi 2 146961 84513 6 Tengah 97542 3870 6 Tepi 2 65028 2580 7 Tengah 97542 3870 7 Tepi 2 146961 84513 8 Tengah 97542 3870 8 Tepi 2 65028 2580
B
9 Tepi 1 48771 1935
D
9 Ujung 52352 21128
13
Perhitungan dimensi kolom
Penentuan dimensi kolom digunakan estimasi nilai sebagai berikut: :
Luas Dimensi Kolom Rencana = '3,0 fc
Pu
Ket : Pu = Beban aksial yang diterima kolom fc' = Kuat rencana beton Ukuran dimensi kolom yang direncanakan berdasarkan tipe kolom yang direncanakan dan setiap 2 lantai dimensi kolom akan mengalami perubahan.
Dimensi kolom pada kolom ujung pada setiap lantai adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Analisis Kolom Ujung
Pu kumulatif (N) Pu/0,3 fc' (mm2) Dimensi Kolom
(mm) Dimensi Kolom
(mm) Kolom Jenis Kolom Lantai 1 Atap Lantai 1 Atap Lantai 1 Atap Lantai 1 Atap
1 Ujung 52352 21128 11633,8 4695,1 107,9 68,5 25 25 2 Tepi 2 65028 2580 14450,7 573,3 120,2 23,9 25 25 3 Tepi 2 146961 84513 32658,0 18780,7 180,7 137,0 30 30 4 Tepi 2 65028 2580 14450,7 573,3 120,2 23,9 25 25 5 Tepi 2 146961 84513 32658,0 18780,7 180,7 137,0 30 30 6 Tepi 2 65028 2580 14450,7 573,3 120,2 23,9 25 25 7 Tepi 2 146961 84513 32658,0 18780,7 180,7 137,0 30 30 8 Tepi 2 65028 2580 14450,7 573,3 120,2 23,9 25 25
A
9 Ujung 52352 21128 11633,8 4695,1 107,9 68,5 25 25 1 Tepi 1 48771 1935 10838,0 430,0 104,1 20,7 20 20 2 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 3 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 4 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 5 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 6 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 7 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 8 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20
B
9 Tepi 1 48771 1935 10838,0 430,0 104,1 20,7 20 20 1 Tepi 1 48771 1935 10838,0 430,0 104,1 20,7 20 20 2 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 3 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 4 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 5 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 6 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 7 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20 8 Tengah 97542 3870 21676,0 860,0 147,2 29,3 20 20
C
9 Tepi 1 48771 1935 10838,0 430,0 104,1 20,7 20 20 1 Ujung 52352 21128 11633,8 4695,1 107,9 68,5 25 25 2 Tepi 2 65028 2580 14450,7 573,3 120,2 23,9 25 25 3 Tepi 2 146961 84513 32658,0 18780,7 180,7 137,0 30 30 4 Tepi 2 65028 2580 14450,7 573,3 120,2 23,9 25 25 5 Tepi 2 146961 84513 32658,0 18780,7 180,7 137,0 30 30 6 Tepi 2 65028 2580 14450,7 573,3 120,2 23,9 25 25 7 Tepi 2 146961 84513 32658,0 18780,7 180,7 137,0 30 30 8 Tepi 2 65028 2580 14450,7 573,3 120,2 23,9 25 25
D
9 Ujung 52352 21128 11633,8 4695,1 107,9 68,5 25 25
14
V. DESAIN TULANGAN PENAMPANG
1. Pelat
Beban area yang diterima pelat adalah sebagai berikut : Beban Mati yang bekerja pada pelat yaitu berat sendiri pelat dan beban
superimposed dead load (SIDL), yaitu b. Berat sendiri pelat = Tebal pelat rencana x ρbeton
= 0,14 m x 2400 kg/m3
= 336 kg/m2
a. Beban Lantai Keramik + Spesi = 105 kg/m2 b. Beban penutup atap ( Plafon ) = 11 kg/m2 c. Beban hanger = 7 kg/m2 d. M.E.P = 25 kg/m2 e. Beban dinding = 50 kg/m2 Total beban mati pada pelat = 534 kg/m2
Beban Hidup
Beban pada lantai sebesar 250 kg/m2 Maka total beban area pada pelat Lantai 1 yaitu sebagai berikut: Q area pelat lantai 1 = 1,2 DL + 1,6 LL = 1,2 (534 kg/ m2) + 1,6 (250 kg/m2) = 1040,8 kg/ m2
Desain pelat dengan lebar jalur 1 m:
Momen ultimate pelat per satuan 1 m lebar dan tebal 140 mm:
mNMmkgM
M
lQM
u
u
u
uu
−=−=
=
⋅=
208166,20818
)4)(8,1040(8
2
2
15
Rasio tulangan pada pelat:
0034345,0
14018,024208167,185,085,0
40024
7,185,085,0
22
2'2
'
=
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⋅⋅⋅
⋅−−=
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⋅⋅⋅
−−=
ρ
ρ
θρ
dbfMu
ff
cy
c
0195,0400600
600400
2485,085,075,0
60060085,0
75,0
0035,0400
4,1
4,1
max
'1
max
min
min
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+⋅⋅
⋅=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
⋅=
==
=
ρ
βρ
ρ
ρ
fyfyf
fy
c
Karena nilai ρ < minρ , maka luas tulangan memakai luas tulangan minimum yang disyaratkan,yaitu:
mmmA
AdbA
s
s
ws
/49
1401000035,02
min
=
⋅⋅=⋅= ⋅ρ
Gunakan tulangan #4 (As = 12,5 mm2) dengan jarak tulangan 25 mm.
Untuk arah melintang (tulangan susut dan temperatur)
mmmA
AdbA
s
s
ws
/28
1401000020,00020,0
2=
⋅⋅=⋅⋅=
Gunakan tulangan #3 (As = 7 mm2) dengan jarak tulangan 25 mm.
16
2. Balok
a. Tulangan Lentur
Luas tulangan lentur diperoleh dari hasil design concrete ETABS berupa luas tulangan yang
dibutuhkan oleh balok.
Luas Tulangan Perlu (mm2)
Jumlah Tulangan Pasang
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D10 Potongan Detail
tumpuan lapangan tumpuan Potongan Detail
tumpuan lapangan tumpuan atas 100,75 100,75 312,29 atas 1 1 4 A - B
bawah 247,71 442,94 203,64 A - B
bawah 3 6 3 atas 327,95 270,4 327,95 atas 4 3 4 B - C
bawah 213,6 105,63 213,6 B - C
bawah 3 1 3 atas 312,29 100,75 100,75 atas 4 1 1
1
C - D bawah 203,64 442,94 247,71
1
C - D bawah 3 6 3
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D10
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 251,66 183,92 587,97 atas 3 2 7 A - B bawah 323,61 861,09 281,41
A - B bawah 4 11 4
atas 602,63 512,27 602,63 atas 8 7 8 B - C bawah 288,07 188,19 288,07
B - C bawah 4 2 4
atas 587,97 183,92 251,66 atas 7 2 3
2
C - D bawah 281,41 861,09 323,61
2
C - D bawah 4 11 4
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D10
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 317,62 170,86 543,43 atas 4 2 7 A - B bawah 266,08 813,51 261,03
A - B bawah 3 10 3
atas 588,9 479,48 588,9 atas 8 6 8 B - C bawah 272,7 178,35 272,7
B - C bawah 3 2 3
atas 543,43 170,86 317,62 atas 7 2 4
3
C - D bawah 261,03 813,51 266,08
3
C - D bawah 3 10 3
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D10
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 249,4 184,89 591,29 atas 3 2 8 A - B bawah 332,28 867,29 282,92
A - B bawah 4 11 4
atas 611,76 521,15 611,76 atas 8 7 8 B - C bawah 292,22 190,83 292,22
B - C bawah 4 2 4
atas 591,29 184,89 249,4 atas 8 2 3
4
C - D bawah 282,92 867,29 332,28
4
C - D bawah 4 11 4
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D10
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 317,41 170,82 543,29 atas 4 2 7 A - B bawah 266,19 813,62 260,97
A - B bawah 3 10 3
atas 569,01 479,59 569,01 atas 7 6 7 B - C bawah 272,75 178,28 272,75
B - C bawah 3 2 3
5
C - D atas 543,29 170,82 317,41
5
C - D atas 7 2 4
17
bawah 260,97 813,62 266,19 bawah 3 10 3
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D10
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 249,4 184,89 591,29 atas 3 2 8 A - B bawah 332,28 867,29 282,92
A - B bawah 4 11 4
atas 611,76 521,15 611,76 atas 8 7 8 B - C bawah 292,22 190,83 292,22
B - C bawah 4 2 4
atas 591,29 184,89 249,4 atas 8 2 3
6
C - D bawah 282,92 867,29 332,28
6
C - D bawah 4 11 4
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D10
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 317,62 170,86 543,43 atas 4 2 7 A - B bawah 266,08 813,51 261,03
A - B bawah 3 10 3
atas 588,9 479,48 588,9 atas 8 6 8 B - C bawah 272,7 178,35 272,7
B - C bawah 3 2 3
atas 543,43 170,86 317,62 atas 7 2 4
7
C - D bawah 261,03 813,51 266,08
7
C - D bawah 3 10 3
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D10
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 251,66 183,92 587,97 atas 3 2 7 A - B bawah 323,61 861,09 281,41
A - B bawah 4 11 4
atas 602,63 512,27 602,63 atas 8 7 8 B - C bawah 288,07 188,19 288,07
B - C bawah 4 2 4
atas 587,97 183,92 251,66 atas 7 2 3
8
C - D bawah 281,41 861,09 323,61
8
C - D bawah 4 11 4
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D10
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 100,75 100,75 312,29 atas 1 1 4 A - B bawah 247,71 442,94 203,64
A - B bawah 3 6 3
atas 327,95 270,4 327,95 atas 4 3 4 B - C bawah 213,6 105,63 213,6
B - C bawah 3 1 3
atas 312,29 100,75 100,75 atas 4 1 1
9
C - D bawah 203,64 442,94 247,71
9
C - D bawah 3 6 3
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D8
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 42,32 42,32 171,52 atas 1 1 3 1 - 2 bawah 124,36 184,33 85
1 - 2 bawah 2 4 2
atas 171,3 55,32 142,2 atas 3 1 3 2 - 3 bawah 111,77 142,2 91,6
2 - 3 bawah 2 3 2
atas 142,2 50,82 156,94 atas 3 1 3 3 - 4 bawah 92,87 142,2 102,6
3 - 4 bawah 2 3 2
atas 156,66 50,73 143,86 atas 3 1 3 4 - 5 bawah 102,42 142,2 94,21
4 - 5 bawah 2 3 2
atas 143,86 50,74 156,66 atas 3 1 3 5 - 6 bawah 94,21 142,2 102,42
5 - 6 bawah 2 3 2
atas 156,94 50,82 142,2 atas 3 1 3 6 - 7 bawah 102,6 142,2 92,87
6 - 7 bawah 2 3 2
atas 142,2 55,32 171,3 atas 3 1 3
A
7 - 8 bawah 91,6 142,2 111,77
A
7 - 8 bawah 2 3 2
18
atas 171,52 42,32 42,32 atas 3 1 1 8 - 9 bawah 85 184,33 124,36
8 - 9 bawah 2 4 2
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D8
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 112,4 112,4 361,51 atas 2 2 7 1 - 2 bawah 174,74 313,2 170,28
1 - 2 bawah 3 6 3
atas 344,75 107,56 291,44 atas 7 2 6 2 - 3 bawah 164,7 234,45 142,2
2 - 3 bawah 3 5 3
atas 294,45 95,46 303,37 atas 6 2 6 3 - 4 bawah 142,2 243,22 145,8
3 - 4 bawah 3 5 3
atas 302,64 95,24 303,18 atas 6 2 6 4 - 5 bawah 145,47 240,59 145,25
4 - 5 bawah 3 5 3
atas 302,18 95,24 302,64 atas 6 2 6 5 - 6 bawah 145,25 240,59 145,47
5 - 6 bawah 3 5 3
atas 303,37 95,46 294,45 atas 6 2 6 6 - 7 bawah 145,8 243,22 142,2
6 - 7 bawah 3 5 3
atas 291,44 107,56 344,75 atas 6 2 7 7 - 8 bawah 142,2 234,45 164,7
7 - 8 bawah 3 5 3
atas 361,51 112,4 112,4 atas 7 2 2
B
8 - 9 bawah 170,28 313,2 174,74
B
8 - 9 bawah 3 6 3
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D8
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 112,4 112,4 361,51 atas 2 2 7 1 - 2 bawah 174,74 313,2 170,28
1 - 2 bawah 3 6 3
atas 344,75 107,56 291,44 atas 7 2 6 2 - 3 bawah 164,7 234,45 142,2
2 - 3 bawah 3 5 3
atas 294,45 95,46 303,37 atas 6 2 6 3 - 4 bawah 142,2 243,22 145,8
3 - 4 bawah 3 5 3
atas 302,64 95,24 303,18 atas 6 2 6 4 - 5 bawah 145,47 240,59 145,25
4 - 5 bawah 3 5 3
atas 302,18 95,24 302,64 atas 6 2 6 5 - 6 bawah 145,25 240,59 145,47
5 - 6 bawah 3 5 3
atas 303,37 95,46 294,45 atas 6 2 6 6 - 7 bawah 145,8 243,22 142,2
6 - 7 bawah 3 5 3
atas 291,44 107,56 344,75 atas 6 2 7 7 - 8 bawah 142,2 234,45 164,7
7 - 8 bawah 3 5 3
atas 361,51 112,4 112,4 atas 7 2 2
C
8 - 9 bawah 170,28 313,2 174,74
C
8 - 9 bawah 3 6 3
Luas Tulangan Jumlah Tulangan D8
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
Potongan Detail tumpuan lapangan tumpuan
atas 42,32 42,32 171,52 atas 1 1 3 1 - 2 bawah 124,36 184,33 85
1 - 2 bawah 2 4 2
atas 171,3 55,32 142,2 atas 3 1 3 2 - 3 bawah 111,77 142,2 91,6
2 - 3 bawah 2 3 2
atas 142,2 50,82 156,94 atas 3 1 3 3 - 4 bawah 92,87 142,2 102,6
3 - 4 bawah 2 3 2
atas 156,66 50,73 143,86 atas 3 1 3 4 - 5 bawah 102,42 142,2 94,21
4 - 5 bawah 2 3 2
atas 143,86 50,74 156,66 atas 3 1 3 5 - 6 bawah 94,21 142,2 102,42
5 - 6 bawah 2 3 2
D
6 - 7 atas 156,94 50,82 142,2
D
6 - 7 atas 3 1 3
19
bawah 102,6 142,2 92,87 bawah 2 3 2
atas 142,2 55,32 171,3 atas 3 1 3 7 - 8 bawah 91,6 142,2 111,77
7 - 8 bawah 2 3 2
atas 171,52 42,32 42,32 atas 3 1 1 8 - 9 bawah 85 184,33 124,36
8 - 9 bawah 2 4 2
b. Tulangan Geser
Tulangan geser (sengkang) didesain melalui analysis concrete ETABS. Tulangan geser yang
diperoleh adalah tulangan yang dibutuhkan oleh struktur. Dalam pemeriksaan, tulangan geser yang
dibutuhkan harus lebih besar dari tulangan geser minimum, yaitu :
• Untuk balok 200 mm x 400 mm:
mmmm
sA
sA
fb
sA
v
v
y
wv
2278,0
min2403
200min3
min
=
⋅=
=
,dengan s = jarak antar sengkang (mm)
• Untuk balok 150 mm x 300 mm:
mmmm
sA
sA
fb
sA
v
v
wv
2208,0
min2403
150min
3min
=
⋅=
=
,dengan s = jarak antar sengkang (mm)
Untuk pemasangan sengkang, perlu dihitung gaya geser maksimum penampang tanpa sengkang,
yaitu Vcφ21 .
• Untuk balok 200 mm x 400 mm:
KNVc
NdbfcVc w
5,1821
617403502002461
61 '
=
=⋅⋅=⋅⋅=
φ
20
• Untuk balok 150 mm x 300 mm:
KNVc
Ndbfc w
1021
330752501502461
61 '
=
=⋅⋅=⋅⋅
φ
Kebutuhan Sengkang Desain ETABS (mm2/mm) Kebutuhan Sengkang (mm2/mm) Jarak Antar Sengkang Desain dengan D8
(mm)
Kebutuhan Sengkang Jumlah Tulangan Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan AB 0,412 0,099 0,669 AB 0,412 0,278 0,669 AB 121 180 75 BC 0 0 0 BC 0,278 0,278 0,278 BC 180 180 180 1
CD 0,669 0,099 0,412
1
CD 0,669 0,278 0,412
1
CD 75 180 121
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan AB 1,4 0,736 1,779 AB 1,4 0,736 1,779 AB 36 68 28 BC 0,287 0 0,287 BC 0,287 0,278 0,287 BC 174 180 174 2
CD 1,779 0,736 1,4
2
CD 1,779 0,736 1,4
2
CD 28 68 36
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan AB 1,492 0,649 1,681 AB 1,492 0,649 1,681 AB 34 77 30 BC 0,287 0 0,287 BC 0,287 0,278 0,287 BC 174 180 174 3
CD 1,681 0,649 1,492
3
CD 1,681 0,649 1,492
3
CD 30 77 34
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan AB 1,389 0,748 1,791 AB 1,389 0,748 1,791 AB 36 67 28 BC 0,287 0 0,287 BC 0,287 0,278 0,287 BC 174 180 174 4
CD 1,791 0,748 1,389
4
CD 1,791 0,748 1,389
4
CD 28 67 36
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan AB 1,491 0,649 1,681 AB 1,491 0,649 1,681 AB 34 77 30 BC 0,287 0 0,287 BC 0,287 0,278 0,287 BC 174 180 174 5
CD 1,681 0,649 1,491
5
CD 1,681 0,649 1,491
5
CD 30 77 34
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan AB 1,389 0,748 1,791 AB 1,389 0,748 1,791 AB 36 67 28 BC 0,287 0 0,287 BC 0,287 0,278 0,287 BC 174 180 174 6
CD 1,791 0,748 1,389
6
CD 1,791 0,748 1,389
6
CD 28 67 36
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan AB 1,492 0,649 1,681 AB 1,492 0,649 1,681 AB 34 77 30 BC 0,287 0 0,287 BC 0,287 0,278 0,287 BC 174 180 174 7
CD 1,681 0,649 1,492
7
CD 1,681 0,649 1,492
7
CD 30 77 34
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan
21
AB 1,4 0,736 1,779 AB 1,4 0,736 1,779 AB 36 68 28 BC 0,287 0 0,287 BC 0,287 0,278 0,287 BC 174 180 174 8 CD 1,779 0,736 1,4
8 CD 1,779 0,736 1,4
8 CD 28 68 36
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang
Potongan tumpuan lapangan tumpuan
Potongan tumpuan lapangan tumpuan
Potongan tumpuan lapangan tumpuan
AB 0,412 0,099 0,669 AB 0,412 0,278 0,669 AB 121 180 75 BC 0 0 0 BC 0,278 0,278 0,278 BC 180 180 180 9
CD 0,669 0,099 0,412
9
CD 0,669 0,278 0,412
9
CD 75 180 121
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan 12 0 0 0 12 0,208 0,208 0,208 12 240 240 240 23 0,193 0 0,154 23 0,208 0,208 0,208 23 240 240 240 34 0,166 0 0,181 34 0,208 0,208 0,208 34 240 240 240 45 0,179 0 0,168 45 0,208 0,208 0,208 45 240 240 240 56 0,168 0 0,179 56 0,208 0,208 0,208 56 240 240 240 67 0,181 0 0,166 67 0,208 0,208 0,208 67 240 240 240 78 0,154 0 0,193 78 0,208 0,208 0,208 78 240 240 240
A
89 0 0 0
A
89 0,208 0,208 0,208
A
89 240 240 240
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan 12 0,502 0,08 0,903 12 0,502 0,208 0,903 12 100 240 55 23 0,738 0,215 0,666 23 0,738 0,215 0,666 23 68 233 75 34 0,696 0,215 0,708 34 0,696 0,215 0,708 34 72 233 71 45 0,703 0,215 0,702 45 0,703 0,215 0,702 45 71 233 71 56 0,702 0,215 0,703 56 0,702 0,215 0,703 56 71 233 71 67 0,708 0,215 0,696 67 0,708 0,215 0,696 67 71 233 72 78 0,666 0,215 0,738 78 0,666 0,215 0,738 78 75 233 68
B
89 0,903 0,08 0,502
B
89 0,903 0,208 0,502
B
89 55 240 100
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan 12 0,502 0,08 0,903 12 0,502 0,208 0,903 12 100 240 55 23 0,738 0,215 0,666 23 0,738 0,215 0,666 23 68 233 75 34 0,696 0,215 0,708 34 0,696 0,215 0,708 34 72 233 71 45 0,703 0,215 0,702 45 0,703 0,215 0,702 45 71 233 71 56 0,702 0,215 0,703 56 0,702 0,215 0,703 56 71 233 71 67 0,708 0,215 0,696 67 0,708 0,215 0,696 67 71 233 72 78 0,666 0,215 0,738 78 0,666 0,215 0,738 78 75 233 68
C
89 0,903 0,08 0,502
C
89 0,903 0,208 0,502
C
89 55 240 100
Kebutuhan Sengkang Kebutuhan Sengkang Jarak Antar Sengkang Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan Potongan
tumpuan lapangan tumpuan 12 0 0 0 12 0,208 0,208 0,208 12 240 240 240 23 0,193 0 0,154 23 0,208 0,208 0,208 23 240 240 240 34 0,166 0 0,181 34 0,208 0,208 0,208 34 240 240 240 45 0,179 0 0,168 45 0,208 0,208 0,208 45 240 240 240 56 0,168 0 0,179 56 0,208 0,208 0,208 56 240 240 240 67 0,181 0 0,166 67 0,208 0,208 0,208 67 240 240 240 78 0,154 0 0,193 78 0,208 0,208 0,208 78 240 240 240
D
89 0 0 0
D
89 0,208 0,208 0,208
D
89 240 240 240
22
3. Kolom
a. Tulangan Lentur
Kebutuhan Tulangan Jumlah Tulangan
Kolom Dimensi Lantai (mm2) D12
1 624,998 6 1 250 x 250 2 624,998 6 1 862,863 8 2 250 x 250 2 624,998 6 1 899,996 8 3 300 x 300 2 899,996 8 1 934,778 8 4 250 x 250 2 624,998 6 1 899,996 8 5 300 x 300 2 899,996 8 1 934,778 8 6 250 x 250 2 624,998 6 1 899,996 8 7 300 x 300 2 899,996 8 1 862,863 8 8 250 x 250 2 624,998 6 1 624,998 6
A
9 250 x 250 2 624,998 6
Kebutuhan Tulangan Jumlah Tulangan
Kolom Dimensi Lantai (mm2) D12
1 400 4 1 200 x 200 2 400 4 1 400 4 2 200 x 200 2 400 4 1 400 4 3 200 x 200 2 400 4 1 400 4 4 200 x 200 2 400 4 1 400 4 5 200 x 200 2 400 4 1 400 4 6 200 x 200 2 400 4 1 400 4 7 200 x 200 2 400 4 1 400 4 8 200 x 200 2 400 4 1 400 4
B
9 200 x 200 2 400 4
Kebutuhan Tulangan Jumlah Tulangan
Kolom Dimensi Lantai (mm2) D12
C 1 200 x 200 1 400 4
23
2 400 4 1 400 4 2 200 x 200 2 400 4 1 400 4 3 200 x 200 2 400 4 1 400 4 4 200 x 200 2 400 4 1 400 4 5 200 x 200 2 400 4 1 400 4 6 200 x 200 2 400 4 1 400 4 7 200 x 200 2 400 4 1 400 4 8 200 x 200 2 400 4 1 400 4 9 200 x 200 2 400 4
Kebutuhan Tulangan Jumlah Tulangan
Kolom Dimensi Lantai (mm2) D12
1 624,998 6 1 250 x 250 2 624,998 6 1 862,863 8 2 250 x 250 2 624,998 6 1 899,996 8 3 300 x 300 2 899,996 8 1 934,778 8 4 250 x 250 2 624,998 6 1 899,996 8 5 300 x 300 2 899,996 8 1 934,778 8 6 250 x 250 2 624,998 6 1 899,996 8 7 300 x 300 2 899,996 8 1 862,863 8 8 250 x 250 2 624,998 6 1 624,998 6
A
9 250 x 250 2 624,998 6
b. Tulangan Geser
Desain tulangan sengkang persegi kolom harus memenuhi tiga persyaratan ini, yaitu spasi vertikal
tulangan sengkang tidak boleh melebihi :
16 kali diameter longitudinal
48 kali diameter sengkang
Dimensi kolom terkecil
• Kolom 200 mm x 200 mm (tulangan longitudinal D-4)
Pakai tulangan sengkang D-4
24
16 x 4 mm = 64 mm
48 x 4 mm = 64 mm
Dimensi kolom terkecil = 200 mm
Digunakan sengkang D-4 dengan spasi vertikal 60 mm.
• Kolom 250 mm x 250 mm (tulangan longitudinal D-6)
Pakai tulangan sengkang D-6
16 x 6 mm = 96 mm
48 x 6 mm = 288 mm
Dimensi kolom terkecil = 250 mm
Digunakan sengkang D-6 dengan spasi vertikal 95 mm.
• Kolom 300 mm x 300 mm (tulangan longitudinal D-6)
Pakai tulangan sengkang D-6
16 x 6 mm = 96 mm
48 x 6 mm = 288 mm
Dimensi kolom terkecil = 300 mm
Digunakan sengkang D-6 dengan spasi vertikal 95 mm.
m
m
m
m
Jumlah Tulangan Balok Beton
Jumlah Tulangan Kolom Beton
Kolo Dimensi LantaiTulangan
Kolo Dimensi LantaiTulangan
Longitudinal D12 Sengkang Longitudinal D10 Sengkang
A
1 250 x 250 1 6 D6 spasi 95
C
1 200 x 200 1 5 D4 spasi 602 6 2 5
2 250 x 250 1 8 D6 spasi 95 2 200 x 200 1 5 D4 spasi 602 6 2 5
3 300 x 300 1 8 D6 spasi 95 3 200 x 200 1 5 D4 spasi 602 8 2 5
4 250 x 250 1 8 D6 spasi 95 4 200 x 200 1 5 D4 spasi 602 6 2 5
5 300 x 300 1 8 D6 spasi 95 5 200 x 200 1 5 D4 spasi 602 8 2 5
6 250 x 250 1 8 D6 spasi 95 6 200 x 200 1 5 D4 spasi 602 6 2 5
7 300 x 300 1 8 D6 spasi 95 7 200 x 200 1 5 D4 spasi 602 8 2 5
8 250 x 250 1 8 D6 spasi 95 8 200 x 200 1 5 D4 spasi 602 6 2 5
9 250 x 250 1 6 D6 spasi 95 9 200 x 200 1 5 D4 spasi 602 6 2 5
Kolo Dimensi LantaiTulangan
Kolo Dimensi LantaiTulangan
Longitudinal D10 Sengkang Longitudinal D12 Sengkang
B
1 200 x 200 1 5 D4 spasi 60
D
1 250 x 250 1 6 D6 spasi 952 5 2 6
2 200 x 200 1 5 D4 spasi 60 2 250 x 250 1 8 D6 spasi 952 5 2 6
3 200 x 200 1 5 D4 spasi 60 3 300 x 300 1 8 D6 spasi 952 5 2 8
4 200 x 200 1 5 D4 spasi 60 4 250 x 250 1 8 D6 spasi 952 5 2 6
5 200 x 200 1 5 D4 spasi 60 5 300 x 300 1 8 D6 spasi 952 5 2 8
6 200 x 200 1 5 D4 spasi 60 6 250 x 250 1 8 D6 spasi 952 5 2 6
7 200 x 200 1 5 D4 spasi 60 7 300 x 300 1 8 D6 spasi 952 5 2 8
8 200 x 200 1 5 D4 spasi 60 8 250 x 250 1 8 D6 spasi 952 5 2 6
9 200 x 200 1 5 D4 spasi 60 9 250 x 250 1 6 D6 spasi 952 5 2 6
Dimensi Jml Panjang Butuh Berat (kg)D12 256 640 570D10 180 450 279D6 53 47 10D4 83 50 5
Detail Struktur
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
A
B
C
Jumlah Tulangan Balok Beton
Jumlah Tulangan Pasang Potongan Detail
Jumlah Tulangan D10
tumpuan lapangan tumpuanPotongan Detail
Jumlah Tulangan D10
6
- atas 3 2 8tumpuan lapangan tumpuan bawah
B4 11 4
1
- atas 1 1 4 - atas 8 7 8bawah
B3 6 3 bawah
C4 2 4
- atas 4 3 4 - atas 8 2 3bawah
C3 1 3 bawah
D4 11 4
- atas 4 1 1bawah
D3 6 3 Poto
ngan DetailJumlah Tulangan D10
tumpuan lapangan tumpuanPotongan Detail
Jumlah Tulangan D10
7
- atas 4 2 7tumpuan lapangan tumpuan bawah
B3 10 3
2
- atas 3 2 7 - atas 8 6 8bawah
B4 11 4 bawah
C3 2 3
- atas 8 7 8 - atas 7 2 4bawah
C4 2 4 bawah
D3 10 3
- atas 7 2 3bawah
D4 11 4 Poto
ngan DetailJumlah Tulangan D10
tumpuan lapangan tumpuanPotongan Detail
Jumlah Tulangan D10
8
- atas 3 2 7tumpuan lapangan tumpuan bawah
B4 11 4
3
- atas 4 2 7 - atas 8 7 8bawah
B3 10 3 bawah
C4 2 4
- atas 8 6 8 - atas 7 2 3bawah
C3 2 3 bawah
D4 11 4
- atas 7 2 4bawah
D3 10 3 Poto
ngan DetailJumlah Tulangan D10
tumpuan lapangan tumpuanPotongan Detail
Jumlah Tulangan D10
9
- atas 1 1 4tumpuan lapangan tumpuan bawah
B3 6 3
4
- atas 3 2 8 - atas 4 3 4bawah
B4 11 4 bawah
C3 1 3
- atas 8 7 8 - atas 4 1 1bawah
C4 2 4 bawah
D3 6 3
- atas 8 2 3bawah
D4 11 4
Potongan Detail
Jumlah Tulangan D10
tumpuan lapangan tumpuan
5
- atas 4 2 7bawah
B3 10 3
- atas 7 6 7bawah
C3 2 3
- atas 7 2 4bawah
D3 10 3
Jumlah Tulangan Balok Beton
Detail Struktur
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
5
6
7
8
1
2
3
4
Potongan Detail
Jumlah Tulangan D10 Potongan Detail
Jumlah Tulangan D8
tumpuan lapangan tumpuan tumpuan lapangan tumpuan
A
- atas 1 1 3
C
- atas 2 2 7bawah
22 4 2 bawah
23 6 3
- atas 3 1 3 - atas 7 2 6bawah
32 3 2 bawah
33 5 3
- atas 3 1 3 - atas 6 2 6bawah
42 3 2 bawah
43 5 3
- atas 3 1 3 - atas 6 2 6bawah
52 3 2 bawah
53 5 3
- atas 3 1 3 - atas 6 2 6bawah
62 3 2 bawah
63 5 3
- atas 3 1 3 - atas 6 2 6bawah
72 3 2 bawah
73 5 3
- atas 3 1 3 - atas 6 2 7bawah
82 3 2 bawah
83 5 3
- atas 3 1 1 - atas 7 2 2bawah
92 4 2 bawah
93 6 3
Potongan Detail
Jumlah Tulangan D8 Potongan Detail
Jumlah Tulangan D8
tumpuan lapangan tumpuan tumpuan lapangan tumpuan
B
- atas 2 2 7
D
- atas 1 1 3bawah
23 6 3 bawah
22 4 2
- atas 7 2 6 - atas 3 1 3bawah
33 5 3 bawah
32 3 2
- atas 6 2 6 - atas 3 1 3bawah
43 5 3 bawah
42 3 2
- atas 6 2 6 - atas 3 1 3bawah
53 5 3 bawah
52 3 2
- atas 6 2 6 - atas 3 1 3bawah
63 5 3 bawah
62 3 2
- atas 6 2 6 - atas 3 1 3bawah
73 5 3 bawah
72 3 2
- atas 6 2 7 - atas 3 1 3bawah
83 5 3 bawah
82 3 2
- atas 7 2 2 - atas 3 1 1bawah
93 6 3 bawah
92 4 2
Dimensi Panjang Butuh (m) Berat (kg)D10 835 517D8 616 240
Jumlah Tulangan Sengkang Balok Beton
Detail Struktur
C C
C C
C C
C C
C
Jumlah Sengkang Desain dengan D8 (mm) Jumlah Sengkang Desain dengan D8 (mm)
Potongan
Jumlah Sengkang Potongan
Jumlah Sengkang
tumpuan lapangan tumpuan tumpuan lapangan tumpuan
1AB 121 180 75
2AB 36 68 28
B 180 180 180 B 174 180 174CD 75 180 121 CD 28 68 36
Potongan
Jumlah Sengkang Potongan
Jumlah Sengkang
tumpuan lapangan tumpuan tumpuan lapangan tumpuan
3AB 34 77 30
4AB 36 67 28
B 174 180 174 B 174 180 174CD 30 77 34 CD 28 67 36
Potongan
Jumlah Sengkang Potongan
Jumlah Sengkang
tumpuan lapangan tumpuan tumpuan lapangan tumpuan
5AB 34 77 30
6AB 36 67 28
B 174 180 174 B 174 180 174CD 30 77 34 CD 28 67 36
Potongan
Jumlah Sengkang Potongan
Jumlah Sengkang
tumpuan lapangan tumpuan tumpuan lapangan tumpuan
7AB 34 77 30
8AB 36 68 28
B 174 180 174 B 174 180 174CD 30 77 34 CD 28 68 36
Potongan
Jumlah Sengkang
tumpuan lapangan tumpuan
9AB 121 180 75B 180 180 180CD 75 180 121
Jumlah Tulangan Sengkang Balok Beton
Detail Struktur
g
Potongan
Jumlah Sengkang Potongan
Jumlah Sengkang
tumpuan lapangan tumpuan tumpuan lapangan tumpuan
A
12 180 180 180
B
12 100 240 5523 240 240 240 23 68 233 7534 240 240 240 34 72 233 7145 240 240 240 45 71 233 7156 240 240 240 56 71 233 7167 240 240 240 67 71 233 7278 240 240 240 78 75 233 6889 180 180 180 89 55 240 100
Potongan
Jumlah Sengkang Potongan
Jumlah Sengkang
tumpuan lapangan tumpuan tumpuan lapangan tumpuan
C
12 100 240 55
D
12 180 180 18023 68 233 75 23 240 240 24034 72 233 71 34 240 240 24045 71 233 71 45 240 240 24056 71 233 71 56 240 240 24067 71 233 72 67 240 240 24078 75 233 68 78 240 240 24089 55 240 100 89 180 180 180
Dimensi D8Jumlah Sengkan Panjang Butuh Berat (kg)
952 67 26
Detail Struktur
JENIS PEKERJAAN : PASANG BALOK
No Uraian Koef. SatuanI Urutan Kerja1 bekisting beton dibuat dan dipasang sesuai dengan ukuran seperti
pada gambar rencana2 pasang tulangan yang sesuai dengan perencanaan3 Beton dicor ke dalam acuan yang sudah disiapkan4 Curing5 pelepasan & perapihan setelah pengecoran
Asumsi :jam kerja per hari 8 jam
I.1 Pemasangan bekisting1 volume pekerjaan 174,00 m2
2 kapasitas produksi 33,33 m2/hari3 jumlah tenaga kerja :
tukang kayu 10 org pekerja 4 org kepala tukang kayu 1 org mandor 1 org
4 koefisien : tukang kayu 0,3000 OH/m2
pekerja 0,1200 OH/m2
kepala tukang kayu 0,0330 OH/m2
mandor 0,0330 OH/m2
5 produktifitas : tukang kayu 3,33 m2/hari pekerja 8,33 m2/hari kepala tukang kayu 30,30 m2/hari mandor 30,30 m2/hari
6 durasi pekerjaan 5 hari
I.2 Pemasangan tulangan1 volume pekerjaan 784,10 kg2 kapasitas produksi 428,57 kg/hari3 jumlah tenaga kerja :
pekerja 3 org tukang besi 3 org kepala tukang besi 1 org mandor 1 org
4 koefisien : pekerja 0,00700 OH/kg tukang besi 0,00700 OH/kg kepala tukang besi 0,00007 OH/kg mandor 0,00007 OH/kg
5 produktifitas : pekerja 142,86 kg/hari tukang besi 142,86 kg/hari kepala tukang besi 14285,71 kg/hari mandor 14285,71 kg/hari
6 durasi pekerjaan 2 hari
Durasi Pekerjaan Balok Beton
I.3 Pengecoran1 volume pekerjaan 13,20 m3
2 kapasitas produksi 3,33 m3/hari4 jumlah tenaga kerja :
pekerja 10 org tukang batu 2 org kepala tukang batu 1 org mandor 1 org
5 koefisien : pekerja 3,0000 OH/m3
tukang batu 0,5500 OH/m3
kepala tukang batu 0,0035 OH/m3
mandor 0,0050 OH/m3
6 produktifitas : pekerja 0,33 m3/hari tukang batu 1,82 m3/hari kepala tukang batu 285,71 m3/hari mandor 200,00 m3/hari
7 durasi pekerjaan 4 hari
I.4 Perapihan & Pelepasan bekisting1 volume pekerjaan 174,00 m2
2 kapasitas produksi 60,00 m3/hari3 jumlah tenaga kerja :
pekerja 3 org mandor 1 org
4 koefisien : pekerja 0,0500 OH/m2
mandor 0,0005 OH/m2
5 produktifitas : pekerja 20,00 m2/hari mandor 2000,00 m2/hari
6 durasi 3 hari
Durasi per Satuan Pekerjaan Balok BetonPemasangan bekisting 5 hariPemasangan tulangan 2 hariPengecoran 4 hariPerapihan & Pelepasan bekisting 3 hari
TOTAL 14 hari
Durasi Pekerjaan Balok Beton
Alternatif Desain Durasi Penyelesain (hari) Balok dan Kolom Jenis Pelat Jenis Atap
1 Beton Site Mix Kayu 432 Beton Pracetak Kayu 443 Beton Site Mix Baja 354 Beton Pracetak Baja 365 Baja Site Mix Kayu 476 Baja Pracetak Kayu 377 Baja Site Mix Baja 398 Baja Pracetak Baja 29
Kode Alternatif 1 KodeK1 Pekerjaan Kolom Beton Lantai 1 5 hari K1
B Pekerjaan Balok Beton 11 hari BP Pekerjaan Pelat Beton Site mix 15 hari PK2 Pekerjaan Kolom Beton Lantai 2 5 hari K2
A Pekerjaan Atap Kayu 18 hari A
Kode Alternatif 3 KodeK1 Pekerjaan Kolom Beton Lantai 1 5 hari K1
B Pekerjaan Balok Beton 11 hari BP Pekerjaan Pelat Beton Site mix 15 hari PK2 Pekerjaan Kolom Beton Lantai 2 5 hari K2
A Pekerjaan Atap Baja 10 hari A
Kode Alternatif 5 KodeK1 Pekerjaan Kolom Baja Lantai 1 4 hari K1
B Pekerjaan Balok Baja 6 hari BK2 Pekerjaan Kolom Baja Lantai 2 4 hari K2
P Pekerjaan Pelat Beton Site mix 15 hari PA Pekerjaan Atap Kayu 18 hari A
Kode Alternatif 7 KodeK1 Pekerjaan Kolom Baja Lantai 1 4 hari K1
B Pekerjaan Balok Baja 6 hari BK2 Pekerjaan Kolom Baja Lantai 2 4 hari K2
P Pekerjaan Pelat Beton Site mix 15 hari PA Pekerjaan Atap Baja 10 hari A
KBPKA
KBPKA
KBKPA
KBKPA
a
a
a
a
n
a
a
a
Alternatif 2 Durasi per Satuan PekerjaPekerjaan 5 hari Lantai 1Pekerjaan 11 hari Pemasangan tulanganPekerjaan 5 hari Pemasangan bekistingPekerjaan 5 hari PengecoranPekerjaan 18 hari Perapihan & Pelepasan bekisting
Lantai 2Alternatif 4 Pemasangan tulangan
Pekerjaan 5 hari Pemasangan bekistingPekerjaan 11 hari PengecoranPekerjaan 5 hari Perapihan & Pelepasan bekistingPekerjaan 5 hariPekerjaan 10 hari
Durasi per Satuan PekerjaAlternatif 6 Pemasangan bekisting
Pekerjaan 4 hari Pemasangan tulanganPekerjaan 6 hari PengecoranPekerjaan 4 hari Perapihan & Pelepasan bekistingPekerjaan 5 hariPekerjaan 18 hari
Durasi per Satuan PekerjaAlternatif 8 Lantai 1
Pekerjaan 4 hari Pemasangan profil kolomPekerjaan 6 hari Lantai 2Pekerjaan 4 hari Pemasangan profil kolomPekerjaan 5 hariPekerjaan 10 hari
Durasi per Satuan PekerjPemasangan profil kolom
Durasi per Satuan PekerjaPemasangan bekistingPemasangan tulanganPengecoranPerapihan & Pelepasan bekisting
Durasi per Satuan PekerjaaPemasangan pelat
Durasi per Satuan PekerjPemasangan kuda-kudaPemasangan gordingPemasangan reng dan kasauPemasangan atap genteng
Durasi per Satuan Pekerj
Pemasangan kuda-kudaPemasangan gordingPemasangan atap genteng
a
a
a
a
a
n Kolom Beton
1 hari2 hari2 hari1 hari
1 hari2 hari2 hari1 hari
an Balok Beton5 hari4 hari2 hari3 hari
an Kolom Baja
4 hari
4 hari
an Balok Baja6 hari
n Pelat Site Mix7 hari4 hari4 hari4 hari
n Pelat Pracetak5 hari
an Atap Kayu4 hari3 hari7 hari4 hari
an Atap Baja
1 hari5 hari4 hari
ESTIMASI BIAYA PEKERJAAN
KOLOM BETON
Pekerjaan kolom dibagi menjadi :
1. Pekerjaan pembesian
2. Pekerjaan bekisting
3. Pekerjaan beton
4. Perapihan dan perawatan
1. Pekerjaan Pembesian
Data
1. Bahan :
D12 KS = Rp 47.000 / 12 m
D10 KS = Rp 29.000 / 12 m
D8 KS = Rp 22.000 / 12 m
D6 KS = Rp 11.000 / 12 m
D4 KS = Rp 7.500 / 12 m
2. Upah Tenaga Kerja
Pekerja = Rp 35.000/ hari
Tukang besi = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang besi = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
Kebutuhan Bahan
Jumlah Material
D12 btgbtgmm 543,53
/12640
≅==
D10 btgbtgmm 385,37
/12450
≅==
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 2
D6 btgbtgmm 491,3/12
47≅==
D4 btgbtgm
m 516,4/12
50≅==
Biaya
1. Biaya Bahan
D12 000.4754 Rpbtg ×= 000.538.2Rp=
D10 000.2938 Rpbtg ×= 000.102.1Rp=
D6 000.114 Rpbtg ×= 000.44Rp=
D4 500.75 Rpbtg ×= 500.37Rp=
Total 500.721.3Rp=
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan pembesian kolom 2 lantai adalah :
Pekerja 000.3523 Rphariorang ××= = Rp. 210.000
Tukang besi 000.4123 Rphariorang ××= = Rp. 246.000
Kepala tukang besi 000.4821 Rphariorang ××= = Rp. 96.000
Mandor 000.5421 Rphariorang ××= = Rp. 108.000
Total = Rp. 610.000
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 3
3. Biaya transportasi 000.800Rp=
4. Total biaya pembesian
Biaya Bahan 500.721.3Rp=
Biaya Upah Pekerja 000.610Rp=
Biaya Transportasi 000.800Rp=
Total 500.131.5Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 4
2. Pemasangan Bekisting
Data
1. Dimensi
Lantai 1 : (200 x 200) mm2 = 18 unit
(250 x 250) mm2 = 12 unit
(300 x 300) mm2 = 6 unit
Lantai 2 : (200 x 200) mm2 = 18 unit
(250 x 250) mm2 = 12 unit
(300 x 300) mm2 = 6 unit
2. Bahan
Kayu Kaso Borneo (5 cm x 7 cm)/ 4 m = Rp 28.000 / batang
Kayu Borneo (3 cm x 4 cm)/ 4 m = Rp 10.000 / batang
Plywood 18 mm (120 cm x 240 cm) = Rp 200.000/ lembar
Paku (5-12 cm) = Rp 9.000 / kg
Minyak bekisting = Rp 3.000 / ltr
3. Upah Tenaga Kerja
Pekerja = Rp 35.000 / hari
Tukang kayu = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang kayu = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
Kebutuhan Bahan
Luas pekerjaan kolom 1 lantai
Kolom 200 x 200 mmsisiunit 50,220,0418 ×××= 236m=
Kolom 250 x 250 mmsisiunit 50,225,0412 ×××= 245m=
Kolom 300 x 300 mmsisiunit 50,230,046 ×××= 254m=
Total 2135m=
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 5
1. Plywood
Kolom 200 x 200 lembarcmcm
sisicmcm 169,0240120
420250≅=
×××
=
Kolom 250 x 250 lembarcmcm
sisicmcm 186,0240120
425250≅=
×××
=
Kolom 300 x 300 lembarcmcm
sisicmcm 104,1240120
430250≅=
×××
=
2. Kayu Kaso Borneo 5/7 (tiap sisi 2 batang)
Kolom 200 x 200 btgbtgm
msisiunit 5/4
5,242=
××=
Kolom 250 x 250 btgbtgm
msisiunit 5/4
5,242=
××=
Kolom 300 x 300 btgbtgm
msisiunit 5/4
5,242=
××=
3. Kayu Borneo ¾ (tiap sisi 5 @ 50 cm)
Kolom 200 x 200 btgbtgm
msisiunit 11/4
2,245=
××=
Kolom 250 x 250 btgbtgbtgm
msisiunit 145,13/4
7,245≅=
××=
Kolom 300 x 300 btgbtgm
msisiunit 16/4
2,345=
××=
Kebutuhan material kayu untuk kolom 1 lantai
1. Plywood
Kolom 200 x 200 lembarunit 118 ×= lembar18=
Kolom 250 x 250 lembarunit 112 ×= lembar12=
Kolom 300 x 300 lembarunit 16 ×= lembar6=
Total lembar36=
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 6
2. Kayu Kaso Borneo 5/7 (tiap sisi 2 batang)
Kolom 200 x 200 btgunit 518 ×= btg90=
Kolom 250 x 250 btgunit 512 ×= btg60=
Kolom 300 x 300 btgunit 56 ×= btg30=
Total btg180=
3. Kayu Borneo ¾ (tiap sisi 5 @ 50 cm)
Kolom 200 x 200 btgunit 1118 ×= btg198=
Kolom 250 x 250 btgunit 1412 ×= btg168=
Kolom 300 x 300 btgunit 166 ×= btg96=
Total btg462=
4. Paku (0,4 kg/m2) 22 135/4,0 mmkg ×= kg54=
5. Minyak (0,2 l/m2) 22 135/2,0 mml ×= kg27=
(cat : plywood, kayu kaso borneo, kayu borneo dapat dipakai 2 kali)
Biaya
1. Biaya Bahan :
Kayu Kaso Borneo (5 cm x 7 cm)/ 4 m
btgbtgRp 180/000.28 ×= 000.040.5Rp=
Kayu Borneo (3 cm x 4 cm)/ 4 m
btgbtgRp 462/000.10 ×= 000.620.4Rp=
Plywood 18 mm (120 cm x 240 cm)
lbrbtgRp 36/000.200 ×= 000.200.7Rp=
Paku (5-12 cm)
kgbtgRp 54/000.9 ×= 000.486Rp=
Minyak bekisting
ltltRp 27/000.3 ×= 000.81Rp=
Total 000.427.17Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 7
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan bekisting kolom 1 lantai adalah :
Pekerja 000.35210 Rphariorang ××= = Rp 700.000
Tukang kayu 000.4124 Rphariorang ××= = Rp 328.000
Kepala tukang kayu 000.4821 Rphariorang ××= = Rp 96.000
Mandor 000.5421 Rphariorang ××= = Rp 108.000
Total = Rp.1.232.000
3. Total biaya
Biaya bahan 000.427.17Rp=
Biaya pekerja 000.232.1Rp=
Total 000.659.18Rp=
Lantai 2 :
1. Biaya Bahan :
Paku (5-12 cm)
kgkgRp 54/000.9 ×= 000.486Rp=
Minyak bekisting
llRp 27/000.3 ×= 000.81Rp=
Total 000.567Rp=
2. Biaya Upah Pekerja
Pekerja 000.35210 Rphariorang ××= = Rp 700.000
Tukang kayu 000.4124 Rphariorang ××= = Rp 328.000
Kepala tukang kayu 000.4821 Rphariorang ××= = Rp 96.000
Mandor 000.5421 Rphariorang ××= = Rp 108.000
Total = Rp.1.232.000
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 8
3. Total biaya
Biaya bahan 000.567Rp=
Biaya pekerja 000.232.1Rp=
Total 000.799.1Rp=
Jadi, biaya total untuk bekisting kolom adalah
Lantai 1 000.659.18Rp=
Lantai 2 000.799.1Rp=
Total 000.458.20Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 9
3. Pekerjaan Beton
Data
1. Bahan
PC Holcim (50 kg) = Rp 39.000
Pasir beton (m3) = Rp 160.000
Kerikil (m3) = Rp 190.000
2. Upah tenaga kerja :
Pekerja = Rp 35.000/ hari
Tukang batu = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang batu = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
1. Komposisi bahan untuk membuat 1 m3 beton mutu fc’ = 24 Mpa, slump
, w/c ratio = 0,53 cm)212( ±
PC = 434 kg
Pasir beton = 0,49 m3
Kerikil = 0,81 m3
Kebutuhan Bahan
Vol. Kolom :
Kolom 200 x 200 mmmunit 5,2*2,0*2,0*36= 36,3 m=
Kolom 250 x 250 mmmunit 5,2*25,0*25,0*24= 375,3 m=
Kolom 300 x 300 mmmunit 5,2*3,0*3,0*12= 37,2 m=
Total 305,10 m=
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 10
Biaya
1. Biaya Bahan
Portland Cement
kgRp
mkgm
50000.39*434*05,10 3
3= 126.402.3Rp=
Pasir beton
33
33 000.160*49,0*05,10
mRp
mmm= 920.787Rp=
Kerikil
33
33 000.190*81,0*05,10
mRp
mmm= 695.546.1Rp=
Total 741.736.5Rp=
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan beton kolom 2 lantai adalah :
Pekerja 000.3545 Rphariorang ××= = Rp 700.000
Tukang batu 000.4141 Rphariorang ××= = Rp 164.000
Kepala tukang batu 000.4841 Rphariorang ××= = Rp 192.000
Mandor 000.5441 Rphariorang ××= = Rp 216.000
Total = Rp 1.272.000
3. Total biaya pengecoran :
Biaya Bahan 741.736.5Rp=
Biaya Tenaga Kerja 000.267.1Rp=
Biaya Peralatan 000.500Rp=
Biaya Transportasi 000.200Rp=
Total 741.703.7Rp=
Biaya total kolom (72 kolom) adalah
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 11
Estimasi Biaya Kolom Beton
Pekerjaan Bekisting Rp 20.458.000 Pekerjaan Pembesian Rp 5.131.500 Pekerjaan Beton Rp 7.703.741
Total Rp 33.293.241
Maka biaya satuan kolom adalah = Rp. 33.293.241 / 72 kolom
= Rp. 462.406
= Rp. 463.000 (pembulatan)
Jadi biaya satuan kolom beton bertulang adalah Rp. 463.000 per kolom.
Estimasi Biaya Pekerjaan Kolom Beton
D - 12
ESTIMASI BIAYA PEKERJAAN
BALOK BETON
Pekerjaan balok dibagi menjadi :
1. Pemasangan bekisting
2. Pekerjaan pembesian
3. Pekerjaan beton
4. Perapihan dan perawatan
1. Pemasangan bekisting
Data
1. Dimensi :
Balok (20 x 40) x 4 m = 18 unit
Balok (20 x 40) x 2 m = 9 unit
Balok (20 x 40) x 3 m = 16 unit
Balok (15 x 30) x 3 m = 16 unit
2. Bahan :
Kayu Kaso Borneo (5 cm x 7 cm)/ 4 m = Rp 28.000 / batang
Plywood 18 mm (120 cm x 240 cm) = Rp 200.000/ lembar
Paku (5-12 cm) = Rp 9.000 / kg
Minyak bekisting = Rp 3.000 / ltr
3. Upah tenaga kerja :
Pekerja = Rp 35.000 / hari
Tukang kayu = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang kayu = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
Estimasi Biaya Pekerjaan Balok Beton
D - 14
Kebutuhan Bahan
Luas pekerjaan balok :
Balok (20 x 40) x 4 m ( )( )mmmunit 4,022,0418 ×+××= 272m=
Balok (20 x 40) x 2 m ( )( )mmmunit 4,022,0316 ×+××= 248m=
Balok (20 x 40) x 3 m ( )( )mmmunit 4,022,029 ×+××= 218m=
Balok (15 x 30) x 3 m ( )( )mmmunit 3,0215,0316 ×+××= 236m=
Total 2174m=
1. Plywood
Bagian bawah :
Balok (20 x 40) x 4 m lembarcmcm
unitcmcm
lbr
5240120
1820400
/
=×
××=
Balok (20 x 40) x 2 m lembarcmcm
unitcmcm
lbr
25,1240120
920200
/
=×
××=
Balok (20 x 40) x 3 m lembarcmcm
unitcmcm
lbr
33,3240120
1620300
/
=×
××=
Balok (15 x 30) x 3 m lembarcmcm
unitcmcm
lbr
5,2240120
1615300
/
=×
××=
Bagian samping :
Balok (20 x 40) x 4 m lembarcmcm
sisiunitcmcm
lbr
1365,0240120
21840400
/
=××
×××=
Balok (20 x 40) x 2 m lembarcmcm
sisiunitcmcm
lbr
25,365,0240120
2940200
/
=××
×××=
Balok (20 x 40) x 3 m lembarcmcm
siiunitcmcm
lbr
67,865,0240120
21640300
/
=××
×××=
Balok (15 x 30) x 3 m lembarcmcm
siiunitcmcm
lbr
5,665,0240120
21630300
/
=××
×××=
Total Plywood lembarlbr 444,43 ≅=
Estimasi Biaya Pekerjaan Balok Beton
D - 15
2. Kayu Kaso Borneo 5/7 (dipasang 2 unit/ balok)
Balok (20 x 40) x 4 m btgbtgm
unitmunit 36/4
2418=
××=
Balok (20 x 40) x 2 m btgbtgm
unitmunit 9/4
229=
××=
Balok (20 x 40) x 3 m btgbtgm
unitmunit 24/4
2316=
××=
Balok (15 x 30) x 3 m btgbtgm
unitmunit 24/4
2316=
××=
Total Kaso Borneo btg93=
3. Paku (0,4 kg/m2) kgmmkg 6,69174/4,0 22 =×=
4. Minyak (0,2 l/m2) kgmml 8,34174/2,0 22 =×=
Biaya
1. Biaya Bahan :
Kayu Kaso Borneo (5 cm x 7 cm)/ 4 m
btgbtgRp 93/000.28 ×= 000.604.2Rp=
Plywood 18 mm (120 cm x 240 cm)
lbrlbrRp 44/000.200 ×= 000.800.8Rp=
Paku (5-12 cm)
kgbtgRp 6,69/000.9 ×= 400.626Rp=
Minyak bekisting
ltltRp 8,34/000.3 ×= 400.104Rp=
Total 800.134.12Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Balok Beton
D - 16
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan bekisting balok adalah :
Tukang kayu 000.41510 Rphariorang ××= = Rp 2.050.000
Pekerja 000.3554 Rphariorang ××= = Rp 700.000
Kepala tukang kayu 000.4851 Rphariorang ××= = Rp 240.000
Mandor 000.5451 Rphariorang ××= = Rp 270.000
Total = Rp 3.260.000
3. Total biaya
Biaya Bahan 800.134.12Rp=
Biaya Tenaga Kerja 000.260.3Rp=
Total Biaya 800.394.15Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Balok Beton
D - 17
2. Pekerjaan Pembesian
Data
1. Bahan :
D12 KS = Rp 47.000 / 12 m
D10 KS = Rp 29.000 / 12 m
D8 KS = Rp 22.000 / 12 m
D6 KS = Rp 11.000 / 12 m
D4 KS = Rp 7.500 / 12 m
2. Upah tenaga kerja :
Pekerja = Rp 35.000/ hari
Tukang besi = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang besi = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
Kebutuhan Bahan :
Jumlah Material :
D10 btgbtgmm 705,69
/12835
≅==
D8 btgbtgmm 579,56
/12683
≅==
Estimasi Biaya Pekerjaan Balok Beton
D - 18
Biaya
1. Biaya Bahan
D10 000.29*70 Rpbtg= 000.030.2Rp=
D8 000.22*57 Rpbtg= 000.254.1Rp=
Total 000.284.3Rp=
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan pembesian balok adalah :
Pekerja 000.3523 Rphariorang ××= = Rp 210.000
Tukang besi 000.4123 Rphariorang ××= = Rp 246.000
Kepala tukang besi 000.4821 Rphariorang ××= = Rp 96.000
Mandor 000.5421 Rphariorang ××= = Rp 108.000
Total = Rp 660.000
3. Biaya Transportasi 000.800Rp=
4. Total biaya pembesian :
Biaya Bahan 000.284.3Rp=
Biaya Upah Pekerja 000.660Rp=
Biaya Transportasi 000.800Rp=
Total 000.744.4Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Balok Beton
D - 19
3. Pekerjaan Beton
Data
1. Bahan :
PC Holcim (50 kg) = Rp 39.000
Pasir beton (m3) = Rp 160.000
Kerikil (m3) = Rp 190.000
2. Upah tenaga kerja :
Pekerja = Rp 35.000/ hari
Tukang batu = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang batu = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
1. Komposisi bahan untuk membuat 1 m3 beton mutu fc’ = 24 Mpa, slump
, w/c ratio = 0,53 cm)212( ±
1. PC = 434 kg
2. Pasir beton = 0,49 m3
3. Kerikil = 0,81 m3
Kebutuhan Bahan
Vol. Balok :
Balok (20 x 40) . 4 m mmmunit 4*4,0*2,0*18= 376,5 m=
Balok (20 x 40) . 2 m mmmunit 2*4,0*2,0*9= 344,1 m=
Balok (20 x 40) . 3 m mmmunit 3*4,0*2,0*16= 384,3 m=
Balok (15 x 30) . 3 m mmmunit 3*3,0*15,0*16= 316,2 m=
Total 32,13 m=
Estimasi Biaya Pekerjaan Balok Beton
D - 20
Biaya
1. Biaya Bahan
Portland Cement
kgRp
mkgm
50000.39*434*2,13 3
3= 464.468.4Rp=
Pasir beton
33
33 000.160*49,0*2,13
mRp
mmm= 880.034.1Rp=
Kerikil
33
33 000.190*81,0*2,13
mRp
mmm= 480.031.2Rp=
Total 824.534.7Rp=
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan pengecoran balok adalah :
Pekerja 000.35410 Rphariorang ××= = Rp 1.400.000
Tukang batu 000.4142 Rphariorang ××= = Rp 328.000
Kepala tukang batu 000.4841 Rphariorang ××= = Rp 192.000
Mandor 000.5441 Rphariorang ××= = Rp 216.000
Total = Rp 2.136.000
Total biaya pengecoran :
Biaya Bahan 824.534.7Rp=
Biaya Tenaga Kerja 000.136.2Rp=
Biaya Peralatan 000.500Rp=
Biaya Transportasi 000.200Rp=
Total 824.370.10Rp=
Biaya total pekerjaan balok (panjang total balok 186 m) adalah:
Estimasi Biaya Pekerjaan Balok Beton
D - 21
Estimasi Biaya Balok Beton
Pekerjaan Bekisting Rp 15.394.800 Pekerjaan Pembesian Rp 4.744.000 Pekerjaan Beton Rp 10.370.824
Total Rp 30.509.624
Maka biaya satuan balok adalah = Rp. 30.509.624 / 186 m
= Rp. 163.030
= Rp. 164.000 (pembulatan)
Jadi biaya satuan balok beton adalah Rp. 164.000 per m.
Estimasi Biaya Pekerjaan Balok Beton
D - 22
ESTIMASI BIAYA PEKERJAAN
STRUKTUR BAJA
Estimasi detil untuk pekerjaan struktur baja meliputi:
1. Harga dasar baja
2. Biaya fabrikasi baja
3. Biaya transportasi
4. Biaya pemasangan profil baja, termasuk pekerja dan alat
Data
1. Dimensi dan berat Struktur
Kebutuhan Material Baja Dimensi Jumlah Panjang (m) Panjang butuh (m) Berat (kg)
BALOK 100.50.7.5 6 2 12 111,6 100.100.6.8 3 2 6 103,2 100.100.6.8 4 3 12 206,4 125.60.8.6 10 3 30 396
125.125.9.6,5 14 3 42 999,6 150.150.7.10 4 2 8 252 200.200.12.8 14 4 56 2794,4
Berat Balok 4863,2 KOLOM
100.100.6.8 8 2,5 20 344 125.125.9.6,5 22 2,5 55 1309 200.200.12.8 24 2,5 60 2994
175.175.11.7,5 12 2,5 30 1206 250.250.14.9 6 2,5 15 1086
Berat Kolom 6939
2. Harga Bahan
Baja IWF = Rp. 6.500 / kg
3. Upah Pekerja
Pekerja terampil = Rp. 35.000 / hari
Tukang besi profil terampil = Rp. 41.000 / hari
Kepala tukang besi profil = Rp. 48.000 / hari
Mandor = Rp. 54.000 / hari
4. Harga Alat berat
Mobile crane 7 ton = Rp. 2.250.000 / hari
Estimasi Biaya Pekerjaan Struktur Baja
D - 24
1. KOLOM BAJA
Biaya
1. Biaya Bahan
Kolom baja kgRpkg /500.66939 ×= 500.103.45Rp=
2. Biaya Fabricating dan Transportasi
Biaya fabricating baja adakah 50% dari biaya materialnya. Biaya ini sudah termasuk
biaya transportasi.
Kolom baja kgRpkg /500.66939%50 ××= 750.551.22Rp=
3. Biaya Pemasangan
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan kolom baja 2 lantai adalah :
Pekerja terampil 000.3585 Rphariorang ××= = Rp 1.400.000
Tukang besi profil 000.4184 Rphariorang ××= = Rp 1.312.000
Kepala tukang besi 000.4881 Rphariorang ××= = Rp 384.000
Mandor 000.5481 Rphariorang ××= = Rp 432.000
Total = Rp 3.528.000
4. Sewa Alat Berat
Mobile Crane
hariRphari /000.250.28 ×= 000.000.18Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Struktur Baja
D - 25
5. Total biaya struktur baja kolom
Biaya material 500.103.45Rp=
Biaya fabricating dan transportasi 750.551.22Rp=
Biaya tenaga kerja 000.528.3Rp=
Sewa alat berat 000.000.18Rp=
Total 250.183.89Rp=
Biaya total pekerjaan kolom baja (72 kolom) adalah: Rp. 89.183.250
Maka biaya satuan kolom adalah = Rp. 89.183.250 / 72 kolom
= Rp. 1.238.656
= Rp. 1.239.000 (pembulatan)
Jadi biaya satuan kolom baja adalah Rp. 1.239.000 per kolom.
Estimasi Biaya Pekerjaan Struktur Baja
D - 26
2. BALOK BAJA
Biaya
1. Biaya Bahan
Balok baja kgRpkg /500.62,4863 ×= 800.610.31Rp=
2. Biaya Fabricating dan Transportasi
Biaya fabricating baja adakah 50% dari biaya materialnya. Biaya ini sudah termasuk
biaya transportasi.
Balok baja kgRpkg /500.62,4863%50 ××= 400.805.15Rp=
3. Biaya Pemasangan
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan balok baja adalah :
Pekerja terampil 000.3565 Rphariorang ××= = Rp 1.050.000
Tukang besi profil 000.4164 Rphariorang ××= = Rp 984.000
Kepala tukang besi 000.4861 Rphariorang ××= = Rp 288.000
Mandor 000.5461 Rphariorang ××= = Rp 324.000
Total = Rp 2.646.000
4. Sewa Alat Berat
Mobile Crane
hariRphari /000.250.26 ×= 000.500.13Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Struktur Baja
D - 27
5. Total biaya struktur baja balok
Biaya material 800.610.31Rp=
Biaya fabricating dan transportasi 400.805.15Rp=
Biaya tenaga kerja 000.646.2Rp=
Sewa alat berat 000.500.13Rp=
Total 200.562.63Rp=
Biaya total pekerjaan balok baja (panjang total balok 186 m) adalah: Rp. 63.562.200
Maka biaya satuan balok adalah = Rp. Rp. 63.562.200 / 186 m
= Rp. 341.732
= Rp. 342.000 (pembulatan)
Jadi biaya satuan balok baja adalah Rp. 342.000 per m.
Estimasi Biaya Pekerjaan Struktur Baja
D - 28
ESTIMASI BIAYA PEKERJAAN
PELAT BETON SITE MIX
Pekerjaan pelat dibagi menjadi :
1. Pemasangan bekisting
2. Pekerjaan pembesian
3. Pekerjaan beton
4. Perapihan dan perawatan
1. Pemasangan Bekisting
Data
1. Dimensi
Pelat 4 m x 3 m = 16 unit
Pelat 2 m x 3 m = 8 unit
2. Bahan
Kayu Kaso Borneo (5 cm x 7 cm)/ 4 m = Rp 28.000 / batang
Kayu Kaso Borneo (8 cm x 12 cm)/ 4 m = Rp 80.000 / batang
Plywood 18 mm (120 cm x 240 cm) = Rp 200.000/ lembar
Paku (5-12 cm) = Rp 9.000 / kg
Minyak bekisting = Rp 3.000 / ltr
3. Upah tenaga kerja :
Pekerja = Rp 35.000 / hari
Tukang kayu = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang kayu = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 30
Kebutuhan Bahan
Luas pekerjaan pelat 22402410 mmm =×=
1. Plywood
Pelat 4 m x 3 m lembarcmcm
unitcmcm
lbr
67,66240120
16300400
/
=×
××=
Pelat 2 m x 3 m lembarcmcm
unitcmcm
lbr
67,16240120
8300200
/
=×
××=
Total Plywood lembar8434,8367,1667,66 ≅=+=
2. Kayu Kaso Borneo 5/7 (untuk joist, dipasang tiap 50 cm)
Pelat 4 m x 3 m ( ) btgbtgcm
cmcmcmunit 108/400
30050/40018=
××=
Pelat 2 m x 3 m ( ) btgbtgcm
cmcmcmunit 27/400
30050/2009=
××=
Total Kaso Borneo 5/7 btg13527108 =+=
3. Kayu Kaso Borneo 8/12 (untuk stringers, dipasang tiap 150 cm)
Pelat 4 m x 3 m ( ) btgbtgcm
cmcmcmunit 36/400
400150/30018=
××=
Pelat 2 m x 3 m ( ) btgbtgcm
cmcmcmunit 9/400
200150/3009=
××=
Total Kaso Borneo 8/12 btg45936 =+=
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 31
4. Paku (0,4 kg/m2) kgmmkg 96240/4,0 22 =×=
5. Minyak (0,2 l/m2) kgmml 48240/2,0 22 =×=
Biaya
1. Biaya Bahan :
Kayu Kaso Borneo (5 cm x 7 cm)/ 4 m
btgbtgRp 135/000.28 ×= 000.780.3Rp=
Kayu Kaso Borneo (8 cm x 12 cm)/ 4
btgbtgRp 45/000.80 ×= 000.600.3Rp=
Plywood 18 mm (120 cm x 240 cm)
btgbtgRp 84/000.200 ×= 000.800.16Rp=
Paku (5-12 cm)
kgbtgRp 96/000.9 ×= 000.864Rp=
Minyak bekisting
ltltRp 48/000.3 ×= 000.144Rp=
Total 000.188.25Rp=
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan bekisting pelat adalah :
Pekerja 000.3574 Rphariorang ××= = Rp 980.000
Tukang kayu 000.41710 Rphariorang ××= = Rp 2.870.000
Kepala tukang kayu 000.4871 Rphariorang ××= = Rp 336.000
Mandor 000.5471 Rphariorang ××= = Rp 378.000
Total = Rp 4.564.000
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 32
3. Total Biaya
Biaya Bahan 000.188.25Rp=
Biaya Tenaga Kerja 000.564.4Rp=
Total Biaya 000.752.29Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 33
2. Pekerjaan Pembesian
Data
1. Dimensi
Pelat 3 x 4 : 16 unit
Tul. Utama D8 spasi 100 mm
Tul. Susut D6 spasi 100 mm
Pelat 2 x 3 : 9 unit
Tul. Utama D8 spasi 100 mm
Tul. Susut D6 spasi 100 mm
2. Bahan
D12 KS = Rp 47.000 / 12 m
D10 KS = Rp 29.000 / 12 m
D8 KS = Rp 22.000 / 12 m
D6 KS = Rp 11.000 / 12 m
D4 KS = Rp 7.500 / 12 m
3. Upah Tenaga Kerja
Pekerja = Rp 35.000/ hari
Tukang besi = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang besi = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
Kebutuhan Bahan
Luas pekerjaan kolom :
Pelat 3 x 4
D8 mmunitmmmm 1204@30
1003000
===
D6 mmunitmmmm 1203@40
1004000
===
Pelat 3 x 4
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 34
D8 mmunitmmmm 603@30
1002000
===
D6 mmunitmmmm 602@30
1003000
===
Jumlah batang :
D8 btgbtgm
unitmunitm 205/12
)9*60()6*120(=
+=
D8 btgbtgm
unitmunitm 205/12
)9*60()6*120(=
+=
Biaya
1. Biaya Bahan :
D8 btgRpbtg /000.22*205= 000.510.4Rp=
D6 btgRpbtg /000.11*205= 000.255.2Rp=
Total 000.765.6Rp=
2. Biaya Tenaga Kerja :
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan pembesian pelat adalah :
Pekerja 000.3543 Rphariorang ××= = Rp 420.000
Tukang besi 000.4143 Rphariorang ××= = Rp 492.000
Kepala tukang besi 000.4841 Rphariorang ××= = Rp 192.000
Mandor 000.5441 Rphariorang ××= = Rp 216.000
Total = Rp 1.320.00
3. Biaya Transportasi 000.800Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 35
Total biaya pembesian pelat adalah
Biaya Bahan 000.765.6Rp=
Biaya Tenaga Kerja 000.320.1Rp=
Biaya Transportasi 000.800Rp=
Total 000.885.8Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 36
3. Pekerjaan Beton
Data :
1. Bahan :
PC Holcim (50 kg) = Rp 39.000
Pasir beton (m3) = Rp 160.000
Kerikil (m3) = Rp 190.000
2. Upah Tenaga Kerja :
Pekerja = Rp 35.000/ hari
Tukang batu = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang batu = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
1. Komposisi bahan unytuk membuat 1 m3 beton mutu fc’ = 24 Mpa, slump
, w/c ratio = 0,53 cm)212( ±
1. PC = 434 kg
2. Pasir beton = 0,49 m3
3. Kerikil = 0,81 m3
Kebutuhan Bahan
Vol. Pelat
Pelat 4 x 3 mmmunit 12,0*3*4*16= 304,23 m=
Pelat 3 x 2 mmmunit 12,0*2*3*8= 376,5 m=
Total 38,28 m=
Biaya
1. Biaya Bahan :
Portland Cement
kgRp
mkgm
50000.39*434*8,28 3
3= 376.749.9Rp=
Pasir beton
33
33 000.160*49,0*8,28
mRp
mmm= 920.257.2Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 37
Kerikil
33
33 000.190*81,0*8,28
mRp
mmm= 320.432.4Rp=
Total 616.439.16Rp=
2. Biaya Tanaga Kerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan. Biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan pengecoran pelat adalah :
Pekerja 000.35410 Rphariorang ××= = Rp 1.400.000
Tukang batu 000.4143 Rphariorang ××= = Rp 492.000
Kepala tukang batu 000.4841 Rphariorang ××= = Rp 192.000
Mandor 000.5440 Rphariorang ××= = Rp 216.000
Total = Rp 2.300.000
3. Total biaya pengecoran pelat :
Biaya Bahan 616.439.16Rp=
Biaya Tenaga Kerja 000.300.2Rp=
Biaya Peralatan 000.500Rp=
Biaya Transportasi 000.200Rp=
Total 616.439.19Rp=
Biaya total pekerjaan pelat beton site mix (luas 240 m2) adalah:
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 38
Estimasi Biaya Pelat Beton Site Mix
Pekerjaan Bekisting Rp 29.752.000 Pekerjaan Pembesian Rp 8.885.000 Pekerjaan Pengecoran Rp 19.439.616
Total Rp 58.076.616
Maka biaya satuan pelat adalah = Rp. 58.076.616 / 240 m2
= Rp. 241.985
= Rp. 242.000 (pembulatan)
Jadi biaya satuan pelat beton site mix adalah Rp. 242.000 per m2.
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Site Mix
D - 39
ESTIMASI BIAYA PEKERJAAN
PELAT PRACETAK
Data
1. Dimensi Pelat :
Pelat 400 cm x 120 cm
Pelat 200 cm x 120 cm
2. Bahan
Pelat Pracetak = Rp 286.000 / m2
3. Biaya Pemsangan
Pasang (Incl. Pekerja & Alat berat) = Rp 18.150 / m2
Transportasi = Rp 2.640.000 / ls
Kebutuhan Bahan
1. Jumlah Pelat :
Pelat 400 cm x 120 cm 220 ×= unit 40= unit
Pelat 200 cm x 120 cm 120 ×= unit 20= unit
2. Luas Pelat :
Pelat 400 cm x 120 cm mmunit 2,1440 ××= 192= m2
Pelat 200 cm x 120 cm mmunit 2,1220 ××= 48= m2
Total 240= m2
Biaya
1. Biaya Bahan :
Pelat pracetak 22 /000.286240 mRpm ×= 000.640.68Rp=
2. Biaya Pemasangan
Pasang 22 /150.18240 mRpm ×= 000.356.4Rp=
Transportasi 000.640.2Rp=
Total 000.636.75Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Pracetak
D - 41
Biaya total pekerjaan pelat beton pracetak (luas 240 m2) adalah Rp. 75.636.000
Maka biaya satuan pelat adalah = Rp. 75.636.000 / 240 m2
= Rp. 315.150
= Rp. 316.000 (pembulatan)
Jadi biaya satuan pelat beton pracetak adalah Rp. 316.000 per m2.
Estimasi Biaya Pekerjaan Pelat Beton Pracetak
D - 42
ESTIMASI BIAYA PEKERJAAN
ATAP KAYU
Urutan Pekerjaan :
1. Pekerjaan kuda-kuda
2. Pekerjaan gording
3. Pekerjaan reng dan kasau
4. Pekerjaan atap genteng keramik
Harga :
1. Bahan :
Kayu Borneo Super ukuran :
- 4 x 8 = Rp 30.000 /btg
- 5 x 12 = Rp 40.000 /btg
- 6 x 10 = Rp 45.000 /btg
- 6 x 12 = Rp 55.000 /btg
- 8 x 12 = Rp 65.000 /btg
- 8 x 16 = Rp 80.000 /btg
Genteng Keramik = Rp 3.000 /unit
Paku (5-7 cm) = Rp 9.000 /kg
Kayu kaso 5/7 = Rp 28.000 /btg
Kayu reng ¾ = Rp 10.000 /btg
2. Upah Pekerja :
Pekerja = Rp 35.000 / hari
Tukang kayu = Rp 41.000 / hari
Kepala tukang kayu = Rp 48.000 / hari
Mandor = Rp 54.000 / hari
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 44
1. Pekerjaan kuda-kuda
Kebutuhan Material
Kayu Borneo Super ukuran :
i. Profil 8x16
8 x 16 btgm
munit/4
16,110 ×= = 3 btg
ii. Profil 8x12
8 x 12 munit 110 ×= = 10 m
8 x 12 munit 22 ×= = 4 m
8 x 12 munit 52,22 ×= = 5 m
Total = btgmm
/419 = 5 btg
iii. Profil 6x12
6 x 12 munit 157,12 ×= = 2,3 m
6 x 12 munit 527,12 ×= = 3,1 m
Total = btgmm
/44,5 = 2 btg
iv. Profil 6 x 10
6 x 10 btgm
munit/4
89,21 ×= = 1 btg
v. Profil 4x8
4 x 8 munit 58,02 ×= = 1,16 m
4 x 8 munit 16,12 ×= = 2,32 m
4 x 8 munit 73,12 ×= = 3,46 m
4 x 8 munit 31,22 ×= = 4,62 m
Total = btgmm
/45,11 = 3 btg
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 45
Volume kayu 1 kuda-kuda :
( ) ( )( ) (( )
3
3
3984,0400.398
84312611262
12551683400
mcm
cmcmbtgcmcmbtgcmcmbtg
cmcmbtgcmcmbtgcm
=
=
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
××+××+××+
××+×××= )
Total vol. kuda-kuda = 1,992 m33984,05 m×= 3
Jumlah Material :
Kayu Borneo Super ukuran :
i. 4 x 8 unitbtg 53 ×= = 15 btg
ii. 6 x 10 unitbtg 51 ×= = 5 btg
iii. 6 x 12 unitbtg 52 ×= = 10 btg
iv. 8 x 12 unitbtg 55 ×= = 25 btg
v. 8 x 16 unitbtg 53 ×= = 15 btg
Paku ( 33 3984,058,5 m
mkg
×= ) = 11,5 kg
Biaya
1. Bahan
Kayu Borneo Super ukuran :
i. 4 x 8 = Rp 450.000 btgRpbtg /000.3015 ×=
ii. 6 x 10 = Rp 225.000 btgRpbtg /000.455 ×=
iii. 6 x 12 = Rp 550.000 btgRpbtg /000.5510 ×=
iv. 8 x 12 = Rp 1.625.000 btgRpbtg /000.6525 ×=
v. 8 x 16 = Rp 1.200.000 btgRpbtg /000.8015 ×=
Paku kgRpkg /000.95,11 ×= = Rp 103.500
Total = Rp 4.153.500
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 46
3. Upah Pekerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan.
Pekerja 000.3542 Rphariorang ××= = Rp 280.000
Tukang kayu 000.4145 Rphariorang ××= = Rp 820.000
Kepala tk. Kayu 000.4841 Rphariorang ××= = Rp 192.000
Mandor 000.5441 Rphariorang ××= = Rp. 216.000
Total = Rp 1.508.000
Total Biaya Pek. Kuda-kuda :
Bahan = Rp 4.153.500
Pekerja = Rp 1.508.000
Total = Rp 5.661.500
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 47
2. Pekerjaan gording
Kebutuhan Material
Kayu Borneo Super ukuran :
i. 5 x 12 unitmsisi 5152 ××= = 150 m
ii. 5 x 12 unitmsisi 452 ××= = 40 m
Total = 190 m
Jumlah Material :
Kayu Borneo Super ukuran :
i. 5 x 12 btgmm
/4190
= = 48 btg
Total vol. gording mmbtgmbtg 12,005,0/448 ×××= = 1,152 m3
Paku 33 152,18,5 m
mkg
×= = 6,68 kg
Biaya
1. Bahan
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan.
Kayu Borneo Super ukuran 5 x 12
btgRpbtg /000.4048 ×= = Rp 1.920.000
Paku
kgRpkg /000.98,6 ×= = Rp 60.120
Total = Rp 1.980.120
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 48
2. Upah Pekerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan.
Pekerja 000.3532 Rphariorang ××= = Rp 210.000
Tukang kayu 000.4135 Rphariorang ××= = Rp 615.000
Kepala tk. Kayu 000.4831 Rphariorang ××= = Rp 144.000
Mandor 000.5431 Rphariorang ××= = Rp. 162.000
Total = Rp 1.131.000
Total Biaya Pek. gording :
Bahan = Rp 1.980.120
Pekerja = Rp 1.131.000
Total = Rp 3.111.121
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 49
3. Pekerjaan reng dan kasau
Kebutuhan Material
Kayu kaso (dipasang setiap 50 cm) :
i. 5 x 7 munitsisi 5482 ××= = 480 m
ii. 5 x 7 munitsisi 252 ××= = 80 m
Total = 560 m
Kayu reng (dipasang setiap 25 cm) :
i. 5 x 7 unitmsisi 20152 ××= = 600 m
ii. 5 x 12 unitmsisi 1252 ××= = 120 m
Total = 720 m
Total vol. kayu = 2,824 m( )( ⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡××
+××=
mmmmmm
04,003,072007,005,0560
)3
Jumlah Material :
Kayu kaso 5/7 btgmm
/4560
= = 140 btg
Kayu reng ¾ btgmm
/4720
= = 180 btg
Paku 33 824,28,5 m
mkg
×= = 16,37 kg
Biaya
1. Bahan :
Kayu kaso 5/7 000.28140 Rpbtg ×= = Rp 3.920.000
Kayu reng ¾ 000.10180 Rpbtg ×= = Rp 1.800.000
Paku 000.937,16 Rpkg ×= = Rp 147.330
Total = Rp 5.867.330
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 50
2. Upah Pekerja :
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan.
Pekerja 000.3572 Rphariorang ××= = Rp 490.000
Tukang kayu 000.4175 Rphariorang ××= = Rp 1.435.000
Kepala tk. Kayu 000.4871 Rphariorang ××= = Rp 336.000
Mandor 000.5471 Rphariorang ××= = Rp. 378.000
Total = Rp 2.639.000
3. Total Biaya Pek. reng dan kasau :
Bahan = Rp 5.867.330
Pekerja = Rp 2.639.000
Total = Rp 8.506.330
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 51
4. Pekerjaan Atap genteng
Kebutuhan Material
Genteng keramik = 11 unit/m2
Luas daerah atap 224)77,5( ××= mm = 276,96 m2
Jumlah genteng 1196,276 ×= = 3047 unit
Biaya
1. Bahan
Genteng keramik 000.33047 Rpunit ×= = Rp 9.141.000
2. Upah Pekerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan.
Pekerja 000.3545 Rphariorang ××= = Rp 700.000
Tukang kayu 000.4145 Rphariorang ××= = Rp 820.000
Kepala tk. Kayu 000.4841 Rphariorang ××= = Rp 192.000
Mandor 000.5441 Rphariorang ××= = Rp. 216.000
Total = Rp 1.928.000
Total Biaya Pek. Atap genteng :
Bahan = Rp 9.141.000
Pekerja = Rp 1.928.000
Total = Rp 11.069.000
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 52
Biaya total pekerjaan atap kayu (luas 277 m2) adalah :
Estimasi Biaya Atap Kayu
Pekerjaan kuda-kuda Rp 5.661.500 Pekerjaan Gording Rp 3.111.121 Pekerjaan Reng dan Kasau Rp 8.506.330 Pekerjaan Atap Genteng Rp 11.069.000
Total Rp 28.347.951
Maka biaya satuan atap adalah = Rp. 28.347.951 / 277 m2
= Rp. 102.339
= Rp. 103.000 (pembulatan)
Jadi biaya satuan atap kayu adalah Rp. 103.000 per m2.
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Kayu
D - 53
ESTIMASI BIAYA PEKERJAAN
ATAP BAJA
Urutan Pekerjaan :
1. Pekerjaan kuda-kuda
2. Pekerjaan gording
3. Pekerjaan atap genteng keramik
1. Harga Bahan
Baja profil = Rp. 6.500 / kg
Genteng Keramik = Rp 3.000 / unit
Paku (5-7 cm) = Rp 9.000 / kg
2. Upah Pekerja
Pekerja terampil = Rp. 35.000 / hari
Tukang besi profil terampil = Rp. 41.000 / hari
Kepala tukang besi profil = Rp. 48.000 / hari
Mandor = Rp. 54.000 / hari
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Baja
D - 55
1. Pekerjaan Kuda-kuda
Dimensi dan berat kuda-kuda
kelompok elemen
Nomor Elemen Dimensi Panjang
(m) Berat (kg/m)
Berat (kg)
A1 2L.45.45.8 1,92 9,2 17,7 A2 2L.45.45.8 1,92 9,2 17,7 A3 2L.45.45.8 1,92 9,2 17,7 A4 2L.45.45.8 1,92 9,2 17,7 A5 2L.45.45.8 1,92 9,2 17,7
A
A6 2L.45.45.8 1,92 9,2 17,7 C1 L.15.15.4 0,69 0,82 0,6 C2 L.15.15.4 1,92 0,82 1,6 C3 2L.15.15.4 2,89 1,64 4,7 C4 L.15.15.4 1,92 0,82 1,6
C
C5 L.15.15.4 0,69 0,82 0,6 B1 2L.30.30.5 1,67 4,36 7,3 B2 2L.30.30.5 1,67 4,36 7,3 B3 2L.30.30.5 1,67 4,36 7,3 B4 2L.30.30.5 1,67 4,36 7,3 B5 2L.30.30.5 1,67 4,36 7,3
B
B6 2L.30.30.5 1,67 4,36 7,3 D1 L.25.25.3 1,92 1,12 2,2 D2 2L.25.25.3 2,55 3,36 8,6 D3 2L.25.25.3 2,55 3,36 8,6
D
D4 L.25.25.3 1,92 1,12 2,2 TOTAL 180,3
Biaya
1. Biaya Bahan
Kuda-kuda baja kgRpkg /500.63,1805 ××= 750.859.5Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Baja
D - 56
2. Biaya Pekerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan.
Pekerja terampil 000.3511 Rphariorang ××= = Rp 35.000
Tukang besi profil 000.4115 Rphariorang ××= = Rp 205.000
Kepala tukang besi 000.4811 Rphariorang ××= = Rp 48.000
Mandor 000.5411 Rphariorang ××= = Rp 54.000
Total = Rp 342.000
Total biaya struktur kuda-kuda baja
Biaya material 750.859.5Rp=
Biaya pekerja 000.342Rp=
Total 750.210.6Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Baja
D - 57
2. Pekerjaan Gording/Reng
Dimensi dan berat gording
light lip channel 100.50.50.3,2 dengan berat 4,76 kg/m
Jumlah material gording
Gording berlaku seperti reng, dipasang dengan spasi 25 cm.
= 600 m unitmsisi 20152 ××
= 120 m unitmsisi 1252 ××
Total = 720 m
Berat gording = kgmkgm 427.3/76,4720 =×
Biaya
1. Biaya Bahan
Gording kgRpkg /500.6427.3 ×= 500.275.22Rp=
2. Biaya Pekerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan.
Pekerja terampil 000.3553 Rphariorang ××= = Rp 525.000
Tukang besi profil 000.4155 Rphariorang ××= = Rp 1.025.000
Kepala tukang besi 000.4851 Rphariorang ××= = Rp 240.000
Mandor 000.5451 Rphariorang ××= = Rp 270.000
Total = Rp 2.060.000
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Baja
D - 58
Total biaya gording
Biaya material 500.275.22Rp=
Biaya pekerja 000.060.2Rp=
Total 500.335.24Rp=
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Baja
D - 59
3. Pekerjaan Atap genteng
Kebutuhan Material
Genteng keramik = 11 unit/m2
Luas daerah atap 224)77,5( ××= mm = 276,96 m2
Jumlah genteng 1196,276 ×= = 3047 unit
Biaya
1. Bahan
Genteng keramik 000.33047 Rpunit ×= = Rp 9.141.000
2. Upah Pekerja
Biaya tenaga kerja berasal dari komposisi tenaga kerja dan jumlah hari pada
penetapan durasi pekerjaan.
Pekerja 000.3545 Rphariorang ××= = Rp 700.000
Tukang kayu 000.4145 Rphariorang ××= = Rp 820.000
Kepala tk. Kayu 000.4841 Rphariorang ××= = Rp 192.000
Mandor 000.5441 Rphariorang ××= = Rp. 216.000
Total = Rp 1.928.000
Total Biaya Pek. Atap genteng :
Bahan = Rp 9.141.000
Pekerja = Rp 1.928.000
Total = Rp 11.069.000
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Baja
D - 60
Biaya total pekerjaan atap baja (luas 277 m2) adalah :
Estimasi Biaya Atap Baja
Pekerjaan kuda-kuda Rp 6.210.750 Pekerjaan Gording Rp 24.335.500 Pekerjaan Atap Genteng Rp 11.069.000
Total Rp 41.614.750
Maka biaya satuan atap adalah = Rp. 41.614.750 / 277 m2
= Rp. 150.233
= Rp. 151.000 (pembulatan)
Jadi biaya satuan atap baja adalah Rp. 151.000 per m2.
Estimasi Biaya Pekerjaan Atap Baja
D - 61