Upload
others
View
27
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN………………………………………………… i
HALAMAN SAMPUL DALAM………………………………………………... ii
HALAMAN PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM………………. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………..……………………
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA PENGUJI…………………………..
iv
v
KATA PENGANTAR………………..……………………………………..…... vi
HALAMAN PRASYARATAN KEASLIAN………..……………………..…... ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
ABSTRAK………………………………………………………………………..
ABTRACT…………………………………………………………………………
x
xiv
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………….…. 1
1.2
1.3
1.4
Rumusan Masalah ………………………………………………
Ruang lingkup masalah…………………………………………
Orisinalitas Penelitian…………………………………………..
6
6
6
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum…………………………………………...
1.5.2. Tujuan Khusus…………………………………………..
8
8
xi
1.6
1.7
Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis…………………………………………
1.6.2. Manfaat Praktis…………………………………………
Landasan Teoritis……………………………………………….
8
9
9
1.8 Metode Penelitian
1.8.1. Jenis Penelitian……….…………………………………..
1.8.2. Jenis Pendekatan……………………………………….....
1.8.3. Sumber Bahan Hukum…………………………................
1.8.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum……………………..
1.8.5. Teknik Analisa Bahan Hukum……………………………
13
13
14
15
15
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK
INTERNASIONAL, PERJANJIAN KERJA, PEKERJA
MIGRAN, DAN LEX SPORTIVA
2.1 Kontrak Internasional
2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Kontrak Internasional….
2.1.2 Bentuk Perkembangan Kontrak Internasional……….....
2.1.3 Prinsip-Prinsip dalam Kontrak Internasional……………
2.1.4 Syarat-Syarat Sahnya Kontrak ……………………..…...
16
19
21
23
2.2 Perjanjian Kerja
2.2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian Kerja……….. 24
2.2.2 Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian Kerja……………..…. 25
2.2.3 Jenis Perjanjian Kerja…………………………………... 27
xii
2.3
Lex Sportiva
2.3.1 Pengertian Lex Sportiva………………………………… 31
2.3.2 Karakteristik Lex Sportiva……………………………… 33
2.4 Penyelesaian Sengketa Internasional Privat
2.4.1 Melalui Pilihan Hukum..……………………………… 36
2.4.2 Melalui Pilihan Forum………………………………… 38
BAB III AKIBAT HUKUM DARI PENUNGGAKAN GAJI SERGEI
LITVINOV DILIHAT DARI HUKUM INTERNASIONAL
3.1 Faktor Penyebab Terjadinya Penunggakan Gaji Pemain
Sepakbola……………………………………...…………….......
39
3.2
3.3
Hak Dan Kewajiban Pemain Sepakbola Dalam Peraturan
Internasional Dan Nasional…………………………...................
Sanksi Terhadap Penunggakan Gaji Pemain Sepakbola
..…………………………………………………………………
42
48
BAB IV CARA PENYELESAIAN SENGKETA TERKAIT DENGAN
PENUNGGAKAN GAJI SERGEI LITVINOV
4.1 Penyelesaian Sengketa Sepakbola Dalam Peraturan
FIFA……………………………………………………………..
53
4.2
Penyelesaian Sengketa Sepakbola Dalam Peraturan
PSSI……….………………………………………………….....
57
xiii
4.3
Penyelesaian Sengketa Dalam Peraturan Perundang-undangan
Indonesia………...………………………………………………
.
59
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………... 63
5.2 Saran……………………………………………………………. 64
DAFTAR PUSTAKA ………...…………………………………………………. 65
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………
RINGKASAN SKRIPSI
xiv
ABSTRAK
Hubungan kerja antara pemain sepakbola professional dengan klub tidak
semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Masih banyak kasus-kasus yang
terjadi pada dunia persepakbolaan saat ini, terutama di Indonesia. Contohnya
adalah penunggakan gaji pemain oleh klub seperti yang dialami oleh pemain
sepakbola asal Rusia, Sergei Litvinov. Sergei Litvinov tidak mendapatkan gaji
selama enam bulan oleh klubnya PSLS Lhokseumawe dengan nominal kurang
lebih 124 juta rupiah. Untuk menyambung kehidupannya, Sergei Litvinov bekerja
di sebuah warung jus buah milik Nugro di daerah Kartopuran, Serengan, Solo.
Masalah tunggakan gaji seolah menjadi cerminan bahwa klub-klub di Indonesia
selalu bermasalah dengan keuangan mereka. Masalah keuangan yang akhirnya
juga berbuntut panjang membuat manajemen klub di Indonesia lebih sering
menggunakan sistem kontrak pemain atau pelatih selama satu musim kompetisi,
jauh berbeda dengan kebanyakan klub professional di luar negeri. Permasalahan
hukum dalam skripsi ini adalah bagaimana akibat hukum dari penunggakan gaji
Sergei Litvinov dilihat dari hukum internasional dan bagaimana cara penyelesaian
sengketa terkait dengan penunggakan gaji Sergei Litvinov.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian
yuridis normatif, dimana penelitian dilakukan dengan meneliti bahan kepustakaan
yang ada seperti peraturan perundang-undangan, buku-buku yang berkaitan
dengan hukum, serta kamus atau ensiklopedia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sanksi bagi klub yang menunggak gaji
pemainnya adalah peringatan, teguran, denda dan larangan untuk mendaftarkan
pemain baru. Dalam kasus Sergei Litvinov, PSLS Lhokeseumawe belum
mendapatkan sanksi dari PSSI maupun FIFA terkait dengan penunggakan gaji.
Sergei Litvinov belum memperoleh gajinya selama memperkuat PSLS
Lhokseumawe di kompetisi Indonesia Premier League (IPL) 2013 sebesar 124
juta rupiah. PSSI sendiri sudah mengetahui bahwa PSLS Lhokeseumawe
menunggak gaji Sergei Litvinov, namun sampai saat ini belum ada upaya
penyelesaian dari pihak PSSI. Dalam penyelesaian sengketa ini, terdapat konflik
norma antara peraturan FIFA melalui Circular FIFA tidak menjelaskan bahwa
penyelesaian sengketa sepakbola dapat diselesaikan melaui peradilan nasional
dengan Pasal 88 ayat (3) UU SKN.
Kata kunci : Sepakbola, Penunggakan gaji, FIFA, sanksi
xv
ABSTRACT
The working relationship between professional football players and clubs
does not all work well and smoothly. There are still many cases that occur in the
world of football at this time, especially in Indonesia. An example is the salary
arrears of players by the club as experienced by the Russian football player,
Sergei Litvinov. Sergei Litvinov did not get a salary for six months by his club
PSLS Lhokseumawe with nominally approximately 124 million rupiah. To survive,
Sergei Litvinov works at a Nugro fruit juice shop in the area of Kartopuran,
Serengan, Solo. The problem of arrears of salary seems to be a reflection that the
clubs in Indonesia always have problems with their finances. Finally, the
financial problems that end up making the club management in Indonesia more
often use the contract system of players or trainers during one season, much
different from most professional clubs abroad.. The legal questions in this
research are how is how the legal consequences of Sergei Litvinov's salary
arrears are seen from international law and how dispute settlement is related to
Sergei Litvinov's wage arrears.
The research method used in this mini-thesis normative legal research
which is research conducted by researching the existing literature materials for
example laws, text books related with law, dictionary and encyclopedia.
The research shows that sanctions for the club that have overdues payables
are a warning, a reprimand, a fine and a ban from registering any new players. In
the case of Sergei Litvinov, PSLS Lhokeseumawe has not received sanctions from
PSSI or FIFA related to salary arrears. Sergei Litvinov has not earned his salary
for strengthening PSLS Lhokseumawe in the Indonesia Premier League (IPL)
2013 competition for 124 million rupiah. PSSI itself already know that PSLS
Lhokeseumawe arrears Sergei Litvinov salary, but until now there has been no
settlement efforts from the PSSI. In the settlement of this dispute, there is a
conflict of norms between FIFA rules through Circular FIFA does not specify that
the settlement of football disputes can be resolved through the national court with
Article 88 paragraph (3) of the National Sports System Law.
Keyword: Football, overdue payables, FIFA, Sanction
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan suatu cabang olahraga yang populer di dunia. Memasuki
abad ke 21, sepakbola telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara.1
Permainan sepakbola dilakukan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan
sebelas orang pemain inti dan beberapa pemain pengganti atau cadangan. Tujuan
dari permainan sepakbola adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-
banyaknya.
Sepakbola pertama kali dimainkan pada abad ke 2 sebelum masehi di China.
Pada waktu itu, mereka memainkan sepak bola dengan cara di giring dengan
kakinya menggunakan sebuah benda bulat yang terbuat dari kulit, pemain yang
berhasil menendangnya ke jaring kecil menjadi pemenangnya. Sejarah sepak bola
juga tidak terlepas dari negara Jepang yang juga sudah mengenal bola pada abad ke
16. Permainan sepak bola di negara Jepang disebut juga dengan “Kemari”. Sepak
bola pada zaman sebelumnya masih belum dikembangkan dan hanya dimainkan
secara tradisional. Ketika sepak bola tiba di Inggris, ternyata rakyat Inggris sangat
menggemari olahraga ini.2
1 Richard C. Giulianotti et. al., 2007, “Football-Soccer”, URL :
https://www.britannica.com/sports/football-soccer, diakses pada tanggal 20 November 2016. 2 Anonim, 2011, “History of Soccer”, URL : http:// www. sportsknowhow. com/ soccer/
history/soccer-history.shtml, diakses pada tanggal 20 November 2016.
2
Seiring dengan berjalannya waktu, sepakbola terus berkembang dan pada
tanggal 21 Mei 1904 di Paris, Perancis, dibentuklah asosiasi sepakbola dunia yang
bernama Federation Internationale de Football Association (selanjutnya disebut
dengan FIFA). FIFA berkedudukan di Zurich, Swiss.3 Tujuan dari didirikannya
FIFA adalah : 4
a. Mempromosikan dan mengembangkan sepakbola diseluruh dunia
b. Bekerja sama dengan asosiasi sepakbola regional untuk memantau
perkembangan sepakbola diseluruh kawasan
c. Mengatur transfer pemain ditiap klub
d. Menerbitkan daftar peringkat anggota FIFA secara berkala
e. Menetapkan peraturan-peraturan mengenai jadwal turnamen dan tuan
rumah suatu kompetisi.
Perkembangan sepakbola yang semakin pesat membuat sepakbola sebagai
suatu industri. Sepakbola tidak lagi sebagai hiburan semata tetapi juga menjadi
suatu pekerjaan tetap bagi para pemain sepakbola yang bermain di suatu klub. Para
pemain sepakbola tersebut mendapat gaji tetap dari klubnya, sehingga mereka
disebut sebagai pemain sepakbola profesional. Didalam ketentuan UU No. 3 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut dengan UU Ketenagakerjaan),
pemain sepakbola profesional adalah buruh. Buruh sendiri didalam Pasal 1 angka 3
UU Ketenagakerjaan adalah “setiap orang yang bekerja menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.” Karena hal tersebut muncul berbagai pendapat
3 Anonim, 2010, “Organisasi FIFA dan Perkembangan Dunia Sepak Bola”, URL :
http://www.anneahira.com/organisasi-fifa.htm, diakses pada tanggal 20 November 2016. 4 Ibid.
3
mengenai keberlakuan UU Ketenagakerjaan terhadap pemain sepakbola
profesional. Di satu sisi, UU Ketenagakerjaan berlaku terhadap pemain sepakbola
profesional, namun di sisi lain, ada yang menyatakan bahwa UU Ketenagakerjaan
tidak berlaku bagi para pemain sepakbola profesional, karena dalam dunia olahgara,
dikenal ada kekhususan yang disebut sebagai Lex Sportiva.
Dimitros Panagiotopoulos berpendapat bahwa,
“… Lex Sportiva is a legal order, which incorporates state-adopted law and
the law adopted by the national and international bodies representing
organized sport. These bodies operate to the standards of unions and in the
context of the autonomy granted to such bodies and operate within states in
a pyramid-like fashion and at international level in the form of a special
relationship linking them to the relevant international sports federation. The
law produced in this manner is thus a law which is, in essence, non-national
law, which claims for itself direct and preferential application within sports
legal orders and the par excellence law in sports life”.5
Jika diartikan secara sederhana, Lex Sportiva adalah peraturan yang dibuat oleh
induk organisasi olahraga dimana setiap anggota organisasi tersebut harus tunduk
terhadap peraturan tersebut. Contoh dari induk organisasi olahraga adalah misalnya
dalam olahraga sepakbola, induk organisasinya adalah FIFA, dalam olahraga
bulutangkis, induk organisasinya adalah Badminton World Federation (BWF).
Hubungan kerja antara pemain sepakbola profesional dengan klub tidak
semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Masih banyak kasus yang terjadi
pada dunia persepakbolaan saat ini, terutama di Indonesia. Contohnya adalah
5 Hinca Panjaitan, 2010, “Memperkenalkan Lex Sportiva di Indonesia: Problema dan
Tantangan Dunia Olahraga di Indoesia dan Keterkaitannya dengan Aspek Hukum”, URL :
http://www.lexsportiva.co.id/?lang=&page=content&ids=6&id=29#_ftn14, diakses pada tanggal 20
November 2016.
4
penunggakan gaji pemain oleh klub seperti yang dialami oleh pemain sepakbola
asal Rusia, Sergei Litvinov.
Sergei Litvinov tidak mendapatkan gaji selama enam bulan oleh klubnya
PSLS Lhokseumawe dengan nominal kurang lebih 124 juta rupiah. Untuk
menyambung kehidupannya, Sergei Litvinov bekerja di sebuah warung jus buah
milik Nugro di daerah Kartopuran, Serengan, Solo.6
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (selanjutnya disebut dengan
APPI) mengomentari adanya gerakan penggalangan dana untuk pemain asing PSLS
Lhokseumawe, Sergei Litvinov. Mereka mengaku kasus Sergei tidak ada
perkembangan.7
APPI menjadi salah satu pihak yang turut membantu menangani kasus Sergei,
yang mengalami penunggakan gaji sejak 2013 lalu. Namun kasus tersebut hingga
kini belum menemui perkembangan. Pasalnya pihak PSLS susah untuk dihubungi
sehingga menyulitkan proses penyelesaian gaji tersebut.8 APPI pun telah berusaha
meminta bantuan kepada PSSI. Akan tetapi federasi sepakbola Indonesia itu belum
memberikan jawaban.9
Pihak APPI pun sudah menyampaikan hal tersebut kepada PSSI dan
melakukan kontak dengan legal PSSI. Tetapi belum ada perkembangan dan
6 M. Wismabrata, 2014, “Jualan Jus di Solo, Pesepak Bola Rusia Tak Ingin Mati seperti
Mendieta”, URL : http: //regional.kompas.com/ read/ 2014/ 06/ 07/ 1518590/ Jualan. Jus. di.
Solo.Pesepakbola.Rusia.Tak.Ingin.Mati.seperti.Mendieta, diakses pada tanggal 20 November 2016. 7 Anonim, 2014, “APPI Soal Kelanjutan Kasus dan Donasi untuk Litvinov”, URL :
https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/2624775/appi-soal-kelanjutan-kasus-dan-donasi-
untuk-litvinov, diakses pada tanggal 21 Juli 2017. 8 Ibid. 9 Ibid.
5
berhenti di tengah jalan.10 Sekjen PSSI menilai kasus yang dialami Sergei Litvinov
sebenarnya adalah tanggung jawab klub.11
Masalah tunggakan gaji seolah menjadi cerminan bahwa klub-klub di
Indonesia selalu bermasalah dengan keuangan mereka. Masalah keuangan yang
akhirnya juga berbuntut panjang membuat manajemen klub di Indonesia lebih
sering menggunakan sistem kontrak pemain atau pelatih selama satu musim
kompetisi, jauh berbeda dengan kebanyakan klub profesional di luar negeri.
Berdasarkan latar belakang di atas, penting untuk diteliti dan ditulis dalam
suatu karya tulis ilmiah dengan judul : “AKIBAT HUKUM PENUNGGAKAN
GAJI PEMAIN SEPAKBOLA DILIHAT DARI HUKUM INTERNASIONAL
(STUDI KASUS SERGEI LITVINOV)”.
10 Ibid. 11 Anonim, 2017, “Terusir dari Indonesia, Sergei Litvinov pulang ke Rusia dengan hati
menangis”, URL : https://simomot.com/2014/07/06/terusir-dari-indonesia-sergei-litvinov-pulang-
ke-rusia-dengan-hati-menangis/, diakses pada tanggal 21 Juli 2017.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik
beberapa permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana akibat hukum dari penunggakan gaji Sergei Litvinov dilihat
dari hukum internasional ?
2. Bagaimana cara penyelesaian sengketa terkait dengan penunggakan gaji
Sergei Litvinov ?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup pembahasan dalam tulisan
ini, yaitu mengenai akibat hukum dari penunggakan gaji Sergei Litvinov dilihat dari
hukum internasional. Serta dibahas pula penyelesaian sengketa penunggakan gaji
Sergei Litvinov.
1.4 Orisinalitas Penelitian
Berdasarkan informasi dan pemeriksaan setelah melakukan penelusuran,
penelitian dengan judul : “AKIBAT HUKUM PENUNGGAKAN GAJI
PEMAIN DILIHAT DARI HUKUM INTERNASIONAL (STUDI KASUS
SERGEI LITVINOV)”, pernah ditemukan judul sejenis sebelumnya, terdapat
perbedaan yaitu :
JUDUL RUMUSAN MASALAH NAMA PENULIS
TANGGUNG JAWAB
HUKUM ANTARA
PERSIS DENGAN
PEMAIN SEPAKBOLA
(1) Bagaimanakah proses
perjanjian kerjasama
antara klub sepakbola
Muzzamil Widodo
7
DALAM
MELAKSANAKAN
OLAHRAGA
SEPAKBOLA (SKRIPSI)
Persis dengan
pemainnya?
(2) Bagaimanakah hak
dan kewajiban klub
sepakbola Persis dan
pemainnya yang
terikat dalam
perjanjian kerjasama
di bidang olahraga?
(3) Bagaimanakah
tanggung jawab
hukum, apabila salah
satu pihak tidak
memenuhi
kewajibannya?
KONTRAK KERJA
PEMAIN SEPAKBOLA
PROFESIONAL DENGAN
KLUB SEPAKBOLA DI
INDONESIA (SKIRPSI)
(1) Apakah pemain
sepakbola profesional
yang melakukan
kontrak kerja dengan
klub tunduk pada UU
Nomor 13 Tahun
2003 tentang
Ketenagakerjaan?
(2) Lembaga manakah
yang berwenang
memeriksa dan
mengadili
perselisihan tentang
kontrak kerja antara
pemain sepakbola
profesional dengan
klub sepakbola?
Ashari Setya
Marwah Adli
8
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini terbagi sebagai berikut :
1.5.1 Tujuan Umum
1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang
penelitian.
2. Untuk melatih diri dalam menyampaikan pikiran-pikiran ilmiah secara
teoritis dan sistematis ke dalam bentuk karya tulis ilmiah.
3. Untuk mengembangkan ilmu hukum.
1.5.2 Tujuan Khusus
1. Untuk memahami dan menganalisa akibat hukum dari penunggakan gaji
pemain sepakbola profesional jika dilihat dari hukum internasional.
2. Untuk memahami dan menganalisa penyelesaian sengketa atas
penunggakan gaji pemain sepakbola profesional.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
1.6.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat
bermanfaat baik sebagai masukan maupun sumbangan pemikiran untuk
memperkaya dan mengembangkan ilmu hukum khususnya hukum kontrak
internasional. Dalam hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi
pembaca mengenai akibat hukum penyelesaian penunggakan gaji pemain
sepakbola dalam hal ini Sergei Litvinov jika dilihat dari hukum internasional.
9
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat
digunakan sebagai bahan kritikan atau masukan untuk memperbaiki
kekurangan yang penulis amati di dalam instrumen hukum internasional terkait
dengan wanprestasi kontrak khususnya penunggakan gaji pemain sepakbola
serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah atau para
pengambil keputusan dan bagi masyarakat luas serta para pemain sepakbola
profesional jika terdapat kasus yang serupa.
1.7 Landasan Teoritis
Penulisan skripsi ini akan di dukung dengan beberapa teori atau asas atau
prinsip-prinsip sehingga dalam pembahasannya akan diperoleh fakta-fakta yang
dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini menggunakan landasan teori
sebagai berikut :
1. Prinsip Kebebasan Berkontrak
Prinsip kebebasan berkontrak mensyaratkan bahwa para pihak bebas
menutup kontrak. Para pihak bebas menetapkan bentuk dan isi kontrak
berdasarkan kesepakatan mereka. Prinsip ini sering kali disebut dengan party
autonomy. Prinsip ini merupakan prinsip terpenting dan aturan dasar yang
utama. Pengakuan secara tegas terhadap prinsip ini termuat dalam prinsip
UNIDROIT The International Institute for the Unification of Private Law (the
UNIDROIT Principles of International Contract tahun 1994). Dalam Pasal 1.1
ditegaskan bahwa “The parties are free to enter into a contract and to
10
determine its content.” Dalam penjelasanya disebutkan bahwa berdasarkan
prinsip ini, setiap pengusaha memiliki hak untuk memutuskan secara bebas
dengan siapa saja mereka akan menawarkan produk barang atau jasanya dan
dengan pihak siapa mereka akan mendapatkan produk yang dibutuhkan.
Mereka juga berhak secara bebas untuk menentukan syarat-syarat yang berlaku
untuk transaksi yang mereka buat. 12
Namun prinsip ini tidak dapat menyimpangi prinsip fundamental yang
pertama. Hukum nasional tetap harus diperhatikan dan tidak boleh disampingi
walaupun disepakati oleh para pihak. Pembatasan tersebut dikenal dengan
pacta privata juri public derogare non pissunt.13
2. Prinsip Pacta Sunt Servanda
Pacta sunt servanda adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa
kesepakatan atau kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya (dengan itikad baik). Prinsip ini pun sifatnya universal.
Setiap sistem hukum di dunia menghormati prinsip ini.14 Kewajiban
menghormati dan melaksanakan ketentuan-ketentan dalam kontrak ini
sifatnya adalah mutlak karena kesepakatan tersebut berlaku sebagaimana
Undang-Undang. Setiap pihak wajib menjalankam walaupun pelaksanaannya
ternyata menguntungkan atau tidak menguntungkan.15
12 Huala Adolf, 2008, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, PT. Refika Aditama,
Bandung, (Selanjutnya disebut dengan Huala Adolf I), h. 19. 13 Ibid, h. 20. 14 Huala Adolf, 2004, Hukum Perdagangan Internasional (Prinsip-prinsip dan Konsepsi
Dasar), Bandung, (Selanjutnya disebut dengan Huala Aolf II), h. 16. 15 Huala Adolf I, op.cit, h. 23.
11
3. Prinsip Good Faith (Itikad Baik)
Itikad baik harus dianggap ada pada waktu negoisasi, pelaksanaan kontrak,
hingga penyelesaian sengketa. Prinsip ini penting karena dibutuhkan
kepercayaan dari para pihak agar pembuatan kontrak dapat direalisasikan.16
4. Teori Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional
a. Teori Monoisme
Menurut teori monoisme, hukum nasional dan hukum internasional
hanyalah merupakan bagian saja dari satu sistem hukum yang lebih besar
yaitu hukum pada umumnya.17 Menurut teori monoisme ini semua hukum
yang adalah merupakan satu kesatuan yang mempunyai kekuatan
mengikat.18 Apakah mengikat individu-individu ataupun mengikat negara-
negara ataupun mengikat subyek-subyek hukum lainnya, semua itu adalah
merupakan satu kesatuan hukum yaitu hukum yang berlaku bagi umat
manusia.19
b. Teori Dualisme
Teori dualisme memandang bahwa hukum internasional dan hukum
nasional adalah merupakan dua bidang hukum yang berbeda dan berdiri
sendiri satu dengan lainnya.20 Hukum internasional dan hukum nasional
16 Huala Adolf I, loc.cit. 17 I Wayan Parthiana, 2003, Pengantar Hukum Internasional, CV. Mandar Maju, Bandung,
h. 304. 18 Ibid. 19 Ibid. 20 Ibid, h. 306
12
berbeda dalam hal subyeknya di mana subyek hukum internasional adalah
negara sedangkan subyek hukum nasional adalah individu.21 Perbedaan
lain adalah ruang lingkup berlakunya, di mana hukum nasional berlaku di
dalam batas-batas wilayah negara sedangkan hukum internasional berlaku
antar negara.22 Perbedaan lain adalah sumbernya di mana sumber hukum
nasional adalah kehendak negara sedangkan sumber hukum internasional
adalah kesepakatan antara negara-negara.23
5. Teori Common Consent
Menurut teori ini, hakekat dan daya mengikat hukum internasional tidak
terletak pada kehendak sepihak negara-negara, melainkan pada kehendak
bersama negara-negara.24 Jika negara-negara tunduk pada hukum
internasional, disebabkan karena terdapat kehendak bersama dari negara-
negara untuk tunduk dan terikat pada hukum internasional.25
1.8 Metode Penelitian
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Jadi, ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode
ilmiah. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis
dari fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.26
21 Ibid. 22 Ibid. 23 Ibid. 24 Ibid, h. 30. 25 Ibid. 26 Bambang Sunggono, 2007, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo, Jakarta,
h.44.
13
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan
pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk
mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan
menganalisanya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam
terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan
atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.27
Dalam penelitian ini metode penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai
berikut :
1.8.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah penelitian
normatif, yaitu aspek hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Soerjono
Soekanto menyatakan, bahwa penelitian hukum normatif mencakup :
penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum,
penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal, perbandingan
hukum dan sejarah hukum.28
1.8.2 Jenis Pendekatan
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan Pendekatan Perundang-
undangan (The Statute Approach). Pendekatan undang-undang dilakukan
dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut
27 Ibid, h. 38 28 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 14.
14
dengan isu hukum yang sedang ditangani29, dan Pendekatan Fakta (The Fact
Approach), pendekatan fakta dilakukan dengan mengkaji fakta-fakta yang
terjadi dalam suatu masalah.
1.8.3 Sumber Bahan Hukum
Suatu penelitian hukum normatif itu sumber datanya adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan dan dokumen,
yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang lain, yang sudah
tersedia dalam bentuk buku-buku atau dokumen yang biasanya disediakan di
perpustakaan, atau milik pribadi.30
Data sekunder itu terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, dan bahan hukum tersier.
1) Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang sifatnya
mengikat, dalam penelitian ini yang menjadi bahan hukum primer
adalah Statuta FIFA, Circular FIFA, FIFA Regulations on the Status
and Transfers of Players, FIFA Club Licensing Regulations, Statuta
PSSI, Regulasi Mengenai Hukum Acara Ajudikasi Sengketa Pemain
di Komite Status Pemain PSSI, UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional dan PP No. 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Keolahragaan.
29 Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, h. 93. 30 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,
Mandar Maju, Bandung, h. 65.
15
2) Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti pendapat-pendapat para
sarjana hukum.
3) Bahan Hukum Tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder.
1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang dipergunakan dalam penulisan
ini adalah dengan studi kepustakaan (library research) dimana studi
kepustakaan ini merupakan teknik pengumpulan bahan-bahan hukum dengan
cara mempelajari buku-buku hukum, majalah hukum, ketentuan-ketentuan
hukum atau pendapat-pendapat para pakar hukum, dan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan erat dengan permasalahan yang dibahas.
1.8.5 Teknik Analisa Bahan Hukum
Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian yang berupa
melakukan kajian atau telaah terhadap hasil pengolahan data yang dibantu
dengan teori-teori yang telah didapatkan sebelumnya.31 Adapun teknik
pengolahan bahan hukum yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian
dianalisis menggunakan teknik deskripsi yaitu dengan memaparkan bahan
31 Mukti Fajar et al., 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, PT. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, h. 183.
16
hukum primer dan bahan hukum sekunder apa adanya.32 Bahan hukum primer
dan sekunder yang terkumpul selanjutnya diberikan penilaian (evaluasi),
kemudian dilakukan interpretasi dan selanjutnya diajukan argumentasi.
Argumentasi disini dilakukan oleh penulis untuk memberikan penilaian
mengenai benar atau salah maupun apa yang seharusnya menurut hukum
terhadap fakta atau peristiwa hukum dari hasil penelitian. Dari hal tersebut
nantinya akan ditarik kesimpulan scara sistematis agar tidak menimbulkan
kontradiksi antara bahan hukum yang satu dengan bahan hukum yang lain.
Teknik lainnya yang penulis gunakan adalah teknik Analisis, yaitu
pemaparan secara mendetail dari penjelasan yang didapat pada tahap
sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini
sehingga keseluruhannya membentuk satu kesatuan yang berhubungan secara
logis.33
32 Ronny Hanitijo, 1991, Metode Penelitian Hukum, Cet. II, Ghalia Indo, Jakarta, h. 93. 33 Ibid.