7

Click here to load reader

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN … file3.7 Penghitungan Prevalensi ... Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi ... Cara penularannya secara transplaseta

  • Upload
    lyphuc

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN … file3.7 Penghitungan Prevalensi ... Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi ... Cara penularannya secara transplaseta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………... ii

RIWAYAT HIDUP ………………………………………………... iv

ABSTRAK …………………………………………………………. v

ABSTRACT ……………………………………………………….. vi

UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………………… vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………. ix

TABEL …………………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ……………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………... 3

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………… 3

1.4 Manfaat Penelitian …………………………………….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………... 4

2.1 Siklus Hidup …………………………………………… 4

2.2 Oosit …………………………………………………… 5

2.3 Takisoit ………………………………………………… 6

2.4 Bradisoit ……………………………………………….. 7

2.5 Patogenesa ……………………………………………... 8

2.6 Tanda Klinis …………………………………………… 9

2.7 Diagnosis ………………………………………………. 9

2.8 Penanganan ……………………………………………. 9

2.9 Kerangka Konsep ……………………………………… 10

BAB III MATERI DAN METODE ……………………………….. 11

Page 2: DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN … file3.7 Penghitungan Prevalensi ... Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi ... Cara penularannya secara transplaseta

3.1 Bahan-bahan yang Digunakan …………………………. 11

3.2 Peralatan yang Digunakan ……………………………… 11

3.3 Rancangan Penelitian …………………………………... 11

3.4 Variabel Penelitian ……………………………………... 11

3.4.1 Variabel Tergantung ………………………….. 11

3.5 Cara Pengumpulan Data ………………………………... 11

3.6 Prosedur Penelitian ……………………………………... 12

3.6.1 Uji Serologis ………………………………….. 12

3.7 Penghitungan Prevalensi ………………………………... 12

3.8 Analisis Data ……………………………………………. 12

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………… 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………….. 14

4.1 Hasil ……………………………………………………. 14

4.1.1 Seroprevalensi infeksi Neospora caninum pada

anjing lokal di kabupaten Karangasem ………….. 14

4.2 Pembahasan ……………………………………………. 15

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………………………………. 17

5.1 Simpulan ………………………………………………... 17

5.2 Saran ……………………………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 18

LAMPIRAN ………………………………………………………… 21

Page 3: DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN … file3.7 Penghitungan Prevalensi ... Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi ... Cara penularannya secara transplaseta

ABSTRACT

This study aims to determine the seroprevalence of Neospora caninum

infections in domestic dogs in Karangasem regency Bali. Samples are local dog

serum which amounted to 60 samples, obtained from the local dog emanating

from several sub-Districts in regency of Karangasem, including Karangasem sub-

Districts, Abang sub-Districts, Bebandem sub-Districts, and Rendang sub-

Districts. Samples were tested using ELISA method.

The test results of the 60 samples examined, was found 1 sample infected

Neospora caninum with a prevalence of 1.67%.

Keywords: Seroprevalence, Neospora caninum infections, Local dog, Karangasem

regency

Page 4: DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN … file3.7 Penghitungan Prevalensi ... Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi ... Cara penularannya secara transplaseta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi infeksi Neospora

caninum pada anjing lokal di kabupaten Karangasem, provinsi Bali. Sampel

penelitian adalah serum anjing lokal berjumlah 60 sampel, didapat dari anjing

lokal yang berasal dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Karangasem,

diantaranya Kecamatan Karangasem, Kecamatan Abang, Kecamatan Bebandem,

dan Kecamatan Rendang. Sampel diuji menggunakan metode ELISA.

Hasil uji, dari 60 sampel yang diperiksa, ditemukan 1 sampel terinfeksi

Neospora caninum dengan prevalensi sebesar 1,67%.

Kata kunci : Seroprevalensi, Infeksi Neospora caninum, Anjing lokal, Kabupaten

Karangasem

Page 5: DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN … file3.7 Penghitungan Prevalensi ... Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi ... Cara penularannya secara transplaseta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Neospora caninum, merupakan parasit koksidia yang dapat

menginfeksi berbagai hewan. Parasit ini sangat patogen pada sapi dan anjing,

dan kadang-kadang menyebabkan infeksi klinis pada kuda, kambing, domba,

dan rusa. Anjing lokal atau anjing liar, diketahui sebagai satu-satunya hospes

definitif untuk Neospora caninum, menjadikan Neospora caninum sebagai

salah satu parasit yang penularannya sangat mudah pada sapi. Pada suatu

kasus ditemukan hingga 90% dari sekelompok kawanan sapi telah terinfeksi

oleh Neospora caninum. Cara penularannya secara transplaseta di anggap

sebagai jalur utama penularan Neospora caninum pada sapi. Neospora

caninum, adalah penyebab utama kejadian keguguran pada sapi yang terjadi

di beberapa negara (Dubey, 2003).

Pada anjing muda (Dubey et al. 2005), infeksi Neospora caninum

terjadi karena tertular dari induk yang terinfeksi yang menyebabkan

terjadinya paresis pada kaki belakang, yang kemudian bisa memburuk dan

terjadi paralysis, dan akan melanjut ke kaki depan, dan lebih lanjut kaki

menjadi kaku. Tanda klinis lainnya adalah kesulitan saat menelan, terjadinya

paralysis pada rahang, kelemahan pada otot, dan atropi otot yang sering

diikuti dengan kegagalan jantung (Damriyasa, 2008).

Neospora caninum, telah di temukan di seluruh belahan dunia, dan

sering menjadi penyebab terjadinya keguguran pada ternak terutama sapi, dan

anjing di ketahui sebagai hospes definitif. Anjing sangat berperan terhadap

penualaran Neospora caninum, yang didalam siklus hidupnya bisa ditemukan

dalam stadium takizoit yang berada didalam darah dan cairan tubuh, stadium

bradizoit ditemukan dalam berbagai jaringan dan organ, serta ookista yang di

temukan didalam tinja anjing terinfeksi. Cara penularannya ada dua jalur,

yaitu melalui jalur vertikal dan jalur horizontal. Yang di maksud dengan jalur

vertikal adalah, penularan langsung dari induk yang terinfeksi kepada fetus

Page 6: DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN … file3.7 Penghitungan Prevalensi ... Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi ... Cara penularannya secara transplaseta

yang masih berada didalam kandungan, dan bisa saja terjadi kelahiran yang

sehat, tetapi terinfeksi Neospora caninum secara persisten. Penularan ini, juga

di kenal dengan nama penularan secara transplasental endogenous.

Sedangkan penularan jalur horizontal adalah, penularan yang terjadi karena

tercemarnya makanan dan minuman oleh feses anjing yang mengandung

oosista, yang telah mengalami sporulasi (ookista infektif). Pada sapi yang

sedang bunting, kemudian menyebabkan keguguran, mumifikasi atau bisa

juga lahir cacat. Penularan ini juga di kenal dengan nama penularan secara

transplasental eksogenous. Selain hospes intermedier, anjing sebagai hospes

definitif juga dapat terinfeksi secara transplasental, dan jalur penularannya

juga sama, yaitu infeksi langsung dari induk ke janin. Infeksi Neospora

caninum pada anjing, juga dapat terjadi jika anjing memakan membran, dan

sisa-sisa abortus dari sapi yang terinfeksi. Selain itu, anjing juga dapat

terinfeksi, jika anjing memakan daging yang mengandung bradizoit

(Damriyasa, 2008).

Hasil penelitian di Malang, Jawa Timur didapatkan infeksi Neospora

caninum sebesar 4,7% (Suhardono et al. 2002). Hasil penelitian ini sangat

berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa negara lain

seperti, di Argentina didapatkan, seroprevalensi infeksi Neospora caninum

pada anjing yang dipelihara di peternakan sapi perah didapatkan sebesar 48%,

sedangkan pada anjing yang dipelihara di peternakan sapi potong sebesar

54,2%, dan pada anjing yang berada disekitar pemukiman penduduk,

prevalensinya sebesar 22,2% (Baso et al. 2001). Katarzyna dan Michal

(2008) melaporkan, prevalensi infeksi Neospora caninum pada anjing di

Polandia bagian barat daya, sebesar 16,36%, sedangkan sharma et al. (2008)

melaporkan bahwa, prevalensi infeksi Neospora caninum pada anjing yang

berada di daerah pedesaan India, sebesar 21,4% dan pada anjing yang berada

di daerah perkotaan, sebesar 6,9%.

Page 7: DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN … file3.7 Penghitungan Prevalensi ... Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi ... Cara penularannya secara transplaseta

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas, adapun rumusan masalah

penelitian ini adalah, berapa besar seroprevalensi Neospora caninum pada

anjing lokal di kabupaten Karangasem, provinsi Bali.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui

seroprevalensi Neospora caninum pada anjing lokal di kabupaten

Karangasem, provinsi Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk memperoleh informasi mengenai tingkat kejadian Neospora

caninum berdasarkan titer antibodi yang berada dalam serumnya. Sehingga

hasil dari penelitian ini nantinya dapat di gunakan sebagai acuan dalam

pencegahan, pengobatan, dan penanggulangannya.