Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR ISI
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) SKPD
2. LAPORAN OPERASIONAL (LO) SKPD
3. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE) SKPD
4. NERACA SKPD
5. CALK SKPD
SISTEMATIKA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN SKPD
Bab I Pendahuluan 1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan SKPD 1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD 1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD Bab II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja
APBD SKPD 2.1 Ekonomi Makro/Ekonomi Regional 2.2 Kebijakan keuangan 2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan SKPD 3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD 3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang
telah ditetapkan Bab IV Kebijakan akuntansi 4.1 Entitas akuntansi/entitas akuntansi/pelaporan keuangan
daerah SKPD 4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
SKPD 4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan
keuangan SKPD 4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan
yang ada dalam SAP pada SKPD 4.5 Kebijakan akuntansi tertentu Bab V Penjelasan pos-pos laporan keuangan SKPD 5.1 LRA
5.1.1 Pendapatan_LRA 5.1.2 Belanja 5.2 LO 5.2.1 Pendapatan -LO 5.2.1 Beban 5.2.3 Kegiatan Non Operasional 5.2.4 Pos Luar Biasa 5.3 Laporan Perubahan Ekuitas 5.3.1 Perubahan Ekuitas 5.4 Neraca 5.4.1 Aset 5.4.2 Kewajiban 5.4.3 Ekuitas Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan SKPD Bab VII Penutup
PENJELASAN ISI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Bab I PENDAHULUAN
A. Maksud dan tujuan penyusunan raporan keuangan SKPD.
Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan
keuangan SKPD.
1. Maksud dari penyusunan CALK SKPD harus jelas, diantaranya adalah
untuk menyediakan informasi yang relevan atas posisi keuangan di tiap –
tiap SKPD sampai akhir periode pelaporan.
2. Tujuan diuraikan secara sistematis, tujuan pelaporan SKPD yang penyajian
informasinya sangat bermanfaat bagi pengguna anggaran dalam mengambil
keputusan di lingkungan SKPD.
B. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD.
Memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD.
Pelaporan Keuangan SKPD disusun berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang mengatur keuangan pemerintah :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
e. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan, Atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5679);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya;
j. Peraturan Daerah Nomor. 13 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Rembang;
k. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2019 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Rembang Tahun Anggaran 2019;
l. Peraturan Bupati Rembang Nomor. 33 Tahun 2019 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Rembang Tahun Anggaran 2019;
m. Peraturan Bupati Rembang Nomor 10 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Rembang (Berita Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2014 Nomor 10) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2019 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Rembang (Berita Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2019 Nomor 54 ).
C. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD.
Memuat penjelasan mengenai sistematika isi catatan atas laporan Keuangan
SKPD.
Bab I Pendahuluan 1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan SKPD 1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD 1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD
Bab II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD SKPD
2.1 Ekonomi Makro/Ekonomi Regional 2.2 Kebijakan keuangan 2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan SKPD 3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD 3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang
telah ditetapkan Bab IV Kebijakan akuntansi 4.1 Entitas akuntansi/entitas akuntansi/pelaporan keuangan
daerah SKPD 4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
SKPD 4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan
keuangan SKPD 4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan
yang ada dalam SAP pada SKPD 4.5 Kebijakan akuntansi tertentu Bab V Penjelasan pos-pos laporan keuangan SKPD
5.1 LRA 5.1.1 Pendapatan_LRA 5.1.2 Belanja 5.2 LO 5.2.1 Pendapatan -LO 5.2.1 Beban 5.2.3 Kegiatan Non Operasional 5.2.4 Pos Luar Biasa 5.3 Laporan Perubahan Ekuitas 5.3.1 Perubahan Ekuitas 5.4 Neraca 5.4.1 Aset 5.4.2 Kewajiban 5.4.3 Ekuitas Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan SKPD Bab VII Penutup
Bab II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA
APBD SKPD
A. Ekonomi makro
Pertumbuhan Ekonomi RSUD secara Langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Rembang. Hal ini dapat dilihat tingkat pendapatan PAD dari perolehan Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah RSUD dr. R. Soetrasno Rembang.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari perolehan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
selama lima tahun terakhir (2015 s/d 2019) menunjukkan angka yang terus meningkat, dan tahun
2019 mengalami kenaikan pertumbuhan realisasi pendapatan.
Tabel A.1
Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2010 - 2019
RSUD dr.R.SOETRASNO REMBANG
TAHUN LAIN-LAIN PAD YANG
SAH REALISASI
REALISASI (%)
PERTUMBUHAN (%)
2010 29.016.787.970,00 25.106.207.062,62 86,52%
2011 38.000.000.000,00 30.718.364.875,62 80,84% 22,35%
2012 45.300.000.000,00 44.645.525.658,86 98,56% 45,34%
2013 60.000.000.000,00 48.299.759.836,17 80,50% 8,18%
2014 70.000.000.000,00 57.662.346.426,27 82,37% 19,38%
2015 67.500.000.000,00 69.749.847.441,80 103,33% 20,96%
2016 80.000.000.000,00 82.774.447.673,45 103,47% 18,67%
2017 110.600.000.000,00 90.347.908.976,84 81,69% 9,15%
2018 105.000.000.000,00 93.667.508.828,99 89,21% 3,67%
2019 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95% 20,90%
JUMLAH 656.216.396.994,93 168,62%
RATA-RATA PERTUMBUHAN 18,74%
Dari tabel tersebut dapat digambarkan bahwa perkiraan pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah BLUD RSUD dr.R.Soetrasno Rembang mengalami perkembangan yang cukup baik dengan
pertumbuhan rata rata dalam sepuluh tahun terakhir ( 2010 s/d 2019) sebesar Rp. 122.946.754.752,52 per
tahun atau 18,74% ( ∑ Realisasi x rata-rata pertumbuhan ). Hal ini dipengaruhi dengan bertambahnya
pelayanan rawat inap, poliklinik untuk spesialis, dokter residen, program JKN, Kerjasama,
pengembangan sarana dan prasarana RS yang canggih.
Tabel A.1.1
REALISASI PENDAPATAN LO TH. 2016 S/D TH. 2019
RSU dr.R.SOETRASNO REMBANG
Tahun
Realisasi Pendapatan LO
BLUD
Pertum
buhan
BLUD
(%)
APBD
Pertumb
uhan
APBD
(%)
Hibah/Kerjasama
Pertum
buhan
Hibah
(%)
Total
Total
Pertumb
uhan
(%)
2016
85.708.303.498,45
35.974.611.822,13
12.295.971.500,00
133.978.886.820,58
2017
98.807.354.719,84 15,28
46.657.983.146,00 29,70 0,00 (100)
145.465.337.910,82 8,57
2018
110.182.885.027,99 11,51
45.332.570.224,16 (2,84)
233.997.000,00
155.749.452.260,82 7,07
2019
125.185.833.674,31 5,52
32.571.283.721,00 (28,15)
194.750.000,00 (16,77)
149.026.800.021,68 (4,32)
Rata - Rata Pertumbuhan
10,77
(0,43)
(38,92)
3,78
Dari Tabel A.1.1 dapat digambarkan bahwa Realisasi Pendapatan laporan Operasional RSUD dr. R.
Soetrasno Kabupaten Rembang secara keseluruhan mengalami penurunan, hal ini dipengaruhi oleh
penerimaan APBD dan Hibah/kerjasama setiap tahunnya antara lain Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi
Khusus, Bantuan Propinsi serta penerimaan Hibah / Kerjasama dan DBHCHT. Sedangkan Realisasi
Pendapatan laporan Operasional RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang yang berasal dari
sumber dana BLUD sendiri setiap tahunnya menunjukkan kenaikkan atau pertumbuhan sebesar 10,77%
= Th.I – Th.0 x 100%. Th.2019 belum termasuk perhitungan piutang BPJS bulan Desember 2019.
Th.0
Tabel A.2
Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2010-2019
RSUD dr.R.SOETRASNO REMBANG
TAHUN ANGGARAN REALISASI REALISASI
(%)
PERTUMBUHAN REALISASI
ANGGARAN (%)
2010
44.912.215.000,00
41.839.958.977,00 93,16%
2011
56.627.581.000,00
49.233.783.743,00 86,94% 17,67%
2012
76.386.374.000,00
75.063.864.553,00 98,27% 52,46%
2013
88.751.172.000,00
72.020.432.384,00 81,15% -4,05%
2014
97.425.045.000,00
79.008.553.076,06 81,10% 9,70%
2015
104.907.448.562,00
100.117.475.174,74 95,43% 26,72%
2016
127.157.200.352,00
118.749.059.495,58 93,39% 18,61%
2017
160.783.543.073,00
154.116.003.813,00 95,85% 29,78%
2018
153.767.158.091,25
137.640.355.724,36 89,51% -10,69%
2019
139.342.747.717,00
155.018.909.293,13 111,25% 12,63%
RATA-RATA REALISASI BELANJA 92,61%
RATA-RATA PERTUMBUHAN BELANJA 16,98%
Rumus Pertumbuhan Realisasi Anggaran = Th.I – Th.0 x 100%
Th.0
Dari tabel tersebut dapat digambarkan bahwa rata-rata realisasi belanja sejak tahun 2010 sampai dengan
2019 sebesar 92,61% dari anggaran, sedangkan pertumbuhan realisasi anggaran dari tahun 2010 sampai
dengan 2019 rata-rata sebesar 16,98%
Hal-hal penting yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan APBD BLUD RSUD dr. R.Soetrasno
Rembang yaitu :
1. Partisipasi Masyarakat
Agar APBD yang disusun oleh BLUD RSUD mencapai sasaran, maka harus dipahami
kebutuhan Lingkungan Masyarakat.
2. Transparan dan Akuntabilitas Anggaran.
APBD BLUD yang disusun dapat menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh
masyarakat, sumber pendanaan dan setiap jenis belanja serta korelasi antara anggaran dan
manfaat dan hasil yang ingin dicapai.
3. Keadilan
Dalam pemungutan pelayanan kesehatan yang dibebankan masyarakat dengan
mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat.
4. Efisiensi dan Efektifitas
Dana yang tersedia dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan :
a. Tujuan, sasaran, hasil dan manfaat serta indikator kinerja yang ingin di capai.
b. Penetapan prioritas kegiatan dan penetapan harga satuan yang rasional.
5. Taat Azas
- APBD yang ditetapkan menganut pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
- APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum dengan keberpihakan kepada
kebutuhan dan kepentingan publik dan bukan membebani masyarakat.
B. Kebijakan Keuangan.
Kebijakan keuangan RSUD dr.R.Soetrasno Rembang mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-
Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum, Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, Peraturan Daerah No.13 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Rembang Tahun Anggaran 2017, Peraturan Daerah Kabupaten Rembang No.7 Tahun
2017 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Rembang Tahun
Anggaran 2017, Peraturan Menteri Dalam Negeri N0.61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, Peraturan Bupati Rembang No.50 Tahun 2009
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan dan Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.
Soetrasno Rembang sebagai Badan Layanan Umum Daerah, Peraturan Bupati Rembang No.7 Tahun
2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah, Peraturan Bupati Rembang
Nomor 50 Th. 2018 tentang Perubahan atas peraturan Bupati Rembang Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Rembang, Peraturan Bupati Rembang Nomor 44 tahun
2017 tentang Perubahan ketiga atas peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Rembang, Keputusan Bupati Rembang No.445/659/2009 tentang
Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah dr.R. Soetrasno Rembang sebagai Pola Pengelolaan Keuangan-
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
B. Indikator pencapaian target kinerja APBD SKPD
Memuat penjelasan nrengenai indikator pencapaian target kinerja APBD SKPD, berupa indikator
program dan kegiatan SKPD yang dilaksanakan pada tahun pelaporan. Indikator pencapaian target
kinerja menyajikan informasi tentang pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan yang
dilaksanakan SKPD. (dilampirkan LRA SKPD dengan prosentase pencapaian target dalam satu
periode atau per 31 Desember 2019)
PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
SKPD RSUD dr. R. SOETRASNO REMBANG
TAHUN ANGGARAN 2019
1 2 3 4 5
1 PENDAPATAN 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95%
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95%
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah - -
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95%
1.2 PENDAPATAN TRANSFER
1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak
1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
1.2.1.3 Dana Alokasi Umum
1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus
1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya
1.2.2.1 Dana Otonomi khusus
1.2.2.2 Dana Penyesuaian
1.2.3 Transfer Pemerintah Provinsi*)
1.2.3.1 Pendapatan Bagi Hasil Pajak
1.2.3.2 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
1.3 LAIN LAIN PENDAPATAN YANG SAH - -
1.3.1 Pendapatan Hibah
1.3.2 Pendapatan Dana Darurat
1.3.3 Pendapatan Lainnya
Jumlah 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95%
2 BELANJA 139.342.747.717,00 155.018.909.293,13 111,25%
2.1 BELANJA OPERASI 116.080.796.717,00 137.953.227.198,13 118,84%
2.1.1 Belanja Pegawai (Belanja Tdk Langsung dan B. Langsung) 71.415.315.325,00 84.901.150.006,00 118,88%
2.1.2 Belanja Barang dan jasa 43.033.849.392,00 51.088.012.609,13 118,72%
2.1.3 Belanja Bunga (Belanja Tdk Langsung) 1.631.632.000,00 1.964.064.583,00 120,37%
2.1.4 Belanja Subsidi
2.1.5 Belanja Hibah
2.1.6 Belanja Bantuan Sosial
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan
2.2 BELANJA MODAL 23.261.951.000,00 17.065.682.095,00 73,36%
2.2.1 Belanja Tanah - -
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 5.978.796.000,00 5.555.131.461,00 92,91%
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan 17.223.155.000,00 11.450.550.634,00 66,48%
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan jaringan -
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya -
2.2.6 Belanja Aset Lainnya 60.000.000,00 60.000.000,00
Jumlah 139.342.747.717,00 155.018.909.293,13 111,25%
Surplus / (Defisit) (29.342.747.717,00) (41.774.429.078,82) 142,37%
No.Urut Uraian Jumlah Anggaran
2019
Realisasi
Anggaran %
Bab III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
A. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD
Sumber Pendapatan di RSUD dr.R.Soetrasno Rembang tahun 2019 terdiri dari APBD Umum,
AJII, JKN, Jasa Raharja dan Lain-lain Pendapatan yang sah. Pada Tahun Anggaran 2019 jumlah
target pendapatan fungsional RSUD sebesar Rp. 110.000.000.000,00 (100%) sedangkan realisasinya
pendapatan Kas mencapai Rp. 113.244.480.214,31 (102,95%), hal ini karena masih terdapat
Piutang RSUD (Pelayanan Umum, AJII, JKN, Jasa Raharja dan Parkir) yang belum terbayar sebesar
Rp. Rp. 50.668.8136.772,00 ( Verifikasi Gambar 3.1
Target dan Realisasi Pendapatan RSUD dr.R. Soetrasno Kab.Rembang
Tahun Anggaran 2010 – 2019
Sumber Sumber: Sub Bag. Keuangan Bidang Penerimaan RSUD dr.R.Soetrasno Rembang
Tahun Anggaran 2010 –2019.
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa Pendapatan Pelayanan Kesehatan di RSUD dr.R.Soetrasno
Rembang mulai tahun anggaran 2010 sampai dengan per 2019 mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Realisasi pendapatan tahun 2019 mencapai 102,95%. Pencapaian pendapatan tersebut belum
termasuk piutang yang belum terbayar, hal ini disesuaikan dengan pedoman akuntansi dengan basis SAP
yang pengakuan penerimaan pada saat diterima secara kas.
Tabel 3.1
Realisasi Penerimaan per Jenis Pelayanan
RSUD dr.R. Soetrasno Kab.Rembang Th. 2019
NAMA
PELAYANAN
REALISASI
PENDAPATAN PROSENTASE
UMUM 22.675.672.936,31 20,02
ASKES 0,00 0,00
AJII 22.892.869,00 0,02
JAMSOSTEK 0,00 0,00
JKN 86.354.410.397,00 76,25
JASA RAHARJA 4.191.504.012,00 3,70
JUMLAH 113.244.480.214,31 100,00
Sumber Sumber: Sub Bag. Keuangan Bidang Penerimaan RSUD dr.R.Soetrasno Rembang Th.
2019.
Realisasi Penerimaan per Jenis Pelayanan RSUD dr.R. Soetrasno Kab.Rembang Th. 2019 pada Tabel
3.1 dapat ditunjukkan pula pada gambar 3.2 sebagai berikut :
:
Gambar 3.2
Realisasi Pendapatan Per Jenis Pelayanan
RSUD dr.R. Soetrasno Kab. Rembang Th. 2018
Pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.2 menunjukkan realisasi pendapatan per jenis pelayanan RSUD dr.R.
Soetrasno Kab. Rembang Th. 2019 perolehan tertinggi pada pelayanan JKN sebesar Rp.
86.354.410.397,00 (76,25%) dan terendah pada pelayanan AJII Rp. 22.892.869,00 (0,02%).
Berikut adalah proporsi Anggaran Belanja RSUD dr.R. Soetrasno Kab. Rembang TA. 2018
dibandingkan Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
2019 2018
Belanja Langsung 110.648.819.392,00 126.600.284.620,25
79% 82%
Belanja Tidak Langsung 28.693.928.325,00 27.149.358.443,00
21% 18%
Gambar 3.3
Porsi Belanja Tidak langsung dan Belanja Langsung TA. 2018
Gambar 3.4
Porsi Belanja Tidak langsung dan Belanja Langsung TA. 2019
79%
21%
Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung 2019
BL
BTL
Sumber Sub.Bag. Keuangan Bag. Pengeluaran RSUD dr.R.Soetrasno Rembang 2018 dan 2019
Gambar 3.3 Menunjukkan bahwa proporsi belanja Tahun Anggaran 2018, untuk belanja langsung
lebih besar yaitu sebesar Rp. 126.600.284.620,25 atau 82% dibiayai dari pendapatan fungsional sebesar
Rp. 100.000.000.000,00 ,SILPA BLUD Rp. 1.107.793.063,25 dan DAK 2018 sebesar Rp.
20.517.910.000,00, Dana DAU Th. 2018 sebesar Rp. 8.700.000.000,00 dan Belanja Tidak Langsung
dari anggaran APBD sebesar Rp. 25.680.488.000,00 (Belanja Pegawai Gaji dan tunjangan PNS) serta
Belanja Tidak Langsung dari BLUD sebesar Rp. 1.468.870.443,00 (Belanja Bunga Bank Jateng)
Sedangkan Gambar 3.4 Menunjukkan bahwa proporsi belanja Tahun Anggaran 2019, untuk belanja
langsung lebih besar yaitu sebesar Rp. 110.648.819.392,00 atau 79% dibiayai dari pendapatan
fungsional sebesar Rp. 110.000.000.000,00 ,SILPA BLUD Rp. 210.968.392,04 dan DAK 2019 sebesar
Rp. 719.696.000,00 (Belanja Modal Alat Kedokteran), DAK 2018 sebesar Rp 2.100.000.000,00
(Belanja Modal Pembangunan Gedung Stroke Terpadu) dan Dana DAU Th. 2019 sebesar Rp.
3.118.155.000,00 (Belanja Modal Pembangunan Gedung Jiwa) dan Belanja Tidak Langsung dari
anggaran APBD sebesar Rp. 27.062.296.325,00 (Belanja Pegawai Gaji dan tunjangan PNS) serta
Belanja Tidak Langsung dari BLUD sebesar Rp. 1.964.064.583,00 (Belanja Bunga Bank Jateng)
Proporsi Anggaran Belanja Pegawai, Belanja Barang & Jasa dan Belanja Modal
RSUD dr.R. Soetrasno Kab.Rembang
Tahun Anggaran 2018
Gambar 3.6
Proporsi Anggaran Belanja Pegawai, Belanja Barang & Jasa dan Belanja Modal
RSUD dr.R. Soetrasno Kab.Rembang
Tahun Anggaran 2019
Pada Gambar 3.5 dan 3.6 menunjukkan perbandingan proporsi Anggaran Belanja Pegawai,
Belanja Barang & Jasa dan Belanja Modal Pada tahun 2019 untuk belanja pegawai naik sebesar
3,36% karena adanya kenaikan gaji pokok dan tunjangan ASN , bertambahnya tenaga dokter
spesialis dan THL serta meningkatnya pembayaran jasa pelayanan medis dan pembayaran hutang
jasa pelayanan medis tahun 2018 . Belanja barang dan jasa naik sebesar 2,88% karena mulai
beroperasionalnya gedung rawat inap syaraf terpadu, meningkatnya pengunjung pasien baik
rawat inap dan rawat jalan, untuk menkucupi kebutuhan akreditasi dan green hospital.Belanja
modal turun sebesar -11,63% dikarenakan sebagain sudah terbangunannya bangunan fisik dan
tercukupinya kebutuhan peralatan kedokteran, peralatan kesehatan dan sarana prasarana lainnnya
PEMBIAYAAN
Berikut adalah proporsi Anggaran Pembiayaan RSUD dr.R. Soetrasno Kab. Rembang TA. 2019
sebagai berikut :
2 3
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 80.000.000.000,00
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA)
-
-
Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri
Penerimaan Pinjaman Jangka Pendek 80.000.000.000,00
Penerimaan Pinjaman Jangka Pendek PT
Bank Jateng
80.000.000.000,00
Penerimaan Jangka Panjang
Penerimaan Pinjaman Jangka Panjang PT
Bank Kateng
JUMLAH 80.000.000.000,00
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 83.868.368.000,00
Investasi -
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri 83.868.368.000,00
Pembayaran pokok utang yang jangka
Pendek
80.000.000.000,00
Pembayaran Pokok Hutang Jangka Pendek
PT Bank Jateng
80.000.000.000,00
Pembayaran Pokok Hutang Jangka
Panjang
3.868.368.000,00
Pembayaran Pokok Hutang Jangka Panjang
PT Bank Jateng
3.868.368.000,00
JUMLAH 83.868.368.000,00
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO (3.868.368.000,00)
Uraian Jumlah Anggaran
2019
Gambar 3.7
Proporsi Anggaran Pembiayaan RSUD dr.R. Soetrasno Kab. Rembang TA. 2019
49%
49%
2%
PEMBIAYAAN TA . 2019
Penerimaan PinjamanJangka Pendek PT BankJateng
Pembayaran Pokok HutangJangka Pendek PT BankJateng
Pembayaran Pokok HutangJangka Panjang PT BankJateng
Sumber Sub.Bag. Keuangan Bag. Pengeluaran RSUD dr.R.Soetrasno Rembang 2019
Gambar 3.7 Menunjukkan bahwa proporsi Pembiayaan Tahun Anggaran 2019, untuk Penerimaan
Pembiayaan Pinjaman Jangka Pendek Tahun 2019 sebesar Rp. 80.000.000.000,00 atau 100%,
Pengeluaran Pembiayaan Pembayaran Pokok Hutang Jangka Pendek PT Bank Jateng sebesar Rp.
80.000.000.000,00 dan Pengeluaran Pembiayaan Pembayaran Pokok Hutang Jangka Panjang sebesar Rp.
3.868.368.000,00 yang dibiayai dari pendapatan fungsional sebesar Rp. 110.000.000.000,00 dan SILPA
BLUD sebesar Rp.210.968.392,00
PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG
LAPORAN REALISASI PEMBIAYAAN
SKPD RSUD dr. R. SOETRASNO REMBANG
TAHUN ANGGARAN 2019
UraianJUMLAH
ANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN
SISA PAGU
ANGGARAN
PEMBIAYAAN
Prosentase (%)
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 80.000.000.000,00 - 80.000.000.000,00 -
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) - - -
- - -
Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri
Penerimaan Pinjaman Jangka Pendek 80.000.000.000,00 77.865.903.390,00 2.134.096.610,00 97,33
Penerimaan Pinjaman Jangka Pendek PT Bank Jateng 80.000.000.000,00 77.865.903.390,00 2.134.096.610,00 97,33
Penerimaan Jangka Panjang - -
Penerimaan Pinjaman Jangka Panjang PT Bank Kateng - -
JUMLAH 80.000.000.000,00 77.865.903.390,00 2.134.096.610,00 97,33
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 83.868.368.000,00 68.534.929.690,00 15.333.438.310,00 81,72
Investasi - - -
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri 83.868.368.000,00 68.534.929.690,00 15.333.438.310,00 81,72
Pembayaran pokok utang yang jangka Pendek 80.000.000.000,00 64.666.561.690,00 15.333.438.310,00 80,83
Pembayaran Pokok Hutang Jangka Pendek PT Bank Jateng 80.000.000.000,00 64.666.561.690,00 15.333.438.310,00 80,83
Pembayaran Pokok Hutang Jangka Panjang 3.868.368.000,00 3.868.368.000,00 - 100,00
Pembayaran Pokok Hutang Jangka Panjang PT Bank Jateng 3.868.368.000,00 3.868.368.000,00 - 100,00
JUMLAH 83.868.368.000,00 68.534.929.690,00 15.333.438.310,00 81,72
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO (3.868.368.000,00) 9.330.973.700,00 (13.199.341.700,00)
a. Penerimaan Pembiayaan
Realisasi Akumulasi Penerimaan Pembiayaan Jangka Pendek dari lembaga Keuangan Bank
Tahun 2019 sebesar Rp. 77.865.903.390,00 adalah penerimaan yang direalisasikan bulan Pebruari 2019
sampai dengan 31 Desember 2019 yang digunakan untuk mencukupi operasional RSUD, hal ini
dikarenakan adanya ketidakpastian waktu pembayaran dari BPJS atas tagihan RSUD.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Adalah Pengeluaran Pembiayaan Pembayaran pinjaman jangka pendek kepada lembaga keuangan bank
tahun 2019 senilai Rp . 64. 666.561.690,00 bulan Pebruari 2019 s/d bulan Desember 2019 dan
Pengeluaran Pembiayaan Pembayaran pinjaman jangka panjang pokok utang yang jatuh tempo kepada
lembaga keuangan bank PT Bank Jateng TA. 2019 senilai Rp. 3.868.368.000,00 yang setiap bulannya
sebesar Rp. 322.364.000,00
B. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
RSUD dr. R. Soetrasno Rembang Tahun Anggaran 2019 mengalami hambatan dan kendala yang
dihadapi dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan pada SKPD, karena klem BPJS dari
bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2019 belum cair.
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi / Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Entitas Akuntansi yang dimaksud dalam laporan keuangan ini adalah
SKPD BLUD RSUD dr. R. Soetrasno Rembang, yang merupakan unit
pemerintahan sebagai pengguna anggaran/ pengguna barang yang didalamnya terdapat unit – unit kerja dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi
dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan.
Sementara entitas pelaporan adalah unit pemerintah daerah yang terdiri
atas satu atau lebih entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan laporan pertanggungjawaban daerah.
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan SKPD BLUD RSUD dr. R. Soetrasno Rembang adalah Basis Akrual baik dalam pengakuan pendapatan dan beban, maupun pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Laporan Operasional dan Neraca serta Laporan Perubahan Ekuitas.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas
dana diakui pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar. Sementara Laporan Operasional mengandung arti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima, dan beban diakui
pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan.
Anggaran yang yang disusun dan ditetapkan oleh Pemenrintah Kabupaten Rembang masih merupakan basis kas, untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran.
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1. Pendapatan LRA
Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. Transfer masuk
adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
2. Belanja Belanja semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran. Koreksi atas pengeluaran belanja
(penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja
dibukukan dalam pendapatan lain-lain. 3. Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas
Umum Daerah. 4. Pendapatan LO
Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode pelaporan yang bersangkutan meskipun belum diterima aliran kasnya.
Pendapatan – LO diakui sesuai dengan penetapannya. 5. Beban LO
Beban merupakan unsur/komponen penyusunan Laporan Operasional. Beban Operasi adalah pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas dalam rangka kegiatan operasional entitas agar entitas
dapat melakukan fungsinya dengan baik. Beban Operasi terdiri dari Beban Pegawai, Beban Barang dan Jasa, Beban Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial, Beban
Penyusutan dan Amortisasi, Beban Penyisihan Piutang, dan Beban lain-lain
6. Laporan Perubahan Ekuitas Menyajikaninformasimengenaiperubahanekuitas yang terdiridari: a) Ekuitas awal;
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan; c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang
antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh
perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya :
1) koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya;
2) perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap. d) Ekuitas akhir.
7. Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Penerimaan berasal dari penerimaan fungsional yang
sudah diterima oleh Bendahara Penerimaan yang belum disetorkan ke Kas BLUD per tanggal 31 Desember 2019. Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di
bank maupun saldo uang tunai yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan.
8. Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang masih dikelola dan menjadi tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa kas
yang belum disetor ke Kas BLUD per tanggal 31 Desember 2019. Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening Bendahara
Pengeluaran baik uang logam, kertas dan lain-lain kas. Kas di Bendahara Pengeluaran diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai nominal uang.
9. Investasi Jangka Pendek Adalah investasi yang dapat segera diperjualbelikan/ dicairkan, ditujukan dalam rangka manajemen kas yang artinya pemerintah dapat menjual
investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas dan beresiko rendah, serta dimiliki selama 3 (tiga) bulan sampai dengan 12 (dua belas) bulan.
Investasi Jangka Pendek diakui berdasarkan bukti investasi dan dicatat sebesar nilai perolehan. Investasi Jangka Pendek dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.
10. Piutang Piutang merupakan hak Pemerintah Daerah untuk menerima pembayaran dari pihak lain atas kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah,
yang terdiri dari Piutang Pajak, Piutang Retribusi dan Piutang Lainnya. Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), yaitu selisih antara nilai nominal piutang dengan penyisihan piutang
11. Penyisihan Piutang
Pencatatan transaksi penyisihan Piutang dilakukan pada akhir periode pelaporan, apabila masih terdapat saldo piutang, maka dihitung nilai penyisihan piutang tidak tertagih sesuai dengan kualitas piutangnya.
Perhitungan penyisihan piutang berdasarkan atas pengolongan kualitas umur piutang terdiri atas kualitas lancar, kualitas kurang lancar, kualitas
diragukan dan kualitas macet. Batasan atas kelompok umur piutang, dikelompokkan atas kelompok umur tahun baik untuk piutang pajak, piutang retribusi dan piutang lainnya kecuali
untuk di RSU dr. Soetrasno berdasarkan ketentuan kebijakan akuntansi tersendiri di lingkup RSU dr. Soetrasno sebagai BLUD.
12. Beban di bayar dimuka Adalah suatu transaksi pengeluaran kas untuk membayar suatu beban yang
belum menjadi menjadi kewajiban sehingga menimbulkan hak tagih bagi pemerintah daerah. Beban diabayar dimuka diakui pada saat kas dikeluarkan namun belum
menimbulkan kewajiban dan diukur berdasarkan jumlah kas yang dikeluaran/ dibayarkan.
13. Persediaan Persediaan diakui pada saat diterima atau hal kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik (stok opname).
Persediaan diakui berdasarkan nilai barang yanng belum dapat terjual atau terpakai. Persediaan dinilai berdasarkan harga pembelian terakhir/harga standar
apabila diperoleh dengan cara memproduksi sendiri.
14. Investasi Nonpermanen
Investasi Nonpermanen adalah investasi investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi jenis ini
diharapkan akan berakhir dalam jangka waktu tertentu, seperti investasi dalam bentuk dana bergulir, obligasi atau surat utang. Investasi dalam bentuk dana bergulir dinilai sejumlah nilai bersih yang dapat direalisasikan
yaitu sebesar nilai kas yang dipegang ditambah saldo yang bisa ditarget. 15. Investasi Permanen
Investasi Permanen adalah investasi investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dalam bentuk penyertaan modal pemerintah dicatat sebesar biaya perolehannya jika
kepemilikannya kurang dari 20 %. Dan jika kepemilikannya 20 % atau lebih dicatat secara proporsional dari nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan daerah.
Nilai penyertaan modal pemerintah daerah dihitung dari nilai ekuitas yang ada dalam laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dikalikan
dengan persentase kepemilikan.
16. Aset Tetap
Penilaian dan Pengukuran Aset Tetap adalah sebagai berikut: a. Penambahan aset tetap berasal dari belanja modal, belanja barang yang
menghasilkan aset tetap, hibah berupa barang modal dan penilaian aktiva
tetap yang telah dikuasai tetapi belum memiliki nilai buku. Pengurangan aset tetap bila ada hibah aset tetap kepada pihak ketiga dan ada
penghapusan aset tetap; b. Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan termasuk
setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa
aset tersebut dalam kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan atau siap untuk
digunakan/dipakai; c. Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah;
d. Aset tetap yang diperoleh dari donasi atau sumbangan/hadiah dinilai
berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya pada saat diperoleh dan dikuatkan dengan adanya Berita Acara Penyerahan dari
pihak ketiga kepada Pemda; e. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan melalui penjualan. Hasil penjualan
aset tetap akan diakui seluruhnya sebagai pendapatan;
f. Penghapusan aset tetap dilakukan jika aset tetap tersebut rusak berat, usang dan hilang. Penghapusan aset tetap ditetapkan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku; g. Batas jumlah biaya untuk pengeluaran yang harus dikapitalisir sebagai
aset tetap dan pengeluaran yang harus dibebankan sebagai belanja,
ditentukan dengan menetapkan Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap Barang Milik/Kekayaan Daerah yang meliputi:
1) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin, alat olah raga yang sama dengan, atau lebih dari Rp300.000,00;
2) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00.
Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset ini dikecualikan terhadap pengeluaran untuk tanah, jalan/jaringan/irigasi dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Barang tidak bergerak dan barang bergerak yang mempunyai Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset sebagaimana di atas dicatat dalam pembukuan (intra komptable) dan menambah aset daerah.
BM/KD yang mempunyai nilai Aset di bawah Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap dan hewan, ikan, dan tanaman, buku bahan
bacaan dicatat di dalam buku inventaris di luar pembukuan (ektra komptable);
h. Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut : 1) Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara bertambah
ekonomis/efisien, dan/atau bertambah umur ekonomis, dan/atau, bertambah volume, dan/atau,bertambah kapasitas produksi, dan/atau;
2) Bukan merupakan pemeliharaan yang bersifat rutin; 3) Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan barang/aset tetap tersebut
material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.
i. Kriteria batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Batas Kapitalisasi Aset Tetap
No Uraian Jumlah Harga per
unit (Rp)
1. Tanah -
2. Peralatan dan mesin
Alat-alat Berat 10.000.000
Alat-alat Angkutan
- Angkutan roda 4 5.000.000
- Angkutan roda 2 1.000.000
Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 1.000.000
Alat-alat Pertanian/Peternakan 1.000.000
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
1.000.000
Alat Studio dan Alat Komunikasi
1.000.000
Alat-alat Kedokteran 1.000.000
Alat-alat Laboratorium 1.000.000
Alat Keamanan 1.000.000
3. Gedung dan bangunan
Bangunan gedung 100.000.000
Bangunan monumen 100.000.000
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan 100.000.000
Bangunan air (Irigasi) 100.000.000
Instalasi 100.000.000
Jaringan 100.000.000
No Uraian Jumlah Harga per
unit (Rp)
5. Aset tetap lainnya
Buku dan perpustakaan -
Barang Bercorak Kesenian/ Kebudayaan/ Olahraga
1.000.000
Hewan/Ternak & Tumbuhan -
j. Pengeluaran belanja dalam bentuk barang diakui pada saat serah terima barang dan jasa dilakukan (BA serah terima barang dan jasa) sebesar nilai yang tercantum dalam BA serah terima.
17. Tanah Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh tanah sampai dengan digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya pembebasan tanah, belanja untuk memperoleh hak, pengukuran dan belanja penimbunan.
18. Peralatan dan Mesin Mesin dan peralatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin dan alat-alat sampai dengan siap untuk dipakai.
Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya langsung untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
Mesin dan peralatan yang diperoleh dari dana donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar. Kendaraan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kendaraan sampai dengan siap untuk
digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian, beaya balik nama dan biaya langsung lainnya. Untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
Kendaraan yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar/harga gantinya mebelair dan perlengkapan diukur berdasarkan
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset teresbut sehingga
dapat digunakan. Mebelair dan perlengkapan yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar.
19. Gedung dan Bangunan Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membengun gedung dan bangunan sampai dengan siap
untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga beli atau biaya konstruksi, biaya pembebasan tanah, harga penggusuran IMB notaris dan pajak.
20. Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan jembatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membengun jalan dan jembatan sampai dengan siap untuk
digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya lain-lain sampai dengan jalan dan jembatan tersebut siap untuk digunakan.
Instalasi dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun instalasi dan jaringan sampai dengan siap untuk
digunakan. Bangunan air diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun irigasi sampai dengan siap untuk dipakai.
Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain sampai dengan irigasi tersebut siap digunakan.
21. Aset Tetap Lainnya Buku perpustakaan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh sampai dengan siap untuk digunakan. Hutan ternak dan tanaman diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh sampai dengan hutan ternak dan tanaman tersebut siap untuk dimanfaatkan.
22. Konstruksi dalam Pengerjaan
Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi akan meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang dilakukan sehubungan dengan konstruksi dan dibayar pada pihak selain dari
kontraktor. Biaya ini juga mencakup biaya bagian dari pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola, jika ada konstruksi dalam pengerjaan
dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.
23. Biaya Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line method). Nilai penyusutan untuk masing-masing periode (merupakan nilai penyusutan untuk aset tetap suatu periode yang dihitung tiap bulan) diakui sebagai beban penyusutan dan dicatat pada Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
sebagai pengurang nilai aset tetap. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai beban
penusutan dan dicatat pada akumulasi penyusutan aset tetap sebagai pengurang nilai aset tetap. Masa manfaat aset tetap terlihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4. 2 Masa Manfaat Aset Tetap
Kodifikasi Uraian
Masa
Manfaat
(Tahun)
Masa
Manfaat
(Bulan)
1 3 ASET TETAP
1 3 2 Peralatan dan Mesin
1 3 2 01 Alat-Alat Besar Darat 10 120
1 3 2 02 Alat-Alat Besar Apung 8 96
1 3 2 03 Alat-alat Bantu 7 84
1 3 2 04 Alat Angkutan Darat Bermotor 7 84
1 3 2 05 Alat Angkutan Berat Tak Bermotor 2 24
1 3 2 06 Alat Angkut Apung Bermotor 10 120
1 3 2 07 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3 36
1 3 2 08 Alat Angkut Bermotor Udara 20 240
1 3 2 09 Alat Bengkel Bermesin 10 120
1 3 2 10 Alat Bengkel Tak Bermesin 5 60
1 3 2 11 Alat Ukur 5 60
1 3 2 12 Alat Pengolahan Pertanian 4 48
1 3 2 13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat
Penyimpan Pertanian
4 48
1 3 2 14 Alat Kantor 5 60
1 3 2 15 Alat Rumah Tangga 5 60
1 3 2 16 Peralatan Komputer 4 48
1 3 2 17 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5 60
1 3 2 18 Alat Studio 5 60
1 3 2 19 Alat Komunikasi 5 60
1 3 2 20 Peralatan Pemancar 10 120
1 3 2 21 Alat Kedokteran 5 60
1 3 2 22 Alat Kesehatan 5 60
Kodifikasi Uraian
Masa
Manfaat
(Tahun)
Masa
Manfaat
(Bulan)
1 3 2 23 Unit-Unit Laboratorium 8 96
1 3 2 24 Alat Peraga/Praktek Sekolah 10 120
1 3 2 25 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 15 120
1 3 2 26 Alat Laboratorium Fisika Nuklir /
Elektronika
15 180
1 3 2 27 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi
Lingkungan
10 120
1 3 2 28 Radiation Aplication and Non Destructive
Testing Laboratory (BATAM)
10 120
1 3 2 29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 7 84
1 3 2 30 Peralatan Laboratorium Hidrodinamika 15 180
1 3 2 31 Senjata Api 10 120
1 3 2 32 Persenjataan Non Senjata Api 3 36
1 3 2 33 Alat Keamanan dan Perlindungan 5 60
1 3 3 Gedung dan Bangunan
1 3 3 01 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50 600
1 3 3 02 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 50 600
1 3 3 03 Bangunan Menara 40 480
1 3 3 04 Bangunan Bersejarah 50 600
1 3 3 05 Tugu Peringatan 50 600
1 3 3 06 Candi 50 600
1 3 3 07 Monumen/Bangunan Bersejarah 50 600
1 3 3 08 Tugu Peringatan Lain 50 600
1 3 3 09 Tugu Titik Kontrol/Pasti 50 600
1 3 3 10 Rambu-Rambu 50 600
1 3 3 11 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara 50 600
1 3 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
1 3 4 01 Jalan 10 120
1 3 4 02 Jembatan 50 600
1 3 4 03 Bangunan Air Irigasi 50 600
1 3 4 04 Bangunan Air Pasang Surut 50 600
1 3 4 05 Bangunan Air Rawa 25 300
1 3 4 06 Bangunan Pengaman Sungai dan Penanggulangan Bencana Alam
10 120
1 3 4 07 Bangunan Pengembangan Sumber Air dan
Air Tanah
30 360
1 3 4 08 Bangunan Air Bersih/Baku 40 480
1 3 4 09 Bangunan Air Kotor 40 480
1 3 4 10 Bangunan Air 40 480
1 3 4 11 Instalasi Air Minum/Air Bersih 30 360
1 3 4 12 Instalasi Air Kotor 30 360
1 3 4 13 Instalasi Pengolahan Sampah 10 120
1 3 4 14 Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan 10 120
1 3 4 15 Instalasi Pembangkit Listrik 40 480
1 3 4 16 Instalasi Gardu Listrik 40 480
1 3 4 17 Instalasi Pertahanan 30 360
1 3 4 18 Instalasi Gas 30 360
1 3 4 19 Instalasi Pengaman 20 240
1 3 4 20 Jaringan Air Minum 30 360
Kodifikasi Uraian
Masa
Manfaat
(Tahun)
Masa
Manfaat
(Bulan)
1 3 4 21 Jaringan Listrik 40 480
1 3 4 22 Jaringan Telepon 20 240
1 3 4 23 Jaringan Gas 30 360
Aset tetap berikut tidak disusutkan, yaitu Tanah, konstruksi dalam
pengerjaan, buku-buku perpustakaan, hewan ternak, dan tanaman. Aset Tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya dalam neraca berupa Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle disusutkan sebagaimana
layaknya Aset Tetap. Penyusutan tidak dilakukan terhadap Aset Tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya berupa :
a) Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah dan telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan
penghapusannya; dan b) Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah
diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penambahan masa manfaat asset tetap karena adanya perbaikan terhadap asset tetap baik berupa overhaul dan renovasi disajikan sesuai dengan table dalam Peraturan Bupati Rembang Nomor 45 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Rembang.
24. Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap
Suatu aset tetap dan akumulasi penyusutannya dieleminasi dari neraca dan diungkapkan dalam CALK ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan dianggap tidak memiliki manfaat ekonomi/
sosial signifikan di masayang akan datang setelah ada Keputusan Kepala Daerah.
25. Aset lainnya Aset lainnya terdiri dari aset tidak berwujud yang adalah aset non keuangan
yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki dan digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya.
Termasuk di dalam Aset Lainnya adalah : a) Tagihan Piutang Penjualan Angsuran;
b) Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah; c) Kemitraan dengan Pihak Ketiga; d) Aset Tidak Berwujud;
e) Aset Lain-lain.
26. Kewajiban Jangka Pendek
Bagian lancar kewajiban jangka panjang diakui pada saat periode berjalan atau berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa pembayaran bagian
lancar kewajiban jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan. Kewajiban jangka pendek diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar.
Yang masuk dalam akun kewajiban jangka pendek adalah : a). Utang PFK b). Utang Bunga
c). Bagian Lancar Utang Jangka Panjang d). Pendapatan Diterima Dimuka
e). Utang Beban
27. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan kewajiban yang telah diakui dalam
periode berjalan. Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk utang adalah sebesar jumlah yang belum dibayar pemerintah yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan.
28. Ekuitas Dana
Adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah daerah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE) yang dihitung dari Ekuitas awal ditambah (dikurang) oleh Surplus/Defisit LO dan perubahan lainnya seperti koreksi nilai persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, dan lain-lain yang tersaji dalam
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standart Akuntansi Pemerintahan Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan SKPD BLUD
RSUD dr. R. Soetrasno Rembang mengacu pada Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bupati Rembang Nomor 10 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Rembang
yang berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yang menjadi pedoman penyusunan laporan keuangan
SKPD atau pemerintah daerah setempat.
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
I. PENJELASAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN SKPD
A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
PENDAPATAN DAERAH
Realisasi Pendapatan Daerah RSUD dr. R. Soetrasno Rembang Tahun 2019 sebesar Rp. 113.244.480.214,31
atau 102,95% dari anggarannya sebesar Rp. 110.000.000.000,00 dan meningkat sebesar Rp. 19.576.971.385,32
dibandingkan realisasi TA 2018 sebesar Rp. 93.667.508.828,99.
Pendapatan Daerah Kabupaten Rembang terdiri atas:
1. Pendapatan Asli Daerah
Realisasi Pendapatan Asli Daerah TA 2019 sebesar Rp. 113.244.480.214,31 atau 102.95% dari
anggarannya sebesar Rp. 110.000.000.000,00 yang terdiri dari:
Akun
2019 % 2018
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
1 2 3 4=3/2 5
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang
Sah 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95% 93.667.508.828,99
Jumlah 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95% 93.667.508.828,99
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) TA 2019 meningkat sebesar Rp. 19.576.971.385,32
dibandingkan realisasi TA 2018 sebesar Rp. 93.667.508.828,99 yang terdiri dari:
Akun 2019 % 2018
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
1 2 3 4=3/2 5
1 Pendapatan Asli
Daerah
2 Pendapatan Transfer
3 Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95% 93.667.508.828,99
Jumlah 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95% 93.667.508.828,99
a. Pajak Daerah
Anggaran dan realisasi Pendapatan Daerah dari pos Pajak Daerah adalah sebagai berikut:
Akun 2019
%
2018
Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp) Realisasi (Rp)
1 2 3 4=3/2 5
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak Pengambilan Bhn Galian Gol. C
7) Pajak Sarang Burung
Jumlah 0 0 0 0
b. Retribusi Daerah
c. Pengelolaan Kekayaaan daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang Sah
Realisasi lain-lain PAD yang sah TA 2019 sebesar Rp. 113.244.480.214,31 atau 102,95% dari
anggarannya sebesar Rp. 110.000.000.000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp 19.576.971.385,32
dibandingkan realisasi TA 2018 sebesar Rp. 93.667.508.828,99 yang terdiri dari:
Tahun 2019 terdapat kenaikan kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUD dr. R. Soetrasno
Rembang .
Akun 2019 % 2018
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi
(Rp)
1 2 3 4=3/2 5
1) Pelayanan Kesehatan
2) Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
3) ………………………. dst
Jumlah 0 0 0 0
Akun 2019 % 2018
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
1 2 3 4=3/2 5
1.
Hasil Penjualan Aset
Daerah yang Tidak
Dipisahkan
2. Lain-lain PAD yang Sah 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95% 93.667.508.828,99
3.
4.
jumlah 110.000.000.000,00 113.244.480.214,31 102,95% 93.667.508.828,99
BELANJA DAERAH
Pada BLUD dr. R. Soetrasno Rembang Tahun Anggaran 2019 untuk Anggaran Belanja menggunakan
fleksibilitas Ambang Batas sebesar 20% sesuai dengan penetapan pada DPPA dan RBA Perubahan TA. 2019.
Anggaran dan realisasi Belanja Daerah Kabupaten Rembang TA 2019 adalah sebagai berikut:
Akun 2019 % 2018
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
1 2 3 4=3/2 5
Belanja Pegawai 71.415.315.325,00 84.901.150.006,00 118,88% 73.811.068.429,16
Belanja Barang 44.665.481.392,00 53.052.077.192,13 118,78% 41.394.743.539,20
Belanja Modal 23.261.951.000,00 17.065.682.095,00 73,36% 22.434.543.756,00
Jumlah 139.342.747.717,00 155.018.909.293,13 111,25% 137.640.355.724,36
Realisasi Belanja Daerah TA 2019 sebesar Rp. 155.018.909.293,13 atau 111,25% dari anggarannya sebesar
Rp. 139.342.747.717,00, naik sebesar Rp 17.378.553.568,77 dibandingkan realisasi TA 2018 sebesar Rp
137.640.355.724,36 dikarenakan meningkatnya pendapat.
a) Belanja Operasi
1. Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai TA 2019 sebesar Rp. 84.901.150.006,00 atau 118,88% dari anggarannya
sebesar Rp. 71.415.315.325,00. naik sebesar Rp 11.090.081.576,84 dibandingkan dengan realisasi TA
2018 sebesar Rp. 73.811.068.429,16 yang terdiri dari:
Akun 2019 % 2018
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (Rp)
1 2 3 4=3/2 5
Belanja Gaji dan
Tunjangan 27.062.296.325,00 26.826.049.672,00 99,13% 25.373.459.618,16
Tambahan
Penghasilan PNS
Belanja
Penerimaan
Lainnya,
Pimpinan dan
Anggota DPRD
serta Kepala
Daerah/Wakil
Kepala Daerah
Biaya
Pemungutan Pajak
Daerah
Belanja Pegawai
(Belanja
Langsung)
44.353.019.000,00 58.075.100.334,00 130,94% 48.437.608.811,00
Jumlah 71.415.315.325,00 84.901.150.006,00 118,88% 73.811.068.429,16
Pada Belanja Pegawai BLUD (Belanja Langsung) Th. 2019 menggunakan Ambang Batas sebesar 30,94%
atau ( 13.722.081.334)
Secara fleksibilitas melebihi pagu anggaran 20% dari realisasi pendapatan termasuk belanja tersebut
didanai dari pembiayaan, karena apabila BPJS membayar klaim RSU Juli dan Agustus Pendapatan RSU
bisa 126 Milyat karena dasar perkiraan keterlambatan BPJS tersebut maka pagu perubahan hanya di
buat 113 milyat. Nilai tersebut masih kurang untuk membiayai realisasi kebutuhan RSU s/d Desember
2019. Disamping itu anggaran Pegawai tersebut untuk membiayai Hutang Belanja Pegawai Jasa
Pelayanan Medis Th. 2018 mulai Bulan Agustus s/d Desember. Kenaikan pegawai Non PNS untuk
peningkatan Pelayanan dan memenuhi syarat akreditasi dalam peningkatan kwalitas pelayanan
Belanja Barang dan Jasa
Realisasi Belanja Barang dan Jasa TA 2019 sebesar Rp. 53.052.077.192,13 atau 118,78% dari anggaran
sebesar Rp 44.665.481.392,00 meningkat sebesar Rp. 11.657.333.652,93 dibandingkan dengan realisasi
TA 2018 sebesar Rp. 41.394.743.539,20
Naiknya Belanja Barang Jasa tersebut termasu untuk membayar hutang obat dan untuk mencukupi
kebutuhan belanja operasional lainnya s/d Desember 2019
b) Belanja Modal
Realisasi belanja modal TA 2019 sebesar Rp. 17.065.682.095,00 atau 73,36% dari anggaran sebesar Rp.
23.261.951.000,00 menurun sebesar Rp. (5.368.861.661,00) dibandingkan dengan realisasi TA 2018
sebesar Rp. 22.434.543.756,00 yang terdiri dari:
Belanja Modal 2019
% 2018
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
1 2 3 4=3/2 5
Tanah
-
Peralatan dan Mesin 5.978.796.000,00 5.555.131.461,00 92,91% 9.839.410.636,00
Gedung dan Bangunan 17.223.155.000,00 11.450.550.634,00 66,48% 12.595.133.120,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan -
Aset Tetap Lainnya
Aset Lainnya 60.000.000,00 60.000.000,00 100,00%
JUMLAH 23.261.951.000,00 17.065.682.095,00 73,36% 22.434.543.756,00
Menurunnya Belanja Modal sebesar 73,36% dikarenakan adanya Pengadaan Pekerjaan injeksi water
proofing pada Gedung Perawatan Jiwa yang baru teralisasi 30%, Pengadaan Pembangunan Lift Gedung
Pelayanan Stroke Terpadu yang belum terealisasi, Rehab Gedung Penunjang Tahap I yang belum
terealisasi,Rehabilitasi Lantai Doorlop yang belum terealisasi, Pengadaan Mebelair yang belum
terealisasi. Dikarenakan belum cairnya klem BPJS dari bulan Juli 2019 sehingga mengakibatkan
tertundanya realisasi pembayaran Belanja Modal BLUD.
SURPLUS (DEFISIT)
Surplus (Defisit) merupakan selisih antara pendapatan daerah dengan belanja daerah BLUD RSUD dr. R.
Soetrasno Rembang TA 2019 mengalami defisit sebesar Rp. (41.774.429.078,82) dari pagu anggaran yang
dianggarkan defisit sebesar Rp. (27.711.115.717,00)
B. LAPORAN OPERASIONAL
Pendapatan LO Th. 2019 sebesar Rp. 125.185.833.674,31 dapat dikalsifikasikan menurut jenis
pendapatan yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) LO sebesar Rp. 125.185.833.674,31 dan Lain-lain
pendapatan daerah yang sah LO Th. 2019 dari pendapatan Hibah LO sebesar Rp. 233.997.000. Realisasi
Pendapatan LO RSUD dr. R. Soetrasno Rembang Tahun 2019 sebesar Rp. 125.185.833.674,31 atau
113,81% dari anggarannya sebesar Rp. 110.000.000.000,00 dan meningkat sebesar Rp. 15.002.948,646,32
dibandingkan realisasi TA 2018 sebesar Rp. 110.182.885.027,99.
Masing – masing Pendapatan LO dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pendapatan Asli Daerah – LO
Realisasi Pendapatan Asli Daerah TA 2019 sebesar Rp. 125.185.833.674,31 mengalami kenaikan sebesar
Rp. 15.002.948.646,32 dari nilai beban tahun lalu.
Uraian 2019 2018 Kenaikan
e. Pendapatan Pajak Daerah
f. Pendapatan Retribusi Daerah
g. Pendapatan Hasil Pengelolaan h. Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
i. Lain-lain PAD yang Sah 125.185.833.674,31 110.182.885.027,99 15.002.948.646,32
Jumlah 125.185.833.674,31 110.182.885.027,99 15.002.948.646,32
a. Lain-lain PAD yang Sah- LO
Pendapatan Daerah – LO dari pos Lain-lain PAD yang Sah adalah sebagai berikut : Realisasi lain-lain
PAD yang sah TA 2019 sebesar Rp. 125.185.833.674,31 atau 113,81% dari anggarannya sebesar Rp.
110.000.000.000,00. Mengalami kenaikan sebesar Rp 15.002.948.646,32 dibandingkan realisasi TA
2018 sebesar Rp.110.182.885.027,99 yang terdiri dari:
b. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah - LO
Pendapatan Daerah – LO dari pos Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah – LO adalah sebagai
berikut : Realisasi Pendapatan Hibah TA 2019 sebesar Rp. 194.750.000,00 atau 16,77% (Rp.
39.247.000,00) menurun dibandingkan realisasi TA 2018 sebesar Rp. 233.997.000,00 yang terdiri
dari:
Akun 2019 % 2018
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
1 2 3 4=3/2 5
1. Hasil Penjualan Aset Daerah
yang Tidak Dipisahkan
2. Lain-lain PAD yang Sah 110.000.000.000,00 125.185.833.674,31 113,81 110.182.885.027,99
jumlah 110.000.000.000,00 125.185.833.674,31 113,81 110.182.885.027,99
RINCIAN BARANG HIBAH TAHUN 2019
NO NAMA
ASET TYPE TAHUN VOLUME
NIAI ASET
(SATUAN)
TOTAL
ASET KETERANGAN
1 Mobil Mitsubhisi
Xpander
Mitsubhisi
Xpander 2019 1 unit 184.000.000,00 184.000.000,00
Hibah undian
Bank Jateng
Sesuai BAST tgl
3/9/2019 (Sebagai Pemenang Hadiah
Undian Bima sesuai
Surat No. 1157/PLY.05/029/2019
Tgl. 20/08/2019)
2 Komputer HP 2019 2 unit 3.400.000,00 6.800.000,00 Hibah dari Bank Jateng
Sesuai BAST tgl
26/06/2019
3 Printer HP Desk Jet 2019 2 unit 875.000,00 1.750.000,00 Hibah dari Bank Jateng
Sesuai BAST tgl
26/06/2019
4 Kursi Roda
Avico No. 7573531
2019 2 unit 1.100.000,00 2.200.000,00
Hibah dari SMK
Bina Mandiri
Rembang
Sesuai BAST tgl
17/07/2019
JUMLAH HIBAH 194.750.000,00
Beban-LO
Beban LO merupakan konsumsi barang dan jasa yang benar – benar sudah dimanfaatkan dalam rangka
menunjang operasional pemerintah selama 1 tahun. Beban ini baik yang telah berupa kas atau tunai maupun
yang masih berupa kewajiban membayar. Realisasi beban tersebut tahun 2019 dan dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai merupakan saldo Beban Pegawai periode 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019 yang
terealisasi sebesar Rp. 83.772.544.399,00 dan mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.599.669.142,84 atau 3,20 % bila
dibandingkan dengan Beban Pegawai tahun 2018 yang terealisasi sebesar Rp. 81.172.875.256,16
No Uraian Realisasi 2019 Realisasi 2018 Lebih (Kurang) %
1 Beban Pegawai -
LO 83.772.544.399,00 81.172.875.256,16 2.599.669.142,84 3,20
Akun 2019 % 2018
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
1 2 3 4=3/2 5
Pendapatan Hibah 0,00 194.750.000,00 16,77% 233.997.000,00
Jumlah 0,00 194.750.000,00 16,77% 233.997.000,00
Jumlah 83.772.544.399,00 81.172.875.256,16 2.599.669.142,84 3,20
b. Beban barang dan jasa
Beban barang dan jasa merupakan saldo beban periode 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
Rp. 55.472.374.039,45 mengalami kenaikan sebesar Rp. 7.747.083.514,86 atau 16,23 % bila dibandingkan dengan Beban barang dan jasa tahun 2018 yang terealisasi sebesar Rp. 47.725.290.524,59
dengan rincian sebagai berikut :
No Uraian Realisasi 2019 Realisasi 2018 Lebih (Kurang) %
1 Beban Barang
dan Jasa
55.472.374.039,45
47.725.290.524,59
7.747.083.514,86 16,23 %
Jumlah 55.472.374.039,45
47.725.290.524,59
7.747.083.514,86 16,23 %
c. Beban penyusutan dan amortisasi
Beban ini merupakan Beban Penyusutan yang berasal dari Belanja Modal Perolehan tahun anggaran
2019, Dasar perhitungan penyusutan dimulai sejak tanggal perolehan yang didasarkan pada dokumen dan
dilakukan perhitungan penyusutan secara bulanan.
Beban Penyusutan tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Uraian Realisasi 2019 Realisasi 2018 Kenaikan/penurunan
Beban Penyusutan
Aset Tetap 10.616.787.667,00 9.763.126.809,00 853.660.858,00
Amortisasi 35.225.000,00 11.325.000,00 23.900.000,00
Jumlah 10.652.012.667,00 9.774.451.809,00 877.560.858,00
a. Beban penyisihan piutang
b. Beban tersebut adalah Beban Penyisihan Piutang 31 Desember 2019 sebesar Rp. 70.861.720,30 mengalami penurunan sebesar Rp. (43.509.698,07) atau (38,05%) dibandingkan
Beban Penyisihan Piutang tahun 2018 sebesar Rp. 114.371.418,37 dengan rincian sebagai
berikut:
No Uraian
Beban
Penyisihan
Piutang 2019
Beban
Penyisihan
Piutang 2018
Lebih
(Kurang) %
1. Beban Penyisihan
Piutang 70.861.720,30 114.371.418,37 (43.509.698,07) (38,04)
Jumlah 70.861.720,30 114.371.418,37 (43.509.698,07) (38,04)
Surplus/ Defisit LO
Defisit - LO merupakan adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan.
Surplus/Defisit sampai dengan per 31 Desember 2019 sebesar Rp. (35.450.547.535,68)
C. PENJELASAN ATAS POS–POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas merupakan laporan yang terdiri atas saldo akhir tahun sebelumnya yang
menjadi ssaldo awal ekuitas, penambahan atau pengurangan surplus (defisit) dari operasional tahun
berjalan serta dampak akumulatif karena koreksi, perubahan kebijakan dan adanya kesalahan mendasar.
Laporan Operasional pada Laporan Perubahan Ekuitas merupakan laporan penghubung antara LO
dengan Neraca berkaitan dengan kenaikan atau penurunan ekuitas atas aktivitas operasional pada tahun
pelaporan. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Saldo awal ekuitas sebesar Rp. 102.583.200.051,03 merupakan saldo akhir ekuitas tahun anggaran 2018
2. Surplus/defisit – LO tahun anggaran 2018 sebesar Rp. (30.558.471.779,63) merupakan surplus atas
kegiatan operasional (basis akrual) yang menambah nilai ekuitas pada Neraca.
3. Koreksi-koreksi yang langsung menambah ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif
yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar :
a. Koreksi Aset Tetap mutasi ke dinkes bangunan / rumah dinas sebesar Rp. 99.963.328.687,35
b. Koreksi Akumulasi Penyusutan Aset Tetap adalah Penyusutan bangunan kesehatan yang dimutasi
ke DKK sebesar Rp. 15.872.321,00
c) Koreksi Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp. 342.721.987,00 yaitu : Penyesuaian Hutang Th. 2018
No. Rek Nama Rek Debet Kredit Alasan
501010104 Honor Bulanan (Outscorsing, Bank Darah, Perawat Magang)
5.000.000,00
Karena ada tenaga magang yang mengundurkan diri
501020105 Honorarium Panitia Pengadaan barang dan jasa
12.425.000,00
Karena reclass ke Biaya Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan gd.Rawat Inap PD
501020106
Honorarium Panitia Pemeriksa/ Penerima hasil pekerjaan Barang jasa
3.675.000,00
Karena reclass ke Biaya Jasa Konsultansi Perencanaan Master Plan RS
501010301 Biaya jasa pelayanan medis
129.451.900,00
Karena ada koreksi di selisih bpjs
501010201 Biaya Bahan Obat-obatan
113.787.095,00
Karena reclass dan selisih pengihan
501010204 Biaya Bahan Bakar Minyak/ Gas dan Pelumas ( Ambulance Jenazah )
4.230.000,00
Karena sudah terbayar di 2018
501010206 Biaya Bahan Kimia ( Pembasmi Serangga, kaporit )
8.305.992,00
Karena reclass ke Bahan Obat-obatan
501010401 Biaya Jasa Service ( Ambulance/ Jenasah )
6.465.000,00
Sudah terbayar di th 2018 dan reclass
501010402 Biaya Pemeliharaan Alat Kesehatan
25.652.375,00
Karena Reclass dari Biaya Kalibrasi Alat Kesehatan
501010403 Biaya Kalibrasi Alat Kesehatan
25.652.375,00
Reclass ke Biaya Pemeliharaan Alat Kesehatan
501010415 Biaya Suku Cadang ( Ambulance Jenasah )
500.000,00
Karena sudah terbayar di 2018
501010504 Biaya Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih ( RI RJ )
19.395.500,00
karena reclass dari Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih (Linen)
501020208 Biaya Penggandaan
50.000,00
Reclass ke Penjilidan
501020411 Biaya Jasa Service ( Kendaraan Dinas/ Tengki )
75.000,00
Reclass dari Biaya Jasa Service ( Ambulance/ Jenasah )
501020502 Biaya Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih (Linen)
19.395.500,00
Reclass ke Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih (RI RJ)
501020504 Biaya Institusi
50.000.000,00
Sudah terbayar di Desember Th 2018
501020522 Biaya Peralatan dan Perlengkapan RT
4.047.000,00
Reclass ke Biaya Perlengkapan RT RSU (RI RJ)
501020709 Biaya Bahan Bakar Minyak/ Gas dan Pelumas Kendaraan Dinas
4.710.000,00
Sudah terbayar di tahun 2018
JUMLAH 387.769.862,00
45.047.875,00
342.721.987,00
4.
NO URAIAN KONSOLIDASI Rp
1 Belanja Pegawai (Gaji dan Tunjangan -BTL) 26.826.049.672,00
2 Pengadaan Alat Kedokteran Gawat Darurat (DAK 2019) 712.650.089,00
3 Belanja Modal Pembangunan Gedung Perawatan Jiwa
(DAU 2018)
2.942.095.000,00
4 Belanja Modal Pembangunan Gedung Pelayanan Stroke
Terpadu (DAK 2018)
2.090.488.960,00
JUMLAH 32.571.283.721,00
Kewajiban untuk dikonsolidasikan tahun anggaran 2019 sebesar Rp. 32.571.283.721,00 yang
terdiri dari Gaji dan Tunjangan Pegawai (DAU TA. 2019) sebesar Rp. 26.826.049.672,00,
Pengadaan Alat Kedokteran Gawat Darurat (DAK 2019) sebesar Rp. 712.650.089,00, Belanja
Modal Pembangunan Gedung Perawatan Jiwa (DAU 2018) sebesar Rp. 2.942.095.000,- dan
Belanja Modal Pembangunan Gedung Pelayanan Stroke Terpadu (DAK 2018) sebesar Rp
2.090.488.960,00
5. Ekuitas akhir.sebesar Rp. 99.963.328.687,35
D. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
ASET
1. Kas di Bendahara Pengeluaran 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rp 0,00 Rp. 0,00
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah saldo BLUD RSUD dr. R. Soetrasno Rembang yang sampai
dengan tanggal 31 Desember 2019 adalah 0
2. Kas BLUD 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rp. 338.796.734,22,00 Rp. 210.968.392,04
Kas BLUD dr. R. Soetrasno Rembang merupakan uang yang belum dibelanjakan ke rekening kas BLUD
RSUD dr. R. Soetrasno Rembang sampai dengan 31 Desember 2019. Kas BLUD per 31 Desember 2019
sebesar Rp. 338.796.734,22 meningkat sebesar Rp. 127.828.342,18 dibandingkan saldo per 31
Desember 2018 sebesar Rp. 210.968.392,04.Dengan rincian sebagai berikut :
KAS BLUD NO REKENING JUMLAH
Kas di bendahara penerimaan tunai - Rp. 7.430.410,31
Kas di bendahara penerimaan Bank Jateng 2.029.070004 Rp. 3.119.527,00
Kas di bendahara penerimaan Bank Mandiri 135-00-0666664-6 Rp. 0,00
Kas di bendahara penerimaan Bank Mandiri 135-00-1041662-4 Rp. 0,00
Kas di bendahara penerimaan Bank BRI 0142-01-001378-30-3 Rp. 1.030.594,00
Kas di bendahara penerimaan Giro Bank Jateng 1.029.00969.1 Rp. 225.370.946.00
Kas di bendahara penerimaan Giro Bank
Mandiri
184-00-6666664-3 Rp. 94.416.117,05
Kas di bendahara penerimaan Giro Bank
Mandiri
184-00-0000005-0 Rp. 7.429.139,86
3. Piutang Pajak 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rp.0,00 Rp.0,00
Piutang pajak daerah yang dikelola oleh BLUD RSUD dr. R. Soetrasno Rembang pada tanggal 31
Desember 2019 sebesar Rp.0,00 meningkat/menurun sebesar Rp..0,00 dibandingkan saldo per 31
Desember 2018 sebesar Rp..0,00. Saldo per 31 Desember 2019 dengan rincian sebagai berikut:
No. Uraian 31 Desember 2019
(Rp.)
31 Desember 2018
(Rp.)
1 Pajak Hotel 0,00 0,00
2 Pajak Restoran 0,00 0,00
3 Pajak Hiburan 0,00 0,00
4 Pajak Reklame 0,00 0,00
5 Pajak Galian Golongan C 0,00 0,00
6 Pajak Sarang Burung Walet 0,00 0,00
Jumlah 0,00 0,00
4. Piutang BLUD
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rp. 50.668.813.772,00 Rp. 38.727.460.312,00
Piutang BLUD yang dikelola oleh RSUD dr. R. Soetrasno Rembang pada tanggal 31 Desember
2019 sebesar Rp. Rp. 50.668.813.772,00 meningkat sebesar Rp. 11.941.353.460,00 dari saldo per
31 Desember 2018 sebesar Rp. 38.727.460.312,00 dengan rincian
No. Uraian 31 Desember 2019
(Rp.)
31 Desember 2018
(Rp.)
1 Piutang Akes 15.159,00 15.159,00
2 Piutang Jamsostek 479,00 479,00
3 Piutang Umum 268.272.911,00 234.082.704,00
4 Piutang AJII 6.748.692,00 1.506.639,00
5 Piutang PT. KAI 327.579,00 327.579,00
6 Piutang JKN 49.920.592.572,00 37.992.788.346,00
7 Jasa Raharja 454.870.091,00 484.211.850,00
8 Piutang Parkir 17.986.289,00 14.527.556,00
Jumlah 50.668.813.772,00 38.727.460.312,00
Piutang ASKES per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 15.159,00 merupakan kerugian tahun 2010
sebesar Rp. 15.159,00.
Piutang Jamkesmas per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 00,00.
Piutang Jamsostek per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 479 merupakan kerugian tahun 2010
sebesar Rp. 479,00.
Piutang Umum per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 268.272.911,00 merupakan piutang tahun
2019 sebesar Rp. 54.657.362,00 ditambah penyisihan tahun 2010 sebesar Rp. 24.653.917,00,
penyisihan tahun 2011 sebesar Rp. 36.217.919,00, penyisihan tahun 2012 sebesar Rp.
34.465.357,00, penyisihan tahun 2013 sebesar Rp. 4.090.066,00, penyisihan tahun 2014 sebesar
Rp. 46.094.627,00, penyisihan tahun 2015 sebesar Rp. 45.783.757,00 dan penyisihan tahun 2016
sebesar Rp.22.309.906,00
Piutang Karyawan per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 00,00.
Piutang AJII per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 6.748.692,00 merupakan piutang Oktober 2019
sebesar Rp. 96.842,00, piutang Nopember 2019 sebesar Rp. 1.511.677,00, piutang Desember
2019 sebesar Rp. 5.130.752,00 dan kerugian tahun 2010 sebesar Rp. 9.421,00.
Piutang PT. KAI per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 327.579,00 merupakan kerugian tahun
2010.
Piutang JKN per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 49.920.592.572,00 merupakan piutang kruk
Juni 2019 sebesar Rp. 1.981.200,00, ambulan Mei 2019 sebesar Rp. 15.748.150,00, obat kronis
Mei 2019 sebesar Rp. 200.814.947,00, pending Mei 2019 sebesar Rp. 324.350.167,00, Juli 2019
sebesar Rp. 7.421.205.700,00, ambulan Juni 2019 sebesar Rp. 15.106.850,00, kruk Juli 2019
sebesar Rp. 3.121.200,00, obat kronis Juni 2019 sebesar Rp. 178.870.559,00, Obat kronis Juli
2019 sebesar Rp. 240.030.853,00, pending Juni 2019 sebesar Rp. 202.191.700,00, obat kronis
Agustus 2019 sebesar Rp. 54.182.827,00, Agustus 2019 sebesar Rp. 7.244.729.600,00, pending
Juli 2019 sebesar Rp. 150.634.700,00, ambulan Juli 2019 sebesar Rp. 14.695.450,00, kruk
Agustus 2019 sebesar Rp. 1.813.200,00, ambulan Agustus 2019 sebesar Rp. 10.460.450,00, kruk
September 2019 sebesar Rp. 4.057.200,00, September 2019 sebesar Rp. 7.908.654.034,00, obat
kronis September2019 sebesar Rp. 241.658.239,00, pending Juli 2019 sebesar Rp.
308.903.600,00, obat kronis Oktober 2019 sebesaer Rp. 264.138.568,00, kruk Oktober 2019
sebesar Rp. 3.819.600,00, ambulan September 2019 sebesar Rp. 19.051.450,00, Oktober 2019
sebesar Rp. 8.422.588.500,00, kruk Nopember 2019 sebesar Rp. 252.601.577,00, Nopember
2019 sebesar Rp. 7.490.114.900,00, obat kronis Agustus 2019 sebesar Rp. 239.817.606,00,
ambulan Oktober 2019 sebesar Rp. 11.540.800,00, kruk Nopember 2019 sebesar Rp.
3.172.800,00, pending Agustus 2019 sebesar Rp. 522.447.508,00, obat kronis Desember 2019
sebesar Rp. 253.282.585,00, pending September 2019 sebesar Rp. 162.942.900,00, ambulan
Nopember 2019 sebesar Rp. 17.236.450,00, Desember 2019 sebesar Rp. 7.714.626.702,00.
Piutang Jasa Raharja per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 454.870.091,00
Piutang Parkir per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 17.986.289
Piutang Kerjasama per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 00,00.
Catatan :
* Terdapat eliminasi piutang JKRS per 31 Desember 2016 sebesar Rp.49.447.291,00 merupakan
piutang tahun 2010 sebesar Rp. 17.885.231,00 ditambah kerugian tahun 2010 sebesar Rp.
31.025.995,00 dan kerugian tahun 2011 sebesar Rp. 536.065,00, sebagai laporan konsolidasi
Pemda yang tidak dijumlahkan (diperhitungkan).
5. Penyisihan Piutang 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rp. 466.242.414,93 Rp. 395.380.3694,63
Penyisihan piutang disajikan dalam rangka untuk memperoleh nilai piutang bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value).
Nilai penyisihan piutang per 31 Desember 2019 sebesar Rp. 466.242.414,93 meningkat sebesar
Rp. 70.861.720,30 dibandingkan saldo per 31 Desember 2018 sebesar Rp. 395.380.694,63
dengan rincian :
DAFTAR PENAMBAHAN/PENGURANGAN POKOK PIUTANG RSUD dr.R. SOETRASNO REMBANG TANPA PIUTANG JKRS
TAHUN ANGGARAN 2019
LANCARKURANG
LANCARDIRAGUKAN MACET
PENAMBAHAN PENGURANGAN 0-1 th (0,5%) 1-2 th (10%) 2-3 th (50%) > 3 th (100%)
1 Piutang Umum 234.082.704,00 66.245.584,00 32.055.377,00 268.272.911,00 273.286,81 - - 213.615.549,00 213.888.835,81 54.384.075,19
2 Piutang Askes 15.159,00 - - 15.159,00 - - - 15.159,00 15.159,00 -
3 Piutang AJII 1.506.639,00 28.380.692,00 23.138.639,00 6.748.692,00 33.696,36 - - 9.421,00 43.117,36 6.705.574,65
4 Piutang Askes PT KAI 327.579,00 - - 327.579,00 - - - 327.579,00 327.579,00 -
5 Piutang Jamsostek 479,00 - - 479,00 - - - 479,00 479,00 -
6 Piutang BPJS 37.992.788.346,00 98.281.309.574,00 86.354.410.397,00 49.919.687.523,00 249.598.437,62 - - - 249.598.437,62 49.670.089.085,39
8 Piutang Jasa Raharja 484.211.850,00 4.061.714.170,00 4.091.055.929,00 454.870.091,00 2.274.350,46 - - - 2.274.350,46 452.595.740,55
9 Piutang Parkir 14.527.556,00 192.507.705,00 189.048.972,00 17.986.289,00 89.931,45 - - - 89.931,45 17.896.357,56
JUMLAH 38.727.460.312,00 102.630.157.725,00 90.689.709.314,00 50.667.908.723,00 252.269.702,68 - - 213.968.187,00 466.237.889,68 50.201.670.833,32
PENYISIHAN PIUTANG SALDO NRVNOURAIAN RINCIAN
PIUTANGSALDO AWAL
MUTASI
SALDO AKHIR
AGING SCHEDULE
6. Beban dibayar dimuka 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rp. 58.658.421,08 Rp. 52.033.539,73
Beban dibayar di muka per 31 Desember 2019 sebesar Rp . 58.658.421,08. merupakan premi asuransi atas