40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) BAGIAN I PEKERJAAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI BAGIAN II PEKERJAAN SIPIL DAN BANGUNAN BAGIAN III PEKERJAAN PENYELESAIAN (INISHING)

d. Spesifikasi Air Bersih Desa Bala

  • Upload
    rays

  • View
    54

  • Download
    11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh spek teknis air bersih

Citation preview

  • RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

    BAGIAN I

    PEKERJAAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

    BAGIAN II

    PEKERJAAN SIPIL DAN BANGUNAN

    BAGIAN III

    PEKERJAAN PENYELESAIAN (INISHING)

  • BABI SPESIFIKASI

    TEKNIS

    BAGIAN I.PEKERJAAN PIPATRANSMISI DAN DISTRIBUSI I.1

    Pendahuluan

    Pasal1 Umum

    a. Uraian dan syarat-syarat inimenjelaskanmengenaipengadaan bahan dan

    pemasangan/pelaksanaanpekerjaansecara lengkapdansempurna mengenai perpipaan

    dan perlengkapannya.

    Pekerjaan ini meliputi :

    - Pekerjaanperpipaantransmisiairyangberfungsiuntukmembawaairbaku/air bersih dari

    bangunanpenangkap airkebangunan pengolahan danbangunan reservoirsampai ke

    titik awal jaringan distribusi.

    - Pekerjaan perpipaan distribusi, adalah suatu jaringan perpipaan yang berfungsi

    mengalirkan air bersih dari unit akhirtransmisi(pengolah/reservoir)menuju daerah

    pelayanan.Sistim jaringan distribusi untuk daerah perdesaan mempergunakan

    sistimcabanguntuk memudahkan didalam perhitungan dan pengoperasian.

    I.2 SpesifikasiMaterial

    Pasal1 Syarat Material

    1.1. Material pipa akandibeliharus baru dan tidak cacat. 1.2. Material yang ada harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan. 1.3. Material yangditawarkan harus dilengkapi dengan brosur-brosur dan cara-

    carapemasangannya. 1.4. Apabila diperlukan, penjual harus bersedia memberikan petunjuk-petunjuk

    pemasangan terhadap material pipa yang dijual.

    Pasal2 Spesifikasi Teknik Material

    2.1. Perpipaan

    Bahan pipa yang digunakan : 1. Pipa Polyvinyl-Chloride (PVC) 2. Pipa besi di-Galvanis (GIP)

    Digunakannya pipa PVCdan GIP halinidisebabkan karena pipa PVCdan GIP mempunyai standaryang sama,maka tidak ada permasalahan padawaktu penyambungannya.Hanya pipaPVCtidak tahanterhadapsinarmataharidibandingkandenganGIP,sehinggapipa-pipa yang tidak tertanam tidak boleh menggunakan pipa PVC.

    Setiapjenispipadiatasdibuatberdasarkansuatustandaratautelahmengikutisuatu prosesstandarisasiperpipaan,secaranasionaldikenalsebagaiStandarIndustriIndonesia

  • (SII)dansecaraInternasional dikenal sebagaiStandarIndustriJepang(JIS),Standard International (ISO),Standard Inggris (BS) dan lain-lain.

    2.1.1 Standard dan Spesifikasi PipaPVC

    Pipa PVC yang dibuat di Indonesia berdasarkan SII 0344/82 atau SNI 06-0084-1987 sehingga semua pipa yang dihasilkanoleh pabrik di Indonesiamempunyai dimensi yang sama.Bahanutamauntuk pembuatanpipaPVCadalahPolyvinyl-Chloridetanpa campuran zat pemplastisan dengan kandungan PVCmurni sebesar95%,tidak larut dalam airdan keseragaman bahan pada seluruh pipa mutlak diperlukan.

    Pada umumnya pipa jenis PVCyang beredar di pasaran mempunyai standart adalah :

    - SII (standart ibdustri Indonesia)

    - SNI (Standart Nasional Indonesia)

    - JIS (japan standart Industri)

    - BS (British Standart)

    - ISO(International Standart Org)

    Beberapacontohkekuatanpipadenganinitials(dngSII0344/82)terhadaptekananadalah : : - S-6.3padaairdengantemperaturenormalmaksimumtekanan20kg/cm2Padatemperature 25

    35maksimum tekanan 16 kg/cm2 dstnya

    - S-8 16 kg/cm2 dan 12 kg/cm2

    - S-10 12 kg/cm2 dan10 kg/cm2(pada lokasi berbukit)

    - S-12,510 kg/cm2 dan 8kg/cm2(pada lokasi relatifdatar)

    - S-16 8 kg/cm2 dan6 kg/cm

    PenggunaanstandarddanspesifikasipipaPVCdidalampraktekadalahsepertidaftar/tabel berikut:

    SPESIFIKASIPIPA PC KETEBALAN DINDINGPIPA PVC (mm) BERDASAR SII 0344/82dan ISO4065*

    DIAMETERLUA

    R (mm)

    KELA

    S

    S-6.3 S-8 S-10 S-12.5 S-16

    20 16 12 10 8 TEKANAN KERJA**

    (KG/CM2) 16 12 10 8 6

    16* 12* 10* 8* 6*

    12* 10* 8* 6* 5*

    16* 1,2 1,0 0,8 0,7 0,5

    20* 1,5 1,2 1,0 0,8 0,7

    25* 1,9 1,5 1,2 1,0 0,8

    32* 2,4 1,9 1,6 1,3 1,0

    40* 3,0 2,4 1,9 1,6 1,3

    50* 3,7 3,0 2,4 2,0 1,6

    63 4,7 3,8 3,0 2,4 2,0

    75 5,5 4,5 3,6 2,9 2,3

    90 6,6 5,4 4,3 3,5 2,8

  • DIAMETERLUAR (mm)

    KELAS

    110 8,1 6,6 5,3 4,2 3,4

    125 9,2 7,4 6 4,8 3,9

    140 10,3 8,3 6,7 5,4 4,3 160 11,8 9,5 7,7 6,2 4,9

    180 13,3 10,7 8,6 6,9 5,5 200 14,7 11,9 9,6 7,7 6,2

    **Tekanan Kerjapada temperatureair: 0-25oC)25 - 35 oC)

    Untukpenyaluranairminum,sistimperpipaanmenggunakanpipasesuaidengantekanan airyang akanditerima. Kelas pipa ditunjukan dengan kode Sseperti diatas.Perlu diingat tidak menggunakan pipanon tekanan yang biasanyadipasaran ditunjukan dengan pipa kelasC,jenisini cukup baik digunakan padasaluran WC /jamban (tanpatekanan).

    Beberapa standard pipayang ada dipasaran;tidak semua cocok untuk disambungkan satu dengan yang lain karena itu harushati-hati dalam pembelian pipa,untuk itu diupayakan menggunakan pipa yangmempunyai standard yang samauntuk memudahkan pemasangan dan pembelian.

    Pipa PVCdenganStandardDIN8061/8062/1953dapatdisambungkandenganpipaPVC Standard

    SII0344/82 karena diameterluarnya sama.

    Keuntungan pemakaianpipa PVCadalahantikarat,dinding pipa licin sehingga kehilangan tekanannya kecil, penyambungan mudah dilakukan dan pengangkutan mudah karena terbuat dari bahanyang ringan,namun cara pemasangannyaharus ditanam karena tidak tahan terkena sinarmatahari sehingga mudah retak.

    2.1.2 Standard dan Spesifikasi PipaGIP

    Pipa besi galvanisyangdibuat di Indonesia dengan standard SII0161-81.Bahan GIP adalah

    pipa baja strip dengan kadar Phospor(P) dan Belerang (S) masing-masing tidak lebih dari

    0,050%, bahan pelapis Seng (Zn) yang berkadar minimal 98,5%. Pipa GIP yang diproduksi di

    Indonesia dengan SII0161-81terdiri dari 3 jenis menurut beratnya adalah Ringan,Medium,

    dan Berat.

    Untuk penyaluranairminum,sistim perpipaan minimalmenggunakan

    pipamedium.SpesifikasipipaGIPdenganKlasifikasimediumdanberatnyadapat dilihat

    sepertitabel berikut :

    SPESIFIKASIPIPAGIPMEDIUM

    DIAMETERLUBANG

    DIAMETERLUAR (mm)

    TEBAL

    DINDING

    BERAT TANPA ULIR (mm) (inch) Maks. Minimum (mm) (Kg/m)

    6 1/8 10,4 9,8 2,0 0,407

    8 13,9 13,3 2,35 0,650

    10 3/8 17,4 16,8 2,35 0,882

    15 21,7 21,7 2,65 1,22

    20 27,2 26,4 2,65 1,58

  • DIAMETERLUBANG

    DIAMETERLUAR (mm)

    TEBAL

    DINDING

    BERAT TANPA ULIR 25 1 34,2 33,4 3,25 2,44

    32 1 42,9 42,1 3,25 3,14

    40 1 48,8 48,0 3,25 3,61

    50 2 60,8 59,8 3,65 5,10

    65 2 76,6 75,4 3,65 6,51

    80 3 89,5 88,1 4,05 8,47

    100 4 114,9 113,1 4,5 12,1

    125 5 140,6 138,7 4,85 16,2

    150 6 166,1 164,1 4,85 19,2

    Mengingatbahwaada 3jenispipaGIPini,danbeberapajenisPVCdenganberbagai standard baik nasionalmaupun internasional,pelaksana harus berhati- hati dalam pemilihan dan pemeriksaan bahanpipa yang digunakan sehubungan diameter, dan ketebalan dinding pipa.

    Darikeduajenispipa tersebutdiatas(PVCdanGIP),beberapadiameterpipadapat disambungkan satu dengan yang lain dengan spesifikasi seperti berikut :

    PIPAGIPdan PVC,yang adadi Pasaran

    PIPAGIP(BESIDIGALVANIS) PIPA PVC SII 0161/81 SII 0344/82

    DIAMETERLUAR DIAMETERLUAR

    6 mm -

    8 mm -

    10 mm -

    15 mm (16 mm)

    20 mm 20 mm

    25 mm 25 mm

    32 mm 32 mm

    40 mm 40 mm

    50 mm 50 mm

    55 mm (63 mm)

    80 mm (75 mm)

    - 90 mm

    100 mm (110 mm)

    125 mm 125 mm

    150 mm (140 mm)

    - 160 mm

    - 180 mm

    - 200 mm

  • -

    3 Type :

    Standard

    - Bahan : Cast Iron - - -

    Standard : Tekanan Kerja : Sambungan :

    BS 1218 min.8 Kg Flanged

    2.2 Fitting/Accessories

    a.Gate Valve

    /cm2

    < 3

    - Bahan : Bronze - Tekanan Kerja : 125 psi (8,75 Kg/cm2) - Sambungan : Ulir

    b.Gate Valve >6 (dibulk meterlokasi reservoirdistribusi,kalau diperlukan)

    - Bahan : Cast Iron

    - Tekanan Kerja : min.8 Kg/cm2 - Sambungan : Flanged

    c.Check Valve

    3

    - Bahan : Cast Iron atau Bronze

    - Tekanan Sambungan : 8 Kg/cm2 - Sambungan : Flanged atau screwed

    d.WaterMeter

    1/2

    - Type : Horizontal,drydial,multijet,magneticdrive,direct reading. - Body : Bronze - Nominal diameter : - Mechanism : Plastics

    - Tekanan Kerja : 10 Kg/Cm2

    e.Stop Cock/Pit Kran

    - Bahan : Brass - Nominal diameter : (13 mm)

  • g.AirValve

    Untuk jalurpipa 200mm

    - Type : single airvalve (25-50)mm

    - Material : Cast iron

    - Tekanan Kerja : 10 Kg/cm2

    I.3 Spesifikasi Teknik Pemasangan

    Pasal1Spesifikasi Teknik PemasanganPipa

    1.1. U mu m

    1.1.1.Persyaratan Umum

    a. Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan

    pemasangan pipa sesuaidengan yang disyaratkandalam spesifikasi ini. b. Pekerjaan-pekerjaanyangtidaktercakupdalamspesifikasidapatdilaksanakan

    berdasarkanketentuan-ketentuanpraktisyangberlakudiIndonesiadansesuai denganpetunjuk-petunjuk Direksi Proyek.

    1.1.2.Pemeriksaan dan Trase Jalan Pipa

    Trasejalanpemasanganpipaharussesuaidengangambaryangterdapatdidalam Shop Drawing.

    1.2. Patok dan Tanda-tanda

    1.2.1.Kewajiban pelaksana pekerjaan

    Pelaksana pekerjaan berkewajiban dan bertanggung jawab agarpipayang sudah dipasangbaik valve/katup dansaluran-saluran lainnya yangdiperlukan berada pada jaluryang ditentukan,baik kedalamanmaupun kemiringannya.

    1.2.2.Penyimpangan-penyimpangan oleh karena bangunan lain.

    Bilamana ada rintanganyangtidakterlihatdidalam rencana danternyata menghalangi pekerjaandan mengakibatkan perobahan-perobahan pelaksanaan, dimana perubahantersebutmengakibatkanvolumepekerjaan,makapekerjaan tersebut dapat dilaksanakantetapiperludiadakanpekerjaan tambah/kurang.

    1.2.3. Pekerjaan Penggalian harus dilakukan denganhati-hati sedemikian rupa sehingga

    pekerjaan galianpadajaluryang tepat.Bilaterdapat kerusakan-kerusakan pada bangunan bawah tanah yangada sebagaiakibat penggalian,pelaksanapekerjaan harus memperbaikinya kembali sesuai dengan keadaan semula.

  • 1.3. Penggalian dan Persiapan Parit Untuk Pemasangan Pipa

    1.3.1.Umum

    a. Galian tanah dilaksanakan untuk : - Semuapemasanganpipadanperalatannyasertabangunanpelengkapyang

    termasuk dalam pekerjaan ini. - Semua bagian-bagian bangunan yang masuk ke dalamtanah.

    b. Pekerjaangaliandanpemaritanhendaknyadilakukandengancara-carayang

    layak,aman dantepat untuk menghindarikemungkinan-kemungkinantimbulnya

    bahaya.

    c. Pekerjaanpenggaliandilaksanakansedemikianrupasehinggamemungkinkan

    pipadapatdipasangdenganposisiyangbaikdanamansesuaigambaryangada.

    Penggaliansebaiknyabertahapsesuaidenganperkiraanjumlahpipayangdapat

    dipasang untuk setiap harinya.

    d.

    Pekerjaanpenggaliantanahuntukparitpemasanganpipaharussegeradiikutidengan

    pelaksanaanpemasanganpipadanperlengkapannya,sertadiikutipula

    denganpenimbunan/pengurugan kembali dengan segera.

    e. Parit galian harus dijaga tidak longsordan keselamatan pekerja dapat terjamin.

    1.3.2.Lebardan Kedalaman Parit Galian.

    a. Tempat galian,lebardan kedalamanminimumuntuk pemasangan pipaberikut perlengkapannyasertabangunan-bangunanyang nyata-nyatatermasukdalam pekerjaan iniharusdibuat sesuaidengan gambarpelaksanaan (gambarsituasi, dan potongan),atau bila tidak digunakan akandipakai ketentuan-ketentuan minimal dalamnya galian untuk pemasangan pipamenurutbukupetunjukpemasanganpipadanperalatannyadaripabrik pipa yang bersangkutan.

    b. Patokan/pedomanyangdipakaiuntukdalamnyagalianadalahdiukurdariatas pipasampaipermukaanjalan/tanahasal,ditambahdiameterluarpipadan tebal lapian pasirdibawah pipa.

    c. Parit pipaharusdigalidengankedalamanyangdikehendakisehinggaterdapat pembebananyangmeratadanmeneruspadadasargalian(yangtidakterganggu untuk 2 sambungan pipa).

    d. Kedalamangalianhendaknyaselaludiperiksauntukmendapatkankedalam jalur pipa yang tepat.

    e. Bilatidakdinyatakanlain,lebarparitgaliandisesuaikandenganbesarnyapipa yang akan dipasang dan lebar galian tersebut harus menjamin pekerjaan penyambungan pipa dengan baik sehingga kebocoran-kebocoran pada sambunganpipa dapat dihindarkan.

    f. Bilaperlulebargaliandiperbesaruntukmemudahkanpenempatanalat-alat penyangga dan sebagainya.

    g. Paritdan tempat sambungan atau peralatanpipa hendaknya digalihingga didapatkan suatu lebar yang cukup untuk ruang bekerja, pemasangan,penyambungan,dan penanaman.

    h. Bila pada bagian galian parit pipa terdapatgalian-galian berlumpuratau penggalianterlaludalammakadapatdiurugdenganpasirdengan bahan-bahan lainnya yang aman terhadap pipa, sehingga untuk peletakanpipa harus bebasdarilumpur.

  • i. Urugantersebutkemudiandipadatkandenganalatpemadatanataudengan tangan untuk memperoleh permukaan yang rata pada tempat pemasangan pipa.

    j. Batu-batu besarpada penggalian parit pipa,harus dipindahkan atau dihindari.

    1.3.3.Galian Pada Tanah Jelek

    a. Apabila ternyata didalam pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran- kelongsoran dan keruntuhan-keruntuhan terusmenerus yangmengganggu, haruslah diberipenguat (dari turap kayu atau lainnya) agar terjamin keselamatan dan keamanan pekerjaan,effisienkerja. Penguat hendaknyadirencanakandandibuatuntuk menahansemuabebandan muatan yangmungkin timbulakibat pergerakantanah atautekanan.Konstruksi penguat inihendaknyakakuhingga tidakterjadiperubahanbentukdanposisi dalam keadaan apapun.

    b. Bila pada bagian bawahparit galian ternyatatidak stabil atau dijumpai lapisan- lapisan bekas sampah ataupun humus,lapisan tersebut harus dibuang.

    1.3.4.Pengamanan JalurPipa

    a. Padatempat-tempatparitpipayangdigalidanternyatamudahlongsordapat diberi turap-turap pengaman.

    b. Setiap galianhendaknya dijagatetapkeringsampai konstruksiyangharus dibangun atau pipa yangharus dipasang selesai dilaksanakan.

    c. Apabilajugaternyatabahwadidalamgaliandijumpaiairyangmengganggu, makapelaksanapekerjaanharusmenyediakanpompaatauperalatanlainuntukpengeringan.

    d. Airpermukaan hendaknya dipintaskan atau dengan cara-cara lain dicegah tidak memasukidaerahpemaritansejuahmungkintanpamengakibatkankerusakan-kerusakanpada tanah milik sekitarnya.

    1.3.5.Penimbunan Tanah Galian

    Semua tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu bagi pejalan kakimaupun kendaraan yang lewat.

    Biladiperlukan,pelaksanapekerjaanuntukmengangkuttanahlebihbekasgalian tersebut ketempat lain.

    1.3.6.Galian ini dinyatakan selesai setelah dilaksanakan sesuai gambar dandiperiksa/disetujui olehpengawas.

    1.4. Pemasangan Pipa

    1.4.1.Penyimpanan dan Pengangkutan

    a. Pipa,perlengkapanpipadan bangunan pelengkapnya yangakandipasang harus disimpan digudangpenyimpanan pipa atautempat yangaman,terutama untukpipaPVCharus terbebas darisinarmatahari.

  • b. Cara-cara pengangkutan, penyambungan dari pipa-pipa dan ketentuan- ketentuantekniscarapemasangan harussesuaipetunjuk atau sesuaidengan bukupetunjuk pemasanganpipa danpengangkutandaripabrik pipa yang bersangkutan.

    c. Sebelum dan sesudah dipasang,pipa-pipa dan perlengkapan pipa,harusdijaga bersih dan diperiksa lagi atas kerusakan dan retak-retak.

    1.4.2.Menurunkan Pipa Kedalam Parit Galian

    a. Pipa yangakandipasangditurunkankedalam parit galiandenganbantuan alat- alat khusus yang disediakan oleh Kontraktoratau pelaksana pekerjaan. Semuapipa,alat-alatbantuvalvedanperlengkapanlainnyaharusdenganhati- Hatiditurunkankedalamparitgaliansatupersatudenganderek,tali-talidan lain-lain alat yang sesuaiagarterhindardari kerusakan.

    b. Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat kelalaian Kontraktor atau pelaksana pekerjaan, Kontraktor atau pelaksana pekerjaan harusmenggantipipa-pipayangrusakataumemperbaiki(bilamasihdapatdiperbaiki)kembali sepertisemula dengan persetujuan Direksi Proyek.

    1.4.3.Pemeriksaan Sebelum Pemasangan

    Semua pipa dan perlengkapan pipayang akandipasang serta alat-alat bantu untuk pemasangan tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati untuk menghindaribahwayangterpasangtidakcacat sesaat sebelumpipa- pipa/perlengkapan pipatersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya.

    Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan haltersebut harus dihindarkan, atau ujung pipa yang bengkok harus dipotong sesuai dengan petunjuk-petunjuk.

    1.4.4.Pembersihan Pipa dan Alat-alat Bantu

    Semuapipayangakandipasangharusbebasdarisegalamacamjeniskotoran. Bagian luardan dalamujungpipa yangakandipasangharusdicuciterlebih dahulu sampaibersih,bebasdariminyakdangemuksehingga diperolehsambunganpipa yang stabil dan baik.

    1.4.5.Pemasangan Pipa

    a. Padapipa-pipayangsudahdipasangharusdicegahjangansampaikemasukan segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing-puing,alat-alat,bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihandan kelancaran aliran airdidalam pipa.

    b. Setiap pipayang sudah dimasukkan kedalam parit galian harus langsung dipasangdandisetelsambungannyadankemudiandiurugdenganbahan-bahan yang aman atau sesuai gambar,serta dipadatkandengan sempurna.

    c. Semuaujungpipayangterakhiryangpadasaatpemasangannyaberhenti,harus ditutupsehingga kotoran ataupun airbuangan tidak masuk kedalam pipa.

    d. Tikungan/belokan (vertikal/horizontal) tanpa elbow/bend dilaksanakan sedemikianrupasehinggasudutsambunganantaraduapipatidakbolehlebihbesardariyang diizinkan oleh pabrik pipa yangbersangkutan.

  • I-1010

    e. Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan),harus dilaksanakandengan penyambung bend/elbow yang sesuai,begitupula untuk percabangan harus dengan tee atau tee cross (sesuai kebutuhannya).

    f. Membengkokkan lebihbesar dari sudut yang dipersyaratkan atau merubah bentukpipadengancaraapapuntidakdiperbolehkan(secaramekanismaupundengancara pemanasan).

    g. Peildariperletakanpipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asalharus diperiksa dengan teliti sesuai gambar.

    h. Pada waktupemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukanpipa agarpipa yangdipasangbetul-betullurusserta pada peilyang benardan dasarpipa harus terletak rata,tidak boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknyapipa dikemudian hari.

    i. Padawaktupemasanganpipa,paritgalianuntukperletakanpipaharuskering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering.

    j. Disekelilingpipa harusdiberipasirurugsesuaidengan gambaratau bila tidak dinyatakanlaindiberilapisanpasirurugsedemikianrupasehinggaterdapat pasirsetebal15 cmdi bawah,disamping dan diatas pipa,kecuali untuk pipa- pipa yangmemotong jalan harusdiurugsegera dengan pasir pasangpenuh,dan tanahbekas galiannyaharus disingkirkan agarsegera dapatdilaluikendaraan- kendaraan,dankhususuntukjalan-jalanprotokol (lalulintaspadat dan kendaraan-kendaraan berat)harus dilindungi dengan pelat baja.

    k. Semuapemasanganfittingpenyambunganpipasepertitee,elbow/bend,dan sebagainya harus diberi blok-blok ankerdari beton (beton campuran 1 :2 :3).

    l. Setiappekerjaanpemasanganpipayangdihentikanpadawaktudiluarjam-jam kerja,ujung-ujung pipa yang terakhirharus ditutup rapatairuntukmencegah masuknya kotoran, benda-benda asing, airkotorke dalam pipa.

    m. Materialyangdigunakanuntuktutupujungpipatersebutharusbersihdan bebas dari minyak, oli, ter/aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.

    n. Semuaujungpipayangterakhiryangtidakdilanjutkanlagiharusditutupdan diberi penahan dari beton (campuran 1:2:3).

    1.4.6.Pemotongan pipa

    Apabilabenar-benardiperlukan,pemotonganpipadapat dilakukanharus dilaksanakandenganalat yangsesuai/khususuntuk jenisataubahanpipa yang dipasang,agarbenar-benarterjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat-syarat teknis/petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan.

    1.4.7.Penyingkiran Sarana-Sarana yang ada

    Segalasaranayangperludisingkirkanakibat penggalianpekerjaanpemasangan pipa,harus diperbaiki dan dikembalikan sepertikeadaan dan kondisi semula.

    1.5. Penyambungan Pipa

    1.5.1.Umum

    a. Pada bagian luar setiap pipa dan penyambung harus diberi tanda yang mencakupdiameter nominaldalammm,tebaldindingnominaldalammm, tingkatkelas,cappabrikdannomorproduksisetiappipalengkung(bend)harus

  • I-1111

    Jugamencantumkanbesarnyasudutlengkung.Pemberiantersebutharustidak mengganggu kekuatan pipa.

    b. Penyambunganpipa-pipadilaksanakansesuaidenganpetunjukpenyambungan pipa daripabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjukpendamping.

    c. Penyambungan pipa yang akan dilaksanakanadalah sebagai berikut: - PipaPVCdenganTS-Jointatauperekat(untuk2). - Pipa GIP dengan ulir(untuk 3).

    1.5.2.Sambungan pipaPVCdenganTS-Joint (dengan mempergunakan lem/perekat).

    a. Bahan-bahanpenghubungtermasuk cairanpembersihdanpelumas,yang dilengkapipabrik pembuatnya harusdisediakandengan jumlahyang cukupdan ditambah 20% sebagai cadangan.

    b. Bersihkansocketdansphigotdenganbahanpembersih(cleaner).Kemudian oleskansatulapislemsecarameratadenganmenggunakankwasbersihpada permukaansocket dan sphigot. Baikbahanpembersihmaupunlemyangdipergunakanpadapekerjaaniniharus sesuai dengan petunjuk pabrik.

    c. Oleskan bahan perekat yang sudah sesuai pada permukaan pipa secara membujurdan jangan secara melintang.

    d. Masukkansegerasphigotkedalamsocketsampaisedalamsocketitu,tahan posisiitu selama beberapa waktu yang cukup.

    e. Bersihkan mulut socket dari sisa bahan perekat yang mungkin ada.Sesudah 2-3 menit,sambungan itu sudah menjadi kuat.

    f. Ujicoba tekanan,baru dapat dilakukan setelah 24 jam kemudian. g. Defleksi yang diizinkanuntuk sambungan dengan lem ini,besarnya ditentukan

    sesuai dengan petunjuk pabrik.

    1.5.3 Penyambungan pipa u PVCdengan Rubberring (gelang karet)

    a. gelang,Cincin,ring karet penutup harus tahan terhadap serangan mikroorgaisme danterhadap semua zat yang terkandung dalam airdan tanah padakeadaaan normal.Cincin/ring penutup yang terdiri dari karet-karet asli atau karetsintetis harus sesuai denganSII-03440-82 atau standarlainnya yang samadandiakui.Cincin-cincinkaret initersediadalam jumlahyang cukupdan ditambah 5% sebagai cadangan.

    b. Bersihkansocket,alur,ringkaretdanujungsphigotdenganbahanpembersih(cleaner).Bagianyangbersphigot harusmiring15derajat darisumbupipa danmasuk kedalam dari pipa yang harus ditandai.Pada saatitu ring karetditekanhingga berbentukhati dan masukkan kedalam alurnya.

    c. Oleskan minyakpelumas (lubrikan)secara merata kira-kira setengah dari panjangnya sphigot.

    d. Setelahkeduapipabenar-benar sejajardikeduabidangnya,dorong sphigot kedalam socket dengan gerakan memutaryang ringan.

    e. Dorong sphigot sampai kedalam tanda yang sudah ditentukan sebelumnya. h. Defleksi yang diizinkanuntuk sambungan dengan rubbering ini,besarnya

    ditentukan sesuai dengan petunjuk pabrik dan atau petunjuk-petunjuk langsung daripabrik

  • I-1212

    1.5.4.Penyambungan pipa GIdengan Sambungan Flens

    a. SetelahFlenspipasudahbersihpermukaannya,kemudiandipasangdandibuatdengan putaran secukupnya.

    b. Baut-baut harusdiputar dengan kunci-kunci yang sesuai sehingga dapat menjaminkesamarataanbaut-bautpipadengankedudukanflenspipa,sehingga terdapattekanan yang sama pada seluruh permukaan dari flens.

    c. Sebelum baut dipasang, semua baut dan mur harus diberi gemuk dengan sempurna.

    1.5.5.Penyambungan pipa GIdengan ulir

    a. Bersihkanbagianulirluardariujungpipadanbagianulirdalamdarisoket dengansikat

    baja. b. Balutbagianulirluartersebutdenganmempergunakansaletapeyangbiasadigunakan

    untuk sambungan pipa ulir. c. Masukanpipatersebutsecarahati-hatikedalamsoketdengancaramemutar

    pipa/sokettersebut.Prosespemasukanpipadengansokettersebutdilakukan setelah posisi pipa-pipadan soket tersebut benar-benarsejajar.

    d. Defleksi/lendutan pipamaksimum yang diperbolehkan disesuaikan dengan ketentuan pabrik pembuatnya .

    1.5.6.Sambungan Pipa GIdengan Las

    Sebelum pipadilas,bagianyangakandilasharusdibersihkandarisegalabendaatau bahan asing.Las busurlistrik digunakan untuk pengelasan,memakai batang-batang sebagaipencegahpanasyangberlebihanpadapengisi.Kawat lasyangdipergunakanadalah jenisJIS Z.3211atausemutu.Kawatlasyanglembabtidak dapat dipakai untuk kawatyangmengandung zat cairyangrendah.Mesinlasyangdapat dipakai harus sesuai.Semprotan airdapat diberikan pada bahan pengisi untuk mencegah mengelupas akibatpengelasan. Setelah dilas, bagian luar pipa dilapisi dengan lapisan pelindung (coating)seperti petunjuk dari pabrik pembuatnya.

    1.6. Pemasangan Expansiondan FlexibleJoint

    1.6.1.Setiappemasanganexpansiondanflexiblejointharusdipasangpadaketinggian yang tepat.

    1.6.2.Sebelum dipasang, ujung-ujung flens ataupun ujugn coupling dari sambungan terlebih

    dahulu harus dibersihkan.

    1.7. Pemasangan Valve/katup

    1.7.1.Lokasi pemasangan valves dan valve boxes sesuai dengan gambar.

    1.7.2.Kotak Valve /katup Kotakvalvetidakboleh meneruskangoncanganatautekanankepadavalvejadipemasangannya harus tepat dan lurus diatas valve.

  • I-1313

    Penutupdariboxtingginyaharussamadengangabardanmencapaipermukaan jalan aspal/ tanah yangada.

    1.7.3.AirValve (Katup Udara)

    a. Airvalveyangakandipasangpadapipadilaksanakansepertiterteradidalam gambar. b. Tipe/Teeuntukkedudukanairvalve,mur/bautdansemuaperalatanyangakan

    digunakanuntukpemasanganharusbersihdarikotoran.Airvalveharusdibuatdan dikunci dengan sempurna pipa/Tee sehinggakedap air.

    1.8. Perlintasan Pipa

    Perlintasan pipameliputi perlintasan pipa dengan jalan raya dan sungaiserta jalan kereta apiapabilaada,sepertiyangterlihat dalam gambar.Pelaksana pekerjaan hendaknyamendapatkan izin-izin yang diperlukan untuk membuatbangunan perlintasan dari instansiyang berwenang.

    1.8.1.Perlintasan Kali/Sungai

    a. Untuk pipa-pipa yangmelintasikali/sungai,bila mengizinkan,pipa-pipa digantungkan

    pada jembatan yangada dengan konstruksi yang sederhana,yaitudenganmemakaigantungandaribesiplat yangdikuatkanpadagelagar jembatan.Pipa yangdigunakanuntuk perlintasanpipa adalahpipa baja atau pipa GI.

    b. Apabila tidakmemungkinkan digantung pada jembatan yang ada, harus diadakan jembatan pipatersendiri.

    1.8.2.Jembatan Pipa

    a.Umum

    - Jembatan pipa direncanakan seperti terlihat pada gambarrencana. - Semua tenaga, alat-alat dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang

    diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus disiapkan. - Pelaksaanpekerjaanharusmemeriksakembalisemuaukuranyangadadidalam

    gambar sesuai dengan hasil survey yang dilakukan sendiri di lapangan. - Datahasilpenyelidikantanahbiladiperlukanuntukpemasanganjembatanpipa

    harus ada. - Ringsupport(klempengamananpipa) harusbetul-betuldipasangpada setiap

    bantalan piersebagaimana terlihat padagambar. - Klem pengaman pipa harus dibuat dari satu jenis baja sesuai dengan

    standardyangditentukan.Setelahsemuaklempengamanpipadipasang padaposisi yang dikehendaki kemudiandilas pada sekeliling pipa dan dicat.

    - Pelaksanan pekerjaanharus mempersiapkan kayu-kayu ataupun batang- batangkelapamelintasisungaidenganlebarseperlunyauntukperancah pelaksanaan pemasanganpipa, penyambungan pengelasan dan untuk pengecatan pipa.

  • I-1414

    - Perancahtersebutdibuatharusdalamkeadaankuat,sehinggaterjaminpelaksanaan yang aman waktu pemasangan pipa ataupun waktu pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang (bila ada).

    - Bila pemasanganpipa digantung pada jembatan yang ada, ataupun digantungpadabangunan-bangunanlainyangada,persetujuandaripemilik Atauinstansi yang berwenang mengenai rencana pelaksanaan Penggantunganpipa pada bangunan-bangunan tersebut harus didapatkan.

    b. Shop drawing (gambarkerja)danRencana Pelaksanaan

    Darihasilsurvey lapangan danpengecekan kembali segalaukuran-ukuran, gambar-gambar yangada perlu disesuaikan. Sebelum melaksanakanpemasangan jembatanpipa,gambaryang menunjukkan semua ukuran-ukuran, detail pipa, pondasi abutment, tiang pancang dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan harus ada.

    1.9. Pengurugan

    1.9.1.Umum

    a. Pengurugankembalibekasgalianharusdilakukantidaklangsungkebagianpipaatau struktur.

    b. Uruganbarudapatdilaksanakan,setelahpemasanganpipaselesaidiperiksadan disetujui.

    c. Bahanurugantidakbolehmengandungbenda-bendaorganis,sepertirumput-rumputan,akar-akarpohondanlainsebagainyadantidakmerupakanbahan yangmelar (non expansive),serta tidak mengandung bendakeras/batudengan diameterlebih besardari2 cm.

    d. Semua pasir yang digunakan sebagai bahan urugan harus pasir alam yang komposisinyabaik,tidakbergumpal-gumpal,bebasdaribara,abu,sampah ataubahan lainnya.

    e. Pada pasirurug tidak boleh terdapat lebih dari 10% (berat)tanah liat. f. Uruganpasiriniharusdipadatkandengancara memberiairpadatiaplapisanpasirurug. g. Urugan tanahuntuk pipa tiap-tiap pekerjaan harus diadakan selapis demi

    selapisyang tiap-tiap lapisdidapatkan dan tanah urug yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran organik dan lain-lain sebagainya.Tiap lapisurugan maksimum 30 cm.

    h. Semuagalianparitdibawahpipaharusdiurugdenganpasirdaribagianbawahparitsampaisumbupipa,uruganpasirinikemudiandipadatkan.Tebalurugan pasirsesuai dengan gambarrencana.

    i. Penguruganpasiruntukdasarpipabarudinyatakanselesaisetelahdisetujui yaitu bila peil pipa sudah tepat pada tempatnya.

    j. Pada bagian samping dan atas pipa/sambungan pipa/fitting harus diurugdengan pasirurug yang dipadatkan lapis demi lapis,setiap lapis urugan pasirtidak lebih dari 10 cm dantebal urugan pasirsesuai dengan gambar.

    k. Penguruganlapisantanahdilakukanlapisdemi lapissampaikepermukaanyangdirencanakan.Ketebalan tiap lapis tidak lebih dari 30 cm. Urugan tanah untukpemasangan pipa baru dilaksanakan setelah pengurugan pasirsekeliling pipa yang dipasang telah selesaidisetujui Direksi Proyek.

    l. Pengurugan tidakboleh dilakukan pada tempat-tempat sambungan pipa, sambunganfittingdantempat-tempat lainyangditentukanDireksiProyeksebelum pengujian pemasangan dinyatakan disetujui Direksi Proyek.

  • I-1515

    Bila sebelum pengujian pipa, ada bagian-bagian yangharus diurug untuk kepentingan lalu lintas ataupun untuk keperluan lain,Kontraktoratau pelaksana pekerjaan harus melaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi Proyek.

    1.10. PerbaikanKembali

    pelaksana pekerjaan berkewajiban serta bertanggung jawab untuk perbaikan kembalisepertikeadaan/konstruksisemula (sebelum pemasananpipa)dengan konstruksi dan kwalitasyang minimalharus sama,untuk semua bangunan dan konstruksilainnyayangrusak oleh akibatpelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa, antara lain : - Jalan aspal harus kembali beraspal - Jalan batu harus kembali berbatu - Trotoirbeton harus kembali berbeton - Bidang tanah berumput/tanaman-tanaman yang rusak harus kembali

    berumput/tanaman-tanaman seperti semula. - Dan lain-lain yang dijumpai selama pelaksanaanpekerjaan.

    Biaya yang timbul akibat perbaikan ini adalah sudah termasuk kedalam biaya pelaksanaan : Setelah pemasanganpipa, sisa-sisa tanah/material bekas galian/urugan harus diangkutdan dibuang ketempat lain yang amansehingga bersih/ rapi.

    1.11. PengetesanPipa

    1.11.1. Umum

    a. Pipa yang telah dipasang harus dites/diuji persambungannya untuk mengetahui apakah penyambungan pipa sudah dilakukan dengan sempurna.

    b. Pengetesan pipadilaksanakan harusdengansepengetahuandan disaksikan oleh pengawas pekerjaan.Pengetesan ulang harusdilaksanakan kembali bila hasil pengetesan belum mendapat persetujuan dari pengawas.

    Bilatidakditentukanlain,makasemuabiayayangtimbulakibatpekerjaanpengetesan ini sudah termasuk kedalam biaya pelaksanaan.

    c,

    Padaprinsipnyapengetesandilakukandengancarabagiandemibagiandaripanjangpipadenganpanjangpipauntuktiapkalipengetesantidaklebihdari 500 m.

    d. Pengetesan pipa harusdilakukan dengan tekanan minimal 15 (dua puluh) atmosfiratau dua kalitekanan kerja pipa,dan apabila selama1 (satu) jam tekanan tidak berubah atau turun,test dinyatakan berhasil dan dapat diterima.

    e. Pipa harus diisi airterlebih dahulu selama 24 jam sebelum test dilakukan. f. PengetesanuntukjenispipaPVCdengansambungansolventcementbaru

    bolehdilakukanpalingcepat 24jam setelahpenyambunganpipayangterakhir (untuk bagian pipa yangakanditest).

    g. Pengetesan dapat dilaksanakandengan cara-cara sebagai berikut : - Hydrostaticpressure test - Leakage test

    h. Segala biaya untuk pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

  • I-1616

    1.11.2. HydrostaticPressure Test

    a. Umum

    - Setelah pipadipasang dan sebagian telah diurug,pada pipa tersebut harus dilakukan pengujian tekanan hydrostatis (Hydrostatis pressure test).

    - Semuaperalatanyangdiperlukanuntukpengujianiniharusdisediakan olehpelaksana pekerjaan.

    b. Pelaksanaan pengujian

    - Sebelum dilaksanakanpengujian, semua udara harus dikeluarkan dari

    dalam pipadengan caramengisi pipa denganairsampai penuh.Bila pada jalurpipa yangdiujitidak terdapat valvepembuangan udara(airvalve), pelaksanapekerjaandapat memasangkranpembuangudarapadatempatyang tepat.

    - Setelahudarahabisterbuangdaridalampipa,kranpembuanganudaraditutup rapat-rapat dankemudian pengujian dapat dilakukan.

    - Saat-saatdilaksanakanpengujian,semuakran-kranharusdalamkeadaantertutup.

    - Lama pengujiandilaksanakan minimum 60 menit.

    c. Hasil Pengujian

    Pada waktu pengujian,semua sambungan pipa,fittings maupun perlengkapan lainnya harusdiuji/ditest padagalianparityangterbuka (belumdiurug).Bilakelihatan adakebocoran-kebocoran pada sambungan-sambungan tersebut maka sambungan tersebut harusdiperbaikisehingga tidak terdapat kebocoran pada tempat sambungantersebut.

    Bila ada pipa-pipa,sambungan pipa,fittingsdan perlengkapan pipa lainnya yang retak ataupun rusak pada waktupengujiantersebut,makapipa,sambunganpipa,fittingdanperlengkapantersebut harusdigantidenganyang baru dan pengetesan pipa harus diulang kembali.

    1.11.3. Pengujian Kebocoran (Leakage Test)

    a. Umum

    - Pengujian kebocoranharus dilaksanakan setelah pengujian tekanan hidrostatis selesai dilaksanakan dan berhasil baik.

    - Semua peralatan-peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pengujiankebocoran harus disiapkan.

    - Lamanyapengujianuntuktiapkalipengujianadalah2jamdanselamapengujian,

    pipa-pipa harus tetap menunjukkan tekanan normal 10 kg/cm2. - Bilahasilpengujiantidakmemenuhipersyaratanyangditetapkansepertidiatas,

    pelaksanapekerjaan harus memperbaiki kebocoran-kebocoran pada sambungan-sambungan pipa sampai hasil pengujian kebocoran memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

  • I-1717

    1.12. Pengurusan Pipa

    Pelaksanapekerjaanharusmencucisemuapipa yangsudahselesaidipasang.Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah airbersih.

    Pengurusan dilaksanakan mulai dari hulu pipa yang sudah dipasang dandibuang ke saluran-saluran drainage,secara berangsur-angsursegala kotoran-kotoran ada didalam pipa dibersihkan.

    Lamanyapelaksanaanpengurasanakanditentukanberdasarkankebersihanair hasil cucian.

    1.13. Desinfeksi

    a. Setelah semuapipa terpasang dan dikuras, semua pipa-pipa tersebut seluruhnya sebaiknya didesinfeksi oleh pelaksana pekerjaan.

    b. Desinfeksididalampipadilakukandenganmengisiairyangdicampurdengan chloorsebanyak 10 mg/literkedalam pipa.

    c. Setelah24 jam,sisa chloorharus diperiksa dan bila dari hasil pemeriksaan tersebutternyatasisa chloorlebihdari5mg/literberartipekerjaandesinfeksi tersebutsudah memenuhi persyaratan.

    d.Biladarihasilpemeriksaantersebutmenunjukkansisachloorkurang dari5mg/liter,maka chloorharusditambah dan dicampurcdan selanjutnya ditunggu selama24jam lagidanpemeriksaandilakukankembal.Demikianseterusnya sampai sisa chloorlebih dari 5 mg/liter.

    1.14. Pengecatan

    a. Semuapipabajaatau GIyangterbukaterhadapudara,harus diberidua lapisan cat dasarsetelah dipermukaan pipa terlebih dahulu dibersihkan dan sudah kering.

    b. Semuasambungan pipabaja atau GIyangpengelasannyadilaksanakan di lapangan,makasetelahselesaidilasbagianlapisandalamdanluarharus diperbaikikembali.Bagianpipayangsudahdiperbaikitersebut,harusdilapisi kembali dengan ter ataupun cat dasar meni merah seperti sebagaimana keadaansemula.

    1.15 Gambar Terbangun (As-Built Drawing)

    Gambarhasilpelaksanaanharusdisiapkan,dimanagambartersebutakanmenunjukkan hal-hal yang telah dilaksanakan sesuai dengan gambarteknis atau mengalami perubahan.

  • BAB II SPESIFIKASI TEKNIS

    BAGIAN II. PEKERJAAN SIPIL DAN BANGUNAN

    II.1 Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan Tanah

    Pasal 1 Pekerjaan Persiapan

    1.1. Dasar Ukuran Tinggi dan Pengukuran

    a. Pelaksana pekerjaan harus membuat peil pokok/patok utama untuk setiap unit pekerjaan yang memerlukan bouwplank.

    b. Peil pokok tersebut harus diikat ketinggiannya dengan peil yang sudah ada atau terhadap tinggi peil setempat, dan hasil pengikatan peil tersebut harus ditandai dengan cat.

    c. Semua patok-patok/bouwplank harus terbuat dari bahan yang kuat dan awet, dipasang kokoh tidak diperbolehkan untuk bisa berubah tempat ataupun tertimbun tanah dan permukaan atasnya rata.

    d. Bouwplank harus diikat ketinggiannya dengan peil pokok, dan ditandai ketinggiannya dengan cat.

    e. Setelah pekerjaan pemasangan bouwplank selesai, pelaksana pekerjaan harus menyediakan alat ukur lengkap dengan perlengkapannya, seperti juru ukur, pekerja-pekerja dan sebagainya yang diperlukan untuk pemeriksaan.

    f. Jika pemasangan peil/bouwplank salah, maka harus dibetulkan.

    1.2. Pembersihan Tempat Pekerjaan

    Sebelum memulai suatu pekerjaan yang ada, pelaksana pekerjaan harus membersihkan lapangan pekerjaan dari segala macam tumbuh-tumbuhan dan lain- lain rintangan yang terdapat disekitar lapangan pekerjaan tersebut.

    1.3. Ruang kerja, Gudang dan Los Kerja

    Pelaksana pekerjaan sebaiknya menyiapkan ruang/kantor kerja, gudang dan los kerja yang pantas di tempat pekerjaan, lengkap dengan kunci dan perabotan yang diperlukan.

    Dinding dan lantai gudang tidak lembab, memenuhi syarat-syarat tehnis dan keamanan.

    Pasal 2 Pekerjaan Tanah

    2.1. Umum

    2.1.1. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan tenaga kerja, bahan perlengkapan, alat pengangkutan dan piranti lain yang diperlukan untuk pekerjaan tanah.

  • 2.1.2. Semua penggalian, pengurugan dan cara pengurugan harus sesuai dengan syarat- syarat.

    2.2. Pembersihan Lapangan

    2.2.1. Sebelum pelaksana pekerjaan mulai dengan pekerjaan penggalian, penempatan bahan urugan atau penimbunan bahan, semua bagian lapangan yang akan dikerjakan atau ditempati, harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan sampah yang kemudian dibuang ke tempat yang aman.

    2.2.2. Semua pohon-pohon dan semak-semak yang direncanakan tetap berada

    ditempatnya harus dihindari dari kerusakan. Hasil pembersihan harus dipindahkan dari lapangan pekerjaan.

    2.3. Penggalian

    2.3.1. Umum.

    a. Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi dari elevasi tanah

    yang direncanakan untuk pondasi gedung, pondasi reservoir, parit pipa dan saluran drainase. Hasil-hasil galian diangkut ke tempat-tempat dimana diperlukan pengurugan atau ke tempat lain yang aman dan tidak mengganggu.

    b. Pekerjaan penggalian tanah termasuk juga pembuangan segala benda yang ditemukan dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.

    c. Galian tanah baru dimulai setelah pemasangan patok/bouwplank atau pato- patok.

    d. Penggalian harus sesuai dengan garis dan elevasi yang tertera pada gambar. e. Kemiringan pada galian harus pada sudut kemiringan (talud) yang aman. f. Pelaksana pekerjaan harus menjaga pengaruh-pengaruh luar ke dalam lubang

    galian seperti air tanah, kelongsoran, hujan, air permukaan, lumpur yang masuk dan benda-benda lain yang tidak diinginkan. Biaya untuk pekerjaan ini harus sudah diperhitungkan dalam biaya pelaksanaan pekerjaan.

    g. Jika ada kerusakan-kerusakan akibat hal-hal tersebut di atas, maka harus bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan tersebut dan memperbaikinya kembali sampai seperti keadaan semula.

    h. Untuk galian-galian yang memotong saluran-saluran di bawah tanah, baik itu berupa saluran telekomunikasi, listrik, air dan sebagainya, maka pelaksana pekerjaan harus bertanggung jawab penuh untuk melapor kepada instansi terkait atau memindahkan ke tempat yang lain.

    i. pelaksana pekerjaan hendaknya menyiapkan satu tempat untuk menampung kelebihan tanah hasil galian.

    j. Penyimpanan/pembuangan tanah galian tidak boleh mengganggu kedudukan patok-patok/bouwplank, atau bagian-bagian yang tidak diperbolehkan tergantung kedudukannya.

    2.3.2. Kelebihan galian yang diperintahkan.

    a. Bila diperlukan, lubang galian harus digali lebih dalam sampai kedalaman yang

    ditentukan. Setelah galian selesai, permukaan tanah harus diratakan, dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik.

  • 2.3.3. Penggalian tanah untuk pondasi.

    a. Penggalian harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi, dan

    penampang lereng disebelah kiri-kanan galian dimiringkan keluar arah pondasi dengan sudut kemiringan yang aman sehingga tidak menimbulkan keruntuhan, atau seperti yang terlihat pada gambar.

    b. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan apabila galian ternyata tidak sesuai dengan rencana gambar pondasi, pelaksana pekerjaan harus melaporkannya pada pengawas dan dimintakan keputusannya.

    c. Kecuali dinyatakan lain dalam gambar, dasar dari semua galian harus rata. Jika pada dasar galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian- bagian tanah yang berongga (tidak padat), maka bagian itu harus dikeluarkan seluruhnya, dan lubang yang terjadi harus diisi dengan pasir. Khusus untuk pondasi reservoir, lubang yang terjadi harus diisi dengan sirtu.

    d. Setiap kelebihan galian di bawah permukaan yang telah ditentukan harus diurug kembali sampai permukaan semula dengan pasir (sirtu untuk pondasi ground reservoir). Pasir tersebut harus dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik untuk mencegah turunnya bangunan yang akan dikerjakan.

    e. Penggalian lapisan 15 cm terakhir dari dasar pondasi harus dilakukan dengan tangan (mamual), tidak diperbolehkan menggunakan alat-alat berat.

    f. Air yang tergenang di lapangan atau pada galian selama pelaksanaan pekerjaan dari mata air, hujan atau kebocoran pipa-pipa selama pelaksanaan pekerjaan harus dikeringkan atau dipompa keluar.

    2.3.4. Galian Parit Pipa

    a. Galian parit pemasangan pipa disebut : Galian Parit Pipa. b. Lebar dasar parit harus berukuran minimal diameter luar pipa ditambah 300

    mm dan maksimal diameter luar pipa ditambah 500 mm, atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.

    c. Dasar parit harus dibuat sama rata dengan dasar pipa, sehingga dasar setiap bagian pipa yang dipasang harus mengenai tanah sepanjang jalur pipa.

    2.3.5. Penggalian Batuan dan Batu Besar

    Batu-batu besar yang dijumpai pada waktu penggalian harus dikeluarkan atas biaya pelaksanaan.

    2.3.6. Pemompaan air tanah pada galian di bawah muka air tanah.

    Penggalian tanah harus dikerjakan dalam keadaan kering. pelaksana pekerjaan bertanggung jawab untuk merencanakan sistim pemompaan air tanah.

    Pemompaan dikerjakan dengan syarat-syarat sebagai berikut : a. Sistim yang dipakai tidak boleh mengakibatkan penaikan/penurunan tanah

    (heaving) dasar galian secara berlebihan. b. Jumlah dan kapasitas pompa harus diadakan secukupnya. c. Air yang dipompa harus dibuang, sehingga tidak mengganggu galian atau

    sekitarnya. d. Sistim pemompaan harus diperhitungkan secara detail dalam menghadapi

    bahaya longsor terhadap pekerjaan dan daerah yang berdekatan pada waktu hujan besar.

  • e. Di dalam hal terjadi kerusakan total dari sistim pengeringan setelah dinding-

    dinding dikerjakan tapi sebelum bagian atas dikerjakan, maka tindakan pencegahan darurat harus diadakan untuk mengisi struktur dengan air. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah tekanan air yang berlebihan (uplift) terhadap struktur.

    2.4. Urugan Pasir dan Pengurugan Kembali

    2.4.1. Urugan pasir dilakukan di bawah semua lantai atau seperti yang terlihat pada gambar dengan tebal sesuai dengan gambar, termasuk lantai rabat.

    2.4.2. Urugan pasir harus disiram air kemudian ditumbuk/dipadatkan hingga padat.

    2.4.3. Bahan urugan pasir harus bersih.

    2.4.4. Bahan urugan kembali dapat berupa bahan terpilih dari bekas galian semula atau

    yang didatangkan dari tempat lain yang bebas dari bahan organis dan benda padat yang diameternya lebih besar dari 5 cm.

    II.2 Pekerjaan Konstruksi Beton

    Pasal 1 Pekerjaan Beton

    1.1. Umum

    1.1.1. Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan persyaratan yang ditentukan ini yang didasari dalam Peraturan Beton 1971 (PBI 1971) dan harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatannya dan kesesuaian yang tinggi menurut Gambar kerja dan instruksi-instruksi oleh pengawas/pendamping.

    1.1.2. Semua pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ada pada

    gambar-gambar rencana harus dibongkar dan diganti.

    1.1.3. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik dari yang ditentukan.

    1.2. Bahan

    1.2.1. Portland Cement (PC)

    Semua merk PC yang digunakan harus Portland Cement merk Standard, yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan Portland Cement klas I-2475 (PBI-1971 NI-2). Seluruh pekerjaan sebaiknya menggunakan satu merk PC. PC harus disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai. PC yang telah menggumpal atau membatu tidak boleh digunakan. PC harus disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dandiambilcontohnya.

  • 1.2.2. Koral dan Pasir (Agregat)

    1. Agregat harus sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971, dimana kerikil untuk beton berukuran 2-3 cm, bersih keras, padat (tidak porous) dan cukup syarat kekerasannya. Agregat halus (pasir) tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering), bersih, berbutir tajam dan keras.

    2. sebelum pengecoran dimulai, contoh-contoh material harus sudah siap untuk diadakan pengecekak atas keseuaian terhadap syarat.

    3. Agregat kasar dan halus diangkat dan disimpan terpisah.

    1.2.3. Air.

    Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus mengikuti syarat PBI- 1971,dimana Sebaiknya dipakai air bersih yang tidak mengandung banyak lumpur.

    1.3. Campuran Beton

    1.3.1. Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan pembantu (admixture) bila diperlukan, pasir, koral dan air. Kwalitas bahan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan campuran beton rencana untuk berbagai jenis pekerjaan beton/kuat tekan beton harus ditentukan sesuai gambar yang ada. Apabila campuran beton rencana sudah ditentukan perbandingannya (misal: 1pc:2ps:3krl), maka percobaan kubus beton dan uji kubus beton tidak perlu dilakukan.

    1.3.2. Di dalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat akan diukur

    menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus, pengukuran material dengan volume, akan dipakai untuk bangunan-bangunan struktur yang kecil.

    1.3.3. Semua volume dan berat agregat, semen, dan air harus ditakar dengan seksama.

    Bilamana proporsi-proporsi yang disyaratkan tidak dilaksanakan, maka konstruksi beton yang sudah dicor dapat diperintahkan untuk segera disingkirkan.

    1.4. Testing Beton dan Peralatannya

    1.4.1. Pelaksana pekerjaan harus membuat, merawat dan mengadakan test-test kubus beton pada laboratorium beton yang disetujui Direksi atas biaya sendiri untuk mencapai kekuatan tekan beton sesuai dengan yang disyaratkan, pada beton yang belum ditentukan proporsi campurannya. Untuk beton yang telah ditentukan campurannya test-test kubus beton tidak perlu dilakukan. Kesesuaian campuran yang harus mendapatkan pengecekan. Test yang harus dilakukan adalah pada

    waktu kubus beton berumur 7 hari dan 28 hari. Setiap 5 m3 beton yang dicor, maka harus dibuat satu seri benda uji terdiri dari 2 buah yaitu untuk 7 hari dan 28 hari. Setiap benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan dari bagian mana beton diambil. Jika digunakan beton ready-mix, maka dari tiap truck dibuat 2 benda uji untuk test 7 hari dan 28 hari.

    1.5. Persiapan Pengecoran Beton

    1.5.1. Umum Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka sebelumnya pelaksana pekerjaan harus membuat laporan tertulis kepada pengawas/pendamping yang menyebutkan :

  • - Jumlah volume beton yang dicor, dan Time schedule pelaksanaan pengecoran - Jumlah alat-alat pengecoran misalnya : fibrator/alat penggetar yang lain,

    molen/pengaduk yang tersedia di lapangan, - Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang tersedia di lapangan, bila

    diperlukan - Jumlah tenaga kerja yang ada di lapangan - Kebersihan Tempat pengecoran, dan Kesiapan penulangan sesuai dengan

    gambar

    Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan tersebut di atas terpenuhi.

    1.5.2. Pencegahan Korosi

    Pipa, pipa listrik, angker dan bahan lain yang terbuat dari besi yang ditanam dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton, kecuali jika ada perintah lain. Jarak antara bahan tersebut dengan setiap bagian pembesian sekurang-kurangnya harus 5 cm. Cara yang dibenarkan untuk mengikat bahan itu pada kedudukan yang benar adalah dengan kawat atau mengelas ke besi beton.

    1.5.3. Persiapan Permukaan yang akan dicor Beton

    Sebelum adukan beton dicor, semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian cetakan-cetakan dan pasangan- pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sampai jenuh. Permukaan tanah atau lantai kerja harus dibasahi dengan siraman air sebelum pengecoran, permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air terus menerus sampai tiba saat pengecoran. Bagaimanapun juga permukaan tersebut harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari lumpur serta kotoran-kotoran pada saat pengecoran beton.

    1.5.4. Sambungan Beton

    Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan erat dengan beton baru, dan bila perlu juga bidang-bidang akhir dari beton pada siar pelaksanaan, harus dikasarkan dulu, kemudian bidang-bidang tersebut harus dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda lepas, setelah itu harus dibasahi dengan air sampai jenuh. Sesaat sebelum beton yang baru akan dicor semua permukaan sambungan beton yang horizontal harus dilapisi atau disapu dengan spesi mortal dengan susunan yang sama seperti yang terdapat dalam betonnya. Lapisan spesi mortal tersebut harus disebar merata dan harus dikerjakan benar sampai mengisi ke dalam seluruh liku-liku permukaan beton lama yang tidak rata, sedapat mungkiin harus dipergunakan sapu kawat untuk menyisipkan lapisan aduk tersebut ke dalam celah permukaan beton lama.

    1.5.5. Persiapan Pengecoran

    Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting/perancah , pekerjaan tulangan dan pekerjaan instalasi yang tertanam selesai dipasang dan persiapan seluruh permukaan tempat pengecoran belum siap. Seluruh permukaan bekisting dan bagian instalasi yang akan ditanam di dalam beton yang tertutup dengan kerak beton bekas pengecoran yang lalu, harus dibersihkan terhadap seluruh kerak beton tersebut, sebelum beton disekelilingnya atau beton yang berdekatan di cor.

  • 1.5.6. Penyingkiran Air

    Beton tidak boleh dicor sebelum semua genangan air yang memasuki tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya. Beton tidak boleh dicor di dalam air tanpa persetujuan. pelaksana pekerjaan juga tidak dibenarkan membiarkan air mengalir di atas beton sebelum beton cukup umurnya dan mencapai pengerasan awal.

    1.6. Pembuatan Beton dan Peralatannya

    1.6.1. Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua alat-alat pengaduk dan pengangkut beton harus sudah bersih.

    1.6.2. Pengadukan beton pada semua mutu beton, harus dilaksanakan dengan mesin

    pengaduk, untuk jumlah pengecoran lebih dari 1 m 3.

    1.6.3. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi terus menerus oleh tenaga-tenaga pengawas dengan jalan salah satunya pemeriksaan keras lembeknya campuran dengan slump test pada setiap campuran beton yang baru.

    1.6.4. Pengadukan di tiap mesin pengaduk harus terus menerus dan waktu pengadukan

    tergantung dari kapasitas drum pengadukan, banyaknya adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan slump dari betonnya, akan tetapi tidak kurang dari 1,5 menit sesudah bahan termasuk air berada di dalam molen, selama itu molen harus terus berputar pada kecepatan yang akan menghasilkan kekentalan adukan yang merata pada akhir waktu pengadukan.

    1.6.5. Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan

    warna yang merata. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimum, misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian jumlah air pencampur atau sudah mengeras sebagian atau yang tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan.

    1.6.6. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air ke dalam adukan beton yang

    sebagian telah mengeras di dalam molen/tempat pengaduk.

    1.6.7. Mesin pengaduk/tempat mengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima material-material dari adukan berikutnya. Mesin pengaduk harus dibersihkan dan dicuci, juga pada setiap akhir pekerjaan dan bila beton yang akan dibuat berbeda mutunya/campurannya.

    1.7. Penolakan dari Beton

    1.7.1. pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, pelaksana pekerjaan harus mengganti / membongkar dan memperbaiki beton-beton yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri

  • 1.7.2. Syarat kekuatan beton

    Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1987 Bab 4.5, 4.6, 4.7 dan 4.8. Atau sesuai dengan campuran yang telah ditentukan.

    1.7.3. Toleransi kesalahan pada pelaksanaan beton

    Beton harus mempunyai ukuran-ukuran dimensi lokasi dan bentuk yang tidak boleh melampaui toleransi di bawah ini :

    - Posisi garis as dari penyelesaian bagian struktur pada semua titik 0,5 cm

    posisi yang seharusnya.

    1.8. Pengangkutan dan pengecoran

    1.8.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, pelaksana pekerjaan harus memberitahu pengawas/pendamping dan mendapatkan persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan, maka pelaksana pekerjaan akan diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri.

    1.8.2. Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai

    mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan menurut gambar atau dengan petunjuk lain.

    1.8.3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 (satu) jam setelah

    pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan terus menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu. Beton harus dicor sedekat- dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan.

    1.8.4. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus

    dilakukan dengan cara-cara dengan mana tidak terjadi pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar dan kontinyu sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang belum dicor.

    1.8.5. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan

    bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting ketika adukan beton itu dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting sehingga mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang dicor. Dalam hal ini, harus disiapkan corong atau saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah ujung corong.

    1.8.6. Adukan beton harus dicor merata selama proses pengecoran, setelah dicor pada

    tempatnya adukan tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter arah mendatar. Adukan beton di dalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang merata tidak boleh lebih dari 60 70 cm dalamnya dan harus

  • diperhatikan agar terhindar tejadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang miring, kecuali bila diperlukan untuk bagian konstruksi miring.

    1.9. Pemadatan dan Penggetaran

    1.9.1. Pada waktu adukan beton dicor ke dalam bekisting atau lubang galian, tempat tersebut harus telah padat betul dan tetap, tidak ada penurunan lagi. Adukan beton tersebut harus memasuki semua sudut, melalui celah pembesian, tidak terjadi sarang koral.

    1.9.2. Perhatian khusus perlu diberikan untuk pengecoran beton disekeliling waterstop.

    1.9.3. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan vibrator atau alat penggetar lain dengan

    cadangan yang cukup.

    1.9.4. Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, dapat dianjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator (triller).

    1.9.5. Pekerjaan pengecoran harus dipadatkan sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi cacat

    beton seperti kropos, adanya kantong udara dan sarang koral yang akan memperlemah kekuatan beton.

    1.9.6. Bagian dalam dinding beton harus digetarkan dengan vibrator (triller) atau alat lain

    dan pada waktu yang sama bekistingnya diketuk sampai adukan beton betul-betul mengisi penuh bekisting tersebut atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.

    1.9.7. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak

    dikerjakan secara seksama.

    1.9.8. Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan vibrator, harus diperhatikan hal-hal

    sebagai berikut :

    - Slump dari beton tidak lebih dari 12,5 cm. - Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan secara vertikal dan

    dengan persetujuan Direksi Proyek, dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45 derajat.

    - Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horizontal karena hal ini akan memindahkan bahan-bahan.

    - Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain di mana betonnya sudah mengeras.

    - Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 50 cm. Berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.

    - Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini tidak

  • boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.

    - Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa sehingga daerah- daerah pengaruhnya saling menutupi.

    1.10. Perlindungan Cuaca dan perawatan Beton

    1.10.1 Perlindungan cuaca panas

    Adukan beton yang baru dicor harus diberi pelindung terhadap panas matahari secepat mungkin setelah pengecoran dan segera setelah permukaan beton yang baru sudah cukup mengeras.

    1.10.2 Perlindungan musim hujan

    Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan dan beton yang dicor harus dilindungi dari curahan hujan. Penghentian beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap pengikisan aliran air hujan. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, maka seluruh beton yang kena hujan atau aliran air hujan harus diperiksa untuk diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton-beton yang tercampur/terkikis air hujan.

    1.10.3 Perlindungan beban selama dalam proses pengerasan lantai dan bagian konstruksi

    yang lain, tidak diperkenankan mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan atau sebagai tempat penimbunan bahan.

    1.10.4 Tidak diperbolehkan merusak/melubangi beton yang sudah jadi untuk keperluan-

    keperluan apapun juga. Jika hal itu terpaksa harus dilakukan.

    1.10.5 Selama perawatan, bekisting kayu dibiarkan tetap tinggal agar beton tetap basah untuk mencegah retak pada sambungan beton lama dan baru karena pengeringan beton yang terlalu cepat.

    1.10.6 Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan basah selama paling sedikit 7 hari

    dengan cara membasahi dengan air.

    1.11 Penyelesaian Permukaan Beton

    1.11.1 Penyelesaian permukaan.

    Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara cermat sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana tercantum dalam gambar atau ditentukan. Permukaan pelat beton merupakan suatu permukaan yang rapih, licin, merata dan keras. Dilarang menaburkan semen kering dan pasir di atas permukaan beton untuk menghisap air yang berlebihan. Pelat lantai dan atas dinding exposed: harus dirapihkan dengan sendok aduk dari baja.

    1.11.2 Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera setelah cetakan dilepaskan,

    semua permukaan exposed (terbuka) harus diperiksa secara teliti, bagian yang tidak rata harus segera digosok atau diisi secara baik agar diperoleh suatu permukaan yang seragam dan merata. Pekerjaan perbaikan tersebut harus betul- betul mengikuti petunjuk. Semua perbaikan dan penggantian sebagaimana

  • diuraikan di sini harus dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan atas biaya sendiri. Beton yang menunjukkan adanya rongga-rongga, lubang, keropok atau cacat sejenis lainnya harus dibongkar dan diganti. Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa dengan cara yang dibenarkan dan tidak memperlemah kekuatan beton. Semua perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana diperlukan untuk beton yang diperbaiki. Untuk struktur reservoir dan yang berhubungan dengan air, sebelum struktur diisi dengan air, tiap retakan yang kiranya timbul harus diberi tanda dan diperbaiki agar menjadi kedap dengan adukan water profing.

    1.12. Siar Pelaksanaan

    1.12.1. Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian, sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan konstruksi.

    1.12.2. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira di tengah-

    tengah bentang dimana terdapat gaya lintang yang terkecil.

    1.12.3. Siar mulai harus dibuat pada lokasi dan dimensi yang tepat seperti pada gambar rencana.

    1.13. Beton Kedap Air

    1.13.1. Semua beton rapat air diberi lapisan water proofing, lapisan water proofing

    harus dari bahan yang tidak beracun atau dapat menjadi sebab tercemarnya air.

    Pemakaian merk dan jenis water proofing harus dengan persetujuan. Cara

    pemasangan dan pengangkeran water stop harus dilakukan sedemikian rupa

    sehingga kedudukan waterstop tetap teguh dan tidak terliput beton pada waktu

    pengecoran.

    1.13.2. Pemberhentian pengecoran beton rapat air harus diberi waterstop.

    Pasal 2 Pekerjaan Pembesian

    2.1. Umum

    2.1.1. Ruang Lingkup

    Pelaksana pekerjaan harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian

    sesuai dengan apa yang tercantum di dalam gambar dan apa yang dijelaskan di

    dalam spesifikasi. Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat

    beton, kaki ayam untuk penyanggah, beton dekking dan segala hal yang perlu serta

    juga menghasilkan beton sesuai dengan ketentuan.

    2.1.2. Gambar Kerja

    Pelaksana pekerjaan bertanggung jawab sepenuhnya akan ketelitian ukuran, pada

    waktu pemasangan pembesian.

    2.1.3. Standard

  • 2.2. Mutu Baja Tulangan

    Besi beton yang dipakai adalah besi beton polos atau besi beton ulir. Besi beton

    polos yang dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2 dan

    tertera di dalam gambar dengan kode (U.24). Besi beton ulir (High Strength Steel)

    yang dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh 3.200 kg/cm2 dan tertera di

    dalam gambar dengan kode (U.32). Besi beton yang tersebut diatas haruslah memenuhi syarat PBI-1971-NI2.

    Pelaksana pekerjaan harus bisa membuktikan dan melaporkan bahwa besi beton

    yang dipakai termasuk jenis mutu baja yang direncanakan. Jika nanti terdapat

    kesalahan/kekeliruan mengenai jenis besi beton yang dipergunakan, maka

    pelaksana pekerjaan harus bertanggung jawab atas segalanya dan mengganti semua

    tulangan baik yang sudah terpasang maupun yang belum.

    2.3. Pembengkokan Besi Beton

    2.3.1. Pekerjaan pembengkokan besi harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan

    ukuran yang tertera pada gambar.

    2.3.2. Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak

    atau cacat, dan tidak diperbolehkan membengkokan besi beton dengan cara

    pemanasan. Pembengkokan dilakukan dengan cara melingkari sebuah pasak dengan

    diamter tidak kurang dari 5 kali diamter besi beton, kecuali untuk besi beton yang

    lebih besar dari 25 mm, pasak yang digunakan harus tidak kurang dari 8x diamter

    besi beton, kecuali bila ditentukan lain.

    2.3.3. Semua pembesian harus mempunyai hak pada kedua ujungnya bilama tidak

    ditentukan lain.

    2.4. Pemasangan Besi Tulangan

    2.4.1. Pembersihan

    Sebelum baja tulangan dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan,

    lemak dan lapisan yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat besi dan beton.

    2.4.2. Pemasangan

    Pembesian harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan kawat beton. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat. Sebelum pengecoran, pemasangan tulangan harus diperiksa terlebih dulu. Tulangan-tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

    2.4.3. Sambungan batang tulangan dengan menggunakan las tidak diizinkan. Sambungan-

    sambungan tulangan harus dibuat overlap minimum 40 kali diameter tulangan sesuai persyaratan yang tercantum pada PBI 1971 Bab 8 dan ketentuan-ketentuan pada gambar. Harus dihindari meletakkan sambungan tulangan pada tititik-titik yang menimbulkan tegangan maksimum.

  • 2.4.4. Beton Dekking

    Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang dengan tebal untuk beton dekking sebagai berikut :

    - Semua dinding beton yang kena air = 4-5 cm - Balok dan kolom yang tidak kena air = 3-4 cm - Bidang yang kena udara dan semua bidang interior = 2,5 cm

    Atau seperti yang tertera didalam gambar.

    Pasal 3 Bekisting

    3.1. Umum

    Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi

    3.2. Bahan

    Semua bahan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah kotoran yang melekat dan sejenis lainnya, bila bekisting yang sama akan diguankan lagi, harus menghasilkan permukaan yang serupa.

    Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari bahan yang kuat. diperbolehkan dipakai untuk tiang-tiang penyangga sekur dan klem, tetapi harus sekualitas dengan kayu dolken.

    Untuk bahan-bahan yang kurang/tidak memenuhi syarat, tidak boleh dipakai dan harus dipindahkan dari lokasi pekerjaan.

    3.3. Pembuatan Bekisting

    3.3.1. Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku dan tidak berpindahan tempat atau melendut. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh ada lekukan/lubang-lubang.

    3.3.2. Tiang penyangga

    Penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin untuk memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbukan perpindahan tempat, kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari tiang- tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga konstruksi bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dari beban- beban lain yang berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu pelaksana pekerjaan membuat perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut.

  • 3.3.3. Khusus untuk bekisting kolom, balok-balok tinggi dan dinding pada tepi bawahnya harus dibuatkan bukaan pada dua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut.

    3.3.4. Penanaman pipa dan lain-lain.

    Pipa, saluran dan lainnya, serta perlengkapan lain untuk membuat lubang, saluran dan lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting.

    3.4. Pemeriksaan Bekisting

    Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton, harus diperiksa dahulu, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting memenuhi syarat. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan.

    3.5. Pembongkaran

    3.5.1. Bekisting harus dibongkar tanpa ada kerusakan pada beton. Pembongkaran harus

    dilakukan dengan hati-hati.

    3.5.2. Saat Pembongkaran Bekisting

    Bekisting tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan kubus

    sekurang-kurangnya cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Atau tidak boleh

    dibongkar sebelum umur beton mencapai paling tidak 14 hari. Pelaksana pekerjaan

    harus memberitahu bilamana bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-

    bagian konstruksi yang utama. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada

    bagian-bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada

    beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadan kelebihan

    beban tersebut berlangsung.

    Pasal 4 Sambungan Delatasi

    4.1. Umum

    4.1.1. Pekerjaan yang diperlukan dalam pasal ini meliputi bahan, perlengkapan dan

    peralatan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan semua sambungan delatasi

    sebagaimana tercantum dalam gambar atau ditentukan dalam persyaratan ini.

    4.1.2. Semua sambungan delatasi yang terendam dalam air harus terdiri dari paling tidak

    waterstop.

    4.2. Waterstop

    4.2.1. Bahan dan Pabrik

    Bahan harus diperoleh dari suatu elastometric polyvinylchloride compound atau

    bahan yang memiliki sifat ekivalen. Dilarang menggunakan bahan asal yang tercecer

    (sweeping).

  • Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan laporan pengujian terakhir dan sertifikat

    waterstop yang menerangkan bahwa barang-barang yang akan dikirim ke tempat

    pekerjaan memenuhi ketentuan standar yang berlaku di Indonesia.

    4.2.2. Contoh dan Pembuatan di Lapangan

    Bagian dan sambungan yang dibuat di lapangan harus sesuai dengan petunjuk pabrik

    waterstop.

    4.3. Pengangkeran Water Stop

    4.3.1. Cara yang memadai harus dilakukan untuk pengangkeran waterstop dan pengisian

    sambungan dalam beton. Cara pemasangan waterstop dalam cetakan harus

    dilakukan sedemikian rupa, sehingga waterstop jangan sampai terlipat oleh beton

    pada waktu pengecoran.

    II.3 Pekerjaan Pasangan

    Pasal 1 UMUM

    Pekerjaan pasangan yang diuraikan dalam pasal ini diantaranya meliputi : Pekerjaan

    pasangan batu merah, pasangan batu kali, dan pasangan batu/beton hiasan.

    Pasal 2 Pasangan Batu Kali

    2.1. Bahan

    2.1.1. Batu kali/belah

    Batu yang dipakai harus bermutu baik, kuat, bersih, bersudut (tidak bulat), tidak

    retak, tidak porous. Batu kali yang dipakai adalah batu sungai yang dibelah atau

    batu gunung yang keras.

    2.1.2. Pasir

    Pasir pasangan yang dipakai harus berupa pasir kasar, keras, bersih dan sebelum

    diaduk dengan semen harus dalam keadaan kering. Ciri utama butir keras tak bisa

    dihancurkan dengan tangan. Pasir laut tidak dapat dipergunakan.

    3.1.3. Portland Cement

    Sama merk dan kwalitasnya dengan PC yang digunakan untuk konstruksi beton

    2.1.4. Air

    Air yang dipakai untuk adukan spesie harus air tawar yang bebas dari larutan-

    larutan lain yang membahayakan konstruksi. Air yang dipergunakan mengikuti

    syarat PBI-1971 dan sebaiknya air bersih .

  • 2.2. Perbandingan Adukan dan Penggunaan Adukan

    Bila tidak ditentukan lain atau tertuang dalam gambar, campuran adukan adalah sebagai

    berikut :

    2.2.1. Untuk pasangan pondasi batu kali 1 PC : 4 pasir (campuran type 1)

    2.2.2. Untuk pasangan batu kali biasa 1 PC : 4 pasir (type 1)

    2.2.3. Untuk pasangan batu kali kedap air 1 PC : 2 pasir (type 2)

    2.2.4. Campuran mortar :

    - Finishing Mortar 1 PC : 2 Pasir

    - Plastering Mortar 1 PC : 2 Pasir (1,5 cm tebal)

    - Plastering Mortar 1 PC : 3 Pasir (1,5 cm tebal)

    2.2.5. Perbandingan ini berdasarkan perbandingan volume semen dan pasir dengan volume

    air secukupnya.

    2.2.6. Dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membubuhkannya

    kembali untuk dipakai lagi.

    2.3. Syarat Pemasangan Batu Kali

    2.3.1 Pekerjaan-pekerjaan pasangan hendaknya diselesaikan sesuai dengan bentuk serta

    ukuran seperti yang dicantumkan pada gambar-gambar. Apabila setelah pekerjaan

    pasangan diselesaikan ternyata tidak sesuai dengan bentuk dan ukuran yang

    diperlihatkan dalam gambar-gambar, maka pasangan tersebut dapat dibongkar

    dan diganti oleh pelaksana pekerjaan.

    2.3.2 Jika ada masalah-masalah lapangan yang tidak sesuai dengan gambar bestek atau

    syarat-syarat bestek, pelaksana pekerjaan harus melapor terlebih dahulu pada

    Pengawas. Tidak boleh diatasi sendiri tanpa persetujuan Pengawas.

    2.3.3 Variasi (perubahan) kedalaman pondasi, dapat diterima jika ternyata keadaan

    pada suatu tempat pekerjaan berbeda dengan keadaan yang diharapkan semula,

    dan tambahan atau pengurangan biayanya akan diperhitngkan sebagai pekerajaan

    tambahan/kurang.

    2.3.4. Batu-batu yang bulat akan diperbolehkan hanya dalam jumlah terbatas yang

    dikombinasikan dengan yang bersudut (angular) dan tidak boleh dipakai untuk

    tembok-tembok yang tebalnya kurang dari 40 cm.

    2.3.5. Pasangan pondasi batu kali harus disusun dengan baik dan saling mengunci.

    2.3.6. Penempatan batu-batu harus sedemikian rupa untuk menghindari rongga-rongga

    yang terlalu banyak diantara batu-batu tersebut.

  • 2.3.7 Pemasangan batu dilakukan satu demi satu dan tiap-tiap susunan batu harus

    mempunyai antara dan tidak boleh bersinggungan, agar spesie dapat masuk pada

    celah-celah batu dan dapat membungkus setiap batu pasangan dengan baik.

    2.3.8 Batu-batu itu harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mortar betul-betul

    mengadakan kontak sempurna dengan mortar dalam semua sambungan.

    2.3.9 Ukuran spesie dan dimensi tidak boleh dirubah, kecuali atas perintah Direksi

    Pengawas. Jika terbukti ukuran spesie dan dimensi tidak sesuai dengan apa yang

    disyaratkan, maka pekerjaan tidak dapat diterima.

    2.3.10 Sambungan-sambungan harus disempurnakan dengan mortar dan harus dikuatkan

    dengan memasukan pecahan-pecahan batu kedalamnya.

    2.3.11 Mortar pada sambungan-sambungan pasangan pertama-tama harus diambil

    sedalam 3 cm. Kemudian permukaan harus dibersihkan seluruhnya dengan sikat

    kawat dan diisi dengan mortar type 1 Pc : 2 PS, kecuali kalau ditentukan lain.

    2.3.12 Pemasangan batu tidak boleh dilakukan pada waktu hujan yang bisa

    menghanyutkan mortarnya.

    2.3.13 Pemasangan batu tidak boleh dilakukan dalam air, kecuali telah mendapat

    persetujuan tertulis dan cara pemasangan pasangan.

    2.3.14 Pada setiap persambungan harus dibuatkan gigi-gigi dan bila dilanjutkan

    persambungan itu harus terlebih dahulu dibersihkan dengan sikat kawat dan

    disiram dengan air kemudian dengan air semen.

    2.3.15 Semua bidang pasangan batu kali yang disiar hanya pada setiap alur spesie-nya

    saja yang permukaannya tidak boleh menonjol dari permukaan batu kalinya.

    2.3.16 Sebelum disiar, alur-alur yang akan disiar harus dikorek-kosek dahulu dan disiram

    dengan air sampai basah.

    2.3.17 Siar batu kali tidak diijinkan saling bertumpuan atau terjadi rongga-rongga,

    seluruhnya harus dibatasi atau diisi dengan adukan.

    2.3.18 Kecuali ditentukan lain, pekerjaan siaran pasangan batu kali dengan adukan 1 PC :

    2 pasir, dengan tebal tidak lebih dari 1,5 cm.

    2.3.19 Pada waktu penyelesaian akhir, permukaan batu-batu harus dibersihkan dari sisa-

    sisa mortar.

    2.4. Perawatan

    2.4.1. Pasangan tak boleh kena air mengalir sebelum mortar menjadi keras (kuat).

    2.4.2. Semua pasangan hendaknya dirawat dan dilindungi dari cuaca panas dengan

    membasi dengan air.

  • 2.4.3. Pasangan yang berada di uadara terbuka, selama waktu-waktu hujan terus-

    menerus diberi perlindungan dengan menutup bagian atasnya.

  • BAB III

    SPESIFIKASI TEKNIS

    BAGIAN III PEKERJAAN PENYELESAIAN (FINISHING)

    III.1 Pekerjaan Dinding dan Kolom

    1.1. Ketentuan Umum

    a. Sebelum pekerjaan penyelesaian (finishing) dinding dilakukan, pada bagian-bagian seperti penyelesaian yang bertemu dengan lapisan tanah pada sisi dan dinding-dinding di sekeliling Kamar Mandi/WC sampai setinggi minimum 150 cm dari lantai (kecuali disebutkan lain pada gambar) termasuk dinding bak kamar mandi, harus dibuat dengan plesteran (1 : 2) kedap air dengan cara dan bahan yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan pasangan dan disetujui Direksi.

    b. Sebelum pekerjaan penyelesaian (finishing) dilakukan, Kontraktor

    atau pelaksana pekerjaan harus menyerahkan contoh bahan dan keterangan teknis serta cara pemasangan bahan tersebut untuk mendapat persetujuan Direksi.

    1.2. Lingkup Pekerjaan

    Meliputi penyediaan bahan penyelesaian dinding, penyiapan bidang yang akan dipasang bahan penyelesaian dinding, serta pemasangannya pada tempat-tempat yang sesuai dengan gambar rencana dan daftar pemakaian bahan.

    1.3. Plesteran Dicat

    a. Bahan

    Bahan : Cat Tembok Emulsi Jenis : Acrylic Emulsion untuk Interior & Wheathershield untuk exterior Warna : akan ditentukan kemudian

    Seluruh bahan persiapan untuk pengecatan harus dari produk cat yang dipakai.

    Sebelum warna dipilih, maka Kontraktor atau pelaksana pekerjaan harus melakukan mock up pada dinding untuk dipilih dan disetujui warnanya oleh Direksi/Arsitek, dengan luas yang akan ditentukan kemudian.

  • b. Pengecatan

    - Setelah dinding diplester dan diaci dengan baik, dinding harus ditunggu sampai betul-betul kering (untuk memperoleh hasil pengecatan yang baik).

    - Setelah kering, dinding lalu dibersihkan dan lubang-lubang pada dinding diisi dan diratakan dengan plamur.

    - Setelah plamur kering, permukaan dinding lalu diamplas hingga halus, licin dan rata, kemudian dibersihkan debunya.

    - Setelah itu dimulai pemberian lapisan-lapisan cat dengan syarat-

    syarat pengerjaan sesuai dengan petunjuk pabriknya.

    - Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan plamur, diamplas kemudian dicat kembali sampai baik.

    Pasal 2 Pekerjaan Lantai

    2.1. Ketentuan Umum

    Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, maka :

    a. Kontraktor atau pelaksana pekerjaan wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan lantai agar sesuai gambar rencana/petunjuk Direksi.

    b. Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh

    pekerjaan plafond dan dinding-dinding selesai dikerjakan.

    c. Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.

    2.2. Lingkup Pekerjaan

    Meliputi penyediaan bahan-bahan ubin lantai serta pemasangannya pada lantai bangunan sesuai gambar rencana, dan daftar pemakaian bahan sebelum dilakukan pemasangan, pemborong harus menyerahkan contoh ubin untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

  • 2.3. Ketentuan Pemasangan Secara Umum

    a. peil lantai yang diinginkan harus diteliti betul dan bila terdapat hal-hal yang menimbulkan persoalan harus segera dilaporkan kepada Direksi untuk dicarikan pemecahannya.

    b. Permukaan yang akan dipasang bahan lantai harus bersih dari

    berbagai macam kotoran. c. Di dalam pemasangan, siar-siar yang terjadi karena pertemuan ubin

    harus merupakan garis lurus kedua arah dan saling tegak lurus satu sama lainnya.

    d. Permukaan lantai yang akan dipasang bahan lantai harus betul-betul

    rata dan datar, yang harus diperiksa dengan waterpass.

    e. Bahan lantai yang cacat tidak boleh dipasang.

    2.4. Hasil Akhir yang Dikehendaki

    a. Bahan lantai yang dipasang harus sesuai dengan contoh yang sudah disetujui Direksi dan keseluruhan yang terpasang harus mempunyai jenis dan warna yang sama serta tekstur yang senada.

    b. Siar-siar harus tegak lurus.

    c. Permukaan lantai harus rata, tidak bergelombang dan tidak ada yang

    menonjol.

    d. Kerusakan-kerusakan selama pemasangan yang terjadi menjadi tanggung jawab Pemborong.

    Pasal 3 Pekerjaan Atap

    3.1. Atap beton

    a. Ketentuan Umum

    Sebelum pekerjaan finishing atap dilakukan, maka Kontraktor atau pelaksana pekerjaan wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan atap agar sesuai gambar rencana/petunjuk Direksi.

    b. Pemasangan

    - Pada pemasangan pipa-pipa instalasi air yang menembus pelat

    beton, beton harus dicor kembali dengan non shrink concrete, sebelum dilapis waterproofing.

    - Pada pertemuan-pertemuan sudut diisi dulu dengan bidang miring

    (45 derajat) dari plester sebelum lapisan waterproofing.

  • - Setelah lapisan waterproofing selesai dipasang, lalu ditutup dengan plesteran (screed) 1 PC : 3 psr, tebal minimum 2 cm, dan dibuat dengan kemiringan minimum 3% untuk penyaluran air hujan dengan arah sesuai gambar rencana.

    SAMPUL SPEC.pdfSPEC - Peksipil Bgn-I.pdfSPEC - Peksipil Bgn-II.pdfSPEC - Peksipil Bgn-III.pdf