Cva Embolisme

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    1/39

    LAPORAN PENDAHULUAN CEREBROVASCULAR ACCIDENT EMBOLISME

    Untuk Memenuhi Tugas Proesi Ners De!artemen Me"ika# "i Ruang $%s

    &Unit Stroke' Rumah Sakit Umum Dr(Saiu# An)ar Ma#ang

    O#eh*

    E")ina Naru#ita Sari Agustin +(NIM* ,-../.0...,,,$1

    PRO2RAM STUDI ILMU 3EPERA4ATAN

    5A3ULTAS 3EDO3TERAN

    UNIVERSITAS BRA4I+A6A

    MALAN2

    $.,7

    $(, 3onse! Stroke

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    2/39

    $(,(, Deinisi StrokeStroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologis akut yang

    disebabkan oleh gangguan peredaran darah dan terjadi secara mendadak

    (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa

    jam) dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal yang terganggu.

    Tingkat keparahan yang muncul tergantung dari bagian jaringan otak yang rusak

    (WHO !""#). Stroke disebabkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak

    yaitu ketika pembuluh darah yang memba$a oksigen dan nutrisi menuju otak

    menjadi terhambat karena berbagai sumbatan atau pembuluh darah tersebut

    pecah sehingga sel otak akan mengalami kerusakan bahkan kematian

    (American Stroke Association !"%!). Hasil akhir dari semua jenis stroke adalah

    hipoperfusi dari sel otak dan dapat mati dalam hitungan menit jika terjadi

    terhentinya aliran darah secara total (&ufaidah !"%%).

    $(,($ Insi"en StrokeStroke menjadi penyebab kematian nomor tiga di dunia setelah penyakit

    jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun berkembang

    (Scherbako' dan oehner !"%%). enurut WHO setiap tahunnya terdapat %#

    juta orang menderita stroke di seluruh dunia dimana dari jumlah tersebut # juta

    orang meninggal dan %" juta lainnya mengalami cacat permanen (WHO !"%*).

    +ndonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke tertinggi di ,sia.

    umlah total penderita stroke di +ndonesia diperkirakan #"".""" per tahun.

    umlah tersebut sekitar !# atau %!.#"" orang meninggal dunia dan sisanya

    mengalami cacat ringan maupun berat. /enderita stroke tidak hanya menyerang

    usia tua tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif

    (0astroki !"%*). 1sia merupakan faktor resiko yang paling penting bagi semua

    jenis stroke dimana insiden stroke meningkat secara eksponensial dengan

    bertambahnya usia. /enyakit stroke sekitar %" hingga %2 terjadi pada usia

    %3-2# tahun (&uijin !"%!). Stroke juga menjadi penyebab utama kecacatan pada

    lansia dimana insiden stroke menurun pada usia kurang dari 4# tahun tetapi

    pre'alensi stroke tetap tinggi seiring dengan meningkatnya usia (Hisham dan

    5ayraktutan !"%*).

    $(,(0 3#asiikasi StrokeStroke diklasifikasikan menjadi tiga menurut perkembangan patologis dan

    onset kejadiannya yaitu fase akut subakut dan kronis. 6ama ketiga fase

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    3/39

    tersebut mungkin tidak sama antara satu orang dengan orang yang lain

    tergantung ukuran kerusakannya patogenesis respon pembuluh darah otak

    dan usia pasien. Secara umum stroke akut terjadi 23 jam setelah onset stroke

    subakut terjadi 23 jam-7 minggu setelah onset dan kronis terjadi lebih dari *-7

    bulan setelah onset terjadi (/iao !"%!). 5erdasarkan penyebabnya stroke

    dibagi menjadi dua kategori yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik (&amee

    dan White !"%2).

    $(,(0(, Stroke IskemikStroke iskemik didefinisikan sebagai cedera otak karena penyumbatan

    atau gangguan penghantaran darah arteri (/atrick dan 8harles !""9). Hal ini

    terjadi dikarenakan antara lain yaitu trombosis (sumbatan pembuluh darah

    karena pembentukan gumpalan darah secara lokal) emboli (sumbatan pembuluh

    darah karena gumpalan darah yang terba$a dari tempat lain) dan hipoperfusi

    sistemik (penurunan secara keseluruhan dari suplai darah) (Stan !""#). +skemik

    juga dapat disebabkan karena kehilangan oksigen (kerusakan hipoksi iskemik

    seperti yang terjadi pada pasien dengan ri$ayat serangan jantung kolaps

    pernapasan atau keduanya) atau kehilangan glukosa (seperti yang terjadi pada

    pasien diabetes yang mengalami o'erdosis insulin). Tekanan darah yang sangatrendah dapat menimbulkan perubahan pola aliran infark dimana biasanya

    $ilayah jaringan yang terkena infark berada diantara daerah arteri serebral

    utama. Saat aliran darah dapat kembali menjadi normal dengan cepat jaringan

    otak akan pulih secara utuh dan gejala stroke hanya bersifat sementara: kejadian

    ini disebut Transient Ischemic Attack(T+,). efinisi standar T+, adalah pulihnya

    seluruh tanda dan gejala neurologis kurang dari !2 jam tanpa memperhatikan

    adanya kerusakan otak permanen baru pada gambaran radiologis sedangkan

    stroke terjadi apabila tanda dan gejala neurologis tetap ada hingga lebih dari !2

    jam (Smith et al !""3). Stroke iskemik tidak reversible (5aehr dan ;rotscher

    !""4). Oksigen dibutuhkan untuk respirasi sel sehingga hipoksia yang

    disebabkan stroke iskemik akan menyebabkan kegagalan energi (defisiensi ,T/)

    (&ink et al. !"%%).$(,(0($ Stroke Hemoragik

    Stroke ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah karena kerusakan

    pembuluh darah atau struktur yang abnormal dari pembuluh darah sehingga

    terjadi perdarahan di sekitar otak. arah terkumpul dan menekan jaringan otak.

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    4/39

    Terdapat dua tipe stroke hemoragik yaitu intracerebral hemorrhage dan

    subarachnoid hemorrhage. /enyebab stroke hemoragik tersering adalah

    aneurisma dan adanya arteriovenous malformation (,oldstein et al. (!"%%) faktor resiko dari stroke iskemik dapat

    diklasifikasikan menjadi non modifiable risk factor dan modifiable risk factor(>oldstein et al. !"%%).

    %. Non Modifiable Risk Factor

    a. 1sia

    b. enis kelamin

    c. 5erat badan lahir rendah

    d. &asa atau etnik

    e. ;aktor genetik

    !. Well Documented Modifiable Risk Factor

    a. Hipertensi

    b. erokok

    c. iabetes

    d. islipidemia

    e. Terapi hormonal pasca menopause

    f. /enggunaan kontrasepsi oral

    g. iet tinggi natrium dan rendah kalium

    h. +naktifitas

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    5/39

    i. Obesitas

    *. ess !ell"documented modifiable risk factor

    a. Sindrom metabolik

    b. ?onsumsi alkohol @# gelas perhari.

    c. igraine dengan aura.

    d. Slee#"disorder breathing

    e. Hiperhomosisteinemia

    f. /eningakatan 6p(a)

    g. /eningkatan li#o#rotein associated #hos#holi#ase.

    h. +nflamasi

    i. +nfeksi

    $(,(7 Patoisio#ogi Stroke Iskemik/enyumbatan akut pada pembuluh darah intrakranial menyebabkan

    berkurangnya aliran darah menuju otak. 5esarnya penurunan kecepatan aliran

    darah hingga mencapai nilai nol menyebabkan kematian jaringan otak dalam 2-

    %" menit. ika darah kembali mengalir sebelum sebagian besar sel mengalami

    kematian maka pasien akan mengalami gejala sementara (transient) contohnya

    T+, (Smith et al. !""3). Suplai darah yang terhenti akibat oklusi atau hipoperfusi

    pembuluh darah serebral mengakibatkan kematian neuron pada area coreinfark

    dalam beberapa menit. aerah di sekeliling core yang disebut penumbra

    iskemik berisi jaringan otak yang masih hidup tetapi mangalami penurunan

    fungsi dan mendapat suplai darah dari pembuluh darah kolateral (Sjahrir !"%*)./ada stroke iskemik penurunan atau hilangnya aliran darah

    menyebabkan pasokan glukosa menjadi berkurang yang selanjutnya

    mengakibatkan kegagalan mitokondria dalam memproduksi ,T/. /roses

    penurunan aliran darah dan glukosa menyebabkan jejas pada otak melalui

    mekanisme seluler dan molekular yang mempengaruhi energi yang dibutuhkan

    untuk mempertahankan gradient ion. ekanisme tersebut melibatkan rangkaian

    patofisiologi yang bergantung pada keparahan durasi dan lokasi iskemik di otak.

    ,pabila ada sumbatan pembuluh darah terjadi kekurangan glukosa dan oksigen

    pada jaringan otak dan produk asam mulai terakumulasi. Hilangnya nutrisi dan

    penurunan pH menyebakan berhentinya akti'itas rantai transport elektron di

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    6/39

    mitokondria yang mengakibatkan penurunan konsentrasi ,T/ secara drastis.

    ?egagalan homeostasis energi adalah adalah hal yang paling a$al terjadi pada

    stroke. ?arena kekurangan ,T/ terjadi gangguan pada sistem pompa ion seperti

    A,B-?B-,T/ase 8a!B-H-,T/ase kembalinya transpor AaB-8a!B menyebabkan

    peningkatan konsentrasi AaB 8a!B 8l- secara intrasel dan refluks ion ?B.

    &edistribusi ion ini mele$ati membran plasma sehingga mengakibatkan

    depolarisasi neuron mengarah pada pelepasan glutamat secara berlebihan

    hingga terjadi eksitoksisitas neuron (,ggar$al et al. !"%").>lutamat menyebabkan peningkatan 8a!Bsecara berlebihan menuju sel

    saraf dengan mekanisme akti'asi reseptor lalu memicu terjadinya nekrosis dan

    apopotosis. /roses tersebut termasuk berlebihannya 8a!B pada mitokondria

    pembentukan radikal bebas dan akti'asi caspase-9*3 5, 5,C dan ?alpain

    yang menyebabkan stress oksidatif dan apoptosis. ,kti'asi 8a!B dari nAOS

    (neuronal nitric o$ide s%nthase) menyebabkan peningkatan produksi AO dan

    pembentukan toksik peroksinitrit (OAOO-) yang juga berperan dalam stress

    oksidatif dan eksitotoksisitas. &egulasi pada 'ariasi en=im seperti lipase

    protease fosfotase kinase dan endonuklease juga menyebakan akti'asi dari

    beberapa molekul inflamasi seperti sitokin dan interleukin (+6) seperti TA;-D A;-

    E5 yang berakhir pada neuroinflamasi (,ggar$al et al. !"%").asuknya AaBke intrasel dan keluarnya ?Bkeluar sel secara berlebihan

    dan penarikan mediator inflamasi seperti leukosit dan molekul adhesi

    menyebabkan akumulasi cairan pada daerah jejas yang terakhir pada

    pembentukan edema. Seluruh faktor perusak ini mengarahkan otak pada fase

    ireversibel yaitu kematian sel neuron dan juga hilangnya fungsi neurologis

    termasuk fungsi kognitif. ?ejadian utama yang terjadi saat iskemik adalah

    kegagalan energi eksitotoksitas yang disebabkan glutamat pembentukan radikal

    bebas (stress oksidatif) inflamasi pembuluh darah saraf dan kematian sel

    berupa nekrosis dan apoptosis (,ggar$al et al. !"%").enurut ass et al. (!""9) menguraikan bah$a terdapat mekanisme

    terjadinya iskemia pada sistem saraf serebral yaitu adanya trombosis emboli

    hipoperfusi dan kerusakan arteri luminal serebral.

    %. Trombosis

    /ada trombosis insitu terjadi pembentukan bekuan darah dalam arteri

    yang berlangsung cukup lama untuk menyebakan iskemia pada jaringan otak.

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    7/39

    Trombosis sering dipicu oleh keadaan patologi lokal di endotelial plak

    ateroskelerotik ekspresi berlebih #lasminogen inhibitor (pengahambat utama

    activator #lasminogen jaringan) dan faktor jaringan. Selain itu &hlam%dia

    #neumonia juga dikaitkan sebagai penyebab plak ateroskelerotik dan

    selanjutnya terjadinya inflamasi disebabkan karena makrofag teraktifkan dan sel

    T berkumpul di daerah tepi. /ada trombosis 'ena besar plak ateromatosa

    luminal dapat terdegradasi oleh metallo#roteinase sehingga menyebabkan

    ulserasi trombosis insitu atau embolisasi bahan trombotik di lokasi ulserasi

    sehingga menyebakan infark lacunar akibat microatheromathosis pada 'ena-

    'ena kecil (dengan diameter 2""-9"" mikrometer).

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    8/39

    keadaan ini otak bagian distal sangat terpengaruh sekali sehingga beresiko

    terjadinya defisit neurologis (ass et al. !""9).

    2. ?erusakan arteri luminal

    ekanisme lainnya adalah rusaknya lumen arteri. /enyempitan lumen

    dapat disebabkan oleh inflamasi vasculo#ath% 'askulitis 'asospasme atau

    kompresi oleh massa ekstrinsik (ass et al. !""9).

    Stadium pathogenesis stroke menurut ,hmad (!""4) adalahG

    %. ;ase hiperakut atau fase emergensi yaitu fase ini berlangsung selama

    "-* atau sampai %! jam pasca onset. ;ase ini lebih mengutamakan

    pada penegakan diagnosa dan mencegah luasnya lesi patologis yang

    terbentuk.

    !. ;ase akut yaitu berlansung sesudah %! jam sampai %2 hari pasca

    onset. /ada fase ini ditujukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

    *. ;ase subakut yaitu berlansung setelah %2 hari atau kurang dari %3"

    hari pasca onset. /ada fase ini penderita sering sudah tidak di ra$at

    jalan lagi di rumah sakit dan penatalaksanaan lebih fokus pada usaha

    pre'ensi sekunder dan neuro restorasi atau rehabilitasi untuk

    menghindari komplikasi.

    $(,(% Maniestasi 3#inis Stroke

    anifestasi klinis stroke sangat ber'ariasi karena anatomi otak dan

    'askularisasinya yang sangat kompleks. +skemik serebral disebabkan penurunan

    aliran darah selama beberapa detik. >ejala neurologis akan muncul karena

    neuron kekurangan glikogen sehingga terjadi penurunan energi secara drastis.

    ,pabila gangguan aliran terjadi selama beberapa menit maka akan terjadi infark

    atau kematian jaringan otak (Smith et al !""3). Stroke mengakibatkanterjadinya gejala-gejala neurologis fokal maupun global. >ejala neurologis

    merupakan gejala yang muncul akibat gangguan di daerah yang terlokalisir dan

    dapat didentifikasi. >ejala neurologis fokal meliputi gangguan motorik gangguan

    berbicara gangguan sensorik gangguan 'isual gangguan 'estibular dan

    gangguan kognitif (>ofir !""9).

    enurut Wippoid (!""9) menjelaskan bah$a defisit neurologis adalah

    suatu kumpulan tanda dan gejala dari adanya gangguan lokalisasi sistem saraf

    pusat. efisit neurologis dapat terjadi secara akut dan kronik serta dapat pulih

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    9/39

    kembali seperti semula atau semakin memburuk. Selain itu defisit neurologis

    dapat bersifat unifokal yang disebabkan oleh satu lesi dan juga multifokal yang

    disebakan oleh lesi ganda. efisit neurologis yang bersifat akut berkembang

    secara tiba-tiba yang menujukkan adanya iskemia 'askular seperti infark. efisit

    neurologis yang terjadi pada pasien dengan T+, dapat kembali normal dalam !2

    jam sedangkan pada iskemia yang akut dapat pulih kembali dalam $aktu *" hari.

    Sedangkan defisit neurologis yang bersifat kronik biasanya disebabkan oleh lesi

    intrakranial seperti primer atau metastasis neoplasma.

    enurut 5atticaca ;ransisca (!""3) menjelaskan bah$a gejala klinis

    pada stroke tergantung pada jenis stroke antara lainG

    %. >ejala ?linis pada stroke hemoragik

    %) efisit neurologis mendadak didahului dengan gejala prodromal yang

    terjadi pada saat istirahat atau bangun tidur.

    !) ?adang tidak terjadi penurunana kesadaran.

    *) Terjadi terutama pada usia #" tahun.

    2) >ejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya

    gangguan pembuluh darah dan lokasinya.

    !. >ejala klinis stroke akut%) ?elumpuhan $ajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang

    timbul medadak.

    !) >ejala sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan

    hemisensorik).

    *) /erubahan mendadak pada satus mental (konfusi delirium latergi

    stupor dan koma).

    2) ,fasia (tidak lancar atau tidak dapat berbicara)

    #) isatria (bicara pelo atau cedal).

    7) ,taksia (tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran).

    4)

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    10/39

    iagnosis stroke iskemik atau stroke perdarahan dapat dibedakan dengan

    menggunakan sistem skoring Siriraj yaituG (!# I derajat kesadaran) B (! I

    'omitus) B (! I nyeri kepala) B ("% I tekanan diastolik) J (* I pertanda ateroma)-

    %!. ,pabila skor lebih dari % maka pasien menderita stroke perdarahan. /asien

    menderita stroke iskemik apabila skor Siriraj kurang dari % (Tjokronegoro dan

    1tama !""!).

    iagnosis pasti stroke iskemik akut adalah dengan menggunakan

    pemeriksaan 8T-Scan atau &+. 8T Scan menunjukkan area iskemik tidak lebih

    cepat dari dua jam setelah onset hipoperfusi. /emeriksaan &+ menunjukkan

    iskemik dalam beberapa menit setelah onset. 6okasi dan 'isualisasi infark dapat

    terlihat pada kedua pemeriksaan tersebut sehingga dapat memberikan petunjuk

    a$al mengenai tipe infark (embolik teritorial hemodinamik lakunar) (5aehr et

    al. !""4).

    $(,(1 Pemeriksaan Diagnostik

    Pemeriksaan Sara 3rania#

    ,( 5ungsi sara krania# I &N O#8aktorius'

    /astikan rongga hidung tidak tersumbat oleh apapun dan cukup bersih.

    6akukan pemeriksaan dengan menutup sebelah lubang hidung klien dan

    dekatkan bau-bauan seperti kopi dengan mata tertutup klien diminta

    menebak bau tersebut. 6akukan untuk lubang hidung yang satunya.

    $( 5ungsi sara krania# II &N( O!tikus'

    a. 8atat kelainan pada mata seperti katarak dan infeksi sebelum

    pemeriksaan. /eriksa ketajaman dengan membaca perhatikan jarak

    baca atau menggunakan snellenchart untuk jarak jauh.

    b. /eriksa lapang pandangG ?lien berhadapan dengan pemeriksa 7"-%""

    cm minta untuk menutup sebelah mata dan pemeriksa juga menutup

    sebelah mata dengan mata yang berla$anan dengan mata klien.

    >unakan benda yang berasal dari arah luar klien dank lien diminta

    mengucapkan ya bila pertama melihat benda tersebut. 1langi

    pemeriksaan yang sama dengan mata yang sebelahnya. 1kur berapa

    derajat kemampuan klien saat pertama kali melihat objek. >unakan

    opthalmoskop untuk melihat fundus dan optic disk ($arna dan bentuk)

    0( 5ungsi sara krania# III9 IV9 VI &N( Oku#omotoris9 Trok#ear "an A:"usen'

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    11/39

    a. /ada mata diobser'asi apakah ada odema palpebra hiperemi

    konjungti'a dan ptosis kelopak mata

    b. /ada pupil diperiksa reaksi terhadap cahaya ukuran pupil dan adanya

    perdarahan pupil

    c. /ada gerakan bola mata diperiksa enam lapang pandang (enam posisi

    cardinal) yaitu lateral lateral ke atas medial atas medial ba$ah lateral

    ba$ah. inta klien mengikuti arah telunjuk pemeriksa dengan

    bolamatanya

    -( 5ungsi sara krania# V &N( Trigeminus'

    a. ;ungsi sensorik diperiksa dengan menyentuh kilit $ajah daerah maIilla

    mandibula dan frontal dengan mengguanakan kapas. inta klien

    mengucapkan ya bila merasakan sentuhan lakukan kanan dan kiri.

    b. engan menggunakan sensori nyeri menggunakan ujung jarum atau

    peniti di ketiga area $ajah tadi dan minta membedakan benda tajam dan

    tumpul.

    c. engan mengguanakan suhu panas dan dingin juag dapat dilakukan

    diketiga area $ajah tersebut. inta klien menyebabkanutkan area mana

    yang merasakan sentuhan. angan lupa mata klien ditutup sebelumpemeriksaan.

    d. engan rasa getar dapat pukla dilakukan dengan menggunakan

    garputala yang digetarkan dan disentuhkan ke ketiga daerah $ajah tadi

    dan minta klien mengatakan getaran tersebut terasa atau tidak

    e. /emerikasaan corneal dapat dilakukan dengan meminta klien melihat

    lurus ke depan dekatkan gulungan kapas kecil dari samping kea rah

    mata dan lihat refleks menutup mata.

    f. /emeriksaan motorik dengan mengatupkan rahang dan merapatkan gigi

    periksa otot maseter dan temporalis kiri dan kanan periksa kekuatan

    ototnya minta klien melakukan gerakan mengunyah dan lihat

    kesimetrisan gerakan mandibula.

    7( 5ungsi sara krania# VII &N( 5asia#is'

    a. ;ungsi sensorik dengan mencelupkan lidi kapas ke air garam dan

    sentuhkan ke ujung lidah minta klien mengidentifikasi rasa ulangi untuk

    gula dan asam

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    12/39

    b. ;ungsi motorik dengan meminta klien tersenyum bersiul mengangkat

    kedua al:is berbarengan menggembungkan pipi. 6ihat kesimetrisan

    kanan dan kiri. /eriksa kekuatan otot bagian atas dan ba$ah minta klien

    memejampan mata kuat-kuat dan coba untuk membukanya minta pula

    klien utnuk menggembungkan pipi dan tekan dengan kedua jari.

    %( 5ungsi sara krania# VIII &N( Vesti:u#okok#ear'

    a. cabang 'estibulo dengan menggunakan test pendengaran

    mengguanakan $eber test dan rhinne test

    b. 8abang choclear dengan rombreng test dengan cara meminta klien

    berdiri tegak kedua kaki rapat kedua lengan disisi tubuh lalu obser'asi

    adanya ayunan tubuh minta klien menutup mata tanpa mengubah posisi

    lihat apakah klien dapat mempertahankan posisi

    /( 5ungsi sara krania# I; "an ; &N( 2#oso8aringeus "an Vagus'

    a. inta klien mengucapkan aa lihat gerakan o'ula dan palatum normal bila

    u'ula terletak di tengan dan palatum sedikit terangkat.

    b. /eriksa gag refleks dengan menyentuh bagian dinding belakang faring

    menggunakan aplikator dan obser'asi gerakan faring.

    c. /eriksa aktifitas motorik faring dengan meminta klien menel:an air sedikitobser'asi gerakan meelan dan kesulitan menelan. /eriksa getaran pita

    suara saat klien berbicara.

    1( 5ungsi sara krania# ;I&N( Asesoris'

    a. /eriksa fungsi trape=ius dengan meminta klien menggerakkan kedua

    bahu secara bersamaan dan obser'asi kesimetrisan gerakan.

    b. /eriksa fungsi otot sternocleidomastoideus dengan meminta klien

    menoleh ke kanan dan ke kiri minta klien mendekatkan telinga ke bahu

    kanan dan kiri bergantian tanpa mengangkat bahu lalu obser'asi rentang

    pergerakan sendi

    c. /eriksa kekuatanotottrape=ius dengan menahan kedua bahu klien

    dengan kedua telapak tangan danminta klien mendorong telapak tangan

    pemeriksa sekuat-kuatnya ke atas perhatikan kekuatan daya dorong.

    d. /eriksa kekuatan otot sternocleidomastoideus dengan meminta klien

    untuk menoleh kesatu sisi mela$an tahanan telapak tangan pemeriksa

    perhatikan kekuatan daya dorong

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    13/39

    a. /eriksa pergerakan lidah menggerakkan lidah kekiri dan ke kanan

    obser'asi kesimetrisan gerakan lidah

    b. /eriksa kekuatan lidah dengan meminta klien mendorong salah satu pipi

    dengan ujung lidah dorong bagian luar pipi dengan ujung lidah dorong

    kedua pipi dengan kedua jari obser'asi kekuatan lidah ulangi

    pemeriksaan sisi yang lain

    :(Pemeriksaan 5ungsi Motorik

    Sistem motorik sangat kompleks berasal dari daerah motorik di corteks

    cerebri impuls berjalan ke kapsula interna bersilangan di batang traktus

    pyramidal medulla spinalis dan bersinaps dengan lo$er motor neuron.

    /emeriksaan motorik dilakukan dengan cara obser'asi dan pemeriksaan

    kekuatan.

    %. assa otot G hypertropi normal dan atropi

    !. Tonus otot G apat dikaji dengan jalan menggerakkan anggota gerak pada

    berbagai persendian secara pasif. 5ila tangan K tungkai klien ditekuk secara

    berganti-ganti dan berulang dapat dirasakan oleh pemeriksa suatu tenaga

    yang agak menahan pergerakan pasif sehingga tenaga itu mencerminkan

    tonus otot.a. 5ila tenaga itu terasa jelas maka tonus otot adalah tinggi. ?eadaan otot

    disebut kaku. 5ila kekuatan otot klien tidak dapat berubah melainkan

    tetap sama. /ada tiap gerakan pasif dinamakan kekuatan spastis. Suatu

    kondisi dimana kekuatan otot tidak tetap tapi bergelombang dalam

    melakukan fleksi dan ekstensi eItremitas klien.

    b. Sementara penderita dalam keadaan rileks lakukan test untuk menguji

    tahanan terhadap fleksi pasif sendi siku sendi lutut dan sendi

    pergelangan tangan.

    c. Aormal terhadap tahanan pasif yang ringan K minimal dan halus.

    *. ?ekuatan otot G

    ,turlah posisi klien agar tercapai fungsi optimal yang diuji. ?lien secara aktif

    menahan tenaga yang ditemukan oleh sipemeriksa. Otot yang diuji biasanya

    dapat dilihat dan diraba. >unakan penentuan singkat kekuatan otot dengan

    skala 6o'ettLs (memiliki nilai " J #)

    " M tidak ada kontraksi sama sekali.

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    14/39

    % M gerakan kontraksi.

    ! M kemampuan untuk bergerak tetapi tidak kuat kalau mela$an tahanan

    atau gra'itasi.

    * M cukup kuat untuk mengatasi gra'itasi.

    2 M cukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh.

    # M kekuatan kontraksi yang penuh.

    =( Pemeriksaan 5ungsi Sensorik

    /emeriksaan sensorik adalah pemeriksaan yang paling sulit diantara

    pemeriksaan sistem persarafan yang lain karena sangat subyektif sekali. Olehsebab itu sebaiknya dilakukan paling akhir dan perlu diulang pada kesempatan

    yang lain (tetapi ada yang menganjurkan dilakukan pada permulaan

    pemeriksaan karena pasien belum lelah dan masih bisa konsentrasi dengan

    baik).

    /emeriksaan ini bertujuan untuk menge'aluasi respon klien terhadap

    beberapa stimulus. /emeriksaan harus selalu menanyakan kepada klien jenis

    stimulus.

    >ejala paresthesia (keluhan sensorik) oleh klien digambarkan sebagaiperasaan geli (tingling) mati rasa (numbless) rasa terbakarKpanas (burning)

    rasa dingin (coldness) atau perasaan-perasaan abnormal yang lain. 5ahkan tidak

    jarang keluhan motorik (kelemahan otot t$itching K kedutan miotonia cramp dan

    sebagainya) disajikan oleh klien sebagai keluhan sensorik. 5ahan yang dipakai

    untuk pemeriksaan sensorik meliputiG

    %. arum yang ujungnya tajam dan tumpul (jarum bundel atau jarum pada

    perlengkapan refleks hammer) untuk rasa nyeri superfisial.

    !. ?apas untuk rasa raba.

    *. 5otol berisi air hangat K panas dan air dingin untuk rasa suhu.

    2. >arpu tala untuk rasa getar.

    #. 6ain-lain (untuk pemeriksaan fungsi sensorik diskriminatif) seperti G

    a. angka untuk ! (t$o) point tactile dyscrimination.

    b. 5enda-benda berbentuk (kunci uang logam botol dan sebagainya)

    untuk pemeriksaan stereognosis

    c. /en K pensil untuk graphesthesia.

    "(Pemeriksaan 5ungsi Re#eks

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    15/39

    /emeriksaan aktifitas refleks dengan ketukan pada tendon menggunakan

    refleks hammer. Skala untuk peringkat refleks yaitu G

    " M tidak ada respon

    % M hypoacti'e K penurunan respon kelemahan (B)

    ! M normal (BB)

    * M lebih cepat dari rata-rata tidak perlu dianggap abnormal (BBB)

    2 M hyperaktif dengan klonus (BBBB)

    &efleks-refleks yang diperiksa adalah G

    ,( Re#eks !ate##a

    /asien berbaring terlentang lutut diangkat ke atas sampai fleksi kurang

    lebih *"". Tendon patella (ditengah-tengah patella dan tuberositas tibiae)

    dipukul dengan refleks hammer. &espon berupa kontraksi otot Nuadriceps

    femoris yaitu ekstensi dari lutut.

    $( Re#eks :i=e!s

    6engan difleksikan terhadap siku dengan sudut 9"" supinasi dan lengan

    ba$ah ditopang pada alas tertentu (meja periksa). ari pemeriksa

    ditempatkan pada tendon m. biceps (diatas lipatan siku) kemudian dipukul

    dengan refleks hammer.Aormal jika timbul kontraksi otot biceps sedikit meningkat bila terjadi fleksi

    sebagian dan gerakan pronasi. 5ila hyperaktif maka akan terjadi penyebaran

    gerakan fleksi pada lengan dan jari-jari atau sendi bahu.

    0( Re#eks tri=e!s

    6engan ditopang dan difleksikan pada sudut 9"" tendon triceps diketok

    dengan refleks hammer (tendon triceps berada pada jarak %-! cm diatas

    olekranon).

    &espon yang normal adalah kontraksi otot triceps sedikit meningkat bila

    ekstensi ringan dan hyperaktif bila ekstensi siku tersebut menyebabkanar

    keatas sampai otot-otot bahu atau mungkin ada klonus yang sementara.

    -( Re#eks a=hi##es

    /osisi kaki adalah dorsofleksi untuk memudahkan pemeriksaan refleks

    ini kaki yang diperiksa bisa diletakkan K disilangkan diatas tungkai ba$ah

    kontralateral.

    Tendon achilles dipukul dengan refleks hammer respon normal berupa

    gerakan plantar fleksi kaki.

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    16/39

    7( Re#eks a:"omina#

    ilakukan dengan menggores abdomen diatas dan diba$ah umbilikus.

    ?alau digores seperti itu umbilikus akan bergerak keatas dan kearah daerah

    yang digores.

    %( Re#eks Ba:inski

    erupakan refleks yang paling penting . +a hanya dijumpai pada penyakit

    traktus kortikospinal. 1ntuk melakukan test ini goreslah kuat-kuat bagian

    lateral telapak kaki dari tumit kearah jari kelingking dan kemudian melintasi

    bagian jantung kaki. &espon 5abinski timbul jika ibu jari kaki melakukan

    dorsifleksi dan jari-jari lainnya tersebar. &espon yang normal adalah fleksi

    plantar semua jari kaki.

    /emeriksaan khusus sistem persarafan untuk mengetahui rangsangan

    selaput otak (misalnya pada meningitis) dilakukan pemeriksaan G

    ,( 3aku ku"uk

    5ila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan sehingga dagu tidak

    dapat menempel pada dada kaku kuduk positif (B).

    $( Tan"a Bru">inski I

    6etakkan satu tangan pemeriksa diba$ah kepala kliendan tangan lain didada klien untuk mencegah badan tidak

    terangkat. ?emudian kepala klien difleksikan kedada secara

    pasif. 5rud=inski + positif (B) bila kedua tungkai ba$ah akan

    fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut.

    0( Tan"a Bru">inski II

    Tanda 5rud=inski ++ positif (B) bila fleksi tungkai klien pada sendi panggul

    secara pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan

    lutut.

    -( Tan"a 3ernig

    ;leksi tungkai atas tegak lurus lalu dicoba

    meluruskan tungkai ba$ah pada sendi lutut. Aormal bila

    tungkai ba$ah membentuk sudut %*#" terhadap tungkai

    atas.

    ?ernig (B) bila ekstensi lutut pasif akan menyebabkan

    rasa sakit terhadap hambatan.

    7( Test Lase?ue

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    17/39

    ;leksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus akan menimbulkan nyeri

    sepanjang m. ischiadicus.

    engkaji abnormal postur dengan mengobser'asi G

    %. ecorticate posturing terjadi jika ada lesi pada traktus

    corticospinal.

    Aampak kedua lengan atas menutup kesamping kedua siku

    kedua pergelangan tangan dan jari fleksi kedua kaki ekstensi dengan

    memutar kedalam dan kaki plantar fleksi.

    !. ecerebrate posturing terjadi jika ada lesi pada midbrain pons

    atau diencephalon.

    6eher ekstensi dengan rahang mengepal kedua lengan

    pronasi ekstensi dan menutup kesamping kedua kaki lurus keluar

    dan kaki plantar fleksi.

    B( Pemeriksaan Diagnostik@Penunang

    %. ,ngiografi serebral

    embantu menentukan penyebab dari stroke secara apesifik seperti

    perdarahan arterio'ena atau adanya ruptur.!. 8T Scan

    emperlihatkan secara spesifik letak oedema posisi hematoma adanya

    jaringan otak yang infark atau iskemia serta posisinya secara pasti. 8T

    scan merupakan pemeriksaan paling sensitif untuk /+S dalam beberapa

    jam pertama setelah perdarahan. 8T-scan dapat diulang dalam !2 jam

    untuk menilai stabilitas.

    *. /ungsi lumbal

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    18/39

    Tekanan yang meningkat dan di sertai dengan bercak darah pada cairan

    lumbal menunjukkan adanya haemoragia pada sub arachnoid atau

    perdarahan pada intrakranial. /eningkatan jumlah protein menunjukan

    adanya proses inflamasi.

    2. &+ (Magnetic Imaging Resonance)

    engan menggunakan gelombang magnetic untuk menentukan posisi

    serta besarK luas terjadinya perdarahan otak.

    #. 1S> opler

    1ntuk mengidentifikasi adanya penyakit arterio'ena (masalah sistem

    karotis).

    7. FF>elihat masalah yang timbul dampak dari jaringan yang infark sehingga

    menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    19/39

    Pemeriksaan La:oratorium

    a. /emeriksaan darah lengkap

    1ntuk mengetahui adanya anemia trombositopenia dan

    leukositosis yang dapat menjadi factor risiko stroke hemoragik

    b. /emeriksaan glukosa darah

    1ntuk mengetahui kadar glukosa darah sebagai sumber

    bahan bakar untuk metabolism sel otak. ,pabila kadar glukosa

    darah yang terlalu rendah maka akan dapat terjadi kerusakan

    pada jaringan otak

    c. /emeriksaan analisa gas darah

    1ntuk mengetahui gas darah yang disuplai ke jaringan

    otak sebagai sumber untuk metabolisme

    d. /emeriksaan serum elektrolit

    e. /emeriksaan 6F (6aju Fndap arah)

    engetahui adanya hiper'iskositas yang dapat menjadi

    factor risiko stroke hemoragik

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    20/39

    f. /emeriksaan faal hemostatis

    1ntuk mengetahui adanya risiko perdarahan sebagai

    komplikasi dan pencetus stroke hemoragik

    $(,(< Penata#aksanaan Me"is Stroke

    enurutAmerican Stroke Association(!"%!) menjelaskan bah$a golden

    periode terapi atau penanganan pasien dengan stroke adalah enam jam.

    /enanganan sebelum enam jam dapat mengatasi gangguan iskemia secara

    re'ersible. anajemen dari stroke trombosis akut berupaG

    a. Trombolisis +ntra'ena

    Terapi ini bertujuan untuk rekanalisasi pembuluh darah yang tersumbat

    secara cepat. /enelitian stroke oleh The National Institute of Neurological

    Disorder and Stroke (A+AS) mengenai rekombinan tissue #lasminogen

    activator(rT/,) menujukkan pemberian rT/, memberikan manfaat yang berarti

    pada pasien dengan stroke akut (Smith et al. !""3).

    b. Terapi ,ntitrombosis

    Terapi antitrombosis dapat berupa inhibisi platelet dan antikoagulasi.

    ,spirin merupakan satu-satunya antiplatelet yang terbukti efektif untuk terapiakut untuk stroke trombosis (Smith et al. !""3).

    c. empertahankan tekanan perfusi yang adekuat

    Tatalaksana ini dilakukan dengan cara mengontrol tekanan darah arterial

    secara ketat menstabilkan parameter kardio'askular seperti hidrasi adekuat

    terapi aritmia atau gagal jantung secara bermakna dan pencegahan proses

    metabolik patologis yang menggunakan oksigen dan energi seperti

    hiperglikemia dan demam (5aehr et al. !""4).

    d. Aeuroproteksi

    Aeuroproteksi adalah konsep terapi yang memperpanjang toleransi otak

    terhadap iskemik. Obat yang dapat menghentikan jalur eksitasi asam amino

    telah dibuktikan dapat melindungi neuron dan glia pada he$an tetapi belum

    pernah ada bukti penelitian tersebu berhasil pada manusia (Smith et al. !""3).

    $(,(,. Penata#aksanaan 3e!era)atan Stroke

    ?unci penting dalam tatalaksana pasien dengan stroke akut adalah

    mencegah memburuknya keadaan pasien dengan mencegah terajdinya

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    21/39

    komplikasi medis seperti gangguan pada sistem pernafasan pneumonia

    hipertensi hiperglikemia dehidrasi malnutrisi demam penyakit arteri koroner

    edema serebral infeksi dan tromboembolisme (Summers at al !""9).

    a. onitoring Tekanan arah

    Tekanan darah merupakan salah satu tanda-tanda 'ital yang harus selalu

    dipantau pada pasien stroke iskemik akut. /eningkatan tekanan darah

    merupakan respon fisiologis tubuh terhadap kemungkinan adanya hipoksia

    peningkatan tekanan intrakranial adanya perdarahan kandung kemih yang

    penuh nyeri mual lingkungan yang ramai atau a$al terjadinya hipertensi.

    Tekanan darah akan meningkat pada semua pasien stroke iskemik akut terutama

    dalam !2 sampai 23 jam pertama dan kembali turun pada hari ke %" sampai hari

    ke %2 setelah serangan stroke.

    *uideline yang dianjurkan oleh ,H, adalah mempertahankan tekanan

    darah %3"K%"# mmHg selama !2 jam pada pasien yang menerima terapi

    trombolitik. Tekanan darah harus selalu dipantau dan dikaji secara terus-

    menerus. Hipotensi arterial juga kadang-kadang terjadi karena terjadi penurunan

    output jantung yang menandakan adanya gangguan pada jantung seperti

    adanya aritmia jantung dan infark miokard. /enurunan tekanan darah yang tiba-tiba dapat menyebabkan memburuknya keadaan pasien stroke yang dapat

    menginduksi penurunan tekanan perfusi di area yang mengalami iskemik. /asien

    dengan hipotensi membutuhkan e'aluasi dengan pengkajian kepera$atan yang

    lebih lanjut dan tatalaksana yang dapat dilakukan yaitu penggantian terapi

    cairan dengan normal saline dan koreksi adanya aritmia dengan pemeriksaan

    kardio'askular yang lebih lengkap (Summers at al !""9).

    b. onitoring Suhu Tubuh

    /asien stroke yang mengalami peningkatan suhu tubuh dan demam

    dapat memperburuk keadaan injuri iskemik karena terjadi peningkatan

    kebutuhan metabolisme tubuh dan produksi radikal bebas. 5erdasarkan

    penelitian meta analisis bah$a terdapat korelasi antara kenaikan suhu tubuh dan

    luasnya 'olume infark serebral. /eningkatan suhu tubuh merupakan prediktor

    luaran klinis yang buruk dan merupakan faktor independen terhadap peningkatan

    angka kematian jangka pendek maupun jangka panjang (Summers at al !""9).

    c. onitoring Status ?ardio'askular

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    22/39

    /enelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bah$a lesi insular dapat

    menyebabkan aritmia jantung dan juga henti jantung yang tiba-tiba. +nfark

    hemisper kanan berhubungan dengan peningkatan insiden aritmia karena diduga

    disebabkan oleh disfungsi saraf simpatis dan parasimpatis. /asien dengan

    stroke akut memiliki masalah pada bagian jantung dan juga beresiko mengalami

    infark miokard selama fase akut stroke. /asien dengan stroke membutuhkan

    e'aluasi pemeriksaan jantung yang lengkap selama fase akut stroke (Summers

    at al !""9).

    d. onitoring oksigenasi

    onitoring saturasi oksigen dapat mengurangi resiko penurunan status

    neurologis yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya hipoksemia.

    Oksigenasi !-2 6iterKmenit direkomendasikan jika saturasi oksigen kurang dari

    9!. 5eberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketidakadekuatan oksigenasi

    yaitu penurunan tingkat kesadaran aspirasi dan atelektasis. ika tidak ada

    hipoksemia suplementasi oksigen tambahan tidak direkomendasikan (Summers

    at al !""9).

    e. onitoring glukosa darah

    /asien yang mengalami hiperglikemia dapat meningkatkan luas area otakyang mengalami infark perdarahan dan luaran klinis yang buruk. 5eberapa

    penelitian menunjukkan bah$a peningkatan glukosa darah merupakan faktor

    independen luaran klinis yang buruk peningkatan luas area otak yang

    mengalami infark lamanya ra$at inap dan peningkatan angka kematian.

    5erdasarkan analisis NINDS rT+A trial menemukan bah$a resiko perdarahan

    meningkat hingga 4# per %"" mgKd6 glukosa darah. /eningkatan glukosa

    darah dapat mencegah reperfusi a$al dan menghilangkan manfaat terapi dari

    rT+A. /era$at harus selalu memantau kadar glukosa darah pasien. ika glukosa

    darah %2" mgKd6 dan pasien menerima terapi trombolitik maka pantau glukosa

    darah tiap satu sampai dua jam karena berdasarkan bukti penelitian sebelumnya

    bah$a pasien yang mengalami hiperglikemia lebih mudah mengalami

    perdarahan intraserebral tetapi jika pasien tidak menerima terapi trombolitik

    maka kadar glukosa darah harus selalu dipantau tiap 7 jam pada !2 sampai 23

    jam pertama dan terus dilanjutkan jika pasien stroke diketahui juga mengalami

    diabetes. ika terjadi hipoglikemia maka harus segera diberikan satu ampul

    de$trose#" (Summers at al !""9).

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    23/39

    f. Fdema serebral setelah serangan stroke

    Fdema serebral puncak terjadinya biasanya pada hari ketiga dan kelima

    setelah serangan stroke iskemik akut. /eningkatan tekanan intrakranial sebagai

    akibat dari edema serebral. onitoring terhadap tekanan intrakranial harus

    dilakukan sebagai bagian dari pengkajian berkelanjutan pada pasien stroke.

    ?etika monitoring T+? in'asif tidak tersedia maka seorang pera$at harus

    mengandalkan tanda-tanda klinis peningkatan T+? yaitu perubahan tingkat

    kesadaran defisit neurologi yang semakin berat perubahan pupil atau

    perubahan pola nafas. /erubahan tingkat kesadaran merupakan tanda a$al

    peningkatan T+?. 8airan hipotonik yang mengandung e$cess free !ater harus

    dihindari pada pasien yang memiliki atau yang beresiko mengalami edema

    serebral. Seorang pera$at harus selalu $aspada jika pasien mengalami

    hipoksia hiperkapnia atau hipotermia yang dapat menyebakan peningkatan T+?.

    /osisi kepala pasien pada tempat tidur diele'asikan !" sampai *" derajat posisi

    leher harus dalam posisi netral untuk memfasilitasi drainase 'ena dan menjaga

    kepatenan jalan nafas. ?etika terjadi peningkatan T+? tekanan darah pasien

    mungkin meningkat untuk mempertahankan tekanan perfusi serebral yang

    adekuat./enggunaan agen antihipertesi dengan efek 'enodilatasi harus dihindari

    karena dapat menyebakan 'enodilatasi serebral dan menyebakan peningkatan

    T+?. Terapi untuk peningkatan T+? yaitu hiper'entilasi untuk menurunkan /8O!#

    sampai %" mmHg untuk membuat 'asokontriksi dan menurunkan T+?.

    5agaimanapun juga hiper'entilasi hanya terapi yang bersifat sementara dan

    juga dapat membahayakan perfusi serebral ketika terjadi 'asokontriksi.

    /engkajian neurologi harus selalu dilakukan untuk melihat perubahan yang

    mungkin terjadi pada perfusi serebral. ,gen diuretik osmotik seperti furosemide

    atau mannitol dapat digunakan untuk edema serebral. Serum dan osmolaritas

    urine harus selalu dipantau jika menggunakan mannitol (Summers at al !""9).

    g. +nfeksi

    /neumonia dan infeksi saluran kemih sering muncul pada fase akut

    setelah serangan stroke. emam atau perubahan tingkat kesadaran dapat

    mengindikasikan kemungkinan terjadinya infeksi. /neumonia merupakan

    komplikasi yang terjadi pada 23 sampai 4! jam pertama setelah stroke iskemik

    akut. Stroke yang disertai dengan komplikasi pneumonia meningkatkan lama

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    24/39

    ra$at inap kematian dan biaya rumah sakit. /enyebab utama pneumonia

    adalah aspirasi akibat disfagia. +mobilitas dan atelektasis juga dapat

    menyebabkan pneumonia. alan nafas dan oksigenasi harus terus dipantau

    beberapa pasien mungkin membutuhkan intubasi endotrakeal dan 'entilasi

    mekanik (Summers at al !""9).

    Tatalaksana kepera$atan meliputi mengenali dengan cepat dan segera

    melaporkan adanya demam penyebab demam harus diketahui secara pasti dan

    pengobatan segera dilakukan. Tatalaksana mual dan muntah dengan

    menggunakan antimuntah dapat mencegah aspirasi. Suctionpada jalan nafas

    harus dilakukan secara hati-hati jika terjadi peningkatan T+? (Summers at al

    !""9).

    +nfeksi saluran kemih sering terjadi pada pasien stroke sekitar %# sampai

    7" dan merupakan salah satu faktor independen luaran klinis yang buruk pada

    pasien stroke. /enggunaan kateter ind!elling dan perubahan kontrol s#hincter

    akan meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. /enggunaan kateter ind!elling

    harus dihindari sebisa mungkin jika tidak diindikasikan. ika digunakan pada

    pasien stroke maka harus sesegera mungkin dihentikan penggunaan kateter jika

    kondisi medis dan neurologi dalam keadaan stabil. ?ateter eksternalincontinence #ants dan kateter intermitten merupakan kateter alternatif selain

    kateter ind!elling. /asien harus selalu dikaji adanya infeksi saluran kemih jika

    ada perubahan tingkat kesadaran. 1rinalisis dan kultur urin harus dilakukan jika

    ada tanda-tanda infeksi saluran kemih (Summers at al !""9).

    h. /era$atan bo!eldan kandung kemih

    ?onstipasi merupakan masalah utama yang sering terjadi. /era$at harus

    mengkaji pola eliminasi pasien suara bising usus dan jika terdapat distensi

    abdomen. ?omplikasi yang umum terjadi pada sistem urinari yaitu inkontinensia

    yang terjadi sekitar *"-7". +nfark pada area lobus frontal atau pada pons dapat

    menyebabkan inkontinensia. +nkontinensia urin dapat meningkatkan insiden

    dermatitis penurunana integritas kulit infeksi saluran kemih dan#erineal thrush.

    Seorang pera$at harus membuat rencana program pelatihan kandung kemih

    untuk menurunkan episode inkontinensia. /asien harus dianjurkan untuk

    berkemih tiap dua jam pada siang hari dan tiap empat jam pada malam hari.

    ,supan cairan yang banyak pada siang hari dan menurunkan asupan cairan

    pada malam hari harus dilakukan (Summers at al !""9).

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    25/39

    i. 6atihan obilisasi

    /asien stroke selalu dalam keadaan bed rest tetapi ketika keadaan

    hemodinamik yang stabil maka harus dilakukan latihan mobilisasi. /asien stroke

    perdarahan dan stroke iskemik beresiko mengalami tromboembolisme akibat

    paralisis atau kegagalan mobilitas fisik. 6atihan mobilisasi dapat mengurangi

    resiko ateletaksis pneumonia tromboembolisme dan embolisme paru.

    +mobilitas dapat meningkatkan resiko kontraktur komplikasi pada ortopedi atrofi

    dan kelumpuhan saraf. +nter'esi kepera$atan yaitu latihan &O (Range of

    Motion) dapat mencegah kontraktur sendi dan atrofi. &esiko jatuh pada pasien

    stroke dapat menyebaban injuri terutama pada pasien infark hemisfer. +nter'ensi

    yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi pasien yang beresiko penggunaan

    tempat tidur yang berpagar dan meletakkan barang-barang kebutuhan pasien

    dekat dengan pasien (Summers at al !""9).

    j. /era$atan ?ulit

    /enurunan integritas kulit sering terjadi karena penurunan sensasi

    penurunan sirkulasi usia jenis kelamin penurunan kesadaran dan

    ketidakmampuan untuk mobilitas akibat paralisis. ?omplikasi yang berkaitan

    seperti inkontinensia dapat menurunkan integritas kulit. /enekanan utama padaarea tumit sakrum dan lateral malleoli. /asien harus dimonitor adanya

    penurunan integritas kulit ketika reposisi pasien. /era$atan pada pasien ini

    adalah merubah posisi pasien tiap dua jam kulit dijaga kebersihannya dan dijaga

    dalam keadaan kering. Skala ,raden sering digunakan untuk memprediksikan

    adanya resiko dekubitus (Summers at al !""9).

    k. eteksi adanya isfagia dan encegah ,spirasi

    ,spirasi pada pasien stroke sering diakibatkan karena disfagia. /asien

    harus dilakukan pengkajian kemampuan menelan sebelum asupan oral makanan

    dan e'aluasi kemampuan berbicara (Summers at al !""9).

    l. Autrisi

    alnutrisi berhubungan dengan komplikasi berat dan luaran klinis yang

    buruk. Autrisi yang tidak adekuat merupakan resiko penurunan berat badan

    penurunan sistem imunitas kelemahan lamanya ra$at inap dan kematian.

    onitor status nutrisi yang dapat dilakukan pera$at adalah memonitor

    perubahan berat badan dan asupan diet pasien (Summers at al !""9).

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    26/39

    $($ NIHSS &Nationa# Institute o Hea#th Stroke S=a#e

    Terdapat beberapa skala yang telah digunakan di +ndonesia untuk melihat

    kemajuan hasil pera$atan stroke fase akut diantaranya National Institute of

    'ealth Stroke Scale (A+HSS) indeks ,arthel dan modified Ranking Scale

    (m&S). alam buku guideline stroke yang diterbitkan oleh /erhimpunan okter

    Saraf +ndonesia (/F&OSS+) A+HSS telah ditetapkan sebagai salah satu cara

    pemantauan pera$atan stroke di +ndonesia. A+HSS digunakan untuk menilai

    derajat keparahan stroke pada langkah a$al sebagai prediktor kematian dan

    luaran jangka panjang (/F&OSS+ !"%%). +ndeI ,arthel dan modified Rangking

    Scale merupakan skala yang digunakan untuk mengukur disabilitas atau

    kemandirian dalam ,6 pada pasien stroke (Sulter et al. %999) sedangkan

    A+HSS menilai luaran klinis neurologis dengan cakupan yang cukup luas

    sehingga dapat menggambarkan fungsi otak secara keseluruhan dan merupakan

    skala penilaian yang de$asa ini sering digunakan untuk penilaian keluaran klinis

    penyakit stroke (Pandieh et al.-!"%*). A+HSS jika dibandingkan alat pengukuran

    lain memiliki keunggulan dalam melihat prediktor luaran fungsional pasien

    dengan stroke dan juga pemeriksan A+HSS tidak membutuhkan $aktu yang

    lama yaitu sekitar delapan menit (Siegler et al. !"%!)A+HSS adalah skala penilaian yang dilakukan pada pasien stroke untuk

    melihat kemajuan hasil pera$atan fase akut. /enilaian ini dilakukan dua kali

    yaitu saat masuk (a$al pera$atan) dan saat keluar dari pera$atan (saat hari

    terakhir ra$at inap di rumah sakitKdischarge ke ruanganKsetelah pemberianterapi

    untuk melihat efek terapi rT/,). A+HSS memiliki beberapa tujuan untuk menilai

    manifestasi klinis stroke fase akut namun penggunaan utama dalam kedokteran

    klinis selama penilain A+HSS dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat

    kecacatan yang disebabkan oleh pemberian pengobatan stroke dengan rT/,.

    /enggunaan penting lainnya dari A+HSS dalam penelitian adalah untuk

    perbandingan tujuan keberhasilan pada pera$atan stroke yang berbeda dan

    inter'ensi dalam rehabilitasi pasien stroke. Ailai A+HSS adalah antara "-2! dan

    terdiri dari %* komponen yaitu derajat kesadaran menja$ab pertanyaan

    mengikuti perintah gerakan mata lapang pandang paresis $ajah motorik

    lengan kanan dan kiri motorik tungkai kanan dan kiri ataksia anggota badan

    sensorik bahasa disatria dan atensi (Pandieh et al.-!"%*).

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    27/39

    Tingkat keparahan stroke yang diukur dengan A+HSS merupakan

    prediktor penting dalam menentukan hasil akhir keluaran pasien (National Stroke

    Association !"%!). A+HSS merupakan pengukuran kuantitatif pasien stroke

    berhubungan dengan kondisi klinis pasien stroke yang merupakan penilaian

    terhadap status neurologis. A+HSS dapat digunakan pada pera$atan fase akut

    skrining penilaian formal dan monitoring (

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    28/39

    perbaikan pada tatalaksana pemberian agen trombolitik (National Stroke

    Association !"%!). Terdapat beberapa metode lainnya dalam mengukur

    perbaikan klinis namun konsensus menujukkan bah$a metode yang paling

    banyak digunakan untuk mengukur perbaikan klinis adalah menggunakan

    metode A+HSS dan metode m&S untuk mengukur disabilitas yang mengikuti

    stroke (National Stroke Association !"%!).

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    29/39

    Item PARAMETER

    6AN2 DINILAI

    Res!onse S3OR

    MASU3 3ELUAR

    Tg#

    !emeriksaan

    Tg#

    !emeriksaan

    %, Tingkat

    kesadaran

    " G sadar penuh

    % G tidak sadar penuh: dapat

    dibangunkan denganstimulasi minor (suara).

    ! G tidak sadar penuh: dapat

    berespon dengan stimulasi

    berulang atau stimulasi

    nyeri.

    * G komaKtidak ada respon

    dengan stimulasi apapun

    %5 enja$ab

    pertanyaan

    " G benar semua

    % G hanya dapat menja$ab

    satu pertanyaan dengan

    benarKtidak dapat berbicara

    karena terpasang pipa

    endotracheal atau disatria.

    ! G tidak dapat melakukan

    kedua perintah dengan

    benarKafasiaKstupor

    %8 engikuti

    perintah

    " G dapat melakukan kedua

    perintah dengan benar)

    % G hanya dapat melakukan

    satu perintah dengan benar.

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    30/39

    ! G tidak dapat melakukan

    kedua perintah denganbenar

    ! >a=e G >erakan

    mata konyugat

    hori=ontal

    " G normal

    % G paresis ga=e parsial

    pada % atau ! mata

    terdapat abnormal ga=e

    namun forced de'iation atau

    paresis ga=e total tidak ada.

    ! G forced de'iation atau

    paresis ga=e total tidak

    dapat diatasi dengan

    manu'er okulosefalik

    *

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    31/39

    # motorik (lengan)G

    a. ?anan

    b. ?iri

    " G tidak ada drift: lengan

    dapat diangkat 9" (2#)derajat selama minimal %"

    detik penuh

    % G drift lengan dapat

    diangkat 9" (2#) namun

    turun sebelum %" detik

    tidak mengenai tempat tidur.

    ! G ada upaya mela$an

    gra'itasi lengan tidak dapat

    diangkat atau dipertahankan

    dalam posisi 9" (2#) derajat

    jatuh mengenai tempat tidur

    namun ada upaya mela$an

    gra'itasi.

    * Gtidak ada upaya mela$an

    gra'itasi tidak mampu

    mengangkat hanya

    bergeser

    2 G tidak ada gerakan

    1AM amputasi atau fusi

    sendi jelaskanQ.

    ?anan

    kiri

    7 ;ungsi motorik

    (tungkai)G

    a. kanan

    b. kiri

    " G tidak ada drift tungkai

    dapat dipertahankan dalamposisi *" derajat dalam

    minimal # detik penuh

    % G drift : tungkai jatuh

    setelah persis # detik

    ?anan

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    32/39

    namun tidak mengenai

    tempat tidur.

    ! G ada upaya mela$an

    gra'itasi: tungkai jatuh

    mengenai tempat tidur

    dalam # detik namun ada

    upaya mela$an gra'itasi.

    * G tidak ada upaya

    mela$an gra'itasi.

    2 : tidak ada gerakan

    1AM amputasi atau fusi

    sendi jelaskanQ

    ?iri

    4 ,taksia anggota

    gerak

    " G tidak ada ataksia

    % G pada satu ektremitas

    ! G pada dua atau lebih

    ektremitas.

    1AM amputasi atau fusi

    sendi jelaskanQ

    3 Sensorik " G normal tidak ada

    gangguan sensorik

    % G gangguan sensorik

    ringan sedang sensasi

    disentuh atau nyeri

    berkurang namun masih

    terasa disentuh

    ! G gangguan sensorik

    berat tidak merasakan

    sentuhan di $ajah lengan

    atau tungkai.

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    33/39

    9 5ahasa terbaik " G normal: tidak ada afasia

    % G afasia ringan-sedang:

    dapat berkomunikasi namun

    terbatas. asih dapat

    mengenai benda namun

    kesulitan bicara percakapan

    dan menjadi percakapan.

    ! G afasia berat: seluruh

    komunikasi melalui ekspresi

    yang terfragmentasi atau

    dikira-kira da pemeriksa

    tidak dapat memahami

    response pasien.

    * G mutisme afasia global:

    tidak ada kata-kata yang

    keluar maupun pengertian

    akan kata-kata.

    An"a tahu kena!a

    +atuh ke :umi

    Saa !u#ang "ari kera

    Dekat mea "i ruang makan

    Mereka men"engar "ia siaran "i ra"io ta"i ma#am

    %" ,rtikulasi disatria " G artikulasi normal

    % G disatria ringan-sedang:

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    34/39

    pasien pelo setidaknya

    pada beberapa kata namunmeski berat dapat

    dimengerti.

    ! G disatria berat: bicara

    pasien sangat pelo namun

    tidak afasia.

    1AM intubasi atau

    hambatan fisik lain

    jelaskanQ

    %% AeglectKtidak ada

    atensi

    " G tidak ada neglect

    % G tidak ada atensi pada

    salah satu modalitas

    berikut: 'isual tactile

    auditory spatial or personal

    inattention.

    ! G tidak ada atensi pada

    lebih dari satu modalitas

    &entang

    stroke

    Total skore

    3ETERAN2AN

    Skor # G deficit neurologis ringan

    Skor 7-%2 G deficit neurologis sedang

    Skor %#-!2 G deficit neurologis berat

    Skor !# G deficit neurologis sangat berat

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    35/39

    DA5TAR PUSTA3A

    ,hmad . >raham ?.. +nflamation ,fter StrokeG echanism and Therapeutic

    ,pproaches. Trans Stroke Res- !"%":% (!)G 42-4#.

    ,ggar$al ,. ,ggar$al /. ?hatak . ?hatak S. 8erebral +schemic StrokeG

    SeNuels of 8ascade. International ournal of +harma and ,io Science-

    !"%": % (*)G %-*.

    ,merican Stroke ,ssociation. !"%!. About Stroke- (Online).

    httpGKK$$$.strokeassociation.orgKST&O?FO&>K,boutStrokeKTypesofStroke

    KTypes-of-StrokeR18R*"3#*%RSubHome/age.jsp diakses tanggal %"

    September.

    ,ndersen ?.?. Olsen T.. ehlendorff 8. ?ammersgaard 6./ Hemorrhagic

    and +schemic Stroke compared Stroke Se'erity ortality and &isk ;actor

    Stroke. ournal of American 'eart Association- !""9: 2"G /012"/03/.

    ,nggraeni ,.8. !"%!. Asuhan *i4i5 Nutritional &are +rocess. Fdisi /ertama.

    0ogyakartaG >raha +lmu.

    5adman .?. ;lier .;. The >ut and Fnergy 5alanceG 8.

    5atticaca ;ransisca 5. !""3. Asuhan 8e#era!atan 8lien dengan *angguan

    Sistem +ersarafan. akartaG Salemba edika. hal. #2-#7.

    5ill O. Pufferey /. ;aou= . and ichel /. Se'ere StrokeG /atient /rofile ,nd

    /redictors Of ;a'orable Outcome. ournal of Thrombosis and

    'aemostasis !""!:%% (%)G 9!.

    5ou=iana S.. T=iomalos ?. alnutrition in /atients $ith ,cute Stroke. ournal

    of Nutrition and Metabolism- !"%%: !"%%G %-7.

    5raid ,.F. ambrosia . anket S. Fichbaum . 8ha'es 8. Sil'er 5.,.

    Three +tem Scale for The Farly /rediction of Stroke &eco'ery. The ancet

    Neurolog%- !""%: *#4 (9!42)G !"9#-!"99.

    5usch .,. Schienkiet$it= F dan >ob$ald. /re'alence stroke in adults aged

    2"-49 years in >ermany G &esult of >erman Health +nter'ie$ and

    FIamination Sur'ey for ,dults (F>S%) ,undesgesundheitsblatt-

    *esundheitsforschug- *esundheitsschut4- !"%*: # (7)G %-#

    http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/TypesofStroke/Types-of-Stroke_UCM_308531_SubHomePage.jsp#http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/TypesofStroke/Types-of-Stroke_UCM_308531_SubHomePage.jsp#http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/TypesofStroke/Types-of-Stroke_UCM_308531_SubHomePage.jsp#http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/TypesofStroke/Types-of-Stroke_UCM_308531_SubHomePage.jsp#
  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    36/39

    8rary .,. ann-8annaby >.. iller 6. ,ntoniou A. Silliman S. ysphagia

    and Autritional at The Time of Hospital ,dmission for +schemic Stroke.

    ournal of Stroke and &erebrovascular Disease- !""7: %#(2)G %72-%4%.

    onnan >.,. ;isher . acleod . a'is S.. Stroke.The ancet Neurolog%-

    !""3:*4% (97!2)G %7%!J!*.

    ;ischer . Schaebit= W. ,n O'er'ie$ of ,cute Stroke Therapy. Arch.

    International Medicine- !""":%7" (!%)G *%97-*!"7.

    >eorge .>. atters .. c>ruder H.;. ibson &.S. !""#. +rinci#les of Nutritional Assesment !ndFd. OIford 1ni'ersity

    /ressG OIford.

    >ilgun-Sherki 0. &osenbaum P. elamed F. Offen . ,ntioIidant Therapy in

    ,cute 8entral Aer'ous System +njury-8urrent State. +harmacol Rev.- !""!:

    #2 (!)G !4%-!32.

    >lymour .. 5erkman 6.;. Frtel ?.,.fay F. >lass T.,. ;urie ?.6. 6esion

    8haractheristic A+H Stroke Scale and ;unctional Outcome reco'ery after

    stroke. American ournal of +h%sical Medicine and Rehabilitation- /0039

    21(:)5 3/;"3adjah ada

    1ni'ersity /ress halaman 37-33

    Hill .O. 1nderstanding and ,ddressing The Fpidemic of ObesityG an Fnergy

    5alance. =ndocrine Revie!s-!""7:!4 (4)G 4#"-47%.

    Hisham A.;. 5ayraktutan 1. Fpidemiology /athophysiology and Treatment of

    Hypertension in +schemic Stroke /atients. ournal of Stroke and

    &erebrovascular Disease- !"%*: !! (4)G 2-%%.

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    37/39

    Hof /.&. 8harles angguan ?ognitif pasca Stroke dan ;aktor &esikonya. Med.

    Mas%arakat- !""!: %3(2)G !2-4.

    attoI T.W. &eiter /.. !"%". /harmacotherapy , /athofisiology ,pproach 4th

    editorG ipiro .T. Talbert &.6. 0ee >.8. at=ke >.&. $ells 5.>.

    /osey 6.. c>ra$-Hill. Ae$ 0ork p.!*49-!*3#

    ass .5. Safdieh .F. +schemic StrokeG /athofisiology and /rinciples of

    6ocali=ation. 'os#ital +h%sician Neurolog% ,oard Revie! Manual- !""9: %*

    (%)G %9"34-**9%.

    isbach . %999. Stroke5 As#ek Diagnostic- +atofisiologi- Mana7emen. akartaG

    5alai /enerbit ;?-1+ hal. %-3.

    Aational +nstitute of Aeurological isorders and Stroke. !""9. ,rain ,asics5

    +reventing Stroke-(Online)

    httpGKK$$$.ninds.nih.go'KdisordersKstrokeKpre'entingRstroke.htm diakses

    tanggal %" September !"%2.

    Aational Stroke ,ssociation. !"%!. What is stroke (Online)

    httpGKK$$$.stroke.orgKsiteK/ageSer'erUpagenameMstroke diakses tanggal

    %" September !"%2.

    /erhimpunan okter Saraf +ndonesia. !"%%. *uideline Stroke /0>>- /O?+

    /F&OSS+ akarta hal. 2".

    /iao 8. Toledo .F.>. >u C. Phao 6. !"%!. =$#erimental ? Transisional

    Stroke Medicine (Online). httpGKK$$$.etsmjournal.comKcontentK2K%K!#

    diakses tanggal %2 September !"%*.

    &amee S.&. White 8.. ,cute Stroke +nter'ention. &urrent +robelem in

    Neurolog%- !"%2: *9 (*)G 7".

    http://www.ninds.nih.gov/disorders/stroke/preventing_stroke.htmhttp://www.stroke.org/site/PageServer?pagename=strokehttp://www.stroke.org/site/PageServer?pagename=strokehttp://www.etsmjournal.com/content/4/1/25http://www.etsmjournal.com/content/4/1/25http://www.ninds.nih.gov/disorders/stroke/preventing_stroke.htmhttp://www.stroke.org/site/PageServer?pagename=strokehttp://www.etsmjournal.com/content/4/1/25
  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    38/39

    &ink 8. >nya$ali S. /eterson 6. ?hana S. OIygen-inducible >lutamate

    OIaloacetate Transminase as /rotecti'e S$itch Transforming AeurotoIic

    >lutamate to etabolic ;uel uring ,cute ischemic Stroke. Antio$idantsand Redo$ Signaling !"%%: %2 (%")G %444-%43#.

    &uijun . Sch$amm 6.H. /er'e= . Singhal ,. +schemic Stroke ,nd

    Transient +schemic ,ttack +n 0oung ,dultsG &isk ;actor iagnostic 0ield

    Aeuroimaging ,nd Thrombolysis. AMA Neurol- !"%*4" (%)G #%.

    Seo .H. eong H.0. Aoh S. ?im F.>.H$an-i ?. 5ae .S. ?im S..

    &elationship of 5ody ass +ndeI and ortality for ,cute +schemic Stroke

    /atients after Thrombolysis Therapy. Neurocrit &are- !"%*: !3 (#)G 9!-97.

    ShenH. 8henH. /eng 6. 6in . 8hen 6. 6iang 8. 6o 0. H$ang S. +mpact

    of Autritional Status on 6ong-Term ;unctional Outcomes of /ost-,cute

    Stroke /atients in Tai$an. ournal Archieves of *erontolog% and *eriatrics

    !"%%: #* (%")G %29-%#!.

    Siegler .F. 5oehme ,.?. ?umar ,.. >ilette .,. ,lbright ?.8. artin-

    Schild S. What 8hange in the Aational +nstitute of Health Stroke Scale

    Should efine Aeurologic eterioration in ,cute +schemic Stroke. ournal

    of Stroke and &erebrovascular Disease !"%!: !! (#)G 74#.

    Sjahrir H !""*. Stroke +skemik. 1ni'ersitas Sumatera 1tara.

    Smith W.S. ohnston S.8. Faston .. !""3. &erebrovascular disease InG

    Fdition 'arrison@s +rinci#les of Internal Medicine %7th ed editor5 ;aucy ,.

    5raun$ald F. ?asper .6. Hauser S.6. 6ongo .6. ameson .6.

    6oscal=o . c>ra$-Hill. Ae$ 0ork p. !*4!-!*9*.

    Summers . 6eonard ,. Went$orth . Sa'er .6. Simpson . Spilker .,.

    et al. 8omprehensi'e O'er'ie$ of Aursing and +nterdisciplinary care of The

    ,cute +schemic Stroke /atientG , Scientific Statement from The ,merican

    Heart ,ssociation. ournal of The American 'eart AssociationStroke !""9:

    2"G!9%%-!922.

    Suroto S.&./eran Sitokin pada Stroke +skemik ,kut. Neurona !""!: %9 (*)G 2-3.

    Tjokronegoro ,. 1tama H. !""!. 6#date in Neuroemergencies. akartaG

    /enerbit ;? 1+.

  • 7/26/2019 Cva Embolisme

    39/39

    Woodruff T.. Thundyil . Tang S.8. Sobey 8.>. Taylor S..,rumugam

    T.