CR Tonsilitis-Kronis Rizni

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    1/26

    I. PENDAHULUAN

    Di Indonesia infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) masih merupakan penyebab tersering

    morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 1996199! temuan penderita ISPA pada anak

    berkisar antara "#$ % $' sedangkan temuan penderita ISPA pada tahun tersebut adalah !$ %

    $. Sebagai salah satu penyebab adalah rendahnya pengetahuan masyarakat. Di Amerika

    Serikat absensi sekolah sekitar 66$ diduga disebabkan ISPA.

    *onsilitis kronik pada anak mungkin disebabkan karena anak sering menderita

    ISPA atau karena tonsilitis akut yang tidak diterapi adekuat atau dibiarkan. +erdasarkan

    data epidemiologi penyakit *,* di ! pro-insi (Indonesia) pada tahun 199&%1996'

    pre-alensi tonsilitis kronik tertinggi setelah nasofaringitis akut (&'6$) yaitu sebesar

    "'$.

    asalah kesehatan dari penyakit pada tonsil dan adenoid termasuk penyakit

    yang paling banyak ditemukan pada populasi umum. /eluhan seperti nyeri

    tenggorokan' infeksi saluran pernapasan bagian atas yang sering disertai dengan

    masalah pada telinga' adalah 0umlah terbesar dari pasien yang datang berkun0ung ke

    pelayanan kesehatan terutama anak%anak.

    Infeksi saluran pernafasan atas pada anak%anak merupakan hal yang paling

    sering di0umpai oleh dokter umum. /eluhan%keluhan infeksi saluran pernafasan atas'

    sakit tenggorok dan penyakit%penyakit telinga dapat disebabkan oleh karena gangguan

    dari tonsil dan adenoid. in2in 3aldeyer yang tersusun dari 0aringan limfoid berperan

    sebagai daya pertahanan lokal dan sur-eilen imun. Seperti halnya 0aringan limfoid lain'

    0aringan limfoid pada 2in2in 3aldeyer men0adi hipertrofi pada masa kanak%kanak. Pada

    umur 4 tahun' anak mulai sekolah dan men0adi lebih terbuka kesempatan untuk

    mendapat infeksi dari anak yang lain.

    5okasi tonsil pada saluran pernafasan dan pen2ernaan menyebabkan ia tidak

    0arang terkena infeksimen0adi sarang (fokal) infeksi' serta bisa 0uga membesar dan

    mengganggu proses menelanpernafasan' sehingga tonsilitis kronis tanpa diragukan

    merupakan penyakit yang paling sering dari semua penyakit tenggorokan yang

    berulang.

    1

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    2/26

    Se2ara klinis pada tonsilitis kronik didapatkan ge0ala berupa nyeri tenggorok atau nyeri

    telan ringan' mulut berbau' badan lesu' sering mengantuk' nafsu makan menurun' nyeri kepala

    dan badan terasa meriang.

    Pada tonsilitis kronik hipertrofi dapat menyebabkan apnea obstruksi saat tidur ge0ala

    yang umum pada anak adalah mendengkur' sering mengantuk' gelisah' perhatian berkurang dan

    prestasi bela0ar yang kurang baik.

    /ualitas hidup anak dengan apnea obstruksi saat tidur dapat dinilai dari

    hasilprestasi bela0arnya (!7. Indikasi tonsilektomi pada tonsilitis kronik adalah 0ika

    sebagai fokus infeksi' kualitas hidup menurun dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

    8adang kronis yang ter0adi pada tonsil ini dapat menimbulkan komplikasi%

    komplikasi baik komplikasi ke daerah sekitar atau pun komplikasi 0auh. Pengobatan

    pasti untuk tonsilitis kronis adalah pembedahan pengangkatan tonsil.

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    3/26

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tonsil

    *onsil merupakan suatu akumulasi dari limfonoduli permanen yang letaknya

    di baah epitel yang telah terorganisir sebagai suatu organ. Pada tonsil terdapat

    epitel permukaan yang ditun0ang oleh 0aringan ikat retikuler dan kapsel 0aringan

    ikat serta kriptus di dalamnya.

    +erdasarkan lokasinya' tonsil dibagi men0adi :

    1. *onsilla lingualis' terletak pada radi; linguae.. *onsilla palatina (tonsil)' terletak pada isthmus fau2ium antara ar2us

    glossopalatinus dsan ar2us glossopharingi2us.

    ". *onsilla pharingi2a (adenoid)' terletak pada dinding dorsal dari nasofaring.

    &. *onsilla tubaria' terletak pada bagian lateral nasofaring di sekitar ostium tuba

    auditi-a.

    4. Plaungsi ini didukung se2ara anatomis dimana di daerah faring ter0adi tikungan

    0alannya material yang meleatinya disamping itu bentuknya tidak datar' sehingga

    ter0adi turbulensi khususnya udara pernafasan. Dengan demikian kesempatan

    kontak berbagai agen yang ikut dalam proses fisiologis tersebut pada permukaan

    penyusun 2in2in 3aldeyer itu semakin besar.

    "

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    4/26

    1. Embriologi Tonsilla

    *onsila berasal dari proliferasi sel%sel epitel yang melapisi kantong faringeal

    kedua. Perluasan ke lateral dari kantong faringeal kedua diserap dan bagian dorsalnya

    tetap ada dan men0adi epitel tonsilla. Pilar tonsil berasal dari ar2us bran2hial kedua dan

    ketiga. /ripta tonsillar pertama terbentuk pada usia kehamilan 1 minggu dan kapsul

    terbentuk pada usia kehamilan # minggu. Pada sekitar bulan ketiga' tonsil se2ara

    gradual akan diinfiltrasi oleh sel%sel limfatik.

    Se2ara histologis tonsil mengandung " unsur utama yaitu 0aringan ikat atau

    trabekula (sebagai rangka penun0ang pembuluh darah' saraf dan limfa)' folikel

    germinati-um (sebagai pusat pembentukan sel limfoid muda) serta 0aringan interfolikel

    (0aringan limfoid dari berbagai stadium).9

    Gambar 1.,istologi *onsil

    2. Anatomi Tonsilla

    *onsilla lingualis' tonsilla palatina' tonsilla faringeal dan tonsilla tubaria

    membentuk 2in2in 0aringan limfe pada pintu masuk saluran nafas dan saluran

    pen2ernaan. in2in ini dikenal dengan nama 2in2in 3aldeyer. /umpulan 0aringan ini

    melindungi anak terhadap infeksi melalui udara dan makanan. =aringan limfe pada

    2in2in 3aldeyer men0adi hipertrofi fisiologis pada masa kanak%kanak' adenoid pada

    umur " tahun dan tonsil pada usia 4 tahun' dan kemudian men0adi atrofi pada masa

    pubertas.

    *onsil palatina dan adenoid (tonsil faringeal) merupakan bagianterpenting dari 2in2in aldeyer.

    &

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    5/26

    =aringan limfoid lainnya yaitu tonsil lingual' pita lateral faring dan

    kelen0ar%kelen0ar limfoid. /elen0ar ini tersebar dalam fossa 8ossenmuler'

    dibaah mukosa dinding faring posterior faring dan dekat orifi2ium tuba

    eusta2hius (tonsil ?erla2h@s).

    Gambar 2. in2in 3aldeyer

    Tonsilla palatina adalah dua massa 0aringan limfoid berbentuk o-oid

    yang terletak pada dinding lateral orofaring dalam fossa tonsillaris. *iap

    tonsilla ditutupi membran mukosa dan permukaan medialnya yang bebas

    menon0ol kedalam faring. Permukaannnya tampak berlubang%lubang ke2il yang

    ber0alan ke dalam 2ryptae tonsillaresB yang ber0umlah 6%# kripte. Pada

    bagian atas permukaan medial tonsilla terdapat sebuah 2elah intratonsil dalam.

    Permukaan lateral tonsilla ditutupi selapis 0aringan fibrosa yang disebut

    2apsulaB tonsilla palatina' terletak berdekatan dengan tonsilla lingualis.

    Adapun struktur yang terdapat disekitar tonsilla palatina adalah :

    1. Anterior : ar2us palatoglossus

    . Posterior : ar2us palatopharyngeus

    ". Superior : palatum mole

    &. Inferior : 1" posterior lidah

    4. edial : ruang orofaring

    4

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    6/26

    6. 5ateral : kapsul dipisahkan oleh m. 2onstri2tor pharyngis superior oleh

    0aringan areolar longgar. A. 2arotis interna terletan '4 2m dibelakang dan

    lateral tonsilla.

    3. as!"larisasi

    Arteri terutama masuk melalui polus 2audalis' tapi 0uga bisa melalui

    polus 2ranialis. elalui polus 2audalis : rr. tonsillaris a. dorsalis linguae' a.

    palatina as2endens dan a. fa2ialis. elalui polus 2ranialis : rr. tonsillaris a.

    pharyngi2a as2endens dan a. palatina minor. Semua 2abang%2abang tersebut

    merupakan 2abang dari a. 2arotis eksterna.

    Darah -enous dari tonsil terutama dibaa oleh r. tonsillaris -. lingualis

    dan di sekitar kapsula tonsillaris membentuk pleksus -enosus yang mempunyai

    hubungan dengan pleksus pharyngealis. Cena paratonsillaris dari palatum mole

    menu0u ke baah leat pada bagian atas tonsillar bed untuk menuangkan

    isinya ke dalam pleksus pharyngealis.

    airan limfe dituangkan ke lnn. subma;illaris' lnn. 2er-i2alis

    superfi2ialis dan sebagian besar ke lnn. 2er-i2alis profundus superior terutama

    pada limfonodi yang terdapat di dorsal angulus mandibular (lnn. tonsillaris).

    odus paling penting pada kelompok ini adalah nodus 0ugulodigastri2us yang

    terletak di baah dan belakang angulus mandibulae.

    6

    Gambar 3.*onsil Palatina

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    7/26

    #. Inn$r%asi

    Inner-asi terutama oleh n. IE (glossopharyngeus) dan 0uga oleh n.

    palatina minor (2abang ganglion sphenopalatina). Pemotongan pada n. IE

    menyebabkan anestesia pada semua bagian tonsil.

    &. Im"nologi

    5okasi tonsil sangat memungkinkan mendapat paparan benda asing dan patogen'

    selan0utnya membaa mentranspor ke sel limfoid. Akti-itas imunologi terbesar dari

    tonsil ditemukan pada usia " % 1 # tahun. Pada usia lebih dari 6# tahun Ig%positif sel +

    dan sel * berkurang banyak sekali pada semua kompartemen tonsil.

    Se2ara sistematik proses imunologis di tonsil terbagi men0adi " ke0adian yaitu

    respon imun tahap I' respon imun tahap n' dan migrasi limfosit. Pada respon imun tahap

    I tei0adi ketika antigen memasuki orofaring mengenai epitel kripte yang merupakan

    kompartemen tonsil pertama sebagai barier imunologis. Sel tidak hanya berperan

    mentranspor antigen melalui barier epitel tapi 0uga membentuk komparten mikro

    intraepitel spesifik yang membaa bersamaan dalam konsentrasi tinggi material asing'

    limfosit dan AP seperti makrofag dan sel dendritik

    8espon imun tonsila palatina tahap kedua ter0adi setelah antigen melaluiepitel kripte dan men2apai daerah ekstrafolikular atau folikel limfoid. Adapun

    !

    Gambar #. Pendarahan *onsil

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    8/26

    respon imun berikutnya berupa migrasi limfosit. Pei0alanan limfosit dari

    penelitian didapat baha migrasi limfosit berlangsung terns menerus dari darah

    ke tonsil melalui ,FC( high endothelial -enules) dan kembali ke sirkulasi

    melalui limfe.

    Ffek dari adenotonsilektomi terhadap integritas imunitas seseorang masih

    diperdebatkan. Pernah dilaporkan adanya penurunan produksi Imunoglobulin A

    nasofaring terhadap -aksin polio setelah adenoidektomi atau adanya

    peningkatan kasusu ,odgkinGs limfoma. amun bagaimanapun peran tonsil

    masih tetap kontro-ersial dan sekarang ini belum terbukti adanya efek

    imunologis dari tonsilektomi.

    '. Tonsilitis Kronis

    1. D$(inisi

    /eradangan kronis yang mengenai seluruh 0aringan tonsil yang pada

    umumnya sering didahului oleh suatu keradangan di bagian tubuh lain' seperti

    misal sinusitis' rhinitis' infeksi umum seperti morbili' dan sebagainya.

    *onsilis berulang terutama ter0adi pada anak%anak dan diantara serangan

    tidak 0arang tonsil tampak sehat. *api tidak 0arang keadaan tonsil diluar

    serangan membesar disertai dengan hiperemi ringan yang mengenai pilar

    anterior dan bila tonsil ditekan keluar detritus.

    2. Etiologi

    Ftiologi berdasarkan orrison yang mengutip hasil penyelidikan dari

    Commission on Acute Respiration Diseaseyang beker0a sama dengan Surgeon

    General of the Army' dimana dari 169 kasus didapatkan :

    % 4 $ disebabkan oleh Streptokokus hemolitikus yang pada masa

    penyembuhan tampak adanya kenaikan titer Streptokokus antibodi dalam

    serum penderita.

    % 4 $ disebabkan oleh Streptokokus lain yang tidak menun0ukkan

    kenaikan titer Sreptokokus antibodi dalam serum penderita.

    % Sisanya adalah Pneumokokus' Stafilokokus' ,emofilus influensa.

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    9/26

    Ada pula yang menyebutkan etiologi ter0adinya tonsilitis sebagai berikut :

    1. Streptokokus hemolitikus ?rup A

    . ,emofilus influensa

    ". Streptokokus pneumonia

    &. Stafilokokus (dengan dehidrasi' antibiotika)

    4. *uberkulosis (pada immunocompromise)

    3. )a!tor Pr$*isposisi

    +eberapa faktor predisposisi timbulnya ke0adian *onsilitis /ronis' yaitu :1#

    1. 8angsangan kronis (rokok' makanan)

    . ,igiene mulut yang buruk

    ". Pengaruh 2ua2a (udara dingin' lembab' suhu yang berubah%ubah)

    &. Alergi (iritasi kronis dari alergen)

    4. /eadaan umum (giHi 0elek' kelelahan fisik)

    6. Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.

    #. PatologiProses peradangan dimulai pada satu atau lebih kripta tonsil. /arena proses

    radang berulang' maka epitel mukosa dan 0aringan limfoid terkikis' sehingga pada

    proses penyembuhan 0aringan limfoid akan diganti oleh 0aringan parut. =aringan ini

    akan mengerut sehingga kripta akan melebar.

    Se2ara klinis kripta ini akan tampak diisi oleh Detritus (akumulasi epitel yang

    mati' sel leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripta berupa eksudat berarna

    kekuning kuningan). Proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul

    perlekatan dengan 0aringan sekitar fossa tonsilaris. Pada anak%anak' proses ini akan

    disertai dengan pembesaran kelen0ar submandibula.1#

    &. +ani($stasi Klinis

    Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan' terasa kering dan

    pernafasan berbau' rasa sakit terus menerus pada kerongkongan dan sakit

    aktu menelan.

    9

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    10/26

    Pada pemeriksaan' terdapat ma2am gambaran tonsil yang mungkin

    tampak :

    1. *ampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke

    0aringan sekitar' kripte yang melebar' tonsil ditutupi oleh eksudat yang

    purulen atau seperti ke0u.

    . ungkin 0uga di0umpai tonsil tetap ke2il' mengeriput' kadang%kadang

    seperti terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis' kripte

    yang melebar dan ditutupi eksudat yang purulen.

    +erdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring' dengan

    mengukur 0arak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan 0arakpermukaan medial kedua tonsil' maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi

    men0adi :

    *# : *onsil masuk di dalam fossa

    *1 : 4 $ -olume tonsil dibandingkan dengan -olume nasofaring

    * : 4%4#$ -olume tonsil dibandingkan dengan -olume nasofaring

    *" : 4#%!4$ -olume tonsil dibandingkan dengan -olume nasofaring

    *& : J!4$ -olume tonsil dibandingkan dengan -olume nasofaring

    Gambar &.?radasi pembesaran tonsila palatina

    1#

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    11/26

    ,. Diagnosis

    1. Anamnesa

    Anamnesa ini merupakan hal yang sangat penting' karena hampir 4# $

    diagnosa dapat ditegakkan dari anamnesa sa0a. Penderita sering datang

    dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok yang terus menerus' sakit

    aktu menelan' nafas bau busuk' malaise' sakit pada sendi' kadang%

    kadang ada demam dan nyeri pada leher.

    . Pemeriksaan >isik

    *ampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan 0aringan parut.

    Sebagian kripta mengalami stenosis' tapi eksudat (purulen) dapatdiperlihatkan dari kripta%kripta tersebut. Pada beberapa kasus' kripta

    membesar' dan suatu bahan seperti ke0udempul amat banyak terlihat

    pada kripta. ?ambaran klinis yang lain yang sering adalah dari tonsil

    yang ke2il' biasanya membuat lekukan dan seringkali dianggap sebagai

    kuburanB dimana tepinya hiperemis dan se0umlah ke2il sekret purulen

    yang tipis terlihat pada kripta.

    ". Pemeriksaan Penun0ang

    Dapat dilakukan kultur dan u0i resistensi kuman dari sediaan apus tonsil.

    +iakan sab sering menghasilkan beberapa ma2am kuman dengan

    dera0at keganasan yang rendah' seperti Streptokokus hemolitikus'

    Streptokokus -iridans' Stafilokokus' Pneumokokus.

    -. Diagnosa 'an*ing

    Diagnosa banding dari tonsilitis kronis adalah:

    1. Penyakit%penyakit yang disertai dengan pembentukan pseudomembran

    yang menutupi tonsil (tonsilitis membranosa)

    a. *onsilitis difteri

    Disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. *idak semua

    orang yang terinfeksi oleh kuman ini akan sakit. /eadaan ini

    tergantung pada titer antitoksin dalam darah. *iter antitoksin sebesar

    #'#" sat22 darah dapat dianggap 2ukup memberikan dasar imunitas.

    ?e0alanya terbagi men0adi " golongan besar' umum' lokal dan ge0ala

    11

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    12/26

    akibat eksotoksin. ?e0ala umum sama seperti ge0ala infeksi lain'

    yaitu demam subfebris' nyeri kepala' tidak nafsu makan' badan

    lemah' nadi lambat dan keluhan nyeri menelan. ?e0ala lokal yang

    tampak berupa tonsil membengkak ditutupi ber2ak putih kotor yang

    makin lama makin meluas dan membentuk pseudomembran yang

    melekat erat pada dasarnya sehingga bila diangkat akan mudah

    berdarah. ?e0ala akibat eksotoksin dapat menimbulkan kerusakan

    0aringan tubuh' misalnya pada 0antung dapat ter0adi miokarditis

    sampai dekompensasi kordis' pada saraf kranial dapat menyebabkan

    kelumpuhan otot palatum dan otot pernafasan dan pada gin0al dapatmenimbulkan albuminuria.

    b. Angina Plaut Cin2ent (Stomatitis ulseromembranosa)

    ?e0ala yang timbul adalah demam tinggi ("9)' nyeri di mulut' gigi

    dan kepala' sakit tenggorok' badan lemah' gusi mudah berdarah dan

    hipersali-asi. Pada pemeriksaan tampak membran putih keabuan di

    tonsil' u-ula' dinding faring' gusi dan prosesus al-eolaris. ukosa

    mulut dan faring hiperemis. ulut berbau (foetor e; ore) dankelen0ar submandibula membesar.

    2. ononukleosis Infeksiosa

    *er0adi tonsilofaringitis ulseromembranosa bilateral. embran semu

    yang menutup ulkus mudah diangkat tanpa timbul perdarahan'

    terdapat pembesaran kelen0ar limfe leher' ketiak dan regio inguinal.

    ?ambaran darah khas' yaitu terdapat leukosit mononukleosis dalam

    0umlah besar. *anda khas yang lain adalah kesanggupan serum

    pasien untuk beraglutinasi terhadap sel darah merah domba (8eaksi

    Paul +unnel).

    . Penyakit kronik faring granulomatus

    a. >aringitis tuberkulosa

    erupakan proses sekunder dari *+ paru. /eadaan umum pasien

    buruk karena anoreksi dan odinofagi. Pasien mengeluh nyeri hebat di

    tenggorok' nyeri di telinga (otalgia) dan pembesaran kelen0ar limfa

    leher.

    1

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    13/26

    b. >aringitis luetika

    ?ambaran klinis tergantung dari stadium penyakit primer' sekunder

    atau tersier. Pada penyakit ini dapat ter0adi ulserasi superfisial yang

    sembuh disertai pembentukan 0aringan ikat. Sekuele dari gumma

    bisa mengakibatkan perforasi palatum mole dan pilar tonsil.

    2. 5epra

    Penyakit ini dapat menimbulkan nodul atau ulserasi pada faring

    kemudian menyembuh dan disertai dengan kehilangan 0aringan yang

    luas dan timbulnya 0aringan ikat.

    d. Aktinomikosis faring*er0adi akibat pembengkakan mukosa yang tidak luas' tidak nyeri'

    bisa mengalami ulseasi dan proses supuratif. +lastomikosis dapat

    mengakibatkan ulserasi faring yang ireguler' superfisial' dengan

    dasar 0aringan granulasi yang lunak.

    . Kompli!asi

    /omplikasi dari tonsilitis kronis dapat ter0adi se2ara perkontinuitatum ke

    daerah sekitar atau se2ara hematogenlimfogen ke organ yang 0auh dari tonsil.

    1. /omplikasi sekitar tonsil

    a. Peritonsilitis

    Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya

    trismus dan abses.

    b. Abses Peritonsilar (Kuinsy)

    /umpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. Sumber

    infeksi berasal dari pen0alaran tonsilitis akut yang mengalami

    supurasi' menembus kapsul tonsil dan pen0alaran dari infeksi gigi.

    2. Abses Parafaringeal

    Infeksi dalam ruang parafaring dapat ter0adi melalui aliran getah

    beningpembuluh darah. Infeksi berasal dari daerah tonsil' faring'

    sinus paranasal' adenoid' kelen0ar limfe faringeal' mastoid dan os

    petrosus.

    d. Abses retrofaring

    1"

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    14/26

    erupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. +iasanya

    ter0adi pada anak usia " bulan sampai 4 tahun karena ruang

    retrofaring masih berisi kelen0ar limfe.

    e. /rista *onsil

    Sisa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh

    0aringan fibrosa dan ini menimbulkan krista berupa ton0olan pada

    tonsil berarna putihberupa 2ekungan' biasanya ke2il dan multipel.

    f. *onsilolith (kalkulus dari tonsil)

    *er0adinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat dalam

    0aringan tonsil membentuk bahan keras seperti kapur.. /omplikasi ke organ 0auh

    a. Demam rematik dan penyakit 0antung rematik

    b. ?lomerulonefritis

    2. Fpiskleritis' kon0ungti-itis berulang dan koroiditis

    d. Psoriasis' eritema multiforme' kronik urtikaria dan purpura

    e. Artritis dan fibrositis

    /. P$natala!sanaan

    Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronis adalah pembedahan

    pengangkatan tonsil. *indakan ini dilakukan pada kasus%kasus dimana

    penatalaksanaan medis atau yang konser-atif gagal untuk meringankan ge0ala%

    ge0ala. Penatalaksanaan medis termasuk pemberian penisilin yang lama' irigasi

    tenggorokan sehari%hari dan usaha untuk membersihkan kripta tonsillaris

    dengan alat irigasi gigioral. Lkuran 0aringan tonsil tidak mempunyai hubungan

    dengan infeksi kronisberulang.

    *onsilektomi merupakan suatu prosedur pembedahan yang diusulkan

    oleh elsus dalam De Medicina (1# asehi)' tindakan ini 0uga merupakan

    tindakan pembedahan yang pertama kali didokumentasikan oleh 5ague dari

    8heims (1!4!).

    1&

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    15/26

    0. Tonsil$!tomi

    *onsilektomi merupakan prosedur yang paling sering dilakukan dalam

    se0arah operasi. /ontro-ersi mengenai tonsilektomi dilaporkan lebih banyak bila

    dibandingkan dengan prosedur operasi manapun. /onsensus umum yang beredar

    sekarang menyatakan baha tonsilektomi telah dilakukan dalam 0umlah yang tidak

    tepat (seharusnya) pada anak%anak pada tahun%tahun yang lalu. +esarnya 0umlah ini

    karena keyakinan para dokter dan orangtua tentang keuntungan tonsilektomi dan

    bukan berdasarkan bukti ilmiah atau studi klinis. Pada dekade terakhir' tonsilektomi

    tidak hanya dilakukan untuk tonsilitis berulang' namun 0uga untuk berbagai kondisi

    yang lebih luas termasuk kesulitan makan' kegagalan penambahan berat badan'o-erbite' tounge thrust' halitosis' mendengkur' gangguan bi2ara dan enuresis.

    Saat ini alau 0umlah operasi tonsilektomi telah mengalami penurunan

    bermakna' namun masih men0adi operasi yang paling sering dilakukan.

    Pengeluaran pelayanan medik untuk prosedur ini diperkirakan adalah setengah

    triliun dolar pertahun.

    Pada pertengahan abad yang lalu' mulai terdapat pergeseran dari hampir tidak

    adanya kriteria yang 0elas untuk melakukan tonsilektomi menu0u kriteria yang lebih

    tegas dan 0elas. Selama ini telah dikembangkan berbagai studi untuk menyusun

    indikasi formal yang ternyata menghasilkan perseteruan berbagai pihak terkait.

    Dalam penyusunannya ditemukan kesulitan untuk memprediksi kemungkinan

    infeksi di kemudian hari sehingga dian0urkan terapi dilakukan dengan pendekatan

    personal dan tidak berdasarkan peraturan yang kaku. Ameri2an A2ademy of

    Mtolaryngology%,ead and e2k Surgery telah mengeluarkan rekomendasi resmi

    mengenai tindakan tonsilektomi yang merupakan kesepakatan para ahli.

    Saat ini' selain hasil analisa klinis' isu di bidang ekonomi mulai mun2ul

    dalam pertimbangan pemilihan suatu tindakan' karena mulai mun2ulnya aturan

    yang ketat dalam pembayaran pelayanan kesehatan oleh pembayar pihak ketiga.

    Pembayar pihak ketiga mensyaratkan adanya indikasi yang 0elas dan

    terdokumentasi sebelum suatu prosedur dilakukan. Selain itu' beberapa pembayar

    pihak ketiga 0uga mensyaratkan adanya se2ond opinion. 3alaupun fenomena ini

    tidak membatalkan operasi yang telah disepakati pasien (orangtua) dan dokter'

    14

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    16/26

    namun ternyata dapat membantu dalam proses seleksi operasi tonsilektomi

    sehingga benar%benar dilakukan untuk kandidat yang tepat.

    *onsilektomi telah dilakukan oleh dokter *,*' dokter bedah umum' dokter

    umum dan dokter keluarga selama lebih dari 4# tahun terakhir. amun' dalam "#

    tahun terakhir' kebutuhan akan adanya standarisasi teknik operasi menyebabkan

    pergeseran pola praktek operasi tonsilektomi. Saat ini di Amerika Serikat

    tonsilektomi se2ara ekslusif dilakukan oleh dokter *,*.

    *ingkat komplikasi' seperti perdarahan pas2aoperasi berkisar antara #'1%'1$

    dari 0umlah kasus. /ematian pada operasi sangat 0arang. /ematian dapat ter0adi

    akibat komplikasi bedah maupun anestesi. *antangan terbesar selain operasinyasendiri adalah pengambilan keputusan dan teknik yang dilakukan dalam

    pelaksanaannya

    1. D$(inisi

    *onsilektomi didefinisikan sebagai operasi pengangkatan seluruh tonsil

    palatina. *onsiloadenoidektomi adalah pengangkatan tonsil palatina dan

    0aringan limfoid di nasofaring yang dikenal sebagai adenoid atau tonsil

    faringeal.

    2. Epi*$miologi

    *onsilektomi merupakan prosedur operasi yang praktis dan aman' namun

    hal ini bukan berarti tonsilektomi merupakan operasi minor karena tetap

    memerlukan keterampilan dan ketelitian yang tinggi dari operator dalam

    pelaksanaannya. Di AS karena kekhaatiran komplikasi' tonsilektomi

    digolongkan pada operasi mayor. Di Indonesia' tonsilektomi digolongkan pada

    operasi sedang karena durasi operasi pendek dan teknik tidak sulit.

    3. In*i!asi

    Indikasi untuk dilakukan tonsilektomi yaitu :

    bstr"!si:

    % ,iperplasia tonsil dengan obstruksi.

    % Sleep apnea atau gangguan tidur.

    % /egagalan untuk bernafas.

    16

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    17/26

    % orpulmonale.

    % ?angguan menelan.

    % ?angguan bi2ara.

    % /elainan orofa2ial dental yang menyebabkan 0alan nafas sempit.

    In($!si

    % *onsilitis kronika sering berulang.

    % *onsilitis dengan :

    o Abs2es peritonsilar.

    o Abs2es kelen0ar limfe leher.

    o Mbstruksi Akut 0alan nafas.

    o Penyakit gangguan klep 0antung.

    % *onsilitis yang persisten dengan :

    o Sakit tenggorok yang persisten.

    % *onsilolithiasis arrier Strepto2o22us yang tidak respon terhadap

    terapi.

    % Mtitis edia /ronika yang berulang.

    N$oplasia ata" s"sp$! n$oplasia b$nigna maligna.

    Indikasi tonsilektomi se2ara garis besar terbagi ' yaitu :

    1. Indikasi absolut

    a. *imbulnya 2or pulmonale karena obstruksi 0alan napas yang kronis

    b. ,ipertrofi tonsil atau adenoid dengan sidroma apneu aktu tidur

    2. ,ipertrofi berlebihan ynag menyebabkan disfagia dan penurunan

    berat badan penyerta

    d. +iopsi eksisi yang di2urigai keganasan (limfoma).

    e. Abses peritonsilaris berulang atau abses yang meluas pada ruang

    0aringan sekitarnya.

    . Indikasi relatif

    Seluruh indikasi lain untuk tonsilektomi dianggap relatif. Indikasi yang

    paing sering adalah episode berulang dari infeksi streptokokus beta

    hemolitikusgrup A.

    1!

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    18/26

    Saat ini selain indikasi absolut' indikasi tonsilektomi yang paling dapat

    diterima pada anak%anak adalah:

    1. Serangan tonsilitis berulang yang ter2atat (alaupun telah diberikan

    penatalaksanaan medis yang adekuat).

    . *onsilitis yang berhubungan dengan biakan streptokokus menetap dan

    patogenik (keadaan karier).

    ". ,iperplasia tonsil dengan obstruksi fungsional (misalnya penelanan)

    &. ,iperplasia dan obstruksi yang menetap selama enam bulan setelah

    infeksi mononukleosis (biasanya pada deasa muda).

    4. 8iayat demam rematik dengan kerusakan 0antung yang berhubungandengan tonsilitis rekurens kronis dan pengendalian antibiotik yang buruk.

    6. 8adang tonsil kronis menetap yang tidak memberikan respons terhadap

    penatalaksanaan medis (biasanya deasa muda).

    !. ,ipertrofi tonsil dan adenoid yang berhubungan dengan abnormalitas

    orofasial dan gigi geligi yang menyempit 0alan napas bagian atas.

    . *onsilitis berulang atau kronis yang berhubungan dengan adenopati

    ser-ikal persisten.

    #. Kontrain*i!asi

    /ontraindikasi dari tonsilektomi adalah :

    1. /ontraindikasi relatif

    a. Palatos2hiHis

    b. 8adang akut' termasuk tonsilitis

    2. Poliomyelitis epidemi2a

    d. Lmur kurang dari " tahun

    . /ontraindikasi absolut

    a. Diskariasis darah' leukemia' purpura' anemia aplastik' hemofilia

    b. Penyakit sistemis yang tidak terkontrol : D' penyakit 0antung' dan

    sebagainya.

    1

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    19/26

    III. LAPAN KASUS

    A. I*$ntitas P$n*$rita

    ama : An. D/

    Lmur : 11 tahun

    =enis /elamin : 5aki%laki

    Agama : Islam

    Pendidikan : SD

    Alamat : etroPemeriksaan : 4 =uni #14

    '. Anamn$sis

    Autoanamnesis dan alloanamnesis

    K$l"4an Utama 5 Sakit saat menelan.

    Penderita datang dengan keluhan nyeri saat menelan se0ak 1 minggu sebelum

    datang ke poliklinik *,*. 8asa sulit menelan tersebut dirasakannya terus menerus.

    Selama sakit pasien merasa tenggorokkannya terasa kering. /eluhan batuk' pilek

    tidak ada. Pasien mengeluh pernah demam sebelumnya namun tidak terlalu tinggi'

    tetapi sekarang sudah tidak demam lagi. Ibu pasien mengeluhkan suara mengorok

    saat tidur pada pasien se0ak 1 bulan terakhir. ?angguan suara' 0antung berdebar%

    debar' serta nyeri persendian tidak ada. 8iayat gusi mudah berdarah disangkal

    oleh penderita.

    i6a7at P$n7a!it S$b$l"mn7a

    Pasien pernah mengalami keluhan yang sama saat berusia ! tahun.

    i6a7at P$ngobatan

    Pasien telah melakukan pengobatan di rumah sakit sebelumnya' dan dikatakan

    menderita amandelB sehingga dibutuhkan tindakan lebih lan0ut.

    19

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    20/26

    i6a7at P$n7a!it 7ang Sama *alam K$l"arga

    *idak ada anggota keluarga yang menderita sakit yang sama seperti yang dialami

    pasien.

    i6a7at Sosial *an Ling!"ngan

    Pasien memiliki sosial ekonomi yang 2ukup.

    K$l"4an Tamba4an 5

    T$linga /anan /iri Hi*"ng /anan /iri T$nggoro!Sekret % % Sekret % % 8iak %

    *umor % % *umor % % *umor %

    Sakit % % Sakit % % Sakit N

    *initus % % Pilek % % Sesak %

    *uli % % *ersumbat % % ?g. suara %

    orp.

    Alienum

    % % orp.

    Alienum

    % % +atuk %

    orp.

    Alienum

    %

    0. P$m$ri!saan )isi!

    ital Sign

    /eadaan umum : +aik

    /esadaran : ompos entis

    adi : #;menit

    8espirasi : 16;menit*emperatur : "6'!O

    +erat badan : ! kg

    Stat"s G$n$ral 5

    /epala : ormo2ephali

    uka : Simetris' parese ner-us fasialis %

    #

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    21/26

    ata : Anemis %%' ikterus %%' reflek pupil NN isokor

    *,* : Sesuai status lokalis

    5eher : /aku kuduk (%)

    Pembesaran kelen0ar limfe %%

    Pembesaran kelen0ar parotis %%

    /elen0ar tiroid (%)

    *horak :

    or : S1S tunggal' reguler' murmur

    Po : Cesikuler NN' 8honki %%' 3h %%

    Abdomen : Distensi (%)' +L (N) ' heparlien tidak terabaFkstremitas : dalam batas normal

    Stat"s lo!alis THT 5

    T$linga Kanan Kiri

    Daun telinga

    5iang telinga lapang lapang

    Dis2harge % %

    embran timpani intak intak

    *umor % %

    astoid

    *es pendengaran :

    Suara bisik tidak dilakukan

    3eber tidak ada lateralisasi

    8inne N N

    S2haba2h

    *es alat keseimbangan tidak dilakukan

    Hi*"ng Kanan Kiri

    ,idung luar

    a-um nasi lapang lapang

    1

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    22/26

    Septum de-iasi tidak ada

    Dis2harge tidak ada tidak ada

    ukosa merah muda merah muda

    *umor % %

    on2ha dekongesti dekongesti

    Sinus nyeri tekan tidak ada

    hoana

    T$nggoro!an 5

    Dispneu : %Sianosis : %

    ukosa : merah muda

    Dinding belakang faring : normal

    Suara : tidak ada kelainan

    Tonsil 5 Kanan Kiri

    Pembesaran *" *"

    ,iperemis N N

    Permukaan mukosa tidak rata tidak rata

    /ripte melebar melebar

    Detritus % %

    >iksasi % %

    D. $s"m$

    Pasien seorang anak laki%laki' berumur 11 tahun' datang dengan keluhan rasa sakit

    saat menelan se0ak 1 minggu S8S' rasa kering ditenggorokan' serta mengorok

    saat tidur.

    Status lokalis *,* :

    *onsil /anan /iri

    Pembesaran *" *"

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    23/26

    ,iperemis N N

    Permukaan mukosa tidak rata tidak rata

    /ripte melebar melebar

    Detritus % %

    >iksasi % %

    E. Diagnosis Di($r$nsial

    1. *onsilitis /ronis

    . *onsilitis Difteri

    ". Angina Plaut Cin2ent (stomatitis ul2eromembranosa)&. ononukleosis Infeksiosa

    4. *onsilitis Akut

    ). Diagnosis

    *onsilitis kronis

    G. Us"lan P$m$ri!saan

    +iakan sab tenggorok dan tes kepekaan kuman (sensiti-ity test)

    H. $n8ana T$rapi

    edikamentosa :

    1. Citamin 1 ; 4## mg

    *onsilektomi saat fase tenang (bebas infeksi)

    I. Prognosis

    Kuo ad -itam : dubia ad bonam

    Kuo ad fun2tionam : dubia ad bonam

    Kuo ad sanationam : dubia ad bonam

    "

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    24/26

    I. PE+'AHASAN

    Dari kasus didapatkan penderita seorang anak laki%laki' berumur 11 tahun'

    datang dengan keluhan rasa sakit saat menelan se0ak 1 minggu S8S' rasa kering

    ditenggorokan' serta mengorok saat tidur. Sebelumnya memiliki riayat keluhan yang

    sama saat berusia ! tahun. 8iayat pengobatan dengan antibiotika yang tidak teratur.

    Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembesaran tonsil *"*" yang hiperemis'

    permukaan tidak rata dan pelebaran kripte pada kedua tonsil.

    Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan baha pasien didiagnosa

    sebagai tonsilitis kronis. *idak adanya pseudomembran yang mudah berdarah saat

    diangkat serta kelainan otot seperti miokarditis atau kelumpuhan otot napas' dapat

    menyingkirkan diagnosa tonsilitis difteri. Angina Plaut Cin2ent disingkirkan dengan

    pemeriksaan higiene mulut. Dimana biasanya pada Angina Plaut Cin2ent' higiene mulut

    penderita buruk yang dapat berupa gigi dan gusi yang mudah berdarah' hiperemis pada

    mukosa mulut dan faring' mulut berbau dan pembesaran kelen0ar submandibula. Pada

    penderita ini hal tersebut tidak ditemukan sehingga diagnosa Angina Plaut Cin2ent

    dapat disingkirkan. Pada mononukleosis infeksiosa keluhan disertai pembesaran

    kelen0ar limfe leher' ketiak dan regio inguional. Serta gambaran darah yang khas berupa

    adanya leukosit mononukleosis dalam 0umlah besar' serta kemampuan serum penderita

    untuk beraglutinasi terhadap sel darah merah domba (reaksi Paul +unnel). Pada

    penderita hal tersebut diatas tidak ditemukan' sehingga diagnosis ononukleosis

    infeksiosa dapat disingkirkan. 8iayat ke0adian yang berulang pada anamnesis' dan

    ditemukannya kripte yang melebar pada pemeriksaan fisik menun0ukan proses yang

    kronis. *anda%tanda infeksi akut seperti demam dan hiperemis tidak ada sehingga dapat

    disimpulkan baha pasien tidak dalam fase eksarsebasi akut (fase tenang).

    *erapi yang diren2anakan untuk penderita ini adalah tonsilektomi. ,al ini sesuai

    dengan indikasinya' yaitu infeksi berulang dan hipertrofi tonsil hingga menimbulkan

    keluhan menggan0al dan mengganggu pernafasan. Penderita diterapi dulu dengan

    -itamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita. Pada pasien ini diusulkan

    &

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    25/26

    pemeriksaan sab tenggorok dan tes kepekaan kuman sehingga dapat diberikan

    antibiotika sesuai dengan sensiti-itas kuman yang ditemukan. Lntuk tindakan operatif

    ini perlu diberikan /IF yang 0elas kepada penderita' dan bila setu0u untuk dilakukan

    tindakan' maka perlu dilakukan pemeriksaan lab dan dikonsulkan ke anestesi.

    4

  • 7/23/2019 CR Tonsilitis-Kronis Rizni

    26/26

    DA)TA PUSTAKA

    Adams' ?.5. (199!)' Penyakit%penyakit asofaring dan Mrofaring'dalam ,ar0anto' F.

    dkk (ed) +oies +uku A0ar Penyakit *,*' edisi ke6' Penerbit +uku /edokteran

    F?' =akarta.

    Anonim (##") *he Mral a-ity' Pharyn; Q Fsophagus dalam 5ee' /.=. (eds) Fssential

    Mtolaryngology ,ead Q e2k Surgery' 2?ra ,ill edi2al Publishing

    Di-ision' LSA.

    +rodsky' 5 Q Po0e' (##1). *onsillitis' *onsille2tomy' and Adenoide2tomy. Dalam :+ailey' +=. ,ead Q e2k Surgery Mtolaryngology' Col 1' third ed. 5ippin2ott

    illiams Q 3ilkins.

    Pra2y' 8. et al (19!&) Pela0aran 8ingkas *,*' penerbit P* ?ramedia Pustaka Ltama'

    =akarta.

    8usmar0ono Q Soepardi' F.A. (##1)' Penyakit Serta /elainan >aring dan *onsil' dalam

    +uku A0ar Ilmu Penyakit *elinga ,idung *enggorok /epala 5eher' >/LI'

    =akarta.

    8usmar0ono Q /artosoediro' S. (##1)' Mdinofagi' dalam +uku A0ar Ilmu Penyakit

    *elinga ,idung *enggorok /epala 5eher' >/LI' =akarta

    Snell' 8.S. (1991) Anatomi /linik untuk ahasisa /edokteran' bagian "' edisi "'

    Penerbit +uku /edokteran F?' =akarta.