CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    1/17

    LAPORAN KASUS III

    RETINOPATI HIPERTENSI

    Supervisor: dr. Samsul Rizal, SpM

    Dokter Muda: Dini Fadilla (H1A 008 043)

    DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

    BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

    2012

    1 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    2/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Hipertensi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas

    paling sering di seluruh dunia. Kelainan pembuluh darah ini dapat berdampak

    langsung atau tidak langsung terhadap sistem organ tubuh.

    Retinopati hipertensi adalah suatu kondisi dengan karakteristik perubahan

    vaskularisasi retina pada populasi yang menderita hipertensi. Kelainan ini pertama

    kali dikemukakan oleh Marcus Gunn pada kurun ke-19 pada sekelompok

    penderita hipertensi dan penyakit ginjal. Tanda-tanda pada retina yang diobservasi

    adalah penyempitan arteriolar secara general dan fokal, perlengketan atau

    nicking arteriovenosa, perdarahan retina dengan bentuk flame-shape dan blot-

    shape, cotton-wool spots, dan edema papilla.

    Pada tahun 1939, Keith et al menunjukkan bahwa tanda-tanda retinopati

    ini dapat dipakai untuk memprediksi mortalitas pada pasien hipertensi. Beberapa

    studi eksperimental dan percobaan klinik menunjukan bahwa tanda-tanda

    retinopati hipertensi dapat berkurang dengan mengontrol kadar tekanan darah.

    2 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    3/17

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    1. Identitas PasienNama : Ny. M (032021)

    Umur : 52 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pekerjaan : IRT

    Agama : Islam

    Suku : Sasak

    Alamat : Tohpati, Cakranegara

    Hari, Tanggal Pemeriksaan : Senin, 19 November 2012

    2. Anamnesis

    A. Keluhan Utama:

    Pasien mengeluhkan penglihatan kedua mata kabur.

    B. Riwayat Penyakit Sekarang:

    Pasien datang ke IGD RSUD Kota Mataram tanggal 14 November

    2012 (pukul 12.51) dengan keluhan pusing berputar sejak 3 hari yang lalu,

    disertai mual dan muntah, muntah > 3 kali, kadang disertai darah, dada

    terasa berat, sesak nafas (-), telinga terasa berdenging dan penglihatan

    terasa kabur. Pasien mengatakan hasil pemeriksaan, mengalami darah

    tinggi, dan memiliki riwayat darah tinggi sejak bulan Februari 2012 dan

    dirawat di RSUP NTB.

    Penglihatan dirasakan mulai kabur sejak 3 hari yang lalu, mata

    merah disangkal, berair (-), kotoran (-), silau (-), nyeri (+), dan terkadang

    terasa gatal. Riwayat penglihatan melihat benda-benda bergerak-gerak di

    mata disangkal, melihat asap/kabut/halo (-). Riwayat menggunakan kaca

    mata disangkal.

    Keluhan lain seperti gangguan BAK disangkal, BAB lancar, nafsu

    makan sedikit menurun, dan kaki terasa bengkak sejak 9 bulan yang lalu.

    3 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    4/17

    C. Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat penyakit mata

    Pasien menyangkal pernah mengalami penyakit seperti ini

    sebelumnya, menyangkal riwayat trauma pada mata dan menyangkal

    riwayat penggunaan kacamata.

    Riwayat penyakit sistemik

    Pasien mengaku pernah memeriksakan diri di Perawat, dilakukan cek

    gula darah, didapatkan gula darah tinggi, dan dikatakan memiliki

    kencing manis/diabetes mellitus. Namun saat dirawat di RSUP NTB

    sekitar bulan Februari 2012 karena darah tinggi, gula darah diperiksa

    dan hasilnya dalam batas normal dan dikatakan tidak mengidap

    kencing manis, hanya darah tinggi/hipertensi dan terdapat gangguan

    pada ginjal dan hati. Riwayat asma disangkal.

    D. Riwayat Penyakit Keluarga

    Terdapat riwayat hipertensi pada keluarga (ayah kandung pasien), namun

    riwayat diabetes mellitus disangkal.

    E. Riwayat Alergi

    Pasien menyangkal riwayat alergi obat dan makanan.

    F. Riwayat Pengobatan

    Pasien mengaku dirawat di RSUP NTB sekitar bulan Februari 2012

    karena darah tinggi namun tidak pernah kontrol lagi. Hingga akhirnya

    mengeluh pusing disertai mual muntah dan dibawa ke RSUD Kota

    Mataram.

    G. Riwayat Sosial dan Pekerjaan

    Pasien mengaku bahwa pekerjaan sehari-harinya adalah ibu rumah

    tangga, sebelum sakit bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Riwayat

    merokok, minum alkohol dan penggunaan kontrasepsi disangkal pasien.

    4 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    5/17

    3. Pemeriksaan Fisik

    A. Status Generalis

    Keadaan Umum : Sedang

    Kesadaran/GCS : Composmentis / E4V5M6

    B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

    Tekanan darah : 185/90 mmHg

    Nadi : 104 kali/menit

    Frekuensi Napas : 22 kali/menit

    Suhu : 36,7 O C

    C. Status Lokalis

    5 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    6/17

    6 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

    No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri

    1. Visus naturalis 20/30 20/70

    2. Posisi Bola Mata Ortoforia

    3. Gerakan bola mata Baik ke segala arah

    Gerakan lancar,

    jangkauan penuh,

    nyeri (-)

    Baik ke segala arah

    Gerakan lancar,

    jangkauan penuh,

    nyeri (-)

    4. Palpebra

    Superior

    Edema (-) (-)

    Hiperemi (-) (-)

    Pseudoptosis (-) (-)

    Entropion (-) (-)

    Ektropion (-) (-)

    5. PalpebraInferior Edema (-) (-)Hiperemi (-) (-)

    Entropion (-) (-)

    Ektropion (-) (-)

    6. Fissura palpebra + 10 mm + 10 mm

    7. Konjungtiva

    Palpebra

    Superior

    Hiperemi (-) (-)

    Sikatrik (-) (-)

    8. KonjungtivaPalpebra

    Inferior

    Hiperemi (-) (-)Sikatrik (-) (-)

    9. Konjungtiva

    Bulbi

    Injeksi

    Konjungtiva

    (-) (-)

    Injeksi Siliar (-) (-)

    Massa (-) Terdapat tonjolan

    selaput berwarna

    putih kekuningan

    yang berbentuk bulat

    dan berukuran sekitar

    2mm x 2mm di

    samping limbus

    kornea pada bagian

    nasal.

    Edema (-) (-)

    10. Kornea Bentuk Cembung Cembung

    Kejernihan Jernih Jernih

    Permukaan Kesan licin Kesan licin

    Sikatrik (-) (-)

    Benda Asing (-) (-)

    11. Bilik Mata

    Depan

    Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam

    Hifema (-) (-)

    12. Iris Warna Coklat Coklat

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    7/17

    4. Foto Mata Pasien

    7 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

    Gambar 1. Mata kanan dan mata kiri pasien

    Gambar 2. Mata kanan pasien Gambar 3. Mata kiri pasien

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    8/17

    BAB III

    IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS

    1. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun

    permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:

    SUBJE KTIF

    a. Pasien mengeluhkan bahwa penglihatan kedua mata terasa kabur

    perlahan tanpa riwayat mata merah sebelumnya dan terdapat riwayat

    hipertensi yang tidak terkontrol dan saat ini dirawat di RSUD Kota

    Mataram karena hipertensi.

    OBJE KTIF

    a. Pemeriksaan status lokalis pada kedua mata didapatkan :

    Pada konjungtiva bulbi okuli sinistra, terdapat tonjolan selaput

    berwarna putih kekuningan yang berbentuk bulat dan berukuran

    sekitar 2mm x 2mm di samping limbus kornea pada bagian nasal.

    8 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

    Pada mata kiri pasien terlihat tonjolan selaput berwarna putih kekuningan yang berbentuk

    bulat dan berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus kornea pada bagian nasal.

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    9/17

    Pada funduskopi retina:

    - Okuli Dextra didapatkan gambaran edema papil (+), eksudat

    (+), perdarahan (+), copper wire (+), silver wire (+), pembuluh

    darah mengecil/ arteriosklerosis

    - Okuli Sinistra didapatkan gambaran edema papil (+), eksudat

    (+), perdarahan (+), copper wire (+), silver wire (+), star figure

    (+), pembuluh darah mengecil/ arteriosklerosis

    2. Analisa Kasus

    A. Tonjolan selaput pada Okuli Sinistra

    Tonjolan selaput pada okuli sinistra ini terdapat pada area konjungtiva.

    Tonjolan pada selaput okuli sinistra ini tidak dikeluhkan oleh pasien.

    Tonjolan ini mengarah pada diagnosa tumor jinak konjungtiva. Terdapat

    dua jenis tumor jinak yang bisa tumbuh di konjungtiva, yaitu pinguekula

    dan pterygium. Kedua tumor jinak ini dibedakan berdasarkan lokasi dan

    manifestasinya. Pinguekula biasanya tumbuh di sekitar kornea dan

    berwarna putih kekuningan yang tidak mengganggu penglihatan,

    sedangkan pterygium adalah pertumbuhan jaringan konjungtiva ke dalam

    kornea dan biasanya menganggu penglihatan apabila sudah menutupi

    pupil.

    Pada pasien ini diagnosa lebih mengarah pada pinguekula karena pasien

    tidak mengeluhkan benjolan yang timbul di mata tersebut berwarna putih

    kekuningan dan berbentuk bulat disamping limbus kornea. Hal ini

    merupakan tampakan klinis pada pinguekula yang merupakan benjolanberwarna putih kekuningan pada konjungtiva bulbi akibat degenerasi

    hialin jaringan submukosa konjungtiva yang terletak di sekitar kornea dan

    tidak mengganggu penglihatan. Tampakan klinis ini dapat dibedakan

    dengan pterygium, tampakan klinis pterygium yang khas biasanya

    berbentuk segitiga dengan kepala/apex menghadap ke sentral kornea dan

    basis menghadap lipatan semilunar pada cantus.

    9 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    10/17

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    11/17

    pada pemeriksaan funduskopi pada kedua mata didapatkan gambaran

    khas pada retinopati hipertensi yaitu, edema papil, eksudat, perdarahan,

    copper wire, silver wire, dan pembuluh darah mengecil/ arteriosklerosis.

    C. Assessment

    Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat

    pada pasien mengarahkan pada retinopati hipertensi, hal ini dapat terjadi

    terutama pada pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol.

    Pada keadaan hipertensi, pembuluh darah retina akan mengalami beberapa

    seri perubahan patofisiologis sebagai respon terhadap peningkatan tekanan

    darah. Terdapat teori bahwa terjadi spasme arterioles dan kerusakan

    endothelial pada tahap akut sementara pada tahap kronis terjadi hialinisasi

    pembuluh darah yang menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh

    darah.

    Pada tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami vasokonstriksi

    secara generalisata. Ini merupakan akibat dari peningkatan tonus arteriolus

    dari mekanisme autoregulasi yang seharusnya berperan sebagai fungsi

    proteksi. Pada pemeriksaan funduskopi akan kelihatan penyempitan arteriolesretina secara generalisata.

    Peningkatan tekanan darah secara persisten akan menyebabkan terjadinya

    penebalan intima pembuluh darah, hiperplasia dinding tunika media dan

    degenerasi hyalin. Pada tahap ini akan terjadi penyempitan arteriolar yang

    lebih berat dan perubahan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai

    arteriovenous nicking. Terjadi juga perubahan pada refleks cahaya

    arteriolar yaitu terjadi pelebaran dan aksentuasi dari refleks cahaya sentral

    yang dikenal sebagai copper wiring.

    Setelah itu akan terjadi tahap pembentukan eksudat, yang akan

    menimbulkan kerusakan pada sawar darah-retina, nekrosis otot polos dan sel-

    sel endotel, eksudasi darah dan lipid, dan iskemik retina. Perubahan-

    perubahan ini bermanifestasi pada retina sebagai gambaran mikroaneurisma,

    hemoragik, hard exudate dan infark pada lapisan serat saraf yang dikenal

    sebagai cotton-wool spot. Edema diskus optikus dapat terlihat pada tahap ini,

    11 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    12/17

    dan biasanya meripakan indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang

    sangat berat.

    Akan tetapi, perubahan-perubahan ini tidak bersifat spesifik terhadap

    hipertensi saja, karena ia juga dapat terlihat pada penyakit kelainan pembuluh

    darah retina yang lain. Perubahan yang terjadi juga tidak bersifat sequential.

    Contohnya perubahan tekanan darah yang terjadi mendadak dapat langsung

    menimbulkan hard exudate tanpa perlu mengalami perubahan-perubahan lain

    terlebih dulu.

    Pada retinopati hipertensi terdapat beberapa klasifikasi antara lain:

    Klasifikasi menurut Scheie (1953)

    Modifikasi klasifikasi Scheie oleh American Academy of Ophtalmology

    Stadium Karakteristik

    Stadium 0 Tanpa perubahan

    Stadium I Penyempitan arteriolar setempat pada pembuluh darah kecil

    Stadium II Penyempitan arteriolar yang menyeluruh dengan kelainan fokal

    seperti penciutan arteri sampai seperti benang, pembuluh darah

    tegang, membentuk cabang keras

    Stadium III Stadium II + perdarahan retina akibat tekanan diastole > 120

    mmHg, eksudat Cotton, keluhan berkurangnya penglihatan

    12 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

    Stadium Karakteristik

    Stadium 0 Ada diagnosis hipertensi tanpa abnormalitas pada retina

    Stadium I Penyempitan arteriolar difus, tanpa konstriksi fokal, pelebaran

    refleks arterioler retina

    Stadium II Penyempitan arteriolar yang lebih jelas disertai konstriksi fokal,

    tanda penyilangan arteriovenous

    Stadium III Penyempitan fokal dan difus disertai hemoragik, copper-wire

    arteries

    Stadium IV Edema retina, hard exsudat, papiledema, silver-wire arteries

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    13/17

    Stadium IV Stadium III + papiledema dengan eksudat, star figure,

    penglihatan menurun dengan tekanan diastole sekitar 150

    mmHg

    D. Diagnosis Kerja

    Retinopati Hipertensi ODS grade IV dan Pinguekula OS

    E. Planning

    A. Diagnosis:

    Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium harus

    mencantumkan permintaan untuk urinalisis, pemeriksaan darah lengkap

    terutama kadar hematokrit, kadar gula darah, pemeriksaan elektrolit

    darah terutama kalium dan kalsium, fungsi ginjal terutama kreatinin,

    profil lipid dan kadar asam urat. Selain itu pemeriksaan foto yang dapat

    dianjurkan termasuk angiografi fluorescein dan foto toraks. Pemeriksaan

    lain yang mungkin bermanfaat dapat berupa pemeriksaan

    elektrokardiogram untuk mengetahui kelainan fungsi kerja jantung.

    B. Tatalaksana:

    Mengobati faktor primer adalah sangat penting jika ditemukan perubahan

    pada fundus akibat retinopati arterial. Tekanan darah harus diturunkandibawah 140/90 mmHg. Jika telah terjadi perubahan pada fundus akibat

    arteriosklerosis, maka kondisi ini tidak dapat diobati lagi. Beberapa studi

    eksperimental dan percobaan klinik menunjukan bahwa tanda-tanda

    retinopati hipertensi dapat berkurang dengan mengontrol kadar tekanan

    darah. Masih tidak jelas apakah pengobatan dengan obat anti hipertensi

    mempunyai efek langsung terhadap struktur mikrovaskuler. Penggunaan

    obat ACE Inhibitor terbukti dapat mengurangi kekeruhan dinding arteri

    13 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    14/17

    retina sementara penggunaan HCT tidak memberikan efek apa pun

    terhadap pembuluh darah retina.

    Terapi menggunakan laser dapat dipertimbangkan karena terapi lasermembantu perbaikan fungsi penglihatan, namun terdapat kemungkinan

    meninggalkan parut yang juga dapat mempengaruhi penglihatan.

    C. Monitoring:

    Tekanan darah dan pemeriksaan darah lengkap terutama kadar

    hematokrit, kadar gula darah, pemeriksaan elektrolit darah terutama

    kalium dan kalsium, fungsi ginjal terutama kreatinin, profil lipid dan

    kadar asam urat untuk memonitoring terjadinya komplikasi lebih lanjut

    pada organ vital (jantung dan ginjal).

    F. KIE

    - Pasien disarankan untuk memakai topi dan kacamata ketika keluar dari

    rumah untuk menghindari pajanan sinar matahari dan debu pada mata yang

    merupakan salah satu faktor resiko timbulnya pinguekula.

    - Perubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan. Pasien dinasehati

    untuk menurunkan berat badan jika sudah melewati standar berat badan

    ideal seharusnya. Konsumsi makanan dengan kadar lemak jenuh harus

    dikurangi sementara intake lemak tak jenuh dapat menurunkan tekanan

    darah. Konsumsi garam perlu dibatasi dan pasien memerlukan kegiatan

    olahraga yang teratur.

    G. Prognosis

    Prognosis pada pasien ini, meliputi :

    Prognosis pengelihatan (ad functionam)

    14 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    15/17

    Dubia ad malam

    Prognosis nyawa (ad vitam)

    Dubia ad malam

    Penderita mempunyai prognosis yang kurang baik. Disamping karena

    retinopati grade IV mempunyaisurvival rate 15 bulan dan dalam periode 8

    tahun 80% meninggal.

    15 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    16/17

    BAB IV

    RINGKASAN AKHIR

    Pasien perempuan, 52 tahun, mengeluh penglihatan kedua mata terasa

    kabur perlahan tanpa riwayat mata merah sebelumnya dan terdapat riwayat

    hipertensi yang tidak terkontrol dan saat ini dirawat di RSUD Kota Mataramkarena hipertensi. Pada pemeriksaan didapatkan pada konjungtiva bulbi okuli

    sinistra, terdapat tonjolan selaput berwarna putih kekuningan yang berbentuk

    bulat dan berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus kornea pada bagian

    nasal yang mengarah pada pinguekula. Pada pemeriksaan funduskopi retina okuli

    dextra et sinistra didapatkan gambaran edema papil (+), eksudat (+), perdarahan

    (+), copper wire (+), silver wire (+),star figure (+), pembuluh darah mengecil/

    arteriosklerosis, temuan ini mengarahkan pada diagnosis retinopati hipertensi

    derajat IV.

    Pemeriksaan foto yang dapat dianjurkan termasuk angiografi fluorescein

    dan tatalaksana dan monitoring yang penting adalah tekanan darah harus

    diturunkan dibawah 140/90 mmHg. Penderita mempunyai prognosis yang kurang

    baik. Disamping karena retinopati grade IV mempunyai survival rate 15 bulan

    dan dalam periode 8 tahun 80% meninggal.

    16 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i

  • 7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ilyas, Sidarta, 2010. Ilmu Penyakit Mata, edisi Ketiga. Balai Penerbit

    FKUI:Jakarta

    2. Vaughan & Asbury, 2010. Oftalmologi Umum. EGC:Jakarta

    3. Satria, Bayu, 2012. Retinopati Hipertensi. Pustaka Medika Indo

    17 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i