28
1 BAB I PENDAHULUAN Benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok (THT) merupakan masalah kesehatan keluarga, yang sering terjadi pada anak-anak. Pada anak-anak cenderung mengeksplorasi tubuhnya, terutama daerah yang berlubang, termasuk telinga, hidung, dan mulut. Benda-benda asing yang sering ditemukan pada anak- anak antaranya kacang hijau, manik, mainan, karet penghapus dan terkadang baterai. Pada orang dewasa yang relatif sering ditemukan adalah kapas cuttonbud yang tertinggal saat membersihkan telinga, potongan korek api, patahan pensil, kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut, atau nyamuk. 1,3 Benda asing pada hidung dapat menyebabkan rusaknya mukosa hidung dan bahkan dapat mengakibatkan kematian apabila terjadi sumbatan pada jalan napas. Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen (dari luar tubuh) dan benda asing endogen (dari dalam tubuh). Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik seperti kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa secret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta. 1,2 Lokasi yang sering terjadi pada benda asing hidung adalah bagian nares anterior hingga meatus media atau bagian bawah dari meatus inferior. Benda asing pada hidung lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Pada anak-anak kejadian paling sering terjadi pada usia antara 2 hingga 5 tahun. Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa benda asing pada hidung lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan, benda asing pada hidung yang sering ditemukan pada anak laki-laki adalah mainan, pensil, baterai, koin, sementara pada anak perempuan, benda yang lebih sering ditemukan adalah manik-manik, dan kancing. Usia rata-rata pasien adalah 3 tahun.

corpal hidung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

meds

Citation preview

Page 1: corpal hidung

1

BAB I

PENDAHULUAN

Benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok (THT) merupakan

masalah kesehatan keluarga, yang sering terjadi pada anak-anak. Pada anak-anak

cenderung mengeksplorasi tubuhnya, terutama daerah yang berlubang, termasuk

telinga, hidung, dan mulut. Benda-benda asing yang sering ditemukan pada anak-

anak antaranya kacang hijau, manik, mainan, karet penghapus dan terkadang

baterai. Pada orang dewasa yang relatif sering ditemukan adalah kapas cuttonbud

yang tertinggal saat membersihkan telinga, potongan korek api, patahan pensil,

kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut, atau nyamuk.1,3

Benda asing pada hidung dapat menyebabkan rusaknya mukosa hidung dan

bahkan dapat mengakibatkan kematian apabila terjadi sumbatan pada jalan napas.

Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen

(dari luar tubuh) dan benda asing endogen (dari dalam tubuh). Benda asing

eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri

dari zat organik seperti kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan),

tulang (yang berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku,

jarum, peniti, batu, dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda

cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan

dengan pH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa secret kental, darah atau

bekuan darah, nanah, krusta.1,2

Lokasi yang sering terjadi pada benda asing hidung adalah bagian nares

anterior hingga meatus media atau bagian bawah dari meatus inferior. Benda

asing pada hidung lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita.

Pada anak-anak kejadian paling sering terjadi pada usia antara 2 hingga 5 tahun.

Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa benda asing pada hidung lebih

sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan, benda

asing pada hidung yang sering ditemukan pada anak laki-laki adalah mainan,

pensil, baterai, koin, sementara pada anak perempuan, benda yang lebih sering

ditemukan adalah manik-manik, dan kancing. Usia rata-rata pasien adalah 3 tahun.

Page 2: corpal hidung

2

BAB II

STATUS PASIEN

I. Identifikasi

Nama : Nn. KR

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 2 Tahun (1 Januari 2013)

Alamat : Jl. Srijaya Lr. Mawar No. 11115,

Alang-Alang Lebar, Palembang

Pendidikan : Belum Sekolah

Pekerjaan : -

Agama : Islam

Suku : Palembang

Bangsa : Indonesia

No. Rekam medis/registrasi : 912039

II. Anamnesis

(Alloanamnesis pada tanggal 10 September 2015 pukul 16.40 WIB)

Keluhan utama

Kemasukan benda asing pada hidung sebelah kanan

Keluhan tambahan

-

Riwayat perjalanan penyakit

± 1 jam yang lalu pasien menangis dan mengelus-ngelus

hidungnya. Pasien bersin-bersin dan keluar cairan bening dari hidung

kanan pasien, bau (-), mimisan (-), hidung kanan tersumbat (+), sesak

nafas (-), demam (-), batuk (-). Keluhan nyeri telinga dan tenggorokan

disangkal. Paman pasien melihat adanya benda asing berwarna hijau di

hidung kanan pasien. Pasien dibawa ke IGD RSMH bagian THT-KL

Palembang.

Page 3: corpal hidung

3

Riwayat penyakit dahulu

Keluar cairan dari telinga : disangkal

Hipertensi : disangkal

Penyakit Jantung : disangkal

Penyakit Ginjal : disangkal

Penyakit Kelamin : disangkal

Diabetes Melitus : disangkal

Tuberkulosis : disangkal

Asma : disangkal

Alergi : disangkal

Sakit gigi : disangkal

Nyeri menelan berulang : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi : disangkal

Penyakit Jantung : disangkal

Penyakit Ginjal : disangkal

Penyakit Kelamin : disangkal

Diabetes Melitus : disangkal

Tuberkulosis : disangkal

Asma : disangkal

Alergi : disangkal

Riwayat Kebiasaan

Tidak ada

III. Pemeriksaan Fisik

a. Status presens

1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Page 4: corpal hidung

4

Tekanan darah : Tidak dilakukan

Nadi : 91 x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 36,5°C

Berat badan : 12 kg

Tinggi badan : 80 cm

IMT : Normoweight

2) Pemeriksaan Khusus

Kepala : Konjungtiva palpebra OS dan OD tidak

anemis, sklera tidak ikterik.

Leher : Pembesaran KGB (-), massa (-)

Thoraks : Simetris, tidak tampak kelainan pada

dinding dada.

Cor: BJ I dan II (+) normal, batas jantung

normal, murmur tidak ada,gallop tidak

ada.

Pulmo: sonor dikedua lapangan paru,

vesikuler (+) normal, ronkhi (-),

wheezing (-).

Abdomen : Simetris, datar, nyeri tekan (-), timpani,

bising usus (+) normal

Ekstremitas : Bentuk normal

Kulit : Tidak tampak kelainan

Page 5: corpal hidung

5

b. Status Lokalis

Telinga

I. TelingaLuar Kanan Kiri

Regio Retroaurikula

Abses

Sikatrik

Pembengkakan

Fistula

Jaringan granulasi

Regio Zigomatikus

Kista Brankial Klep

Fistula

Lobulus Aksesorius

Aurikula

Mikrotia

Efusi perikondrium

Keloid

Nyeri tarik aurikula

Nyeri tekan tragus

Meatus Akustikus Eksternus

Lapang/sempit

Oedema

Hiperemis

Pembengkakan

Erosi

Krusta

Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)

Perdarahan

Bekuandarah

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Lapang

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Lapang

-

-

-

-

-

-

-

-

Page 6: corpal hidung

6

Cerumen plug

Epithelial plug

Jaringangranulasi

Debris

Benda asing

Sagging

Exostosis

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

II.Membran Timpani

Warna (putih/suram/hiperemis/hematoma)

Bentuk (oval/bulat)

Pembuluh darah

Refleks cahaya

Retraksi

Bulging

Bulla

Ruptur

Perforasi

(sentral/perifer/marginal/attic)

(kecil/besar/ subtotal/ total)

Pulsasi

Sekret (serous/ seromukus/ mukopus/ pus)

Tulang pendengaran

Kolesteatoma

Polip

Jaringan granulasi

Putih

Bulat

Normal

(+) arah jam 5

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Tidak terlihat

-

-

-

Putih

Bulat

Normal

(+) arah jam 7

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Tidak terlihat

-

-

-

Page 7: corpal hidung

7

Gambar Membran Timpani

Hidung

I. Tes Fungsi Hidung Kanan Kiri

Tes aliran udara

Tes penciuman

Teh

Kopi

Tembakau

Terhambat

Tidak

dilakukan

Cukup

Tidak

dilakukan

II. Hidung Luar

Dorsum nasi

Akar hidung

Puncak hidung

Sisi hidung

Alanasi

Deformitas

Hematoma

Pembengkakan

Krepitasi

Hiperemis

Erosi kulit

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

-

-

-

-

-

-

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

-

-

-

-

-

-

Page 8: corpal hidung

8

Vulnus

Ulkus

Tumor

Duktus nasolakrimalis (tersumbat/tidak tersumbat)

-

-

-

Tidak

tersumbat

-

-

-

Tidak

tersumbat

III. Hidung Dalam

1. Rinoskopi Anterior

a. Vestibulum nasi

Sikatrik

Stenosis

Atresia

Furunkel

Krusta

Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)

Benda Asing

b. Kolumela

Utuh/tidakutuh

Sikatrik

Ulkus

c. Kavum nasi

Luasnya (lapang/cukup/sempit)

Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)

Krusta

Bekuandarah

Perdarahan

Benda asing

Rinolit

Polip

Tumor

-

-

-

-

-

(+) serous

(+)

Utuh

-

-

Lapang

-

-

-

-

-

-

-

(+)

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Utuh

-

-

Lapang

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Page 9: corpal hidung

9

d. Konka Inferior

Mukosa

(erutopi/ hipertropi/atropi)

(basah/kering)

(licin/taklicin)

Warna (merahmuda/hiperemis/pucat/livide)

Tumor

e. Konka media

Mukosa

(erutopi/ hipertropi/atropi)

(basah/kering)

(licin/taklicin)

Warna (merahmuda/hiperemis/pucat/livide)

Tumor

f. Konka superior

Mukosa

(erutopi/ hipertropi/atropi)

(basah/kering)

(licin/taklicin)

Warna (merahmuda/hiperemis/pucat/livide)

Tumor

g. Meatus Medius

Lapang/ sempit

Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)

Polip

Tumor

h. Meatus inferior

Lapang/ sempit

Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)

Polip

Tidak dapat

dinilai

Tidak dapat

dinilai

Tidak dapat

dinilai

Tidak dapat

dinilai

Tidak dapat

dinilai

Eutropi

Basah

licin

Merah muda

Tidak dapat

dinilai

Tidak dapat

dinilai

Tidak dapat

dinilai

Lapang

-

-

-

Page 10: corpal hidung

10

Tumor

i. Septum Nasi

Mukosa

(erutopi/ hipertropi/atropi)

(basah/kering)

(licin/taklicin)

Warna (merahmuda/hiperemis/pucat/livide)

Tumor

Deviasi

(ringan/sedang/berat)

(kanan/kiri)

(superior/inferior)

(anterior/posterior)

(bentuk C/bentuk S)

Krista

Spina

Abses

Hematoma

Perforasi

Erosi septum anterior

Tidak dapat

dinilai

-

Eutropi

Basah

Licin

Merah muda

-

-

-

-

-

-

-

-

Page 11: corpal hidung

11

GambarDinding Lateral HidungDalam

GambarHidungDalamPotongan Frontal

2. Rinoskopi Posterior Kanan Kiri

Postnasal drip

Mukosa

(licin/taklicin)

(merahmuda/hiperemis)

Adenoid

Tumor

Koana (sempit/lapang)

Fossa Russenmullery (tumor/tidak)

Tidak

Dilakukan

Tidak

dilakukan

Page 12: corpal hidung

12

Torus tobarius (licin/taklicin)

Muara tuba

(tertutup/terbuka)

(sekret/tidak)

Gambar Hidung Bagian Posterior

IV. Pemeriksaan Sinus Paranasal Kanan Kiri

Nyeritekan/ketok

Infraorbitalis

Frontalis

Kantus medialis

Pembengkakan

Transiluminasi

Regioinfraorbitalis

Regio palatum durum

Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

I.RonggaMulut Kanan Kiri

1. Lidah

(hiperemis/udem/ulkus/fissura)

(mikroglosia/makroglosia)

Normal

Normal

Page 13: corpal hidung

13

(leukoplakia/gumma)

(papilloma/kista/ulkus)

2. Gusi (hiperemis/udem/ulkus)

3. Bukal

(hiperemis/udem)

(vesikel/ulkus/mukokel)

4. Palatum durum

(utuh/terbelah/fistel)

(hiperemis/ulkus)

(pembengkakan/abses/tumor)

(rata/tonus palatinus)

5. Kelenjarludah

(pembengkakan/litiasis)

(striktur/ranula)

6. Gigi geligi

(mikrodontia/makrodontia)

(anodontia/supernumeri)

(kalkulus/karies)

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

II.Faring Kanan Kiri

1. Palatummolle (hiperemis/udem/asimetris/ulkus)

2. Uvula (udem/asimetris/bifida/elongating)

3. Pilar anterior

(hiperemis/udem/perlengketan)(pembengkakan/u

lkus)

4. Pilar posterior

(hiperemis/udem/perlengketan)(pembengkakan/u

lkus)

5. Dindingbelakang faring

(hiperemis/udem)(granuler/ulkus)(secret/membra

n)

Normal

Tengah

Normal

Normal

Tenang

Normal

T1

Normal

Tengah

Normal

Normal

Tenang

Normal

T1

Page 14: corpal hidung

14

6. Lateral band (menebal/tidak)

7. Tonsil Palatina

(derajatpembesaran)

(permukaan rata/tidak)

(konsistensi kenyal/tidak)

(lekat/tidak)

(kripta lebar/tidak)

(dentritus/membran)

(hiperemis/udem)

(ulkus/tumor)

Rata

Kenyal

Lekat

Tidak lebar

-

-

-

Rata

Kenyal

Lekat

Tidak lebar

-

-

-

Gambarronggamulutdan faring

Rumusgigi-geligi

Page 15: corpal hidung

15

III.Laring Kanan Kiri

Laringoskopi tidak langsung (indirect)

Dasar lidah (tumor/kista)

Tonsila lingualis (eutropi/hipertropi)

Valekula (benda asing/tumor)

Fosa piriformis (benda asing/tumor)

Epiglotis (hiperemis/udem/ulkus/membran)

Aritenoid (hiperemis/udem/ulkus/membran)

Pita suara

(hiperemis/udem/menebal)

(nodus/polip/tumor)

(geraksimetris/asimetris)

Pita suarapalsu (hiperemis/udem)

Rima glottis (lapang/sempit)

Trakea

Tidak

Dilakukan

Tidak

Dilakukan

Laringoskopi langsung (direct) Tidak dilakukan

Page 16: corpal hidung

16

Gambar laring (laringoskopi tidak langsung)

IV. Pemeriksaan Penunjang

-

V. Diagnosis Banding

-

VI. Diagnosis Kerja

Corpus Alienum Kavum Nasi Dextra

VII. Tatalaksana

- Extraksi corpus alienum

- Kontrol ulang jika ada keluhan

VIII. Prognosis

Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam

Page 17: corpal hidung

17

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Anatomi Hidung

Untuk mengetahui penyakit dan kelainan hidung, perlu diingat kembali

tentang anatomi hidung. Anatomi dan fisiologis normal harus diketahui dan

diingat kembali sebelum terjadi perubahan anatomi dan fisiologi yang dapat

berlanjut menjadi suatu penyakit atau kelainan.1

Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung bagian dalam. Hidung bagian

luar menonjol pada garis tengah diantara pipi dan bibir atas, sedangkan struktur

hidung luar dibedakan atas tiga bagian yaitu bagian paling atas adalah kubah

tulang yang tak dapat digerakkan, dibawahnya terdapat kubah kartilago yang

sedikit dapat digerakkan dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang

mudah digerakkan. Bentuk hidung luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya

dari atas ke bawah adalah pangkal hidung (bridge), batang hidung (dorsum nasi),

puncak hidung (hip), ala nasi, kolumela dan lubang hidung (nares anterior).

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi

oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan

atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari tulang hidung (os

nasal), prosesus frontalis os maksila dan prosesus nasalis os frontal. Sedangkan

kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di

bagian bawah hidung, yaitu sepasang kartilago nasalis lateralis superior, sepasang

kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai kartilago ala mayor

dan tepi anterior kartilago septum.1,2

Page 18: corpal hidung

18

Gambar 1. Anatomi Hidung1

Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os

internum di sebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga

hidung dari nasofaring. Kavum nasi dibagi oleh septum, dinding lateral terdapat

konka superior, konka media, dan konka inferior. Celah antara konka inferior

dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konka

media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konka media disebut

meatus superior. Septum membagi kavum nasi menjadi dua ruang kanan dan kiri.

Bagian posterior dibentuk oleh lamina perpendikularis os etmoid, bagian anterior

oleh kartilago septum (kuadrilateral), premaksila dan kolumela membranosa,

bagian posterior dan inferior oleh os vomer, krista maksila, krista palatine serta

krista sfenoid.2

Gambar 2. Anatomi Hidung Dalam1

Page 19: corpal hidung

19

Kompleks ostiomeatal (KOM) adalah bagian dari sinus etmoid anterior

yang berupa celah pada dinding lateral hidung. Pada potongan koronal sinus

paranasal gambaran KOM terlihat jelas yaitu suatu rongga di antara konka media

dan lamina papirasea. Struktur anatomi penting yang membentuk KOM adalah

prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger

nasi dan ressus frontal. Serambi depan dari sinus maksila dibentuk oleh

infundibulum karena sekret yang keluar dari ostium sinus maksila akan dialirkan

dulu ke celah sempit infundibulum sebelum masuk ke rongga hidung. Sedangkan

pada sinus frontal sekret akan keluar melalui celah sempit resesus frontal yang

disebut sebagai serambi depan sinus frontal. Dari resesus frontal drainase sekret

dapat langsung menuju ke infundibulum etmoid atau ke dalam celah di antara

prosesus unsinatus dan konka media.2

Gambar 3. Kompleks Ostiomeatal1

Suplai darah cavum nasi berasal dari sistem karotis yaitu arteri karotis

eksterna dan karotis interna. Arteri korotis interna bercabang menjadi arteri

etmoid anterior dan posterior. Arteri karotis eksterna memberikan suplai darah

terbanyak pada cavum nasi melalui arteri sphenopalatina yang merupakan cabang

terminal arteri maksilaris yang berjalan melalui foramen sphenopalatina,

memperdarahi septum tiga perempat posterior dan dinding lateral

hidung.Sedangkan arteri palatina desenden memberikan cabang arteri palatina

mayor yang berjalan melalui kanalis incisivus palatum durum dan menyuplai

bagian inferoanterior septum nasi. Sistem karotis interna melalui arteri oftalmika

Page 20: corpal hidung

20

mempercabangkan arteri ethmoid anterior dan posterior yang memperdarahi

septum dan dinding lateral superior.1,2

Gambar 4. Anatomi Vaskularisasi Hidung1

3.2 Corpus Alienum Hidung

3.2.1 Definisi Corpus Alienum Hidung

Corpus alienum di hidung adalah benda asing yang berasal dari luar tubuh

atau dalam tubuh yang pada keadaan normal tidak terdapat pada hidung.3

3.2.2 Epidemiologi Corpus Alienum Hidung

Kasus benda asing di hidung paling sering terjadi pada anak, terutama

pada usia 1 - 4 tahun. Pada usia ini anak cenderung mengeksplorasi tubuhnya

terutama daerah yang berlubang termasuk hidung. Mereka dapat pula

memasukkan benda asing sebagai upaya mengeluarkan sekret atau benda asing

yang sebelumnya ada di hidung atau untuk mengurangi rasa gatal dan perih akibat

iritasi yang sebelumnya sudah terjadi.

Benda asing yang tersering ditemukan yaitu sisa makanan, permen, manik-

manik dan kertas. Benda asing seperti plastik dapat pula bertahan lama karena

sukar didiagnosis akibat sifatnya yang noniritatif dan radiolusen sehingga tidak

tampak dari pemeriksaan radiologik.Benda asing, meskipun tampak sebagai

masalah yang tidak serius, juga dapat menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas

Page 21: corpal hidung

21

bila masuk ke saluran nafas bawah. Pada usia dibawah 1 tahun, aspirasi benda

asing merupakan penyebab utama kematian.3

3.2.3 Faktor Predisposisi Corpus Alienum Hidung

Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing di hidung

antara lain faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial dan

tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi normal (keadaan tidur, kesadaran

menurun, alkoholisme dan epilepsi), ukuran, bentuk serta sifat benda asing serta

faktor kecerobohan.3,4

3.2.4Klasifikasi Corpus Alienum Hidung

Berdasarkan asalnya, benda asing digolongkan menjadi dua golongan,

yaitu benda asing eksogen atau benda asing yang berasal dari luar tubuh biasanya

masuk melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat,

cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik seperti kacang-

kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari

kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, kapur

barus (naftalen) dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair

yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair noniritatif, yaitu cairan

dengan pH 7,4. Benda asing endogen yaitu yang berasal dari dalam tubuh. Benda

asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,

perkijuan. Cairan amnion, mekonium dapat masuk ke dalam saluran napas bayi

pada saat proses persalinan.4

Berdasarkan konsistensinya benda asing dapat juga digolongkan menjadi

benda asing yang lunak seperti kertas, kain, penghapus, sayuran, dan yang keras

seperti kancing baju, manik-manik, baterai dan lain-lain.4 Pembagian yang lainnya

seperti benda asing mati, yang tersering yaitu manik-manik, baterai logam,

kancing baju. Kapur barus merupakan kasus yang jarang namun mengandung

naftalen yang bersifat sangat mengiritasi. Kasus baterai logam di hidung juga

harus diperlakukan sebagai kasus gawat darurat yang harus dikeluarkan segera,

karena kandungan zat kimianya yang dapat bereaksi terhadap mukosa hidung.4

Page 22: corpal hidung

22

Benda hidup, yang paling sering ditemukan adalah larva lalat, lintah, dan

cacing.Beberapa kasus miasis hidung yang pernah ditemukan di hidung manusia

disebabkan oleh larva lalat dari spesies Chryssomya bezziana.Chrysomya

bezziana adalah serangga yang termasuk dalam famili Calliphoridae, ordo

diptera, subordo Cyclorrapha, kelas Insecta. Lalat dewasa berukuran sedang

berwarna biru atau biru kehijauan dan berukuran 8-10 mm, bergaris gelap pada

toraks dan pada abdomen bergaris melintang. Larva mempunyai kait-kait di

bagian mulutnya berwarna coklat tua atau coklat orange.Lintah(Hirudinaria

javanica) merupakan spesies dari kelas hirudinae. Hirudinea adalah kelas dari

anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filumannelida.

Anggota jenis cacing ini tidak mempunyai rambut, parapodia, dan seta. Tempat

hidup hewan ini ada yang berada di air tawar, air laut, dan di darat. Lintah

merupakan hewan pengisap darah. Pada tubuhnya terdapat alat pengisap di kedua

ujungnya yang digunakan untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada saat

mengisap, lintah ini mengeluarkan zat penghilang rasa sakit dan mengeluarkan zat

anti pembekuan darah sehingga darah korban tidak akan membeku. Setelah

kenyang mengisap darah, lintah itu akan menjatuhkan dirinya ke dalam air.

Bentuk tubuh lintah ini pipih, bersegmen, mempunyai warna kecokelatan, dan

bersifat hemaprodit.5

Gambar 5. Benda Asing Hidung5

Page 23: corpal hidung

23

3.2.5 Patofisiologi Corpus Alienum Hidung

Benda asing hidung lebih sering terjadi pada anak-anak terutama kisaran

umur 2-4 tahun. Anak-anak cenderung memasukkan benda-benda yang ditemukan

dan dapat dijangkaunya ke dalam lubang hidung, mulut atau dimasukkan oleh

anak lain.4 Benda yang dimasukkan ke dalam hidung anak biasanya benda yang

lembut. Benda tersebut masuk ke hidung saat anak mencoba untuk mencium

sesuatu. Anak sering menaruh benda ke dalam hidung karena perasaan bosan,

ingin tahu atau meniru anak lain.5

Benda asing hidung dapat ditemukan di setiap bagian rongga hidung,

sebagian besar ditemukan di dasar hidung tepat dibawah konka inferior. Lokasi

lainnya ada di depan dari konka media. Benda-benda kecil yang masuk kebagian

anterior rongga hidung dapat dengan mudah dikeluarkan dari hidung. Benda asing

yang berada di rongga hidung dalam waktu yang cukup lama serta benda hidup

dapat menimbulkan berbagai kesulitan dalam mengeluarkan benda asing.5

Gambar 6. Lokasi benda asing yang masuk ke rongga hidung (IT= inferior turbinate,

MT= middle turbinate, SS= sphenoid sinus, ST= superior turbinate)5

Benda asing yang masuk ke rongga postnasal dapat teraspirasi dan

terdorong ke belakang saat usaha pengeluaran sehingga menimbulkan obstruksi

jalan nafas akut. Benda asing di hidung juga berpengaruh dalam membawa

organisme penyebab penyakit difteri dan penyakit infeksi lainnya. Oleh karena

Page 24: corpal hidung

24

itu, benda asing hidung dapat menyebabkan masalah yang nyata dan jangan

dianggap remeh.4

Beberapa benda asing yang masuk kedalam rongga hidung dapat bertahan

bertahun-tahun tanpa adanya perubahan mukosa, namun sebagian besar benda

mati yang masuk ke hidung dapat menimbulkan pembengkakan mukosa hidung

dengan kemungkinan menjadi nekrosis, ulserasi, erosi mukosa, dan epistaksis.

Tertahannya sekresi mukus, benda asing yang membusuk serta ulserasi dapat

menyebabkan sekret berbau busuk.5

Sebuah benda asing dapat menjadi inti peradangan yang nyata bila

terbenam di jaringan granulasi dengan menerima lapisan kalsium, magnesium

fosfat dan karbonat yang demikian akan menjadi sebuah rhinolith. Terkadang

proses ini dapat terjadi di area mukopus bahkan bekuan darah yang sering disebut

nidus. Rhinolith endogen yang terbentuk dari inti darah atau mukus jarang terjadi

pasa usia dibawah 4 tahun, sedangkan rhinolith eksogen yang terbentuk dari

benda asing yang diselimuti oleh garam dapat terjadi pada usia berapapun.

Rhinolith umumnya terletak di dasar hidung bersifat radioopak, single, sferis

ireguler namun dapat menunjukkan pemanjangan sesuai dengan arah tumbuh di

rongga hidung.6

Benda-benda erosif seperti baterai dapat mengakibatkan kerusakan parah

dari septum hidung. Hal ini dapat terjadi karena benda erosif ini mengandung

berbagai jenis logam berat seperti merkuri, seng, perak, nikel, kadmium, dan

lithium. Pembebasan zat ini menyebabkan berbagai jenis lesi tergantung pada

lokalisasi dengan reaksi jaringan lokal serta nekrosis. Sebagai hasilnya terbentuk

perforasi septum, sinekia, penyempitan dan stenosis dari rongga hidung.5

3.2.6 Manifestasi Klinis Corpus Alienum Hidung

Hidung tersumbat oleh secret mukopurulen yang banyak dan berbau di

salah satu rongga hidung tempat adanya benda asing. Kadang disertai nyeri,

demam, epistaksis dan bersin. Pada pemeriksaan tampak mukosa edema dengan

inflamasi mukosa hidung unilateral, serta dapat juga terjadi ulserasi.Bila benda

asing berupa lintah, terdapat epistaksis berulang yang sulit berhenti meskipun

Page 25: corpal hidung

25

sudah diberikan koagulan. Pada rinoskopi posterior tampak benda asing berwarna

coklat tua, lunak, dan melekat erat pada mukosa hidung atau nasofaring.6

3.2.7Diagnosis Corpus Alienum Hidung

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang. Gejala yang timbul pada anak akibat adanya benda asing

di hidung adalah hidung tersumbat, rinore unilateral yang kental dan berbau.

Dapat disertai demam dan nyeri. Gejala lain bervariasi sesuai patogenesisnya.

Misalnya benda asing seperti karet busa, sangat cepat menimbulkan secret yang

berbau busuk. Baterai logam di dalam hidung dapat menimbulkan keluhan rasa

terbakar atau panas di hidung.Benda asing hidup yang terdapat di dalam hidung

kebanyakan menimbulkan sensasi benda yang bergerak-gerak. Epitaksis tanpa

rasa nyeri sering menjadi keluhan utama pada pasien dengan lintah di dalam

hidungnya.5

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior, selain benda asing yang dapat dilihat

langsung, akan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral, dan

dapat terjadi ulserasi. Benda asing biasanya tertutup mukous sehingga disangka

sinusitis. Lintahbiasanya sulit dilihat dengan rinoskopi anterior, sehingga kadang

memerlukan pemeriksaan endoskopi. Bila terlihat, maka akan tampak benda asing

berwarna coklat tua dengan perabaan lunak dan melekat pada mukosa. Pada

miasis, hidung tampak bengkak, kemerahan di sekita mata dan sebagian muka

atas. Mukosa hidung nekrotik, kadang-kadang perforasi septum nasi, serta hidung

berbau busuk.5,8

3.2.8 Penatalaksanaan

Benda asing pada hidung yang harus diperlakukan sebagai kasus gawat

sehingga harus dikeluarkan secepatnya antara lain adalah baterai. Cara

mengeluarkan benda asing di hidung ialah memakai pengait (hook) yang

dimasukkan ke dalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai

menyentuh nasofaring. Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik ke depan.

Dengan cara ini benda asing akan ikut terbawa keluar. Dapat juga menggunakan

Page 26: corpal hidung

26

forsep alligator, cunam Nortman atau wire loop. Bila benda asing berbentuk bulat,

maka sebaiknya digunakan pengait yang ujungnya tumpul.7,8

Cara lain yaitu dengan menggunakan kateter dengan balon ukuran 5F atau

6F yang dimasukkan ke dalam hidung melewati benda asing yang terperangkap,

kemudian balon dikembangkan, sehingga benda asing diharapkan akan keluar ke

nares anterior dan mudah diekstraksi. Sebelum tindakan dilakukan, terlebih

dahulu diberikan fenilefrin 0,5% untuk mengurangi edema mukosa dan lidokain

topikal atau spray sebagai analgetik. Hindari mendorong benda asing dari hidung

kearah nasofaring karena akan menyebabkan masuknya benda asing tersebut ke

dalam laring sehingga menyebabkan sumbatan saluran nafas.7,8

Benda asing hidup sebaiknya dimatikan terlebih dahulu dengan tetes minyak

parafin atau alkohol sebelum diangkat. Untuk lintah dapat diteteskan tembakau.

Pada miasis hidung, dianjurkan pemberian reagen tertentu misalnya kloroform,

premium yang dapat melemahkan larva, kemudian larva tersebut diambil satu per

satu. Tindakan operatif dengan melakukan nekrotomi merupakan tindakan

alternatif lain yang dilakukan dengan cara memberikan tetes kloroform terlebih

dahulu.Pemberian antibiotik sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada kasus

benda asing di hidung yang telah menimbulkan infeksi pada hidung maupun

sinus.7,8

3.2.9 Komplikasi

Perdarahan merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada corpus

alienum di hidung. Edema pada mukosa dapat menyebabkan obstruksi pada

drainase sinus dan tuba eustachius sehingga mengakibatkan sinusitis dan otitis

media akut. Rinolith dapat timbul bila benda asing bertahan selama bertahun-

tahun. Infeksi struktur jaringan di sekitar hidung juga dapat terjadi, seperti

selulitis periorbital, meningitis, epiglositis, difteri, dan tetanus.8

Page 27: corpal hidung

27

BAB IV

ANALISIS KASUS

Anak perempuan berusia 2 tahun datang ke IGD RSMH karena

kemasukan benda asing di dalam hidung sebelah kanan. Pasien menangis dan

mengelus-ngelus hidungnya. Pasien bersin-bersin dan keluar cairan bening yang

tidak berbau dari hidung kanan pasien. Hidung kanan terasa tersumbat, sesak

nafas dan demam tidak ada. Jika ditinjau dari manifestasi klinis benda asing pada

hidung adalah hidung tersumbat, keluarnya sekret, dapat berbau, disertai gejala

nyeri, bersin-bersin, epistaksis, hingga demam. Berdasarkan epidemiologi, benda

asing pada hidung paling sering terjadi pada anak-anak terutama pada usia 1-4

tahun.

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior, selain benda asing yang dapat dilihat

langsung, akan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral, dan

dapat terjadi ulserasi. Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan tes aliran hidung

kanan terhambat, pemeriksaan rinoskopi anterior pada vestibulum nasi dextra

didapatkan sekret berwarna jernih dan tampak benda asing utuh berwarna hijau.

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis korpus alienum

pada kavum nasi dextra dapat ditegakkan. Tatalaksana yang dapat dilakukan

adalah ekstraksi korpus alienum dengan menggunakan pengait (hook). Pasien

dipeluk oleh orang tuanya dan dilakukan fiksasi, lalu pengait dimasukkan ke

dalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi. Setelah itu pengait

diturunkan sedikit dan ditarik ke depan. Dengan cara ini benda asing akan ikut

terbawa keluar. Ditemukan benda asing berupa buah seri berwarna hijau,

konsistensi keras berukuran ± 0,4 cm.

Page 28: corpal hidung

28

DAFTAR PUSTAKA

1. Elsie K, Vincent I, Nolan J. Epistaksis, Vaskular Anatomy, Origins and

EndovaskularTreatment, 1999. In

:http://www.ajonline.org/cgi/contents.html

2. Soetjipto D, Mangunkusumo E, Wardani RS. Hidung. In: Soepardi EA,

Iskandar N (eds). Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok

kepala leher. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.

3. Ballenger J. Penyakit Telinga Hidung Tenggorok dan Kepala Leher. Edisi

13. Jilid II.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002.

4. Junizaf, MH. 2008. Benda Asing di Saluran Napas. Dalam: Buku Ajar

Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6.

Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

5. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Nose, and

Throat. University of Virginia School of Medicine, Charlottesville,

virginia. Am Fam Phisician 2007, oct 15; 76 (8).

6. Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia: 2007.

7. Adams GL. BOEIS: Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok.

Edisi 6. Jakarta: EGC: 1997.

8. Fischer JI. Nasal Foreign Bodies. 2013. In http:

http://emedicine.medscape.com/article/763767