153
COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI BIMBINGAN ROHANI ISLAM DI PANTI SOSIAL BHAKTI KASIH JAKARTA PUSAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun oleh: FIRDHA AULIYA RAHMAH NIM: 1112052000021 FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT

MELALUI BIMBINGAN ROHANI ISLAM

DI PANTI SOSIAL BHAKTI KASIH

JAKARTA PUSAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun oleh:

FIRDHA AULIYA RAHMAH

NIM: 1112052000021

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 3: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 4: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 5: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

i

ABSTRAK

Firda Aulia Rahmah, NIM 1112052000021, Coping Stress pada Perempuan

Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga Melalui Bimbingan Rohani Islam

di Panti Perlindungan Bhakti Kasih Jakarta Pusat, dibawah Bimbingan

Abdul Rahman, M.Si

Kekerasan dalam rumah tangga merupakan fenomena yang tidak asing lagi

terjadi di masyarakat dan sudah berlangsung lama. Sebagian besar dalam hal ini

yang mengalami kemalangan yaitu kaum hawa, kerap menjadi korban perlakuan

kasar oleh suaminya. Korban kasus KDRT dari tahun ke tahun semakin

bertambah. Menurut Komnas Perlindungan Perempuan kasus KDRT di tahun

2015 meningkat mencapai 9% dari tahun 2014. Pada kasus ini Panti Sosial

Perlindungan Bhakti kasih Jakarta Pusat adalah salah satu wadah khusus

melayani, menampung perempuan korban kekerasan rumah tangga, tentunya

melalui rekomendasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdaya Perempuan (P2TP2)

dan dinas sosial. Tidak sedikit korban kekerasan dalam rumah tangga mengalami

strees. Oleh karena itu coping stress disini sebagai salah satu upaya untuk keluar

dari tekanan, melalui pembimbing rohani.

Penelitian ini menggunakan teori coping stress menurut Lazarus dan

Folkman mendefinisikan coping sebagai segala usaha untuk mengurangi stress,

yang merupakan proses pengaturan atau tuntutan yang dialami individu. Adapun

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk bimbingan rohani Islam pada

perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga, mengetahui upaya yang

dilakukan oleh pembimbing rohani Islam dalam meningkakan coping stress pada

korban KDRT, mengetahui faktor-faktor keberhasilan bimbingan rohani Islam

dalam meningkatkan coping stress perempuan korban KDRT di Panti Sosial

Bhakti Kasih Jakarta Pusat.

Secara umum penelitian ini bersifat empirik dengan menggunakan metode

deskriptif analisis dalam kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan langkah-

langkah yang ditempuh meliputi penentuan lokasi, melakukan observasi,

wawancara langsung oleh warga binaan sosial, pembimbing rohani dan staff panti,

studi kepustakaan, dan studi rekaman arsip. Penelitian deskriptif analisis ini

peneliti menganalisis coping stress perempuan korban kekerasan rumah tangga

melalui bimbingan rohani Islam di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta.

Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa coping stress pada

perempuan korban KDRT melalui bimbingan rohani Islam sangat berpengaruh

secara signifikan, warga binaan sosial merasa lebih baik secara fisik maupun

psikologis. Coping yang digunakan dalam penelitian ini ialah Emotion Focused

Coping dan mengkhususkan dalam sub katagori dimana individu mencoba

mengembbalikan permasalahan yang dihadapi pada pendekatan agama. Adapun

bentuk bimbingan rohani yang digunakan adalah metode bimbingan langsung

(face to face), meliputi ceramah, do’a dan dzikir, serta ruqyah. Upaya

pembimbing dalam meningkatkan coping stress ialah dengan mengadakan

konsultasi personal pada warga binaan sosial secara berkala dan pendampingan

dalam aspek religious.

Kata Kunci: Coping Stress, Kekerasan dalam Rumah Tangga, Bimbingan Rohani

Islam.

Page 6: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur terucap kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang. Hanya dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kehariban baginda tercinta

Nbi Muhammad SAW, yang membawa umuatnya dari zaman kedzaliman menuju

zaman kebenaran yang sesungguhnya.

Alhamdulillah, patut penulis syukuri dan banggakan karena penulisan skripsi

ini berjalan dengan baik dan lancer. Semua ini tidak akan tercapai tanpa adanya

usaha, perjuangan, dorongan, daari semua pihak, dan tentunya do’a dan tawakkal

kepada Sng Pencipta. Merupakan sebuah kebahagian serta anugerah yang dirasakan

oleh penulis pada akhirnya karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Maka untuk itu, pada kesempatan ini sangat perlu untuk menghaturkan serta

mengucapkan rasa terimaksih sedalam-dalamnya kepada semua pihak terkait yang

dengan begitu ikhlasnya telah membantu penulis dalam memperlancar skripsi ini.

Rasa terima kaasih penulis haturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Daakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan, M.A,

Wakil Dekan I Bidang Akademik Suparto, M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum Dr. Hj. Raudhonah, M.Ag, serta Wakil Dekan III Bidang

Kemahassiswaan Dr. Suhaimi, M.Si.

2. Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Rini Laili Prihatini, M.Si., dan

Noor Bekti Negoro, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan, yang selalu bersedia

Page 7: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

iii

membantu penulis dalam memberikan informasi serta waktunya kepada penulis

untuk berkonsultasi baik mengenai karya tulis ataupun kegiatan perkuliahan.

3. Dosen Pembimbing Abdulrahman, M.Si. yang selalu sabar membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial Lisma Dyawati Fuaida, M.Si. , yang telah

memberikan motivasi masukan dan sudah meluangkan waktunya untuk mediasi

terhadap perempuan korban kekerasan rumah tangga di Panti Sosial Bhakti Kasih,

Jakarta Pusat.

5. Para dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jaakarta yang telah mewariskan ilmunya kepaada penulis selama masa

perkuliahan. Semoga ilmu yang bapak daan ibu berikaan bermanfaat bagi penulis

serata menjadi amal sholeh yang akan terus mengalir pahalanya.

6. Keluarga tercinta Ibunda Rokhiyatun yang tidak lelah memotivasi dan

mendo’akan setiap sujudnya demi kelancaran skripsi ini. Ayahanda Sahlan Hadi

yang juga selalu memberikan masukan serta doa. Adik-adik, Gina Syariati Azro

dan Nanda Maulida Azahro yang selalu memberikan semangat sehingga skripsi

ini dapat selesai.

7. Terimaksih Nurfi Laila, Ahriani Silvia, Hisan Harir Ridho, Sofwatillah Amin,

Muhammad Fikri, Adhiya Muzakki. Yang selalu ada memberikan support dan

bantuan kepada penulis.

8. Teman-teman Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2012 yang telah bersama

selama masa perkuliahan, terimakasih atas segala dukungannya yang luar biasa

kepada kepada penulis.

Page 8: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

iv

9. Kawan-kawan Komunitas Wirausaha (Uinpreneurs) dan Ekonomi Kreatif Uin

Jakarta. Semoga kita tetap saling menyemangati satu sama lain dan

menumbuhkan generasi penerus mahasiswa berjiwa wirausaha berasaskan islami

di instansi UIN Jakarta ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan

mohon maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.

Page 9: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... 13

1. Batasan Masalah..................................................................... 13

2. Rumusan Masalah .................................................................. 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 14

1. Tujuan Penelitian ................................................................... 14

2. Manfaat Penelitian ................................................................. 15

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 16

E. Sistematika Penulisan .................................................................. 19

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 22

A. Coping Stress ............................................................................... 22

1. Definisi Stress ........................................................................ 22

2. Gejala-gejala Stress ................................................................ 23

3. Sumber-sumber Stress ............................................................ 24

4. Macam-macam Stressor ......................................................... 25

5. Tahapan-tahapan dalam Stress ............................................... 27

6. Definis Coping ....................................................................... 29

7. Jenis Coping Stress ................................................................ 30

8. Strategi Coping ...................................................................... 31

9. Factor-faktor mempengaruhi strategi Coping ........................ 38

B. Kekerasan Dalam Rumah Tangga ............................................... 40

Page 10: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

vi

1. Pengertian Kekerasan ............................................................. 40

2. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga ................. 41

a. Kekerasan Fisik ................................................................ 42

b. Kekerasan Psikologi ......................................................... 42

c. Kekerasan Seksual………………….………...………...43

d. Kekerasan Ekonomi ......................................................... 43

C. Bimbingan Rohani Islam ............................................................. 44

1. Pengertian Bimbingan ............................................................ 44

2. Pengertian Rohani .................................................................. 45

3. Pengertian Islam ..................................................................... 47

4. Dasar Bimbingan Rohani Islam ............................................. 48

5. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani .................................. 49

6. Fungsi Bimbingan Rohani ..................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................. ……………………..52

A. Metodoligo Penelitian ................................................................. 52

1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 52

2. Jenis Penelitian ....................................................................... 53

3. Lokasi Penelitian .................................................................... 53

4. Subjek dan Objek Penelitianq ................................................ 54

5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 55

6. Sumber Data ........................................................................... 58

7. Teknik Analisis Data .............................................................. 59

BAB IV DATA DAN HASIL TEMUAN PENELITIAN ............................ 62

A. Sejarah dan Perkembangan Panti Sosial Bhakti Kasih ............... 62

1. Profil Lembaga ....................................................................... 62

2. Misi dan Misi Lembaga ......................................................... 64

3. Program Kegiatan Lembaga ................................................... 65

B. Temuan Lapangan……….. ......................................................... 67

1. Karakteristik Informan………………….. ............................. 67

2. Bentuk-bentuk Bimbingan Rohani Islam pada Perempuan

Korban KDRT di Panti Sosial Bhakti Kasih .......................... 73

Page 11: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

vii

3. Upaya Pembimbing Rohani Islam dalam Meningkatan Coping

Stress pada Perempuan Korban KDRT di Panti Sosial Bhakti

Kasih ...................................................................................... 79

4. Faktor Penentu Keberhasilan Bimbingan Rohani Isalm dalam

Meningkatan coping Stress pada Perempuan Korban KDRT 81

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 85

A. Analisis Hasil Penelitian ............................................................. 85

1. Bentuk-bentuk Bimbingan Rohani Islam pada Perempuan

Korban KDRT di Panti Sosial Bhakti Kasih ......................... 85

2. Upaya Pembimbing Rohani Islam dalam Meningkatan Coping

Stress pada Perempuan Korban KDRT di Panti Sosial Bhakti

Kasih...................................................................................... 89

3. Faktor Penentu Keberhasilan Bimbingan Rohani Isalm dalam

Meningkatan coping Stress pada Perempuan Korban KDRT 91

BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 97

A. Kesimpulan ................................................................................. 97

B. Saran ............................................................................................ 98

C. Penutup ....................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Cacatan Komnas Perlindungan Perempuan Kasus Kekerasan

dalam Rumah Tangga dari Tahun 2014-2016 .................................. 5

Tabel 2. Kegiatan Lembaga di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat ...... 66

Table 3. Data Informan (WBS) di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta

Pusat ................................................................................................ 92

Page 13: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Hasil Wawancara Informan .........................................................................

2. Lembar Surat Izin Penelitian ........................................................................

3. Surat Penelitian dari Fakultas ......................................................................

4. Dokumentasi Penelitian ...............................................................................

Page 14: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga atau rumah tangga merupakan lingkungan sosial yang dikenal

pertama pada elemen masyarakat. Pada tatanan keluarga, manusia mulai belajar

berinteraksi dengan orang lain dan mereka menghabiskan banyak waktu bersama.

Keluarga merupakan suatu institusi sosial paling kecil dan bersifat

otonom,sehingga menjadi wilayah domestik yang tertutup dari jangkauan

kekuasaan publik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keluarga adalah orang yang tinggal

dalam satu rumah dan menjadi elemen masyarakat yang terkecil.1 Keluarga

sebagai tempat untuk berbenah diri dan mandiri. Selain tempat mengembangkan

potensi individu, keluarga juga sering menjadi tempat munculnya penyimpangan

yang dilakuakan oleh anggota keluarga, seperti penganiayaan, pemerkosaan,

pembunuhan dan tindak kekerasan lainnya. Dampak dari penyimpangan tersebut

adalah kesengsaraan dan penderitaan dalam rumah tangga. Pada umumnya korban

dari tindak penyimpangan ini adalah kaum yang lemah seperti perempuan dan

anak-anak.Tindak kekerasan ini lebih kita kenal dengan sebutan KDRT

(Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

Kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena sosial yang pada saat ini

menjadi perhatian berbagai pihak. Fenomena tersebut semakin memprihatinkan

karena seringkali pelaku kekerasan adalah orang-orang yang dipercaya, dihormati,

dan dicintai, serta terjadi di wilayah yang seharusnya menjamin keamanan setiap

1 Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000) Edisi ke-3,

h. 155.

Page 15: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

2

penghuninya, yaitu keluarga.2 Perkembangan dewasa ini mewujudkan bahwa

tindakan kekerasan secara fisik, psikis, seksual dan penelantaran rumah tangga

banyak terjadi dan terutama menimpa kaum perempuan atau istri.Tindak

kekerasan dalam rumah tangga merupakan jenis kejahatan yang kurang mendapat

perhatian dan jangkauan hukum, hal ini terjadi didepan umum maupun dalam

kehidupan pribadi.

Menurut Deklarasi PBB pasal 1 kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap

perbuatan yang dilakukan seseorang atau beberapa orang terhadap orang lain,

yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual ataupun

psikologis, termasuk ancaman perbuatan tertentu, pemaksaan atau perampasan

kemerdekaan secara sewenang-wenang, atau penekanan secara ekonomis, yang

terjadi dalam lingkup rumah tangga.3

Walaupun kekerasan dalam rumah tangga telah berlangsung sejak lama dan

meluas di berbagai lapisan sosial masyarakat, namun sulit sekali untuk

mendapatkan data lengkap pada setiap negara untuk kasus kekerasan domestik

tersebut. Pada negara-negara tertentu yang datanya lengkap dapat dilihat bahwa

kekerasan dalam rumah tangga merupakan suatu persoalan besar. Data pasti

mengenai tindak kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia belum ada, kecuali

pengaduan dari perempuan korban tindak kekerasan suami yang datang di

beberapa women‟s crisis centre. Sebuah laporan tahun 2004 dari Lembaga

Konsultasi Bantuan Hukum untuk Wanita dan Keluarga (LKBHuWK) misalnya

hanya mengatakan bahwa “cukup banyak” kasus terjadi karena kekerasan

2 Kristyanti,J.R. 2004. Memahami Dinamika Kekerasan Pada Perempuan Karban

Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jumal Psikologi Vol 13 No 1, 98 110 3 http:// www.LBH-APIK.or.id, Rancangan Undang, Tanggal akses: 15 Januari 20018,

pukul. 16.14.

Page 16: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

3

psikologis dan fisik dalam keluarga, yang sebagian besar dilakukan oleh suami

terhadap isteri, tanpa dapat memberikan angka kejadiannya.4

Tingginya angka KDRT diantaranya dapat dilihat dari jumlah kasus kekerasan

terhadap isteri yang ditangani Rifka Annissa Women‟s Crisis Center (RAWCC),

serta laporan dari Komnas Perempuan. Selama tahun 2004, jumlah kasus

kekerasan terhadap isteri yang masuk dan ditangani RAWCC adalah sebanyak

237 kasus (Rifka Annisa, 2005). Sedangkan data dari Komnas Perempuan selama

tahun 2016 tercatat 359.150 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terdiri dari

245.548 kasus bersumber pada data kasus/perkara yang ditangani oleh 359

Pengadilan Agama, serta 13.602 kasus yang ditangani oleh 233 lembaga mitra

pengada layanan yang tersebar di 34 Provinsi. Jenis kekerasan ranah personal

pada persentase tertinggi adalah kekerasan fisik 42% (4.281 kasus), diikuti

kekerasan seksual 34% (3.495 kasus), kekerasan psikis 14% (2.451 kasus) dan

kekerasan ekonomi 10% (978 kasus).5

Jumlah tersebut tentu belum mampu menggambarkan jumlah kejadian yang

sesungguhnya dalam masyarakat. Ibarat sebuah gunung es, kasus kekerasan

terhadap istri yang terdata di RAWCC maupun Komnas Perempuan hanya

merupakan puncaknya saja, dimana masih banyak kasus kekerasan yang belum di

laporkan.

Menurut Strauss, perempuan yang mengalami kekerasan melaporkan

kesehatannya memburuk tiga kali lebih sering, mereka merasakan sakit kepala dua

kali lipat, mengalami depresi empat kali lebih banyak dan mencoba untuk bunuh

4 http:// www.LBH-APIK.or.id, Rancangan Undang, Tanggal akses: 15 Januari 20018,

pukul. 16.14. 5 http://www.google.co.id/amp/s/www.bbc.com/indonesia-39180341, KDRT Tertinggi

dalam Kekerasan atas Perempuan Indonesia, BBC Indonesia, tanggal posting 07 Maret 2017, Di

akses pada selasa, 2 Januari 2018, pukul 20.15 wib.

Page 17: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

4

diri 5,5 kali lebih sering. Dampak lain yang dialami oleh perempuan korban

kekerasan adalah kehilangan konsentrasi saat bekerja, sehingga menyebabkan dia

kehilangan pekerjaan. Sementara itu menurut Astin gangguan-gangguan fisik

maupun psikologis yang dapat muncul akibat kekerasan yang dialami para korban

kekerasan dalam rumah tangga antara lain adalah perasaan putus asa, tidak

berdaya, mati rasa, stres, menarik diri dan penurunan motivasi. Mereka juga

mengalami insomnia, sakit kepala dan penurunan kesehatan secara umum sebagai

akibat dari kekerasan yang dialaminya.6

Pada kenyataannya impian sebuah keluarga yang bahagia tidak dapat

dinikmati oleh semua orang. Masih banyak pasangan keluarga yang belum

mampu menyelesaikan problematika kehidupan berumah tangga dengan baik,

sehingga memicu terjadinya konflik dan tindak kekerasan dalam keluarga.

Kesenjangan ekonomi, minimnya pendidikan dan kepercayaan budaya patriarki

ikut berpengaruh dalam tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap

istri.

Chusairi mengungkapkan hal serupa dengan menyertakan tiga alasan

penyebab yang dipandang dari budaya tradisional, antara lain: Pertama,

masyarakaat memandang bahwa kekerasan yang dilakukan oleh suami dalam

rumah tangga merupakan hak suami. Kedua, KDRT termasuk kekerasan terhadap

istri merupakan bagian kehidupan rumah tangga yang wajar dialami oleh setiap

wanita yang berumah tangga. Hal terakhir yang memprihatinkan yakni pihak istri

selaku korban menyetujui anggapan-anggapan yang berlaku dalam masyarakat.

6 http:// www.LBH-APIK.or.id, Rancangan Undang, Tanggal akses: 15 Januari 20018,

pukul. 16.14.

Page 18: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

5

Istri yang menyetujui anggapan tersebut tidak akan berusaha untuk menyelesaikan

kasus kekerasan yang dialami di luar kompromi dalam keluarga.7

Sejalan dengan hal tersebut jumlah perempuan korban kekerasan dalam rumah

tangga kianbertambah dari tahun ke tahun. Menurut catatan Komnas Perlindungan

Perempun kasus kekerasan dalam rumah tangga dari tahun 2014-2016 adalah

sebagai berikut:8

Tabel 1.

Catatan Komnas Perlindungan Perempun kasus kekerasan dalam rumah tangga

dari tahun 2014-2016 Tahun Jumlah

KDRT

Kekerasan

Fisik

Kekerasan

Seksual

Kekerasan

Psikis

Kekerasan

Ekonomi

20149 293. 220

kasus

2015 321.752

kasus

4.304 kasus 3.325 kasus 2.607 kasus 971 kasus

2016 359.150

kasus

4.281 kasus 3.495 kasus 2.451 kasus 978 kasus

Dari data tersebut membuktikan bahwa kasus kekerasan pada perempuan kian

meningkat dari tahun ke tahun. Kasus yang paling banyak terjadi ialah kekerasan

fisik dan tidak sedikit wanita korban kekerasan mengalami stres akibat perlakuan

kasar dari sang suami. Masyarakat umum menganggap tindakan KDRT dapat

dikatakan sebagai tindak penganiayaan apabila terdapat luka fisik. Sedangkan

perilaku KDRT yang dilakukan oleh suami terhadap istri meliputi berbagai aspek,

antara lain aspek fisik, psikologis, seksual, dan ekonomi. KDRT tidak harus

meliputi keempat aspek tersebut, namun bisa terjadi hanya salah satu saja yang

7 Elli Nur Hayati, Panduan Untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan,

(Yogyakarta: Rifka Annisa, 2000), h. 53. 8 http://m.cnnindonesia.com/nasional/20160307183325-26-115932/perempuan-paling-

banyak-laporkan-kasus-kdrt/. Di akses pada selasa, 28 July 2017, pukul 16.21 wib. 9 Kompas Tv Live Youtube, Kekerasan Perempuan Semakin Parah, Kompas Tv,

Diakses tanggal 28 Februari 2017, pukul 12.42.

Page 19: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

6

dialami oleh para istri yang menjadi korban KDRT. Korban kekerasan rata-rata

meninggalkan banyak bekas, baik secara fisik maupun psikis.

Sesuai dengan Undang-Undang RI No.23 tahun 2004 tentang penghapusan

Kekerasan dalam Rumah Tangga menyebutkan bahwa setiap perbuatan terhadap

seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau

penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan atau penelantaran rumah tangga

termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan

kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. 10

Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa kasus kekerasan dalam rumah

tangga adalah wujud dari suatu tindakan kasar atau agresif, sehingga korbannya

mengalami kerugian, meneyebabkan kerusakan fisik, psikologis bahkan berujung

dengan kematian. Perempuan yang mengalami tindak kekerasan dihadapkan oleh

dua pilihan hidup yaitu tetap bertahan dengan rumah tangga yang seperti itu atau

mengakhiri rumah tangga melalui perceraian. Perempuan yang menjadi korban

KDRT mengalami banyak penderitaan baik secara fisik dan psikis. Fisiknya

mengalami penganiayaan dan disisi lain mengalami kondisi psikis yang sangat

terguncang, dampak dari perlakuan tersebut tidak sedikit korban mengalami stres.

Pada kehidupan sehari-hari kita sering mengalami stres dikarenakan situasi

dan keadaan tertentu. Namun jika intensitas dan tekanan stres itu cukup tinggi

setiap harinya, hal ini dapat mengganggu aktifitas kehidupan individu tersebut.

Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental

seseorang. Pada taraf ini, seseorang membutuhkan bantuan dan treatmen tertentu

untuk menghadapi stres tersebut.

10

Moerti Hadiati Soeroso, Buku Undang-Undang Pengahapusan Kekerasan dalam

Rumah Tangga UU RI NO.23 Tahun 2004, (Jakarta: Sinar Grafika,1992), h.21.

Page 20: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

7

Kekerasan dalam rumah tangga bisa disebabkan oleh berbagai faktor, faktor

pertama, adanya budaya partriarki di masayarakat. Kedua, rendahnya pendidikan

dan pengetahuan perempuan sebagai isteri. Ketiga, diskriminasi dan

ketergantungan secara ekonomi. Kesetaraan gender belum muncul secara optimal

di masyarakat, ditambah lagi dengan budaya patriarki yang terus langgeng

membuat perempuan berada di dalam kelompok yang tersubordinasi menjadi

rentan terhadap kekerasan.11

Disini laki-laki dalam posisi dominan atau superior dibandingkan dengan

perempuan. Anggapan isteri milik suami dan seorang suami memiliki kekuasaan

yang lebih tinggi daripada anggota keluarga yang lain, menjadikan laki-laki

berpeluang melakukan kekerasan. Faktor rendahnya pendidikan isteri membuat

suami merasa selalu memilki kedudukan lebih dalam rumah tangga. Para suami

menganggap isteri hanyalah pelaku kegiatan rumah tangga sehari hari sehingga

dengan mudah berlaku sewenang-wenang. Diskriminasi dan pembatasan

kesempatan bagi wanita untuk bekerja mengakibatkan wanita (istri)

ketergantungan terhadap suami, dan ketika suami kehilangan pekerjaan maka istri

mengalami tindakan kekerasan. Jadi, meskipun kekerasan yang dialami terkadang

tergolong dalam KDRT berat, korban tidak ingin pelaku dihukum/dipenjara,

mereka hanya mengharapkan pelaku (suami) dapat merubah perilakunya

tersebut.12

Meskipun kekerasan terhadap isteri terbukti secara langsung maupun tidak

langsung menimbulkan akibat yang buruk seperti yang disebutkan, namun

kebanyakan isteri yang mengalami kekerasan cenderung memilih bertahan dalam

11

Ridwan, Kekerasan Berbasis Gender, (Purwokerto: Pusat Studi Gender, 2006), h. 56. 12

Ridwan, Kekerasan Berbasis Gender, h. 68-69.

Page 21: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

8

situasi tersebut. Dari penelitian yang dilakukan oleh Puslitkes Atmajaya dengan

Rifka Annisa, tampak bahwa 76% dari 125 korban yang berkonsultasi ke

RAWCC memilih kembali kepada suami. Dengan demikian, mereka memiliki

peluang untuk kembali mengalami kekerasan secara berulang. Berlangsungnya

kekerasan yang menimpa secara berulang-ulang merupakan suatu situasi yang

menekan dan menyakitkan.13

Oleh karena itu setiap perempuan korban KDRT memiliki cara masing-

masing untuk menghadapi dan mengurangi tekanan berupa kekerasan yang

dilakukan oleh suaminya. Usaha untuk menghadapi tekanan, serta usaha untuk

mengatasi kondisi yang menyakitkan atau mengancam tersebut dikenal dengan

istilah coping. Strategi coping merupakan kecenderungan bentuk tingkah laku

individu untuk melindungi diri dari tekanan-tekanan psikologis yang ditimbulkan

oleh problematika sosial.14

Menurut Folkman strategi coping didefinisikan secara terperinci sebagai

bentuk usaha kognitif atau perilaku seseorang untuk mengatur tuntutan internal

dan eksternal yang timbul dari hubungan individu dengan lingkungan. Usaha

untuk mengatur tuntutan tersebut meliputi usaha menurunkan, meminimalkan dan

juga menahan.15

Lebih lanjut Folkman dan Lazarus mengemukakan bahwa melalui coping

dapat diketahui bagaimana individu beradaptasi dengan kecemasan dan

bagaimana cara individu tersebut mengendalikan dirinya sendiri. Perilaku coping

13

Elli Nur Hayati, Panduan Untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan,

(Yogyakarta: Rifka Annisa, 2000), h. 60-61. 14

Asfriati, Strategi Coping Pada Laki-Laki Dan Perempuan, (Bandumg: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 87-89. 15

Folkman,S,(1984). Personal Control and Stress and Coping Processes A Theori Ticaly

Analysis, Jourral of Personality and Social Psychology,839 –852

Page 22: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

9

yang dilakukan oleh istri yang mengalami kecemasan terhadap tindak kekerasan

dalam rumah tangga tidak muncul begitu saja atau tiba-tiba namun coping

terbentuk melalui proses yang panjang. Folkman dan Lazarus mengklasifikasikan

strategi coping menjadi dua bentuk, yaitu problem focused coping (PFC) dan

emotion focused coping (EFC). Problem focused coping adalah cara-cara

penyelesaian masalah secara langsung disertai tindakan yang ditujukan untuk

menghilangkan atau mengubah sumber stres, sedangkan emotion focused coping

adalah strategi coping yang berorientasi pada emosidan hanya bersifat sementara,

selama seseorang memandang permasalahan sebagai sesuatu yang tidak dapat

berubah. Strategi coping yang dilakukanakan dipengaruhi oleh bentuk

permasalahan yang dihadapi dan siapa yang mempunyai permasalahan, karena

setiap orang mempunyai tingkat ketahanan stres yang berbeda-beda.

Menurut Cohen dan Lazarus, tujuan melakukan coping adalah untuk

mengurangi hal-hal yang membahayakan dari situasi dan kondisi lingkungan,

meningkatkan kemungkinan untuk pulih, menyesuaikan diri terhadap kejadian-

kejadian negatif yang dijumpai dalam kehidupan nyata, mempertahankan

keseimbangan emosional, meneruskan hubungan yang memuaskan dengan orang

lain, serta mempertahankan citra diri positif.16

Konsep strategi coping pada umumnya digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara stres dengan tingkah laku individu dalam menghadapi berbagai

tuntutan yang menekan dari lingkungannya. Strategi coping merupakan suatu

proses mengelola tuntutan, baik yang bersifat eksternal maupun internal yang

dinilai melampaui kemampuan seseorang. Oleh karena itu strategi coping bisa

16

Folkman,S. Personal Control and Stress and Coping Process: A Theorical Analisyis,

Journal of Personality and Social Psychology, Vol.46, No.40, 459 467.

Page 23: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

10

berupa pikiran, perasaan, sikap, maupun perilaku individu dalam usahanya untuk

mengatasi, menahan atau menurunkan efek negatif dari situasi yang

mengancam.17

Carver, mengemukakan 5 macam Problem Focused Coping: 1) menghadapi

masalah secaraaktif 2) perencanaan, adalah berpikir mengenai bagaimana

menghadapi stressor. 3) mengurangi aktifitas-aktifitas persaingan, 4)

pengendalian, yaitu menunggu kesempatan yang tepat untuk bertindak, menahan

diri, dan tidak bertindak secara prematur, 5) mencari dukungan sosial karena

alasan instrumental, yaitu mencari nasehat, bantuan atau informasi.18

Kedua, emotion focused coping (EFC), merupakan usaha yang dilakukan oleh

individu untuk mengurangi atau menghilangkan stres yang dirasakannya tidak

dengan menghadapi masalahnya secara langsung, tetapi lebih diarahkan untuk

menghadapi tekanan-tekanan emosi dan untuk mempertahankan keseimbangan

afeksinya, dalam Folkman, dkk,

Menurut Carver, terdapat 8 strategi yang termasuk dalam kategori Emotion

Focused Coping, yaitu: 1) mencari dukungan sosial karenaalasan emosional, 2)

pelepasan emosi, 3) tindakan pelarian, 4) pelarian secara mental, 5) reinterpretasi

dan perkembangan yang positif. 6) penolakan, 7) penerimaan, 8) mengalihkan

pada agama, individu mencoba mengembalikan permasalahan yang dihadapi pada

agama, rajin beribadah dan memohon pertolongan Tuhan.19

17

Asfriati, Strategi Coping Pada Laki-Laki Dan Perempuan, (Bandumg: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 93-94. 18

Folkman,S. 1984. Personal Control and Stress and Coping Process: A Theorica

lAnalisyis, Journal of Personality and Social Psychology, Vol.46, No.40, 676 698. 19

Folkman,S. 1984. Personal Control and Stress and Coping Process: A Theorical

Analisyis, Journal of Personality and Social Psychology, Vol.46, No.40, 672 680.

Page 24: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

11

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, para perempuan korban KDRT

cenderung menggunakan emotion focused coping untuk menghadapi kekerasan

dari suaminya. Strategi ini memang paling efektif untuk mengurangi tekanan

emosional yang muncul pada saat itu. Adapun penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui proses coping stress pada perempuan korban kekerasan rumah tangga

melalui bimbingan rohani Islam. Tempat penelitian ini dilakukan di Panti khusus

yang menangani perempuan korban KDRT.

Secara garis besar penelitian ini mengarah kepada bagaimana perempuan

korban KDRT dapat mengurangi/menghilangkan tekanan-tekanan yang dihadapi

melalui bimbingan rohani islam. Telah disebutkan di atas bahwa penelitian ini

termasuk ke dalam strategi coping yaitu Emotion Focused Coping pada poin 8,

yaitu mengalihkan pada agama, individu mencoba mengembalikan permasalahan

yang dihadapi pada agama, rajin beribadah dan memohon pertolongan Tuhan.

Melalui bimbingan rohani Islam warga binaan sosial dapat melakukan upaya

untuk mengurangi tekanan-tekanan yang dihadapinya. Penelitian ini juga

dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk kekerasan rumah tangga yang dialami

oleh para korban KDRT, dan seberapa efektifkah bimbingan rohani dalam

mengurangi/menghilangkan tekanan-tekanan yang dihadapinya.

Kegiatan bimbingan rohani Islam pada perempuan korban KDRT ini

bertempat di panti sosial perlindungan Bhakti Kasih yang merupakan satu-satunya

panti di Jakarta yang khusus menangani masalah KDRT dan orang terlantar. Panti

ini menerima Warga Binaan Sosial (WBS) melalui informasi masyarakat, rujukan

Dinas Sosial, Kepolisian dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Panti Bhakti

Kasih mampu menampung 98 orang korban KDRT, panti sosial juga bekerjasama

Page 25: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

12

dengan beberapa instansi sosial lain. Panti ini menangani wanita hamil tanpa

menikah yang mengalami gangguan jiwa, mereka bekerja sama dengan Rumah

Sakit Jiwa Duren Sawit. Sementara untuk korban KDRT yang suaminya terlibat

hukum, panti berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan

Perempuan (P2TP2). Dalam menangani kesembuhan warga binaan sosial, panti

memiliki jadwal rutin, diantaranya yaitu bimbingan rohani, olahraga,

pengembangan keterampilan dan kesenian. Selain itu psikolog dan dokter juga

didatangkan untuk membantu memberikan konseling serta pemeriksaan kesehatan

WBS.20

Penelitian ini dilakukan karena masih terbatasnya penggunaan coping stress

sebagai upaya penyelesaian kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dialami

para perempuan melalui bimbingan rohani Islam. Tempat penelitian ini lebih

spesifik karena Panti Sosial Bhakti Kasih merupakan satu-satunya wadah yang

menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga di wilayah Jakarta. Khususnya

menampung para perempuan korban KDRT. Panti Sosial ini juga mengadakan

konsultasi pribadi antara psikolog dengan warga binaan dan pembimbing rohani

dengan warga binaan sosial tentunya untuk mengetahui perkembangan jiwa serta

spiritual wbs.

Pembahasan ini menarik untuk diteliti karena fenomena yang banyak terjadi

saat ini adalah kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami korban

sendiri. Dimana seorang suami seharusnya menjadi pelindung dan pemberi rasa

aman bagi keluarganya. Pada Penelitian ini pembimbing rohani bertugas menjadi

mediator, yakni memberi pencerahan/penerangan kepada korban kekerasan dalam

20

Wawancara pribadi oleh Ibu Sri selaku Kasubag.TU di Panti Sosial Bhakti Kasih

Jakarta Pusat, Tanggal 22 Maret 2017, pukul. 11.00 WIB.

Page 26: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

13

rumah tangga dengan tujuan untuk mengurangi tekanan-tekanan yang dihadapi

warga binaan sosial. Dengan harapan agar warga binaan sosial dapat

menyelesaikan semua permasalahannya dengan mendekatkan diri pada Tuhan,

dan termotivasi untuk menjalani hidup yang lebih baik lagi.

Berdasarkan latar belakang di atas, melalui penelitian ini penulis ingin

membahas tentang “COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA MELALUI BIMBINGAN

ROHANI ISLAM DI PANTI SOSIAL BHAKTI KASIH JAKARTA

PUSAT”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas

tentang coping stress pada perempuan korban kekerasan rumah tangga melalui

bimbingan rohani Islam di panti sosial Bhakti Kasih Jakarta pusat. Meliputi:

a) Pada penelitian ini menggunakan jenis coping, emotion focused coping

mengkhususkan dalam sub katagori mengalihkan pada agama, dimana

warga binaan sosial mencoba mengembalikan permasalahan yang dihadapi

pada agama, rajin beribadah dan memohon pertolongan Tuhan. Pemilihan

subyek penelitian menurut tingkatan stress yaitu stress ringan dan stress

sedang, melalui klasifikasi psikolog Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta

Pusat terpilihlah 3 orang warga binaan sosial menurut tingkat stres yang

dialaminya.

Page 27: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

14

b) Bimbingan rohani Islam merupakan proses memberi bantuan atau

penerangan terhadap individu melalui ajaran-ajaran agama Allah yang

telah di wahyukan kepada Rasul-Nya. Penelitian pada bimbingan rohani

mencakup bentuk-bentuk bimbingan rohani yang meliputi: bimbingan

langsung (cermah), do‟a dan dzikir, ruqyah, serta konsultasi pribadi antara

pembimbing rohani Islam dengan warga binaan sosial yang dilakukan

secara berkala.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasalahan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana bentuk bimbingan rohani Islam pada korban KDRT di

Panti Sosial Bhakti kasih Jakarta Pusat?

b. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh pembimbing rohani Islam

dalam meningkatkan coping stress pada perempuan korban KDRT di

Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat?

c. Apa faktor-faktor penentu keberhasilan bimbingan rohani dalam

meningkatkan coping stress perempuan korban kekerasan dalam

rumah tangga?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah:

Page 28: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

15

a. Untuk mengetahui bentuk bimbingan rohani Islam pada perempuan

korban kekerasn dalam rumah tangga di Panti Sosial Bhakti Kasih

Jakarta Pusat.

b. Untuk mengetahui upaya peningkatan coping stress pada perempuan

korban kekerasan dalam rumah tangga melalui bimbingan rohani Islam

oleh pembimbing rohani Islam di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta

Pusat.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilan bimbingan

rohani Islam dalam meningkatkan coping stress perempuan korban

kekerasan dalam rumah tangga di panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta

Pusat.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoretis

Secara teoretis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pemikiran tentang keilmuan psikologi dan bimbingan rohani

islam. Secara khusus ditujukan untuk pengembangan keilmuan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam dalam menagani korban kekerasan dalam rumah

tangga. Sehingga dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai landasan dalam mengembangkan jurusan bimbingan dan

Penyuluhan Islam dalam penelitian selanjutnya.

b. Secara Praktis

1) Bagi Warga Binaan Sosial, sebagai bahan informasi sehingga dapat

mengkaji diri dan terus termotivasi agar menjadikan hidup lebih

baik baik lagi.

Page 29: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

16

2) Bagi Pembimbing rohani, sebagai mediator dengan memberikan

arahan yang positif pada perempuan korban kekerasan dalam

rumah tangga. Senantiasa mengupgrade keilmuan tentang islam

agar tepat dalam menangani kasus perempuan KDRT.

3) Bagi Pembaca, diharapkan dapat menjadi masukan tentang

pentingnya peningkatan kemampuan coping stress pada korban

kekerasan dalam rumah tangga melalui bimbingan rohani Islam.

4) Bagi akademisi, untuk memberikan sumbangsih keilmuan tentang

psikologi dan bimbingan rohani Islam terutama sebagai referensi

penelitian-penelitian selanjutnya dan mendorong minat teman-

teman untuk melakukan penelitian yang berkaitan tentang

Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga, sehingga

banyak hal yang dapat digali mengenai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi perempuan KDRT.

D. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian yang ditulis M. Abdul Rokhim pada tahun2008, Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam dengan judul “Peran Seruni dalam

Menangani Korban Kekerasan Rumah Tangga (Perspektif Bimbingan

Konseling Islam)”. Dalam kajian ini peran Seruni selaku pembimbing

rohani dalam menangani korban kekerasan dalam rumah, sangat

membantu istri korban kekerasan rumah tangga, dapat dilihat istri korban

kekerasan mendapatkan sikap, keputusan, dan solusi yang tepat. Peran

Seruni dalam menangani kekerasan dalam rumah tangga dengan

Page 30: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

17

Bimbingan Konseling Islam sangat relevan dikarenakan permasalahan

dalam rumah tangga timbul dari budaya partriarki, dominasi atas laki-laki

atas perempuan karena ada pembelokan dalam pergantian ayat-ayat yang

bias gender. Sejalan dengan bimbingan dan konseling islam yaitu

membantu individu mewujudkan dirinya sebagai makhluk yang seutuhnya

agar dapat memecahkan masalahnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia

dan di akhirat.

2. Penelitian yang ditulis oleh Assasul Muttaqin pada tahun 2015 tentang

“Bimbingan Konseling Islam Bagi Perempuan Korban Kekerasan dalam

Rumah Tangga di LRC-KJHAM Semarang” Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Pada skripsi ini membahas tentang penangan istri

korban kekerasan yang diberikan LRC-KJHAM yang salah satunya yaitu

memberikan layanan bimbingan konseling agar korban memahami

masalah dan akar penyebabnya, serta memutuskan sendiri tindakan jalan

keluar yang akan ditempuh korban untuk menuntut keadilan dan tanggung

jawab negara. Perbedaan dari penelitian ini adalah cara menyelesaikan

masalahnya hanya menggunakan pendekatan agama tidak disertai oleh

coping. Penyeleksiaan masalahnya melalui jalan hukum yang dibahas oleh

penelitian ini.

3. Penelitian yang ditulis oleh Nina Zhrotunnisa pada tahun 2013, Fakultas

Psikologi, tentang “ Pengaruh Coping Stress dan Dukungan Sosial

Terhadap Grief Istri yang Suaminya Meninggal” Fakultas Psikologi. Pada

skripsi ini mengankat tentang aspek dukungan emosi sangat berperan

khususnya padaa individu yang mengalami kondisi grief. Berdasarkan

Page 31: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

18

penelitian sodari Nina pada variabel coping stress: problem focused

coping dan emotion focused coping tidak memiliki pengaruh pada variabel

grief namun tidak signifikan. Pada dasarnya bahwa pada aspek coping

stress ini merupakan aspek dalam menangani permasalahan individu yang

mengalami kondisi stres. Individu yang mengalami kondisi grief yang

ditinggal meninggal, langkah efektif dalam penelitian disini yang perlu

diberikan oleh individu yaitu berupa perhatian lebih oleh individu tersebut.

Pada penelitian ini hal berbeda dengan penelitian yang saya angkat adalah

metodologinya, dan fokus subyek dan obyek penelitiannya berbeda.

4. Penelitian yang ditulis oleh Solihul Anwar pada tahun 2011, Fakultas

Psikologi, tentang “Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Pemilihan

Jenis Coping Stress Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang Sedang Menyusun Skripsi”. Pada hasil

penelitian sholihul Anwar berisi tentang tidak adanya pengaruh yang

signifikan antara tingkat religiusitas terhadap pemilihan jenis coping stress

yang dilakukan mahasiswa fakultas psikologi Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah dalam penelitian ini, salah satunya disebabkan oleh alat ukur

religiusitas yang masih mengukur religiusitas secara umum, belum

mengukur religiusitas terkait dengan pemilihan jenis coping stress yang

dilakukan mahasiswa dalam menyusun skripsi.

5. Penelitian yang ditulis oleh Tirtha Arta Wardani pada tahun 2014 tentang

“Pengaruh Harapan dan Coping Stress Terhadap Reseliensi Care Give

Kanker”. Dari hasil penelitian Tirtha Arta dan hipotesis didapatkan bahwa

secara keseluruhan ada pengaruh yang signifikan diantara dimensi-dimensi

Page 32: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

19

penerimaan harapan dan coping stress terhadap reseliensi care give

kanker. Coping stress dapat meningkatkan reseliensi care giver dalam

merawat pasien kanker.

Dari beberapa tinjauan pustaka di atas belum pernah ada yang membahas

coping stress kepada perempuan korban kekerasan rumah tangga melalui

bimbingan rohani Islam. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meninjau dan

meneliti lebih dalam lagi melalui penelitian ini untuk berfokus kepada proses

coping stress warga binaan yang mengalami kekerasan rumah tangga melalui

bimbingan rohani Islam. Melalui penelitian ini kita dapat mengetahui

bagaimana proses coping stress berlangsung pada warga binaan sosial.

Ditambah lagi bahwa lokasi penelitian ini istimewa karena belum ada yang

melakukan penelitian ditempat ini sebelumnya, yaitu di Panti Sosial Bhakti

Kasih Jakarta Pusat, yang menampung perempuan para korban kekerasan

dalam rumah tangga dan terlantar.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini penulis menggunakan Pedoman Karya Ilmiah

Skripsi yang diterbitkan Universitas Islam Negeri Jakarta sebagai pedoman

penulisan skripsi ini. Berdasarkan buku pedoman penulisan skripsi tahun

2017, skripsi dengan jenis penelitian kualitatif dibagi dalam VI Bab.21

Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

21

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) 2017, Uin Syarif

Hidayatullah Jakarta 2017, h. 19.

Page 33: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

20

BAB I : PENDAHULUAN

Bab I memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini terdiri dari pengertian bimbingan rohani, pengertian

coping stress, strategi coping, pengertian kekerasan, faktor-

faktor penyebab KDRT, dampak KDRT.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat tentang metodologi penelitian, jenis penelitian

yang di gunakan.

BAB IV : DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

Isi dari Bab IV terdiri dari gambaran umum lembaga/ tempat

penelitian, temuan data penelitian meliputi:

Profile lembaga, bentuk bimbingan rohani Islam pada korban

KDRT di Panti Bhakti Kasih, upaya yang dilakukan oleh

pembimbing rohani Islam dalam meningkatkan coping stress

pada perempuan korban KDRT, faktor-faktor penentu

keberhasilan bimbingan rohani dalam meningkatkan coping

stress perempuan korban KDRT di Panti Sosial Bhakti Kasih.

BAB V : PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab V ini berisi tentang pembahasan dan analisis hasil temuan

di lapangan dengan landasan teori yang digunakan untuk

menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu bentuk bimbingan

Page 34: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

21

rohani Islam pada perempuan korban KDRT di Panti Sosial

Bhakti Kasih Jakarta Pusat, Upaya yang dilakukan pembimbing

rohani Islam dalam peningkatan kemampuan coping stress pada

perempuan korban KDRT, dan faktor-faktor penentu

keberhasilan bimbingan rohani Islam dalam meningkatkan

coping stress pada perempuan korban KDRT di Panti Sosial

Bhakti Kasih Jakarta Pusat.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup dari penelitian yang terdiri dari

kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 35: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Coping Stress

1. Definisi Stress

Stres sering kali dianggap sebagai dengan keadaan individu merasa

tertekan untuk memenuhi tuntutan dari lingkungan di sekitarnya. Tiap

individu merespon tekanan yang sama dengan cara yang berbeda-beda, hal ini

menunjukkan bahwa pengalaman tiap individu terhadap stres bergantung pada

reaksinya terhadap tekanan dari luar.

Menurut Lazarus dan Folkman (1984) menerapkan suatu konsep yang

sistematis untuk memahami fenomena dalam lingkup yang luas mengenai

pentingnya adaptasi manusia dan juga hewan. 1 Istilah stres menunjukkan

adanya tekanan atau kekuatan pada tubuh. Dalam dunia fisik, batu dengan

berat berton-ton yang berjatuhan pada saat tanah longsor mengakibatkan

stress, membentuk lekukan atau lubang. Dalam psikologis, kita menggunakan

istilah stress untuk menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami

individu atau organisme agar ia beradaptasi atau menyesuaikan diri. Sumber

stres disebut stressor (stressor). 2

Lazarus dan Folkman dalam teori The Cognitive Theory Stress and

Coping, melihat stres sebagai kombinasi antara tuntutan lingkungan dan

sumber daya individu, di mana proses kognitif memainkan peran utama dalam

penilaian suatu situasi yang mengancam atau berbahaya. Proses penilaian

1 Jeffrey S. Nevid, Beverly Greene, Psikologi Abnormal (terjemah), (Jakarta: Erlangga

2003), edisi ke-lima, jilid 1, h. 135. 2 Jeffrey S. Nevid, Beverly Greene, h. 136-137.

Page 36: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

23

terjadi dalam dua tahap, penilaian primer (primary appraisal), penilaian

sekunder (secondary appraisal).3

Sejak awal individu selalu berada dalam situasi yang menantang dan setiap

tantangan akan menimbulkan upaya untuk bisa menghadapi situasi-situasi

tersebut. Ada dua kejadian penting disini yaituadanya situasi stres (stress full

situation) pada individu dan adanya adaptasi terhadap lingkungannya. Kedua

hal tersebut berada dalam suatu situasi, sehingga banyak ahli yang

menyatakan stres itu itu identik dengan perilaku adaptasi. Stres memiliki ciri

identik dengan perilaku beradaptasi dengan lingkungannya, lingkungan ini

bisa berupa hal di luar diri (outer world), tetapi juga bisa dari dalam diri (inner

world). Jadi, orang dikatakan adaptif kalau dia bisa atau mampu

menyesuaikan diri dengan tuntutan orang lain, tetapi dia juga bisa memenuhi

kebutuhannya sendiri.4

2. Gejala-gejala Stres

Menurut Rice secara umum gejala stres dapat dibedakan ke dalam empat

jenis, antara lain:

a. Gejala-gejala Perilaku (Behavioral symptoms)

Dari banyaknya gejala yang timbul, beberapa di antaranya adalah

prokratinasi dan avoidance, menarik diri dari teman dan keluarga,

hilangnya nafsu makan dan tenaga, ledakan emosi dan agresi, berubahnya

pola tidur (tidur tidak nyenyak).

3 Folkman, S. dan Lazarus R. S. “Appraisal Coping, Healt Status, andPsychological

Syndroms”.Abstrak.Journal of Personality and Social Psychology: vol. 50 page, 571-579. 4 Sutardjo A. Wirahmihardja, Pengantar Psikologi Abnormal, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2005), cet. Ke 1, h. 44.

Page 37: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

24

b. Gejala-gejala Emosi (Emotive symptoms)

Gejala-gejala emosi yang paling umum adalah cemas, takut, mudah

marah, dan depresi. Gejala lainnya ketakutan, frustrasi, merasa bingung,

dan kehilangan kendali.

c. Gejala-gejala Kognitif (Cognitive symptoms)

Gejala-gejala kognitif yang paling umum adalah hilangnya motivasi

dan konsentrasi. Individu seakan-akan kehilangan kemampuan untuk

memfokuskan perhatian pada tugas-tugas yang harus dikerjakan dan

kehilangan kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas tersebut dengan

baik. Gejala-gejala mental dan kognitif lainnya adalah kekhawatiran yang

berlebihan. Salah satu gejala final dari gejala kognitif ini adalah keinginan

untuk melarikan diri dari situasi dimana dia berada.

d. Gejala-gejala Fisik (Physical Symptoms)

Gejala-gejala fisik paling umum adalah pegal-pegal dan lemas,

migraine dan sakit kepala, sakit punggung bagian bawah dan ketegangan

otot yang dapat dilihat dalam bentuk kejang urat. Pada sistem

kardiovaskulier, stres sering kali diperlihatkan dengan tarikan nafas yang

cepat dan pendek-pendek dan mengalami kelelahan yang luar biasa.5

3. Sumber-Sumber Stres

Ada bermacam-macam situasi dalam dirinya ketika seseorang harus

memenuhi tuntutan lingkungan. Hal itu disebut kategori dari strategi stresor.

Stresor adalah adjustive demand (tuntutan untuk menyesuaikan diri). Menurut

5 Sutardjo A. Wirahmihardja, Pengantar Psikologi Abnormal, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2005), cet. Ke 1, h. 52-53.

Page 38: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

25

Coleman CS terdapat tiga sumber yang dapat dimasukan dalam kategori

stresor, yaitu konflik, tekanan, dan ancaman.6

a. Konflik

Stres akan muncul apabila dihadapkan pada keharusan memilih satu di

antara dua dorongan atau kebutuhan yang berlawanan atau yang terdapat

pada saat yang bersamaan. Frustrasi, yang akan muncul apabila usaha

yang dilakukan individu untuk mencapai suatu tujuan mendapat hambatan

atau kegagalan. Hambatan ini dapat bersumber dari lingkungan maupun

dari dalam diri individu itu sendiri.

b. Tekanan

Stres juga akan muncul apabila individu mendapat tekanan atau

paksaan untuk mencapai hasil tertentu dengan cara tertentu. Sumber

tekanan dapat berasal dari lingkungan maupun dari dalam diri

individu yang bersangkutan.

c. Ancaman

Antisipasi individu terhadap hal-hal atau situasi yang merugikan atau

tidak menyenangkan bagi dirinya juga merupakan suatu yang dapat

memunculkan stres.

4. Macam-macam Stressor

Menurut Dadang Hawari mengemukakan bahwa stresor dapat digolongkan

menjadi lima yaitu perkawinan, problem orang tua, pekerjaan, keuangan, dan

lingkungan hidup.7

6 Sutardjo A. Wirahmihardja, Pengantar Psikologi Abnormal, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2005), cet. Ke 1, h. 48-49.

Page 39: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

26

a. Perkawinan

Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber stres yang

dialami seseorang, misalnya pertengkaran, perpisahan, perceraian,

kekerasan, kematian salah satu pasangan, ketidaksetiaan, dan lain

sebagainya. Stressor ini dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam

depresi.

b. Problem Orang Tua

Permasalahan yang dihadapi orang tua, misalnya, tidak memiliki anak,

kebanyakan anak, kenakalan anak, anak sakit, hubungan yang tidak baik

dengan mertua, ipar, besan, dan lain sebagainya. Permasalahan tersebut di

atas dapat menjadi sumber stres yang pada gilirannya seseorang dapat

jatuh dalam depresi.

c. Pekerjaan

Masalah pekerjaan merupakan sumber stres ke dua setelah maslah

perkawinan. Banyak orang menderita depresi karena masalah pekerjaan,

misalnya pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi, jabatan,

kenaikan pangkat, pensiun, kehilangan pekerjaan (PHK), dan lain

sebagainya.

d. Keuangan

Masalah keuangan (kondisi sosial-ekonomi) yang tidak sehat,

misalnya, pendapatan jauh lebih rendah dari pengeluaran, terlibat hutang,

kebangkrutan usaha, soal warisan dan lain sebagainya. Problem keuangan

7 Dadang Hawari, Al-Qur‟an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Ilmu Kesehatan Jiwa,

(Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Primayasa, 1999), Edisi revisi, h. 79-83.

Page 40: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

27

sangat berpengaruh pada kesehatan jiwa seseorang dan sering kali masalah

keuangan ini merupakan faktor yang membuat seseorang jatuh dalam

depresi.

e. Lingkungan Hidup

Kondisi lingkungan yang buruk memberikan pengaruh yang besar

bagi kesehatan seseorang, misalnya, soal perumahan, pindah tempat

tinggal, penggusuran, hidup dalam lingkungan yang rawan, dan lain

sebagainya. Rasa tercekam dan merasa tidak aman, ini amat mengganggu

ketenangan dan ketenteraman hidup.

5. Tahapan-tahapan dalam Stres

Seseorang yang mengalami tekanan dalam dirinya kadang tidak menyadari

bahwa dirinya mengalami stres. Pada tekanan seperti itu tidak jarang individu

terlarut dalam kondisinya tersebut sehingga mengakibatkan tekanan atau stress

yang berkepanjangan. Akibatnya keadaan psikologinya terganggu sampai

aktivitas sehari-hari terancam mengalami masalah.

Menurut penelitian Hans Selye tentang stress adalah menciptakan istilah

sindrom adaptasi menyeluruh (general adaptation syndrome/ GAS) untuk

menjelaskan pola respon biologis umum terhadap stres yang berlebihan dan

berkepanjangan. Selye mengemukakan bahwa tubuh kita bereaksi sama

terhadap berbagai stresor yang tidak menyenangkan, baik sumber stres berupa

serangan berupa bakteri mikroskopi, penyakit karena organisme, kekerasan

dalam rumah tangga, atau perceraian. Model GAS menyatakan bahwa dalam

Page 41: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

28

keadaan stres, tubuh kita seperti jarum jam dengan sistem alarm yang tidak

berhenti sampai tenaganya habis. GAS terdiri dari tiga tahap yaitu:

a. Reaksi Waspada

Tubuh pertama kali merespons dengan reaksi terhadap beberapa gejala,

termasuk gejala stres fisik dan gejala stres psikologis, yang kemudian

dilanjutkan untuk dicari penyebabnya.

b. Tahap Resistansi

Kondisi dimana tubuh berhasil melakukan adaptasi terhadap stres.

Apabila stresor bersifat persisten, akan mencapai tahap resistansi, atau

beradaptasi pada GAS. Respons-respons endokrin dan sistem simpatis

(misalnya melepaskan hormon-hormon stres) tetap pada tingkat tinggi,

tetapi tidak setinggi sewaktu tahap reaksi waspada.

c. Tahap Kelelahan

Kondisi yang muncul jika stres berkelanjutan sehingga individu

menjadi rapuh atau kelelahan, kehabisan tenaga. Secara fisik, tubuh

menjadi kehabisan tenaga hingga stress itu menetap di tubuh dan si

penderita beradaptasi di dalamnya. Apabila sumber stres menetap, si

penderita mengalami penyakit adaptasi (menetap dan berkepanjangan)

bahkan sampai pada kematian. Stres kronis dapat merusak kesehatan,

membuat si penderita lebih rentan terhadap berbagai jenis penyakit dan

masalah kesehatan fisik lainnya. 8

8 Jeffrey S. Nevid, Beverly Greene, Psikologi Abnormal (terjemah), (Jakarta: Erlangga,

2003), edisi ke-lima, jilid 1, h. 219-221

Page 42: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

29

Selye memberikan pemahaman mengenai reaksi tubuh terhadap stres

psikologis memiliki cara yang sama terhadap reaksi tubuh ketika terserang

infeksi atau demam. Tubuh melakukan general adaptation syndrome

(GAS) untuk mempertahankan diri sendiri dari serangan stress. Ketika si

penderita tidak dapat mengatasi atau mengurangi stresnya akan mengalami

penyakit adaptasi (menetap). Sehingga si penderita mengalami stres

berkepanjangan yang berakibat dengan kesehatan psikologis dan fisiknya.

6. Definisi Coping

Setiap individu dari semua umur pernah mengalami stres dan tentunya

mereka juga mencoba untuk mengatasi keluar dari stres tersebut. Sumber

utama adalah ketegangan fisik dan emosional yang menyertai stress

menimbulkan ketidaknyamanan, seseorang menjadi termotivasi untuk

melakukan sesuatu untuk mengurangi stress.

Hal-hal yang dilakukan yang merupakan bagian dari coping. Garmezy,

Rutter dan Lazarus menjelaskan bahwa coping adalah proses di mana

seseorang mencoba untuk mengatur perbedaan yang diterima antara demans

dan resources yang dinilai dalam suatu keadaan stressful. Menurut Lazarus

dan Folkman (1984) mendefinisikan coping sebagai segala usaha untuk

mengurangi stress, yang merupakan proses pengaturan atau tuntutan (eksternal

maupun internal) yang dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan

seseorang.9

9 Alfiandra Primadi, Journal PsikologiSosial (Hubungan antara Trait Kepribadian

Neoreticism, Strategi Coping, dan Stress Kerja). Vol.14, No.3, h. 207-208.

Page 43: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

30

Jadi dapat kita simpulkan bahwa coping adalah upaya seseorang dalam

melakukan atau meringankan tekanan-tekanan yang terjadi dalam hidupnya,

individu dikatakan berhasil pada proses copingnya yaitu ketika dia mengatur

tekanan-tekanan yang di hadapinya menjadi motivasi dalam hidupnya, dapat

mengatur stres yang ia alami sebagai pelajaran.

7. Jenis Coping Stress

Menurut Lazarus dan Folkman, cara coping dibedakan menjadi dua bagian

besar berdasarkan tujuan atau intensi individu, yaitu: Problem Focused

Coping dan Emotion Focused Coping.10

a. Problem Focus Coping

Coping yang memfokuskan pada masalah, melibatkan usaha yang

dilakukan untuk mengubah beberapa hal yang menyebabkan stress

(stressor). Tujuannya adalah untuk mengurangi tuntutan dari situasi dan

meningkatkan usaha individu dalam menghadapi situasi tersebut. Cara ini

lebih sesuai apabila digunakan dalam menghadapi masalah atau situasi

yang dianggap dapat dikontrol atau dikuasai oleh individu.

b. Emotion Fokus Coping

Coping ini merupakan bentuk coping yang lebih memfokuskan pada

masalah emosi. Bentuk coping ini lebih melibatkan pikiran dan tindakan

yang ditunjukkan untuk mengatasi perasaan yang menekan akibat dari

situasi stres. Emotion focused coping, terdiri dari usaha yang diambil

10

Folkman, S., & Lazarus, R.L., If it Changes it Must be Process: Study of Emotion and

Coping During 3 Stage of a Collage Examination, Journal Of Personality and Social Psychology,

Vol. 48, h. 170-178.

Page 44: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

31

untuk mengatur dan mengurangi emosi stres penggunaan mekanisme yang

dapat menghindarkan dirinya dari berhadapan dengan stresor. 11

8. Strategi Coping

Berdasarkan penelitian-penelitian lanjutan yang dilakukan Lazarus dan

Folkman, terdapat strategi dalam coping dalam setiap jenis coping, problem

focused coping dan emotion focused coping. Problem Focused Coping terdiri

dari beberapa jenis, yaitu:

a. Active coping

Proses pengambilan langkah aktif untuk mencoba menghilangkan

stresor atau meringankan dampaknya.

b. Planful problem solving

Memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi stresor. Termasuk di

dalamnya adalah memikirkan suatu strategi untuk bertindak, langkah-

langkah apa yang harus diambil dan bagaimana cara paling baik untuk

mengatasi masalah.

c. Suppreing of competing activities

Salah satu bentuk coping yang difokuskan pada masalah adalah

individu berusaha membatasi ruang gerak atau aktivitas dirinya yang tidak

berhubungan dengan masalah. Pada sub ini individu mengurangi

keterlibatannya dalam kegiatan lain yang juga membutuhkan perhatian

untuk dapat berkonsentrasi penuh pada tantangan maupun ancaman yang

11

Folkman, S., & Lazarus, R.L., If it Changes it Must be Process: Study of Emotion and

Coping During 3 Stage of a Collage Examination, Journal Of Personality and Social Psychology,

Vol. 48, h. 170-178.

Page 45: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

32

di dalamnya, yang juga termasuk dalam jenis coping ini adalah perilaku

mengabaikan maslah lain untuk menghadapi sumber stres.12

d. Restraint coping

Menunggu sampai adanya kesempatan yang tepat untuk bertindak

sebelum waktunya. Coping ini dapat dilihat sebagai strategi yang aktif

dalam arti tingkah lakunya dilakukan untuk mengatasi stresor, namun juga

dapat dilihat secara pasif karena dalam strategi ini individu tidak

melakukan tindakan apa pun. 13

e. Seeking social support

Strategi yang digunakan individu yang mengatasi stres dengan cara

meminta pertolongan dari orang lain. Pertolongan yang diharapkan dapat

berupa materi maupun non materi. Bentuk perilaku yang termasuk di

dalamnya antara lain: Help and Guidance, yakni mencoba untuk mencari

bantuan dan arahan dari orang lain yang mungkin lebih berpengalaman

dalam menghadapi masalah yang sedang dihadapi oleh individu. Bentuk

pertolongan jenis ke dua Affirmation of Worth, yakni dengan cara mencari

penegasan dari orang lain mengenai nilai atau manfaat yang dapat diambil

dan dijadikan pelajaran apa yang telah dialami.14

12

Folkman, S., & Lazarus, R.L., If it Changes it Must be Process: Study of Emotion and

Coping During 3 Stage of a Collage Examination, Journal Of Personality and Social Psychology,

Vol. 48, h. 170-178. 13

Folkman, S., & Lazarus, R.L., If it Changes it Must be Process: Study of Emotion and

Coping During 3 Stage of a Collage Examination, Journal Of Personality and Social Psychology,

Vol. 48, h. 150-170. 14

Aldwin, C.M, & Revenson, T.A. 1987, Does Coping Help? A Rexamination of The

Relation Between Coping and Mental Healty, Journal of Personality and Social Pscychologi, Vol.

53, No. 2, h. 350.

Page 46: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

33

Beberapa strategi coping yang bisa dikelompokkan ke dalam

kelompok emotion focused coping, yaitu:

a. Distancing

Individu membuat suatu pola pemikiran (berpikir) yang lebih positif

terhadap masalah yang dihadapinya. Individu bisa mencoba bertingkah

laku seakan-akan tidak pernah terjadi apa pun. Individu mencoba untuk

tidak terlalu terpengaruh dengan cara tidak terlalu memikirkan

masalahnya.

b. Escape-avoidance

Individu menghindari untuk menghadapi masalah yang dihadapinya.

Contohnya: individu berkhayal bahwa akan ada suatu keajaiban yang bisa

membuat masalahnya selesai. Biasanya individu mengambil tindakan

pengalihan perhatian yang negatif terhadap masalah dengan tidur terus

menerus, keluar rumah, lebih sering menonton televisi, merokok atau

minum-minuman yang beralkohol.

c. Self control

Individu mencoba untuk mengatur emosinya agar tidak diketahui oleh

orang lain dan mengatur tindakannya dalam menghadapi masalahnya.

d. Positive reappraisal

Individu berusaha mengambil sisi positif dari permasalahan yang

dihadapinya yang dapat membantu pertumbuhan pribadinya. 15

15

Folkman, S., & Lazarus, R.L., If it Changes it Must be Process: Study of Emotion and

Coping During 3 Stage of a Collage Examination, Journal Of Personality and Social Psychology,

Vol. 48, h. 150-170.

Page 47: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

34

Menurut Lazarus dan Folkman coping dipandang sebagai faktor yang

menentukan kemampuan manusia untuk melakukan penyesuaian terhadap

situasi menekan (stressfull life events). Pada dasarnya coping

menggambarkan proses aktivitas kognitif, yang disertai dengan aktivitas

perilaku. Dalam penelitian Mc Crae tentang hubungan antara situasi

dengan tingkah laku coping, menemukan ada 19 tingkah laku coping yang

signifikan yaitu reaksi permusuhan, aksi rasional, mencari pertolongan,

tabah, percaya pada takdir, mengekspresikan perasaan-perasaan, berfikir

positif, lari ke angan-angan, penoloakan secara intelektual, menyalahkan

diri sendiri, tenang, bertahan, menarik kekuatan dari kemalangan,

menyesuaikan diri, berharap, aktif melupakan, lelucon, menilai kesalahan

dan iman atau kepercayaan. 16

Menurut Santrock strategi penanganan stres (coping) juga dapat

digolongkan menjadi dua antara lain approach strategies yang meliputi

usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha untuk

menghadapi penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang

ditimbulkannya secara langsung seperti mencari informasi serta berusaha

untuk memecahkan masalah dengan penyesuaian yang positif. Avoidance

strategies yang meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau

meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah

laku dalam menarik diri atau menghindar dari penyebab stres, seperti,

16

Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, vol. 3, No. 2, Desember 2006. h. 70-71.

Page 48: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

35

represi, proyeksi, mengingkari, dan berbagai cara untuk meminimalkan

ancaman.17

Lazarus dan Folkman mengklasifikasikan coping menjadi Approach-

coping dan Avoidance-coping, Approah-coping yang disebut juga dengan

problem focused coping itu memiliki sifat analitis logis, mencari informasi

serta berusaha untuk memecahkan masalah dengan penyesuaian yang

positif. Sedangkan Avoidance-coping yang disebut Emosiaonal focused

coping, bercirikan represi, proyeksi, mengingkari, dan berbagai cara untuk

meminimalkan ancaman.

Aldwin dan Revenson membagi Approach coping menjadi tiga bagian:

a. Cautiousness (kehati-hatian) yaitu individu berfikir dan

mempertimbangkan beberapa alternative pemecahan masalah yang

tersedia, meminta pendapat orang lain, berhati-hati dalam

memecahkan masalah serta mengevaluasi strategi yang pernah

dilakukan sebelumnya.

b. Instrumental Action (tindakan instrumental) adalah tindakan

individu yang diarahkan pada penyelesaian masalah secara

langsung, serta menyusun langkah yang akan dilakukan.

c. Negotiation merupakan beberapa usaha oleh seseorang yang

ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau merupakan

penyebab masalahnya untuk ikut menyelesaikan masalah.18

17

Jhon W. Santrock, Perkembangan Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2003), h.102-103. 18

Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, vol. 3, No. 2, Desember 2006. h. 79.

Page 49: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

36

Untuk Avoidance-coping atau Emotion Focused coping menurut

Aldwin dan Revenson terbagi menjadi:

a. Escapism (melarikan dirin dari masalah) ialah perilaku yang

menghindari masalah dengan cara memebayangkan seandainya

berada dalam suatu situasi lain yang lebih meneyenangkan,

menghindari masalah dengan makan ataupun tidur, bisa juga

dengan merokok ataupun meneguk minuman keras.

b. Minimization (menganggap masalah seringan mungkin) ialah

tindakan menghindari masalah dengan menganggap seakan-akan

masalah yang tengah dihadapi itu jauh lebih ringan daripada

sebenarnya.

c. Self Blame (menyalahkan diri sendiri) merupakan cara seseorang

saat menghadapi masalah dengan menyalahkan serta menghukum

diri secara berlebihan sambil menyesali tentang apa yang telah

terjadi.

d. Seeking Meaning (mencari hikmah yang tersirat) suatu proses

dimana individu mencari arti kegagalan yang dialami bagi dirinya

sendiri dan mencoba mencari segi-segi yang menurutnya penting

dalam hidupnya. Dalam hal ini individu mencari hikmah atau

pelajaran yang bisa dipetik dan dipelajari dari masalah yang

dihadapi.19

19

Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, vol. 3, No. 2, Desember 2006. h. 83-84.

Page 50: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

37

Strategi coping pada penelitian ini secara garis besar dibedakan

atas dua fungsi utama yaitu problem focused coping (strategi yang

berorientasi pada masalah) dan Emotion focused coping (strategi

coping yang berorientasi pada emosi). Strategi coping yang

berorientasi pada masalah merupakan usaha yang dilakukan

individu dengan cara menghadapi secara langsung pada sumber

masalah. Sedangkan strategi coping yang berorientasi pada emosi

lebih diarakan pada usaha untuk menghadapi tekanan-tekanan

emosi atau stres yang di timbulkan oleh masalah yang dihadapi.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku

coping seseorang. Faktor-faktornya antara lain jenis masalah, jenis

kelamin, pendidikan, dan kepribadian. Mekanisme coping sering

digunakan untuk tujuan mengurangi, menghilangkan, dan

menghindari dampak negatif dari suatu hubungan sosial.

Dalton mengemukakan tiga sumber kekuatan dari coping yaitu:

a. Dukungan sosial merupakan sumber dari usaha yang dilakukan

seseorang untuk mencari dukungan emosional di luar dirinya untuk

menjaga kesehatan mental dirinya. Dukungan emosional merujuk

pada kenyamanan dan kepedulian dalam hubungan interpersonal.

Dukungan sosial sangat diperlukan seseorang dalam menghadapi

masalah. Ada tiga bentuk dukungan sosial yang mengarah pada

problem focused coping: berupa dorongan pemberian semangat, ke

Page 51: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

38

dua pemberian informasi, petunjuk, atau pengetahuan, dan berupa

dukungan nyata.

b. Kompetensi Psikososial merupakan kemampuan seseorang untuk

memepromosikan kerjasama dan menyelesaikan perselisihan pada

masalah yang dihadapinya.

c. Agama dan Spiritualitas merupakan metode yang dapat dijadikan

predictor yang sangat signifikan dari keberhasilan coping. Tiga

dampak positif yang diketahui yaitu subyek dapat menerima hal-hal

spriritual sebagai suatu yang dapat dipercaya dengan baik dan

mencintai Tuhan, menjadikan orang rajin berdoa dan ibadah, dan

yang terakhir meningkatkan kesadaran yang tumbuh baik dari

pengalaman stres, maupun dari dukungan guru dan teman anggota

kelompok religious tersebut.20

9. Faktor-faktor Mempengaruhi Strategi Coping

Menurut Mu‟tadin cara individu menangani situasi yang mengandung

tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan

fisik atau energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial

dan dukungan sosial dan materi21

:

a. Kesehatan Fisik

Kesehatan merupakan hal yang penting bagi tubuh kita. Jika tubuh kita

sehat cara untuk mengatasi stres pun mudah. Karena dalam usaha

20

Istiqomah Wibowo, Dicky C. Pelupessy, dan Erita Narhetali, Psikologi Komunitas,

(Depok: LPSP3, 2013), cet-kedua, h. 39-41. 21

Martianah, Psikologi Abnormal dan Psikopatologi. (Yogyakarta: Erlangga, 1995),

h.75-79.

Page 52: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

39

mengatasi stres individu dituntut untuk mengarahkan tenaga yang cukup

besar.

b. Keyakinan atau pandangan positif

Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting,

seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang

mengarahkan individu pada penilaian ketidak berdayaan (helpness) yang

akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe: problem-solving

focused coping.

c. Keterampilan memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,

menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk

menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif

tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya

melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

d. Keterampilan sosial

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan

bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial

yang berlaku di masyarakat.

e. Dukungan sosial

Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan

emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota

keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. 22

22

Bart Smet, Psikologi Kesehatan, (Jakarta:PT.Sarafindo, 1994), h.79-83.

Page 53: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

40

B. Kekerasan Dalam Rumah tangga

1. Pengertian Kekerasan

Definisi kekerasan secara etimologi sangat beragam. Pada umunya, tindak

kekerasan dan penggunanya dikaitkan dengan tindakan bermotivasi

individual, walaupun banyak tindak kekerasan dilakukan individu atas nama

orang lain. Dengan demikian, suatu tindakan baru dapat dikategorikan sebagai

kekerasan jika tindakan itu menyebabkan membahayakan keselamatan orang

lain.23

Kekerasan dalam rumah tangga (domestic violence) adalah mengendalikan

pemikiran, kepercayaan, perilaku, atau menyiksa seseorang, sebagaimana

journal of Counseling and Development Vol 81 tahun 2003 menulis,

“Domestic violence is a pattern of violent and coercive behaviors where by

one attempts to control the thoughts, beliefs, or behaviors of an intimate

partner or to punish the partner for resisting one‟s control”. 24

Dari pengertian di atas kekerasan dalam rumah tangga merupakan suatu

tindakan atas seseorang terhadap pasangannya berupa serangan dan ancaman,

baik penyiksaan secara fisik, psikologis, dan berujung sampai kematian.

Dalam Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU

PKDRT) Nomor 23 tahun 2004 Bab I Pasal 1 menyebutkan sebagai berikut:

kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang

terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan

23

Hadijah dan La Janna, Hukum Islam & Undang-Undang Anti Kekerasan dalam Rumah

Tangga, (Ambon: CiptaKaryaMandiri, 2007), h. 8. 24

Jacobson & Gottman, Journal of Counseling & Development, Vol 81, tahun 2003, h.

235-248.

Page 54: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

41

secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga,

termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan

kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.25

Menurut Magdol (1997) banyak pasangan yang melakukan kekerasan

sebagian besar dilakukan oleh kaum pria (suami) dapat diambil dalam

memperhitungkan kekerasan pasangan, laki-laki dan perempuan. Satu dugaan

adalah bahwa laki-laki cenderung menyerang sementara cenderung bereaksi.

Artinya kekerasan laki-laki terhadap perempuan lahir dari faktor-faktor yang

mengancam posisi tradisional sebagai pihak dominan dalam hubungan, seperti

pengangguran, dan penyalahgunaan obat. Kekerasan domestik memotong

lintas semua strata dalam masyarakat, hal ini yang sering dilaporkan di antara

orang-orang dari tingkat sosial ekonomi rendah. Ini dapat merefleksikan lebih

tingginya tingkat stres yang dialami orang-orang secara finansial. Beberapa

fakta mengemukakan adannya kesenjangan penghasilan, antara suami dan

istri, dengan istri yang berpenghasilan lebih daripada suami, yang

berkontribusi terjadinya kekerasan terhadap istri. 26

2. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tindak kekerasan terhadap

istri dalam rumah tangga dibedakan ke dalam 4 (empat) macam yaitu

kekerasan fisik, psikologis, seksual, dan ekonomi.27

25

Moerti Hadiati Soeroso, Buku Undang-Undang Pengahapusan Kekerasan dalam

Rumah Tangga (UU RI No.23 Tahun 2004). (Jakarta: SinarGrafika, 1992), h.21 26

Jeffrey S. Nevid, Beverly Greene, Psikologi Abnormal (terjemah), (Jakarta: Erlangga,

2003), edisi ke-lima, jilid 2, h. 216. 27

Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.7.

Page 55: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

42

a. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh

sakit atau luka berat. Perilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan

ini antara lain adalah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut

(menjambak), menendang, menyulut dengan rokok, menyetrika,

memukul/melukai dengan senjata, dan sebagainya. Biasanya perlakuan ini

akan tampak seperti bilur-bilur, muka lebam, gigi patah atau bekas luka

lainnya. KDRT jenis ini biasanya terjadi dikarenakan pelaku tidak bisa

menahan emosi pada saat terjadi perselisihan.

b. Kekerasan Psikologis / Emosional

Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang

mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya

kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan atau penderitaan

psikis berat pada seseorang. Perilaku kekerasan yang termasuk

penganiayaan secara emosional adalah penghinaan, komentar-komentar

yang menyakitkan atau merendahkan harga diri, mengisolir istri dari

dunia luar, mengancam atau, menakut-nakuti sebagai sarana memaksakan

kehendak. Kekerasan jenis ini terkadang belum disadari bahwa hal ini

adalah termasuk dalam KDRT. KDRT jenis ini juga akan berdampak

negatif terhadap perkembangan bayi, apabila korban sedang mengandung

karena tekanan-tekanan yang dideritanya.

Page 56: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

43

c. Kekerasan Seksual

Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari

kebutuhan batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa

selera seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.

d. Kekerasan Ekonomi

Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah

tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena

persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan

atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari kekerasan jenis ini

adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri.

Nafkah merupakan suatu kewajiban suami terhadap istri, sedangkan

seorang istri yang bekerja sifatnya hanya membantu. Seorang suami yang

tidak menafkahi keluarganya biasanya karena suami itu suka main judi,

selingkuh, sehingga lupa akan tanggung jawabnya. Kondisi yang demikian

yang berlangsung secara terus-menerus biasanya menjadi alasan bagi istri

untuk mengajukan perceraian.28

Dari bentuk-bentuk KDRT yang ada tersebut, sering kali korban

mengalami KDRT secara ganda, sebagai contoh korban mengalami

kekerasan secara fisik dengan cara dipukul hingga mengakibatkan luka

lebam sekaligus diancam agar tidak memberitahu kejadian ini pada

keluarga atau orang lain dengan ancaman tertentu. Dari contoh tersebut

28

Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.7.

Page 57: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

44

korban mengalami kekerasan fisik dengan cara dipukul dan kekerasan

psikologis yaitu ancaman yang mengakibatkan ketakutan.

C. Bimbingan Rohani Islam

1. Pengertian Bimbingan

Kata bimbingan dalam bahasa Indonesia memberikan dua pengertian yang

mendasar, Pertama, memberi informasi, yaitu memberikan suatu pengetahuan

yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan, atau memberikan

sesuatu dengan memberikan na sehat. Kedua, mengarahkan, menuntun ke

suatu tujuan. Tujuan yang hanya diketahui oleh orang yang mengarahkan dan

yang meminta arahan.29

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang makna bimbingan secara umum,

berikut pendapat dari para ahli:

a. Bimo Walgito

Memberikan batasan mengenai bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau

mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau

sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.30

b. Drs. Khairul Umam dan Drs. A. Achyar

Pengertian bimbingan secara luas ialah suatu proses pemberian

bantuan secara terus-menerus dan sistematis pada individu dalam

29

Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Surabaya: PT. Revka Petra

Media, 2002), h. 5. 30

Elfi Mu‟awanah, Rifa Hidaya, Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah Dasar,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h.54.

Page 58: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

45

memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapainya kemampuan

untuk memahami dirinya, kemampuan untuk merealisasikan dirinya,

sesuai dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri

dengan lingkungan. 31

c. Rochman Natawidjadja

Mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantun kepada

individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu itu dapat

memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar, sesuai tuntutan dan keadaan lingkungannya,

kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan menikmati

kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti

kepada kehidupan bermasyarakat. Bimbingan membantu individu

mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.32

2. Pengertian Rohani

Pengertian rohani secara harfiah berasal dari bahasa arab yang di awali

dari kata ruh yang berarti jiwa, sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, arti

ruh adalah ruh yang bertalian dengan yang tidak berbadan jasmani.33

Menurut Imam Al-Gazali yang dikutip oleh Jamaludin Kaafie roh

mempunyai dua pengertian, yaitu roh jasmani dan roh rohani. Roh jasmani

yaitu zat halus yang berpusat di ruang hati dan menjalar ke seluruh ruang urat

31

Khairul Umam, A. Achyar Aminudin, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 1998), h. 12. 32

Syamsu Yusuf, A. Juntika Nurihsan, Laandasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:

PT. Remaja Rosda karya, 2006), h.6. 33

Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka), cetke 1, h. 830.

Page 59: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

46

nadi (pembuluh darah) selanjutnya tersebar ke seluruh tubuh, karenanya

manusia dapat bergerak (hidup) dan dapat merasakan berbagai perasaan serta

dapat berpikir dan mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan. Sedangkan

roh rohani adalah bagian dari yang ghoib, dengan roh ini manusia dapat

mengenal diri sendiri dan mengenal Tuhan, dan menyadari keberadaan orang

lain (berkepribadiaan, berketuhanan, dan berkeperimanusiaan) serta tanggung

jawab atas segala tingkah lakunya.34

Azhari Aziz mendefinisikan kata istilah rohani merupakan kata dasar dari

rohani, sedangkan kata rohani menunjuk kepada bendanya yaitu tubuh itu

sendiri. Allah meniupkan ruh setiap jasad manusia sehingga menjadi

sempurna, yang kelak ruh tersebut akan mempertanggungjawabkan apa saja

yang dilakukan jasmani selama hidupnya.35

Sedangkan menurut Rafy Saputri roh adalah salah satu wujud sederhana

dan zat yang terpancar dari sang pencipta, persis sebagaimana sinar terpancar

dari matahari.36

Sebagaimana di jelaskan dalam firman Allah dalam Surat As-

sajdah/32 ayat 09:

Artinya : “kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke

dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu

34

Jamaludin Kaafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Penerbit Indah, 1993), h. 16. 35

Azhari Aziz Samudra, Eksistensi Rohani Manusia, (Jakarta: Yayasan Majlis Ta‟lim

HDH, 2004), Part 2, h. 92-93. 36

Rafy Saputri, Psikologi Islam Tuntutan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: Rajawali Pers,

2009), h. 316.

Page 60: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

47

pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali

bersyukur.”.37

Dapat disimpulkan bahwa ruh adalah suatu unsur yang diciptakan oleh

Allah ke dalam jasad manusia pada awal penciptaan, sehingga manusia

menjadi sempurna, sedangkan rohani sendiri adalah jasad manusia. Ruh

dan jasad menjadi satu kesatuan pada manusia yang masih hidup. Ketika

manusia meninggal hanya ruhnya saja diambil jasadnya terkubur menyatu

dengan tanah.

3. Pengertian Islam

Islam merupakan agama samawi yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada

hamba-hamba-Nya melalui para Rasul.38

Islam menurut M. Dawam Raharjo

diartikan sebagai selamat, damai, sejahtera, menyerah diri untuk tunduk dan

taat. Agama Islam adalah petunjuk dan pedoman hidup yang disampaikan

melalui wahyu-wahyu dari Allah kepada para Nabi dan Rasul, khususnya

kepada Rasul saw. Diungkapkan oleh Sayid Sabiq bahwa Islam adalah agama

Allah azza wajalla yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad yang berisi

keimanan dan perbuatan (amal).39

Pengertian Islam menurut Syamsul Rijal Hamid adalah agama yang

berasal dari Allah SWT, yang diturunkan melalui utusan-Nya yaitu Nabi

37

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahannya, (Jakarta: PT.Syaamil

CiptaMedia, 2007), Q.S. Assajdah/32 ayat 09. 38

Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005), h.1. 39

Fuad Nashori, Rachmi Diana Mucharam, Mengembangkan Kreatifitas Perspektif

Psikologi Islam, (Yogyakarta: Menara Kudus Jogja, 2002), cet. ke 1, h. 71.

Page 61: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

48

Muhammad SAW, berupa petunjuk, perintah, dan larangan demi kebaikan

manusia.40

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bimbingan rohani Islam

adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu untuk

mencapai kehidupan yang selaras, dengan berpegang pada ajaran Islam, untuk

mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

4. Dasar Bimbingan Rohani Islam

Pada suatu tujuan harus mempunyai dasar yang teguh ataupun kuat.

Karena dasar adalah tonggak untuk melakukan tujuan yang ingin dicapai.

Dasar utama bimbingan rohani Islam adalah Alquran dan As Sunnah. Karena

keduanya merupakan sumber dari segala sumber pedoman kehidupan umat

Islam. Alquran dan As Sunnah merupakan sumber, petunjuk, tujuan, dan

konsep bimbingan rohani Islam.41

Dasar bimbingan rohani Islam terdapat di

dalam Alquran dan As-Sunnah, yaitu untuk memberikan bimbingan, petunjuk,

atau arahan sebagaimana hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW,

yaitu :

دهإناعتصمتمبوكتاباللرسولوتركتفيكممالن . . . وسنة )رواهابنماجو( تضلوابع

Artinya: “Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua yang jika kalian selalu

berpegang teguh kepada-Nya niscaya selama-lamanya tidak akan pernah

salah langkah tersesat jalan, sesuatu itu yakni kitabullah dan Sunnah Rasul-

Nya.42

Hadits di atas menguraikan bahwa bimbingan rohani Islam adalah suatu

pengetahuan penting yang harus di ketahui oleh manusia, agar dalam

40

Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Bogor: Cahaya Salam, 2008), h.17. 41

Anwar sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: PT.

Pustaka Pelajar, 2014), h43. 42

https://agama-islam.com/hadits-dhaif/, diakses pada tanggal 1 Februari 2018, pukul

17.05.

Page 62: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

49

mengatasi suatu permasalahan hidup harus tetap berpegang teguh sesuai

dengan ajaran Alquran dan AsSunnah yaitu jalan yang benar dan mentaati

kebenaran. Manusia adalah sebaik-baiknya penciptaan, diciptakan oleh Allah

sangat sempurna. Tugas manusia dimuka bumi ini mentaati perintah-Nya dan

menjauhi larangn-Nya, serta bermanfaat terhadap manusia lain.

5. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani

Menurut M. Lutfi secara umum tujuan bimbingan dan penyuluhan Islam

yaitu membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat agar dapat

mengenal, mengarahkan dan mewujudkan dirinya sendiri (mandiri) sebagai

manusia seutuhnya, sehingga terbuka jalannya untuk mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat. selain itu bimbingan dan penyuluhan dalam Islam

juga bertujuan untuk membantu manusia agar kembali kepada fitrah,

menyadari tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan yang bertanggung

jawab terhadap dirinya, keluarga, dan masyarakat untuk membantu manusia

dalam mewujudkan potensi dan eksistensi dirinya sebagai makhluk pilihan

dan memegang tugas kekhalifahan di muka bumi.43

Sedangkan tujuan khusus bimbingan rohani Islam di bagi menjadi 3 yaitu:

a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

b. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya

c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar baik dan atau menjadi

43

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.98.

Page 63: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

50

lebih baik agar tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan

orang lain44

6. Fungsi Bimbingan Rohani

Islam memberikan bimbingan kepada individu agar dapat kembali kepada

bimbingan Al Qur‟an dan As Sunnah. Seperti yang dialami oleh beberapa

warga binaan sosial tepatnya perempuan korban kekerasan dalam rumah

tangga, mereka mengalami gangguan fisik, psikis seperti luka lebam kaena

pukulan, tampar, dan siksaan lainnya, itu diakibatkan oleh melemahnya iman

seseorang.

Thohari Musnamar mengemukakan bahwa fungsi dari bimbingan rohani

Islam yaitu:

a) Fungsi preventif atau pencegahan yaitu mencegah timbulnya masalah

pada seseorang.

b) Fungsi kuratif atau korektif yaitu memecahkan atau menanggulangi

masalah yang sedang dihadapi seseorang.45

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bimbingan rohani

Islam sebagai pencegahan, membantu memecahkan masalah, membantu dan

mengembangkan situasi kondisi yang sedang dihadapi oleh warga binaan

sosial. Selain itu juga bimbingan rohani Islam tidak hanya memberikan

bantuan atau mengadakan perbaikan, penyembuhan dan pencegahan masalah

demi ketentraman lahiriyah saja, akan tetapi juga batiniah. Karena dalam

Islam setiap aktifitas kehidupan yang berhubungan dengan akal fikiran,

44

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 99. 45

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, h. 103.

Page 64: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

51

perasaan (emosional) dan perilaku, harus dipertanggungjawabkan setiap

individu dihadapan Allah SWT.

Page 65: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif digunakan dalam beberapa pertimbangan, yaitu bersifat

luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan konsep, serta

memberikan kemungkinan berbagai perubahan-perubahan manakala

ditemukan fakta.1

Sedangkan menurut Bodgan Tailor metodologi kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendapat ini diartikan

pada latar dan individu secara holistic (utuh). Peneliti tidak boleh

mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis,

tetapi perlu gambaran sebagai dari suatu keutuhan.2

Melalui pendekatan ini data yang dikumpulkan berupa jawaban dari

informan yaitu 3 orang warga binaan sosial, dan 1 orang pembimbing rohani

Islam secara langsung melaui waancara, gambar bukan angka-angka, semua

data yang dikumpulkan berdasarkan kejadian atau tanggapan secara real di

Panti Bhakti Kasih Jakrta Pusat, kebenarannya tidak menggunakan pemikiran

peneliti. Pendekatan kualitatif dipilih karena untuk mengetahui sejauh mana

1 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kulaitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,Persada

2003), cet ke-2, h.39. 2 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 3.

Page 66: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

53

pengaruh coping stress yang dilakukan oleh pembimbing rohani Islam di panti

sosial Bhakti Kasih Jakarta.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis. Deskriptif analisis

yaitu analisis terhadap sampel yang dimaksudkan untuk menarik kesimpulan.

Dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-

angka. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan

atau memo dan dokumentasi resmi lainnya.3

Dalam penelitian deskriptif analisis ini peneliti menganalisis coping stress

perempuan korban kekerasan rumah tangga di Panti Sosial Bhakti Kasih

Jakarta. Bertujuan untuk mengetahui bentuk serta upaya pembimbing rohani

Islam dalam meningkatkan coping stress pada perempuan korban kekerasan

rumah tangga.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Panti Sosial Perlindungan Bhakti Kasih Jakarta

Jln. Dakota II Kebon Kosong Jakarta Pusat Telepon (021) 5406389. Adapun

yang menjadi latar belakang dan pertimbangan pemilihan tempat ini yaitu

karena lembaga ini khusus menangani perempuan korban kekerasan dalam

rumah tangga, dan mahasiswa Uin Jakarta belum pernah meneliti perempuan

korban kekerasan dalam rumah tangga di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta

Pusat.

3 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003), h. 39.

Page 67: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

54

Adapun waktu pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu pada bulan 10

Februari 2017 sampai dengan 09 April 2017. Pada penelitian ini dilakukan

wawancara/turun kelapangan kembali guna melengkapi data informan yang

belum memenuhi data dalam penelitian pada tanggal 12 Februari sampai 22

Maret.

4. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini ditentukan secara sengaja dengan teknik

pengambilan sample kritikal. Strategi ini dilakukan karena keterbatasan

keterbatasan tertentu (contoh: waktu, dan kelompok tertentu), peneliti tidak

mungkin dapat melakukan penelitian pada kelompok yang berbeda. Pada

situasi demikian dimana peneliti harus memilih suatu kelompok kritikal yang

menjamin diperolehnya data penting sesuai topik yang diteliti.4

Peneliti mengambil pendekatan ini karena penelitian intervensi atau

penelitian aksi. Temuan penelitian akan memeberikan gambaran bahwa

keberhasilan (atau kegagalan) intervensi atau program tertentu pada kelompok

tertentu. Pada pengambilan data, penulis mengambil sampel perempuan

korban kekerasan dalam rumah tangga di Panti Sosial Bhakti kasih Jakarta

Pusat, terdiri dari 3 orang warga binaan sosial dan 1 orang pembimbing rohani

Islam, sesuai dengan pertimbangan dan tujuan penelitian. Hal ini sesuai

dengan teori kritikal (pengambilan sampel berdasarkan kelompok tertentu),

yaitu dalam teknik ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel

4 E.Kristi Poerwandari, Penelitian Perilaku Manusia, (Deepok: LPSP3 UI, 2011), cet ke-

4, h.116-117.

Page 68: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

55

diserahkan pada pertimbangan pengumpulan data yang menurut penulis sesuai

dengan maksud dan tujuan.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pelaksanaan bimbingan

rohani Islam dalam coping stress pada perempuan korban kekerasan dalam

rumah tangga.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan melalui indra penglihatan

kita, akan tetapi hanya memperhatikan tanpa mengajukan pertanyaan.

Observasi dilakukan langsung ke tempat panti sosial Bhakti kasih Jakarta.

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data melihat, dan

mengamati dari kegiatan sehari-hari narasumber.5 Observasi menurut

Sutrisno Hadi merupakan proses yang dilakukan oleh pengamat, dengan

memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.6

Dalam metode observasi ini peneliti mengamati secara

langsung perilaku-perilaku yang muncul dari subjek. Observasi ini

dilakukan untuk mendapatkan data yang relevan mengenai proses

pelaksanaan bimbingan rohani Islam.

b. Wawancara/interview

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Dalam

5 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 64.

6 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 85.

Page 69: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

56

penelitian ini menggunakan wawancara bentuk terbuka dan langsung

artinya pasien dapat menjawab pertanyaan secara bebas dengan

kalimatnya sendiri. Sedangkan secara langsung maksudnya wawancara

langsung ditujukan kepada orang yang dimintai pendapat keyakinan atau

diminta untuk menceritakan tentang dirinya sendiri.

Dalam wawancara ini, penulis membuat interview guide terlebih

dahulu, hal ini bertujuan untuk mengetahui data secara langsung dari

obyek penelitian. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara

terstruktur. Metode ini dipergunakan untuk memperoleh informasi dari:

satu Pembimbing rohani Islam dan tiga warga binaan sosial. Pada

wawancara ini dimaksudkan untuk menggali informasi yang mendalam

tentang bagaimana pelaksanaan bimbingan rohani Islam di Panti Sosial

Bhakti Kasih Jakarta Pusat. Pengambilan data atau wawancara dilakukan

dengan akurat oleh peneliti menggunakan alat perekam handphone yang

dapat menunjang berjalannya wawancara. Alat perekam handphone ini

digunakan untuk mengantisipasi jika terjadi kata atau kalimat yang terlupa.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi

merupakan satu cara yang dilakukan peneliti dalam tahap proses

pengumpulan data untuk menghasilkan catatan-catatan penting yang

berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Sehingga nantinya akan

diperoleh data yang lengkap dan valid (bukan hasil pemikiran peneliti).

Dokumentasi adalah pengumpulan jawaban dari seorang penjawab tentang

Page 70: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

57

apa yang dialaminya dan apa yang diketahuinya. Sedangkan menurut

Prastowo dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang di dapatkan

dari dokumen, yakni peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta, peraturan

perundang-undangan, buku harian, surat pribadi, biodata, dan lain-lain

yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti.7

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang

gambaran umum Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat, serta komponen-

komponen yang ada di dalamnya seperti sejarah, perkembangan, visi misi,

jadwal kegiatan bimbingan rohani Islam, jadwal kegiatan warga binaan

sosial, dan struktur organisasi Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat.

Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan data-data yang otentik

yang bersumber dari data Panti Sosial Bhakti Kasih Sosial. Data-data

yang digunakan maupun informasi-informasi tertulis, mengenai pasien dan

gambaran umum Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat yang meliputi

letak geografis, sejarah berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi

beserta stafnya, dan hal-hal yang berkaitan erat dengan masalah yang

diteliti.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, apa

yang dilihat, apa yang dialami, dan apa-apa yang dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.8

7 Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.

160-161. 8 Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), cet ke-1, h.213

Page 71: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

58

Pada penelitian ini catatan lapangan bersumber dari informan warga

binaan sosial, pembimbing rohani Islam, dan staff Panti Sosial Bhakti

Kasih Jakarta Pusat. Hasil penelitian berdasarkan data, informasi sesuai

apa yang terjadi dan berdasarkan temuan lapangan.

6. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan

sebagai gejala lainnya yang ada di lapangan dengan mengadakan

peninjauan langsung pada objek yang diteliti. Sumber data primer adalah

sumber data utama penelitian. Sumber data utama tersebut diperoleh dari

Pembimbing rohani Islam dan warga binaan sosial di Panti Sosial Bhakti

Kasih Jakarta Pusat. Data primer adalah data yang diperoleh secara

langsung dari objek penelitian. Data yang didapat dimaksud untuk

mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan coping stress pada

perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga melalui Bimbingan

Rohani Islam.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi pustaka yang

bertujuan memperoleh landasan teori yang bersumber dari buku literatur,

perundang-undangan, dan Al-Qur‟an yang ada hubungannya dengan

materi yang dibahas.9 Sumber data sekunder diperoleh melalui buku,

majalah, modul, artikel, jurnal tentang bimbingan rohani Islam, coping

9 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 83.

Page 72: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

59

stress, dan kekerasan dalam rumah tangga digunakan untuk memperoleh

data sekunder.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyelidikan dan pengaturan

secara sistematis berupa transkrip wawancara, catatan lapangan dan materi

lainnya yang peneliti kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti

sendiri tentang data. Segala sesuatu yang dibutuhkan peneliti untuk

mempresentasikan apa-apa yang telah ditemukan pada orang lain sebagai

subyek penelitian. Analisis meliputi mengerjakan data, mengorganisasikan

data, membagi data menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola,

menyintetiskan, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

akan dipelajari dan memutuskan apa-apa yang akan dilaporkan.10

Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah

analisis deskriptif dimana data dan informasi yang diperoleh dari lapangan

dideskripsikan secara kualitatif, dengan titik tekan pada penjelasan

hubungan kasualitas antara variabel indikator.11

Terdapat tiga komponen analisis data yang digunakan untuk

melakukan analisis yaitu :

a. Reduksi Data

Peneliti melakukan proses pemilihan, pemusatan dan perhatian

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

10

Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), cet ke-1, h.246 11

Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 306.

Page 73: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

60

berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

Reduksi data dilakukan peneliti sebagai suatu tahap analisis dimana

peneliti menajamkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi

data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan

finalnya dapat ditarik dan verifikasi.

b. Penyajian Data

Peneliti melakukan penyajian data untuk menyusun sekumpulan

informasi yang dapat memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Untuk memudahkan peneliti dalam mengambil

kesimpulan, maka data yang sudah terkumpul perlu disajikan dalam

bentuk-bentuk tertentu guna menggabungkan informasi yang tersusun

dalam bentuk padu. Penyajian data membantu peneliti untuk memahami

dan menginterprestasikan apa yang terjadi dan apa yang seharusnya

dilakukan tersebut dengan teori-teori yang relevan. Penyajian data berasal

dari wawancara warga binaan sosial dan pembimbing rohani Islam, yang

nantinya data diolah dan analisi agar dapat ditarik kesimpulan.

c. Penarikan Kesimpulan

Proses ini dilakukan dari permulaan pengumpulan data. Dalam hal ini

peneliti harus mengerti apa arti dari hal-hal yang ditelitinya. Maka dari itu

makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji agar

kevaliditasannya terjamin.12

12

Miles & Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta:UI Press, 1992), h. 16-19.

Page 74: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

61

Peneliti melakukan penarikan kesimpulan sebagai analisis

serangkaian pengolahan data yang berupa gejala kasus yang didapat di

lapangan. Penarikan kesimpulan bukanlah langkah final dari suatu

kegiatan analisis, karena kesimpulan-kesimpulan terkadang masih

kabur sehingga perlu diverifikasi. Verifikasi dilakukan untuk

menguatkan kesimpulan. Apabila ternyata belum juga diperoleh data

yang valid, maka analisis diulangi lagi dari awal sampai diperoleh data

yang benar-benar akurat sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Page 75: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

62

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Sejarah dan Perkembangan Panti Sosial Bhakti Kasih

1. Profil Lembaga

Perkembangan penduduk semakin meningkat yang berdampak kepada

politik, ekonomi, budaya, sosial serta keamanan. Salah satu dampak tersebut

adalah masalah sosial yang antara lain adalah kekerasan dalam rumah tangga

(KDRT), orang terlantar, traficking. Terkait masalah-masalah sosial tersebut

pada tahun 2002 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sosial,

memfungsikan Panti Sosial Tresna 02 yang sekarang berganti nama menjadi

Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta pusat. Sebelumnya Panti ini melayani

individu lanjut usia. Setelah berganti nama menjadi Bhakti Kasih panti ini

menampung perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),

orang terlantar, dan konflik keluarga. Tapi sebagian besar warga binaan sosial

yang tinggal di panti tersebut adalah perempuan korban kekerasan dalam

rumah tangga.1

Meski masih banyak kekurangan sarana dan prasarana, Panti Sosial

Perlindungan Bhakti Kasih tetap berupaya memaksimalkan pelayanan pada

warga binaan sosialnya. Panti ini telah menangani ratusan korban kekerasan

dalam rumah tangga sejak awal tahun 2000. Mereka berasal dari beragam

guncangan kondisi mental. Ada yang datang dalam keadaan stres akibat

1 Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Buku

Pedoman Panti Sosial Bakti kasih Jakarta, data diambil pada tanggal 13 Februari 2017, pukul

13.00.

Page 76: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

63

perilaku kekerasan suami, sampai hamil tanpa menikah. Tujuan didirikan panti

tersebut adalah sebagai wadah dan pembinaan seseorang yang mengalami

masalah sosial khususnya perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga.

Letak tempat panti yang strategis menjadi kemudahan bagi para warga binaan.

Luas wilayah panti kurang lebih 100 m2 dengan jumlah warga binaan

sebanyak 98 orang, 12 orang pramurawat, dan 10 orang Pegawai Negeri Sipil

yang bertugas di panti. 2

Panti Sosial Bhakti Kasih yang merupakan satu-satunya panti di Jakarta

yang khususnya menangani perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga

dan konflik keluarga. Bertempat di Jln. Dakota II Kebon Kosong RT 010/RW

09, Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat. Panti ini menerima

Warga Binaan Sosial (WBS) melalui informasi masyarakat, rujukan Dinas

Sosial, Kepolisian dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Panti ini juga

bekerja sama dengan beberapa instansi sosial lain. Penanganan wanita hamil

tanpa menikah yang mengalami gangguan jiwa, mereka bekerja sama dengan

Rumah Sakit Jiwa Duren Sawit. Sementara untuk korban KDRT yang

suaminya terlibat hukum, panti berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan

Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2). Pada penanganan kesembuhan

warga binaan sosial, panti memiliki jadwal rutin, diantaranya bimbingan

rohani, olahraga, pengembangan keterampilan dan kesenian. Selain itu

psikolog dan dokter juga didatangkan untuk membantu memberikan konseling

dan pemeriksaan kesehatan WBS.

2 Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Buku

Pedoman Panti Sosial Bakti kasih Jakarta, data diambil pada tanggal 13 Februari 2017, pukul

13.00.

Page 77: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

64

2. Visi dan Misi Lembaga

a. Visi

Visi : Terentas penyandang masalah Kesejahteraan Sosial dalam

kehidupan yang layak dan normative manusiawi.

b. Misi

a. Memberikan perlindungan dan bantuan sosial

b. Memberikan bimbingan sosial dan bimbingan mental spiritual

c. Memberikan pelatihan keterampilan kemandirian

d. Menyalurkan atau rujukan sosial

e. Memberikan penggalangan peran serta sosial masyarakat 3

Dari data di atas visi misi panti tersebut untuk membantu individu

keluar dari masalah sosial, agar kehidupan dimasa mendatang lebih

bermanfaat dan sejahtera. Warga binaan yang tinggal di panti sosial

mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan mereka. Terdapat tujuh

tahap pelayanan yang mereka terima di antaranya:

1) Tahap Pendekatan Awal

Sebagai kegiatan yang mengawali keseluruhan proses penerimaan

guna memperoleh dukungan dan data awal calon WBS dengan persyaratan

yang telah di tentukan.

2) Penerimaan

Tahap ini dilakukan dalam rangka pemenuhan pelayanan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial selama di panti.

3 Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Buku

Pedoman Panti Sosial Bakti kasih Jakarta, data diambil pada tanggal 13 Februari 2017, pukul

13.00.

Page 78: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

65

3) Assesmen

Kegiatan penelaahan dan pengungkapan masalah dan potensi dalam

rangka melihat potret diri WBS berkaitan dengan kebutuhan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

4) Pembinaan

Kegiatan pembinaan ini dilakukan dalam rangka perlindungan dan

pemulihan dan bantuan sosial kepada warga binaan sosial.

5) Resosialisasi

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyiapkan warga binaan sosial

agar dapat berintegrasi dengan lingkungan barunya.

6) Penyaluran

Kegiatan ini merupakan penyaluran warga binaan sosial setelah

mengikuti pelayanan di panti.

7) Pembinaan lanjut dan terminasi

Pembinaan lanjut merupakan kegiatan memonitor perkembangan

warga binaan sosial saat dan setelah kembali ke keluarga atau berada

dalam panti lembaga rujukan. Terminasi atau penghentian pelayanan

dilakukan 1 tahun setelah warga binaan sosial disalurkan.4

3. Program Kegiatan Lembaga

Warga binaan sosial diberi bimbingan rohani serta keterampilan yang

bertujuan agar mereka dapat menjadi pribadi yang lebih bermanfaat dalam

kehidupannya dan sejahtera. Semaksimal mungkin pihak lembaga

4 Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Buku

Pedoman Panti Sosial Bakti kasih Jakarta, data diambil pada tanggal 13 Februari 2017, pukul

13.00.

Page 79: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

66

memberikan fasilitas yang menunjang kebutuhan WBS. Kegiatan yang

dilakukan dalam seminggu, salah satunya dengan mendatangkan pengajar

khusus untuk memberi bimbingan dan keterampilan.

Pada hari Sabtu dan Minggu warga binaan sosial masih tetap memiliki

kegiatan akan tetapi tidak terjadwalkan secara struktural, khusus dua hari itu

kegiatan akan di pandu oleh pramu sosial yang bertugas di panti. pagi hari

memiliki kegiatan keterampilan merajut atau menyulam dari pukul 09.00 –

11.00, belajar mengaji bagi WBS yang beragama muslim.5

Tabel 2.

Kegiatan Lembaga di Panti Bhakti Kasih Jakarta Pusat

HARI KEGIATAN WAKTU

SENIN Bimbingan Iqra 09.00 – 12.00

Tata Busana 13.00 – 15.00

SELASA Bimbingan Rohani Islam 09.00 – 12.00

Bimbingan Rohani Kristen 13.00 – 15.00

RABU Bimbingan Qasidahan 09.00 – 12.00

Bimbingan Bahasa Isyarat 13.00 – 15.00

KAMIS Keterampilan Hasta Karya 09.00 – 12.00

Keterampilan Tata Boga 13.00 – 15.00

JUMAT Senam SKJ 07.00 – 08.00

Keterampilan Menari 09.00 – 12.00

Keterampilan Salon 13.00 – 15.00

Sumber Data : Kantor Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat, 2017.6

5 Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Buku

Pedoman Panti Sosial Baktikasih Jakarta, data diambil pada tanggal 13 Februari 2017, pukul

13.00. 6 Aditiya (Pramu Sosial), Kantor Panti Bhakti Kasih Jakarta Puasat, 2017.

Page 80: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

67

B. Temuan Lapangan

1. Karakteristik Informan

Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara dan observasi

langsung terhadap proses kegiatan bimbingan rohani Islam. Informan yang

penulis wawancarai terdiri dari pembimbing rohani Islam dan beberapa warga

binaan sosial (WBS). Adapun penjelasan data mengenai informan sebagai

berikut:

a. Pembimbing Rohani Islam

1) Rachmat

Ustadz Rachmat adalah seorang pembimbing rohani Islam di Panti

Sosial Bhakti Kasih, warga binaan sosial biasa memanggil beliau

dengan sebutan Ustadz. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 02 Mei

tahun 1955. Tinggal di Manggarai, Jakarta Pusat, beliau lulusan

Sarjana Strata 1 disebuah Universitas Islam di Jakarta. Beliau

merupakan sarjana agama yang telah berpengalaman sebagai pendidik

agama Islam selama kurang lebih 20 tahun di sebuah instansi Sekolah

Menengah Kejuruan . Bapak Rachmat adalah sosok pribadi yang baik

dan ramah. Beliau selalu terbuka pada siapa saja terutama pada WBS

yang membutuhkan saran dan masukannya. Pak Rachmat menjadi

pembimbing rohani Islam di Panti Sosial ini kurang lebih 10 tahun.

Setiap hari Senin dan Selasa pada pukul 09.00 – 11.30

dilaksanakan bimbingan rohani Islam yang dipandu langsung oleh

Ustadz Rachmat. Tempat pelaksanaan bimbingan bertempat di ruang

Page 81: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

68

aula Lantai 2 Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat. Sebelum

mengikuti bimbingan warga binaan sosial harus terlebih dahulu

berwudlu guna memperlancar jalannya bimbingan rohani Islam. Warga

binaan sosial yang beragama Islam dan mengikuti bimbingan sebanyak

59 orang.

Cara penyampaian ustadz dalam memberikan bimbingan dengan

cara berdiri dan audience duduk/ lesehan. Bentuk bimbingan rohani

yang Ustadz Rachmat gunakan adalah melalui ceramah, do‟a dan

dzikir serta Ruqyah. Ruang lingkup materi yang di sampaikan oleh

ustadz yaitu berkenaan tentang kehidupan sehari-hari dan diutamakan

tentang ibadah. Materi ceramah yang disampaikan di antaranya tentang

akhlak meliputi cara berbakti kepada orang tua, pentingnya berbuat

baik pada sesama manusia, tentang ibadah meliputi tata cara berwudlu

yang baik dan benar, keutamaan beribadah, pentingnya bersyukur, 5

cara shalatnya diterima oleh Allah. Setelah bimbingan rohani selesai

dilaksanakan, warga binaan sosial (WBS) dapat berkonsultasi secara

personal kepada pembimbing rohani islam, terkait keluh kesah dan

tekanan yang dialami warga binaan sosial.7 Berikut adalah penggalan

wawancara dengan Ustadz Rachmat selama menjadi pembimbing

rohani Islam di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat.

“ Banyak pelajaran yang saya ambil selama saya menjadi

pembimbing rohani islam seperti kesabaran saya bertambah, tentunya

juga saya tiada hentinya untuk bersyukur masih di beri kesehatan

jasmani dan rohani sehingga saya dapat membantu mereka yang

7 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rachmat, Jakarta, 06 Maret 2017.

Page 82: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

69

membutuhkan bimbingan rohani Islam. Saya bekerja disini bukan atas

dasar uang tetapi benar-benar ingin membantu mereka. Dapat

membantu mediasi warga binaan sosial keluar dari tekanan. Sungguh

saya sudah bersyukur, artinya dapt bermanfaat bagi mereka. Salah

satu tujuan saya adalah melihat mereka bahagia dan hidup layak.”8

b. Warga Binaan Sosial (WBS)

1) Sifa Anari

Lahir di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1977, ditahun 2017 ini

tepatnya berumur 40 tahun. Beliau menikah pada tahun 2006 pada

saat beliau berumur 30 tahun. Setelah menikah ibu sifa tinggal di

kontrakan dengan suaminya di Bintaro, Tangerang Selatan.

Suaminya bekerja sebagai buruh pabrik di sebuah perusahaan

retail. Mereka di karuniai 2 orang anak, anak pertama laki-laki

bernama Aidil yang berumur 7 tahun, dan anak ke duanya yaitu

perempuan yang bernama Nisah berumur 4 tahun.

Penyebab ibu sifa bercerai dengan Harris (selaku suaminya)

karena beliau mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya berupa

kekerasan fisik dan psikologis. Perlakuan kasar tersebut berupa

cacian, makian, tamparan, pukulan dan lain-lain. Ibu Sifa mendapat

perlakuan kasar dari suaminya, terjadi selama 3 tahun. Awal mula

beliau mendapat perlakuan kasar karena sang suami mengonsumsi

zat aditif yaitu narkoba yang berjenis sabu-sabu dan ibu Sifa

dilarang oleh suami untuk menghubungi atau silaturahmi pada

8 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rachmat, Jakarta, 06 Maret 2017.

Page 83: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

70

sanak saudara. Ibu Sifa adalah istri kedua dari suaminya,

mempunyai 2 buah hati yaitu bernama Aidil dan Nisah.

Latar belakang ibu Sifa tinggal di Panti Sosial Bhakti Kasih

Jakarta pusat ialah melalui rekomendasi adik beliau yang semula

melaporkan kejadian kekerasannya kepada Komnas Perlindungan

Perempuan, setelah diproses kasus tersebut ibu Sifa tinggal di Panti

Bhakti Kasih Jakarta Pusat bersama ke dua anaknya. Beliau merasa

lebih aman dan nyaman tinggal di Panti Sosial karena tidak ada

ancaman dari suaminya lagi. Ibu Sifa sudah tinggal di Panti Bhakti

Kasih Jakarta Pusat selama 8 bulan yang sebelumnya tinggal di

Komnas Perlindungan Perempuan selama 1 minggu.9

2) Fitri Handayani

Lahir di Jakarta pada tanggal 27 Juli 2001, di tahun 2017 Fitri

ini berusia 16 tahun. Menikah pada 06 Maret 2014 dan mengalami

perceraian awal 2016, tepatnya pada tanggal 23 Januari 2016. Ibu

Fitri mendapat perlakuan kasar yaitu kekerasan fisik yang

dilakukan oleh Andi selaku suami korban, ibu kandung dan nenek

kandung akibat korban perjodohan orang tua karena hutang. Ibu

Fitri mengalami luka akibat kekerasan tersebut berupa luka lebam

karena pukulan, rambut rontok karena jambakan, dan benjolan

akibat pukulan benda tumpul (gagang sapu).

9 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sifa, Jakarta, 14 Maret 2017.

Page 84: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

71

Melalui RT setempat Fitri beserta suami, ibu dan nenek

kandung di bawa ke Komnas Perempuan. Kasus mereka diproses

sampai akhirnya Ibu Fitri di tempatkan di Panti Sosial Bhakti

Kasih Jakarta Pusat. Ibu Fitri tinggal di Panti Bhakti Kasih Jakarta

Pusat terhitung sudah 6 bulan, dan sebelumnya tinggal 7 hari di

Komnas Perlindungan Perempuan. Selama di Panti, Ibu Fitri

mengikuti bimbingan rohani sebagai upaya untuk keluar dari

stres/tekanan yang dialaminya. Dia merasakan perubahan yang

signifikan dari bimbingan rohani Islam, Ibu Fitri tidak lagi

menyimpan dendam terhadap suaminya, lebih ikhlas menjalankan

kehidupan tidak buruk sangka kepada Tuhan. Ibu Fitri merasakan

ketenangan dalam hatinya dan menambah kedekatannya terhadap

Tuhan. Materi bimbingan rohani yang diikuti oleh Ibu Fitri

meliputi cara beribadah, dan membaca alQuran.10

3) Ani

Lahir di Bogor, pada tanggal 10 juni 1999. Kini usinya tepat

18 tahun. Ani mempunyai satu anak dan kini dia tengah

mengandung, usia kandunganya memasuki bulan ke-8. Ibu Ani

tinggal di panti terhitung sudah 6 bulan lamanya, sebelum akhirnya

di tempatkan di Panti Bhakti Kasih Jakarta Pusat, Ibu Ani sempat

tinggal di Pusat Pelayan Terpadu Pemberdaya Perempuan selama 9

hari. Latar belakang dia tinggal di panti karena mendapat perlakuan

10

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fitri, Jakarta, 14 Maret 2017.

Page 85: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

72

kasar dari suaminya, kekerasan fisik dan ekonomi. Sudah 1 tahun

suami Ibu Ani tidak memberi nafkah, dan Beliau dituntut untuk

bekerja demi menopang kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Suatu hari saat Ibu Ani usai bekerja, suami dia datang meminta

penghasilannya. Karena uang yang diberikan tidak mencukupi

maka suami Ibu Ani pun menampar dan menjambaknya hingga

tubuhnya tersungkur.

“Saya teriak kesakitan mba, tapi suami saya terus mukulin

saya, karena saya gak dapet uang banyak. Saya di jambak

lalu kepala saya di lempar ke lantai. Saya meminta ampun

tapi suami saya tidak peduli.”

Hingga akhirnya 2 tahun berlalu dengan perlakuan kasar

suaminya Ibu Ani memutuskan untuk meninggalkan suaminya, dan

pergi ke rumah orang tuanya. Pikiran Ibu Ani kacau dan takut jika

suaminya datang mencarinya. Sehingga dia memutuskan untuk

menitipkan anaknya ke rumah orang tua. Kemudian orang tua

beliau melaporkan kasus kekerasan yang di alami oleh anaknya ke

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdaya Perempuan (P2TP2).

Setelah kasus Ibu Ani di proses, Beliau ditempatkan di Panti

Perlindungan Bhakti Kasih Jakarta Pusat.11

11

Wawancara Pribadi dengan Ibu Ani, Pada Tanggal 29 Maret 2017.

Page 86: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

73

2. Bentuk Bimbingan Rohani Islam dalam Coping Stress Pada

Perempuan Korban KDRT Di Panti Sosial Bhkti Kasih

Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan

berencana serta terarah kepada pencapaian tujuan.12

Bimbingan juga proses

pemberian bantuan yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang

secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau

sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.

Sedangkan kata rohani dalam agama Islam berasal dari kata al-ruh, di

antaranya para ahli sendiri tidak memporoleh kata sepakat mengenai

batasannya. Berpedoman kitab suci Al-Qur‟an pada beberapa terjemahan

bahasa Indonesia, ditemukan kata-kata yang sama, diartikan dengan jiwa,

yaitu al-ruh dan an-nafs, yang keduanya memiliki daya hidup. Menurut

Muhammad Waked manusia yang hidup adalah manusia yang terdapat dalam

dirinya roh, nafs, dan hayat. Hayat manusia dapat hidup, bernafas dengan

paru-paru dan dengan nafas dia dapat merasa dengan panca indera. Ketiga

unsur tersebut merupakan tiga kesatuan yang saling mempengaruhi satu

dengan yang lainnya.13

Menurut Jumhur Ulama, kata al-ruh adalah roh yang

ada dalam badan kita.14

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka bimbingan rohani Islam

adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras

dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga tercapai tujuan hidup di dunia

dan di akhirat. Bimbingan rohani Islam merupakan proses pemberian bantuan,

12

Lahmudin Lubis, Konsep-Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling, (Bandung:

Ciptapustaka Media, 2006), h. 4. 13

Suprayetno, Psikologi Agama, (Bandung: Ciptapustaka Media Perintis), h. 30-32. 14

Departemen Agama RI, 2006:145

Page 87: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

74

artinya bimbingan tidak mengharuskan, melainkan sekedar membantu

individu.

Bentuk-bentuk Bimbingan Rohani Islam yang pak Ustadz gunakan pada

perempuan korban KDRT dalam upaya mengurangi tekanan-tekanan yang

dihadapinya, Menurut Ustadz Rahmat:

“Bentuk Bimbingan yang saya gunakan adalah ceramah, do‟a, dzikir, dan

satu lagi ruqyah. Bimroh ini di berikan pada warga binaan sosial sesuai

kebutuhan mereka, dengan tujuan membantu mereka keluar dari stress

melalui bimbingan rohani Islam.”15

Dari hasil wawancara dengan Ustadz Rahmat tentang bentuk bimbingan

rohani Islam pada perempuan korban KDRT dalam proses upaya untuk keluar

dari tekanan-tekanan yang dialaminya, atau sesuatu yang diluar kapasitas

kemampuannya, bentuk bimbingan rohani Islam yang digunakan yaitu

ceramah, do‟a serta dzikir, dan ruqyah.16

1. Ceramah

Penyampaian ceramah ini dilakukan sebagai salah satu bentuk

upaya ketika para warga binaan sosial dihadapkan dengan tekanan

yang melampaui batas kemampuan individu. Pelaksanaan kegiatan ini

bertujuan agar warga binaan sosial menambah wawasan tentang agama

Islam, dan dapat mengetahui batasan dan larangan dalam Islam.

2. Doa‟ dan Dzikir

Materi dzikir ini disampaikan oleh pembimbing rohani Islam, adapun

materi yang digunakan adalah

15

Wawancara Ustadz Rahmat, 22 Januari 2018. 16

Wawancara Ustadz Rachmat, 22 Januari 2018

Page 88: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

75

a) Dzikir Qalby Fikri yaitu berdzikir dengan hati dan pikiran. Pada materi

ini warga binaan sosial tidak hanya berdzikir dengan lisan tapi pikiran,

dimana warga binaan sosial dapat merenungi kesalahan dan tekanan

yang dihadapinya.

b) Dzikir Lisan yaitu mengucapkan kalimat Tauhid, Istigfar, dan

Sholawat.

c) Dzikir Fi‟ly yaitu berdzikir dengan perbuatan, melaksanakan perintah-

Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, untuk materi ini dituntun

bagaimana warga binaan sosial dapat istiqamah dalam melakukan

ibadah, sholat lima waktu. Pembimbing Rohani Islam selalu

mengingatkan pentingnya beribadah dan ganjarannya, sehingga warga

binaan sosial tidak hanya menjalankan sekedar kegiatan Panti akan

tetapi karena mereka butuh dan selalu ingin dekat dengan Tuhan.

Bacaan yang digunaan pada saat bimbingan do‟a dan dzikir adalah

membaca “Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir”, diikuti dengan membaca

Surat Alfatihah, Surat An-nas, Syahadat, Sholawat, juga membaca doa,

contohnya do‟a keselamatan dunia akhirat, do‟a mau makan, do‟a

kedua orang tua, dll.17

Secara harfiah dzikir berarti ingat. Dzikir yang dilandasi dengan

kesadaran pikiran secara penuh serta kesucian hati mengandung daya

atau tegangan yang sangat tinggi, sehingga mampu “menyetrum”

orang yang melakukannya dari lubuk hati yang paling dalam sehingga

17

Wawancara Pa Ustadz Rahmat, 22 Januari 2018

Page 89: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

76

membuat perbuatan-perbuatan lahiriyahnya bagaikan pemikiran yang

orisinal dan brilian.18

Ada banyak bentuk amalan dzikir, salah satunya

adalah membaca ayat-ayat suci al-Qur‟an. Ketika berdzikir hati

menjadi tenang sehingga terhindar dari kecemasan. Al-Qur‟an sendiri

menerangkan hal ini dalam surat Ar Ra‟d ayat 28 yang artinya:

“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi

tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat

Allahlah hati menjadi tentram.19

”(QS.Ar Ra‟d: 28)

Dalam Al-Qur‟an juga terdapat bacaan yang mengandung ayat-ayat

berupa do‟a yang disebut dengan do‟a Qur‟ani. Do‟a dalam kehidupan

seorang muslim menempati posisi psikologis yang strategis sehingga

bisa memberi kekuatan jiwa bagi yang membacanya. Do‟a

mengandung kekuatan spiritual yang dapat membangkitkan rasa

percaya diri dan optimisme yang keduanya merupakan hal yang

mendasar bagi penyembuhan suatu penyakit. Dengan berdo‟a, ibadah

mempunyai roh dan kerja atau amal memiliki nilai modal spiritual.

Begitu istimewanya kekuatan do‟a, pada bentuk bimbingan rohani

Islam ini bertujuan untuk membantu dan meringankan tekanan-tekanan

yang dihadapi oleh perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga

di Bhakti Kasih Jakarta Pusat, sehingga mereka dapat hidup mandiri

tanpa tekanan yang berlebih.

18

Lahmudin Lubis, Konsep-Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling, (Bandung:

Ciptapustaka Media, 2006), h. 66. 19

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahannya, (Jakarta: PT.Syaamil

Cipta Media, 2007), Q.S. Ar-Rad ayat 28.

Page 90: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

77

3. Ruqyah

Dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu perspektif psikologi dan

agama. Dari perspektif psikologi, menurut pandangan Freud, dissosiasi

merupakan salah satu bentuk deffence mechanism ego ketika

kebutuhan-kebutuhan ide tidak tersalurkan karena adanya super ego.

Dalam hal ini, orang yang mengalami stres berat atau kejadian

traumatic, coping stress tidak dapat mengatasi stressor yang ada

sehingga ego melemah, dia mulai melakukan pertahanan diri dalam

bentuk dissosiasi, yaitu kehilangan kemampuan mengingat peristiwa

yang terjadi padadirinya.20

Sementara dari perspektif agama Islam, gangguan jin biasanya

terjadi pada orang-orang yang mengalami kondisi-kondisi sebagai

berikut: a) takut yang berlebihan, b) marah yang tak tertahankan, c)

sedih dan stres yang mendalam, d) kelalaian yang melenakan, e)

memperturutkan nafsu syahwat. Menurut hazanah bahasa, ruqyah

dianggap sebagai suatu tradisi lokal seperti do‟a atau disebut juga

dengan mantra. Pada praktiknya, ruqyah merupakan sistem pengobatan

dengan menggunakan bacaan-bacaan tertentu yang diarahkan kepada

orang yang sedang di obati. Sementara Taufiq menjelaskan bahwa

20 Rasmun, Stress, Coping and Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan, (Jakarta:

Sagung Seto, 2004), h.73-74.

Page 91: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

78

ruqyah merupakan pembacaan beberapa kalimat untuk seseorang

dengan harapan kesembuhan atas kesengsaraannya.21

Ruqyah bisa berupa kumpulan ayat-ayat al-Qur‟an, zikir, atau do‟a

para nabi yang dibacakan oleh seseorang untuk dirinya sendiri ataupun

untuk orang lain. Di sisi lain, terapi ruqyah merupakan terapi yang

diambil dari kitab-kitab umat Islam, yaitu penggunaan ayat-ayat al-

Qur‟an dan do‟a-do‟a ma‟tsur yang diambil dari hadits Rasulullah

yang dibacakan kepada pasien. Dalam pelaksanaannya, ruqyah

menempuh prosedur tertentu. Proses terapi ruqyah, menurut Ustadz

Rachmat selaku pembimbing rohani Islam sekaligus terapis, ruqyah

sebaiknya ditempuh melalui prosedur-prosedur terapi seperti berikut:

a) pengenalan ruqyah yang meliputi sumber syariatnya, syarat, dan

penanaman nilai-nilai, b) kontrak pertemuan terapi, sehingga dapat

diatur kapan pelaksanaan terapi dilakukan, c) pengkondisian tempat

pasien, d) dialog tentang materi keislaman, e) pembacaan ayat-ayat

ruqyah.22

Diriwayatkan dari „Utsman ibn Abi al-„Ash ats-Tsaqafi mengenai terapi

ruqyah untuk mengobati penyakit fisik bahwa ia berkata, ”Aku telah datang

kepada Rasulullah saw mengadukan sebuah penyakit yang hampir saja

membinasakanku. Maka beliau shallallahu „alaihi wa sallam berkata kepadaku,

”letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit,lalu bacakanlah:

“Dengan nama Allah (7kali) aku berlindung kepada Allah dan kodrat-Nya dari

kejahatan berbagai penyakit, baik penyakit yang sedang menimpaku maupun yang

akan datang.” „Utsman ibn Abi al-Ash melanjutkan,”Maka aku amalkan petunjuk

Rasulullah tersebut sehingga Allah swt menghilangkan penyakit itu dariku.”23

21

Muhammad Fatahillah, Terapi Stress Secara Islami, (Surakarta: Ma‟sum Press, 1999),

h. 47-49. 22

Wawawancara dengan Ustadz Rachmat, 22 Januari 2018. 23

Taufik Muhammad Izzudin, Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2006). h. 31.

Page 92: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

79

Diriwayatkan mengenai terapi ruqyah untuk mengobati gangguan

kejiwaan bahwa Ubay ibn Ka’ab berkata: Ketika aku berada di dekat Rasulullah

saw datanglah seorang Arab Badui menemui beliau seraya berkata: Wahai nabi Allah!

Sesungguhnya saudaraku sedang sakit.”Apa sakitnya”balas Beliau. Ia menjawab, ”Ia

terkena gangguan jiwa, wahai nabi Allah.” Kata Rasulullah shallallahu „alaihi wa

sallam lagi,”Bawa saudaramu itu kesini!”Maka orang itu pun membawakan

saudaranya itu kehadapan baliau. Maka Rasulullah saw meminta perlindungan

kepada Allah untuk diri saudaranya itu dengan membacakan surah al-Fatihah, empat

ayat pertama dari surah al-Baqarah, dua ayat pertengahan darinya, yaitu ayat yang ke-

163 dan ke-164, ayat Kursi, dan tiga ayat yang terakhir dari surat al-Baqarah tersebut.

Kemudian ayat yang ke-18 dari surah Ali„Imram, ayat yang ke-54 dari surah al-A‟araf,

ayat yang ke-116 dari surah al-Mu‟minun, ayat yang ketiga dari surah al-Jin, sepuluh ayat

pertama dari surah ash-Shaffat, ayat yang ke-18 dari surah Ali „Imran, tiga ayat terakhir

dari surah al-Hasyr, surah al-Ikhlas, dan mu‟awwidzatain (surah al-Falaq dan an-

Nas).”24

Jika warga binaan sosial perlu dibacakan ayat-ayat ruqyah, maka

langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagaimana yang

dijelaskan oleh Ustadz Rachmat sebagai berikut: a) tahap persiapan

dengan dua langkah, b) tahap penyembuhan dengan tujuh langkah, c)

tahap pasca penyembuhan dengan lima langkah. Adapun ramuan yang

digunakan adalah: a) habbatussauda (jinten hitam), b) kurma, c) madu,

d) daun bidara (sidr), dan e) air.25

3. Upaya Pembimbing Rohani Islam dalam Meningkatkan Coping Stress

Pada Perempuan Korban KDRT di Panti Sosial Bhakti Kasih

Bimbingan rohani sebagai proses pemberian bantuan yang terus

menerus dilakukan secara sistimatis kepada individu dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya, sehingga tercapainya kebahagian hidup di dunia

dan akhirat. Pola yang diterapkan oleh bimbingan rohani Islam di Panti Sosial

Bhakti kasih Jakarta Pusat, tidak hanya bimbingan dan penyampaian materai,

tapi juga terdapat kegiatan yang di luar dari konteks, misalnya: dapat

24

Taufik Muhammad Izzudin, Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2006). h. 32-33. 25

Wawancara dengan Ustadz Rachmat, 22 Januari 2018

Page 93: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

80

berkonsultasi secara personal tentang masalah yang dialami warga binaan

sosial kepada pembimbing rohani, dan menanyakan hal yang belum jelas pada

saat kegiatan bimbingan. Konsultasi pribadi ini dilakukan secara berkala pada

wargaa binaan sosial guna mengetahui pengaruh bimbingan rohani Islam

terhadap tekanan yang dialami wbs. Materi atau saran yang diberikan oleh

Ustadz Rachmat kepada warga binaan sosial dapat dijadikan motivasi dan

referensi bagi kehidupan sehari-hari tentunya agar hidup lebih baik serta

bermanfaat.

Pembimbing Rohani Islam adalah orang yang dianggap mampu untuk

memberikan pengarahan, penasehatan, dan bimbingan kepada warga binaan

sosial yang mengalami stres akibat kekerasan dari suaminya. Pembimbing

rohani hendaklah orang yang memiliki keahlian professional dalam bidang

keagamaan. Selain kemampuan tersebut, pembimbing dituntut untuk

mempunyai keahlian lain guna menunjang kegiatan tersebut. Pembimbing

seharusnya dapat berkomunikasi, bergaul, dan bersilaturrahmi dengan baik.

Mengingat tugas pembimbing rohani tidak mudah maka rohaniawan dituntut

untuk memiliki syarat peribadi mental tertentu. Adapun syarat-syarat tersebut

adalah: 1) Memiliki pengetahuan agama, berakhlak mulia serta aktif dalam

menjalankan ajaran agamanya. 2) Memiliki pribadi dan dedikasi yang tinggi.

3) Memiliki kemampuan untuk mengadakan komunikasi dengan baik. 4)

Memiliki rasa komitmen dengan nilai-nilai kemanusiaan. 5) Memiliki

keuletan dalam lingkungan intern maupun ekstern. 6) Memiliki rasa cinta dan

etos kerja. 7) Mempunyai kepribadian yang baik. 8) Memiliki rasa sensitif

Page 94: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

81

terhadap kepentingan warga binaan sosial. 9) Memiliki kecekatan berfikir

cerdas, sehingga mampu memahami yang dikehendaki warga binaan

sosiaL.10) Memiliki personaliti yang sehat dan utuh, tidak terpecahkan

jiwanya karena frustasi. 11) Memiliki kematangan jiwa dalam segala

perubahan lahiriah maupun batiniah. Rohaniawan hendaklah memahami

karakter orang yang dibimbingnya, sehingga pesan-pesan yangdisampaikan

bisa diterima dengan baik oleh warga binaan sosial.26

Sama halnya dari kutipan wawancara dengan Ustadz Rachmat yaitu

“Pada kegiatan bimbingan yang saya lakukan terhadap warga

binaan sosial, saya terlebih dahulu mengamati kebutuhan apa yang

mereka inginkan. Biasanya beberapa pertemuan saya memberikan

ceramah. Tapi bila dirasa warga binaan sosial mulai jenuh dengan

metode ceramah, saya selingi dengan cerita sahabat nabi dengan

pengaplikasian melalui kehidupan sehari-hari, kadang saya juga

memilih untuk metode do‟a dan berdzikir.”27

Pada penelitian ini menitik beratkan bagaimana upaya pembimbing rohani

Islam dapat meringankan tekanan-tekanan di luar kemampuan perempuan

korban kekerasan dalam rumah tangga, sehingga dapat hidup mandiri dan

mendapat perlakuan yang layak.

4. Faktor Penentu Keberhasialan Bimbingan Rohani Islam dalam

Meningkatkan Coping Stress Pada Perempuan Korban KDRT

Lazarus mengartikan coping stress sebagai suatu upaya yang dilakukan

oleh seseorang ketika dihadapkan pada tuntutan-tuntutan internal maupun

26

Isep Zainal A., Bimbingan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.58-59. 27

Wawancara pribadi dengan Ustadz Rachmat, 22 Januari 2018.

Page 95: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

82

eksternal yang ditujukan untuk mengatur suatu keadaan yang penuh stres

dengan tujuan mengurangi distress.28

Dapat disimpulkan bahwa cara menghadapi stres dan bereaksi terhadap

tekanan yang berfungsi untuk memecahkan masalah dengan mengatur

keadaan penuh stres secara dinamis, dengan menggunakan sumber daya

mereka sebagai respon menghadapi situasi yang mengancam. Melalui

bimbingan rohani Islam warga binaan sosial dapat melancarkan upaya untuk

meringankan tekanan-tekanan yang dihadapinya, setiap kegiatan bimbingan

rohani tentu ada tujuan yang harus dicapai. Pada penggalan wawancara berikut

ini yang menjelaskan bahwa faktor apa saja yang menunjang keberhasilan

coping stress pada perempuan korban KDRT melalui bimbingan rohani Islam,

sebagai berikut:

“ Selama saya menjadi pembimbing rohani Islam di Panti Sosial

Bhakti Kasih banyak suka dukanya, dan dari sini juga saya jauh lebih

bersyukur dalam menjalankan kehidupan, karena banyak orang yang

tidak lebih beruntung dari hidup saya. Melalui amanah ini juga saya

bertekad untuk menyerahkan kemampuan untuk membantu warga binaan

sosial, bagi saya bayaran secara financial yang ke sekian.ini adalah salah

satu tugas mulia. Ada beberapa faktor menunjang keberhasilan bimbingan

rohani Islam dalam upaya membantu warga binaan sosial meringankan

tekanan yang dihadapinya, hal pertama yang harus dilakukan adalah

selalu berpikir positif dan selalu ingat apa yang kita lakukan adalah

ibadah, ke dua mengasah keterampilan skill pengetahuan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi warga binaan sosial, keterampilan

berkomunikasi dengan warga binaan sosial, selalu memotivasi mereka

untuk selalu lebih baik menjalankan kehidupan.”29

Menurut Aunur Rahim Faqih Bimbingan Islami adalah “Proses pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan

28

Folkman, S., & Lazarus, R.L., If it Changes it Must be Process: Study of Emotion and

Coping During 3 Stage of a Collage Examination, Journal Of Personality and Social Psychology,

Vol. 48, h. 157-163. 29

Wawancara pribadi dengan Ustadz Rachmat, 22 Januari 2018.

Page 96: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

83

petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.” Jadi yang dimaksud pembimbing rohani Islam ialah seorang

pembimbing yang memberikan bantuan kepada individu (warga binaan sosial)

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga ia

mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pembimbing mempunyai

peranan yang sangat penting dalam kegiatan bimbingan rohani Islam, karena

salah satu faktor keberhasilan bimbingan tergantung pada kemampuan atau

skill dan profesionalisme pembimbing.30

Menurut Aunur Rahim Faqih, ada empat aspek kriteria yang harus dimiliki

oleh pembimbing, yaitu:

1. Kemampuan professional

Secara rinci dapatlah disebutkan kemampuan profesional yang perlu

dimiliki pembimbing Islam itu sebagai berikut:

a) Menguasai bidang permasalahan yang dihadapi

b) Menguasai metode dan teknik bimbingan dan konseling

c) Menguasai hukum Islam yang sesuai dengan bidang bimbingan

dan konseling Islami yang sedang dihadapi

d) Memahami landasan filosofis bimbingan dan konseling Islami

e) Memahami landasan-landasan keilmuan bimbingandan

konseling Islami yang relevan

30

Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jogjakarta: UII Press:2001) h.

24-26.

Page 97: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

84

2. Sifat kepribadian yang baik (Berakhlakul Karimah) yang meliputi:

siddiq, amanah, fathonah, tablig, sabar, tawadhu, shaleh, adil, dan

mampu mengendalikan diri

3. Kemampuan kemasyarakatan (Berukhuwah Islamiah)

4. Ketakwaan kepada Allah31

Tugas seorang pembimbing sangat berat, karena tanggung jawab

amanahnya akan dipertanyakan. Tugasnya sangat mulia yaitu usaha

pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriah

maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan masa kini dan masa

mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan

spiritual, dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri dengan

kekuatan iman dan taqwa.

31

Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jogjakarta: UII Press:2001) h.

32-37.

Page 98: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

85

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis inter subyek untuk

menjabarkan hasil temuan di lapangan berdasarkan landasan teori yang digunakan

dalam coping stress pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga

melalui bimbingan rohani isalm.

1. Bentuk Bimbingan Rohani Islam dalam Coping Stress Pada Korban

KDRT di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat

Salah satu coping stres yang mulai digunakan dalam aspek kegiatan

penyembuhan stres pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga

yaitu pemecahan masalah melalui pendekatan keagamaan atau coping

religious. Berdasarkan wawancara dengan salah satu informan yaitu ibu Sifa

Anari perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga, setelah mendapat

bimbingan rohani Islam sebagi berikut:

“Bantuan dari orang yang ngerti agama mba saya betul betul merasa

tertekan trus juga selama ini saya jauh dari Tuhan, saya pengen hidup

saya tenang. Saya ngerasa takut banget sama suami saya. Pengen gitu

mba ada yang bisa ngasih jalan keluar dari masalah saya. Tapi pas saya

masuk panti Alhamdulillah mba saya ngerasa plong beban masalah

berkurang. Apa lagi di Panti sosial ini saya dapet bimbingan dari pak

ustadz Rachmat. Saya masih inget deh mba pas ustadz ngajarin sholat dan

wudlhu kaya ngerasa beda aja, hati adem tenang kayak ga ada beban. Pa

ustadz pesen mba sama saya ga boleh ngelamun kalau ada masalah saya

suruh ngucapin berkali-kali “Astagfirullahal adzim.”1

Dari kutipan wawancara tersebut bahwa coping stress melalui pendekatan

religious berpengaruh terhadap fisik dan psikologis informan. Ibu Sifa Anari

disini dalam mengurangi tekanan yang dihadapi menggunakan strategi coping,

1 Wawancara dengan Ibu Sifa Anari, 17 Januari 2018

Page 99: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

86

yaitu Emotion Focused Coping dimana individu mengurangi atau

menghilangkan stres yang dirasakannya tidak dengan menghadapi masalahnya

secara langsung, tetapi lebih diarahkan untuk menghadapi tekanan-tekanan

emosi dan untuk mempertahankan keseimbangan afeksinya. Pada strategi

Emotion Focused Coping terdapat sub katagori, akan tetapi ibu Sifa Anari

terpusat kepada sub katagori dalam penyelesaian masalahnya melalui

pendekatan agama.

Menurut Koenig coping religious didefinisikan sebagai sejauh mana

individu menggunakan keyakinan dan praktek ritual religious nya untuk

menfasilitasi proses pemecahan masalah dalam mencegah atau meringankan

dampak psikologis negatif dari situasi yang penuh stres dan hal ini membantu

individu untuk beradaptasi dalam situasi kehidupan yang menekan.2

Dari Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti,

perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di Panti Bhakti Kasih

Jakarta Pusat diajarkan bagaimana menyelesaikan masalah atau tekanan yang

dihadapi melalui nasehat-nasehat agama dan treatmen dzikir dan do‟a. Selain

itu mereka (wbs) juga diberi kesempatan untuk konsultasi pribadi dengan

pembimbing rohani islam dan ikut andil dalam menyelesaikan masalah yang

mereka (wbs) hadapi.

Ruang lingkup materi yang di sampaikan oleh ustadz tentang kehidupan

sehari-hari dan diutamakan mengenai masalah ibadah. Setelah bimbingan

rohani selesai dilaksanakan, warga binaan sosial (WBS) berkonsultasi secara

2 Steven M. Lucero. (2010).“Religious Coping with The Stressors Of A First Time

Pregnancy As A Predictor Of Adjustment Among Husbands And Wives,” Graduate College of

Bowling Green State University: Thesis Master Of Arts 3.

Page 100: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

87

personal kepada pembimbing rohani islam, terkait keluh kesah dan tekanan

yang dialaminya.3

Berikut potongan wawancara dengan bapak Rachmat tentang bentuk

bimbingan rohani islam di panti Bhakti Kasih Jakarta Pusat.

“ Bimbingan Rohani Islam dilaksanakan setiap hari senin dan selasa,

pukul 09.00-11.30, kegiatan ini dilakukan secara bertahap dan

berkesinambunganan. Bentuk Bimbingan yang saya gunakan adalah ceramah,

do‟a, dzikir, dan satu lagi ruqyah. Bimroh ini di berikan pada warga binaan

sosial sesuai kebutuhan mereka, dengan tujuan membantu mereka keluar dari

stress melalui bimbingan rohani islam.”4

“Materinya ini kak (melihatkan buku panduan), saya bacakan ya kak

yang pertama Dzikir qalby fikri yaitu berdzikir dengan hati dan pikiran. Hati

mahami apa yang diucapkan oleh lisan dan akal merenungkan

konsekuensinya. Contohnya saat lisan kita mengucapkan Allahu Akbar, hati

berusaha menghadirkan kebesaran Allah. Demikian juga ketika mengucapkan

Allhamdulillah, hati dan pikiran menghadirkan berbagai macam nikmat,

keindahan, rahmat Allah yang luas, dan kasih sayang-Nya di penjuru

semesta.Yang kedua, Dzikir lisan yaitu dzikir degan mengucapkan kalimat

tauhid, istighfar, shalawat yang dibarengi dengan ucapan hati dan pikiran.

Seperti yang dilakukan kalau kita sehabis shalat. Dan yang ketiga, Dzikir fi‟ly

yaitu dzikir dengan perbuatan, dzikir ini dengan melaksanakan perintah Allah

dan meninggalkan larangan-Nya dalam rangk taat kepada Allah. Kalau disini

saya menekankan shalat mba untuk dzikir perbuatanya.5”

Dari hasil wawancaradengan Ustadz Rahmat tentang bentuk bimbingan

rohani Islam pada perempuan korban KDRT dalam proses upaya untuk keluar

dari tekanan-tekanan yang dialaminya, atau sesuatu yang diluar kapasitas

kemampuannya, bentuk bimbingan rohani islam yang digunakan yaitu

ceramah, do’a serta dzikir, dan ruqyah.6

Hal ini di ungkapkan juga oleh ibu Fitri Handayani yang rutin mengikuti

bimbingan rohani dengan Bapak Rachmat:

3Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rachmat, Jakarta, 06 Maret 2017.

4 Wawancara Ustadz Rahmat, 22 Januari 2018.

5 Wawancara Ustadz Rahmat, 22 Januari 2018

6 Wawancara Ustadz Rachmat, 22 Januari 2018

Page 101: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

88

“yang udah di pelajari pada bimbingan rohani islam yang aku

inget diajarin cara sholat kak, ngaji, sama dzikir. Aku paling inget itu

pak ustadz bilang gini, kalo ada maslah yang menurut kalian begitu

berat ingat ada Allah, minta aja sama Allah pasti di kabulin, doa aja

sama Allah pasti di kabulin. kak Nah kalo ada masalah aku biasanya

di suruh baca istigfar, sholawat sebanyak-banyaknya ka. Aku sekarang

merasa perubahannya kak, pas aku ada masalah lebih sabar, dan gak

emosian lagi. Aku ngerasa tenang gak lagi merasa takut apalagi stress

karena inget kejadian kekerasan dari orangtua, dan suami lagi.”7

Sesuai dengan penjelasan Mahmud Abdullah tentang keistimewaan do‟a

dan dzikir untuk kesehatan mental seseorang, yaitu;

“Tatkala seseorang memanjatkan do`a, dia akan merasakan

ketenangan jiwa, ketentraman, dan kebahagiaan. Dia juga akan

mengetahui bahwasannya ketika kenikmatan hidup di dunia terputus

baginya, maka kenikmatan akan ia temukan ketika memanjatkan do`a

kepada Allah dan menyadarkan segala permasalahan kepada-Nya.

Jika ia mengalami putus harapan dengan seorang hamba maka ia

tidak akan mengalami putus harapan kepada Allah swt. Pada

gilirannya kekuatan spiritualnya akan semakin bertambah dan

keimanannya semakin kuat. Sehingga jiwanya terbebas dari segala

penyakit jiwa yang hendak menyerangnya.”8

Hal ini sejalan dengan teori Dalton yang mengemukakan tiga sumber

kekuatan dari coping yang salah satunya adalah agama dan spiritualitas.9

Dari pemaparan wawancara informan tersebut dapat bahwa fakta-fakta

sangat relevan dengan strategi coping, Emotion Focused Coping dimana

individu mengurangi atau menghilangkan stress yang dirasakannya tidak

dengan menghadapi masalahnya secara langsung, tetapi lebih diarahkan untuk

menghadapi tekanan-tekanan emosi dan untuk mempertahankan

keseimbangan afeksinya. Pada strategi tersebut peneliti memfokuskan

menggunakan coping religious. Melalui coping religious warga binaan sosial

7 Wawancara pribadi dengan Fitri Handayani, 26 Januari 2018

8 Muhammad Abdullah, Do`a Sebagai Penyembuh, (Bandung: al-Bayan, 2000), h. 34-37.

9 Istiqomah Wibowo, Dicky C. Pelupessy, dan Erita Narhetali, Psikologi Komunitas,

(Depok: LPSP3, 2013), cet-kedua, h. 39-41.

Page 102: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

89

diajarkan bagaimana menyeleisaikan tekanan yang dihadapi menggunakan

treatment keagamaan yaitu ibadah, do‟a dan dzikir.

Hasil dari wawancara beberapa informan tersebut menunjukan perubahan

yang signifikan baik secara fisik maupun psikis terhadap warga binaan sosial.

Setelah mereka mendapatkan treatment bimbingan rohani merasa lebih tenang

dalam mengahdapi masalah atau tekanan yang dialaminya. Mereka senantiasa

terbiasa dengan kehidupan baru berada di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta

Pusat, tidak ada lagi rasa dendam dalam hati mereka. Bimbingan rohani Islam

menuntun mereka lebih dekat dengan Tuhan agar secara emosional mereka

terlatih untuk mengahadapi masalah atau tekanan dan tidak berputus asa.

2. Upaya Peningkatan Coping Stress Pada Prempuan Korban KDRT

Melalui Bimbingan Rohani Islam di Panti Sosial Bhakti Kasih

Jakarta Pusat

Sejak awal individu selalu berada dalam situasi yang menantang dan setiap

tantangan akan menimbulkan upaya untuk bisa mengahadapi situasi-situasi

tersebut. Stress memiliki ciri identik dengan perilaku beradaptasi terhadap

lingkunganya. Lingkungan ini dapat berupa hal di luar diri (outer world) atau

juga dari dalam diri (iner world). Seseorang dikatakan adaptif apabila mampu

menyesuaikan diri dengan tuntutan orang lain, dan dia juga mampu memenuhi

kebutuhannya sendiri.10

Upaya peningkatan coping stress yang diberikan oleh Bapak Rachmat

selaku Pembimbing Rohani Islam di Panti Bhakti Kasih dengan cara

memberikan konsultasi pribadi secara rutin kepada warga binaan sosial.

10

Sutarjo A, Wirahmihardja, Pengantar Psikologi Abnormal, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2005), cet-ke 1. h.44.

Page 103: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

90

Beliau memberikan nasehat dan motivasi secara berkesinambungan untuk

membangun rasa percaya diri para korban KDRT, untuk memulai

lembaran hidup baru dengan kehidupan yang lebih baik. Hal ini juga

didukung oleh Panti yang mengadakan jadwal rutin bimbingan rohani,

olahraga, pengembangan keterampilan dan kesenian.

Seperti dalam kasus ibu Fitri Handayani korban KDRT dan perceraian.

Beliau mendapat kekerasan fisik dan psikis oleh suami, ibu kandung, dan

nenek kandungnya akibat perjodohan orang tua karena hutang, namun setelah

beberapa bulan dia tinggal di Panti dan mendapatkan bimbingan rohani islam

dari bapak Rachmat secara rutin, ibu Fitri merasa lebih tenang.

“ Alhamdulillah kak, setelah aku tinggal di Panti dan mendapatkan

bimbingan dari Pak Ustadz aku ngerasa lebih enak, dan hati ku juga

merasa tenang. Aku gak lagi dendam sama ibu,dan nenek aku, yang udah

jodohin aku dengan laki-laki yang gak aku cintai, yang bikin rumah

tangga aku berantakan. Aku dapet banyak nasehat dari pak ustadz lewat

ceramahnya, kak. Kata pak Ustadz masalah yang aku hadapi itu semua

adalah ujian dari Allah yang harus kita terima dengan ikhlas.”11

Hal ini juga dirasakan oleh ibu Sifa Anari, sejak Beliau tinggal di Panti,

wanita paruh baya ini aktif mengikuti bimbingan rohani bersama warga

binaan sosial lainnya di Panti Bhakti Kasih. Sebelumnya Ibu Sifa adalah

korban KDRT, beliau kerap mendapat penyiksaan dari suaminya sampai

pernah berniat untuk mengakhiri hidupnya karena sudah merasa tak kuat lagi.

Kini perlahan Ibu Sifa bisa menerima kehidupannya yang sekarang, tidak lagi

menyalahkan keadaan dan berputus asa. Ibu Sifa merasa lebih tenang berkat

11

Wawancara Pribadi dengan Ibu Fitri Handayani, 17 Oktober 2017.

Page 104: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

91

nasehat Pak Ustadz serta do‟a dan dzikir yang selalu dia amalkan. Berikut

penuturan Ibu Sifa:

“Dengan saya mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam, saya merasa

lebih baik kak, ketika ada masalah tidak lagi putus asa, dan menyalahkan

Allah karena merasa hidup tidak adil. Semenjak saya di ajarkan berdzikir

sama pak ustad, saya merasa tenang. Saya di ajarkan mengucap lafadz

istigfar, “Astagfirullah hal‟azim”, dan selalu bersyukur ketika di beri

nikmat “Alhamdulillah”, pak Ustadz juga ngajarin doa ketika sakit agar

di beri kesembuhan kak.”12

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan yang aktif mengikuti

bimbingan rohani Islam yang disampaikan oleh Ustadz Rachmat secara

continue. Mereka merasakan perubahan yang signifikan secara fisik dan psikis

dalam hidupnya.Warga binaan sosial yang diwawancara menyatakan bahwa

ketika mereka dihadapkan pada sebuah masalah, mereka tidak lagi stress dan

berputus asa. Bimbingan rohani memeberikan dampak yang sangat positif

pada warga binaan sosial, mereka menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan

mengalihkan permasalahan kehidupan melalui dzikir, shalat dan ibadah

lainnya yang diajarkan oleh pembimbing rohani Islam.

3. Faktor Penentu Keberhasialan Bimbingan Rohani Islam dalam

Meningkatkan Coping Stress Pada Perempuan Korban KDRT

Menurut Cohen dan Lazarus, tujuan melakukan coping adalah untuk

mengurangi hal-hal yang membahayakan dari situasi dan kondisi

lingkungan, meningkatkan kemungkinan untuk pulih, menyesuaikan diri

terhadap kejadian-kejadian negatif yang dijumpai dalam kehidupan nyata,

12

Wawancara dengan Ibu Sifa Anari, 17 Februari 2018

Page 105: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

92

mempertahankan keseimbangan emosional, meneruskan hubungan yang

memuaskan dengan orang lain, serta mempertahankan citra diri positif.13

Bagi para korban kekerasan dalam rumah tangga di Panti Bhakti Kasih

salah satu cara yang mereka lakukan untuk meningkatkan coping stress

yaitu dengan mengikuti bimbingan rohani Islam yang diadakan di tempat

tersebut. Para warga binaan sosial mengalihkan tekan/stress mereka

dengan memperbanyak ibadah dan kembali pada Tuhan. Adapun faktor

yang mempengaruhi keberhasilan bimbingan rohani Islam sebagai coping

stress pada perempuan korban KDRT yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri korban

KDRT itu sendiri. Faktor-faktornya antara lain: 1) Jenis Masalah, 2) Jenis

Kelamin dan 3) Pendidikan. Berikut ini data beberapa informan korban

KDRT di panti Bhakti Kasih;

Table 3.

Data Informan (WBS) di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat

Nama TTL Jenis

Kelamin

Jenis

Masalah

Pendidikan

Sifa Anari Jakarta,

22 Maret

1977

Perempuan Kekerasan

Fisik,

Kekerasan

Psikis

SMA

Fitri

Handayani

Jakarta,

27 Juli 2001

Perempuan Kekerasan

Fisik,

Kekerasan

Psikis

SMP

Ani Bogor,

10 Juni 1999

Perempuan Kekerasan

Fisik,

Kekerasan

Ekonomi

SD

13

Folkman,S. Personal Control and Stress and Coping Process: A Theorical Analisyis,

Journal of Personality and Social Psychology, Vol.46, No.40, 459 467.

Page 106: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

93

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kekerasan yang dialami oleh

para korban KDRT tidak terlepas dari latar belakang usia, jenis kelamin

dan tingkat pendidikan mereka. Minimnya pendidikan dan pengalaman

seseorang membuat mereka rentan mengalami kegagalan dalam rumah

tangga. Ditambah dengan pernikahan diusia muda saat psikologi belum

cukup matang untuk menyikapi permasalahan secara dewasa, memicu

mereka melakukan tindak kekerasan dalam menyalurkan emosinya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Mu‟tadin bahwa, cara individu

menangani situasi yang mengandung tekanan di tentukan oleh sumber

daya individu itu sendiri yang meliputi kesehatan fisik/energy,

keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan

sosial.14

Faktor eksternal adalah faktor dari luar yang mendukung dalam proses

coping stress tersebut. Faktornya yaitu : 1) pembimbing rohani, 2) metode

penyampaian bimbingan rohani, 3) tempat atau lingkungan yang kondusif.

1. Pembimbing Rohani

Nama : Rachmat

TTL : Jakarta, 02 Mei 1955

Agama : Islam

Alamat : Manggarai, Jakarta Pusat

Pendidikan: S1

Bapak Rahmat adalah salah satu pengurus di Panti Bhakti Kasih

yang bertugas memberikan layanan bimbingan rohai Islam kepada para

warga binaan sosial. Sebelum bekerja di panti, pak Rachmat adalah

guru agama di salah satu SMK di Jakarta. Beliau merupakan sarjana

agama yang telah berpengalaman selama 20 tahun di bidangnya.

Bapak Rachmat adalah sosok pribadi yang baik dan ramah. Beliau

14

Martianah, Psikologi Abnormal dan Psikopatologi. (Yogyakarta: Erlangga, 1995), h.96.

Page 107: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

94

selalu terbuka pada siapa saja terutama pada WBS yang membutuhkan

saran dan masukannya. Pak Rachmat juga sangat bertanggung jawab

dan berdedikasi dalam pekerjaannya, sehingga karena kepribadian

inilah bapak Rachmat sangat dikenal dan dikagumi oleh banyak orang.

Dari keterangan di atas kita dapat menyebutkan bahwa bapak

Rachmat adalah seorang pembimbing rohani yang professional. Hal ini

sejalan dengan pendapat Aunur Rahim Faqih yang menyatakan bahwa

Pembimbing mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan

bimbingan rohani Islam, karena salah satu faktor keberhasilan

bimbingan tergantung pada kemampuan atau skill dan profesionalisme

pembimbing.15

2. Metode Penyampaian Bimbingan Rohani

Metode bimbingan rohani yang diberikan oleh bapak Rachmat

kepada para WBS di panti Bhakti Kasih adalah klasikal (ceramah)

konsultasi personal. Penggunaan metode ini sangat praktis dan

efisien bagi pembimbing rohani yang mempunyai banyak warga

binaan sosial serta materi dakwah yang cukup padat. Metode ini juga

sudah digunakan oleh Rosulullah dalam mengembangkan dan

mendakwahkan agama Islam sejak dulu.

Hal ini sejalan dengan kutipan wawancara dengan Ustadz Rachmat yaitu

“Metode cermah yang saya pakai, sejauh ini efektif bagi warga binaan

sosial karena saya menyampaikan materi tidak hanya cuap-cuap di depan

mereka, akan tetapi saya kadang selingi dengan humor, dan games.

Ketika meraka mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam mereka merasa

antusias karena penasaran ada pelajaran dan hal menarik apa lagi yang

saya sampaikan. Pemilihan judul yang sesuai membuat mereka selalu

penasaran untuk bertanya, dan ingin tahu.16

15

Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jogjakarta: UII Press:2001) h.

24. 16

Wawancara pribadi dengan Ustadz Rachmat, 22 ari 2018

Page 108: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

95

Beberapa informan yang menjadi warga binaan sosial di panti Bhakti

Kasih juga memberikan respon positif terkait metode bimbingan yang

dilakukan, diantaranya ibu Ani yang mengungkapkan antusiaismenya

dalam potongan wawancara berikut:

“Saya ikut kegiatan bimbingan rohani Islam setiap hari Senin, dan

Selasa, di aula. Biasanya pak ustadz nyampein cermah kak, saya seneng

kalo pas bimbingan rohani Islam, karena ustadznya seru gak bikin bête,

bapaknya kadang ngelawak pas lagi ceramah. Ya saya ketawalah. Materi

yang saya inget itu tentang pentingnya ibadah kak. Pa ustadz nyampein

pertama disuruh wudlu sebelum mulai ceramah,biar gak ngantuk gitu kak

jadi wudlu dulu. Terus kak kalo mau nanya boleh apa aja lagi, sama pak

ustadz. Biasanya abis pak ustadz ceramah saya curhat kak sama beliau.17

3. Tempat atau Lingkungan yang Kondusif

Tempat atau lingkungan yang kondusif juga merupakan salah satu

faktor yang menunjang keberhasilan bimbingan rohani Islam dalam

meningkatkan coping stress pada perempuan korban kekerasan dalam

rumah tangga. Tempat yang nyaman, bersih dan ruangan yang cukup

membuat orang lebih rileks (santai), Sehingga para WBS dapat menikmati

suasana yang santai lepas dari ketegangan akibat trauma yang dialaminya.

Lingkungan yang kondusif memberikan perasaan aman yang terlindungi

bagi para peremuan korban KDRT sehingga mereka dapat berfikif lebih

jernih dan lebih bersemangat untuk beraktifitas dalam menjalani

kehidupannya.

Menurut Dalton, Strategi Coping Stress melalui agama dan

spiritualitas merupakan metode yang dapat dijadikan tolak ukur yang

sangat signifikan dari keberhasilan coping. Tiga dampak positif yang

diketahui yaitu, subyek dapat menerima hal-hal spiritual sebagai suatu

17

Wawancara dengan ibu Ani, 24 Januari 2018.

Page 109: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

96

yang dapat dipercaya dengan baik dan mencintai Tuhan, menjadikan orang

rajin berdo‟a dan beribadah, dan yang terakhir meningkatkan kesadaran

yang tumbuh baik dari pengalaman stres, maupun dari dukungan guru dan

teman anggota kelompok religious tersebut.18

18

Istiqomah Wibowo, Dicky C. Pelupessy, dan Erita Narhetali, Psikologi Komunitas,

(Depok: LPSP3, 2013), cet-kedua, h. 39-41.

Page 110: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

97

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab v peneliti menarik kesimpulan bahwa

coping stress pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dapat

dilakukan melalui bimbingan rohani Islam.

1. Bentuk bimbingan rohani Islam yang dilakukan di Panti Bhakti Kasih

Jakarta Pusat berupa, ceramah keagamaan, do‟a dan dzikir serta ruqyah.

Adapun metode penyampaian bimbingan rohani Islam pada korban KDRT

dilakukan secara langsung (face to face). Melalui bimbingan rohani Islam

yang berkesinambungan para warga binaan korban kekerasan dalam

rumah tangga di panti Bhakti Kasih Jakarta pusat ini merasakan perubahan

yang signifikan baik secara fisik maupun psikis dalam menyikapi stres dan

trauma yang pernah dialaminya. Mereka menjadi tenang, sabar dan ikhlas

dalam menghadapi semua permasalahan.

2. Upaya peningkatan coping stress yang diberikan oleh Bapak Rachmat

selaku Pembimbing Rohani Islam di Panti Bhakti Kasih dengan cara

memeberikan ceramah dan konsultasi secara rutin kepada warga binaan

sosial. Beliau memberikan nasehat dan motivasi secara berkesinambungan

untuk membangun rasa percaya diri para korban KDRT, untuk memulai

lembaran hidup baru dengan kehidupan yang lebih baik.

3. Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan bimbingan rohani Islam

sebagai coping stress pada perempuan korban KDRT yaitu faktor internal

Page 111: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

98

dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

korban KDRT itu sendiri. Faktor-faktornya antara lain: 1) Jenis Masalah

yang dihadapi wbs, 2) Jenis Kelamin, 3) Pendidikan warga binan sosial.

Hal ini penting dipetakan karena penentu agar pembimbing memiliki

gambaran metode apa yang mudah bagi mereka cerna atau pembimbing

sampaikan guna menyelesaikan atau mengurangi stres akibat KDRT.

B. Saran

Setelah melihat kondisi yang ada dan berdasarkan hasil penelitian yang

penulis lakukan, maka penulis mengajukan saran kepada:

1. Bagian pembimbing rohani Islam agar lebih bisa meningkatkan wawasan,

pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan tentang bentuk-bentuk

bimbingan rohani dan kecakapan dalam berkomunikasi kepada binaan

sosial agar layanan yang diberikan lebih baik dan berkualitas. Sehingga

perlu adanya pelatihan komunikasi, konseling dan psikologi khusus untuk

pembimbing rohani agar pembimbing rohani lebih matang dalam

berkomunikasi dan memahami kondisi para korban kekerasan dalam

rumah tangga.

2. Bagi Para Warga Binaan Sosial dapat memahami hikmah masalah yang di

hadapi.

3. Para pembaca untuk menambah wawasan keilmuan terkait bentuk-bentuk

bimbingan rohani Islam dalam menurunkan stres pada perempuan korban

kekerasan rumah tangga.

Page 112: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

99

C. PENUTUP

Segala puji bagi Allah, Subhaanallah wal Hamdulillahi walaa ilaaha

illallaahuwallaahu Akbar. Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah senantiasa memberikan taufiq, hidayah, serta inayahnya kepada

peneliti, sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dalam

penulisan skripsi tentang “Coping Stress Pada Perempuan Korban Kekerasan

dalam Rumah Tangga Melalui Bimbingan Rohani Islam Di Panti Bhakti Kasih

Jakarta Pusat” memang masih sangat jauh dari harapan kesempurnaan. Peneliti

menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang peneliti miliki,

maka tidak menutup kemungkinan adanya kritik yang membangun. Sebagai kata

akhir peneliti berharap semoga penulisan skripsi ini bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca semua. Semoga Allah selalu

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.

Page 113: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. 2002. Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Bahri, Syaiful. 2014. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Basrowi & Suwandi. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi: Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih

Hidup Bermakna. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kulaitatif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo,Persada. cet ke-2.

Departemen pendidikan dan kebudayaan. 2000. Kamus Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka. cet ke 1.

Faqih, Ainur Rahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta:

VII Press. cet ke 2.

Ghony, Djunaidi & Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. cet ke-1.

Hadijah dan La Janna. 2007. Hukum Islam & Undang-Undang Anti Kekerasan

dalam Rumah Tangga. Ambon: Cipta Karya Mandiri.

Hawari, Dadang. 1999. Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Ilmu Kesehatan

Jiwa. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa. Edsi revisi.

Kafie, Jamaludin. 2000. Psikologi Dakwah. Surabaya: Penerbit Indah. cet.ke 3.

Lutfi, M. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah.

Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Mu’awanah, Elfi, Hidaya, Rifa. 2009. Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah

Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mujib, Abdul. 2005. Kepribadiaan dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2000. Meetodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nevid, Jeffrey S & Beverly Greene. 2003. Psikologi Abnormal (terjemah).

Jakarta: Erlangga. edisi ke-lima, jilid 1.

Page 114: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta,

Buku Pedoman Panti Sosial Bakti kasih Jakarta, data diambil pada

tanggal 13 Februari 2017, pukul 13.00.

Priyanto, Anti & Erman. 2000. Dasar-Dasar Bimbingandan Konseling. Jakarta:

PT. Rineka Cipta. cet. ke 2.

Rachmi, Fuad & Diana Mucharam. 2002. Mengembangkan Kreatifitas Perspektif

Psikologi Islam. Yogyakarta: Menara Kudus Jogja. cet ke 1.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2004 tentang

Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta: Rineka

Cipta.

Samudra, Azhari Aziz. 2004. Eksistensi Rohani Manusia. Jakarta: Raja Grafindo.

Part 2.

Saputri, Rafy. 2009. Psikologi Islam Tuntutan Jiwa Manusia Modern. Jakarta:

Rajawali Pers.

Siradj, Shahudi. 2002. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Surabaya: PT. Revka

Petra Media.

Smet, B. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT.Sarafindo. cet. ke 3.

Soeroso, Moerti Hadiati. 1992. Buku Undang-Undang Pengahapusan Kekerasan

dalam Rumah Tangga (UU RI NO.23 Tahun 2004). Jakarta: Sinar

Grafika.

Subekti, R, Tjitrosudibio, R. 1999. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Jakarta: Pradnya Paramita.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Umam, Khairul & A. Achyar Aminudin. 2001. Bimbingan dan Penyuluhan.

Bandung: CV. Pustaka Setia. cet. ke 2.

Wirahmihardja, Sutardjo A. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT.

Refika Aditama. cet. Ke 1.

Yusuf, Syamsu & A. Juntika Nurihsan. 2006. Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Jurnal & website:

Aldwin, C.M, & Revenson, T.A. 1987. Does CopingHelp? A Rexamination of

The Relation Between Copingand Mental Healty, Journal of

Personality and Social Pscychologi. Vol. 53, No. 2.

Page 115: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

Folkman, S. 1984. Personal Controland Stress and Coping Process: A Theorical

Analisyis, Journal of Personality and Social Psychology, Vol.46,

No.40: 839 855.

http://m.cnnindonesia.com/nasional/20160307183325-26-115932/perempuan-

paling-banyak-laporkan-kasus-kdrt/. Diakses pada selasa, 28 July

2016, pukul 16.21 wib.

http:// www.LBH-APIK.or.id, Rancangan Undang, Tanggal akses: 15 Januari

20018, pukul. 16.14.

http://www.google.co.id/amp/s/www.bbc.com/indonesia-39180341, KDRT

Tertinggi dalam Kekerasan atas Perempuan Indonesia, BBC

Indonesia, tanggal posting 07 Maret 2017, Di akses pada selasa, 2

Januari 2018, pukul 20.15 wib.

http://m.cnnindonesia.com/nasional/20160307183325-26-115932/perempuan-

paling-banyak-laporkan-kasus-kdrt/. Di akses pada selasa, 28 July

2017, pukul 16.21 wib.

Kompas Tv Live Youtube, Kekerasan Perempuan Semakin Parah, Kompas Tv,

Diakses tanggal 28 Februari 2017, pukul 12.42.

Primadi, Alfiandra. Journal Psikologi Sosial (Hubungan antara Trait

Kepribadian Neoreticism, Strategi Coping, dan Stress Kerja).

Vol.14, No.3.

Page 116: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

1

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

T/J (Tanya/Jawab) Kata Kunci Hubungan

Antar Kata

Kunci

Teori Refleksi

T = Menurut ibu, apa yang

ibu rasakan ketika tinggal

di panti sosial bakti kasih

Jakarta Pusat?

J = saya merasakan

tenang, enak ka tinggal di

panti ini, daripada sama

suami saya, pusing saya.

Merasa tenang

tinggal di panti

Perlakuan kasar :

Ibu sifa Anari adalah isteri ke dua dari

suaminya, awal pernikahan berjalan mulus dan

bahagia setelah 1 tahun pernikahannya

merasakan ada hal yang tak biasa. Ketiika

sauminya mengalami masalah di tempat kerja

tepatnya mengalami PHK sikap suaminya

berubah, menjadi kasar, kerap kali memukul,

menjambak, mendrong, mencaci dan memaki.

Dari masalah itulah akar terjadi kekerasan

dalam rumah tangga bu Sifa dan sejak itu pula

suami ibu Sifa menggunakan obat terlarang

yaitu shabu.

Berdasarkan kasus di atas termasuk ke dalam

tindakan kekerasan fisik yang mana tindakan

yang dilakukan oleh seseorang berdampak

buruk terhadap kebutuhan fisik, psikis, dan

hubungan keluarga, sebagaimana yang di

sebutkan oleh teori Magdol tetang kekerasan

adalah Menurut Magdol Kekerasan dalam

rumah tangga (domestic violence) adalah

mengendalikan pemikiran, kepercayaan,

perilaku, atau menyiksa seseorang.

Bercerita :

Ketika ibu Sifa merasa teretekan dan banyak

masalah dengan suaminya, cara ibu sifa untuk

meringankan bebannya dengan bercerita

kepada kakak kandungnya. Pertama kali

mendapat perlakuan kasar dari suaminya sikap

T = Ketenangan seperti

apa yang ibu maksud

disini boleh di ceritakan ga

bu?

J = gimana ya ka, saya

ngerasa nyaman aja

tinggal di panti ini, ga

khawatir lagi sama

perlakuan suami saya.

Merasa nyaman

tidak khawatir

dengan perlakuan

suami

T = Memang apa yang

membuat ibu nyaman

tinggal di Panti Sosial

Bhakti Kasih ini?

J = orangnya baik-baik

mba, petugasnya

perhatian, ngingetin saya

makan dan minum obat.

Senang tinggal di

Panti karena

petugas baik dan

memberi

perhatian.

Semenjak ibu sifa

tinggal di Panti

Sosial merasakan

ketenangan,

mendapatkan

perhatian lebih

dari petugas

Panti, tidak lagi

merasa ketakutan

Page 117: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

2

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

Tempatnya juga disini

bersih, enak deh pokonya.

perihal sikap

suaminya.

bu Sifa hanya bisa diam dan menerima

perlakuan kasar tersebut. Tetapi suatu waktu

ibu Sifa sudah tak tahan, lalu memilih

bercerita dengan kakaknya, walupun suaminya

melarang untuk berhubungan/ komunikasi

dengan keluarganya, tetapi Ibu Sifa nekat.

Sesekali ibu Sifa berbohong demi bertemu

oleh kakak kandungnya.

Sejalan dengan teori Coping Stress menurut

Menurut Lazarus dan Folkman mendefinisikan

coping sebagai segala usaha untuk mengurangi

stress, yang merupakan proses pengaturan atau

tuntutan (eksternal maupun internal) yang

dinilai sebagai beban yang melampaui

kemampuan seseorang. Sikap bu Sifa sudah

mencerminkan bagaimana upaya-upaya untuk

mengurangi tekanan-tekanan yang di

hadapinya, lalu setelah tinggal diPanti merasa

lebih baik lagi karena mendapat bimbingan

rohani islam, yang sebelumnya tidak di dapat

dari kakaknya sebagai teman bercerita ibu

Sifa. Melalui Spiritual Focused Coping

mendapat perubahan yang signifikan terhadap

kehidupannya, dan merasa lebih dekat dengan

Tuhan.

T = Apakah ibu merasa

nyaman sebelum masuk

dan tinggal di Panti Sosial

ini ?

J = Jelas ga nyaman mba,

karena saya kan dulu pas

masih tinggal sama suami,

suami saya hampir tiap

hari marah-marah kadang

saya di pukul mba.

Sebelum tinggal

di panti sering

mendapat

perlakuan kasar

T = Apa sebab suami ibu

melakuakan hal tersebut

terhadap ibu?

J = Karena suami saya

emosian sama suami saya

itu ngobat mba, dia make

shabu-shabu. Saya pernah

nanya kenapa suami saya

make shabu. Dia Cuma

bilang pusing kerjaan saya

ga boleh ikut campur

urusan dia katanya mba.

Saya kaget juga mba

suami saya se nekat itu.

Perilaku kasar

karena suami

emosi dan

memakai obat-

obatan telarang

yaitu shabu

T = Memang sudah berapa

lama ibu tinggal di Panti

Selama 8 bulan

tinggal di Panti

Page 118: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

3

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

Sosial, bu ?

J = Saya tinggal di panti

udah 8 bulan mba, ya

semenjak saya lari dari

rumah aja.

T= pada proses itu apa

saja kegiatan ibu, dan

berada dimana sebelum di

tempatkan di panti?

J= Saya diantar oleh kaka

saya ke lembaga

pemberdayaan perempuan,

dari sana saya di proses

tuh terus kaka saya

nyerahin saya di lembaga

itu, saya tinggal di

lembaga itu ga lama sih

mba cuma 5 hari. Pertama

saya ditanya, keadaan

saya, masalah saya kaya

gimana, terus ditanya

bagaimana perlakuan

suami kepada saya, sampe

saya pun ditanya selama

pernikahan sikap suami

yang ga menyenangkan

dan membuat saya sakit

saya harus menceritakan

mba. ditempat itu saya

ditanya tanya terus mba,

Sebelum tinggal

di Panti Sosial

Bhakti kasih sifa

proses di

lembaga

Pemberdayaan

perempuan

(P2TP2), selama

5 hari.

Page 119: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

4

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

kegiatan selama dilembaga

pemberdaya perempuan ya

saya disitu di nasehatin

mba, ya sedikit bikin saya

tenang gitu, karena kan

ibu-ibu disana baik, dan

ngerti sifa pelan-pelan

nenangin dan bikin sifa

terbuka buat cerita

masalah sifa mba.

T= Terus ketika ibu

ditanya oleh ibu salah satu

lembaga pemberdayaan

perempuan, apa saja

jawaban ibu? Apakah ibu

merasa terbantu di

lembaga itu?

J= ibu Sari mba yang

nanya saya di lembaga

pemberdaya itu, nanya

nama saya saya siapa, saya

jawab sifa, terus umur

saya, masalah saya mba,

saya bilang saya kabur

dari rumah karena suami

saya kasar sama saya, dan

suami saya sering gebukin,

dorong saya, nampar,

lempar barang, terus juga

maki-maki saya. Disitu

saya nangis mba pas

Selama tinggal di

lembaga ibu sifa

di Tanya perihal

masalah yang di

alaminya dengan

suami.

Page 120: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

5

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

cerita, karena saya ga

nyangka rumah tangga

saya bakal kaya gitu, anak

saya juga kan sebenernya

butuh sosok bapa yang

penyayang dan perhatian,

tapi anak-anak merasakan

hal seperti ini, pisah dari

bapanya disaat ya mereka

juga butuh kasih sayang

bapanya. Tapi anak saya

yang pertama udah ngerti

mba, gam au tinggal sama

bapa katanya, terus saya

Tanya kenapa kan mba,

dia jawab bapa udah jahat

sama ibu. Karena kan anak

saya yang pertama sering

liat pas saya di marahin

sampai dupukul sama

suami, dia sering liat (anak

pertama). Pas setelah 5

hari baru deh saya di

pindah ke Panti Sosial

Bhakti Kasih mba.

T = Sebelum tinggal di

panti, ibu tinggal dimana

dan sama siapa saja?

J = Sebelum tinggal di

panti, saya tinggal di

Bintaro sama suami dan

dua anak saya, mba. Di

Sebelum tinggal

di Panti dia

tinggal bersama

suami di Bintaro,

selama 5 tahun.

Ibu Sifa Anari

tinggal di Panti

sosial sejak 8

bulan yang lalu,

sejak itu pula tak

lagi ada bayang-

bayang suami

yang selalu

Page 121: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

6

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

Bintaro juga saya tinggal

lumayan lama 5 tahun,

habis menikah saya

tinggalnya misah sama

orang tua saya. Suami saya

udah punya rumah mba

pas nikah sama saya.

memperlakukan

kasar terhadap

dirinnya.

T = Kalau boleh tau sejak

umur berapa ibu menikah

? di tahun berapa ibu

menikah?

J = Saya menikah sama

suami umur 30, suami

saya umur 32 mba.

menikah tahun 2006, lahir

di Jakarta, pada tanggal

22 Maret 1977

Menikah pada

tahun 2006, di

umur 30 dan

suami 32.

T = Bagaimana perasaan

ibu setelah menikah

dengan suami ibu?

J = Bahagia mba, apa lagi

saya di karuniai dua orang

anak. Suami juga udah

kerja jadi staf di pabrik,

tapi pas setelah 1 tahun

menikah saya baru tau

mba sifat asli suami saya.

Kalau udah pusing

masalah kerjaan saya yang

kena omel. Emosinya ga

Merasa bahagia

di tahun pertama

menikah,

selanjutnya sifat

asli suami

terlihat.

Page 122: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

7

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

bisa di tahan.

T = Menurut ibu

bagaimana sosok suami

dalam keluarga kecil ibu ?

J = Suami saya tanggung

jawab mba dia pekerja

keras demi keluarganya.

Tapi itu ga bertahan lama,

suami saya kalau ada

masalah di tempat

kerjanya pasti deh

emosinya parah. Semua

kena marah kadang

barang- barang rumah di

banting sama dia.

Siafat tanggung

jawab kepada

keluarga tak

berlangsung

lama. Ketika

suami

dihadapkan

dengan masalah

emosinya

meluap-luap tak

terkendali.

T = Bisa ibu jelaskan

lebih lengkap, bagaimana

suami ibu memperlakukan

ibu sebagai seorang istri?

J = Ya kaya yang saya

jelasin tadi mba, dia baik,

tapi kalo udah ada masalah

ga inget siapa siapa.

Semua jadi kena sasaran

marahnya dia. Sampe-

sampe saya kadang kena

pukul suami. Cuma gara-

gara telat suguhin kopi pas

pulang kerja. Karena

Baik, tetapi

ketika emosinya

tak stabil,

masalah kecilpun

bisa menjadi

besar.

Page 123: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

8

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

diakan ada masalah saya

yang kena.

T = Ketika ibu di

hadapkan suatu masalah

dengan suami, apa yang

ibu lakukan?

J = Saya Cuma bisa diem,

dan sabar aja. Ya mau

gimana lagi mba dia kan

suami saya. Mau ga mau

saya harus terima.

Menerima

perlakuan suami

dengan diam dan

sabar.

Menurut Lazarus dan

Folkman mendefinisikan

coping sebagai segala

usaha untuk mengurangi

stress, yang merupakan

proses pengaturan atau

tuntutan (eksternal

maupun internal) yang

dinilai sebagai beban yang

melampaui kemampuan

seseorang.

T = Apa yang membuat

ibu memutuskan

mengambil langkah itu

untuk menyelesaikan

masalah yang ibu hadapi?

J = Karena saya sayang

suami saya ga mau orang

tau perbuatan suami ke

saya gimana. Ya saya

Cuma bisa diam. Diam

juga ada untungnya mba

kalo suami lagi emosi,

saya ga di pukul berkali-

kali. Saya pernah mba

melawan malah tambah

parah saya di pukulnya.

Melindungi sifat

suami yang kasar

dengan alasan

sayang.

T = Pernah ga sih ibu Meresa tertekan, Lazarus dan Folkman

Page 124: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

9

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

merasa tertekan karena

kondisi yang ibu alami?

J = Iyalah mba, gimana

saya ga tertekan pusing

trus badan saya pada

memar-memar kalo abis

kena pukul suami saya.

Kasian anak saya mba

kadang ga di izinin sama

suami buat berangkat

sekolah karena dia lagi

marah anak saya juga

kena.

akibat perlakuan

kasar suami, anak

pun menjadi

korban.

dalam teori The Cognitive

Theory Stress and Coping,

stres merupakan

kombinasi antara tuntutan

lingkungan dan sumber

daya individu, di mana

proses kognitif

memainkan peran utama

dalam penilaian suatu

situasi sebagai

mengancam atau

berbahaya.

“Iyalah mba, gimana saya

ga tertekan pusing trus

badan saya pada memar-

memar kalo abis kena

pukul suami saya”.

T = Apa yang ibu rasakan

ketika mengalami tekanan,

masalah yang berat ?

J = Sedih mba saya paling

nangis kalo inget kejadian

itu, saya sampe pernah

mikir Tuhan itu ga adil ya.

Kayanya saya ga pernah

bahagia pas menikah.

Awal aja merasakan

bahagia enak abis

menikah.

Awal pernikahan

merasa bahagia,

lalu setelah

mendapatkan

masalah merasa

putus asa hingga

menyalahkan

Tuhan.

Ketika awal

pernikahan ibu

Sifa merasakan

kebahagian luar

biasa, akan tetapi

itu hanya bisa

dirasakan oleh

ibu Sifa pada saat

1 tahun pertama.

Setelah itu ibu

sifa mendapatkan

perlakuan kasar

dari suami.

Masalah kecilpun

suaminya kerap

berlaku kasar.

Page 125: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

10

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

T = ketika ibu merasa

tertekan karena banyaknya

masalah yang di hadapi

siapa yang ibu cari

pertama kali ?

J = Saya biasanya kalau

ada masalah cerita ke kaka

saya. Tentang suami saya

juga kaka saya udah tau.

Saya di suruh tinggal

dengan kaka. Karena kaka

saya ga tega dan ga

nyangka suami saya kasar

ke saya.

Ketika masalah

dengan suami,

meminta

pertolongan

kepada orang lain

dengan bercerita.

Menurut Lazarus dan

Folkman mendefinisikan

coping sebagai segala

usaha untuk mengurangi

stress, yang merupakan

proses pengaturan atau

tuntutan (eksternal

maupun internal) yang

dinilai sebagai beban yang

melampaui kemampuan

seseorang.

“Saya biasanya kalau ada

masalah cerita ke kaka

saya”.

T = Apakah ibu dapat

mengatasi tekanan,

masalah seorang diri ?

J = jujur mba saya ga bisa,

kalau ada masalah ga

cerita ke kaka saya. Atau

kalo ga bisa saya nangis.

Saya putus asa mba waktu

itu, ga tau lagi saya harus

gimana.

Ketika

dihadapkan

dengan berbagai

masalah

merefleksikan

dengan bercerita

Menurut Lazarus dan

Folkman mendefinisikan

coping sebagai segala

usaha untuk mengurangi

stress, yang merupakan

proses pengaturan atau

tuntutan (eksternal

maupun internal) yang

dinilai sebagai beban yang

melampaui kemampuan

seseorang.

Pada jawaban dari

pertanyataan ini termasuk

ke dalam teori coping

„‟jujur mba saya ga bisa,

kalau ada masalah ga

cerita ke kaka saya. Atau

Page 126: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

11

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

kalo ga bisa saya nangis.

Saya putus asa mba waktu

itu, ga tau lagi saya harus

gimana‟‟.

T = Menurut ibu masalah

apa yang membuat ibu

tertekan bahkan

mengalami stress putus asa

?

J = Masalah sama suami,

suami saya kasar mba.

saya sebenernya istri ke-2

mba. ternyata istri yang

pertama juga merasakan

apa yang saya rasain,

suami saya kadang kasar

mukul dia (istri ke-1).

Tapi semenjak suami

menikah lagi dengan saya,

istri pertama udah ga lagi

kena kasar suami, tapi

saya jadi bulan-bulanan

suami saya kena

pukul,kadang jambak

rambut saya juga.

Ya paling marah-marah

aja mba, ke mba Nisa (Istri

pertama). Kadang kalau

suami lagi emosi saya

pergi ke rumah kaka saya

main, dan ajak anak saya.

Istri pertama dan

kedua mendapat

perlakuan kasar

dari sang suami,

suami melakuan

kekerasan fisik

yaitu memekul,

menjambak.

Menurut Magdol

Kekerasan dalam rumah

tangga (domestic violence)

adalah mengendalikan

pemikiran, kepercayaan,

perilaku, atau menyiksa

seseorang.

“tapi saya jadi bulan-

bulanan suami saya kena

pukul,kadang jambak

rambut saya juga”.

Page 127: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

12

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

T = Apa yang ibu lakukan

ketika suami berlaku kasar

kepada ibu?

J = Saya diem mba kadang

saya pergi ke kamar anak

saya atau ke rumah kaka,

takut juga saya kalau

malah ngelawan saya

tambah di pukulin. Ga tau

deh di apain sama suami

kalau ngelawan.

Bersikap diam

tak melawan

ketika mendapat

perlakuan kasar

dari sang suami.

T = Maaf bisa di ceritakan

mengapa suami ibu

berlaku kasar dengan ibu?

J = Masalah besar banget

pas suami saya di

berhentikan dari

kerjaannya mba di PHK.

Mulai dari situ juga suami

saya konsumsi shabu, iya

obat terlarang itu mba.

Suami saya pas dapet

masalah besar larinya ke

obat terlarang mba. suami

saya tiap hari kerjaannya

marah-marah saya salah

sedikit di pukul, kadang

saya di dorong karena

yang namanya saya ibu

Awal mula suami

berlaku kasar

ketika di PHK

dari tempat kerja

dan mulai

menggunakan

obat terlarang

(shabu).

Menurut Magdol

Kekerasan dalam rumah

tangga (domestic violence)

adalah mengendalikan

pemikiran, kepercayaan,

perilaku, atau menyiksa

seseorang.

“ suami saya tiap hari

kerjaannya marah-marah

saya salah sedikit di pukul,

kadang saya di dorong”

Page 128: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

13

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

rumah tangga, ngurus

rumah bersih-bersih

rumah, pas dia panggil

telat dateng lama

datengnya pas di panggil

suami saya. Udah deh saya

di dorong trus suami saya

banting vas bunga yang

ada dimeja karena saya ga

nyuguhin, eh telat

nyuguhin kopi mba.

T = Pembelaan seperti apa

yang sering ibu lakukan

terhadap suami yang

melakukan tindakan kasar

oleh ibu?

J = Saya paling kalau ada

masalah cerita ke kaka

saya yang tinggal di

Kalibata. Itu juga saya

cerita ke kaka saya

ngumpet-ngumpet mba.

karena suami saya

ngelarang buat komunikasi

sama keluarga saya. Suami

saya kalau tau pasti marah

banget. Saya alesan paling

jemput anak sekolah atau

ada rapat di sekolah anak

saya. Pernah saya mba

ngelawan suami pas mau

Bercerita dengan

kaka, suatu waktu

melawan ketika

hendak memukul

menahan dengan

badan sebagai

tameng.

Menurut Lazarus dan

Folkman mendefinisikan

coping sebagai segala

usaha untuk mengurangi

stress, yang merupakan

proses pengaturan atau

tuntutan (eksternal

maupun internal) yang

dinilai sebagai beban yang

melampaui kemampuan

seseorang.

Pada jawaban dari

pertanyataan ini termasuk

ke dalam teori coping

‟‟ Saya paling kalau ada

masalah cerita ke kaka

saya yang tinggal di

Kalibata‟‟.

Page 129: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

14

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

dipukul saya tahan pake

badan saya, tapi tetep aja

tenaga saya kalah sama

dia. Saya tetep di dorong.

T = Hal–hal apa saja yang

ibu lakukan untuk

menghindari konflik

dengan suami ?

J = Saya menghindar

paling ngerjain sesuatu

kaya ngerjain pekerjaan

rumah, atau ke kamar anak

saya kalau memang saya

dan anak saya ga sekolah.

Karena biasanya saya

menghindar ke tempat

kaka saya itu juga

perginya ngumpet-

ngumpet, karena kan ga

boleh sama suami saya.

Menghindar dari

konflik dengan

cara mengalihkan

dengan

mengerjakan

pekerjaan rumah

kadang pergi ke

kediaman kaka

sifa.

Awal mula ibu

Sifa mendapatkan

perlakuan kasar,

ketika sang suami

mengalami PHK,

keluarganya

makin tak karuan

suaminya

menggunakan

obat terlaran

(shabu) maka

timbulah

perlakuan kasar

terhadap ibu Sifa.

Ibu Sifa

berinisiatif ketika

ada masalah

dengan suaminya

memilih untuk

bercerita dengan

salah satu

anggota

keluarganya,

yaitu kakak

kandung dari ibu

Sifa.

Menurut Lazarus dan

Folkman, terdapat strategi

dalam coping dalam setiap

jenis coping, problem

focused coping dan

emotion focused coping.

Problem Focused Coping

terdiri dari beberapa jenis,

jawaban ini menyatakan

bahwa

„‟Menghindar dari konflik

dengan cara mengalihkan

dengan mengerjakan

pekerjaan rumah kadang

pergi ke kediaman kaka

sifa‟‟.

termasuk dalam teori

coping, Escape-avoidance

Individu menghindari

untuk menghadapi

masalah yang dihadapinya

T = Bagaimana perasaan

ibu ketika mendapat

Merasa tertekan

dan putus asa

Page 130: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

15

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

konflik, atau kejadian

seperi itu apa lagi suami

yang ibu sayangi yang

menyakiti ibu?

J = Sedih mba, saya

ngerasa tertekan, dan ga

tau lagi harus gimana. Di

satu sisi saya punya anak,

saya mikir kalau saya

ninggalin suami anak saya

nanti ga punya bapa. Tapi

saya udah ga tahan sama

sikap suami saya yang

hampir setiap hari mukulin

saya.

ketika

dihadapkan

dengan perlakuan

kasar yang

dilakukan oleh

suami.

T= kalau boleh tau apa

saja perlakuan kasar yang

ibu terima dari suami ibu?

J= Saya dicaci maki,

dipukul sampai badan saya

biru-biru, di jambak

rambut saya sampai

rontok, di dorong badan

saya ke lantai mba, pernah

saya melawan suami karna

nampar saya tahan.

Suami

memperlakukan

kasar dengan

memukul,

mencaci-maki,

mendorong,

menampar.

Menurut Magdol

Kekerasan dalam rumah

tangga (domestic violence)

adalah mengendalikan

pemikiran, kepercayaan,

perilaku, atau menyiksa

seseorang.

“ Saya dicaci maki,

dipukul sampai badan

saya biru-biru, di jambak

rambut saya sampai

rontok, di dorong badan

saya ke lantai mba”

T= Ketika dalam keadaan

seperti itu apa yang ibu

lakukan?

Menangis ketika

dipukul berkali-

kali oleh suami,

Kekerasan yang

dirasakan oleh

ibu sifa tidak

Menurut Magdol

Kekerasan dalam rumah

tangga (domestic violence)

Page 131: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

16

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

J= Saya menangis mba,

ketika dipukul berkali-kali

oleh suami saya, saya

pernah melakukan

perlawan pun saya malah

di serang balik suami saya.

melakukan

perlawanan tetapi

malah di serang

balik.

hanya fisik tetapi

psikis juga, kerap

suaminya

melakukan

tindakan

memukul,

menjambak,

mencaci-maki,

hingga melarang

berkomunikasi

dengan

keluarganya.

Sempat ada

perlawanan dari

Ibu Sifa ketika

suaminya

melakukan

tindakan kasar

akan tetapi

usahanya sia-sia.

adalah mengendalikan

pemikiran, kepercayaan,

perilaku, atau menyiksa

seseorang.

“ ketika dipukul berkali-

kali oleh suami saya, saya

pernah melakukan

perlawan pun saya malah

di serang balik suami

saya”.

T = Menurut ibu bantuan

atau arahan seperti apa

yang ibu cari dari orang

lain ketika mengalami

tekanan masalah yang

sangat berat?

J = Bantuan dari orang

yang ngerti agama mba

saya betul betul merasa

tertekan trus juga selama

ini saya jauh dari Tuhan,

saya pengen hidup saya

Bantuan secara

spiritual karena

merasa hidup

tidak tenang

merasa tertekan

dan jauh dari

Tuhan.

Menurut Lazarus dan

Folkman Emotion Fokus

Coping, Coping ini

merupakan bentuk coping

yang lebih memfokuskan

pada masalah emosi.

Bentuk coping ini lebih

melibatkan pikiran dan

tindakan yang ditunjukkan

untuk mengatasi perasaan

yang menekan akibat dari

situasi stres. Turunan dari

Emotion Focused Coping

Page 132: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

17

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

tenang. Saya ngerasa takut

banget sama suami saya.

Pengen gitu mba ada yang

bisa ngasih jalan keluar

dari masalah saya. Tapi

pas saya masuk panti

Alhamdulillah mba saya

ngerasa plong beban

masalah berkurang. Apa

lagi di Panti sosial ini saya

dapet bimbingan dari pak

ustadz Rachmat. Saya

masih inget deh mba pas

ustadz ngajarin sholat dan

wudlhu kaya ngerasa beda

aja. Pa ustadz pesen mba

sama saya ga boleh

ngelamun kalau ada

masalah saya suruh

ngucapin berkali-kali

“Astagfirullahal adzim”

Agama dan Spiritualitas

merupakan metode yang

dapat dijadikan predictor

yang sangat signifikan dari

keberhasilan coping.

T = Menurut ibu

bimbingan rohani islam

membantu ibu dalam

mengurangi tekanan yang

ibu hadapi tidak ?

J = iya mba, buat saya

lebih sabar ngadepin yang

udah terjadi. Masalah saya

yang besar itu sedikt-

sedkit berkurang. Dan

Tekanan yang di

alami sedikit-

demi sedikit

berkurang.

Page 133: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

18

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

saya semenjak ga tinggal

sama suami lebih tenang.

Ga takut di pukul apalagi

dimarah – marahin lagi.

Anak saya juga bisa saya

urusin trus ga bakalan

denger dan liat ibunya

dipukulin lagi.

T = Apa saja yang ibu

rasakan setelah

mendapatkan bimbingan

rohani islam ?

J = Lebih sabar aja mba

kalau ada masalah,

ngerasa tenang aja mba.

apa lagi saya di bimbing

sama ustadz buat belajar

agama. Saya juga sering

curhat sama ustadz soal

masalah saya. Trus pa

ustadz ngasih jalan

keluarnya. Saya juga

pernah mba di Ruqiyah ga

tau kenapa saya ngerasa

lebih tenangga suka

melamun lagi.

Setelah

mendapatkan

bimbingan rohani

islam dari ustadz

menjadi lebih

sabar dan tenang

ketika

dihadapkan

masalah.

Bimbingan rohani Islam

menurut Azd-Dzaky

diartikan sebagai suatu

aktifitas yang memberikan

bimbingan, pelajaran, dan

pedoman kepada individu

yang meminta bantuan

dalam hal bagaimana

seharusnya seorang klien

dapat mengembangkan

potensi akal pikiran,

kejiwaan, keimanan dan

keyakinannya sehingga

dapat menanggulangi

problematika hidup

dengan baik dan benar

secara mandiri yang

berpandangan kepada Al-

Quran dan Sunnah Rasul

SAW. “Lebih sabar aja mba

kalau ada masalah,

ngerasa tenang aja mba.

apa lagi saya di bimbing

Page 134: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

19

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

sama ustadz buat belajar

agama. Saya juga sering

curhat sama ustadz soal

masalah saya”.

T = Menurut ibu

bimbingan rohani

membantu meringankan

tekanan ibu atau tidak ?

J = iya membantu, saya

menjadi lebih baik, yang

tadinya merasa putus asa

dan ga tau harus apa ketika

ada masalah, sekarang pas

ada bimbingan rohani pak

ustadz mengajarkan

tentang berdzikir, sholat

sama wudlu juga, dan juga

saya bisa cerita tentang

masalah saya sekaligus

konsultasi.

Bimbingan

rohani islam

membantu

meringankan

tekan, merasa

lebih baik. Dapat

bercerita masalah

yang dihadapi

sekaligus

berkonsultasi.

Bimbingan rohani Islam

menurut Azd-Dzaky

diartikan sebagai suatu

aktifitas yang memberikan

bimbingan, pelajaran, dan

pedoman kepada individu

yang meminta bantuan

dalam hal bagaimana

seharusnya seorang klien

dapat mengembangkan

potensi akal pikiran,

kejiwaan, keimanan dan

keyakinannya sehingga

dapat menanggulangi

problematika hidup

dengan baik dan benar

secara mandiri yang

berpandangan kepada Al-

Quran dan Sunnah Rasul

SAW.

“iya membantu, saya

menjadi lebih baik, yang

tadinya merasa putus asa

dan ga tau harus apa

ketika ada masalah,

sekarang pas ada

bimbingan rohani pak

ustadz mengajarkan

tentang berdzikir, sholat

Page 135: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

20

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

sama wudlu juga, dan juga

saya bisa cerita tentang

masalah saya sekaligus

konsultasi”.

T = Apa saja manfaat ibu

setelah mendapatkan

bimbingan rohani islam ?

J = saya lebih tenang

jalanin hidup. Ga ada lagi

bayang-bayang suami lagi.

Saya bersyukur ada di

tempat ini mba. karena

kaka saya juga saya bisa

disini. Kan kaka saya yang

bawa saya buat laporan ke

tempat perlindungan

perempuan. Terus saya di

bawa ke panti ini deh.

Tinggal di panti ini saya

juga bawa dua anak saya.

Di panti ini saya di ajarin

sama pa ustadz pertama

wudlu, sholat, ngaji, trus

di ajarin berdzikir kalo

saya ada masalah, saya

juag bisa nanya ke pak

ustad tentang masalah saya

mba.

Merasa lebih

tenang, banyak

bersyukur setelah

mendapat

bimbingna rohani

islam

T = Apa perubahan yang Merasa lebih baik Bimbingan rohani Islam

Page 136: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

21

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

ibu rasakan sesudah

mengikuti bimbingan

rohani islam?

J = merasa lebih baik aja

mba dari sebelumnya.

Udah ga terlalu mikirin

masalah yang kemarin

saya rasain. Ga mau inget-

inget suami saya. Belajar

agama ternyata

menyenangkan, saya jadi

tau cara berwudlu, sholat,

berdoa, dulu saya ga

pernah pernah berdoa mba

pas lagi ada masalah,

padahal berdoa itu ternyata

cara yang paling gampang

ngadu sama Allah.

setelah mengikuti

bimbingan rohani

islam.

menurut Azd-Dzaky

bimbingan rohani

diartikan sebagai suatu

aktifitas yang memberikan

bimbingan, pelajaran, dan

pedoman kepada individu

yang meminta bantuan

dalam hal bagaimana

seharusnya seorang klien

dapat mengembangkan

potensi akal pikiran,

kejiwaan, keimanan dan

keyakinannya sehingga

dapat menanggulangi

problematika hidup

dengan baik dan benar

secara mandiri yang

berpandangan kepada Al-

Quran dan Sunnah Rasul

SAW.

T = Apa yang ibu pelajari

pada bimbingan rohani

islam ?

J = Belajar wudhlu, sholat,

sama suruh baca-baca

tulisan arab. Oh iya dzikir

mba. pernah juga di Panti

ada Ruqiyah mba di

bacain ayat Qur‟an gitu.

Saya tiba-tiba gemeter pas

di bacakan ayat-ayat itu.

Bimbingan

rohaani yang

dipelajari yaitu

dzikir, sholat,

wudhlu, sampai

ruqyah.

Bimbingan rohani Islam

menurut Azd-Dzaky

bimbingan rohani

diartikan sebagai suatu

aktifitas yang memberikan

bimbingan, pelajaran, dan

pedoman kepada individu

yang meminta bantuan

dalam hal bagaimana

seharusnya seorang klien

dapat mengembangkan

potensi akal pikiran,

Page 137: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

22

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

Ga tau kenapa. Saya

mengikuti ruqiyah pertama

saya disuruh wudlu mba,

terus saya duduk disuruh

tenangin pikiran lalu pak

ustadz bacain surat Al-

Qur‟an.

kejiwaan, keimanan dan

keyakinannya sehingga

dapat menanggulangi

problematika hidup

dengan baik dan benar

secara mandiri yang

berpandangan kepada Al-

Quran dan Sunnah Rasul

SAW. “Belajar wudhlu, sholat,

sama suruh baca-baca

tulisan arab. Oh iya dzikir

mba. pernah juga di Panti

ada Ruqiyah mba di

bacain ayat Qur‟an gitu”.

T= Apa yang membuat ibu

tertarik dan terus

mengikuti kegiatan

bimbingan rohani islam?

J= Hemm banyak si mba,

pertama saya bisa lebih

dekat dengan Allah, kedua

saya bisa cerita ke pa

ustadz tentang masalah

saya dan di berikan

nasehat jalan keluar dari

masalah saya, ke tiga saya

bisa menambah ilmu

agama terus kalo ada

masalah ga kaya dulu mba,

sampe putus asa, sampe

Lebih dekat

dengan Tuhan,

mendapat solusi

atsa masalah

yang di hadapi.

Menurut Lazarus dan

Folkman Emotion Fokus

Coping, Coping ini

merupakan bentuk

coping yang lebih

memfokuskan pada

masalah emosi. Bentuk

coping ini lebih

melibatkan pikiran dan

tindakan yang

ditunjukkan untuk

mengatasi perasaan

yang menekan akibat

dari situasi stres.

Turunan dari Emotion

Focused Coping Agama

Page 138: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

23

PEDOMAN WAWANCARA (VERBA UTUH)

COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

DI PANTI SOSIAL BAHKTI KASIH JAKARTA PUSAT

Informan: Sifa Anari

mikir Allah ga adil ke

saya.

dan Spiritualitas

merupakan metode yang

dapat dijadikan

predictor yang sangat

signifikan dari

keberhasilan coping.

T = Apa harapan ibu

setelah mendapat

bimbingan rohani islam?

J = Harapannya ya saya

bisa terus perbaiki diri ga

bosen belajar agama terus

juga slalu inget pesan

kebaikan yang di sampein

sama pa ustadz kalo ada

masalah, dan ga mau

ngerasain kejadian kaya

kemarin lagi mba. Trus

mau jadi orang yang lebi

baik aja. Lebih sabar.

Perbaiki diri dan

kejadian

kekerasan dalam

rumah tangga

tidak terulang

lagi.

Setelah tak lagi

tingal bersama

sumainya, Panti

Sosial Bhakti

Kasih adalah

tempat yang lebih

nyaman dirasakan

oleh ibu Sifa.

Selain itu di Panti

tersebut ibu Sifa

mendapatkan

kegiatan yang

menunjan masalah

dan tekanan-

tekanan yang

dirasakannya.

Kegiatan

bimbingan rohani

islam membuat ibu

Sifa lebih baik

dalam menjalankan

hidup, serta lebih

dekat dengan

Tuhan.

Page 139: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 140: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 141: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 142: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 143: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 144: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 145: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 146: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 147: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 148: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,
Page 149: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

LAMPIRAN

Informan Ibu Fitri Handayani

Informan Ibu Sifa Anari

Page 150: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

Pembinaan Sosial

Lokasi Penelitian Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat

Page 151: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

Informan Ibu Ani

Wawancara dengan Ibu Sri Selaku Kasubab TU

Page 152: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

Bimbingan Rohani Islam Bersama Ustadz Rahmat

Bersama Ustadz Rachmat

Page 153: COPING STRESS PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40781/1/FIRDH… · dan mandiri. Selain tempat mengembangkan . potensi individu,

Kegiatan Bimbingan Rohani, Bimbingan Kesehatan