21
Contoh Studi Kasus APB (Analisis Proses Bisnis) Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan. proses bisnis Dalam proses bisnis terdapat 3 proses utama yakni : 1. Proses Operasional, yaitu tindakan yang harus ada dalam proses tersebut. Jika tidak ada maka proses bisnis tidak akan berjalan. 2. Proses Konseptual, yaitu tindakan yang bisa terjadi maupun tidak. apabila proses tersebut tidak ada maka proses masih bisa berjalan. 3. Proses Informasi , yaitu alur atau proses yang didalamnya mengandung nilai informasi dari proses tersebut. Berikut adalah contoh studi kasus peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan : PROSES PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS · Datang ke universitas (O) · Menuju tempat parkir (K) · Memarkirkan motor (K) · Mendatangi perpusatakaan universitas (O) · Menuju ke bagian informasi perpustakaan (K) · Menunjukan kartu mahasiswa (O) · Bertanya kepada bagian informasi perpustakaan (K)

Contoh Studi Kasus APB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Proses Bisnis

Citation preview

Page 1: Contoh Studi Kasus APB

Contoh Studi Kasus APB (Analisis Proses Bisnis)

Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan. proses bisnisDalam proses bisnis terdapat 3 proses utama yakni :

1. Proses Operasional, yaitu tindakan yang harus ada dalam  proses tersebut. Jika tidak ada maka proses bisnis tidak akan berjalan.

2. Proses Konseptual, yaitu tindakan yang bisa terjadi maupun tidak. apabila proses tersebut tidak ada maka proses masih bisa berjalan.

3. Proses Informasi , yaitu alur atau  proses yang didalamnya mengandung nilai informasi dari proses tersebut.

 Berikut adalah contoh studi kasus peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan :

PROSES PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS

·         Datang ke universitas (O)·         Menuju tempat parkir (K)·         Memarkirkan motor (K)·         Mendatangi perpusatakaan universitas (O)·         Menuju ke bagian informasi perpustakaan (K)·         Menunjukan kartu mahasiswa (O)·         Bertanya kepada bagian informasi perpustakaan (K)

·         Pendaftaran Ø  Bertanya kepada petugas perpustakaan mengenai pendaftaran sebagai anggota

perpustakaan (K) (O)Ø  Mendaftar sebagai anggota perpustakaan (O)Ø  Melampirkan Foto ukuran 2 x 2 sebanyak 2 (dua) lembar (O)Ø  Melampirkan fotokopi KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) sebanyak 1 (satu) lembar (O)Ø  Menyerahkan syarat-syarat pendaftaran kepada petugas perpustakaan (O) Ø  Membayar uang pendaftaran kepada petugas perpustakaan (O)Ø  Petugas memberitahukan kartu anggota perpustakaan jadi dalam waktu 2 hari (I)Ø  Keluar dari perpustakaan (K)Ø  Menuju ke tempat parkir (K)

Page 2: Contoh Studi Kasus APB

·         Peminjaman Ø  Setelah 2 hari datang ke universitas (O)Ø  Menuju tempat parkir universitas (K)Ø  Menuju perpustakaan universitas (O)Ø  Mengisi  buku catatan kunjungan (O)Ø  Bertanya kepada petugas perpustakaan perihal kartu anggota perpustakaan (O)Ø  Bertanya kepada penjaga perpustakaan letak buku yang akan di pinjam (K)Ø  Berkililing untuk melihat-lihat buku di perpustakaan (K)Ø  Memilah-milah buku (K) Ø  Mencari buku yang di cari (K)Ø  Mengambil buku yang di cari (K)Ø  Membaca daftar isi buku yang di cari (K)Ø  Membawa buku kepada petugas perpustakaan (O)Ø  Petugas memberikan kartu anggota perpustakaan (O) Ø  Mengisi kartu buku (yang ada disampul buku bagian belakang)

menulis nama dan nomor mahasiswa (O) Ø  Menyerahkan semua yang telah di isi tersebut dan menunjukkan KTM/ Kartu Anggota

Perpustakaan (O)Ø  Buku dicatat dan di cap tanggal, kembali oleh petugas perpustakaan (O)Ø  Petugas memberikan buku yang di pinjam, beserta kartu anggota perpustakaan (O)Ø  Mengucapkan terima kasih kepada petugas perpustakaan (K)Ø  Keluar dari perpustakaan (O)Ø  Menuju ke tempat perkir (K)Ø  Menuju ke rumah (K)

·         Pengembalian Ø  Mempersiapkan buku yang akan di kembalikan (O) Ø  Membawa kartu anggota perpustakaan dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) (O)Ø  Datang ke universitas (O)Ø  Menuju tempat parkir universitas (K)Ø  Mendatangi perpustakaan universitas (O)Ø  Menuju ke petugas perpustakaan (O)Ø  Menyerahkan buku perpustakaan yang telah di pinjam kepada petugas (O)Ø  Menyerahkan kartu  anggota perpustakaan dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) (O)Ø  Petugas perpustakaan mengecek kelengkapan buku dan jumlah buku yang pinjam (O)Ø  Petugas mencocokkan tanggal pengembalian dengan tanggal peminjaman. (O)Ø  Setelah selesai melengkapi syarat pengembalian buku,petugas mengembalikan kartu

anggota perpustakaan dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) (O)Ø  Bertanya apakah ada buku koleksi perpustakaan yang baru (K)Ø  Mengucapkan terima kasih kepada petugas perpustakaan (K)Ø  Keluar dari perpustakaan (O)Ø  Menuju ke tempat perkir (K)Ø  Menuju ke rumah (K)

Page 3: Contoh Studi Kasus APB

Analisis Proses Bisnis

Senin, 05 Desember 2011

Mata Kuliah : Analisis Proses Bisnis

Merupakan sebuah mata kuliah di jurusan Sistem Informasi yang bertujuan agar mahasiswa mampu untuk mengenal, mengerti dan memahami berbagai proses dan prosedur standart yang berlaku dalam sebuah perusahaan di setiap pokok bagian dalam perusahaan, seperti : produksi, pemasaran, sdm dan keuangan.Setelah mahasiswa mengenal, mengerti dan memahami mereka akan melakukan analisis terhadap setiap bagian pokok perusahaan tersebut berdasarkan tinjauan teknologi informasi, sehingga setiap proses dan prosedur yang standart mungkinkah dilakukan modifikasi atau tidak,dimana tujuannya adalah peningkatan produktivitas dan efektivitas kerja.Materi ini 60% berisikan teori tentang berbagai standart pokok proses dan prosedur dalam setiap pokok bagian dalam perusahaan dan 40% berisikan study case untuk melakukan analisis terhadap setiap proses dan prosedur yang berlaku. Study Case yang dilakukan dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan di sebuah perusahaan atau pengajar memberikan sebuah contoh real company.Pada sesi presentasi, setiap mahasiswa atau kelompok harus mampu melakukan presentasi tentang hasil analisisnya terhadap perusahaan yang menjadi obyek pengamatannya, dan melakukan perbandingan terhadap proses dan prosedur standart yang berlaku dengan proses dan prosedur di perusahaan tersebut. Dan apabila akan dikembangkan dengan menggunakan IT, bagaimana proses dan prosedur yang baik.Diposkan oleh IT Narotama di 19.27 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Senin, 17 Oktober 2011

TAHAP PERSIAPAN REKAYASA ULANG PROSES BISNIS

Kita menyebut metodologi BPR dengan rapid reengineering (rekayasa ulang cepat) atau Rapid re karena hal itu didesain untuk menghasilkan

Page 4: Contoh Studi Kasus APB

secara cepat, biasanya antara 6 bulan sampai 1 tahun. Dalam metodologi ada 5 tahapan yaitu :

Preparation (persiapan) Identification (identifikasi) Vision (visi) Solution (jalan keluar) Transformation (perubahan)

Dalam bab ini kita mempelajari tahapan preparation (persiapan). Dalam tahap persiapan, terdiri dari empat tugas (task), yaitu :

Recognizing the need (memahami kebutuhan ) Developing executive consensus (mengembangkan kesepakatan

eksekutif) Training the reengineering team (pelatihan tim rekayasa ulang) Planning the change (rencana perubahan)

RECOGNIZING THE NEED (MEMAHAMI KEBUTUHAN) Perlu memahami organisasi dan apa yang hendak dicapai pada saat ini lengkap dengan teknologi dan proses yang digunakan, serta juga menilai lingkungan kompetitif tempat organisasi beroperasi. Kebutuhan rekayasa ulang itu selalu memahami tujuan dari pada perubahan antara lain :

Perubahan pasar (a market change) Perubahan teknologi (a technologi change) Atau perubahan lingkungan

Ada tiga motivasi penyebab diperlukannya suatu perubahan yaitu : 1. Kondisi tidak sehat (sakit/pain) à profit menurun, pasar menciut2. Kondisi ketakutan (fear) à kompetisi semakin tajam, perubahan pasar3. Suatu keinginan (ambition) à perluas pasar, merambah ke pasar baru

DEVELOPING EXECUTIVE CONSENSUS (MENGEMBANGKAN KESEPAKATAN EKSEKUTIF)

Page 5: Contoh Studi Kasus APB

Hal ini dapat dikerjakan secara resmi pada waktu-waktu tertentu pada orang perorang atau pertemuan antar group, dengan percakapan sepintas lalu, memorandum, mengirim orang atau tim pada seminar-seminar perencanaan kembali, berbicara dengan teman sejawat di perusahaan-perusahaan lain dan kepada pembimbing dengan membaca dari keseluruhan aktivitas-aktivitas lain.

TRAINING THE REENGINEERING TEAM (PELATIHAN TIM REKAYASA ULANG) Mempelajari team untuk menjalankan misinya. Meliputi :

- Harapan manajemen- Membangun kerjasama- Pengajaran materi pendekatan- Memilih alat-alat manual / otomatis untuk digunakan di proyek- Mengadakan terminology biasa- Bekerja ke semua saluran yang ditargetkan- Menerima / memikul tanggung jawab untuk proyek.

Sebagai tambahan dari tujuan atau cita-cita bisnis, pengelola atau tim manajemen harus mengembangkan sebuah daftar dari isu/hal penting yang relevan berkaitan pada keadaan proyek.

PLANNING THE CHANGE (RENCANA PERUBAHAN) Garis besar dari rencana perubahan berisi :

1. Tujuan Latar belakang permasalahan Isu / masalah yang ada Tujuan yang diharapkan Daerah lingkungan Kesepakatan team

Page 6: Contoh Studi Kasus APB

2. Membuat rencana Tugas-tugas pekerjaan Sumber-sumber tenaga Penyampaian rencana Tanggung jawab Jadwal

3. Rencana manajemen Membuat laporan yang berkaitan dengan pekerjaaan Memeriksa rencana manajemen Membuat laporan perkembangan

4. Perubahan rencana manajemen Landasan dan ketertarikan organisasi Penyampaian rencana Penetapan rencana Rencana campurtangan/pendekatan

http://chakysblog.blogspot.com/2011/04/materi-analisis-proses-bisnis.html

Diposkan oleh IT Narotama di 22.44 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

METODOLOGI REKAYASA ULANG PROSES BISNIS

Langkah-langkah besar yang perlu dilakukan untuk melaksanakan reengineering ialah :

1. Memposisikan diri untuk perubahana. Posisikan perusahaan anda dan mengapa harus berubahb. Berubah untuk menjadi apa atau seperti apa

Page 7: Contoh Studi Kasus APB

c. Kembangkan focus perubahan dan mobilisasikan sumber daya untuk implementasi

d. Implementasi mulai sekarang

2. Melakukan diagnosis mengenai proses sekaranga. Ketahui prose sekarang bagaimana,sepeti apa, dan mengapa didesain

seperti itub. Dikaitkan dengan kemauan pelanggan untuk membentuk landasan bagi

pemikiran baru

3. Mendesain kembali prosesa. Pikirkan cara baru kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan

pelangganb. Cari masukkan dari para pejabat/kelompok kunci sehingga terbentuk

visi yang mendorong perbaikan dalam proses

4. Transisi menuju desain barua. Kembangkan strategi dan perencanaan bisnis untuk mengubah menuju

pada visi yang telah ditentukanb. Tes proses baru tersebut untuk menunjukkan dan memperlihatkan

kinerja bahwa ada konsep baru dan menimbulkan antusiasmec. Kelola perubahan-perubaan yang terjadi pada semua tingkatan

Beberapa hasil langsung yang dapat diharapkan dari proses reengineering ini antara lain adalah :

1. Perbaikan proses (sering kali 50 % - 100 %)2. Pengurangan biaya secara drastis3. Kecepatan, mutu, dan jasa secara dramatis dapat ditingkatkan.TEKNIK REKAYASA ULANG UPAH

Teknik-teknik tertentu perlu dikembangkan untuk melakukan reengineering ini dengan tujuan untuk mempercepat waktu pelaksanaan, dan meningkatkan mutu reengineering. Berdasarkan

Page 8: Contoh Studi Kasus APB

pengalaman, diperlukan suatu kelompok dari luar dan dengan pendekatan fasilitator tercapai hal-hal sbb. :

1. Fasilitator yang tidak memihak à mempercepat consensus di antara semua pihak yang terkait

2. Akuntabilitas hasil à hasil/target dapat diukur keberhasilannya dan dipahami semua pihak

3. Partisipasi yang definitif à aktif dan memimpin sebagai tim proyek/direktur/para ahli dan penasehat

4. Struktur proses à adalah metodologi untuk melakanakan proyek reengineeringStruktur proses meliputi :

a. Membuat kerangka proyekb. Menentukan visi, tujuan, dan nilaic. Mendesain kembali proses bisnisd. Melakukan pembuktian konsepe. Merencanakan implementasif. Mendapatkan persetujuan implementasig. Mengimplementasikan desain proses baruh. Malakukan transisi pada keadaan baru

5. Struktur forum à forum-forum yang digunakan : wawancara grup, workshop , dan pertemuan-pertemuan

6. Struktur latihan à tanggung jawab fasilitator proyek untuk membuat desain dan menyelenggarakan pertemuan yang mendukung semua aspek dari perubahan-perubahan (perubahan teknis, kultur, dan tingkah laku.

http://chakysblog.blogspot.com/2011/04/materi-analisis-proses-bisnis.html

Diposkan oleh IT Narotama di 21.36 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Page 9: Contoh Studi Kasus APB

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PROSES BISNIS

A. PENGERTIAN PROSES BISNIS

Business process adalah sejumlah aktivitas yang mengubah sejumlah inputs menjadi sejumlah outputs (barang dan jasa) untuk orang-orang lain atau proses yang menggunakan orang dan alat.Semua orang melakukan hal ini, dan dengan satu atau lain cara memerankan peran “supplier” atau “customer”Dalam dekade terakhir ini, memperbaiki secara terus menerus proses bisnis tersebut sangatlah penting apabila suatu perusahaan masih menghendaki dapat bersaing di pasar. Perusahaan-perusahaan dipaksa untuk terus menerus memperbaiki proses bisnisnya karena para pelanggan terus menuntut barang dan jasa yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Perusahaan yang melakukan pperbaikan dengan model perbaikan secara biasa,àsecara terus-menerus (cuntinous improvement model)

Langkah-langkah sebagai berikut :

Cuntinous improvement model : mengukur dan memahami proses yang sekarang dilakukan, dan melakukan perbaikan sesuai dengan pemahaman dan pengukuran tersebut.

1. Mencatat dan memperhatikan apa yang dilakukan sekarang2. Mengukur proses berdasarkan apa yang ddikehendaki oleh pasar3. Melakukan proses kembali berdasarkan kebutuhan pasar4. Mengkur hasil dengan proses yang baru, yang telah dicapai berdasarkan

asumsi kehendak pasar5. Mencatat serta menliti perbaikan yang telah dilakukan

Page 10: Contoh Studi Kasus APB

Pada masa sekarang ini, perubahan-perubahan secara cepat dan mendasar seringkali diperrlukan sekadar untuk tetap dalam keadaan break even, sehingga perusahaan mencari cara yang lebih tepat dan cepat untuk melakukan perbaikaan proses bisnis, mencari terobosan-terobosan baru yang mendasar, tidak hanya sekadar perubahan-perubahan kecil-kecilan tapi perubahan besar dan yang perlu dilakukan sekarang juga.

Salah satu pendekatan baru untuk perubahan yang cepat dan dramatis yaitu à BPR (business process reengineering). Prinsip BPR adalah bertumpu pada pemikiran yang berbeda sama sekali dengan model continuous process improvement. Secara ekstrem, dapat dikatakan bahwa BPR menganggap dan mngandaikan bahwa proses yang digunakan sekarang sudah tidak relevan, tidak layak, sudah kadaluwarsa, jadi harus dilupakan dan ditinggalkan saja.

Pertanyaan-pertanyaan penting yang perlu dijawab dalam model antara lain :

6. Selanjutnya lingkaran tindakan ini diulang-ulang lagi sampai dicapai titik kepuasan pasar.

1. Bagaimana seharusnya proses dilakukan ?2. Apa yang dikehendaki oleh para customer atau pelanggan?3. Apa yang dikehendaki dan dirasakan oleh para karyawan?4. Bagaimana perusahaan yang terunggul melakukan ?

Definisi BPR menurut Michael Hammer dan James Champy adalah :

5. Apa yang mungkin dapat dilakukan dengan penemuan teknologi baru ? ”Business process reengineering is the fundamental rethinking and

radical redesign of business system to aachieve dramatic improvements in critical, contemporary measures of performance, such as cost, quality, service and speed”\

Page 11: Contoh Studi Kasus APB

CONTOH ANALISA PROSES   BISNIS 16 Sep

Proses Bisnis JNE

PROSES BISNIS DAN OPERASIONAL

Customer terdiri atas customer retail dan customer credit

1. Customer retail datang ke counter/agen/kantor perwakilan/cash kurir (titip kurir)/proyek langsung

2. Customer credit terdiri atas customer credit JNE Bogor dan customer credit agen

3. Customer credit memiliki syarat dan layanan : memiliki badan hukum (PT/CV/Institutsi/Organisasi), mengisi formulir dan memberikan fotocopi NPWP institusi, pembayaran dilakukan per bulan dengan invoice, layanan penjemputan kiriman langsung di tempat customer (dilakukan oleh JNE Bogor jika customer credit JNE Bogor, dilakukan oleh agen jika customer credit agen)

4. Customer retail bertransaksi dengan connote cash dan dituliskan oleh petugas counter/agen/kantor perwakilan/kurir/JNE Bogor, customer credit bertransaksi dengan menggunakan connote credit dan dituliskan oleh customer sendiri.

 

A.      Jasa Kurir Dalam Negeri/Domestik dan Intra Kota/Intracity

1.        Tahapan transaksi customer retail :

1. Customer mengemas kirimannya sendiri2. Petugas JNE menanyakan : isi kiriman, alamat kiriman, service yang

digunakan (hari sampai yang diinginkan), mengukur berat kiriman, dan nilai kiriman,

3. Memberitahukan aturan pengiriman dengan jelas, santun dan baik kepada customer : seperti kiriman tidak boleh dikirim, kiriman harus dibuka, kiriman disarankan asuransi, packing kayu dll

4. Jika kiriman berharga (HVS) petugas JNE menawarkan asuransi, menghitung biaya asuransi, memeriksa kiriman dan menuliskannya pada BPIK (Bukti Pemeriksaan Isi Kiriman),

Page 12: Contoh Studi Kasus APB

Jika customer tidak mengasuransikan maka petugas JNE membuat Form Penolakan Asuransi yang ditandatangani oleh customer

1. Jika kiriman mudah rusak petugas JNE menawarkan packing kayu, dan mewajibkan packing kayu untuk kiriman cairan atau yang jika rusak dapat merusak kiriman orang lain, menghitung biaya packing kayu, dan memeriksa dan menuliskannya pada BPIK (Bukti Pemeriksaan Isi Kiriman),

2. Untuk kiriman sepeda motor menggunakan service kiriman sepeda motor dan harus dilampirkan STNK asli dan surat jalan kepolisian

3. Menuliskan setiap data di connote cash dengan lengkap dan benar, lalu membagi-bagi connote sesuai peruntukannya (baca Petunjuk Pengisian Connote). Untuk kiriman kargo, trucking dan sepeda motor dituliskan di connote trucking.

2.        Tahapan pengemasan, penyimpanan sementara dan pelaporan keuangan harian kiriman di counter/agen/kantor perwakilan

1. Kiriman dikemas dengan 3 jenis plastik (ukuran dokumen kecil, dokumen A4 dan ukuran besar) sesuai dengan ukuran barang

2. Jika kiriman besar dan tidak cukup dengan plastik JNE yang ada, maka kiriman tidak dikemas ulang, cukup dirapihkan dengan lakban untuk keamanan.

3. Connote hijau, biru dan putih, 1 lembar BPIK (jika ada), 1 lembar form penolakan asuransi (jika ada), dilampirkan dimasukan bersama barang dan tertutup rapat dalam kemasan plastik JNE. Jika kiriman besar/tidak cukup dengan plastik, maka dokumen-dokumen tersebut dimasukan kedalam plastik kecil JNE dan direkatkan di luar kemasan kiriman dengan lakban dengan aman

4. Nomor connote/resi dituliskan dengan rapih (kecil) di kemasan kiriman untuk menghindari terpisahnya dokumen connote dll dengan kiriman

5. Kiriman diletakan dengan aman di counter/agen/kantor perwakilan/kantor JNE dengan letak yang terpisah antara service SS, YES, REG, OKE, KARGO, TRUCKING, SEPEDA MOTOR.

6. Penulisan connote dilakukan secara otomatis dengan Orion jika counter/kantor perwakilan/agen sudah online. Penulisan menggunakan komputer dengan program E-CONNOTE-BOO jika dilakukan sistem offline, dan manual tulis tangan jika belum memiliki komputer dan printer.

7. Pelaporan keuangan dilakukan secara otomatis dengan cash register Orion di counter/kantor perwakilan/agen yang sudah online. Pelaporan keuangan di agen yang belum online/offline/manual dilakukan secara manual (baca Petunjuk Pelaporan Keuangan Harian), khusus service Trucking, Kargo dan Sepeda Motor dituliskan pada Buku Laporan Keuangan Khusus.

Page 13: Contoh Studi Kasus APB

3.        Tahapan operasional

1. Petugas pick up akan melakukan serah terima dengan petugas cecker Operasional Outbond di kantor JNE Bogor

2. Petugas cecker akan mendistribusikan kiriman berdasarkan yang perlu penanganan khusus (packing, kiriman berharga, pemeriksaan dll)

3. Kiriman yang perlu dipacking ulang akan dipacking ulang4. Kiriman yang diinstruksikan packing kayu akan dilakukan packing5. Kiriman berharga akan dilakukan cek ulang BPIK nya6. Petugas cecker dan tim operasional outbond akan menyortir kiriman

berdasarkan service (YES, REG, OKE) dan kota tujuan hingga dimasukan pada keranjang yang berbeda.

7. Setiap kiriman yang telah dibungkus dengan bag besar berdasarkan kota tujuan dan service, maka akan dibuatkan manifest keberangkatan.

8. Tim operasional outbond melakukan serah terima dengan Petugas Pengantar Barang ke Bandara

9. Kiriman service YES diberangkatkan pada pkl 23.00 dari JNE Bogor, menuju bandara Cengkareng, REG pkl 01.00 dini hari dan OKE pkl 10.00 esok hari.

10. Petugas Pengantar Barang ke Bandara melakukan serah terima dengan bagian NTD JNE kantor pusat sesampainya di bandara

11. Bagian NTD akan mensortir ulang kiriman berdasarkan tujuan digabungkan dengan kiriman dari JNE cabang yang lain

12. Bagian NTD akan membuatkan bag dan manifest keberangkatan13. Bagian NTD akan melakukan serah terima dengan petugas Bandara14. Petugas bandara akan melakukan proses cek secara otomatis X ray.15. Kiriman yang tidak lolos X ray akan dikonfirmasi dan direturn ke JNE Cabang

Bogor16. Kiriman yang sudah lolos X Ray (pemeriksaan bandara) akan diberangkatkan

ke kota transit tujuan17. Sesampainya di bandara kota transit tujuan, pihak bandara akan menyerah

terima kan kiriman dengan Pihak penjemput kiriman JNE Cabang Tujuan18. Pihak penjemput kiriman JNE Cabang Tujuan membawa kiriman ke Kantor

JNE cabang kota tujuan untuk dilakukan serah terima19. Tim Operasional Inbond JNE Cabang Tujuan akan melakukan cek, sortir

berdasarkan alamat tujuan20. Kiriman yang telah dicek akan didata dengan runsheet (form data delivery

kurir)21. Kurir operasional inbond akan mendelivery kiriman sesuai dengan alamat

tujuan langsung (jika dalam kota JNE cabang tersebut) atau melalui kantor perwakilan kota tujuan. Contoh : Tujuan Tegal, barang akan diroses oleh JNE Cabang Semarang, lalu didelivery kan ke Kantor JNE Perwakilan Tegal, setelah itu didelivery- kan ke alamat tujuan Tegal)

Page 14: Contoh Studi Kasus APB

B.       Jasa Kurir Luar Negeri/Internasional

1.        Tahapan transaksi dan pengemasan

1. Petugas JNE menanyakan dan memeriksa : isi kiriman detail, tujuan negara kiriman, service internasional yang digunakan (hari sampai), dan menentukan berat kiriman

2. Petugas JNE mengkonfirmasi melalui SMS/tlp kepada PIC internasional Sales dan Marketing JNE Bogor dengan memberitahukan isi kiriman, tujuan negara, dan berat kiriman, sampai ada informasi bisa/tidak dilakukan pengiriman, harga total kiriman dll dari JNE Bogor.

3. Petugas agen menawarkan dan melakukan penanganan asuransi, packing kayu seperti halnya kiriman domestik

4. Petugas agen meminta dan menulis kelengkapan kiriman internasional (baca : Petunjuk Transaksi UPS)

5. Petugas JNE menuliskan data secara lengkap dan benar di connote cash, jika customer credit ditulis oleh customer di connote credit.

6. Cara pengemasan dan penyimpanan serta pelaporan sama dengan kiriman domestik

2.        Tahapan operasional

1. Petugas pickup akan melakukan serah terima dengan petugas cecker Operasional Outbond di kantor JNE Bogor

2. PIC UPS akan melakukan verifikasi data kirikan internasional, melakukan input sistem UPS dan mengganti connote menjadi connote UPS

3. Proses pemberangkatan kiriman internasional berbarengan dengan kiriman YES

4. Sesampainya di bandara, kiriman UPS akan diserahterimakan dengan PIC UPS JNE Jakarta untuk kemudian diproses dengan pihak UPS

5. Pihak UPS akan memberangkatkan kiriman ke negara tujuan6. Sesampainya di negara tujuan UPS akan mendeliverykan ke alamat tujuan di

negera tersebut

C.      Jasa Pindahan/Moving

1.        Tahapan pra-transaksi

1. Petugas JNE/Agen melakukan survei ke lokasi pengirim untuk melihat jenis kiriman, jumlah, berat, dan menetukan penanganannya.

Page 15: Contoh Studi Kasus APB

2. Petugas JNE/Agen mengkonfirmasi data hasil survei kepada Sales dan Marketing JNE Bogor untuk ditentukan tarif moving dan penanganannya.

3. Sales dan Marketing JNE Bogor berkoordinasi dengan operasional JNE Bogor, atau bagaian trucking JNE Pusat untuk menentukan tarif moving dan penanganannya, lalu mengkonfirmasi kepada petuga JNE.

4. Petugas JNE/Agen melakukan tawar menawar dengan customer dengan selalu berkoordinasi dengan Sales dan Marketing JNE Bogor mengenai tarif.

2.        Tahapan transaksi dan operasional moving

1. Petugas JNE/Agen menuliskan data secara lengkap dan benar pada connote Trucking

2. Bagian operasional JNE Bogor (bukan agen) akan melakukan pengemasan barang-barang pindahan dan mengangkutnya ke kantor operasional JNE bogor

3. Pelaporan keuangan dilakukan oleh Petugas JNE/Agen secara manual di buku laporan khusus Moving

D.      PESONA (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara)

1.        Tahapan transaksi

1. Petugas JNE/Agen melakukan transaksi PESONA sesuai ketentuan (baca : Tata Cara Transaksi PESONA di Counter, Agen dan kantor Perwakilan)

2.        Tahapan operasional

1. JNE cabang lokasi produk yang dipesan akan memesan kepada Vendor di kota tersebut.

2. Vendor mengirimkan pesanan produk ke JNE cabang lokasi produk yang dipesan

3. Bagian operasional akan mengemas, memberikan label PESONA, mengentri pesanan ke Orion, dan memberangkatkan produk pesanan dengan proses yang sama dengan kiriman domestik sesuai dengan service yang digunakan.

4. JNE Cabang tujuan pengiriman produk akan mendeliveri pesanan ke alamat tujuan (proses deliveri sama dengan pengiriman domestik)

E.       PULSA ELEKTRIK JNE

1. Counter yang melayani layanan ini bertanda khusus2. Customer memesan pulsa elektrik sesuai operator dan besarnya pulsa

Page 16: Contoh Studi Kasus APB

3. Petugas JNE akan melakukan entri data dan pemesanan ke Vendor Pulsa MAXINDO (untuk operator selain Telkomsel) dan MKIOS untuk operator Telkomsel.

4. Pulsa akan terisi otomatis5. Petugas JNE menuliskan data transaksi pada nota khusus penjualan pulsa

elektrik