Contoh RKS Arsitektural

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dfgdfhdfhdfgdfgdfg

Citation preview

RKS PEKERJAAN ARSITEKTURPERUMAHAN GARDENIA CITY

PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN

Pekerjaan galian

a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai seperti dinyatakan dalam gambar-gambar dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan, seperti galian lubang pondasi, saluran pembuangan septictank dan lain sebagainya.

b. Dasar dari semua galian lubang pondasi harus waterpas.

Bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar pohon, lain-lain sisa jasad atau bagian-bagian yang gembur maka ini harus digali keluar, sedang lobang-lobang tadi diisi kembali dengan pasir urug yang disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.

c. Dalamnya semua galian harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan Konsultan Pengawas Lapangan. Pemborong wajib melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang selesai kepada Direksi Lapangan sebelum dimulainya dengan pekerjaan pondasi. Penyimpangan dari ketetapan ini akan menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong.

d. Terhadap kemungkinan berkumpulnya air di dalam galian-galian, baik pada waktu menggali maupun pada waktu mengerjakan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari terkumpulnya air tersebut.

e. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberi suatu dinding pengaman atau penunjang-penunjang sementara.

f. Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat instruksi Pemberi tugas dan Konsultan Pengawas.

g. Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih dari segala kotoran. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan.

PERUMAHAN GARDENIA CITYANAK MAMI CORPORATION20PEKERJAAN ANTI RAYAP

(Pre and post contruction termine control)

A. Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi :

1. Penyelidikan tanah lokasi pekerjaan terhadap kondisi rayap.

2. Penyelidikan bahan kimia anti rayap beserta peralatan untuk pekerjaan palapisan bahan tersebut.

3. Pelaksanaan pelapisan atau penyemprotan bahan kimia anti rayap tersebut pada dinding dan dasar lobang galian pondasi dan pondasi, tanah dasar di bawah lantai, permukaan bagian -bagian bangunan satu dan lain hal sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dari pabrik yang memproduksi bahan anti rayap tersebut.

Pemborong wajib meminta petunjuk Konsultan Pengawas mengenai bagian-bagian yang akan diberi bahan anti rayap tersebut.

B. Persyaratan bahan

1. Bahan yang dimaksud adalah bahan kimia untuk mencegah naiknya rayap kebagian bangunan dan mengamankan tanah bangunan yang kemungkinan menjadi tempat bersarangnya rayap, melalui tanah dan bagian-bagian dasar bangunan yang telah diberi lapisan pelindung anti rayap sebelumnya.

2. Bahan yang digunakan harus betul-betul memiliki konsentrasi/formulasi yang dipersyaratkan oleh Departemen Kesehatan RI. atau instansi lain yang berwenang untuk itu.

3. Sebelum Pemborong/sub Pemborong menyediakan bahan-bahan untuk pekerjaan ini hendaknya agar memperlihatkan dulu contoh kepada Konsultan Pengawas Lapangan untuk mendapatkan Persetujuannya.

4. Semua bahan-bahan anti rayap yang didatangkan ke lapangan pekerjaan harus/masih dalam keadaan disegel.

5. Jika kualitas bahan yang akan dipakai tidak sesuai dengan contoh dapat berakibat perintah penggantian/penukaran bahan termaksud atas biaya Pemborong.

C. Syarat-syarat pelaksanaan

1. Pencampuran bahan hendaknya dilakukan di lapangan agar dapat diketahui formulasi pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas.

2. Pelaksanaan pelapisan dilakukan bertahap sebagai berikut :

Pada tanah galian sebelum dipasang pondasi.

Pada bagian-bagian jenis pekerjaan bangunan yang akan menyentuh tanah urugan seperti : permukaan pondasi, bawah permukaan plat lantai, permukaan bawah tangga dan lain-lain setelah pekerjaan sub struktur selesai.

Pada bagian tanah sebelum dilakukan pengurugan pasir urug.

Pada bagian atas pasir urug sebelum ditutup dengan lapisan bahan penutup lantai.

Sebelum melakukan pelaksanaan Pemborong harus meminta petunjuk Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

3. Jumlah bahan yang dipakai (volume per satuan luas) untuk tiap tahapan pelapisan dan bagian bangunan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

4. Selama belum dipasang bagian penutup lantainya permukaan teratas yang sudah diberi bahan pelindung harus dijaga/ dilindungi terhadap perusakan oleh manusia/binatang dan lain-lain.

D. Jaminan/garansi

Pemborong harus memberikan jaminan/garansi mengenai 2 (dua) hal :

1. Bahan yang digunakan betul-betul memiliki konsentrasi, formulasi serta perbandingan yang dipersyaratkan.

2. Sekurang-kurangnya 5 tahun setelah saat pelapisan bahan ini Pemborong harus menjamin kegunaan dari pada perlindungan bahan ini terhadap rayap.

PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS LANTAI

A. Referensi

Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan menurut petunjuk-petunjuk dari pabrik pembuat dan perintah-perintah dari Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas. B. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan dan pemasangan lantai pada bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar atau persyaratan teknis yang akan diuraikan sebagai berikut :

a. Pekerjaan Pelesteran

1. Kecuali disebutkan lain (luar maupun dalam) maka bahan finishing penyelesaian akhir penutup tambah adalah pelesteran.

2. Semen yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan untuk pekerjaan beton.

3. Adukan yang dipakai, 1 pc : 3 pasir untuk pelesteran beton, dinding transraam dan sudut dinding. 1 pc : 4 pasir untuk dinding biasa.

4. Sebelum pekerjaan pelesteran dilakukan, permukaan dinding yang akan diplester harus dibersihkan dan dibasahkan. Pelesteran diselesaikan dikerjakan dengan papan pelesteran dan kayu perata atau sekop saja. Sudut-sudut harus siku dan semua sambungansambungan harus mulus.

b. Pekerjaan Keramik & homogenous tile

1. Keramik dan homogenous tile (granite tile) yang dipakai adalah keramik mutu baik KW1.

2. Untuk keramik lantai Ukuran yang dipakai adalah 20cm x 20cm dan untuk homogenous tile digunakan 40cm x 40cm, disesuaikan dengan gambar rencana.

3. Untuk dinding toilet ukuran yang dipakai adalah 20 cm x 25 cm, disesuaikan dengan gambar rencana.

4. Pemasangan keramik dan homogenous tile harus dengan perekat khusus tahan air, AM/IBA Fix atau yang setaraf dengan jumlah pemakaian 2,5 kg/m sesuai dengan yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan, kemudian diantara nat-natnya diisi AM grout / IBA grout dengan jumlah pemakaian 0,5 kg/m dengan warna yang sesuai dengan warna keramik.

5. Pemborong harus memasukkan contoh-contoh untuk persetujuan mutu dan warna serta harus mengajukan contoh pemasangan kepada Direksi untuk persetujuan.

c. Pekerjaan Skirting (Plin).

1. Yang dimaksud pekerjaan Skirting adalah pekerjaan penyelesaian antara dinding dan lantai.

2. Bahan skirting atau plin yang terbuat dari potongan keramik 40x40cm, tinggi 20 cm dipasang sesuai dengan gambar rencana, dengan warna yang sesuai dengan keramik lantai.

3. Skirting atau plin keramik dan Homogenous tile dipasang sesuai dengan gambar rencana, cara pemasangan dan pengerjaannya lihat cara pemasangan keramik dan Homogenous tile.

d. Pekerjaan Rabat Beton.

1. Apabila tidak ditentukan lain maka harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam NI.2, NI.3 dan NI.8.

2. Apabila ketebalannya tidak ditentukan dalam gambar, maka harus dibuat dengan tebal 7 cm dengan adukan 1 : 3 : 5.

3. Permukaan beton tidak boleh diplester, tetapi tetap harus dihasilkan permukaan yang halus dan rata.

C. Material

Bahan : Keramik lantai dan dinding, homogenous tile Ukuran : 20 x 20, 20 x 25 dan 40 x 40

Warna : Standard/sesuai desain permintaan.

Lantai dipasang dengan adukan 1 Pc : 3 Pasir dan harus terpasang cukup kuat, Naad dibuat rapat dan lurus maksimal 1 mm untuk keramik, pada pemasangan homogenous tile naad rapat.

D. Pemasangan

Pemotongan lantai harus menggunakan alat yang telah dianjurkan oleh pabrik harus mendapatkan persetujuan Pemberi tugas/ Konsultan Pengawas.

Bahan lantai yang telah terpasang dihindarkan dari injakan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

PASANGAN DINDING

Pelaksanaan membuat tembok :

a. Pasangan dinding batako (adukan 1 : 4) :

a.1 Seluruh dinding dalam bangunan, pasangan batako sesuai seperti yang dinyatakan dalam gambar. Kecuali bagian-bagian yang ditetapkan dalam gambar dan persyaratan teknis yang mempergunakan pasangan Batako dengan adukan kuat 1 : 2.

a.2 Pasangan Batako harus dikerjakan secara sempurna sehingga menghasilkan pasangan dinding yang rata, tegak lurus, tidak bergelombang, kokoh dan tidak menunjukkan adanya retak-retak.

a.3 Batako harus dipasang pada hamparan adukan yang penuh, dan semua siar vertikal dan siar-siar antara tembok dan struktur beton yang mengelilinginya harus terisi penuh. Tebal siar harus maksimum 1 cm. Tali pelurus harus dipakai pada pemasangan Batako. Tembok harus terpasang vertikal dan terletak dalam bidang yang sejajar dengan bidang struktur beton bertulang yang mengelilinginya.

a.4 Batako yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik press mesin serta sesuai dengan contoh yang disetujui sebelumnya.

a.5 Sebagai penguat pasangan Batako dipasang kolom dan balok praktis beton bertulang. Pelaksanaan beton dan baja tulangan untuk beton praktis mengikuti ketetapan PBI 1971 dan secara khusus Buku Pedoman Perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok bertulang biasa dan struktur tembok bertulang biasa untuk gedung 1983.

a.6 Pada saat pekerjaan pasangan Batako dalam pelaksanaan semua siar harus dikorek sedalam 1 cm agar pekerjaan pelesteran, adukan dapat melekat dengan baik kuat. Untuk pasangan Batako biasa dipergunakan adukan 1 PC : 4 pasir atau adukan pengganti setara prime mortar. Pasir yang dipergunakan harus pasir pasang dan memenuhi ketentuan yang ada. Pemborong harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.

a.7 Pertemuan antara kolom dengan Batako, kolom lurus dipasang stek-stek besi beton dengan ukuran dan jarak sesuai kebutuhannya.

a.8 Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Pengawas lapangan seandainya permukaan-permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.

a.9 Pemborong harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawing, harus dikoreksi/diselesaikan bersama dengan perencana, untuk mendapatkan kepastian. Pemborong harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang ditentukan.

b. Pasangan Batako dengan adukan kuat (1 : 2) / Trasraam

b.1 Pasangan Batako dengan adukan kuat dilaksanakan untuk dinding bagian luar gedung dan area yang berpotensi basah.

b.2 Pada semua pasangan Batako mulai dari sloof (tie beam) beton hingga 20 cm di atas permukaan lantai.

b.3 Pada pasangan bagian pekerjaan lainnya yang ditetapkan dalam gambar maupun atas petunjuk Konsultan Pengawas seperti bak-bak kontrol dan lain sebagainya.

b.4 Pada semua dinding-dinding dimana terdapat bak cucian dan dinding yang terkena air secara langsung, yaitu dinding pada atap di gedung dan parapet.

b.5 Untuk pemasangan ini digunakan adukan 1 pc : 2 Pasir.

MATERIAL DINDING

Hanya dapat dipergunakan batako dari mutu terbaik, bentuk cukup siku deviasi ukuran rata-rata antara satu dengan lainnya tidak boleh kurang lebih dari 2,5%. Daya tekan rata-rata setelah direndam air tidak boleh kurang dari 60 kg/cm2 jika dari 10 contoh percobaan bahan-bahan tersebut terdapat satu saja yang berdaya tekan kurang dari 30 kg/cm2, maka bahan tersebut keseluruhannya akan ditolak. Seluruh Batako yang akan dipasang harus tidak pecah. Demikian juga pengiriman Batako, dimana jumlah yang patah lebih dari 10% supaya dikembalikan karena mutu rata-rata sudah diragukan.

PEKERJAAN PELESTERAN a. Persyaratan Umum

a.1 Untuk semua jenis pekerjaan pelesteran, adukan pelesteran tidak diperkenankan memakai kapur.

a.2 Pelaksanaan pekerjaan pelesteran harus mendapatkan hasil yang baik dan sempurna dalam arti bidang permukaan harus betul-betul rata tidak bengkok atau bergelombang, tegak lurus dan padat. Jika hasil pelesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus, bengkok atau bergelombang, tidak dapat serta keropos, adanya retak, maka bagian tersebut sebagian atau keseluruhan harus diulangi kembali.

a.3 Untuk dapat mencapai tebal yang rata dari suatu pelesteran, harus diadakan pemeriksaan secara silang. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan menggunakan garisan panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal (silang).

a.4 Tertundanya waktu penyelesaian pekerjaan akibat adanya kesalahan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan di atas adalah menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong sepenuhnya.

b. Pelaksanaan pekerjaan pelesteran :

b.1 Permukaan Batako yang akan diplester, siar-siar sebelumnya (pada saat pamasangan batako) harus dikorek sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada pelesteran, kemudian dinding disikat sampai bersih dan disiram air sampai jenuh, kemudian barulah pelesteran dapat dilaksanakan. Termasuk dalam pelesteran adalah pekerjaan acian halus.

b.2 Tebalnya pelesteran Batako tidak boleh kurang dari 15 mm atau lebih dari 25 mm.

b.3 Pelesteran dengan adukan kuat/trasram dilaksanakan pada dinding-dinding atau pada bagian pekerjaan pasangan Batako pada ruang toilet, dinding luar dan dinding-dinding selasar.

b.4 Pelesteran dengan adukan biasa (1 PC : 4 psr) dilaksanakan pada dinding Batako atau bagian-bagian pekerjaan pasangan dinding lainnya dengan adukan yang sama.

b.5 Bidang pasangan Batako yang tidak diplester halus adalah seluruh bidang yang akan difinish dengan bahan penutup/ salut dinding.

b.6 Seluruh pasangan Batako harus diplester tanpa kecuali seperti pasang Batako yang berada dalam plafond dan pasangan Batako pada dinding dalam shaft.

b.7 Pada pertemuan antara pasangan Batako dengan pekerjaan beton baik pada kolom maupun balok dibuat naad/ alur 1 cm dan difinishing halus.

c. Pelesteran Beton

c.1 Semua permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dan dibersihkan dari segala macam kotoran, kemudian pada tahap pertama dibuat basah, selanjutnya dikamprot dengan adukan 1 pc : 2 psr yang tajam. Kamprotan ini dibiarkan sampai mengering dahulu. Pada saat pelaksanaan pekerjaan pelesteran beton, permukaan bidang beton yang telah dikamprot dibasahi disiram terlebih dahulu dengan air secara cukup untuk selanjutnya pekerjaan pelesteran dilaksanakan.

c.2 Adukan pelesteran beton yang dipergunakan adalah campuran dari1 pc : 2 pasir beton. Pelesteran beton tidak boleh melebihi ketebalan 2,5 cm dan penyimpangan dari ini akan menjadi resiko Pemborong bila perlu diadakan perbaikan/penyelesaian nya.

c.3 Semua bahan pelesteran harus diaduk dengan mesin aduk (molen) dan bila mengaduk dengan tangan harus ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN PARTISI a. Kusen Pintu, Jendela dan Partisi.

1. Bahan kusen pintu, jendela dan rangka partisi menggunakan kayu kamper atau bengkirai dan alumunium extrusion untuk jendela luar dan assesories luar bangunan.

2. Kusen pintu, Jendela dan Partisi Kayu harus benar-benar menghasilkan bentuk yang diinginkan dan kuat, dimana kayu yang digunakan harus dari kualitas baik, tua, tidak ada getah. Sedangkan aluminium extrusion harus sesuai dengan gambar dan standard spesifikasi alumunium extrusion. Alumunium extrusion yang digunakan berupa anodized dan polos

3. Kelembaban kayu harus kurang dari 15 % untuk tebal kurang dari 7 cm.

4. Partisi kaca tinted glass 5mm dan kaca es 5mm dengan rangka alumunium extrusion pada interior bangunan.

b. Daun Pintu dan Jendela

1. Bentuk dan type daun pintu digunakan konstruksi kayu dan aluminium dengan ukurannya secara garis besar dapat dilihat dalam gambar yang bersangkutan. Daun pintu menggunakan rangka kayu kamper dan panel kayu. Daun pintu yang digunakan adalah pintu panel untuk seluruh ruangan kecuali ruang tertentu sesuai dengan gambar.

2. Daun pintu untuk kamar mandi digunakan bahan kayu lapis formica sisi dalam, pada area basah menggunakan pintu PVC.

3. Daun jendela sesuai dengan kusennya menggunakan alumunium extrusion dengan tinted glass 5mm, lengkap dengan assesoriesnya.

Adapun spesifikasi bahan adalah sebagai berikut :

Material : Kayu Bengkirai & alumunium extrusion

Finishing : Cat Kayu & anodized

Pengunci & Penggantung : Engsel kupu-kupu & kait angin & kunci slot

Kaca : Tinted glass tebal 5 mm/sesuai gambar

ALAT-ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

Pelaksanaan pemasangan alat penggantung dan pengunci adalah sebagai berikut :

a. Sebagai alat penggantung daun pintu digunakan engsel model kupu-kupu cincin nylon dengan pin yang aman terhadap kemungkinan dilepas.

b. Pada setiap pintu dipasang 3 buah engsel dari ukuran besar, engsel dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari ambang atas pintu dan engsel bawah tidak lebih dari 35 cm (as) dari permukaan lantai. Engsel antara dipasang di tengah jarak kedua engsel tersebut diatas.

c. Engsel-engsel yang digunakan adalah dari mutu dan kualitas baik.

d. Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan daun pintu dan jendela maupun tingkap cahaya, seperti yang dinyatakan dalam gambar yang bersangkutan.

e. Kunci-kunci harus lengkap terpasang atas bagian-bagiannya seperti gagang (handle) front dan striking plate dan sebagainya, dan dari merk yang sama anak kunci type silinder 2 slaag. Semua anak kunci dari pintu harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari plat dengan cincin dan ditandai dengan nomor sesuai penempatannya di lapangan. Pemborong wajib menyampaikan 3 copy daftar index penempatan kunci kepada Pemberi tugas. Untuk anak kunci harus disediakan sebuah lemari dengan kaitan-kaitan untuk menggantung anak-anak kunci dilengkapi dengan nomor pengenal.

f. Pemasangan/penyetelan kunci-kunci pintu harus benar dan cermat dalam arti pembuatan rumah kunci, lubang pada rangka daun pintu harus tepat ukurannya, tidak terpasang miring, tidak goyah serta lancar bila dikunci dan dibuka.

g. Kunci-kunci harus terpasang pada setiap pintu sama tinggi yakni 100 cm pada as pemutar handle pintu dari permukaan lantai.

h. Ketentuan lainnya seperti cara pemasangan harus mengikuti standard dan petunjuk-petunjuk dari pabrik yang memproduksinya.

i. Pintu WC dipasang kunci khusus toilet. Gagang (handle) warna light bronze sama seperti kunci pintu biasa, penguncian tanpa arah kunci dan indikator menandakan WC dalam keadaan isi atau kosong.

j. Untuk mendapatkan keseragaman bentuk, warna, penggunaan dan sebagainya maka Pemborong wajib untuk menyampaikan contoh kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.

k. Pintu berdaun ganda dipasang sepasang grendel tanam pada salah satu daun pintu dengan ukuran 150 mm (dipasang dibagian bawah) dan ukuran 250 mm (dipasang dibagian atas). Grendel tanam yang dipasang adalah dari kualitas baik.

l. Semua pintu yang berimpit dengan dinding (bila membuka) diberi door stopper 30 mm.

PEKERJAAN KACA

a. Pelaksanaan pekerjaan kaca dan pemasangannya adalah sebagai berikut:

a.1 Pasangan kaca pada kusen-kusen kayu dan aluminium harus sempurna dalam arti terpasang teguh, tidak bergetar (didempul dan atau menggunakan sealant & karet seal)

a.2 Kaca yang cacat seperti retak, pecah, tergores, tidak rata/bergelombang harus segera diganti atas perintah Konsultan Pengawas hingga sempurna. Seluruh akibat tersebut termasuk pemakaian kaca yang tidak rata/bergelombang adalah menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong sepenuhnya.

a.3 Tidak diizinkan memberi tanda pada kaca dengan bahan yang dapat merusak permukaan kaca seperti kapur, pakai bahan cat, dan lain sebagainya. a.4 Kaca-kaca pada saat penyerahan sudah harus bersih dari segala kotoran yang melekat secara cermat dan tidak meninggalkan goresan-goresan pada permukaannya.

a.5 Kaca yang dipergunakan adalah kaca type tinted glass dengan ketebalan 5 mm seperti yang tercantum dalam gambar.

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. Langit-langit Gypsum :

a. Gypsum yang digunakan harus dari kualitas terbaik dengan ketebalan 6 mm.

b. Konstruksi rangka langit-langit gypsum pada jarak 60 x 120 terbuat dari frame hollow tube dan atau kayu borneo klas II yang cukup kering, dengan ukuran sesuai gambar dan fungsinya.

c. Bidang kayu yang menempel dengan plafond gypsum harus diserut, terpasang waterpas dan pada tempat-tempat dimana bentangan rusuk utama melebihi 2 m harus digantung memakai besi penggantung.

d. Hasil bidang-bidang yang tidak rata, melendut, retak-retak atau menunjukkan cacat-cacat lainnya harus segera diperbaiki atas perintah Konsultan Pengawas dan seluruh akibat dari hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong sepenuh nya.

e. Rencana pasangan langit-langit dapat dilihat pada gambargambar bersangkutan.

f. Pemborong berkewajiban untuk membuat gambar kerja detail (shop drawing) rangka penggantung untuk disetujui Konsultan Pengawas.

g. Plafond pada area teras menggunakan plafond renglat dengan kayu kelas II diketam halus finishing plitur baik warna coklat tua

2. Pelaksanaan :

a. Perubahan Pekerjaan Plafon gypsum dipasang hanya apabila ada Pekerjaan tambah atas permintaan Pemilik, dan harus terlebih dahulu dibuatkan gambar kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Sebelum plafon dipasang Pemborong wajib memeriksa kerataan dari rangka-rangka penggantung plafon.

c. Pola pemasangan harus disesuaikan dengan gambar kerja.

d. Pemasangan rangka harus sudah diperhitungkan.

e. Plafon, baru boleh dipasang apabila seluruh keperluan, kepentingan yang akan ditutupi selesai terpasang semua kabelkabel, pipa-pipa, ducting dll).

f. Hasil pemasangan harus rata baik permukaan maupun nat harus bersih.

g. Pemasangan dengan menggunakan rangka metal produksi dari pabrik akustik yang bersangkutan dimana rangka tersebut satu jalur terlihat dari luar (semi concealed metal suspension) untuk memudahkan pemeliharaan rangka tersebut harus diperhitungkan untuk kemungkinan pengikatnnya dengan rangka partisi penggantung pada beberapa tempat harus kuat. Untuk itu jenis penggantung yang digunakan pada tempat dimana ada pengikatan dengan partisi harus digunakan penggantung yang rigid (regid steel bar), sesuai dengan gambar dan rekomendasi dari pabrik.

h. Penggantung yang digunakan harus digalvanis dan dapat di stel turun/naik dengan mudah.

i. Diameter penggantung harus disesuaikan dengan beban yang harus dipikulnya. Penggantung dengan menggunakan pipa besi yang telah digalvanisir berukuran 0,8 cm atau seperti yang dijelaskan dalam gambar.

j. Pekerjaan ini harus disertai dengan sample pemasangan dan mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.

PEKERJAAN ATAP

a. Konstruksi atap, dudukan gording dan batang-batang penguat lainnya merupakan konstruksi baja ringan. Seluruh persyaratan konstruksi sesuai dengan persyaratan pada pekerjaan struktur dan gambar kerja yang disediakan oleh produsen kuda-kuda fabrikasi zincalum.

b. Penutup bidang atap, digunakan atap genteng Asphalt bitumen sheet berlapis batuan/bitumen Atap dipasang dengan mengacu pada spesifikasi produk. Alas pemasangan penutup atap adalah multipleks tebal 9mm terpasang kuat pada rangka atap baja ringan. Cara pemasangan penutup atap mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pabrik yang memproduksinya. Pemborong harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan tertulis.

KAYU

a. Pengukuran

Kayu kasar yang belum dikerjakan harus menurut ukuran-ukuran yang ditentukan kecuali sedikit variasi atau perubahan dalam menggergaji dapat diterima. Kayu kasar harus diketam, di bor atau jika tidak dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar dimana ukuran-ukuran nominal telah disebutkanuntuk kayu yang sudah dikerjakan maka potongan (kekurangan) sebanyak 2 mm diperbolehkan untuk tiap permukaan yang sudah dikerjakan.

b. Permukaan luar

Semua pekerjaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya yang sudah jadi (finish) harus dikerjakan pada permukaannya dengan baik, kecuali jika ada penentuan lain. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika ditentukan untuk dikerjakan.

c. Mata kayu

Kayu yang digunakan harus bebas dari cacat seperti retak, terpuntir dan mata kayu.

d. Susut (Mengkerut)

Persiapan penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus harus sedemikian rupa hingga susut dibagian mana dan kearah manapun tidak akan mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.

e. Pelaksanaan

Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan seperti mempasak, memahat, menyetel (memasang), membuat lidahlidah, lobang pasak, sponning dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan menyambung kayu dengan baik. Ia juga harus menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-paku dan lainlain pasangan pekerjaan kayu halus yang ditentukan dengan baik. Pemborong juga harus melakukan segala persiapanpersiapan yang diperlukan untuk konstruksi semua rangka, lapislapis dan sebagainya pada bangunan.

f. Memperbaiki pekerjaan yang tidak sempurna Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tetapi tidak longgar, tanpa macet atau terlambat dan semua kunci dan engsel harus cocok dan dapat bekerja dengan wajar. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi mengkerut atau bengkok atau kelihatan ada cacat lainnya pada pekerjaan kayu yang halus atau kasar sebelum masa pemeliharaan terakhir maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti hingga Pemberi tugas merasa puas dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang tergantung akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas biaya Pemborong.

g. Pembersihan

Bersihkan semua tatal-tatal, puntung-puntung kayu dan kayukayu bekas dari seluruh bangunan sewaktu-waktu secara teratur dan sampah harus disingkirkan serta dimusnahkan.

h. Pengawetan

Semua kayu yang akan terpasang harus diawetkan terhadap penyusutan (oven) dan rayap (digunakan termite control) untuk kayu kamper dengan sertifikat minimal 3 tahun.

ALAT-ALAT SANITER DAN PERLENGKAPANNYA

a. Alat-alat saniter yang digunakan/dipasang harus sesuai jenis, type model dan kegunaannya serta sesuai penempatannya seperti yang dinyatakan dalam gambar-gambar bersangkutan.

b. Setiap alat saniter harus dipasang rapi, sempurna dan lengkap dalam arti disambung dengan alat bantu sambung (fitting) terhadap sistim jaringan pipa-pipa yaitu, pipa pelayanan (supply) pipa pembuangan air bekas (waste) dan pipa pembuangan kotoran (sewage) dan lain sebagainya hingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

c. Setiap alat saniter harus pula dilengkapi dengan kelengkapan lainnya dipasang bersatu atau terpisah pada alat-alat saniter sesuai ketentuan yang disyaratkan seperti : perlengkapan wastafel, closet, sink (bak cuci) dan lain sebagainya.

d. Pemborong wajib untuk melengkapi pada sistem jaringan pipapipa alat-alat tertentu atau yang khusus sesuai seperti yang disyaratkan misalnya : Kran penyadap teps, kran penutup (valve) kran penyadap pada alat saniter (faucet), alat pengatur hawa seperti :

Syphon, traps, stank bocht dan lain sebagainya.

e. Seluruh jenis alat-alat saniter dan perlengkapannya, alat-alat bantu sambungan, kran-kran yang digunakan adalah dari kualitas dan mutu terbaik, sesuai ketentuan yang disyaratkan; harus baru dalam arti bukan barang bekas dipakai.

f. Alat-alat saniter dan perlengkapannya (sanitary fitting & fixture) yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kloset type monoblok berwarna putih mutu baik

dilengkapi dengan tutup/dudukan terbuat dari bahan PVC.

dilengkapi dengan kran penutup/pengaman untuk tangki penguras (cistern) dan lain perlengkapan dari merk sama yang sudah merupakan satu kesatuan closet monoblock.

dipasang pada WC toilet sesuai seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar yang bersangkutan.

2. Washtafel wall mounted mutu terbaik lengkap dengan assesoriesnya.

3. Kran-kran air ball valve.

PEKERJAAN CAT

a. Persyaratan Umum

1. Pekerjaan cat baru dapat dilaksanakan jika seluruh ketentuan-ketentuan telah terpenuhi seperti :

Dilaksanakan pada tahap akhir penyelesaian bangunan.

Untuk pekerjaan cat tembok seluruh pekerjaan seperti pekerjaan pelesteran, pekerjaan langit-langit, pekerjaan lantai, pekerjaan kusen dan kaca telah selesai dilaksanakan.

Untuk pekerjaan cat kayu memperhatikan penyelesaian cat sebagai penyelesaian pelindung atau penyelesaian secara lengkap (sebelum dipasang dan sebelum terpasang seperti rangka langit-langit gypsum).

Untuk pekerjaan cat besi sama halnya dengan cat kayu seperti pekerjaan cat profil rangka.

Seluruh bidang yang akan dicat tidak terdapat cacat, perbaikan atas kerusakan yang timbul selama pembangunan atau perbaikan bagian-bagian lainnya telah dilaksanakan.

2. Pekerjaan cat adalah pelaksanaan penyelesaian lapisanlapisan cat pada bidang permukaan baru dengan pelaksanaan lapisan dan perawatan bidang-bidang yang akan di cat secara lengkap.

3. Mengingat dipasaran banyak terdapat beraneka ragam merk cat dari mutu dan bahan campuran yang berbeda, maka Pemborong wajib untuk menggunakan setiap jenis cat untuk penyelesaian secara lengkap dari keluaran pabrik yang sama/ merek yang sama. Pemborong wajib untuk memperhatikan secara teliti segala ketentuan dan petunjuk dari pabrik yang memproduksinya terhadap cara pemakaiannya, mengencerkan, perawatan dan sebagainya.

4. Jenis cat yang digunakan adalah cat emulsi untuk cat dinding dan cat enamel/cat minyak untuk kayu & logam, cat dari kualitas dan mutu terbaik.

5. Pemborong bertanggung jawab penuh atas hasil akhir yang sempurna dalam arti warna cat penutup harus sama rata tidak belang-belang, tidak mengelupas, tidak luntur dan lain sebagainya.

6. Jika ditemui hal-hal seperti diatas maka atas perintah Konsultan Pengawas pekerjaan cat harus diperbaiki dan diulang kembali pada seluruh permukaan bidang hingga sempurna.

Seluruh akibat dari hal-hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong sepenuhnya.

b. Pekerjaan cat tembok

1. Pekerjaan cat tembok dilaksanakan pada pasangan Batako yang diplester, bidang beton diplester yang tampak, dan pada seluruh bidang langit-langit.

2. Seluruh permukaan bidang pada saat pengecatan sudah harus bersih dari semua kotoran yang melekat seperti percikan adukan, noda minyak, gemuk, residu, bahan cat lainnya dan sebagainya serta bebas dari debu.

3. Untuk mendapatkan permukaan bidang yang halus sebelum pekerjaan cat dilaksanakan digunakan amplas (150 mesh) dan dibersihkan dari debu.

4. Pasangan tembok harus cukup umur, cukup kering/kadar air dibawah 6% dan nilai ph dibawah 9,5.

5. Penyelesaian lapisan cat tembok secara lengkap : I. Pekerjaan persiapan.

II. Untuk melicinkan permukaan tembok + langit-langit luar digunakan Acrylic Alkali Resistant Sealant 440 -2934 (1 lapis) dan plamur 550-1967. III. Penyelesaian cat tembok luar termasuk langit-langit menggunakan weather shield sebanyak 2 (dua) lapis. Penyelesaian cat tembok dalam termasuk langit-langit menggunakan cat emulsi interior mutu baik.

c. Pekerjaan cat pada logam

1. Penyelesaian pekerjaan cat pada metal harus sesuai dengan ketentuan cara penyelesaian lapisan cat untuk setiap bahan dasar metal seperti : pagar, seng, besi, galvanized dan lain sebagainya seperti yang ditunjuk dalam gambar.

2. Seluruh permukaan bidang metal pada saat pengecatan sudah harus dibersihkan dari segala macam kotoran yang melekat, karat yang ada dengan mempergunakan sikat kawat dan diamplas.

3. Terdapat 2 macam cara penyelesaian cat pada metal yaitu :

Penyelesaian cat secara lengkap pada besi/baja dilakukan sebagai berikut :

Pekerjaan persiapan.

Untuk lapisan primer digunakan zinc chromate primer 510-2388 atau yang setara setebal 1 lapis.

Untuk lapisan cat dasar digunakan Undercoat 511-001 atau yang setara setebal 1 lapis.

Untuk penyelesaian cat akhir digunakan cat besi mutu baik sebanyak 2 lapis.

Penyelesaian cat secara lengkap pada metal yang digalvanis (seng, besi/baja, pipa dan logam yang digalvanis) maupun zincalum dilakukan sebagai berikut :

Pekerjaan persiapan

Untuk lapisan primer digunakan wash primer 521-0509 atau yang setara sebanyak 2 lapis.

Untuk penyelesaian cat akhir digunakan cat besi mutu baik sebanyak 2 lapis.

4. Pekerjaan cat pada metal dilaksanakan pada semua bahan dasar metal baik yang terlihat, tidak terlihat maupun terselubung pada konstruksi dan untuk konstruksi rangka penguat, klem-klem penggantung yang berada dalam plafond, pengecatan cukup sampai lapisan primer (cat menie besi).