Upload
yoqie-ali-taufan
View
363
Download
41
Embed Size (px)
Citation preview
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT.EGS INDONESIA
“EKSPLORASI MINERAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK”
Diajukan Oleh :
ADITYA LESMANA
140310090047
PROGRAM STUDI FISKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
I. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu dan teknologi serta tuntutan untuk bisa bersaing di era global mengharuskan
Indonesia untuk menghasilkan dan memiliki sumber daya manusia yang handal, profesional dan
berkualitas. Sumber daya manusia yang unggul adalah tenaga kerja yang siap pakai,
professional, dan berdedikasi tinggi yang mampu berkarya untuk kepentingan banyak pihak dan
kemajuan Indonesia.
Mahasiswa memegang peranan penting dan bertanggung jawab untuk mensukseskan
pembangunan nasional serta memajukan bangsa dan negara. Mahasiswa hendaknya memiliki
kemampuan teoritis dan aplikatif untuk menunjang proses studi yang merupakan persiapan
dalam menghadapi dunia kerja setelah mereka dinyatakan lulus dari perkuliahan. Pengetahuan
yang bersifat teori merupakan pengetahuan yang konseptual, diperoleh melalui kegiatan
perkuliahan di kampus, penting dikuasai sebagai dasar pemikiran. Disamping itu, pengetahuan
yang tak kalah pentingnya adalah pengetahuan praktis yang berhubungan dengan dunia kerja
yang riil yang diperoleh diluar jam perkuliahan, untuk dimiliki sebagai bekal pengalaman
berhadapan langsung dengan kenyataan di dunia kerja. Selain itu dengan kerja praktek akan
diperoleh gambaran yang jelas tentang berbagai hal yang berkaitan engan berbagai masalah,
khususnya masalah eksplorasi minyak di tempat kerja praktek.
Kerja Praktek bagi mahasiswa sangat berguna sebagai media pembuka wacana dunia
kerja, mahasiswa juga dapat mengaplikasikan ilmu yang berhubungan dengan ilmu-ilmu dan
metode geofisika. PT. EGS INDONESIA sebagai salah satu Company yang bergerak dalam
bidang eksplorasi geofisika, dapat dijadikan sebagai tempat yang sangat mendukung pelaksanaan
Kerja Praktek dalam aplikasi ilmu pengetahuan guna prospek kerja yang akan datang.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penerapan / implementasi dari ilmu atau
teori yang selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkannya dengan
kondisi nyata yang ada di lapangan.
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dibidang teknologi terutama dalam eksplorasi
geofisika serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah.
3. Melalui kerja praktek ini dapat memperkaya perbendaharaan pengetahuan dan referensi
data-data yang dapat digunakan untuk membantu penyusunan Tugas Akhir sesuai
dengan bidang minat yang dipilih.
4. Memperoleh pengalaman operasional dari suatu industri dalam penerapan dan
perekayasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan bidang ilmu
Geofisika
5. Memperluas wawasan dan pengalaman mengenai kondisi dunia kerja / industri
III. MANFAAT
Bagi Mahasiswa
1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah terutama yang berhubungan
dengan bidang kajian geofisika dengan langsung terjun ke lapangan agar lebih
memahami dan mengerti serta dapat melihat kesesuaian antara teori yang diperoleh di
bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.
2. Untuk melengkapi ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan menganalisa berbagai
permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan dan selanjutnya di cari
penyelesaiannya.
3. Melatih diri dalam penyesuaian keadaan di dunia kerja agar nantinya tidak canggung
dalam bekerja ketika bergabung dengan perusahaan mana pun.
Bagi Almamater
1. Terciptanya suatu hubungan kerjasama antara Universitas Padjadjaran dengan PT. EGS
INDONESIA.
2. Sebagai parameter bagi Perguruan Tinggi mengenai sejauh mana penguasaan ilmu yang
diperoleh mahasiswa di bangku kuliah.
Bagi Perusahaan Tempat Kerja Praktek
1. Terciptanya suatu kerja sama yang baik dengan dunia pendidikan.
2. Dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berpotensi.
IV. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Waktu / Tanggal : JULI-SEPTEMBER 2013 *
Perusahaan : PT.EGS Indonesia
Tempat : Jakarta
*) Waktu disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh PT.EGS Indonesia
V. PESERTA KERJA PRAKTEK
Peserta studi kerja praktek ini yaitu:
Nama : Aditya Lesmana
NPM : 140310090047
Mahasiswa Program Studi Fisika, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Padjadjaran.
VI. USULAN TOPIK
Ruang lingkup yang dibahas dalam Kerja Praktek adalah mengenai Eksplorasi Sumber
Daya Energi. Berdasarkan pada ruang lingkup tersebut, maka usulan topik yang diajukan
dalam Kerja Praktek ini adalah :
“EKSPLORASI MINERAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK”
VII. BENTUK KEGIATAN
Dalam proses Kerja Praktek di PT.EGS Indonesia kami ingin mengetahui secara
langsung bagaimana proses-proses yang ada di dalamnya dan dapat menjadi pembanding
terhadap apa yang telah kami peroleh di bangku perkuliahan. Oleh karena itu, kami ingin
terjun langsung ke dalam proses tersebut sehingga kami dapat mengetahui secara nyata
bentuk dunia kerja yang sebenarnya, khususnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
disiplin ilmu yang kami pelajari. Bentuk kegiatan kami ini disesuaikan dengan kebijaksanaan
di perusahaan.
VIII. TEORI DASAR
A. Pendahuluan
Ilmu geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi dengan
mengunakan prinsip-prinsip fisika. Penelitian geofisika digunakan untuk mengetahui kondisi
bawah permukaan bumi yang melibatkan pengukuran diatas permukaan dari parameter-
parameter fisika yang dimiliki oleh batuan yang berada di bawah permukaan bumi. Maka dari
pengukuran tersebut akan dapat diketahui bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan
bumi baik secara vertikal ataupun secara horizontal.Metode geofisika pada umumnya dibagi
menjadi 2 macam, yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Medan alami dalam hal
ini seperti halnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi
dll. Sedangkan metode aktif adalah suatu metode yang dilakukan dengan membuat medan buatan
kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Dalam hal ini medan buatan adalah
suatu getaran atau gelombang yang dapat menimbulkan suatu respon seperti ledakan dinamit,
pemberian arus listrik, dll. Sedangkan apabila dijelaskan secara khusus maka metode geofisika
dapat dibagi menjadi beberapa macam seperti contohnya metode seismik, metode gravitasi,
metode magnet bumi, dll.
Metode magnet merupakan salah satu metode digunakan dalam teknik geofisika. Metode
ini pada dasarnya dilakukan berdasarkan pengukuran anomali geomagnetik yang diakibatkan
oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik suatu jebakan dari daerah
magnetik di sekelilingnya. Disini perbedaan permeabilitas itu sendiri pada dasarnya diakibatkan
oleh perbedaan distribusi mineral yang bersifat ferromagnetik, paramagnetik, diamagnetik.
B. Metode Magnetik
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah
permukaan bumi (suseptibilitas). Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang
medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan
dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar
bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar
belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori
potensial, sehingga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau
dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam
magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam
gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik
lebih menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki
variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan
melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian
prospeksi benda-benda arkeologi.
C. Medan Magnet Utama
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran
dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 104 km
2. Proses
rata-rata ini tidak menghilangkan beberapa medan periodik yang berasal dari luar demikian juga
spektrum panjang gelombang dari medan magnet utama dan medan magnet local.
Ada beberapa teori yang membahas penyebab medan magnet utama, diantaranya teori
magnetisasi permanen, teori perputaran muatan listrik, teori perputaran benda masif, induksi
badai magnet dan teori exsitasi diri dynamo.
Perputaran dari efek dynamo dengan cakram diandaikan sebagai inti bumi yang berputar
relatif terhadap gulungan kawat, sehingga timbul medan listrik yang kemudian menimbulkan
arus listrik dalam koil. Beda potensial pada cakram :
2
2
1.. aBrdrBdrvxBdrE (1)
Impedansi dari rangkain tersebut tergantung dari tahan total R dan induksi diri dari koil L
sehingga
t
ILIRaB
2
2
1 (2)
jika M adalah induksi bersama dari cakram dan koil, maka hubungan medan dengan arus adalah
MIBa 2 BRM
t
BL
2 (3)
L
LMtBB
2
2exp0 (4)
Pertambahan yang begitu besar pada t yang besar adalah tidak sesuai dengan kenyataan.
Penyelesaian persamaan (4) diperoleh dengan anggapan kecepatan sudut ω konstan, tanpa
memperhatikan intensitas medan magnet. Karena gaya Lorentz berlawanan dengan arah rotasi
sehingga torsi penggerak konstan. Apabila medan magnet bertambah besar maka torsi juga
bertambah sehingga ω berkurang sampai mencapai kesetimbangan pada kecepatan ω0.
Magnitudo dari medan magnet tidak bergantung ω tetapi hanya bergantung pada torsi pengerak.
Gambar 1. Sistem efek dynamo.
D. Anomali Medan Magnet Total Bumi
Di dalam penelitian dengan metode magnetik, pada umumnya proses pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan magnetometer (misalnya, PPM). Instrumen ini mengukur
besarnya (magnetude) medan magnet total tanpa memandang arah vektornya. Anomali medan
magnetik total bumi merupakan medan magnet yang dibangkitkan oleh anomali atau batuan
termagnetisasi pada kerak bumi sebagai akibat adanya induksi medan utama magnetik bumi.
Anomali ini dihitung dari pengukuran medan magnet total dikurangi medan utama magnetik
bumi tersebut (Menggunakan nilai IGRF yang sesuai dengan lokasi penelitian).
Medan utama magnetik bumi (main field) BM dan medan magnet benda penyebab anomali
medan magnet BA memberikan sumbangan dalam medan magnet total bumi sehingga medan
magnet total bumi pun berubah dan dapat ditulis dengan
BT = BM + BA ………………(5)
Jika BT menggambarkan medan magnet total pada suatu titik dan BM medan magnet utama
bumi pada suatu titik yang sama, seperti yang disajikan dalam gambar di bawah ini, maka
anomali medan magnet total diberikan oleh:
………………(6)
Gambar 2. Penggambaran vektor anomali medan magnet total bumi
Jika ΔB menggambarkan medan akibat benda anomali, maka medan magnetik total adalah BT =
BM + ΔB sehingga persamaan 3 menjadi:
……..(7)
Jika |BM| > |ΔB| maka dapat digunakan pendekatan
…………………...(8)
…………………………(9)
Dengan demikian dapat didekati sebagai proyeksi ΔB (anomali medan magnetik bumi) pada
arah medan magnetik bumi (f).
|||| MT BBT
|||||| BBBBT MM
|||| MM BBBT
||22
MMM BBBB
||)(1
22
1MM
MM
MM BBBBB
BB
BfB
BB
|| M
M
T
Variasi Medan Magnet Bumi Terhadap Waktu
Berdasarkan hasil pengamatan variasi medan magnet bumi dikelompokkan kedalam :
1. Variasi Sekular
Merupakan variasi yang ditimbulkan karena adanya perubahan inmternal bumi.
Perubahannya bisa sangat lambat ( orde puluhan sampai dengan ratusan ) untuk bisa
mempengaruhi hasil survei magnetik.
2. Variasi Diurnal ( Harian )
Merupakan variasi yang ditimbulkan secara dominan oleh gangguan matahari. Tradiasi
ultraviolet matahari menimbulkan ionisasi lapisan ionosfer, yang menyebabkan adanya elektron-
elektron yang terlempar dari matahari akan menimbulkan fluktuasi arus sebagai sumber medan
magnet.
3. Medan Magnet Bumi
Yang terdiri dari tiga bagian utama, diantaranya :
a). Medan Utama
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran
dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km
2.
Intensitas medan magnetik bumi secara kasar memiliki nilai antara 25.000 – 65.000 nT. Medan
magnetik utama ini tidak konstan dalam waktu dan berubah relatif lamban dan asal perubahan
dari perubahan internal dalam bumi, yang dapat dihubungkan dengan perubahan arus konveksi
dalam inti, perubahan kopling inti msntel, perubahan dalam laju perputaran bumi. Variasi sekuler
ini mempunyai sifat regional dan bukan terjadi diseluruh dunia.
b). Medan Luar
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil
ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan
luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer,
maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat. Medan luar ini merupakan bagian
kecil medan utama, yaitu sisa 1% medan magnetik bumi, yang berasal dari luar bumi. Yang
berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi atmosfer luar,
perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat dari pada medan permanen.
c). Anomali Magnetik Lokal
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field). Medan
magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet. Dalam survei dengan
metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah variasi medan magnetik yang
terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik
disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen
mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit
untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik
remanen dan induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi
maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek
medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan
magnet utama bumi (Telford, 1976). Pada umumnya anomali ini tidak menyebar kedaerah luas
karena sumbernya tidak terletak terlalu dalam.
4. Magnetisme Mineral dan Batua
Seperti yang tela dikatakan sebelumnya bahwa anomali magnetik terutama disebabkan
oleh banyaknya mineral magnetik yang terkandung dalam batu-batuan, seperti dalam fisika zat
padat, semua elemen material dapat diklasifikasikan dalam tiga grup menurut sifat magnetiknya,
yaitu :
a. Diamagnetik
Suatu zat adalah tergolong pada jenis diamagnetik jika mempunyai susceptibilitas
magnetik negatif sehingga intensitas magnetisasi yang diimbas I dalam zat oleh medan H adalah
berlawanan arah H Semua material pada dasarnya adalah diamagnetik karena gerak orbit
elektron yang bermuatan negatif dalam zat di dalam medan luar H mempunyai arah yang
melawan arah H. Tetapi diamagnetisme akan timbul jika momen magnetik atomik total semua
atom adalah nol jika H nol. Jadi dengan kata lain atom – atom pembentuk batuan mempunyai
kulit elektron yang telah jenuh yaitu tiap elektron berpasangan dan mempunyai spin yang
berpasangan yang berlawanan dalam tiap pasangan. Jika mendapat medan magnet dari luar orbit,
elektron tersebut akan berpresisi yang menghasilkan medan magnet luar tadi mempunyai sifat :
Susceptibilitas negatif dan kecil
Susceptibilitas K tidak tergantung pada medan magnet luar
b. Paramagnetik
Semua zat yang mempunyai susceptibilitas magnetik positif adalah zat paramagnetik.
Dalam zat semacam ini setiap atom atau molekul mempunyai momen magnetik total yang tak
sama dengan nol dalam medan luar yang nol. Disini terdapat kulit elektron terluar yang belum
jenuh, yakni ada elektron yang spinnya tidak berpasangan dan mengarah arah spin yang sama.
Jika terdapat medan magnetik luar, spin tersebut berpresisi menghasilkan medan magnet yang
mengarah searah dengan medan tersebut sehingga memperkuatnya. Dapat dikatakan mempunyai
sifat :
1. Susceptibilitas K positif dan sedikit lebih besar dari 1
2. Susceptibilitas K bergantung temperature
c. Ferromagnetik
Disini tedapat banyak kulit elektron yang hanya diisi oleh satu elektron sehingga mudah
terinduksi oleh medan luar, keadaan ini diperkuat lagi oleh adanya kelompok-kelompok bahan
yang berspin searah yang membentuk dipoe-dipole magnet mempunyai arah sama apalagi jika
didalam medan magnet luar. Elemen-elemen seperti besi, kobalt, dan nikel adalah elemen
paramagnetik yang interaksi magnetik antara atom dengan group atom sedemikian kuatnya
hingga terjadi penyearahan momen-momen dalam daerah yang besar dalam zat. Pada umumnya
susceptibilitas material ferromagnetik 106 kali material diamagnetik dan paramagnetik.
Ferromagnetism juga turun dengan turunnya temperatur dan hilang sama sekali pada suhu Curie.
Mineral ferromagnetik tak terjadi di alam. Sehingga sifatnya :
1. Susceptibilitas K positif dan jauh lebih dari 1
2. Susceptibilitas K bergantung pada temperatur
Ferromagnetik terbagi kedalam 2 sub-divisi :
Antiferromagnetik
Material ini mempunyai susceptibilitas seperti material paramagnetik tetpi harganya naik
dengan naiknya temperatur hingga temperatur tertentu, kemudian turun menurut hukum Curie-
Weiss. Hal ini terjadi karena momen magnetik total sejajar dan anti sejajar sehingga sub-
dominan dalam material ini saling meniadakan sehingga susceptibilitasnya menjadi sangat kecil.
Contoh dari antiferromagnetisme adalah : hematite.
Ferrimagnetik
Material ini mempunyai susceptibilitas magnetik yang sangat besar dan tergantung pada
suhu, domain-domain magnetik dalam material ini terbagi-bagi dalam keadaan daerah yang
menyearah saling berlawanan tetapi momen magnetik totalnya tak nol jika medan luar nol.
Praktis semua mineral magnetik adalah ferrimagnetik. Meskipun dalam beberapa hal magnetisasi
batuan bergantung terutama pada kekuatan sesaat dar sesaat dari medan magnetik bumi di
sekeliling dan kandungan mineral magnetiknya.
Reduksi Data
1. Koreksi Data
Koreksi Harian ( diurnal )
Digunakan untuk menghilangkan pengaruh medan magnet luar pada harga medan hasil
pengukuran. Membuat grafik intensitas medan T terhadap waktu (t) dari hasil pengukuran di BS.
Koreksi topografi ( Terrain )
Dilakukan untuk menghilangkan pengaruh medan magnet yang ditimbulkan oleh bukit-
bukit yang magnetisasinya berpengaruh pada harga medan magnetik hasil pengamatan.
Koreksi Normal
Untuk menghilangkan perbedaan harga medan normal bumi di daerah pengukuran
Koreksi Drift
Dilakukan karena adanya perbedaan harga bacaan PPM pada titik yang sama jika
pengukurannya membentuk looping. Ini diakibatkan berkurangnya fluida pada sensor alat.
Koreksi drift ini ada yang menggunakan dan ada juga yang mengabaikannya, karena nilai
koreksi ini relatif sangat kecil.
Koreksi Alat
Dilakukan karena adanya perbedaan harga bacaan antara alat yg di BS dan alat yang di
field. Jika dilakukan suatu pengukuran pada titik yang sama ( BS ) maka akan terdapat perbedaan
selisih bacaaan antara alat yang di field dengan alat ( BS ). Dapat dihitung dnegan cara :
Koreksi Alat = Bacaan PPM di Base – Bacaan PPM di field
2. Harga Anomali Magnetik
Setelah semua proses reduksi dilakukan maka dapat dihitung harga anomali magnetnya
dengan menggunakan persamaan :
H = H* - Ho
Dimana :
H* = intensitas medan yang teramati yang telah dikoreksi
Ho = Harga rata-rata Intensitas medan magnet bumi untuk daerah tersebut (IGRF)
International Geomagnetik Reference Field
Harga anomali ini kemudian dipetakan kedalam Peta Anomali Magnet. Peta tersebut
kemudian diinterpretasi dalam arti mengkonversi anomali medan magnetik bentuk distribusi
batuan di bawah permukaan bumi. Interpretasi ini bisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
3. Penyajian Data Harga Anomali Magnetik
Dengan Tanda atau Titik
Disini intensitas atau besarnya anomali disuatu tempat digambarkan denngan titik atau
tanda. Kerapatan titik sebanding dengan besarnya anomali di tempat tersebut.
Dengan Cara Perspektif
Penggambaran data ini biasanya dilakukan dengan sistem komputer.
Dengan Cara Kontur
Titik-titik dengan intensitas magnetik yang sama dihubungkan sehingga membentuk
kontur-kontur magnetik. Cara ini sama dengan yang biasa dilakukan pada survey geologi dan
geofisika eksplorasi. Dan cara inilah yang kita lakukan pada interpretasi data geomagnetik
dilapangan
Hasil dari pengukuran geomagnetik, baik ground magnetik atau airbone magnetik adalah
berupa profil atau peta kontur magnetik. Pada peta magnetik anomalinya lebih banyak tak
teratur, kompleks dan mem[unyai magnitudo yang lebih besar tetapi untuk daerah sedimen peta
magnetik dapat menyerupai peta anomaly gravity. Interpretasi dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Interpretasi Kualitatif
Interpretasi kualitatif dapat dilakukan dengan cara mengamati peta anomali magnet (peta
total magnetic intensity) dan peta anomali residual (peta analitycal signal). Dari kedua peta
tersebut dapat diperoleh informasi mengenai lipatan, baruan intrusive, zona mineralisasi,
sedimen dan struktur-struktur lainnya.
Dalam interpretasi kualitatif pola anomali magnet bergelombang pendek dan tajam.
Biasanya sangat mengganggu target anomali bergelombang panjang. Gangguan ini diatasi
dengan cara melakukan pengukuran dengan kerapatan data yang banyak sehingga bila dilakukan
pemfilteran dapat menghilangkan anomali bergelombang pendek dan tajam. Kurang rapatnya
data dapat memberikan gambaran anomali palsu meskipun diolah dengan cara canggih.
Interpretasi kualitatif bertujuan untuk menentukan strike, arahm dan sifat polarisasi, dan
perkiraan bentuk ben da anomali berdasarkan peta anomali magnetik yang telah dibuat.
Interpretasi ini sangat ditunjang oleh data geologi daerah penyelidikan.
Arah Polarisasi Magnet
Arah polarisasi magnet dapat ditentukan dengan cara :
- Memperhatikan kontur anomali magnet yang bersifat clossure atau menutup.
- Mencqari pasangan-pasangan clossure positif dan negatif dan menentukan arah pasangan
yang domain.
- Garis hubung antara pusat clossure negatif dan positif merupakan arah induksi magnetik
yang berpasangan/dipole.
Menentuan Strike Benda Anomali
Strike benda anomali dapat ditentukan dari bentuk kontur yang memanjang.
Memperkirakan Benda Anomali
Membuat penampang dari kontur sepanjang garis induksi magnetik dan perkiraan benda anomali
berdasarkan kurva teoritis yang etrdapat dalam literatur-literatur.
IX. PENUTUP
Demikian proposal Kerja Praktek ini dibuat dengan harapan dapat memberikan gambaran
singkat dan jelas tentang maksud dan tujuan kami melakukan Kerja Praktek ini di perusahaan
yang Bapak / Ibu pimpin. Kami menyadari bahwa kelancaran Kerja Praktek ini tidak akan
tercapai tampa ridho Allah SWT serta bantuan dan partisipasi dari pihak-pihak yang terkait. Atas
bantuan dan kerja sama dari pihak-pihak yang terkait serta kesempatan yang diberikan, kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Baranov, V. 1957. A new method for Interpretation of Aeromagnetic Maps: Pseudo-gravimetric
Anomalies, Geophysics, Volume 22, 359-83.
Blakely, R.J. 1995. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications, Cambridge
University Press.
Grand, F.S and West, G.F. 1965. Interpretation Theory in Applied Geophysics, Mc Graw-Hill
Book Company.
Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Penerbit ITB. Bandung.
Shuey, R.T., Pasquale, AS. End correction in magnetic profile interpretation. Geophysics,
Volume 38, No.3, 507-512.
Solihin, 2005, Skripsi, Pendugaan Kandungan Batuan Andesit dan Diorit Di Kawasan Gedangan
Malang Selatan Dengan Menggunakan Metode Magnetik, Malang, Universitas Brawijya.
Telford, W.M. 1976. Applied Geophysics. Cambridge University Press, London.
Wahyudi, 2004, Teori dan Aplikasi Metode Magnet, Laboratorium Geofiosika FMIPA UGM
Yogyakarta.