17
Contoh proposal PKMK Contoh konsep proposal PKMK ini secara konsep sudah bagus. Proposal PKMK ini salah satu yang diterima di DIKTI tahun 2008. untuk format sesuaikan dengan aturan DIKTI USAHA DIGITAL PRINTING I. Pendahuluan 1.Latar Belakang dan Motivasi Melakukan Usaha 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer dan printer yang ada sekarang, telah memungkinkan kita untuk mencetak tidak hanya teks dan gambar sederhana, namun sudah dapat mencetak dengan hasil kualitas foto. Bahkan apabila menggunakan kertas khusus untuk foto, hasilnya menyerupai cetak foto. Teknologi komputer dan printer yang semakin canggih, menjadikan hasil yang diperoleh akan semakin baik, dan proses produksi menjadi semakin cepat dan mudah. Melihat potensi lingkungan sekitar permintaan akan teknologi print digital yang semakin meningkat dalam kegiatan- kegiatan umum maupun pribadi seseorang, maka usaha digital printing mempunyai pangsa pasar prospektif dan tidak pernah surut. Oleh karena itu peluang usaha di bisnis ini bisa dikatakan cukup menjanjikan. Contoh Proposal PKMM

Contoh Proposal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh Proposal

Contoh proposal PKMK

Contoh konsep proposal PKMK ini secara konsep sudah bagus. Proposal PKMK ini salah

satu yang diterima di DIKTI tahun 2008. untuk format sesuaikan dengan aturan DIKTI

USAHA DIGITAL PRINTING

I. Pendahuluan

1.Latar Belakang dan Motivasi Melakukan Usaha

1.1 Latar Belakang

Teknologi komputer dan printer yang ada sekarang, telah memungkinkan kita untuk mencetak tidak hanya teks dan gambar sederhana, namun sudah dapat mencetak dengan hasil kualitas foto. Bahkan apabila menggunakan kertas khusus untuk foto, hasilnya menyerupai cetak foto.

Teknologi komputer dan printer yang semakin canggih, menjadikan hasil yang diperoleh akan semakin baik, dan proses produksi menjadi semakin cepat dan mudah.

Melihat potensi lingkungan sekitar permintaan akan teknologi print digital yang

semakin meningkat dalam kegiatan-kegiatan umum maupun pribadi seseorang, maka usaha

digital printing mempunyai pangsa pasar prospektif dan tidak pernah surut. Oleh karena itu

peluang usaha di bisnis ini bisa dikatakan cukup menjanjikan.

Contoh Proposal PKMM

A. Judul program

Pelatihan Teknik Kultur Spirulina platensis Skala Semi Massal dan Potensinya sebagai Pakan Alami Ikan di Desa Beji Purwokerto.

B. Latar belakang masalah

Kabupaten Banyumas dikenal sebagai penghasil ikan Gurame terbesar dengan sentra

pembesaran di Sumpiuh, Kemranjen, dan Tambak. Penghasil benih Gurame berada di Beji dan

Singasari. Benih gurami dari kedua desa itu sudah mendapat sertifikat pada tahun 2005 dan

2006. Kelompok Petani Ikan di Desa tersebut mendapat sertifikat dari Lembaga Sertifikasi

Page 2: Contoh Proposal

Sistem Mutu Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi Dirjen Perikanan Budi daya dengan nomor

001/BBATS-AGS/Sys/III/200. Pembenihan ikan gurami (osphronemus goramy) untuk jenis

produksi telur sampai P2.

Desa Beji ditargetkan sebagai desa mina pada 2007 dan saat ini masih dalam penataan.

Masyarakat di Desa Beji hampir separuh warganya bermata pencaharian sebagai peternak ikan

dan yang tercatat sebagai anggota Koperasi Giat Makaryo sebanyak 70 peternak ikan, setiap

anggota menaungi langsung 10 peternak. Masing-masing anggota memproduksi benih Tawes,

Melem, Mujahir, Nila, Emas, dan Lele Dumbo. Akan tetapi ikan yang banyak di kembangkan di

Desa Beji adalah jenis Gurame.

Budidaya Gurame di Desa Beji dimulai dari tahap pemilihan induk. Induk yang digunakan

sudah mencapai umur 3 tahun. Gurame dipilih untuk dipijahkan dengan perbandingan jumlah

antara induk jantan dan betina biasa 1 : 1 – 14. Dengan harapan induk jantan paling sedikit bisa

mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan. Setelah Gurame mengeluarkan telur,

diambil dipindahkan pada tempat penetasan. Telur akan menetas dalam tempo 30 sampai 36 jam.

Selama 5 hari benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena masih mengisap

kuning telur (yolk sack). Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus

disuplai dari luar.

Suplai makanan terdiri dari pakan buatan dan pakan alami. Pakan alami larva ikan di Desa

Beji masih mengandalkan pakan yang dibeli dari pembudidaya pakan alami yang berada jauh

dari lokasi peternakan. Pakan alami larva ikan yang sering digunakan adalah Cacing Tubifex.

Tubifex diperoleh dengan harga Rp 5.000 per 200 ml. Pengeluaran terbesar dalam pembenihan

ikan adalah untuk pengadaan pakan alami yang sangat dibutuhkan pada saat proses

perkembangan larva.

Pakan alami sangat dibutuhkan oleh benih ikan untuk melangsungkan hidupnya. Fungsi

utama pakan adalah untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Pakan yang dimakan oleh ikan

pertama-tama digunakan untuk kelangsungan/ mempertahankan hidupnya dan kelebihannya akan

dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Selama ini jenis pakan yang banyak digunakan di Desa Beji

adalah pakan buatan. Sebagai pakan benih ikan, jenis pakan buatan mempunyai banyak

Page 3: Contoh Proposal

kekurangan dibandingkan pakan alami. Komponen penyusun pakan alami lebih lengkap,

sehingga ikan cenderung lebih menyukai pakan alami. Selain itu tidak membahayakan

pemangsa.

Kebutuhan pakan alami ini semakin sulit terpenuhi, karena peternak ikan belum memahami

teknik kultur pakan alami. Oleh karena itu baru beberapa pengusaha yang menanamkan

modalnya secara khusus dalam produksi pakan ikan alami. Berbeda dengan pakan buatan yang

lebih praktis dan mudah pengerjaannya, sehingga banyak pembudidaya ikan menggunakannya

meskipun sebenarnya kurang baik atau sering membahayakan untuk pembenihan larva udang

maupun ikan. Kelemahan pakan buatan adalah kurang menarik pemangsa karena lama-lama

tidak mengambang/ melayang di air. Disamping itu apabila tidak habis dapat membahayakan

ikan dan udang peliharaan, serta perairan menjadi tercemar.

Spirulina merupakan mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami benih ikan.

Alga ini mempunyai kandungan gizi yang tinggi, yaitu protein yang bisa mencapai 70 % dari

berat keringnya sehingga dapat menjadi alternatif bagi makanan kesehatan. Dalam dunia

perikanan, mikroalga ini telah banyak dijual dalam bentuk tepung dan produk-produk makanan

olahan. Tepung seperti ini sudah diproduksi secara komersial di California, Israel, Jepang,

Taiwan dan juga Mexico.

Kultur pakan alami Spirulina dapat dilakukan oleh para petani dengan mudah dan tidak

memerlukan lahan yang luas. Pengembangan pakan alami mempunyai beberapa keuntungan,

diantaranya karena mikroalga mudah dikultur, ukuran sesuai mulut larva/ ikan pemangsa,

pergerakan mampu memberikan rangsangan bagi pemangsa untuk memakannya, mampu

berkembang biak dengan cepat dalam waktu relatif singkat sehingga ketersediaannya dapat

terjamin sepanjang waktu.

Spirulina merupakan mikroalga hijau kebiruan, sel berkoloni dan membentuk filamen

terpilin yang menyerupai spiral/ helig. Alga ini mengandungan berbagai zat gizi seperti protein

dapat mencapai 72 %, lipid 8%, karbohidrat 16%,vitamin B1, B2, B6, B12, C, niasin, β karotin

dan kandungan asam amino yang cukup seimbang. Spirulina juga mengandung salah satu asam

lemak esensial yaitu asam γ-linoleat (GLA), yang merupakan asam lemak majemuk.

Page 4: Contoh Proposal

Spirulina menyediakan semua asam amino yang diperlukan tubuh dan dalam bentuk tersebut

5 kali lebih mudah untuk dicerna dibanding dengan protein kedelai. Spirulina mengandung 8

asam amino essensial dan 10 asam amino non essensial.

Spirulina mengandung lipopolisakarida sebesar 1,5% bobot keringnya, kandungan

lipopolisakarida inilah yang menjadikan Spirulina digunakan sebagai immunostimulan yang

potensial dalam meningkatkan respon kekebalan tubuh pada ikan. Dinding Spirulina kaya akan

muco-protein meningkatkan lapisan mukus pada kulit ikan yang menyebabkan sirip ikan lebih

sehat, meningkatkan resistensi/ peradangan kulit terhadap serangan penyakit.

Manfaat lain dari mikroalga Spirulina adalah sebagai pakan zooplankton/ larva udang atau

ikan dan hewan-hewan kecil lainnya. Di Jepang Spirulina diberikan pada ikan mas koki dan ikan

hias lainnya untuk meningkatkan kualitas warna ikan hias tersebut. Hingga saat ini di Indonesia

belum terdapat pembudidayaan spirulina skala massal yang dilakukan oleh peternak ikan untuk

kepentingan pakan alami. Menurut Prof Nyoman Kabinwa, periset spirulina, perairan Indonesia

meliputi perairan tawar, payau, dan laut berpotensial untuk pengembangan ganggang hijau biru.

Mikroalga bersel silindris dengan dinding selnya yang tipis ini memiliki potensi

pengembangan yang lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan tingkat tinggi. Mikroalga

Spirulina dapat mudah dikembangkan dengan lebih cepat dan praktis. Pengembangan dilakukan

menurut dimensi volume, berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi yang saat ini masih

dikembangkan dalam dimensi luas. Pemanfaatan luas lahan yang sama, dapat memberikan

efisiensi yang lebih besar bagi pembudidayaan mikroalga. Selain itu dengan daur hidupnya yang

pendek mikroalga Spirulina mampu berkembang biak dalam waktu yang singkat, dapat dipanen

sekitar 3-7 hari setelah inokulasi. Sedangkan tumbuhan tingkat tinggi, misalnya padi paling cepat

membutuhkan waktu sekitar 100 hari untuk dapat dipanen.

C. Perumusan Masalah

1. Peternak ikan masih mengabaikan penggunaan pakan benih ikan yang bermutu pada

tahap pemeliharaan larva, sehingga pertumbuhan larva kurang optimum, hasil yang

rendah sebagai akibat mortalitas yang tinggi

Page 5: Contoh Proposal

2. Peternak ikan belum mempunyai keterampilan mengenai teknik kultur pakan alami.

3. Spirulina merupakan pakan alami yang mempunyai kandungan gizi lengkap yang

dibutuhkan ikan

D. Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah

1. Memberikan Pengetahuan dasar terhadap peternak ikan mengenai pentingnya pakan alami

berkualitas dalam proses pembenihan ikan, sehingga dapat menekan tingkat mortalitas

dalam fase larva ikan.

2. Memberikan keterampilan mengenai teknik kultur pakan alami skala semi massal,

sehingga peternak ikan mampu untuk memproduksi pakan alami sendiri secara

berkesinambungan.

3. Memberikan pejelasan mengenai keunggulan Spirulina sebagai pakan alami benih ikan.

E. Luaran yang Diharapkan

1. Peternak ikan mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya pakan alami terhadap

keberlangsungan hidup larva ikan

2. Peternak ikan mendapatkan keterampilan mengenai teknik kultur Spirulina skala semi

massal serta mampu menghasilkan pakan alami untuk kepentingan pribadi ataupun

dijual kepeternak lain.

3. Tersedianya pakan alami Spirulina secara berkesinambungan dan memenuhi kebutuhan

baik kualitas maupun kuantitas.

F. Kegunaan Program

Permasalahan para peternak ikan di Desa Beji adalah tingginya tingkat mortalitas ikan pada

fase larva disebabkan tidak sesuainya pakan yang diberikan dengan sifat morfologis dan

Page 6: Contoh Proposal

fisiologis dari larva ikan. Kurangnya keanekaragaman nutrisi yang terdapat pada pakan yang

selama ini digunakan untuk menopang kelangsungan hidupnya pada saat adaptasi.

Melalui program pengabdian masyarakat para peternak ikan diharapkan memahami dan

mampu untuk memproduksi pakan alami yang kaya akan nutrisi dan sekaligus berguna sebagai

suplemen immunostimulan yang sangat diperlukan oleh ikan pada fase larva yang rentan terkena

penyakit. Dengan keterampilan teknik kultur, peternak ikan dapat memproduksi pakan alami

untuk kepentingan sendiri ataupun dijadikan lapangan pekerjaan baru sebagai produsen pakan

alami yang bisa dijual ke para peternak ikan lain.

G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran

Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat akan dilaksanakan di Desa Beji

Kabupaten Purwokerto, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak

ikan. Desa Beji merupakan desa pemasok ikan Gurame terbesar di Banyumas. Di Desa Beji

terdapat Koperasi Giat Makaryo yang menaungi bidang ternak ikan. Koperasi Giat Makaryo

pada saat ini tercatat ada 70 anggota kelompok, tiap kelompok terdiri dari 10 petani dengan

jumlah kolam sekitar 2.100 buah.

Pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa, akan mengundang 3 orang dari perangkat Desa

sebagai wakil dan pemantau dari pihak pemerintahan dan melibatkan 10 peternak ikan yang

merupakan kelompok anggota Koperasi Giat Makaryo dengan pertimbangan untuk kelancaran

dan kesejahteraan usaha peternakan ikan di Desa Beji dan demi keberlangsungan kegiatan

Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdiaan Masyarakat ini. Jarak antara kampus Biologi

dengan Desa Beji sekitar 15 km.

H. Metode Pelaksanan Program

Metode yang akan digunakan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian masyarakat

adalah dengan alih teknologi yaitu transfer ilmu sekaligus memberikan pelatihan mengetahui

cara produksi Spirulina skala semi massal kepada para peternak ikan di Desa Beji, selain itu juga

akan dilaksanakan praktek cara teknik kultur, teknik perangkaian dan penggunaan alat-alat kultur

serta proses-proses dalam berlangsungnya kultur.

Page 7: Contoh Proposal

Kultur Spirulina dibagi menjadi tiga tahap, yaitu isolasi atau pembuatan stok murni diruang

alga. Dalam program ini stok murni diperoleh dari Balai Besar Budidaya Air Payau Jepara.

Sedangkan perbanyakan kultur Spirulina skala laboratriun dilakukan di Laboratorium Biologi

Akuatik, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Dan kultur skala semi massal dan

massal dilakukan oleh para peternak ikan di Desa Beji.

Kultur dilakukan secara bertahap dimulai dari kultur skala laboratorium volume 500-1000 ml

dengan pemberian bibit Spirulina sebanyak 1/3 dari air media. Setelah bibit (inokulan)

dimasukkan ke dalam botol kultur yang berisi air media, diberi aerasi (udara) agar Spirulina

dapat berkembang dengan cepat. Suhu ruangan diusahakan stabil sekitar 230C-240C. Sebagai

sumber cahaya untuk berlangsungnya fotosintesis digunakan lampu TL-40 watt dengan intenitas

cahaya 3.000-4.500 lux. Penggantian air media dilakukan 4-5 hari sekali. Yaitu dimana Spirulina

sedang dalam masa pertumbuhan, ditandai secara visual dengan warna air yang sesuai dengan

pigmentasi sel Spirulina yang dikultur. Kultur skala laboratorium dilakukan secara bertahap

hingga volume 2-5 Liter.

Program pengabdian masyarakat dimulai dari kultur skala semi massal mulai dari volume 20

liter hingga 100 liter. wadah I terbuat dari ember berukuran 25 liter dan wadah II terbuat dari bak

plastik berukuran 120 liter. Air yang digunakan untuk kultur harus disterilisasi dulu dengan cara

air yang akan digunakan disaring sebelumnya dengan screen, laku ditambahkan chlorin 60 mg/ L

selama minimal 1 jam dan dinetralisir dengan larutan Na-Thiosulfat 20 mg/ L untuk

menghilangkan sisa-sisa chlorin dalam air hingga bau chlorin hilang.

Air steril dimasukan pada wadah I, kemudian di masukan inokulum sekitar 1 / 20 bagian dari

total volume atau untuk 20 liter air datambahkan sekitar 4 liter Spirulina. Inokulum dipupuk

Menggunakan media CFTR (2) yakni berasal dari komposisi NPK (17:17:17 atau 15:15:15)

1.000 mg, TSP 100 mg, MgSO4 50 mg. NaHCO3 4000 mg. Pencahayaan hanya mengandalkan

cahaya matahari pada siang hari. Pada keadaan tertentu dimana cahaya matahari kurang

memadai, dapat menggunakan lampu TL atau lampu sorot. Aerasi dijaga jangan sampai mati,

karena hal itu akan menghambat pertumbuhan Spirulina dan dapat menyebabkan kematian.

I. Jadwal Pelaksanaan

Page 8: Contoh Proposal

J. Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama lengkap :

Sani Iskandar

b. NIM :

B1J005056

c. Fakultas : Biologi

d. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman

e. Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana I

a. Nama lengkap : Dendy Permana

b. NIM : B1J002164

c. Fakultas : Biologi

d. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman

e. Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu

Anggota pelaksana II

a. Nama lengkap : Dimas Rakatama

b. NIM : B1J004046

c. Fakultas : Biologi

d. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman

Keterangan Waktu ( bulan)

1 2 3 4 5 6

Persiapan alat dan bahan X

Kultur skala laboratorium X

Pemberi materi dan praktek kultur

X

Pemantauan kultur X X

Penyusunan laporan X

Page 9: Contoh Proposal

e. Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu

Anggota pelaksana III

c. Nama lengkap : Dwi Antari Sulistyorini

d. NIM : B1J005084

c. Fakultas : Biologi

d. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman

e. Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu

Anggota pelaksana IV

e. Nama lengkap : Rizky kelana

f. NIM : B1J005066

c. Fakultas : Biologi

d. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman

e. Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu

K. Nama dan Biodata Dosen Pendamping

1. Nama Lengkap : Dra. Dwi Sunu Widyartini, MSi.

2. NIP : 131855813

3. Golongan dan Pangkat : IIId \Penata Tk. I

3. Jabatan Fungsional : Lektor

4. Jabatan Struktural : Staf Pengajar Fakultas Biologi UNSOED

Page 10: Contoh Proposal

5. Fakultas : Biologi

6. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman

7. Bidang Keahlian : Algologi

8. Waktu untuk kegiatan : 4 jam/minggu

L. Anggaran Kegiatan

No Spesifikasi Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp)

Harga total (Rp)

1. Bahan Habis Pakai

Biakan Spirulina 3 Liter 50.000 150.000

Pupuk CTFR (2) 12 Botol @ ¼ Liter 12.500 150.000

Chlorin 12 Bungkus @ ¼ Kg 7.500 90.000

Na Tiosulfat 12 Bungkus @ ¼ Kg 4.000 48.000

2 Peralatan Penunjang Pkm

Botol Kultur 10 buah 3000 30.000

Botol Pupuk 12 buah 10.000 120.000

Aerator 13 buah 50.000 650.000

Selang 60 meter 1.000 60.000

Batu Aerasi 50 buah 1000 50.000

Sambungan T 25 buah 500 12.500

Rak Kultur 1 buah 100.000 100.000

Lampu TL 20 Watt 12 buah 50.000 600.000

Pipet Tetes 12 buah 1.500 18.000

Takaran Air 2 Liter 12 buah 25.000 300.000

Screen 12 buah 30.000 360.000

Infus Aerator 50 buah 750 37.500

Kabel+Piting+Terminal 12 set 22.500 270.000

Ember 25 Liter 22 buah 35.000 770.000

Bak 100 Liter 12 buah 100.000 1.200.000

3. Perjalanan

Transfortasi - - 128.000

4. Biaya Alih Teknologi

Konsumsi Peserta (3X) 15 orang 4.000 180.000

Biaya Pemasaran - - 100.000

Page 11: Contoh Proposal

Sewa Tempat - - 200.000

Penggandaan Makalah 15 buah 5.000 75.000

Adrimistrasi - - 30.000

5. Pembuatan Proposal

Pengetikan - - 20.000

Penggandaan - - 80.000

6 Pembuatan Laporan

Disket 2 buah 4.500 9.000

Pengetikan - - 20.000

Penggandaan - - 80.000

7 Dokumentasi

Film + Cuci Cetak - - 50.000

Jumlah Total 6.000.000

M. Daftar Pustaka

Alfred, B. 1989. Budidaya Air. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Arlyza, Irma Shita. 2005. Isolasi Pigmen Biru Phycocyanin dari Mikroalga Spirulina palatensis. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 2005 No. 38 : 79-92.

Arlyza, Irma Shita. 2005. Phycocyanin dari Mikroalga Bernilai Ekonomis Tinggi sebagai Produk Industri. Jurnal Oseana, Volume XXX, No. 3, 2005 : 27-36.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1990. Petunjuk Teknis Budidays Pakan Alami Iksn dan Udang. Departemen Pertanian. Jakarta.

Belay, Amha. 2002. The Potensial Application of Spirulina (Arthospira) as aNutritional and Therapeutic Supplement in Health Management. Jurnal of American Nutraceutical Association Vol. 5, No. 2, Spring 2002.

Direktorat Bina Pembenihan. 1998. Budidaya Mikroalga Skala Laboratorium dan Massal . Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta : 1-10.

Djajasewaka, H. 1990. Pakan Ikan (Makanan Ikan). CV. Yasaguna. Jakarta.

Durachman. 2001. Teknik Budidaya lkan Gurame. Sub Dinas Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan.

Fogg, G. E. 1995. Algal Cultures and Phytoplankton Ecology. The University of Wisconsin Press, Madison, Wilwaukee and London.

Page 12: Contoh Proposal

Isnansetyo, A. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Mantau, Zulkifli. 2004. Pembenihan Ikan Mas yang Efektif dan Efisien Jurnal Litbang Pertanian, 23(2), 2004.

Nurhidayati, Tutik. 2005. Pengaruh Penambahan IAA terhadap Laju Pertumbuhan Populasi Spirulina sp dalam Media Zarrouk Modifikasi. Jurnal IPTEK, Vol. 8, No 3, September 2005.

Panji, Tri. 1996. Produksi asam γ–linolenat dari ganggang mikro Spirulina platensis menggunaka limbah lateks pekat. Jurnal Menara Perkebunan, 1996, 64 (1), 34-44

Panji, Tri dan Suharyanto. 2003. Produksi Spirulina platensis dan Potensinya sebagai Pakan Ikan. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Bogor, 9 september 2003.

Prihatman, K. 2000. Pakan Ikan. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Bappenas. Jakarta.

Silitonga, P. !982. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Tilapia nilotica). Tesis. Fakultas Perikanan Universitas Riau. Pekanbaru.

Simanjuntak, Sorta Basar Ida et all. 2003. Hispatologis Organ Limpa dan Ginjal Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal Bleeker) Akibat Pemberian Spirulina dalam Pakan Seacara disontinyu. Jurnal Biosfera 20 (2) Mei 2003.

Soelchan, F. 1996. Biologi dari Chlorella. Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta. Buletin Perikanan Darat 9 (1) Juni 1996.

Suhartono. 2000. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Kelautan. Institut Teknologi Bogor.

Supriyantini, Endang et all. 2004. Studi Penggunaan Hormon Pertumbuhan (Indole Acetid Acid, Giberelin Acid dan Citokinin) dalam Kultur Spirulina sp. Julnal Biosfera.

Tarwiyah. 2001. Budidaya Ikan Gurame. Dinas Perikanan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta.