12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah.Kelebihan air dapat disebabkan itensitas hujan yang tinggi atau akibat akibat durasi hujan yang lama.secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan. Kebutuhan terhadap drainase berawal dari kebutuhaan air untuk kehidupan manusia dimana untuk kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sungai untuk kebutuhan rumah tangga,pertanian,perikanan,pertenakan dan lainnya.untuk kebutuhan rumah tangga menghasilkan air kotor yang perludialirkan dan dengan makin bertambahnyapengetahuan manusia mengenal industri yang juga mengeluarkan limbah yang perlu di alirkan.Pada musim hujanterjadi kelebihan air berupa limpasan permukaan yang sering kali menyebabkan banjir sehingga manusia mulai berfikair akan kebutuhan sistem saluran yang dapat mengalirkan air lebih terkendali dan berkembang menjadi ilmu drainase. Dalam pembahasan lebih lanjut akan di titik beratkan pada drainase perkotaan karena drainase yang lebih komplek terdapat pada wilayah perkotaan.drainase perkotaan adalah ilmu khusus mengkaji kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada pada kota tersebut. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air wilayah kota yang meliputi pemukiman,industri,sekolah,lapangan olahraga,instalasi militer,pelabuhan umum atau sungai serta fasilitas umum yang lainnya yang merupakan bagaian dari sarana perkotaan.Desain drainase

Contoh makalah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh makalah

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah.Kelebihan air dapat disebabkan itensitas hujan yang tinggi atau akibat akibat durasi hujan yang lama.secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan. Kebutuhan terhadap drainase berawal dari kebutuhaan air untuk kehidupan manusia dimana untuk kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sungai untuk kebutuhan rumah tangga,pertanian,perikanan,pertenakan dan lainnya.untuk kebutuhan rumah tangga menghasilkan air kotor yang perludialirkan dan dengan makin bertambahnyapengetahuan manusia mengenal industri yang juga mengeluarkan limbah yang perlu di alirkan.Pada musim hujanterjadi kelebihan air berupa limpasan permukaan yang sering kali menyebabkan banjir sehingga manusia mulai berfikair akan kebutuhan sistem saluran yang dapat mengalirkan air lebih terkendali dan berkembang menjadi ilmu drainase. Dalam pembahasan lebih lanjut akan di titik beratkan pada drainase perkotaan karena drainase yang lebih komplek terdapat pada wilayah perkotaan.drainase perkotaan adalah ilmu khusus mengkaji kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada pada kota tersebut. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air wilayah kota yang meliputi pemukiman,industri,sekolah,lapangan olahraga,instalasi militer,pelabuhan umum atau sungai serta fasilitas umum yang lainnya yang merupakan bagaian dari sarana perkotaan.Desain drainase perkotaan memiliki keterkaitan dengan tata guna lahan,tata ruang kota,master plan drainase kota dan kondisi sosial budaya masyarakat terhadap kedisiplinan dalam hal pembuangan sampah.pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik penangan kelebihan air namun lebih luas lagi menyangkut aspek kehidupan di kawasan perkotaan. 1.2 Tujuan dan Manfaat Studi yang dilakukan bertujuan untuk : 1.Mengatasi terjadinya banjir. 2. Untuk memperbaiki aliran drainase jalan raya. tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami sistem drainase di perkotaan dan tujuannya, serta bisa mengaplikasikannya di lapangan.

Tujuan dari tugas untuk memberikan persoalan kepada mahasiswa sedemikian rupa sehingga mahasiswa tersebut dapat atau mampu untuk merancang sistem penyaluran air hujan, dimana perhitungan-perhitungan yang berkaitan dengan rancangan disesuaikan dengan kriteria disain (berdasarkan literature) dan mempresentasikannya rancangan tersebut dalam bentuk gambar teknik yang memenuhi kaidah-kaidah perencanaan. Sedangkan manfaat dari studi ini diharapkan dapat membantu memberikan masukan terhadap instansi terkait dalam penanggulangan dan pencegahan banjir ditinjau dari sistem drainase sehingga akan didapatkan gambaran yang menyeluruh dan terpadu dari berbagai pihak,agar impian penduduk untuk terbebasnya dari ancaman banjir dan genangan air dapat menjadi kenyataan. 1.3 Identifikasi Masalah Masalah banjir pada studi ini dapat diindentifikasi sebagai berikut : 1. Analisis curah hujan. 2. Perhitungan limpasan air hujan. 3. Perhitungan dimensi sistem drainase: Berdasarkan peta situasi dan guna lahan, diminta untuk merancang system drainase. Rancangan dibuat untuk masa waktu 5 tahun Melampirkan langkah dan contoh perhitungan Perhitungan desain meliputi perhitungan dimensi saluran dan bangunan pelengkap yang meliputi konstruksi dan peralatannya

BAB IIDRAINASE PERKOTAAN 2.1 Drainase perkotaan Drainase yang berasal dari bahasa Inggris drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Dirunut dari hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran

induk (main drain), dan badan air penerima (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti goronggorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa. Pada sistem yang lengkap, sebelum masuk ke badan air penerima, air diolah dahulu di instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur. Hanya air yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang dimasukkan ke badan air penerima, sehingga tidak merusak lingkungan. Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan, dan kesehatan masyarakat.

2.2. Permasalahan Drainase Perkotaan Banjir merupakan kata yang sangat populer di Indonesia, khususnya pada musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini sampai saat ini belum terselesaikan, bahkan cenderung makin meningkat, baik frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya. Seperti halnya di kota Malang. Banjir di daerah Janti merupakan masalah rutin yang terjadi di kota ini. Hampir di setiap sisi kota Malang terjadi banjir ketika musim penghujan ataupun setelah hujan reda. Akibatnya banyak jalan yang tergenang air hujan dan mengakibatkan kemacetan. Pada saat terjadi hujan, air hujan memenuhi selokan. Namun karena ukuran selokan yang sangat kecil, air kembali mengalir ke jalan sehingga menyebabkan banjir. Badan jalan yang sering terendam air mengakibatkan kondisi jalan di beberapa titik rusak sehingga dapat membahayakan pengguna jalan. 2.3. Akar Permasalahan Jika dirunut ke belakang, akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat, di atas rata-rata pertumbuhan nasional, akibat urbanisasi, baik migrasi musiman maupun permanen. Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang tidak memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang menyebabkan persoalan yang sangat kompleks. Hal ini barangkali juga disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan masih acuh tak acuh terhadap penting dan perlunya memecahkan permasalahan yang lebih penting dan mendesak,

yaitu pemenuhan kebutuhan primer. Selain itu, masih belum mengakarnya kesadaran terhadap hukum, perundangan, dan kaidah-kaidah yang berlaku. Belum konsistensinya pelaksanaan hukum menambah komplek masalah yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Kecendrungan ini timbul karena proses pembangunan yang selama ini berlangsung kurang melibatkan masyarakat secara aktif. Oleh karena itu, mulai sekarang segala kebijakan publik harus melibatkan masyarakat, baik itu berupa pembangunan fisik maupun non fisik, sejak awal munculnya ide pembangunan infrastruktur sampai dengan pengoperasiannya. Permasalahan lain yang dihadapi dalam pembangunan drainase adalah lemahnya koordinasi dan sinkronisasi dengan komponen infrastruktur yang lain. Sehingga, sering dijumpai tiang listrik di tengah saluran drainase, dan pipa air bersih (PDAM) memotong saluran pada penampang basahnya. Sering juga dihadapi penggalian saluran drainase dengan tak sengaja merusak prasarana yang telah lebih dulu tertanam dalam tanah karena tidak adanya informasi yang jelas, arsip/dokumen tidak ada, atau perencanaan dan/atau pematokan dilapangan tidak melibatkan instansi pengendali tata ruang. Untuk permasalahan di daerah janti, penyebab yang sangat mendasar adalah: 1. Dimensi saluran drainase yang kecil, sehingga tidak dapat menampung debit aliran hujan. 2. Elevasi bibir saluran pembuangan lebih tinggi dari permukaan jalan, sehingga menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir ke saluran drainase dan menggenang di jalan. 3. Saluran pembuangan air tersumbat karena dipenuhi sampah. 4. Perencanaan geometrik jalan raya tidak baik. 2.4.Penyelesaian Permasalahan Untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas dapat dilakukan beberapa hal berikut ini: 1. Dimensi saluran drainase diperbesar. 2. Meninggikan permukaan jalan atau merendahkan saluran air. 3. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke dalam selokan. 4. Semua kebijakan publik harus melibatkan masyarakat, baik itu berupa pembangunan fisik maupun non fisik. Sejak awal munculnya ide pembangunan infrastruktur sampai dengan pengoperasiannya. Sehingga masyarakat ikut serta dalam menjaga infrastruktur tersebut. 5. Koordinasi dan sinkronisasi antar komponen infrastruktur yang lain harus terlaksana serta melibatkan instansi pengendali tata ruang. Contohnya Koordinasi dan sinkronisasi antara pelaksana jalan raya dengan PLN maupun PDAM. Sehingga tercipta keselarasan dalam pembangunan seluruh infrastruktur.

ANALISA HIDROLOGI DAN SURVEY3.1. Umum Data hidrologi merupakan langkah awal perencanaan suatu sistem drainase sebelum melakukan perhitungan debit aliran hujan dan dimensi saluran dan dimensi bangunan-bangunan pendukung sistem drainase bangunan-bangunan pendukung sistem drainase yang direncanakan. 3.2. Penggunaan Data Curah Hujan Untuk Analisis Curah Hujan Data curah hujan digunakan untuk analisis hidrologi diperoleh dari stasiun pengamat curah hujan yang terdekat dengan daerah perencanaan. Untuk daerah janti memakai 3 stasiun hujan yaitu : . Stasiun BMG Sukun . Stasiun BMG Lowokwaru . Stasiun BMG Kedungkandang 3.3. Survey Dalam survey lokasi dilakukan 2 tahap yaitu . Sebelum hujan turun . Ketika hujan turun Tujuan dari 2 langkah survey tersebut agar mengentahui keadaan saluran dalam 2 situasi berbeda. Data survei seperti kriteria perencanaan dan rincian rancangan harus disesuaikan untuk memenuhi persyaratan lokasi, proyek dan lahan tertentu yang studinya diperlukan. Persyaratan survei yang seragam atau baku untuk semua proyek mungkin terbukti tidak ekonomis dan tidak efisien dalam data yang diperlukan untuk melaksanakan rancangan yang memuaskan. Instruksi yang khusus mengutarakan persyaratan data harus diberikan kepada petugas survei. Koordinasi dalam tahap perencanaan akan menjamin penerimaan informasi yang cukup baik namun tidak berlebihan. Upaya ini biasanya akan menghasilkan data survei yang seimbang dengan pentingnya dan biaya proyek yang diusulkan dan kerumitan hidrolik ditempat itu. Situasi ketika sebelum hujan

BAB III

Situasi ketika hujan turun

BAB IV PERHITUNGAN DALAM PERENCANAAN 4.1 DAS ( Daerah Aliran Sungai ) Menentukan batas DAS yang ditinjau dari peta digital. Kemudian batas batas DAS ditentukan dengan menggunakan AUTOCAD untuk menghitung luas daerah tinjauan. 4.2 Data Curah Hujan Hujan merupakan komponen yang amat penting dalam analisis hidrologi pada perancangan debit untuk menentukan dimensi salura drainase. Pengukuran hujan dilakukan selama 24 jam , dengan cara ini berarti hujan yang diketahui adalah hujan total yang terjadi dalam 1 hari. Untuk berbagai kepentingan perancangan drainase tertentu data hujan yang diperlukan tidak hanya data curah hujan harian , akan tetapi juga distribusi jam jaman atau menitan. Dalam pemilihan data dianjurkan untuk menggunakan data hujan hasil pengukuran dengan alat otomatis. 4.3 Cara polygon thiessen Cara ini didasarkan atas dara rata-rata timbang ( weighted varied ). Masing- masing penakar ( stasiun hujan ) mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua pos penakar ( stasiun hujan ).

Perhitungan Polygon thiessen daerah Janti : Lowokwaru Kedungkandang Sukun Luas Area = = = = 39655,76 13860,84 152864,71 206381,31

Luasan Pengaruh masing-masing stasiun hujan : Lowokwaru = x 100 % = 19,22%

Sukun Kedungkandang

= x 100 % = 74,06% = x 100 % = 6,72%

4.3 Metode GUMBEL Menurut GUMBEL (1941 ), persoalan tertua yang berhubungan dengan harga-harga ekstrim adalah datang dari persoalan banjir. Tujuan dari statistic harga-harga ekstrim adalah untuk menganalisa hasil pengamatan harga-harga ekstrim tersebut untuk meramal harga-harga ekstrim berikutnya. Perhitungan Gumbel dekerjakan menggunakan program computer excel. Dalam data yang diambil adalah data dari nilai tertinggi tahunan, sesuai dengan formula yang telah diajarkan dalam mata kuliah aplikasi computer. Persamaan Metode E.J. Gumbel adalah sebagai berikut : dimana : Xt = curah hujan rancangan untuk periode ulang pada T tahun = nilai rata-rata dari data Sd = standart deviasi K = faktor frekwensi yang merupakan fungsi dari periode ulang dan tipe distribusi frekwensi Untuk menghitung faktor frekwensi digunakan rumus : dimana : K = faktor frekwensi yang merupakan fungsi dari periode ulang dan tipe distribusi frekwensi Yn = Reduce variant sebagai fungsi dari banyaknya data n Reduced Mean Yn dapat dilihat pada Tabel. Sn = Reduce standar deviasi sebagai fungsi dari banyaknya data n Reduced Deviation Sn dapat dilihat pada Tabel. LAMPIRAN . Langkah-langkah penyelesaian tugas drainase 1. Buat gambar denah daerah yang dipilih beserta saluran yang ada (eksisting) 2. Ukur dimensi dan panjang saluran yang telah ada beserta keadaannya. 3. Tentukan batas DAS yang ditinjau di peta digital, hitung luas daerah tinjauan. 4. Plot posisi 3 (tiga) stasiun hujan, buat polygon thiessen, hitung luasan pengaruh masing-masing stasiun hujan, ubah dalam bentuk

prosen (%). 5. Hitung hujan rata-rata daerah yang ditinjau sepanjang tahun, berdasarkan prosentase luas pengaruh masing-masing stasiun hujan. 6. Tentukan maksimum hujan rata-rata daerah secara bulanan, dan pilih nilai tertinggi tahunan (dari proses tersebut hanya menghasilkan 1 data). 7. Masukkan nilai yang didapat pada tabel data curah hujan rata-rata tahunan yang lain yang telah diberikan, hitung curah hujan rancangan (dengan Gumbel atau Log-Pearson III). 8. Hitung intensitas hujan (I) dengan rumus : 9. Rencanakan saluran drainasinya, Hitung luas pengaruh masing-masing saluran rancangan. 10. Hitung debit hujan rancangan pada masing-masing saluran dengan rumus : Q=c.I.A 11. Tambahkan besar debit tersebut dengan debit air buangan dari pemukiman sebesar 10% 15%. 12. Rencanakan dimensi dan bentuk saluran drainasinya. 13. Hitung tinggi muka air di seluruh saluran yang direncanakan dengan metode trial-error (gunakan Goal Seek). 14. Gambar potongan melintang saluran berdasarkan perhitungan. 15. Hitung dan gambar potongan memanjang saluran. 16. Hitung volume galian dan timbunan 17. Susun Teori berkaitan dengan seluruh perhitungan, khususnya teori drainasi, hidrologi dan hidrolika. 18. Asistensi terakhir. 19. Jilid laporan. 20. Selesai. DAFTAR PUSTAKA CD.SOEMARTO, Ir.B.I.E.Dipl.H. Hidrologi Teknik. Surabaya : Usaha Nasional.1986 Alviansyah YBC , 2002, drainase perkotaan, jurusan teknik sipil universitas syiah kuala , banda aceh Chay asdak, hidrologi dan pengelolaan daerah aliran Wesli . drainase perkotaan